analisis pengaruh variabel makro dan mikro ekonomi...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO
EKONOMI TERHADAP YIELD SUKUK KORPORASI DI
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
(S.E)
Oleh :
NADIYAH
NIM 11140860000022
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H / 2018
ii
ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO EKONOMI
TERHADAP YIELD SUKUK KORPORASI DI INDONESIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
NADIYAH
NIM: 11140860000022
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si.
NIP. 197701222003121001
Pembimbing II
Yoghi Citra Pratama M.Si
NIP. 198307172011011011
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Selasa 10 April 2018 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswi:
1. Nama : Nadiyah
2. NIM : 11140860000022
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Variabel Makro dan Mikro
Ekonomi Terhadap Yield Sukuk Korporasi di Indonesia
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 April 2018
1. Drs. H. Burhanuddin Yusuf M.M (_________________)
NIP. 195406181981031005 Penguji I
2. Yoghi Citra Pratama M.Si (_________________)
NIP. 198307172011011011 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini , Jum‟at Tanggal 28 Bulan Sepetember Tahun 2018 telah diadakan Ujian
Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Nadiyah
2. NIM : 11140860000022
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi :Analisis Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Ekonomi
Terhadap Yield Sukuk Korporasi di Indonesia
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan
kemampuan yang bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan
bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan LULUS dan skripsi ini
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 September 2018
1. RR Tini Anggraeni, ST, M.Si (___________________)
NIDN. 2010088001 Ketua
2. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si (___________________)
NIP. 197701222003121001 Sekretaris
3. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si (___________________)
NIP. 197701222003121001 Pembimbing I
4. Yoghi Citra Pratama M.Si (___________________)
NIP. 198307172011011011 Pembimbing II
5. Nurul Ichsan., MA. (___________________)
NIP. 197311282005011004 Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nadiyah
No.Induk Mahasiswa : 11140860000022
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan kaya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, September 2018
Yang Menyatakan,
(Nadiyah)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Nadiyah
2. Tempat Lahir/Tgl. Lahir : Jakarta, 03 Desember 1996
3. Agama : Islam
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Status : Belum Menikah
6. Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa
7. Kewarganegaraan : Indonesia
8. Golongan Darah : O
9. Tinggi & Berat Badan : 160cm & 49kg
10. Alamat Rumah : Jl. H.Jian Rt 011/003 No.4 Cipete
Utara Kebayoran Baru Jakarta
Selatan
11. No. Hp : 081281684698
12. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN Cipete Utara 015 Pagi Jakarta Tahun 2008
2. SMPN 12 Jakarta Tahun 2011
3. MAN 4 Jakarta Tahun 2014
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2018
vii
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Sekretaris SEISDance (Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2016
2. Anggota Departemen Komunikasi dan Informasi HMJ Ekonomi
Syariah Tahun 2013-2014
3. Anggota Departemen Seni dan Budaya DEMA Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Tahun 2014-2015
4. Koordinator Departemen Seni dan Budaya DEMA Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Tahun 2015-2016
5. Bendahara Kuliah Kerja Nyata (KKN) Bakti Nyata di Desa
Kalongsawah, Jasinga, Bogor 25 Juli-25 Agustus 2017.
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Munadi
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Februari 1960
3. Ibu : Sumiyati
4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 03 Oktober 1966
5. Alamat : Jl. H.Jian Rt 011/003 No.4 Cipete
Utara Kebayoran Baru Jakarta
Selatan
6. Anak ke dari : 4 dari 5 bersaudara
viii
ABSTRACT
This study aims to analyze variable macro and micro economy on
corporate sukuk yield in Indonesia. The data used is secondary data and method
used is panel data regression analysis using Eviews 9 program to get an overview
that includes the relationship between one variable and another variable. The
sample in this study consisted of 5 companies in Indonesia Stock Exchange for 3
years from 2015-2017 with purposive sampling as sampling method.
This result of this research is that the Inflation variables have a significant
negative influence on corporate sukuk yield partially at level significance less
than 5%. While, DER, Companies Size, and PDB did not have a partially
significant influence. Results of regression analysis simultaneously obtained that
DER, Companies Size, Inflation, PDB jointly affect corporate sukuk yield. The
prediction ability of these four variables to sukuk yield is 95,611%, while the rest
4,389% is influenced by other factors not included in the research model.
Keywords: DER, Companies Size, Inflation, PDB, Yield
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel makro dan
mikro ekonomi terhadap yield sukuk korporasi di Indonesia. Data yang digunakan
merupakan data sekunder dan metode yang digunakan yaitu analisis regresi data
panel dengan bantuan program Eviews 9 untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Sampel
dalam penelitian ini terdiri dari 5 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama 3 tahun dari 2015-2017 dengan purposive sampling sebagai
metode pengambilan sampel.
Hasil penelitian ini adalah bahwa variabel Inflasi memiliki pengaruh
negatif signifikan terhadap yield sukuk secara parsial pada level of significance
kurang dari 5%. Sedangkan DER, Ukuran Perusahaan, dan PDB tidak memiliki
pengaruh yang signifikan secara parsial. Hasil analisis regresi secara simultan
diperoleh bahwa DER, Ukuran Perusahaan, Inflasi, dan PDB secara bersama-
sama mempengaruhi yield sukuk. Kemampuan prediksi dari keempat variabel
tersebut terhadap yield sukuk sebesar 95,611% sedangkan sisanya 4,389%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
Kata Kunci : DER, Ukuran Perusahaan, Inflasi, PDB, Yield
x
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia serta hidayah-Nya kepada alam semesta dan juga telah
memberikan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita semua dari
kebodohan menuju jalan terang benderang.
Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berdoa dan berusaha,
seperti salah satu hadist Rasulullah “Man Jadda Wa Jadda” yang artinya barang
siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan ahsil. Alhamdulillah,
penelitian penulis sebagai tugas akhir masa kuliah yang berjudul “Analisis
Pengaruh Variabel Makro Dan Mikro Ekonomi Terhadap Yield Sukuk Korporasi
Di Indonesia” telah penulis selesaikan dengan segenap kemampuan penulis dan
sebaik-baiknya. Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan masa studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (S.E) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa banyak orang-orang
disekitar penulis yang terus memberikan semangat serta dukungan dengan segala
daya dan upaya agar penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Sebagai
penghormatan dan kebanggaan penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan saya rezeki
untuk dapat kuliah di Universitas ini dan segala nikmat yang telah
Allah berikan yang harus patut disyukuri dan dimudahkan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Tanpa ridho dan berkah-Mu semua ini
sulit terjadi.
2. Kedua orang tuaku untuk segala kasih sayangnya yang tulus tiada
henti, Ibuku tersayang Sumiyati dan Ayahku tersayang Munadi atas
segala ketulusanmu, kesabaranmu dalam membesarkanku serta
didikanmu dalam mengajarkan berbagai hal hingga sampai saat ini.
Terimakasih banyak ats jasa-jasa mu selama ini baik dukungan
materi maupun non-materi untuk dapat melancarkan studi ini yang
tidak bisa terbalaskan atas apa yang Ibu dan Ayah lakukan. Hanya
sebuah doa yang bisa ku panjatkan untuk kedua orangtuaku melalui
do‟a “Rabbigfirlii Waliwalidayya Warhamhumma Kamaa
Rabbayani Shogiira”
xi
3. Terimakasih untuk adik dan kakak ku yang tersayang Nurul Amalia,
Nurman Fauzi, Andika Nirwan, dan Miftahul Jannah yang telah
menjadi tempat keluhan dan luapan emosi penulis saat suka dan
duka selama pengerjaan skripsi ini semoga kita selalu menjadi anak
yang berbakti kepada orang tua dan selalu dalam lindungan Allah
SWT. Terimakasih juga untuk adik sepupuku yaitu Rifda Fauziyah
yang selalu memberikan dukungan positif bagi penulis.
4. Dr. M. Arief Mufraini, Lc .,M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk
memberi arahan, masukan, dan evaluasi agar dapat diselesaikannya
penulisan skripsi ini dengan baik semoga Allah mencatat segala
amal kebaikannya sebagai ibadah dan selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semoga dapat
memajukan dan mengembangkan FEB jauh lebih baik lagi.
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku sebagai Dosen Pembiming
skripsi yang telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk
memberi arahan , masukan, dan evaluasi agar dapat diselesaikannya
penulisan skripsi ini dengan baik semoga Allah mencatat segala
amal kebaikannya sebagai ibadah dan selaku Ketua Jurusan
Ekonomi Syariah semoga dapat menjadi ketua jurusan yang lebih
baik lagi dalam memajukan Jurusan Ekonomi Syariah.
6. Ibu RR Tini Anggraeni, S.T., M.Si selaku dosen pembimbing
akademik.
7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat bagi penulis.
Serta karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pelayanan terbaik dan membantu selama perkuliahan.
Semoga Allah memberikan pahala yang banyak atas kebaikan bapak
dan ibu semua.
8. Sahabat-sahabat tersayang selama perkuliahan, Laika Intan dan
Fatimah Zuhra, terimakasih banyak penulis ucapkan kepada kalian
yang telah menjadi sahabat terbaik dari masa awal kuliah hingga
sekarang yang telah berbagi keadaan baik suka, duka, canda, tawa,
saling support, saling mendoakan dan selalu ada dikala sahabatnya
membutuhkan serta berjuang bersama-sama dalam mengerjakan
tugas akhir ini.
xii
9. Sahabat-sahabat SMA Nur Wasiah, Yngwie Leginah, dan Wahyuni
terimakasih telah menjadi sahabat baik penulis sejak SMA hingga
perkuliahan ini, semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT.
10. Sahabat “HMKI” Fatimah Zuhra, Laika Intan, Alfi Priestyan,
Muhammad Zakki, Sahid Al Hudri, Ferdian Naufal, Wahyu Adi, Al-
Ansar, Ibnu Rusyd, dan Ainur Rizki yang telah saling support dan
mendoakan dalam mengerjakan tugas akhir ini, semoga kita semua
sukses dimasa depan.
11. Terimakasih banyak kepada teman-teman seperjuangan Ekonomi
Syariah A dan B 2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu – persatu.
Rizky Yulian, Dwi Wahyu, Aminul Wahid, Gigih Ikhsani, Lauhul
Mahfuzh, Khairunnisa, Vinna Yuliana, sukses untuk kalian semua
dan semoga apapun yang kita kerjakan selalu dalam Ridho Allah
SWT.
12. Terima kasih untuk sahabat-sahabat SEISDance angkatan 2014,
Vivi, Wida, Ica, Yasmin, Ayu, Pratiwi, Rara, Evi, Heva, Rita, Sisil,
Kak Nia, Cindew untuk waktu luang segala canda tawanya,
pengalaman berharga dan do‟anya semoga Allah SWT membalas
semua jasa-jasa kalian.
13. Teman-teman KKN Bakti Nyata 104 semoga kalian selalu dalam
lindungan Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan sehubungan dengan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan, baik kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalaamu‟alaikum Wr. Wb.
Jakarta, September 2018
Nadiyah
NIM. 11140860000022
xiii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ..................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 18
A. Teori terkait dengan variabel penelitian .................................................. 18
B. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 39
C. Hipotesis .................................................................................................. 42
xiv
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 43
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel ................................................ 43
1. Populasi ....................................................................................... 43
2. Sampel ......................................................................................... 44
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 46
D. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 47
1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 47
2. Analisis Model Regresi Panel ..................................................... 48
3. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel ................................... 51
4. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 54
5. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 56
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 59
1. Variabel Independen ................................................................... 59
2. Variabel Dependen ...................................................................... 62
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 63
A. Analisa Deskriptif ................................................................................... 63
1. Debt to Equity Ratio .................................................................... 63
2. Ukuran Perusahaan...................................................................... 64
3. Inflasi........................................................................................... 66
4. PDB ............................................................................................. 68
5. Yield Sukuk Korporasi ................................................................ 70
B. Estimasi Model Regresi Data Panel ........................................................ 72
1. Common Effect Model (CEM) .................................................... 72
2. Fixed Effect Model (FEM) .......................................................... 73
xv
3. Uji Chow ..................................................................................... 74
4. Random Effect Model (REM)...................................................... 76
5. Uji Hausman ............................................................................... 77
C. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 78
1. Uji Normalitas ............................................................................. 78
2. Uji Multikolinearitas ................................................................... 79
3. Uji Heterokedastisitas ................................................................. 80
D. Uji Hipotesis ........................................................................................... 81
1. Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 81
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................................ 81
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .............................. 82
E. Analisis Regresi Data Panel .................................................................... 84
F. Interpretasi............................................................................................... 91
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 95
A. Kesimpulan ............................................................................................. 95
B. Saran dan Implikasi ................................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 97
LAMPIRAN ........................................................................................................ 100
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Variabel Makro dan Mikro Ekonomi .................................................. 9
Tabel 2.1 Perbedaan antara Sukuk dan Obligasi ................................................. 26
Tabel 3.1 Populasi Penelitian .............................................................................. 44
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ................................................................................ 45
Tabel 4.1 Regresi Data Panel Common Effect Model ......................................... 73
Tabel 4.2 Regresi Data Panel Fixed Effect Model .............................................. 74
Tabel 4.3 Regresi Data Panel Uji Chow ............................................................. 75
Tabel 4.4 Regresi Data Panel Fixed Effect Model .............................................. 76
Tabel 4.5 Regresi Data Panel Uji Hausman ....................................................... 77
Tabel 4.6 Uji Normalitas ..................................................................................... 79
Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas ........................................................................... 80
Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 81
Tabel 4.9 Uji Regresi Panel dengan Fixed Effect Model .................................... 84
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 39
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pasar Obligasi dan Sukuk di Indonesia Periode 2007 s.d 2010 ......... 3
Grafik 1.2 Perkembangan Sukuk Korporasi ....................................................... 5
Grafik 4.1 Debt to Equity Ratio 2015 s.d 2017 ................................................... 63
Grafik 4.2 Ukuran Perusahaan 2015 s.d 2017..................................................... 65
Grafik 4.3 Data Inflasi tahun 2015 s.d 2017 ....................................................... 67
Grafik 4.4 Data PDB tahun 2015 s.d 2017 ......................................................... 69
Grafik 4.5 Yield Sukuk Korporasi 2015 s.d 2017 ............................................... 71
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Penelitian ................................................................................ 100
Lampiran 2. Estimasi Model Data Panel............................................................. 103
Lampiran 3. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 107
Lampiran 4. Uji Statistik ..................................................................................... 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal syariah (Islamic stock market) atau bursa efek syariah
adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan
mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum
muamalat Islamiyah. Lain halnya, bursa efek kovensional dalam
perdagangan efek tanpa mempertimbangkan unsur syariah. Perbedaan
mendasar antara kedua bursa efek tersebut, yaitu indeks konvensional
memasukkan seluruh saham yang tercatat di bursa dengan mengabaikan
aspek halal haram, yang penting saham emiten yang terdaftar (listing)
sudah sesuai aturan yang berlaku (Hamid, 2009:38).
Perkembangan industri pasar modal syariah ditandai oleh berbagai
indikator diantaranya adalah semakin maraknya pelaku pasar modal
syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah selain saham-saham dalam
Jakarta Islamic Index (JII). Salah satu produk syariah yang mulai digemari
oleh para investor adalah Obligasi Syariah atau Sukuk. Obligasi syariah,
atau sukuk merupakan suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
2
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo (DSN-MUI) (Pebruary,
2016:95)
The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions (AAOFI) telah mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat yang
bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan
atas proyek atau kegiatan investasi tertentu.
Perkembangan sukuk di dunia dimulai dengan penerbitan sovereign
sukuk, namun pada tahun tahun berikutnya corporate sukuk lebih
mendominasi. Data dari Standard & Poor‟s (S&P) menunjukkan bahwa
pada tahun 2003, sovereign sukuk masih mendominasi pasar sukuk global
yaitu sebesar 42% dan sukuk yang diterbitkan oleh lembaga keuangan
sebesar 58%. Namun pada tahun 2007, justru sukuk korporasi yang
mendominasi pasar sukuk global, yaitu sekitar 71%, lembaga keuangan
26%, dan pemerintah tinggal 3%. Umumnya, penerbitan sukuk korporasi
ditujukan untuk ekspansi usaha,terutama oleh perusahaan-perusahaan
besar dari negara- negara Timur Tengah dan Asia Tenggara (Malaysia)
(Endri, 2009 : 360).
Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pada tahun 2002 mengeluarkan Fatwa No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang
Obligasi Syariah yang kemudian dikenal dengan istilah sukuk. Sejak itu
sukuk mulai tumbuh dan berkembang berdampingan dengan obligasi
meskipun dalam perbedaan jumlah yang sangat jauh. Dilihat dari sisi
tujuan, fungsi utama sukuk sama halnya dengan obligasi. Sukuk akhirnya
3
memiliki peran penting sebagai salah satu sumber pendanaan perusahaan
dan menjadi solusi untuk berinvestasi secara syariah mengingat belum ada
instrument jangka panjang syariah pada masa itu.
PT. Indosat Tbk memulai dengan penerbitan Obligasi Mudharabah
pada tahun 2002 yang direspon baik oleh semua pihak. Penerbitan obligasi
mulai diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain yang tiap tahunnya
mengalami peningkatan meskipun masih dalam jumlah yang kecil. Secara
kumulatif sampai dengan Desember 2009,sukuk telah meningkat sebesar
42,28% atau sebanyak 43 sukuk dibandingkan pada khir tahun 2008
sebanyak 29 sukuk.(Sudaryanti, 2011 : 106)
Grafik 1.1
Pasar Obligasi dan Sukuk di Indonesia Periode 2007 sampai 2010
Meskipun sukuk korporat terbit lebih awal dari pada sukuk Negara,
namun pasar Sukuk korporat di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan
dengan pasar Obligasi korporat. Meskipun masih sangat kecil, yaitu mulai
dari tahun 2007 sampai 2010 nilai sukuk korporat yang diterbitkan belum
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
2007 2008 2009 2010
Pasar Obligasi dan Sukuk
obligasi sukuk
4
mencapai Rp5000 milyar atau penerbitan sukuk rata-rata 8.6% pertahun
dari nilai penerbitan obligasi korporat, namun pertumbuhan sukuk
korporat di Indonesia cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai tahun
2009, dan sedikit menurun pada tahun 2010. Optimisme terhadap
perkembangan sukuk diIndonesia dapat dilihat dari andil Bapepam dan LK
sebagai regulator di pasar modal Indonesia dengan mengeluarkan
peraturan-peraturan tentang obligasi syariah, yaitu peraturan nomor
IX.A.13 yang mengatur tentang penerbitan efek syariah, dan peraturuan
nomor IX.A.14 yang mengatur tentang akad-akad yang digunakan dalam
penerbitan efek syariah di pasar modal. Disamping itu DSAK-IAI juga
telah menerbitkan kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan
syariah yaitu PSAK NO.101 tentang penyajian laporan keuangan syariah
dan PSAK NO.105 tentang akuntansi mudharabah. Oleh karena itu,
diharapkan produk sukuk tidak hanya sebagai instrument investasi yang
lebih islami dan lebih likuid, namun peraturan dan perundang-undangan
yang saat ini telah dan sedang dirumuskan juga mampu menjadikan Sukuk
memiliki daya saing dan daya banding dengan obligasi konvensional.
(Siswati,2010 : 3-4).
5
Grafik 1.2
Perkembangan Sukuk Korporasi
(Sumber : Laporan OJK per Oktober 2017)
Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa perkembangan sukuk
korporasi pertahunnya hampir mengalami kenaikan. Dapat dilihat
kenaikan nilai outstanding sukuk mengalami kenaikan pertahunnya
walaupun tidak terlalu signifikan dibandingan dengan nilai akumulasi
penerbitan yang terus meningkat signifikan berjumlah 124 sukuk,
perkembangan nilai akumulasi penerbitan yang signifikan dikarenakan
investasi pada produk sukuk semakin menarik minat investor untuk
berinvestasi dikarenakan banyaknya kelebihan yang ditawarkan dari
investasi sukuk.
Setiap investor yang menginvestasikan dananya pasti akan
mengharapkan hasil atau return dari investasinya, tanpa melupakan faktor
6
risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu
faktor yang memotivasi investor untuk menginvestasikan dananya dan
juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas
investasi yang dilakukannya.
Dalam obligasi istilah untuk menggambarkan return yang
dihasilkan oleh obligasi yaitu yield obligasi (bond yield). Yield obligasi
merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima investor, yang
cenderung bersifat tidak tetap, karena yield obligasi akan sangat terkait
dengan tingkat return yang diisyaratkan investor. Oleh karena itu, emiten
dan investor harus selalu memperhatikan fluktuasi harga obligasi dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan yield obligasi tersebut
(Fauzani dan Yahya, 2017 : 2)
Menurut Paisarn (2012), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi yield obligasi yaitu faktor eksternal, karakteristik obligasi
dan faktor internal perusahaan. Faktor eksternal yang perlu diperhatikan
yaitu faktor ekonomi makro seperti inflasi dan tingkat suku bunga. Inflasi
merupakan suatu keadaan dimana terjadi permintaan yang berlebih
terhadap barang-barang secara keseluruhan dalam perekonomian suatu
wilayah (Razali, 2011). Peristiwa tersebut akan menyebabkan
meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus. Inflasi yang
fluktuatif akan berdampak pada investasi berbagai sekuritas lainnya
termasuk obligasi. Inflasi yang terus meningkat menyebabkan kenaikan
harga secara keseluruhan, sehingga investasi pada surat-surat berharga
7
seperti obligasi akan dirasa semakin berisiko. Akibatnya, investor akan
mengharapkan yield yang lebih tinggi atas investasinya. Oleh karena itu,
laju inflasi berpengaruh positif terhadap yield obligasi yang diinginkan
oleh investor (Nurfauziah dan Setyarini, 2004). Hal ini sejalan dengan
penelitian Ibrahim (2008) dan Surya serta Nasher (2011) yang menyatakan
bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap yield obligasi.
Namun hal sebaliknya diperoleh dari Lidya (2010) dan Sam‟ani (2009)
yang menyatakan bahwa hasil penelitian variabel inflasi berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap yield obligasi.
Produk domestik bruto (gross domestic product) adalah nilai pasar
dari semua barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi dalam sebuah
negara pada suatu periode (Mankiw, 2006:6). Perubahan kondisi ekonomi
seperti meningkatnya PDB mempunyai pengaruh positif terhadap daya
beli konsumen sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk
perusahaan. Dengan meningkatnya penjualan perusahaan, maka
kesempatan perusahaan memperoleh keuntungan juga akan semakin
meningkat (Tandelilin, 2001:212). Dapat disimpulkan bahwa
meningkatnya PDB merupakan sinyal positif untuk berinvestasi. PDB
yang tinggi mengindikasikan bahwa investasi yang ada memiliki tingkat
resiko yang kecil sedangkan obligasi yang memiliki resiko kecil
memberikan yield yang kecil pula. Sehingga PDB berpengaruh negatif
terhadap yield obligasi.
8
Penelitian tentang pengaruh PDB terhadap yield obligasi salah
satunya dilakukan oleh Arum Melati (2013) yang menyatakan bahwa PDB
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap yield obligasi.
Dalam menilai suatu perusahaan, investor akan melihat tingkat
utangnya. Agar dapat menilai sejauh mana perusahaan menggunakan uang
yang telah dipinjamnya. Tingkat utang suatu perusahaan juga dapat
mengindikasikan apakah perusahaan tersebut sehat atau tidak. Rasio utang
terhadap ekuitas (debt to equity ratio) adalah indikator struktur modal dan
risiko finansial yang merupakan perbandingan antara hutang dan modal
sendiri.
Bertambah besarnya DER suatu perusahaan menunjukkan risiko
distribusi laba usaha perusahaan akan semakin besar terserap untuk
melunasi kewajiban perusahaan (Purwanto dan Haryanto, 2004).
Panjaitan, et.al (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai
nilai skala kecil cenderung kurang menguntungkan dibandingkan dengan
perusahaan dengan skala yang besar. Perusahaan dengan skala yang kecil
memiliki faktor pendukung untuk memproduksi barang dengan jumlah
yang terbatas. Oleh karena itu, perusahaan yang berskala kecil mempunyai
risiko yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan skala
besar. Perusahaan yang mempunyai risiko yang besar biasanya
menawarkan return yang besar pula, ini dilakukannya untuk menarik
9
Tabel 1.1
Variabel Makroekonomi dan Mikroekonomi Periode 2015-2017
i
n
v
e
s
s
Sumber : Data diolah oleh peneliti (2018)
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat variabel Debt to Equity Ratio (DER)
pada tahun 2016 sebesar 1,60 begitu pula pada yield sukuk juga
mengalami penurunan pada tahun 2017 menjadi 16,54. Houston (2001)
menambahkan bahwa perusahaan dengan rasio utang yang relatif tinggi
memiliki pengembalian yang lebih dalam situasi perekonomian nasional.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa DER akan
mempengaruhi imbal hasil obligasi syariah dari ekuitas. Dimana tingkat
imbal hasil obligasi syariah akan ikut meningkat. Fenomena ini telah
terjadi hubungan yang konsisten antara yield sukuk korporasi dengan
variabel Debt to Equity Ratio (DER). Sesuai dengan penelitiaan
sebelumnya, menurut Bhojraj dan Segupta (2013) bahwa terdapat
hubungan signifikan dan positif pada DER dan imbal hasil obligasi
Tahun
Yield
Sukuk
(Persen) DER
Ukuran
Perusahaan
(Jutaan
Rupiah)
Inflasi
(Persen)
PDB (Milyar
Rupiah)
2015 16,79% 1,56 43,575 6,38% 8.982.517
2016 16,69% 1,60 41,994 3,53% 9.434.632
2017 16,54% 0,93 43,967 3,81% 9.912.749
10
syariah. Namun, pada penelitian yang dilakukan oleh Siti Hantaty (2014)
bahwa terdapat hubungan negatif pada DER dan yield sukuk. Oleh karena
itu, untuk lebih memperkuat teori yang ada oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian sebelumnya.
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat variabel ukuran perusahaan pada tahun
2017 semakin meningkat menjadi 43,967, sedangkan yield sukuk pada
2017 menurun menjadi 16,54 perusahaan dengan skala besar memiliki
akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai
sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan
lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas
lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri.
Menurut Ibrahim (2008), terdapat pengaruh negatif antara ukuran
perusahaan terhadap yield obligasi.
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat variabel inflasi pada tahun 2017
meningkat menjadi 3,81% dari yang sebelumnya pada tahun 2015 sebesar
6,38%, tetapi yield sukuk menurun dari 16,59 di tahun 2016 menjadi
16,54. Fenomena ini telah terjadi hubungan yang tidak konsisten antara
inflasi dengan yield sukuk korporasi. Lidya (2010) dan Sam‟ani (2009)
yang menyatakan bahwa hasil penelitian variabel inflasi berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap yield obligasi. Penelitian Ibrahim
(2008) dan Surya serta Nasher (2011) yang menyatakan bahwa inflasi
berpengaruh positif signifikan terhadap yield obligasi.. Maka dari itu, perlu
diperkuat teori yang ada sebelumnya karena terdapat perbedaan antara data
11
dan penelitian sebelumnya, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut.
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat Produk Domestik Bruto (PDB) pada
tahun 2016 naik menjadi Rp 9,434,632 akan tetapi, yield sukuk turun
menjadi 16,69 ditahun 2016. Fenomena ini menunjukkan telah terjadi
hubungan yang tidak konsisten antara PDB dan yield sukuk korporasi.
Berdasarkan uraian dari latar belakang dan melihat ada beberapa
variabel yang tidak memiliki kesesuaian antara data dan penelitian ataupun
teori yang dipaparkan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk meneliti
“Analisis Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Ekonomi Terhadap
Yield Sukuk Korporasi di Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam
penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh debt to equity ratio , ukuran
perusahaan, inflasi, dan PDB secara simultan terhadap yield
sukuk korporasi di Indonesia.
2. Apakah terdapat pengaruh debt to equity ratio , ukuran
perusahaan, inflasi, dan PDB secara parsial terhadap yield
sukuk korporasi di Indonesia.
12
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh debt to equity
ratio , ukuran perusahaan, inflasi, dan PDB secara simultan
terhadap yield sukuk korporasi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh debt to equity
ratio , ukuran perusahaan, inflasi, dan PDB secara parsial
terhadap yield sukuk korporasi di Indonesia
D. Manfaat Penelitian
Melalui tulisan ini penulis berharap dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Teoritis
a. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan referensi, memperluas informasi dan wawasan dalam
mengembangkan penelitian pada bidang
manajemen,akuntansi, investasi dan khususnya dalam
keuangan syariah.
b. Peneliti
Peneliti diharapkan dapat mengetahui pengaruh masing –
masing variabel makro dan mikro ekonomi mempengaruhi
yield sukuk korporasi yang ada di Indonesia.
13
2. Praktis
a. Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan berinvestasi dari variabel yang diteliti,
manakah yang memiliki pengaruh terhadap yield sukuk
korporasi di Indonesia.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
1. Leily Hamida (2017)
Leily Hamida (2017) dalam jurnalnya membahas tentang pengaruh
likuiditas dan leverage terhadap yield sukuk dengan peringkat sukuk
sebagai variabel intervening. Dengan variabel independen yaitu
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Peringkat Sukuk . Populasi
penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dan menerbitkan obligasi syariah ijarah tahun 2006 -
2014 yang melaporkan laporan tahunan atau laporan sukuk yang
lengkap dan dipublikasikan. Teknik pemilihan sampel menggunakan
purposive sampling. Sampel yang sesuai dengan kriteria sebanyak 29
perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda dengan variabel intervening. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel independen rasio likuiditas CR
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rating sukuk, DER tidak
berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk, CR tidak berpengaruh
signifikan terhadap yield to maturity sukuk, rasio DER berpengaruh
14
negatif dan signifikan terhadap yield sukuk, dan rating sukuk
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap yield sukuk
2. Windy Fauzani dan Yahya (2017)
Windy Fauzani dan Yahya (2017) dalam jurnalnya membahas
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi yield obligasi. Dengan
variabel independen yaitu, tingkat suku bunga, peringkat obligasi,
maturitas, dan profitabilitas. Variabel dependennya yaitu yield
obligasi. Data yield didapat melalui laporan yield dari Bareksa dan
data obligasi perusahaan property dan real estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Pefindo. Sampel dalam penelitian
ini diperoleh dengan menggunakan metode sampling jenuh pada
perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan PT Pefindo selama periode 2013-2015 dan sampel
yang diperoleh sebanyak 9 perusahaan dan 20 obligasi perusahaan
property dan real estate. Metode analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap yield
obligasi, variabel peringkat obligasi berpengaruh negatif dan tidak
signifikan. Sedangkan variabel maturitas dan variabel profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap yield obligasi. Secara simultan,
variabel independen mempunyai pengaruh yang kuat terhadap variabel
dependen.
3. Ni Wayan Linda Naluritha Sari dan Nyoman Abundanti (2015)
15
Ni Wayan Linda Naluritha Sari dan Nyoman Abundanti (2015)
dalam penelitiannya menganilisis variabel-variabel yang
mempengaruhi yield obligasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 dengan jumlah
sampel penelitian sebanyak 18 perusahaan dengan total obligasi
sebanyak 60 obligasi melalui teknik purposive sampling. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi non
partisipan dengan teknik analisis data regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa inflasi dan peringkat
obligasi berpengaruh negative signifikan terhadap yield obligasi.
Sebaliknya, tingkat suku bunga dan umur obligasi berpengaruh positif
signifikan terhadap yield obligasi dan untuk variabel pertumbuhan
perusahaan dan profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap yield obligasi.
4. Bornok Situmorang (2017)
Bornok Situmorang (2017) dalam jurnalnya membahas pengaruh
peringkat obligasi, debt to equity ratio dan ukuran perusahaan terhadap
yield to maturity obligasi korporasi dengan tingkat suku bunga SBI
sebagai variabel moderating. Hasil dari penelitian ini adalah peringkat
obligasi, debt to equity ratio , dan ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap yield to maturity karena nilai signifikan lebih dari 0,05
dan jumlah t hitung lebih dari t tabel. Tingkat SBI memiliki pengaruh
16
positif dan signifikan terhadap yield to maturity karena nilai signifikan
kurang dari 0,05 dan jumlah t yang sama dengan jumlah t tabel dengan
arah koefisien positif. Hasil uji moderasi menunjukkan bahwa SBI rate
merupakan variabel moderator untuk hubungan peringkat obligasi dan
debt to equity ratio dengan yield to maturity.
5. Maulia Dhamayanti (2016)
Maulia Dhamayanti (2016) dalam penelitiannya membahas
pengaruh corporate governance terhadap rating dan yield sukuk.
Variabel independennya adalah kepemilikan institusional, board size
dan komisaris independen. Variabel dependennya ialah rating dan
yield sukuk. Sampel dalam penelitian ini adalah sukuk ijarah korporasi
yang terbit selama periode 2011-2015 dan diberi peringkat oleh
PEFINDO. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode
purposive sampling dan hasil observasi diperoleh sampel 18 sukuk,
dengan menggunakan regresi logistic dan rating dan OLS untuk yield.
Penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan institusional dan
board size , keduanya berpengaruh terhadap rating dan yield sukuk,
sedangkan blockholder hanya berpengaruh signifikan positif terhadap
rating sukuk. Komisaris independen tidak berpengaruh sama sekali
terhadap rating dan yield sukuk.
6. Huboyojati dan Widyarti (2010)
Huboyojati dan Widyarti (2010) dalam penelitiannya menganalisa
pengaruh tingkat suku bunga SBI, likuiditas obligasi, peringkat
17
obligasi, dan ROE perusahaan terhadap yield spread obligasi
perusahaan dengan periode penelitian selama 2 tahun yaitu 2008-2009.
Analisis menggunakan regresi linier multiple untuk kedua model
sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat suku bunga SBI
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap spread imbal
hasil corporate bond dari kedua model. Likuiditas dengan proxy
trading volume dari corporate bond adalah negatif dan signifikan
sedangkan pada sektor bukan keuangan mempunyai nilai negatif dan
tidak signifikan. ROE perusahaan keuangan negatif dan tidak
signifikan sedangkan pada sektor bukan keuangan mempunyai nilai
negatif dan signifikan. Hasil chow test menunjukkan bahwa model
regresi tidak mempengaruhi stabilitas dari model regresi.
7. Laili Shabrina (2017)
Laili Shabrina (2017) dalam penelitiannya menganalisa pengaruh
pertumbuhan perusahaan, debt to equity, dan rating terhadap yield to
maturity sukuk korporasi di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.
Analisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rating berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap yield to maturity. Debt to equity berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap yield to maturity. Sedangkan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap yield to
maturity.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori terkait dengan variabel penelitian
1. Investasi Syariah
Dalam melakukan investasi, setiap umat muslim wajib mengikuti
aturan Allah SWT dan Rasul-Nya. Melaksanakan setiap perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Agar di dalam setiap transaksi yang
dilakukan mendapatkan keberkahan dan keridhoan dari Allah SWT.
Huda dan Heykal (2010 : 191-196). Hal tersebut dijelaskan dalam Al –
Qur‟an surat al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut:
قوا للا مت لغد وات ولتنظر نفس ما قد قوا للا ها الذين آمنوا ات يا أي
خبير بما تع ملون إن للا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Mengutip Satrio bahwa terdapat rambu-rambu dalam melakukan
investasi dalam Islam, diantaranya:
1. Terbebas dari unsur riba
Imam Badrudin Al‟Aini dalam kitabnya „Umdatu al Qari
mendefinisikan riba adalah penambahan atas harta pokok tanpa
19
adanya transaksi bisnis riil. Secara garis besar, riba dikelompokkan
menjadi dua, masing-masing adalah riba utang piutang dan riba
jual beli.
2. Terhindar dari unsur gharar
Gharar secara etimologi bermakna kekhawatiran atau risiko,
dan gharar berarti juga menghadapi suatu kecelakaan, kerugian
dana atau kebinasaan.
3. Terhindar dari unsur judi (maysir)
Maysir merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat
untuk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan sesuatu
karena seseorang yang seharusnya menempuh jalan yang susah
payah akan tetapi mencari jalan pintas dengan harapan dapat
mencapai apa yang dikehendaki, walaupun jalan pintas tersebut
bertentangan dengan nilai serta aturan Islam.
4. Terhindar dari unsur haram
Secara garis besar sesuatu yang haram dikategorikan menjadi
dua: pertama haram secara zatnya. Babi, khamr, darah, bangkai,
perjudian, dan segala sesuatu yang dipersembahkan bagi selain
Allah SWT adalah sesuatu yang haram secara zat. Kedua, haram
karena proses yang ditempuh dalam memperoleh sesuatu. Makanan
atau barang halal yang diperoleh dengan cara bathil (mencuri,
merampok, dan lainnya) menjadi tidak halal hukumnya.
5. Terhindar dari unsur syubhat
20
Dalam terminology Islam, syubhat diartikan sebagai :
“sesuatu perkara yang tercampur (antara halal dan haram) akan
tetapi tidak diketahui secara pasti apakah ia sesuatu yang halal
atau haram, dan apakah ia hak ataukah batil.”
Jadi, investasi yang islami adalah pengorbanan sumber
daya pada masa sekarang untuk mendapatkan hasil yang pasti,
dengan harapan memperoleh hasil yang lebih besar di masa yang
akan datang, baik langsung maupun tidak langsung seraya tetap
berpijak pada prinsip-prinsip syariah secara menyeluruh (Nafik,
2009:70).
2. Pengertian Sukuk
Sukuk berasal dari bahasa Arab shukuk, bentuk jamak dari kata
shakk, yang dalam peristilahan ekonomi berarti legal instrument, deed,
atau check. Secara istilah didefinisikan sebagai surat berharga yang
berisi kontrak (akad) pembiayaan bedasarkan prinsip syariah. Sukuk
dikeluarkan oleh lembaga/institusi/organisasi baik swasta maupun
pemerintah kepada investor (sukuk holder). Penerbit sukuk wajib
membayar pendapatan kepada investor berupa bagi hasil atau marjin
atau fee selama masa akad. Emiten wajib membayar kembali dana
investasi kepada investor pada saat jatuh tempo (Nafik, 2009 : 246).
Sukuk pada prinsipnya mirip dengan obligasi konvesional dengan
perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan
bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung
21
(underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi
dasar penerbitan sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara pihak
yang disusun berdasarkan prinsip – prinsip syariah. Selain itu, sukuk
juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman
dan terbebas dari riba, gharar, dan maysir.
Berdasarkan peraturan nomor IX.A.13 tentang penerbitan efek
syariah, definisi sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang
tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas kepemilikan aset berwujud
tertentu, nilai manfaat dan jasa atas asset 19 proyek tertentu atau
aktivasi investasi tertentu, atau kepemilikan atas aset proyek tertentu
atau aktivitasnya investasi tertentu. Sedangkan menurut Fatwa Dewan
syariah Nasional (DSN) Nomor 32/SDNMUI/IX/2002 yang dimaksud
dengan obligasi syariah (sukuk) adalah suatu surat berharga jangka
panjang bedasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh emiten
kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil margin/ fee, serta membayar kembali dana obligasi syariah pada
saat jatuh tempo.
Karakteristik dan istilah sukuk merupakan pengganti dari istilah
sebelumnya yang menggunakan istilah bond, dimana istilah bond
mempunyai makna loan (hutang), dengan menambahkan Islamic maka
sangat kontradiktif maknanya karena biasanya yang mendasari
22
mekanisme hutang (loan) adalah interest (bunga), sedangkan dalam
Islam interest tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk itu,
sejak tahun 2007 istilah bond ditukar dengan istilah sukuk
sebagaimana disebutkan dalam peraturan di Bapepam Lembaga
Keuangan (LK) (Rodoni, 2009: 107).
Pada dekade saat ini telah terlihat perkembangan yang pesat dari
pasar sukuk global. Pasar sukuk global yang nilainya mencapai USD
$270 juta telah berubah menjadi contoh yang bagus untuk hubungan
ekonomi dan finansial yang lebih baik. Kesuksesan pasar sukuk
mencerminkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan demand
ekonomi modern yang selalu berubah dan berbeda – beda, untuk
mengmbangkan produk yang inovatif dan canggih, dan untuk
melakukan penerbitan dengan harga yang kompetitif (Awaludin dan
Masih, 2015 : 7)
3. Jenis - Jenis Sukuk
Terdapat berbagai macam sukuk yang diterbitkan pada masa
kontemporer, diantaranya:
a. Sukuk Ijarah
Sukuk Ijarah adalah suatu sertifikat yang memuat nama
pemiliknya dan melambangkan kepemilikan terhadap aset yang
bertujuan untuk disewakan, atau kepemilikan manfaat, dan atau
kepemilikan jasa sesuai jumlah efek yang dibeli dengan harapan
mendapatkan keuntungan dari hasil sewa yang berhasil
23
direalisasikan berdasarkan transaksi ijarah. Sedangkan akad ijarah
sendiri bermakna akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang atau objek ijarah itu
sendiri. Di Indonesia, dasar yang digunakan dalam menerapkan
sukuk adalah Manafi Wa Hiya Anwa„ sedangkan yang umum di
negara-negara lain adalah Ijarah Mumtahiya Bit Tamlik. Terkait
dengan dasar yang digunakan tersebut, tujuan dari transaksi Ijarah
di Indonesia adalah melakukan transaksi lease atau sublease.
Sedangkan dasar yang digunakan di negara negara lain bertujuan
untuk menjual asset (kepada SPV) kemudian melakukan lease
atas asset tersebut dengan memberikan opsi apakah pada akhir
masa sukuk, asset underlying ijarah beralih kepemilikannya.
b. Sukuk Musyarakah
Sukuk Musyarakah mempunyai persamaan dengan sukuk
mudharabah, namun berbeda dari segi hubungan antara investor
dengan pengelola. Obligasi syariah musyarakah adalah obligasi
syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
musyarakah dimana dua pihak atau lebih bekerja sama
menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan
usaha. Keuntungan akan dibagi sesuai nisbah yang disepakati
24
sedangkan kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai
proporsi modal masing – masing pihak.
c. Sukuk Murabahah
Sukuk Murabahah adalah sukuk yang menggunakan akad
murabahah yaitu suatu sertifikat yang melambangkan kepemilikan
terhadap hutang yang berakibat dari pembiayaan murabahah.
Sukuk murabahah termasuk non-tradable sukuk yang artinya sukuk
ini tidak dapat diperjual belikan karena melambangkan hutang.
d. Sukuk Istisna'
Sukuk Istisna' adalah suatu sertifikat yang melambangkan
kepemilikan terhadap hutang yang diakibatkan dari pembiayaan
istisna'. Sukuk Istisna‟ melambangkan suatu jual beli di mana para
pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu
proyek/barang. Adapun harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi
barang/proyek ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.
e. Sukuk Salam
Sukuk Salam adalah sukuk yang mengandung nilai sama
yang diterbitkan untuk mobilisasi modal saham dan barang yang
akan diserahkan berdasarkan akad salam adalah milik dari
pemegang sukuk salam. Dalam sukuk salam, investor berharap
bahwa komoditi salam akan mengalami kenaikan harga pada saat
tanggal jatuh tempo, yang akan menjadi keuntungan efek.
25
Sukuk salam ini tidak dapat diperdagangkan selama aset
yang mendasarinya merupakan hutang. Hutang tersebut hanya
dapat diubah menjadi aset nyata pada saat jatuh tempo ketika
subjek salam diserahkan (Rodoni, 2009: 116-119)
Dalam melakukan investasi yang benar, seorang investor
harus memahami konsep penilaian produk yang dijadikan
investasinya. Obligasi syariah sebagai instrumen investasi jangka
panjang mempunyai karakteristik penilaian yang spesifik dan
berbeda dengan instrumen investasi lainnya seperti saham. Pada
setiap pembelian investasi seorang investor yang menyimpannya
seperti waktu jatuh tempo akan menerima pendapatan.
4. Perbedaan antara Sukuk dan Obligasi
Menurut Otoritas Jasa Keuangan, sukuk adalah efek syariah berupa
sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili
bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas asset yang
mendasarinya (underlying asset). Underlying Asset adalah asset yang
dijadikan sebagai objek atau dasar penerbitan sukuk. Asset yang
dijadikan underlying dapat berupa barang berwujud seperti tanah,
bangunan, proyek pembangunan, atau asset tidak berwujud seperti
jasa, atau hak manfaat atas aset.
26
Tabel 2.1
Perbedaan antara Sukuk dan Obligasi
Deskripsi Sukuk Obligasi
Prinsip Dasar Kepemilikan bersama atas
suatu aset / manfaat aset / jasa
/ proyek / investasi tertentu
Utang piutang
antara obligasi dan
investor
Penggunaan
Dana
Penggunaan dana hanya untuk
kegiatan usaha yang tidak
bertentangan dengan prinsip
syariah
Tidak terbatas pada
kegiatan usaha yang
tidak bertentangan
dengan prinsip
syariah
Imbal Hasil Bagi hasil, fee atau ujrah,
margin
Bunga
Underlying
Asset
Perlu Tidak Perlu
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
5. Sukuk Korporasi
Instrumen yang dapat diperdagangkan di bursa efek syariah adalah
saham, reksadana, sukuk, dan surat berharga lainnya. Syarat yang harus
dipenuhi oleh semua sekuritas dalam bursa efek syariah adalah tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Saham, reksadana, dan sekuritas
lainnya selain sukuk diterbitkan oleh perusahaan atau emiten yang
27
tujuan utamanya ingin memperoleh keuntungan. Sedangkan sukuk
merupakan surat berharga yang unik, karena dapat diterbitkan oleh
organisasi yang bertujuan mendapatkan laba atau lembaga bisnis murni
seperti perusahaan baik swasta atau pemerintah maupun lembaga
nirlaba seperti pemerintah, organisasi keagamaan, atau organisasi
nirlaba lainnya (Nafik, 2009 : 269).
Sukuk korporasi menurut Otoritas Jasa Keuangan adalah
instrument berpendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah. Pendapatan Sukuk korporasi berdasarkan akad-akad yang
tertuang dalam ketentuan OJK tentang akad-akad efek syariah.
Sukuk korporasi, adalah surat hutang syariah yang diterbitkan oleh
perusahaan atau emiten untuk keperluan membiayai kebutuhan dana
perusahaan atau proyek-proyek perusahaan. Pada penelitian ini
membahas lebih spesifik tentang sukuk korporasi.
Menurut Hamid (2009:60), terdapat beberapa kriteria perusahaan
dalam menerbitkan obligasi syariah (sukuk), diantaranya:
a. Aktivitas utama (core business) yang halal tidak bertentangan
dengan substansi Fatwa No 20 / DSN-MUI / IV / 2001. Fatwa
tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang
bertentangan dengan syariah Islam diantaranya adalah:
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang.
28
2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk
perbankan dan asuransi konvensional.
3. Usaha memproduksi, mendistribusikan serta
memperdagangkan makanan dan minuman haram contoh
PT. Multi Bintang dan PT. Delta Jakarta. Keduanya
merupakan produsen minuman beralkohol, maka keduanya
tidak lolos seleksi.
4. Usaha memproduksi, mendistribusikan dana tau
menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak
moral dan bersifat mudharat. Contohnya, Gudang Garam
dan HM Sampoerna meskipun kedua produsen rokok ini
memiliki nilai kapitalisasi saham yang sama besar
(mencapai 17-20%) dari total kapitalisasi di BEJ), namun
tidak lolos syariah, karena tergolong usaha produksi barang
yang bersifat mudharat.
b. Peringkat investasi grade :
- Memiliki fundamental usaha yang kuat
- Memiliki fundamental keuangan yang kuat
- Memiliki citra yang baik bagi publik
c. Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen Jakarta
Islamic Indeks (JII)
29
6. Yield
Menurut Tandelilin dalam Susanti (2012:23), Yield obligasi
merupakan faktor terpenting sebagai pertimbangan investor dalam
melakukan pembelian obligasi sebagai instrument investasinya.
Investor yang bersifat konservatif pada umumnya melakukan
perhitungan yield obligasi dengan metode yield to maturity (YTM),
sedangkan investor dengan tujuan investasi jangka pendek pada
umumnya menghitung yield dengan menggunakan current yield (CY)
(Wibisono,2010).
Menurut Kementrian Keuangan Republik Indonesia,
Coupon/kupon yaitu besarnya bunga yang dibayarkan secara regular,
yang dinyatakan dalam presentase terhadap nilai nominal obligasi.
Sebagai contoh Obligasi Negara Seri FR0028 dengan tingkat 10%,
artinya setiap tahun jumlah bunga yang dibayarkan kepada investor
adalah 10% dikalikan dengan tingkat nominalnya, dengan demikian
untuk setiap unit Obligasi senilai Rp 1.000.000,00 maka kupon yang
diterima pertahun oleh investor ialah sebesar Rp 100.000,00.
Sedangkan, yang dimaksud Current Yield diukur dengan cara
membagi tingkat kupon obligasi dengan harga beli obligasi tersebut.
Bagi investor yang membeli obligasi sebagai tempat investasi,
yield to maturity merupakan salah satu standar yang perlu
diperhatikan. Yield to maturity adalah pengembalian yang akan
diterima investor obligasi. Perhitungan yield to maturity adalah dengan
30
menambah perbedaan antara harga nominal dengan harga pembelian.
Dengan kata lain bahwa yield to maturity merupakan nilai yang paling
sempurna dengan syarat obligasi tersebut dapat dipertahankan sampai
jatuh tempo, karena perhitungan yield to maturity mesti ditambahkan
dengan capital gain yang dibayarkan penerbit pada jatuh tempo
(Hulwati, 2009 :155-156)
Definisi yield to maturity adalah keuntungan yang didapatkan oleh
pemegang sukuk jika seluruh dana diinvestasikan sampai batas waktu
tertentu. Hal ini dianggap sebagai tingkat keuntungan internal yang
didapatkan investor saat membeli sukuk sesuai harga pasar, dengan
asumsi bahwa sukuk akan diinvestasikan sampai jatuh tempo, dan
seluruh pembayaran aliran dana dibayar tepat waktu (Naifar dan
Mseddi, 2013: 246)
Banyak investor jangka panjang melakukan metode perhitungan
pendapatan obligasi berdasarkan Yield to Maturity (YTM) agar bisa
melakukan perbandingan tingkat pendapatan obligasi yang satu dengan
yang lainnya (Rahardjo,2004). YTM dapat dirumuskan sebagai
berikut:
31
Dimana:
YTM : Yield to Maturity
C : Coupon
F : Nilai Nominal (face value)
P : Harga Pasar Obligasi
N : Jangka Waktu (time to maturity)
7. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Yield Sukuk Korporasi
a. Debt to Equity Ratio (DER)
Dalam industri perbankan, rasio solvabilitas digunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban –
kewajiban likuidasi. Salah satu rasio leverage adalah rasio
kewajiban atas ekuitas (debt to equity ratio). DER digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh
utang-utang, baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan
dana yang berasal dari modal sendiri (Boy Loen dan Sonny
Ericson, 2007 : 121-122).
Ukuran likuiditas mengukur kemampuan emiten untuk
membayar tagihan-tagihannya dalam jangka pendek tanpa
mengalami kesulitan keuangan. Konsep likuiditas juga diperluas
dengan mamsukan unsur pinjaman, yaitu kemudahan mendapatkan
likuiditas, baik tunai maupun non tunai melalui pinjaman dari
sumber-sumber eskternal perusahaan (Ichsan, 2013:85).
32
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara
hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya. (Melati, 2013 : 237)
Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk
menghitung nilai utang dengan ekuitas. Debt to Equity Ratio
(DER) adalah variabel yang mendefinisikan seberapa banyak
proporsi dari modal perusahaan yang sumber pendanaannya berasal
dari pinjaman atau kredit. Rasio ini berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Rasio ini juga berfungsi untuk mengetahui setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. (Kasmir,
2008)
Menurut Riyanto (2008) DER dapat dirumuskan seperti ini :
Debt Equity Ratio
b. Ukuran Perusahaan
Menurut Rodoni dan Herni (2010) proksi size biasanya
adalah total aset. Karena aset sangat besar nilainya dan untuk
menghindari bias skala maka besarannya perlu dikompres.
Semakin besarnya ukuran perusahaan tersebut, maka semakin
33
mudah mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang besar
tetutama untuk berhutang.
Ukuran (size) perusahaan pada penelitian ini diukur
menggunakan total aset perusahaan. Aset adalah sumber daya yang
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan
diperoleh perusahaan (Melati, 2013 Mengutip dari Kieso, 2007).
Variabel ini diukur dengan logaritma natural dari total asset
(Pratiwi,2014).
c. Inflasi
Inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari
barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu.
Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya
penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu
komoditas. Adapun definisi inflasi oleh para ekonom modern
adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus
dibayarkan (nilai unit penghitungan moneter) terhadap barang-
barang/ komoditas dan jasa (Karim, 2010:135).
Inflasi biasanya menunjuk pada harga-harga konsumen,
tapi bisa juga menggunakan harga-harga lain (harga perdagangan
besar, upah, harga, asset dan sebagainya). Biasanya diekspresikan
34
sebagai persentase perubahan angka indeks. Tingkat harga yang
melambung sampai 100% atau lebih dalam setahun (hiperinflasi),
menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap mata
uang, sehingga masyarakat cenderung menyimpan aktiva mereka
dalam bentuk lain, seperti real estate atau emas, yang biasanya
bertahan nilainya di masa-masa inflasi (Huda dkk, 2008:175).
Namun, apabila tingkat inflasi naik, harga obligasi akan
menurun tetapi yield-nya akan meningkat.(Tandelilin,
2005).Perhitungan inflasi berdasar Indeks Harga Konsumen (IHK)
dalam badan pusat statistik, dapat dihitung menggunakan rumus:
Inflasi =
d. Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai barang dan jasa
yang dihasilkan dalam suatu negara dalam suatu tahun tertentu
dengan menggunakan faktor-faktor produksi milik warga
negaranya dan milik penduduk di negara-negara lain. Biasanya
dinilai menurut harga pasar dan dapat didasarkan kepada harga
yang berlaku dan harga tetap (Sukirno, 2013:61)
Todaro dan Smith (2011) mengatakan bahwa PDB adalah
indikator yang mengukur jumlah output final barang (goods) dan
jasa (services) yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara,
35
baik oleh penduduk warga negaranya sendiri maupun bukan
penduduk (misalnya perusahaan asing), tanpa memandang apakah
produksi output tersebut nantinya akan dialokasikan ke pasar
domestik atau luar negeri. Dengan demikian warga negara yang
bekerja di negara lain, pendapatannya tidak dimasukkan ke dalam
PDB.
8. Hubungan Variabel Dependen dengan Independen
a. Hubungan DER dengan Yield Sukuk Korporasi
Rasio utang (debt ratio) akan mencapai puncaknya pada
saat perusahaan berada pada tahap kedewasaan (mature). Hal ini
terkait dengan manfaat dari penggunaan sumber dana utang untuk
pemenuhan kegiatan perusahaan. Misalnya, pada tahap ini dimana
keuntungan sudah cukup tinggi dan beban pajak juga relatif tinggi,
pemenuhan dana dari alternatif utang dalam banyak hal dapat
menekan besarnya pajak. Pada tahap ini juga ada kecenderungan
bahwa ada pemisahan antara manajer dan pemilik karena
perusahaan dalam tahap ini sudah banyak yang berubah status
menjadi perusahaan publik disamping juga perusahaan memiliki
kebutuhan investasi yang relatif rendah dan mudah diprediksi
(Gumantri, 2007).
Dengan penggunaan hutang yang semakin besar
mengakibatkan tingginya risiko perusahaan untuk tidak membayar
36
kewajibannya. Mengakibatkan yield yang didapat perusahaan
semakin besar (Hamida, 2017 : 76).
b. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Yield Sukuk Korporasi
Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang
banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan
laporan tahunan perusahaan. Hal ini disebabkan besar kecilnya
ukuran perusahaan mengandung informasi yang akan
mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi
(Susanti, 2012:34).
Bhojraj dan Sengupta (2003) menyatakan bahwa semakin
besar perusahaan akan mempunyai peringkat obligasi yang lebih
tinggi karena risiko pasarnya rendah sehingga akan menurunkan
yield.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
apabila perusahaan memiliki total asset yang besar, maka
perusahaan tersebut akan menawarkan yield obligasi yang rendah
atau kecil, karena perusahaan yang berskala besar atau memiliki
total asset yang besar memiliki risiko yang kecil dibandingkan
perusahaan kecil yang memiliki risiko yang besar, selain itu
perusahaan yang besar memiliki prospek yang baik dalam jangka
waktu yang relatif lama, lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang
kecil. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bhojraj dan
37
Sengupta (2003), menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif
total asset terhadap yield obligasi. Lebih lanjut, penelitian yang
dilakukan oleh Ibrahim (2008), terdapat pengaruh negatif antara
ukuran perusahaan terhadap yield obligasi.
c. Hubungan Inflasi dengan dengan Yield Sukuk Korporasi
Lidya Kristina (2010) mengatakan bahwa perubahan laju
inflasi yang sangat fluktuatif berdampak pada investasi surat-surat
berharga karena dengan inflasi yang meningkat berarti berinvestasi
pada surat berharga seperti obligasi makin berisiko, tingginya
risiko dalam investasi, akan mengakibatkan semakin tinggi juga
imbal hasil (yield) yang diharapkan oleh investor.
Menurut Rahardjo (2004:56), kondisi perekonomian yang
kuat serta inflasi yang rendah mengakibatkan tingkat daya beli
terhadap produk investasi juga sangat bagus, sehingga akan timbul
dampak positif terhadap perdagangan dan yield pada obligasi
(Rahardjo, 2004:56).
Penelitian yang telah dilakukan oleh Nurfauziah dan
Setyarini (2004) terdapat hubungan positif antara tingkat inflasi
terhadap yield obligasi perusahaan. Handayani dan Artini (2012)
mengatakan bahwa faktor ekonomi makro (inflasi,suku bunga dan
exchange rate) berpengaruh positif terhadap yield obligasi
korporasi.
d. Hubungan PDB dengan Yield Sukuk Korporasi
38
Sesuai dengan dasar teori Arbitrage Pricing Theory yang
dipelopori oleh Rosel pada tahun 1963 dijelaskan bahwa faktor-
faktor ekonomi makro dapat berpengaruh terhadap yield obligasi.
Dengan demikian faktor-faktor makro seperti tingkat suku bunga,
inflasi, dan produk domestik bruto berpengaruh terhadap yield
obligasi (Husnan, 1997).
Apabila tingkat PDB meningkat, hal itu merupakan sinyal
positif untuk berinvestasi. PDB yang tinggi, mengindikasikan
bahwa investasi yang ada memiliki tingkat resiko yang relative
kecil sedangkan obligasi yang memiliki resiko yang lebih jecil
memberikan yield yang kecil pula. Sehingga meningkatnya PDB
akan berpengaruh pada penurunannya yield obligasi (Tiyas dan
Prasetiono, 2014 : 3).
39
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Ekonomi Terhadap Yield Sukuk Korporasi di Indonesia
Variabel Independen (X)
Debt to Equity Ratio (X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Inflasi (X3)
PDB (X4)
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Multikolinearitas
Uji Heteroskedastisitas
Variabel Dependen (Y)
Yield Sukuk Korporasi
Regresi Data Panel
Common Effect
Fixed Effect
Uji Chow
Random Effect
Uji Hausman
Uji Hipotesis
Uji T
Uji F
Koefisien Determinan (R2)
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
40
Berdasarkan gambar di atas, yield to maturity merupakan keuntungan
yang didapatkan oleh pemegang sukuk jika seluruh dana diinvestasikan
sampai batas waktu tertentu. Hal ini dianggap sebagai tingkat keuntungan
internal yang didapatkan investor saat membeli sukuk sesuai harga pasar,
dengan asumsi bahwa sukuk akan diinvestasikan sampai jatuh tempo, dan
seluruh pembayaran aliran dana dibayar tepat waktu (Naifar dan Mseddi,
2013: 246). Dengan menggunakan analisis data panel, peneliti akan menguji
pengaruh Rating Sukuk, Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan,
Inflasi, dan PDB terhadap Yield to Maturity Sukuk Korporasi di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan analisis data panel. Data panel (pool)
merupakan data gabungan antara data runtun waktu (time series) dengan data
silang (cross section). oleh karena itu, data panel memiliki gabungan
karakteristik yaitu data yang terdiri atas beberapa objek dan meliputi beberapa
waktu (Winarno, 2011).
Langkah pertama dalam melakukan analisis regresi data panel yaitu
dengan menggunakan Model Common Effect. Pada model ini menggabungkan
data time series dan cross section. kemudian menggunakan metode OLS pada
data panel tersebut. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling
sederhana dibandingkan dengan dua pendekatan lainnya. Dengan pendekatan
ini kita tidak bisa melihat perbedaan antar individu dan perbedaan antar waktu
karena intercept maupun slope dari model sama. Terlihat bahwa baik intercept
maupun slope tidak berubah baik antara individu maupun antar waktu.
41
Langkah kedua, yaitu dengan pendekatan Model Fixed Effect. Teknik
yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada,
menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap
berlaku pada semua objek pada semua waktu. Langkah berikutnya adalah
dengan pendekatan Model Random Effect. Pendekatan ini untuk mengatasi
model fixed effect yang menggunakan variabel semu, sehingga model
mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek
random menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antar waktu
dan antar objek.
Selanjutnya yaitu pemilihan model regresi panel dimana terdapat 2 uji
yakni uji Chow dan uji Hausman. Kedua uji tersebut yang nantinya akan
menentukan apakah hasil olahan regresi data panel akan menggunakan Model
Fixed Effect atau Random Effect.
Setelah mengetahui model regresi yang digunakan, selanjutnya masuk
ketahap uji asumsi klasik, dimana dalam uji tersebut terdapat uji
Multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas dan uji Normalitas. Berikutnya,
masuk ke tahap terakhir yakni uji Signifikansi dengan melakukan interpretasi
dengan uji t, uji F dan koefisien determinasi.
42
C. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis
statistik atau hipotesis nol yang bertujuan untuk memeriksa
ketidakbenaran sebuah dalil atau teori selanjutnya akan ditolak melalui
bukti-bukti yang sah (Hamid, 2010:16)
Berdasarkan uraian latar belakang dan tinjauan pustaka, maka
dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ho = Tidak terdapat pengaruh antara variabel DER terhadap yield
sukuk korporasi.
H1 = Terdapat pengaruh antara variabel DER terhadap yield sukuk
korporasi.
2. Ho = Tidak terdapat pengaruh antara variabel Ukuran Perusahaan
terhadap yield sukuk korporasi.
H2 = Terdapat pengaruh antara variabel Ukuran Perusahaan terhadap
yield sukuk korporasi.
3. Ho = Tidak terdapat pengaruh antara variabel Inflasi terhadap yield
sukuk korporasi.
H3 = Terdapat pengaruh antara variabel Inflasi terhadap yield sukuk
korporasi.
4. Ho = Tidak terdapat antara variabel pengaruh PDB terhadap yield
sukuk korporasi.
H4 = Terdapat pengaruh antara variabel PDB terhadap yield sukuk
korporasi.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah membahas variable
bebas (independent variable) yaitu DER (X1), Ukuran Perusahaan (X2),
Inflasi (X3), dan PDB (X4) dan variabel terikatnya (dependent variable)
yaitu Yield Sukuk Korporasi (Y). Data yang digunakan merupakan data
kuartal 1 tahun 2015 sampai dengan kuartal 4 tahun 2017. Kelima variabel
itu dijadikan sebagai variabel independen karena pernah diuji dipeneliti
sebelumnya. Data bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Bursa Efek Indonesia (IDX),
dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini.
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang
dimiliki oleh obyek atau subyek itu. Sedangkan yang dimaksud dengan
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi tersebut (Mufraini, 2013: 35)
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan sukuk
korporasi terdiri dari jenis Sukuk Ijarah dan Sukuk Mudharabah yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan perolehan data terbaru yaitu
44
2015-2017. Populasi dari penelitian ini terdapat 12 perusahaan yang
menerbitkan sukuk.
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
Sumber: Bursa Efek Indonesia
2. Sampel
Penelitian dapat meneliti seluruh elemen populasi (disebut dengan
sensus) atau meneliti sebagian dari elemen – elemen populasi (disebut
dengan penelitian sampel) (Priadana dan Muis, 2009: 103)
Pengambilan sampel dengan cara nonprobabilitas lebih dapat
diandalkan daripada lainnya dan dapat memberikan beberapa petunjuk
penting untuk data yang bermanfaat berkaitan dengan populasi. Pada
penelitian ini menggunakan pengambilan sampel bertujuan (purposive
sampling). (Suharno, 2009)
No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 ADMF PT. Adira Dinamika Multi Finance
2 AGII PT. Aneka Gas Industri
3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
4 APAI PT. Angkasa Pura I
5 BNII PT. Bank Maybank Indonesia Tbk
6 BRIS PT. Bank BRISyariah Tbk
7 BSSB PT. Bank Sulselbar
8 BSBR PT. Bank NAGARI
9 EXCL PT. XL Axiata Tbk
10 ISAT PT. Indosat Tbk
11 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk
45
Metode yang digunakan menggunakan purposive sampling yaitu
metode pemilihan dengan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel
dalam penelitian ini:
a. Sukuk Korporasi yang beredar dari bulan Januari 2015 sampai
Desember 2017 dan memiliki jatuh tempo maksimal ditahun
2022
b. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap
dari tahun 2015-2017 dan dipublikasikan di Indonesia Stock
Exchange (IDX)
c. Sukuk Ijarah dan Mudharabah
Dari karakteristik yang ditentukan oleh penulis atas populasi
sukuk yang beredar dari tahun 2015-2017, maka dapat diambil
sampel sebanyak 10 seri sukuk.
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Nama Sukuk Kode Sukuk
1
Sukuk Ijarah Berkelanjutan 1 XL Axiata
Tahap I Tahun 2015 Seri B SIEXCL01BCN1
2
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata
Tahap I Tahun 2015 Seri C SIEXCL01CCN1
3
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata
Tahap I Tahun 2015 Seri D SIEXCL01DCN1
4
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Summarecon
Agung Tahap III Tahun 2015 SISMRA01CN3
5
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap
II Tahun 2015 Seri B SIISAT01BCN2
6
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap
II Tahun 2015 Seri C SIISAT01CCN2
7
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap
II Tahun 2015 Seri D SIISAT01DCN2
46
8
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap
II Tahun 2015 Seri E SIISAT01ECN2
9
Sukuk Subordinasi Mudharabah
Berkelanjutan I Tahap II Bank Muamalat
Tahun 2013 BBMISMSB1CN2
10
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Adira
Finance Tahap I Tahun 2015 Seri B SMADMF02BCN1
Sumber: Daily Trading Bond ICaMEL 2015-2017
C. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam
penelitian ini metode pengumpulan data yang dimaksud berasal dari:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dimaksudkan untuk medapatkan data kepustakaan
mengenai teori yang berkaitan dengan penelitian. Data tersebut
diperoleh dari buku, jurnal ekonomi, dan situs internet.
2. Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan
kedua) (Mufraini, 2013: 46) Data DER dan ukuran perusahaan didapat
dari laporan keuangan di (www.idx.co.id), data PDB diambil dari
website resmi Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id), data Inflasi
diambil dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), dan data yield diambil
dari PT Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL).
47
D. Teknik Pengolahan Data
Peneliti menggunakan metode analisis dengan perhitungan statistik
melalui software Eviews. Eviews adalah program komputer yang
digunakan untuk mengolah data statistik dan data ekonometri. Eviews
menyajikan perangkat analisis data, regresi (regression) dan peramalan
(forecasting). Keunggulan Eviews terletak pada kemampuan untuk
mengolah data yang bersifat time series, meskipun tetap dalam mengolah
data cross section maupun data panel. Eviews juga tidak perlu langkah
yang panjang untuk mengolah data dan Eviews juga mudah ditransfer ke
program lain. (Winarno, 2007).
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendekripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum. Dalam statistic deksriptif ini, akan dikemukakan cara-cara
penyajian data, dengan table biasa maupun distributsi frekuensi,
penjelasan kelompok melalui modus, median, mean dan variasi
kelompok melalui rentang dan simpangan baku (Sugiyono, 2005:21).
Data kuantitatif ditampilkan dalam bentuk grafik atau tabel,
sedangkan data kualitatif dalam bentuk deskriptif. Penggunaan analisis
deskriptif ini ditujukan untuk mengetahui kondisi dari efesiensi
48
operasional DER, ukuran perusahaan, rating sukuk, inflasi, dan PDB
terhadap yield sukuk korporasi.
2. Analisis Model Regresi Panel
Data panel adalah data yang berstruktur urut waktu sekaligus cross
section. Data semacam ini dapat diperoleh misalnya dengan
mengamati serangkaian observasi cross section (antarindividu) pada
suatu periode tertentu. (Ariefianto, 2012:148).
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data panel, yakni balanced
panel, dimana setiap subyek memiliki jumlah observasi yang sama,
dan unbalanced panel, dimana setiap subyek memiliki jumlah
observasi yang tidak sama. (Hakim, 2014:245).
Penelitian ini ingin mengetahui variabel makro dan mikro ekonomi
yang mempengaruhi yield sukuk korporasi. Yield sukuk korporasi
sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independennya adalah
DER, ukuran perusahaan, inflasi, dan PDB. Maka model penelitian ini
akan berbentuk sebagai berikut:
Yieldit=β0+β1DERit+β2SIZEit +β3Inflasit+β4PDBt+εit
Dimana:
Yieldit= Yield Sukuk Korporasi perusahaan i pada periode t
β1DERit= Debt to Equity Ratio perusahaan i pada periode t
β2SIZEit= Ukuran Perusahaan perusahaan i pada periode t
β3Inflasit= Inflasi pada periode t
β4PDBt= Produk Domestik Bruto pada periode t
49
εit= Komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel
dapat dilakukan melalui 3 pendekatan. Tiga metode yang digunakan
dalam data panel sebagai berikut:
a. Model Common Effects
Regresi model common effects ini berasumsi bahwa intersep
dan slope adalah tetap sepanjang waktu dan individu, adanya
perbedaan intersep dan slope diasumsikan akan dijelaskan oleh
variabel gangguan (error atau residual). Dalam persamaan
matematis asumsi tersebut dapat dituliskan β0 (slope) dan βk
(intersep) akan sama (konstan) untuk setiap data time series dan
cross section. Persamaan common effects adalah sebagai berikut:
Yit = β0 + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + εit
Persamaan di atas menjelaskan bahwa variabel Y milik unit i pada
periode t dipengaruhi oleh masing-masing variabel X1, X2, X3,
dan X4 pada masing-masing unit 1 dan periode t.
b. Model Fixed Effects
Fixed Effects ialah hasil suatu regresi yang dapat menunjukkan
perbedaan konstanta antar obyek, meskipun dengan koefisien
regresi yang sama. Efek tetap di sini maksudnya adalah bahwa satu
obyek observasi memiliki konstanta yang yang tetap besarnya
untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien
regresinya akan tetap besarnya dari waktu ke waktu (time
50
invariant). Terdapat 2 asumsi yang ada dalam model regresi fixed
effects yaitu
1. Asumsi slope konstan tetapi intersep bervariasi antar unit. Pada
pendekatan fixed effects, metode estimasi dapat dilakukan
dengan memasukkan variabel semu (dummy) untuk
menjelaskan adanya perbedaan intersep.
Yit = β0 + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + β5 D1t+ β6 D2t + β7
D3t + eit
2. Asumsi slope konstan tetapi intersep bervariasi antar individu /
unit dan antar periode waktu. Perbedaan asumsi ini dengan
asumsi yang pertama terletak pada perubahan intersep sebagai
akibat perubahan periode waktu data. Untuk melakukan
estimasi juga dapat dilakukan dengan menambahkan variabel
dummy sesuai dengan definisi dan kriteria masing-masing
asumsi tentang perbedaan individu dan perbedaan periode
waktu pada intersep.
Yit == β0 + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + β5 D1t+ β6 D2t + β7
D3t + ϒ 1 d2i +… + ϒ 6 d7i +…+ eit
c. Model Random Effects
Model ini diasumsikan bahwa perbedaan intersep dan
konstanta disebabkan oleh residual/error sebagai akibat perbedaan
antar unit dan antar periode waktu yang terjadi secara random.
Atas dasar itulah model random effects disebut juga dengan error
51
component model (ECM). Namun untuk menganalisis dengan
metode efek random ini ada satu syarat, yaitu objek data cross
section harus lebih besar daripada banyaknya koefisien. Terdapat
dua asumsi yang berbeda dalam regresi dengan model random
effects yaitu:
1. Intesep dan slope berbeda antar individu
Yit = β0 + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + β5 D1t+ β6 D2t + β7
D3t + ψ1 (D1X)t +…+ ψ12 (D3X3)t +eit
Untuk menggambarkan asumsi tersebut dalam persamaan
regresi dapat dilakukan dengan penambahan variabel dummy.
2. Intersep dan slope berbeda antar individu / unit dan periode
waktu.
Yit = β0 + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + β5 D1t+ β6 D2t + β7
D3t + ψ1 (D1X)t +…+ ψ12 (D3X3)t +ϒ 1 d2i +… + ϒ 6 d7i +…+ δ 1
(d2 X1)I + … + δ 24 (d7 X4)I +eit
Jika dibandingkan dengan kasus pada asumsi sebelumnya,
maka yang membedakannya adalah variabel dummy untuk
perubahan intersep dan perubahan slope karena aspek waktu.
3. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel
a. Pengujian Pemilihan Model
Secara umum terdapat dua pengujian yang sering digunakan
untuk memilih model regresi data panel mana yang terbaik diantara
52
model common effects, model fxed effects, dan model random
effects, yaitu uji F yang digunakan untuk memilih antara model
common effects atau model fixed effects, dan uji Hausman untuk
memilih antara model fixed effects dan model random effects.
b. Memilih Model Common Effects atau Model Fixed Effects
Uji signifikansi fixed effects digunakan untuk memutuskan
apakah model dengan asumsi slope dan intersep tetap antar
individu dan antar waktu (common effects), ataukah diperlukan
penambahan variabel dummy untuk mengetahui perbedaan intersep
(fixed effects). Proses pengujian ini dilakukan dengan uji F. cara ini
dilakukan dengan melihat nilai residual sum of squares (RSS) dari
kedua model regresi tersebut. (Sriyana, 2014: 81-182)
H0 : Common Effects Model
Ha : Fixed Effects Model
Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan
membandingkan perhitungan F hitung dengan F table.
Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung lebih besar dari F
table, maka H0 ditolak yang berarti model yang lebih tepat
digunakan adalah fixed effects model. Begitu sebaliknya, jika F
hitung lebih kecil dari F tabel, maka H0 diterima dan model yang
lebih tepat digunakan adalah model common effects (Agus
Widarjono, 2009: 238-239).
c. Uji Siginikansi Random Effects
53
Uji Siginikansi Random Effects dilakukan untuk menentukan
apakah model dengan pendekatan random effects lebih baik
dibandingkan dengan model OLS pada pendekatan common
effects.(Sriyana, 2014:183)
Hipotests nolnya adalah intersep dan slope sama atau common
effect
H0 : Common Effects Model
Ha : Random Effects Model
Uji LM ini didasarkan pada distribusi chi-square dengan
degree if freedom sebesar jumlah variabel independen. Jika nilai
LM statistic lebih besar dari nilai kritis statistic chi-square maka
menolak hipotesis nol, berarti estimasi yang tepat untuk model
regresi data panel adalah metode random effect daripada metode
OLS. Sebaliknya, jika nilai LM statistic lebih kecil dari nilai kritis
statistic chi-square sebagai nilai kritis maka kita menerima
hipotesis nol yang berarti menggunakan model common effect atau
metode OLS. (Agus Widarjono, 2013 : 363)
d. Pemilihan Model Fixed Effects atau Model Random Effects
Uji Hausman merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui
pilihan model yang lebih baik di antara model LSDV pada
pendekatan fixed effects dan GLS pada pendekatan random
effects.(Sriyana, 2014:186)
54
Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik chi
square dengan degree of freedom sebanyak k dimana k adalah
jumlah independen. Hipotesis nolnya adanya random effects.
H0 : Random Effect Model
Ha : Fixed Effect Model
Menolak statistik nol yaitu ketika nilai statistic Hausman lebih
besar dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model fixed
effects. Sebaliknya, bila gagal menolak hipotesis nol yaitu ketika
nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model
yang tepat adalah model random effects.(Agus Widarjono, 2013 :
364-365).
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Salah satu asumsi model regresi adalah residual didistribusikan
mengikut distribusi normal (Widarjono, 2015:291). Ada beberapa
metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi masalah normalitas
yaitu (Widarjono, 2015 : 89-91):
1. Uji Kolmorogov-Smirnov
Uji statistika Kolmorogov-Smirnov (K-S) merupakan uji
yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi dengan distribusi tertentu dalam hal ini adalah
distribusi normal. Uji Kolmotogov Smirnov ini didasarkan
pada fungsi distribusi empiris (empirical distribution function =
55
ECDF. Nilai statistic Kolmorogov-Smirnov (K-S) dihitung
dengan menggunakan formula sebagai berikut:
D = max1≤i≤| F (Yi) – i / N |
F : Distribusi kumulatif teoritis yang diuji kebenarannya.
H0 : Distribusi Normal
Ha: Tidak Berdistribusi Normal
2. Uji Jarque-Bera
Mertode ini didasarkan pada sampel yang besar yang
diasumsikan bersifat asymptotic. Uji statistic JB ini
menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis. Adapun
formula uji statistic JB adalah sebagai berikut:
S : koefisien skewness
K : koefisien kurtosis
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas adalah uji untuk variabel bebas, di mana
korelasi antar variabel bebas dilihat. Jika ada dua variabel bebas di
mana kedua variabel tersebut berkorelasi sangat kuat, maka secara
logika persamaan regresinya cukup diwakili oleh salah satu
variabel. Keadaan multikolinearitas bisa dilihat dari nilai VIF. Jika
nilai VIF ≤ 10, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.
56
Sebaliknya, jika nilai VIF > 10 maka dinyatakan terjadi
multikolinearitas (Yudiaatmaja, 2013 : 101-102).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak
konstan. Masalah heteroskedastisitas dengan demikian lebih sering
muncul pada data cross section daripada data time series. Beberapa
metode bisa digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya masalah
heteroskedastisitas, diantaranya metode Park, Glejser , Korelasi
Spearman, White (Widarjono, 2015 : 67-72). Pada prinsipnya Uji
Glejser menghitung nilai F dan membandingkan dengan Ftabel
untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan variabel
bebas terhadap harga mutlak galatnya |e|. Jika variabel bebas (X)
mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga mutlak galatnya
|e|, maka dikatakan ada gejala heteroskedastisitas (Yudiaatmaja,
2014 : 107).
5. Pengujian Hipotesis
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk uji signifikansi model. Uji signifikansi
model adalah uji pengaruh semua variabel independen secara
serempak terhadap variabel dependen. Uji F ini bisa dijelaskan
dengan menggunakan analisis varian (analysis of variance =
ANOVA).
57
Untuk menguji apakah koefisien regresi (b1, b2, b3, dan b4 )
secara bersama-sama atau secara menyeluruh berpengaruh
terhadap variabel dependen, prosedur uji F dapat dijelaskan sebagai
berikut (Widarjono, 2015 : 278-279).Pertama membuat hipotesis
nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:
H0 : b1=b2=b3=b4=0
Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠0
Hipotesis nol mengatakan semua variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen dan
hipotesis alternatifnya menyatakan semua variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen
(Widarjono, 2015: 279).
Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dan
nilai F kritis dari tabel distribusi F. Nilai F kritis dicari berdasarkan
besarnya α dan df. Besarnya df ditentukan oleh numerator (k-1) dan
df untuk denominator (n-k), dimana n adalah jumlah observasi dan
k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Dasar pengambilan
keputusannya adalah jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak
dan Haditerima, yang berarti bahwa variabel independen secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi
jika nilai F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Haditolak, yang
berarti bahwa variabel independen secara simultan tidak
58
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Widardjono,
2015 : 281).
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara individual.
Dalam melakukan uji hipotesis ini, hal yang penting dalam
hipotesis penelitian yang menggunakan data sampel sengan
menggunakan uji t adalah masalah pemilihan apakah menggunakan
dua sisi (two-tailed test) atau satu sisi (one-tailed test). Uji
hipotesis dua sisi dipilih jika tidak mempunyai dugaan kuat atau
dasar teori yang kuat dalam penelitian, sebaliknya uji hipotesis satu
sisi dipilih jika peneliti memiliki landasan teori atau dugaan yang
kuat. Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung
dan t tabel pada αdan df sebesar n-k, dimana n adalah jumlah
observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Jika nilai
t hitung > nilai t tabel, maka H0 ditolak yang berarti secara statistic
variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen
dan sebaliknya, jika nilai t hitung < nilai t tabel, maka H0 diterima
yang berarti secara statistic variabel independen tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen (Widardjono, 2015 : 282).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
59
Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan
seberapa besar proporsi variasi variabel dependen yang dijelaskan
oleh variasi variabel independen. Koefisien determinasi ini nilainya
tidak pernah menurun jika kita terus menambah variabel
independen, artinya koefisien determinasi akan semakin besar jika
kita terus menambah variabel independen dalam model
(Widardjono, 2015:276). Salah satu persoalan besar penggunaan
koefisien R2
dengan demikian adalah nilai R2
selalu naik ketika
menambah variabel independen dalam model, walaupun
penambahan variabel independen belum tentu mempunyai
justifikasi dari teori ekonomi ataupun logika ekonomi. Para ahli
ekonometrika telah mengembangkan alternative lain yaitu
digunakan R2
yang disesuaikan (Widardjono, 2015:70).
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa
variasi pada nilai. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa
variable pengujian yang dikelompokkan menjadi:
1. Variabel Independen (bebas)
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variable lain. Variabel independen yang digunakan
dalam bab ini ialah Debt on Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan ,
Inflasi, dan Produk Domestik Bruto (PDB).
60
a. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara hutang –
hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. (Melati, 2013 : 237).
Menurut Riyanto (2008) DER dapat dirumuskan seperti ini :
Debt to Equity Ratio
b. Ukuran Perusahaan
Ukuran (size) perusahaan pada penelitian ini diukur
menggunakan total aset perusahaan. Aset adalah sumber daya yang
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan
diperoleh perusahaan (Melati, 2013 Mengutip dari Kieso, 2007).
Variabel ini diukur dengan logaritma natural dari total asset.
(Pratiwi,2014)
c. Inflasi
Inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari
barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu.
Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya
61
penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu
komoditas. Adapun definisi inflasi oleh para ekonom modern
adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus
dibayarkan (nilai unit penghitungan moneter) terhadap barang-
barang/ komoditas dan jasa (Karim, 2010:135).
Perhitungan inflasi berdasar Indeks Harga Konsumen (IHK)
dalam badan pusat statistic, dapat dihitung menggunakan rumus:
Inflasi =
d. PDB
Todaro dan Smith (2011) mengatakan bahwa PDB adalah
indikator yang mengukur jumlah output final barang (goods) dan
jasa (services) yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara,
baik oleh penduduk warga negaranya sendiri maupun bukan
penduduk (misalnya perusahaan asing), tanpa memandang apakah
produksi output tersebut nantinya akan dialokasikan ke pasar
domestik atau luar negeri. Dengan demikian warga negara yang
bekerja di negara lain, pendapatannya tidak dimasukkan ke dalam
PDB.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) PDB atas dasar harga
berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur
62
ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan harga konstan sebagai parameter
dalam PDB.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat yang digunakan pada
penelitian ini adalah yield sukuk korporasi. Yield sukuk yang
digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan yield
to maturity (YTM). YTM adalah metode perhitungan penghasilan
yang diperoleh para investor jika kupon dan nilai pokok obligasi
disimpan hingga saat jatuh tempo (Rahardjo, 2003: 72). Berdasarkan
Tandelilin (2010:260) rumus perhitungan yield to maturity
menggunakan persamaan yang dikembangkan dengan menggunakan
metode equation approximation sebagai berikut:
Keterangan:
YTM : Yield to Maturity
C : Coupon
F : Nilai Nominal (face value)
P : Harga Pasar Obligasi
N : Jangka Waktu (time to maturity)
63
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Deskriptif
1. Debt to Equity Ratio
DER dengan angka dibawah 1.00 mengindikasikan bahwa
perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil dari ekuitas yang
dimilikinya. Adapun data Debt to Equity Ratio periode 2015 s.d 2017
sebagai berikut:
Grafik 4.1
Debt to Equity Ratio 2015 s.d 2017
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, data diolah peneliti
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
BBMI ISAT SMRA EXCL ADMF
64
Berdasarkan grafik 4.1 Debt to Equity Ratio terendah terjadi pada
PT. Bank Muamalat Tbk tahun 2017 sebesar 0,07, sedangkan nilai
tertinggi terjadi pada PT. Adira Multi Finance Tbk sebesar 2,7.
Pada tahun 2015 Debt to Equity Ratio tertinggi terjadi pada PT.
Adira Multi Finance sebesar 2,7 di triwulan pertama , sedangkan nilai
terendah pada PT. Bank Muamalat tahun 2015 sebesar 0,07 di triwulan
keempat.
Pada tahun 2016 Debt to Equity Ratio tertinggi terjadi pada PT.
Adira Multi Finance sebesar 2,3 di triwulan keempat, sedangkan nilai
terendah pada PT. Bank Muamalat tahun 2016 sebesar 0,14 di triwulan
kedua.
Pada tahun 2017 Debt to Equity Ratio tertinggi terjadi pada PT.
Adira Multi Finance sebesar 2,08 di triwulan pertama, sedangkan nilai
terendah pada PT. Bank Muamalat tahun 2017 sebesar 0,11 di triwulan
pertama.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diukur menggunakan total aset perusahaan.
Aset adalah sumber daya yang dikuasain oleh perusahaan sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa
depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan. (Melati, 2013)
Adapun data ukuran perusahaan periode 2015 s.d 2017 sebagai
berikut:
65
Grafik 4.2
Ukuran Perusahaan 2015 s.d 2017
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, data diolah peneliti
Berdasarkan grafik 4.2 Ukuran Perusahaan tertinggi terjadi pada
PT. XL Axiata Tbk sebesar 63,925 di triwulan pertama , sedangkan
nilai terendah pada PT. Summarecon Agung Tbk sebesar 16,217 di
triwulan pertama.
Pada tahun 2015 Ukuran Perusahaan tertinggi terjadi pada PT. XL
Axiata Tbk sebesar 63,925 di triwulan pertama , sedangkan nilai
terendah pada PT. Summarecon Agung 2015 sebesar 16,217 di
triwulan pertama.
Pada tahun 2016 Ukuran Perusahaan tertinggi terjadi pada PT. XL
Axiata Tbk sebesar 56,021 di triwulan pertama , sedangkan nilai
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
BBMI ISAT SMRA EXCL ADMF
66
terendah pada PT. Summarecon Agung 2015 sebesar 19,531 di
triwulan pertama.
Pada tahun 2017 Ukuran Perusahaan tertinggi terjadi pada PT.
Bank Muamalat Tbk sebesar 61,696 di triwulan keempat, sedangkan
nilai terendah pada PT. Summarecon Agung 2015 sebesar 21,003 di
triwulan pertama.
3. Inflasi
Inflasi menurut Bank Indonesia diartikan sebagai meingkatnya
harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu
atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan
itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah
Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat.
Jika ada kenaikan harga barang-barang dan jasa-jasa, maka
sejumlah rupiah tertentu tidak dapat dibelikan sebanyak barang dan
jasa yang dibeli sebelumnya. Dengan kata lain, nilai rupiah sekarang
mengalami penurunan daya beli, atau nilai nominalnya mengalami
penyesuaian terhadap tingkat inflasi sekarang. Inflasi merupakan
realitas sekarang dari kemungkinan berlanjut di masa dating dan
terulang kembali sepanjang waktu, maka penting bagi investor untuk
67
mencari aset yang dapat digunakan untuk menghindari kerugian yang
diakibatkan (Fairuz, 2017 : 64)
Adapun data inflasi periode 2015 s.d 2017 sebagai berikut:
Grafik 4.3
Data Inflasi Tahun 2015 s.d 2017
Sumber: Data dari BI dan diolah peneliti
Dapat dilihat dari Grafik 4.1 bahwa pada tahun 2015
mengalami kenaikan inflasi yang tinggi di triwulan ketiga sebesar
7,09%, kemudian mengalami penurunan drastis di triwulan keempat
sebesar 4,83%. Tahun 2016, inflasi terus mengalamin penurunan
sampai di triwulan ketiga sebesar 3,02%, kemudian meningkat di
triwulan keempat sebesar 3,30%. Tahun 2017, inflasi kembali
mengalami kenaikan di triwulan kedua sebesar 4,29% namun, kembali
turun di triwulan keempat sebesar 3,50%.
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
Inflasi
68
Menurut pengamat Ekonomi dari Institute for Development of
Economics and Finance (INDF), Eko Listyanto rendahnya inflasi di
Desember 2016 dibandingkan periode yang sama 2015 karena
terjadinya penurunan daya beli masyarakat di kuartal ke empat 2016.
Daya beli yang merosot, dipengaruhi perlambatan ekonomi nasional
sebagai imbas dari pelemahan ekonomi dunia.
4. Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto menurut Badan Pusat Statistik adalah salah
satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu
negara dalam suatu periode tertentu. PDB pada dasarnya merupakan
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam
suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga
berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi,
sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun.
69
Adapun data PDB periode 2015 s.d 2017 sebagai berikut:
Grafik 4.4
Data PDB Tahun 2015 s.d 2017
Sumber: Data dari BPS dan diolah peneliti(dalam milyar rupiah)
Berdasarkan Grafik 4.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2015
mengalami kenaikan PDB yang tinggi di triwulan ketiga sebesar Rp.
2.312.844 milyar. Tahun 2016, PDB paling tinggi berada di triwulan
ketiga yaitu sebesar Rp. 2.429.286 milyar. Tahun 2017, PDB kembali
mengalami kenaikan di triwulan ketiga sebesar Rp. 2.552.217 milyar
namun, kembali turun di triwulan keempat sebesar Rp. 2.508.932
milyar.
Grafik 4.2 terlihat bahwa PDB dari tahun 2015 sampai dengan
2017 mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang
mempengaruhi PDB, diantaranya sumber daya manusia, sumber daya
1900000
2000000
2100000
2200000
2300000
2400000
2500000
2600000
PDB
70
alam, perkembangan ilmu dan teknologi, dan ketersediannya modal.
Investasi dan ekspor mampu menarik pertumbuhan ekonomi
menjadi 5,02%. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik, pada triwulan
pertama 2017 membukukan nilai Rp. 3.227 triliun. Hal tersebut
merupakan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan periode yang
sama pada dua tahun sebelumnya. Faktor ketersediaan modal sangat
mempengaruhi meningkatnya PDB.
5. Yield Sukuk Korporasi
YTM adalah metode perhitungan penghasilan yang diperoleh para
investor jika kupon dan nilai pokok obligasi disimpan hingga saat jatuh
tempo (Rahardjo, 2003: 72). Berdasarkan Tandelilin (2010:260) rumus
perhitungan yield to maturity menggunakan persamaan yang
dikembangkan dengan menggunakan metode equation approximation
sebagai berikut:
Keterangan:
YTM : Yield to Maturity
C : Coupon
F : Nilai Nominal (face value)
P : Harga Pasar Obligasi
N : Jangka Waktu (time to maturity)
71
Adapun data yield sukuk korporasi periode 2015 s.d 2017 sebagai
berikut:
Grafik 4.5
Yield Sukuk Korporasi 2015 s.d 2017
Sumber: Daily Trading Bond ICaMEL 2015-2017, data diolah
Berdasarkan grafik 4.5 Yield Sukuk Korporasi terendah terjadi
pada PT. Indosat Tbk tahun 2015 sebesar 7,35, sedangkan nilai
tertinggi terjadi pada PT. Bank Muamalat Tbk sebesar 31,81.
Pada tahun 2015 Yield Sukuk Korporasi tertinggi terjadi pada PT.
Bank Muamalat Tbk. sebesar 31,73 di triwulan kedua , sedangkan nilai
terendah pada PT. Indosat Tbk. tahun 2015 sebesar 6,89 di triwulan
ketiga.
0
5
10
15
20
25
30
35
Chart Title
BBMI ISAT SMRA EXCL ADMF
72
Pada tahun 2015 Yield Sukuk Korporasi tertinggi terjadi pada PT.
Bank Muamalat Tbk. sebesar 31,73 di triwulan kedua , sedangkan nilai
terendah pada PT. Indosat Tbk. tahun 2015 sebesar 6,89 di triwulan
ketiga.
Pada tahun 2016 Yield Sukuk Korporasi tertinggi terjadi pada PT.
Bank Muamalat Tbk. sebesar 31,74 di triwulan kedua , sedangkan nilai
terendah pada PT. Adira Multi Finance Tbk. tahun 2016 sebesar 9.87
di triwulan kedua.
Pada tahun 2017 Yield Sukuk Korporasi tertinggi terjadi pada PT.
Bank Muamalat Tbk. sebesar 31,81 di triwulan keempat , sedangkan
nilai terendah pada PT. XL Axiata Tbk. tahun 2017 sebesar 10,33 di
triwulan ketiga.
B. Estimasi Model Regresi Data Panel
Dari analisa model panel data dikenal tiga macam pendekatan estimasi
yaitu pendekatan Common Effect Model (CEM), pendekatan efek tetap
atau Fixed Effect Model (FEM) dan pendekatan efek acak atau Random
Effect Model (REM)
1. Common Effect Model (CEM)
Langkah pertama dilakukan pengolahan data menggunakan
pendekatan Common Effect Model (CEM) secara sederhana
menggabungkan (pooled) seluruh data time series dan cross section,
kemudian mengestimasikan model dengan menggunakan metode
Ordinary Least Square (OLS) sebagai salah satu syarat melakukan Uji
73
F Restricted. Hasil pengolahan menggunakan program Eviews 9.0
didapatkan hasil analisis data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM)
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
2. Fixed Effect Model (FEM)
Langkah kedua dilakukan pengolahan data menggunakan
pendekatan Fixed Effect Model (FEM) untuk membandingkan dengan
metode Common Effect Model (CEM). Hasil pengolahan
menggunakan program Eviews 9.0 didapatkan hasil analisis data
sebagai berikut:
Dependent Variable: YIELD?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 09:49
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DER? -0.090480 0.008138 -11.11854 0.0000
SIZE? 0.018567 0.008531 2.176473 0.0338
INFLASI? 0.273646 0.514574 0.531792 0.5970
PDB? -1.96E-08 5.74E-08 -0.341296 0.7342
R-squared 0.701609 Mean dependent var 0.163503
Adjusted R-squared 0.685623 S.D. dependent var 0.082418
S.E. of regression 0.046211 Akaike info criterion -3.246859
Sum squared resid 0.119585 Schwarz criterion -3.107236
74
Tabel 4.2
Regresi Data Panel Fixed Effect Model (CEM)
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
3. Uji Chow
Untuk memilih metode data panel yang digunakan, perlu dilakukan
Uji Chow untuk memilih antara Common Effect Model (CEM) atau
Fixed Effect Model (FEM). Di bawah ini adalah hasil Uji Chow,
diantaranya sebagai berikut:
Dependent Variable: YIELD?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 09:50
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.189366 0.693479 -0.273067 0.7859
DER? -0.004634 0.007814 -0.593049 0.5558
SIZE? 0.024137 0.040526 0.595586 0.5541
INFLASI? -0.477127 0.213351 -2.236342 0.0297
PDB? -1.73E-08 2.91E-08 -0.592989 0.5558
Fixed Effects (Cross)
ADMF--C -0.049416
BBMI--C 0.139228
EXCL--C -0.063981
ISAT--C -0.045064
SMRA--C 0.019234
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.962062 Mean dependent var 0.163503
Adjusted R-squared 0.956111 S.D. dependent var 0.082418
S.E. of regression 0.017266 Akaike info criterion -5.142637
Sum squared resid 0.015204 Schwarz criterion -4.828486
Log likelihood 163.2791 Hannan-Quinn criter. -5.019755
F-statistic 161.6611 Durbin-Watson stat 1.544828
Prob(F-statistic) 0.000000
75
Tabel 4.3
Regresi Data Panel Uji Chow
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Nilai yang harus diperhatikan pada uji chow adalah nilai
probabilitas dari F-Statistik. Hipotesis yang digunakan dalam uji chow
adalah sebagai berikut:
Ho: Common Effect Model (CEM)
Ha : Fixed Effect Model (FEM)
Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi
(5%), maka tolak Ho. Nilai probabilitas F-statistik model pertama
adalah 0.0000, dengan demikian metode data panel yang tepat antara
Common Effect Model (CEM) dengan Fixed Effect Model (FEM)
adalah Fixed Effect Model (FEM). Hasil uji Chow menunjukkan
tingkat signifikansi pada 0.0000, sehingga kesimpulan yang diambil
adalah menolak Ho dan model yang dipilih adalah Fixed Effect Model
(FEM).
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: FIRM
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 75.859112 (4,51) 0.0000
Cross-section Chi-square 116.322206 4 0.0000
76
4. Random Effect Model (REM)
Setelah melakukan uji chow, dilakukan pengolahan data dengan
metode Random Effect Model (REM) untuk dibandingkan dengan
Fixed Effect Model (FEM). Hasil pengolahan program Eviews 9.0
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4
Regresi Data Panel Random Effect Model (CEM)
Dependent Variable: YIELD?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/14/18 Time: 09:52
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 60
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.359975 0.463353 -0.776893 0.4406
DER? -0.014425 0.007222 -1.997261 0.0508
SIZE? 0.036500 0.026667 1.368697 0.1767
INFLASI? -0.474983 0.211546 -2.245292 0.0288
PDB? -3.07E-08 2.85E-08 -1.079203 0.2852
Random Effects (Cross)
ADMF--C -0.036363
BBMI--C 0.120747
EXCL--C -0.065105
ISAT--C -0.046240
SMRA--C 0.026961 Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.034759 0.8021
Idiosyncratic random 0.017266 0.1979 Weighted Statistics
R-squared 0.149229 Mean dependent var 0.023209
Adjusted R-squared 0.087355 S.D. dependent var 0.020680
S.E. of regression 0.019756 Sum squared resid 0.021466
F-statistic 2.411810 Durbin-Watson stat 1.149584
Prob(F-statistic) 0.059944 Unweighted Statistics
77
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
5. Uji Hausman
Untuk memilih metode data panel yang digunakan, perlu dilakukan
lagi Uji Hausman untuk memilih antara Fixed Effect Model (FEM)
atau Random Effect Model (REM). Di bawah ini adalah hasil Uji
Hausman, diantaranya sebagai berikut:
Tabel 4.5
Regresi Data Panel Uji Hausman
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
R-squared 0.243414 Mean dependent var 0.163503
Sum squared resid 0.303215 Durbin-Watson stat 0.081385
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: FIRM
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 4 1.0000
* Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
DER? -0.004634 -0.014425 0.000009 0.0010
SIZE? 0.024137 0.036500 0.000931 0.6854
INFLASI? -0.477127 -0.474983 0.000767 0.9383
PDB? -0.000000 -0.000000 0.000000 0.0270
78
Nilai yang harus diperhatikan pada uji husman adalah nilai
probabilitas dari Cross-section random. Hipotesis yang diguakan
dalam uji Hausman adalah sebagai berikut:
Ho : RandomEffect Model (REM)
Ha : Fixed Effect Model (FEM)
Dari hasil uji Hausman diperoleh nilai prob 1.0000 yang berarti
Random Effect Model (FEM) model yang dipilih. Namun, ada
peringatan yang menunjukkan bahwa variance pada Uji Hausman ini
tidak valid sehingga kesimpulan dari Uji Hausman membuat penelitian
ini harus kembali menggunakan hasil sebelumnya, yaitu menggunakan
Fixed Effect Model (FEM). Oleh karena itu dapat disimpulkan model
yang tepat dalam penelitian ini adalah Fixed Effect Model (FEM).
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Menurut Hinton (2014), “uji normalitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi mempunyai distribusi yang normal atau tidak.
Data yang baik adalah data yang terdistribusi normal. “Uji Normalitas
dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu menggunakan analisis
grafik, metode Kolmogorov-Smirnov, metode signifikansi Skewness
dan Kurtosis, dan dengan metode Jarque-Bera (Harmon 2011). Dalam
penelitian ini menggunakan uji normalitas metode statistik Jarque-
Bera.
79
Berikut ini hasil dari uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian
ini
Tabel 4.6
Uji Normalitas
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Pada Grafik 4.1 diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas
sebesar 0,115071 , lebih besar dari tingkat signifikan 5% (0,115071 >
0,05) dan juga nilai J-B sebesar 4,324415 lebih besar dari 2 (4,324415
> 2), maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk terdapat hubungan linier yang tinggi atau
sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas (Albert et al
2017).
Matriks korelasi melihat nilai koefisien kkorelasi antar variabel
bebas, dimana apabila memiliki koefisien korelasi rendah atau dibawah
0
2
4
6
8
10
12
-0.10 -0.05 0.00 0.05
Series: ResidualsSample 1 60Observations 60
Mean 1.01e-16Median 0.003323Maximum 0.081513Minimum -0.123310Std. Dev. 0.042320Skewness -0.604652Kurtosis 3.517060
Jarque-Bera 4.324415Probability 0.115071
80
0,8, maka model dinyatakan bebas multikolinieritas. Berikut hasil
output uji multikolinieritas dengan uji correlation Eviews 9:
Tabel 4.7
Uji Multikolinieritas
Sumber: Output Eviews 9
Sumber: Output Eviews 9, data diolah 2018
Pada Tabel 4. Dapat dilihat bahwa semua variabel memiliki koefisien
korelasi rendah atau lebih kecil dari 0,8. Maka dapat disimpulkan
bahwa data dalam penelitian ini tidak terdapat gangguan
multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskeastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk terjadi adanya ketidaksamaan varian dari
residual untuk semua pengamatan model regresi. Data yang baik
adalah data yang homokeadstisitas (Chatterjee dan Hadi 2013).
Penelitian ini menggunakan metode grafik dan metode statistic
Breusch-Pagan-Godfrey untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas. Metode Breusch-Pagan-Godfrey menjelaskan
apabila nilai Probabilitas F-statistik lebih besar dari tingkat signifikan
5% (Prob > 0,05) maka data bebas heterokedastisitas.
DER SIZE INFLASI PDB
DER 1.000000 -0.331023 0.158652 -0.211732
SIZE -0.331023 1.000000 0.017306 0.001137
INFLASI 0.158652 0.017306 1.000000 -0.674432
PDB -0.211732 0.001137 -0.674432 1.000000
81
Tabel 4.8
Uji Heteroskedastisitas
S
u
Sumber: Output Eviews 9, data diolah 2018
Hasil Tabel 4. Adalah output uji heteroskedastisitas. Metode
Breusch-Pagan-Godfrey, menunjukkan nilai Prob. F-statistik adalah
sebesar 0,2021 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data dalam penelitian ini tidak mengandung heteroskedastisitas, atau
data bersifat homokedastisitas.
D. Uji Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (R2)
Dari Tabel model fixed effect dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-
square dari model regresi yang terbentuk dalam penelitian ini adalah
sebesar 0,956111 yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel
independen (DER, Ukuran Perusahaan, Inflasi, dan PDB) dalam
menjelaskan variabel dependen (Yield Sukuk Korporasi) adalah
sebesar 95,611% sisanya 4,389% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak termasuk dalam model ini.
2. Uji Pengaruh Simultan Variabel Independen Terhadap Variabel
Dependen (Uji F)
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
F-statistic 1.544743 Prob. F(4,55) 0.2021
Obs*R-squared 6.059897 Prob. Chi-Square(4) 0.1947
Scaled explained SS 6.408431 Prob. Chi-Square(4) 0.1707
82
Dari Tabel 4.2 Model fixed effect dapat dilihat bahwa nilai Fhitung
adalah 161.6611 dengan nilai probabilitas 0.000000. Sementara nilai
Ftabel dengan df:α, (k-1), (n-k) atau 0,05, (5-1), (60-4) adalah 2,53968
yang berarti lebih kecil dari Fhitung maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel independen (DER,
Ukuran Perusahaan, Inflasi, PDB) secara simultan berpengaruh
sesignifkan terhadap variabel dependen (yield sukuk korporasi).
3. Uji Pengaruh Parsial Variabel Independen Terhadap Variabel
Dependen (Uji t)
a. Pengaruh DER terhadap Yield Sukuk Korporasi
Berdasarkan Tabel 4.2 Model fixed effect hasil perhitungan
dengan menggunakan eviews 9.0 yang ditujukan terlihat bahwa
DER menunjukan hasil thitung sebesar -0.593049. Jika dibandingkan
dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05, yaitu sebesar 2,004045
maka thitung lebih kecil dari ttabel (-0.593049 < 2,004045), nilai
probabilitas signifikansi sebesar 0,5558 juga menunjukkan nilai
yang lebih besar dari nilai pada tingkat signifikansi yang telah
ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0,5558 > 0,05) dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa variabel DER tidak berpengaruh
signifikan terhadap yield sukuk korporasi.
b. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Yield Sukuk Korporasi
Berdasarkan Tabel 4.2 Model fixed effect hasil perhitungan
dengan menggunakan eviews 9.0 yang ditujukan terlihat bahwa
83
Ukuran Perusahaan menunjukan hasil thitung sebesar 0,595586. Jika
dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05, yaitu
sebesar 2,004045 maka thitung lebih kecil dari ttabel (0,595586 <
2,004045), nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,5541 juga
menunjukkan nilai yang lebih besar dari nilai pada tingkat
signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0,5541 >
0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Ukuran
Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap yield sukuk
korporasi.
c. Pengaruh Inflasi terhadap Yield Sukuk Korporasi
Berdasarkan Tabel 4.2 Model fixed effect hasil perhitungan
dengan menggunakan eviews 9.0 yang ditujukan terlihat bahwa
Inflasi menunjukan hasil thitung sebesar -2,236324. Jika
dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05, yaitu
sebesar 2,004045 maka thitung lebih kecil dari ttabel (2,236324 >
2,004045), nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,0297 juga
menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai pada tingkat
signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0,0297 <
0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi
berpengaruh negative dan signifikan terhadap yield sukuk
korporasi.
84
d. Pengaruh PDB terhadap Yield Sukuk Korporasi
Berdasarkan Tabel 4.2 Model fixed effect hasil perhitungan
dengan menggunakan eviews 9.0 yang ditujukan terlihat bahwa
PDB menunjukan hasil thitung sebesar -0,592989. Jika dibandingkan
dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05, yaitu sebesar 2,004045
maka thitung lebih kecil dari ttabel (-0,592989 < 2,004045), nilai
probabilitas signifikansi sebesar 0,5558 juga menunjukkan nilai
yang lebih besar dari nilai pada tingkat signifikansi yang telah
ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0,5558 > 0,05) dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa variabel PDB tidak berpengaruh
signifikan terhadap yield sukuk korporasi.
E. Analisis Regresi Data Panel
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka hasil persamaan regresi
data panel yang menguji variabel DER, Ukuran Perusahaan, Inflasi, dan
PDB terhadap Yield Sukuk Korporasi pada tahun 2015 – 2017 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Uji Regresi Panel dengan Fixed Effect Model
Dependent Variable: YIELD?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 09:50
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 60
85
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Dari hasil pengujian hipotesis model fixed effect, maka dapat
diinterprestasikan bahwa 1 (satu) variabel independen Inflasi memiliki
pengaruh signifikan, sedangkan 3 (tiga) variabel independen lainnya
seperti DER, Ukuran Perusahaan, dan PDB tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen Yield Sukuk Korporasi (YSK).
Interpretasi peneliti terhadap penelitian ini untuk masing-masing
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. PT. Adira Multi Finance Tbk
YSK = -0.049416 – 0.004631DER + 0.024137SIZE – 0.477127Inflasi
– 1.73333PDB + e
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.189366 0.693479 -0.273067 0.7859
DER? -0.004634 0.007814 -0.593049 0.5558
SIZE? 0.024137 0.040526 0.595586 0.5541
INFLASI? -0.477127 0.213351 -2.236342 0.0297
PDB? -1.73E-08 2.91E-08 -0.592989 0.5558
Fixed Effects (Cross)
ADMF--C -0.049416
BBMI--C 0.139228
EXCL--C -0.063981
ISAT--C -0.045064
SMRA--C 0.019234 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.962062 Mean dependent var 0.163503
Adjusted R-squared 0.956111 S.D. dependent var 0.082418
S.E. of regression 0.017266 Akaike info criterion -5.142637
Sum squared resid 0.015204 Schwarz criterion -4.828486
Log likelihood 163.2791 Hannan-Quinn criter. -5.019755
F-statistic 161.6611 Durbin-Watson stat 1.544828
Prob(F-statistic) 0.000000
86
a. Nilai konstanta sebesar -0.049416 menunjukkan bahwa jika
variabel independen yang terdiri dari DER, Ukuran Perusahaan
(SIZE), Inflasi dan PDB bernilai 0, maka Yield Sukuk Korporasi
adalah -0.049416.
b. Nilai koefisien X1 atau DER adalah sebesar -0.004634 yang
menunjukkan bahwa jika nilai DER mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
0.004634 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau
tetap.
c. Nilai koefisien X2 atau Ukuran Perusahaan (SIZE) adalah sebesar
0.024137 yang menunjukkan bahwa jika nilai Ukuran Perusahaan
(SIZE) mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menaikkan
nilai yield sukuk korporasi sebesar 0.024137 dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
d. Nilai koefisien X3 atau Inflasi adalah sebesar -0.477127 yang
menunjukkan bahwa jika nilai Inflasi mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
0.477127 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau
tetap.
e. Nilai koefisien X4 atau PDB adalah sebesar -1.73333 yang
menunjukkan bahwa jika nilai Inflasi mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
1.73333 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap.
87
2. PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.
YSK = 0.139228 – 0.004631DER + 0.024137SIZE – 0.477127Inflasi –
1.73333PDB + e
a. Nilai konstanta sebesar 0.139228 menunjukkan bahwa jika variabel
independen yang terdiri dari DER, Ukuran Perusahaan (SIZE),
Inflasi dan PDB bernilai 0, maka Yield Sukuk Korporasi adalah
0.139228.
b. Nilai koefisien X1 atau DER adalah sebesar -0.004634 yang
menunjukkan bahwa jika nilai DER mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
0.004634 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau
tetap.
c. Nilai koefisien X2 atau Ukuran Perusahaan (SIZE) adalah sebesar
0.024137 yang menunjukkan bahwa jika nilai Ukuran Perusahaan
(SIZE) mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menaikkan
nilai yield sukuk korporasi sebesar 0.024137 dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
d. Nilai koefisien X3 atau Inflasi adalah sebesar -0.477127 yang
menunjukkan bahwa jika nilai Inflasi mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
0.477127 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau
tetap.
88
e. Nilai koefisien X4 atau PDB adalah sebesar -1.73333 yang
menunjukkan bahwa jika nilai Inflasi mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
1.73333 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap.
3. PT. XL Axiata Tbk.
YSK = -0.063981 – 0.004631DER + 0.024137SIZE – 0.477127Inflasi
– 1.73333PDB + e
a. Nilai konstanta sebesar -0.063981 menunjukkan bahwa jika
variabel independen yang terdiri dari DER, Ukuran Perusahaan
(SIZE), Inflasi dan PDB bernilai 0, maka Yield Sukuk Korporasi
adalah -0.063981.
b. Nilai koefisien X1 atau DER adalah sebesar -0.004634 yang
menunjukkan bahwa jika nilai DER mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
0.004634 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau
tetap.
c. Nilai koefisien X2 atau Ukuran Perusahaan (SIZE) adalah sebesar
0.024137 yang menunjukkan bahwa jika nilai Ukuran Perusahaan
(SIZE) mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menaikkan
nilai yield sukuk korporasi sebesar 0.024137 dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
d. Nilai koefisien X3 atau Inflasi adalah sebesar -0.477127 yang
menunjukkan bahwa jika nilai Inflasi mengalami kenaikan sebesar
89
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
0.477127 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau
tetap.
e. Nilai koefisien X4 atau PDB adalah sebesar -1.73333 yang
menunjukkan bahwa jika nilai Inflasi mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
1.73333 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap.
4. PT Indosat Tbk.
YSK = -0.045064 – 0.004631DER + 0.024137SIZE – 0.477127Inflasi
– 1.73333PDB + e
a. Nilai konstanta sebesar -0.045064 menunjukkan bahwa jika
variabel independen yang terdiri dari DER, Ukuran Perusahaan
(SIZE), Inflasi dan PDB bernilai 0, maka Yield Sukuk Korporasi
adalah -0.045064.
b. Nilai koefisien X1 atau DER adalah sebesar -0.004634 yang
menunjukkan bahwa jika nilai DER mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
0.004634 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau
tetap.
c. Nilai koefisien X2 atau Ukuran Perusahaan (SIZE) adalah sebesar
0.024137 yang menunjukkan bahwa jika nilai Ukuran Perusahaan
(SIZE) mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menaikkan
90
nilai yield sukuk korporasi sebesar 0.024137 dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
d. Nilai koefisien X3 atau Inflasi adalah sebesar -0.477127 yang
menunjukkan bahwa jika nilai Inflasi mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
0.477127 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau
tetap.
e. Nilai koefisien X4 atau PDB adalah sebesar -1.73333 yang
menunjukkan bahwa jika nilai Inflasi mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
1.73333 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap.
5. PT. Summarecon Agung Tbk.
YSK = 0.019234 – 0.004631DER + 0.024137SIZE – 0.477127Inflasi –
1.73333PDB + e
a. Nilai konstanta sebesar menunjukkan 0.019234 bahwa jika variabel
independen yang terdiri dari DER, Ukuran Perusahaan (SIZE),
Inflasi dan PDB bernilai 0, maka Yield Sukuk Korporasi adalah
0.019234.
b. Nilai koefisien X1 atau DER adalah sebesar -0.004634 yang
menunjukkan bahwa jika nilai DER mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
0.004634 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau
tetap.
91
c. Nilai koefisien X2 atau Ukuran Perusahaan (SIZE) adalah sebesar
0.024137 yang menunjukkan bahwa jika nilai Ukuran Perusahaan
(SIZE) mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menaikkan
nilai yield sukuk korporasi sebesar 0.024137 dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
d. Nilai koefisien X3 atau Inflasi adalah sebesar -0.477127 yang
menunjukkan bahwa jika nilai Inflasi mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
0.477127 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau
tetap.
e. Nilai koefisien X4 atau PDB adalah sebesar -1.73333 yang
menunjukkan bahwa jika nilai Inflasi mengalami kenaikan sebesar
1% maka akan menurunkan nilai yield sukuk korporasi sebesar
1.73333 dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap.
F. Interpretasi
1. Pengaruh DER terhadap Yield Sukuk Korporasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel DER tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap yield sukuk korporasi. Dengan demikian
penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa DER tidak
memiliki hubungan signifikan terhadap Yield Sukuk Korporasi. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang
lebih besar dari α (0,5558> 0,05).
92
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Bornok (2017) yang
menyatakan bahwa DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
Yield to Maturity obligasi. Begitu juga dengan penelitian yang
dilakukan oleh Setyapurnama (2005) yang menemukan hasil bahwa
debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap yield
obligasi. Namun, hasil penelitian tidak sama dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Hamida (2017) yang menemukan
bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap Yield Sukuk Korporasi.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Yield Sukuk Korporasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap yield sukuk korporasi.
Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan
bahwa Ukuran Perusahaan tidak memiliki hubungan signifikan
terhadap Yield Sukuk Korporasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
hipotesis dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari α (0,5541 >
0,05).
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Isnaini Desnitasari
(2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap yield to maturity. Begitu juga dengan
penelitian yang dilakukan oleh Budhi dan Teguh (2011) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap yield obligasi korporasi.
93
3. Pengaruh Inflasi terhadap Yield Sukuk Korporasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Inflasi memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap yield sukuk korporasi.
Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan
bahwa Inflasi tidak memiliki signifikan terhadap Yield Sukuk
Korporasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai
signifikansi yang lebih kecil dari α (0,0297 < 0,05).
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Ni Wayan dan
Nyoman(2015) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap yield obligasi korporasi. Begitu pula dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Lidya (2010) dan Sam‟ani (2009).
Hal ini terjadi karena tingkat inflasi selama periode penelitian
cenderung fluktuatif sehingga mampu menurunkan daya beli
masyarakat. Inflasi yang semakin meningkat juga mengakibatkan
investasi pada sekuritas asing cenderung memilih untuk berinvestasi
pada sekuritas asing untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih besar.
4. Pengaruh PDB terhadap Yield Sukuk Korporasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PDB tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap yield sukuk korporasi. Dengan demikian
penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa PDB tidak
memiliki hubungan signifikan terhadap Yield Sukuk Korporasi. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang
lebih besar dari α (0,5558 > 0,05).
94
Namun, hasil penelitian tidak sama dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Tyas dan Prasetiono (2014) yang mengemukakan
bahwa PDB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap yield obligasi.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian data tentang pengaruh Debt to Equity
Ratio (DER), Ukuran Perusahaan (Size), Inflasi, dan Produk Domestik
Bruto (PDB) terhadap Yield Sukuk Korporasi periode 2015 – 2017, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Berdasarkan hasil estimasi
model dapat diketahui :
1. Berdasarkan analisis regresi data panel dengan menggunakan uji-F
disimpulkan bahwa variabel independen Debt to Equity Ratio (DER),
Ukuran Perusahaan (Size), Inflasi, dan Produk Domestik Bruto (PDB)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap yield sukuk korporasi
dengan probabilitas sebesar 0,000000 satuan. Nilai Adjusted R-square
nya sebesar 95,6103%, sedangkan sisanya 4,3897% dijelaskan oleh
variabel lainnya diluar variabel yang diteliti.
2. Berdasarkan analisis regresi data panel dengan menggunakan uji-t
(parsial) dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi berpengaruh negatif
signifikan terhadap yield sukuk korporasi, sedangkan variabel Debt to
Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan, dan Produk Domestik Bruto
(PDB) tidak berpengaruh signifikan terhadap yield sukuk korporasi.
96
B. Saran dan Implikasi
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak-
pihak tertentu yang dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya, yaitu:
1. Bagi Akademis
Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel makro dan mikro
lainnya dalam penelitian dan menambah periode waktu yang akan
diteliti, sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik.
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi Investor
Setiap investasi memiliki tingkat resiko yang berbeda-beda, oleh
karena itu investor tidak boleh hanya mengandalkan pada tingkat
keuntungan saja. Investor harus mempertimbangkan faktor-faktor apa
saja yang untuk mengambil keputusan investasi baik dari segi mikro
maupun makro ekonomi sehingga mendapatkan imbal hasil yang
maksimal.
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan
pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan kebijakan yang
berhubungan dengan imbal hasil (yield) sukuk.
97
DAFTAR PUSTAKA
Albert, Jim. Mark E. Glickman, Tim B. Swartz, Ruud H. Koning. 2017.
Handbook of Statistical Methods and Analyses in Sports. CRC Press.
Ariefianto, Moch Doddy. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan
menggunakan Eviews. Jakarta: Penerbir Erlangga.
Awaludin, Fadhlee dan Mansur Masih. 2015. Sukuk pricing dynamics – factors
influencing yield curve of the Malaysian Sukuk. MPRA Paper No. 6635
Bhojraj dan Segupta. 2003. Effect to Corporate on Bond Rating and Yield : The
Role of Institutional Investors and Outside Director. Journal of Business.
Vol. 76 No. 3 pp 455-475.
Brigham, Eugene F. & Joel F. Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan.Jakarta: Salemba Empat.
Chatterjee, Samprit dan Ali S. Hadi. 2013. Regression Analysis by Example. John
Wiley & Sons.
Dhamayanti, Maulia. 2016. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Rating
Dan Yield Sukuk Korporasi. Jakarta : UIN Jakarta.
Endri. 2009. Permasalahan Pengembangan Sukuk Korporasi di Indonesia
menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP). Jurnal
Keuangan dan Perbankan. Vol. 13 No. hal. 359-372.
Fauzani dan Yahya. 2017. Analisis Faktor- Faktor yang mempengaruhi Yield
Obligasi. JurnalIlmu dan Riset Manajemen. Vol. 6 No. 8 hal. 1-20.
Hakim, Abdul. 2014. Pengantar Ekonometrika dengan Aplikasi Eviews. Jakarta:
EKONISIA
Hamid, Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN
Jakarta.
Hinton, Perry R. 2014. Statistics Explained. Third Edition. New York : Routledge.
Huda, Nurul dan Mustofa Edwin Nasution. 2007. Investasi pada Pasar Modal
Syariah. Jakarta : Kencana.
Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. 2010. Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan
Teoritis dan Praktis. Jakarta : Kencana.
Ichsan, Nurul. 2013. Pengelolaan Likuiditas Bank Syariah. Al-Iqtishad: Jurnal
Ilmu Ekonomi Syariah. 6 (1): 82-103.
98
Karim, Adiwarman A. 2010. Tuntutan dan Aplikasi Investasi Syariah. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Melati, Arum. 2013. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sewa Sukuk
Ijarah. Jurnal
Mufraini, M Arief . 2013. Metodologi Penelitian Bidang Studi Ekonomi Islam.
Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press.
Nafik, Muhammad. 2009. Bursa Efek & Investasi Syariah. Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta.
Naifar, Nader dan Slim Mseddi. 2013. Sukuk Spreads Determinants and Pricing
Model Methodology. Afro-Asian J of Finance and Acoounting. Vol.3
No.3
Nurfauziah dan Setyarini. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Yield
Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan dan Industri
Finansial). Jurnal Siasat Bisnis Vol.2 No. 9 hal 241-256.
Pebruary, Silviana. 2016. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio
Leverage danPendapatan Bunga Terhadap Rating Sukuk Korporasi
Periode 2010-2013. Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis. Vol. 13 No.
hal. 94-112
Rahardjo, Sapto. 2004. Panduan Investasi Obligasi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra.
Siswati, Eka. 2010. Perkembangan Obligasi Syariah di Indonesia: Suatu Tinjauan.
Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol. 5 No. 2 hal. 1-9.
Sudaryanti, Neneng (dkk). 2011. Analisis Determinan Peringkat Sukuk dan
Peringkat Obligasi di Indonesia. Tazkia Islamic Finance dan Business
Review . Vol. 6 No. 2 hal. 105-137.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta
Sukirno, Sadono. 2013. Makroekonomi Teori Pengantar. Raja Grafindo. Jakarta.
Susanti, Hera. 2012. Analisis Pengaruh Suku Bunga, SBI, Exchange Rate, Ukuran
Perusahaan dan DER Terhadap Yield Obligasi Korporasi. Jakarta : UIN
Jakarta.
99
Sriyana, Jaka. 2014. Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta: Ekonisia.
Tandelin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta. BPFE.
Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Universitas Negeri Semarang. Acoounting Analysis Jurnal. Vol.2 No.2 hal. 232-
242. Yogyakarta.
Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrik Pengantar dan Aplikasinya. Edisi ketiga.
Yogyakarta:Ekonisia.
Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai
Panduan Eviews. Edisi keempat. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Widardjono, Agus. 2015. Statistika Terapan dengan Excel dan SPSS. Yogyakarta
: UPP STIM YKPN.
Widardjono, Agus. 2015. Analisis Multivariant Terapan dengan Program SPSS,
AMOS, dan SMARTPLS.
Yudiaatmaja, Fridayana. 2014. Analisis Regresi Dengan Menggunakan Aplikasi
Komputer Statistik SPSS. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
www.bi.co.id
www.bps.go.id
www.ibpa.co.id
www.idx.co.id
www.kemenkeu.go.id
www.ojk.go.id
100
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Penelitian
Daftar Sukuk yang diteliti
No Nama Sukuk Kode Sukuk
1 Sukuk Ijarah TPS Food II Tahun 2016 SIAISA02
2
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap IV Tahun
2016 Seri B SIISAT01BCN4
3
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap IV Tahun
2016 Seri C SIISAT01CCN4
4
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap II
Tahun 2017 Seri A SIEXCL01ACN2
5
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap II
Tahun 2017 Seri B SIEXCL01BCN2
6
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap II
Tahun 2017 Seri C SIEXCL01CCN2
7
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Aneka Gas Industri
Tahap I Tahun 2017 Seri A SIAGII01ACN1
8
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Aneka Gas Industri
Tahap I Tahun 2017 Seri B SIAGII01BCN1
9
Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Indosat Tahap I Tahun
2017 Seri A SIISAT02BCN1
10
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Summarecon Agung
Tahap III Tahun 2015 SISMRA01CN3
Data yang diolah dalam Microsoft Excel
Observasi Tahun Firm DER
SIZE
(ln) Inflasi PDB Yield
_BBMI-2015TW1 2015TW1 BBMI 0.13 18 6.54% 2158040 31.67%
_BBMI-2015TW2 2015TW2 BBMI 0.15 18 7.07% 2238704 31.73%
_BBMI-2015TW3 2015TW3 BBMI 0.2 18 7.09% 2312844 31.68%
_BBMI-2015TW4 2015TW4 BBMI 0.07 18 4.83% 2272929 31.63%
_BBMI-2015TW5 2016TW1 BBMI 0.37 18 4.34% 2264680 31.64%
_BBMI-2015TW6 2016TW2 BBMI 0.14 18 3.46% 2355422 31.73%
_BBMI-2015TW7 2016TW3 BBMI 0.55 18 3.02% 2429286 31.64%
_BBMI-2015TW8 2016TW4 BBMI 0.48 18 3.30% 2385244 31.68%
_BBMI-2015TW9 2017TW1 BBMI 0.11 18 3.46% 2378176 31.68%
_BBMI-2015TW10 2017TW2 BBMI 0.16 18 4.29% 2473425 31.78%
101
_BBMI-2015TW11 2017TW3 BBMI 0.27 18 3.81% 2552217 31.65%
_BBMI-2015TW12 2017TW4 BBMI 0.19 18 3.50% 2508932 31.83%
_ISAT-2015TW1 2015TW1 ISAT 1.68 18 6.54% 2158040 7.34%
_ISAT-2015TW2 2015TW2 ISAT 2.09 18 7.07% 2238704 8.29%
_ISAT-2015TW3 2015TW3 ISAT 1.72 18 7.09% 2312844 6.89%
_ISAT-2015TW4 2015TW4 ISAT 1.79 18 4.83% 2272929 17.43%
_ISAT-2015TW5 2016TW1 ISAT 1.64 18 4.34% 2264680 17.75%
_ISAT-2015TW6 2016TW2 ISAT 1.54 18 3.46% 2355422 10.93%
_ISAT-2015TW7 2016TW3 ISAT 1.42 18 3.02% 2429286 15.65%
_ISAT-2015TW8 2016TW4 ISAT 1.43 18 3.30% 2385244 14.76%
_ISAT-2015TW9 2017TW1 ISAT 1.35 18 3.46% 2378176 12.84%
_ISAT-2015TW10 2017TW2 ISAT 1.33 18 4.29% 2473425 10.51%
_ISAT-2015TW11 2017TW3 ISAT 1.19 18 3.81% 2552217 14.48%
_ISAT-2015TW12 2017TW4 ISAT 1.3 18 3.50% 2508932 12.50%
_SMRA-2015TW1 2015TW1 SMRA 1.5 17 6.54% 2158040 16.08%
_SMRA-2015TW2 2015TW2 SMRA 1.5 17 7.07% 2238704 16.09%
_SMRA-2015TW3 2015TW3 SMRA 1.46 17 7.09% 2312844 15.87%
_SMRA-2015TW4 2015TW4 SMRA 0.82 17 4.83% 2272929 15.86%
_SMRA-2015TW5 2016TW1 SMRA 1.56 17 4.34% 2264680 16.67%
_SMRA-2015TW6 2016TW2 SMRA 1.6 17 3.46% 2355422 16.45%
_SMRA-2015TW7 2016TW3 SMRA 1.57 17 3.02% 2429286 16.58%
_SMRA-2015TW8 2016TW4 SMRA 0.91 17 3.30% 2385244 16.54%
_SMRA-2015TW9 2017TW1 SMRA 1.53 17 3.46% 2378176 15.79%
_SMRA-2015TW10 2017TW2 SMRA 1.59 17 4.29% 2473425 16.54%
_SMRA-2015TW11 2017TW3 SMRA 1.54 17 3.81% 2552217 16.10%
_SMRA-2015TW12 2017TW4 SMRA 0.96 17 3.50% 2508932 20.76%
_EXCL-2015TW1 2015TW1 EXCL 2.3 18 6.54% 2158040 10.92%
_EXCL-2015TW2 2015TW2 EXCL 1.8 18 7.07% 2238704 10.92%
_EXCL-2015TW3 2015TW3 EXCL 1.7 18 7.09% 2312844 10.92%
_EXCL-2015TW4 2015TW4 EXCL 1.9 18 4.83% 2272929 10.92%
_EXCL-2015TW5 2016TW1 EXCL 2.9 18 4.34% 2264680 10.69%
_EXCL-2015TW6 2016TW2 EXCL 1.7 18 3.46% 2355422 11.08%
_EXCL-2015TW7 2016TW3 EXCL 1.6 18 3.02% 2429286 10.61%
_EXCL-2015TW8 2016TW4 EXCL 0.69 18 3.30% 2385244 10.81%
_EXCL-2015TW9 2017TW1 EXCL 1.5 18 3.46% 2378176 10.81%
_EXCL-2015TW10 2017TW2 EXCL 1.5 18 4.29% 2473425 10.49%
_EXCL-2015TW11 2017TW3 EXCL 1.4 18 3.81% 2552217 10.33%
_EXCL-2015TW12 2017TW4 EXCL 0.68 18 3.50% 2508932 10.68%
_ADMF-2015TW1 2015TW1 ADMF 2.7 17 6.54% 2158040 9.94%
_ADMF-2015TW2 2015TW2 ADMF 2.4 17 7.07% 2238704 9.94%
_ADMF-2015TW3 2015TW3 ADMF 2.6 17 7.09% 2312844 9.94%
102
_ADMF-2015TW4 2015TW4 ADMF 2.4 17 4.83% 2272929 9.77%
_ADMF-2015TW5 2016TW1 ADMF 2.22 17 4.34% 2264680 9.98%
_ADMF-2015TW6 2016TW2 ADMF 2.24 17 3.46% 2355422 9.87%
_ADMF-2015TW7 2016TW3 ADMF 2.3 17 3.02% 2429286 10.31%
_ADMF-2015TW8 2016TW4 ADMF 2.3 17 3.30% 2385244 10.37%
_ADMF-2015TW9 2017TW1 ADMF 2.08 17 3.46% 2378176 10.51%
_ADMF-2015TW10 2017TW2 ADMF 2.14 17 4.29% 2473425 10.96%
_ADMF-2015TW11 2017TW3 ADMF 1.83 17 3.81% 2552217 10.60%
_ADMF-2015TW12 2017TW4 ADMF 1.87 17 3.50% 2508932 10.60%
103
Lampiran 2. Estimasi Model Regresi Data Panel
1. Model Common Effect
2. Model Fixed Effect
Dependent Variable: YIELD?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 09:49
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DER? -0.090480 0.008138 -11.11854 0.0000
SIZE? 0.018567 0.008531 2.176473 0.0338
INFLASI? 0.273646 0.514574 0.531792 0.5970
PDB? -1.96E-08 5.74E-08 -0.341296 0.7342
R-squared 0.701609 Mean dependent var 0.163503
Adjusted R-squared 0.685623 S.D. dependent var 0.082418
S.E. of regression 0.046211 Akaike info criterion -3.246859
Sum squared resid 0.119585 Schwarz criterion -3.107236
Dependent Variable: YIELD?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 09:50
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.189366 0.693479 -0.273067 0.7859
DER? -0.004634 0.007814 -0.593049 0.5558
SIZE? 0.024137 0.040526 0.595586 0.5541
INFLASI? -0.477127 0.213351 -2.236342 0.0297
PDB? -1.73E-08 2.91E-08 -0.592989 0.5558
Fixed Effects
(Cross)
ADMF--C -0.049416
BBMI--C 0.139228
104
3. Model Random Effect
EXCL--C -0.063981
ISAT--C -0.045064
SMRA--C 0.019234
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.962062 Mean dependent var 0.163503
Adjusted R-squared 0.956111 S.D. dependent var 0.082418
S.E. of regression 0.017266 Akaike info criterion -5.142637
Sum squared resid 0.015204 Schwarz criterion -4.828486
Log likelihood 163.2791 Hannan-Quinn criter. -5.019755
F-statistic 161.6611 Durbin-Watson stat 1.544828
Prob(F-statistic) 0.000000
Dependent Variable: YIELD?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/14/18 Time: 09:52
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 60
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.359975 0.463353 -0.776893 0.4406
DER? -0.014425 0.007222 -1.997261 0.0508
SIZE? 0.036500 0.026667 1.368697 0.1767
INFLASI? -0.474983 0.211546 -2.245292 0.0288
PDB? -3.07E-08 2.85E-08 -1.079203 0.2852
Random Effects
(Cross)
ADMF--C -0.036363
BBMI--C 0.120747
EXCL--C -0.065105
ISAT--C -0.046240
SMRA--C 0.026961
Effects Specification
105
4. Uji Chow
S.D. Rho
Cross-section random 0.034759 0.8021
Idiosyncratic random 0.017266 0.1979
Weighted Statistics
R-squared 0.149229 Mean dependent var 0.023209
Adjusted R-squared 0.087355 S.D. dependent var 0.020680
S.E. of regression 0.019756 Sum squared resid 0.021466
F-statistic 2.411810 Durbin-Watson stat 1.149584
Prob(F-statistic) 0.059944
Unweighted Statistics
R-squared 0.243414 Mean dependent var 0.163503
Sum squared resid 0.303215 Durbin-Watson stat 0.081385
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: FIRM
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 75.859112 (4,51) 0.0000
Cross-section Chi-square 116.322206 4 0.0000
106
5. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: FIRM
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 4 1.0000
* Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to
zero.
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
DER? -0.004634 -0.014425 0.000009 0.0010
SIZE? 0.024137 0.036500 0.000931 0.6854
INFLASI? -0.477127 -0.474983 0.000767 0.9383
PDB? -0.000000 -0.000000 0.000000 0.0270
107
Lampiran 3. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Heterokedastisitas
DER SIZE INFLASI PDB
DER 1.000000 -0.331023 0.158652 -0.211732
SIZE -0.331023 1.000000 0.017306 0.001137
INFLASI 0.158652 0.017306 1.000000 -0.674432
PDB -0.211732 0.001137 -0.674432 1.000000
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
F-statistic 1.544743 Prob. F(4,55) 0.2021
Obs*R-squared 6.059897 Prob. Chi-Square(4) 0.1947
Scaled explained SS 6.408431 Prob. Chi-Square(4) 0.1707
108
Lampiran 4. Uji Statistik
1. Uji t Parsial
Variabel Koefisien t-Statistik Probabilitas
C -0.189366 -0.27307 0.7859
DER? -0.004634 -0.59305 0.5558
SIZE? 0.024137 0.595586 0.5541
INFLASI? -0.477127 -2.23634 0.0297
PDB? -1.73E-08 -0.59299 0.5558
2. Uji F Simultan
F-Statistik Probabilitas
161.6611 0.00000
3. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
R-squared Adjusted R-squared
0.962062 0.956111