pelaksanaan manajemen berbasis sekolah
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
1/169
PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS
SEKOLAH DI SDN BERJO I NGARGOYOSO
KABUPATEN KARANGANYAR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
NUR AINY
981824020
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2005
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
2/169
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SDN
Berjo I Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar” ini telah disetujui oleh
Pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, April 2005
Pembimbing I Pembimbing II
Sungkono, M.Pd Mulyo Prabowo, M.Pd
NIP. 131 666 729 NIP. 131 656 350
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
3/169
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan dan kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, April 2005
Yang menyatakan,
(Nur Ainy)
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
4/169
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SDN Berjo I
Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar” ini telah dipertahankan di depan Dewan
Penguji pada tanggal 14 April 2005 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan Tanda tangan Tanggal
Sungkono, M.Pd. Ketua Penguji ……………. ……..….
Eko Budi Prasetyo, M.Pd. Sekretaris Penguji ……………. ….….….
M.M. Wahyuningrum, M.M. Penguji Utama ……………. ……..….
Mulyo Prabowo, M.Pd. Penguji Pendamping ……………. ……..….
Yogyakarta, April 2005
Fakultas Ilmu Pendidikan
Dekan,
Muh. Farozin, M.Pd.
NIP. 130 889 497
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
5/169
v
Motto dan Persembahan
Katakanlah : “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-
kalimat Robbku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-
kalimat Robbku, meskipun Kami datangkan sebanyak itu (pula)”
(QS. Al Kahfi : 109)
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanyai
tentang kepeminpinannya ”
(HR. Muslim)
“Dan tugas paling berat dalam hidup adalah belajar untuk
bershabar dan bersyukur”
(Nur Ainy)
Dengan penuh rasa syukur ke Illahi Robbi
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
Ibu dan Bapak yang pertama kali mengenalkan aku akan indahnya
kehidupan
Almamaterku tercinta Universitas Negeri Yogyakarta
Nusa dan bangsaku
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
6/169
vi
PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SDN BERJO I
NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR
ABSTRAKOleh : Nur Ainy
981824020
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah di SDN Berjo I Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar, meliputi
karakteristik manajemen berbasis sekolah, tahap-tahap pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah, fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah, tugas kepala
sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peran guru dalam
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah dan 8 guru di SDN Berjo I.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah metode pengamatan atau observasi non partisipan, metode wawancara dan metode dokumentasi. Proses analisis data
dimulai dengan menelaah seluruh data dari hasil wawancara, hasil observasi dan
dukomentasi yang berhubungan dengan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
Setelah itu dilanjutkan dengan mengadakan reduksi data dan verifikasi untuk
pengambilan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi
yaitu data observasi yang diperoleh dipadukan dengan data wawancara atau data
dokumentasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah
memiliki karakteristik manajeman berbasis sekolah, walaupun belum berjalan
secara efektif dikarenakan pendanaan terbatas dan kurangnya pemahaman guru
tentang manajemen berbasis sekolah. Sekolah melaksanakan manajemen berbasis
sekolah sudah melalui tahap-tahap manajemen berbasis sekolah. Sekolah
menerapkan fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah sehingga terbentuk
kemandirian sekolah. Tugas kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah menggambarkan kemampuannya memimpin sekolah karena
didukung oleh tingkat pendidikan yang sesuai dan wawasan yang luas tentang
manajemen berbasis sekolah. Peran guru sebagai demostrator, pengelola kelas,
mediator, administrator dan sebagai evaluator cukup mendukung pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah. Dilihat dari latar belakang pendidikan guru,
kemampuan guru sudah sesuai walaupun pengalaman guru tentang tentang
manajemen berbasis sekolah masih kurang. Hal tersebut disebabkan selain
manajemen berbasis sekolah masih merupakan konsep yang baru juga karena
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah merupakan tanggung jawab semuawarga sekolah terutama komite sekolah dan tidak hanya dibebankan kepada
kepala sekolah, guru dan siswa. Selain itu masih kurangnya kegiatan-kegiatan
yang mengasah ketrampilan manajemen berbasis sekolah seperti pelatihan,
seminar, workshop dan lain-lainnya yang dikhususkan untuk guru.
Kata kunci : Manajemen Berbasis Sekolah, Sekolah Dasar
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
7/169
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang telah
melimpahkan karuniaNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SDN Berjo I Ngargoyoso
Kabupaten Karanganyar”. Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian prasyarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik. Maka dari itu penulis
menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1.
Moh. Farozin M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta
2.
Sungkono M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama penyusunan skripsi
3. Mulyo Prabowo M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi
4. Drs. Hartomo, selaku kepala sekolah SDN Berjo I yang telah memberikan izin
penelitian dalam penyusunan skripsi ini
5.
Bapak dan Ibu guru SDN Berjo I yang telah meluangkan waktu dan tenaga
sebagai subyek penelitian
6.
Mas Abid dan Mbak Nur Subekti, Mas dan Mbakku yang lain yang telah
memberikan bantuan moril maupun materiil sehingga skripsi ini bisa tersusun
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
8/169
viii
7. Teman-temanku TP 98 Ningrum, Enunk, Desi, Isti, Budi, Esti, Wawan atas
dukungan dan persaudaraannya
8. Teman-temanku Mbak Yayuk, Mbak Ugi, Budi, Fitri, Vita, Uus dan teman-
teman di Astrikom 8 atas kebersamaannya di “Universitas Kehidupan” ini
Kritik dan saran yang membangun selalu diharapkan demi perbaikan-
perbaikan lebih lanjut.
Yogyakarta, April 2005
Penulis
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
9/169
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii
PERNYATAAN............................................................................................ iii
PENGESAHAN ............................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
ABSTRAK.................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4
C. Batasan Masalah........................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PERTANYAAN PENELITAN................. 7
A. Kajian Teori .............................................................................. 7
1. Konsep Teknologi Pendidikan ............................................. 7
a. Definisi Teknologi Pendidikan....................................... 7
b. Kawasan Teknologi Pendidikan..................................... 8
2. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah................................. 12
a. Manajemen ..................................................................... 12
b. Manajemen Sekolah....................................................... 13
c. Manajemen Berbasis Sekolah ........................................ 14
d. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah .................. 17
e. Tahap-tahap Pelaksanaan Manajemen
Berbasis Sekolah ............................................................ 20
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
10/169
ix
f. Fungsi-fungsi yang Didesentralisasikan ke Sekolah
dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah......... 21
g. Tugas Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan
Manajemen Berbasis Sekolah ........................................ 22
h. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen
Berbasis Sekolah ............................................................ 24
B. Pertanyaan Penelitian ................................................................ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 28
A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 29
B. Definisi Operasional.................................................................. 29
C. Setting, Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 29
D. Subyek Penelitian...................................................................... 29
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 30
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 32
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................... 33
H. Teknik Analisis Data................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 36
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 36
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 36
2. Deskripsi Subyek Penelitian ................................................ 36
3. Deskripsi Data...................................................................... 37
B. Pembahasan ............................................................................... 107
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN MASALAH
PENELITIAN DAN SARAN........................................................ 112
A. Kesimpulan .............................................................................. 112
B. Keterbatasan Masalah Penelitian............................................... 113
C. Saran.......................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 115
LAMPIRAN.................................................................................................. 117
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
11/169
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
kemajuan bangsa dan dalam membangun watak bangsa. Pendidikan juga tidak
dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan bangsa dan mengembangkan masyarakat Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, memiliki
keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan .
Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan
nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tekanan
yang menuntut pertanggungjawaban mengenai relevansi dan mutu hasil
pendidikan semakin besar. Ketidakpastian mengenai lowongan pekerjaan,
kelangkaan sumber-sumber dan perlunya meneliti dengan cermat lembaga
yang menerima pembiayaan juga menuntut pendidikan untuk memberikan
investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan
kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia
dalam mengarungi kehidupan yang penuh ketidakpastian. Dalam kerangka
inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi
masyarakat yang ingin maju, demikian halnya bagi masyarakat Indonesia yang
memiliki wilayah yang amat luas.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
12/169
2
Kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bervariasi serta
munculnya berbagai masalah mendorong pemerintah memperhatikan potensi
daerah. Standardisasi bagi penyeragaman rencana yang terlalu terpusat
menghambat pelaksanaan pembangunan karena cenderung akan berakibat
pada ketidaksesuaian antara rencana pusat dan kebutuhan daerah masing-
masing. Sejalan dengan arah kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi yang
ditempuh pemerintah, tanggung jawab pemerintah daerah meningkat, salah
satunya manajemen pendidikan.
Wacana desentralisasi pendidikan muncul sejak diberlakukannya
Undang-Undang (UU) tentang Otonomi Daerah. Pasal 11 UU nomor 22 tahun
1999 menyebutkan bahwa pendidikan merupakan salah satu bidang
pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Kebijakan ini
memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk
memberdayakan pendidikan berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat.
Pemerintah daerah diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuannya
dalam berbagai tahap pembangunan pendidikan, sejak tahap perumusan
kebijakan daerah, perencanaan, pelaksanaan, sampai pemantauan di daerah
masing-masing.
Manajeman Berbasis Sekolah (School Based Management ) merupakan
satu kajian yang banyak dibahas untuk mengubah sistem pendidikan yang
sentralistik ke arah desentralistik. Desentralisasi pendidikan memberi
kewenangan kepada sekolah dan masyarakat setempat untuk mengelola
pendidikan. Dengan demikian dapat diharapkan tercapai peningkatan
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
13/169
3
kerjasama antara kepala sekolah, guru, pegawai lainnya dan masyarakat, serta
peningkatan kualitas dan produktivitas pendidikan. Hal tersebut juga akan
membentuk kemandirian sekolah yang selama ini kurang ditekankan, sehingga
fungsi-fungsi yang ada akan didesentralisasikan di sekolah.
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu di dukung kemampuan
manajerial para kepala sekolah. Sekolah perlu berkembang maju dari tahun ke
tahun. Karena itu, hubungan baik antar guru perlu diciptakan agar terjalin
iklim dan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan. Demikian halnya
penataan penampilan fisik dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah
menjadi lingkungan yang dapat menumbuhkan kreativitas, disiplin dan
semangat belajar yang baik bagi peserta didik.
Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah secara efektif dan efisien
menuntut seorang kepala sekolah yang memiliki pandangan luas tentang
sekolah dan pendidikan. Wibawa kepala sekolah harus ditumbuhkembangkan
dengan meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja,
keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja
yang kondusif. Kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai
manajer sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar, dengan
melakukan supervisi kelas, membina, dan memberikan saran-saran positif
kepada guru. Disamping itu, kepala sekolah juga harus melakukan tukar
pikiran, sumbang saran, dan studi banding antar sekolah untuk menyerap kiat-
kiat kepemimpinan dari kepala sekolah lain.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
14/169
4
Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah juga menuntut guru untuk
berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru adalah teladan dan
panutan langsung peserta didik dikelas. Oleh karena itu, guru perlu siap
dengan segala kewajiban, baik manajemen maupun persiapan isi materi
pelajaran. Guru juga harus mengorganisasikan kelasnya dengan baik mulai
jadwal pelajaran, pembagian tugas peserta didik, kebersihan dan ketertiban
kelas, pengaturan tempat duduk peserta didik dan penempatan media
pembelajaran pada tempatnya.
Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah yang ideal harus sesuai
dengan karakteristik manajemen berbasis sekolah dan harus melalui tahap-
tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Perencanaan dan persiapan
yang baik dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah akan membantu
keberhasilan program tersebut. Hal itu akan menghasilkan mutu pendidikan
yang semakin baik, ada kepedulian warga sekolah dan tanggung jawab
sekolahpun akan semakin meningkat.
SDN Berjo I adalah salah satu SD di kecamatan Ngargoyoso
Kabupaten Karanganyar yang menjadi sekolah rintian manajemen berbasis
sekolah. Kondisi sekolah yang strategis dan kondusif untuk belajar tepat untuk
dijadikan SD rintisan manajemen berbasis sekolah dan SD Unggulan,
sehingga dengan mempertimbangkan uraian di atas, peneliti merasa perlu
melakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
di SDN Berjo I Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
15/169
5
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut:
1.
Manajemen berbasis sekolah yang merupakan bentuk desentralisasi
pendidikan pelaksanaannya harus disertai persiapan dan perencanaan yang
matang agar berjalan lancar.
2.
Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management )
yang merupakan konsep baru dalam dunia pendidikan Indonesia belum
sepenuhnya berjalan sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaannya.
3.
Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah yang ideal harus berjalan sesuai
dengan karakterstik manajemen berbasis sekolah.
4.
Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah lebih meningkatkan fungsi-
fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah yang selama ini kurang
diperhatikan.
5.
Terbatasnya kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dalam
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
6.
Kurangnya kreasi guru dalam mengelola proses belajar mengajar dalam
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
C.
Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka
penelitian ini perlu membuat batasan masalah. Penelitian ini hanya akan
membahas tentang Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SDN Berjo I
Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
16/169
6
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan suatu masalah
sebagai berikut : Bagaimana pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di
SDN Berjo I Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di
sekolah dasar ini bertujuan untuk
1. Mengetahui karakteristik manajemen berbasis sekolah.
2.
Mengetahui tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
3.
Mengetahui fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah dalam
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
4.
Mengetahui tugas kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah.
5.
Mengetahui peran guru dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
F.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Sekolah
Sebagai masukan untuk lebih memantapkan pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah.
2.
Bagi Dinas Pendidikan
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan monitoring dan
evaluasi dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
17/169
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Konsep Teknologi Pendidikan
a.
Definisi Teknologi Pendidikan
Secara historis bidang studi ini disebut Teknologi Pendidikan
( Educational Technology) dan Teknologi Pembelajaran ( Instructional
Technology), mereka yang lebih mantap memakai istilah Teknologi
Pembelajaran mempunyai alasan karena kata pembelajaran (instructional)
lebih sesuai untuk mendeskripsikan fungsi teknologi. Selain itu istilah
pembelajaran lebih tepat, sebab Teknologi Pendidikan pada umumnya
berimplikasi pada setting sekolah atau pendidikan. Sedangkan mereka yang
menggunakan istilah Teknologi Pendidikan beralasan bahwa pembelajaran
(instruction) merupakan bagian dari pendidikan.
Selama sedikitnya empat puluh tahun bidang studi Teknologi
Pembelajaran secara periodik mengalami proses pengkajian kolektif. Definisi
bidang studi ini selalu diperbaharui sampai beberapa kali. Setiap perubahan
definisi memberikan arah baru pada bidang studi itu. Dari hasil analisis
kolektif itu, menurut AECT 1994 memberikan definisi Teknologi
Pembelajaran yaitu Instructional Technology is the theory and practice of
design, development, utilization, management, and evaluation of processes
and resources for learning. Dari definisi AECT 1994 ini mengandung arti
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
18/169
8
bahwa Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek desain,
pengembangan, pemakaian, manajemen dan evaluasi proses dan sumber untuk
belajar. Maka definisi itu berasal dari setiap komponen. Setiap domain dalam
bidang itu memberikan kontribusi pada teori dan praktek yang menjadi dasar
profesi .
b.
Kawasan Teknologi Pendidikan
Definisi Teknologi Pembelajaran tahun 1994 dibangun berdasarkan
lima kawasan yang menjadi perhatian teknologi pendidikan. Kawasan tersebut
meliputi desain, pengembangan, pemakaian, manajemen dan evaluasi. Kelima
fokus itu merupakan domain bidang studi Teknologi Pembelajaran.
Adapun penjelasan setiap domain tersebut sebagai berikut :
1). Domain Desain
Domain desain berasal dari psikologi gerakan pembelajaran
(instruct movement ). Desain merupakan proses menspesifikasi kondisi
untuk belajar. Tujuan desain adalah untuk menciptakan strategi dan
produk pada level makro maupun mikro. Pada level makro seperti program
dan kurikulum, sedangkan pada level mikro seperti satuan pelajaran dan
modul.
Menurut AECT (1994: 33-34) domain desain sedikitnya mencakup
empat kawasan teori dan praktek. Domain desain mencakup studi tentang
desain sistem pembelajaran (instructional systems design), desain pesan
(message design) strategi pembelajaran (instructional strategies), dan
karakteristik pembelajar (learner characteristies).
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
19/169
9
2). Domain Pengembangan
Akar domain pengembangan ialah kawasan produksi media, dan
perubahan dalam kemampuan media juga telah membuat perubahan dalam
domain tersebut. Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi
desain dalam bentuk fisiknya.
Menurut AECT (1994: 40-47) domain pengembangan mencakup
berbagai variasi teknologi yang diterapkan dalam pembelajaran. Domain
pengembangan dapat diorganisasikan menjadi empat kategori yaitu
teknologi cetak ( print technologies) teknologi audivisual (audiovisual
technologies), teknologi berdasarkan komputer (computer based
technologis) dan teknologi terpadu (integrated technologies).
3). Domain Pemakaian
Domain pemakaian bermula dari gerakan pendidikan visual yang
berkembang pada dasawarsa abad ini ketika banyak museum didirikan.
Domain pemakaian dipusatkan pada kegiatan pengajar dan spesialis media
yang membantu pengajar. Pemakaian adalah tindakan menggunakan
proses dan sumber untuk belajar.
Menurut AECT (1994: 40-56) domain pemakaian mencakup
pemakaian media (media utilization), difusi dan inovasi (diffusi on of
innovations), implementasi dan instruksionalisasi (implementation and
institutionalization), kebijakan dan aturan ( policies and regulations).
4). Domain Manajemen
Menurut AECT (1994: 56-62) domain manajemen berevolusi dari
administrasi pusat media, program dan layanan. Meskipun demikian
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
20/169
10
domain ini melibatkan pengontrolan teknologi pembelajaran melalui
perencanaan, organisasi, koordinasi dan supervisi. Dalam domain
manajemen terdapat empat kawasan yaitu manajemen proyek ( project
management ). Managemen sumber (resource management ), manajemen
sistem penyebaran (delivery system management ) dan managemen sistem
informasi (information management ).
5). Domain Evaluasi
Menurut Seels dan Richey (1994: 54) evaluasi adalah proses
penentuan kesesuaian pembelajaran dan belajar. Evaluasi dimulai dengan
analisis masalah. Analisis masalah merupakan langkah awal yang penting
dalam pengembangan dan evaluasi pembelajaran, sebab tujuan dan
hambatan pembelajar diperjelas dalam domain ini. Kategori yang termasuk
dalam kawasan ini adalah analisis masalah, pengukuran beracuan kriteria,
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Berdasarkan uraian tentang kawasan Teknologi Pembelajaran di
atas, penelitian tentang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di
sekolah dasar ini termasuk dalam kawasan domain manajemen, khususnya
manajemen proyek.
Menurut Seels dan Richey (1994: 59) manajemen proyek
melibatkan perencanaan, monitoring, pengontrolan desain pembelajaran
dan proyek pengembangan. Hal tersebut dilaksanakan dalam program
manajemen berbasis sekolah.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
21/169
11
DESAIN
-
Desain Sistem Pembelajaran
-
Desain Pesan
-
Strategi Pembelajaran
-
Karakteristik Si Belajar
PENGEMBANGAN
- Teknologi Cetak
-
Teknologi Audiovisual
- Teknologi Berdasar
Komputer
-
Teknologi Terpadu
EVALUASI
- Analisis Masalah
-
Pengukuran
Beracuan Kriteria
-
Evaluasi Formatif
-
Evaluasi Sumatif
PEMANFAATAN
- Pemakaian Media
-
Divusi dan Inovasi
- Implementasi dan
Institusionalisasi
- Kebijakan dan Aturan
MANAJEMEN
- Manajemen Proyek
-
Manajemen Sumber
- Manajemen Sistem
Penyebaran
- Manajemen Informasi
Bagan Kawasan Teknologi Pembelajaran ( Seels & Richey, 1994 )
TEORI DANPRAKTEK
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
22/169
12
2. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah
a) Manajemen
Nanang Fatah (1996: 1) mengartikan manajemen sebagai ilmu, yaitu
bidang pengetahuan yang sescara sistematik berusaha memahami mengapa
dan bagaimana orang bekerja sama.
Menurut Nunung (1994: 23) manajemen adalah bagaimana cara
mengatur, membimbing, dan memimpin semua orang yang menjadi
bawahannya, agar usaha yang sedang dilaksanakan dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
George R. Terry di dalam bukunya The Principles of Management
yang dikutip Nunung (1994: 22) mengemukakan manajemen sebagai
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui usaha orang lain
atau ada usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih
dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
Manajemen dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai the act or art to
managing conduct, direction and control, yaitu tindakan atau seni pengurusan,
pengaturan, pengarahan dan pengawasan.
Definisi AECT 1977 membagi fungsi manajemen organisasi dan
manajemen personalia sebagaimana dipraktekkan oleh administrator pusat dan
program media. Manajemen melibatkan pengontrolan Teknologi Pembelajaran
melalui perencanaan, organisasi, koordinasi, dan supervisi. Manajemen
merupakan produk sistem nilai operasional. Kompleksitas manajemen sumber
daya, personal dan desain, dan upaya pengembangannya teruntai dalam
besarnya intervensi yang tumbuh dari departemen perusahaan atau departemen
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
23/169
13
sebuah sekolah sampai intervensi pembelajaran berskala nasional dan
multinasional global.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah manajemen
memiliki banyak arti yang semuanya menunjukkan suatu kegiatan bersama.
Selain itu ilmu manajemen dapat direalisasikan dalam semua aspek
kehidupan. Begitu juga dengan manajemen proyek, dalam hal ini manajer
proyek bertanggung jawab untuk merencanakan, menjadwal dan mengontrol
fungsi-fungsi desain pembelajaran atau tipe proyek yang lain. Mereka harus
melakukan negosiasi, pembiayaan, menetapkan sistem monitoring informasi
dan mengevaluasi kemajuan.
b) Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah seringkali diartikan sebagai administrasi sekolah.
Dalam berbagai kepentingan, pemakaian istilah tersebut sering digunakan
secara bergantian, demikian halnya dalam berbagai literatur, acapkali
dipertukarkan. Berdasarkan fungsi pokoknya istilah manajemen dan
administrasi mempunyai fungsi yang sama, fungsi-fungsi tersebut adalah
fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan.
Made Pidarta (1988: 15) mengungkapkan sesudah manajemen
membuahkan aktivitas-aktivitas tertentu dalam lembaga pendidikan dengan
program-programnya, sarananya, anggarannya, kriteria pelaksanaan dan
keberhasilan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan, maka proses pendidikan
dilaksanakan.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
24/169
14
Kesimpulan yang diperoleh dari uraian di atas adalah manajemen
sekolah merupakan manajemen yang melaksanakan fungsi-fungsi manajamen
sekolah. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen sekolah harus berjalan secara
terpadu dan berkesinambungan.
c). Manajemen Berbasis Sekolah
Mulyasa (2002: 11) mengungkapkan bahwa manajemen berbasis
sekolah merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah
untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu,
efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapt mengakomodasi keinginanmasyarakat setempat serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah,
masyarakat dan pemerintah.
Menurut buku Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (2002:
3) mengartikan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)
sebagai bagian dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model
manajemen yang memberikan otonomi lebih besar pada sekolah dan
mendorong pengambilan keputusan partisipasif yang melibatkan secara
langsung semua warga sekolah (guru, kepala sekolah, karyawan, orang tua
siswa dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan
kebijakan nasional.
BPPN dan Bank Dunia (1999) yang dikutip Mulyasa (2002: 25)
memberi pengertian bahwa manajemen berbasis sekolah merupakan bentuk
alternatif sekolah dalam program desentralisasi di bidang pendidikan yang
ditandai oleh otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat dan
dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.
Kesimpulan yang diperoleh dari uraian di atas adalah manajemen
berbasis sekolah merupakan bentuk manajemen sekolah yang memiliki
kewenangan lebih besar dari sebelumnya dan esensinya adalah pengambilan
keputusan partisipasif untuk memperoleh mutu yang lebih baik.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
25/169
15
1. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam
penguasaan ilmu dan teknologi.
2. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen berbasis sekolah memberikan kebebasan dan kekuasaan
yang besar pada sekolah disertai seperangkat tanggung jawab.
Mulyasa (2002: 27) mengungkapkan bahwa BPPN dan Bank Dunia
telah mengkaji beberapa faktor yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
manajemen berbasis sekolah yaitu :
a.
Kewajiban Sekolah
Manajemen berbasis sekolah yang menawarkan keleluasaan pengelolan
sekolah memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala sekolah,
guru, dan pengelola sistem pendidikan profesional. Oleh kerena itu,
pelaksanaannya perlu disertai seperangkat kewajiban, monitoring dan
tuntutan pertanggungjawaban (akuntabel) yang relatif tinggi, untuk
menjamin bahwa sekolah selain memiliki otonomi juga mempunyai
kewajiban melaksanakan kebijakan pemerintah dan memenuhi harapan
masyarakat sekolah.
b.
Kebijakan dan Prioritas Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan nasional berhak
merumuskan kebijakan-kebijakan yang menjadi prioritas nasional terutama
yang berkaitan dengan program peningkatan melek huruf dan angka
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
26/169
16
(literacy and numeracy), efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan.
Sekolah tidak diperbolehkan untuk berjalan sendiri dengan mengabaikan
kebijakan dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah yang dipilih secara
demokratis dalam hal ini.
c.
Peranan Orangtua dan Masyarakat
Manajemen berbasis sekolah menuntut dukungan tenaga kerja yang
terampil dan berkualitas untuk membangkitkan motivasi kerja yang lebih
produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta
mengefisiensikan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang
tindih. Untuk kepentingan tersebut diperlukan partisipsai masyarakat dan
hal ini merupakan salah satu aspek yang penting. Melalui dewan sekolah
(school council), orang tua dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam
pembuatan berbagai keputusan.
d.
Peranan Profesionalisme dan Manajerial
Manajemen berbasis sekolah menuntut perubahan-perubahan tingkah laku
kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi dalam mengoperasikan
sekolah. Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah berpotensi
meningkatkan gesekan peranan yang bersifat profesional dan manajerial.
Untuk memenuhi persyaratan manajemen berbasis sekolah, kepala
sekolah, guru dan tenaga administrasi harus memiliki pengetahuan yang
dalam tentang peserta didik dan prinsip-prinsip pendidikan untuk
menjamin bahwa segala keputusan penting yang dibuat sekolah didasarkan
atas pertimbangan pendidikan.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
27/169
17
e. Pengembangan Profesi
Agar sekolah dapat mengambil manfaat yang ditawarkan manajemen
berbasis sekolah, perlu dikembangkan adanya pusat pengembangan
profesi, yang berfungsi sebagai penyedia jasa pelatihan bagi tenaga
kependidikan untuk manajemen berbasis sekolah.
d) Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen berbasis sekolah memiliki karakteristik yang perlu
dipahami oleh sekolah yang akan menerapkannya. Sekolah yang ingin berhasil
dalam menerapkan manajemen berbasis sekolah, maka sejumlah
karakteristiknya perlu dimiliki. Menurut buku Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah (2002: 11) mengemukakan karakteristiknya sebagai berikut:
1. Output yang Diharapkan
Output adalah kinerja sekolah, yaitu prestasi sekolah yang dihasilkandari proses sekolah. Kinerja sekolah diukur dari kualitasnya,
efektivitasnya, prodiktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas
kehidupan kerja dan moral kerjanya.
2. Proses
a. Efektifitas Proses Belajar Mengajar yang Tinggi
Sekolah memiliki efektifitas proses belajar mengajar tinggi, hal ini
ditunjukkan pada prose belajar mengajar yang menekankan pada
pemberdayaan peserta didik.
b.
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Kuat
Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan,
menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan
yang tersedia.c.
Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan yang aman, tertib dan nyaman
sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif.
d. Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif.
Guru merupakan jiwa dari sekolah. Pengelolaan tenaga kependidikan
mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
28/169
18
kerja, hingga dari imbalan jasa merupakan peran penting bagi kepala
sekolah, terlebih pada pengembangan tenaga kependidikan.
e. Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah, sehinggasetiap perilaku selalu didasari oleh profesionalisme.
f. Sekolah Memiliki Tteam Work ” yang Kompak, Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan merupakan karakteristik yang dituntut karena output
pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah.
g. Sekolah Memiliki Kewenangan /Kemandirian
Sekolah memiliki memiliki kewenangan untuk melakukan yang
terbaik bagi sekolahnya, sehingga dituntut untuk memiliki
kemandirian dan kesanggupan kerja yang tidak selalu
menggantungkan pada atasan. Untuk menjadi mandiri, sekolah harus
memiliki sumber daya yang cukup untuk menjalankan tugasnya.
h. Partisipasi Warga Sekolah dan Masyarakat
Partisipasi warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian darikehidupannya.
i. Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaan ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan,
penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat kontrol.
j.
Sekolah Memiliki Kemampuan untuk Berubah
Sekolah setiap melakukan perubahan diharapkan hasilnya lebih baik
dari sebelumnya terutama mutu peserta didik.
k.
Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan
mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan dan secara
terus-menerus.
l.
Sekolah Responsif dan Antisipasif Terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu membaca lingkungan dan menanggapinya secara
cepat dan tepat.
m.
Sekolah Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif memiliki komunikasi yang baik antar warga
sekolah dan antar sekolah masyarakat.
n. Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus
dilakukan sekolah terhadap keberhasilan program yang telah
dilaksanakan.
o. Sekolah Memiliki SuistainabilitasSekolah yang efektif memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (suistainabilitas) tinggi karena di sekolah
terjadi proses akumulasi peningkatan mutu sumber dana, pemilikan
aset sekolah yang mampu menggerakkan income generating
activities dan dukungan yang tinggi dari masyarakat terhadap
eksistensi sekolah.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
29/169
19
3. Input Pendidikan
a. Memiliki Kebijakan Mutu
Sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan maksud dan
tujuan sekolah yang berkaitan dengan mutu. Kebijakan mutu tersebutdinyatakan oleh pimpinan sekolah yaitu kepala sekolah. Kebijakan
mutu tersebut disosialisasikan kepada semua warga sekolah.
b.
Sumber Daya Tersedia Lengkap
Sumber daya yang memadai akan menghasilkan pencapaian sasaran
sekolah seperti yang diharapkan.
c.
Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Sekolah yang efektif memiliki staf yang mampu dan berdedikasi tinggi
terhadap sekolah.
d.
Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah memiliki dorongan dan harapan yang tinggi untuk
meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya.
e.
Fokus pada PelangganPelanggan dalam hal ini adalah siswa harus menjadi fokus semua
kegiatan sekolah.
f. Input Manajemen
Kepala sekolah dalam mengatur dan mengurus sekolahnya
menggunakan sejumlah input manajemen. Kelengkapan dan kejelasan
input manajemen akan membantu kepala sekolah untuk mengelola
sekolahnya dengan efektif.
Buku Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (2002 : 3)
menyebutkan jika sekolah ingin sukses melaksanakan manajemen berbasis
sekolah, maka sekolah perlu memiliki karakteristik manajemen berbasis
sekolah.
Kesimpulan yang diperoleh dari uraian di atas adalah pendekatan yang
digunakan dimulai dari output dan diakhiri dengan input mengingat output
memiliki tingkat kepentingan tertinggi, sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output , dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output. Karakteritik manajemen
berbasis sekolah bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dapat
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
30/169
20
mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, proses kegiatan belajar mengajar,
pengelolaan sumber daya manusia dan administrasinya.
e. Tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
Menurut buku Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (2002:
29) tahap-tahap yang harus dilakukan dalam pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah adalah sebagai berikut :
1. Melakukan Sosialisasi.
Sekolah merupakan sistem yang terdiri dari unsur-unsur, semua unsur
sekolah harus memahami konsep manajemen berbasis sekolah. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh sekolah adalah mensosialisasikan
konsep tersebut kepada setiap unsur sekolah mulai guru, siswa, wakil
kepala sekolah, guru BK, karyawan, orangtua siswa, pengawas, pejabat
dinas pendidikan kabupaten atau propinsi dan sebagainya. Bentuk
sosialisasi melalui berbagai mekanisme, misalnya seminar, diskusi dan
sebagainya.
2. Mengidentifikasi Tantangan Nyata Sekolah.
Sekolah melakukan analisi output sekolah yang hasilnya berupa
identifikasi tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah.
3. Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah (Tujuan Situasional
Sekolah).
Sekolah yang melaksanakan manajemen berbasis sekolah harus memiliki
rencana pengembangan sekolah yang pada ummnya berupa perumusan
visi, misi,tujuan dan strategi pelaksanaannya.
4. Mengidentifikasi Fungsi-Fungsi yang Diperlukan untuk Mencapai
Sasaran.
Fungsi-fungsi ini antara lain fungsi proses belajar mengajar beserta fungsi-
fungsi pendukungnya yaitu fungsi pengembangan kurikulum, fungsi
ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi layanan kesiswaan, fungsi
pengembangan fasilitas, fungsi perencanan dan evaluasi, dan fungsi
hubungan sekolah dan masyarakat.
5. Melakukan Analisis SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity, and
Threat). Artinya tingkat kesiapan harus memadai, minimal memenuhi ukuran
kesiapan yang diperlukan untuk memenuhi ukuran kesiapan yang
dinyatakan sebagai kekuatan (strength), peluang (opportunity), kelemahan
(weakness) dan ancaman (threat ).
6. Alternatif Langkah Pemecahan Persoalan.
Memilih langkah pemecahan persoalan yakni tindakan yang diperlukan
untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
31/169
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
32/169
22
Pengelolaan ketenagaan ini mulai dari perencanaan, rekruitmen
hubungan kerja sampai evaluasi kerja kecuali yang menyangkut
pengupahan dan rekruitmen guru pegawai negeri.
5.
Pengelolaan FasilitasSekolah yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas, baik kecukupan,
dan kesesuaian sehingga pengelolaan sekolah dilakukan oleh sekolah
sendiri.
6. Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan dilakukan oleh sekolah, hal ini didasari
kenyataan bahwa sekolah harus diberi kebebasan pengalokasian uang.
7. Pelayanan Siswa
Pelayanan itu mulai dari penerimaan siswa baru, pembinaan,
penempatan untuk melanjutkan sekolah sampai pengurusan alumni.
8. Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Bentuknya merupakan peningkatan keterlibatan, kepedulian dan
dukungan dari masyarakat terutama dukungan moral dan finansial.9.
Pengelolaan Iklim Sekolah
Lingkungan sekolah yang kondusif akan memberikan kenyamanan
belajar siswa dan sekolah yang mengetahui kondisi tersebut.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas dapat adalah fungsi-
fungsi tersebut dapat diterapkan di sekolah karena sekolah yang lebih
mengetahui kondisinya sendiri.
g. Tugas Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah.
Manajemen berbasis sekolah yang menawarkan keleluasaan
pengelolaan sekolah memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala
sekolah, guru dan pengelola pendidikan yang profesional. Pelaksanaannya
juga memerlukan seperangkat kewajiban, disertai dengan monitoring dan
tuntutan pertanggung jawaban yang relatif tinggi, untuk menjamin bahwa
sekolah selain memiliki otonomi juga memiliki kewajiban melaksanakan
kebijakan pemerintah dan memenuhi harapan masyarakat sekolah. Sekolah
juga dituntut mampu menampilkan pengelolaan sumber daya secara
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
33/169
23
transparan, demokratis, tanpa monopoli, dan bertanggung jawab baik terhadap
masyarakat maupun pemerintah dalam rangka meningkatkan kapasitas
pelayanan terhadap peserta didik.
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan
pendidikan direalisasikan. Kepala sekolah juga dituntut untuk senantiasa
meningkatkan efektivitas kinerja. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah
dalam kaitannya dengan manajemen berbasis sekolah adalah segala upaya
yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh kepala sekolah dalam
melaksanakan manajemen berbasis sekolah di sekolahnya tersebut. Menurut
Mulyasa (2002: 126) kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam
manajemen berbasis sekolah dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut:
1.
Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif.
2.
Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
3.
Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga
dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan
sekolah dan pendidikan.
4.
Berhasil menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan
tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.
5. Mampu bekerja dengan tim manajemen.
6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut Kimball Wiles yang dikutip Soewadji (1987: 69-81)
menyebutkan ada 5 keterampilan yang harus dimiliki kepala sekolah, yaitu:
1.
Keterampilan dalam kepemimpinan.
2. Keterampilan dalam hubungan manusiawi.
3.
Keterampilan dalam proses kelompok.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
34/169
24
4. Keterampilan dalam administrasi personalia.
5.
Keterampilan dalam menilai staf.
Kesimpulan yang diperoleh dari uraian diatas adalah kepala sekolah
merupakan pemimpin pendidikan yang mempunyai tugas besar dalam
mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat
kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan,
suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu yang profesional
diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala
sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah juga harus mampu
menolong stafnya untuk memahami tujuan bersama yang akan dicapai. Ia
harus memberi kesempatan kepada staf untuk saling bertukar pendapat dan
gagasan sebelum menetapkan tujuan. Kepala sekolah juga menjadi pemimpin
yang bertugas dan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran di sekolah.
Ia menjalankan fungsi sebagai administrator, yaitu mengusahakan dan
mengembangkan pelbagai fasilitas sehingga situasi belajar mengajar yang baik
dapat berlangsung. Kepala sekolah juga dituntut persiapan dan pengalaman
pendidikan yang cukup, selain kemampuannya untuk memimpin.
h. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah.
Manajemen berbasis sekolah memberi peluang bagi kepala sekolah,
guru, dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah,
berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain
sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativias, dan profesionalisme yang
dimiliki. Pemberian kebebasan yang lebih luas juga memberikan
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
35/169
25
kemungkinan kepada guru untuk dapat menemukan jati dirinya dalam
membina peserta didik di lingkungan sekolah.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar
mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Wrightman yang dikutip Uzer Usman (1992: 1)
mengungkapkan bahwa peran guru adalah serangkaian tingkah laku yang
saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan
dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang
menjadi tujuannya.
Menurut Watten. B yang dikutip Sahertian (1994: 14) mengungkapkan
bahwa peranan guru antara lain:
1.
Sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat sebab ia nampak sebagai
seorang yang berwibawa.
2. Sebagai penilai ia memberi penilaian.
3.
Sebagai seorang sumber yang berperan memberi ilmu pengetahuan.
4.
Sebagai obyek identifikasi.
5. Sebagai penyangga dari rasa takut dan orang yang menolong memahami
diri.
6.
Sebagai pemimpin kelompok.
7. Sebagai orang tua atau wali.
8. Sebagai orang yang membina dan memberi layanan.
9.
Sebagai kawan sekerja dan pembawa rasa kasih sayang.
Menurut Uzer Usman (1992: 7) peranan guru yang paling dominan
adalah sebagai berikut:
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
36/169
26
1. Guru sebagai Demonstrator
Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang
akan diajarkannya dan senantiasa mengembangkannya dalam arti
meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena halini akan dapat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.
2.
Guru sebagai Pengelola Kelas
Guru hendaknya mampu mengelola kelas, karena kelas merupakan
lingkungan belajar dan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu
diorganisasi. Pengawasan terhadap lingkungan menentukan sejauh mana
lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang kondusif.
3. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan karena media merupakan alat
komunikasi guru yang berguna untuk lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar.
4.
Guru sebagai EvaluatorPenilaian perlu dilakukan karena dengan penilaian guru dapat mengetahui
keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.
Kesimpulan yang diperoleh dari uraian diatas adalah guru memiliki
peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan
membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan
belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
B.
Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dalam penelitian kualitatif ini semacam hipotesis
dalam penelitian kuantitatif. Pertanyaan penelitian akan membimbing arah
proses penelitian agar tetap berada di jalur yang tetap. Dalam penelitian ini
pertanyaan penelitian yang diajukan berasal dari rumusan masalah penelitian
yang telah dikemukakan di depan. Adapun pertanyaan penelitian tersebut
adalah :
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
37/169
27
1. Apakah SDN Berjo I sudah memiliki karakteristik sebagai sekolah rintisan
manajemen berbasis sekolah ?
2. Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SDN
Berjo I ?
3.
Bagaimana penerapan fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah
dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SDN Berjo I ?
4.
Bagaimana tugas kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah di SDN Berjo I ?
5.
Bagaimana peran guru dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di
SDN Berjo I ?
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
38/169
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor yang dikutip Moleong (2002 : 3)
mengungkapkan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.
Sedangkan Suharsimi Arikunto (1998: 245–247) membedakan
penelitian kualitatif berdasarkan sifat dan analisis datanya menjadi dua jenis
yaitu :
1. Riset deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan untuk menggambarkan
keadaan atas suatu fenomena
2.
Riset deskriptif yang bersifat developmental digunakan untuk menemukan
suatu mode atau prototipe
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
kualitatif yang bersifat eksploratif. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan data yang dekriptif yang menggambarkan keadaan pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
39/169
29
B. Definisi Operasional
Agar penelitian ini lebih terarah dan mempunyai persamaan persepsi,
maka perlu adanya definisi operasional yaitu:
1.
Pelaksanaan : proses melaksanakan, cara melaksanakan
2. Manajemen Berbasis Sekolah : Model manajemen yang menggunakan
karakteristik manajemen berbasis sekolah melalui tahap-tahap pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah, adanya fungsi-fungsi yang
didesentralisasikan ke sekolah dan tugas kepala sekolah dan peran guru
berjalan sesuai tanggung jawabnya.
Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah adalah proses melaksanakan model
manajemen yang menggunakan karakteristik manajemen berbasis sekolah,
melalui tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, adanya fungsi-
fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah dan tugas kepala sekolah dan peran
guru berjalan sesuai tanggung jawabnya.
C. Setting, Lokasi dan Waktu Penelitian
Setting dan lokasi penelitian ini berada di seluruh lokasi SDN Berjo I
Ngargoyoso kabupaten Karanganyar dan telah dilaksanakan pada bulan Juni
sampai bulan Agustus 2003. Alasannya karena SD tersebut merupakan salah
satu dari 5 SD uji coba dan rintisan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
kecamatan Ngargoyoso dan direncanakan menjadi SD Unggulan.
D. Subyek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 109) subyek penelitian
mempunyai kedudukan sangat sentral, karena pada subyek penelitian itulah
data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Suharsimi
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
40/169
30
Arikunto (2000 : 116 ) mengungkapkan subyek penelitian adalah benda, hal,
orang atau tempat data untuk variabel penelitian melekat dan
dipermasalahkan. Penelitian kualitatif selalu bertolak dari asumsi tentang
realita sosial yang bersifat unik, komplek dan ganda.
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan 8
guru di SDN Berjo I yaitu subyek yang terlibat secara langsung dan sebagai
pelaksana manajemen berbasis sekolah di SD ini. Subyek-subyek tersebut
harus dipandang sebagai informan dan bukan sebagai responden.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting
dalam penelitian, sebab data yang terkumpul akan dijadikan sebagai bahan
analisa penelitian. Metode pengumpulan data erat kaitannya dengan masalah
penelitian yang akan dipecahkan. Dalam penelitian metode maupun alat
pengumpulan data yang tepat (sesuai) dapat membantu pencapaian hasil
(pemecahan masalah) yang valid dan reliable. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi terhadap subyek penelitian.
1. Metode pengamatan atau observasi nonpartisipan
Penelitian ini menggunaan metode pengamatan atau observasi
nonpartisipan. Menurut Hadari Nawawi (1991: 100) observasi bisa
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala yang nampak pada obyek penelitian. Hadari Nawawi (1991: 104)
mengungkapkan bahwa observasi nonpartisipan yaitu observer tidak ikut
dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
41/169
31
berkedudukan sebagai pengamat. Peneliti dalam penelitian ini tidak dapat
bertindak untuk mengendalikan jalannya situasi tentang pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah.
Penggunaan metode ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan,
ruang peralatan, para pelaku dan juga aktivitas sosial yang sedang
berlangsung dan yang berhubungan dalam pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah yaitu karakteristik manajemen berbasis sekolah, tahap-
tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, fungsi-fungsi yang
didesentralisasikan ke sekolah, peran kepala sekolah dalam pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah dan peran guru dalam pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah di SD ini yang tidak bisa terungkap dalam
metode wawancara.
2.
Metode wawancara
Moleong (2002: 135) mengungkapkan bahwa wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh 2 pihak,
yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
yaitu pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Teknik wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada kepala
sekolah dan guru untuk mengungkap seputar pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah meliputi karakteristik manajemen berbasis sekolah,
tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, fungsi-fungsi yang
didesentralisasikan ke sekolah, tugas kepala sekolah dan peran guru dalam
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.. Teknik ini juga untuk
mengkonfirmasikan tentang data yang diperoleh dari obsevasi.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
42/169
32
3. Metode dokumentasi
Moleong mengungkapakan bahwa dokumen adalah setiap bahan
tertulis ataupun film lain dari rekaman yang tidak dipersiapkan karena
adanya permintaan dari seorang penyelidik. Dalam penelitian ini teknik
dokumentasi berfungsi sebagai pelengkap data yang digunakan untuk
memperoleh data berupa dokumen-dokumen berupa format strategi
implementasi dan perangkat pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
F. Instrumen Penelitian
Moleong (2002: 19) mengungkapkan bahwa instrumen penelitian
adalah alat pengumpul data dalam penelitian. Peneliti dalam penelitian ini
menggunakan instrumen berupa lembar observasi, pedoman wawancara dan
dokumen untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian terlampir.
Tabel Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
No. Variabel Indikator
1 Karakteristik Manajemen
Berbasis Sekolah
a) Output yang diharapkan
b) Proses
c) Input Pendidikan
2 Tahap-tahap Pelaksanaan
Manajemen Berbasis
Sekolah
a) Sekolah melakukan evaluasi b) Sekolah merumuskan visi, misi dan tujuan
sekolah
c) Sekolah mengidentifikasikan fungsi-fungsi
yang diperlukan untuk mencapai sasaran
d) Sekolah melakukan analisis SWOTe) Sekolah melakukan langkah alternatif
pemecahan masalah
f) Sekolah menyusun rencana dan program
peningkatan mutu
g) Sekolah melaksanakan perencanaan peningkatan mutu
h) Sekolah melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan
i) Sekolah merumuskan sasarn mutu baru
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
43/169
33
3 Fungsi-fungsi yang
didesentralisasikan ke
sekolah
a) Pengelolaan proses belajar mengajar
b) Perencanaan dan evaluasic) Pengelolaan kurikulum
d) Pengelolaan ketenagaane)
Pengelolaan fasilitas
f) Pengelolaan keuangang) Pelayanan siswa
h) Hubungan sekolah dan masyarakat
i) Pengelolaan iklim sekolah
4 Tugas kepala sekolah
dalam pelaksanaan
Manajemen Berbasis
Sekolah
a) Mampu memberdayakan guru-guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan
baik, lancar dan produktif b) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
c) Mampu menjalin hubungan yang harmonisdengan masyarakat sehingga dapat
melibatkan mereka secara aktif dalam rangka
mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikand) Berhasil menerapkan prinsip-prinsip
kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai sekolah
e) Mampu bekerja dengan tim manajemenf) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara
produktif sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
5 Peran guru dalam
pelaksanaan Manajemen
Berbasis Sekolah
a) Guru sebagai demonstrator
b) Guru sebagai pengelola kelasc) Guru sebagai fasilitator dan administrator
d) Guru sebagai evaluator
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan untuk menetapkan
keabsahan data. Menurut Moleong (2002: 173) pelaksanaan teknik
pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada
empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),
keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian
(confirmability).
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah dengan triangulasi yang merupakan bagian dari kriteria derajat
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
44/169
34
kepercayaan. Moleong (2002 : 173-178) mengungkapkan bahwa triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain diluar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding
data tersebut.Triangulasi data dilakukan dengan Cross check , yaitu dengan
cara data wawancara yang diperoleh dipadukan dengan data obsrvasi atau data
dokumentasi, dengan membandingkan dan memadukan hasil dari kedua teknik
pengumpulan data tersebut maka peneliti yakin dengan kepercayaan data yang
dikumpulkan.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode non statistik yaitu analisis data deskriptif artinya dari data yang
diperoleh melalui penelitian tentang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah
dilaporkan apa adanya kemudian dianalisis secara deskriptif untuk
mendapatkan gambaran mengenai fakta yang ada.
Hal ini dilakukan karena penelitian ini tidak mencari hubungan antara
dua variabel atau lebih. Menurut Nasution (1996 : 129) analisis data yang
dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah yang masih bersifat umum yaitu:
(1) reduksi data, (2) penyajian atau display data dan (3) pengambilan
kesimpulan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1.
Reduksi data
Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau
laporan yang terinci. Laporan ini akan terus menerus bertambah dan akan
menambah kesulitan bila tidak segera dianalisis sejak mulanya. Laporan
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
45/169
35
itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan
pada hal-hal yang penting dan dicari tema atau polanya. Jadi laporan
lapangan sebagai bahan yang disingkatkan, direduksi dan disusun lebih
sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi
memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga
mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila
diperlukan. Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan kode
pada aspek-aspek tertentu. Reduksi data diartikan sebagai proses
pemilihan, penyederhanaan dan transformasi data kasar yang diperoleh
dari catatan lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama
proses penelitian berlangsung. Peneliti melaksanakan pemilihan data yang
diperoleh dari wawancara, pengamatan dan pengumpulan dokumen-
dokumen yang relevan tersebut.
2.
Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi dari reduksi
data yang kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan mudah
dipahami.
3. Pengambilan Kesimpulan
Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan terhadap data yang telah
direduksi ke dalam laporan secara sistematis dengan cara membandingkan,
menghubungkan, dan memilih data yang mengarah pada pemecahan
masalah serta mampu menjawab permasalahan dan tujuan yang hendak
dicapai.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
46/169
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Uraian data dalam dalam pembahasan ini diperoleh dari pegumpulan
data terhadap pelaksanaan manajemen sekolah. Hasil penelitian yang
diperoleh akan dibahas pada bab ini yang mencakup lokasi penelitian,
deskripsi subyek-subyek penelitian dan deskripsi data.
I.
Deskripsi Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Berjo I Kecamatan Ngargoyoso
Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah. SD ini terletak di pinggir
selatan Kecamatan Ngargoyoso dan termasuk Gugus Melati. Kecamatan
Ngargoyoso adalah salah satu dari dua kecamatan yang ditunjuk menjadi
SD rintisan manajemen berbasis sekolah. SD rintisan manajemen berbasis
sekolah di kecamatan ini merupakan SD pinggir bagian selatan yang
dimaksudkan untuk lebih mengembangkan dan memajukan SD pinggiran.
II.
Deskripsi Subyek Penelitian.
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan 8
guru di SDN Berjo I yang secara langsung menjadi pelaksana dalam
program ini. Tujuh responden berpendidikan D-II PGSD, satu responden
berpendidikan S-1 dan satu responden berpendidikan D-III.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
47/169
37
III. Deskripsi Data
Deskripsi data ini meliputi karakteristik manajemen berbasis
sekolah, tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, fungsi-
fungsi yang didesentralisaikan ke sekolah, peran kepala ekolah dalam
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peran guru dalam
pelaksanan manajemen berbasis sekolah.
a)
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
1. Output yang Diharapkan
Output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan oleh
proses pembelajaran baik prestasi akademik maupun non
akademik. Hasil observasi tanggal 11 Juli 2003 menggambarkan
foto-foto kegiatan sekolah berupa kegiatan kepramukaan,
pertandingan olahraga, penyembelihan hewan Qurban, pengajian
Isro’ Mi’roj yang dilaksanakan bersama masyarakat dan lain-
lainnya terpasang di ruang dokumentasi di samping ruang guru.
Hasil observasi tanggal 26 Juli 2003 menggambarkan kepala
sekolah dan guru mengadakan musyawarah membahas persiapan
lomba menyambut HUT RI. Hasil wawancara dengan Responden 1
tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan, “Sekolah memenangkan
lomba siswa teladan, lomba melukis dan lomba pidato, itu yang
prestasi akademik, dan untuk non akademik ada kegiatan ekstra
kurikuler misalnya pramuka atau anak dibiasakan berjabat tangan
dengan guru yang baru tiba di sekolah”. Hasil wawancara dengan
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
48/169
38
Responden 2 tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan, “Sering
memenangkan lomba”. Hasil wawancara dengan Responden 3
tanggal 15 Juli 2003, mengungkapkan, “Tahun ini sekolah berhasil
memenangkan lomba siswa teladan, lomba lukis dan lomba pidato.
Kedisiplinan murid dan guru juga baik”. Hasil wawancara dengan
Responden 4 tanggal 16 Juli 2003, mengungkapkan, “Untuk
keberhasilannya bisa memenangkan lomba siswa teladan, lomba
lukis dan lomba pidato dan nilai-nilai ujian juga bagus”. Hasil
wawancara dengan Responden 5 tanggal 16 Juli 2003,
mengungkapkan, “Nilai ujian tahun ini juga bagus dan sering
memenangkan berbagai macam lomba”. Hasil wawancara dengan
Responden 6 tanggal 21 Juli 2003, mengungkapkan, “Sekolah ini
memang sering memenangkan lomba”. Hasil wawancara dengan
Responden 7 tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan, “Ya, untuk
saat ini banyak memenangkan lomba dan akhlak murid-murid juga
baik”. Hasil wawancara dengan Responden 8 tanggal 19 Juli 2003,
mengungkapkan, “Menurut saya selain memenangkan lomba-
lomba, akhlak siswa baik. Mereka menghormati guru, tidak malas
belajar dan sama teman-teman juga baik”. Hasil wawancara dengan
Responden 9 tanggal 20 Juli 2003, mengungkapkan, “Sini sering
memenangkan lomba”.
Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan bahwa
sekolah berhasil memperoleh output yang diharapkan baik prestasi
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
49/169
39
akademik, prestasi akademik berupa memenangkan berbagai
macam lomba dan nilai ujian yang bagus. Prestasi non akademik
ditunjukkan dengan kerjasama yang baik, rasa kasih sayang
terhadap sesama warga sekolah, kedisiplinan dan kegiatan
ekstrakurikuler yang baik.
2. Proses
a.
Proses Belajar Mengajar yang Efektifitasnya Tinggi
Sekolah yang menerapkan program ini memiliki efektivitas
proses belajar mengajar yang tinggi. Observasi tanggal 3 dan 4
Juni 2003 menggambarkan proses belajar mengajar yang baik.
Hasil wawancara dengan Responden 1 tanggal 14 Juli 2003
mengungkapkan, “Efektivitas belajar mengajar tinggi, sekolah
masuk jam 07.15 dan pulang jam 12.55”. Hasil wawancara
dengan Responden 2 tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan,
“Ada program sarapan pagi”. Hasil wawancara dengan
Responden 3 tanggal 15 Juli 2003, mengungkapkan, “Ya di sini
di terapkan belajar tuntas jadi siswa belajar pelajaran sampai
selesai baru dilanjutkan selanjutnya. Selain itu ada sarapan pagi
yaitu jam 06.00 ditempel soal untuk semua pelajaran kemudian
siswa disuruh memilih soal yang paling mudah untuk
dikerjakan dan hasilnya akan dipasang siang hari dari nilai
tertinggi sampai terendah sehingga mereka malu kalau nilainya
jelek dan yang nilainya jelek akan datang pagi-pagi esoknya
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
50/169
40
biar mendapat nilai yang lebih baik dengan mencari soal yang
lebih mudah. Tapi ini tidak berjalan lama karena siswa yang
rumahnya jauh akan merepotkan orangtua karena harus
mengantar anaknya ke sekolah dan orangtua pada protes”.
Hasil wawancara dengan Responden 4 tanggal 16 Juli 2003,
mengungkapkan, “Iya sekolah masuk jam 07.15 dan pulang
12.55”. Hasil wawancara dengan Responden 5 tanggal 16 Juli
2003, mengungkapkan, “Pelaksanaannya masih ada yang
kurang, terutama guru masih kurang pengetahuannya tentang
PAKEM”. Hasil wawancara dengan Responden 6 tanggal 21
Juli 2003, mengungkapkan, “Iya masuk jam 07.15 dan pulang
12.55”. Hasil wawancara dengan Responden 7 tanggal 19 Juli
2003, mengungkapkan, “Ya kita berusaha disiplin waktu dalam
belajar”. Hasil wawancara dengan Responden 8 tanggal 19 Juli
2003, mengungkapkan, “Disiplinlah pokoknya”. Hasil
wawancara dengan Responden 9 tanggal 20 Juli 2003,
mengungkapkan, “Iya”.
Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan
bahwa efektivitas beljar tinggi, baik dalam kedisiplinan waktu,
program-program yang dilaksanakan maupun metode yang
digunakan walaupun belum optimal.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
51/169
41
b. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Kuat
Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam
mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua
sumber daya pendidikan yang tersedia. Observasi tanggal 7
Juni 2003 menggambarkan kepala sekolah mengadakan rapat
dengan guru-guru membahas teknis pelaksanaan ujian akhir.
Observasi tanggal 25 Juni 2003 menggambarkan kepala
sekolah mengadakan rapat dengan guru-guru membahas teknis
pelaksanaan acara perpisahan kelas VI. Observasi tanggal 12
Juli 2003 menggambarkan rapat antara kepala sekolah, guru
dan komite sekolah membahas uang SPP dan rencana
pembelian komputer apabila mendapat dana Block Grant.
Observasi tanggal 19 Juli 2003 menggambarkan kepala sekolah
dan guru mengadakan musyawarah membahas perencanaan
proses belajar mengajar yang mulai efektif dan kinerja sekolah.
Observasi tanggal 25 Juli 2003 menggambarkan musyawarah
yang dilakukan kepala sekolah dan guru membahas persiapan
lomba menyambut HUT RI. Hasil wawancara dengan kepala
sekolah dan guru tanggal 14 Juli 2003 sampai 21 Juli 2003
semua membenarkan bahwa kepala sekolah memiliki
kemampuan memimpin sekolah yang kuat.
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
52/169
42
c. Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah yang efektif selalu menciptakan iklim sekolah
yang aman, nyaman, tertib melalui pengupayaan faktor-faktor
yang dapat menumbuhkan iklim tersebut. Observasi tanggal 5
Juni 2003 menggambarkan halaman sekolah tertata rapi. Pot-
pot tanaman cengkih dibangun dengan bentuk bujur sangkar,
segiempat, persegi panjang, lingkaran, dan lain-lain dengan cat
warna-warni yang dimaksudkan untuk mengenalkan bentuk
bidang dan warna kepada siswa. Observasi tanggal 1 Agustus
2003 menggambarkan fasilitas kelas seperti meja-meja dan
kursi tertata rapi dan bersih. Sapu, tempat sampah dan sulak
diletakkan di setiap sudut ruang kelas. Hasil wawancara dengan
Responden 1 tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan,
“Lingkungan sekolah aman dan tertib, letaknya jauh dari
keramaian, kedisiplinan diterapkan kapada semua warga
sekolah. Tapi ada 2 ruang yang tidak bisa terpakai karena
atapnya mau roboh”. Hasil wawancara dengan Responden 2
tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan, “Lingkungan sekolah
aman”. Hasil wawancara dengan Responden 3 tanggal 15 Juli
2003, mengungkapkan, “Ya bisa Anda lihat sendiri”. Hasil
wawancara dengan Responden 4 tanggal 16 Juli 2003,
mengungkapkan, “Iya, Mbak lihat sendiri tapi 2 ruang itu
belum bisa dipakai karena belum dibenahi”. Hasil wawancara
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
53/169
43
dengan Responden 5 tanggal 16 Juli 2003, mengungkapkan,
“Mbak bisa lihat sini tempatnya pinggir desa, jauh dari
keramaian dan suasananya”. Hasil wawancara dengan
Responden 6 tanggal 21 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya,
memang kami mengkondisikan biar lingkungan sekolah
nyaman untuk belajar”. Hasil wawancara dengan Responden 7
tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan, “Saya kira iya”. Hasil
wawancara dengan Responden 8 tanggal 19 Juli 2003,
mengungkapkan, “Selain aman dan tertib, suasananya juga
enak untuk belajar”. Hasil wawancara dengan Responden 9
tanggal 20 Juli 2003, mengungkapkan, “Kalau itu jelas
walaupun 2 ruang itu belum bisa dibetulin”.
Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan
bahwa lingkungan sekolah cukup kondusif untuk pembelajaran
dan proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan nyaman
walaupun ada hambatan seperti fasilitas sekolah yang rusak dan
tidak bisa digunakan.
d. Pengelolaan Tenaga Pendidikan yang Efektif
Sekolah yang menerapkan manajemen berbasis sekolah
memerlukan tanaga kependidikan yang memiliki komitmen
tinggi dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik.
Observasi tanggal 19 Juli 2003 menggambarkan kepala sekolah
dan guru mengadakan musyawarah membahas perencanaan
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
54/169
44
proses belajar mengajar yang mulai efektif dan mengadakan
evaluasi tentang kinerja sekolah. Hasil wawancara dengan
Responden 1 tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan, “Ya kita
menjalin komunikasi yang baik dengan semua warga sekolah”.
Hasil wawancara dengan Responden 2 tanggal 14 Juli 2003
mengungkapkan, “Ya”. Hasil wawancara dengan Responden 3
tanggal 15 Juli 2003, mengungkapkan, “Bapak kepala sekolah
memang menempatkan kami sesuai dengan kemampuan kami.
Misalnya, yang bisa pegang uang ya jadi bendahara, yang
pinter nulis ya jadi sekretaris, pokoknya hubungan kami penuh
kekeluargaan”. Hasil wawancara dengan Responden 4 tanggal
16 Juli 2003, mengungkapkan, “Ya memang kepala sekolah
dan guru selalu bekerja sama”. Hasil wawancara dengan
Responden 5 tanggal 16 Juli 2003, mengungkapkan, “Guru
disesuaikan bidang studinya”. Hasil wawancara dengan
Responden 6 tanggal 21 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”.
Hasil wawancara dengan Responden 7 tanggal 19 Juli 2003,
mengungkapkan, “Menurut saya iya”. Hasil wawancara dengan
Responden 8 tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan, “Ya saya
kira tidak masalah”. Hasil wawancara dengan Responden 9
tanggal 20 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”.
Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan
bahwa pengelolaan tenaga kependidikan di sekolah itu sudah
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
55/169
45
berjalan efektif, tenaga kependidikan diberi tanggung jawab
sesuai dengan kemampuannya.
e. Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Sikap profesionalisme yang selalu tertanam di sanubari
semua warga sekolah. Observasi tanggal 19 Juli 2003
menggambarkan kepala sekolah dan guru mengadakan
musyawarah membahas proses perencanaan belajar mengajar
yang mulai efektif dan mengadakan evaluasi tentang kinerja
sekolah. Hasil wawancara dengan Responden 1 tanggal 14 Juli
2003 mengungkapkan, “Ya sekolah berusaha meningkatkan
mutu yang lebih baik”. Hasil wawancara dengan Responden 2
tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan, “Sekolah pingin mutu
yang bagus”. Hasil wawancara dengan Responden 3 tanggal 15
Juli 2003, mengungkapkan, “Kita merasa sekolah ini milik kita
jadi kita berusaha untuk profesional”. Hasil wawancara dengan
Responden 4 tanggal 16 Juli 2003, mengungkapkan, “Kita
selalu berusaha mendapatkan mutu yang bagus”. Hasil
wawancara dengan Responden 5 tanggal 16 Juli 2003,
mengungkapkan, “Ya kita memang berusaha untuk lebih baik”.
Hasil wawancara dengan Responden 6 tanggal 21 Juli 2003,
mengungkapkan, “Iya”. Hasil wawancara dengan Responden 7
tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”. Hasil wawancara
dengan Responden 8 tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan,
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
56/169
46
“Kita semua ingin mutu yang bagus ”. Hasil wawancara dengan
Responden 9 tanggal 20 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”.
Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan
bahwa semua warga sekolah bekerja sama untuk mendapatkan
mutu yang lebih bagus.
f.
Sekolah memiliki Teamwork yang Kompak, Cerdas dan
Dinamis
Budaya kerjasama antar fungsi dalam sekolah, antar
individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-
hari warga sekolah. Observasi tanggal 25 Juni 2003
menggambarkan kepala sekolah mengadakan rapat dengan
guru-guru membahas teknis pelaksanaan acara perpisahan kelas
VI yang rencananya akan dilaksanakan hari Kamis, 26 Juni
2003, dilanjutkan dengan mempersiapkan tempat, dekorasi dan
pemantapan kerja panitia yang dipimpin langsung oleh kepala
sekolah. Hasil wawancara dengan Responden 1 tanggal 14 Juli
2003 mengungkapkan, “Teamwork sekolah berusaha
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik secara bersama-
sama”. Hasil wawancara dengan Responden 2 tanggal 14 Juli
2003 mengungkapkan, “Ya”. Hasil wawancara dengan
Responden 3 tanggal 15 Juli 2003, mengungkapkan,
“Kebersamaan kita antara kepala sekolah, guru dan komite
sekolah kita jalani penuh dengan kekeluargaan demi kemajuan
-
8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
57/169
47
sekolah”. Hasil wawancara dengan Responden 4 tanggal 16
Juli 2003, mengungkapkan, “Ya kita selalu bekerja sama”.
Hasil wawancara dengan Responden 5 tanggal 16 Juli 2003,
mengungkapkan, “Kita memang selalu bekerja sama dalam
semua kegiatan di sekolah”. Hasil wawancara dengan
Responden 6 tanggal 21 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”.
Hasil wawancara dengan Responden 7 tanggal 19 Juli 2003,
mengungkapkan, “Iya”. Hasil wawancara dengan Responden 8
tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya, kita selalu kompak
untuk maju”. Hasil wawancara dengan Responden 9 tanggal 20
Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”.
Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan
bahwa sekolah memiliki teamwork yang selalu bekerja sama
dalam semua aktivitas sekolah.
g.
Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah dituntut untuk memiliki kewenangan untuk
melakukan yang terbaik bagi sekolahnya yang tidak selalu
menggantungkan pada atasan. Observasi tanggal 26 Juni 2003
menggambarkan acara perpisahan siswa kelas VI dilaksanakan
dengan mengundang walimurid dan komite sekolah. Dalam
acara tersebut kepala sekolah memaparkan pentingnya
kemandirian sekolah dan kepedulian masyarakat dalam
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Observasi tanggal 12