dmf-sek 1- hpa karies + gejala

13
GEJALA KARIES Dalam mendiagnosis tingkat patogenesis dari karies dapat dibagi menjadi 4 kategori, yakni pulpitis reversibel, pulpitis ireversibel dan nekrosis pulpa,baik partial maupun total. Melandasi diagnosa tersebut yang perlu dipahami adalah munculnya gejala dan tanda pada pasien. Dengan memahami gejala serta tanda-tanda operator akan mampu menegakkan diagnosa sementara. Pada selanjutnya pemeriksaan klinis, radiografi dan gambaran histologinya akan menunjang dan memperkuat dalam mendiagnosa lebih lanjut. Berikut akan dijelaskan gejala yang timbul dalam 4 kategori diagnosa : a. Pulpitis reversibel Dikatakan pulpitis reversibel dikarenakan pada kasus karies ini gigi mampu mengembalikan struktur darinya seperti semula. Biasanya pada pulpitis reversibel ini tingkat patogenesis dari karies masih mencapai email dan dentine. Biasanya gejala yang timbul adalah ngilu terhadap rangsangan panas dan dingin dengan kata lain positif pada test termal jika karies media. Juga bahkan tidak menimbulkan gejala bila karies superfisial. Pada pulpitis reversibel ini ngilu yang ditimbulkan bukanlah

Upload: gladiola-nadisha

Post on 22-Jan-2016

135 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dmf-sek 1- Hpa Karies + Gejala

GEJALA KARIES

Dalam mendiagnosis tingkat patogenesis dari karies dapat dibagi menjadi

4 kategori, yakni pulpitis reversibel, pulpitis ireversibel dan nekrosis pulpa,baik

partial maupun total. Melandasi diagnosa tersebut yang perlu dipahami adalah

munculnya gejala dan tanda pada pasien. Dengan memahami gejala serta tanda-

tanda operator akan mampu menegakkan diagnosa sementara. Pada selanjutnya

pemeriksaan klinis, radiografi dan gambaran histologinya akan menunjang dan

memperkuat dalam mendiagnosa lebih lanjut. Berikut akan dijelaskan gejala yang

timbul dalam 4 kategori diagnosa :

a. Pulpitis reversibel

Dikatakan pulpitis reversibel dikarenakan pada kasus karies ini gigi

mampu mengembalikan struktur darinya seperti semula. Biasanya pada

pulpitis reversibel ini tingkat patogenesis dari karies masih mencapai

email dan dentine. Biasanya gejala yang timbul adalah ngilu terhadap

rangsangan panas dan dingin dengan kata lain positif pada test termal

jika karies media. Juga bahkan tidak menimbulkan gejala bila karies

superfisial. Pada pulpitis reversibel ini ngilu yang ditimbulkan

bukanlah ngilu spotan dengan kata lain rasa ngilu yang timbul akan

hilang begitu rangsang tersebut dihilangkan dari lesi tersebut.

b. Pulpitis ireversibel

Pada pulpitis irreversibel ini struktur gigi yang terkena karies tidak lagi

mampu mengembalikan bentuk anatomi secara utuh kembali kecuali

dengan melakukan tumpatan atau restorasi pada struktur yang hilang

tersebut. Pada pulpitis irreversibel ini gejala yang timbul adalah

adanya ngilu spontan bila diberikan rangsangan. Ngilu yang dimaksud

adalah adanya ngilu yang hebat dan terjadi secara tiba-tiba bahkan

menjalar sampai telinga,mata, dan kepala ketika rangsang diberikan

bahkan rasa ngilu tersebut masih tertinggal meskipun rangsang telah

ditiadakan. Pada pulpitis irreversibel rangsangan termis lebih peka

Page 2: Dmf-sek 1- Hpa Karies + Gejala

terhadap suhu dingin dibanding suhu panas. Apabila jaringan

periodontal telah terkena biasanya juga diikuti respon sakit (+) pda test

perkusi.

c. Nekrosis pulpa

Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh

pulpitis irreversibel yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat

mengganggu suplai darah ke pulpa. Jaringan pulpa tertutup oleh email

dan dentin yang kaku sehingga tidak memiliki sirkulasi darah

kolateral. Bila terjadi peningkatan jaringan dalam ruang pulpa

menyebabkan kolapsnya pembuluh darah sehingga akhirnya terjadi

nekrosis likuifaksi. Jika eksudat yang dihasilkan selama pulpitis

irreversibel didrainase melalui kavitas karies atau daerah pulpa yang

terbuka, proses nekrosis akan tertunda dan jaringan pulpa di daerah

akar tetap vital dalam jangka waktu yang lama. Jika terjadi hal

sebaliknya, mengakibatkan proses nekrosis pulpa yang cepat dan

total.Nekrosis pulpa dapat berupa nekrosis sebagian (nekrosis parsial)

dan nekrosis total. Nekrosis parsial menunjukkan gejala seperti

pulpitis irreversibel dengan nyeri spontan sedangkan nekrosis total

tidak menunjukkan gejala dan tidak ada respon terhadap tes termal

dan tes listrik. Gejala umum nekrosis pulpa :

1. Simptomnya sering kali hampir sama dengan pulpitis irreversible

2. Nyeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri tapi pernah nyeri

spontan.

3. Sangat sedikit/ tidak ada perubahan radiografik

4. Mungkin memiliki perubahan-perubahan radiografik defenitif

seperti pelebaran jaringan periodontal yang sangat nyata adalah

kehilangan lamina dura

5. Perubahan-perubahan radiografik mungkin jelas terlihat

Page 3: Dmf-sek 1- Hpa Karies + Gejala

6. Lesi radiolusen yang berukuran kecil hingga besar disekitar apeks

dari salah satu atau beberapa gigi, tergantung pada kelompok gigi.

Page 4: Dmf-sek 1- Hpa Karies + Gejala

HISTOLOGI PATOLOGI ANATMONI (HPA)

Jika ditinjau berdasarkan gambaran histologi dari karies atau yang kita

kenal sebagai Histologi Patologi Anatomi(HPA) karies dibagi dalam 3 regio

besar: yakni lesi karies sebelum membentuk kavitas pada enamel, lesi karies

sesudah membentuk kavitas pada enamel, dan lesi karies yang telah mengenai

pulpa. Untuk penjelasan pada masing-masing subbab akan dijelaskan selanjutnya

sebagai berikut:

1. Lesi Karies sebelum Kavitas Email

Dalam perkembangan karies tahap ini. Patogenesis dari karies masih

mencapai tingkat enamel, dengan kata lain dentine belum terpapar oleh karies.

Berdasarkan HPA-nya perkembangan karies tahap ini mampu diidentifikasi

dengan timbulnya zona-zona yang timbul pada patogenesis karies di enamel,

dimana zona-zona yang mampu diidentifikasi adalah sebagai berikut:

a. Zona translusen

Penegakkan diagnosisi zona ini adalah dilihat dari adanya

perbedaan/transluensi warna daerah yang terkena karies dengan

enamel normal disekitarnya. Seperti pada kabar dibawah, zona

translusen (ZT) tampak putih dan terletak dibelakang zona gelap

(DZ)yang mengelilingi bada lesi(dijelaskan selanjutnya). Perbedaan

warna yang terjadi akibat adanya porositas pada daerah ini, sehingga

kepadatan yang berkurang pada enamel yang terpapar karies akan

menimbulkan warna yang berbeda pula. Pada zona ini porositas

mencapai 1%, yang mana dalam keadaan normal porositas yng terjadi

pada enamel hanya 0,1%.

b. Zona Gelap

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa letak daripada zona

gelap/dark zone (DZ) ini adalah berada didepan dari Zona transluse

yang juga mengelilingi badan lesi. Dikatakan sebagai zona gelap,

Page 5: Dmf-sek 1- Hpa Karies + Gejala

dikarenakan tampilan warna secara mikroskopiknya tapak gelap

dibanding zona yang lain. Gelap yang terjadi diakibatkan produk gas

sisa metabolisme bakteri yang ada pada zona gelap. Pada zona ini

tingkat demineralisasi oleh bakteri lebih tinggi daripada zona

translusen yaitu pororsitas mencapai 2-4%.

c. Zona Badan Lesi.

Zona ini paling mudah diidentifikasi pada gambaran histologi,

dikarenakan zona ini adalah zona terbesar dan tampak gelap. Zona ini

adalah zona patogenesis karies dalam arti pada zona ini sudah terdapat

invasi bakteri karies beserta jaringan sisa nekrotik yang dihancurkan

olehnya. Secara otomatis tingkat porositas akan lebih tinggi yaitu 5%

atau bahkan telah nekrosis.

d. Zona permukaan

Zona ini terletak paling luar dari lesi karies yang mampu

teridentifikasi. Zona ini bahkan kadangkala tampak untuh dikarenakan

hanya pada zona inilah daerah yang masih terkena flow dari saliva,

akibatnya tingkat remineralisasi dari zona ini sangat tinggi, sehingga

enamel tampak masih utuh meskipun tidak serigid enamel yang sehat.

Pada gambar di bawah ditunjuk dengan simbol surface zone (SZ).

Page 6: Dmf-sek 1- Hpa Karies + Gejala

2. Lesi Karies sesudah Kavitas Karies.

Pada regio ini patogenesis dari karies telah mencapai dentine. Dengan kata

lain enamel telah membetuk kavitas. Pada subbab ini juga ditemukan 5 zona

dalam mengidentifikasi patogenesis dari karies, yang akan dijelaskan sebagai

berikut:

a. Zona reaksioner/reparative

Zona ini ditemukan pada daerah perbatasan dentine dan pulpa.

Pembentukkan zona ini pada dasarnya suatu respon pertahan gigi

terhadap adanya karies yaitu dengan membentuk dentine reaksioner di

bawah lapisan dentine yang pada tingkat atasnya terpapar karies.

Dentine reaksioner ini dibentuk untuk mengaktivasi respon keradangan

dari pulpa dalam menghambat pertumbuhan lebih lanjut dari karies

menuju kamar pulpa. Zona ini biasanya sudah terbentuk begitu karies

ini mencapai dentino enamel junction. Bahkan kadang kala zona ini

tidak mampu terbentuk dikarenakan patogenesis dari karies dengan

tingkat virulensi bakteri yang tinggi dan bergerak cepat.

b. Zona sklerotik

Zona sklerotik ini serupa dengan zona transluensi pada dentine.

Dikatakan demikan dikarenakan zona ini ada akibat adanya

penumpukan mineral pada lumen tubuli dentine yang terkena karies.

Mineral ini gunanya untuk memblok hubungan daerah yang terkena

karies diatasnya dengan daerah normal dibawahnya, termasuk produk

bakterinya berupa asam dan toksin. Zona ini juga merupakan respon

pertahanan dari gigi terhadap patogenesis karies. Akibat blokade yang

dilakukan untuk mencegah permeabilitas produk karies, odontoblas

dalam tubuli ini juga akan mati, sehingga disebut dengan dead tract .

adanya produk gas, asam , dan toksin dari sisa metabolisme bakteri

yang memenuhi lumen ini menyebabkan bentukan warna hitam secara

mikroskopik. Bila dilihat secara longitudinal tampak adanya garis

Page 7: Dmf-sek 1- Hpa Karies + Gejala

hitam. Apabila penyebaran karies bergerak tegak lurus terhadap tubuli

dentine akan membentuk transversal cleft atau celah transversal.

c. Zona Demineralisasi.

Zona ini pada dasarnya masih dalam satu bagian dengan zona sklerotik

tempatnya berada pada lapisan dalam dari zona sklerotik, dan sangat

tipis akibatnya sangat sulit diidentifikasi dengan kasat mata. Pada zona

ini sudah terjadi proses demineralisasi seperti namanya akibat produk

asam dan toksin bakteri yang bergerak lebih dahulu dibanding dengan

bakterinya, itulah mengapa zona ini terletak lebih dalam dibanding

zona invasi bakteri. Pada zona ini yang telah larut hanya mineral dari

dentine bukanlah matriks organiknya.

d. Zona Invasi Bakteri

Zona ini berada lebih ke permukaan dibanding zona demineralisasi dan

lebih dalam dibanding zona destruktif dan merupakan zona yang telah

ditemukannya bakteri dimana matriks organik mula larut akibat

aktivitas bakteri tersebut.

e. Zona Destruksi/Nekrosis

Ini merupakan zona terparah dari patogenesis karies dentine.

Dikarenakan matriks organik dari dentine telah larut sehingga

menyebabkan nekrosis jaringan. Sisa-sisa jaringan nekrosis yang

bercampur dengan bakteri disebut dengan liquifaction foct. Dimana

tampak hitam dengan regio terbesar dibanding zona-zona karies

dentine yang lainnya.

Page 8: Dmf-sek 1- Hpa Karies + Gejala

Dead tract

Liquifaction foct

Demineralisasi zone

Dentine reaksioner

Gambar 2 : Celah Transversal

Gambar 1: karies dentine

Page 9: Dmf-sek 1- Hpa Karies + Gejala

3. Karies Pulpa

Pada gambaran secara histologi dari karies yang mencapa pulpa. Ditandani

dengan banyaknya vasodilatasi dari pembuluh darah pulpa sebagai suatu bentuk

respon radang adanya produk atau bakteri itu sendiri yang mencapai kamar pulpa.

Biasanya juga diikuti dengan emigration faktor pertahanan tubuh, seperti leukosit

beserta cairan pembuluh darah yang merembes keluar berupa eksudat.

Gambar 3 : pulpitis ; ditunjuk adalah dilatasi pembuluh darah