analisis risiko usahatani kelapa ... -...

131
ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA SAWIT DI DESA BATU MATORU, KECAMATAN LARIANG, KABUPATEN MAMUJU UTARA OLEH: SITTI HARDIYANTI M G 211 13 505 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: doandung

Post on 08-Mar-2019

314 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

i

ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA SAWIT DI DESA BATU MATORU, KECAMATAN LARIANG,

KABUPATEN MAMUJU UTARA

OLEH:

SITTI HARDIYANTI M

G 211 13 505

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

ii

ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA SAWIT DI DESA BATU MATORU, KECAMATAN LARIANG,

KABUPATEN MAMUJU UTARA

OLEH:

SITTI HARDIYANTI M G 211 13 505

Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian

Pada

Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin Makassar

2017

Disetujui oleh

Dr. Ir. Eymal B. Demmallino, M.Si. Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Saadah, M.Si. Dosen Pembimbing

Tanggal Pengesahan : November 2017

Page 3: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

iii

Page 4: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

iv

PANITIA UJIAN SARJANA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Judul : ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA SAWIT DI DESA BATU MATORU, KECAMATAN LARIANG, KABUPATEN MAMUJU UTARA

Nama : SITTI HARDIYANTI M

NIM : G 211 13 505

TIM PENGUJI

Dr. Ir. Eymal B. Demmallino, M.Si. Ketua Sidang

Dr. Ir. Saadah, M.Si. Anggota

Prof. Dr. Ir. Rahim Darma, M.S. Anggota

Dr. Ir. Mujahidin Fahmid, M.T.D. Anggota

Dr. Letty Fudjaja, S.P, M.Si. Anggota

Rusli M. Rukka, S.P, M.Si. Anggota

Tanggal Ujian : November 2017

Page 5: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

v

RINGKASAN

Analisis Risiko Usahatani Kelapa Sawit di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara dibawah bimbingan

Eymal B. Demmallino dan Saadah

Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit mentah (CPO). Perlunya analisis risiko dikarenakan petani sering dihadapkan pada masalah ketidakpastian terhadap besarnya keuntungan usahatani yang diperoleh. Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya penguasaan petani terhadap iklim dan harga pasar. Ketidakpastian ini menimbulkan adanya risiko produksi dan pendapatan sehingga akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh petani. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya risiko poduksi dan pendapatan serta upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh petani dalam memitigasi risiko. Penelitian ini dilakukan di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara. Penetuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling). Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2017. Penentuan sampel responden dilakukan dengan cara acak sederhana dengan total responden sebanyak 32 orang. Metode analisis data menggunakan analisis pendapatan, analisis koefisien variasi (CV), dan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata pendapatan petani di Desa Batu Matoru sebesar Rp 23.866.632,-/Ha/Tahun. Risiko produksi diperoleh nilai Koefisien Variasi (CV) sebesar 0,0019 dan risiko pendapatan diperoleh nilai Koefisien Variasi (CV) sebesar 0,034 dapat diartikan usahatani kelapa sawit di Desa Batu Matoru memiliki risiko produksi dan risiko pendapatan yang rendah. Upaya yang perlu dilakukan petani dalam memitigasi risiko produksi yaitu mempersiapkan obat-obatan yang sesuai untuk mengatasi hama penyakit dan menyediakan stok cadangan pupuk. Memitigasi risiko pendapatan yaitu petani lebih memperhatikan jadwal panen, pengangkutan buah serta kualitas TBS agar dapat memperoleh hasil penjualan yang tinggi.

Kata Kunci: Pendapatan, Risiko, Memitigasi, Kelapa Sawit

Page 6: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

vi

ABSTRACT

Risk Analysis Of Palm Farming In Batu Matoru Village, Lariang, North Mamuju Regency under the guidance of

Eymal B. Demmallino and Saadah

Palm is Indonesia's premier and prime plantation commodity which main product consists of crude palm oil (CPO). The need of the risk analysis is caused by the farmers that often faced the problem of the uncertainty farming profits. It is caused by the limitation of farmers control over the climate and the market price. This uncertainty causes the risk of production and income which will give influence on the farmers profits. The aims of this research is to know the risk of production and income and also to know the ways of farmers mitigating the risk. This research was conducted in Batu Matoru Village, Lariang, North Mamuju regency. The research location was chosen by using Purposive Sampling. The time of the research was on May to July 2017. Responden sample was chosen by using Simple Random Sampling with the total responden of 32 samples. The data analysis method was using income analysis, coefficient variation analysis (CV), and descriptive analysis. The result of this research showed the average of farmers income in Batu Matoru Village was 23.866.632,-/Ha/Year. Risk of production with coefficient variation (CV) of 0.034 it was found that palm farming in Batu Matoru Village was in low risk production and income. The way that can be used by the farmers to mitigate the risk production is to provide appropriate potions to overcome pests and provide fertilizer stock. Mitigating the risk of income is that the farmers should pay more attention to the harvest moon, fruit transport and also TBS quality in order to earn high sales. Keywords: Income, Risk, Mitigate, Palm

Page 7: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

vii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Sitti Hardiyanti Mulaputri Ma’mur, lahir di

Sungguminasa tepatnya pada tanggal 5 Agustus

1995, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara

dari pasangan Ir. H. Ma’mur. AR dan Hj. Murliah,

SE.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah

Taman Kanak-Kanak Hidayatullah pada tahun (2000-2001). SD Inpres

006 Motu pada tahun 2001-2007. Setelah itu melanjutkan ke Pondok

Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar tingkat SMP hingga tingkat

SMA pada tahun 2007-2013. Pada tahun 2013, melalui jalur mandiri

(JNS/Jalur Non Subsidi) penulis berhasil diterima sebagai Mahasiswa

Jurusan (sekarang menjadi Departemen) Sosial Ekonomi Pertanian

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

Selama menempuh pendidikan di Universitas Hasanuddin, penulis

aktif dalam kegiatan organisasi, yaitu sebagai Anggota

Badan Pengurus Harian (BPH) MISEKTA periode 2015/2016. Disamping

itu, penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan di kampus serta

kegiatan-kegiatan lainnya seperti seminar-seminar baik tingkat fakultas,

regional, nasional maupun internasional.

Page 8: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin. Puji syukur kepada Allah SWT

karena atas Rahmat dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Sungguh Dia-lah yang telah menjadi penerang dalam segala kesulitan

dan Sang Pemilik Arsy’ yang telah menitipkan ilham serta memberi

limpahan kasih sayang yang tak dapat terlukiskan dengan kata-kata

sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul “Analisis

Risiko Usahatani Kelapa Sawit di Desa Batu Matoru, Kecamatan

Lariang, Kabupaten Mamuju Utara”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

dan memperoleh gelar pada Program Sarjana Fakultas Pertanian,

Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan

dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima setiap

saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini.

Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi penulis dan semua pihak

yang membutuhkan.

Makassar, November 2017

Penulis

Page 9: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi Rabbil ’aalamiin, segala puji syukur penulis

hanturkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, Tuhan bagi alam semesta, atas segala rahmat dan hidayah-

Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi. Tanpa rahmat dan hidayah-Nya, tak

mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula shalawat

dan salam kepada Junjungan Kita Nabi besar Muhammad SAW yang

telah memberi tauladan bagi kita semua.

Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu semasa penulis

berjuang menyelesaikan pendidikan di kampus khususnya pada pihak

yang membantu untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Ucapan terima

kasih setulus hati penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ir. H. Ma’mur. AR dan Ibunda

Hj. Murliah SE. yang telah membesarkan penulis dengan kasih

sayang yang tak terhingga dan doa yang terus terpanjatkan untuk

keberhasilan penulis dalam meraih cita-cita. Adik-adik terkasih Nur

Fitriani Ma’mur dan Muhammad Akbar Aras yang selalu

menyemangati dan memberi dukungan untuk penulis. Kepada

keluarga besar penulis yang telah memberikan doa dan dukungan

baik moril maupun materil kepada penulis.

Page 10: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

x

2. Bapak Dr. Ir. Eymal B. Demmallino, M.Si., selaku dosen

pembimbing I, terima kasih atas setiap waktu yang diberikan untuk

ilmu, motivasi, saran, teguran yang membangun, dan pemahaman

baru mengenai berbagai hal. Penulis secara pribadi memohon maaf

atas segala kekurangan serta kekhilafan jikalau sempat membuat

kecewa selama proses pembimbingan skripsi selama ini, semoga

doa dan dukungan Ibunda menjadi berkah untuk penulis

kedepannya, serta penulis ingin memohon maaf yang sebesar-

besarnya atas kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan

selama ini baik sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Saadah, M.Si., sebagai Penasehat Akademik dan selaku

pembimbing II, terimakasih karena selalu mengingatkan serta

memotivasi penulis untuk meningkatkan dan mempertahankan

nilai-nilai mata kuliah, terima kasih atas setiap waktu yang diberikan

untuk ilmu, saran, teguran yang membangun, dan pemahaman

baru mengenai berbagai hal. Penulis secara pribadi memohon maaf

atas segala kekurangan serta kekhilafan jikalau sempat membuat

kecewa selama proses pembimbingan skripsi selama ini, semoga

doa dan dukungan Ibunda menjadi berkah untuk penulis

kedepannya, serta penulis ingin memohon maaf yang sebesar-

besarnya atas kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan

selama ini baik sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini

Page 11: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

xi

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Rahim Darma, M.S., Bapak Dr. Ir. Mujahidin

Fahmid, M.T.D., dan Ibu Dr. Letty Fudjaja, S.P, M.Si. selaku

dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran guna

penyempurnaan skripsi ini serta selalu memperhatikan

perkembangan skripsi. Penulis ingin memohon maaf yang sebesar-

besarnya atas kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan

selama ini baik sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Rusli M. Rukka, S.P, M.Si. selaku panitia ujian sarjana,

Ibu Ni Made Viantika S.S.P, M.Agb. selaku panitia seminar

proposal dan Ibu Rasyidah Bakri, S.P, M.Sc. selaku panitia

seminar hasil, terima kasih untuk telah meluangkan waktunya

dalam memimpin seminar terima kasih juga telah memberikan

petunjuk, saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi serta

penulis ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya atas

kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik

sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.

6. Dr. Muh. Hatta Jamil, S.P., M.Si dan Dr. A. Nixia Tenriawaru,

S.P., M.Si selaku Ketua Departemen dan Sekertaris Departemen

Sosial Ekonomi Pertanian yang telah banyak memberikan

pengetahuan dan memberikan teladan selama penulis menempuh

pendidikan serta penulis mau memohon maaf yang sebesar-

besarnya atas kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan

selama ini baik sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.

Page 12: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

xii

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian, khususnya

Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, yang membimbing

penulis sejak pertama kali menginjakkan kaki di Universitas

Hasanuddin sampai penulis merampungkan tugas akhir ini dan

penulis mau memohon maaf yang sebesar-besarnya atas

kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik

sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh Staf dan Pegawai Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Khususnya Pak

Ahmad, Pak Bahar, Kak Hera, dan Kak Ima yang telah membantu

penulis dalam proses administrasi selama menyelesaikan skripsi

ini.

9. Aparat Desa Batu Matoru, Bapak Ir. H Munir selaku General

Manager PT. Unggul Widya Teknologi Lestari, Ibu Nur Hayati,

Bapak Sukarno, Bapak Hendrik yang banyak membantu penulis

dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis dalam

penelitian penyelesaian skripsi ini.

10. Keluarga Bapak Nurlan yang telah bersedia membantu dan

menemani penulis selama proses penelitian di Desa Batu matoru,

Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat.

11. Seluruh keluarga besar SELARAS yang selalu sejalan dan selalu

memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh

pendidikan di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Terkhusus untuk

Page 13: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

xiii

sahabat seperjuangan Nur Indah Waliyanti, Arianti Azis, Aulia

Nurul Hikmah, Andi Nurainun Annisa, Andi Israwati Tenribau,

Andi Nurul Fadyah, Andi Fadhilah, Rr Chyntia RF, Lady Hallary,

Sandra Shavannah, Ismah Muthiah, Surya Candra, Andi Furqan

Ashari Rahman, Hidayatullah, Nur Jayadi, Nur Fatonny serta

seluruh teman-teman SELARAS yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu. Terimakasih atas segala pengalaman dan cerita yang

telah kita rangkai bersama selama kurang lebih 4 tahun.

12. Kakanda Adam Rahman S. dan Hilman Hilmawan terimakasih

atas segala waktu, motivasi, saran dan masukan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

13. Kakanda dan adinda MIZONE, OCEANZ, ACT11ON, SPEKTA12,

SEMESTA, KA15AR, angkatan 2016, BPH MISEKTA Periode

2017/2018 dan Keluarga Besar Mahasiswa Peminat Sosial

Ekonomi Pertanian (MISEKTA) tanpa terkecuali, terima kasih atas

segala doa, ilmu, motivasi, kenangan dan pengalaman

berorganisasi. Semoga semuanya dapat menjadi pelajaran hidup

yang bermanfaat. AMIN.

14. Keluarga besar ATF. Spexsolid ummul mukminin, khususnya Sry

Ratu Humaerah, Siti Febriyanti Saputri, Musfirah Majid, Fijrah

Aprilla, Nur Lathifah, Andi Miftahul Jannah, Wilda Dwi Jayanti,

Siti Fausyah Amalia, Kakanita, Andi Ummah, Fadhila terima

kasih untuk kebersamaannya selama kurang lebih 10 tahun, terima

Page 14: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

xiv

kasih atas waktu yang telah kalian curahkan untuk mendengar

keluh kesah dari penulis.

15. Teman-teman KKN Reguler Gel. 90 Kecamatan Turatea,

Kabupaten Jeneponto, khususnya Posko 5 Desa Jombe Andi

Ayu Hadrani, Lisha Indahsari Syam, Kanda Grace Trivena,

Rusmansyah, Kanda Sarwan Zulkifrah dan Kanda Tiswan yang

bersedia mendukung dan mendoakan penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

16. Teman-teman terbaik SD Inpres MOTU khususnya Sara, Firman,

dan Fikry. Terima kasih untuk pengetahuan, pengalaman dan

waktu yang telah kalian curahkan untuk mendengar keluh kesah

dari penulis.

17. Semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, terima kasih sebanyak-banyaknya atas bantuan dan doa

yang senantiasa mengalir tanpa sepengetahuan penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Demikianlah semoga segala pihak yang secara langsung maupun

tidak langsung telah membantu penulis diberikan kebahagiaan dan rahmat

oleh Allah SWT, Aamiin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, November 2017

Penulis

Page 15: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii

SUSUNAN TIM PENGUJI ................................................................... iii

RINGKASAN ....................................................................................... iv

ABSTRACT ......................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xix

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 8

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit ........................................................................... 10

2.2 Aspek Ekonomi Kelapa Sawit .................................................. 18

2.3 Landasan Teori Pendapatan .................................................... 21

2.4 Risiko Usahatani ....................................................................... 23

2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................. 26

2.6 Kerangka Pemikiran ................................................................. 28

III. METODE PENELITIAN

3.1 Penetuan Tempat dan Waktu Penelitian .................................. 32

3.2 Penetuan Sampel ................................................................... 32

Page 16: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

xv

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................... 33

3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................... 34

3.5 Metode Analisis Data ............................................................... 34

3.6 Konsep Operasional ................................................................ 38

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah ........................................... 40

4.2 Keadaan Iklim ......................................................................... 40

4.3 Keadaan Penduduk ................................................................. 41

4.3.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 41

4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................. 43

4.4.1 Sarana Pendidikan ......................................................... 43

4.5 Pabrik Kelapa Sawit ................................................................ 45

4.5.1 Sejarah Perusahaan ....................................................... 45

4.5.2 Struktur Organisasi ......................................................... 46

4.5.3 Aktivitas Penjualan TBS Petani ke Pabrik Kelapa Sawit 47

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Petani Responden ........................................................ 51

5.1.1 Umur .............................................................................. 51

5.1.2 Tingkat Pendidikan ......................................................... 52

5.1.3 Lama Berusahatani ........................................................ 54

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga ....................................... 55

5.1.5 Luas Lahan .................................................................... 57

5.2 Analisis Pendapatan Petani .................................................... 58

5.3 Risiko-risiko yang Dihadapi Petani di Desa Batu Matoru ........ 63

5.3.1 Analisis Risiko Produksi ................................................. 67

5.3.2 Analisis Risiko Pendapatan ............................................ 68

5.4 Upaya Memitigasi Risiko ......................................................... 71

5.4.1 Risiko Produksi ............................................................... 71

5.4.2 Risiko Pendapatan ......................................................... 72

Page 17: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

xvi

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan ................................................................................... 73

6.2 Saran ....................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

xvii

DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel Halaman

1. Luas Areal Tanaman Menghasilkan (TM) dan Produksi Kelapa Sawit Menurut Provinsi di Indonesia, Tahun 2015.

3

2. Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Kabupaten Mamuju Utara Tahun 2011-2015.

7

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

42

4. Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

44

5. Kisaran Rata-rata Umur Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

51

6. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

53

7. Kisaran Rata-rata Lama Berusahatani Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

54

8. Kisaran Rata-rata Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

56

9. Rata-rata Luas Lahan Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

57

10. Analisis Pendapatan Petani Kelapa Sawit Selama Satu Tahun di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

61

11. Analisis Risiko Produksi 67

12. Analisis Risiko Pendapatan

68

13. Analisis Rata-rata R/C Ratio Petani Kelapa Sawit di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

70

Page 19: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

xviii

DAFTAR GAMBAR

No. Nama Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran 31

.

Page 20: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Nama

1. Peta Wilayah Kecamatan Lariang

2. Struktur Organisasi PT Unggul Widya Teknologi Lestari

3. Identitas Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

4. Risiko-risiko yang dihadapi Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

5. Rata-rata Peneriman Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

6. Biaya Pupuk Petani Responden Selama Satu Tahun di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

7. Biaya Herbisida Petani Responden Selama Satu Tahun di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

8. Biaya Tenaga Kerja Petani Responden Selama Satu Tahun di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

9. Nilai Penyusutan Alat Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

10. Biaya Variabel Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

11. Biaya Variabel Per Hektar Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

12. Biaya Tetap Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

13. Biaya Tetap Per Hektar Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

Page 21: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

xx

14. Pendapatan Petani Responden Selama Satu Tahun di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

15. Nilai Simpangan Baku dan Koefisien Variasi Produksi

16. Nilai Simpangan Baku dan Koefisien Variasi Pendapatan

17. Kuisioner Penelitian

18. Dokumentasi

Page 22: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

1

I. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Salah satu komoditi dari subsektor perkebunan yang mempunyai

peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia adalah

kelapa sawit. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan

komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia. Tanaman yang

produk utamanya terdiri dari minyak sawit mentah (Crude Palm Oil atau

CPO) dan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil atau PKO) ini memiliki nilai

ekonomis yang tinggi dan menjadi salah satu penyumbang devisa negara

yang terbesar dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya.

Hingga saat ini kelapa sawit telah diusahakan dalam bentuk perkebunan

dan pabrik pengolahan kelapa sawit hingga menjadi minyak dan produk

turunannya. Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir kelapa

sawit terbesar di dunia (Effendi, 2011).

Salah satu tujuan dari pembangunan perkebunan adalah untuk

meningkatkan produksi dan memperbaiki mutu hasil, meningkatkan

pendapatan, memperbesar nilai ekspor, mendukung industri, menciptakan

dan memperluas kesempatan kerja, serta pemerataan

pembangunan. Ada tiga asas yang menjadi acuan dalam pembangunan

perkebunan yang mendasari kebijakan pembangunan dalam lingkungan

ekonomi dan pembangunan nasional, yaitu (1) mempertahankan dan

meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi pendapatan nasional,

Page 23: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

2

(2) memperluas lapangan kerja, (3) memelihara kekayaan dan kelestarian

alam dan meningkatkan kesuburan sumberdaya alam. Perkembangan

perkebunan di Indonesia memberikan kontribusi yang berarti bagi

perekonomian negara dan masyakarat lokal akan tetapi juga mempunyai

beberapa permasalahan, antara lain budidaya tanaman yang masih

terbatas pada komoditas utama/konvensional, usaha tani tanaman

perkebunan masih diusahakan secara monokultur, produktivitas tanaman

perkebunan umumnya masih di bawah potensi, mutu produksi

perkebunan yang masih rendah karena kurang didukung oleh unit

pengolahan yang efisien dan terbatas, serta belum optimalnya

kelembagaan petani (Firmansyah, 2015).

Usaha perkebunan kelapa sawit dikelola dalam 3 bentuk, yaitu: (1)

perkebunan besar yang dikelola oleh BUMN, (2) perkebunan besar yang

dikelola oleh perusahaan swasta besar, dan (3) perkebunan rakyat yang

dikelola oleh rumah tangga dalam bentuk usaha perorangan. Perkebunan

rakyat mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

peran sub sektor perkebunan kedepan. Sedangkan pada sisi

produktivitas, perkebunan rakyat masih tertinggal dibandingkan

perkebunan besar negara dan swasta. Rendahnya produktivitas ini

disebabkan oleh kurangnya permodalan dan penguasaan teknologi,

sehingga perkebunan rakyat umumnya ditandai dengan jarak tanam yang

kurang teratur, tidak ada perencanaan penggantian tanaman yang teratur

sesuai umur tanaman dan sebagainya (Daim, 2003).

Page 24: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

3

Estimasi luas areal Tanaman Menghasilkan (TM) dan produksi

kelapa sawit tahun 2016 di masing-masing provinsi yang ada di Indonesia

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Areal Tanaman Menghasilkan (TM) Dan Produksi Kelapa Sawit Menurut Provinsi di Indonesia, Tahun 2015.

No Provinsi

Perkebunan Rakyat Perkebunan Negara Perkebunan Swasta Total

Luas (Ha)

Produksi (Ton)

Luas (Ha)

Produksi (Ton)

Luas (Ha)

Produksi (Ton)

Luas (Ha)

Produksi (Ton)

1 Aceh 135,754 395,608 25,070 68,844 127,658 489,734 288,482 954,186

2 Sumatera Utara 354,099 1,219,886 278,286 1,246,90

0 580,663 2,973,808 1,213,048 5,440,594

3 Sumatera Barat 159,733 471,429 8,644 28,196 151,536 488,508 319,913 988,133

4 Riau 1,128,882 3,651,687 83,023 322,970 907,142 4,531,989 2,119,047 8,506,646

5 Kepulauan Riau 528 1,531 - - 17,247 50,801 17,775 52,332

6 Jambi 331,767 1,013,114 20,104 90,699 210,242 806,216 562,113 1,910,029

7 Sumatera Selatan 324,525 1,230,201 40,037 138,718 401,450 1,694,278 766,012 3,063,197

8 Kep. Bangka Belitung

38,392 109,355 - - 119,614 439,712 158,006 549,067

9 Bengkulu 135,841 455,074 4,418 17,540 70,402 294,405 210,661 767,019

10 Lampung 78,590 167,896 14,395 47,921 71,542 240,061 164,527 455,878

11 D.K.I Jakarta - - - - - - - -

12 Jawa Barat 99 224 8,988 25,601 2,677 9,401 11,764 35,226

13 Banten 4,687 9,264 7,252 17,975 844 1,925 12,783 29,164

14 Jawa Tengah - - - - - - - -

15 D.I Yogyakarta - - - - - - - -

16 Jawa Timur - - - - - - - -

17 Bali - - - - - - - -

18 Nusa Tenggara Barat

- - - - - - - -

19 Nusa Tenggara Timur

- - - - - - - -

20 Kalimantan Barat 289,593 741,812 45,477 124,638 511,190 1,479,792 846,260 2,346,242

21 Kalimantan Tengah

81,118 234,627 - - 804,191 3,586,460 885,309 3,821,087

22 Kalimantan Selatan

54,189 190,936 14,990 59,132 248,453 948,122 317,632 1,198,190

23 Kalimantan Timur 127,652 492,922 52,348 160,960 376,660 1,126,627 556,660 1,780,509

24 Kalimantan Utara 16,469 48,523 -

70,843 253,024 87,312 301,547

25 Sulawesi Utara - - - - - - - -

26 Gorontalo 70 16 - - 656 105 726 121

27 Sulawesi Tengah 39,330 144,421 1,133 1,786 52,578 156,993 93,041 303,200

28 Sulawesi Selatan 15,505 69,683 18,338 40,828 2,096 6,739 35,939 117,250

29 Sulawesi Barat 43,604 168,496 - - 33,678 150,959 77,282 319,455

30 Sulawesi Tenggara

781 214 3,753 5,868 23,584 79,015 28,118 85,097

31 Maluku 28 50 -

- - 28 50

32 Maluku Utara - - - - - - - -

33 Papua 3,048 10,122 9,944 29,726 20,383 78,381 33,375 118,229

34 Papua Barat 10,844 38,593 2,890 8,169 11,481 40,172 25,215 86,934

INDONESIA 3,375,128 10,865,684 639,090 2,436,471 4,816,810 19,927,227 8,831,028 33,229,382

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015.

Page 25: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

4

Kelapa sawit yang mempunyai umur ekonomis 25 tahun dan bisa

mencapai tinggi 24 meter dapat hidup dengan baik di daerah tropis

(15°LU-15°LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari

permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim

dengan curah hujan yang stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah

yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau.

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki

nilai ekonomis yang cukup tinggi, karena merupakan salah satu tanaman

penghasil minyak nabati. Kelapa sawit memiliki keunggulan dibandingkan

dengan minyak nabati lainnya, beberapa keunggulan minyak sawit antara

lain: (1) tingkat efisiensi minyak sawit tinggi sehingga mampu mengubah

CPO menjadi sumber minyak nabati termurah, (2) produktivitas minyak

sawit tinggi yaitu 3,2 ton/ha, sedangkan minyak kedelai, lobak, kopra, dan

minyak bunga matahari masing-masing 0,34, 0,51, 0,57 dan 0,53 ton/ha,

(3) sekitar 80% penduduk dunia, khususnya negara berkembang masih

berpeluang meningkatkan konsumsi perkapita untuk minyak dan lemak

terutama minyak yang harganya murah, (4) terjadi pergeseran dalam

industri yang menggunakan bahan baku minyak bumi kebahan yang lebih

bersahabat dengan lingkungan yaitu Leokimia yang berbahan baku CPO,

terutama dibeberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan

Eropa Barat (Fauzi dkk, 2005).

Page 26: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

5

Produk dari perkebunan kelapa sawit di tingkat kebun berbentuk

TBS (Tandan Buah Segar) diolah menjadi produk setengah jadi berbentuk

CPO (Crude Palm Oil) dan minyak inti sawit (PKO). Kedua produk ini

dapat diolah menjadi bermacam-macam produk lanjutan untuk industri

makanan seperti minyak goreng, mentega, alkohol, metil serta untuk

industri non pangan seperti deterjen, kosmetik, dan lainnya. Selain itu,

minyak kelapa sawit juga memiliki kandungan kalori, vitamin, asam lemak

essensial dan dapat juga digunakan sebagai obat jantung koroner dan

kanker (Pahan, 2007).

Prospek pengembangan kelapa sawit perkebunan rakyat sangat

ditentukan oleh adanya kebijakan ekonomi yang memihak kepada rakyat,

agar mendorong terwujudnya kesejahteraan rakyat. Pengembangan

perkebunan rakyat diyakini tidak saja akan meningkatkan kesejahteraan

rakyat, bahkan dapat meningkatkan devisa negara, penyerapan tenaga

kerja baik pada sektor industri hulu yaitu perkebunan itu sendiri maupun

industri hilirnya. Komoditi kelapa sawit berbeda dengan komoditi

perkebunan lain, karena memerlukan pabrik yang dekat dengan petani,

agar buah yang dihasilkan dapat segera dikirim ke pabrik (dalam waktu ±

24 jam) supaya kualitas minyak tidak mengandung asam lemak yang

tinggi (Mubyarto dkk, 1989).

Page 27: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

6

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena

permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup

besar, tidak hanya dalam negeri tetapi juga diluar negeri. Karena itu,

sebagai negara tropis yang masih memiliki lahan yang cukup luas.

Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa

sawit. Baik melalui penanaman modal asing maupun skala perkebunan

rakyat. Agar memperoleh tingkat pendapatan dan tingkat keuntungan

yang tinggi pada usahatani kelapa sawit maka perlu diperhatikan

bagaimana meningkatkan jumlah produksi dan kualitas buah yang tinggi.

Untuk itu diperlukanpengadaan modal bagi petani untuk membuka lahan

dan membeli bibit kelapa sawit yang bermutu tinggi agar hasilnya bagus

dan pertumbuhanya sempurna. Dalam pengembangan kelapa sawit perlu

juga diperhatikan ketersediaan tenaga kerja, tanpa ada tenaga kerja maka

perkebunan kelapa sawit tidak akan berjalan dengan baik, baik tenaga

kerja dari keluarga petani sendiri maupun dari luar (Downey dkk, 1992).

Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan terpenting di

Provinsi Sulawesi Barat khususnya Kabupaten Mamuju Utara. Pada

sektor pertanian terdiri dari tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman

perkebunan. Luas areal tanaman perkebunan di Kabupaten Mamuju Utara

pada tahun 2016 terdiri dari kelapa sawit seluas 72.709 hektar. Disamping

kelapa sawit, luas area perkebunan yang mempunyai kontribusi besar

adalah kakao seluas 17.360 hektar, serta kelapa dengan seluas 4.752

hektar (Badan Pusat Statistik Sulawesi Barat, 2017).

Page 28: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

7

Untuk luas areal dan tingkat produksi kelapa sawit di Kabupaten

Mamuju Utara menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Kabupaten Mamuju Utara Tahun 2011-2015.

Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)

2011 63.785 182.271

2012 34.632 174.604

2013 67.175 200.699

2014 69.971 202.173

2015 72.229 210.600

Total 307.792 970.347

Sumber : Kementerian Pertanian, 2016.

Saat ini masyarakat cenderung memilih kelapa sawit sebagai

tanaman utama ketimbang kakao dan kelapa. Kakao rentan terkena

serangan penyakit sementara kelapa sawit tergolong tanaman yang tahan

hama penyakit. Faktor menarik lainnya adalah tanaman ini cepat berbuah

dalam waktu 3 tahun. Oleh karena itu pemerintah Provinsi Sulawesi Barat

khususnya Kabupaten Mamuju Utara mengandalkan komoditi ini untuk

mensejahterakan petani dan andalan pertumbuhan ekonomi wilayah.

Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak

faktor, baik faktor dari luar maupun dari tanaman kelapa sawit itu sendiri.

Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat dibedakan menjadi faktor

lingkungan, genetis dan faktor teknis-agronomis. Dalam menunjang

pertumbuhan dan proses produksi kelapa sawit, faktor tersebut saling

Page 29: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

8

terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Untuk mencapai produksi

kelapa sawit yang maksimal, diharapkan ketiga faktor tersebut selalu

dalam keadaan optimal (Hilmawan, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata produksi kelapa sawit di

Desa Batu Matoru pada bulan November 2016 mencapai 2.07 ton/ha.

Namun, pada bulan Desember 2016−Januari 2017 produksi kelapa sawit

di Batu Matoru mengalami penurunan yang signifikan hingga mencapai

0.57 ton/ha dan pada bulan Februari mengalami peningkatan kembali

mencapai 0.82 ton/ha. Adanya fluktuasi produksi tersebut menunjukkan

bahwa terdapat risiko produksi dalam usahatani kelapa sawit.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Risiko Usahatani Kelapa Sawit di Desa Batu

Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah-

masalah yang akan diteliti, yaitu:

1. Seberapa besar risiko produksi dan pendapatan yang dihadapi oleh

petani dalam usahatani kelapa sawit?

2. Apa upaya yang perlu dilakukan oleh petani dalam memitigasi risiko

produksi dan pendapatan?

Page 30: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

9

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka ditetapkan tujuan

penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui besarnya risiko produksi dan pendapatan yang

dihadapi oleh petani kelapa sawit.

2. Mengidentifikasi upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh petani

dalam memitigasi risiko produksi dan pendapatan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pemenuhan syarat untuk menyelesaikan studi di Program

Studi Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas

Pertanian, Universitas Hasanuddin.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan dalam

pengembangan kelapa sawit rakyat.

Page 31: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.) termasuk golongan tumbuhan

palma yang berasal dari Afrika. Di Indonesia penyebarannya mulai dari

daerah Nangroe Aceh Darussalam (NAD), pantai timur Sumatera, Jawa,

dan Sulawesi. Sawit menjadi populer setelah revolusi industri pada akhir

abad ke-19 yang menyebabkan permintaan minyak nabati untuk bahan

pangan dan industri sabun menjadi tinggi. Kelapa sawit pertama kali

ditanam secara massal pada tahun 1911 di daerah aslinya, Afrika Barat.

Namun kegagalan penanaman membuat perkebunan dipindahkan ke

Kongo. Kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1848 sebagai

tanaman hias di Kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit baru

diusahakan sebagai tanaman komersial pada tahun 1912 dan ekspor

minyak sawit pertama dilakukan pada tahun 1919 (Ritonga, 2000).

Klasifikasi botani tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:

Devisi : Tracheopita

Subdevisi : Pteropsida

Kelas : Angiospermeae

Subkelas : Monocotyledoneae

Ordo : Palmales

Famili : Palmaceae

Genus : Elaeis

Species : Elaeis guinensis, Jacq.

Page 32: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

11

Kelapa sawit merupakan jenis tanaman multiguna karena dapat

memberikan aneka hasil atau manfaat yang cukup besar. Selain

menghasilkan minyak sawit dan minyak inti sawit, dari tanaman kelapa

sawit juga dapat diperoleh bahan biodiesel, bungkil sawit dan lumpur

sawitnya dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pakan ternak, sabutnya

untuk bahan penyekat dan campuran pakan ternak, tandan kosongnya

untuk bahan baku kertas dan bahan baku pupuk, kayu pohonnya untuk

dinding rumah, serta pulp kayunya digunakan untuk bahan baku kertas.

Oleh karena nilai manfaatnya yang begitu banyak, tanaman kelapa sawit

sekarang banyak dilirik oleh pengusaha untuk dibudidayakan. Semakin

melambungnya harga crude palm oil (CPO) juga menjadi alasan bagi para

investor untuk menanamkan modalnya di perkebunan kelapa sawit.

Tidakhanya pemerintah melalui badan usaha milik negara (BUMN) yang

gencar memperluas areal perkebunan kelapa sawit, beberapa perusahaan

swasta juga terus mengembangkan usahanya dibidang kelapa sawit.

Perusahaan inti rakyat (PIR) juga turut menyumbang produksi kelapa

sawit bagi Indonesia sehingga nilai devisa yang diperoleh negara

melambung tinggi (Sukamto, 2008.).

Kelapa sawit (Elaeis guinensis, Jacq.) merupakan tanaman

penghasil utama minyak nabati dan biofuel. Kebutuhan akan minyak

kelapa sawit cenderung mengalami peningkatan, untuk mengantisipasi

Page 33: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

12

kebutuhan itu perlu adanya upaya peningkatan produksi tanaman kelapa

sawit. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan perluasan areal

penanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi.

Pelaku usahatani kelapa sawit di Indonesia terdiri dari perusahaan

perkebunan besar swasta, perkebunan negara dan perkebunan rakyat.

Untuk perkebunan rakyat masalah yang dihadapi antara lain rendahnya

produktivitas dan mutu hasil produksinya. Salah satu penyebab rendahnya

produktivitas perkebunan rakyat tersebut adalah karena teknologi produksi

yang diterapkan masih sederhana mulai dari pembibitan sampai dengan

hasil panennya.

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

1 – 500 m dpl (dari permukaan laut), dengan lama penyinaran 5-7 jam

perhari dan memerlukan curah hujan tahunan 1.500 – 4.000 m.

Temperatur optimal untuk tanaman kelapa sawit 24°C – 28°C dengan

kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman kelapa sawit 80 – 90 %,

dan kecepatan angin 5 – 6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.

Tanaman kelapa sawit berbatang lurus, tidak bercabang dengan

kecepatan tumbuh 35 – 75 cm per tahun sampai tanaman berumur 3

tahun (Aprizal ,2013).

Bagian tanaman kelapa sawit yang bernilai ekonomis adalah

buahnya. Satu tandan tanaman dewasa beratnya mencapai 20 – 35 kg,

bahkan ada yang mencapai diatas 40 kg, tergantung pada perawatan dan

pemupukan tanaman. Tandan tersebut terdiri dari 200 – 600 buah yang

Page 34: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

13

masing-masing buah beratnya 20 - 35 gr. Buah sawit diambil minyaknya

dengan hasil berupa sabut (daging buah/mesocarp) menghasilkan minyak

(CPO) 20 – 26%, inti sawit sebanyak 6% yang menghasilkan minyak inti

(PKO) , 3-4 % (Pahan, 2008).

Tanaman Kelapa sawit mempunyai umur ekonomis selama 25

tahun. Berdasarkan umur tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi

3 – 8 tahun ( muda), 9 – 13 tahun ( remaja), 14 – 20 tahun ( dewasa), dan

> 20 (dewasa). Berdasarkan masa buahnya dapat dibedakan menjadi

TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) 0 – 3 tahun, dan TM (Tanaman

Menghasilkan) 4 – 15 tahun dan 15 keatas TTM (Tanaman Tidak

Menghasilkan/rusak).

Buah kelapa sawit digolongkan sebagai buah drupe, terdiri dari

pericarp yang terbungkus oleh exocarp (atau kulit), mesocarp (daging

buah) , dan endocarp (cangkang) yang membungkus 1- 4 inti/ kernel

(umumnya hanya satu). Inti memiliki testa (kulit), endosperm yang padat,

dan sebuah embrio.

Tanaman kelapa sawit menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi

dura, pisifera, dan tenera. Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki

cangkang tebal (6-8 mm) sehingga memperpendek umur mesin pengolah

namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak

pertandannya berkisar 18%. Kelapa sawit jenis pisifera tidak mempunyai

cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang

menghasilkan buah. Sedangkan hibrida dari dura (induk) x pisifera

Page 35: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

14

(jantan) yaitu tenera. Tenera mempunyai cangkang tipis (0,5-4 mm) dan

dikelilingi oleh cincin-cincin serat pada mesocarp. Varietas tenera lebih

disukai untuk penanaman komersil karena kandungan minyak di dalam

mesocarp-nya lebih tinggi daripada dura. Beberapa tenera unggul memiliki

persentase daging perbuahnya mencapai 90 % dan kandungan minyak

pertandannya dapat mencapai 28%. Dalam mengelola usahatani kelapa

sawit banyak input produksi yang digunakan. Input produksi dibedakan

menjadi input non tradable (yang ada dalam negeri) terdiri dari bibit, lahan,

dan tenaga kerja dan input tradable (yang diperdagangkan di pasar dunia)

meliputi herbisida dan pupuk.

a. Bibit Kelapa Sawit

Bibit yang digunakan pada usahatani kelapa sawit di masyarakat

berasal dari berbagai sumber, yaitu dari Pusat Penelitian Kelapa sawit

(PPKS) berupa kecambah, bibit cabutan dan bibit yang dikecambahkan

sendiri oleh petani yang berasal dari pemasok kecambah yang jenis dan

kualitas kecambah tidak diketahui. Untuk bibit yang berasal dari PPKS

dan bersertifikat dijual ke masyarakat dengan kisaran harga Rp 25.000 –

Rp 40.000 tergantung jenis bibit dan umur bibit. Sedangkan untuk bibit

cabutan, biasanya diambil dari kebun kelapa sawit yang berasal dari

berondolan sawit yang jatuh dan tumbuh menjadi bibit, biasanya

dipindahkan ke polibag pada umur bibit sekitar 1 – 2 bulan. Sedangkan

Page 36: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

15

bibit yang berasal dari kecambah yang dibeli dari pemasok kecambah,

dipelihara sampai bibit berumur 8 bulan – 12 bulan, kemudian ditanam di

lahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

b. Lahan

Dalam mengelola usahatani kelapa sawit, lahan adalah salah satu

input produksi yang sangat penting, baik kecocokan lahan dengan

tanaman kelapa sawit, maupun luas lahan yang akan diusahakan. Lahan

yang digunakan untuk usahatani kelapa sawit sebagian besar adalah

lahan milik sendiri yang semula luasnya rata-rata 2 hektar, yaitu lahan

jatah dari pemerintah dari program transmigrasi. Seiring dengan

perjalanan waktu, lahan yang semula 2 hektar setiap kepala keluarga, ada

yang mengalami penambahan dan pengurangan. Penambahan lahan

usahatani kelapa sawit diperoleh petani dengan membeli lahan dari petani

lain, dan juga adanya pembukaan lahan baru.

c. Tenaga Kerja

Kegiatan dalam usahatani kelapa sawit terbagi menjadi kegiatan

pada tanaman belum menghasilkan (TBM), tanaman menghasilkan (TM),

dan tanaman tidak menghasilkan (TTM), dimana kegiatan itu meliputi

proses pembukaan lahan, pembibitan, dan pemeliharaan. Untuk kegiatan

TBM jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan

dengan kegiatan TM. Kegiatan pemeliharaan TM pada usahatani kelapa

sawit meliputi (pemupukan, penyemprotan, pembersihan lahan,

pemanenan, pruning, dll). Tenaga kerja yang digunakan untuk setiap jenis

Page 37: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

16

pekerjaan tidak sama baik jumlah maupun tenaga kerja yang digunakan.

Tenaga kerja pada usahatani kelapa sawit menggunakan tenaga kerja

pria dan wanita. Tenaga kerja pria digunakan untuk bidang kerja yang

berat meliputi pemanenan, pruning, menyemprot, pemupukan, dan

mengangkut buah dari lokasi ke tempat pengumpulan hasil (TPH).

Sedangkan tenaga kerja wanita digunakan untuk bidang kerja yang ringan

meliputi pemupukan, pembrondolan (memungut buah kelapa sawit yang

jatuh di tanah).

d. Pupuk

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

membutuhkan sumber makanan yang lebih banyak dibandingkan

tanaman perkebunan lainnya. Hal ini karena perakaran kelapa sawit yang

besar dan kuat. Untuk memenuhi keperluan makanan untuk tumbuh dan

berkembang tanaman kelapa sawit membutuhkan asupan makanan

berupa pupuk. Pupuk yang digunakan dalam usahatani kelapa sawit

sangat beragam baik jenisnya maupun bentuknya. Jenis pupuk untuk

tanaman kelapa sawit dapat berupa pupuk tunggal maupun pupuk

majemuk. Pupuk tunggal yang biasa digunakan meliputi Urea, Za, KCl,

Sp-36. Sedangkan pupuk majemuk yang digunakan meliputi pupuk

Mutiara, Mahkota, dan NPK Phonska. Selain menggunakan pupuk kimia,

juga menggunakan pupuk organik berupa petroganik, janjangan kosong

(jangkos), dan pupuk cair.

Page 38: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

17

Tanah yang subur membutuhkan jumlah pupuk yang lebih sedikit

dibandingkan dengan tanah yang gersang. Tanaman kelapa sawit belum

menghasilkan (TBM) kebutuhan pupuknya lebih sedikit dibandingkan

tanaman menghasilkan (TM). Sedangkan untuk pupuk tunggal

membutuhkan pupuk yang lebih banyak dibandingkan dengan pupuk

majemuk. Pemupukan yang dilakukan 4 bulan sekali (3 kali pemupukan

dalam setahun) membutuhkan pupuk yang lebih banyak dibandingkan

dengan pemupukan yang dilakukan 6 bulan sekali (2 kali pemupukan

dalam 1 tahun). Rata-rata dosis pupuk yang diberikan untuk tanaman

kelapa sawit 4 – 9 kg/batang/tahun dosis pupuk yang diberikan dan

tenggang waktu dari pemupukan satu ke pemupukan berikutnya.

e. Herbisida

Herbisida yang digunakan dalam usahatani kelapa sawit meliputi

herbisida sistemik dan herbisida kontak. Herbisida sistemik yang

digunakan adalah herbisida sistemik glifosat 480 SL yang digunakan

untuk membunuh gulma daun sempit berupa alang-alang antara lain

Roundup, Kleen up, Grasso, dan Supremo. Sedangkan herbisida kontak

yang digunakan adalah parakuat 278 SL, digunakan untuk gulma yang

lebih ringan, anakan kayu dan pakisan, antara lain gramoxone dan

supretox.

Menurut Mangoensoekarjo (2005) bagian yang paling utama untuk

diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah

menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan

Page 39: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

18

baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga

yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi.

Minyak sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku minyak alkohol,

sabun, lilin, dan industri kosmetik. Sisa pengolahan buah sawit sangat

potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan

menjadi kompos.

Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai berada

pada 15°LU-15°LS. Ketinggian pertanaman kelapa sawit yang ideal

berkisar antara 1-500 m dpl. Lama penyinaran matahari rata-rata adalah

5-7jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal

24°C-28°C. Kecepatan angin 56km/jam untuk membantu proses

penyerbukan. Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90%.

2.2 Aspek Ekonomi Kelapa Sawit

Dalam perekonomian Indonesia, komoditas kelapa sawit

memegang peran yang cukup strategis karena komoditas ini mempunyai

prospek yang cukup cerah sebagai sumber devisa. Disamping itu minyak

sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai

diseluruh dunia, sehingga secara terus menerus mampu menjaga

stabilitas harga minyak sawit. Komoditas ini mampu pula menciptakan

kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan Masyarakat

(Zen, 2008).

Page 40: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

19

Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang

berasal dari daging buah berwarna merah. Jenis minyak ini dikenal

sebagai minyak kelapa sawit kasar atau crude palm oil (CPO). Sedangkan

minyak yang kedua berasal dari inti kelapa sawit, tidak berwarna, dikenal

sebagai minyak inti kelapa sawit atau palm kernel oil (PKO)

(Mangoensoekarjo, 2005).

Menurut Mangoensoekarjo (2005), produk kelapa sawit dapat

dikelompokkan dalam:

a. Bahan Makanan

Minyak kelapa sawit mengandung kalori yang cukup tinggi dan

mengandung sejumlah vitamin, antara lain pro-vitamin A (Beta karotena),

tokoferol sebagai sumber pro-vitamin E, dan tokotrienol. Minyak kelapa

sawit dan minyak inti kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan pangan

diperoleh melalui proses fraksinasi, rafinasi dan hidrogenasi. Minyak

kelapa sawit mengandung kolesterol rendah. Minyak kelapa sawit yang

dimurnikan (refined) menjadi minyak goreng kandungan kolesterolnya

akan turun sampai pada tingkat yang tidak membahayakan kesehatan

manusia. Telah dibuktikan bahwa minyak goreng kelapa sawit, terutama

minyak goreng merah (red cooking oil) cenderung mengurangi terjadinya

trombosis pada urat nadi, tidak meningkatkan tekanan darah tinggi, dan

tidak menimbulkan kanker.

Page 41: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

20

b. Bahan Non Makanan

Minyak kelapa sawit dapat dipakai untuk bahan industri berat

ataupun ringan antara lain untuk industri penyamakan kulit agar menjadi

lebih lembut dan fleksibel. Dalam industri tekstil minyak sawit dipakai

sebagai minyak pelumas yang tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi;

pada industri kawat dipakai dalam cold rolling dan fluxing agent; pada

industri perak sebagai bahan flotasi pada pemisahan biji tembaga dan

cobalt. Pada industri ringan minyak kelapa sawit dipakai sebagai sabun,

detegen, semir sepatu, lilin, tinta cetak, dan lain-lain.

c. Bahan Kosmetik dan Farmasi

Minyak kelapa sawit selain untuk industri bahan makanan dan non

makanan juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk industri

kosmetik dan industri farmasi. Minyak kelapa sawit banyak dipakai untuk

pembuatan shampo, krim (cream), minyak rambut, sabun cair, lipstik dan

lain-lain. Minyak kelapa sawit mengandung beta-karotena yang cukup

tinggi banyak dipakai untuk obat kanker paru-paru dan kanker payudara,

dan juga berfungsi sebagai pembentuk vitamin A dalam tubuh manusia.

d. Pemanfaatan Limbah

Limbah dari kelapa sawit dapat berupa limbah cair dan limbah

padat, antara lain sabut, cangkang dan tandan kosong (janjang kosong).

Limbah cair dapat dimanfaatkan untuk penghasil energi, melalui

pembuatan biogas dengan bantuan jasad renik. Sedangkan limbah padat

umumnya dipakai sebagai sumber energi untuk bahan bakar pabrik.

Page 42: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

21

Tandan kosong juga dapat diproses menjadi furfural dan alkohol. Furfural

yang dipisahkan dari selulosa melalui proses hidrolisis, dapat dipakai

sebagai pakan ternak. Tandan kosong dapat diproses menjadi pulp untuk

pembuatan kertas dan pupuk kompos. Batang kelapa sawit dapat

dijadikan kayu bangunan dan perabot.

2.3 Landasan Teori Pendapatan

Pendapatan adalah suatu ukuran balas jasa terhadap faktor- faktor

produksi yang ikut dalam proses produksi. Pengukuran pendapatan untuk

tiap-tiap jenis faktor produksi yang ikut dalam usahatani tergantung

kepada tujuannya. Pada akhirnya para petani dari setiap usahataninya

mengharapkan pendapatan yang disebut dengan pendapatan usahatani.

Pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dan semua

biaya atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau

penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor atau

penerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara

keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Pendapatan usahatani

adalah selisih antara total penerimaan atau Total Revenue (TR) dengan

total biaya atau Total Cost (TC) atau dapat dituliskan dengan rumus

sebagai berikut :

I = TR-TC

TR = P.Q

TC = TFC + TVC

Dimana :

Page 43: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

22

I = Pendapatan

TR = Total penerimaan (total revenue)

TC = Total biaya (total cost)

FC = Biaya tetap (fixed cost)

VC = Biaya variabel (variabel cost)

Q = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani

Py = Harga Y

Dari sisi penerimaan, dapat ditingkatkan melalui peningkatan

jumlah produksi. Dari sisi biaya dapat dilakukan dengan meminimalisir

pengeluaran seperti pembelian pupuk, pestisida dengan asumsi

kebutuhan optimum dari setiap tanaman tetap terpenuhi atau dengan kata

lain kualitas TBS tidak berkurang. Dengan cara demikian, maka

pendapatan diharapkan akan dapat meningkat (Soekartawi, 2006).

Page 44: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

23

2.4 Risiko Usahatani

Keberhasilan produksi ditentukan oleh bagaimana petani dapat

mengatur secara baik faktor-faktor produksi (input) yang digunakan untuk

menghasilkan output yang optimal dalam mengatasi berbagai kendala

yang ditimbulkan oleh alam maupun perkembangan pasar. Faktor alam

curah hujan, dan gangguan hama serta penyakit tanaman dapat

menimbulkan risiko dan ketidakpastian atas kinerja usahatani. Faktor

pasar seperti fluktuasi harga juga tidak dapat dipastikan sehingga hal ini

menimbulkan risiko dan ketidakpastian dalam usahatani.

Kegiatan pada sektor pertanian yang menyangkut proses produksi

selalu dihadapkan dengan situasi risiko (risk) dan ketidakpastian

(uncertainty). Pada risiko peluang terjadinya kemungkinan merugi dapat

diketahui terlebih dahulu, sedangkan ketidakpastian merupakan sesuatu

yang tidak bisa diramalkan sebelumnya karena peluang terjadinya merugi

belum diketahui. Sumber ketidakpastian yang penting di sektor pertanian

adalah fluktuasi hasil pertanian dan fluktuasi harga. Ketidakpastian hasil

pertanian disebabkan oleh faktor alam seperti iklim, hama dan penyakit

serta kekeringan. Jadi produksi menjadi gagal dan berpengaruh terhadap

keputusan petani untuk berusahatani berikutnya (Soekartawi, 1993).

Darmawi (2004) mendefinisikan risiko menjadi beberapa arti, yaitu

risiko sebagai kemungkinan merugi, risiko yang merupakan

ketidakpastian, risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang

diharapkan dan risiko sebagai probabilitas sesuatu hasil berbeda dari hasil

Page 45: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

24

yang diharapkan. Ketidakpastian merupakan suatu kejadian dimana hasil

dan peluangnya tidak bisa ditentukan. Ketidakpastian merupakan

deskripsi karakter dan lingkungan ekonomi yang dihadapi oleh petani,

dimana lingkungan tersebut mengandung beragam ketidakpastian yang

direspon oleh petani berdasarkan kepercayaan subjektif petani.

Berdasarkan definisi di atas, risiko dapat diartikan sebagai

penyimpangan dari hasil yang diperoleh dengan hasil yang diharapkan.

Pada risiko probabilitas dan hasil akhir dapat diketahui, sedangkan

ketidakpastian probabilitas dan hasil akhirnya tidak bisa ditentukan.

Menurut Kadarsan (1992) ada beberapa hal penyebab risiko, yaitu

ketidakpastian produksi, tingkat produksi, tingkat harga dan

perkembangan teknologi sebagai berikut:

a) Risiki produksi

Risiko produksi di sektor pertanian lebih besar dibandingkan

dengan sektor non pertanian karena pertanian sangat dipengaruhi oleh

berbagai peristiwa yang tidak dapat dikendalikan yang sering

berhubungan dengan cuaca, termasuk curah hujan yang terlalu sedikit

atau bahkan berlebihan, suhu ekstrim, serta serangan hama maupun

penyakit.

b) Risiko biaya

Risiko biaya terjadi akibat fluktuasi harga sarana-sarana produksi,

seperti benih, pupuk, dan pestisida.

Page 46: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

25

c) Risiko teknologi

Risiko teknologi terjadi pada inovasi teknologi baru disektor

pertanian karena petani belum paham, belum cukup terampil atau gagal

dalam menerapkan teknologi baru. Teknologi memiliki peran yang penting

dalam risiko produksi produk pertanian. Pengaplikasian yang cepat dari

adanya varietas tanaman baru ataupun teknik produksi seringkali

memberikan peningkatan efisiensi dan membantu mengurangi risiko

produksi yang mungkin akan terjadi.

Secara statistik, pengukuran risiko dilakukan dengan menggunakan

ukuran ragam (variance) atau simpangan baku (standard deviation).

Pengukuran dengan ragam dan simpangan baku menjelaskan risiko

dalam arti kemungkinan penyimpangan pengamatan sebenarnya di

sekitar nilai rata-rata yang diharapkan. Besarnya keuntungan yang

diharapkan (E) menggambarkan jumlah rata-rata keuntungan yang

diperoleh petani, sedangkan simpangan baku (V) merupakan besarnya

fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau merupakan risiko yang

ditanggung petani. Selain itu penentuan batas bawah sangat penting

dalam pengambilan keputusan petani untuk mengetahui jumlah hasil

terbawah dibawah tingkat hasil yang diharapkan. Batas bawah

keuntungan (L) menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang

mungkin diterima oleh petani (Kadarsan, 1995).

Page 47: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

26

Koefisien variasi (CV) yang merupakan ukuran risiko relatif secara

sistematis dirumuskan sebagai berikut:

a) Risiko Produksi :

b) Risiko Pendapatan :

Keterangan :

CV : Koefisien Variasi

σ : Standar Deviasi

Q : Rata-rata Produksi (Kg)

Y : Rata-rata Pendapatan (Rp)

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Alviany (2013) dengan judul

“Analisis Manajemen Risiko Usahatani Mangga Di Kabupaten Indramayu

Jawa Barat (Kasus: Petani Buah Mangga Di Desa Krasak, Kecamatan

Jatibarang-Kabupaten Indramayu)” diketahui bahwa petani tidak terlalu

besar menghadapi risiko harga, akan tetapi petani mangga Indramayu

menghadapi risiko produksi karena penggunaan teknologi yang belum

optimal. Variasi penggunaan input secara keseluruhan dan variasi R/C

rasio membuktikan bahwa petani buah mangga di Indramayu sudah

𝐶𝑉 =𝜎

𝑄

𝐶𝑉 =𝜎

𝑌

Page 48: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

27

optimal dalam menjalankan usaha budidaya buah mangga ini, hanya saja

penggunaan teknologi dan pemberantasan hama penyakit masih belum

optimal, karena biasanya para petani hanya mengandalkan pengalaman

yang terjadi selama ini. Koefisien variasi dari mangga jenis Gedong Gincu

sebesar 1,3 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko

yang dihadapi akan sebesar 1,3 dan koefisien variasi untuk jenis mangga

cengkir sebesar 3,5 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka

risiko yang akan dihadapi sebesar 3,5. Semakin besar nilai koefisien

variasi maka semakin tinggi tingkat risiko yang dihadapi. Dengan demikian

risiko yang lebih besar dihadapi petani adalah jenis mangga cengkir.

Penelitian yang dilakukan oleh Pardosi (2010) dengan judul

“Analisis Tingkat Resiko bagi Pelaku Agribisnis Kelapa Sawit” diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat beberapa resiko yakni resiko teknis dan resiko

non teknis. Resiko teknis menyangkut penyediaan bibit, seleksi bibit,

penanaman, pemberian pupuk, penanaman tanaman penutup tanah/ LCC

(Land Cover Crop), serangan hama, penyakit dan gulma dan kesalahan

pemanenan. Resiko non teknis menyangkut lembaga permodalan,

manajemen keuangan dan SDM, kebijakan pemerintah, AMDAL,

hubungan dengan masyarakat, lembaga perkumpulan petani sawit rakyat

dan penyuluhan serta menyangkut track dan keadaan politik. Dari resiko

tersebut diketahui dampak resiko yakni rendahnya produksi 9,3 ton/ha dan

penerimaan petani rakyat yaitu Rp 5.128.024. Upaya-upaya dalam

memitigasi resiko adalah memilih bibit yang unggul dan bersertifikat,

Page 49: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

28

pemeriksaan kadar hara tanah, pemeliharaan tanaman yang baik,

penambahan alat pengangkutan, adanya lembaga permodalan,

membentuk lembaga/organisasi untuk kelapa sawit dan pengaktifan kerja

penyuluh.

Penelitian yang dilakukan oleh Suharyanto, Jemmy Rinaldy dan

Nyoman Ngurah Arya (2016) dengan judul “Analisis Risiko Produksi

Usahatani Padi Sawah di Provinsi Bali” menunjukkan bahwa risiko

produksi padi sawah dianalisis dengan metode koefisien variasi

sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi padi sawah

dianalisis dengan analisis regresi linier berganda dengan metode

multiplikatif heteroskedastisitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko

produksi padi sawah lebih tinggi pada musim hujan dengan status lahan

bukan milik sendiri. Faktor-faktor produksi yang secara nyata

mempengaruhi produksi padi sawah antara lain luas lahan, pupuk organik

dan pestisida.

2.6 Kerangka Pemikiran

Tanaman perkebunan diakui dapat menyumbangkan kontribusi

yang cukup besar dalam pemenuhan bahan baku agroindustri bahkan

penghasil devisa negara. Salah satu komoditi perkebunan yang banyak

berperan adalah kelapa sawit. Kelapa sawit mempunyai produktivitas lebih

tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya (seperti

kacang kedelei, kacang tanah dan lain-lain), sehingga harga produksi

menjadi lebih ringan. Masa produksi kelapa sawit yang cukup panjang (25

Page 50: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

29

tahun) juga akan turut mempengaruhi ringannya biaya produksi yang

dikeluarkan oleh pengusaha kelapa sawit. Kelapa sawit juga merupakan

tanaman yang paling tahan hama dan penyakit dibandingkan tanaman

penghasil minyak nabati lainnya.

Produk kelapa sawit sangat luas penggunaannya dalam bidang

industri, seperti industri makanan, farmasi, kosmetik, logam, dan tinta

cetak. Produksi dari industri makanan, farmasi dan kosmetik

berhubungan langsung dan erat kaitannya dengan kebutuhan sehari-hari

manusia. Oleh karena itu, para pelaku usahatani harus berusaha sebaik

mungkin agar menghasilkan TBS sebagai produk utama kelapa sawit

dengan baik dan berkualitas tinggi.

Usahatani tidak terlepas dari faktor risiko (risk) dan ketidakpastian

(uncertainty). Risiko merupakan kejadian yang telah diketahui

probabilitasnya. Salah satu risiko yang terdapat dalam usahatani adalah

risiko produksi dan pendapatan. Hal-hal yang termasuk dalam risiko

produksi adalah iklim, pengolahan hingga siap produksi. Walau kenyataan

diatas memang pasti terjadi perlu mengantisipasi atau bahkan mengurangi

risiko yang ada sehingga kegiatan usaha dapat terus berjalan sesuai

rencana awal.

Upaya-upaya memitigasi risiko dapat dilakukan dengan

mengoordinasikan setiap tahapan usaha sehingga dapat diperoleh

produksi yang optimal dan memberikan pendapatan yang tinggi. Selain

itu dengan tidak mengabaikan syarat-syarat utama tahapan budidaya,

Page 51: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

30

peningkatan pendapatan juga dapat dilakukan dengan memperkecil

biaya atau meningkatkan penerimaan ataupun melakukan kedua-

duanya. Dengan upaya tersebut diharapkan usahatani kelapa sawit yang

dijalankan oleh petani dapat memberikan hasil yang berkuantitas dan

berkualitas tinggi. Kualitas TBS yang baik tentunya akan memberikan

produk turunan yang baik pula sehingga harga jualnya pun akan tinggi.

Harga jual yang tinggi akan memberikan pendapatan yang

tinggi bagi petani.

Perlunya analisis risiko dikarenakan petani sering dihadapkan

pada masalah ketidakpastian terhadap besarnya keuntungan usahatani

yang diperoleh. Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya penguasaan

petani terhadap iklim dan harga pasar. Ketidakpastian ini menimbulkan

adanya risiko yang berupa risiko produksi dan pendapatan sehingga akan

mempengaruhi keuntungan yang diperoleh petani.

Untuk lebih jelasnya gambaran dari penelitian yang dilakukan dapat

dilihat pada skema kerangka pemikiran Gambar 1.

Page 52: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

31

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Upaya memitigasi Risiko

Usahatani

Kelapa Sawit

Petani

Produksi

Penerimaan

Pendapatan

Risiko

Produksi

Risiko

Pendapatan

Page 53: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

32

III. METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang,

Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat. Pemilihan lokasi

dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling), dengan pertimbangan

bahwa daerah ini merupakan daerah penghasil kelapa sawit terbesar di

Sulawesi dengan luasan areal yaitu perkebunan kelapa sawit. Di

Kabupaten Mamuju Utara merupakan salah satu kabupaten dengan

luasan areal sawit terbesar di Sulawesi Barat seluas 72.229 Ha. Waktu

penelitian dilakukan pada akhir bulan Mei sampai bulan Juli 2017.

3.2 Penentuan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel

acak sederhana atau simple random sampling. Untuk mendapatkan

sampel, langsung dilakukan random pada unit sampling. Dengan demikian

setiap unit sampling sebagai unsur populasi terkecil, memperoleh peluang

yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, diketahui jumlah

populasi petani kelapa sawit di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang,

Kabupaten Mamuju Utara sebanyak 161 orang. Dilihat dari kemampuan

tenaga, dana dan waktu peneliti maka jumlah sampel yang diambil yaitu

20% dari jumlah petani yaitu sebanyak 32 orang. Hal ini sesuai dengan

pendapat Arikunto (2006) yang menyatakan bahwa apabila subjeknya

Page 54: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

33

kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar (lebih

dari 100) dapat menggunakan sampel. Menurutnya sampel diambil antara

10%-15% hingga 20%-25% atau bahkan boleh lebih dari 25% dari jumlah

populasi.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data

kualitatif dan kuantitatif.

1. Data kualitatif merupakan data yang dapat dinyatakan dalam

bentuk bukan angka, misalnya jenis pupuk yang digunakan, status

lahan, risiko-risiko yang dihadapi petani dan data lain yang

berbentuk bukan angka.

2. Data kuantitatif merupakan suatu data yang dapat dinyatakan

dalam bentuk angka, misalnya usia seseorang, jumlah produksi,

dan lain sebagainya.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari data primer dan sekunder.

1. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden

menggunakan kuisioner yaitu petani (anggota kelompok tani).

Responden dalam penelitian ini difokuskan pada petani kelapa

sawit.

Page 55: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

34

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari internet, hasil

penelitian-penilitian terdahulu dan literatur pada bagian lembaga

atau instansi terkait, dalam hal ini yang berhubungan dengan

masalah yang akan diteliti seperti PT. Unggul Teknologi Widya

Lestari, Kantor Desa Batu Matoru dan sumber lain yang relevan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a) Observasi lapangan, yaitu melakukan pengamatan atau peninjauan

langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang

jelas tentang kegiatan usahatani.

b) Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada

responden (petani) dengan menggunakan instrumen/menggunakan

kuesioner yang telah disiapkan dan mengacu pada kerangka pikir.

c) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mencari

dokumen-dokumen atau segala sumber terkait dengan cara studi

kepustakaan serta pengambilan gambar berupa foto-foto.

3.5 Metode Analisis Data

Untuk mencapai tujuan penelitian, analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

Untuk menjawab masalah pertama digunakan analisis deskriptif

dan kuantitatif, yaitu mengidentifikasi risiko-risiko usahatani kelapa sawit

Page 56: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

35

menggunakan data dari hasil wawancara petani responden di Desa Batu

Matoru terkait tentang biaya-biaya produksi, produksi, panen, proses

pengangkutan TBS kelapa sawit ke pabrik hingga harga jual TBS kelapa

sawit. Pada penelitian ini, produksi dan pendapatan menggunakan data

mulai proses pemupukan hingga proses penjualan TBS.

Analisis pendapatan petani dilakukan dengan menghitung:

1. Pendapatan

Untuk mengetahui pendapatan usahatani dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut :

I = TR − TC

Dimana :

I = Pendapatan (Income) (Rp)

TR = Total Penerimaan (Rp)

TC = Total Biaya (Rp)

2. Biaya Produksi

Untuk menghitung biaya produksi digunakan rumus sebagai

berikut:

TC = TVC + TFC

Dimana :

TC = Total Biaya (Rp)

TVC = Total Biaya Variabel (Rp)

TFC = Total Biaya Tetap (Rp)

Page 57: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

36

3. Penerimaan

Untuk mengetahui penerimaan usahatani dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut :

TR = P . Q

Dimana :

TR = Total Penerimaan (Rp)

P = Harga (Rp/Kg)

Q = Produksi (Kg)

4. R/C Rasio

Untuk mengetahui apakah agribisnis kelapa sawit yang dijalankan

menguntungkan. Dapat dilihat menggunakan rumus sebagai berikut :

R/C =𝑇𝑅

𝑇𝐶

Dimana:

TR = Total Revenue (total penerimaan) P. Q

TC = Total Cost (total biaya)

Dengan kriteria R/C > 1, maka usaha untung; jika R/C = 1, maka usaha

tidak untung dan tidak rugi; jika R/C < 1, maka usaha rugi.

Untuk mengetahui besar risiko produksi dan pendapatan petani

dapat dilakukan dengan cara analisis koefisien variasi (CV). Cara ini

membutuhkan data produksi dan pendapatan petani. Pengukuran

dirumuskan sebagai berikut:

𝐶𝑉 =𝜎

𝑋ᵣ

Page 58: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

37

Dimana:

CV = Koefisien Variasi

σ = Standar Deviasi/Simpangan Baku

Xr = Nilai Rata-rata

Untuk menghitung standar deviasi (simpangan baku) digunakan

rumus:

𝜎 = √∑ (𝑋ᵢ − �̅�)𝑛𝑖=1

𝑛 − 1

Dimana:

σ = Standar Deviasi/Simpangan Baku

Xi = Data produksi/pendapatan

�̅� = Data rata-rata produksi/pendapatan

n = Jumlah sampel

Menurut Hernanto (1993), Hal ini menunjukkan bahwa apabila

CV > 0,5 maka risiko pendapatan pada usahatani yang ditanggung petani

semakin besar, sedangkan nilai CV ≤ 0,5 maka petani akan selalu untung

atau impas. Dimana koefisien variansi merupakan suatu ukuran variansi

yang dapat digunakan untuk membandingkan suatu distribusi data yang

mempunyai satuan yang berbeda.

Untuk menjawab rumusan masalah kedua menggunakan analisis

deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan upaya-upaya yang perlu

dilakukan petani dalam memitigasi risiko yang dihadapi selama melakukan

Page 59: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

38

usahatani kelapa sawit. Mitigasi risiko ini dilakukan agar dapat

meminimalisir atau mengurangi kerugian yang akan terjadi akibat dari

risiko dalam usahatani.

3.6 Konsep Operasional

Untuk memudahkan dalam pengambilan data dan informasi serta

menyamakan persepsi dalam penelitian ini, maka digunakan konsep

operasional sebagai berikut :

1. Petani kelapa sawit adalah petani di Desa Batu Matoru, Kecamatan

Lariang, Kabupaten Mamuju Utara yang mengusahakan tanaman

kelapa sawit sebagai tanaman utama.

2. Usahatani kelapa sawit dalah kegiatan petani dalam

mengusahakan lahannya menjadi lahan produktif yang

menghasilkan buah mentah dari tanaman kelapa sawit. Usahatani

yang dilakukan dimulai dari pemupukan hingga penjualan Tandan

Buah Segar (TBS) dalam satu tahun.

3. Risiko petani yang dihitung adalah risiko produksi dan pendapatan

berdasarkan nilai rata-rata petani dengan menggunakan analisis

koefisen variansi deskriptif. Dimana risiko produksi membutuhkan

data jumlah produksi petani, sementara pendapatan membutuhkan

data dari penerimaan petani dikurangi dengan total biaya-biaya

pengeluaran selama melakukan usahatani.

4. Pendapatan adalah pendapatan yang diterima petani pada

tanaman menghasilkan (TM) yaitu tanaman yang berumur lebih dari

Page 60: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

39

3 tahun. Dimana nilai penerimaan dikurangi dengan total biaya

dalam satu tahun produksi yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

5. Memitigasi risiko adalah suatu tindakan yang perlu dilakukan petani

kelapa sawit di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten

Mamuju Utara agar dapat mengurangi dampak dari suatu kejadian

yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi dan pendapatan.

Page 61: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

40

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah

Desa Batu Matoru terletak 8 km dari Ibukota Kecamatan Lariang

dan 48 km dari Ibukota Kabupaten Mamuju Utara. Desa Batu Matoru

berada di antara 0−500 mdpl dengan luas wilayah sebesar 11,83 km2 dan

terbagi dalam 4 dusun yaitu Dusun Batu Matoru, Dusun Lariang, Dusun

Pelosu dan Dusun Tamalala. Adapun batas-batas wilayah Desa Batu

Matoru secara administratif (peta dapat dilihat pada lampiran 1), yaitu :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tikke Raya

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Singgani, Kecamatan

Lariang

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kulu, Kecamatan Lariang

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bambakoro, Kecamatan

Lariang

4.2 Keadaan Iklim

Secara hidrologis Desa Batu Matoru beriklim tropis dengan dua

musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Banyaknya curah hujan

yang ada pada Desa Batu Matoru yakni 1306 mm/tahun dengan suhu

rata-rata 36°C.

Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

produksi tandan kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik

pada daerah tropika basah di sekitar lintang utara-selatan 12 derajat pada

Page 62: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

41

ketinggian 0-500 m dpl. Beberapa unsur iklim yang penting dan saling

mempengaruhi adalah curah hujan, sinar matahari, suhu, kelembapan

udara, dan angin. Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman kelapa

sawit rata-rata 2.000-2.500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang

tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan. Curah hujan yang merata

dapat menurunkan penguapan dari tanah dan tanaman kelapa sawit.

Namun, yang terpenting adalah tidak terjadi defisit air sebesar 250 mm.

Bila tanah dalam keadaan kering, akar tanaman sulit menyerap mineral

dari dalam tanah. Oleh sebab itu, musim kemarau yang berkepanjangan

akan menurunkan produksi (Pahan, 2008).

4.3 Keadaan Penduduk

Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah

yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu

sama lain secara terus menerus/kontinu. Kondisi umum kehidupan

masyarakat petani masih tradisional. Nilai kegotongroyongan masih

nampak, kehidupan sosial masyarakat penuh kekeluargaan. Secara

umum proses pencarian nafkah lebih didominasi oleh kaum laki-laki dan

perempuan pada tatanan masyarakat lebih bertugas di dapur dan

mengurusi anak.

4.3.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk yang mengalami peningkatan merupakan

sumber daya manusia dapat memberikan peningkatan jumlah produktifitas

pertanian dengan menfaatkan atau mengalokasikan sumber daya alam

Page 63: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

42

yang ada atau yang dimiliki. Penduduk yang melakukan kegiatan

berproduksi dianggap juga sebagai tenaga kerja atau pekerja, dimana

tenaga kerja merupakan salah satu faktor pendukung dalam

meningkatkan hasil produksi, apalagi penduduk tersebut memiliki tingkat

keterampilan yang tinggi (Fiska, 2013).

Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin digunakan untuk

mengelompokkan jumlah penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di

suatu wilayah sehingga dapat memberikan gambaran mengenai sex ratio

suatu wilayah. Adapun keadaan penduduk Desa Batu Matoru berdasarkan

jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

No Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. Laki- laki 697 56%

2 Perempuan 556 44%

Total 1.253 100%

Sumber: Kantor Desa Batu Matoru, 2017.

Tabel 3 menunjukkan bahwa Desa Batu Matoru memiliki jumlah

penduduk sebanyak 1.253 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki

sebanyak 697 jiwa dengan persentase sebesar 56% sedangkan jumlah

penduduk perempuan sebanyak 556 jiwa dengan persentase 44%. Hal ini

didukung oleh pendapat Sapariah (2015) bahwa jenis kelamin merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja dan juga

menentukan dalam klasifikasi pembagian kerja. Pada umumnya laki-laki

Page 64: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

43

memiliki kemampuan kerja lebih besar dibandingkan perempuan.

Umumnya perempuan hanya bekerja di luar mencari nafkah seperti

mengurus rumah dan anak.

4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang

keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam

pelayanan publik karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka

semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil

yang diharapkan sesuai dengan rencana dan sarana dan prasarana

juga merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu

proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan

pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi

untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai (Hendrianus, 2017).

Kondisi jalan di Desa Batu Matoru sebagian telah beraspal dan

sebagai jalan masih berbatu-batu. Jalan beraspal mudah dilalui oleh

warga, tetapi warga yang tidak memiliki kendaraan pribadi akan sulit

karena sangat jarang atau bahkan tidak ada angkutan umum. Berbagai

kondisi fisik di Desa Batu Matoru yang sudah berjalan dengan baik

memberi kepuasaan tersendiri bagi penduduk sekitar.

4.4.1 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan mempunyai peranan penting dalam menunjang

pembangunan daerah di segala bidang. Pendidikan juga termasuk salah

satu faktor dalam menunjang pengetahuan masyarakat desa. Peningkatan

Page 65: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

44

kualitas pendidikan di suatu wilayah selain bergantung kepada kualitas

guru juga harus ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang

memadai. Adapun jumlah sarana pendidikan di Desa Batu Matoru,

Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

No Jenis Sarana Jumlah (Unit) Persentase (%)

1. TK 1 20

2. SD 2 40

3. SMP 1 20

4. SMA 1 20

Total 5 100

Sumber: Kantor Desa Batu Matoru, 2017.

Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa sarana pendidikan di Desa

Batu Matoru cukup memadai. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sarana

pendidikan TK (Taman Kanak-kanak) sebanyak 1 unit (20%), SD (Sekolah

Dasar) sebanyak 2 unit (40%), SMP (Sekolah Menengah Pertama)

sebanyak 1 unit (20%) dan SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 1

unit (20%). Menurut Basrowi (2010), masyarakat yang mempunyai tingkat

sosial ekonomi yang rendah cenderung memiliki tingkat pendidikan yang

rendah pula. Masyarakat masih kurang memahami akan pentingnya

pendidikan. Masyarakat masih beranggapan bahwa pendidikan bukan

merupakan jaminan bisa hidup sejahtera, jauh dari kemiskinan. Dengan

anggapan bahwa sekolah hanya membuang waktu dan biaya saja.

Pendidikan dasar saja belum cukup untuk menunjang pembangunan yang

sedang berlangsung, masih banyak masyarakat yang tidak berhasil

menyelesaikan pendidikan dasar sampai dengan selesai.

Page 66: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

45

4.5 Pabrik Kelapa Sawit

PT Unggul Widya Teknologi Lestari merupakan salah satu pabrik

kelapa sawit yang ada di Kabupaten Mamuju Utara. PT Unggul Widya

Teknologi Lestari adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan

Kelapa Sawit dan berdiri pada tanggal 29 Maret 1982 yang berlokasi di

Desa Motu Kecamatan Baras Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi

Barat. Pabrik ini merupakan tempat akses pengolahan TBS dari petani di

Desa Batu Matoru. Jarak antara lahan perkebunan petani ke pabrik kelapa

sawit yang terletak di Desa Motu Kecamatan Baras yaitu ± 8 km dan dapat

ditempuh dalam waktu ± 40 menit dengan kendaraan mobil.

4.5.1 Sejarah Perusahaan

PT Unggul Widya Teknologi Lestari pada awalnya bergerak dalam

bidang kontraktor pembangunan pabrik kelapa sawit. Seiring

perkembangan usaha yang semakin lama, akhirnya PT Unggul Widya

Teknologi Lestari pun menjajaki usaha bidang perkebunan kelapa sawit.

Hal ini ditandai dengan perencanaan perusahaan untuk mendirikan pabrik

kelapa sawit beserta kebun dengan pola PIR-Trans (Perkebunan Inti

Rakyat) pada tahun 1985. Berdasarkan surat KEPMEN

RI/NO/351/KPTS/KB510/6/1987 Tertanggal 15 Juni 1987. PT Unggul

Widya Teknologi Lestari memiliki izin pengolahan di daerah Mamuju

Sulawesi Selatan (Saat ini Sulawesi Barat) dengan pencadangan areal

seluas 15.000 Ha dengan rancangan penanaman kelapa sawit seluas

10.000 Ha.

Page 67: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

46

Awal mula perintisan perkebunan tersebut di tandai dengan

peletakan batu pertama oleh Gubernur Sulawesi Selatan pada tanggal 27

November 1988 dan diikuti dengan penanaman perdana pada tanggal 9

Juli 1989 yang dilakukan oleh Menteri Perkebunan dan tanaman keras.

Pembangunan pabrik di mulai pada tanggal 27 November 1988 dengan

kapasitas olah 60 ton/jam, dan pabrik tersebut beroperasi pertama kali

pada pertengahan tahun 1992 tepatnya 12 Juli 1992. Pada bulan Juni

1990 dibangun pelabuhan khusus pengapalan Crude Palm Oil (CPO) di

pelabuhan Bonemanjing Kecamatan Sarudu, Kabupaten Mamuju Utara

guna untuk memudahkan pendistribusian hasil produksi, dan pada bulan

Agustus 1994 dilakukan pengiriman dan pengapalan Crude palm Oil

(CPO) pertama kali oleh PT Unggul Widya Teknologi Lestari.

4.5.2 Struktur Organisasi

Guna menunjang kinerja sebuah rangkaian produksi maka

diperlukan sebuah badan struktur organisasi yang mengatur jalannya

proses produksi yang di setiap elemen dari struktur organisasi tersebut

memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Dengan adanya suatu

organisasi maka tugas dan fungsi masing-masing jabatan yang telah

ditetapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Struktur organisasi sebagai media dimana terdapatnya batasan-batasan

tugas untuk masing-masing pemegang jabatan, garis komando dan garis

koordinasi. Adapun struktur organisasi di PT Unggul Widya Teknologi

Lestari dapat dilihat pada lampiran 2.

Page 68: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

47

4.5.3 Aktivitas Penjualan TBS Petani ke Pabrik Kelapa Sawit

a) Sistem Panen

Panen kelapa sawit oleh petani dilakukan sebanyak empat kali

dalam sebulan. Pelaksanaan panen dilakukan selama satu hari hingga

dua hari terdiri dari kegiatan pemotongan buah dari pohon, pengumpulan

buah di tempat pengumpulan hasil (TPH), penimbangan buah dan

pengangkutan buah sampai pabrik inti. Semakin cepat buah sampai

dipabrik dan diolah maka mutu CPO yang dihasilkan pun akan lebih baik.

Tata cara panen dan mutu panen terlampir pada Lampiran Peraturan

Menteri Pertanian Nomor: 14/Permentan/OT.140/2/2013 Tanggal 5

Pebruari 2013. Tata Cara Panen (1) TBS yang dapat diterima pabrik

minimal 3 kg (tiga kilogram) per tandan; (2) rotasi panen dilakukan sekali

dalam tujuh hari dan pada keadaan tertentu disesuaikan denga kenyataan

potensi produksi; (3) brondolan yang dikirim ke pabrik harus bersih, tidak

bercampur tanah, pasir dan sampah lainnya; (4) Brondolan yang

dikumpulkan dari piringan dimasukkan dalam karung dan dikirim ke pabrik

kelapa sawit (PKS) bersama-sama dengan tandannya; (5) TBS yang

dipanen harus dapat diterima di pabrik pada hari yang sama (tidak lebih

dari 48 (empat puluh delapan) jam sejak panen). Mutu Panen (1) mutu

panen TBS adalah hasil penilaian terhadap kematangan panen, keadaan

fraksi buah, buah menginap atau tidak, gagang panjang dan pendek serta

jumlah dan mutu brondolan yang diserahkan; (2) matang panen untuk

tandan yang boleh dipotong adalah apabila ada brondolan di piringan

Page 69: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

48

sebanyak 1 (satu) butir lepas per Kg TBS; (3) buah menginap adalah buah

yang diserahkan ke pabrik setelah lebih 48 (empat puluh delapan) jam

sejak dipanen; (4) gagang oanjang adalah gagang TBS yang panjangnya

lebih dari 2,5 cm (dua koma lima sentimeter) diukur dari pangkal tandan

dan potongan huruf V; (5) penilaian mutu panen TBS yang masuk ke

pabrik diberlakukan bagi seluruh TBS, baik yang berasal dari perusahaan,

pekebun/kelembagaan pekebun dan kebun lainnya.

b) Sistem Sortasi

Sistem sortasi yang dilakukan PT Unggul Widya Teknologi Lestari

yaitu sistem bongkar total, buah yang ada di dalam truk angkutan

dibongkar semua dan dipilih buah yang sesuai dengan kriteria panen

menurut SK Menteri Pertanian No 14/Permentan/OT.140/2/2013.

Penetapan denda untuk buah yang disortasi terdiri dari denda buah

mentah, tandan terlalu matang, tangkai panjang dan denda kotoran.

Sortasi TBS (1) sortasi mutu panen TBS di pabrik dilakukan oleh

karyawan pabrik bersama wakil pekebun/kelembagaan pekebun; (2)

sortasi TBS dilakukan melalui 2 (dua) cara antara lain : (a) secara acak,

minimal 5 % (lima persen dari truk yang datang dari setiap bagian kebun

(afdeling) di loading ramp pabrik, TBS dalam truk yang di sortasi,

dibongkar dan dituang dilantai; atau (b) pemeriksaan total, pemeriksaan

total dilakukan masing-masing truk yang masuk kedalam loading ramp

pabrik yang dibongkar dan dituang serta disortasi dalam alat sortasi oleh

petugas pabrik yang diawasi oleh pekebun atau kelembagaan pekebun;

Page 70: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

49

(3) hasil sortasi di pabrik disampaikan secara resmi oleh perusahaan inti

kepada pekebun melalui kelembagaan pekebun; (4) TBS yang diterima di

pabrik disampaikan secara resmi oleh perusahaan inti kepada pekebun

melalui kelembagaan pekebun (a) brondolan harus dikirim ke pabrik dan

jumlah brondolan minimal 12,5% (dua belas koma lima persen) dari berat

TBS keseluruhan yang diterima pabrik; (b) tandan terdiri dari buah mentah

0% (nol persen), buah matang minimal 95% (sembilan puluh lima persen)

dan buah lewat matang maksimal 5% (lima persen); (c) tandan tidak boleh

bergagang panjang; (d) tidak terdapat tandan yang kosong; (e) tandan

maupun brondolan segar dalam karung, harus bebas dari sampah, tanah,

pasir atau benda lainnya; (f) tidak terdapat TBS yang dikirim ke pabrik

beratnya kurang dari 3 Kg (tiga kilogram) per tandan.

c) Sistem Penetapan Harga

Penetapan harga TBS dibuat sesuai dengan ketentan di dalam SK

Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 627 Tahun 1998. Harga TBS

ditentukan oleh tim yang terdiri dari dinas perkebunan, wakil perusahaan

inti, dan wakil petani.

d) Sistem Pembayaran TBS

Pembayaran TBS dilakukan selama satu bulan sekali. Pembayaran

dilakukan secara kolektif melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR),

kemudian pengurus kelompok tani akan membagikan kepada anggotanya

dengan hasil panennya. Bukti pembayaran TBS akan diberikan

perusahaan kepada pengurus kelompok tani. Sistem pembayaran TBS

Page 71: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

50

juga telah diatur dalam SK Menteri Pertanian nomor

14/Permentan/OT.140/2/2013 hasil pembelian TBS pekebun dibayarkan

oleh perusahaan inti kepada pekebun setelah dikurangi

kewajiban-kewajiban pekebun sesuai dengan ketentuan. Pembayaran

dilakukan minimal 1 (satu) kali sebulan atau berdasarkan kesepakatan

bersama antara kelembagaan pekebun dengan perusahaan inti.

Page 72: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

51

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Petani Responden

Identitas petani responden menggambarkan keadaan dan kondisi

status petani responden dalam usahataninya. Dengan adanya identitas

petani responden maka akan memudahkan dalam menganalisis

usahataninya. Identitas responden meliputi nama responden, umur,

tingkat pendidikan, lama berusahatani, jumlah tanggungan keluarga dan

luas lahan, dapat dilihat pada Lampiran 2. Identitas petani responden

akan dibahas berikut ini.

5.1.1 Umur

Umur akan sangat mempengaruhi dalam kegiatan berusahatani.

Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan bekerja dan cara berpikir

petani dalam menerima inovasi baru. Pada umumnya petani yang

berumur muda mempunyai kemampuan fisik lebih kuat dan responsif

terhadap penerapan inovasi baru dibandingkan petani yang berumur tua.

Adapun tingkat umur petani responden dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kisaran Rata-rata Umur Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

No Kisaran Umur

(tahun) Jumlah

(orang) Persentase

(%)

1. 39−50 24 75

2. 51−61 8 25

Total 32 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017.

Page 73: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

52

Tabel 5 menunjukkan bahwa petani responden memiliki kisaran

umur antara 39–50 tahun sebanyak 24 orang (75%) dan kisaran umur

antara 51–61 tahun sebanyak 8 orang (25%). Petani kelapa sawit di Desa

Batu Matoru yang bekerja sebagai petani masih tergolong produktif, usia

produktif yakni antara 15 – 64 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat

Tjiptoherijanto (2001), usia produktif adalah usia dimana seseorang sudah

bisa bekerja. Usia produktif itu dimulai pada usia 15 tahun sampai dengan

64 tahun. Dengan umur kita dapat melihat kualitas dari kerja manusia.

Dalam bidang pertanian tingkatan usia merupakan faktor penting, semakin

muda usia maka kekuatan untuk menghasilkan produksi lebih maksimal

atau lebih baik.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengambangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara (Prihatiningtyas, 2015).

Pendidikan membuka wawasan petani dalam menerima informasi

dan teknologi dibidang pertanian mengingat semakin pesatnya

perkembangan teknologi yang diharapakan dapat berdampak baik bagi

Page 74: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

53

peningkatan produksi, pendapatan dan akhirnya akan meningkatkan taraf

hidup petani. Adapun identitas petani responden ditinjau dari tingkat

pendidikan petani di Desa Batu Matoru dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase

(%)

1 Tidak Sekolah - -

2 SD- Tidak Tamat 2 6

3 SD-Tamat 14 44

4 SMP-Tamat 8 25

5 SMA-Tamat 7 22

6 S1 1 3

Total 32 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017.

Tabel 6 menunjukkan identitas petani responden berdasarkan

tingkat pendidikan di Desa Batu Matoru. Diketahui bahwa tingkat

pendidikan sebagian besar petani responden adalah pendidikan Sekolah

Dasar (SD/Sederajat) dengan jumlah 14 orang (43,75%). Adapun

pendidikan tertinggi yang ditempuh petani responden yaitu pendidikan

Strata 1 (S1) dengan jumlah 1 orang (3,1%).

Tingkat pendidikan petani dapat mempengaruhi pola pikir petani

dalam penerapan ide-ide baru yang didapat. Petani yang berpendidikan,

umumnya lebih mudah menerima inovasi dibanding dengan petani yang

tidak berpendidikan walaupun ini tidak mutlak terjadi pada setiap petani.

Hal ini sesuai dengan pendapat Awaluddin (2014), bahwa petani yang

berpendidikan, lebih cepat mengerti dan dapat memahami penggunaan

teknologi baru. Dengan demikian penerapan konsep dalam mengelola

Page 75: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

54

usahataninya lebih baik dan dapat tercapai sesuai dengan yang

diharapkan. Selain itu penanggulangan masalah-masalah yang timbul

dalam usahatani lebih mudah dikendalikan.

5.1.3 Lama Berusahatani

Pengalaman berusahatani dapat menjadi acuan bagi petani dalam

menentukan keputusan usahataninya dengan belajar pada apa yang telah

dilakukan selama ini. Pengalaman juga dapat menjadi pemacu minat

petani dalam mengolah lahan pertaniannya karena dengan banyaknya

pengalamanan yang mereka miliki maka akan ada banyak cara yang

dapat mereka lakukan untuk meningkatkan produksi pertaniannya.

Adapun identitas petani responden di Desa Batu Matoru berdasarkan

pengalaman usahataninya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kisaran Rata-rata Lama Berusahatani Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

No Kisaran Lama Berusahatani

(tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 18−21 9 28

2. 22−25 5 16

3. 26−30 18 56

Total 32 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2017.

Tabel 7 menunjukkan bahwa kisaran lama berusahatani petani

responden antara 18−21 tahun yaitu sebanyak 9 orang (28%), kisaran

lama berusahatani petani responden antara 22−25 tahun yaitu sebanyak 5

orang (16%) dan kisaran lama berusahatani petani responden antara

26−30 tahun yaitu sebanyak 18 orang (56%). Pengalaman berusahatani

Page 76: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

55

yang dimiliki petani pada umumnya menandakan bahwa pengalaman dan

keterampilan yang dimiliki cukup matang. Dengan demikian, petani dalam

bertindak ia akan selalu berhati-hati mengingat banyaknya pengalaman

yang telah ia dapatkan, apabila itu berhubungan dengan usahataninya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Krisnawati (2017) yang mengatakan

bahwa pengalaman berusaha oleh seorang petani akan berbeda sesuai

dengan situasi dan kondisi yang ada dengan lama petani yang telah

menekuni suatu usaha pengelolaan usahatani tentu akan banyak pula

pengalaman yang diperolehnya. Pengalaman dari apa yang dialami oleh

seseorang akan menjadi suatu kebiasaan bila hal tersebut sering

dilakukan. Lama berusaha dapat dianggap sebagai ukuran tingkat

pengalaman dengan pengelolaan usahataninya tersebut.

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah anggota keluarga sangat menentukan jumlah kebutuhan

keluarga. Semakin banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula

jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Begitu pula sebaliknya,

semakin sedikit anggota keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan

yang harus dipenuhi keluarga sehingga dalam keluarga yang jumlah

anggotanya banyak akan diikuti oleh banyaknya kebutuhan yang harus

dipenuhi. Semakin besar ukuran rumah tangga berarti semakin banyak

anggota rumahtangga yang pada akhirnya akan semakin berat beban

Page 77: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

56

rumahtangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Adapun

identitas petani responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga di

Desa Batu Matoru dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Kisaran Rata-rata Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

No Kisaran Jumlah

Tanggungan Keluarga (orang)

Jumlah (orang) Persentase

(%)

1. 1−4 15 47

2. 5−8 17 53

Total 32 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017.

Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga dari

petani responden berkisar 1-8 orang. Jumlah tanggungan keluarga petani

responden yang berkisar antara 1−4 orang yaitu sebanyak 15 orang

petani dengan persentase 47% dan tanggungan keluarga petani

responden yang berkisar antara 5−8 orang yaitu sebanyak 17 orang

petani dengan persentase 53%. Besar kecilnya jumlah tanggungan

keluarga akan menentukan perilaku petani dalam usahataninya.

Banyaknya jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki dapat menjadi

motivasi bagi petani untuk bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan

keluarganya dengan baik. Dilain pihak banyaknya jumlah tanggungan

keluarga juga dapat menjadi alasan bagi wanita untuk turut serta bekerja

dan memperoleh penghasilan.

Page 78: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

57

5.1.5 Luas Lahan

Pada dasarnya luas lahan yang dikelola oleh petani responden

sangat berpengaruh terhadap kegiatan usahataninya baik terhadap jenis

komoditi maupun pada pola usahatani itu sendiri. Lahan garapan

merupakan modal petani dalam berusahatani mengingat besar kecil

pendapatan petani dipengaruhi oleh luas lahan garapannya. Pemanfaatan

sumber daya lahan untuk pertanian harus dilakukan dengan

memperhatikan karakteristik lahan, sehingga manfaat sumber daya lahan

tersebut dapat dilestrikan. Adapun identitas petani responden berdasarkan

luas lahannya di Desa Batu Matoru dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata Luas Lahan Petani Responden di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

No Luas Lahan (Ha) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 1−2 25 78

2 > 2 7 22

Total 32 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2017.

Tabel 9 menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki petani

responden berkisar 1−2 Ha sebanyak 25 orang (78%) dan luas lahan

yang dimiliki petani responden berkisar lebih dari 2 Ha (> 2) sebanyak 7

orang (22%). Luas lahan rata-rata petani menunjukkan bahwa tingkat

penguasaan lahan petani di Desa Batu Matoru masih tergolong rendah.

Hal ini sejalan dengan pendapat Kasim (2006) yang mengemukakan

bahwa penguasaan lahan merupakan faktor yang turut menentukan

tingkat pendapatan maupun kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu,

Page 79: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

58

besar atau kecilnya penguasaan lahan sangat menentukan besarnya

pendapatan rumah tangga dan kemungkinan suatu rumah tangga berada

dalam kemiskinan walaupun lahan tersebut pada umumnya diolah sendiri

oleh buruh tani.

5.2 Analisis Pendapatan Petani

Usahatani adalah kegiatan manusia dalam mengusahakan

sumberdaya alam dengan tujuan memperoleh produksi sebesar-besarnya,

dan akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani. Pendapatan

usahatani diperoleh dari selisih antara penerimaan yang diperoleh dengan

biaya yang dikeluarkan. Penerimaan dapat berasal dari penjualan hasil

tanaman yang telah diusahakan sedangkan biaya yang dimaksud adalah

segala pengeluaran yang dilakukan dalam sekali proses produksi meliputi

biaya sarana produksi, upah tenaga kerja, pajak lahan dan nilai

penyusutan alat.

1. Pemupukan

Petani responden di Desa Batu Matoru pada umumnya melakukan

pemupukan dengan menggunakan pupuk majemuk yaitu KCl dan NPK

Phonska. Pemupukan biasanya dilakukan sebanyak 2 kali oleh petani

yaitu pada awal dan akhir musim hujan, selanjutnya pemupukan dilakukan

dengan cara sistem tabur dengan jarak 1-3 meter dari batang pohon

tanaman kelapa sawit. Untuk pemupukan sendiri petani hanya

mengandalkan tenaga kerja dalam keluarga karena pengerjaannya yang

Page 80: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

59

tidak terlalu berat dan tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Adapun

rata-rata biaya pemupukan yang dikeluarkan petani sebesar

Rp 50.531,-/Ha.

2. Penyemprotan

Herbisida merupakan pengendalian gulma dengan menggunakan

senyawa kimia tanpa mengganggu tanaman pokok. Herbisida yang

digunakan oleh rata-rata petani kelapa sawit di Desa Batu Matoru

diantaranya adalah prima-up sebanyak 3 liter/ha dan penggunaan

gramoxone sebanyak 3 liter/ha. Cara kerja herbisida ini membutuhkan

waktu 1-2 hari untuk membunuh tanaman pengganggu tanaman budidaya

(gulma) karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena,

namun bekerja dengan cara menganggu proses fisiologi jaringan tersebut

lalu dialirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan

sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya.

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat pompa semprot dan

nilai penyusutan alatnya sebesar Rp 8.594,-.

3. Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan meliputi pembersihan setelah melakukan

penyemprotan dan pembersihan setelah panen. Adapun rata-rata biaya

pembersihan lahan yang dikeluarkan petani sebesar Rp 1.200.000,-/Ha.

Pemberihan upah kepada tenaga kerja dilakukan di awal bulan.

Pembersihan lahan dilakukan dengan menggunakan parang dan nilai

penyusutan alatnya sebesar Rp 8.191,-.

Page 81: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

60

4. Panen dan Pascapanen

Panen biasanya dilakukan pada umur tanaman di atas 3 tahun.

Sebagian besar petani di Desa Batu Matoru melakukan pemanenan

dengan pemangkasan pelepah menggunakan dodos untuk memudahkan

memanen buah kelapa sawit. Proses pemetikan buah kelapa sawit

menggunakan eggrek. Untuk proses pemanenan ini sebagian besar

petani menggunakan tenaga kerja luar keluarga mengingat pengerjaannya

yang cukup berat dan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga

dibutuhkan tambahan tenaga kerja agar dapat terselesaikan dengan baik

dan cepat. Rata-rata biaya tenaga kerja untuk panen sebesar

Rp 2.704.969,- /Ha. Pemberian upah panen dihitung berdasarkan jumlah

tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sebesar Rp 100,-/tandan. Panen

dilakukan dengan menggunakan dodos dan eggrek. Nilai penyusutan

alat dodos sebesar Rp 7.109,- dan nilai penyusutan alat eggrek

sebesar Rp 7.172,-.

Pasca panen petani di Desa Batu Matoru yaitu pengangkutan TBS

ke pabrik kelapa sawit yang berada di wilayah perusahaan (PT. Unggul

Teknologi Lestari). Pasca panen dilakukan dengan menggunakan gerobak

untuk mengangkut buah ke pinggir jalan/tempat pengumpulan hasil (TPH).

Nilai penyusutan alat gerobak sebesar Rp 10.133,-. Pengangkutan TBS

ke pabrik menggunakan truk besar. Rata-rata biaya tenaga kerja untuk

Page 82: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

61

pascapanen sebesar Rp 3.065.631,- /Ha. Pemberian upah pascapanen

dihitung berdasarkan berat jumlah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit

sebesar Rp 1.500,-/Kg.

Adapun analisis pendapatan petani kelapa sawit dalam satu tahun

terakhir di Desa Batu Matoru dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Analisis Pendapatan Petani Kelapa Sawit Selama Satu Tahun di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

No Uraian Jumlah Fisik

(Rata-rata/Ha/Tahun)

Harga Satuan (Rp)

Nilai (Rp/Ha/Tahun)

1 Produksi (Kg) 30.656 1.079 33.072.170

2 Biaya Variabel

Pupuk (Kg)

- KCl 126 6.600 833.766

- NPK Phonska 126 5.000 631.641

Total Biaya Pupuk 1.465.406

Herbisida (liter)

- Prima Up 3 72.000 216.000

- Gramoxone 3 55.000 165.000

Total Biaya Herbisida 381.000

Upah Tenaga Kerja

a. Pemupukan (Kg) 252 200 50.531

b. Penyemprotan

(tangki) 60 5.000 300.000

c. Pembersihan Lahan 1.200.000 1.200.000

d. Panen (tandan) 1.803 1.500 2.704.969

e. Pengangkutan (Kg) 30.656 100 3.065.631

Total Biaya Upah TK 7.321.131

Total Biaya Variabel 9.159.522

3 Biaya Tetap

a. Pajak Lahan 25.000 25.000 25.000

b. NPA 21.016

Total Biaya Tetap 46.016

4 Total Biaya (2+3) 9.205.538

5 Pendapatan (1-4) 23.866.632

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017.

Page 83: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

62

Tabel 10 menunjukkan bahwa rata-rata produksi petani responden

sebesar 30.656 Kg/Ha/Tahun dengan rata-rata harga satuan

Rp 1.079,-/Kg/Tahun, sedangkan penerimaan yang diperoleh rata-rata

sebesar Rp 33.072.170,-/Ha/Tahun. Biaya variabel yang dikeluarkan

sebesar Rp 9.159.522,-/Ha/Tahun terdiri dari biaya pupuk sebesar

Rp 1.465.406,-/Ha/Tahun, biaya pupuk terdiri dari KCl sebesar

Rp 833.766,-/Ha/Tahun, NPK phonska sebesar Rp 631.641,-/Ha, dan

biaya herbisida yang terdiri dari herbisida jenis prima-up sebesar

Rp 216.000,-/Ha/Tahun dan jenis pestisida gramoxone sebesar

Rp 165.000,-/Ha. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan sebesar

Rp 7.321.131,-/Ha/Tahun yang terdiri dari biaya tenaga kerja pemupukan

sebesar Rp 50.531,-/Ha, tenaga kerja penyemprotan sebesar

Rp 300.000,-/Ha, tenaga kerja pembersihan lahan sebesar

Rp 1.200.000,-/Ha/Tahun, tenaga kerja proses panen sebesar

Rp 2.704.969,-/Ha/Tahun serta biaya tenaga kerja pengangkutan sebesar

Rp 3.065.631,-/Ha/Tahun. Biaya tetap yang dikeluarkan petani responden

sebesar Rp 46.016,-/Ha/Tahun terdiri dari nilai penyusutan alat sebesar

Rp 21.016,-/Ha/Tahun dan pajak lahan sebesar Rp 25.000,-/Ha/Tahun.

Jadi, total biaya yang dikeluarkan petani responden sebesar

Rp 9.205.538,-/Ha/Tahun dan total pendapatan yang diperoleh sebesar

Rp 23.866.632,-/Ha/Tahun.

Page 84: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

63

5.3 Risiko-risiko Yang Dihadapi Petani di Desa Batu Matoru

Usahatani kelapa sawit di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang,

Kabupaten Mamuju Utara memiliki berbagai risiko yang menjadi

tantangan bagi petani kelapa sawit. Mulai dari cuaca yang tidak menentu,

proses produksi hingga pemasaran. Risiko-risiko yang paling berdampak

terhadap produksi dan pendapatan petani yaitu faktor alam. Sementara

itu, risiko lain yang sering dihadapi petani yaitu penyediaan pupuk

bersubsidi, hama dan penyakit dan harga jual TBS yang naik turun

sesuai dengan tingkat harga penjualan CPO (minyak sawit mentah).

Namun, menurut petani di Desa Batu Matoru pengusahaan usahatani

kelapa sawit cukup menguntungkan dilihat dari perbandingan biaya-biaya

yang dikeluarkan dengan peningkatan hasil produksi kelapa sawit

sehingga petani mampu mengambil keputusan dalam mengahadapi

risiko-risiko dalam berusahatani.

Dalam kegiatan usahatani, petani memiliki masalah-masalah

seperti modal, ketersediaan pupuk, proses produksi dan pemasaran

(pernyataan petani dapat dilihat pada lampiran 4). Risiko yang dialami

terdiri dari awal peminjaman modal yaitu petani merasa sulit memenuhi

persyaratan pada peminjaman modal di bank, pembelian pupuk kadang

terhambat dikarenakan kurangnya penyedia pasar yang menjual pupuk,

proses pemupukan terkadang tenaga kerja tidak sesuai dengan waktu

yang semestinya sehingga menyebabkan pada hasil produksi saat panen,

pemeliharaan pada tanaman kelapa sawit masih kurang sehingga petani

Page 85: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

64

tidak melakukan tindakan cepat saat tanaman mengalami gejala penyakit,

proses panen terkadang tenaga kerja tidak memperhatikan kematangan

buah serta petani merasa peralatan saat panen kurang sehingga

menghabiskan waktu yang lama pada proses panen. Untuk proses

pemasaran ke industri pabrik kelapa sawit, petani berisiko pada saat antri

panjang dengan mobil pengangkutan lain.

Menurut Kartikaningsih (2009), sumber daya peralatan dalam

pertanian merupakan penunjang dari berjalannya usahatani.

Pengembangan sumber daya peralatan ini dimaksudkan untuk

meningkatkan produktivitas serta meningkatkan mutu dan nilai tambah

hasil. Misalnya saja petani melakukan pekerjaannya pengolahan tanah

dengan mesin traktor yang dapat bekerja secara cepat dan menggunakan

tenaga manusia semakin sedikit. Fungsi peralatan tersebut sangat

membantu dalam proses pertanian, seperti traktor untuk membajak

sawah maupun alat-alat yang lainnya yang digunakan petani dalam

melakukan usahataninya.

Berdasarkan hasil wawancara pada petani di Desa Batu Matoru,

risiko yang terjadi dikarenakan kurangnya pupuk bersubsidi, pemilihan

herbisida yang kurang tepat serta peralatan yang masih minim. Kurangnya

pupuk bersubsidi yang diterima petani mengakibatkan adanya

pengeluaran biaya tambahan untuk membeli pupuk non subsidi di tempat

lain yang letaknya di Ibukota kecamatan yaitu Kecamatan Lariang dengan

jarak 8 km atau ditempuh dalam waktu ±40 menit. Untuk penggunaan

Page 86: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

65

herbisida yang kurang tepat, mampu mengakibatkan kerusakan pada fisik

tanaman sehingga menghambat berproduksi. Peralatan yang dimiliki

petani masih minim karena jumlah rata-rata peralatannya yaitu gerobak

sebanyak 1 unit, pompa semprot sebanyak 2 unit, parang sebanyak 2 unit,

cangkul sebanyak 1 unit, eggrek sebanyak 2 unit dan dodos sebanyak 1

unit. Hal ini sesuai dengan pernyataan petani di Desa Batu Matoru yang

mengatakan bahwa:

“subsidi pupuk biasa lambat masuk, jadi beli pupuk ditempat lain. Dan kalo

beli di toko tani jelas selisih harganya” (01 Juli 2017, Bapak “AL”, 43

tahun)

“peralatan masih mau ditambah seperti alat panen dodos atau eggrek” (03

Juli 2017, Ibu “ATD”, 50 tahun)

Petani di Desa Batu Matoru mengalami risiko yang terjadi

dikarenakan faktor cuaca yang tidak menentu terkadang menyebabkan

rusaknya jalan utama menuju tempat penjualan buah (pabrik kelapa

sawit), produksi buah yang sedikit, tenaga kerja terkadang melakukan

kesalahan dalam proses produksi dan terserang hama tanaman. Sumber

risiko yang sering terjadi dan memberikan dampak kerugian yaitu faktor

cuaca dan hama penyakit tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan

petani di Desa Batu Matoru yang mengatakan bahwa:

“biaya angkut TBS kadang bervariasi karena jalan rusak” (01 Juli

2017, Ibu “SM”, 44 tahun)

Page 87: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

66

“pernah karena terserang hama rayap, mati pohonnya sama sekali tdk

berbuah” (05 Juli 2017, Bapak “Tu”, 50 tahun)

Petani di Desa Batu Matoru, selain mengalami risiko pada proses

produksi juga mengalami risiko yang terjadi dikarenakan proses

pemasaran buah ke perusahaan masih melalui antrian panjang, harga

TBS naik turun, harga TBS bisa mengalami penurunan harga jika kondisi

buah tidak sesuai standar mutu perusahaan serta biaya ongkos

pengangkutan yang mahal saat terjadi bencana alam. Harga TBS yang

berlaku dipetani merupakan harga yang sudah ditentukan oleh

stakeholder yang terkait. Hal ini didukung oleh pendapat Aprilia (2016)

yang mengatakan bahwa penetapan harga TBS dibuat sesuai dengan

ketentuan di dalam SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 627

Tahun 1998. Harga TBS ditentukan oleh tim yang terdiri dari dinas

perkebunan, wakil perusahaan inti, dan wakil petani plasma. Adapun

pernyataan petani terkait hal ini yaitu:

“harga jual TBS naik turun krn dipengaruhi harga jual CPO (minyak sawit

mentah)” (02 Juli 2017, Bapak “AP”, 52 tahun)

Berdasarkan hasil wawancara pada petani di Desa Batu Matoru,

risiko juga terjadi dikarenakan tempat peminjaman modal memiliki bunga

tinggi yaitu pinjaman senilai Rp 50 juta memperoleh bunga bank sebesar

1,6% untuk angsuran selama 3 tahun. Satu-satunya lembaga peminjaman

modal yang bekerjasama dengan pemerintah yaitu Bank Perkreditan

Page 88: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

67

Rakyat yang terletak di Kecamatan Baras. Hal ini sesuai dengan

pernyataan petani yang mengatakan bahwa:

“susah dapat pinjaman modal, terlalu banyak persyaratannya” (04 Juli

2017, Ibu “NFi”, 39 tahun)

“pinjam modal di BPR bunganya terlalu tinggi” (04 Juli 2017, Ibu “Ra”, 51

tahun)

5.3.1 Analisis Risiko Produksi

Risiko usahatani kelapa sawit di Desa Batu Matoru terdiri dari risiko

produksi dan risiko pendapatan. Risiko ini dianalisis dengan koefisien

variansi. Nilai koefisien variasi yang kecil menunjukkan variabilitas nilai

rata-rata distribusi tersebut rendah. Hal ini menggambarkan risiko yang

dihadapi kecil. Adapun analisis risiko produksi kelapa sawit di Desa Batu

Matoru, dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Analisis Risiko Produksi

No. Uraian Kelapa Sawit

(Ha/Bulan)

1 Rata-rata Produksi (Kg) 2.555

2 Standar Deviasi (Kg) 4,89236

3 Koefisien Variasi (CV) 0,0019

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017.

Tabel 11 menunjukkan bahwa rata-rata produksi petani kelapa

sawit di Desa Batu Matoru sebesar 2.555 Kg/Ha/Bulan. Dari perhitungan

produksi tersebut, maka dapat diketahui besarnya standar deviasi kelapa

sawit sebesar 4,89236 Kg/Ha/Bulan. Koefisien variasi yang diperoleh

berdasarkan perhitungan dengan membandingkan rata-rata produksi

dengan standar deviasi sebesar 0,0019. Nilai koefisien variasi kurang dari

Page 89: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

68

0,5 (0,0019<0,5). Menurut Hernanto (1993) Hal ini menunjukkan bahwa

apabila CV > 0,5 maka risiko produksi usahatani yang ditanggung petani

semakin besar, sedangkan nilai CV ≤ 0,5 maka petani akan selalu untung

atau impas.

Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko produksi petani kelapa

sawit di Desa Batu Matoru tergolong risiko rendah. Menurut petani, risiko-

risiko yang hadapi seperti kurangnya pupuk bersubsidi masih dapat

dikendalikan. Hal ini sesuai dengan pendapat salah satu petani yang

mengatakan bahwa:

“subsidi pupuk biasa lambat masuk, jadi beli pupuk ditempat lain” (01 Juli

2017, Bapak AL, 43 tahun)

5.3.2 Analisis Risiko Pendapatan

Risiko pendapatan dianalisis dengan koefisien variansi. Nilai

koefisien variasi yang kecil menunjukkan variabilitas nilai rata-rata

distribusi tersebut rendah. Hal ini menggambarkan risiko yang dihadapi

kecil. Adapun analisis risiko pendapatan petani kelapa sawit di Desa Batu

Matoru, dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Analisis Risiko Pendapatan

No. Uraian Kelapa Sawit

(Ha/Bulan)

1 Rata-rata Pendapatan (Rp) 1.988.886

2 Standar Deviasi (Rp) 68.678,81365

3 Koefisien Variasi (CV) 0,034

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017.

Page 90: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

69

Tabel 12 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani kelapa

sawit di Desa Batu Matoru sebesar Rp 1.988.886,-/Ha/Bulan. Dari

perhitungan analisis pendapatan tersebut, maka dapat diketahui besarnya

standar deviasi kelapa sawit sebesar 68.678,81365,-/Ha/ Bulan. Koefisien

variasi yang diperoleh berdasarkan perhitungan dengan membandingkan

rata-rata pendapatan dengan standar deviasi sebesar 0,034. Nilai

koefisien variasi kurang dari 0,5 (0,025<0,5). Menurut Hernanto (1993)

Hal ini menunjukkan bahwa apabila CV > 0,5 maka risiko produksi

usahatani yang ditanggung petani semakin besar, sedangkan nilai

CV ≤ 0,5 maka petani akan selalu untung atau impas.

Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko pendapatan petani kelapa

sawit di Desa Batu Matoru tergolong risiko rendah. Menurut petani, risiko-

risiko yang hadapi seperti biaya tenaga kerja yang dapat berubah-ubah

dan penjualan TBS ke pabrik masih dapat dikendalikan dengan tetap

memperhatikan biaya pengeluaran usahatani dan meningkatkan

produktivitas. Hal ini sesuai dengan pendapat salah satu petani yang

mengatakan bahwa:

“mahal ongkos angkut TBSnya krn agak jauh ke pabrik” (04 Juli 2017,

Bapak MK, 53 tahun)

“kalo lambat masuk buah ke pabrik perusahaan, lambat juga

penerimaannya” (05 Juli 2017, Bapak L, 51 tahun)

Page 91: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

70

Menurut Fauziyah (2011) struktur pendapatan yang dimiliki oleh

petani akan mempengaruhi perilaku petani dalam menghadapi risiko. Jika

pendapatan yang dimiliki oleh petani cukup besar maka mereka dapat

melakukan berbagai strategi untuk mengurangi risiko yang hadapi begitu

juga sebaliknya. Pendapatan yang diterima petani kelapa sawit di Desa

Batu Matoru dapat dikatakan cukup menguntungkan.

Keuntungan usahatani kelapa sawit dapat diketehui dengan

analisis R/C ratio. Revenue Cost Ratio merupakan perbandingan antara

total nilai produksi dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam

mengelola usahataninya. R/C ratio juga dapat mengetahui kelayakan

suatu usahatani, apakah usahatani tersebut dapat dilanjutkan atau tidak.

Jika R/C ratio ≥ 1, maka usahatani tesebut layak untuk dikembangkan,

jika R/C ratio ≤ 1, maka usahatani tersebut tidak layak dikembangkan dan

jika R/C ratio = 1, maka usahatani tersebut selalu impas.

Adapun rata-rata perhitungan R/C ratio usahatani kelapa sawit

petani responden Di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten

Mamuju Utara dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Analisis Rata-rata R/C Ratio Petani Kelapa Sawit di Desa Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, 2017.

No. Uraian Fisik

(Kg/Ha/Tahun) Harga

(Rp/Kg) Nilai

(Rp/Tahun)

1 Penerimaan (Rp/Ha/Tahun)

30.656 1.079 33.077.824

2 Total Biaya (Rp/Ha/Tahun) 9.233.251

3 R/C Ratio 3,6

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017.

Page 92: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

71

Tabel 13 menunjukkan bahwa hasil perhitungan nilai R/C ratio dari

usahatani kelapa sawit adalah 3,6. Berdasarkan kriteria nilai R/C ratio

lebih besar dari 1 yang berarti bahwa usahatani yang dilakukan petani

responden menguntungkan. Kegiatan petani dengan R/C Ratio 3,6 dapat

dikatakan layak karena untuk tiap Rp 1.000,- yang dikeluarkan diperoleh

penerimaan sebesar Rp 3.600,- pada akhir produksi.

5.4 Upaya Memitigasi Risiko

5.4.1 Risiko Produksi

Beberapa permasalahan yang paling sering dihadapi oleh petani

yaitu permasalahan mengenai iklim dan pupuk bersubsidi. Petani di Desa

Batu Matoru mengatakan bahwa dengan adanya iklim yang tidak menentu

merupakan risiko utama. Curah hujan yang terus menerus menyebabkan

berbagai macam hama dan penyakit yang menyerang tanaman serta jalan

rusak menuju pabrik kelapa sawit. Untuk mengatasi permasalahan hama

dan penyakit sebaiknya petani melakukan pengamatan secara langsung

pada tanaman. Apabila terjadi tanda-tanda serangan hama dan penyakit,

maka petani segera mempersiapkan obat-obatan yang sesuai untuk

mengatasi hama dan penyakit tersebut. Untuk permasalahan pupuk

bersubsidi, petani dapat meminta stok cadangan kepada ketua kelompok

tani agar pada saat tiba masa pemupukan, petani tidak merasa

kekurangan pupuk atau bisa di beli di toko penjual pupuk yang berada di

ibukota kecamatan.

Page 93: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

72

5.4.2 Risiko Pendapatan

Risiko lain yang sering dihadapi petani yaitu proses pemasukan

buah kelapa sawit ke pabrik perusahaan kadang terlambat diolah. Hal ini

dikarenakan pada saat proses pemasukan buah banyak mobil truk yang

antri sangat lama di luar pabrik dan menyebabkan standar mutu buah

(TBS) kurang sesuai dengan standar mutu buah yang telah disepakati

oleh perusahaan dan petani. Salah satu penyebab antrinya mobil truk

pengangkut buah yaitu karena pemasukan buah petani ke pabrik tidak

sesuai dengan jadwal yang telah diberikan perusahaan sehingga harus

melalui antrian dengan mobil angkut buah petani-petani yang lain. Untuk

mengatasi masalah tersebut, sebaiknya petani lebih memperhatikan

jadwal panen dan pengangkutan buah agar pemasukan buah ke pabrik

dapat dilakukan tepat waktu. Selain itu, petani sebaiknya memperkuat

kelembagaan sehingga ketua lembaga mampu menyampaikan

permasalahan yang dialami kepada pihak indutri pabrik kelapa sawit.

Masalah harga TBS kelapa sawit ini telah ditentukan oleh pusat.

Penetapan harga TBS dibuat sesuai dengan ketentuan di dalam SK

Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 627 Tahun 1998. Harga TBS

ditentukan oleh tim yang terdiri dari dinas perkebunan, wakil perusahaan

inti, dan wakil petani. Untuk mendapatkan harga yang maksimal, upaya

yang perlu dilakukan yaitu petani sebaiknya mampu memperhatikan

kualitas dan mutu TBS agar dapat memperoleh hasil penjualan yang

tinggi.

Page 94: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

73

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada hasil penelitian, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Risiko-risiko yang dihadapi petani di Desa Batu Matoru yaitu risiko

produksi dan risiko pendapatan. Risiko produksi diperoleh nilai

Koefisien Variasi (CV) sebesar 0,0019 dan risiko pendapatan

diperoleh nilai Koefisien Variasi (CV) sebesar 0,034. Artinya,

apabila CV > 0,5 maka risiko produksi usahatani yang ditanggung

petani semakin besar, sedangkan nilai CV ≤ 0,5 maka petani akan

selalu untung atau impas.

2. Upaya yang perlu dilakukan petani dalam memitigasi risiko produksi

dalam usahatani kelapa sawit yaitu petani segera mempersiapkan

obat-obatan yang sesuai untuk mengatasi hama dan penyakit.

Untuk permasalahan pupuk bersubsidi, petani dapat meminta stok

cadangan kepada ketua kelompok tani agar pada saat tiba masa

pemupukan, petani tidak merasa kekurangan pupuk atau bisa

membeli di toko penjual pupuk yang berada di ibukota kecamatan.

Sementara itu, upaya yang perlu dilakukan petani dalam memitigasi

risiko pendapatan dalam usahatani kelapa sawit yaitu sebaiknya

petani lebih memperhatikan jadwal panen dan pengangkutan buah

agar pemasukan buah ke pabrik dapat dilakukan tepat waktu.

Page 95: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

74

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka

disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Bagi petani, hendaknya mampu memperhatikan sumber daya

peralatan yang digunakan dalam berusahatani yaitu dengan

menambah peralatan yang masih kurang sehingga mampu

meningkatkan produkstivitas dalam usahatani kelapa sawit.

2. Bagi petani, sebaiknya memperhatikan penyediaan pasar untuk

penjualan hasil produksi kelapa sawit (Tandan Buah Segar) yaitu

perusahaan yang bermitra dengan memperkuat solidaritas

kelembagaan petani sehingga petani mampu menjual hasil

produksinya tepat waktu.

3. Bagi pemerintah, sebaiknya memperhatikan penyediaan sarana

produksi terutama pupuk maupun permodalan berdasarkan dengan

kebutuhan petani agar dapat mendukung kegiatan usahatani

kelapa sawit yang dilakukan petani di Desa Batu Matoru.

Page 96: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

DAFTAR PUSTAKA

Alviany, Yulia. 2013. Analisis Manajemen Risiko Usahatani Mangga Di Kabupaten Indramayu Jawa Barat (Kasus: Petani Buah Mangga Di Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang-Kabupaten Indramayu). Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Aprilia, Anggi. 2016. Pola Kemitraan PT Unggul Widya Teknologi Lestari dengan Petani Kelapa Sawit. Skripsi. Makassar: Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

Aprizal, 2013. Skripsi. Analisis Daya Saing Usahatani Kelapa Sawit Kabupaten Mukomuko. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Awaluddin. 2014. Kajian Model Pemberdayaan Petani Padi melalui Penggunaan Tiga Media Komunikasi di Kabupaten Bima. https://habitat.ub.ac.id/index.php/habitat/article/download/155/177. Diakses pada tanggal 25 September 2017 pukul 23.56 WITA. Makassar.

Badan Pusat Statistik Sulawesi Barat. 2017. Provinsi Sulawesi Barat dalam Angka 2017.

Basrowi, 2010. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Universitas Lampung. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol.7 No.1:58-81.

Daim, Chamidun. 2003. Pengembangan Kemitraan dan Dukungan Pendanaannya di Bidang Perkebunan. IPB. Bogor.

Darmawi, H. 2004. Manajemen Risiko. Bumi Aksara. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017 Kelapa Sawit Palm Oil.

Downey, W. D dan S. P Erickson, 1992. Manajemen Agribisnis. Erlangga, Jakarta

Effendi, R. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.

Page 97: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Fauzi, Y., Widiastuti Y.S., Satyiawibawa I. Dan Hartono, R. , 2005. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisi Usaha dan Pemasaran Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Fauziyah, E. 2011. Manajemen Risiko Usahatani Padi Sebagai Salah Satu Upaya dalam Mewujudkan Ketahanan Rumah Tangga Petani. http://pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/uploads/ MANAJEMEN-RISIKO-PADA-USAHATANI-PADI-SEBAGAI-SALAH -SATU-UPAYA-DALAM-MEWUJUDKAN-KETAHANAN-PANGAN-RUMAHTANGGA-PETANI-STUDI-KASUS-DI-DESA-TELANG-KECAMATAN-KAMAL.pdf. Diakses pada tanggal 26 September 2017 pukul 19.50 WITA. Makassar.

Firmansyah, Rifdan. 2015. Problematika Perkebunan Indonesia. http://www.lpp.ac.id/2015/10/problematika-perkebunan-indonesia/ #respond. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2017 pukul 21.33 WITA. Makassar.

Fiska, 2013. Kependudukan. CV Pustaka Baca, Surabaya.

Hendrianus. 2017. Efektivitas Pelayanan Publik (Studi Tentang Pemindahan Ibukota Kecamatan Bongan Dari Kampung Muara Kedang Ke Kampung Jambuk Kabupaten Kutai Barat). http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017/03/ Hendrianus%20(03-02-17-11-12-02).pdf. Diakses pada tanggal 21 September 2017 pukul 23.09 WITA. Makassar.

Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hilmawan, Hilman. 2015. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kelapa Sawit dengan Sistem Perkebunan Rakyat (Studi Kasus Petani di Desa Tarippa, Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu Timur). Skripsi. Makassar: Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

Kadarsan, H. W. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kadarsan. 1992. Keuangan Pertanian dan Pembiyaan Perusahaan Agribisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kartikaningsih, Anita. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Petani dalam Berusahatani Tebu. Skrispsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kasim, Muslim. 2006. Karakteristik Kemiskinan di Indonesia dan strategi penanggulangannya. Indomedia Global. Jakarta.

Page 98: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Kementerian Pertanian. 2016. Basis Data Pertanian. https://aplikasi2.pertanian.go.id/bdsp2/id/lokasi. Diakses pada tanggal 9 Februari 2017 pukul 21.39 WITA. Makassar.

Krisnawati. 2017. Persepsi Petani Terhadap Peranan Penyuluh Pertanian. https://ejournal.kemsos.go.id/index.php/SosioKonsepsia/article/download/783/381. Diakses pada tanggal 26 September 2017 pukul 17.22 WITA. Makassar.

Mangoensoekarjo, S. dan H. Samangun, 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. UGM-Press . Yogyakarta.

Mubyarto, dkk. 1989. Masalah dan Prospek Komoditi Perkebunan. UGM-Press. Yogyakarta.

Pahan, I. 2007. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pahan. 2008. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pardosi, Friska. 2010. Analisis Tingkat Resiko bagi Pelaku Agribisnis Kelapa Sawit. Skripsi. Medan: Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Prihatiningtyas, Eko. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2013. Skripsi, Fakultas Ekonomi & Bisnis.

Ritonga, Suminta. 2000. Analisis Kemampuan Finansial Perkebunan Kelapa Sawit (Kasus di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero), Sumatera Utara). Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sapariah. 2015. Analisis Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Kinerja Bagian Perawatan Pada PT. Mulia Bhakti Kahuripan. Jurnal.

Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Soekartawi, Rusmiadi, dan E. Damaijati. 1993. Risiko dan Ketidakpastian dalam Agribisnis (Teori dan Aplikasi). Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Suharyanto, dkk. 2016. Analisis Risiko Produksi Usahatani Padi di Provinsi Bali. https://www.journal.umy.ac.id/index.php/ag/article/ view/1117/1195. Diakses pada tanggal 26 April 2017 pukul 20.51 WITA. Makassar.

Sukamto. 2008. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 99: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Tjiptoherijanto, Prijono. 2001. Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja, Tenaga kerja, dan Peran Serikat Pekerja dalam Peningkatan Kesejahteraan. https://www.bappenas.go.id/files/3513/5211/1083 /prijono__20091015125259__2356__0.pdf. Diakses pada tanggal 25 September 2017 pukul 18.51 WITA. Makassar.

Zen, Ratna Permatasari. 2008. Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat (Studi Kasus: KUD-P3RSU, Desa Aek Nabara, Kecamatan Bila Hulu, Kabupaten Labuhan Batu). Skripsi. Medan:

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Page 100: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Page 101: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 1. Peta Wilayah Kecamatan Lariang

Page 102: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

La

mp

iran

2.

Stru

ktu

r Org

an

isa

si P

T U

nggu

l Wid

ya

Te

kn

olo

gi L

esta

ri

Page 103: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 3. Identitas Petani Responden di Desa Batu Matoru,

Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi

Sulawesi Barat, 2017.

No. Nama JK Umur

(Tahun) Pendidikan

Lama Berusahatani

(Tahun)

Jumlah Tanggungan

Keluarga (Orang)

Luas Lahan (Ha)

Umur Tanaman (Tahun)

1 Jufri LK 49 SD 24 6 2 7

2 Haruna LK 46 SD Tidak

Tamat 20 7 3 6

3 Samang LK 42 SMP 21 5 4 8

4 Misa PR 61 SD 30 6 1 5

5 Saleh LK 46 SD 23 7 6 7

6 Mastang LK 48 SD 28 8 3 6

7 Andi Lidar LK 43 SMA 20 2 2 5

8 Abd Waris LK 51 SMP 28 5 2 6

9 Sitti Nur PR 49 SMP 28 2 2 6

10 Andi Tenri

Dio PR 50 SMP 26 4 2 5

11 Abd Pattah LK 52 SD 28 4 2 7

12 Baddu LK 46 SMP 27 7 5 7

13 Sukur LK 45 SD 27 3 3 5

14 Safar LK 40 SD 18 3 1 6

15 Lisna PR 41 SMP 20 5 2 5

16 Sandi LK 44 SD 26 4 2 9

17 Massang LK 53 SD Tidak

Tamat 24 3 1 9

18 Rahmania PR 51 SD 28 5 2 4

19 Tayib LK 55 SD 28 5 2 5

20 A. Mualifin LK 49 SMA 24 4 2 9

21 Haruna Munu

LK 49 SMP 28 5 2 7

22 Muh Kasim LK 53 SMA 24 3 2 9

23 Mujatun LK 42 SD 20 1 2 9

24 Nur Fitriani PR 39 SMA 18 4 2 4

25 Nurlan LK 45 SD 28 4 2 9

26 Siti

Mardiahti PR 44 SD 28 6 2 4

27 Lamma LK 51 SD 26 4 2 7

28 Sudirman LK 49 SMA 26 5 2 4

29 Ir.Makmur LK 50 S1 28 5 2 4

30 Rusdi Syam

LK 43 SMA 20 5 2 6

31 Dedi LK 41 SMA 20 4 2 5

32 Tunru LK 50 SMP 28 7 3 9

Total 1517 - 792 148 74 204

Rata Rata 47 - 25 5 2 6

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2017.

Page 104: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 4. Risiko-risiko yang Dialami Petani Responden di Desa Batu

Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara,

Provinsi Sulawesi Barat, 2017.

No Nama Pernyataan Petani (Risiko yang Dihadapi)

01 Juli 2017

1 Jufri

“awal-awal 2017 produksi buah sedikit karena hujan terus

menerus jadi agak banyak buah yg cepat busuk jadi tidak

terjual ke perusahaan, tidak sesuai standard dan mutu buah

yang diterima pabrik”

“harga TBS tidak tetap dan sesuai standar mutu nya”

2 Andi Lidar

“subsidi pupuk biasa lambat masuk dari ketua kelompok tani,

jadi beli pupuk di toko Karya Tani yang letaknya di ibukota

kecamatan”

“biaya angkut TBS kadang naik karena jalan rusak sehingga

mobil pengangkut buah sulit mengakses jalan menuju pabrik”

“harga TBS berubah-ubah”

3 Siti Mardiahti

“biaya angkut TBS kadang bervariasi karena jalan rusak”

“antrian mobil angkut buah yang bikin lama”

4 Dedi

“antrian panjang pas mau timbang buah ke perusahaan”

“jarak tempat pengumpulan hasil ke pabrik lumayan jauh, jadi

buah lama dijalan, kurang lebih 40 menit baru sampai ke

pabrik”

“pemanen biasa tdk perhatikan buah sampai kelewat matang”

02 Juli 2017

5 Abd Pattah “harga jual TBS naik turun krn dipengaruhi harga jual CPO

(minyak sawit mentah)”

6 Sandi

“kalo musim hujan, jalanan didalam kebun becek licin, jadi

akses ke jalan poros agak lama dari hari biasanya, selama 15

menit menjadi 30 menit”

7 Saleh

“ada kebun saya di dalam terhambat pertumbuhannya, krn

waktu penanaman bibit agak lambat, ada beberapa tidak

serentak penanamannya”

Page 105: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

8 Samang “semakin bagus jenis pupuk yang dipakai, semakin mahal

juga harganya”

9 Sitti Nur

“saat menimbang di perusahaan, kadang harga jualnya tidak

sesuai dgn harapan”

“terkadang lambat berbuah krn kekurangan pupuk akibat

waktu pemupukan tdk optimal”

03 Juli 2017

10 Andi Tenri Dio

“krn kebutuhan mendesak untuk mendapatkan uang cash

tunai, saya pernah jual TBS di kelompok tani lain sehingga

harganya dikasih murah”

“peralatan masih mau ditambah”

“kalo musim hujan mi yg sampai banjir, nda banyak berbuah

di kebun ku nak”

11 Baddu “truk kadang sampai bermalam kalo antri timbang buah di

perusahaan, jadi berkurang mi mutunya”

12 Sukur

“kadang tukang panen, panen buah yg masih mentah”

“masih antriki di pabrik”

“rendahki mutu produksi buah ku, jadi agak rendah harga

jualnya”

13 Lisna “kalo musim hujan, TBS yg dikumpul banyak berguguran dari

tandannya (brondolan)”

14 Safar

“ongkos angkut buah mahal "

“kurang anggota ku kalo musim panen, mau ditambah tapi

mahal di upahnya”

“pas-pasan cadangan pupuk yg ada”

15 A. Mualifin “orang yg sdh menyemprot kadang kurang bersih caranya

padahal sdh dikasih upahnya di awal”

04 Juli 2017

16 Tayib

“buah yg dijual ke perusahaan kadang tdk sesuai standar

mutu perusahaan”

“lama antri utk masukkan buah ke pabrik”

“pinjam modal di BPR skrg tinggimi bunganya”

17 Massang “pemasukan pupuk subsidi kadang tidak tepat waktu”

18 Rahmania “pernah kena penyakit daun baru saya nda tau obatnya apa”

Page 106: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

“pinjam modal di BPR bunganya terlalu tinggi”

“ongkos angkut ditambai kalo mobil amblas di perjalanan”

19 Nur Fitriani

“buah lambat pertumbuhannya krn kurang dipupuk”

“susah dapat pinjaman modal, terlalu banyak

persyaratannya”

20 Muh Kasim “mahal ongkos angkut TBSnya krn agak jauh ke perusahaan”

21 Mujatun “gara-gara terlalu masak buahnya pas dipanen, jadi banyak

brondolannya”

05 Juli 2017

22 Haruna Munu “anggotaku jarang membersihkan kebun”

23 Lamma “kalo lambat masuk buah ke perusahaan, lambat juga

penerimaannya”

24 Sudirman

“buah kadang lambat dipanen jadi busuk dipohon”

“pupuk saya biasa beli di toko tani, bukan dari kelompok tani

sehingga harganya agak tinggi”

“harga TBS naik turun”

25 Tunru “pernah karena terserang hama rayap, mati pohonnya sama

sekali tdk berbuah”

26 Rusdi Syam

“kalo tdk ada subsidi pupuk, saya biasa beli di toko “Surya”

agak mahal harganya karena tokonya ada di Kecamatan

Sarudu”

“produksi buah ku kadang tdk sesuai standar mutunya

perusahaan”

27 Nurlan “pernah beli racun yg murah, tapi tdk bagus”

28 Ir. Makmur

“kalo turun harga CPO, turun juga harga TBS”

“itulagi kalo macet mesinnya di pabrik, biasa sampai

bermalam antri diluar”

“kadang kalo langka pupuk yang biasa sy pake, jadi naik

harganya dipenjual”

29 Haruna

“pernah waktu banjir tertunda panen buahnya, jadi buah

lewat matang”

Page 107: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2017.

“naik turun harga jadi pendapatan tdk tetap”

30 Misa

“terlalu cepat panen, jadi tdk sesuai standar mutu

perusahaan”

“susahka biasa dapat modal”

“anggota ku kurang rawat peralatan jadi cepat rusak beli baru

lagi”

31 Mastang

“antri mobil pengangkut buah biasa sampai pagi, jadi buah

tinggal beberapa malam”

“pinjam modal di BPR, semakin tinggi bunganya”

32 Abd Waris

“subsidi pupuk kurang, jadi kadang tdk kebagian”

“panjang antrian masukkan buah ke pabrik”

Page 108: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 5. Rata-rata Penerimaan Petani Responden Selama Satu

Tahun di Desa Batu Matoru, Kecamatan lariang, Kabupaten

Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, 2017.

No. Nama

Responden

Luas Lahan (Ha)

Umur Tanaman

(thn)

Produksi (Kg)

Harga (Rp/Kg)

Penerimaan (Rp)

Produktivitas (Kg/Ha)

1 Jufri 2 7 61,840 1,051 64,993,840 30,920

2 Haruna 3 6 93,390 997 93,109,830 31,130

3 Samang 4 8 124,400 1,101 136,964,400 31,100

4 Misa 1 5 30,820 978 30,141,960 30,820

5 Saleh 6 7 183,540 1,051 192,900,540 30,590

6 Mastang 3 6 92,940 997 92,661,180 30,980

7 Andi Lidar 2 5 60,660 978 59,325,480 30,330

8 Abd Waris 2 6 60,320 997 60,139,040 30,160

9 Sitti Nur 2 6 60,040 997 59,859,880 30,020

10 Andi Tenri Dio

2 5 61,160 978 59,814,480 30,580

11 Abd Pattah 2 7 60,380 1,051 63,459,380 30,190

12 Baddu 5 7 151,450 1,501 227,326,450 30,290

13 Sukur 3 5 92,160 978 90,132,480 30,720

14 Safar 1 6 30,340 997 30,248,980 30,340

15 Lisna 2 5 60,360 978 59,032,080 30,180

16 Sandi 2 9 62,060 1,131 70,189,860 31,030

17 Massang 1 9 30,820 1,131 34,857,420 30,820

18 Rahmania 2 4 61,140 936 57,227,040 30,570

19 Tayib 2 5 60,980 978 59,638,440 30,490

20 A.

Mualifin 2 9 61,000 1,131 68,991,000 30,500

21 Haruna Munu

2 7 61,844 1,501 92,827,844 30,922

22 Muh Kasim 2 9 62,660 1,131 70,868,460 31,330

23 Mujatun 2 9 60,780 1,131 68,742,180 30,390

24 Nur Fitriani 2 4 61,800 1,101 68,041,800 30,900

25 Nurlan 2 9 61,200 1,131 69,217,200 30,600

26 Siti Mardiahti

2 4 61,000 1,101 67,161,000 30,500

27 Lamma 2 7 61,980 1,501 93,031,980 30,990

28 Sudirman 2 4 60,620 936 56,740,320 30,310

29 Ir.Makmur 2 4 61,960 936 57,994,560 30,980

30 Rusdi Syam 2 6 61,840 997 61,654,480 30,920

31 Dedi 2 5 61,200 978 59,853,600 30,600

32 Tunru 3 9 92,400 1,131 104,504,400 30,800

Jumlah 74 204 2,269,084 34,512 2,481,651,584 981,002

Rata-rata 2 6 70,909 1,079 77,551,612 30.656

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017.

Page 109: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

La

mp

iran

6.

Bia

ya

P

up

uk P

eta

ni

Re

sp

ond

en S

ela

ma

S

atu

T

ah

un

d

i D

esa

B

atu

M

ato

ru,

Ke

cam

ata

n La

rian

g,

Kab

up

ate

n

Ma

mu

ju U

tara

, Pro

vin

si S

ula

we

si B

ara

t, 201

7.

No

. N

am

a

Re

sp

ond

en

LL

(Ha

)

Um

ur

Ta

na

ma

n

(Ta

hu

n)

KC

l N

PK

Ph

on

ska

To

tal B

iaya

P

up

uk (R

p)

Ju

mla

h

(Kg

/Ha

) Ju

mla

h

(Kg

) H

arg

a

(Rp

/Kg

) B

iaya

(R

p/H

a)

Bia

ya

(R

p)

Ju

mla

h

(Kg

/Ha

) Ju

mla

h

(Kg

) H

arg

a

(Rp

/Kg

) B

iaya

(R

p/H

a)

Bia

ya

(R

p)

1

Ju

fri 2

7

1

27

25

4

6,6

00

83

8,2

00

1,6

76

,40

0

12

7

25

4

5,0

00

63

5,0

00

1,2

70

,00

0

2,9

46

,40

0

2

Ha

run

a

3

6

12

7

38

1

6,6

00

83

8,2

00

2,5

14

,60

0

12

7

38

1

5,0

00

63

5,0

00

1,9

05

,00

0

4,4

19

,60

0

3

Sa

ma

ng

4

8

12

7

50

8

6,6

00

83

8,2

00

3,3

52

,80

0

12

7

50

8

5,0

00

63

5,0

00

2,5

40

,00

0

5,8

92

,80

0

4

Mis

a

1

5

12

7

12

7

6,6

00

83

8,2

00

83

8,2

00

12

7

12

7

5,0

00

63

5,0

00

63

5,0

00

1,4

73

,20

0

5

Sa

leh

6

7

12

7

76

2

6,6

00

83

8,2

00

5,0

29

,20

0

12

7

76

2

5,0

00

63

5,0

00

3,8

10

,00

0

8,8

39

,20

0

6

Ma

sta

ng

3

6

1

27

38

1

6,6

00

83

8,2

00

2,5

14

,60

0

12

7

38

1

5,0

00

63

5,0

00

1,9

05

,00

0

4,4

19

,60

0

7

An

di L

ida

r 2

5

1

27

25

4

6,6

00

83

8,2

00

1,6

76

,40

0

12

7

25

4

5,0

00

63

5,0

00

1,2

70

,00

0

2,9

46

,40

0

8

Ab

d W

aris

2

6

1

27

25

4

6,6

00

83

8,2

00

1,6

76

,40

0

12

7

25

4

5,0

00

63

5,0

00

1,2

70

,00

0

2,9

46

,40

0

9

Sitti N

ur

2

6

12

5

25

0

6,6

00

82

5,0

00

1,6

50

,00

0

12

5

25

0

5,0

00

62

5,0

00

1,2

50

,00

0

2,9

00

,00

0

10

An

di T

en

ri D

io

2

5

12

5

25

0

6,6

00

82

5,0

00

1,6

50

,00

0

12

5

25

0

5,0

00

62

5,0

00

1,2

50

,00

0

2,9

00

,00

0

11

Ab

d P

atta

h

2

7

12

7

25

4

6,6

00

83

8,2

00

1,6

76

,40

0

12

7

25

4

5,0

00

63

5,0

00

1,2

70

,00

0

2,9

46

,40

0

12

Ba

dd

u

5

7

12

7

63

5

6,6

00

83

8,2

00

4,1

91

,00

0

12

7

63

5

5,0

00

63

5,0

00

3,1

75

,00

0

7,3

66

,00

0

13

Su

ku

r 3

5

1

25

37

5

6,6

00

82

5,0

00

2,4

75

,00

0

12

5

37

5

5,0

00

62

5,0

00

1,8

75

,00

0

4,3

50

,00

0

14

Sa

far

1

6

12

7

12

7

6,6

00

83

8,2

00

83

8,2

00

12

7

12

7

5,0

00

63

5,0

00

63

5,0

00

1,4

73

,20

0

15

Lis

na

2

5

12

6

25

2

6,6

00

83

1,6

00

1,6

63

,20

0

12

6

25

2

5,0

00

63

0,0

00

1,2

60

,00

0

2,9

23

,20

0

16

Sa

nd

i 2

9

1

27

25

4

6,6

00

83

8,2

00

1,6

76

,40

0

12

7

25

4

5,0

00

63

5,0

00

1,2

70

,00

0

2,9

46

,40

0

17

Ma

ssa

ng

1

9

12

7

12

7

6,6

00

83

8,2

00

83

8,2

00

12

7

12

7

5,0

00

63

5,0

00

63

5,0

00

1,4

73

,20

0

18

Ra

hm

ania

2

4

1

27

25

4

6,6

00

83

8,2

00

1,6

76

,40

0

12

7

25

4

5,0

00

63

5,0

00

1,2

70

,00

0

2,9

46

,40

0

19

Ta

yib

2

5

1

26

25

2

6,6

00

83

1,6

00

1,6

63

,20

0

12

6

25

2

5,0

00

63

0,0

00

1,2

60

,00

0

2,9

23

,20

0

20

A. M

ua

lifin

2

9

12

5

25

0

6,6

00

82

5,0

00

1,6

50

,00

0

12

5

25

0

5,0

00

62

5,0

00

1,2

50

,00

0

2,9

00

,00

0

Page 110: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

21

H

aru

na

M

un

u

2

7

12

7

25

4

6,6

00

83

8,2

00

1,6

76

,40

0

12

7

25

4

5,0

00

63

5,0

00

1,2

70

,00

0

2,9

46

,40

0

22

Mu

h K

asim

2

9

1

25

25

0

6,6

00

82

5,0

00

1,6

50

,00

0

12

5

25

0

5,0

00

62

5,0

00

1,2

50

,00

0

2,9

00

,00

0

23

Mu

jatu

n

2

9

12

6

25

2

6,6

00

83

1,6

00

1,6

63

,20

0

12

6

25

2

5,0

00

63

0,0

00

1,2

60

,00

0

2,9

23

,20

0

24

Nu

r Fitria

ni

2

4

12

6

25

2

6,6

00

83

1,6

00

1,6

63

,20

0

12

6

25

2

5,0

00

63

0,0

00

1,2

60

,00

0

2,9

23

,20

0

25

Nu

rlan

2

9

12

7

25

4

6,6

00

83

8,2

00

1,6

76

,40

0

12

7

25

4

5,0

00

63

5,0

00

1,2

70

,00

0

2,9

46

,40

0

26

Siti

Ma

rdia

hti

2

4

12

5

25

0

6,6

00

82

5,0

00

1,6

50

,00

0

12

5

25

0

5,0

00

62

5,0

00

1,2

50

,00

0

2,9

00

,00

0

27

La

mm

a

2

7

12

7

25

4

6,6

00

83

8,2

00

1,6

76

,40

0

12

7

25

4

5,0

00

63

5,0

00

1,2

70

,00

0

2,9

46

,40

0

28

Su

dirm

an

2

4

12

5

25

0

6,6

00

82

5,0

00

1,6

50

,00

0

12

5

25

0

5,0

00

62

5,0

00

1,2

50

,00

0

2,9

00

,00

0

29

Ir.Ma

km

ur

2

4

12

7

25

4

6,6

00

83

8,2

00

1,6

76

,40

0

12

7

25

4

5,0

00

63

5,0

00

1,2

70

,00

0

2,9

46

,40

0

30

Ru

sd

i Syam

2

6

1

26

25

1

6,6

00

82

8,3

00

1,6

56

,60

0

12

6

25

1

5,0

00

62

7,5

00

1,2

55

,00

0

2,9

11

,60

0

31

De

di

2

5

12

5

25

0

6,6

00

82

5,0

00

1,6

50

,00

0

12

5

25

0

5,0

00

62

5,0

00

1,2

50

,00

0

2,9

00

,00

0

32

Tu

nru

3

9

1

27

38

1

6,6

00

83

8,2

00

2,5

14

,60

0

12

7

38

1

5,0

00

63

5,0

00

1,9

05

,00

0

4,4

19

,60

0

To

tal

74

20

4

4,0

43

9,3

53

21

1,2

00

26

,680

,500

61

,729

,800

4,0

43

9,3

53

16

0,0

00

20

,212

,500

46

,765

,000

10

8,4

94

,80

0

Ra

ta-ra

ta

2

6

12

6

29

2

6,6

00

83

3,7

66

1,9

29

,05

6

12

6

29

2

5,0

00

63

1,6

41

1,4

61

,40

6

3,3

90

,46

3

Su

mb

er: D

ata

Prim

er S

ete

lah

Dio

lah

, 20

17.

Page 111: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

La

mp

iran

7.

Bia

ya

He

rbis

ida

Peta

ni R

esp

ond

en S

ela

ma

Sa

tu T

ahu

n d

i De

sa

Ba

tu M

ato

ru, K

eca

ma

tan

La

rian

g, K

ab

up

ate

n

Ma

mu

ju U

tara

, Pro

vin

si S

ula

we

si B

ara

t, 201

7.

No

. N

am

a

Re

sp

ond

en

LL

(H

a)

Prim

a U

p

Gra

mo

xo

ne

T

ota

l Bia

ya

H

erb

isid

a

(Rp

) Ju

mla

h

(Lite

r/Ha

) Ju

mla

h

(Lite

r) H

arg

a

(Rp

/Lite

r) B

iaya

(R

p/H

a)

Bia

ya

(R

p)

Ju

mla

h

(Lite

r/Ha

) Ju

mla

h

(Lite

r) H

arg

a

(Rp

/Lite

r) B

iaya

(R

p/H

a)

Bia

ya

(R

p)

1

Ju

fri 2

3

6

7

2,0

00

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

2

Ha

run

a

3

3

9

72

,000

21

6,0

00

64

8,0

00

3

9

55

,000

16

5,0

00

49

5,0

00

1,1

43

,00

0

3

Sa

ma

ng

4

3

12

72

,000

21

6,0

00

86

4,0

00

3

12

55

,000

16

5,0

00

66

0,0

00

1,5

24

,00

0

4

Mis

a

1

3

3

72

,000

21

6,0

00

21

6,0

00

3

3

55

,000

16

5,0

00

16

5,0

00

38

1,0

00

5

Sa

leh

6

3

18

72

,000

21

6,0

00

1,2

96

,00

0

3

18

55

,000

16

5,0

00

99

0,0

00

2,2

86

,00

0

6

Ma

sta

ng

3

3

9

7

2,0

00

21

6,0

00

64

8,0

00

3

9

55

,000

16

5,0

00

49

5,0

00

1,1

43

,00

0

7

An

di L

ida

r 2

3

6

7

2,0

00

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

8

Ab

d W

aris

2

3

6

7

2,0

00

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

9

Sitti N

ur

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

10

An

di T

en

ri Dio

2

3

6

7

2,0

00

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

11

Ab

d P

atta

h

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

12

Ba

dd

u

5

3

15

72

,000

21

6,0

00

1,0

80

,00

0

3

15

55

,000

16

5,0

00

82

5,0

00

1,9

05

,00

0

13

Su

ku

r 3

3

9

7

2,0

00

21

6,0

00

64

8,0

00

3

9

55

,000

16

5,0

00

49

5,0

00

1,1

43

,00

0

14

Sa

far

1

3

3

72

,000

21

6,0

00

21

6,0

00

3

3

55

,000

16

5,0

00

16

5,0

00

38

1,0

00

15

Lis

na

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

16

Sa

nd

i 2

3

6

7

2,0

00

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

17

Ma

ssa

ng

1

3

3

72

,000

21

6,0

00

21

6,0

00

3

3

55

,000

16

5,0

00

16

5,0

00

38

1,0

00

18

Ra

hm

ania

2

3

6

7

2,0

00

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

19

Ta

yib

2

3

6

7

2,0

00

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

20

A. M

ua

lifin

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

21

Ha

run

a M

un

u

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

22

Mu

h K

asim

2

3

6

7

2,0

00

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

23

Mu

jatu

n

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

24

Nu

r Fitria

ni

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

Page 112: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

25

N

urla

n

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

26

Siti M

ard

iah

ti 2

3

6

7

2,0

00

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

27

La

mm

a

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

28

Su

dirm

an

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

29

Ir.Ma

km

ur

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

30

Ru

sd

i Syam

2

3

6

7

2,0

00

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

31

De

di

2

3

6

72

,000

21

6,0

00

43

2,0

00

3

6

55

,000

16

5,0

00

33

0,0

00

76

2,0

00

32

Tu

nru

3

3

9

7

2,0

00

21

6,0

00

64

8,0

00

3

9

55

,000

16

5,0

00

49

5,0

00

1,1

43

,00

0

Ju

mla

h

74

96

22

2

2,3

04

,00

0

6,9

12

,00

0

15

,984

,000

96

22

2

1,7

60

,00

0

5,2

80

,00

0

12

,210

,000

28

,194

,000

Ra

ta-ra

ta

2

3

7

72

,000

21

6,0

00

49

9,5

00

3

7

55

,000

16

5,0

00

38

1,5

63

88

1,0

63

Su

mb

er: D

ata

Prim

er S

ete

lah

Dio

lah

, 20

17.

Page 113: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

La

mp

iran

8.

Bia

ya

T

en

aga

Ke

rja

Pe

tan

i R

espo

nd

en

Se

lam

a

Sa

tu

Tah

un

di

De

sa

B

atu

M

ato

ru,

Ke

ca

ma

tan

L

aria

ng,

Ka

bup

ate

n M

am

uju

Uta

ra, P

rovin

si S

ula

we

si B

ara

t, 201

7.

No.

Nam

a

Responden

Luas

Lahan

(Ha)

Pem

upukan

Penyem

pro

tan

Pem

bers

ihan

Lahan

Panen

Pengangkuta

n

Tota

l Bia

ya T

enaga K

erja

(Rp)

(Rp/H

a)

(Rp)

(Rp/H

a)

(Rp)

(Rp/H

a)

(Rp)

(Rp/H

a)

(Rp)

(Rp/H

a)

(Rp)

(Rp/H

a)

1

Jufri

2

101.6

00

50,8

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,4

56,4

71

2.7

28.2

35

6.1

84.0

00

3,0

92,0

00

14,7

42,0

71

7,3

71,0

36

2

Haru

na

3

152.4

00

50,8

00

900.0

00

300,0

00

3.6

00.0

00

1,2

00,0

00

8,2

40,2

94

2.7

46.7

65

9.3

39.0

00

3,1

13,0

00

22,2

31,6

94

7,4

10,5

65

3

Sam

ang

4

203.2

00

50,8

00

1.2

00.0

00

300,0

00

4.8

00.0

00

1,2

00,0

00

10,9

76,4

71

2.7

44.1

18

12.4

40.0

00

3,1

10,0

00

29,6

19,6

71

7,4

04,9

18

4

Mis

a

1

50.8

00

50,8

00

300.0

00

300,0

00

1.2

00.0

00

1,2

00,0

00

2,7

19,4

12

2.7

19.4

12

3.0

82.0

00

3,0

82,0

00

7,3

52,2

12

7,3

52,2

12

5

Sale

h

6

304.8

00

50,8

00

1.8

00.0

00

300,0

00

7.2

00.0

00

1,2

00,0

00

16,1

94,7

06

2.6

99.1

18

18.3

54.0

00

3,0

59,0

00

43,8

53,5

06

7,3

08,9

18

6

Masta

ng

3

152.4

00

50,8

00

900.0

00

300,0

00

3.6

00.0

00

1,2

00,0

00

8,2

00,5

88

2.7

33.5

29

9.2

94.0

00

3,0

98,0

00

22,1

46,9

88

7,3

82,3

29

7

Andi L

idar

2

101.6

00

50,8

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,3

52,3

53

2.6

76.1

76

6.0

66.0

00

3,0

33,0

00

14,5

19,9

53

7,2

59,9

77

8

Abd W

aris

2

101.6

00

50,8

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,3

22,3

53

2.6

61.1

76

6.0

32.0

00

3,0

16,0

00

14,4

55,9

53

7,2

27,9

77

9

Sitti N

ur

2

100.0

00

50,0

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,2

97,6

47

2.6

48.8

24

6.0

04.0

00

3,0

02,0

00

14,4

01,6

47

7,2

00,8

24

10

Andi T

enri

Dio

2

100.0

00

50,0

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,3

96,4

71

2.6

98.2

35

6.1

16.0

00

3,0

58,0

00

14,6

12,4

71

7,3

06,2

36

11

Abd P

atta

h

2

101.6

00

50,8

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,3

27,6

47

2.6

63.8

24

6.0

38.0

00

3,0

19,0

00

14,4

67,2

47

7,2

33,6

24

12

Baddu

5

254.0

00

50,8

00

1.5

00.0

00

300,0

00

6.0

00.0

00

1,2

00,0

00

13,3

63,2

35

2.6

72.6

47

15.1

45.0

00

3,0

29,0

00

36,2

62,2

35

7,2

52,4

47

13

Sukur

3

150.0

00

50,0

00

900.0

00

300,0

00

3.6

00.0

00

1,2

00,0

00

8,1

31,7

65

2.7

10.5

88

9.2

16.0

00

3,0

72,0

00

21,9

97,7

65

7,3

32,5

88

14

Safa

r 1

50.8

00

50,8

00

300.0

00

300,0

00

1.2

00.0

00

1,2

00,0

00

2,6

77,0

59

2.6

77.0

59

3.0

34.0

00

3,0

34,0

00

7,2

61,8

59

7,2

61,8

59

15

Lis

na

2

100.8

00

50,4

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,3

25,8

82

2.6

62.9

41

6.0

36.0

00

3,0

18,0

00

14,4

62,6

82

7,2

31,3

41

16

Sandi

2

101.6

00

50,8

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,4

75,8

82

2.7

37.9

41

6.2

06.0

00

3,1

03,0

00

14,7

83,4

82

7,3

91,7

41

17

Massang

1

50.8

00

50,8

00

300.0

00

300,0

00

1.2

00.0

00

1,2

00,0

00

2,7

19,4

12

2.7

19.4

12

3.0

82.0

00

3,0

82,0

00

7,3

52,2

12

7,3

52,2

12

18

Rahm

ania

2

101.6

00

50,8

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,3

94,7

06

2.6

97.3

53

6.1

14.0

00

3,0

57,0

00

14,6

10,3

06

7,3

05,1

53

19

Tayib

2

100.8

00

50,4

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,3

80,5

88

2.6

90.2

94

6.0

98.0

00

3,0

49,0

00

14,5

79,3

88

7,2

89,6

94

20

A.

Mualifin

2

100.0

00

50,0

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,3

82,3

53

2.6

91.1

76

6.1

00.0

00

3,0

50,0

00

14,5

82,3

53

7,2

91,1

77

21

Haru

na

Munu

2

101.6

00

50,8

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,4

56,8

24

2.7

28.4

12

6.1

84.4

00

3,0

92,2

00

14,7

42,8

24

7,3

71,4

12

Page 114: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

22

Muh K

asim

2

100.0

00

50,0

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,5

28,8

24

2.7

64.4

12

6.2

66.0

00

3,1

33,0

00

14,8

94,8

24

7,4

47,4

12

23

Muja

tun

2

100.8

00

50,4

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,3

62,9

41

2.6

81.4

71

6.0

78.0

00

3,0

39,0

00

14,5

41,7

41

7,2

70,8

71

24

Nur F

itriani

2

100.8

00

50,4

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,4

52,9

41

2.7

26.4

71

6.1

80.0

00

3,0

90,0

00

14,7

33,7

41

7,3

66,8

71

25

Nurla

n

2

101.6

00

50,8

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,4

00,0

00

2.7

00.0

00

6.1

20.0

00

3,0

60,0

00

14,6

21,6

00

7,3

10,8

00

26

Siti

Mard

iahti

2

100.0

00

50,0

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,3

82,3

53

2.6

91.1

76

6.1

00.0

00

3,0

50,0

00

14,5

82,3

53

7,2

91,1

77

27

Lam

ma

2

101.6

00

50,8

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,4

68,8

24

2.7

34.4

12

6.1

98.0

00

3,0

99,0

00

14,7

68,4

24

7,3

84,2

12

28

Sudirm

an

2

100.0

00

50,0

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,3

48,8

24

2.6

74.4

12

6.0

62.0

00

3,0

31,0

00

14,5

10,8

24

7,2

55,4

12

29

Ir.Makm

ur

2

101.6

00

50,8

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,4

67,0

59

2.7

33.5

29

6.1

96.0

00

3,0

98,0

00

14,7

64,6

59

7,3

82,3

30

30

Rusdi S

yam

2

100.4

00

50,2

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,4

56,4

71

2.7

28.2

35

6.1

84.0

00

3,0

92,0

00

14,7

40,8

71

7,3

70,4

36

31

Dedi

2

100.0

00

50,0

00

600.0

00

300,0

00

2.4

00.0

00

1,2

00,0

00

5,4

00,0

00

2.7

00.0

00

6.1

20.0

00

3,0

60,0

00

14,6

20,0

00

7,3

10,0

00

32

Tunru

3

152.4

00

50,8

00

900.0

00

300,0

00

3.6

00.0

00

1,2

00,0

00

8,1

52,9

41

2.7

17.6

47

9.2

40.0

00

3,0

80,0

00

22,0

45,3

41

7,3

48,4

47

Jum

lah

74

3.7

41,2

00

1,6

17,0

00

22.2

00.0

00

9,6

00,0

00

88.8

00.0

00

38,4

00,0

00

200,2

13,2

97

86.5

59.0

00

226.9

08.4

00

98,1

00,2

00

541,8

62,8

97

234,2

76,2

02

Rata

-rata

2

116,9

13

50,5

31

693.7

50

300,0

00

2.7

75.0

00

1,2

00,0

00

6,2

56,6

66

2.7

04.9

69

7.0

90.8

88

3,0

65,6

31

16,9

33,2

16

7,3

21,1

31

Su

mb

er: D

ata

Prim

er S

ete

lah

Dio

lah

, 20

17.

Page 115: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

La

mp

iran

9.

Nila

i Pe

nyu

su

tan

Ala

t Pe

tan

i Re

sp

ond

en d

i De

sa

Ba

tu M

ato

ru, K

eca

mata

n L

aria

ng, K

abu

pa

ten M

am

uju

Uta

ra,

Pro

vin

si S

ula

we

si B

ara

t, 201

7.

No

. R

esp

Ge

rob

ak

Po

mp

a S

em

pro

t

Ju

mla

h

(Un

it)

Nila

i (Rp

) U

mu

r (T

ah

un

) N

PA

(Rp

) Ju

mla

h

(Un

it)

Nila

i (Rp

) U

mu

r (T

ah

un

) N

PA

(Rp

) B

aru

L

am

a

Ba

ru

La

ma

1

1

41

0,0

00

37

5,0

00

5

7,0

00

1

40

0,0

00

35

0,0

00

5

10

,000

2

1

40

0,0

00

35

0,0

00

5

10

,000

1

42

5,0

00

40

0,0

00

5

5,0

00

3

2

45

0,0

00

33

0,0

00

8

30

,000

2

38

0,0

00

35

0,0

00

4

15

,000

4

1

37

5,0

00

35

0,0

00

4

6,2

50

1

40

0,0

00

37

0,0

00

5

6,0

00

5

2

40

0,0

00

34

5,0

00

5

22

,000

4

40

0,0

00

38

5,0

00

5

12

,000

6

1

40

0,0

00

38

0,0

00

2

10

,000

2

41

5,0

00

40

0,0

00

4

7,5

00

7

1

40

0,0

00

37

5,0

00

5

5,0

00

2

40

0,0

00

38

0,0

00

4

10

,000

8

1

42

5,0

00

37

5,0

00

5

10

,000

2

41

5,0

00

40

0,0

00

5

6,0

00

9

1

40

0,0

00

37

5,0

00

5

5,0

00

1

42

0,0

00

41

0,0

00

4

2,5

00

10

1

41

5,0

00

35

0,0

00

5

13

,000

1

44

0,0

00

42

5,0

00

2

7,5

00

11

1

40

0,0

00

35

0,0

00

5

10

,000

1

40

0,0

00

38

0,0

00

4

5,0

00

12

2

40

0,0

00

33

0,0

00

7

20

,000

2

42

0,0

00

40

0,0

00

5

8,0

00

13

1

40

0,0

00

37

0,0

00

4

7,5

00

3

40

0,0

00

37

5,0

00

6

12

,500

14

1

40

0,0

00

37

0,0

00

5

6,0

00

1

40

0,0

00

38

0,0

00

5

4,0

00

15

1

41

5,0

00

35

5,0

00

6

10

,000

1

41

5,0

00

39

5,0

00

4

5,0

00

16

1

40

0,0

00

37

5,0

00

5

5,0

00

2

41

5,0

00

40

0,0

00

2

15

,000

17

1

40

0,0

00

35

0,0

00

5

10

,000

1

42

0,0

00

40

0,0

00

5

4,0

00

18

1

40

0,0

00

35

0,0

00

4

12

,500

2

40

0,0

00

37

5,0

00

5

10

,000

19

1

40

0,0

00

37

5,0

00

5

5,0

00

2

40

0,0

00

37

5,0

00

5

10

,000

20

1

37

5,0

00

30

0,0

00

6

12

,500

1

38

0,0

00

36

0,0

00

4

5,0

00

Page 116: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

21

1

4

00

,00

0

36

0,0

00

5

8,0

00

1

38

0,0

00

35

5,0

00

5

5,0

00

22

1

42

5,0

00

35

0,0

00

6

12

,500

1

40

0,0

00

38

0,0

00

2

10

,000

23

1

40

0,0

00

37

0,0

00

5

6,0

00

1

38

0,0

00

35

0,0

00

4

7,5

00

24

1

40

0,0

00

37

0,0

00

5

6,0

00

2

40

0,0

00

38

0,0

00

4

10

,000

25

1

40

0,0

00

34

5,0

00

5

11

,000

1

42

5,0

00

40

0,0

00

5

5,0

00

26

1

40

0,0

00

30

0,0

00

8

12

,500

1

42

0,0

00

38

0,0

00

5

8,0

00

27

1

40

0,0

00

35

0,0

00

5

10

,000

1

40

0,0

00

37

0,0

00

4

7,5

00

28

1

40

0,0

00

37

5,0

00

5

5,0

00

2

32

0,0

00

30

0,0

00

2

20

,000

29

1

41

5,0

00

35

0,0

00

5

13

,000

2

40

0,0

00

38

0,0

00

4

10

,000

30

1

40

0,0

00

34

5,0

00

5

11

,000

1

38

0,0

00

36

5,0

00

2

7,5

00

31

1

38

5,0

00

36

5,0

00

4

5,0

00

2

42

0,0

00

39

5,0

00

4

12

,500

32

1

40

0,0

00

37

0,0

00

4

7,5

00

2

40

0,0

00

37

0,0

00

5

12

,000

Ju

mla

h

35

12

,890

,000

11

,380

,000

16

3

32

4,2

50

50

12

,870

,000

12

,135

,000

13

4

27

5,0

00

Ra

ta-ra

ta

1

40

2,8

13

35

5,6

25

5

10

,133

2

40

2,1

88

37

9,2

19

4

8,5

94

Su

mb

er: D

ata

Prim

er S

ete

lah

Dio

lah

, 20

17.

Page 117: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

La

mp

iran

9. L

an

juta

n

No

. R

esp

Pa

ran

g

Ca

ng

kul

Ju

mla

h

(Un

it)

Nila

i (Rp

) U

mu

r (T

ah

un

) N

PA

(Rp

) Ju

mla

h

(Un

it)

Nila

i (Rp

) U

mu

r (T

ah

un

) N

PA

(Rp

) B

aru

L

am

a

Ba

ru

La

ma

1

2

55

,000

20

,000

5

14

,000

2

70

,000

55

,000

4

7,5

00

2

2

50

,000

30

,000

4

10

,000

2

65

,000

45

,000

5

8,0

00

3

2

50

,000

25

,000

4

12

,500

2

65

,000

50

,000

5

6,0

00

4

2

50

,000

40

,000

2

10

,000

- -

- -

-

5

3

55

,000

25

,000

6

15

,000

2

70

,000

65

,000

2

5,0

00

6

1

55

,000

20

,000

5

7,0

00

2

70

,000

50

,000

4

10

,000

7

1

45

,000

15

,000

6

5,0

00

1

68

,000

56

,000

6

2,0

00

8

2

45

,000

20

,000

5

10

,000

1

70

,000

60

,000

4

2,5

00

9

2

50

,000

35

,000

3

10

,000

1

65

,000

45

,000

5

4,0

00

10

1

50

,000

20

,000

6

5,0

00

- -

- -

-

11

2

50

,000

30

,000

5

8,0

00

2

70

,000

50

,000

5

8,0

00

12

3

55

,000

40

,000

5

9,0

00

2

75

,000

60

,000

4

7,5

00

13

2

50

,000

15

,000

7

10

,000

- -

- -

-

14

1

50

,000

45

,000

1

5,0

00

1

70

,000

65

,000

1

5,0

00

15

1

50

,000

35

,000

3

5,0

00

- -

- -

-

16

1

50

,000

37

,000

2

6,5

00

2

65

,000

50

,000

4

7,5

00

17

2

50

,000

30

,000

4

10

,000

2

75

,000

70

,000

1

10

,000

18

2

50

,000

40

,000

2

10

,000

- -

- -

-

19

2

50

,000

36

,000

4

7,0

00

- -

- -

-

20

1

55

,000

45

,000

2

5,0

00

2

70

,000

55

,000

5

6,0

00

21

2

55

,000

40

,000

3

10

,000

1

65

,000

55

,000

4

2,5

00

Page 118: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

22

1

5

5,0

00

45

,000

2

5,0

00

2

65

,000

56

,000

3

6,0

00

23

1

45

,000

38

,000

2

3,5

00

2

70

,000

65

,000

4

2,5

00

24

2

45

,000

40

,000

2

5,0

00

- -

- -

-

25

2

55

,000

40

,000

3

10

,000

2

60

,000

47

,000

5

5,2

00

26

1

50

,000

26

,000

4

6,0

00

- -

- -

-

27

2

50

,000

30

,000

4

10

,000

1

70

,000

60

,000

5

2,0

00

28

2

50

,000

26

,000

5

9,6

00

- -

- -

-

29

1

50

,000

45

,000

1

5,0

00

- -

- -

-

30

2

55

,000

46

,000

3

6,0

00

1

70

,000

55

,000

5

3,0

00

31

2

55

,000

37

,000

4

9,0

00

1

75

,000

65

,000

4

2,5

00

32

2

50

,000

32

,000

4

9,0

00

2

60

,000

50

,000

1

20

,000

Ju

mla

h

55

1,6

30

,00

0

1,0

48

,00

0

11

8

26

2,1

00

36

1,5

03

,00

0

1,2

29

,00

0

86

13

2,7

00

Ra

ta-ra

ta

2

50

,938

32

,750

4

8,1

91

1

46

,969

38

,406

3

4,1

47

Su

mb

er: D

ata

Prim

er S

ete

lah

Dio

lah

, 20

17.

Page 119: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

La

mp

iran

9. L

an

juta

n

No

. R

esp

Eg

gre

k

Do

do

s

To

tal N

ilai

Pe

nyu

su

tan

Ala

t (R

p)

Ju

mla

h

(Un

it)

Nila

i (Rp

) U

mu

r (T

ah

un

) N

PA

(Rp

) Ju

mla

h

(Un

it)

Nila

i (Rp

) U

mu

r (T

ah

un

) N

PA

(Rp

) B

aru

L

am

a

Ba

ru

La

ma

1

1

15

0,0

00

13

5,0

00

5

3,0

00

1

75

,000

70

,000

2

2,5

00

44

,000

2

2

15

0,0

00

10

0,0

00

4

25

,000

1

75

,000

65

,000

4

2,5

00

60

,500

3

2

20

0,0

00

18

0,0

00

5

8,0

00

1

85

,000

75

,000

2

5,0

00

76

,500

4

1

15

0,0

00

10

0,0

00

5

10

,000

1

75

,000

60

,000

3

5,0

00

37

,250

5

3

15

5,0

00

13

0,0

00

6

12

,500

2

80

,000

50

,000

2

30

,000

96

,500

6

2

15

5,0

00

14

0,0

00

4

7,5

00

1

85

,000

60

,000

2

12

,500

54

,500

7

1

15

5,0

00

12

0,0

00

10

3,5

00

1

85

,000

75

,000

4

2,5

00

28

,000

8

1

20

0,0

00

18

5,0

00

4

3,7

50

1

75

,000

60

,000

2

7,5

00

39

,750

9

1

15

0,0

00

14

0,0

00

2

5,0

00

1

75

,000

60

,000

2

7,5

00

34

,000

10

1

15

5,0

00

13

5,0

00

4

5,0

00

1

85

,000

70

,000

2

7,5

00

38

,000

11

2

15

0,0

00

13

5,0

00

5

6,0

00

1

80

,000

70

,000

4

2,5

00

39

,500

12

3

16

5,0

00

15

0,0

00

5

9,0

00

2

80

,000

65

,000

4

7,5

00

61

,000

13

2

15

0,0

00

13

5,0

00

5

6,0

00

1

75

,000

60

,000

2

7,5

00

43

,500

14

1

15

5,0

00

12

5,0

00

8

3,7

50

1

75

,000

55

,000

4

5,0

00

28

,750

15

1

15

0,0

00

13

5,0

00

5

3,0

00

1

80

,000

65

,000

3

5,0

00

28

,000

16

1

15

0,0

00

14

0,0

00

2

5,0

00

1

75

,000

65

,000

2

5,0

00

44

,000

17

1

16

5,0

00

15

5,0

00

4

2,5

00

1

80

,000

70

,000

2

5,0

00

41

,500

18

1

16

5,0

00

14

5,0

00

5

4,0

00

1

80

,000

75

,000

2

2,5

00

39

,000

19

2

15

0,0

00

12

5,0

00

8

6,2

50

1

75

,000

60

,000

2

7,5

00

35

,750

20

1

15

0,0

00

13

5,0

00

4

3,7

50

1

75

,000

70

,000

1

5,0

00

37

,250

21

2

15

5,0

00

14

5,0

00

5

4,0

00

1

75

,000

70

,000

2

2,5

00

32

,000

Page 120: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

22

2

1

50

,00

0

13

5,0

00

2

15

,000

2

85

,000

80

,000

1

10

,000

58

,500

23

2

15

0,0

00

11

5,0

00

5

14

,000

2

85

,000

75

,000

2

10

,000

43

,500

24

2

15

0,0

00

14

5,0

00

1

10

,000

1

75

,000

60

,000

2

7,5

00

38

,500

25

1

20

0,0

00

18

5,0

00

2

7,5

00

1

75

,000

65

,000

2

5,0

00

43

,700

26

1

15

0,0

00

12

5,0

00

5

5,0

00

1

85

,000

80

,000

1

5,0

00

36

,500

27

1

15

5,0

00

14

5,0

00

4

2,5

00

1

75

,000

65

,000

2

5,0

00

37

,000

28

2

15

0,0

00

13

5,0

00

5

6,0

00

2

75

,000

60

,000

2

15

,000

55

,600

29

2

15

5,0

00

13

5,0

00

5

8,0

00

1

85

,000

70

,000

2

7,5

00

43

,500

30

2

15

5,0

00

14

5,0

00

4

5,0

00

1

80

,000

40

,000

4

10

,000

42

,500

31

2

15

0,0

00

11

5,0

00

5

14

,000

1

80

,000

70

,000

2

5,0

00

48

,000

32

2

20

0,0

00

18

5,0

00

5

6,0

00

2

85

,000

80

,000

1

10

,000

64

,500

Ju

mla

h

51

5,0

90

,00

0

4,4

55

,00

0

14

8

22

9,5

00

38

2,5

30

,00

0

2,1

15

,00

0

74

22

7,5

00

1,4

51

,05

0

Ra

ta-ra

ta

2

15

9,0

63

13

9,2

19

5

7,1

72

1

79

,063

66

,094

2

7,1

09

45

,345

Su

mb

er: D

ata

Prim

er S

ete

lah

Dio

lah

, 20

17.

Page 121: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 10. Biaya Variabel Petani Responden di Desa Batu Matoru,

Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi

Sulawesi Barat, 2017.

No. Nama

Responden Biaya Pupuk

(Rp) Biaya Herbisida

(Rp) Biaya Tenaga

Kerja (Rp) Total Biaya

Variabel (Rp)

1 Jufri 2,946,400 762,000 14,742,071 18,831,471

2 Haruna 4,419,600 1,143,000 22,231,694 27,393,794

3 Samang 5,892,800 1,524,000 29,619,671 37,798,471

4 Misa 1,473,200 381,000 7,352,212 9,072,912

5 Saleh 8,839,200 2,286,000 43,853,506 56,121,706

6 Mastang 4,419,600 1,143,000 22,146,988 27,309,088

7 Andi Lidar 2,946,400 762,000 14,519,953 17,796,353

8 Abd Waris 2,946,400 762,000 14,455,953 17,732,353

9 Sitti Nur 2,900,000 762,000 14,401,647 17,796,647

10 Andi Tenri Dio 2,900,000 762,000 14,612,471 18,007,471

11 Abd Pattah 2,946,400 762,000 14,467,247 18,556,647

12 Baddu 7,366,000 1,905,000 36,262,235 46,485,735

13 Sukur 4,350,000 1,143,000 21,997,765 27,090,265

14 Safar 1,473,200 381,000 7,261,859 8,982,559

15 Lisna 2,923,200 762,000 14,462,682 17,880,882

16 Sandi 2,946,400 762,000 14,783,482 18,872,882

17 Massang 1,473,200 381,000 7,352,212 9,396,912

18 Rahmania 2,946,400 762,000 14,610,306 17,886,706

19 Tayib 2,923,200 762,000 14,579,388 17,832,588

20 A. Mualifin 2,900,000 762,000 14,582,353 18,625,353

21 Haruna Munu 2,946,400 762,000 14,742,824 18,832,224

22 Muh Kasim 2,900,000 762,000 14,894,824 18,937,824

23 Mujatun 2,923,200 762,000 14,541,741 18,607,941

24 Nur Fitriani 2,923,200 762,000 14,733,741 18,151,941

25 Nurlan 2,946,400 762,000 14,621,600 18,330,000

26 Siti Mardiahti 2,900,000 762,000 14,582,353 17,977,353

27 Lamma 2,946,400 762,000 14,768,424 18,857,824

28 Sudirman 2,900,000 762,000 14,510,824 17,905,824

29 Ir.Makmur 2,946,400 762,000 14,764,659 18,206,059

30 Rusdi Syam 2,911,600 762,000 14,740,871 18,147,471

31 Dedi 2,900,000 762,000 14,620,000 18,015,000

32 Tunru 4,419,600 1,143,000 22,045,341 28,179,441

Jumlah 108,494,800 28,194,000 541,862,897 679,619,697

Rata-rata 3,390,462.5 881,062.5 16,933,215.5 21,238,115.5

Sumber: Data primer Setelah Diolah, 2017.

Page 122: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 11. Biaya Variabel Per Hektar Petani Responden di Desa Batu

Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara,

Provinsi Sulawesi Barat, 2017.

No. Nama

Responden Biaya Pupuk

(Rp/Ha) Biaya Herbisida

(Rp/Ha) Biaya Tenaga Kerja (Rp/Ha)

Total Biaya Variabel (Rp/Ha)

1 Jufri 1,473,200 381,000 7,371,036 9,415,735.5

2 Haruna 1,473,200 381,000 7,410,565 9,131,264.7

3 Samang 1,473,200 381,000 7,404,918 9,449,617.8

4 Misa 1,473,200 381,000 7,352,212 9,072,912.0

5 Saleh 1,473,200 381,000 7,308,918 9,353,617.7

6 Mastang 1,473,200 381,000 7,382,329 9,103,029.3

7 Andi Lidar 1,473,200 381,000 7,259,977 8,898,176.5

8 Abd Waris 1,473,200 381,000 7,227,977 8,866,176.5

9 Sitti Nur 1,450,000 381,000 7,200,824 8,898,323.5

10 Andi Tenri Dio 1,450,000 381,000 7,306,236 9,003,735.5

11 Abd Pattah 1,473,200 381,000 7,233,624 9,278,323.5

12 Baddu 1,473,200 381,000 7,252,447 9,297,147.0

13 Sukur 1,450,000 381,000 7,332,588 9,030,088.3

14 Safar 1,473,200 381,000 7,261,859 8,982,559.0

15 Lisna 1,461,600 381,000 7,231,341 8,940,441.0

16 Sandi 1,473,200 381,000 7,391,741 9,436,441.0

17 Massang 1,473,200 381,000 7,352,212 9,396,912.0

18 Rahmania 1,473,200 381,000 7,305,153 8,943,353.0

19 Tayib 1,461,600 381,000 7,289,694 8,916,294.0

20 A. Mualifin 1,450,000 381,000 7,291,177 9,312,676.5

21 Haruna Munu 1,473,200 381,000 7,371,412 9,416,112.0

22 Muh Kasim 1,450,000 381,000 7,447,412 9,468,912.0

23 Mujatun 1,461,600 381,000 7,270,871 9,303,970.5

24 Nur Fitriani 1,461,600 381,000 7,366,871 9,075,970.5

25 Nurlan 1,473,200 381,000 7,310,800 9,165,000.0

26 Siti Mardiahti 1,450,000 381,000 7,291,177 8,988,676.5

27 Lamma 1,473,200 381,000 7,384,212 9,428,912.0

28 Sudirman 1,450,000 381,000 7,255,412 8,952,912.0

29 Ir.Makmur 1,473,200 381,000 7,382,330 9,103,029.5

30 Rusdi Syam 1,455,800 381,000 7,370,436 9,073,735.5

31 Dedi 1,450,000 381,000 7,310,000 9,007,500.0

32 Tunru 1,473,200 381,000 7,348,447 9,393,147.0

Jumlah 46,893,000 12,192,000 234,276,202 293,104,701.8

Rata-rata 1,465,406 381,000 7,321,131 9,159,521.9

Sumber: Data primer Setelah Diolah, 2017.

Page 123: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 12. Biaya Tetap Petani Responden di Desa Batu Matoru,

Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi

Sulawesi Barat, 2017.

No. Nama

Responden Pajak Lahan (Rp) Total NPA (Rp)

Total Biaya Tetap (Rp)

1 Jufri 50,000 44,000 94,000

2 Haruna 75,000 60,500 135,500

3 Samang 100,000 76,500 176,500

4 Misa 25,000 37,250 62,250

5 Saleh 150,000 96,500 246,500

6 Mastang 75,000 54,500 129,500

7 Andi Lidar 50,000 28,000 78,000

8 Abd Waris 50,000 39,750 89,750

9 Sitti Nur 50,000 34,000 84,000

10 Andi Tenri Dio 50,000 38,000 88,000

11 Abd Pattah 50,000 39,500 89,500

12 Baddu 125,000 61,000 186,000

13 Sukur 75,000 43,500 118,500

14 Safar 25,000 28,750 53,750

15 Lisna 50,000 28,000 78,000

16 Sandi 50,000 44,000 94,000

17 Massang 25,000 41,500 66,500

18 Rahmania 50,000 39,000 89,000

19 Tayib 50,000 35,750 85,750

20 A. Mualifin 50,000 37,250 87,250

21 Haruna Munu 50,000 32,000 82,000

22 Muh Kasim 50,000 58,500 108,500

23 Mujatun 50,000 43,500 93,500

24 Nur Fitriani 50,000 38,500 88,500

25 Nurlan 50,000 43,700 93,700

26 Siti Mardiahti 50,000 36,500 86,500

27 Lamma 50,000 37,000 87,000

28 Sudirman 50,000 55,600 105,600

29 Ir.Makmur 50,000 43,500 93,500

30 Rusdi Syam 50,000 42,500 92,500

31 Dedi 50,000 48,000 98,000

32 Tunru 75,000 64,500 139,500

Jumlah 1,850,000 1,451,050 3,301,050

Rata-rata 57,813 45,345 103,158

Sumber: Data primer Setelah Diolah, 2017.

Page 124: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 13. Biaya Tetap Per Hektar Petani Responden di Desa Batu

Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara,

Provinsi Sulawesi Barat, 2017.

No. Nama

Responden Pajak Lahan

(Rp/Ha) Total NPA (Rp/Ha)

Total Biaya Tetap (Rp/Ha)

1 Jufri 25,000 22,000 47,000

2 Haruna 25,000 20,167 45,167

3 Samang 25,000 19,125 44,125

4 Misa 25,000 37,250 62,250

5 Saleh 25,000 16,083 41,083

6 Mastang 25,000 18,167 43,167

7 Andi Lidar 25,000 14,000 39,000

8 Abd Waris 25,000 19,875 44,875

9 Sitti Nur 25,000 17,000 42,000

10 Andi Tenri Dio 25,000 19,000 44,000

11 Abd Pattah 25,000 19,750 44,750

12 Baddu 25,000 12,200 37,200

13 Sukur 25,000 14,500 39,500

14 Safar 25,000 28,750 53,750

15 Lisna 25,000 14,000 39,000

16 Sandi 25,000 22,000 47,000

17 Massang 25,000 41,500 66,500

18 Rahmania 25,000 19,500 44,500

19 Tayib 25,000 17,875 42,875

20 A. Mualifin 25,000 18,625 43,625

21 Haruna Munu 25,000 16,000 41,000

22 Muh Kasim 25,000 29,250 54,250

23 Mujatun 25,000 21,750 46,750

24 Nur Fitriani 25,000 19,250 44,250

25 Nurlan 25,000 21,850 46,850

26 Siti Mardiahti 25,000 18,250 43,250

27 Lamma 25,000 18,500 43,500

28 Sudirman 25,000 27,800 52,800

29 Ir.Makmur 25,000 21,750 46,750

30 Rusdi Syam 25,000 21,250 46,250

31 Dedi 25,000 24,000 49,000

32 Tunru 25,000 21,500 46,500

Jumlah 800,000 672,517 1,472,517

Rata-rata 25,000 21,016 46,016

Sumber: Data primer Setelah Diolah, 2017.

Page 125: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 14. Pendapatan Petani Responden Selama Satu Tahun di Desa

Batu Matoru, Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara,

Provinsi Sulawesi Barat, 2017.

No. Nama

Responden

Luas Lahan (Ha)

Penerimaan (Rp)

Total Biaya (Rp)

Pendapatan (Rp)

Pendapatan (Rp/Ha)

R/C Ratio

1 Jufri 2 64,993,840 18,925,471 46,068,369 23,034,185 3.4

2 Haruna 3 93,109,830 27,529,294 65,580,536 21,860,179 3.4

3 Samang 4 136,964,400 37,974,971 98,989,429 24,747,357 3.6

4 Misa 1 30,141,960 9,135,162 21,006,798 21,006,798 3.3

5 Saleh 6 192,900,540 56,368,206 136,532,334 22,755,389 3.4

6 Mastang 3 92,661,180 27,438,588 65,222,592 21,740,864 3.4

7 Andi Lidar 2 59,325,480 17,874,353 41,451,127 20,725,564 3.3

8 Abd Waris 2 60,139,040 17,822,103 42,316,937 21,158,469 3.4

9 Sitti Nur 2 59,859,880 17,880,647 41,979,233 20,989,617 3.3

10 Andi Tenri Dio

2 59,814,480 18,095,471 41,719,009 20,859,505 3.3

11 Abd Pattah 2 63,459,380 18,646,147 44,813,233 22,406,617 3.4

12 Baddu 5 227,326,450 46,671,735 180,654,715 36,130,943 4.9

13 Sukur 3 90,132,480 27,208,765 62,923,715 20,974,572 3.3

14 Safar 1 30,248,980 9,036,309 21,212,671 21,212,671 3.3

15 Lisna 2 59,032,080 17,958,882 41,073,198 20,536,599 3.3

16 Sandi 2 70,189,860 18,966,882 51,222,978 25,611,489 3.7

17 Massang 1 34,857,420 9,463,412 25,394,008 25,394,008 3.7

18 Rahmania 2 57,227,040 17,975,706 39,251,334 19,625,667 3.2

19 Tayib 2 59,638,440 17,918,338 41,720,102 20,860,051 3.3

20 A. Mualifin 2 68,991,000 18,712,603 50,278,397 25,139,199 3.7

21 Haruna Munu

2 92,827,844 18,914,224 73,913,620 36,956,810 4.9

22 Muh Kasim 2 70,868,460 19,046,324 51,822,136 25,911,068 3.7

23 Mujatun 2 68,742,180 18,701,441 50,040,739 25,020,370 3.7

24 Nur Fitriani 2 68,041,800 18,240,441 49,801,359 24,900,680 3.7

25 Nurlan 2 69,217,200 18,423,700 50,793,500 25,396,750 3.8

26 Siti Mardiahti 2 67,161,000 18,063,853 49,097,147 24,548,574 3.7

27 Lamma 2 93,031,980 18,944,824 74,087,156 37,043,578 4.9

28 Sudirman 2 56,740,320 18,011,424 38,728,896 19,364,448 3.2

29 Ir.Makmur 2 57,994,560 18,299,559 39,695,001 19,847,501 3.2

30 Rusdi Syam 2 61,654,480 18,239,971 43,414,509 21,707,255 3.4

31 Dedi 2 59,853,600 18,113,000 41,740,600 20,870,300 3.3

32 Tunru 3 104,504,400 28,318,941 76,185,459 25,395,153 3.7

Jumlah 74 2,481,651,584 682,920,747 1,798,730,837 763,732,224 115

Rata-rata 2 77,551,612 21,341,273 56,210,339 23,866,632 4

Sumber: Data primer Setelah Diolah, 2017.

Page 126: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 15. Nilai Simpangan Baku dan Koefisien Variasi Produksi

No. Nama

Responden

Produksi (Kg/Ha)

Xᵢ Xᵢ − �̅� (Xᵢ − �̅�) 2

1 Jufri 2,577 22 484

2 Haruna 2,594 39 1,521

3 Samang 2,592 37 1,369

4 Misa 2,568 13 169

5 Saleh 2,549 (6) 36

6 Mastang 2,582 27 729

7 Andi Lidar 2,528 (27) 729

8 Abd Waris 2,513 (42) 1,764

9 Sitti Nur 2,502 (53) 2,809

10 Andi Tenri Dio 2,548 (7) 49

11 Abd Pattah 2,516 (39) 1,521

12 Baddu 2,524 (31) 961

13 Sukur 2,560 5 25

14 Safar 2,528 (27) 729

15 Lisna 2,515 (40) 1,600

16 Sandi 2,586 31 961

17 Massang 2,568 13 169

18 Rahmania 2,548 (7) 49

19 Tayib 2,541 (14) 196

20 A. Mualifin 2,542 (13) 169

21 Haruna Munu 2,577 22 484

22 Muh Kasim 2,611 56 3,136

23 Mujatun 2,533 (22) 484

24 Nur Fitriani 2,575 20 400

25 Nurlan 2,550 (5) 25

26 Siti Mardiahti 2,542 (13) 169

27 Lamma 2,583 28 784

28 Sudirman 2,526 (29) 841

29 Ir.Makmur 2,582 27 729

30 Rusdi Syam 2,577 22 484

31 Dedi 2,550 (5) 25

32 Tunru 2,567 12 144

Rata-rata (�̅�) 2,555 742

Standar Deviasi Produksi

𝜎 = √∑ (𝑋ᵢ − �̅�)𝑛

𝑖=1 ²

𝑛 − 1

𝜎 = √742

32 − 1= 4.89236

Koefisien Variasi Produksi

𝐾𝑉 =𝜎

�̅�

𝐾𝑉 =4.89236

2,555 =0.0019

Page 127: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 16. Nilai Simpangan Baku dan Koefisien Variasi Pendapatan

No. Nama

Responden

Pendapatan (Rp/Ha)

Xᵢ Xᵢ − �̅� (Xᵢ − �̅�) 2

1 Jufri 1,919,515 (69,371) 4,812,335,641

2 Haruna 1,821,682 (167,204) 27,957,177,616

3 Samang 2,062,280 73,394 5,386,679,236

4 Misa 1,750,567 (238,319) 56,795,945,761

5 Saleh 1,896,282 (92,604) 8,575,500,816

6 Mastang 1,811,739 (177,147) 31,381,059,609

7 Andi Lidar 1,727,130 (261,756) 68,516,203,536

8 Abd Waris 1,763,206 (225,680) 50,931,462,400

9 Sitti Nur 1,749,135 (239,751) 57,480,542,001

10 Andi Tenri Dio 1,738,292 (250,594) 62,797,352,836

11 Abd Pattah 1,867,218 (121,668) 14,803,102,224

12 Baddu 3,010,912 1,022,026 1,044,537,144,676

13 Sukur 1,747,881 (241,005) 58,083,410,025

14 Safar 1,767,723 (221,163) 48,913,072,569

15 Lisna 1,711,383 (277,503) 77,007,915,009

16 Sandi 2,134,291 145,405 21,142,614,025

17 Massang 2,116,167 127,281 16,200,452,961

18 Rahmania 1,635,472 (353,414) 124,901,455,396

19 Tayib 1,738,338 (250,548) 62,774,300,304

20 A. Mualifin 2,094,933 106,047 11,245,966,209

21 Haruna Munu 3,079,734 1,090,848 1,189,949,359,104

22 Muh Kasim 2,159,256 170,370 29,025,936,900

23 Mujatun 2,085,031 96,145 9,243,861,025

24 Nur Fitriani 2,075,057 86,171 7,425,441,241

25 Nurlan 2,116,396 127,510 16,258,800,100

26 Siti Mardiahti 2,045,714 56,828 3,229,421,584

27 Lamma 3,086,965 1,098,079 1,205,777,490,241

28 Sudirman 1,613,704 (375,182) 140,761,533,124

29 Ir.Makmur 1,653,958 (334,928) 112,176,765,184

30 Rusdi Syam 1,808,938 (179,948) 32,381,282,704

31 Dedi 1,739,192 (249,694) 62,347,093,636

32 Tunru 2,116,263 127,377 16,224,900,129

Rata-rata (Xᵣ) 1,988,886 146,220,174,307

Standar Deviasi Pendapatan

𝜎 = √∑ (𝑋ᵢ − �̅�)𝑛

𝑖=1 ²

𝑛 − 1

𝜎 = √146,220,174,307

32 − 1= 68,678.81635

Koefisien Variasi Pendapatan

𝐾𝑉 =𝜎

𝑋ᵣ

𝐾𝑉 =68,678.81635

1,988,886 = 0,034

Page 128: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

KUISIONER PENELITIAN Analisis Risiko Usahatani Kelapa Sawit di Desa Batu Matoru,

Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara

Oleh : Sitti Hardiyanti M / G211 13 505

Lampiran 17. Kuisioner Penelitian

No. Responden : ……….

Hari/Tanggal : ………….. / …………

DAFTAR PERTANYAAN

beri tanda silang (X) pada jawaban yang terpilih

A. Identitas Petani Responden

a) Nama : ………………………………

b) Umur : …… tahun.

c) Jenis kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan

d) Pendidikan Terakhir : ………………………. (Tamat/Tidak Tamat)

e) Agama : ………………………………

f) Pekerjaan pokok : ...........................................

g) Pekerjaan sampingan : ...........................................

h) Pengalaman bertani : ...........................................

i) Jumlah tanggungan keluarga : .................. orang.

j) Luas lahan : .................. Ha.

k) Umur tanaman : .................. tahun.

l) Status lahan : a. Milik b. Bukan Milik

m) Pendapatan usahatani : Rp .........................

n) Intensitas panen : .................. kali/tahun.

o) Kelompok tani : ...........................................

B. Alat-Alat Pertanian

No

Macam Alat Jumlah Harga

persatuan sekarang

Harga Beli (Rp)

Umur Ekonomis

(thn)

1 ………………

2 ……………...

3 ………………

4 ………………

5 ………………

1. Apakah tempat pembelian peralatan mudah didapatkan oleh petani?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

2. Apakah peralatan yang digunakan sudah memadai?

Page 129: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

KUISIONER PENELITIAN Analisis Risiko Usahatani Kelapa Sawit di Desa Batu Matoru,

Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara

Oleh : Sitti Hardiyanti M / G211 13 505

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

C. Penggunaan Input Usahatani Kelapa Sawit Dan Biaya Lain-Lain

Umur Tanaman Kelapa Sawit :……. Tahun.

Jenis, jumlah, dan harga sarana produksi yang digunakan dalam berusahatani kelapa sawit

No. Sarana Produksi Jumlah Fisik Harga/satuan Total (Rp)

1. Bibit

2. Pupuk a. b. c. d.

3.

Herbisida:

1. ....................

2. ....................

3. ....................

4. ....................

5. ....................

4. Tenaga Kerja :

1. Pemupukan 2. Penyemprotan 3. Pembersihan 4. Panen 5. Pengangkutan

5. Pajak Lahan

1. Apakah lahan yang dimiliki petani berada dekat dengan jalan poros? Berapa lama waktu

yang harus ditempuh dengan kendaraan mobil?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

2. Apakah lahan petani berada dekat dengan lokasi pabrik kelapa sawit?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

3. Apakah pupuk & herbisida tersedia setiap petani membutuhkan?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

4. Apakah ada tempat pembelian pupuk & herbisida yang mudah dijangkau petani?

Jawab: …………………………………………………………………………………………………..

5. Dimana tempat petani sering membeli pupuk & herbisida? Apakah harganya sesuai dengan

harga di pasaran?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

6. Apakah tenaga kerja yang digunakan berbeda setiap proses produksi?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………….

Page 130: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

KUISIONER PENELITIAN Analisis Risiko Usahatani Kelapa Sawit di Desa Batu Matoru,

Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara

Oleh : Sitti Hardiyanti M / G211 13 505

7. Apakah petani menggunakan tenaga kerja tetap?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………….

8. Bagaimana sistem pemberian upah tenaga kerja setiap proses produksi? Apakah diberikan

diawal atau diakhir setiap produksi?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………….

D. Produksi

Jumlah Hasil Panen

Keterangan Fisik (kg) Harga/kg

Panen bulan 1

Panen bulan 2

Panen bulan 3

Penen bulan 4

Panen bulan 5, dst

1. Apakah satu tahun terakhir ini produksi meningkat?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

2. Apakah ketika panen TBS langsung diantar ke pabrik kelapa sawit?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

E. Harga dan Pemasaran

1. Apakah harga TBS tiap bulan berubah-ubah?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

2. Apakah harga TBS berbeda sesuai umur tanaman?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

3. Siapakah yang menentukan harga setiap bulannya?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

4. Apakah petani diikutsertakan dalam penentuan harga?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

5. Apakah dalam pemasaran TBS petani memiliki kendala?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

6. Apakah pemasaran TBS langsung ke pabrik kelapa sawit atau melalui kelompok tani?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

7. Apakah ada lembaga/tempat peminjaman modal untuk melakukan usahatani kelapa sawit?

Apakah mudah memperoleh modal dari lembaga tersebut?

Jawab: ………………………………………………………………………………………………......

Page 131: ANALISIS RISIKO USAHATANI KELAPA ... - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian