epidemiologi deskriptif i

29
BAB I PENDAHULUAN Masalah kesehatan pada dasarnya tersebar mengikuti pola distribusi epidemiologis. Artinya, sering tidaknya suatu penyakit tersebar pada suatu tempat adalah sesuai dengan besarnya keberadaan faktor-faktor epidemiologis di daerah atau komuniti bersangkutan. Karena itu, secara umum penyakit tersebar menurut faktor-faktor penjamu,agen, dan lingkungan. Dan untuk menjelaskan distribusi itu dipergunakanlah model PPT (person, place, dan time). Pengutaraan distribusi penyakit dilakukan dengan menyatakan karakteristik penderita, tempat kejadian, dan waktu kejadiannya. misalnya, dikatakan bahwa 500 orang dewasa umur 25-60 tahun yang menderita TBC di Kecamatan Salotuwo pada tahun 2006. Contoh ini menunjukkan bahwa data yang dibutuhkan adalah data mengenai karakteristik epidemiologis yang berkaitan dengan distribusi penyakit yang diamati. Dalam epidemiologi deskriptif ini peranan keterangan atau karakteristik faktor orang, faktor waktu, dan faktor tempat sangat erat hubungannya satu dengan yang lainnya sehingga ketiga faktor tersebut harus diamati secara serentak atau bersamaan maupun secara terpisah. Misalnya dalam suatu kota besar biasanya terdapat lokasi tempat tinggal kelompok suku atau ras tertentu, dengan kebiasaan tertentu dan Epidemiologi Deskriptif | 1

Upload: kugy-yguk

Post on 09-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

EPIDEMIOLOGI DASAR

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANMasalah kesehatan pada dasarnya tersebar mengikuti pola distribusi epidemiologis. Artinya, sering tidaknya suatu penyakit tersebar pada suatu tempat adalah sesuai dengan besarnya keberadaan faktor-faktor epidemiologis di daerah atau komuniti bersangkutan. Karena itu, secara umum penyakit tersebar menurut faktor-faktor penjamu,agen, dan lingkungan. Dan untuk menjelaskan distribusi itu dipergunakanlah model PPT (person, place, dan time). Pengutaraan distribusi penyakit dilakukan dengan menyatakan karakteristik penderita, tempat kejadian, dan waktu kejadiannya. misalnya, dikatakan bahwa 500 orang dewasa umur 25-60 tahun yang menderita TBC di Kecamatan Salotuwo pada tahun 2006.Contoh ini menunjukkan bahwa data yang dibutuhkan adalah data mengenai karakteristik epidemiologis yang berkaitan dengan distribusi penyakit yang diamati.Dalam epidemiologi deskriptif ini peranan keterangan atau karakteristik faktor orang, faktor waktu, dan faktor tempat sangat erat hubungannya satu dengan yang lainnya sehingga ketiga faktor tersebut harus diamati secara serentak atau bersamaan maupun secara terpisah. Misalnya dalam suatu kota besar biasanya terdapat lokasi tempat tinggal kelompok suku atau ras tertentu, dengan kebiasaan tertentu dan kegiatan ekonomi yang mungkin berkaitan pula dengan waktu-waktu tertentu.Peranan epidemiologi adalah sebagai alat dan sebagai metode atau pendekatan pemecahan masalah. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah , di mana dan bagaimana penyebaran masalah, serta kapan penyebaran masalah tersebut terjadi. Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilamana masalah tersebut terjadi.

BAB IIDASAR-DASAR TEORIEpidemiologi deskriptif merupakan salah satu metode dalam epidemiologi yang digunakan untuk memberikan hasil pegamatan umum yang berkenaan dengan hubungan antara penyakit dan ciri-ciri pokok dari subjek yang diteliti. Frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).Tujuan epidemiologi deskriptif yaitu:1) Memperoleh informasi tentang distribusi penyakit, besarnya beban penyakit, dan kecenderungan penyakit pada populasi yag berguna dalam perencanaan dan alokasi sumber daya untuk intervensi kesehatan2) Memberikan pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit3) Merumuskan hipotesis tentang pajanan sebagai faktor risisko/kausa penyakit.2.1 Orang (person)Ciri-ciri demografi dasar dan karakteristik sosial pada manusia merupakan attribute yang paling penting. Dalam variabel orang yang menyangkut masalah penyakit akan membahas peranan umur, jenis kelamin, ras atau golongan etnik, status sosial-ekonomi, status perkawinan, pekerjaan, struktur keluarga, dan paritas.2.1.1 UmurUmur merupakan salah satu faktor penting pada proses terjadinya penyakit dan merupakan variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian hampir semua keadaan menunjukan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membaca dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur.Untuk keperluan perbandingan, maka WHO menganjurkan pembagian-pembagian umur sebagai berikut:a) Menurut tingkat kedewasaan:0-4 tahun: bayi dan anak-anak15-49 tahun: orang muda dan dewasa50 tahun ke atas:orang tua b) Interval 5 tahun:Kurang 1 tahun1-4 tahun5-9 tahun10-14 tahun c) Untuk mempelajari penyakit anak:0-4 bulan5-10 bulan11-23 bulan2-4 tahunSesuai dengan besarnya umur, terdapat kemungkinan perbedaan dalam faktor keterpaparan dan kepekaan tertentu berdasarkan lamanya perjalanan hidup.Umur sangat penting dalam penentuan masalah kesehatan karena:1) Ada kaitannya dengan daya tahan tubuh2) Ada kaitannya dengan ancaman terhadap kesehatan3) Ada kaitannya dengan kebiasaanSesungguhnya hampir semua penyakit berhubungan dengan umur. Berbagai penyakit infeksi, penyakit kongenital, dan kebanyakan genetic disorder cenderung untuk terjadi pada masa bayi dan anak-anak,sementara penyakit jantung, kanker, stroke, hipertensi, diabetes, dan penyakit kronik lainnya terjadi pada usia tua. Sedangkan penyakit yang berhubungan dengan lingkungan, misalnya tercemar bahan kimiawi, keracunan atau polusi dapat terjadi pada umur kapan saja.Dari segi umur pula tampak adanya peningkatan kecenderungan terjadinya penyakit dengan bertambahnya usia. Makin tua seseorang makin peka terhadap penyakit dan makin banyak keterpaparan yang dialami. Karena itu, umur meningkat secara alamiah akan membawa pertambahan resiko penyakit. Berapa besar pertambahan itu akan dapat diukur dengan pendekatan epidemiologi tertentu. Namun tidak semua penyakit menunjukkan hubungan linier positif dengan umur.Selain bentuk linier positif, bentuk lain hubungan umur dengan kejadian penyakit dapat berupa:a) Hubungan linier negatif, seperti pada penyakit yang berhubungan dengan peningkatan imunitas.b) Bentuk kurva/setengah lingkaran, misalnya penyakit akibat kehamilan atau meningkat pada usia dewasa.c) Bentuk huruf J, berkaitan dengan hubungan umur dengan kematian.Ancaman penyakit berdasarkan usia seperti dikutip dari wrongdiagnosis.com, kamis (16/12/2010) yaitu:a. Usia remajaUmumnya remaja adalah suatu masa yang memiliki kesehatan, pertumbuhan dan kematangan yang baik. Namun sebagian besar remaja saat ini memiliki kelebihan berat badan atau obesitas yang membuatnya beresiko terkena penyakit jantung atau diabetes. Untuk kondisi seksualnya cenderung sedang berada di puncak pubertas, sehingga penyakit yang diderita kemungkinan chlamydia. Kondisi yang mencapai puncaknya saat remaja adalah jerawat, asma, alergi, penyakit autoimun seperti diabetes tipe 1 dan rheumatoid arthritis. Perilaku kecemasan dan kadang muncul sejak remaja. Namun ada juga yang mengalami gangguan makan seperti bulimia atau anoreksia akibat obsesi yang berlebihan untuk menurunkan berat badan.b. Usia 20-an tahunPada usia ini, seseorang berada dalam semangat dan kegiatan yang tinggi sehingga berisiko mengalami penyakit menular seksual atau PMS (sekitar dua per tiga orang yang terkena PMS berada di bawah usia 25 tahun), kecelakaan dan cedera. Berbagai kondisi lain juga bisa mempengaruhi orang yang berusia 20-an tahun seperti migran, skizofrenia, osteopenia (akibat gaya hidup yang sedikit aktivitas fisik) atau lupus.c. Usia 30-an tahunSeiring dengan adanya perubahan pola hidup, maka saat ini beberapa penyakit seperti jantung atau diabetes bisa muncul diusia 30-an tahun. Selain itu beberapa kanker tertentu juga dapat menyerang. Pada usia ini seseorang cenderung mulai dihantui oleh gangguan kolesterol tinggi dan juga gangguan kadar gula darah.d. Usia 40-an tahunPada usia ini beberapa orang menjadi lebih rentan terkena penyakit, terutama yang memiliki hipertensi, jantung atau berbadan gemuk baik karena keturunan atau pun akibat gaya hidup. Saat berada di usia ini harus waspada terhadap penyakit degeneratif (penyakit akibat bertambahnya usia) seperti jantung koroner, kolesterol, dan asam urat. Untuk anak laki-laki ada beberapa penyakit yang bisa menyerang seperti kanker prostat atau kebotakan.e. Usia 50 tahun ke atasPada usia ini tingkat kesehatan cenderung sudah menurun, karenanya seseorang rentan terkena beberapa penyakit seperti artritis, osteoporosis, penyakit jantung, gangguan memori, stroke, pembesaran prostat dan juga kanker. Sebagian besar kanker terjadi pada usia ini, karena biasanya membutuhkan waktu selama 20-30 tahun hingga kanker tersebut muncul dan terdeteksi. Selain itu pada usia 50 tahun ke atas juga cenderung mengalami masalah pada gusi.2.1.2 Jenis KelaminSelain umur, jenis kelamin juga merupakan variabel penting dalam menentukan angka kesakitan dan kematian. Angka kesakitan dan kematian antara pria dan wanita harus dipelajari agar dapat terlihat penyebab berubahnya variabel yang dimaksud. Ada beberapa penyakit yang hanya menyerang pria saja atau wanita saja, misalnya angka kematian untuk berbagai penyakit kelamin lebih tinggi terjadi pada pria atau pada beberapa penyakit dapat lebih tinggi pada pria daripada wanita atau sebaliknya, misalnya pada wanita terjadi kanker serviks dan pada pria terjadi kanker prostat. Perbedaan angka kematian ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam diri seseorang, yaitu genetik yang berhubungan langsung dengan faktor jenis kelamin, selain itu faktor hormonal juga bisa dihubungkan dengan perbedaan angka kesakitan tersebut yang berkaitan dengan jenis kelamin. Faktor lainnya adalah faktor lingkungan dan perilaku (lebih banyak pria memiliki perilaku merokok, minum minuman keras, candu, bekerja berat, berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya, dan lainnya).Contoh lain, angka kesakitan kerusakan kulit yang lebih tinggi dikalangan wanita di Amerika dihubungkan dengan kemungkinan bahwa wanita lebih bebas melakukan perawatan kulit.2.1.3 Golongan EtnikPenyebaran masalah kesehatan tergantung dari golongan etnik yang dimiliki. Golongan etnik adalah sekelompok manusia dalam suatu masyarakat yang memiliki kebiasaan hidup atau sifat biologis dan genetik yang sama. Golongan etnik dibedakan atas:a) RasPengelompokkan menurut ras didasarkan pada warna kulit dan bentuk tubuh. Dikenal ada tiga ras utama yaitu, ras kulit putih, ras kulit hitam dan ras kulit kuning atau sawo matang. Adanya penyakit yang secara genetik berhubungan erat dengan ras yaitu sickle cell anemia dan kanker kulit.b) Suku BangsaPengelompokkan dalam suku bangsa didasarkan pada tempat tinggal, adat istiadat, kebiasaan hidup, keadaan sosial ekonomi atau susunan makanannya. Contohnya, diabetes mellitus lebih sering terjadi pada penduduk Jawa karena kebiasaan memakan makanan yang manis.2.1.4 Status Sosial-EkonomiStatus sosial ekonomi adalah variabel yang paling sering dilihat hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian, karena berkaitan dengan tingkat kehidupan seseorang. Adapun subvariabel dari kelas sosial ini yaitu pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan tempat tinggal. Hal-hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan, maka tidaklah mengherankan jika kita melihat perbedaan dalam angka kesakitan atau kematian antara berbagai kelas sosial.Di Indonesia, penggolongan kelas sosial masih sulit karena jenis pekerjaan tidak memberi jaminan perbedaan dalam penghasilan. Tetapi ada 5 tingkatan kelas sosial berdasarkan kesejahteraan keluarga yaitu:1) Pra SejahteraBelum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal seperti pengajaran, agama, sandang, pangan, papan dan kesehatan.2) Sejahtera IDapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal (sesuai kebutuhan dasar pada pra sejahtera) tapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial, psikologi seperti pendidikan, interaksi dalam keluarga dan lingkungan.3) Sejahtera IIDapat memenuhi kebutuhan tingkat pra sejahtera dan sejahtera I tapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan (menabung dan memperoleh informasi).4) Sejahtera IIIDapat memenuhi kebutuhan tingkat pra sejahtera, sejahtera I dan II, namun belum dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap masyarakat dan berperan aktif dalam masyarakat.5) Sejahtera III plusDapat memenuhi semua kebutuhan pada tingkat pra sejahtera, sejahtera I,II, dan III.Di Inggris penggolongan status sosial di dasarkan atas dasar jenis pekerjaan seseorang, yaitu profesional, intermediate (menengah), skilled (tenaga terampil), partly skilled (tenaga setengah terampil), dan unskilled (tidak memiliki keterampilan).2.1.5 Status PerkawinanStatus perkawinan adalah perkumpulan antara 2 jenis kelamin yang berbeda dalam bentuk keluarga yang diakui secara Undang-Undang yang berlaku baik sipil maupun agama.Dari sudut pandang Epidemiologi, status perkawinan mempengaruhi penyebaran masalah kesehatan, karena pola perilaku kalangan yang belum menikah berbeda dengan dengan kalangan yang sudah menikah. Secara umum, pengaruh tersebut dapat dibedakan dalam 3 hal, yaitu:1) Pengaruh terhadap pola penyakitPola penyakit yang ditemukan pada kelompok orang yang belum menikah berbeda dengan pola penyakit yang ditemukan pada kelompok orang yang sudah menikah. Contohnya, penyakit kelamin lebih banyak ditemukan pada kelompok orang yang belum menikah, penyakit akibat kecelakaan lebih banyak terjadi pada kelompok orang yang menikah.2) Pengaruh terhadap resiko terkena penyakitResiko terkena penyakit TB parudan HIV AIDS misalnya, akan lebih besar terjadi pada istri atau suami yang pasangannya menderita penyakit tersebut.3) Pengaruh terhadap penanganan penyakitKelompok orang yang belum menikah jika menderita penyakit akan mendapat perawatan yang kurang dibandingkan dengan mereka yang telah berkeluarga karena kurangnya anggota keluarga yang turut membantu mengatasi penyakit.2.1.6 PekerjaanPekerjaan juga variabel yang sering dilihat hubungannya dengan angka kesakitan dan kematian, di mana jenis pekerjaan dapat menyebabkan timbulnya penyakit melalui beberapa cara, yaitu:a) Adanya faktor resiko di lingkungan pekerjaanFaktor resiko di lingkungan kerja dapat menimbulkan kesakitan, misalnya bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan dan sebagainya.b) Situasi pekerjaanSituasi pekerjaan dapat menimbulkan kesakitan, misalnya situasi pekerjaan yang penuh dengan stress dapat menimbulkan hipertensi, gastritis dan ulkus lambung.c) Ada tidaknya pergerakan tubuh ketika bekerjaAda tidaknya pergerakan tubuh ketika bekerja dapat menimbulkan kesakitan, misalnya penyakit jantung koroner dan obesitas sering ditemukan pada mereka yang mempunyai pekerjaan di mana kurang adanya gerakan badan.d) Ruang tempat kerja yang relatif sempitPekerjaan di mana orang-orang berkerumun di satu tempat yang relatif sempit dapat memudahkan proses penularan penyakit antar pekerja.e) Adanya agen di lngkungan kerjaAdanya agen di lingkungan kerja dapat menimbulkan kesakitan, misalnya cacing tambang sering ditemukan pada pekerja di daerah pertambangan, flu burung ditemukan pada pekerja di peternakan unggas.2.1.7 Struktur KeluargaStruktur dan besarnya keluarga mempunyai pengaruh terhadap kesakitan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pada keluarga besar, karena besarnya tanggungan secara relatif mungkin harus tinggal di dalam rumah yang luasnya terbatas hingga memudahkan penularan penyakit menular dikalangan anggota keluarga. Selain itu, karena persediaan atau penghasilan harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar maka mungkin tidak dapat membeli cukup makanan yang bergizi atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dan sebagainya.2.1.8 Paritas Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan ibu maupun anak. Terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat hubungan antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu, seperti asma bronchiale, ulcus peptikum, pilorik, stenosis dan lainnya.2.2 Tempat (place)Pengetahuan mengenai distribusi geografis mengenai terjadinya penyakit sangatlah penting. Perbandingan angka penyakit pada tempat-tempat yang berbeda dapat memberikan petunjuk tentang etiologi penyakit untuk melaksanakan penyelidikan lebih lanjut dan perencanaan pelayanan kesehatan.Perbandingan pola penyakit sering dilakukan pada batas daerah pemerintahan, beberapa wilayah, daerah berdasarkan batas alam (pegunungan, sungai, laut, dll), nasional, beberapa negara (regional), dan internasional.Variasi geografis untuk terjadinya perbedaan penyakit berhubungan dengan beberapa faktor, yakni:1) Lingkungan fisis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lain.2) Konstitusi genetis dan etnis dari penduduk yang berbeda yang menjadi karakteristik demografi.3) Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktik higiene perorangan, dan persepsi tentang sakit dan sehat.4) Variasi administratif termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi pelayanan medis, program higiene/sanitasi dan lain-lain.Keterangan yang dapat diperoleh dari penyebaran masalah kesehatan menurut tempat terjadinya masalah adalah:1) Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang ditemukan di suatu daerah.2) Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan di suatu daerah.3) Keterangan tentang faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan di suatu daerah.4) Keadaan-keadaan khusus yang merupakan karakteristik tempat yang berhubungan dengan masalah kesehatan, antara lain dapat berupa:a) Kondisi geografis yang berkaitan dengan letak wilayah, struktur tanah, curah hujan, sinar matahari, angin, kelembaban udara, suhu udara, daerah pegunungan, pantai, daratan.b) Kondisi demografis sangat menentukan perbedaan penyebab penyakit menurut tempat. Kondisi demografis dapat berkaitan dengan jumlah dan kepadatan penduduk, genetis, etnis, variasi kultural, dan sebagainya.c) Kondisi pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan jumlah dan cakupan pelayanan kesehatan, mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan serta program higiene dan sanitasi.Batas suatu wilayah dapat ditentukan berdasarkan:1. GeografisDitentukan berdasarkan alamiah, administratif atau fisik, institusi, dan instansi. Dengan batas alamiah dapat dibedakan negara yang beriklim tropis, subtropis, dan negara dengan empat musim. Hal ini penting karena dengan adanya perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan dalam pola penyakit baik distribusi frekuensi penyakit maupun jenis penyakit. Dari batas administratif dapat ditentukan batas propinsi, kabupaten, kecamatan atau desa dengan sungai, jalan kereta api, jembatan dan lainnya sebagai batas fisik.2. Batas institusiDapat berupa industri, sekolah atau kantor, dan lainnya sesuai dengan timbulnya masalah kesehatan.Contoh kejadian penyakit berdasarkan tempat yaitu: TBC, pada daerah penduduk padat dengan sosial ekonomi rendah Cholera, pada daerah penduduk padat dengan linkungan jelek Asbestosis, pada pekerja pabrik asbes.Berdasarkan luasnya daerah yang terserang penyakit, menurut karakteristik tempat secara umum dibedakan menjadi:1) Penyebaran pada batas daerah pemerintahanPenyebaran penyakit hanya ditemukan pada satu wilayah saja, di mana pembagian menurut wilayah yang sering digunakan adalah desa dan kota, yang masing-masing mempunyai ciri tersendiri yang khas sehingga mempunyai gambaran penyakit yang berbeda-beda.Dalam membicarakan perbedaan pola penyakit antara kota dan pedesaan, faktor yang disebutkan di atas perlu diperhatikan. Hal lain yang perlu diperhatikan selanjutnya ialah akibat migrasi ke kota atau ke desa terhadap pola penyakit. Migrasi antardesa tentunya dapat membawa akibat terhadap pola dan penyebaran penyakit menular di desa-desa yang bersangkutan maupun desa-desa di sekitarnya.Peranan migrasi atau mobilitas secara geografis di dalam mengubah pola penyakit di berbagai daerah menjadi lebih penting dengan makin lancarnya perhubungan darat, udara, dan laut.2) Penyebaran pada beberapa wilayahPenyebaran penyakit ditemukan pada beberapa wilayah misalnya beberapa kelurahan, kecamatan dan sebagainya.3) Penyebaran berdasarkan batas alamUntuk mendapatkan petunjuk tentang etiologi penyakit, perbandingan menurut batas-batas alam lebih berguna daripada menurut batas administrasi pemerintahan. Hal-hal yang memberikan kekhususan pola penyakit disuatu daerah dengan batas-batas alam, ialah keadaan lingkungan yang khusus seperti temperatur, kelembapan, curah hujan, ketinggian diatas permukaan laut, keadaan tanah, sumber air, derajat isolasi terhadap pengaruh luar yang tergambar dalam tingkat kemajuan ekonomi, pendidikan, industri, pelayanan kesehatan, faktor sosial budaya, dan sifat lingkungan biologis (ada tidaknya faktor penyakit menular tertentu, reservoir penyakit menular tertentu, dan susunan genetika).4) Penyebaran pada satu negara (nasional)Penyebaran masalah kesehatan pada satu negara ditemukan disemua wilayah yang ada dalam negara tersebut. Masalah yang ditimbulkan berbeda-beda, tergantung dari keadaan geografis dan luasnya suatu negara.5) Penyebaran pada beberapa negara (regional)Masalah kesehatan dapat menyebar ke beberapa negara, di mana masuknya suatu penyakit ke suatu negara dipengaruhi oleh faktor-faktor:a. Kondisi geografis suatu negaraKondisi geografis tertentu dapat menyebabkan suatu penyakit dapat terjangkit atau tidak di negara tersebut, misalnya negara yang memiliki suhu tinggi cenderung sering menyebabkan dehidrasi.b. Hubungan antar negaraHal ini berkaitan dengan apakah letak negara tersebut berdekatan dengan negara yag terjangkit penyakit, bagaimana sistem transportasi antar negara, bagaimana hubungan antar penduduk (apakah negara tersebut terbuka untuk penduduk yang berkunjung dan menetap).c. Peraturan perundangan yang berlaku, khususnya dalam bidang kesehatan.6) Penyebaran pada banyak negaraMasalah kesehatan bisa ditemukan di banyak negara, seiring dengan kemajuan sistem komunikasi dan transportasi yang terjadi terus menerus.2.3 Waktu (time)Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar dalam analisis epidemiologi. Informasi waktu bisa menjadi pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat. Misalnya, banyaknya kelahiran dalam setahun dapat menunjukkan keberadaan faktor-faktor terkait seperti banyaknya perkawinan dan perceraian, banyaknya anak yang diinginkan, keadaan ekonomi, migrasi yang terjadi, pelayanan abortus, dan program keluarga berencana.Perubahan penyakit menurut waktu dapat menunjukkan adanya perubahan faktor etilogis. Manfaat mengetahui penyebaran menurut karakteristik waktu, antara lain:a. Mengetahui kecepatan perjalanan penyakit, jika suatu penyakit dalam waktu yang singkat menyebar dengan pesat menunjukkan perjalanan penyakit tersebut berlangsung dengan cepat.b. Mengetahui lama terjangkitnya suatu penyakit dengan memanfaatkan keterangan tentang hilangnya penyakit tersebut. Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:a) Sifat penyakit yang ditemukanSecara umum disebutkan bahwa penyakit infeksi lebih cepat menyebar daripada penyakit bukan infeksi. Hal yang berperan di sini adalah sifat bibit penyakit yang ditemukan yang dibedakan atas patogenesis, virulensi, antigensiti, dan infektiviti.b) Keadaan tempat terjangkitnya penyakitUntuk penyakit infeksi keadaan yang paling penting adalah yang menyangkut ada tidaknya reservoir bibit penyakit, yang jika dikaitkan dengan keadaan tempat terjangkitnya penyakit disebut dengan environmental reservoir yakni lingkungan alam disekitar manusia.c) Keadaan pendudukPenyebaran masalah kesehatan menurut waktu juga dipengaruhi oleh keadaan penduduk, baik yang menyangkut ciri-ciri manusianya ataupun yang menyangkut jumlah dan penyebaran penduduk tersebut.d) Keadaan pelayanan kesehatan yang tersediaJika keadaan pelayanan kesehatan baik, maka penyebaran suatu masalah kesehatan dapat dicegah sehingga waktu terjangkitnya penyakit dapat diperpendek.Melihat panjangnya waktu di mana terjadi perubahan angka kesakitan maka dibedakan menjadi, Fluktuasi jangka pendek Perubahan-perubahan secara siklus, perubahan jangka panjang (secular trends). 2.3.1 Fluktuasi Jangka PendekKeadaan epidemi dapat bersifat singkat yang biasanya di sebut common souce atau point epidemic yakni keadaan timbulnya wabah secara mendadak yang terfokus pada limit waktu sesuai masa tunas terpanjang penyakit tersebut dengan titik awal pada saat penyebab timbul atau mulainya keterpaparan.Beberapa kondisi khusus yang ditemukan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:1. Point-Source EpidemicSering disebut juga Common Source Epidemic yaitu suatu keadaan wabah yang ditandai dengan: Timbul gejala penyakit yang cepat Masa inkubasi yang pendek Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal Hilangnya penyakit dalam waktu yang cepat Contoh: keracunan.2. Contagious Diseases EpidemicSering disebut juga Propagated Epidemic yaitu suatu keadaan wabah yang ditandai dengan: Timbulnya gejala penyakit yang pelan Masa inkubasi yang panjang Episode penyakit merupakan peristiwa majemuk Waktu munculnya penyakit tidak jelas Hilangnya penyakit dalam waktu yang lamaContoh: wabah penyakit menular (influenza dan cacar).Fluktuasi insiden penyakit yang diketahui terdiri dari:a. SporadisKejadian ini relatif berlangsung singkat, umumnya berlangsung di beberapa tempat, dan pada waktu pengamatan masing-masing kejadian tidak saling berhubungan, misalnya dalam proses penyebarannya. Contoh: penyebaran penyakit DHF.b. EndemisPenyakit menular yang terus menerus terjadi di suatu tempat atau prevalensi suatu penyakit yang biasanya terdapat di suatu tempat.c. PandemisPenyakit yang berjangkit/menjalar ke beberapa negara atau seluruh benua. Misalnya: flu, kholera, AIDS, SARS.d. EpidemisKenaikan kejadian suatu penyakit yang berlangsung secara cepat dan dalam jumlah yang secara bermakna melebihi insidens yang diperkirakan.2.3.2 Perubahan Secara SiklusPenyebaran ini terjadi jika frekuensi suatu masalah kesehatan naik atau turun menurut suatu siklus tertentu, misalnya menurut kalender tertentu (minggu, bulan, tahun), menurut keadaan cuaca tertentu (musim hujan, musim panas), menurut peristiwa tertentu (musim panen, paceklik). Misalnya, terjadinya infeksi saluran pencernaan yang ditularkan lewat air,puncak terjadinya di musim panas saat rekreasi renang dan faktor lain yang memudahkan penularan. Selain itu infeksi saluran pernapasan sering terjadi pada musim dingin, yang diperberat dengan semakin banyaknya orang yang tinggal di rumah tempat airborne droplets yang mengandung virus dan mudah tersebar. Angka kematian akibat kecelakaan memperlihatkan siklus mingguan dengan angka yang tertinggi terjadi pada musim liburan dan musim mudik.Timbulnya angka kesakitan atau kematian suatu penyakit yang ditularkan melalui vektor secara siklus berhubungan dengan:a) Kondisi yang memungkinkan transmisi penyakit oleh vektor yang bersangkutan, misalnya apakah temperatur atau kelembaban memungkinkan transmisi.b) Tempat perkembangbiakan alami dari vektor untuk menjamin adanya kepadatan vektor yang perlu dalam transmisi.c) Adanya kerentanan.d) Adanya kegiatan-kegiatan berkala dari orang-orang yang rentan yang menyebabkan mereka terserang oleh vektor tertentu.e) Menetapnya kemampuan agen infektif untuk menimbulkan penyakit.f) Adanya faktor-faktor lain yang belum diketahui.2.3.3 Perubahan Jangka Panjang (secular trends)Penyebaran ini terjadi jika perubahan yang terjadi berlangsung dalam waktu yang cukup lama, misalnya lebih dari 10 tahun. Perubahan semacam ini dapat timbul karena berbagai sebab seperti: - variasi cara diagnosis perubahan sistem pengobatan dan perawatan yang lebih maju sesuai dengan kemajuan perkembangan ilmu kedokteran perubahan sifat penyakit itu sendiri (perubahan keganasan) Perubahan kriteria penyakit/klasifikasi penyakit Perubahan cara pencatatan dan pelaporan yang lebih lengkap dengan alat yang lebih canggihApabila panjang ataupun masa laten penyakit yang lama, dan terjaid perubahan tingkat keterpaparan dari waktu ke waktu maka kesalahan dapat terjadi pada analisis penyakit tersebut, bila hanya didasarkan pada besarnya insiden atau prevalensi serta besarnya kematian akibat penyakit tersebut per tahunnya. Untuk menghindari terjadinya kesalahan analisis dan interpretasi data, sebaiknya dilakukan analisis kohor berdasarkan tahun kelahiran dan tahun peristiwa penyakitnya (birth cohor).

BAB IIIKESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKAAchmad, Umar Fahmi. 2013. Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Bustan, M. Nadjib. 2012. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.Friedman, Gary D. 2008. Prinsip-Prinsip Epidemiologi. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica. Maryani, Lidya dan Rizki Muiani. 2010. Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.Reno ela zaifa. http://rhenoe.wordpress.com/2008/12/17/konsep-orang-waktu-dan-tempat-dalam-epidemiologi/. Tanggal 12 September 2014. Pukul 19.30 WIB.VeraFarahBarara.http://health.detik.com/read/2010/12/16/090135/1526016/ancaman-penyakit-berdasarkan-usia.11 september 2014.10.32 wib. Tanggal 11 September 2014. Pukul 10.23 WIB.

Epidemiologi Deskriptif | 20