berkas pasien ujian abang suprianto

36
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS 201 4 1 Berkas Pasien Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : UPTD PUSKESMAS Kecamatan Pontianak Kota No Berkas : No. Rekam Medis : 01018664 Pasien ke- : 1 dalam keluarga Data Administrasi Tanggal 14 November 2014 diisi oleh Nama : Abang Suprianto _NIM: I1110 90 6 0 Pasien Keterangan Nama Faisal Umur/tgl. Lahir 16 Tahun Alamat Jl. Meranti Jenis kelamin Laki-laki Agama Islam Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Pekerjaan Swasta Tukang Sapu Jalan Status perkawinan Belum Menikah Kedatangan yang ke Rujukan dari klinik /dokter lain/datang sendiri/ Kegawatan/tenang Telah diobati sebelumnya Tidak Diagnosis sebelumnya : Morbus hansen tipe MB Obat yang telah diminum : Alergi obat Tidak Bila ya/ macam obatnya - System pembayaran BPJS Jamkesmas

Upload: abang-suprianto

Post on 26-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

doc

TRANSCRIPT

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS

Berkas Pasien

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: UPTD PUSKESMAS Kecamatan Pontianak KotaNo Berkas:

No. Rekam Medis: 01018664

Pasien ke-: 1dalam keluarga

Data Administrasi

PasienKeterangan

Nama Faisal

Umur/tgl. Lahir 16 Tahun

Alamat Jl. Meranti

Jenis kelamin Laki-laki

Agama Islam

Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

(SMP)

Pekerjaan SwastaTukang Sapu Jalan

Status perkawinan Belum Menikah

Kedatangan yang keRujukan dari klinik /dokter lain/datang sendiri/Kegawatan/tenang

Kunjungan pertama kali/kontrol/rutin

Sendiri/diantar oleh.

Telah diobati sebelumnyaTidakDiagnosis sebelumnya : Morbus hansen tipe MBObat yang telah diminum :

Alergi obatTidakBila ya/ macam obatnya -

System pembayaran BPJSJamkesmas

Tanggal 14 November 2014diisi oleh Nama : Abang Suprianto_NIM: I11109060

Data Pelayanan

Anamnesis (subjektif)

(dilakukan secara ; alloanamnesis/autoanamnesis dengan pasien _)

A. Alasan kedatangan/ keluhan utama (termasuk keluhan yang masih dirasakan pada kunjungan ulangan, harapan kekhawatiran, persepsi pasien mengenai keluhan/penyakit) Pasien merasa tubuhnya kehilangan sensasi yang semakin menyebar di sekujur tubuhnya yang ia rasakan semakin bertambah sejak ia SD. Pasien berharap dengan berobat penyakitnya dapat sembuh dan bisa kembali melanjutkan pendidikan.B. Keluhan lain/tambahan

Muncul lesi bentol di kulit telinga kanan, lesi membuat dirinya membatasi pergaulan dengan orang di sekitarnyaC. Riwayat perjalanan penyakit sekarang

(uraikan sejak timbul hingga berkembangnya penyakit, obat-obatan yang telah diminum, pelayanan kesehatan yang telah diperoleh termasuk sikap dan perilaku pasien, keluarga, lingkungan terhadap masalah yang ada) Pasien merasakan kehilangan sensasi dan perubahan warna di kulit wajah, perut,punggung, tungkai atas dan bawah dan keluhan tersebut perlahan-lahan semakin banyak dan meluas ke seluruh tubuhnya, berwarna putih dan kemerahan serta terasa baal/kebas. Pada awalnya ketika SD lesi berwarna putih seperti panu. Kemudian terdapat penebalan pada wajah dan bentol di kulit telinga kanan. Tanggal 3-12-2014 pasien berobat ke Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota. Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan bakteri, oleh dokter pasien didiagnosis menderita kusta dan menjalani program pengobatan MDT MB. Pasien sekarang menjalani pengobatan MDT MB dan diwajibkan kontrol ulang setiap bulan.

D. Riwayat penyakit keluarga

(uraikan penyakit yang ada pada keluarga baik yang sama, berbeda, maupun yang tidak berhubungan dengan masalah yang ada saat ini, termasuk bagaimana cara anggota keluarga tersebut mengahadapinya) Ibu pasien menderita darah tinggi. Ayah pasien menderita anemia. Menurut keterangan pasien, dahulu pasien dirawat oleh mbahnya yang mbahnya tersebut juga merawat keluarganya yang menderita kusta pula, pasien banyak berinteraksi dengan asuhan mbahnya tersebutE. Riwayat penyakit dahulu

(baik yang sama maupun yang berbeda dengan penyakit sekarang, riwayat pengobatan dan pelayanan kesehatan yang pernah diperoleh termasuk pencegahan spesifik yang telah diterima) Pasien hanya mengeluh penyakit yang ia derita tersebut dari SD dan tidak pernah diobati.F. Riwayat kebiasaan, aktivitas fisik dan interaksi sosial

Pasienbekerja sebagai tukang sapu jalan. Ia bekerja dari jam 5 sampai jam 7 pagi setiap hari. Kegiatan sehari-hari hanya di rumah dan bermain di warnet dekat rumah. Kegiatan mandi, cuci, dan kakus (MCK) dilakukan di WC di dalam rumah. Pasien tinggal bersama Ayah, Ibu, Mbah kedua abangnya, 1 kakak dan 1 adik. Sebelum mengetahui tentang penyakitnya pasien malas mandi, ketika mandi pun jarang menggunakan handuk. Ia ganti baju 2 kali sehari, ganti celana dan pakaian dalam 2 kali sehari, mencuci baju dua kali sehari.

Pasien belum menikah. Hubungan dengan anggota keluarga yang lain kurang harmonis, hanya dekat dengan mbah dan kakaknya saja yang akrab

Hubungan dan intteraksi social dengan orang di sekitar kurang baik, pasien menutup diri dari lingkungan sekitar. Makanan setiap hari diperoleh dari usaha ayahnya yang berjualan burung, ibunya tukang pijit dan dirinya sebagai tukang sapu jalan. Makanan setiap hari bervariasi: nasi dimasak sendiri, lauk-pauk dan sayur mayur dimasak oleh mbahnya.

Pemeriksaan Fisik (objektif)

A. Keadaan umum dan tanda-tanda vital termasuk status gizi :Keadaan umum: Tampak lesuSuhu: 36,50CTekanan darah: 120/80 mmhgBerat Badan: 70 kg

Frek. Nadi: 76x/menitTinggi Badan: 168 cmFrek. Nafas: 16x/menitStatus Gizi: sedang B. Status generalis (pemeriksaan tanggal 20 Oktober 2014) :Mata

: konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-) Madarosis (-/-) Telinga

:sekret (-/-) nyeri tekan (-) bentol dhhi telinga kananHidung

: sekret (-/-) deviasi septum (-) hidung pelana (+)Tenggorokan: hiperemi faring (-), tonsil T1//T1, suara sengau (-)Paru

:Inspeksi: statis : simetris ; dinamis : tidak tertinggal

Palpasi

: fremitus taktil kanan = kiri

Perkusi

: sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi : suara napas dasar: vesikuler, rhonki -/- wheezing -/-

Jantung

:Inspeksi: iktus kordis tidak tampak

Palpasi

: iktus kordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra

Perkusi

: batas kanan jantung SIC V linea parasternalisdextra

batas kiri jantung SIC V linea midclavicula sinistra pinggang jantung SIC III linea parasternalis sinistra

Auskultasi : S1-S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen:Inspeksi: perut datar, venektasi (-) caput medusa (-)Auskultasi : BU (+) 6x/menit, bruit (-)

Palpasi

: soepel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba

Perkusi

: Timpani pada seluruh kuadranPunggung:Nyeri ketok CVA(-)Ekstrimitas: Lesi pada kulit tangan kiri dan betis kanan, deformitas (-), amputasi (-), ulkus (-)

C. Status lokalis :

Sketsa anatomis dan patologis dari lokalis: Pengkajian Masalah Kesehatan PasienSusunlah kerangka konseptual yang menggambarkan adanya kaitan antara temuan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, masalah adanya faktor internal dan eksternal pada pasien yang mempengaruhi penyakit dan merupakan alas an untuk pembinaan keluarga dan kunjungan rumah

Diagnosis holistic (assessment)

-Aspek personal :

Alasan kedatangan: Pasien ingin menjalani program pengobatan MDTHarapan

: Dengan berobat teratur penyakitnya dapat sembuhKekhawatiran

: Takut penyakitnya ini menyebabkan ia tidak dapat sekolah lagi dan semakin menutup pergaulan dengan orang sekitar-Aspek klinik: Morbus hansen/kusta tipe multibasiler ICPC II A.78 Infectious disease other/NOS ICD X A.30 Leprosy (Hansen disease)-Aspek resiko internal: Usia, pekerjaan, pola hidup dan pola kebersihan diri, dan imunitas tubuh.rendah(merupakan faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

-Aspek psikososial keluarga : Sosial ekonomi menengah kebawah, pendidikan rendah, hubungan antar

keluarga kurang baik,. Keluarga kurang mendukung pengobatan pasien.

(merupak an faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

-Derajat fungsional: 1 (menurut WHO)RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN (planning)

NoKegiatanSasaranWaktuHasil yang diharapkanKeterangan

1

Aspek personal

Edukasi mengenai penyakit kusta yang ia alami: Penyebab

Penularan

Pengobatan

Komplikasi

Pencegahan

Menumbuhkan harapan dan kepercayaan bahwa penyakit ini dapat desembuhkan dengan pengobatan yang baik.

Pasien 20-10-2014 Pasien memahami tentang penyakit yang ia derita, sehingga ia dapat mencegah penularan penyakit kepada orang lain, dampak/komplikasi yang muncul dari penyakit ini, serta mematuhi program pengobatan MDT hingga sembuh

NoKegiatanSasaranWaktuHasil yang diharapkanKeterangan

23

Aspek Klinik

Memberikan regimen MDT Rifampisin 600mg/bulan

DDS 100/hari

Klofazimin/lamprene 300mg /bulan dilanjutkan 50mg/ hari

Aspek Resiko Internal

Edukasi faktor risiko yang dijumpai pada pasien dan memotivasi pasien untuk memperbaiki pola hidup, kebiasaan, kebersihan, dan manajemen pekerjaan/waktu

Pasien

Pasien

15-10-201428-10-2014

Nyeri pada lesi kulit lengan dan betis berkurang, infeksi kusta dapat dihilangkan Pasien dapat memperbaiki kualitas hidupnya dengan perubahan pola hidup, kebiasaan, kebersihan diri dan lingkungan, serta manajemen pekerjaan/waktu yang lebih baik sehingga memiliki waktu istirahat untuk pemulihan penyakit

Pengobatan MDT-MB selama 12-18 bulan dengan kontrol ulang setiap bulan.

NoKegiatanSasaranWaktuHasil yang diharapkanKeterangan

4

Aspek Psikososial Keluarga dan lingkunganEdukasi pasien untuk memperbaiki lingkungan tempat tinggalnya serta meminta dukungan keluarga selama prigram pengobatan MDTPasien dan Keluarga pasien

4-11-2014

Pasien dan keluarganya dapat bekerja sama menciptakan lingkungan kerja dan tempat tinggal yang lebih baik.Keluraga menjadi lebih peduli pada keadaan pasien.

Persetujuan I (dokter PJ Klinik)

Tanda Tangan :

Nama Jelas:dr. Erni Susilawati

Tanggal:20 Oktober 2014

Tindak Lanjut dan Hasil IntervensiTanggalIntervensi yang dilakukan, diagnosis holistic dan rencana lanjutan

Kedatangan Pertama

Rabu 15 Oktober 2104Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya :

Diagnosis: morbus hansen tipe MBIntervensi : Regimen MDT (rifampisin 600mg/bulan, DDS 100mg/hari, Lamprene 300mg/bulan 50mg/hari). Edukasi cara mencegah penularan kusta, menjelaskan tentang penyakit kusta, menggunakan pakaian yang bersih dan menutupi lesi kusta, Memberikan motivasi untuk terus berobat ke puskesmasRencana lanjutan :

Mengevaluasi pemahaman pasien tentang penyakitnya, pasien diharapkan memiliki kesadaran dan keinginan untuk berobat sampai sembuh

Tindak Lanjut ISenin, 20 Oktober 2014Medikamentosa: Prednison 15-30mg/hari, Asam mefenamat 3x500mg, ranitidin 3x150mgIntervensi :

Edukasi pemakaian pakaian bersih, rutin mencuci pakaian lebih sering, menjaga kebersihan tubuh, Edukasi konsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Edukasi manajemen stress dan waktu istirahatRancana Lanjutan :

Evaluasi hasil intervensi Reaksi ENL: inflamasi mulai mereda, nyeri (+), rasa baal (+), nodulus (+)

Perilaku berpakaian bersih dan menutup lesi kusta (+), konsumsi makanan bergizi dan bervariasi (+)

Tindak Lanjut II

Hasil evaluasi :

TanggalIntervensi yang dilakukan, diagnosis holistic dan rencana lanjutan

Tindak Lanjut III

Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya :

Tindak lanjut IV

Hasil evaluasi:

Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama(Keadaan kesehatan pasien pada saat berakhirnya pembinaan pertama, faktor-faktor pendukung dan penghambat kesembuhan pasien, indicator keberhasilan, serta rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya)

Diagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama

Morbus hansen tipe multibasiler

Faktor Pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien :

pemahaman pasien tentang penyakit yang ia derita motivasi dan keinginan untuk sembuh akses pelayanan kesehatan yang baik pengobatan MDT gratis kepatuhan minum obat baik

Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan pasien :

keterbatasan ruang untuk menata tempat tinggal pasien pekerjaan sebagai tukang sapu jalan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari minim sarana rekreasi dan manajemen stress pasien tinggal sendiri dan kurang dukungan dari keluarga lingkungan dan tempat tinggal kurang bersih

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya

Perbaikan kondisi lingkkungan tempat tinggal pasien (penataan pola kebersihan) edukasi pola istirahat dan manjemen stress follow up dan monitor/pemantauan minum obat MDT

Persetujuan II(dokter PJ Klinik)

Tanda Tangan :

Nama Jelas:dr. Erni Susilawati

Tanggal:14 November 2014

BERKAS KELUARGA BINAAN

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : UPTD PUSKESMAS Kecamatan Pontianak Kota No. Berkas : No. Rekam Medis : Nama Pembina : Abang Suprianto Alasan untuk dilaksanakan pembinaan keluarga pada keluarga ini :

Keluarga sebagai pemberi motivasi dan pengawas minum obat MDTLingkungan yang padat dan kotor dan kondisi pasien yang tertutup dari sekitarnyaPelakurawat/contact person/significant other dari pasien adalah :DATA DEMOGRAFI KELUARGA

Alamat : jl.Merantino. telp

Tabel. Anggota keluarga yang tinggal serumah atau yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga

NoNamaKedudukan dalam keluargaGenderUmurPendidikanPekerjaanBerpartisipasi dalam pembinaanKet tambahan

1 MuharramAyah

48 SD Buruh Tidak

2 SumantenIbu

49 SMP IRT Tidak

3 PunaMbah

70 - Buruh Tidak

4 DarwisAbang

33 SD Buruh Tidak

5 ChairullahAbang

24 SMP Buruh Tidak

6 MaulidaKakak

20 SMP IRT

7 NadiaAdik

7 SD Pelajar

8 JohardiPaman

25 SD Buruh

Diagram 1. Genogram

Data Dinamika Keluarga

Bentuk Keluarga single adult familyTahapan siklus hidup keluarga: janda tanpa anak

Diagram 2. Family Map

Family map digambarkan sesuai dengan interaksi masing-masing anggota keluarga. Bubuhkanlah inisial nama& usia pada tiap anggota keluarga. Beri catatan kaki tentang semua kode/lambing yang digunakan, biasanya garis ganda untuk menghubungkan yang lebih erat,

garis terputus untuk yang jarang berjumpa, zigzag untuk perselisihan dan double slash untuk tidak berhubungan

Tabel 2. Fungsi-fungsi dalam keluarga

Fungsi KeluargaPenilaianKesimpulan Pembina untuk fungsi keluarga

yang bersangkutan

BIOLOGISAdalah sikap dan prilaku keluarga selama ini dalam menghadapi resiko masalah biologis, pencegahan, cara mengatasinya dan beradaptasi dengan masalah biologis (masalah fisik jasmaniah)Komponen penialain yang digunakan disesuaikan

dengan tahapan siklus keluarga saat ini. Sesuaikan

pula bila keluarga memiliki lebih dari satu tahapan.

Misalnya untuk keluarga dengan anak batita dan bayi, maka komponen penialainnya adalah riwayat ANC, kelengkapan imunisasi, menghadapi anak sakit, keluarga berencana dsb.

Keluarga tidak aktif menjaga kodisi pasien dan mencegah faktor risiko penularan kusta Keluarga tidak aktif memperbaiki kondisi tempat tinggal dan lingkungan Upaya pengobatan dilakukan saat sakit dan pelayaan kesehatan yang dipilih adalah puskemas dengan jaminan kesehatanBerdasarkan penilaian terhadap komponen pada

keluarga, maka Pembina dapat menyimpulkan

apakah fungsi biologis keluarga ini berfungsi dengan

baik. Atau memiliki kelemahan, atau disfungsi(telah ada dampaknya dalam keluarga). Tuliskan pula keterangan tambahan yang memperjelas penilaian Pembina.

Fungsi biologis kurang baik, dapat dinilai dari kesadaran, pengetahuan dan sikap kesehatan pribadi/keluarga terhadap kesehatan dan akses pelayanan kesehatan yang rendah.

PSIKOLOGISAdalah sikap dan perilaku keluarga selama ini dalam membangun hubungan psikologis internal antar anggota keluarga. Termasuk salam kepuasan psikologis seluruh keluarga dan manajemen keluarga dalam menghadapi masalah psikologis.

SOSIAL

Adalah sikap dan perilaku keluarga selama ini dalam mempersiapkan anggota kelurga untuk terjun ke tengah masyarakat. Termasuk di dalamnya pendidikan formal dan informal untuk mendapatkan madiri

Komponen penilaian yang digunakan biasanya merupakan kebiasaan yang dilakukan keluarga, seperti rutinitas menjaga komunikasi anggota keluarga, dsb.

Hubungan pasien dengan ayah,ibu abang dan adik kurang baik jarang berkomunikasi, hanya dengan mbah dan kakak yang dekat Pasien kurang membuka diri dengan keadaan yang dialaminyaKomponen peniaian yang digunakan adalah jenjang pendidikan formal, informal yang pernah diikuti, hubungan dengan masyarakat sekitar, keaktifan dalam berorganisasi, riwayat pekerjaan, dsb

Pendidikan terakhir pasien adalah SMP Pasien belum menikah Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar kurang baik Persepsi: Belum menyadari pentingnya pendidikan

Fungsi psikologis kurang baik, dinilai dari keponakan pasien yang jarang berkunjung dan tidak menjalankan peran sebagai motivator dan pengawas minum obat MDT. Fungsi sosial cukup, dinilai dari peran pasien dalam masyarakat yang mampu membina hubungan baik dalam bertetangga, kesadaran terhadap pendidikan kurang dan belum memahami pentingnya pendidikan bagi kehidupan.

Fungsi KeluargaPenilaianKesimpulan pembina untuk fungsi keluarga yang bersangkutan

EKONOMIAdalah sikap dan perilaku keluarga selama ini dalam usaha pemenuhan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier

Komponen peniaian yang digunakan bukan hanya pemenuhan kebutuhan fisik dan uang, namun pemenuhan kebutuhan lainnya. Komponen untuk penilaian ekonomi bukan hanya pemilikan terhadap barang-barang elektronik, namun termasuk gaya hidup dan prioritas penggunaan uang

Sumber penghasilan utama berasal dari pasien yang bekerja berdagang kaki lima menjual rokok, kopi, minuman ringan, dll. Suami keponakan bekerja sebagai buruh namun tidak membiayai kebutuhan pasien Penhasilan pasien untuk kebutuhan primer, sekunder dan tersier terutama kebutuhan sehari-hari dan modal usaha Alokasi penghasilan pasien sehari-hari dikhususkan pada kebutuhan sehari-hari dan modal usaha untuk berjualan satu bulan kemudian. Namun, untuk kebutuhan perbaikan tempat tinggal dan kesehatan tidak menjadi prioritas oleh pasien.

Data Resiko Internal Keluarga

Tabel 3. Perilaku Kesehatan KeluargaPerilakuSikap& perilaku yg menggambarkan perilaku

TsbKesimpulan Pembina untuk perilaku ybs

Kebersihan pribadi danlingkunganApakah tampilan individual dan lingkungan bersih dan terawatt, bagaimana kebiasaan perawatan kebersihannya Penampilan pasien/keluarga cukup bersih dan rapi

pasien mandi 2x sehari ganti baju 2x sehari

Keadaan rumah kurang bersih dan keadaan sekitar rumah tampak kotor

Kebersihan diri kurang baik, namun kebersihan lingkungan kurang baik

Pencegahan spesifikTermasuk perilaku imunisasi anggota keluarga, ANC, gerakan pencegahan penyakit yang telah dianjurkan(baik penyakit menular maupun tidak menular) Riwayata imunisasi pasien tidak lengkap Tidak ada waktu khusus olahraga

Perilaku hidup bersih dan sehat tidak dilakukan dengan baik Upaya pencegahan terhadap penyakit serta risiko penularannya kurang baik

Gizi keluargaPengaturan makanan keluarga, mulai cara pengadaan, kuantitas dan kualitas makanan serta perilaku terhadap diet yang dianjurkan bagi penyakit tertentu pada anggota keluarga Pasien makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk-pauk dan sayur mayur yang dimasak oleh mbah dan ibu pasien tidak ada pantangan makanan Kuantitas dan kualitas makanan cukup baik

Asah Asih Asuh

Perilaku kerluarga dalam memelihara dan mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak-anak Hubungan antar anggota keluarga kurang harmonis jarang berkomunikasi dan terbuka Fungsih asah, asih dan asuh tidak berjalan baik.

Kesehatan Reproduksi

Teramasuk usia perkawinan, perilaku seks sehat dan keluarga berencana Pasien belum menikah

Latihan jasmani/Aktivitas Fisik

Kegiatan Keseharian untuk menggambarkan apakah sedentary life atau cukup atau teratur dalam latihan jasmani. Physical exercise tidak selalu harus berupa olahraga seperti sepak bola, badminton,dsb. Pasien tidak memiliki waktu khusus untuk olahraga, terkadang main futsal pasien bekerja 2 jam setiap hari

hanya duduk menonton tv dan main di warnet di sela waktunya Aktivitas fisik kurang, tidak menjadi perhatian khusus dalam keluarga

Penggunaan Pelayanan kesehatan

Perilaku keluarga apakah datang keposyandu, puskesmas, dsb untuk preventif juga atau hanya kuratif, kuratif ke pengobatan komplementer dan alternatif, sebutkan jenis dan berapa keseringanya. jarak puskesmas 1500 m

Pasien selama ini tidak mengobati penyakit yang dideritanya Masalah kesehatan bersifat kuratif, bukan preventif.

Kebiasaan/perilaku lain yang buruk untuk kesehatan

Misalnya merokok, minum alkohol, bergadang, dsb sebutkan keseringannya dan banyakanya setiap kali dan jenis yang dikonsumsi. Tidak ada

Data sarana pelayanan kesehatan dan lingkungan kehidupan keluarga

Tabel 4. Faktor pelayanan kesehatan

FaktorKeteranganKesimpulan pembina untuk faktor

pelayanan kesehatan

Pusat pelayanan kesehatan

yang digunakan oleh keluarga PUSKESMAS Kampung Bali Sarana pelayanan kesehatan masih dapat dijangkau

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

tersebut Menggunakan motor jarak pelayanan kesehatan cukup terjangkau dari tempat tinggal

Tarif pelayanan kesehatan tersebut dirasakan Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis Tarif terjangkau Ditanggung pemerintah

Kualitas pelayanan kesehatan tersebut dirasakan Sangat baik

Baik Bisa

Tidak memuaskan

Buruk

Table 5. tempat tinggal

Kepemilikan rumah : menumpang/kontrak/hibah/milik sendiri

Daerah perumahan : kumuh/padat bersih/berjauhan/mewah

Karakteristik rumahKesimpulan Pembina untuk

tempat tinggal

Luas rumah : 0.8 x 1,2 m2

Jumlah orang dalam satu rumah : 9 orang

Luas halaman rumah : .x..m2

Bertingkat/tidak bertingkat

Lantai rumah dari : semen

Dinding rumah dari : semen

Penerangan didalam rumah

Jendela

Listrik: ada/tidak

Ventilasi

Kelembaban rumah : lembab/tidak

Bantuan ventilasi didalam rumah : ada/tidak

Bila ada, yaitu : AC/Kipas angin/exhaust fan

Kebersihan didalam rumah : Kurang Bersih

Tata letak barang dalam rumah

Sumber air

Air minum berasal dari :

Sumur/pompa tangan/pompa listrik/PAM/beli ditukang ledeng

Beli Air Galon

Air cuci dan masak dari :

Sumur/pompa tangan/pompa listrik/PAM/beli ditukang ledeng

Jarak sumber air dari septic tank: Kurang dari ... m

Kamar mandi keluarga: ada/tidak ada

Dalam rumah/luar rumah

Jumlah 1 buah, ukuran: 1 x 1,5 m2

Toilet : ada/tidak ada

Dengan pegangan/tanpa pegangan

Bentuk jamban : jongkok/duduk

Limbah sampah

Limbah dialirkan ke : tidak ada/got/kali

Tempat sampah di luar rumah : ada/tidak

Kesan kebersihan lingkungan permukiman : baik/cukup/kurang

Diagram 3. Denah rumah

(termasuk ukuran, gambaran ventilasi, tataruang dan arah mata angin)

Diagram 4. Peta rumah dicapai dari klinik

(agar Pembina selanjutnya mudah menemukannya kembali)

Pengkajian Masalah Kesehatan Keluarga

Susunlah kerangka konseptual yang menggambarkan adanya kaitan pada temuan pada data demografik, data dinamika, masalah adanya factor internal dan eksternal pada keluarga yang mempengaruhi maslaah kesehatan dan merupakan dasar untuk pembinaan keluarga dapat mengadopsi dari mandala of health dan baga-bagan lainnya)

Diagnosis Kesehatan Keluarga

Masalah internal Keluarga :

Masalah eksternal Keluarga :

Skor Kemampuan Keluarga Dalam Penyelesaian Masalah dan Rencana Penatalaksanaan

NoKegiatanSasaranWaktuHasil yang diharapkanCoping score

Awal

1.2.3.45.

Masalah internal

Edukasi mengenai penyakit yang dialamiEdukasi mengenai pola hidup bersih dan sehat

Saling motivasi dalam keluargaEdukasi tentang hubungan yang baik dengan orang sekitarLingkungan tempat tinggal yang kumuh, sanitasi yang baik, Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan Pedapatan menengah kebawah ( Motivasi pasien untuk mencari pekerjaan yang berdasarkan keterampilan lain yang ia milikiFaktor PsikososialHubungan pasien dengan keponakan kurang akrabEdukasi untuk menjalin komunikasi dan silaturahmiFaktor Perilaku Kesehatan Higiene pribadi dan lingkungan kurang ( edukasi mengenai higiene

Berobat hanya jika merasa ada keluhan ( edukasi pasien dan keluarga untuk memeriksa kesehatan berkala.

PasienPasienPasienKeluarga dan pasienPasien dan Kunjungan I

Kunjungan IIKunjungan IIIKunjungan II

Kunjungan III Pasien memahami tentang penyakit yang ia derita, penyebab, penularan, upaya pengobatan, komplikasi yang dapat timbul. Pasien dapat mengubah gaya hidup dengan konsumsi makanan yang lebih bergizi, memperbaiki sanitasi dan menjaga higien diri

-Keponakan dapat menerima pasien serta membantu dan memotivasi untuk proses penyembuhan pasien Keluarga dapat membantu pasien untuk menjaga higiene pribadi dan lingkungan, terutama kebersihan pasien yang saat ini masih membutuhkan pertolongan. Keluarga dapat mengantar pasien untuk berobat setiap bulan

4

2334

NoKegiatanSasaranWaktuHasil yang diharapkanCoping score

Awal

67. 8.x

Masalah internal

Gaya Hidup

Kbersihan diri dengan mengganti pakaian (baju, celana, pakaian dalam) lebih sering dan rutinLingkungan rumah

Pakaian beserakan dirumah dan bertumpuk ( Edukasi untuk mecuci dan merapikan pakaian dan menyimpan nya dengan rapi .

Faktor EksternalLingkungan tempat tinggal yang kumuh dan sanitasi yang buruk ( Edukasi pentingnya lingkungan yang sehat dan sanitasi yang baik agar dapat terhindar dari penyakit menular Pasien KeluargaKeluarga dan pasien Kunjungan III

Kunjungan IIIKunjungan III Pakaian bersih yang digunakan setiap hari dapat tersedia dengan baik Keluarga dapat menyediakan fasilitas untuk kebutuhan ruangan penyimpanan Keluarga dapat menjaga porselin agar selalu dalam kondisi kering

Lingkungan rumah bersih2

23

Keterangan coping score:

1.Tidak dilakukan, menolak, tidak ada partisipasi

2.Mau melakukan tapi tidak mampu, tak ada sumber (hanya keinginan) penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider

3.Mau melakukan, namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan sehingga penyelesaian masalah dilakukan sebagian besar oleh provider

4.Mau melakukan namun tak sepenuhnya masih tergantung pada upaya provder

5.Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga

TanggalINTERVENSI YANG DILAKUKAN, KEMAJUAN MASLAAH KESEHATAN KELUARGA,KESESUAIAN DENGAN HASIL YANG DIHARAPKAN DAN RENCANA SELANJUTNYA

Kedatanganpertama Intervensi

Edukasi mengenai penyakit penyebab kusta, cara penularan, cara pengobatan, komplikasi dan sikap kepada penderita kusta Edukasi pentinganya minum obat MDT dan dukungan dari keluargaRencana lanjutan :

Evaluasi hasil intervensi kunjungan pertama

Edukasi faktor ekonomi dan perilaku kesehatan

Tindaklanjut IEvaluasi :

Keluarga pasien belum sepenuhnya memahami tentang penyakit kusta Keluarga kurang mendukung program pengobatan kusta

Keluarga bersikap kurang perhatian kepada pasien Intervensi

Edukasi mengenai peran keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien Edukasi mengenai peran keluarga dalam proses penyembuhan Upaya mencegah faktor risiko

Rencana lanjutan

Evaluasi intervensi hasil kunjungan sebelumnya

Edukasi Gaya hidup, faktor lingkungan rumah dan sekitar

Tindaklanjut IIEvaluasi Keluarga jarang berkunjung ke tempat tinggal pasien belum melaksanakan fungsi pendorong dan penyokong program pengobatan MDTIntervensi

Edukasi Kebersihan rumah dan membersihkan pakaian yang ditumpuk.

Edukasi peran keluarga dalam menyiapkan lingkungan rumah dan sekitar yang kondusif untuk proses pemulihan pasien dan demi kesehatan bersamaRencana

Evaluasi hasil intervensi

( keadaan kesehatan keluarga pada saat berakhirnya pembinaan pertama, factorfaktor pendukung dan penghambat partisipasi keluarga, indicator keberhasilan, serta rencana pembinaan keluarga selanjutnya)

Keadaan kesehatan keluarga saat berakhirnya pembinaan

1. Edukasi mengenai penyakit kusta, penyebab, pencegahan risiko penularan, pengobatan ( pada awal dan akhir petemuan. Keluarga berkeinginan untuk mencegah namun tindakan pencegahan masih belum maksimal dan belum sepenuhnya dilakukan atas keinginan sendiri.

2. Edukasi pentingnya higiene personal dan lingkungan ( dapat dilaksanakan dengan baik pada higiene personal, namun untuk higiene lingkungan belum dapat terlaksana dengan baik terutama kepada lingkungan tempat tinggal pasien.3. Edukasi dan motivasi untuk pemeriksaan keadaan pasien secara berkala ke pelayanan kesehatan ( belum dilakukan dengan baik, keluarga hanya memeriksakan diri bila terdapat keluhan, dan pemeriksaan tidak dilakukan di PUSKESMAS, namun di dokter praktek umum.

4. Edukasi untuk mencuci dan merapikan baju kotor yang menumpuk -> belum ada upaya dari keluarga untuk meyediakan ruang/tempat khusus untuk menyimpan pakaian.5. Edukasi peran keluarga dalam membantu proses penyembuhan pasien serta menyiapkan lingkungan fisik yang kondusif untuk proses penyembuhan pasien ( keluarga memiliki keinginan untuk membantu proses penyembuhan pasien dan akan berperan aktif menciptakan kondisi yang kondusif.

Faktor Pendukung

1. Pemahaman pasien tentang penyakit kusta2. motivasi dan keinginan untuk sembuh

3. Akses pelayanan kesehatan yang cukup baik dan harga terjangkau

4. Pengobatan MDT gratis

5. Kepatuhan minum obat yang baik

Faktor Penghambat

1. Keterbatasan ruang untuk menata tempat tinggal pasien2. Keterbatasan hanya untuk konsumsi sehari-hari3. Pekerjaan sebagai pedagang kaki lima setiap hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari4. Minim sarana rekreasi dan manajemen stress5. Pasien tinggal sendiri dan kurang dukungan dari keluarga6. Lingkungan dan tempat tinggal kurang bersih7. Pakaian ganti yang bersih terbatas jumlahnyaRencana pembinaan keluarga selanjutnya

1. Edukasi keluarga untuk membantu pasien menjaga kebersihan lingkungan

2. Edukasi keluarga untuk membantu pasien menjaga pola makan dan manajemen stress3. Edukasi keluarga untuk mengantarkan pasien memeriksakan kesehatan secara berkala ke puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya

4. Edukasi keluarga untuk selalu mendukung dan memotivasi pasien selama dalam proses penyembuhan.

Pada kulit lengan kiri dan betis kanan terdapat lesi dengan UKK berupa makula eritematosa dengan ukuran plakat. Lesi terlihat mengkilat dengan infiltrat (nodul). Lesi kulit berjumlah >5 dengan ukuran diameter terbesar sekitar 7 cm.

Terdapat penebalan N.ulnaris fascialis disertai dengan:

Uji sensoris: mati rasa raba(+), temperatur panas/dingin (Normal), nyeri/sakit (-)

Uji motorik: parese (-), paralisis (-), gerakan normal (+), reflek fisiologis (+) refleks patologis (-)

Uji otonom: kulit kering/anhidrosis (+), retak-retak (-), edema (-)

Tes BTA tidak dilakukan.

Keterangan:

Lesi makula eritematosa berukuran plakat dengan infiltrat, permukaan mengkilap

Lesi makula eritematosa plakat

Lesi Makula hipopigmentasi plakat

Alopesia (rontok alis mata) (+/+)

5

1

4

3

2

Faktor internal:

Usia 16 tahun

Laki-laki

Pendidikan rendah

Imunisasi kurang jelas

kebersihan diri rendah

sumber penularan kusta

Faktor eksternal:

Higien diri kurang baik

Sanitasi lingkungan buruk

Tempat tinggal lembab dan kumuh

Stress

Motivasi keluarga (-)

Tatalaksana:

regimen MDT-MB

Makanan bergizi

Edukasi pola hidup dan pola kebersihan diri dan lingkungan

Edukasi pencegahan penularan

Motivasi dan evaluasi pengobatan kepada pasien dan keluarga

Kusta:

plakat eritematosa

Plakat hipopigmentasi

hipoestesia

plak infiltrat

Genogram disusun minimal 3 generasi, beri catatan kaki tentang semua kode/lambing yang digunakan, terdapat keterangan kesehatan, riwayat penyakit keturunan dan bawaan, perilaku dan masalah sosial, beri inisial nama dan usia pada tiap anggota keluarga, urutan usia dari kiri ke kanan, beri tanda yang tinggal di serumah, beri tanggal pembuatan genogram

Keterangan:

hubungan sangat dekat

hubungan erat

hubungan jauh

Keterangan:

Pasien

Ibu pasien

Keponakan

Suami keponakan

Anak keponakan

Anak keponakan

1

6

2

5

3

4