perilaku elit relawan manunggaling sedulur...

18
Naskah Publikasi Panca Nugroho | 1 PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR DALAM MENDUKUNG PASANGAN H. LIS DARMANSYAH S.H H. SYAHRUL S.PD PADA PEMILIHAN WALIKOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh : PANCA NUGROHO NIM : 090565201037 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: lyphuc

Post on 01-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 1

PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR DALAM

MENDUKUNG PASANGAN H. LIS DARMANSYAH S.H – H. SYAHRUL

S.PD PADA PEMILIHAN WALIKOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

PANCA NUGROHO

NIM : 090565201037

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

1

PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR DALAM

MENDUKUNG PASANGAN H. LIS DARMANSYAH S.H – H. SYAHRUL

S.PD PADA PEMILIHAN WALIKOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012

PANCA NUGROHO

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH

Fenomena yang dapat dilihat pada Pilkada Kota Tanjungpinang, organisasi

kedaerahan selalu digunakan alat kepentingan politik dalam mempengaruhi etnis

suatu daerah. Hal ini sangat dimanfaatkan oleh para calon kandidat kepala daerah

dalam meraih simpati masyarakat untuk mendulang suara, Cukup efektif strategi

yang digunakan oleh salah satu kandidat calon walikota, sejatinya organisasi

kedaerahan boleh-boleh saja digunakan untuk kepentingan politik asalkan tidak

merugikan masyarakat. Seperti yang dilihat sepanjang Pilkada banyak organisasi

kemasyarakatan yang ikut mendukung tidak hanya itu biasanya organisasi ini

menjadi sasaran para calon untuk datang meminta dukungan. Relawan

Manunggaling Sedulur dalam mendukung pasangan Lis-Syahrul cukup

berpengaruh dan berperan dalam pemenangan Lis-Syahrul pada pemilihan

walikota tahun 2012 Kota Tanjungpinang

Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah Untuk dapat menjelaskan,

mengidentifikasi, mengolah dan menganalisa bagaimana perilaku elit organisasi

Manunggaling Sedulur dalam mendukung pasangan Lis-Syahrul pada pemilihan

Walikota Tanjungpinang tahun 2012. Dalam penelitian ini informan berjumlah 7

oran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data deskriptif kualitatif.

Dari hasil penelitian Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Perilaku elit

relawan Manunggaling Sedulur sudah mampu mendukung pasangan H. Lis

Darmansyah, SH – H. Syahrul, S.Pd dalam pemilihan walikota Tanjungpinang

2014 dan mengantar pasangan calon ini pada kemEnangan, hal ini dapat dilihat

dari bentuknya yang paling dasar Manunggaling sedulur memberikan informasi

mengenai visi misi, menjelaskan kepada masyarakat tentang rencana kerja dan

memperkenalkan sosok Lis-Syahrul kepada masyarakat. Manunggaling sedulur

dalam kampanye sudah mampu memberikan kepercayaannya kepada masyarakat,

lewat informasi yang diberikan dengan cara yang baik dan kegiatan positif.

Mereka tidak lagi mengedepankan kesukuan, walaupun mayoritas dalam

organisasi ini adalah suku jawa, namun mereka berhasil masuk ketengah

masyarakat.

Kata Kunci : Peran, Pemilihan Kepala Daerah

Page 3: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 2

THE BEHAVIOR OF AN ELITE VOLUNTEER MANUNGGALING

SEDULUR IN SUPPORT OF H. LIS DARMANSYAH S. H – H. S. SYAHRUL

PD ON THE ELECTION OF THE MAYOR OF TANJUNG PINANG IN 2012

PANCA NUGROHO

Students of Science Of Government, FISIP, UMRAH

A phenomenon that can be seen in the Regional Head General Options

Tanjungpinang, regional organizations always used tool in influencing the

political interests of the ethnic region. It is highly utilized by the candidates in the

regional heads gain the sympathy of the public to gain votes, enough effective

strategies used by one of the candidates for mayor, true regional organizations

one should not be used for political purposes as long as it does not harm society.

As seen throughout the election many social organizations are supporting not

only the organization that usually targets the candidates to come for support.

Volunteers Manunggaling Sedulur in supporting partner Lis-Syahrul quite

influential and instrumental in winning Lis-Syahrul in the mayoral election in

2012 Tanjungpinang.

The purpose of this study is basically to be able to explain, identify, process

and analyze how the behavior of the elite organizations in supporting partner

Manunggaling Sedulur Lis-Syahrul in Tanjungpinang Mayor election in 2012. In

this study amounted to 7 oran informant. The data analysis technique used in this

research is descriptive qualitative data analysis techniques.

From the research results can then be concluded that the behavior is an elite

volunteer Manunggaling Sedulur already capable of supporting partner Lis H.

Darmansyah, SH - H. Syahrul, S.Pd in Tanjungpinang municipal elections in

2012 and drove the candidate is on winning, this can be seen from its shape the

most basic Manunggaling sedulur provides information on the vision and mission,

explain to the public about the work plan and introduce the figure of Lis-Syahrul

to the public. Manunggaling sedulur in the campaign has been able to give trust

to the public, through the information given in a way that is good and positive

activities. They no longer promote tribalism, although a majority in this

organization are parts of Java, but they managed to get into the middle of society.

Keywords: Role, local elections

Page 4: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 3

PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR DALAM

MENDUKUNG PASANGAN H. LIS DARMANSYAH S.H – H. SYAHRUL

S.PD PADA PEMILIHAN WALIKOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah

daerah dijelaskan bahwa pemerintah daerah dipimpin oleh seorang kepala daerah.

Itu sebabnya tidak satupun daerah di Indonesia baik yang setingkat provinsi

maupun kabupaten/kota yang tidak memiliki kepala daerah. Sekalipun daerah

tersebut baru dibentuk akibat pemekaran daerah yang sudah ada sebelumnya pasti

sudah dipimpin seorang kepala daerah dengan sebutan pejabat kepala daerah

(pejabat gubernur atau pejabat bupati dan walikota) yang umumnya dijabat

rangkap oleh pejabat di daerah induk.

Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) adalah sebuah proses

seleksi terhadap lahirnya pemimpin dalam rangka perwujudan demokrasi

diharapkan menjadi representasi dari rakyat didaerah, karena pemilukada

merupakan suatu rangkaian kegiatan politik untuk menampung kepentingan

masyarakat didaerah, yang kemudian dirumuskan dalam berbagai bentuk

kebijaksanaan (policy). Memperhatikan hal tersebut berarti pemilukada artinya

rakyat memilih seseorang untuk mewakilinya dalam rangka keikutsertaan rakyat

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, sekaligus merupakan suatu

rangkaian kegiatan politik untuk menampung kepentingan atau aspirasi

masyarakat. Selanjutnya untuk melaksanakan pemilukada tersebut tidak dapat

dilepaskan keterkaitannya dengan aparat pelaksana pemilukada itu sendiri yang

Page 5: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 4

bersifat independen yang dalam hal ini adalah Komisi Pemilihan Umum Daerah

(KPUD), yang berkedudukan dan mempunyai peranan sebagai penyelenggara

pemilukada yang kedudukannya diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Perubahan mekanisme Pemilukada dari sistem perwakilan ke sistem

langsung diatur dan diperjelas melalui undang-undang No 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah dan dipertegas pengaturannya dalam Peraturan Pemerintah

No 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan

pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah. Dalam penyelenggaraan

Pemilukada peran serta masyarakat merupakan salah satu ukuran keberhasilan

Pemilu, salah satu tolak ukur untuk melihat tingkat keterlibatan masyarakat dalam

Pemilu adalah dengan melihat tingkat kehadiran pemilih di Tempat Pemungutan

Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara. Untuk

mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan Pemilukada

diperlukan grand strategi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang diharapkan

dapat mengambil peran dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam

pelaksanaan Pemilu.

Dalam Pemilukada, pasangan calon selalu memanfaatkan berbagai hal

untuk menarik simpati masyarakat salah satunya adalah peran dari elit.

Keterlibatan elit politik menjadi suatu hal yang biasa dan sangat wajar sebagai

bagian dari partisipasi mereka sebagai insan politik, tetapi menjadi menarik ketika

keterlibatan elit politik yang merupakan wakil rakyat pada tataran eksekutif yang

disebut juga sebagai elit politik lokal. Secara sederhana, elit diartikan sebagai

anggota masyarakat yang paling berbakat misalnya elit pendidikan, elit agama,

Page 6: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 5

dan elit organisasi. Namun, dalam perspektif sosiologi, elit itu lebih banyak

ditujukan kepada elit politik (political elite). Para ilmu sosial telah mempelopori

dan mengetengahkan teori tentang elit, terutama dihubungkan dengan kehidupan

politik kenegaraan atau berkaitan langsung dengan posisi sosial seseorang, baik

dalam lingkup keagamaan maupun profesi lainnya. Istilah elit mulai digunakan

pada abad ketujuh belas untuk menyebut barang dagangan yang mempunyai

keutamaan khusus (berkualitas tinggi). Kemudian istilah elit digunakan untuk

menyebut kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang juga didasarkan

pada posisi sosial yang tinggi seperti kesatuan militer yang utama dan kalangan

bagsawan (dalam Syarifuddin Jurdi, 2004:19) .

Apa yang mendorong elit politik atau kelompok-kelompok elit untuk

memainkan peranan aktif dalam politik adalah karena menurut para teoritis politik

senantiasa ada dorongan kemanusiaan yang tak dapat dihindarkan atau diabaikan

untuk meraih kekuasaan. Politik, menurut mereka merupakan permainan

kekuasaan dan karena para individu menerima keharusan untuk melakukan

sosialisasi serta penanaman nilai-nilai guna menemukan ekspresi bagi pencapaian

kekuasaan tersebut, maka upaya pun mereka lakukan untuk memindahkan

penekanan dari para elit dan kelompok kepada individu. Politik, sebagaimana

telah dijelaskan, merupakan merupakan studi tentang siapa yang mendapatkan

kekuasaan, kapan dan bagaimana.

Fenomena yang dapat dilihat pada Pilkada Kota Tanjungpinang, organisasi

kedaerahan selalu digunakan alat kepentingan politik dalam mempengaruhi etnis

suatu daerah. Hal ini sangat dimanfaatkan oleh para calon kandidat kepala daerah

Page 7: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 6

dalam meraih simpati masyarakat untuk mendulang suara, Cukup efektif strategi

yang digunakan oleh salah satu kandidat calon walikota, sejatinya organisasi

kedaerahan boleh-boleh saja digunakan untuk kepentingan politik asalkan tidak

merugikan masyarakat. Seperti yang dilihat sepanjang Pilkada banyak organisasi

kemasyarakatan yang ikut mendukung tidak hanya itu biasanya organisasi ini

menjadi sasaran para calon untuk datang meminta dukungan.

Data Badan Pusat Statistik Kota Tanjungpinang tahun 2010 jumlah

penduduk kota Tanjungpinang pada khususnya Suku Jawa berjumlah 52.774 tidak

jauh signifikan dengan jumlah suku Melayu yang berjumlah 56.836 (Sumber BPS

kota Tanjungpinang). Dari jumlah tersebut diketahuilah suku Jawa menempati

urutan kedua setelah Melayu yakni sekitar 26% dari jumlah total seluruh

penduduk Tanjungpinang. Dari jumlah data tersebut dapat dilihat bahwa warga

Jawa juga mempunyai peranan dalam pertarungan pemilihan kepala daerah kota

Tanjungpinang tahun 2012. Dalam hal itu maka dibentuklah sebuah relawan yang

mengatasnamakan warga Jawa untuk mendukung salah satu calon walikota yakni

H. Lis Darmansyah, SH dan calon wakil walikota H. Syahrul S.Pd yang bernama

relawan Manunggaling Sedulur untuk mendongkrak suara pasangan Lis-Syahrul.

Tanggal 31 Oktober tahun 2012 dilaksanakan pesta demokrasi di Kota

Tanjungpinang, pemilihan ini akan menentukan nasib masyarakat Tanjungpinang

5 tahun kedepan yakni pemilihan kepala daerah walikota Tanjungpinang periode

2013-2018. Suku Jawa cukup berpengaruh terhadap pemilihan Walikota karena

mayoritas warga Jawa cukup banyak di Kota Tanjungpinang setelah Melayu. Pada

pemilihan walikota Tanjungpinang perilaku pemilih suku Jawa condong memilih

Page 8: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 7

kepada kandidat atau figur yang lebih merakyat dan dekat kepada masyarakat

khususnya warga Jawa karena sifat kekeluargaan dan kebersamaan warga Jawa

yang sangat kental dan yang menjadi dasar suku jawa dalam menentukan calon

kepala daerah yakni yang berpengalaman dalam kepemimpinannya. Hal ini yang

terdapat di diri pasangan Lis-Syahrul yang sebelum mencalonkan diri sebagai

calon walikota dan wakil walikota yang sudah membaur dan bersosialisasi ke

masyarakat khususnya warga Jawa yang berada di Tanjungpinang.

Namun, suatu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa dominasi

budaya Jawa, terhadap pembentukan budaya politik nasional merupakan suatu

yang sangat berpengaruh. Karena bukan saja kekuasaan negeri ini dikendalikan

dari Jawa, tapi struktur kekuasaan yang ada pun didominasi oleh orang Jawa,

sebagai akibat dari dominannya etnis Jawa secara mayoritas. Salah satu relawan

dari jawa yang ikut mensukseskan pemilihan walikota adalah Manunggaling

Sedulur. Relawan ini adalah seorang yang secara suka rela menyumbangkan

waktu, tenaga, pikiran dan keahliannya untuk menolong orang lain dan sadar

bahwa tidak akan mendapatkan upah atau gaji atas apa yang telah disumbangkan.

Manunggaling Sedulur adalah salah satu aktivitas yang dapat dilakukan oleh

masyarakat khususnya bagi masyarakat jawa sebagai wujud kepedulian dan

komitmennya terhadap sebuah visi tertentu yaitu memenangkan pemilihan

walikota Tanjungpinang.

Relawan Manunggaling Sedulur dalam mendukung pasangan Lis-Syahrul

cukup berpengaruh dan berperan dalam pemenangan Lis-Syahrul pada pemilihan

walikota tahun 2012 Kota Tanjungpinang. Sesuai dengan yang dikutip dari

Page 9: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 8

Haluan Kepri. Selasa, 11 September 2012 bahwa Warga Jawa Tanjungpinang siap

memilih pasangan calon walikota dan wakilnya, Lis Darmansyah dan Syahrul.

Mereka selanjutnya membentuk relawan Manunggaling Sedulur untuk

memenangkan pasangan yang diusung PDIP, Partai Amanat Nasional (PAN) dan

beberapa partai lainnya. Adanya pengukuhan Relawan Manunggaling Sedulur

sebagai suatu kelompok masyarakat asal Jawa, untuk mendukung dan

memenangkan pasangan Lis - Syahrul dalam pemilihan walikota (Pilkwako)

Tanjungpinang. Relawan yang diangkat dideklarasikan oleh pasangan Lis -

Syahrul.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul perilaku

elit relawan Manunggaling Sedulur dalam mendukung pasangan H. Lis

Darmansyah SH– H. Syahrul, S.Pd pada pemilihan walikota Tanjungpinang

2012”.

B. Landasan Teoritis

1. Perilaku Politik

Secara etimologis perilaku politik Jika di telusuri dari pengertian bahasa

Indonesia, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku adalah tanggapan atau

reaksi individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap tidak saja badan dan

ucapan, dan politik adalah segala urusan dan tindakan seperti kebijakan, siasat,

dan sebagainya mengenai pemerintahan negara atau negara lain. Secara

etimologis perilaku politik adalah tindakan, gerakan, sikap tidak saja badan dan

ucapan, seseorang terhadap pemerintahan, kebijakan, siasat dan sebagainya.

Sejalan juga dengan yang di kemukakan Budiarjo (2008: 74-75) “Salah satu

Page 10: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 9

pemikiran pokok dari pendekatan perilaku adalah tidak memberikan apresiasi

terhadap pembahasan lembagalembaga formal, karena pembahasan seperti itu

tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik yang sebenaranya.

Perilaku politik berangkat dari pemahaman dasar bahwa kehidupan politik

bukan hanya berkisar pada lembaga-lembaga formal dan kekuasaan yang

menyertainya, kehidupan politik juga dapat di lihat dari tindakan-tindakan dan

perilaku aktor politik. Sebelum peneliti memaparkan lebih lanjut tentang

pengertian perilaku politik, menarik menyimak apa yang di kemukakan Sitepu

(2005: 164-165) yang mengatakan bahwa terdapat empat teori guna menganalisis

dinamika kehidupan politik suatu negara yaitu: “Pertama adalah teori sistem yang

mengemukakan pranata- pranata sosial politik merupakan wadah untuk

memahami dinamika kehidupan politik masyarakat. Kedua adalah teori perilaku

politik yang mengungkapkan bahwa mengamati dinamika kehidupan politik

masyarakat, tidak cukup dengan melihat pranata sosial politik formal saja tetapi

juga individu- individu yang bersangkutan.”

Maka untuk kepentingan penelitian ini dari empat teori tersebut di atas,

teori yang di gunakan adalah teori perilaku politik dan teori elit. Pemilihan atas

teori perilaku politik dan teori elit di dasarkan atas penelitian yang ingin di kaji

yaitu perilaku politik elit politik lokal dalam Pemilukada Kota Tanjungpinang

tahun 2012. Pendekatan perilaku politik di arahkan untuk melihat kecenderungan

perilaku politik individu sebagai elit politik lokal dalam kaitannya memanfaatkan

ruang politik yang ada serta memainkan peranannya dalam ruang politik.

Pendekatan ini juga di gunakan untuk melihat hubungan antara elit politik lokal

Page 11: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 10

dalam kehidupan bermasyarakat pada momen pemilukada kota Tanjungpinang.

Sebaliknya, pendekatan ini lebih berkonsentrasi untuk mempelajari perilaku

individu yang ada dalam lembaga tersebut karena dengan melihat perilaku

individu merupakan sebuah gejala yang benar- benar dapat di amati”

2. Elit

Setiap orang bisa jadi elit, namun agar pembahasannya terfokus, yang

dimaksud elit politik disini adalah orang-orang yang tergabung dalam partai

politik. Menurut beberapa pakar diantaranya adalah: Pareto (dalam S.P. Varma :

2010) mengemukakan pandangannya mengenai elit politik yaitu “governing elite

(elit yang memerintah). Lebih lanjut Pareto mengemukakan bahwa yang termasuk

katagori elit yang memerintah antara lain adalah pimpinan suatu lembaga,

organisasi, atau pimpinan institusi negara”

Seperti definisi diatas dimana menjelaskan tentang elit politik yang terdiri

dari orang-orang yang tergabung dalam partai politik. Jelas hubungannya dengan

masyarakat luas karena dalam suatu elit politik tersebut untuk mewujudkan

keinginan mereka, mereka membutuhkan masyarakat untuk naik dam mencapai

tujuannya tersebut. Terdapat tiga kategori kekuasaan elit menurut Jurdi

(2004:101) yaitu :

1. kekuasaan elit sebagai kemampuan untuk mempengaruhi individu-

individu lain termasuk simpatisan.

2. kekuasaan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pembuat keputusan

Page 12: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 11

3. kekuasaan sebagai kemampuan untuk mengalokasikan nilai-nilai secara

otoritatif

Studi tentang perilaku politik bisa berfokus pada individu-individu sebagai

aktor yang berperan bisa juga dilakukan terhadap kelompok baik keagamaan,

sosial, politik, maupun ekonomi. Dalam hal politik menurut David Easton (dalam

Jurdi: 2004: 28) yaitu bagaimana mengalokasikan sejumlah nilai-nilai secara

otoritatif bagi sebuah masyarakat.

C. Hasil Penelitian

1. Kekuasaan elit sebagai kemampuan untuk mempengaruhi individu-

individu lain termasuk simpatisan.

Manunggaling Sedulur tidak hanya sekedar memberikan informasi

tetapi kebanyakan memberikan nasehat, wajengan, peringatan kepada

masyarakat, agar masyarakat dapat lebih memahami tentang pilkada serta

dampaknya untuk Kota Tanjungpinang. Bentuk dari informasi yang kami

berikan adalah mendatangi tokoh masyarakat untuk membantu kami

menginformasikan segala bentuk pengenalan tentang Pilkada, kemudian

Manunggaling sedulur juga mengadakan acara-acara yang melibatkan

masyarakat. Manunggaling Sedulur sudah mengupayakan mengarahkan

masyarakat untuk memilih Lis-Syahrul. Dengan cara memperkenalkan sosok

mereka, visi misi, rencana kerja, dan program-program pro rakyat lainnya.

Relawan berperan dalam menyebarkan nilai-nilai, visi dan gagasan untuk

perubahan.

Page 13: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 12

2. Kekuasaan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pembuat keputusan

dalam organisasi.

Manunggaling Sedulur dalam kampanye sudah mampu memberikan

kepercayaannya kepada masyarakat, lewat informasi yang diberikan dengan cara

yang baik dan kegiatan positif. Mereka tidak lagi mengedepankan kesukuan,

walaupun mayoritas dalam organisasi ini adalah suku jawa, namun mereka

berhasil masuk ketengah masyarakat. Keberhasilan Manunggaling Sedulur

dikarenakan bahwa tim pemenangan menetapkan harapan mereka kepada

relawan-relawan ini. Manunggaling Sedulur sangat berperan pada Pilkada 2012.

Peningkatan partisipasi pemilih itu, merupakan bagian dari partisipasi para

relawan manunggaling sedulur, dalam membantu KPU mensosialiasikan Pemilu

hingga ke pelosok kemudian memberikan pengetahuan tentang pasangan calon.

Meski seringkali cara untuk mensosialisasikannya tidak lakukan secara formal.

3. Kekuasaan sebagai kemampuan untuk mengalokasikan nilai-nilai secara

otoritatif

Manunggaling Sedulur mempunyai komitmen dalam mendukung

pasangan calon Lis-Syahrul. Komitmen yang mereka tunjukan adalah dengan

memberikan pengetahuan tentang pasangan calon yang dipilih. Mereka

mengupayakan agar Pilkada berjalan tertib, Kota Tanjungpinang memiliki

masyarakat yang sangat majemuk dibutuhkan tokoh yang mampu menyatukan

perbedaan-perbedaan tersebut. Sekalipun sebagian orang menganggap

Manungguling Sedulur merupakan relawan yang membawa kesukuan namun

komitmen mereka dalam kemenangan Lis-Syahrul membuat mereka dapat

Page 14: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 13

membaur ke seluruh lapisan masyarakat. Mereka juga berkomitmen untuk

mendukung Pilkada bersih, tanpa ada penyimpangan yang mengganggu jalannya

pilkada tersebut

D. Penutup

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku elit

relawan Manunggaling Sedulur sudah mempu mendukung pasangan H. Lis

Darmansyah – H. Syahrul, S.Pd dalam pemilihan walikota Tanjungpinang 2014

dan mengantar pasangan calon ini pada kemanangan, hal ini dapat dilihat dari:

Perilaku elit relawan Manunggaling Sedulur dalam mendukung pasangan H.

Lis Darmansyah – H. Syahrul, S.Pd dalam pemilihan walikota Tanjungpinang

2012 sudah baik. hal ini dapat dilihat dari indikator Manunggaling Sedulur

memiliki peran penting kemenangan Lis-Syahrul pada Pemilukada tahun 2012.

Dalam bentuknya yang paling dasar Manunggaling Sedulur memberikan

informasi mengenai visi misi, menjelaskan kepada masyarakat tentang rencana

kerja dan memperkenalkan sosok Lis-Syahrul kepada masyarakat. Di Kota

Tanjungpinang, cenderung masih terikat oleh nilai-nilai lama yakni tradisi dan

ikatan kulturalnya. kekuatan tokoh memang masih bertumpu pada ikatan

primordial, khususnya ikatan keluarga dan kesukuan, maka dari itu Manunggaling

sedulur merupakan salah satu relawan yang dianggap memiliki pengaruh besar

terhadap kemenangan Lis-Syahrul pada tahun 2012.

Relawan Menunggaling Sedulur berperan dalam menyebarkan nilai-nilai, visi

dan gagasan untuk perubahan. Relawan seperti ini biasanya bukanlah relawan

Page 15: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 14

pemula, tapi memang sudah terbiasa melakukan hal-hal sesuai dengan

kompetensinya untuk mendukung perubahan, walau tidak terlibat dalam sebuah

organisasi. Karena, walaupun tidak terlibat dalam organisasi, relawan bisa

bekerja secara individu dalam menyebarkan nilai-nilai, visi, serta gagasan melalui

berbagai media tersebut, relawan ikut andil dalam peningkatan kepedulian dan

kesadaran warga tentang sebuah isu, misalnya tentang pemilukada pasa saat itu.

2. Saran

Agar relawan Manunggaling Sedulur dapat lebih meningkatkan perannya pada

setiap pemilukada di Kota Tanjungpinang maka ada beberapa hal yang dapat

disampaikan sebagai saran yaitu :

1. Sebaiknya masyarakat juga diberikan pemahaman tentang Manunggaling

Sedulur, dan tujuan relawan ini dibuat, agar dapat menyamakan tujuan.

2. Seharusnya Manunggaling Sedulur harus lebih dapat berbaur dengan

berbagai suku dan tidak memihak pada satu suku saja, karena dibutuhkan

relawan yang bersikap netral tidak membawa kesukuan agar dapat masuk

kesemua lapisan masyarakat

Page 16: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 15

DAFTAR PUSTAKA

A. Rahman H.I, 2007, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bottomore, T.B. 2006, Elite dan Masyarakat, Jakarta:Akbar Tandjung Institute.

Budiaharjo, Miriam, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Efriza. 2012, Political Explore. Bandung: Alfabeta.

Gatara, Sahid, 2008. Ilmu Politik Memahami dan Menerapkan. Bandung: CV

Pustaka Setia

Harrison, Lisa. 2007, Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: PT Kencana Prenada

Gramedia Group.

Haryanto. 2005, Kekuasaan Elit Suatu Bahasan Pengantar, Yogyakarta: PLOD

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,

Jakarta: Galia Indonesia.

Jarvis, Matt. 2010. Teori-Teori Psikologi: Pendekatan Modern Untuk Memahami

Perilaku Perasaan dan Pikiran Manusia. Bandung: Nusamedia dan Nuansa

Jurdi, Syarifuddin. 2004, Elit Muhammadiyah dan Kekuasaan Politik, studi

tentang Tingkah Laku Politik Elite Lokal Muhammadiyah Sesudah Orde

Baru, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Koirudin, 2004. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi : Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Kriyantono, Rachmat. 2007. Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Mufti, Muslim. 2012, Teori-teori Politik, Bandung: CV Pustaka Setia

Ndraha, Taliziduhu. 1997. Metodologi Ilmu Pemerintahan, Jakarta : Rineka Cipta.

Nurhasim, Moch. 2005. Konflik antar elit Politik Lokal dalam Pemilihan Kepala

Daerah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Pusat Penelitian Politik-LIPI.

Mufti, Muslim. 2012. Teori-teori Politik. Bandung : Pustaka Setia

Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul Jannah. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif :

Page 17: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 16

Teori Dan Aplikasi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada

Prihatmoko, Joko. J, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2005

Putra, Fadillah. 2003. Partai Politik dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Qym. 2009. Metode pengukuran minat. Available at

http://qym7882.blogspot.com/2009/03/metode-pengukuran-minat.html.

Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba

Empat

Salim, Peter. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern

English.

Schroder, Peter. 2009. Strategi Politik (Edisi Revisi), Jakarta: Friedrich Naumann

Stiftung.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2011, Metode Penelitian Survei (Edisi

Revisi), Jakarta: LP3S.

Sitepu, P. Anthonius. 2012. Teori-teori Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Sugono, Dendy. 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, 1992. Jakarta : Gramedia Widya

Sarana,

Syafiie dan Azhari. 2010. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Tridno, Aji Putra. 2003. Dayung Telah Berkayuh, Perjuangan Membangun

Gagasan.Jakarta : Pendulum

Umichulsum. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Kashiko Press.

Varma, S.P. 2010, Teori Politik Modern, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Venus, Antar. 2009. Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam

Mengefektifkan Kampanye Komunikasi (Edisi Revisi). Bandung : Simbiosa

Rekatama Media.

Page 18: PERILAKU ELIT RELAWAN MANUNGGALING SEDULUR …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam Pemilu dan

Naskah Publikasi – Panca Nugroho | 17

W.J.S Poerwadarminta. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Walgito. 2004. Pengantar psikologi Umum. Jakarta: Penerbit Andi.

Wibowo. 2013, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Perundang-undangan :

Undang-undang No 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan,

pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Jurnal :

Subiyakto, Rudi. 2011. Keterlibatan Kiai dalam Pilkada (Studi Kasus Pilkada di

Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006), Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu

Pemerintahan FISIP UMRAH, Volume 1, No. 1.