hemostasis lah (autosaved).docx

41
Daftar isi : 1. Blooding time 2. Golongan darah 3. Laju endap darah (led) 4. Cross matching 5. Protrombin time 6. Thromboplastin time

Upload: raymond-efraim-ngkale

Post on 16-Jan-2016

259 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Daftar isi :1. Blooding time

2. Golongan darah

3. Laju endap darah (led)

4. Cross matching

5. Protrombin time

6. Thromboplastin time

Page 2: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Blooding Time

Bab i

Latar belakang dan Tujuan

Dalam segala aktivitas, terkadang Kita secara tidak sengaja mengalami trauma fisik, entah ketika kita sedang berkendara motor kemudian terjatuh, atau ketika sedang mengiris bawang didapur kemudian tangan kita teriris, trauma ini tentunya Menimbulkan luka, dan jika luka sampai pada Pembuluh darah Kapiler, maka tentunya juga Kita akan mengalami perdarahan.

Perdarahan adalah keadaan dimana darah keluar dari tempat sirkulasinya, yaitu pembuluh darah, ketika mengalami perdarahan memang kita terus mengeluarkan darah namun dalam beberapa Menit kemudian darah terlihat membeku dan membentuk seperti lapisan tipis berwarna putih kemerah-merahan, sehingga darah berhenti, Mengapa terjadi demikian, jawabannya adalah Mekanisme Hemostasis dan Koagulasi.

Telah kita ketahui, dalam darah yang ada pada tubuh kita, terdiri dari plasma dan sel-sel darah, dan keping megakariosit atau yang kita sebut Trombosit, Trombositlah yang memegang peranan Penting dalam kejadian berhentinya darah tadi, jadi Trobosit merupakan salah satu bagian dari darah yang Memiliki fungsi utama dalam kendali Hemostasis dan koagulasi, Proses pembekuan Darah.

Dalam praktikum kali ini, kita akan mengukur Berapa lama proses koagulasi Darah, dari saat perlukaan hingga darah berhenti Mengalir Keluar tubuh, dengan demikian Kita dapat mengetahui kisaran waktu yang diperlukan trombosit untuk aktif dalam menghentikan perdarahan.

Tujuan :

a. Mahasiswa mengerti dan memahami prosedur Pelaksanaan Pengukuran Blooding time

b. Mahasiswa mengetahui kisaran waktu Perhentian darah

Page 3: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Bab ii

Dasar teori

Waktu perdarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan

lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris.

Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas :

ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan

trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan

untuk adhesi pada jaringan subendotel dan membentuk agregasi. Bila trombosit

Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka kecil

pada permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang standard. Ada 2 teknik yang dapat

digunakan, yaitu teknik Ivy dan Duke. Kepekaan teknik Ivy lebih baik dengan nilai normal 1-6

menit. Teknik Duke nilai normal 1-8 menit. Teknik Ivy menggunakan lengan bawah untuk

insisi merupakan teknik yang paling terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat memperlama

waktu perdarahan.Uji ini tidak boleh dilakukan jika penderita sedang mengkonsumsi

antikoagulan atau aspirin; pengobatan harus ditangguhkan dulu selama 3 – 7 hari.

Page 4: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Bab iii

Metodologi

A. Alat dan Bahan

Alat : Tensi meter

Lancet steril

Stopwatch

Kapas alkohol

Kertas saring bulat

B. Cara kerja

Memasang Tensimeter, manset dibebatkan pada lengan atas, tepat diatas lipatan siku

Memberi tekanan sebesar 40 mmHg selama dilakukan Pemeriksaan

Membersihkan daerah volar lengan bawah dengan kapas alkohol, memilih tempat yang tidak ada vena superficial, sekitar 3 jari dibawah lipatan siku

Regangkan kulit, buat perlukaan sedalam 3 mm dengan autoclick

Jalankan stopwatch tepat saat terjadi perdarahan

Setiap 30 detik darah yang keluar di Hapus dengan kapas tapi tidak sampai menyentuh Permukaan kulit

Mematikan stopwatch ketika Perdarahan berhenti, Melepaskan manset, dan merapikan kembali tensimeter pada tempatnya

Mencatat hasil waktu yang diperlukan dari saat terjadi Perdarahan sampai perdarahan tersebut berhenti

Bab iv

Page 5: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

B. Pembahasan

Telah kita ketahui bahwa blooding time adalah untuk mengetahui kinerja trombosit sebagai salah satu agen pembekuan darah, prosedur pengerjaan yang telah kita lakukan menggunakan metode ivy, yaitu memasang alat tensi meter pada lengan probandus kemudian membuat sedikit perlukaan di area 3 jari dibawah siku, kemudian mulai menghitung dengan stopwatch sampai darah berhenti, dan jika perdarahan terjadi lebih dari 10 menit, maka pemeriksaan di berhentikan, karena hal tersebut telah mengindisikan bahwa telah terjadi suatu kelainan pada kinerja trombosit.

Pada praktikum, kali ini kita telah mengukur waktu perdarahan pada 2 orang dari probandus kelompok, dari probandus Pertama didapatkan hasil pengukuran waktu yaitu 3 menit 21 detik, hal ini masih dalam batas normal, tidak ada kelainan pada kinerja trombosit, karena waktu 3 menit masih dalam batas ambang normal.

Pada hasil probandus 2 di dapat waktu yang lebih singkat, yaitu 2 menit, ini juga masih dalam ambang batas normal, karena darah berhenti dengan cepat, sesuai dengan keadaan normal.

Dari kedua pemeriksaan didapatkan hasil yang normal, maka dapat kita simpulkan bahwa pada pemeriksaan kinerja trombosit dari dua (2) probandus didapatkan dalam keadaan normal dan tidak mengindikasikan kelainan klinis.

Pemeriksaan golongan darah

Bab I

Pemeriksaan Blooding Timeno Percobaan Waktu1 Probandus 1 3 menit 21 detik 2 Probandus 2 2 menit

Page 6: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Latar Belakang dan Tujuan

Sistem penggolongan darah manusia dikategorikan dengan beberapa sistem, yang kita gunakan ada Penggolongan Gol.darah dengan sistem ABO, dalam sistem ABO, Golongan darah Manusi terdiri atas 4, yaitu Gol.darah A, B, O, dan AB.

Fungsi Utama golongan darah Yaitu pengenal dalam keluarga, dan sebagai suatu patokan dalam melakukan transfusi (namun hal ini juga belum bisa dipastikan dengan cross match, bagian ----).

Dalam setiap aktivitas, pekerjaan, kita selalu ditanyakan Mengenai golongan darah, dalam kartu Penduduk Juga tertera Gol darah, gol.darah Bersifat sebagai pengenal dan lebih Memastikan kebenaran identitas, Gol. Darah juga sebagai Bukti, Dalam pengadilan, dan pada insiden tertukarnya bayi di Rumah sakit.

Dengan demikian diperlukannya tes Gol.darah Untuk Mengetahui Jenis golongan darah untuk kepentingan-kepentingan tersebut

Tujuan : Mahasiswa mengerti dan memahami serta melakukan pemeriksaan Golongan darah

Bab II

Dasar Teori

Page 7: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Meskipun ratusan jenis antigen golongan darah dalam eritrosit telah ditemukan

namun dalam praktek keseharian hanya sistim golongan darah ABO dan Rh yang penting

digunakan. Ada empat (4) jenis golongan darah dalam sistim golongan darah ABO yakni

golongan darah A, golongan darah B, golongan darah O dan golongan darah AB. Sistim

golongan darah ABO mempergunakan dasar ada tidaknya antigen A dan antigen B pada

permukaan eritrosit. Golongan A mempunyai dua subgrup yaitu sub grup A1&A1B serta

A2&A2B.

Jikalau pada permukaan eritrosit ditemukan antigennya maka dalam serum tidak

mengandung anbodinya. Orang dengan golongan darah A pada permukaan eritrositnya

terdapat antigen A dan dalam serumnya mengandung antibodi B (anti-B), sedangkan pada

golongan darah B pada permukaan eritrositnya terdapat antigen B , serumnya mengandung

antibodi A (anti-A). Golongan AB serumnya tidak mengandung antibodi sama sekali (nihil),

sedangkan golongan O serumnya mengandung baik antibodi A (anti-A) maupun antibodi B

(anti-B).

Penggunaan penggolongan darah sistim Rh dalam praktik klinik keseharian

mepergunakan antisera yang dikenal dengan anti-D. Ada dua jenis golongan darah Rh yaitu

golongan Rh-positif dan golongan Rh-negatif.

Hasil reaksi yang terjadi antara antigen-antibodi pada peristiwa ini adalah aglutinasi, oleh

karenanya antigen (Ag) disebut juga aglutinogen, dan antibodi (Ab) disebut aglutinin.

Bab III

Metodologi

A. Alat dan bahan

Page 8: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Alat : Auto clift, Kapas alkohol, lancet steril.

Bahan : Reagen anti A, anti B, anti AB , dan anti D untuk (Rh), kartu gol.darah

B. Cara kerja

Pengambilan Darah

Periksa Alat-alat khususnya autoclick yang berfungsi untuk membuat perlukaan kecil, pastikan baru dan steril, Ukuran kedalaman pada autoclick adalah 0,5 mm

Melakukan penjelasan, tentang prsedur pemeriksaan Kepada probandus, serta meminta kesediaan untuk dilakukan pemeriksaan

Memilih jari Manis yang relatif lebih nyaman dan kurang beresiko (jari-jari lain memiliki banyak ujung saraf bebas pada ujungnya, dan rasa sakit akan lebih lama, boleh digunakan

namun dalam keadaan terpaksa)

Pijat jari dari bawah hingga ke ujung, bertujuan untuk mengumpulkan darah

Gosokan dengan alkohol, tunggu sampai agak kering

Tusuk jari, sedikit lateral (menyamping) dari jari, pada bagian yang terlihat agak Menonjol

Kumpulkan darah hingga menyerupai tetesan, teteskan langsung pada kertas golongan darah

Berikan kapas yang diberi alkohol pada perlukaan dijari akibat tusukan

Pemeriksaan Golongan darah

Kertas Golongan darah yang sudah ditetesi darah dipersiapkan

Page 9: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Tetesi reagen anti A pada darah Yang telah Ditetesi pada tempat Golongan darah A

Tetesi reagen anti B Pada darah yang telah ditetesi pada tempat golongan darah B

Tetesi Reagen anti AB pada darah Yang telah ditetesi pada tempat Golongan darah O

Tetesi reagen anti D pada darah yang telah Ditetesi pada tempat Golongan darah Rhesus

Amati jika terjadi penjendalan/tidak (jika terjadi penjendalan pada daerah yang Di tetesi Reagen, maka itulah golongan darah orang, tersebut co: darah di beri anti A, terjadi

penjendalan, maka orang tersebut memiliki Gol. Darah A)

Catat hasil

Bab IV

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Page 10: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Pemeriksaan Golongan darahNo Nama Probandus Nama praktikan Golongan darah1 Haryo dimastio Hendi Wicaksono O2 Sindya wasundari Oktavianta F B3 Johan budiman Kadek S.G A4 Andhika Brilian kharisma Raymond E.N O5 Adi nugraha Andreas Geovani A B

B. Pembahasan

Dalam praktikum kali ini, kita telah melakukan pemeriksaan penentuan golongan darah, dari lima probandus dari kelompok, dan lima orang praktikan dari kelompok juga yang akan Melakukan Perlukaan kecil dengan autoclick.

Prosedur Pemeriksaan Ini Memang sedikit beresiko, karena kita akan melakukan perlukaan walaupun kecil, Untuk itu kita telah perlu mengetahui prosedur pemeriksaan, seperti yang telah kita ketahui, pembuatan Perlukaan di lakukan pada daerah jari, dan jari yang di anjurkan dalam Pemeriksaan adalah jari manis, ini dikarnakan jari tengah secara anatomis sedikit terdapat serabut ujung saraf bebas dibanding jari-jari lainnya, sebenarnya kita boleh mengambil pada daerah jari mana saja, namun hal tersebut dilakukan jika dalam keadaan darurat, dengan demikian Pemilihan Perlukaan pada jari manis, tidak membuat probandus merasa sakit berlebih dan lebih lama.

Setelah melakukan perlukaan, kita meneteskan darah dari probandus, ke kartu Golongan darah, saya secara pribadi, melakukan percobaan bersama probandus kelompok sdr. Andika brilyan kharisma, setelah meneteskan darah sdr.andika pada kartu golongan darah, saya meneteskan reagen anti A, anti B, anti AB, dan Anti D, setelah meneteskan reagen, saya mengamati darah, dan ketiga reagen tidak bereaksi hanya anti D yang bereaksi sehingga terjadi Penjendalan. Dengan demikian kita dapat mengetahui Golongan darah sdr.andhika adalah O demikian juga dengan sdr. Haryo dimastio, tidak terjadi penjendalan.

Begitu juga demikian pada percobaan-percobaan yang lain, yang dilakukan pada probandus kelompok lainnya, berbeda pada probandus kelompok sdr.sindya wasundari, sdr johan budiman, sdr adi Nugraha. Pada sdr. Sindya wasundari dan sdr. Adi nugraha, setelah

Page 11: Hemostasis lah (Autosaved).docx

ditetesi reagen, terjadi penjendalan khususnya setelah ditetesi regen anti B, dengan demikian kita bisa mengetahui, bahwa Golongan darah sdr.sindya dan sdr. Adi nugraha adalah B.

Pada sdr.johan setelah ditetesi reagen khususnya reagen anti A, darah dari probandus bereaksi dan terjadi penjendalan, sehingga kita ketahui bahwa golongan darah sdr.johan adalah bergolongan darah A.

Page 12: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Pemeriksaan laju endap darah (led)

Bab i

Latar belakang dan tujuan

Laju endap darah adalah suatu pengukuran kecepatan turun darah dalam 1 jam,

Kecepatan turun ini begitu beragam, akan terlihat lambat, Ataupun cepat. Masing - masing

Kecepatan tersebut memiliki arti klinis masing-masing, laju endap darah dilambangkan

dengan satuan mm/jam. Kriteria normal untuk laju endap darah, Pada pria ukuran normal 0-

15 mm/jam dan untuk wanita adalah 0-20 mm/jam.

Dalam lingkungan klinis, pemeriksaan laju endap darah, sangat lah penting, karena

seperti yang telah dikatakan, tiap laju kecepatan, Cepat atau Lambat dari ukuran kriteria

normal yang telah disebutkan diatas, Merupakan suatu indikator dari adanya kelainan

patologis.

Dalam Praktikum kali ini, kita akan Melakukan pengukuran laju endap darah, Pada

salah Satu probandus kelompok, pengukuran laju endap darah memiliki 2 Metode

pemeriksaan, yaitu metode Wertergen dan metode wintrobe, namun untuk sekarang,

metode yang digunakan sesuai rekomendasi Internatiolnal Committee for Standardization in

Haematology (ICSH) adalah menggunakan metode Westergren.

Tujuan :

Mahasiswa mengerti dan memahami Prosedur pengerjaan laju endap darah dengan Menggunakan metode westergen

Bab ii

Page 13: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Dasar teori

Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga disebut kecepatan

endap darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan sedimentasi eritrosit

dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam, Nilai normal laki-laki

0-15mm/jam, perempuan 0-20mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik.

LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis,

kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress

fisiologis (misalnya kehamilan).

Sebagian ahli hematologi, LED tidak andal karena tidak spesifik, dan dipengaruhi oleh

faktor fisiologis yang menyebabkan temuan tidak akurat. Pemeriksaan CRP dipertimbangkan

lebih berguna daripada LED karena kenaikan kadar CRP terjadi lebih cepat selama proses

inflamasi akut, dan lebih cepat juga kembali ke kadar normal daripada LED. Namun,

beberapa dokter masih mengharuskan uji LED bila ingin membuat perhitungan kasar

mengenai proses penyakit, dan bermanfaat untuk mengikuti perjalanan penyakit. Jika nilai

LED meningkat, maka uji laboratorium lain harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah

klinis muncul.

Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe

dan Westergreen. Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut

sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika

nilai LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang

menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu

disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe. Kenyataan

inilah yang menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode Westergreen daribada metode

Wintrobe. Selain itu, International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH)

merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen. LED berlangsung 3 tahap,

tahap ke-1 penyusunan letak eritrosit (rouleaux formation) dimana kecepatan sedimentasi

sangat sedikit, tahap ke-2 kecepatan sedimentasi agak cepat, dan tahap ke-3 kecepatan

sedimentasi sangat rendah.

Bab iii

Page 14: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Metodologi

A. Alat dan Bahan

Alat : Pipet Westergen beserta rak-nya

Lemari pendingin

Bahan : Darah vena dengan antikoagulan

Larutan Natrium Sitrat 0,109M;

Air suling

B. Cara kerja

Darah yang sudah diencerkan diisikan ke dalam pipet Westergren sampai garis/ tanda 0 (nol).

Letakkan pipet pada rak, pastikan posisinya sudah benar tegak lurus.

Diamkan dalam suhu kamar, jauhkan dari sinar matahari dan getaran.

Sesudah satu (1) jam tepat, baca berapa panjang penurunan eritrosit (laju eritroseit).

mencatat hasilnya, dan laporkan dengan satuan mm/jam

Bab iv

Hasil dan pembahasan

Page 15: Hemostasis lah (Autosaved).docx

A. Hasil

B. Pembahasan

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan mengendap eritrosit ke dalam plasma darah yang belum membeku dengan satuan mm/jam.dari percobaan kali ini kita dapat mengetahui kondisi fisiologis seseorang karena LED sangat terpengaruh kondisi fisiologis seseorang.

Metode dalam percobaan kali ini ada 2 yaitu metode westergreen dan metode wintrobe tetapi pada percobaan kali ini menggunakan metode westergreen karena menurut ICSH metodeini mendapat hasil lebih akurat karena menggunakan tabung yang 2 kali lebih panjang.prinsipnya adalah darah yang telah diisi di tabung westergreen didiamkan 1 jam di rak kemudian dicatat hasil skala pengendapan

Dari percobaan didapat data hasil probandus pertama 5mm/jam dan probandus kedua 7mm/jam, hasil tersebut termasuk normal karena ukuran nilai normal laki-laki 0-15mm/jam dan perempuan 0-20mm/jam.

Banyak hal yang mempengengaruhi LED yaitu:

Penurunan kadar : polisitemia vera, CHF, anemia sel sabit, mononukleus infeksiosa, defisiensi faktor V, artritis degeneratif, angina pectoris

Peningkatan kadar : artirits reumatoid, demam rematik, MCI akut, kanker (lambung, kolon, payudara, hati, ginjal), penyakit Hodgkin, mieloma multipel, limfosarkoma, endokarditis bakterial, gout, hepatitis, sirosis hati, inflamasi panggul akut, sifilis, tuberkulosis, glomerulonefritis, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (eritroblastosis fetalis), SLE, kehamilan (trimester kedua dan ketiga).

Adapun nilai LED juga dapat berunah akibat kesalah pada laboratorium pemeriksaan misalnya kelebihan antikoagulan,dan kemiringan tabung

Pemeriksaan Cross match

Bab I

Latar belakang dan tujuan

Pemeriksaan laju endap darahNo Percobaan Waktu1 Probandus 1 5 mm/jam 2 Probandus 2 7 mm/jam

Page 16: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Kita tentunya pernah mendengar tentang kejadian penggumpalan darah pada saat dilakukannya transfusi darah, satu hal yang mungkin terjadi darah Yang di transfusikan tidak cocok untuk recepient dengan kata lain darah tersebut berbeda golongan sehingga terjadi penggumpalan atau aglutinasi, namun ada pula beberapa kejadian, saat dilakukannya kegiatan transfusi, Pada orang memiliki golongan darah yang sama tetap terjadi Penggumpalan, Mengapa demikian?

Kesalahan transfusi Bila berbeda golongan bisa dapat Berakibat fatal pada recepient (pasien yang didonor) untuk itu harus dilakukan suatu tes, Tes Cross match, yaitu tes yang dilakukan sebelum dilakukannya Pemberian transfusi darah, tes ini bertujuan untuk menghindari terjadinya penggumpalan darah yang terjadi pada saat transfusi berlangsung.

Tes ini memiliki tiga (3) fase, namun pada praktikum kali ini hanya akan dilakukan fase pertama (1), Fase pertama (1) yaitu untuk pemeriksaan darah, apakah darah yang akan ditransfusikan tersebut akan mengalami aglutinasi atau tidak, sedangkan tahap 2 dan 3 dilakukan untuk darah yang memiliki golongan darah yang sama namun terjadi Aglutinasi.

Secara singkat, prosedur pengerjaan metode 1 relatif lebih mudah, Dimana akan diambil beberapa tabung darah pendonor dan recipient akan dicampur dan dilihat apakah terjadi penggumpalan.

Jika bernilai negatif, maka darah dari pendonor dapat di transfusikan sedangkan jika hasil pemeriksaan bernilai positif maka darah otomatis tidak dapat ditransfusikan, hal Ini biasanya di akibatkan Oleh Perbedaan gol darah, namun jika gol darah sama namun tetap terjadi aglutinasi, maka akan dilanjutkan tes cross match berikutnya, yaitu dengan metode yang 2 dan 3.

Tujuan :

1. Mahasiswa mengerti dan memahami prosedur pemeriksaan darah Cross match2. Mahasiswa dapat melakukan Pemeriksaan dan menganalisa hasil yang didapatkan

dari Praktikum

Bab II

DASar teori

Pemeriksaan crossmatching (uji cocok serasi) adalah pemeriksaan kecocokan darah

antara darah pasien dengan darah penyumbang darah yang sesuai golongan ABO dan

Page 17: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Rhesusnya, darah yang diberikan pada penderita adalah darah yang cocok serasi

(compatible. Pemeriksaan ini terutama dilakukan jika ingin melakukan transfusi darah

(Fatma, 2009).

Transfusi darah hanya merupakan satu elemen dari penanganan kasus secara

keseluruhan. Bila terjadi kehilangan darah dalam jumlah banyak dan waktu singkat akibat

perdarahan, pembedahan ataupun komplikasi dari melahirkan, yang paling urgen adalah

mengganti cairan yang hilang dengan segera. Transfusi sel darah merah dapat menjadi

penting karena akan mengembalikan kapasitas pengangkutan oleh darah (Anonim, 2010).

Prinsip-prinsip dalam melakukan transfusi darah adalah:

Transfusi hanya merupakan satu bagian dalam penatalaksanaan seorang pasien.

Keputusan untuk memberikan transfusi harus didasarkan pada petunjuk nasional

mengenai penggunaan klinis dari darah, dengan mempertimbangkan kebutuhan pasien itu

sendiri.

Kehilangan darah harus diminimalkan untuk mengurangi kebutuhan pasien akan

transfusi.

Pasien yang kehilangan darah akut sebaiknya menerima resusitasi efektif (eairan

pengganti intravena, oksigen, dan lain-lain) sementara kebutuhan transfusi

dipertimbangkan. Kadar hemoglobin pasien, meskipun penting, sebaiknya tidak menjadi

faktor penentu untuk memulai transfusi. Keputusan untuk melakukan transfusi haruslah

didukung oleh kebutuhan untuk menghilangkan gejala dan tanda serta menghindari

morbiditas dan mortalitas.

Bab III

Metodologi

A. Alat dan Bahan

Alat : Tensi meter, Lancet steril, Stopwatch, Kapas alkohol, Kertas saring bulat

Page 18: Hemostasis lah (Autosaved).docx

B. Cara kerja

Darah dimasukkan ke dalam Tabung sebanyak ml, tabung berlabel ganjil adalah Darah milik Recipient (tabung 1, 3, 5) dan Darah pendonor Bernilai genap (2, 4, 6) sehingga Total 6

Tabung

6 Tabung Berisi darah, disentrifuse dengan kecepatan ppm

Tabung yang telah disentrifuse, di atur berpasang 1 dan 2, 3 dan 4, 5 dan 6,

Mengambil dan mempersiapkan 3 tabung kosong (sebagai media untuk dilakukan pencampuran)

Melakukan Pemeriksaan mayor, yaitu dengan mencampurkan Plasma dari Resepien dengan eritrosit dari Pendonor didalam tabung Kosong

Pada Pemeriksaan minor, sebaliknya, mencampurkan eritrosit resepien dengan plasma pendonor

Pengerjaan Pemeriksaan Mayor dan minor dilakukan pada semua tabung (1 dan 2, 3 dan 4, 5 dan 6)

Dilakukan pengamatan, melihat apakah yang terjadi, terjadi penjendalan atau tidak

Mencatat hasil Yang Ditemukan

Bab IV

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Pemeriksaan Cross Match

No Resepien DonorPemeriksaan

mayorPemeriksaan

Minor1 Tabung 1 Tabung 2 ( + ) ( - )2 Tabung 3 Tabung 4 ( + ) ( - )3 Tabung 5 Tabung 6 ( - ) ( - )

Page 19: Hemostasis lah (Autosaved).docx

B. Pembahasan

Telah kita ketahui bahwa pemeriksaan cross match Yang telah kita lakukan Ini merupakan fase 1, pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan mayor dan minor, Pemeriksaan mayor adalah Pemeriksaan dengan mencampurkan Plasma Resepient dengan eritrosit Pendonor, dan pemeriksaan minor sebaliknya.

Dari hasil yang telah didapat dengan Melakukan 3 Pemeriksaan, Terjadi Penjendalan (koagulasi) pada 2 Pemeriksaan yang dilakukan, yaitu Pada tabung 1 dan 3, kemudian pada tabung 3 dan 4 Hal ini ditandai dengan nilai (+) Ini berarti adanya penjendalan, inilah merupakan tujuan utama dari pemeriksaan ini, untuk mengetahui adanya koagulasi. Dalam lingkup klinis, Hal inilah yang ditakutkan pada saat proses transfusi oleh karena Itu dilakukan Pemeriksaan tersebut, jika Bernilai (+) maka darah pendonor tidak di perbolehkan mendonorkan darah kepada recepien (pasien) sebaliknya jika pemeriksaan didapatkan hasil (-) Maka boleh dilakukan proses transfusi.

Ada beberapa faktor terjadinya penjendalan (koagulasi) namun faktor yang paling menentukan adalah perbedaan Golongan darah, kita telah Mengetahui sifat-sifat Golongan darah, yaitu akan terjadi penjendalan apabila tidak sama, hal demikian lah yang terjadi saat pemeriksaan Pada tabung no 1 dan 2 serta 3 dan 4., Namun ada pula saat keadaan dimana tubuh pasien tidak mau menerima darah yang memiliki golongan yang sama, biasa hal Ini merupakan manifestasi dari Penyakit yang didertita (biasanya terkait Imunologis), hal ini butuh pemeriksaan cross match lanjutan yaitu dengan fase 2 dan fase 3.

Kembali pada hasil Pemeriksaan, kita melihat hasil Pemeriksaan Pada tabung no 5 dan 6 dimana semua pemeriksaan, yaitu pemeriksaan mayor dan minor Yang dilakukan kesemuanya bernilai (-), keadaan tersebut dapat menunjukan bahwa darah dari pendonor dan resepien tidak mengindikasikan adanya penjendalan (koagulasi), dengan demikian pendonor dapat mendonorkan darahnya.

Dengan demikian pemeriksaan cross match Merupakan suatu hal yang Penting dilakukan sebelum dilakukannya proses transfusi, hal ini lebih di haruskan apa bila pendonor tidak Mengetahui secara pasti golongan darahnya atau tau melalui silsilah keluarga tanpa adanya Tes penentuan Golongan darah sendiri.

Pemeriksaan plasma prothrombin time (ppt)

Bab I

Latar belakang dan tujuan

Page 20: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Plasma prothrombin time, Merupakan pemeriksaan yang dilakukan Untuk Mengetahui pengaruh-pengaruh faktor ekstrinsik dalam Koagulasi Darah. Prothrombin di sintesis dalam organ hati.

Prothrombin merupakan salah satu faktor pembekuan darah, prothrombin Di ubah oleh thromboplastin menjadi thrombin, dan thrombin inilah yang akan membantu proses pembekuan darah.

Kita telah mengetahui bahwa proses terjadi Koagulasi di pengaruhi oleh tiga faktor, yaitu Vaskuler, faktor-faktor, dan Trombosit yang kesemuanya berperan dan saling terkait dalam proses perhentian luka. Dengan demikian kelainan/kerusakan pada salah satu faktor, pasti akan Mempengaruhi Koagulasi

Dengan demikian kita mengetahui bahwa pemeriksaan yang akan Kita lakukan adalah untuk Mengetahui kelainan/tidak pada proses koagulasi yang terinterpretasi dari pemeriksaan Plasma Prothrombin time (PPT)

Tujuan : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara-cara dalam melakukan pemeriksaan yang berkaitan untuk menilai adanya defisiensi faktor ekstrinsik

Bab ii

Dasar teori

Page 21: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Protrombin disintesis oleh hati dan merupakan prekursor tidak aktif dalam proses

pembekuan. Protrombin dikonversi menjadi thrombin oleh tromboplastin yang diperlukan

untuk membentuk bekuan darah.

Uji masa protrombin (prothrombin time, PT) untuk menilai kemampuan faktor

koagulasi jalur ekstrinsik dan jalur bersama, yaitu : faktor I (fibrinogen), faktor II

(prothrombin), faktor V (proakselerin), faktor VII (prokonvertin), dan faktor X (faktor Stuart).

Perubahan faktor V dan VII akan memperpanjang PT selama 2 detik atau 10% dari nilai

normal.

Pada penyakit hati PT memanjang karena sel hati tidak dapat mensintesis

protrombin.PT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi ekstrinsik dan bersama jika

kadarnya <30% style="font-style: italic;">International Committee for Standardization in

Hematology (ICSH) menganjurkan tromboplastin jaringan yang digunakan harus

distandardisasi dengan tromboplastin rujukan dari WHO untuk mendapatkan International

Sensitivity Index (ISI).

International Normalized Ratio (INR) adalah satuan yang lazim digunakan untuk

pemantauan pemakaian antikoagulan oral.

INR didadapatkan dengan membagi nilai PT yang didapat dengan nilai PT normal

kemudian dipangkatkan dengan ISI. INR merupakan rancangan untuk memperbaiki proses

pemantauan terhadap terapi warfarin sehingga INR digunakan sebagai uji terstandardisasi

internasional untuk PT. INR dirancang untuk pemberian terapi warfarin jangka panjang dan

hanya boleh digunakan setelah respons klien stabil terhadap warfarin. Stabilisasi

memerlukan waktu sedikitnya seminggu. Standar INR tidak boleh digunakan jika klien baru

memulai terapi warfarin guna menghindari hasil yang salah pada uji.

Bab iii

Metodologi

A. Alat dan Bahan

Alat : Penangas air 37˚C

Page 22: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Tabung reaksi 13x100 mm

Mikropipet 0,1 % 0,2 µL

Bahan : Darah dengan antikoagulansia Natrium Sitrat 9:1

Campuran larutan thromboplastin-calsium chloride

Kontrol plasma normal

Reagen-reagen neoplastin

Melakukan pemusingan darah- sitrat selama 10menit pada kecepatan 3000ppm , segera

mengambil sesudah darah

Memisahkan plasma dari endapan eritrosit dan menaruh dalam tabung tersendiri. Segera

melakukan pemeriksaan

Mengambil tabung reaksi lain, masukkan 0,2mLcampuran tromboplastin-calsium dan

Menaruh dalam penangas air pada suhu 37°C selama 1menit (suhu tabung sama dengan

suhu air dalam penangas)

Menginkubasikan plasma yang diperoleh pada penangas 37°C selama 2-3menit sampai

suhunya sama (jangan lebih dari 5menit)

Menambahkan 0,1mL plasma ke dalam tabung berisi campuran tromboplastin-calsium

kemudian mencampurkan dan pada saat bersamaan menjalankan stopwatch

Mengeluarkan tabung berisi campuran plasma & tromboplastin-calsium dari penangas

Page 23: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Mengeringkan dinding luar tabung dengan lap bersih dan mengggoyangkan tabung ke

depan-belakang, sampai terlihat bentukan benang fibrin.

Mematikan stopwatch tepat saat bentukan benang fibrin terlihat. Mencatat waktunya

Dengan prosedur yang sama juga melakukan pemeriksaan PPT pada plasma kontrol normal

(plasma pasien diganti plasma kontrol normal).

Mengulangi pemeriksaan diatas dengan prosedur yang sama, menghitung rata rata waktu

yang diperoleh dan melaporkan hasilnya sebagai waktu PPT dengan satuan detik

Bab iv

Hasil dan pembahasan

A. Hasil

Waktu : 15,37

B. Pembahasan

Page 24: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk dapat mengetahui dan memahami cara-cara dalam

melakukan pemeriksaan yang berkaitan untuk menilai adanya defisiensi faktor ekstrinsik.

Pemeriksaan waktu protrombin ini berkaitan dengan faktor-faktor ekstrinsik, karena waktu

protrombin ini berhubungan dengan terjadinya trauma pada dinding pembuluh dan jaringan

disekitarnya yang kemudian diikuti dengan pelepasan faktor jaringan, aktivasi faktor X dan

adanya efek dari faktor X yang teraktivasi itu sendiri.

Pada percobaan kali ini didapat hasil 15,37 detik ini merupakan kondisi normal

karena standar normaluntuk uji ini adalah 10-15 detik.dari hasil diatas kita dapat

mengetahui bahwa probandus tidak defisiansi terhadap factor ekstrinsik yaitu : faktor I

(fibrinogen), faktor II (prothrombin), faktor V (proakselerin), faktor VII (prokonvertin), dan

faktor X (faktor Stuart) dan kadar protrombin dalam darah yang cukup karena kadar

protrombin berpengaruh dalam proses pembekuan darah.

Perubahan faktor V dan VII akan memperpanjang PT selama 2 detik atau 10% dari

nilai normal.ada beberapa hal yang mempengaruhi nilai PT yaitu:

Hasil memanjang ditemukan pada kondisi klinis seperti Penyakit hati (sirosis

hati, hepatitis, abses hati, kanker hati, jaundice), afibrinogenemia, defisiensi

faktor koagulasi (II, V, VII, X), disseminated intravascular coagulation (DIC),

fibrinolisis, hemorrhagic disease of the newborn (HDN), gangguan reabsorbsi

usus.

Hasil memendek biasanya ditemukan pada kondisi klinis seperti

tromboflebitis, infark miokardial, embolisme pulmonal.

Pemeriksaan activated partial thromboplastin time (Aptt)

Bab i

Latar belakang dan tujuan

Di dalam darah, kita mengenal adanya trombosit atau yang dikenal pula dengan

nama keping-keping darah atau platelet. Trombosit sangat berperan penting didalam proses

Page 25: Hemostasis lah (Autosaved).docx

penyembuhan luka, dimana trombosit ini akan dibantu oleh tromboplastin, trombokinase,

protrombin, trombin, fibrinogen dan bennag-benang fibrin dalam melakukan mekanisme

pembekuan darah.

Namun, pada percobaan ini kita tidak akan membahas semua itu, tetapi hanya fokus

pada tromboplastin saja. Tromboplastin merupakan aktivator dari protrombin. Dimana

nantinya protrombin yang telah diaktivasi oleh tromboplastin ini akan mampu untuk

menghasilkan trombin yang akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin yang

akan mampu untuk menutup luka.

Pada percoban ini, kita lebih memfokuskan pada waktu aktivasi tromboplastinnya

saja. Dimana waktu aktivasi dari tromboplastin ini akan menggambarkan tentang kadar

trombopalstin didalam darah.

Kita harus mampu melakukan pemeriksaan terhadap waktu aktivasi dari

tromboplastin parsial itu, karena apabila jumlah tromboplastin parsial didalam darah itu

diketahui tidak mencukupi, maka dapat dipastikan akan terjadi gangguan terhadap

mekanisme pembekuan itu sendiri dan tentunya akan berdampak pada terjadinya kelainan-

kelainan. Gangguan itu terutama terjadi pada kegagalan tromboplastin dalam mengaktivasi

protrombin sehingga akhirnya protrombin tidak akan mampu melaksankan fungsinya

dengan baik. Sedangkan kelainan-kelainan yang terjadi itu, dalam hal ini terkait dengan

adanya defisiensi faktor intrinsik yang nantinyaa berperan penting dalam proses pembekuan

itu sendiri.

A. Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara-cara dalam melakukan pemeriksaan

yang sangat berguna untuk penyaring rutin kelainan pembekuan pada faktor intrinsik.

Bab ii

Dasar teori

Tromboplastin parsial adalah fosfolipid yang berfungsi sebagai pengganti platelet

factor 3 (PF3), dapat berasal dari manusia, tumbuhan dan hewan, dengan aktivator seperti

Page 26: Hemostasis lah (Autosaved).docx

kaolin, ellagic acid, micronized silica atau celite. Reagen komersil yang dipakai misalnya CK

Prest 2 yang berasal dari jaringan otak kelinci dengan kaolin sebagai aktivator. Reagen

Patrhrombin SL menggunakan fosfolipid dari tumbuhan dengan aktivator micronized silica.

Masa tromboplastin parsial teraktivasi (activated partial thromboplastin time, APTT)

adalah uji laboratorium untuk menilai aktifitas faktor koagulasi jalur intrinsik dan jalur

bersama, yaitu faktor XII (faktor Hagemen), pre-kalikrein, kininogen, faktor XI (plasma

tromboplastin antecendent, PTA), faktor IX (factor Christmas), faktor VIII (antihemophilic

factor, AHF), faktor X (faktor Stuart), faktor V (proakselerin), faktor II (protrombin) dan

faktor I (fibrinogen). Tes ini untuk monitoring terapi heparin atau adanya circulating

anticoagulant. APTT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi instrinsik dan bersama

jika kadarnya <> 7 detik dari nilai normal, maka hasil pemeriksaan itu dianggap abnormal.

APTT memanjang dijumpai pada :

1. Defisiensi bawaan

o Jika PPT normal kemungkinan kekurangan :

Faktor VIII

Faktor IX

Faktor XI

Faktor XII

o Jika faktor-faktor koagulasi tersebut normal, kemungkinan kekurangan HMW

kininogen (Fitzgerald factor)

o Defisiensi vitamin K, defisiensi protrombin, hipofibrinogenemia.

2. Defisiensi didapat dan kondisi abnormal seperti :

o Penyakit hati (sirosis hati)

o Leukemia (mielositik, monositik)

o Penyakit von Willebrand (hemophilia vaskular)

o Malaria

Page 27: Hemostasis lah (Autosaved).docx

o Koagulopati konsumtif, seperti pada disseminated intravascular coagulation

(DIC)

o Circulating anticoagulant (antiprothrombinase atau circulating anticoagulant

terhadap suatu faktor koagulasi)

o Selama terapi antikoagulan oral atau heparin

Nilai normal uji APTT adalah 20 – 35 detik, namun hasil ini bisa bervariasi untuk tiap

laboratorium tergantung pada peralatan dan reagen yang digunakan.

Bab iii

Metodologi

A. Alat dan bahan

Alat : Tabung reaksi ukuran 13x100 mm

Page 28: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Stopwatch

Mikropipet 0,1 mL (dispenser 100µL)

Bahan : Darah dengan antikoagulansia Natrium Sitrat 9:1

Calcium chlorida 0,025M (calcium chlorida anhidrid1,38gr dan aquades 500mL)

Natrium-chlorid 0,85%

Kontrol normal plasma

B. Cara kerja

Melakukan pemusingan darah- sitrat selama 10menit pada kecepatan 3000ppm , segera

sesudah darah diambil

Memisahkan plasma dari endapan eritrosit dan menaruh dalam tabung tersendiri. Letakkan

dalam es

Menginkubasikan larutan calcium chlorida 0,025M (secukupnya sesuai kebutuhan) di dalam

penangas air pada suhu 37°C

Mengambil tabung reaksi ukuran 13x100mm dan diisi dengan 0,1mL plasma pasien

Menambahkan 0,1mL partial thromboplastin (yang mengandung suatu aktivator) pada

tabung berisi plasma pasien, Mencampurkan baik baik. Mengembalikan lagi ke dalam

penangas

Menginkubasikan dengan suhu 37°C selama 5 menit (jangan lebih)

Page 29: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Menambahkan 0,2mL larutan calcuim chlorida (yang sudah disiapkan)Saat tepat 5menit,

pada tabung item 6. Menghidupkan stopwatch pada saat yang bersamaan

Mencampur baik baik (dengan mengocok pada posisi tabung tetap dalam penangas)

Mengangkat tabung dari penangasSetelah detik ke duapuluh, Mengeringkan dan

membersihkan bagian luar tabung, menggoyangkan ke depan – belakang. Mengamati

benang fibrin yang terbentu

Menghentikan stopwatch saat tampak benang fibrin terjadi, catat waktu yang diperlukan

Melakukan prosedur pemeriksaan diatas untuk memeriksa plasma kontrol

Mengulangi pemeriksaan sekali lagi untuk masing masing jenis plasma (plasma pasien dan

plasma kontrol)

Menghitung rata rata waktu. Melaporkan hasil dalam detik

Bab iv

Hasil dan pembahasan

A. Hasil

Waktu : 32, 47 detik

Page 30: Hemostasis lah (Autosaved).docx

B. Pembahasan

Activated Partial Thromboplastin Time (aPTT) merupakan waktu yang diperlukan untuk

membentuk bekuan yang stabil dalam plasma darah setelah terpapar dengan komponen

dari platelet. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi koagulasi jalur intrinsic dan

umum

Pemeriksaan waktu aktivasi tromboplastin parsial ini berkaitan dengan faktor-faktor

intrinsik, karena terjadi didalam darah sendiri, dimana nantinya tromboplastin akan

mengaktifkan protrombin guna melakukan mekanisme pembekuan yang disertai peristiwa

seperti: pengaktifan faktor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena

trauma, pengaktifan faktor XI, pengaktifan faktor IX oleh faktor XI yang teraktivasi,

pengaktifan faktor X-peranan faktor VIII dan kerja faktor X teraktivasi dalam pembentukkan

aktivator protrombin-peranan faktor V.

Dari percobaankali ini didapat pemeriksaan APTT 32,47 detik,hasil tersebut normal karena

kriteria normalnya adalah 25-35 detik.hasil ini dikatakan normal karena tidak melebihi atau

kurang dari standar normal. Dapat disimpulkan bahwa, tidak terjadi gangguan berupa

kelainan pembekuan pada faktor instrinsik dan dapat pula disimpulkan, bahwa tidak terjadi

kelainan berupa terbentuknya inhibitor yang dapat menghambat pembentukkan benang-

benang fibrin.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium seperti pembekuan sampel

darah,sampel darah hemolisis atau berbusa akibat digojok-gojok, pengambilan sampel

darah pada intravena-lines (mis. Pada infus heparin).

Bab v

Kesimpulan

Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga disebut kecepatan endap darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam.Metode yang

Page 31: Hemostasis lah (Autosaved).docx

digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan Westergreen.

Bleeding Time (TT) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi

Prothrombin Time (PTT) merupakan waktu yang diperlukan plasma untuk membentuk bekuan bekuan setelah penambahan faktor jaringan. Protrombin disintesis oleh hati dan merupakan prekursor tidak aktif dalam proses pembekuan

Activated Partial Thromboplastin Time (aPTT) merupakan waktu yang diperlukan untuk membentuk bekuan yang stabil dalam plasma darah setelah terpapar dengan komponen dari platelet. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi koagulasi jalur intrinsic dan umum.

Berdasarkan sistem ABO, darah terbagi atas empat golongan, yaitu golongan darah A,B, AB,dan O.Golongan darah A mengandung antigen dan zat anti B, golongan darah B mengandung antigen dan zat anti A, golongan darah AB mengandung zat anti A + B dan golongan darah O mengandung antigen maupun .Pengetahuan tentang golongan darah sangat penting untuk kebutuhan transfusi darah.

Cross Match ada 2 metode yang digunakan yaitu mayor dan minor.Pemeriksaan antara serum segar dari orang sakit (OS) dengan eritrosit dari donor dan ini disebut Mayor Test; dan pemeriksaan serum/plasma dari donor dengan eritrosit dari OS ini disebut Minor Test.

Daftar pustaka

:

Campbell, Reece and Mitchell, 2000, Biologi, edisi 5 jilid 3, Erlangga: Jakarta

Fatma Vriastuti, 2009, Studi Deskriptif Implementasi ISO 900 1:2000 dalam

Page 32: Hemostasis lah (Autosaved).docx

Pemeriksaan Cross Matching (UJI Cocok Serasi) di Unit Transfusi Darah

Cabang PMI Kota Surakarta, diakses dari www.fk.uwks.ac.id pada 31

Juli 2010

Guyton, Arthur C, 1993, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 7, bagian 1, EGC:

Jakarta

Guyton, Arthur C dan Hall, John E, 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi

11, EGC: Jakarta

R. Gandasoebrata, 2007, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat: Jakarta