expectancy violations theory

13

Click here to load reader

Upload: retnolestari

Post on 16-Jun-2015

1.343 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Rangkuman Teori Pelanggaran Harapan

TRANSCRIPT

Page 1: Expectancy Violations Theory

EXPECTANCY VIOLATIONS THEORYTeori Pelanggaran Harapan

Komunikasi non verbal merupakan bagian yang sangat penting dari diskusi komunikasi. Apa yang kita lakukan bisa menjadi jauh lebih penting ketimbang apa yang kita katakan.

Untuk memahami komunikasi nonverbal dan efeknya terhadap pesan dalam komunikasi maka, Jude Burgoon mengembangkan Expectancy Violations Theory atau Teori Pelanggaran Harapan.

Menurut Burgoon, isyarat nonverbal tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari penciptaan pesan (produksi) serta interpretasi (proses).

Theory ini awalnya dinamakan Nonverbal Expectancy Violation Theory. Namun Burgoon kemudian menghilangkan Nonverbal menjadi Expectancy Violation Theory (EVT) karena teori tersebut kini mengkaji masalah melebihi wilayah komunikasi nonverbal.

Expectancy Violation Theory menyatakan bahwa orang menaruh harapan terhadap perilaku non verbal orang lain.

Burgoon berpendapat, perubahan yang tak terduga dalam jarak percakapan antara komunikator sering menimbulkan ketidaknyamanan.

Burgoon menyebutkan bahwa contoh spesifik dari komunikasi non verbal adalah ruang pribadi dan harapan orang akan jarak ketika percakapan terjadi.

HUBUNGAN RUANG

Ilmu yang mempelajari penggunaan ruang dinamakan proksemik. Proksemik membahas bagaimana orang menggunakan ruang pada percakapan sebaik penerimaan orang lain akan penggunaan ruang.

Mark Knapp dan Judith Hall menyimpulkan bahwa penggunaan jarak bisa sangat memperngaruni kemampuan untuk mendapatkan tujuan yang diharapkan. Jarak bisa mempengaruhi makna dan pesan.

Nona Nurbalqis & Retno Lestari Ningsih

Page 2: Expectancy Violations Theory

Burgoon mengawali teori ini dengan penalaran bahwa manusia membutuhkan dua hal yang harus dipenuhi yakni kasih sayang dan juga ruang personal. Jarak personal adalah sebuah ruang yang tak terlihat, dan dapat berubah-ubah yang mengelilingi individu dan mendefinisikan bahwa individu-individu saling memilih berjauhan dengan yang lain.

Burgon berasusmsi bahwa seseorang selalu menginginkan dekat dengan orang lain tetapi juga menginginkan ada jarak tertentu. Ini merupakan dilema. Tidak banyak orang yang bisa hidup dalam keterasingan. Namun orang juga terkadang membutuhkan privacy.

ZONA PROKSEMIK

Teori Pelanggaran Harapan Burgoon banyak dipengaruhi oleh antropolog bernama Edward Hall. Setelah mempelajari orang-orang Amerika Utara, Hall berkesimpulan ada 4 zona proksemik yakni intim, personal, sosial dan public:

1. Jarak Intim → Jarak 0 – 46 cm. Hall mengamati bahwa perilaku jarak ini bervariasi. Mulai dari bersentuhan misalnya berhubungan intim, hingga mengamati wajah seseorang.

Saat berada di lift biasanya orang mencoba mengalihkan perhatian dengan melihat ke langit-langit, melihat kancing atau kearah pintu karena jarak yang sangat dekat dengan orang lain didalam. Orang berdiri dengan lengan disamping atau memegang sesuatu. Hall menganggap perilaku ini sangat menarik yakni bagaimana orang berusaha mengalihkan diri mereka dari jarak intim.

2. Jarak Personal → 46 cm – 1.2 m. Menurut Hall pada jarak personal biasanya ditandai dengan bergandengan tangan hingga menjaga jarang dengan seseorang sepanjang lengan. Kita mungkin telah mengamati bahwa hampir semua perilaku kita dengan orang dekat berada pada jarak ini. Jarak personal sering digunakan kepada keluarga dan teman-teman. Pada jarak personal volume suara biasanya sedang, panas dapat dirasakan, dan bau dapat dicium.

3. Jarak Sosial → 1.2 m – 3,6 m. Pada jarak sosial menggambarkan banyak percakapan. Contohnya percakapan dengan rekan kerja. Hall menyatakan

Nona Nurbalqis & Retno Lestari Ningsih

Page 3: Expectancy Violations Theory

bahwa jarak sosial yang paling dekat contohnya adalah pada situasi casual seperti pesta koktail. Meski jarak ini jauh namun kita masih bisa melihat tekstur rambut dan kulit lawan bicara. Fase jauh biasanya terkait dengan volume suara yang digunakan lebih keras.

Fase jauh memungkinkan seseorang untuk melakukan beberapa perkerjaan sekaligus. Misalnya seorang resepsionis tetap dapat melakukan pekerjaannya ketika ada tamu dating dan berbicara.

4. Jarak Publik → Lebih dari 3.6 m. Titik terdekat dari jarak publik biasanya digunakan untuk diskusi formal. Contohnya diskusi antara dosen dengan mahasiswa. Sangat sulit untuk membaca ekspresi wajah pada jarak ini. Sementara fase jauh adalah ketika dosen mengajar di ruangan yang besar.

KEWILAYAHAN

Teritori atau kewilayahan adalah kepemilikan seseorang terhadap suatu area atau suatu benda. Seringkali kita mengklaim ruang atau area tertentu yang ingin kita lindungi. Orang memutuskan apakan mereka ingin membangun pagar, mendirikan papan nama atau suatu tempat sebagai milik mereka.

Ada tiga jenis wilayah: 1. Wilayah primer. Merupakan wilayah eksekutif seseorang.

Contohnya meja kerja, computers. Mereka bahkan memang nama untuk menegaskan kepemilikan mereka.

2. Wilayah sekunder. Menunjukkan hubungan seseorang terhadap suatu area atau suatu benda. Wilayah ini tidak ekslusif milik satu orang saja. Tetapi orang tersebut merasa memiliki hubungan khusus dengan wilayah tersebut. Contohnya mahasiswa merasa kantin adalah wilayah sekunder mereka. Mereka tidak memiliki bangunannya namun bisa menghabiskan waktu disana.

3. Wilayah publik. Wilayah ini tidak melibatkan kepemilikan seseorang. Wilayah publik adalah milik semua orang seperti bioskop, pantai, transportasi umum.

Nona Nurbalqis & Retno Lestari Ningsih

Page 4: Expectancy Violations Theory

Kewilayahan biasanya sering diikuti dengan pencegahan dan reaksi. Maksudnya, orang akan berusaha mencegah anda memasuki wilayah mereka. Atau memberi respon ketika kita memasuki wilayah mereka.

Knapp dan Hall berpendapat bahwa jika suatu pencegahan tidak berfungsi dalam mempertahankan wilayah, orang itu akan bereaksi dengan cara tertentu. Misalnya merasa tertantang secara fisik ataupun kognitif.

Manusia biasanya menandai wilayah mereka dengan 4 cara:1. Menandai2. Melabeli; memberi symbol 3. Menggunakan tanda atau gambar yang mengancam4. Menduduki; mengambil tempat terlebih dahulu dan tinggal

disana untuk waktu yang lebih lama

EVT Berasumsi bahwa orang akan bereaksi terhadap pelanggaran

ruang. Hingga titik ini, harapan kita akan perilaku orang lain bervariasi dari jarak tertentu ke jarak lainnya. Maksudnya orang memiliki perasaan dimana orang lain seharusnya berada dalam sebuah percakapan.

ASUMSI TEORI PELANGGARAN HARAPAN

Teori Pelanggaran Harapan berakar pada bagaimana pesan-pesan disampaikan pada orang lain dan jenis-jenis perilaku yang dipilih orang lain dari suatu percakapan. Terdapat tiga asumsi yang mendasari teori ini:

Harapan mendorong terjadinya interaksi antar manusia Harapan terhadap perilaku manusia dipelajari Orang membuat prediksi mengenai perilaku non verbal

Nona Nurbalqis & Retno Lestari Ningsih

Teori pelanggaran harapan tertarik dengan struktur dari pesan non verbal. Teori ini menyatakan bahwa ketika norma-norma komunikasi dilanggar, pelanggaran ini dapat dipandang negatif atau positif. Tergantung persepsi penerima terhadap si pelanggar. Melanggar harapan seseorang biasanya merupakan strategi yang dapat digunakan dibandingkan dengan memenuhi harapan seseorang.

Page 5: Expectancy Violations Theory

Faktor- faktor individual komunikator ( gender, kepribadian, usia, penampilan, reputasi)

Harapan Faktor- faktor relasional ( sejarah hubungan

yang melatar belakangi, perbedaan status, tingkat ketertarikan dan rasa suka)

Faktor konteks (formalitas/informalitas, fungsi tugas atau sosial, batasan lingkungan, norma-norma budaya)

Asumsi pertama menyatakan orang memiliki harapan terhadap interaksi dengan kata lain. Maksudnya harapan mendorong terjadinya interaksi.

Harapan adalah perilaku yang diantisipasi dan disetujui dalam sebuah percakapan dengan orang lain (perlaku verbal dan nonverbal)

Burgoon menyatakan bahwa orang tidak memandang perilaku orang lain secara acak; mereka memiliki harapan bagaimana orang seharusnya berpikir dan berperilaku.

Jude Burgoon dan Jerold Halle menyatakan ada dua jenis harapan:

Harapan prainteraksional: mencakup jenis pengetahuan dan dan keahlian interaksional yang dimiliki oleh komunikator sebelum ia memasuki sebuah percakapan. Orang tidak selalu mengetahui apa yang dibutuhkan untuk memasuki dan mempertahankan suatu percakapan. Beberapa pembicara sangat argumentatif sementara yang lain sangat pasif.

Harapan interaksional: merujuk pada kemampuan seseorang untuk menjalankan interaksi itu sendiri. Kebanyakan orang mengharapkan orang lain menjaga jarak sewajarnya dalam sebuah percakapan. Dalam berkomunikasi dengan seseorang, sikap mendengarkan seperti kontak mata yang lama seringkali diharapkan.

Perilaku ini dapat bervariasi tergantung dari latar belakang budaya komunikator.

Nona Nurbalqis & Retno Lestari Ningsih

Page 6: Expectancy Violations Theory

Asumsi kedua bahwa orang mempelajari harapannya melalui budaya yang luas dan juga individu-individu dalam budaya tersebut. Misalnya di Amerika hubungan antara dosen dengan mahasiswa didasari rasa hormat. Pada dosen memiliki status sosial yang lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa. Karena itu harapan-harapan tertentu muncul didalam hubungan mereka dengan mahasiswa.

Contohnya: kita berharap dosen punya banyak pengetahuan mengenai bahan perkuliahan. Untuk menjelaskannya pada mahasiswa dan untuk selalu ada bagi mahasiwa apabila mahasiswa tidak mengerti dan masih bingung akan suatu pokok bahasan.

Burgoon dan Hale menyatakan sangat penting bagi kita memperhatikan perbedaan-perbedaan berdasarkan pengetahuan awal kita mengenai orang lain, sejarah hubungan kita, dan observasi.

Asumsi yang ketiga terkait dengan prediksi yang dibuat oleh orang mengenai komunikasi nonverbal. Orang membuat prediksi mengenai perilaku nonverbal orang lain. Misalnya seseorang yang kita anggap menarik mulai mengadakan kontak mata dengan kita. Awalnya kita merasa tidak nyaman. Namun karena kita tertarik dengan orang itu rasa aneh tersebut hilang berganti dengan rasa nyaman. Bahkan kita mungkin akan menduga bahwa orang tersebut juga tertarik dengan kita. Kita melihat berkurangnya jarak fisik antara kita dengan dia.

Contoh ini menggambarkan kita sedang melakukan prediksi (dia tertarik) berdasarkan perilaku nonverbalnya (kontak mata dan ruang personal).

VALENSI PENGHARGAAN KOMUNIKATOR

Apa yang terjadi saat harapan kita tidak terpenuhi dalam percakapan dengan orang lain? Burgoon percaya ketika orang menjauh atau menyimpang, dari harapan - bagaimana penyimpangan itu diterima - tergantung dari penghargaan orang lain.

Burgon, Deborah Cooker dan Ray cooker melihat bahwa tidak semua pelanggaran atas perilaku menimbulkan persepsi negatif.

Nona Nurbalqis & Retno Lestari Ningsih

Page 7: Expectancy Violations Theory

Dalam kasus dimana perilaku menimbulkan banyak interpretasi, tindakan yang dilakukan oleh komunikator dengan tingkat penghargaan tinggi dapat menimbulkan makna positif dan sebaliknya.

Valensi penghargaan komunikator adalah jumlah dari karakteristik-karakteristif positif dan negatif dari seseorang dan potensi bagi orang itu untuk memberikan penghargaan atau hukuman. Maksudnya orang memiliki potensi untuk memberikan hukuman atau penghargaan dalam percakapan dan berpendapat bahwa orang membawa karakteristik positif dan negatif dalam suatu interaksi.

RANGSANGAN

Burgoon awalnya merasa bahwa penyimpangan harapan memiliki konsekuensi. Penyimpangan atau pelanggaran memiliki apa yang disebut dengan “nilai rangsangan”.

Maksudnya ketika harapan seseorang dilanggar, minat atau perhatian orang tersebut akan dirangsang, sehingga dia akan menggunakan mekanisme tertentu untuk menghadapi pelanggaran yang terjadi.

Ketika rangsangan (arousal) terjadi minat atau perhatian seseorang terhadap penyimpangan akan meningkat dan perhatian terhadap pesan akan berkurang, sementara perhatian terhadap rangsangan akan meningkat. Burgoon dan Hale menyebut ini sebagai “kesiagan mental” atau “respon yang berorientasi” dimana perhatian dialihkan pada sumber penyimpangan.

Ada dua rangsangan:

Rangsangan kognitif: adalah kesiagaan atau orientasi terhadap pelanggaran. Ketika kita terangsang secara kognitif, indra intuitif kita meningkat.

Rangsangan fisik: mencakup perilaku-perlaku komunikator dalam sebuah interaksi.

Ketika seseorang mengalami rangsangan kognitif terhadap sebuah pelanggaran, mereka pertama-tama akan mengalami penurunan detak jantung. Sementara denyut nadi meningkat. Kemudian denyut nadi akan ikut turun. Artinya, orang menyadari ketika orang lain tidak bersikap sesuai dengan harapan dalam interaksi.

Nona Nurbalqis & Retno Lestari Ningsih

Page 8: Expectancy Violations Theory

BATAS ANCAMAN

Begitu rangsangan timbul, ancaman akan timbul.

Batas ancaman adalah jarak dimana seseorang yang berinteraksi mengalami ketidaknyamanan fisik dan psikologis dengan kehadiran orang lain.

Ketika jarak disamakan dengan ancaman maka jarak dekat adalah ancaman dan jarak yang lebih jauh adalah aman. Jarak diinterpretasikan sebagai pernyataan mengancam dari seorang komunikator.

Jarak dekat digunakan untuk orang-orang yang kita suka atau kepada

siapa kita tertarik. Ukuran batas ancaman didasarkan bagaimana kita memandang pelaku ancaman yang telah dibahas dalam valensi penghargaan komunikator.

VALENSI PELANGGARAN

Valensi pelanggaran merujuk pada penilaian positif atau negatif dari sebuah perilaku yang tidak terduga.

Valensi pelanggaran berbeda denhan valensi penghargaan komunikator. Ketika kita berasusmi seberapa bernilai seseorang atau komunikator kepada kita, kita menggunakan valensi penghargaan komunikator. Valensi pelanggaran sebaliknya, berfokus pada penyimpangan itu sendiri.

Valensi pelanggaran melibatkan pemahaman suatu pelanggaran melalui interpretasi dan evaluasi. Misalnya ketika seorang dosen mendekat kita dapat mengartikannya sebagai bentuk intimidasi. Maka valensi pelanggaran akan menjadi negatif. Namun jika kita

Nona Nurbalqis & Retno Lestari Ningsih

Dari banyak konsep dalam Teori Pelanggaran Harapan terdapat konsep bahwa kita memiliki batas ancaman yang sangat bervariasi. Tergantung dengan siapa kita berinteraksi.

Page 9: Expectancy Violations Theory

mengartikan bahwa dosen sedang menunjukkan keakraban maka valensi pelanggaran akan menjadi positif.

Burgoon mengingatkan bahwa tidak semua pelanggaran terlihat dengan jelas. Sebagai akibatnya kita menggunakan valensi penghargaan komunikator. Contoh, dua rekan kerja Noland dan Rick saat istirahat melakukan percakapan. Noland bercerita kepada Rick mengenai percakapan yang berlangsung dengan istrinya tadi pagi. Ketika Noland bercerita mengenai kemana ia dan istrinya akan berlibur, Noland makin mendekat. Rick merasa tidak nyaman dengan jarak dirinya ke Noland. Rick telah dirangsang secara negatif dengan tindakan Noland mempersempit jarak dengan dirinya.

Situasi berbeda mungkin akan menimbulkan reaksi berbeda. Bayangkan jika Noland menarik Rick ke sudut ruangan. Noland bercerita bahwa perusahaan akan mengurangi 20 persen dari karyawannya. Karena Rick adalah karyawan yang baru masuk, Rick akan terangsang secara positif dan membiarkan Noland melanggar ruang personalnya. Dalam kasus ini Rick menggunakan valensi penghargaan komunikator untuk menginterpretasikan pelanggaran itu.

KRITIK DAN PENUTUP

Teori pelanggaran harapan adalah satu dari sedikit teori yang berfokus pada apa yang diharapkan orang – dan reaksi mereka terhadap orang lain- dalam suatu percakapan. Asumsi dan konsep intinya menunjukkan dengan jelas pentingnya pesan-pesan non verbal dan pemrosesan informasi.

EVT juga meningkatkan pemahaman kita akan bagaimana harapan mempegaruhui jarak dalam percakapan. Teori ini menemukan apa yang terjadi di dalam benak para komunikator saat memonitor perilaku nonverbal dalam percakapan mereka. Dari beberapa kriteria untuk mengevaluasi teori, tiga diantaranya sangat relevan untuk dibahas; ruang lingkup, kemungkinan pengujian, dan kegunaan.

Ruang Lingkup

Sepintas ruang lingkup teori ini sangat luas. Komunikasi nonverbal adalah area yang sangat luas. Akan tetapi teori Burgoon memiliki batasan. Karena ia sejak awal mengkonseptualisasi satu kategori dari

Nona Nurbalqis & Retno Lestari Ningsih

Page 10: Expectancy Violations Theory

komukasi nonverbal ketika ia mengembangkan teori ini yakni ruang personal.

Kemungkinan Pengujian

Sparks dan Greene berpendapat bahwa persepsi diri terhadap rangsangan bukan merupakan pengukuran yang valid. Mereka melihat bahwa Burgoon gagal dalam menentukan indeks peringkat dari pengamat dan berpendapat bahwa “kita tidak dapat menerima klaim mengenai validitas dari indeks nonverbal manapun hingga validitas tersebut dapat ditunjukkan”.

Namun Burgoon menanggapi kritik tersebut dengan menyatakan bahwa Sparks dan Greene tidak mempertimbangkan tujuan penelitian Burgoon. Burgoon berargumen bahwa karena rangsangan merupakan proses rumit dan berlapis-lapis, pendekatan mereka dalam mendefinisikan rangsangan tetap valid.

Burgoon adalah satu dari teoritikus yang dengan jelas mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan. Saat ia memperbaiki teorinya ia juga mengklarifikasi hal-hal ambigu yang terjadi sebelumnya.

Kegunaan

Teori Burgoon jelas. Teori ini memberikan saran bagaimana menghasilkan kesan yang positif serta mendiskusikan akibat pelanggaran ruang.

Teori Pelanggaran Harapan adalah teori yang sangat penting karena menawarkan cara untuk menghubungkan perilaku dengan kognisi.

Nona Nurbalqis & Retno Lestari Ningsih

Page 11: Expectancy Violations Theory

Nona Nurbalqis & Retno Lestari Ningsih