endapan sekunde1
DESCRIPTION
f CV FDTRANSCRIPT
ENDAPAN SEKUNDER
Endapan sekunder adalah Endapan yang terbentuk dari konsentrasi
bahan galian berharga (bijih) akibat adanya pengendapan kembali dari
perombakan batuan asal melalui proses-proses pelapukan (kimia atau mekanis),
Transportasi, sorting (pelindian/leaching), dan Proses pengkayaan supergen
sehingga menghasilkan endapan bijih tertentu.
Mineral ini berkaitan dengan dengan batuan sedimen, dibentuk oleh
pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi, atau pelapukan maupun
dibentuk oleh proses hidrotermal. Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti
lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound).
Kebanyakan endapan stratabound berasal dari diagenesa. Cebakan stratabound
terbentuk ketika larutan hidrotermal menerobos dan bereaksi dengan sedimen
halus (muddy). Reaksi antara butiran sedimen dan larutan menyebabkan
pengendapan mineral bijih. Biasanya pengendapan mineral bijih sebelum
sedimen menjadi batuan.Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena
proses mekanik seperti endapan timah letakan di daerah Bangka-Belitung dan
endapan emas placer di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat.
Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter
berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber
metal dibagi dua yaitu
Endapan supergen
Endapan yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih
primer), Selama berlangsung pengangkatan dan erosi. suatu endapan bijih
terangkat di dekat permukaan, kemudian mengalami proses pelapukan,
pelindian (leaching), maupun oksidasi pada mineral-mineral bijih. Proses
tersebut menyebabkan banyak unsur logam (Cu2+, Pb2+, Zn2+ dll.) akan
terlarut (umumnya sebagai senyawa sulfat) dalam air yang bergerak ke
dalam air tanah atau bahkan sampai ke kedalaman dimana proses oksidasi
tidak berlangsung. Daerah dimana terjadi proses oksidasi disebut sebagai
zona oksidasi. Sebagian larutan yang mengandung logam-logam yang
terlarut bergerak terus hingga di bawah muka air tanah, kemudian logam-
logam tersebut mengendap kembali membentuk sulfida sekunder. Zona ini
dikenal sebagai zona pengkayaan supergen.
Endapan hipogen
Endapan yang metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal. Zona
ini terletak di bawah zona pengkayaan supergen dimana mineralisasi primer
tidak terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindian. Logam yang paling
banyak terbentuk karena proses ini adalah tembaga (Cu)
Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan batuan sedimen)
dibagi dua, yaitu :
Endapan singenetik (endapan yang terbentuk bersamaan dengan
terbentuknya batuan)
Endapan epigenetik (endapan mineral terbentuk setelah batuan ada).
1. Proses pembentukan endapan sekunder
1.1 Mineral Bijih Hasil Rombakan dan Proses Kimia Sebagai Hasil
Pelapukan Permukaan dan Transportasi.
Dalam pembentukan endapan sekunder secara proses kimia terdapat
proses disperse kimia . disperse kimia adalah Proses dimana unsur-unsur
berpindah menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru. Disperse kimia
terjadi dikarenakan material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya
dan akan mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan
bercampur dengan material lain.
Dalam hal ini ada dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia
sekunder. Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam
kerak bumi, meliputi proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan
endapan bijih, tanpa memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi
geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang terjadi di permukaan bumi,
meliputi pendistribusian kembali pola-pola dispersi primer oleh proses yang
biasanya terjadi di permukaan, antara lain proses pelapukan, transportasi, dan
pengendapan.
Bahan terangkut pada proses sedimentasi dapat berupa partikel atau
ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat. Mobilitas unsur sangat
mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung berada
dekat dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi
cenderung relatif jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat
kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu dalam kondisi asam akan
mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam kondisi basa akan mempunyai
mobilitas rendah.
Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder
pada endapan lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber
oksigen dari udara atau air permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah sampai
batas air tanah. Akibat proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu akan larut
dan terbawa meresap ke bawah permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada
zona reduksi). Bagian permukaan yang tidak larut, akan jadi berongga, berwarna
kuning kemerahan, dan sering disebut dengan gossan. Contoh endapan ini
adalah endapan nikel laterit.
Gambar 1.1Model Endapan Nikel Laterit
2. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik
Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan
pemecahan dari residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut
pengendapan tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai
endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt, Au, kasiterit,
magnetit, monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum, rutil, dsb.
Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan
dapat dibagi menjadi :
2.1 Endapan plaser eluvium
diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih primer. Mereka
terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan), material
mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan
platina di Urals.
Gambar 2.1Model endapan platina di Lewlyriny
2.2 Plaser alluvium
ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di sungai bergerak
kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis, mineral bijih yang
berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas pengayaan akan didapat
kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam meander, di
kuala sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka dan
Belitung. Au-plaser di California.
Gambar 2.2Model keterjadian endapan emas placer
3. Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karena aktivitas gelombang
memukul pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang
umum di sini adalah ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan,
tergantung dari batuan terabrasi.
4. Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami
pembatuan dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh
endapan ini adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan,
merupakan daerah emas terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia.
Emas dan uranium terjadi dalam beberapa lapisan konglomerat.
Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km. Tambang terdalam di dunia
sampai 3000 meter, ini dimungkinkan karena gradien geotermis disana
sekitar 10 per 130 meter.
3. Lingkungan Endapan Sekunder
3.1 Lingkungan Darat
Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh
warna merah akibat oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur disebut “
red beds”. Kalau konsentrasi elemen logam dekat permukaan tanah atau
di bawah tanah tempat pengendapan tinggi memungkinkan terjadi
konsentrasi larutan logam dan mengalami pencucian (leaching/pelindian)
meresap bersama air tanah yang kemudian mengisi antar butir sedimen
klastik. Koloid bijih akan alih tempat oleh penukaran kation antara Fe dan
mineral lempung atau akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.
3.2 Lingkungan Laut
Kejadian cebakan mineral di lingkungan laut sangat berbeda
dengan lingkungan darat yang umumnya mempunyai mempunyai
pasokan air dengan kadar elemen yang tinggi dibandingkan kandungan di
laut. Kadar air laut mempunai elemen yang rendah. Sebagai contoh kadar
air laut untuk Fe 2 x 10-7 % yag membentuk konsentrasi mineral logam
yang berharga hal ini dapat terjadi kalau mempunyai keadaan yang
khusus (terutama Fe dan Mn) seperti :
a. Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapukan batuan
di daratan atau dari sistem hidrotermal bawah permukaan laut.
b. Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam
yang dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel.
c. Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3
atau Fe-silikat tergantung perbedaan potensial reduksi (Eh).
Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh
larutan koloid membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk
kulit yang simetris disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan
pertumbuhan yang terus menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana
tertanam dalam material lempungan karbonatan yang mengandung beberapa
besi yang bagus. Di dasar laut mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil
keadaan tersebut bijih besi dan mangan sebagai contoh ferromanganese
nodules yang sekarang ini menutupi daerah luas lautan.
4. Faktor Pembentukan endapan sekunder
Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat
faktor yaitu :
sumber dari mineral, metal atau metaloid,
supergene atau hypogene (primer atau sekunder),
erosi dari daerah mineralisasi
biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batubara,
dan minyak bumi,
magma dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene).
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Iman, 2011, “ Cebakan Stratabound” Blogspot. Diakses tanggal 28
April pukul 00.00 WIB
http://imansyahprescription.blogspot.com/2011_05_01_archive.html
Angga, 2010, “ Endapan Sedimen Residual” Blogspot. Diakses tanggal 28
April pukul 00.00 WIB http://angghajuner.blogspot.com/2010/10/endapan-
sedimen-residual.html
Arfian,Irfan, 2012 ”Proses Pembentukan Endapan ” Blogspot. Diakses
tanggal 28 April pukul 00.00 WIB
http://panpanciii.blogspot.com/2012/10/gbg-proses-pembentukan-
endapan.html
Sudarmono, Djuki, (2007), “Diktat Ganesa Bahan Galian”, Jurusan Teknik
Pertambangan, Universitas Sriwijaya. Hal 28-31.
Sapiie, Benyamin, dkk. anonim. Geologi Fisik. Bandung: ITB. Badgley, P.C., 1965, Structural Methods For The Exploration Geologist,
Oxford Book Co., 280 p ( p 5)
Wijaya Hadi, 2011, blogspot, “Endapan Mineral” Diakses tanggal 28 April
pukul 00.00 WIB
http://hadiwijayatambang.blogspot.com/2011/05/endapan-mineral.html