skripsi geofisika -...

66
SKRIPSI GEOFISIKA IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER Oleh : RUSMIN (H221 07 031) PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013

Upload: tranthu

Post on 27-Feb-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

SKRIPSI GEOFISIKA

IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN

METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER

Oleh :

RUSMIN

(H221 07 031)

PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2013

Page 2: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

i

IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN

METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER

Oleh :

RUSMIN

H221 07 031

Diajukan

Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Program Studi Geofisika

Jurusan Fisika Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS

MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN

IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN

METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER – SCHLUMBERGER

Oleh :

RUSMIN

H221 07 031

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama

Syamsuddin, S.Si, MT

NIP. 197401152002121001

Pembimbing Pertama

Drs. Lantu, M.Eng.Sc, DESS

NIP. 195407171979011003

Makassar, 30 Mei 2013

Page 4: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

iii

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam

majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan

apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Mujadilah:11)

Dipersembahkan kepada

Ibunda Mustika Baji & Ayahanda Muhammad Said

Page 5: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat

dan ridho-Nya, sehingga senantiasa penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN

MAKASSAR DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER –

SCHLUMBERGER “.. Shalawat serta salam kepada kekasih Allah, Muhammad

Saw sebagai surga duniawi nan akhirat bagi umat. Penulisan skripsi ini

merupakan persyaratan akademis untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan

Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.

Penulis ingin menyampaikan segala kerendahan hati dan apresiasi kepada

berbagai pihak yang ikut andil dalam keberhasilan penulisan skripsi ini pada

proses awal dan akhir tak terlepas dari keterbatasan, rintangan dan hambatan.

Rusmin mengucapkan banyak terima kasih kepada selaku pembimbing utama

Bapak Syamsuddin, S.Si, MT atas bimbingan ilmu dan pengarahan dalam

mengawal proses hingga penyelesaian penulisan skripsi dan kepada Bapak Drs.

Lantu, M.Eng. Sc, DESS selaku pembimbing pertama Ku-ucapkan banyak

terima kasih atas pengarahan teori ilmu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Ucapan terima kasih pula Kuhaturkan kepada Bapak Drs. Hasanuddin, M.Si

selaku penasehat akademik, para selaku dosen-dosen penguji yang banyak

memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi kepada

Page 6: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

v

Bapak Dr. Muh. Altin Massinai, MT, Surv, Bapak Ir. Bambang Harimei,

M.Si dan Bapak Prof.Dr.H. Halmar Halide, M.Sc.

Buat kawan-kawan keluarga Ge07 tetap semangat “No Talk Action Only”. Zul,

Syahwan, Cummink, Adi, Kino, Fuad, Imam, Basdar, Fitrah, Titin, Tini, Tiwi,

Erti, Miftha, Didhon, Cha2, Umi, Ninda, Nunu, Asbon, Afrianti, Rianti, Dwitha.

Untuk Komandan “Don’t Stop and Keep Spirit”. K’Pian, K’Awang, K’Sadri,

K’Udin, K’Kune, K’Pluto, K’Mukhlis, K’Ucup, K’Bais, K’Misbah, K’Maknamal,

K’Mina, K’Alam, K’Ruru, K’Hasbi, K,Ical, K’Fadil.

Secara Khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada

keluarga tercinta Ibunda Mustika Baji dan Ayahanda Muhammad Said sebagai

orang tua yang senantiasa menuntun dulu hingga kini membesarkan, mendidik

dan mengasihi. Juga untuk Rahmat (k’matto) senantiasa memotivasi, Risal,

Rina, buat adik Rahayu, Ridho, Anugerah. Tak lupa pula buat kekasih hati

Nurfuaidah (Suteki). Terima kasih !

Makassar, 30 Mei 2013

Penulis

Page 7: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

vi

SARI BACAAN

Penelitian ini dilakukan pada Kecamatan Makassar, Kota Makassar untuk

mengetahui posisi benda Arkeologi pada rumah peninggalan berumur puluhan

tahun pada tempat tersebut menyisahkan artefak berupa keramik/atau guci yang

terpendam bawah permukaan tanah. Untuk mengetahui posisi benda arkeologi

dilakukan pemetaan bawah permukaan secara vertikal dan horizontal dengan

metode Geolistrik resistivitas 2D konfigurasi yang digunakan adalah

Wenner – Schlumberger sehingga hasil efektif diperoleh yang dapat memudahkan

pada proses eskavasi. Berdasarkan hasil inversi anomaly yang diperoleh memiliki

nilai resistivitas berkisar 32,19 – 52,19 m. Anomali tersebut adalah benda

arkeologi berupa keramik, ditemukan dibagian selatan daerah penelitian dengan

kedalaman 1,5 meter

Kata Kunci : Resistivitas, Artefak, Inversi.

Page 8: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

vii

ABSTRACT

The research was conducted at District of Makassar, Makassar city to determine

the position of objects Archaeology at home decades-old relics on the site leaving

artifacts in the form of ceramic / or urn is buried below the ground surface. To

determine the position of objects of archaeological mapping subsurface vertically

and horizontally with 2D resistivity Geoelectric method configuration used is

Wenner – Schlumberger so that effective results can be obtained which facilitate

the process of excavation. Based on the results obtained by inversion anomaly has

resistivity values ranging 32,19 – 52,19 m. The anomaly is archaeological

objects such as ceramics, found in the south area of research with a depth of

1.5 meters.

Keywords : Resistivity, Artifacts, Inversion.

Page 9: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

SARI BACAAN ............................................................................................. vi

ABSTRACT ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1

I.2 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 2

I.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Benda Arkeologi ........................................................................... 3

II.2 Prinsip Dasar Kelistrikan Bumi .................................................... 7

II.3 Metode Geolistrik Tahanan Jenis ................................................. 14

II.4 Hubungan Antara Arkeologi dan Resistivitas Material ............... 20

BAB III METODE PENELITIAN

III.1 Peta Lokasi Penelitian ................................................................. 23

Page 10: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

ix

III.2 Peralatan ...................................................................................... 23

III.3 Data Pendukung .......................................................................... 24

III.4 Metode Pengambilan Data .......................................................... 24

III.5 Pengolahan Data .......................................................................... 25

III.6 Interpretasi Data .......................................................................... 25

III.7 Bagan Alir Penelitian .................................................................. 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil ............................................................................................ 27

IV.2 Pembahasan ................................................................................. 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan .................................................................................. 39

V.2 Saran ............................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Berbagai Jenis Keramik (Perdana, 2010) ................................. 6

Gambar II.2 Medium Homogen Isotropik yang Diinjeksikan Arus Listrik

(Hendrajaya, 1990) .................................................................... 10

Gambar II.3 Aliran Arus Listrik Suatu Titik pada Permukaan Medium Homogen

Isotropik (Telford, 1990) .......................................................... 14

Gambar II.4 Cara Pengambilan Data Geolistrik Tahanan Jenis

(Hendrajaya, 1990) ................................................................... 16

Gambar II.5 Susunan Elektroda Konfigurasi Wenner – Schlumberger

(Hendrajaya, 1990) .................................................................... 19

Gambar III.1 Peta Lokasi Penelitian (Palulungan, 2012) ............................. 23

Gambar IV.1 Penampang Resistivitas pada Lintasan 1 ................................ 30

Gambar IV.2 Penampang Resistivitas pada Lintasan 2 ................................ 31

Gambar IV.3 Penampang Resistivitas pada Lintasan 3 ................................ 32

Gambar IV.4 Penampang Resistivitas pada Lintasan 4 ................................ 32

Gambar IV.5 Penampang Resistivitas pada Lintasan 5 ................................ 33

Gambar IV.6 Penampang Resistivitas pada Lintasan 6 ................................ 34

Gambar IV.7 Profil Lintasan Berpotongan ................................................... 36

Gambar IV.8 Penampang Resistivitas 2D

Res2DInv dan 3D RockWorks 14 ........................................... 37

Page 12: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

xi

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Nilai Resistivitas Beberapa Mineral (Loke, 2004) ......................... 21

Tabel II.2 Nilai Resistivitas Batuan dan Mineral (Telford, 1990) ................. 22

Page 13: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Data Hasil Pengukuran

Lampiran 2 Sketsa Lokasi Penelitian

Lampiran 3 Foto - foto Lokasi Penelitian

Lampiran 4 Peta Lokasi Penelitian dan Peta Geologi

Page 14: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Studi tentang peninggalan benda Arkeologi tak lepas dari informasi yang ingin

diperoleh mengenai perilaku sosial, budaya para leluhur dan/ atau memanfaatkan

sisa artefak sebagai barang bernilai komoditi tinggi/atau sejarah untuk mengetahui

peradaban. Rumah peninggalan berumur kisaran puluhan tahun pada lokasi

penelitian diduga menyisahkan artefak berupa keramik/atau guci yang terpendam

bawah permukaan tanah. Minimnya informasi yang telah diperoleh, perihal

peninggalan artefak yang terpendam di bawah permukaan tanah merupakan suatu

hambatan dalam proses eskavasi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran

dengan metode pemetaan bawah permukaan di sekitar daerah yang diduga

terdapat artefak agar proses penggalian dapat dilakukan tanpa menimbulkan

kerusakan dan diperoleh hasil yang signifikan dan efisien.

Salah satu metode pengukuran untuk mengetahui kondisi bawah permukaan tanah

ialah dengan metode geolistrik. Metode geolistrik tahanan jenis yang dikenal juga

dengan sebutan metode resistivitas merupakan metode yang bersifat aktif, karena

menggunakan gangguan aktif berupa injeksi arus yang dipancarkan ke bawah

permukaan bumi yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan benda purbakala.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah konfigurasi wenner – schlumberger yang merupakan resistivitas

mapping yang biasa dikenal sebagai profiling (2D). Agar dapat mengindentifikasi

Page 15: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

2

anomali resistivitas material (benda) secara lateral maupun vertikal. Dengan

menggunakan metode geolistrik ini diharapkan untuk memperoleh resistivitas

yang berkaitan dengan jenis benda purbakala bawah permukaan.

I.2. Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini dibatasi pada penyelidikan posisi artefak di Kelurahan Bara-

baraya, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, dengan metode geolistrik

menggunakan konfigurasi Wenner - Schlumberger dengan luas daerah

eksplorasi 15 m x 12 m.

I.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui anomali resistivitas benda arkeologi bawah permukaan lokasi

penelitian.

2. Mengetahui posisi keberadaan benda arkeologi bawah permukaan lokasi

penelitian.

Page 16: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Benda Arkeologi

Menurut Sudrajat,. Arkeologi, berasal dari bahasa Yunani, archaeo yang berarti

"kuna" dan logos, "ilmu". Nama alternatif arkeologi adalah ilmu sejarah

kebudayaan material. Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan

(manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang

ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan

interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan

bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi,

dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya

(situs arkeologi). Secara khusus, arkeologi mempelajari budaya masa silam, yang

sudah berusia tua, baik pada masa prasejarah (sebelum dikenal tulisan), maupun

pada masa sejarah (ketika terdapat bukti-bukti tertulis).

Artefak atau artifact merupakan benda arkeologi atau peninggalan benda-benda

bersejarah, yaitu semua benda yang dibuat atau dimodifikasi oleh manusia yang

dapat dipindahkan. Contoh artefak adalah logam, tembikar/gerabah, dan lain-lain.

(DEPDIKBUD, 1993).

II.1.1. Logam

Logam pada umumnya mempunyai angka yang tinggi dalam konduktivitas listrik,

konduktivitas termal, sifat luster dan massa jenis. Logam yang mempunyai massa

Page 17: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

4

jenis, tingkat kekerasan, dan titik lebur yang rendah (contohnya logam alkali dan

logam alkali tanah) biasanya bersifat sangat reaktif. Jumlah elektron bebas yang

tinggi di segala bentuk logam padat menyebabkan logam tidak pernah terlihat

transparan. Secara umum logam mulia berarti logam-logam termasuk paduannya

yang biasa dijadikan perhiasan, antara lain emas, perak, tembaga dan platina.

Di Indonesia, temuan benda logam dapat diperoleh hampir di seluruh pulau. Pada

tahun 1979, tim dari Pusat dan Pengembangan Arkeologi Nasional, yang saat itu

masih bernama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, melakukan survei di

Kabupaten Jayapura, Provinsi Irian Jaya dan menemukan alat- alat dari bahan

perunggu. Alat- alat tersebut berupa kapak, perunggu yang termasuk ke dalam

Tipe I A dan IV A (Bintarti, 1983). Penemuan benda logam juga terjadi di Situs

Sumbawa besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian yang dilakukan pada

tahun 1976 ini berhasil menemukan nekara perunggu yang berasal dari masa

prasejarah (Bintarti, 1983).

Menurut Soegondho (1993), di Pulau Bali bagian barat, sepertinya di Situs

Gilimanuk ditemukan benda- benda logam dalam konteks kubur dari zaman

prasejarah, khususnya pada masa perundagian (logam). Benda- benda logam

tersebut ada berupa tajak dan perhiasan seperti gelang dan anting- anting. Menurut

Prasetyo (1994), di Situs Gilimanuk persentase jumlah artefak dari bahan besi

lebih sedikit, yaitu 21% daripada artefak dari bahan perunggu, yaitu 50%,

sedangkan artefak dari bahan emas hanya ditemukan sebanyak 2%.

Page 18: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

5

Situs dari zaman prasejarah lain juga mengandung temuan logam, adalah Situs

Tuban di Jawa Timur. Situs ini mengandung temuan nekara, moko, kapak, dan

tombak. Di Jawa Barat, situs yang mengandung temuan logam adalah Situs Pasir

Angin dan Situs Anyer. Salah satu benda logam yang ditemukan pada kedua situs

ini berupa benda perunggu (Gihardani, 1993). Artefak perunggu dari Situs Pasir

Angin, pada umumnya dibuat dengan cara dicetak dengan menggunakan cetakan

model setangkup (Suryani, 2004).

Di Jawa Tengah, salah satu situs dari zaman prasejarah yang mengandung temuan

logam adalah Situs Plawangan. Di situs ini ditemukan logam berjenis bahan besi,

perunggu, dan perhiasan dari logam (Sukendar dan Due Awe, 1981). Situs

Plawangan mengandung persentase temuan artefak berbahan besi sebanyak 42%

dan artefak berbahan perunggu sebanyak 42%, sedangkan sisanya yaitu artefak

berbahan emas sebanyak 16% (Prasetyo, 1994)

II.1.2. Tembikar/Gerabah

Tembikar adalah keramik yang dibuat oleh pengrajin. Tembikar dibuat dengan

membentuk tanah liat menjadi suatu obyek. Alat tembikar yang paling dasar

adalah tangan.

Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian

dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan

manusia.

Page 19: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

6

Gerabah diperkirakan telah ada sejak masa prasejarah, tepatnya setelah manusia

hidup menetap dan mulai bercocok tanam. Situs-situs arkeologi di indonesia, telah

ditemukan banyak tembikar yang berfungsi sebagai perkakas rumah tangga atau

keperluan religius seperti upacara dan penguburan. tembikar yang paling

sederhana dibentuk dengan hanya menggunakan tangan, yang berciri adonan

kasar dan bagian pecahannya dipenuhi oleh jejak-jejak tangan (sidik jari), selain

itu bentuknya kadang tidak simetris. selain dibuat dengan teknik tangan, tembikar

yang lebih modern dibuat dengan menggunakan tatap-batu dan roda putar.

Gambar 2.1. Berbagai jenis keramik (Perdana, 2010)

Artefak dalam arkeologi mengandung pengertian benda (atau bahan alam) yang

jelas dibuat oleh (tangan) manusia atau jelas menampakkan (observable) adanya

jejak-jejak buatan manusia padanya (bukan benda alamiah semata) melalui

teknologi pengurangan maupun teknologi penambahan pada benda alam tersebut.

Page 20: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

7

II.2. Prinsip Dasar Kelistrikan Bumi

Dalam eksplorasi geofisika , metode geolistrik tahanan jenis merupakan metode

yang efektif dan efisien dalam penggunaannya dibidang eksplorasi. Metode

geolistrik mempelajari sifat resistivitas (tahanan jenis) dari lapisan batuan di

dalam bumi sifat tahanan jenis sebagai media/alat untuk mempelajari keadaan

geologi bawah permukaan.

Menurut Hendrajaya (1990). Dalam suatu materi, baik itu berupa padatan, cairan

maupun gas, terjadi interaksi antara satu atom dengan atom lainnya. Interaksi ini

menyebabkan beberapa elektron dapat lepas dari ikatannya dan menjadi elektron

bebas. Banyak tidaknya elektron bebas ini dalam suatu materi menentukan sifat

materi tersebut dalam menghantarkan arus listrik. Makin banyak mengandung

elektron bebas yang terdapat di dalamnya maka makin mudah materi tersebut

menghantarkan arus listrik. Materi yang banyak mengandung elektron bebas

disebut konduktor, dan yang tidak mengandung elektron bebas disebut isolator,

sedangkan yang sedikit mengandung elektron bebas disebut semikonduktor.

Batuan merupakan suatu jenis materi sehingga batuanpun mempunyai sifat-sifat

kelistrikan. Sifat listrik batuan adalah karakteristik dari batuan bila dialirkan arus

listrik ke dalamnya. Arus listrik ini dapat berasal dari alam itu sendiri akibat

terjadinya ketidaksetimbangan, atau arus listrik yang sengaja dimasukkan ke

dalamnya.

Page 21: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

8

II.2.1. Konduktivitas Listrik Batuan

Menurut Hendrajaya (1990). Pada batuan, atom-atom terikat secara ionik atau

kovalen. Karena adanya ikatan tersebut, maka batuan mempunyai sifat

menghantarkan arus listrik. Aliran arus listrik di dalam batuan/mineral dapat

digolongkan menjadi 3 macam yaitu :

1. Konduksi elektronik

Konduksi ini adalah tipe normal dari aliran arus listrik dalam

batuan/mineral. Hal ini terjadi, jika batuan/mineral tersebut mempunyai

banyak elektron bebas. Akibatnya arus listrik mudah mengalir pada batuan

tersebut. Sebagai contoh, batuan yang banyak mengandung logam.

2. Konduksi elektrolitik

Konduksi jenis ini banyak terjadi pada batuan/mineral yang bersifat porus

dan pada pori-pori tersebut terisi oleh larutan elektrolit. Dalam hal ini arus

listrik mengalir akibat dibawa oleh ion-ion larutan elektrolit. Konduksi

seperti ini lebih lambat daripada konduksi elektronik.

3. Konduksi dielektrik

Konduksi ini terjadi pada batuan yang bersifat dielektrik artinya batuan

tersebut mempunyai elektron bebas sedikit bahkan tidak ada sama sekali.

Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari luar, maka elektron-

elektron dalam atom batuan dipaksa berpindah dan berkumpul terpisah

dengan intinya, sehingga terjadi polarisasi. Peristiwa ini sangat bergantung

pada konstanta dielektrik batuan yang bersangkutan.

Page 22: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

9

II.2.2. Potensial Listrik Pada Bumi

Menurut Hendrajaya (1990). Potensial listrik alam atau potensial diri disebabkan

karena terjadinya kegiatan elektrokimia mekanik. Faktor pengontrol dari semua

kejadian ini adalah air tanah. Potensial ini berasosiasi dengan pelapukan mineral

pada bodi sulfida, perbedaan sifat batuan (kandungan mineral) pada kontak

geologi, kegiatan biolektrik dari materi organik korosi, gradien termal dan gradien

tekanan. Potensial alam ini dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :

1. Potensial elektrokinetik

Potensial ini disebabkan bila suatu larutan bergerak melalui suatu pipa

kapiler atau medium yang berpori.

2. Potensial diffusi

Potensial ini disebabkan bila terjadi perbedaan mobilitas dari ion dalam

larutan yang mempunyai konsentrasi berbeda.

3. Potensial Nerust

Potensial ini timbul bila suatu elektroda dimasukkan ke dalam larutan

homogen.

4. Potensial mineralisasi

Potensial ini timbul bila dua elektroda logam dimasukkan kedalam larutan

homogen.

Harga potensial ini paling besar harganya bila dibandingkan dengan jenis

potensial lainnya. Biasanya potensial ini timbul pada zona yang mengandung

banyak sulfida, graphite dan magnetik.

Page 23: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

10

Apabila suatu sumber arus, mengalirkan arus ke bawah permukaan bumi, maka

aliran arus tersebut akan membentuk medan-medan ekipotensial. Dan apabila

mediumnya bersifat homogen isotropik, maka medium ekipotensialnya akan

berbentuk bola. Bila sumber arus berada di permukaan medium, maka medan

ekipotensialnya menjadi setengah bola seperti pada gambar berikut :

Andaikan arus mengalir 𝑑𝐼, maka rapat arus yang menembus elemen permukaan

𝑑𝐴 adalah :

𝑑𝐼= 𝐽 . 𝑑𝐴 (II.1)

𝐸 = -∇𝑉 (II.2)

Dimana 𝑉 adalah potensial di setiap posisi garis arus yang bersangkutan (volt).

Hubungan rapat arus ( 𝐽 ) dan medan listrik (𝐸 ) yang ditimbulkan dapat

dihubungkan dengan hukum Ohm :

J

q

A

dA

V

Gambar 2.2. Medium homogen isotropik yang di injeksikan arus listrik

(Hendrajaya,1990)

Page 24: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

11

𝐽 = 𝜍 𝐸 (II.3)

Dimana 𝜍 adalah konduktivitas medium (1

𝑚 atau mho). Sehingga,

𝐽 = -𝜍 ∇𝑉 (II.4)

Jika diasumsikan bahwa di dalam muatan yang dilingkupi oleh permukaan 𝑑𝐴

tidak terdapat sumber arus maka diperoleh :

𝐽 .∞

𝐴𝑑𝐴 = 0 (II.5)

Menurut teorema Gauss, integral volume dari divergensi rapat arus yang keluar

dari volume yang dilingkupi permukaan (𝐴). Sehingga berlaku :

∇.∞

0𝐽 . 𝑑𝑉 = 0 (II.6)

Jika 𝑉 suatu volume tak terbatas yang meliputi suatu titik tertentu, diperoleh :

∇. 𝐽 = ∇. (𝜍∇𝑉) = 0 atau

∇ 𝜍. ∇ 𝑉 + 𝜍∇2𝑉 = 0 (II.7)

Jika konduktivitas listrik medium (𝜍) konstan maka suku pertama pada bagian

kiri persamaan (II.7) berharga nol, sehingga :

∇2𝑉 = 0 (II.8)

Apabila arus listrik di injeksikan ke dalam bumi yang homogen isotropik melalui

sebuah elektroda di permukaan pada suatu titik 𝑃, maka arus tersebut akan keluar

Page 25: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

12

secara radial dari titik arus dan potensial di suatu titik yang berjarak 𝑟 dari titik 𝑃,

sehingga medan medan elektro potensial berbentuk bola. Persamaan Laplace yang

berhubungan dengan kondisi ini dituliskan dalam koordinat bola :

1

𝑟2

𝜕

𝜕𝑟 𝑟2 𝜕𝑉

𝜕𝑟 +

1

𝑟2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃

𝜕

𝜕𝜃 sin 𝜃

𝜕𝑉

𝜕𝜃 +

1

𝑟2 𝑠𝑖𝑛2𝜃

𝜕2𝑉

𝜕2 = 0 (II.9)

Dengan menganggap bumi sebagai medium homogen isotropik, maka bumi

mempunyai simetri bola dan struktur, sehingga potensial (𝑉) di suatu titik hanya

merupakan fungsi r saja, 𝑉 = 𝑉(𝑟) , sehingga persamaan (II.9) di tuliskan :

1

𝑟2

𝜕

𝜕𝑟 𝑟2 𝜕𝑉

𝜕𝑟 = 0 atau

2

𝑟

𝑑𝑉

𝑑𝑟 +

𝑑2𝑉

𝑑𝑟 2 = 0 (II.10)

Persamaan (II.10) di integralkan akan diperoleh :

𝑑𝑉

𝑑𝑟 =

𝐶1

𝑟2 (II.11)

Menurut Hendrajaya (1990). Apabila persamaan (II.11) akan diperoleh :

V(r) = −𝐶1

𝑟+ 𝑐2 (II.12)

Dengan 𝑐1, 𝑐2 sama dengan konstanta.

Menurut Hendrajaya (1990). Jika syarat batas potensial yaitu pada jarak yang jauh

dari titik sumber (𝑟 → ∞), potensial (V) berharga nol, maka 𝑐2 = 0 sehingga

persamaan berubah menjadi :

Page 26: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

13

𝑉 = −𝐶1

𝑟 (II.13)

Berdasarkan persamaan (II.13) dapat diterapkan pada kasus di bawah ini :

Apabila sumber arus berada di dalam bumi, maka ekuipotensialnya berbentuk

bola.

𝑐1 = - 𝐼

4𝜋𝑟

Sehingga pers. II.13 menjadi :

𝑉(𝑟) = 𝐼 𝜌

4𝜋 𝑟 (11.14)

dimana : 𝜌 = 1

𝜍

Apabila kasus sumber arus di permukaan bumi ekuipotensialnya berbentuk

setengah bola, sehingga pers. II.14 menjadi :

𝑉(𝑟) = 𝐼𝜌

2𝜋𝑟 (II.15)

atau

𝜌 = 2𝜋𝑟 𝑉

𝐼 (II.16)

Dengan :

𝑉 = Potensial listrik (Volt)

𝜌 = Resistivitas (Ohmmeter)

𝐼 = Arus (Ampere)

Page 27: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

14

Gambar 2.3. Aliran arus listrik suatu titik pada permukaan medium homogen isotropik

(Telford, 1990)

II.3. Metode Geolistrik Tahanan Jenis

Menurut Hendrajaya (1990). Metode geolistrik tahanan jenis merupakan metode

yang mempelajari sifat tahanan jenis (resistivity) dari lapisan batuan di dalam

bumi. Metode ini merupakan metode yang bersifat aktif dengan mengalirkan arus

listrik ke dalam lapisan bumi melalui dua elektroda arus, sedangkan potensialnya

diukur melalui dua buah elektroda potensial, pada metode geolistrik tahanan jenis

disebut sebagai konfigurasi elektroda.

Berdasarkan pada tujuan penyelidikan, metode geolistrik tahanan jenis dapat

dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu :

1. Metode Resistivitas Mapping

Merupakan metode resistivitas yang bertujuan untuk mempelajari variasi

tahanan jenis lapisan bawah permukaan bumi secara horizontal. Oleh

Bidang Equipotensial

Aliran Arus Listrik

Permukaan

Titik

Page 28: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

15

karena itu, pada metode ini mempergunakan konfigurasi elektroda yang

sama untuk semua titik pengamatan di permukaan bumi. Setelah itu baru

dibuat kontur isoresistivitasnya.

2. Metode Resistivitas Sounding/Drilling

Metode resistivitas sounding juga biasa dikenal sebagai resistivitas

drilling, resistivitas probing dan lain-lain. Hal ini terjadi karena pada

metode ini bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di

bawah permukaan bumi secara vertikal.

Menurut Hendrajaya (1990). Pada metode ini, pengukuran pada suatu titik

sounding dilakukan dengan jalan mengubah-ubah jarak elektroda. Pengubahan

jarak elektroda-elektroda ini tidak dilakukan secara sembarang tetapi mulai dari

jarak elektroda kecil membesar secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding

dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Makin besar jarak lektroda

tersebut maka makin dalam lapisan batuan yang dapat diselidiki.

Menurut Hendrajaya (1990). Pada pengukuran sebenarnya, pembesaran jarak

elektroda mungkin dilakukan jika mempunyai alat geolistrik yang memadai.

Dalam hal ini, alat geolistrik tersebut harus dapat menghasilkan arus listrik yang

cukup besar atau kalau tidak, alat tersebut harus sensitif dalam mendeteksi beda

potensial yang kecil sekali. Oleh karena itu, alat geolistrik yang baik adalah alat

yang dapat menghasilkan arus listrik cukup besar dan mempunyai sensitifitas

yang cukup tinggi.

Page 29: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

16

II.3.1. Cara Pengambilan Data Geolistrik Tahanan Jenis

Menurut Hendrajaya (1990). Dalam melakukan eksplorasi tahanan jenis

(resistivitas) metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu, dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (C1 dan C2), dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (P1 dan P2), seperti pada

gambar 2.4.

Gambar 2.4. Cara pengambilan data geolistrik tahanan jenis (Hendrajaya, 1990)

Dengan :

r1 = jarak dari titik P1 ke sumber arus positif (C1)

r2 = jarak dari titik P1 ke sumber arus negatif (C2)

r3 = jarak dari titik P2 ke sumber arus positif (C1)

r4 = jarak dari titik P2 ke sumber arus negatif (C2)

C1

P1

r2 r1

r3

P2

C2

r4

I

V

Page 30: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

17

Pada pengukuran metode geolistrik hambatan jenis yang diukur adalah selisih

potensial antara dua elektroda potensial dari kedua elektroda arus, sehingga :

∆V = Vp1 – Vp2 (II.17)

= 𝜌𝐼2𝜋

1𝑟1

− 1𝑟2

− 𝜌𝐼2𝜋

1𝑟3

− 1𝑟4

= 𝜌𝐼

2𝜋

1

𝑟1−

1

𝑟2−

1

𝑟3+

1

𝑟4

𝜌 = 2𝜋

1

𝑟1−

1

𝑟2−

1

𝑟3+

1

𝑟4

∆𝑉

𝐼 (II.18)

Karena resistivitas yang diperoleh adalah resistivitas semu, maka pers. II.18

menjadi :

𝜌 = 𝐾(∆𝑉

𝐼) (II.19)

𝐾 = 2𝜋

1

𝑟1−

1

𝑟2−

1

𝑟3+

1

𝑟4 (II.20)

Dengan :

𝜌a adalah resistivitas semu

𝐾 adalah faktor geometri yang tergantung oleh penempatan elektroda

dipermukaan (Hendrajaya, 1990).

Berdasarkan letak (konfigurasi) elektrodanya, terdapat berbagai jenis konfigurasi

pengukuran yang sering digunakan, diantaranya konfigurasi Wenner,

Schlumberger, Dipole-dipole dan lain-lain. Masing-masing konfigurasi ini

memilki karakteristik tersendiri, sehingga setiap konfigurasi memilki kelebihan

dan kekurangan. Setiap konfigurasi tersebut memilki faktor geometri yang

Page 31: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

18

berbeda-beda, dimana faktor geometri ini akan digunakan dalam perhitungan hasil

pengukuran.

II.3.2. Konfigurasi Elektroda

Pada metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik dialirkan ke dalam bumi melalui

dua elektroda arus. Kemudian, besarnya potensial yang disebabkannya diukur

dipermukaan bumi melalui dua buah elektroda potensial. Besarnya beda potensial

diantara kedua elektroda potensial tersebut selain tergantung pada besarnya arus

yang dialirkan kedalam bumi, juga tergantung pada letak kedua elektroda

potensial tersebut terhadap letak kedua elektroda arus. Dalam hal ini tercakup juga

pengaruh keadaan batuan yang dilewati arus listrik tersebut.

Terdapat berbagai macam aturan yang dipakai untuk menempatkan keempat

elektroda di permukan bumi. Aturan- aturan penempatan keempat elektroda

tersebut dalam istilah geofisika sering dinamai sebagai konfigurasi elektroda.

Konfigurasi elektroda yang umum digunakan dalam eksplorasi antara lain :

Wenner, Dipole – dipole, Schlumberger atau Wenner – Schlumberger.

Konfigurasi Wenner adalah konfigurasi yang secara penempatan elektroda baik

elektroda arus dan elektroda potensial diletakkan secara simetris. Diketahui bahwa

jarak spasi antara elektroda arus ialah 3a dan jarak spasi antara elektroda

potensial ialah a.

Konfigurasi Dipole – dipole adalah konfigurasi secara penempatan elektroda baik

elektroda arus dan elektroda potensial diletakkan secara asimetri. Diketahui

bahwa elektroda potensial diletakkan diluar elektroda arus dan memiliki jarak

Page 32: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

19

spasi antara elektroda arus ialah a, jarak spasi antara elektroda potensial a dan

jarak spasi antara elektroda arus dan potensial ialah (na), (na+a), (na+2a).

Pengaturan letak elektroda setiap konfigurasi tersebut ada yang sama urutan

elektrodanya, namun masing-masing memiliki kekhasan tersendiri. Konfigurasi

Wenner - Schlumberger merupakan perpaduan antara konfigurasi Wenner dengan

konfigurasi Schlumberger. Konfigurasi Schlumberger 2D memiliki sedikit

keunggulan dari konfigurasi wenner dalam penggambaran ketidakhomogenan

secara horizontal (Loke tutorial. Hal 41). Untuk aturan elektroda Schlumberger,

spasi elektroda arus jauh lebih lebar daripada spasi elektroda potensial, seperti

terlihat pada gambar 2.5. Pada gambar ini dapat diketahui bahwa jarak spasi antar

elektroda arus ialah 2na+a, dan jarak spasi antar elektroda potensial ialah a,

sehingga memiliki faktor geometri :

Ks = πan(n+1) (II.21)

Gambar 2.5. Susunan elektroda konfigurasi Wenner - Schlumberger (Hendrajaya, 1990)

P2

P1

C2 C1 I

V

a na na

Page 33: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

20

II.4. Hubungan Antara Arkeologi dan Resistivitas Material

Survai metode resistivitas memberikan gambaran distribusi resistivitas bawah

permukaan. Untuk mengkoversi gambaran resistivitas bawah permukaan

membutuhkan sebuah pengetahuan untuk membedakan tipe dari material bawah

permukaan dan kenampakan anomali benda arkeologi berdasarkan nilai

resistivitas material sangat dibutuhkan.

Resistivitas material tergantung dari bahan penyusun benda arkeologi dan

besarnya persentase kandungan fluida yang menjenuhi benda arkeologi.

Bagaimanapun nilai dari beberapa material biasanya overlap. Hal ini disebabkan

karena resistivitas material dipengaruhi oleh kondisi lokasi pengukuran. (Arunita

MG, 2009)

Page 34: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

21

Tabel 2.1. Nilai resistivitas beberapa mineral

Sumber : Loke, 2004

Page 35: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

22

Tabel 2.2. Nilai resistivitas batuan dan mineral

Rocks Type Resistivity range (Ωm)

Granite porphyry

Feldspar porphyry

Syenite

Diorite porphyry

Porphyrite

Carbonatized porphyry

Quartz diorite

Porphyry (various)

Dacite

Andesite

Diabase (various)

Lavas

Gabbro

Basalt

Olivine norite

Peridotite

Hornfels

Schists (calcareous and mica)

Tuffs

Graphyte schist

Slate (various)

Gneiss (various)

Marble

Skarn

Quartzites (various)

Consolidated shales

Argilites

Conglomerates

Sandstones

Limestones

Dolomite

Unconsolidated wet clay

Marls

Clays

Oil sands

Surface water (ign.rocks)

Surface water (sediments)

Soil waters

Natural waters(ign. rocks)

Natural waters (sediments)

Sea water

4.5x103(wet)- 1.3x10

6(dry)

4x103 (wet)

102- 10

6

1.9x103(wet)- 2.8x10

4(dry)

10- 5x104(wet)- 3.3x10

3(dry)

2.5x103(wet)- 6x10

4(dry)

2x104- 2x10

6(wet)- 1.8x10

5 (dry)

60- 104

2x104 (wet)

4.5x104(wet)- 1.7x10

2 (dry)

20- 5x107

102- 5x10

4

103- 10

6

10-1.3x107 (dry)

103- 6x10

4 (wet)

3x103(wet)- 6.5x10

3 (dry)

8x103(wet)- 6x10

7 (dry)

20- 104

2x103(wet)- 10

5 (dry)

10- 102

6x102- 4x10

7

6.8x104(wet)- 3x10

6 (dry)

102- 2.5x10

8 (dry)

2.5x102 (wet)- 2.5x10

8 (dry)

10- 2x108

20- 2x103

10- 8x102

2x103- 10

4

1- 6.4x108

50- 107

3.5x102- 5x10

3

20

3- 70

1- 100

4- 800

0.1- 3x103

10- 100

100

0.5- 150

1- 100

0.2

Sumber : Telford, 1990

Page 36: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Peta lokasi penelitian

Lokasi penelitian berada di Kelurahan Bara-baraya, Kecamatan Makassar,

Makassar, Sulawesi Selatan.

Gambar III.1. Peta lokasi penelitian di Kota Makassar (Palulungan, 2012).

III.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. 1 unit alat ukur tahanan jenis S-Field Multichannel

2. Laptop

3. Palu

Page 37: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

24

4. Elektroda

5. Aki Kering

6. Kabel

7. Meteran

III.3. Data Pendukung

1. Peta geologi Ujung pandang, Benteng dan Sinjai.

2. Denah lokasi penelitian.

3. Sketsa lintasan pengukuran.

III.4. Metode Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan konfigurasi Wenner -

Schlumberger dan ada beberapa tahapan yang dilakukan sebelum pengambilan

data tersebut.

Survei lokasi/lapangan. Tahapan ini dilakukan sebagai landasan untuk

mengetahui kondisi objektif daerah/lokasi/lapangan pengukuran.

Penentuan arah lintasan elektroda sebagai landasan untuk mengkaver

sekitar daerah yang diduga terdapat benda arkeologi.

Penentuan jarak spasi antar elektroda C1, C2 dan P1, P2 sesuai dengan

panjang bentangan.

Menghubungkan peralatan alat geolistrik dan memasuki sistem pengaturan

program geores untuk menentukan jenis konfigurasi yang telah ditentukan

yaitu Wenner - Schlumberger. Tahapan ini dilakukan untuk persiapan

pengukuran.

Page 38: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

25

III.5. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menghitung faktor geometri dari konfigurasi

Schlumberger untuk menghilangkan pengaruh letak elektroda potensial terhadap

letak kedua elektroda arus. Setelah diperoleh hasil faktor geometri dari

konfigurasi Wenner - Schlumberger kemudian menghitung resistivitas semu dan

menginversi dengan program Res2DInv untuk memperoleh penampang 2D.

III.6. Interpretasi Data

Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan pendekatan parameter nilai-nilai

resistivitas material (benda) dari penampang 2D hasil Res2DInv, dan 3D hasil

RockWorks 14. Sehingga dapat diestimasi posisi target.

Page 39: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

26

III.7. Bagan Alir Penelitian

Selesai

Mulai

Estimasi Posisi Target

Penentuan Konfigurasi

Survei Lapangan

Penentuan Arah &

Panjang Bentangan

Pengambilan Data

Wenner - Schlumberger

Perhitungan

Faktor Geometri

Injeksi Arus

I(A)

Penampang 2D

Pengukuran Beda

Potensial ∆𝑉(V)

Inversi

Perhitungan

Resistivitas Semu (ρα)

Analisis Anomali

Resistivitas

Page 40: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Pengukuran Resistivitas

Hasil pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan metode resistivitas

konfigurasi Wenner - Sclumberger didapatkan 6 (enam) lintasan. Setiap lintasan

memiliki panjang bentangan 16 m dengan spasi terkecil 1 m. Empat lintasan

mengarah Utara – Selatan dan 2 lintasan mengarah Timur – Barat. Data yang

diperoleh setelah perhitungan resistivitas semu untuk masing-masing lintasan

ditampilkan seperti tabel IV.1.

Tabel IV.1. Hasil Pengukuran Resistivitas

Schlumberger Nama Lintasan.

1 Spasi Terkecil.

7 Jenis Konfigurasi.

46 Jumlah Tititk Datum.

0 Elektroda Pertama.

0 Nilai Patok Untuk Resistivitas.

Ket.

elektroda Spasi(a) n

𝜌1 (Ohm.m)

𝜌2

(Ohm.m)

𝜌3

(Ohm.m)

𝜌4

(Ohm.m)

𝜌5

(Ohm.m)

𝜌6

(Ohm.m)

0 1 1 30.8923 34.2347 25.9743 30.2573 15.4716 26.5162

1 1 1 20.8094 19.3683 26.6315 24.4987 25.3633 23.242

2 1 1 20.0831 18.838 26.7756 28.4991 26.8505 30.436

3 1 1 20.5616 23.2708 19.4606 20.6942 21.4435 20.7115

4 1 1 19.4606 21.1611 29.652 28.7239 23.2708 29.433

5 1 1 18.0944 15.6561 12.5433 22.5503 25.542 23.6974

6 1 1 21.3513 21.6453 25.1327 28.3435 24.3273 29.4791

7 1 1 20.1292 24.2162 23.2881 18.0327 23.9389 22.2621

Page 41: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

28

8 1 1 23.0576 25.8706 16.9127 24.6187 25.5708 27.5768

9 1 1 21.5012 18.3365 24.4237 19.8491 21.8312 25.2423

10 1 1 33.7505 30.4302 25.9455 23.7276 22.808 29.4567

11 1 1 17.3796 15.633 28.1772 27.646 28.103 28.6399

12 1 1 30.1535 29.6808 20.5558 23.065 24.7729 28.48

0 1 2 22.0834 18.4518 34.4826 31.2217 34.2376 30.3649

1 1 2 17.3969 16.2037 17.4787 8.945 17.8214 29.7309

2 1 2 20.0601 24.9022 25.7039 18.5068 27.5718 20.0601

3 1 2 20.9074 23.3112 22.8936 7.1114 23.3392 25.8582

4 1 2 19.23 14.6992 26.1837 27.1776 26.4236 27.726

5 1 2 20.0947 17.7428 11.0356 20.6831 27.0919 27.6232

7 1 2 5.7932 20.5616 15.2853 16.7932 22.6537 25.5154

8 1 2 22.3947 18.4864 27.1091 22.808 31.8729 25.7382

9 1 2 24.4871 36.0908 27.726 5.0894 22.0026 21.1286

10 1 2 30.6435 17.9849 29.9194 29.868 26.0124 31.4273

0 1 3 18.6766 18.4345 19.8434 26.5607 23.065 32.9696

1 1 3 20.2676 26.9082 27.3147 23.3049 22.2767 24.196

2 1 3 23.5533 22.654 16.7932 20.5631 24.4016 26.2866

3 1 3 21.5473 14.63 27.8631 22.9965 24.8814 20.2204

4 1 3 14.8721 20.7518 21.8312 15.0796 22.9622 28.4114

5 1 3 19.4029 23.7262 23.065 28.6513 22.5852 22.3453

6 1 3 16.5323 20.233 22.0026 23.4763 22.8251 25.841

7 1 3 24.245 7.2285 24.95 23.4763 22.2767 32.2156

8 1 3 25.3518 25.6515 19.5921 22.8479 23.3049 11.8924

1 1 4 27.9458 23.8646 27.3033 29.4738 24.5615 7.3113

2 1 4 22.0776 20.233 19.8777 22.2767 13.5374 17.136

3 1 4 22.3658 14.9874 25.1327 24.1046 17.7072 22.8479

4 1 4 20.8094 21.9623 17.136 10.8528 26.7892 25.0756

5 1 4 8.6466 17.0626 20.8487 8.9107 24.3331 17.7072

Page 42: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

29

6 1 4 23.5187 35.451 17.8214 24.1617 58.9477 23.6476

0 1 5 23.2305 17.8214 38.2989 56.3773 14.4799 27.2462

2 1 5 67.2704 19.9634 19.7064 17.136 17.9928 62.2035

3 1 5 17.812 16.4505 18.6782 12.852 24.3331 23.9903

4 1 5 17.3796 9.6842 19.9634 7.3685 16.7932 16.2792

0 1 6 19.1089 14.7541 14.0343 14.3942 20.2718 23.4763

1 1 6 9.6842 18.3999 19.1923 12.7149 16.7932 21.5913

2 1 6 15.4947 11.9438 17.1531 18.2327 21.1115 20.2718

0 1 7 15.6157

17.5929 15.6737

14.3942

12.428

24.4701

Page 43: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

30

IV.2. Pembahasan

IV.2.1. Analisis Anomali Resistivitas

IV.2.1.1. Lintasan 1

Hasil perhitungan resistivitas semu lintasan 1 diinversi dengan program

Res2DInv. Keluaran program tersebut berupa penampang resistivitas 2 dimensi,

yang dapat dilihat pada gambar IV.1.

Gambar IV.1. Penampang resistivitas pada lintasan 1

Gambar IV. 1 di atas memperlihatkan variasi nilai resistivitas dan kedalaman

datum setiap level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas pada lintasan ini bervariasi

dari 2,12 Ωm hingga 207 Ωm dengan kedalaman penetrasi sekitar 2,69 m.

Penampang 2D tersebut memperlihatkan kontras resistivitas yang tidak merata.

Hal ini menunjukkan bahwa di bawah permukaan tidak homogen, pada posisi

patok/ atau elektroda 6,00 sampai 8.5 meter dari patok/atau elektroda awal

(pertama) di kedalaman 1 meter dari permukaan tanah terdapat nilai resistivitas

yang rendah dibandingkan sekitarnya. Daerah tersebut merupakan anomali yang

diduga sebagai air permukaan.

Page 44: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

31

IV.2.1.2. Lintasan 2

Hasil perhitungan resistivitas semu lintasan 1 diinversi dengan program

Res2DInv. Keluaran program tersebut berupa penampang resistivitas 2 dimensi,

yang dapat dilihat pada gambar IV.2.

Gambar IV.2. Penampang resistivitas pada lintasan 2

Gambar IV. 2 di atas memperlihatkan variasi nilai resistivitas dan kedalaman

datum setiap level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas pada lintasan ini bervariasi

dari 2,12 Ωm hingga 207 Ωm dengan kedalaman penetrasi sekitar 2,69 m.

Penampang 2D tersebut memperlihatkan kontras resistivitas tidak merata. Hal ini

menunjukkan bahwa di bawah permukaan tidak homogen. Berdasarkan peta

geologi lembar Ujungpandang dan tabel nilai resistivitas batuan pada penampang

2D lintasan 2 diduga merupakan batuan Clay, Sand, dan Limestone yang saling

berasosiasi. Untuk lintasan 2 di atas diduga tidak terdapat anomali benda

arkeologi.

IV.2.1.3. Lintasan 3

Hasil perhitungan resistivitas semu lintasan 1 diinversi dengan program

Res2DInv. Keluaran program tersebut berupa penampang resistivitas 2 dimensi,

yang dapat dilihat pada gambar IV.3.

Clay, sand, limestone

Clay & sand

Page 45: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

32

Gambar IV.3. Penampang resistivitas pada lintasan 3

Gambar IV. 3 di atas memperlihatkan variasi nilai resistivitas dan kedalaman

datum setiap level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas pada lintasan ini bervariasi

dari 2,12 Ωm hingga 207 Ωm dengan kedalaman penetrasi sekitar 2,69 m.

Penampang 2D tersebut memperlihatkan kontras resistivitas tidak merata. Hal ini

menunjukkan bahwa di bawah permukaan tidak homogen. Berdasarkan peta

geologi lembar Ujungpandang dan tabel nilai resistivitas batuan pada penampang

2D lintasan 2 diduga merupakan batuan Clay, Sand, Limestone yang saling

berasosiasi. Pada posisi patok/ atau elektroda 5 hingga 6 dengan penetrasi sekitar

2 m diduga terdapat anomali resistivitas benda arkeologi.

IV.2.1.4. Lintasan 4

Hasil perhitungan resistivitas semu lintasan 1 diinversi dengan program

Res2DInv. Keluaran program tersebut berupa penampang resistivitas 2 dimensi,

yang dapat dilihat pada gambar IV.4.

Gambar IV.4. Penampang resistivitas pada lintasan 4

Clay, Sand, limestone Clay, Sand, limestone

Clay & Sand

Page 46: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

33

Gambar IV. 4 di atas memperlihatkan variasi nilai resistivitas dan kedalaman

datum setiap level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas pada lintasan ini bervariasi

dari 2,12 Ωm hingga 207 Ωm dengan kedalaman penetrasi sekitar 2,69 m.

Penampang 2D tersebut memperlihatkan kontras resistivitas tidak merata. Hal ini

menunjukkan bahwa di bawah permukaan tidak homogen. Berdasarkan peta

geologi lembar Ujungpandang dan tabel nilai resistivitas batuan pada penampang

2D lintasan 2 diduga merupakan batuan batuan Clay, Sand, Limestone yang saling

berasosiasi. Pada posisi patok/ atau elektroda 3 hingga 4 dengan penetrasi 1,3 m

dan patok / atau elektroda 6 hingga 7 dengan penetrasi 2 m hingga 2,5 m terdapat

nilai resistivitas rendah dari sekitarnya diduga anomali air permukaan. Pada patok/

atau elektroda 8 hingga 9 dengan penetrasi 1,3 m dan patok / atau elektroda 10

hingga 11 dengan penetrasi 1,3 m terdapat nilai resistivitas tinggi dari sekitarnya

diduga anomali benda arkeologi.

IV.2.1.5. Lintasan 5

Hasil perhitungan resistivitas semu lintasan 1 diinversi dengan program

Res2DInv. Keluaran program tersebut berupa penampang resistivitas 2 dimensi,

yang dapat dilihat pada gambar IV.5.

Gambar IV.5. Penampang resistivitas pada lintasan 5

Page 47: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

34

Gambar IV. 5 di atas memperlihatkan variasi nilai resistivitas dan kedalaman

datum setiap level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas pada lintasan ini bervariasi

dari 2,12 Ωm hingga 207 Ωm dengan kedalaman penetrasi sekitar 2,69 m.

Penampang 2D tersebut memperlihatkan kontras resistivitas tidak merata. Hal ini

menunjukkan bahwa di bawah permukaan tidak homogen. Berdasarkan peta

geologi lembar Ujungpandang dan tabel nilai resistivitas batuan pada penampang

2D lintasan 2 diduga merupakan batuan Clay, Sand, Limestone yang saling

berasosiasi. Pada posisi patok/ atau elektroda 5 hingga 6 dan patok 10 hingga 11

dengan masing – masing penetrasi 1,5 m terdapat anomali resistivitas besar dari

sekitarnya diduga benda arkeologi.

IV.2.1.6. Lintasan 6

Hasil perhitungan resistivitas semu lintasan 1 diinversi dengan program

Res2DInv. Keluaran program tersebut berupa penampang resistivitas 2 dimensi,

yang dapat dilihat pada gambar IV.6.

Gambar IV.6. Penampang resistivitas pada lintasan 6

Gambar IV. 6 di atas memperlihatkan variasi nilai resistivitas dan kedalaman

datum setiap level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas pada lintasan ini bervariasi

dari 2,12 Ωm hingga 207 Ωm dengan kedalaman penetrasi sekitar 2,69 m.

Page 48: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

35

Penampang 2D tersebut memperlihatkan kontras resistivitas tidak merata. Hal ini

menunjukkan bahwa di bawah permukaan tidak homogen. Berdasarkan peta

geologi lembar Ujungpandang dan tabel nilai resistivitas batuan pada penampang

2D lintasan 2 diduga merupakan batuan Clay, Sand, Limestone yang saling

berasosiasi. Pada posisi patok/ atau elektroda 5 hingga 7 dan patok 10 hingga 11

terdapat anomali resistivitas besar diduga anomali benda arkeologi. Pada patok/

atau elektroda 8 hingga 9 terdapat pula anomali resistivitas rendah diduga air

permukaan.

Page 49: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

36

IV.2.2. Estimasi Posisi Target

Profil ini dibuat untuk memudahkan interpretasi dari pseudosection lintasan 1- 6,

dengan menyamakan skala resistivitas pada setiap lintasan, sehingga didapatkan

pseudosection nilai true resistivity yang sama.

Gambar IV.7. Profil lintasan berpotongan

Kemudian dari hasil Gambar IV.7 di interpretasikan menggunakan isosurface

untuk mengfokuskan jenis anomali resistivitas benda arkeologi yang terdapat pada

arah lintasan yang sejajar/atau sama dengan menggabungkan dari empat (4)

lintasan sehingga dapat diestimasikan posisi target benda Arkeologi. Dapat dilihat

pada gambar VI.8.

Page 50: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

37

Gambar IV.8. Penampang resistivitas 2 dimensi Res2DInv & 3 dimensi RockWorks 14

(a) Penampang 3D pada resistivitas rendah

(b). Penampang 2D lintasan 3

(c). Penampang 2D lintasan 6

(d). Penampang 3D

resistivitas tinggi

Page 51: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

38

Berdasarkan gambar VI.8 penampang resistivitas 2D Res2DInv pada lintasan 3

dan 6 menggambarkan adanya anomali- anomali resistivitas diduga benda

arkeologi yang terdapat pada lokasi penyelidikan, pada gambar penampang

resistivitas 2 dimensi lintasan 3 dan lintasan 6 terdapat anomali pada posisi kiri

dan kanan. Jika berdasarkan gambar VI.8 penampang resistivitas 3 dimensi

RockWorks 14 dengan menggabungkan dari lintasan 3, 4, 5, dan 6 untuk

mengidentifikasi yang memiliki dimensi dan nilai anomali- anomali resistivitas

yang sangat besar hanya terdapat pada posisi kiri. Nilai resistivitas pada anomali

tersebut lebih besar dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Dimensi kontras dari

anomali tersebut lebih besar dan nilai resistivitas yang besar sekitar 32.19- 52.19

Ωm diduga benda arkeologi berupa keramik/ guci.

Page 52: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahaan data serta pencocokan penampang 2 dimensi dan

3 dimensi, maka dapat disimpulkan :

1. Identifikasi benda arkeologi berdasarkan hasil inversi program Res2DInv

dan RockWorks 14 terdapat anomali resistivitas yang besar pada lintasan

3, 4, 5, dan 6. Memiliki kisaran resistivitas 32.19- 52.19 Ohm.m yang

diduga benda arkeologi berupa keramik/ guci.

2. Anomali resistivitas diduga benda arkeologi berupa keramik/ guci terletak

pada posisi kiri intasan dengan kedalaman sekitar 1.5 m.

V.2. Saran

Sebaiknya pada pengukuran yang berkenaan dengan obyek benda

arkeologi disertai data informasi yang termasuk dalam kawasan

peninggalan situs.

Page 53: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

DAFTAR PUSTAKA

Arunita MG, Andi Dini. 2009. Eksplorasi Pasir Besi dengan Metode Geolistrik

Tahanan Jenis (Studi Kasus : Muara Sungai Bua Kab. Sinjai),

UNHAS, Makassar.

Bintarti, D.D, 1993. Hasil Penelitian Benda- benda Perunggu dan Besi di

Indonesia, dalam Rapat Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi, Pusat

Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta.

DEPDIKBUD, 1993. Benda-Benda Arkeologi, Museum ”La Galigo”, Makassar.

Gihardani, G.M, 1993. Temuan Benda- benda Logam Masa Prasejarah di

Indonesia, dalam Analisis Hasil Penelitian Arkeologi IV, Pusat Penelitian

Arkeologi Nasional, Jakarta.

Hendrajaya L, 1990. Metode Geolistrik Tahanan Jenis, ITB, Bandung.

Loke, M.H, 2004. Tutorial 2D and 3D Electrical Imaging Surveys,

Birmingham University, England.

Palullungan, F.E, Penentuan Profil Ketebalan Sedimen Menggunakan

Pengukuran Mikrotremor (Studi kasus Makassar dan sekitarnya),

UNHAS, Makassar.

Prasetyo, B, 1994/1995. Berita Penelitian Arkeologi, Pusat Penelitian Arkeologi

Nasional, Jakarta.

Perdana, A, 2010. Museum La Galigo, FIB UI, Jakarta.

Soegondho, 1993. Benda Logam dalam Kubur Prasejarah; Pengaruh

Metalurgi pada Religi, dalam Analisis Hasil Penelitian Arkeologi IV,

Pusat Penelitian arkeologi Nasional, hal. 197-205, Jakarta.

Sudrajat. Membaca Masa Lalu Indonesia (Diktat Prasejarah Indonesia),

UNY, Yogyakarta.

Sukendar, 1981. Berita Penelitian Arkeologi, Pusat Penelitian Arkeologi

Nasional, Jakarta.

Page 54: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

Suryani, 2004. Artefak Perunggu Situs Pasir Angin; Analisis komposisi

Unsur, FIB, UI, Jakarta

Telford, W.M, 1990. Applied Geophysics_Second Edition, Cambridge

University Press, Australia.

Page 55: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN
Page 56: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN
Page 57: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN
Page 58: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN
Page 59: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN
Page 60: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN
Page 61: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

LAMPIRAN 2

1. Denah lokasi penelitian

2. Sketsa lintasan pengukuran

U

Page 62: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

LAMPIRAN 3

1. Gambar. Rumah Lokasi Pengukuran

2. Gambar. Koneksi Alat & Proses Pengambilan Data

Page 63: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

3. Gambar. Lintasan Elektroda

4. Gambar. Keramik/atau Guci

Page 64: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

LAMPIRAN 4

1. Peta lokasi pengukuran

Page 65: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN

2. Peta geologi Ujung pandang, Benteng dan Sinjai Sulawesi Selatan

Page 66: SKRIPSI GEOFISIKA - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · dengan judul “ IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KECAMATAN MAKASSAR DENGAN