pelaksanaan manajemen berbasis sekolah

Upload: syaza-laudi

Post on 08-Jul-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    1/169

    PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS

    SEKOLAH DI SDN BERJO I NGARGOYOSO

    KABUPATEN KARANGANYAR 

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

    Universitas Negeri Yogyakarta

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan 

    Disusun Oleh :

    NUR AINY

    981824020

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

    JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2005

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    2/169

      ii

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SDN

    Berjo I Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar” ini telah disetujui oleh

    Pembimbing untuk diujikan.

    Yogyakarta, April 2005

    Pembimbing I Pembimbing II

    Sungkono, M.Pd Mulyo Prabowo, M.Pd

     NIP. 131 666 729 NIP. 131 656 350

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    3/169

      iii

    SURAT PERNYATAAN

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

    Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

    diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan dan kutipan dengan mengikuti tata

     penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

    Yogyakarta, April 2005

    Yang menyatakan,

    (Nur Ainy)

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    4/169

      iv

    PENGESAHAN

    Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SDN Berjo I

     Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar” ini telah dipertahankan di depan Dewan

    Penguji pada tanggal 14 April 2005 dan dinyatakan lulus.

    DEWAN PENGUJI

     Nama Jabatan Tanda tangan Tanggal

    Sungkono, M.Pd. Ketua Penguji ……………. ……..….

    Eko Budi Prasetyo, M.Pd. Sekretaris Penguji ……………. ….….….

    M.M. Wahyuningrum, M.M. Penguji Utama ……………. ……..….

    Mulyo Prabowo, M.Pd. Penguji Pendamping ……………. ……..….

    Yogyakarta, April 2005

    Fakultas Ilmu Pendidikan

    Dekan,

    Muh. Farozin, M.Pd.

     NIP. 130 889 497

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    5/169

      v

    Motto dan Persembahan

    Katakanlah : “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat- 

    kalimat Robbku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat- 

    kalimat Robbku, meskipun Kami datangkan sebanyak itu (pula)”

    (QS. Al Kahfi : 109)

    “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanyai

    tentang kepeminpinannya ”

    (HR. Muslim)

    “Dan tugas paling berat dalam hidup adalah belajar untuk

    bershabar dan bersyukur”

    (Nur Ainy)

    Dengan penuh rasa syukur ke Illahi Robbi

    Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

      Ibu dan Bapak yang pertama kali mengenalkan aku akan indahnya

    kehidupan

      Almamaterku tercinta Universitas Negeri Yogyakarta

      Nusa dan bangsaku  

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    6/169

      vi

    PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SDN BERJO I

     NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

    ABSTRAKOleh : Nur Ainy

    981824020

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen

     berbasis sekolah di SDN Berjo I Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar, meliputi

    karakteristik manajemen berbasis sekolah, tahap-tahap pelaksanaan manajemen

     berbasis sekolah, fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah, tugas kepala

    sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peran guru dalam

     pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

    Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah dan 8 guru di SDN Berjo I.

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan

    data dalam penelitian ini adalah metode pengamatan atau observasi non partisipan, metode wawancara dan metode dokumentasi. Proses analisis data

    dimulai dengan menelaah seluruh data dari hasil wawancara, hasil observasi dan

    dukomentasi yang berhubungan dengan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

    Setelah itu dilanjutkan dengan mengadakan reduksi data dan verifikasi untuk

     pengambilan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi

    yaitu data observasi yang diperoleh dipadukan dengan data wawancara atau data

    dokumentasi.

    Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah

    memiliki karakteristik manajeman berbasis sekolah, walaupun belum berjalan

    secara efektif dikarenakan pendanaan terbatas dan kurangnya pemahaman guru

    tentang manajemen berbasis sekolah. Sekolah melaksanakan manajemen berbasis

    sekolah sudah melalui tahap-tahap manajemen berbasis sekolah. Sekolah

    menerapkan fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah sehingga terbentuk

    kemandirian sekolah. Tugas kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen

     berbasis sekolah menggambarkan kemampuannya memimpin sekolah karena

    didukung oleh tingkat pendidikan yang sesuai dan wawasan yang luas tentang

    manajemen berbasis sekolah. Peran guru sebagai demostrator, pengelola kelas,

    mediator, administrator dan sebagai evaluator cukup mendukung pelaksanaan

    manajemen berbasis sekolah. Dilihat dari latar belakang pendidikan guru,

    kemampuan guru sudah sesuai walaupun pengalaman guru tentang tentang

    manajemen berbasis sekolah masih kurang. Hal tersebut disebabkan selain

    manajemen berbasis sekolah masih merupakan konsep yang baru juga karena

     pelaksanaan manajemen berbasis sekolah merupakan tanggung jawab semuawarga sekolah terutama komite sekolah dan tidak hanya dibebankan kepada

    kepala sekolah, guru dan siswa. Selain itu masih kurangnya kegiatan-kegiatan

    yang mengasah ketrampilan manajemen berbasis sekolah seperti pelatihan,

    seminar, workshop dan lain-lainnya yang dikhususkan untuk guru.

    Kata kunci : Manajemen Berbasis Sekolah, Sekolah Dasar

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    7/169

      vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang telah

    melimpahkan karuniaNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan

     judul “Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SDN Berjo I Ngargoyoso

    Kabupaten Karanganyar”. Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ilmu

    Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian prasyarat

    guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1.

    Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai

     pihak, skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik. Maka dari itu penulis

    menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

    1. 

    Moh. Farozin M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

     Negeri Yogyakarta

    2. 

    Sungkono M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan

    arahan selama penyusunan skripsi

    3.  Mulyo Prabowo M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan

     bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi

    4.  Drs. Hartomo, selaku kepala sekolah SDN Berjo I yang telah memberikan izin

     penelitian dalam penyusunan skripsi ini

    5. 

    Bapak dan Ibu guru SDN Berjo I yang telah meluangkan waktu dan tenaga

    sebagai subyek penelitian

    6. 

    Mas Abid dan Mbak Nur Subekti, Mas dan Mbakku yang lain yang telah

    memberikan bantuan moril maupun materiil sehingga skripsi ini bisa tersusun

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    8/169

     viii

    7.  Teman-temanku TP 98 Ningrum, Enunk, Desi, Isti, Budi, Esti, Wawan atas

    dukungan dan persaudaraannya

    8.  Teman-temanku Mbak Yayuk, Mbak Ugi, Budi, Fitri, Vita, Uus dan teman-

    teman di Astrikom 8 atas kebersamaannya di “Universitas Kehidupan” ini

    Kritik dan saran yang membangun selalu diharapkan demi perbaikan-

     perbaikan lebih lanjut.

    Yogyakarta, April 2005

    Penulis

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    9/169

      viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii

    PERNYATAAN............................................................................................ iii

    PENGESAHAN ............................................................................................ iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

    ABSTRAK.................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

    DAFTAR ISI................................................................................................. ix

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4

    C. Batasan Masalah........................................................................ 5

    D. Rumusan Masalah ..................................................................... 6

    E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

    F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

    BAB II KAJIAN TEORI DAN PERTANYAAN PENELITAN................. 7

    A. Kajian Teori .............................................................................. 7

    1. Konsep Teknologi Pendidikan ............................................. 7

    a. Definisi Teknologi Pendidikan....................................... 7

     b. Kawasan Teknologi Pendidikan..................................... 8

    2. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah................................. 12

    a. Manajemen ..................................................................... 12

     b. Manajemen Sekolah....................................................... 13

    c. Manajemen Berbasis Sekolah ........................................ 14

    d. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah .................. 17

    e. Tahap-tahap Pelaksanaan Manajemen

    Berbasis Sekolah ............................................................ 20

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    10/169

      ix

    f. Fungsi-fungsi yang Didesentralisasikan ke Sekolah

    dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah......... 21

    g. Tugas Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan

    Manajemen Berbasis Sekolah ........................................ 22

    h. Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen

    Berbasis Sekolah ............................................................ 24

    B. Pertanyaan Penelitian ................................................................ 26

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 28

    A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 29

    B. Definisi Operasional.................................................................. 29

    C. Setting, Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 29

    D. Subyek Penelitian...................................................................... 29

    E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 30

    F. Instrumen Penelitian .................................................................. 32

    G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................... 33

    H. Teknik Analisis Data................................................................. 34

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 36

    A. Hasil Penelitian ......................................................................... 36

    1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 36

    2. Deskripsi Subyek Penelitian ................................................ 36

    3. Deskripsi Data...................................................................... 37

    B. Pembahasan ............................................................................... 107

    BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN MASALAH

    PENELITIAN DAN SARAN........................................................ 112

    A. Kesimpulan .............................................................................. 112

    B. Keterbatasan Masalah Penelitian............................................... 113

    C. Saran.......................................................................................... 114

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 115

    LAMPIRAN.................................................................................................. 117

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    11/169

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah

    Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap

    kemajuan bangsa dan dalam membangun watak bangsa. Pendidikan juga tidak

    dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Pendidikan nasional bertujuan

    mencerdaskan bangsa dan mengembangkan masyarakat Indonesia seutuhnya,

    yaitu manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

     pekerti luhur, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, memiliki

    keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani serta rasa

    tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan .

    Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan

    nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tekanan

    yang menuntut pertanggungjawaban mengenai relevansi dan mutu hasil

     pendidikan semakin besar. Ketidakpastian mengenai lowongan pekerjaan,

    kelangkaan sumber-sumber dan perlunya meneliti dengan cermat lembaga

    yang menerima pembiayaan juga menuntut pendidikan untuk memberikan

    investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan

    kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia

    dalam mengarungi kehidupan yang penuh ketidakpastian. Dalam kerangka

    inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi

    masyarakat yang ingin maju, demikian halnya bagi masyarakat Indonesia yang

    memiliki wilayah yang amat luas.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    12/169

      2

    Kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bervariasi serta

    munculnya berbagai masalah mendorong pemerintah memperhatikan potensi

    daerah. Standardisasi bagi penyeragaman rencana yang terlalu terpusat

    menghambat pelaksanaan pembangunan karena cenderung akan berakibat

     pada ketidaksesuaian antara rencana pusat dan kebutuhan daerah masing-

    masing. Sejalan dengan arah kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi yang

    ditempuh pemerintah, tanggung jawab pemerintah daerah meningkat, salah

    satunya manajemen pendidikan.

    Wacana desentralisasi pendidikan muncul sejak diberlakukannya

    Undang-Undang (UU) tentang Otonomi Daerah. Pasal 11 UU nomor 22 tahun

    1999 menyebutkan bahwa pendidikan merupakan salah satu bidang

     pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Kebijakan ini

    memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk

    memberdayakan pendidikan berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat.

    Pemerintah daerah diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuannya

    dalam berbagai tahap pembangunan pendidikan, sejak tahap perumusan

    kebijakan daerah, perencanaan, pelaksanaan, sampai pemantauan di daerah

    masing-masing.

    Manajeman Berbasis Sekolah (School Based Management ) merupakan

    satu kajian yang banyak dibahas untuk mengubah sistem pendidikan yang

    sentralistik ke arah desentralistik. Desentralisasi pendidikan memberi

    kewenangan kepada sekolah dan masyarakat setempat untuk mengelola

     pendidikan. Dengan demikian dapat diharapkan tercapai peningkatan

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    13/169

      3

    kerjasama antara kepala sekolah, guru, pegawai lainnya dan masyarakat, serta

     peningkatan kualitas dan produktivitas pendidikan. Hal tersebut juga akan

    membentuk kemandirian sekolah yang selama ini kurang ditekankan, sehingga

    fungsi-fungsi yang ada akan didesentralisasikan di sekolah.

    Peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu di dukung kemampuan

    manajerial para kepala sekolah. Sekolah perlu berkembang maju dari tahun ke

    tahun. Karena itu, hubungan baik antar guru perlu diciptakan agar terjalin

    iklim dan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan. Demikian halnya

     penataan penampilan fisik dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah

    menjadi lingkungan yang dapat menumbuhkan kreativitas, disiplin dan

    semangat belajar yang baik bagi peserta didik.

    Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah secara efektif dan efisien

    menuntut seorang kepala sekolah yang memiliki pandangan luas tentang

    sekolah dan pendidikan. Wibawa kepala sekolah harus ditumbuhkembangkan

    dengan meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja,

    keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja

    yang kondusif. Kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai

    manajer sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar, dengan

    melakukan supervisi kelas, membina, dan memberikan saran-saran positif

    kepada guru. Disamping itu, kepala sekolah juga harus melakukan tukar

     pikiran, sumbang saran, dan studi banding antar sekolah untuk menyerap kiat-

    kiat kepemimpinan dari kepala sekolah lain.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    14/169

      4

    Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah juga menuntut guru untuk

     berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru adalah teladan dan

     panutan langsung peserta didik dikelas. Oleh karena itu, guru perlu siap

    dengan segala kewajiban, baik manajemen maupun persiapan isi materi

     pelajaran. Guru juga harus mengorganisasikan kelasnya dengan baik mulai

     jadwal pelajaran, pembagian tugas peserta didik, kebersihan dan ketertiban

    kelas, pengaturan tempat duduk peserta didik dan penempatan media

     pembelajaran pada tempatnya.

    Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah yang ideal harus sesuai

    dengan karakteristik manajemen berbasis sekolah dan harus melalui tahap-

    tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Perencanaan dan persiapan

    yang baik dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah akan membantu

    keberhasilan program tersebut. Hal itu akan menghasilkan mutu pendidikan

    yang semakin baik, ada kepedulian warga sekolah dan tanggung jawab

    sekolahpun akan semakin meningkat.

    SDN Berjo I adalah salah satu SD di kecamatan Ngargoyoso

    Kabupaten Karanganyar yang menjadi sekolah rintian manajemen berbasis

    sekolah. Kondisi sekolah yang strategis dan kondusif untuk belajar tepat untuk

    dijadikan SD rintisan manajemen berbasis sekolah dan SD Unggulan,

    sehingga dengan mempertimbangkan uraian di atas, peneliti merasa perlu

    melakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    di SDN Berjo I Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    15/169

      5

    B. 

    Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasikan

     permasalahan sebagai berikut:

    1. 

    Manajemen berbasis sekolah yang merupakan bentuk desentralisasi

     pendidikan pelaksanaannya harus disertai persiapan dan perencanaan yang

    matang agar berjalan lancar.

    2. 

    Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management )

    yang merupakan konsep baru dalam dunia pendidikan Indonesia belum

    sepenuhnya berjalan sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaannya.

    3. 

    Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah yang ideal harus berjalan sesuai

    dengan karakterstik manajemen berbasis sekolah.

    4. 

    Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah lebih meningkatkan fungsi-

    fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah yang selama ini kurang

    diperhatikan.

    5. 

    Terbatasnya kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dalam

     pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

    6. 

    Kurangnya kreasi guru dalam mengelola proses belajar mengajar dalam

     pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

    C. 

    Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka

     penelitian ini perlu membuat batasan masalah. Penelitian ini hanya akan

    membahas tentang Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SDN Berjo I

     Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    16/169

      6

    D. 

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan suatu masalah

    sebagai berikut : Bagaimana pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di

    SDN Berjo I Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar ?

    E.  Tujuan Penelitian

    Penelitian tentang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di

    sekolah dasar ini bertujuan untuk

    1.  Mengetahui karakteristik manajemen berbasis sekolah.

    2. 

    Mengetahui tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

    3. 

    Mengetahui fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah dalam

     pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

    4. 

    Mengetahui tugas kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis

    sekolah.

    5. 

    Mengetahui peran guru dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

    F. 

    Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Bagi Sekolah

    Sebagai masukan untuk lebih memantapkan pelaksanaan manajemen

     berbasis sekolah.

    2. 

    Bagi Dinas Pendidikan

    Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan monitoring dan

    evaluasi dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    17/169

    7

    BAB II

    KAJIAN TEORI DAN PERTANYAAN PENELITIAN

    A.  Kajian Teori

    1.  Konsep Teknologi Pendidikan

    a. 

    Definisi Teknologi Pendidikan

    Secara historis bidang studi ini disebut Teknologi Pendidikan

    ( Educational Technology) dan Teknologi Pembelajaran ( Instructional

    Technology), mereka yang lebih mantap memakai istilah Teknologi

    Pembelajaran mempunyai alasan karena kata pembelajaran (instructional)

    lebih sesuai untuk mendeskripsikan fungsi teknologi. Selain itu istilah

     pembelajaran lebih tepat, sebab Teknologi Pendidikan pada umumnya

     berimplikasi pada setting sekolah atau pendidikan. Sedangkan mereka yang

    menggunakan istilah Teknologi Pendidikan beralasan bahwa pembelajaran

    (instruction) merupakan bagian dari pendidikan.

    Selama sedikitnya empat puluh tahun bidang studi Teknologi

    Pembelajaran secara periodik mengalami proses pengkajian kolektif. Definisi

     bidang studi ini selalu diperbaharui sampai beberapa kali. Setiap perubahan

    definisi memberikan arah baru pada bidang studi itu. Dari hasil analisis

    kolektif itu, menurut AECT 1994 memberikan definisi Teknologi

    Pembelajaran yaitu  Instructional Technology is the theory and practice of

    design, development, utilization, management, and evaluation of processes

    and resources for learning. Dari definisi AECT 1994 ini mengandung arti

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    18/169

      8

     bahwa Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek desain,

     pengembangan, pemakaian, manajemen dan evaluasi proses dan sumber untuk

     belajar. Maka definisi itu berasal dari setiap komponen. Setiap domain dalam

     bidang itu memberikan kontribusi pada teori dan praktek yang menjadi dasar

     profesi .

    b. 

    Kawasan Teknologi Pendidikan

    Definisi Teknologi Pembelajaran tahun 1994 dibangun berdasarkan

    lima kawasan yang menjadi perhatian teknologi pendidikan. Kawasan tersebut

    meliputi desain, pengembangan, pemakaian, manajemen dan evaluasi. Kelima

    fokus itu merupakan domain bidang studi Teknologi Pembelajaran.

    Adapun penjelasan setiap domain tersebut sebagai berikut :

    1). Domain Desain

    Domain desain berasal dari psikologi gerakan pembelajaran

    (instruct movement ). Desain merupakan proses menspesifikasi kondisi

    untuk belajar. Tujuan desain adalah untuk menciptakan strategi dan

     produk pada level makro maupun mikro. Pada level makro seperti program

    dan kurikulum, sedangkan pada level mikro seperti satuan pelajaran dan

    modul.

    Menurut AECT (1994: 33-34) domain desain sedikitnya mencakup

    empat kawasan teori dan praktek. Domain desain mencakup studi tentang

    desain sistem pembelajaran (instructional systems design), desain pesan

    (message design) strategi pembelajaran (instructional strategies), dan

    karakteristik pembelajar (learner characteristies).

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    19/169

      9

    2). Domain Pengembangan

    Akar domain pengembangan ialah kawasan produksi media, dan

     perubahan dalam kemampuan media juga telah membuat perubahan dalam

    domain tersebut. Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi

    desain dalam bentuk fisiknya.

    Menurut AECT (1994: 40-47) domain pengembangan mencakup

     berbagai variasi teknologi yang diterapkan dalam pembelajaran. Domain

     pengembangan dapat diorganisasikan menjadi empat kategori yaitu

    teknologi cetak ( print technologies) teknologi audivisual (audiovisual

    technologies), teknologi berdasarkan komputer (computer based

    technologis) dan teknologi terpadu (integrated technologies).

    3). Domain Pemakaian

    Domain pemakaian bermula dari gerakan pendidikan visual yang

     berkembang pada dasawarsa abad ini ketika banyak museum didirikan.

    Domain pemakaian dipusatkan pada kegiatan pengajar dan spesialis media

    yang membantu pengajar. Pemakaian adalah tindakan menggunakan

     proses dan sumber untuk belajar.

    Menurut AECT (1994: 40-56) domain pemakaian mencakup

     pemakaian media (media utilization), difusi dan inovasi (diffusi on of

    innovations), implementasi dan instruksionalisasi (implementation and

    institutionalization), kebijakan dan aturan ( policies and regulations).

    4). Domain Manajemen

    Menurut AECT (1994: 56-62) domain manajemen berevolusi dari

    administrasi pusat media, program dan layanan. Meskipun demikian

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    20/169

      10

    domain ini melibatkan pengontrolan teknologi pembelajaran melalui

     perencanaan, organisasi, koordinasi dan supervisi. Dalam domain

    manajemen terdapat empat kawasan yaitu manajemen proyek ( project

    management ). Managemen sumber (resource management ), manajemen

    sistem penyebaran (delivery system management ) dan managemen sistem

    informasi (information management ).

    5). Domain Evaluasi

    Menurut Seels dan Richey (1994: 54) evaluasi adalah proses

     penentuan kesesuaian pembelajaran dan belajar. Evaluasi dimulai dengan

    analisis masalah. Analisis masalah merupakan langkah awal yang penting

    dalam pengembangan dan evaluasi pembelajaran, sebab tujuan dan

    hambatan pembelajar diperjelas dalam domain ini. Kategori yang termasuk

    dalam kawasan ini adalah analisis masalah, pengukuran beracuan kriteria,

    evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

    Berdasarkan uraian tentang kawasan Teknologi Pembelajaran di

    atas, penelitian tentang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di

    sekolah dasar ini termasuk dalam kawasan domain manajemen, khususnya

    manajemen proyek.

    Menurut Seels dan Richey (1994: 59) manajemen proyek

    melibatkan perencanaan, monitoring, pengontrolan desain pembelajaran

    dan proyek pengembangan. Hal tersebut dilaksanakan dalam program

    manajemen berbasis sekolah.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    21/169

      11

     

    DESAIN

    Desain Sistem Pembelajaran

    Desain Pesan

    Strategi Pembelajaran

    Karakteristik Si Belajar

    PENGEMBANGAN

    - Teknologi Cetak

    Teknologi Audiovisual

    - Teknologi Berdasar

    Komputer

    Teknologi Terpadu

    EVALUASI

    - Analisis Masalah

    Pengukuran

    Beracuan Kriteria

    Evaluasi Formatif

    Evaluasi Sumatif

    PEMANFAATAN

    -  Pemakaian Media

    Divusi dan Inovasi

    -  Implementasi dan

    Institusionalisasi

    -  Kebijakan dan Aturan

    MANAJEMEN

    -  Manajemen Proyek

    Manajemen Sumber

    -  Manajemen Sistem

    Penyebaran

    -  Manajemen Informasi

    Bagan Kawasan Teknologi Pembelajaran ( Seels & Richey, 1994 )

    TEORI DANPRAKTEK

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    22/169

      12

    2. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah 

    a) Manajemen

     Nanang Fatah (1996: 1) mengartikan manajemen sebagai ilmu, yaitu

     bidang pengetahuan yang sescara sistematik berusaha memahami mengapa

    dan bagaimana orang bekerja sama.

    Menurut Nunung (1994: 23) manajemen adalah bagaimana cara

    mengatur, membimbing, dan memimpin semua orang yang menjadi

     bawahannya, agar usaha yang sedang dilaksanakan dapat mencapai tujuan

    yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

    George R. Terry di dalam bukunya The Principles of Management

    yang dikutip Nunung (1994: 22) mengemukakan manajemen sebagai

     pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui usaha orang lain

    atau ada usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih

    dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.

    Manajemen dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai the act or art to

    managing conduct, direction and control, yaitu tindakan atau seni pengurusan,

     pengaturan, pengarahan dan pengawasan.

    Definisi AECT 1977 membagi fungsi manajemen organisasi dan

    manajemen personalia sebagaimana dipraktekkan oleh administrator pusat dan

     program media. Manajemen melibatkan pengontrolan Teknologi Pembelajaran

    melalui perencanaan, organisasi, koordinasi, dan supervisi. Manajemen

    merupakan produk sistem nilai operasional. Kompleksitas manajemen sumber

    daya, personal dan desain, dan upaya pengembangannya teruntai dalam

     besarnya intervensi yang tumbuh dari departemen perusahaan atau departemen

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    23/169

      13

    sebuah sekolah sampai intervensi pembelajaran berskala nasional dan

    multinasional global.

    Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah manajemen

    memiliki banyak arti yang semuanya menunjukkan suatu kegiatan bersama.

    Selain itu ilmu manajemen dapat direalisasikan dalam semua aspek

    kehidupan. Begitu juga dengan manajemen proyek, dalam hal ini manajer

     proyek bertanggung jawab untuk merencanakan, menjadwal dan mengontrol

    fungsi-fungsi desain pembelajaran atau tipe proyek yang lain. Mereka harus

    melakukan negosiasi, pembiayaan, menetapkan sistem monitoring informasi

    dan mengevaluasi kemajuan.

    b) Manajemen Sekolah

    Manajemen sekolah seringkali diartikan sebagai administrasi sekolah.

    Dalam berbagai kepentingan, pemakaian istilah tersebut sering digunakan

    secara bergantian, demikian halnya dalam berbagai literatur, acapkali

    dipertukarkan. Berdasarkan fungsi pokoknya istilah manajemen dan

    administrasi mempunyai fungsi yang sama, fungsi-fungsi tersebut adalah

    fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan.

    Made Pidarta (1988: 15) mengungkapkan sesudah manajemen

    membuahkan aktivitas-aktivitas tertentu dalam lembaga pendidikan dengan

     program-programnya, sarananya, anggarannya, kriteria pelaksanaan dan

    keberhasilan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan, maka proses pendidikan

    dilaksanakan.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    24/169

      14

    Kesimpulan yang diperoleh dari uraian di atas adalah manajemen

    sekolah merupakan manajemen yang melaksanakan fungsi-fungsi manajamen

    sekolah. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen sekolah harus berjalan secara

    terpadu dan berkesinambungan.

    c). Manajemen Berbasis Sekolah 

    Mulyasa (2002: 11) mengungkapkan bahwa manajemen berbasis

    sekolah merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah

    untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu,

    efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapt mengakomodasi keinginanmasyarakat setempat serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah,

    masyarakat dan pemerintah.

    Menurut buku Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (2002:

    3) mengartikan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)

    sebagai bagian dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model

    manajemen yang memberikan otonomi lebih besar pada sekolah dan

    mendorong pengambilan keputusan partisipasif yang melibatkan secara

    langsung semua warga sekolah (guru, kepala sekolah, karyawan, orang tua

    siswa dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan

    kebijakan nasional.

    BPPN dan Bank Dunia (1999) yang dikutip Mulyasa (2002: 25)

    memberi pengertian bahwa manajemen berbasis sekolah merupakan bentuk

    alternatif sekolah dalam program desentralisasi di bidang pendidikan yang

    ditandai oleh otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat dan

    dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.

    Kesimpulan yang diperoleh dari uraian di atas adalah manajemen

     berbasis sekolah merupakan bentuk manajemen sekolah yang memiliki

    kewenangan lebih besar dari sebelumnya dan esensinya adalah pengambilan

    keputusan partisipasif untuk memperoleh mutu yang lebih baik.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    25/169

      15

    1.  Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah

    Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu upaya

     pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam

     penguasaan ilmu dan teknologi.

    2.  Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah

    Manajemen berbasis sekolah memberikan kebebasan dan kekuasaan

    yang besar pada sekolah disertai seperangkat tanggung jawab.

    Mulyasa (2002: 27) mengungkapkan bahwa BPPN dan Bank Dunia

    telah mengkaji beberapa faktor yang perlu diperhatikan berkaitan dengan

    manajemen berbasis sekolah yaitu :

    a. 

    Kewajiban Sekolah

    Manajemen berbasis sekolah yang menawarkan keleluasaan pengelolan

    sekolah memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala sekolah,

    guru, dan pengelola sistem pendidikan profesional. Oleh kerena itu,

     pelaksanaannya perlu disertai seperangkat kewajiban, monitoring dan

    tuntutan pertanggungjawaban (akuntabel) yang relatif tinggi, untuk

    menjamin bahwa sekolah selain memiliki otonomi juga mempunyai

    kewajiban melaksanakan kebijakan pemerintah dan memenuhi harapan

    masyarakat sekolah.

     b. 

    Kebijakan dan Prioritas Pemerintah

    Pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan nasional berhak

    merumuskan kebijakan-kebijakan yang menjadi prioritas nasional terutama

    yang berkaitan dengan program peningkatan melek   huruf dan angka

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    26/169

      16

    (literacy and numeracy), efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan.

    Sekolah tidak diperbolehkan untuk berjalan sendiri dengan mengabaikan

    kebijakan dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah yang dipilih secara

    demokratis dalam hal ini.

    c. 

    Peranan Orangtua dan Masyarakat

    Manajemen berbasis sekolah menuntut dukungan tenaga kerja yang

    terampil dan berkualitas untuk membangkitkan motivasi kerja yang lebih

     produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta

    mengefisiensikan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang

    tindih. Untuk kepentingan tersebut diperlukan partisipsai masyarakat dan

    hal ini merupakan salah satu aspek yang penting. Melalui dewan sekolah

    (school council), orang tua dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam

     pembuatan berbagai keputusan.

    d. 

    Peranan Profesionalisme dan Manajerial

    Manajemen berbasis sekolah menuntut perubahan-perubahan tingkah laku

    kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi dalam mengoperasikan

    sekolah. Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah berpotensi

    meningkatkan gesekan peranan yang bersifat profesional dan manajerial.

    Untuk memenuhi persyaratan manajemen berbasis sekolah, kepala

    sekolah, guru dan tenaga administrasi harus memiliki pengetahuan yang

    dalam tentang peserta didik dan prinsip-prinsip pendidikan untuk

    menjamin bahwa segala keputusan penting yang dibuat sekolah didasarkan

    atas pertimbangan pendidikan.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    27/169

      17

    e.  Pengembangan Profesi

    Agar sekolah dapat mengambil manfaat yang ditawarkan manajemen

     berbasis sekolah, perlu dikembangkan adanya pusat pengembangan

     profesi, yang berfungsi sebagai penyedia jasa pelatihan bagi tenaga

    kependidikan untuk manajemen berbasis sekolah.

    d) Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah 

    Manajemen berbasis sekolah memiliki karakteristik yang perlu

    dipahami oleh sekolah yang akan menerapkannya. Sekolah yang ingin berhasil

    dalam menerapkan manajemen berbasis sekolah, maka sejumlah

    karakteristiknya perlu dimiliki. Menurut buku Manajemen Peningkatan Mutu

    Berbasis Sekolah (2002: 11) mengemukakan karakteristiknya sebagai berikut:

    1.  Output yang Diharapkan

    Output adalah kinerja sekolah, yaitu prestasi sekolah yang dihasilkandari proses sekolah. Kinerja sekolah diukur dari kualitasnya,

    efektivitasnya, prodiktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas

    kehidupan kerja dan moral kerjanya.

    2.  Proses

    a.  Efektifitas Proses Belajar Mengajar yang Tinggi

    Sekolah memiliki efektifitas proses belajar mengajar tinggi, hal ini

    ditunjukkan pada prose belajar mengajar yang menekankan pada

     pemberdayaan peserta didik.

     b. 

    Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Kuat

    Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan,

    menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan

    yang tersedia.c.

     

    Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

    Sekolah memiliki lingkungan yang aman, tertib dan nyaman

    sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif.

    d. Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif.

    Guru merupakan jiwa dari sekolah. Pengelolaan tenaga kependidikan

    mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    28/169

      18

    kerja, hingga dari imbalan jasa merupakan peran penting bagi kepala

    sekolah, terlebih pada pengembangan tenaga kependidikan.

    e. Sekolah Memiliki Budaya Mutu

    Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah, sehinggasetiap perilaku selalu didasari oleh profesionalisme.

    f. Sekolah Memiliki Tteam Work ” yang Kompak, Cerdas dan Dinamis

    Kebersamaan merupakan karakteristik yang dituntut karena output

     pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah.

    g. Sekolah Memiliki Kewenangan /Kemandirian

    Sekolah memiliki memiliki kewenangan untuk melakukan yang

    terbaik bagi sekolahnya, sehingga dituntut untuk memiliki

    kemandirian dan kesanggupan kerja yang tidak selalu

    menggantungkan pada atasan. Untuk menjadi mandiri, sekolah harus

    memiliki sumber daya yang cukup untuk menjalankan tugasnya.

    h. Partisipasi Warga Sekolah dan Masyarakat

    Partisipasi warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian darikehidupannya.

    i.  Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

    Keterbukaan ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan,

     penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

     pihak terkait sebagai alat kontrol.

     j. 

    Sekolah Memiliki Kemampuan untuk Berubah

    Sekolah setiap melakukan perubahan diharapkan hasilnya lebih baik

    dari sebelumnya terutama mutu peserta didik.

    k. 

    Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

    Fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan

    mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan dan secara

    terus-menerus.

    l. 

    Sekolah Responsif dan Antisipasif Terhadap Kebutuhan

    Sekolah selalu membaca lingkungan dan menanggapinya secara

    cepat dan tepat.

    m. 

    Sekolah Memiliki Komunikasi yang Baik

    Sekolah yang efektif memiliki komunikasi yang baik antar warga

    sekolah dan antar sekolah masyarakat.

    n.  Sekolah Memiliki Akuntabilitas

    Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus

    dilakukan sekolah terhadap keberhasilan program yang telah

    dilaksanakan.

    o. Sekolah Memiliki SuistainabilitasSekolah yang efektif memiliki kemampuan untuk menjaga

    kelangsungan hidupnya (suistainabilitas) tinggi karena di sekolah

    terjadi proses akumulasi peningkatan mutu sumber dana, pemilikan

    aset sekolah yang mampu menggerakkan income generating

    activities  dan dukungan yang tinggi dari masyarakat terhadap

    eksistensi sekolah.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    29/169

      19

    3.  Input Pendidikan

    a.  Memiliki Kebijakan Mutu

    Sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan maksud dan

    tujuan sekolah yang berkaitan dengan mutu. Kebijakan mutu tersebutdinyatakan oleh pimpinan sekolah yaitu kepala sekolah. Kebijakan

    mutu tersebut disosialisasikan kepada semua warga sekolah.

     b. 

    Sumber Daya Tersedia Lengkap

    Sumber daya yang memadai akan menghasilkan pencapaian sasaran

    sekolah seperti yang diharapkan.

    c. 

    Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

    Sekolah yang efektif memiliki staf yang mampu dan berdedikasi tinggi

    terhadap sekolah.

    d. 

    Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

    Sekolah memiliki dorongan dan harapan yang tinggi untuk

    meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya.

    e. 

    Fokus pada PelangganPelanggan dalam hal ini adalah siswa harus menjadi fokus semua

    kegiatan sekolah.

    f. Input Manajemen

    Kepala sekolah dalam mengatur dan mengurus sekolahnya

    menggunakan sejumlah input manajemen. Kelengkapan dan kejelasan

    input manajemen akan membantu kepala sekolah untuk mengelola

    sekolahnya dengan efektif.

    Buku Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (2002 : 3)

    menyebutkan jika sekolah ingin sukses melaksanakan manajemen berbasis

    sekolah, maka sekolah perlu memiliki karakteristik manajemen berbasis

    sekolah.

    Kesimpulan yang diperoleh dari uraian di atas adalah pendekatan yang

    digunakan dimulai dari output   dan diakhiri dengan input   mengingat output  

    memiliki tingkat kepentingan tertinggi, sedangkan proses memiliki tingkat

    kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output , dan input  memiliki tingkat

    kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output.  Karakteritik manajemen

     berbasis sekolah bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dapat

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    30/169

      20

    mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, proses kegiatan belajar mengajar,

     pengelolaan sumber daya manusia dan administrasinya.

    e. Tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

    Menurut buku Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (2002:

    29) tahap-tahap yang harus dilakukan dalam pelaksanaan manajemen berbasis

    sekolah adalah sebagai berikut :

    1.  Melakukan Sosialisasi.

    Sekolah merupakan sistem yang terdiri dari unsur-unsur, semua unsur

    sekolah harus memahami konsep manajemen berbasis sekolah. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh sekolah adalah mensosialisasikan

    konsep tersebut kepada setiap unsur sekolah mulai guru, siswa, wakil

    kepala sekolah, guru BK, karyawan, orangtua siswa, pengawas, pejabat

    dinas pendidikan kabupaten atau propinsi dan sebagainya. Bentuk

    sosialisasi melalui berbagai mekanisme, misalnya seminar, diskusi dan

    sebagainya.

    2.  Mengidentifikasi Tantangan Nyata Sekolah.

    Sekolah melakukan analisi output   sekolah yang hasilnya berupa

    identifikasi tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah.

    3.  Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah (Tujuan Situasional

    Sekolah).

    Sekolah yang melaksanakan manajemen berbasis sekolah harus memiliki

    rencana pengembangan sekolah yang pada ummnya berupa perumusan

    visi, misi,tujuan dan strategi pelaksanaannya.

    4.  Mengidentifikasi Fungsi-Fungsi yang Diperlukan untuk Mencapai

    Sasaran.

    Fungsi-fungsi ini antara lain fungsi proses belajar mengajar beserta fungsi-

    fungsi pendukungnya yaitu fungsi pengembangan kurikulum, fungsi

    ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi layanan kesiswaan, fungsi

     pengembangan fasilitas, fungsi perencanan dan evaluasi, dan fungsi

    hubungan sekolah dan masyarakat.

    5.  Melakukan Analisis SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity, and

    Threat). Artinya tingkat kesiapan harus memadai, minimal memenuhi ukuran

    kesiapan yang diperlukan untuk memenuhi ukuran kesiapan yang

    dinyatakan sebagai kekuatan (strength), peluang (opportunity), kelemahan

    (weakness) dan ancaman (threat  ).

    6.  Alternatif Langkah Pemecahan Persoalan.

    Memilih langkah pemecahan persoalan yakni tindakan yang diperlukan

    untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    31/169

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    32/169

      22

    Pengelolaan ketenagaan ini mulai dari perencanaan, rekruitmen

    hubungan kerja sampai evaluasi kerja kecuali yang menyangkut

     pengupahan dan rekruitmen guru pegawai negeri.

    5. 

    Pengelolaan FasilitasSekolah yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas, baik kecukupan,

    dan kesesuaian sehingga pengelolaan sekolah dilakukan oleh sekolah

    sendiri.

    6.  Pengelolaan Keuangan

    Pengelolaan keuangan dilakukan oleh sekolah, hal ini didasari

    kenyataan bahwa sekolah harus diberi kebebasan pengalokasian uang.

    7. Pelayanan Siswa

    Pelayanan itu mulai dari penerimaan siswa baru, pembinaan,

     penempatan untuk melanjutkan sekolah sampai pengurusan alumni.

    8. Hubungan Sekolah dan Masyarakat

    Bentuknya merupakan peningkatan keterlibatan, kepedulian dan

    dukungan dari masyarakat terutama dukungan moral dan finansial.9.

     

    Pengelolaan Iklim Sekolah

    Lingkungan sekolah yang kondusif akan memberikan kenyamanan

     belajar siswa dan sekolah yang mengetahui kondisi tersebut.

    Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas dapat adalah fungsi-

    fungsi tersebut dapat diterapkan di sekolah karena sekolah yang lebih

    mengetahui kondisinya sendiri.

    g.  Tugas Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah.

    Manajemen berbasis sekolah yang menawarkan keleluasaan

     pengelolaan sekolah memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala

    sekolah, guru dan pengelola pendidikan yang profesional. Pelaksanaannya

     juga memerlukan seperangkat kewajiban, disertai dengan monitoring dan

    tuntutan pertanggung jawaban yang relatif tinggi, untuk menjamin bahwa

    sekolah selain memiliki otonomi juga memiliki kewajiban melaksanakan

    kebijakan pemerintah dan memenuhi harapan masyarakat sekolah. Sekolah

     juga dituntut mampu menampilkan pengelolaan sumber daya secara

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    33/169

      23

    transparan, demokratis, tanpa monopoli, dan bertanggung jawab baik terhadap

    masyarakat maupun pemerintah dalam rangka meningkatkan kapasitas

     pelayanan terhadap peserta didik.

    Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan

    sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan

     pendidikan direalisasikan. Kepala sekolah juga dituntut untuk senantiasa

    meningkatkan efektivitas kinerja. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah

    dalam kaitannya dengan manajemen berbasis sekolah adalah segala upaya

    yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh kepala sekolah dalam

    melaksanakan manajemen berbasis sekolah di sekolahnya tersebut. Menurut

    Mulyasa (2002: 126) kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam

    manajemen berbasis sekolah dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut:

    1. 

    Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses

     pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif.

    2. 

    Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah

    ditetapkan.

    3. 

    Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga

    dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan

    sekolah dan pendidikan.

    4. 

    Berhasil menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan

    tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.

    5.  Mampu bekerja dengan tim manajemen.

    6.  Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan

    ketentuan yang telah ditetapkan.

    Menurut Kimball Wiles yang dikutip Soewadji (1987: 69-81)

    menyebutkan ada 5 keterampilan yang harus dimiliki kepala sekolah, yaitu:

    1. 

    Keterampilan dalam kepemimpinan.

    2.  Keterampilan dalam hubungan manusiawi.

    3. 

    Keterampilan dalam proses kelompok.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    34/169

      24

    4.  Keterampilan dalam administrasi personalia.

    5. 

    Keterampilan dalam menilai staf.

    Kesimpulan yang diperoleh dari uraian diatas adalah kepala sekolah

    merupakan pemimpin pendidikan yang mempunyai tugas besar dalam

    mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat

    kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan,

    suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu yang profesional

    diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala

    sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah juga harus mampu

    menolong stafnya untuk memahami tujuan bersama yang akan dicapai. Ia

    harus memberi kesempatan kepada staf untuk saling bertukar pendapat dan

    gagasan sebelum menetapkan tujuan. Kepala sekolah juga menjadi pemimpin

    yang bertugas dan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran di sekolah.

    Ia menjalankan fungsi sebagai administrator, yaitu mengusahakan dan

    mengembangkan pelbagai fasilitas sehingga situasi belajar mengajar yang baik

    dapat berlangsung. Kepala sekolah juga dituntut persiapan dan pengalaman

     pendidikan yang cukup, selain kemampuannya untuk memimpin.

    h.  Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah.

    Manajemen berbasis sekolah memberi peluang bagi kepala sekolah,

    guru, dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah,

     berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain

    sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativias, dan profesionalisme yang

    dimiliki. Pemberian kebebasan yang lebih luas juga memberikan

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    35/169

      25

    kemungkinan kepada guru untuk dapat menemukan jati dirinya dalam

    membina peserta didik di lingkungan sekolah.

    Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

    keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar

    mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

     perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

    dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

    Menurut Wrightman yang dikutip Uzer Usman (1992: 1)

    mengungkapkan bahwa peran guru adalah serangkaian tingkah laku yang

    saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan

    dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang

    menjadi tujuannya.

    Menurut Watten. B yang dikutip Sahertian (1994: 14) mengungkapkan

     bahwa peranan guru antara lain:

    1. 

    Sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat sebab ia nampak sebagai

    seorang yang berwibawa.

    2.  Sebagai penilai ia memberi penilaian.

    3. 

    Sebagai seorang sumber yang berperan memberi ilmu pengetahuan.

    4. 

    Sebagai obyek identifikasi.

    5.  Sebagai penyangga dari rasa takut dan orang yang menolong memahami

    diri.

    6. 

    Sebagai pemimpin kelompok.

    7.  Sebagai orang tua atau wali.

    8.  Sebagai orang yang membina dan memberi layanan.

    9. 

    Sebagai kawan sekerja dan pembawa rasa kasih sayang.

    Menurut Uzer Usman (1992: 7) peranan guru yang paling dominan

    adalah sebagai berikut:

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    36/169

      26

    1.  Guru sebagai Demonstrator

    Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang

    akan diajarkannya dan senantiasa mengembangkannya dalam arti

    meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena halini akan dapat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.

    2. 

    Guru sebagai Pengelola Kelas

    Guru hendaknya mampu mengelola kelas, karena kelas merupakan

    lingkungan belajar dan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu

    diorganisasi. Pengawasan terhadap lingkungan menentukan sejauh mana

    lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang kondusif.

    3.  Guru sebagai Mediator dan Fasilitator

    Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

    yang cukup tentang media pendidikan karena media merupakan alat

    komunikasi guru yang berguna untuk lebih mengefektifkan proses belajar

    mengajar.

    4. 

    Guru sebagai EvaluatorPenilaian perlu dilakukan karena dengan penilaian guru dapat mengetahui

    keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap materi

     pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.

    Kesimpulan yang diperoleh dari uraian diatas adalah guru memiliki

     peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas

     pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan

    membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan

     belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

    B. 

    Pertanyaan Penelitian

    Pertanyaan penelitian dalam penelitian kualitatif ini semacam hipotesis

    dalam penelitian kuantitatif. Pertanyaan penelitian akan membimbing arah

     proses penelitian agar tetap berada di jalur yang tetap. Dalam penelitian ini

     pertanyaan penelitian yang diajukan berasal dari rumusan masalah penelitian

    yang telah dikemukakan di depan. Adapun pertanyaan penelitian tersebut

    adalah :

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    37/169

      27

    1.  Apakah SDN Berjo I sudah memiliki karakteristik sebagai sekolah rintisan

    manajemen berbasis sekolah ?

    2.  Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SDN

    Berjo I ?

    3. 

    Bagaimana penerapan fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah

    dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SDN Berjo I ?

    4. 

    Bagaimana tugas kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis

    sekolah di SDN Berjo I ?

    5. 

    Bagaimana peran guru dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di

    SDN Berjo I ?

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    38/169

    28

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A.  Pendekatan Penelitian

    Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

     pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor yang dikutip Moleong (2002 : 3)

    mengungkapkan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

    menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

    orang dan perilaku yang dapat diamati.

    Sedangkan Suharsimi Arikunto (1998: 245–247) membedakan

     penelitian kualitatif berdasarkan sifat dan analisis datanya menjadi dua jenis

    yaitu :

    1.  Riset deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan untuk menggambarkan

    keadaan atas suatu fenomena

    2. 

    Riset deskriptif yang bersifat developmental digunakan untuk menemukan

    suatu mode atau prototipe

    Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

     pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif

    kualitatif yang bersifat eksploratif. Penelitian ini bertujuan untuk

    menghasilkan data yang dekriptif yang menggambarkan keadaan pelaksanaan

    manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    39/169

      29

    B. Definisi Operasional

    Agar penelitian ini lebih terarah dan mempunyai persamaan persepsi,

    maka perlu adanya definisi operasional yaitu:

    1. 

    Pelaksanaan : proses melaksanakan, cara melaksanakan

    2.  Manajemen Berbasis Sekolah : Model manajemen yang menggunakan

    karakteristik manajemen berbasis sekolah melalui tahap-tahap pelaksanaan

    manajemen berbasis sekolah, adanya fungsi-fungsi yang

    didesentralisasikan ke sekolah dan tugas kepala sekolah dan peran guru

     berjalan sesuai tanggung jawabnya.

    Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah adalah proses melaksanakan model

    manajemen yang menggunakan karakteristik manajemen berbasis sekolah,

    melalui tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, adanya fungsi-

    fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah dan tugas kepala sekolah dan peran

    guru berjalan sesuai tanggung jawabnya.

    C. Setting, Lokasi dan Waktu Penelitian

    Setting dan lokasi penelitian ini berada di seluruh lokasi SDN Berjo I

     Ngargoyoso kabupaten Karanganyar dan telah dilaksanakan pada bulan Juni

    sampai bulan Agustus 2003. Alasannya karena SD tersebut merupakan salah

    satu dari 5 SD uji coba dan rintisan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di

    kecamatan Ngargoyoso dan direncanakan menjadi SD Unggulan.

    D. Subyek Penelitian

    Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 109) subyek penelitian

    mempunyai kedudukan sangat sentral, karena pada subyek penelitian itulah

    data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Suharsimi

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    40/169

      30

    Arikunto (2000 : 116 ) mengungkapkan subyek penelitian adalah benda, hal,

    orang atau tempat data untuk variabel penelitian melekat dan

    dipermasalahkan. Penelitian kualitatif selalu bertolak dari asumsi tentang

    realita sosial yang bersifat unik, komplek dan ganda.

    Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan 8

    guru di SDN Berjo I yaitu subyek yang terlibat secara langsung dan sebagai

     pelaksana manajemen berbasis sekolah di SD ini. Subyek-subyek tersebut

    harus dipandang sebagai informan dan bukan sebagai responden.

    E. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting

    dalam penelitian, sebab data yang terkumpul akan dijadikan sebagai bahan

    analisa penelitian. Metode pengumpulan data erat kaitannya dengan masalah

     penelitian yang akan dipecahkan. Dalam penelitian metode maupun alat

     pengumpulan data yang tepat (sesuai) dapat membantu pencapaian hasil

    (pemecahan masalah) yang valid dan reliable. Metode pengumpulan data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi,

    wawancara dan dokumentasi terhadap subyek penelitian.

    1.  Metode pengamatan atau observasi nonpartisipan

    Penelitian ini menggunaan metode pengamatan atau observasi

    nonpartisipan. Menurut Hadari Nawawi (1991: 100) observasi bisa

    diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

    gejala yang nampak pada obyek penelitian. Hadari Nawawi (1991: 104)

    mengungkapkan bahwa observasi nonpartisipan yaitu observer tidak ikut

    dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    41/169

      31

     berkedudukan sebagai pengamat. Peneliti dalam penelitian ini tidak dapat

     bertindak untuk mengendalikan jalannya situasi tentang pelaksanaan

    manajemen berbasis sekolah.

    Penggunaan metode ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan,

    ruang peralatan, para pelaku dan juga aktivitas sosial yang sedang

     berlangsung dan yang berhubungan dalam pelaksanaan manajemen

     berbasis sekolah yaitu karakteristik manajemen berbasis sekolah, tahap-

    tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, fungsi-fungsi yang

    didesentralisasikan ke sekolah, peran kepala sekolah dalam pelaksanaan

    manajemen berbasis sekolah dan peran guru dalam pelaksanaan

    manajemen berbasis sekolah di SD ini yang tidak bisa terungkap dalam

    metode wawancara.

    2. 

    Metode wawancara

    Moleong (2002: 135) mengungkapkan bahwa wawancara adalah

     percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh 2 pihak,

    yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

    yaitu pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

    Teknik wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada kepala

    sekolah dan guru untuk mengungkap seputar pelaksanaan manajemen

     berbasis sekolah meliputi karakteristik manajemen berbasis sekolah,

    tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, fungsi-fungsi yang

    didesentralisasikan ke sekolah, tugas kepala sekolah dan peran guru dalam

     pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.. Teknik ini juga untuk

    mengkonfirmasikan tentang data yang diperoleh dari obsevasi.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    42/169

      32

    3.  Metode dokumentasi

    Moleong mengungkapakan bahwa dokumen adalah setiap bahan

    tertulis ataupun film lain dari rekaman yang tidak dipersiapkan karena

    adanya permintaan dari seorang penyelidik. Dalam penelitian ini teknik

    dokumentasi berfungsi sebagai pelengkap data yang digunakan untuk

    memperoleh data berupa dokumen-dokumen berupa format strategi

    implementasi dan perangkat pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

    F. Instrumen Penelitian

    Moleong (2002: 19) mengungkapkan bahwa instrumen penelitian

    adalah alat pengumpul data dalam penelitian. Peneliti dalam penelitian ini

    menggunakan instrumen berupa lembar observasi, pedoman wawancara dan

    dokumen untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian terlampir.

    Tabel Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

     No. Variabel Indikator

    1 Karakteristik Manajemen

    Berbasis Sekolah

    a)  Output yang diharapkan

     b)  Proses

    c)  Input Pendidikan

    2 Tahap-tahap Pelaksanaan

    Manajemen Berbasis

    Sekolah

    a)  Sekolah melakukan evaluasi b)  Sekolah merumuskan visi, misi dan tujuan

    sekolah

    c)  Sekolah mengidentifikasikan fungsi-fungsi

    yang diperlukan untuk mencapai sasaran

    d)  Sekolah melakukan analisis SWOTe)  Sekolah melakukan langkah alternatif

     pemecahan masalah

    f)  Sekolah menyusun rencana dan program

     peningkatan mutu

    g)  Sekolah melaksanakan perencanaan peningkatan mutu

    h)  Sekolah melakukan monitoring dan evaluasi

     pelaksanaan

    i)  Sekolah merumuskan sasarn mutu baru

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    43/169

      33

    3 Fungsi-fungsi yang

    didesentralisasikan ke

    sekolah

    a)  Pengelolaan proses belajar mengajar

     b)  Perencanaan dan evaluasic)  Pengelolaan kurikulum

    d)  Pengelolaan ketenagaane)

     

    Pengelolaan fasilitas

    f)  Pengelolaan keuangang)  Pelayanan siswa

    h)  Hubungan sekolah dan masyarakat

    i)  Pengelolaan iklim sekolah

    4 Tugas kepala sekolah

    dalam pelaksanaan

    Manajemen Berbasis

    Sekolah

    a)  Mampu memberdayakan guru-guru untuk

    melaksanakan proses pembelajaran dengan

     baik, lancar dan produktif b)  Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan

    sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

    c)  Mampu menjalin hubungan yang harmonisdengan masyarakat sehingga dapat

    melibatkan mereka secara aktif dalam rangka

    mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikand)  Berhasil menerapkan prinsip-prinsip

    kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat

    kedewasaan guru dan pegawai sekolah

    e)  Mampu bekerja dengan tim manajemenf)  Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara

     produktif sesuai dengan ketentuan yang telah

    ditetapkan

    5 Peran guru dalam

     pelaksanaan Manajemen

    Berbasis Sekolah

    a)  Guru sebagai demonstrator

     b)  Guru sebagai pengelola kelasc)  Guru sebagai fasilitator dan administrator

    d)  Guru sebagai evaluator

    G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

    Penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan untuk menetapkan

    keabsahan data. Menurut Moleong (2002: 173) pelaksanaan teknik

     pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada

    empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),

    keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability),  dan kepastian

    (confirmability).

    Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian

    ini adalah dengan triangulasi yang merupakan bagian dari kriteria derajat

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    44/169

      34

    kepercayaan. Moleong (2002 : 173-178) mengungkapkan bahwa triangulasi

    adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

    lain diluar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding

    data tersebut.Triangulasi data dilakukan dengan Cross check , yaitu dengan

    cara data wawancara yang diperoleh dipadukan dengan data obsrvasi atau data

    dokumentasi, dengan membandingkan dan memadukan hasil dari kedua teknik

     pengumpulan data tersebut maka peneliti yakin dengan kepercayaan data yang

    dikumpulkan.

    H. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    metode non statistik yaitu analisis data deskriptif artinya dari data yang

    diperoleh melalui penelitian tentang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah

    dilaporkan apa adanya kemudian dianalisis secara deskriptif untuk

    mendapatkan gambaran mengenai fakta yang ada.

    Hal ini dilakukan karena penelitian ini tidak mencari hubungan antara

    dua variabel atau lebih. Menurut Nasution (1996 : 129) analisis data yang

    dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah yang masih bersifat umum yaitu:

    (1) reduksi data, (2) penyajian atau display data dan (3) pengambilan

    kesimpulan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

    1. 

    Reduksi data

    Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau

    laporan yang terinci. Laporan ini akan terus menerus bertambah dan akan

    menambah kesulitan bila tidak segera dianalisis sejak mulanya. Laporan

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    45/169

      35

    itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan

     pada hal-hal yang penting dan dicari tema atau polanya. Jadi laporan

    lapangan sebagai bahan yang disingkatkan, direduksi dan disusun lebih

    sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi

    memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga

    mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila

    diperlukan. Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan kode

     pada aspek-aspek tertentu. Reduksi data diartikan sebagai proses

     pemilihan, penyederhanaan dan transformasi data kasar yang diperoleh

    dari catatan lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama

     proses penelitian berlangsung. Peneliti melaksanakan pemilihan data yang

    diperoleh dari wawancara, pengamatan dan pengumpulan dokumen-

    dokumen yang relevan tersebut.

    2. 

    Penyajian Data

    Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi dari reduksi

    data yang kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan mudah

    dipahami.

    3.  Pengambilan Kesimpulan

    Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan terhadap data yang telah

    direduksi ke dalam laporan secara sistematis dengan cara membandingkan,

    menghubungkan, dan memilih data yang mengarah pada pemecahan

    masalah serta mampu menjawab permasalahan dan tujuan yang hendak

    dicapai.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    46/169

    36

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A.  Hasil Penelitian

    Uraian data dalam dalam pembahasan ini diperoleh dari pegumpulan

    data terhadap pelaksanaan manajemen sekolah. Hasil penelitian yang

    diperoleh akan dibahas pada bab ini yang mencakup lokasi penelitian,

    deskripsi subyek-subyek penelitian dan deskripsi data.

    I. 

    Deskripsi Lokasi Penelitian.

    Penelitian ini dilaksanakan di SDN Berjo I Kecamatan Ngargoyoso

    Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah. SD ini terletak di pinggir

    selatan Kecamatan Ngargoyoso dan termasuk Gugus Melati. Kecamatan

     Ngargoyoso adalah salah satu dari dua kecamatan yang ditunjuk menjadi

    SD rintisan manajemen berbasis sekolah. SD rintisan manajemen berbasis

    sekolah di kecamatan ini merupakan SD pinggir bagian selatan yang

    dimaksudkan untuk lebih mengembangkan dan memajukan SD pinggiran.

    II. 

    Deskripsi Subyek Penelitian.

    Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan 8

    guru di SDN Berjo I yang secara langsung menjadi pelaksana dalam

     program ini. Tujuh responden berpendidikan D-II PGSD, satu responden

     berpendidikan S-1 dan satu responden berpendidikan D-III.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    47/169

      37

    III. Deskripsi Data

    Deskripsi data ini meliputi karakteristik manajemen berbasis

    sekolah, tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, fungsi-

    fungsi yang didesentralisaikan ke sekolah, peran kepala ekolah dalam

     pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peran guru dalam

     pelaksanan manajemen berbasis sekolah.

    a) 

    Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

    1.  Output yang Diharapkan

    Output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan oleh

     proses pembelajaran baik prestasi akademik maupun non

    akademik. Hasil observasi tanggal 11 Juli 2003 menggambarkan

    foto-foto kegiatan sekolah berupa kegiatan kepramukaan,

     pertandingan olahraga, penyembelihan hewan Qurban, pengajian

    Isro’ Mi’roj yang dilaksanakan bersama masyarakat dan lain-

    lainnya terpasang di ruang dokumentasi di samping ruang guru.

    Hasil observasi tanggal 26 Juli 2003 menggambarkan kepala

    sekolah dan guru mengadakan musyawarah membahas persiapan

    lomba menyambut HUT RI. Hasil wawancara dengan Responden 1

    tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan, “Sekolah memenangkan

    lomba siswa teladan, lomba melukis dan lomba pidato, itu yang

     prestasi akademik, dan untuk non akademik ada kegiatan ekstra

    kurikuler misalnya pramuka atau anak dibiasakan berjabat tangan

    dengan guru yang baru tiba di sekolah”. Hasil wawancara dengan

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    48/169

      38

    Responden 2 tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan, “Sering

    memenangkan lomba”. Hasil wawancara dengan Responden 3

    tanggal 15 Juli 2003, mengungkapkan, “Tahun ini sekolah berhasil

    memenangkan lomba siswa teladan, lomba lukis dan lomba pidato.

    Kedisiplinan murid dan guru juga baik”. Hasil wawancara dengan

    Responden 4 tanggal 16 Juli 2003, mengungkapkan, “Untuk

    keberhasilannya bisa memenangkan lomba siswa teladan, lomba

    lukis dan lomba pidato dan nilai-nilai ujian juga bagus”. Hasil

    wawancara dengan Responden 5 tanggal 16 Juli 2003,

    mengungkapkan, “Nilai ujian tahun ini juga bagus dan sering

    memenangkan berbagai macam lomba”. Hasil wawancara dengan

    Responden 6 tanggal 21 Juli 2003, mengungkapkan, “Sekolah ini

    memang sering memenangkan lomba”. Hasil wawancara dengan

    Responden 7 tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan, “Ya, untuk

    saat ini banyak memenangkan lomba dan akhlak murid-murid juga

     baik”. Hasil wawancara dengan Responden 8 tanggal 19 Juli 2003,

    mengungkapkan, “Menurut saya selain memenangkan lomba-

    lomba, akhlak siswa baik. Mereka menghormati guru, tidak malas

     belajar dan sama teman-teman juga baik”. Hasil wawancara dengan

    Responden 9 tanggal 20 Juli 2003, mengungkapkan, “Sini sering

    memenangkan lomba”.

    Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan bahwa

    sekolah berhasil memperoleh output yang diharapkan baik prestasi

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    49/169

      39

    akademik, prestasi akademik berupa memenangkan berbagai

    macam lomba dan nilai ujian yang bagus. Prestasi non akademik

    ditunjukkan dengan kerjasama yang baik, rasa kasih sayang

    terhadap sesama warga sekolah, kedisiplinan dan kegiatan

    ekstrakurikuler yang baik.

    2.  Proses

    a. 

    Proses Belajar Mengajar yang Efektifitasnya Tinggi

    Sekolah yang menerapkan program ini memiliki efektivitas

     proses belajar mengajar yang tinggi. Observasi tanggal 3 dan 4

    Juni 2003 menggambarkan proses belajar mengajar yang baik.

    Hasil wawancara dengan Responden 1 tanggal 14 Juli 2003

    mengungkapkan, “Efektivitas belajar mengajar tinggi, sekolah

    masuk jam 07.15 dan pulang jam 12.55”. Hasil wawancara

    dengan Responden 2 tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan,

    “Ada program sarapan pagi”. Hasil wawancara dengan

    Responden 3 tanggal 15 Juli 2003, mengungkapkan, “Ya di sini

    di terapkan belajar tuntas jadi siswa belajar pelajaran sampai

    selesai baru dilanjutkan selanjutnya. Selain itu ada sarapan pagi

    yaitu jam 06.00 ditempel soal untuk semua pelajaran kemudian

    siswa disuruh memilih soal yang paling mudah untuk

    dikerjakan dan hasilnya akan dipasang siang hari dari nilai

    tertinggi sampai terendah sehingga mereka malu kalau nilainya

     jelek dan yang nilainya jelek akan datang pagi-pagi esoknya

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    50/169

      40

     biar mendapat nilai yang lebih baik dengan mencari soal yang

    lebih mudah. Tapi ini tidak berjalan lama karena siswa yang

    rumahnya jauh akan merepotkan orangtua karena harus

    mengantar anaknya ke sekolah dan orangtua pada protes”.

    Hasil wawancara dengan Responden 4 tanggal 16 Juli 2003,

    mengungkapkan, “Iya sekolah masuk jam 07.15 dan pulang

    12.55”. Hasil wawancara dengan Responden 5 tanggal 16 Juli

    2003, mengungkapkan, “Pelaksanaannya masih ada yang

    kurang, terutama guru masih kurang pengetahuannya tentang

    PAKEM”. Hasil wawancara dengan Responden 6 tanggal 21

    Juli 2003, mengungkapkan, “Iya masuk jam 07.15 dan pulang

    12.55”. Hasil wawancara dengan Responden 7 tanggal 19 Juli

    2003, mengungkapkan, “Ya kita berusaha disiplin waktu dalam

     belajar”. Hasil wawancara dengan Responden 8 tanggal 19 Juli

    2003, mengungkapkan, “Disiplinlah pokoknya”. Hasil

    wawancara dengan Responden 9 tanggal 20 Juli 2003,

    mengungkapkan, “Iya”.

    Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan

     bahwa efektivitas beljar tinggi, baik dalam kedisiplinan waktu,

     program-program yang dilaksanakan maupun metode yang

    digunakan walaupun belum optimal.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    51/169

      41

     b.  Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Kuat

    Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam

    mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua

    sumber daya pendidikan yang tersedia. Observasi tanggal 7

    Juni 2003 menggambarkan kepala sekolah mengadakan rapat

    dengan guru-guru membahas teknis pelaksanaan ujian akhir.

    Observasi tanggal 25 Juni 2003 menggambarkan kepala

    sekolah mengadakan rapat dengan guru-guru membahas teknis

     pelaksanaan acara perpisahan kelas VI. Observasi tanggal 12

    Juli 2003 menggambarkan rapat antara kepala sekolah, guru

    dan komite sekolah membahas uang SPP dan rencana

     pembelian komputer apabila mendapat dana Block Grant.

    Observasi tanggal 19 Juli 2003 menggambarkan kepala sekolah

    dan guru mengadakan musyawarah membahas perencanaan

     proses belajar mengajar yang mulai efektif dan kinerja sekolah.

    Observasi tanggal 25 Juli 2003 menggambarkan musyawarah

    yang dilakukan kepala sekolah dan guru membahas persiapan

    lomba menyambut HUT RI. Hasil wawancara dengan kepala

    sekolah dan guru tanggal 14 Juli 2003 sampai 21 Juli 2003

    semua membenarkan bahwa kepala sekolah memiliki

    kemampuan memimpin sekolah yang kuat.

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    52/169

      42

    c.  Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

    Sekolah yang efektif selalu menciptakan iklim sekolah

    yang aman, nyaman, tertib melalui pengupayaan faktor-faktor

    yang dapat menumbuhkan iklim tersebut. Observasi tanggal 5

    Juni 2003 menggambarkan halaman sekolah tertata rapi. Pot-

     pot tanaman cengkih dibangun dengan bentuk bujur sangkar,

    segiempat, persegi panjang, lingkaran, dan lain-lain dengan cat

    warna-warni yang dimaksudkan untuk mengenalkan bentuk

     bidang dan warna kepada siswa. Observasi tanggal 1 Agustus

    2003 menggambarkan fasilitas kelas seperti meja-meja dan

    kursi tertata rapi dan bersih. Sapu, tempat sampah dan sulak

    diletakkan di setiap sudut ruang kelas. Hasil wawancara dengan

    Responden 1 tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan,

    “Lingkungan sekolah aman dan tertib, letaknya jauh dari

    keramaian, kedisiplinan diterapkan kapada semua warga

    sekolah. Tapi ada 2 ruang yang tidak bisa terpakai karena

    atapnya mau roboh”. Hasil wawancara dengan Responden 2

    tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan, “Lingkungan sekolah

    aman”. Hasil wawancara dengan Responden 3 tanggal 15 Juli

    2003, mengungkapkan, “Ya bisa Anda lihat sendiri”. Hasil

    wawancara dengan Responden 4 tanggal 16 Juli 2003,

    mengungkapkan, “Iya, Mbak lihat sendiri tapi 2 ruang itu

     belum bisa dipakai karena belum dibenahi”. Hasil wawancara

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    53/169

      43

    dengan Responden 5 tanggal 16 Juli 2003, mengungkapkan,

    “Mbak bisa lihat sini tempatnya pinggir desa, jauh dari

    keramaian dan suasananya”. Hasil wawancara dengan

    Responden 6 tanggal 21 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya,

    memang kami mengkondisikan biar lingkungan sekolah

    nyaman untuk belajar”. Hasil wawancara dengan Responden 7

    tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan, “Saya kira iya”. Hasil

    wawancara dengan Responden 8 tanggal 19 Juli 2003,

    mengungkapkan, “Selain aman dan tertib, suasananya juga

    enak untuk belajar”. Hasil wawancara dengan Responden 9

    tanggal 20 Juli 2003, mengungkapkan, “Kalau itu jelas

    walaupun 2 ruang itu belum bisa dibetulin”.

    Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan

     bahwa lingkungan sekolah cukup kondusif untuk pembelajaran

    dan proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan nyaman

    walaupun ada hambatan seperti fasilitas sekolah yang rusak dan

    tidak bisa digunakan.

    d.  Pengelolaan Tenaga Pendidikan yang Efektif

    Sekolah yang menerapkan manajemen berbasis sekolah

    memerlukan tanaga kependidikan yang memiliki komitmen

    tinggi dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik.

    Observasi tanggal 19 Juli 2003 menggambarkan kepala sekolah

    dan guru mengadakan musyawarah membahas perencanaan

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    54/169

      44

     proses belajar mengajar yang mulai efektif dan mengadakan

    evaluasi tentang kinerja sekolah. Hasil wawancara dengan

    Responden 1 tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan, “Ya kita

    menjalin komunikasi yang baik dengan semua warga sekolah”.

    Hasil wawancara dengan Responden 2 tanggal 14 Juli 2003

    mengungkapkan, “Ya”. Hasil wawancara dengan Responden 3

    tanggal 15 Juli 2003, mengungkapkan, “Bapak kepala sekolah

    memang menempatkan kami sesuai dengan kemampuan kami.

    Misalnya, yang bisa pegang uang ya jadi bendahara, yang

     pinter nulis ya jadi sekretaris, pokoknya hubungan kami penuh

    kekeluargaan”. Hasil wawancara dengan Responden 4 tanggal

    16 Juli 2003, mengungkapkan, “Ya memang kepala sekolah

    dan guru selalu bekerja sama”. Hasil wawancara dengan

    Responden 5 tanggal 16 Juli 2003, mengungkapkan, “Guru

    disesuaikan bidang studinya”. Hasil wawancara dengan

    Responden 6 tanggal 21 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”.

    Hasil wawancara dengan Responden 7 tanggal 19 Juli 2003,

    mengungkapkan, “Menurut saya iya”. Hasil wawancara dengan

    Responden 8 tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan, “Ya saya

    kira tidak masalah”. Hasil wawancara dengan Responden 9

    tanggal 20 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”.

    Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan

     bahwa pengelolaan tenaga kependidikan di sekolah itu sudah

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    55/169

      45

     berjalan efektif, tenaga kependidikan diberi tanggung jawab

    sesuai dengan kemampuannya.

    e.  Sekolah Memiliki Budaya Mutu

    Sikap profesionalisme yang selalu tertanam di sanubari

    semua warga sekolah. Observasi tanggal 19 Juli 2003

    menggambarkan kepala sekolah dan guru mengadakan

    musyawarah membahas proses perencanaan belajar mengajar

    yang mulai efektif dan mengadakan evaluasi tentang kinerja

    sekolah. Hasil wawancara dengan Responden 1 tanggal 14 Juli

    2003 mengungkapkan, “Ya sekolah berusaha meningkatkan

    mutu yang lebih baik”. Hasil wawancara dengan Responden 2

    tanggal 14 Juli 2003 mengungkapkan, “Sekolah pingin mutu

    yang bagus”. Hasil wawancara dengan Responden 3 tanggal 15

    Juli 2003, mengungkapkan, “Kita merasa sekolah ini milik kita

     jadi kita berusaha untuk profesional”. Hasil wawancara dengan

    Responden 4 tanggal 16 Juli 2003, mengungkapkan, “Kita

    selalu berusaha mendapatkan mutu yang bagus”. Hasil

    wawancara dengan Responden 5 tanggal 16 Juli 2003,

    mengungkapkan, “Ya kita memang berusaha untuk lebih baik”.

    Hasil wawancara dengan Responden 6 tanggal 21 Juli 2003,

    mengungkapkan, “Iya”. Hasil wawancara dengan Responden 7

    tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”. Hasil wawancara

    dengan Responden 8 tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan,

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    56/169

      46

    “Kita semua ingin mutu yang bagus ”. Hasil wawancara dengan

    Responden 9 tanggal 20 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”.

    Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan

     bahwa semua warga sekolah bekerja sama untuk mendapatkan

    mutu yang lebih bagus.

    f. 

    Sekolah memiliki Teamwork   yang Kompak, Cerdas dan

    Dinamis

    Budaya kerjasama antar fungsi dalam sekolah, antar

    individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-

    hari warga sekolah. Observasi tanggal 25 Juni 2003

    menggambarkan kepala sekolah mengadakan rapat dengan

    guru-guru membahas teknis pelaksanaan acara perpisahan kelas

    VI yang rencananya akan dilaksanakan hari Kamis, 26 Juni

    2003, dilanjutkan dengan mempersiapkan tempat, dekorasi dan

     pemantapan kerja panitia yang dipimpin langsung oleh kepala

    sekolah. Hasil wawancara dengan Responden 1 tanggal 14 Juli

    2003 mengungkapkan, “Teamwork   sekolah berusaha

    melakukan perubahan ke arah yang lebih baik secara bersama-

    sama”. Hasil wawancara dengan Responden 2 tanggal 14 Juli

    2003 mengungkapkan, “Ya”. Hasil wawancara dengan

    Responden 3 tanggal 15 Juli 2003, mengungkapkan,

    “Kebersamaan kita antara kepala sekolah, guru dan komite

    sekolah kita jalani penuh dengan kekeluargaan demi kemajuan

  • 8/19/2019 Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

    57/169

      47

    sekolah”. Hasil wawancara dengan Responden 4 tanggal 16

    Juli 2003, mengungkapkan, “Ya kita selalu bekerja sama”.

    Hasil wawancara dengan Responden 5 tanggal 16 Juli 2003,

    mengungkapkan, “Kita memang selalu bekerja sama dalam

    semua kegiatan di sekolah”. Hasil wawancara dengan

    Responden 6 tanggal 21 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”.

    Hasil wawancara dengan Responden 7 tanggal 19 Juli 2003,

    mengungkapkan, “Iya”. Hasil wawancara dengan Responden 8

    tanggal 19 Juli 2003, mengungkapkan, “Iya, kita selalu kompak

    untuk maju”. Hasil wawancara dengan Responden 9 tanggal 20

    Juli 2003, mengungkapkan, “Iya”.

    Hasil observasi dan wawancara tersebut menunjukkan

     bahwa sekolah memiliki teamwork   yang selalu bekerja sama

    dalam semua aktivitas sekolah.

    g. 

    Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

    Sekolah dituntut untuk memiliki kewenangan untuk

    melakukan yang terbaik bagi sekolahnya yang tidak selalu

    menggantungkan pada atasan. Observasi tanggal 26 Juni 2003

    menggambarkan acara perpisahan siswa kelas VI dilaksanakan

    dengan mengundang walimurid dan komite sekolah. Dalam

    acara tersebut kepala sekolah memaparkan pentingnya

    kemandirian sekolah dan kepedulian masyarakat dalam

     pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Observasi tanggal 12