faktor yang berhubungan dengan kepatuhan...

129
SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MEMBAYAR IURAN BPJS MANDIRI PADA PASIEN DI RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR NOVIA WIDYANTI K 111 14 330 Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat DEPARTEMEN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Upload: hoangnhi

Post on 06-Mar-2019

275 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN

MEMBAYAR IURAN BPJS MANDIRI PADA PASIEN DI

RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR

NOVIA WIDYANTI

K 111 14 330

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

DEPARTEMEN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

ii

Page 3: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

iii

Page 4: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

iv

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Makassar, Mei 2018

Novia Widyanti

“Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS

Mandiri pada Pasien Di RSUD Labuang Baji Kota Makassar”

(xiii + 88 halaman + 15 tabel + 6 lampiran)

Kepatuhan merupakan ketaatan atau ketidaktaatan pada perintah atau

aturan. Sedangkan kepatuhan dalam membayar iuran berarti perilaku seseorang

yang memiliki kemauan membayar iuran secara tepat berdasarkan waktu yang telah

ditetapkan. Di Kota Makassar, sebanyak 143.794 (45%) tidak memiliki kepatuhan

dalam membayar iuran. Ketidakteraturan peserta JKN dalam membayar iuran akan

berdampak pada penjaminan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang

tersedia, salah satunya yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji yang

bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan

kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri pada pasien di RSUD Labuang Baji Kota

Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien

peserta BPJS mandiri dengan rata-rata pengunjung setiap bulannya yaitu 168

pasien. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 117 sampel yang diambil dengan

menggunakan metode purposive sampling. Analisis data yang dilakukan adalah

analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 117 responden terdapat

67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

berhubungan dengan kepatuhan membayar iuran pada pasien di RSUD Labuang

Baji adalah pendidikan (p=0,034), pekerjaan (p=0,001), pengetahuan (p=0,000),

dan persepsi (p=0,001). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan

kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri pada pasien di RSUD Labuang Baji

adalah pendapatan (p=0,786), dan motivasi (p=0,979). Saran kepada BPJS

Kesehatan untuk memberikan sosialisasi atau informasi kepada peserta BPJS

Kesehatan tentang Program BPJS Kesehatan dari waktu pembayaran, metode

pembayaran, dan sanksi jika menunggak pembayaran.

Kata Kunci : BPJS, Kepatuhan, Iuran, Peserta

DAFTAR PUSTAKA: 46 (2003 – 2017)

Page 5: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas berkah, rahmat, serta perlindungan dan bantuan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan

Kepatuhan Membayar Iuran BPJS Mandiri pada Pasien di RSUD Labuang Baji

Kota Makassar”.

Penghargaan dan terima kasih yang tidak terhingga saya ucapkan kepada

kedua orangtua saya Bapak I Nyoman Gede Widnyana dan Ibu Beatris Evi

Patimang, adik-adik saya Dwi Murtini Widiastuti dan Vitri Widiantari serta seluruh

keluarga. Terima kasih atas bantuan, motivasi dan doa yang tak berujung,

pengertian, nasehat yang tiada henti dan pengorbanan tiada akhir sehingga penulis

dapat menyelesaikan studi ini.

Dengan tidak melupakan uluran tangan dan bantuan yang telah Penulis

peroleh dari berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih atas segala bentuk

bantuan baik materil maupun moril, kepada:

1. Bapak Dr. Darmawansyah, SE, MS dan Bapak Dr. H. Muh. Alwy Arifin,

M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah banyak mencurahkan tenaga dan

pikirannya, meluangkan waktunya yang begitu berharga untuk memberi

bimbingan dan pengarahan dengan baik, dan memberikan dukungan serta

motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin beserta seluruh staf atas kemudahan

birokrasi serta administrasi selama penyusunan skripsi ini.

Page 6: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

vi

3. Ibu Indra Fajarwati Ibnu, SKM, MA selaku Penasehat Akademik selama

penulis mengikuti pendidikan.

4. Bapak Dr. H. Muh. Alwy Arifin, M. Kes selaku Ketua Departemen

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin.

5. Bapak Prof. Dr. dr. H. Muh. Syafar, MS, Bapak Dian Saputra Marzuki, SKM,

M.Kes, dan Ibu Jumriani Ansar, SKM, M.Kes sebagai dosen penguji yang telah

meluangkan waktunya dan banyak memberi masukan, kritikan serta arahan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lebih baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, terkhusus kepada

seluruh dosen Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga selama penulis mengikuti

pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

7. Seluruh staf pegawai FKM Unhas atas segala arahan, dan bantuan yang

diberikan selama penulis mengikuti pendidikan terkhusus kepada staf jurusan

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Pak Salim dan Kak Ros, atas segala

bantuannya.

8. Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji dan seluruh staffnya yang

membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat, Anak Sukses (Yuyu, Wilis, Iffa, Dewi, Ummu, Novi, Ulfah,

Ain) dan Calm (Furqan, Vera, Anti, dan Qalbi) yang selalu memberikan

semangat, motivasi dan nasehat serta bantuan dan kerjasamanya dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 7: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

vii

10. Teman-teman pengurus HAPSC Periode 2017/2018 dan seluruh keluarga besar

HAPSC, terimakasih atas tawa, canda, motivasi, semangat, nasehat dan

bantuan serta kerjasamanya selama ini.

11. Teman-teman PBL Desa Bonto Ujung dan teman-teman KKN Reguler

Angkatan 96 Kecamatan Galesong (Desa Parasangan Beru) atas kenangan dan

pengalaman yang tak terlupakan.

12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 VAMPIR Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin yang tidak bisa penulis sebutkan satu per

satu. Semoga kebersamaan kita menjadi kenangan dan pelajaran yang tidak

terlupakan.

13. Serta semua pihak yang telah membantu penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena

itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersimpati pada

skripsi ini untuk penyempurnaannya. Akhir kata, tiada kata yang patut penulis

ucapkan selain doa semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridho

dan berkah-Nya atas amalan kita di dunia dan di akhirat. Amin.

Makassar, Mei 2018

Penulis

Page 8: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

RINGKASAN .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Kesehatan ....................................... 10

B. Tinjauan Umum Tentang BPJS Kesehatan ........................................... 11

C. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit ................................................. 24

D. Tinjauan Umum Tentang Variabel yang Diteliti ................................... 27

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ............................................... 33

B. Kerangka Teori ...................................................................................... 36

C. Kerangka Konsep .................................................................................. 37

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ........................................... 37

E. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 43

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 45

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 45

C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 45

D. Pengumpulan Data ................................................................................. 47

Page 9: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

ix

E. Pengolahan Data .................................................................................... 48

F. Analisis Data ......................................................................................... 49

G. Penyajian Data ....................................................................................... 49

H. Sintesa Penelitian .................................................................................. 50

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...................................................... 59

B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 61

C. Pembahasan ........................................................................................... 71

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 87

B. Saran ...................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sintesa Penelitian ............................................................................. 50

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di Instalasi

Rawat Inap RSUD Labuang Baji ..................................................... 61

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Instalasi Rawat Inap

RSUD Labuang Baji ........................................................................ 62

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Instalasi Rawat Inap

RSUD Labuang Baji ........................................................................ 63

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan di Instalasi Rawat Inap

RSUD Labuang Baji ........................................................................ 63

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Instalasi Rawat Inap

RSUD Labuang Baji ........................................................................ 64

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi di Instalasi Rawat Inap

RSUD Labuang Baji ........................................................................ 65

Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi di Instalasi Rawat Inap

RSUD Labuang Baji ........................................................................ 65

Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Membayar di Instalasi

Rawat Inap RSUD Labuang Baji ..................................................... 66

Tabel 10 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS

Mandiri pada Pasien di RSUD Labuang Baji .................................. 66

Tabel 11 Hubungan Pekerjaan dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS Mandiri

pada Pasien di RSUD Labuang Baji ................................................ 67

Page 11: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

xi

Tabel 12 Hubungan Pendapatan dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS

Mandiri pada Pasien di RSUD Labuang Baji .................................. 68

Tabel 13 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS

Mandiri pada Pasien di RSUD Labuang Baji .................................. 69

Tabel 14 Hubungan Persepsi dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS Mandiri

pada Pasien di RSUD Labuang Baji ................................................ 70

Tabel 15 Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS Mandiri

pada Pasien di RSUD Labuang Baji ................................................ 71

Page 12: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional

Gambar 2 Kerangka Teori

Gambar 3 Kerangka Konsep

Page 13: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data

Lampiran 3 Master Tabel

Lampiran 4 Persuratan

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis

Page 14: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak tahun 2004 telah dikeluarkan Undang-Undang No. 40 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang menyatakan bahwa telah terdapat

jaminan sosial yang diwajibkan bagi seluruh penduduk Indonesia yakni

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jaminan kesehatan merupakan jaminan

berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan

dan perlindungan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang

diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya

dibayarkan oleh pemerintah (Perpres No. 12 tahun 2013). Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) ini dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan. BPJS Kesehatan merupakan transformasi dari penyelenggara

asuransi kesehatan yang berbentuk Perseroan Terbatas, yakni PT. Askses.

Seluruh penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang

dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat

enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran (Kemenkes RI, 2013). BPJS

Kesehatan bersifat nirlaba, kegotongroyongan, portabilitas, serta memiliki tata

kelola yang baik (good governance) berupa keterbukaan, akuntabilitas, efisien

dan efektivitas dibandingkan PT. Askes yang bersifat profit (Thabrany, 2003).

Menurut UU No. 40 tahun 2004, jaminan sosial yang diselenggarakan oleh

pemerintah merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial, untuk menjamin

seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

Page 15: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

2

Pemberlakuan JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan mulai tanggal

1 Januari 2014 mengharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat ikut serta

sehingga seluruh masyarakat akan tercover oleh Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN). Pemerintah menyebutkan bahwa di tahun 2019 seluruh rakyat Indonesia

wajib menjadi anggota JKN karena dengan adanya JKN masyarakat yang sakit

akan merasakan dampak layanan kesehatan yang mereka terima sebagai peserta

JKN yaitu pemeriksaan, perawatan, dan pengobatan dijamin oleh BPJS

Kesehatan (Depkes RI, 2014).

Saat ini tercatat jumlah peserta BPJS Kesehatan mencapai sekitar

183.579.086 orang. Di dalam kepesertaan JKN terdiri dari Penerima Bantuan

Iuran dan bukan Penerima Bantuan Iuran. Peserta Penerima Bantuan Iuran JKN

meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang

iurannya di bayarkan oleh pemerintah sedangkan peserta bukan Penerima

Bantuan Iuran adalah peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak

mampu.

Salah satu peserta bukan Penerima Bantuan Iuran adalah pekerja mandiri

(bukan penerima upah) yang mendapatkan penghasilan dari usaha sendiri

sehingga ketika mereka menjadi peserta JKN harus membayarkan iuran setiap

bulannya. Di Indonesia hingga bulan Desember 2017, jumlah peserta mandiri

sudah mencapai 29.006.196 jiwa (BPJS, 2017). Sementara di Provinsi Sulawesi

Selatan, jumlah peserta BPJS Kesehatan mencapai 7.205.802 jiwa atau sekitar

76,15% dari total keseluruhan penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah

Page 16: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

3

peserta BPJS mandiri di Sulawesi Selatan mencapai 12,12% dari total jumlah

penduduk (BPJS, 2017).

Adanya fenomena insurance effect (efek asuransi) menjadi salah satu

penyebab terjadinya mismatch. Artinya mereka yang tadinya tidak pernah

berobat ketika sakit, kini berbondong-bondong berobat ke puskesmas dan

rumah sakit. Salah satu penyumbang terbanyak insurance effect adalah dari

kelompok Non PBI mandiri yang jumlahnya di tahun 2017 mencapai 29 juta

jiwa (Intiasari, 2017).

Kepesertaan mandiri yang terus meningkat tidak sejalan dengan

kepatuhannya dalam membayar iuran JKN. Kepatuhan merupakan ketaatan

atau ketidaktaatan pada perintah atau aturan. Sedangkan kepatuhan dalam

membayar iuran berarti perilaku seseorang yang memiliki kemauan membayar

iuran secara tepat berdasarkan waktu yang telah ditetapkan (Fildzah, 2016).

Besaran iuran merupakan kunci dari kesinambungan, kualitas Jaminan

Kesehatan, dampak terhadap pemiskinan baru, dan peningkatan produktifitas

penduduk. Apabila iuran ditetapkan tanpa perhitungan yang matang, atau

hanya dengan kesepakatan, maka terdapat ancaman BPJS tidak mampu

membayar fasilitas kesehatan, jaminan tidak tersedia, dan rakyat tidak

percaya lagi kepada negara. Besaran iuran harus: (1) cukup untuk membayar

layanan kesehatan dengan kualitas baik, (2) cukup untuk mendanai

operasional BPJS dengan kualitas baik dengan harga keekonomian yang

layak, (3) tersedia dana cadangan teknis jika sewaktu-waktu terjadi klaim

Page 17: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

4

yang tinggi, (4) tersedia dana pengembangan program, riset operasional, atau

pengobatan baru (DJSN, 2012).

Biaya kesehatan yang semakin tinggi serta resiko sakit yang dimiliki oleh

semua orang menjadi dasar bagi seseorang untuk menjadi peserta JKN, salah

satunya peserta JKN mandiri. Kepatuhan dalam membayar iuran JKN bagi

peserta mandiri merupakan komponen terpenting untuk mempermudah

pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pemberian pelayanan kesehatan bagi pasien

peserta mandiri JKN sangat ditentukan oleh kepatuhan dalam membayar iuran

setiap bulannya. Apabila pasien peserta mandiri JKN belum membayar iuran,

maka pasien peserta mandiri JKN diwajibkan untuk melunasi iuran yang belum

dibayarkan, dan jika tidak melunasi iuran tersebut maka pasien peserta mandiri

tidak dapat menggunakan JKN sebagai penjamin dari biaya perawatan di

fasilitas kesehatan. Hal tersebut berdampak pada pasien rawat inap yang harus

menjadi pasien umum sehingga pasien/keluarga harus menanggung beban biaya

perawatan sendiri karena tidak lagi dijamin oleh BPJS Kesehatan.

Berdasarkan data sekunder BPJS yang diperoleh peneliti, jumlah peserta

JKN di Kota Makassar hingga saat ini mencapai 1.286.925 jiwa (77,36%).

Untuk jumlah peserta mandiri di Kota Makassar sampai dengan Bulan

Desember 2017 adalah 319.404 jiwa (24,82%) yang setiap bulannya terus

mengalami peningkatan. Dari seluruh peserta mandiri di Kota Makassar,

sebanyak 143.794 (45%) tidak memiliki kepatuhan dalam membayar iuran

BPJS (BPJS, 2017).

Page 18: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

5

Berdasarkan data di atas, kepatuhan masyarakat dalam membayar iuran

BPJS Kesehatan di Kota Makassar masih kurang disiplin. Masalah yang

dihadapi dalam pengumpulan iuran peserta mandiri (PBPU) adalah tunggakan

pembayaran (tidak rutin membayar). Alasan peserta mandiri tidak rutin

membayar karena penghasilan mereka tidak menentu, ATM sering offiline,

lama proses bayar, dan biaya iuran terlalu tinggi. Selain itu, ada persepsi bahwa

pelayanan yang diberikan kepada pasien yang menggunakan BPJS kurang

maksimal. Alasan lain masyarakat tidak rutin membayar iuran yaitu peserta

merasa kalau dirinya tidak sakit, uang mereka akan hilang begitu saja dan

walaupun sakit cukup beli obat di warung.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dapat dikategorikan bahwa

peserta penunggak relatif orang berpendidikan menengah dan usia produktif.

Sekitar 2/3 penunggak karena mendaftar saat sakit. Lebih dari setengah

penunggak peserta perawatan kelas III dan selebihnya ada yang membayar

sendiri, melalui ATM, dll.

Ketersedian tempat pembayaran iuran merupakan salah satu bentuk

pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah sebagai pemenuhan

kebutuhan masyarakat. Salah satu kebutuhan masyarakat adalah mendapatkan

pelayanan kesehatan dengan adanya jaminan kesehatan berarti bagi

masyarakat peserta mandiri JKN harus membayar iuran pada tempat

pembayaran yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan agar dapat

memperoleh pelayanan di fasilitas kesehatan dan dijamin oleh BPJS

Kesehatan (BPJS Kesehatan, 2014).

Page 19: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

6

Menurut beberapa pendapat terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

kepatuhan dalam membayar iuran jaminan kesehatan. Salah satunya yaitu

penelitian (Pratiwi, 2015) menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan

keteraturan membayar iuran JKN yaitu pengetahuan, pendidikan, pekerjaan,

ketersediaan tempat pelayanan, jarak ke tempat pelayanan, kemampuan dan

kemauan membayar iuran, persepsi terhadap tempat pelayanan kesehatan dan

motivasi. Dalam penelitian ini variabel kemampuan dan kemauan dalam

membayar iuran JKN tidak diteliti karena ketika telah menjadi peserta JKN

maka seseorang telah mampu dan mau untuk membayar iuran namun masih

banyak peserta mandiri JKN yang tidak patuh dalam membayar iuran.

Hasil penelitian (Ni Made Sri Nopiyani, 2015) menunjukkan bahwa faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan pembayaran iuran adalah usia,

kelas kepesertaan, status kepesertaan, pemanfaatan layanan FKTP dan

pemanfaatan layanan FKTL. Iuran dari peserta merupakan salah satu sumber

pendapatan untuk pengelolaan skema asuransi kesehatan. Oleh karena itu,

kepatuhan peserta asuransi untuk membayar iuran sangat penting bagi

keberlangsungan skema asurasi kesehatan tersebut.

Faktor lain seperti yang dilakukan oleh (Annisa, 2015) menyatakan bahwa

pengalaman kesakitan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, ATP 1 dan ATP

2 merupakan faktor yang berhubungan dengan kemauan membayar seseorang.

Peserta non PBI mandiri memiliki potensi yang lebih besar untuk tidak patuh

membayar iuran karena berbeda dengan pekerjaan sektor formal yang pada

umumnya dikelola oleh organisasi dimana mereka bekerja dan dipotong

Page 20: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

7

langsung dari gaji. Keteraturan dalam membayar iuran JKN bagi peserta

mandiri merupakan komponen terpenting untuk mempermudah pemanfaatan

pelayanan kesehatan.

Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit. Rumah Sakit

Umum Daerah Labuang Baji Kota Makassar merupakan salah satu rumah sakit

milik Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang mengalami

perkembangan sangat pesat. Status RSUD Labuang Baji Kota Makassar adalah

rumah sakit tipe B non pendidikan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Selain itu, RSUD Labuang Baji sebagai pusat rujukan di wilayah Kota

Makassar mampu menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.

RSUD Labuang Baji merupakan salah satu rumah sakit dengan kunjungan

pasien terbilang cukup banyak. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil

Rumah Sakit (RSUD Labuang Baji, 2017) terjadi peningkatan jumlah

pemanfaatan pelayanan rawat inap yaitu 6.091 pasien, terdapat 2023 pasien Non

PBI atau sekitar 33,22% dari total pasien rawat inap.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengangkat judul yaitu

“Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS Mandiri

pada Pasien di RSUD Labuang Baji Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah faktor yang berhubungan dengan kepatuhan

membayar iuran BPJS mandiri pada pasien di RSUD Labuang Baji.

Page 21: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

8

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis faktor yang berhubungan dengan kepatuhan membayar

iuran BPJS mandiri pada pasien di RSUD Labuang Baji.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan

membayar iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

b. Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan dengan kepatuhan

membayar iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

c. Untuk mengetahui hubungan antara pendapatan dengan kepatuhan

membayar iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

d. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan

membayar iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

e. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi dengan kepatuhan

membayar iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

f. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan kepatuhan

membayar iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

dapat menjadi bahan bacaan atau acuan bagi peneliti selanjutnya.

Page 22: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

9

b. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

BPJS Kesehatan mengenai faktor yang menyebabkan peserta JKN tidak

patuh dalam membayar iuran serta dapat dijadikan sebagai salah satu

referensi dalam meningkatkan kepatuhan pembayaran iuran bagi peserta

BPJS mandiri.

c. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan wawasan dan pengalaman

peneliti dalam mempraktekkan teori yang didapat. Selain itu penelitian ini

merupakan salah satu syarat kelulusan di bagian Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin.

Page 23: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Kesehatan

1. Definisi

Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar

peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap

orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah

(Perpres RI No 12 Tahun 2013).

2. Manfaat Jaminan Kesehatan

Berdasarkan Perpres RI No 12 tahun 2013 manfaat Jaminan Kesehatan

yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan

bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.

Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian

pelayanan:

a. Penyuluhan kesehatan perorangan

Penyuluhan kesehatan perorangan paling sedikit penyuluhan

mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih

dan sehat.

b. Imunisasi dasar

Pelayanan imunisasi dasar meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG),

Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan Campak.

Page 24: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

11

c. Keluarga berencana

Pelayanan keluarga berencana meliputi konseling, kontrasepsi

dasar, vasektomi dan tubektomi bekerjasama dengan lembaga yang

membidangi keluarga berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat

kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah

Daerah.

d. Skrining kesehatan

Pelayanan skrining kesehatan diberikan secara selektif yang

ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak

lanjutan dari risiko penyakit tertentu (Perpres RI No 12 Tahun 2013).

B. Tinjauan Umum Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

1. Definisi

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum

publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial.

BPJS ini terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Semua

penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola

oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam

bulan di Indonesia dan telah membayar iuran (UU No. 24 Tahun 2011).

BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014.

Jaminan Kesehatan adalan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar

peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap

orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah

Page 25: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

12

(Perpres No. 12 tahun 2013). Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang

dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan

melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib

(mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk

Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak.

2. Asas

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menyelenggarakan sistem

jaminan sosial nasional berdasarkan asas:

a. Asas kemanusiaan adalah asas yang terkait dengan penghargaan

terhadap martabat manusia.

b. Asas manfaat adalah asas yang bersifat operasional menggambarkan

pengelolaan yang efisien dan efektif.

c. Asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah asas yang

bersifat idiil (UU No 24 Tahun 2011).

3. Tujuan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bertujuan untuk mewujudkan

terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup

yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya (UU No 24

Tahun 2011).

Page 26: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

13

4. Prinsip

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menyelenggarakan sistem

jaminan sosial nasional berdasarkan prinsip (UU No. 24 Tahun 2011) :

a. Prinsip kegotongroyongan

Prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta

yang kurang mampu dan peserta yang sehat membantu yang sakit atau

yang berisiko tinggi. Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat

wajib untuk seluruh penduduk tanpa pandang bulu. Dengan demikian,

melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat menumbuhkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Buku Pegangan

Sosilaisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan

Sosial Nasional)

b. Prinsip nirlaba

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah nirlaba bukan

untuk mencari laba (for profit oriented). Dana yang dikumpulkan dari

masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil pengembangannya

akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.

c. Prinsip keterbukaan

Prinsip ini mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan

jelas bagi setiap peserta.

d. Prinsip kehati-hatian

Prinsip ini meliputi pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan

tertib.

Page 27: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

14

e. Prinsip akuntabilitas

Prinsip yang pelaksanaan program dan pengelolaan keuangannya

akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

f. Prinsip portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan

jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka

berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

g. Prinsip kepesertaan bersifat wajib

Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta

sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi

seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan

ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan

program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal,

bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara

mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN) dapat mencakup seluruh rakyat.

h. Prinsip dana amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada

badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam

rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

Page 28: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

15

i. Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan

seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar

kepentingan peserta.

5. Fungsi, Tugas, dan Wewenang

a. Berdasarkan UU No 24 Tahun 2011 Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan

kesehatan.

b. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan bertugas untuk :

1) Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta

2) Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi

kerja

3) Menerima bantuan iuran dari pemerintah

4) Mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta

5) Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan

sosial

6) Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan

sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial

7) Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program

jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat.

c. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan berwenang untuk :

1) Menagih pembayaran Iuran

Page 29: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

16

2) Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek

dan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas,

solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai

3) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta

dan Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional

4) Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar

pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif

yang ditetapkan oleh Pemerintah

5) Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas

kesehatan

6) Mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi

Kerja yang tidak memenuhi kewajibannya

7) Melaporkan Pemberi Kerja kepada instansi yang berwenang

mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar Iuran atau dalam

memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

8) Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka

penyelenggaraan program Jaminan Sosial.

6. Hak dan Kewajiban

a. Hak

Hak yang diperoleh oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan adalah :

Page 30: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

17

1) Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program

yang bersumber dari Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber lainnya

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2) Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan

program Jaminan Sosial dari DJSN setiap 6 (enam) bulan.

b. Kewajiban

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan memiliki

kewajiban sebagai berikut :

1) Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta

2) Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS untuk

sebesar-besarnya kepentingan Peserta

3) Memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik

mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil

pengembangannya

4) Memberikan Manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan

Undang-Undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

5) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak dan

kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang berlaku

6) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai prosedur untuk

mendapatkan hak dan memenuhi kewajibannya

7) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai saldo jaminan hari

tua dan pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun

Page 31: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

18

8) Memberikan informasi kepada Peserta mengenai besar hak pensiun

1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun

9) Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria

yang lazim dan berlaku umum

10) Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang

berlaku dalam penyelenggaraan Jaminan Sosial

11) Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi

keuangan, secara berkala 6 (enam) bulan sekali kepada Presiden

dengan tembusan kepada DJSN (UU No 24 Tahun 2011).

7. Kepesertaan

Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara

bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk. Pentahapan kepesertaan

dilakukan sebagai berikut:

Gambar 1 Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional

Sumber: Buku Panduan Sosialisasi JKN (2014)

Page 32: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

19

Peserta Jaminan Kesehatan tersebut meliputi Penerima Bantuan Iuran

(PBI) JKN dan bukan PBI Jaminan Kesehatan termasuk orang asing yang

bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia yang telah membayar

iuran. Berikut ini adalah rincian peserta jaminan kesehatan (Perpres RI

No.111 tahun 2013) :

a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir

miskin dan orang tidak mampu dengan penetapan peserta sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI),

terdiri dari:

1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

a. Pegawai Negeri Sipil

b. Anggota TNI

c. Anggota Polri

d. Pejabat Negara

e. Pegawai Pemerintah Non-Pegawai Negeri

f. Pegawai swasta

g. Pekerja yang menerima upah namun tidak termasuk huruf a

hingga huruf f.

2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

a. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri

b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima

Upah

Page 33: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

20

c. Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, termasuk

warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6

(enam) bulan.

3) Bukan pekerja dan anggota keluarganya, yaitu:

a. Investor

b. Pemberi Kerja

c. Penerima Pensiun, terdiri dari :

1. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun

2. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak

pensiun

3. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun

4. Penerima pensiun lain

5. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun

lain yang mendapat hak pensiun

d. Veteran

e. Perintis Kemerdekaan

f. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan

huruf e yang mampu membayar Iuran

Anggota keluarga yang ditanggung antara lain:

1) Untuk kelompok Pekerja Penerima Upah anggota yang ditanggung

adalah:

Page 34: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

21

a. Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak

kandung, anak tiri dan/atau anak angkat), sebanyak-banyaknya 5

(lima) orang.

b. Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat

yang sah, dengan kriteria tidak atau belum pernah menikah atau

tidak mempunyai penghasilan sendiri; belum berusia 21 (dua puluh

satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang

masih melanjutkan pendidikan formal.

2) Untuk kelompok Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja,

peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang diinginkan

(tidak terbatas).

3) Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang

meliputi anak ke-4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua.

4) Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang

meliputi kerabat lain seperti Saudara kandung/ipar, asisten rumah

tangga, dll (Perpres No. 12 tahun 2013).

8. Iuran

Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara

teratur oleh peserta, Pemberi Kerja dan/atau Pemerintah untuk program

Jaminan Kesehatan (Perpres RI No 12 Tahun 2013). Setiap Peserta wajib

membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah

(untuk pekerja penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (untuk

bukan penerima upah dan PBI).

Page 35: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

22

Berdasarkan Perpres RI No 12 Tahun 2013, berikut ini adalah beberapa

ketentuan mengenai iuran jaminan kesehatan:

a. Bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Iuran

dibayar oleh Pemerintah.

b. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada lembaga

Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota

Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintahan non pegawai negeri

sebesar 5% dari gaji atau upah per bulan dengan ketentuan : 3% dibayar

oleh pemberi kerja dan 2% dibayar oleh peserta.

c. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN,

BUMD, dan Swasta sebesar 4,5% dari gaji atau upah per bulan dengan

ketentuan : 4% dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5% dibayar oleh

Peserta.

d. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari

anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu, dan mertua, besaran iuran sebesar

1% dari gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh pekerja

penerima upah.

e. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara

kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll), peserta pekerja penerima upah

serta iuran bukan pekerja adalah sebesar:

1. Sebesar Rp 25.500,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan

di ruang perawatan Kelas III.

Page 36: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

23

2. Sebesar Rp 51.000,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan

di ruang perawatan Kelas II.

3. Sebesar Rp 80.000,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan

di ruang perawatan Kelas I.

f. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan

janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis

Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% dari 45% gaji pokok

Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 tahun

per bulan, dibayar oleh Pemerintah.

Ketentuan pembayaran iuran jaminan kesehatan berdasarkan Perpres RI No

12 Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

a. Pemberi Kerja wajib membayar Iuran Jaminan Kesehatan seluruh

Peserta yang menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulan yang

dibayarkan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada

BPJS Kesehatan.

b. Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran

dibayarkan pada hari kerja berikutnya.

c. Pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan sebagaimana sudah termasuk

iuran yang menjadi tanggung jawab Peserta.

d. Keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan dikenakan

denda administratif sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran

yang tertunggak dan dibayar oleh Pemberi Kerja.

Page 37: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

24

e. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja

wajib membayar Iuran Jaminan Kesehatan pada setiap bulan yang

dibayarkan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada

BPJS Kesehatan.

f. Penjaminan akan dihentikan sementara jika keterlambatan

pembayaran iuran lebih dari 6 bulan.

C. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit

1. Definisi Rumah Sakit

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga

merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan

diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara

menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Rumah sakit harus dibangun

dan dilengkapi serta dipelihara dengan baik untuk menjamin pelayanan

kesehatan, keselamatan pasiennya, harus menyediakan fasilitas yang

lapang, dan terjamin sanitasinya untuk kesembuhan pasien (Ariadi, 2015).

Page 38: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

25

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang

dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No. 44

Tahun 2009).

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan

upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi

dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya

rujukan.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, maka rumah sakit menyelenggarakan

kegiatan:

a. Pelayanan medis

b. Pelayanan dan asuhan keperawatan

c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis

d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan

e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan

f. Administrasi umum dan keuangan.

Page 39: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

26

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun

2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan

medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

3. Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.340/Menkes/Per/III/2010, rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan

kepemilikan, jenis pelayanan, dan kelas.

a. Berdasarkan kepemilikan.

Rumah sakit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah rumah sakit

pemerintah (pusat, provinsi, dan kabupaten), rumah sakit BUMN (ABRI),

dan rumah sakit yang modalnya dimiliki oleh swasta (BUMS) ataupun

Rumah Sakit milik luar negri (PMA).

Page 40: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

27

b. Berdasarkan Jenis Pelayanan.

Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah rumah sakit umum, rumah sakit

jiwa, dan rumah sakit khusus (misalnya rumah sakit jantung, ibu dan anak,

rumah sakit mata, dan lain-lain).

c. Berdasarkan Kelas.

Rumah sakit berdasarkan kelasnya dibedakan atas rumah sakit kelas A, B

(pendidikan dan non-pendidikan), kelas C, kelas D.

1) Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik

luas dan subspesialistik luas.

2) Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-

kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik terbatas.

3) Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik

dasar.

4) Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

D. Tinjauan Umum Tentang Variabel Yang Diteliti

1. Pendidikan

.Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang, yang diusahakan mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan Pendidikan didefinisikan sebagai tingkat

pendidikan formal tertinggi yang dicapai dan ditunjukkan dengan bukti

Page 41: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

28

ijasah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan digolongkan menjadi 3 (tiga)

kategori yaitu pendidikan rendah (tidak sekolah, tamat SD/MI/MTS),

pendidikan menengah (tamat SMA/MA/SMK/MAK), pendidikan tinggi

(tamat Diploma/Sarjana/Magister/Spesialis).

Menurut Handayani, dkk (2013:7) pendidikan mempengaruhi persepsi

risiko, derajat keengganan menerima risiko dan persepsi terhadap besarnya

kerugian. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin bertambah

pengetahuan mengenai informasi jaminan kesehatan dan kebutuhannya

terhadap pelayanan kesehatan. Ketika seseorang memiliki tingkat

pendidikan tinggi maka dapat lebih memahami dan mengetahui manfaat

serta kebutuhan yang dianggap penting seperti kebutuhan akan pelayanan

kesehatan yang dapat dijamin dengan cara membayar iuran jaminan

kesehatan sehingga tingkat keinginan seseorang dalam membayar iuran

tersebut akan semakin meningkat, dan sebaliknya jika seseorang memiliki

tingkat pendidikan rendah dapat menurunkan keinginannya dalam

membayar iuran jaminan kesehatan karena tingkat pemahaman serta

pengetahuan mengenai adanya iuran jaminan kesehatan masih rendah.

2. Pengetahuan

Pengetahuan pasien BPJS mandiri adalah semua informasi yang

dimiliki oleh pasien mengenai kepatuhan dalam membayar premi BPJS

mandiri serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa

serta informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai pasien.

Page 42: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

29

Pengetahuan yang baik memiliki peluang pengambilan keputusan yang

positif termasuk dalam kepatuhan membayar premi BPJS.

Hal ini sesuai dengan teori (Notoatmodjo, 2014) bahwa pengetahuan

merupakan hasil tahu dan nilai yang terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Kurangnya pengetahuan peserta mengenai pembayaran iuran

termasuk konsekuensi ketidakpatuhan pembayaran iuran merupakan faktor

penghambat keberlanjutan pembayaran iuran pada peserta JKN non PBI

mandiri yang juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh

(Intiasari, 2016).

3. Pekerjaan

Menurut Notoatmodjo (2010: 207), pekerjaan adalah aktivitas atau

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sehingga memperoleh

penghasilan. Setiap keluarga dalam memenuhi kebutuhan selalu dikaitkan

dengan mata pencahariannya, disamping kecakapan dan hasil yang

diperoleh. Jenis pekerjaan seseorang berhubungan dengan tingkat

pendapatan yang dihasilkan. Seseorang akan memperoleh pendapatan

sesuai dengan jenis pekerjaan yang dimiliki. Pendapatan yang diperoleh

dari hasil bekerja tersebut merupakan penghasilan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup, salah satunya adalah menyisihkan

penghasilan tersebut untuk membayar iuran asuransi kesehatan (Widyasih,

2014).

Page 43: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

30

4. Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktifitas masyarakat

setiap bulannya sesuai standar upah minimum pendapatan perkapita

daerah. Menurut Sakinah, dkk (2014) bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pendapatan masyarakat dengan kesadaran masyarakat dalam

berasuransi. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi

kesadaran masyarakat dalam berasuransi dan membayar iuran. Begitu pula

dengan pengaruh pendapatan terhadap kepatuhan masyarakat dalam

membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Pendapatan seseorang memegang peranan penting tingginya kesadaran

seseorang terhadap kepatuhan dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN). Pendapatan yang rendah mampu menurunkan kepatuhan

masyarakat dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

karena masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi oleh keluarga

sehingga tidak ada alokasi pendapatan yang digunakan peserta untuk

membayar iuran tersebut. Lain halnya dengan yang berpendapatan tinggi

dan mempunyai tingkat kesejahteraan menengah keatas memiliki tingkat

kepatuhan yang tinggi dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional

(BPJS, 2014).

5. Persepsi

Menurut Sugihartono, dkk (2007:8) persepsi adalah kemampuan otak

dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan

stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia

Page 44: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

31

terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Pembentukan

persepsi sangat dipengaruhi oleh informasi atau rangsangan yang pertama

kali diperolehnya.

Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang telah

bekerjasama dengan badan penyelenggara asuransi kesehatan dapat

mempengaruhi keinginan masyarakat untuk terus membayar iuran Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) secara teratur. Pengalaman pertama yang tidak

menyenangkan pada pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat akan

berpengaruh terhadap pembentukan persepsi seorang terhadap kebutuhan

untuk memperpanjang masa kepesertaaannya serta keteraturan masyarakat

dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sebaliknya

bagi peserta asuransi kesehatan yang memiliki persepsi positif terhadap

tempat pelayanan kesehatan akan meningkatkan keteraturannya dalam

membayar iuran asuransi kesehatan karena peserta telah mendapatkan

pelayanan serta pengalaman yang baik saat mendapatkan pelayanan

kesehatan sehingga akan meningkatkan kesinambungan kepesertaan dana

sehat tersebut (BPJS Kesehatan, 2014).

6. Motivasi

Menurut John Elder dalam Notoatmodjo (2010:144), mendefinisikan

motivasi sebagai interaksi antara perilaku dan lingkungan sehingga dapat

meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan perilaku. Teori motivasi

menurut Maslow (1992) menyatakan motivasi didasarkan atas tingkat

kebutuhan yang disusun menurut prioritas kekuatannya. Apabila

Page 45: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

32

kebutuhan pada tingkat bawah telah dipenuhi, maka kebutuhan ini akan

menimbulkan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

Sehingga ketika adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dijadikan

sebagai kebutuhan yang diprioritaskan oleh masyarakat maka masyarakat

akan teratur dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Menurut Iriani (2009), kemauan seseorang untuk membayar iuran sangat

dipengaruhi oleh motivasi yang dimiliki oleh setiap orang. Motivasi

seseorang dapat timbul karena berbagai hal, baik yang bersifat positif yaitu

motivasi yang dapat menguntungkan dan negatif yaitu motivasi yang dapat

memberikan kerugian.

Page 46: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

33

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Pemerintah menyebutkan bahwa di tahun 2019 seluruh rakyat Indonesia

wajib menjadi anggota JKN karena dengan adanya JKN masyarakat yang sakit

akan merasakan dampak layanan kesehatan yang mereka terima sebagai peserta

JKN yaitu pemeriksaan, perawatan, dan pengobatan dijamin oleh BPJS

Kesehatan.

Pemberian pelayanan kesehatan bagi pasien peserta mandiri JKN sangat

ditentukan oleh kepatuhan dalam membayar iuran setiap bulannya. Kepatuhan

merupakan ketaatan atau ketidaktaatan pada perintah atau aturan. Sedangkan

kepatuhan dalam membayar iuran berarti perilaku seseorang yang memiliki

kemauan membayar iuran secara tepat berdasarkan waktu yang telah

ditetapkan.

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010: 164) ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku seseorang untuk

menjadi taat atau tidak taat terhadap pembayaran iuran JKN, yang diantaranya

dipengaruhi oleh faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pendukung

(enabling factor) dan faktor pendorong (reinforcing factor). Adapun beberapa

variabel yang diteliti yaitu:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang, yang diusahakan mendewasakan manusia melalui upaya

Page 47: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

34

pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin

bertambah pengetahuan mengenai informasi jaminan kesehatan dan

kebutuhannya terhadap pelayanan kesehatan yang dapat dijamin dengan

cara membayar iuran jaminan kesehatan sehingga tingkat keinginan

seseorang dalam membayar iuran tersebut akan semakin meningkat.

2. Pekerjaan

Jenis pekerjaan seseorang berhubungan dengan tingkat pendapatan

yang dihasilkan. Seseorang akan memperoleh pendapatan sesuai dengan

jenis pekerjaan yang dimiliki. Pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja

tersebut merupakan penghasilan yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup, salah satunya adalah menyisihkan penghasilan tersebut

untuk membayar iuran asuransi kesehatan.

3. Pendapatan

Pendapatan seseorang memegang peranan penting tingginya kesadaran

seseorang terhadap kepatuhan dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN). Pendapatan yang rendah mampu menurunkan kepatuhan

masyarakat dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

karena masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi oleh keluarga

sehingga tidak ada alokasi pendapatan yang digunakan peserta untuk

membayar iuran tersebut.

4. Pengetahuan

Kurangnya pengetahuan peserta mengenai pembayaran iuran termasuk

konsekuensi ketidakpatuhan pembayaran iuran merupakan faktor

Page 48: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

35

penghambat keberlanjutan pembayaran iuran pada peserta JKN non PBI

mandiri.

5. Persepsi

Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang telah

bekerjasama dengan badan penyelenggara asuransi kesehatan dapat

mempengaruhi keinginan masyarakat untuk terus membayar iuran Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) secara teratur. Pengalaman pertama yang tidak

menyenangkan pada pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat akan

berpengaruh terhadap pembentukan persepsi seorang terhadap kepatuhan

masyarakat dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

6. Motivasi

Motivasi didasarkan atas tingkat kebutuhan yang disusun menurut

prioritas kekuatannya. Apabila kebutuhan pada tingkat bawah telah

dipenuhi, maka kebutuhan ini akan menimbulkan kebutuhan untuk

memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Sehingga ketika adanya Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) dijadikan sebagai kebutuhan yang

diprioritaskan oleh masyarakat maka masyarakat akan teratur dalam

membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Page 49: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

36

Faktor Predisposisi

B. Kerangka Teori

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Pendapatan

d. Pengetahuan

e. Motivasi

f. Pengeluaran rata-

rata perbulan

g. Kemauan Membayar

h. Kemampuan

Membayar

Gambar 2 Kerangka teori

Sumber : Teori modifikasi Lawrence Green (1980) dalam Pratiwi (2015)

Faktor Pendukung

a. Jarak menuju tempat

pembayaran

b. Waktu tempuh

menuju tempat

pembayaran

c. Tempat pembayaran

Faktor Pendorong

a. Persepsi

= Variabel diteliti

= Variabel tidak diteliti

Kepatuhan

membayar iuran

Page 50: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

37

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

Gambar 3

Kerangka Konsep Penelitian

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Berikut ini definisi operasional dan kriteria objektif dari variabel yang

digunakan pada penelitian :

1. Pendidikan

Yang dimaksud dengan pendidikan adalah jenjang pendidikan formal

terakhir yang pernah diikuti responden. Variabel pendidikan dibagi dalam

lima kategori dengan memakai skala ordinal, yaitu:

1) Tidak sekolah/tidak tamat SD

2) Tamat SD

Pendapatan

Pengetahuan

Persepsi

Motivasi

Kepatuhan

Membayar Iuran

BPJS Kesehatan

Pekerjaan

Pendidikan

Page 51: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

38

3) Tamat SMP

4) Tamat SMA

5) Tamat Perguruan Tinggi (D1/D3/S1/S2/S3)

Kriteria objektif:

a. Tinggi, jika jenjang pendidikan terakhir responden minimal tamat

SMA.

b. Rendah, jika jenjang pendidikan terakhir responden maksimal tamat

SMP (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)

2. Pekerjaan

Pekerjaan adalah segala bentuk aktivitas seseorang yang dilakukan

secara rutin serta mendapatkan imbalan berupa penghasilan/gaji. Variabel

pekerjaan dibagi dalam lima kategori dengan memakai skala ordinal,

yaitu:

a. Tidak bekerja

b. Pedagang/Wiraswasta

c. Karyawan Swasta

d. Pegawai Negeri/TNI/Polri

e. Lain-lain

Kriteria objektif:

a. Bekerja, jika pekerjaan responden sebagai PNS/TNI/Polri,

karyawan swasta, pedagang/wiraswasta, dan lain-lain.

b. Tidak bekerja, jika responden tidak bekerja aktif (tidak bekerja,

pensiunan, dan/atau ibu rumah tangga) (Widiantari, 2015).

Page 52: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

39

3. Pendapatan

Pendapatan keluarga adalah seluruh penghasilan keluarganya,

pendapatan keluarga ditambah dengan penghasilan seluruh anggota

keluarga dalam satu bulan yang dihitung dalam satuan rupiah. Pendapatan

keluarga dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan Upah Minimum

Karyawan (UMK) Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2016 yaitu sebesar Rp

2.250.000. Hal ini berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 2424/XI/2015

per 2 November 2015.

Kriteria objektif:

a. Kurang, jika pendapatan keluarga < Rp2.250.000,-.

b. Cukup, jika pendapatan keluarga ≥ Rp2.250.000,-.

(Keputusan Gubernur Nomor 2424/XI/2015)

4. Pengetahuan

Pengetahuan mengenai tarif adalah pengetahuan masyarakat terkait

iuran JKN. Variabel pengetahuan dibagi dalam delapan pertanyaan dengan

memakai skala nominal, yaitu:

a. Definisi JKN

b. Manfaat JKN

c. Penggolongan Kepesertaan JKN

d. Kelas Perawatan JKN

e. Lain-lain

f. Iuran JKN

g. Fasilitas Pelayanan dijamin JKN

Page 53: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

40

Skoring:

Pengetahuan diukur 8 pertanyaan dengan penilaian sebagai berikut :

Benar = 1

Salah = 0

Nilai maksimum = 8

Nilai minimum = 0

Selanjutnya dari range 0-8 dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu rendah

dan tinggi.

Perhitungan :

Rentang : Nilai maksimum-minimum = 8-0 = 8

Panjang kelas interval = Rentang/banyak kelas = 8/2 = 4

Kriteria objektif

a. Pengetahuan rendah, jika tingkat pemahaman responden tentang JKN

menunjukkan skor 0-4

b. Pengetahuan tinggi, jika tingkat pemahaman responden tentang JKN

menunjukkan skor 5-8.

5. Persepsi

Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang telah

bekerjasama dengan badan penyelenggara asuransi kesehatan dapat

mempengaruhi keinginan masyarakat untuk terus membayar iuran

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) secara teratur. Pengalaman pertama

yang tidak menyenangkan pada pelayanan kesehatan yang diterima

masyarakat akan berpengaruh terhadap pembentukan persepsi seorang

Page 54: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

41

terhadap kepatuhan masyarakat dalam membayar iuran Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN). Pengukuran variabel persepsi menggunakan

skala Likert yang diukur melalui jawaban kuesioner dengan jumlah

pertanyaan yang diajukan sebanyak 6 pertanyaan. Setiap pertanyaan

memiliki skor 1 sampai 4, dengan kategori:

Untuk pertanyaan positif :

a. Sangat Setuju (SS) = 4

b. Setuju (S) = 3

c. Tidak Setuju (TS) = 2

d. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Untuk pertanyaan negatif :

a. Sangat Setuju (SS) = 1

b. Setuju (S) = 2

c. Tidak Setuju (TS) = 3

d. Sangat Tidak Setuju (STS) = 4

Sehingga didapat skor penilaian sebagai berikut :

a. Jumlah pertanyaan sebanyak 6 nomor.

b. Skor tertinggi = 6 × 4 = 24 (100%)

c. Skor terendah = 6 × 1 = 6 (25%)

d. Range = Skor tertinggi – Skor terendah

= 100% - 25%

= 75%

Page 55: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

42

e. Interval. Perhitungan interval dengan menggunakan rumus (Sudarto,

1999).

R

I =

K

75%

I =

2

= 37,5%

f. Skor standar = 100% - 37,5%

= 62,5%

Kriteria objektif:

a. Positif, jika skor responden ≥ 62,5%.

b. Negatif, jika skor responden < 62,5%.

6. Motivasi

Dorongan dari dalam diri manusia yang menjadi pangkal seseorang

untuk melakukan tindakan. Motivasi membayar premi seseorang

mencerminkan tingkat kepatuhan membayarnya. Variabel tersebut diukur

melalui jawaban kuesioner dengan jumlah pertanyaan yang diajukan

sebanyak 6 pertanyaan, setiap pertanyaan diberikan alternatif jawaban :

Ya : skor 1

Tidak : skor 0

Sehingga diperoleh :

a. Nilai maksimal = 6

b. Nilai minimal = 0

Page 56: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

43

Selanjutnya dari range 0-6 dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu tinggi

dan rendah. Panjang kelas interval pada masing-masing kategori, dengan

perhitungan :

Rentang = max-min = 6-0 = 6

Banyak kelas = 2

Panjang kelas = Rentang/banyak kelas = 6/2 = 3

Kriteria objektif :

a. Motivasi rendah, jika skor 0 ≤ - ≤ 3

b. Motivasi tinggi, jika skor 4≤ - ≤6.

7. Kepatuhan membayar

Pembayaran iuran yang dilakukan oleh responden sesuai dengan waktu

yang telah ditetapkan.

Kriteria objektif :

a. Patuh, apabila responden membayar premi paling lambat tanggal 10

setiap bulannya.

b. Kurang patuh, apabila responden membayar premi lebih dari tanggal

10 (minimal 1x tunggakan) setiap bulannya.

E. Hipotesis

1. Hipotesis Nol (Ho)

a. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan membayar

iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

b. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan membayar

iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

Page 57: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

44

c. Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kepatuhan membayar

iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

d. Tidak ada hubungan antara pendapatan dengan kepatuhan membayar

iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

e. Tidak ada hubungan antara persepsi dengan kepatuhan membayar

iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

f. Tidak ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan membayar

iuran BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan membayar iuran

BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

b. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan membayar iuran

BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

c. Ada hubungan antara pekerjaan dengan kepatuhan membayar iuran

BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

d. Ada hubungan antara pendapatan dengan kepatuhan membayar iuran

BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

e. Ada hubungan antara persepsi dengan kepatuhan membayar iuran

BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

f. Ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan membayar iuran

BPJS Kesehatan pada pasien peserta mandiri.

Page 58: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

45

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

pendekatan survei analitik. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional

yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi kepatuhan membayar iuran

BPJS Kesehatan Mandiri pada pasien di RSUD Labuang Baji.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di instalasi rawat inap RSUD Labuang Baji Kota

Makassar. Waktu penelitian dilaksanakan pada 6 Februari sampai dengan 16

Maret 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010:115). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pasien peserta JKN mandiri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Umum Daerah Labuang Baji per Desember 2017 sebanyak 2023 pasien

dengan rata-rata pengunjung setiap bulannya adalah 168 pasien BPJS

Mandiri.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan

menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel

Page 59: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

46

dengan pertimbangan tertentu. Artinya setiap subjek yang diambil dari

populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan

peneliti. Besar sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Stanley

Lameshow, sebagai berikut:

n = 𝑁.𝑍2.𝑃.𝑄

𝑑2(𝑁−1)+𝑍2.𝑃.𝑄

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi

Z = Tingkat kemaknaan (1,96)

P = Perkiraan proporsi sampel (0,5)

Q = 1 ; P=1 – 0,5 = 0,5

d = Tingkat kesalahan 5% = 0,05

Sehingga jika dihitung dengan rumus diatas, diperoleh besar sampel

sebagai berikut:

n = 168 (1,96

2).0,5.0,5

(0,052

).(168−1)+1.962

.0,5.0,5

n = 168 × 3,84 × 0,25 0,4175+ 0,9604

n = 161,3472

1,3779

n = 117 sampel

Page 60: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

47

Kriteria responden :

a. Pasien BPJS mandiri

b. Kepala keluarga atau anggota keluarga yang bertanggung jawab

membayarkan premi/iuran

c. Pasien/keluarga pasien bersedia untuk menjadi responden dan siap

diwawancarai

D. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu:

1. Data primer

Data primer penelitian ini diperoleh dari 117 responden melalui

wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang telah

disiapkan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yaitu data

karakteristik responden di instalasi rawat inap RSUD Labuang Baji.

2. Data sekunder

Data sekunder penelitian ini diperoleh dari data BPJS Kesehatan 2017,

gambaran kondisi rumah sakit Labuang Baji, total jumlah peserta BPJS

mandiri di Kota Makassar dan Provinsi Sulawesi Selatan, data kunjungan

pasien rawat inap BPJS mandiri di RSUD Labuang Baji, dan sumber-

sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

E. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi

program SPSS (Statistical Packages for the Social Sciences) versi 20 dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

Page 61: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

48

1. Editing

Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran pada setiap data

yang telah dikumpulkan untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dan

data yang kosong pada setiap variabel.

2. Coding

Adapun langkah-langkah dalam coding data, sebagai berikut:

1) Pembuatan daftar variabel

2) Pembuatan daftar coding

3) Pemindahan isi list variabel ke dalam daftar coding

4) Pembuatan program entri atau tabulasi data sesuai dengan daftar

variabel.

3. Entry Data

Setelah melakukan koding di SPSS, selanjutnya menginput data pada

masing-masing variabel. Urutan data yang diinput berdasarkan nomor

responden pada kuesioner.

4. Cleaning Data

Setelah proses penginputan data, maka dilakukan cleaning data

dengan cara melakukan analisis frekuensi pada semua variabel untuk

melihat ada tidaknya missing data. Data yang missing dibersihkan

sehingga dapat dilakukan proses analisis.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah

karena analisis data dapat memberikan arti dan makna yang berguna dalam

Page 62: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

49

memecahkan masalah penelitian. Analisis dalam penelitian ini berupa analisis

data univariat, bivariat dan multivariat (Notoatmodjo, 2010:180).

a. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel hasil penelitian

dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga menghasilkan

distribusi dan presentasi dari setiap variabel penelitian dan untuk

mengetahui gambaran masing-masing variabel yang dipaparkan dalam

tabel distribusi.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel

independen dengan variabel dependen dalam bentuk tabulasi silang

(crosstab) dengan menggunakan program SPSS dengan uji statistik chi-

square. Uji chi-square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh

dua variabel yang menggunakan taraf signifikan α = 0,05.

G. Penyajian Data

Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan disertai dengan asumsi penjelasan atau interpretasi dari setiap tabel. Hal

ini dilakukan agar data yang disajikan mudah untuk dipahami.

Page 63: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

50

H. Sintesa Penelitian

No. Penulis/Tahun Judul Metode Variabel Hasil

1 Ni Made Sri

Nopiyani/2015

Analisis Determinan

Kepatuhan dan

Pengembangan

Strategi Peningkatan

Kepatuhan

Pembayaran Iuran

Pada Peserta JKN

Non PBI Mandiri di

Kota Denpasar

- Metode penelitian:

metode campuran

(mixed methods)

- Populasi: seluruh

peserta JKN Non PBI

Mandiri di Kota

Denpasar

- Sampel: kualitatif

(informan FGD dipilih

menggunakan

purposive sampling),

sedangkan kuantitatif

sebanyak 19.496

peserta (data diperoleh

dari BPJS Kesehatan)

a. Variable Dependen :

Kepatuhan pembayaran

iuran

b. Variable Independen :

Karakteristik

sosiodemografik (umur,

jenis kelamin), kelas

kepesertaan,

penggunaan manfaat

JKN di FKTP,

penggunaan JKN di

FKTL, pengetahuan

tentang JKN,

ketersediaan informasi,

keterjangkauan iuran,

persepsi tentang

kualitas layanan

kesehatan, persepsi

tentang risiko

sakit/kebutuhan

kesehatan, persepsi

tentang prosedur

pembayaran

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa beberapa

faktor yang berpengaruh

terhadap ketidakpatuhan

pembayaran iuran JKN antara

lain kurangnya pengetahuan

tentang keterbatasan ekonomi

dan adanya prioritas non

kesehatan, ketidakpuasan

akan kualitas layanan

kesehatan yang diterima

dengan menggunakan BPJS,

kurangnya pengetahuan tetang

pembayaran iuran dan

konsekuensi ketidakpatuhan

pembayaran iuran, sistem

pembayaran iuran yang sering

bermasalah, masih adanya

tanggungan Jaminan

Kesehatan Bali Mandara

(JKBM), persepsi tentang

rendahnya resiko sakit dan

resiko pengeluaran

katastrofik.

Page 64: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

51

2 Arfiliyah Nur

Pratiwi/2015

Faktor yang

Mempengaruhi

Keteraturan

Membayar Iuran pada

Peserta Jaminan

Kesehatan Nasional

(JKN) Kategori

Peserta Mandiri

(Studi Kasus Pasien

Rawat Inap RS dr.

Soebandi Kabupaten

Jember)

- Jenis penelitian :

penelitian analitik

- Desain : cross

sectional

- Lokasi : Instalasi

rawat inap RS dr.

Soebandi Kabupaten

Jember

- Populasi : 2.335 pasien

- Sampel : 102 pasien

rawat inap

a. Variable Dependen :

Keteraturan membayar

iuran JKN

b. Variable Independen :

Pekerjaan,

pengetahuan,

pendapatan, motivasi,

pengeluaran rata-rata

perbulan, tempat

pembayaran iuran,

jarak dan waktu tempuh

menuju tempat

pembayaran iuran, serta

persepsi

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tempat pembayaran

iuran,

pendapatan, pengeluaran rata-

rata perbulan, dan motivasi

memiliki hubungan

signifikan terhadap

keteraturan membayar iuran

pada pasien peserta mandiri

JKN. Sedangkan pekerjaan,

pengetahuan, jarak menuju

tempat pembayaran iuran,

waktu menuju tempat

pembayaran iuran dan

persepsi terhadap tempat

pelayanan

kesehatan tidak memiliki

hubungan yang signifikan

terhadap keteraturan

membayar

iuran pada pasien peserta

mandiri JKN.

3 Chaerunnisa

AR/2017

Kepatuhan

Membayar dan Mutu

Pelayanan Kesehatan

Pasien BPJS Mandiri

di RSUD Haji Kota

Makassar

- Jenis penelitian :

penelitian kuantitatif

analitik

- Lokasi : RSUD Haji

Kota Makassar

- Populasi : 2.124 pasien

a. Variable Dependen :

Kepatuhan membayar

dan mutu pelayanan

kesehatan

b.Variable Independen :

Pengetahuan, motivasi,

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tidak ada pengaruh

motivasi terhadap kepatuhan

membayar iuran pasien BPJS

mandiri di RSUD Haji Kota

Makassar

Page 65: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

52

- Sampel : 173 pasien

rawat inap (teknik

pengambilan sampel

dengan menggunakan

purposive sampling)

kelas sosial,

pengalaman masa lalu,

dukungan keluarga

4 Eti Dewi Mutiara

Subari/2014

Analisis Faktor-

Faktor yang

Memengaruhi Intensi

Masyarakat Kota

Cirebon menjadi

Peserta Mandiri

Jaminan Kesehatan

- Metode penelitian:

metode campuran

(mixed methods)

- Desain: sequential

exploratory

- Populasi: masyarakat

Kota Cirebon

- Sampel: kualitatif 30

responden (purposive

sampling), sedangkan

kuantitatif sebanyak

210 responden (simple

random sampling)

a. Variable Dependen :

Intensi untuk menjadi

peserta jaminan

kesehatan

b.Variable Independen :

Sikap, norma subyektif

dan persepsi

kemampuan untuk

menjadi peserta

jaminan kesehatan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tidak ada pengaruh

yang signifikan dari sikap,

norma subyektif dan persepsi

kemampuan terhadap intensi

untuk menjadi peserta

jaminan kesehatan.

5 Nurlaela

Sari/2014

Analisis Pelaksanaan

Program Jaminan

Kesehatan Nasional

dari Sisi Kepesertaan

di Puskesmas

Kedaung Barat,

Kabupaten

Tangerang Tahun

2014

- Metode penelitian:

kualitatif

- Lokasi: Puskesmas

Kedaung Barat

Kabupaten Tangerang

a. Variable Dependen :

Kepesertaan JKN

b. Variable Independen :

Tenaga kesehatan,

sarana dan pendanaan

Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa

masyarakat kurang

memahami tentang program

Jaminan Kesehatan Nasional

(dilihat dari cakupan

kepesertaan JKN yang masih

sedikit) dikarenakan

sosialisasi yang diberikan

Page 66: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

53

oleh pemerintah belum

tersampaikan dengan baik.

6 Erlita Noviana

Sihaloho/2015

Determinan Kemauan

Membayar Iuran

Peserta Jaminan

Kesehatan Nasional

Mandiri di Wilayah

Kerja Dinas

Kesehatan Kota

Semarang

- Jenis penelitian :

analitik

- Desain : case control

- Populasi : populasi

kasus sebanyak

244.207 kasus.

Sedangkan populasi

kontrol sebanyak

710.592 jiwa

- Sampel : sampel

minimal kasus dan

kontrol masing-masing

sebanyak 79

responden

a. Variable Dependen :

Kemauan membayar

iuran pada peserta JKN

mandiri

b. Variable Independen :

Tingkat pendapatan,

pengetahuan,

pendidikan, adanya

riwayat penyakit

katastropik, jumlah

anggota keluarga,

informasi tentang JKN,

mutu pelayanan di

fasilitas kesehatan dan

kemampuan membayar.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tingkat pendapatan,

riwayat penyakit katastropik,

mutu pelayanan di fasilitas

pelayanan kesehatan, dan

kemampuan membayar

merupakan determinan

kemauan membayar iuran

peserta JKN mandiri di

wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kota Semarang.

7 Ryryn Suryaman

Prana Putra/2014

Ability to Pay dan

Catastrophic

Payment pada Peserta

Pembayar Mandiri

BPJS Kesehatan Kota

Makassar

- Jenis penelitian :

kuantitatif

- Lokasi : kantor

BPJS Kesehatan

Divisi Regional IX

Provinsi Sulawesi

Selatan

- Populasi : 118.197

orang

- Sampel : 399

responden yang

a. Variable Dependen :

Ability to pay dan

Catastrophic payment

b. Variable Independen :

Jenis kelamin, umur,

pekerjaan, pendidikan,

pengeluaran non

essensial, Catastrophic

Payment

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebagian besar peserta

adalah wanita, kelompok umur

di bawah 29 tahun, status telah

menikah, lulusan SMU/sederajat,

wiraswasta, lama bekerja 1-2

tahun, sebagian besar tidak

memiliki asuransi kesehatan lain,

rata-rata memiliki dua orang

tanggungan, serta rata-rata

memilih premi kelas III (Rp

25.500,-), Ability to Pay atau

Page 67: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

54

dipilih

menggunakan

accidental sampling

kemampuan membayar

peserta mandiri BPJS

Kesehatan Kota Makassar

tahun 2014 adalah Rp

405.484. Sedangkan

Catastrophic Payment peserta

pembayar mandiri BPJS

Kesehatan diketahui bahwa

hanya 2 responden (0,5%)

yang mendekati batas 10%

Catasthropic Payment yakni

sebesar 9% namun tidak ada

responden yang melebihi

batas Catasthropic.

8 Melinda/2016 Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan

Minat Masyarakat

dalam Keikutsertaan

BPJS Mandiri di

Kecamatan Bener

Kabupaten Purworejo

- Jenis penelitian :

analitik explanatory

- Desain : cross

sectional

- Lokasi : Instalasi

rawat inap RS dr.

Soebandi Kabupaten

Jember

- Populasi : keluarga

mampu/non gakin

yang belum menjadi

peserta BPJS

kesehatan yang tinggal

di Kecamatan Bener

a. Variable Dependen :

Minat masyarakat

dalam kepesertaan

BPJS mandiri

b. Variable Independen :

Pengetahuan, persepsi

tentang BPJS

kesehatan, situasi

ekonomi, sikap, kontrol

perilaku, serta

dukungan dari orang

terdekat.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan

antara pengetahuan, situasi

ekonomi dan kontrol perilaku

terhadap minat masyarakat

dalam keikutsertaan BPJS

mandiri.

Sedangkan persepsi dan

dukungan dari orang terdekat

memiliki hubungan dengan

minat masyarakat dalam

keikutsertaan BPJS mandiri.

Page 68: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

55

- Sampel : 81 KK

9 Afwil Husni/2016 Kepatuhan Peserta

Badan Penyelenggara

Jaminan Kesehatan

Mandiri dalam

Membayar Premi di

Kota Padang

- Jenis penelitian :

deskriptif analitis

- Lokasi : di wilayah

kantor cabang BPJS

Kota Padang

- Populasi : masyarakat

Kota Padang yang

menggunakan kartu

BPJS

- Sampel : responden

ditetapkan dengan

menggunakan sistem

random sampling

a. Variable Dependen :

Kepatuhan peserta

BPJS dalam membayar

premi

b. Variable Independen :

Pengetahua,

pemahaman, faktor

ekonomi, perubahan

peraturan dari BPJS,

jarak menuju tempat

pembayaran.

Bedasarkan keadaan di

lapangan masalah kepatuhan

masyarakat dalam membayar

premi BPJS Kesehatan di

Kota Padang ternyata masih

belum disiplin. Hal ini

dibuktikan masih ada sekitar

46% peserta BPJS mandiri

tidak membayar premi lebih

dari 6 bulan.

10 Maya Andita

Aryani/2013

Determinan

Willingness to Pay

(WTP) Iuran Peserta

BPJS Kesehatan

- Jenis penelitian :

deskriptif analitis

- Lokasi : RS Umum

D.I Yogyakarta

- Populasi : seluruh

pasien yang

menggunakan

pelayanan kesehatan

BPJS di kelas III

- Sampel : 144

responden

a. Variable Dependen :

Willingness to pay

peserta BPJS kesehatan

b. Variable Independen :

Usia, jumlah anggota

keluarga, pendidikan

terakhir, tingkat

penghasilan, dan

asumsi masyarakat

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tingkat penghasilan

dan pendidikan terakhir yang

di tempuh memiliki pengaruh

terhadap willingness to pay

peserta BPJS kesehatan.

11 Fathia Nauri

Lestari/2015

Faktor-Faktor

Perilaku Kepatuhan

Peserta Mandiri

- Jenis penelitian :

analitik

a. Variable dependen :

Kepatuhan peserta

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kejelasan informasi

memiliki hubungan dengan

Page 69: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

56

Membayar Iuran

BPJS Kesehatan di

Kantor Cabang

Jakarta Selatan Tahun

2015

- Lokasi : di wilayah

kantor cabang BPJS

Jakarta Selatan

- Populasi : seluruh

peserta pembayar

mandiri BPJS

Kesehatan cabang

Jakarta Selatan

mandiri membayar

iuran BPJS

b. Variable independen :

Umur, pekerjaan, lama

kepesertaan, channel

pembayaran, kejelasan

informasi

perilaku kepatuhan peserta

mandiri membayar iuran

BPJS kesehatan.

12 Elmamy

Handayani/2013

Faktor-Faktor yang

Memengaruhi

Kemauan Masyarakat

Membayar Iuran

Jaminan Kesehatan di

Kabupaten Hulu

Sungai Selatan

- Jenis penelitian :

kuantitatif dengan

desain potong lintang

melalui survey

- Populasi : seluruh

kepala keluarga di

Kab. HSS

- Sampel : 142

responden dengan

teknik multistage

proportional random

sampling

a. Variabel dependen :

Kemauan membayar

iuran jaminan

kesehatan

b.Variabel independen :

Kemampuan

membayar,

karakteristik individu

dan keluarga

Rata-rata nilai ATP Rp

108.270, nilai terkecil Rp

10.000, dan terbesar Rp

800.000, responden dengan

kemampuan membayar > Rp

88.500 memiliki

kecenderungan WTP lebih

besar dibanding responden

dengan kemampuan

membayar < Rp 88.500.

Responden yang memiliki

tabungan untuk biaya

pelayanan kesehatan

cenderung memiliki WTP

lebih besar dibanding yang

tidak memiliki tabungan

13 Sigit Budhi

Prakoso/2015

Efektivitas Pelayanan

Kesehatan BPJS di

Puskesmas

Kecamatan Batang

- Jenis penelitian :

kuantitatif

- Populasi : peserta

BPJS Kesehatan di

a. Variabel dependen :

efektivitas pelayanan

kesehatan

Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa program

BPJS Kesehatan sudah

berjalan efektif, dimana

Page 70: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

57

Kecamatan Batang

sebanyak 62.542 orang

b.Variabel independen :

kepesertaan, manfaat

program, fasilitas

kesehatan dan mutu

program tersebut dapat

meningkatkan beban biaya

masyarakat dalam

memperoleh kesehatan.

14 Ida Ayu Putri

Wdhiastuti/2015

Hubungan Faktor

Sosiodemografi,

Persepsi, dan

Sosialisasi dengan

Kepesertaan Pasien

Rawat Jalan dalam

Program Jaminan

Kesehatan Nasional

Secara Mandiri di

Puskesmas I

Denpasar Timur

- Jenis penelitian :

kuantitatif

- Desain : cross

sectional

a. Variabel dependen :

kepesertaan JKN secara

mandiri

b.Variabel independen :

pendidikan,

penghasilan, persepsi

tentang kerentanan,

persepsi keparahan

masalah kesehatan yang

diderita, persepsi

tentang ancaman

terhadap masalah

kesehatan persepsi

tentang manfaat yang

didapat, persepsi

tentang hambatan,

sosialisasi tentang JKN

Persepsi tentang manfaat pada

kedua kelompok respnden

didapatkan hasil bahwa

seanyak 137 orang (72,87%)

memiliki persepsi tentang

manfaat tinggi dan 51 orang

(27,13%) memiliki persepsi

tentang manfaat rendah. Nilai

95% Cl 2,35-9.97, nilai crude

OR adalah 4,85. Analisis

multivariat menunjukkan

variabel persepsi manfaat

secara independen

berhubungan dengan

kepesertaan JKN secara

mandiri dan berpeluang 4,53

kali lebih besar dibandingkan

variabel lainnya untuk

menjadi peserta JKN secara

mandiri.

15 Sabila

Fildzah/2016

Willingness to Pay

(WTP) Fasilitas

Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial

Model yang digunakan

adalah regresi linear

berganda yang

menggunakan data

a. Variabel dependen :

kesediaan membayat

Hasil penelitian ini

menunjukkan dari ketiga

variabel bebas yang

memengaruhi willingness to

Page 71: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

58

Kesehatan di Kota

Banda Aceh

primer dengan

judgemental atau

purposive sampling

b. Variabel independen :

usia, pendidikan,

pendapatan

pay fasilitas BPJS Kesehatan

di Banda Aceh secara

signifikan adalah variabel

pendapatan dan usia pada

tingkat sgnifikansi 10% dan

variabel pendidikan

berpengaruh tidak signifikan

secara statistik pada tingkat

signifikansi 10%.

16 Dhilla Maesa

Putri/2016

Faktor yang

Berhubungan dengan

Kepatuhan Peserta

Mandiri dalam

Membayar Iuran JKN

di Kota Padang

Tahun 2016

- Jenis penelitian :

kuantitatif

- Desain : cross

sectional

- Populasi : semua

peserta mandiri JKN

di Kota Padang

- Sampel : 105

responden dengan

menggunakan teknik

proportionate random

sampling

a. Variabel dependen :

kepatuhan peserta

mandiri membayar

iuran JKN

b. Variabel independen :

pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, jumlah

anggota keluarga,

kenaikan tarif iuran

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor yang

berhubungan dengan

kepatuhan peserta mandiri

membayar iuran JKN adalah

pendidikan, pendapatan, dan

jumlah anggota keluarga.

Sedangkan faktor yang tidak

berhubungan adalah pekerjaan

dan kenaikan tarif iuran JKN.

Page 72: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

59

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji terletak di bagian

selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

Ratulangi No. 81 Makassar. Adapun batas-batas geografis RSUD Labuang

Baji adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Landak Lama

b. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Tupai

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Perumahan Pendeta Ekss

d. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Dr. Ratulangi

2. Profil RSUD Labuang Baji

RSUD Labuang Baji Makassar didirikan pada tahun 1938 oleh Zending

Gereja Genoformaf Surabaya, Malang dan Semarang sebagai rumah sakit

Zending. RSUD Labuang Baji diresmikan pada tanggal 12 Juni 1938. Pada

masa perang dunia ke II, rumah sakit ini digunakan oleh pemerintah

Kotapraja Makassar untuk menampung penderita korban perang. Pada

tahun 1946-1948, RSUD Labuang Baji mendapat bantuan dari pemerintah

Negara Indonesia Timur (NIT) dengan merehabilitasi gedung-gedung yang

hancur akibat perang. Kapasitas tempat tidur yang tersedia pada saat

diresmikan adalah 25 tempat tidur. Pada tahun 1949-1951, Zending

mendirikan bangunan permanen sehingga kapasitas tempat tidur menjadi

Page 73: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

60

170 tempat tidur (TT). Pada tahun 1952-1955, oleh pemerintah daerah

Kotapraja Makassar diberikan tambahan beberapa 60 bangunan ruangan,

sehingga kapasitas tempat tidur bertambah menjadi 190 TT. Sejak saat

itulah (1955) RSUD Labuang Baji dibiayai oleh pemerintah daerah tingkat

I Sulawesi Selatan. Pada tahun 1960, oleh Zending RSUD Labuang Baji

diserahkan kepada pemerintah daerah tingkat I Sulawesi Selatan dan

dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan akreditasi

rumah sakit tipe C. Terhitung mulai tanggal 16 januari 1996, melalui

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No. 2 Tahun 1996, kelas

rumah sakit ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas B. Peraturan Daerah

tersebut diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 7 Agustus

1996. Terakreditasi 5 bidang pelayanan pada tahun 2000, dan pada tanggal

13 September 2002 melalui PERDA Prov. Sul-Sel No. 6/Tahun 2002

RSUD Labuang Baji berubah status dari rumah sakit kelas B non

pendidikan menjadi BP RSUD Labuang Baji yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Desember 2004 terakreditasi (yang kedua kalinya) 12 bidang pelayanan

dengan status akreditasi penuh. RSUD. Labuang Baji Provinsi Sulawesi

Selatan melalui Peraturan Daerah Nomor : 9 Tahun 2008 tanggal 21 Juli

2008 sebagai implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.

Februari 2012 terakreditasi (yang ketiga kalinya) 16 bidang pelayanan

dengan Predikat Lulus Tingkat Lengkap yang berlaku tanggal 17 Februari

2012 s/d 17 Februari 2015.

Page 74: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

61

B. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada 6 Februari – 16 Maret 2018 di Rumah Sakit

Umum Daerah Labuang Baji Kota Makassar. Metode pengumpulan data

dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner kepada 117

responden. Analisis data secara univariat dengan tabel distribusi frekuensi dan

analisis bivariat yang disertai dengan narasi.

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 117 orang, dengan

karakteristik sebagai berikut:

Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden

di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Kategori Karakteristik Responden Jumlah

(n)

Persentase

(%)

Umur

≤ 35 tahun

36-50 tahun

51-65 tahun

> 65 tahun

30

35

42

10

25,6

29,9

35,9

8,5

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

57

60

48,7

51,3

Pendidikan

Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA

Tamat Perguruan Tinggi

25

19

50

23

21,4

16,2

42,7

19,7

Pekerjaan

Tidak Bekerja/IRT

Wiraswasta/Pedagang

Karyawan Swasta

Lain-lain (buruh, tukang bentor,

dll)

49

33

20

15

41,9

28,2

17,1

12,8

Sumber: Data Primer, 2018.

Page 75: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

62

Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan umur yang paling banyak adalah kategori umur 51-65 tahun

yakni sebanyak 42 orang (35,9%). Karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan yakni sebanyak 60

orang (51,3%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan

pekerjaan masing-masing yang paling banyak adalah responden yang

pendidikan terakhirnya adalah SMA yakni sebanyak 50 orang (42,7%) dan

responden yang tidak bekerja (pengangguran, ibu rumah tangga dan

pensiunan) yakni sebanyak 49 orang (41,9%).

2. Analisis Univariat

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan responden dibagi menjadi dua kategori yaitu

kategori pendidikan tinggi dan rendah. Hasilnya disajikan pada tabel

sebagai berikut.

Tabel 3

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)

Tinggi

Rendah

73

44

62,4

37,6

Total 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Berdasarkan tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa dari 117

responden, terdapat 73 orang (62,4%) yang berpendidikan tinggi.

Sedangkan 44 orang (37,6%) di instalasi rawat inap RSUD Labuang

Baji adalah responden yang berpendidikan rendah.

Page 76: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

63

b. Pekerjaan

Pekerjaan responden dibagi menjadi dua kategori yaitu bekerja dan

tidak bekerja. Hasilnya disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Instalasi Rawat

Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Pekerjaan N %

Bekerja

Tidak Bekerja

68

49

58,1

41,9

Total 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Berdasarkan tabel 4 di atas, menunjukkan bahwa dari 117

responden, jumlah responden yang tidak bekerja adalah sebanyak 49

orang (41,9%). Sedangkan 68 orang (58,1%) responden di instalasi

rawat inap RSUD Labuang Baji memiliki pekerjaan sebagai karyawan

swasta, wiraswasta/pedagang, buruh, tukang becak/bentor dan sopir

angkutan umum.

c. Pendapatan

Pendapatan responden dibagi menjadi dua kategori yaitu kategori

pendapatan cukup dan kategori pendapatan kurang. Hasilnya

disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan di Instalasi

Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Pendapatan n %

Cukup

Kurang

61

56

52,1

47,9

Total 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Page 77: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

64

Berdasarkan tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa dari 117

responden, terdapat 61 orang (52,1%) yang berpendapatan cukup.

Sedangkan 56 orang (47,9%) berpendapatan kurang dari upah

minimun karyawan yang telah ditetapkan di Provinsi Sulawesi

Selatan.

d. Pengetahuan

Pengetahuan responden dibagi menjadi dua kategori yaitu

kategori pengetahuan tinggi dan kategori pengetahuan rendah.

Hasilnya disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Pengetahuan n %

Tinggi

Rendah

90

27

76,9

23,1

Total 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Berdasarkan tabel 6 di atas, menunjukkan bahwa dari 117

responden, terdapat 90 orang (76,9%) yang memiliki tingkat

pengetahuan tinggi, sedangkan 27 orang (23,1%) memiliki tingkat

pengetahuan rendah.

e. Persepsi

Distribusi responden berdasarkan persepsi dibagi menjadi dua

kategori yaitu persepsi positif dan persepsi negatif yang disajikan

pada tabel sebagai berikut:

Page 78: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

65

Tabel 7

Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi

di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Persepsi n %

Positif

Negatif

98

19

83,8

16,2

Total 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Berdasarkan tabel 7 di atas, menunjukkan bahwa dari 117

responden yang telah diwawancara, 98 orang (83,8%) menunjukkan

persepsi positif. Sedangkan 19 orang (16,2%) menunjukkan persepsi

negatif.

f. Motivasi

Distribusi responden berdasarkan motivasi dibagi menjadi dua

kategori yaitu motivasi tinggi dan motivasi rendah yang disajikan

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 8

Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi

di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Motivasi n %

Tinggi

Rendah

91

26

77,8

22,2

Total 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Berdasarkan tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa dari 117

responden yang telah diwawancara, 91 orang (77,8%) memiliki

motivasi yang tinggi untuk mematuhi pembiayaan iuran sebagai

pasien BPJS mandiri. Sedangkan 26 orang (22,2%) menunjukkan

motivasi rendah terhadap kepatuhan membayar iuran sebagai pasien

BPJS mandiri.

Page 79: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

66

g. Kepatuhan Membayar

Distribusi responden berdasarkan tingkat kepatuhan membayar

premi pasien BPJS mandiri dibagi menjadi dua kategori yaitu patuh

dan kurang patuh, yang disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 9

Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Membayar

di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Kepatuhan Membayar n %

Patuh

Kurang Patuh

79

38

67,5

32,5

Total 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Berdasarkan tabel 9 di atas, menunjukkan bahwa dari 117

responden, terdapat 79 orang (67,5%) yang patuh membayar iuran

BPJS mandiri, sedangkan 38 orang (32,5%) kurang patuh dalam

membayar iuran BPJS mandiri.

3. Analisis Bivariat

a. Variabel Pendidikan dengan Kepatuhan Membayar

Untuk mengetahui hubungan variabel pendidikan dengan

kepatuhan membayar dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 10

Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Membayar di

Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Pendidikan

Kepatuhan Membayar

Total Uji

Statistik Patuh Kurang

Patuh

n % n % n %

Tinggi

Rendah

55

24

75,3

54,5

18

20

24,7

45,5

73

44

100

100 p=0,034

Total 79 67,5 38 32,5 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Page 80: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

67

Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa dari 117 responden

terdapat 18 orang (24,7%) yang berpendidikan tinggi tetapi kurang

patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Sedangkan responden

dengan pendidikan rendah dan patuh dalam membayar iuran BPJS

mandiri yakni sebanyak 24 orang (54,5%). Hasil uji statistik dengan

menggunakan chi square diperoleh nilai p=0,034. Hal ini menunjukkan

bahwa ada hubungan pendidikan responden dengan kepatuhan

membayar iuran pada pasien di instalasi rawat inap RSUD Labuang

Baji.

b. Variabel Pekerjaan dengan Kepatuhan Membayar

Untuk mengetahui hubungan variabel pekerjaan dengan kepatuhan

membayar dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 11

Hubungan Pekerjaan dengan Kepatuhan Membayar di Instalasi

Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Pekerjaan

Kepatuhan Membayar

Total Uji

Statistik Patuh Kurang

Patuh

n % n % n %

Bekerja

Tidak Bekerja

55

24

80,9

49

13

25

19,1

51

68

49

100

100 p=0,001

Total 79 67,5 38 32,5 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa responden yang bekerja

namun kurang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri adalah

sebanyak 13 orang (19,1%). Sedangkan responden yang tidak bekerja

dan patuh membayar iuran BPJS mandiri yaitu sebanyak 24 orang

Page 81: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

68

(49%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh

nilai p=0,001. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara

pekerjaan responden dengan kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri

pada pasien di RSUD Labuang Baji.

c. Variabel Pendapatan dengan Kepatuhan Membayar

Untuk mengetahui hubungan variabel pendapatan dengan

kepatuhan membayar dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 12

Hubungan Pendapatan dengan Kepatuhan Membayar di

Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Pendapatan

Kepatuhan Membayar

Total Uji

Statistik Patuh Kurang

Patuh

n % n % n %

Cukup

Kurang

40

39

65,6

69,6

21

17

34,4

30,4

61

56

100

100 p=0,786

Total 79 67,5 38 32,5 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Berdasarkan tabel 12 menunjukkan bahwa responden yang

berpendapatan cukup tetapi kurang patuh dalam membayar iuran BPJS

mandiri adalah sebanyak 21 orang (34,4%). Sedangkan responden yang

berpendapatan kurang dan patuh membayar iuran BPJS mandiri yaitu

sebanyak 39 orang (69,6%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi

square diperoleh nilai p=0,786. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara pendapatan responden dengan kepatuhan membayar

iuran BPJS mandiri pada pasien di RSUD Labuang Baji.

Page 82: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

69

d. Variabel Pengetahuan dengan Kepatuhan Membayar

Untuk mengetahui hubungan variabel pengetahuan dengan

kepatuhan membayar dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 13

Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Membayar di

Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Pengetahuan

Kepatuhan Membayar

Total Uji

Statistik Patuh Kurang

Patuh

n % n % n %

Tinggi

Rendah

75

4

83,3

14,8

15

23

16,7

85,2

90

27

100

100 p=0,000

Total 79 67,5 38 32,5 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai tingkat pengetahuan tinggi namun kurang patuh membayar

iuran BPJS mandiri yaitu sebanyak 15 orang (16,7%). Sedangkan

responden yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah dan patuh

dalam membayar iuran BPJS mandiri adalah sebanyak 4 orang

(14,8%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh

nilai p=0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan

responden dengan kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri di instalasi

rawat inap RSUD Labuang Baji.

e. Variabel Persepsi dengan Kepatuhan Membayar

Untuk mengetahui hubungan variabel persepsi dengan kepatuhan

membayar dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 83: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

70

Tabel 14

Hubungan Persepsi dengan Kepatuhan Membayar di Instalasi

Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Persepsi

Kepatuhan Membayar

Total Uji

Statistik Patuh Kurang

Patuh

n % n % n %

Positif

Negatif

73

6

74,5

31,6

25

13

25,5

68,4

98

19

100

100 p=0,001

Total 79 67,5 38 32,5 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Berdasarkan tabel 14 menunjukkan bahwa responden dengan

persepsi positif dan kurang patuh membayar iuran BPJS mandiri

adalah sebanyak 25 orang (25,5%). Sedangkan responden dengan

persepsi negatif tetapi patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri

adalah sebanyak 6 orang (31,6%). Hasil uji statistik dengan

menggunakan chi square diperoleh nilai p=0,001. Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan persepsi responden dengan

kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri di instalasi rawat inap

RSUD Labuang Baji.

f. Variabel Motivasi dengan Kepatuhan Membayar

Untuk mengetahui hubungan variabel motivasi dengan kepatuhan

membayar dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 84: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

71

Tabel 15

Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Membayar di Instalasi

Rawat Inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar

Motivasi

Kepatuhan Membayar

Total Uji

Statistik Patuh Kurang

Patuh

n % n % n %

Tinggi

Rendah

62

17

68,1

65,4

29

9

31,9

34,6

91

26

100

100 p=0,979

Total 79 67,5 38 32,5 117 100

Sumber: Data Primer, 2018.

Berdasarkan tabel 15 menunjukkan bahwa responden dengan

motivasi tinggi namun kurang patuh dalam membayar iuran BPJS

mandiri adalah sebanyak 29 orang (31,9%). Sedangkan responden

dengan motivasi rendah dan patuh dalam membayar iuran BPJS

mandiri adalah sebanyak 17 orang (65,4%). Hasil uji statistik dengan

menggunakan chi square diperoleh nilai p=0,979. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan motivasi responden dengan kepatuhan

membayar iuran BPJS mandiri di instalasi rawat inap RSUD Labuang

Baji.

C. Pembahasan

1. Pendidikan

Faktor pendidikan merupakan faktor yang secara tidak langsung turut

serta mempengaruhi kondisi sosial ekonomi keluarga sehingga juga akan

mempengaruhi keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi yang akan digunakan

dalam meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang,

Page 85: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

72

maka semakin mudah untuk menerima informasi sehingga makin banyak

pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang

diperkenalkan (Priyoto, 2014:81).

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang memiliki pendidikan

tinggi dan patuh dalam membayar iuran BPJS Mandiri yakni sebanyak 55

orang (75,3%). Hal ini disebabkan karena mereka memiliki pengetahuan

dan informasi yang cukup tentang BPJS Kesehatan Mandiri, sehingga

mereka beranggapan bahwa BPJS Kesehatan merupakan salah satu

penunjang bagi hidup, baik untuk saat ini maupun di masa yang akan

datang. Sedangkan jumlah responden yang berpendidikan tinggi tetapi

kurang patuh dalam membayar iuran BPJS Mandiri yakni sebanyak 18

orang (24,7%). Hal ini disebabkan karena responden dengan pendidikan

yang tinggi menilai bahwa mereka bisa mendapatkan pelayanan yang lebih

maksimal jika menjadi pasien umum dibandingkan dengan menjadi

peserta BPJS Kesehatan Mandiri.

Selanjutnya, berdasarkan tabel 10 diketahui jumlah responden dengan

pendidikan yang rendah tetapi patuh dalam membayar iuran BPJS Mandiri

yaitu 24 orang (54,5%). Hal ini disebabkan karena responden yang

berpendidikan rendah memiliki pekerjaan yang penghasilannya kurang

sehingga mereka menganggap bahwa penting untuk memiliki asuransi

kesehatan. Sedangkan responden yang berpendidikan rendah dan kurang

patuh dalam membayar iuran BPJS Mandiri yakni sebanyak 20 orang

Page 86: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

73

(45,5%). Hal ini disebabkan karena responden yang berpendidikan rendah

sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kesehatan

dan BPJS mandiri. Kurangnya sosialisasi tentang BPJS Kesehatan seperti

tempat pembayaran, metode pembayaran, dan sanksi jika menunggak

membuat mereka menjadi kurang patuh dalam membayar iuran. Selain itu

mereka yang berpendidikan rendah memiliki penghasilan yang kurang

sehingga mereka merasa tidak mampu untuk membayar iuran BPJS

mandiri.

Tabel 10 menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan

terhadap kepatuhan membayar iuran BPJS Mandiri pada pasien di RSUD

Labuang Baji. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa responden yang

patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri adalah masyarakat dengan

pendidikan yang tinggi yakni 55 orang (75,3%). Hasil uji statistik chi

square dengan p=0,034 (p<0,05) sehingga Ho ditolak yang berarti bahwa

tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan kepatuhan membayar iuran

BPJS Mandiri.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Usniza

Mila (2015) bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan

membayar iuran BPJS mandiri. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihaloho (2015) yang mengatakan

bahwa karakteristik pendidikan tidak berhubungan dengan kepatuhan

membayar iuran BPJS mandiri karena peranan pendidikan tidak sebesar

dengan faktor yang lainnya yang mempengaruhi kemauan membayar.

Page 87: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

74

Tingkat pendidikan memegang penting tingginya kesadaran seseorang

terhadap berasuransi kesehatan karena melalui pendidikan formal wajib

belajar 9 tahun, ditambah dengan sekolah tingkat menengah ke atas dan

perguruan tinggi akan mampu mengubah sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok dalam melakukan proses kedewasaan yang terus

meningkat, sehingga melalui tingkat pendidikan pun mempengaruhi

seseorang dalam melakukan tindakan sebuah perencanaan dan

pengendalian untuk mengatasi sebuah risiko yang tidak pasti pada masa

depan yang timbul dalam kehidupan. Jadi semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang mampu meningkatkan pemahaman dan pengetahuan

masyarakat tentang asuransi, sehingga mampu menimbulkan tingkat

kesadaran yang tinggi dalam membayar premi BPJS Kesehatan mandiri.

2. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

sehingga memperoleh penghasilan. Setiap keluarga dalam memenuhi

kebutuhan selalu dikaitkan dengan mata pencahariannya, disamping

kecakapan dan hasil yang diperoleh. Jenis pekerjaan seseorang

berhubungan dengan tingkat pendapatan yang dihasilkan. Seseorang akan

memperoleh pendapatan sesuai dengan jenis pekerjaan yang dimiliki.

Pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja tersebut merupakan

penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, salah

satunya adalah menyisihkan penghasilan tersebut untuk membayar iuran

asuransi kesehatan (Widyasih, 2014).

Page 88: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

75

Berdasarkan tabel 11, diketahui bahwa responden yang tidak bekerja

yakni sebanyak 49 orang (41,9%). Responden yang tidak bekerja dan patuh

membayar iuran BPJS Mandiri yakni sebanyak 24 orang (49%). Sedangkan

responden yang bekerja dan patuh membayar iuran BPJS mandiri yakni

sebanyak 55 orang (80,9%). Hal ini disebabkan karena masyarakat

menganggap bahwa BPJS sangat membantu mereka dalam mengatasi

pembiayaan kesehatan terutama bagi mereka yang tidak memiliki

pekerjaan. Begitu pula dengan yang memiliki pekerjaan, meskipun mereka

bekerja dan mendapatkan penghasilan yang cukup mereka tetap mau

membayar iuran.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa jumlah responden yang

bekerja yaitu 68 orang (58,1%). Adapun responden yang bekerja dan

kurang patuh membayar iuran BPJS Mandiri yakni 13 orang (19,1%). Hal

ini disebabkan karena responden pada kategori ini umumnya bekerja

sebagai karyawan swasta, pedagang/wiraswasta, buruh, supir angkutan

umum, dan tukang becak/bentor sehingga mereka cenderung lebih sibuk

dan tidak memiliki kesempatan untuk melakukan pembayaran premi BPJS

mandiri. Selain itu, hasil yang diterima dari pekerjaan mereka jumlahnya

tidak menentu sehingga mereka terkadang memilih mengutamakan

kebutuhan primer dibandingkan membayar iuran BPJS mandiri. Jumlah

responden yang tidak bekerja dan kurang patuh membayar iuran BPJS

Mandiri yakni sebanyak 25 orang (51%). Hal ini disebabkan karena mereka

tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk membayar iuran BPJS.

Page 89: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

76

Berdasarkan uji statistik chi square diperoleh hasil p=0,001 (p<0,05)

yang berarti bahwa pekerjaan seseorang mempengaruhi kepatuhan

membayar iuran BPJS Mandiri. Hal ini disebabkan karena dari 117

responden, sebagian besar responden memiliki pekerjaan dan patuh dalam

membayar iuran BPJS Mandiri.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pratiwi (2015) yang mengatakan bahwa pekerjaan memiliki hubungan

dengan keteraturan membayar iuran pada peserta JKN peserta mandiri di

RS Soebandi Kabupaten Jember. Namun, penelitian ini bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhilla (2016) yang mengatakan

bahwa berdasarkan hasil uji statistik dengan p=0,061 (p>0,05) berarti

pekerjaan tidak mempengaruhi kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri.

Jenis pekerjaan seseorang berhubungan dengan tingkat pendapatan

yang dihasilkan. Seseorang akan memperoleh pendapatan sesuai dengan

jenis pekerjaan yang dimiliki. Pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja

tersebut merupakan penghasilan yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup, salah satunya adalah menyisihkan penghasilan tersebut

untuk membayar iuran asuransi kesehatan (Widyasih, 2014).

3. Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktifitas masyarakat

setiap bulannya sesuai standar upah minimum pendapatan perkapita

daerah. Teori oleh Gunistiyo (2006) mengemukakan bahwa pendapatan

masyarakat mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam berasuransi.

Page 90: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

77

Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi kesadaran

masyarakat dalam berasuransi dan membayar iuran.

Tabel 12 menunjukkan bahwa, responden dengan pendapatan kurang

dan patuh membayar iuran BPJS Mandiri yaitu sebanyak 39 orang (69,6%).

Hal ini karena responden menyadari bahwa kesehatan adalah salah satu

bagian dari kebutuhan tubuh yang sangat penting dan menunjang

kehidupan sehingga harus dijaga. Selain itu, adanya denda dan

penonaktifan kartu BPJS sementara apabila menunggak membuat mereka

menjadi patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Sedangkan responden

dengan pendapatan kurang dan kurang patuh membayar iuran BPJS

Mandiri yaitu sebanyak 17 orang (30,4%). Hal ini disebabkan karena masih

banyak kebutuhan yang harus dipenuhi oleh keluarga sehingga tidak ada

alokasi pendapatan yang digunakan peserta untuk membayar iuran

tersebut.

Pendapatan responden yang tergolong cukup dan patuh membayar

iuran BPJS Mandiri adalah 40 orang (65,6%). Hal tersebut terjadi karena

responden menyadari bahwa pendapatan yang mereka peroleh dirasa

mampu untuk membayar iuran BPJS mandiri. Sedangkan responden

dengan pendapatan cukup dan kurang patuh membayar iuran BPJS Mandiri

yakni 21 orang (34,4%). Hal ini disebabkan karena responden mengetahui

bahwa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu adalah

dengan cara membayar. Masyarakat menilai bahwa pelayanan kesehatan

dengan menggunakan asuransi masih kurang baik sehingga berdampak

Page 91: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

78

pada kualitas pelayanan kesehatan yang rendah. Oleh sebab itu, responden

yang memiliki pendapatan tergolong cukup lebih memilih untuk menjadi

pasien umum.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi square diperoleh nilai

p=0,786 (p>0,05) sehingga Ha ditolak yang artinya bahwa tidak ada

hubungan pendapatan dengan kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri

pada pasien di RSUD Labuang Baji. Hal ini disebabkan karena beberapa

responden yang berpendapatan cukup memilih untuk menjadi pasien umum

dibandingkan pasien BPJS Kesehatan sehingga mereka tidak teratur dalam

membayar iuran.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Usniza Mila (2015) yang mengatakan bahwa ada hubungan antara

pendapatan dengan kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri. Dimana

berdasarkan hasil uji Chi Square yang dilakukan diperoleh nilai p = 0,018

(p≤0,05). Artinya ada hubungan antara pendapatan dengan kepatuhan

membayar. Pendapatan masyarakat yang tinggi akan meningkatkan minat

dan kesadaran masyarakat untuk patuh dalam membayar iuran.

Menurut Sakinah mengatakan bahwa tingkat pendapatan masyarakat

memiliki pengaruh yang besar terhadap kesadaran masyarakat dalam

berasuransi. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi

kesadaran masyarakat dalam berasuransi dan membayar iuran. Begitu pula

dengan pengaruh pendapatan dengan keteraturan masyarakat dalam

membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pendapatan

Page 92: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

79

seseorang memegang peranan penting tingginya kesadaran seseorang

terhadap keteraturan dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN). Namun dalam penelitian ini ada beberapa responden yang memiliki

pendapatan cukup tapi kurang patuh dalam membayar iuran. Hal ini

disebabkan karena masyarakat menilai bahwa pelayanan kesehatan dengan

menggunakan BPJS Kesehatan tidak sesuai dengan harapan mereka

sehingga terbentuklah opini bahwa BPJS Kesehatan tidak mampu memberi

perlindungan terhadap hak pesertanya.

4. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa pengetahuan yang cukup tentang

JKN berpengaruh terhadap perilaku kepesertaan masyarakat dalam JKN.

Apabila pengetahuan masyarakat kurang tentang JKN maka akan

berdampak pada sikap masyarakat terhadap program tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah yakni 27 orang (23,1%). Responden dengan tingkat

pengetahuan yang rendah namun patuh membayar iuran BPJS Mandiri

yaitu 4 orang (14,8%). Hal ini disebabkan karena responden tidak memiliki

pengetahuan yang cukup sehingga mereka hanya mengikuti aturan BPJS

yang dibuat oleh pemerintah. Sedangkan jumlah responden yang tingkat

pengetahuannya rendah dan kurang patuh membayar iuran BPJS Mandiri

yakni sebanyak 23 orang (85,2%). Hal ini disebabkan karena beberapa

responden kurang paham mengenai BPJS baik dari waktu pembayaran,

berbagai metode pembayaran iuran yang tersedia dan konsekuensi dari

Page 93: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

80

penunggakan pembayaran iuran. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa

sosialisasi mengenai BPJS Kesehatan belum efektif, sehingga masih

banyak masyarakat yang tidak rutin dalam membayar iuran.

Selanjutnya, berdasarkan tabel 13 diketahui jumlah responden yang

memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan patuh membayar iuran BPJS

Mandiri sebanyak 75 orang (83,3%) dari total 90 orang (76,9%). Hal ini

disebabkan karena sebagian besar responden telah memahami prinsip

kegotongroyongan dari BPJS Kesehatan. Selain itu, paket manfaat yang

diterima oleh peserta BPJS mandiri yaitu bukan hanya untuk layanan rawat

inap tetapi juga rawat jalan dan penyakit ringan maupun penyakit parah.

Sedangkan jumlah responden dengan tingkat pengetahuan tinggi dan

kurang patuh membayar iuran BPJS Mandiri yakni 15 orang (16,7%). Hal

ini disebabkan karena responden yang berpengetahuan tinggi berfikir

bahwa BPJS terlalu banyak syarat yang harus di penuhi ketika di tempat

Pelayanan kesehatan dan yang meraka tahu bahwa menggunakan BPJS

tidak memberikan pelayanan yang maksimal ketika di tempat pelayanan

kesehatan.

Pada tabel 13, menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri pada pasien di RSUD

Labuang Baji. Hasil uji statistik chi square dengan p=0,000 (p<0,05)

sehingga Ho ditolak yang berarti bahwa tingkat pengetahuan memiliki

hubungan dengan kepatuhan membayar iuran BPJS Mandiri.

Page 94: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

81

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Chaerunnisa (2017) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara

tingkat pengetahuan tentang JKN dengan kepatuhan membayar, semakin

tinggi pengetahuan JKN maka semakin besar kepatuhan dalam membayar

iuran. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pratiwi (2015) yang menyebut bahwa responden memiliki

tingkat pengetahuan cukup namun tidak patuh membayar iuran BPJS

mandiri dikarenakan faktor seperti masih banyak responden yang belum

paham tentang BPJS Kesehatan, kurangnya dukungan dari keluarga, dan

dalam mendapatkan sosialisasi mengenai BPJS Kesehatan belum efektif.

Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Kurangnya pengetahuan peserta

mengenai pembayaran iuran serta konsekuensi ketidakpatuhan

pembayaran iuran merupakan faktor penghambat keberlanjutan

pembayaran iuran pada peserta JKN non PBI mandiri. Hal ini sesuai

dengan penelitian (Paez, 2014) yang mengatakan bahwa skala penilaian

perilaku kepatuhan seseorang berkorelasi positif dengan tingkat

pengetahuan yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan

tentang asuransi yang dimilikinya maka semakin tinggi pula tingkat

kepatuhan dalam membayar premi.

Page 95: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

82

5. Persepsi

Menurut teori Anderson (1974) Persepsi adalah bagian dari penilaian

individu yang merupakan karakteristik kebutuhan yang memungkinkan

untuk mencari pengobatan yang dapat terwujud di dalam tindakan apabila

itu dirasakan sebagai kebutuhan. Dengan kata lain kebutuhan merupakan

dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan.

Tabel 14 menunjukkan bahwa responden yang memiliki persepsi

negatif namun patuh membayar iuran BPJS Mandiri yakni sebesar 6 orang

(31,6%) dari total 19 orang (16,2%). Hal ini disebabkan karena responden

pernah kecewa dengan pelayanan yang diterima saat mengakses layanan

dengan BPJS Kesehatan, mereka mengatakan bahwa layanan yang diterima

kurang memuaskan. Akan tetapi mereka tetap melanjutkan pembayaran

premi karena mereka takut dan khawatir akan sakit di masa mendatang.

Sedangkan responden yang memiliki persepsi negatif dan kurang patuh

membayar iuran BPJS Mandiri yaitu 13 orang (68,4%). Hal ini disebabkan

karena keadaan masyarakat yang menganggap bahwa tidak penting untuk

membayar BPJS Kesehatan. Banyak yang berfikir bahwa masa depan

urusan nanti, yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan sekarang.

Budaya seperti inilah yang dapat mempengaruhi rendahnya kesadaran

masyarakat dalam membayar premi BPJS kesehatan lain yang lebih

menjadi prioritas. Selain itu, beberapa masyarakat merasa tidak mampu

untuk membayar iuran BPJS Kesehatan Mandiri tiap bulannya.

Page 96: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

83

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa responden dengan

persepsi positif dan patuh membayar iuran BPJS Mandiri yakni sebanyak

73 orang (74,5%). Hal tersebut terjadi karena responden menyadari bahwa

kesehatan sangat penting dan menunjang kehidupan sehingga harus dijaga.

Selain itu, dengan membayar iuran yang nominalnya relatif kecil, mereka

dapat memperoleh perlindungan dari resiko sakit, terutama yang

memerlukan perawatan rawat inap dan tindakan medis yang biayanya

tinggi. Sedangkan responden yang persepsinya positif tetapi kurang patuh

membayar iuran BPJS Mandiri yaitu 25 orang (25,5%). Hal ini disebabkan

karena mereka merasa akan tetap sehat dan jarang sakit sehingga mereka

beranggapan bahwa tidak perlu untuk rutin membayar iuran.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi square diperoleh nilai

p=0,001 (p<0,05) sehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan persepsi

dengan kepatuhan membayar iuran BPJS Mandiri. Hal ini disebabkan

karena mayoritas responden menganggap BPJS Kesehatan sangat

bermanfaat bagi mereka terutama yang membutuhkan perawatan rawat

inap dengan penyakit yang parah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rismawati (2017) yang menunjukkan bahwa persepsi mempunyai

hubungan yang bermakna dengan kepatuhan membayar iuran BPJS

mandiri di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu. Namun tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2015) yang dilihat dari

Page 97: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

84

hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan

antara persepsi dengan kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri.

Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang telah

bekerjasama dengan badan penyelenggara asuransi kesehatan dapat

mempengaruhi keinginan masyarakat untuk terus membayar iuran Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) secara teratur. Pengalaman pertama yang tidak

menyenangkan pada pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat akan

berpengaruh terhadap pembentukan persepsi seorang terhadap kebutuhan

untuk memperpanjang masa kepesertaaannya serta keteraturan masyarakat

dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sebaliknya

bagi peserta asuransi kesehatan yang memiliki persepsi positif terhadap

tempat pelayanan kesehatan akan meningkatkan keteraturannya dalam

membayar iuran asuransi kesehatan karena peserta telah mendapatkan

pelayanan serta pengalaman yang baik saat mendapatkan pelayanan

kesehatan sehingga akan meningkatkan kesinambungan kepesertaan dana

sehat tersebut (Asnah, 2001).

6. Motivasi

Motivasi dapat didefinisikan sebagai interaksi antara perilaku dan

lingkungan sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau

mempertahankan perilaku. Motivasi berarti dorongan dari dalam diri

manusia untuk bertindak atau berperilaku (Notoatmodjo, 2014).

Berdasarkan tabel 15 menunjukkan bahwa responden yang memiliki

motivasi tinggi dan patuh membayar iuran BPJS Mandiri yakni sebesar 62

Page 98: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

85

orang (68,1%) dari total 91 orang (77,8%). Hal ini disebabkan oleh karena

responden memiliki kesadaran bahwa sangat penting menjaga kesehatan

agar tetap bisa bekerja dengan baik. Sedangkan responden yang memiliki

motivasi tinggi tapi kurang patuh membayar iuran BPJS Mandiri yaitu 29

orang (31,9%). Hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah tanggungan

responden sehingga dirasa tidak mampu untuk membayar iuran BPJS

Kesehatan Mandiri.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa responden dengan

motivasi rendah tetapi patuh membayar iuran BPJS Mandiri yakni

sebanyak 17 orang (65,4%). Hal tersebut terjadi karena adanya motivasi

dari interpersonal misalnya tetangga, keluarga dan teman. Motivasi yang

dimaksud yakni memberikan informasi mengenai metode pembayaran

iuran, sanksi yang didapat jika menunggak seperti penonaktifan kartu

BPJS sementara sehingga mereka terdorong untuk membayar iuran secara

rutin. Sedangkan responden yang kurang patuh membayar iuran BPJS

Mandiri yaitu 9 orang (34,6%). Hal ini disebabkan karena responden

kurang mendapatkan motivasi atau dorongan sehingga tidak ada penguat

terhadap timbulnya sikap dan niat untuk membayar iuran BPJS mandiri.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi square diperoleh nilai

p=0,979 (p>0,05) sehingga Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan motivasi dengan kepatuhan membayar iuran BPJS Mandiri.

Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian baik responden yang

Page 99: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

86

motivasinya tinggi maupun motivasi rendah sama-sama memiliki tingkat

kepatuhan yang tinggi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Chaerunnisa (2017) yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara

motivasi dengan kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri. Namun, hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri

(2016) yang mengatakan bahwa motivasi memiliki hubungan yang

signifikan terhadap keteraturan membayar iuran pada peserta mandiri

JKN. Pemahaman dan kesadaran serta niat yang tulus ikhlas dalam

membayar premi demi terciptanya gotong royong merupakan aspek yang

perlu disosialisasikan kepada pasien ataupun masyarakat agar nantinya

motivasi dapat tumbuh sehingga kepatuhan dapat terwujud.

Page 100: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

87

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien di instalasi

rawat inap RSUD Labuang Baji Kota Makassar tentang faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri pada pasien di

RSUD Labuang Baji, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan pendidikan dengan kepatuhan membayar iuran BPJS

mandiri pada pasien di RSUD Labuang Baji Kota Makassar.

2. Ada hubungan pekerjaan dengan kepatuhan membayar iuran BPJS

mandiri pada pasien di RSUD Labuang Baji Kota Makassar.

3. Tidak ada hubungan pendapatan dengan kepatuhan membayar iuran BPJS

mandiri pada pasien di RSUD Labuang Baji Kota Makassar.

4. Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan membayar iuran BPJS

mandiri pada pasien di RSUD Labuang Baji Kota Makassar.

5. Ada hubungan persepsi dengan kepatuhan membayar iuran BPJS mandiri

pada pasien di RSUD Labuang Baji Kota Makassar.

6. Tidak ada hubungan motivasi dengan kepatuhan membayar iuran BPJS

mandiri pada pasien di RSUD Labuang Baji Kota Makassar.

Page 101: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

88

B. Saran

Adapun saran yang bisa diberikan adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada BPJS Kesehatan untuk memberikan sosialisasi atau

informasi kepada peserta BPJS Kesehatan tentang program BPJS

Kesehatan, seperti cara menggunakan, cara pembayaran, dan sanksi yang

diberikan BPJS Kesehatan apabila menunggak iuran agar peserta lebih

termotivasi untuk patuh dalam membayar dan menyukseskan program

JKN.

2. Direkomendasikan kepada BPJS Kesehatan untuk mempertimbangkan

pembuatan layanan pemberitahuan berbasis online untuk mengingatkan

peserta agar melakukan pembayaran iuran BPJS Kesehatan sebelum

tanggal 10.

Page 102: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

DAFTAR PUSTAKA

Afifi, A. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan Asuransi

Kesehatan Komersial Pada Mahasiswa S2 FKM UI Angkatan 2008 Pada

Tahun 2009.

Annisa, N. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Kemauan Untuk Membayar

Iuran Jaminan Kesehatan Nasional pada Pekerta Bukan Penerima Upa di

Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kota Payakumbuh Tahun 2015.

Universitas Andalas, Padang.

Ariadi, H. 2015. Persepsi Pasien terhadap Mutu Pelayanan Dokter Ditinjau dari

Karakteristik dan Mutu Pelayanan Dokter di Instalasi Rawat Jalan RSI

Sunan Kudus Tahun 2015. Universitas Diponegoro, Semarang.

AR, Chaerunnisa. 2017. Kepatuhan Membayar dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Pasien BPJS Mandiri di RSUD Haji Kota Makassar. (Tesis) Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Aryani, M. A. 2013. Determinan Willingness To Pay (WTP) Iuran Peserta BPJS

Kesehatan. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Vol: 14 No.1.

Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2017. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun

2014. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

BPJS Kesehatan, 2014, Peraturan BPJS No 4 tahun 2014 tentang tata cara

pendaftaran dan pembayaran peserta perseorangan BPJS Kesehatan,

Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 No. 1718, Jakarta.

BPJS Kesehatan. 2017. Data Peserta BPJS Kesehatan. Jakarta.

Buraerah, 2013. Analisis Deskriptif Data Riset Kesehatan. Makassar: Masagena

Press.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,

Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.

Depkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Dhilla, M.P. 2016. Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Peserta Mandiri

dalam Membayar Iuran JKN di Kota Padang Tahun 2016. Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas.

Page 103: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

DJSN, 2012. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2014-2019.

Jakarta: Dewan Jaminan Sosial Nasional

Firdaus, F. 2015. Evaluasi Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat

Jalan Peserta BPJS di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Girma, F.C Jira., et.al., 2011. Health Services Utilization and Associated Factors

In JimmaZone, South West Ethiopia. Jurnal: Health Services Utilization

and Associated Vol.21 Special Issue.

http://www.ajol.info/index.php/ejhs/article/viewFile/74273/64920. Diakses

pada tanggal 31 Januari 2017.

Gubernur Sulsel, 2015. Keputusan Gubernur Nomor 2424/XI/2015 tentang Upah

Minimum Karyawan (UMK) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016.

Makassar

Green, Lawrence. Health Education Planning A Diagnostic Approach. Baltimore.

The John Hopkins University, Mayfield Publishing Co, 1980.

Handayani E., Gondodiputro S., dan Saefullah A., 2013, Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kemauan Masyarakat Membayar Iuran Jaminan Kesehatan

Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Hendriyanto, 2009, Tesis: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar

Pasien instalasi rawat jalan RSD Ciawi kabupaten Bogor Tahun 2009.

FKM Universitas Indonesia, Depok.

Husni, Afwil. 2016. Kepatuhan Hukum Peserta Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan Mandiri Dalam Membayar Premi Di Kota Padang.

Unversitas Bung Hatta.

Intiasari, A. D. 2016. Analisis Pola Pemanfaatan Jaminan Pembiayaan Kesehatan

Era Jaminana Kesehatan Nasional pada Peserta Non PBI Mandiri di

Wilayah Pedesaan Kabupaten Banyumas. Jurnal Kebijakan Kesehatan

Indonesia, 5(3), 101-109.

Kemenkes. 2013. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan

Sosial Nasional.

Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta : Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Lestari, F. N. 2015. Faktor-Faktor Perilaku Kepatuhan Peserta Mandiri Membayar

Iuran BPJS Kesehatan di Kantor Cabang Jakarta Selatan Tahun 2015.

Universitas Indonesia, Jakarta.

Page 104: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

Melinda. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Minat Masyarakat

dalam Keikutsertaan BPJS Mandiri di Kecamatan Bener Kabupaten

Purwerejo. Jurnal Kesehatan Masyarakat: Universitas Diponegoro.

Mila, Usniza. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Peserta Mandiri

Kelas III Membayar Iuran Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Solok

Tahun 2015. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas.

Ni Made Sri Nopiyani, P. A. I., Rina Listyowati. 2015. Analisis Determinan

Kepatuhan dan Pengembangan Strategi Peningkatan Kepatuhan

Pembayaran Iuran pada Peserta JKN Non PBI Mandiri di Kota Denpasar.

Denpasar: BPJS Kesehatan.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Edisi Revisi: Metodologi Penelitian Kesehatan,

Rineka Cipta, Jakarta.

Paez, K. A. 2014. Development of the Health Insurance Literacy Measure (HILM)

: Conceptualizing and Measuring Consumer Ability to Choose and Use

Private Health Insurance. Journal of Health Communication, 19, 225-239.

Pratiwi, A. N. 2015. Faktor Yang Mempengaruhi Keteraturan Membayar Iuran

Pada Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kategori Peserta

Mandiri (Studi Kasus Pasien Rawat Inap Rumah Sakit dr. Soebandi

Kabupaten Jember). Universitas Negeri Jember.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor

340/MENKES/PER/III/2010,Tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Jakarta

Peraturan Presiden No.12 tahun 2013, Jaminan Kesehatan, Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 No.29, Jakarta.

________ No.111 Tahun 2013, Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12

Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan, Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 No.255, Jakarta.

________ No.19 Tahun 2016, Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor

12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan, Jakarta.

________ No.24 tahun 2011, 2011, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS),

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 No.116, Jakarta.

Prakoso, S. B. 2015. Efektivitas Pelayanan Kesehatan BPJS di Puskesmas

Kecamatan Battang. Economic Development Analysis Journal, 4(1).

Priyoto. 2014. Teori Sikap & Perilaku dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Page 105: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

RI K. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem

Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 2014.

Sari, Nurlaela. 2014. Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional

dari Sisi Kepesertaan di Puskesmas Kedaung Barat, Kabupaten Tangerang

Tahun 2014. Universitas Indonesia, Jakarta.

Sihaloho, E. N. 2015. Determinan Kemauan Membayar Iuran Peserta Jaminan

Kesehatan Nasional Mandiri Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota

Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Subari, E. D. M. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi

Masyarakat Kota Cirebon Menjadi Peserta Mandiri Jaminan Kesehatan.

Universitas Padjadjaran, Bandung.

Sugihartono et al. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta :

Bandung.

Thabrany, H. 2003. Tinjauan Akademis tentang Asuransi Kesehatan Nasional.

Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan, Universitas Indonesia.

Undang-Undang RI No. 40 tahun 2004, Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No.150, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

2009. Jakarta.

Widyasih, Eka. 2014. Persepsi Masyarakat terhadap Pelayanan BPJS di RSI

Kendal. Jawa Tengah : UNIMUS.

Page 106: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

LAMPIRAN

Page 107: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

LAMPIRAN 1.

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245, Telp. (0411) 585658

E-mail: [email protected], website: fkm.unhas.ac.id

Judul : Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Membayar Iuran BPJS

Mandiri pada Pasien di RSUD Labuang Baji Kota Makassar

A. Identitas Responden

1. Nama Responden : .........................................................................................

2. Umur : .........................................................................................

3. Jenis kelamin : .........................................................................................

4. Jumlah premi : .........................................................................................

5. Jumlah anggota keluarga yang ditanggung : ................................................. orang

6. Pendidikan Terakhir : 1. Tidak Sekolah

2. Tamat SD

3. SLTP/ Sederajat

4. SMU/ Sederajat

5. Perguruan Tinggi (D1/D3/S1/S2/S3) 7. Pekerjaan : 1. Tidak bekerja/IRT

2. Wiraswasta/Pedagang

3. Karyawan Swasta

4. Pegawai Negeri

5. Lain-lain

8. Pendapatan keluarga : 1. Ayah :

2. Ibu :

3. Lain-lain :

B. Pengetahuan

No Pertanyaan Pilihan

1 BPJS Kesehatan wajib bagi seluruh penduduk Indonesia. 1. Salah 2. Benar

2

Peserta mandiri merupakan bukan peserta penerima bantuan

iuran atau golongan PBI yang iurannya dibayar oleh

pemerintah.

1.Salah 2. Benar

3 BPJS Kesehatan menanggung pelayanan untuk kecantikan/kosmetik 1.Salah 2. Benar

4 Adanya denda keterlambatan jika tidak membayar iuran perbulan 1.Salah 2. Benar

5

Peserta JKN yang telat membayar iuran paling banyak selama 12

bulan (1 tahun) dikenakan sanksi berupa penjaminan peserta

dihentikan selamanya dan status peserta tidak aktif

1.Salah 2. Benar

6 Tarif iuran kelas I peserta Mandiri sebesar Rp

59.500,00 per orang per bulan. 1.Salah 2. Benar

Page 108: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

7 Tarif iuran kelas III peserta Mandiri sebesar Rp

25.500,00 per orang per bulan. 1.Salah 2. Benar

8 Keuntungan dengan adanya BPJS Kesehatan bahwa biaya kesehatan

yang mahal dapat teratasi 1.Salah 2. Benar

C. Persepsi

No Pernyataan SS S TS ST

1

Saya merasa bahwa BPJS Kesehatan

Mandiri memberikan manfaat dalam

upaya memelihara kesehatan

2

Saya merasa jika ikut BPJS Kesehatan

Mandiri dapat memberikan bantuan

pembiayaan kesehatan untuk orang lain

yang menjadi peserta BPJS Kesehatan

Mandiri juga

3

Saya merasa bahwa dengan ikut BPJS

Kesehatan Mandiri berarti saya ikut

berpartisipasi untuk membantu

memenuhi target kepesertaan JKN

pada tahun 2019

4

Saya merasa iuran BPJS Kesehatan

Mandiri terlalu berat untuk saya

keluarkan setiap bulannya

5

Saya merasa ikut dalam BPJS

Kesehatan mandiri terlalu lama dalam

prosedur untuk mendapatkan

persyaratan ke RS yang bergabung

dalam BPJS Kesehatan

6

Saya merasa BPJS Kesehatan Mandiri

hanya untuk pasien yang mempunyai

penyakit sangat parah seperti ginjal,

paru-paru, jantung, dll.

Page 109: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

D. Motivasi No Pernyataan Ya Tidak

1

Saya melaksanakan kewajiban membayar

iuran/premi dengan sukarela dan timbul

dari kesadaran sendiri

2

Dengan membayar premi berarti saya telah

ikut mewujudkan sistem gotong royong

nasional

3

Akan ada banyak manfaat yang bisa saya

rasakan jika saya memenuhi kewajiban

membayar premi BPJS

4

Dengan membayar premi/iuran, maka saya

telah ikut membantu dalam usaha

mengurangi angka kesakitan di Indonesia

5 Sangat mudah untuk mendaftarkan diri

menjadi peserta JKN

6

Sosialisasi atau penyuluhan tentang

pembayaran premi perlu dilakukan oleh

kader JKN guna meningkatkan

pemahaman dalam membayar iuran setiap

bulannya

E. Kepatuhan Membayar 1. Apakah anda sebagai peserta BPJS Mandiri membayar premi setiap

tanggal 10 di awal bulan?

a. Ya b. Tidak

“Sekian dan Terima Kasih”

Page 110: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

LAMPIRAN 2.

HASIL PENGOLAHAN DATA

A. ANALISIS UNIVARIAT

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 44 37.6 37.6 37.6

Tinggi 73 62.4 62.4 100.0

Total 117 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak Bekerja 49 41.9 41.9 41.9

Bekerja 68 58.1 58.1 100.0

Total 117 100.0 100.0

Pendapatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 56 47.9 47.9 47.9

Cukup 61 52.1 52.1 100.0

Total 117 100.0 100.0

Page 111: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

Persepsi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Negatif 19 16.2 16.2 16.2

Positif 98 83.8 83.8 100.0

Motivasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 26 22.2 22.2 22.2

Tinggi 91 77.8 77.8 100.0

Total 117 100.0 100.0

Kepatuhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang Patuh 38 32.5 32.5 32.5

Patuh 79 67.5 67.5 100.0

Total 117 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 27 23.1 23.1 23.1

Tinggi 90 76.9 76.9 100.0

Total 117 100.0 100.0

Page 112: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

B. ANALISIS BIVARIAT

Pendidikan * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan Total

Kurang Patuh Patuh

Pendidikan

Rendah

Count 20 24 44

% within Pendidikan 45.5% 54.5% 100.0%

Tinggi

Count 18 55 73

% within Pendidikan 24.7% 75.3% 100.0%

Total

Count 38 79 117

% within Pendidikan 32.5% 67.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 5.414a 1 .020

Continuity Correctionb 4.508 1 .034

Likelihood Ratio 5.340 1 .021

Fisher's Exact Test .025 .017

Linear-by-Linear

Association 5.368 1 .021

N of Valid Cases 117

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.29.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 113: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

Pekerjaan * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan Total

Kurang Patuh Patuh

Pekerjaan

Tidak Bekerja

Count 25 24 49

% within Pekerjaan 51.0% 49.0% 100.0%

Bekerja

Count 13 55 68

% within Pekerjaan 19.1% 80.9% 100.0%

Total

Count 38 79 117

% within Pekerjaan 32.5% 67.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 13.217a 1 .000

Continuity Correctionb 11.802 1 .001

Likelihood Ratio 13.254 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear

Association 13.104 1 .000

N of Valid Cases 117

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.91.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 114: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

Pendapatan * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan Total

Kurang Patuh Patuh

Pendapatan

Kurang

Count 17 39 56

% within Pendapatan 30.4% 69.6% 100.0%

Cukup

Count 21 40 61

% within Pendapatan 34.4% 65.6% 100.0%

Total

Count 38 79 117

% within Pendapatan 32.5% 67.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .220a 1 .639

Continuity Correctionb .074 1 .786

Likelihood Ratio .221 1 .638

Fisher's Exact Test .695 .393

Linear-by-Linear

Association .219 1 .640

N of Valid Cases 117

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.19.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 115: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

Pengetahuan * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan Total

Kurang Patuh Patuh

Pengetahuan

Rendah

Count 23 4 27

% within Pengetahuan 85.2% 14.8% 100.0%

Tinggi

Count 15 75 90

% within Pengetahuan 16.7% 83.3% 100.0%

Total

Count 38 79 117

% within Pengetahuan 32.5% 67.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 44.463a 1 .000

Continuity Correctionb 41.393 1 .000

Likelihood Ratio 43.766 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 44.083 1 .000

N of Valid Cases 117

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.77.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 116: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

Persepsi * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan Total

Kurang Patuh Patuh

Persepsi

Negatif

Count 13 6 19

% within Persepsi 68.4% 31.6% 100.0%

Positif

Count 25 73 98

% within Persepsi 25.5% 74.5% 100.0%

Total

Count 38 79 117

% within Persepsi 32.5% 67.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 13.363a 1 .000

Continuity Correctionb 11.477 1 .001

Likelihood Ratio 12.518 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear

Association 13.248 1 .000

N of Valid Cases 117

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.17.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 117: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

Motivasi * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan Total

Kurang Patuh Patuh

Motivasi

Rendah

Count 9 17 26

% within Motivasi 34.6% 65.4% 100.0%

Tinggi

Count 29 62 91

% within Motivasi 31.9% 68.1% 100.0%

Total

Count 38 79 117

% within Motivasi 32.5% 67.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .070a 1 .792

Continuity Correctionb .001 1 .979

Likelihood Ratio .069 1 .793

Fisher's Exact Test .815 .483

Linear-by-Linear

Association .069 1 .793

N of Valid Cases 117

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.44.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 118: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

LAMPIRAN 3.

MASTER TABEL

Jumlah Jumlah Anggota

Premi Keluarga

RATNAWATI 38 Perempuan 25500 4 Tamat SMA Tidak bekerja 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1

NAJA MUDDIN 54 Laki-laki 80000 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 3000000 1 0 1 1 0 1 1 1 2 1 2 2 4 3 1 1 1 1 0 1 1

SUNARTI 33 Perempuan 80000 1 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 3500000 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 3 4 4 1 1 1 1 1 1 1

RATANG 56 Perempuan 25500 2 Tamat SD Tidak bekerja 3000000 0 0 0 1 0 1 1 0 4 4 3 1 3 4 0 0 1 0 1 1 0

ADE 32 Laki-laki 25500 2 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 3000000 0 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 2 4 1 1 1 1 1 1 1

RAHMAWATI 52 Perempuan 25500 2 Tamat SMP Tidak bekerja 2500000 1 0 0 1 0 0 1 0 4 3 3 1 3 4 1 1 1 1 1 1 0

KASMAN 28 Laki-laki 25500 3 Tamat SD Lain-lain 2000000 0 1 1 1 0 1 1 1 4 4 4 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1

HJ RABIKA 52 Perempuan 80000 2 Tamat SMA Tidak bekerja 2000000 1 1 1 1 0 1 1 1 2 2 1 2 3 4 1 1 1 1 0 1 1

FARIDA 46 Perempuan 25500 4 Tamat SMA Pegawai Swasta 2500000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1

HERLINA 40 Perempuan 25500 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 1750000 1 1 1 1 0 0 1 1 3 4 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

NURLIA 58 Perempuan 25500 5 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 1500000 1 1 1 1 0 0 1 1 4 3 3 3 2 3 1 1 1 0 0 0 1

ABD HAFID 53 Laki-laki 80000 5 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 3 3 3 4 1 1 1 1 1 1 1

RUSLAN K 47 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Pegawai Swasta 3000000 1 1 1 0 0 1 0 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

MANSYUR WAHID 60 Laki-laki 25500 6 Tamat SMA Tidak bekerja 1500000 1 1 1 1 0 0 1 1 3 3 3 3 3 4 1 1 1 1 1 1 1

SITI HAPSAH 69 Perempuan 25500 1 Tamat SD Tidak bekerja 1000000 1 0 1 1 0 0 1 1 3 2 3 1 3 2 0 1 1 0 0 1 0

ZAENAB 68 Perempuan 80000 2 Tamat SD Tidak bekerja 1500000 1 0 0 1 0 1 1 1 1 2 3 2 2 2 0 1 1 0 0 0 0

AHMAD TALIQ 25 Laki-laki 51000 5 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 7000000 1 0 0 1 0 0 0 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 0 0

HJ MAIMUNNAH 63 Perempuan 51000 1 Tamat SMP Tidak bekerja 3000000 0 0 1 1 0 1 1 0 3 2 2 2 3 3 0 1 1 1 0 1 0

YUNUS 70 Laki-laki 80000 4 Perguruan Tinggi Tidak bekerja 8000000 0 0 1 1 0 0 1 0 3 3 3 2 3 3 0 0 1 1 1 0 0

HALIMAH 39 Perempuan 80000 5 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 4000000 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1

ANTO 37 Laki-laki 51000 3 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 3000000 1 1 1 1 0 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

MINAH 57 Perempuan 25500 2 Tamat SMP Tidak bekerja 2000000 1 0 0 1 0 0 1 1 3 2 2 2 3 3 0 1 1 1 1 0 0

HASNAH 60 Perempuan 25500 3 Tamat SD Tidak bekerja 1000000 1 0 0 1 0 0 1 1 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1

D6C2 C3 C4 C5 C6 D1 D2 D3 D4 D5 E1B4NAMA UMUR Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan B1 B2 B3 B5 B6 B7 B8 C1

Page 119: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

ABD MUTHALIB 37 Laki-laki 51000 3 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1

SUMARNI 28 Perempuan 80000 2 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

AMIRULLAH 32 Laki-laki 25500 5 Perguruan Tinggi Wiraswasta/Pedagang 2500000 1 0 0 1 0 0 1 1 2 2 3 1 2 3 1 1 0 1 1 0 1

SARIFAH 26 Perempuan 25500 2 Tamat SMP Tidak bekerja 2000000 1 0 1 1 0 0 1 1 3 3 3 3 2 2 1 1 1 0 0 0 1

HINDRAWATI 40 Perempuan 51000 3 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 2 3 1 1 1 0 1 1 1

NURLINDA 29 Perempuan 25500 4 Tamat SD Tidak bekerja 2000000 1 1 1 1 0 0 1 1 3 3 2 2 3 3 1 1 1 0 0 1 1

HJ NGAI 65 Perempuan 80000 4 Perguruan Tinggi Wiraswasta/Pedagang 5000000 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 3 1 3 1 1 1 0 1 1 1

ASRUL 28 Laki-laki 25500 3 Tamat SMP Lain-lain 2000000 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 0 1 1 1

BUDIMAN 47 Laki-laki 25500 2 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2000000 0 1 0 1 0 1 0 1 3 2 3 2 2 2 0 1 0 0 1 1 0

KHADIJAH 30 Perempuan 80000 4 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

MARAWANI 25 Perempuan 51000 3 Perguruan Tinggi Wiraswasta/Pedagang 4000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

AMINA 35 Perempuan 25500 1 Tamat SD Tidak bekerja 1000000 0 0 1 1 0 1 0 1 3 2 2 2 2 3 1 1 1 0 1 0 0

H. IDRIS 58 Laki-laki 51000 4 Perguruan Tinggi Wiraswasta/Pedagang 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 3 3 1 0 0 1 0 0 1

MANTANG 51 Laki-laki 25500 5 Tamat SMP Wiraswasta/Pedagang 4000000 1 1 1 1 0 1 1 1 3 3 3 3 3 2 1 1 1 0 1 1 1

H. BOLLO 69 Laki-laki 80000 4 Perguruan Tinggi Wiraswasta/Pedagang 7000000 0 1 1 1 0 1 1 1 3 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1

RUSMAN 35 Laki-laki 80000 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 4000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 0 1

NATSIR 52 Laki-laki 25500 2 Tamat SD Wiraswasta/Pedagang 2000000 1 1 1 1 0 0 1 1 3 3 3 3 2 3 1 1 1 0 1 1 1

ROSI 62 Perempuan 25500 2 Tamat SD Tidak bekerja 1700000 1 1 1 1 1 0 1 1 3 2 3 2 3 3 1 1 1 0 1 1 1

MOCHTAR YUSUF 67 Laki-laki 51000 1 Tamat SMA Lain-lain 3000000 1 1 1 1 0 1 1 1 3 3 3 2 3 3 1 1 1 0 1 0 1

H. NURHAEDAH 53 Perempuan 25500 3 Tamat SMP Tidak bekerja 3000000 1 0 1 0 1 0 1 0 3 2 3 2 3 2 1 1 1 0 0 0 0

HJ RAMLAH 49 Perempuan 80000 2 Tamat SMA Tidak bekerja 3500000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 0 1

MINA DARWIS 37 Perempuan 80000 2 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 0 0 1 0 1 1

ANWAR 52 Laki-laki 25500 3 Tamat SMP Lain-lain 2000000 1 1 1 1 0 1 1 1 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 0 1

HJ JAWIAH 43 Perempuan 80000 4 Tamat SMP Tidak bekerja 4000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

ARSYAD 34 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Lain-lain 2000000 1 1 1 1 0 0 1 1 3 3 3 2 2 3 0 1 0 0 1 1 1

Page 120: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

SAINUDDIN 44 Laki-laki 25500 2 Tamat SD Lain-lain 1500000 1 1 0 1 0 0 1 1 3 3 3 2 3 3 1 1 1 0 1 1 1

JEPPU UMUAR 64 Laki-laki 25500 2 Tamat SMP Lain-lain 2000000 0 0 0 1 1 0 0 1 3 3 3 2 3 2 1 1 1 0 0 0 0

HJ KARHANA 56 Perempuan 80000 2 Tamat SD Tidak bekerja 3000000 0 1 1 1 1 1 1 1 4 3 3 3 3 4 1 1 1 1 1 1 1

KASIATI 40 Perempuan 25500 3 Tamat SMA Pegawai Swasta 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

M. SYAIFUL 34 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2000000 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1

HJ BUNGA 58 Perempuan 51000 2 Tamat SMP Tidak bekerja 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 0 1

DG. BAYANG 60 Perempuan 25500 1 Tamat SD Tidak bekerja 1000000 0 0 0 0 1 1 0 1 3 3 3 1 3 2 1 1 1 0 1 1 0

MARDIANA 33 Perempuan 25500 3 Tamat SD Tidak bekerja 1500000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

SAIFUL BAHRI 35 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

M. IMRAN 48 Laki-laki 25500 4 Tamat SMA Pegawai Swasta 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 0 1 1 1

MONENG 55 Perempuan 25500 1 Tamat SD Tidak bekerja 1000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 3 2 1 1 1 0 1 1 0

DG. RAJA 50 Laki-laki 25500 4 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 1500000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

JUMATIAH 45 Perempuan 25500 1 Tamat SMP Tidak bekerja 1000000 0 0 1 0 1 0 0 0 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 0

TAMPA 55 Perempuan 25500 2 Tamat SD Tidak bekerja 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

INTAN 24 Perempuan 51000 2 Tamat SMA Tidak bekerja 5000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

USMAN 42 Laki-laki 80000 3 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 0

ABD ANAS 32 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Lain-lain 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

JALALUDDIN 59 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 1700000 1 1 0 1 1 0 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

RISMAWANTI 43 Perempuan 80000 2 Tamat SMP Tidak bekerja 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

ST MARWAH 29 Perempuan 51000 1 Tamat SD Tidak bekerja 2000000 0 0 1 0 1 0 1 1 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 0 0

HERLINDA 26 Perempuan 51000 2 Tamat SMP Tidak bekerja 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 0 0 0 1 1 1

AWALUDDIN 50 Laki-laki 25500 4 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 0 0 0 1 1 1 1

IKHSAN 36 Laki-laki 25500 3 Tamat SD Lain-lain 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

NURHAEDAH 64 Perempuan 25500 1 Tamat SD Tidak bekerja 2500000 1 0 1 1 1 1 1 1 3 2 3 2 1 3 1 0 0 0 1 1 0

AINUN 27 Laki-laki 25500 4 Tamat SMA Lain-lain 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

Page 121: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

LILISTIANA 32 Perempuan 80000 2 Tamat SMA Pegawai Swasta 4000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 0

M. FAHMI 48 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 1 0 0 0 1 1 1

BASSO 55 Laki-laki 80000 1 Tamat SMA Lain-lain 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

NUR AZIZAH 41 Perempuan 51000 2 Tamat SD Tidak bekerja 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 3 3 0 0 0 1 1 1 0

DG. NGALE 66 Laki-laki 25500 1 Tamat SMA Lain-lain 2500000 0 1 0 1 1 0 0 1 3 3 3 2 3 2 1 1 1 1 1 0 0

SAKINAH 46 Perempuan 25500 3 Tamat SMA Pegawai Swasta 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

HJ YUSUF 66 Laki-laki 80000 2 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 5000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

ROSIDAH 35 Perempuan 25500 3 Tamat SD Tidak bekerja 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 0

MUTMAINNAH 40 Perempuan 51000 2 Tamat SMP Tidak bekerja 2500000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 0 0 0 1 1 1

M. RAFIQ 36 Laki-laki 80000 3 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 4000000 0 1 0 0 0 1 1 0 3 3 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 0

DG. BOLA' 60 Laki-laki 25500 2 Tamat SMA Lain-lain 2000000 1 1 1 1 0 1 1 1 3 3 3 1 2 2 1 0 1 1 1 0 0

MUKHLIS 29 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Lain-lain 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

ASRIANI 32 Perempuan 25500 2 Tamat SMP Tidak bekerja 2500000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 0 0 0 1 1 1 1

FATIMAH 35 Perempuan 51000 2 Tamat SMP Tidak bekerja 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

AKBAR 55 Laki-laki 25500 4 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 3000000 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

FAJAR YUSUF 41 Laki-laki 51000 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 0 1 0 0 1 1

FIRDAUZUL MUTTAQIN 46 Laki-laki 25500 2 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 0

USMA 39 Perempuan 51000 3 Tamat SMA Tidak bekerja 4000000 1 0 0 1 1 0 0 1 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 0

FATHIA 58 Perempuan 25500 2 Tamat SMP Tidak bekerja 2000000 1 1 1 1 1 1 1 0 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

MARGI 62 Perempuan 25500 2 Tamat SMA Tidak bekerja 2000000 1 1 1 1 0 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

ZAENYAKUB 57 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2500000 0 1 0 1 1 0 1 0 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 0

HARIYADI 60 Laki-laki 25500 2 Tamat SMA Lain-lain 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 3 2 1 0 1 1 1 1 0

AMIRUDDIN 65 Laki-laki 80000 3 Perguruan Tinggi Wiraswasta/Pedagang 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 0 0 0 0 1

SYAHRUL 48 Laki-laki 80000 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

NURHASWI 30 Perempuan 51000 1 Tamat SD Tidak bekerja 2000000 0 0 0 1 0 1 1 0 3 3 3 1 3 3 1 1 1 0 1 0 0

Page 122: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

ANDI ALFYAT 33 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 0 0 1 0 1 1 1

HALIDAH 64 Perempuan 25500 1 Tamat SD Tidak bekerja 2000000 1 1 1 1 1 0 1 1 3 2 3 1 3 3 1 0 1 1 1 1 0

REZKIYANI 56 Perempuan 25500 2 Tamat SD Tidak bekerja 2500000 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 3 3 3 1 0 1 0 0 1 1

SATRIANI 49 Perempuan 80000 2 Perguruan Tinggi Wiraswasta/Pedagang 6000000 0 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

M. SYAFAR 69 Laki-laki 80000 1 Perguruan Tinggi Tidak bekerja 3000000 1 1 0 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 0 1 1 0

HJ DARWIS 68 Laki-laki 25500 2 Tamat SMA Tidak bekerja 3000000 0 1 1 0 1 0 1 0 1 3 1 2 3 3 1 1 1 0 1 1 0

SUHERMAWANSUKRI 56 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 0 0 0 1 1 1

RUSDIN 45 Laki-laki 51000 3 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 4000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 0

ALWIYAH 53 Perempuan 25500 2 Tamat SMA Tidak bekerja 2000000 1 0 1 0 0 0 1 0 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 0

DIAN 42 Perempuan 80000 2 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 5000000 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 0

ERNI 64 Perempuan 25500 1 Tamat SD Tidak bekerja 2000000 0 1 1 0 1 0 1 0 3 2 3 3 2 3 1 0 1 1 1 1 0

FIRAH 51 Perempuan 25500 3 Tamat SMP Tidak bekerja 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

M. ANUGRAH 60 Laki-laki 80000 1 Tamat SMA Tidak bekerja 3000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

IRYANI RUSDI 66 Laki-laki 51000 1 Tamat SMA Tidak bekerja 3000000 1 1 1 1 0 1 1 1 3 3 3 2 3 3 1 1 1 0 1 1 0

KHAERUL 48 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2000000 0 0 1 0 1 1 1 0 3 3 3 3 3 3 1 1 1 0 0 0 1

MARJUNI 57 Laki-laki 25500 4 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 0 0 0 1 1 1 1

NIRWANA 58 Perempuan 51000 3 Tamat SD Tidak bekerja 3000000 1 0 1 0 0 1 0 1 2 2 3 3 2 2 1 0 1 1 1 1 0

SAVIRA 45 Perempuan 80000 2 Perguruan Tinggi Pegawai Swasta 4000000 0 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1

KHAIDIR 30 Laki-laki 25500 3 Tamat SMA Wiraswasta/Pedagang 2000000 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1

Page 123: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

LAMPIRAN 4.

PERSURATAN

Page 124: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang
Page 125: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

LAMPIRAN 5.

DOKUMENTASI

Page 126: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang

LAMPIRAN 6.

RIWAYAT HIDUP

Nama : Novia Widyanti

Tempat/Tgl Lahir : Lospalos, 05 November 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Alamat : BTN Bumi Bung Permai Blok B5 No. 12

Telp & No.Hp : 085238233991

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. SDN 5 Karangasem Tahun 2008

2. SMP Negeri 2 Amlapura Tahun 2011

3. SMA Negeri 2 Amlapura Tahun 2014

4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

(Tahun 2014 – Sekarang)

Riwayat Organisasi : 1. Pengurus HAPSC 2017/2018

Page 127: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang
Page 128: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang
Page 129: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · 67,5% yang patuh dalam membayar iuran BPJS mandiri. Variabel yang