gangguanpadakesehatan dandayakerja · 6. pemeriksaan kesehatan berkala, untuk evaluasi apakah...
TRANSCRIPT
ISNAINI NURISUSILAWATI
Gangguan pada Kesehatan
dan Daya Kerja
03
Gangguan pada Kesehatan dan Daya Kerja
1. Beban kerja
2. Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja
3. Kapasitas kerja
Faktor yang perlu dijaga keseimbangannya agar tenaga kerja
sehat dan produktif:
Beban Kerja
DEFINISI BEBAN KERJA
Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang
harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang
jabatan dalam waktu tertentu. (Menpan Dhini Rama Dhania,
2010:16)
Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul
oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil k
ali antara volume kerja dan norma waktu. (Permendagri No. 1
2/2008)
Beban Kerja
JENIS BEBAN KERJA
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya.
Beban kerja dibagi menjadi:
- Beban Kerja Fisik
- Beban Kerja Mental
- Beban Kerja Sosial
Beban Kerja
Faktor beban
kerja
Eksternal
Tugas-Tugas
Organisasi
Kerja
Lingkungan
Kerja
Internal
Faktor
Somatis
Faktor PsikisTarwaka
Beban Kerja
FAKTOR EKSTERNAL
1. Tugas (Tasks)
Misal,
Tata ruang kerja, stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi
kerja, sikap kerja dan alat bantu kerja (fisik).
Kompleksitas pekerjaan dan tanggung jawab terhadap
pekerjaan (mental).
Beban Kerja
FAKTOR EKSTERNAL
2. Organisasi kerja
Misal; lama waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem
pengupahan, kerja malam, musik kerja, tugas dan wewenang.
3. Lingkungan kerja
Misal; lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi,
lingkungan kerja biologis, lingkungan kerja psikologis.
Beban Kerja
FAKTOR INTERNAL
Faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi
beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai stressor.
Meliputi:
• Faktor somatis: jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status
gizi, kondisi kesehatan, status gizi
• Faktor psikis: motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan
, kepuasan
Beban Kerja
BEBAN KERJA BERDASARKAN KEBUTUHAN KALORI
No Beban Kerja Kebutuhan Kalori
1 Beban kerja ringan 100 – 200 Kkal/jam
2 Beban kerja sedang >200 – 350 Kkal/jam
3 Beban kerja berat >350 – 500 Kkal/jam
Kepmenaker No. 51 Tahun 1999
Beban Kerja
PENILAIAN BEBAN KERJA FISIK
Beban kerja Konsumsi O2
(l/mnt)
Ventilasi paru(l/mnt)
Suhu rektal(C)
Denyut jantung(denyut/mnt)
Ringan 0,5 – 1,0 11 – 20 37,5 75 – 100
Sedang 1,0 – 1,5 20 – 31 37,5 – 38 100 – 125
Berat 1,5 – 2,0 31 – 43 38 – 38,5 125 – 150
Sangat berat 2,0 – 2,5 43 – 56 38,5 – 39 150 – 175
Sangat beratsekali
2,5 – 4,0 60 – 100 39 > 175
Christensen 1991. Encyclopaedia of occupational health and safety.
ILO Geneva
Beban Kerja
Tarwaka
1. Evaluasi dan perancangan tata cara kerja
2. Keselamatan kerja
3. Pengaturan jadwal istirahat
4. Spesifikasi jabatan dan seleksi personil
5. Evaluasi jabatan
6. Evaluasi tekanan dari faktor lingkungan
KEGUNAAN PENGUKURAN BEBAN KERJA
Beban Kerja
DAMPAK KERJA
Beban kerja yang berlebihan akan mengakibatkan stres kerja baik fisik
maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti sakit kepala, gang
guan pencernaan, dan mudah marah.
Beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang dilakukan
karena pengulangan gerak yang menimbulkan kebosanan. Kebosanan
dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu
sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan. Sehingga
secara potensial membahayakan pekerja (Manuaba, 2000)
Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja
5 FAKTOR PENYEBAB BEBAN TAMBAHAN
1. FAKTOR FISIK
2. FAKTOR KIMIA
3. FAKTOR BIOLOGI
4. FAKTOR FISIOLOGIS
5. FAKTOR MENTAL-PSIKOLOGIS
Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja
POSITIF
1. Penggunaan musik di tempat kerja
2. Penerangan yang diatur intensitas dan penyebarannya
3. Dekorasi warna di tempat kerja
4. Pengaturan suhu
5. Perencanaan manusia dan mesin
Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja
NEGATIF
1. Penerangan yang kurang cukup kelelahan mata
2. Kegaduhan mengganggu daya ingat
3. Gas, uap, debu masuk ke pernafasan mempengaruhi f
ungsi jaringan tubuh
4. Parasit dalam tubuh menurunkan derajat kesehatan
5. Sikap badan salah mengurangi hasil kerja
6. Hubungan kerja tidak sesuai sebab bekerja lamban
Kapasitas Kerja
DEFINISI
Kapasitas kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam suatu medan kerja tertentu.
Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda antara satu
dengan yang lain dan bergantung pada keterampilan, keseg
aran jasmani dan rohani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia
, dan ukuran tubuh.
Kapasitas Kerja
KETRAMPILAN KERJA
Semakin tinggi ketrampilan kerja yang dimiliki, semakin
efisien badan dan jiwa ketika bekerja, hingga beban kerja
menjadi relatif lebih sedikit.
Misal, seorang montir mobil yang dengan mudah membuka
ban kendaraan bermotor
Angka mangkir dan sakit sangat kurang pada mereka yang
memiliki ketrampilan tinggi.
Kapasitas Kerja
KESEGARAN JASMANI DAN ROHANI
Kesegaran jasmani dan rohani adalah penunjang penting
produktivitas seseorang dalam kerjanya.
Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan
terus dipelihara selama bekerja sampai selesai bekerja.
Kesegaran jasmani dan rohani juga gambaran keserasian
penyesuaian seseorang dengan pekerjaannya yang banyak
dipengaruhi kemampuan, pengalaman, pendidikan, dan peng
etahuan.
Kapasitas Kerja
TINGKAT GIZI
Tingkat gizi, terutama bagi pekerja kasar dan berat, adalah
faktor penentu derajat produktivitas kerjanya.
Makanan bagi kerja berat ibarat bensin untuk kendaraan
bermotor.
Beban kerja yang terlalu berat sering disertai penurunan berat
badan.
Kapasitas Kerja
JENIS KELAMIN
Laki-laki dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya,
kekuatan kerja ototnya.
Kapasitas kerja laki-laki dan wanita berbeda karena
perbedaan sistem hormonal, kultur, pendidikan, dan
kebiasaan.
Kapasitas Kerja
USIA
Proses menjadi tua disertai kurangnya kemampuan kerja oleh
karena perubahan-perubahan pada alat-alat tubuh, sistem
kardiovaskuler, dan hormonal.
Kapasitas kerja mencapai puncaknya pada usia 25-35 tahun
dan menurun di usia > 30 tahun.
Penurunan fisik pada usia 60 tahun: penurunan otot 25%, ke
mampuan syaraf 60%.
Kemampuan fisik usia >60 tinggal 50% dari usia muda
Kapasitas Kerja
UKURAN-UKURAN TUBUH
Ukuran-ukuran tubuh, statis dan dinamis, digunakan sebagai
pedoman pembuatan ukuran-ukuran mesin dan alat-alat kerja
sehingga dicapai efisiensi dan produktivitas kerja semaksimal
mungkin.
Semakin besar dan panjang ukuran otot, maka semakin bany
ak dan panjang jumlah otot yang menyusunnya kemampua
n kerja semakin besar.
Roda Kesetimbangan Dinamis
Manusia
Mekanis
Fisis
Kmiawi
Biologis
Fisiologis
Mental
psikologis
Pencegahan Terhadap Gangguan-Gangguan
Kesehatan dan Daya Kerja
1. Substitusi, yaitu mengganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan
yang kurang bahaya atau tidak berbahaya sama sekali
2. Ventilasi umum, yaitu mengalirkan udara sebanyak menurut
perhitungan ke dalam ruang kerja, agar kadar dari bahan-bahan
yang berbahaya oleh pemasukan udara ini lebih rendah daripada
kadar yang membahayakan yaitu Nilai Ambang Batas (NAB)
3. Ventilasi keluar setempat, ialah alat yang biasanya menghisap
udara di tempat kerja tertentu, agar bahan-bahan dari tempat
tertentu yang membahayakan dihisap dan dialirkan keluar
4. Pakaian pelindung
Cara-Cara Mencegah Gangguan Kesehatan dan Daya Kerja
Pencegahan Terhadap Gangguan-Gangguan
Kesehatan dan Daya Kerja
4. Isolasi, yaitu mengisolasi operasi atau proses dalam perusahaan yang membahayak
an
5. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, yaitu pemeriksaan kesehatan kepada calon
pekerja untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut cocok dengan pekerjaan ya
ng akan diberikan kepadanya
6. Pemeriksaan kesehatan berkala, untuk evaluasi apakah faktor-faktor penyebab itu te
lah menimbulkan gangguan-gangguan pada tubuh pekerja atau tidak
7. Penerangan sebelum kerja, agar pekerja mengetahui dan mentaati peraturan-peratur
an
8. Pendidikan tentang keselamatan dan kesehatan kepada pekerja secara kontinu agar
tetap waspada
Cara-Cara Mencegah Gangguan Kesehatan dan Daya Kerja
Penyakit Akibat Kerja
1. Faktor fisik
2. Faktor kimiawi
3. Faktor infeksi
4. Faktor fisiologis
5. Faktor mental-psikologis
FAKTOR PENYEBAB
Penyakit Akibat Kerja
1. Riwayat penyakit dan pekerjaan
2. Pemeriksaan klinis
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan rontgen
5. Pemeriksaan ruang/tempat kerja
6. Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan gejala penyakit
DIAGNOSA
Penyakit Akibat Kerja
Terapi penyakit akibat kerja harus ditekankan pada
penyebab penyakit atau disebut terapi kausal dan
disertai terapi simptomatis seperlunya.
TERAPI
Tugas Kelompok
1. Cari jurnal tentang “beban kerja dan kapasitas kerja”
2. Buat review jurnal
3. Dikumpulkan sebelum pertemuan selanjutnya
4. Satu kelompok presentasi di pertemuan selanjutnya
memakai slide