emosi
TRANSCRIPT
NEUROFISIOLOGI EMOSI
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
JAKARTA
Referat
NEUROFISIOLOGI EMOSI
DISUSUN OLEH:
Muhamad Fairuz Bin Samsuddin
11-2009-199
DOKTER PEMBIMBING : dr. RUTH MARIVA Sp. S
RUMAH SAKIT IMANUEL
WAY HALIM BANDAR LAMPUNG
2010
1
NEUROFISIOLOGI EMOSI
Emosi
Pendahuluan
Emosi memiliki peranan yang penting didalam hidup kita dari seorang pasien yang mengalami gangguan
emosi akibat dari stroke, sehingga ke dokter yang kelelahan karena tidak tidak tidur sepanjang malam
dan sekarang harus menangani keluarga pasien yang bersikeras. Reaksi emosi banyak, pelbagai dan
seperti otomatis baik terhadap pasien, kondisi bangsal, sikap teman sejawat, dosen, cuaca maupun
keadaan lalulintas. Kita selalu berkata “ aku tidak mahu berasa sedih, tapi aku tidak dapat untuk
menahan dari berasa sedih,”. Semakin kita berusaha untuk mencari penjelasan yang logis dan rasional
terhadap perasaan-perasaan seperti itu, semakin sukar ianya untuk dimengerti.
Sebagai contoh, seperti yang kita lihat pada karakter Mr Spock di dalam film star trek. Spock merupakan
sebahagian manusia dan sebahagian Vulcan. Temperamennya sangat tenang. Percakapan dan
perbuatannya semata-mata berdasarkan logis. Untuk sepenuhnya mengikut logis, dia harus menekan
emosinya sepenuhnya. Itulah yang diajarkan oleh bangsa Vulcan. Bagi mereka emosi bisa mengganggu
ketenangan dan melanggar perintah. Oleh sebab itu mereka menganggap emosi itu sebagai sesuatu
yang berbahaya dan menggantikannya dengan logis. Tapi oleh kerasa Mr Spock mempunyai bahagian
dari manusia, maka dia bisa mengontrol perasaannya dan menggunakan logis dan rasional untuk
menghadapi sesuatu situasi.
Kita bisa melihat bagaimana perkara yang disebut sebagai emosi ini sebagai sesuatu yang diinginkan dan
juga tidak diinginkan. Jadi apakah sebenarnya emosi? Apakah sistem yang terlibat didalam operasinya?
Bagaimana ia mempengaruhi kita dan persekitaran kita? Kenapakah penting untuk memahaminya
dengan lebih baik? ini merupakan beberapa soalan yang akan dijawab didalam refrat ini yang akan
mengeksplorasi tentang emosi.
Neurofisiologi
Emosi merupakan ekspresi dari mekanisma dasar oleh regulasi hidup yang terbentuk saat berevolusi dan
merupakan suatu yang penting dalam kelansungan hidup. Ia juga merupakan cara bagaimana seseorang
2
NEUROFISIOLOGI EMOSI
berkomunikasi dengan orang yang lain. Emosi meliputi sikap, perubahan fisiologi dan pengalaman-
pengalaman subjektif yang dibangkitkan oleh pemikiran atau peristiwa eksternal terutama yang
dianggap sebagai sesuatu yang penting.
Emosi yang utama adalah marah, takut, sedih dan merasa jijik. Emosi bisa dikategorikan mengikut
kepentingan dari fungsi atau penyesuaiannya. Emosi negatif seperti marah dan takut bisa membentuk
perilaku menghindar dan mempertahankan diri sedangkan emosi positif yang berupa kesenangan bisa
membantu dalam memfasilitasi ingestif, eksplorasi dan perilaku seksial. Oleh sebab itu, emosi dan
perasaan bisa membantu dalam mencapai homeostasis atau memfasilitasi perilaku adaptif dan
equilibrium.
Menurut teori James-Lange, emosi dirasakan apabila organisma sedar akan perubahan visera dan
somatic yang diinduksi oleh sesuatu peristiwa. Beberapa kombinasi spesifik antara perubahan visera
akan memproduksi emosi. Walaubagaimanapun, pandangan ini ditantang oleh Cannon, Bard dan yang
lain.
Menurut teori thalamic oleh Cannon-Bard pula, peristiwa di kortikal yang terjadi berbarengan dengan
batang otak akan menghasilkan emosi. Secara normalnya, korteks akan menghambat talamus. Emosi
memproduksi peristiwa yang akan menghilangkan hambatan ini. Impuls yang dirilis ke sistem saraf
otonom menghasilkan perilaku emosional
Teori Schachter dan Singer mengusulkan bahwa emosi dan perilaku emosional terjadi sebagai hasil dari
informasi dari dua sistem: keadaan internal yang diatur oleh hipotalamus dan sistem limbik dan
lingkungan eksternal atau konteks di mana keadaan internal terjadi. Ketika adrenalin disuntikkan ke
manusia, mereka dapat melaporkan perasaan gembira atau bermusuhan tergantung pada rangsangan
lingkungan. Ketika adrenalin diberikan kepada tiga kelompok individu, yang diinformasi, yang tidak
diinformasi dan yang salah informasi, didapati tidak ada perubahan signifikan dalam kelompok yang
diinformasi. Tetapi perubahan terlihat dalam dua kelompok lainnya
Metode yang paling penting dari penilaian emosi dan gangguan emosional adalah dengan observasi.
Perilaku emosional yang bisa diamati disebut indikator emosional. Ia adalah merupakan perubahan
3
NEUROFISIOLOGI EMOSI
detak jantung, bernapas, berkeringat, ukuran pupil, lakrimasi, aliran kapiler, kontrol sfingter, sekresi
endokrin, reaksi freezing-flight-fight, gairah, vokalisasi spesifik dan menampilkan perilaku yang berbeda
dengan spesies dan pada manusia adalah verbal dan aspek prosodi bahasa. Kegiatan tersebut
dilaksanakan melalui sistem endokrin dan sistem saraf otonom dan saraf somatik. Kognisi (berpikir,
pengetahuan) memainkan peran penting dalam pengalaman emosi dan perubahannya.
Sistem limbik
Emosi melibatkan
sememangnya melibatkan
seluruh sistem saraf. Tetapi
ada dua bagian dari sistem
saraf yang sangat penting
dalam pembentukan emosi
iaitu : sistem limbic dan
sistem saraf otonom.
Sistem limbic merupakan
suatu struktur yang
kompleks yang terdapat
dikedua bagian thalamus
bahagian bawah dari
serebrum. Ia terdiri dari
hypothalamus, hippocampus, amygdala dan beberapa bagian yang berdekatan dengannya. Didapati
sistem ini terlibat secara primer terhadap emosi dan bertanggungjawab dalam pembentukan ingatan.
Sistem limbik digunakan untuk memodulasi kualiti emosi dari stimulus dan mendukung mekanisma
efektor otonomik yang berkaitan dengan keadaan emosi. Struktur kunci dari sistem limbic yang memiliki
peran penting dalam ekspresi emosi adalah amygdala. Amigdala memiliki peran penting dalam
mengevaluasi valens emosi dari stimulus. Pendapat ini telah didukung oleh pelbagai penelitian terhadap
4
NEUROFISIOLOGI EMOSI
lesi yang terjadi pada amigdala. Kecederaan pada bagian lain dari sistem limbic juga bisa menyebabkan
terjadinya perubahan pada perilaku emosi.
Adalah penting untuk mengetahui interaksi yang ada antara region kortikal dari otak dengan sistem
limbic. Terdapat koneksi yang besar antara region kortikal terutama dari lobus frontal dan temporal
terhadap struktur limbic. Implikasi dari koneksi ini ialah, informasi sensorik yang kompleks yang diproses
dikortek bisa mempengaruhi sistem limbic secara langsung. Proses di limbic juga bisa mempengaruhi
kuat integrasi kognitif tingkat tinggi yang berlaku di korteks. Diskoneksi transmisi informasi antara
kortikal dan subkortikal dari sistem limbic bisa member konsekuensi yang menakutkan. Sebagai contoh
pasien dengan lesi pada lobus frontal menunjukkan emosi yang tidak sesuai dan perilaku social dengan
deficit intelektual. Pasien seperti ini bisa menangis atau ketawa tanpa sebab, kencing di public atau
menggunakan perkataan yang tidak senonoh.
Gambaran skematik menegaskan
interaksi antara struktur-struktur
di dalam sistem limbic dan region
kortila di otak. Koneksi timbal balik
wujuh adntara area kortikal
prefrontal dan area kortikal
temporal daa kedua-dua region
projeksi secara luas ke struktur
limbic yang berlainan. Makanya,
korteks memiliki pengaruh yang
kuat terhadap mekanisma mengatur respon emosi dan respon otonom. Region limbic dan batang otak bisa juga mempengaruhi
korteks melalui jalur yang melalui thalamus, dan melalui koneksi lansung dari amigdala ke hippocampus.
Hypothalamus
Hypothalamus merupakan bagian kecil dari otak yang terdapat benar-benar dibawah thalamus dikedua
bagian ventrikel ke-3. (ventrikel merupakan area didalam serebrum yang berisi cairan serebrospinalis
dan mengkoneksi alirannya ke dalam spinal). Ia duduk diam didalam kedua traktus nervus opticus diatas
glandular pituitari.
5
NEUROFISIOLOGI EMOSI
Hypothalamus merupakan bagian yang paling sibuk didalam otak dan keutamaannya adalah berkaitan
homeostasis. Homeostasis merupakan proses mengembalikan sesuatu ke set-point nya kembali seperti
fungsi thermostat. Apabila kamar kita menjadi terlalu dingin, thermostat akan mengubah informasi
tersebut dan menghidupkan pemanas. Dan apabila kamar kita sudah cukup hangat, dan suhu sudah
melebihi suatu tahap, ia akan mengirim sinyal untuk mematikan alat tersebut.
Hypothalamus bertanggungjawab dalam meregulasi lapar, dahaga, respon terhadap nyeri, tingkatan
kesenangan, kepuasan seksual, marah, sikap agresif dan lebih. Ia juga meregulasi fungsi dari sistem saraf
otonom yang mana ia meregulasi kondisi seperti nadi, tekanan darah, pernafasan dan keghairahan
dalam merespon suatu keadaan emosional.
Hypothalamus menerima input dari pelbagai sumber. Dari saraf vagus ia mendapatkan informasi
berkaitan tekanan darah dan distensi dari usus. Dari reticular formation di batang otak, ia mendapat
informasi berkaitan suhu kulit. Dari saraf optic, ia mendapatkan informasi berkaitan cahaya dan
kegelapan. Dari saraf-saraf di sepanjang ventrikel ia mendapatkan informasi berkaitan isi dari cairan
serebsrospinalis termasuk toksin yang bisa menyebabkan muntah. Dan dari bagian lain dari sistem
limbic dan saraf olfaktorius, ia mendapat informasi yang membantu meregulasi makan dan seksualitas.
Hypothalamus juga mempunyai reseptornya yang tersendiri yang memberikan informasi berkaitan
balans ion dan suhu darah.
Dalam penemuan yang terbaru, didapati terdapat protein yang disebut sebagai leptin yang dilepaskan
oleh sel lemak apabila kita terlebih makan. Hypothalamus mendeteksi kadar leptin didalam pembuluh
darah dan merespon dengan cara menurunkan nafsu makan. Dan didapatkan juga beberapa manusia
memiliki mutasi pada gen yangmemproduksi leptin, sehingga tubuh mereka tidak bisa memberitaukan
kepada hypothalamus untuk berhenti makan. Walaubagaimanapun ramai individu yang kelebihan berat
badan tidak memiliki mutasi ini, oleh sebab itu masih banyk penelitian yang harus dilakukan.
Hypothalamus mengirim instruksi ke seluruh tubuh melalu dua jalan. Yang pertama adalah melalu
sistem saraf otonom. Ini membolehkan hypothalamus untuk memiliki keutamaan dalam mengkontrol
perkara-perkara seperti tekanan darah, kadar detak jantung, pernafasan, pencernaan, keringat dan
semua fungsi simpatis dan parasimpatis.
6
NEUROFISIOLOGI EMOSI
Yang kedua adalah mengkontrol melalui glandular pituitary. Hypothalamus berkoneksi dengan glandular
pituitary secara saraf dan kimiawi yang kemudiannya mempompa hormone-hormon yang disebut sebgai
releasing factor ke dalam pembuluh darah. Seperti yang kita ketahui, pituitary disebut juga sebagai
Master Gland, dan hormone-hormon ini penting dalam meregulasi pertumbuhan dan metabolisma.
Hippocampus
Hippocampus terdiri dari dua “tanduk” yang melengkung ke belakang dari amigdala. Ia penting dalam
menukarkan perkara yang ada didalam pikiran dalam satu waktu ( ingatan jangka pendek ) menjadi
perkara yang akan diingat untuk jangka waktu yang panjang (ingatan jangka panjang). Sekiranya
hippocampus mengalami kerusakan, seseorang itu tidak akan bisa menghasilkan ingatan yang baru,
sebaliknya mereka hidup didalam dunia yang aneh dimana setiap sesuatu yang dialami akan berlalu
begitu saja sedangkan ingatan yang ada sebelum terjadinya kerusakan akan tetap utuh.
Amigdala
Amigdala merupakan dua massa
neuron yang berbentuk seperti
kacang almond yang terdapat
dikedua bagian thalamus dibagian
ujung bawah dari hippocampus.
Pada hewan, apabila amigdala di
stimulasi secara elektrik, hewan
tersebut akan merespon dengan
agresi. Dan sekiranya amygdala
diangkat, hewan menjadi sangat jinak dan tidak lagi merespon terhadap perkara yang bisa
menyebabkannya menjadi agresi. Tidak hanya setakat itu, apabila diangkat, hewan juga menjadi tidak
peduli terhadap ransangan yang sebenanrnya bisa menimbulkan rasa takut bahkan respon seksual.
Sedangkan stimulasi elektris pada amigdala manusia akan menimbulkan perasaan takut dan cemas, dan
turut meningkat aktivitas otonom.
Amigdala terdiri dari empat nuclei yang penting, central, lateral, basal dan accessory basa.. kesemua
input sensorik akan di terminasi di bagian lateral yang kemudiannya akan diprojeksi ke tiga nuclei yang
7
NEUROFISIOLOGI EMOSI
lain. Nuclei basal dan accessory akan memprojeksi ke central. Nuclei central memiliki sel output dari
amigdala dan berhubung dengan bagian-bagian otak yang lain yang berkaitan dengan respon emosi.
Amigdala juga memainkan peranan penting dalam kondisi atau mempelajari takut. Juga diketahui
bahawa amigdala bukan sahaja terlibat dalam evaluasi kognitif dari stimuli emosi, bahkan turut terlibat
dalam assosiasi proses belajar dari stimuli yang memprediksi peristiwa permusuhan. Amigdala juga
mungkin terlibat dalam “memori emosi”.kita lebih bisa mengingat kembali peristiwa yang memberikan
pengalaman emosi yang kuat dan negatif berbanding peristiwa yang tidak memberikan kita sebarang
pengalaman. Teradapat studi kasus yang mengilustrasikan kepentingan amigdala dalam mengenali
stimuli emosi. Amigdala manusia juga terlibat dalam memproses ekspresi wajah bagi emosi terutama
yang berkaitan dengan ketakutan. Kerusakan pada amigdala akan menyebabkan kusukaran dalam
menghubungkan representasi visual dari ekspresi wajah dengan perasaan takut.
Kedudukan amigdala secara anatomis bersesuaian dengan peran kuncinya dalam mempelajari emosi.
Sector lateralnya menerima input aferen dari nuclei sensorik dari thalamus, kesemua sensorik dari
region kortikal (visual, audiotrik, somatosensorik) dan hippocampus. Oleh itu, informasi sensorik daru
kesemua modalitas akan bertumpu apada nuclei lateral dari amigdala. amigdala pula memiliki koneksi
ke hipotalamus dan batang otak melalaui nuclei central yang mempunyai kaitan yang banyak dengan
respon takut. Nuclei central memprojeksi ke hipotalamus untuk mengaktivasi sistem saraf otonom
bagian simpatis yang mendampingi keadaan takut dan cemas. Projeksi juga mencapai bagian dorsal
motorik dari nucleus nervus X (vagus) yang mengontrol pelbagi fungsi otonom sehingga apabila kita
ketakutan atau cemas, secara tidak lansung kita akan menghambat bagian dorsal motorik dari nervus
vagus.
Projeksi nuclei central ke nucleus parabrachial pula bisa menyebabkan peningkatan kadar respirasi
ketika takut. Stimulasi elektris pada nuclei central akan meningkatkan respirasi yang merupakan gejala
utama dari takut dan juga gangguan panik.
Area lain yang berkaitan
Selain dari hypothalamus, hippocampus dan amygdala, terdapat beberapa area didalam struktur
berdekatan sistem limbic yang turut berhubungan dengan sistem limbic;
8
NEUROFISIOLOGI EMOSI
a. Girus cingulate
Merupakan bagian dari serebrum yang sangat berdekatan dengan sistem limbik persis diatas
cospus collosum. Ia memberikan jalur dari thalamus ke hippocampus dan mungkin
bertanggungjawab dalam memfokuskan emosi terhadap sesuatu peristiwa dan mengkaitkan
memori terhadap bau dan nyeri.
b. Ventral tegmental area
Bagian ventral tegmental dari batang otak, persis dibawah thalamus terdiri dari jalur dopamine
yang bertanggungjawab terhadap kepuasan atau kesenangan. Individu dengan kerusakan pada
bagian ini akan mengalami kesukaran dalam mendapatkan kepuasan didalam hidup.
c. Basal ganglia
Basal ganglia meliputi nucleus kaudatus, putamen, globus pallidus dan substansia nigra. Bagian
ini bertanggungjawab terhadap perilaku berulang, imbalan pengalaman dan memfokuskan
perhatian.
d. Korteks prefrontal
Merupakan bagian dari lobus frontal yang terdapat di depan area motorik yang juga berkaitan
dengan sistem limbik. Selain dari terlibat dalam pemikiran tentang masa depan, membuat
perencanaan, mengambil tindakan, ia juga didapati terlibat dalam jalur dopamine yang sama
seperti pada area ventral tegmental, dan juga mengambil bagian dalam kepuasan dan
kecanduan.
Sistem saraf otonom
Bagian kedua dari sistem saraf yang mempuanyai tugas penting dalam emosi adalah sistem saraf
otonom. Sistem saraf otonom terdiri dari dua bagian, dimana setiap bagian berfungsi saling berlawanan.
Yang pertama ialah sistem saraf simpatis yang bermula dari korda spinalis dan berjalan ke pelbagai
bagian dari tubuh. Fungsinya adalah dalam mempersediakan tubuh untuk pelbagai aktivitas yang
berkaitan dengan fight or flight, iaitu lari dari bahaya atau bersedia untuk menghadapi keganasan.
9
NEUROFISIOLOGI EMOSI
Aktivasi dari saraf simpatik akan menimbulkan efek yang berikut ini:
- Dilatasi pupil
- membuka kelopak mata
- stimulasi kelenjar keringat
- dilatasi pembuluh darah pada otot-otot besar
- konstriksi pembuluh darah dibagian tubuh yang lain
- meningkatkan denyut jantung
- membuka bronchus
- menghambat sekresi dari sistem digestif
satu dari efek yang paling penting ialah menyebabkan kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin
kedalam pembuluh darah. Epinefrin merupakan hormone yang kuat yang bisa menyebabkan pelbagai
bagian dari tubuh untuk merespon sedikit sebanyak menyerupai sistem saraf simpatis. Karena berada
didalam pembuluh darah, maka ini mengambil masa untuk menghilangkan efeknya. Inilah sebab
mengapa apabila seseorang berasa sedih, dia akan mengambil masa untuk menangkan diri semula.
Sistem saraf simpatis juga mengambil informasi terutama berkaitan nyeri dari organ internal, oleh
karena saraf yang membawa informasi berkaitan nyeri organ sering berjalan berbarengan dengan jalur
yang membawa informasi nyer dari permukaan tubuh, maka infromasi ini sering disalah ertikan. Ini yang
disebutkan sebagai referred pain dan contoh yang paling baik adalah apabila seseorang yang merasakan
nyeri pada bahu dan lengan kiri apabila lagi terkena serangan jantung.
Bagian lain dari sistem saraf otonom adalah sistem saraf parasimpatis. Ia mempunyai akar didalam
batang otak dan didalam korda spinalis dibagian belakang bawah. Fungsinya adalah mengembalikan
tubuh dari status emergensi yang disebabkan oleh sistem saraf simapatis.
Bangkitan dari sistem parasimpatis menyebabkan;
- konstriksi pupil
- ativasi kelenjar saliva
- stimulasi sekresi dari gaster
- stimulasi akitivasi dari usus
- stimulasi sekresi dari paru
- knstriksti bronkus
- menurunkan detak jantung
10
NEUROFISIOLOGI EMOSI
sistem saraf parasimpatis juga mempunyai kemmapuan sensorik: ia menerima informasi berkaitan
tekanan darah, kadar karbon dioksida dalam darah dan pelbagai lagi.
Sebenarnya terdapat satu lagi sistem saraf otonom yang jarang kita bahaskan iaitu sistem saraf enteric.
Ini merupakan kompleks saraf yang meregulasi aktivati dari gaster. Apabila kita merasa sakit pada perut
atau merasa seperti “butterfly in my stomach” apabila grogi, maka kita boleh menyalahkan sistem sarah
enterik.
“ Simpatis” Marah dan “parasimpatis” kerentanan
Implikasi klinis yang penting ialah emosi juga berkaitan dengan dua sistem energi iaitu : emosi aktif
seperti “melompat kegembiraan” berhubungan dengan simpatis. Emosi aktif juga bisa seperti
“mengganggu” atau “negatif”, seperti marah, frustasi, mengamuk dan membangkang. Sedangkan emosi
“reseptif” pula berhubungan dengan parasimpatis: kelembutan, mencair kegembiraan, kelembutan
cinta dan kasih sayang. Emosi reseptif juga bisa menjadi sukar dan mengganggu : terluka, sedih,
kekecewaan, malu, dan kehilangan. Emosi-emosi ini mungkin menyakitkan, tetapi mereka sangat
berguna. Emosi ini member kita informasi yang berguna seperti “ubah sikap kamu!”, “ubah perilaku
kamu!”, “ubah perilaku kamu!”.
Dalam konteks lain, emosi kita bisa menjadi berubah dan disfungsi apabila simpatis dan parasimpatis
telah kehilangan perubahan normalnya; ia menjadi stagnasi. Secara keseluruhan, setiap emosi bisa
memiliki dua versi; versi dinamik dimana terdapatnya perubahan simpatis-parasimpatis, dan versi kronis
atau stagnasi dimana perubahan simpatis-parasimpatis sudah hilang. Bagaimana kita membedakan
antara bentuk dinamik dan bentuk stagnasi dari emosi?
Dalam bentuk dinamik, kita melihat sekuen dengan bentuk seperti gelombang “ intensification-followed-
by-reduction”. Ini berarti, emosi berhubungan rapat dengan proses dari simpati dan parasimpatis yang
berbentuk seperti gelombang.. dalam bentuk stagnasi atau kronis, emosi diperpanjang tanpa adanya
sekuen “intensification-reduction”. Tidak ada menangis dengan kesedihan, tidak ada peningkatan suara
11
NEUROFISIOLOGI EMOSI
tiba-tiba, atau pergerakan dari anggota gerak dengan kemarahan. Emosi diekspresikan dengan cara yang
lebih mendatar. Individu itu bisa tampak tenang, atau tampak tegang. Dan dalam kedua kasus,
percakapan tidak memperkuat emois atau membuatnya tampak lebih dinamis.
Kita bisa melihat kemarahan yang dinamis dengan emosi yang normalnya meningkat dan menurun. Pada
fasa peningkatan, suara mungkin bisa meninggi, sedikit kegementaran, dengan suara yang seolah-olah
memberitahu, “ini yang aku ingin kamu tahu!!”, dalam masa yang sama, postur yang tertentu bisa
mengikuti ekspresi dari suara. Ini kemudiannya akan diikuti dengan “perasaan lega” paling tidak sedikit,
dan akan adanya rasa tekanan menurun, dengan pernafasan yang lebih terbuka dan mungkin bisa diikuti
dengan senyuman. Sebaliknya apabila kita melihat kemarahan tipe stagnasi (kepahitan, kebencian,
permusuhan), turun dan naiknya dinamis dari simpatis telah hilang. Individu kelihatan seperti terkontrol,
suara monoton dan kurangnya gestur-gestur yang ekspresif.
Dalam contoh yang lain, kita bisa melihat kesedihan dinamis yang distimulasi oleh kehilangan sesuatu,
dengan ekspresi menangis atau hampir mengalirkan air mata; mata melihat kebawah, percakapan
menjadi perlahan, suara kedengaran seperti bergumam, dan kemungkinan suara dan wajah kelihatan
seperti kesakitan. Apabila kita mendengar nangis yang tersedu-sedu, kita bisa merasakan akan
dinamisnya. Melalui perasaan intuisi, kita bisa mengetahui apakah seseorang itu sudah sampai ke tahap
perasaan yang dalam (sedih yang amat sekali). Dengan berlalunya waktu, perasaan kesedihan ,kelukaan
akan berkurang, selalunya dengan perasaan lega walau sedikit. Seseorang bisa kekal didalam keadaan
“refleksi interna (batin) dan sensitive,” (dominan adalah parasimpatis), terdapat juga pada suatu tahap
dimana individu berasa tenang seolah-olah kendala telah terkendali. Sebaliknya kita sering melihat pada
awal terapi, individu menunjukkan tanda “kesedihan kronis”: depresi, kekosongan, kehampaan dan
menarik diri. Hubungan dengan proses parasimpatis yang berbentuk seperti gelombang dan ekspresif
telah hialng, dan individu bisa merasakan seperti dipenjarakan didalam keadaan kesulitan psikologikal
untuk berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Dari “pembebasan emosi” menuju ke “konstruksi” : dua langkah di dalam proses penyembuhan.
Apakah yang terjadi pada komponen dari simpatis dan parasimpatis dari sistem saraf otonom apabila
kita mengekpresikan maraha pada saat lagu frustasi atau apabila kita membiarkan diri kita menangis
ketia sedih atau kehilangan? Ini adalah hipotesis yang ditemukan : dengan memperdalami atau
12
NEUROFISIOLOGI EMOSI
membebaskan emosi akan membentuk koneksi vital antara emosi (sistem limbik) dan sistem saraf
otonom (hipotalamus). Emosi vitalitas dapat merangsang komponen simpatik dan parasimpatik dari
sistem saraf otonom. Hasilnya adalah dengan mengganti interaksi abnormal antara simpatis dan
parasimpatis dengan mungkin salah satu “aditif” dan salah satu lagi “dipisahkan” – oleh interaksi yang
dinamis dan sehat yang diekspresikan oleh “synchronized alternance” dari dua komponen. Kita bisa
menyebut ini sebagai perubahan yang sehat antara simpatis dan parasimpatis yang saling timbal balik
atau saling melengkapi.
Dalam erti kata lain, kita mengusulkan bahawa dengan mengalami emosi yang “akut” bisa menukar
keadaan emosi yang kronis dengan menstimulasi simpatis dan parasimpatis dan menginduksinya untuk
kembali ke alternance yang normal dan sehat. Ini bermaksud bahawa “pembebasan emosi” yang
pernah di kritik sebagai alat terapi karena efek nya yang tidak tahan lama, bisa memiliki peran yang
berguna dalam prose psikoterapi. Di dalam sekolah Biosystemic, pembebasan emosi adalah dibenarkan
dan kadang digalakan jarena efeknya yang “memvitalisasi” dan “mengurangkan/melegakan”.
Walaubagaimanapun cara kerja emosionalnya tidak disimpuilkan buat masa ini.
Langkah terapeutik kedua – “kerja mengkonstruksi” – di inisiasi agar manfaat dari vitalisasi dan
pengurangan di salurkan ke dalam tugas untuk membentuk pemikiran, sikap dan perilaku yang bisa
membantu menyelesaikan masalah. Hipotesis dari kami mengatakan bahawa, mereka yang menolak
untuk melakukan “pembebasan emosi” sebagai langkah terapeutik tidak mendapat keuntungan dari
manfaat sementara psikofisikal dari pembebasan emosi sebagai pendahuluan dari “kerja konstruksi”.
Prof Alan Schore memperluas model dari Gellhorn berkaitan keadaan simpatis dan parasimpatis. Jalur
neuron melibatkan tingkat tambahan dari otak yang berjalan naik dan turun seperti cincin ganda :
simpatis dan parasimpatis. Model Schore adalah seperti ini;
Jalur simpatis dan parasimpati di sepanjang otak
Pada setiap tingkat, kedua-duanya bisa menerima input dan mengirim output apabila berinteraksi
dengan tingkat yang lain. Sebagai tambahan, setiap tingkat juga bisa meningkatkan atau mengurangkan
outputnya agar is bisa mempengarhi proses simpatis-parasimpatis. Kita bisa katakana bahawa setiap
pusat adalah “semi autonomous”. Ini berarti adanya internal dynamic, peningkatan dan pengurangan,
yang sebagiannya tidak bergantungan dan dalam waktu yang sama adanya interactive dynamic,
stimulasi dan menghambat, yang menciptakan sebagian ketergantungan di setiap tingkat.
13
NEUROFISIOLOGI EMOSI
Penambahan model Gellhorn dari Schore berkaitan proses simpatis dan parasimpatis memiliki implikasi
klinis terhadap emosi berupa:
“Emosi yang berkait dengan simpatis adalah (marah, frustasi dan membangkang) atau
parasimpatis (sedih, terluka, nyeri emosi) melibatkan jalur neuron yang meliputi seluruh tingkat
otak”.
Sistem monoaminergik
Sirkuit neuron dan struktur otak uang terlibat didalam emosi dimodulosi oleh pelbagai neurotransmitter.
Sistem monoamine asenden yang terdiri dari serotonin, norepinefrin dan dopamine. Peneliti percaya
bahawa sistem neural asenden mayor bertanggungjawab dalam peransangan pada otak depan. Sistem
neuron ini juga dikenali sebagai “ascending reticular activating system” sebelum monoamine
dikarakteristikkan. Dipercayai juga bahawa keseimbagan dari sistem-sistem ini penting pada keadaan
emosi normal dan saat terjadi ransangan. Badan sel dari sistem dopamine terdapat didala area ventral
tegmental dan substansia nigra dan memprojeksi ke region-regio seperti ganglia basal, sistem limbic dan
kortek frontal dan temporal. Nuklues raphe memiliki badan sel dari serotonin yang memprojeksi ke
seluruh bagian dari korteks serebral, struktur lobus temporal (amigdala, hippocampus, hipotalamus),
otak tengah dan juga sereblum dan kemudiannya berlokasi di batang otak dan korda spinalis. Badan sel
locus coerulues pula mempunyai norepinefrin yang menginervasi keseluruh area korteks, serebleum dan
korda spinalis.
Peran sistem corticotropin-releasing hormone (CRH) pada takut dan cemas
Terdapat bukti yang yang semakin kukuh yang mengatakan bahawa sistem CRH memainkan peranan
penting didalam onset bagi takut dan cemas. Sel yang terdapat pada nuclei central mengandungi CRH.
Akson-akson dari neuron locus coeruleus (yang mana memiliki respertor CRH dan mengandungi NE).
pada hewan, dengan pemberian CRH kedalam ventrikel serebral (agar bisa mencapai reseptor pada
amigdala dan sel LC) menginduksi secara efektif respon cemas, termasuk hipervigilans, peningkatan
postur kaku, dan penurunan ekplorasi pada situasi yang asing. Tambahan pula, situasi yang
memprovokasi cemas dengan permberian CRH antagonis akan menurunkan reaksi ini. Pada mencit
dengan suntikan CRH antagonis pada nuclei central akan memberikan efek anti cemas. Selain itu,
14
NEUROFISIOLOGI EMOSI
stimulasi nuclei sentral dengan mikroinfusi dari CRH akan meningkatkan pelepasan norepinefrin dan
epinefrin dari medulla adrenal melalui aliran keluar simpatis. Hipotesis mengatakan bahawa disregulasi
dari sistem CRH bisa menjadi dasar atau menyumbang didalam keadaa takut atau cemas yang kronik
dengan member efek pada aktivitas otonom dan perilaku.
15
NEUROFISIOLOGI EMOSI
Daftar pustaka
1. R Anand. Exploring emotion: An Essay on the neurology of emotion and the theory of
karma, The Internet Journal of Mental Health.2006 Volume 3 Number 1. Diunduh
dari; http://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlFilePath=journals/ijmh/vol3n1/
karma.xml. 7 Disember 2010
2. C G Boeree. The emotional nervous system, 2009. Diunduh dari;
http://webspace.ship.edu/cgboer/limbicsystem.html. 7 disember 2010
3. 3. Jerome L. The Neurophysiology of the Emotions and of Consciousness: Recent
Research. Diunduh dari;
4. www.biosistemica.org/emotion_wd.doc. 7 disember 2010.
5. D M Tucker. Anatomy and physiology of human emotion. Handbook of
neurophysiology of emotion 2000. Diunduh dari;
www.legacy.oise.utoronto.ca/research/brainwaves/.../Tucker_et_al_2000.pdf
16
NEUROFISIOLOGI EMOSI
lampiran
17
NEUROFISIOLOGI EMOSI
18
NEUROFISIOLOGI EMOSI
19