ekonomi mikro dan ekonomi makro

5
Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 1 Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro A. Pembagian Ilmu Ekonomi 1. Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics) Bagian dari ilmu ekonomi yang memaparkan secara apa adanya tentang kehidupan ekonomi suatu daerah/negara pada suatu masa tertentu. Contoh : Hasil produksi ikan di Flores Timur untuk tahun 2009, Ekonomi Indonesia menjelang PJP II 2. Ekonomi Teori (Economic Analysis) Ilmu yang menganalisis tentang hubungan antara variabel-variabel ekonomi. Ekonomi teori dibagi atas ekonomi mikro dan ekonomi makro. 3. Ekonomi Terapan (Applied Economics) Bagian dari ilmu ekonomi yang membahas penerapan teori ekonomi dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi secara langsung dan aplikatif di masyarakat. Ekonomi terapan bersifat mempraktikkan atau menerapkan ekonomi teori untuk digunakan dalam pemecahan masalah ekonomi. Contoh : Ekonomi Perusahaan, Ekonomi Pertanian, Ekonomi Koperasi B. Ekonomi Mikro (Microeconomics) dan Ekonomi Makro (Macroeconomics) 1. Ekonomi Mikro Cabang ilmu ekonomi yang menelaah perilau dari unit-unit ekonomi individual, yaitu individu sebagai konsumen, individu sebagai pemilik faktor produksi maupun individu sebagai produsen. Aktivitas unit-unit ekonomi yang dikaji dalam ekonomi mikro di antaranya sebagai berikut. a. Mempelajari bagaimana perilaku seseorang sebagai konsumen, sebagai pemilik sumber sumber ekonomi dan sebagai produsen. b. Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasa mulai dari produsen sampai pada konsumen. c. Mempelajari bagaimana harga-harga barang dan jasa itu dapat terbentuk. d. Mempelajari bagaimana produsen dalam menentukan tingkat produksi agar tercapai keuntungan yang maksimum. e. Mempelajari bagaimana konsumen atau rumah tangga mengalokasikan pendapatannya yang sangat terbatas untuk barang dan jasa yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan maksimum. Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi mikro meliputi hal-hal berikut ini. Analisa Biaya dan manfaat Teori produksi (perilaku produsen) Permintaan, penawaran dan keseimbangan harga di pasar Elastisitas Harga Industri Pasar Input Teori Nilai Guna (Perilaku Konsumen) Bentuk-Bentuk Pasar Barang Analisa ekonomi mikro dapat dibagi menjadi 3 yaitu : a. Teori harga : membahas tentang proses pembentukan harga yang dipengaruhi oleh interaksi antara permintaan dan penawaran, bentuk pasar dan elastisitas. b. Teori produksi : menganalisis biaya produksi, tingkat produksi serta kombinasi faktor produksi yang memungkinkan untuk mencapai keuntungan maksimum c. Teori distribusi : membahas faktor-faktor yang menentukan balas jasa atas seluruh faktor produksi 2. Ekonomi Makro Cabang ilmu ekonomi yang menelaah perilaku dari perekonomian atau tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan (agregat) termasuk di dalamnya faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perekonomian. Teori ekonomi makro bertitik tolak pada teori yang dkemukakan oleh ahli ekonomi Inggris yang bernama John Maynard Keynes, dalam bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money (1936) Ruang lingkup yang dipelajari ekonomi makro : Pendapatan Nasional Neraca pembayaran dan Kurs valuta asing Inflasi Pengangguran dan kesempatan kerja Investasi nasional (pemerintah dan swasta) Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Anggaran pemerintah Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan Kebijakan moneter dan jumlah uang yang beredar Tingkat bunga Tabungan nasional Secara umum permasalahan dalam ekonomi makro dapat dibagi menjadi dua yaitu : a. Masalah jangka pendek Sering diistilahkan dengan masalah stabilisasi ekonomi. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana mendorong laju perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya dalam jangka waktu yang lebih pendek (bulanan atau tahunan) agar dapat terhindar dari keterpurukan perekonomian makro yang utama, yakni : 1) Inflasi yang besar dan berkepanjangan Inflasi adalah keadaan perekonomian yang menunjukkan kenaikan harga-harga barang secara umum yang terjadi terus-menerus. Harga yang naik secara terus-menerus tentu sangat merugikan banyak pihak. Inflasi bisa terjadi disebabkan oleh beberapa faktor: a) Kelebihan Permintaan (Demand Pull Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena kelebihan permintaan atas barang dan jasa. Kelebihan permintaan yang tidak dapat dipenuhi produsen tersebut tentu akan mendorong kenaikan harga-harga, karena permintaan lebih besar b) Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang naik akan mendorong naiknya harga harga barang dan jasa. Selain itu, kenaikan biaya produksi akan mengakibatkan turunnya jumlah produksi sehingga penawaran menjadi berkurang, jika penawaran berkurang sedangkan permintaan diasumsikan tetap, maka akibatnya harga-harga akan naik daripada penawaran. c) Pencetakan Uang Baru oleh Pemerintah, Inflasi terjadi jika pemerintah mencetak uang baru untuk menutupi anggaran negara yang defisit. Pencetakan uang baru bisa menyebabkan jumlah uang yang beredar lebih banyak dan tidak seimbang dengan jumlah barang dan jasa sehingga harga-harga akan naik (inflasi).

Upload: jogo-hera

Post on 26-Jul-2015

240 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 1

Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

A. Pembagian Ilmu Ekonomi

1. Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics)

Bagian dari ilmu ekonomi yang memaparkan secara apa adanya tentang kehidupan ekonomi suatu daerah/negara

pada suatu masa tertentu.

Contoh : Hasil produksi ikan di Flores Timur untuk tahun 2009, Ekonomi Indonesia menjelang PJP II

2. Ekonomi Teori (Economic Analysis)

Ilmu yang menganalisis tentang hubungan antara variabel-variabel ekonomi. Ekonomi teori dibagi atas ekonomi

mikro dan ekonomi makro.

3. Ekonomi Terapan (Applied Economics)

Bagian dari ilmu ekonomi yang membahas penerapan teori ekonomi dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi

secara langsung dan aplikatif di masyarakat. Ekonomi terapan bersifat mempraktikkan atau menerapkan ekonomi

teori untuk digunakan dalam pemecahan masalah ekonomi.

Contoh : Ekonomi Perusahaan, Ekonomi Pertanian, Ekonomi Koperasi

B. Ekonomi Mikro (Microeconomics) dan Ekonomi Makro (Macroeconomics)

1. Ekonomi Mikro

Cabang ilmu ekonomi yang menelaah perilau dari unit-unit ekonomi individual, yaitu individu sebagai konsumen,

individu sebagai pemilik faktor produksi maupun individu sebagai produsen.

Aktivitas unit-unit ekonomi yang dikaji dalam ekonomi mikro di antaranya sebagai berikut.

a. Mempelajari bagaimana perilaku seseorang sebagai konsumen, sebagai pemilik sumber sumber ekonomi dan

sebagai produsen.

b. Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasa mulai dari produsen sampai pada konsumen.

c. Mempelajari bagaimana harga-harga barang dan jasa itu dapat terbentuk.

d. Mempelajari bagaimana produsen dalam menentukan tingkat produksi agar tercapai keuntungan yang

maksimum.

e. Mempelajari bagaimana konsumen atau rumah tangga mengalokasikan pendapatannya yang sangat terbatas

untuk barang dan jasa yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan maksimum.

Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi mikro meliputi hal-hal berikut ini.

Analisa Biaya dan manfaat Teori produksi (perilaku produsen)

Permintaan, penawaran dan keseimbangan harga di pasar

Elastisitas Harga

Industri

Pasar Input

Teori Nilai Guna (Perilaku Konsumen) Bentuk-Bentuk Pasar Barang

Analisa ekonomi mikro dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Teori harga : membahas tentang proses pembentukan harga yang dipengaruhi oleh interaksi antara permintaan

dan penawaran, bentuk pasar dan elastisitas.

b. Teori produksi : menganalisis biaya produksi, tingkat produksi serta kombinasi faktor produksi yang

memungkinkan untuk mencapai keuntungan maksimum

c. Teori distribusi : membahas faktor-faktor yang menentukan balas jasa atas seluruh faktor produksi

2. Ekonomi Makro

Cabang ilmu ekonomi yang menelaah perilaku dari perekonomian atau tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan

(agregat) termasuk di dalamnya faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perekonomian. Teori ekonomi makro

bertitik tolak pada teori yang dkemukakan oleh ahli ekonomi Inggris yang bernama John Maynard Keynes, dalam

bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money (1936)

Ruang lingkup yang dipelajari ekonomi makro :

Pendapatan Nasional Neraca pembayaran dan Kurs valuta asing

Inflasi Pengangguran dan kesempatan kerja

Investasi nasional (pemerintah dan swasta) Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Anggaran pemerintah Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan

Kebijakan moneter dan jumlah uang yang beredar Tingkat bunga

Tabungan nasional

Secara umum permasalahan dalam ekonomi makro dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Masalah jangka pendek

Sering diistilahkan dengan masalah stabilisasi ekonomi. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana mendorong laju

perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya dalam jangka waktu yang lebih pendek (bulanan atau tahunan)

agar dapat terhindar dari keterpurukan perekonomian makro yang utama, yakni :

1) Inflasi yang besar dan berkepanjangan

Inflasi adalah keadaan perekonomian yang menunjukkan kenaikan harga-harga barang secara umum yang terjadi

terus-menerus. Harga yang naik secara terus-menerus tentu sangat merugikan banyak pihak. Inflasi bisa terjadi

disebabkan oleh beberapa faktor:

a) Kelebihan Permintaan (Demand Pull Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena kelebihan permintaan atas

barang dan jasa. Kelebihan permintaan yang tidak dapat dipenuhi produsen tersebut tentu akan mendorong

kenaikan harga-harga, karena permintaan lebih besar

b) Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi.

Biaya produksi yang naik akan mendorong naiknya harga harga barang dan jasa. Selain itu, kenaikan biaya

produksi akan mengakibatkan turunnya jumlah produksi sehingga penawaran menjadi berkurang, jika

penawaran berkurang sedangkan permintaan diasumsikan tetap, maka akibatnya harga-harga akan naik

daripada penawaran.

c) Pencetakan Uang Baru oleh Pemerintah, Inflasi terjadi jika pemerintah mencetak uang baru untuk menutupi

anggaran negara yang defisit. Pencetakan uang baru bisa menyebabkan jumlah uang yang beredar lebih banyak

dan tidak seimbang dengan jumlah barang dan jasa sehingga harga-harga akan naik (inflasi).

Page 2: Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 2

d) Sikap Konsumen (Masyarakat) terhadap Informasi Kenaikan Harga Apabila konsumen mendapat informasi bahwa harga-harga akan naik, misalnya disebabkan oleh naiknya harga

BBM, biasanya konsumen akan berlomba membeli barang-barang sebelum harga betul-betul naik. Akibatnya,

permintaan akan meningkat tajam dan tidak seimbang dengan jumlah barang yang tersedia sehingga pasti terjadi

inflasi.

e) Sikap Produsen terhadap Informasi Kenaikan Harga Apabila produsen mendengar bahwa harga-harga akan naik maka sebagian produsen justru akan menimbun

barang sambil menunggu harga betul-betul naik, dengan tujuan agar mendapat keuntungan yang lebih besar.

Ketika harga betul-betul naik tetap saja ada sebagian dari produsen yang tidak menjual barangnya, karena masih

menunggu kenaikan harga yang lebih tinggi lagi. Perilaku produsen seperti ini menyebabkan penawaran jauh

lebih kecil dibanding permintaan, padahal dalam keadaan seperti ini para konsumen berlomba-lomba membeli

barang, akibatnya pasti terjadi inflasi.

f) Kebijakan Pemerintah yang Kurang Tepat

Kebijakan pemerintah yang kurang tepat bisa memicu timbulnya inflasi. Misalnya, jika pemerintah menetapkan

aturan (syarat) pemberian kredit yang terlalu longgar maka bisa dipastikan akan lebih banyak pengusaha yang

mendapat kredit (pinjaman uang). Akibatnya, jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga memicu

timbulnya inflasi.

Dampak buruk inflasi di antaranya, sebagai berikut :

a) Menurunkan Pendapatan Riil Masyarakat Misalnya sebelum inflasi, untuk membeli 40 kg beras diperlukan uang Rp100.000,-. Setelah inflasi, beras 40

kg harus dibeli dengan uang Rp120.000,- karena harga beras telah naik dari Rp2500,-per kg menjadi Rp3000,-

per kg. Ini berarti dengan adanya inflasi pendapatan riil (nyata) masyarakat menjadi turun. Hal seperti ini tentu

sangat menyusahkan masyarakat yang berpendapatan tetap.

b) Menurunkan Investasi (Penanaman Modal) yang Bersifat Produktif

Pada masa inflasi, para pemilik modal lebih suka menanam modal (uang)- nya dalam bentuk pembelian harta-

harta tetap, seperti tanah dan rumah serta benda-benda berharga lain, seperti emas dan mutiara. Karena pada

masa inflasi, nilai barang akan terus naik (semakin mahal), sedangkan nilai uang akan semakin turun. Pada

masa inflasi para pemilik modal kurang suka menanamkan modalnya untuk memproduksi barang-barang jasa

karena daya beli masyarakat sedang menurun.

c) Mengurangi daya saing barang-barang ekspor dan meningkatnya impor

Bila di dalam negeri terjadi inflasi, harga barang-barang produksi dalam negeri lebih mahal dibandingkan

produksi luar negeri. Sehingga barangbarang produksi dalam negeri kalah bersaing dengan produksi luar negeri.

Akibatnya nilai ekspor akan lebih kecil di banding nilai impor sehingga neraca perdagangan kita mengalami

defisit, dan defisit bisa menghabiskan cadangan devisa negara.

d) Menyulitkan Para Produsen dalam Menghitung Harga Pokok Produksi

Karena persentase kenaikan inflasi sering tidak teratur maka inflasi akan menyulitkan produsen dalam

menghitung harga pokok produksi. Akibatnya penghitungan harga pokok menjadi tidak tepat (terlalu kecil atau

terlalu besar). Penghitungan harga pokok yang tidak tepat akhirnya dapat menyulitkan produsen dalam

menetapkan harga jual produk.

e) Defisit Neraca Pembayaran

Secara sederhana dampak inflasi digambarkan sebagai berikut:

Inflasi Harga barang mahalpermintaan turun produsen mengurangi jumlah

produksiPHKpenganggurankriminalitas tinggi

2) Tingkat pengangguran yang tinggi

Pada umumnya, faktor utama yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah kekurangan

permintaan agregat (kekurangan permintaan secara keseluruhan). Mengapa permintaan agregat bisa

kurang?

Berikut jawabannya :

Pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Keuntungan bisa

diperoleh bila barang dan jasa yang diproduksi bisa dijual. Semakin besar permintaan, akan semakin

banyak barang dan jasa yang mereka produksi. Semakin banyak produksi akan menambah pemakaian

tenaga kerja. Semakin banyak produksi berarti semakin banyak pula pendapatan nasional, karena

pendapatan nasional di antaranya dihitung dari nilai barang dan jasa yang diproduksi. Dengan demikian,

terdapat hubungan yang erat antara tingkat pendapatan nasional dengan tingkat pemakaian tenaga kerja.

Semakin banyak pendapatan nasional berarti semakin banyak pula pemakaian tenaga kerja.

Akan tetapi pada umumnya tingkat permintaan agregat yang terjadi dalam perekonomian ternyata lebih

rendah dari permintaan agregat yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat perekonomian tenaga kerja

penuh. Karena pemakaian tenaga kerja tidak penuh maka dalam perekonomian terjadi pengangguran.

Pengangguran memiliki dampak-dampak buruk di antaranya mengurangi tingkat kemakmuran atau

kesejahteraan masyarakat, meningkatnya kejahatan dan kerusuhan, serta menurunnya penerimaan negara

dari sektor pajak penghasilan. Oleh karena itu, pemerintah harus selalu berusaha untuk menekan angka

pengangguran. Selain kekurangan permintaan agregat sebagai faktor utama penyebab pengangguran,

masih ada faktor-faktor lain yang menjadi penyebab pengangguran, yaitu pemakaian mesin-mesin

modern, ketidakcocokan keterampilan yang dimiliki tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan

perusahaan, perubahan musim dan perubahan struktur perekonomian yang menuntut jenis keterampilan

tertentu

Page 3: Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 3

3) Ketimpangan dalam neraca pembayaran

Neraca pembayaran adalah suatu catatan sistematis yang berisi transaksi-transaksi ekonomi antara penduduk

suatu negara dengan penduduk negara lain selama periode tertentu, umumnya satu tahun. Semua transaksi ekonomi dapat

digolongkan menjadi dua, yakni transaksi debet dan transaksi kredit. Transaksi debet adalah transaksi yang menimbulkan

kewajiban melakukan pembayaran kepada penduduk lain, sedangkan transaksi kredit adalah transaksi yang

menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk lain.

Contoh transaksi debet adalah kegiatan impor dan melakukan penanaman modal di negara lain.

Contoh transaksi kredit adalah kegiatan ekspor dan menerima penanaman modal dari negara lain.

Defisit neraca pembayaran terjadi bila pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri di

antaranya adalah nilai impor yang melebihi ekspor, dan pengaliran modal ke luar negeri yang melebihi pengaliran modal

ke dalam negeri. Neraca pembayaran yang defisit memiliki dampak buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi

negara. Defisit yang terjadi akibat impor yang berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kegiatan ekonomi di dalam

negeri, karena konsumen lebih suka menggunakan barang impor dibanding barang dalam negeri. Impor yang berlebihan

juga mengakibatkan peningkatan permintaan atas valuta asing yang digunakan untuk membayar impor. Akibat

selanjutnya, harga valuta asing akan bertambah. Harga valuta asing yang bertambah akan menyebabkan harga barang-

barang dalam negeri menjadi lebih mahal. Selain itu, penurunan kegiatan ekonomi di dalam negeri menyebabkan para

pengusaha tidak bersemangat melakukan kegiatan produksi, apalagi untuk membangun unit usaha baru.

b. Masalah jangka panjang.

Sering diistilahkan sebagai masalah pertumbuhan. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana mendorong

perekonomian agar tetap dalam kondisi ideal dan seimbang antara pertumbuhan jumlah penduduk, pertambahan

kapasitas produksi dan ketersediaan dana untuk investasi.

C. Perbedaan Ekonomi Mikro Dan Ekonomi Makro

Dilihat

dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro

Harga Harga ialah nilai dari suatu komoditas

(barang tertentu saja)

Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat

(keseluruhan)

Unit

analisis

Pembahasan tentang kegiatan ekonomi

secara individual. Contohnya permintaan

dan dan penawaran, perilaku konsumen,

perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya

dan laba atau rugi perusahaan

Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara

keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional,

pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,

investasi dan kebijakan ekonomi.

Tujuan

analisis

Lebih memfokuskan pada analisis tentang

cara mengalokasikan sumber daya agar

dapat dicapai kombinasi yang tepat.

Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh

kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara

keseluruhan

D. Masalah-masalah Yang Dihadapi Pemerintah Indonesia di Bidang Ekonomi

1. Kemiskinan

Menurut data BPS (Berita Resmi Statistik No. 06/01/Th. XV, 2 Januari 2012) Jumlah penduduk miskin (penduduk

dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan Rp243.729,- per kapita per bulan pada

September 2011.) pada September 2011 mencapai 29,89 juta orang (12,36 persen), turun 0,13 juta orang (0,13

persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang (12,49 persen).

Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres

Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan

Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.

2. Kependudukan

Menurut data BPS, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 adalah 237.641 juta jiwa.

Secara garis besar, ada 5 masalah kependudukan yang dihadapi pemerintah :

a. Jumlah penduduk yang sangat besar

b. Laju pertumbuhan penduduk yang pesat

c. Komposisi penduduk menurut umur yang tidak menguntungkan, dimana usia muda berada dalam jumlah yang

besar. Hal ini berarti penduduk yang masuk angkatan kerja setiap tahun meningkat dan kebutuhan akan

lapangan kerja semakin besar pula

d. Penyebaran penduduk yang tidak merata

e. Arus urbanisasi yang relatif tinggi

Upaya pemerintah untuk mengatasi masalah kependudukan :

a. Mengendalikan tingkat kelahiran dengan program KB

b. Menurunkan tingkat kematian ibu dan anak melalui program peningkatan gizi keluarga

c. Mengadakan transmigrasi lokal maupun nasional untuk pemerataan penyebaran penduduk

d. Menyelenggarakan proyek-proyek di daerah dan proyek padat karya untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat dan mengurangi arus urbanisasi.

3. Keterbelakangan

Indonesia masih termasuk negara terbelakang dalam bidang :

a. Pendidikan (tingkat pendidikan yang masih rendah, karena sebagain besar penduduk Indonesia hanya

mengenyam pendidikan dasar)

Page 4: Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 4

b. Kesehatan (tingkat kematian yang tinggi disebabkan karena keterrbatasan obat-obatan, tenaga medis dan

peralatan medis)

c. Kemajuan teknologi

d. Sikap mental ekonomi (banyak kasus KKN, penipuan dan pemalsuan produk resmi dan pembajakan karya cipta)

e. Ekonomi ( rendahnya pendapatan per kapita, banyaknya pengangguran, terbatasnya produk dalam negeri,

disiplin kerja rendah)

Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah yaitu : melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi

dari negara-negara maju.

4. Pengangguran

Pengangguran di Indonesia tidak hanya terjadi karena tidak tersedianya lapangan kerja, tetapi juga disebabkan oleh

:

a. kekurangan permintaan agregat (kekurangan permintaan secara keseluruhan)

b. pemakaian mesin-mesin modern,

c. ketidakcocokan keterampilan yang dimiliki tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan

perusahaan,

d. perubahan musim dan perubahan struktur perekonomian yang menuntut jenis keterampilan tertentu

e. Rendahnya mutu dan kualitas angkatan kerja baik dari segi pendidikan, ketrampilan maupun penguasaan

teknologi

f. Banyak lulusan pendidikan menegah dan tinggi setiap tahun sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan antara

permintaan dan penawaran tenaga kerja.

Upaya pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran :

a. Peningkatan pendidikan

b. Pemberian kursus-kursus ketrampilan

c. Pemerataan pembangunan

d. Proyek-proyek padat karya untuk menambah kesempatan kerja dengan mendirikan industri baru, pembangunan

jalan raya, jembatan, dll.

e. Pemberian Kredit Usaha Kecil

5. Pemerataan Pembangunan

Pembangunan yang tidak merata mengakibatkan terjadinya jurang pemisah antara daerah yang satu dengan daerah

yang lain, antara perkotaan dan pedesaan. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui Delapan Jalur

Pemerataan yaitu :

a. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang dan papan.

b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan

c. Pemerataan pembagian pendapatan

d. Pemerataan Kesempatan Kerja

e. Pemerataan kesempatan berusaha

f. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya generasi muda dan kaum muda

g. Pemerataan penyebaran pembangunan ke seluruh wilayah tanah air

h. Pemertaan kesempatan untuk memperoleh keadilan

6. Ketergantungan terhadap impor dan utang luar negeri

Tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintah dan sektor swasta terhadap impor dan utang luar negeri

merupakan masalah pembangunan. Impor yang tinggi akan mengurangi cadangan devisa negara. Jika cadangan

devisa berkurang maka stabilitas nasional akan melemah.

E. Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah Ekonomi

1. Kebijakan Fiskal (Kebijakan Anggaran)

Mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada kondisi yang lebih baik dengan cara mengatur penerimaan

dan pengeluaran pemerintah.

Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pajak/tax (T) dan pengeluaran negara/goverment expenditure (G)

Kebijakan fiskal dapat bersifat :

Ekspansif-mengatasi pengangguran-memperbesar G & mengurangi T

Telah dijelaskan bahwa salah stau penyebab terjadinya pengangguran adalah kurangnya permintaan agregat.

Oleh karena itu untuk meningkatkan permintaan agregat adalah dengan menambah pengeluaran pemerintah

untuk membeli barang dan jasa yang dibutuhkan maupun untuk menambah investasi pemerintah. Bila

permintaan agregat meningkat, maka jumlah pengangguran dapat dikurangi.

Apabila bila pemerintah mengurangi pajak penghasilan maka pada akhirnya dapat meningkatkan

permintaan agregat. Bila permintaan agregat meningkat, para produsen akan menambah jumlah produksi

untuk memenuhi permintaan tersebut. Bila terjadi penambahan jumlah produksi, maka dapat dikatakan

telah terjadi peningkatan pendapatan nasional, karena pendapatan nasional di antaranya dihitung dari nilai

barang dan jasa yang diproduksi. Bila pendapatan nasional meningkat maka negara telah mengalami

pertumbuhan ekonomi. Kontraktif-mengatasi Inflasi-mengurangi G & menambah T

Untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat mengurangi pengeluaran sehingga permintaan terhadap barang dan

jasa berkurang, yang pada akhirnya dapat menurunkan harga-harga.

Selain itu kenaikan tarif pajak akan mengurangi tingkat konsumsi masyarakat. Berkurangnya tingkat konsumsi

akan mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa yang akhirnya dapat menurunkan harga-harga.

Kebijakan fiskal diwujudnyatakan melalui penyusunan APBN

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah (melalui Bank Sentral) untuk menambah

atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang yang beredar disuatu negara kurang dari yang

Page 5: Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Materi Ajar Ekonomi_Kelas X_Limited Edition Page 5

dibutuhkan, negara tersebut akan mengalami kelesuan ekonomi (resesi), sebaliknya jika jumlah uang yang beredar

di masyarakat lebih dari yang dibutuhkan maka negara yang bersangkutan akan mengalami masalah inflasi.

Tujuan Kebijakan Moneter :

Menjaga stabilitas ekonomi Menjaga kestabilan harga

Meningkatkan kesempatan kerja Memperbaiki neraca perdagangan luar negeri

Macam-Macam Kebijakan Moneter

1) Politik Diskonto (Diskonto Policy) : kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang

beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank

2) Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy) : kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang

yang beredar dengan cara menjual atau membeli surat berharga.

3) Kebijakan Cadangan Kas (Cash Policy) : kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang

yang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan minimum yang harus dipenuhi oleh bank-bank umum.

4) Kebijakan Kredit Selektif (Selectif Credit Policy) : mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menentukan

syarat-syarat kredit yang ketat.

5) Kebijakan Sanering : kebijakan Bank Sentral dengan cara pengguntingan (pemotongan) nilai nominal uang

6) Kebijakan Devaluasi dan Revaluasi

Devaluasi : kebijakan Bank Sentral untuk menurunkan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing. Tujuannya

untuk memperbaiki neraca perdagangan luar negeri, dimana diharapkan harga barang ekspor Indonesia akan menjadi

lebih murah di luar negeri sehingga nilai ekspor Indonesia meningkat dan neraca perdagangan neraca perdagangan

menjadi surplus.

Revaluasi : kebijakan Bank Sentral menaikkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing.

3. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

a. Kebijakan pengembangan ekspor

Bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekspor, yang dapat dilakukan melalui

pembebasan dan keringanan pajak ekspor, penyediaan fasilitas khusus kredit perbankkan bagi eksportir

b. Kebijakan impor atau proteksi

Bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang-barang impor. Kebijakan proteksi

ada yang berbentuk tarif maupun non tarif (kuota, subsidi, diskriminasi harga, larangan impor, premi dan

dumping).

4. Kebijakan Bukan Fiskal dan Bukan Moneter

a. Kebijakan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan para pekerja. Tujuannya untuk menghindari kenaikan

biaya produksi yang berlebihan, karena kenaikan biaya produksi yang berlebihan dapat menaikkan harga jual

sehingga memicu terjadinya inflasi.

b. Kebijakan mendorong para pengusaha meningkatkan efisiensi produksi. Kebijakan ini dilakukan di antaranya

dengan cara memberi insentif (misal, berupa pengurangan atau pembebasan pajak) bagi pengusaha yang

melakukan inovasi. Atau, menyediakan dana yang besar untuk kegiatan litbang (penelitian dan pengembangan)

dalam rangka meningkatkan mutu barang.

Sumber

Ekonomi SMA Jilid 1, MT. Ritonga, Yoga Firdaus. PT. Phibeta Jakarta 2007

Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita 1, Rusdarti-Kusmuriyanto. PT. Tiga Serangakai Pustaka Mandiri, 2008

Ekonomi SMA Kelas X, Alam S.Esis. 2006 BSE Ekonomi Kelas X Chumidatus Sa'dyah (http://bse.kemdiknas.com)

Menaikkan Suku Bunga-Mengurangi Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Inflasi

Menurunkan Suku Bunga-Menambah Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Deflasi/Resesi

Menjual SBI-Mengurangi Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Inflasi

Membeli Surat Berharga-Menambah Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Deflasi/Resesi

Menaikkan cadangan kas-Mengurangi Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Inflasi

Menurunkan cadangan kas-Menambah Jumlah Uang Yg Beredar-Mengatasi Deflasi/Resesi