laporan diskusi manajemen berbasis sekolah

33
Manajemen Berbasis Sekolah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi kependidikan Dosen: Drs. Adi Putra, M.Pd. Oleh: Anggi Fahrunnisa 3315111305 Dian Pramantio 3315111317 Eka Putri Hardining Tyas 3315111315 Firdha Aulia Noor Fadilah 3315110126 Hayyun Lisdiana 3315111319 Intan Nur Aini 3315111302

Upload: anggi-fahrunnisa

Post on 31-Dec-2014

99 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen Berbasis SekolahDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi kependidikan

Dosen: Drs. Adi Putra, M.Pd.

Oleh:

Anggi Fahrunnisa 3315111305

Dian Pramantio 3315111317

Eka Putri Hardining Tyas 3315111315

Firdha Aulia Noor Fadilah 3315110126

Hayyun Lisdiana 3315111319

Intan Nur Aini 3315111302

Tri Hastuti Budi Utami 3315111314

Program Studi Pendidikan Kimia Reguler

Jurusan Kimia

Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2013

Page 2: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, kami

dapat menyelesaikan tugas diskusi mata kuliah profesi kependidikan yang

membahas Manajemen Berbasis Sekolah dengan baik dan dapat diselesaikan

sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Laporan diskusi ini disusun berdasarkan hasil diskusi kami dikaitkan

dengan beberapa referensi materi yang kami peroleh. Laporan diskusi ini

diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat

mengembangkan pola pikir kita dalam pengetahuan tentang perkembangan

pendidikan.

Jakarta, April 2013

Penulis

i

Page 3: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

PETA KONSEP................................................................................................ iii

A. Tujuan Diskusi...................................................................................... 1

B. Landasan Hukum Manajemen Berbasis Sekolah................................. 1

C. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah............................................. 3

D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah.................................................. 3

E. Prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah...................................... 4

F. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah................................................ 6

G. Indikator Keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah......................... 7

H. Faktor Pendukung Keberhasilan........................................................... 11

I. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah.......................................... 12

J. Peran Dinas Pendidikan untuk Implementasi

Manajemen Berbasis Sekolah............................................................... 13

K. Kesimpulan........................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

PETA KONSEP

iii

Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS)

Pengertian

Landasan Hukum

Tujuan

Prinsip-prinsip

Manfaat

Indikator Keberhasilan

Pelaksanaan

Page 5: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

A. Tujuan Diskusi

1. Memahami konsep dasar manajemen berbasis sekolah, yaitu pengertian,

tujuan, manfaat, dan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah.

2. Mengetahui landasan hukum manajemen berbasis sekolah.

3. Mengetahui apa saja indikator keberhasilan manajemen berbasis sekolah.

4. Memahami bagaimana pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

5. Mengetahui peran dinas pendidikan untuk implementasi manajemen

berbasis sekolah.

B. Landasan Hukum Manajemen Berbasis Sekolah

Era otonomi daerah berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 22 Tahun 1999 sebagai landasan pelaksanaan otonomi daerah memiliki

makna adanya pelimpahan wewenang yang luas, nyata, dan bertanggungjawab

kepada daerah dalam pemanfaatan sumber daya nasional, secara otomatis,

membawa nuansa baru dalam sistem pengelolaan pendidikan. Selanjutnya

dikuatkan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasioanal Tahun 2003.

Pada bagian ketiga, pasal 56 UUSP mengisyarakatkan bahwa, (1)

Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang

meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui

dewan pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah, (2) Dewan pendidikan sebagai

lembaga mndiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu, dukungan, dan

pengawasan pendidikan tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang tidak

mempunyai hubungan hirarkis, (3) Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga

mandiri dibentuk untuk memberikan arahan dukungan, dan pengawasan pada

tingkat satuan pendidikan.

Desentralisasi pengelolaan pendidikan sejalan dengan otonomi daerah

yang secar operasional dimulai pada 1 Januari 2001, diawali dengan pelimpahan

sebagian besar kewenangan pemerintah kepada pemerintah daerah kabupaten dan

kota yang membawa konsekuensi adanya restrukturisasi kelembagaan pemerintah,

termasuk dibidang pendidikan.

1

Page 6: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

Desentralisasi pendidikan diharapkan akan mendorong dan meningkatkan

pelayanan dibidang pendidikan kepada masyarakat yang bermuara pada upaya

peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan dalam tataran yang paling bawah (at

the bottom), yaitu sekolah melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah. MBS

sebagai suatu model implementasi kebijakan desentralisasi pendidikan merupakan

suatu konsep inovatif, yang bukan hanya dikaji sebagai wacana baru dalam

pengelolaan pendidikan tetapi sebaiknya juga dipertimbangakan sebagai langkah

inovatif dan strategis ke arah peningkatan mutu pendidikan melalui pendekatan

manajemen yang bercirikan akar rumput (grass root). MBS bukan saja tuntutan

inovatif dalam manajemen sekolah, akan tetapi juga kebijakan nasional yang

strategis sebagaimana dinyatakan pada Pasal 51 ayat 1 UU RI No.20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi “Pengelolaan satuan

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen

berbasis sekolah/madrasah”.

Beberapa landasan hukum lainnya yang menjadi dasar manajemen

berbasis sekolah, diantaranya:

1. UU No 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional tahun 2000-

2004 pada bab VII tentang bagian program pembangunan bidang pendidikan

khususnya sasaran terwujudnya manajemen pendidikan yang berbasis pada

sekolah dan masyarakat.

2. Keputusan Mendiknas nomor 044 tahun 2002 tentang pembentukan dewan

pendidikan dan komite sekolah.

3. Kepmendiknas nomor 087 tahun 2004 tentang standar akreditasi sekolah,

khususnya tentang manajemen berbasis sekolah.

4. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional

pendidikan, khususnya standar pengelolaan sekolah yaitu manajemen

berbasis sekolah.

5. UU Sisdiknas No 2 tahun 1989 Pasal 25 ayat 1 butir 1 bahwa pendidikan

adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

2

Page 7: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

C. PENGERTIAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MBS adalah upaya serius yang rumit, yang memunculkan berbagai isu

kebijakan dan melibatkan banyak lini kewenangan dalam pengambilan keputusan

serta tanggung jawab dan akuntabilitas atas konsekuensi keputusan yang

diambil.Oleh sebab itu, semua pihak yang terlibat perlu memahami benar

pengertian MBS, manfaat, masalah-masalah dalam penerapannya, dan yang

terpenting adalah pengaruhnya terhadap prestasi belajar murid.

Manajemen berbasis sekolah dapat bermakna adalah desentralisasi yang

sistematis pada otoritas dan tanggung jawab tingkat sekolah untuk membuat

keputusan atas masalah signifikan terkait penyelenggaraan sekolah dalam

kerangka kerja yang ditetapkan oleh pusat terkait tujuan, kebijakan, kurikulum,

standar, dan akuntabilitas.Manajemen berbasis sekolah selalu diusulkan sebagai

satu strategi untuk mencapai transformasi sekolah.

Manajemen berbasis sekolah memiliki banyak bayangan makna.Ia telah

diimplementasikan dengan cara yang berbeda dan untuk tujuan berbeda dan pada

laju yang berbeda di tempat yang berbeda. Bahkan konsep yang lebih mendasar

dari “sekolah” dan “manajemen” adalah berbeda, seperti berbedanya budaya dan

nilai yang melandasi upaya-upaya pembuat kebijakan dan praktisi. Akan tetapi,

alasan yang sama di seluruh tempat dimana manajemen berbasis sekolah

diimplementasikan adalah bahwa adanya peningkatan otoritas dan tanggung

jawab di tingkat sekolah, tetapi masih dalam kerangka kerja yang ditetapkan di

pusat untuk memastikan bahwa satu makna sistem terpelihara.

D. TUJUAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Pada sistem MBS sekolah dituntut secara mandiri menggali,

mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan, dan mempertanggung

jawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun

pemerintah. MBS juga merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan

yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik

dan memadai bagi siswa. Hal ini juga berpotensi untuk meningkatkan kinerja staf,

3

Page 8: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

menawarkan partidipasi langsung kepada kelompok-kelompok terkait, dan

meningkatkan pemahaman kepada masyarakat terhadap pendidikan.

MBS dapat diartikan sebagai “Suatu konsep yang menempatkan

kekuasaan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan

pada tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar”. Tujuan utama

penerapan MBS pada intinya adalah untuk penyeimbangan struktur kewenangan

antara sekolah, pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga

manajemen menjadi lebih efisien.

Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan kepada unit yang paling

dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah.

Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat melayani

masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut.

Tujuan penerapan MBS adalah untuk memandirikan atau memberdayakan

sekolah melalui kewenangan (otonomi) kepada sekolah dan mendorong sekolah

untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Lebih rincinya MBS

bertujuan untuk:

1. meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah

dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;

2. meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;

3. meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan

pemerintah tentang mutu sekolahnya, dan

4. meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan

yang akan dicapai.

E. PRINSIP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Terdapat empat prinsip MBS yaitu :

1. Prinsip Equifinalitas (Equifinality) yang didasarkan pada teori manajemen

modern yang berasumsi bahwa terdapat perbedaan cara untuk mencapai

tujuan. Manajemen sekolah menekankan fleksibilitas dan sekolah harus

dikelola oleh sekolah itu sendiri berdasarkan kondisinya masing-masing.

Prinsip equifinalitas ini mendorong terjadinya desentralisasi kekuasaan

4

Page 9: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

dan mempersilahkan sekolah memiliki mobilitas yang cukup, berkembang

dan bekerja menurut strategi uniknya masing-masing untuk mengelola

sekolahnya secara efekif.

2. Prinsip Desentralisasi (Decentralization). Konsisten dengan prinsip

equifinalitas maka desentraslisasi merupakan gejala penting dalam

reformasi manajemen sekolah modern. Dasar teori dari prinsip

desentralisasi ini adalah manajemen sekolah dalam aktivitas pengajaran

menghadapi berbagai kesulitan dan permasalahan. Oleh karena itu sekolah

harus diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk menyelesaikan

permasalahan secara efektif sesegera mungkin ketika permasalahan

muncul. Tujuan dari prinsip desentralisasi adalah memecahkan masalah

secara efisien dan bukan menghindari masalah. Maka MBS harus mampu

menemukan permasalahan, memecahkannya tepat waktu dan memberi

kontribusi terhadap efektivitas aktivitas belajar mengajar.

3. Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Self-Managing System). MBS tidak

menyangkal perlunya mencapai tujuan berdasarkan kebijakan dari atas,

tetapi menurut MBS terdapat berbagai cara untuk mencapai tujuan

tersebut. Oleh karena itu amat penting dengan mempersilahkan sekolah

untuk memiliki sistem pengelolaan mandiri (self-managing system) di

bawah kendali kebijakan dan struktur utama, memiliki otonomi untuk

mengembangkan tujuan pengajaran dan strategi manajemen,

mendistribusikan sumber daya manusia dan sumber daya lain,

memecahkan masalah dan meraih tujuan menurut kondisi mereka masing-

masing. Karena sekolah menerapkan sistem pengelolaan mandiri maka

sekolah dipersilahkan untuk mengambil inisiatif atas tanggung jawab

mereka sendiri.

4. Prinsip Inisiatif Manusia (Human Initiative). Sesuai dengan

perkembangan hubungan kemanusiaan dan perubahan ilmu tingkah laku

pada manajemen modern, maka orang-orang mulai memberikan perhatian

serius pada pengaruh penting faktor manusia dalam efektivitas organisasi.

Perspektif sumber daya manusia menekankan pentingnya sumber daya

manusia sehingga poin utama manajemen adalah untuk mengembangkan

5

Page 10: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

sumber daya manusia di sekolah untuk lebih berperan dan berinisiatif.

Maka MBS bertujuan untuk membangun lingkungan yang sesuai dengan

para konstituen sekolah untuk berpartisipasi secara luas dan

mengembangkan potensi mereka. Peningkatan kualitas pendidikan

terutama berasal dari kemajuan proses internal, khususnya dari aspek

manusia. Prinsip utama pelaksanaan MBS ada 5 (lima) hal ,yaitu fokus

pada mutu, bottom-up planning and decision making, manajemen yang

transparan, pemberdayaan masyarakat, peningkatan mutu secara

berkelanjutan.

F. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah

Keleluasaan sekolah dalam mengolah sumber daya dan dalam

menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi meningkatakan mutu sekolah

merupakan karakterisitik manajemen berbasis sekolah (MBS). Selanjutnya, MBS

dapat menjamin partisipasi personil sekolah, orangtua, siswa, dan masyarakat

yang lebih luas dalam perumusan-perumusan keputusan tentang pendidikan di

sekolah. Pada akhirnya dapat mendukun efektivitas dalam mencapai tujuan

sekolah. Secara umum, manfaat yang dapat diraih dalam melaksanakan MBS

antara lain:

1. sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan

sekolah karena lebih mengetahui peta kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman yang mungkin dihadapi;

2. sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input dan output

pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses

pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik;

3. pengambilan keputusan partisipatif yang dilakukan dapa memenuhi

kebutuhan sekolah, karena sekolah lebih tahu apa yang terbaik bagi

sekolahnya;

4. penggunaan sumber daya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana

masyarakat turut serta mengawasi;

5. keterlibatan warga sekolah dalam pengambilan keputusan sekolah

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat;

6

Page 11: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

6. sekolah bertanggung jawab tentang mutu pendidikan di sekolahnya kepada

pemerintah, orangtua, peserta didik, dan masyarakat;

7. sekolah bersaing dengan sehat untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan

8. sekolah dapat merespon aspirasi masyarakat yang dinamis dengan pendekatan

kolaboratif.

G. INDIKATOR KEBERHASILAN

Secara umum, berikut ini adalah indikator keberhasilan implementasi MBS.

1. Proses Pembelajaran yang Efektif

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektivitas proses pembelajaran

yang tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh sifat pembelajaran yang menekankan

pada pemberdayan peserta didik. Pembelajaran bukan sekedar transformasi

dan mengingat , bukan sekedar penekanan pada pengasaan pengetahuan

tentang apa yang dianjarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai

muatan nurani dan hayati seta dipraktekan dalam kehidupan oleh peserta

didk. Bahkan pembelajaran juga lebih menekankan pada peserta didik agar

mau belajar bagaimana cara belajar yang produktif.

2. Kepemimpinan Sekolah yang Kuat

Bagi sekolah yang menerapkan MBS, kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakan dan menyerasikan semua

sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepentingan Kepala Sekolah

merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat

mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya melalui program-

program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu

kepala sekolah dituntut mempunyai kemampuan manajerial dan

kepemimpinan yang memadai agar mampu mengambil inisiatif/prakarsa

untuk meningkatkan mutu sekolah.

3. Pengelolaan Tenega Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru, merupakan salah satu faktor strategis

dari suatu sekolah. Oleh karena itu, pngelolaan tenaga kependidikan, mulai

dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kerja,

hubungan kerja, sampai pada imbal jasa, merupakan garapan penting bagi

7

Page 12: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

kepala sekolah. Pengembangan tenaga kependidikan harus dilakukan

secara terus menerus, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang sedemikian pesat. Dengan kata lain, tenaga kependidikan

yang diperlukan untuk manajemen berbasis sekolah adalah tenaga

kependidikan yang selalu mampu dan sanggup menjalankan tugasnya

dengan baik.

4. Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

prilaku selalu didasari oleh profesionalisme. Budaya mutu memiliki

elemen-elemen sebagai berikut:

a. informasi kualitas harus digunakan untuk perbaikan, bukan untuk

mengadili atau mengontrol orang;

b. kewenangan harus sebatas tanggungjawab;

c. hasil harus diikuti rewards atau punishments;

d. kolaborasi dan sinergi harus merupakan dasar kerja sama;

e. warga sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya;

f. atmosfer keadilan (fairness) harus ditanamkan;

g. imbal jasa harus sepadan dengan nilai pekerjaannya, dan

h. warga sekolah merasa memiliki sekolah.

5. Sekolah Memiliki team work yang kompak, cerdas, dan dinamis

Kebersamaan (team work) merupakan karakteristik yang dituntun oleh

Manajemen Berbasis Sekolah, karena out put pendidikan merupakan hasil

kolektif warga sekolah bukan hasil individual. Oleh karena itu, budaya

kerjasama antar fungsi dalam sekolah harus merupakan kebiasaan hidup

sehari-hari warga sekolah.

6. Sekolah Memiliki Kemandirian

Sekolah memiliki kewengan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu menggantungkan pada atasan. Untuk

menjadi mandiri, sekolah harus memiliki sumber daya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya.

7. Partisipasi Warga Sekolah dan Masyarakat

8

Page 13: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

Sekolah yang menerapkan manajemen berbasis sekolah memiliki

karakteristik partisipasi sekolah dan masyarakat yang tinggi. Hal ini

dilandasi keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin besar

pula rasa tanggung jawab dan makin besar rasa tanggung jawab makin

besar pula tingkat didikasinya.

8. Sekolah memiliki transparansi

Keterbukaan atau transparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan manajemen berbasis sekolah.

Keterbukaan/transparansi ini ditunjukan dalam pengambilan keputusan,

penggunaan uang, dan sebagainya, yang selalu melibatkan pihak-pihak

terkait sebagai alat kontrol.

9. Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik)

Perubahan harus merupakan “kenikmatan” bagi semua warga sekolah.

Sebaliknya, kondisi statis merupakan musuh sekolah. Tentu saja yang

dimaksud dengan perubahan adalah adanya peningkatan yang bermakna

positif. Artinya, setiap perubahan yang dilakukan, hasilnya diharapkan

bisa lebih baik dibanding dengan kondisi sebelumnya (ada peningkatan)

terutama dalam mutu peserta didik.

10. Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditunjukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik, tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran di sekolah. Oleh

karena itu, fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara terus menerus.

Perbaikan secara terus menerus harus merupakan kebiasaan warga

sekolah. Tiada hari tanpa perbaikan. Karena itu, sistem mutu yang baku

sebagai acuan bagi perbaikan harus ada. Sistem mutu yang dimaksud harus

mencakup struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur dan sumber daya

untuk menerapkan manajemen mutu.

11. Sekolah responsif dan antisifatif terhadap kebutuhan.

9

Page 14: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

Sekolah selalu tanggap (responsif) terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu. Oleh karena itu, sekolah selalu membaca

lingkungan dan menaggapinya secar cepat dan tepat. Bahkan sekolah tidak

hanya mampu menyesuaikan terhadap perubahan/tututan, akan tetapi juga

mampu mengantisipasi hal-hal yang mungkin bakal terjadi. Menjemput

bola, adalah padanan kata yang tepat bagi istilah antisipatif.

12. Sekolah memiliki akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan.

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai baik kepada

Pemerintah maupun kepada orang tua peserta didik dan masyarakat.

Bedasarkan hasil laporan program ini, Pemerintah dapat menilai apakah

program MBS telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak. Jika

berhasil maka, Pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah

yang bersangkutan, sehingga menjadi faktor pendorong untuk

meningkatkan kinerjanya dimasa yang akan datang sebaliknya jika

program tersebut belum berhasil, Pemerintah perlu memberikan koreksi

atas kinerjanya yang dianggap belum memenuhi kondisi yang diharapkan

dan selanjutnya memberikan umpan balik bagi kepentingan peningkatan

kinerja. Demikian pula, para orang tua dan anggota masyarakat dapat

memberikan penilaian apakah program ini dapat prestasi anak didik dan

kinerja sekolah secara keseluruan. Jika berhasil, orang tua dan masyarakat

perlu memberikan semangat dan dorongan untuk peningatan program yang

akan datang. Jika belum berhasil, maka orang tua dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan. Dengan cara ini, maka

sekolah diharapkan akan menyusun dan melaksanakan program pada

tahun-tahun yang akan datang dengan lebih baik.

13. Sekolah memiliki sutainabilitas

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki sutainbilitas yang tinggi hal ini

dimungkinkan adanya akumulasi peningkatan mutu sumberdaya manusia,

diversifikasi sumber dana, pemilikan aswt sekolah yang mampu

10

Page 15: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

menggerakan income sendiri, dan dukungan yang tinggi dari masyarakat

terhadap eksistensi sekolah.

14. Output adalah prestasi sekolah

Prestasi yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di

sekolah dapat memberi makna pada upaya peningkatanprestasi sekolah,

baik prestasi akademik maupun non akademik.

15. Penekanan angka drop out

Manajemen Berbasis Sekolah senantiasa memprioritaskan pelayanan

pendidikan kepada anak didik, dengan demikian secara signipikan angka

drop out diminimalkan.

16. Kepuasan staf

Ciri MBS antara lain memberikan peluang pada adanya berbagai

kewenangan, dan tanggungjawab secara kolektif. Hal ini memungkinkan

terbinanya kepuasan staf, sesuai dengan tugas dan kewenagangannya.

H. FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN

Implementasi MBS akan sangat dipengaruhi oleh bebrapa faktor yang

sifatnya intrnal dilingkungan sekolah, ataupun faktor eksternal diluar sekolah.

Secara umu beberapa faktor pendukung MBS tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan dan manajemen sekolah yang baik

MBS akan berhasil jika ditopang oleh kemampuan profesional Kepala

Sekolah dalam memimpin dan mengelola sekolah secara efektif dan efisien,

serta mampu menciptakan iklim organisasi disekolah yang kondusif untuk

proses belajar mengajar.

2. Kondisi sosial, ekonomi, dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan

Faktor eksternal yang akan turut menentukan keberhasilan MBS adalah

kondisi tingkat pendidikan orang tua siswa dan masyarakat. Kemampuan

dalam membiayai pendidikan, serta tingkat apresiasi dalam mendorong anak

untuk terus belajar.

3. Dukungan Pemerintah

Faktor ini sangat menentukan efektivitas implementasi MBS terutama bagi

sekolah yang kemampuan orang tua/masyarakat relatif belum siap

11

Page 16: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pendidikan. Alokasi dana

pemerintah (APBN, APBD) dan pemberian kewenangan dalam pengelolaan

sekolah menjadi penentu keberhasilan.

4. Profesionalisme

Faktor ini sangat strategis dalam upaya menentukan mutu dan kinerja sekolah.

Tanpa profesionalisme Kepala Sekolah, Guru dan Pengawas akan sulait di

capai MBS yang bermutu tinggi serta prestasi siswa.

I. PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Menuliskan program adalah kunci pelaksanaannya. Tuliskan rencana Anda

dan laksanakan yang Anda tulis. Ini merupakan kiat lain dalam mensosialisasikan

pengelola mutu sebagai alat picu tumbuhnya kolaborasi. Kuncinya adalah

mengkomunikasikan program pada orang tua siswa. Membicarakannya dan

memutuskannya bersama-sama. Jika ada konsekuensi biaya maka sekolah jangan

turut memikirkannya, biarlah itu menjadi tanggungan orang tua. Jika tidak ada

biaya, maka lakukanlah sesuatu yang tanpa uang. Sekolah tak boleh patah

semangat hanya karena keterbatasan dalam biaya.

Memonitor proses kegiatan merupakan salah penentu keberhasilan utama.

Karena itu sertakan orang tua siswa di sini. Peningkatan mutu dilakukan melalui

pengetatan apakah pelaksanan kegiatan berjalan menuju tujuan yang telah

ditetapkan. Sekolah harus mengubah budaya yang kurang trasparan menjadi lebih

trasparan. Jika ada sesuatu yang kurang berjalan sebagaimana yang direncanakan,

maka bicarakan bersama-sama. Jika pertemuan tatap muka tidak bisa, maka jalan

keluarnya adalah sekolah tetap berkomunikasi dengan orang tua siswa. Guru-guru

yang biasanya merdeka dalam kelas untuk melaksanakan usaha sesuai

kemampuannya, harus sekolah ubah, kelas harus menjadi lebih terbuka dan

transparan.

Kunci utama peningkatan mutu adalah memonitor proses dan

mengevaluasi bersama yang melibatkan seluruh stake holder. Sekurang-

kurangnya sekolah perlu lebih transparan mengkomunikasikan targetnya dan

merayakan setiap keberhasilan dengan melibatkan orang tua siswa. Selain itu

perlu membicarakan setiap hal yang menurut pantauan sekolah terdapat

12

Page 17: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Prakarsa ini

menempatkan orang tua sebagai bagian dari komponen pengelola mutu.

Bagaimana mengevaluasinya?

Evaluasi adalah mengukur tercapainya tujuan. Tujuan sekolah dalam

penyelenggaraan MBS harus dirumuskan dengan jelas dan terukur dan

dikomunikasikan kepada orang tua dan seluruh stake holder. Pemantauan atau

monitoring mutu pelaksanaan dan monitoring mutu hasil merupakan bagian

penting dalam sistem pengelolan sekolah.

Sekolah melakukan evaluasi dan mempublikasikan hasil evaluasi sebagai

alat meningkatkan partisipasi orang tua siswa dalam menjamin mutu pendidikan

sesuai dengan yang sekolah janjikan. Di tengah galaunya partisipasi orang tua

siswa dengan intensitas komuniasi dan kedalaman komunikasi, pada dasarnya

pada kelompok sekolah tertentu masyarakat akan memberikan apresiasi terhadap

kepentingan anaknya.

J. PERAN DINAS PENDIDIKAN

Dalam proses pendidikan ada tiga lingkungan penting yang sangat

berpengaruh yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat yang mempunyai sasaran

yang sama yaitu anak. Pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah tidak

terlepas dari upaya mensinergikan dukungan dan peran serta masyarakat baik

yang terdiri dari perorangan, kelompok, tokoh masyarakat, dunia usaha,

organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan lainnya serta orang tua peserta

didik untuk bersama-sama sekolah mengusahakan tercapainya peningkatan mutu,

pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan secara demokratis dan

accountable dalam rangka tujuan pendidikan nasional.

Implementasi MBS tidak mereduksi fungsi dinas pendidikan dalam

pembangunan pendidikan, tetapi hanya menggeser sebagian fungsinya.

Manajemen dinas pendidikan yang tadinya banyak menjalankan fungsi

memerintah, mengomando, dan membuat aturan-aturan yang rigid, bergeser

fungsinya ke arah pemberian ruang gerak, mengkoordinasikan, memfasilitasi

operasi sekolah. Hal-hal yang harus dilakukan oleh dinas pendidikan dalam

kerangka tersebut adalah :

13

Page 18: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

a. mempunyai standar yang tinggi, relevan, berorientasi ke depan dan lintas

disiplin yang tinggi bagi kegiatan pembelajaran siswa diseluruh sekolah;

b. memiliki kepemimpinan yang mendukung bagi terwujudnya program

kurikuler, pembelajaran, dan penilaian untuk mencapai standar belajar;

c. mendesain tujuan strategis dan merumuskan perencanaan untuk mendukung

proses perbaikan prestasi belajar siswa;

d. memiliki sifat dan sikap kepemimpinan yang visioner, reflektif, terfokus dan

konsisten;

e. menjadi contoh dan mendukung tumbuhnya kreatifitas, keragaman,

keamanan, sikap saling menghargai, dan memanfaatkan lingkungan bagi

terselenggaranya proses pendidikan dan pembelajaran;

f. membangun inisiatif untuk memperluas dukungan masyarakat di dalam

mengalokasikan sumber-sumber daerah untuk keperluan sekolah;

g. mendukung dan memfasilitasi perbaikan yang terus menerus dan kegiatan

belajar dari seluruh staf;

h. menjamin akuntabilitas bagi terciptanya otonomi sekolah;

i. menciptakan keterkaitan atau jaringan kerja dengan masyarakat untuk

meningkatkan kesuksesan siswa;

j. mendengar dan berkomunikasi dengan baik dan optimal terhadap sekolah;

k. menunjukkan orientasi layanan yang baik dan optimal terhadap sekolah;

l. memberikan dukungan infrastruktur yang diperlukan untuk secara efektif

mendukung operasi sekolah, dan

m. menjamin bahwa pihak-pihak berkepentingan terorganisasikan secara efektif

akan mampu “memproduk” sekolah yang efektif.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 044/U/2002 tentang

Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Depdiknas melalui Kepmendiknas No. 044/U/2002 telah mencanangkan

pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah di seluruh Indonesia.

Beberapa Catatan Tentang Pelaksanaan Peran Dewan Pendidikan dan

Komite Sekolah

Beberapa catatan untuk mendukung peran lembaga-lembaga mandiri

tersebut, sebagai berikut :

14

Page 19: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

Batasan peran Dewan pendidikan dan Komite Sekolah

Pelaksanaan kebijakan menjadi tanggungjwab birokrasi pendidikan di

tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota, sebagai pasangan kerja Dewan

Pendidikan sesuai lingkupnya. Sedangkan pelaksnaan kebijakan sekolah ada di

tangan satuan pendidikan yang bersangkutan. Keterlibatan anggota maupun

pengurus baik dewan pendidikan maupun komite sekolah dalam melaksanakan

tugasnya adalah atas nama lembaga bukan pribadi. Apa yang mereka lakukan

harus dipertanggungjawabkan kepada lembaga dan kalau terdapat penyimpanan

tentu akan dituntut sesuau aturan perundangan yang berlaku :

1. hak orang tua siswa; masalah yang menyangkut kepentingan orang tua secara

bersama atau umum dapat disalurkan melalui komite sekolah;

2. acuan atau panduan pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah yang

dikeluarkan mendiknas dengan keputusan No 044/U/2002 sudah cukup

memadai, paling tidak untuk kondisi masyarakat dan sekolah yang sedang

dalam perailah ke arah kemandirian;

3. status kelembagaan dewan pendidikan dan komite sekolah dan

keanggotaannya; dewan pendidikan dan komite sekolah sebagai lembaga

mandiri , keanggotaannya bersifat terbuka dan suka rela;

4. sosialisasi dewan pendidikan dan komite sekolah secara terpadu dengan

komponen pembaruan lainnya, dan

5. pembentukan komite sekolah agar dilakukan sebagai ”gayung bersambut”

dengan penerapan MBS sesuai pesan pasal 51 UU No. 20 tahun 2003.

K. KESIMPULAN

Manajemen berbasis sekolah pada intinya adalah memberikan kewenangan

terhadap sekolah untuk melakukan pengelolaan dan perbaikan kualitassecara terus

menerus. Dapat juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah pada

hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh

sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang

terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan

untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai

tujuan pendidikan nasional.

15

Page 20: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

Tujuan MBS adalah untuk mewujudkan kemerdekaan pemerintah daerah

dalam mengelola pendidikan. Dengan demikian peran pemerintah pusat akan

berkurang. Sekolah diberi hak otonom untuk menentukan nasibnya sendiri. Paling

tidak ada tiga tujuan dilaksanakannya MBS Peningkatan Efesiensi, Peningkatan

Mutu, Peningkatan Pemerataan Pendidikan.

Dengan adanya MBS diharapkan akan memberi peluang dan kesempatan

kepada kepala sekolah, guru dan siswa untuk melakukan inovasi pendidikan.

Dengan adanya MBS maka ada beberapa keuntugan dalam pendidikan yaitu,

kebijakan dan kewenangan sekolah mengarah langsung kepada siswa, orang tua

dan guru, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, pembinaan

peserta didik dapat dilakukan secara efektif, dapat mengajak semua pihak untuk

memajukan dan meningkatkan pelaksanaan pendidikan.

16

Page 21: Laporan Diskusi Manajemen Berbasis Sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Rugaiyah, dan Atiek Sismiati. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jgmm/article/download/320/326 (diakses pada

Minggu, 14 April 2013 pukul 06.02.16).

http://gurupembaharu.com/home/?p=575 (diakses pada Minggu, 14 April 2013

pukul 06.05.26).

http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/12/pengertian-dan-tujuan-

manajemen.html (diakses pada Minggu, 14 April 2013 pukul 06.12.22).

http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2011/10/18/negara-dan-pendidikan-

sentralisasi-dan-desentralisasi-pendidikan-dan-manajemen-berbasis-sekolah/

(diakses pada Minggu, 14 April 2013 pukul 06.21.14).

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/05/15/manajemen-berbasis-

sekolah-mbs/ (diakses pada Minggu, 14 April 2013 pukul 06.31.05).

1