ems case 4

Upload: nita-andriyani

Post on 06-Apr-2018

265 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 EMS case 4

    1/76

    HORMON

    Definisi

    1. Williams: sinyal kimia yang disekresikan ke dalam aliran darah yang

    bekerja pada jaringan yang jauh, biasanya sebagai peregulasi.

    2. Greenspan (Indonesia, edisi 4): suatu zat yang dilepaskan oleh

    suatu kelenjar dan diangkut melalui darah ke jaringan lain dimana ia

    bekerja untuk mangatur fungsi jaringan target.

    HORMON-HORMON HIPOTHALAMUS

    Dapat terbagi menjadi:

    1. Disekresikan ke pembuluh darah portal hipofisial

    2. Disekresikan oleh neurohipofisis langsung ke pituitary

    Pada hypothalamus, terdapat nukleus-nukleus

    NUKLEUS NEUROHORMON UTAMA ATAU FUNGSI

  • 8/3/2019 EMS case 4

    2/76

    NUKLEUS NEUROHORMON UTAMA ATAU FUNGSI

    Arcuate GHRH: stimulasi GH

    GnRH: regulasi gonadotropin pituitary (FSHdan LH)

    Dopamin: berfungsi sebagai PIH (Prolaktin-

    Inhibiting Hormon)

    Somatostatin: inhibisi pelepasan GHRH

    Regulasi nafsu makanPeriventrikular Somatostatin: inhibisi sekresi GH oleh aksi

    langsung pituitary: lokasi SIRF yang paling

    banyak

    Ventromedial GHRH (seperti di atas)

    Somatostatin: inhibisi pelepasan GHRH

    Pusat rasa kenyang

    Dorsomedial Titik fokal pengintegrasian informasi:

    menerima input dari ventromedial nucleus

    (VMN), dan lateral hypothalamus serta

    menonjol ke PVN

    Lateral Hipothalamus Pusat rasa lapar

  • 8/3/2019 EMS case 4

    3/76

    d. TRH (Thyrotrophin-Releasing Hormon)

    e. CRH (Corticotropin-Releasing Hormon)

    f. GNRH (Gonadotropin-Releasing Hormon)

    Kebanyakan hormon pituitary dikontrol oleh hormon pengstimulasi, tetapi

    GH (Growth Hormon) dan PRL (prolaktin) juga diregulasi oleh hormon

    penginhibisi. Beberapa hormon hipofisiotropic ini juga multifungsional.

    Hormon-hormon hypothalamus disekresikan secara periodik dan tidak

    terus-menerus, dan pada saat tertentu disekresikan di bawah ritme

    circadian.

    A. GHRH

    Menstimulasi sekresi GH dari somatotrop. Oleh sebab itulah, trophic

    bagi somatotrop.

    Neuron penyekresi GHRH terletak di arcuate nuleus.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    4/76

    Somatostatin juga memiliki peran dalam sekresi fisiologis TSH

    dengan menambah efek inhibisi langsung dari hormon thyroidterhadap thyrotrop.

    C. Regulasi prolaktin

    C.1 Dopamine

    o Merupakan penginhibisi primer dari prolaktin. Oleh sebab

    itulah biasa juga disebut PIH.

    o Ditemukan pada sirkulasi darah portal hipofisis dan juga

    ditemukan berikatan pada reseptor dopamine di laktotrop.

    o Kontrol hypothalamus pada prolaktin berupa kontrol inhibisi,

    tidak seperti pada hormon lain. Jadi adanya gagguan pada

    hubungan Hipothalamus-Pituitary seperti karena stalk section,

    lesi hypothalamus, dan autotransplantasi pituitary dapat

    menyababkan kenaikan kadar prolaktin.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    5/76

    D. TRH

    Sebuah tripeptide dan merupakan faktor utama hipothalamus yang

    meregulasi sekresi TSH.

    Neuron penyekresi TRH terletak di nucleus paraventrikular

    E. CRH

    Menstimulasi sekresi ACTH dan produk lain dari precursor

    molekulnya, POMC.

    Half-life CRH dalam plasma sekitar 60 menit.

    Struktur CRH manusia identik dengan CRH tikus.

    ADH dan angiotensin II melalui CRH akan meningkatkan sekresi

    ACTH. Sedangkan oksitosin, melalui CRH akan menurunkan sekresi

    ACTH

    Neuron pen ekresi CRH terdapat di nucleus para entrikular

  • 8/3/2019 EMS case 4

    6/76

    2. TRH hypothalamic hypothyroidism

    3. GHRH dwarfism

    4. CRH insufisiensi adrenal

    5. Oksitosin gangguan ejeksi air susu

    6. ADH diabetes insipidus

    B. Hipersekresi

    1. GnRH Precocious puberty (laki-laki, spermatogenesis saat usia

    < 9 atau 10 tahun dan pada perempuan, menstruasi terjadi pada

    usia < 8 tahun)

    2. CRH Cushings Syndrome

    3. GHRH acromegali

    4. ADH SIADH (Syndrome of Insufficiency ADH)

  • 8/3/2019 EMS case 4

    7/76

    - Autocrine: dikeluarkan dan bekerja pada reseptor yang terletak di sel

    yang sama.

    - Intracrine : bekerja di dalam sel tanpa dikeluarkan terlebih dahulu

  • 8/3/2019 EMS case 4

    8/76

    - Lipid-Soluble hormon (dalam darah kebanyakan berikatan dengan

    protein transport).

    Hormon steroid (derivat kolesterol)

    Hormon tiroid (T3 dan T4)

    Gas NO

    - Water-Soluble hormon (dalam darah kebanyakan tidak berikatan

    dengan protein transport).

    Hormon amine : cathecolamine, histamine, melatonin, serotonine.

    Hormon peptida : semua hormon hipotalamus, pituitari, pankreas,

    paratiroid, calcitonin, leptin dan eritropoietin.

    Eicosanoid : prostaglandin, leukotrien (derivat asam

    arakhidonat).

  • 8/3/2019 EMS case 4

    9/76

    4. Protein baru ini akan mengubah aktivitas sel dan merupakan respon

    dari hormon.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    10/76

    3. cAMP mengaktifkan satu atau lebih protein kinase.

    4. Protein kinase yang teraktivasi memfosforilasi selular protei lain.

    5. Protein yang terfosforilasi memproduksi respon fisiologis.

    6. Setelah sekian waktu, enzim fosfodiesterase menginaktivasi cAMP

    sehingga terjadi respon torn off pada kerja sel target

  • 8/3/2019 EMS case 4

    11/76

  • 8/3/2019 EMS case 4

    12/76

    Contoh : Hormon Corticotrophs (20%)

  • 8/3/2019 EMS case 4

    13/76

    1. Long Feedback Loop : terdiri dari input endokrin dari sirkulasi ke

    pituitari atau hipothalamus

    2. Short Feedback Loop : hormon pituitari mengirim sinyal feedback ke

    hipotalamus

    3. Ultrashort Feedback Loop : organ mensekresi hormon yang secara

    langsung feedback ke organ tersebut

  • 8/3/2019 EMS case 4

    14/76

    Terdapat 2 jenis feedb ack, yaitu positive feedb ack dan negarive

    feedback

    1. Postive feedback system

    Feddback positif merupakan proses untuk memperkuat

    perubahan dari kondisi terkontrol

    Feedback ini terjadi jika kadar hormone dalam darah

    mengakibatkan peningkatan sekresi pada kelenjar

    endoktrin

    Contoh peristiwa:

    Selama siklus menstruasi sebelum ovulasi, estrogen

    dalam jumlah yang sedikit dihasilkan oleh ovarium.

    Esterogen tersebut menstimulasi pengeluaran GnRH

    dari hipotalamus. GnRH menstimulasi pengeluaran LH

    dari hipofisi anterior. Pengeluaran LH ini menyebabkan

  • 8/3/2019 EMS case 4

    15/76

    anterior. Kadar GnRH dan LH dalam darah menurun

    karena efek dari negative feedback

    Feedback negative dapat berupa long axis dan short. Adapun perbedaan

    keduanya adalah sebagai berikut:

    1. Feedback long axis

    Dilaksanakan oleh hormone yang dihasilkan oelh organ

    sasaran

    Bekerja secara langsung pada hipofisis atau pada

    hipotalamus yang nantinya akan mengatur fungsi

    hipofisi.

    Contoh peristiwa:

    Kortisol menghambat sekresi CRH dari hipotalamus dan

    menurunkan kepekaan sel-sel penghasil ACTH terhadap

    CTH d b k j l d hi i i t i

  • 8/3/2019 EMS case 4

    16/76

    Kadar kortisol akan rendah saat tidur malam, lalu tinggi saat bangun

    pagi namun berbeda bagi org yang bekeja malam dan istirahat pada pagihari. Meningkat pada pagi dan tidak menurun pada malam menunjukkan

    kelebihan kadar kortisol.

    Kortisol berlebih dapat disebabkan kehamilan, fisikal atau stress emosi,

    sakit, hypertiroidisme, obesity, obat-obatan

    Orang dewasa memiliki kortiso > anak-anak

    Hypotiroidisme dan steroid hormone dapat mengurangi kadar kortisol

    Cortisol count

    Urine(free): 20-70 g/dl ; 55-193 nmol/24h

    Glicosuria

    Akobat dari kelebihan glukosa, sering akibat ginjal mengalami

    masalah pada reabsorpsi yang disebut renal glycosuria.

    Darah difilter oleh nepron yang mengalir dari artery ke dalam

    l l dik lili i l h b l P d k difilt i

  • 8/3/2019 EMS case 4

    17/76

    a. Over underweight : 30

    Glukosa darah

    1. Glukosa darah saat puasa :

    a. 110-200 mg/dL : kemungkinan diabetes

    b. > 200 mg/dL : pasti diabetes

    2. Glukosa darah setelah makan:

  • 8/3/2019 EMS case 4

    18/76

    Efek : retensi air di tubuh.

    Efek samping : vasokontriksi terjadi di hampir pada semua pembuluh

    darah dan kontraksi otot uterus, peristaltik usus meningkat.

    RODA : inhalasi

    Masa paruh : 17-35 menit

    Anabolic steroid

    Pada manusia, androgen paling penting disekresikan oleh testis

    adalah testosteron. Sebanyak 8 mg testosteron diproduksi tiap harinya,

    95% oleh sel leydig dan hanya 5 % oleh adrenal. Testis juga

    menskeresikan beberapa jumlah kecil androgen seperti

    dihydrotestosterone, androstenedione, dan dehydroepiandrosterone yang

    merupakan androgen lemah. Dalam plasma terdapat 0,6 g/dL pada laki-

    laki dan 0,03 g/dL pada wanita, namun akan menyusut setelah usia 50

    tahun.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    19/76

    3. Untuk diet dan penambahan massa tubuh.

    4. Anemia

    5. Osteoporosis

  • 8/3/2019 EMS case 4

    20/76

    Anatomi Suprarenal Gland

    Suprarenal gland merupakan organ berwarna kuning dan berjumlah

    sepasang. Organ ini terletak diantara ginjal dan diphragma, superomedial

    terhadap ginjal. Suprarenal gland dikelilingi oleh connective tissue yang

    mengandung banyak perinephric fat dan dikelilingi oleh Renal Fascia serta

    menempel pada crura of the diaphragma. Meskipun namanya suprarenal

    tetapi tempat penempelan yang utamanya itu adalah pada crura

    diaphragma bukan pada ginjal.

    Ukuran dari kelenjar ini adalah : panjang 4-6 cm, lebar : 1-2 cm,

    tebal : 4-6 cm dengan berat 8 gr untuk sepasang kelenjar )

    Suprarenal ini dipisahkan oleh suatu septum tipis yang merupakan bagian

    dari Renal Fascia. Masing-masing suprarenal memiliki batas dan bentuk

    yang berbeda.

    a. Pyramidal right Gland ( posisinya lebih horizontal )

  • 8/3/2019 EMS case 4

    21/76

    b. Suprarenal medulla

    Berasal dari neural crest serta mensekresikan hormone cathecolamine (

    epinephrine dan norepinephrine )

  • 8/3/2019 EMS case 4

    22/76

    b. Middle suprarenal arteries yang berasal dari abdominal aorta

    c. Inferior suprarenal arteries yang berasal dari renal arteri

    Awalnya arteri akan menyuplai bagian kapsul dari suprarenal, membentuk

    plexus capsular, kemudian akan berpenetrasi semakin kedalam

    mambentuk plexus subcapsular dan kemudian akan membentuk plexus

    sinusoid. Plexus-plexus ini akan menyuplai darah bagian korteks (cortical

    arteries ). Kemudian plexus ini akan beranstomosom membentuk plexus

    medularis yang akan menyuplai darah kebagian medulla.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    23/76

    b. Longer left suprarenal vein yang begabung dengan dengan inferior

    phrenic vein dan bermuara ke left renal vein.

    Inervasi

    Nerve supply dari suprarenal gland paling banyak berasal dari celiac

    plexus dan abdominopelvic ( greater, lesser, dan least ) splanchnic nerve.

    Myelinated presynaptic symphatetic fiber terutama berasal dari

    intermediolateral cell column ( IML ) atau lateral horn dari gray matter

    spinal cord segment T10-L1 kemudian melewati baik itu ganglia

    paravertebral dan prevertebral tanpa sinaps untuk disebarkan pada sel-

    sel chromaffin pada suprarenal medulla.

    Histologi Suprarenal Gland

  • 8/3/2019 EMS case 4

    24/76

    Kortek adrenal

    Dibagi menjadi 3 lapisan :

  • 8/3/2019 EMS case 4

    25/76

    b. Zona fasciculata

  • 8/3/2019 EMS case 4

    26/76

    c. Zona retikularis

    menempati 7 % volume total kelenjar adrenal. Terletak diantara zona

    fasciculata dan medulla, merupakan lapisan adrenal korteks yang paling

  • 8/3/2019 EMS case 4

    27/76

    Medulla adrenal

    Tersusun atas sel parenkim polyhedral bertumpuk atau berkelompok serta

    disokong oleh fiber-fiber retikulin. Terdapat kapiler diantara tumpukan

    yang bersebelahan dan terdapat sel ganglion parasimpatis.

    Sel parenkima medulla berasal dari sel-sel neural crest dan merupakan

    neuron pasca ganglionic simpatis yang dimodifikasi, yang telahdihilangkan akson dan dendritnya selama perkembangan embrional dan

    menjadi sel-sel sekretorik. Sel ini disebut dengan chromafin cells.

    Sel sel ini memiliki ciri mengandung banyak granula sekretorik padat

    electron bermembran dengan diameter 150-350 nm. Granulanya

    mengandung katekolamin ( epinephrine dan norepinephrin ), ATP, protein

    yang disebut kromogranin, -hidroksilase dopamine, serta peptda mirip

    opiate ( enkefalin ).

    Adrenal medulla ini berfungsi untuk mensekresikan hormone katekolamin

  • 8/3/2019 EMS case 4

    28/76

    Fisiologi kelenjar Adrenal

  • 8/3/2019 EMS case 4

    29/76

    Karena perbedaan secara enzimatik antara zona glomerolusa dan zona-

    zona lainnya maka terdapat perbedaan hormone yang disekresikan oleh

    masing-masing zona . Zona glomerolusa khusus memproduksi hormone

    aldosteron karena mamiliki sedikit aktivitas 17-hydroksilase dan tidak

    mensintesis 17-hydroxypregnolon dan 17-hydroxyprogesteron yang

    merupakan precursor dari kortisol dan adrenal androgen.

    Proses sintesisnya :

    Cholesterol

    Pregnenolon

    Progesteron

    21-OH ( P450c21 (21-hydroxylase) activity )

    11-deoxycorticsterone

    11-OH (P450c11 ( 11-hydroxylase ) activity )

  • 8/3/2019 EMS case 4

    30/76

    - Pregnenolon dikonversikan menjadi progesterone dan

    deoksikortikosteron oleh enzim-enzim yang berada di Retikulum

    endoplasma

    - Deoksikortikosteron diubah menjadi kortikosteron kemudian menjadi 18-

    hidroksikortikosteron dan akhirnya menjadi aldosteron didalam

    mitokondria

    2. Sirkulasi

    Berbeda dengan steroid yang dihaslilkan oleh zona fasciculata, aldosteron

    :

    1. Kebanyakan berikatan dengan albumin

    2. Sisanya berikatan secara lemah dengan CBG (Corticosteroid Binding

    Globulin )

  • 8/3/2019 EMS case 4

    31/76

    hampir sama, tetapi aldosteron secara kuantitas lebih penting karena

    lebih banyak berada dalam keadaan bebas.

    3. Efek Biologis

    Efek mineralkortikoid adalah untuk mempertahankan konsentrasi normal

    dari Na+ dan K+ serta volume ekastracelullar fluid.

    Mekanismenya :

    1. Mineral kortikoid melewati membrane sel dan bergabung dengan

    reseptor mineralkortikoid yang berada disitosol.

    2.Active steroid reseptor kompleks bergerak kedalam nucleus dari target

    sel.

    3. Mengubah kecepatan transkripsi gen yang merespon terhadap

    mineralkortikoid.

    4. Merubah rangkaian spesifik mRNAs dan produk proteinnya.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    32/76

    tubular dan H+ oleh intercalated cell.Menyebabkan Na+ tubular melalui

    Na+ pump masuk ke ekstraselular fluid dan membantu mempertahankan

    komposisi dan volume normal ECF.

    4. Regulasi sekresi

    Stimulus utama untuk pelepasan aldosteron adalah penurunan volume

    darah intravascular dan penurunan Blood Pressure

    Menurunkan Renal perfusion pressure

    Terdeteksi oleh juxtaglomerular dan menstimulasi disekresikannya renin

    Kadar Renin meningkat

    Renin mengubah angiostensin menjadi angiostensin I

    Di paru-paru angiostensin I dirubah menjadi angiostensin II oleh ACE

    ( Angioatensin Converting enzyme )

    Peningkatan angiostensin II akan meningkatkan sekresi aldosteron,

  • 8/3/2019 EMS case 4

    33/76

    Disebabkan Renin dependent phenomenon

    3. Tertiary hyperaldosteronism

    Disebabkan reaktif hypereninism ( peningkatan pelepasan rennin )

    4. Pseuhyperaldosteronism

    Disebabkan :

    - Congenital adrenal hyperplasia karena peningkatan produksi 11-

    deoxycorticosteron

    - Deficiency dari 11-hydroxysteroid dehydrogenase

    - Primary glucocorticoid resistance

    Pharmakologi

  • 8/3/2019 EMS case 4

    34/76

    sclerosis; tuberculous meningitis, trichinosis dengan neurologic or

    myocardial involvement.

    Contraindications

    Systemic fungal infections, administrasi dari live virus vaccines pada

    pasien yang menerima immunosuppressive doses.

    Route/Dosage

    ADULTS:

    Per Oral : 25300 mg/day.

    IM 20300 mg/day. Pada kasus yang tidak terlalu parah < 20 mg/hari

    mungkin cukup, pada kasus yang berat > 300 mg/hari mungkin

    diperlukan

    Adverse Reactions

  • 8/3/2019 EMS case 4

    35/76

    GenitoUrinary: peningkatan atau penurunan motility dan jumlah

    spermatozoa.

    HEMA: Leukocytosis.

    META: Sodium and fluid retention; hypokalemia; hypokalemic alkalosis;

    metabolic alkalosis; peningkatan serum cholesterol; hypocalcemia;

    hypothalamicpituitary-axis suppression; endocrine abnormalities

    (penurunan T3, T4 and 131I uptake, menstrual irregularities, cushingoid

    state, penekanan pertumbuhan pada anak-anak, banyak mengeluarkan

    keringat, hyperglycemia, glycosuria, manifestasi latent diabetes mellitus,

    negative nitrogen balance karena protein catabolism, hirsutism).

    Lain-lain: Musculoskeletal effects (eg, muscle weakness, myopathy,

    tendon rupture, osteoporosis, aseptic necrosis femoral dan humeral

    heads, spontaneous fractures; anaphylactoid reactions; aggravation atau

    masking of infections; malaise.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    36/76

    Adrenal cortical hyperfunction; management primary atau secondary

    adrenal cortex insufficiency, rheumatic disorders, collagen diseases,

    dermatologic diseases, allergic states, allergic and inflammatory

    ophthalmic processes, respiratory diseases (asthma bronchial ),

    hematologic disorders, neoplastic diseases, cerebral edema dengan

    primary atau metastatic brain tumor, craniotomy atau head injury,

    edematous (disebabkan nephrotic syndrome), GI diseases, multiple

    sclerosis, tuberculous meningitis, trichinosis dengan neurologic atau

    myocardial involvement.

    Contraindications

    Systemic fungal infections; penggunaan melalui IM pada idiopathic

    thrombocytopenic purpura; administrasi live virus vaccines; topical

    monotherapy pada infeksi primary bacterial; penggunaan ophthalmic

    pada acute superficial herpes simplex keratitis, fungal diseases of ocular

    structures, vaccinia, varicella dan ocular tuberculosis.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    37/76

    - Parenteral : 4 ml

    - Topical : 0,01 0,1%

    - Pada mata 0,1 %

    Adverse Reactions

    CV: Thromboembolism atau fat embolism; thrombophlebitis; necrotizing

    angiitis; cardiac arrhythmias atau perubahan ECG; syncopal episodes;

    hypertension; myocardial rupture.

    CNS: Convulsions; peningkatan tekanan intracranial dengan papilledema

    (pseudotumor cerebri); vertigo; sakit kepala; neuritis; paresthesias;

    psychosis.

    DERM: thin fragile skin; petechiae dan ecchymoses; erythema; lupus

    erythematosuslike lesions; subcutaneous fat atrophy; striae; hirsutism;

    acneiform eruptions; allergic dermatitis; urticaria; angioneurotic edema,

    perineal irritation; hyperpigmentation atau hypopigmentation. Pengunaan

  • 8/3/2019 EMS case 4

    38/76

    anaphylactoid atau hypersensitivity reactions);maskin infections; malaise;

    leukocytosis; fatigue; insomnia. Intra-articular: Osteonecrosis; tendon

    rupture; infeksi; atrophy kulit.

    Prednisone

    Class: Corticosteroid

    Action

    Intermediate-acting glucocorticoid

    Menekan pembentukan, pelepasan dan aktivitas dari mediator inflamasi

    endogen termasuk prostaglandins, kinins, histamine dan liposomalenzymes.Juga memodifikasi respon imun tubuh

    Indications

    Endocrine disorders; rheumatic disorders; collagen diseases; dermatologic

  • 8/3/2019 EMS case 4

    39/76

    CNS: Convulsions; peningkatan tekanan intracranial dengan papilledema

    (pseudotumor cerebri); vertigo; sakit kepala; neuritis; paresthesias;

    psychosis.

    DERM: thin fragile skin; petechiae dan ecchymoses; erythema; lupus

    erythematosuslike lesions; subcutaneous fat atrophy; striae; hirsutism;

    acneiform eruptions; allergic dermatitis; urticaria; angioneurotic edema,

    perineal irritation; hyperpigmentation atau hypopigmentation. Pengunaan

    Topical menyebabkan: Burning; itching; irritasi; erythema; dryness;

    folliculitis; hypertrichosis; pruritus; perioral dermatitis; allergic contact

    dermatitis; stinging, cracking; secondary infections; skin atrophy; striae;

    miliaria; telangiectasia.

    EENT: Posterior subcapsular cataracts; glaucoma; exophthalmos.

    HEMA: Leukocytosis.

    META: Sodium retansi cairan; hypokalemia; hypokalemic alkalosis;

  • 8/3/2019 EMS case 4

    40/76

    Action

    Menekan pembentukan, pelepasan dan aktivitas dari mediator inflamasi

    endogen termasuk prostaglandins, kinins, histamine dan liposomal

    enzymes.Juga memodifikasi respon imun tubuh

    Indications

    Therapy pada primary atau secondary adrenal cortex insufficiency;

    rheumatic disorders; terapi perawatan pada collagen diseases; treatment

    dermatologic diseases; management respiratory diseases; treatmen

    hematologic disorders; palliative management dari neo-plastic diseases;

    management cerebral edema dengan primary atau metastatic brain

    tumor, craniotomy atau head injury; induksi diuresis in edematous (dari

    nephrotic syndrome); management critical exacerbations GI diseases;

    management acute exacerbations multiple sclerosis; treatment

    tuberculous meningitis; management trichinosis dengan neurologic atau

    myocardial involvement.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    41/76

    CV: Thromboembolism atau fat embolism; thrombophlebitis; necrotizing

    angiitis; cardiac arrhythmias atau perubahan ECG; syncopal episodes;

    hypertension; myocardial rupture.

    CNS: Convulsions; peningkatan tekanan intracranial dengan papilledema

    (pseudotumor cerebri); vertigo; sakit kepala; neuritis; paresthesias;

    psychosis.

    DERM: thin fragile skin; petechiae dan ecchymoses; erythema; lupus

    erythematosuslike lesions; subcutaneous fat atrophy; striae; hirsutism;

    acneiform eruptions; allergic dermatitis; urticaria; angioneurotic edema,

    perineal irritation; hyperpigmentation atau hypopigmentation. Pengunaan

    Topical menyebabkan: Burning; itching; irritasi; erythema; dryness;folliculitis; hypertrichosis; pruritus; perioral dermatitis; allergic contact

    dermatitis; stinging, cracking; secondary infections; skin atrophy; striae;

    miliaria; telangiectasia.

    EENT: Posterior subcapsular cataracts; glaucoma; exophthalmos.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    42/76

    Class: Corticosteroid

    Action

    Intermediate-acting glucocorticoid.

    Menekan pembentukan, pelepasan dan aktivitas dari mediator inflamasi

    endogen termasuk prostaglandins, kinins, histamine dan liposomal

    enzymes.Juga memodifikasi respon imun tubuh

    Indications

    Oral/Parenteral administration: Endocrine disorders: rheumatic disorders;

    collagen diseases; dermatologic diseases; allergic dan inflammatory

    ophthalmic processes; respiratory diseases; hematologic disorders;

    neoplastic diseases; edematous disebabkan nephrotic syndrome; GI

    diseases; multiple sclerosis; tuberculous meningitis; trichinosis dengan

  • 8/3/2019 EMS case 4

    43/76

    Oral/Parenteral: Systemic fungal infections; administrasi live virus

    vaccines.

    IM: Idiopathic thrombocytopenic purpura; sulfite sensitivity.

    Ophthalmic: Acute superficial herpes simplex keratitis; fungal diseases

    dari struktur ocular , vaccinia, varicella dan viral diseases lainnya dari

    cornea dan conjunctiva; ocular tuberculosis.

    Route/Dosage

    ADULTS: PO 5 - 60 mg/hari (prednisolone, prednisolone sodium

    phosphate). IM 4 - 60 mg/hari (prednisolone acetate). IV/IM 4 -60 mg/hari

    (prednisolone sodium phosphate).

    Intra-Articular, Intralesional,atau Soft Tissue Administration

    ADULTS: 4 - 100 mg (prednisolone acetate); 4-30 mg atau lesions

    (prednisolone tebutate),atau 2 -30 mg prednisolone sodium phosphate.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    44/76

    EENT: Posterior subcapsular cataracts; peningkatan tekanan intraocular;

    glaucoma; exophthalmos

    GI: Pancreatitis; abdominal distention; ulcerative esophagitis; nausea;

    vomiting; peningkatan appetite andberat badan; peptic ulcer dengan

    perforation dan hemorrhage;

    GU: Peningkatan atau penurunan motility dan jumlah spermatozoa.

    HEMA: Leukocytosis.

    META: retensi sodium dan cairan , hypokalemia; hypokalemic alkalosis;

    metabolic alkalosis; hypocalcemia; negative nitrogen balance.

    OTHER: Musculoskeletal effects (eg, weakness, myopathy, muscle mass

    loss, tendon rupture, osteoporosis, aseptic necrosis femoral dan humoral

    heads, spontaneous fractures); endocrine abnormalities (eg, menstrual

    irregularities, cushingoid state, growth suppressionpada anak, sweating,

  • 8/3/2019 EMS case 4

    45/76

    - Dehydroepiandrosterone -

    - Androestenedione -

  • 8/3/2019 EMS case 4

    46/76

    Pregnenolone

    17 alfa hydroxy pregnenolone

    17 alfa hydroxy progesteron

    Dehydroepiandrosterone Androstenedione

  • 8/3/2019 EMS case 4

    47/76

    Testosteron masuk ke dalam sel dan mengalami dua perlakuan

    Direduksi oleh enzim 5alfa-reduktase Diaromatisasi

    menjadi estradiol

    Berikatan dengan androgen reseptor di

    Sitoplasma

    Memicu terjadinya perubahan bentuk pada reseptor

    Dan memfasilitasi pengeluaran heat shock protein (HSP)

  • 8/3/2019 EMS case 4

    48/76

    Sedangkan pada wanita, adrenal androgen memilik efek yang

    begitu berarti, diantaranya adalah

    a. memicu libido

    b. diubah menjadi estrogen (estradiol) oleh jaringan tubuh yang lain

    c. setelah menopouse, sekresi estrogen oleh ovarium mulai berkurang,

    sehingga semua estrogen yang dihasilkan adalah dari konversi

    androgen adrenal.

    Androgen adrenal juga memicu pertumbuhan axillary dan pubic hair pada

    wanita dan pria.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    49/76

    CATHECOLAMIN

    - Struktur : Katekolamin terdiri dari struktur gugus aromatik cathecol +

    asam amino.

    Cathecolamine terdiri atas dopamine, norephinephrine, dan

    ephineprine.

    - Biosintesis : Katekolamin disintesis oleh sel chromafin, dan

    disimpan dalam granule yang ada di dalamnya. Juga

    terdapat di neuro sel, jantung, hati, otot.

    Tyrosine

    tirosin hydroxilase

    Dopa

    dopa decarboxilase

  • 8/3/2019 EMS case 4

    50/76

    Apabila ada rangsangan dari influx Ca2+ pada sinaps, maka

    norephinephrine akan dikeluarkan sebagai neorotransmiter

    dari dalam vesicle melalui proses eksositosis.

    - Transport : Dalam darah cathecolamine ditransport dengan

    albumin.

    - Sekresi : Dipicu oleh stress, sakit, infarct, hemmorhage, hipoglikemi.

    Distimulus sekresinya oleh asetilkolin dari preganglionic fibers

    yang menstimulus jaringan sel-sel chromaffin untuk

    melepaskan cathecolamine ke sirkulasi.

    - Target organ : yang mengandung adrenergic reseptor.

    1 = vasoconstriction, increase contraction smooth muscle.

    2 = mengurangi pelepasan glukagon.

    1 = meningkatkan kontraksi jantung.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    51/76

  • 8/3/2019 EMS case 4

    52/76

    Glukokortikoid

    Sintesis Glukokortikoid

  • 8/3/2019 EMS case 4

    53/76

    Sekesi Glukortikoid

    Mekanisme Of Action glukokortikoid

  • 8/3/2019 EMS case 4

    54/76

    Metabolisme Glukokortikoid

    Metabolisme glukokortikiod sebagian besar dilakukannnn di hati dan

    sebagian kecil di ginjal. Sedangkan ekskresinya paling banyak melalui

    urine dalam bentuk terkonjugasi. Ekskresi kedalam urin ini

    membutuhkan perubahan sifat dari lipofilik menjadi hidrofilik.

    Proses metabolisme giukokortikoid yang menjadikannya inaktif dan

    hidrofilik terdiri atas proses katabolisme (reduksi, oksidasi, hidroksilaai)

    dan konjugasi dengan derivate sulfat atau glukoronide.

    Hasilnya adalah berupa tetrahidrokortisol dan tetrahidrokortison

    yang juga dikenal sebagai 17-hydroxycorticosteroid. Kadar zat ini

    dalam urin bisa dijadikan uji diagnosa terhadap fungsi adrenaldalam

    menghasilkan steroid.

    Efek Glukokortikoid

    Sedikitnya 95 persen aktivitas giukokortikoid dari bahan sekresi

    adrenokortikal merupakan hasil dari sekresi kortisol, yang dikenal juga

  • 8/3/2019 EMS case 4

    55/76

    di dalam sel-sel tu-bulus ginjal, disertai dengan pembentukan RNA mes-

    senger yang selanjutnya dapat dipakai untuk menyu-sun enzim-enzim

    yang dibutuhkan dalam proses glukoneogenesis.

    Kedua, kortisol menyebabkan pengangkutan asam-asam amino dari

    jaringan ekstrahepatik, terutama dari otot. Akibatnya, semakin banyak

    asam amino tersedia dalam plasma, untuk masuk dalam proses

    glukoneogenesis dalam hati dan oleh karena itu akan meningkatkan

    pembentukan glukosa.

    Salah satu efek peningkatan glukoneoge-nesis adalah sangat

    meningkatnya jumlah penyimpanan glikogen dalam sel-sel hati.

    PENURUNAN PEMAKAIAN GLUKOSA OLEH SEL. Kortisol juga menyebabkan

    penurunan kecepatan pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh. Walaupun

    pe-nyebab penurunan ini tidak diketahui, sebagian besar ahli fisiologi

    percaya bahwa pada suatu tempat yang terletak di antara tempat

    masuknya glukosa ke dalam sel dan tempat pecahnya kortisol yang

    terakhir, secara langsung memperlambat kecepatan pemakaian glukosa.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    56/76

    diabetes hipofisis kepekaannya terhadap insulin paling lemah, diabetes

    adrenal cukup peka terhadap insulin, dan diabetes pankreatik sangat

    peka terhadap insulin.

    Efek Kortisol terhadap Metabolisme Protein

    PENGURANGAN PROTEIN SEL. Salah satu efek utama dari kortisol

    terhadap sistem metabolisme tu-buh adalah kemampuannya untuk

    mengurangi pe-nyimpanan protein di seluruh sel tubuh kecuali protein

    dalam hati. Keadaan ini disebabkan oleh berkurangnya sintesis protein

    dan meningkatnya katabo-lisme protein yang suoah ada di dalam sel.

    Kedua efek ini mungkin sebagai akibat dari berkurangnya pengangkutan

    asam amino ke dalam jaringan ekstra hepatik, keadaan ini mungkin

    bukan merupakan satu-satunya penye-bab, oleh karena kortisol juga

    menekan pembentukan RNA dan sintesis protein selanjutnya di sebagian

    besar jaringan ekstrahepatik, terutama pada otot dan jaringan limfoid.

    Bila kelebihan kortisol sangat banyak, otot dapat menjadi begitu

  • 8/3/2019 EMS case 4

    57/76

    SEL HATI. Pe-nelitian akhir-akhir ini pada jaringan yang diisolasi

    menunjukkan bahwa kortisol menekan pengangkutan asam amino ke

    dalam sel-sel otot dan mungkin juga ke sel-sel ekstrahepatik lainnya..

    Berkurangnya asam amino yang diangkut ke sel-sel ekstrahepatik akan

    mengurangi konsentrasi asam amino intraselular dan akibatnya akan

    mengurangi sintesis protein. Namun proses katabolismef protein yang

    terjadi di dalarn sel terus melepaskan asam amino dari protein yang

    sudah ada, dan asam amino ini akan berdifusi keluar dari sel-sel untuk

    meningkatkan konsentrasi asam amino dalam plasma. Oleh karena itu,

    kortisol memobilisasi asam amino dari jaringan-jaringan nonhepatik dan

    dalam melakukannya juga akan mengurangi simpanan protein di dalam

    jaringan.

    Konsentrasi asam amino yang meningkat dalam plasma, ditambah

    dengan fakta bahwa kortisol juga meningkatkan pengangkutan asam

    amino ke dalam sel-sel hati, dapat juga berperan dalam meningkatkan

    pemakaian asam amino cleh hati yang menyebabkan timbulnya pengaruh

    seperti (1) peningkatan kecepatan deaminasi asam amino oleh hati, (2)

  • 8/3/2019 EMS case 4

    58/76

    energi. Kortisol tampaknya juga memiliki efek langsung untuk

    meningkatkan oksidasi asam lemak di dalam sel.

    Mekanisme apa yang dipakai oleh kortisol untuk meningkatkan

    mobilisasi asam lemak masih belum diketahui. Akan tetapi, sebagian efek

    itu mungkin dihasilkan dari berkurangnya pengangkutan glukosa ke

    dalam sel-sel lemak. Dalam hal ini diingatkan bahwa oc-gliserofosfat,

    yang berasal dari glukosa, dibutuhkan untuk penyimpanan danmempertahankan jumlah trigliserida di dalam sel-sel lemak, dan bila

    bahan ini tidak ada maka sel-sel lemak itu akan mulai melepas-kan asan-

    asam lemaknya.

    Peningkatan mobilisasi lemak oleh kortisol digabungkan dengan

    peningkatan oksidasi asam lemak di dalam sel membantu menggeser

    sistem metabolisme sel pada saat kelaparan atau stres yang lain dari

    peng-gunaan glukosa untuk energi menjadi penggunaan asam lemak.

    Akan tetapi, mekanisme kortisol ini, membutuhkan waktu beberapa jam

    untuk bekerja dengan penuhtidak secepat atau sekuat efek per-geseran

  • 8/3/2019 EMS case 4

    59/76

    Sangat mengagumkan bahwa hampir semua jenis stres, apakah

    bersifat fisik atau neurogenik, akan menyebabkan peningkatan sekresi

    ACTH dengan segera dan bermakna oleh kelenjar hipofisis anterior..

    Beberapa jenis stres yang meningkatkan pelepasan kortisol adalah

    sebagai berikut:

    1. Hampir semua jenis trauma

    2. Infeksi

    3. Kepanasan atau kedinginan yang hebat

    4. Penyuntikan norepinefrin dan obat-obat sim-patomimetik lainnya

    5. Pembedahan

    6. Penyuntikan bahan yang bersifat nekrolisis di bawah kulit

    7. Mengekang seekor binatang sehingga tak dapat bergerak

    8. Hampir setiap penyakit yang menyebabkan ke-lemahan

    Jadi, sebenarnya ada banyak rangsangan nonspesifik yang dapat

    menyebabkan peningkatan kecepatan sekresi kortisol secara bermakna

    oleh korteks adrenal Walaupun kita sudah mengetahui bahwa sekresi

  • 8/3/2019 EMS case 4

    60/76

    memobilisasi protein-protein dasar fungsional dari sel-sel, seperti protein

    kontraktil otot dan protein neuron, sampai hampir semua protein lainnya

    itu sudah dilepaskan. Efek khu-sus kortisol dalam memobilisasi protein

    yang labil ini dapat menyebabkan tersedianya asam amino yang berguna

    bagi sel untuk mensintesis bahan-bahan yang berguna untuk hidup.

    EFEKANTI-INFLAMASI KORTISOL

    Bila jaringan rusak akibat trauma, infeksi bakteri, atau pada

    keadaan apapun, maka jaringan itu hampir selalu akan "meradang." Pada

    beberapa keadaan, radang ini justru lebih merusak daripada trauma atau

    penyakit penyebabnya sendiri, seperti artritis reumatoid; Pemberian

    kortisol dalam jumlah besar biasanya dapat menghambat proses inflamasi

    ini atau malah dapat membalikkan sebagian besar efeknya segera ketika

    proses inflamasi mulai terjadi. Sebelum kita mencoba menjelaskan cara

    yang dipakai oleh kortisol untuk menghambat proses inflamasi, marilah

    kita me-ngulang dulu tahap-tahap dasar dari proses inflamasi itu

    Ada limatahap utama inflamasi:

  • 8/3/2019 EMS case 4

    61/76

    Bila ada banyak sekali kortisol yang disekresikan atau yang

    diinjeksikan pada seseorang, maka kortisol mempunyai dua efek dasar

    anti-inflamasi:

    kortisol dapat menghambat tahap awal dari proses inflamasi

    bahkan sebelum inflamasi itu sendiri mulai terjadi, dan

    bila proses inflamasi sudah dimulai, proses ini akan

    menyebabkan resolusi inflamasi yang cepat dan meningkatkan

    kecepatan penyembuhan. Efek ini dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai

    berikut:

    Pencegahan Perkembangan Inflamasi. Kortisol mempunyai efek

    berikut ini dalam mencegah proses inflamasi.

    1. Salah satu efek anti-inflamasi kortisol yang paling penting adalahkemampuan kortisol untuk menyebabkan stabilisasi membran lisosom.

    Yaitu, kortisol membuat membran lisosom in-traselular menjadi lebih

    sulit pecah daripada keadaan normal. Oleh karena itu, sebagian besar

    enzim proteolitik yang dilepaskan oleh sel-sel yang rusak untuk

  • 8/3/2019 EMS case 4

    62/76

    satu perangsang utama terhadap sistem pengatur temperatur

    hipotalamus. Penurunan temperatur selanjutnya mengurangi derajat

    vasodi-latasi.

    Jadi, kortisol memiliki efek yang hampir menyeluruh dalam

    mengurangi semua akibat dari proses inflamasi. Berapa besar hasil dari

    efek kortisol yang sederhana ini dalam menstabilkan lisosom dan mem-

    bran sel dibandingkan dengan efek kortisol dalam mengurangi

    pembentukan prostaglandin dan leukotrien dari asam arakidonat pada

    membran sel yang rusak dan sebaliknya, masih belum diketahui.

    Efek Kortisol dalam Menyebabkan Penyembuhan inflamasi.

    Bahkan setelah timbul proses inflamasi, pemberian kortisol

    seringkali dapat mengurangi proses inflamasi selama beberapa jam

    sampai beberapa hari lamanya. Efek yang segera timbul adalah

    penghambatan sebagian besar faktor yang meningkatkan terjadinya

    inflamasi. Selanjutnya, kecepatan penyembuhan juga akan ditingkatkan.

    Keadaan ini mungkin disebabkan oleh hal yang sama, terutama oleh

  • 8/3/2019 EMS case 4

    63/76

    itu sendiri dan bukan disebabkan oleh aspek-aspek lain dari penyakit

    tersebut. Bila penderita penyakit ini diberi kortisol alau giukokortikoid lain,

    maka sebagian besar proses inflamasi akan hilang dalam waktu 24

    sampai 48 jam. Dan walaupun kortisol tidak memperbaiki kondisi dasar

    dari penyakitnya, hanya dengan mencegah efek pengrusakan dari res-

    pons inflamasinya saja, keadaan ini sendiri sudah merupakan tindakan

    untuk menyelamaikan jiwa.

    Efek terhadap Alergi

    Dengan cara yang mirip seperti pada penghambatan berbagai

    respons inflamasi lain, kortisol menghambat respons inflamasi terhadap

    reaksi alergi. Dasar reaksi alergi antara antigen dan antibodi itu tidak

    dipengaruhi oleh kortisol, dan bahkan beberapa efek sekunder dari reaksi

    alergi masih terjadi. Akan tetapi, oleh karena respons inflamasi itu

    bertanggung jawab terhadap banyak efek yang berat dan kadangkala

    dapat mematikan, maka pemberian kortisol, yang diikuti oleh efek kortisol

    dalam mengurangi inflamasi dan pelepasan produk inflamasi, dapat

  • 8/3/2019 EMS case 4

    64/76

    dapat menimbulkan infeksi fulminan dan kematian dari penyakit yang

    sebenamya tidak mematikan, misalnya tuberkulosis fulminan pada pen-

    derita yang sebelumnya sudah sembuh. Sebaliknya, kemampuan kortisol

    dan giukokortikoid yang lain untuk menekan imunitas membuat keduanya

    menjadi obat yang sangat berguna untuk mencegah penolak'an

    imunologik pada transplantasi jantung, ginjal, dan jaringan lain.

    Kortisol juga meningkatkan produksi sel-sel darah merah, namun

    penyebabnya masih belum dir ketahui. Bila sekresi kortisol oleh kelenjar

    adrenal berlebihan, maka seringkali timbul polisitemia, dan sebaliknya,

    bila tidak ada sekresi kortisol oleh kelenjar adrenal, maka seringkali akan

    timbul anemia

    Efek pada Sekresi ACTH

    Giukokortikoid menghambat sekresi ACTH, dan sekresi ACTH

    meningkat pada hewan yang mengalami adrenalektomi. Konsekuensi efek

    umpan balik kortisol pada sekresi ACTH dibahas di bawah dalam bagian

    pengaturan sekresi giukokortikoid.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    65/76

    olfaktorius dan gustatorius. Perubahan kepribadiannya ringan, mencakup

    iritabilitas, ketakutan, dan ketidakmampuan berkonsentrasi.

    Efek pada Metabolisme Air

    Insufisiensi adrenal ditandai oleh ketidakmampuan

    mengekskresikan kelebihan beban air, dan hanya giukokortikoid yang

    memperbaiki defisit ini. Beban akhirnya diekskresikan, tetapi ekskresi

    berlangsung sedemikian lambat sehingga terdapat bahaya intoksikasi air.

    Pada pasien insufisiensi adrenal yang tidak mendapat glukokortikoid,

    pemberian infus glukosa dapat menimbulkan demam tinggi ("demam

    glukosa") diikuti oleh kolaps dan kematian. Diperkirakan glukosa

    dimetabolisis, air melarutkan plasma, dan gradien osmotik yang terjadi

    antara plasma dan sel menyebabkan sel-sel di pusat pengaturan suhu

    hipotalamus membengkak sampai ke tahap yang menyebabkan fungsinya

    terganggu. Perlu dicatat bahwa intoksikasi air dapat terj adi pada

    insufisiensi adrenal walaupun tidak terdapat kelebihan air absolut didalam

    tubuh; faktor penting adalah retensj air dalam kelebihan Na.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    66/76

    Tampaknya efekprimernya adalah menghambat pembentukan IL-2 oleh

    limfosit T, sehingga secara efektif menghentikan proliferasi limfosit

    Pembentukan IL-1 olehmonosit dan makrofag juga terhambat.

    Resistensi terhadap "Stres"

    Selye mendefinisikan rangsang mengganggu yang meningkatkan

    sekresi ACTH sebagai "stresor", dan sekarang telah menjadi kebiasaan

    menyatukan rangsangan-rangsangan tersebut sebagai "stres". Kata ini

    adalah sebuah kata singkat yang bermuatan emosi untuk sesuatu yang

    sebenarnya memerlukan banyak kata imtuk menjelaskannya dankata ini

    adalah istilahyang memadai digunakan asalkan dipahami bahwa, dalam

    konteks buku ini, stres hanya menyatakanrangsangan-rangsangan yahg

    terbukti meningkatkan sekresi ACTH pada hewan dan orang normal.

    Penyebab perlunya peningkatan kadar giukokortikoid dalam darah

    untuk menahan stres sebagian besar tidak diketahui. Sebagian besar

    rangsang stres yang meningkatkan sekresi ACTH juga mengaktifkan

    sistem saraf , simpatis, dan sebagian fungsi glukokortikoid dalam darah

  • 8/3/2019 EMS case 4

    67/76

    I have tried twice before to taper off prednisone and had to go back on itagain. This time I am doing much better and have been totally off it for 2

    weeks now. The past few days I have been getting the chills and I donthave a fever. I am also anemic for which I take iron pills and haverheumatoid arthritis. My last blood test (July 16) my hemoglobin wasnormal. I am wondering whether the chills could be related to stoppingthe Prednisone. I was on 2.5mg per day for 2 months. I feel great otherthen the chills. What are the signs of Prednisone withdrawal? Is chills withno fever one of them?

    Answer:

    Prednisone is a type of medicine called a glucocorticoid. These medicineshave multiple actions in the body and are used to treat manyinflammatory and autoimmune conditions including rheumatoid arthritis.The body makes its own glucocorticoid called cortisol in the adrenal gland.Under normal conditions small amounts of cortisol are released on a daily

    cycle to help the body deal with normal activities. Large amounts are alsoreleased in response to injury and other stressors like surgery. The normalcortisol levels in the body are not adequate for the treatment ofinflammatory diseases so medications are used.

    When prednisone is used for extended periods, the body stops makingcortisol. The body system for production and control of cortisol issuppressed and may actually atrophy. It can be dangerous to stop taking

  • 8/3/2019 EMS case 4

    68/76

    nausea vomiting

    anorexia weight loss fever and low blood sugar.

    Chills are not something we would typically expect, but could indicate youhave some sort of infection. It is important to continue to watch for fever ifthe chills continue. Experiencing chills may also be the effect of other

    medications or other conditions such as thyroid disorder.

    This response was prepared by Matt Brown, a PharmD student at theUniversity of Cincinnati College of Pharmacy

    Pembagian Tumor Intrakranial secara Sederhana

    Proses neoplastik di susunan saraf dapat dibedakan menjadi duaberdasarkan asalnya, yaitu : (1) neoplasma sarafi primer dan (2) non-

    sarafi atau metastatik. Neoplasma sarafi primer ada kecenderungan untuk

    berkembang di tempat-tempat tertentu. Misalnya ependioma hampir

    selamanya berlokasi di dekat dinding ventrikel atau kanalis sentralis

    medulla spinalis. Selain itu, jenis neoplasma sarafi mempunyai

    kecenderungan untuk berkembang pada umur tertentu. Contohnya

  • 8/3/2019 EMS case 4

    69/76

    Tumor intrakranium pada umumnya dapat menyebabkan :

    1) Gangguan kesadaran akibat tekanan intrakranium yang meninggiGanguan kesadaran akibat peningkatan tekana intrakranium dapat

    berakhir hingga koma. Tekanan intrakranium yang meninggi dapat

    mnyebabkan ruang tengkorak yang tertutup terdesak dan dapat pula

    menyebabkan perdarahan setempat. Selain itu, jaringan otak sendiri

    akan bereaksi dengan menimbulkan edema, yang berkembang karena

    penimbunan katabolit di sekitar jaringan neoplasmatik. Stasis dapat

    pula terjadi karena penekanan pada vena dan disusuk dengan terjadi

    edema.

    Pada umumnya tumor di fosa kranium posterior lebih cepat

    menimbulkan gejala-gejala yang mencerminkan tekanan intrakranium

    yang meninggi. Hal ini mungkin disebabkan karena aliran CSF pada

    aquaductus yang berpusat di fosa kranium posterior dapat

    tersebumbat sehingga tekanan dapat meninggi dengan cepat.Fenomena peningkatan tekanan intrakranium dapat diklasifikasikan

    menjadi tiga, yaitu :

    a) Sindroma unkus atau sindroma kompresi diansefalon ke lateral

    Proses desak pertama kali terjadi pada bagian lateral dari fosa

    kranium medial dan biasanya mendesak tepi medial unkus dan

    girus hipokampus ke arah garis tengah dan ke kolong tepi bebas

  • 8/3/2019 EMS case 4

    70/76

    - Kedua bola mata bergerak perlahan-lahan ke samping kiri

    dan kanan

    - Gejala-gejala UMN pada kedua sisiPada tahap kompresi rostro-kaudal yang lebih berat, akan terjadi :

    - Kesadaran menurun sampai derajat paling rendah

    - Suhu badan mulai meningkat dan cenderung untuk melonjak

    terus

    - Respirasi cepat dan bersuara mendengkur

    - Pupil yang tadinya sempit berangsur-angsur melebar dan

    tidak lagi bereaksi terhadap sinar cahaya

    c) Herniasi serebelum di foramen magnum

    Herniasi ini akan menyebabkan jiratan pada medula oblongata.

    Gejala-gejala gangguan pupil, pernafasan, okuler dan tekanan

    darah berikut nadi yang menandakan gangguan pada medula

    oblongata, pons, ataupun mesensefalon akan terjadi.

    2) Gejala-gejala umum tekanan intrakranium yang tinggi

    a) Sakit kepala

    Sakit kepala merupakan gejala umum yang dirasakan pada tumor

    intrakranium. Sifat dari sakit kepala itu adalah nyeri berdenyut-

    denyut atau rasa penuh di kepala seolah-olah mau meledak.

  • 8/3/2019 EMS case 4

    71/76

    Definisi sakit kepala dan pusing harus dapat dibedakan dengan

    jelas. Pusing kepala biasanya disebabkan oleh oftalmoplegia (yang

    menimbulkan diplopia). Kombinasi pusing kepala ataupun sakitkepala dan diplopia harus menimbulkan kecurigaan terhadapa

    adanya tumor serebri, terutama tumor serebri infratentorial.

    b) Muntah

    Muntah sering timbul pada pagi hari setelah bangun tidur. Hal ini

    disebabkan oleh tekanan intrakranium yang meninggi selama tidur

    malam, di mana PCO2 serebral meningkat. Sifat muntah dari

    penderita dengan tekanan intrakranium meninggi adalah khas,

    yaitu proyektil atau muncrat yang tanpa didahului mual.

    c) Kejang fokal

    Kejang dapat timbul sebagai manifestasi dari tekanan intrakranium

    yang melonjak secara cepat, terutama sebagai manifestasi dariglioblastoma multiform. Kejang tonik biasanya timbul pada tumor di

    fosa kranium posterior.

    d) Gangguan mental

    Tumor di sebagian besar otak dapat mengakibatkan gangguan

    mental, misalnya demensia, apatia, gangguan watak dan serta

  • 8/3/2019 EMS case 4

    72/76

    Tumor di daerah presentralis akan merangsang derah motorik

    sehingga menimbulkan kejang pada sisi kontralateral sebagai

    manifestasi dini. Bila tumor di daerah presentral sudahmenimbulkan destruksi strukturil, maka manifestasinya berupa

    hemiparesis kontralateral. Jika tumor bertumbuh di daerah falk

    serebri setinggi daerah presentralis, maka paparesis inferior akan

    dijumpai.

    c) Tumor di lobus temporalis

    Bila lobus temporalis kanan yang didudki, manifestasi klinis kurang

    menonjol. Kecuali, bila daerah unkus terkena, akan timbul serangan

    uncinate fit pada epilepsi. Kemudian akan terjadi gangguan pada

    funsgi penciuman serta halusinasi auditorik dan afasia sensorik. Hal

    ini logis bila dikaitkan dengan fungsi unkus sebagai pusat

    penciuman dan lobus temporalis sebagai pusat pendengaran.

    d) Tumor di lobus parietalis

    Tumor pada lobus parietalis dapat merangsang daerah sensorik. Jika tumor sudah menimbulkan destruksi strukturil, maka segala

    macam perasa pada daerah tubuh kontralateralyang bersangkutan

    tidak dapat dikenali dan dirasakan. Han ini akan menimbulkan

    astereognosia dan ataksia sensorik. Bila bagian dalam parietalis

    yang terkena, maka akan timbul gejala yang disebut thalamic

    over-reaction, yaitu reaksi yang berlebihan terhadap rangsang

  • 8/3/2019 EMS case 4

    73/76

    Secara umum, tanda-tanda fisik yang dapat didiagnosis pada tumor

    intrakranium :1. Papiludema (edema pada discus opticus) dapat timbul akibat

    tekanan intrakranium yang meninggi atauapun karena penekanan

    pada nervus optikus secara langsung. Papil akan terlihat berwarna

    merah tua dan ada perdarahan di sekitarnya. Untuk melihat

    papiledemea, dapat dilakukan funduskopi atau oftalmoskopi. Karena

    ruang subarachnoid pada otak berlanjut hingga medula spinalis,

    maka peningkatan tekanan intrakranial juga akan tercermin pada

    ruang subarachnoid di medula spinalis. Pada kedaan demikian,

    pungsi lumbal tidak boleh dilakukan dapat menyebabkan herniasi

    serebelum di foramen magnus yang dapat mengkahiri kehidupan.

    2. Pada anak-anak, tekanan intrakranium yang meningkat dapat

    menyebabkan ukuran kepala membesar atau terenggannya sutura

    3. Tekanan intrakranium yang meninggi mengakiabatkan iskemi danganggaun kepada pusat-pusat vasomorotik serebral, sehingga

    menimbulkan bradikardi (melambatnya denyut jantung) atau

    tekanan darah sistemik meningkat secara progresif

    4. Irama dan frekuensi pernapasan berubah. Kompresi pada batang

    otak dari luar akan mempercepat pernafasan, sedangkan kompresi

    sentral rostro-kaudal terhadap batang otak menyebabkan

  • 8/3/2019 EMS case 4

    74/76

    Patfis: ACTH hyperplasia zona fasciculate dan zona

    retikularis peningkatan sekresi adrenocortical, yakni androgen,

    cortisol dan DOC

    Terdiri dari

    a. Ectopic ACTH Syndrome: produksi ACTH oleh tumor non

    pituitary

    Mayoritas di paru-paru (bronchial carcinoid)

    b. Cushings Disease: sekresi ACTH pituitary berlebih dari tumor

    pituitary

    2. ACTH independent

    neoplasma primer adrenal atau hyperplasia nodular adrenal

    cortisol negative feedback ke pituitary ACTH

  • 8/3/2019 EMS case 4

    75/76

    Mrs. Wati Wibowo, 35 thn

    berat badan tidak sesuai

    konsumsi green tablet

    (prednisone) k+ menurun

    (hipokalemia)

    Feedback (-) dari adrenal cortex

    Penurunan sekresi glukokortikoid alami efek peningkatan glukokortikoid sintetik

    Retensi natrium

    Peningkatan kadar lemak (cholesterol) respon cardiac abnormal akumulasi cairan anti inflamasi

    peningkatan

    BP menurun edema vasokontriksi mobilisasi

    Kompensasi peningkatan steroid lain kaki sulit ditekuk lemak

    deposisi

    Androgen meningkat peningkatan hormone sex lemak

    Hirsutism peningkatan kelenjar sebasea irregular mens abdomen face supraclavicular

    truncal

    Acne moon face buffalo lump dorsocervical fat pad

    Page75

  • 8/3/2019 EMS case 4

    76/76

    Sambungan patomekanisme dari efek peningkatan glucocrticoid sintetik

    Emosi labil

    efek peningkatan glukokortikoid sintetik

    penigkatan pemecahan protein

    enterohepatik ekstrahepatik

    glukoneogenesis pembuluh darah otot kulit

    peningkatan glukosa darah penurunan protein penurunan massa penipisan bawah kulit

    dinding pembuluh tipis otot ekstremitas striae

    easily bruished