essay hafidz arkan_afta

5
Asean Free Trade Area (AFTA) AFTA ?, PELUANG ATAU TANTANGAN ? (Bagi Apoteker Indonesia) ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA. Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area ( CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk 1 mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015. Adapun manfaat AFTA bagi Indonesia adalah semakin luasnya peluang pasar bagi produk Indonesia, biaya produksi yang semakin rendah, pilihan konsumen atas macam-macam produk yang dipasarkan semakin banyak, serta kerjasama dalam menjalankan bisnis semakin terbuka dengan beraliansi dengan pelaku bisnis di negara anggota ASEAN lainnya. Namun tentu saja akan terdapat tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia, tantangan tersebut adalah pengusaha/produsen Indonesia dituntut terus menerus dapat meningkatkan kemampuan dalam menjalankan bisnis secara Hafidz Arkan_Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Upload: adnanalthoriq

Post on 11-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

AFTA

TRANSCRIPT

Asean Free Trade Area (AFTA)

AFTA ?, PELUANG ATAU TANTANGAN ?

(Bagi Apoteker Indonesia) ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA. Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area ( CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk 1 mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.Adapun manfaat AFTA bagi Indonesia adalah semakin luasnya peluang pasar bagi produk Indonesia, biaya produksi yang semakin rendah, pilihan konsumen atas macam-macam produk yang dipasarkan semakin banyak, serta kerjasama dalam menjalankan bisnis semakin terbuka dengan beraliansi dengan pelaku bisnis di negara anggota ASEAN lainnya. Namun tentu saja akan terdapat tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia, tantangan tersebut adalah pengusaha/produsen Indonesia dituntut terus menerus dapat meningkatkan kemampuan dalam menjalankan bisnis secara profesional guna dapat memenangkan kompetisi dari produk yang berasal dari negara anggota ASEAN lainnya baik dalam memanfaatkan peluang pasar domestik maupun pasar negara anggota ASEAN lainnya.Manfaat AFTA tersebut tentu akan berdampak juga bagi apoteker-apoteker di Indonesia. Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan kefarmasian seorang apoteker di apotek adalah bentuk hakiki dari profesi apoteker, oleh karena itu Apoteker Pengelola Apotek (APA) berkewajiban mencurahkan waktu, pemikiran dan tenaganya untuk menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan apotek yang didasarkan pada kepentingan masyarakat. Sehingga dengan adanya AFTA tentu akan menguntungkan bagi apoteker karena peluang di pasar akan semakin luas, serta modal untuk membeli obat-obatan yang dijual di apotek akan semakin murah. Selan itu para apoteker Indonesia tentu akan mendapat kesempatan untuk membuka apotek di Negara ASEAN lainnya yang tentu dengan adanya AFTA akan lebih dipermudah perijinaannya.. Peluang lainnya adalah dengan adanya keragaman obat-obatan tradisional di tanah air, telah memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, dan kesehatan bangsa Indonesia. Negara Indonesia menjadi salah satu pusat tanaman obat di dunia. Ribuan jenis tumbuhan tropis, tumbuh subur di seluruh pelosok negeri. Di tengah-tengah serbuan obat-obatan modern, jamu dan ramuan tradisional tetap menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat kita. Jamu dan obat-obatan tradisional, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kita. Hal ini tentu menjadi kesempatan emas bagi apoteker Indonesia khususnya yang bekerja dalam bidang komunitas di apotek untuk mengembangkan dan memperkenalkan pasar obat-obatan tradisional asal Indonesia di seluruh negara ASEAN bahkan dunia.

Tidak hanya bagi apoteker yang bekerja di bidang komunitas apotek, apoteker yang bekerja di farmasi industri pun akan merasakan manfaat dengan adanya AFTA. Seperti kesempatan bagi para apoteker untuk merasakan kerja di industri pabrik obat di luar negeri, serta bahan baku atau modal untuk membuat produk obat tersebut pun akan murah. Hal ini disebabkan di AFTA telah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang.

Selain manfaat, adanya AFTA tentu juga akan menjadi tantangan yang harus dihadapi bagi apoteker diseluruh Indonesia. Apoteker Indonesia tentu harus dituntut untuk meningkatkan kemampuan menjalankan bisnis secara professional guna memenangkan persaingan dengan potekr-apoteker yang berasal dari negara ASEAN lainnya. Hal ini tentu saja harus didukung dari kempampuan apoteker dalam meningkatkan pemahaman di bidang farmasi yang dikuasainya. Para apoteker juga harus dituntut untuk menguasai bahasa asing guna mempermudah cara bersaing secara Internasional. Selain itu networking atau jaringan yang dimiliki apoteker harus semakin luas, hal ini dikarenakan jika ingin sukses maka tidak akan bisa dilakukan sendirian, melainkan kita membutuhkan orang lain untuk membantu kesuksesan tersebut.

Adanya pasar bebas, tidak menutup kemungkinan bahwa apoteker-apoteker yang berasal dari luar negeri akan membuka apotek di Indonesia. Hal ini tentu saja akan menjadi hal yang menakutkan bagi para apoteker Indonesia. Namun apabila apoteker Indonesia telah siap dan telah mengatakan mampu untuk bersaing secara Internasioanal dengan cara mempersiapkan segala hal yang dapat menunjang karirnya, maka tidak akan sulit untuk membuktika bahwa apoteker Indonesia mampu bersaing, dan produk-produknya seperti obat tradisionalnya pun memang layak untuk dipasarkan secara global. Dan juga jika di bidang industri farmasi, pabrik obat yang dimiliki oleh apoteker asing tentu akan semakin banyak. Namun kekuatan industri farmasi di Indonesia dapat dilihat dari populasi SDM dan SDA Indonesia. Dengan memaksimalkan dua hal tersebut industri farmasi Indonesia dipastikan tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi AFTA.Sementara di bidang farmasi klinis, AFTA tidak akan berpengaruh besar dalam 5-10 tahun mendatang. Hal ini dikarenakan apoteker Indonesia memiliki kultur, bahasa dan budaya yang sama dengan masyarakat Indonesia sehingga masyarakat tentu akan lebih mudah berkomunikasi dengan apoteker Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa apoteker Indonesia dituntut untuk bekerja lebih keras untuk mengoptimalkan kemampuan dalam konseling dan pelayanan terhadap pasien. Namun hal ini tetap perlu diwaspadai karena apoteker di ASEAN memiliki sistem pendidikan yang lebih baik. Dengan waktu sepuluh tahun pula apoteker di ASEAN memiliki waktu yang sangat cukup untuk belajar budaya Indonesia termasuk belajar bahasa Indonesia. Hal yang perlu dikhawatirkan lagi adalah kecenderungan masyarakat Indonesia yang lebih suka terhadap produk luar. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sudah banyak pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri dengan alasan kualitas yang lebih baik dan justru menjadi sebuah tren untuk berobat ke luar negeri.Cara yang sangat ampuh untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan meningkatkan eksistensi apoteker Indonesia guna mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Indonesia. Hal ini dapat meningkat apabila apoteker Indonesia bekerja sesuai dengan tanggung jawab. Sehingga tenaga kefarmasian dituntut dapat meningkatkan kualitas pelayanan, rasa cinta tanah air, daya saing antar apotek, serta fasilitas apoteker untuk meakukan riset dan komunikasi dengan pasien. Apabila hal tersebut dapat terealisasi, maka tidak akan sulit bagi para apoteker Indonesia untuk bersaing dalam AFTA, bahkan bersaing secara global di seluruh dunia.Hafidz Arkan_Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto