drug alergy

Upload: niki-nastiti-prafita-dewi

Post on 03-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 drug alergy

    1/8

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYAPROGRAM STUDI FARMASI

    TUGAS TUTORIAL FARMAKOTERAPI SISTEM ORGAN IV

    MATERI: ALLERGIC DRUG REACTION

    Kasus:

    Tn. AL (55 a!un"masuk ke rumah sakit dengan keluhan s#sa$ %an &au$disertai

    dengan %a!a$ 'ana !)*au $#u!. Selain itu pasien mengeluh +#,as- +#)! %an

    #n//a$ #asa aa+.Pasien mempunyai riwayat !)0##ns) s#*a$ 12 a!un

    yang lalu. Pasien juga merupakan 0#/$/$ a$)3 (1 0a$4!a)". B#%asa$an !as)+

    %)an/s# ), $+)n)s) %)$#a!u) &a!'a 0as)#n ,#na+a,) 0n#u,/n)a.

    Riwayat obat:

    - Aspirin 325 mg po d- Amlodipine !" mg po d

    Riwayat allergi:

    - Ampi#illin-sulba#tam: $a#ial edema% tongue swelling% periorbital edema- &e$ta'idime: urti#arial rash (pada dada dan wajah) dan sesak na$as- &odeine: mual% pruritus

    *ata klinis:

    Parameter +ormal ,alue asilTD 12462 ,,7 122485 ,,7Na%) 6294,#n) 1;4,nRR 2"/menit !0/mntSuhu (1) 30%5-3%5& 30%4 & 52 kg1 !0" #m

    *ata 6aboratorium:

    6ab +ormal ,alue asilematologi

    b !3.57!.5 g/dl !4.8 g/d6R& 5.30 9!"0/mm3

    WBC 4,?+

    16. @12>4,,>

    Platelet !5"9!"3 7

    45"9!"3244 9!"3/mm3

    #t 374 44.0;ungsi ginjal

  • 7/26/2019 drug alergy

    2/8

    1his binding leads to a spe#trum o$ potentially immunologi#allya#ti,e moieties on serum proteins that #an #ross-link with a,ariety o$ pre$ormed anti-peni#illin =g> bond to mast #ells

    1he breakdown produ#ts #an bond to ?-amino groupso$ lysine residues% most importantly globulins.

    1he drug% or one o$ its metabolites must be #hemi#allyrea#ti,e with protein #an a#t as haptens and bond

    #o,alently to proteins

    Proteins @ large polypeptide drugsstimulate spe#i#antibody produ#tion (straight$orward immunologi#

    me#hanisms)

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYAPROGRAM STUDI FARMASI

    S&r "%0-!%! mg/d6 ".0 mg/d6>lektrolit

    +a !357!4

    m>/6

    !3 m>/6

    B 3.575 m>/6 3. m>/6&l C57!!" m>/6 C0 m>/6

    6ain-lainDlukosa E 2"" mg/dl !!C mg/dl

    P#anaan:

    !. Felaskan patosiologi terjadinya Allergi# *rug Re#tion #e$ta'idime pada pasien

    iniG

    Hang dibawah ini sebenernya punya penisilin% kenapa tak #antumin ini soale kn si#e$ta'idime msh termasuk antibioti# beta-laktam% jadi kemungkinan

    patos/mekanismenya hampir sama.

    - &e$ta'idimeo IoA: inhibisi sintesis mu#opeptida pada dinding sel bakteri.

    o 1ermasuk golongan #ephalosporin generasi ketiga% antibioti# beta-laktam

    Jtambahan

    Alergi obat dapat terjadi dalam dua $ase: $ase initial sensiti'ation dan

    subseuent eli#itation. Bebanyakan obat memiliki ukuran molekul ke#il (E!""" *a)

    dan tidak dapat menstimulasi respon imun. Siensitisasi terjadi sebagai hasil dari

  • 7/26/2019 drug alergy

    3/8

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYAPROGRAM STUDI FARMASI

    ikatan ko,alen dari obat atau metabolit dengan protein pembawa dalam proses

    yang disebut haptenisasi. Bompleks Kbat-protein ini (metabolit obat-protein) #ukup

    besar untuk mengindu#e produksi obat-spesik 1 atau lim$osit dan =g I% =gD% dan

    =g>. Saat pasien mengkonsumsi kembali obat tersebut% pasien seperti

    memperlihatkan gejala alergi. Reaksi alergi pada beta laktam terjadi melalui

    mekanisme ini. eberapa obat kimia inert misalnya obat yang tidak bisa

    membentuk ikatan ko,alen stabil dan tidak mempunyai metabolit reakti$ dapat

    mendatangkan respon alergi. 6idokaon dan mepi,a#aine adalah #ontohnya.

    eberapa pasien mengalami reaksi alergi yang kuat pada obat pada paparan

    pertama dan beberapa reaksi alergi terjadi pada paparan selanjutnya. dire#t

    pharma#ologi#al intera#tion atau P-= #on#ept menjelaskan beberapa obat dapat

    berikatan langsung dengan reseptor sel 1 dan re,ersible% dengan #ara non ko,alen.

    Bompleks obat-1sel berinteraksi dengan molekul I& dan menyebabkan ak,asi dan

    ekspansi dari 1 sel yang se#ara langsung melawan obat. *isisi lain% reaksiidiosin#ratik drug merupakan hasil dari kerusakan dan stress sel yang melepaskan

    signal berbahaya. Sinyal berbahaya ini adalah #ytokines (e.g.% interleukins% tumor

    ne#rosis $a#tors) yang berlaku sebagai #o-stimulants untuk memi#u respon imun

    ketika dilepaskan. Iirip dengan P= konsep% baik itu ikatan ko,alen obat dengan

    pembawa proteinnya maupun paparan obat adalah syarat bagi mun#ulnya respon

    alergi dengan hipotesis berbahaya.

    &e$ta'idime merupakan antibiotik golongan sephalosphorin yang mekanisme kerja

    alerginya kemungkinan melalui mekanisme hapten (apten adalah molekul ke#il

    yang dapat menimbulkan respon imun hanya bila melekat pada pembawa besarseperti protein) dengan &ross-rea#ti,ity% karena memiliki gugus beta-laktam (L-

    la#tam ring with a si-membered dihydrothia'ine ring) yang

    mengindu#e/menstimulasi =g>-mediated rea#tion. *rug-=g> #omple binding to mast

    #ells with release o$ histamine% inMammatory mediators Akibat stimulasi =g> ini

    mun#ul reaksi u)?a)a- an)/#%#,a- ana0!+a;)s- &/n?!/s0as,.

    2. Felaskan target terapi yang harus ter#apai pada pasien iniG

    Ren#ana terapi pneumonia:

    - 6e,oMoa#in 5"" mg PK d terapi initial empiri# untuk meng#o,er bakteri

    pathogen penyebab pneumonia sebelum keluar hasil kultur- Duai$enesinN&odein (!"" mg/!" mg tiap 5 m6) PK 0h PR+ guai$enesin

    untuk mengatasi batuk berdahak (ekspektoran)% #odein antitusi$ dan

    pasien alergi- Prednisone 4" mg PK duntuk mengatasi sesak na$as- Bultur sputum: Pseudomonas aeruginosa (hari ke-2 IRS) le,oMoa#in

    diganti dengan #iproMoa#in 4"" mg =O !2 h antibioti# untuk mengobati

    pneumonia

  • 7/26/2019 drug alergy

    4/8

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYAPROGRAM STUDI FARMASI

    1arget terapi:

    - Iengatasi pneumonia dengan pemberian antibioti#- Iengatasi gejala yang dialami pasien batuk berdahak dengan sputum

    hijau keruh% lemas% letih dan tenggorokan terasa gatal

    - asil kultur negati,e- Ien#egah terjadinya A*R karena pasien mempunyai riwayat alergi obat%

    seperti:#odein mual% pruritus&e$ta'idime: urti#arial rash (pada dada dan wajah) dan sesak na$as

    - Ien#egah terjadinya >SK- Ien#egah terjadinya komplikasi

    3. erdasarkan hasil kultur sputum dan alergi obat yang dialami pasien% jelaskan

    terapi antibioti# alternati,e yang dapat diberikan pada pasien untuk terapi

    pneumonianyaGasil kultur sensititas antibioti#:

    An)&)/)? In#0#as)Amika#in Resisten&epime Sensiti,e

    &iproMoa#in ResistenDentami#in Resisten=mipenem Resisten

  • 7/26/2019 drug alergy

    5/8

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYAPROGRAM STUDI FARMASI

    4. erdasarkan hasil kultur didapatkan hasil bahwa #epime sensiti,e terhadap

    Pseudomonas aeruginosa. Felaskan proto#ol desensitisasi dari #epime pada

    pasien ini (meliputi dosis% rute pemberian% dosis komulati$ dan $rekuensi

    pemberian)G*osis : !5" mg

    Ta&+#

  • 7/26/2019 drug alergy

    6/8

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYAPROGRAM STUDI FARMASI

    aSto#k drugsolutions are prepared using serialdilutions o$ the desired goal (e.g.% 5"" mg o$ L-la#tam). *oses one through ,e represent ,e$olddilutionsQ doses si through ten represent two$old

    dilutions.b=nter,al between doses is ! to 3" minutes. =$desensiti'ation is interrupted $or 2 hal$-li,es o$ theL-la#tam% desensiti'ation should be repeated.#Ii ! m6 o$ sto#k drugsolution in 5" m6 5detrose/".225 normal saline or other #ompatiblesolution. =n$use ea#h dose o,er 2"745 minutes.*ilution ,olume may ,ary with patient age andweight.d=$ all !" doses are administered and tolerated% theremainder o$ a $ull therapeuti# dose o$ the L-la#tam

    should be administered.Adapted $rom re$eren#e 20C% with permission.*osing $or the =O proto#ol is arbitrary and should beadjusted $or indi,idual patients based on the #lini#alsensiti,ity and the desired drugdose end point.

    K##anan +a)n :*ilakukan skin test terlebih dahulu apabila belum test alergi

    Apabila skin test (-) maka diberikan $ull dose tidak perlu bertahap% apabila (N)

    desensitisasi- Fika sebelum dilakukan disensitisasi% perlu dilakukan skin test untuk

    mengon$irmasi thd allergy L-la#tam. Pada p yg memiliki riwayat alergi thd

    golongan L-la#tam% tetapi pada hasil skin test nya negati,e% maka dapat

    diberikan t dg dosis penuh tanpa disensitisasi dengan resiko ke#il mengalami

    reaksi alergi.- Fika skin test tidak dapat dilakukan atau jika hasil skin test positi$% desensitisasi

    harus dilakukan. *esensitisasi terhadap antibiotik L-laktam (&e$epime) lain

    ditetapkan dengan baik% meskipun orang lain telah menggunakan proto#ol

    tersebut dan sukses.- Proto#ol disensitisasi antibioti# L-laktam (&e$epime)

  • 7/26/2019 drug alergy

    7/8

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYAPROGRAM STUDI FARMASI

    PRK1KBK6 *=S>+S=1=SAS=!. Iulailah dengan pengen#eran !2. *iin$uskan selama 2" menit3. Taktu yang tepat pada setiap pemberian in$us harus di#atat se#ara elektronik4. Adanya keterlambatan !" menit setelah in$us yang terakhir harus diamati

    sebelum dilakukan in$us yang berikutnya5. 6anjutkan in$us setiap dosis berikutnya sampai semua pengen#eran selesai0. Ionitoring pasien rawat inap di =&< dan setelah keluar dari =&