etika bisnis.docx

9
A. Etika bisnis, tantangan serta permasalahan dalam kewirausahaan a. Etika bisnis Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. *Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika adalah “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)” * Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR "etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. " *Menurut Magnis Suseno, "Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas". Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005). Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara- cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah: 1. Pengendalian diri 2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)

Upload: fitria-syahrum

Post on 01-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A. Etika bisnis, tantangan serta permasalahan dalam kewirausahaana. Etika bisnisEtika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.*Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)* Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR "etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. "*Menurut Magnis Suseno, "Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas".Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:1. Pengendalian diri2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi4. Menciptakan persaingan yang sehat5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)7. Mampu menyatakan yang benar itu benar8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena : Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal. Mampu meningkatkan motivasi pekerja. Melindungi prinsip kebebasan berniaga Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara : Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct) Memperkuat sistem pengawasan Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.dalam berbisnis sangat penting untuk beretika dan melakukan persaingan yang sehat antar pelaku bisnis. kita dapat melihat di contoh diatas pelaku bisnis yang menggunakan etika dalam berbisnis akan mengikuti transparansi, kejujuran, dan nilai-nilai moral yang baik.Etika Bisnis sangat diperlukan bagi semua pelaku bisnis.Dan pendapat saya tentan etika adalah : sikap seseorang dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas dalam kehidupan sehari-hari menurut ukuran dan berperilaku yang baik.

b. Tantangan serta permasalahan dalam kewirausahaanPada umumnya, ada beberapa tantangan ataupun masalah yang dihadapi dalam menjalankan suatu usaha, diantaranya :1. Ketidakmampuan ManajemenDalam kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.2. Kurang PengalamanIdealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.3. Lemahnya Kendali KeuanganDalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis dengan hanya modal dengkul, yang merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan cara menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.4. Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis.Terlalu banyak wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.5. Pertumbuhan Tak TerkendaliPertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi modalnya.6. Lokasi yang burukUntuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam gagal.7. Pengendalian Persediaan yang Tidak BaikUmumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.8. Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.Berhasil melewati tahap awal kewirausahan bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar drastis berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak wirausahwan.

Adapun prosedur dalam pemecahan masalah, langkah-langkahnya dapat menggunakan metode ilmiah sebagai berikut: Kenalilah persoalannya secara umum. Identifikasikan problem-problem utama yang terkait. Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan masalah Carilah sebab-sebab problem tersebut, Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan j alan keluar dari problem tersebut, Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik, Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat.Proses berpikir secara ilmiah dapat berlangsung dengan langkah-langkah yang sistematis, Berorientasi kepada tujuan, serta menggunakan metode tertentu untuk memecahkan masalah. Pada garis besarnya, pemikiran secara ilmiah dapat berlangsung di dalam memecahkan masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:1. Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.2. Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan.3. Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan masalah yang dipikirkan. Mengolah fakta-fakta dengan pola berpikir tertentu, baik secara induktif maupun deduktif. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.4. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.5. Menemukan dan meyakini gagasan.6. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan.

B. Cara memperoleh nilai usahaBerusaha mewujudkan apa yang diinginkan merupakan suatu keharusan, sebab suatu yang diinginkan itu tidak akan datang dengan sendirinya tanpa usaha dan pengorbanan.Perolehan yang didapat sesuai dengan apa yang telah diusahakan. Kadang ketidak puasan dengan apa yang diperoleh karena merasa hasil yang diperoleh lebih sedikit dari apa yang telah di usahakan.

Mungkin saja lupa dengan bobot pada usaha . Kita sering melihat orang yang kerjanya terlihat sederhana tapi menghasilkan perolehan yang banyak. Dan banyak kita lihat orang yang bekerja begitu keras tapi menghasilkan hasil yang sedikit. Mungkin saja orang yang terlihat bekerja begitu santai, kerjanya lebih berbobot dari orang yang terlihat bekerja sangat keras. Jadi hasil dari usaha kita ditentukan dari bobot dan kesungguhan usaha kita.

Inilah salah satu pertanyaan paling klasik yang selalu ada di benak para entrepreneur: Berapa nilai perusahaan Anda? Tak peduli jenis bisnis yang kita jalankan , pertanyaan seperti ini akan selalu muncul.

Namun demikian, perlu kita ingat bahwa nilai sebuah perusahaan juga tergantung dengan faktor lain, yakni seberapa tinggi pihak lain bersedia untuk membayar. Mungkin Anda akan merasa cukup dengan jumlah uang X sebagai penjual tetapi sebagai seorang entrepreneur yang berpikiran jauh ke depan, Anda tidak bisa berpola pikir serupa.

cara mengkalkulasikan pendapatan, umumnya menggunakan istilah EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) dan kemudian kalikan dengan angka multi komparasi untuk jenis bisnis dan industri.

Kalkulasikan EBITDA adalah Kalkulasi pendapatan dengan mengurangi pendapatan dengan pengeluaran. Hal ini dapat membuat penyesuaian untuk barang yang merupakan barang-barang yang dibeli satu kali saja atau barang yang cepat habis kegunaannya atau menyesuaikan angka-angka sehingga lebih mendekati tingkat di pasar, seperti gaji. Kunci dalam fase ini ialah mendapatkan gambaran yang akurat tentang bisnis. Jika memiliki angka-angka yang membutuhkan penyesuaian karena membuat keputusan untuk alasan pajak, seperti mempercepat pengeluaran atau menunda pendapatan,hanya ingin memastikan bahwa semua keputusan itu dinormalkan.

Penyesuaian pendapatan sekali dan barang yang sekali konsumsi patut didiskusikan dengan lebih rinci karena banyak perusahaan yang sangat mengandalkan keterlibatan si pemilik. Misalnya, perusahaan konsultan satu orang akan lebih susah dijual daripada perusahaan dengan staf 10 orang. Dengan ukuran yang lebih kecil, keterlibatan, jejaring, dan brand pribadi akan menjadi faktor pendorong utama dalam menggenjot pemasukan dan pembeli potensial akan mengakui ini.

Jika melakukan valuasi hanya untuk pertimbangan pribadi, atau hanya untuk meminjam uang, ini bukan masalah besar. Jika melakukan valuasi dengan tujuan menjual bisnis, harus disadari bahwa seorang pembeli akan memangkas pemasukan karena fakta tersebut. Hal ini bisa diminimalkan dampaknya dengan menawarkan kontrak pekerjaan yang akan mengikat dengan proyek ini selama beberapa waktu, atau perjanjian untuk tidak berkompetisi, untuk mencegah memulai usaha konsultan serupa namun pemasukan akan tersendat.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya dalam proses dengan data, data tersebut tidak akan membantu dengan memunculkan angka yang lebih akurat tetapi saat mempertimbangkan bahwa nilai perusahaan ialah apa yang pihak lain akan bayarkan, akurasi ini tidak memberikan keuntungan yang signifikan.Akan lebih baik untuk mempertahankan akurasi tetapi pada akhirnya harga akan ditentukan oleh pembeli.