skripsidigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/digitalcollection/... · program studi...

114
PERBANDINGAN DESAIN KAPAL PURSE SEINE YANG DIOPERASIKAN DI SELAT MAKASSAR DENGAN KAPAL PURSE SEINE YANG DIOPERASIKAN DI LAUT FLORES SKRIPSI RATU ALANG FAJRIN L231 13 311 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Upload: hatruc

Post on 08-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERBANDINGAN DESAIN KAPAL PURSE SEINE YANG DIOPERASIKAN DI SELAT MAKASSAR DENGAN KAPAL PURSE

SEINE YANG DIOPERASIKAN DI LAUT FLORES

SKRIPSI

RATU ALANG FAJRIN

L231 13 311

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2018

PERBANDINGAN DESAIN KAPAL PURSE SEINE YANG DIOPERASIKAN DI SELAT MAKASSAR DENGAN KAPAL PURSE

SEINE YANG DIOPERASIKAN DI LAUT FLORES

S K R I P S I

Oleh

RATU ALANG FAJRIN

L231 13 311

Skripsi

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

pada

Departemen Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2018

ABSTRAK

RATU ALANG FAJRIN. L 231 13 311. Perbandingan Desain Kapal Purse seine yang Dioperasikan di Selat Makassar dengan Kapal Purse seine yang Dioperasikan di Laut Flores. Dibawah Bimbingan St. Aisjah Farhum sebagai Pembimbing utama dan Ilham Jaya sebagai Pembimbing Kedua.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan desain kapal purse seine yang dioperasikan di Selat Makassar dan Laut Flores. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus dengan cara melakukan pengukuran secara langsung terhadap bentuk kapal, pengukuran ordinat kapal dan wawancara sebagai data primer. Sampel juga diperoleh dari data hasil penelitian pengukuran kapal purse seine yang beroperasi di perairan Selat Makassar dan Laut Flores. Data pengukuran kapal tersebut kemudian ditampilkan dalam tabel offset kapal, gambar lines plan dan general arrangement kapal dan kemudian dianalisis untuk mengetahui spesifikasi teknis kapal sampel. Hasil penelitian menunjukkan parameter desain kapal purse seine di Selat Makassar dan Laut Flores diperoleh secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kapal desain kapal di kedua perairan tersebut. Kata Kunci: kapal perikanan, purse seine, desain, selat makassar, laut flores

ABSTRACT

RATU ALANG FAJRIN. L 231 13 311. The Comparison of Purse Seine Ship Design Operated in the Makassar Strait and the Flores Sea. Under the Guidance of St. Aisjah Farhum as Principal Advisor and Ilham Jaya as Member Advisor. The purpose of this research is to analyze the differences in the design of purse seine vessels operated in the Makassar Strait and the Flores Sea. The method used in this research is case study with measuring directly on the shape of the ship, ship ordinates and interviews as primary data. This research also uses secondary data sourced from purse seine ship measurement research that operates in Makassar Strait and the Flores Sea. The measurement data of the vessel is shown in the offset table of the ship, draw lines plan and general arrangement of the vessel and then analyzed to determine the technical specifications of the sample vessel. The results show that the parameters of purse seine ship design in Makassar Strait with the Flores Sea, generally there is no difference between the purse seine ships in both waters. Keywords: fishing vessels, purse seine, design, makassar strait, flores sea

RIWAYAT HIDUP

RATU ALANG FAJRIN, dilahirkan pada tanggal 19 Juli

1995 di Kota Jakarta. Ayah bernama H. Agus Ridwan dan

Ibu bernama Fitria Hayati Husain Aksa. Penulis adalah

adalah anak kedua dari empat bersaudara Pada tahun

2007 penulis menyelesaikan Pendidikan dasar di SD

Negeri 5 Lappa, Kecamatan Sinjai Utara. Pada tahun 2010

penulis kembali menyelesaikan Pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN

3 Sinjai Utara. Ditahun 2013 penulis menyelesaikan Pendidikan sekolah

menengah atas di SMAN 1 Sinjai Utara.

Pada tahun 2013 penulis diterima di Universitas Hasanuddin melalui jalur

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Penulis terdaftar

sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Jurusan Perikanan,

Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP).

Selama menjalani perkuliahan, penulis aktif dalam lembaga

kemahasiswaan diantaranya pernah menjabat sebagai anggota Divisi

Pengaderan Keluarga Mahasiswa Profesi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

(KMP PSP FIKP UNHAS) 2014-2015, Deputi Kajian Strategis Himpunan

Mahasiswa Jurusan Keluarga Mahasiswa Perikanan (HMJ KEMAPI FIKP

UNHAS) periode 2015-2016, Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Islam

(HmI) Komisariat Perikanan Unhas periode 2016-2017 dan tergabung dalam

anggota Unit Kegiatan Senitari Unhas (UST UNHAS) periode 2014-2015.

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Salam

dan salawat terkirim kepada yang mulia Nabi Besar Muhammad SAW yang

senantiasa menjadi contoh dan inspirasi bagi seluruh umat manusia.

Berbagai kesulitan dan hambatan yang penulis alami sejak dari

pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, akan tetapi semua itu dapat

dilewatii karena adanya dukungan, dorongan dan bantuan berbagai pihak,

terkhusus dari orang tua penulis H. Agus Ridwan dan Fitria Hayati Husain Aksa

yang senantiasa mengingatkan, memberi semangat serta berdoa sehingga

penulisan ini dapat berjalan dengan lancar. Penulis juga ingin mengucapkan

terima kasih tak terhingga kepada :

1. Ibu Dr. Ir. St. Aisjah Farhum, M.Si selaku pembimbing utama yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberi

banyak saran bermanfaat bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.

2. Bapak Ir. Ilham Jaya, MM Selaku pembimbing akademik sekaligus

pembimbing anggota yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan

penulis selama penyusunan skripsi.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Najamuddin, M.Sc, Bapak Ir. Mahfud Palo, M.Si, dan

Bapak Dr. Ir. Faisal Amir, M.Si selaku tim penguji yang telah meluangkan

banyak waktunya dan memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi

penulis.

4. Bapak / Ibu Dosen Departemen Perikanan khususnya dosen Program Studi

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atas ilmu pengetahuan yang diberikan

selama menempuh bangku kuliah.

5. Seluruh staf akademik Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, terkhusus

kepada Bapak Laode Esi, Bapak Gatot dan Ibu Hj. Rahmatia yang telah

banyak membantu selama pengurusan kelengkapan administrasi.

6. Kakak kandungku Ashri Khairan serta adik-adikku Maryam Shafira dan

Feby Iswatun Hasanah yang tak hentinya mengalirkan doa, semangat dan

motivasi kepada penulis.

7. Teman sesama penelitian yaitu Citra Mauliana yang selalu memberi

semangat dan kerjasama yang baik dalam suka maupun duka.

8. Teman – teman terbaikku Ilaal, Citra, Lilis, Ningsih, Fatimah, Niah, Uni,

Mega, Risma, Uci, Ainul dan semua teman – teman PSP#13 yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan, dorongan dan

kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis.

9. Kanda Ady Jufri, S.Pi, M.Si, Aulia Azhar Wahab, S.Pi, M.Si, A.Arminsyah

Pangera, S.Pi, M.Si, Rezky Dwiyanti Risa, S.Pi, M.Si serta Sudirman S.Pi

yang telah banyak membantu dan memberi motivasi kepada penulis selama

penulisan skripsi.

10. Teman-teman #Belanak13 dan HmI Komisariat Perikanan Unhas yang

telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis serta Himpunan

tercinta KMP PSP FIKP UNHAS yang telah memberikan banyak pengalaman,

pembelajaran, serta kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis. SALAM

ALAT TANGKAP BADAI PASTI BERLALU.

Penulis sadar bahwa skripsi ini tidaklah sempurna. Meski demikian, penulis

mengharapkan semoga tulisan ini dapat memberi manfaat khusunya dalam

penelitian kapal perikanan.

Makassar, Februari 2018

Ratu Alang Fajrin

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ................................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Tujuan...................................................................................................... 2

C. Kegunaan ................................................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kapal Perikanan ...................................................................................... 3

B. Kapal Purse seine ................................................................................... 4

C. Desain Kapal ........................................................................................... 5

D. Bentuk Badan dan Material Kapal .......................................................... 6

E. Dimensi Utama Kapal ............................................................................. 9

F. Parameter Hidrostatis ............................................................................. 11

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat .................................................................................. 13

B. Alat dan Kegunaan.................................................................................. 13

C. Metode Penelitian ................................................................................... 14

D. Analisis Data ........................................................................................... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Dimensi Utama Kapal di Selat Makassar dan Laut Flores ..................... 22

B. Rasio Dimensi Utama ............................................................................. 23

C. Kapasitas Kapal Purse seine di Perairan Selat Makassar dan

Laut Flores (Tonnage) ............................................................................ 28

D. Bentuk Kapal ........................................................................................... 30

1. Rancangan Umum (General Arrangement) Kapal Purse seine

yang Diteliti ........................................................................................ 30

2. Rencana Garis (Lines Plan) Kapal Purse seine yang Diteliti ........... 47

E. Parameter Hidrostatis Kapal Purse seine yang Diteliti........................... 60

F. Uji Beda Parameter Desain Kapal Purse seine Selat Makassar

dengan Kapal Purse seine Laut Flores .................................................. 79

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 82

A. Kesimpulan .............................................................................................. 82

B. Saran ....................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83

LAMPIRAN ......................................................................................................... 85

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Nilai L/B, L/D, B/D untuk Purse seine ..................................................... 9

2. Data Hasil Penelitian Pengukuran Kapal Sebelumnya .......................... 14

3. Dimensi Utama Kapal di Selat Makassar ............................................... 22

4. Dimensi Utama Kapal di Laut Flores ...................................................... 23

5. Rasio Dimensi Utama Kapal Purse seine yang Diteliti

di Selat Makassar .................................................................................... 24

6. Dimensi Utama Kapal Purse seine yang Diteliti di Laut Flores .............. 24

7. Nilai panjang (L) dan GT kapal Purse seine di perairan

Selat Makassar ....................................................................................... 28

8. Nilai Panjang (L) dan GT Kapal Purse seine di Perairan Laut Flores ... 29

9. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Takalar ........................ 61

10. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Takalar ........................ 61

11. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Takalar ........................ 62

12. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Takalar ........................ 62

13. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Barru ........................... 63

14. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Barru ........................... 63

15. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Barru ........................... 63

16. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Barru ........................... 64

17. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Barru ........................... 64

18. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pinrang ....................... 65

19. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pinrang ....................... 65

20. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pinrang ....................... 66

21. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pangkep ..................... 66

22. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pangkep ..................... 67

23. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pangkep ..................... 67

24. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Sinjai ........................... 68

25. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 kabupaten Sinjai............................ 68

26. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Sinjai ........................... 69

27. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Sinjai ........................... 69

28. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Sinjai ........................... 70

29. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 6 Kabupaten Sinjai ........................... 70

30. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 7 Kabupaten Sinjai ........................... 71

31. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 8 Kabupaten Sinjai ........................... 71

32. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Bulukumba.................. 72

33. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Bulukumba.................. 72

34. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Bulukumba.................. 73

35. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Bulukumba.................. 73

36. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Bulukumba.................. 74

37. Hasil Analisis Uji T .................................................................................. 80

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Badan kapal berbentuk Parallel Epipedium (Flat Bottom) ............... 6

2. Badan kapal berbentuk penuh (U Bottom) ....................................... 7

3. Badan kapal berbentuk tajam (V Bottom) ........................................ 7

4. Badan kapal berbentuk round bottom ............................................. 7

5. Badan kapal berbentuk Akatsuki bottom .......................................... 8

6. Peta Lokasi Penelitian ...................................................................... 13

7. Dimensi ukuran panjang kapal ......................................................... 15

8. Dimensi ukuran lebar kapal .............................................................. 15

9. Tipe-tipe kasko kapal ........................................................................ 20

10. Kapal 1 Kabupaten Takalar .............................................................. 31

11. Kapal 2 Kabupaten Takalar .............................................................. 32

12. Kapal 3 Kabupaten Takalar .............................................................. 32

13. Kapal 4 Kabupaten Takalar .............................................................. 32

14. Kapal 1 Kabupaten Barru.................................................................. 33

15. Kapal 2 Kabupaten Barru.................................................................. 33

16. Kapal 3 Kabupaten Barru.................................................................. 34

17. Kapal 4 Kabupaten Barru.................................................................. 34

18. Kapal 5 Kabupaten Barru.................................................................. 35

19. Kapal 1 Kabupaten Pinrang .............................................................. 35

20. Kapal 2 Kabupaten Pinrang .............................................................. 36

21. Kapal 3 Kabupaten Pinrang .............................................................. 36

22. Kapal 1 Kabupaten Pangkep ............................................................ 37

23. Kapal 2 Kabupaten Pangkep ............................................................ 37

24. Kapal 3 Kabupaten Pangkep ............................................................ 38

25. Kapal 1 Kabupaten Sinjai.................................................................. 40

26. Kapal 2 Kabupaten Sinjai.................................................................. 40

27. Kapal 3 Kabupaten Sinjai.................................................................. 41

28. Kapal 4 Kabupaten Sinjai.................................................................. 41

29. Kapal 5 Kabupaten Sinjai.................................................................. 42

30. Kapal 6 Kabupaten Sinjai.................................................................. 42

31. Kapal 7 Kabupaten Sinjai.................................................................. 43

32. Kapal 8 Kabupaten Sinjai.................................................................. 43

33. Kapal 1 Kabupaten Bulukumba ........................................................ 44

34. Kapal 2 Kabupaten Bulukumba ........................................................ 44

35. Kapal 3 Kabupaten Bulukumba ........................................................ 45

36. Kapal 4 Kabupaten Bulukumba ........................................................ 45

37. Kapal 5 Kabupaten Bulukumba ........................................................ 46

38. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Takalar ...................................... 48

39. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Takalar ...................................... 48

40. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Takalar ...................................... 49

41. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Takalar ...................................... 49

42. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Barru.......................................... 49

43. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Barru.......................................... 50

44. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Barru.......................................... 50

45. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Barru.......................................... 50

46. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Barru.......................................... 51

47. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pinrang ...................................... 51

48. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pinrang ...................................... 51

49. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pinrang ...................................... 52

50. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pangkep .................................... 52

51. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pangkep .................................... 52

52. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pangkep .................................... 53

53. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Sinjai.......................................... 53

54. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Sinjai.......................................... 54

55. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Sinjai.......................................... 54

56. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Sinjai.......................................... 55

57. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Sinjai.......................................... 55

58. Rencana garis kapal 6 Kabupaten Sinjai.......................................... 56

59. Rencana garis kapal 7 Kabupaten Sinjai.......................................... 56

60. Rencana garis kapal 8 Kabupaten Sinjai.......................................... 57

61. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Bulukumba ................................ 57

62. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Bulukumba ................................ 57

63. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Bulukumba ................................ 58

64. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Bulukumba ................................ 58

65. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Bulukumba ................................ 58

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Tabel Uji T Rasio Ukuran Utama Kapal L/B ..................................... 86

2. Tabel Uji T Rasio Ukuran Utama Kapal L/D ................................... 86

3. Tabel Uji T Rasio Ukuran Utama Kapal B/D .................................... 87

4. Tabel Uji T Gross Tonnage Kapal .................................................... 87

5. Tabel Uji T Coefficient Block (Cb) Kapal .......................................... 88

6. Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Takalar ......................................... 89

7. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Takalar ......................................... 90

8. Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Takalar ......................................... 91

9. Tabel Offset Kapal 4 Kabupaten Takalar ......................................... 92

10. Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Barru............................................. 93

11. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Barru............................................. 93

12. Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Barru............................................. 93

13. Tabel Offset Kapal 4 Kabupaten Barru............................................. 94

14. Tabel Offset Kapal 5 Kabupaten Barru............................................. 94

15. Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Pinrang ......................................... 95

16. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Pinrang ......................................... 95

17. Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Pinrang ......................................... 96

18. Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Bulukumba ................................... 97

19. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Bulukumba ................................... 98

20. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Bulukumba ................................... 99

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim yang sebagian besar wilayahnya

terdiri dari perairan yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup

melimpah. Untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan yang ada maka

diperlukan sarana dan prasarana yang cukup untuk menunjang kegiatan tersebut,

yaitu sebagai alat bantu manusia dalam melakukan aktifitas khususnya dalam hal

penangkapan. Alat bantu tersebut salah satunya adalah berupa kapal (Umam,

2007).

Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang

digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditonda, termasuk

kendaraan berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat

apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah (Undang-Undang

Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran).

Kapal ikan adalah jenis alat angkut diatas air yang dipergunakan dalam

usaha menangkap, mengumpulkan, budidaya sumberdaya akuatik ataupun

kegiatan penelitian dan pelatihan dalam bidang perikanan. Berdasarkan operasi

penangkapan ikan ada beberapa tipe kapal seperti Trawler, Purse Seine, Gill Net,

Tuna Long Line dan lain-lain. Oleh karena itu kapal ikan yang berbeda memiliki

karakteristik yang berbeda pula. Kapal-kapal penangkap ikan meliputi kapal-kapal

perikanan yang digerakkan dengan tenaga manusia, dengan ukuran yang sangat

kecil sampai kepada kapal induk yang mempunyai tonnage sampai 20.000 GT

(Ayodhyoa, 1972).

Purse seine merupakan salah satu alat tangkap yang metode

pengoperasiannya melingkarkan jaring pada gerombolan ikan sehingga ikan

terperangkap dalam jaring berbentuk cincin. Untuk menunjang pengoperasian alat

2

tangkap purse seine, dibutuhkan perencanaan desain untuk pembangunan

sebuah kapal, sehingga kapal purse seine yang dihasilkan sesuai dengan standar

kapal perikanan yang berlaku khususnya di Indonesia.

Pada umumnya, di perairan Indonesia memiliki variasi desain kapal purse

seine yang beragam. Kapal purse seine di Sulawesi Selatan banyak dioperasikan

di perairan Selat Makassar dan Laut Flores. Kedua perairan tersebut memiliki

kondisi perairan yang berbeda, terutama gelombang yang berhubungan dengan

performance kapal dalam pengoperasian kapal purse seine.

Terkait dengan hal tersebut maka penting untuk dilakukan penelitian untuk

mempelajari desain serta perbandingan maupun penyebab perbedaan desain

kapal purse seine yang dioperasikan pada kedua perairan di Sulawesi Selatan.

B. Tujuan

Menganalisis perbedaan desain kapal purse seine yang dioperasikan di

Selat Makassar dengan kapal purse seine yang dioperasikan di Laut Flores.

C. Kegunaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi bagi

nelayan dan pengusaha perikanan sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam

pembuatan kapal purse seine.

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kapal Perikanan

Kapal ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan

syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu kapal akan diperlukan juga oleh kapal

ikan, akan tetapi berbeda dengan kapal penumpang (passenger ship) dan kapal

barang (cargo ship). Kapal ikan menangkap dan mencari ikan dilaut, dan

mengangkut hasil tangkapan ke pelabuhan dalam keadaan masih segar. Untuk itu

suatu kapal ikan memerlukan kecepatan yang besar dan kemampuan olah gerak

kapal yang baik. Melihat kenyataan bahwa operasi kapal ikan akan banyak

berhadapan dengan berbagai peristiwa laut, misalnya topan, badai, dan

gelombang, suatu kapal ikan sangat memerlukan suatu konstruksi dan desain

yang amat kuat, dibuat dengan perencanaan yang baik dan diperlakukan dengan

baik pula, sehingga kapal selalu layak laut. Untuk dapat mengelola, menjaga, dan

memperlakukan kapal dengan baik, sebagai tahap awal pihak pengelola kapal

harus mengetahui dan memahami tentang fungsi dan nama dari bagian-bagian

kapal. Selain itu bila ada kelainan fungsi dan perubahan bentuk desain dan

konstruksi kapal, pengelola dapat segera melakukan perbaikan (Departemen

Pendidikan Nasional, 2004).

Fyson (1985) menjelaskan kapal ikan merupakan kapal yang dibangun

untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan penangkapan ikan (fishing operation),

menyimpan ikan, dan lain sebagainya yang di desain dengan ukuran, rancangan

bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, mesin serta berbagai perlengkapan

secara keseluruhan disesuaikan dengan fungsi dalam rencana operasi.

Kapal ikan memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh jenis

kapal lain. Keistimewaan pokok yang dimiliki oleh kapal ikan antara lain kecepatan,

olah gerak (maneuverability), kelaiklautan (seaworthiness), luas perairan yang

4

dilayari (navigable area), kekuatan material kapal (structure), mesin penggerak

(propulsion engine), perlengkapan penyimpanan (storage) dan alat penangkapan

ikan (Nomura dan Yamazaki, 1975).

B. Kapal Purse Seine

Pukat cincin biasanya disebut juga dengan jaring kantong, karena sewaktu

dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin juga kadang-kadang disebut juga

dengan jaring kolor karena pada bagian bawah jaring dilengkapi dengan tali kolor

yang berguna untuk menyatukan bagian bawah jaring pada waktu operasi dengan

cara menarik tali kolor tersebut. Prinsip penangkapan ikan dengan pukat cincin

ialah dengan cara melingkari gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring

pada bagian bawahnya dikuncupkan, dengan demikian gerombolan ikan akan

terkurung dan tidak dapat melarikan diri, yang akhirnya akan tertangkap

(Ayodhyoa, 1972).

Fyson (1985) menyatakan bahwa purse seine ditujukan untuk menangkap

kelompok ikan yang berenang bebas. Hasil tangkapan umumnya dalam jumlah

banyak. Untuk itu kapal perlu dirancang agar memilki kapasitas daya muat/unit

panjang yang lebih tinggi daripada Bottom Trawl. Oleh Karena itu pembuatan

desain kapal pukat cincin ditujukan untuk mampu bergerak dengan kecepatan

melingkar yang optimal, serta memiliki lambung yang dirancang khusus agar dapat

menampung muatan yang optimum dengan tetap memilki kemampuan olah gerak

dan berputar yang baik.

Schmidt (1960) mengemukakan bahwa untuk mendesain sebuah kapal

purse seine haruslah mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan umum seperti:

• Penggunaan tenaga yang efisien

• Kapal dirancang untuk penangkapan pada cuaca baik atau buruk

• Kapal dirancang dengan memperhatikan keamanan nelayan

5

• Setting/Hauling harus singkat

• Pengoperasian kapal pukat cincin harus efektif pada waktu operasi malam

ataupun siang

C. Desain Kapal

Desain adalah rancangan awal dalam menentukan atau sketsa gambar

terhadap suatu objek sesuai dengan tujuan dan fungsi pembuatannya. Spesifikasi

dari pembuatan gambar harus sesuai dengan garis besar dan persyaratan umum

yang berlaku (Ayodhyoa, 1972).

Monintja dkk (1986) mengatakan bahwa dalam perencanaan kapal, hal

utama yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal, kapasitas ruang muat, lama

operasi, macam alat tangkap, daya mesin dan lain-lain sehingga dapat

menghasilkan sebuah kapal ikan yang layak laut.

Selanjutnya menurut Monintja dkk (1986) bahwa perencanaan pembuatan

suatu kapal ikan perlu diperhatikan efisiensi kapal ikan yang akan dibuat, yaitu:

a. Keserasian atau kesesuaian jenis usaha

b. Mudah dalam pelaksanaan operasi

c. Biaya pembuatan sedikit

d. Biaya eksploitasi yang kecil

e. Cash flow yang baik

Ayodhyoa (1972), mengatakan bahwa pada kenyataannya operasi kapal

ikan akan banyak berhadapan dengan berbagai peristiwa laut, maka diperlukan

konstruksi kapal yang kuat dan dibuat sebaik mungkin. Akan tetapi dalam

pembuatan kapal sebaiknya juga dilihat dari segi operasi penangkapan yang

memerlukan olah gerak selincah mungkin, sehingga sebaiknya tubuh kapal tidak

terlalu berat dengan konstruksi yang ringan tetapi kuat. Ketentuan yang digunakan

dalam pembuatan konstruksi lambung kapal perikanan adalah rangka kapal

6

sebaiknya melintang dengan memperhatikan kecepatan kapal, kemampuan olah

gerak, kelayakan laut, peralatan penangkap ikan dan pengolahan ikan.

Berdasarkan data statistik pada tahun 1962, perikanan purse seine

menghasilkan sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap

di Jepang. Dengan demikian, purse seine merupakan alat penangkapan yang

penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore)

(Nomura dan Yamazaki, 1975 dalam Sudirman dan Mallawa, 2004).

D. Bentuk Badan dan Material Kapal

Bentuk dan jenis kapal ikan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh

perbedaan tujuan usaha penangkapan, spesies target dalam usaha penangkapan

dan kondisi perairan (Ayodhyoa, 1972). Kapal bagan perahu dalam operasi

penangkapannya cenderung bersifat pasif karena tidak mengejar suatu kelompok

ikan, sehingga kecepatan yang diperlukan tidak perlu terlalu tinggi. Berbeda

dengan kapal purse seine yang berusaha mengejar kelompok ikan, harus

mempunyai kecepatan yang tinggi (Risa, 2014).

Menurut Dohri (1983) beberapa bentuk badan kapal dibawah garis air (WL)

terdiri dari:

1. Badan kapal berbentuk Parallel Epipedium (Flat Bottom) (Gambar 1)

2. Badan kapal berbentuk penuh (U Bottom) (Gambar 2)

3. Badan kapal berbentuk tajam (V Bottom) (Gambar 3)

Gambar 1. Badan kapal berbentuk Parallel Epipedium (Flat Bottom) (Dohri,

1983)

7

Gambar 2. Badan kapal berbentuk penuh (U Bottom) (Dohri, 1983)

Gambar 3. Badan kapal berbentuk tajam (V Bottom) (Dohri, 1983)

Selain ketiga bentuk kapal yang dikemukakan oleh Dohri (1983) tersebut

ditambahkan pula oleh Fyson (1985) bahwa terdapat bentuk round bottom

(Gambar 4). Selain itu ditambahkan pula oleh Traung (1990) bentuk badan kapal

berbentuk seperti huruf “U” dengan garis kaku dan biasa disebut sebagi bentuk

kapal model keluarga Akatsuki (Gambar 5).

Gambar 4. Badan kapal berbentuk round bottom (Dohri, 1983)

8

Gambar 5. Badan kapal berbentuk Akatsuki bottom (Dohri, 1983)

Menurut Iskandar (1990), pemilihan bentuk V-bottom pada bagian haluan

adalah dimaksudkan agar kapal dapat membelah air dengan baik. Ditambahkan pula

oleh Kirana (2000) bahwa bentuk V pada bagian haluan kapal memungkinkan kapal

untuk membelah massa air di depan kapal sehingga kapal dapat melaju dengan

kecepatan tinggi.

Dalam pemilihan atau penentuan bahan dalam pembuatan kapal harus

diutamakan bahan yang tersedia dilokasi dan mudah didapat di pasaran produk

dalam negeri. Material kapal yang umumnya digunakan adalah kayu, baja, dan lai-

lain. Material yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga perlu

dicari pertimbangan-pertimbangan dalam rangka pengembangan kapal ikan pada

masa yang akan datang (Fyson, 1985).

Jika ditinjau dari segi ukuran kapal, makin besar ukuran kapal orang akan

cenderung untuk menggunakan material besi yang batasannya biasanya 70-80 ton

akan menggunakan steel sedangkan yang lebih kecil menggunakan material kayu

(Ayodhyoa, 1972).

Jenis kayu yang dipilih untuk pembuatan kapal pada umumnya terbatas pada

berbagai jenis kayu yang telah terbukti ketahanannya untuk perkapalan. Jenis kayu

tersebut antara lain kayu jati (Tectona gradis, LF), kayu ulin (Eusideroxylon swageni),

kayu merbau (Instia spp.) (Pasaribu dkk, 1984 dalam Pratiwi, 2012).

9

E. Dimensi Utama Kapal

Menurut Mulyanto dan Zyaki (1985) ukuran utama kapal terdiri dari, yaitu:

panjang (L), lebar (B), dalam/tinggi (D). Ketiga ukuran ini mempunyai peranan

penting dalam menentukan kapasitas serta dimensi lain yang berhubungan

dengan stabilitas kapal seperti freeboard (F) dan draft (d).

Selanjutnya Ayodhyoa (1972) mengatakan bahwa ukuran utama kapal

menentukan ability (ketahanan) dari suatu kapal selama masa terpakai. Nilai dari

L/B, L/D, B/D sangat penting karena dalam perhitungan L, B, D nilai-nilai tersebut

perlu diperhitungkan baik dari segi perhitungan teori bangunan kapal, materi juga

ketentuan-ketentuan peraturan yang berlaku.

Tabel 1. Nilai L/B, L/D, B/D untuk Purse seine (Ayodhyoa, 1972)

L (m) L/B L/D B/D

L < 22 4,30 10,00 2,10

L > 22 4,50 11,00 2,15

Ayodhyoa (1972) mengemukakan tentang dasar-dasar pertimbangan

dalam menentukan ukuran utama dan kesanggupan kapal sebagai berikut:

a. Nilai L berhubungan erat dengan penempatan kamar mesin, tangki bahan bakar,

tangka air tawar, palka ikan, ruang akomodasi, perlengkapan alat tangkap dan

ruangan lainnya. Hal ini lebih dikenal dengan interior arrangement.

b. Nilai B berhubungan erat dengan stabilitas dan daya dorong kapal.

c. Nilai D berhubungan erat dengan tempat penyimpanan barang atau hasil

tangkapan dan juga stabilitas.

Perbandingan GT dan HP untuk kapal ikan berkisar antara 1:2,5 – 1:4,0

sesuai dengan kebutuhan dalam operasi penangkapan. Menurut Nomura dan

Yamazaki (1975) perbandingan nilai kecepatan dan panjang (speed length ratio),

10

dengan persamaan:

𝑉

√𝐿

Dimana V: kecepatan kapal dalam knot

L: panjang kapal dalam meter

Dengan batasan kecepatan sehubungan dengan nilai speed length ratio

sebagai berikut:

• untuk kecepatan normal, speed length ratio = 1,811

• untuk kecepatan rendah, speed length ratio = 1,448

• untuk kecepatan tinggi, speed length ratio = 2,173

• bila menggunakan mesin dengan tenaga berlebih serta punya bentuk

khusus maka speed length ratio ~2,71

Kecepatan dari suatu kapal penangkap ikan merupakan salah satu faktor yang

menentukan keberhasilan dari operasi penangkapan. Kapal ikan dituntuk untuk

dapat bergerak sangat lincah saat bergerak dengan kecepatan tinggi maupun

rendah. Kecepatan tersebut dibutuhkan untuk menuju daerah penangkapan atau

kembali ke tempat pendaratan ikan, mengejar kelompok ikan yang menjadi sasaran,

maupun pada saat mengoperasikan alat tangkap. Hal ini yang menjadikan kapal ikan

memiliki karakteristik yang berbeda dengan kapal yang lainnya (Pratiwi, 2012).

Kapal ikan mempunyai keistimewaan pokok yang berbeda dengan kapal

lain (Nomura dan Yamazaki, 1975) seperti:

a. Kecepatan kapal: membutuhkan kecepatan yang tinggi untuk mengamati dan

mengejar kelompok ikan serta membawa hasil tangkapan yang segar dalam

waktu yang pendek.

b. Kemampuan olah gerak kapal: membutuhkan olah gerak khusus yang baik

pada saat pengoperasiannya seperti kemampuan steerability yang baik,

11

radius putaran (turning circle) yang kecil dan daya dorong mesin (propulsion

engine) yang dapat dengan mudah bergerak maju dan mundur.

c. Kelaik-lautan: laik (layak) digunakan untuk operasi penangkapan ikan dan

cukup tahan untuk melawan kekuatan angin, gelombang, stabilitas yang tinggi

dan daya apung yang cukup diperlukan untuk menjamin keamanan dalam

pelayaran.

d. Luas area pelayaran: area pelayaran kapal luas karena pelayarannya

ditentukan oleh pergerakan kelompok ikan, daerah musim, perpindahan

daerah penangkapan ikan, dan lain-lain.

e. Konstruksi yang kuat: konstruksi harus kuat karena dalam operasi

penangkapan ikan akan menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah dan

tahan terhadap getaran yang disebabkan oleh kerja mesin.

f. Daya dorong mesin: membutuhkan daya dorong mesin yang cukup besar,

dengan volume mesin yang kecil dan getaran yang kecil pula.

g. Fasilitas penyimpanan dan pengolahan ikan: penyimpanan hasil tangkapan

dalam ruang tertentu dengan fasilitas ruang pendingin, ruang pembekuan

atau dengan es untuk menghindari pengaruh luas yang akan menurunkan

mutu ikan. Pengolahan ikan membutuhkan mesin-mesin untuk pengolahan

(pengalengan, pengolahan tepung ikan) pada kapal.

h. Mesin-mesin penangkapan: umunya dilengkapi dengan alat bantu

penangkapan untuk membantu kelancaran operasi penangkapan ikan.

F. Parameter Hidrostatis

Dalam mempelajari konstruksi serta desain dari suatu kapal sangat

diperlukan mengenai koefisien bentuk kapal antara lain (Ayodhyoa, 1972):

a. Block coefficient (Cb) merupakan perbandingan antara isi careen denga nisi

suatu bak dengan panjang (L), lebar (B), dan dalam/tinggi (D). Dari nilai Cb

dapat dilihat apakah badan kapal mempunyai bentuk yang gemuk atau

12

ramping. Kapal yang mempunyai nilai Cb kecil mempunyai kecepatan yang

tinggi, sedangkan kapal yang mempunyai Cb yang besar mempunyai

kecepatan yang rendah.

b. Prismatic coefficient (Cp) adalah perbandingan antara volume badan kapal

yang berada dibawah permukaan air dengan volume sebuah prisma dengan

luas penampang midship area dan panjang (L).

c. Midship coefficient (Cm) adalah perbandingan luas antara penampang gading

besar yang terendam air dengan luas suatu penampang yang lebar (B) dan

dalam/tinggi (D). penampang gading besar (midship) yang besar terutama

dapat dijumpai pada kapal sungai dan kapal-kapal barang sesuai dengan

keperluan ruangan, muatan yang besar sedangkan untuk penampang gading

besar yang tajam pada umumnya digunakan pada kapal-kapal layar.

d. Coefficient waterplan (Cw) adalah besarnya luas area penampang membujur

tengah kapal dibanding dengan 4 persegi panjang yang mengelilingi luas area

tersebut.

e. Coefficient vertical prosmatic (Cvp) adalah perbandingan kapasitas

displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area garis air

dengan sarat air kapal.

Isi carene () adalah bentuk badan kapal yang ada dibawah permukaan

air dengan catatan bahwa tebal kulit, tebal lunas, sayap, tebal daun kemudi,

baling-baling, dan lain-lain. Perlengkapan kapal yang terendam air tidak termasuk

carene adalah volume badan kapal yang ada dibawah permukaan (tidak termasuk

kulit dan lain-lain) (Pratiwi, 2012)

13

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2017 berlokasi di

daerah sepanjang Selat Makassar yaitu Kabupaten Takalar, Kabupaten Pinrang,

Kabupaten Barru, dan Kabupaten Pangkep serta pada Laut Flores yaitu

Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Bulukumba.

Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian

B. Alat dan Kegunaan

Penelitian ini menggunakan sampel kapal purse seine di perairan Selat

Makassar yang berada di Kabupaten Takalar, Barru, Pangkep, dan Pinrang,

sementara untuk kapal purse seine di perairan Laut Flores, berada di Kabupaten

Sinjai dan Bulukumba. Pada objek penelitian akan dilakukan pengukuran langsung

dengan menggunakan peralatan yaitu roll meter untuk menghitung dimensi utama

kapal, bandul, waterpass dan penggaris untuk mengukur kelengkungan badan

kapal, serta alat tulis menulis untuk menulis hasil pengukuran. Alat yang

14

digunakan untuk pengolahan data yaitu satu unit notebook dengan program

Maxsurf dan Corel untuk mendesain dan menghitung parameter hidrostatis kapal.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi

dengan cara melakukan pengukuran secara langsung terhadap bentuk kapal,

pengukuran ordinat kapal dan wawancara sebagai data primer. Penelitian ini juga

menggunakan data sekunder yang bersumber dari data hasil penelitian

pengukuran kapal purse seine yang beroperasi di perairan Selat Makassar dan

Laut Flores. Data pengukuran kapal tersebut kemudian ditampilkan dalam tabel

offset kapal, gambar lines plan dan general arrangement kapal dan kemudian

dianalisis untuk mengetahui spesifikasi teknis kapal sampel. Data hasil penelitian

pengukuran kapal sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Data hasil penelitian pengukuran kapal sebelumnya

Nama Judul Skripsi Tahun

Rezky Dwiyanti Risa Studi Desain Kapal Purse seine Di Desa

Tamalate, Kecamatan Galesong Utara,

Kabupaten Takalar

2014

Sudirman Keragaman Aspek Teknis Kapal Purse seine

yang Dioperasikan Di Selat Makassar

Sulawesi Selatan

2016

Heri Sutrawan Nurdin Studi kesesuaian Desain dan Konstruksi

Kapal Purse seine Di Kelurahan Tana Lemo

Kecamatan Bontobahari Kabupaten

Bulukumba

2010

Athirah Imran Identifikasi Kapal Perikanan Di Kecamatan

Liukkang Tuppabiring Kabupaten Pangkep

2014

Dwi Cahyo Josohadi

Subroto

Efektivitas Peraturan Tentang Jalur

Pengoperasian Purse seine Di Kecamatan

Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba

2015

1. Dimensi utama kapal

Menurut Nomuradan Yamazaki (1975) pengukuran dimensi utama kapal

(principal dimension), meliputi:

15

a. Lunas kapal ditempatkan pada posisi horizontal dengan menggunakan

waterpass. Garis lunas dianggap sebagai base line dengan posisi badan kapal

tegak dan horizontal.

Gambar 7. Dimensi ukuran panjang kapal

b. Mengukur LOA (Length Over All) atau L, yaitu pajang keseluruhan dari kapal

yang diukur dari ujung buritan sampai keujung haluan.

c. Mengukur LWL (Length Water Line), yaitu panjang garis air yang diukur dari

perpotongan garis akhir pada garis tegak buritan.

d. Mengukur LBP (Length Between Perpendicullars), yaitu panjang antara garis

tegak depan (FP) dengan garis tegak belakang (AP) pada garis air (LWL).

Gambar 8. Dimensi ukuran lebar kapal

16

e. Mengukur BOA (Breadth Over All) atau B, yaitu lebar terbesar dari kapal yang

diukur dari kulit lambung kapal disamping kiri sampai kulit lambung kapal

sebelah kanan.

f. Mengukur H atau D (Depth), yaitu jarak tegak dari garis dasar sampai garis

geladak yang terendah pada bagian tengah kapal.

g. Mengukur T atau d (draft), yaitu jarak vertikal antara garis air (load water line)

atas pada garis air muat dengan garis dasar (base line).

2. Selain menggunakan data panjang total (L), lebar (B), dan dalam/tinggi kapal

(D), juga diukur panjang (L), lebar (B), dan dalam/tinggi (D) bangunan dek

kapal untuk menentukan bobot kapal (GT)

3. Bentuk kapal, selain mengukur ukuran utama kapal, juga dilakukan

pengukuran pada lambung kapal untuk melihat apakah lambung kapal

tersebut berbentuk datar, lancip (V), maupun berbentuk U.

4. Perbandingan desain dan keragaman kapal, selain melakukan pengukuran

juga dilakukan wawancara dengan nelayan setempat mengenai hal-hal berikut

ini:

• Tenaga penggerak meliputi jenis dan kekuatan mesin kapal

• Desain kapal meliputi bentuk lambung kapal

• Jenis alat bantu penangkapan

• Jenis hasil tangkapan

D. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ratio ukuran utama kapal (principal dimension) meliputi L/B, L/D, B/d dan D/d.

2. Perhitungan Tonnase Kapal

17

Nilai tonnase kapal didapatkan dari rumus

GT = (a + b) x 0,353

Keterangan: GT : Tonnase kapal (GT)

a : Volume ruangan tertutup diatas dek (m³)

b : volume ruangan tertutup di bawah dek (m³)

a = p x l x t

dimana: p = panjang ruangan diatas dek (m)

l = lebar ruangan di atas dek (m)

t = tinggi ruangan di atas dek (m)

b = p x l x d x Cb

dimana: p = panjang dek kapal, yaitu jarak mendatar sepanjang dek dari

haluan hingga buritan

l = lebar kapal bagian dalam, yaitu jarak mendatar antara kedua

sisi dalam kulit lambung pada bagian kapal yang lebar (m)

d = dalam kapal, yaitu jarak tegak lurus antara bagian bawah

dek hingga bagian atas lunas, diukur pada bagian lebar terlebar (m)

Cb = koefisien blok

3. Parameter Hidrostatis

Parameter hidrostatis kapal dianalisis secara numerik berdasarkan data

hasil pengukuran geometri bentuk kapal dengan menggunakan perhitungan naval

architecture. Formula yang digunakan untuk perhitungan tersebut adalah sebagai

berikut (Fyson, 1985).

• Water Plane (Aw), dengan formula Simpson 1:

Aw = h/3 (Y0 + 4Y1 + 2Y2 +…+ 4Yn + Yn+1

dimana: h = tinggi tiap ordinat

y = jarak antara tiap ordinat

18

• Ton Displacement (∆) diperoleh dengan rumus:

x

dimana: = volume displacement.

= densitas air laut (1,025 ton/m³).

• Block coefficient (Cb), diperoleh dengan rumus:

𝐶𝑏∇

(𝐿𝑥𝐵𝑥𝐷)

dimana: volume displacement

L = panjang kapal (m)

B = lebar kapal (m)

d = draft kapal (m)

• Midship coefficient/gading besar (Cm), diperoleh dengan rumus:

𝐶𝑚 = 𝐴ᵩ

(𝐵𝑤𝑙 𝑥 𝑑)

dimana: 𝐴ᵩ = luas area tengah kapal (m²)

Bwl = lebar garis air (m)

D = draft (m)

• Prismatic coefficient (Cp), diperoleh dengan rumus:

𝐶𝑝∇

(𝐴ᵩ 𝑥 𝐿𝑤𝑙)

dimana: ∇ = volume displacement (m³)

𝐴ᵩ = luas area tengah kapal (m²)

Lwl = panjang garis air (m)

• Ton per Centimeter Immersion (TPC), diperoleh dengan rumus:

𝑇𝑃𝐼 = 𝐴𝑤

100𝑥 1.025

dimana: Aw = waterplane

19

• Jarak titik apung (KB), diperoleh dengan rumus:

𝐾𝐵 = 1

3 (2.5 𝑥 𝑑 −

𝐴𝑤)

dimana: ∇ = volume displacement

Aw = waterplane

• Jarak Titik apung (KB) – Metacenter (BM), diperoleh dengan rumus:

𝐵𝑀 = 𝐼

dimana: 𝐼 = moment inertia

∇ = volume displacement

• Jarak Metacenter (KM), diperoleh dengan rumus:

KM = KB + BM

dimana: KB = jarak titik apung

BM = metacenter

• Jarak Titik Apung – Metacenter Longitudinal (BML), diperoleh dengan

rumus:

𝐵𝑀𝐿 = 𝐼𝐿

dimana: 𝐼𝐿 = moment of the waterplane area sepanjang sumbu

transverse

∇ = volume displacement

• Jarak Metacenter Longitudinal (KML), diperoleh dengan rumus:

KML = KB + BML

dimana: Kb = jarak titik apung

BML = metacenter longitudinal

20

4. Bentuk Kapal

Analisis perbedaan bentuk kapal dilakukan secara deskriptif dengan

melihat bentuk kasko kapal berdasarkan gambar desain kapal. Terdapat beberapa

variasi bentuk kasko kapal, yaitu:

Gambar 9. Tipe-tipe kasko kapal

(a) “V” bottom, yaitu tipe kasko kapal yang memiliki bentuk seperti huruf “V”

(b) Round bottom, yaitu tipe kasko kapal dengan bentuk bulat hampir setengah

lingkaran

(c) Round flat bottom, yaitu tipe kasko kapal dengan bentuk bulat yang rata pada

bagian bawahnya

(d) “U” bottom, yaitu tipe kasko kapal yang memiliki bentuk seperti huruf “U”

21

(e) “Akatsuki” bottom, yaitu tipe kasko kapal yang berbentuk hampir menyerupai

huruf “U”, akan tetapi setiap lekukannya membentuk suatu sudut dengan rata

pada bagian bawahnya

(f) Hard chin bottom, yaitu tipe kasko kapal yang memiliki bentuk hampir sama

dengan “Akatsuki” bottom, akan tetapi pertemuan antara lambung kiri dan

kanan kapal pada bagian lunas membentuk suatu sudut seperti dagu (Rouf,

2004).

5. Uji T

Perbandingan desain antara kapal purse seine yang dioperasikan di

perairan Selat Makassar dengan kapal purse seine yang dioperasikan di Laut

Flores akan dilakukan melalui uji t, dengan menggunakan variable-variabel teknis;

ratio ukuran utama kapal, nilai gross tonnage (GT) kapal dan nilai Coefficient Block

(Cb) kapal.

22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Dimensi Utama Kapal di Selat Makassar dan Laut Flores

Dimensi utama kapal adalah ukuran yang terdiri dari Panjang (L), Lebar

(B), Tinggi (D), dan draft (d). Hasil ukuran dimensi utama kapal purse seine di

Perairan Selat Makassar dan Laut Flores terdiri dari 28 unit kapal dapat dilihat

pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Dimensi utama kapal di Selat Makassar

S

E

L

A

T

M

A

K

A

S

S

A

R

TAKALAR

Kapal L B D d

Kapal 1 21,22 4,25 1,79 1,43

Kapal 2 21,34 5,20 1,92 1,53

Kapal 3 22,05 5,00 1,60 1,28

Kapal 4 22,09 4,55 1,91 1,70

BARRU

Kapal L B D d

Kapal 1 15,72 3,8 1,41 0,86

Kapal 2 15,3 3,64 1,25 0,85

Kapal 3 21,20 4,6 1,54 1,15

Kapal 4 20,02 3,33 1,04 0,92

Kapal 5 17,98 3,61 1,16 0,90

PINRANG

Kapal L B D d

Kapal 1 18 3,72 1,14 0,84

Kapal 2 16 3,39 1,03 0,90

Kapal 3 20 3,36 1,02 0,90

PANGKEP

Kapal L B D d

Kapal 1 10,37 1,32 0,50 0,40

Kapal 2 10,29 1,14 0,42 0,34

Kapal 3 11,56 1,24 0,43 0,34

23

Tabel 4. Dimensi utama kapal di Laut Flores

L

A

U

T

F

L

O

R

E

S

SINJAI

Kapal L B D d

Kapal 1 18,35 4,20 1,75 1,2

Kapal 2 21,04 4,05 1,70 1,2

Kapal 3 18,44 3,93 1,80 1,25

Kapal 4 18,80 4,30 1,80 1,25

Kapal 5 18,78 3,54 1,05 0,80

Kapal 6 23,12 4,15 1,45 0,90

Kapal 7 18,60 4,25 1,85 1,10

Kapal 8 19,00 4,00 1,30 1,00

BULUKUMBA

Kapal L B D d

Kapal 1 24 5,30 2,20 1,50

Kapal 2 21 4,50 1,20 0,90

Kapal 3 20 3,70 1,20 0,90

Kapal 4 17 3,00 1,00 0,70

Kapal 5 17 3,20 1,00 0,70

Data dimensi ukuran utama kapal purse seine yang di ukur di perairan

Selat Makassar bervariasi yaitu dengan panjang berkisar antara 10,29 – 22,09

meter; lebar berkisar antara 1,14 – 5,20 meter; tinggi berkisar antara 0,42 – 1,92

meter; dan draft berkisar antara 0,34 – 1,70 meter. Sedangkan pada perairan

Laut Flores didapatkan data panjang kapal berkisar antara 17 – 24 meter; lebar

berkisar antara 3,00 – 5,30 meter; tinggi berkisar antara 1,0 – 2,20 meter; dan

draft berkisar antara 0,70 – 1,50 meter.

B. Rasio Dimensi Utama

Dalam menganalisis kelayakan desain kapal purse seine pada tahap awal

maka dilakukan perbandingan antara dimensi utama kapal yang disebut rasio

perbandingan ukuran utama kapal. Fyson (1985) menyatakan bahwa nilai rasio

dimensi utama memiliki nilai yang dapat mempengaruhi kapal pada saat

pengoperasian. (Tabel 5 dan 6).

24

Tabel 5. Rasio dimensi utama kapal purse seine yang diteliti di Selat Makassar

S

E

L

A

T

M

A

K

A

S

S

A

R

TAKALAR

Kapal L/B L/D B/D

Kapal 1 4,99 11,85 2,37

Kapal 2 4,10 11,11 2,70

Kapal 3 4,41 14,06 3,12

Kapal 4 4,85 11,56 2,38

BARRU

Kapal L/B L/D B/D

Kapal 1 4,13 11,14 2,69

Kapal 2 4,20 12,24 2,91

Kapal 3 4,60 13,76 2,98

Kapal 4 6,01 19,25 3,20

Kapal 5 4,98 15,5 3,11

PINRANG

Kapal L/B L/D B/D

Kapal 1 4,83 15,78 3,26

Kapal 2 4,71 15,53 3,29

Kapal 3 5,95 19,60 3,29

PANGKEP

Kapal L/B L/D B/D

Kapal 1 7,85 20,74 2,64

Kapal 2 9,02 24,5 2,71

Kapal 3 9,32 26,88 2,88

Ayodhyoa (1972) 4,30 – 4,50 10,00 – 11,00 2,10 – 2,15

Tabel 6. Dimensi utama kapal purse seine yang diteliti di Laut Flores

L

A

U

T

F

L

O

R

E

S

SINJAI

Kapal L/B L/D B/D

Kapal 1 4,36 10,48 2,4

Kapal 2 5,19 12,37 2,38

Kapal 3 4,69 10,24 2,18

Kapal 4 4,37 10,44 2,38

Kapal 5 5,30 17,88 3,37

Kapal 6 5,57 15,94 2,86

Kapal 7 4,37 10,05 2,29

Kapal 8 4,75 14,61 3,07

BULUKUMBA

Kapal L/B L/D B/D

Kapal 1 4,52 10,90 2,40

Kapal 2 4,66 17,50 3,75

Kapal 3 5,40 16,66 3,08

Kapal 4 5,66 17 3

Kapal 5 5,31 17 3,20

Ayodhyoa (1972) 4,30 – 4,50 10,00 – 11,00 2,10 – 2,15

25

Nilai rasio L/B pada kapal purse seine di Perairan Selat Makassar

berkisar antara 4,10 – 9,32; L/D 11,11 – 26,88; dan B/D berkisar antara 2,37 –

3,29; sedangkan nilai rasio L/B pada kapal purse seine di Perairan Laut Flores

berkisar antara 4,36 – 5,66; L/D 10,05 – 17,88; B/D 2,18 – 3,75. Dimana menurut

Ayodhyoa (1972), rasio ukuran utama kapal purse seine yang standar, yaitu nilai

rasio L/B 4,30 – 4,50; L/D 10,00 – 11,00; B/D 2,10 – 2,15.

Pada kapal purse seine yang diteliti di kedua perairan menunjukkan

bahwa nilai L/B kapal belum sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa (1972). Dalam

hal ini nilai rasio L/B kapal purse seine yang diteliti lebih besar dari nilai standar,

tetapi pada kapal purse seine 1, kapal 4, kapal 7 di Laut Flores tepatnya di

Kabupaten Sinjai, dan kapal 3 di Selat Makassar pada Kabupaten Takalar sudah

sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972) yaitu dengan nilai rasio L/B 4,36; 4,37;

4,37; dan 4,41. Nilai rasio L/B kapal yang lebih besar dari standar akan

mengakibatkan mengecilnya tahanan gerak kapal sehingga akan mempengaruhi

kecepatan kapal. Menurut Nurdin (2010), sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa

(1972) bahwa jika nilai L/B mengecil maka akan berpengaruh buruk pada

kecepatan kapal. Namun jika nilai L/B membesar maka dapat menambah

kecepatan kapal. Untuk penyesuaian terhadap rasio standar, perlu dilakukan

penambahan nilai B dengan tetap memperhatikan nilai L untuk memberikan

stabilitas yang baik pada kapal. Hal ini sesuai pernyataan Ayodhyoa (1972), yaitu

jika nilai B diperbesar maka diperoleh hal-hal positif antara lain initial ability akan

membesar atau dengan kata lain metacenter height membesar dan nilai period of

oscillation mengecil.

Untuk nilai rasio L/D, dari semua sampel kapal purse seine di kedua

perairan yang diteliti, kapal purse seine 1, 3, 4, dan 7 di Laut Flores tepatnya di

Kabupaten Sinjai, dan kapal purse seine 1 di Selat Makassar pada Kabupaten

Bulukumba sudah sesuai dengan yang disarankan oleh Ayodhyoa (1972) yaitu

26

dengan nilai rasio L/D sebesar 10,48; 10,24; 10,44; 10,05; dan 10,90.

Sedangkan sampel kapal purse seine yang lain di kedua perairan memiliki rasio

L/D diluar standar yang disarankan. Nilai L/D kapal di kedua perairan lebih besar

dari yang disarankan, dimana nilai rasio L/D kapal yang lebih besar dari nilai

standar akan mengakibatkan kekuatan memanjang melemah. Menurut Nurdin

(2010) sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa (1972) bahwa jika nilai L/D

membesar maka kekuatan memanjang kapal akan melemah. Nilai L/D kapal di

kedua perairan yang tidak termasuk dalam standar disebabkan nilai depth (D)

kapal yang rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan nilai depth (D)

pada kapal-kapal tersebut dengan tetap mempertahankan nilai L untuk

penyesuaian terhadap nilai standar rasio L/D agar kapal memiliki (longitudinal

strength) kekuatan memanjang yang baik. Seperti yang dikatakan Ayodhyoa

(1972) bahwa, jika nilai depth (D) diperbesar maka diperoleh hal-hal positif antara

lain longitudinal strength (kekuatan memanjang) akan membaik sehingga kapal

akan lebih kuat terhadap gerakan bending (lengkung) yang berarah keatas dan

kebawah.

Nilai rasio B/D dari semua sampel kapal purse seine di kedua perairan

yang diteliti juga berada diluar standar yang disarankan oleh Ayodhyoa (1972)

dimana nilai B/D lebih besar dari yang disarankan. Menurut Nurdin (2010) hal ini

terjadi dikarenakan nilai depth (D) terlalu rendah sehingga tidak sesuai dengan

lebar kapal. Pada kapal purse seine yang diteliti stabilitasnya akan naik namun

longitudinal strength (kekuatan mendorong) kapal akan melemah, dimana hal ini

sesuai dengan pernyataan Ayodhyoa (1972) bahwa jika nilai B/D membesar

maka stabilitas akan membaik namun longitudinal strength (kekuatan

mnedorong) kapal akan memburuk. Untuk penyesuaian terhadap nilai standar

rasio B/D maka perlu dilakukan penambahan nilai depth (D) dengan penyesuaian

terhadap nilai B untuk mendapatkan longitudinal strength (kekuatan mendorong)

27

kapal yang baik dengan stabilitas yang baik. Sesuai dengan pernyataan

Ayodhyoa (1972), bahwa jika nilai depth (D) diperbesar maka akan diperoleh hal-

hal positif antara lain kekuatan memanjang (longitudinal strength) akan membaik

sehingga kapal akan lebih kuat terhadap gerakan bending (lengkung) yang

berarah keatas dan kebawah.

Ketidaksesuaian nilai-nilai rasio kapal purse seine yang diteliti dengan

nilai standar Ayodhyoa (1972), disebabkan oleh pembuatan kapal yang tidak

berdasarkan perhitungan naval architect. Selain itu, kurangnya pengetahuan

pengrajin kapal mengenai kesesuaian ukuran kapal dengan alat tangkap yang

digunakan akan mempengaruhi penentuan ukuran utama kapal yang akan

dibuat.

Sebagai perbandingan dari hasil penelitian sebelumnya terhadap kapal

purse seine di Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010) menunjukkan bahwa nilai

rasio L/B berkisar antara 4,53 – 5,41 menunjukkan lebih besar dari standar

Ayodhyoa (1972). Nilai rasio L/D berkisar antara 10,91 – 17,50 hanya satu kapal

dari tiga kapal sampel yang sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972), yaitu

dengan nilai rasio L/D sebesar 10,91. Sedangkan nilai rasio B/D menunjukkan

lebih besar dari standar Ayodhyoa (1972).

Adapun hasil penelitian kapal purse seine di Kabupaten Takalar (Risa,

2014) menunjukkan bahwa hanya satu dari keempat sampel kapal purse seine

yang sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972) yaitu dengan nilai rasio L/B 4,41.

Sedangkan nilai rasio L/D dan B/D lebih besar dari nilai standar Ayodhyoa

(1972).

28

C. Kapasitas Kapal Purse seine di Perairan Selat Makassar dan Laut Flores

(Tonnage)

Kapasitas (tonnage) kapal adalah suatu besaran yang menunjukkan

kapasitas atau volume ruangan-ruangan yang tertutup dan dianggap kedap air

yang berada di dalam kapal. Kapasitas kapal dapat dilihat dari nilai gross

tonnage (GT). Kesesuaian nilai panjang (L) dan GT sampel kapal purse seine di

perairan Selat Makassar dan Laut Flores dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8.

Tabel 7. Nilai panjang (L) dan GT kapal purse seine di perairan Selat Makassar

S E L A T

M A K A S S A R

TAKALAR

Kapal L (m) GT Ayodhyoa (1972)

L (m) GT

Kapal 1 21,22 53,45 > 20 50 - 90

Kapal 2 21,34 87,51 > 20 50 - 90 Kapal 3 22,05 62,21 > 20 50 - 90 Kapal 4 22,09 64,76 > 20 50 - 90

BARRU

Kapal L (m) GT L (m) GT

Kapal 1 15,72 11 < 20 5 - 50 Kapal 2 15,30 8,45 < 20 5 - 50 Kapal 3 21,20 64,93 > 20 50 - 90 Kapal 4 20,02 41 > 20 50 - 90 Kapal 5 17,98 12 < 20 5 - 50

PINRANG

Kapal L (m) GT L (m) GT

Kapal 1 18 40 < 20 5 - 50

Kapal 2 16 12,42 < 20 5 - 50

Kapal 3 20 55,11 > 20 50 - 90

PANGKEP

Kapal L(m) GT L (m) GT

Kapal 1 10,37 5,60 < 20 5 - 50 Kapal 2 10,29 5,21 < 20 5 - 50 Kapal 3 11,56 7,35 < 20 5 - 50

29

Tabel 8. Nilai panjang (L) dan GT kapal purse seine di perairan Laut Flores

L

A

U

T

F

L

O

R

E

S

SINJAI

Kapal L (m) GT Ayodhyoa (1972)

L (m) GT

Kapal 1 18,35 40,18 < 20 5 - 50

Kapal 2 21,04 56,38 > 20 50 - 90

Kapal 3 18,44 40,58 < 20 5 - 50

Kapal 4 18,80 42,12 < 20 5 - 50

Kapal 5 18,78 40,84 < 20 5 - 50

Kapal 6 23,12 55,95 > 20 50 - 90

Kapal 7 18,60 41,72 < 20 5 - 50

Kapal 8 19,00 43,48 < 20 5 - 50

BULUKUMBA

Kapal L (m) GT L (m) GT

Kapal 1 24 65,07 > 20 50 - 90

Kapal 2 21 25,26 > 20 50 - 90

Kapal 3 20 20,11 > 20 50 - 90

Kapal 4 17 9,1 < 20 5 - 50

Kapal 5 17 8,8 < 20 5 - 50

Berdasarkan tabel, Nilai GT di perairan Selat Makassar memiliki kisaran

nilai 5,6 GT – 87,5 GT. Sedangkan pada perairan Laut Flores berkisar antara 8,8

GT – 65 GT. Menurut Ayodhyoa (1972) kapal yang memiliki nilai L (panjang)

kurang dari 20 meter (L < 20 meter) nilainya berkisar antara 5 – 50 GT

sedangkan kemampuan untuk kapal yang memiliki nilai L (panjang) lebih dari 20

meter (L > 20 meter) memiliki nilai GT berkisar antara 50 – 90 GT.

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa hanya nilai gross tonnage

(GT) kapal purse seine 4 di Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Barru yang

tidak sesuai dengan nilai standar GT Ayodhyoa (1972) berdasarkan ukuran

panjang L > 20 dengan nilai sebesar 41, sedangkan sampel kapal yang lain di

perairan Selat Makassar sudah sesuai dengan nilai standar.

Pada Tabel 8, sebanyak dua sampel kapal purse seine di perairan Laut

Flores tepatnya pada Kabupaten Bulukumba tidak sesuai dengan nilai standar

gross tonnage (GT) Ayodhyoa (1972), dengan masing-masing nilai berdasarkan

30

panjang kapal L > 20 yaitu kapal 2 sebesar 25,26; dan kapal 3 sebesar 20,11.

Sedangkan sampel kapal yang lain di perairan Laut Flores sudah sesuai dengan

standar Ayodhyoa (1972).

Sebagai perbandingan dari hasil penelitian sebelumnya terhadap kapal

purse seine di Kabupaten Takalar (Risa, 2014) bahwa nilai panjang kapal purse

seine yang diteliti L > 20 untuk nilai gross tonnage (GT) PS 1 sebesar 53,45; PS

2 sebesar 87,51; PS 3 sebesar 62,21; dan PS 4 sebesar 64,76. Berdasarkan

ukuran panjang (L) untuk nilai GT, keempat sampel kapal di Kabupaten Takalar

sudah sesuai dengan nilai standar menurut Ayodhyoa (1972). Untuk kapal purse

seine di Kabupaten Indramayu (Kirana, 2000) bahwa nilai panjang kapal purse

seine yang diteliti L < 20 untuk gross tonnage (GT) sebesar 28 ton, sudah sesuai

dengan nilai GT menurut Ayodhyoa (1972).

D. Bentuk Kapal

1. Rancangan Umum (General Arrangement) Kapal Purse seine yang

Diteliti

Rancangan umum (general arrangement) merupakan gambar yang

menunjukkan secara umum kelengkapan ruang kapal yang dapat dilihat dari atas

dan samping kapal. Kelengkapan ruang dari sampel kapal di perairan Selat

Makassar dan Laut Flores tampak samping dapat dilihat dari sudut samping

kapal secara berurutan dari buritan ke haluan, yaitu:

a. Ruang kemudi

b. Ruang mesin utama

c. Ruang ABK

d. Tangki BBM

e. Palka, digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan.

f. Ruang alat, digunakan sebagai tempat penyimpanan tali, jangkar,

serta alat-alat untuk pengoperasian kapal.

31

Rancangan umum dari sampel kapal di perairan Selat Makassar dapat

dilihat pada Gambar 10 sampai Gambar 24.

Gambar 10. Kapal 1 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)

Gambar 11. Kapal 2 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)

32

Gambar 12. Kapal 3 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)

Gambar 13. Kapal 4 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)

33

Gambar 14. Kapal 1 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)

Gambar 15. Kapal 2 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)

Dimensi LOA : 15,72 m BOA : 3,80 m D : 1,41 m

Dimensi LOA : 15,30 m BOA : 3,64 m D : 1,25 m

34

Gambar 16. Kapal 3 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)

Gambar 17. Kapal 4 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)

Dimensi LOA : 21,20 m BOA : 4,60 m D : 1,54 m

Dimensi LOA : 20,02 m BOA : 3,33 m D : 1,04 m

35

Gambar 18. Kapal 5 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)

Gambar 19. Kapal 1 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)

Dimensi LOA : 18 m BOA : 3,72 m D : 1,14 m

Dimensi LOA : 17,98 m BOA : 3,61 m D : 1,16 m

36

Gambar 20. Kapal 2 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)

Gambar 21. Kapal 3 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)

Dimensi LOA : 16 m BOA : 3,39 m D : 1,03 m

Dimensi LOA : 20 m BOA : 3,36 m D : 1,02 m

37

Gambar 22. Kapal 1 Kabupaten Pangkep (Imran, 2014)

Gambar 23. Kapal 2 Kabupaten Pangkep (Imran, 2014)

Dimensi LOA : 10,37 m BOA : 1,32 m D : 0,50 m

Dimensi LOA : 10,29 m BOA : 1,14 m D : 0,42 m

38

Gambar 24. Kapal 3 Kabupaten Pangkep (Imran, 2014)

Berdasarkan Gambar 10 dan Gambar 12 dapat diketahui bahwa kapal

purse seine 1 dan 2 di perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar

memiliki satu bangunan diatas kapal yang terdiri dari ruang kemudi dan ruang

ABK, satu ruang mesin yang terletak di bagian buritan kapal, tiga palka yang

terletak di bagian tengah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil

tangkapan dan satu palka yang terletak di bagian haluan kapal yang berfungsi

sebagai tempat penyimpanan tali dan jangkar, serta satu ruang akomodasi yang

terletak dibagian haluan kapal.

Pada kapal purse seine 2 dan 4 di Kabupaten Takalar (Gambar 11 dan

13) memiliki satu bangunan di atas kapal yang terdiri dari ruang kemudi dan

ruang ABK, satu ruang mesin yang terletak di bagian buritan kapal, empat palka

yang terletak di bagian tengah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan tali

dan jangkar, serta satu ruang akomodasi yang terletak di bagian haluan kapal.

Gambar 14, 15, 17, dan 18 menunjukkan bahwa kapal purse seine di

perairan Selat Makassar yang berasal dari Kabupaten Barru memiliki satu palka

yang di gunakan untuk menyimpan hasil tangkapan, satu bangunan di atas kapal

yang terdiri dari ruang kemudi dan ruang ABK, satu ruang mesin yang berada di

Dimensi LOA : 20 m BOA : 3,36 m D : 1,02 m

39

bagian buritan kapal, serta satu palka yang digunakan sebagai tempat untuk

menyimpan alat-alat penangkapan seperti tali dan jangkar yang berada di tengah

kapal. Sedangkan pada kapal 3 (Gambar 16) di Kabupaten Barru memiliki dua

palka yang di gunakan sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan dan alat-

alat penangkapan, dan memiliki satu bangunan di atas kapal yang terdiri dari

ruang kemudi dan ruang ABK, serta memiliki satu ruang mesin yang terletak

dibawah ruang kemudi dan ruang ABK.

Pada kapal purse seine yang diteliti di Kabupaten Pinrang (Gambar 19,

20, dan 21) masing-masing memiliki satu palka sebagai tempat penyimpanan

ikan, satu bangunan di atas kapal yang berfungsi sebagai ruang kemudi

sekaligus ruang ABK, serta ruang mesin yang berada di bagian buritan kapal.

Kapal purse seine 1 dan 3 Kabupaten Pangkep (Gambar 22 dan 24) tidak

memiliki bangunan di atas kapal, menggunakan ruang mesin sekaligus ruang

kemudi, palka berada di tengah kapal, serta ruang alat untuk menyimpan tali dan

jangkar berada di haluan kapal. Pada kapal 2 di Kabupaten Pangkep (Gambar

23), kapal tersebut memiliki tiga palka, dengan satu palka berfungsi sebagai

ruang alat

Adapun rancangan umum kapal purse seine di perairan Laut Flores dapat

dilihat pada Gambar 25 sampai Gambar 37.

40

Gambar 25. Kapal 1 Kabupaten Sinjai

Gambar 26. Kapal 2 Kabupaten Sinjai

Dimensi LOA : 21,04 m BOA : 4,05 m D : 1,70 m

Dimensi LOA : 18,35 m BOA : 4,20 m D : 1,75 m

41

Gambar 27. Kapal 3 Kabupaten Sinjai

Gambar 28. Kapal 4 Kabupaten Sinjai

Dimensi LOA : 18,44 m BOA : 3,93 m D : 1,80 m

Dimensi LOA : 18,80 m BOA : 4,30 m D : 1,80 m

42

Gambar 29. Kapal 5 kabupaten Sinjai

Gambar 30. Kapal 6 Kabupaten Sinjai

Dimensi LOA : 18,78 m BOA : 3,54 m D : 1,05 m

Dimensi LOA : 23,12 m BOA : 4,15 m D : 1,45 m

43

Gambar 31. Kapal 7 Kabupaten Sinjai

Gambar 32. Kapal 8 Kabupaten Sinjai

Dimensi LOA : 18,60 m BOA : 4,25 m D : 1,85 m

Dimensi LOA : 19,00 m BOA : 4,00 m D : 1,30 m

44

Gambar 33. Kapal 1 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)

Gambar 34. Kapal 2 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)

Dimensi LOA : 24 m BOA : 5,30 m D : 2,20 m

Dimensi LOA : 21 m BOA : 4,50 m D : 1,20 m

45

Gambar 35. Kapal 3 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)

Gambar 36. Kapal 4 Kabupaten Bulukumba (Subroto, 2015)

Dimensi LOA : 20 m BOA : 3,70 m D : 1,20 m

Dimensi LOA : 17,00 m BOA : 3,00 m D : 1,00 m

46

Gambar 37. Kapal 5 Kabupaten Bulukumba (Subroto, 2015)

Berdasarkan Gambar 25, 28, dan 30 dapat diketahui bahwa kapal purse

seine di perairan Laut Flores tepatnya berada di Kabupaten Sinjai memiliki dua

tingkat bangunan di atas kapal yang terdiri dari ruang kemudi dan ruang ABK,

ruang mesin terletak pada bagian buritan kapal, memiliki satu palka sebagai

tempat penyimpanan hasil tangkapan di bagian tengah kapal, dan pada haluan

kapal terdapat ruang alat sebagai tempat untuk menyimpan tali dan jangkar.

Sedangkan pada Gambar 26, 27 dan 29 kapal tersebut memiliki dua palka yang

masing-masing terletak di tengah kapal, dan ruang alat pada haluan kapal.

Pada Gambar 31 di perairan Laut Flores dapat dilihat bahwa kapal

tersebut memiliki satu bangunan di atas kapal dan satu palka yang berada di

tengah kapal, sedangkan kapal pada Gambar 32 memiliki dua tingkat bangunan

di atas kapal dengan tiga palka sebagai tempat menyimpan hasil tangkapan

yang masing-masing terletak di bagian tengah kapal, serta pada haluan terdapat

ruang alat sebagai tempat untuk menyimpan tali dan jangkar.

Dimensi LOA : 17,00 m BOA : 3,20 m D : 1,00 m

47

Untuk Gambar 33 sampai Gambar 37, kapal purse seine yang berada di

perairan laut Flores tepatnya di Kabupaten Bulukumba memiliki satu bangunan di

atas kapal yang terdiri dari ruang kemudi serta ruangan ABK sebagai tempat

istirahat. Palka yang terdapat pada kapal terdiri dari palka jangkar yang berada di

ujung haluan kapal serta palka hasil tangkapan yang berada di tengah kapal.

Sedangkan ruang mesin terletak di bawah ruang kemudi kapal.

General arrangement (Rancangan umum) untuk kapal purse seine yang

ada di perairan Selat Makassar dan Laut Flores secara umum memiliki desain

yang hampir sama. Perbedaan general arrangement pada kedua perairan hanya

terletak di bagian bentuk dan jumlah palka, serta tata letak bangunan di atas

kapal.

2. Rencana Garis (Lines Plan) Kapal Purse seine yang Diteliti

Rencana garis (lines plan) merupakan gambar dalam bentuk rencana

garis kapal yang dibuat pada masing-masing garis air dan ordinat. Rencana garis

(lines plan) kapal purse seine yang diteliti secara umum dibagi menjadi beberapa

ordinat membujur sepanjang badan kapal dengan jarak setiap ordinat yaitu

sepanjang satu meter. Kapal purse seine yang diteliti juga dibagi atas lima garis

air (water line) yang sama, yaitu mulai dari garis air terendah (base line) hingga

garis air tertinggi (draft).

Gambar rencana garis (lines plan) kapal pada setiap garis air dan ordinat

yang diproyeksikan kedalam tiga buah gambar, yaitu:

a. Body plan adalah gambar rencana garis kapal dari arah depan (irisan

melintang kapal tampak depan).

b. Profile plan merupakan gambar bentuk irisan memanjang kapal

tampak samping.

48

c. Half breadth plan merupakan gambar irisan melintang setengah lebar

kapal tampak atas. Pada gambar ini juga ditunjukkan buttock line,

yaitu garis sejajar dengan center line.

Berikut gambar rencana garis kapal purse seine yang diteliti di perairan

Selat Makassar dapat dilihat pada Gambar 38 sampai 52.

Gambar 38. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)

Gambar 39. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)

49

Gambar 40. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)

Gambar 41. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Takalar (Risa, 2014)

Gambar 42. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)

50

Gambar 43. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)

Gambar 44. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)

Gambar 45. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)

51

Gambar 46. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Barru (Sudirman, 2016)

Gambar 47. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)

Gambar 48. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)

52

Gambar 49. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pinrang (Sudirman, 2016)

Gambar 50. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Pangkep

Gambar 51. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Pangkep

53

Gambar 52. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Pangkep

Adapun rencana garis kapal purse seine di perairan Laut Flores dapat

dilihat pada Gambar 53 sampai 65.

Gambar 53. Rencana garis kapal 1 Kabupaten Sinjai

54

Gambar 54. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Sinjai

Gambar 55. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Sinjai

55

Gambar 56. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Sinjai

Gmabar 57. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Sinjai

56

Gambar 58. Rencana garis kapal 6 Kabupaten Sinjai

Gambar 59. Rencana garis kapal 7 Kabupaten Sinjai

57

Gambar 60. Renacan garis kapal 8 Kabupaten Sinjai

Gambar 61. Rencana garis kapal 1 Bulukumba (Nurdin, 2010)

Gambar 62. Rencana garis kapal 2 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)

58

Gambar 63. Rencana garis kapal 3 Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010)

Gambar 64. Rencana garis kapal 4 Kabupaten Bulukumba

Gambar 65. Rencana garis kapal 5 Kabupaten Bulukumba

59

Berdasarkan Gambar diatas, dapat diketahui bahwa kapal purse seine di

perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar memiliki bentuk badan

kapal berbentuk “V”, kapal di Kabupaten Barru memiliki bentuk badan kapal “U”

dengan posisi haluan lebih tinggi daripada buritan kapal. Pada kapal purse seine

di Kabupaten Pinrang menunjukkan haluan kapal berbentuk “V” sedangkan pada

bagian tengah sampai buritan kapal memiliki lambung berbentuk “U. Kapal purse

seine di Kabupaten Pangkep menunjukkan badan kapal berbentuk “V” dan

adapula berbentuk Akatsuki bottom serta memiliki haluan yang lebih tinggi

daripada buritan kapal.

Untuk kapal purse seine di Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai

memiliki bentuk badan kapal yang sama dengan kapal purse seine yang berada

di Selat Makassar yakni bentuk “U”, “V” dan Akatsuki Bottom. Adapun untuk

melihat perbedaan tingkat kegemukan antar bentuk badan kapal yang diperoleh

dapat dilihat dari koefisien bentuk yang dimiliki kapal dari masing-masing bentuk.

Secara umum kapal purse seine yang diteliti memiliki bentuk badan kapal

pada bagian haluan berbentuk “V”. Hal ini dapat memudahkan kapal untuk

membelah massa air di depan kapal sehingga kapal dapat melaju dengan

kecepatan tinggi. Sedangkan pada bagian buritan kapal berbentuk “U”, bentuk ini

memungkinkan kapal memiliki tahanan yang tidak terlalu besar, kmampuan untuk

membelah gelombang yang cukup baik, dan memungkinkan volume ruang palka

yang maksimum.

Variasi bentuk kasko kapal purse seine yang ada diperairan Laut Flores

dan Selat Makassar memiliki bentuk yang sama dikarenakan kondisi kedua

perairan tersebut yang saling terkait. Selat Makassar dan Laut Flores sama-sama

mendapat pengaruh dari angin monsoon. Pada musim tertentu, kondisi cuaca di

perairan tersebut tergolong ekstrem, hal ini mengakibatkan beberapa nelayan

berpindah fishing ground di teluk bone. Dikarenakan kondisi musim tersebut,

60

maka kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan Laut Flores memiliki

bentuk kasko yang bervariasi meliputi bentuk “U’, “V”, dan Akatsuki bottom agar

supaya biasa menyesuaikan dengan kondisi perairan pada kedua wilayah

tersebut.

Sebagai pembanding dari hasil penelitian sebelumnya terhadap kapal

purse seine di Kabupaten Bulukumba (Nurdin, 2010) menunjukkan bentuk badan

kapal purse seine pada bagian haluan dan bagian tengah kapal berbentuk “V”,

sedangkan padabagian buritannya berbentuk “U”. bagian haluan dan buritan

kapal yang diteliti berada pada posisi yang lebih tinggi dari bagian tengah kapal

sesuai dengan jenis kapalnya, yaitu kapal ikan. Untuk kapal purse seine di

Kabupaten takalar (Risa, 2014) menunjukkan bentuk badan kapal purse seine

pada bagian haluan sampai tengah kapal berbentuk “V”, dan pada bagian buritan

berbentuk “U”. serta kapal purse seine di Kabupaten Indramayu (Kirana, 2000)

menunjukkan bentuk badan kapal purse seine pada bagian haluan berbentuk “V”

dan berbentuk round type pada bagian midship hingga ke buritan kapal.

E. Parameter Hidrostatis Kapal Purse seine yang Diteliti

Parameter hidrostatis merupakan suatu ukuran atau nilai yang

menggambarkan kapal secara statis serta kelayakan desain sebuah kapal.

Parameter hidrostatis untuk kapal purse seine di perairan Selat Makassar yang

diteliti dapat dilihat pada Tabel 8 sampai 22.

61

Tabel 9. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Takalar No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 0.2789 8.2486 29.9492

2 Water area (Aw) (m^2) 3.1400 17.6000 32.7247

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0322 0.1804 0.3354

4 Coefficient block (Cb) 0.0394 0.1905 0.3731

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.3250 0.3429 0.4187

6 Coefficient waterplane (Cw) 0.0909 0.2500 0.4179

7 Coefficient midship (Co) 0.1212 0.5556 0.8911

8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.7447 -0.3153 -0.2705

9 Jarak KB (m) 0.1378 0.3476 0.5357

10 Jarak BM (m) 8.5481 0.3240 0.2489

11 Jarak KM (m) 8.6859 0.6716 0.7847

12 Jarak BML (m) 9.4804 41.1013 3.3438

13 Jarak KML (m) 18.1662 41.7729 4.1285

Tabel 10. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Takalar No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 0.1969 6.7317 26.8126

2 Water area (Aw) (m^2) 3.9467 15.7093 29.5133

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0405 0.1610 0.3025

4 Coefficient block (Cb) 0.0590 0.3182 0.6716

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.9733 0.6660 0.6838

6 Coefficient waterplane (Cw) 0.2424 0.4567 0.7577

7 Coefficient midship (Co) 0.0606 0.4778 0.9821

8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 1.0872 0.2690 -0.0242

9 Jarak KB (m) 0.1504 0.3606 0.5379

10 Jarak BM (m) 15.0197 0.5105 0.3022

11 Jarak KM (m) 15.1701 0.8711 0.8401

12 Jarak BML (m) 27.7082 34.2828 2.2915

13 Jarak KML (m) 42.8783 35.1539 3.1315

62

Tabel 11. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Takalar No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 0.6041 9.4637 32.6165

2 Water area (Aw) (m^2) 4.9867 16.7733 38.5147

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0511 0.1719 0.3948

4 Coefficient block (Cb) 0.0788 0.2263 0.3842

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.3059 0.4310 0.4716

6 Coefficient waterplane (Cw) 0.1333 0.2467 0.4650

7 Coefficient midship (Co) 0.2576 0.5250 0.8146

8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.1199 -0.2518 -0.2643

9 Jarak KB (m) 0.1273 0.3165 0.5579

10 Jarak BM (m) 3.4340 0.2192 0.3220

11 Jarak KM (m) 3.5612 0.5357 0.8799

12 Jarak BML (m) 27.2627 41.7223 3.0428

13 Jarak KML (m) 30.8239 42.2580 3.9227

Tabel 12. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Takalar No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 0.2149 8.2655 32.752

2 Water area (Aw) (m^2) 2.9667 19.1760 40.1800

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0304 0.1966 0.4118

4 Coefficient block (Cb) 0.0268 0.1787 0.3802

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.8833 0.4949 0.5150

6 Coefficient waterplane (Cw) 0.0758 0.2550 0.4780

7 Coefficient midship (Co) 0.0303 0.3611 0.7382

8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.8732 0.4230 -0.0280

9 Jarak KB (m) 0.1431 0.3598 0.5682

10 Jarak BM (m) 15.0764 0.4140 0.3394

11 Jarak KM (m) 15.2195 0.7738 0.9077

12 Jarak BML (m) 28.6949 56.7394 3.4584

13 Jarak KML (m) 43.9145 57.5132 4.3660

63

Tabel 13. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Barru No. Paremeter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 1.4540 10.8400 24.0600

2 Water area (Aw) (m^2) 16.4760 34.1520 40.4060

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1690 0.3500 0.4140

4 Coefficient block (Cb) 0.2900 0.4200 0.5000

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.5800 0.6200 0.6400

6 Coefficient midship (Co) 0.5000 0.6900 0.7900

7 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) 4.9000 4.6000 4.4200

8 Jarak KB (m) 0.1100 0.3300 0.5300

9 Jarak BM (m) 3.5500 2.6100 1.6000

10 Jarak KM (m0 3.7000 2.9000 2.1100

11 Jarak BML (m) 70.9200 30.3700 19.9600

12 Jarak KML (m) 71.0400 30.7000 20.5000

Tabel 14. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Barru

No. Paremeter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 1.8460 10.4000 22.5200

2 Water area (Aw) (m^2) 18.0300 29.9450 40.5190

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1850 0.3070 0.4150

4 Coefficient block (Cb) 0.2410 0.3790 0.4420

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6790 0.6340 0.6250

6 Coefficient midship (Co) 0.3550 0.5970 0.7070

7 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) -0.5730 -0.7500 -0.9750

8 Jarak KB (m) 0.0960 0.3080 0.5130

9 Jarak BM (m) 2.9810 1.9330 1.5000

10 Jarak KM (m0 3.0770 2.2410 2.0130

11 Jarak BML (m) 72.7390 26.2740 24

12 Jarak KML (m) 72.8350 26.5820 24.5130

Tabel 15. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Barru

No. Paremeter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 2.7890 21.1800 49.6700

2 Water area (Aw) (m^2) 42.6724 51.7910 67.6940

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2420 0.5310 0.6940

4 Coefficient block (Cb) 0.2720 0.3860 0.4860

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.5640 0.5590 0.6410

6 Coefficient midship (Co) 0.5000 0.6980 0.7640

7 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) 9.3320 8.5080 7.9060

8 Jarak KB (m) 0.1530 0.4440 0.7230

9 Jarak BM (m) 3.4820 2.2960 1.6970

10 Jarak KM (m) 3.6350 2.7400 2.4190

11 Jarak BML (m) 84.1500 47.1040 33.7130

12 Jarak KML (m) 84.3010 47.5480 34.4350

64

Tabel 16. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Barru No. Paremeter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 1.5530 12.1600 29.1700

2 Water area (Aw) (m^2) 16.5600 38.1780 50.0700

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1700 0.3910 0.5130

4 Coefficient block (Cb) 0.2980 0.3690 0.4650

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.5950 0.5930 0.6480

6 Coefficient midship (Co) 0.5010 0.6220 0.7170

7 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) 9.0480 9.3390 8.9980

8 Jarak KB (m) 0.1230 0.3570 0.5830

9 Jarak BM (m) 1.5630 1.4870 1.1320

10 Jarak KM (m0 1.6800 1.8440 1.7150

11 Jarak BML (m) 134.1760 65.5880 44.0730

12 Jarak KML (m) 134.2990 65.9450 44.6550

Tabel 17. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Barru

No. Paremeter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 1.1600 9.8410 24.0700

2 Water area (Aw) (m^2) 12.5640 33.4260 42.7420

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1290 0.3430 0.4380

4 Coefficient block (Cb) 0.2690 0.3600 0.4550

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.5380 0.5810 0.6380

6 Coefficient midship (Co) 0.5010 0.6160 0.7130

7 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.8590 0.0250 -0.3810

8 Jarak KB (m) 0.1200 0.3550 0.5750

9 Jarak BM (m) 1.5860 1.6990 1.2310

10 Jarak KM (m0 1.7060 2.0550 1.8060

11 Jarak BML (m) 81.2580 52.1780 31.8020

12 Jarak KML (m) 81.7380 52.5330 32.3770

65

Tabel 18. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pinrang No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 0.7371 7.9767 20.0420

2 Water area (Aw) (m^2) 22.0790 45.3542 66.8122

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2263 0.4649 0.6848

4 Coefficient block (Cb) 0.1384 0.3104 0.3797

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.5170 0.6608 0.7210

6 Coefficient waterplane (Cw) 0.5649 0.6769 0.7678

7 Coefficient midship (Co) 0.1291 0.2926 0.3388

8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.5082 -0.1511 -0.2964

9 Jarak KB (m) 0.1391 0.3928 0.6524

10 Jarak BM (m) 12.4109 1.3479 0.9513

11 Jarak KM (m) 12.5500 1.7407 1.6037

12 Jarak BML (m) 310.3975 194.6220 37.9460

13 Jarak KML (m) 322.9476 196.3627 39.5497

Tabel 19. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pinrang

No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 0.2163 4.9353 14.0548

2 Water area (Aw) (m^2) 10.9882 33.7008 52.644

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1126 0.3454 0.5396

4 Coefficient block (Cb) 0.0646 0.2478 0.328

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.2667 0.4661 0.6848

6 Coefficient waterplane (Cw) 0.2051 0.3365 0.4333

7 Coefficient midship (Co) 0.0605 0.2565 0.3024

8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.4194 -0.2544 -0.2536

9 Jarak KB (m) 0.1436 0.4024 0.6632

10 Jarak BM (m) 20.0531 1.0784 0.9492

11 Jarak KM (m) 20.1967 1.4808 1.6124

12 Jarak BML (m) 320.1398 195.6737 36.4048

13 Jarak KML (m) 240.3364 197.1545 38.0171

66

Tabel 20. Nilai parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pinrang No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 0.8753 9.3618 23.1540

2 Water area (Aw) (m^2) 20.1552 53.1965 75.1046

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2066 0.5453 0.7698

4 Coefficient block (Cb) 0.1656 0.3471 0.4382

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.4769 0.5749 0.6142

6 Coefficient waterplane (Cw) 0.5037 0.6917 0.7111

7 Coefficient midship (Co) 0.0669 0.2353 0.3098

8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.6973 0.0547 -0.6410

9 Jarak KB (m) 0.1359 0.3928 0.6497

10 Jarak BM (m) 10.7087 1.2776 0.8855

11 Jarak KM (m) 10.8446 1.6704 1.5353

12 Jarak BML (m) 260.9192 238.5114 54.2167

13 Jarak KML (m) 271.7638 240.1817 55.7520

Tabel 21. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Pangkep

No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 0.3015 0.9785 2.0040

2 Water area (Aw) (m^2) 3.6920 6.3300 8.7130

3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.0380 0.0650 0.0890

4 Coefficient block (Cb) 0.4600 0.4170 0.4360

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.7820 0.6980 0.7110

6 Coefficient midship (Cm) 0.5880 0.5980 0.6140

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.7690 0.7370 0.7780

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 4.6910 4.5660 4.4490

9 Jarak KB (m) 0.0830 0.1680 0.2550

10 Jarak BM (m) 62.8600 39.9150 28.2630

11 Jarak KM (m) 0.3180 0.4590 0.6080

12 Jarak BML (m) 62.8600 39.9150 28.2630

13 Jarak KML (m) 62.9430 40.0830 28.5170

67

Tabel 22. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 Kabupaten Pangkep No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 0.1811 0.7970 1.7360

2 Water area (Aw) (m^2) 3.5030 6.7940 9.0730

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0360 0.0700 0.0930

4 Coefficient block (Cb) 0.3520 0.3900 0.4360

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.9070 0.7660 0.7450

6 Coefficient midship (Cm) 0.3980 0.5100 0.5860

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.7900 0.7730 0.7950

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 4.7790 4.7220 4.5610

9 Jarak KB (m) 0.0740 0.1520 0.2250

10 Jarak BM (m) 0.2850 0.4650 0.4480

11 Jarak KM (m) 0.3590 0.6170 0.6720

12 Jarak BML (m) 110.8970 50.0080 34.7920

13 Jarak KML (m) 110.9700 50.1600 35.0160

Tabel 23. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Pangkep

No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 0.2352 0.8299 1.8370

2 Water area (Aw) (m^2) 3.6000 6.7940 10.3440

3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.0370 0.0700 0.1060

4 Coefficient block (Cb) 0.4130 0.4140 0.4080

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.7620 0.7330 0.7420

6 Coefficient midship (Cm) 0.5420 0.5650 0.5500

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.7340 0.7880 0.8010

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 5.0510 5.1070 4.9770

9 Jarak KB (m) 0.0710 0.1460 0.2230

10 Jarak BM (m) 0.2010 0.3570 0.5070

11 Jarak KM (m) 0.2720 0.5030 0.7300

12 Jarak BML (m) 109.1970 61.2010 46.5980

13 Jarak KML (m) 109.2680 61.3470 46.8220

68

Adapun nilai parameter hidrostatis kapal purse seine di perairan Laut

Flores dapat dilihat pada Tabel 24 sampai Tabel 36

Tabel 24. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 4.9290 17.1500 35.3200

2 Water area (Aw) (m^2) 21.8990 37.9310 49.9210

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2240 0.3890 0.5120

4 Coefficient block (Cb) 0.2940 0.3380 0.4050

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6650 0.6020 0.6200

6 Coefficient midship (Cm) 0.4420 0.5610 0.6530

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6430 0.6740 0.7510

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 8.9830 8.9440 8.6660

9 Jarak KB (m) 0.2490 0.5120 0.7680

10 Jarak BM (m) 1.2930 1.4570 1.1910

11 Jarak KM (m) 1.5420 1.9690 1.9590

12 Jarak BML (m) 51.8680 33.1510 28.2720

13 Jarak KML (m) 52.1170 33.6630 29.0390

Tabel 25. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 5.7040 18.0100 36.6100

2 Water area (Aw) (m^2) 23.0290 37.4700 51.7130

3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.2360 0.3840 0.5300

4 Coefficient block (Cb) 0.3240 0.3630 0.3970

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6650 0.6180 0.6260

6 Coefficient midship (Cm) 0.4870 0.5870 0.6330

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6430 0.6800 0.7350

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 10.0470 9.9380 9.5290

9 Jarak KB (m) 0.2410 0.4970 0.7580

10 Jarak BM (m) 0.9700 1.0140 1.0180

11 Jarak KM (m) 1.2110 1.5110 1.7760

12 Jarak BML (m) 62.2020 41.1120 35.7730

13 Jarak KML (m) 62.4430 41.6090 36.5310

69

Tabel 26. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 5.3370 17.7500 36.0900

2 Water area (Aw) (m^2) 21.1140 36.4580 48.0390

3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.2160 0.3740 0.4920

4 Coefficient block (Cb) 0.3060 0.3430 0.4080

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6620 0.5870 0.6120

6 Coefficient midship (Cm) 0.4620 0.5830 0.6670

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6160 0.6590 0.7410

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.1000 8.9590 8.6370

9 Jarak KB (m) 0.2460 0.5240 0.7920

10 Jarak BM (m) 1.0740 1.2610 1.0370

11 Jarak KM (m) 1.3210 1.7850 1.8290

12 Jarak BML (m) 46.8090 30.6860 26.8110

13 Jarak KML (m) 47.0550 31.2100 27.6030

Tabel 27. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 5.0330 17.8400 37.2800

2 Water area (Aw) (m^2) 21.4320 38.9610 50.9700

3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.2200 0.3990 0.5220

4 Coefficient block (Cb) 0.2900 0.3310 0.4020

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6570 0.5950 0.6210

6 Coefficient midship (Cm) 0.4420 0.5570 0.6480

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6290 0.6780 0.7500

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.0540 8.9570 8.6480

9 Jarak KB (m) 0.2580 0.5360 0.8050

10 Jarak BM (m) 1.2150 1.4740 1.1780

11 Jarak KM (m) 1.4730 2.0110 1.9830

12 Jarak BML (m) 48.7330 33.7220 27.9920

13 Jarak KML (m) 48.9910 34.2590 28.7970

70

Tabel 28. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 2.7550 9.6390 20.7200

2 Water area (Aw) (m^2) 16.9700 33.4470 45.6910

3 Ton Per Centimeter Immersion (TPC) 0.1740 0.3430 0.4680

4 Coefficient block (Cb) 0.3310 0.3320 0.3850

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.7310 0.6600 0.6750

6 Coefficient midship (Cm) 0.4530 0.5040 0.5710

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.7240 0.7250 0.7660

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.4820 9.3150 8.7360

9 Jarak KB (m) 0.1530 0.3400 0.5180

10 Jarak BM (m) 0.8910 1.5450 1.5410

11 Jarak KM (m) 1.0440 1.8850 2.0590

12 Jarak BML (m) 83.2440 58.4890 44.6480

13 Jarak KML (m) 83.3960 58.8290 45.1650

Tabel 29. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 6 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 4.0980 13.3900 27.4000

2 Water area (Aw) (m^2) 22.0810 37.9620 53.7210

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2260 0.3890 0.5510

4 Coefficient block (Cb) 0.3190 0.3620 0.3720

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.7090 0.6900 0.6550

6 Coefficient midship (Cm) 0.4500 0.5240 0.5680

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6690 0.7150 0.7330

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 11.2420 11.1080 10.8810

9 Jarak KB (m) 0.1740 0.3740 0.5710

10 Jarak BM (m) 0.9540 1.3410 1.4260

11 Jarak KM (m) 1.1280 1.7150 1.9970

12 Jarak BML (m) 102.3340 59.2540 52.5830

13 Jarak KML (m) 102.5080 59.6280 53.1530

71

Tabel 30. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 7 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 4.2150 14.4600 30.1300

2 Water area (Aw) (m^2) 20.4140 34.7130 47.4470

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2090 0.3560 0.4860

4 Coefficient block (Cb) 0.2810 0.3330 0.3800

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6610 0.6080 0.6000

6 Coefficient midship (Cm) 0.4250 0.5480 0.6330

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6230 0.6680 0.7240

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.0350 8.9880 8.7630

9 Jarak KB (m) 0.2250 0.4660 0.7050

10 Jarak BM (m) 1.2470 1.4300 1.2490

11 Jarak KM (m) 1.4720 1.8970 1.9540

12 Jarak BML (m) 55.8830 33.6030 30.2430

13 Jarak KML (m) 56.1080 34.0690 30.9480

Tabel 31. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 8 Kabupaten Sinjai No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 3.2800 11.3600 24.2100

2 Water area (Aw) (m^2) 16.9470 30.1960 46.0080

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1740 0.3100 0.4720

4 Coefficient block (Cb) 0.2930 0.3320 0.3590

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6870 0.6250 0.6100

6 Coefficient midship (Cm) 0.4270 0.5300 0.5880

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6420 0.6750 0.7550

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.2810 9.1760 8.9720

9 Jarak KB (m) 0.1990 0.4240 0.6470

10 Jarak BM (m) 0.9050 1.2150 1.3760

11 Jarak KM (m) 1.1040 1.6390 2.0230

12 Jarak BML (m) 59.2070 36.2080 37.3820

13 Jarak KML (m) 59.4060 36.6320 38.0300

72

Tabel 32. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 1 Kabupaten Bulukumba No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 2.4462 31.0691 89.7482

2 Water area (Aw) (m^2) 13.7224 42.1875 68.2889

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1407 0.4324 0.700

4 Coefficient block (Cb) 0.1057 0.3481 0.5403

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.3649 0.4536 0.5531

6 Coefficient waterplane (Cw) 0.3039 0.4845 0.6320

7 Coefficient midship (Cm) 0.2897 0.7674 0.9769

8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 0.1490 1.1995 1.3938

9 Jarak KB (m) 0.3587 0.5938 0.8226

10 Jarak BM (m) 0.6903 0.4420 0.3292

11 Jarak KM (m) 1.049- 1.0358 1.1518

12 Jarak BML (m) 13.5315 11.1031 6.1491

13 Jarak KML (m) 14.5804 12.1389 7.3009

Tabel 33. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 2 kabupaten Bulukumba No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 1.3447 13.2479 33.5612

2 Water area (Aw) (m^2) 23.7204 35.2168 57.2152

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2431 0.3610 0.5865

4 Coefficient block (Cb) 0.1677 0.4028 0.4943

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.4829 0.4976 0.5084

6 Coefficient waterplane (Cw) 0.6063 0.6585 0.7774

7 Coefficient midship (Cm) 0.3472 0.8095 0.9722

8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 1.3958 3.3093 3.0384

9 Jarak KB (m) 0.1482 0.3777 0.5592

10 Jarak BM (m) 11.7519 1.3978 0.9956

11 Jarak KM (m) 11.9001 1.7755 1.5548

12 Jarak BML (m) 64.8137 25.4613 9.2584

13 Jarak KML (m) 76.7139 27.2368 10.8132

73

Tabel 34. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 3 Kabupaten Bulukumba No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 0.7083 11.1973 31.3458

2 Water area (Aw) (m^2) 8.6170 23.0219 37.7228

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.0883 0.236 0.3867

4 Coefficient block (Cb) 0.1411 0.3928 0.4917

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.2252 0.4723 0.5060

6 Coefficient waterplane (Cw) 0.528 0.5795 0.6671

7 Coefficient midship (Cm) 0.6267 0.8316 0.9717

8 Longitudinal Centre Buoyancy (LCB) (m) 1.5713 3.5625 3.0880

9 Jarak KB (m) 0.2233 0.4252 0.6464

10 Jarak BM (m) 0.5808 0.4327 0.2905

11 Jarak KM (m) 0.8041 0.8578 0.9370

12 Jarak BML (m) 50.1748 34.1010 4.3313

13 Jarak KML (m) 50.9789 34.9588 5.2683

Tabel 35. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 4 Kabupaten Bulukumba No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 5.3560 17.5500 36.7300

2 Water area (Aw) (m^2) 22.9330 39.4410 57.3840

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.2350 0.4040 0.5880

4 Coefficient block (Cb) 0.3130 0.3290 0.3530

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.6690 0.6060 0.5940

6 Coefficient midship (Cm) 0.4680 0.5440 0.5940

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.6360 0.6420 0.6940

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 10.0970 10.0020 9.6130

9 Jarak KB (m) 0.2300 0.4810 0.7370

10 Jarak BM (m) 1.0250 1.2910 1.4320

11 Jarak KM (m) 1.2550 1.7720 2.1690

12 Jarak BML (m) 65.8780 42.0070 38.2690

13 Jarak KML (m) 66.1080 42.4880 39.0050

74

Tabel 36. Nilai Parameter Hidrostatis Kapal 5 Kabupaten Bulukumba No. Parameter WL 1 WL 3 WL 5

1 Ton displacement (ton) 3.0160 10.8900 23.2400

2 Water area (Aw) (m^2) 18.2760 36.4230 47.8680

3 Ton Per Centimeter (TPC) 0.1870 0.3730 0.4910

4 Coefficient block (Cb) 0.3270 0.3290 0.3970

5 Coefficient prismatic (Cp) 0.7310 0.6510 0.6790

6 Coefficient midship (Cm) 0.4470 0.5050 0.5840

7 Coefficient waterplane (Cw) 0.7310 0.7220 0.7710

8 Longitudinal Centre Bouyancy (LCB) (m) 9.4410 9.1420 8.5940

9 Jarak KB (m) 0.1630 0.3600 0.5440

10 Jarak BM (m) 1.0130 1.6870 1.5620

11 Jarak KM (m) 1.1760 2.0470 2.1060

12 Jarak BML (m) 82.5150 59.0520 42.4440

13 Jarak KML (m) 82.6780 59.4120 42.9870

Ton displacement (∆) merupakan nilai yang menunjukkan beban/massa

badan kapal pada posisi water line tertentu. Massa badan kapal pada water line 1

– water line 5 untuk kapal purse seine di perairan Selat Makassar untuk kapal 1

Kabupaten Takalar berkisar antara 0,2798 – 29,9492 ton; Kapal 2 berkisar antara

0,1969 – 26,8126 ton; Kapal 3 0,6041 – 31,8210 ton; Kapal 4 0,2149 – 32,7520

ton. Untuk Kapal purse seine di Kabupaten Barru pada Kapal 1 berkisar antara

1,4540 – 24.0600 ton; Kapal 2 1,8460 – 22,5200 ton; Kapal 3 2,7890 – 49,6700

ton; Kapal 4 1,5530 – 29,1700 ton; Kapal 5 berkisar antara 1,1600 – 24,0700 ton.

Kapal purse seine 1 pada Kabupaten Pinrang memiliki nilai 0,7371 – 20,0420 ton;

Kapal 2 berkisar antara 0,2163 – 14,0548 ton; Kapal 3 0,8753 – 23,1540 ton.

Pada kapal purse seine 1 di Kabupaten Pangkep memiliki kisaran nilai 0,3015 –

2,0040 ton; Kapal 2 0,1811 – 1,7360 ton; Kapal 3 0,2352 – 1,8370 ton.

Sedangkan nilai Ton displacement (∆) kapal purse seine di Perairan Laut Flores

tepatnya di Kabupaten Sinjai memiliki kisaran nilai 4,9290 – 35,3200 ton; Kapal 2

5,7040 – 36,6100 ton; Kapal 3 5,3370 – 36,0900 ton; Kapal 4 5,0330 – 37,2800

ton; Kapal 5 memiliki kisaran nilai 2,7550 – 20,7200 ton; Kapal 6 4,0980 –

75

27,4000 ton; Kapal 7 4,2150 – 30,1300 ton; Kapal 8 3,2800 – 24,2100 ton. Untuk

kapal purse seine 1 di Kabupaten Bulukumba memiliki kisaran nilai 2,4462 –

89,7482 ton; Kapal 2 1,3447 – 33,5612 ton; Kapal 3 0,7083 – 31,3458 ton; Kapal

4 5,3560 – 36,7300 ton; dan kapal 5 berkisar antara 3,0160 – 23,2400 ton. Nilai

ini berfungsi untuk mengestimasi berat kapal.

Water Area (Aw) merupakan nilai yang menunjukkan luas area kapal pada

posisi water line tertentu secara horizontal longitudinal. Luas area pada kapal

purse seine di perairan Selat Makassar tepatnya pada Kapal purse seine 1 di

Kabupaten Takalar memiliki kisaran nilai 3,1400 – 32,7247 m2; Kapal 2 3,9467 –

29,5133 m2; Kapal 3 4,9867 – 38,5147 m2; Kapal 4 2,9667 – 40,1800 m2. Untuk

kapal purse seine 1 di Kabupaten Barru memiliki kisaran nilai 16,4760 – 40,4060

m2; Kapal 2 18,0300 – 40,5190 m2; Kapal 3 42,6724 – 67,6940 m2; Kapal 4

16,5600 – 50,0700 m2; kapal 5 12,5640 – 42,7420 m2. Untuk kapal purse seine di

Kabupaten Pinrang, pada kapal 1 miliki kisaran nilai 22,0790 – 66,8122 m2;

Kapal 2 10,9882 – 52,6440 m2; Kapal 3 20,1552 – 75,1046 m2. Pada kapal purse

seine 1 di Kabupaten Pangkep memiliki kisaran nilai 3,6920 – 8,7130 m2; Kapal 2

3,5030 – 9,0730 m2; Kapal 3 berkisar antara 3,6000 – 10,3440 m2. Sedangkan

untuk nilai Water area (Aw) kapal purse seine di perairan Laut Flores tepatnya di

Kabupaten Sinjai, pada kapal 1 berkisar antara 21,8990 – 49,9210 m2; Kapal 2

23,0290 – 51,7130 m2; Kapal 3 21,1140 – 48,0390 m2; Kapal 4 21,4320 –

50,9700 m2; Kapal 5 memiliki kisaran nilai 16,9700 – 45,6910 m2; Kapal 6

22,0810 – 53,7210 m2; Kapal 7 20,4140 – 47,4470 m2; kapal 8 16,9470 –

46,0080 m2. Untuk kapal purse seine 1 di Kabupaten Bulukumba berkisar antara

13,7224 – 68,2889 m2; Kapal 2 23,7204 – 57.2152 m2; Kapal 3 8,6170 – 37,7228

m2; Kapal 4 22,9330 – 57,3840 m2; Kapal 5 berkisar antara 18,2760 – 47,8680

76

m2. Semakin besar nilai water area maka kapal memiliki kemampuan menerima

distribusi muatan secara horizontal.

Ton Per Centimeter Immersion (TPC) merupakan nilai yang menunjukkan

jumlah beban/massa yang dibutuhkan untuk mengubah draft sebesar 1 cm.

Besarnya massa yang dibutuhkan untuk mengubah posisi draft sebesar 1 cm

pada kisaran water line 1 – water line 5, untuk kapal purse seine di perairan Selat

Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar pada kapal 1 memiliki kisaran nilai

0,0322 – 0,3354; Kapal 2 0,0405 – 0,3025; Kapal 3 0,0511 – 0,3948; Kapal 4

0,0304 – 0,4118. Untuk kapal purse seine Kabupaten Barru, pada kapal 1

berkisar antara 0,1690 – 0,4140; Kapal 2 0,1850 – 0,4150; Kapal 3 0,2420 –

0,6940; Kapal 4 0,1700 – 0,5130; Kapal 5 0,1290 – 0,4380. Pada kapal purse

seine 1 di Kabupaten Pinrang memiliki kisaran nilai 0,2263 – 0,6848; Kapal 2

0,1126 – 0,5396; Kapal 3 0,2066 – 0,7698. Untuk kapal purse seine 1 di

Kabupaten Pangkep berkisar antara 0,0380 – 0,0890; Kapal 2 0,0360 – 0,0930;

Kapal 3 0,0370 – 0,1060. Sedangkan untuk nilai Ton Per Centimeter Immersion

(TPC) kapal purse seine di perairan Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai,

pada kapal 1 memiliki kisaran nilai 0,2240 – 0,5120; Kapal 2 0,2360- 0,5300;

Kapal 3 0,2160 – 0,4920; kapal 4 0,2200 – 0,5220; Kapal 5 berkisar antara

0,1740 – 0,4680; Kapal 6 0,2260 – 0,5510; Kapal 7 0,2090 – 0,4860; Kapal 8

0,1740 – 0,4720. Untuk kapal purse seine di Kabupaten Bulukumba, pada kapal

1 berkisar antara 0,1407 – 0,7000; Kapal 2 0,2431 – 0,5865; Kapal 3 0,0883 –

0,3867; Kapal 4 0,2350 – 0,5880; dan Kapal 5 berkisar antara 0,1870 – 0,4910.

Nilai ini berfungsi untuk mengestimasi beban/massa maksimum yang dapat di

toleransi oleh kapal.

Bentuk badan kapal dapat dideskripsikan melalui coefficient of fineness

yang digunakan dalam penelitian meliputi:

77

1. Coefficient block (Cb) merupakan perbandingan antara isi carene dengan isi

suatu bak dengan panjang (L), lebar (B), dan tinggi (D). nilai yang dapat

mendeskripsikan tingkat kegemukan suatu kapal adalah Cb (Coefficient

block). Nilai ini bergerak dari 0 – 1. Semakin mendekati nilai 1, kapal

dikatakan semakin gemuk dan sebaliknya dikatakan ramping jika mendekati

nilai 0. Nilai coefficient block pada water line 5 untuk kapal purse seine yang

diteliti di perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar berkisar

antara 0,3731 - 0,6716. Nilai coefficient block untuk kapal purse seine di

Kabupaten Barru berkisar antara 0,4420 – 0,5000. Kapal purse seine di

Kabupaten Pinrang memiliki kisaran nilai Cb 0,3280 – 0,4382. Dan kapal

purse seine di Kabupaten Pangkep memiliki kisaran nilai 0,4080 – 0,4360.

Hal ini menunjukkan nilai coefficient block kapal purse seine yang diteliti di

perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar, Barru, Pinrang, dan

Pangkep tidak sesuai dengan standar menurut Ayodhyoa (1972).

Sedangkan kapal purse seine yang diteliti di perairan Laut Flores tepatnya di

Kabupaten Sinjai memiliki kisaran nilai Cb 0,3590 – 0,4080; untuk kapal

purse seine di Kabupaten Bulukumba berkisar antara 0,3530 – 0,5403; hal

ini menunjukkan bahwa kapal purse seine yang diteliti di perairan Laut Flores

pada Kabupaten Sinjai dan Bulukumba memiliki nilai coefficient block yang

tidak sesuai dengan nilai standar menurut Ayodhyoa (1972).

2. Coefficient of Prismatic (Cp) adalah perbandingan antara volume badan

kapal yang berada dibawah permukaan air dengan volume sebuah prisma

dengan luas penampang midship area dan panjang kapal. Nilai coefficient of

prismatic (Cp) pada water line 5 untuk kapal purse seine yang diteliti di

perairan Selat Makassar tepatnya di Kabupaten Takalar berkisar antara

0,4187 – 0,6838. Pada kapal purse seine di Kabupaten Barru memiliki

kisaran nilai Cp 0,6250 – 0,6480. Kapal purse seine di Kabupaten Pinrang

78

berkisar antara 0,6142 – 0,7210. Kabupaten Pinrang dengan nilai Cp 0,7110

– 0,7450. Hal ini menunjukkan bahwa nilai coefficient of prismatic kapal

purse seine di perairan Selat Makassar hanya beberapa kapal yang

memenuhi standar Ayodhyoa (1972) yaitu kapal purse seine 2

KabupatenTakalar dengan nilai Cp 0,6838; kapal purse seine 1 Kabupaten

Pinrang dengan nilai 0,7210; kapal purse seine 2 Kabuapten Pinrang 0,6848;

dan kapal purse seine di Kabupaten Pangkep dengan nilai Cp 0,7110;

0,7450; dan 0,7420. Sedangkan nilai coefficient of prismatic kapal purse

seine di perairan Laut Flores tepatnya di Kabupaten Sinjai memiliki kisaran

nilai Cp 0,6000 – 0,6750. Kapal di Kabupaten Bulukumba, nilai coefficient of

prismatic berkisar antara 0,5060 – 0,6790. Hal ini menunjukkan nilai

coefficient of prismatic kapal purse seine di perairan Laut Flores tidak sesuai

dengan standar menurut Ayodhyoa (1972) tetapi pada kapal purse seine 5

Kabupaten Sinjai dan kapal purse seine 5 Kabupaten Bulukumba sudah

sesuai dengan standar Ayodhyoa (1972) dengan nilai Cp masing-masing

0,6750 dan 0,6790.

3. Coefficient of midship (Co) merupakan perbandingan luas antara

penampangan gading besar yang terendam air dengan luas suatu

penampang yang lebarnya B dan tinggi D. Nilai coefficient of midship kapal

purse seine di perairan Selat Makassar teapatnya di Kabupaten Takalar

pada water line 5 berkisar antara 0,8146 – 0,9821. Kapal purse seine di

Kabupaten Barru memiliki kisaran nilai Co 0,7070 – 0,7900. Di Kabupaten

Pinrang, kapal purse seine memiliki nilai Co 0,3024 – 0,3388. Dan nilai Co

kapal purse seine di Kabupaten Pangkep berkisar antara 0,5500 – 0,6140.

Berdasarkan nilai diatas dapat dilihat bahwa nilai coefficient of midship kapal

purse seine di perairan Selat Makassar tidak sesuai dengan nilai standar

menuruut Ayodhyoa (1972), hanya beberapa kapal yang sesuai dengan nilai

79

standar Ayodhyoa (1972) yaitu kapal 1 dan 3 Kabupaten Takalar dengan

nilai 0,8911 dan 0,8146; serta kapal 1 dan 3 Kabupaten Barru dengan nilai

Co 0,7900 dan 0,7640. Sedangkan nilai coefficient of prismatic kapal purse

seine di perairan Laut Flores yang terdapat di Kabupaten Sinjai memiliki

kisaran nilai Co 0,5710 – 0,6530. Dan kapal purse seine di Kabupaten

Bulukumba memiliki nilai Co yang berkisar antara 0,5840 – 0,9769, hal

tersebut menunjukkan bahwa kapal purse seine yang diteliti di perairan Laut

Flores tidak sesuai dengan nilai standar menurut Ayodhyoa (1972).

Jarak LCB (longitudinal centre buoyancy) merupakan jarak maya dimana

titik pusat daya apung vertical berada. BM (radius metacenter) merupakan jari-

jari metacenter vertical dan BML adalah jari-jari metacenter longitudinal.

Sedangkan KM adalah jarak maya titik metacenter longitudinal dari base line dan

KML adalah jarak maya titik metacenter longitudinal. Parameter hidrostatis

berupa LCB, KB, BM, BML, KML merupakan parameter yang berhubungan

dengan nilai B (titik pusat apung kapal) dan nilai M (metacenter) sehingga sangat

mempengaruhi stabilitas dari sebuah kapal.

Berdasarkan nilai parameter hidrostatis pada masing-masing kapal purse

seine diatas, dapat disimpulkan bahwa kapal di perairan Selat Makassar memiliki

bentuk yang kecil dan ramping dibandingkan dengan kapal purse seine di

perairan Laut Flores yang umumnya memiliki ukuran dan bentuk yang besar.

F. Uji Beda Parameter Desain Kapal Purse seine Selat Makassar Dengan

Kapal Purse seine Laut Flores

Perbedaan desain antara kapal purse seine yang dioperasikan di perairan

Selat Makassar dengan kapal purse seine yang dioperasikan di Laut Flores

dihitung menggunakan analisis uji T, dengan menggunakan variabel-variabel

80

teknis seperti rasio ukuran utama kapal, nilai GT kapal dan nilai Coefficient Block

(Cb) kapal.

Tabel 37. Hasil analisis Uji T

Parameter Analisis Uji T

L/B 0.197

L/D 0.163

B/D 0.499

Gross tonnage (GT) 0.803

Coefficient block 0.362

Pada tabel diatas, hasil analisis uji T kapal purse seine di perairan Selat

Makassar dan Laut Flores berdasarkan nilai rasio ukuran utama L/B kapal

diperoleh nilai Sig. (2-Tailed) sebesar 0,197. L/D kapal diperoleh nilai 0,163. B/D

kapal diperoleh nilai 0,499. Dari ketiga nilai tersebut masing-masing lebih besar

dari 0,05 (P > 0,05) maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara

desain kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan di perairan Laut Flores

berdasarkan uji statistik dengan menggunakan variabel nilai rasio ukuran utama

kapal.

Untuk parameter GT kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan

Laut Flores diperoleh nilai Sig. (2-Tailed) 0,803 dimana 0,803 > 0,05 maka

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara desain kapal purse seine di

perairan Selat Makassar dan Laut Flores.

Hasil uji T kapal purse seine di perairan Selat Makassar dan di perairan

Laut Flores berdasarkan nilai Coefficient block (Cb) kapal diperoleh nilai Sig. (2-

Tailed) sebesar 0,362 dimana 0,362 > 0,05 maka disimpulkan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara desain kapal purse seine di perairan Selat Makassar

dan di perairan Laut Flores.

Hasil uji T, untuk parameter desain kapal purse seine di Selat Makassar

dengan kapal purse seine di Laut Flores diperoleh bahwa secara umum tidak

terdapat perbedaan antara kapal purse seine Selat Makassar dengan kapal

81

purse seine Laut Flores. Hal ini sejalan dengan hasil perhitungan numerik untuk

semua variabel diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kapal

purse seine Selat Makassar dengan kapal purse seine Laut Flores.

82

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbandingan desain antara kapal purse

seine di Selat Makassar dan kapal purse seine di Laut Flores dengan

menggunakan parameter rasio ukuran utama kapal meliputi L/B, L/D, dan B/D,

nilai gross tonnage (GT) kapal dan nilai Coefficient Block (Cb) kapal diperoleh

bahwa umumnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara desain kapal di

kedua perairan tersebut.

B. Saran

Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan dalam pengoperasian

pada kapal ikan, maka perlu adanya perbaikan nilai rasio ukuran utama kapal

sesuai dengan kriteria yang ada.

83

DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa. 1972. Kapal Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Identifikasi Struktur dan Bagian-Bagian

Kapal Perikanan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.

Dohri, M. dan N. Soedjana. 1983. Kecakapan Bahari 1. Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. Jakarta. Fyson, J. 1985. Design of Fishing Vessel. FAO-Fishing News Book, Ltd. England. Imran, A. 2014. Identifikasi Kapal Perikanan di Kecamatan Liukkang Tuppabiring

Kabupaten Pangkep. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar.

Iskandar, B. H. 1990. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Gillnet di

Indramayu. Skripsi. Institut Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor. Kirana, D. I. 2000. Studi Tentang Kapal Purse Seine di Eretan Wetan, Indramayu.

Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor.

Monintja, D. R., Pasaribu, B. P., dan Jaya, I. 1986. Manajemen Penangkapan Ikan.

Direktorat Jenderal Perikanan. Semarang Mulyanto, D. R. dan A. Zyaki. 1985. Pengertian Dasar Besaran-Besaran Kapal.

Semarang: Direktorat Jenderal Perikanan. Nomura dan Yamazaki. 1975. Fishing Techniques. Tokyo: Japan International

Cooperation Agency. Nurdin, H.S. 2010. Studi kesesuaian Desain dan Konstruksi Kapal Purse Seine di

Kelurahan Tana Lemo Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Pratiwi, Lastri. 2012. Analisis Desain Kapal Cantrang di Desa Aeng Batu-Batu

Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar.

Risa, R. D. 2014. Studi Desain Kapal Purse Seine di Desa Tamalate Kecamatan

Galesong Utara Kabupaten Takalar. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar.

84

Rouf, A. R. A. 2004. Bentuk Kasko dan Pengaruhnya Terhadap Tahanan Kasko Kapal Ikan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor.

Schmidt, P. G. 1960. Purse Seining: Deck Design and Equipment. Fishing Boat of

The World 2. Fishing News Book Ltd. Farham, Surrey, England. Subroto, D. C. J. 2015. Efektivitas Peraturan Tentang Jalur Pengoperasian Purse

seine Di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar.

Sudirman. 2016. Keragaman Aspek Teknis Kapal Purse seine yang Dioperasikan

di Selat Makassar Sulawesi Selatan. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Makassar.

Sudirman dan Achmar Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. Traung. 1990. Fishing Boats of The World: 2. Fishing News (Book). England. Umam, M. 2007. Desain dan Konstruksi Kapal Purse Seine “Semangat Baru” di

Galangan Kapal Pulau Tidung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor.

Undang-Undang No. 21 tahun 1992. Tentang Pelayaran. www.stp.kkp.go.id

LAMPIRAN

86

Lampiran 1. Uji T berdasarkan variabel L/B

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Equal variances

assumed 10.139 .004 1.325 26 .197 .66205 .49948 -.36465 1.68875

Equal variances not

assumed

1.412 16.445 .176 .66205 .46874 -.32946 1.65356

Lampiran 2. Uji T berdasarkan variabel L/D

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Equal variances

assumed 1.646 .211 1.435 26 .163 2.30487 1.60634 -.99701 5.60675

Equal variances not

assumed

1.479 24.211 .152 2.30487 1.55836 -.90994 5.51968

87

Lampiran 3. Uji T berdasarkan variabel B/D

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Equal variances

assumed 5.276 .030 .685 26 .499 .10508 .15341 -.21027 .42043

Equal variances not

assumed

.664 19.773 .515 .10508 .15835 -.22547 .43562

Lampiran 4. Uji T berdasarkan variabel gross tonnage (GT)

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Equal variances

assumed 7.722 .010 -.252 26 .803 -2.26077 8.96733 -20.69337 16.17184

Equal variances

not assumed

-.260 23.797 .797 -2.26077 8.67979 -20.18305 15.66151

88

Lampiran 5. Uji T berdasarkan variabel Coefficient block (Cb) kapal

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Equal variances

assumed .176 .679 .927 26 .362 .02469 .02663 -.03004 .07942

Equal variances

not assumed

.949 25.269 .352 .02469 .02602 -.02886 .07824

89

Lampiran 6. Tabel Offset Kapal 1 Kabupaten Takalar

Half Breadth Plan

Ordinat Base

line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5

0,0

1,0 0,1000

2,0 0,3000 0,2000

3,0 0,1000 0,4000 0,5000

4,0 0,2000 0,5000 0,6000

5,0 0,2000 0,4000 0,6000 0,7000

6,0 0,4000 0,7000 1,0000 0,8000

7,0 0,5000 0,9000 1,2000 1,2000

8,0 0,4000 0,8000 1,2000 1,5000 1,4000

9,0 0,2000 0,6000 0,9000 1,3000 1,6000 1,7000

10,0 0,3000 0,7000 1,0000 1,4000 1,7000 1,9000

11,0 0,2000 0,3000 0,6000 0,9000 1,2000 1,4000

12,0 0,1000 0,1000 0,4000 0,7000 0,9000 1,2000

13,0 0,3000 0,6000 0,8000 1,0000

14,0 0,2000 0,5000 0,7000 0,9000

15,0 0,1000 0,4000 0,6000 0,8000

16,0 0,3000 0,5000 0,8000

17,0 0,2000 0,4000 0,7000

18,0 0,1000 0,3000 0,6000

19,0 0,5000

20,0 0,2000

90

Lampiran 7. Tabel Offset Kapal 2 Kabupaten Takalar

Half Breadth Plan

Ordinat Base

line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5

0,0

1,0 0,1000

2,0 0,1000 0,4000

3,0 0,3000 0,6000

4,0 0,2000 0,5000 0,7000

5,0 0,0000 0,3000 0,6000 0,8000

6,0 0,1000 0,5000 0,7000 0,9000

7,0 0,0000 0,2000 0,6000 0,8000 1,0000

8,0 0,0000 0,2000 0,3000 0,7000 0,9000 1,1000

9,0 0,0500 0,4000 0,7000 1,1000 1,3000 1,6000

10,0 0,2000 0,7000 0,9000 1,7000 1,9500 1,9000

11,0 0,0800 0,6000 0,7000 1,5000 1,7000 1,8000

12,0 0,0000 0,5000 0,5000 1,0000 1,4000 1,5000

13,0 0,3000 0,4000 0,8000 1,2000 1,3000

14,0 0,2000 0,6000 1,0000 0,8000

15,0 0,2000 0,5000 0,6000

16,0 0,0000 0,3000 0,2000

17,0 0,1000

18,0

19,0

20,0

91

Lampiran 8. Tabel Offset Kapal 3 Kabupaten Takalar

Half Breadth Plan

Ordinat Base

line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5

0,0

1,0

2,0

3,0 0,2000 0,4000 0,7000

4,0 0,2000 0,4000 0,6000 0,9000

5,0 0,3000 0,5000 0,8000 1,1000

6,0 0,2000 0,3000 0,5000 0,8000 1,1000 1,4000

7,0 0,3000 0,4000 0,6000 0,9000 1,2000 1,5000

8,0 0,3000 0,5000 0,7000 1,0000 1,3000 1,6000

9,0 0,3000 0,5000 0,8000 1,1000 1,3000 1,7000

10,0 0,3000 0,5000 0,9000 1,2000 1,4000 1,8000

11,0 0,2000 0,3000 0,7000 0,9000 1,2000 1,6000

12,0 0,2000 0,3000 0,5000 0,8000 1,1000 1,5000

13,0 0,1000 0,2000 0,5000 0,7000 1,0000 1,4000

14,0 0,4000 0,6000 0,9000 1,1000

15,0 0,2000 0,4000 0,6000 0,9000

16,0 0,1000 0,2000 0,4000 0,8000

17,0 0,2000 0,3000 0,6000

18,0 0,2000 0,5000

19,0

20,0

21,0

22,0

92

Lampiran 9. Tabel Offset Kapal 4 Kabupaten Takalar

Half Breadth Plan

Ordinat Base

line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5

0,0

1,0

2,0 0,2000

3,0 0,1000 0,6000

4,0 0,4000 0,8000

5,0 0,2000 0,6000 0,9000

6,0 0,1000 0,6000 0,9000 1,1000

7,0 0,1000 0,3000 0,8000 1,1000 1,4000

8,0 0,0000 0,2000 0,5000 1,0000 1,3000 1,5000

9,0 0,1000 0,3000 0,7000 1,2000 1,4000 1,6000

10,0 0,3000 0,5000 0,9000 1,4000 1,6000 1,8000

11,0 0,1000 0,3000 0,8000 1,3000 1,5000 1,7000

12,0 0,0000 0,2000 0,7000 1,0000 1,2000 1,5000

13,0 0,1000 0,5000 0,9000 1,1000 1,4000

14,0 0,3000 0,7000 1,0000 1,2000

15,0 0,1000 0,5000 0,8000 1,1000

16,0 0,4000 0,7000 1,0000

17,0 0,2000 0,5000 0,8000

18,0 0,2000 0,5000

19,0 0,3000

20,0 0,2000

21,0

22,0

93

Lampiran 10. Tabel offset kapal 1 Kabupaten Barru

No. Ordinat

WL 0 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5

0 0 0 0 1.7 2.24 2.35

1 0 0 1.83 2.63 2.9 2.99

2 0 1.52 2.81 3.26 3.41 3.49

3 0 2.2 3.23 3.54 3.69 3.77

4 0 2.32 3.38 3.68 3.78 3.84

5 0 2.32 3.38 3.68 3.78 3.84

6 0 1.93 2.93 3.30 3.47 3.55

7 0 1.46 2.33 2.80 3.02 3.12

8 0 0.91 1.59 2.07 2.31 2.45

9 0 0.36 0.66 0.94 1.19 1.36

10 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0

Lampiran 11. Tabel offset kapal 2 Kabupaten Barru

No. Ordinat

WL 0 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5

0 0 0 0 0 0 1.261

1 0 0.51 0.856 1.146 1.334 1.532

2 0 0.845 1.243 1.485 1.605 1.669

3 0 1.13 1.471 1.627 1.726 1.782

4 0 1.183 1.552 1.711 1.779 1.82

5 0 1.1 1.417 1.583 1.703 1.761

6 0 0.934 1.254 1.439 1.568 1.628

7 0 0.706 0.974 1.176 1.326 1.443

8 0 0.514 0.704 0.877 1.033 1.15

9 0 0.27 0.404 0.512 0.603 0.698

10 0 0 0 0 0 0

Lampiran 12. Tabel offset kapal 3 Kabupaten Barru

No

Ordinat WL 0

WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5

0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 1.462 1.8514

2 0 0 1.01 1.67 1.8751 2.02

3 0 1.21 1.592 1.91 2 2.11

4 0 1.562 1.791 1.9602 2.058 2.17

5 0 1.5652 1.801 1.974 2.08 2.17

6 0 1.375 1.66 1.878 2.012 2.133

7 0 1.075 1.405 1.637 1.83 2.02

8 0 0.7 1 1.277 1.51 1.705

9 0 0.37 0.5032 0.723 0.882 1.042

94

Lampiran 13. Tabel offset kapal 4 Kabupaten Barru

No WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5

Ordnat

0 0 0 0 0 0

1 0.866 0.078 0.08 0.073 0.063

2 0.984 0.904 0.822 0.749 0.665

3 1.316 1.289 1.236 1.175 1.101

4 1.429 1.411 1.385 1.357 1.339

5 1.516 1.509 1.496 1.479 1.448

6 1.563 1.551 1.539 1.524 1.497

7 1.571 1.556 1.542 1.528 1.502

8 1.555 1.543 1.529 1.516 1.484

9 1.431 1.416 1.401 1.385 1.361

10 1.24 1.22 1.203 1.175 1.151

11 0.554 0.503 0.475 0.45 0.425

12 0 0 0 0 0

Lampiran 14. Tabel offset kapal 5 Kabupaten Barru

No Ordnat

WL WL WL WL WL

0 0 0 0 0.111 0.228

1 0 0 0.06 0.299 0.56

2 0 0 0.124 0.48 0.785

3 0 0 0.34 0.71 0.97

4 0 0 0.56 0.935 1.131

5 0.058 0.192 0.788 1.11 1.273

6 0.116 0.569 1.01 1.26 1.41

7 0.243 0.83 1.2 1.39 1.54

8 0.554 1.06 1.33 1.51 1.64

9 0.74 1.19 1.44 1.591 1.69

10 0.806 1.256 1.506 1.626 1.69

11 0.81 1.26 1.51 1.64 1.683

12 0.812 1.231 1.504 1.604 1.654

13 0.78 1.153 1.402 1.523 1.593

14 0.652 0.985 1.24 1.377 1.469

15 0.491 0.817 1.04 1.206 1.329

16 0.33 0.637 0.856 1.017 1.163

17 0.15 0.46 0.652 0.807 0.982

18 0 0.296 0.46 0.603 0.76

19 0 0.151 0.287 0.355 0.518

20 0 0.059 0.091 0.121 0.252

21 0 0 0 0 0

95

Lampiran 15. Tabel offset kapal 1 Kabupaten Pinrang

No. Half Breadth Plan

Ord. Base line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5

0

1.0 0.2400 0.6000

2.0 0.3000 0.6600 0.9600

3.0 0.0600 0.3000 0.6600 0.9000 1.1400

4.0 0.3600 0.7200 0.9600 1.0800 1.3200

5.0 0.6000 0.9000 1.1400 1.3200 1.4400

6.0 0.2400 0.5400 0.7800 1.1400 1.2600 1.4400 1.5000

7.0 0.3000 0.6000 0.9600 1.2600 1.3800 1.5000 1.5600

8.0 0.4200 0.7800 1.0800 1.3200 1.4400 1.5600 1.6200

9.0 0.5400 0.9000 1.1400 1.3800 1.5000 1.6200 1.6800

10.0 0.6000 0.7800 1.0200 1.2000 1.4400 1.5000 1.6200

11.0 0.4200 0.6600 0.9000 1.0800 1.2600 1.3800 1.5000

12.0 0.2400 0.4200 0.7200 0.9000 1.0800 1.2600 1.3800

13.0 0.1200 0.3000 0.5400 0.7200 0.9000 1.0800 1.2000

14.0 0.0600 0.1800 0.3600 0.5400 0.7200 0.9000 1.0200

15.0 0.1800 0.3600 0.5400 0.6600 0.7800

16.0 0.0600 0.2400 0.3600 0.4800

17.0

Lampiran 16. Tabel offset kapal 2 Kabupaten Pinrang

No. Half Breadth Plan

Ord. Base line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5

0 0.42 0.78

1.0 0.3600 0.6600 0.8400

2.0 0.2400 0.4800 0.7800 0.9600

3.0 0.0600 0.3600 0.7200 0.9000 1.0200

4.0 0.2400 0.6000 0.8400 0.9600 1.1400

5.0 0.0600 0.4200 0.7200 0.9600 1.1400 1.2600

6.0 0.1200 0.5400 0.8400 1.0800 1.2600 1.3800

7.0 0.0600 0.1800 0.6600 0.9600 1.2000 1.3200 1.5000

8.0 0.1800 0.4800 0.7800 1.0200 1.2600 1.3800 1.5600

9.0 0.1200 0.2400 0.7200 0.9600 1.1400 1.3200 1.5000

10.0 0.0600 0.2400 0.6000 0.8400 1.0200 1.2600 1.4400

11.0 0.1200 0.3600 0.6600 0.9000 1.0800 1.3800

12.0 0.2400 0.6000 0.7800 0.9600 1.2000

13.0 0.1200 0.2400 0.4800 0.7800 0.9000

14.0 0.1200 0.2400 0.4800 0.6000

15.0 0.1200 0.2400

16.0

96

Lampiran 17. Tabel offset kapal 3 Kabupaten Pinrang

No. Half Breadth Plan

Ord. Base line WL 0.5 WL 1 WL 2 WL 3 WL 4 WL 5

0

1.0 0.3600 0.6600

2.0 0.3600 0.6600 0.8400

3.0 0.2400 0.6000 0.8400 1.0200

4.0 0.4800 0.8400 1.0200 1.2000

5.0 0.0600 0.3600 0.6600 0.9600 1.1400 1.2600

6.0 0.2400 0.6000 0.8400 1.1400 1.2600 1.3800

7.0 0.4200 0.7800 0.9600 1.2000 1.3200 1.4400

8.0 0.3000 0.7200 0.9000 1.0800 1.3200 1.3800 1.5000

9.0 0.6600 0.9000 1.0200 1.2000 1.3800 1.5000 1.5600

10.0 0.7800 0.9600 0.9600 1.2600 1.4400 1.5600 1.6200

11.0 0.6000 0.7800 0.8400 1.2000 1.3800 1.5000 1.5600

12.0 0.4200 0.6600 0.7200 1.0800 1.2600 1.4400 1.5000

13.0 0.2400 0.4200 0.6000 0.9600 1.1400 1.3200 1.3600

14.0 0.1800 0.3600 0.4200 0.7800 1.0200 1.1400 1.2600

15.0 0.1200 0.2400 0.2400 0.6600 0.8400 0.9600 1.1400

16.0 0.0600 0.1200 0.1200 0.5400 0.7200 0.8400 0.9600

17.0 0.3600 0.4800 0.6000 0.7800

18.0 0.0600 0.2400 0.3000 0.5400

19.0

20.0

97

Lampiran 18. Tabel offset Kapal 1 Bulukumba

Ordinat 1/2

lebar Tinggi 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200

0 0 0 0

1 187 105 187 189 184 181 177 173 160 148 89 27

2 193 122 193 192 190 188 186 183 180 175 170 161 149 129 72

3 199 133 199 198 195 194 192 189 186 178 170 159 147 132 130 86

4 214 146 214 213 211 209 206 203 200 197 193 187 179 170 158 138 91

5 230 155 230 225 224 221 218 214 211 208 204 198 192 183 175 163 147 119 61

6 245 218 245 242 239 237 234 231 229 225 220 214 208 200 192 182 170 159 124 121 118 116 114

7 242 228 242 239 237 235 232 230 228 224 219 213 207 201 194 183 175 163 150 107 72 28 23

8 242 225 242 239 237 235 234 232 229 227 223 219 214 208 200 193 186 176 164 147 126 79 42

9 260 215 260 256 253 251 248 245 243 240 235 229 222 216 208 200 193 181 168 152 135 102 56

10 255 211 255 253 249 247 245 242 241 238 233 229 223 217 211 204 195 187 179 168 147 131 117

11 246 212 246 244 241 240 237 234 230 225 222 217 211 205 198 192 184 176 164 153 133 103 43

12 250 220 250 248 245 243 240 238 236 233 230 225 220 214 208 200 195 187 177 166 147 140 60

13 250 210 250 245 243 240 238 235 231 228 223 218 213 208 201 194 186 178 169 156 138 120 57

14 247 210 247 239 236 232 229 226 221 217 213 208 203 197 191 183 176 169 157 143 120 80 36

15 236 200 236 230 228 221 217 214 210 206 201 196 190 184 177 170 163 155 145 132 119 98 38

16 235 205 235 214 211 206 201 198 194 188 183 177 171 165 156 148 139 128 114 101 81 61 40

17 212 213 212 205 200 194 188 183 177 171 164 157 150 141 134 125 115 103 91 80 65 52 38

18 186 231 186 178 172 166 159 152 145 140 132 125 116 108 109 90 78 68 59 51 40 29 23

19 163 214 163 154 144 141 128 119 110 101 94 87 81 74 64 57 43 34 27 20 15 10 8

20 126 153 126 112 106 101 93 84 79 71 63 55 45 37 30 21 13 8

21 107 117 107 96 90 83 77 70 62 53 45 37 27 20 14 7

22 65 58 65 58 51 42 32 25 10

23 41 36 41 28 22 15

24 26 7 26 18

98

Lampiran 19. Tabel offset Kapal 2 Bulukumba

Ordinat 1/2 Lebar Tinggi 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

0 0 0 0

1 169.5 52 169.5 168.5 164.5 159 151.5 149

2 184 67 184 181 177 171.5 163.5 152 125

3 190 77 190 188 186 182 177 170 158 111

4 192 94 192 191 189 187 182 176.5 169.5 159.5 144 116

5 199 100 199 197.5 195 192.5 186.5 181 174 164 145 114

6 204 110 204 202 200 195 190 184 176 167 150.5 132 78

7 205 115 205 201.5 198 194 190 184.5 178 169.5 158 140 107 38.5

8 205.5 113 205.5 203 200 196 191.5 186.5 181.5 173.5 163.5 150.5 139 82.5

9 205.5 113 205.5 202.5 199.5 195 191 187 181 173 164 150.5 131 78

10 198 115 198 196 193 189 184 179 173 165 156 143 123 85

11 194 115 194 190 187 183 178 172 165 157 146 133 112 75

12 188 118 188 183.5 179 174 168.5 162.5 154 143 132.5 115.5 91 62

13 176 124 176 173.5 168 162 156 149 140 129 118.5 103 86 67

14 161 128 161 155.5 149 141.5 134 124.5 104 102 89.5 76 61 48

15 140.5 130 140.5 133.5 126 117 108 98 87.5 75 63.5 53 41.5 32

16 123 142 123 122 113.5 104.5 95 86.5 75.5 65 54 44 34 25.5

17 91 90 91 84 75 64.5 54 44.5 34 24 14

18 68 63 68 65 55 44.5 34.5 24 11.5

19 44 30 44 29 16.5

20 40 14.5 40 24

21 0 0 0

99

Lampiran 20. Tabel offset Kapal 3 Bulukumba

Ordinat 1/2

lebar Tinggi 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

0 0 0 0

1 164 60 164 160 155 149 138 121

2 173 65 173 171 166.5 160.5 152 140.5 126

3 184 73 184 183 179 173 167 159 146.5 131

4 190 80 190 185 180 174 166 157 144 125

5 196.5 92 196.5 195 191 186.5 180.5 173.5 164 154.5 141.5 114

6 208.5 105 208.5 209 199.5 194 188.5 181.5 172 161.5 149 129.5 95

7 208 114 208 203.5 199.5 195 188.5 181.5 173.5 164.5 152 136 116.5 74

8 212 122 212 209 204 199 194 187.5 180.5 173 163 151 136 114 66

9 210 125 210 203.5 199 193.5 188 181 174 165 156 142.5 123 94.5 53

10 211.5 126 211.5 208.5 203.5 198.5 193.5 187.5 181 173 165 154 146 124.5 102

11 208 122 208 206 201.5 196.5 190.5 185.5 178 172 163.5 153.5 141.5 126 107

12 204 127 204 201 195 190 183.5 176 170 160.5 151 141 127 108.5 92

13 199 130 199 193.5 188 181.5 174.5 167.5 158.5 149 139 126.5 110.5 88 73

14 189 135 189 186 181 174.5 168 158.5 150 140.5 130.5 117.5 101 84 64

15 175 143 175 173 166.5 159.5 150 140.5 130 117 105 94 78.5 62 45

16 157.5 144 157.5 146.5 137.5 125.5 113 100 86.5 74 61 43.5 33.5 24 16

17 136.5 145 136.5 130 120 106.5 94 89 63.5 50 38.5 29 21 15 10.5

18 102.5 84 102.5 100 86.5 72.5 60.5 46.5 29.5 18 8

19 70 38 70 60 40 16.5

20 17 7 17 0