naskah essay

34
LOMBA ESSAI MAJESTY 2011 “PERLUKAH PEER EDUCATOR DAN PEER COUNSELLOR UNTUK PENDERITA TB PARU?” DISUSUN OLEH: RIFA IMAROH 2010730092 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Upload: zainulfahmi

Post on 23-Jan-2016

119 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

NASKAH ESSAY

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah Essay

LOMBA ESSAI

MAJESTY 2011

“PERLUKAH PEER EDUCATOR DAN PEER

COUNSELLOR UNTUK PENDERITA TB PARU?”

DISUSUN OLEH:

RIFA IMAROH 2010730092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2011

Page 2: Naskah Essay

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

PERSONAL

Full Name : Rifa Imaroh

Place and Date of Birth : Serang, 13 Oktober 1991

Gender : Female

Religion : Islam

Citizen : Indonesian

Marital Status : Single

Address : Jl. Kyai Adung No. 1 Lempuyang Blok Najmul Falah

RT/RW 05/02 Kec. Tanara Kab. Serang – Banten

School : Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas & Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Motto : Ganbatte Kudasai

Hobby : Swimming, Writing, Reading, and Singing

Phone Number :

Mobile Phone : 085782244739

E-mail : [email protected]

YM & twitter : Roikhatul_wardah/ @riefajuah

FORMAL EDUCATION BACKGROUND

2010 - now : S1/Bachelor Degree-Department of Medicine- Faculty of

Medicine and Health Sciences-University of

Muhamadiyah Jakarta

2009 -2010 : S1/Bachelor Degree – Department of Public Health,

Faculty of Medicine and Health Sciences, University of

Muhammadiyah Jakarrta

Page 3: Naskah Essay

2006 -2009 : State Senior High School 1 Serang, Majoring Natural

Science

2003 - 2006 : State Junior High School 1 Tirtayasa

1997 - 2003 : State Elementary School SDN Lempuyang 1 – Serang

1997 - 2003 : State MI Mathlaul Falah Lempuyang – Serang

INFORMAL EDUCATION BACKGROUND

2009 : ESQ Basic Training

2009 : Training of Public Speaking

2009 : Capasity Building Tobacco Control ISMKMI

2010 : Training Islamic Leadership

2010 : ESQ Basic Training

APPRENTICESHIP

1997-2003 : Juara umum SDN Lempuyang 1 dari kelas 1 sampai kelas

6

1997-2003 :Ju Juara Umum MI Mathlaul Falah dari kelas 1 sampai kelas 6

2001 : Juara 1 Lomba Sains IPA SD tingkat kecamatan Tanara

2003-2006 : Juara Umum SMPN 1 Tirtayasa dari kelas 1 sampai kelas 3

2005 : Ketua pelatihan pembuatan minyak kelapa murni (VCO) dana dari Jepang

2005 : Juara 1 Lomba Pidato SMPN 1 Tirtayasa

2005 : Juara 1 Lomba Cerdas Cermat tingkat SMPN 1 Tirtayasa

2005 : Juara 1 Lomba Cerdas Cermat antar kecamatan

2006 : Siswi Terbaik SMPN 1 Tirtayasa

2007 : Juara 3 Lomba Puisi tingkat dewasa Ponpes Roudhotul Qoniin

ii

Page 4: Naskah Essay

2008 : Juara 1 Olimpiade Kimia tingkat SMAN 1 Kota Serang

2008 : Juara 1Olimpiade Kimia tingkat Kabupaten dan Kota Serang

2011 : Terpilih sebagai Ketua BEM FKK UMJ periode 2011/2012

2011 : Juara 3 Lomba Essay Nasional JIMU FSI FK UI 2011 yang berjudul “Religioneuroimunologi, Penghilang Stress”

ORGANIZATIONAL EXPERIENCES

2005-2006 : Ketua Karya Ilmiah Remaja SMPN 1 Tirtayasa

2008 : Sekretaris Bidang Kaderisasi Risma SMAN 1 Kota Serang

2008-2009 : Pengurus Karya Ilmiah Remaja SMAN 1 Kota Serang

2010 : Anggota Departemen Keilmuan KESMAS FKK UMJ

2010 : Sekretaris bidang kaderisasi IMM Komisariat FKK UMJ 2010 : Ketua Keputrian IDAMAN (Ikatan Pemuda Nazmul

Falah)2010 : Sekretaris project group NAPZA SEMESTA (Seruan

Mahasiswa Peduli Kesehatan) UMJ2010 : Anggota PIK (Pusat Informasi dan Konseling) SEMESTA2010 : Anggota Bidang Infokom BEM FKK UMJ 2010-sekarang : Anggota M2RC (Muhammadiyah Medical Researcher

Comunity)2011-sekarang : Anggota JIMKI (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran

Indonesia) BAPIN ISMKI2011-sekarang : Anggota CD4B PSPD FKK UMJ2011-sekarang : Anggota TBM Meridien PSPD FKK UMJ2011-sekarang : Ketua BEM FKK UMJ

PERSONALITY STRENGTH

~ Self Motivated ~English

~Good communication

skill (public speaking and

writing)

~Able to work by personal and team

~Able to operate computer

Page 5: Naskah Essay

EXPERIENCE

2008 : Peserta Lomba Bulan Bahasa UNTIRTA

2008 : Peserta Lomba Menulis Cerpen IPB

2008 : Finalis Olimpiade Kimia Tingkat Propinsi Banten

2009 : Peserta Lomba Menulis Essay se-Propinsi Banten

2009 : Peserta Lomba Menulis Cerpen Majalah Pelajar

2009 : Panitia Musyawarah Komisariat IMM Komisariat FKK UMJ cabang Cirendeu

2009 : Panitia Pertemuan Nasional AMIPERS, Seminar nasional & Training Advokasi Kesehatan Reproduksi Mahasiswa

2010 : Workshop Metodologi & Aksi Penelitian Menyongsong 1 abad Muhammadiyah Health Reform Institusi (HRI)

2010 : Ketua Pelaksana MASTAMA FKK UMJ

2010 : Panitia 10 tahun Menuju Indonesia Emas ESQ

2010 : Panitia Muktamar Madani Semesta UMJ

2010 : Peserta Pelatihan Penelitian Dasar 2010

2010 : Peserta Lomba LMCR

2010 : Peserta Lomba PKM-P Dikti

2011 : Panitia Symposium Systemic Lupus Eritematosus M2RC

2011 : Peserta Lomba KTI & Essay Ilmiah TEMILNAS 2011

2011 : Peserta Symposium Nasional dalam kegiatan Temilnas 2011

2011 : Terpilih sebagai KETUA BEM FKK UMJ periode 2011/2012

KARYA YANG PERNAH DIBUAT

Essay : Jadikan Remaja Generasi Harapan Kesehatan

Page 6: Naskah Essay

Reproduksi

Essay : Generasi Muda Siap Membangun Banten

Cerpen : Antara 75 Ribu Rupiah dan keluarga

Cerpen : Api dalam Hidupku

Cerpen : Cikoi is our Love

Cerpen : Impian Agung 3 Sejoli

Karya Tulis Ilmiah : Pemanfaatan Kelapa Hijau sebagai Minyak Kelapa Murni VCO (Virgin Cocount Oil)

Essay : Makanlah Ketika Lapar, Berhentilah Sebelum Kenyang

Karya Tulis Ilmiah : Pemanfaatan Keong Racun (Achatina Fulica) Sebagai Alternatif Pengobatan Sakit Gigi

Karya Tulis Ilmiah : Meningkatkan Taraf Hidup Kesehatan Masyarakat Dengan Pemanfaatan Kulit Rambutan Sebagai Pupuk Organik Ramah Lingkungan

Karya Tulis Ilmiah : Pemanfaatan Vitamin D pada Minyak Ikan Kembung (Rastelliger faughni) sebagai Agonis PPAP Gama untuk Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

Essay : Religioneuroimunologi, Penghilang Stress

Page 7: Naskah Essay

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Subtema : Pengembangan sistem kesehatan terbaru untuk menangani

penyakit pulmonologi (preventif, kuratif, dan rehabilitatif) dari

berbagai disiplin ilmu kedokteran.

Judul Essai : Perlukah Peer Educator dan Peer Counsellor untuk Penderita TB

paru?

Nama Penulis : 1. Rifa Imaroh

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa memang benar karya

dengan judul yang tersebut diatas merupakan karya orisinal dan belum pernah

dipublikasikan dan/atau dilombakan di luar kegiatan ”Muhammadiyah Jakarta

Scientific Competition - MAJESTY 2011”.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dalam keadaan

sadar, dan apabila terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka saya siap

untuk didiskualifikasi dari perlombaan ini sebagai bentuk tanggung jawab saya.

Jakarta, 19 Desember 2011

1. ( . . . . . . . . . . . . . . . . ………)

iii

Page 8: Naskah Essay

KATA PENGANTAR

ته كا بر و لله ا ورحمة عليكم م لسال ا

Segala puji kehadirat Allah SWT, yang tidak pernah tidur dan selalu dekat

dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat dan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan essay tulisan yang bertajuk ” Perlukah

Peer Educator dan Peer Conselor untuk Penderita TB paru?”.

Essay ini disusun dalam rangka mengikuti Lomba Majesty 2011 yang

diselenggarakan oleh Muhammadiyah Medical Researcher Community (M2RC).

Penyusunan essay ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis,

melainkan banyak pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi,

dan semangat. Maka dari itu penyusun sangat berterima kasih kepada seluruh

pihak yang telah membantu.

Penulis berharap semoga essay ini dapat memberikan manfaat terutama

bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Kesehatan khususnya mengenai

peer educator dan peer consellor untuk penderita TB paru.

Akhir kata, penulis sangat mengharapkan berbagai saran dan masukan

yang dapat membangun demi tercapainya kesempurnaan essay ini karena tiada hal

yang sempurna di dunia ini, melainkan hanya kebesaran Allah.

ته كا بر و لله ا ورحمة عليكم م لسال ا و

Jakarta, Desember 2011

Penulis

iv

Page 9: Naskah Essay

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS................................................................. ii

LEMBAR ORISINILITAS KARYA......................................................................... iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

BAB I SAKIT DAN PENYAKIT……………………… ........................................ 1

1.1. TB Paru atau Masalah Kesehatan...................................................... 1

1.2. Paradigma Sakit Menuju Paradigma Sehat........................................ 4

BAB II PENDERITA TB DAN TENAGA KESEHATAN………………………. 6

BAB III PEER EDUCATOR DAN PEER COUNSELLOR UNTUK

PENDERITA TB PARU……………………………………………………………

8

3.1 Masalah Pemberantasan TB paru....................................................... 8

3.2 Peer Educator dan Peer Counsellor untuk Penderita TB Paru…….. 9

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 13

v

Page 10: Naskah Essay

BAB I

SAKIT DAN PENYAKIT

Sakit dapat diartikan sebagai suatu perasaan yang tidak enak (sengsara)

dalam segi mental atau fisik atau juga dapat dikatakan sebagai suatu penderitaan

yang disebabkan oleh gangguan fungsional, penyakit atau keturunan. Sedangkan

penyakit dikatakan sebagai suatu peralihan dari keadaan sehat ke suatu kondisi

abnormal dari bagian tubuh atau jiwa. Sakit dan penyakit memiliki hubungan

yang erat, si penyakit dapat menyebabkan sakit, ataupun sebaliknya ketika sakit

itu tidak diobati akan memperburuk kondisi sakit. Akan tetapi, tidak sedikit orang

yang mengabaikan penyakit sehingga jatuh sakit atau sebaliknya orang yang

sudah tahu dia sakit, tetapi tidak mengontrol penyakitnya. Oleh karena itu, perlu

pemahaman mendalam mengenai sakit dan penyakit karena banyak sumber

penyakit yang dapat menyebabkan tubuh menjadi sakit dan tidak sedikit pula

orang-orang yang mengabaikan kondisinya ketika menderita suatu penyakit atau

menderita sakit.

1.1 TB Paru atau Masalah Kesehatan

Secara harfiah mungkin sudah mengenal berbagai macam definisi dari sehat,

bahkan pengertian sehat dari WHO pun sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga

terutama untuk para pelaku dunia kesehatan. Sebenarnya apakah sehat itu?. Secara

garis besar sehat adalah keadaan seimbangnya tubuh, mental, dan sosial.

Seseorang dikatakan sehat, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan

cacat semata. Melainkan juga, keadaan sempurnanya jasmani, rohani, sosial, dan

ekonomi. Apabila seseorang belum memenuhi kriteria sehat yang disebutkan,

maka orang tersebut tidak dikatakan sehat. Bagaimana dengan masalah

kesehatan?.

Masalah kesehatan merupakan berbagai macam permasalahan yang terjadi

di bidang kesehatan termasuk ada atau tidaknya suatu penyakit yang dapat

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Menurut Hendric L. Blum (1974),

1

Page 11: Naskah Essay

ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan, dan keturunan. Ke empat faktor tersebut saling terkait dan

mempengaruhi satu sama lain.

Indonesia memiliki beragam masalah kesehatan. Oleh karena terlalu banyak

masalah kesehatan, penanggulangan untuk menghapushamakan masalah

kesehatan itu satu per satu pun sangat sulit dilakukan. Masalah kesehatan itu harus

ditanggulangi. Oleh karena itu, membutuhkan sikap dan tindakan, baik dari

individu, maupun tenaga kesehatan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan.

Salah satu masalah kesehatan di Indonesia adalah TB paru karena di

Indonesia penyakit TB paru merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah

kesehatan masyarakat. Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TB paru

terjadi, di mana sekitar 1/3 penderita terdapat di sekitar puskesmas, 1/3 lagi

ditemukan pada pelayanan rumah sakit atau klinik pemerintah dan swasta, praktik

swasta, dan sisanya belum terjangkau oleh unit pelayanan kesehatan. Kematian

karena TB paru diperkirakan 175.000 per tahun, di mana penderita TB paru

sebagian besar adalah kelompok usia produktif dan sebagian besar sosial ekonomi

lemah. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC

atau TB Paru di dunia.

Dengan Makin memburuknya keadaan ekonomi Indonesia belakangan ini,

kelompok penduduk miskin bertambah banyak, daya beli Makin menurun,

kemampuan memenuhi kebutuhan pokok Makin berkurang dan dikhawatirkan

keadaan ini akan memperburuk kondisi kesehatan masyarakat khususnya

penderita TB paru. Disamping program pemerintah untuk mengentaskan

kemiskinan, penderita TB paru juga perlu disembuhkan.

TBC atau TB paru adalah penyakit infeksi menular dan menahun yang

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman tersebut biasanya

masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara (pernafasan) ke dalam paru-paru,

kemudian kuman tersebut menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain

melalui penyebaran darah,kelenjar limfe, saluran pernafasan, penyebaran

langsung ke organ tubuh lain.

2

Page 12: Naskah Essay

TB paru ini dapat menimbulkan berbagai macam gejala klinis antara lain,

batuk lebih dari 3 minggu, demam, nyeri dada, sesak nafas, tidak nafsu makan,

berkeringat malam, batuk darah, badan menjadi lemas. Jadi, jika penyakit ini tidak

segera ditanggulangi, maka penderita TB paru akan menderita keluhan yang lebih

parah lagi dan bisa saja kemungkinan adanya komplikasi dari penyakit ini, seperti

emfisema, efusi pleura, dan lain-lain.

Cara penularan kuman TB yang menyebabkan penyakit TB paru sangat

mudah.Droplet Nucles yang merupakan partikel 1 sampai 10 mikron, dikeluarkan

oleh penderita penyakit TBC dengan cara batuk-batuk, bersin, bicara, penderita

meludah ke tanah kemudian kuman tersebar ke udara. Oleh karena itu, penyakit

ini disebut “Airbone Infection”. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut

terhirup ke dalam saluran pernafasan. Jika sistem imun orang yang terpapar

kuman lemah dan sering terpajan dengan orang yang menderita TB paru, maka

akan mudah bagi orang tersebut tertular TB paru. Namun, bagi orang yang sistem

imunnya kuat jika sering terpapar dengan penderita TB, kuman tersebut tetap

masuk ke dalam tubuh orang yang terpapar, namun dormant atau tidak

menyebabkan pengaruh apapun, tetapi jika tubuh seseorang yang terdapat kuman

TB paru yang dormant sedang lemah, maka akan terinfeksi TB dan biasanya

segera menimbulkan gejala TB paru.

Pengobatan TBC harus dilakukan secara  terus-menerus  tanpa  terputus

walaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pengobatan yang terhenti di

tengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten dan TBC akan sulit

untuk disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama maka butuh

keterlibatan  anggota  keluarga  untuk mengawasi dan menyiapkan obat. 

Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk menuntaskan pengobatan

agar benar-benar tercapai kesembuhan.

Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan, kasus

kambuh, kegagalan pengobatan, dan resistensi kuman karena kurang

disiplinnya pasien dalam minum obat maka dibutuhkan metode khusus untuk

menanggulangi masalah kesehatan ini.

3

Page 13: Naskah Essay

1.2 Paradigma Sakit Menuju Paradigma Sehat

Dahulu, orang menganggap apabila tubuh belum merasakan suatu penyakit,

jarang ada yang peduli untuk memeriksakan kesehatannya sebelum rasa sakit itu

benar-benar diderita dan dirasakan oleh penderita. Jika penyakit itu sudah

menyerang tubuh, barulah mau mengontrol dan memeriksakan kesehatannya dan

jika didiagnosa suatu penyakit, orang tersebut akan kaget dan segera mencari

pertolongan demi kesembuhan penyakit itu. Mungkin penjelasan inilah yang

dinamakan sebagai paradigma sakit, seseorang baru akan berobat ke dokter jika ia

menderita suatu keluhan atau penyakit. Terus bagaimana dengan konsep

paradigma sehat?.

Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan

kesehatan yang bersifat holistik, dengan cara melihat masalah kesehatan yang

dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sector. Upayanya lebih

diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, Bukan

hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Jadi, seseorang dapat

datang ke dokter kapan saja untuk memeriksakan kesehatan dan kondisi tubuhnya,

sebelum ada penyakit. Seseorang yang paham akan paradigma sehat akan

berpikir bahwa untuk menjadi tetap sehat tidak selalu harus sakit terlebih dahulu.

Oleh karena itu, sangat diperlukkan pemeriksaan kesehatan dan konsultasi kepada

tenaga kesehatan terutama dokter sebelum penyakit itu menyerang tubuh.

Penjelasan singkatnya bahwa Paradigma sakit adalah upaya membuat orang

sakit  menjadi sehat, sedangkan paradigma sehat merupakan upaya membuat

orang sehat tetap sehat, Paradigma sehat mengutamakan upaya promotif dan

preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Masalah TB paru dapat ditanggulangi dengan mengubah paradigma sakit TB

paru menuju paradigma sehat dan terbebas dari TB paru. Pemahaman ini

menjelaskan kepada masyarakat bahwa jangan sampai masyarakat baru akan

memeriksakan kesehatan ke dokter ketika gejala-gejala TB paru itu muncul.

Namun, pemahamannya diubah menjadi paradigma sehat dengan cara memahami

akan TB paru itu sendiri dan selalu memeriksakan kesehatan dan apabila TB paru

itu sudah menjangkiti tubuh, bersegeralah untuk konsultasi kepada tenaga

4

Page 14: Naskah Essay

kesehatan untuk mencari pengobatan yang baik dan rutin serta mencegah

penularan penyakit tersebut kepada keluarga, lingkungan sekitar dan orang lain.

5

Page 15: Naskah Essay

BAB II

PENDERITA TB DAN TENAGA KESEHATAN

Kasus TB paru hampir selalu mengalami peningkatan dan tidak sedikit yang

terkena TB paru, bahkan tidak sedikit pula penderita TB paru yang belum

terjangkau oleh unit pelayanan kesehatan seperti daerah terpencil yang ada di

pelosok pulau-pulau Indonesia dan masyarakat dengan ekonomi rendah. Namun,

untuk mengatasi itu semua, pemerintah sudah berusaha menyediakan tenaga

kesehatan dan penanganan TB paru di puskesmas-puskesmas dekat pemukiman

penduduk, tetapi hal ini tidak terlalu berpengaruh dalam mengurangi kejadian TB

paru di Indonesia. Kenapa hal ini dapat terjadi?.

Hal ini dapat terjadi karena masih rendahnya angka penyembuhan TB paru,

ketidakterjangkauan tenaga kesehatan untuk menangani penderita TB paru

menyebabkan meningkatanya kasus baru TB paru, kasus kambuh dan

kegagalan pengobatan serta resistensi kuman karena kurang

disiplinnya pasien dalam minum obat serta mempermudah penularan TB paru

karena masyarakat kurang memahami cara menghindari penularan TB paru.

Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus walaupun

pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Karena ketidakpatuhan pasien

inilah yang akan membutuhkan waktu cukup lama untuk penyembuhan

penderita TB paru.

Tenaga kesehatan seperti dokter atau tenaga kesehatan lainnya

tidak mampu untuk selalu menangani dan mengontrol ketidakpatuhan

penderita TB paru untuk minum obat secara tertatur karena masih

banyak pekerjaan di bidang kesehatan lainnya yang harus diperhatikkan

pula. Oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan kesehatan kepada

masyarakat dan lingkungan keluarga mengenai TB paru.

Pendidikan kesehatan mengenai TB paru itu sendiri pun dipandang

perlu untuk masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui dan

mencegah kejadian TB paru. Namun, hal ini tidak selalu harus dilakukan

oleh tenaga kesehatan. Masyarakat lingkungan sekitar, keluarga, dan

6

Page 16: Naskah Essay

teman sebaya pun dapat melakukan pendidikan kesehatan terutama

mengenai TB paru agar lebih terkontrol oleh orang terdekat dan segera

teratasi apabila terdapat kasus baru TB paru sehingaa untuk mengatasi

semua masalah yang terkait dengan penderita TB paru dan kasus TB

diperlukkan cara khusus untuk menanggulangi masalah tersebut agar

dapat mengurangi angka kejadian TB paru di Indonesia.

7

Page 17: Naskah Essay

BAB III

PEER EDUCATOR DAN PEER COUNSELLOR

UNTUK PENDERITA TB PARU

3.1 Masalah Pemberantasan TB paru

Pemberantasan TB paru secara nasional telah berlangsung selama 30

tahun, sejak tahun 1969, namun hasilnya belum memuaskan. Padahal kuman

penyakit penyebab ini telah diketahui dan obat-obatannya cukup efektif dan

mengalami kemajuan pesat. Tetapi, penanggulangan dan pemberantasannya

sampai saat ini masih belum memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan

penyakit ini, disamping faktor medis, ekonomi dan sosio budaya, sikap dan

perilaku orang terhadap penyakit ini juga mempengaruhi keberhasilan dalam

penanggulangan penyakit ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengobatan

dapat disimpulkan menjadi sebagi berikut:

1. Faktor sarana

Faktor sarana ini ditentukan oleh:

Tersedianya obat yang cukup dan kontinyu

Edukasi petugas pelayanan kesehatan yang baik

Pemberian regimen OAT yang adekuat

2. Faktor penderita

Faktor penderita biasanya ditentukkan oleh:

Pengetahuan penderita akan pengetahuan yang cukup mengenai

penyakit TB paru, cara pengobatan, dan bahaya akibat berobat

tidak adekuat.

Menjaga kondisi tubuh yang baik dengan makanan bergizi, cukup

istirahat, hidup teratur, dan tidak minum alkohol atau merokok.

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan tidak membuang

dahak sembarangan. Apabila batuk menutup mulut dengan sapu

tangan. Jendela rumah cukup besar untuk mendapat cukup sinar

matahari.

8

Page 18: Naskah Essay

Tidak perlu merasa rendah diri atau hina karena TB paru adalah

penyakit infeksi biasa dan dapat disembuhkan apabila berobat

dengan benar.

Kesadaran dan tekad penderita untuk sembuh.

3. Faktor keluarga dan masyarakat lingkungan

Dukungan keluarga dapat menunjang keberhasilan pengobatan

seseorang dengan selalu mengingatkan penderita agar minum obat.

Pengertian yang dalam terhadap penderita yang sedang sakit dan

member semangat agar tetap rajin berobat.

Itulah hal-hal yang menjadi permasalahan pemberantasan TB paru sampai

saat ini, oleh karena itu, membutuhkan suatu rancangan dan metode yang lebih

baik lagi untuk memberantas TB paru terutama yang terkait dengan faktor ketiga,

yaitu faktor keluarga dan masyarakat lingkungan.

3.2 Peer Educator dan Peer Counsellor untuk Penderita TB Paru

Mengingat banyak sekali masalah dalam melakukan penganggulangan dan

pemberantasan kasus penyakit TB paru. Oleh karena itu, untuk memberantasnya

tidak hanya membutuhkan bantuan tenaga kesehatan, melainkan membutuhkan

peer educator dan peer counsellor untuk penderita TB paru, agar dapat

mengurangi kejadian kasus TB paru secara mandiri karena tidak mungkin tenaga

kesehatan dapat menjangkau semuanya untuk menanggulangi masalah ini.

Peer educator adalah pola pendidikan yang diterapkan pada teman-teman

sebaya. TB paru dapat menyerang siapa saja, baik dewasa, orang tua, maupun

anak-anak. Oleh karena itu, dalam lingkungan masyarakat tempat tinggal si

penderita TB paru atau keluarga harus memiliki pengetahuan seputar TB paru

agar dapat memberikan pengetahuan mengenai penyakit TB paru, baik pada

teman sebayanya, maupun yang tidak sebaya karena pada dasarnya seseorang

akan merasa lebih nyaman untuk bercerita dengan orang lain yang seusia. Peer

educator berfungsi untuk melakukan pendidikan kesehatan mengenai penyakit TB

paru agar memberikan kesadaran kepada teman sebaya, keluarga, dan masyarakat

9

Page 19: Naskah Essay

sekitar akan pengetahuannya mengenai penyakit TB paru sehingga terhindar dari

kemungkinan menderita penyakit TB paru.  

Cara menerapkan konsep peer educator untuk penderita TB paru ini, yaitu:

1. Membentuk peer educator dalam lingkungan masyarakat, misalnya dalam

lingkungan kelurahan, buatlah kelompok peer educator yang nantinya akan

diberitahukan informasi seputar TB paru dan yang diberi informasi ini

diharapkan akan menjadi kader yang akan mendidik masyarakat dan

keluarganya mengenai penyakit, bahaya, dan cara pengobatan TB paru.

Buatlah kelompok peer educator ini beragam orang dari yang anak-anak,

dewasa, dan orang tua sehingga nantinya mereka dapat menjadi pendidik

sebaya. Anak-anak yang sudah diberi bekal ilmu pengetahuan dapat

menyampaikan ke teman-temannya, begitupun remaja akan menyampaikan

kepada sesama remaja.

2. Membentuk peer educator dalam keluarga dengan cara menunjuk anggota

keluarga atau siapa saja yang siap menerima ilmu pengetahuan seputar

penyakit TB paru yang selanjutnya akan disampaikan kepada anggota

keluarga ilmu tersebut serta peer educator dalam keluarga ini dapat menjadi

alarm atau peringatan supaya lingkungan keluarga dapat terhindar dari

penyakit TB paru.

Setelah peer educator berhasil untuk mengurangi kasus TB paru baru, peer

counsellor juga dipandang perlu untuk mengatasi, baik penderita yang sudah

menderita TB paru, maupun yang dicurigai akan menderita TB paru serta

mengontrol pengobatan penderitan TB paru agar tidak putus pengobatannya

karena masalah utama adalah ketidakdisiplinan pasien dalam mengikuti

pengobatan TB paru sehingga membutuhkan pengawas obat mandiri, selain yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Peer Counsellor merupakan bentuk pengabdian dalam bentuk layanan

konseling dari masyarakat untuk masyarakat. Masyarakat yang menjadi konselor

adalah masyarakat yang terlatih dan memiliki minat untuk membantu

masyarakat.  Masyarakat yang bergerak dalam peer counsellor dapat juga berasal

dari peer educator yang telah dibuat ataupun disatukan fungsinya antara peer

10

Page 20: Naskah Essay

educator dan peer counsellor. Cara menerapkan konsep peer counsellor untuk

penderita TB paru ini, yaitu:

1. Menentukkan satu penanggungjawab ditingkat kelurahan untuk menjadi

pemimpin dari kelompok peer counsellor yang akan dibuat

2. Membentuk kelompok peer counsellor dalam masyarakat dan keluarga untuk

melakukan konseling kepada masyarakat atau keluarga khususnya bagi

masyarakat atau keluarga yang menderita TB paru

3. Penanggungjawab peer counsellor dalam masyarakat atau dalam kelurahan

tempat tinggal bertanggung jawab untuk memantau setiap kasus-kasus baru

yang dicurigai TB paru. Apabila dicurigai ada yang menderita TB paru segera

lakukan langkah-langkah penanganan TB paru dengan terlebih dahulu untuk

memeriksakan kesehatannya, menyediakan pot sputum untuk memastikan

seseorang tersebut terkena TB paru atau tidak serta dapat juga dilakukan tes

rontgen. Setelah hasilnya positif TB paru, berikanlah pemahaman kepada

penderita untuk melakukan pengobatan dengan baik serta dipantau proses

pengobatannya, dapat juga pemantauan pengobatan diserahkan kepada peer

counsellor yang dibentuk pada setiap keluarga agar perhatiannya lebih dekat

dan mudah, kemudian beritahukan kepada penderita untuk melakukan

pencegahan supaya tidak tertular kepada anggota keluarga atau masyarakat

lain.

4. Tugas peer counsellor ini melakukan konseling terhadap penderita TB paru

dan mengontrol serta mengawasi proses pengobatan sampai penyakitnya

sembuh.

5. Melakukan monitoring pengobatan penderita TB paru, baik dalam keluarga,

maupun dalam masyarakat

6. Melakukan monitoring bagi masyarakat atau anggota keluarga yang memiliki

tanda dan gejala terkena TB paru

7. Peer counsellor ini juga harus bersedia menjadi peer educator supaya dapat

memberikan ilmu tentang penyakit TB paru, bahaya, serta tata cara

pengobatannya agar konselingnya selalu jalan.

11

Page 21: Naskah Essay

Dengan adanya peer educator dan peer counsellor untuk penderita TB

paru, baik dalam masyarakat, maupun keluarga diharapkan dapat mengurangi

angka kejadian penyakit TB paru karena dengan adanya ini dapat membantu

dalam melakukan pengawasan terhadap penderita TB paru yang sedang

melakukan pengobatan dan juga dapat menjadi pengontrolan bagi munculnya

kasus TB paru yang baru dalam suatu masyarakat ataupun keluarga. Jadi, sangat

diperlukan adanya peer educator dan peer counsellor untuk penderita TB paru.

12

Page 22: Naskah Essay

BAB IV

PENUTUP

Penyakit TB paru dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, remaja,

dewasa muda, dan orang tua. Penyakit TB paru merupakan penyakit yang sudah

diketahui penyebab dan pengobatannya, namun masih menjadi salah satu masalah

kesehatan yang besar, baik di Indonesia, maupun dunia.

Pengobatan TB paru membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga

membuat malas penderita TB paru untuk meminum obatnya secara rutin dan

apabila pengobatan ini tidak dilakukan dengan baik dapat menyebabkan

kumannya resisten dan lama proses penyembuhannya. Masalah terbesar dari

pemberantasan penyakit TB paru ini sendiri adalah karena kurang kedisiplinan

penderita dalam melakukan pengobatan serta status ekonomi yang rendah

sehingga membutuhkan metode penanggulangan dan pemberantasan kasus TB

paru yang tepat salah satunya adalah dengan membuat peer educator dan peer

counsellor.

Dalam penulisan essai ini, penulis begitu menyadari terdapat banyak

kekurangan di dalamnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan tulisan-tulisan berikutnya. Kritik dan saran dapat

disampaikan melalui alamat email yang tertulis dalam biografi penulis di halaman

berikutnya.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat

dipergunakan sebaik-baiknya oleh pihak-pihak terkait.

13

Page 23: Naskah Essay