drug abuse 2

Upload: deviann-lopez

Post on 09-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

abuse

TRANSCRIPT

  • DRUG ABUSE Nama kelompok :1.Puti Bendhika Erman 11430500482. Ni Made Indri W11430500783. Deviannistia Suyonoputri1143050105

  • WHAT IS DRUG ABUSE ?

  • abuse(penyalahgunaan) mengkonsumsi suatu senyawa dgn penggunaan terkontrol, tdk tergantung frekuensidrug abuse (penyalahgunaan obat) penggunaan senyawa apapun yg dikontrol secara internasional diluar kepentingan medis dan sains termasuk penggunaan obat tanpa resep, dalam jumlah berlebih dan jangka waktu yg tdk dapat ditentukan.

  • Drug Abuse (penyalahgunaan obat) adalah di mana keadaan obat digunakan secara berlebihan tanpa tujuan medis atau indikasi tertentuPenyalahgunaan obat terjadi secara luas di berbagai belahan dunia. Obat yang disalahgunakan bukan saja semacam cocain, atau heroin, namun juga obat-obat yang biasa diresepkan. Penyalahgunaan obat ini terkait erat dengan masalah toleransi, adiksi atau ketagihan, yang selanjutnya bisa berkembang menjadi ketergantungan obat (drug dependence). Pengguna umumnya sadar bahwa mereka melakukan kesalahan, namun mereka sudah tidak dapat menghindarkan diri lagi.

  • Obat-obat yang sering disalahgunakanAda tiga golongan obat yang paling sering disalah-gunakan, yaitu :

    golongan analgesik opiat/narkotik, contohnya adalah codein, oxycodon, morfin

    golongan depressan sistem saraf pusat untuk mengatasi kecemasan dan gangguan tidurcontohnya barbiturat (luminal) dan golongan benzodiazepin (diazepam/valium, klordiazepoksid, klonazepam, alprazolam, dll)

    golongan stimulan sistem saraf pusat, contohnya dekstroamfetamin, amfetamin, dll.Obat-obat ini bekerja pada sistem saraf, dan umumnya menyebabkan ketergantungan atau kecanduan

  • Golongan obat lain yang digunakan dengan memanfaatkan efek sampingnya,bukan berdasarkan indikasi yang resmi dituliskan. Beberapa contohdiantaranya adalah :

    Penggunaan misoprostol, suatu analog prostaglandin untuk mencegah tukak peptik/gangguan lambung, sering dipakai untuk menggugurkan kandungan karena bersifat memicu kontraksi rahim. Penggunaan Profilas (ketotifen), suatu anti histamin yang diindikasikan untuk profilaksis asma, sering diresepkan untuk meningkatkan nafsu makan anak-anak Penggunaan Somadryl untuk obat kuat bagi wanita pekerja seks komersial untuk mendukung pekerjaannya. Obat ini berisi carisoprodol, suatu muscle relaxant, yang digunakan untuk melemaskan ketegangan otot.

  • Alasan penyalahgunaan obat

    Ada tiga kemungkinan seorang memulai penyalahgunaan obat:

    1. seseorang awalnya memang sakit nyeri kronis, kecemasan, insomnia, dll. yang memang membutuhkan obat, dan mereka mendapatkan obat secara legal dengan resep dokter. Namun selanjutnya, obat-obat tersebut menyebabkan toleransi, di mana pasien memerlukan dosis yang semakin meningkat untuk mendapatkan efek yang sama. Merekapun kemudian akan meningkatkan penggunaannya, mungkin tanpa berkonsultasi dengan dokter. Selanjutnya, mereka akan mengalami gejala putus obat jika pengobatan dihentikan, mereka akan menjadi kecanduan atau ketergantungan terhadap obat tersebut, sehingga mereka berusaha untuk memperoleh obat-obat tersebut dengan segala cara.

  • sakit:nyeri kroniskecemasaninsomnia . dll obat dgn resep dokter obat menyebabkan toleransi diperlukan dosis tinggi untuk efek yg sama gejala putus obat kecanduan

  • 2. seseorang memulai penyalahgunaan obat memang untuk tujuan rekreasional. Artinya, sejak awal penggunaan obat memang tanpa tujuan medis yang jelas, hanya untuk memperoleh efek-efek menyenangkan yang mungkin dapat diperoleh dari obat tersebut. Kejadian ini umumnya erat kaitannya dengan penyalahgunaan substance yang lain, termasuk yang bukan obat diresepkan, seperti kokain, heroin, ecstassy, alkohol, dll.3. seseorang menyalahgunakan obat dengan memanfaatkan efek samping seperti yang telah disebutkan di atas. Bisa jadi penggunanya sendiri tidak tahu, hanya mengikuti saja apa yang diresepkan dokter. Obatnya bukan obat-obat yang dapat menyebabkan toleransi dan ketagihan. Penggunaannya juga mungkin tidak dalam jangka waktu lama yang menyebabkan ketergantungan.

  • Bagaimana terjadinya toleransi obat?

    Pada orang-orang yang memulai penggunaan obat karena ada gangguan medis/psikis sebelumnya, penyalahgunaan obat terutama untuk obat-obat psikotropika, dapat berangkat dari terjadinya toleransi, dan akhirnya ketergantungan. Menurut konsep neurobiologi, istilah ketergantungan (dependence) lebih mengacu kepada ketergantungan fisik, sedangkan untuk ketergantungan secara psikis istilahnya adalah ketagihan (addiction).

  • Toleransi obat sendiri dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

    toleransi farmakokinetik toleransi farmakodinamiktoleransi yang dipelajari (learned tolerance).

  • Toleransi farmakokinetika

    adalah perubahan distribusi atau metabolisme suatu obat setelah pemberian berulang.dimana menghasilkan kadar dalam darah yang semakin berkurang dibandingkan dengan dosis yang sama pada pemberian pertama kali. Mekanisme yang paling umum adalah peningkatan kecepatan metabolisme obat tersebut. Contohnya :obat golongan barbiturat akan menstimulasi produksi enzim sitokrom P450 yang memetabolisir obat, sehingga metabolisme/degradasinya sendiri ditingkatkan sehingga seseorang akan membutuhkan dosis obat yang semakin meningkat untuk mendapatkan kadar obat yang sama dalam darah atau efek terapetik yang sama. Sebagai tambahan infromasi, penggunaan barbiturate dengan obat lain juga akan meningkatkan metabolisme obat lain yang digunakan bersama, sehingga membutuhkan dosis yang meningkat pula.

  • Toleransi farmakodinamika

    merujuk pada perubahan adaptif yang terjadi di dalam system tubuh yang dipengaruhi oleh obatsehingga respons tubuh terhadap obat berkurang pada pemberian berulang. contoh : pada penggunaan obat golongan benzodiazepine, di mana reseptor obat dalam tubuh mengalami desensitisasi, sehingga memerlukan dosis yang makin meningkat pada pemberian berulang untuk mencapai efek terapetik yang sama.

  • Toleransi yang dipelajari (learned tolerance)

    artinya pengurangan efek obat dengan mekanisme yang diperoleh karena adanya pengalaman terakhir.Kebutuhan dosis obat yang makin meningkat dapat menyebabkan ketergantungan fisik, di mana tubuh telah beradaptasi dengan adanya obat, dan akan menunjukkan gejala putus obat (withdrawal symptom) jika penggunaan obat dihentikan. Ketergantungan obat tidak selalu berkaitan dengan obat-obat psikotropika, namun dapat juga terjadi pada obat-obat non-psikotropika, seperti obat-obat simpatomimetik dan golongan vasodilator nitrat.

  • Efek yang timbul1. Variasi respon pada pengulangan dosis dapat berupa :a. Efek kumulatif : peningkatan repon secara progresif yang terjadi saat kecepatan administrasi obat lebih dari kecepatan eliminasi.b. Toleransi : pengurangan respon pada obat karena penggunaan berulang. Mekanisme ini dipengaruhi oleh peningkatan biotransformasi dan adaptasi reseptor. Proses ini dapat dikarakteristikan sebagai receptor downregulation (pengurangan jumlah atau afinitas reseptor) atau reseptor upregulation (peningkatan jumlah atau afinitas reseptor. Ini bisa terjadi pada obat-obatan seperti psikoaktif, kardiovaskular maupun obat-obatan yang disalahgunakan (mis. Kokain). Perkembangan yang cepat dari toleransi ini disebut tachyphylaxis.c. Resistensi : Hilangnya respon pada dosis yang semestinya efektif. Biasanya berhubungan dengan obat anti infeksi.

  • Secara farmakologi, efek yang ditimbulakan dibagi menjadi depresan, stimulant dan halusinogen.a. DepresanObat terlarang yang akan menyebabkan depresi (menekan) aktivitas susunan saraf pusat. Efek yang dirasakan oleh pemakai adalah menjadi tenang pada awalnya, kemudian apatis, mengatuk dan tidak sadarkan diri. Semua gerak reflex menurun, mata menjadi sayu, daya penilaian menurun, gangguan terhadap system kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah). Termasuk kelompok depresan ini adalah:1) Opioid seperti heroin, morfin dan turunanannya2) Sedative seperti barbiturate dan diazepam, nitrazepam, dan turunannya.b. StimulantMemilki efek dapat merangsang fungsi tubuh. Pada awalnya pemakai akan merasa segar, penuh percaya diri, kemudian berlanjut menjadi susah tidur, perilaku hiperaktif, agresif, denyut jantung menjadi cepat, dan mudah tersinggung. Contohnya: kokain, amfetamin, ekstasi dan kafein.c. HalusinogenKelompok obat yang menyebabkan penyimpangan persepsi termasuk halusinasi seperti mendengar suara atau melihat sesuatu tanpa ada rangsang, dan sering menjadi aneh. Para pemakai menjadi psikopat (curiga berlebihan), mata menjadi merah dan agresif serta disorientasi. Termasuk dalam kelompok ini contohnya ialah LSD, meskalin, mariyuana/ganja.

  • 3. Pada sistem saraf pusat, penggunaan berulang dapat menyebabkan efek sebagai berikut.a. Analgesik Sensasi nyeri terdiri dari input berbahaya ditambah reaksi organisme terhadap stimulus tersebut. Analgesik pada opioids dapat mengubah persepsi nyeri dan reaksi pasien terhadap nyeri. Obat ini juga dapat menyebabkan peningkatan threeshold rasa nyeri. Namun, efeknya hanya bisa disimpulkan dari efek subjektif pasien.b. Euphoria Pasien biasanya juga akan mengalami sensasi menyenangkan dan bebas dari rasa khawatir. Meskipun begitu, pada pasien yang normal (tidak merasakan sakit), pengalaman dysphoric akan lebih terasa daripada efek menyenangkan. Dysphoria akan menyebabkan kelelahan dan perasaan tidak enak.c. SedasiRasa mengantuk dan kaburnya pemikiran sering terjadi pada pemberian obat jenis ini ditambah lagi dengan kerusakan pada kemampuan logika. Kadang-kadang juga bisa terjadi sedikit amnesia. Meski mengantuk pasien lebih mudah dibangunkan. Namun, kombinasi ,orfin dengan obat depressan pusat lain, mungkin mengakibatkan depresi yang mendalam. Morfin merupakan obat analgesik yang dapat menggangu pola tidur REM dan NREM, begitu juga dengan obat opioids lainnya. d. Depresi respirasiObat-obatan jenis ini akan menghambat mekanisme pernafasan di batang otak. Tekanan CO2 alveolar juga mungkin meningkat.e. Penekan batukObat-obatan jenis ini dapat melakukan supresi pada respon batuk. Codeine, salah satu jenis obat, sering digunakan pada orang yang menderita batuk patologis dan pasien yang membutuhkan penjagaan ventilasi melalui tabung endotrakeal. Namun, supresi batuk ini juga dapat menyebabkan akumulasi sekret yang akan menhambat jalan nafas dan atelectasis.f. MiosisMiosis merupakan aksi farmakologis yang sedikit atau bahkan tidak ada toleransi sama sekali. Oleh karena itu, hal ini penting dalam diagnosa overdosis opioids.Konstriksi pupil biasanya akan nampak pada pasien yang addict.g. Kekakuan tungkaiHal ini dipercaya sebagai akibat aktivitas obat ini di spinal kord. Hal ini juga bisa menyebabkan gangguan torak sehingga ventilasi juga terganggu.h. EmesisAnalgesik opioids dapat mengaktivasi zona pemicu kemoreseptor pada batang otak yang memicu muntah dan mual.

  • 4. Dari segi hukumDari segi hukum, tentunya tindakan ini merupakan tindak pidana yang bertentangan dengan UU Narkotika dan UU psikotropika disebutkan bahwa semua yang terlibat baik produsen, penyalur, pemakai dapat dikenai sanksi berupa hukuman penjara, denda bahkan hukuman mati. Orang yang mempersulit upaya penyidikan pun dikenai sanksi denda maksimal Rp. 750 juta dan hukuman maksimal adalah mati.Untuk mencegah penyalahgunaan obat, pemerintah baru-baru ini telah mengesahkan dua undang-undang penting, yaitu:a. Undang-undang Republik Indonesia No 5 tahun 1997 tanggal 11 Maret 1997 tentang psikotropikab. Undang-undang Republik Indonesia No 22 tahun 1997 tanggal 1 September 1997 tentang Narkotika.

  • SOLUSI ATAU CARA MENGATASI PENYALAHGUNAAN OBATAdanya dampak negative atau bahaya yang ditimbulkan dari pemakaian obat terlarang baik bagi diri sendiri maupun orang lain perlu diminimalisir. Pencegahan dini yang perlu dilakukan adalah mulai dari keluarga, karena keluarga merupakan sumber pendidikan yang pertama dan utama. Berbagai alasan pengguna memakai obat tersebut, sangat bervariatif mulai dari kurangnya kasih sayang sampai terpengaruh bujukan teman.Penggunaan obat terlarang tersebut sudah melanggar hukum, agar generasi muda tidak semakin terjerumus maka perlu adanya pencegahan.

  • Upaya-upaya yang dapat ditempuh antara lain:a. Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba. Misalnya dengan mengadakan seminar, maupun temu wicara antara gerakan anti narkoba dengan para pelajar, penyuluhan kepada masyarakat umum meupun sekolah-sekolah mengenai bahaya narkoba.b. Mengadakan razia mendadak secara rutin. Razia ini perlu dilakukan agar para pendengar, pengguna dapat terjaring disaat tanpa mereka ketahui (saat transaksi jual beli obat terlarang). Razia dapat dilakukan disekolah, diskotik, club malam, caf, meupun tempat-tempat sunyi yang diduga sebagai tempat transaksi.c. Pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Salah satu penyebab banyaknya remaja terjerumus dalam pemakaian obat terlarang adalah kurangnya kasih sayang dari keluarga, sebab mereka berpikir tidak perlu lagi ada beban pikiran keluarga ketika mereka memakai obat tersebut.d. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi disekitar lingkungan sekolah.e. Pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa, karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak kedalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun akhirnya mereka jalani.

  • FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN a. Faktor Individu 1)Penyakit jasmaniah

    2)Kepribadian dengan resiko tinggi : mudah kecewa, cenderung agresif, kurang percaya diri, selalu menuntut, sifat antisocial, memiliki gangguan jiwa (cemas, depresi, apatis), kurang religious, penilaian diri negatif.

    3)Motivasi tertentu : menyatakan diri bebas, memuaskan rasa ingin tahu, dan mendapat pengalaman baru, agar diterima kelompok tertentu, melarikan diri dari sesuatu, sebagai lambang kemoderan.

    b. Factor Zat 1)Ketersediaan zat pada peredaran gelap 2)Kemudahan memperoleh zat

  • Faktor lingkungan 1)Lingkungan keluarga : tidak harmonis, komunikasi antara orangtua dan anak kurang efektif, orangtua otoriter.

    2)Lingkungan sekolah : sekolah kurang disiplin, adanya murid pengguna.

    3)Lingkungan teman sebaya : tekanan kelompok sebaya sangat kuat, ancaman fisik sangat kuat, ancaman fisik dari teman pengedar.

    4)Lingkungan masyarakat luas : situasi politik, ekonomi, sosial yang kurang mendukung.

  • TINGKAT PEMAKAIAN1)Eksperimen use : sekedar mencoba - coba dan memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian akan berhenti tapi ada juga yang meneruskan.

    2)Recreation use : hanya untuk bersenang - senang, rekreasi atau santai.

    3)Situasional use : memakai zat pada saat tertentu saja ( saat sedih, kecewa, tegang) dan bertujuan menghilangkan perasaan.

    4)Abuse ; pemakai sebagai pola penggunaan bersifat patologik yang ditandai untuk mengendalikan, terus menggunakan walaupaun sakit fisiknya kambuh, yang akan menimbulkan gangguan fungsional / okupasional.

    5)Dependence use : telah terjadi toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian zat dihentikan atau dikurangi dosisnya.

  • Bagaimana mekanisme terjadinya adiksi ?

  • Bagian penting dari reward pathway adalah bagian otak yang disebut : ventral tegmental area (VTA), nucleus accumbens, dan prefrontal cortex. VTA terhubung dengan nucleus accumbens dan prefrontal cortex melalui jalur reward ini yang akan mengirim informasi melalui saraf. Saraf di VTA mengandung neurotransmitter dopamin, yang akan dilepaskan menuju nucleus accumbens dan prefrontal cortex. Jalur reward ini akan teraktivasi jika ada stimulus yang memicu pelepasan dopamin, yang kemudian akan bekerja pada system reward.

    Obat-obat yang dikenal menyebabkan adiksi/ketagihan seperti kokain, misalnya, bekerja menghambat re-uptake dopamin, sedangkan amfetamin, bekerja meningkatkan pelepasan dopamin dari saraf dan menghambat re-uptake-nya, sehingga menyebabkan kadar dopamin meningkat.

  • Bagaimana mekanisme adiksi obat-obat golongan opiat?

    Reseptor opiat terdapat sekitar reward pathway (VTA, nucleus accumbens dan cortex), dan juga pada pain pathway (jalur nyeri) yang meliputi thalamus, brainstem, dan spinal cord. Ketika seseorang menggunakan obat-obat golongan opiat seperti morfin, heroin, kodein, dll, maka obat akan mengikat reseptornya di jalur reward, dan juga jalur nyeri. Pada jalur nyeri, obat-obat opiat akan memberikan efek analgesia, sedangkan pada jalur reward akan memberikan reinforcement positif (rasa senang, euphoria), yang menyebabkan orang ingin menggunakan lagi. Hal ini karena ikatan obat opiat dengan reseptornya di nucleus accumbens akan menyebabkan pelepasan dopamin yang terlibat dalam system reward.

    Sebagai tambahan informasi, di bawah ini disajikan beberapa jenis obat golongan benzodiazepin/barbiturat beserta dosis dan dosis ketergantungannya.

  • Dopamine PathwaysFunctionsreward (motivation)pleasure,euphoriamotor function (fine tuning)compulsionperserverationdecision makingFunctionsmoodmemory processingsleepcognitionSerotonin Pathways

  • Thank You !!