ems case 5

Upload: nita-andriyani

Post on 06-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 EMS case 5

    1/116

    Halaman 1

    Ny. Anita, seorang ibu rumah berumur 35 tahun mengunjungi

    klinik endokrinologi.

    Keluhan utamanya adalah lemah dan kehilangan berat badan.

    Dia juga merasa haus berlebih dan sering BAK dengan volume

    urin yang banyak. Sejak 6 bulan sebelumnya, dia juga

    mengalami mati rasa di jari kakinya dan penglihatan yang

    terganggu.

    Sekitar 3 tahun yang lalu dia mengalami gejala yang sama tapi

    tanpa mati rasa. Dia pergi ke dokter dan didiagnosa menderita

    Diabetes Mellitus. Lalu dia menjalani program diet, olah raga,

    dan diberi glibenclamide juga.

    Setahun yang lalu dia berhenti mengkonsumsi glibenclamide dan

    tidak mengikuti program diet juga olah raga karena gejala

    penyakitnya telah hilang semua dan dia berpikir bahwa dia telah

    sembuh sepenuhnya.

    Riwayat keluarganya : ibunya gemuk dan menderita diabetes.

    Begitu juga saudra laki-laki dan perempuannya.

    Halaman 2

    Pemeriksaan fisik :

    Tinggi : 158 cm Berat : 52 kg

    Tingkat nadi : 76 bpm Tekanan darah : 140/90

    mmHg

    Suhu tubuh : 36,5 Celcius Pernafasan : 26/menit

    1

  • 8/3/2019 EMS case 5

    2/116

    Kepala : mata : tidak ada katarak

    Thorax : Paru-paru dan jantung dalam batas normal

    Anggota gerak : Fisiologi refleks menurun

    Pemeriksaan lab :

    Hb : 13,4 g/dL

    WBC : 9000/mm3

    Gula darah : Puasa 258 mg/dL, 2 jam setelah makan 431

    mg/dL

    Total Cholesterol : 290 mg/dL

    HDL-Cholesterol : 23 mg/dL

    LDL-Cholesterol : 170 mg/dL

    Triglyceride : 356 mg/dL

    HbA1C : 10,3%

    Fungsi hati dan ginjal dalam batas normal

    Urinalisis : microalbuminuria (+), erythrocyte : 0-1,

    leucocyte : 0-2, bacteria : (-), glukosa (+++), badan keton (-)

    ECG dan X-ray Thorax dalam batas normal.

    Halaman 3

    2

  • 8/3/2019 EMS case 5

    3/116

    Terapi mulai diberikan kepada Ny. Anita yang terdiri dari :

    1. Diet 1700 kcal diabetes diet, rendah lemak, dan rendah

    garam.

    2. Olah raga setelah level glukosanya

  • 8/3/2019 EMS case 5

    4/116

    Halaman 5

    Akhirnya, dia melahirkan seorang bayi laki-laki, cukup umur,

    melalui persalinan normal. Berat bayinya 3,1 kg.

    Sejak itu pemberian insulinnya dihentikan dan dia mengkonsumsi

    glibenclamide secara teratur dan menjalani diet.

    EMBRIOLOGI DAN ANATOMI

    1.Embriologi Pancreas

    Pancreas berkembang diantara lapisan mesentery dari

    dorsal dan ventral pancreatic bud ( berasal dari sel-sel

    endodermal ), yang muncul dari bagian dorsal dari foregut.

    Kebanyakan pancreatic berasal dari dorsal pancreatic bud.

    Dorsal pancreatic bud muncul pertama kali dan

    berkembang secara cepat diantara lapisan dorsal mesentery.

    Ventral pancreatic bud berkembang di dekat saluran

    tempat masuk bile duct yang mengarah kedalam duodenum

    dan berkembang pada lapisan ventral mesentery.

    Ketika duodenum berputar kea rah kanan dan mulai

    berbentuk C, ventral pancreatic bud terbawa kearah dorsal

    bersama bile duct, yang kemudian nantinya akan terletak di

    posterior dari dorsal pancreatic bud dan kemudian akan

    bersatu dengan bagian tersebut.

    Ventral pancreatic bud tersebut akan membentuk

    uncinate process dan head of pancreas .Ketika stomach,

    4

  • 8/3/2019 EMS case 5

    5/116

    duodenum, dan ventral mesentery berputar, pancreas

    menjadi terletak disepanjang dinding dorsal abdominal.

    Ketika pancreatic bud bersatu, ductus-ductusnya akan

    beanastomosom. Pancreatic duct terbentuk dari ductus

    ventral bud dan bagian distal dari ductus dorsal bud.

    Bagian proximal dari ductus dorsal bud sering menjadi

    accessory pancreatic duct yang membuka kedalam minor

    duodenal papilla yang berlokasi kurang lebih 2 cm di atas

    main duct. Dua duktus tersebut sering berhubungan satu

    sama lain.

    Perkembangan organ pancreas ini terjadi pada sekitar 5-

    8 minggu.

    2.Histogenesis

    Parenkim dari pancreas berasal dari endoderm

    pancreatic bud yang membentuk network tubule.pada

    periode awal fetus, pancreatic acini mulai berkembang dari

    cluster-cluster sel disekeliling ujung dari tubule ( primordial

    pancreatic duct ). Pancreatic islet berkembang dari kumpulan

    sel yang terpisah dari tubule dan terletak disekitar/diantara

    acini.

    Sekresi insulin sudah dimulai pada periode awal

    perkembangan fetus yaitu sekitar minggu ke 10. Glucagon

    dan somatostatin containing cells berkembang sebelum

    differensiasi insulin secreting cells. Tetapi glucagon terdeteksi

    di dalam plasma sel bayi sekitar umur 15 minggu kehamilan.

    5

  • 8/3/2019 EMS case 5

    6/116

    Jaringan ikat dan interlobular septa pancreas berkembang

    dari mesenkim slplanchnic di sekelilingnya.

    3.Anatomi Pancreas

    Merupakan accessory digestive gland, terletak

    memanjang secara retroperitoneal. Berada di level L1 dan L2

    vertebra pada donding posterior abdominal.

    Terletak diposterior dari stomach diantara duodenum

    pada sebelah kanannya dan spleen disebelah kirinyasedangkan transverse mesocolon menempel pada batas

    anteriornya.

    Pancreas dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

    1) Head of pancreas

    Merupakan bagia yang paling luas dari kelenjar

    pancreas yang dikelilingi oleh curve dari duodenum

    6

  • 8/3/2019 EMS case 5

    7/116

    yang berbentuk C.Pada bagian kanan head of pancreas

    ini terdapat superior mesenteric vessel.Head of

    pancreas ini secara kuat menempel pada bagian

    medial descending duodenum dan horizontal

    duodenum.

    Uncinate process merupakan penonjolan dari

    bagian inferior head of pancreas yang secara medial

    memanjang terhadap left posterior superior mesenteric

    artery.headof pancreas ini menempel secara posterior

    terhadap inferior vena cava, arteri dan vena ginjal

    kanan, serta vena renal kiri. Pada bagian head of

    pancreas ini terdapat bile duct yang membuka ke

    bagian descending duodenum dan terletak pada

    permukaan superior posterior dari head of pancreas.

    2) Neck of pancreas

    Bagian pendek ( 1,5-2 cm ) dari pancreas dan

    terletak diatas superior mesenteric vessel. Permukaan

    anterior dari neck of pancreas ini dilapisi oleh

    peritoneum dan bersebelahan dengan pylorus dari

    lambung. Sperior mesenteric vein akan bergaung

    dengan splenic vein pada bagian posterior neck of

    pancreas untuk membenetuk hepatic portal vein.

    3) Body of pancreas

    Merupakan terusan dari bagian neck of pancreas

    dan terletak disebelah kiri dari superior mesenteric

    vessels, melintas diatas aorta dan L2 vertebra.

    Posterior terhadap omental bursa. Permukaan anterior

    dari body of pancreas di lapisi oleh peritoneum dan

    7

  • 8/3/2019 EMS case 5

    8/116

    terletak di dasar omental bursa. Permukaan body of

    pancreas tidak dilapisi oleh peritoneum dan menempel

    pada aorta, superior mesenteric artery, left suprarenal

    gland, left kidney dan renal vessels.

    4) Tail of pancreas

    Terletak anterior terhadap ginjal kiri, dimana

    terletak sangat berdekatan dengan hilum splenic dan

    left colic flexure. Bagian ekor dari pancreas ini relative

    lebih mobile dan terletak diantara ligament splenorenal

    dan splenic vessel.

    Terdapat 2 duktus penting pada pancreas :

    1. Main pancreatic duct ( Wirsung duct )

    Berawal dari tail of pancreas dan mengalir melalui

    parenkim kelenjar ke bagian head of pancreas. Pada

    8

  • 8/3/2019 EMS case 5

    9/116

    bagian head of pancreas ini main pancreatic duct akan

    membelok kearah inferior dan bersatu dengan bile duct.

    Main pancreatic duct dan bile duct akan bersatu

    membentuk hepatopancreatic ampulla ( of Vater ), yang

    membuka kebagian descending duodenum di puncak

    major duodenal papilla.

    Sphincter dari pancreatic duct ( mengelilingi bagian

    terminal dari pancreatic duct ), sphincter dari bile duct

    ( mengelilingi bagian terminal dari bile duct ) dan

    hepatopancreatic sphincter ( Oddi) yang mengelilingi

    hepatopancreatic ampulla merupkan sphincter yang terdiri

    dari otot-otot polos yang mengontrol aliran bile dan

    pancreatic juice ke dalam ampulla dan mencegah

    masuknya ini duodenum ke dalam ampulla.

    2. Accessory pancreatic duct ( santorini )

    Membuka kedalam duodenum dan terletak di puncak

    dari minor duodenal papilla. Biasanya accessory duct akan

    berhuungan dengan main pancreatic duct.

    Vaskularisasi

    Artery

    9

  • 8/3/2019 EMS case 5

    10/116

    Bagian body dan tail dari pancreas disupply darah yang

    berasal dari splenic arteri sedangkan head dari pancreas

    disupply darah dari superior pancreaticoduodenal arteri yang

    berasal dari gastroduodenalarteri dan inferior

    pancreaticoduodenal arteri yang berasal dari sepuerior

    mesenteric artery

    Venous drainage

    Venous drainage yang berasal dari pancreatic vein

    mengalir ke splenic dan mesenteric vein untuk menuju

    hepatic portal vein.

    10

  • 8/3/2019 EMS case 5

    11/116

    Lymphatic vessel

    Lymphatic vessel pancreas mengikuti blood vesselnya.

    Kebanyakan berakhir di pancreaticosplenic lymph nodes yang

    terletak disepanjang arteri splenic. Sebagian lagi berakhir di

    phyloric lymph nodes. Pembuluh lymphatic efferent dari node

    ini akan mengalir ke superior mesenteric lymph node atau

    celic lymph node melalui hepatic lymph node.

    Innervasi

    Saraf-saraf pancreas berasal dari vagus dan

    abdominopelvic splanchnic nerve yang menembus diafragma.

    Fiber-fiber simpatis dan parasimpatis mempersarafi pancreas

    melalui sepanjang arteri dari celiac plexus dan superior

    11

  • 8/3/2019 EMS case 5

    12/116

    mesenteric plexus.saraf simpatis dan parasimpatis ini akan

    mempersarafi pancreatic acinar cells dan islet.

    REGULASI GLUKOSA DARAH

    1. Glukokinase

    - Merupakan enzim yang penting dalam mengatur

    glukosa darah sesudah makan.

    -Memiliki afinitas yang rendah terhadap glukosa

    daripada hexokinase sehingga meningkat aktivitasnya

    melebihi kisaran kadar glukosa yang fisiologik.

    2. Insulin

    - memainkan peranan central dalam mengatur glukosa

    darah.

    12

  • 8/3/2019 EMS case 5

    13/116

    - Dihasilkan oleh sel pada Pulau Langerhans Pankreas

    sebagai reaksi langsung terhadap keadaan

    hiperglikemia.

    Efek :

    1) Meningkatkan uptake glukosa di jaringan, seperti :

    jaringan adiposa dan otot.

    Disebabkan oleh peningkatan transpor glukosa (GLUT 2)

    dari bagian dalam sel ke membran plasma.

    2) Meningkatkan uptake jangka panjang glukosa oleh hati.

    Sebagai kerja pada sintesis enzim pengontrol glikolisis,

    glikogenolisis, dan slukoneogenesis.

    3) Mengaktifkan enzim glikogen sintase.

    3. Glukagon

    - antagonis terhadap insulin.

    - Dihasilkan oleh sel pada Pulau Langerhans Pankreas.

    - Sekresinya dirangsang oleh keadaan hipoglikemia.

    Efek :

    1) Menimbulkan glikogenolisis dengan mengaktifkan emzim

    fosforilase pada saaat mencapai hati (lewat vena porta) .

    2) Meningkatkan glukoneogenesis dari asam amino dan

    laktat.

    4. GH (Growth Hormone)

    - disekresi oleh hipofisis anterior yang dirangsang oleh

    keadaan hipoglikemia.

    - Cenderung menaikkan kadar glukosa darah (antagonis

    dengan insulin)

    Mekanisme :

    13

  • 8/3/2019 EMS case 5

    14/116

    Memobilisasi FFA dari jaringan adiposa

    Menghambat penggunaan glukosa

    Menurunkan uptake glukosa di jaringan tertentu (misal : otot)

    Meningkatkan kadar glukosa darah

    5. Glukokortikoid (11-oksisteroid)

    - disekresikan oleh kelenjar korteks adrenal.

    - Sangat penting di dalam metabolisme karbohidrat.

    Efek :

    1) Peningkatan glukoneogenesis akibat dari peningkatan

    katabolisme protein di jaringan, peningkatan uptake

    asam amino oleh hati, dan peningkatan aktivitas enzim

    transaminase serta enzim lainnya yang berhubungan

    dengan glukoneogenesis di hati.

    2) Menghambat penggunaan glukosa di jaringan

    ekstrahepatik.

    6. Epinefrin

    - disekresikan oleh medula adrenal sebagai akibat

    rangsangan stres (ketakutan, kegembiraan,

    perdarahan, hipoksia, hipoglikemia, dll).

    Mekanisme :

    14

  • 8/3/2019 EMS case 5

    15/116

    Sekresi epinefrin

    Menstimulasi emzim fosforilase dengan menghasilkan cAMP

    Menimbulkan glikogenolisis di hati

    Peningkatan kadar glukosa darah

    di otot : glikogenolisis terjadi dengan pembentukan laktat.

    7. Hormon Tiroid

    - mempunyai kerja diabetogenik

    - tindakan tiroidektomi menghambat perkembangan

    diabetes.Pada pasien hipotiroid :

    kadar glukosa puasa rendah dibandingkan pasien

    hipertiroid

    mempunyai sensitivitas terhadap insulin yang lebih rendah

    dibandingkan orang normal dan pasien hipertiroid.

    8. ACTH (Kortikotropin) dan hormon diabetogenik

    lainnya

    - meningkatkan kadar glukosa darah (antagonis kerja

    insulin).

    TRANSPORTER GLUKOSA (GLUT)

    15

  • 8/3/2019 EMS case 5

    16/116

    Membran sel impermeable terhadap molekul hidrofilik sepeti

    glukosa , sehingga setiap sel membutuhkan protein pembawa

    untuk mentransport glukosa memasuki sitosol memasuki

    melewati lipid bilayer.

    1. Intestine dan ginjal memiliki energy Na+ glucose transport.

    2. Sel sel tubuh lain memiliki non-energy dependent

    transporter yang memfasilitasi difusi glukosa dari

    konsentrasi tinggi ke yang rendah melewati sel membrane.

    Terdapat 13 GLUT . tetapi 4 yang memiliki afinitasnya yang

    berbeda untuk glukosa dan ekspresi yang berbeda beda. Adapun

    tipe GLUT :

    1. GLUT 1

    - Ada di semua jaringan tubuh manusia.

    - Untuk memediasi basal glucose uptake, karena

    afinitasnya terhadap glukosa yang sangat tinggi. Oleh

    sebab itu, maka dapat mentransport gukosa di

    konsentrasi yang sangat rendah yang ada di bagian

    basal.

    - Sehinnga, GLUT 1 sangat penting untuk otak (BBB) agar

    mencukupi kadar glukosa di CNS.

    2. GLUT 2

    - Afinitasnya terhadap glukosa sangat rendah.

    - Sehingga, sebagai transporter glukosa plasma tinggi.

    - Major transporter glucose di hepar, intestine, dan renal

    tubular cell

    - Difusi gukosa di sel ini meningkat saat level glukosa

    meningkat.

    16

  • 8/3/2019 EMS case 5

    17/116

    - Afinitas endah terhadap glukosa mengurangi uptake

    oleh hepatic saat fasting / basal state.

    3. GLUT 3

    - Terdapat di semua jaringan tubuh manusia.

    - Major glucose transporter di permukaan neuronal.

    - Afinitas terhadap glukosanya sangat tinggi sehingga

    dapat mentransfer glukosa ke sel neuron.

    4. GLUT 4

    - Ditemukan di 2 target insulin major ; skeletal muscle

    dan jaringan adipose.

    - Berada dalam compartment ntrasel, berfungsi sebagai

    transporter setelah ada sinyal dari insulin yaitu IP3

    berefek pada translokasi GLUT 4 ke membrane sel.

    INSULIN

    1. Biokimia Insulin

    Insulin adalah protein yang terdiri dari 51 asam amino

    yang terdiri dari dua rantai peptide: rantai A dengan 21

    asam amino; dan rantai B dengan 30 asam amino.

    Rantai-rantai ini dihubungkan oleh dua disulfide bridge.

    Ada sebuah intrachain disulfide bridge yang

    menghubungkan posisi (link position) 6 dan 11 pada rantai

    A.

    17

  • 8/3/2019 EMS case 5

    18/116

    Rantai A dan B dihubungkan oleh disulfide bridge pada A7-

    B7 serta A20-B19.

    Bagian yang sangat terhindar dari substansi:

    o Posisi 3 ikatan disulfida

    o Residu hidrofobik regio terminal karboksil rantai B

    o Regio terminal amino & regio terminal karboksil

    rantai B

    Berat molekul insulin manusia 5808

    Half life insulin endogen 3 5 menit. Ini dikatalisis oleh

    hati, ginjal dan plasenta

    2. Fungsi Insulin

    Fungsi utama insulin: meningkatkan penyimpanan nutrisi.

    a. Efek Paracrine

    18

  • 8/3/2019 EMS case 5

    19/116

    1) Efek parakrin sel B dan sel D terhadap sel A

    Sekresi insulin dari sel B menurunkan sekresi glukagon

    dari sel A melalui efek parakrin

    Stimuli yang memprovokasi pelepasan insulin juga

    merangsang pelepasan somatostatin dari sel D, sekresi

    somatostatin selanjutnya menginhibisi sekresi

    glukagon.

    2) Glukosa menstimulasi sel B dan sel D. Sekresi dari sel B

    dan sel D menginhibisi sekresi sel A.

    b. Efek Endocrine

    1) Liver

    a) Insulin meningkatkan anabolisme

    penyimpanan glukosa dengan sintesis glikogen

    (glikogenesis) hingga 100 110 gr (= 440 kcal

    energi)

    sintesis triacylglycerol (TAG)/ lipogenesis dan

    protein serta pembentukan VLDL.

    b) Insulin menginhibisi katabolisme dengan menginhibisi:

    glikogenolisis

    glukoneogenesis

    ketogenesis

    2) Otot

    19

  • 8/3/2019 EMS case 5

    20/116

    a) sintesis protein dengan transport AA &

    ribosomal protein synthesis.

    b) sintesis glikogen (glikogenesis) untuk

    menggantikan cadangan glikogen otot yang telah

    digunakan untuk aktivitas otot dengan:

    transport glukosa kedalam sel otot

    aktivitas glycogen synthase

    Inhibisi aktivitas glycogen phosphorylase

    Glikogen dapat disimpan di otot hingga 500 600

    gr. Glikogen di otot tidak dapat digunakan sebagai

    sumber glukosa darah karena otot tidak memiliki

    enzim glucose 6-phosphatase untuk merubah glucose

    6-phosphate menjadi glucose.

    3) Jaringan Adiposa

    penyimpanan TAG setara dengan 100.000 kcal

    energi pada manusia 70 kg.

    Mekanismenya:

    produksi lipoprotein lipase pada sel endotel

    jaringan adipose dan vascular oleh insulin untuk

    hidrolisasi lipoprotein menjadi TAG.

    transport glukosa ke jaringan adipose dengan

    -glycerol phosphate untuk esterifikasi fatty acid

    menjadi TAG

    Inhibisi lipolisis TAG dengan inhibisi intracellular

    lipase (hormone sensitive lipase)

    20

  • 8/3/2019 EMS case 5

    21/116

    3. Biosintesis Insulin

    Gen pengkode insulin berada di kromosom 11.

    Insulin disekresikan oleh sel islet pancreas.

    Di nucleus, terjadi proses transkripsi sehingga

    menghasilkan mRNA untuk produksi insulin

    Translasi preproinsulin mRNA di reticulum endoplasma

    Pembentukan molekul precursor: preproinsulin

    Enzim mikrosomal memecah preproinsulin menjadi

    proinsulin

    Proinsulin ditransport ke Golgi apparatus, dibungkus

    menjadi Clathrin-coated secretory granules

    Maturasi secretory granules disertai menghilangnya

    clathrin cloating

    Konversi proinsulin menjadi insulin dan C-peptide dengan

    proteolytic cleavage pada dua sisi sepanjang rantai peptide

    21

  • 8/3/2019 EMS case 5

    22/116

    4. Regulasi pelepasan Insulin

    Peningkatan kadar gula darah dan asam amino

    Pancreatic cell (fuel sensor untuk merespon perubahan pada

    glukosa di plasma)

    cell melepaskan insulin

    5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan insulin

    a. Faktor yang menstimulasi pelepasan insulin

    Glukosa, manosa

    Leucine

    Stimulasi vagal

    Sulfonylurea

    b. Faktor yang berpotensi dalam pelepasan insulin

    Enteric hormone : glucagon-like peptide, gastic

    inhibitory peptide, cholestokinin, secretin dan gastrin

    Neural amplifiers : adrenergic stimulation

    Asam amino : arginine

    c. Penghambat pelepasan insulin

    22

  • 8/3/2019 EMS case 5

    23/116

    Efek adrenergic cathecholamine

    Somatostatin

    Obat : diazoxide, phenytoin, vinblastine, cholchicine

    Insulin berikatan dengan subunit-alfa dari reseptor

    insulin

    Mengaktivasi aktivitas kinase di subunit-beta

    Terjadi pergerakan aliran fosforilasi menuju protein

    target

    23

  • 8/3/2019 EMS case 5

    24/116

    Aktivasi signaling pathway

    Mitogenic pathway

    Memediasi efek pertumbuhan

    Metabolic pathway

    Aktivasi phosphatidylinositol-3-

    kinase

    (PI-3K) pathway

    Translokasi GLUT-4 dari dalam sel

    ke membrane sel

    Glukosa masuk ke dalam sel

    melalui GLUT-4

    GLUKAGON

    1. Biokimia

    Pancreatic glukagon berasal dari derivate dari

    proglukagon peptide besar yang dikode oleh gen proglukagon

    yang terdapat di human chromosome nomer 2. Glukagon

    merupakan 29 asam amino polipeptide hormone yang

    disekresikan oleh sel-sel Islet of Langerhans,dimana

    berperan penting dalam regulasi homeostasis nutrient. Tissue

    specific secretory memproduksi proglukagon yang terdiri dari

    glukagon, GLP 1, GLP 2, oxyntomodulin dan glicentin-related

    polypeptide. Kombinasi antara glukagon dengan glicentin-

    related polypeptide akan membentuk hormon glisentin(69

    24

  • 8/3/2019 EMS case 5

    25/116

    asam amino) yang disekresikan utama oleh intestine. GLP 1

    berperan dalam stimulasi insulin sedangkan glukagon

    menghasilkan efek yang antagonis dengan insulin. Pada orang

    sehat kadar rata-rata glukagon imunoreaktif plasma puasa

    adalah sekitar 75 pg/mL, dimana kandungan glukagon

    pankreasnya sekitar 30-40%. Waktu paruh glukagon pankreas

    dalam sirkulasi adalah 3-5 menit.

    2. Sintesis

    Proglukagon

    Diproses secara proteolitik

    Glukagon

    Proglukagon diexpresikan tidak hanya di pankreas, tapi

    juga di jaringan lain seperti sel enteroendocrine di dalam

    intestinal tract dan di otak. GLP-1 dihasilkan di intestine

    sebagai respon terhadap tingginya kadar konsentrasi glukosadi dalam lumen intestinal, dengan meningkatkan pelepasan

    insulin.

    3. Regulasi pelepasan glukagon

    Mekanisme regulasi dan stimulus secretion coupling dari

    pelepasan glukagon tidak banyak diketahui. Namun

    25

  • 8/3/2019 EMS case 5

    26/116

    pelepasan glukagon diinhibisi oleh keadaan hiperglikemia,

    dan somatostatin pankreas. Sedangkan pelepasan glukagon

    distimulasi oleh keadaan hipoglikemia, epinefrin (melalui

    mekanisme a2-adrenergic), hormon saluran cerna seperti

    kolesistokinin, katekolamin, gastrin dan polipeptide

    penghambat lambung (GIP), glukokortikoid, dan

    parasimpatetik vagal.

    4. Mekanisme aksi dari glukagon

    Glukagon berikatan dengan Gs protein

    coupled reseptor

    Terbentuk glukagon binding (komplex glukagon reseptor)

    Yang berperan pada :

    - Aktivasi adenylate cyclase dan menghasilkan akumulasi

    intraselullar dari cAMP

    - Memobilisasi Ca2+ intraselullar

    - Mengaktifkan protein kinase

    - Fosforilase effector protein

    Komplex glukagon reseptor mengalami

    endositosis ke dalam intraselullar vesicle

    26

  • 8/3/2019 EMS case 5

    27/116

    Glukagon di degradasi

    Reseptor glukagon diexpresikan di liver, sel pancreatic,

    ginjal, jaringan adipose, jantung, jaringan vaskular, sama

    seperti pada bagian otak, stomach dan kelenjar adrenal.

    5. Efek glukagon terhadap organ target

    Glukagon utama bekerja di liver dan jaringan adipose,

    glukagon ini berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi

    glukosa dalam plasma melalui glukoneogenesis dan

    glikogenolisis.

    o Glukagon bekerja di liver dengan menstimulasi expresienzim-enzim yang berperan dalam proses

    glukoneogenesis dan glikogenolisis sehingga hepatic

    glucose output meningkat. (gambar 1.1 dan 1.2)

    o Glukagon bekerja di jaringan adipose :

    Glukagon berikatan dengan Gs protein

    coupled reseptor

    Mengaktivasi protein kinase A

    Terjadi fosforilasi

    27

  • 8/3/2019 EMS case 5

    28/116

    Hormon sensitive lipase teraktivasi

    Trigliserid lipase Diacylglycerol

    Free fatty acid

    Diacylglycerol free fatty acid

    Dalam bentuk gycerol mengalami -

    oxydasi

    masuk ke dalam sirkulasi dan dikonversi

    Digunakan pada proses glukoneogenesis keton

    bodies

    atau reesterifikasi

    Efek Insulin dan Glukagon terhadap Organ Target

    Insulin bekerja dengan menstimulus enzim-enzim yang

    berfungsi untuk proses glikolisis yaitu hormon :

    Glucokinase

    Phosphofructokinase

    Piruvate kinase

    28

  • 8/3/2019 EMS case 5

    29/116

    Glukagon bekerja menstimulus enzim-enzim yang

    berfungsi pada proses gluconeogenesis :

    Glucose 6-phosphosphatase

    Fructose 1,6 bisphosphatase

    Phosphoenolpyruvate-carboxykinase

    METABOLISME

    ------------------------------------------pencernaan dan

    absorpsi---------------------------

    ----------------------------------------------

    katabolisme--------------------------------------

    2 CO2 2H

    ATP

    29

    Karbohidrat Protein Lemak

    GlukosaAsama

    amino

    Asamlemak +

    gliserol

    Asetil-

    KoASiklus

    Asam

    Sitrat

  • 8/3/2019 EMS case 5

    30/116

    METABOLISME KARBOHIDRAT

    Karbohidrat = setiap golongan aldehid/turunan keton pada

    alcohol polihidrat.

    Contoh sumbernya : nasi, kentang, gandum, roti, jagung, dll.

    Hasil akhir dari karbohidrat adalah monosakarida : glukosa

    (80%), galaktosa, & fruktosa.

    Monosakarida Disakarida

    Glukosa + galaktosa Laktosa

    Glukosa + glukosa Maltosa

    Glukosa + fruktosa Sukrosa

    Setelah diabsorpsi dalam saluran pencernaan, fruktosa &

    galaktosa dirubah jadi glukosa di hati, hanya sedikit yang

    terdapat di dalam sirkulasi.

    Transport Glukosa Melalui Membran SelSebelum glukosa dipakai oleh sel-sel jaringan tubuh, glukosa

    ditransport melalui membran sel darah mesuk ke sitoplasma sel.

    Glukosa masuk melalui membran sel melalui difusi pasif.

    Molekul-molekul protein pembawa (carrier) yang bergabung

    dengan glukosa melakukan penetrasi melalui membran sel

    matriks lipid (dalam bentuk ikatan).

    30

  • 8/3/2019 EMS case 5

    31/116

    Di tubulus ginjal & saluran pencernaan melalui mekanisme

    ko-transport aktif.

    Fosforilasi Glukosa

    Di dalam sel glukosa bergabung dengan Radikal Fosfat

    Glukosa glukokinase/heksosinase glukosa-6 fosfatase

    +ATP

    Seluruh irreversible kecuali sel hati, tubulus ginjal & epitel usus.

    Fosforilasi, bekerja untuk menangkap glukosa di dalam sel.

    Glukosa berikatan secara cepat dengan fosfat, glukosa tidak

    dapat berdifusi kecuali di sel-sel tersebut, terutama sel hati yang

    memiliki fosfat.

    Setelah diabsorpsi ke sel, glukosa : - dipakai segera untukmelepaskan energi pada sel.

    - disimpan dalam bentuk glikogen.

    Glikogen sebagian besar disimpan : - di hati. kebanyakan

    mengendap dalam

    - di otot. bentuk granula

    produk.

    Glikogenesis = proses pembentukan glikogen.

    Glikogenolisis = pemecahan glikogen yang disimpan di sel

    untuk menghasilkan kembali glukosa di dalam sel.

    Pada glikogenolisis, cabang polimer glikogen dilepaskan

    (fosforilasi) oleh aktifitas enzim fosforilase, distimulus oleh

    31

  • 8/3/2019 EMS case 5

    32/116

    Epinefrin & Glukagon ( menaikkan pembentukan siklik AMP di

    sel).

    Pelepasan Energi dari Molekul Glukosa

    1 molekul glukosa, membentuk 38 ATP untuk digunakan sel.

    Pemecahan molekul glukosa secara progresif & energinya

    dilepaskan untuk membentuk ATP melalui beberapa tahap reaksi

    :

    1. Glikolisis = proses pemecahan molekul glukosa untuk

    membentuk 2 molekul asam pyruvat.

    Hasil akhirnya adalah 2 ATP.

    Konversi Asam Pyruvat menjadi Asetyl Koenzim A :

    As.Pyruvat+Koenzim A (derivat as. Pantotenat) AsetylKoenzim A+2CO2+4H

    2. Siklus Asam Sitrat = suatu urutan reaksi kimia dimana

    gugus asetyl dari asetyl koenzim A (hasil dr katabolisme

    karbohidrat, protein & lipid) dipecah menjadi CO2 & atom

    hydrogen (terjadi dalam matriks mitokondria).

    3. Fosforilasi Oksidatif= proses pembentukan sejumlah besar

    ATP melalui oksidasi hydrogen. Oksidasi hydrogen dicapai

    melalui suatu rangkaian reaksi katalis enzimatik (di dalam

    mitokonsria) :

    a. Memecah setiap atom hydrogen ion hydrogen & 1

    elektron.

    32

  • 8/3/2019 EMS case 5

    33/116

    b. Menggunakan electron untuk menggabungkan oksigen

    yang larut dalam cairan dgn molekul-molekul air

    membentuk ion hydroksil + ion hydrogen air.

    Proses pembentukan ATP melalui proses kemiosmotik :

    ADP + Pi ATPase ATP

    4. Transpor Elektron = pemakaian akhir electron oleh

    sitokrom oksidase untuk pembentukan air & dibebaskannya

    energi yang kemudian dipakai untuk menimbulkan sintesis

    ATP.

    Bila glukosa disimpan dalam bentuk glikogen di sel otot,

    pe;epasan energinya secara anaerobic Glikolisis Anaerobik

    atau melalui jalur pentosa fosfat.

    Glukoneogenesis = pembentukan glukosa dari as. Amino& gugus gliserol lemak. Proses ini dirangsang karena

    menurunnya uptake glukosa ke dalam sel.

    33

  • 8/3/2019 EMS case 5

    34/116

    GLIKOGENESIS

    Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang

    dikatalisis oleh hexokinase (di otot) atau glukokinase (di

    hati).

    Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat, dikatalisis

    oleh fosfoglukomutase yang juga mengalami fosforilasi

    dimana gugus P akan mengambil bagian dalam reaksi

    reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.

    Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP)

    membentuk nukleotida aktif uridin difosfat glukosa (UDPGlc).

    34

  • 8/3/2019 EMS case 5

    35/116

    Hidrolisis pirofosfat inorganik berikutnya oleh enzim

    pirofosfatase inorganik akan menarik reaksi ke arah kananpersamaan reaksi.

    Dengan kerja enzim glikogen sintase, atom C1 pada glukosa

    yang diaktifkan UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan

    C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga

    membebaskan UDP. Untuk memulai reaksi ini harus ada

    glikogen primer (glikogen yang sudah ada sebelumnya).

    Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer

    protein yang dikenal sebagai glikogenin.

    GLIKOGENOLISIS

    Penguraian glikogen dikatalis oleh enzim fosforilase. Enzim ini

    spesifik untuk fosforolisis rangkaian 1 4 glikogen untuk

    menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada

    rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan

    sampai ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap

    sisi cabang 1 6 .

    Enzim glukan transferase memindahkan unit trisakarida dari

    satu cabang ke cabang lainnya, sehingga membuat titik

    cabang 1 6 terpajan.

    Pemisahan hidrolisis ikatan 1 6 memerlukan kerja enzim

    pemutus cabang yang spesifik.

    Dengan pembuangan cabang tersebut, kerja enzim fosforilase

    selanjutnya dapat berlanjut.

    Reaksi yang dikatalis oleh enzim fosfoglukomutase bersifat

    reversibel, sehingga glukosa 6-fosfat dapat dibentuk dari

    glukosa 1- fosfat.

    35

  • 8/3/2019 EMS case 5

    36/116

    Di hati dan ginjal (tidak di otot) terdapat suatu enzim spesifik,

    glukosa 6- fosfatase, yang membuang gugus P dari glukoda 6-fosfat sehingga memudahkan glukosa untuk dibentuk dan

    berdifusi dari sel ke dalam darah.

    Ini merupakan tahap akhir dalam proses glikogenolisis hepatik

    yang dicerminkan dengan kenaikan kadar glukosa darah.

    PENGARUH INSULIN PADA METABOLISME

    Insulin : (+) Glikolisis - Glukokinase/heksokinase

    a. Phosphofruktokinase

    b. Pyruvat Kinase.

    (+) Glikogenesis - Glikogen syntase

    (-) Glikogenolisis - Fosforilase

    c. Fosfatase (di hati).

    (-) Glukoneogenesis - Protein : Pyruvat karboksilase

    - Lemak : Hormon Sensitif Lipase

    menstimulus Lipoprotein Lipase

    KATABOLISME PROTEIN (ASAM AMINO)

    36

  • 8/3/2019 EMS case 5

    37/116

    Asam amino memiliki kemampuan interkonversi antara

    kerangka karbon lemak, karbohidrat serta protein. Setiap asam

    amino dapat dikonversikan menjadi karbohidrat (13 buah asam

    amino), lemak (1 buah asam amino) serta keduanya (5 buah

    asam amino).

    37

  • 8/3/2019 EMS case 5

    38/116

    BIOSINTESIS UREUM

    Biosintesis ureum dibagi menjadi 4 tahap :

    1. transaminasi

    2. deaminasi oksidatif glutamat

    3. pengangkutan amonia

    4. reaksi pada siklus ureum

    Transaminasi

    Asam amino bebas yang terlepas dari protein di dalam

    makanan atau protein intrasel akan dimetabolisasi dengan cara-

    cara yang identik. Pengeluaran gugus nitrogen - amino lewat

    transaminasi.

    38

  • 8/3/2019 EMS case 5

    39/116

    Transaminase melakukan interkonversi antara sepasang

    asam amino dan sepasang asam keto, yang umumnya berupa

    sebuah asam - amino dan sebuah asam - keto. Meskipun

    sebagian besar asam amino akan mengalami transaminasi, asam

    amino lisin, treonin, dan asam amino siklik prolin serta

    hidriksiprolin merupakan pengecualian. Karena transaminase

    bersifat reversibel bebas, enzim transaminase(aminotransferase) dapa bekerja baik pada katabolisme asam

    amino maupun dalam biosintesisnya.

    Siklus Ureum

    39

  • 8/3/2019 EMS case 5

    40/116

    Sintesis 1 mol urem memerlukan 3 mol ATP dan 1 mol

    masing-masing ion amonium serta nitrogen - amino dari

    aspartat, 5 buah enzim pengkatalisis, dan 6 buah asam amino

    yang turut berpartisipasi. Asam amino N- asetilglutamat hanya

    bertindak sebagai zat pengaktif enzim dan asam amino lainnya

    bertindak sebagai pembawa atom yang akhirnya akan menjadi

    ureum. Peranan metabolik utama ornitin, sitrulin, dan

    argininosuksinat adalah sintesis ureum. Biosintesis ureum adalah

    siklik (siklus). Sebagian reaksi pada sintesis ureum terjadi pada

    matriks mitokondria sementara sebagian lainnya berlangsung di

    dalam sitosol.

    Biosintesis ureum dimulai dengan terjadinya kondensasi

    CO2 , amonia, dan ATP untuk membentuk karbamoil fosfat

    yang dikatalisis oleh enzim karbamoil fosfat sintetase I.

    Pembentukan karbamoil fosfat memerlukan 2 mol ATP. Satu

    molekul ATP bertindak sebagai sumber fosfat. Konversi ATP

    kedua menjadi AMP dan pirofosfat bersama-sama hidrolisis

    pirofosfat menjadi ortofosfat akan menghasilkan energi

    40

  • 8/3/2019 EMS case 5

    41/116

    pendorong bagi sintesis ikatan amida serta ikatan anhidrida

    asam campuran dari karbamoil fosfat.

    Enzim Ornitin transkarbamoilase mengatalisis pemindahan

    moietas karbamoil deri karbamoil fosfat ke ornitin yang

    membentuk sitrulin dan ortofosfat. Meskipun reaksi

    berlangsung pada matriks mitokondria, kompartement

    tempat terbentuknya substrat ornitin dan tempat produk

    sitrulin mengalami metabolisme lebih lanjut di sitosol

    sehingga melibatkan sistem transportasi membran interna

    mitokondria.

    Reaksi arginiinosuksinat sintase memerlukan ATP dan

    melibatkan pembentukan segera sitrulil AMP.

    Reaksi pemecahan argininosuksinat merupakan reaksi

    eliminasi trans yang reversibel dan dikatalisis oleh emzim

    argininosuksinase, akan mempertahankan nitrogen dalam

    produk arginin dan melepaskan kerangka aspartat sebagai

    fumarat.

    Reaksi akhir pada siklus ureum yaitu reaksi pemecahan

    hidrolitik gugus guanidino pada arginin yang dikatalis oleh

    enzim arginase di hati, akan melepaskan ureum. Produk

    lainnya, yaitu ornitin, memasuki kembali mitokondria hati

    untuk melakukan perputaran tambahan pada siklus ureum.

    Ornitin dan lisin merupakan inhibitor enzim arginase.

    Arginin juga berfungsi sebagai prekursor langsung relaksan

    otot yang poten.

    41

  • 8/3/2019 EMS case 5

    42/116

    Efek Insulin Terhadap Sintesis dan Penyimpanan Protein:

    1. Insulin menyebabkan timbulnya pengangkutan secara aktif

    sebagian besar asam amino ke dalam sel. Di antara asam

    amino yang dengan kuat diangkut adalah valin, leusin,

    isoleusin,tirosin, dan fenilalanin. Jadi, insulin bersama-sama

    dengan hormon pertumbuhan mempunyai kemampuan untuk

    meningkatkan pemasukan asam amino ke dalam sel.

    2. Insulin mempunyai efek langsung meningkatkan translasi RNA

    messenger pada ribosom, sehingga terbentuk protein baru.

    Bila tidak ada insulin, maka ribosom akan berhenti bekerja,

    hampir seperti jika insulin melakukan kerja mekanisme mati-

    hidup.

    3. Sesudah melewati periode waktu yang lebih lama, insulin juga

    meningkatkan kecepatan transkripsi rangkaian genetik DNA

    yang terpilih di dalam inti sel, sehingga menyebabkanpeningkatkan jumlah RNA dan beberapa sintesis protein lagi-

    terutama meningkatkan suatu kesatuan enzim yang besar

    untuk penyimpanan karbohidrat, lemak dan protein.

    4. Insulin juga menghambat proses katabolisme protein, jadi

    mengurangi kecepatan pelepasan asam amino dari sel,

    khususnya dari sel-sel otot. Hal ini diduga akibat dari

    beberapa kemampuan insulin untuk mengurangi pemecahan

    protein yang yang normal oleh lisosom sel.

    5. Di dalam hati, insulin menekan kecepatan glukoneogenesis.

    Hal ini terjadi dengan cara mengurangi aktivitas enzim yang

    dapat meningkatkan glukoneogenesis. Oleh karena bahan

    yang terbanyak dipergunakan untuk sintesis glukosa melalui

    proses glukoneogenesis adalah asam amino dalam plasma,

    42

  • 8/3/2019 EMS case 5

    43/116

    maka proses penekanan glukoneogenesis ini akan

    menghemat pemakaian asam amino dari cadangan protein

    dalam tubuh.

    GLUKONEOGENESIS

    Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk

    mencakup semua mekanisme dan lintasan yang bertanggung

    jawab untuk mengubah senyawa nonkarbohidrat menjadi

    glukosa atau glikogen. Substrat utama bagi glukoneogenesis

    adalah asam amino glukogenik, laktat, gliserol, dan propionat.

    Hati dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat, karena

    kedua orga tersebut memiliki komplemen lengkap enzim-enzim

    yang diperlukan.

    Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan tubuh akan glukosa

    pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah cukup di

    dalam makanan. Pasokan glukosa yang terus menerus

    diperlukan sebagai sumber energi, khususnya bagi sistem sarafdan eritrosit. Kegagalan pada glukoneogenesis biasanya

    berakibat fatal. Kadar glukosa darah di bawah nilai yang kritis

    akan menimbulkan disfungsi otak yang dapat mengakibatkan

    koma dan kematian. Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan

    adiposa sebagai sumber gliserida dan gliserol, dan mungkin

    mempunyai peran di dalam mempertahankan kadar intermediat

    pada siklus asam sitrat di banyak jaringan tubuh. Bahkan dalam

    43

  • 8/3/2019 EMS case 5

    44/116

    keadaan lemak memasok sebagian besar kebutuhan kalori bagi

    organisme tesebut, selalu terdapat dalam kebutuhan basal

    tertentu akan glukosa. Glukosa merupakan satu-satunya bahan

    bakar yang memasok energi bagi otot rangka pada keadaan

    anaerob. Unsur ini merupakan prekursor gula susu (laktosa) di

    kelenjar payudara dan secara aktif diambil oleh janin. Selain itu,

    mekanisme glukoneogenik dipakai untuk membersihkan

    berbagai produk metabolisme jaringan lainnya dari darah, misal,

    laktat yang dihasilkan oleh otot dan eritrosit, dan gliserol yang

    secara terus menerus diproduksi oleh jaringan adiposa.

    Propionat, yaitu asam lemak glukogenik utama yang dihasilkan

    dalam proses digesti karbohidrat oleh hewan pemamah biak,

    merupakan substrat penting untuk glukoneogenesis di dalam

    tubuh spesies ini.

    44

  • 8/3/2019 EMS case 5

    45/116

    45

  • 8/3/2019 EMS case 5

    46/116

    Keterangan kasus :

    Pada keadaan kenyang, semua senyawa-senyawa dari

    glukosa yang telah diubah sampai berbentuk senyawa fruktosa

    1,6 bifosfat, akan menghambat kerja enzim fruktosa 1,6-

    bifosfatase oleh fruktosa 2,6-bifosfat. Sehingga fruktosa 1,6-

    bifosfat tidak akan diubah kembali menjadi fruktosa 6-fosfat

    untuk selanjutnya kembali dalam bentuk glukosa.

    Namun pada keadaan lapar dimana karbohidrat tidak

    tersedia, semua lemak, asam amino, dan laktat akan diubah

    menjadi glukosa dengan memasuki siklus glukoneogeneisi.

    Perubahan ini dengan memasuki siklus asam sitrat terlebih

    dahulu dan mengikuti alur metabolisme sampai berubah menjadi

    fruktosa 1,6-bifosfat. Lalu glukagon akan aktif dan menghambat

    kerja fruktosa 2,6-bifosfat yang fungsinya menghambat enzim

    fruktosa 1,6-bifosfatase. Sehingga, dalam keadaan enzim

    fruktosa bifosfatase yang tidak dihambat, maka fruktosa 1,6-

    bifosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat dan selanjutnya

    diubah menjadi glukosa untuk disebarkan ke seluruh jaringan

    tubuh untuk dijadikan energi.

    METABOLISME LIPID

    Katabolisme lemak

    Trigliserida dipecah menjadi glycerol dan fatty acid yang

    dikatalysis oleh enzyme lipase.tryglycerid dipecah menjadi

    glycesor dan glyceselor di rubah oleh banyak sel tubuh menjadi

    glyceraldehida 3-phospate

    Jika suplai ATP didalam sel mningkat maka trigliserida akan di

    rubah menjadi glikosa,jika suplai ATP sidalam sel menurun maka

    trigliserida akan si rubah menjadi asam piruvat.

    46

  • 8/3/2019 EMS case 5

    47/116

    Anabolisme

    Sel hati dan sel adiposa bisa mensinresis lipid dari glikosa atau

    asam amino melalui lipogenesis yang mana distimulus oleh

    insulin.

    Proses anabolisme dan katabolisme

    Lipid didalam makakanan yang diwakili oleh triasilgliserol

    akan membentuk senyawa monoasilgliserol dan asam lemak

    setelah dicerna senyawa-senyawa ini digabung kembali didalam

    sel usus,dikombinasikan dengan protein dan mula-mula

    desekresikan kedalam sistem limfatik serta kemudian kedalam

    sirkulasi darah sebagai lipoprotein yang disebut dengan

    kilomikron.

    Triasilgliserol jaringan adiposa merupakan cadangan bahan

    bakar utama tubuh yang terpenting setelah asam lemak

    mengalami lipolisis,kemudian asam lemak akan terlepas masuk

    kesirkuladsi darah sebagai asam lemak bebas,asam lemak ini

    akan diambil oleh jaringan tubuh kecuali otak dan

    eritrositkemudian akan mengalami esterifikasi menjadi

    asilgliserol atau dapat dioksidasi menjadi karbon dioksida.

    Terdapat 2 lintasan penting dalam hati :

    1) Triasilgliserol yang berlebihan baik dari hasil lipogenesis

    maupun dari asam lemak bebeas akan disekresikan kedalam

    darah sebagai VLDL (very low density lipoprotein).

    2) Oksidasi parsial asam lemak benas menjadi badan keton

    kemudian diangkyt ke jaringan ekstrahepatik dan bekerja

    sebagai sumber bahan bakar utama.

    DIABETES MILITUS

    47

  • 8/3/2019 EMS case 5

    48/116

    Diabetes militus adalah suatu sindroma gangguan

    metabolisme dengan hiperglikemia akibat suatu defisiensi

    sekresi insulin atau berkurangnya aktifitas biologis dari insulin

    Klasifikasi diabetes militus berdasarkan etiologi

    1) Diabetes tipe 1: dikarakteristikan dengan defisiensi absolut

    dari insulin yang disebabkan oleh destruksi pancreatic sel

    beta

    2) Diabetes tipe 2: disebabkan oleh kombinasi dari resistensi

    peripher terhadap aksi insulin dan respon sekresi yang

    inadequat yerhadap pancreatic sel beta

    3) Tipe DM spesifik lainnya :

    a) Defek genetik fungsi sel beta yang ditandai dengan mutasi

    di :

    - Hepatocyte nuclear transcription faktor (HNF)

    - Glukokinase

    - Hepatocyte nuclear transkription faktor 1 alfa

    - Insulin promotor factor

    b) Defek genetik pada kerja insulin

    - Resistensi insulin

    - Mutasi gen

    c) Penyakit pada pancreas eksokrin : pancreatitis,

    pancreatektomi, neoplasia, fibrosis kistik, &

    hemakromatosis.

    d) Endokrinopaty : sindroma cushing, akromegali,

    feokromositoma, hipertiroidisme, & glukogonoma.

    e) Obat atau bahan kimia :glukokortikoid,tiazoid.

    f) Infeksi : rubella kongenital,stromagolovirus,coxackievirus.

    g) Sindroma genetik lainnya berkaitan dengan DM : sindrome

    down,sindrom klinefelter.

    48

  • 8/3/2019 EMS case 5

    49/116

    4) Diabetes melitus gestasional

    Diabetes Tipe 1

    Akibat destruksi autonom sel beta,bentuk diabetes tipe 1

    yang parah memerlukan insulin biasanya terjadi oada kanak-

    kanak dan remaja.tetapi penyakit ini juga bermanifestasi pada

    orng dewasa dalam bentuk yang lebih ringan,mula-mula dalam

    bentuk yang tidak memerlukan insulin.

    Terdapat 3 etiologi penyebab diabetes tipe 1:

    1. Kerentanan genetik

    Berkaitan denagan alel spesifik kompleks

    histokompatibilitas mayor(MHC) kelas 2 dan lokus genetik

    lainnya menyebabkan seseorang rentan terhadap timbulnya

    autoimunitas terhadap sel beta islet.reaksi imun timbul

    secara spontan atau dipicu oleh suatu kejadian lingkungan

    yang mengubah sel beta sehingga sel ini menjadi

    imunogenik.

    2. Autoimunitas

    - Terjadi akibat serangan autoimun kronis terhadap sel

    beta

    - Infiltrat peradangan limfosit

    - Terdiri atas limfosit TCD8 dengan limfosit T CD 4 dan

    makrofag dalam jumlah bervariasi.- Sel beta islet mengalami kerusakan secara selektif

    - Limfosit CD8 sitotoksik tampaknya merusak sel islet

    melalui pengeluaran granula sitotoksik

    - Anggota keluarga asimtomatik dari pasien dengan DM

    tipe 1 membentuk autoantibodi sel islet beberapa

    bulan sampai tahun sebelum memperlihatkan gejala

    klinis diabetes.

    49

  • 8/3/2019 EMS case 5

    50/116

    - Sekitar 10-20% orang yang mengidapdiabetes tipe 1

    juga menderita penyakit autoimun spesifik organ lain,

    seperti tiroiditis hasimoto, penyakit siliak, penyakit

    graves, penyakit addision atau anemia pernisiosa.

    3. Faktor lingkungan

    Kerentanan genetik mempermudah terjadinyq destruksi

    sel islet secara autoimun,apa yang memicu

    autoimun?,serangan lingkungan dapat memicu autoimunitas

    dengan merusak sel beta,virus dapat menjadi pemicu.virus

    yang berkaitan dengan diabetes tipe 1 adalah

    coxsackievirus,parotitis,campak ,rubela,mononukleosis

    infeksiosabagaimana virus berperan dalam patogenesis

    belum diketahui.beberpa penelitian berpendapat bahwa

    virus memicu penyakit dengan mimikiri virus(virus

    mengeluarkan protein mirip dengan antigen) sehingga

    menimbulkan respon imun terhadap suatu protein virus yang

    memeiliki skeuensi asam amino yang sama dengan suatu

    protein sel beta.

    Diabetes tipe 2

    Patogenesis dari DM tipe 2 patogenesisnya lebih sedikit

    diketahui meskipun tipe ini sering di temukan,tidak ada bukti

    bahwamekanisme autoimun berperan,ada diabetes tipe 2 ini

    faktor genetik jauh lebih berperan penting dibandingkan diabetes

    tipe 1.

    Patogenesis

    1. Resistensi insulin

    Berkurangnya kemampuan jaringan perifer untuk

    berespon terhadap hormon insulin,sehingga menyebabkan

    50

  • 8/3/2019 EMS case 5

    51/116

    kelainan kualitatif maupun kuantitatif : menurunkan jumlah

    reseptor,menurunkan fosforilisasi reseptor insulin dan aktifitas

    tirosin kinase.

    Resistensi insulin etiologinya karena genetik,dan

    lingkungan.

    Patogenesis dari gentetik bisa menyebabkan DM tipe 2

    belum diketahui.

    2. Lingkungan

    Obesitas; asam lemak dalam darah dan intrasel

    meningkat sehingga mempengaruhi fungsi insulin dan

    pengeluaran sitokin yang diaktifkan thiazolidinedion sehingga

    menyebabkan resistensi insulin.

    3. Disfungsi dari sel beta

    - Manifestasi : sekresi insulin tidak adekuat dalam

    menghadapi resistensi insulin dan hiperglikemia.

    - Kualitatif : hilangnya pola sekresi insulin

    - Kuantitatif : menurunnya massa sel beta, degenarasi pulau

    langerhans, pengendapan amiloid dalam pulau

    langerhans.

    - Mekanisme kegagalan sel beta pada diabetes tipe 2

    adanya pengendapan amiloid.

    - 90% pasien DM tipe 2 ditemukan endapan amiloid pada

    saat autopsi

    Amilin merupakan komponen amiloid yang

    mengendap,secara normal dihasilkan oleh sel beta pankreas

    dan disekresikan bersama dengan insulin sebagai repon

    terhadap pemberian glukosa.

    Hiperinsulinemia yang disebabkan oleh resistensi insulin

    pada fase awal diabetes tipe 2,menyebabkan meningkatnya

    51

  • 8/3/2019 EMS case 5

    52/116

    produksi amilin sehingga mengendap sebagai amiloid di

    islet,sehingga amilin yang mengelilingi sel beta mungkin sel

    beta menjadi refraktor dalam menerima sinyal glukosa.

    Aimiloid bersifat toksik bagi sel beta sehingga berperan

    dalam kerusakan sel beta yang ditemukan pada kasus

    diaberes tipe 2 tahap lanjut.

    Faktor Resiko Diabetes Mellitus

    TIPE 1

    1. genetik: kebanyakan dipengaruhi oleh HLA kelas II.

    Gangguan ini kemungkinan besar berhubungan dengan

    adanya abnormalitas immunologis yang menyababkan

    hilangnya toleransi terhadap self-antigen. Seseorang

    dengan molekul HLA kelas I dan II ditambah disfungsi imun

    rentan terhadap target islet auto antigen.

    2. Lingkungan

    a. infeksi: congenital rubella

    b. vaksinasi: hanya sebuah klaim bahwa sering melakukan

    vaksinasi akan menyebabkan timbulnya DM tetapi study

    tidak membuktikan demikian

    c. makanan: terlalu cepat memberikan susu sapi kepada

    bayi sehingga asupan ASI kurang

    TIPE 2

    1. Riwayat keluarga

    52

  • 8/3/2019 EMS case 5

    53/116

    2. Overweight ( >= 25 kg/m2)

    3. Kebiasaan kurang beraktifitas fisik

    4. Ras dan etnik

    5. IFG atau IGT sebelumnya

    6. Hipertensi (>= 140/90 mmHg pada orang dewasa

    7. HDL = 250 mg/dl

    8. Riwayat GDM atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9

    lb

    9. Polycystic ovary syndrome

    Hubungan Obesitas Dan Diabetes Tipe 2

    Masih berupa hipotesa:

    1. Abdominal fat lebih aktif secara lipolitik daripada lemak

    subkutan, mungkin karena memiliki reseptor adrenergic

    yang lebih banyak

    2. Penyimpanan adipose abdominal lebih resisten terhadap

    efek antilipolitik insulin

    Sehingga terjadi peningkatan asam lemak ke sirkulasi.

    Komplikasi Diabetes Mellitus

    A. Komplikasi Akut Diabetes Mellitus

    53

  • 8/3/2019 EMS case 5

    54/116

    Dimana komplikasi akut dari DM dibagi menjadi dua

    keadaan, yaitu keadaan Diabetic Ketoacidosis (DKA) dan

    Hyperglikemik hyperosmolar.

    1. Diabetic Ketoacidosis (DKA)

    Gejala dan tanda fisik dari DKA terlihat pada tabel dibawah

    Hyperglikemik menuju glukosuria, berkurangnya

    volume cairan, dan tachycardia. Hypotensi dapat terjadi

    karena kekurangan volume cairan dengan kombinasi

    dengan peripheral vasodilatasi.

    Patofisiologi

    54

  • 8/3/2019 EMS case 5

    55/116

    Keterangan :

    Pada keadaan lapar, asil-KoA dan glukagon akan

    menghambat Asetil-KoA Karboksilase yang berfungsi

    sebagai enzim dalam mengkatalis pembentukan Malonil-

    KoA dari Asetil-KoA. Dimana Malonil-KoA berfungsi sebagai

    penghambat suatu enzim di membran mitokondria yaitu

    Karnitin Palmitoil-Transferase I yang memiliki fungsi

    sebagai enzim yang membantu masuknya Asil-KoA masuk

    ke mitokondria untuk di ubah dalam proses ketogenesis

    menjadi badan keton dan CO2. Tapi pada orang DM, maka

    akan terus dihasilkan badan keton dan CO2 berlebih

    sehingga pH tubuh meningkat dan memicu jantung untuk

    terus bekerja bersama paru-paru dan ginjal untuk

    menyeimbangkan pH tubuh mengakibatkan tachycardia.

    2. Hyperglikemik hyperosmolar

    55

  • 8/3/2019 EMS case 5

    56/116

    Gejala dan tandanya adalah polyuria, berat badan turun,

    dehidrasi, hypotensi, tachycardia, dan perubahan mental.

    Pathofisiologi

    B. Komplikasi Kronik Diabetes Mellitus

    Pembagian komplikasi kronik DM :

    56

  • 8/3/2019 EMS case 5

    57/116

    Mekanisme komplikasi

    Teori pertama bahwa peningkatan glukosa di intraselular

    menunju perubahan kenaikan produk akhir glikosilasi (AGEs)

    57

  • 8/3/2019 EMS case 5

    58/116

    melalui protein intra- dan ekstraselular glikosilasi non

    enzimatik. Dimana glikosilasi nonenzimatik menghasilkan

    interaksi glukosa dengan gugus amino protein. Dimana AGEs

    telah menunjukkan cross-link protein, peningkatan

    atherosklerosis, disfungsi glomerulus, berkurangnya sintesis

    nitrit oxide, menginduksi disfungsi endotel, dan perubahan

    struktur ECM.

    Teori kedua berdasarkan pengamatan bahwa

    hyperglikemi meningkatkan metabolisme glukosa melalui jalur

    sorbitol. Glukosa intraselular dimetabolisme oleh phosphorilasi

    dan subsequent glikolisis, tapi ketika meningkat, beberapa

    glukosa diubah menjadi sorbitol oleh enzim aldose reduktase.

    Peningkatan konsentrasi sorbitol merubah pontensial redox,

    meningkatkan osmolalitas selular, generate reactive oxygen

    species, dan menuju ke slular disfungsi.

    Teori ketiga bahwa hiperglikemik meningkatkan

    pembentukan diacylglicerol menuju pengaktifan protein kinase

    C (PKC). Diantara rekasi lainnya, PKC merubah transkripsi gen

    untuk fibronektin, kolagen tipe IV, protein kontraktile, dan

    protein ECM di sel endotelial dan neuron.

    Teori keempat bahwa hiperglikemik meningkatkkan

    perubahan pada jalur hexosamine, yang menghasilkanfruktosa 6-fosfat, suatu substrat untuk O-linked glycosylation

    dan proteoglycan production. Jalur hexosamine mungkin

    merubah fungsi oleh protein glikosilasi seperti sintesis

    endotelial nitrik okside atau oleh perubahan dalam ekspresi

    gen transforming growth factor (TGF-) atau plasminogen

    activator inhibitor-1 (PAI-1).

    58

  • 8/3/2019 EMS case 5

    59/116

    Microvascular

    1. Komplikasi ophthalmologi DM

    DM dapat mengakibatkan kebutaan diantara umur 20-

    74 tahun. Kebutaan merupakan hasil progesive utama dari

    diabetes retinopathy dan macular edema. Tahap diabetes

    retinopathy sendiri ada 2, nonproliferative diabetic

    retinopathy dan proliferative diabetic retinopathy.

    Nonproliferative diabetic retinopathy biasanya muncul

    pada akhir dekade awal atau awal dari dekade kedua dari

    penyakit DM itu sendiri dan ditandai dengan retinal vescular

    microaneurysms, blot hemorrhages, dan cotton wool spots.

    Nonproliferative diabetic retinopathy sedang

    dikarakteristikkan dengan perubahan venous vessel caliber,

    intraretinal microvascular abnormalities, dan beberapa

    microaneurysms dan hemorrhages. Patofisiologinyatermasuk kehilangan retinal pericytes, peningkatan

    permeabilitas vaskular retina, perubahan aliran darah

    retina, dan keabnormalan microvascular retinal, semuanya

    menuju pada retinal ischemia.

    Keberadaan neovaskularisasi dalam respon pada retinal

    hypoxia adalah sebagai tanda proliferative diabetic

    retinopathy.

    2. Komplikasi ginjal DM

    Nephropathy dikarakteristikkan oleh glomerular

    hyperperfusi dan renal hypertrophy terjadi pada tahun

    pertama setelah serangan DM dan menyebabkan

    59

  • 8/3/2019 EMS case 5

    60/116

    peningkatan GFR. Selama lima tahun pertama DM,

    penebalan basal membran glomerulus mengakibatkan

    glomerulus hypertrophy dan GFR kembali ke normal.

    Setelah 5-10 tahun kemudian, microalbumin mulai

    diekskresikan oleh ginjal sebagai tanda ketidakmampuan

    ginjal untuk menyeimbangkan kompensasinya kembali.

    Patogenesis nephropathy berhubungan dengan kronik

    hiperglikemi sebagai efek perkembangan dari soluble faktor

    (GF, angiotensin II, endothelin, AGEs), perubahan

    hemodinamic pada sirkulasi ginjal, dan perubahan struktur

    dari dlomerulus.

    3. Neuropathy dan DM

    Mungkin ditunjukkan dengan polyneuropathy,

    mononeuropathy, dan/atau autonomic neuropathy.

    Berhubungan dengan menghilangnya serabut saraf

    bermielin atau tidak bermielin karena ischemic.

    a. Polyneuropathy

    Akibat dari hilangnya sensori distal bisa

    mengakibatkan hyperestesi, parestesi, dan disestesi.

    Gejalanya berupa sensai mati rasa, kesemutan, panas,

    atau terbakar yang dimulai di daerah kaki dan

    menyebar secara proksimal.

    b. Mononeuropathy

    Hadir dengan rasa sakit dan melemahnya motorik

    pada distribusi suatu saraf tunggal. Diperkirakan akibat

    suatu kelainan vaskularisasi, tapi masih belum pasti

    60

  • 8/3/2019 EMS case 5

    61/116

    patogenesisnya. Biasa mempengaruhi kranial nerve

    terutama kranial nerve III, IV, VI, atau VII.

    c. Autonomic neuropathy

    Tanda dari autonomic neuropathy adalah

    perkembangan cholinergic, noradrenergic, dan

    peptidergic. Juga dapat merusak perkembangan banyak

    sistem di tubuh, seperti cardiovascular, gastrointestinal,

    genitourinary, sudomotor, dan sistem metabolik. Pada

    cardiovascular mengakibatkan tachycardia dan

    orthostatic hypotension. Pada gastrointestinal

    mengakibatkan gastroparesis dan kelainan

    pengosongan bladder serta usus. Sedangkan pada

    genitourinary mengakibatkan kegagalan

    mempertahankan BAK dan disfungsi seksual.

    Makrovaskular

    Insidensi penyakit cardiovascular meningkat pada

    seseorang dengan DM. pasien DM tipe 2 tanpa MI memiliki

    resiko arteri koroner yang sama dengan seseorang

    nondiabetes yang memiliki MI.

    Meskipun telah dilakukan control terhadap semua faktor

    resiko cardiovaskular, DM tipe 2 meningkatkan angka

    kematian cardiovascular hingga 2 kali pada pria dan 4 kali

    pada wanita. Faktor resiko penyakit makro vascular pada

    seseorang yang mengidap diabetes, diantaranya dislipidemia,

    hipertensi, obesitas.

    61

  • 8/3/2019 EMS case 5

    62/116

    Diabetes Pada Kehamilan

    Klasifikasi berdasarkan Priscilla White

    Gestational

    Diabetes

    Toleransi glukosa

    yang abnormal saat

    kehamilan;

    hiperglikemi

    postprandial saat

    kehamilan

    Diagnosis sebelum

    usia gestasi 30

    minggu penting

    untuk mencegah

    makrosomia.

    Treatment dengan

    makanan berkalori

    cukup dapat

    mencegah weight

    loss maternal.

    62

  • 8/3/2019 EMS case 5

    63/116

    Tujuannya adalah

    glukosa darah pada

    1 jam postprandial

  • 8/3/2019 EMS case 5

    64/116

    10 tahun, atau

    durasi >20 tahun,

    atau hipertensi

    kronik (bukan

    preeclampsia), atau

    background

    retinopathy (tiny

    hemorrhage)

    atau retardasi

    pertumbuhan

    intrauterine dapat

    terjadi.

    Mikroaneurysm

    retinal. dot

    hemorrhage, dan

    eksudat dapat

    terjadi selama

    kehamilan,

    kemudian

    menghilang saat

    melahirkanF Nofropati diabetic

    dengan proteinuria

    Anemia dan

    hipertensi umum

    terjadi; proteinuria

    meningkat saat

    trimester 3;, dan

    menghilang saat

    melahirkan.

    Retardasi

    pertumbuhan

    intrauterine umum

    terjadi,;

    keselamatan

    perinatal sekitar

    90% di bawah

    kondisi optimal,;

    bed rest penting

    dilakukan.

    H Penyakit artery Resiko maternal

    64

  • 8/3/2019 EMS case 5

    65/116

    koroner yang seriusR Retinopati

    proliferatif

    Neo vaskularisasi,

    dengan resiko

    vitreous

    hemorrhage atau

    terlepasnya retina;

    fotokoagulasi laser

    dapat berguna;

    aborsi biasanya

    penting dilakukan.

    Dengan proses

    neovaskularisasi

    yang aktif,

    mencegah usaha

    bearing-down

    Patophysiology GDM

    65

  • 8/3/2019 EMS case 5

    66/116

    Diagnosis GDM

    1. Lihat faktor resiko

    Obesity BMI 30

    Riwayat GDM

    Glicosuria berat (2+)

    Kematian atau keguguran yang tidak diketahui

    Riwayat keluarga DM

    2. Screening

    Selama minggu ke 24-28 (50 gram oral glucose load)

    diikuti dengan pada 1 jam setelahnya

    66

  • 8/3/2019 EMS case 5

    67/116

    Postprandial

  • 8/3/2019 EMS case 5

    68/116

    lainnya

    Anomali jantung 4

    Transportasi

    pembuluh-

    pembuluh besar

    7

    Cacat septum

    ventrikel

    8

    Cacat septum

    atrium

    8

    Atresia anal / rectal 3 8

    Anomali ginjal 5

    Agenesis 6 7

    Ginjil kistik 4 7

    Ureter dupleks 23 7

    Situs inversus 84 6

    3. Neural Tube Defect

    - Insidensi : lebih tinggi pada anak dari ibu dengan kontrol

    diabetesnya buruk.

    -Pada ibu hamil dengan insulin-dependent, di minggu ke 14-16 sebaiknya dilakukan pemeriksaan kenaikan serum -

    fetoprotein.

    - Pada minggu 18-22, lakukan pemeriksaan USG untuk

    mendeteksi Congenital Heart Defect.

    - Pada minggu 26 dan 36 diperlukan pemeriksaan untuk

    mengukur pertumbuhan dan kesehatan fetus.

    68

  • 8/3/2019 EMS case 5

    69/116

    4. Polihidramnion trimester kedua

    - Adalah cairan amnion dalam volume yang berlebihan ( >

    1000 ml, seringkali >3000 ml) .

    - Bukan hanya disebabkan karena konsentrasi glukosa atau

    larutan lain di amniotic fluid atau kelebihan urin fetus,

    tetapi juga karena menurunnya fetal swallowing, decidual,

    dan amniotic prolactin, juga unknown determinants of the

    complicated multicompartemantal intrauterine transport of

    water.

    5. Persalinan prematur

    6. Distres janin trimester ketiga

    7. Respiratory Distress Syndrome (RDS)

    - Anak dari ibu dengan kontrol diabetes yang buruk biasanya

    mempunyai resiko tinggi mengalami RDS.

    - Etiologi : produksi yang abnormal dari surfaktan dan

    perubahan jaringan ikat yang mengakibatkan penurunan

    compliance (daya kembang) paru-paru.

    -

    Diagnosis berdasarkan : gejala klinis (grunting, retraksi, RR< 60/min), penemuan tipikal pada X-ray, dan terjadi

    kesulitan bernafas selama > 48 jam tanpa sebab lain yang

    diidentifikasi.

    - Terapi : ventilasi dan pemberian intrapulmonary surfaktan.

    8. Makrosomia janin (Berat Lahir > persentil ke-90)

    69

  • 8/3/2019 EMS case 5

    70/116

    - Fetus dari ibu dengan kontrol diabetes yang buruk

    kebanyakan mengalami makrosomia dengan banyaknya

    timbunan lemak, kenaikan panjang badan, kenaikan rasio

    abdomen-kepala atau rasio thorax-kepala, dan mempunyai

    konsentrasi C-peptide di cold sera atau amniotic fluid yang

    lebih tinggi.

    - Hal ini disebabkan maternal hiperglikemia fetal

    hipeglikemia fetal hiperinsulinemia fetal

    makrosomia.

    9. Trauma persalinan per vaginam

    10. Keterlambatan Pertumbuhan Intrauterine (IUGR)

    - Terjadi pada ibu penderita diabetes dengan durasi yang

    lama dan memiliki penyakit vascular.

    -Berkaitan dengan perfusi uteroplasenta yang tidakmemadai.

    11. Hipoglikemia (kadar glukosa darah

  • 8/3/2019 EMS case 5

    71/116

    12. Hiperbilirubinemia ( >15 mg/dL)

    13. Hipokalsemia ( 70% )

    15. Gangguan menyusu

    16. Kematian Intrauterine

    - Faktor resiko :

    50% pada ibu yang mengalami ketoacidosis

    Pyelonephritis

    Fetal hiperglikemia dan hipoxia mengarah ke acidosis

    dan myocardial dysfunction.

    Treatment Komplikasi Diabetik

    1. Hipoglikemik

    Seluruh manifestasi hipoglikemik dapat diatasi dengan

    pemberian glukosa. Cara pemberian glukosa :

    1) Pada pasien sadar

    Pasien dengan gejala-gejala hipoglikemik, namun masih

    dalam keadaan sadar dan mampu menelan perlu makanatau minum jus jeruk, tablet glukosa, dan makan atau

    minum makanan yang mengandung gula kecuali

    fruktosa murni (karena tidak dapat menembus sawar

    darah otak).

    2) Pasien tidak sadar

    71

  • 8/3/2019 EMS case 5

    72/116

    Diberikan larutan glukosa secara intravena rapid 50 mL

    selama 3-5 menit oleh petugas yang terlatih. Jika

    petugas tidak ada, maka keluarga atau teman pasien

    bisa menyuntikkan glukagon 1 mg secara intramuscular

    yang dapat memulihkan keadaan pasien dalam 10-15

    menit. Setelah sadar pasien diberikan gula per oral

    untuk ditelan.

    Jika tidak ada glukagon, maka sedikit madu, sirup, atau

    gel glukosa dapat digosokkan pada mucosa bucal.

    Pemberian sirup atau madu per rectal sekitar 30 mL/500

    mL air hangat juga cukup efektif.

    2. Coma

    Penanganan darurat :

    1) Bersihkan jalan nafas

    2) Ambil sekitar 30 mL darah untuk diperiksa complet blood

    count, penentuan elektrolit serum, uji fungsi ginjal dan

    hati, serta pengukuran gula darah.

    3) Berikan 50 mL dextrosa dalam 50% air pada semua pasien

    coma, kecuali jika pengukuran bedside blood glucosemenunjukkan hiperglikemia yang nyata.

    4) Berikan 1 ampul nalokson (0,4 gram) dan 100 gram tiamin

    secara intravena.

    3. Ketoasidosis diabetik

    72

  • 8/3/2019 EMS case 5

    73/116

    a) Tindakan darurat

    Sesudah diagnosis ketoasidosis diabetik dipastikan maka

    perlu diberikan suatu bolus intavena insulin reguler

    sebanyak 0,3 unit/kg berat badan. Ini akan menghambat

    glukoneogenesis maupun ketogenesis dan mempermudah

    pemakaian glukosa dan asam keto.

    - Mula-mula dianjurkan pemberian sedikitnya 2 L salin

    normal (pada pasien dewasa) dalam 2-3 jam pertama,

    untuk memulihkan volume plasma dan menstabilkan

    tekanan darah sambil mengurangi keadaan hiperosmolar

    secara akut, disamping itu dapat memulihkan kapasitas

    ginjal untuk mengekskresikan ion hidrogen dan

    mengatasi asidosis.

    - Jika pH darah arteri 7,0 atau kurang diberikan bikarbonat

    secara intravena

    - Intubasi lambung* dinaurkan pada pasien-pasien coma

    guna mencegah muntah dan aspirasi yang dapat terjadi

    akibat atonia lambung (suatu komplikasi yang sering

    terjadi pada ketosis diabetik).

    - Pada pasien dengan gagal jantung sebelumnya atau

    dengan keadaan kolaps kardiovaskular, dipasang suatukateter tekanan vena sentral atau kateter Swan-Ganz

    untuk menilai derajat hipovolemia dan untuk memantau

    pemberian cairan berikutnya.

    b)Tindakan-tindakan spesifik

    Insulin

    73

  • 8/3/2019 EMS case 5

    74/116

    Gunakan insulin regular dan sebaiknya insulin

    manusia. Dosis awal 0,3 unit/kg berat badan insulinreguler. Mula-mula diberikan sebagai bolus intravena

    yang diikuti oleh 0,1 unit/kg/jam baik secara infus

    kontinu atau injeksi intramuscular.

    Dosis insulin serendah 0,1 unit/kg yang diberikan tiap

    jam melalui infus intravena atau intramuscular, dapat

    memberikan hasil yang sama efektifnya dengan dosis

    lebih tinggi yang dianjurkan sebelumnya dan lebih

    aman. Terapi insulin baik dalam bentuk infus kontinu

    atau injeksi yang diberikan tiap 1-2 jam, perlu

    diteruskan hingga pH darah arteri kembali normal.

    Jika diberikan sebagai infus kontinu, maka 25 unit

    insulin reguler manusia harus dicampurkan dalam 250

    mL salin fisiologis dan 50 mL pertama dari larutan ini,

    perlu dialirkan untuk memenuhi slang sebelum

    dihubungkan dengan jalur intravena.

    Dosis insulin diberikan secara piggy back ke dalam

    slang infus sehingga kecepatan penggantian cairan

    dapat diubah tanpa mengubah kecepatan pemberian

    insulin.

    Untuk mendapat efek optimal, maka pemberian

    insulin dosis rendah kontinu harus didahului oleh

    dosis awal insulin reguler secara intravena rapid 0,3

    unit/kg berat badan, guna mencapai reseptor insulin

    di jaringan. Jika kadar glukosa plasma gagal turun

    sedikitnya 10% dalam jam pertama, maka lakukan

    pengulangan dosis awal.

    74

  • 8/3/2019 EMS case 5

    75/116

    Pada pasien dengan resistensi insulin, maka

    memerlukan insulin ganda tiap 2-4 jam, jikahiperglikemik tidak juga membaik sesudah 2 dosis

    insulin pertama.

    Penggantian cairan

    Defisit cairan pada pasien dewasa sekitar 4-5 L . Mula-mula

    berikan salin normal untuk memulihkan volume plasma

    secara infus cepat dengan kecepatan 1 L/jam dalam 1-2jam pertama.

    Setelah pemberian 2 L cairan pertama, maka cairan perlu

    diganti dengan larutan saline 0,45% dengan kecepatan

    infus 300-400 mL/jam.

    Setelah glukosa darah hingga 250 mg/dL , maka cairan

    harus diganti dengan larutan glukosa 5% gunamempertahankan glukosa plasma antara 250-300 mg/dL.

    Rentang ini akan mencegah perkembangan hipoglikemi

    dan akan mengurangi kemungkinan cerebral edema, yang

    dapat terjadi bila penurunan glukosa terlalu cepat.

    Natrium bikarbonat

    Pemberian bikarbonat pada pasien ketoasidosis dianjurkanbila pH darah arteri 7,0 atau lebih rendah atau bila terjadi

    hipotensi, aritmia, atau coma dengan pH darah kurang dari

    7,1

    1-2 ampul natrium bikarbonat harus ditambahkan ke dalam

    1 L saline 0,45% .

    75

  • 8/3/2019 EMS case 5

    76/116

    Catatan : penambahan natrium bikarbonat pada

    saline 0,9% akan menghasilkan larutan hipertonik

    yang dapat memperburuk keadaan hiperosmolar

    yang sudah terjadi.

    Kalium

    Kehilangan kalium total dari tubuh akibat poliuria

    dan muntah-muntah dapat mencapai 200 eq.

    Jika pasien tidak uremik dan keluaran urin cukup,

    maka kalium klorida dalam dosis 10-30 meq/jam

    dapat diberikan secara infus pada jam kedua dan

    jamketiga setelah terapi dimulai, yaitu segera

    setelah asidosis teratasi.

    Fosfat

    Hipofosfatemia bisa terjadi pada terapi insulin kasus

    ketoasidosis diabetik, maka sebagian kalium dapat diganti

    dengan garam fosfat. Pemberian fosfat memperbaiki

    disosiasi oksigen dari hemoglobin yang terganggu melalui

    regenerasi 2,3-difosfogliserat.

    Penggantian kalium oleh fosfat pada pasien ketoasidosis

    diabetik tidak memperlihatkan manfaat klinis yang nyata,namun menimbulkan hipokalsemia yang berat dengan

    tetani.

    Asidosis hiperkloremik selama terapi

    76

  • 8/3/2019 EMS case 5

    77/116

    Karena cukup banyak asam keto yang hilang melalui

    urine pada fase awal terapi, maka bahan-bahan untuk

    regenerasi bikarbonat selanjutnya menjadi hilang dan

    terjadi defisit bikarbonat total. Sebagian defisit

    bikarbonat diganti dengan ion klorida yang diinfuskan

    dalam jumlah besar dalam bentuk saline untuk

    mengatasi dehidrasi.

    4. Keadaan hiperglikemik hiperosmolar non-ketotik

    Penggantian cairan

    Pasien-pasien hiperosmolar kehilangan cairan tubuh dan

    zat terlarut yang berlebihan dalam kompartement

    vaskular. Cairan sebanyak 4-6 L perlu diberikan dalam 8-

    10 jam pertama. Pemasangan kateter tekanan vena

    sentral atau kateter Swan-Ganz perlu bagi pasien yang

    sudah tua, penderita penyakit ginjal atau jantung untuk

    penggantian cairan.

    Terapi insulin akan mengurangi osmolalitas serum, maka

    penggantian dengan larutan garam isotonik diperlukan

    pada waktu-waktu tertentu guna mempertahankan

    tekanan darah yang adekuat dan pengeluaran urinesedikitnya 50 mL/jam.

    Setelah glukosa darah mencapai 250 mg/dL, maka

    cairan bebas gula diganti dengan dextrosa 5% dalam

    larutan garam 0,45% atau 0,9%. Bila kesadaran telah

    pulih,pemberian cairan oral dapat diberikan.

    Penggantian elektrolit

    77

  • 8/3/2019 EMS case 5

    78/116

    Jika fosfat serum turun hingga dibawah 1 mg/dL selama

    terapi insulin, maka penggantian fosfat dapat diberikan

    secara intravena. Jika pasien sadar dan kooperatif, maka

    sebagian atau seluruh penggantian fosfat atau kalium

    dapat diberikan secara oral.

    Terapi insulin

    Suatu dosis awal 15 unit insulin reguler yang diberikan

    secara intravena dan 15 unit secara intramuscular

    biasanya sangat efektif untuk menurunkan kadar

    glukosa darah. Dosis selanjutnya diberikan 10-25 unit

    tiap 4 jam. Insulin harus diberikan intramuscular atau

    intravena sampai pasien menjadi stabil, selanjutnya

    dapat diberikan secara subkutan.

    5. Coma hipoglikemik

    Komplikasi coma hipoglikemik sering terjadi pada pasien

    diabetik yang mengalami terapi insulin, pasien yang

    mengkonsumsi obat sulfonilurea oral atau obat yang dapat

    mengubah metabolisme sulfonilurea seperti (fenilbutazon,

    sulfonamida, atau warfarin), pasien yang sudah tua, pasien

    yang menderita penyakit ginjal dan hati. Perhatian penuh perludiberikan pada diet, pola latihan fisik, dosis insulin atau

    sulfonilurea dan kepatuhan umum terhadap regimen

    pengobatan diabetes yang diberikan.

    Jika pasien mengalami hipoglikemik akibat pemakaian obat-

    obat hipoglikemik oral secara long term (misal: klorpropamid

    atau gliburid) atau dosis tinggi pemakaian insulin long term,

    maka pasien harus dirawat di RS untuk pengobatan dengan

    78

  • 8/3/2019 EMS case 5

    79/116

    glukosa intravena kontinu dan pemantauan cermat kadar

    glukosa darah.

    6. Asidosis laktat

    Penderita diabetes dengan komplikasi asidosis laktat maka

    diberikan natrium bikarbonat guna mempertahankan pH diatas

    7,2.

    Management Diabetes Mellitus

    Jenis treatment untuk penderita Diabetes mellitus adalah

    long term treatment. Tujuan dari long term treatment ini adalah :

    1. Untuk menghilangkan gejala hyperglycemia

    2. Untuk menghilangkan atau mengurangi komplikasi

    microvascular dan macrovascular dari Diabetes mellitus

    3. Agar pasien memiliki gaya hidup yang normal kembali

    Untuk mencapai tujuan tersebut maka dokter harus :

    1. Memonitoring level glycemic control untuk masing-masing

    pasien

    2. Memberikan edukasi kepada pasien

    3. Memberikan pengobatan ( terapi farmakologi )yang

    dibutuhkan pasien

    79

  • 8/3/2019 EMS case 5

    80/116

    4. Memonitor atau mentreatment komplikasi dari Diabetes

    mellitus

    Pemberian edukasi pada pasien

    Edukasi yang harus diberikan kepada pasien baik itu tipe 1

    atau tipe 2 adalah edukasi tentang :

    1. Diabetes Mellitus

    2. Nutrisi

    3. Exercise

    4. Mengontrol diabetes selama menderita

    5. Obat-obatan untuk menurunkan gula darah

    Edukasi Diabetes Mellitus

    Materi Diabetes Mellitus diberikan oleh diabetes educator

    yang merupakan professional health care ( dokter, perawat, ahli

    gizi, farmasi ) dengan keterampilan yang khusus untuk

    memberikan edukasi kepada pasien dan telah disertifikasi oleh

    diabetes education.

    Materi edukasi yang penting untuk diabetic care yang

    optimal adalah :

    - Self Monitoring Blood Glucose

    - Urine keton monitoring

    - Administrasi Insulin

    80

  • 8/3/2019 EMS case 5

    81/116

    - Guidline untuk management diabetes selama sakit

    - Management hypoglycemia

    - Foot dan skin care

    - Management diabetes sebelum, selama dan sesudah

    exercise

    Edukasi nutrisi

    Medical Nutrition Therapy merupakan salah satu terapi non-

    farmakologis yang di rekomendasikan untuk penderita diabetes.

    Prinsip terapi ini adalah :

    1. Melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada

    status gizi dan melakukan modifikasi diet berdasarkan

    kebutuhan individual.

    2. Medical nutrition therapy ini menjelaskan calori intake

    dengan aspek-aspek lain dari terapi diabetes seperti

    insulin, exercise, dan weight loss.

    Tujuan dari Medical Nutrition Therapy adalah untuk

    mencapai dan mempertahankan :

    1. kadar glukosa darah mendekati normal

    - Glukosa puasa berkisar 90-130 mg/dl

    - Glukosa darah 2 jam setelah < 180 mg/dl

    - Kadar A1c < 7 %

    81

  • 8/3/2019 EMS case 5

    82/116

    2. Tekanan darah < 130/80 mmHg

    3. Profil lipid :

    - Kolesterol LDL < 100 mg/dl

    - Kolesterol HDL > 40 mg/dl

    - Trigliserida < 150 mg/dl

    4.Barat badan senormal mungkin

    Ada 3 jenis Medical Nutrition Therapy yang

    direkomendasikan oleh ADA ( American Diabetes Mellitus ) :

    1. Primary Prevention

    Pencegahan secara langsung atau perlambatan onset dari

    Diabetes Mellitus tipe 2 pada individu-individu yang

    memiliki resiko tinggi ( obese atau pre diabet ) dengan

    peningkatan penurunan Berat Badan.

    2. Secondary prevention

    Pencegahan secara langsung atau menunda terjadinya

    komplikasi Diabetes pada individu diabetes dengan

    menaikkan glycemic control

    3. Tertiary prevention

    Management diabetes yang disertai komplikasi

    ( cardiovascular diseases, neuropathy dll ) pada penderita

    diabetes.

    Beberapa faktor yang harus diperhatikan pada Medical

    Nutrition Therapy ini adalah :

    82

  • 8/3/2019 EMS case 5

    83/116

    - Tinggi badan

    - Berat badan

    - Status gizi

    - Status kesehatan

    - Aktivitas fisik

    - Usia

    Selain itu juga terdapat beberapa faktor fisiologis seperti :

    - Masa kehamilan

    - Masa pertumbuhan

    - Gangguan pencernaan pada usia tua

    Faktor lain yang tak kalah penting adalah :

    - Status ekonomi

    - Lingkungan

    - Kebiasaan atau tradisi

    Petugas kesehatan harus dapat menentukan jumlah,

    komposisi dari makanan yang akan dimakan oleh penderita

    diabetes. Penderita diabetes harus dapat melakukan perubahan

    pola makan secara konsisten baik dalam jadwal, jumlah dan jenis

    makanan.

    83

  • 8/3/2019 EMS case 5

    84/116

    Komposisi nutrisi atau bahan makanan yang

    direkomandasikan untuk penderita diabetes (adult ):

    - Makronutrient

    Karbohidrat

    Sebagai sumber energi, karbohidrat yang diberikan

    pada penderita diabetes tidak boleh melebihi 45-60 % dari

    total kebutuhan energy perhari. Pada setiap gram

    karbohidrat terdapat kandungan energy sebesar 4

    kilokalori.

    Rekomendasi pemberian karbohidrat :

    1. Kandungan total kalori pada makanan yang mengandung

    karbohidrat, lebih ditentukan jumlahnya dibandingkan

    dengan jenis karbohidrat itu sendiri.

    2. Jika ditamah dengan MUFA ( monounsaturated fatty acid )

    sebagai sumber energy, maka jumlah karbohidrat

    maksimal 70 % dari total kebutuhan kalori per hari.

    3. Jumlah serat 25-50 gram per hari

    4. Jumlah sukrosa sebagai sumber energi tidakperlu dibatasi,

    namun jangan sampai lebih dari total kalori per hari.

    5. Sebagai pemanis dapat digunakan pemanis non kalori

    seperti sakarin, aspartame, acesulfam dan sukralosa.

    6. Penggunaan alcohol harus dibatasi tidak boleh lebh dari 10

    gram per hari

    7. Fruktosa tidak boleh lebih dari 60 gram per hari

    84

  • 8/3/2019 EMS case 5

    85/116

    Protein

    Jumlah kebutuhan protein yang direkomendasikan

    sekitar 10-35 % dari total kalori per hari. Protein

    mengandung energy sekitar 4 kilokalori per gram.

    Rekomendasi pemberian protein adalah :

    1. Pada keadaan kadar glukosa darah yang terkontrol,

    asupan protein tidak akan mempengaruhi konsentrasi

    glukosa darah.

    2. Pada keadaan kadar glukosa darah yang tidak

    terkontrol, pemberian protein sekitar 0,8-1,0 mg/kg

    berat badan per hari

    3. Jika terdapat komplikasi kardiovaskular, maka sumber

    protein nabati lebih dianjurkan daripada dari protein

    hewani.

    Lemak

    Jumlah kebutuhan lemak yang direkomendasikan

    sekitar 20-35 % dari total kalori per hari.lemak

    mengandung energy sekitar 9 kilokalori per gram.

    Rekomendasi pemberian lemak :

    1. Jika kadar kolesterol LDL 100 mg/dl, asupan asam

    lemak jenuh diturunkan sampai maksimal 7 % dari total

    kalori per hari.

    85

  • 8/3/2019 EMS case 5

    86/116

    2. Konsumsi kolesterol maksimal 300 mg/hari, jika kadar

    kolesterol LDL 100mg/dl,maka maksimal kolesterol

    yang dapat dikonsumsi 200 mg/hari.

    3. Batasi asupan lemak jenis trans

    4. Konsumsi ikan seminggu 2-3 kali untuk mencukupi

    kenutuhan asam lemak tidak jenuh rantai panjang.

    5. Asupan lemak tidak jenuh rantai panjang maksimal 10

    % dari asupan kalori per hari dan asupan lemak jenuh

    maksimal 10 % dari total kebutuhan kalori per hari.

    - Mikronutirient ( mineral, vitamin ) juga harus seimbang

    dan diatur sehingga dapat memenuhi kebutuhan

    penderita diabetes per hari.

    Perhitungan jumlah kalori ( diperlukan data mengenai Berat

    badan dan tinggi badan )

    1. Tentukan Berat Badan Ideal ( BBI )

    BBI = ( TB cm 100 )- 100 %

    Untuk perempuan dengn TB < 150 cm atau laki-laki yang

    Tb < 160 cm, tidak dikurangi 10 %

    2. Tentukan status gizi

    BB Aktual : BB Ideal x 100 %

    Interpretasi hasil :

    - Underweight : BB < 90 % BBI

    86

  • 8/3/2019 EMS case 5

    87/116

    - Normoweight : BB 90-110 % BBI

    - Overweight : BB 110-120 % BBI

    - Obese : BB > 120 % BBI

    3. Penentuan kalori

    - Kebutuhan kalori

    Laki-laki : BBI x 30 kalori

    Perempuan : BBI x 25 kalori

    - Penyesuaian

    Umur > 40 tahun : - 5 %

    Aktivitas

    Aktivitas ringan : + 10 %

    Aktivas sedang : + 20 %

    Aktivitas berat : + 30 %

    Status gizi

    Obese : - 20 %

    Overweight : - 10 %

    Underweight : + 20 %

    - Stres metabolic ( infeksi, operasi ): + 10-30 %

    - Hamil trimester 1 dan trimester 2 : + 300 kal

    -Hamil trimester 3 dan laktasi : + 500 kal

    87

  • 8/3/2019 EMS case 5

    88/116

    Makanan tersebut dibagi menjadi 3 porsi besar :

    Pagi ( 20 % ), siang ( 30 % ), malam ( 25 % ) dan di sela-sel

    makan 2-3 porsi makan ringan10-15 %.

    Contoh penghitungan kalori :

    Pasien seorang laki-laki berumur 39 tahun, mempunyai

    tinggi 160 cm, dan berat badan 63 kg serta bekerja

    sebagai penjaga took. Maka kebutuhan kalori per hari yang

    dibutuhkannya adalah

    1. Tentukan BBI

    BBI = ( TB cm - 100)kg 10 %

    = ( 160 cm - 100 ) kg 10 %

    = 60 kg 6 kg

    = 54 kg

    2. Tentukan status gizi

    Status gizi = ( BB Aktual : BBI ) x 100 %

    = ( 63 kg : 54 kg ) x 100 %

    = 116 % ( termasuk overweight )

    3. Tentukan jumlah kebutuhan kalori per hari

    - Kebutuhan kalori basal = BBI x 30 kalori

    = 54 x 30 = 1620 kalori

    88

  • 8/3/2019 EMS case 5

    89/116

    - Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 20 %

    20 % x 1620 kalori = 324 kalori

    - Koreksi karena overweight dikurangi 10 %

    10 % x 1620 kalori = 162 kalori

    Jadi total kalori perhari untuk penderita = 1620 +

    324 162 = 1782 ( dibulatkan menjadi 1700)

    4. Tentukan distribusi makanan

    - Karbohidrat 60 %

    60 % x 1700 kalori = 1020 kalori setara dengan 255

    gram

    - Protein 20 %

    20 % x 1700 kalori = 340 kalori setara dengan 85gram

    - Lemak 20 %

    20 % 1700 kalori = 340 kalori setara dengan 37,7

    gram

    5. Jadwal ( distribusikan dalam 5-6 kali pemberian , 3 kali

    makan utama dan 3 kali makan selingan )

    - Jam 06.00-07.00 makan pagi ( 25 % )

    - Jam 09.00-10.00 makan selingan ( < 10 % )

    - Jam 12.00-13.00 makan siang ( 30 % )

    - Jam 15.00-16.00 makan selingan ( < 10 % )

    89

  • 8/3/2019 EMS case 5

    90/116

    - Jam 18.00-19.00 makan malam ( 25 % )

    -Jam 20.00-21.00 makan selingan

    Exercise

    Keuntungan melakukan exercise:

    1. Menurunkan resiko cardiovaskular

    2. Menurunkan Blood Pressure

    3. Mempertahankan masa otot

    4. Menurunkan Body fat

    5. Menurunkan glukosa plasma

    6. Meningkatkan sensitivitas insulin

    Tetapi disamping itu, olah raga pun memiliki tantangan

    utnuk penderita DM, karena dapat menurunkan mekanisme

    glukoregulatori. Pada Dm tipe 1 bisa terjadi hipoglikemia atau

    hiperglikemia selama exercise, tergantung plasma glukosa

    sebelum exercise, level sirkulasi insulin, dan level exercise yang

    dapat menginduksi cathecolamin.

    Jika insulin level menurun sebelum melakukan exercise,

    akan terjadi peningkatan cathecolamin, dimana akan

    meningkatkan plasma glukosa, dan akan meningkatkan

    pembentukan badan keton dan akhirnya akan menimbulkan

    ketoacidosis.

    90

  • 8/3/2019 EMS case 5

    91/116

    Jika insulin level meningkatkan sebelum exercise, akan

    tejadi penurunan produksi glukosa hati dan masuknya glukosa ke

    dalam muscle yang dapat menyebabkan hypoglikemia.

    Sehingga untuk mencegah itu semua diperlukan persiapan

    sebelum exercise pada penderita diabetes terutama Diabetes

    Mellitus tipe 1:

    1. Memonitor blood glucose sebelum, selama, dan setelah

    exercise

    2. Menunda exercise jika Blood glucose > 250 mg/dldan jika

    terdapat keton

    3. Jika Blood glucose < 100 mg/dl, konsumsi karbohidrat

    sebelum exercise

    4. Turunkan dosis insulin sebelum exercise dan suntikan

    insulin ke dalam area non exercising.

    Penderita diabetes yang mendapat terapi insulin,

    hipoglikemia disertai kadar insulin yang berlebihan

    merupakan hal yang perlu mendapat perhatian. Bila insulin

    disuntikan pada lengan atau paha akan memperbesar

    kemungkinan terjadinya hipoglikemia karena peningkatan

    hantara insulin melauli darah akibat pemompaan oleh otot

    pada saat berkontraksi. Sehingga dianjurkan penyuntikan

    didaerah abdomen sebelum latihan jasmani.juga

    dianjurkan agar latihan jasmani dilakukan setelah makan,

    yaitu pada saat kadar gula berada dipuncaknya.

    5. Edukasi penderita tentang respon glukosa terhadap tipe-

    tipe exercise yang berbeda dan meningkatkan intake food

    91

  • 8/3/2019 EMS case 5

    92/116

    untuk 24 jam setelah exercise berdasarkan intensitas dan

    durasi exercise.

    ADA merekomendasikan 150 menit/minggu untuk

    melakukan aerobic physical activity ( dibagi menjadi 3 hari ).

    Prinsip latihan bagi penderita diabetes adalah :

    1) Frekuensi : jumlah olahraga per minggu sebaiknya

    dilakukan dengan teratur 3-5 kali per minggu

    2) Intensitas : ringan dan sedang

    3) Durasi : 30-60 menit

    4) Jenis : latihan jasmani endurance ( aerobic ) untuk

    meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan,

    jogging, berenang dan bersepeda

    Latihan jasmani bagi diabetes mellitus tipe 1 sebaiknya

    dilakukan pada pagi hari.

    Ambilan glukosa oleh jaringan otot pada keadaan istirahat

    membutuhkan insulin, hingga disebut sebagai jaringan insuli