ekonomi mikro dan ekonomi makro
TRANSCRIPT
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 1
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
A. Pembagian Ilmu Ekonomi
1. Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics)
Bagian dari ilmu ekonomi yang memaparkan secara apa adanya tentang kehidupan ekonomi suatu daerah/negara
pada suatu masa tertentu.
Contoh : Hasil produksi ikan di Flores Timur untuk tahun 2009, Ekonomi Indonesia menjelang PJP II
2. Ekonomi Teori (Economic Analysis)
Ilmu yang menganalisis tentang hubungan antara variabel-variabel ekonomi. Ekonomi teori dibagi atas ekonomi
mikro dan ekonomi makro.
3. Ekonomi Terapan (Applied Economics)
Bagian dari ilmu ekonomi yang membahas penerapan teori ekonomi dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi
secara langsung dan aplikatif di masyarakat. Ekonomi terapan bersifat mempraktikkan atau menerapkan ekonomi
teori untuk digunakan dalam pemecahan masalah ekonomi.
Contoh : Ekonomi Perusahaan, Ekonomi Pertanian, Ekonomi Koperasi
B. Ekonomi Mikro (Microeconomics) dan Ekonomi Makro (Macroeconomics)
1. Ekonomi Mikro
Cabang ilmu ekonomi yang menelaah perilau dari unit-unit ekonomi individual, yaitu individu sebagai konsumen,
individu sebagai pemilik faktor produksi maupun individu sebagai produsen.
Aktivitas unit-unit ekonomi yang dikaji dalam ekonomi mikro di antaranya sebagai berikut.
a. Mempelajari bagaimana perilaku seseorang sebagai konsumen, sebagai pemilik sumber sumber ekonomi dan
sebagai produsen.
b. Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasa mulai dari produsen sampai pada konsumen.
c. Mempelajari bagaimana harga-harga barang dan jasa itu dapat terbentuk.
d. Mempelajari bagaimana produsen dalam menentukan tingkat produksi agar tercapai keuntungan yang
maksimum.
e. Mempelajari bagaimana konsumen atau rumah tangga mengalokasikan pendapatannya yang sangat terbatas
untuk barang dan jasa yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan maksimum.
Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi mikro meliputi hal-hal berikut ini.
Analisa Biaya dan manfaat Teori produksi (perilaku produsen)
Permintaan, penawaran dan keseimbangan harga di pasar
Elastisitas Harga
Industri
Pasar Input
Teori Nilai Guna (Perilaku Konsumen) Bentuk-Bentuk Pasar Barang
Analisa ekonomi mikro dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Teori harga : membahas tentang proses pembentukan harga yang dipengaruhi oleh interaksi antara permintaan
dan penawaran, bentuk pasar dan elastisitas.
b. Teori produksi : menganalisis biaya produksi, tingkat produksi serta kombinasi faktor produksi yang
memungkinkan untuk mencapai keuntungan maksimum
c. Teori distribusi : membahas faktor-faktor yang menentukan balas jasa atas seluruh faktor produksi
2. Ekonomi Makro
Cabang ilmu ekonomi yang menelaah perilaku dari perekonomian atau tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan
(agregat) termasuk di dalamnya faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perekonomian. Teori ekonomi makro
bertitik tolak pada teori yang dkemukakan oleh ahli ekonomi Inggris yang bernama John Maynard Keynes, dalam
bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money (1936)
Ruang lingkup yang dipelajari ekonomi makro :
Pendapatan Nasional Neraca pembayaran dan Kurs valuta asing
Inflasi Pengangguran dan kesempatan kerja
Investasi nasional (pemerintah dan swasta) Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Anggaran pemerintah Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan
Kebijakan moneter dan jumlah uang yang beredar Tingkat bunga
Tabungan nasional
Secara umum permasalahan dalam ekonomi makro dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Masalah jangka pendek
Sering diistilahkan dengan masalah stabilisasi ekonomi. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana mendorong laju
perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya dalam jangka waktu yang lebih pendek (bulanan atau tahunan)
agar dapat terhindar dari keterpurukan perekonomian makro yang utama, yakni :
1) Inflasi yang besar dan berkepanjangan
Inflasi adalah keadaan perekonomian yang menunjukkan kenaikan harga-harga barang secara umum yang terjadi
terus-menerus. Harga yang naik secara terus-menerus tentu sangat merugikan banyak pihak. Inflasi bisa terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor:
a) Kelebihan Permintaan (Demand Pull Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena kelebihan permintaan atas
barang dan jasa. Kelebihan permintaan yang tidak dapat dipenuhi produsen tersebut tentu akan mendorong
kenaikan harga-harga, karena permintaan lebih besar
b) Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi.
Biaya produksi yang naik akan mendorong naiknya harga harga barang dan jasa. Selain itu, kenaikan biaya
produksi akan mengakibatkan turunnya jumlah produksi sehingga penawaran menjadi berkurang, jika
penawaran berkurang sedangkan permintaan diasumsikan tetap, maka akibatnya harga-harga akan naik
daripada penawaran.
c) Pencetakan Uang Baru oleh Pemerintah, Inflasi terjadi jika pemerintah mencetak uang baru untuk menutupi
anggaran negara yang defisit. Pencetakan uang baru bisa menyebabkan jumlah uang yang beredar lebih banyak
dan tidak seimbang dengan jumlah barang dan jasa sehingga harga-harga akan naik (inflasi).
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 2
d) Sikap Konsumen (Masyarakat) terhadap Informasi Kenaikan Harga Apabila konsumen mendapat informasi bahwa harga-harga akan naik, misalnya disebabkan oleh naiknya harga
BBM, biasanya konsumen akan berlomba membeli barang-barang sebelum harga betul-betul naik. Akibatnya,
permintaan akan meningkat tajam dan tidak seimbang dengan jumlah barang yang tersedia sehingga pasti terjadi
inflasi.
e) Sikap Produsen terhadap Informasi Kenaikan Harga Apabila produsen mendengar bahwa harga-harga akan naik maka sebagian produsen justru akan menimbun
barang sambil menunggu harga betul-betul naik, dengan tujuan agar mendapat keuntungan yang lebih besar.
Ketika harga betul-betul naik tetap saja ada sebagian dari produsen yang tidak menjual barangnya, karena masih
menunggu kenaikan harga yang lebih tinggi lagi. Perilaku produsen seperti ini menyebabkan penawaran jauh
lebih kecil dibanding permintaan, padahal dalam keadaan seperti ini para konsumen berlomba-lomba membeli
barang, akibatnya pasti terjadi inflasi.
f) Kebijakan Pemerintah yang Kurang Tepat
Kebijakan pemerintah yang kurang tepat bisa memicu timbulnya inflasi. Misalnya, jika pemerintah menetapkan
aturan (syarat) pemberian kredit yang terlalu longgar maka bisa dipastikan akan lebih banyak pengusaha yang
mendapat kredit (pinjaman uang). Akibatnya, jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga memicu
timbulnya inflasi.
Dampak buruk inflasi di antaranya, sebagai berikut :
a) Menurunkan Pendapatan Riil Masyarakat Misalnya sebelum inflasi, untuk membeli 40 kg beras diperlukan uang Rp100.000,-. Setelah inflasi, beras 40
kg harus dibeli dengan uang Rp120.000,- karena harga beras telah naik dari Rp2500,-per kg menjadi Rp3000,-
per kg. Ini berarti dengan adanya inflasi pendapatan riil (nyata) masyarakat menjadi turun. Hal seperti ini tentu
sangat menyusahkan masyarakat yang berpendapatan tetap.
b) Menurunkan Investasi (Penanaman Modal) yang Bersifat Produktif
Pada masa inflasi, para pemilik modal lebih suka menanam modal (uang)- nya dalam bentuk pembelian harta-
harta tetap, seperti tanah dan rumah serta benda-benda berharga lain, seperti emas dan mutiara. Karena pada
masa inflasi, nilai barang akan terus naik (semakin mahal), sedangkan nilai uang akan semakin turun. Pada
masa inflasi para pemilik modal kurang suka menanamkan modalnya untuk memproduksi barang-barang jasa
karena daya beli masyarakat sedang menurun.
c) Mengurangi daya saing barang-barang ekspor dan meningkatnya impor
Bila di dalam negeri terjadi inflasi, harga barang-barang produksi dalam negeri lebih mahal dibandingkan
produksi luar negeri. Sehingga barangbarang produksi dalam negeri kalah bersaing dengan produksi luar negeri.
Akibatnya nilai ekspor akan lebih kecil di banding nilai impor sehingga neraca perdagangan kita mengalami
defisit, dan defisit bisa menghabiskan cadangan devisa negara.
d) Menyulitkan Para Produsen dalam Menghitung Harga Pokok Produksi
Karena persentase kenaikan inflasi sering tidak teratur maka inflasi akan menyulitkan produsen dalam
menghitung harga pokok produksi. Akibatnya penghitungan harga pokok menjadi tidak tepat (terlalu kecil atau
terlalu besar). Penghitungan harga pokok yang tidak tepat akhirnya dapat menyulitkan produsen dalam
menetapkan harga jual produk.
e) Defisit Neraca Pembayaran
Secara sederhana dampak inflasi digambarkan sebagai berikut:
Inflasi Harga barang mahalpermintaan turun produsen mengurangi jumlah
produksiPHKpenganggurankriminalitas tinggi
2) Tingkat pengangguran yang tinggi
Pada umumnya, faktor utama yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah kekurangan
permintaan agregat (kekurangan permintaan secara keseluruhan). Mengapa permintaan agregat bisa
kurang?
Berikut jawabannya :
Pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Keuntungan bisa
diperoleh bila barang dan jasa yang diproduksi bisa dijual. Semakin besar permintaan, akan semakin
banyak barang dan jasa yang mereka produksi. Semakin banyak produksi akan menambah pemakaian
tenaga kerja. Semakin banyak produksi berarti semakin banyak pula pendapatan nasional, karena
pendapatan nasional di antaranya dihitung dari nilai barang dan jasa yang diproduksi. Dengan demikian,
terdapat hubungan yang erat antara tingkat pendapatan nasional dengan tingkat pemakaian tenaga kerja.
Semakin banyak pendapatan nasional berarti semakin banyak pula pemakaian tenaga kerja.
Akan tetapi pada umumnya tingkat permintaan agregat yang terjadi dalam perekonomian ternyata lebih
rendah dari permintaan agregat yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat perekonomian tenaga kerja
penuh. Karena pemakaian tenaga kerja tidak penuh maka dalam perekonomian terjadi pengangguran.
Pengangguran memiliki dampak-dampak buruk di antaranya mengurangi tingkat kemakmuran atau
kesejahteraan masyarakat, meningkatnya kejahatan dan kerusuhan, serta menurunnya penerimaan negara
dari sektor pajak penghasilan. Oleh karena itu, pemerintah harus selalu berusaha untuk menekan angka
pengangguran. Selain kekurangan permintaan agregat sebagai faktor utama penyebab pengangguran,
masih ada faktor-faktor lain yang menjadi penyebab pengangguran, yaitu pemakaian mesin-mesin
modern, ketidakcocokan keterampilan yang dimiliki tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan
perusahaan, perubahan musim dan perubahan struktur perekonomian yang menuntut jenis keterampilan
tertentu
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 3
3) Ketimpangan dalam neraca pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu catatan sistematis yang berisi transaksi-transaksi ekonomi antara penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain selama periode tertentu, umumnya satu tahun. Semua transaksi ekonomi dapat
digolongkan menjadi dua, yakni transaksi debet dan transaksi kredit. Transaksi debet adalah transaksi yang menimbulkan
kewajiban melakukan pembayaran kepada penduduk lain, sedangkan transaksi kredit adalah transaksi yang
menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk lain.
Contoh transaksi debet adalah kegiatan impor dan melakukan penanaman modal di negara lain.
Contoh transaksi kredit adalah kegiatan ekspor dan menerima penanaman modal dari negara lain.
Defisit neraca pembayaran terjadi bila pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri di
antaranya adalah nilai impor yang melebihi ekspor, dan pengaliran modal ke luar negeri yang melebihi pengaliran modal
ke dalam negeri. Neraca pembayaran yang defisit memiliki dampak buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi
negara. Defisit yang terjadi akibat impor yang berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kegiatan ekonomi di dalam
negeri, karena konsumen lebih suka menggunakan barang impor dibanding barang dalam negeri. Impor yang berlebihan
juga mengakibatkan peningkatan permintaan atas valuta asing yang digunakan untuk membayar impor. Akibat
selanjutnya, harga valuta asing akan bertambah. Harga valuta asing yang bertambah akan menyebabkan harga barang-
barang dalam negeri menjadi lebih mahal. Selain itu, penurunan kegiatan ekonomi di dalam negeri menyebabkan para
pengusaha tidak bersemangat melakukan kegiatan produksi, apalagi untuk membangun unit usaha baru.
b. Masalah jangka panjang.
Sering diistilahkan sebagai masalah pertumbuhan. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana mendorong
perekonomian agar tetap dalam kondisi ideal dan seimbang antara pertumbuhan jumlah penduduk, pertambahan
kapasitas produksi dan ketersediaan dana untuk investasi.
C. Perbedaan Ekonomi Mikro Dan Ekonomi Makro
Dilihat
dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Harga ialah nilai dari suatu komoditas
(barang tertentu saja)
Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat
(keseluruhan)
Unit
analisis
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi
secara individual. Contohnya permintaan
dan dan penawaran, perilaku konsumen,
perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya
dan laba atau rugi perusahaan
Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara
keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional,
pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,
investasi dan kebijakan ekonomi.
Tujuan
analisis
Lebih memfokuskan pada analisis tentang
cara mengalokasikan sumber daya agar
dapat dicapai kombinasi yang tepat.
Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh
kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara
keseluruhan
D. Masalah-masalah Yang Dihadapi Pemerintah Indonesia di Bidang Ekonomi
1. Kemiskinan
Menurut data BPS (Berita Resmi Statistik No. 06/01/Th. XV, 2 Januari 2012) Jumlah penduduk miskin (penduduk
dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan Rp243.729,- per kapita per bulan pada
September 2011.) pada September 2011 mencapai 29,89 juta orang (12,36 persen), turun 0,13 juta orang (0,13
persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang (12,49 persen).
Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres
Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan
Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
2. Kependudukan
Menurut data BPS, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 adalah 237.641 juta jiwa.
Secara garis besar, ada 5 masalah kependudukan yang dihadapi pemerintah :
a. Jumlah penduduk yang sangat besar
b. Laju pertumbuhan penduduk yang pesat
c. Komposisi penduduk menurut umur yang tidak menguntungkan, dimana usia muda berada dalam jumlah yang
besar. Hal ini berarti penduduk yang masuk angkatan kerja setiap tahun meningkat dan kebutuhan akan
lapangan kerja semakin besar pula
d. Penyebaran penduduk yang tidak merata
e. Arus urbanisasi yang relatif tinggi
Upaya pemerintah untuk mengatasi masalah kependudukan :
a. Mengendalikan tingkat kelahiran dengan program KB
b. Menurunkan tingkat kematian ibu dan anak melalui program peningkatan gizi keluarga
c. Mengadakan transmigrasi lokal maupun nasional untuk pemerataan penyebaran penduduk
d. Menyelenggarakan proyek-proyek di daerah dan proyek padat karya untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan mengurangi arus urbanisasi.
3. Keterbelakangan
Indonesia masih termasuk negara terbelakang dalam bidang :
a. Pendidikan (tingkat pendidikan yang masih rendah, karena sebagain besar penduduk Indonesia hanya
mengenyam pendidikan dasar)
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 4
b. Kesehatan (tingkat kematian yang tinggi disebabkan karena keterrbatasan obat-obatan, tenaga medis dan
peralatan medis)
c. Kemajuan teknologi
d. Sikap mental ekonomi (banyak kasus KKN, penipuan dan pemalsuan produk resmi dan pembajakan karya cipta)
e. Ekonomi ( rendahnya pendapatan per kapita, banyaknya pengangguran, terbatasnya produk dalam negeri,
disiplin kerja rendah)
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah yaitu : melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi
dari negara-negara maju.
4. Pengangguran
Pengangguran di Indonesia tidak hanya terjadi karena tidak tersedianya lapangan kerja, tetapi juga disebabkan oleh
:
a. kekurangan permintaan agregat (kekurangan permintaan secara keseluruhan)
b. pemakaian mesin-mesin modern,
c. ketidakcocokan keterampilan yang dimiliki tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan
perusahaan,
d. perubahan musim dan perubahan struktur perekonomian yang menuntut jenis keterampilan tertentu
e. Rendahnya mutu dan kualitas angkatan kerja baik dari segi pendidikan, ketrampilan maupun penguasaan
teknologi
f. Banyak lulusan pendidikan menegah dan tinggi setiap tahun sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan antara
permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Upaya pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran :
a. Peningkatan pendidikan
b. Pemberian kursus-kursus ketrampilan
c. Pemerataan pembangunan
d. Proyek-proyek padat karya untuk menambah kesempatan kerja dengan mendirikan industri baru, pembangunan
jalan raya, jembatan, dll.
e. Pemberian Kredit Usaha Kecil
5. Pemerataan Pembangunan
Pembangunan yang tidak merata mengakibatkan terjadinya jurang pemisah antara daerah yang satu dengan daerah
yang lain, antara perkotaan dan pedesaan. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui Delapan Jalur
Pemerataan yaitu :
a. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang dan papan.
b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
c. Pemerataan pembagian pendapatan
d. Pemerataan Kesempatan Kerja
e. Pemerataan kesempatan berusaha
f. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya generasi muda dan kaum muda
g. Pemerataan penyebaran pembangunan ke seluruh wilayah tanah air
h. Pemertaan kesempatan untuk memperoleh keadilan
6. Ketergantungan terhadap impor dan utang luar negeri
Tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintah dan sektor swasta terhadap impor dan utang luar negeri
merupakan masalah pembangunan. Impor yang tinggi akan mengurangi cadangan devisa negara. Jika cadangan
devisa berkurang maka stabilitas nasional akan melemah.
E. Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah Ekonomi
1. Kebijakan Fiskal (Kebijakan Anggaran)
Mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada kondisi yang lebih baik dengan cara mengatur penerimaan
dan pengeluaran pemerintah.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pajak/tax (T) dan pengeluaran negara/goverment expenditure (G)
Kebijakan fiskal dapat bersifat :
Ekspansif-mengatasi pengangguran-memperbesar G & mengurangi T
Telah dijelaskan bahwa salah stau penyebab terjadinya pengangguran adalah kurangnya permintaan agregat.
Oleh karena itu untuk meningkatkan permintaan agregat adalah dengan menambah pengeluaran pemerintah
untuk membeli barang dan jasa yang dibutuhkan maupun untuk menambah investasi pemerintah. Bila
permintaan agregat meningkat, maka jumlah pengangguran dapat dikurangi.
Apabila bila pemerintah mengurangi pajak penghasilan maka pada akhirnya dapat meningkatkan
permintaan agregat. Bila permintaan agregat meningkat, para produsen akan menambah jumlah produksi
untuk memenuhi permintaan tersebut. Bila terjadi penambahan jumlah produksi, maka dapat dikatakan
telah terjadi peningkatan pendapatan nasional, karena pendapatan nasional di antaranya dihitung dari nilai
barang dan jasa yang diproduksi. Bila pendapatan nasional meningkat maka negara telah mengalami
pertumbuhan ekonomi. Kontraktif-mengatasi Inflasi-mengurangi G & menambah T
Untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat mengurangi pengeluaran sehingga permintaan terhadap barang dan
jasa berkurang, yang pada akhirnya dapat menurunkan harga-harga.
Selain itu kenaikan tarif pajak akan mengurangi tingkat konsumsi masyarakat. Berkurangnya tingkat konsumsi
akan mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa yang akhirnya dapat menurunkan harga-harga.
Kebijakan fiskal diwujudnyatakan melalui penyusunan APBN
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah (melalui Bank Sentral) untuk menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang yang beredar disuatu negara kurang dari yang
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 5
dibutuhkan, negara tersebut akan mengalami kelesuan ekonomi (resesi), sebaliknya jika jumlah uang yang beredar
di masyarakat lebih dari yang dibutuhkan maka negara yang bersangkutan akan mengalami masalah inflasi.
Tujuan Kebijakan Moneter :
Menjaga stabilitas ekonomi Menjaga kestabilan harga
Meningkatkan kesempatan kerja Memperbaiki neraca perdagangan luar negeri
Macam-Macam Kebijakan Moneter
1) Politik Diskonto (Diskonto Policy) : kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang
beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank
2) Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy) : kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang
yang beredar dengan cara menjual atau membeli surat berharga.
3) Kebijakan Cadangan Kas (Cash Policy) : kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang
yang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan minimum yang harus dipenuhi oleh bank-bank umum.
4) Kebijakan Kredit Selektif (Selectif Credit Policy) : mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menentukan
syarat-syarat kredit yang ketat.
5) Kebijakan Sanering : kebijakan Bank Sentral dengan cara pengguntingan (pemotongan) nilai nominal uang
6) Kebijakan Devaluasi dan Revaluasi
Devaluasi : kebijakan Bank Sentral untuk menurunkan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing. Tujuannya
untuk memperbaiki neraca perdagangan luar negeri, dimana diharapkan harga barang ekspor Indonesia akan menjadi
lebih murah di luar negeri sehingga nilai ekspor Indonesia meningkat dan neraca perdagangan neraca perdagangan
menjadi surplus.
Revaluasi : kebijakan Bank Sentral menaikkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing.
3. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
a. Kebijakan pengembangan ekspor
Bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekspor, yang dapat dilakukan melalui
pembebasan dan keringanan pajak ekspor, penyediaan fasilitas khusus kredit perbankkan bagi eksportir
b. Kebijakan impor atau proteksi
Bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang-barang impor. Kebijakan proteksi
ada yang berbentuk tarif maupun non tarif (kuota, subsidi, diskriminasi harga, larangan impor, premi dan
dumping).
4. Kebijakan Bukan Fiskal dan Bukan Moneter
a. Kebijakan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan para pekerja. Tujuannya untuk menghindari kenaikan
biaya produksi yang berlebihan, karena kenaikan biaya produksi yang berlebihan dapat menaikkan harga jual
sehingga memicu terjadinya inflasi.
b. Kebijakan mendorong para pengusaha meningkatkan efisiensi produksi. Kebijakan ini dilakukan di antaranya
dengan cara memberi insentif (misal, berupa pengurangan atau pembebasan pajak) bagi pengusaha yang
melakukan inovasi. Atau, menyediakan dana yang besar untuk kegiatan litbang (penelitian dan pengembangan)
dalam rangka meningkatkan mutu barang.
Sumber
Ekonomi SMA Jilid 1, MT. Ritonga, Yoga Firdaus. PT. Phibeta Jakarta 2007
Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita 1, Rusdarti-Kusmuriyanto. PT. Tiga Serangakai Pustaka Mandiri, 2008
Ekonomi SMA Kelas X, Alam S.Esis. 2006 BSE Ekonomi Kelas X Chumidatus Sa'dyah (http://bse.kemdiknas.com)
Menaikkan Suku Bunga-Mengurangi Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Inflasi
Menurunkan Suku Bunga-Menambah Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Deflasi/Resesi
Menjual SBI-Mengurangi Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Inflasi
Membeli Surat Berharga-Menambah Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Deflasi/Resesi
Menaikkan cadangan kas-Mengurangi Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Inflasi
Menurunkan cadangan kas-Menambah Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Deflasi/Resesi