eva plaksanaan manajemen berbasis sekolah
DESCRIPTION
skripsiTRANSCRIPT
EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI SMK NEGERI 1 PADANG
66
EVALUASI PELAKSANAAN PROSEDUR MANAJEMEN MUTU
DI SMK NEGERI 5 PADANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk menyelesaikan program Strata Satu pada Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
Oleh :
ROMAN PRAYUDA
47133/2004
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2009
PERSETUJUAN SKRIPSI
EVALUASI PELAKSANAAN PROSEDUR MANAJEMEN MUTU
DI SMK NEGERI 5 PADANG
Nama: ROMAN PRAYUDA
NIM/BP: 47133/2004
Program Studi: Pendidikan Teknik Otomotif
Jurusan: Teknik Otomotif
Fakultas: Teknik
Padang, Agustus 2009
Disetujui Oleh
Pembimbing I,Pembimbing II,
Dr. Wakhinuddin S, M.Pd Drs. Hasan Maksum, M.T
NIP. 130 474 856NIP. 131 955 568
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Otomotif
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Drs. Hasan Maksum, M.T
NIP. 131 955 568
PENGESAHAN
Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program studi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
Judul :Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu di SMK Negeri 5 Padang.
Nama: ROMAN PRAYUDA
NIM/BP: 47133/2004
Program Studi: Pendidikan Teknik Otomotif
Jurusan: Teknik Otomotif
Fakultas: Teknik
Padang, ??? ?????2009
Tim Penguji
NamaTanda Tangan
Ketua: Dr. Wakhinuddin S, M.Pd1.Sekretaris: Drs. Hasan Maksum, M.T2.Anggota:3.Anggota:4.Anggota:5.
SURAT PERTANYAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.
Padang, Agustus 2009
Yang menyatakan,
Roman Prayuda
ABSTRAK
Roman Prayuda, 2009 : Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu di SMK Negeri 5 Padang
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bersifat evaluatif bertujuan mengungkapkan bagaimana pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang.
Populasi penelitian ini adalah ketenagaan dalam manajemen mutu pada proses utama yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Guru Tahun ajaran 2008/2009, jumlah ketenagaan tersebut sebanyak 157 orang. Sampel diambil dengan metode propotional random sampling berjumlah 49 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket yang disebarkan kepada siswa dengan model skala likert, analisis data menggunakan rumus mean dan persentase.
Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa prosedur pelaksanaan manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang terlaksana dengan baik tanpa menemui hambatan yang berarti. Disamping itu pihak sekolah perlu menindaklanjuti perbaikan-perbaikan pelaksanaan manajemen mutu selain guru perlu meningkatkan komitmen terhadap manajemen mutu dan adanya monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen mutu yang lebih baik.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohim
Puji syukur penulis hantarkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehinngga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu di SMK Negeri 5 Padang ini dengan baik. Skipsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan program pendidikan pada jenjang program Strata Satu (S1), Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif, Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada :
Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri PadangKetua Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri PadangBapak Dr. Wakhinuddin S, M.Pd dan Bapak Drs. Hasan Maksum, M.T selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing IITim PengujiPenasehat AkademisBapak dan Ibu Dosen beserta Staf Administrasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.Bapak dan Ibu Guru serta Staf Administrasi SMK Negeri 5 Padang.Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa jurusan Teknik Otomotif Tahun 2004 dan semua pihak yang telah ikut memberikan dorongan demi menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasanya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran, untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Agustus 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang MasalahIdentifikasi MasalahPembatasan MasalahPerumusan MasalahTujuan PenelitianKegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORITIS
Konsep EvaluasiKonsep Prosedur Manajemen MutuKerangka KonseptualPertanyaan Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitianPopulasi dan Sampel PenelitianVariabel dan DataInstrumen PenelitinUji Coba InstrumenUji Validitas dan ReliabilitasTeknik Analisa Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
Hasil penyebaran Angket
Pengolahan dan analisis data
Pembahasan hasil penelitian
BAB V PENUTUP
Kesimpulan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Rekapitulasi Kelulusan Peserta UAN TP 2008 / 2009 SMK N 5 PadangRekapitulasi kenaikan kelas TP 2008 / 2009 SMK Negeri 5 PadangRekapitulasi tingkat kehadiran guru mengajar TP 2008 / 2009 SMK Negeri 5 PadangData Penarikan sampelKisi-kisi Instrumen PenelitianSub Variabel dan Indikator yang ValidHarga Mean, Batas Interval dan Kategori PenilaianTanggapan Responden Prosedur Penerimaan Siswa BaruTanggapan Responden Prosedur Penetapan Tugas Mengajar GuruTanggapan Responden Prosedur Penyusunan Program PengajaranTanggapan Responden Prosedur Pengajuan Alat dan BahanTanggapan Responden Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Proses Belajar MengajarTanggapan Responden Prosedur PrakerindTanggapan Responden Prosedur Pengendalian Siswa yang Tidak LulusTanggapan Responden Hambatan-hambatan Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu Analisis Prosedur Penerimaan Siswa BaruAnalisis Prosedur Penetapan Tugas Mengajar GuruAnalisis Prosedur Penyusunan Program PengajaranAnalisis Prosedur Pengajuan Alat Dan Bahan PraktekAnalisis Prosedur Evaluasi PBMAnalisis Prosedur Pelaksanaan PrakerindAnalisis Prosedur Kelulusan SiswaAnalisis Hambatan Sekolah Dalam Pelaksanaan Prosedur Manajemen MutuAnalisis Rangking Hambatan Sekolah Dalam Pelaksanaan Prosedur Manajemen MutuKesimpulan Nilai Mean Dan Persentase Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu
DAFTAR GAMBAR
GambarHalaman
Evaluasi Model StakeTahapan-tahapan Evaluasi Model CSE-UCLAKerangka Konseptual
DAFTAR LAMPIRAN
LampiranHalaman
Angket PenelitianRekapitulasi Data Uji Coba IRekapitulasi Data Uji Coba IIData Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan menengah khususnya pendidikan menengah kejuruan antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan
Peningkatan mutu pendidikan juga harus didukung oleh manajemen sekolah yang baik. Dalam rangka peningkatan mutu tersebut dibuatlah suatu standar mutu. Standar mutu juga tertuang dalam visi dan misi sekolah. Di SMK Negeri 5 Padang memilki visi yaitu lembaga pendidikan yang mewujudkan siswa cerdas, kompetitif, siap kerja dan mandiri yang berakar pada nilai-nilai budaya bangsa. Dan memilki 5 misi yaitu (1)Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dengan efektif dan efisien (2)Menerapkan sitem informasi manajemen sekolah berbasis teknologi informasi (3)Mewujudkan sekolah berstandar internasional (4)Mewujudkan kompetensi lulusan yang diakui oleh lembaga sertifikasi profesi (5)Memenuhi delapan kompenen standar pendidikan nasional, kemudian sebagai tindak lanjut operasinal dari visi dan misi dibuatlah suatu standar prosedur manajemen mutu.
SMK Negeri 5 Padang memilki 11 unit kerja operasional yang memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing dalam melaksanakan prosedur manajemen mutu (1)Kepala Sekolah (2)Wakil Manajemen Mutu (3)Wakil Kurikulum (4)Wakil Kesiswaan (5)Wakil Sarana dan Prasarana (6)Wakil Humas (7)Ketua Jurusan (8) Bidang Studi (9)Pustaka (9)Tata Usaha (10)Bimbingan Konseling (11)Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sembelas unit kerja operasional beriteraksi dalam proses pelaksanaan prosedur mutu di SMK Negeri 5 Padang. Proses yang disebut juga dengan proses bisnis di bagi 3 bagian antara lain:
Proses Bisnis Perencanaan dan Evaluasi
Meliputi program, supervisi, audit dan validasi kurikulum
Proses Bisnis Utama
Meliputi penerimaan siswa baru, proses belajar mengajar, evaluasi proses belajar mengajar dan kelulusan siswa
Proses Bisnis Pendukung
Meliputi Ekstrakurikuler, Bursa kerja khusus, sarana dan prasarana, K3 dan pustaka
Tetapi setelah dilaksanakannya prosedur manajemen mutu dalam unit kerja operasional tersebut untuk meningkatan mutu pendidikan ternyata dari tingkat kelulusan ujian akhir nasional tidak mencapai 100% yaitu sebesar 91,71 %, sesuai pada tabel 1.
Tabel 1 : Rekapitulasi Kelulusan Peserta UAN TP 2008 / 2009 SMK N 5 Padang
no
Program Keahlian
Peserta UAN
Ikut
Lulus
Tidak Lulus
1
Teknik Gambar Bangunan
17
17
0
2
Teknik Konstruksi Bangunan
27
24
3
3
Teknik Audio Video
72
72
0
4
Teknik Listrik Instalasi
71
71
0
5
Teknik Mesin Perkakas
72
64
8
6
Teknik Mekanik Otomotif
104
84
20
Jumlah
383
332
31
Persentase Kelulusan
91, 71 %
Kemudian kenaikan tingkat kelas juga tidak mencapai 100 %, kenaikan tingkat kelas I hanya 88,08 % dan kenaikan tingkat kelas II sebesar 92,90 sesuai dengan tabel 2.
Tabel 2: Rekapitulasi kenaikan kelas TP 2008 / 2009 SMK Negeri 5 Padang
no
Jurusan
Kelas I
Kelas II
Jumlah siswa aktif
Jumlah siswa naik
Jumlah siswa aktif
Jumlah siswa naik
1
Teknik Gambar Bangunan
25
25
20
18
2
Teknik Konstruksi Bangunan
23
19
14
12
3
Teknik Audio Video
85
76
51
46
4
Teknik Listrik Instalasi
87
71
63
60
5
Teknik Mesin Perkakas
78
71
68
66
6
Teknik Mekanik Otomotif
88
78
94
86
Jumlah
386
340
310
288
Persentase Kenaikan Tingkat
88,08 %
92,90 %
Masih adanya tenaga pendidikan yang kurang professional dalam komitmen waktu dan tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat kehadiran guru, lebih jelas terlihat dalam tabel 3.
Tabel 3 : Rekapitulasi tingkat kehadiran guru mengajar TP 2008 / 2009 SMK Negeri 5 Padang
Guru yang seharusnyaRata-rataRata-rata
hadirjumlah kehadiran gurujumlah tidak hadir
Senin64613
Selasa40391
Rabu51492
Kamis56551
Jum'at43412
Sabtu59554
Jumlah31330013
95,84 %
Hari
Persentase rata-rata kehadiran
guru
Guru yang seharusnya
Rata-rata
Rata-rata
hadir
jumlah kehadiran guru
jumlah tidak hadir
Senin
64
61
3
Selasa
40
39
1
Rabu
51
49
2
Kamis
56
55
1
Jum'at
43
41
2
Sabtu
59
55
4
Jumlah
313
300
13
95,84 %
Hari
Persentase rata-rata kehadiran
guru
Pemanfaatan sarana dan prasarana yang kurang efektif bahkan ada yang kurang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar menyebabkan peningkatan mutu pendidikan belum tercapai dengan baik. Dari itu dapat dikatakan mutu pendidikan SMK Negeri 5 Padang belum mengalami peningkatan yang berarti setelah melaksanakan prosedur manajemen mutu.
Berdasarkan permasalahan diatas kalau dibiarkan akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu di SMK Negeri 5 Padang
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diidentifikasi masalah sebagai berikut:
Tingkat kelulusan ujian akhir nasional tidak mencapai 100% Masih adanya siswa yang gagal naik tingkat.Masih adanya tenaga pendidikan yang kurang professional dalam komitmen waktu dan tanggung jawab.Pemanfaatan sarana dan prasarana yang kurang efektif bahkan yang ada kurang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu SMK Negeri 5 Padang belum berjalan dengan semestinya.
Pembatasan Masalah
Mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki, penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Penelitian ini membahas evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu SMK Negeri 5 Padang pada proses bisnis utama.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yaitu: Bagaimana pelaksanaan prosedur mananjemen mutu SMK 5 Negeri 5 Padang pada proses bisnis utama.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pelaksanaan prosedur manajemen mutu SMK Negeri 5 Padang pada proses bisnis utama
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk:
Secara teoritisSebagai bahan kajian akademik dan bakal pengetahuan lapangan.Informasi dan bahan masukan bagi sekolah yang terkait untuk penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan.Mengembangkan teori dalam meningkatkan mutu pendidikanSecara praktisMemperbaiki sistem yang ada secara keseluruhan.Membantu sekolah untuk mengembangkan diri.Memberikan penghargaan bahkan hukuman terhadap individu sekolah yang terkait.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Konsep Evaluasi
Pengertian Evaluasi
Evaluasi dalam penelitian ini merupakan evaluasi program. Menurut Ralph Tyler dalam buku evaluasi program pendidikan oleh Arikunto (2008:5): Evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan
Model-model Evaluasi
Menurut Kaufman dan Thomas membedakan model evaluasi menjadi 7 yaitu:
Goal Oriented Evaluation Model , dikembangkan oleh Tyler
Model ini merupakan model yang muncul paling awal. Yang menjadi objek pengamatan dalam model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, terus meneurus, mencek seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana dalam proses pelaksanaan program.
Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael Scriven
Model evaluasi yang dikembangkan ini dapat dikatakan berlawanan dengan model pertama yang dikembangkan oleh Tyler. Jika dalam model yang dikembangkan oleh Tyler, evaluator terus menerus memantau tujuan yaitu sejak awal proses terus melihat sejauh mana tujuan tersebut dapat dicapai, dalam model ini justru menoleh dari tujuan. Dalam melaksanakan evaluasi program evaluator tidak perlu memerhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kerjanya program dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi baik hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif.
Tujuan program tidak perlu diperhatikan karena ada kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap-tiap tujuan khusus. Jika masing-masing tujuan khusus tercapai artinya terpenuhi dalam penampilan tetapi lupa memperhatikan seberapa jauh masing-masing penampilan tersebut mendukung penampilan akhir yang diharapkan oleh tujuan umum maka akibatnya jumlah penampilan khusus ini tidak banyak manfaatnya.
Model ini bukannya lepas sama sekali dari tujuan, tetapi hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanya mempertimbangkan tujuan umum yang akan dicapai oleh program, bukan secara rinci perkomponen.
Formatif Summatif evaluation model, dikembangkan oleh Michael Scriven
Selain goal free evaluation model Michael sriven juga mengembangkan model ini. Model ini menunjuk adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan, (disebut evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (disebut evaluasi summatif).
Berbeda dengan model yang pertama dikembangkan, model kedua ini ketika melaksanakan evaliasi, evaluator tidak dapat melepaskan diri dari tujuan. Tujuan evaluasi formatif memang berbeda dengan tujuan evaluasi summatif.
Evaluasi formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang dilakukan ketika program masih berlangsung. Tujuan evaluasi formatif tersebut adalah mengetahui sebarapa jauh program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengindentifikasi hambatan. Dengan diketahuinya hambatan dan hal-hal yang menyebabkan program tidak lancar, pengambil keputusan secara dini dapat mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.
Evaluasi summatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengukur ketercapaian program. Fungsi evaluasi sumatif dalam evaluasi program dimaksudkan sebagai sarana untuk mengetahui posisi individu di dalam kelompoknya. Objek sasaran dan waktu pelaksanaan berbeda antara evaluasi formatif dan summatif maka lingkup sasaran yang dievaluasi juga berbeda.
Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake
Model ini menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok yaitu deskripsi dan pertimbangan serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi ini yaitu konteks, proses, dan keluaran.
Model evaluasi yang diajukan dalam bentuk gambaran deskripsi dan tahapan seperti berikut:
Rational
Intents
Observation
Standard
Judgement
Antecedents
Transactions
Outcomes
Descripsi matrix
Judgement matrix
Gambar 1: Evaluasi Model Stake
Matrix pertama yaitu deskripsi menyangkut dua hal yang menunjukkan posisi sesuatu (yang menjadi sasaran evaluasi) yaitu apa tujuan yang diharapkan programdan pengamatan atau apa yang sesungguhnya terjadi .Selanjutnya evaluator mengikuti matrix kedua yang menunjukkan pertimbangan yang pda langkah tersebut mengacu pada standar.
Dalam model ini ketika evaluator mempertimbangkan program pendidikan mereka mau tidak mau harus melakukan dua perbandingan yaitu :
Membandingkan kondisi hasil evaluasi program tertentu dengan yang terjadi deprogram laindengan objek sasaran yang sama.Membandingkan hasil pelaksanaan dengan standar yang diperuntukkan bagi program yang bersangkutan, didasarkan pada tujuan yang akan dicapai.CSE-UCLA Evaluation Model.
CSE-UCLA terdiri dari dua singkatan CSE dan UCLA.CSE merupakan singkatan dari Center Of The Study Of Evaluation, sedangkan UCLA merupakan singkatan dari University Of California In Los Angeles. Ciri dari model ini adanya empat tahap yang dilakukan yaitu perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil dan dampak.
Needs Program Formatif Summatif
Assessment Planning Evaluation Evaluation
Gambar 2: Tahapan-tahapan Evaluasi Model CSE-UCLA
Keterangan :
CSE Model : Needs Assessment
Dalam tahap ini evaluator memusatkan perhatian pada penentuan masalah pertanyaan ysng diajukan:
Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sehubungan dengan keberadaan program ?Kebutuhan apa saja yang terpenuhi sehubungan dengan ada pelaksanaan program.Tujuan jangka panjang apakah yang dapat dicapai oleh program.CSE Model : Program Planning
Dalam tahap kedua CSE dari model ini evaluator mengumpulkan lansung yang terkait lansung dengan pembelajaran dan mengarah pada pemenuhan kebutuhan yang telah diidentifikasi pada tahap kesatu.dalam tahap perencanaan ini PBM dievaluasi dengan cermat apakah rencana pembelajaran telah disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Evaluassi tahap ini tidak lepas dari tujuan yang telah dirumuskan.
CSE Model : Formatif Evaluation
Dalam tahap ketiga ini evaluasi memusatkan pada keterlaksanaan program. Dengan demikan evaluator diharapkan betul-betul terlibat dalam program karena harus mengumpulkan data dan bebagai informasi dari pengembang program.
CSE Model : Summatif Evaluation
Dalam tahap keempat para evaluator diharapkan dapat mengumpulkan semua data tentang hasil dan dampak program. Melalui evaluasi ini diharapkan apakah tujuan yang dirumuskan untuk program sudah dicapaidan jika belum dicari mana yang belum dan apa penyababnya.
CIPP Evaluation Model, yang dikembangakan oleh Stufflebeam.
Model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan. Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam, dkk (1967) di Ohio State University. CIPP merupakan singkatan dari empat buah huruf awal kata yaitu :
Context Evaluation: Evaluasi terhadap konteks
Input Evaluation: Evaluasi terhadap masukan
Process Evaluation: Evaluasi terhadap proses
Product Evaluation: Evaluasi terhadap hasil
Keempat kata ini merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain merupakan komponen dari proses sebuah program.kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah system. Dengan demikian jika sudah menentukan model ini yang digunakan untuk mengevaluasi program maka mau tidak mau haurs menganalisis program tersebut berdasarkan komponen-komponennya.
Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani dan tujuan proyek.
Evaluasi masukan
Evaluasi masukan merupakan tahap kedua. Evaluasi masukan adalah kemampuan awal dalam menunjang program seperti menyediakan petugas yang tepat , andal, ahli, berkualitas dan sebagainya.
Evaluasi proses
Evaluasi proses menunjukkan pada apa (what) kegiatan yang dilakukan dalam program siapa (who) yang ditunjuk sebagai penanggungjawab program,kapan (when) kegiatan akan selesai.moden ini evaluasi di arahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai rencana.
Evaluasi produks atau hasil
Evaluasi ini dirahkan pada hal-hal ynag menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Tahap ini merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi.Pertanyaan yang dapat diajukan yaitu tujuan, pertanyaan, kebutuhan apakah telah tercapai dan apakah dampaknya.
Discrepancy Model, yang dikembangkan oleh Provus
Kata discrepancy adalah istilah bahasa inggris yang diterjemahkan kesenjangan . Model ini menekankan pada adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi dilakukan untuk mengukur kesenjangan yang ada disetiap komponen. Dari beberapa model yang disebutkan di atas dapat diketahui ada beberapa model yang menunjuk pada langkah-langkah yang dilakukan dalam evaluasi, sebagian lain menunjuk pada penekanan atau objek sasaran dan ada yang sekaligus menunjukkan sasaran dan pentahapan. Khusus untuk model ini menekankan pada kesenjangan yang sebenarnya menjadi syarat umum bagi semua kegiatan evaluasi, yaitu mengukur adanya perbedaan antara yang seharusnya dicapai dengan yang sudah nyata dicapai.
Penentuan Model Evaluasi
Pada penjelasan goal free evaluation model dapat diketahui dengan nyata bahwa model ini mengarahkan pada bagaimana kerjanya program dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi baik hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif yang sesuai dengan tujuan penelitian.
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini tepat dan cocok digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu SMK Negeri 5 Padang
Manfaat Evaluasi
Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan program. Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi, yaitu :
Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya.Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang tidak sesuai dengan harapan.Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu yang sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.Menyeberluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat lain atau mengulangi lagi program di lain waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.
Konsep Prosedur Manajemen Mutu
Pengertian Prosedur Manajemen Mutu
Prosedur manajemen mutu merupakan satu set pedoman dalam suatu organisasi yang menjelaskan prosedur kegiatan rutin. ini sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sebelum dibuat, maka pada tingkat pertama harus membuat kebijakan mutu yang biasanya terdapat pada visi dan misi yang kemudian dituangkan dalam manual mutu yang memuat kebijakan kualitas dan memberikan tinjauan umum dari proses-proses inti dalam suatu organisasi. Kebijakan mutu kemudian dijabarkan ke dalam prosedur-prosedur (tingkat kedua). prosedur-prosedur tersebut adalah standard yang mendefinisikan bagaimana berbagai tanggungjawab dari unit terkait yang relevan dengan investigasi mutu layanan. Agar prosedur dapat dilaksanakan, maka perlu dibuat jabaran prosedur mutu secara teknis yang tertuang dalam instruksi kerja dalam suatu unit kerja (tingkat ke 3). Pada tingkat terakhir (tingkat ke 4) dapat dibagi menjadi dua. Bagian pertama meliputi formulir-formulir yang diperlukan untuk mendukung kegiatan yang dilakukan, serta dokumen-dokumen pendukung terkait. Bagian kedua meliputi dokumentasi yang berfungsi sebagai bukti bahwa langkah-langkah inti dari mutu telah terpenuhi. Dokumentasi berguna untuk analisis data dan peningkatan yang berkesinambungan. (www.uripsantoso.wordpress.com : 19 Mai 2009)
Pada SMK Negeri 5 Padang Prosedur manajemen mutu terdapat dalam sistem manajemen mutu yang diterapkan mengacu pada visi dan misi yang direncanakan dan disempurnakan secara berkesinambungan. Pelaksanaan manajemen mutu ini didasarkan pada pendekatan proses dengan tujuan agar dapat memberi nilai tambah dan penyempurnaan sistem manajemen mutu secara berkesinambungan demi tercapainya kepuasan pelanggan dengan cara memenuhi persyaratannya.
SMK Negeri 5 Padang Telah menetapkan , mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan mengendalikan sistem manajemen mutu sesuai dengan persyaratan standar dalam bentuk sebagai berikut:
Pedoman Mutu / Manual Mutu
Pedoman mutu merupakan suatu dokumen yang digunakan sebagai acuan bagi sekolah mengenai apa yang menjadi kebijakan untuk memenuhi visi dan misi di SMK Negeri 5 Padang
Prosedur Mutu
Prosedur mutu memberikan uraian mengenai pelaksanaan suatu aktifitas atau proses yang harus dilakukan oleh suatu posisi jabatan tertentu dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu yang efektif. SMK Negeri 5 Padang telah menetapkan prosedur terdokumentasi sesuai dipersyaratan standar yaitu :
Prosedur Pengendalian dokumen.Prosedur pengendalian arsip / catatan mutu prosedur audit internalProsedur pengendalian siswa yang tidak lulusProsedur tindakan perbaikanProsedur tindakan pencegahan
Disamping prosedur-prosedur tersebut diatas untuk menjamin efektifitas pencapaian sistem manajemen mutu, SMK Negeri 5 Padang telah menetapkan prosedur terdokumentasi lainnya antara lain :
Prosedur kepuasan pelangganProsedur progaram sekolahProsedur promosi/mutasi staf pimpinanProsedur penyusunan program pengajaranProsedur evaluasi pelaksanaan PBMProsedur supervisi guruProsedur pengembangan kurikulumProsedur penerimaan siswa baruProsedur pembinaan kesiswaanProsedur kegiatan ekstrakurikulerProsedur pengadaan alat dan bahanProsedur pemeliharaan dan perawatanProsedur seleksi dan evaluasi rekananProsedur pelaksanaan prakerindProsedur promosi sekolahProsedur penetapan tugas mengajar guruProsedur pengajuan alat dan bahanProsedur pelajaran produktifProsedur pengendalian alat ukurProsedur bimbingan dan konselingProsedur bursa kerja khususProsedur penelusuran tamatanProsedur pelajaran adaptif dan normatifProsedur pengelolaan perpustakaanProsedur surat masuk dan surat keluarProsedur urusan kenaikan pangkat guru dan pegawaiProsedur pencatatan buku indukProsedur penataran dan diklatProsedur ligalisir ijazahProsedur pengelolaan lingkungan hidupInsruksi kerja
Instruksi kerja merupakan suatu dokumen yang memuat tata cara pedoman kerja standar yang menjelaskan tugas dan langkah-langkah kerja harus dilaksanakan dalam suatu aktifitas.
Formulir mutu
Merupakan format formolir yang digunakan dalam penerapan sistem manajemen mutu.
Catatan mutu/arsip
Catatan mutu merupakan formulir-formulir yang telah terisi merupakan suatu dokumen yang menunjukkan suatu kesesuaian terhadap persyaratan dan bukti objektif keefektifan pelaksanaan sistem manajemen mutu.
Manfaat Prosedur Manajemen MutuDapat digunakan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan pelaksanaan suatu pekerjaan.Dapat digunakan sebagai sarana acuan dalam melakukan penilaian terhadap proses layanan.Dapat digunakan sebagai sarana pelatihan bagi staf baru sehingga mengurangi waktu yang terbuang untuk memberikan pengarahan.Dapat digunakan sebagai sarana mengendalikan dan menggantisipasi apabila terdapat suatu perubahan sistem .Dapat digunakan sebagai sarana audit sistem informasi.
Kerangka Konseptual
persyaratan penggunaan
Kepuasan pelanggan
Proses Bisnis Perencanaan dan Evaluasi
Program
Supervisi
Audit
Validasi Kurikulum
Proses Bisnis Utama
PSB
PBM
Evaluasi
Prakerin
Kelulu
PBM
san
Proses Bisnis Pendukung
EKSKUL
BKK
SAPRA
K3
Pustaka
Prosedur manajemen mutu merupakan suatu standar yang disusun sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
Gambar 3: Kerangka Konseptual
Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang ? Apa saja hambatannya ?
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan mendiskripsikan atau menjelaskan sesuatu seperti adanya. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Prasetyo dan Jannah (2006:42) bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena, dimana hasil akhir dari penelitian ini berupa pola-pola mengenai fenomena yang sedang dibahas. Penelitian ini penelitian deskriptif yang bersifat evaluatif dimana hasil akhir penelitian ini dapat digunakan untuk memebuat altenatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan dari pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
Menurut Arikunto (2002:108), bahwa Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMK Negeri 5 Padang yang berjumlah 157 orang.
Sampel
Menurut Sudjana (1989:161) sampel ialah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh objek atau seluruh populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Selanjutnya Arikunto (1992:107) berpendapat bahwa jumlah populasi yang kurang dari 100 orang lebih baik semuanya diambil menjadi sampel, dan bila populasi besar dari 100 orang dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25%.oleh sebab itu, dalam penelitian ini penerikan sampel dilakukan dengan teknik proporsi sampling, dimana hanya 30% dari seluruh populasi dijadikan sampel.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4: Data Penarikan sampel
1Bangunan1930%
5,76
2Elektronika1930%
5,76
3Listrik1630%
4,85
4Mesin2130%
6,37
5Otomotif1630%
4,85
6Adaptif Normatif
66
30%
19,820
15749 Guru
SAMPEL
YANG DI
AMBIL
JUMLAH
NO
Progli / Bidang
Studi
JUMLAH
Guru
30%SAMPEL
1
Bangunan
19
30%
5,7
6
2
Elektronika
19
30%
5,7
6
3
Listrik
16
30%
4,8
5
4
Mesin
21
30%
6,3
7
5
Otomotif
16
30%
4,8
5
6
Adaptif Normatif
66
30%
19,8
20
157
49 Guru
SAMPEL
YANG DI
AMBIL
JUMLAH
NO
Progli / Bidang
Studi
JUMLAH
Guru
30%
SAMPEL
Variabel dan Data
Variabel
Variabel adalah suatu yang akan jadi objek pengamatan penelitian atau sasaran penelitian, konsep yang mempunyai variasi nilai atau segala sesuatu yang diamati. Sesuai dengan tujuan penelitian maka variabel dalam penelitian ini evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu dan subvariabel dalam penelitian ini penerimaan siswa baru, pelaksanaan PBM, pelaksanaan evaluasi PBM, pelaksanaan prakrind, kelulusan siswa dan hambatan pelaksanaan prosedur manajemen mutu.
Jenis Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekumder. Data primer adalah data yang diperleh lansung melaluai observasi dan penyebaran angket kepada guru mata diklat. Data tersebut merupakan data informasi tentang penerimaan siswa baru, pelaksanaan PBM, pelaksanaan evaluasi PBM, pelaksanaan prakrind, kelulusan siswa dan hambatan pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang ada melalui pihak terkait.
Instrumen Penelitian
Jenis da Alat Pengumpul Data
Instrumen penelitian dalam pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket atau kuisioner yang harus diisi oleh sample penelitian atau responden. Kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang sehubungan dengan pelaksanaan prosedur manajemen mutu pada proses bisnis utama. Adapun indikator-indikator dapat dilihat pada table 3.
Tabel 5 : Kisi-kisi instrumen penelitian
Variabel
Sub variabel
Indikator
No. Item
Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu
Penerimaan siswa baru
Prosedur PSB
1-16
Pelaksanaan PBM
Prosedur Penetapan Tugas Mengajar Guru
17-22
Prosedur Penyusunan Program Pengajara
23-28
Prosedur Pengajuan Alat
Dan Bahan Praktek
29-34
Pelaksanaan Evaluasi PBM
Prosedur Evaluasi Pelaksanaan PBM
35-40
Pelaksanaan Prakrind
Prosedur Prakerind
41-53
Kelulusan Siswa
Prosedur Pengendalian Siswa Yang Tidak Lulus
54-58
Hambatan pelaksanaan
Prosedur audit Internal
59-68
Penyusunan angket
Penyusunan angket digunakan untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini menggunakan kuisioner yang diisi oleh guru mata diklat. Menurut Sudjana (1995:162) menyatakan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan atau pertanyaanyang diberikan kepada responden untuk melihat gambaran atau situasi tertentu sesuai dengan tujuan penelitian . Taknik kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penyebaran angket ang diberikan kepada objek penelitian untuk memberikan respon terhadap item-item pertanyaan atau pertanyaan yang diajukan.
Angket dalam penelitian ini menggunakan model skala likert yang alternatif jawabannya terdiri dari lima alternatif yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR),Tidak Pernah (TP). Untuk pertanyaan atau pertanyaan positif diberi skor masing-masing secara berturut-turut SL=5, SR=4, KD=3, JR=2, TP=1. dan sebaliknya untuk pertanyaan dan pertanyaan negatif SL=1, SR=2, KD=3, JR=4, TP=5.
Agar pengumpulan data berlangsung secara teratur, sistematis, dan sukses peneliti memperhatikan langkah-langkah dalam penyusunan angket sebagai berikut:
Menyiapkan instrumen secara lengkapMenetapkan sumber data seperti responden, dokumen-dokumen yang diperlukan, dan sebagainyaMenyiapkan operator/pelaksana pengumpulan dataMelakukan pengumpulan data secara sistematis sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah angket yang digunakan teruji tingkat validitasnya (kesahihan) dan reliabilitas (keternadalannya). Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari indikaotr yang diteliti secara tepat . tingngi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang dikumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud.
Sedangakan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan benar-benar reliabel (handal). Reliabel menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrument yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat yang dapat mengungkapkan data dari variabel yang di teliti secara tepat walupun diukur dalam waktu yamg berbeda, artinya kapampun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 15 juli 2009 di SMK Negeri 5 Padang. Responden diambil sebanyak 30 orang guru, masing-masing 5 orang pada program keahlian bangunan, elektronika, listrik, mesin, otomotif dan adaptif normatf.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Uji validitas instrument dilakukan untuk melihat ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur dalam suatu penelitian. Uji validitas instrument menggunakan program SPSS (statistic product service solution) versi 15.00.
Analisis dimulai dengan menguji validitas butir yang dilakukan per indicator. Hal ini bertujuan untuk menguji apakah butir tersebut sudah valid untuk mengukur indikatornya. Dasar pengambilan keputusan butir dinyatakan valid adalah sebagai berikut:
jika rtt positif, serta rtt> rtabel, maka butir atau variable tersebut dinyatakan validjika rtt negatif serta rtt < rtabel, maka butir atau variable tersebut dinyatakan tidak valid.
r tabel mengacu pada tabel r untuk uji dua arah
Df = jumlah kasus 2 (tingkat signifikasi 5%)
Uji coba penelitian ini dilakukan pada 30 orang guru mata diklat produktif yang bukan sample. Dengan Df=30-2=28, diperoleh nilai rtabel = 0,306. jika ada butir yang dinyatakan tidak valid maka butir tersebut harus di buang. Selanjutnya butir yang sudah valid diukur reliabilitasnya.
Dari hasil analisis validitas putaran pertama program SPSS versi 15, untuk angket yang diberikan kepada guru mata diklat produktif dengan jumlah item sebanyak 68 butir, ada 3 item yang gugur yaitu item nomor 3, 22, dan 65. selanjutnya dilakukan putaran kedua dengan jumlah item sebanyak 65 butir pertanyaan dan tidak terdapat item yang gugur. Dengan demikian jumlah item yang valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian berjumlah 65 butir item.
Tabel 6: Sub Variabel dan Indikator Yang Valid
Sub variabel
Indikator
No. Item
jumlah
Valid
Penerimaan siswa baru
Prosedur PSB
1-16
16
15
Pelaksanaan PBM
Prosedur Penetapan Tugas Mengajar Guru
17-22
6
5
Prosedur Penyusunan Program Pengajara
23-28
6
6
Prosedur Pengajuan Alat
Dan Bahan Praktek
29-34
6
6
Pelaksanaan Evaluasi PBM
Prosedur Evaluasi Pelaksanaan PBM
35-40
6
6
Pelaksanaan Prakrind
Prosedur Prakerind
41-53
13
13
Kelulusan Siswa
Prosedur Pengendalian Siswa Yang Tidak Lulus
54-58
5
5
jumlah
68
65
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instruman dilakukan untuk mengetahui kehandalan kuisioner/angket. Angket dikatakn handal apabila kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain (reliable).
Untuk memudahkan perhitungan, analisis reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.00. nilai reliabilitas pada uji coba putaran pertama dengan butir pertanyaan diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,941. nilai reliabilitas pada uji coba putaran kedua dengan 65 butir pertanyaan diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,948. pada putaran kedua ini tidak ada butir pertanyaan yang gugur dengan demikian 65 butir pertanyaan tersebut valid untuk dijadikan angket pertanyaan.
Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakandalam penel;itian ini adalah teknik analisa deskriptif dengan perhitungan persentase. Menurut Nasution (1986:15) menjelaskan bahwa : bila suatu penelitian bertujuan mendapatkan gambaran atau menemukan sesuatu sebagaimana adanya tentang objek yang diteliti maka anlisis yang dibutuhkan cukup denga perhitungan persentase
Untuk menghitung persentase jawaban adalah sebagai berikut:
P =
N
f
x 100% Dimana: P = persentase jawaban
f = frekuensi jawaban
N = jumlah sample ( total frekuensi)
Untuk membrikan frekuensi yang telah diperoleh menggunkan rumus seperti yang disarankan oleh Sudjana (1989) sebagai berikut:
M =
(
)
fi
xi
fi
.
Dimana : M = mean (rata-rata)
= menyatakan jumlah
fi = frekuensi jawaban
xi = skore pilihan jawaban
Untuk menginterprestasikan data maka kelas tanggapan dibagi menjadi lima yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang, tidak pernah. Untuk menentukan interval nilai menggunakan rumus yang digunakan oleh Yusuf (1987:109) yaitu:
P =
elas
banyaknyak
g
ren
tan
Keterangan: Rentang : skor tertinggi- skor terendah
Banyak kelas : jumlah kelas penelitian
Pada penelitian ini skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1, sedangkan banyaknya kelas adalah 5. maka akan diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut:
P =
80
,
0
5
1
5
=
-
Maka nilai untuk batas interval terendah yaitu tidak pernah adalah
= skor terendah + P
=1+ 0,80 = 1,80
Sehingga nilai untuk interval tidak pernah adalah 1 sampai 1,80
Nilai untul interval jarang = (1,80+0,01) sampai (1,80+0,80)
=1,81 sampai 2,60
Nilai untul interval kadang-kadang = (2,60+0,01) sampai (2,60+0,80)
=2,61 sampai 3,40
Nilai untul interval sering = (3,40+0,01) sampai (3,40+0,80)
=3,41 sampai 4,20
Nilai untul interval selalu = (4,20+0,01) sampai (4.20+0,80)
=4,21 sampai 5,00
Setelah itu dilakukan perhitungan persentase batas interval dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P=
%
100
sin
x
al
skormaksim
terval
bata
Maka persentase untuk batas interval adalah sebagai berikut:
Untuk batas interval 1 =
%
20
%
100
5
1
=
x
Untuk batas interval 1,80 =
%
36
%
100
5
80
,
1
=
x
Untuk batas interval 2,60 =
%
52
%
100
5
60
,
2
=
x
Untuk batas interval 3,40 =
%
68
%
100
5
40
,
3
=
x
Untuk batas interval 4,20 =
%
84
%
100
5
20
,
4
=
x
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7: Harga Mean, Batas Interval Dan Kategori Penilaian
No
Nilai Mean
Persentase batas interval
Kategori penilaian
1
4,21-5,00
85%-100%
Sangat baik
2
3,41-4,20
69%-84%
Baik
3
4,20-3,40
53%-68%
Sedang
4
3,40-2,60
37%-52%
Kurang
5
2,60-1,80
20%-36%
Kurang sekali
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pengolahan dan Analisis Data
Dari hasil penyebaran angket didapatkan data-data penelitian. Data-data yang terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 15.0 dan program Excel.
Adapun analisis dari data penelitian ini dengan analisis deskripsi variabel/indikator dan kemudian diambil kesimpulan dari hasil analisis-analisis data tersebut.
Setelah dilakukan tes uji coba instrumen beberapa kali, untuk mendapatkan item-item yang reliabel serta uji kualitas tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan. Maka hasil penyebaran instrumen yang sudah reliabel tersebut dapat juga di analisis, berupa analisis deskripsi variabel.
Analisis deskripsi variabel adalah gambaran distribusi frekuensi terhadap tanggapan responden atas pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item indikator-indikator Evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, secara keseluruhan digambarkan dalam bentuk tabel tanggapan responden dan analisisnya.
Analisis Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu.
Sesuai dengan Pertanyaan Penelitian bagaimana evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, maka dibawah ini akan dianalisis satu persatu indikator-indikator dari variabel penelitian tersebut
Analisis Deskripsi Sub.Variabel Penerimaan Siswa Baru.
Analisis deskripsi variabel evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu .Subvariabel Penerimaan siswa baru terdiri dari 1 indikator dan 6 Item pertanyaan. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item prosedur penerimaan siswa baru, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 8 tanggapan responden dibawah ini
Tanggapan Responden Indikator Prosedur Penerimaan Siswa Baru
Pada Tabel 8 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Penerimaan Siswa Baru.
Tabel 8. Tanggapan Responden Prosedur Penerimaan Siswa Baru
No
Item
Tanggapan Responden
Jumlah Responden
SL
SR
KD
JR
TP
f
%
f
%
f
%
f
%
f
%
1
37
75.51
6
12.24
6
12.24
49
2
45
91.84
4
8.16
49
3
46
93.88
3
6.12
49
4
29
59.18
20
40.82
49
5
47
95.92
2
4.08
49
6
41
83.67
8
16.33
49
7
39
79.59
10
20.41
49
8
42
85.71
7
14.29
49
9
48
97.96
1
2.04
49
10
28
57.14
13
26.53
8
16.33
49
11
43
87.76
1
2.04
5
10.20
49
12
43
87.76
6
12.24
49
13
48
97.96
1
2.04
49
14
29
59.18
20
40.82
49
15
37
75.51
12
24.49
49
16
25
51.02
24
48.98
49
627
79.97
138
17.60
19
2.42
100.00
Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur penerimaan siswa baru pada prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 8. Persentase jawaban Selalu (SL) adalah 79,97 % dan Sering (SR) adalah 17,60 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang terlaksana dengan baik. Secara umum adalah Waka Kesiswaan selaku pembuat dan penanggung jawab prosedur PSB, melaksanakan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawabnya.
Analisis deskripsi sub.variabel pelaksanaan proses belajar mengajar.
Analisis deskripsi variabel evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu, sub variabel pelaksanaan proses belajar mengajar terdiri dari 3 indikator terdiri dari 6 Item pertanyaan indikator. Prosedur penetapan tugas mengajar guru, 6 item pertanyaan indikator prosedur penyusunan program mengajar dan 6 item pertanyaan indikator prosedur pengajuan alat dan bahan mengajar. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item dari masing-masing indikator, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel tanggapan responden dibawah ini :
Tanggapan Responden Indikator Prosedur Penetapan Tugas Mengajar Guru.
Pada Tabel 9 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Penetapan tugas mengajar guru.
Tabel 9. Tanggapan Responden Prosedur Penetapan Tugas Mengajar Guru.
No
Item
Tanggapan Responden
Jumlah Responden
SL
SR
KD
JR
TP
f
%
f
%
f
%
f
%
f
%
17
36
73.47
13
26.53
49
18
38
77.55
11
22.45
49
19
30
61.22
19
38.78
49
20
43
87.76
6
12.24
49
21
38
77.55
11
22.45
49
22
43
87.76
6
12.24
49
228
77.55
66
22.45
100.00
Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur penetapan tugas mengajar guru dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 9 persentase jawaban Selalu (SL) adalah 77,55 % dan Sering (SR) adalah 22,45 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur penetapan tugas mengajar guru dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang terlaksana dengan baik.
Tanggapan Responden Indikator Prosedur Penyusunan Program Pengajaran.
Pada Tabel 10 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator prosedur penyusunan program pengajaran.
Tabel 10. Tanggapan Responden Prosedur Penyusunan Program
Pengajaran
No
Tanggapan Responden
Jumlah Responden
SL
SR
KD
JR
TP
F
%
f
%
f
%
f
%
f
%
23
45
91.84
4
8.16
49
24
45
91.84
4
8.16
49
25
43
87.76
6
12.24
49
26
22
44.90
15
30.61
7
14.29
5
10.20
49
27
27
55.10
22
44.90
49
28
37
75.51
12
24.49
49
219
74.49
63
21.43
7
2.38
5
1.70
100.00
Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur penyusunan program pengajaran dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 10 persentase jawaban Selalu (SL) adalah 79,49 % dan Sering (SR) adalah 21,43 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur penyusunan program pengajaran dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang terlaksana dengan baik.
Tanggapan Responden Indikator Prosedur Pengajuan Alat dan Bahan.
Pada Tabel 11 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Pengajuan alat dan bahan .
Tabel 11. Tanggapan Responden Prosedur Pengajuan Alat dan Bahan
No
Tanggapan Responden
Jumlah Responden
SL
SR
KD
JR
TP
F
%
f
%
f
%
f
%
f
%
29
21
42.86
14
28.57
14
28.57
49
30
30
61.22
14
28.57
5
10.20
49
31
37
75.51
7
14.29
5
10.20
49
32
36
73.47
8
16.33
5
10.20
49
33
37
75.51
12
24.49
49
34
30
61.22
14
28.57
5
10.20
49
191
64.97
69
23.47
34
11.56
100.00
Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur pengajuan alat dan bahan dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 11 prosentase jawaban Selalu (SL) adalah 64,97 % dan Sering (SR) adalah 23,47 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur pengajuan alat dan bahan dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang terlaksana dengan baik.
Secara umum pembuat prosedur mutu dari masing-masing indikator di atas dan penanggung jawab prosedur tersebut, melaksanakan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawabnya.
Analisis Deskripsi Sub.Variabel Evaluasi Proses Belajar dan Mengajar
Analisis deskripsi variabel evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu subvariabel evaluasi PBM terdiri dari 1 indikator dan 6 Item pertanyaan. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item prosedur evaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel tanggapan responden dibawah ini :
Tanggapan Responden Indikator Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Proses Belajar mengajar.
Pada Tabel 12 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Evaluasi Pelaksanaan PBM.
Tabel 12. Tanggapan Responden Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
No
Item
Tanggapan Responden
Jumlah Responden
SL
SR
KD
JR
TP
F
%
f
%
f
%
f
%
f
%
35
43
87.76
6
12.24
49
36
45
91.84
4
8.16
49
37
43
87.76
6
12.24
49
38
42
85.71
7
14.29
49
39
29
59.18
20
40.82
49
40
27
55.10
18
36.73
4
8.16
49
229
77.89
61
20.75
4
1.36
100.00
Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur penerimaan siswa baru dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 12 prosentase jawaban Selalu (SL) adalah 77,89 % dan Sering (SR) adalah 20,75 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur evaluasi pelaksanaan PBM dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang terlaksana dengan baik.
Secara umum adalah Waka Kurikulum selaku pembuat dan penanggung jawab prosedur evaluasi pelaksanaan PBM, melaksanakan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawabnya
Analisis Deskripsi Sub.Variabel Pelaksanaan Prakerind
Analisis deskripsi variabel evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu sub variabel Pelaksanaan Prakerind terdiri dari 1 indikator dan 11 Item pertanyaan. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item prosedur Prakerind, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel tanggapan responden di bawah ini :
Tanggapan Responden Indikator Prosedur Prakerind
Pada Tabel 13 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Prakerind.
Tabel 13. Tanggapan Responden Prosedur Prakerind
No
Item
Tanggapan Responden
Jumlah Responden
SL
SR
KD
JR
TP
f
%
f
%
f
%
f
%
f
%
41
38
77.55
7
14.29
4
8.16
49
42
42
85.71
7
14.29
49
43
41
83.67
8
16.33
49
44
42
85.71
7
14.29
49
45
40
81.63
9
18.37
49
46
38
77.55
6
12.24
5
10.20
49
47
37
75.51
12
24.49
49
48
35
71.43
14
28.57
49
49
43
87.76
6
12.24
49
50
28
57.14
21
42.86
49
51
23
46.94
15
30.61
7
14.29
4
8.16
49
407
75.51
112
20.78
16
2.97
4
0.74
100.00
Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur prakerind dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 13 prosentase jawaban Selalu (SL) adalah 75,51 % dan Sering (SR) adalah 20,78 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur Prakerind dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang terlaksana dengan baik.
Secara umum adalah Waka Humas selaku pembuat dan koordinator Prakerind penanggung jawab prosedur Prakerind, melaksanakan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawabnya.
Analisis Deskripsi Sub.Variabel Kelulusan Siswa
Analisis deskripsi variabel evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu sub variabel kelulusan siswa terdiri dari 1 indikator dan 5 Item pertanyaan. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item prosedur Pengendalian siswa yang tidak lulus, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel tanggapan responden dibawah ini :
Tanggapan Responden Indikator Prosedur Pengendalian Siswa yang Tidak Lulus
Pada Tabel 14 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Pengendalian siswa yang tidak lulus..
Tabel 14. Tanggapan Responden Prosedur Pengendalian Siswa
yang Tidak Lulus
No
Tanggapan Responden
Jumlah Responden
SL
SR
KD
JR
TP
F
%
f
%
f
%
f
%
f
%
52
21
42.86
28
57.14
49
53
22
44.90
27
55.10
49
54
16
32.65
22
44.90
6
12.24
5
10.20
49
55
42
85.71
7
14.29
49
56
27
55.10
15
30.61
7
14.29
49
128
52.24
99
40.41
13
5.31
5
2.04
100.00
Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur pengendalian siswa yang tidak lulus dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 14 prosentase jawaban Selalu (SL) adalah 52,24 % dan Sering (SR) adalah 40,41 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur pengendalian siswa yang tidak lulus dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang cukup terlaksana dengan baik.
Secara umum adalah Waka Kurikulum selaku pembuat dan penanggung jawab prosedur Pengendalian siswa yang tidak lulus, cukup melaksanakan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawabnya
Analisis Hambatan-Hambatan Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu.
Analisis deskripsi hambatan-hambatan pelaksanaan prosedur manajemen mutu dilakukan dengan menghitung frekwensi dari tanggapan responden atas item-item hambatan dan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel tanggapan responden dibawah ini :
Tabel 15. Tanggapan Responden Hambatan-hambatan Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu
No
Item
Tanggapan Responden
Jumlah Responden
SL
SR
KD
JR
TP
F
%
f
%
f
%
f
%
f
%
57
34
69.39
11
22.45
4
8.16
49
58
36
73.47
13
26.53
49
59
35
71.43
14
28.57
49
60
43
87.76
6
12.24
49
61
28
57.14
21
42.86
49
62
23
46.94
15
30.61
9
18.37
2
4.08
49
63
22
44.90
27
55.10
49
64
16
32.65
22
44.90
6
12.24
5
10.20
49
65
29
59.18
7
14.29
13
26.53
49
266
60.32
136
30.84
32
7.26
5
1.13
2
0.45
100.00
Tanggapan responden terhadap item-item indikator hambatan pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 15 prosentase jawaban Selalu (SL) adalah 60,32 % dan Sering (SR) adalah 30,84. Pelaksanaan prosedur tidak menemukan kesulitan yang berarti hambatan kecil dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang.
Pembahasan Hasil Penelitian.
Berdasarkan hasil analisis dari uraian diatas, bagaimana pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang dan apa saja hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu tersebut. Pembahasan hasil penelitian tersebut sebagai berikut.
Evaluasi pelaksanaan prosedur penerimaan siswa baru.
Tabel 16. Analisis prosedur penerimaan siswa baru
No
Tanggapan Responden
Jumlah
fi.xi
Jumlah
fi
Mean
(fi.xi)/fi
Prosentase
SL
SR
KD
JR
TP
F
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
1
37
185
6
24
6
18
0
0
0
0
227
49
4.63
92.65
%
2
45
225
4
16
0
0
0
0
0
0
241
49
4.92
98.37
%
3
46
230
3
12
0
0
0
0
0
0
242
49
4.94
98.78
%
4
29
145
20
80
0
0
0
0
0
0
225
49
4.59
91.84
%
5
47
235
2
8
0
0
0
0
0
0
243
49
4.96
99.18
%
6
41
205
8
32
0
0
0
0
0
0
237
49
4.84
96.73
%
7
39
195
10
40
0
0
0
0
0
0
235
49
4.80
95.92
%
8
42
210
7
28
0
0
0
0
0
0
238
49
4.86
97.14
%
9
48
240
1
4
0
0
0
0
0
0
244
49
4.98
99.59
%
10
28
140
13
52
8
24
0
0
0
0
216
49
4.41
88.16
%
11
43
215
1
4
5
15
0
0
0
0
234
49
4.78
95.51
%
12
43
215
6
24
0
0
0
0
0
0
239
49
4.88
97.55
%
13
48
240
1
4
0
0
0
0
0
0
244
49
4.98
99.59
%
14
29
145
20
80
0
0
0
0
0
0
225
49
4.59
91.84
%
15
37
185
12
48
0
0
0
0
0
0
233
49
4.76
95.10
%
16
25
125
24
96
0
0
0
0
0
0
221
49
4.51
90.20
%
76.41
95.51
%
Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu formulir pendaftaran didisikan ke komputer oleh petugas entry data sebesar 99,59% dalam kategori sangat baik.untuk pertanyaan guru bertugas di loket pendaftaran ulang yang telah disediakan panitia sebesar 99,59% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu petugas entry data menyerahkan hasil print out untuk calon siswa besok harinya sebesar 88,16% dalam kategori sangat baik. Untuk item pertanyaan guru produktif melakukan analisis kurikulum untuk menetapkan tugas mengajar guru sebesar 90,20% dalam kategori sangat baik.
Dari analisis mean item-item prosedur penerimaaan siswa di SMK Negeri 5 Padang, terlaksana sesuai apa yang tertulis di prosedur PSB mulai dari persiapan PSB, dokumen, proses pendaftaran sampai ke penerimaan siswa baru di kelas, terlaksana sesuai prosedur. Setelah mengadakan rapat staf pimpinan dan membentuk panitia penerimaan siswa baru, panitia membagikan surat tugas kepada guru-guru dan karyawan yang ditugaskan. Panitia menyiapkan pengumuman dan sarana prasarana untuk kegiatan PSB. Pada saat pendaftaran panitia yang ditugaskan berada pada loket masing-masing; pendaftaran tes buta warna, pengambilan formulir, pemeriksaan berkas dan bagian entry data. Setelah pengumuman kelulusan, panitia menerima siswa baru, melalui loket yang disediakan dan syarat-syarat bagi siswa baru yang harus dipenuhi, sampai ke pembagian lokal untuk siswa baru oleh masing-masing ketua jurusan. Prosedur penerimaan siswa baru dengan persentase rata-rata sebesar 95,51% dengan kategori sangat baik.
Evaluasi pelaksanaan prosedur pelaksanaan PBM.
Tabel 17. Analisis prosedur penetapan tugas mengajar guru
No
Tanggapan Responden
Jumlah
fi.xi
Jumlah
fi
Mean
(fi.xi)/fi
Persentase
SL
SR
KD
JR
TP
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
17
36
180
13
52
0
0
0
0
0
0
232
49
4.73
94.69
%
18
38
190
11
44
0
0
0
0
0
0
234
49
4.78
95.51
%
19
30
150
19
76
0
0
0
0
0
0
226
49
4.61
92.24
%
20
43
215
6
24
0
0
0
0
0
0
239
49
4.88
97.55
%
21
38
190
11
44
0
0
0
0
0
0
234
49
4.78
95.51
%
22
43
215
6
24
0
0
0
0
0
0
239
49
4.88
97.55
%
28.65
95.51
%
Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu guru mendapatkan surat tugas mengajar yang diberikan oleh Waka kurikulum awal tahun ajaran sebesar 97,55% dalam kategori sangat baik.untuk pertanyaan kajur menetapkan mata diklat kepada guru-guru yang akan diajarkan sebesar 97,55% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu guru-guru mendapatkan jadwal mengajar dari waka kurikulum sebesar 92,24% dalam kategori sangat baik. Untuk item pertanyaan guru menetapkan tugas mangajar berdasarkan kurikulum sebesar 94,69% dalam kategori sangat baik.
Tabel 18. Analisis prosedur penyusunan program pengajaran
No
Tanggapan Responden
Jumlah
fi.xi
Jumlah
fi
Mean
(fi.xi)/fi
Persentase
SL
SR
KD
JR
TP
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
23
45
225
4
16
0
0
0
0
0
0
241
49
4.92
98.37
%
24
45
225
4
16
0
0
0
0
0
0
241
49
4.92
98.37
%
25
43
215
6
24
0
0
0
0
0
0
239
49
4.88
97.55
%
26
22
110
15
60
7
21
0
10
0
0
201
49
4.10
82.04
%
27
27
135
22
88
0
0
0
0
0
0
223
49
4.55
91.02
%
28
37
185
12
48
0
0
0
0
0
0
233
49
4.76
95.10
%
28.12
93.74
%
Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu guru membuat program pengajaran tipa awal tahun sebesar 98,37% dalam kategori sangat baik.untuk pertanyaan program pengajaran yang dibuat guru ditanda tangani oleh waka kurikulum dan kepala sekolah sebesar 98,37% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu guru-guru menggunakan modul untuk mengajar sebesar 82,04% dalam kategori baik. Untuk item pertanyaan guru-guru mengajukan kebutuhan alat dan bahan pelajaran dengan mengisi format usulan sebesar 91,02% dalam kategori sangat baik.
Tabel 19. Analisis prosedur pengajuan alat dan bahan praktek
No
Tanggapan Responden
Jumlah
fi.xi
Jumlah
fi
Mean
(fi.xi)/fi
Persentase
SL
SR
KD
JR
TP
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
29
21
105
14
56
14
42
0
0
0
0
203
49
4.14
82.86
%
30
30
150
14
56
5
15
0
0
0
0
221
49
4.51
90.20
%
31
37
185
7
28
5
15
0
0
0
0
228
49
4.65
93.06
%
32
36
180
8
32
5
15
0
0
0
0
227
49
4.63
92.65
%
33
37
185
12
48
0
0
0
0
0
0
233
49
4.76
95.10
%
34
30
150
14
56
5
15
0
0
0
0
221
49
4.51
90.20
%
27.20
90.68
%
Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu guru menyusun urutan logis dari suatu kompetensi yang ada pada deskripsi pembelajaran yang telah divalidasi dan pelaksanaan PBM dalam kelas dinilai dari analisis kurikulum sebesar 95,10% dalam kategori sangat baik.. Selanjutnya untuk item terendah yaitu guru menyerahkan format usulan kepada kabeng, kajur/koord bidang umum dan diserahkan ke waka sapra sebesar 82,86% dalam kategori baik.
Dari analisis mean item-item prosedur pelaksanaan proses belajar mengajar di SMK Negeri 5 Padang, terlaksana sesuai apa yang tertulis di prosedur mulai dari penetapan tugas mengajar guru, penyusunan program pengajaran sampai ke pengajuan alat dan bahan untuk pembelajaran, terlaksana sesuai prosedur. Pada setiap awal tahun guru-guru melakukan analisis kurikulum untuk menentukan tugas mengajar guru, setelah itu ketua jurusan mengajukan ke Waka Kurikulum, oleh Waka kurikulum di analisis dan di tanda tangani oleh kepala sekolah. Kemudian di serahkan kepada masing-masing guru. Sebelum ajaran baru guru-guru melakukan analisis kurikulum untuk persiapan perangkat ajar guru selama 1 tahun. Guru-guru sebelum masuk kelas sudah siap dengan program belajar, silabus, RPP, buku nilai dan bahan ajar atau modul. Guru-guru juga mengajukan alat dan bahan pelajaran ke Waka sarana melalui Kajur masing-masing, guru-guru mengisi format usulan kebutuhan alat sesuai dengan kompetensi yang diajarkannya. Dan guru-guru meminta alat dan bahan pelajaran ke bagian inventaris. Prosedur PBM sudah sesuai dengan isi prosedur yang dibuat dan oleh staf pimpinan dan guru telah dilaksanakan dengan sangat baik.
Evaluasi pelaksanaan prosedur evaluasi PBM.
Tabel 20. Analisis prosedur evaluasi PBM
No
Tanggapan Responden
Jumlah
fi.xi
Jumlah
fi
Mean
(fi.xi)/fi
Persentase
SL
SR
KD
JR
TP
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
35
43
215
6
24
0
0
0
0
0
0
239
49
4.88
97.55
%
36
45
225
4
16
0
0
0
0
0
0
241
49
4.92
98.37
%
37
43
215
6
24
0
0
0
0
0
0
239
49
4.88
97.55
%
38
42
210
7
28
0
0
0
0
0
0
238
49
4.86
97.14
%
39
29
145
20
80
0
0
0
0
0
0
225
49
4.59
91.84
%
40
27
135
18
72
4
12
0
0
0
0
219
49
4.47
89.39
%
28.59
95.31
%
Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu guru mengisi nilai siswa pada buku nilai sebesar 98,37% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu item guru-guru menganalisis praktek siswa di industri tiap awal tahun sebesar 89,39% dalam kategori sangat baik.
Dari analisis mean item-item prosedur evaluasi di SMK Negeri 5 Padang, terlaksana sesuai apa yang tertulis diprosedur, mulai dari penyusuan urutan logis kompetensi, evaluasi kompetensi, instrumen evaluasi sampai ke penilaian, terlaksana sesuai prosedur. Pada awal tahun guru-guru menganalisis kurikulum dan menyusun urutan logis kompetensi yang akan di ajarkan, baik itu teori, praktek sekolah dan praktek industri. Semua perangkat penilaian sudah disiapkan awal tahun ajaran baru. Setelah pembelajaran dilaksanakan setiap akhir kompetensi guru melakukan evaluasi kepada siswa dan memasukannya pada buku nilai kelas serta menyerahkan ke BP. Prosedur evaluasi ini dilakukan oleh guru sebagai tugas pokok yang diberikan dan dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Prosedur evaluasi PBM dengan persentase rata-rata sebesar 95,31% dalam kategori sangat baik.
Evaluasi pelaksanaan prosedur pelaksanaan prakerind.
Tabel 21. Analisis prosedur pelaksanaan prakerind
No
Tanggapan Responden
Jumlah
fi.xi
Jumlah
fi
Mean
(fi.xi)/fi
Persentase
SL
SR
KD
JR
TP
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
41
38
190
7
28
4
12
0
0
0
0
230
49
4.69
93.88
%
42
42
210
7
28
0
0
0
0
0
0
238
49
4.86
97.14
%
43
41
205
8
32
0
0
0
0
0
0
237
49
4.84
96.73
%
44
42
210
7
28
0
0
0
0
0
0
238
49
4.86
97.14
%
45
40
200
9
36
0
0
0
0
0
0
236
49
4.82
96.33
%
46
38
190
6
24
5
15
0
0
0
0
229
49
4.67
93.47
%
47
37
185
12
48
0
0
0
0
0
0
233
49
4.76
95.10
%
48
35
175
14
56
0
0
0
0
0
0
231
49
4.71
94.29
%
49
43
215
6
24
0
0
0
0
0
0
239
49
4.88
97.55
%
50
28
140
21
84
0
0
0
0
0
0
224
49
4.57
91.43
%
51
23
115
15
60
7
21
0
0
4
4
200
49
4.08
81.63
%
51.73
94.06
%
Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu guru yang ditugaskan pokja memberikan sertifikat kepada peserta yang memenuhi persyaratan lulus sebesar 97,55% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu guru yang ditugaskan pokja membuat rekap dan diagram penelusuran tamatan sebesar 81,63% dalam kategori baik.
Dari analisis mean item-item prosedur prakerind di SMK Negeri 5 Padang, terlaksana sesuai apa yang tertulis di prosedur, mulai dari persiapan, penjajakan, pembekalan, mengantar, monitoring, sampai ke menjemput. Prosedur ini terlaksana sesuai yang tertulis dengan persentase rata-rata sebesar 94,04% dalam kategori sangat baik.
Evaluasi pelaksanaan prosedur kelulusan siswa.
Tabel 22. Analisis prosedur kelulusan siswa
No
Tanggapan Responden
Jumlah
fi.xi
Jumlah
fi
Mean
(fi.xi)/fi
Persentase
SL
SR
KD
JR
TP
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
52
21
105
28
112
0
0
0
0
0
0
217
49
4.43
88.57
%
53
22
110
27
108
0
0
0
0
0
0
218
49
4.45
88.98
%
54
16
80
22
88
6
18
5
10
0
0
196
49
4.00
80.00
%
55
42
210
7
28
0
0
0
0
0
0
238
49
4.86
97.14
%
56
27
135
15
60
7
21
0
0
0
0
216
49
4.41
88.16
%
22.14
88.57
%
Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi guru mengisikan nilai remedial siswa pada blangko perbaikan sebesar 97,14%dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu siswa menyelesaikan remedialnya, baru bisa melanjutkan ke kompetensi berikutnya sebesar 80,00% dalam kategori baik.
Dari analisis mean item-item prosedur kelulusan siswa di SMK Negeri 5 Padang, terlaksana sesuai apa yang tertulis di prosedur mulai dari pemberian remedial, pengisian blangko remedial dan pengarsipan nilai, terlaksana sesuai prosedur. Setiap akhir kompetensi guru-guru memberikan evaluasi kepada siswa, bagi siswa yang tidak tuntas, diberikan remedial dan pengayaan untuk siswa yang tuntas. Setelah semua siswa tuntas kompetensi atau telah memenuhi persyaratan ketuntasan belajar, baru guru melanjutkan kompetensi berikutnya. Guru-guru menyimpan dan mengarsipkan nilai-nilai siswa yang remedial dan pengayaan dan ditanda tangani oleh siswa. Sebagai tugas pokok bagi guru untuk memberikan remedial bagi siswa yang tidak tuntas, juga prosedur pelaksanaan pemberian remedial bagi guru-guru dan setiap guru mengikuti prosedur ini dalam pemberian remedial untuk kelulusan siswa dengan persentase rata-rata sebesar 88,87% dalam kategori sangat baik.
Hambatan sekolah dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu.
Tabel 23. Analisis hambatan sekolah dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu
No
Tanggapan Responden
Jumlah
fi.xi
Jumlah
fi
Mean
(fi.xi)/fi
Persentase
SL
SR
KD
JR
TP
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
f
fi.xi
57
34
170
11
44
4
12
0
0
0
0
226
49
4.61
92.24
%
58
36
180
13
52
0
0
0
0
0
0
232
49
4.73
94.69
%
59
35
175
14
56
0
0
0
0
0
0
231
49
4.71
94.29
%
60
43
215
6
24
0
0
0
0
0
0
239
49
4.88
97.55
%
61
28
140
21
84
0
0
0
0
0
0
224
49
4.57
91.43
%
62
23
115
15
60
9
27
0
0
2
2
204
49
4.16
83.27
%
63
22
110
27
108
0
0
0
0
0
0
218
49
4.45
88.98
%
64
16
80
22
88
6
18
5
10
0
0
196
49
4.00
80.00
%
65
29
145
7
28
13
39
0
0
0
0
212
49
4.33
86.53
%
40.45
89.8866
%
Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu prosedur mutu yang dibuat dan direvisi sesuai keperluan sebesar 97,55% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu tindak lanjut perbaikan dilaksanakan audit sebesr 80,00% dalam kategori baik.
Tabel 24. Analisis rangking hambatan sekolah dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu
No
Tanggapan Responden
Jumlah
fi.xi
Jumlah
fi
Mean
(fi.xi)/fi
Persentase
Rangking
SL
SR
KD
JR
TP
f
fi.xi
F
fi.xi
f
fi.xi
F
fi.xi
f
fi.xi
64
16
80
22
88
6
18
5
10
0
0
196
49
4.00
80.00
%
1
62
23
115
15
60
9
27
0
0
2
2
204
49
4.16
83.27
%
2
65
29
145
7
28
13
39
0
0
0
0
212
49
4.33
86.53
%
3
63
22
110
27
108
0
0
0
0
0
0
218
49
4.45
88.98
%
4
61
28
140
21
84
0
0
0
0
0
0
224
49
4.57
91.43
%
5
57
34
170
11
44
4
12
0
0
0
0
226
49
4.61
92.24
%
6
59
35
175
14
56
0
0
0
0
0
0
231
49
4.71
94.29
%
7
58
36
180
13
52
0
0
0
0
0
0
232
49
4.73
94.69
%
8
60
43
215
6
24
0
0
0
0
0
0
239
49
4.88
97.55
%
9
Di dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang tentu ada hambatan-hambatannya, meskipun itu kecil tapi sedikit mempengaruhi jalannya prosedur manajemen mutu. Dari tanggapan responden didapat hambatan yang sedikit mempengaruhi pelaksanaan prosedur manajemen mutu yaitu :
Item no 64 tindak lanjut perbaikan dilaksanakan setelah audit artinya masih ada pembuat prosedur yang lalai dalam hal melakukan tindakan perbaikan tentang perbaikan temuan audit atau perbaikan karena hasil kerja yang dicapai pada saat itu kurang memuaskan.Item nomor 62 Komitmen pembuat prosedur mutu konsisten terhadap implementasi prosedur yang dibuat artinya masih ada pembuat prosedur yang tidak konsisten dalam pelaksanaan prosedur mutu.Item no 65 Perbaikan-perbaikan yang ditemukan tidak terjadi untuk audit berikutnya artinya dalam melakukan perbaikan masih ada hal-hal yang diulangi kembali perbaikannya pada saat audit berikutnya.
Tabel 25. Kesimpulan Nilai Mean Dan Persentase Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu
No
Indikator
Mean
Persentase
Keterangan
1
prosedur penerimaan siswa baru.
4,77
95.51 %
Sangat baik
2
prosedur penetapan tugas mengajar guru
4,77
95.51 %
Sangat baik
3
prosedur penyusunan program pengajaran
4,69
93.74 %
Sangat baik
4
prosedur pengajuan alat dan bahan praktek
4,53
90.68 %
Sangat baik
5
prosedur evaluasi PBM
4,76
95.31 %
Sangat baik
6
prosedur pelaksanaan prakerind
4,70
94.06 %
Sangat baik
7
prosedur kelulusan siswa
4,43
88.57 %
Sangat baik
8
hambatan sekolah dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu
4,49
89.88%
Sangat baik
Rata-rata
4,64
92,90%
Sangat baik
Ini berarti secara umum evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang termasuk dalam kategori sangat baik dengan mean 4,64 dan persentase sebesar 92,90%.namun demikian perlu peningkatan kinerja dalam prosedur manajemen mutu untuk mengatasi hambatan yang ada dengan peningkatan disiplin sehingga tidak ada lagi kelalaian dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu serta perlunya monitoring dan evaluasi yang berkesinambungan sehingga mendapatkan hasil maksimal.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Analisis deskripsi item-item prosedur evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang yaitu
Prosedur penerimaaan siswa di SMK Negeri 5 Padang terlaksana sesuai apa yang tertulis di prosedur PSB mulai dari persi