penerapan metode diskusi dalam proses pembelajaran di sekolah
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang diterapkan mulai tahun 2004
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Dengan peningkatan kompetensi
diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat. KBK dalam
pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual yang lebih menekankan
pembelajaran berpusat kepada siswa (student Orientet) dan mengamati persoalan
secara nyata di lapangan. Dengan pendekatan tersebut penerapan metode
pembelajaran yang tepat sangat berguna untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskusi dengan
pendekatan konstruktivisme dan metode tugas terstruktur. Metode diskusi dapat
digunakan siswa untuk mencari alternativ pemecahan masalah dengan anggota
kelompoknya.
Alasan peneliti menerapkan metode diskusi kelompok kecil karena
memberikan kesempatan yang baik bagi siswa untuk mengungkapkan pendapat secara
lebih terbuka dan memberi peluang untuk sikap satu sama lain, di lain pihak
menyadari bahwa suatu komunikasi dua arah seperti diskusi tidak akan berkembang
dalam situasi yang dimonopoli oleh guru. Selain itu, metode diskusi kelompok bisa
meningkatkan kesadaran siswa terhadap sikap orang lain yang meliputi aspek-aspek
keyakinan, perasaan serta tingkah laku. Berdasarkan hal tersebut siswa dapat menilai
sikapnya sendiri dan membandingkannya dengan orang lain. Pada akhirnya siswa
akan membuat penyesuaian sikap sesuai dengan penilaiannya bahkan mengubahnya.
Hal yang lebih penting lagi bahwa metode ini mendukung dalam
mengembangkan berpikir kritis. Metode diskusi kelompok melatih siswa untuk
mengekspresikan pikirannya secara lebih luas dan menjadi lebih bertanggung jawab
dalam mengemukakan pendapatnya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran ?
2. Apa yang dimaksud metode diskusi kelompok ?
3. Apa yang dimaksud Penerapan Metode Diskusi Kelompok dalam Proses
Pembelajaran
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui tentang belajar dan pembelajaran
2. Mengetahui tentang metode diskusi kelompok
3. Mengetahui tentang penerapan metode diskusi kelompok dalam proses
pembelajaran.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan
adanya perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan, baik
langsung maupun tidak langsung.
a. Ciri-ciri belajar dari segi hasil belajar
1) Belajar dibedakan dari segi kematangan
2) Belajar dibedakan dari perubahan kondisi fisik dan mental
3) Cirri belajar yang hasilnya relative menetap
b. Tujuan Belajar
1) Adanya perubahan tingkah laku pada individu yang belajar
2) Penyempurnaan/ pengembangan dari kemampuan yang dimiliki
c. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
1) Belajar merupakan kegiatan yang sadar tujuan
2) Adanya upaya dari luar agar terjadi perubahan yang terarah dan
terpadu antara kondisi internal dan eksternal
2. Pengertian Pembelajaran
Pengertian pembelajaran yang popular
Pembelajaran adalah upaya/ bagaimana untuk membelajarkan siswa,
bukan apa yang dipelajari
Pengertian pembelajaran dari beberapa teori :
- Menurut skinner (1954-1965):
Pembelajaran menekankan pada bagaimana sebaiknya isi bidang
studi disajikan kepada siswa.
- Menurut bruner (1964):
Pembelajaran adalah mempreskripsikan strategi/metode
pembelajaran yang optimal yang dapat memudahkan proses
belajar.
3
a. Ciri-ciri Pembelajaran
Ada 8 yaitu :
1) Mengaktifkan motivasi
2) Memberitahu tujuan belajar
3) Mengarahkan perhatian
4) Merangsang ingatan
5) Menyediakan bimbingan belajar
6) Meningkatkan retensi
7) Melancarkan transfer belajar
8) Memperhatikan penampilan dan memberikan umpan balik
b. Tujuan Pembelajaran
1) Tujuan umum pembelajaran
Adalah pernyataan umum tentang hasil pengajaran yang diinginkan
yang mengacu pada struktur orientasi / struktur ganda bidang studi.
Tujuan ini ada 2, yaitu :
a) Tujuan pendukung, yaitu spesifikasi isi bidang studi dan perilaku
siswa yang dapat memisahkan pencapaian tujuan orientasi.
b) Tujuan umum yang bersifat orientasi, yaitu tekaan utama dari
pengajaran yang berkaitan dengan pemahaman struktur orientasi isi
bidang studi.
2) Tujuan khusus pembelajaran
Adalah pernyataan khusus tentang hasil belajar yang diinginkan
yang mengacu pada kontruk tertentu, apakah itu fakta, konsep,
prosedur atau prinsip dari bidang studi.
c. Unsur-unsur dinamis pembelajaran
1) Stimulus belajar
2) Perhatian dan motivasi
3) Respon yang dipelajari
4) Penguatan dan umpan balik
5) Pemakaian dan pemindahan
6) Kemampuan manusia
4
3. Pengertian Metode Diskusi
a. Pengertian metode diskusi secara umum
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukar
pikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa
b. Pengertian metode diskusi menurut beberapa ahli :
1) Metode merupakan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan
berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber
daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri
pembelajar (Ginting, 2008: 42).
2) Yang dikemukakan oleh The American Heritage Dictionary dalam
Sudjana (1983: 1) ’metode ialah cara yang teratur dan siste matis untuk
mencapai sesuatu.’
3) Selanjutnya menurut The New Lexicon Webster`s Dictionary of the
English Language dalam Sjamsuddin ( 1996 : 2) ’metode adalah suatu
cara untuk berbuat sesuatu; suatu prosedur untuk mengerjakan sesuatu;
keteraturan dalam berbuat, berencana dan lain- lain; suatu susunan atau
sistem yang teratur.’
4) Surackman (1984: 96) menjelaskan bahwa ”metode adalah cara, yang
didalamnya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.”
Berdasarkan penjelasan di atas, menunjukkan bahwa metode selalu
merujuk kepada sebuah prosedur atau cara yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Metode dalam bidang
pengajaran adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan pengajaran. Hal ini berlaku baik bagi guru atau
metode mengajar maupun bagi siswa atau metode belajar. Metode
belajar siswa akan tergantung pada metode mengajar yang dilakukan
oleh guru. Terdapat metode mengajar yang dapat di pilih guru, salah
satunya adalah metode diskusi. Diskusi identik dengan sebuah
perbincangan yang melibatkan beberapa orang sebagai upaya untuk
memberikan solusi terhadap persoalan yang sedang dihadapi.
5) Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Moedjiono (1992: 50)
”Diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk
membicarakan suatu masalah.”
5
6) Sedangkan Hasibuan, dk k (1988: 97) mendefinisikan ”Diskusi adalah
suatu percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih.”
Pengertian yang dikemukakan diatas, mengindikasikan bahwa diskusi
tidak terlepas dari percakapan. Namun, perlu diketahui tidak semua
percakapan dapat dikategorikan menjadi sebuah diskusi. Terdapat
syarat yang harus dipenuhi dengan tujuan agar pembicaraan menjadi
bermanfaat dan berlangsung secara efektif. Suatu percakapan dapat
dikatakan menjadi sebuah diskusi apabila terjadi dalam sebuah
kelompok, berlangsung dalam interaksi secara bebas, mempunyai
tujuan tertentu dan berlangsung dalam proses teratur dan sistematis.
Diskusi merupakan suatu perbincangan beberapa orang untuk
mendapatkan sebuah solusi terhadap apa yang sedang
diperbincangkan. Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang
dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok,
pertanyaan atau problema, dimana para peserta diskusi dengan jujur
berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau
pendapat yang disepakati bersama.
7) (Djajadisastra, 1982: 33) Davies (1981: 302) lebih lanjut menyebutkan
bahwa metode diskusi dalam dunia pendidikan yang semakin
demokratis ini, mendapat perhatian besar karena memiliki arti penting
dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan mengekspresikan
pendapatnya secara bebas. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa metode diskusi adalah cara yang digunakan
untuk mencari pemecahan masalah secara bersama-sama. Apabila
dikaitkan dengan proses belajar mengajar maka metode diskusi
kelompok dapat diartikan sebagai cara penyampaian pelajaran melalui
proses pertukaran pikiran untuk memecahkan sebuah permasalahan.
8) Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Gilstrap dan Martin
dalam (Moedjiono, 1992: 51) Metode diskusi merupakan suatu
kegiatan di mana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama
melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk
mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta yang
memungkinkan untuk itu.Namun untuk membatasi pengertian diskusi
yang luas ini, maka peneliti memberikan konsep kelompok dalam
6
pembahasan ini. Kelompok merupakan suatu perkumpulan yang terdiri
atas dua atau tiga orang lebih.
9) Sudjana (1983: 3) menjelaskan bahwa kelompok adalah suatu
kumpulan orang dalam jumlah terbatas, setiap anggota melakukan
hubungan dan saling membutuhkan serta kegiatan mereka didasarkan
pada aturan atau norma-norma yang ditaati bersama. Jadi, kelompok
merupakan suatu kumpulan yang direncanakan dan biasanya dibentuk
dengan maksud dan tujuan tertentu. Berdasarkan penjelasan mengenai
metode, diskusi dan kelompok, dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode diskusi kelompok kecil adalah suatu cara yang digunakan
dalam proses belajar mengajar untuk memecahkan suatu masalah yang
dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah kelompok tertentu.
10) Mulyasa (2005: 89) mendefinisikan diskusi kelompok sebagai suatu
proses teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap
muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Setelah
mengetahui pengertian metode diskusi kelompok maka dapat diambil
pengertian secara keseluruhan bahwa metode diskusi kelompok kecil
adalah suatu cara yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar
untuk memecahkan masalah yang melibatkan sekelompok orang dalam
rangka bertukar pikiran.
11) Hasibuan dkk (1988: 99) menjelaskan bahwa diskusi kelompok kecil
adalah suatu proses percakapan teratur yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka dengan
tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau
memecahkan masalah.
12) Winataputra (1997: 8.15) menjelaskan bahwa diskusi kelompok kecil
adalah sebuah perbincangan yang terdiri atas 3-5 orang dalam situasi
informal dan sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Penerapan Metode Diskusi Kelompok dalam Proses Pembelajaran
1. Hasil-hasil penelitian tentang penggunaan metode diskusi kelompok oleh Lorge,
Fox, Davitz, dan Brenner (Davies, 1984:237--239) dapat disimpulkan dalam
rangkuman berikut :
a. Mengenai soal-soal yang berisiko, keputusan kelompok lebih radikal dari pada
keputusan perorangan.
b. Kalau ada pelbagi pendapat tentang sebuah soal yang masih baru, maka
pemecahan kelompok lebih tepat daripada pemecahan perorangan; tetapi tidak
selalu demikian kalau soalnya biasa-biasa saja.
c. Kalau bahan persoalan bukan materi baru, dan anggota-anggota kelompok
mempunyai keterampilan dalam memecahkan soal-soal sejenis, pemecahan
kelompok lebih baik dari pemecahan oleh anggota masing-masing, tetapi
kadang-kadang pemcahan anggota yang paling cerdas lebih baik lagi.
d. Kebaikan utama diskusi kelompok bukanlah pengajuan banyak pendekatan,
melainkan penolakan terhadap pendekatan yang tidak masuk akal. (Konklusi
ini tidak berlaku untuk "brain storming").
e. Yang memperoleh keuntungan dari diskusi kelompok, ialah siswa-siswa yang
lemah dalam pemecahan soal.
f. Superioritas kelompok merupakan fungsi dari kualitas tiap anggota kelompok.
Sebuah kelompok dapat diharapkan memecahkan sebuah soal, kalau sekurang-
kurangnya satu anggota dapat memecahkan soal itu secara individual,
sekalipun ia memerlukan lebih banyak waktu.
g. Dalam hal waktu, metode kelompok biasanya kurang efisien. Kalau anggota-
anggota saling percaya dan bekerjasama dengan baik, maka kelompok dapat
bekerja lebih cepat daripada kerja perorangan.
h. Kehadiran orang luar mempengaruhi prestasi anggota-anggota kelompok.
Kalau kelompok itu bekerjasama secara harmonis, dan orang luar bergabung
dengan kelompok, hal itu mempunyai pengaruh positif; kalau kerja sama itu
8
tidak harmonis, maka kehadiran itu merusak, jika dia hanya bertindak sebagai
pendengar saja.
i. Dengan metode diskusi perubahan sikap dapat dicapai dengan lebih baik
daripada kritik langsung untuk mengubah sikap yang diharapkan. Metode
diskusi juga paling baik untuk memperkenalkan inovasi-inovasi atau
perubahan.
j. Kalau dipakai struktur pembahasan yang cocok dengan tugas, dan cukup
waktu untuk meninjau persoalan dari segala segi, serta jika anggota-anggota
tidak saling mengevaluasi, maka diskusi kelompok terbukti lebih kreatif
daripada belajar perorangan. (Kondisi-kondisi ini terdapat pada "brain
storming")
2. Tiga macam tujuan pembelajaran yang cocok melalui penggunaan metode diskusi:
a. penguasaan bahan pelajaran
b. pembentukkan dan modifikasi sikap, serta
c. pemecahan masalah (Gall dan Gall, dalam Depdikbud, 1983:28).
Pembentukkan dan modifikasi sikap merupakan tujuan diskusi yang
berorientasi pada isu yang sedang berkembang. Diskusi yang bertujuan
membentuk atau memodifikasi sikap ini, dimulai dengan guru mengajukan
permasalahan atau sejumlah peristiwa yang menggambarkan isu yang ada dalam
masyarakat (seperti: kolusi dalam suatu lembaga, pelecehan seksual, gerakan
disiplin nasional, penggusuran, dan lain sebagainya). Guru atau pimpinan
kelompok selanjutnya meminta pandangan dari anggota kelompok untuk
menemukan alternatif-alternatif pemecahan masalah isu tersebut. Komentar-
komentar terhadap masalah atau jawaban masalah dapat diberikan anggota
kelompok maupun pimpinan kelompok. Selama diskusi berlangsung, pemimpin
diskusi mencoba memperoleh penajaman dan klarifikasi yang lebih baik tentang
isu tersebut dengan memperkenalkan contoh-contoh yang berbeda, dan
menggerakkan para anggota diskusi mengajukan pernyataan-pernyataannya.
3. Pemecahan Masalah sebagai Tujuan Diskusi
Pemecahan masalah merupakan tujuan utama dari diskusi (Maier, dalam
Depdikbud, 1983:29). Masalah-masalah yang tepat untuk pembelajaran dengan
metode diskusi adalah masalah yang menghasilkan banyak alternatif pemecahan.
9
Dan juga masalah yang mengandung banyak variabel. Banyaknya alternatif dan
atau variabel tersebut dapat memancing anak untuk berfikir. Oleh karena itu,
masalah untuk diskusi yang pemecahannya tidak menuntut anak untuk berfikir,
misalnya hanya menuntut anak untuk menghafal, maka masalah tersebut tidak
cocok untuk didiskusikan.
Menurut Maiyer (Depdikbud,1983:29) dalam diskusi kelompok kecil dapat
meningkatkan siswa untuk kecil dapat meningkatkan siswa untuk berpartisipasi
dalam memecahkan masalah. Untuk itu, bilamana guru menginginkan keterlibatan
anak secara maksimal dalam diskusi, maka jumlah anggota kelompok diskusi
perlu diperhatikan guru. Jumlah anggota kelompok diskusi yang mampu
memaksimalkan partisipasi anggota adalah antara 3--7 anggota. Dari hasil
pengamatan, kelompok diskusi yang jumlah anggotanya antara 3--7 itu saja,
anggota yang diduga kurang berpartisipasi penuh berkisar 1--2 orang.
Dalam diskusi dengan jumlah anggota yang relatif kecil memungkinkan setiap
anak memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi. Masalah atau isu yang
dijadikan topik diskusi hendaknya yang relevan dengan minat anak. Masalah
diskusi yang cocok dengan minat anak dapat mendorong keterlibatan mental dan
keterlibatan emosional siswa secara optimal. Melalui penggunaan metode diskusi,
siswa juga mendapat kesempatan untuk latihan keterampilan berkomunikasi dan
keterampilan untuk mengembangkan strategi berfikir dalam memecahkan
masalah. Namun demikian pembelajaran dengan metode diskusi semacam ini
keberhasilannya sangat bergantung pada anggota kelompok itu sendiri dalam
memanfaatkan kesempatan untuk berpatisipasi dalam pembelajaran. Untuk
meningkatkan proses diskusi, peranan pemimpin diskusi sangat menentukan.
Pemimpin diskusi bertugas untuk mengklarifikasi topik yang tidak jelas. Jika
diskusi tidak berjalan, pemimpin diskusi berkewajiban mengambil inisiatif dengan
melontarkan ide-ide yang dapat memancing pendapat peserta diskusi. Demikian
pula bila terjadi ketegangan dalam proses diskusi, tugas pemimpin diskusi adalah
meredakan ketegangan. Tidak jarang pendapat-pendapat dalam diskusi
menyimpang dari topik utama, karena itu pemimpin diskusi bertugas untuk
mengembalikan pembicaraan kepada topik utama diskusi.
Pemilikan pengetahuan secara umum tentang masalah yang didiskusikan
adalah prasyarat agar setiap peserta mampu mengemukakan pendapat. Diskusi
tidak akan berhasil manakala peserta diskusi belum memiliki pengetahuan yang
10
menjadi masalah yang didiskusikan. Dalam diskusi formal, untuk membekali
pengetahuan peserta, disajikan terlebih dahulu makalah yang disusun oleh salah
satu peserta diskusi.
Tujuan penyajian makalah adalah untuk membuka wawasan dan pikiran
peserta agar mampu memberikan pendapatnya.
4. Beberapa jenis diskusi
a. Diskusi Kelompok Besar (Whole Group Discussion.
Jenis diskusi kelompok besar dilakukan dengan memandang kelas
sebagai satu kelompok. Dalam diskusi ini, guru sekaligus sebagai pemimpin
diskusi. Namun begitu, siswa yang dipandang cakap, dapat saja ditugasi guru
sebagai pemimpin diskusi. Dalam diskusi kelompok besar, sebagai pemimpin
diskusi, guru berperan dalam memprakarsai terjadinya diskusi. Untuk itu, guru
dapat mengajukan permasalahan-permasalahan serta mengklarifikasinya
sehingga mendorong anak untuk mengajukan pendapat.
Dalam diskusi kelompok besar, tidak semua siswa menaruh perhatian
yang sama, karena itu tugas guru sebagai pemimpin diskusi untuk
membangkitkan perhatian anak terhadap masalah yang sedang didiskusikan.
Di samping itu, distribusi siswa yang ingin berpendapat perlu diperhatikan.
Dalam diskusi kelompok besar, pembicaraan sering didominasi oleh anak-
anak tertentu. Akibatnya tidak semua anak berkesempatan untuk berpendapat.
Untuk menghindari keadaan itu, pemimpin diskusi perlu mengatur distribusi
pembicaraan. Tugas terberat bagi pemimpin diskusi adalah menumbuhkan
keberanian peserta untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam praktek, tidak
sedikit anak-anak yang kurang berani berpendapat dalam berdiskusi. Terlebih
bagi anak yang kurang menguasai permasalahan yang menjadi bahan diskusi.
b. Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 4--5 orang.
Tempat berdiskusi diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar
pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan dipertengahan pelajaran atau diakhir
pelajaran dengan maksud menajamkan pemahaman kerangka pelajaran,
memperjelas penguasaan bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-
pertanyaan. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu
membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan
11
pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-
masing individu yang dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi,
informasi, interpretasi, sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.
c. Diskusi Panel
Fungsi utama diskusi panel adalah untuk mempertahankan keuntungan
diskusi kelompok dengan situasi peserta besar, dimana ukuran kelompok tidak
memungkinkan partisipasi kelompok secara mutlak. Dalam artian panel
memberikan pada kelompok besar keuntungan partisipasi yang dilakukan
orang lain dalam situasi diskusi yang dibawakan oleh beberapa peserta yang
terplih. Peserta yang terpilih yang melaksanakan panel mewakili beberapa
sudut pandangan yang dipertimbangkan dalam memecahkan masalah. Mereka
memiliki latar belakang pengetahuan yang memenuhi syarat untuk berperan
dalam diskusi tersebut. Forum panel secara fisik dapat dihadiri audience
secara lansung atau tidak langsung (melalui TV, radio, dan sebagainya).
d. Diskusi Kelompok.
Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 3--6
orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan diskusi dengan masalah
tertentu. Guru menjelaskan garis besar problem kepada kelas, ia
menggambarkan aspek- aspek masalah kemudian tiap-tiap kelompok
(syndicate) diberi topik masalah yang sama atau berbeda-beda selanjutnya
masing-masing kelompok bertugas untuk menemukan kesepakatan jawaban
penyelesaiannya. Untuk memudahkan diskusi anak, guru dapat menyediakan
reference atau sumber-sumber informasi yang relevan. Setiap sindikat
bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi dan menysusun
kesimpulan sindikat. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil
diskusinya dalam sidang pleno untuk didiskusikan secara klasikal.
e. Brain Storming Group.
Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap
anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan
ialah agar kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan
ide-ide yang yang ditemukannya dianggap benar.
f. Symposium.
Beberapa orang membahas tentang aspek dari suatu subjek tertentu dan
membacakan di muka peserta simposium secara singkat (5--20 menit).
12
Kemudian dikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah dan
juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh
panitia perumus sebagai hasil simposium.
g. Informal Debate.
Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya dan
mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa
memperdebatkan peraturan perdebatan. Bahan yang cocok untuk
diperdebatkan ialah yang bersifat problematis, bukan yang bersifat faktual.
h. Colloqium.
Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari audiensi. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa/mahasiswa
menginterview manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan
lain/tambahan dari siswa mahasiswa lain.
i. Fish Bowl.
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan
suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur
merupakan setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap
peserta diskusi, kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi,
seolah-olah melihat ikan yang berada dalam mangkuk (fish bowl). Selama
kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbang
pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi
mempersilahkan berbicara ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan
kursi setelah berbicara.
5. Kegunaan Metode Diskusi
Diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila
kita (guru) hendak memberi kesempatan kepada siswa: untuk
mengekspresikan kemampuannya, berpikir kritis, menilai perannya dalam
diskusi, memandang masalah dari pengalaman sendiri dan pelajaran yang
diperoleh di sekolah, memotivasi, dan mengkaji lebih lanjut. Melalui diskusi
dapat dikembangkan keterampilan mengklarifikasi, mengklasifikasi,
menyusun hipotesis, menginterpretasi, menarik kesimpulan, mengaplikasikan
teori, dan mengkomunikasikan pendapat. Disamping itu, metode diskusi dapat
melatih sikap anak menghargai pendapat orang lain, melatih keberanian untuk
13
mengutarakan pendapat, mempertahankan pendapat, dan memberi rasional
sehubungan dengan pendapat yang dikemukakannya.
6. Prinsip Umum Penggunaan Metode Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode
diskusi, antara lain sebagai berikut:
a. Perumusan masalah atau masalah-masalah yang didiskusikan agar
dilakukan bersama-sama dengan siswa.
b. Menjelaskan hakikat masalah itu disertai tujuan mengapa masalah tersebut
dipilih untuk didiskusikan.
c. Pengaturan peran siswa yang meliputi pemberian tanggapan, saran,
pendapat, pertanyaan, dan jawaban yang timbul untuk memecahkan
masalah.
d. Memberitahukan tata tertib diskusi.
e. Pengarahan pembicaraan agar sesuai dengan tujuan.
f. Pemberian bimbingan siswa untuk mengambil kesimpulan
7. Langkah-Langkah Pelaksanaan Diskusi Kelompok
Langkah-langkah diskusi sangat bergantung pada jenis diskusi yang
digunakan. Hal ini dikarenakan tiap-tiap jenis memiliki karakteristik masing-
masing. Seminar memiliki karakteristik yang berbeda dengan simposium,
brain storming, debat, panel, sindikat group dan lain-lain. Demikian pula
siposium dan yang lain-lain tersebut juga memiliki karakteristik yang berbeda
satu dengan yang lainnya. Akibat perbedaan karakteristik tersebut, maka
langkah dan atau prosedur pelaksanaannya berbeda satu dengan yang lain.
Meskipun demikian, secara umum untuk keperluan pembelajaran di kelas,
langkah-langkah diskusi kelas dapat dilaksanakan dengan prosedur yang lebih
sederhana. Moedjiono, dkk (1996) menyebutkan langkah-langkah umum
pelaksanaan diskusi sebagai berikut ini.
a. Merumuskan masalah secara jelas
b. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok
diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur
tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya sesuai dengan tujuan
diskusi. Tugas pimpinan diskusi antara lain:
14
1) mengatur dan mengarahkan diskusi
2) mengatur "lalu lintas" pembicaraan.
c. Melaksanakan diskusi. Setiap anggota diskusi hendaknya tahu persis apa
yang akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus
berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka
mempunyai hak bicara yang sama.
d. Melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua
siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberi alasan atau penjelasan
terhadap laporan tersebut.
e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan
hasil diskusi dari tiap kelompok.
Budiardjo, dkk, 1994:20--23 membuat langkah penggunaan metode diskusi
melalui tahap-tahap berikut ini:
1. Tahap Persiapan
a) Merumuskan tujuan pembelajaran
b) Merumuskan permasalahan dengan jelas dan ringkas.
c) Mempertimbangkan karakteristik anak dengan benar.
d) Menyiapkan kerangka diskusi yang meliputi:
1) menentukan dan merumuskan aspek-aspek masalah
2) menentukan alokasi waktu
3) menuliskan garis besar bahan diskusi
4) menentukan format susunan tempat
5) menetukan aturan main jalannya diskusi.
e) Menyiapkan fasilitas diskusi, meliputi:
1) menggandakan bahan diskusi
2) menentukan dan mendisain tempat
3) mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2. Tahap pelaksanaan
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Menyampaikan pokok-pokok yang akan didiskusikan.
c) Menjelaskan prosedur diskusi.
d) Mengatur kelompok-kelompok diskusi
e) Melaksanakan diskusi.
3. Tahap penutup
15
a) Memberi kesempatan kelompok untuk melaporkan hasil.
b) Memberi kesempatan kelompok untuk menanggapi.
c) Memberikan umpan balik.
d) Menyimpulkan hasil diskusi.
8. Peranan Guru Sebagai Pemimpin Diskusi
Untuk mempertahankan kelangsungan, kelancaran dan efektivitas
diskusi, guru sebagai pemimpin diskusi memegang peranan menentukan.
Mainuddin, Hadisusanto dan Moedjiono, 1980:8--9, menyebutkan sejumlah
peranan yang harus dimainkan guru sebagai pemimpin diskusi, adalah berikut
ini:
a. Initiating, yakni menyarankan gagasan baru, atau cara baru dalam melihat
masalah yang sedang didiskusikan.
b. Seeking information, yakni meminta fakta yang relavan atau informasi
yang otoritarif tentang topik diskusi.
c. Giving information, yakni fakta yang relavan atau menghubungkan pokok
diskusi dengan pengalaman pribadi peserta.
d. Giving opinion, yakni memberi pendapat tentang pokok yang sedang
dipertimbangkan kelompok, bisa dalam bentuk menantang konsesus atau
sikap "nrimo" kelompok.
e. Clarifying, yakni merumuskan kembali pernyataan sesorang; memperjelas
pernyataan sesorang anggota.
f. Elaborating, yakni mengembangkan pernyataan seseorang atau memberi
contoh atau penerapan.
g. Controlling, yakni menyakinkan bahwa giliran bicara merata;
menyakinkan bahwa anggota yang perlu bicara, memperoleh giliran
bicara.
h. Encouraging, yakni bersikap resetif dan responsitif terhadap pernyataan
serta buah pikiran anggota.
i. Setting Standards, yakni memberi atau meminta kelompok menetapkan,
kriteria untuk menilai urunan anggota.
j. Harmonizing, yakni menurunkan kadar ketegangan yang terjadi dalam
diskusi.
16
k. Relieving tension, yakni melakukan penyembuhan setelah terjadinya
tegangan.
l. Coordinating, yakni menyimpulkan gagasan pokok yang timbul dalam
diskusi, membantu kelompok mengembangkan gagasan.
m. Orientating, yakni menyampaikan posisi yang telah dicapai kelompok
dalam diskusi dan mengarahkan perjalanan diskusi selanjutnya.
n. Testing, yakni menilai pendapat dan meluruskan pendapat kearah yang
seharusnya dicapai.
o. Consensus Testing, menialai tingkat kesepakatan yang telah dicapai dan
menghindarkan perbedaan pandangan.
p. Summarizing, yakni merangkum kesepakatan yang telah dicapai.
17
BAB IV
METODE DISKUSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DISEKOLAH
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, pemunculan
ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam
kelompok itu untuk mencari kebenaran.
Banyak masalah yang terjadi di lingkungan murid yang memerlukan pembahasan oleh
lebih dari seorang saja, yakni terutama masalah-masalah yang memerlukan kerjasama dan
musyawarah. Jika demikian musyawarah atau diskusi jalan pemecahan yang memberi
kemungkinan mendapatkan penyelesaian yang terbaik.
Metode diskusi dalam proses mengajar dan belajar berarti metode mengemukakan
pendapat dalam musyawarah untuk mufakat. Dengan demikian inti dari pengertian diskusi
adalah meeting of minds.
Didalam memecahkan masalah diperlukan bermacam-macam jawaban. Dari jawaban
tersebut dipilihkan satu jawaban yang lebih logis dan lebih tepat dan mempunyai argumentasi
yang kuat, yang menolak jawaban yang mepunyai argumentasi lemah.
Memang dalam diskusi untuk memperoleh pertemuan pendapat diperlukan pembahasan yang
didukung oleh argumentasi, argumentasi kontra argumentasi.
1. Kebaikan-kebaikannya
Seperti juga metode-metode lain, metode diskusi pun mempunyai kebaikan-
kebaikan. Kebaikan-kebaikan itu, antara lain adalah :
Suasama kelas hidup, sebab murid-murid mengarahkan pemikirannya kepada
masalah yang sedang didiskusikan. Partisifasi murid dalam metode ini lebih
baik.
Murid-murid berlatih kritis untuk mempertimbangkan pendapat teman-
temannya, kemudian menentukan sikap, menerima, menolak atau tidak
berpendapat sama sekali.
Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap
demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.
18
Berguna untuk kehidupan sehari-hari terutama dalam alam demokrasi
Merupakan latihan untuk memenuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku
dalam musyawarah.
2. Kelemahan-kelemahannya
Disamping kebaikan-kebaikan yang telah dikemukakan diatas metode diskusi
tidak luput dari kelemahan-kelemahan, seperti :
Diskusi pada umumnya dikuasai oleh murid yang gemar berbicara
Bagi murid yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri
dari tanggung jawab.
Banyak waktu terpakai, tapi hasilnya kadang-kadang tidak seperti yang
diharapkan
Sukar dapat digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar, tetapi bukan
tidak mungkin.
Cara-cara mengatasi kelemahan-kelemahan metode diskusi ada beberapa cara
yang dapat diupayakan untuk mengatasi kelemahan metode diskusi antara lain :
Dalam menggunakan metode diskusi perhatikan persyaratan berikut :
Taraf kemampuan murid
Tingkat kesukuran yang memerlukan pemecahan yang serius agar dipimpin
langsung oleh guru
Kalau pimpinan diskusi diberikan kepada murid hendaknya diatur secara
bergiliran
Guru tak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan diskusi pada murid,
perlu bimbingan dan kontrol
Guru mengusahakan seluruh murid ikut berpartisifasi dalam diskusi
Diusahakan supaya murid mendapat giliran berbicara dan murid lain belajar
bersabar mendengarkan pendapat temannya.
19
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat,
pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang
yang tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran. Dengan menerapkan
metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran di sekolah dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran karena metode diskusi akan melatih siswa untuk berfikir aktif
dan kreatif serta mengeluarkan pendapat dan argumen mereka mengenai hal yang
dibahas. Kemudian semua pendapat itu akan ditampung dan disimpulkan bersama
dengan bimbingan dari guru sehingga seluruh siswa pada nantinya akan dalam satu
pemahaman.
B. SARAN
Di dalam diskusi kelompok mungkin juga ada siswa yang bersikap pasif, oleh
karena itu untuk seorang guru hendaknya dapat memancing dan memberikan
dorongan bagi seluruh siswanya agar dapat berperan aktif di dalam diskusi sehingga
penerapan metode diskusi dapat berjalan secara efektif dan dapat meningkatkan
kualitas dari pembelajaran.
20
DAFTAR PUSTAKA
Joesuef Soelaiman, Slamet Santosa. 1981. Pengantar Pendidikan Sosial. Surabaya : Usaha
Nasional.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling ( Studi dan Karir ). Yogyakarta : ANDI.
http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/PengertianDasarProblemSolving_smd.pdf
http://laboratorium-um.sch.id/files/BAB%20IX%20STRATEGI%20PEMBELAJARAN
%20DENGAN%20METODE%20%20DISKUSI.pdf
http://elearning.unesa.ac.id/pdf-archive/penggunaan-metode-diskusi-dalam-meningkatkan-
prestasi-belajar.pdf
http://elearning.unesa.ac.id/pdf-archive/metode-diskusi.pdf
http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/penerapan-metode-pembelajaran-terhadap-
prestasi-belajar
http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/kelebihan-dan-kelemahan-metode-diskusi
21