contoh kti ( dari abang )

100
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah yang berjudul “ AKU SAYANG DARMIN” . Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada Dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang sudah membantu juga memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Majalengka , Desember 2013 Contoh KTI Buat Ami

Upload: kbatz-feriyanto

Post on 23-Oct-2015

495 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Kti ( Dari Abang )

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah yang berjudul

“ AKU SAYANG DARMIN”.

Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada Dosen pembimbing

yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengerjakan karya tulis

ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman

mahasiswa yang sudah membantu juga memberi kontribusi baik langsung maupun

tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga

karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya.

Majalengka ,  Desember 2013

Contoh KTI Buat Ami

Page 2: Contoh Kti ( Dari Abang )

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu masalah besar

di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukan gambaran derajat

kesehatan di suatu wilayah, sebagai gambaran indeks pembangunan manusia

Indonesia. Angka Kematian Ibu di Indonesia paling tinggi di Asia tenggara

307/100.000 kalahiran. Sementara Indonesia menetapkan target AKI 125/100.000

pada 2015. Karena itu, profesi bidan memiliki peranan penting untuk menekan

Angka Kematian Ibu tersebut.

Angka kematian ibu (kematian ibu yaitu sejak masih hamil sampai 42 hari

setelah persalinan) menurut WHO diperkirakan paling sedikit 600.000 ibu

meninggal per tahun. Kematian ini merupakan akibat langsung dari kehamilan

dan persalinan. Di Indonesia masih terdapat 18.000 ibu yang meninggal setiap

tahun akibat komplikasi hamil dan melahirkan. Dari hasil penelitian yang di

lakukan di seluruh dunia bahwa 99 % dari seluruh kematian ibu terjadi di negara

sedang berkembang termasuk di Indonesia, dan bagi Negara maju pesat maka

kematian ibu sangat sedikit atau hampir tidak ada. Hal ini memberi kejelasan

bahwa setiap kematian ibu sesungguhnya dapat dihindari atau dicegah.

Penyebab utama kematian ibu di Indonesia: perdarahan sebanyak 45,2 %,

eklampsia 12,9 %, komplikasi aborsi 11,1 %, sepsis post partum 9,6 %, persalinan

6,5 % anemia 1,6 % lain- lain termasuk penyebab tak langsung 14,1 %.

Contoh KTI Buat Ami

Page 3: Contoh Kti ( Dari Abang )

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil adalah masalah besar di Negara

berkembang. Di negara miskin sekitar 25 – 50 % kematian wanita usia subur

disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan

biasanya menjadi faktor utama mortalitas utama wanita muda pada masa puncak

produktivitasnya. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 580.000 ibu

pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin (Saifuddin A. B, 2000. Hal 3).

Sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2015 adalah menurunkan Angka

Kematian Ibu untuk mencapai sasaran tersebut ditetapkan pedoman

operasionalisasi strategi antara lain adanya Making Pregnancy Safer (MPS), yang

merupakan salah satu strategi nasional agar kehamilan dan persalinan berlangsung

aman serta bayi yang dilahirkan sehat (Saifuddin A. B, 2000. Hal 6).

Salah satu komplikasi kehamilan yang mempengaruhi status kesehatan ibu

dan tumbuh kembang janin adalah Hyperemesis Gravidarum dimana kejadian ini

dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan, mual dan muntah merupakan

gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I sekitar 60 – 80

% pada primigravida dan 40 – 60 % pada multi gravida (Wiknjosastro, 2006. Hal

275).

Data mengenai Hyperemesis Gravidarum untuk daerah Sulawesi Selatan

berdasarkan hasil laporan pada tahun 2010 jumlah ibu hamil sebanyak 2.203

dengan 543 ibu hamil yang mengalami Hyperemesis Gravidarum dan 2 orang

meninggal akibat Hyperemesis gravidarum.

 Data yang diperoleh dari RSUD Daya Makassar, jumlah penderita

Hyperemesis Gravidarum pada Januari – Desember 2009 sebanyak 52 orang dari

Contoh KTI Buat Ami

Page 4: Contoh Kti ( Dari Abang )

1.324 ibu hamil (3,92 %) dan angka kejadian bulan Januari – Desember 2010

sebanyak 50 orang dari 1.120 ibu hamil (4,46 %).

Mengingat bahaya Hyperemesis Gravidarum yang cukup banyak dan sering

tidak diketahui dan diperhatikan ibu hamil karena dianggap sebagai hal yang

wajar pada kehamilan muda dan tanpa disadari komplikasi tersebut dapat

mempengaruhi status kesehatan ibu dan janin bahkan dapat menyebabkan

kematian ibu maka penulis mencoba mempelajari Hyperemesis Gravidarum

sebagai bentuk tanggung jawab seorang tenaga bidan dan dapat mempersiapkan

kondisi ibu yang mengalami Hyperemesis Gravidarum untuk menerima dan

menjalani pemeriksaan serta tindakan pengobatan yang akan diberikan dengan

menetapkan prinsip manajemen asuhan kebidanan yang memadai guna mencari

solusi terbaik dari masalah tersebut sehingga kehamilan dapat berlanjut atau

berlangsung normal tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin yang

dikandungnya.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik akan membahas

spesifik mengenai masalah ini dengan menggunakan metode pendekatan proses

manajemen asuhan kebidanan yang diuraikan dengan 7 langkah Helen Varney dan

pendokumentasian dalam bentuk SOAP dengan judul “Manajemen Asuhan

Kebidanan Pada Ny. “A” dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD

Daya Makassar Tanggal 06 Mei - 08 Mei 2011”.

B.     Ruang Lingkup Pembahasan

Adapun ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah meliputi : Bagaimana

menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny. “A” dengan Hyperemesis

Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.

Contoh KTI Buat Ami

Page 5: Contoh Kti ( Dari Abang )

C.    Tujuan Penulisan

1.      Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny. “A” dengan

Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar Tanggal 06 Mei -

08 Mei 2011 dengan penerapan manajemen asuhan kebidanan sesuai wewenang

Bidan.

2.      Tujuan Khusus

a.       Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data pada Ny. “A” Gestasi 8

Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya

Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.

b.      Dapat merumuskan diagnosa / masalah aktual pada Ny. “A” Gestasi 8 Minggu

3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar

Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.

c.       Dapat merumuskan diagnosa / masalah potensial pada Ny. “A” Gestasi 8

Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya

Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.

d.      Dapat mengevaluasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny. “A”

Gestasi 8 Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD

Daya Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.

e.       Dapat merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. “A” Gestasi 8

Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya

Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.

Contoh KTI Buat Ami

Page 6: Contoh Kti ( Dari Abang )

D.    Manfaat Penulisan

1.      Manfaat Praktis

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan

program baik Departemen Kesehatan maupun pihak RSUD Daya Daya Makassar.

2.      Manfaat Institusi

Sebagai bahan masukan / pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa D III

Kebidanan STIKes Mega Rezky Makassar dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.

3.      Manfaat Ilmiah

Diharapkan hasil penulisan ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya

ilmu dan pengetahuan serta sebagai bahan acuan bagi penulis selanjutnya.

4.      Manfaat Bagi Penulis

a.       Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir jenjang

pendidikan Diploma III Kebidanan STIKes Mega Rezky Makassar.

b.      Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam proses asuhan kebidanan

pada kasus dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II.

f.       Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. “A” Gestasi 8

Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya

Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.

g.      Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny. “A” Gestasi 8 Minggu 3 Hari

dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar Tanggal 06

Mei - 08 Mei 2011.

Contoh KTI Buat Ami

Page 7: Contoh Kti ( Dari Abang )

h.      Dapat mendokumentasikan asuhan kebidanan pada Ny. “A” Gestasi 8 Minggu

3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar

Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.

E.     Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipergunakan dalam pembuatan karya tulis ini, yaitu :

1.      Studi Kepustakaan

Dimana penulis mengumpulkan reference yang berhubungan dengan kasus yang

dibahas (Hyperemesis Gravidarum) dari berbagai buku dan informasi dari

internet.

2.      Studi Kasus

Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah

melalui asuhan kebidanan yang meliputi : pengkajian, merumuskan diagnosis /

masalah aktual maupun potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi,

perencanaan, implementasi, melaksanakan evaluasi terhadap asuhan kebidanan

pada ibu dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II serta mendokumentasikan.

Data yang dihimpun dalam pengkajian didapatkan dengan metode :

a.       Anamnese

Penulis mengadakan tanya jawab dengan pasien dan keluarga yang

mendampingi saat itu yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

b.      Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung keadaan pasien.

Contoh KTI Buat Ami

Page 8: Contoh Kti ( Dari Abang )

c.       Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada ibu mulai dari

kepala sampai kaki dengan memulai pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium.

d.      Studi Dokumentasi

Mempelajari status ibu berdasarkan catatan medik yang terkait dengan

kasus ibu termasuk hasil pemeriksaan laboratorium, USG dan lain-lain.

e.       Diskusi

Melakukan diskusi dengan bidan dan dokter yang menangani kasus ibu di

RSUD Daya Makassar, selain itu diskusi juga dilakukan dengan

pembimbing karya tulis ilmiah.

F.     Sistematika Penulisan

Studi kasus ini terdiri dari lima bab dan disusun dengan sistematika sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Ruang Lingkup Pembahasan

C.     Tujuan Penulisan

D.    Manfaat Penulisan

E.     Metode Penulisan

F.      Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tinjauan Tentang Kehamilan

1.      Pengertian

Contoh KTI Buat Ami

Page 9: Contoh Kti ( Dari Abang )

2.      Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Kehamilan

3.      Diagnosa Kehamilan

B.     Konsep Dasar Tentang Antenatal Care

1.      Pengertian

2.      Tujuan Antenatal Care

3.      Manfaat Antenatal Care

4.      Nasehat-nasehat Ibu hamil

C.     Konsep Dasar Tentang Hyperemesis Gravidarum

1.      Definisi Hyperemesis Gravidarum

2.      Etiologi Hyperemesis Gravidarum

3.      Patologi Hyperemesis Gravidarum

4.      Patofisiologi Hyperemesis Gravidarum

5.      Klasifikasi / Gejalan Hyperemesis Gravidarum

6.      Diagnosis Hyperemesis Gravidarum

7.      Penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum

8.      Prognosis

D.    Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

1.      Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

2.      Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

E.     Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

1.      Subyektif (S)

2.      Obyektif (O)

3.      Assesment (A)

4.      Planning (P)

Contoh KTI Buat Ami

Page 10: Contoh Kti ( Dari Abang )

BAB III : STUDI KASUS

A.    Pengumpulan Data Dasar

B.     Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual

C.     Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial

D.    Tindakan Segera / Kolaborasi Asuhan Kebidanan

E.     Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

F.      Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

G.    Evaluasi Asuhan Kebidanan

H.    Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan (SOAP)

BAB IV : PEMBAHASAN

Pada bab ini di bahas tentang kesenjangan antara teori dan praktek manajemen

asuhan kebidanan pada Ny. “A” Gestasi 8 Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis

Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA

Contoh KTI Buat Ami

Page 11: Contoh Kti ( Dari Abang )

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tinjauan Tentang Kehamilan

1.      Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid

terakhir. Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari

konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai enam bulan

dan triwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai sembilan bulan (Saifuddin, 2002).

Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi karena bersatunya ovum (sel

telur) dan sperma (sel mani) yang disebut dengan pembuahan (konsepsi) dan

selanjutnya ovum yang telah dibuahi tersebut menuju ke rahim dan melakukan

nidasi (implantasi) (Manuaba, 1998).

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya

pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae). Dalam hal

ini hormone somatomammotropin, estrogen dan progesterone mempunyai peranan

penting. Hormon progesterone dan estrogen memiliki pengaruh dalam kehamilan,

dimana karena pengaruh hormone progesterone menyebabkan gerakan usus makin

berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi, sedangkan hormon estrogen

mempengaruhi pengeluaran asam lambung meningkat sehingga menyebabkan

hypersalivasi, morning sickness, muntah dan lambung terasa panas.

2.      Perubahan-perubahan yang terjadi pada kehamilan

a.       Perubahan pada sistem reproduksi (Wiknjosastro, 2005)

Contoh KTI Buat Ami

Page 12: Contoh Kti ( Dari Abang )

1)      Uterus

Pada bulan-bulan pertama uterus akan membesar di bawah pengaruh hormon

estrogen dan progesteron. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh

hipertrofi dan hyperplasia otot polos uteri. Di samping itu, serabut-serabut

kolagen yang adapun menjadi hidroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen

sehingga uterus dapat mengikuti perkembangan janin.

2)      Serviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormone estrogen

akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi pembuluh

darah maka konsistensi serviks lunak.

3)      Vulva dan vagina

Hormon di dalam tubuh pada masa kehamilan mempersiapkan vagina supaya

distensi selama persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal,

jaringan ikat longgar, hipertrofi otot polos dan memanjangnya vagina dan

peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna ungu kebiruan pada mukosa

vagina dan serviks.

4)      Payudara

Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamtropin, estrogen

dan progesteron akan tetapi belum mengeluarkan air susu ibu (ASI).

Selama kehamilan payudara bertambah besar sebagai persiapan untuk pemberian

nutrisi pada bayi setelah lahir. Pada minggu ke 3 - 4 kehamilan timbul rasa penuh,

peningkatan sensitivitas, rasa geli dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak

minggu keenam kehamilan. Perubahan payudara ini adalah tanda kemungkinan

Contoh KTI Buat Ami

Page 13: Contoh Kti ( Dari Abang )

kehamilan. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli sampai nyeri yang tajam

(Nurlaela, 2010)

b.      Perubahan pada sistem respirasi

Wanita hamil pada kehamilan lanjut tidak jarang mengeluh rasa sesak nafas,

ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas karena paru-paru tertekan oleh

uterus yang semakin membesar ke arah diafragma sehingga kurang leluasa

bernafas. Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam. Yang lebih menonjol

adalah pernafasan dada. (Mochtar, 1998).

c.       Perubahan pada sistem sirkulasi (Wiknjosastro, 2005)

1)      Volume darah

Volume dan plasma darah dalam kehamilan bertambah, tegang dan berat secara

fisiologis dengan adanya pengenceran darah yang disebut hidraema. Volume

darah akan bertambah kira-kira 25 % dan akan mencapai puncaknya pada

kehamilan 32 minggu

2)      Hemoglobin

Dalam kehamilan meskipun terjadi peningkatan dalam volume eritrosit secara

keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga

konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Oleh karena terjadi

anemia dalam kehamilan.

d.      Perubahan pada sistem ginjal

Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1

- 1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil.

Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 69 % selama kehamilan peningkatannya

Contoh KTI Buat Ami

Page 14: Contoh Kti ( Dari Abang )

dari awal kehamilan relatif tinggi sampai aterm dan akan kembali normal pada 20

minggu post partum.

Pada kehamilan ureter membesar untuk menampung banyaknya pembentukan

urine, terutama pada ureter kanan pada peristaltik ureter terhambat karena

pengaruh progesteron, tekanan rahim yang membesar dan terjadi perputaran ke

kanan disebabkan karena terdapat kolon dan sigmoid di sebelah kiri.

Kandung kemih atau blass pada masa kehamilan tertekan oleh uterus karena

posisi blass berada di depan uterus sehingga akan meningkatkan frekuensi buang

air kecil terutama trimester I, trimester II tekanan uterus terhadap blass berkurang.

Karena uterus sudah mulai keluar dari rongga panggul dan pada trimester III

sering terjadi rangsangan kembali karena bagian terendah janin turun ke rongga

panggul (Nurlaela, 2010).

e.    Perubahan pada sistem pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat

menyebabkan :

-       Pengeluaran air liur berlebihan (hypersalivasi)

-       Daerah lambung terasa panas

-       Terjadi mual dan sakit kepala / pusing terutama pagi hari, yang disebut morning

sickness

-       Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum

-       Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut

hyperemesis gravidarum

-       Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan

obstipasi (Manuaba, 1998)

Contoh KTI Buat Ami

Page 15: Contoh Kti ( Dari Abang )

f.       Perubahan pada kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena

pengaruh hormon (MSH) Melanophore Stimulating Hormone yang dikeluarkan

oleh lobus anterior hifosis. Hiperpigmentasi ini biasanya terjadi pada striae dan

kulit gravidarum, livide, areola mammae, linea nigra dan pipi (Cholasma

gravidarum) (Wiknjosastro, 2005).

g.      Metabolisme dalam kehamilan

Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi hingga 15 - 20 %.

Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas ini umumnya ditemukan pada triwulan

terakhir diperlukan protein 1 gr / kg BB perhari untuk perkembangan badan, alat

kandungan, mammae, untuk janin dan persiapan laktasi. Janin membutuhkan 30 -

40 gram kalsium untuk membentuk tulang terutama pada trimester III. Sehingga

makanan ibu hamil harus mengandung kalsium ± 1,5 hingga 2,5 gram perharinya

sehingga dapat diperkirakan 0,2 - 0,7 gram kalsium yang tertahan untuk keperluan

janin sehingga janin tidak akan mengganggu cadangan kalsium ibu. Di samping

kalsium wanita hamil memerlukan tambahan zat besi sekitar 800 mg untuk

membentuk hemoglobin tambahan (Nurlaela, 2010).

h.      Kenaikan berat badan

Berat badan ibu hamil naik kira-kira 6,5 - 16,5 kg, rata-rata 12,5 kg. Kenaikan

terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir (Manuaba, 1998).

i.        Perubahan psikologis (Varney, 2002)

1)      Trimester I

Sebagian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena mereka

telah dapat menjadi hamil dan dalam proses penyesuaian diri. Tetapi

Contoh KTI Buat Ami

Page 16: Contoh Kti ( Dari Abang )

perubahan-perubahan fisik tidak dapat diterima dengan baik dapat

mempengaruhi emosinya sehingga calon ibu akan merasa tidak sehat.

2)      Trimester II

Pada periode ini sebagian besar wanita hamil sudah merasa sehat dan

bebas dari ketidaknyamanan. Pada umumnya ibu sudah dapat menerima

kehamilannya dan sudah dapat mulai menggunakan pikiran dan energinya

lebih konstruktif. Masa ini ukuran janin masih kecil dan masih belum

menimbulkan ketidaknyamanan dengan ukurannya.

3)      Trimester III

Trimester III disebut dengan periode menunggu ditandai dengan klimaks

kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Pada masa ini pula depresi dan

tidak semangat muncul kembali akibat ketidaknyamanan ketika bayi

semakin besar.

3.      Diagnosa kehamilan

Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul

pada wanita hamil yang terjadi akibat perubahan fisiologi pada masa kehamilan

(Nurlaela, 2010. Hal 120).

a.       Tanda pasti kehamilan

1)      Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan diraba serta

ditemukan bagian-bagian janin.

2)      Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi. Dapat didengar dengan

stetoscope monoculer laenec, doppler, alat kardiotograf dan dilihat pada USG.

3)      Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin dan dapat

diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin.

Contoh KTI Buat Ami

Page 17: Contoh Kti ( Dari Abang )

4)      Terlihat tulang-tulang janin pada foto dengan sinar rontgen (rontgen sudah

tidak disarankan, karena dapat mempengaruhi keadaan janin)

b.      Tanda kemungkinan hamil

1)      Amenorhea, yaitu wanita yang tidak datang menstruasi 2 bulan berturut-turut.

2)      Nausea (mual) dan emesis (muntah).

3)      Mastodynia.

4)      Salivasi yang berlebihan dan kencing yang berlebihan.

5)      Quickening. Perasaan gerakan janin pada minggu ke 18 atau minggu 20

(primigravida) dan umur 14 atau 16 minggu pada multi gravida.

6)      Miksi.

7)      Konstipasi / Obtipasi.

8)      Weight Gain. Pertambahan berat badan ibu tidak selalu berbanding lurus

dengan pertambahan berat janin.

9)      Fatigue dan Nail Sign

10)  Mengidam

11)  Sinkope (Pingsan).

12)  Pigmentasi Kulit dan Varices

c.       Tanda tidak pasti kehamilan

1)      Perut membesar

2)      Pembesaran Uterus, sesuai umur kehamilan.

3)      Tanda Hegar

4)      Tanda Brackston Hicks

5)      Tanda Piscasek

6)      Tanda Goodell

Contoh KTI Buat Ami

Page 18: Contoh Kti ( Dari Abang )

7)      Tanda Chadwicks

8)      Teraba Balotement

9)      Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif (Nurlaela, 2010).

B.     Konsep Dasar Tentang Antenatal Care

1.      Pengertian

Antenatal care adalah pengawasan sebelum anak lahir. Terutama ditujukan

pada anak (Mansjoer, 2000). Dalam arti luas antenatal care dapat diartikan

sebagai berikut :

a.       Mempersiapkan remaja baru kawin untuk menjadi orang tua yang efektif.

b.      Meningkatkan pengertian, merencanakan keluarga dengan keluarga berencana

untuk meningkatkan kesejahteraan umum keluarga.

c.       Meningkatkan pengertian hubungan seksual yang sehat untuk meningkatkan

keharmonisan keluarga (Manuaba, 1998).

2.   Tujuan Antenatal Care

b.      Tujuan umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan

anak dalam kehamilan, persalinan, masa nifas sehingga keadaan sehat dan normal

baik fisik maupun mental (Wiknjosastro, 2002).

c.       Tujuan khusus

1)      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

2)      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu

dan bayi.

Contoh KTI Buat Ami

Page 19: Contoh Kti ( Dari Abang )

3)      Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

4)      Mempersipkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5)      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat menjalani pertumbuhan dan perkembangan secara normal.

3.      Manfaat Antenatal Care

Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai

kelainan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat diperhitungkan

langkah-langkah secara dini dalam pertolongan persalinan (Manuaba, 1998).

Setiap wanita hamil menghadapi resiko yang bisa mengancam jiwanya oleh

karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama

periode antenatal :

a.       Satu kali kunjungan pada trimester pertama (sebelum 14 minggu).

b.      Satu kali kunjungan pada trimester kedua (sebelum minggu ke 16 - 28).

c.       Dua kali kunjungan pada trimester ketiga (antara 28 - 36 minggu dan > 36

minggu) (Saifuddin, 2002).

Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk 10 T, yaitu :

a.       Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b.      Ukur tekanan darah

c.       Nilai status gizi atau lila

d.      Ukur tinggi fundus uteri

e.       Tentukan presentase janin dan DJJ

Contoh KTI Buat Ami

Page 20: Contoh Kti ( Dari Abang )

f.       Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap

g.      Pemberian zat besi minimal 90 butir selama kehamilan

h.      Tes laboratorium

i.        Tatalaksana kasus

j.        Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

4.      Nasehat-nasehat Ibu Hamil (Varney, 2002)

a.       Makanan (diet) ibu hamil

Wanita hamil harus mendapat perhatian tentang diet, yaitu mengenai jumlah

kalori, protein, lemak, mineral dan kalsium yang berguna untuk pertumbuhan

janin dan kesehatan ibu.

b.      Merokok

Jelas bahwa bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat badan lebih kecil, karena

itu wanita hamil dilarang merokok karena dapat mempengaruhi janinnya.

c.       Aktifitas

Boleh bekerja seperti biasa, istirahat yang cukup dan makanTeratur, pemeriksaan

kehamilan yang teratur.

d.      Obat-obatan

Menghindari obat-obatan selama kehamilan terutama obat-obatan terlarang seperti

kokain, obat ini dapat menghambat pasokan oksigen dan zat-zat nutrisi. Hal ini

dapat menyebabkan cacat lahir atau menimbulkan ketergantungan pada bayi baru

lahir.

e.       Lingkungan

Saat sekarang bahaya polusi udara, air dan makanan terhadap ibu anak mulai

diselidiki seperti halnya dengan merokok. Rokok mengandung nikotin yang dapat

Contoh KTI Buat Ami

Page 21: Contoh Kti ( Dari Abang )

menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga distribusi oksigen dan zat-

zat nutrisi dari ibu ke janin yang dikandungnya tidak cukup dan dapat

mengakibatkan berat badan janin saat lahir rendah, persalinan prematur dan

sebagainya.

f.       Mandi

Mandi diperlukan untuk kebersihan (hygiene) terutama perawatan kulit, karena

fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun

pelembut. Personal hygiene pada alat genetalia.

g.      Koitus

Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan sekarang, sebaiknya koitus

ditunda sampai kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan

jika kepala sudah masuk ke rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena

dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.

C.    Konsep Dasar Hyperemesis Gravidarum

1.      Definisi Hyperemesis Gravidarum

A) Hyperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi secara berlebihan,

lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu

kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Farrer, 2005).

B) Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama

hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness

normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi

muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan

(Varney, 2007).

Contoh KTI Buat Ami

Page 22: Contoh Kti ( Dari Abang )

C) Hyperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana seorang dimana seorang

ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan yang diminum sehingga

berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, timbul aseton dalam kencing

(Manuaba, 1998).

D) Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar

yang sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya

terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.

Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid

terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Perasaan mual

ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan

HCG dalam serum.

2.      Etiologi Hyperemesis Gravidarum

Penyebab Hyperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa

faktor yang telah ditemukan yaitu :

a) Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola

hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola

hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan faktor hormon

memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon

khoroniak gonadotropin dibentuk berlebihan.

b) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik

akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap

perubahan, ini merupakan faktor organik.

c) Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anaknya juga

disebut sebagai salah satu faktor organik.

Contoh KTI Buat Ami

Page 23: Contoh Kti ( Dari Abang )

d) Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah

tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan

persalinan. Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat

menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah

sebagai ekspresi terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian

kesukaran hidup (Wiknjosastro, 2005).

e) Hubungan psikologik dengan Hyperemesis Gravidarum belum diketahui

pasti. Tidak jarang dengan memberikan suasana baru, sudah dapat

membantu mengurangi frekuensi muntah

(http//www.medika.blogspot.com. Diakses 27 Mei 2011).

3.      Patologi Hyperemesis Gravidarum

Dari otopsi wanita yang meninggal karena Hyperemesis Gravidarum

diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ tubuh sebagai berikut

(Mochtar, 1998).

a : Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler

tanpa nekrosis.

b : Jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan

subendokardial.

c : Terdapat bercak perdarahan pada otak.

d : Tampak pucat, degenerasi lemak pada tabuli konturti.

4.      Patofisiologi Hyperemesis Gravidarum

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya

kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester I. Pengaruh

Contoh KTI Buat Ami

Page 24: Contoh Kti ( Dari Abang )

fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat

atau akibat berkurangnya pengosongan lambung (Wiknjosastro, 2005).

Hyperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada

hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak

imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-

gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik

merupakan faktor utama, di samping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita

sebelum kehamilan yang sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka

makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat

(Wiknjosastro, 2005).

Hyperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan

lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak

sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton - asetik, asam

hidroksi buitirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan

kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan

ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian

pula khlorida kemih. Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,

sehingga aliran darah ke jantung berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat

makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik

yang toksik.

Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya eksresi

lewat ginjal, menambah frekuensi muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati

dan terjadilah lingkaran setan yang sulit untuk dipatahkan. Di samping dehidrasi

dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput

Contoh KTI Buat Ami

Page 25: Contoh Kti ( Dari Abang )

lendir esophagus dan lambung dengan akibat perdarahan dapat berhenti sendiri.

Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005).

5.      Klasifikasi / Gejala Hyperemesis Gravidarum

Batas jelas antara mual yang masih fisiologi dalam kehamilan dengan

hyperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita

terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hyperemesis gravidarum.

Menurut berat ringannya gejala, Hyperemesis gravidarum dapat dibagi atas

tiga tingkatan, yaitu : (Manuaba, 1998).

a.       Hyperemesis tingkat I, dengan gejala :

1)      Muntah berlangsung terus

2)      Nafsu makan berkurang

3)      Ibu merasa lemah

4)      Berat badan menurun

5)      Nyeri daerah epigastrium

6)      Nadi meningkat sekitar 100 kali / menit

7)      Tekanan darah sistolik menurun

8)      Mata cekung

b.      Hyperemesis tingkat II, dengan gejala :

1)      Penderita tampak lebih lemas dan apatis

2)      Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulit makin menurun,

lidah kering dan kotor.

3)      Tekanan darah turun dan nadi meningkat

4)      Berat badan makin menurun

5)      Mata ikterus

Contoh KTI Buat Ami

Page 26: Contoh Kti ( Dari Abang )

6)      Gejala hemokonsentrasi makin tampak : urine berkurang, bau aseton

meningkat.

7)      Terjadinya gangguan buang air besar

8)      Mulai Tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis

9)      Nafas berbau aseton

c.       Hyperemesis tingkat III, dengan gejala :

1)      Keadaan umum jelek

2)      Muntah kadang berhenti dan kurang

3)      Kesadaran lebih menurun menjadi somnolen atau koma

4)      Nadi menjadi kecil, halus dan cepat

5)      Suhu badan lebih meningkat dan tekanan darah bertambah turun

6)      Timbul dehidrasi berat dan ikterus

7)     Komplikasi dapat berakibat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat

(enselopati) ditandai dengan adanya nictagamus, diplopia dan perubahan

mental.

6.      Diagnosis Hyperemesis Gravidarum

Menetapkan kejadian Hyperemesis gravidarum tidak sukar, dengan

menentukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan

kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah terus-menerus tanpa pengobatan

dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan

manifestasi kliniknya. Oleh karena itu, Hiperemesis gravidarum berkelanjutan

harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adequate (Manuaba, 1998).

Adapun diagnosa lain dari Hyperemesis gravidarum yaitu :

Contoh KTI Buat Ami

Page 27: Contoh Kti ( Dari Abang )

a.       Amenorhoe yang disertai muntah yang hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu dan

haus yang hebat. (Wiknjosastro, 2005).

b.      Fungsi vital

Nadi meningkat 100 kali/menit, tekanan darah turun, pada keadaan berat subfebris

dan gangguan kesadaran (apatis/koma) (Pritchard, 2006).

c.       Fisik

Pada keadaan berat kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan turun, vaginal

thoucher portio lunak, uterus besar sesuai kehamilan.

7.      Penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum

a.       Penanganan (Wiknjosastro, 2005).

1)      Hyperemesis gravidarum tingkat I

a)      Penderita dengan mual dan muntah yang ringan, dianjurkan makan makanan

dengan porsi kecil tetapi lebih sering.

b)      Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya jangan dimakan

karena pada umumnya menyebabkan mual.

c)      Makanan diselilingi dengan makanan kecil misalnya roti kering, kentang,

agar-agar atau biskuit dengan teh hangat pada waktu bangun pagi, pada siang

hari dan sebelum tidur. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam

keadaan panas atau sangat dingin

2)      Hyperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah

sakit.

Kadang-kadang pada beberapa wanita hanya tidur di rumah sakit saja telah

banyak mengurangi mual muntahnya.

b.      Pengobatan (Manuaba, 1998).

Contoh KTI Buat Ami

Page 28: Contoh Kti ( Dari Abang )

Memberikan obat pada hiperemesis gravidarum sebaiknya berkonsultasi

dengan dokter, sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat

menyebabkan kelainan kongenital cacat bawaan bayi). Adapun komponen

(susunan obat) yang dapat diberikan adalah :

1)      Sedativa ringan

a)      Phenobarbital (luminal) 30 mgr.

b)      Valium.

2)      Anti alergi

a)      Anthistamin

b)      Dramamin

c)      Avomin

3)      Obat anti mual muntah

a)      Mediamer B6

b)      Emetrole

c)      Stimetil

d)     Avopreg

4)      Vitamin

a)      Terutama vitamin B kompleks

b)      Vitamin C

c.       Isolasi dan pengobatan psikologis (terapi)

Dengan melakukan isolasi di ruangan sudah dapat meringankan wanita hamil

karena perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas dapat

memberikan komunikasi, informasi dan edukasi tentang berbagai masalah yang

berkaitan dengan kehamilan.

Contoh KTI Buat Ami

Page 29: Contoh Kti ( Dari Abang )

d.      Penambahan cairan

Dalam keadaan darurat diberikan cairan pengganti sehingga keadaan

dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang diberikan adalah glukosa 5%

sampai 10% dengan keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang dan

berfungsi sebagai sumber energi, sehingga terjadi perubahan metabolisme dari

lemak dan protein menuju ke arah pemecahan glukosa. Dalam cairan dapat

ditambahkan vitamin C, B kompleks atau kalium yang diperlukan untuk

kelancaran metabolisme.

Selama pemberian cairan harus mendapat perhatian tentang keseimbangan

cairan yang masuk dan keluar melalui kateter, nadi, tekanan darah, suhu dan

pernapasan. Lancarnya pengeluaran urine memberikan petunjuk bahwa keadaan

wanita hamil berangsur-angsur baik.

e.       Menghentikan kehamilan

Pada beberapa kasus, pengobatan hyperemesis gravidarum tidak berhasil

malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga diperlukan

pertimbangan untuk melakukan gugur kandung. Keadaan yang memerlukan

pertimbangan gugur kandung yaitu :

1)      Gangguan kejiwaan

2)      Gangguan penglihatan

3)      Gangguan faal

8.      Prognosis

Dengan penanganan yang baik, pengobatan hyperemesis gravidarum yang

dirawat di rumah sakit hampir seluruhnya dapat dipulangkan dengan sangat

memuaskan, sehingga kehamilannya dapat diteruskan.

Contoh KTI Buat Ami

Page 30: Contoh Kti ( Dari Abang )

D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan

sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah. Dimana proses manajemen kebidanan diselenggarakan untuk memberikan

pelayanan yang berkualitas melalui tahapan dan langkah-langkah yang disusun

secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar

sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat.

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab

bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan

atau masalah kebidanan.

2. Tahapan dalam Manajemen Kebidanan

a.    Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang

diperlukan untuk mengevaluasi keadaan ibu secara lengkap :

a) Riwayat kehamilan lalu

b) Gejala mual dan muntah tetap berlanjut walaupun diet yang baik

dilaksanakan.

c) Identifikasi faktor-faktor penyebab stres / kecemasan yang dapat memicu

terjadinya muntah.

d) Kaji apakah keluhan mual dan muntah disertai dengan keluhan nyeri dan

tanyakan lokasi nyeri.

Contoh KTI Buat Ami

Page 31: Contoh Kti ( Dari Abang )

Sedangkan untuk mendapatkan data obyektif pada ibu dengan kasus

hyperemesis gravidarum yaitu :

a) Observasi penampilan ibu mengenai kekeringan dan elastisitas kulit

kemudian dicatat.

b) Pada keadaan yang lebih berat, kaji adanya : (Wiknjosastro, 2005)

1. Kekuningan (jaundice) merupakan tanda kerusakan pada hati.

2. Bau napas aseton, lidah dan mukosa tampak kering dan pucat jika

terjadi anemia.

3. Mata tampak kering dan cekung serta adanya gangguan

penglihatan / kabur (blurred vision).

4. Perubahan tanda vital, yaitu :

a. Tekanan darah semakin menurun

b. Suhu badan semakin meningkat

c. Urine berbau aseton, kurang dan warna lebih pekat.

Semua data di atas harus memberikan informasi akurat dari sumber yang

berkaitan dengan kondisi ibu.

b.   Langkah II : Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau

masalah dan kebutuhan ibu berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data

yang telah di kumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpulkan di interpretasikan

sehingga di temukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan

diagnosa keduanya digunakan, karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan

seperti diagnosa tetapi sesungguhnya membutuhkan penanganan yang dituangkan

ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap ibu.

Contoh KTI Buat Ami

Page 32: Contoh Kti ( Dari Abang )

Dalam merumuskan diagnosa / masalah aktual pada kasus hyperemisis

gravidarum, tergantung pada analisis dan interpretasi data yang diperoleh dalam

pengkajian. Adapun diagnosa atau masalah yang sering terjadi pada kasus

hyperemesis gravidarum tingkat II, antara lain : (Wiknjosastro, 2005).

a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis

b. Gejala dehidrasi makin tampak

c. Nutrisi kurang dari kebutuhan

d. Pengetahuan kurang

e. Konstipasi

f. Merasa terisolir

g. Koping yang tidak efektif

h. Gangguan ketenangan yang terjadi di rumah sendiri.

c.     Langkah III : Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi. Langkah

ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

mengamati ibu, bidan diharapkan bersiap-siap bila diagnosa / masalah potensial

ini benar-benar terjadi.

Untuk itu, perawatan dan pengobatan harus dilakukan sebaik-baiknya untuk

memperbaiki kesehatan ibu, karena apabila kasus hyperemesis gravidarum tingkat

II tidak mendapatkan penanganan yang adequate, maka potensial akan terjadi

hyperemesis gravidarum tingkat III.

Contoh KTI Buat Ami

Page 33: Contoh Kti ( Dari Abang )

d.   Langkah IV : Melaksanakan Tindakan Segera / Kolaborasi

Pada langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan, jadi manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama ibu

dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru yang

segera di nilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan darurat

dimana bidan harus segera bertindak untuk menyelamatkan ibu.

Beberapa data merupakan indikasi adanya situasi yang membutuhkan

tindakan segera sambil menunggu intervensi dari dokter dalam situasi lain yang

tidak dalam keadaan darurat akan dikolaborasikan terlebih dahulu pada dokter.

Tindakan segera dan kolaborasi yang dapat dilakukan oleh bidan sesuai

standar pelayanan ibu hamil di klinik pada kasus hyperemesis gravidarum tingkat

II, yaitu rujuk secepatnya ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan yang

lebih intensif. Namun jika seandainya bidan menerima pasien rujukan di rumah

sakit, segera lakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan cairan

intravena dan pemeriksaan urine.

e.    Langkah V : Perencanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

terhadap diagnosa atau masalah yang telah di identifikasi atau di antisipasi. Setiap

rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan ibu

agar dapat di laksanakan dengan efektif karena ibu merupakan bagian dari

pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan

adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan pembahasan rencana bersama

ibu, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

Contoh KTI Buat Ami

Page 34: Contoh Kti ( Dari Abang )

Pengembangan suatu rencana yang komprehensif yang ditentukan

berdasarkan step sebelumnya, sebagai hasil perkembangan dan tanda-tanda khas

sekarang ini dan antisipasi diagnosa dan masalah. Juga meliputi pengumpulan

data dasar atau informasi tambahan yang diperlukan.

Suatu rencana tindakan yang komprehensif tidak hanya termasuk indikasi apa

yang timbul berdasarkan kondisi ibu dan masalah yang diberikan terlebih dahulu

kepada ibu terhadap apa yang diharapkan pasien selanjutnya, pendidikan

kesehatan, konseling dan perlunya tindakan rujukan untuk alasan sosial, ekonomi,

budaya atau masalah-masalah psikologis atau dengan kata lain apapun yang

menyinggung setiap aspek yang termasuk dalam perawatan yang diterima.

Pada kasus hyperemesis gravidarum tingkat II, rencana tindakan yang

dilakukan antara lain : (Wiknjosastro, 2005)

a. Batasi kunjungan atau pembesuk

b. Beri diet khusus

c. Usahakan menentramkan hati ibu dengan terapi psikis yang tepat

d. Pemberian obat-obatan : anti muntah, antihistamin dan sedative

e. Kontrol keseimbangan elektrolit

f. Identifikasi penyebab dari luar / anorganik.

f.     Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien dan

aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian oleh

ibu atau anggota tim kesehatan lainnya. Bidan harus melakukan implementasi

yang efisien dan akan mengurangi waktu perawatan serta akan meningkatkan

kualitas pelayanan kebidanan terhadap ibu.

Contoh KTI Buat Ami

Page 35: Contoh Kti ( Dari Abang )

Implementasi ini dapat dilakukan keseluruhan oleh bidan ataupun kerjasama

dengan tim kesehatan lainnya. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan

rencana tindakan pada masalah yang timbul, baik masalah aktual, potensial

maupun masalah yang memerlukan tindakan emergency.

Implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana / planning, tetapi

perencanaan tidak mutlak bahwa semua harus diimplememntasikan dan sebaiknya

ada kalanya yang tidak direncanakan justru diimplementasikan. Hal ini dilakukan

berdasarkan situasi dan kondisi ibu.

g.    Langkah VII : Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan

Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang di berikan kepada

ibu. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan observasi

terhadap masalah yang dihadapi ibu, apakah masalah di atasi seluruhnya, sebagian

terpecahkan atau mungkin timbul masalah baru.

Selain terhadap permasalahan ibu, bidan juga harus mengenal apakah rencana

yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan baik, apakah perlu disusun kembali

rencana intervensi yang lain sehingga masalah dapat dipecahkan dengan tepat.

Pada prinsipnya tahapan evaluasi merupakan langkah akhir dari manajemen

kebidanan dimana pada tahap ini dilakukan penilaian tindakan jangka pendek dan

jangka panjang dan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan

kebidanan yang telah diberikan kepada ibu dengan kasus hyperemesis gravidarum

tingkat II.

Contoh KTI Buat Ami

Page 36: Contoh Kti ( Dari Abang )

E.  Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (Varney, 2001)

Dari proses manajemen asuhan kebidanan yang telah di buat dalam 7 (tujuh)

langkah tersebut, kemudian dilakukan pendokumentasian hasil asuhan ibu dalam

rekam medis ibu sebagai catatan perkembangan / kemajuan yang disebut SOAP.

Metode 4 langkah pendokumentasian yang disebut SOAP ini yaitu sebagai

berikut :

1. Subyektif (S)

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data ibu melalui

anamnese sebagai langkah I Varney.

2. Obyektif (O)

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik ibu, hasil

laboratorium dan tes diagnostik lain yang di rumuskan dalam data fokus untuk

mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.

3. Assesment (A)

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi :

a. Diagnosa / masalah

b. Antisipasi diagnosa / masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau tim kesehatan lain,

konsultasi / kolaborasi dan rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4

Varney

4. Planning (P)

Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (I) dan evaluasi

perencanaan (E) berdasarkan Assesment sebagai langkah 5, 6 dan 7 Varney.

Contoh KTI Buat Ami

Page 37: Contoh Kti ( Dari Abang )

Tabel 1. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

7 Langkah Proses Berfikir Menurut

Varney

Kompetensi Inti Bidan Indonesia 5 Langkah Dalam

Pengambilan Keputusan

Asuhan Persalinan Dasar

4 Langkah Pengambilan

Keputusan Klinik

Format SOAP

Langkah I.Pengkajian dan

Analisa Data Dasar

Langkah I Mengumpulkan

DataPengumpulan Data

Subyektif

Obyektif

Langkah IIMerumuskan

Diagnosa / Masalah Aktual

Langkah II.Identifikasi

Masalah / DiagnosaAssessment Assessment

Langkah IIIMerumuskan

Diagnosa / Masalah Potensial

Langkah IVTindakan Segera dan

KolaborasiLangkah V

Menyusun Rencana Tindakan Asuhan

Kebidanan

Langkah IIIRencana Asuhan

Planning

PlanningLangkah VI.

Implementasi Asuhan Kebidanan

Langkah IV.Implementasi

Asuhan KebidananImplementasi

Langkah VII.Evaluasi Langkah

Kebidanan

Langkah V.Mengevaluasi

Efektifitas Asuhan Kebidanan

Evaluasi

Sumber : Simatupang E.C, 2006

Contoh KTI Buat Ami

Page 38: Contoh Kti ( Dari Abang )

BAB III

STUDI KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY “A”

DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II

DI RSUD DAYA MAKASSAR

TGL 06 – 08 MEI 2011

No. Register : 76345

Tanggal MRS : 06 - 05 - 2011 Jam 08.30 WITA

Tanggal Pengkajian : 06 - 05 - 2010 Jam 09.00 WITA

Ruangan : GSR

A.    Langkah I. Identifikasi Data Dasar

1. Identitas Istri / Suami

a) Nama : Ny. “A” / Tn. “F”

b) Umur : 27 thn / 30 thn

c) Nikah/Lamanya : 1 kali selama ± 1 tahun

d) Suku : Makassar / Makassar

e) Agama : Islam / Islam

f) Pendidikan : SMA / SMA

g) Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

h) Alamat : BTN Paccerakkang Permai Blok B2

No. 8

Contoh KTI Buat Ami

Page 39: Contoh Kti ( Dari Abang )

2. Data Kesehatan Sekarang

a) HPHT 8 Maret 2011 TP : 15 Desember 2011

b) Hamil yang pertama dan tidak pernah keguguran sebelumnya.

c) Masuk rumah sakit dengan keluhan mual muntah sejak 5 hari yang lalu

dengan frekuensi > 10 kali, setiap makan dan minum dimuntahkan

kembali, keluhan lain menyertai nyeri ulu hati dan kurang nafsu makan.

3. Riwayat Kesehatan Lalu dan Sekarang

a.       Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi dan diabetes mellitus.

b.      Tidak ada riwayat alergi terhadap obat maupun makanan.

c.       Tidak pernah dioperasi sebelumnya.

d.      Belum mendapat imunisasi TT sebelumnya.

4. Riwayat Reproduksi

a.       Menarche : umur 15 tahun

b.      Siklus haid : 28 - 30 hari

c.       Durasi haid : 6 - 7 hari

d.       Perlangsungan haid : Normal

5. Riwayat Keluarga Berencana

Tidak pernah menjadi akseptor KB

Contoh KTI Buat Ami

Page 40: Contoh Kti ( Dari Abang )

6. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Tabel 2. Riwayat kehamilan

No KehamilanAterm /

PrematurPenolong Nifas

Anak

JK BB Ket

1 Sekarang - - - - - -

7. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

a.       Kebutuhan nutrisi

Selama Hamil

1)      Pola makan : Tidak teratur, makan hanya sedikit, porsi makan tidak

dihabiskan karena tiap kali makan ibu muntah kembali.

2)      Frekuensi : 3 kali sehari (pagi, siang dan malam).

3)      Nafsu makan : Menurun (setiap makan tidak dihabiskan).

4)      Jenis makanan : Makan bubur selama ada keluhan.

5)      Kebutuhan minum/cairan : Banyak minum air hangat dan teh

manis.

b.      Pola eliminasi

1)      Frekuensi BAK : 3 - 4 kali sehari

2)      Selama masuk rumah sakit ibu 1 kali BAB, konsistensi lunak.

c.       Personal hygiene

1)      Ibu belum pernah mandi, hanya di wash lap satu kali.

2)      Menggosok gigi satu kali sehari

3)      Belum pernah keramas

4)      Mengganti pakaian 2 kali sehari

Contoh KTI Buat Ami

Page 41: Contoh Kti ( Dari Abang )

d.      Kebutuhan istirahat / tidur

1)      Lebih banyak istirahat / baring karena selalu ingin muntah

2)      Ibu tidak dapat beraktifitas sehingga pekerjaan diambil alih oleh ibu serta

sepupunya.

8. Pemeriksaan Fisik

a.       Keadaan umum : ibu tampak lebih lemah dan apatis

b.      Kesadaran komposmentis, ekspresi wajah ibu cemas dan pucat.

c.       Tanda-tanda vital :

TD : 90/60 mmHg S : 36,8 ºC

N : 100 kali / menit P : 24 kali / menit

d.      BB sebelum hamil : 45 Kg

BB sekarang : 42 Kg

e.       Kepala : Kulit kepala tampak bersih, hitam dan

tidak ada ketombe, tidak mudah tercabut serta tidak ada nyeri tekan.

f.       Wajah : Ekspresi wajah ibu tampak meringis,

gejala dehidrasi makin tampak, tidak ada oedema dan cloasma ravidarum

g.      Mata : Mata cekung, konjungtiva pucat,

scelera ikterus.

h.      Hidung : Tidak ada nyeri tekan dan polip.

i.         Gigi dan Mulut : Bibir tampak kering dan pecah - pecah,

gigi tampak utuh, lidah kering dan kotor serta nafas berbau aseton.

j.        Telinga : Pendengaran baik.

Contoh KTI Buat Ami

Page 42: Contoh Kti ( Dari Abang )

k.  Leher : Tidak ada pembesaran pada vena

jugularis, kelenjar limfa dan kelenjar tyroid.

l.    Payudara : Simetris kiri dan kanan, tidak ada massa

dan nyeri tekan, kedua puting susu menonjol, hyperpigmentasi areola mammae,

tidak ada retraksi puting susu, tidak ada luka bekas operasi, kolostrum belum ada

saat dipencet.

m.      Abdomen : Tampak linea nigra dan striae livida,

tidak ada luka bekas operasi, pada palpasi Leopold : TFU 2 jari di atas

symphisis, ballottement 11 minggu 6 hari.

n.      Vulva dan Genitalia : Vulva dan genetalia tampak bersih, tidak

ada varices dan oedema.

o.      Ekstremitas atas : Turgor kulit jelek, terpasang infus Dextrose

5 % 28 tpm, botol ke 2, pada tangan kanan.

p.      Ekstremitas bawah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema

dan varises, refleks patella positif kiri dan kanan.

9. Data Sosial

a.       Ibu dan suami merencanakan kehamilannya.

b.      Ibu, suami, dan keluarga berinteraksi dengan baik.

10. Data Psikologis

a.         Ibu, suami, dan keluarga sangat khawatir dengan kondisi kehamilan ibu.

b.         Keluarga sangat senang dan mendukung kehamilan ibu

Contoh KTI Buat Ami

Page 43: Contoh Kti ( Dari Abang )

11. Data Ekonomi

a.         Biaya pengobatan selama di rumah sakit ditanggung oleh keluarga sendiri.

b.         Suami ibu bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan yang tidak tetap.

12. Data Spiritual

Ibu, suami dan keluarga senantiasa berdoa dan memasrahkan kesembuhan ibu

kepada Tuhan YME.

13. Data Penunjang

a.       Plano test (+) positif pada tanggal 06 Mei 2011.

b.      Hasil USG tanggal 06 Mei 2011.

Gravid, intra uterine, tunggal, hidup, umur kehamilan 8 minggu 3 hari.

c.       Hasil laboratorium :

1)      Darah : HB 10,2 gr %

2)      Leukosit : 7,440 / m3

3)      Trombosit: 227.500 m3

4)      Ureum : 16,1 mg/dl

5)      SGPT : 16 M/L

6)      SGOT : 21 M/L

7)      Urine : Albumin negatif (-)

Reduksi negatif (-)

Aseton positif II (++)

Contoh KTI Buat Ami

Page 44: Contoh Kti ( Dari Abang )

14. Pengobatan yang telah diberikan

a.       Cairan Dextrose 5 %.

b.      Mediamar B6 tab 3 x 1 / hari.

c.       Magsyda syrup 3 x 1 / hari.

d.      Injeksi metrocloparid 1 amp / 8 Jam IV Jam 06.00 - 14.00 - 22.00 WITA.

e.       Injeksi neorobion 1 amp / 24 Jam IV Jam 08.00 WITA.

B.     Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual

Diagnosa : GI P0 A0, gestasi 8 minggu 3 hari (ballottement), dugaan intra uterin,

dugaan hidup, keadaan ibu dengan hyperemesis gravidarum tingkat II, gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit.

1.      GI P0 A0

a.      Data subyektif :

Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran

sebelumnya.

b.      Data obyektif :

1)      Tampak linea nigra dan striae livida

2)      Tonus otot perut masih tegang

c.       Analisa dan interpretasi data :

1)      Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama, hal ini ditunjang dengan hasil

pemeriksaan fisik ditemukan tonus otot perut masih tegang karena belum pernah

mengalami peregangan sebelumnya.

Contoh KTI Buat Ami

Page 45: Contoh Kti ( Dari Abang )

2)      Adanya striae livida pada kehamilan disebabkan oleh peregangan uterus sehingga

menyebabkan pecahnya pembuluh darah perifer pada kehamilan pertama bergaris-

garis coklat yang disebut dengan striae livida (Wiknjosastro, 2005).

2.      Gestasi 8 minggu 3 hari

a.      Data subyektif :

HPHT 8 Maret 2011.

b.      Data obyektif :

1)      Tanggal pengkajian 06 Mei 2011 jam 10.30 WITA.

2)      TFU 2 jari atas simpisis, ballottement.

3)      Hasil USG tanggal 06 Mei 2011. Gravid, intra uterine, tunggal, hidup, umur

kehamilan 8 minggu 3 hari.

c.       Analisa dan interpretasi data :

Dari HPHT tanggal 8 Maret 2011 sampai tanggal pengkajian 06 Mei 2011

terhitung usia kehamilan selama 59 hari atau 8 minggu 3 hari.

3.      Dugaan Intra Uterin

a.      Data subyektif

-       Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat

-       Ibu tidak pernah mengalami perdarahan selama kehamilannya

b.      Data objektif

Palpasi Leopold I TFU 2 jari atas simpisis, ballottement

c.       Analisa dan interpretasi data :

Ibu tidak pernah merasa nyeri perut yang hebat dan tidak adanya perdarahan

karena pada kehamilan intra uterin bagian – bagian janin berada dalan uterin.

Sedangkan untuk kehamilan ekstra uterin bagian – bagian janin berada diluar

Contoh KTI Buat Ami

Page 46: Contoh Kti ( Dari Abang )

uterin sehingga apabila diraba dan terjadi pergerakan janin maka menimbulkan

rasa nyeri yang hebat pada perut ( Sastrawinata, 2006. Hal 196 ).

4.      Dugaan Hidup

a.      Data subyektif

Tidak ada

b.      Data obyektif

-                                      Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan

-                                      Palpasi Leopold I TFU 2 jari atas simpisis, ballottement

c.       Analisa dan interpretasi :

Dengan terabanya ballottement pada saat palpasi dan pada pemeriksaan USG dimana

pada kehamilan 8 minggu struktur mudigah sudah dapat dilihat lebih jelas serta denyut

jantung sudah dapat dideteksi, menandakan bahwa janin hidup (Wiknjosastro, 2007. Hal

136).

5.      Keadaan Ibu dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II

a.      Data subyektif :

1)      HPHT tanggal 8 Maret 2011.

2)      Ibu mengeluh setiap makan dan minum dimuntahkan kembali dan nyeri di ulu

hati.

3)      Ibu mual muntah sejak 5 hari yang lalu

b.      Data obyektif :

1)      Ibu tampak lebih lemas dan pucat

2)      Mata cekung, konjungtiva pucat, sclera ikterus

3)      Bibir tampak kering dan pecah-pecah

4)      Lidah kering dan kotor

5)      Turgor kulit jelek

Contoh KTI Buat Ami

Page 47: Contoh Kti ( Dari Abang )

6)      Nafas berbau aseton

7)      Berat badan turun dari 45 kg menjadi 42 kg

8)      Tanda-tanda vital :

TD : 90/60 mmHg S : 36,8 ºC

N : 100 kali / menit P : 24 kali / menit

c.       Analisa dan interpretasi data :

Sehubungan dengan teori Wiknjosastro dalam buku Ilmu Kebidanan sebagai

berikut:

1)      Mual dan muntah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi

sehingga aliran darah ke jaringan juga berkurang sehingga timbul perasaan lemah

dan ibu tampak pucat (Wiknjosastro, 2002. Hal 277).

2)      Pada tingkat yang lebih lanjut, kehilangan cairan akibat muntah yang

berlebihan menyebabkan cairan ekstraseluler dan plasma berkurang, sehingga

kulit, bibir kering dan suhu tubuh dapat meningkat apabila keadaan ibu tidak

mendapat perawatan segera (Wiknjosastro, 2002. Hal 277).

3)      Nadi cepat 100 kali/menit disebabkan oleh karena jantung berusaha

semaksimal mungkin memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat

makanan dan oksigen (Wiknjosastro, 2002. Hal 277).

Maka Ny “A” didiagnosa mengalami Hyperemesis Gravidarum tingkat II.

C.       Langkah III. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial

Diagnosa potensial : Terjadi hyperemesis gravidarum tingkat III,

gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

Contoh KTI Buat Ami

Page 48: Contoh Kti ( Dari Abang )

a.        Data subyektif :

Ibu mengeluh setiap makan dan minum dimuntahkan kembali dan nyeri di daerah

ulu hati.

b.      Data obyektif :

1)      Ibu tampak lemas dan apatis

2)      Gejala dehidrasi makin tampak.

3)      Mata cekung, konjungtiva pucat, sclera ikterus

4)      Porsi makan tidak dihabiskan

5)      Nafsu makan menurun

6)      Beran badan turun 3 kg

c.       Analisa dan interpretasi data :

Muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh semakin berkurang,

kekurangan cairan dalam tubuh menyebabkan dehidrasi, sehingga darah menjadi

kental dan hemokonsentrasi yang dapat melambatkan peredaran darah yang

berarti suplai oksigen dan makanan ke jaringan berkurang. Kekurangan makanan

dan oksigen ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat

menambah berat keadaan ibu (Manuaba, 1998).

D.    Langkah IV Tindakan Segera / Kolaborasi

Tidak ada data yang mendukung

E.     Langkah V Rencana Tindakan

a.      Tujuan :

1)      Hyperemesis gravidarum tingkat II teratasi.

2)      Proses kehamilan berlangsung nomal sampai aterm.

Contoh KTI Buat Ami

Page 49: Contoh Kti ( Dari Abang )

b.      Kriteria :

1)      Keadaan umum ibu baik dengan kesadaran komposmentis.

2)      Mual dan muntah teratasi

3)      Nafsu makan baik, nasi satu porsi dapat dihabiskan

4)      Ibu tidak mengeluh adanya nyeri ulu hati

5)      Berat badan mengalami peningkatan

6)      Tanda-tanda vital :

TD : 90 - 120 mmHg (systole) S : 36 - 37 ºC

70 - 90 mmHg (diastole)

N : 70 - 90 kali / menit P : 18 - 24 kali / menit

c.       Rencana Tindakan :

1)      Jelaskan pada ibu tentang keadaan yang dialaminya.

Rasional :

Dengan mengetahui keadaan yang dialaminya, maka ibu akan mengerti dan dapat

bersikap kooperatif terhadap tindakan / anjuran petugas.

2)      Observasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital.

Rasional :

Dengan mengetahui keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital, petugas dapat

menilai perkembangan kesehatan ibu dan dapat mengetahui tindakan selanjutnya.

3)      Observasi mual dan muntah mengenai frekuensi, jumlah dan warnanya.

Rasional :

Berkurangnya frekuensi, jumlah muntah menandakan kemajuan kondisi ibu yang

menggambarkan reaksi positif terhadap perawatan dan pengobatan yang

diberikan.

Contoh KTI Buat Ami

Page 50: Contoh Kti ( Dari Abang )

4)      Anjurkan ibu makan sedikit tapi sering.

Rasional :

Pengaturan makanan secara hati-hati dan ketat mengurangi mual dan muntah

mendukung nutrisi yang adequate.

5)      Hindarkan makanan dan minuman yang berkarbonasi yang dapat merangsang

mual dan muntah

Rasional :

Dapat mengurangi rangsangan terhadap mual dan muntah.

6)      Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan

Rasional :

Pemeliharaan kebersihan dapat menghindari iritasi mukosa dan mengurangi rasa

tidak nyaman.

7)      Batasi pengunjung / ciptakan lingkungan yang tenang.

Rasional :

Ibu merasa nyaman dan dapat beristirahat.

8)      Berikan dukungan psikologis pada ibu dengan melibatkan suami atau keluarga

dalam perawatan ibu.

Rasional :

Dukungan psikologis pada ibu dengan melibatkan suami dan keluarga dapat

membantu ibu dalam proses penyembuhan dengan memberikan pengertian bahwa

mual dan muntah adalah suatu hal yang wajar dan normal sehingga ibu tidak

merasa takut dan khawatir.

9)      Pertahankan intake dan output sesuai kebutuhan.

Rasional :

Contoh KTI Buat Ami

Page 51: Contoh Kti ( Dari Abang )

Dapat memberikan keseimbangan dalam tubuh.

10)  Penatalaksanaan dengan pemberian cairan intravena yaitu dextrose 5 % dan

RL 2 : 1.

Rasional :

Pemberian cairan RL dan dextrose 5 % dapat mengganti cairan dan elektrolit yang

keluar melalui muntah karena RL mengandung natrium laktat 3,10 gram, natrium

klorida 6,00 gr, kalium klorida 0,30 gr, kalsium klorida 0,20 gr dan air untuk

injeksi 1.000 ml, sedangkan dextrose 5 % mengandung glukosa 50 gram

11)  Penatalaksanaan pemberian obat-obatan, yaitu :

a)      Injeksi neorobion 1 amp / 24 Jam à IV Jam 08.00 WITA

b)      Mediamar B6 tab 1 tablet à Jam 12.00 WITA.

c)      Magsyda syrup 1 sendok makan à Jam 12.00 WITA.

d)     Injeksi metrocloparid 1 amp / 8 Jam à IV Jam 14.00 WITA.

Rasional :

a)      Injeksi neorobion mengandung vitamin B1 yang berperan sebagai koenzim

pada dekarbosesilasi, asam keto yang berperan dalam metabolisme karbohidrat

vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin

fosfat yang dapat membantu dalam metabolisme protein dan asam amino vitamin

B12 berperan dalam sintesa asam nukleat dan berpengaruh pada pematangan sel

dan memelihara integritas jaringan syaraf.

b)      Mediamer B6 mengandung B6 yang bekerja untuk keaktifan susunan syaraf

pusat yang normal, metabolisme protein, pengobatan rasa mual dan muntah

sewaktu hamil.

Contoh KTI Buat Ami

Page 52: Contoh Kti ( Dari Abang )

c)      Magsyda syrup diharapkan untuk mengurangi pengeluaran asam lambung

sehingga rangsangan mual berkurang dan ibu tidak merasa nyeri pada lambung.

d)     Injeksi metrocloparid berfungsi untuk merangsang syaraf kolinergik

intramural yang menimbulkan peningkatan pembebasan asetikolin serta kepekaan

reseptor muskarinik pada otot polos lambung.

F.     Langkah VI. Implementasi

Tanggal 06 Mei 2011. Jam 08.00 – 14.00 WITA

1.      Menjelaskan pada ibu tentang keadaan yang dialaminya, bahwa mual dan

muntah dapat sembuh dengan cepat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan

2.      Mengobservasi tanda-tanda vital ibu :

Jam 12.00 WITA : TD : 90/60 mmHg S : 36,8 ° C

N : 100 kali/menit P : 24 kali/menit

3.    Mengobservasi mual dan muntah pada jam 11.00 WITA, muntah ± 100 cc

berisi makanan dan minuman yang dikonsumsi (bubur dan air putih).

4.         Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering, ibu mengkonsumsi biskuit.

5.    Menghindarkan makanan dan minuman, bau-bauan yang dapat merangsang

mual dan muntah.

6.         Menganjurkan ibu menjaga kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan.

7.         Membatasi pengunjung dan menciptakan lingkungan yang tenang.

8.    Memberikan dukungan psikologis pada ibu dengan melibatkan suami dan

keluarga dalam perawatan ibu seperti memberi pujian pada ibu.

9.    Mempertahankan intake dan output sesuai kebutuhan.

10.     Melakukan penambahan cairan infuse dextrose 5 % : RL à 28 tetes/menit.

Contoh KTI Buat Ami

Page 53: Contoh Kti ( Dari Abang )

11.  Melakukan pemberian obat-obatan.

a.       Injeksi neorobion 1 amp / 24 Jam à IV Jam 08.00 WITA

b.      Mediamar B6 tab 1 tablet à Jam 12.00 WITA.

c.       Magsyda syrup 1 sendok makan à Jam 12.00 WITA.

d.      Injeksi metrocloparid 1 amp / 8 Jam à IV Jam 14.00 WITA

G.    Langkah VII Evaluasi

Tanggal 06 Mei 2011.

1.      Keadaan umum ibu masih lemah.

2.      TTV dalam batas normal.

TD : 90/60 mmHg S : 36,8 ºC

N : 100 kali / menit P : 24 kali / menit

3.      Ibu masih mual dan muntah.

4.      Intake output belum seimbang.

5.      Nafsu makan dan minum masih kurang.

6.      Ibu mengeluh masih terasa nyeri ulu hati.

7.      Infus masih terpasang

8.      Penatalaksanaan obat dilanjutkan.

Contoh KTI Buat Ami

Page 54: Contoh Kti ( Dari Abang )

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang tinjauan kasus pada Ny. “A”

Gestasi 8 Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD

Daya Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011. Pembahasan ini dibuat

berdasarkan teori dan asuhan yang nyata dengan pendekatan proses manajemen

yang dibagi dalam 7 langkah yaitu : pengkajian dan analisa data dasar,

merumuskan diagnosa / masalah aktual, merumuskan diagnosa / masalah

potensial, pelaksanaan tindakan segera / kolaborasi, perencanaan asuhan

kebidanan, implementasi asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan.

A.  Pengumpulan Data dan Analisa Data Dasar

Sebagai langkah awal pengumpulan data dilakukan melalui anamnese yang

meliputi identifikasi data, pengumpulan data dilakukan secara biopsikososial,

spiritual, pemeriksaan fisik dan data penunjang pada Ny. “A”.

Data subyektif :

1.      Amenore 8 minggu 3 hari.

2.      Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran

sebelumnya.

3.      Ibu mengeluh setiap kali makan dan minum dimuntahkan kembali dan nyeri ulu

hati.

Data obyektif :

1.      Tampak linea nigra dan striae livida

2.      Tonus otot perut masih tegang

3.      Ibu tampak lebih lemas dan pucat

Contoh KTI Buat Ami

Page 55: Contoh Kti ( Dari Abang )

4.      Mata cekung, konjungtiva pucat, skelera ikterus

5.      Bibir tampak lebih kering dan pecah-pecah

6.      Lidah kering dan kotor

7.      Turgor kulit jelek

8.      Nafas berbau aseton

9.      Berat badan turun dari 45 kg menjadi 42 kg

Dengan demikian apa yang dijelaskan pada teori dan ditemukan pada tinjauan

kasus secara garis besar tidak ada perbedaan.

B. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual

Dalam penegakkan suatu diagnosa kebidanan atau masalah kebidanan

berdasarkan pendekatan asuhan kebidanan didukung oleh beberapa data baik data

obyektif maupun data subyektif yang diperoleh dan hasil pengkajian yang telah

dilaksanakan.

Sedangkan pada kasus Ny. ”A” di dapatkan keluhan berupa mual muntah terus

menerus, ibu lebih lemas dan pucat, gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung

konjungtiva pucat dan scelera ikterus, bibir tampak lebih kering dan pecah-pecah,

lidah kering dan kotor, turgor kulit jelek, nafas berbau aseton, berat badan

menurun dari 45 kg menjadi 42 kg.

Dengan penjelasan tinjauan pustaka dan tinjauan asuhan kebidanan ternyata

terdapat kesamaan pada beberapa aspek sehingga memudahkan dalam

pengambilan keputusan untuk tindakan selanjutnya. Adapun diagnosa / masalah

aktual yang dapat diidentifikasi pada Ny. “A” yaitu :

Contoh KTI Buat Ami

Page 56: Contoh Kti ( Dari Abang )

Diagnosa : GI A0 P0, gestasi 8 minggu 3 hari (ballotement), dugaan intra uterin,

dugaan hidup, keadaan ibu dengan hyperemesis gravidarum tingkat II, gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit.

Dan dapat disimpulkan bahwa Ny. “A” dengan kasus hyperemesis gravidarum

tingkat II.

C.  Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial

Berdasarkan teori yang diperoleh bahwa setiap diagnosa / masalah aktual

memiliki potensial atau kemungkinan untuk menjadi berat. Oleh karena itu, perlu

dilakukan antisipasi sebelum keadaan itu terjadi, pada kasus hyperemesis

gravidarum tingkat II pada Ny. “A” diagnosa / masalah potensial yang dapat

terjadi adalah potensial terjadi hyperemesis gravidarum tingkat III dan gangguan

pertumbuhan serta perkembangan janin. Apabila tidak ditangani dengan baik

maka akan mengancam jiwa ibu dan bayinya.

Pada kasus Ny. “A” setiap kali makan selalu dimuntahkan jika tidak mendapat

penanganan yang baik makan akan terjadi hyperemesis gravidarum tingkat III

yang menyebabkan dehidrasi yang berat yang dapat mengancam jiwa ibu dan

janinnya. Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan

antara tinjauan pustaka dengan kasus yang ditemukan, karena dalam tinjauan

pustaka hyperemesis gravidarum tingkat II bila tidak ditangani segera akan

berlanjut menjadi hyperemesis gravidarum tingkat III (Wiknjosastro, 2005).

D.  Tindakan Segera dan Kolaborasi

Berdasarkan tinjauan pustaka, bahwa penanganan atau tindakan yang harus

dilakukan pada kasus Hyperemesis Gravidarum adalah pemberian caiaran infus

Contoh KTI Buat Ami

Page 57: Contoh Kti ( Dari Abang )

intravena yaitu : Pan-Amin G : Ka En Mg3 = 1 : 1 = 48 tts/mnt. Dilanjutkan

Dextrose 5%:RL = 2 : 1, 28 tts/mnt serta pemberian obat-obatan .

Pada kasus Ny. “A”, riwayat tindakan segera tidak dilakukan lagi oleh penulis

karena tindakan segera telah dilakukan oleh dan tenaga kesehatan yaitu

pemasangan infus dan pemberian obat-obatan.

E.  Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Menyusun suatu rencana tindakan aktual dan potensial dengan menetapkan

tujuan yang ingin dicapai. Dalam perencanaan ini disusun berdasarkan teori dan

disesuaikan dengan kebutuhan ibu.

Pada tinjauan pustaka perencanaan tindakan dengan hyperemesis gravidarum

tingkat II yaitu dengan pencegahan, obat-obatan, isolasi, terapi psikologi dan

pemberian cairan perenteral.

Sedangkan perencanaan tindakan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan

kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Pada tinjauan asuhan kebidanan pada

Ny. “A” yang telah dilakukan di lahan praktik meliputi :

1.      Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan jelaskan tentang kondisi yang di

alaminya.

2.      Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

3.      Mengobservasi mual dan muntah

4.      Anjurkan ibu makan sedikit tapi sering.

5.      Hindarkan makanan dan minuman yang berkarbonasi yang dapat merangsang

mual dan muntah

6.      Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan.

7.      Membatasi pengunjung.

Contoh KTI Buat Ami

Page 58: Contoh Kti ( Dari Abang )

8.      Memberikan dukungan psikologi pada ibu dengan melibatkan suami atau

keluarga.

9.      Mempertahankan intake dan output sesuai kebutuhan

10.  Penatalaksanaan pemberian cairan intravena yaitu Dextrose 5 % dan RL 2 : 1.

11.  Penatalaksanaan pemberian obat - obatan.

Namun demikian dari perencanaan yang dilakukan pada kasus Ny. “A” masih

terdapat kesenjangan misalnya tidak dilakukan isolasi. Hal tersebut disebabkan

karena belum adanya fasilitas khusus yang disiapkan oleh pihak rumah sakit.

Hanya saja keluarga pasien dan pembesuk dibatasi agar ibu dapat istirahat dengan

tenang.

F.   Implementasi Asuhan Kebidanan

Pada tahap asuhan kebidanan pada Ny. “A” penulis melaksanakan sesuai

dengan rencana dan seluruh tindakan yang dilakukan sudah berorientasi pada

kebutuhan ibu sehingga tujuan dapat dicapai. Hal ini ditunjang oleh ibu yang

kooperatif dalam menerima saran dan tindakan yang diberikan.

Pada tinjauan asuhan kebidanan, perencanaan adalah proses penyusunan

suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang didapatkan dan

antisipasi diagnosa / masalah yang mungkin terjadi.

Dalam hal ini intake makanan, pemberian diet sudah diatur dengan kebutuhan

ibu, hanya saja ibu tidak dapat menghabiskan porsi makan yang diberikan, nafsu

makan ibu sangat kurang. Mengenai keseimbangan cairan, di dalam teori

mengatakan bahwa jika terjadi dehidrasi, kolaborasi dengan pemberian infus

Dextrose 5 % dan ternyata ibu mengalami dehidrasi ditandai dengan mata cekung,

konjungtiva pucat, sclera ikterus, bibir pecah-pecah, lidah kering dan kotor, nafas

Contoh KTI Buat Ami

Page 59: Contoh Kti ( Dari Abang )

berbau aseton, turgor kulit jelek, penurunan BB 3 kg dari BB sebelumnya.

Sehingga pemberian infus dengan Dextrose 5 % : RL : 2 : 1 à 28 tetes / menit

tetap dilanjutkan untuk mengganti cairan yang keluar. Berdasarkan hal tersebut di

atas maka dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kesenjangan dengan tidak

melakukan isolasi berdasarkan teori dan adanya pemeriksaan Hb di lahan pada

kasus Ny.”A” sedangkan di teori tidak ada pemeriksaan Hb.

G. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Pada proses evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen

asuhan kebidanan. Evaluasi akhir pada Ny. “A” menunjukkan adanya kemajuan

dan keberhasilan dalam mengatasi hyperemesis gravidarum tingkat II yang

dihadapi oleh ibu.

Evaluasi merupakan tahapan dalam asuhan kebidanan yang penting guna

mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai. Dalam evaluasi selama 3

kali pemeriksaan pada Ny. “A” yang telah dilakukan untuk kasus hyperemesis

gravidarum tingkat II menunjukkan adanya perubahan dengan hasil evaluasi

masalah yang telah teratasi antara lain :

1.      Hyperemesis gravidarum teratasi ditandai dengan mual dan muntah sudah

berkurang, nafsu makan baik, nyeri epigastrium berkurang.

2.      Tidak terjadi dehidrasi berat.

Dengan demikian pada tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny. “A”

dilakukan praktik secara garis besar tampak adanya persamaan dan sesuai

prosedur. Hal ini dibuktikan karena masalah sudah dapat teratasi dengan baik.

Contoh KTI Buat Ami

Page 60: Contoh Kti ( Dari Abang )

BAB V

PENUTUP

Setelah penulis membahas dan menguraikan kasus Ny. “A” gestasi 8 minggu

3 hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar,

maka dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A.    Kesimpulan

1.      Hyperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada

hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak

imbangnya cairan dan elektrolit dalam tubuh.

2.      Pada kasus Ny. “A” tidak ada kesenjangan antara studi kasus dengan asuhan

yang telah diberikan pada Hyperemesis Gravidarum di RSUD Daya Makassar

mulai tanggal 06 – 08 mei 2011 sesuai dengan tinjauan pustaka.

3.      Masalah aktual yang diperoleh dalam kasus Ny. “A” yaitu G1 P0 A0, gestasi 8

minggu 3 hari, dugaan intra uterin, dugaan hidup, keadaan ibu dengan

hyperemesis gravidarum tingkat II, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

4.      Masalah potensial yang diperoleh dalam kasus Ny. “A” yaitu terjadi hyperemesis

gravidarum tingkat III, gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

5.      Pada kasus Ny “A” tindakan segera yang dilakukan pada kasus Hyperemesis

Gravidarum adalah pemberian caiaran infus intravena yaitu : Dextrose 5% : RL =

2 : 1, 28 tts/mnt serta pemberian obat-obatan.

6.      Asuhan yang diberikan pada Ny “A” yaitu : pada kehamilan Gestasi 8 Minggu 3

Hari dengan hyperemesis gravidarum tingkat II sesuai dengan rencana tindakan

dengan dilakukan pemberian obat-obatan, terapi psikologis dan cairan parenteral.

Contoh KTI Buat Ami

Page 61: Contoh Kti ( Dari Abang )

7.      Pada proses evaluasi akhir pada Ny. “A” menunjukkan adanya kemajuan dan

keberhasilan dalam mengatasi hyperemesis gravidarum tingkat II yang dihadapi

oleh ibu yang ditandai dengan mual dan muntah berkurang, nafsu makan baik,

nyeri epigastrum berkurang dan tidak terjadi dehidrasi berat.

B.     Saran-saran

1. Bagi Ibu hamil

a. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan secara teratur agar dapat

terdeteksi secara dini bila ada kelaianan sehubungan dengan kehamilannya.

b.         Pentingnya kesiapan mental dan fisik dalam setiap kehamilan agar status

kesehatan ibu dan janin tetap optimal.

c.         Menganjurkan ibu untuk segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat bila

mengalami salah satu dari tanda bahaya kehamilan.

d.        Menganjurkan pada ibu untuk melibatkan suami dan keluarganya dalam menjaga

dan memelihara perkembangan kehamilannya.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan dapat mengenali dan mendeteksi secara dini setiap

kemungkinan terjadinya komplikasi kehamilan dan memberikan pelayanan sedini

mungkin pada setiap ibu hamil.

Dapat memberikan informasi yang akurat pada ibu hamil dan keluarganya

tentang kehamilannya dan memberikan pendidikan kesehatan yang penting agar

kehamilannya dapat berlangsung normal.

Contoh KTI Buat Ami

Page 62: Contoh Kti ( Dari Abang )

Petugas kesehatan khususnya bidan perlu memperhatikan psikis ibu serta

diharapkan memberikan dorongan moril kepada ibu untuk menunjang proses

penyembuhannya.

3. Bagi Institusi Pendidikan

a.       Untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan yang diinginkan, perlu menyediakan

tenaga bidan yang berpotensi dan professional untuk menunjang pelaksanaan

tugas yang akan datang.

b.      Dalam pemecahan suatu masalah menggunakan manajemen asuhan kebidanan

sesuai dengan prosedur yang ada, mengingat metode ini sangat bermanfaat dalam

membina tenaga bidan.

Contoh KTI Buat Ami

Page 63: Contoh Kti ( Dari Abang )

DAFTAR PUSTAKA

Farrer. H, 2005. Perawatan Maternitas (Maternity Care). Edisi 2 Cetakan 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

Manuaba IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

Manuaba IBG, Chandranita M dan Fajar M, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. Jakarta : Media Aesculapius.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Delfi Lutan. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta : EGC.

Nurlaela, 2010. Buku Ajar : Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Untuk digunakan di lingkungan sendiri. Program D III Kebidanan. Makassar.

Saifuddin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi 1 Cetakan 1. Jakarta : YBP SP.

Varney. H, 2001. Buku Saku Bidan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

Varney. H, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan (Varney’s Midwifery). Edisi 4 Volume I. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta EGC.

Wiknjosastro. H, 2002. Ilmu Kebidanan. Edisi 3 Cetakan 5. Jakarta : YBP SP.

Wiknjosastro. H, 2005. Ilmu Kandungan. Edisi 3 Cetakan 7. Jakarta : YBP SP.

Contoh KTI Buat Ami

Page 64: Contoh Kti ( Dari Abang )

Sastrawinata, 2006. Obstetri Fisiologi. Penerbit buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

www.departemen-kesehatan.com, data+who+kematian+persalinan+1html. diakses pada tanggal 12 Mei 2011.

www.shive.blog.co.id. mual_muntah_emesis_gravidarum_html. Diakses pada tanggal 15 Mei 2011.

www.medika.blogspot.com. Hubungan_psikologik_hiperemesis_gravidar um_html. Di akses pada tanggal 27 Mei 2011.

Contoh KTI Buat Ami

Page 65: Contoh Kti ( Dari Abang )

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : GIZI IBU HAMIL

Sasaran : Ny. “A” dan Keluarga

Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu dan keluarga

dapat mengerti, mengetahui dan memahami tentang gizi

ibu hamil.

Tujuan Khusus : Pada akhir penyuluhan ibu dapat :

1.     Menyebutkan dan menguraikan tentang pentingnya gizi ibu

hamil.

2.     Menguraikan tentang kebutuhan gizi pada ibu hamil.

Metode : Ceramah dan Diskusi

Tempat : RSUD Daya Makassar

Alat Peraga : Materi tentang gizi ibu hamil

Pembimbing : Agustina, Amd.Keb

Contoh KTI Buat Ami

Page 66: Contoh Kti ( Dari Abang )

GIZI IBU HAMIL

A.    PENTINGNYA GIZI PADA IBU HAMIL

Masa Hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan sebagai

unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa.

Di samping untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri, berbagai zat gizi itu

juga dapat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada di

dalam kandungannya.

Masa yang paling kritis pada masa hamil adalah masa triwulan ini yaitu

waktu umur janin telah mencapai 6 bulan janin akan tumbuh dengan cepat sekali.

Hal ini dapat dilihat dengan kenaikan berat badan ibu yang semakin cepat mulai

usia kandungan memasuki triwulan kedua kehamilan. Pertumbuhan berat badan

yang dianggap normal adalah 250 - 300 gram / minggu.

Gizi yang adequate selama hamil akan mengurangi resiko dan

komplikasi yang mungkin timbul pada ibu, menjaga pertumbuhan jaringan

sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan yang optimal.

B.     KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL

Zat-zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil meliputi :

1.      Kebutuhan Energi

Kebutuhan kalori pada waktu hamil adalah 300 - 500 kkal lebih banyak dari

makanan yang biasa ibu makan tiap hari. Makanan yang mengandung hidrat arang

adalah :

         Golongan dari jenis padi-padian seperti : beras, jagung dan gandum.

         Golongan umbi-umbian seperti : kentang, ubi jalar, ubi kayu yang lainnya seperti

sagu.

Contoh KTI Buat Ami

Page 67: Contoh Kti ( Dari Abang )

2.      Kebutuhan Protein

Kebutuhan protein ibu 30 gram lebih banyak dari yang tidak hamil. Sumber

protein meliputi :

         Dari hewani : daging, ikan, susu dan produk olehan susu (memberikan 60 % dari

protein).

         Dari nabati : dari kacang-kacangan seperti kacang tanah, kedelai, sereal (padi-

padian).

Contoh KTI Buat Ami

Page 68: Contoh Kti ( Dari Abang )

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Sasaran : Ny. “A” dan Keluarga

Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu dan keluarga

dapat mengerti, mengetahui dan memahami tentang tanda

bahaya kehamilan.

Tujuan Khusus : Pada akhir penyuluhan ibu dapat :

1.      Menyebutkan dan menguraikan tentang tanda bahaya

kehamilan.

2.      Ibu dapat mengenali secara lebih dini tanda bahaya

kehamilan sehingga dapat segera ke fasilitas kesehatan

yang terdekat bila mendapat tanda-tanda tersebut..

Metode : Ceramah dan Diskusi

Tempat : RSUD Daya Makassar

Alat Peraga : Materi tentang tanda bahaya kehamilan

Referensi : Buku KMS ibu hamil

Pembimbing : Agustina, Amd.Keb

Contoh KTI Buat Ami

Page 69: Contoh Kti ( Dari Abang )

TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN

Tanda bahaya dalam kehamilan yang paling penting diketahui adalah :

1.      Perdarahan dari jalan lahir

a.       Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran.

b.      Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan anak

dalam kandungan.

2.      Penurunan gerakan janin

Keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin.

3.      Nyeri perut hebat sebelum waktunya

Merupakan tanda bahaya baik pada ibu maupun pada janinnya.

4.      Sakit kepala yang hebat

Dapat membahayakan keselamatan ibu dan jani dalam kandungan karena ini

merupakan tanda dari ekslampsi berat.

5.      Perubahan penglihatan

Merupakan salah satu tanda dari preeklampsi berat yang dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan janin jika penanganannya terlambat.

6.      Bengkak pada wajah dan ekstremitas

Juga merupakan salah satu tanda dari preeklamspi berat.

7.      Demam tinggi

Biasanya karena infeksi, demam tinggi biasa membahayakan keselamatan jiwa

ibu, menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan.

8.      Muntah terus menerus

Contoh KTI Buat Ami

Page 70: Contoh Kti ( Dari Abang )

Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu karena cadangan karbohidrat dan

lemak habis terpakai untuk keperluan energi sehingga kebutuhan jumlah makanan

dan oksigen tidak mencukupi.

9.      Kejang

Dapat menyebabkan kematian pada ibu dan kegawatan bahkan kematian pada

janin karena kekurangan suplai oksigen.

Contoh KTI Buat Ami