hukum bisnis.docx

24
HUKUM Hukum adalah semua peraturan undang-undang yang ada dan berlaku yang mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Macam – macam hukum : 1. Hukum Publik adalah hukum yang mengatur kepentingan umum. Bersifat mengikat semua warga negara dan penduduk. Contoh : a. Hukum Tata Negara b. Hukum Pajak c. Hukum Pidana 2. Hukum Privat adalah hukum yang mengatur kepentigan pribadi atau perorangan. Bersifat heterogen ( boleh memilih) Contoh : a. Hukum Perdata b. Hukum Dagang c. Hukum adat yaitu hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan kebiasaan. Bentuk hubungan hukum : 1. Hubungan bias seperti dasarnya kekeluargaan

Upload: solichahdewi

Post on 27-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM BISNIS.docx

HUKUM

Hukum adalah semua peraturan undang-undang yang ada dan berlaku yang mengatur

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Macam – macam hukum :

1. Hukum Publik adalah hukum yang mengatur kepentingan umum.

Bersifat mengikat semua warga negara dan penduduk.

Contoh : a. Hukum Tata Negara

b. Hukum Pajak

c. Hukum Pidana

2. Hukum Privat adalah hukum yang mengatur kepentigan pribadi atau perorangan.

Bersifat heterogen ( boleh memilih)

Contoh : a. Hukum Perdata

b. Hukum Dagang

c. Hukum adat yaitu hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan

kebiasaan.

Bentuk hubungan hukum :

1. Hubungan bias seperti dasarnya kekeluargaan

2. Hubungan hukum seperti hubungan yang dasarnya diatur oleh hukum maka

berakibat hukum.

Page 2: HUKUM BISNIS.docx

BISNIS

Bisnis berasal dari bahasa inggris yaitu business. Secara luas arti kata bisnis

sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijadikan oleh orang atau badan secara teratur

dan terus – menerus, yaitu berupah kegiatan mengadakan barang – barang atau jasa –jasa

maupun fasilitas – fasilitas untuk di perjualbelikan, dipertukarkan, atau disewagunakan

dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

5 kelompok kegiatan bisnis :

1. Bidang industri misalnya pabrik radio, tv, mobil, motor,teksti.

2. Bidang perdagangan misalnya agen, makelar, toko besar, toko kecil.

3. Bidang jasa misalnya konsultan, penilai, akuntan, biro perjalanan,perhotelan.

4. Bidang agraris misanya pertanian, perterankan, perkebunan.

5. Bidang ekstraktif misalnya pertambangan, penggaian.

Tujuan hubungan bisnis

1. Karena ada kepentingan yaitu : mencari keuntungan bersama.

2. Untuk mempercepat proses pemasaran produk kepada masyarakat.

3. Membantu pihak lain karena tidak diijinkan memasarkan produknya secara

langsung disuatu negara.

4. Karena tidak mempunyai kemampuan bisnis.

5. Karena permasalahan permodalan.

Fungsi hukum bisnis

Adalah memberikan jawaban atas persoalan hubungan antara hukum dengan bisnis

melaui pengamatan atas pendayagunaan ketentuan hukum oleh pemerintah dalam

kegiatan perekonomian.

Page 3: HUKUM BISNIS.docx

Asas hukum bisnis :

1. Aspek perjanjian adalah dimana masing – masing pihak terikat untuk tunduk

kepada perjanjian atau kontrak yang telah disepakati.

2. Aspek kebebasan adalah dimana para pihak bebas untuk membuat dan

menentukan isi dan kontrak yan mereka sepakati.

Berkontrak pasal 1338 B.W :

“1. suatu perjanjian berlaku sebagai UU bagi neraca yang membuatnya,

2. suatu perjanjian tidak dapat di tarik kembali selain kesempatan dari kedua

belah pihak atau karena alasan – alasan yang oleh UU dinyatakan cukup untuk

itu,

3. suatu perjanji harus di lakuakan dengan itikat baik”.

SISTEMATIKA B.W / KUH Perdata

Buku I – personanrecht (orang dalam hukum)

Adalah seseorang sebagai pembawa (mempunyai) hak mulai lahir dan berakhir saat

meninggal dunia. Tetapi melaksanakan hak dibatasi karena tidak semua orang dapat

melaksanan haknya.

Hubungan Pasal 1330 B.W dengan Pasal 330 B.W

Orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21

tahun dan tidak lebih dahulu telah kawin.

Apabila perkawinan itu dibubarkan sebelum umur mereka genap 21 tahun, maka

merekatidak kembali lagi dalam kedudukan belum kawin.

Mereka yang belum dewasa dan tidak berada di bawah kekuasaan orang tua,

berada dibawah perkawinan.

Page 4: HUKUM BISNIS.docx

Buku II – zakenrecht (benda dalam hukum)

Terdapa dua pengertian benda secara,

luas yaitu segalah sesuatu yang dapat di miliki oleh seseorang.

Sempit yaitu barang yang dapat dilihat atau berwujud.

Obyek hukum bisnis

Adalah segalah sesuatu yang bisa berguna bagi subjek hukum dan dapat menjadi

pokok suatu hubugan hukum yang dilakukan oleh subjek hukum biasanya

dinamakan benda atau hak yang dapat dimiliki dan dikuasai oleh subjek.

Menurut pasal 503 KUHPd benda dibedakan menjadi dua:

1. Benda berwujud adalah segalah sesuatu yang dapat dilihat dan diraba dengan

indra manusia. Misalnya tanah, rumah, mobi, dll.

2. Benda yang tidak berwujud adalah semua hak. Misalnya Hak Paten,

Hak Cipta, Hak Merek.

Hak – hak yang berkaitan dengan kebendaan, yaitu :

1. Hak kebendaan adalah hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu

kekuasaan tersebut dapat dipertahankan terhadap setiap orang.

2. Hak milik adalah hak yang paling sempurna atas suatu benda.

3. Hak menguasai adalah suatu keadaan lahirian seorang menguasai suatu benda

atas benda tersebut.

Menurut pasal 504 KUHPd benda dibedakan menjadi dua:

1. Benda bergerak.

2. Benda tidak bergerak atau benda tetap.

Page 5: HUKUM BISNIS.docx

Dalam pasal 1997 ayat 1 B.W menentukan sebagai berikut :

Terhadap benda bergerak yang tidak berupa bunga atau piutang yang tidak harus

dibayar kepada si pembawa maka barang siapa yang menguasainya dianggap

sebagai pemilik. Contoh :

Seorang penjual sepeda ontel di jalan yang ternyata barang jualan tersebut bukan

milik melaikan hasil curian dan ketika terjual si pembeli tidak mengetahu hal

tersebut serta tidak tanya tentang hak menguasai atau hak milik sepeda. Ketika

pemilik yang sebenarnya mengambil sepedanya, selama tidak lebih dari 3 tahun

diperbolehkan dan tidak berhak memberikan ganti rugi. Namun ketika lebih dari 3

tahu maka harus memberikan ganti rugi.

Tujuan Pasal 1977 B.W

1. Untuk melindungi pihak ke 3 (tiga) yang beritikat bai.

2. Hanya berlaku dalam dunia perdagangan.

Buku III – verbintenisrecht (hukum perikatan)

Page 6: HUKUM BISNIS.docx

Menurut Pasal 1313 B.W

Perikatanpasal 1233 BW

Undang - undang

UU Perbuatan Manuasia

berdasarkan UU

SAH Pasal 1364

jika seorang dengan sukarela

dengan tidak mendapatkan

perintah untuk itu, mewakili

urusan orang lain dengan atau tanpa

pengetahuan orang ini.

maka secara diam-diam mengikat

dirinya untun meneruskan

serta menyelesaika

n urusan tersebut.

hingga orang yang diwakili kepentingann

ya dapat mengerjakan

sendiri urusan itu.

perbuatan yg bertentangan

dgan UUtidak sahcontoh : ketika B

menabrak A saat lampu

merah, maka B berhak

untuk bertanggung

jawab dan mengganti rugi biaya

pengobatan A

UU pasal 298

tiap - tiap anak dalam umur

berapapunjuga berwajib menaruh

kehormatan & kesegaran

terhadap bapak & ibunya.

persetujuan/perjanjian BB BW.persetujuan/perjanjian yaitu sesuatu

yang disetujuhi oleh 2 orang atau lebih yang terikat dalam perjanjian.

contoh : jual beli beras (seperti jenis, harga,berat/kg, dll) dari kesepakatan

kedua belah pihak, maka timbulah suatu perjanjian.

Page 7: HUKUM BISNIS.docx

Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan nama satu orang atau lebih mengikatkan

dirinya terhadap satu orang atau yang lain.

Empat syarat syahnya suatu perjanjian menurut 1320 B.W pada ayat :

1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri

Sepakat tidak didasarkan oleh paksaan, harus bebas dengan kehilafan.

Sepakat yang tidak didasarkan pada penipuan

2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian

Menurut pasal 1330

3. Suatu hal tertentu

artinya merupakan isi perjanjian harus dapat ditentukan.

(Contoh : surat perjanjian anuh. termasuk tidak boleh karena harus menunjukan

kejelasan, jadi kata anuh harus diganti dengan kata seperti surat perjanjian jual

beli atau yang lainnya sesuwai perjanjian)

Tidak boleh bertentangan dengan UU kesusilaan dan ketertipan umum.

(contoh UU kesusilaan adalah pesta selesai UNAS anak sma di jakarta).

4. Suatu sebab yang halal atau causa yang diperbolehkan.

Pasal 1338 B.W tentang akibat suatu perjanjian :

1. Semuah persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi mereka

yang membuatnya.

2. Suatu pejanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah

pihak, atau karena alasan – alasan yang oleh UU dinyatakan cukup itu.

3. Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.

Menurut Pasal 1234 B.W

Page 8: HUKUM BISNIS.docx

WAN PRESTASI adalah orang yang seharusnya melakukan sesuatu, tetapi tidak

berbuat atau tidak melakukan sesuatu.

dianggap wan prestasi bilamana seseorang :

1. Tidak melakukan apa yang seharusnya di janjikan atau dilakukan.

Contoh : beras harusnya Rojo Lele tetapi diserahkan beras bulok.

2. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan

Contoh : seharusnya tanggal 10 diserahkan, tetapi sampai tanggal 15 belum

juga diserahkan.

3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat.

Contoh : seharusnya tanggal 10 dikirim beras Rojo Lele, tetapi tanggal 15 baru

sampai.

4. Melakukan sesuatu menurut kontrak tidak boleh dilakukan.

Contoh : beras tadi seharusnya dibungkus 10 kiloan, tetapi dibungkus

karungan.

PERJANJIAN BAKU

Adalah konsep perjanjian tertulis yang disusun tampa membicarakan isi dan lazimnya

dituangkan kedalam sejumlah perjanjian tida terbatas yang sifatnya tertentu. Tidak ada

kesepakatan antara kedua belah pihak, isi perjanjian dikehendaki satu pihak dalam

bentuk formulir.

Contoh : saat menyepakati menjadi mahasiswa baru dan ketika membayar DP-2 antar

mahasiswa berbeda tergantung pada pendaftaran gelombang masuk. Lalu diberi

sebauh formulir dan mahasiswa setujuh maka tanda tanggan. Jika tida dipatuhi

atau disetujuhi maka mendapatkan sanksi tidak dapat bisa mengikuti ujian.

Jenis – jenis perjanjian baku :

Page 9: HUKUM BISNIS.docx

1. Perjanjian baku sepihak “perjanjian yang isinya ditentukan oleh pihak yang kuat

kedudukannya dalam perjanjian.

2. Perjanjian baku yang ditetapkan pemerintah “perjanjian baku yang mempunyai

obyek – obyek hak- hak atas tanah”.

3. Perjanjian baku yang ditentuankan dilingkungan notarisi atau advokad terhadap

perjanjian yang konsepnya sudah disediakan untuk memenuhi permintaan

masyarakat.

Ciri – ciri perjanjian baku :

1. Isinya ditetapkan secara sepihak oeh kreditur yang posisinya lebih kuat dari

debitur.

2. Debitur tidak ikut menentukan isi perjanjian.

3. Terdorong oleh kebutuhan debitur terpaksa menerima perjanjian tersebut.

4. Bentuknya tertulis.

5. Dipersiapkan terlebih dahulu secara masal atau individu

Kesimpulan :

1. Perjanjia baku bertentangan dengan asas kebebasan berkontrak yang

bertanggung jawab.

2. Kedudukan debitur dan kreditur tidak seimbang.

3. Pengusaha hanya mengatur Hal-haknya tidak mengatur kewajiban atau

perjanjian baku hanya memuat sejumlah kewajiaban yang harus dipikul debitur.

Asas Kebebasan Berkontran (disiapkan oleh kedua belah pihak lalu dituangakan

Page 10: HUKUM BISNIS.docx

Kedalam perjanjian berkontrak) dalam Kaitannya dengan Perjanjian Baku atau Standar:

Asas yang mendasari kebebasan berkontrak :

1. Asas konsensualisme (adanya kesepakatan

Asas ini diatur dalam pasal 1320 B.W

Pasal 1338 ialah bahwa waktu membuat isi dari perjanjian Ada kebebasan

berkontrak yaitu KUHPd/B.W tidak mengatur membuat isi tentang apa saja

boleh tetapi tidak melanggar UU, ketertipan umum, as as asusila. Contoh :

jual beli sabu-sabu.

2. asas kepercayaan

adanya saling kepercayaan antara kedua belah pihak untuk mewujudkan prestasi

(isi perjanjian) mengikat kedua belah pihak dengan perjanjian yang dibuat

memperkuat kekuatan mengikat seperti UU.

3. asas kekuatan mengikat

dalam perjanjia terdapat unsur-unsur yang dikehendaki atau kebiasaan dan

kepatuhan mengikat para pihak.

4. asas persamaan hak

para pihak dalam persamaan derajat dan menghormati sari sama lain.

5. asas keseimbangan

kedua belah pihak harus memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Dimana

kewajiban satu pihak dan kewajiaban pihak lainnya harus sama.

6. asas moral

diatur dalam pasal 1339 B.W yaitu suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk

hal - Hal yang dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala

sesuatu yang menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh kepatuhan, kebiasaan atau

undang-undang.

7. asas kepatutan

Page 11: HUKUM BISNIS.docx

berkaitan dengan isi perjanjian dengan asas ini ukuran tentang hubungan

direntukan oleh rasa keadilan dalam masyarakat.

8. asas kebiasaan

suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang diatur secara tegas,

tetapi juga hal-hal yang dalam keadaan dan kebiasaan yang diikuti.

9. asas kepastian hukum

kepastian hukum ini diwujudkan dalam kekuatan mengikat perjanjian berlaku

sebagai UU bagi para pihak yang membuat perjanjian. Tidak berlaku untuk pihak

lain.

Macam - macam perikatan :

1. Perikatan bersyarat

a. Syarat tangguh/dapat ditangguhkan

b. Syarat batal artinya tidak dapat ditangguhkan

2. Perikatan dengan ketepatan waktu

3. Perikatan altetnatif

4. Perikatan solider

5. Perikatan yang dapat dibagi dan yang tidak dapat dibagi

6. Perikatan dengan penerapan hukum

Page 12: HUKUM BISNIS.docx

Badan Usaha

Badan usaha badan hukum

Badan usaha tersebut harus didaftarakan

anggaran dasar - dasar anggaran rumah tangga

dinotaris. Setelah disahkan notaris

baru dibawah kepengadilan

negara. Setelah itu dibawah kementrian

HAM (Hak Asasi Manusia)

selanjutnya dijakarta. Oleh

kementrian HAM akan di umumkan

dalam lembaga negara. Pendirian

badan usaha tersebut sah untuk

melaksanakan kegiatan.

Badan usaha bukan berbadan hukum

Waktu membuat anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga disahkan oleh notaris di

tempatkan dimana badan usaha

didirikan. Dari notaris dibawah

kepengadilan negara untuk didaftarkan

panitera (administrasi

negara) untuk dicatat, selanjutnya

oleh pengadilan negara diumumkan

melalui berita negara selama 3 bulan. Apabila

setelah 3 bulan tidak Ada yang

memberikan komentar atas pengumuman tersebut maka dianggap sahla.

Page 13: HUKUM BISNIS.docx

Badan Usaha Bukan Badan Hukum

1. Firma (diatur dalam pasal 16 KUHD)

Pengertian : tiap perseroan yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan

memakai nama bersama.

Cara mendirikan firma :

1. Didirikan dengan Akte Notaris (pasal 22)

2. Didaftarkan di pengadilan negara dimana firma berdomisili dan di umumkan

dalam berita negara (pasal 23)

3. Tiap perubahan dalam akte pendirian harus diumumkan dalam berita negara

(pasal 28)

Akte notaris bukan syarat mutlak alat bukti tentang perjanjian mendirikan firma.

Bisa dengan akte dibawah tanggan adalah akte/surat perjanjian tanggan yang tidak

disahkan / tidak dibawah ke notaris sehingga kekuatan hukum kurang kuat

dibandingkan akte notaris apabila dipakai sebagai alat bukti. Masing-masing persero

bertanggung jawab secara renteng/hoofdeliyk (seluruh anggota ikut bertanggung

jawab apabila salah Satu pihak firma melakuakan perbuatan) tentang segala

perjanjian yang dibuat oleh salah seorang anggota firma.

Berahirnya firma :

a. Dengan bermusyawarah semua anggota yaitu karena didirikan atas

kesepakatan bersama maka berakhir dengan kesepakatan bersama.

b. Dengan lewatnya waktu menurut A.D(anggaran Dana) yaitu didalam A.D

disebutkan waktu untuk menjakankan firma, apabila sudah melewati batas

maka harus membuat baru.

c. Dengan meninggalnya salah satu anggota firma yaitu akan mengurangi jumlah

anggota, maka dibutuhkan anggota baru dan didaftarkan baru lagi.

Page 14: HUKUM BISNIS.docx

d. Dengan harusnya barang yang menjadi obyek perjanjian (dengan selesainya)

pekerjaan dimana firma didirkan yaitu jika isinya sudah tidak Ada lagi maka

dihapus.

2. CV. (comanditeire vennot sehap) pasal 19

Pengertian : "suatu perseroan dimana 2 orang atau lebih tidak ikut dalam

kepengurusan tetapi hanya memasukkan modal saja". Cara berdirinya CV sama

dengan firma dan untuk berakhirnya CV sama dengan firma kecuali pada point 3.

Keangotaan CV terdiri dari :

1. Anggota komanditer

2. Anggota komplementer

Badan Usaha berbentuk Badan Hukum :

PT. Perseroan Terbatas UU No. 40 tahun 2007

Dalam ketentuan umum :

1. Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, malakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

UU ini serta peraturan pelaksanaannya.

2. Organ perseroan adalah rapat umum pemegang Saham, direksi, dan dewan komisaris.

3. Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan

serta dalam pembangunnan ekonomi berkelanjutan.

Page 15: HUKUM BISNIS.docx

4. Rapat Pemegang Saham adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang

tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris.

5. Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas

pengurusan perseroan.

6. Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakuakan pengawasan

secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat

kepada Direksi.

7. Perseroan terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang melakuakan

penawaran umum saham.

8. Perseroan Publik adalah perseroan yang memenuhi kriteria jumlah pemegang saham

dan modal disetor.

Pendirian P.T

1. Perseroan didirikan oleh 2 orang atau lebih dengan akte notaris yang dibuat

dalam bahasa Indonesia.

2. Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan di

dirikan.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak berlaku dalam rangka

peleburan.

4. Perseroan mempengaruhi status badan hukum pada tanggal diterbitkannya

keputusan mentri mengenai pengesahan badan hukum perseroan.

5. Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan dengan

pendirian perseroan.

Page 16: HUKUM BISNIS.docx

Permohonan Untuk Mendapat Keputusan Mentri Kehakiman Berisi

1. Nama dan tempat kedudukan perseroan

2. Jangka waktu berdiriannya perseroan

3. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan

4. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor

5. Alamat lengkap perseroan

Anggaran Dasar PT.

1. Nama dan tempat kedudukan perseroan.

2. Maksut dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan.

3. Jangka waktu berdirinya perseroan.

4. Berdasarkan jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor.

5. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila Ada berikut jumlah saham untuk tiap

klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham dan nilai nominal setiap

saham.

6. Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris.

7. Penetapan tempat dan tata Cara penyelenggaraan RUPS.

8. Tata Cara pengangkatan, penggantian, Pemberhentian anggota Direksi dn Dewan

Komisaris.

9. Tata Cara penggunaan laba dan pembagian deviden.