faktor lah pastinya

23

Click here to load reader

Upload: musliminwalmuslimat

Post on 01-May-2017

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor Lah Pastinya

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan memberikan kesempurnaan dalam menjalankan pertumbuhan

dan perkembangan yang ada. Di dalam pertumbhan, faktor-faktor penghambat

pertumbuhan hampir dipastikan terdapat pada semua makhluk hidup, termasuk

manusia, hewan terutama tumbuhan. Di dalam proses pertumbuhan tentunya tidak

selalu tumbuh langsung menjadi besar, dan pastinya ada tahap-tahap

pertumbuhannya.

Pada perumbuhan tanaman, proses perkecambhan merupakan awal

terbentuknya struktur bibit yang nantinya akan mengalami proses pertumbuhan

dan perkembangan secara berkelanjutan. Selama masa pertumbuhan dan

perkembangan tersebut, tentunya akan terjadi hambatan-hambatan yang

menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tersebut kurang sempurna.

Pertumbuhan benih akan terhambat dengan adanya lingkungan genetik

yang tidak mendukung maupun lingkungan eksternalnya. Pengaruh masaknha

embrio berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit, kemudian kekuatan embrio

dalam menghancurkan kulit benih juga berpengaruh terhadap proses pertumbuhan

benih. Oleh karena itu di dalam prosesnya, embrio akan dibantu oleh faktor luar,

misalnya air yang dalam hal ini akan melunakkan kulit benih sehingga benih bisa

tumbuh dan berkecambah.

Kekuatan kulit benih juga berpengaruh dalam hal menghalangi embrio

untuk tumbuh, kulit benih juga menyebabkan dormansi pada beberapa tanaman

dengan jenis tanaman yang tertentu pula. Untuk perlakuannya, biasanya benih

yang terlapisi oleh kulit benih dikupas kullitnya sehingga tidak menghalangi

embrio untuk tumbuh dan berkecambah. Dalam hal ini juga kulit benih tidak

menghalangi masuknya oksigen dan air untuk diserap oleh embrio. Tetapi kulit

benih juga mempunyai dampak positif dimana kemampuan kulit benih dapat

menyerap cahaya yang berdampak negatif terhadap pengaruh yang negatif

terhadap pertumbuhan benih untuk perkecambahan. Dalam kondisi yang tidak

baik terhadap keberadaan cahaya, sebaiknya benih diletakkan pada kondisi yang

Page 2: Faktor Lah Pastinya

sesuai, misalnya kelembapan yang terjaga dan kondisi gelap dimana keberadaan

cahaya tidak ditemukan.

Benih pepaya memiliki perbedaan dengan benih lain, yaitu sewaktu masih

berada dalam buah, kulit benihnya dilapisi oleh zat berwarna keputihan lunak dan

agak bening yang disebut dengan aril. Aril ini mengandung protein kasar dan abu

yang ternyata berpengaruh negatif terhadap perkecambahan benih. Endotesta

merupakan kulit benih benih biji/benih pepaya.

Bagian benih pepaya berupa selubung yang menutupi biji kemungkinan

bersifat impermiable atau kedap terhadap air dan udara yang dibutuhkan untuk

perkecambahan. Oleh karena itu praktikum ini akan menganalisa tentang apakah

perkecambahan benih pepaya dipengaruhi oleh kulit biji atau kemungkinan akibat

keterkaitan terhadap kebutuhan cahaya.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

perkecambahan benih.

2. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

perkecambahan benih pepaya.

Page 3: Faktor Lah Pastinya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Benih yang bermutu tinggi berasal dari berbagai varietas atau klon

merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya produksi

tanaman. Bila benih tak berkecambah maka faktor-faktor produksi lainnya tidak

akan berguna, karena tanaman tidak dapat memanfaatkan lingkungan (AAK,

1983).

Pepaya merupakan salah satu buah tropika unggulan yang sangat potensial

untuk dikembangkan di Indonesia. Hingga saat benih tetap merupakan bahan

utama dalam perbanyakan pepaya. Pengembangan pepaya memerlukan

ketersediaan benih secara berkesinambungan, sebab peremajaan tanaman selalu

diperlukan untuk mendapaykan produksi yang baik. Selain itu kepentingan

komersial, penanganan benih pepaya juga sangat penting untuk pengelolaan

plasma nutfah yang sampai selama ini lebih banyak dikelola secara in situ, karena

daya simpan benih pepaya yang relatif singkat. Upaya memperpanjang daya

simpan benih pepaya merupakan salah satu permasalahan yang perlu dipecahkan

(Sari, 2007).

Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi perkecambahan benih

antara lain: tingkat kematangan benih, ukuran benih, berat benih, kondisi

persediaan makanan dalam benih, ketidak mampuan embrio, daya tembus air dan

oksigen terhadap kulit biji. Disamping faktor internal, faktor eksternal seperti

suhu, air, oksigen dan cahaya juga mempengaruhi perkecambahan benih.

Perkecambahan benih tidak dapat terjadi jika benih tidak dapat menyerap air dari

lingkungan (Ardian,2008).

Senyawa-senyawa fenolik yang terdapat pada pelapis benih (testa)

berperan sebagai penghambat difusi air dan oksigen sehingga tidak tersedia untuk

metabolisme embrio. Proses difusi yang terhambat menyebabkan metabolisme

embrio menjadi terganggu dalam pertumbuhan radikel dan hipokotil. Pelapis biji

yang meliputi testa menyebabkan resistensi mekanik terhadap pertumbuhan

radikal dan hipokotil. Dengan terhambatnya proses difusi maka aktivitas enzim-

enzim juga akan tehambat dalam proses metabolisme didalam benih, sehingga

Page 4: Faktor Lah Pastinya

penguraian bahan-bahan yang digunakn tumbuh benih yang berasal dari

endosperma menjadi kurang tersedia dan kurang aktif sehingga pembesaran sel

dan perpanjangan sel menjadi terhambat (Ardian,2008).

Adapun faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih terdiri dari 2

faktor yaitu faktor lingkungan dan faktor faktor benih. Faktor benih meliputi

keadaan endosperm harus cukup untuk persediaan cadangan makanan selama

proses perkecambahan hingga kecambah dapat mencari makanan sendiri dari

dalam tanah. Keadaan embrio harus dalam kehidupan dan sehat. Sedangkan faktor

lingkungan yakni air, udara yang mengandung O2, sinar matahari yang

menentukan suhu yang pantas untuk berkecamba. Apabila faktor benih dan

lingkungan telah memenuhi syarat perkecambahan sesuai dengan yang diingini

selama proses perkecambahan maka akan menghasilkan kecambah yang lebih

baik dan berkualitas. Menjaga kelangsungan pertumbuhan kecambah setelah

redikel tumbuh menembus kulit benih diperlukan mobilasi bahan makan yang

tersimpan didalam kotiledon menuju titik tumbuh. Tanaman muda dalam

pertumbuhannya tergantung pada cadangan makanan dalam benih (Ardian,2008).

Untuk berkecambah, benih pepaya memer1ukan cahaya. Kebutuhan

cahaya ini dapat diberikan sebe1um benih ditanam, me1a1ui penjemuran.

pengeringan benih dengan oven 40°C tidak mendorong perkecambahan benih

da1am kondisi ge1ap. Penyerapan air pada kondisi ge1ap sama dengan pada

kondisi terang. Ini menunjukkan bahwa tidak berkecambahnya benih pada kondisi

ge1ap bukan disebabkan impermeabi1itas kulit benih (Suwarno,2004).

Perkecambahan benih dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari

benih itu sendiri maupun faktor 1ingkungan. Ari1 benih pepaya yang

mengandung protein kasar, serat kasar dan abu ternyata berpengaruh negatif

terhadap perkecambahan benih tersebut. Pembuangan aril dapat menghasilkan

perkecambahan yang lebih cepat dan lebih serempak. Oleh karena itu dianjurkan

agar benih pepaya yang akan ditanam dibuang arilnya, dicuci dan dikeringkan.

Ari1 benih pepaya ternyata tidak hanya menghambat perkecambahan benih

pepaya saja, tetapi juga menghambat perkecambahan benih 1ainnya, di antaranya

yaitu slada, lobak, tomat dan worte1 (Suwarno,2004).

Page 5: Faktor Lah Pastinya

Menurut Wawo (2008), untuk mencapai daya kecambah 50% dibutuhkan

waktu perkecambahan lebih dari 90 hari, dan untuk daya kecambah 85-90%

diperlukan waktu lebih dari 150 hari lebih setelah disemai. Kecepatan

perkecambahan berkaitan erat dengan komposisi kimia yang ada dalam biji. biji

yang lamban berkecambah (dormansi) dan cepat berkecambah, juga berkaitan

dengan kadar kandungan inhibitor dan promotor yang ada dalam biji tersebut.

Umumnya diketahui bahwa asam absisik dan fenol berperan sebagai penghambat

perkecambahan sedangkan asam giberelin merangsang atau mendorong

perkecambahan.

Penelitian mengenai kulit benih pepaya yang banyak di1akukan se1ama

ini, hanya ditujukan terhadap arilnya (sarco testa), dan be1um ada yang mencoba

mempe1ajari pengaruh kulit benih bagian da1am yang disebut endotesta.

Perkecambahan benih pepaya ternyata juga dipengaruhi cahaya dan suhu.

(Suwarno,2004) mengatakan bahwa benih pepaya memerlukan cahaya untuk

berkecambah.

Pengaruh sterilitas media terhadap daya berkecambah benih tidak nyata.

Meskipun demikian, terlihat bahwa benih yang dikupas kulitnya, baik sebagian

maupun seluruhnya menunjukkan daya berkecambah yang cenderung lebih tinggi

pada media steril bila dibandingkan dengan pada media yang tidak steril. Ini dapat

disebabkan oleh microorganisme yang menyerang langsung bagian dalam benih

yang telah terbuka akibat pengupasan kulit benihnya (Suwarno,2004).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih pepaya

diantaranya ialah cahaya, suhu, ketersediaan air dan angin. Cahaya matahari bagi

pepaya merupakan suatu energi kehidupan. Dengan adanya cahaya matahari akan

berlangsung proses fotosintesis yang menghasilkan karbohirat sebagai energi

kehidupan. Tanaman buah-buahan, termasuk pepaya yang mendapat sinar

matahari dalam jumlah banyak akan lebih cepat tumbuhnya. Faktor lainnya yaitu

suhu. Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman pepaya berkisar anara 22°-26°C,

suhu minimum 15°C dan suhu maksimum 43°C. Perkecambahan biji pepaya akan

berlangsung cepat bila suhu siang hari 35°C dan malam hari 26°C. Biji akan

berkecambah dan tumbuh setelah 12-14 hari (Sadjad,2001).

Page 6: Faktor Lah Pastinya

Suhu berpengaruh terhadap perkecambahan serbuk sari, pembentukan

benih dan pemasakan benih. Pajang hari menentukan apakah pembungaan akan

terjadi atau tidak. Kelembapan berpengaruh terhadap perkecambahan dan serbuk

sari, angin berpengaruh terhadap tingkat kerebahan tanaman. Radiasi matahari

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi benih (Setiawan, 1991).

Page 7: Faktor Lah Pastinya

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pembiakan Tanaman I dengan judul acara Faktor-Faktor yang

Berpengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Pepaya dilaksanakan pada hari

Kamis tanggal 14 Maret 2013 pukul 08.30 WIB bertempat di Laborotarium

Teknologi Benih Fakuktas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Alat pengecambah

2. Pinset

3. Cawan petri

3.2.2 Bahan

1. Buah pepaya yang telah masak

2. Abu dapur

3. Subrat kertas merang

4. Kapas

5. Kertas karbon hitam

3.3 Cara Kerja

1. Mempersiapkan benih pepaya yang diambil dari bagian tengan buah pepaya

(lebih kurang ⅓ bagian).

2. Membuang aril dari benih pepaya dengan abu dapur, kemudian mencuci

bersih dan meniiriskan.

3. Membuat Perlakuan benih pepaya sebagai berikut :

a. Tidak mengupas kulit/endotesta benih.

b. Mengupas sebagian kulit benih.

c. Mengupas kulit benih seluruhnya.

Page 8: Faktor Lah Pastinya

Setelah itu, mengering-anginkan sampai kering atau dikeringkan dengan sinar

matahari selama 1 hari, kemudian mengecambahkan pada kondisi terang dan

gelap.

4. Membuat media perkecambahan dengan substrat kertas merang yang dilapisi

kapas dalam cawan petri sebanyak enam kombinasi perlakuan dalam dua

ulangan.

5. Menanam benih pepaya yang telah diperlakukan dalam substrat yang terlebih

dahulu dibasahi dengan air, masing-masing sebanyak 25 butir.

6. Melakukan perkecambahan benih dengan kondisi gelap dan terang. Untuk

kondisi gelap cawan petri ditutup kertas karbon hitam, sedangkan kondisi

terang pertridis tanpa tutup, kemudian masing-masing perlakuan letakkan

pada alat pengecambahan.

7. Menjaga kelembapan substrat perkecambahan dengan memberikan air

secukupnya.

Page 9: Faktor Lah Pastinya

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel

PerlakuanUL

Perkecambahan (%)Kulit benih

pepaya

Kondisi perkecambahan

Hari ke-8 Hari ke-14

Normal Belum normal Normal abnormal Mati

Benih dikupasKulitnya

Terang123

---

100%100%100%

---

---

100%100%100%

Gelap123

---

100%100%100%

---

---

100%100%100%

Benih kulitnya dikupas sebagian

Terang123

---

100%100%100%

-10%

-

---

100%90%100%

Gelap123

---

100%100%100%

30%--

---

70%100%100%

Benih tanpa

kulitnya dikupas seluruhn

ya

Gelap123

---

100%100%100%

---

---

100%100%100%

Terang123

---

100%100%100%

---

---

100%100%100%

4.1.2 Grafik

perlakuan

perkecambahan normal pada kulit benih dikupas seluruhnya (%)

hari ke-4 hari ke-7ulangan

1ulangan

2ulangan

3ulangan

1ulangan

2ulangan

3gelap 0 0 0 0 0 0terang 0 0 0 0 0 0

Page 10: Faktor Lah Pastinya

perlakuan

perkecambahan normal pada kulit benih yang dikupas sebagian (%)

hari ke-4 hari ke-7ulangan

1ulangan

2ulangan

3ulangan

1ulangan

2ulangan

3gelap 0 0 0 0 30 0terang 0 0 0 10 0 0

perlakuan

perkecambahan normal pada kulit benih tanpa dikupas (%)

hari ke-4 hari ke-7ulangan

1ulangan

2ulangan

3ulangan

1ulangan

2ulangan

3gelap 0 0 0 0 0 0terang 0 0 0 0 0 0

Page 11: Faktor Lah Pastinya

4.2 Pembahasan

Dalam praktikum mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

perkecambahan benih pepaya ini dilakukan beberapa perlakuan diantaranya ada

perlakuan penutupan dengan plastik hitam. Perlakuan penutupan tersebut

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa jauh pengaruh cayaha terhadap

perkecambahan benih pepaya. Selain itu, penutupan karbon juga memiliki fungsi

lain yaitu untuk menjaga kelembapan benih sehingga benih tidak mudah

mengering dan membuat kerja benih semakin aktif.

Berdasarkan data hasil pengamatan menunjukkan hasil yang kurang

maksimal. Pada hari yang ke-8 semua benih pepaya pada semua perlakuan tidak

menunjukkan tanda perkecambahan, baik dalam keadaan terang maupun keadaan

gelap tertutup oleh karbon.

Pada pengamatan hari yang ke-14, perkecambahan benih hanya terjadi pada

perlakun benih yang dikupas kulitnya sebagian pada keadaan terang maupun

gelap. Pada perlakuan tersebut terdapat dua benih pepaya yang dapat

berkecambah dengan normal dan 16 benih yang lain mati. Melalui data

pengamatan dapat diketahui parameter perlakuan benih, yaitu mengenai kecepatan

berkecambah dan daya berkecambah benih pepaya dari pengamatan hari ke-8

sampai hari ke-14. Kecepatan berkecambah diperoleh dengan membagi jumlah

kecambah normal pada hari ke-8 dengan jumlah total benih yang dikecambahkan

kemudian dihitung dengan hasil presentase. Pada praktikum ini sampai hari ke-8

semua kondisi benih pepaya tidak menunjukkan adanya perubahan apapun. Tidak

Page 12: Faktor Lah Pastinya

ada tanda bahwa benih-benih tersebut berkecambah, sehingga pada hari tersebut

tidak diperoleh data tentang kecepatan berkecambah. Sedangkan daya

berkecambah benih diperoleh setelah pengamatan sampai hari ke-14. Daya

berkecambah dihitung dengan membagi jumlah kecambah normal dibagi dengan

jumlah total benih yang dikecambahkan kemudian dihitung dengan hasil

presentase.

Berdasarkan hasil perhitungan daya berkecambah benih, daya

perkecambahan pada perlakuan benih sebagian kulitnya dikupas menghasilkan

10% pada kondisi terang dan 30% pada kondisi gelap, sedangkan pada perlakuan

lainnya tidak diperoleh data daya berkecambah karena seluruh benih mati. Hal ini

membuktikan bahwa kondisi minim cahaya membuat perkecambahan benih

pepaya berlangsung dengan baik daripada ada cahaya.

Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi perkecambahan benih

antara lain: tingkat kematangan benih, ukuran benih, berat benih, kondisi

persediaan makanan dalam benih, ketidak mampuan embrio, daya tembus air dan

oksigen terhadap kulit biji. Disamping faktor internal, faktor eksternal seperti

suhu, air, oksigen dan cahaya juga mempengaruhi perkecambahan benih.

Perkecambahan benih tidak dapat terjadi jika benih tidak dapat menyerap air dari

lingkungan (Ardian,2008).

Kemungkinan benih pepaya merupakan benih yang kurang membutuhkan

cahaya dalam perkecambahannya. Hal tersebut terbukti dalam praktikum kali ini,

dimana kondisi gelap pada perlakuan kulit benih dikupas sebagian memberikan

daya perkecambahan lebih tinggi (30%) dibandingkan pada kondisi terang (10%).

Cahaya yang minim akan menghasilkan perkecambahan yang baik karena

pertumbuhan auksin tergantung pada tidak adanya cahaya, terbukti benih pepaya

pada kondisi gelap menunjukkan hasil yang lebih tinggi daripada kondisi terang

pada perkecambahannya. Sesuai dengan hasil pengamatan praktikum dapat

dijelaskan bahwa tidak selamanya cahaya berpengaruh pada perkecambahan suatu

benih. Melainkan ada pengaruh-pengaruh lain yang justru menjadikan cahaya

sebagai faktor penghambat bagi perkecambahan benih misalnya saja pada benih

pepaya.

Page 13: Faktor Lah Pastinya

Perkecambahan benih dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari

benih itu sendiri maupun faktor 1ingkungan. Ari1 benih pepaya yang

mengandung protein kasar, serat kasar dan abu ternyata berpengaruh negatif

terhadap perkecambahan benih tersebut. Pembuangan aril dapat menghasilkan

perkecambahan yang lebih cepat dan lebih serempak. Oleh karena itu dianjurkan

agar benih pepaya yang akan ditanam dibuang arilnya, dicuci dan dikeringkan.

Sadjad (2001) menambahkan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi perkecambahan benih pepaya diantaranya ialah cahaya, suhu,

ketersediaan air dan angin. Dengan adanya cahaya matahari akan berlangsung

proses fotosintesis yang menghasilkan karbohirat sebagai energi kehidupan. Suhu

optimal untuk pertumbuhan tanaman pepaya berkisar anara 22°-26°C, suhu

minimum 15°C dan suhu maksimum 43°C. Perkecambahan biji pepaya akan

berlangsung cepat bila suhu siang hari 35°C dan malam hari 26°C. Biji akan

berkecambah dan tumbuh setelah 12-14 hari.

Pengaruh kulit benih atau yang biasa disebut dengan endotesta terhadap

perkecambahan lebih kepada faktor penghambat. Hal ini terbukti dengan tidak

adanya benih pepaya yang tumbuh pada pada perlakuan benih tidak dikupas. Sifat

endotesta yang kasar dan mengandung protein kasar mengakibatkan pertumbuhan

embrio didalamnya terhambat oleh keberadaan kulit benih. Sehingga dapat

dikatakan bahwa keberadaan kulit benih pada pepaya mempunyai pengaruh

negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan benih untuk berkecambah.

Suwarno (2004) menambahkan bahwa penelitian mengenai kulit benih

pepaya yang banyak di1akukan se1ama ini, hanya ditujukan terhadap arilnya

(sarco testa), dan be1um ada yang mencoba mempe1ajari pengaruh kulit benih

bagian da1am yang disebut endotesta. Penyerapan air pada kondisi ge1ap sama

dengan pada kondisi terang. Ini menunjukkan bahwa tidak berkecambahnya benih

pada kondisi ge1ap bukan disebabkan impermeabi1itas kulit benih

Perlakuan yang paling baik dalam praktikum kali ini adalah kulit benih

yang dikupas sebagian. Hal tersebut dibuktikan dengan data pengamatan bahwa

pada hari ke-8 hanya benih yang kulitnya dikupas sebagian yang dapat tumbuh

berkecambah dari perlakuan yang lain. Hal ini kemungkinan dikarenakan kulit

Page 14: Faktor Lah Pastinya

benih pada pepaya berperan sebagai filter cahaya dan impermeable terhadap air

dan udara (O2), apabila benih pepaya masih terselubung oleh kulit maka oksigen

tidak bisa masuk dan perkecambahan tidak akan terjadi serta embrio tidak mampu

tumbuh akibat terhalangi oleh kulit benih. Sebaliknya, apabila kulit benih tidak

tersedia, maka proses filter cahaya tidak akan terjadi. Suwarno (2004) dan Sadjad

(2001) mengatakan bahwa perkecambahan benih pepaya memerlukan cahaya.

Perlakuan tersebut lebih baik lagi apabila berada pada kondisi gelap, hal

ini dibuktikan dengan pengamatan bahwa perkecambahan pada perlakuan benih

kulitnya dikupas sebagian pada kondisi gelap lebih tinggi (30%) daripada kondisi

terang (10%). Hal tersebut terjadi karena hormon auksin tidak akan tumbuh pada

kondisi adanya cahaya, oleh karena itu perkecambahan dapat tumbuh dengan baik

pada kondisi minim cahaya.

Tidak berkecambahnya benih pepaya perlakuan dikupas kulitnya

seluruhnya pada kondisi gelap kemungkinan karena beberapa faktor. Tidak

adanya kulit menyebabkan cahaya tidak bisa difilter, Suwarno (2004) dan Sadjad

(2001) mengatakan bahwa perkecambahan benih pepaya memerlukan cahaya.

Tidak berkecambahnya benih pepaya dalam perlakuan ini juga bisa disebabkan

tidak sterilnya media, Suwarno (2004) menambahkan kejadian tersebut dapat

disebabkan oleh mikroorganisme yang menyerang langsung bagian dalam benih

yang telah terbuka akibat pengupasan kulit benihnya.

Page 15: Faktor Lah Pastinya

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perlakuan benih pepaya yang kulitny dikupir sebagian memberikan hasil

yang terbaik dari perlakuan yang lainnya. Hal ini terbukti pada pengamatan kali

ini bahwa perkecambahan hanya terjadi pada perlakuan benih pepaya dikupas

sebagian. Faktor cahaya sangat mempengaruhi perkecambahan benih pepaya

dimana benih pepaya akan tumbuh baik pada kondisi yang minim cahaya terbukti

dengan hasil pengamatan bahwa pada kondisi gelap benih mampu berkecambah

normal 30% dibandingkan kondisi terang 10%. Tetapi pada hakikatnya benih

pepaya masih memerlukan cahaya untuk perkecambahan.

Pada kulit benih pepaya terdapat aril yang berdampak negatif terhadap

perkecambaha benih. Pembuangan aril dapat menghasilkan perkecambahan yang

lebih cepat dan lebih serempak. Kulit benih pepaya juga berpengaruh terhadap

perannya sebagai filter cahaya. Tetapi kulit benih juga berdampak negatif

terhadap perkecambahan karena menghalangi proses masuknya air dan udara serta

menahan embrio untuk tumbuh ke luar. Ada beberapa faktor lain yang

mempengaruhi perkecambahan benih pepaya diantaranya ialah suhu, ketersediaan

air dan angin.

5.2 Saran

Diharapakan dalam praktikum kali ini mahasiswa dapat memahami faktor-

faktor perkecambahan pada benih, terutama benih pepaya. Sehingga mahasiswa

dapat mengetahui menanggapi setiap kejadian dalam kehidupan sehari-hari

terutama perkecambahan pada benih.

Page 16: Faktor Lah Pastinya

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisus.

Ardian. 2008. Pengaruh Perlakuan Suhu dan Waktu Pemanasan Benih terhadap Perkecambahan Kopi Arabika. Akta Agrosia, Vol.11(1):25-23.

Sadjad, S. 2001. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia: Jakarta.

Mugnisjah W.Q. dan Setiawan A.. 1991. Produksi Benih. Jakarta: Buni Aksara.

Sari, Maryati dkk. 2005. Pengaruh Sarcotesta Dan Pengeringan Benih Serta Perlakuan Pendahuluan Terhadap Viabilitas Dan Dormansi Benih Pepaya (Carica papaya). Agronomi, Vol.33 (2): 23-30.

Suwarno, Faiza. 2004. Pengaruh Cahaya dan Perlakuan Benih Terhadap Perkecambahan Benih Pepaya (Carica papaya L.). Agronomi, Vol.15 (3):49-60.

Wawo, A.H.. 2008. Studi Perkecambahan Biji dan Pola Pertumbuhan Semai Cendana (Santalum album L.) dari Beberapa Pohon Induk di Kabupaten NTT. Biodiversitas, 9(2): 117-122.