karakteristikpenggunaanantioksidan...

56
KARAKTERISTIK PENGGUNAAN ANTIOKSIDAN DI BIDANG DERMATOLOGI PADA PASIEN DI BALAI PENYAKIT KULIT, KELAMIN DAN KOSMETIKA JL. VETERAN OLEH : NUR SYAHIDATUL NADIA BINTI MOHD ITA C11114863 PEMBIMBING : dr. Yanti Leman, M.Kes, Sp.KK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: trandan

Post on 05-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

KARAKTERISTIK PENGGUNAAN ANTIOKSIDANDI BIDANG DERMATOLOGI PADA PASIEN DI BALAI PENYAKIT KULIT,

KELAMIN DAN KOSMETIKA JL. VETERAN

OLEH :

NUR SYAHIDATUL NADIA BINTI MOHD ITA

C11114863

PEMBIMBING :

dr. Yanti Leman, M.Kes, Sp.KK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai
Page 3: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai
Page 4: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai
Page 5: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga selesainya

penelitian ini dengan judul “KARAKTERISTIK PENGGUNAAN

ANTIOKSIDAN DI BIDANG DERMATOLOGI DI BALAI PENYAKIT

KULIT, KELAMIN DAN KOSMETIKA JL. VETERAN’’ dalam rangka

memenuhi tugas mata kuliah skripsi.

Dengan bimbingan, dorongan, semangat, bantuan serta doa dari berbagai pihak, maka

penelitian ini dapat diselesaikan. Untuk itu, penghargaan yang tak terhingga dan

ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

2. Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, dan Wakil Dekan III Universitas Hasanuddin

Makassar.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Hasanuddin.

4. dr.Yanti Leman, M.Kes, Sp. KK, selaku pembimbing utama penelitian ini yang

dengan kesediaan, keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti mulai dari penyusunan

proposal sampai terhasilnya skripsi ini,

5. dr. Paulus Kurnia, M.Kes dan Dra. Uslam, M.Kes, selaku penguji bermula dari

ujian proposal hingga ke ujian akhir.

6. Orang tua, keluarga serta saudara-mara yang selalu memberikan dorongan

moral dan bantuan material selama penyusunan skripsi ini.

Page 6: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

7. Najmuddin Mohamed, Nur Farah Anisah, dan rakan – rakan yang menjalani

praklinik seangkatan yaitu Angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin, yang saling memberi semangat antara satu sama lain selama

penyusunan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu

penulis dalam bentuk apapun sehingga selesainya skripsi ini. Sebagai manusia

biasa, penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan baik dalam penguasaan

ilmu maupun pengalaman penelitian, sehingga skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai

pihak, sangat di harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Saya berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pembaca dan semoga

segala usaha ini mendapat redha Allah SWT.

Makassar, 2017

Nur Syahidatul Nadia binti Mohd Ita

C 111 14 863

Page 7: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

KANDUNGAN

Halaman Judul ……..………………………………………………………………… iHalaman Persetujuan ...……………………………………………………………… iiKata Pengantar …………………………………………………………….................vDaftar Isi …………………………………………………………………………….viiAbstrak ………………………………………………………………………………..x

BAB : 1 PENGENALAN

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………...4

1.3 Batasan Masalah……………………………………………………………….4

1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………………………...5

1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………………….5

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum………………………………………………………………6

2.2 Epidemiologi…………………………………………………………………...7

2.3 Etiologi………………………………………………………………………...8

2.4 Klasifikasi Antioksidan………………………………………………………..8

2.5 Jenis Antioksidan dan Fungsinya……………………………………………...9

2.6 Penyakit Akne Vulgaris………………………………………………………11

2.6.1 Definisi…………………………………………………………………11

2.6.2 Epidemiologi……………………………………………………………11

2.6.3 Klasifikasi………………………………………………………………11

2.6.4 Patofisiologi…………………………………………………………….12

2.7 Penyakit Melasma…………………………………………………………….15

2.7.1 Definisi…………………………………………………………………15

2.7.2 Epidemiologi……………………………………………………………15

2.7.3 Klasifikasi………………………………………………………………16

Page 8: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

2.7.4 Patofisiologi…………………………………………………………….18

2.8 Penyakit Ochronosis………………………………………………………….20

2.8.1 Definisi…………………………………………………………………20

2.8.2 Epidemiologi……………………………………………………………21

2.8.3 Klasifikasi………………………………………………………………22

2.8.4 Patofisiologi…………………………………………………………….22

BAB 3 : KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL YANG DITELITI

3.1 Kerangka Konsep dan Variabel………………………………………………24

3.2 Kerangka Teori……………………………………………………………….24

3.3 Definisi Operasional………………………………………………………….25

BAB 4 : METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian……………………………………………………………..26

4.2 Waktu & Tempat Penelitian………………………………………………….26

4.3 Populasi & Sampel…………………………………………………………...26

4.4 Metode Pengumpulan Data…………………………………………………..26

4.5 Cara Pengambilan Sampel……………………………………………………26

4.5.1 Kriteria Inklusi…………………………………………………………27

4.5.2 Kriteria Eksklusi……………………………………………………….27

4.6 Cara Pengolahan & Penyajian Data…………………………………………..27

4.7 Etika Penelitian……………………………………………………………….27

4.8 Alur Penelitian………………………………………………………………..28

BAB 5 : HASIL PENELITIAN

5.1 Distribusi penggunaan antioksidan oral pada pasien Akne Vulgaris, Melasma dan

Ochronosis di Balai Kulit, Kelamin, dan Kosmetika Jl. Veteran……………………29

Page 9: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

5.2 Distribusi Penggunaan Seloxy AA sebagai terapi pengobatan di Balai Kulit,

Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran…………………………………………………31

5.3 Distribusi Penggunaan Interxanthin sebagai terapi pengobatan di Balai Kulit,

Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran…………………………………………………32

5.4 Distribusi Penggunaan Asthin F sebagai terapi pengobatan di Balai Kulit,

Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran…………………………………………………33

BAB 6 : PEMBAHASAN

6.1 Alur Penelitian………………………………………………………………..34

6.2 Distribusi penggunaan Seloxy AA pada pasien Akne Vulgaris, Melasma dan

Ochronosis di Balai Kulit, Kelamin, dan Kosmetika Jl. Veteran………………...35

6.3 Distribusi penggunaan Interxanthin pada pasien Akne Vulgaris, Melasma dan

Ochronosis di Balai Kulit, Kelamin, dan Kosmetika Jl. Veteran………………...36

6.4 Distribusi penggunaan Asthin F pada pasien Akne Vulgaris, Melasma dan

Ochronosis di Balai Kulit, Kelamin, dan Kosmetika Jl. Veteran………………..37

BAB 7 : KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...39

7.2 Saran…………………………………………………………………………..40

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….41

Page 10: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Desember 2017

Nur Syahidatul Nadia binti Mohd Ita (C111 14 863)

dr. Yanti Leman, M.Kes, Sp. KK

KARAKTERISTIK PENGGUNAAN ANTIOKSIDAN DI BIDANG

DERMATOLOGI PADA PASIEN DI BALAI PENYAKIT KULIT, KELAMIN

DAN KOSMETIKA JL. VETERAN

ABSTRAK

Latar Belakang: antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkal atau meredam

dampak negatif oksidan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Karakteristik Penggunaan Antioksidan di bidang Dermatologi pada pasien di Balai

Penyakit Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran. Metode: Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada bulan Oktober hingga Disember

2017 menggunakan rekam medis. Sampel: pasien yang pernah dirawat di Balai Kulit,

Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran dengan diagnosis Akne Vulgaris, Melasma dan

Ochronosis. Hasil: Dari total 597 pasien, 412 orang pasien diberikan Interxanthin,

181 orang pasien diberikan Seloxy AA, dan hanya 5 orang yang diberikan Asthin F.

Kesimpulan : Interxanthin adalah antioksidan yang paling sering diberikan yaitu

sebanyak 412 orang dari total 597 pasien. Dari 412 orang tersebut, 261 orang

(63,35%) adalah pasien Akne Vulgaris, 146 orang (35,44%) adalah pasien Melasma

dan 5 orang (1,21%) adalah pasien Ochronosis.

Kata Kunci : Antioksidan, karakteristik

Page 11: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

SKRIPSI

FACULTY OF MEDICINE

HASANUDDIN UNIVERSITY

December 2017

Nur Syahidatul Nadia binti Mohd Ita (C111 13 863)

dr. Yanti Leman, M.Kes, Sp.KK

CHARACTERISTICS OF ANTIOXIDANT USE IN DERMATOLOGY FIELD

FOR PATIENTS IN BALAI PENYAKIT KULIT, KELAMIN DAN

KOSMETIKA JL. VETERAN

ABSTRACT

Background: antioxidants are compounds that can counteract or mitigate the

negative effects of oxidants. Objectives: This study aims to determine the

Characteristics of Antioxidant Use in Dermatology field in patients in Balai Penyakit

Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran. Methods: This is a descriptive study

conducted from October to December 2017 using medical records. Sample: patients

who had been treated at Balai Penyakit Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran

with diagnosis of Akne Vulgaris, Melasma and Ochronosis. Results: From total of

597 patients, 412 patients were given Interxanthin, 181 patients were given Seloxy

AA, and only 5 were given Asthin F. Conclusion: Interxanthin is the most commonly

used antioxidant of 412 people out of a total of 597 patients. Of the 412 people, 261

people (63.35%) were Akne Vulgaris patients, 146 people (35.44%) were Melasma

patients and 5 (1.21%) were Ochronotic patients.

Keywords: Antioxidant, characteristic

Page 12: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Secara kimia antioksidan adalah senyawa pemberi elektron ( elektron donor).

Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkal atau

meredam dampak negatif oksidan. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan

satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa

oksidan tersebut dapat di hambat. Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk melindungi

tubuh dari serangan radikal bebas. Antioksidan adalah suatu senyawa atau komponen

kimia yang dalam kadar atau jumlah tertentu mampu menghambat atau

memperlambat kerusakan akibat proses oksidasi.ˡ

Dalam usaha untuk mendapatkan kulit yang sehat, kita tidak boleh melupakan

peran antioksidan untuk melindungi kulit kita. Kecukupan antioksidan merupakan

benteng pertahanan untuk mencegah dampak buruk radikal bebas yang merusak kulit

kita.² Antioksidan sangat diperlukan oleh tubuh untuk mengatasi dan mencegah stres

oksidatif. Berbagai bahan alam asli Indonesia banyak mengandung antioksidan

dengan berbagai bahan aktifnya. Penggunaan bahan alam asli Indonesia sebagai

antioksidan diperlukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan

biaya relatif terjangkau.

Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keterbatasan dalam

penanggulangan masalah kesehatan, dimana penyakit infeksi masih tinggi, tetapi

prevalensi penyakit degeneratif makin meningkat. Menurut hasil riset kesehatan dasar

yang dilakukan oleh Badan Litbangkes (RKD) tahun 2007, penyebab kematian utama

adalah stroke (15,4%), diikuti tuberkulosis, hipertensi, dan cidera (6,5-7,5%), serta

diabetes mellitus dan tumor (masing-masing 5,7%). Oleh karena itu, penyakit

Page 13: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

degeneratif merupakan masalah kesehatan yang serius dan menjadi penyebab

kematian tertinggi di Indonesia. Dalam bidang dermatologi, antioksidan terkenal

dengan fungsinya sebagai anti aging.

Stres oksidatif berperan penting dalam patofisiologi terjadinya proses menua

dan berbagai penyakit degeneratif, seperti kanker, diabetes mellitus dan

komplikasinya, serta aterosklerosis yang mendasari penyakit jantung, pembuluh

darah dan stroke. Berdasarkan penelusuran kepustakaan, antioksidan sangat

bermanfaat bagi kesehatan dalam pencegahan proses menua dan penyakit degeneratif.

Antioksidan dapat melawan radikal bebas yang terdapat dalam tubuh, yang didapat

dari hasil metabolisme tubuh, polusi udara, cemaran makanan, sinar matahari, dsb.

Berbagai tanaman yang ada di Indonesia dan lazim dikonsumsi ternyata ada yang

mengandung antioksidan, seperti tanaman bawang-bawangan dan lain sebagainya.

Obat-obatan sintetis ada juga yang bersifat sebagai antioksidan, antara lain N-asetil

sistein dan vit C.

Stres oksidatif adalah kondisi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas

yang ada dengan jumlah antioksidan di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan

senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan dalam

orbitalnya, sehingga bersifat sangat reaktif dan mampu mengoksidasi molekul di

sekitarnya (lipid, protein, DNA, dan karbohidrat). Antioksidan bersifat sangat mudah

dioksidasi, sehingga radikal bebas akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi

molekul lain dalam sel dari kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen

reaktif.

Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun

molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya atau

kehilangan elektron, sehingga apabila dua radikal bebas bertemu, mereka bisa

memakai bersama elektron tidak berpasangan membentuk ikatan kovalen.5 Molekul

biologi pada dasarnya tidak ada yang bersifat radikal. Apabila molekul non radikal

bertemu dengan radikal bebas, maka akan terbentuk suatu molekul radikal yang

Page 14: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

baru.5 Dapat dikatakan, radikal bebas bersifat tidak stabil dan selalu berusaha

mengambil elektron dari molekul di sekitarnya, sehingga radikal bebas bersifat toksik

terhadap molekul biologi/sel. Radikal bebas dapat mengganggu produksi DNA,

lapisan lipid pada dinding sel, mempengaruhi pembuluh darah, produksi

prostaglandin, dan protein lain seperti enzim yang terdapat dalam tubuh.

Radikal bebas yang mengambil elektron dari DNA dapat menyebabkan

perubahan struktur DNA sehingga timbullah sel-sel mutan. Bila mutasi ini terjadi dan

berlangsung lama dapat menjadi kanker. Radikal bebas juga berperan dalam proses

menua, dimana reaksi inisiasi radikal bebas di mitokondria menyebabkan

diproduksinya Reactive Oxygen Species (ROS) yang bersifat reaktif. Radikal bebas

dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok,

hasil penyinaran ultra violet, zat kimiawi dalam makanan dan polutan lain.

Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas bila jumlahnya tidak

berlebihan. Mekanisme pertahanan tubuh dari radikal bebas adalah berupa

antioksidan di tingkat sel, membran, dan ekstra sel. Antioksidan berdasarkan

sumbernya, antioksidan dibagi menjadi antioksidan endogen, yaitu enzim-enzim yang

bersifat antioksidan, seperti: Superoksida Dismutase (SOD), katalase (Cat), dan

glutathione peroksidase (Gpx); serta antioksidan eksogen, yaitu yang didapat dari luar

tubuh/makanan. Berbagai bahan alam asli Indonesia banyak mengandung antioksidan

dengan berbagai bahan aktifnya, antara lain vitamin C, E, pro vitamin A,

organosulfur, α-tocopherol, flavonoid, thymoquinone, statin, niasin, phycocyanin, dan

lain-lain. Berbagai bahan alam, baik yang sudah lama digunakan sebagai makanan

sehari-hari atau baru dikembangkan sebagai suplemen makanan, mengandung

berbagai antioksidan tersebut. Antioksidan diperlukan untuk mencegah stres oksidatif.

³

Seiring dengan bertambahnya pengetahuan tentang aktivitas radikal bebas, maka

penggunaan senyawa antioksidan semakin berkembang dengan baik untuk makanan

Page 15: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

maupun untuk pengobatan (Boer, 2000). Stres oksidatif merupakan keadaan yang

tidak seimbang antara jumlah molekul radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh

(Trilaksani, 2003). Senyawa antioksidan adalah suatu inhibitor yang dapat digunakan

untuk menghambat autooksidasi.

Oleh karena itu kulit memerlukan suatu substansi penting yakni antioksidan

yang dapat membantu melindungi kulit dari serangan radikal bebas maupun senyawa

radikal. Antioksidan dalam kadar tertentu mampu menghambat atau memperlambat

kerusakan akibat proses oksidasi.1 Tujuan dari penulisan ini adalah membahas

karakteristik penggunaan antioksidan di bidang dermatologi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan referensi dan latar belakang, faktor yang harus dipertimbangkan adalah

Akne Vulgaris, Melasma dan Ochronosis.

1.3 Batasan Masalah

Membatasi populasi dalam periode Desember 2016 hingga September

2017.

Lokasi pengambilan populasi dan sampel di Balai Kulit, Kelamin dan

Kosmetika Jl Veteran.

Faktor yang dianggap akan memberikan gambaran khas tentang tajuk

yaitu Akne Vulgaris, Melasma dan Ochronosis.

Page 16: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

1.4 Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

untuk memperoleh informasi mengenai Karakteristik Penggunaan

Antioksidan di bidang Dermatologi pada pasien di Balai Kulit, Kelamin

dan Kosmetika Jl Veteran.

2) Tujuan Khusus

untuk mengetahui distribusi penggunaan antioksidan di bidang dermatologi

bagi penyakit Akne Vulgaris.

untuk mengetahui distribusi penggunaan antioksidan di bidang dermatologi

bagi penyakit Melasma.

untuk mengetahui distribusi penggunaan antioksidan di bidang dermatologi

bagi penyakit Ochronosis.

1.5 Manfaat Penelitian

Masyarakat umum : memberi gambaran umum, perbaiki sikap dan pola pikir

terhadap penggunaan antioksidan.

Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl Veteran agar dapat memberi masukan.

Instansi kesehatan lainnya agar dapat menambahkan pengetahuan serta

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari penelitian ini.

Penelitian ini juga semoga dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan, acuan,

ataupun perbandingan bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

Bagi peneliti sendiri pada khususnya, semoga penelitian ini dapat menjadi

pembelajaran yang berharga terutama untuk perkembangan keilmuan peneliti.

Page 17: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum

Penyakit kulit disebabkan oleh kuman dan penyebab lain yang tidak ada

kaitanya dengan infeksi. Salah satu faktor penyebab penyakit kulit adalah paparan

radikal bebas. Radikal bebas secara langsung merusak sel-sel kulit. Secara tidak

langsung menurunkan imunitas kulit sehingga memperbesar risiko terkena infeksi

kuman.

Paparan radikal bebas membuatkan kulit cepat menua dan mengalami

penuaan. Penuaan kulit menurunkan elastisitas kulit, kerusakan melanin hingga

menimbulkan penyakit kulit serius seperti kanker kulit. Paparan radikal bebas yang

berlangsung terus menerus merapuhkan membrane sel kulit sehingga mudah

terinfeksi oleh aneka patogen yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit kulit.

Radikal bebas yang ganas merusak kulit adalah radiasi sinar matahari. Dengan

energi yang tinggi, sinar UV A dan UV B menembus jaringan kulit hingga penuaan

kulit terjadi. Dampak paparan radiasi UV A dan UV B tidak hanya membuat kulit

kusam dan muncul bercak hitam, namun juga mendorong terjadinya melanoma dan

tumor kulit.

Selain sinar matahari, ada sejumlah radikal bebas yang ditenggarai sebagai

penyebab kerusakan kulit. Radikal bebas dari pembakaran rokok juga merupakan

perusak kulit yang perlu diwaspadai. Selain itu, berbagai macam polutan kimiawi

yang bebas di udara dan air juga merupakan sumber radikal bebas yang berpotensi

merusak keindahan kulit kita, bahkan memicu timbulnya penyakit kulit.

Page 18: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

Dalam usaha untuk mendapatkan kulit yang sehat, kita tidak boleh melupakan

peran antioksidan untuk melindungi kulit kita. Kecukupan antioksidan merupakan

benteng pertahanan untuk mencegah dampak buruk radikal bebas yang merusak kulit

kita. Pasokan antioksidan dari makanan alami sangat diharapkan untuk melindungi

seluruh tubuh dari paparan radikal bebas. Kulit kita terdiri dari bagian lemak dan air,

maka antioksidan yang melindunginya harus mampu mereduksi radikal bebas yang

larut dalam air, dan lemak. 2

Menurut Jurnal Antioksidan Alami dan Sintetik karya Prof.Dr. Ir. Kesuma

Sayuti dan MS Dr. Ir. Rina Yenrina, MSi, karotenoid (prekursor vitamin A), vitamin

C, dan vitamin E adalah antioksidan alami yang bermanfaat untuk melawan serangan

radikal bebas, penyebab penuaan dini, dan berbagai jenis kanker. Berbeda halnya

dengan vitamin, mineral relatif tahan selama pengolahan kecuali mineral tertentu

seperti iodium. Oleh karena itu mineral dapat disumbangkan baik dari pangan nabati

maupun hewani. Ada beberapa mineral yang berperan sebagai antioksidan yaitu Cu,

Zn, Se dan Mn.

2.2 Epidemiologi

Secara internasional terdapat peningkatan perhatian pada potensi kesehatan

pangan, terutama perhatian pada makanan atau minuman yang tidak hanya berfungsi

untuk mensuplai zat-zat gizi, tetapi juga mengandung bahan yang diperkirakan atau

telah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit

tertentu (Muchtadi, 2012). Beras hitam adalah salah satu jenis beras yang mulai

populer dan mulai dikonsumsi sebagai pangan fungsional karena manfaatnya dalam

kesehatan. Beras hitam berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit,

memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan sirosis), mencegah gangguan fungsi

ginjal, mencegah kanker atau tumor, memperlambat penuaan, mencegah anemia,

membersihkan kolesterol dalam darah, dan sebagai antioksidan (Suardi dan Ridwan,

2009). (http://e-journal.uajy.ac.id/5867/2/BL101161.pdf )

Page 19: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

Beberapa tahun kebelakangan ini praktek suntik vitamin C menjamur di

Indonesia, terutama di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan animo masyarakat

terhadap vitamin C cukup tinggi. Bukan hanya secara suntik, pemakaian vitamin C

secara topikal dan peroral pun banyak sekali, dapat kita lihat dari banyaknya produk-

produk kesehatan dan kecantikan yang mempunyai kandungan vitamin C. 5

2.3 Etiologi

Penyebab terjadinya kerusakan kulit:

Radikal bebas

Sinar matahari (UV A dan UV B)

Infeksi kuman

Asupan makanan yang kurang kandungan antioksidan

2.4 Klasifikasi

Klasifikasi Antioksidan Berdasarkan Mekanisme Kerja:

• Antioksidan Primer: Mencegah terjadinya reaksi inisiasi dengan cara

bereaksi dengan radikal bebas dan memutus reaksi berantai oksidasi.

Mengubah radikal bebas menjadi produk baru yang lebih stabil, lebih

larut air dan bisa dibuang dari tubuh (Enzim 2-SOD, katalase, dll).

• Antioksidan Sekunder: Menangkap radikal bebas dan mencegah reaksi

berantai (vitamin C, Beta Karoten, BHA, BHT, GA, dll).

• Antioksidan Tersier: Memperbaiki kerusakan sel dan jaringan sel yang

rusak akibat radikal bebas misal: Enzim Reduktase, memperbaiki

DNA yang rusak akibat kerja radikal bebas.

Page 20: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

2.5 Jenis Antioksidan dan Fungsinya

Vitamin C dan E dan Selenium

Vitamin C dan E, serta selenium, dapat membantu melindungi kulit terhadap

kerusakan akibat sinar matahari dan kanker kulit. Tiga antioksidan ini bekerja dengan

cara mempercepat sistem perbaikan alami kulit dan secara langsung menghambat

kerusakan lebih lanjut.

Koenzim Q10

Koenzim Q10 adalah antioksidan alami dalam tubuh yang membantu sel-sel tumbuh

dan melindungi mereka dari kerusakan akibat kanker. Penurunan tingkat koenzim

Q10 yang terjadi dianggap berkontribusi terhadap penuaan kulit. Karena itu,

mengaplikasikan koenzim Q10 pada kulit dapat membantu meminimalkan

munculnya keriput.

Asam alfa lipoat

Antioksidan ini, bila diterapkan secara topikal sebagai krim, dapat membantu

melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari. Penelitian menunjukkan, jika

dioleskan setiap hari, krim-krim wajah dengan kadar asam alfa lipoat 3%-5% akan

membuat perubahan yang cukup signifikan pada wajah.

Flavonoid (Teh hijau dan cokelat)

Teh hijau dan cokelat juga bisa membantu memperbaiki kulit Anda. Penelitian

menunjukkan bahwa flavonoid dalam teh hijau merupakan antioksidan kuat yang

dapat membantu melindungi kulit dari kanker dan peradangan. Sebuah studi di

Jerman dalam Journal of Nutrition juga menemukan bahwa wanita yang minum

cokelat dengan konsentrasi flavonoid yang tinggi selama tiga bulan memiliki kulit

Page 21: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

yang lebih halus daripada wanita yang minum cokelat dengan konsentrasi flavonoid

yang lebih rendah.

Vitamin B

Vitamin B sangat penting untuk sel-sel di seluruh tubuh, termasuk sel-sel kulit.

Konsumsilah makanan-makanan yang kaya vitamin B, seperti ayam, telur, dan biji-

bijian, karena kekurangan vitamin B dapat menyebabkan kulit kering.

Ada beberapa hal lainnya untuk Anda perlu perhatikan mengenai asupan nutrisi

bergizi untuk kulit, terutama jika Anda memutuskan untuk memilih asupan suplemen.

Halaman berikut penjelasannya.

Suplemen Untuk Kulit Sehat

Untuk menjaga kesehatan kulit, bisa juga mengonsumsi suplemen penunjang kulit

wajah seperti H2: Health and Happiness. Khasiatnya untuk kulit sangat beragam,

yakni membantu membersihkan jerawat, mengurangi garis-garis halus, meningkatkan

produksi kolagen, meringankan flek, serta memperbaiki tekstur kulit. Dengan

beberapa nutrisi alami seperti Astaxanthin, Collactive, dan Hytolive sudah teruji

secara klinis mempertahankan kecantikan kulit secara alami.

Astaxanthin, yang berasal dari algae merah berfungsi melembapkan dan menjaga

elastisitas kulit sekaligus memperbaiki kolagen pada kulit yang rusak akibat radikal

bebas. Collactive, terdiri dari kolagen berfungsi sebagai antikeriput. Sementara itu,

Hytolive adalah ekstrak buah zaitun yang mampu mencerahkan kulit. 6

Page 22: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

2.6 Penyakit Akne Vulgaris

2.6.1 Definisi Akne Vulgaris

Akne vulgaris atau jerawat, selanjutnya disebut akne, adalah penyakit kulit obstruktif

dan inflamatif kronik pada unit pilosebasea yang sering terjadi pada masa remaja.

Akne sering menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun sebelum

menarkhe atau haid pertama. Onset akne pada perempuan lebih awal daripada laki-

laki karena masa pubertas perempuan umumnya lebih dulu daripada laki-laki. 9

2.6.2 Epidemiologi Akne Vulgaris

Prevalensi akne pada masa remaja cukup tinggi, yaitu berkisar antara 47-90% selama

masa remaja. Perempuan ras Afrika Amerika dan Hispanik memiliki prevalensi akne

tinggi, yaitu 37% dan 32%, sedangkan perempuan ras Asia 30%, Kaukasia 24%, dan

India 23%. Pada ras Asia, lesi inflamasi lebih sering dibandingkan lesi komedonal,

yaitu 20% lesi inflamasi dan 10% lesi komedonal. Tetapi pada ras Kaukasia, akne

komedonal lebih sering dibandingkan akne inflamasi, yaitu 14% akne komedonal,

10% akne inflamasi. 9

2.6.3 Klasifikasi Akne Vulgaris

Klasifikasi akne yang paling ‘tua’ adalah klasifikasi oleh Pillsburry pada tahun 1956,

yang mengelompokkan akne menjadi 4 skala berdasarkan perkiraan jumlah dan tipe

lesi, serta luas keterlibatan kulit. Klasifikasi lainnya oleh Plewig dan Kligman (2005),

yang mengelompokkan akne vulgaris menjadi :

a) Akne komedonal

a. Grade 1: Kurang dari 10 komedo pada tiap sisi wajah

b. Grade 2 : 10-25 komedo pada tiap sisi wajah

Page 23: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

c. Grade 3 : 25-50 komedo pada tiap sisi wajah

d. Grade 4 : Lebih dari 50 komedo pada tiap sisi wajah

b) Akne papulo pustul

a. gade 1 : Kurang dari 10 lesi pada tiap sisi wajah

b. Grade 2 : 10-20 lesi pada tiap sisi wajah

c. Grade 3 : 20-30 lesi pada tiap sisi wajah

d. Grade 4 : Lebih dari 30 lesi pada tiap sisi wajah

c. Akne konglobata

Merupakan bentuk akne yang berat, sehingga tidak ada pembagian tingkat beratnya

penyakit. Biasanya lebih banyak diderita oleh laki-laki. Lesi yang khas terdiri dari

nodulus yang bersambung, yaitu suatu masa besar berbentuk kubah berwarna merah

dan nyeri. Nodul ini mula-mula padat, tetapi kemudian dapat melunak mengalami

fluktuasi dan regresi, dan sering meninggalkan jaringan parut . 10

Menurut American academy of Dermatology klasifikasi Akne adalah sebagai berikut:

KLASIFIKASI KOMEDO PAPUL/PUSTUL NODUL

RINGAN <25 <10 -

SEDANG >25 10-30 >10

BERAT - >30 >10

Table 2.1 Klasifikasi Akne

2.6.4 Patofisiologi Akne Vulgaris

Patogenesis akne meliputi empat faktor, yaitu hiperproliferasi epidermis

folikular sehingga terjadi sumbatan folikel, produksi sebum berlebihan, infl amasi,

dan aktivitas Propionibacterium aknes (P. aknes). Androgen berperan penting pada

Page 24: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

patogenesis akne tersebut. Akne mulai terjadi saat adrenarke, yaitu saat kelenjar

adrenal aktif menghasilkan dehidroepiandrosteron sulfat, prekursor testosteron.

Penderita akne memiliki kadar androgen serum dan kadar sebum lebih tinggi

dibandingkan dengan orang normal, meskipun kadar androgen serum penderita akne

masih dalam batas normal. Androgen akan meningkatkan ukuran kelenjar sebasea

dan merangsang produksi sebum, selain itu juga merangsang proliferasi keratinosit

pada duktus seboglandularis dan akroinfundibulum. Hiperproliferasi epidermis

folikular juga diduga akibat penurunan asam linoleat kulit dan peningkatan aktivitas

interleukin 1 alfa. Epitel folikel rambut bagian atas, yaitu infundibulum, menjadi

hiperkeratotik dan kohesi keratinosit bertambah, sehingga terjadi sumbatan pada

muara folikel rambut. Selanjutnya di dalam folikel rambut tersebut terjadi akumulasi

keratin, sebum, dan bakteri, dan menyebabkan dilatasi folikel rambut bagian atas,

membentuk mikrokomedo. Mikrokomedo yang berisi keratin, sebum, dan bakteri,

akan membesar dan ruptur.

Selanjutnya, isi mikrokomedo yang keluar akan menimbulkan respons

inflamasi. Akan tetapi, terdapat bukti bahwa inflamasi dermis telah terjadi

mendahului pembentukan komedo. Faktor keempat terjadinya akne adalah P. aknes,

bakteri positif gram dan anaerob yang merupakan fl ora normal kelenjar pilosebasea.

Remaja dengan akne memiliki konsentrasi P. aknes lebih tinggi dibandingkan remaja

tanpa akne, tetapi tidak terdapat korelasi antara jumlah P. aknes dengan berat akne.

Peranan P. aknes pada patogenesis akne adalah memecah trigliserida, salah satu

komponen sebum, menjadi asam lemak bebas sehingga terjadi kolonisasi P. aknes

yang memicu inflamasi. Selain itu, antibodi terhadap antigen dinding sel P. aknes

meningkatkan respons inflamasi melalui aktivasi komplemen. Enzim 5-alfa reduktase,

enzim yang mengubah testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT ), memiliki

aktivitas tinggi pada kulit yang mudah berjerawat, misalnya pada wajah, dada, dan

punggung. Pada hiperandrogenisme, selain jerawat, sering disertai oleh seborea,

alopesia, hirsutisme, gangguan haid dan disfungsi ovulasi dengan infertilitas dan

sindrom metabolik, gangguan psikologis, dan virilisasi.

Page 25: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

Penyebab utama hiperandrogenisme adalah sindrom polikistik ovarium

(polycystic ovarian syndrome, PCOS). Sebagian penderita PCOS, yaitu sebanyak

70%, juga menderita akne. Meskipun demikian, sebagian besar akne pada perempuan

dewasa tidak berkaitan dengan gangguan endokrin. Penyebab utama akne pada

kelompok ini adalah perubahan respons reseptor androgen kulit terhadap perubahan

hormon fisiologis siklus haid. Sebagian besar perempuan mengalami peningkatan

jumlah akne pada masa premenstrual atau sebelum haid. 9

Page 26: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

2.7 Penyakit Melasma

2.7.1 Definisi Melasma

Melasma, yang dalam bahasa Yunani berarti “warna hitam”, merupakan

hipermelanosis kutaneus kronik didapat yang ditandai dengan makula

hiperpigmentasi pada area wajah yang terpajan sinar matahari. Namun kadang-

kadang dapat dijumpai pada leher dan lengan atas. Melasma yang juga dikenal

dengan nama kloasma atau mask of pregnancy, memiliki lesi berupa makula yang

tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua. Pada melasma umumnya

didapatkan lesi yang simetris. Hal tersebut dapat digunakan untuk membedakan

dengan penyakit hiperpigmentasi kutaneus yang lain. Chloasma berasal dari bahasa

Yunani, chloazein, yang berarti “ menjadi hijau”. Melas, juga berasal dari bahasa

Yunani, yang berarti “ hitam “. Oleh karena pigmentasi tidak pernah tampak

berwarna hijau, melasma mempunyai arti yang lebih sesuai. Pasien yang mempunyai

melasma dapat mengalami perubahan kehitaman kulit selama paparan UV (Ultra

violet) dari satu waktu ke waktu lain . Di luar negeri, melasma biasanya lebih terlihat

saat musim panas dan menurun saat bulan-bulan musim dingin dengan paparan sinar

UV yang lebih sedikit. Hal ini disebabkan oleh UVA dan UVB yang memacu

aktivitas melanosit dan melanogenesis. Penelitian Kang dan kawan-kawan

melaporkan bahwa terjadi perubahan tipe dermal terhadap peningkatan paparan sinar

matahari dengan studi kohort dari hasil biopsi kulit 56 pasien di Korea yang

didiagnosis melasma. 13

2.7.2 Epidemiologi Melasma

Melasma pada dasarnya dapat mengenai semua ras terutama penduduk yang

tinggal di daerah yang banyak terpajan sinar matahari ( iklim tropis). Insiden

terbanyak dimiliki oleh wanita dengan tipe warna kulit yang lebih gelap dan beberapa

ras seperti Latin ( 8,8 % ), Afrika-Amerika, Afrika-Karibia dan Asia.Tidak hanya

Page 27: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

wanita, melasma juga bisa didapatkan pada pria (± 10%). Di Indonesia, perbandingan

kasus wanita dan pria yaitu 24 : 1. Terutama tampak pada wanita usia subur dengan

riwayat langsung dalam intensitas yang lama terkena pajanan sinar matahari. Usia 30-

44 merupakan insidens terbanyak. Berdasarkan penelitian Tia Febrianti, Aryani

Sudharmono, IGAK Rata, Irma Bernadette di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan

Kelamin FK Universitas Indonesia/RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta tahun

2004 menunjukkan hasil bahwa epidemiologi melasma 97,93% wanita dan 2,07%

pria. Terutama tampak pada wanita usia subur dengan riwayat langsung terkena

pajanan sinar matahari. Insidens terbanyak menurut penelitian Rikyanto yang

berkonsultasi ke Poli Kulit RSUD Kota Yogyakarta selama 3 tahun (Juni 2001-Juli

2003), kelompok umur kasus melasma terbanyak pada kelompok usia 31-40 tahun

(42,4%), dengan frekuensi kunjungan terbanyak adalah 1x kunjungan dan pasien

memiliki pekerjaaan yang umumnya adalah pegawai negeri sipil (57,3%). Terjadinya

melasma memiliki kaitan dengan riwayat keluarga yang pernah menderita juga

sebelumnya. Hal ini dihubungkan bahwa peningkatan pigmentasi yang sejalan

dengan paparan radiasi UV merupakan kosekuensi dari perbaikan DNA6 , dengan

gen yang mempengaruhi faktor keturunan ini adalah gen SLC24A5. 13

2.7.3 Klasifikasi Melasma

Terdapat beberapa jenis melasma ditinjau dari gambaran klinis, pemeriksaan sinar

Wood, dan pemeriksaan histopatologik. Berdasarkan gambaran klinisnya, melasma

dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:

1.Bentuk Sentro-Fasial meliputi daerah dahi, hidup, pipi bagian medial, bawah

hidung, serta dagu. (63%)

2. Bentuk Malar meliputi hidung dan pipi bagian lateral. (21%)

3. Bentuk Mandibular meliputi daerah mandibula. (16%)

Page 28: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

Berdasarkan pemeriksaan dengan sinar Wood, melasma dapat diklasifikasikan

menjadi 4 tipe, yaitu :

1. Tipe Epidermal : umumnya lebih kontras antara melasma dengan kulit sekitarnya

2. Tipe Dermal : kontras kurang nyata antara melasma dengan kulit sekitarnya.

3. Tipe Campuran : terdapat bagian yang kontras dan bagian yang tidak kontras.

4. Tipe Tidak Jelas : dengan sinar Wood lesi menjadi tidak jelas, sedangkan dengan

sinar biasa jelas terlihat ( pada kulit tipe IV)

Pemeriksaan dengan sinar Wood lebih bermakna pada kulit warna terang dan sedang.

Pada kulit warna gelap (tipe IV), pemeriksaan dengan sinar Wood tidak bermanfaat.

Berdasarkan pemeriksaan histopatologik, sesuai dengan letak pigmennya, melasma

dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:

1. Tipe Epidermal : pada umumnya berwarna coklat; melanin terutama terdapat di

lapisan basal dan suprabasal, sel-sel yang padat mengandung melanin adalah

melanosit, sel-sel lapisan basal, dan suprabasal, juga terdapat pada keratinosit dan sel-

sel stratum korneum.

2. Tipe Dermal : biasanya berwarna coklat kebiruan; terdapat makrofag bermelanin di

sekitar pembuluh darah dalam dermis bagian atas dan bawah, pada dermis bagian atas

terdapat fokus-fokus infiltrat.

3. Tipe Campuran : dapat dijumpai dua keadaan tersebut. 13

Page 29: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

2.7.4 Patofisiologi Melasma

Pembentukan melanin terjadi didalam melanosit, suatu sel berdendrit yang

terletak pada lapisan basal epidermis dan memproyeksikan dendrit-dendritnya ke

epidermis. Dendrit adalah semacam tangan yang dapat mencapai keratinosit dalam

jarak yang cukup jauh untuk mentransfer melanosomes, yaitu organela yang berisi

melanin. Diperkirakan satu melanosit dapat mencapai 36 keratinosit dan mengadakan

kontak didalam satu kesatuan yang disebut epidermal melanin unit. Proses

pembentukan melanin dan transfernya melalui pengaturan yang sangat kompleks

pada tingkat sel, sub sel, molekul dan genetik. Produk melanin yang dihasilkan akan

menentukan warna kulit, rambut dan mata, karena selain epidermis melanin juga

terdapat di folikel rambut, retina, leptomeningal, telinga bagian dalam dan lain-lain

jaringan. Densitas melanosit pada bagian bagian tubuh bervariasi tergantung lokasi,

seperti di kulit kepala dan lengan bawah terdapat kurang lebih 2000 melanosit setiap

millimeter kubik, sedangkan selain kedua tempat itu hanya kurang lebih 1000

melanosit. Jumlah melanosit tidak dipengaruhi oleh perbedaan ras, tetapi warna kulit

manusia lebih ditentukan oleh aktivitas melanogenik didalam melanosit seperti

sintesis melanin, produksi melanosom, besar, bentuk, warna dan tipe melanosom

serta model transfer dan distribusinya ke keratinosit. Sebagai contoh pada kulit

Kaukasia didapatkan 3-8 melanosom menjadi satu didalam keratinosit sedangkan

pada kulit hitam jumlahnya lebih banyak dan didistribusikan merata ke seluruh

sitoplasma keratinosit. Dengan semakin bertambah usia jumlah melanosit epidermis

akan menurun terutama di tempat yang tidak terpapar sinar matahari, 8-10%

densitasnya berkurang setiap dekade usia, kecuali pada daerah genetalia.

Diduga pengaruh hormon seks yang mempertahankan warna kulit dan rambut

genital sehingga relatif konstan. Biosintesis melanin terjadi didalam melanosom,

dibawah pengaruh genetik dan dapat dipengaruhi pula oleh stimulus dari luar seperti

sinar matahari. Ada dua bentuk melanin yaitu eumelanin yang memberikan warna

gelap (hitam-coklat) dan pheomelanin memberi warna cerah (kuning- kemerahan).

Page 30: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

Keduanya di sintesis dari oksidasi tirosin oleh ensim tirosinase, melalui jalur yang

dikenal sebagai Raper Mason Pathway. Tirosin dirubah menjadi DOPA ( Dihidroksi

phenil alanin ) dan DOPA quinon lebih dahulu sebelum menjadi eumelanin (via indol

quinon) atau pheomelanin (via cysteinyl DOPA). Apabila sintesis berkurang atau

terjadi penurunan rate transfer melanosom dari melanosit ke keratinosit serta

peningkatan deskuamasi stratum korneum menyebabkan keadaan hipopigmentasi

kulit atau sebaliknya.

Peran reseptor membran sel penting dalam pengenalan dan interaksi pada

proses transfer melanosom, demikian pula kecepatan gerakan sel sel basal ke

permukaan untuk menjadi sel sel stratum korneum serta kohesivitas antar korneosit

akan menentukan konsentrasi melanin di epidermis. Pengaruh hormon Melanocyte

Stimulating Hormon (MSH), estrogen dan progresteron juga ikut berperan pada

proses melanogenesis walaupun mekanisme kerja nya belum jelas. Pada melasma

terjadi produksi pigmentasi akibat peningkatan produksi melanin atau peningkatan

proliferasi melanosit yang aktif. Peningkatan produksi melanin ini terjadi tanpa

perubahan jumlah melanosit. Mekanisme timbulnya melasma yang terjadi dalam

berupa proses pembentukan melanin, dapat berupa peningkatan produksi melanosom,

peningkatan melanisasi melanosom, pembentukan melanosom yang lebih besar,

peningkatan pemindahan melanosom dari melanosit ke keratinosit, serta peningkatan

ketahanan melanosom dalam keratinosit.

Belum ada teori yang dapat menjelaskan secara pasti bagaimana patogenesis

dari penyakit melasma. Beberapa hal yang sering dikaitkan dengan penyakit melasma

antara lain adalah pengaruh sinar matahari, kehamilan, penggunaan hormon

kontrasepsi dan Kosmetika. Peningkatan produksi melanosom karena hormon

maupun karena sinar ultra violet. Kenaikan melanosom ini juga dapat disebabkan

karena bahan farmakologik seperti perak dan psoralen. Penghambatan dalam

Malphigian cell turnover, keadaan ini dapat terjadi karena obat sitostatik. 13

Page 31: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

2.8 Penyakit Ochronosis

2.8.1 Definisi Ochronosis

Ochronosis adalah perubahan warna hitam kebiruan pada jaringan tertentu,

seperti kartilago telinga dan jaringan okular, yang terlihat dengan alkaptonuria,

kelainan metabolik. Selain itu, ochronosis kadang-kadang dapat terjadi dari paparan

berbagai zat seperti fenol, trinitrophenol, resorsinol, merkuri, asam sitrat, benzena,

hidrokuinon, dan antimalaria. 18

Kemampuan hydroquinone yang luar biasa untuk menghambat pembentukan

melanin menjadikannya sehagai bahan kosmetik yang populer sebagai produk

pencerah kulit. Para dermatolog beranggapan bahwa hydroquinone paling efektif

(bila digunakan dengan konsentrasi 4%—10%) untuk mencerahkan kulit. Hasil riset

mengatakan bahwa ada beberapa kasus di Afrika Selatan dimana penggunaan

hydroquinone dalam jangka panjang menyebabkan ochronosis, salah satu bentuk skin

discoloration langka yang membuat beberapa area kulit menjadi kebiruan.

Ochronosis muncul di daerah pipi dan bawah mata akibat penggunaan

hydroquinone rutin jangka panjang (7-8 tahun) dengan indikasi ada campuran bahan

lain seperti merkuri, yang memang jelas-jelas berbahaya bagi kulit. Ini menyebabkan

hydroquinone tidak boleh diperjualbelikan dalam produk kosmetik di Afrika Selatan.

Saat ini, berdasarkan peraturan yang ditetapkan pada tahun 1982, FDA (Food & Drug

Administration) di Amerika Serikat menyatakan bahwa produk yang mengandung

hydroquinone dalam dosis rendah (0,5% – 2%) diperbolehkan untuk dijual di pasaran.

Untuk dosis lebih (4% – 5%) hanya boleh didapatkan melalui resep dokter.

Sementara di Eropa, dosis hydroquinone hanya 1% maksimum. Banyak ahli

dermatologis beranggapan bila digunakan dengan dosis yang tepat, Hydroquinone

aman dan efektif untuk mengatasi masalah pignaentasi pada kulit.

Bicara tentang efektivitas, banyak jurnal medis yang menunjukkan

hydroquinone merupakan kandungan pencerah kulit yang bisa digunakan untuk

Page 32: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

menyamarkan noda gelap di kulit. Ini tentu dengan pemakaian di bawah pengawasan

dokter, kalaupun dengan produk over the counter haruslah dalam dosis yang

ditentukan. Mengenai isu bahwa hydroquinone bisa menyebabkan kanker, FDA

sudah memberi proposal pada National Toxicology Program (NTP) untuk

mempelajari lebih lanjut tentang hydroquinone.

Ini karena ada suatu studi yang menyatakan bahwa sekian persen

hydroquinone yang disuntikkan ke dalam tubuh tikus ternyata bisa menimbulkan sel

kanker. Studi lebih lanjut memang diharuskan karena persentase hydroquinone yang

ada pada skincare dan yang disuntikkan belum tentu sama. Selain itu, reaksi tubuh

manusia dan tikus terhadap hydroquinone pun tidak sepenuhnya sama. Bagian kulit

yang diolesi hydroquinone akan menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari. 19

2.8.2 Epidemiologi Ochronosis

Frekuensi di Amerika Serikat, Alkaptonuria adalah penyakit resesif

autosomal langka dengan prevalensi 1 kasus per 1 juta populasi. Sementara

Internasional Alkaptonuria terjadi di seluruh dunia, dengan frekuensi tertinggi terlihat

di Slowakia dan Republik Dominika, di mana prevalensinya mendekati 1 kasus per

19.000 penduduk. Alkaptonuria terlihat pada orang-orang dari semua ras. Ochronosis

eksogen lebih sering terlihat pada populasi Afrika dan Afro-Karibia karena

penggunaan produk pemutih kulit yang mengandung hydroquinone dalam upaya

untuk meringankan penampilan kulit. Kejadian alkaptonuria sama pada kedua jenis

kelamin. Alkaptonuria hadir saat lahir dan sering didiagnosis dengan perubahan

warna pada popok. Sampai 25% pasien dengan alkaptonuria tidak memiliki

pewarnaan urin berwarna gelap, dan banyak pasien tetap tidak terdiagnosis sampai

dewasa.18

Page 33: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

2.8.3 Klasifikasi Ochronosis

Ochronosis eksogen ditandai dengan asimtomatik hiperpigmentasi, eritema, papula

dan nodul pada sinar matahari-area tubuh yang terbuka, disebabkan oleh pemutihan

topikal yang berkepanjangan krim yang mengandung hydroquinone. Ini gangguan

didominasi melibatkan menonjol bertulang, rahang bawah, dahi, kuil, hidung, sisi

leher, dada atas dan punggung bagian atas. Sepertinya oksidasi dan polimerisasi

produk sampingan dari hydroquinone menyebabkan ochronosis.

Tipe ochronosis endogen (alkaptonuria), ditandai oleh deposisi asam homogentisat

terpolimerisasi pada jaringan ikat kulit dan organ dalam, merupakan gangguan resesif

autosomal yang disebabkan dengan mewarisi kekurangan dari oksidasi asam

homogentisik. 17

2.8.4 Patofisiologi Ochronosis

Ochronosis didefinisikan oleh Virchow yang secara histologis

menggambarkan jaringan ikat di alkaptonuria, diberi pigmen tulang rawan, atau

kuning, di bawah mikroskop. Alkaptonuria adalah kelainan metabolisme resesif

autosomal langka yang disebabkan oleh kekurangan oksidase asam homogentisat,

satu-satunya enzim yang mampu mengata katabolisasi asam homogentisat (HGA).

Alkaptonuria memiliki cacat pada jalur biokimia dimana fenilalanin dan tirosin

biasanya terdegradasi menjadi asam fumarat dan asetoasetat. Cacat genetik resesif

autosomal dan dipetakan ke gen HGO pada lengan 3q1, dan 18 mutasi missal genetik

diketahui menyebabkan penyimpangan oksidasi asam homogen. Kekurangan ini

berakibat pada akumulasi dan pengendapan HGA dalam tulang rawan, menyebabkan

pigmen hitam kebiru-biruan karakteristik yang khas. Interleukin 6 (IL-6) telah

menunjukkan keterlibatan dalam proses pigmentasi kondrosit. Jaringan ikat yang

terpengaruh ini menjadi lemah dan rapuh seiring berjalannya waktu, menyebabkan

peradangan kronis, degenerasi, dan osteoarthritis.

Page 34: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

Ochronosis eksogen, di mana pigmentasi hitam kebiruan kartilago dicatat

secara iatrogenik oleh agen eksogen, telah terlihat setelah terpapar antimalaria dan zat

berbahaya termasuk fenol, trinitrophenol, benzena, hidrokuinon, merkuri, resorsinol,

dan asam picrik. 18

Page 35: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL YANG DITELITI

3.1 Kerangka Konsep dan variable

3.2 Kerangka teori

Variable yang diteliti

Variable yang tidak diteliti

Karakteristik Antioksidan

(variable independen)

Penyakit di bidang Dermatologi

(variable dependen)

Penyakit di bidangDermatologi

1) Akne Vulgaris

2) Melanoma Malignant

3) Ochronosis

KarakteristikPenggunaanAntioksidan

Terapi Alternatif yang lain:

- tabir surya

- pengaturan diet

- Chemical peeling

Page 36: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

3.3 DEFINISI OPERASIONAL

1) Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat

memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama

sekali fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas.

Antioksidan juga dapat diartikan sebagai bahan atau senyawa yang dapat

menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi.14

2) Akne Vulgaris atau jerawat, adalah penyakit kulit obstruktif dan inflamatif

kronik pada unit pilosebasea. Semua pasien yang datang dengan keluhan ini

dan berobat di Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl Veteran pada periode

Desember 2016 – September 2017 akan diambil datanya untuk dijadikan

penelitian.

3) Melasma merupakan hipermelanosis kutaneus kronik didapat yang ditandai

dengan makula hiperpigmentasi pada area wajah yang terpajan sinar matahari.

Namun kadang-kadang dapat dijumpai pada leher dan lengan atas. Semua

pasien yang datang dengan keluhan ini dan berobat di Balai Kulit, Kelamin dan

Kosmetika Jl Veteran pada periode Desember 2016 – September 2017 akan

diambil datanya untuk dijadikan penelitian.

4) Ochronosis adalah perubahan warna hitam kebiruan pada jaringan tertentu,

seperti kartilago telinga dan jaringan okular, yang terlihat dengan alkaptonuria,

kelainan metabolik, kadang-kadang dapat terjadi dari paparan berbagai zat

seperti fenol, trinitrophenol, resorsinol, merkuri, asam sitrat, benzena,

hidrokuinon, dan antimalaria. 18 Semua pasien yang datang dengan keluhan ini

dan berobat di Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl Veteran pada periode

Desember 2016 – September 2017 akan diambil datanya untuk dijadikan

penelitian.

Page 37: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana peneliti akan membuat

gambaran atau deskripsi tentang karakteristik penggunaan antioksidan di bidang

dermatologi berdasarkan data-data sekunder yang telah tercatat dalam rekam

medis di Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran.

4.2 Waktu & Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober hingga Desember 2017 di Balai

Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl Veteran, Makassar dengan menggunakan data

rekam medis bulan Desember 2016 hingga September 2017.

4.3 Populasi & Sampel

Populasi dan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pasien

yang pernah dirawat di Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl Veteran,

Makassar dengan diagnosis Akne Vulgaris, Melasma, dan Ochronosis.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Rekam medik pasien yang pernah berobat di Balai Kulit, Kelamin dan

Kosmetika Jl Veteran digunakan sebagai data sekunder untuk penilaian

penelitian ini.

4.5 Cara pengambilan sampel

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan

menggunakan metode total sampling yaitu semua populasi dijadikan sampel.

Page 38: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

4.5.1 Kriteria Inklusi

Semua pasien Akne Vulgaris, Melasma, dan Ochronosis yang mempunyai

rekam medis yang lengkap di Balai Kulit, Kelamin, dan Kosmetika Jl. Veteran.

4.6.2 Kriteria Eksklusi

Pasien Akne Vulgaris, Melasma, dan Ochronosis yang rekam medisnya tidak

sesuai dengan ciri yang dikehendaki yaitu;

- Pasien penyakit penuaan (degenerasi), akne vulgaris, melanoma malignant

dan melasma yang mendapatkan pengobatan diluar periode September 2016

hingga September 2017.

4.7 Cara pengolahan dan penyajian data

Analisa data dilakukan setelah pencatatan data rekam medis yang dibutuhkan

ke dalam daftar tilik dengan menggunakan Microsoft Excel. Seterusnya,

intepretasi data dan diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil dari penelitian.

4.8 Etika Penelitian

Informed consent : mendapatkan kebenaran dan menghormati keputusan dari

pihak berwenang Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl Veteran dalam

memperoleh segala maklumat dan rekam medik pasien.

Anonimity (Tanpa Nama) : tidak akan menuliskan nama pasien pada hasil

penelitian sebaliknya akan menggantikannya dengan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian.

Confidentiality (Kerahasiaan) : semua informasi yang telah dikumpulkan akan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

Prinsip manfaat : Penelitian ini bebas dari sebarang penderitaan terhadap subjek,

bebas dari eksploitasi dan tidak merugikan atau menguntungkan subjek, serta

berhati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang akan berakibat

kepada subjek.

Page 39: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

4.9 Alur Penelitiaan

Page 40: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Penelitian tentang Karakteristik Penggunaaan Antioksidan dalam Bidang

Dermatologi di Balai Kulit, Kelamin, dan Kosmetika Jl. Veteran periode Desember

2016 hingga September 2017 telah dilakukan dari Bulan Oktober hingga November

2017 di bagian Administrasi Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder berupa rekam medik.

Jumlah pasien Akne Vulgaris, Melasma dan Ochronosis yang mendapat terapi

antioksidan oral adalah sebanyak 597 orang dan kesemuanya digunakan sebagai

populasi sampel untuk dimasukkan dalam penelitian. Dari 597 orang pasien tersebut,

362 orang (60,64%) adalah pasien Akne Vulgaris, 227 orang (38,02%) adalah pasien

Melasma dan 8 orang (1,34%) adalah pasien Ochronosis.

Setelah dilakukan penelitian, terdapat tiga antioksidan oral yang sering

digunakan sebagai terapi pengobatan di Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl.

Veteran. Antioksidan oral tersebut adalah Seloxy AA, Interxanthin, dan Asthin F.

Dari 597 orang pasien tersebut, 181 orang pasien (30,32%) mendapatkan obat Seloxy

AA, 412 orang pasien (69,01%) mendapatkan obat Interxanthin, dan 4 orang pasien

(0,67%) mendapatkan obat Asthin F.

Page 41: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

Tabel 5.1 Distribusi penggunaan antioksidan oral pada pasien Akne Vulgaris,

Melasma dan Ochronosis di Balai Kulit, Kelamin, dan Kosmetika Jl. Veteran

ANTIOKSIDAN JUMLAH PASIEN(N=597)

PERSEN%

Seloxy AA 181 30,32Interxanthin 412 69,01Asthin F 4 0,67

Sumber: Rekam Medik Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran.

Tabel 5.1 Gambar Penggunaan Antioksidan Oral pada pasien Akne Vulgaris,

Melasma dan Ochronosis di Balai Kulit, Kelamin, dan Kosmetika Jl. Veteran

Penelitian dilakukan dengan mencatat data dari 597 rekam medik yang tertulis

diagnosis penyakit Akne Vulgaris, Melasma atau Ochronosis dengan pemberian

terapi yang mengandung antioksidan oral. Data yang diambil adalah nomor rekam

medik, diagnosis penyakit dan terapi.

Interxanthin merupakan antioksidan yang paling sering digunakan di Balai

Kulit, Kelamin dan Kosmetika dengan jumlah pasien sebanyak 412 orang (69,01%),

diikuti Seloxy AA dengan jumlah pasien sebanyak 181 orang (30,32%) dan yang

Page 42: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

paling jarang digunakan adalah Asthin F dengan jumlah pasien sebanyak 4 orang

(0,67%).

Tabel 5.2 Distribusi Penggunaan Seloxy AA sebagai terapi pengobatan di Balai

Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran

PENYAKITDERMATOLOGI

JUMLAH PASIEN(N=181)

PERSEN%

Akne Vulgaris 97 53,59Melasma 81 44,75Ochronosis 3 1,66Sumber: Rekam Medik Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran.

Gambar 5.2 Distribusi Penggunaan Seloxy AA sebagai terapi pengobatan di

Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran

Tabel 5.2 dan gambar 5.2 menunjukkan bahawa secara keseluruhan penyakit

terbanyak yang menggunakan Seloxy AA sebagai terapi adalah Akne Vulgaris yaitu

sebanyak 97 orang (53,59%), diikuti Melasma sebanyak 81 orang (44,75%), dan

terendah Ochronosis yaitu 3 orang (1,66%).

Page 43: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

Tabel 5.3 Distribusi Penggunaan Interxanthin sebagai terapi pengobatan di

Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran

PENYAKITDERMATOLOGI

JUMLAH PASIEN(N=412)

PERSEN%

Akne Vulgaris 261 63,35Melasma 146 35,44Ochronosis 5 1,21Sumber: Rekam Medik Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran.

Gambar 5.3 Distribusi Penggunaan Interxanthin sebagai terapi pengobatan di

Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran

Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik pasien Akne Vulgaris,

Melasma dan Ochronosis, penyakit dalam bidang Dermatologi yang paling banyak

menggunakan Interxanthin sebagai terapi pengobatan adalah Akne Vulgaris yaitu

sebanyak 261 orang (63,35%), diikuti Melasma sebanyak 146 orang (35,44) dan

paling sedikit adalah Ochronosis yaitu 5 orang (1,21).

Page 44: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

Table 5.4 Distribusi Penggunaan Asthin F sebagai terapi pengobatan di Balai

Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran

PENYAKITDERMATOLOGI

JUMLAH PASIEN(N=4)

PERSEN%

Akne Vulgaris 4 100Melasma 0 0Ochronosis 0 0Sumber: Rekam Medik Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran.

Gambar 5.4 Distribusi Penggunaan Asthin F sebagai terapi pengobatan di Balai

Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran

Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik pasien Akne Vulgaris,

Melasma dan Ochronosis di Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran, hanya

pasien Akne Vulgaris yang mendapatkan terapi pengobatan Asthin F dengan jumlah

4 orang (100%).

Page 45: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Alur Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang Karakteristik Penggunaan Antioksidan

Oral di Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran, Makassar yang dilaksanakan

selama 2 bulan dari Oktober hingga November 2017, dengan menjadikan rekam

medis dari Desember 2016 hingga September 2017 sebagai sampel penelitian,

didapatkan sebanyak 597 orang yang didiagnosis penyakit Akne Vulgaris, Melasma

dan Ochronosis.

Persetujuan Judul & Proposal

Kesemua 597 Rekam Medik ini dilakukan analisasesuai variable independen

597 orang pasien dengan diagnosis Akne Vulgaris,Melasma dan Ochronosis teregistrasi pada Desember

2016 hingga September 2017

Kelulusan Permohonan Persetujuan Etik

Beberapa rekam medik yanglainnya dieksklusikan karenatidak memenuhi kriteria

inklusi

Pengambilan data Rekam Medik di Bagian RekamMedik di Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl.

Veteran, Makassar

Page 46: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

6.2 Distribusi penggunaan Seloxy AA pada pasien Akne Vulgaris, Melasma dan

Ochronosis di Balai Kulit, Kelamin, dan Kosmetika Jl. Veteran

Dari penelitian ini, didapatkan bahwa pasien Akne Vulgaris paling banyak

datang ke Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran dan sebanyak 97 orang

pasien (53,59%) diberikan Seloxy AA. Kedua terbanyak adalah Melasma dengan

jumlah pasien 81 orang (44,75%) dan yang paling sedikit adalah Ochronosis yaitu

berjumlah 3 orang (1,66%).

Seloxy AA merupakan preparat antioksidan yang memiliki komposisi Alpha

Lipoic Acid , Beta Karoten, Calsium Ascorbate, Zinc Picolinate, Selenium. Alpha

Lipoic Acid (ALA) merupakan asam lemak yang mengandung gugus sulfur yang

terdapat pada setiap sel tubuh yang dapat membantu menghambat penuaan akibat

glycation (reaksi glukosa-protein) sehingga akan mengurangi kerusakan kolagen pada

kulit, selain itu ALA merupakan antioksidan yang bersifat universal karena

kemampuannya yang bersifat lipofilik (larut dalam lemak) dan hidrofilik (larut dalam

air) sehingga mampu menembus membran sel lapisan lemak maupun air.

ALA juga mempunyai aktivitas kemampuan antioksidan secara bbiologi dan

aktivitas mere-cycle antioksidan lain (Vitamin C, Vitamin E, Ubikuinone dan

Glutathione) serta mampu regenerasi diri sendiri (me-recycle dari bentuk radikal

bebas menjadi antioksidan kembali) Beta Carotene merupakan provitamin A yang

mempunyai fungsi dapat meredam reaktivitas radikal bebas dan melindungi sel dari

kerusakan oksidatif, meningkatkan sistem imun dan dapat menurunkan risiko

terjadinya kanker. Calsium ascorbate merupakan bentuk garam dari Ascorbic acid

(Vitamin C), sehingga mempunyai efek iritasi yang minimal dilambung, yang

mempunyai efektivitas sebagai kofaktor pembentuk kolagen dan dapat meningkatkan

elastisitas dan keremajaan kulit.

Page 47: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

Selenium adalah trace mineral esensial bagi tubuh manusia yang dapat

berfungsi sebagai immu-nomodulator, detoksifikasi logam berat, anti carcinogenic,

selenium dapat dijumpai di daging, ikan, brokoli dan lain-lain. Sedangkan Zinc dapat

membantu proses pembentukan struktur dan fungsi membran sel, mempercepat

penyembuhan luka, sebagai imunitas seluler, meredam radikal bebas dan membantu

penyembuhan infeksi. Komposisi Seloxy AA yang multi antioksidan ini merupakan

pilihan tepat untuk dapat meredam radikal bebas dalam tubuh. 14

6.3 Distribusi penggunaan Interxanthin pada pasien Akne Vulgaris, Melasma

dan Ochronosis di Balai Kulit, Kelamin, dan Kosmetika Jl. Veteran

Dari penelitian ini, didapatkan bahwa pasien Akne Vulgaris paling banyak

datang ke Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran yaitu sebanyak 261 orang

pasien (63,35%) diberikan Interxanthin. Kedua terbanyak adalah Melasma dengan

jumlah pasien 146 orang (35,44%) dan yang paling sedikit adalah Ochronosis yaitu

berjumlah 5 orang (1,22%).

Interxanthin mengandung natural astaxanthin. Sebagai antioksidan,

Interxanthin tab dipercaya memiliki berbagai manfaat. Misalnya untuk melawan efek

radikal bebas, menjaga ketahanan tubuh serta memelihara kesehatan. dengan

mengkonsumsi Interxanthin tab sebagai suplemen sehari-hari dapat menjaga tubuh

agar selalu dalam keadaan optimal sehingga kebal terhadap serangan penyakit.

Sumber Natural astaxanthin lainnya terdapat dalam ikan salmon, udang, lobster dan

makanan laut lainnya. Interxanthin tab dapat dikonsumsi oleh semua kalangan usia.

http://www.klikdokter.com/obat/interxanthin-tab

Dalam satu kajian yang dilakukan oleh Arni Praditasari dengan judul Metode

Uji Aktivitas Antioksidan secara In Vitro pada ekstrak tanaman, dilakukanlah

penelitian untuk mengetahui potensi antioksidan pada beberapa ekstrak tanaman.

Metode xantin oksidase dilakukan untuk menentukan nilai inhibisi sampel terhadap

Page 48: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

radikal bebas. Perhitungan aktivitas inhibisi radikal bebas menggunakan superoksida

dismutase (SOD).

Metode xantin oksidase adalah metode dengan prinsip metabolism xantin-

xantin oksidase, yang menghasilkan radikal anion superoksida. Superoksida

dismutase (SOD) mengubah superoksida menjadi hidrogen peroksida (H2O2)

sehingga metode ini dapat digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan dalam

meredam radikal anion superoksida. Metode ini tidak memerlukan waktu yang lama

pada pengukuran, namun metode ini melewati beberapa tahap inkubasi dalam

pembentukan radikal bebas. 15

6.4 Distribusi penggunaan Asthin F pada pasien Akne Vulgaris, Melasma dan

Ochronosis di Balai Kulit, Kelamin, dan Kosmetika Jl. Veteran

Dari penelitian ini, didapatkan hanya pasien Akne Vulgaris yang datang ke

Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran yang diberikan Asthin F yaitu

sebanyak 5 orang (100%).

Asthin F adalah Asthin Force adalah suplemen kesehatan yang mengandung

Astaxanthin yang bertindak sebagai Antioksidan. Suplemen ini sering digunakan

sebagai terapi suportif yang berfungsi untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh,

menjaga tubuh agar tetap sehat, dan tidak gampang sakit. Sebagai antioksidan Asthin

Force dapat digunakan untuk mencegah kerusakan sel dan memperbaiki kerusakan

sel akibat radikal bebas, mempercepat penyembuhan jerawat dan melenturkan

pembuluh darah, serta sebagai terapi anti penuaan kulit. Obat Asthin Force

mengandung bahan aktif natural Astaxanthin yang berasal dari mikroalga spesies

Haemustococcus pluvalis. Astaxanthin sendiri adalah karotenoid alami yang memiliki

kekuatan antioksidan yang sangat kuat.

Astaxanthin bekerja dalam multifungsi, baik secara lipofilik maupun

hidrofilik. Astaxanthin juga dipercaya sebagai antioksidan teraman karena tidak

Page 49: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

memiliki efek pro-oksidan. Selain sebagai antioksidan Astaxanthin juga memiliki

efek anti inflamasi atau anti radang, dapat memperpendek waktu transit darah, dan

dapat memperbaiki ketidaknyamanan pada lambung yang disebabkan oleh dispepsia.16

Page 50: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Setelah dijalankan penelitian mengenai Karakteristik Penggunaan Antioksidan di

Bidang Dermatologi di Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran, Makassar

periode Desember 2016 hingga September 2017, maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Dari 597 orang yang teregistrasi sebagai pasien Akne Vulgaris, Melasma dan

Ochronosis, 362 orang (60,64%) adalah pasien Akne Vulgaris, 227 orang

(38,02%) adalah pasien Melasma, dan 8 orang (1,34%) adalah pasien

Ochronosis.

2) Interxanthin adalah antioksidan yang paling sering diberikan yaitu sebanyak

412 orang dari total 597 pasien. Dari 412 orang tersebut, 261 orang (63,35%)

adalah pasien Akne Vulgaris, 146 orang (35,44%) adalah pasien Melasma dan

5 orang (1,21%) adalah pasien Ochronosis.

3) Seloxy AA merupakan antioksidan kedua terbanyak digunakan yaitu

sebanyak 181 orang dari total 597 pasien. Dari 181 orang tersebut, 97 orang

(53,59%) adalah pasien Akne Vulgaris, 81 orang (44,75%) adalah pasien

Melasma dan 3 orang (1,66%) adalah pasien Ochronosis.

4) Asthin F merupakan antioksidan oral yang paling sedikit digunakan yaitu

hanya 5 orang dari total 597 pasien dan kesemuanya (100%) merupakan

pasien Akne Vulgaris.

Page 51: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

7.2 Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai Karakteristik Penggunaan Antioksidan di

Bidang Dermatologi di Balai Kulit, Kelamin dan Kosmetika Jl. Veteran, Makassar

pada Desember 2016 hingga September 2017, terdapat beberapa saran yang dapat

diberikan agar penelitian seperti ini dapat diperbaiki di masa akan datang. Antara

saran yang dapat diberikan adalah:

1. Rekam medik perlu ditulis secara lengkap dan jelas terutama dibagian diagnosis

dan terapi agar data-data yang diperlukan terutama untuk penelitian lebih valid.

Penyimpanan data juga haruslah tersusun demi menjaga tersedianya rekam medik

yang lengkap.

2. Penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan antioksidan oral dalam bidang

Dermatologi secara lebih meluas agar masyarakat tidak hanya menganggap

penggunaan antioksidan hanya terhad untuk penuaan (degenerasi) kulit sahaja.

3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih

mendalam tentang semua variable yang telah diteliti diatas dengan mengambil

periode waktu yang lebih panjang dan mengambil data sesuai penyakit yang ada di

tempat penelitian agar data sekunder yang didapatkan lebih banyak sehingga semakin

menambah wawasan kita tentang distribusi penggunaan antioksidan di bidang

Dermatologi.

Page 52: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

DAFTAR PUSTAKA

1. Sayuti K, Yenrina R, 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang: AndalasUniversity Press.

2. (No author), 2013, Mengatasi Penyakit Kulit Dengan Antioksidan, SehatRaga.com,dilihat 28 Agustus 2017, http://www.sehatraga.com/mengatasi-penyakit-kulit-dengan-antioksidan/ .

3. Werdhasari A, 2014, ‘Peran Antioksidan Bagi Kesehatan’, Jurnal BiotekMedisiana Indonesia, vol.3, no.2, hal 59-68.

4. R. Rizky Suganda P, 2011, Peranan Vitamin C Dalam Perawatan Kulit. Tesis,Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.

5. Inilah Vitamin dan Antioksidan yang Baik untuk Kulit, PeduliSehat.info, dilihat 28Agustus 2017, http://pedulisehat.info/inilah-vitamin-dan-antioksidan-yang-baik-untuk-kulit/ .

6. Damayanti, 2017. Penuaan Kulit dan Perawatan Kulit Dasar pada Usia Lanjut.Tesis, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

7. H. Harijono Kariosentono, N.D. Kelainan Pigmentasi Kulit dan Penuaan Dini SertaPeran Pendidikan Kedokteran di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.

8. Theresia Movita, 2013. Akne Vulgaris. CDK-203, vol. 40, no. 4. Jakarta: ErhaClinic & Erha Apothecary. Hal 269 – 271.

9. Nisa Afriyanti R, 2015, ‘Akne Vulgaris Pada Remaja’, J Majority, vol. 4 nomor 6,hal 102 – 105.

10. Tansil Tan S, Puspa Dewi I, 2015. Melanoma Malignant. CDK-235/ vol. 42 no.12. Hal 908 – 910.

11. Wardhana M, 2011, ‘Dermoskopi: Cara Non-invasif Diagnostik Lesi Berpigmen’,Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin,Vol. 23 No. 3, hal 167.

12. Dwi Oktarina P, 2012. Faktor Risiko Penderita Melasma. Disertasi, FakultasKedokteran Universitas Diponegoro.

13. Leny Puspitasari M, Viantya Wulansari T, Dewanti Widyaningsih T, dkk. 2016.‘Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak dan Manggis’, Jurnal Pangandan Agroindustri, Vol. 4 No 1 hal. 283-290.

Page 53: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

14. No name. 2011. Sekilas tentang Seloxy AA. Jurnal MEDICINUS: ScientificJournal of Pharmaceutical Development and Medical Application. Vol 24 (1), hal. 12.

15. Arni Praditasari. ND. Metode Uji Aktivitas Antioksidan Secara In Vitro PadaEkstrak Tanaman.

16. Askandar Tjokroprawiro. 2008. Astaxanthin-Oxidative Stress-Diabetes MellitusFrom Basics to Clinics and from General to Specific. Folia Medica Indonesiana. Vol44, No. 4, Hal 295-296.

17. Nooshin Bagherani, Serena Gianfaldoni, Bruce Smoller. 2015. An Overview ofMelasma. Journal of Pigmentary Disorders. Vol 2, hal 5.

18. Paul N Skiba, dkk. 2017. Ochronosis.https://emedicine.medscape.com/article/1104184-overview

19. No name. 2016. Artikel Mengenal “Hydroquinone” Kandungan Pencerah Wajah,Aman atau Berbahaya? https://perfectbeauty.id/beautytalk/mengenal-hydroquinone-kandungan-pencerah-wajah-aman-atau-berbahaya/

Page 54: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai

LAMPIRAN

Page 55: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai
Page 56: KARAKTERISTIKPENGGUNAANANTIOKSIDAN ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · penelitian ini dengan judul ... untuk memperoleh informasi mengenai