Download - Contoh Kti ( Dari Abang )
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah yang berjudul
“ AKU SAYANG DARMIN”.
Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada Dosen pembimbing
yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengerjakan karya tulis
ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
mahasiswa yang sudah membantu juga memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga
karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Majalengka , Desember 2013
Contoh KTI Buat Ami
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu masalah besar
di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukan gambaran derajat
kesehatan di suatu wilayah, sebagai gambaran indeks pembangunan manusia
Indonesia. Angka Kematian Ibu di Indonesia paling tinggi di Asia tenggara
307/100.000 kalahiran. Sementara Indonesia menetapkan target AKI 125/100.000
pada 2015. Karena itu, profesi bidan memiliki peranan penting untuk menekan
Angka Kematian Ibu tersebut.
Angka kematian ibu (kematian ibu yaitu sejak masih hamil sampai 42 hari
setelah persalinan) menurut WHO diperkirakan paling sedikit 600.000 ibu
meninggal per tahun. Kematian ini merupakan akibat langsung dari kehamilan
dan persalinan. Di Indonesia masih terdapat 18.000 ibu yang meninggal setiap
tahun akibat komplikasi hamil dan melahirkan. Dari hasil penelitian yang di
lakukan di seluruh dunia bahwa 99 % dari seluruh kematian ibu terjadi di negara
sedang berkembang termasuk di Indonesia, dan bagi Negara maju pesat maka
kematian ibu sangat sedikit atau hampir tidak ada. Hal ini memberi kejelasan
bahwa setiap kematian ibu sesungguhnya dapat dihindari atau dicegah.
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia: perdarahan sebanyak 45,2 %,
eklampsia 12,9 %, komplikasi aborsi 11,1 %, sepsis post partum 9,6 %, persalinan
6,5 % anemia 1,6 % lain- lain termasuk penyebab tak langsung 14,1 %.
Contoh KTI Buat Ami
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil adalah masalah besar di Negara
berkembang. Di negara miskin sekitar 25 – 50 % kematian wanita usia subur
disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan
biasanya menjadi faktor utama mortalitas utama wanita muda pada masa puncak
produktivitasnya. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 580.000 ibu
pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin (Saifuddin A. B, 2000. Hal 3).
Sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2015 adalah menurunkan Angka
Kematian Ibu untuk mencapai sasaran tersebut ditetapkan pedoman
operasionalisasi strategi antara lain adanya Making Pregnancy Safer (MPS), yang
merupakan salah satu strategi nasional agar kehamilan dan persalinan berlangsung
aman serta bayi yang dilahirkan sehat (Saifuddin A. B, 2000. Hal 6).
Salah satu komplikasi kehamilan yang mempengaruhi status kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin adalah Hyperemesis Gravidarum dimana kejadian ini
dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan, mual dan muntah merupakan
gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I sekitar 60 – 80
% pada primigravida dan 40 – 60 % pada multi gravida (Wiknjosastro, 2006. Hal
275).
Data mengenai Hyperemesis Gravidarum untuk daerah Sulawesi Selatan
berdasarkan hasil laporan pada tahun 2010 jumlah ibu hamil sebanyak 2.203
dengan 543 ibu hamil yang mengalami Hyperemesis Gravidarum dan 2 orang
meninggal akibat Hyperemesis gravidarum.
Data yang diperoleh dari RSUD Daya Makassar, jumlah penderita
Hyperemesis Gravidarum pada Januari – Desember 2009 sebanyak 52 orang dari
Contoh KTI Buat Ami
1.324 ibu hamil (3,92 %) dan angka kejadian bulan Januari – Desember 2010
sebanyak 50 orang dari 1.120 ibu hamil (4,46 %).
Mengingat bahaya Hyperemesis Gravidarum yang cukup banyak dan sering
tidak diketahui dan diperhatikan ibu hamil karena dianggap sebagai hal yang
wajar pada kehamilan muda dan tanpa disadari komplikasi tersebut dapat
mempengaruhi status kesehatan ibu dan janin bahkan dapat menyebabkan
kematian ibu maka penulis mencoba mempelajari Hyperemesis Gravidarum
sebagai bentuk tanggung jawab seorang tenaga bidan dan dapat mempersiapkan
kondisi ibu yang mengalami Hyperemesis Gravidarum untuk menerima dan
menjalani pemeriksaan serta tindakan pengobatan yang akan diberikan dengan
menetapkan prinsip manajemen asuhan kebidanan yang memadai guna mencari
solusi terbaik dari masalah tersebut sehingga kehamilan dapat berlanjut atau
berlangsung normal tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin yang
dikandungnya.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik akan membahas
spesifik mengenai masalah ini dengan menggunakan metode pendekatan proses
manajemen asuhan kebidanan yang diuraikan dengan 7 langkah Helen Varney dan
pendokumentasian dalam bentuk SOAP dengan judul “Manajemen Asuhan
Kebidanan Pada Ny. “A” dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD
Daya Makassar Tanggal 06 Mei - 08 Mei 2011”.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Adapun ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah meliputi : Bagaimana
menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny. “A” dengan Hyperemesis
Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.
Contoh KTI Buat Ami
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny. “A” dengan
Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar Tanggal 06 Mei -
08 Mei 2011 dengan penerapan manajemen asuhan kebidanan sesuai wewenang
Bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data pada Ny. “A” Gestasi 8
Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya
Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.
b. Dapat merumuskan diagnosa / masalah aktual pada Ny. “A” Gestasi 8 Minggu
3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar
Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.
c. Dapat merumuskan diagnosa / masalah potensial pada Ny. “A” Gestasi 8
Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya
Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.
d. Dapat mengevaluasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny. “A”
Gestasi 8 Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD
Daya Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.
e. Dapat merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. “A” Gestasi 8
Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya
Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.
Contoh KTI Buat Ami
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan
program baik Departemen Kesehatan maupun pihak RSUD Daya Daya Makassar.
2. Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan / pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa D III
Kebidanan STIKes Mega Rezky Makassar dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.
3. Manfaat Ilmiah
Diharapkan hasil penulisan ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya
ilmu dan pengetahuan serta sebagai bahan acuan bagi penulis selanjutnya.
4. Manfaat Bagi Penulis
a. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir jenjang
pendidikan Diploma III Kebidanan STIKes Mega Rezky Makassar.
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam proses asuhan kebidanan
pada kasus dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II.
f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. “A” Gestasi 8
Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya
Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny. “A” Gestasi 8 Minggu 3 Hari
dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar Tanggal 06
Mei - 08 Mei 2011.
Contoh KTI Buat Ami
h. Dapat mendokumentasikan asuhan kebidanan pada Ny. “A” Gestasi 8 Minggu
3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar
Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipergunakan dalam pembuatan karya tulis ini, yaitu :
1. Studi Kepustakaan
Dimana penulis mengumpulkan reference yang berhubungan dengan kasus yang
dibahas (Hyperemesis Gravidarum) dari berbagai buku dan informasi dari
internet.
2. Studi Kasus
Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
melalui asuhan kebidanan yang meliputi : pengkajian, merumuskan diagnosis /
masalah aktual maupun potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi,
perencanaan, implementasi, melaksanakan evaluasi terhadap asuhan kebidanan
pada ibu dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II serta mendokumentasikan.
Data yang dihimpun dalam pengkajian didapatkan dengan metode :
a. Anamnese
Penulis mengadakan tanya jawab dengan pasien dan keluarga yang
mendampingi saat itu yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.
b. Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung keadaan pasien.
Contoh KTI Buat Ami
c. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada ibu mulai dari
kepala sampai kaki dengan memulai pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium.
d. Studi Dokumentasi
Mempelajari status ibu berdasarkan catatan medik yang terkait dengan
kasus ibu termasuk hasil pemeriksaan laboratorium, USG dan lain-lain.
e. Diskusi
Melakukan diskusi dengan bidan dan dokter yang menangani kasus ibu di
RSUD Daya Makassar, selain itu diskusi juga dilakukan dengan
pembimbing karya tulis ilmiah.
F. Sistematika Penulisan
Studi kasus ini terdiri dari lima bab dan disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Pembahasan
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kehamilan
1. Pengertian
Contoh KTI Buat Ami
2. Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Kehamilan
3. Diagnosa Kehamilan
B. Konsep Dasar Tentang Antenatal Care
1. Pengertian
2. Tujuan Antenatal Care
3. Manfaat Antenatal Care
4. Nasehat-nasehat Ibu hamil
C. Konsep Dasar Tentang Hyperemesis Gravidarum
1. Definisi Hyperemesis Gravidarum
2. Etiologi Hyperemesis Gravidarum
3. Patologi Hyperemesis Gravidarum
4. Patofisiologi Hyperemesis Gravidarum
5. Klasifikasi / Gejalan Hyperemesis Gravidarum
6. Diagnosis Hyperemesis Gravidarum
7. Penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum
8. Prognosis
D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan
E. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
1. Subyektif (S)
2. Obyektif (O)
3. Assesment (A)
4. Planning (P)
Contoh KTI Buat Ami
BAB III : STUDI KASUS
A. Pengumpulan Data Dasar
B. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual
C. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial
D. Tindakan Segera / Kolaborasi Asuhan Kebidanan
E. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
F. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
G. Evaluasi Asuhan Kebidanan
H. Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan (SOAP)
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini di bahas tentang kesenjangan antara teori dan praktek manajemen
asuhan kebidanan pada Ny. “A” Gestasi 8 Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis
Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Contoh KTI Buat Ami
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kehamilan
1. Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai enam bulan
dan triwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai sembilan bulan (Saifuddin, 2002).
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi karena bersatunya ovum (sel
telur) dan sperma (sel mani) yang disebut dengan pembuahan (konsepsi) dan
selanjutnya ovum yang telah dibuahi tersebut menuju ke rahim dan melakukan
nidasi (implantasi) (Manuaba, 1998).
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya
pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae). Dalam hal
ini hormone somatomammotropin, estrogen dan progesterone mempunyai peranan
penting. Hormon progesterone dan estrogen memiliki pengaruh dalam kehamilan,
dimana karena pengaruh hormone progesterone menyebabkan gerakan usus makin
berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi, sedangkan hormon estrogen
mempengaruhi pengeluaran asam lambung meningkat sehingga menyebabkan
hypersalivasi, morning sickness, muntah dan lambung terasa panas.
2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada kehamilan
a. Perubahan pada sistem reproduksi (Wiknjosastro, 2005)
Contoh KTI Buat Ami
1) Uterus
Pada bulan-bulan pertama uterus akan membesar di bawah pengaruh hormon
estrogen dan progesteron. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
hipertrofi dan hyperplasia otot polos uteri. Di samping itu, serabut-serabut
kolagen yang adapun menjadi hidroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen
sehingga uterus dapat mengikuti perkembangan janin.
2) Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormone estrogen
akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi pembuluh
darah maka konsistensi serviks lunak.
3) Vulva dan vagina
Hormon di dalam tubuh pada masa kehamilan mempersiapkan vagina supaya
distensi selama persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal,
jaringan ikat longgar, hipertrofi otot polos dan memanjangnya vagina dan
peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna ungu kebiruan pada mukosa
vagina dan serviks.
4) Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamtropin, estrogen
dan progesteron akan tetapi belum mengeluarkan air susu ibu (ASI).
Selama kehamilan payudara bertambah besar sebagai persiapan untuk pemberian
nutrisi pada bayi setelah lahir. Pada minggu ke 3 - 4 kehamilan timbul rasa penuh,
peningkatan sensitivitas, rasa geli dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak
minggu keenam kehamilan. Perubahan payudara ini adalah tanda kemungkinan
Contoh KTI Buat Ami
kehamilan. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli sampai nyeri yang tajam
(Nurlaela, 2010)
b. Perubahan pada sistem respirasi
Wanita hamil pada kehamilan lanjut tidak jarang mengeluh rasa sesak nafas,
ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas karena paru-paru tertekan oleh
uterus yang semakin membesar ke arah diafragma sehingga kurang leluasa
bernafas. Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam. Yang lebih menonjol
adalah pernafasan dada. (Mochtar, 1998).
c. Perubahan pada sistem sirkulasi (Wiknjosastro, 2005)
1) Volume darah
Volume dan plasma darah dalam kehamilan bertambah, tegang dan berat secara
fisiologis dengan adanya pengenceran darah yang disebut hidraema. Volume
darah akan bertambah kira-kira 25 % dan akan mencapai puncaknya pada
kehamilan 32 minggu
2) Hemoglobin
Dalam kehamilan meskipun terjadi peningkatan dalam volume eritrosit secara
keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga
konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Oleh karena terjadi
anemia dalam kehamilan.
d. Perubahan pada sistem ginjal
Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1
- 1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil.
Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 69 % selama kehamilan peningkatannya
Contoh KTI Buat Ami
dari awal kehamilan relatif tinggi sampai aterm dan akan kembali normal pada 20
minggu post partum.
Pada kehamilan ureter membesar untuk menampung banyaknya pembentukan
urine, terutama pada ureter kanan pada peristaltik ureter terhambat karena
pengaruh progesteron, tekanan rahim yang membesar dan terjadi perputaran ke
kanan disebabkan karena terdapat kolon dan sigmoid di sebelah kiri.
Kandung kemih atau blass pada masa kehamilan tertekan oleh uterus karena
posisi blass berada di depan uterus sehingga akan meningkatkan frekuensi buang
air kecil terutama trimester I, trimester II tekanan uterus terhadap blass berkurang.
Karena uterus sudah mulai keluar dari rongga panggul dan pada trimester III
sering terjadi rangsangan kembali karena bagian terendah janin turun ke rongga
panggul (Nurlaela, 2010).
e. Perubahan pada sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat
menyebabkan :
- Pengeluaran air liur berlebihan (hypersalivasi)
- Daerah lambung terasa panas
- Terjadi mual dan sakit kepala / pusing terutama pagi hari, yang disebut morning
sickness
- Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum
- Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut
hyperemesis gravidarum
- Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan
obstipasi (Manuaba, 1998)
Contoh KTI Buat Ami
f. Perubahan pada kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh hormon (MSH) Melanophore Stimulating Hormone yang dikeluarkan
oleh lobus anterior hifosis. Hiperpigmentasi ini biasanya terjadi pada striae dan
kulit gravidarum, livide, areola mammae, linea nigra dan pipi (Cholasma
gravidarum) (Wiknjosastro, 2005).
g. Metabolisme dalam kehamilan
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi hingga 15 - 20 %.
Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas ini umumnya ditemukan pada triwulan
terakhir diperlukan protein 1 gr / kg BB perhari untuk perkembangan badan, alat
kandungan, mammae, untuk janin dan persiapan laktasi. Janin membutuhkan 30 -
40 gram kalsium untuk membentuk tulang terutama pada trimester III. Sehingga
makanan ibu hamil harus mengandung kalsium ± 1,5 hingga 2,5 gram perharinya
sehingga dapat diperkirakan 0,2 - 0,7 gram kalsium yang tertahan untuk keperluan
janin sehingga janin tidak akan mengganggu cadangan kalsium ibu. Di samping
kalsium wanita hamil memerlukan tambahan zat besi sekitar 800 mg untuk
membentuk hemoglobin tambahan (Nurlaela, 2010).
h. Kenaikan berat badan
Berat badan ibu hamil naik kira-kira 6,5 - 16,5 kg, rata-rata 12,5 kg. Kenaikan
terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir (Manuaba, 1998).
i. Perubahan psikologis (Varney, 2002)
1) Trimester I
Sebagian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena mereka
telah dapat menjadi hamil dan dalam proses penyesuaian diri. Tetapi
Contoh KTI Buat Ami
perubahan-perubahan fisik tidak dapat diterima dengan baik dapat
mempengaruhi emosinya sehingga calon ibu akan merasa tidak sehat.
2) Trimester II
Pada periode ini sebagian besar wanita hamil sudah merasa sehat dan
bebas dari ketidaknyamanan. Pada umumnya ibu sudah dapat menerima
kehamilannya dan sudah dapat mulai menggunakan pikiran dan energinya
lebih konstruktif. Masa ini ukuran janin masih kecil dan masih belum
menimbulkan ketidaknyamanan dengan ukurannya.
3) Trimester III
Trimester III disebut dengan periode menunggu ditandai dengan klimaks
kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Pada masa ini pula depresi dan
tidak semangat muncul kembali akibat ketidaknyamanan ketika bayi
semakin besar.
3. Diagnosa kehamilan
Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul
pada wanita hamil yang terjadi akibat perubahan fisiologi pada masa kehamilan
(Nurlaela, 2010. Hal 120).
a. Tanda pasti kehamilan
1) Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan diraba serta
ditemukan bagian-bagian janin.
2) Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi. Dapat didengar dengan
stetoscope monoculer laenec, doppler, alat kardiotograf dan dilihat pada USG.
3) Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin.
Contoh KTI Buat Ami
4) Terlihat tulang-tulang janin pada foto dengan sinar rontgen (rontgen sudah
tidak disarankan, karena dapat mempengaruhi keadaan janin)
b. Tanda kemungkinan hamil
1) Amenorhea, yaitu wanita yang tidak datang menstruasi 2 bulan berturut-turut.
2) Nausea (mual) dan emesis (muntah).
3) Mastodynia.
4) Salivasi yang berlebihan dan kencing yang berlebihan.
5) Quickening. Perasaan gerakan janin pada minggu ke 18 atau minggu 20
(primigravida) dan umur 14 atau 16 minggu pada multi gravida.
6) Miksi.
7) Konstipasi / Obtipasi.
8) Weight Gain. Pertambahan berat badan ibu tidak selalu berbanding lurus
dengan pertambahan berat janin.
9) Fatigue dan Nail Sign
10) Mengidam
11) Sinkope (Pingsan).
12) Pigmentasi Kulit dan Varices
c. Tanda tidak pasti kehamilan
1) Perut membesar
2) Pembesaran Uterus, sesuai umur kehamilan.
3) Tanda Hegar
4) Tanda Brackston Hicks
5) Tanda Piscasek
6) Tanda Goodell
Contoh KTI Buat Ami
7) Tanda Chadwicks
8) Teraba Balotement
9) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif (Nurlaela, 2010).
B. Konsep Dasar Tentang Antenatal Care
1. Pengertian
Antenatal care adalah pengawasan sebelum anak lahir. Terutama ditujukan
pada anak (Mansjoer, 2000). Dalam arti luas antenatal care dapat diartikan
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan remaja baru kawin untuk menjadi orang tua yang efektif.
b. Meningkatkan pengertian, merencanakan keluarga dengan keluarga berencana
untuk meningkatkan kesejahteraan umum keluarga.
c. Meningkatkan pengertian hubungan seksual yang sehat untuk meningkatkan
keharmonisan keluarga (Manuaba, 1998).
2. Tujuan Antenatal Care
b. Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan
anak dalam kehamilan, persalinan, masa nifas sehingga keadaan sehat dan normal
baik fisik maupun mental (Wiknjosastro, 2002).
c. Tujuan khusus
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan bayi.
Contoh KTI Buat Ami
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersipkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat menjalani pertumbuhan dan perkembangan secara normal.
3. Manfaat Antenatal Care
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai
kelainan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat diperhitungkan
langkah-langkah secara dini dalam pertolongan persalinan (Manuaba, 1998).
Setiap wanita hamil menghadapi resiko yang bisa mengancam jiwanya oleh
karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama
periode antenatal :
a. Satu kali kunjungan pada trimester pertama (sebelum 14 minggu).
b. Satu kali kunjungan pada trimester kedua (sebelum minggu ke 16 - 28).
c. Dua kali kunjungan pada trimester ketiga (antara 28 - 36 minggu dan > 36
minggu) (Saifuddin, 2002).
Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk 10 T, yaitu :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi atau lila
d. Ukur tinggi fundus uteri
e. Tentukan presentase janin dan DJJ
Contoh KTI Buat Ami
f. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap
g. Pemberian zat besi minimal 90 butir selama kehamilan
h. Tes laboratorium
i. Tatalaksana kasus
j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
4. Nasehat-nasehat Ibu Hamil (Varney, 2002)
a. Makanan (diet) ibu hamil
Wanita hamil harus mendapat perhatian tentang diet, yaitu mengenai jumlah
kalori, protein, lemak, mineral dan kalsium yang berguna untuk pertumbuhan
janin dan kesehatan ibu.
b. Merokok
Jelas bahwa bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat badan lebih kecil, karena
itu wanita hamil dilarang merokok karena dapat mempengaruhi janinnya.
c. Aktifitas
Boleh bekerja seperti biasa, istirahat yang cukup dan makanTeratur, pemeriksaan
kehamilan yang teratur.
d. Obat-obatan
Menghindari obat-obatan selama kehamilan terutama obat-obatan terlarang seperti
kokain, obat ini dapat menghambat pasokan oksigen dan zat-zat nutrisi. Hal ini
dapat menyebabkan cacat lahir atau menimbulkan ketergantungan pada bayi baru
lahir.
e. Lingkungan
Saat sekarang bahaya polusi udara, air dan makanan terhadap ibu anak mulai
diselidiki seperti halnya dengan merokok. Rokok mengandung nikotin yang dapat
Contoh KTI Buat Ami
menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga distribusi oksigen dan zat-
zat nutrisi dari ibu ke janin yang dikandungnya tidak cukup dan dapat
mengakibatkan berat badan janin saat lahir rendah, persalinan prematur dan
sebagainya.
f. Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan (hygiene) terutama perawatan kulit, karena
fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun
pelembut. Personal hygiene pada alat genetalia.
g. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan sekarang, sebaiknya koitus
ditunda sampai kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan
jika kepala sudah masuk ke rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena
dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.
C. Konsep Dasar Hyperemesis Gravidarum
1. Definisi Hyperemesis Gravidarum
A) Hyperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi secara berlebihan,
lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Farrer, 2005).
B) Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama
hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness
normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi
muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan
(Varney, 2007).
Contoh KTI Buat Ami
C) Hyperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana seorang dimana seorang
ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan yang diminum sehingga
berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, timbul aseton dalam kencing
(Manuaba, 1998).
D) Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
yang sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Perasaan mual
ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG dalam serum.
2. Etiologi Hyperemesis Gravidarum
Penyebab Hyperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa
faktor yang telah ditemukan yaitu :
a) Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan faktor hormon
memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon
khoroniak gonadotropin dibentuk berlebihan.
b) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan, ini merupakan faktor organik.
c) Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anaknya juga
disebut sebagai salah satu faktor organik.
Contoh KTI Buat Ami
d) Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah
tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan. Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
kesukaran hidup (Wiknjosastro, 2005).
e) Hubungan psikologik dengan Hyperemesis Gravidarum belum diketahui
pasti. Tidak jarang dengan memberikan suasana baru, sudah dapat
membantu mengurangi frekuensi muntah
(http//www.medika.blogspot.com. Diakses 27 Mei 2011).
3. Patologi Hyperemesis Gravidarum
Dari otopsi wanita yang meninggal karena Hyperemesis Gravidarum
diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ tubuh sebagai berikut
(Mochtar, 1998).
a : Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler
tanpa nekrosis.
b : Jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan
subendokardial.
c : Terdapat bercak perdarahan pada otak.
d : Tampak pucat, degenerasi lemak pada tabuli konturti.
4. Patofisiologi Hyperemesis Gravidarum
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya
kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester I. Pengaruh
Contoh KTI Buat Ami
fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat
atau akibat berkurangnya pengosongan lambung (Wiknjosastro, 2005).
Hyperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-
gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, di samping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita
sebelum kehamilan yang sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka
makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat
(Wiknjosastro, 2005).
Hyperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton - asetik, asam
hidroksi buitirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan
kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian
pula khlorida kemih. Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jantung berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik
yang toksik.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya eksresi
lewat ginjal, menambah frekuensi muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati
dan terjadilah lingkaran setan yang sulit untuk dipatahkan. Di samping dehidrasi
dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput
Contoh KTI Buat Ami
lendir esophagus dan lambung dengan akibat perdarahan dapat berhenti sendiri.
Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005).
5. Klasifikasi / Gejala Hyperemesis Gravidarum
Batas jelas antara mual yang masih fisiologi dalam kehamilan dengan
hyperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita
terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hyperemesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala, Hyperemesis gravidarum dapat dibagi atas
tiga tingkatan, yaitu : (Manuaba, 1998).
a. Hyperemesis tingkat I, dengan gejala :
1) Muntah berlangsung terus
2) Nafsu makan berkurang
3) Ibu merasa lemah
4) Berat badan menurun
5) Nyeri daerah epigastrium
6) Nadi meningkat sekitar 100 kali / menit
7) Tekanan darah sistolik menurun
8) Mata cekung
b. Hyperemesis tingkat II, dengan gejala :
1) Penderita tampak lebih lemas dan apatis
2) Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulit makin menurun,
lidah kering dan kotor.
3) Tekanan darah turun dan nadi meningkat
4) Berat badan makin menurun
5) Mata ikterus
Contoh KTI Buat Ami
6) Gejala hemokonsentrasi makin tampak : urine berkurang, bau aseton
meningkat.
7) Terjadinya gangguan buang air besar
8) Mulai Tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis
9) Nafas berbau aseton
c. Hyperemesis tingkat III, dengan gejala :
1) Keadaan umum jelek
2) Muntah kadang berhenti dan kurang
3) Kesadaran lebih menurun menjadi somnolen atau koma
4) Nadi menjadi kecil, halus dan cepat
5) Suhu badan lebih meningkat dan tekanan darah bertambah turun
6) Timbul dehidrasi berat dan ikterus
7) Komplikasi dapat berakibat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat
(enselopati) ditandai dengan adanya nictagamus, diplopia dan perubahan
mental.
6. Diagnosis Hyperemesis Gravidarum
Menetapkan kejadian Hyperemesis gravidarum tidak sukar, dengan
menentukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan
kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah terus-menerus tanpa pengobatan
dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan
manifestasi kliniknya. Oleh karena itu, Hiperemesis gravidarum berkelanjutan
harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adequate (Manuaba, 1998).
Adapun diagnosa lain dari Hyperemesis gravidarum yaitu :
Contoh KTI Buat Ami
a. Amenorhoe yang disertai muntah yang hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu dan
haus yang hebat. (Wiknjosastro, 2005).
b. Fungsi vital
Nadi meningkat 100 kali/menit, tekanan darah turun, pada keadaan berat subfebris
dan gangguan kesadaran (apatis/koma) (Pritchard, 2006).
c. Fisik
Pada keadaan berat kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan turun, vaginal
thoucher portio lunak, uterus besar sesuai kehamilan.
7. Penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum
a. Penanganan (Wiknjosastro, 2005).
1) Hyperemesis gravidarum tingkat I
a) Penderita dengan mual dan muntah yang ringan, dianjurkan makan makanan
dengan porsi kecil tetapi lebih sering.
b) Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya jangan dimakan
karena pada umumnya menyebabkan mual.
c) Makanan diselilingi dengan makanan kecil misalnya roti kering, kentang,
agar-agar atau biskuit dengan teh hangat pada waktu bangun pagi, pada siang
hari dan sebelum tidur. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin
2) Hyperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah
sakit.
Kadang-kadang pada beberapa wanita hanya tidur di rumah sakit saja telah
banyak mengurangi mual muntahnya.
b. Pengobatan (Manuaba, 1998).
Contoh KTI Buat Ami
Memberikan obat pada hiperemesis gravidarum sebaiknya berkonsultasi
dengan dokter, sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat
menyebabkan kelainan kongenital cacat bawaan bayi). Adapun komponen
(susunan obat) yang dapat diberikan adalah :
1) Sedativa ringan
a) Phenobarbital (luminal) 30 mgr.
b) Valium.
2) Anti alergi
a) Anthistamin
b) Dramamin
c) Avomin
3) Obat anti mual muntah
a) Mediamer B6
b) Emetrole
c) Stimetil
d) Avopreg
4) Vitamin
a) Terutama vitamin B kompleks
b) Vitamin C
c. Isolasi dan pengobatan psikologis (terapi)
Dengan melakukan isolasi di ruangan sudah dapat meringankan wanita hamil
karena perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas dapat
memberikan komunikasi, informasi dan edukasi tentang berbagai masalah yang
berkaitan dengan kehamilan.
Contoh KTI Buat Ami
d. Penambahan cairan
Dalam keadaan darurat diberikan cairan pengganti sehingga keadaan
dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang diberikan adalah glukosa 5%
sampai 10% dengan keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang dan
berfungsi sebagai sumber energi, sehingga terjadi perubahan metabolisme dari
lemak dan protein menuju ke arah pemecahan glukosa. Dalam cairan dapat
ditambahkan vitamin C, B kompleks atau kalium yang diperlukan untuk
kelancaran metabolisme.
Selama pemberian cairan harus mendapat perhatian tentang keseimbangan
cairan yang masuk dan keluar melalui kateter, nadi, tekanan darah, suhu dan
pernapasan. Lancarnya pengeluaran urine memberikan petunjuk bahwa keadaan
wanita hamil berangsur-angsur baik.
e. Menghentikan kehamilan
Pada beberapa kasus, pengobatan hyperemesis gravidarum tidak berhasil
malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga diperlukan
pertimbangan untuk melakukan gugur kandung. Keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung yaitu :
1) Gangguan kejiwaan
2) Gangguan penglihatan
3) Gangguan faal
8. Prognosis
Dengan penanganan yang baik, pengobatan hyperemesis gravidarum yang
dirawat di rumah sakit hampir seluruhnya dapat dipulangkan dengan sangat
memuaskan, sehingga kehamilannya dapat diteruskan.
Contoh KTI Buat Ami
D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah. Dimana proses manajemen kebidanan diselenggarakan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas melalui tahapan dan langkah-langkah yang disusun
secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar
sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab
bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan
atau masalah kebidanan.
2. Tahapan dalam Manajemen Kebidanan
a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan ibu secara lengkap :
a) Riwayat kehamilan lalu
b) Gejala mual dan muntah tetap berlanjut walaupun diet yang baik
dilaksanakan.
c) Identifikasi faktor-faktor penyebab stres / kecemasan yang dapat memicu
terjadinya muntah.
d) Kaji apakah keluhan mual dan muntah disertai dengan keluhan nyeri dan
tanyakan lokasi nyeri.
Contoh KTI Buat Ami
Sedangkan untuk mendapatkan data obyektif pada ibu dengan kasus
hyperemesis gravidarum yaitu :
a) Observasi penampilan ibu mengenai kekeringan dan elastisitas kulit
kemudian dicatat.
b) Pada keadaan yang lebih berat, kaji adanya : (Wiknjosastro, 2005)
1. Kekuningan (jaundice) merupakan tanda kerusakan pada hati.
2. Bau napas aseton, lidah dan mukosa tampak kering dan pucat jika
terjadi anemia.
3. Mata tampak kering dan cekung serta adanya gangguan
penglihatan / kabur (blurred vision).
4. Perubahan tanda vital, yaitu :
a. Tekanan darah semakin menurun
b. Suhu badan semakin meningkat
c. Urine berbau aseton, kurang dan warna lebih pekat.
Semua data di atas harus memberikan informasi akurat dari sumber yang
berkaitan dengan kondisi ibu.
b. Langkah II : Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan ibu berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah di kumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpulkan di interpretasikan
sehingga di temukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan
diagnosa keduanya digunakan, karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan
seperti diagnosa tetapi sesungguhnya membutuhkan penanganan yang dituangkan
ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap ibu.
Contoh KTI Buat Ami
Dalam merumuskan diagnosa / masalah aktual pada kasus hyperemisis
gravidarum, tergantung pada analisis dan interpretasi data yang diperoleh dalam
pengkajian. Adapun diagnosa atau masalah yang sering terjadi pada kasus
hyperemesis gravidarum tingkat II, antara lain : (Wiknjosastro, 2005).
a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis
b. Gejala dehidrasi makin tampak
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan
d. Pengetahuan kurang
e. Konstipasi
f. Merasa terisolir
g. Koping yang tidak efektif
h. Gangguan ketenangan yang terjadi di rumah sendiri.
c. Langkah III : Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati ibu, bidan diharapkan bersiap-siap bila diagnosa / masalah potensial
ini benar-benar terjadi.
Untuk itu, perawatan dan pengobatan harus dilakukan sebaik-baiknya untuk
memperbaiki kesehatan ibu, karena apabila kasus hyperemesis gravidarum tingkat
II tidak mendapatkan penanganan yang adequate, maka potensial akan terjadi
hyperemesis gravidarum tingkat III.
Contoh KTI Buat Ami
d. Langkah IV : Melaksanakan Tindakan Segera / Kolaborasi
Pada langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan, jadi manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama ibu
dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru yang
segera di nilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan darurat
dimana bidan harus segera bertindak untuk menyelamatkan ibu.
Beberapa data merupakan indikasi adanya situasi yang membutuhkan
tindakan segera sambil menunggu intervensi dari dokter dalam situasi lain yang
tidak dalam keadaan darurat akan dikolaborasikan terlebih dahulu pada dokter.
Tindakan segera dan kolaborasi yang dapat dilakukan oleh bidan sesuai
standar pelayanan ibu hamil di klinik pada kasus hyperemesis gravidarum tingkat
II, yaitu rujuk secepatnya ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan yang
lebih intensif. Namun jika seandainya bidan menerima pasien rujukan di rumah
sakit, segera lakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan cairan
intravena dan pemeriksaan urine.
e. Langkah V : Perencanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosa atau masalah yang telah di identifikasi atau di antisipasi. Setiap
rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan ibu
agar dapat di laksanakan dengan efektif karena ibu merupakan bagian dari
pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan
adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan pembahasan rencana bersama
ibu, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Contoh KTI Buat Ami
Pengembangan suatu rencana yang komprehensif yang ditentukan
berdasarkan step sebelumnya, sebagai hasil perkembangan dan tanda-tanda khas
sekarang ini dan antisipasi diagnosa dan masalah. Juga meliputi pengumpulan
data dasar atau informasi tambahan yang diperlukan.
Suatu rencana tindakan yang komprehensif tidak hanya termasuk indikasi apa
yang timbul berdasarkan kondisi ibu dan masalah yang diberikan terlebih dahulu
kepada ibu terhadap apa yang diharapkan pasien selanjutnya, pendidikan
kesehatan, konseling dan perlunya tindakan rujukan untuk alasan sosial, ekonomi,
budaya atau masalah-masalah psikologis atau dengan kata lain apapun yang
menyinggung setiap aspek yang termasuk dalam perawatan yang diterima.
Pada kasus hyperemesis gravidarum tingkat II, rencana tindakan yang
dilakukan antara lain : (Wiknjosastro, 2005)
a. Batasi kunjungan atau pembesuk
b. Beri diet khusus
c. Usahakan menentramkan hati ibu dengan terapi psikis yang tepat
d. Pemberian obat-obatan : anti muntah, antihistamin dan sedative
e. Kontrol keseimbangan elektrolit
f. Identifikasi penyebab dari luar / anorganik.
f. Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian oleh
ibu atau anggota tim kesehatan lainnya. Bidan harus melakukan implementasi
yang efisien dan akan mengurangi waktu perawatan serta akan meningkatkan
kualitas pelayanan kebidanan terhadap ibu.
Contoh KTI Buat Ami
Implementasi ini dapat dilakukan keseluruhan oleh bidan ataupun kerjasama
dengan tim kesehatan lainnya. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
rencana tindakan pada masalah yang timbul, baik masalah aktual, potensial
maupun masalah yang memerlukan tindakan emergency.
Implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana / planning, tetapi
perencanaan tidak mutlak bahwa semua harus diimplememntasikan dan sebaiknya
ada kalanya yang tidak direncanakan justru diimplementasikan. Hal ini dilakukan
berdasarkan situasi dan kondisi ibu.
g. Langkah VII : Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang di berikan kepada
ibu. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan observasi
terhadap masalah yang dihadapi ibu, apakah masalah di atasi seluruhnya, sebagian
terpecahkan atau mungkin timbul masalah baru.
Selain terhadap permasalahan ibu, bidan juga harus mengenal apakah rencana
yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan baik, apakah perlu disusun kembali
rencana intervensi yang lain sehingga masalah dapat dipecahkan dengan tepat.
Pada prinsipnya tahapan evaluasi merupakan langkah akhir dari manajemen
kebidanan dimana pada tahap ini dilakukan penilaian tindakan jangka pendek dan
jangka panjang dan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan
kebidanan yang telah diberikan kepada ibu dengan kasus hyperemesis gravidarum
tingkat II.
Contoh KTI Buat Ami
E. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (Varney, 2001)
Dari proses manajemen asuhan kebidanan yang telah di buat dalam 7 (tujuh)
langkah tersebut, kemudian dilakukan pendokumentasian hasil asuhan ibu dalam
rekam medis ibu sebagai catatan perkembangan / kemajuan yang disebut SOAP.
Metode 4 langkah pendokumentasian yang disebut SOAP ini yaitu sebagai
berikut :
1. Subyektif (S)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data ibu melalui
anamnese sebagai langkah I Varney.
2. Obyektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik ibu, hasil
laboratorium dan tes diagnostik lain yang di rumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
3. Assesment (A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi :
a. Diagnosa / masalah
b. Antisipasi diagnosa / masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau tim kesehatan lain,
konsultasi / kolaborasi dan rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4
Varney
4. Planning (P)
Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (I) dan evaluasi
perencanaan (E) berdasarkan Assesment sebagai langkah 5, 6 dan 7 Varney.
Contoh KTI Buat Ami
Tabel 1. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
7 Langkah Proses Berfikir Menurut
Varney
Kompetensi Inti Bidan Indonesia 5 Langkah Dalam
Pengambilan Keputusan
Asuhan Persalinan Dasar
4 Langkah Pengambilan
Keputusan Klinik
Format SOAP
Langkah I.Pengkajian dan
Analisa Data Dasar
Langkah I Mengumpulkan
DataPengumpulan Data
Subyektif
Obyektif
Langkah IIMerumuskan
Diagnosa / Masalah Aktual
Langkah II.Identifikasi
Masalah / DiagnosaAssessment Assessment
Langkah IIIMerumuskan
Diagnosa / Masalah Potensial
Langkah IVTindakan Segera dan
KolaborasiLangkah V
Menyusun Rencana Tindakan Asuhan
Kebidanan
Langkah IIIRencana Asuhan
Planning
PlanningLangkah VI.
Implementasi Asuhan Kebidanan
Langkah IV.Implementasi
Asuhan KebidananImplementasi
Langkah VII.Evaluasi Langkah
Kebidanan
Langkah V.Mengevaluasi
Efektifitas Asuhan Kebidanan
Evaluasi
Sumber : Simatupang E.C, 2006
Contoh KTI Buat Ami
BAB III
STUDI KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY “A”
DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
DI RSUD DAYA MAKASSAR
TGL 06 – 08 MEI 2011
No. Register : 76345
Tanggal MRS : 06 - 05 - 2011 Jam 08.30 WITA
Tanggal Pengkajian : 06 - 05 - 2010 Jam 09.00 WITA
Ruangan : GSR
A. Langkah I. Identifikasi Data Dasar
1. Identitas Istri / Suami
a) Nama : Ny. “A” / Tn. “F”
b) Umur : 27 thn / 30 thn
c) Nikah/Lamanya : 1 kali selama ± 1 tahun
d) Suku : Makassar / Makassar
e) Agama : Islam / Islam
f) Pendidikan : SMA / SMA
g) Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
h) Alamat : BTN Paccerakkang Permai Blok B2
No. 8
Contoh KTI Buat Ami
2. Data Kesehatan Sekarang
a) HPHT 8 Maret 2011 TP : 15 Desember 2011
b) Hamil yang pertama dan tidak pernah keguguran sebelumnya.
c) Masuk rumah sakit dengan keluhan mual muntah sejak 5 hari yang lalu
dengan frekuensi > 10 kali, setiap makan dan minum dimuntahkan
kembali, keluhan lain menyertai nyeri ulu hati dan kurang nafsu makan.
3. Riwayat Kesehatan Lalu dan Sekarang
a. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi dan diabetes mellitus.
b. Tidak ada riwayat alergi terhadap obat maupun makanan.
c. Tidak pernah dioperasi sebelumnya.
d. Belum mendapat imunisasi TT sebelumnya.
4. Riwayat Reproduksi
a. Menarche : umur 15 tahun
b. Siklus haid : 28 - 30 hari
c. Durasi haid : 6 - 7 hari
d. Perlangsungan haid : Normal
5. Riwayat Keluarga Berencana
Tidak pernah menjadi akseptor KB
Contoh KTI Buat Ami
6. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Tabel 2. Riwayat kehamilan
No KehamilanAterm /
PrematurPenolong Nifas
Anak
JK BB Ket
1 Sekarang - - - - - -
7. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Kebutuhan nutrisi
Selama Hamil
1) Pola makan : Tidak teratur, makan hanya sedikit, porsi makan tidak
dihabiskan karena tiap kali makan ibu muntah kembali.
2) Frekuensi : 3 kali sehari (pagi, siang dan malam).
3) Nafsu makan : Menurun (setiap makan tidak dihabiskan).
4) Jenis makanan : Makan bubur selama ada keluhan.
5) Kebutuhan minum/cairan : Banyak minum air hangat dan teh
manis.
b. Pola eliminasi
1) Frekuensi BAK : 3 - 4 kali sehari
2) Selama masuk rumah sakit ibu 1 kali BAB, konsistensi lunak.
c. Personal hygiene
1) Ibu belum pernah mandi, hanya di wash lap satu kali.
2) Menggosok gigi satu kali sehari
3) Belum pernah keramas
4) Mengganti pakaian 2 kali sehari
Contoh KTI Buat Ami
d. Kebutuhan istirahat / tidur
1) Lebih banyak istirahat / baring karena selalu ingin muntah
2) Ibu tidak dapat beraktifitas sehingga pekerjaan diambil alih oleh ibu serta
sepupunya.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : ibu tampak lebih lemah dan apatis
b. Kesadaran komposmentis, ekspresi wajah ibu cemas dan pucat.
c. Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg S : 36,8 ºC
N : 100 kali / menit P : 24 kali / menit
d. BB sebelum hamil : 45 Kg
BB sekarang : 42 Kg
e. Kepala : Kulit kepala tampak bersih, hitam dan
tidak ada ketombe, tidak mudah tercabut serta tidak ada nyeri tekan.
f. Wajah : Ekspresi wajah ibu tampak meringis,
gejala dehidrasi makin tampak, tidak ada oedema dan cloasma ravidarum
g. Mata : Mata cekung, konjungtiva pucat,
scelera ikterus.
h. Hidung : Tidak ada nyeri tekan dan polip.
i. Gigi dan Mulut : Bibir tampak kering dan pecah - pecah,
gigi tampak utuh, lidah kering dan kotor serta nafas berbau aseton.
j. Telinga : Pendengaran baik.
Contoh KTI Buat Ami
k. Leher : Tidak ada pembesaran pada vena
jugularis, kelenjar limfa dan kelenjar tyroid.
l. Payudara : Simetris kiri dan kanan, tidak ada massa
dan nyeri tekan, kedua puting susu menonjol, hyperpigmentasi areola mammae,
tidak ada retraksi puting susu, tidak ada luka bekas operasi, kolostrum belum ada
saat dipencet.
m. Abdomen : Tampak linea nigra dan striae livida,
tidak ada luka bekas operasi, pada palpasi Leopold : TFU 2 jari di atas
symphisis, ballottement 11 minggu 6 hari.
n. Vulva dan Genitalia : Vulva dan genetalia tampak bersih, tidak
ada varices dan oedema.
o. Ekstremitas atas : Turgor kulit jelek, terpasang infus Dextrose
5 % 28 tpm, botol ke 2, pada tangan kanan.
p. Ekstremitas bawah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema
dan varises, refleks patella positif kiri dan kanan.
9. Data Sosial
a. Ibu dan suami merencanakan kehamilannya.
b. Ibu, suami, dan keluarga berinteraksi dengan baik.
10. Data Psikologis
a. Ibu, suami, dan keluarga sangat khawatir dengan kondisi kehamilan ibu.
b. Keluarga sangat senang dan mendukung kehamilan ibu
Contoh KTI Buat Ami
11. Data Ekonomi
a. Biaya pengobatan selama di rumah sakit ditanggung oleh keluarga sendiri.
b. Suami ibu bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan yang tidak tetap.
12. Data Spiritual
Ibu, suami dan keluarga senantiasa berdoa dan memasrahkan kesembuhan ibu
kepada Tuhan YME.
13. Data Penunjang
a. Plano test (+) positif pada tanggal 06 Mei 2011.
b. Hasil USG tanggal 06 Mei 2011.
Gravid, intra uterine, tunggal, hidup, umur kehamilan 8 minggu 3 hari.
c. Hasil laboratorium :
1) Darah : HB 10,2 gr %
2) Leukosit : 7,440 / m3
3) Trombosit: 227.500 m3
4) Ureum : 16,1 mg/dl
5) SGPT : 16 M/L
6) SGOT : 21 M/L
7) Urine : Albumin negatif (-)
Reduksi negatif (-)
Aseton positif II (++)
Contoh KTI Buat Ami
14. Pengobatan yang telah diberikan
a. Cairan Dextrose 5 %.
b. Mediamar B6 tab 3 x 1 / hari.
c. Magsyda syrup 3 x 1 / hari.
d. Injeksi metrocloparid 1 amp / 8 Jam IV Jam 06.00 - 14.00 - 22.00 WITA.
e. Injeksi neorobion 1 amp / 24 Jam IV Jam 08.00 WITA.
B. Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Diagnosa : GI P0 A0, gestasi 8 minggu 3 hari (ballottement), dugaan intra uterin,
dugaan hidup, keadaan ibu dengan hyperemesis gravidarum tingkat II, gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
1. GI P0 A0
a. Data subyektif :
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran
sebelumnya.
b. Data obyektif :
1) Tampak linea nigra dan striae livida
2) Tonus otot perut masih tegang
c. Analisa dan interpretasi data :
1) Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama, hal ini ditunjang dengan hasil
pemeriksaan fisik ditemukan tonus otot perut masih tegang karena belum pernah
mengalami peregangan sebelumnya.
Contoh KTI Buat Ami
2) Adanya striae livida pada kehamilan disebabkan oleh peregangan uterus sehingga
menyebabkan pecahnya pembuluh darah perifer pada kehamilan pertama bergaris-
garis coklat yang disebut dengan striae livida (Wiknjosastro, 2005).
2. Gestasi 8 minggu 3 hari
a. Data subyektif :
HPHT 8 Maret 2011.
b. Data obyektif :
1) Tanggal pengkajian 06 Mei 2011 jam 10.30 WITA.
2) TFU 2 jari atas simpisis, ballottement.
3) Hasil USG tanggal 06 Mei 2011. Gravid, intra uterine, tunggal, hidup, umur
kehamilan 8 minggu 3 hari.
c. Analisa dan interpretasi data :
Dari HPHT tanggal 8 Maret 2011 sampai tanggal pengkajian 06 Mei 2011
terhitung usia kehamilan selama 59 hari atau 8 minggu 3 hari.
3. Dugaan Intra Uterin
a. Data subyektif
- Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat
- Ibu tidak pernah mengalami perdarahan selama kehamilannya
b. Data objektif
Palpasi Leopold I TFU 2 jari atas simpisis, ballottement
c. Analisa dan interpretasi data :
Ibu tidak pernah merasa nyeri perut yang hebat dan tidak adanya perdarahan
karena pada kehamilan intra uterin bagian – bagian janin berada dalan uterin.
Sedangkan untuk kehamilan ekstra uterin bagian – bagian janin berada diluar
Contoh KTI Buat Ami
uterin sehingga apabila diraba dan terjadi pergerakan janin maka menimbulkan
rasa nyeri yang hebat pada perut ( Sastrawinata, 2006. Hal 196 ).
4. Dugaan Hidup
a. Data subyektif
Tidak ada
b. Data obyektif
- Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan
- Palpasi Leopold I TFU 2 jari atas simpisis, ballottement
c. Analisa dan interpretasi :
Dengan terabanya ballottement pada saat palpasi dan pada pemeriksaan USG dimana
pada kehamilan 8 minggu struktur mudigah sudah dapat dilihat lebih jelas serta denyut
jantung sudah dapat dideteksi, menandakan bahwa janin hidup (Wiknjosastro, 2007. Hal
136).
5. Keadaan Ibu dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II
a. Data subyektif :
1) HPHT tanggal 8 Maret 2011.
2) Ibu mengeluh setiap makan dan minum dimuntahkan kembali dan nyeri di ulu
hati.
3) Ibu mual muntah sejak 5 hari yang lalu
b. Data obyektif :
1) Ibu tampak lebih lemas dan pucat
2) Mata cekung, konjungtiva pucat, sclera ikterus
3) Bibir tampak kering dan pecah-pecah
4) Lidah kering dan kotor
5) Turgor kulit jelek
Contoh KTI Buat Ami
6) Nafas berbau aseton
7) Berat badan turun dari 45 kg menjadi 42 kg
8) Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg S : 36,8 ºC
N : 100 kali / menit P : 24 kali / menit
c. Analisa dan interpretasi data :
Sehubungan dengan teori Wiknjosastro dalam buku Ilmu Kebidanan sebagai
berikut:
1) Mual dan muntah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi
sehingga aliran darah ke jaringan juga berkurang sehingga timbul perasaan lemah
dan ibu tampak pucat (Wiknjosastro, 2002. Hal 277).
2) Pada tingkat yang lebih lanjut, kehilangan cairan akibat muntah yang
berlebihan menyebabkan cairan ekstraseluler dan plasma berkurang, sehingga
kulit, bibir kering dan suhu tubuh dapat meningkat apabila keadaan ibu tidak
mendapat perawatan segera (Wiknjosastro, 2002. Hal 277).
3) Nadi cepat 100 kali/menit disebabkan oleh karena jantung berusaha
semaksimal mungkin memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat
makanan dan oksigen (Wiknjosastro, 2002. Hal 277).
Maka Ny “A” didiagnosa mengalami Hyperemesis Gravidarum tingkat II.
C. Langkah III. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial
Diagnosa potensial : Terjadi hyperemesis gravidarum tingkat III,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.
Contoh KTI Buat Ami
a. Data subyektif :
Ibu mengeluh setiap makan dan minum dimuntahkan kembali dan nyeri di daerah
ulu hati.
b. Data obyektif :
1) Ibu tampak lemas dan apatis
2) Gejala dehidrasi makin tampak.
3) Mata cekung, konjungtiva pucat, sclera ikterus
4) Porsi makan tidak dihabiskan
5) Nafsu makan menurun
6) Beran badan turun 3 kg
c. Analisa dan interpretasi data :
Muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh semakin berkurang,
kekurangan cairan dalam tubuh menyebabkan dehidrasi, sehingga darah menjadi
kental dan hemokonsentrasi yang dapat melambatkan peredaran darah yang
berarti suplai oksigen dan makanan ke jaringan berkurang. Kekurangan makanan
dan oksigen ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat
menambah berat keadaan ibu (Manuaba, 1998).
D. Langkah IV Tindakan Segera / Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung
E. Langkah V Rencana Tindakan
a. Tujuan :
1) Hyperemesis gravidarum tingkat II teratasi.
2) Proses kehamilan berlangsung nomal sampai aterm.
Contoh KTI Buat Ami
b. Kriteria :
1) Keadaan umum ibu baik dengan kesadaran komposmentis.
2) Mual dan muntah teratasi
3) Nafsu makan baik, nasi satu porsi dapat dihabiskan
4) Ibu tidak mengeluh adanya nyeri ulu hati
5) Berat badan mengalami peningkatan
6) Tanda-tanda vital :
TD : 90 - 120 mmHg (systole) S : 36 - 37 ºC
70 - 90 mmHg (diastole)
N : 70 - 90 kali / menit P : 18 - 24 kali / menit
c. Rencana Tindakan :
1) Jelaskan pada ibu tentang keadaan yang dialaminya.
Rasional :
Dengan mengetahui keadaan yang dialaminya, maka ibu akan mengerti dan dapat
bersikap kooperatif terhadap tindakan / anjuran petugas.
2) Observasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital.
Rasional :
Dengan mengetahui keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital, petugas dapat
menilai perkembangan kesehatan ibu dan dapat mengetahui tindakan selanjutnya.
3) Observasi mual dan muntah mengenai frekuensi, jumlah dan warnanya.
Rasional :
Berkurangnya frekuensi, jumlah muntah menandakan kemajuan kondisi ibu yang
menggambarkan reaksi positif terhadap perawatan dan pengobatan yang
diberikan.
Contoh KTI Buat Ami
4) Anjurkan ibu makan sedikit tapi sering.
Rasional :
Pengaturan makanan secara hati-hati dan ketat mengurangi mual dan muntah
mendukung nutrisi yang adequate.
5) Hindarkan makanan dan minuman yang berkarbonasi yang dapat merangsang
mual dan muntah
Rasional :
Dapat mengurangi rangsangan terhadap mual dan muntah.
6) Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan
Rasional :
Pemeliharaan kebersihan dapat menghindari iritasi mukosa dan mengurangi rasa
tidak nyaman.
7) Batasi pengunjung / ciptakan lingkungan yang tenang.
Rasional :
Ibu merasa nyaman dan dapat beristirahat.
8) Berikan dukungan psikologis pada ibu dengan melibatkan suami atau keluarga
dalam perawatan ibu.
Rasional :
Dukungan psikologis pada ibu dengan melibatkan suami dan keluarga dapat
membantu ibu dalam proses penyembuhan dengan memberikan pengertian bahwa
mual dan muntah adalah suatu hal yang wajar dan normal sehingga ibu tidak
merasa takut dan khawatir.
9) Pertahankan intake dan output sesuai kebutuhan.
Rasional :
Contoh KTI Buat Ami
Dapat memberikan keseimbangan dalam tubuh.
10) Penatalaksanaan dengan pemberian cairan intravena yaitu dextrose 5 % dan
RL 2 : 1.
Rasional :
Pemberian cairan RL dan dextrose 5 % dapat mengganti cairan dan elektrolit yang
keluar melalui muntah karena RL mengandung natrium laktat 3,10 gram, natrium
klorida 6,00 gr, kalium klorida 0,30 gr, kalsium klorida 0,20 gr dan air untuk
injeksi 1.000 ml, sedangkan dextrose 5 % mengandung glukosa 50 gram
11) Penatalaksanaan pemberian obat-obatan, yaitu :
a) Injeksi neorobion 1 amp / 24 Jam à IV Jam 08.00 WITA
b) Mediamar B6 tab 1 tablet à Jam 12.00 WITA.
c) Magsyda syrup 1 sendok makan à Jam 12.00 WITA.
d) Injeksi metrocloparid 1 amp / 8 Jam à IV Jam 14.00 WITA.
Rasional :
a) Injeksi neorobion mengandung vitamin B1 yang berperan sebagai koenzim
pada dekarbosesilasi, asam keto yang berperan dalam metabolisme karbohidrat
vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin
fosfat yang dapat membantu dalam metabolisme protein dan asam amino vitamin
B12 berperan dalam sintesa asam nukleat dan berpengaruh pada pematangan sel
dan memelihara integritas jaringan syaraf.
b) Mediamer B6 mengandung B6 yang bekerja untuk keaktifan susunan syaraf
pusat yang normal, metabolisme protein, pengobatan rasa mual dan muntah
sewaktu hamil.
Contoh KTI Buat Ami
c) Magsyda syrup diharapkan untuk mengurangi pengeluaran asam lambung
sehingga rangsangan mual berkurang dan ibu tidak merasa nyeri pada lambung.
d) Injeksi metrocloparid berfungsi untuk merangsang syaraf kolinergik
intramural yang menimbulkan peningkatan pembebasan asetikolin serta kepekaan
reseptor muskarinik pada otot polos lambung.
F. Langkah VI. Implementasi
Tanggal 06 Mei 2011. Jam 08.00 – 14.00 WITA
1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan yang dialaminya, bahwa mual dan
muntah dapat sembuh dengan cepat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan
2. Mengobservasi tanda-tanda vital ibu :
Jam 12.00 WITA : TD : 90/60 mmHg S : 36,8 ° C
N : 100 kali/menit P : 24 kali/menit
3. Mengobservasi mual dan muntah pada jam 11.00 WITA, muntah ± 100 cc
berisi makanan dan minuman yang dikonsumsi (bubur dan air putih).
4. Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering, ibu mengkonsumsi biskuit.
5. Menghindarkan makanan dan minuman, bau-bauan yang dapat merangsang
mual dan muntah.
6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan.
7. Membatasi pengunjung dan menciptakan lingkungan yang tenang.
8. Memberikan dukungan psikologis pada ibu dengan melibatkan suami dan
keluarga dalam perawatan ibu seperti memberi pujian pada ibu.
9. Mempertahankan intake dan output sesuai kebutuhan.
10. Melakukan penambahan cairan infuse dextrose 5 % : RL à 28 tetes/menit.
Contoh KTI Buat Ami
11. Melakukan pemberian obat-obatan.
a. Injeksi neorobion 1 amp / 24 Jam à IV Jam 08.00 WITA
b. Mediamar B6 tab 1 tablet à Jam 12.00 WITA.
c. Magsyda syrup 1 sendok makan à Jam 12.00 WITA.
d. Injeksi metrocloparid 1 amp / 8 Jam à IV Jam 14.00 WITA
G. Langkah VII Evaluasi
Tanggal 06 Mei 2011.
1. Keadaan umum ibu masih lemah.
2. TTV dalam batas normal.
TD : 90/60 mmHg S : 36,8 ºC
N : 100 kali / menit P : 24 kali / menit
3. Ibu masih mual dan muntah.
4. Intake output belum seimbang.
5. Nafsu makan dan minum masih kurang.
6. Ibu mengeluh masih terasa nyeri ulu hati.
7. Infus masih terpasang
8. Penatalaksanaan obat dilanjutkan.
Contoh KTI Buat Ami
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang tinjauan kasus pada Ny. “A”
Gestasi 8 Minggu 3 Hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD
Daya Makassar Tanggal 06 Mei – 08 Mei 2011. Pembahasan ini dibuat
berdasarkan teori dan asuhan yang nyata dengan pendekatan proses manajemen
yang dibagi dalam 7 langkah yaitu : pengkajian dan analisa data dasar,
merumuskan diagnosa / masalah aktual, merumuskan diagnosa / masalah
potensial, pelaksanaan tindakan segera / kolaborasi, perencanaan asuhan
kebidanan, implementasi asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan.
A. Pengumpulan Data dan Analisa Data Dasar
Sebagai langkah awal pengumpulan data dilakukan melalui anamnese yang
meliputi identifikasi data, pengumpulan data dilakukan secara biopsikososial,
spiritual, pemeriksaan fisik dan data penunjang pada Ny. “A”.
Data subyektif :
1. Amenore 8 minggu 3 hari.
2. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran
sebelumnya.
3. Ibu mengeluh setiap kali makan dan minum dimuntahkan kembali dan nyeri ulu
hati.
Data obyektif :
1. Tampak linea nigra dan striae livida
2. Tonus otot perut masih tegang
3. Ibu tampak lebih lemas dan pucat
Contoh KTI Buat Ami
4. Mata cekung, konjungtiva pucat, skelera ikterus
5. Bibir tampak lebih kering dan pecah-pecah
6. Lidah kering dan kotor
7. Turgor kulit jelek
8. Nafas berbau aseton
9. Berat badan turun dari 45 kg menjadi 42 kg
Dengan demikian apa yang dijelaskan pada teori dan ditemukan pada tinjauan
kasus secara garis besar tidak ada perbedaan.
B. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual
Dalam penegakkan suatu diagnosa kebidanan atau masalah kebidanan
berdasarkan pendekatan asuhan kebidanan didukung oleh beberapa data baik data
obyektif maupun data subyektif yang diperoleh dan hasil pengkajian yang telah
dilaksanakan.
Sedangkan pada kasus Ny. ”A” di dapatkan keluhan berupa mual muntah terus
menerus, ibu lebih lemas dan pucat, gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung
konjungtiva pucat dan scelera ikterus, bibir tampak lebih kering dan pecah-pecah,
lidah kering dan kotor, turgor kulit jelek, nafas berbau aseton, berat badan
menurun dari 45 kg menjadi 42 kg.
Dengan penjelasan tinjauan pustaka dan tinjauan asuhan kebidanan ternyata
terdapat kesamaan pada beberapa aspek sehingga memudahkan dalam
pengambilan keputusan untuk tindakan selanjutnya. Adapun diagnosa / masalah
aktual yang dapat diidentifikasi pada Ny. “A” yaitu :
Contoh KTI Buat Ami
Diagnosa : GI A0 P0, gestasi 8 minggu 3 hari (ballotement), dugaan intra uterin,
dugaan hidup, keadaan ibu dengan hyperemesis gravidarum tingkat II, gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
Dan dapat disimpulkan bahwa Ny. “A” dengan kasus hyperemesis gravidarum
tingkat II.
C. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial
Berdasarkan teori yang diperoleh bahwa setiap diagnosa / masalah aktual
memiliki potensial atau kemungkinan untuk menjadi berat. Oleh karena itu, perlu
dilakukan antisipasi sebelum keadaan itu terjadi, pada kasus hyperemesis
gravidarum tingkat II pada Ny. “A” diagnosa / masalah potensial yang dapat
terjadi adalah potensial terjadi hyperemesis gravidarum tingkat III dan gangguan
pertumbuhan serta perkembangan janin. Apabila tidak ditangani dengan baik
maka akan mengancam jiwa ibu dan bayinya.
Pada kasus Ny. “A” setiap kali makan selalu dimuntahkan jika tidak mendapat
penanganan yang baik makan akan terjadi hyperemesis gravidarum tingkat III
yang menyebabkan dehidrasi yang berat yang dapat mengancam jiwa ibu dan
janinnya. Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan
antara tinjauan pustaka dengan kasus yang ditemukan, karena dalam tinjauan
pustaka hyperemesis gravidarum tingkat II bila tidak ditangani segera akan
berlanjut menjadi hyperemesis gravidarum tingkat III (Wiknjosastro, 2005).
D. Tindakan Segera dan Kolaborasi
Berdasarkan tinjauan pustaka, bahwa penanganan atau tindakan yang harus
dilakukan pada kasus Hyperemesis Gravidarum adalah pemberian caiaran infus
Contoh KTI Buat Ami
intravena yaitu : Pan-Amin G : Ka En Mg3 = 1 : 1 = 48 tts/mnt. Dilanjutkan
Dextrose 5%:RL = 2 : 1, 28 tts/mnt serta pemberian obat-obatan .
Pada kasus Ny. “A”, riwayat tindakan segera tidak dilakukan lagi oleh penulis
karena tindakan segera telah dilakukan oleh dan tenaga kesehatan yaitu
pemasangan infus dan pemberian obat-obatan.
E. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Menyusun suatu rencana tindakan aktual dan potensial dengan menetapkan
tujuan yang ingin dicapai. Dalam perencanaan ini disusun berdasarkan teori dan
disesuaikan dengan kebutuhan ibu.
Pada tinjauan pustaka perencanaan tindakan dengan hyperemesis gravidarum
tingkat II yaitu dengan pencegahan, obat-obatan, isolasi, terapi psikologi dan
pemberian cairan perenteral.
Sedangkan perencanaan tindakan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan
kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Pada tinjauan asuhan kebidanan pada
Ny. “A” yang telah dilakukan di lahan praktik meliputi :
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan jelaskan tentang kondisi yang di
alaminya.
2. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
3. Mengobservasi mual dan muntah
4. Anjurkan ibu makan sedikit tapi sering.
5. Hindarkan makanan dan minuman yang berkarbonasi yang dapat merangsang
mual dan muntah
6. Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan.
7. Membatasi pengunjung.
Contoh KTI Buat Ami
8. Memberikan dukungan psikologi pada ibu dengan melibatkan suami atau
keluarga.
9. Mempertahankan intake dan output sesuai kebutuhan
10. Penatalaksanaan pemberian cairan intravena yaitu Dextrose 5 % dan RL 2 : 1.
11. Penatalaksanaan pemberian obat - obatan.
Namun demikian dari perencanaan yang dilakukan pada kasus Ny. “A” masih
terdapat kesenjangan misalnya tidak dilakukan isolasi. Hal tersebut disebabkan
karena belum adanya fasilitas khusus yang disiapkan oleh pihak rumah sakit.
Hanya saja keluarga pasien dan pembesuk dibatasi agar ibu dapat istirahat dengan
tenang.
F. Implementasi Asuhan Kebidanan
Pada tahap asuhan kebidanan pada Ny. “A” penulis melaksanakan sesuai
dengan rencana dan seluruh tindakan yang dilakukan sudah berorientasi pada
kebutuhan ibu sehingga tujuan dapat dicapai. Hal ini ditunjang oleh ibu yang
kooperatif dalam menerima saran dan tindakan yang diberikan.
Pada tinjauan asuhan kebidanan, perencanaan adalah proses penyusunan
suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang didapatkan dan
antisipasi diagnosa / masalah yang mungkin terjadi.
Dalam hal ini intake makanan, pemberian diet sudah diatur dengan kebutuhan
ibu, hanya saja ibu tidak dapat menghabiskan porsi makan yang diberikan, nafsu
makan ibu sangat kurang. Mengenai keseimbangan cairan, di dalam teori
mengatakan bahwa jika terjadi dehidrasi, kolaborasi dengan pemberian infus
Dextrose 5 % dan ternyata ibu mengalami dehidrasi ditandai dengan mata cekung,
konjungtiva pucat, sclera ikterus, bibir pecah-pecah, lidah kering dan kotor, nafas
Contoh KTI Buat Ami
berbau aseton, turgor kulit jelek, penurunan BB 3 kg dari BB sebelumnya.
Sehingga pemberian infus dengan Dextrose 5 % : RL : 2 : 1 à 28 tetes / menit
tetap dilanjutkan untuk mengganti cairan yang keluar. Berdasarkan hal tersebut di
atas maka dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kesenjangan dengan tidak
melakukan isolasi berdasarkan teori dan adanya pemeriksaan Hb di lahan pada
kasus Ny.”A” sedangkan di teori tidak ada pemeriksaan Hb.
G. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Pada proses evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen
asuhan kebidanan. Evaluasi akhir pada Ny. “A” menunjukkan adanya kemajuan
dan keberhasilan dalam mengatasi hyperemesis gravidarum tingkat II yang
dihadapi oleh ibu.
Evaluasi merupakan tahapan dalam asuhan kebidanan yang penting guna
mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai. Dalam evaluasi selama 3
kali pemeriksaan pada Ny. “A” yang telah dilakukan untuk kasus hyperemesis
gravidarum tingkat II menunjukkan adanya perubahan dengan hasil evaluasi
masalah yang telah teratasi antara lain :
1. Hyperemesis gravidarum teratasi ditandai dengan mual dan muntah sudah
berkurang, nafsu makan baik, nyeri epigastrium berkurang.
2. Tidak terjadi dehidrasi berat.
Dengan demikian pada tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny. “A”
dilakukan praktik secara garis besar tampak adanya persamaan dan sesuai
prosedur. Hal ini dibuktikan karena masalah sudah dapat teratasi dengan baik.
Contoh KTI Buat Ami
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis membahas dan menguraikan kasus Ny. “A” gestasi 8 minggu
3 hari dengan Hyperemesis Gravidarum Tingkat II di RSUD Daya Makassar,
maka dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Hyperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
imbangnya cairan dan elektrolit dalam tubuh.
2. Pada kasus Ny. “A” tidak ada kesenjangan antara studi kasus dengan asuhan
yang telah diberikan pada Hyperemesis Gravidarum di RSUD Daya Makassar
mulai tanggal 06 – 08 mei 2011 sesuai dengan tinjauan pustaka.
3. Masalah aktual yang diperoleh dalam kasus Ny. “A” yaitu G1 P0 A0, gestasi 8
minggu 3 hari, dugaan intra uterin, dugaan hidup, keadaan ibu dengan
hyperemesis gravidarum tingkat II, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Masalah potensial yang diperoleh dalam kasus Ny. “A” yaitu terjadi hyperemesis
gravidarum tingkat III, gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.
5. Pada kasus Ny “A” tindakan segera yang dilakukan pada kasus Hyperemesis
Gravidarum adalah pemberian caiaran infus intravena yaitu : Dextrose 5% : RL =
2 : 1, 28 tts/mnt serta pemberian obat-obatan.
6. Asuhan yang diberikan pada Ny “A” yaitu : pada kehamilan Gestasi 8 Minggu 3
Hari dengan hyperemesis gravidarum tingkat II sesuai dengan rencana tindakan
dengan dilakukan pemberian obat-obatan, terapi psikologis dan cairan parenteral.
Contoh KTI Buat Ami
7. Pada proses evaluasi akhir pada Ny. “A” menunjukkan adanya kemajuan dan
keberhasilan dalam mengatasi hyperemesis gravidarum tingkat II yang dihadapi
oleh ibu yang ditandai dengan mual dan muntah berkurang, nafsu makan baik,
nyeri epigastrum berkurang dan tidak terjadi dehidrasi berat.
B. Saran-saran
1. Bagi Ibu hamil
a. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan secara teratur agar dapat
terdeteksi secara dini bila ada kelaianan sehubungan dengan kehamilannya.
b. Pentingnya kesiapan mental dan fisik dalam setiap kehamilan agar status
kesehatan ibu dan janin tetap optimal.
c. Menganjurkan ibu untuk segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat bila
mengalami salah satu dari tanda bahaya kehamilan.
d. Menganjurkan pada ibu untuk melibatkan suami dan keluarganya dalam menjaga
dan memelihara perkembangan kehamilannya.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan dapat mengenali dan mendeteksi secara dini setiap
kemungkinan terjadinya komplikasi kehamilan dan memberikan pelayanan sedini
mungkin pada setiap ibu hamil.
Dapat memberikan informasi yang akurat pada ibu hamil dan keluarganya
tentang kehamilannya dan memberikan pendidikan kesehatan yang penting agar
kehamilannya dapat berlangsung normal.
Contoh KTI Buat Ami
Petugas kesehatan khususnya bidan perlu memperhatikan psikis ibu serta
diharapkan memberikan dorongan moril kepada ibu untuk menunjang proses
penyembuhannya.
3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan yang diinginkan, perlu menyediakan
tenaga bidan yang berpotensi dan professional untuk menunjang pelaksanaan
tugas yang akan datang.
b. Dalam pemecahan suatu masalah menggunakan manajemen asuhan kebidanan
sesuai dengan prosedur yang ada, mengingat metode ini sangat bermanfaat dalam
membina tenaga bidan.
Contoh KTI Buat Ami
DAFTAR PUSTAKA
Farrer. H, 2005. Perawatan Maternitas (Maternity Care). Edisi 2 Cetakan 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.
Manuaba IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.
Manuaba IBG, Chandranita M dan Fajar M, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. Jakarta : Media Aesculapius.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Delfi Lutan. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta : EGC.
Nurlaela, 2010. Buku Ajar : Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Untuk digunakan di lingkungan sendiri. Program D III Kebidanan. Makassar.
Saifuddin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi 1 Cetakan 1. Jakarta : YBP SP.
Varney. H, 2001. Buku Saku Bidan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.
Varney. H, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan (Varney’s Midwifery). Edisi 4 Volume I. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta EGC.
Wiknjosastro. H, 2002. Ilmu Kebidanan. Edisi 3 Cetakan 5. Jakarta : YBP SP.
Wiknjosastro. H, 2005. Ilmu Kandungan. Edisi 3 Cetakan 7. Jakarta : YBP SP.
Contoh KTI Buat Ami
Sastrawinata, 2006. Obstetri Fisiologi. Penerbit buku Kedokteran. Jakarta : EGC.
www.departemen-kesehatan.com, data+who+kematian+persalinan+1html. diakses pada tanggal 12 Mei 2011.
www.shive.blog.co.id. mual_muntah_emesis_gravidarum_html. Diakses pada tanggal 15 Mei 2011.
www.medika.blogspot.com. Hubungan_psikologik_hiperemesis_gravidar um_html. Di akses pada tanggal 27 Mei 2011.
Contoh KTI Buat Ami
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : GIZI IBU HAMIL
Sasaran : Ny. “A” dan Keluarga
Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu dan keluarga
dapat mengerti, mengetahui dan memahami tentang gizi
ibu hamil.
Tujuan Khusus : Pada akhir penyuluhan ibu dapat :
1. Menyebutkan dan menguraikan tentang pentingnya gizi ibu
hamil.
2. Menguraikan tentang kebutuhan gizi pada ibu hamil.
Metode : Ceramah dan Diskusi
Tempat : RSUD Daya Makassar
Alat Peraga : Materi tentang gizi ibu hamil
Pembimbing : Agustina, Amd.Keb
Contoh KTI Buat Ami
GIZI IBU HAMIL
A. PENTINGNYA GIZI PADA IBU HAMIL
Masa Hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan sebagai
unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa.
Di samping untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri, berbagai zat gizi itu
juga dapat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada di
dalam kandungannya.
Masa yang paling kritis pada masa hamil adalah masa triwulan ini yaitu
waktu umur janin telah mencapai 6 bulan janin akan tumbuh dengan cepat sekali.
Hal ini dapat dilihat dengan kenaikan berat badan ibu yang semakin cepat mulai
usia kandungan memasuki triwulan kedua kehamilan. Pertumbuhan berat badan
yang dianggap normal adalah 250 - 300 gram / minggu.
Gizi yang adequate selama hamil akan mengurangi resiko dan
komplikasi yang mungkin timbul pada ibu, menjaga pertumbuhan jaringan
sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan yang optimal.
B. KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL
Zat-zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil meliputi :
1. Kebutuhan Energi
Kebutuhan kalori pada waktu hamil adalah 300 - 500 kkal lebih banyak dari
makanan yang biasa ibu makan tiap hari. Makanan yang mengandung hidrat arang
adalah :
Golongan dari jenis padi-padian seperti : beras, jagung dan gandum.
Golongan umbi-umbian seperti : kentang, ubi jalar, ubi kayu yang lainnya seperti
sagu.
Contoh KTI Buat Ami
2. Kebutuhan Protein
Kebutuhan protein ibu 30 gram lebih banyak dari yang tidak hamil. Sumber
protein meliputi :
Dari hewani : daging, ikan, susu dan produk olehan susu (memberikan 60 % dari
protein).
Dari nabati : dari kacang-kacangan seperti kacang tanah, kedelai, sereal (padi-
padian).
Contoh KTI Buat Ami
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : TANDA BAHAYA KEHAMILAN
Sasaran : Ny. “A” dan Keluarga
Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu dan keluarga
dapat mengerti, mengetahui dan memahami tentang tanda
bahaya kehamilan.
Tujuan Khusus : Pada akhir penyuluhan ibu dapat :
1. Menyebutkan dan menguraikan tentang tanda bahaya
kehamilan.
2. Ibu dapat mengenali secara lebih dini tanda bahaya
kehamilan sehingga dapat segera ke fasilitas kesehatan
yang terdekat bila mendapat tanda-tanda tersebut..
Metode : Ceramah dan Diskusi
Tempat : RSUD Daya Makassar
Alat Peraga : Materi tentang tanda bahaya kehamilan
Referensi : Buku KMS ibu hamil
Pembimbing : Agustina, Amd.Keb
Contoh KTI Buat Ami
TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN
Tanda bahaya dalam kehamilan yang paling penting diketahui adalah :
1. Perdarahan dari jalan lahir
a. Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran.
b. Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan anak
dalam kandungan.
2. Penurunan gerakan janin
Keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin.
3. Nyeri perut hebat sebelum waktunya
Merupakan tanda bahaya baik pada ibu maupun pada janinnya.
4. Sakit kepala yang hebat
Dapat membahayakan keselamatan ibu dan jani dalam kandungan karena ini
merupakan tanda dari ekslampsi berat.
5. Perubahan penglihatan
Merupakan salah satu tanda dari preeklampsi berat yang dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan janin jika penanganannya terlambat.
6. Bengkak pada wajah dan ekstremitas
Juga merupakan salah satu tanda dari preeklamspi berat.
7. Demam tinggi
Biasanya karena infeksi, demam tinggi biasa membahayakan keselamatan jiwa
ibu, menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan.
8. Muntah terus menerus
Contoh KTI Buat Ami
Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu karena cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi sehingga kebutuhan jumlah makanan
dan oksigen tidak mencukupi.
9. Kejang
Dapat menyebabkan kematian pada ibu dan kegawatan bahkan kematian pada
janin karena kekurangan suplai oksigen.
Contoh KTI Buat Ami