penerapan metode diskusi dalam proses pembelajaran di sekolah

32
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang diterapkan mulai tahun 2004 bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Dengan peningkatan kompetensi diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat. KBK dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual yang lebih menekankan pembelajaran berpusat kepada siswa (student Orientet) dan mengamati persoalan secara nyata di lapangan. Dengan pendekatan tersebut penerapan metode pembelajaran yang tepat sangat berguna untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskusi dengan pendekatan konstruktivisme dan metode tugas terstruktur. Metode diskusi dapat digunakan siswa untuk mencari alternativ pemecahan masalah dengan anggota kelompoknya. Alasan peneliti menerapkan metode diskusi kelompok kecil karena memberikan kesempatan yang baik bagi siswa untuk mengungkapkan pendapat secara lebih terbuka dan memberi peluang untuk sikap satu sama lain, di lain pihak menyadari bahwa suatu komunikasi dua arah seperti diskusi tidak akan berkembang dalam situasi yang dimonopoli oleh guru. Selain itu, metode diskusi kelompok bisa meningkatkan kesadaran siswa terhadap sikap orang lain yang meliputi aspek-aspek keyakinan, perasaan serta 1

Upload: phey-cimoutpoenya-rizzka

Post on 24-Jul-2015

3.044 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang diterapkan mulai tahun 2004

bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Dengan peningkatan kompetensi

diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat. KBK dalam

pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual yang lebih menekankan

pembelajaran berpusat kepada siswa (student Orientet) dan mengamati persoalan

secara nyata di lapangan. Dengan pendekatan tersebut penerapan metode

pembelajaran yang tepat sangat berguna untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskusi dengan

pendekatan konstruktivisme dan metode tugas terstruktur. Metode diskusi dapat

digunakan siswa untuk mencari alternativ pemecahan masalah dengan anggota

kelompoknya.

Alasan peneliti menerapkan metode diskusi kelompok kecil karena

memberikan kesempatan yang baik bagi siswa untuk mengungkapkan pendapat secara

lebih terbuka dan memberi peluang untuk sikap satu sama lain, di lain pihak

menyadari bahwa suatu komunikasi dua arah seperti diskusi tidak akan berkembang

dalam situasi yang dimonopoli oleh guru. Selain itu, metode diskusi kelompok bisa

meningkatkan kesadaran siswa terhadap sikap orang lain yang meliputi aspek-aspek

keyakinan, perasaan serta tingkah laku. Berdasarkan hal tersebut siswa dapat menilai

sikapnya sendiri dan membandingkannya dengan orang lain. Pada akhirnya siswa

akan membuat penyesuaian sikap sesuai dengan penilaiannya bahkan mengubahnya.

Hal yang lebih penting lagi bahwa metode ini mendukung dalam

mengembangkan berpikir kritis. Metode diskusi kelompok melatih siswa untuk

mengekspresikan pikirannya secara lebih luas dan menjadi lebih bertanggung jawab

dalam mengemukakan pendapatnya.

1

Page 2: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran ?

2. Apa yang dimaksud metode diskusi kelompok ?

3. Apa yang dimaksud Penerapan Metode Diskusi Kelompok dalam Proses

Pembelajaran

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui tentang belajar dan pembelajaran

2. Mengetahui tentang metode diskusi kelompok

3. Mengetahui tentang penerapan metode diskusi kelompok dalam proses

pembelajaran.

2

Page 3: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan

adanya perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan, baik

langsung maupun tidak langsung.

a. Ciri-ciri belajar dari segi hasil belajar

1) Belajar dibedakan dari segi kematangan

2) Belajar dibedakan dari perubahan kondisi fisik dan mental

3) Cirri belajar yang hasilnya relative menetap

b. Tujuan Belajar

1) Adanya perubahan tingkah laku pada individu yang belajar

2) Penyempurnaan/ pengembangan dari kemampuan yang dimiliki

c. Unsur-unsur dinamis dalam belajar

1) Belajar merupakan kegiatan yang sadar tujuan

2) Adanya upaya dari luar agar terjadi perubahan yang terarah dan

terpadu antara kondisi internal dan eksternal

2. Pengertian Pembelajaran

Pengertian pembelajaran yang popular

Pembelajaran adalah upaya/ bagaimana untuk membelajarkan siswa,

bukan apa yang dipelajari

Pengertian pembelajaran dari beberapa teori :

- Menurut skinner (1954-1965):

Pembelajaran menekankan pada bagaimana sebaiknya isi bidang

studi disajikan kepada siswa.

- Menurut bruner (1964):

Pembelajaran adalah mempreskripsikan strategi/metode

pembelajaran yang optimal yang dapat memudahkan proses

belajar.

3

Page 4: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

a. Ciri-ciri Pembelajaran

Ada 8 yaitu :

1) Mengaktifkan motivasi

2) Memberitahu tujuan belajar

3) Mengarahkan perhatian

4) Merangsang ingatan

5) Menyediakan bimbingan belajar

6) Meningkatkan retensi

7) Melancarkan transfer belajar

8) Memperhatikan penampilan dan memberikan umpan balik

b. Tujuan Pembelajaran

1) Tujuan umum pembelajaran

Adalah pernyataan umum tentang hasil pengajaran yang diinginkan

yang mengacu pada struktur orientasi / struktur ganda bidang studi.

Tujuan ini ada 2, yaitu :

a) Tujuan pendukung, yaitu spesifikasi isi bidang studi dan perilaku

siswa yang dapat memisahkan pencapaian tujuan orientasi.

b) Tujuan umum yang bersifat orientasi, yaitu tekaan utama dari

pengajaran yang berkaitan dengan pemahaman struktur orientasi isi

bidang studi.

2) Tujuan khusus pembelajaran

Adalah pernyataan khusus tentang hasil belajar yang diinginkan

yang mengacu pada kontruk tertentu, apakah itu fakta, konsep,

prosedur atau prinsip dari bidang studi.

c. Unsur-unsur dinamis pembelajaran

1) Stimulus belajar

2) Perhatian dan motivasi

3) Respon yang dipelajari

4) Penguatan dan umpan balik

5) Pemakaian dan pemindahan

6) Kemampuan manusia

4

Page 5: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

3. Pengertian Metode Diskusi

a. Pengertian metode diskusi secara umum

Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukar

pikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa

b. Pengertian metode diskusi menurut beberapa ahli :

1) Metode merupakan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan

berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber

daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri

pembelajar (Ginting, 2008: 42).

2) Yang dikemukakan oleh The American Heritage Dictionary dalam

Sudjana (1983: 1) ’metode ialah cara yang teratur dan siste matis untuk

mencapai sesuatu.’

3) Selanjutnya menurut The New Lexicon Webster`s Dictionary of the

English Language dalam Sjamsuddin ( 1996 : 2) ’metode adalah suatu

cara untuk berbuat sesuatu; suatu prosedur untuk mengerjakan sesuatu;

keteraturan dalam berbuat, berencana dan lain- lain; suatu susunan atau

sistem yang teratur.’

4) Surackman (1984: 96) menjelaskan bahwa ”metode adalah cara, yang

didalamnya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.”

Berdasarkan penjelasan di atas, menunjukkan bahwa metode selalu

merujuk kepada sebuah prosedur atau cara yang dilakukan untuk

mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Metode dalam bidang

pengajaran adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk

mencapai suatu tujuan pengajaran. Hal ini berlaku baik bagi guru atau

metode mengajar maupun bagi siswa atau metode belajar. Metode

belajar siswa akan tergantung pada metode mengajar yang dilakukan

oleh guru. Terdapat metode mengajar yang dapat di pilih guru, salah

satunya adalah metode diskusi. Diskusi identik dengan sebuah

perbincangan yang melibatkan beberapa orang sebagai upaya untuk

memberikan solusi terhadap persoalan yang sedang dihadapi.

5) Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Moedjiono (1992: 50)

”Diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk

membicarakan suatu masalah.”

5

Page 6: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

6) Sedangkan Hasibuan, dk k (1988: 97) mendefinisikan ”Diskusi adalah

suatu percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih.”

Pengertian yang dikemukakan diatas, mengindikasikan bahwa diskusi

tidak terlepas dari percakapan. Namun, perlu diketahui tidak semua

percakapan dapat dikategorikan menjadi sebuah diskusi. Terdapat

syarat yang harus dipenuhi dengan tujuan agar pembicaraan menjadi

bermanfaat dan berlangsung secara efektif. Suatu percakapan dapat

dikatakan menjadi sebuah diskusi apabila terjadi dalam sebuah

kelompok, berlangsung dalam interaksi secara bebas, mempunyai

tujuan tertentu dan berlangsung dalam proses teratur dan sistematis.

Diskusi merupakan suatu perbincangan beberapa orang untuk

mendapatkan sebuah solusi terhadap apa yang sedang

diperbincangkan. Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang

dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok,

pertanyaan atau problema, dimana para peserta diskusi dengan jujur

berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau

pendapat yang disepakati bersama.

7) (Djajadisastra, 1982: 33) Davies (1981: 302) lebih lanjut menyebutkan

bahwa metode diskusi dalam dunia pendidikan yang semakin

demokratis ini, mendapat perhatian besar karena memiliki arti penting

dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan mengekspresikan

pendapatnya secara bebas. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa metode diskusi adalah cara yang digunakan

untuk mencari pemecahan masalah secara bersama-sama. Apabila

dikaitkan dengan proses belajar mengajar maka metode diskusi

kelompok dapat diartikan sebagai cara penyampaian pelajaran melalui

proses pertukaran pikiran untuk memecahkan sebuah permasalahan.

8) Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Gilstrap dan Martin

dalam (Moedjiono, 1992: 51) Metode diskusi merupakan suatu

kegiatan di mana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama

melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk

mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta yang

memungkinkan untuk itu.Namun untuk membatasi pengertian diskusi

yang luas ini, maka peneliti memberikan konsep kelompok dalam

6

Page 7: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

pembahasan ini. Kelompok merupakan suatu perkumpulan yang terdiri

atas dua atau tiga orang lebih.

9) Sudjana (1983: 3) menjelaskan bahwa kelompok adalah suatu

kumpulan orang dalam jumlah terbatas, setiap anggota melakukan

hubungan dan saling membutuhkan serta kegiatan mereka didasarkan

pada aturan atau norma-norma yang ditaati bersama. Jadi, kelompok

merupakan suatu kumpulan yang direncanakan dan biasanya dibentuk

dengan maksud dan tujuan tertentu. Berdasarkan penjelasan mengenai

metode, diskusi dan kelompok, dapat ditarik kesimpulan bahwa

metode diskusi kelompok kecil adalah suatu cara yang digunakan

dalam proses belajar mengajar untuk memecahkan suatu masalah yang

dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah kelompok tertentu.

10) Mulyasa (2005: 89) mendefinisikan diskusi kelompok sebagai suatu

proses teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap

muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Setelah

mengetahui pengertian metode diskusi kelompok maka dapat diambil

pengertian secara keseluruhan bahwa metode diskusi kelompok kecil

adalah suatu cara yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

untuk memecahkan masalah yang melibatkan sekelompok orang dalam

rangka bertukar pikiran.

11) Hasibuan dkk (1988: 99) menjelaskan bahwa diskusi kelompok kecil

adalah suatu proses percakapan teratur yang melibatkan sekelompok

orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka dengan

tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau

memecahkan masalah.

12) Winataputra (1997: 8.15) menjelaskan bahwa diskusi kelompok kecil

adalah sebuah perbincangan yang terdiri atas 3-5 orang dalam situasi

informal dan sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

7

Page 8: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

BAB III

PEMBAHASAN

A. Penerapan Metode Diskusi Kelompok dalam Proses Pembelajaran

1. Hasil-hasil penelitian tentang penggunaan metode diskusi kelompok oleh Lorge,

Fox, Davitz, dan Brenner (Davies, 1984:237--239) dapat disimpulkan dalam

rangkuman berikut :

a. Mengenai soal-soal yang berisiko, keputusan kelompok lebih radikal dari pada

keputusan perorangan.

b. Kalau ada pelbagi pendapat tentang sebuah soal yang masih baru, maka

pemecahan kelompok lebih tepat daripada pemecahan perorangan; tetapi tidak

selalu demikian kalau soalnya biasa-biasa saja.

c. Kalau bahan persoalan bukan materi baru, dan anggota-anggota kelompok

mempunyai keterampilan dalam memecahkan soal-soal sejenis, pemecahan

kelompok lebih baik dari pemecahan oleh anggota masing-masing, tetapi

kadang-kadang pemcahan anggota yang paling cerdas lebih baik lagi.

d. Kebaikan utama diskusi kelompok bukanlah pengajuan banyak pendekatan,

melainkan penolakan terhadap pendekatan yang tidak masuk akal. (Konklusi

ini tidak berlaku untuk "brain storming").

e. Yang memperoleh keuntungan dari diskusi kelompok, ialah siswa-siswa yang

lemah dalam pemecahan soal.

f. Superioritas kelompok merupakan fungsi dari kualitas tiap anggota kelompok.

Sebuah kelompok dapat diharapkan memecahkan sebuah soal, kalau sekurang-

kurangnya satu anggota dapat memecahkan soal itu secara individual,

sekalipun ia memerlukan lebih banyak waktu.

g. Dalam hal waktu, metode kelompok biasanya kurang efisien. Kalau anggota-

anggota saling percaya dan bekerjasama dengan baik, maka kelompok dapat

bekerja lebih cepat daripada kerja perorangan.

h. Kehadiran orang luar mempengaruhi prestasi anggota-anggota kelompok.

Kalau kelompok itu bekerjasama secara harmonis, dan orang luar bergabung

dengan kelompok, hal itu mempunyai pengaruh positif; kalau kerja sama itu

8

Page 9: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

tidak harmonis, maka kehadiran itu merusak, jika dia hanya bertindak sebagai

pendengar saja.

i. Dengan metode diskusi perubahan sikap dapat dicapai dengan lebih baik

daripada kritik langsung untuk mengubah sikap yang diharapkan. Metode

diskusi juga paling baik untuk memperkenalkan inovasi-inovasi atau

perubahan.

j. Kalau dipakai struktur pembahasan yang cocok dengan tugas, dan cukup

waktu untuk meninjau persoalan dari segala segi, serta jika anggota-anggota

tidak saling mengevaluasi, maka diskusi kelompok terbukti lebih kreatif

daripada belajar perorangan. (Kondisi-kondisi ini terdapat pada "brain

storming")

2. Tiga macam tujuan pembelajaran yang cocok melalui penggunaan metode diskusi:

a. penguasaan bahan pelajaran

b. pembentukkan dan modifikasi sikap, serta

c. pemecahan masalah (Gall dan Gall, dalam Depdikbud, 1983:28).

Pembentukkan dan modifikasi sikap merupakan tujuan diskusi yang

berorientasi pada isu yang sedang berkembang. Diskusi yang bertujuan

membentuk atau memodifikasi sikap ini, dimulai dengan guru mengajukan

permasalahan atau sejumlah peristiwa yang menggambarkan isu yang ada dalam

masyarakat (seperti: kolusi dalam suatu lembaga, pelecehan seksual, gerakan

disiplin nasional, penggusuran, dan lain sebagainya). Guru atau pimpinan

kelompok selanjutnya meminta pandangan dari anggota kelompok untuk

menemukan alternatif-alternatif pemecahan masalah isu tersebut. Komentar-

komentar terhadap masalah atau jawaban masalah dapat diberikan anggota

kelompok maupun pimpinan kelompok. Selama diskusi berlangsung, pemimpin

diskusi mencoba memperoleh penajaman dan klarifikasi yang lebih baik tentang

isu tersebut dengan memperkenalkan contoh-contoh yang berbeda, dan

menggerakkan para anggota diskusi mengajukan pernyataan-pernyataannya.

3. Pemecahan Masalah sebagai Tujuan Diskusi

Pemecahan masalah merupakan tujuan utama dari diskusi (Maier, dalam

Depdikbud, 1983:29). Masalah-masalah yang tepat untuk pembelajaran dengan

metode diskusi adalah masalah yang menghasilkan banyak alternatif pemecahan.

9

Page 10: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

Dan juga masalah yang mengandung banyak variabel. Banyaknya alternatif dan

atau variabel tersebut dapat memancing anak untuk berfikir. Oleh karena itu,

masalah untuk diskusi yang pemecahannya tidak menuntut anak untuk berfikir,

misalnya hanya menuntut anak untuk menghafal, maka masalah tersebut tidak

cocok untuk didiskusikan.

Menurut Maiyer (Depdikbud,1983:29) dalam diskusi kelompok kecil dapat

meningkatkan siswa untuk kecil dapat meningkatkan siswa untuk berpartisipasi

dalam memecahkan masalah. Untuk itu, bilamana guru menginginkan keterlibatan

anak secara maksimal dalam diskusi, maka jumlah anggota kelompok diskusi

perlu diperhatikan guru. Jumlah anggota kelompok diskusi yang mampu

memaksimalkan partisipasi anggota adalah antara 3--7 anggota. Dari hasil

pengamatan, kelompok diskusi yang jumlah anggotanya antara 3--7 itu saja,

anggota yang diduga kurang berpartisipasi penuh berkisar 1--2 orang.

Dalam diskusi dengan jumlah anggota yang relatif kecil memungkinkan setiap

anak memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi. Masalah atau isu yang

dijadikan topik diskusi hendaknya yang relevan dengan minat anak. Masalah

diskusi yang cocok dengan minat anak dapat mendorong keterlibatan mental dan

keterlibatan emosional siswa secara optimal. Melalui penggunaan metode diskusi,

siswa juga mendapat kesempatan untuk latihan keterampilan berkomunikasi dan

keterampilan untuk mengembangkan strategi berfikir dalam memecahkan

masalah. Namun demikian pembelajaran dengan metode diskusi semacam ini

keberhasilannya sangat bergantung pada anggota kelompok itu sendiri dalam

memanfaatkan kesempatan untuk berpatisipasi dalam pembelajaran. Untuk

meningkatkan proses diskusi, peranan pemimpin diskusi sangat menentukan.

Pemimpin diskusi bertugas untuk mengklarifikasi topik yang tidak jelas. Jika

diskusi tidak berjalan, pemimpin diskusi berkewajiban mengambil inisiatif dengan

melontarkan ide-ide yang dapat memancing pendapat peserta diskusi. Demikian

pula bila terjadi ketegangan dalam proses diskusi, tugas pemimpin diskusi adalah

meredakan ketegangan. Tidak jarang pendapat-pendapat dalam diskusi

menyimpang dari topik utama, karena itu pemimpin diskusi bertugas untuk

mengembalikan pembicaraan kepada topik utama diskusi.

Pemilikan pengetahuan secara umum tentang masalah yang didiskusikan

adalah prasyarat agar setiap peserta mampu mengemukakan pendapat. Diskusi

tidak akan berhasil manakala peserta diskusi belum memiliki pengetahuan yang

10

Page 11: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

menjadi masalah yang didiskusikan. Dalam diskusi formal, untuk membekali

pengetahuan peserta, disajikan terlebih dahulu makalah yang disusun oleh salah

satu peserta diskusi.

Tujuan penyajian makalah adalah untuk membuka wawasan dan pikiran

peserta agar mampu memberikan pendapatnya.

4. Beberapa jenis diskusi

a. Diskusi Kelompok Besar (Whole Group Discussion.

Jenis diskusi kelompok besar dilakukan dengan memandang kelas

sebagai satu kelompok. Dalam diskusi ini, guru sekaligus sebagai pemimpin

diskusi. Namun begitu, siswa yang dipandang cakap, dapat saja ditugasi guru

sebagai pemimpin diskusi. Dalam diskusi kelompok besar, sebagai pemimpin

diskusi, guru berperan dalam memprakarsai terjadinya diskusi. Untuk itu, guru

dapat mengajukan permasalahan-permasalahan serta mengklarifikasinya

sehingga mendorong anak untuk mengajukan pendapat.

Dalam diskusi kelompok besar, tidak semua siswa menaruh perhatian

yang sama, karena itu tugas guru sebagai pemimpin diskusi untuk

membangkitkan perhatian anak terhadap masalah yang sedang didiskusikan.

Di samping itu, distribusi siswa yang ingin berpendapat perlu diperhatikan.

Dalam diskusi kelompok besar, pembicaraan sering didominasi oleh anak-

anak tertentu. Akibatnya tidak semua anak berkesempatan untuk berpendapat.

Untuk menghindari keadaan itu, pemimpin diskusi perlu mengatur distribusi

pembicaraan. Tugas terberat bagi pemimpin diskusi adalah menumbuhkan

keberanian peserta untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam praktek, tidak

sedikit anak-anak yang kurang berani berpendapat dalam berdiskusi. Terlebih

bagi anak yang kurang menguasai permasalahan yang menjadi bahan diskusi.

b. Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion)

Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 4--5 orang.

Tempat berdiskusi diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar

pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan dipertengahan pelajaran atau diakhir

pelajaran dengan maksud menajamkan pemahaman kerangka pelajaran,

memperjelas penguasaan bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-

pertanyaan. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu

membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan

11

Page 12: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-

masing individu yang dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi,

informasi, interpretasi, sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.

c. Diskusi Panel

Fungsi utama diskusi panel adalah untuk mempertahankan keuntungan

diskusi kelompok dengan situasi peserta besar, dimana ukuran kelompok tidak

memungkinkan partisipasi kelompok secara mutlak. Dalam artian panel

memberikan pada kelompok besar keuntungan partisipasi yang dilakukan

orang lain dalam situasi diskusi yang dibawakan oleh beberapa peserta yang

terplih. Peserta yang terpilih yang melaksanakan panel mewakili beberapa

sudut pandangan yang dipertimbangkan dalam memecahkan masalah. Mereka

memiliki latar belakang pengetahuan yang memenuhi syarat untuk berperan

dalam diskusi tersebut. Forum panel secara fisik dapat dihadiri audience

secara lansung atau tidak langsung (melalui TV, radio, dan sebagainya).

d. Diskusi Kelompok.

Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri atas 3--6

orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan diskusi dengan masalah

tertentu. Guru menjelaskan garis besar problem kepada kelas, ia

menggambarkan aspek- aspek masalah kemudian tiap-tiap kelompok

(syndicate) diberi topik masalah yang sama atau berbeda-beda selanjutnya

masing-masing kelompok bertugas untuk menemukan kesepakatan jawaban

penyelesaiannya. Untuk memudahkan diskusi anak, guru dapat menyediakan

reference atau sumber-sumber informasi yang relevan. Setiap sindikat

bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi dan menysusun

kesimpulan sindikat. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil

diskusinya dalam sidang pleno untuk didiskusikan secara klasikal.

e. Brain Storming Group.

Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap

anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan

ialah agar kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan

ide-ide yang yang ditemukannya dianggap benar.

f. Symposium.

Beberapa orang membahas tentang aspek dari suatu subjek tertentu dan

membacakan di muka peserta simposium secara singkat (5--20 menit).

12

Page 13: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

Kemudian dikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah dan

juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh

panitia perumus sebagai hasil simposium.

g. Informal Debate.

Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya dan

mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa

memperdebatkan peraturan perdebatan. Bahan yang cocok untuk

diperdebatkan ialah yang bersifat problematis, bukan yang bersifat faktual.

h. Colloqium.

Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan-

pertanyaan dari audiensi. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa/mahasiswa

menginterview manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan

lain/tambahan dari siswa mahasiswa lain.

i. Fish Bowl.

Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan

suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur

merupakan setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap

peserta diskusi, kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi,

seolah-olah melihat ikan yang berada dalam mangkuk (fish bowl). Selama

kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbang

pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi

mempersilahkan berbicara ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan

kursi setelah berbicara.

5. Kegunaan Metode Diskusi

Diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila

kita (guru) hendak memberi kesempatan kepada siswa: untuk

mengekspresikan kemampuannya, berpikir kritis, menilai perannya dalam

diskusi, memandang masalah dari pengalaman sendiri dan pelajaran yang

diperoleh di sekolah, memotivasi, dan mengkaji lebih lanjut. Melalui diskusi

dapat dikembangkan keterampilan mengklarifikasi, mengklasifikasi,

menyusun hipotesis, menginterpretasi, menarik kesimpulan, mengaplikasikan

teori, dan mengkomunikasikan pendapat. Disamping itu, metode diskusi dapat

melatih sikap anak menghargai pendapat orang lain, melatih keberanian untuk

13

Page 14: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

mengutarakan pendapat, mempertahankan pendapat, dan memberi rasional

sehubungan dengan pendapat yang dikemukakannya.

6. Prinsip Umum Penggunaan Metode Diskusi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode

diskusi, antara lain sebagai berikut:

a. Perumusan masalah atau masalah-masalah yang didiskusikan agar

dilakukan bersama-sama dengan siswa.

b. Menjelaskan hakikat masalah itu disertai tujuan mengapa masalah tersebut

dipilih untuk didiskusikan.

c. Pengaturan peran siswa yang meliputi pemberian tanggapan, saran,

pendapat, pertanyaan, dan jawaban yang timbul untuk memecahkan

masalah.

d. Memberitahukan tata tertib diskusi.

e. Pengarahan pembicaraan agar sesuai dengan tujuan.

f. Pemberian bimbingan siswa untuk mengambil kesimpulan

7. Langkah-Langkah Pelaksanaan Diskusi Kelompok

Langkah-langkah diskusi sangat bergantung pada jenis diskusi yang

digunakan. Hal ini dikarenakan tiap-tiap jenis memiliki karakteristik masing-

masing. Seminar memiliki karakteristik yang berbeda dengan simposium,

brain storming, debat, panel, sindikat group dan lain-lain. Demikian pula

siposium dan yang lain-lain tersebut juga memiliki karakteristik yang berbeda

satu dengan yang lainnya. Akibat perbedaan karakteristik tersebut, maka

langkah dan atau prosedur pelaksanaannya berbeda satu dengan yang lain.

Meskipun demikian, secara umum untuk keperluan pembelajaran di kelas,

langkah-langkah diskusi kelas dapat dilaksanakan dengan prosedur yang lebih

sederhana. Moedjiono, dkk (1996) menyebutkan langkah-langkah umum

pelaksanaan diskusi sebagai berikut ini.

a. Merumuskan masalah secara jelas

b. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok

diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur

tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya sesuai dengan tujuan

diskusi. Tugas pimpinan diskusi antara lain:

14

Page 15: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

1) mengatur dan mengarahkan diskusi

2) mengatur "lalu lintas" pembicaraan.

c. Melaksanakan diskusi. Setiap anggota diskusi hendaknya tahu persis apa

yang akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus

berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka

mempunyai hak bicara yang sama.

d. Melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua

siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberi alasan atau penjelasan

terhadap laporan tersebut.

e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan

hasil diskusi dari tiap kelompok.

Budiardjo, dkk, 1994:20--23 membuat langkah penggunaan metode diskusi

melalui tahap-tahap berikut ini:

1. Tahap Persiapan

a) Merumuskan tujuan pembelajaran

b) Merumuskan permasalahan dengan jelas dan ringkas.

c) Mempertimbangkan karakteristik anak dengan benar.

d) Menyiapkan kerangka diskusi yang meliputi:

1) menentukan dan merumuskan aspek-aspek masalah

2) menentukan alokasi waktu

3) menuliskan garis besar bahan diskusi

4) menentukan format susunan tempat

5) menetukan aturan main jalannya diskusi.

e) Menyiapkan fasilitas diskusi, meliputi:

1) menggandakan bahan diskusi

2) menentukan dan mendisain tempat

3) mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.

2. Tahap pelaksanaan

a) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Menyampaikan pokok-pokok yang akan didiskusikan.

c) Menjelaskan prosedur diskusi.

d) Mengatur kelompok-kelompok diskusi

e) Melaksanakan diskusi.

3. Tahap penutup

15

Page 16: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

a) Memberi kesempatan kelompok untuk melaporkan hasil.

b) Memberi kesempatan kelompok untuk menanggapi.

c) Memberikan umpan balik.

d) Menyimpulkan hasil diskusi.

8. Peranan Guru Sebagai Pemimpin Diskusi

Untuk mempertahankan kelangsungan, kelancaran dan efektivitas

diskusi, guru sebagai pemimpin diskusi memegang peranan menentukan.

Mainuddin, Hadisusanto dan Moedjiono, 1980:8--9, menyebutkan sejumlah

peranan yang harus dimainkan guru sebagai pemimpin diskusi, adalah berikut

ini:

a. Initiating, yakni menyarankan gagasan baru, atau cara baru dalam melihat

masalah yang sedang didiskusikan.

b. Seeking information, yakni meminta fakta yang relavan atau informasi

yang otoritarif tentang topik diskusi.

c. Giving information, yakni fakta yang relavan atau menghubungkan pokok

diskusi dengan pengalaman pribadi peserta.

d. Giving opinion, yakni memberi pendapat tentang pokok yang sedang

dipertimbangkan kelompok, bisa dalam bentuk menantang konsesus atau

sikap "nrimo" kelompok.

e. Clarifying, yakni merumuskan kembali pernyataan sesorang; memperjelas

pernyataan sesorang anggota.

f. Elaborating, yakni mengembangkan pernyataan seseorang atau memberi

contoh atau penerapan.

g. Controlling, yakni menyakinkan bahwa giliran bicara merata;

menyakinkan bahwa anggota yang perlu bicara, memperoleh giliran

bicara.

h. Encouraging, yakni bersikap resetif dan responsitif terhadap pernyataan

serta buah pikiran anggota.

i. Setting Standards, yakni memberi atau meminta kelompok menetapkan,

kriteria untuk menilai urunan anggota.

j. Harmonizing, yakni menurunkan kadar ketegangan yang terjadi dalam

diskusi.

16

Page 17: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

k. Relieving tension, yakni melakukan penyembuhan setelah terjadinya

tegangan.

l. Coordinating, yakni menyimpulkan gagasan pokok yang timbul dalam

diskusi, membantu kelompok mengembangkan gagasan.

m. Orientating, yakni menyampaikan posisi yang telah dicapai kelompok

dalam diskusi dan mengarahkan perjalanan diskusi selanjutnya.

n. Testing, yakni menilai pendapat dan meluruskan pendapat kearah yang

seharusnya dicapai.

o. Consensus Testing, menialai tingkat kesepakatan yang telah dicapai dan

menghindarkan perbedaan pandangan.

p. Summarizing, yakni merangkum kesepakatan yang telah dicapai.

17

Page 18: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

BAB IV

METODE DISKUSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DISEKOLAH

Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, pemunculan

ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam

kelompok itu untuk mencari kebenaran.

Banyak masalah yang terjadi di lingkungan murid yang memerlukan pembahasan oleh

lebih dari seorang saja, yakni terutama masalah-masalah yang memerlukan kerjasama dan

musyawarah. Jika demikian musyawarah atau diskusi jalan pemecahan yang memberi

kemungkinan mendapatkan penyelesaian yang terbaik.

Metode diskusi dalam proses mengajar dan belajar berarti metode mengemukakan

pendapat dalam musyawarah untuk mufakat. Dengan demikian inti dari pengertian diskusi

adalah meeting of minds.

Didalam memecahkan masalah diperlukan bermacam-macam jawaban. Dari jawaban

tersebut dipilihkan satu jawaban yang lebih logis dan lebih tepat dan mempunyai argumentasi

yang kuat, yang menolak jawaban yang mepunyai argumentasi lemah.

Memang dalam diskusi untuk memperoleh pertemuan pendapat diperlukan pembahasan yang

didukung oleh argumentasi, argumentasi kontra argumentasi.

1. Kebaikan-kebaikannya

Seperti juga metode-metode lain, metode diskusi pun mempunyai kebaikan-

kebaikan. Kebaikan-kebaikan itu, antara lain adalah :

Suasama kelas hidup, sebab murid-murid mengarahkan pemikirannya kepada

masalah yang sedang didiskusikan. Partisifasi murid dalam metode ini lebih

baik.

Murid-murid berlatih kritis untuk mempertimbangkan pendapat teman-

temannya, kemudian menentukan sikap, menerima, menolak atau tidak

berpendapat sama sekali.

Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap

demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.

18

Page 19: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

Berguna untuk kehidupan sehari-hari terutama dalam alam demokrasi

Merupakan latihan untuk memenuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku

dalam musyawarah.

2. Kelemahan-kelemahannya

Disamping kebaikan-kebaikan yang telah dikemukakan diatas metode diskusi

tidak luput dari kelemahan-kelemahan, seperti :

Diskusi pada umumnya dikuasai oleh murid yang gemar berbicara

Bagi murid yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri

dari tanggung jawab.

Banyak waktu terpakai, tapi hasilnya kadang-kadang tidak seperti yang

diharapkan

Sukar dapat digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar, tetapi bukan

tidak mungkin.

Cara-cara mengatasi kelemahan-kelemahan metode diskusi ada beberapa cara

yang dapat diupayakan untuk mengatasi kelemahan metode diskusi antara lain :

Dalam menggunakan metode diskusi perhatikan persyaratan berikut :

Taraf kemampuan murid

Tingkat kesukuran yang memerlukan pemecahan yang serius agar dipimpin

langsung oleh guru

Kalau pimpinan diskusi diberikan kepada murid hendaknya diatur secara

bergiliran

Guru tak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan diskusi pada murid,

perlu bimbingan dan kontrol

Guru mengusahakan seluruh murid ikut berpartisifasi dalam diskusi

Diusahakan supaya murid mendapat giliran berbicara dan murid lain belajar

bersabar mendengarkan pendapat temannya.

19

Page 20: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat,

pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang

yang tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran. Dengan menerapkan

metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran di sekolah dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran karena metode diskusi akan melatih siswa untuk berfikir aktif

dan kreatif serta mengeluarkan pendapat dan argumen mereka mengenai hal yang

dibahas. Kemudian semua pendapat itu akan ditampung dan disimpulkan bersama

dengan bimbingan dari guru sehingga seluruh siswa pada nantinya akan dalam satu

pemahaman.

B. SARAN

Di dalam diskusi kelompok mungkin juga ada siswa yang bersikap pasif, oleh

karena itu untuk seorang guru hendaknya dapat memancing dan memberikan

dorongan bagi seluruh siswanya agar dapat berperan aktif di dalam diskusi sehingga

penerapan metode diskusi dapat berjalan secara efektif dan dapat meningkatkan

kualitas dari pembelajaran.

20

Page 21: Penerapan Metode Diskusi Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Joesuef Soelaiman, Slamet Santosa. 1981. Pengantar Pendidikan Sosial. Surabaya : Usaha

Nasional.

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling ( Studi dan Karir ). Yogyakarta : ANDI.

http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/PengertianDasarProblemSolving_smd.pdf

http://laboratorium-um.sch.id/files/BAB%20IX%20STRATEGI%20PEMBELAJARAN

%20DENGAN%20METODE%20%20DISKUSI.pdf

http://elearning.unesa.ac.id/pdf-archive/penggunaan-metode-diskusi-dalam-meningkatkan-

prestasi-belajar.pdf

http://elearning.unesa.ac.id/pdf-archive/metode-diskusi.pdf

http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/penerapan-metode-pembelajaran-terhadap-

prestasi-belajar

http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/kelebihan-dan-kelemahan-metode-diskusi

21