mka lah psikoper zachura,,

22
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik.Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.Para ahli menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah “Suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa,namun mereka berbeda- beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersbut merupakan proses sosialisai yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi. Menurut undang-undang RI No.20 tahun 2003 mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana 1

Upload: arieny-haruno

Post on 30-Jul-2015

89 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mka lah psikoper zachura,,

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka

jalani baik bersifat fisik maupun non fisik.Perkembangan berarti serangkaian perubahan

progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.Para ahli

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah “Suatu proses

perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa,namun mereka berbeda-

beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki.

Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah

tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang.

Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan

kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini

faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersbut merupakan

proses sosialisai yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif

melakukan proses sosialisasi.

Menurut undang-undang RI No.20 tahun 2003 mendefinisikan pendidikan sebagai

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

sehingga peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan ynag diperlukan masyarakat, bangsa dan negara. Adapun tujuan

pendidikan menengah umum atau SMA pada dasarnya sama dengan tujuan pendidikan dasar,

hanya saja jika pada pendidikan dasar dinyatakan sebagai peletak dasar saja, maka pada

pendidikan menengah umum untuk meningkatkan apa yang dicapai pada pendidikan dasar.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, seorang pendidik harus dapat

mengetahui karakteristik- karakteristik setiap peserta didik. Agar seorang pendidik dapat

membuat media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam

1

Page 2: Mka lah psikoper zachura,,

dunia pendidikan anak, seorang pendidik tidak hanya mentransferkan ilmunya saja akan

tetapi di dalamnya ada sebuah hubungan yang tidak bisa dipisahkan yaitu interaksi seorang

pendidik dengan peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik lainnya didalam proses

pengajaran yang berjalan dikelas.

I.2 Rumusan Masalah

Apa pengertian pendidik dan peserta didik?

Apa makna perkembangan sosial?

Bagaimana bentuk-bentuk tingkah laku social pada peserta didik?

Bagaimana pengaruh perkembangan social peserta didik usia SMP terhadap tingkah

laku?

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan social peserta didik?

I.3 Tujuan

Untuk mengetahui pengertian pendidik dan peserta didik.

Untuk mengetahui perkembangan social anak.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang memepengaruhi perkembangan social peserta

didik.

Untuk mengetahui pengaruh perkembangan sosial peserta didik sekolah menengah

pertama (SMP) terhadap tingkah laku.

BAB II

PEMBAHASAN

2

Page 3: Mka lah psikoper zachura,,

II.1 PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

1. Pendidik

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. (UU No.20 THN 2003,

PSL 39 (2)).

2. Peserta Didik

Peserta didik adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang

selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang

berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen

pendidikan.

Peserta didik melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan

masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social

yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan

pengalaman langsung.

Dalam bahasa Arab dikenal juga istilah yang sering digunakan untuk

menunjukkan pada anak didik kita. Istilah tersebut adalah murid yang

secara harfiah berarti orang yang menginginkan atau membutuhkan

sesuatu, tilmidz yang berarti murid, dan tholib al-ilm yang menuntut ilmu,

pelajar. Ketiga istilah tersebut seluruhnya mengacu kepada seorang yang

tengah menempuh pendidikan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciriciri

anak didik adalah sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu,

bimbingan dan pengarahan. Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan

hubungan kerjasama antara pendidik dan peserta didik, sebaik apapun upaya seorang

3

Page 4: Mka lah psikoper zachura,,

guru dalam menanmkan pengetahuan, namun jika tidak ada kesanggupan, kesiapan

dari peserta didik maka proses pembelajaran sulit untuk mencapai kata berhasil.

Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses

pendidikan sepanjang hayat, sedangakan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang

belajar disekolah (Sinolungan, 1997). Departemen Pendidikan Nasional (2003)

menegaskan bahwa, peserta didik adalah angota masyarakat yang berusaha

mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan.

Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai

perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan

dasar yang perlu dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman,

kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi

dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya). Dalam tahap

perkembangannya, peserta didik  SMP berada pada tahap periode  perkembangan

Operasional formal (umur 11/12-18 tahun). Ciri pokok perkembangan pada tahap ini

adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis. Model berfikir ilmiah dengan

tipe hipotetico-deductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan

kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa (Asri

Budiningsih, 2005: 39).

Begitu banyak tipe kepribadian menurut para ilmuwan. Berikut ini adalah

tipe-tpe kepibadian menurut masing-masing para ahli agar kita lebih memahami

kepribadian peserta didik sehingga saat proses kegiatan belajar dan mengajar

berlangsung dengan maksimal.

Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982) menyatakan

Tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:

Kepribadian Ekstrovert: dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat,

menikmati kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah,

sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.

4

Page 5: Mka lah psikoper zachura,,

Kepribadian Introvert: dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri,

mempunyai kontrol diri yang baik.

Kepribadian Neurosis: dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan

kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.

Menurut Mahmud 1990 (dalam Suadianto 2009) menyatakan

Kepribadian terbagi menjadi dua belas kepribadian, yang meliputi kepribadian

sebagai berikut:

Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat VS dingin.

Bebas, cerdas, dapat dipercaya VS bodoh, tidak sungguh-sungguh, tidak kreatif.

Emosi stabil, realistis, gigih VS emosi mudah berubah, suka menghindar (evasive),

neurotik.

Dominat, menonjolkan diri VS suka mengalah, menyerah.

Riang, tenang, mudah bergaul, banyak bicara VS mudah berkobar, tertekan,

menyendiri, sedih.

Sensitif, simpatik, lembut hati VS keras hati, kaku, tidak emosional.

Berbudaya, estetik VS kasar, tidak berbudaya.

Berhati-hati, tahan menderita, bertanggung jawab VS emosional, tergantung,

impulsif, tidak bertanggung jawab.

Petualang, bebas, baik hati VS hati-hati, pendiam, menarik diri.

Penuh energi, tekun, cepat, bersemangat VS pelamun, lamban, malas, mudah lelah.

Tenang, toleran VS tidak tenang, mudah tersinggung.

Ramah, dapat dipercaya VS curiga, bermusuhan.

Dalam bahasa Arab dikenal juga istilah yang sering digunakan untuk

menunjukkan pada anak didik kita. Istilah tersebut adalah murid yang

secara harfiah berarti orang yang menginginkan atau membutuhkan

sesuatu, tilmidz yang berarti murid, dan tholib al-ilm yang menuntut ilmu,

pelajar. Ketiga istilah tersebut seluruhnya mengacu kepada seorang yang

tengah menempuh pendidikan.

5

Page 6: Mka lah psikoper zachura,,

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciric-iri

anak didik adalah sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu,

bimbingan dan pengarahan.

Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan hubungan

kerjasama antara pendidik dan peserta didik, sebaik apapun upaya seorang guru dalam

menanamkan pengetahuan, namun jika tidak ada kesanggupan,kesiapan dari peserta

didik maka proses pembelajaran sulit untuk mencapai kata berhasil.

Menurut Al-Ghazali yang dikutip oleh Heri Noer Aly, ilmu

pendidikan Islam mengungkapkan tugas peserta didik antara lain:

1. Mensucikan diri dari akhlak dan sifat tercela

2. Keikhlasan menjadi seorang murid untuk belajar kepada seorang

guru.

3. Memiliki tanggung jawab untuk berkonsentrasi, serius dalam belajar.

4. Tidak memiliki sifat sombong kepada guru dan ilmu

5. Tidak mempelajari suatu ilmu secara keseluruhan sekaligus.

Melainkan memperhatikan sistemtis mulai dari mudah

6. Memelajari ilmu disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat, tahap

perkembangan murid.

7. Mengetahui kedudukan ilmu terhadap tujuan agar tidak

mendahulukan ilmu yang tidak penting atas ilmu yang penting.

II.2 Makna Perkembangan Sosial Peserta Didik

Sebagai makhluk social,individu dituntut untuk mampu mengatasi segala

permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan social dan mampu

menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.Oleh karena itu setiap

individu dituntut untuk menguasai keterampilan-keterampilan social dan kemampuan

penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya.

Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa perkembangan social merupakan

pencapaian kematanagan dalam hubungan social.Perkembangan social dapat pula diartikan

sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,moral dan

6

Page 7: Mka lah psikoper zachura,,

tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.

Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki

kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari

berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.

Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu

mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak

mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang

mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa :

“Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling

membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari

oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia

menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat

kompleks”.

Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak maka semakin

kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain.

Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup

sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan

kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.

II.3 Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial

Dalam perkembangan menuju kematangan social peserta didik mewujudkan dalam

bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :

1. Pembangkangan (Negativisme)

Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan

disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak.

Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang

nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami

sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.

2. Agresi (Agression)

Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi

7

Page 8: Mka lah psikoper zachura,,

merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi

kebutuhan atau keinginannya.Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi

agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua

menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin meningkat.

3. Berselisih (Bertengkar)

Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak

lain.

4. Menggoda (Teasing)

Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental

terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang

menimbulkan marah pada orang yang digodanya.

5. Persaingan (Rivaly)

Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain.

6. Kerja sama (Cooperation)

Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain.

7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)

Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness.

Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.

8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)

Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya

9. Simpati (Sympaty)

Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang

lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.

II.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Peserta Didik

Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :

8

Page 9: Mka lah psikoper zachura,,

1. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai

aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara

kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses

pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh

keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh

keluarga.

2. Kematangan

Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga

mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain,

memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam

berbahasa juga sangat menentukan.

3. Status Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam

masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah

ditanamkan oleh keluarganya.

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai

proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak

didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.

5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi

Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,

memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap

perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan

berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan

sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.

II.5 Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku

Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain.

9

Page 10: Mka lah psikoper zachura,,

Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik

dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh

orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau merahasiakannya.

Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis

terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak

sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan

keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam pikirannya.

Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :

1. Cita-cita dan idealism yangbaik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa

memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin

menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.

2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm

penilaiannya.

Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi

pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah

sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.

BAB III

10

Page 11: Mka lah psikoper zachura,,

III.1 IDENTITAS PESERTA DIDIK

Nama :Riana Sukma Dewi

Ttl :Tasikmalaya,24 Mei 1999

Alamat :Kp.sindangrasa Ds.Cigunung

Kec.Parungponteng

Kab.Tasikmalaya

Sekolah :MTs Al-Asas

Hobi :Melakukan sesuatu yang bersifat

menantang,Bereksperimen.

Cita-cita :Dokter , Profesor,ilmuwan

11

Page 12: Mka lah psikoper zachura,,

III.2 Tabel Quisioner

Aspek Sosial Pada Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama kelas VII

NO.

Pernyataan Ya Tidak

1. Saya lebih sering menghabiskan waktu diluar dari pada dirumah

2. Saya lebih dekat dengan Ibu dibanding dengan Ayah

3. Saya mempunyai banyak teman laki-laki dibanding perempuan

4. Saya senang membantu orang lain dan bekerja sama dengan orang lain

5. Saya mempunyai rasa kepedulian yang tinggi terhadap orang

6. Saya mengalami kesulitan dalam bersosialisai dengan orang yang usianya diatas saya dan dibawah saya

7. Saya jarang mempunyai masalah dengan saudara saya dirumah

8. Saya adalah orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain

9. Saya tidak suka pilih-pilih teman bermain

10. Saya tidak dekat dengan semua orang yang ada di lingkungan tempat saya tinggal

11. Saya kurang suka memberi dan menerima solusi orang

12

Page 13: Mka lah psikoper zachura,,

12. Saya kurang mampu memahami orang lain

BAB IV

ANALISIS

Riana adalah seorang siswi SMP kelas VII yang lebih sering

menghabiskan waktunya dirumah dibandingkan diluar rumah.Dirumah dia

lebih dekat pada ayahnya dalam ruang lingkup sosialnya akan tetapi masalah

perasaannya dia lebih terbuka pada Ibunya.

Dia tidak suka pilih-pilih teman.Dia mempunyai banyak teman laki-

laki tetapi lebih banyak teman perempuannya.Dia mempunyai rasa

kepedulian yang tinggi terhadap orang lain,dia juga sudah mulai mampu

menyesuaikan diri dengan teman – teman yang lainnya maupun dengan

masyarakat setempat walaupun dia tidak terlalu dekat pada semua orang

yang tinggal di lingkungannya tetapi Dia juga bisa bergaul dengan orang-

orang yang ada disekelilingnya baik itu dengan yang lebih tua,lebih muda

dan yang sebaya. Dia kurang mampu memahami orang lain karena dia

belum begitu tahu karakteristik dari masing-masing individu.

Selain itu,Dia sudah mulai suka bekerjasama dengan oranglain dan

senang membantu oranglain. Dia mampu memberi atau menerima solusi dari

orang lain ketika dia mengeluh kepada orang lain maupun ketika orang lain

mengeluh kepadanya. Dia juga bisa menghargai dirinya sendiri maupun diri

orang lain. Jadi dia mulai mengerti pentingnya hidup bermasyarakat.

13

Page 14: Mka lah psikoper zachura,,

BAB V

PENUTUP

V.1 KESIMPULAN

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan

sosial. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum

memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak

diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang

dilingkungannya.

Berdasarkan hasil penelitian Riana Sukma Dewi adalah remaja SMP yang memiliki

Perkembangan karakteristik hampir sesuai dengan teori-teori yang ada pada usia anak

sekolah menengah pertama secara umum.

Dari semua analisis anak tersebut Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor

yang paling mempengaruhi perkembangan sosial anak, semakin bagus tata cara

keluarga, maka perkembangan sosial anak juga semakin bagus.

Perkembangan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian anak, anak yang

mempunyai daya intelegensi yang tinggi, perkembangan sosial yang baik pada

umumnya memiliki kepribadian yang baik.

V.2 SARAN

14

Page 15: Mka lah psikoper zachura,,

Hendaknya Riana lebih terbuka lagi baik kepada kedua orangtuanya maupun kepada

teman-temannya dengan kadar tertentu.

Bimbingan dari dalam keluarga perlu ditingkatkan karena perkembangan social pada

awalnya timbulnya kepekaan terhadap sekitarnya tumbuh dari dalam keluarga terlebih dahulu

maka dari itu dia memelukan didikan ataupun arahan dari orangtuanya

DAFTAR PUSTAKA

Cahyani Ani. Mubin, Psikologi perkembangan; cet I (Quantum Teaching,

Ciputat Press Group, 2006).

Hurlock B Elizabeth, Developmental Psikologi; Mc Grow Hill, Inc, 1980, Alih

Bahasa, Istiwidayanti dan suedjarwo, Psikologi Perkembangan suatu

pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga, tt.

LN Yusuf Syamsu; Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Nurihsan Juntika, 2007, Buku Materi Pokok Perkembangan Peserta didik ,

Bandung; Sekolah Pasca Sarjana (UPI)

Santrock, John W, Life-Span Development, WM, C Brown Comunication, Inc,

1995, Alih bahasa Achmad Chusairi, S.PSI, Perkembangan Masa Hidup Jilid I,

Jakarta, Erlangga, 2002.

Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan; (PT Raja Grafindo, : 2004).

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2178771-pengertian-peserta-

didik-murid/

http://eksan.web.id/archives/235

15

Page 16: Mka lah psikoper zachura,,

Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

16