evaluasi penyaluran dana zakat pada program pendidikan...

132
EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN BAZNAS PUSAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: Nubdzatus Saniyah 11140530000040 KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H /2018 M

Upload: others

Post on 14-Oct-2019

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT

PADA PROGRAM PENDIDIKAN BAZNAS

PUSAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Disusun Oleh:

Nubdzatus Saniyah

11140530000040

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H /2018 M

Page 2: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

Evaluasi Penyaluran Dana Zakat pada Program

Pendidikan BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Pusat

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Nubdzatus Saniyah

NIM 11140530000040

Pembimbing :

Drs. Cecep Castrawijaya, MA.

NIP 19670818 1998031 002

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H /2018 M

Page 3: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan
Page 4: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Nubdzatus Saniyah

NIM : 11140530000040

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Evaluasi

Penyaluran Dana Zakat pada BAZNAS Pusat” adalah benar

merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan

plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam

penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya

dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya

sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata

skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari

karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 22 November 2018

Nubdzatus Saniyah

11140530000040

Page 5: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

i

ABSTRAK

Nubdzatus Saniyah, NIM: 11140530000040, Judul “Evaluasi

Penyaluran Dana Zakat Pada Program Pendidikan BAZNAS”

Pembimbing, Drs. Cecep Castrawijaya, MM. MA.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dibentuk dengan Keputusan

Presiden RI No. 8 Tahun 2001, yang merupakan lembaga Pemerintah non

struktural serta mandiri bertanggung jawab kepada Presiden dan

berwenang melaksanakan tugas pengelolaan zakat secara nasional. Secara

khusus BAZNAS memiliki amanah menyalurkan dana zakat kepada

mustahik yang membutuhkan, terutama yang membutuhkan bantuan

pendidikan dan mendapatkan bagiannya. Selain itu, BAZNAS juga

memiliki tanggung jawab dalam setiap programnya agar sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang, penulis memperhatikan pentingnya evaluasi

dalam melaksanakan penyaluran dana zakat program pendidikan yang

dilakukan oleh BAZNAS Pusat di Indonesia. Permasalahan yang akan

dikaji adalah mekanisme penyaluran dana zakat pada BAZNAS pusat

dalam bidang pendidikan, pola penyaluran dana zakat BAZNAS Pusat

pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan penyaluran dana zakat

pada BAZNAS Pusat dalam bidang pendidikan. Penelitian yang penulis

lakukan adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan terbentuk

siklus yang diawali dari pemilihan masalah, dilanjutkan dengan pembuatan

pertanyaan, membuat catatan atau perekaman pada saat wawancara dan

kemudian dianalisis.

Hasil dari penelitian ini, penulis dapat mengetahui prosedur untuk

memperoleh bantuan pendidikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

agar dana yang disalurkan dapat tersalurkan kepada pihak yang benar-

benar membutuhkan. Pola penyaluran dana zakat dalam bidang pendidikan

terbagi kepada dua bagian yaitu pendistribusian dan pendayagunaan.

Model evaluasi yang digunakan BAZNAS secara tidak langsung

menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product).

Karena evaluasi yang dilakukan BAZNAS memiliki target, peluang dan

hasil pencapaian. Penyaluran dana zakat BAZNAS dalam bidang

pendidikan pada tahun 2016 sebesar Rp. 8.070.388.736 dengan presentase

0,96% dan penerima manfaat sebanyak 1.166 mustahik. Sedangkan di

Tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 20% dengan nominal sebesar

Rp. 25.518.460.752 dan presentase 2.71% serta 21.181 Penerima manfaat

secara langsung dan 3.051 penerima manfaat tidak langsung.

Kata kunci: Evaluasi, Penyaluran dan Zakat

Page 6: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT., yang telah

memberikan hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad

SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa selalu

istiqomah di jalan-Nya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Evaluasi Penyaluran Dana Zakat pada

Program Pendidikan BAZNAS Pusat”. Penulis menyadari bahwa

penulisan ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, namun penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis menyadari skripsi ini tidaklah mungkin dapat

terselesaikan tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak,

oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Sebagai Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto M.Ed, Ph.D. Sebagai

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr. Raudhonah, MA.

Sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan Dr.

Suhaimi, M.Si. Sebagai Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Sebagai Ketua Program Studi

Page 7: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

iii

Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus

menjadi Dosen Pembimbing terbaik yang membimbing penulis

dengan sabar hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Sugiharto, MA sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM. Sebagai Dosen Pembimbing

Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis

selama menjadi mahasiswa.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah memberikan ilmu pengetahuan dalam mendidik

penulis selama melakukan studi. Penulis berharap semoga ilmu

yang diberikan dapat bermanfaat untuk orang lain.

7. Ayahanda Drs. H. Asman Abdurrahim dan Ibunda Mariatul

Qibtiyah, yang senantiasa dengan ikhlas dan sabar yang tiada

hentinya mendoakan serta memberikan restunya sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh anggota, staff dan kerabat di BAZNAS atas bantuan,

dukungan dan do’a nya untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak, Adik, saudara kerabat semua, trimakasih atas

dukungan, do’a dan motivasi nya.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang langsung maupun tidak turut serta dalam

membantu daan mendorong penulis dalam menyelesaikan

pendidikan perguruan tinggi di UIN Jakarta.

Page 8: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

iv

Akhirnya penulis berharap semoga do’a yang telah

diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah

SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang

membaca pada umumnya dan bagi segenap keluarga besar Jurusan

Konsentrasi Manajemen Dakwah pada Khususnya.

Jakarta, 22 November 2018

Nubdzatus Saniyah

Page 9: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................ 1

B. Identifikasi Masalah................................... 8

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan

Masalah

1. Pembatasan Masalah ........................ 9

2. Perumusan Masalah.......................... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ............................. 9

2. Manfaat Penelitian ......................... 10

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian .............................. 10

2. Pendekatan Penelitian .................... 11

3. Subjek dan Objek Penelitian .......... 12

4. Tempat dan Waktu Penelitian ........ 12

5. Teknik Pengolahan Data ................ 12

6. Sumber Data .................................. 14

7. Teknik Pengumpulan Data ............ 15

8. Teknis Analisis Data ...................... 17

Page 10: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

vi

9. Teknik Penulisan ........................... 17

F. Tinjauan Pustaka ..................................... 18

G. Sistematika Penulisan .............................. 19

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG

EVALUASI, PENYALURAN, DAN ZAKAT

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi ......................... 21

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi ............. 22

3. Sasaran Evaluasi .............................. 27

4. Prosedur Evaluasi ............................

5. Jenis Evaluasi .................................. 29

6. Pentingnya Evaluasi ........................ 30

B. Penyaluran Dana Zakat

1. Pola Tradisional ................................ 32

2. Pola Kontemporer ............................. 33

C. Zakat

1. Pengertian Zakat .............................. 38

2. Dasar Hukum Zakat ......................... 41

3. Unsur Zakat ...................................... 44

4. Syarat-syarat Wajib Zakat ................ 46

5. Manfaat Zakat .................................. 49

6. Zakat untuk Pendidikan .................. 50

Page 11: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

vii

BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS PUSAT

A. Sejarah BAZNAS .................................... 55

B. Profil BAZNAS ....................................... 60

C. Visi, Misi dan Nilai BAZNAS ................. 63

D. Fungsi dan Tugas ..................................... 65

E. Tujuan dan Arah Kegiatan ...................... 67

F. Target dan Fundraising Program BAZNAS

................................................................. 68

G. Program BAZNAS ................................. 70

H. Kebijakan Mutu dan Tujuan Mutu ......... 80

I. Struktur Organisasi BAZNAS ................ 82

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Mekanisme Penyaluran Dana Zakat dalam

Bidang Pendidikan yang dilakukan oleh

BAZNAS Pusat

1. Penyaluran Secara Langsung............ 85

2. Penyaluran Secara Tidak Langsung

.......................................................... 86

a. Program Produktif ...................... 86

b. Program Konsumtif .................... 87

B. Pola Penyaluran BAZNAS Pusat pada

Program Pendidikan ................................ 90

Page 12: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

viii

1. Pola Pendistribusian .............................. 92

2. Pola Pendayagunaan .............................. 93

C. Evaluasi Penyaluran Dana Zakat yang

dilakukan oleh BAZNAS Pusat

1. Model Evaluasi BAZNAS .....................

............................................................. 97

2. Rekapitulasi Laporan Realisasi

Penyaluran dan penerima Manfaat

Langsung dan Tidak Langsung dalam

Bidang Pendidikan BAZNAS Tahun

2016 ................................................... 98

3. Rekapitulasi Laporan Realisasi

Penyaluran dan penerima Manfaat

Langsung dan Tidak Langsung dalam

Bidang Pendidikan BAZNAS Tahun

2017................................................... 100

4. Proyeksi Distribusi Mustahik secara

Nasioanl ............................................ 101

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ............................................... 103

B. Saran ..................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 107

LAMPIRAN

Page 13: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara demografik dan kultural bangsa Indonesia,

khususnya masyarakat Muslim, sebenarnya memiliki potensi

strategis yang layak dikembangkan menjadi salah satu

instrumen pemerataan pendapatan, yaitu institusi zakat, infak,

dan sedekah (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas

penduduk Indonesia beragama Islam, dan secara kultur,

kewajiban zakat, dorongan untuk berinfak, dan bersedekah di

jalan Allah telah mengakar kuat dalam tradisi kehidupan

masyarakat Indonesia, secara ideal, bisa terlihat dalam

mekanisme pengelolaan zakat.1

Apabila hal itu bisa terlaksana dalam aktivitas sehari-hari

umat Islam, maka secara hipotetik, zakat berpotensi

mempengaruhi aktivitas ekonomi nasional, termasuk di

dalamnya penguatan pemberdayaan ekonomi nasional.2

Lembaga zakat sangat berperan penting dalam masyarakat

luas, dengan adanya lembaga zakat pengelolaan zakat lebih

terarah baik dari pengumpulan, maupun penyalurannya, karena

lembaga zakat sendiri akan membuat Functions of

Management yakni POAC (Planning, Organizing, Actuating,

1 M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat Oleh Negara Untuk Memerangi

Kemiskinan. (Jakarta: KORPUS, 2004), h. 75. 2 M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat Oleh Negara Untuk Memerangi

Kemiskinan. h. 75.

Page 14: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

2

Controlling). Sehingga dengan hal tersebut dapat diketahui

kekurangan kelebihan maupun tingkat kesesuaian yang

nantinya diadakan dengan menggunakan tahap evaluasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) evaluasi

merupakan penilaian atau hasil. Adapun menurut Suharsimi

Arikunto yang ditulis oleh Nana Minarti dalam jurnal

pemikiran dan gagasan, evaluasi adalah kegiatan untuk

mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan

alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.3 Jadi, dapat

dipahami bahwa evaluasi merupakan penilaian atau hasil

kegiatan tentang bekerjanya sesuatu yang diperoleh dari

informasi dan data yang dikumpulkan.

Sedangkan arti zakat itu sendiri menurut bahasa berarti

tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah). Jika di ucapkan,

zaka al-zar’, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan

bertambah.4 Sedangkan zakat menurut terminologi syariat

adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai

syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk di

3 Nana Minarti, dkk, Zakat & Empowering, Kajian Perumusan

Performance Indicator bagi Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis

Zakat (Jurnal Pemikiran dan Gagasan, vol, 2, Juni 2009), h. 23. 4 Wahbah Zuhaili, Al Fiqh- al-Islami wa ‘Adilla, Terjemahan: Agus

Efendi dan Bahrudin Fanani “Zakat Kajian Berbagai Mazhab”. (Bandung:

PT Remaja Rosda Karya, 2000) Cet-1, h. 82.

Page 15: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

3

keluarkan dan di berikan kepada yang berhak menerimanya

dengan persyaratan tertentu pula.5

Zakat ditunjukkan dalam Al-Qur’an sebagai pernyataan

yang jelas akan kebenaran dan kesucian iman. Iman tidaklah

sekedar kata-kata karena iman itu adalah kepercayaan. Dengan

iman kita harus dapat mewujudkan keberadaan dan kebaikan

Allah. Pengamalan zakat hanya akan bernilai jika berawal dari

cinta, bukan dari motif lain.6

Berbagai aspek dalam Islam, baik ideologi, spiritual,

hukum, sosial, maupun politik, masing-masing saling konsisten

dan menopang satu sama lain. Oleh karena itu, Islam tidak

meminta kaum muslim untuk menyibukkan diri hanya dengan

sholat saja, melainkan dengan bekerja keras untuk memperluas

dan melaksanakan aspek-aspek Islam yang lain dalam setiap

sektor kehidupan serta menciptakan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Muslim.

Sejak Tahun 2016 sampai saat ini, kesadaran masyarakat

Indonesia untuk berzakat cukup tinggi. Hal tersebut

ditunjukkan dengan meningkatnya penerimaan dana zakat

yang dihimpun dari masyarakat pada hampir semua lembaga

zakat. Jika kesadaran tersebut, baik di level perorangan

maupun Institusi/Perusahaan (korporasi) terus tumbuh untuk

menunaikan zakat, maka output yang dicapai insyaAllah akan

5 Didin hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak dan

Shedekah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002). h.13.

6 Yasin Ibrahim al- Syaikh, Kitab Zakat Hukum, Tata cara dan

Sejarah (Bandung: Penerbit Marja, 2008) h. 11.

Page 16: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

4

lebih signifikan. Artinya, kontribusi zakat dalam mengatasi

masalah kemiskinan dan problema sosial lainnya di Indonesia,

seperti sering terungkap melalui berbagai hasil penelitian dan

kajian, akan terwujud sebagaimana diharapkan.7

Membayar zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim

dan muslimah. Membayar zakat sesuai dengan nishabnya

dengan menyalurkan harta tersebut sebesar 2.5% dari harta

yang dimiliki untuk pihak-pihak yang membutuhkan.

Besarannya sesuai dengan penghitungan masing-masing harta

yang dimiliki oleh muzakki (orang yang dikenai kewajiban

membayar zakat). Dengan membayar zakat, maka seseorang

memperoleh penyucian hati dan dirinya serta telah melakukan

tindakan yang benar dan memperoleh rahmat selain hartanya

akan bertambah.8

Sebagaimana yang dapat dilihat dalam Al-Quran surah At-

Taubah ayat 60.

وبهم لة ق

فلؤ يها وٱل

ملين عل ع

كين وٱل س

ء وٱل

رافق

ت لل

دق ما ٱلص إن

بيل ف وٱبن ٱلس

رمين وفي سبيل ٱلل

غاب وٱل

ق وفي ٱلر

ن ٱلل

م ريضة

عليم حكيم

(٦٠) وٱلل

7http://www.baznas.or.id/berita-artikel/membangun-komunitas-zakat-

untuk-kesejahteraan-masyarakat/ diakses pada 14 Agustus 2018 Pukul

14:09. 8http//www.baznas.or.id diakses pada tanggal 12 Agustus 2018 Pukul

19:56.

Page 17: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

5

Artinya : “Sesungguhnya Zakat-zakat itu, hanyalah untuk

orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus

zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk

jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Zakat adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang memiliki

kelebihan dalam harta benda. Selain itu zakat juga merupakan

bagian dari rukun Islam yang bersifat ijtimaiyah. Berbeda

dengan rukun-rukun Islam yang lain. Sehingga pada masa-

masa awal pemerintahan Islam, khususnya pada pemerintahan

Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq, zakat pernah dipaksakan

sebagai mana dalam ucapan khutbah beliau “akan aku perangi

siapa saja yang memisahkan antara sholat dan zakat”.9

Maka dari itu pada masa sekarang tidak perlu

mengkhawatirkan bagaimana cara untuk membayar zakat,

karena telah banyak lembaga, Organisasi atau badan pengelola

zakat yang memudahkan para muzakki menunaikan

kewajibannya yakni berzakat. Salah satu lembaga yang

dipercaya untuk mengelola zakat adalah Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) yang merupakan lembaga pemerintah

9April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola

Zakat (Yogyakarta: Teras, 2009) h. 16.

Page 18: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

6

non struktural yang berwenang melaksanakan tugas

pengelolaan zakat.

BAZNAS bertugas menghimpun dan menyalurkan zakat

infak dan sedekah pada tingkat nasional. Lahirnya UU No. 23

Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, mengukuhkan peran

BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melakukan

pengelolaan zakat nasional. Pengelolaan di BAZNAS tahun

2017 mengalami peningkatan sebanyak 40% dari tahun

sebelumnya. Peningkatan ini antara lain dikarenakan berbagai

inovasi yang dilakukan disepanjang tahun 2017 baik di bidang

penghimpunan maupun penyaluran zakat.10

Dari sisi penyaluran, BAZNAS meningkatkan layanan

mustahik melalui berbagai program inovatif sehingga bantuan

lebih mudah dijangkau oleh mustahik, antara lain melalui

program layanan aktif BAZNAS dan BAZNAS tanggap

bencana. Melalui program-program unggulan yang dimiliki,

membuat angka rasio penyaluran terhadap penghimpunan

BAZNAS cukup tinggi yaitu 80 persen di tingkat pusat.

Sementara untuk rasio penyaluran terhadap penghimpunan

zakat nasional mencapai 69 persen.11

Salah satu program layanan aktif BAZNAS yang

digerakkan untuk mengoptimalkan pengentasan kemiskinan

10http://pusat.baznas.go.id/berita-utama/pengelolaan-zakat-baznas-

2017-meningkat-40-persen/, diakses pada tanggal 12 Agustus 2018. 11http://pusat.baznas.go.id/berita-utama/pengelolaan-zakat-baznas-

2017-meningkat-40-persen/, diakses pada tanggal 12 Agustus 2018 Pukul

18:55.

Page 19: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

7

adalah dalam bidang pendidikan. Kontribusi BAZNAS untuk

pengembangan pendidikan pada tahun 2017 menyalurkan dana

sebesar 18.723.153.000 untuk memberdayakan 21.181

penerima manfaat langsung dan 3.051 untuk penerimaan

manfaat tidak langsung.12

Program-program pendidikan yang diberikan BAZNAS

untuk para mustahik agar memperoleh layanan pendidikan

terdiri atas sekolah model SMP Cendekia BAZNAS yang

setiap tahunnya menerima puluhan siswa dhuafa, sekolah

tahfidz, beasiswa dan bantuan biaya pendidikan melalui

Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB), pelatihan guru, dan

bantuan kafalah, bantuan sarana-prasarana sekolah, program

bantuan pendidikan untuk daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan

Tertinggal), program literasi dan ikatan alumni beasiswa

BAZNAS. Program layanan pendidikan inilah yang dapat

membantu para mustahik yang kurang mampu untuk

melanjutkan jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar

sampai kepada perguruan tinggi.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang pengelolaan zakat terlebih

khusus pada penyaluran dana zakat dalam bidang pendidikan

yang dilakukan oleh BAZNAS pusat secara professional dapat

berpengaruh dan bermanfaat oleh orang yang layak

1213http://pusat.baznas.go.id/berita-utama/pengelolaan-zakat-baznas-

2017-meningkat-40-persen/, diakses pada tanggal 12 Agustus 2018 Pukul

19:00.

Page 20: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

8

mendapatkan zakat terlebih mampu mensejahterakan sosial.

Untuk itu penulis menuangkanya dalam skripsi yang berjudul

“Evaluasi Penyaluran Dana Zakat pada Program

Pendidikan BAZNAS Pusat”.

B. Identifikasi Masalah

Potensi Masalah yang terdapat didalam program BAZNAS

ada beberapa hal:

1. Ketidaktahuan para muzakki terhadap siapa penerima dana

zakat

2. Ketidaktahuan muzakki dalam pemberian dana zakat

terhadap penyaluran dana pendidikan

3. Pelaksanaan penyaluran dana yang tidak sesuai dengan

capaian yang diinginkan

4. Ketidaktahuan para muzakki terhadap rencana par amil

dalam penyaluran dana zakat

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak melebar maka

penulis membatasi dan memfokuskan pada pembahasan

penyaluran dana zakat pada program pendidikan BAZNAS

pusat dari tahun 2016-2017.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapat

dikemukakan rumusan masalah agar memudahkan

Page 21: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

9

penelitian sehingga arah dan tujuan dalam pembahasan ini

menjadi jelas. Penulis merumuskan masalahnya sebagai

berikut:

1) Bagaimana mekanisme penyaluran dana zakat

BAZNAS Pusat dalam bidang pendidikan?

2) Bagaimana pola penyaluran dana zakat BAZNAS Pusat

pada bidang pendidikan?

3) Bagaimana evaluasi pelaksanaan penyaluran dana zakat

pada BAZNAS Pusat dalam bidang pendidikan ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini :

1) Untuk mengetahui mekanisme penyaluran dana

zakat BAZNAS Pusat dalam bidang pendidikan.

2) Untuk mengetahui pola penyaluran dana zakat dan

penyaluran bidang pendidikan di BAZNAS Pusat.

3) Untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan penyaluran

dana zakat dalam bidang pendidikan BAZNAS

Pusat.

2. Manfaat Penelitian

1) Bagi Akademis, Hasil dari penelitian ini diharapkan

dapat memberikan suatu kontribusi teoritis

khususnya dalam ruang lingkup Pengetahuan

mengenai pentingnya berzakat serta dapat dijadikan

rujukan bagi peneliti selanjutnya dalam

Page 22: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

10

mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya

terutama penelitian tentang Evaluasi Penyaluran

dana zakat di lembaga, Badan Pengelola dana zakat

maupun praktisi yang berkompeten terhadap dunia

zakat itu sendiri.

2) Bagi Pembaca, penelitian ini bisa dijadikan sebagai

referensi untuk pihak-pihak lain yang

membutuhkan

3) Bagi lembaga, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan yang bermanfaat bagi

lembaga untuk dimasa yang akan datang, dalam

melakukan evaluasi penyaluran dana zakat.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu

bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah

maupun fenomena buatan manusia.fenomena itu bisa

berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,

hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang

satu dengan yang lainnya.

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

terkait evaluasi yang dilakukan dalam penyaluran dana

zakat pada program pendidikan BAZNAS.

Page 23: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

11

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

pendekatan kualitatif. yaitu suatu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan

cara deskripsi.13

Pada pendekatan ini penulis beralaskan bahwa

dengan pendekatan ini penulis dapat memperoleh fakta

langsung dari subjek yang diteliti, dan dapat dijadikan

data kemudian dapat membandingkan dengan subjek

lain, serta agar bisa memperoleh informasi yang

mendalam tentang evaluasi yang dilakukan dalam

penyaluran dana zakat pada Program pendidikan

BAZNAS.14

Selain penedekatan kualitatif, dalam penelitian

ini yang dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan

pendekatan langsung sebagai relawan ramadhan di

BAZNAS Pusat tepatnya di bagian pelayanan muzakki.

Pendekatan ini perlu dilakukan agar data dan informasi

yang diperoleh benar adanya (Akurat).

13 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi),

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 37 h. 6 14 Husaini, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial .

(Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 42.

Page 24: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

12

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah BAZNAS

Pusat. Sedangkan objek penelitiannya adalah

penyaluran dana zakat untuk program pendidikan.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BAZNAS kurang

lebih 3 bulan sekitar bulan Mei sampai November 2018.

5. Teknik Pengolahan Data

Dalam rangka mengolah data yang telah didapat

serta menghasilkan sebuah kesimpulan yang

diharapkan. Setidaknya ada tiga teknik pengolahan data

yang digunakan dalam penelitian ini (penelitian

kualitatif)15, yaitu:

a. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data atau yang lebih dikenal dengan

teknik pengolahan data, mulai dari editing, koding,

hingga tabulasi data. Mencakup kegiatan

pengikhtisaran data selengkap mungkin dan

memilah-milahkannya dalam satuan konsep

tertentu.16

15 Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (Buku Sumber

untuk Penelitian Kualitatif), Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006, h. 22. 16 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2007), h. 70.

Page 25: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

13

b. Penyajian Data (data display)

Setelah data direduksi, saatnya dibuat ke dalam

bentuk tertentu agar terlihat lebih utuh dan menyatu,

semacam pembuatan tabel atau diagram. Dalam

penelitian kuantitatif bisa berbentuk sketsa,

sinopsis, matriks, atau bentuk-bentuk lain. Dalam

penelitian ini penyajian data dilakukan dalam

bentuk teks naratif, dimana peneliti

mengembangkan sebuah deskripsi informasi

tersusun untuk menarik kesimpulan dan

pengambilan tindakan.17

c. Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing and

verification)

Pada tahap ini, penulis mencoba mencari arti

dari semua gejala yang ditunjukkan saat dilakukan

display data. Kemudian penulis akan melakukan

verifikasi dari setiap hal yang ditunjukkan untuk

kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

6. Sumber Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan oleh

peneliti dilakukan dengan cara penelitian lapangan.

Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini

terbagi menjadi dua kategori, yaitu:

17 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif. h. 70-71.

Page 26: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

14

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara

langsung dari BAZNAS Pusat. Untuk memperoleh

data primer ini, peneliti melakukan observasi dan

wawancara secara langsung.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen grafis, foto-foto, film, dan

benda-benda lain yang dapat memperkaya data

primer.18 Data sekunder juga data yang tertulis dan

sudah dipublikasikan baik yang diperoleh melalui

studi kepustakaan dengan cara mempelajarinya,

menelaah, dan mengkaji buku-buku yang erat

kaitannya dengan masalah yang akan dikaji. Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan studi kepustakaan

dengan cara mengunjungi beberapa perpustakaan

guna mendapatkan data dari berbagai literatur.

7. Teknik Pengumpulan Data

Untuk Memperoleh data-data yang diperlukan,

maka penulis menggunakan dua jenis penelitian yang

pertama, penelitian kepustakaan (library research)

yakni dengan membaca dan mengkaji beberapa literatur

yang ada di perpustakaan yang berkaitan dengan

18 Jalaludin Rahmat, Metodologi Penelitian Kominikasi, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2000), h. 24.

Page 27: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

15

permasalahan penelitian, yaitu mengenai

Restrukturisasi dalam Rangka Penyelamatan

Pembiayaan Bermasalah, guna merumuskan teori

pendapat, definisi dan lain-lain. Dan penelitian

lapangan (field research), dimana peneliti datang

langsung ke BAZNAS. Dalam penelitian ini, peneliti

juga menggunakan beberapa teknik pengumpulan data

yang berkaitan dengan pembahasan diantaranya

sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah proses interaksi yang dilakukan

oleh dua orang atau lebih, dimana kedua pihak yang

terlibat (pewawancara / Interview dan terwawancara /

interview) memiliki hak yang sama dalam bertanya dan

menjawab.19 Wawancara dilakukan dengan Direktur

Pendistribusian dan Pendayagunanaan Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) Pusat.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah sebuah kegiatan

yang terencana dan terfokus untuk melihat dan

mencatat serangkaian perilaku ataupun jalannya sebuah

system yang memiliki tujuan tertentu, serta

mengungkap apa yang ada dibalik munculnya perilaku

19 Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi dan Focus groups

(Sebagian Instrumen Penggalian Data Kualitatif), Jakarta : Rajawali Pers,

2013, h. 27.

Page 28: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

16

dan landasan suatu sistem tersebut.20 Observasi

dilakukan di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Pusat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen tertulis seperti

catatan lapangan dan dokumen tidak tertulis seperti

foto. Dalam hal inidigunakan untuk memperoleh data

yang tidak diperoleh dengan observasi dan interview,

tetapi diperoleh hanya dengan cara melakukan

penelusuran data dengan menelaah buku, majalah, surat

kabar, jurnal dan internet.21 Adapun sumber yang

penulis gunakan yaitu foto kegiatan, arsip-arsip, file

Profil BAZNAS dan lainnya yang berkaitan dengan apa

yang sedang diteliti oleh penulis.

8. Teknik Analisis Data

Analisa data ini merupakan upaya bagaimana

seorang peneliti dapat memilih kategori-kategori yang

sesuai untuk dijadikan sebuah permasalahan sehingga

dapat diorganisasikan menjadi satu kesatuan yang dapat

dikelola untuk mendapatkan pemahaman yang sesuai

20 Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi dan Focus groups

(Sebagian Instrumen Penggalian Data Kualitatif), Jakarta : Rajawali Pers,

2013, h. 131. 21https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologipendidikan/penelitia

n-kualitatif-metode-pengumpulan-data/

Page 29: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

17

dengan apa yang dipelajari dalam permasalahan yang

diteliti untuk mengetahui dan menganalisa evaluasi

penyaluran dana zakat BAZNAS Pusat.

9. Teknik Penulisan

Adapun metode penyusunan skripsi ini, penulis

mengacu kepada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2017 dan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2012.

F. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama,

maka diperlukan kajian terdahulu. Sebelum membuat skripsi

ini, penulis melakukan kajian pustaka yang berupa judul-judul

skripsi yang telah ada sebagai pembanding dari skripsi ini,

antara lain sebagai berikut:

No

.

Aspek

Perbandinga

n

Study

Terdahulu Perbedaan

1 a. Judul Skripsi Rully

Muharram

(2017), Karya

Mahasiswa

Program Studi

Manajemen

Dakwah.

Fakultas Ilmu

Evaluasi

Penyaluran Dana

Zakat pada

Program

Pendidikan

BAZNAS Pusat

Page 30: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

18

Dakwah dan

Ilmu

Komunikasi

dengan judul

“Evaluasi

Pendayagunaan

Dana Zakat

pada Program

Bantuan Modal

Usaha BAZIS

DKI JAKARTA

PUSAT”.

b. Fokus Skripsi Fajar

Wahyudi

(2014).

membandingka

n model

beasiswa antara

LAZ PKPU

danBAZIS

tidak

membandingkan

teori melainkan

menjabarkan

model evaluasi

yang digunakan

dan

pengaplikasiaanny

a

2 a. Judul Skripsi M.

Musyfiq

Hidayat (2016)

karya

Mahasiswa

Program Studi

Manajemen

Dakwah

Fakultas Ilmu

Dakwah dan

Ilmu

Komunikasi

dengan Judul

“Evaluasi

Penghimpunan

dan Penyaluran

Dana Zakat

Evaluasi

Penyaluran Dana

Zakat pada

Program

Pendidikan

BAZNAS Pusat

Page 31: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

19

pada BAZNAS

pusat”

4 Waktu dan

Tempat

Skripsi Roofina

Dwi Aisyah

(2010), di Lazis

Ar-Rahmah-

Aisyiyah.

BAZNAS Pusat

tahun 2016-2017

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan sekaligus agar pembahasan

dapat dilakukan secara terarah dan sistematis, maka penulis

membagi atas lima bab. Adapun uraian kelima bab tersebut

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, bab ini menggambarkan tentang

latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, bab ini berisikan

pembahasan lebih mendalam mengenai pengertian

evaluasi, tujuan dan fungsi evaluasi, sasaran penilaian

(evaluasi), prosedur evaluasi, jenis evaluasi, tujuan dan

pentingnya evaluasi, mengenai penyaluran dana zakat,

Page 32: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

20

pengertian zakat, dasar hukum zakat, unsur zakat, syarat-

syarat wajib zakat, dan zakat untuk pendidikan.

BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS, bab ini

berisikan tentang sejarah BAZNAS, profil BAZNAS, visi,

misi dan nilai BAZNAS, fungsi dan tugas, tujuan dan arah

kegiatan, target dan fundraising program BAZNAS,

program BAZNAS, kebijakan mutu dan tujuan mutu,

struktur organisasi BAZNAS.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN, bab ini berisi penyajian

data dari hasil penelitian mengenai evaluasi penyaluran

dana zakat pada program pendidikan BAZNAS yang

meliputi: mekanisme penyaluran dana zakat dalam bidang

pendidikan yang dilakukan oleh BAZNAS Pusat, Pola

penyaluran BAZNAS Pusat pada program pendidikan, dan

evaluasi penyaluran dana zakat yang dilakukan oleh

BAZNAS Pusat.

BAB V SIMPULAN, DAN SARAN, bab ini merupakan

bagian akhir dari seluruh rangkaian dalam penelitian ini.

Bab ini berisi mengenai kesimpulan pada tiap bab nya demi

menghasilkan masukan maupun saran saran dari

pembahasan skripsi ini.

Page 33: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

21

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG EVALUASI,

PENYALURAN, DAN ZAKAT

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata Evaluation (bahasa

Inggris). Kata tersebut diserap kedalam perbendaharaan

istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan

kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia

menjadi “evaluasi”. Definisi yang ditulis dalam kamus

Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English,

evaluation is to find out, decidethe amount or value yang

artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah.1

Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa

Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran.

Evaluasi secara etimologi adalah penaksiran, perkiraan

keadaan dan penentuan nilai. Sedangkan berdasarkan

pengertian evaluasi adalah mengkritisi suatu program

dengan melihat kekurangan dan kelebihan pada konteks,

input, dan produk proses pada suatu program.2 Ada

beberapa definisi tentang evaluasi seperti yang

dikemukakan para ahli dalam tulisan yang mereka buat.

1Arikunto Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi

Program Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 1. 2Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan

Kualitatif (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h.124.

Page 34: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

22

Menurut Tayibnapis evaluasi didefinisikan sebagai

Suatu proses untuk menyediakan informasi sejauh mana

suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan

pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk

mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta

bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila

dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin

diperoleh.3

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa evaluasi adalah proses kegiatan yang berkenaan

dengan mengumpulkan informasi tentang bekerjanya

sesuatu, yang selanjutnya informasi terebut digunakan

untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil

sebuah keputusan tentang bagaimana berbuat baik pada

waktu mendatang sesuai dengan yang telah direncanakan.

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi4

Tujuan Evaluasi adalah untuk memperbaiki atau

meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan

kinerja dari SDM (Sumber Daya Manusia) organisasi.

Secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi sebagaimana

dikemukakan Agus Sunyoto dalam buku Evaluasi Kinerja

3 Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2003), h. 36. 4 Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung : PT

Refika Aditama, 2005), Cet ke-1, h. 10.

Page 35: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

23

SDM karangan Anwar Prabu Mangkunegara adalah sebagai

berikut:

a. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan

tentang persyaratan kinerja.

b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan,

sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih

baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan

prestasi yang terdahulu.

c. Memberikan peluang kepada karyawan untuk

mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan

meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap

pekerjaan yang diembannya sekarang.

d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa

depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi

sesuai dengan potensinya.

e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan

yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus

rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu

jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.

Sedangkan Fungsi Evaluasi atau Penilaian Secara

Umum adalah sebagai berikut :5

5 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2011), Cet ke-10, h. 8.

Page 36: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

24

a. Mengukur kemajuan

Evaluasi merupakan kegiatan atau proses untuk

mengukur dan selanjutnya menilai, sampai dimanakah

tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan.

Apabila tujuan yang telah dirumuskan itu direncanakan

untuk dicapai secara bertahap, maka dengan evaluasi yang

berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan manakah

yang sudah dapat diselesaikan, tahapan manakah yang

berjalan dengan mulus, dan mana pula tahapan yang

mengalami kendala dalam pelaksanaannya.

b. Menunjang penyusunan rencana

Dari kegiatan evaluasi setidaknya ada dua macam

kemungkinan hasil yang akan diperoleh, yaitu:

a) Hasil evaluasi itu ternyata menggembirakan, sehingga

dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan

yang telah ditentukan dapat dicapai sesuai yang

direncanakan.

b) Hasil evaluasi itu ternyata tidak menggembirakan atau

bahkan mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa

berdasarkan hasil evaluasi ternyata dijumpai adanya

penyimpangan-penyimpangan, hambatan atau kendala,

sehingga mengharuskan evaluator untuk bersikap

waspada. Perlu memikirkan dan melakukan pengkajian

ulang terhadap rencana yang telah disusun, atau

mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya.

Page 37: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

25

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi itu

memiliki fungsi menunjang penyusunan rencana.

c) Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali

Evaluasi yang dilaksanakan secara berkesinambungan,

akan membuka peluang bagi evaluator untuk membuat

perkiraan (estimation), apakah tujuan yang telah

dirumuskan akan dapat dicapai pada waktu yang telah

ditentukan ataukah tidak.

Apabila berdasarkan data hasil evaluasi itu

diperkirakan bahwa tujuan tidak akan dicapai sesuai

dengan rencana, maka evaluator akan berusaha untuk

mencari dan menemukan jalan keluar atau cara-cara

pemecahannya. Bukan tidak mungkin bahwa atas dasar

data hasil evaluasi itu, evaluator perlu mengadakan

perubahan-perubahan, penyempurnaa-penyempurnaan,

atau perbaikan-perbaikan, baik perbaikan yang

menyangkut organisasi, tata kerja, dan bahkan mungkin

juga perbaikan terhadap tujuan organisasi itu sendiri.

Jadi, kegiatan evaluasi pada dasarnya juga

dimaksudkan untuk melakukan perbaikan atau

penyempurnaan usaha. Selain itu, Fungsi Evaluasi Menurut

Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya Evaluasi

Kinerja SDM adalah sebagai berikut:6

6Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, Cet ke-1, h.11.

Page 38: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

26

a. Sebagai dasar dalam pemgambilan keputusan yang

digunakan untuk prestasi, pemberhentian dan besarnya

balas jasa.

b. Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat

menyelesaikan pekerjaannya.

c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh

kegiatan dalam perusahaan.

d. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan

keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur

organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan

pengawasan.

e. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan

latihan bagi karyawan yang berada di dalam

organisasi.

f. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja

karyawan sehingga dicapai performance yang baik.

g. Sebagai alat untuk dapat melihat kekurangan atau

kelemahan dan meningkatkan kemampuan karyawan

selanjutnya.

h. Sebagai kriteria menentukan, seleksi dan penempatan

karyawan.

i. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan

kecakapan karyawan.

j. Sebagai dasar untuk memperbaiki atau

mengembangkan uraian tugas (job description).

Page 39: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

27

3. Sasaran Evaluasi

Sasaran-sasaran evaluasi yang dikemukakan oleh

Agus Sunyoto dalam bukunya Anwar Prabu Mangkunegara

yang berjudul “Evaluasi Kinerja SDM” adalah sebagai

berikut:7

1. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara

berkesinambungan dan priodik, baik kinerja karyawan

(amil) maupun kinerja organisasi.

2. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para

karyawan (amil) melalui audit keterampilan dan

pengetahuan sehingga dapat mengembangkan

kemampuan dirinya. Atas dasar evaluasi kebutuhan

pelatihan tersebut, dapat menyelenggarakan program

pelatihan dengan tepat.

3. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan

memberikan tanggungjawab perorangan dan

kelompok.

4. Posedur Evaluasi8

Proses suatu evaluasi pada umumnya memiliki

tahapan-tahapannya sendiri. Walaupun tidak selalu sama,

tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya sejalan

7 Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, Cet ke-1, h.11-

12. 8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cet ke-10, h. 8-9.

Page 40: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

28

dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Berikut ini dipaparkan

salah satu tahapan evaluasi yang sifat umum digunakan:9

Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam hal

ini, apa saja yang dapat dievaluasi, dapat mengacu pada

program kerja perusahaan, disana terdapat banyak aspek-

aspek yang kiranya dapat dan perlu dievaluasi.

a) Merancang kegiatan evaluasi, sebelum evaluasi

dilakukan, tentukan dahulu desain evaluasinya agar data

apa saja yang dibutuhkan, tahapan-tahapan apa saja

yang akan dilalui, siapa saja yang akan dilibatkan, serta

apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas.

b) Pengumpulan data, berdasarkan desain yang telah

disiapkan, pengumpulan data dapat dilakukan secara

efektif dan efisien.

c) Pengelolaan dan analisis data, setelah data terkumpul,

data tersebut diolah untuk dikelompokan agar mudah

dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang

sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat

dipercaya.

d) Pelapor hasil evaluasi, agar hasil evaluasi dapat

dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan,

hendaknya hasil evaluasi dibuat dalam bentuk tertulis, di

informasikan baik secara lisan maupun tulisan.

Tindakan lanjut hasil evaluasi. Evaluasi merupakan

9 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cet ke-10, h. 9.

Page 41: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

29

salah satu bagian dari manajemen. Oleh karena itu, hasil

evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen

untuk mengambil keputusan dalam rangka mengatasi

masalah manajemen, baik di tingkat strategi maupun di

tingkat implementasi strategi.

5. Jenis Evaluasi

Stufflebeam membagi empat macam Evaluasi yang

dikutip oleh Farida Yusuf Tayibnapis dalam buku nya yang

berjudul Evaluasi Program, yaitu antara lain:10

a) Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks adalah evaluasi membantu

merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang

akan dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan

program.

b) Evaluasi Masukan

Evaluasi Masukan adalah evaluasi yang mengatur

keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada,

alternatif apa yang diambil, rencana dan strategi yang

digunakan untuk mencapai tujuan. Terdapat tiga unsur

variabel utama dalam evaluasi masukan yaitu: client

(peserta), Staff (Pelaksana) dan program.

c) Evaluasi Proses

10 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen

Evaluasi, (Yogyakarta : Rineka Cipta, 2000), Cet 1, h. 14.

Page 42: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

30

Evaluasi proses adalah diarahkannya sampai sejauh

mana rencana yang telah dilaksanakan sesuai dengan

rencana yang sudah dibuat. Evaluasi proses

memfokuskan diri pada aktivitas program yang

melibatkan interaksi langsung kepada klien dan staf

pelaksana. Evaluasi ini untuk menilai bagaimana proses

kegiatan yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan

rencana yang telah dirumuskan.

d) Evaluasi Hasil

Evaluasi Hasil merupakan Tahap akhir evaluasi dan

akan diketahui ketercapaian tujuan, kesesuaian proses

dengan pencapaian tujuan, dan ketetapan tindakan yang

diberikan dan tampak dari program.

6. Pentingnya Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu yang penting dilakukan,

dalam hal ini, Feursttein menyatakan sepuluh alasan

mengapa suatu evaluasi perlu dikakukan. Antara lain

sebagai berikut:11

1) Melihat apa yang sudah dicapai oleh suatu program

2) Mengukur kemajuan yang dikaitkan dengan tujuan

program

11https://www.bogorkab.go.id/index.php/post/detail/3058/evaluasi-

program-sebuah-tinjauan-teoritis-1-#.W4v8hM4zbDc

Page 43: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

31

3) Meingkatkan pemantauan, agar tercapai manajemen

yang lebih baik

4) Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan untuk

memperkuat porgram itu sendiri

5) Melihat apakah usaha telah dilakukan secara efektif

guna melihat perbedaan apa yang telah terjadi setelah

diterapkannya suatu program

6) Melakukan analisa biaya dan manfaat (cost benefit),

apakah biaya yang dikeluarkan cukup masuk akal

(reasonable)

7) Mengumpulkan berbagai informasi yang bisa

dimanfaatkan dalam merencanakan dan mengelola

kegiatan program secara baik

8) Berbagi pengalaman sehingga pihak lain tidak terjebak

dalam kesalahan yang sama, atau mengajak pihak lain

untuk ikut melaksanakan metode serupa bila metode

yang dijalankan telah berhasil dengan baik

9) Meningkatkan keefektifan, agar program tersebut

memberikan dampak yang luas

10) Memungkinkan terciptanya perencanaan yang lebih

baik, memberikan kesempatan untuk memberikan

masukan dari masyarakat, komunitas fungsional dan

komunitas lokal.

Page 44: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

32

B. Penyaluran Dana Zakat

Dalam menyalurkan zakat UU No.38 Tahun 1999

secara spesifik menyebutkan bahwa pendayagunaan zakat

adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup para mustahik

zakat. Para mustahik ini terdiri dari delapan kelompok,

kelompok ini mencakup orang-orang yang paling tidak

berdaya secara ekonomi, seperti anak yatim, orang jompo,

penyandang cacat, orang yang menuntut ilmu, anak

terlantar, orang yang terlilit hutang, pengungsi yang

terlantar dan lain-lain.

Selain diperuntukkan bagi mereka, hasil

pengumpulan dana zakat dapat pula dimanfaatkan untuk

usaha yang produktif yang bisa membantu memberikan

kehidupan yang lebih baik kepada para mustahik.12

Berdasarkan amanat UU tersebut, dapat disimpulkan

bahwa dana zakat dapat didistribusikan pada dua jenis

kegiatan besar atau yang biasa disebut dengan pola

penyaluran zakat yakni:

1. Pola Tradisional (konsumtif)

Pola tradisional yaitu penyaluran bantuan dana zakat

diberikan langsung kepada mustahik. Dengan pola ini

penyaluran dana kepada mustahik tidak disertai target,

adanya kemandirian kondisi sosial maupun kemandirian

ekonomi (pemberdayaan).

12 Nana Mirtanti, Indonesia Zakat dan Development Report, h. 20.

Page 45: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

33

Pola ini merupakan kegiatan yang berupa bantuan

sesaat untuk menyelesaikan masalah yang bersifat

mendesak dan langsung habis setelah bantuan tersebut

digunakan terdapat pada bidang Kesehatan, Pendidikan,

bidang sosial kemasyarakatan dan bidang sosial lainnya.13

2. Pola Kontemporer (produktif)

Pola produktif adalah pola penyaluran dana zakat

kepada mustahik yang ada dipinjamkan oleh amil untuk

kepentingan aktifitas suatu usaha/bisnis.

Pola penyaluran secara produktif adalah penyaluran

zakat atau dana lainnya yang disertai target merubah

keadaan penerima dari kondisi kategori mustahik menjadi

kategori muzakki. Pola ini merupakan kegiatan yang

diperuntukkan bagi usaha produktif yang bersifat jangka

menengah dan jangka panjang.14

Dana zakat juga disalurkan untuk kegiatan-kegiatan

produktif seperti pemberdayaan ekonomi rakyat melalui

bantuan modal kerja UMKM (dana bergulir), bantuan alat

kerja, dan kegiatan pendampingan/pembinaan usaha mikro

dan kecil.15

Selain delapan kelompok yang disebutkan dalam

bukunya Nana minarti Indonesia Zakat dan Development

Report di dalam agama Islam memberi petunjuk siapa orang

13 Nana Mirtanti, Indonesia Zakat dan Development Report, h. 25-26. 14 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri. Zakat dan Wirausaha

(Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005), h.34-35. 13 Nana Mirtanti, Indonesia Zakat dan Development Report, h. 26.

Page 46: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

34

yang pantas dan perlu dibantu dan diperhatikan menurut

keadaan yang sebenarnya.

Dibawah ini akan dijelaskan orang-orang yang

berhak menerima zakat sesuai petunjuk AlQur’an surat At-

Taubah ayat 60:16

1. Fakir dan Miskin

Penyaluran zakat pertama kepada fakir dan

kedua kepada miskin. Orang fakir ada mempunyai

usaha, tetapi tidak untuk menutupi keperluan sehari-

hari, sedangkan orang miskin tidak ada mata

pencaharian untuk mencukupi keperluan sehari-hari.

Jadi, keaadaan orang fakir masih lebih baik daripada

orang miskin. Pendapat ini diperkuat dalam firman

Allah SWT dalam surat Al-Balad ayat 16:

ربة ا مت

و مسكينا ذ

)١٦ (أ

Artinya : atau kepada orang miskin yang sangat fakir.

(Qs. Al – Balad : 16).

2. Amil Zakat

Amil Zakat adalah petugas yang ditunjuk oleh

pemerintah dan masyarakat untuk mengumpulkan

16 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak (salah satu solusi mengatasi

problema sosial di Indonesia), (Jakarta:2008), Cet-2, h. 93.

Page 47: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

35

zakat, menyimpan dan kemudian membagi-bagikan

kepada yang berhak menerimanya.

Alqur’an membenarkan, bila amil pun

mengambil bagiannya dari zakat, sebab kalau amil itu

difungsikan, maka tugasnya cukup banyak, seperti

pendataan wajib zakat yang berbeda-beda tugasnya,

seperti petani, saudagar, dan kegiatan lain yang

menghasilkan uang atau harta kekayaan.

Para amil juga mengingatkan para wajib zakat,

seperti petani pada waktu panen dan bidang-bidang

lain, karena ada kemungkinan para wajib zakat tidak

mengerti dan ada pula kemungkinan karena kikir. Para

amil juga mendata siapa-siapa yang wajib menerima

zakat di lingkungannya tempat bertugas secara teliti,

sebab ada kemungkinan ada orang yang sengsara

hidupnya, tetapi dia tidak mau memperlihatkan

kesengsaraan hidupnya pada orang lain.

Seseorang diberi tugas sebagai amil apabila

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Seorang muslim, karena ia mengurusi zakat yang

berhubungann dengan kaum muslimin, tetapi ada

pengecualian, seperti penjaga gudang, pengangkut

barang yang tidak langsung berhubungan dengan

penerimaan dan pembagian zakat.

Page 48: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

36

2) Seorang mukalaf (dewasa) yang sehat akal

pikirannya, kemudian harus bertanggung jawab dan

mempertanggung jawabkan tugas nya

3) Seseorang yang jujur, yang tidak menyalahgunakan

amanat harta dari kaum muslimin.

4) Seseorang yang memahami hukum dan pelaksanaan

zakat.

5) Seseorang yang dipandang mampu melaksanakan

tugasnya.

3. Orang yang Muallaf

Dalam Tafsir Al-Maraghi disebutkan bahwa

yang termasuk muallaf adalah sebagai berikut:

a) Orang kafir yang diperkirakan atau diharapkan mau

beriman dan memeluk agama Islam.

b) Orang yang baru masuk Islam yang dengan harapan

imannya kuat tidak goyah lagi sesudah memeluk

Islam.

c) Orang Islam yang tinggal diperbatasan untuk

menjaga keamanan atau dapat menghalangi

serangan dari pihak lain.

d) Orang yang dikhawatirkan kelakuan jahatnya

merusak umat dan agama Islam bila tidak diberi.

e) Tokoh yang berpengaruh yang sudah memeluk

Islam, yang masih mempunyai sahabat-sahabat

yang kafir.

Page 49: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

37

f) Tokoh kaum muslimin yang cukup berpengaruh di

kalangan kaumnya akan tetapi imannya masih

lemah, dengan jalan ini diharapkan imannya

bertambah kuat.

4. Budak

Budak adalah segolongan manusia yang

dirampas kebebasan hidupnya untuk bekerja guna

kepentingan golongan manusia yang lain.17 Mengenai

budak tidak penulis uraikan lebih jauh dalam hal ini,

karena untuk bangsa Indonesia ini tidak ada

perbudakan.

5. Orang yang Berhutang

Utang yang dibayar dengan zakat adalah

sebanyak utang yang menjadi beban seseorang, apakah

hutang pribadi atau hutang untuk kemaslahatan umat.

Bila perorangan yang berhutang itu untuk kepentingan

pribadi masih melarat hidupnya, tentu dapat

dikelompokkan kedalam kelompok fakir dan miskin.

6. Fisabilillah

Yang di maksud fisabilillah adalah bukan hanya

perang melainkan mencakup semua kemaslahatan

17 https://kbbi.web.id/budak.html

Page 50: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

38

umat Islam baik untuk kepentingan agama dan lain-

lain nya yang bukan untuk kepentingan perorangan,

seperti membangun masjid, rumah sakit, panti asuhan,

sekolah dan sebagainya yang digunakan untuk

kepentingan umum yang tidak mengandung maksiat.

7. Ibnu Sabil

Ibnu sabil dapat diartikan sebagai perantau

(musafir). Tetapi ibnu sabil yang mendapat bagian dari

zakat adalah orang musafir bukan karena maksiat.

Dalam artian, ibnu sabil yang di maksud adalah yang

kekurangan atau kehabisan bahan makanan maupun

belanjaan selama perjalanan dengan sebab uangnya

hilang, dicopet dan lain sebagainya. Kepada musafir

yang demikian, dapat diberikan zakat untuk menutupi

keperluannya selama perjalanan pulang kekampung

halamannya.

Kembali kepada penyaluran zakat, bahwa zakat

yang dikeluarkan disalurkan kepada yang berhak

menerimanya. Lebih lanjut bagi para amil untuk benar-

benar tepat sasaran dan tujuan terhadap pemberian

dana zakat yang telah di himpun untuk disalurkan.

Page 51: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

39

C. Zakat

1. Pengertian Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata

dasar (masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, suci

dan baik. Sesuatu itu zaka, berarti tumbuh dan berkembang

dan seseorang itu zaka, berarti orang itu baik. Dan bila

seseorang diberi sifat zaka dalam arti baik, maka berarti orang

itu lebih banyak mempunyai sifat yang baik. Seorang itu zaki,

berarti seorang yang lebih banyak sifat-sifat orang baik, dan

kalimat “hakim - zaka - saksi” berarti hakim menyatakan

jumlah saksi-saksi diperbanyak.18

Menurut M. Ali Hasan dalam bukunya Zakat dan Infak

Zakat berarti sui, tumbuh, bertambah, dan berkah. Dengan

demikian, zakat itu membersihkan (menyucikan) diri

seseorang dan hartanya, pahala bertambah, harta tumbuh

(berkembang), daan membawa berkat.19

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Zakat adalah salah satu rukun Islam yg mengatur harta yang

wajib dikeluarkan kepada mustahik.20 Zakat dari segi istilah

fikih berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah

SWT diserahkan kepada orang-orang yang berhak.

18 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Jakarta: Litera AntarNusa, 2006), h.

7. 19 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak (salah satu solusi mengatasi

problema sosial di Indonesia), Cet-2, h.15. 20 https://kbbi.web.id/zakat.html

Page 52: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

40

Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut

zakat karena yang dikeluarkan itu menambah banyak,

membuat lebih berarti, dan melindungi kekayaan itu dari

kebinasaan.

Arti tumbuh dan suci tidak dipakai hanya untuk

kekayaan, tetapi lebih dari itu, juga buat jiwa orang yang

menzakatkannya, sesuai firman Allah:

من ذك خ

ت و

إن صل

يهم

عل

يهم بها وصل زك

رهم وت

ه ط

تةلهم صدق مو

أ

سميع عليم

وٱللهم

ن ل

)١٠٣ ( سك

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,

dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan

mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa

kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. At

Taubah 103).21

Adapun zakat menurut syara’, berarti hak yang wajib

(dikeluarkan dari) harta. Kata zakat dalam bentuk ma’rifah

(definisi) disebut tiga puluh kali di dalam Al-Qur'an,

diantaranya dua puluh tujuh kali disebutkan dalam satu ayat

bersama shalat, dan hanya satu kali disebutkan dalam konteks

yang sama dengan shalat tetapi tidak di dalam satu ayat yaitu

21 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 34-35.

Page 53: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

41

firman-Nya: “Dan orang-orang yang giat menunaikan

zakat” setelah ayat : orang-orang yang khusus dalam

bershalat. Bila diperiksa ketiga puluh kali zakat disebutkan

itu, delapan terdapat dalam surat-surat yang turun di Makkah

dan selebihnya di dalam surat-surat yang turun di Madinah.22

Jadi, Penulis dapat menyimpulkan bahwa Zakat adalah

sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam untuk

diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (yakni

delapan asnaf) sesuai dengan yang ditetapkan oleh syariat.

2. Dasar Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan

menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya Syariat

Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu)

atas setiap Muslim yang telah memenuhi syarat-syarat

tertentu.

Zakat termasuk dalam kategori Ibadah (seperti

shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan

paten berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Zakat

merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan

yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan

ummat manusia. Dalam hukum Islam sendiri, zakat diatur

dalam Al-Qur’an maupun Hadits berikut adalah rincianya:

22 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 39.

Page 54: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

42

a. Al-Qur’an

Zakat dalam Al Qur’an disebut sebanyak 82

(delapan puluh dua) kali, ini menunjukan hukum dasar

zakat yang sangat kuat.23 dan diulang dengan sinonim dari

kata zakat yaitu kata sadaqah dan infaq.

Pengulangan tersebut memiliki arti bahwa zakat

memiliki kedudukan, fungsi, dan peranan yang penting

dalam Islam. Dari 32 (tiga puluh dua) ayat dalam Al-

Qur’an yang memuat ketentuan zakat, 29 ayat di antaranya

menghubungkan ketentuan zakat dengan shalat.

Hal ini membuktikan adanya kaitan-kaitan yang erat

antara zakat dengan shalat, dan hal ini sekaligus juga

membuktikan bahwa Islam sangatlah memperhatikan

hubungan antar manusia dengan Tuhan (hablum minallah)

dan hubungan manusia dengan manusia (hablum

minannas).

Dasar hukum diwajibkanya zakat dalam Islam,

disebutkan dalam Al-Qur’an yang terdapat dalam surat Al-

Baqarah ayat 110 yang berbunyi :

ير ن خ

م م نفسك

ل

موا

د ق وما ت

ة و

ك ٱلز

وا

وءات

ة و

ل ٱلص

قيموا

وأ

ون بصير عمل

بما ت

إن ٱلل

جدوه عند ٱلل

)١١٠ (ت

Artinya : “Dan tegakanlah shalat dan bayarlah zakat.”

23 Lili Bariadi, Muhammad Zen. M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, h.

7.

Page 55: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

43

Serta Al Mukminun ayat 1-4:

منون ؤ ح ٱل

لفد أ

شعون )١ (ق

تهم خ

ذين هم في صل

ذين )٢(ٱل

وٱل

و معرضون غون )٣ (هم عن ٱلل

عل

ة ف و

ك ذين هم للز

)٤ (وٱل

Artinya:

(1) Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang

beriman, (2) yaitu orang-orang yang khusyu´ dalam

sembahyangnya, (3) dan orang-orang yang menjauhkan

diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, (4)

dan orang-orang yang menunaikan zakat

b. Hadits

Dalam Hadits Nabi disebutkan:

م بني ى اإلسل

مس عل

هادة خ

ن ش

أ

ه ل

إل

إل

ن للا

دا وأ رسول محم

للا

بي صلى هللا عليه وسلم بعث لن

ن ا

عنهما: ) أ

ي للا اس رض عن ابن عب

د ق

ن للا

, وفيه: ) أ

حديث

لر ا

كذيمن ( ف

لى ا

ا رض ي هللا عنه إل

معاذ

رائهم قرد في ف

تنيائهم, ف

غ من أ

ذخ

ؤموالهم, ت

في أ

ةيهم صدق

رض عل

تاف

اري بخ

لل

فظ

يه, والل

ق عل

ف ( مت

Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi

wa Sallam mengutus Mu'adz ke negeri Yaman --ia

Page 56: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

44

meneruskan hadits itu dan didalamnya (beliau bersabda):

"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan mereka zakat dari

harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara

mereka dan dibagikan kepada orang-orang fakir di antara

mereka." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.

Perlu diketahui bahwa istilah zakat dan sedekah

dalam Syari’at Islam memiliki makna yang sama.

Keduanya terbagi menjadi dua: wajib, dan sunnah. Adapun

anggapan sebagian masyarakat bahwa zakat adalah yang

hukum, sedangkan sedekah adalah yang sunnah, maka itu

adalah anggapan yang tidak berdasarkan kepada dalil yang

benar nan kuat. Ibnul ‘Arobi rahimahullah mengatakan,

“Zakat itu digunakan untuk istilah sedekah yang wajib,

yang sunnah, untuk nafkah, kewajiban dan pemaafan”.24

3. Unsur Zakat

Yusuf Al-Qardhawi mengatakan bahwa dalam zakat

terdapat empat unsur pokok zakat diantaranya:25

a) Orang yang mengeluarkan zakat (Muzakki) Pada pasal

1 ayat 5 UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat. Menyatakan bahwa muzakki

adalah orang atau badan yang di miliki orang muslim

yang berkewajiban menunaikan zakat. Zakat

24 Ibnu Hajar al- Asqalani. Fathul Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari,

Terj. Syaikh Abdul Aziz, (Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi’i) h. 262 25 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 40.

Page 57: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

45

dikeluarkan bagi siapa saja yang beragama Islam dan

memiliki harta yang cukup haul dan nishabnya.

b) Penerima zakat (Mustahik) Pada pasal 1 ayat 6 UU

Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.

Menyatakan bahwa mustahik adalah orang atau badan

yang berhak menerima zakat. Mustahik disebutkan

dalam ketentuan Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60

yang menyebutkan bahwa mustahik terdapat delapan

golongan di antaranya fakir, miskin, amil, muallaf,

riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil.

c) Harta yang wajib dizakati pada pasal 4 ayat 2 UU

Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,

harta yang dikenai zakat antara lain :

1) Emas, Perak dan uang

2) Perdagangan dan Perusahaan

3) Hasil Pertanian, perkebunan dan perikanan

4) Hasil tambang

5) Hasil peternakan

6) Hasil pendapatan dan jasa

7) Rikaz

d) Pengelola zakat (Amil) Pada pasal 5 UU Nomor 23

Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Menyatakan

bahwa yang di maksud amil zakat adalah pengelola

zakat yang diorganisasikan dalam suatu badan atau

lembaga, sebagaimana yang ditafsirkan dalam Al-

Qur’an Surat At-Taubah ayat 103 yang menyebutkan

Page 58: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

46

kata “amilinihaalaiha” sebagai salah satu yang berhak

atas zakat. Kemudian diterjemahkan sebagai pengurus

zakat yang bertugas mengambil dan menjemput zakat

tersebut. Yusuf Al-Qardawi mengatakan bahwa

dengan adanya amil akan memiliki beberapa

keuntungan antara lain:26

1. Menjamin kepastian dan disiplin pembayaran

zakat

2. Menjaga perasaan rendah diri pada mustahik zakat

3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas serta

sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat

menurut skala prioritas yang ada pada suatu

tempat

4. Memperlihatkan Syi’ar Islam dalam semangat

penyelenggaraan pemerintahan yang Islami.

4. Syarat-syarat Wajib Zakat

Beberapa syarat dalam ketentuan berzakat

diantaranya adalah:27

a. Syarat orang mengeluarkan zakat

Orang yang wajib mengeluarkan zakat adalah orang

atau badan yang dimiliki orang muslim. Yang

berkewajiban menunaikan zakat apabila memiliki

kelebihan harta yang telah cukup haul dan nishabnya.

26 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 43 27 Elsa Kartika, Pedoman Pengelolaan, h. 16.

Page 59: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

47

b. Syarat harta yang dizakatkan

1) Pemilikan yang pasti, halal, dan baik; Dapat

diartikan disini sepenuhnya berada dalam

kekuasaan yang punya, baik kekuasaan

pemanfaatan maupun kekuasaan menikmati

hasilnya. Menurut hadits riwayat muslim, bahwa

Rasulullah SAW mengatakan bahwasanya “Allah

tidak menerima zakat dari harta yang tidak sah”

harta yang tidak sah merupakan harta yang

diperoleh dengan cara-cara yang tidak halal, atau

dalam memperoleh harta tersebut menggunakan

cara yang dilarang agama, misalnya dengan

korupsi, berjudi, menipu, mencuri, persekutuan

zakat, berzina, dan lain-lain.

2) Berkembang

Harta itu berkembang baik secara alami maupun

berkembang secara ikhtiar atau usaha manusia.

Adapula yang menyebutkan harta yang

berkembang adalah harta yang produktif. Harta

produktif adalah harta yang berkembang secara

konkrit maupun tidak, secara konkrit dapat

diartikan harta itu berkembang melalui

pengembangan usaha, perdagangan, saham dan

lain-lain, sedangkan harta tidak konkrit yaitu

harta tersebut berpotensi untuk berkembang.

Page 60: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

48

3) Melebihi kebutuhan pokok

Harta yang dimiliki seseorang itu melebihi

kebutuhan pokok yang diperlukan bagi diri sendiri

dan keluarganya, untuk hidup wajar sebagai

manusia.

4) Bersih dari hutang

Harta yang dimiliki seseorang itu bersih dari

hutang, baik hutang kepada Allah (nadzar) maupun

hutang kepada sesama manusia.

5) Mencapai nishab

Harta yang dimiliki oleh muzaki telah mencapai

jumlah (kadar) minimal yang di keluarkan

zakatnya, nishab inilah yang menjadi tolak ukur

suatu harta wajib dizakati atau tidak dizakati.

6) Mencapai masa haul

Harta tersebut harus mencapai waktu tertentu

pengeluaran zakat. Biasanya dua belas bulan

Qomariyah atau setiap kali menuai harta yang

disyaratkan, cukup setahun nishabnya adalah

binatang ternak, emas, perak, benatang perniagaan.

Sedangkan harta yang tidak disyaratkan haulnya

tiap tahun adalah tumbuh-tumbuhan yang setiap

tahun menuai dan barang temuan ketika ditemukan.

Page 61: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

49

5. Manfaat Zakat

Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang

mengandung manfaat yang demikian besar dan mulia, baik

yang berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki),

penerimanya (mustahik), harta yang dikeluarkan zakatnya,

maupun bagi seluruh masyarakat keseluruhan, manfaat

zakat tersebut antara lain:28

1) Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT;

2) Karena zakat merupakan hak mustahiq dimana zakat

berfungsi untuk menolong, membantu, dan membina

mereka, terutama fakir miskin kearah kehidupan yang

lebih baik.

3) Zakat adalah salah satu sumber pembangunan sarana

dan prasarana.

4) Zakat untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar,

sebab zakat itu bukanlah membersihkan harta yang

kotor, tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain

dari harta yang kita usahakan dengan baik dan benar.

5) Indikator utama ketundukan seseorang terhadap ajaran

Islam.

6) Membuka lapangan kerja yang luas.

7) Melipatgandakan penguasaan asset dan modal di

tangan umat Islam.

28 Elsa Kartika, Pedoman Pengelolaan, h. 12.

Page 62: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

50

6. Zakat untuk Pendidikan

Definisi zakat sebagai kewajiban, lengkap dengan

penjelasan pihak yang berkewajiban, dari jenis harta mana

zakat diwajibkan, serta kepada siapa zakat harus dibagikan

adalah item-item bahasan zakat yang dalam garis besarnya

tertera dalam al-Qur'an dan al-sunnah. Namun bahasan

tersebut, selain item pertama adalah bahasan yang potensial

untuk berkembang dan realitasnya pun membuktikan

demikian.

Maka dari itu, munculnya sumber zakat baru seperti

gaji, hasil peternakan, perikanan, dan sebagainya tidak

mengherankan. Begitu pula sektor baru dalam distribusi

zakat, walaupun harus merujuk kepada salah satu dari

delapan ashnaf yang disebut Al-quran.

Di antara sektor-sektor baru dalam distribusi zakat

tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah kebutuhan

yang amat primer bagi setiap individu. Efek pendidikan

begitu menyeluruh, mulai dari pola pikir, keyakinan, dan

sikap hidup yang berujung pada kualitas hidup.

Harta zakat sebagai alat bantu pengentasan masalah

sosial, telah ditetapkan untuk didistribusikan kepada

delapan asnaf yang diantaranya adalah fakir dan miskin,

yaitu dua kelompok manusia yang berciri khusus tidak

mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, baik sebagai

makhluk hidup yang berarti perlu pangan dan kesehatan,

sebagai makhluk sosial butuh sandang, papan, dan

Page 63: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

51

pasangan (zawj/zawjah), serta sebagai khalifah yang harus

bermodal pendidikan. Atas dasar itu penyaluran dana zakat

dalam sektor pendidikan adalah sangat beralasan secara

syar'i. Alasan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

a. Pendidikan adalah termasuk kebutuhan primer, maka

dari itu pihak yang lemah ekonominya terhalang dalam

memenuhi kebutuhan Pendidikan termasuk golongan fakir

yang berhak atas dana zakat.

b. Bila demi kebutuhan fisik guna keberlangsungan hidup

layak dalam kehidupan duniawi sesaat berupa pangan,

sandang, dan papan saja zakat dapat diberikan, apalagi

secara qiyas aulawi, terkait dengan pendidikan yang

membawa kepada keselamatan ukhrawi yang tiada

batasnya, maka lebih layak disalurkan.

c. Secara manusiawi akar masalah kemiskinan adalah

pada minimnya pendidikan, sehingga seseorang tidak

mampu mengetahui potensi dirinya, mengembangkannya,

dan apalagi memanfaatkannya. Begitupula, akibat

minimnya pendidikan juga tidak mampu mengeksplorasi

potensi lingkungannya, tumbuhan, hewan, tanah, air, dan

kekayaan yang dikandungnya. Adapun maksud dari

pengalokasian zakat dalam sektor pendidikan,

penggunaannya dalam bentuk:

a) Membiayai orang miskin untuk mendapat pendidikan,

misalnya menyantuninya untuk membayar biaya

sekolah. Pada masa dahulu ulama telah perhatian dalam

Page 64: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

52

hal ini walaupun dalam bentuk sedikit berbeda. Mereka

mengatakan bahwa bila orang miskin gara-gara tidak

dapat bekerja karena sibuk mendalami ilmu syariat,

maka halal baginya menerima dana zakat. Menurut

mereka alasannya adalah karena mereka sibuk

melakukan sesuatu yang bersifat fardhu kifayah yang

manfaatnya bersifat umum bagi masyarakat luas.29

b) Mendirikan sekolah dan memenuhi kebutuhan

operasionalnya, dalam rangka membendung dan

melawan hegemoni pendidikan kapitalis, komunis,

sekuler, dan sebagainya menuju kepada pendidikan

Islam yang murni. Yang demikian berarti zakat tersebut

dialokasikan atas nama sabilillah.30

c) Imam Nawawi berkata “Jika seseorang sanggup

mencari nafkah yang sepadan dengan keadaannya,

tetapi ia sibuk mempelajari sebagian dari ilmu-ilmu

agama, sehingga seandainya ia mencari nafkah pun,

usahanya tidak akan berhasil, bolehlah ia menerima

zakat”. Hal ini, karena hukum memperdalam ilmu

adalah fardhu kifayah. Adapun orang yang tak mungkin

akan berhasil, tidak diperbolehkan menerima zakat jika

sanggup mencari nafkah, walaupun tinggal di lembaga

perguruan. Yang di kemukakan ini merupakan

29 Al-Nawawi, al-Majmu' Syarh al- Muhadzdzab, Juz : VI / 177 30Http://Www.Bmh.Or.Id/Index.Php/Informasi/Artikel/Kolom-

Syariah/275Zakat-Untuk-Pendidikan-.Html.

Page 65: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

53

pendapat yang benar lagi terkenal. Imam Nawawi

berkata, mengenai orang yang memusatkan perhatian

untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah, sedangkan

mencari nafkah akan menjadi penghalang dari

kegiatannya itu atau dari memusatkan perhatian

kepadanya, menurut kesepakatan ulama, Ia tidak halal

menerima zakat. Sebabnya ialah kepentingan

ibadahnya itu terbatas untuk dirinya sendiri, berlainan

dengan orang yang sibuk mengadakan penelitian dalam

bidang ilmu pengetahuan.31

Termasuk kategori al-fuqara adalah para

penuntut ilmu yang sudah baligh, namun mereka tidak

mempunyai harta kekayaan milik sendiri walaupun

para orang tua mereka adalah orang-orang yang

terbilang kaya. Mereka berhak diberi beasiswa sampai

mereka mampu menyelesaikan studi.32 Namun ada

sebagian kalangan yang mensyaratkan, ia haruslah

orang yang cerdas dan pintar yang bisa diharapkan

keunggulannya dan nantinya bisa bermanfaat untuk

kaum muslimin.

Jika tidak, ia tidak berhak mendapatkan bagian

harta zakat selama ia masih mampu untuk bekerja. Ini

merupakan pendapat yang rasional dan sangat baik dan

31 Muhammad Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah. Jilid 1, (Jakarta : Pena

Publishing, 2006), h.587-588. 32 Said Hawwa, Al-Islam, Terj. Abu Ridha dan AR Shaleh Tahmid.

Jilid 1. (Jakarta : Gema Insani, 2004), h. 169.

Page 66: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

54

pendapat inilah yang dipraktikkan oleh negara-negara

modern sekarang ini, sekiranya negara memberi biaya

kepada orang-orang yang cerdas dan unggul untuk

melanjutkan studi mereka dengan cara memberikan

kursus-kursus gratis atau memasukkan mereka ke

dalam daftar delegasi-delegasi, baik di dalam maupun

luar negeri guna melanjutkan studi mereka.33

33 Said Hawwa. Al-Islam. Terj. Abu Ridha dan AR Shaleh Tahmid.

Jilid 1 h. 177-178.

Page 67: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

55

BAB III

GAMBARAN UMUM BAZNAS PUSAT

A. Sejarah BAZNAS

Menurut sejarahnya, sebagaimana dituturkan Muchtar

Zarkasyi, SH, mantan pejabat senior Kementerian Agama dan

Ketua Dewan Pertimbangan BAZNAS, sejak masuknya Islam ke

Indonesia zakat sebagai salah satu rukun Islam telah tertata dengan

baik, sejak masa kesultanan atau kerajaan Islam di Nusantara.

Kesultanan Islam mengelola zakat dan mengatur pemanfaatannya

untuk kepentingan umat Islam. Setelah lenyapnya kesultanan Islam

karena satu demi satu dihancurkan oleh kolonialisme, terakhir

Kesultanan Banten Tahun 1813, maka sejak itulah zakat

diperankan oleh masyarakat melalui masjid-masjid dan ulama di

tingkat lokal.

Karel A. Steenbrink dalam bukunya Beberapa Aspek tentang

Islam di Indonesia Abad Ke-19 mengungkapkan, pada 1866

pemerintah mengeluarkan peraturan (bijblad 1892) yang melarang

keras Kepala Desa sampai bupati turut campur dalam pengumpulan

zakat. Peraturan tersebut mengakibatkan penduduk di beberapa

tempat enggan mengeluarkan zakat atau tidak memberikannya

kepada penghulu dan naib, melainkan kepada ahli agama yang

dihormati, yaitu kyai atau guru mengaji.1

1 https://alimtiaz.wordpress.com/2012/05/11/pendidikan-pesantren-di-

indonesia-sebuah-tinjauan-historis-menurut-kerel-a-steenbrink/

Page 68: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

56

Kolonialisme, kapitalisme dan feodalisme berabad-abad

merusak tatanan kehidupan asli rakyat Indonesia. Dalam kegelapan

zaman penjajahan, zakat dikelola secara individual oleh umat

Islam. Awal abad ke-20 sebuah terobosan penting menyangkut

perzakatan dilakukan oleh Muhammadiyah (1912) yang dipimpin

oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Muhammadiyah

merupakan organisasi keagamaan pertama yang mengambil

langkah mengorganisir pengumpulan zakat di kalangan

anggotanya. Setelah kemerdekaan, Kementerian Agama

diperjuangkan oleh umat Islam dalam rangka pelaksanaan asas

Ketuhanan Yang Maha Esa dalam ideologi negara Pancasila dan

ketentuan pasal 29 UUD 1945.2

Kementerian Agama dibentuk pada masa Kabinet Sjahrir II

pada 3 Januari 1946 dengan Menteri Agama Pertama adalah

almarhum HM Rasjidi. Dalam riwayat perjalanan pemerintahan

sejak dari Menteri Agama H.M. Rasjidi, K.H. Fatchurrahman

Kafrawi, K.H. Masjkur, K.H. Faqih Usman, K.H.A.Wahid Hasjim,

K.H. Muchammad Iljas, K.H.Wahib Wahab, K.H. Saifuddin Zuhri,

K.H.M. Dachlan, H.A. Mukti Ali, Alamsjah Ratu Perwiranegara,

Munawir Sjadzali, Tarmizi Taher, dan seterusnya, masalah zakat

dan wakaf menjadi perhatian dan kebijakan Kementerian Agama.

Menarik disimak Muhammad Daud Ali dalam Sistem

Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf menulis bahwa setelah Indonesia

merdeka terdapat juga hambatan politis dalam penyelenggaraan

pengumpulan zakat. Padahal dalam perjuangan bangsa Indonesia

2 Zamah Sari, et al., Kemuhammadiyahan UHAMKA, (Jakarta : 2001), h.240.

Page 69: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

57

melawan penjajahan Barat, zakat terutama bagian sabilillahnya

merupakan sumber dana perjuangan.

Semasa Menteri Agama K.H. Saifuddin Zuhri, Kementerian

Agama tahun 1964 menyusun Rancangan Undang-undang tentang

Pelaksanaan Zakat dan Rancangan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-undang tentang Pelaksanaan, Pengumpulan dan

Pembagian Zakat serta Pembentukan Baitul Mal. Akan tetap entah

apa sebabnya rancangan produk legislasi tersebut batal diajukan ke

DPR. Kementerian Agama tahun 1967 kembali menyiapkan

Rancangan Undang-undang Zakat. Tetapi karena tidak mendapat

dukungan dari Menteri Keuangan sebagai kementerian terkait,

maka pembahasannya dihentikan.

Setahun kemudian lahir Peraturan Menteri Agama No. 4

Tahun 1968 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat dan

Peraturan Menteri Agama No 5 Tahun 1968 tentang Pembentukan

Baitul Mal di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten / kotamadya.

Namun dalam waktu berdekatan Presiden Soeharto dalam acara

peringatan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Istana

Negara 26 Oktober 1968 mengumumkan bahwa sebagai pribadi

beliau bersedia untuk mengurus pengumpulan zakat secara besar-

besaran.

Pernyataan Presiden Soeharto tahun 1968 menganulir

pelaksanaan Peraturan Menteri Agama terkait dengan zakat dan

baitul mal. Tidak lama kemudian Instruksi Menteri Agama No.1

Tahun 1969, menyatakan pelaksanaan Peraturan Menteri Agama

No.4 dan No.5 Tahun 1968 ditunda sampai batas waktu yang tidak

ditentukan. Pada tahun 1969 pemerintah mengeluarkan Keputusan

Page 70: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

58

Presiden No. 44 tahun 1969 tentang Pembentukan Panitia

Penggunaan Uang Zakat yang diketuai Menko Kesra Dr. KH

Idham Chalid.3

Perkembangan selanjutnya di lingkungan pegawai

kementerian/lembaga/BUMN dibentuk pengelola zakat di bawah

koordinasi badan kerohanian Islam setempat.

Di tingkat wilayah pelembagaan zakat dipelopori BAZIS DKI

Jakarta yang dibentuk dengan keputusan Gubernur Ali Sadikin

tanggal 5 Desember 1968 yang dilatarbelakangi rekomendasi

pertemuan 11 orang alim ulama di ibukota yang dihadiri antara lain

oleh Buya Hamka dan tanggapan atas pidato Presiden Soeharto 26

Oktober 1968. Keberadaan pengelola zakat semi-pemerintah

secara nasional dikukuhkan dengan Surat Keputusan Bersama

(SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama No. 29 dan No.

47 Tahun 1991 tentang Pembinaan BAZIS. 4

Undang-undang Pengelolaan Zakat (UU No. 38 Tahun 1999)

lahir di masa Presiden RI Ke-3 B.J. Habibie dan Menteri Agama

H.A. Malik Fadjar. Undang-undang Pengelolaan Zakat tahun 1999

diubah dengan Undang-undang No. 23 Tahun 2011 dan diterbitkan

Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2014. Pemerintah di masa

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan Instruksi

Presiden No. 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan

Zakat di Kementerian / Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN dan

BUMD Melalui BAZNAS.5

3 http://pusat.baznas.go.id/ diakses pada 12 September 2018. 4 http://pusat.baznas.go.id/ diakses pada 12 September 2018. 5 http://pusat.baznas.go.id/ diakses pada 12 September 2018.

Page 71: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

59

Dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo sekarang

ini, diharapkan peran dan dukungan negara secara konkret terhadap

pengelolaan zakat lebih meningkat, apalagi di tengah persoalan

kemiskinan dan ketimpangan sosial yang masih terjadi di negara

kita di waktu sekarang. Sebagaimana kita tahu menurut pasal 34

UUD 1945, “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara

oleh negara”.

Ketentuan pasal ini tidak terlepas dari pesan syariat Islam. Para

founding fathers negara kita menyelami makna negara

kesejahteraan yang dicita-citakan Islam dengan konsep zakat. Pasal

tersebut tak dapat dilepaskan dari substansi dan spirit pelaksanaan

pasal 29 bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa

dan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaannya itu.

Dimensi berikutnya yang tak dapat dilupakan menyangkut

peran negara dalam perzakatan, ialah Dekrit Presiden Soekarno

tanggal 5 Juli 1959 tentang Kembali Kepada Undang-undang

Dasar 1945 menyatakan, Bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam

Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai Undang-undang Dasar

1945 dan merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi

tersebut. Konsideran Dekrit Presiden memperjelas jaminan negara

terhadap aspirasi Islam dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia, termasuk aspirasi memajukan perzakatan.6

Demikian sekilas zakat dalam riwayat pemerintahan

Indonesia. sangat tepatlah apa yang dikatakan pahlawan nasional

6http://pusat.baznas.go.id/ diakses pada 12 September 2018.

Page 72: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

60

Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Sejarah sebagai pedoman untuk

membangun masa depan.

B. Profil BAZNAS7

Badan Amil Zakat Naisonal (BAZNAS) merupakan

lembaga pemerintahan non struktural yang mandiri, bertanggung

jawab kepada Presiden RI BAZNAS. BAZNAS dibentuk dengan

Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 8 Tahun 2001 tanggal 17

Januari 2001. Peraturan Perundang-undangan Pengelolaan Zakat,

Infak dan Sedekah Indonesia yaitu:

1. UU No. 23 Tahun 2011

2. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2014

3. Inpres No. 3 tahun 2014

BAZNAS berwenang melaksanakan tugas pengelolaan

zakat, dana sosial keagamaan termasuk dana sosial CSR secara

nasional. BAZNAS melaksanakan fungsi perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, pelaporan dan pertanggungjawaban

atas pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, dana

sosial keagamaan termasuk dana sosial CSR.

Untuk terlaksananya tugas dan fungsi tersebut, maka

BAZNAS memiliki kewenangan:

1. Menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat

2. Memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS

3. Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota, dan LAZ

7 Profil BAZNAS diakses pada tanggal 23 april 2018.

Page 73: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

61

4. Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak,

sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS

Provinsi dan LAZ.

Selama 11 tahun menjalankan amanah sebagai badan zakat

nasional, BAZNAS telah meraih pencapaian sebagai berikut:8

1. BAZNAS menjadi rujukan untuk pengembangan pengelolaan

zakat di daerah terutama bagi BAZDA baik Provinsi maupun

BAZDA Kabupaten/Kota

2. BAZNAS menjadi mitra kerja Komisi VIII DPR-RI

3. BAZNAS tercantum sebagai Badan Lainnya selain

Kementerian Lembaga yang menggunakan dana APBN dalam

jalur pertanggung-jawaban yang terkonsolidasi dalam Laporan

Kementerian/Lembaga pada kementerian Keuangan RI.

Berbagai penghargaan yang di capai BAZNAS adalah

sebagai berikut :

1. BAZNAS berhasil memperoleh BAZNAS memperoleh

Sertifikat ISO 9000 - 2015 Sejak 2008 sampai dengan 2017.

2. Pada Tahun 2009, BAZNAS juga mendapatkan penghargaan

The Best Quality Management dari Karim Consulting

Indonesia.

3. Mendapatkan Penghargaan dari Kementerian Keuangan

Republik Indonesia (RI) Laporan Keuangan Terbaik untuk

Lembaga Non Departemen.

8 Profil BAZNAS yang diakses pada tanggal 23 April 2018

Page 74: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

62

4. Mendapatkan Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

sejak 2002 -2017.

Layanan BAZNAS secara umum yaitu:

1. Zakat (zakat profesi, emas, perak, uang, dan deposito,

perdagangan, perusahaan, madu, pertanian, peternakan,

saham dan obligasi). BAZNAS melayani muzakki untuk

menunaikan zakat tersebut dan menyalurkannya terhadap

mustahik yang membutuhkan sesuai dengan ketentuan dari

Allah SWT.

2. Infak dan Sedekah, BAZNAS melayani muzakki untuk

menerima infak dan sedekah yang nantinya akan disalurkan

kepada pihak-pihak yang membutuhkan bantuan baik

berupa bantuan secara produktif maupun konsumtif.

3. Mitra Pelaksana Corporate Social Responsibility (CSR)

yang merupakan layanan BAZNAS dimana suatu

perusahaan mempercayakan dana CSR untuk disalurkan di

BAZNAS.

Page 75: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

63

Gambar 3.1

Layanan BAZNAS

C. Visi, Misi dan Nilai BAZNAS9

Visi Misi Nilai

Menjadi

Pengelola

Zakat

Terpercay

a dan

Terbaik di

Dunia

1. Mengkoordinasika

n BAZNAS

provinsi, BAZNAS

kabupaten/kota,

dan LAZ dalam

mencapai target-

target nasional.

1. Visioner

2. Mengoptimalkan

secara terukur 2. Optimis

9 http://baznas.go.id/profil diakses pada 21 September 2018 Pukul 19:40 WIB.

Page 76: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

64

pengumpulan zakat

nasional.

3. Mengoptimalkan

pendistribusian dan

pendayagunaan

zakat untuk

pengentasan

kemiskinan,

peningkatan

kesejahteraan

masyarakat, dan

pemoderasian

kesenjangan sosial.

3. Jujur

4. Menerapkan sistem

manajemen

keuangan yang

transparan dan

akuntabel berbasis

teknologi

informasi dan

komunikasi terkini.

4. Sabar

5. Menerapkan sistem

pelayanan prima

kepada seluruh

pemangku

kepentingan zakat

nasional.

5. Amanah

Page 77: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

65

6. Menggerakkan

dakwah Islam

untuk kebangkitan

zakat nasional

melalui sinergi

ummat.

6. Keteladanan

7. Terlibat aktif dan

memimpin gerakan

zakat dunia.

7. Profesional

8. Mengarusutamaka

n zakat sebagai

instrumen

pembangunan

menuju masyarakat

yang adil dan

makmur, baldatun

thayyibatun wa

rabbun ghafuur.

8. Perbaikan

Berkelanjutan

9. Mengembangkan

kompetensi amil

zakat yang unggul

dan menjadi

rujukan dunia.

9. Entreprenurial

10. Transformasional

.

D. Fungsi dan Tugas

Di dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat pada Pasal 6 disebutkan, BAZNAS merupakan

Page 78: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

66

lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat

secara nasional.10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6, BAZNAS menyelenggarakan fungsi:11

a. Perencanaan, pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat.

b. Pelaksanaan, pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat.

c. Pengendalian, pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat.

d. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan

zakat.

Untuk terlaksananya tugas dan fungsi tersebut, maka

BAZNAS memiliki kewenangan:12

a. Menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat.

b. Memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS

Provinsi, BAZNAS Kabupaten / Kota, dan LAZ.

c. Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak,

sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS

Provinsi dan LAZ.

d. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS dapat

bekerja sama dengan pihak terkait sesuai dengan ketentuan

peraturan dan perundang-undangan.13

10 Petunjuk Teknis Evaluasi dan Pelaporan LPZ, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan

Zakat, Dirjen Bimas Islam, Kemenag RI, 2012), h.73. 11 Petunjuk Teknis Evaluasi dan Pelaporan LPZ, h.73-74. 12 Muhamad Zen, Laporan Hasil Praktikum “Badan Amil Zakat Nasional RI”, h.11. 13 Petunjuk Teknis Evaluasi dan Pelaporan LPZ, h.74.

Page 79: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

67

e. BAZNAS melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya secara

tertulis kepada Presiden melalui Menteri dan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia paling sedikit 1 (satu)

kali dalam 1 (satu) tahun.14

E. Tujuan dan Arah Kegiatan15

a. Tujuan

Sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang No. 23 Tahun

2011 Tentang Pengelolaan Zakat bahwa tujuan pengelolaan

zakat nasional yaitu:

1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam

pengelolaan zakat.

2) Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

b. Arah Kegiatan

Arah kebijakan BAZNAS sejalan dengan agenda prioritas

pembangunan tahun 2015-2019 (Nawa Cita) yaitu:

meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat

Indonesia. BAZNAS menjadikan kurun 2016-2020 sebagai

Kurun Kebangkitan Zakat, dengan Rencana Strategis 2016-

2020 sebagai landasannya.

14 Petunjuk Teknis Evaluasi dan Pelaporan LPZ, h.74. 15 Profil BAZNAS diakses pada 10 September 2018.

Page 80: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

68

F. Target dan Fundraising Program BAZNAS16

a. Target

Target BAZNAS merupakan batas ketentuans (asaran)

yang ingin dicapai. Target yang ada di BAZNAS terbagi dalam

dua, yang pertama adalah Target secara Nasional dan yang

kedua, adalah target dari BAZNAS itu sendiri.

1) Target melayani delapan juta mustahik secara Nasional.

2) Mengentaskan 280.000 jiwa fakir miskin secara Nasional.

3) Target BAZNAS mengentaskan 28.000 jiwa atau 60.000

KK fakir miskin.

4) 200 Titik Zakat Community Development.

5) Melayani Mustahik dalam Bidang Kesehatan sebanyak

150.000 jiwa.

6) Melayani Mustahik dalam Bidang Pendidikan 10.000 jiwa.

7) Melayani Mustahik dalam Bidang Kemanusiaan 130.000

jiwa.

8) Melayani Mustahik dalam Bidang Dakwah dan Advokasi

100 jiwa.

b. Fundraising Program

Fundraising Program adalah program Penghimpunan dana

yang ada di BAZNAS. Strategi dalam Fundraising yang

digunakan adalah:

a) Zakat Payroll System (UPZ Partner)

b) Retail Donation and Humanitarian

c) Cooperation with PKBL and CSR Programs.

16 Profil BAZNAS yang diakses pada tanggal 23 april 2018.

Page 81: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

69

Adapun pelayanan penghimpunan dana yang diberikan oleh

BAZNAS yakni :

1) Payment Through Service Counter of ZIS

Payment Through Service Counter of ZIS merupakan

pelayanan Penghimpunan dana yang dilakukan dengan

membuka konter BAZNAS diberbagai titik yang telah

ditentukan.

2) Payment Through Bank; ATM (Transfer, phone or mobile,

and internet)

Payment Through Bank merupakan pelayanan

penghimpunan dana yang dapat dilakukan melalui transfer

antar bank, transfer mobile banking maupun transfer dengan

internet banking.

3) Payment Through Pick up service (Jemput Zakat)

Jemput Zakat merupakan pelayanan penghimpunan dana

dengan mengunjungi lokasi ataupun tempat keberadaan

muzaki.

4) Payment via Bizz zakat (Mobile Service)

Bizz zakat merupakan pelayanan penghimpunan dana zakat

dengan cara mini bus yang berjalan yang dapat berhenti di

titik-titik yang telah ditentukan.

5) Muzaki Corner Apps

Muzaki Corner merupakan aplikasi BAZNAS yang

digunakan untuk pelayanan penghimpunan dana yang dapat

di download di playstore.

6) E-Commence: kitabisa, tokopedia, bukalapak, M-cash

Wallet

Page 82: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

70

E-Commence merupakan pelayanan penghimpunan dana

yang diberikan BAZNAS dengan bekerjasama oleh Digital

Marketing yang sering digunakan oleh masyarakat.

7) SIMBA: BAZNAS information and technology system

Finance Technology

SIMBA merupakan sebuah sistem yang dibangun dan

dikembangkan untuk keperluan penyimpanan data dan

informasi yang dimiliki oleh BAZNAS secara nasional.

8) Laku Pandai : BRIS, BRI, BNI, MANDIRI, BTN, BTPN,

dan BTPN Syariah.

G. Program BAZNAS17

Program BAZNAS dilihat dari dua seg yakni secara umum dan

khusus, jika dilihat secara umum terbagi kedalam enam bidang,

diantaranya :

1. Pemberdayaan Ekonomi

2. Pendidikan

3. Kesehatan

4. Kemanusiaan

5. Advokasi dan Dakwah

6. Zakat Community Developement

Selain itu jika dilihat dari program BAZNAS secara khusus,

adalah sebagai berikut:

17 http://baznas.go.id/ diakses pada 27 September 2018 Pukul 07:21.

Page 83: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

71

1. BAZNAS Tanggap Bencana

BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) adalah unit kerja dari

bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS yang

bertugas mengurangi dampak bencana yang mengakibatkan

kemiskinan dan menekan risiko keterparahan kemiskinan

akibat bencana.

BTB bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang Pengurangan Risiko Bencana (PRB) melalui edukasi;

menangani korban bencana melalui tahapan Rescue, Relief,

Recovery, Recontruction; serta menumbuhkan jiwa

kerelawanan di masyarakat, menguatkan kapasitas dan

membangun jaringan Relawan. Untuk mencapai tujuan

tersebut, BTB melakukan tiga program.

Pertama, Penanganan Korban Bencana melalui kegiatan

Rescue (upaya penyelamatan secara cepat dan tepat untuk

mengurangi jumlah), Relief (bantuan kebutuhan dasar untuk

mengembalikan kemandirian korban), Recovery

(mengembalikan keadaan sebelum terjadi bencana) dan

Recontruction (pembangunan kembali sarana prasarana yang

rusak akibat bencana menjadi lebih baik).

Kedua, Penanganan Risiko Bencana (PRB) melalui

kegiatan Edukasi di sekolah, masyarakat, komunitas, tentang

simulasi evakuasi, pembuatan renkon, penggunaan alat

keselamatan diri, penggunaan alat-alat evakuasi dan

pembuatan meme kampanye PRB; Sekolah Aman Bencana;

BTB Goes to School; dan PRB berbasis komunitas.

Page 84: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

72

Ketiga, Kerelawanan melalui kegiatan rekrutmen relawan

darurat dan rekrutmen relawan terencana; Pelatihan kepada

rekrutmen relawan terencana; pelatihan kepada rekrutmen

terencana untuk dapat memberikan responn cepat terhadap

bencana di lokasi sekitar tempat tinggal mereka dan memiliki

garis koordinasi dengan BTB (Kab/Kota, Provinsi, Pusat);

Pembinaan berupa pembekalan dan pengorganisasian lanjutan

bagi relawan BTB untuk dapat mendiri dengan tetap

berkoordinasi dengan BAZNAS (Kab / Kota, Provinsi, Pusat);

Jaringan antara penggiat PB dan relawan PB, baik skala

nasional dan regional.

2. Layanan Pendidikan BAZNAS

Layanan Pendidikan BAZNAS adalah layanan yang

dibentuk berdasarkan keputusan Ketua BAZNAS No. 12 tahun

2018 tertanggal 21 Februari 2018. Layanan dalam bidang

pendidikan ini merupakan layanan yang berkoordinasi dengan

Divisi\ Pendayagunaan dan Pendistribusian BAZNAS.

Penyaluran bantuan pendidikan BAZNAS memiliki dua pola,

yaitu disalurkan langsung ( berupa uang dan lain sebagainya)

dan bermitra dengan lembaga lain (berupa pemberdayaan).

Didalam layanan pendidikan BAZNAS ada beberapa program

yang di jalankan:

1) Sekolah Cendekia BAZNAS

Sekolah Cendekia BAZNAS merupakan salah satu

program pendidikan yang dikelola oleh Badan Amil Zakat

Nasional, memiliki motto membangun karakter-

Page 85: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

73

mengoptimalkan potensi. Setiap siswa menempuh

pendidikan formal (kurikulum dinas pendidikan),

pembinaan karakter Islam, Qur’an-Hadits serta

pengembangan potensi sesuai minat dan bakat.

Sekolah ini merupakan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Cendekia BAZNAS yang berkonsep asrama, bebas

biaya untuk anak yatim-dhuafa dan difabel yang lolos

seleksi dari berbagai wilayah di Indonesia. Seleksi siswa

dilakukan melali 4 tahap, yaitu administrasi (berkas), tes

akademik, psikotes & Qur’an, dan Survei faktual.

Seluruh tahapan seleksi hingga penerimaan siswa

tidak dipungut biaya. Setiap siswa mendapatkan fasilitias

selama tiga tahun menempuh pendidikan, berupa seragam

sekolah, buku pelajaran, biaya hidup dan pengembangan

diri. SMP Cendekia BAZNAS berlokasi di Kp. Cirangkong

Desa Cemplang, Kec. Cibungbulang, Kab. Bogor, Jawa

Barat.

2) Beasiswa Cendikia BAZNAS

Merupakan beasiswa yang diberikan BAZNAS

terhadap mereka yang benar-benar membutuhkan.

Penyaluran bantuan beasiswa BAZNAS terbagi kedalam

dua pola yaitu disalurkan secara langsung dan bermitra

dengan lembaga lain.

BAZNAS menyalurkan secara langsung dengan

memberikan bantuan pendidikan berupa uang tunai kepada

golongan yang berhak menerima bantuan tersebut dengan

ketentuan yang berlaku. Selain itu, BAZNAS juga

Page 86: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

74

memberikan bantuan secara langsung berupa Barang, yakni

Al-Qur’an yang diberikan kepada difabel.

Selain itu dalam bermitra dengan lembaga lain di

tahun 2017 BAZNAS mengadakan kursus Tahfidz Al-

Qur’an bagi difabel, selanjutnya di tahun ini, BAZNAS

memberikan beasiswa dan bantuan pendidikan ke

masyarakat yang terpencil atau komunitas adat. Misalnya,

dalam bentuk pengiriman guru ke wilayah sana yang

bersinergi dan bekerja sama dengan kelompok yang

bergerak di wilayah terpencil tersebut. Selanjutnya,

BAZNAS membuat program untuk memberikan

pendidikan bagi kader ulama.

Di samping, memberikan beasiswa bagi kader ulama.

Dalam hal ini, BAZNAS ingin meningkatkan kapasitas

para ulama di Tanah Air. Program-program ini dibuat agar

BAZNAS tidak hanya menekankan pada kuantitas atau

jumlah penerima manfaat zakat. Namun, juga pada kualitas

atau hasil yang dicapai dari pemberdayaan zakat tersebut.

Karena pada tahun ini BAZNAS akan fokus pada capaian

dan tolak ukur hasil dari pemanfaatan zakat tersebut.

3. Layanan Aktif BAZNAS

Program selanjutnya, dalam rangka meningkatkan manfaat

zakat dengan mengakomodir kebutuhan mustahik secara

prima, perlu mendayagunakan zakat di bidang sosial dan

ekonomi. Oleh karenanya, Badan Amil Zakat Nasional melalui

program Layanan Aktif BAZNAS (LAB) sebagai program

Page 87: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

75

khusus divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat (DPP),

hadir untuk bisa menyalurkan dana zakat sesuai ketentuan

tersebut. Layanan Aktif BAZNAS (LAB) adalah program

layanan darurat sosial untuk mustahik dengan model

penanganan tepat sasaran, tepat waktu (cepat) dan tepat

penanganan.

Untuk melayani mustahik yang dikategorikan dalam

keadaan darurat, Layanan Aktif BAZNAS (LAB) membagi ke

dalam beberapa unit, yaitu melalui Unit Layanan, Unit Respon

dan ATM Beras. Terkhusus unit layanan dan unit respon

melayani jenis layanan bantuan akses tempat tinggal (biaya

kontrakan dan atau renovasi rumah), bantuan akses pengobatan

dan atau kesehatan, bantuan akses pendidikan, bantuan akses

konsumsi (biaya hidup, pakaian, dan atau ATM Beras), bantuan

akses transportasi, dan bantuan hutang untuk pemenuhan biaya

hidup dasar.

4. Rumah Sehat BAZNAS

Rumah Sehat BAZNAS Merupakan suatu program yang

mewakili BAZNAS dalam pelayanan kesehatan secara terpadu

kepada seluruh mustahik termasuk pelayanan kesehatan di

daerah bencana yang meliputi aspek kuratif, preventif,

rehabilitatif, promotif dan advokatif seta mengikuti peraturan

dan perundang-Undangan kesehatan di Republik Indonesia.

Rumah Sehat BAZNAS hanya untuk masyarakat miskin

secara gratis dengan sistem kepesertaan (kartu membership

untuk semua anggota Keluarga). Model pelayanan Rumah

Page 88: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

76

Sehat BAZNAS diberikan dalam bentuk: Pelayanan Dalam

Ruang dan Pelayanan Luar Ruang (Unit Kesehatan Keliling).

5. Zakat Community Developement

Zakat Community Development (ZCD) adalah program

pemberdayaan BAZNAS melalui komunitas dan desa dengan

mengintegrasikan aspek dakwah, ekonomi, pendidikan,

kesehatan, dan kemanusiaan secara komprehensif yang sumber

pendanaannya dari zakat, infak, sedekah dan dana sosial

keagamaan lainnya.

Strategi Zakat Community Development dalam

melaksanakan tugas dan fungsi program:

1) Penguatan Fasilitator Program dan Membangun Kader

Lokal.

2) Berbasis Sumberdaya Lokal.

3) Berbasis Komunitas.

4) Berbasis Teknologi Tepat Guna.

5) Membangun Kelembagaan Lokal (institusi keuangan mikro

syariah, institusi kesehatan, institusi pendidikan, dan

institusi dakwah).

6) Menguatkan kapasitas masyarakat dalam pengurangan

resiko bencana berbasis komunitas dengan membangun

Desa Siaga Bencana.

6. Microfinance BAZNAS

Microfinance BAZNAS adalah lembaga bantuan

pembiayaan produktif kepada mustahik dengan prinsip non for

Page 89: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

77

profit dalam rangka pengembangan usaha. Permodalan

merupakan faktor utama yang diperlukan untuk

mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan

pada usaha kecil menengah dikarenakan karakteristik usaha

yang tertutup, mengandalkan modal dari si pemilik yang

jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari

bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena

persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh

bank tidak dapat dipenuhi.

Status Pendanaannya adalah hibah bersyarat, para nasabah

wajib mengangsur cicilan sebesar 10 % dari nilai total

pendanaan tiap bulan selama sepuluh bulan. Dana tersebut

nantinya akan menjadi tambahan modal bagi para nasabah

tanpa mengajukan kembali kepada Bank Mustahik.

7. Pusat Kajian Strategis

In line with the aspirations of The National Zakat Board

(BAZNAS) the Republic of Indonesia whose vision and

mission it to be a trustworthy, transparent, and professional

zakat institution, BAZNAS Center of Strategic Studies (Pusat

Kajian Strategis/ PUSKAS BAZNAS) must exist to support the

realization of building a professional zakat institution through

a research-based programs. Thus, the setting up of Center of

Strategic Studies, BAZNAS which functions as a center of

knowledge dissemination and intellectual excellence can be the

basic element of fulfilling the vision of BAZNAS.

Page 90: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

78

Jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia adalah sebagai

berikut: Sejalan dengan aspirasi Badan Zakat Nasional

(BAZNAS) Republik Indonesia yang visi dan misinya untuk

menjadi lembaga zakat yang dapat dipercaya, transparan, dan

profesional, Pusat Studi Strategis BAZNAS (Pusat Kajian

Strategis/PUSKAS BAZNAS) harus ada untuk mendukung

terwujudnya pembangunan lembaga zakat profesional melalui

program berbasis penelitian. Dengan demikian, penyusunan

Pusat Studi Strategis, BAZNAS yang berfungsi sebagai pusat

penyebaran pengetahuan dan keunggulan intelektual dapat

menjadi elemen dasar untuk memenuhi visi BAZNAS.18

Tujuan dari Pusat Kajian Strategis adalah:

a) Menciptakan jaringan berbasis kemitraan yang luas dengan

lembaga zakat nasional dan internasional.

b) Mengaktifkan kegiatan bersama dengan program

penelitian dan studi pengembangan zakat tentang

pengumpulan, distribusi, manajemen, dan isu-isu serupa.

c) Mengembangkan standarisasi pengelolaan dan praktik

zakat.

d) Pemikiran yang menggembirakan di kalangan akademisi,

praktisi, dan ahli dari bidang zakat.

e) Mengumpulkan informasi terkait zakat untuk memperkuat

pengembangan zakat.

f) Memobilisasi upaya terpadu untuk mencapai pengakuan

internasional.

18 Google Translate diakses pada 27 September 2018 Pukul 7:24.

Page 91: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

79

8. Kurban Berdayakan Desa

BAZNAS mengajak masyarakat untuk melaksanakan

Qurban Berdayakan Desa, yakni aktivitas qurban yang

memindahkan perputaran ekonomi dan manfaatnya dari kota

kepada masyarakat desa. Dengan membeli, menyembelih, dan

mendistribusikan daging kurban di desa, dapat menjadi sumber

devisa bagi masyarakat khususnya di pedesaan melalui

pemberdayaan peternak desa.

Perputaran roda ekonomi di pedesaan akan mampu

membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih

baik. Peningkatan gizi dan ekonomi akan sangat dirasakan oleh

para penerima manfaat di desa.

Banyak Manfaat yang dapat kita ambil dari Program

Qurban Berdayakan Desa ini diantaranya: memberdayakan

peternak kecil di desa mulai dari pembenihan hingga penjualan

hewan qurban, Mendorong tata niaga ternak di desa,

meningkatkan gizi penerima manfaat yang jarang atau tidak

pernah makan daging, meningkatkan industri turunan dari

peternakan (kulit, benih, pakan ternak, dan lain-lain),

meningkatkan perekonomian desa melalui distribusi uang dari

kota ke desa, gotong royong masyarakat desa dalam

pendistribusian daging hewan qurban.

BAZNAS menyerap hewan qurban yang telah dipersiapkan

oleh peternak kecil di desa-desa dengan harga yang terbaik.

Sehingga meningkatkan perekonomian para peternak kecil di

desa. qurban Anda akan dibeli, dipotong, dan didistribusikan

Page 92: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

80

ke 108 desa di 20 provinsi di Indonesia. Berqurban dari, oleh,

dan untuk desa.

Berikut Target penerima manfaat qurban:

a. Daerah miskin dan tertinggal

b. Daerah pedalaman

c. Belum pernah atau jarang mengkonsumsi daging

d. Daerah program pemberdayaan peternakan BAZNAS

e. Komunitas adat terpencil

f. Mualaf

H. Kebijakan Mutu dan Tujuan Mutu19

Sebagai lembaga yang memiliki sertifikasi ISO 9001:2008,

BAZNAS telah menetapkan Kebijakan Mutu dan Tujuan Mutu

sebagai berikut:

1. Kebijakan Mutu

BAZNAS sebagai Badan Pengelola Zakat tingkat Nasional

berupaya melakukan:

a) Pembinaan, pengembangan dan penyadaran kewajiban

berzakat demi meningkatkan kesejahteraan serta kualitas

kehidupan masyarakat.

b) Memberikan pelayanan yang terbaik bagi muzaki dan

mustahik BAZNAS.

c) Membuat program pemberdayaan yang terencana dan

berkesinambungan dalam meningkatkan taraf hidup

mustahik menjadi muzaki.

19 http://pusat.baznas.go.id/profil/tujuan-mutu-dan-kebijakan-mutu/ diakses pada 30

September 2018 Pukul 21:23.

Page 93: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

81

d) Menyajikan data penerimaan dan pendayagunaan zakat

yang akurat karena didukung oleh amil yang bekerja secara

profesional.

e) Manajemen yang fokus terhadap pembinaan dan

pengembangan sumber daya manusia sebagai amil yang

menjalankan amanah.

f) Selalu mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja

bagi seluruh amil BAZNAS.

Keberhasilan dan kesuksesan penerapan hal-hal di atas

menjadi tanggung jawab Pimpinan dan seluruh Amil BAZNAS.

2. Tujuan Mutu

1) Menjadikan program unggulan BAZNAS sebagai

mainstream (arus utama) program pendayagunaan

Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) seluruh Indonesia.

2) Memaksimalkan partisipasi organisasi pengelola zakat

dalam mendukung program bersama pendayagunaan zakat

nasional.

3) Fokus kepada instansi pemerintah, BUMN dan Luar Negeri

melalui penguatan regulasi.

4) Penguatan sentralisasi data nasional baik muzaki maupun

jumlah penghimpunan.

5) Melakukan sosialisasi dan edukasi bersama.

6) Optimalisasi KKI (Koordinasi, Konsultasi, Informasi)

melalui penyusunan mekanisme dan sistem koordinasi,

penguatan lembaga serta SDM OPZ.

Page 94: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

82

7) Meningkatkan kerjasama antar lembaga nasional dan

internasional.

8) Intensifikasi dan ekstensifikasi hubungan kemitraan dan

koordinasi dengan instansi pemerintah, BUMN, perbankan

syariah, dan organisasi sosial atau keagamaan di dalam dan

luar negeri.

9) Penyempurnaan Regulasi dan SOP.

10) Peningkatan sumber dana dan sumber daya.

11) Reorganisasi dan konsolidasi organisasi

I. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Pusat (terdapat pada lampiran)

a. Jajaran Komisioner

Komisioner Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Periode

2015-2020.

Ketua BAZNAS :

Prof. Dr. Bambang Soedibyo, MBA, CA

Wakil Ketua :

Dr. Zainulbahar Noor, SE., Mec

Anggota :

1) Dr. H. Mundzir Suparta, MA

2) Drs. KH. Masdar Mas’udi

3) Prof. Dr. H. Ahmad Satori Ismail

4) drh. Emmy Hamidiyah, M. Si

5) Drs. Irsyadul Halim

6) Ir. Nana Mintarti, MP

7) Prof. Dr. M. Machasin, MA 8) Drs. Nuryanto, MPA

Page 95: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

83

8) Drs. Astera Primanto Bhakti, M, Tax

Sekretaris BAZNAS : Drs. H. Jaja Jaelani, MM

b. Jajaran Direktorat

Deputi BAZNAS :

M. Arifin Purwakananta

Direktur Amil Zakat Nasional :

M. Arifin Purwakananta

Direktur Koordinator Pendistribusian dan Pendayaguaan Zakat

Nasional :

M. Nasir Tajang

Direktur Keuangan, SDM dan Umum :

Kiagus M. Thohir

Direktur Operasional :

Wahyu TT Kuncahyo

Direktur PUSKAS :

Dr. Irfan Syauqi Beik

c. Jajaran Divisi/Biro

Kepala Biro UPZ Nasional :

Faisal Qasim

Kepala Biro Ritel Nasional :

Fitriyansyah Agus Setiawan

Kepala Biro Layanan Muzakki :

Rully Kurniawan

Kepala Biro CSR :

Agus Siswanto

Kepala Biro Pendistribusian :

Efri Samsul Bahri

Page 96: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

84

Kepala Biro Perencanaan dan Pengembangan :

Inna Karunia

Kepala Divisi/Biro IT dan Pelaporan :

Achmad Setio Adinugroho

Kepala Biro Keuangan :

Dyah R.

Kepala Biro Hukum, Humas dan Kelembaga :

Ahmad Hambali

Kepala Satuan, Audit Internal dan Kendali Mutu :

Andriadi

Page 97: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

85

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Mekanisme Penyaluran Dana Zakat dalam Bidang

Pendidikan yang dilakukan oleh BAZNAS Pusat

Sesuai dengan Undang-undang No. 23 Tahun 2011

Tentang Pengelolaan Zakat, BAZNAS Pusat juga melakukan

kegiatan penyaluran baik yang secara langsung dan tidak langsung.

Berkaitan dengan penyaluran BAZNAS mempunyai dua

ketentuan, yaitu:1

1. Penyaluran secara langsung (Penyaluran saat Bencana)

Penyaluran secara langsung adalah penyaluran yang

dilakukan langsung kepada mustahik yakni dengan

memberikan pelayanan terhadap mustahik seperti pada saat

bencana alam. Dalam hal ini BAZNAS akan mendistribusikan

bantuan secara langsung dengan membuat stand atau posko

apabila ada bencana alam yang terjadi di suatu daerah yang

menyebabkan kerusakan dan lain-lain. Penyaluran secara

langsung dalam bidang pendidikan jika dalam suatu bencana

mengakibatkan mustahik kehilangan pakaian sekolah, buku-

buku sekolah dan keperluan yang berkaitan pendidikan, maka

diadakannya penyaluran secara langsung.2

1 www.Baznas.go.id diakses pada 22 Oktober 2018 pukul 09:00. 2 Hasil Wawancara dengan Bapak Farid Kepala bagian Dakwah dan

Advokasi pada 23 Oktober 2018 Pukul 13:00.

Page 98: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

86

2. Penyaluran secara tidak langsung3

Penyaluran secara tidak langsung adalah penyaluran yang

dilakukan oleh BAZNAS Pusat melalui lembaga (mitra).

Penyaluran secara tidak langsung ini dilakukan oleh UPZ

(Unit Pengelola Zakat) yang ada di BUMN dan lembaga

lainnya yang bekerjasama dengan BAZNAS Pusat. BAZNAS

Pusat juga membagi tiga alokasi dana penyaluran ke beberapa

bidang, salah satunya Bidang pendidikan dan dakwah.

Penyaluran dana zakat yang dilakukan BAZNAS yaitu melalui

program yang bersifat produktif dan ada yang bersifat

konsumtif.

a. Program Produktif4

Program yang bersifat produktif yaitu program penyaluran

dana zakat berjangka panjang yang mampu menghasilkan

sesuatu dari kegiatan yang dilakukan oleh mustahik,

diantaranya ialah program pelatihan guru, program ini

merupakan sebuah program pelatihan untuk guru di seluruh

Indonesia sebagai bagian dari peningkatan kualitas guru di

tanah air. Beberapa kegiatan program pelatihan guru BAZNAS

baru diselenggarakan dibeberapa daerah tertentu seperti Bogor,

Papua, Jawa tengah, Bali, Jayapura, Manado dan lain

sebagainya.

Kegiatan pelatihan guru yang diselenggarakan BAZNAS

berupa pelatihan peningkatan literasi melalui optimalisasi

3 Hasil Wawancara dengan Bapak Farid Kepala bagian Dakwah dan

Advokasi pada 23 Oktober 2018 Pukul 13:00. 4 Diakses melalui www.cendekiaBAZNAS.sch.id pada 27 Oktober 2018

Pukul 23:00.

Page 99: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

87

menulis guru, pelatihan peran sekolah dan keluarga dalam

penanganan dan pencegahan LGBT yang mana pelatihan

tersebut merupakan bentuk kerjasama BAZNAS dengan Institut

Pertanian Bogor (IPB), selanjutnya pelatihan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan salah satu metode

pencarian solusi oleh guru dalam menyelesaikan masalah-

masalah yang timbul di kelas. “Kelas” yang di maksud disini

bukanlah ruangan yang terbatas oleh dinding, lebih jauh yakni

proses belajar mengajar secara luas kapanpun dan dimanapun.5

Tidak hanya guru saja yang mendapatkan pelatihan ini,

namun juga pembina asrama yang juga diharapkan dapat

mencari solusi akan masalah-masalah yang timbul di asrama.

Dalam hal ini BAZNAS bekerjasama kembali dengan IPB

dalam pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Selain itu BAZNAS juga menyelenggarakan beasiswa

pendampingan akademik dan ke Islaman untuk tingkat SD,

SMP, SMA pada BAZNAS Provinsi kurang lebih 10 provinsi

dan beasiswa tingkat perguruan tinggi yang di distribusikan

kurang lebih 40 kampus.

b. Program Konsumtif6

Program yang bersifat konsumtif adalah penyaluran dana

zakat berjangka pendek dan tidak menghasilkan sesuatu tapi

dapat membantu mnyelesaikan suatu masalah pada saat

tertentu, karena mustahik yang bersangkutan tidak dapat

5.https://www.cendekiabaznas.sch.id/pelatihan-guru-penelitian-tindakan-

kelas-ptk/ diakses pada 27 Oktober 2018 Pukul 23:20. 6 Hasil Wawancara dengan Bapak Farid Kepala bagian Dakwah dan

Advokasi pada 23 Oktober 2018 Pukul 13:00.

Page 100: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

88

memenuhi kebutuhan pokoknya dan lain-lain. Program yang

bersifat konsumtif yaitu: biaya pendidikan dan biaya

operasional seperti biaya sekolah/kuliah, gaji guru, buku

pelajaran dan kebutuhan-kebutuhan ATK, dan biaya renovasi

bangunan.

Prosedur untuk mendapatkan bantuan pendidikan BAZNAS

adalah sebagai berikut:7

A. Tahap Pertama, memenuhi persyaratan-persyaratan yang

diajukan oleh pihak BAZNAS bagian pendidikan berupa:

1. Persyaratan Administrasi Individu/Perorangan

a) Surat permohonan yang ditujukan kepada BAZNAS

b) Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kelurahan

c) Fotokopi KTP dan Kartu Keluarga (KK)

d) Surat Keterangan Aktif Sekolah, Kuliah dan Kartu

Pelajar / Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)

e) Transkip Nilai / Raport

f) Rincian Biaya yang dibutuhkan

g) Fotokopi buku tabungan tertera dengan Nomor Rekening

(Pribadi)

h) Nomor Rekening Sekolah, Perguruan Tinggi / Fakultas /

Jurusan

i) Surat Komitmen (Akad) dari BAZNAS

2. Persyaratan Administrasi Lembaga

a) Surat Permohonan yang ditujukan kepada BAZNAS

7 Diakses melalui Whatsapp Layanan Pendidikan BAZNAS pada tanggal 27

Oktober pukul 23:35.

Page 101: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

89

b) Surat keterangan Legalitas Lembaga

c) Profil dan Struktur Lembaga

d) Rincian Anggaran Biaya yang dibutuhkan

e) Daftar Penerima Manfaat

f) Fotokopi Rekening Lembaga Permohonan

g) Surat Rekomendasi dari BAZNAS kabupaten / provinsi

/ kota

h) Surat Komitmen (Akad) dari BAZNAS

B. Tahap Kedua, tim survei BAZNAS terjun langsung untuk

mensurvei dan mendata apakah mustahik tersebut sudah

memenuhi kriteria yang berhak mendapatkan bantuan

tersebut.

C. Tahap Ketiga, ketika tim survei menyatakan penerima

tersebut berhak menerima dana beasiswa pendidikan

BAZNAS, akan dilakukan tahap selanjutnya dengan

mendata pihak yang berhak menerima bantuan pendidikan

untuk diberikan pengarahan agar lebih mengetahui maksud

dan tujuan program tersebut.

Dari kesimpulan pembahasan di atas BAZNAS Pusat dalam

melakukan penyaluran dana bantuan pendidikan melalui tiga

tahapan: Tahap pertama, dengan mengisi formulir dan

menyertakan beberapa persyaratan seperti yang tercantum

diatas. Tahap kedua, melakukan pendataan dan survei terhadap

calon penerima bantuan pendidikan. dan Tahap ketiga, dengan

wawancara dan melakukan pengarahan terhadap calon

penerima bantuan pendidikan.

Page 102: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

90

B. Pola Penyaluran BAZNAS Pusat pada Program

Pendidikan8

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 mengamanatkan

BAZNAS menjalankan empat fungsi pengelolaan zakat, yaitu:

1. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat

2. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat

3. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat

4. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan

pengelolaan zakat

Untuk terlaksananya tugas dan fungsi tersebut, maka

BAZNAS memiliki kewenangan:

1. Menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan

zakat

2. Memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS

Provinsi, BAZNAS Kabupaten / Kota, dan LAZ

3. Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak,

sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada

BAZNAS Provinsi dan LAZ.

Dalam menjalankan fungsi penyaluran, BAZNAS

memiliki 7 (tujuh) prinsip program pendistribusian dan

pendayagunaan, yaitu amanah, gotong royong, kemanfaatan

8 PusatBAZNAS.go.id diakses pada 28 Oktober 2018.

Page 103: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

91

berkelanjutan, partisipatif, terintergrasi, dan terukur.

Penyaluran dan pendayagunaan dana zakat oleh BAZNAS

dilakukan berdasarkan gagasan untuk menyelesaikan

permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia.

Permasalahan yang pertama adalah akses yakni

masyarakat tidak memiliki akses terhadap pelayanan sosial

dasar yang mana salah satunya adalah bidang pendidikan.

Permasalahan kedua adalah pertumbuhan yakni masyarakat

tidak memiliki kesempatan untuk keluar dari keterpurukan,

misalnya tidak memiliki biaya untuk Pendidikan Anak.

Permasalahan ketiga adalah ketidakadilan Sosial yakni

masyarakat tidak dapat mengembangkan diri, misalnya tidak

memiliki networking dan capacity building.

Gambar 4.1: Skema Segitiga Permasalahan Kemiskinan di

Indonesia

Penyaluran dana zakat yang dilakukan oleh BAZNAS

dibedakan berdasarkan kebutuhan mustahik menurut Gambar

4.1. Penyaluran dana zakat untuk yang sifatnya karitatif atau

Page 104: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

92

layanan kedaruratan disebut dengan pendistribusian yang salah

satunya mencakup bidang pendidikan serta penyaluran dana

zakat yang sifatnya produktif pun dengan pendayagunaan juga

salah satunya mencakup bidang Pendidikan.

Gambar 4.2: Skema Bidang Pendistribusian dan

Pendayagunaan

1. Pola Pendistribusian (kuratif dan kedaruratan)

Pendistribusian yaitu penyaluran dana Zakat, Infak,

Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL)

dari BAZNAS yang bersifat karitatif atau kedaruratan yang

mencakup empat bidang: pendidikan, kesehatan, kemanusiaan,

dakwah-advokasi. Pendistribusian zakat pada bidang

Page 105: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

93

pendidikan dapat diberikan dalam bentuk biaya pendidikan

baik langsung maupun tidak langsung.

2. Pola Pendayagunaan (Produktif)

Pendayagunaan yaitu penyaluran dana Zakat, Infak,

Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL)

dari BAZNAS yang bersifat produktif yang mencakup tiga

bidang: ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Pendayagunaan

zakat pada bidang pendidikan dapat diberikan dalam bentuk

bantuan peningkatan kompetensi keterampilan hidup,

kepemimpinan, kewirausahaan, serta pembangunan sarana dan

prasarana pendidikan.

Dalam proses pendistribusian dan pendayagunaan, Badan

Amil Zakat Nasional memiliki strategi dalam menentukan

program yang tepat, sehingga penyaluran yang dilakukan

secara efektif dan efisien serta memberikan dampak zakat yang

positif dalam mengurangi tingkat mustahik dan menjadikannya

muzakki sebagaimana tertuang dalam Gambar 4.3.9

9 Peraturan Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia nomor 3 Tahun

2018, Tentang Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat, diakses pada 28

Oktober 2018 Pukul 14:00.

Page 106: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

94

Gambar 4.3: Skema Strategi Program dan Pendistribusian

Zakat

Sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan

zakat secara nasional termasuk dalam aktivitas penyalurannya,

BAZNAS Pusat bersinergi/berkoordinasi dengan BAZNAS

daerah baik provinsi ataupun kabupaten/kota, serta dengan

LAZ resmi yang ada.

Terdapat pembagian fungsi sesuai dengan kedudukan

lembaga zakat dalam pendistribusian dan pendayagunaan dana

zakat kepada mustahik sesuai Gambar 4.3. Koordinasi juga

dilakukan oleh BAZNAS Pusat dengan OPZ terkait

dilaksanakan setelah adanya kelengkapan dokumen antara

pihak-pihak yang bersangkutan, hal ini dilakukan untuk

meminimalisir adanya ketidakefisienan pendistribusian dana

zakat.

Page 107: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

95

Gambar 4.4: Skema Strategi Penyaluran BAZNAS

Kegiatan pendistribusian dan pendayagunaan sebagaimana

di atas dapat disalurkan melalui lembaga program sesuai

dengan bidang dan fungsinya (pasal 11 dan pasal 21).

Pembentukan lembaga ini ditujukan agar proses penyaluran

dapat berjalan dengan efektif, optimal dan mempunyai dampak

positif serta berkelanjutan dalam menjawab permasalahan

kemiskinan di Indonesia.

Adapun permasalahan keterbatasan akses dapat diatasi

melalui lembaga Layanan Aktif BAZNAS (LAB), Rumah

Sehat BAZNAS (RSB), Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB),

Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB), BAZNAS Tanggap

Bencana (BTB), dan lain-lain. Selanjutnya permasalahan

pertumbuhan direspon melalui lembaga ZCD (Zakat

Community Development), BAZNAS Microfinance, LPEM

(Lembaga Pengembangan Ekonomi Mustahik) dan lain-lain.

Sementara permasalahan ketidakadilan dan advokasi sosial

Page 108: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

96

direspon melalui lembaga Dai, Mualaf Center BAZNAS

(MCB), Pusat Kajian Strategis (PUSKAS) dan lain-lain.

Gambar 4.5: Skema Lembaga Penyaluran BAZNAS

C. Evaluasi penyaluran dana zakat yang dilakukan oleh

BAZNAS Pusat

Setiap kegiatan atau program pasti berkeinginan

mendapatkan hasil atau pencapaian dari program tersebut.

Namun pencapaian yang diperoleh bisa berdampak positif

maupun negatif. Tetapi pada umumnya dampak yang

diinginkan dari setiap kegiatan mempunyai dampak yang

positif karena tujuan yang direncanakan berhasil atau berjalan

sesuai dengan rencana. Divisi penyaluran zakat BAZNAS

Page 109: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

97

terutama pada program pendidikan selalu mengalami

peningkatan setiap tahunnya dalam menyalurkan dana zakat.

1. Model Evaluasi BAZNAS

Model evaluasi yang digunakan BAZNAS dari hasil

wawancara dengan bagian Monitoring dan Evaluasi (MONEV)

secara tidak langsung menggunakan model evaluasi CIPP

(Context, Input, Process, Product). Karena evaluasi yang

dilakukan BAZNAS memiliki target, peluang dan hasil

Pencapaian.

a. Evaluasi Konteks

BAZNAS itu sendiri juga memiliki RKAP yakni Rencana

Kerja Anggaran Program yang mana tiap program memiliki

rencana anggaran yang telah ditentukan. Target anggaran

program bidang ekonomi sebesar 45%, bidang pendidikan

25%, dakwah dan advokasi 10%, kesehatan 10%, kemanusiaan

10%, dana amil dan lain-lainya 30%. Namun target atau

rencana anggaran yang dibuat bisa dikondisikan atau bisa

berubah sesuai dengan kebutuhan yang terjadi pada saat itu.

b. Evaluasi Masukan

Dari RKAP yang telah dibuat apabila mengalami perubahan

seperti perubahan pada setiap bidang baik yang dikurangi

maupun dilebihkan, staff pelaksana program yang

nanntinya dikurangi atau bahkan ditambah serta alternatif

apa yang nantinya diambil oleh bagian pendidikan akan di

evaluasi dalam model evaluasi ini .

Page 110: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

98

c. Evaluasi Proses

Evaluasi proses ini evaluasi dengan memfokuskan diri pada

aktivitas program yang melibatkan interaksi langsung

kepada staff maupun klien. Di BAZNAS Pusat ini evaluasi

proses dilakukan dengan menyesuaikan sesuai perencanaan

atau target yang sudah dibuat yakni sebesar 25% dana yang

disalurkan pada bidang pendidikan. Dan jika ada perubahan

maka disesuaikan dengan perubahan tersebut.

d. Evaluasi Hasil

Tahap evaluasi akhir ini menyimpulkan bahwa penyaluran

dibidang pendidikan sesuai dengan yang direncanakan

yakni pada tahun 2016 dana yang disalurkan pada 2016

yakni sebsar Rp. 8.070.388.736. sedangkan di tahun 2017

sebesar Rp. 25.518.460.752.

2. Rekapitulasi Laporan Realisasi Penyaluran Dana dalam

Bidang Pendidikan BAZNAS Tahun 201610

BAZNAS Pusat selalu berupaya menyalurkan dana zakat

tepat pada sasarannya (yang membutuhkan), terutama dana

zakat yang telah terkumpul harus disalurkan kepada yang

benar-benar membutuhkannya, baik yang bersifat konsumtif

atau yang bersifat produktif. Rekapitulasi dana zakat yang

disalurkan pada bidang pendidikan:

10 Hasil Wawancara dengan Bagian MONEV Bapak Fahrudin.

Page 111: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

99

Tabel 4.1 Penyaluran Bidang Pendidikan Berdasarkan

Organisasi Pengelola zakat 2016

Sumber: dari Bagian MONEV BAZNAS

Pada Tahun 2016 penyaluran bidang pendidikan terbilang

cukup besar yakni kurang lebih sebesar 8 Milyar. Akan tetapi

jika dilihat dari skala nasional, penyaluran yang dilakukan

BAZNAS Pusat terbilang sedikit diantara pengelola zakat

lainnya.

Jumlah Dana %

BAZNAS 8.070.388.736Rp 0.96

BAZNAS PROVINSI 13.909.870.112Rp 1.65

BAZNAS KAB/KOTA 305.040.704.046Rp 36.19

LAZ 515.959.378.240Rp 61.21

Total 842.980.341.134Rp 100.00

Pengelola zakatBidang Pendidikan 2016

Page 112: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

100

Sedangkan penerima manfaat BAZNAS pada tahun 2016

sebesar 1.166 penerima manfaat baik secara langsung maupun

tidak langsung.

3. Rekapitulasi Laporan Realisasi Penyaluran dana dalam

Bidang Pendidikan BAZNAS Tahun 201711

Rekapitulasi Penyaluran Bidang Pendidikan BAZNAS pada

tahun 2017 mengalami peningkatan yang sangat pesat hingga

20% yakni mencapai angka 25 Milyar.

Tabel 4.2 Penyaluran Bidang Pendidikan Berdasarkan

Organisasi Pengelola zakat 2017

11 Hasil Wawancara dengan Bagian MONEV Bapak Fahrudin.

Jumlah Dana %

BAZNAS 25.518.460.752Rp 2.71

BAZNAS PROVINSI 65.187.960.591Rp 6.92

BAZNAS KAB/KOTA 441.102.073.990Rp 46.83

LAZ 410.056.603.805Rp 43.54

Total 941.865.099.137Rp 100.00

Pengelola zakatBidang Pendidikan 2017

Page 113: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

101

Sumber: dari Bagian MONEV BAZNAS

Penerima Manfaat (Mustahik) menerima bantuan

Pendidikan BAZNAS yang bersifat Produktif maupun

konsumtif pada Tahun 2017 berjumlah 21.181 Penerima

manfaat secara langsung dan 3.051 penerima manfaat tidak

langsung.

Penulis akan memaparkan terkait Tabel 4.1 dan Tabel 4.2

yakni penyaluran bidang pendidikan pada tahun 2016 dan

2017. Bahwasanya penyaluran bidang pendidikan dari tahun

2016 sampai pada 2017 mengalami peningkatan yang sangat

pesat, hal ini dikarenakan Pertama, Meningkatnya kesadaran

masyarakat (muzakki) terhadap kewajiban membayar zakat,

terutama pada saat bulan ramadhan. Kedua, tingkat percaya

nya masyarakat terhadap BAZNAS dalam menyalurkan dana

zakat.

4. Proyeksi Distribusi Mustahik secara Nasional12

Tabel 4.3 Total Mustahik di Indonesia

Sumber: Data BAZNAS (2017) (diambil dari data realtime

SIMBA sampai dengan Agustus 2017)

12 Outlook Zakat 2017 diakses pada 05 November 2018

Page 114: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

102

Jumlah mustahik di Indonesia pada tahun 2013 sampai

Agustus 2017 yang terdata di SIMBA dapat dilihat pada tabel

4.3 diatas, jumlah mustahik terlihat meningkat drastis di tahun

2013. Pola yang serupa dapat terlihat di tahun tahun

berikutnya, yakni adanya peningkatan dari tahun 2014 ke tahun

2015 sebesar 256.88 % dan kemudian meningkat kembali dari

tahun 2015 ke tahun 2016 sebesar 141%. Diperkirakan tren

peningkatan ini akan terjadi juga di akhir tahun 2017 nanti.

Kemungkinan terjadinya pola pertumbuhan jumlah

mustahik yang serupa dengan pola pertumbuhan jumlah

muzakki ini juga mengindikasikan bahwa pada periode tahun

2012-2013, SIMBA masih sangat terbatas penggunaanya dan

mungkin masih terdapat kendala teknis dalam pendataan

jumlah mustahik. Peningkatan yang pesat selanjutnya terjadi

pada periode tahun 2015- 2017 (berdasarkan data input riil

SIMBA sampai dengan Agustus 2017) disamping karena

semakin baiknya pendataan SIMBA BAZNAS, juga dapat

dipengaruhi dengan semakin tingginya penghimpunan dana

zakat sehingga semakin banyak mustahik yang dapat dilayani

oleh BAZNAS.

Page 115: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Evaluasi

Penyaluran Dana Zakat pada BAZNAS Pusat, maka peneliti

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Mekanisme penyaluran dana zakat yang dilakukan oleh

BAZNAS Pusat dalam bidang pendidikan melalui tiga

tahapan: Tahap pertama, dengan mengisi formulir dan

menyertakan beberapa persyaratan seperti yang tercantum

diatas. Tahap kedua, melakukan pendataan dan survei

terhadap calon penerima bantuan pendidikan. dan Tahap

ketiga, dengan wawancara dan melakukan pengarahan

terhadap calon penerima bantuan dana pendidikan.

2. Pola penyaluran dana zakat BAZNAS Pola dalam bidang

pendidikan terbagi kepada dua bagian yaitu:

pendistribusian dan pendayagunaan.

1) Pendistribusian (kuratif dan kedaruratan)

Pendistribusian yaitu penyaluran dana Zakat, Infak,

Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya

(DSKL) dari BAZNAS yang bersifat karitatif atau

kedaruratan yang mencakup empat bidang:

pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dakwah-

advokasi. Pendistribusian zakat pada bidang

Page 116: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

104

pendidikan dapat diberikan dalam bentuk biaya

pendidikan baik langsung maupun tidak langsung.

2) Pendayagunaan (Produktif)

Pendayagunaan yaitu penyaluran dana Zakat, Infak,

Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya

(DSKL) dari BAZNAS yang bersifat produktif yang

mencakup tiga bidang: ekonomi, pendidikan, dan

kesehatan. Pendayagunaan zakat pada bidang

pendidikan dapat diberikan dalam bentuk bantuan

peningkatan kompetensi keterampilan hidup,

kepemimpinan, kewirausahaan, serta pembangunan

sarana dan prasarana pendidikan.

3. Evaluasi Penyaluran dana zakat yang dilakukan oleh

BAZNAS sebagai berikut:

a. Menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input,

Process, Product). Karena evaluasi yang dilakukan

BAZNAS memiliki Target, Peluang dan hasil

Pencapaian.

b. Rekapitulasi laporan realisasi penyaluran dana zakat

dalam bidang pendidikan dengan skala nasional baik

secara langsung maupun tidak langsung adalah sebagai

berikut: Penyaluran dana zakat BAZNAS dalam bidang

pendidikan pada tahun 2016 sebesar Rp. 8.070.388.736

dengan presentase 0.96% dan penerima manfaat

sebanyak 1.166 mustahik. Sedangkan di Tahun 2017

mengalami peningkatan sebesar 20% dengan nominal

Page 117: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

105

sebesar Rp. 25.518.460.752 dan presentase 2.71% serta

21.181 Penerima manfaat secara langsung dan 3.051

penerima manfaat tidak langsung.

c. Proyeksi Distribusi Mustahik Secara Nasional

Jumlah mustahik di Indonesia pada tahun 2013 sampai

Agustus 2017 yang terdata di SIMBA dapat dilihat pada

tabel 4.3, Jumlah Mustahik pada 2016 sebesar 104145

perorangan dan 5772 lembaga. Sedangkan pada tahun

2017 Jumlah Mustahik sebesar 68575 perorangan dan

4005 lembaga. jumlah mustahik terlihat meningkat

drastis di tahun 2013. Pola yang serupa dapat terlihat di

tahun tahun berikutnya, yakni adanya peningkatan dari

tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 256.88 % dan

kemudian meningkat kembali dari tahun 2015 ke tahun

2016 sebesar 141%. Diperkirakan tren peningkatan ini

akan terjadi juga di akhir tahun 2017 nanti.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka

penulis memberikan saran dalam upaya meningkatkan

penyaluran dana zakat terutama pada program pendidikan

pada BAZNAS Pusat, yaitu:

1. Meningkatkan sosialisasi dengan masyarakat dan

lembaga lembaga yang ada di Indonesia guna mencapai

kesejahteraan.

Page 118: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

106

2. Meningkatkan kerjasama dengan instansi atau lembaga

agar dana atau barang yang disalurkan bisa lebih banyak

dan bermanfaat.

3. Website BAZNAS harus sering diupdate karena ada

beberapa bagian yang tidak bisa dibuka.

Page 119: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

107

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Abdul Jabar, dan Safiruddin, Cepi. 2004. Evaluasi

Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asqalani, Ibnu Hajar, Al. 773-852 H. Fathul Bari,Fath Al-Bari Bi Syarh

Shahih Al-Bukhari. Terjemahan : Syaikh Abdul Aziz. Penerbit

: Pustaka Imam Syafi’i.

Bariadi, Lili dan Muhammad Zen. 2005. Zakat dan Wirausaha. Jakarta:

CV. Pustaka Amri.

Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya. 2006, Bandung:

Diponegoro.

Doa, M. Djamal. 2004. Pengelolaan Zakat Oleh Negara untuk

Memerangi Kemiskinan. Jakarta: KORPUS.

Hafidhuddin, Didin. 2002. Panduan Praktis tentang Zakat, Infak dan

Sedekah. Jakarta: Gema Insani Press.

Hasan, M. Ali. 2008. Zakat dan Infak (salah satu solusi mengatasi

problema sosial di Indonesia). Jakarta: tp.

Hawwa, Said. 2004. Al- Islam. Terjemahan : Abu Ridha dan AR Shaleh

Thmid. Jakarta: Gema Insani.

Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, observasi dan focus Groups

(Sebagai Instrumen penggalian data Kualitatif). Jakarta:

Rajawali Pers.

Hidayati, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan

Pendekatan Kualitatif. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta.

Page 120: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

108

Ibrahim, Yasin. 2008. Kitab Zakat Hukum, Tata cara dan Sejarah.

Bandung: Penerbit Marja.

Kartika. Elsa. 2006. Pedoman Pengelolaan Zakat. Semarang: UNNES

Press.

Kementerian Agama RI. Petunjuk Teknis Evaluasi dan Pelaporan LPZ.

2012. Jakarta: Kementerian Agama RI Direktorat

Pemberdayaan Zakat, Dirjen Bimas Islam.

Mangkunegara, Prabu, Anwar. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung

: PT Refika Aditama.

Moleong, Lexy. J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT

Remaja Rosda Karya. Cet ke-20.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, tt.

Purnomo Setiady Akbar, 2003. Husaeni. Metodologi Penelitian Sosial

Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, April. 2008. Manajemen Fundraising Bagi Organisasi

Pengelola Zakat. Yogyakarta : Teras.

Purwakananta, M arifin, Dkk. 2008. Gerakan Zakat untuk Indonesia,

Jakarta: khairul Bayan press.

Qardawi, Yusuf. 2006. Hukum Zakat. Jakarta: Litera

AntarNusa,

Rahmat, Jalaluddin. 2000. Metodologi Penelitian Komunikasi.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sabiq, Muhammad sayyid. 2006. Fiqih Sunnah, 1, Jakarta : Pena

Publishing.

Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Buku

Sumber untuk Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Page 121: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

109

Sari, Zamah, et al. 2011. Kemuhammadiyahan. Jakarta: tp.

Standarisasi Amil Zakat Di Indonesia. 2012. Jakarta: Kementrian

Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Direktorat Pemberdayaan Zakat

Standar Operasional Prosedur Lembaga Pengelolaan Zakat. 2012.

Jakarta: Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Zen, Muhammad. 2017. Profil Dan Program Lembaga Amil Zakat

Infaq Shadaqah Dan Wakaf. Tangerang Selatan: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Umar, Husein, 2003. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2003. Metodologi

Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Yusuf, Tayibnapis. 2000. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Zuhaili, Wahbah. Al Fiqh-al-Islami wa ‘Adilla. Terjemahan: Agus

Efendi dan Bahrudin Fanani. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Page 122: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

110

Jurnal :

Minarti, Nana,et.al. Zakat dan empowering (Kajian perumusan

performance indikator bagi program pemberdayaan

masyarakat berbasis zakat). Jurnal Pemikiran dan Gagasan.

Vol 2. 2 Juni 2009.

Page 123: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

LAMPIRAN

Page 124: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

Lampiran 1: Surat Pengajuan Judul Skripsi

Page 125: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

Lampiran 2: Surat Permohonan Penelitian

Page 126: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

Lampiran 3: Surat Keterangan Selesai Penelitian

Page 127: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan
Page 128: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

Lampiran 4: Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional

Page 129: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

Lampiran 4: Pertanyaan Penelitian

Page 130: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan
Page 131: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

Lampiran 5: Tabel Perbandingan Penyaluran Dana BAZNAS

Bidang Pendidikan Berdasarkan Organisasi Pengelola Zakat

Page 132: EVALUASI PENYALURAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43980/1/NUBDZATUS... · pada bidang pendidikan serta evaluasi pelaksanaan

Lampiran 6: Dokumen Wawancara Bagian MONEV

BAZNAS serta Dokumen foto menjadi Relawan BAZNAS

1. Wawancara dengan Bagian MONEV

2. Relawan BAZNAS