faktor-faktor yang berhubungan dengan...

13

Click here to load reader

Upload: dotu

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP IBU

MENGENAI KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI(KIPI)

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG KUTA

KECAMATAN BANDAR DUA KABUPATEN

PIDIE JAYA TAHUN 2013

RATNA JUWITA

ABSTRAK

Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa bayinya

untuk di imunisasi di dapatkan 10 orang ibu berpendidikan rendah (SD/SMP), 4

orang ibu berpendidikan sedang (SMU) dan 1 orang ibu berpendidikan tinggi

(Diploma/S1) dan yang mengalami reaksi sampingan demam atau ruam kulit ringan

setelah di imunisasi DPT-HB sebanyak 6 orang, BCG sebanyak 7 orang, dan Campak

sebanyak 2 orang. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sikap

Ibu mengenai Kejadian kutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja Puskesmas

Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013. Penelitian ini

merupakan penelitian survey yang bersifat analitik dengan pendekatan Cross

Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi

berumur 1-12 bulan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta Kecamatan

Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya sejumlah 107 responden yang di laksanakan pada

tanggal 2 s/d 17 Juni 2013. Tehnik pengambilan sampel adalah purpusive sampling

Dengan jumlah sampel sebanyak 52 responden. Data dikumpulkan dengan

menggunakan kuesioner yang selanjutnya dianalisa dengan metode analisis statistik

inferensial. Analisis ini menunjukkan bahwa Ada hubungan pendidikan dengan sikap

ibu mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja Puskesmas

Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013, ditandai

dengan nilai p-value (0,040) < α-value (0,05). Ada hubungan pengetahuan dengan

sikap ibu mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013,

ditaandai dengan nilai p-value (0,002) < α-value (0,05). Ada hubungan dukungan

keluarga dengan sikap ibu mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di

Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya

Tahun 2013, ditaandai dengan nilai p-value (0,014) < α-value (0,05). Ada hubungan

pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga dengan sikap ibu mengenai

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta

Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya.

Kata Kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan Keluarga dan Sikap

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

PENDAHULUAN

Angka kematian bayi (infant

mortality rate) merupakan salah satu

aspek penting dalam menggambarkan

tingkat pembangungan sumber daya

manusia di sebuah Negara, juga

merupakan salah satu indikator yang

paling sensitif dalam menentukan derajat

kesehatan suatu daerah. Anak-anak

khususnya dibawah lima tahun adalah

individu yang rentan terhadap berbagai

penyakit. Setiap tahunnya 12 juta anak di

dunia meninggal sebelum mencapai usia

lima tahun. Dari seluruh kematian

tersebut 70% meninggal karena

pneumonia, diare, campak dan malnutrisi

(Depkes, 2009).

Angka kematian Bayi (AKB) di

Indonesia masih tinggi jika di bandingkan

dengan Negara-negara di ASEAN.

Angka kematian Bayi (AKB) secara

nasional sebesar 246/100.000 kelahiran

hidup. Sementara di Provinsi Aceh

sebesar 23/100 kelahiran hidup. Hal ini

menunjukan bahwa AKB di Provinsi

Aceh tahun 2011 masih cukup tinggi

(Yulizar, 2012).

Penyebab utama kematian bayi

di Indonesia adalah Infeksi Saluran

Penafasan Akut (ISPA) sebanyak 37%,

dan 50% kematian bayi dan balita

berkaitan dengan masalah kekurangan

gizi. 13% penyebab lainnya adalah

penyakit yang dapat di cegah melalui

imunisasi seperti campak dan TBC. Jika

program imunisasi dilaksanakan dengan

baik dan menyuluruh maka keefektifitas

imunisasi dapat dicapai secara maksimal,

dan akan berpengaruh terhadap angka

kematian Bayi (Kompas, 2009).

Sistem kesehatan Nasional

Imunisasi adalah salah satu bentuk

intervensi kesehatan yang sangat efektif

dalam upaya menurunkan angka

kematian bayi dan balita. Dasar utama

pelayan kesehatan bidang preventif

merupakan prioritas. pada tahun 1974

cakupan imunisasi baru mencapai 5% dan

setelah dilaksanakannya imunisasi global

yang di sebut extended program on

immunization (EPI) cakupan terus

meningkat dan hampir setiap tahun

minimal 750.000 anak terhindar dari

kecacatan namun demikian, masih ada

salah satu dari empat orang anak yang

belum mendapatkan imunisasi dan dua

juta anak meninggal setiap tahunnya

karena penyakit yang dapat di cegah

dengan imunisasi (Ranuh dkk, 2008).

Program imunisasi adalah

bagian dari pelayanan kesehatan dasar.

Program ini juga merupakan bagian

upaya mempercepat pemutusan mata

rantai penularan PD3I (Penyakit yang

dapat di cegah dengan imunisasi) dengan

tujuan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Kegiatan PD3I dilakukan

melalui kegiatan PIN (Pekan Imunisasi

Nasional), imunisasi TT 5 dosis pada

wanita usia subur (WUS), serta

penganggulangan KLB (Kejadian Luar

Biasa) dari penyakit-penyakit yang dapat

dicegah degan imunisasi khususnya

campak (Depkes RI, 2009).

Imunisasi bertujuan untuk

melindungi individu dan masyarakat

terhadap serangan penyakit infeksi

dengan menggunakan vaksin yang aman,

namun sebagian orang dapat mengalami

reaksi setelah imunisasi yang bersifat

ringan (demam), kejang dan kelumpuhan.

Pada beberapa kasus reaksi disebabkan

oleh vaksin. Pada kasus lain penyebabnya

adalah kesalahan pemberian vaksin,

tetapi sebagian besar umumnya tidak

berhubungan dengan vaksin akan tetapi

berhubungan dengan cara penyuntikan,

dan proses penyimpanan vaksin. Reaksi

setelah imunisasi dapat menimbulkan

sikap menolak dari masyarakat untuk

pemberian imunisasi berikut, sehingga

anak tersebut akan rentan terhadap

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi. Untuk itu pelaporan KIPI yang

cepat dan tepat diikuti dengan tindak

lanjut yang benar dapat membantu

pelaksanaan program mengatasi masalah

dilapangan sehingga masyarakat tidak

resah dan tetap mendukung program

imunisasi (Ranuh dkk, 2008).

Di Indonesia sendiri KIPI yang

paling serius pada anak adalah reaksi

anafilaksis, angka kejadian anafilaksis

pada DPT diperkirakan 2 dalam 100.000

dosis, tetapi yang benar-benar reaksi

anafilatik hanya 1-3 kasus diantara 1 juta

dosis. Anak yang lebih besar dan orang

dewasa lebih banyak mengalami sincope

segera atau lambat. Episodehipotonik-

hiporesponsif juga tidak jarang terjadi,

secara umum dapat terjadi 4-24 jam

setelah imunisasi (Ranuh dkk, 2008).

Kasus KIPI Polio berat dapat

terjadi pada 1/24-3000 juta dosis Vaksin,

sedangkan kasus KIPI Hepatitis B pada

anak dapat berupa demam ringan sampai

sedang terjadi 1/14 Dosis Vaksin, dan

pada orang dewasa 1/100 Dosis. kasus

KIPI Campak berupa demam terjadi 1/6

Dosis yang terjadi pada 20% anak, ruam

kulit ringan 1/20 Dosis yang terjadi pada

24% anak, kejang yang di sebabkan

demam 1/300 Dosis. Reaksi alergi serius

1/1.000.000 Dosis, dan efek samping

berat berupa ensefalopati terjadi pada 1

diantara 2 juta Dosis Vaksin Campak. (

Maghfiroh, 2011 ).

Kebanyakan anak menderita

panas setelah mendapatkan imunisasi

DPT, tetapi itu adalah hal yang wajar,

namun sering kali ibu-ibu tegang, cemas

dan khawatir apalagi kalau timbul

bengkak di bekas tempat suntikan. Untuk

anak yang memiliki riwayat kejang

demam,imunisasi DPT tetap aman dan

tidak membahayakan. Adapun penyebab

kecemasan ibu di karenakan pemberitaan

miring tentang efek samping imunisasi

(Antono, 2011). Peran seorang ibu pada

program imunisasi sangat penting karena

pengetahuan tentang imunisasi sangat

diperlukan dalam pelaksanann imunisasi

(Tawi, 2008).

Hasil cakupan imunisasi bayi di

Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2012

adalah HB-0, 66.7%, BCG,89.1%, Polio

1, 89.3%, DPT/HB(1), 84.5% , Polio(2),

85.6%, DPT/HB(2), 83.3%, Polio(3),

81.0%, DPT/HB(3), 78.6%, Polio(4),

81.4%, dan Campak, 81.4%.

Sedangkan hasil cakupan

imunisasi bayi di Puskesmas Blang Kuta

pada tahun 2012 adalah HB-0, 72.9%,

BCG, 82.7%, Polio(1), 82.7%,

DPT/HB(1), 79.6%, Polio(2), 79.6%,

DPT/HB(2), 79.6%, Polio(3), 79.6%,

DPT/HB(3), 80.4%, Polio(4), 80.4% dan

Campak, 79.6%.

Berdasarkan hasil wawancara

awal terhadap 15 orang ibu yang

membawa bayinya untuk di imunisasi di

dapatkan 10 orang ibu berpendidikan

rendah (SD/SMP), 4 orang ibu

berpendidikan sedang (SMU) dan 1 orang

ibu berpendidikan tinggi (Diploma/S1)

dan yang mengalami reaksi sampingan

demam atau ruam kulit ringan setelah di

imunisasi DPT-HB sebanyak 6 orang,

BCG sebanyak 7 orang, dan Campak

sebanyak 2 orang. Hampir semua ibu

balita yang membawa anaknya

keposyandu merasa cemas setelah

mengimunisasikan anaknya. Ibu-ibu

mengeluh dan khawatir karena anak –

anak demam setelah di imunisasi, dan

terkadang terjadi bengkak pada area

tempat penyuntikan, sehingga membuat

orang tua resah dan enggan membawa

anaknya untuk kembali mendapatkan

imunisasi. hal ini dikarenakan orang tua

tidak mengetahui efek samping/reaksi

dari pemberian imunisasi itu sendiri.

Dimana masih ada ibu-ibu yang dilarang

oleh suami membawa bayinya

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

keposyandu untuk mendapatkan

imunisasi

Berdasarkan uraian diatas maka

peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Sikap Ibu

Mengenai Kejadian Ikutan Pasca

Imunisasi (KIPI) Di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Kuta Kecamatan

Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun

2013.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang,

maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apa Saja

Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Sikap Ibu Mengenai Kejadian

Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Di

Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta

Kecamatan Bandar Dua Kabupaten

Pidie Jaya Tahun 2013”

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Sikap Ibu

Mengenai Kejadian Ikutan Pasca

Imunisasi (KIPI) Di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Kuta Kecamatan

Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya

Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a Mengetahui Hubungan Pendidikan

Dengan Sikap Ibu Mengenai

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

(KIPI) di Wilayah Kerja Puskesmas

Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua

Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.

b Mengetahui Hubungan

Pengetahuan Dengan Sikap Ibu

Mengenai Kejadian Ikutan Pasca

Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Kuta Kecamatan

Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya

Tahun 2013.

c Mengetahui Hubungan Dukungan

Keluarga Dengan Sikap Ibu

Mengenai Kejadian Ikutan Pasca

Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Kuta Kecamatan

Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya

Tahun 2013.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Peneliti

Hasil peneliti ini agar dapat

menambah wawasan, ilmu

pengetahuan dan perbandingan untuk

penelitian selanjutnya dalam penulisan

Skripsi.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan dan

informasi tentag kejadian ikutan pasca

imunisasi (KIPI) agar semakin banyak

ibu-ibu membawa anaknya untuk di

imunisasi dan ibu tidak merasa cemas

lagi jika anaknya mengalami kejadian

ikutan pasca imunisasi

3. Bagi Tempat Penelitian

Agar dapat meningkatkan

penyuluhan kesehatan pada

masyarakat khususnya tentang

Imunisasi dan KIPI.

D. Keaslian Penelitian

Penelitian ini sebelumnya

pernah diteliti oleh Maghfiroh dengan

judul Pengaruh Pelatihan terhadap

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Pada

KIPI sederhana akibat reaksi Suntikan

langsung Di Puskesmas Kusuma Bangsa

Kota Perkalongan Tahun 2011, dengan

populasi semua ibu yang mempunyai

bayi 1-12 bulan yang berjumlah 511

responden, sampel diambil menggunakan

simple random sampling dan didapat

jumlah sampel sebanyak 60 responden.

Perbedaan dalam penelitian ini

adalah jumlah populasi dan sampel,

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

tempat dan waktu penelitian serta

variable pendidikan dan dukungan

keluarga. Kesamaan dari penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya adalah

subjek penelitian yaitu ibu-ibu yang

mempunyai bayi 0-12 bulan.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat Survey

Analitik dengan pendekatan Cross

Sectional. penelitian yang dilakukan

dengan tujuan utama mengetahui Faktor-

Faktor yang berhubungan dengan Sikap

Ibu Mengenai KIPI di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Kuta Kecamatan

Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini

adalah semua ibu yang mempunyai

bayi berumur 1 – 12 bulan yang ada di

Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta

Kecamatan Bandar Dua Kabupaten

Pidie Jaya.adapun jumlah ibu-ibu yang

mempunyai bayi pada bulan Januari

tahun 2013 adalah berjumlah 107

responden.

2. Sampel

Teknik yang dipakai dalam

pengambilan sampel adalah Purpusive

Sampling. Sampel dicari dengan

menggunakan rumus Slovin ( Umar,

2004 ) yaitu :

( ) ( )

( ) ( )

( )

Di bulatkan menjadi 52 orang

Keterangan :

n : besar sampel

N : besar populasi

d : persen kelonggaran ketidak

telitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat

ditolerir.

Besar sampel yang di tetapkan

berjumlah 52 orang, dari 11 desa yang ada

diwilayah kerja Puskesmas Blang Kuta

Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie

Jaya, tiap desa yang mewakili sampel adalah

sebagai berikut :

1. Desa babah krueng 7 orang

2. Desa Pohroh 3 orang

3. Desa Seunong 3 orang

4. Desa Blang Kuta 7 orang

5. Desa Alue Mee 4 orang

6. Desa Drien Tujoh 4 orang

7. Desa Alue Sane 4 orang

8. Desa Gahru 4 orang

9. Desa Lhok Pusong 4 orang

10. Desa Paya Pisang Klat 10 orang

11. Desa Cot Geurefai 2 orang

Pemilihan sampel peneliti di

dasarkan atas Kriteria Inklusi.

Menurut Nursalam, 2008, kriteria

iklusif adalah karakteristik umum

subjek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau akan di teliti.

Kriterianya adalah :

a. Ibu yang mempunyai bayi 1-12

bulan yang telah mendapatkan

imunisasi.

b. Bisa baca tulis dan mengerti bahasa

Indonesia.

c. Bertempat tinggal di wilayah kerja

Puskesmas Blang Kuta.

d. Bersedia menjadi responden.

C. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan Di

Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada

Tanggal 2 s/d 17 Juni 2013

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah

data primer dengan menggunakan

Kuisioner yang telah disusun dengan

menjaring informasi yang ingin diketahui

dan berdasarkan data Skunder yang

diperoleh dari data Puskesmas Blang

Kuta, sesuai dengan tujuan Penelitian,

Variabel dan Kerangka Konsep.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner

yang berisikan 21 pertanyaan yang sudah

disusun secara terstruktur. Berdasarkan

dari tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Sikap Ibu

Mengenai KIPI Di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Kuta Kecamatan

Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya. Untuk

soal pernyataan disesuaikan dengan jenis

pernyataan, jika menjawab soal dengan

benar diberikan nilai 1 dan jika

menjawab soal salah maka diberi nilai 0

dan untuk penilaian Sikap menggunakan

Skala Likert, untuk pertanyaan positif,

jika sangat setuju (SS) nilainya 5, setuju

(S) nilainya 4, ragu-ragu (RR) nilainya 3,

tidak setuju (TS) nilainya 2 dan jika

sangat tidak setuju (STS) nilainya 1. Dan

untuk pertanyaan negatif, jika sangat

sangat setuju (SS) nilainya 1, setuju (S)

nilainya 2, ragu-ragu (RR) nilainya 3,

tidak setuju (TS) nilainya 4 dan sangat

tidak setuju (STS) nilainya

F. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Kegiatan memeriksa data-

data dan melakukan

pengelompokan data yang telah

terkumpul

b. Coding

Memberi kode-kode

tertentu kepada masing-masing

katagori

c. Transfering

Proses pemindahan data

coding kedalam bentuk table

d. Tabulating

Merupakan data yang

berdasarkan katagori yang telah

dibuat dan selanjutnya masing-

masing dimasukan kedalam table

distribusi frekuensi

2. Analisa data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat

dilakukan terhadap tiap variable

dari hasil penelitian. Pada

umumnya dalam analisa hanya

menghasilkan distribusi dari tiap

variable (Notoatmodjo, 2005).

Selanjutnya data

dimasukkan dalam tabel data

frekuensi, analisis ini menggunakan

rumus sebagai berikut:

%100xn

fP

Keterangan :

P = Persentase

f = frekuensi yang diamati

n = jumlah responden yang menjadi

sampel (Budiarto, 2004)

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat

merupakan analisa hasil dari

variable-variabel bebas yang

diduga mempunyai hubungan

dengan variable terkait. Analisa

data yang digunakan adalah tabel

silang. Untuk menguji hipotesa

dilakukan analisa statistik dengan

menggunakan uji Khi Kuadrat

(Chi-Square) pada tingkat

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

kemaknaan 95% (p < 0,05)

sehingga dapat diketahui ada

tidaknya hubungan yang bermakna

secara statistik menggunakan

program SPSS for windows very

16.00. Melalui perhitungan Khi

Kuadrat (Chi-square) tes

selanjutnya ditarik kesimpulan bila

P lebih kecil dari alpha (P < 0,05),

maka Ho ditolak dan Ha diterima,

yang menunjukkan adanya

hubungan bermakna antara variable

dependen dan independen dan jika

P lebih besar dari alpha (P > 0.05)

maka Ho diterima dan Ha ditolak

yang menunjukkan tidak adanya

hubungan bermakna antara variable

dependen dan independen.

Aturan yang berlaku untuk

uji Khi Kuadrat (Chi-square),

untuk program komputerisasi

seperti SPSS adalah sebagai berikut

:

1) Bila pada tabel contingency 2x2

dijumpai nilai e (harapan)

kurang dari 5, maka hasil yang

digunakan adalah Fisher Exact

Test.

2) Bia pada tabel Contingency 2x2

tidak dijumpai nilai e (harapan)

kurang dari 5, maka hasil yang

digunakan adalah Continuity

Correction.

3) Bila tabel Contingency yang

lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3

dan lain-lain, maka hasil yang

digunakan adalah Pearson Chi-

Square.

4) Bila pada tabel Contingency 3x2

ada sel dengan nilai frekuensi

harapan (e) kurang dari 5, maka

akan dilakukan meger sehingga

menjadi table Contingency 2x2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang di

lakukan pada tanggal 2 s/d 17 juni 2013

tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Sikap Ibu Mengenai KIPI Di

Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta

Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie

Jaya, maka di dapatkan hasil sebagai

berikut :

1. Analisa univariat

a. Tingkat Pendidikan Table 4.1

Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Kuta

Kec.Bandar Dua Kab. Pidie Jaya

Tahun 2013

No Pendidikan f %

1 Tinggi 5 9,6

2 Menengah 20 38,5

3 Dasar 27 51,9

Jumlah 52 100

Data Primer tahun 2013

Dari tabel 4.1 menunjukan

bahwa dari 52 responden ternyata

sebagian besar Berpendidikan

Dasar yaitu sebanyak 27 responden

(51,9%).

b. Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan

Responden Di Wilayah

Kerja Puskesmas Blang Kuta

Kec.Bandar Dua

Kabupaten,Pidie Jaya Tahun 2013

No Pengetahuan f %

1 Tinggi 9 17,3

2 Sedang 18 34,6

3 Rendah 25 48,1

Jumlah 52 100

Data Primer tahun 2013

Dari tabel 4.2 menunjukan

bahwa dari 52 responden ternyata

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

sebagian besar Berpengetahuan

Rendah yaitu sebanyak 25

responden (48,1%) .

c. Dukungan Keluarga

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Dukungan

Keluarga Responden Di Wilayah

Kerja Puskesmas Blang Kuta

Kec.Bandar Dua

Kabupaten,Pidie Jaya Tahun 2013

No Dukungan

Keluarga f %

1 Mendukung 22 42,3

2 Tidak mendukung 30 57,7

Jumlah 52 100

Data Primer tahun 2013

Dari table 4.3 menunjukan

bahwa dari 52 responden ternyata

sebagian besar tidak mendapat

Dukungan Keluarga yaitu

sebanyak 30 responden (57,7%).

d. Sikap Ibu Mengenai KIPI

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Sikap Ibu Mengenai KIPI

Di Wilayah Kerja Puskesmas Blang

Kuta Kec.Bandar Dua

Kabupaten,Pidie Jaya Tahun 2013

No Sikap Ibu

Mengenai KIPI f %

1 Positif 24 46,2

2 Negatif 28 53,8

Jumlah 52 100

Data Primer tahun 2013

Dari tabel 4.4 menunjukan

bahwa dari 52 responden ternyata

sebagian besar Bersikap negatif

terhadap KIPI yaitu sebanyak 28

responden (53,8%) .

2. Analisa Bivariat

a. Hubungan Pendidikan Dengan

Sikap Ibu Mengenai KIPI

Tabel 4.5

Hubungan Pendidikan Dengan Sikap

Ibu Mengenai KIPI Di Wilayah

Kerja Puskesmas Blang Kuta

Kec.Bandar Dua

Kabupaten Pidie Jaya

Pendi

dikan

Sikap Ibu

Mengenai KIPI

Jumlah p-value

Positif Negatif

f % f % f %

Tinggi 5 100 0 0 5 100

0,040 Mene

ngah 8 40 12 60 20 100

Dasar 11 40,7 16 59,3 27 100

Juml

ah 24 28 52

Data Primer tahun 2013

Tabel 4.5 menunjukkan

bahwa semua responden yang

Berpendidikan Tinggi yaitu

sebanyak 5 responden (100%) ,

Bersikap positif terhadap KIPI,

sementara 20 responden yang

Berpendidikan Menengah hanya 8

responden (40%) yang mempunyai

Sikap positif terhadap KIPI,

sementara 12 responden lainnya

(60%) Bersikap negatif terhadap

KIPI dan responden yang

Berpendidikan Dasar sebanyak 27

responden, hanya 11 responden

(40,7%) yang Bersikap positif

terhadap KIPI dan yang lainnya 16

responden (59,3%) Bersikap

negatif terhadap KIPI.

Hasil analisis statistik

dengan menggunakan uji chi -

square test juga mengatakan

bahwa nilai P = 0,040 < 0,05 hal

ini berarti ada Hubungan

Pendidikan Dengan Sikap Ibu

Mengenai KIPI.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

b. Hubungan Pengetahuan Dengan

Sikap Ibu Mengenai KIPI

Tabel 4.6

Hubungan Pengetahuan Dengan

Sikap Ibu Mengenai KIPI Di Wilayah

Kerja Puskesmas Blang Kuta

Kec.Bandar Dua

Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Peng

etahu

an

Sikap Ibu

Mengenai

KIPI

Jum

lah

p

val

ue

Positif Negatif

f % f % f %

Tinggi 8 88,9 1 11,1 9 100

0,0

02 Sedang 10 55,6 8 44,4 18 100

Rendah 6 24 19 76 25 100

Jumlah 24 28 52

Data Primer tahun 2013

Tabel 4.6 menunjukkan

bahwa dari 9 responden yang

Berpengetahuan Tinggi, 8

responden (88,9%) mempunyai

Sikap positif terhadap KIPI dan

yang hanya 1 responden (11,2%)

bersikap negatif terhadap KIPI

sementara 18 responden yang

Berpengetahuan Sedang hanya 10

responden (56,6%) mempunyai

Sikap positif terhadap KIPI dan

hanya 8 responden (44,6%)

Bersikap negatif terhadap KIPI.

Dan dari 25 responden yang

Berpengetahuan Rendah, 6

repsonden (24%) Bersikap positif

terhadap KIPI dan 19 responden (

76% ) Bersikap negatif terhadap

KIPI.

Hasil analisis statistik dengan

menggunakan uji chi - square test

mengatakan bahwa nilai P = 0,002 <

0,05. hal ini menunjukkan bahwa ada

Hubungan Pengetahuan Dengan

Sikap Ibu Mengenai KIPI.

c. Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Sikap Ibu Megenai KIPI

Tabel 4.7

Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Sikap Ibu Mengenai KIPI

Di wilayah Kerja Puskesmas Blang

Kuta Kec.Bandar Dua

Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Dukung

an

Keluarg

a

Sikap Ibu

Mengenai

KIPI

Jumla

h

p

value

Positif Negatif

f % f % f %

Mendu

kung 15 68,2 7 31,8 22 100

0,014

Tdk Men

dukung 9 30 21 70 30 100

Jumlah 24 28 52

Data Primer tahun 2013

Tabel 4.7 menunjukkan

bahwa dari 22 responden yang

mendapat Dukungan Keluarga 15

responden (68,2%) Bersikap positif

terhadap KIPI dan 7 responden yang

tidak mendapat Dukungan Keluarga

(31,8%) Bersikap negatif terhadap

KIPI, dari 30 responden yang tidak

mendapat Dukungan Keluarga 9

responden (30%) Bersikap positif

terhadap KIPI dari 21 responden

(70%) Bersikap negatif terhadap

KIPI.

Hasil analisis statistik dengan

menggunakan uji chi - square test

mengatakan nilai P = 0,014 < 0,05

hal ini menunjukkan bahwa ada

Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Sikap Ibu Mengenai KIPI.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan

interpretasi data mengenai Hubungan

Pendidikan, Pengetahuan dan Dukungan

Keluarga Dengan Sikap Ibu Mengenai

KIPI Di Wilayah Kerja Puskesmas Blang

Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten

Pidie Jaya Tahun 2013.

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

1. Hubungan Pendidikan Dengan

Sikap Ibu mengenai

Tingkat Pendidikan sangat

mempengaruhi seseorang untuk

bertindak dan mencari penyebab serta

solusi dalam hidupnya. Orang yang

berpendidikan tinggi biasanya akan

bertindak lebih rasional. Oleh karena

itu orang yang berpendidikan Tinggi

akan lebih mudah menerima gagasan

baru. Pendidikan dalam arti formal

sebenarnya adalah suatu proses

penyampaian bahan-bahan / materi

pendidikan pada sasaran pendidik

(anak didik) guna mencapai perubahan

tingkah laku / tujuan (Notoatmodjo,

2003).

Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ari Chandra Herawati

(2007), tentang hubungan

pengetahuan, pendidikan dan

dukungan keluarga dengan status

Imunisasi Dasar pada Usia siatas 9

bulan sampai 2 tahun di Desa Negla

Wilayah Kerja Puskesmas Bojongan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengetahuan, pendidikan dan

dukungan keluarga mempengaruhi

sikap ibu terhadap KIPI. Nilai p-value

yang diperoleh adalah p=0,002 (p <

0,01).

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Aulia Insani (2009)

yang berjudul Hubungan kejadian

ikutan pasca imunisasi imunisasi DPT

dan karakteristik ibu dan bayi dengan

motivasi ibu terhadap Imunisasi

selanjutnya di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanggung Harjo

Kecamatan Grobongan Kabupaten

Jawa Tengah, mengatakan bahwa ibu

yang mempunyai pendidikan tinggi

cenderung melakukan pemberian

imunisasi DPT lanjutan, karena

kesadaran ibu mengenai pemberian

imunisasi sudah cukup baik.

Penelitian yang dilakukan

oleh Nurani Safitri (2011) tentang

pengaruh pendidikan, dukungan

keluarga dan pengalaman terhadap

sikap Ibu mengenai KIPI. Penelitian

ini menunjukkan bahwa pendidikan,

dukungan keluarga dan pengalaman

merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku ibu dalam

menstimulasi perkembangan anak usia

0 – 5 tahun . Nilai p-value 0,000 (p <

0,01).

Menurut asumsi peneliti,

responden yang memiliki Tingkat

Pendidikan Tinggi cenderung Bersikap

positif terhadap KIPI meskipun pada

pemberian imunisasi sebelumnya

mengalami efek samping dari

imunisasi yang disebut dengan KIPI.

Pada penelitian ini ditemukan masalah

yaitu ibu yang memiliki pendidikan

menengah terdapat 12 responden yang

negatif terhadap KIPI, hal tersebut

dikarenakan terpengaruh dari faktor

lain yaitu dukungan keluarga yang

negatif terhadap KIPI.

2. Hubungan Pengetahuan Dengan

Sikap Ibu mengenai

Menurut Notoatmodjo (2003)

Pengetahuan merupakan kemampuan

seseorang yang mempengaruhi

terhadap tindakan yang dilakukan.

Pengetahuan seseorang tidak secara

mutlak dipengaruhi oleh pendidikan

karena pengetahuan dapat juga

diperoleh dari pengalaman masa lalu,

namun tingkat pendidikan turut pula

menentukan mudah tidaknya

seseorang menyerap dan memahami

informasi yang diterima yang

kemudian menjadi dipahami.

Pengetahuan merupakan hasil

tahu, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap

objek tertentu, penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni,

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba, sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh

dari mata dan telinga. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang

sangat untuk terbentuknya tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Penelitian Aulia Insani (2009)

semakin baik tingkat pengetahuan

seseorang maka semakin mudah

memahami informasi yang diberikan

tenaga kesehatan mengenai efek

samping imunisasi, sehingga

responden dengan senang hati

membawa bayinya untuk dilakukan

imunisasi selanjutnya. hal ini

dinyatakan dengan nilai p-value 0,002.

Penelitian yang dilakukan

oleh Antono (2011) tentang hubungan

antara pengetahuan ibu bayi tentang

reaksi KIPI DPT/HB. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengetahuan ibu

rendah mengenai KIPI. Nilai p-value

0,003 (p < 0,01).

Dari literatur dan hasil

penelitian yang ditemui, peneliti

berasumsi bahwa pengetahuan ibu

berhubungan dengan sikap ibu

mengenai kejadian ikutan pasca

imunisasi. Pada penelitian ini

ditemukan masalah pada ibu yang

pengetahuan tinggi terdapat 1

responden yang negatif sedangkan

pada ibu yang berpengetahuan rendah

terdapat 6 ibu yang bersikap positif

terhadap KIPI, hal tersebut

dikarenakan oleh pengetahuan ibu

hanya sebatas memahami saja, tidak

mengaplikasikan apa yang ibu ketahui

mengenai KIPI.

3. Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Sikap Ibu mengenai KIPI

Menurut Fridman dalam

(Sudiharto, 2007), Dukungan keluarga

adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap anggotanya.

Anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung selalu

siap memberi pertolongan dan bantuan

jika diperlukan.

Peran keluarga

menggambarkan seperangkat perilaku

international, sifat kegiatan yang

berhubungan dengan individu dalam

posisi dan situasi tertentu. Peran

individu dalam keluarga di dasari oleh

harapan dan pola perilaku dari

keluarga, kelompok dan masyaakat.

(Sudiharto, 2007).

Hasil penelitian Nurjanah

(2011) menyebutkan bahwa Dukungan

Keluarga sangat mempengaruhi

terhadap pemberian imunisasi

selajutnya. Hal ini dikarenakan

pendidikan dan pengetahuan keluarga

cenderung menengah ke bawah,

keluarga sangat berpengaruh pada

proses pemberian imunisasi

dinyatakan dengan nilai p-value

0,0003.

Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Mila Sulistyaningrum

(2006), tentang hubungan tingkat

pengetahuan ibu dan dukungan

keluarga tentang imunisasi campak

dengan perilaku pemberian imunisasi

campak pada bayi di desa Lipursari

Leksono Wonosobo Yogyakarta. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu dan dukungan

keluarga mempengaruhi perilaku ibu

dalam mengimunisasi bayinya. Nilai

p-value yang diperoleh adalah

p=0,002 (p < 0,01).

Dari literatur dan hasil penelitian

yang ditemui, peneliti berasumsi

bahwa dukungan keluarga

merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan sikap KIPI.

Pada penelitian ini ditemukan

masalah yaitu pada ibu yang

mendapat dukungan keluarga

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

terdapat 7 responden yang bersikap

negatif terhadap KIPI, hal tersebut

dikarenakan ibu mendapat dukungan

dari keluarga akan tetapi

pengetahuan ibu kurang mengenai

KIPI.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

analisis yang dilakuka, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

d Adanya hubungan Pendidikan dengan

Sikap Ibu mengenai Kejadian Ikutan

Pasca Imunisasi (KIPI) di Wilayah

Kerja Puskesmas Blang Kuta

Kecamatan Bandar Dua Kabupaten

Pidie Jaya Tahun 2013.

e Adanya hubungan Pengetahuan

dengan Sikap Ibu mengenai Kejadian

Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di

Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta

Kecamatan Bandar Dua Kabupaten

Pidie Jaya Tahun 2013.

f Adanya hubungan Dukungan Keluarga

dengan Sikap Ibu mengenai Kejadian

Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di

Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta

Kecamatan Bandar Dua Kabupaten

Pidie Jaya Tahun 2013.

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Hasil peneliti ini agar dapat

menambah wawasan, ilmu

pengetahuan dan perbandingan untuk

penelitian selanjutnya dalam penulisan

Skripsi.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan dan

informasi tentag kejadian ikutan pasca

imunisasi (KIPI) agar semakin banyak

ibu-ibu membawa anaknya untuk di

munisasi dan ibu tidak merasa cemas

lagi jika anaknya mengalami kejadian

ikutan pasca imunisasi

3. Bagi Tempat Penelitian

Agar dapat meningkatkan

penyuluhan kesehatan pada

masyarakat khususnya tentang

Imunisasi dan KIPI.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, s, (2008), Sikap Manusia Teori dan

Pengukurannya, Yogyakarta Pustaka

Pelajar Offset.

Arikunto, S (2006), Manajemen penelitian,

Rineka Cipta Jakarta

Ari Chandra Herawati, (2007), Hubungan

Pengetahuan Ibu Dengan Status

Imunisasi Dasar Pada Usia Diatas 9

Bulan Sampai 2 Tahun Di Desa Negla

Wilayah Kerja Puskesmas Bojongan

Kecamatan Losari Kabupaten Brebes

Cirebon : S1 Kep.STIkes Cirebon.

Antono, dkk, (2011), Hubungan Antara

Pengetahuan Ibu Bayi Tentang Reaksi

KIPI DPT/HB Combo dengan

Kecemasan ibu sebelum melaksanakan

Imunisasi di Polindes Desa Karang

Reja Wilayah Kerja Puskesmas

Ngasem Kediri, Mang Politeknik

Kesehatan Kemenkes Malang. Jurusan

Kebidanan Karya Tulis Ilmiah .

Ami, (2006), Edisi 2 Pembawa Pesan

Kesehatan

Budianto, E (2002). Biostatistik untuk

kedokteran dan Kesehatan Masyarakat

Jakarta EGC.

Depkes RI, (2000), Pedoman Teknis

Pengelolaan Vaksin dan Rantai

Vaksin, Depkes, Jakarta

______, (2009), Buku Kesehatan Ibu dan

Anak dan Jica (Japan Internasional

Cooperation Agency) Depkes RI

Jakarta

______, (2005), Petunjuk Pelaksanaan

Pekan Imunisasi Subnasional,Depkes

Jakarta

______, (2001), Modul Latihan Penyuntikan

Yang Aman (Injection Safety dan

Imunisasi dan vaksinasi, Yogyakarta :

Nulia Medika

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/RATNA_JUWITA-jurnal_ka_ratna.pdf · ABSTRAK Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa

Efendi, N, (1998). Dasar-Dasar

Keperawatan Kesehatan Masyarakat,

Edisi 2 Jakarta EGC.s

Hariweni, (2008), Pengetahuan, sikap dan

prilaku ibu bekerja dan tidak bekerja

tentang stimulus pada pengasuh anak

balita, Jurnal Fakultas Kesehatan

Masyarakat Medan, Press, Universitas

Sumatera Utara.

Hidayat AA, Alimul (2009), Metode

Penelitian Kebidanan dan Teknik

Analisa data, Salemba Medika Jakarta

Insani, Aulia, 2009, Hubungan pendidikan

dan pengetahuan dengan sikap ibu

mengenai efek samping imunisasi.

Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Kartjadi,(2005), Pendidikan Kesehatan Bagi

Masyarakat,LIPI Jakarta.

Kisman, Ghufron, (2011), Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Blogspon.com (dikutip

tanggal 13 April 2012)

Mila Sulistyaningrum,(2006). Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Imunisasi Campak Dengan Prilaku

Pemberian Imunisasi Campak Pada

Bayi D Desa Lipursari Leksono

Wonosobo Yoyagkarta : STIkes

Aisyiyah.

Maghfiroh, (2011), Pengaruh Pelatihan

Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan

Sikap Ibu Pada Tatalaksana KIPI

Sederhana Akibat Reaksi Suntikan

Langsung Di Puskesmas Kusuma

Bangsa Kota Pekalongan , Universitas

Muhammadiyah

Semarang.http:/digilib. Unimus.ac.id.

(dikutip tanggal 18 April 2013)

Nurjanah, 2011, Faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap ibu mengenai

KIPI pada anak usia 0 – 24 bulan.

Universitas Sumatera Utara.

Tjandra, Hs, (2004), Koleksi motivasi untuk

karier dan kehidupan yang lebih baik,

Elex Media Komputindo, Jakarta

Media Yulizar, (2012), Profile Kesehatan

Aceh : Banda Aceh.

Notoatmodjo, S (2007), Pendidikan dan

Prilaku Kesehatan, Pt, Rineka Cipta ,

Jakarta

________ (2003) ilmu Kesehatan

Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta

________, (2005), Prinsip-Prinsip Dasar

Ilmu Kesehatan Masyarakat,Rineka

Cipta,Jakarta

Nursalam, (2009). Manajemen Keperawatan

, Universitas Airlangga, Surabaya

Ranuh, dkk, (2008) Pedoman Imunisasi

Indonesia Jakarta Badan Penerbit Idai

Soedjatmiko, (2009), Imunisasi Penting

Untuk Mencegah Penyakit Berbahaya.

http://www.ykai,net .com tanggal 26

desember 2009

Sudarmanto (2008), Petunjuk Praktis

Imunisasi, Trubus Agriwidya Jakarta

Surinah, (2001), Buku Pintar Merawat Bayi

0 – 12 Bulan, PT Gramedia Pustaka

Utama Jakarta

Sudirharto,(2007), Asuhan Keperawatan

Keluarga Dengan Pendekatan

Kulturan, Jakarta EGC

Tirtaharjo, (2005), Pengantar

Pendidikan,Rineka Cipta Jakartas

Tawi, M, (2009), Imunisasi dan Faktor yang

Mempengaruhinya (http;//syehsceh –

wordpress.com) tanggal 12 mei 2009

Widhy Yulidistira, (2010) Pedoman

Tatalaksana Medik Kipi Bagi Petugas

Kesehatan, dr widhy, blogspot.com,

Bandung (Dikutip tanggal 13 April

2012)

Unicef – Depkes RI (2009), Buku Pedoman

Imunisasi Tetanus pada wanita subur

Proverawati dan andhini, (2010), Imunisasi

dan Vaksinasi,Yoyagkarta ; Nuha

Medika