ekowisata, jalan perubahan untuk agusen · ekowisata, jalan perubahan untuk agusen usaid lestari:...

3
EKOWISATA, JALAN PERUBAHAN UNTUK AGUSEN USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN Oleh:Yudi Randa Abang, abang, nanti jika main tubing di sungai ini, harap tetap menjaga keselamatan ya, bang? Jaraknya tidak begitu panjang, akan tetapi rasakan saja sendiri sensasinya,” ujar Sahidin, pemuda Desa Agusen, kepada LESTARI ketika menyampaikan aturan bermain river tubing di Sungai Alas. River Tubing - kegiatan meluncur bebas di sungai menggunakan ban bagian dalam kendaraan - kini menjadi salah satu aktivitas rekreasi andalan di Desa Agusen, Kecamatan Blangkejeren, Kabupat- en Gayo Lues. Agusen adalah satu dari empat desa dampingan Yayasan Java Learning Center (Javlec) - penerima hibah USAID LESTARI - yang setahun terakhir berbenah menjadi desa ekowisata. Ada- pun Sahidin, yang akrab dipanggil Idin, adalah satu dari 38 pemuda yang dilatih Javlec dalam Pelati- han Ekowisata pada bulan Oktober - November 2017. Sembari menjadi pemandu, Idin juga tetap menanam kopi, mata pencaharian mayoritas pen- duduk setempat. Jalan Idin menjadi pemandu wi- sata cukup berliku. Bahkan perubahan hidupnya bersinggungan dengan perubahan yang perlahan hadir di Agusen. Dari Ganja ke Ekowisata Desa Agusen dikenal sebagai salah satu desa tujuan wisata di Gayo Lues. Namun, desa ini dikenal bu- USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 1 “Kalau hutan ini kami jaga dengan baik, air sungai juga ikut terjaga. Sehingga masa depan kami, pemuda Desa Agusen ini juga akan ikut terjaga. Dan kami, tidak ingin lagi menjadi perusak hutan serta penanam ganja,” kata Idin.

Upload: phungkiet

Post on 09-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EKOWISATA, JALAN PERUBAHAN UNTUK AGUSEN

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN

Oleh: Yudi Randa

“Abang, abang, nanti jika main tubing di sungai ini, harap tetap menjaga keselamatan ya, bang? Jaraknya tidak begitu panjang, akan tetapi rasakan saja sendiri sensasinya,” ujar Sahidin, pemuda Desa Agusen, kepada LESTARI ketika menyampaikan aturan bermain river tubing di Sungai Alas.

River Tubing - kegiatan meluncur bebas di sungai menggunakan ban bagian dalam kendaraan - kini menjadi salah satu aktivitas rekreasi andalan di Desa Agusen, Kecamatan Blangkejeren, Kabupat-en Gayo Lues. Agusen adalah satu dari empat desa dampingan Yayasan Java Learning Center (Javlec) - penerima hibah USAID LESTARI - yang setahun terakhir berbenah menjadi desa ekowisata. Ada- pun Sahidin, yang akrab dipanggil Idin, adalah satu dari 38 pemuda yang dilatih Javlec dalam Pelati- han Ekowisata pada bulan Oktober - November 2017. Sembari menjadi pemandu, Idin juga tetap menanam kopi, mata pencaharian mayoritas pen-duduk setempat. Jalan Idin menjadi pemandu wi- sata cukup berliku. Bahkan perubahan hidupnya bersinggungan dengan perubahan yang perlahan hadir di Agusen.

Dari Ganja ke Ekowisata

Desa Agusen dikenal sebagai salah satu desa tujuan wisata di Gayo Lues. Namun, desa ini dikenal bu-

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 1

“Kalau hutan ini kami jaga dengan baik, air sungai juga ikut terjaga. Sehingga masa depan kami, pemuda Desa Agusen ini juga akan ikut terjaga. Dan kami, tidak ingin lagi menjadi perusak hutan serta penanam ganja,” kata Idin.

kan hanya karena lanskap alamnya yang memikat. Desa ini dulunya juga dikenal sebagai desa peng- hasil tanaman ganja. Penanaman ganja di wilayah ini meluas ketika konflik RI-GAM. Warga mena- nam ganja karena dua alasan utama, yakni: cara menanamnya mudah dan harga jualnya tinggi. Ganja di Agusen kala itu memang tumbuh subur dan memiliki kualitas super dengan harga jual 25 kali lipat harga tomat dan cabai. Idin dan keluarga- nya termasuk warga yang sempat ‘hidup’ dari ganja.

“Dulu saya juga ikut ayah menanam ganja sekali- gus mengemasnya. Kami memilih ganja karena kebutuhan ekonomi. Akses ke kota pada masa itu sangat sulit. Sehingga ongkos untuk menjual tomat ke Blangkejeren jadi tinggi,” ujar Idin sembari me- natap desanya yang kini mulai ramai dan riuh.

Permintaan yang tinggi dan penegakan hukum yang lemah kala itu dimanfaatkan masyarakat untuk menanam ganja. Hal ini menyebabkan deforesta-si di kawasan hutan Desa Agusen. Kondisi ini ten- tu mengkhawatirkan mengingat Desa Agusen ber- dekatan dengan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kerusakan di Agusen artinya membawa ancaman bagi ekosistem di taman nasional. Menu- rut pernyataan Penghulu (lurah) Desa Agusen Pak Ramadan, penebangan kayu juga marak kala itu. Kayu umumnya ditebang untuk dijual ke luar desa dan juga digunakan untuk kayu bakar untuk mengolah minyak serai wangi.

Dampak kerusakan akibat penebangan hutan di- rasakan warga, terutama terkait kondisi air. Idin menggambarkan perubahan debit air yang eks- trim di sungai ketika musim berganti. Di musim

kemarau, tak ada air yang bergerak mengikuti ke- lok sungai. Sementara di musim hujan, air yang berlimpah berpotensi menyebabkan banjir. Jika di- biarkan, kerusakan hutan tak hanya menimbulkan bencana ekologis, namun juga ekonomi bagi ma- syarakat.

Bagi Pemerintah Kabupaten Gayo Lues yang te- ngah mendorong ekowisata di ‘Negeri Seri-bu Bukit’, Desa Agusen adalah aset yang penting. Dengan adanya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP), pemerintah berkomitmen men- jaga kawasan desa dan hutan yang dianggap mam- pu dikembangkan menjadi kawasan ekowisata, sa- lah satunya Agusen yang ditetapkan menjadi Desa Ekowisata pada bulan April 2016. Komitmen pe- merintah ini sejalan dengan misi USAID LESTARI untuk melindungi hutan, mengurangi emisi dan melestarikan keanekaragaman hayati.

Sejak 2016, USAID LESTARI, melalui Javlec, be- kerjasama dengan pemerintah daerah untuk men-dorong pengelolaan hutan kolaboratif berbasis potensi lokal di Gayo Lues. Javlec bekerja di lima desa target yakni Agusen, Bustanussalam, Palok, Penggalangan dan Sentang. Javlec membantu pe- ngembangan ekowisata dengan mendorong ke- lembagaan kelompok sadar wisata, pelatihan pe- mandu wisata juga promosi wisata. Pelatihan Eko- wisata yang diadakan pada 31 Oktober – 1 Novem-ber 2017 dan melibatkan perwakilan warga lima desa dampingan, staf KPH V dan Dinas Pariwisa-ta Gayo Lues adalah salah satu kegiatan yang di- buat untuk membekali warga dengan pengetahuan dan keterampilan kepariwisataan.

Foto (dari atas ke bawah) Sungai merupakan salah satu lokasi aktivitas rekreasi andalan di Kabupaten Gayo Lues.

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 2

Peluang bagi warga

Perubahan di Desa Agusen membuka peluang bagi penduduk untuk terlibat dalam pengelolaan hutan sembari tetap mendapat penghasilan tam- bahan. Idin adalah salah satu warga yang menik- mati perubahan tersebut bahkan terlibat dalam mendorong perubahan di Agusen. Idin yang dulu- nya menanam ganja, kini menanam kopi dan se-rai wangi dan berlatih menjadi pemandu wisata. Ganja tidak lagi menjadi pilihannya, karena risiko hukum yang menanti. Ayahnya sempat tersang-kut masalah hukum akibat ganja, sehingga ia harus berhenti kuliah. “Saya dulu kuliah jurusan Keseha- tan Masyarakat di Medan. Namun baru semester empat akhirnya harus pulang kampung karena ayah kena musibah. Kasihan mamak tidak ada yang bantu,” tuturnya.

Idin bukan satu-satunya warga yang menyadari potensi wisata di desanya. Warga kian sadar pen- tingnya menjaga sungai dan hutan agar lestari dan dapat menarik wisatawan domestik dan interna- sional. Warga desa bahkan menyusun kesepaka- tan bersama secara lisan untuk tidak lagi meng- gunduli hutan. Dengan dukungan Javlec juga, atrak- si river tubing akhirnya dikembangkan bersama dengan masyarakat. Masih banyak pekerjaan ru- mah yang harus dilakukan untuk mempromosi- kan pariwisata di Agusen. Namun langkah perta- ma sudah dibuat, yakni mempersiapkan warga seperti Idin dan kawan-kawannya untuk terlibat aktif dalam pengembangan wisata di desa mere-ka. “Memang baru sedikit pengunjung yang datang, tetapi saya yakin ke depan akan semakin banyak wisatawan yang berkunjung. Karena itu, saya mera- sa tidak sia-sia ikut pelatihan pengelolaan wisata ini,” ucap Idin bersemangat.

Tak terasa, senja tiba di Agusen. Air sungai me- ngalir dengan derasnya sementara Idin dan Johan,

pemandu lainnya, merapikan peralatan seperti baju pelampung, helm dan ban. Sesekali Idin meman- dang kawasan hutan yang terbentang di sebe- rang sungai. Entah apa yang ada di benaknya. Na- mun Agusen sekarang berbeda dengan Agusen yang ia ceritakan di awal pertemuan kami. Air mengalir, hutan mulai rimbun, suhu kembali sejuk dan tanaman kopi tumbuh subur di lereng bukit. “Kalau hutan ini kami jaga dengan baik, air sungai juga ikut terjaga. Sehingga masa depan kami, pe- muda Desa Agusen ini juga akan ikut terjaga. Dan kami, tidak ingin lagi menjadi perusak hutan serta penanam ganja,” kata Idin.

Foto: Idin, salah satu pemandu wisata di Agusen.

USAID LESTARI: CERITA DARI LAPANGAN 3