faktor-faktor yang berhubungan dengan...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP IBU
MENGENAI KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI(KIPI)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG KUTA
KECAMATAN BANDAR DUA KABUPATEN
PIDIE JAYA TAHUN 2013
RATNA JUWITA
ABSTRAK
Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 15 orang ibu yang membawa bayinya
untuk di imunisasi di dapatkan 10 orang ibu berpendidikan rendah (SD/SMP), 4
orang ibu berpendidikan sedang (SMU) dan 1 orang ibu berpendidikan tinggi
(Diploma/S1) dan yang mengalami reaksi sampingan demam atau ruam kulit ringan
setelah di imunisasi DPT-HB sebanyak 6 orang, BCG sebanyak 7 orang, dan Campak
sebanyak 2 orang. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sikap
Ibu mengenai Kejadian kutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja Puskesmas
Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013. Penelitian ini
merupakan penelitian survey yang bersifat analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi
berumur 1-12 bulan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta Kecamatan
Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya sejumlah 107 responden yang di laksanakan pada
tanggal 2 s/d 17 Juni 2013. Tehnik pengambilan sampel adalah purpusive sampling
Dengan jumlah sampel sebanyak 52 responden. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner yang selanjutnya dianalisa dengan metode analisis statistik
inferensial. Analisis ini menunjukkan bahwa Ada hubungan pendidikan dengan sikap
ibu mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja Puskesmas
Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013, ditandai
dengan nilai p-value (0,040) < α-value (0,05). Ada hubungan pengetahuan dengan
sikap ibu mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja
Puskesmas Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013,
ditaandai dengan nilai p-value (0,002) < α-value (0,05). Ada hubungan dukungan
keluarga dengan sikap ibu mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di
Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya
Tahun 2013, ditaandai dengan nilai p-value (0,014) < α-value (0,05). Ada hubungan
pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga dengan sikap ibu mengenai
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta
Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya.
Kata Kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan Keluarga dan Sikap
PENDAHULUAN
Angka kematian bayi (infant
mortality rate) merupakan salah satu
aspek penting dalam menggambarkan
tingkat pembangungan sumber daya
manusia di sebuah Negara, juga
merupakan salah satu indikator yang
paling sensitif dalam menentukan derajat
kesehatan suatu daerah. Anak-anak
khususnya dibawah lima tahun adalah
individu yang rentan terhadap berbagai
penyakit. Setiap tahunnya 12 juta anak di
dunia meninggal sebelum mencapai usia
lima tahun. Dari seluruh kematian
tersebut 70% meninggal karena
pneumonia, diare, campak dan malnutrisi
(Depkes, 2009).
Angka kematian Bayi (AKB) di
Indonesia masih tinggi jika di bandingkan
dengan Negara-negara di ASEAN.
Angka kematian Bayi (AKB) secara
nasional sebesar 246/100.000 kelahiran
hidup. Sementara di Provinsi Aceh
sebesar 23/100 kelahiran hidup. Hal ini
menunjukan bahwa AKB di Provinsi
Aceh tahun 2011 masih cukup tinggi
(Yulizar, 2012).
Penyebab utama kematian bayi
di Indonesia adalah Infeksi Saluran
Penafasan Akut (ISPA) sebanyak 37%,
dan 50% kematian bayi dan balita
berkaitan dengan masalah kekurangan
gizi. 13% penyebab lainnya adalah
penyakit yang dapat di cegah melalui
imunisasi seperti campak dan TBC. Jika
program imunisasi dilaksanakan dengan
baik dan menyuluruh maka keefektifitas
imunisasi dapat dicapai secara maksimal,
dan akan berpengaruh terhadap angka
kematian Bayi (Kompas, 2009).
Sistem kesehatan Nasional
Imunisasi adalah salah satu bentuk
intervensi kesehatan yang sangat efektif
dalam upaya menurunkan angka
kematian bayi dan balita. Dasar utama
pelayan kesehatan bidang preventif
merupakan prioritas. pada tahun 1974
cakupan imunisasi baru mencapai 5% dan
setelah dilaksanakannya imunisasi global
yang di sebut extended program on
immunization (EPI) cakupan terus
meningkat dan hampir setiap tahun
minimal 750.000 anak terhindar dari
kecacatan namun demikian, masih ada
salah satu dari empat orang anak yang
belum mendapatkan imunisasi dan dua
juta anak meninggal setiap tahunnya
karena penyakit yang dapat di cegah
dengan imunisasi (Ranuh dkk, 2008).
Program imunisasi adalah
bagian dari pelayanan kesehatan dasar.
Program ini juga merupakan bagian
upaya mempercepat pemutusan mata
rantai penularan PD3I (Penyakit yang
dapat di cegah dengan imunisasi) dengan
tujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Kegiatan PD3I dilakukan
melalui kegiatan PIN (Pekan Imunisasi
Nasional), imunisasi TT 5 dosis pada
wanita usia subur (WUS), serta
penganggulangan KLB (Kejadian Luar
Biasa) dari penyakit-penyakit yang dapat
dicegah degan imunisasi khususnya
campak (Depkes RI, 2009).
Imunisasi bertujuan untuk
melindungi individu dan masyarakat
terhadap serangan penyakit infeksi
dengan menggunakan vaksin yang aman,
namun sebagian orang dapat mengalami
reaksi setelah imunisasi yang bersifat
ringan (demam), kejang dan kelumpuhan.
Pada beberapa kasus reaksi disebabkan
oleh vaksin. Pada kasus lain penyebabnya
adalah kesalahan pemberian vaksin,
tetapi sebagian besar umumnya tidak
berhubungan dengan vaksin akan tetapi
berhubungan dengan cara penyuntikan,
dan proses penyimpanan vaksin. Reaksi
setelah imunisasi dapat menimbulkan
sikap menolak dari masyarakat untuk
pemberian imunisasi berikut, sehingga
anak tersebut akan rentan terhadap
penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Untuk itu pelaporan KIPI yang
cepat dan tepat diikuti dengan tindak
lanjut yang benar dapat membantu
pelaksanaan program mengatasi masalah
dilapangan sehingga masyarakat tidak
resah dan tetap mendukung program
imunisasi (Ranuh dkk, 2008).
Di Indonesia sendiri KIPI yang
paling serius pada anak adalah reaksi
anafilaksis, angka kejadian anafilaksis
pada DPT diperkirakan 2 dalam 100.000
dosis, tetapi yang benar-benar reaksi
anafilatik hanya 1-3 kasus diantara 1 juta
dosis. Anak yang lebih besar dan orang
dewasa lebih banyak mengalami sincope
segera atau lambat. Episodehipotonik-
hiporesponsif juga tidak jarang terjadi,
secara umum dapat terjadi 4-24 jam
setelah imunisasi (Ranuh dkk, 2008).
Kasus KIPI Polio berat dapat
terjadi pada 1/24-3000 juta dosis Vaksin,
sedangkan kasus KIPI Hepatitis B pada
anak dapat berupa demam ringan sampai
sedang terjadi 1/14 Dosis Vaksin, dan
pada orang dewasa 1/100 Dosis. kasus
KIPI Campak berupa demam terjadi 1/6
Dosis yang terjadi pada 20% anak, ruam
kulit ringan 1/20 Dosis yang terjadi pada
24% anak, kejang yang di sebabkan
demam 1/300 Dosis. Reaksi alergi serius
1/1.000.000 Dosis, dan efek samping
berat berupa ensefalopati terjadi pada 1
diantara 2 juta Dosis Vaksin Campak. (
Maghfiroh, 2011 ).
Kebanyakan anak menderita
panas setelah mendapatkan imunisasi
DPT, tetapi itu adalah hal yang wajar,
namun sering kali ibu-ibu tegang, cemas
dan khawatir apalagi kalau timbul
bengkak di bekas tempat suntikan. Untuk
anak yang memiliki riwayat kejang
demam,imunisasi DPT tetap aman dan
tidak membahayakan. Adapun penyebab
kecemasan ibu di karenakan pemberitaan
miring tentang efek samping imunisasi
(Antono, 2011). Peran seorang ibu pada
program imunisasi sangat penting karena
pengetahuan tentang imunisasi sangat
diperlukan dalam pelaksanann imunisasi
(Tawi, 2008).
Hasil cakupan imunisasi bayi di
Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2012
adalah HB-0, 66.7%, BCG,89.1%, Polio
1, 89.3%, DPT/HB(1), 84.5% , Polio(2),
85.6%, DPT/HB(2), 83.3%, Polio(3),
81.0%, DPT/HB(3), 78.6%, Polio(4),
81.4%, dan Campak, 81.4%.
Sedangkan hasil cakupan
imunisasi bayi di Puskesmas Blang Kuta
pada tahun 2012 adalah HB-0, 72.9%,
BCG, 82.7%, Polio(1), 82.7%,
DPT/HB(1), 79.6%, Polio(2), 79.6%,
DPT/HB(2), 79.6%, Polio(3), 79.6%,
DPT/HB(3), 80.4%, Polio(4), 80.4% dan
Campak, 79.6%.
Berdasarkan hasil wawancara
awal terhadap 15 orang ibu yang
membawa bayinya untuk di imunisasi di
dapatkan 10 orang ibu berpendidikan
rendah (SD/SMP), 4 orang ibu
berpendidikan sedang (SMU) dan 1 orang
ibu berpendidikan tinggi (Diploma/S1)
dan yang mengalami reaksi sampingan
demam atau ruam kulit ringan setelah di
imunisasi DPT-HB sebanyak 6 orang,
BCG sebanyak 7 orang, dan Campak
sebanyak 2 orang. Hampir semua ibu
balita yang membawa anaknya
keposyandu merasa cemas setelah
mengimunisasikan anaknya. Ibu-ibu
mengeluh dan khawatir karena anak –
anak demam setelah di imunisasi, dan
terkadang terjadi bengkak pada area
tempat penyuntikan, sehingga membuat
orang tua resah dan enggan membawa
anaknya untuk kembali mendapatkan
imunisasi. hal ini dikarenakan orang tua
tidak mengetahui efek samping/reaksi
dari pemberian imunisasi itu sendiri.
Dimana masih ada ibu-ibu yang dilarang
oleh suami membawa bayinya
keposyandu untuk mendapatkan
imunisasi
Berdasarkan uraian diatas maka
peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Sikap Ibu
Mengenai Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Blang Kuta Kecamatan
Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun
2013.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,
maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apa Saja
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Sikap Ibu Mengenai Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta
Kecamatan Bandar Dua Kabupaten
Pidie Jaya Tahun 2013”
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Sikap Ibu
Mengenai Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Blang Kuta Kecamatan
Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya
Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a Mengetahui Hubungan Pendidikan
Dengan Sikap Ibu Mengenai
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI) di Wilayah Kerja Puskesmas
Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.
b Mengetahui Hubungan
Pengetahuan Dengan Sikap Ibu
Mengenai Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja
Puskesmas Blang Kuta Kecamatan
Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya
Tahun 2013.
c Mengetahui Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Sikap Ibu
Mengenai Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja
Puskesmas Blang Kuta Kecamatan
Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya
Tahun 2013.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Peneliti
Hasil peneliti ini agar dapat
menambah wawasan, ilmu
pengetahuan dan perbandingan untuk
penelitian selanjutnya dalam penulisan
Skripsi.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan
informasi tentag kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI) agar semakin banyak
ibu-ibu membawa anaknya untuk di
imunisasi dan ibu tidak merasa cemas
lagi jika anaknya mengalami kejadian
ikutan pasca imunisasi
3. Bagi Tempat Penelitian
Agar dapat meningkatkan
penyuluhan kesehatan pada
masyarakat khususnya tentang
Imunisasi dan KIPI.
D. Keaslian Penelitian
Penelitian ini sebelumnya
pernah diteliti oleh Maghfiroh dengan
judul Pengaruh Pelatihan terhadap
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Pada
KIPI sederhana akibat reaksi Suntikan
langsung Di Puskesmas Kusuma Bangsa
Kota Perkalongan Tahun 2011, dengan
populasi semua ibu yang mempunyai
bayi 1-12 bulan yang berjumlah 511
responden, sampel diambil menggunakan
simple random sampling dan didapat
jumlah sampel sebanyak 60 responden.
Perbedaan dalam penelitian ini
adalah jumlah populasi dan sampel,
tempat dan waktu penelitian serta
variable pendidikan dan dukungan
keluarga. Kesamaan dari penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah
subjek penelitian yaitu ibu-ibu yang
mempunyai bayi 0-12 bulan.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat Survey
Analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama mengetahui Faktor-
Faktor yang berhubungan dengan Sikap
Ibu Mengenai KIPI di Wilayah Kerja
Puskesmas Blang Kuta Kecamatan
Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya.
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu yang mempunyai
bayi berumur 1 – 12 bulan yang ada di
Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta
Kecamatan Bandar Dua Kabupaten
Pidie Jaya.adapun jumlah ibu-ibu yang
mempunyai bayi pada bulan Januari
tahun 2013 adalah berjumlah 107
responden.
2. Sampel
Teknik yang dipakai dalam
pengambilan sampel adalah Purpusive
Sampling. Sampel dicari dengan
menggunakan rumus Slovin ( Umar,
2004 ) yaitu :
( ) ( )
( ) ( )
( )
Di bulatkan menjadi 52 orang
Keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
d : persen kelonggaran ketidak
telitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat
ditolerir.
Besar sampel yang di tetapkan
berjumlah 52 orang, dari 11 desa yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Blang Kuta
Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie
Jaya, tiap desa yang mewakili sampel adalah
sebagai berikut :
1. Desa babah krueng 7 orang
2. Desa Pohroh 3 orang
3. Desa Seunong 3 orang
4. Desa Blang Kuta 7 orang
5. Desa Alue Mee 4 orang
6. Desa Drien Tujoh 4 orang
7. Desa Alue Sane 4 orang
8. Desa Gahru 4 orang
9. Desa Lhok Pusong 4 orang
10. Desa Paya Pisang Klat 10 orang
11. Desa Cot Geurefai 2 orang
Pemilihan sampel peneliti di
dasarkan atas Kriteria Inklusi.
Menurut Nursalam, 2008, kriteria
iklusif adalah karakteristik umum
subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau akan di teliti.
Kriterianya adalah :
a. Ibu yang mempunyai bayi 1-12
bulan yang telah mendapatkan
imunisasi.
b. Bisa baca tulis dan mengerti bahasa
Indonesia.
c. Bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas Blang Kuta.
d. Bersedia menjadi responden.
C. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
Tanggal 2 s/d 17 Juni 2013
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah
data primer dengan menggunakan
Kuisioner yang telah disusun dengan
menjaring informasi yang ingin diketahui
dan berdasarkan data Skunder yang
diperoleh dari data Puskesmas Blang
Kuta, sesuai dengan tujuan Penelitian,
Variabel dan Kerangka Konsep.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang berisikan 21 pertanyaan yang sudah
disusun secara terstruktur. Berdasarkan
dari tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Sikap Ibu
Mengenai KIPI Di Wilayah Kerja
Puskesmas Blang Kuta Kecamatan
Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya. Untuk
soal pernyataan disesuaikan dengan jenis
pernyataan, jika menjawab soal dengan
benar diberikan nilai 1 dan jika
menjawab soal salah maka diberi nilai 0
dan untuk penilaian Sikap menggunakan
Skala Likert, untuk pertanyaan positif,
jika sangat setuju (SS) nilainya 5, setuju
(S) nilainya 4, ragu-ragu (RR) nilainya 3,
tidak setuju (TS) nilainya 2 dan jika
sangat tidak setuju (STS) nilainya 1. Dan
untuk pertanyaan negatif, jika sangat
sangat setuju (SS) nilainya 1, setuju (S)
nilainya 2, ragu-ragu (RR) nilainya 3,
tidak setuju (TS) nilainya 4 dan sangat
tidak setuju (STS) nilainya
F. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Kegiatan memeriksa data-
data dan melakukan
pengelompokan data yang telah
terkumpul
b. Coding
Memberi kode-kode
tertentu kepada masing-masing
katagori
c. Transfering
Proses pemindahan data
coding kedalam bentuk table
d. Tabulating
Merupakan data yang
berdasarkan katagori yang telah
dibuat dan selanjutnya masing-
masing dimasukan kedalam table
distribusi frekuensi
2. Analisa data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat
dilakukan terhadap tiap variable
dari hasil penelitian. Pada
umumnya dalam analisa hanya
menghasilkan distribusi dari tiap
variable (Notoatmodjo, 2005).
Selanjutnya data
dimasukkan dalam tabel data
frekuensi, analisis ini menggunakan
rumus sebagai berikut:
%100xn
fP
Keterangan :
P = Persentase
f = frekuensi yang diamati
n = jumlah responden yang menjadi
sampel (Budiarto, 2004)
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat
merupakan analisa hasil dari
variable-variabel bebas yang
diduga mempunyai hubungan
dengan variable terkait. Analisa
data yang digunakan adalah tabel
silang. Untuk menguji hipotesa
dilakukan analisa statistik dengan
menggunakan uji Khi Kuadrat
(Chi-Square) pada tingkat
kemaknaan 95% (p < 0,05)
sehingga dapat diketahui ada
tidaknya hubungan yang bermakna
secara statistik menggunakan
program SPSS for windows very
16.00. Melalui perhitungan Khi
Kuadrat (Chi-square) tes
selanjutnya ditarik kesimpulan bila
P lebih kecil dari alpha (P < 0,05),
maka Ho ditolak dan Ha diterima,
yang menunjukkan adanya
hubungan bermakna antara variable
dependen dan independen dan jika
P lebih besar dari alpha (P > 0.05)
maka Ho diterima dan Ha ditolak
yang menunjukkan tidak adanya
hubungan bermakna antara variable
dependen dan independen.
Aturan yang berlaku untuk
uji Khi Kuadrat (Chi-square),
untuk program komputerisasi
seperti SPSS adalah sebagai berikut
:
1) Bila pada tabel contingency 2x2
dijumpai nilai e (harapan)
kurang dari 5, maka hasil yang
digunakan adalah Fisher Exact
Test.
2) Bia pada tabel Contingency 2x2
tidak dijumpai nilai e (harapan)
kurang dari 5, maka hasil yang
digunakan adalah Continuity
Correction.
3) Bila tabel Contingency yang
lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3
dan lain-lain, maka hasil yang
digunakan adalah Pearson Chi-
Square.
4) Bila pada tabel Contingency 3x2
ada sel dengan nilai frekuensi
harapan (e) kurang dari 5, maka
akan dilakukan meger sehingga
menjadi table Contingency 2x2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang di
lakukan pada tanggal 2 s/d 17 juni 2013
tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Sikap Ibu Mengenai KIPI Di
Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta
Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie
Jaya, maka di dapatkan hasil sebagai
berikut :
1. Analisa univariat
a. Tingkat Pendidikan Table 4.1
Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Blang Kuta
Kec.Bandar Dua Kab. Pidie Jaya
Tahun 2013
No Pendidikan f %
1 Tinggi 5 9,6
2 Menengah 20 38,5
3 Dasar 27 51,9
Jumlah 52 100
Data Primer tahun 2013
Dari tabel 4.1 menunjukan
bahwa dari 52 responden ternyata
sebagian besar Berpendidikan
Dasar yaitu sebanyak 27 responden
(51,9%).
b. Tingkat Pengetahuan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Responden Di Wilayah
Kerja Puskesmas Blang Kuta
Kec.Bandar Dua
Kabupaten,Pidie Jaya Tahun 2013
No Pengetahuan f %
1 Tinggi 9 17,3
2 Sedang 18 34,6
3 Rendah 25 48,1
Jumlah 52 100
Data Primer tahun 2013
Dari tabel 4.2 menunjukan
bahwa dari 52 responden ternyata
sebagian besar Berpengetahuan
Rendah yaitu sebanyak 25
responden (48,1%) .
c. Dukungan Keluarga
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Dukungan
Keluarga Responden Di Wilayah
Kerja Puskesmas Blang Kuta
Kec.Bandar Dua
Kabupaten,Pidie Jaya Tahun 2013
No Dukungan
Keluarga f %
1 Mendukung 22 42,3
2 Tidak mendukung 30 57,7
Jumlah 52 100
Data Primer tahun 2013
Dari table 4.3 menunjukan
bahwa dari 52 responden ternyata
sebagian besar tidak mendapat
Dukungan Keluarga yaitu
sebanyak 30 responden (57,7%).
d. Sikap Ibu Mengenai KIPI
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Sikap Ibu Mengenai KIPI
Di Wilayah Kerja Puskesmas Blang
Kuta Kec.Bandar Dua
Kabupaten,Pidie Jaya Tahun 2013
No Sikap Ibu
Mengenai KIPI f %
1 Positif 24 46,2
2 Negatif 28 53,8
Jumlah 52 100
Data Primer tahun 2013
Dari tabel 4.4 menunjukan
bahwa dari 52 responden ternyata
sebagian besar Bersikap negatif
terhadap KIPI yaitu sebanyak 28
responden (53,8%) .
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pendidikan Dengan
Sikap Ibu Mengenai KIPI
Tabel 4.5
Hubungan Pendidikan Dengan Sikap
Ibu Mengenai KIPI Di Wilayah
Kerja Puskesmas Blang Kuta
Kec.Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya
Pendi
dikan
Sikap Ibu
Mengenai KIPI
Jumlah p-value
Positif Negatif
f % f % f %
Tinggi 5 100 0 0 5 100
0,040 Mene
ngah 8 40 12 60 20 100
Dasar 11 40,7 16 59,3 27 100
Juml
ah 24 28 52
Data Primer tahun 2013
Tabel 4.5 menunjukkan
bahwa semua responden yang
Berpendidikan Tinggi yaitu
sebanyak 5 responden (100%) ,
Bersikap positif terhadap KIPI,
sementara 20 responden yang
Berpendidikan Menengah hanya 8
responden (40%) yang mempunyai
Sikap positif terhadap KIPI,
sementara 12 responden lainnya
(60%) Bersikap negatif terhadap
KIPI dan responden yang
Berpendidikan Dasar sebanyak 27
responden, hanya 11 responden
(40,7%) yang Bersikap positif
terhadap KIPI dan yang lainnya 16
responden (59,3%) Bersikap
negatif terhadap KIPI.
Hasil analisis statistik
dengan menggunakan uji chi -
square test juga mengatakan
bahwa nilai P = 0,040 < 0,05 hal
ini berarti ada Hubungan
Pendidikan Dengan Sikap Ibu
Mengenai KIPI.
b. Hubungan Pengetahuan Dengan
Sikap Ibu Mengenai KIPI
Tabel 4.6
Hubungan Pengetahuan Dengan
Sikap Ibu Mengenai KIPI Di Wilayah
Kerja Puskesmas Blang Kuta
Kec.Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013
Peng
etahu
an
Sikap Ibu
Mengenai
KIPI
Jum
lah
p
val
ue
Positif Negatif
f % f % f %
Tinggi 8 88,9 1 11,1 9 100
0,0
02 Sedang 10 55,6 8 44,4 18 100
Rendah 6 24 19 76 25 100
Jumlah 24 28 52
Data Primer tahun 2013
Tabel 4.6 menunjukkan
bahwa dari 9 responden yang
Berpengetahuan Tinggi, 8
responden (88,9%) mempunyai
Sikap positif terhadap KIPI dan
yang hanya 1 responden (11,2%)
bersikap negatif terhadap KIPI
sementara 18 responden yang
Berpengetahuan Sedang hanya 10
responden (56,6%) mempunyai
Sikap positif terhadap KIPI dan
hanya 8 responden (44,6%)
Bersikap negatif terhadap KIPI.
Dan dari 25 responden yang
Berpengetahuan Rendah, 6
repsonden (24%) Bersikap positif
terhadap KIPI dan 19 responden (
76% ) Bersikap negatif terhadap
KIPI.
Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji chi - square test
mengatakan bahwa nilai P = 0,002 <
0,05. hal ini menunjukkan bahwa ada
Hubungan Pengetahuan Dengan
Sikap Ibu Mengenai KIPI.
c. Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Sikap Ibu Megenai KIPI
Tabel 4.7
Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Sikap Ibu Mengenai KIPI
Di wilayah Kerja Puskesmas Blang
Kuta Kec.Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013
Dukung
an
Keluarg
a
Sikap Ibu
Mengenai
KIPI
Jumla
h
p
value
Positif Negatif
f % f % f %
Mendu
kung 15 68,2 7 31,8 22 100
0,014
Tdk Men
dukung 9 30 21 70 30 100
Jumlah 24 28 52
Data Primer tahun 2013
Tabel 4.7 menunjukkan
bahwa dari 22 responden yang
mendapat Dukungan Keluarga 15
responden (68,2%) Bersikap positif
terhadap KIPI dan 7 responden yang
tidak mendapat Dukungan Keluarga
(31,8%) Bersikap negatif terhadap
KIPI, dari 30 responden yang tidak
mendapat Dukungan Keluarga 9
responden (30%) Bersikap positif
terhadap KIPI dari 21 responden
(70%) Bersikap negatif terhadap
KIPI.
Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji chi - square test
mengatakan nilai P = 0,014 < 0,05
hal ini menunjukkan bahwa ada
Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Sikap Ibu Mengenai KIPI.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan
interpretasi data mengenai Hubungan
Pendidikan, Pengetahuan dan Dukungan
Keluarga Dengan Sikap Ibu Mengenai
KIPI Di Wilayah Kerja Puskesmas Blang
Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten
Pidie Jaya Tahun 2013.
1. Hubungan Pendidikan Dengan
Sikap Ibu mengenai
Tingkat Pendidikan sangat
mempengaruhi seseorang untuk
bertindak dan mencari penyebab serta
solusi dalam hidupnya. Orang yang
berpendidikan tinggi biasanya akan
bertindak lebih rasional. Oleh karena
itu orang yang berpendidikan Tinggi
akan lebih mudah menerima gagasan
baru. Pendidikan dalam arti formal
sebenarnya adalah suatu proses
penyampaian bahan-bahan / materi
pendidikan pada sasaran pendidik
(anak didik) guna mencapai perubahan
tingkah laku / tujuan (Notoatmodjo,
2003).
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ari Chandra Herawati
(2007), tentang hubungan
pengetahuan, pendidikan dan
dukungan keluarga dengan status
Imunisasi Dasar pada Usia siatas 9
bulan sampai 2 tahun di Desa Negla
Wilayah Kerja Puskesmas Bojongan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan, pendidikan dan
dukungan keluarga mempengaruhi
sikap ibu terhadap KIPI. Nilai p-value
yang diperoleh adalah p=0,002 (p <
0,01).
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Aulia Insani (2009)
yang berjudul Hubungan kejadian
ikutan pasca imunisasi imunisasi DPT
dan karakteristik ibu dan bayi dengan
motivasi ibu terhadap Imunisasi
selanjutnya di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanggung Harjo
Kecamatan Grobongan Kabupaten
Jawa Tengah, mengatakan bahwa ibu
yang mempunyai pendidikan tinggi
cenderung melakukan pemberian
imunisasi DPT lanjutan, karena
kesadaran ibu mengenai pemberian
imunisasi sudah cukup baik.
Penelitian yang dilakukan
oleh Nurani Safitri (2011) tentang
pengaruh pendidikan, dukungan
keluarga dan pengalaman terhadap
sikap Ibu mengenai KIPI. Penelitian
ini menunjukkan bahwa pendidikan,
dukungan keluarga dan pengalaman
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu dalam
menstimulasi perkembangan anak usia
0 – 5 tahun . Nilai p-value 0,000 (p <
0,01).
Menurut asumsi peneliti,
responden yang memiliki Tingkat
Pendidikan Tinggi cenderung Bersikap
positif terhadap KIPI meskipun pada
pemberian imunisasi sebelumnya
mengalami efek samping dari
imunisasi yang disebut dengan KIPI.
Pada penelitian ini ditemukan masalah
yaitu ibu yang memiliki pendidikan
menengah terdapat 12 responden yang
negatif terhadap KIPI, hal tersebut
dikarenakan terpengaruh dari faktor
lain yaitu dukungan keluarga yang
negatif terhadap KIPI.
2. Hubungan Pengetahuan Dengan
Sikap Ibu mengenai
Menurut Notoatmodjo (2003)
Pengetahuan merupakan kemampuan
seseorang yang mempengaruhi
terhadap tindakan yang dilakukan.
Pengetahuan seseorang tidak secara
mutlak dipengaruhi oleh pendidikan
karena pengetahuan dapat juga
diperoleh dari pengalaman masa lalu,
namun tingkat pendidikan turut pula
menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami
informasi yang diterima yang
kemudian menjadi dipahami.
Pengetahuan merupakan hasil
tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap
objek tertentu, penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yakni,
indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba, sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh
dari mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang
sangat untuk terbentuknya tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Penelitian Aulia Insani (2009)
semakin baik tingkat pengetahuan
seseorang maka semakin mudah
memahami informasi yang diberikan
tenaga kesehatan mengenai efek
samping imunisasi, sehingga
responden dengan senang hati
membawa bayinya untuk dilakukan
imunisasi selanjutnya. hal ini
dinyatakan dengan nilai p-value 0,002.
Penelitian yang dilakukan
oleh Antono (2011) tentang hubungan
antara pengetahuan ibu bayi tentang
reaksi KIPI DPT/HB. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan ibu
rendah mengenai KIPI. Nilai p-value
0,003 (p < 0,01).
Dari literatur dan hasil
penelitian yang ditemui, peneliti
berasumsi bahwa pengetahuan ibu
berhubungan dengan sikap ibu
mengenai kejadian ikutan pasca
imunisasi. Pada penelitian ini
ditemukan masalah pada ibu yang
pengetahuan tinggi terdapat 1
responden yang negatif sedangkan
pada ibu yang berpengetahuan rendah
terdapat 6 ibu yang bersikap positif
terhadap KIPI, hal tersebut
dikarenakan oleh pengetahuan ibu
hanya sebatas memahami saja, tidak
mengaplikasikan apa yang ibu ketahui
mengenai KIPI.
3. Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Sikap Ibu mengenai KIPI
Menurut Fridman dalam
(Sudiharto, 2007), Dukungan keluarga
adalah sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga terhadap anggotanya.
Anggota keluarga memandang bahwa
orang yang bersifat mendukung selalu
siap memberi pertolongan dan bantuan
jika diperlukan.
Peran keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku
international, sifat kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peran
individu dalam keluarga di dasari oleh
harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyaakat.
(Sudiharto, 2007).
Hasil penelitian Nurjanah
(2011) menyebutkan bahwa Dukungan
Keluarga sangat mempengaruhi
terhadap pemberian imunisasi
selajutnya. Hal ini dikarenakan
pendidikan dan pengetahuan keluarga
cenderung menengah ke bawah,
keluarga sangat berpengaruh pada
proses pemberian imunisasi
dinyatakan dengan nilai p-value
0,0003.
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mila Sulistyaningrum
(2006), tentang hubungan tingkat
pengetahuan ibu dan dukungan
keluarga tentang imunisasi campak
dengan perilaku pemberian imunisasi
campak pada bayi di desa Lipursari
Leksono Wonosobo Yogyakarta. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu dan dukungan
keluarga mempengaruhi perilaku ibu
dalam mengimunisasi bayinya. Nilai
p-value yang diperoleh adalah
p=0,002 (p < 0,01).
Dari literatur dan hasil penelitian
yang ditemui, peneliti berasumsi
bahwa dukungan keluarga
merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan sikap KIPI.
Pada penelitian ini ditemukan
masalah yaitu pada ibu yang
mendapat dukungan keluarga
terdapat 7 responden yang bersikap
negatif terhadap KIPI, hal tersebut
dikarenakan ibu mendapat dukungan
dari keluarga akan tetapi
pengetahuan ibu kurang mengenai
KIPI.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis yang dilakuka, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
d Adanya hubungan Pendidikan dengan
Sikap Ibu mengenai Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi (KIPI) di Wilayah
Kerja Puskesmas Blang Kuta
Kecamatan Bandar Dua Kabupaten
Pidie Jaya Tahun 2013.
e Adanya hubungan Pengetahuan
dengan Sikap Ibu mengenai Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di
Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta
Kecamatan Bandar Dua Kabupaten
Pidie Jaya Tahun 2013.
f Adanya hubungan Dukungan Keluarga
dengan Sikap Ibu mengenai Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di
Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta
Kecamatan Bandar Dua Kabupaten
Pidie Jaya Tahun 2013.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil peneliti ini agar dapat
menambah wawasan, ilmu
pengetahuan dan perbandingan untuk
penelitian selanjutnya dalam penulisan
Skripsi.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan
informasi tentag kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI) agar semakin banyak
ibu-ibu membawa anaknya untuk di
munisasi dan ibu tidak merasa cemas
lagi jika anaknya mengalami kejadian
ikutan pasca imunisasi
3. Bagi Tempat Penelitian
Agar dapat meningkatkan
penyuluhan kesehatan pada
masyarakat khususnya tentang
Imunisasi dan KIPI.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, s, (2008), Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya, Yogyakarta Pustaka
Pelajar Offset.
Arikunto, S (2006), Manajemen penelitian,
Rineka Cipta Jakarta
Ari Chandra Herawati, (2007), Hubungan
Pengetahuan Ibu Dengan Status
Imunisasi Dasar Pada Usia Diatas 9
Bulan Sampai 2 Tahun Di Desa Negla
Wilayah Kerja Puskesmas Bojongan
Kecamatan Losari Kabupaten Brebes
Cirebon : S1 Kep.STIkes Cirebon.
Antono, dkk, (2011), Hubungan Antara
Pengetahuan Ibu Bayi Tentang Reaksi
KIPI DPT/HB Combo dengan
Kecemasan ibu sebelum melaksanakan
Imunisasi di Polindes Desa Karang
Reja Wilayah Kerja Puskesmas
Ngasem Kediri, Mang Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang. Jurusan
Kebidanan Karya Tulis Ilmiah .
Ami, (2006), Edisi 2 Pembawa Pesan
Kesehatan
Budianto, E (2002). Biostatistik untuk
kedokteran dan Kesehatan Masyarakat
Jakarta EGC.
Depkes RI, (2000), Pedoman Teknis
Pengelolaan Vaksin dan Rantai
Vaksin, Depkes, Jakarta
______, (2009), Buku Kesehatan Ibu dan
Anak dan Jica (Japan Internasional
Cooperation Agency) Depkes RI
Jakarta
______, (2005), Petunjuk Pelaksanaan
Pekan Imunisasi Subnasional,Depkes
Jakarta
______, (2001), Modul Latihan Penyuntikan
Yang Aman (Injection Safety dan
Imunisasi dan vaksinasi, Yogyakarta :
Nulia Medika
Efendi, N, (1998). Dasar-Dasar
Keperawatan Kesehatan Masyarakat,
Edisi 2 Jakarta EGC.s
Hariweni, (2008), Pengetahuan, sikap dan
prilaku ibu bekerja dan tidak bekerja
tentang stimulus pada pengasuh anak
balita, Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat Medan, Press, Universitas
Sumatera Utara.
Hidayat AA, Alimul (2009), Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisa data, Salemba Medika Jakarta
Insani, Aulia, 2009, Hubungan pendidikan
dan pengetahuan dengan sikap ibu
mengenai efek samping imunisasi.
Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Kartjadi,(2005), Pendidikan Kesehatan Bagi
Masyarakat,LIPI Jakarta.
Kisman, Ghufron, (2011), Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Blogspon.com (dikutip
tanggal 13 April 2012)
Mila Sulistyaningrum,(2006). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Campak Dengan Prilaku
Pemberian Imunisasi Campak Pada
Bayi D Desa Lipursari Leksono
Wonosobo Yoyagkarta : STIkes
Aisyiyah.
Maghfiroh, (2011), Pengaruh Pelatihan
Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Pada Tatalaksana KIPI
Sederhana Akibat Reaksi Suntikan
Langsung Di Puskesmas Kusuma
Bangsa Kota Pekalongan , Universitas
Muhammadiyah
Semarang.http:/digilib. Unimus.ac.id.
(dikutip tanggal 18 April 2013)
Nurjanah, 2011, Faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap ibu mengenai
KIPI pada anak usia 0 – 24 bulan.
Universitas Sumatera Utara.
Tjandra, Hs, (2004), Koleksi motivasi untuk
karier dan kehidupan yang lebih baik,
Elex Media Komputindo, Jakarta
Media Yulizar, (2012), Profile Kesehatan
Aceh : Banda Aceh.
Notoatmodjo, S (2007), Pendidikan dan
Prilaku Kesehatan, Pt, Rineka Cipta ,
Jakarta
________ (2003) ilmu Kesehatan
Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
________, (2005), Prinsip-Prinsip Dasar
Ilmu Kesehatan Masyarakat,Rineka
Cipta,Jakarta
Nursalam, (2009). Manajemen Keperawatan
, Universitas Airlangga, Surabaya
Ranuh, dkk, (2008) Pedoman Imunisasi
Indonesia Jakarta Badan Penerbit Idai
Soedjatmiko, (2009), Imunisasi Penting
Untuk Mencegah Penyakit Berbahaya.
http://www.ykai,net .com tanggal 26
desember 2009
Sudarmanto (2008), Petunjuk Praktis
Imunisasi, Trubus Agriwidya Jakarta
Surinah, (2001), Buku Pintar Merawat Bayi
0 – 12 Bulan, PT Gramedia Pustaka
Utama Jakarta
Sudirharto,(2007), Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Pendekatan
Kulturan, Jakarta EGC
Tirtaharjo, (2005), Pengantar
Pendidikan,Rineka Cipta Jakartas
Tawi, M, (2009), Imunisasi dan Faktor yang
Mempengaruhinya (http;//syehsceh –
wordpress.com) tanggal 12 mei 2009
Widhy Yulidistira, (2010) Pedoman
Tatalaksana Medik Kipi Bagi Petugas
Kesehatan, dr widhy, blogspot.com,
Bandung (Dikutip tanggal 13 April
2012)
Unicef – Depkes RI (2009), Buku Pedoman
Imunisasi Tetanus pada wanita subur
Proverawati dan andhini, (2010), Imunisasi
dan Vaksinasi,Yoyagkarta ; Nuha
Medika