diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. judul harus singkat,...

122

Upload: others

Post on 23-Jan-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,
Page 2: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

Diterbitkan oleh:

BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR (BPK PENABUR)

I S S N : 1412-2588

Jurnal Pendidikan Penabur (JPP) dapat dipakaisebagai medium tukar pikiran, informasi dan

penelitian ilmiah antar para pemerhati masalah pendidikan.

Penanggung JawabDra. Kristinawati Susatio, M.M.

Pemimpin RedaksiProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Sekretaris RedaksiRosmawati Situmorang

Dewan EditorProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Ir. Budyanto Lestyana, M.Si.Dra. Mulyani

Dr. Theresia K. BrahimDra. Vitriyani P., M.Pd.

Alamat Redaksi :Jln. Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lt. 5, Jakarta Barat 11470

Telepon (021) 5606773-76, Faks. (021) 5666968http://www.bpkpenabur.or.idE-mail : [email protected]

Page 3: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

Pedoman Penulisan Naskah untuk Jurnal Pendidikan Penabur

Naskah ditulis dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:1. Naskah merupakan laporan penelitian, opini, info, dan resensi buku yang

berhubungan dengan bidang pendidikan serta disajikan dalam bentukbahasa ilmiah populer.

2. Naskah merupakan karya asli dari penulis dan belum pernahdipublikasikan atau sedang dikirimkan ke media lain.

3. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin/batas atas, kanan, danbawah masing-masing 3 cm dan batas kiri 4 cm dari tepi kertas.Menggunakan program MS Word dengan jenis huruf Book Antiqua 10point/spasi ganda.

4. Panjang naskah hasil penelitian + 4500 kata, sedangkan untuk opini,info, serta resensi buku + 2000 kata.

5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata.

6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis, abstrak, isi artikel, daftarpustaka, dan keterangan mengenai penulis.

7. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata.

9. Ilustrasi (grafik, tabel dan foto) harus disajikan dengan jelas. Tulisan padailustrasi menggunakan huruf yang sama pada isi naskah dengan besarhuruf tidak lebih kecil dari 6 point.

10. Naskah dikirim dalam bentuk disket dan hasil print out ke Redaksi JurnalPendidikan Penabur, Jalan Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lantai 5.Jakarta Barat - 11470 atau melalui e-mail: [email protected]

11. Naskah disertai dengan daftar riwayat hidup yang memuat latar belakangpendidikan, pekerjaan dan karya ilmiah lain yang pernah ditulis.

12. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan. Naskah yang tidak dimuattidak dikembalikan.

13. Redaksi berhak mengedit naskah yang dimuat tanpa mengubah isinaskah.

14. Isi Jurnal Pendidikan Penabur tidak mencerminkan pendapat ataukebijakan BPK PENABUR.

Page 4: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

iJurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Jurnal Pendidikan PenaburNomor 10/Tahun ke-7/Juni 2008

ISSN: 1412-2588

Daftar Isi i

Pengantar Redaksi ii-iv

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar, Melalui Metode Permainan Kartu,Heru Kristiyono, 1-10

Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Keke T. Aritonang, 11-21

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar dalam Pengelolaan Sampah di Lingkungan Sekolah,Rosita Manurung, 22-34MProgram Pendidikan Karakter di Lingkungan BPK PENABUR Jakarta, Djudjun Djaenuddin Supriadi,35-43

Inovasi Pembelajaran dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Bahasa Inggris,Rommel K. Sitanggang, 44-50

Responding To Students’ Writing (Teaching Writing Or Assessing It?), Michael Kaprista Sutikno,51-59

Penerapan Kuis Online di Sekolah BPK PENABUR, Julianta Manalu, 60-65

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan, Yusufhadi Miarso,66-76

Model Mentoring Kepala Sekolah di Singapura, Agustian Nugroho Sutrisno, 77-83

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia,David Wijaya, 84-94

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber, BP. Sitepu, 95-102

Isu Mutakhir, Hotben Situmorang, 103-104

Resensi Buku: Pendidikan Karakter – Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,Tri Esti Handayani, 105-108

Profil BPK PENABURBandar Lampung, Lydia Hanna, 109-112

Keterangan Mengenai Penulis, 113-115

Page 5: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

ii Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Pengantar Redaksi

alam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional, disebutkan bahwa pendidikanmerupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut disebutkanpula bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yangbermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Atasdasar pengertian dan fungsi pendidikan demikian, pendidikannasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman kepadaTuhan Yang Maha Esa,berbudi pekerti luhur, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Oleh karena bangsa dan negara Indonesia menganggap bahwasemua warga negara Indonesia mempunyai hak untuk memperolehpendidikan sesuai dengan kemampuan fisik dan intelektualnya,maka dalam menyelenggarakan pendidikan nasional dianut prinsipdemokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif denganmenjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilaikultural, dan kemajemukan bangsa. Di samping itu memperhatikanmakna, fungsi, tujuan, dan prinsip pendidikan nasional, jelas terlihatbahwa pendidikan dimaksudkan tidak hanya meningkatkankecerdasan intelektual bangsa Indonesia, tetapi tujuan pendidikannasional mencerminkan niat dan semangat yang kuat untukmengembangkan semua jenis kemampuan peserta didik sehinggamembentuk manusia yang seutuhnya. Manusia Indonesia yangdikehendaki bukan hanya cerdas dalam menguasai ilmupengetahuan dan teknologi, akan tetapi juga memiliki kepribadianyang sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, yangantara lain adalah beriman kepadaTuhan Yang Maha Esa danberbudi pekerti luhur. Pengalaman di negara lain dan juga di negarakita sendiri bahwa pengutamaan kecerdasan intelektual sematadapat menimbulkan tata dan pola hidup yang tidak manusiawi.Berbagai ketidakadilan dan penyimpangan yang terjadi dalampengelolaan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat dapatterjadi karena lemahnya iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Badan Pendidikan Kristen PENABUR yang mengelolapendidikan dasar dan menengah di 15 kota mengacu pada SistemPendidikan Nasional dan memiliki ciri khas sesuai dengan visi yangdimilikinya. Pendidikan di BPK PENABUR bertujuan memfasilitasipeserta didik memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan kehidupanberdasarkan Nilai-Nilai Kristiani. Penyelenggaraan dan pengelolaanpendidikan dilaksanakan atas dasar kehendak, bimbingan, danpenyertaan Tuhan. Peserta didik diyakini sebagai insan muda yangdipercayakan Tuhan untuk dididik berdasarkan kebenaranNya

D

Page 6: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

iiiJurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

dalam menumbuhkembangkan iman, ilmu, dan pelayanan.Kurikulum yang diterapkan berorientasi pada perjumpaan manusiadengan Tuhan serta mempertimbangkan keutuhan masyarakatsekarang dan yang akan datang. Sungguhpun selaras dengan tujuan,fungsi, dan prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional, BPKPENABUR memiliki ciri khas dalam membentuk manusia Indonesia,khususnya dilihat dari kepribadian berkaitan dengan iman dan budipekerti yang dikembangkan selama mengikuti pendidikan di BPKPENABUR. Pembentukan kepribadian peserta didik telah dilakukansejak awal kemerdekaan melalui mata pelajaran budi pekerti danpendidikan agama. Akan tetapi, hasilnya belum seperti diharapkandan apa yang dipelajari peserta didik dianggap lebih bersifatpengetahuan/kognitif daripada penghayatan/afektif yang merubahsikap serta perilaku. Keberhasilan pembentukan kepribadian pesertadidik seutuhnya tidak dapat diandalkan sepenuhnya pada sekolah.Di samping waktu peserta didik di sekolah relatif singkat danterbatas, pengaruh lingkungan dan prilaku kehidupan masyarakatdan keluarga lebih berpengaruh pada pembentukan kepribadianpeserta didik. Selagi pengetahuan yang diperoleh peserta didik tidaksesuai dengan apa yang disaksikan, diamati, dan dialami olehpeserta didik dalam kehidupan nyata maka sangat sulit dapatdiharapkan mereka akan mengubah perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dikehendaki. Apalagi dalam kemajuan teknologi informasidan komunikasi yang memungkinkan setiap orang dapatmemperoleh berbagai informasi secara cepat dan terbuka, penguatanpenghayatan akan iman dan budi pekerti sangat diperlukan melaluiketeladanan di dalam keluarga dan masyarakat, termasuk pengelolapemerintahan.

Pembentukan keperibadian merupakan proses yang panjangsehingga diperlukan konsistensi dan kesinambungan upaya dilembaga-lembaga pendidikan, masyarakat, dan keluarga. JurnalPendidikan PENABUR edisi ini mengangkat masalah pembentukandan pendidikan karakter ini sebagai suatu isu yang perlu mendapatperhatian agar kompetensi intelektual, emosional, dan spiritualpeserta didik dapat dikembangkan secara seimbang. Hal inidianggap sangat penting di lingkungan BPK PENABUR yang dalammenyelenggarakan pendidikan memiliki moto iman, ilmu, danpelayanan. Dalam pembentukan karakter dan kemampuan pesertadidik ini, peranan guru dengan kemampuan yang bermutu sangatdiharapkan. Di samping opini tentang pendidikan karakter (olehDjudjun dan Esti), yang berkaitan dengan kepedulian peserta didikterhadap lingkungannya (Rosita Manurung), edisi ini juga memuattulisan-tulisan yang berkaitan dengan metode dan prosespembelajaran seperti terungkap dalam tulisan Heru, Keke, RommelSitanggang, Michael Kaprista dan Julianta Manalu. Sementara ituYususfhadi Miarso menguraikan bagaimana meningkatkankualifikasi guru dalam persfektif teknologi pendidikan, sehinggaguru benar-benar dapat memenuhi standar kompetensi yangditetapkan. Masih dalam kaitannya dengan kompetensi guru, BP.Sitepu menawarkan gagasan menyusun buku teks pelajaran yangberorientasi pada aneka sumber belajar. Akhirnya keberhasilansekolah meningkatkan mutu, pendidikan tidak terlepas dari kualitaskepemimpinan dan manajemen kepala sekolah. Bagaimana

Page 7: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

iv Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

seharusnya kepala sekolah dipersiapkan dikemukakan olehAgustian.

Mengingat sistem pembelajaran berbasis semester dengan sistemkredit mulai dikembangkan di sekolah serta Buku Sekolah Elektronik(BSE) mulai diperkenalkan, kedua topik itupun diangkat sebagaisesuatu yang perlu diperhatikan oleh pendidik dan tenagakependidikan (Hotben Situmorang). Seperti sebelumnya edisi inipunmemuat informasi tentang sekolah BPK PENABUR Bandar Lampungyang ditulis Lydia Hana.

Jurnal Pendidikan PENABUR edisi berikutnya akan terbit akhirDesember 2008 ini. Dewan Redaksi mengharapkan tulisan dariberbagai pihak khususnya dari kalangan pendidik dan tenagakependidikan di lingkungan BPK PENABUR.

Redaksi

Page 8: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

1Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan DasarMelalui Metode Permainan Kartu

Heru Kristiyono *)

*) Kepala SDK BPK PENABUR Rengasdengklok

Penelitian

embelajaran matematika yang monoton dan anggapan bahwa matematika adalah pelajaranyang sulit, dapat menjadi faktor penyebab kegagalan pembelajaran matematika. Minatsiswa pada pelajaran matematika dapat dibangkitkan melalui pembelajaran yang aktif, kreatif,efektif dan menyenangkan (PAKEM). Salah satu metode PAKEM adalah Metode Permainan

Kartu. Metode ini sangat digemari oleh siswa usia sekolah dasar. Hasil penelitian yang dilakukan diSDK BPK PENABUR Rengasdengklok tahun 2007, membuktikan bahwa pendapat yang menganggapbahwa pelajaran matematika itu sulit dan tidak disukai siswa ternyata tidak benar. Sebagian besarsiswa kelas III sampai VI yang jumlahnya 92 orang memilih pelajaran matematika sebagai matapelajaran kegemaran.

Kata Kunci: Pembelajaran matematika, perkalian, pembagian, permainan kartu.

Monotonous instruction in mathematics and the opinion that mathematics is a difficult subject couldbecome one of the reasons causing the failure of teaching and learning mathematics. How ever, thisproblem can be overcome by applying instructional methods which can create active, creative, effective,and joyfull learning. One of the methods is playing card which the students are fond of. The effectivenesof this method in motivating the students to learn mathematics has been proved by the researchconducted in Primary School of BPK PENABUR in Rengasdengklok. Most of the students of grade 3through 6 chose mathematics as their favorite subject after having experience of learning mathematicswith this method.

Abstrak

P

Pendahuluan

Dengan diberlakukannya Kurikulum BerbasisKompetensi (KBK), pada tahun 2004 danKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)pada tahun 2006, maka di setiap sekolahdiwajibkan menetapkan nilai KriteriaKetuntasan Minimal (KKM) untuk setiap matapelajaran. Setiap siswa yang nilai ulangannyabelum mencapai KKM yang ditetapkan makasiswa tersebut diwajibkan mengikuti ProgramPerbaikan atau yang kita kenal dengan Remidial.Persamaan yang unik dari setiap kebijakansekolah, adalah KKM mata pelajaran matematikaselalu menduduki peringkat terbawah

dibanding KKM mata pelajaran yang lainnya.Dalam MGMP BPK PENABUR (KelompokMatematika SD) di Pondok Wisata AnugerahBogor 30 Agustus-1 September 2007 disebutkanada sekolah BPK PENABUR yang menetapkanKKM Mata Pelajaran Matematika hanya 5,5.Tentunya sekolah ini tidak sembaranganmenetapkan KKM Matematika. Rata-rata nilaiulangan formatif, sumatif dan ujian dijadikanbahan pertimbangan penetapan KKM. Sebuahpertimbangan yang berdasarkan realita.

Rendahnya hasil belajar siswa dalampembelajaran Matematika disebabkan olehbanyak faktor. Salah satu di antaranya adalahFaktor guru yang kurang bisa menciptakan iklim

Page 9: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

belajar yang menyenangkan bagi siswa. Seorangguru pada pelajaran Matematika dituntut untukbisa menciptakan suasana belajar yang aktif,kreatif dan juga menyenangkan bagi siswa.

Sebagai modal awal agar siswa mampumengerjakan berbagai perhitungan dalampembelajaran matematika : KPK, FPB, Pecahan,Perpangkatan dan Akar Kuadrat, OperasiHitung Campuran, Pengukuran dll. adalahsiswa sudah mahir kali dan bagi bilangan dasar.Siswa SD (Kelas III - VI) yang tidak mahirperkalian dan pembagian pasti mengalamikesulitan belajar matematika. Siswa yang tidakmahir dalam perkalian dan pembagian, pastiakan mengalami kesulitan dalam belajar , contohyang jelas pada materi KPK dan FPB. Dasarsegala penghitungan matematika tingkat SDadalah perkalian dan pembagian bilangan dasar(Perkalian dengan hasil < 100 atau pembagiandengan suku yang dibagi < 100). Berdasarkanpenelitian penulis, 29,3 % siswa kelas III – VI SDBPK PENABUR Rengasdengklok masih belummahir melakukan hitung perkalian danpembagian bilangan dasar.

Identifikasi Masalah

Dari uraian sebelumnya dapat diidentifikasisejumlah masalah berikut.1. Dalam pokok bahasan apa saja, siswa

mengalami kesulitan belajar?2. Mengapa siswa mengalami kesulitan belajar

matematika?3. Sejauhmana hubungan antara strategi

belajar dalam mata pelajaran matematika?4. Bagaimana mengatasi kesulitan siswa

dalam matematika?

Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus, makadikemukakan pembatasan dari jenis masalah,jenjang/pendidikan, pokok bahasan dan tempatpenelitian.1. Jenis Penelitian

Dari berbagai masalah yang diidentifikasi,dibatasi pada masalah ke empat yaitu“Bagaimana mengatasi kesulitan siswadalam matematika”.

2. Tingkat pendidikanDalam penelitian dibatasi pada jenjang SD,khususnya untuk kelas III sampai dengankelas VI.

3. Pokok BahasanPerkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

4. Tempat penelitianSD BPK PENABUR Rengasdengklok

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yangdikemukakan, masalah penelitian dirumuskansebagai berikut. Bagaimana mengatasi kesulitansiswa dalam Pelajaran Matematika PokokBahasan Perkalian dan Pembagian di SD BPKPENABUR RengasdengklokRumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagaiberikut.1. Bagaimana kegemaran siswa terhadap mata

pelajaran matematika?2. Bagaimana penguasaan siswa dalam

konsep perkalian dan pembagian dalammatematika.

3. Bagaimana mengatasi kesulitan siswa danmempelajari pokok bahasan perkalian danpembagian.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah mengatasikesulitan siswa SD dalam mempelajari pelajaranmatematika.Tujuan Khusus Penelitian:1. mengetahui kegemaran siswa terhadap mata

pelajaran matematika;2. mengetahui pengetahuan siswa dalam

konsep perkalian dan pembagian; dan3. mengatasi kesulitan siswa dalam mata

pelajaran matematika khususnya dalampokok bahasan perkalian dan pembagian

Manfaat PenelitianBagi siswa:1. Menumbuhkembangkan perasa-an senang

siswa terhadap pelajaran matematika.2. Meningkatkan kemahiran berhitung

perkalian dan pembagianBagi guru:Dapat mengembangkan pembelajaran Mate-matika yang menyenangkan siswa, melaluimetode permainan kartu.Bagi Sekolah:Meningkatnya nilai hasil pembelajaranMatematika siswa SDK BPK PENABURRengasdengklok.

Page 10: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

3Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

Kajian Teoritis

Matematika merupakan ilmu yang universalyang mendasari perkembangan teknologimodern, mempunyai peran penting di berbagaidisplin ilmu dan memajukan daya pikirmanusia. Perkembangan Teknologi Informasidan Komunikasi yang sudah mengglobal ditingkat dunia tak terlepas dari perkembanganmatematika di bidang : bilangan, aljabar, analisis,peluang dan matematika diskrit. Untuk mengu-asai dan mencipta teknologi masa depan yangsemakin canggih diperlukan penguasaanmatematika yang kuat sejak siswa usia dini.

Pelajaran matematika perlu dipelajari olehsemua peserta didik mulai dari TK untukmendasari peserta didik agar mampu berpikirsecara logis, analitis, sistematis, kritis dankreatif. Juga diharapkan melalui kompetensiyang dimiliki siswa mampu memperoleh,mengelola dan memanfaatkan informasi untukbertahan hidup pada keadaan dunia yang selaluberubah dan penuh dengan kompetisi.

Standar Kompetensi (SK) dan KompetensiDasar (SD) pada pelajaran Matematika harusdisusun sebagai landasan pembelajaran danpengembangan kemampuan siswa. Denganberkembangnya kemampuan siswa di bidangmatematika diharapkan siswa mahirmemecahkan masalah dan mengkomunikasikanide atau gagasan dengan menggunakan simbol,tabel, diagram dan media lainnya.

Pendekatan pemecahan masalahmerupakan fokus pembelajaran matematika,yang mencakup masalah tertutup dengan solusitunggal, masalah terbuka dengan solusi tidaktunggal dan masalah yang penyelesaiannyadengan menggunakan berbagai cara. Untukmeningkatkan kemampuan memecahkanmasalah perlu dikembangkan keterampilanmemahami masalah, membuat modelmatematika, menyelesaikan masalah danmenafsirkan solusinya.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaranmatematika hendaknya dimulai dari pengenalanmasalah yang sesuai dengan situasi (contextualproblem). Dengan mengajukan masalahkontekstual, peserta didik secara bertahapdibimbing untuk menguasai konsep matematika.Untuk meningkatkan keaktifan siswadiharapkan di setiap pembelajaran matematikamenggunakan alat peraga baik dari alat peragamurah sampai alat/media yang menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi yangcanggih dan modern.

1. Operasi PerkalianSufyani Prabawanto dan Puji Rahayu (2006:55)menyatakan, operasi perkalian pada bilanganbulat pada hakekatnya adalah operasipenjumlahan yang dilakukan secara berulang.Oleh sebab itu untuk memahami konsepperkalian pada bilangan bulat ini, tentunyakonsep penjumlahan dan keterampilanmenghitung pada bilangan bulat harus sudahdikuasai dengan baik. Hal ini dikarenakanoperasi perkalian pada bilangan bulat positifdengan positif dan bulat positif dengan negatifsecara umum membutuhkan landasanpengertian penjumlahan. Sedangkan untukoperasi perkalian pada bilangan bulat negatifdengan positif dan bilangan negatif dengannegatif penjelasan dengan melalui penjumlahanberulang akan mengalami kesulitan.Pembahasannya akan menggunakan pola atauanalogi dari perkalian yang berkurang secarateratur.

Bilangan bulat dapat dikelompokan kedalam tiga kelompok, yaitu bilangan bulatnegatif, nol dan bilangan bulat positif. Dengantidak memasukan bilangan nol, maka perkalianbilangan bulat dapat dikelompokan menjadi 4macam, yaitu sebagai berikut.a. Perkalian bilangan bulat positif dengan

bilangan bulat positif.b. Perkalian bilangan bulat positif dengan

bilangan bulat negatif.c. Perkalian bilangan bulat negatif dengan

bilangan bulat positif.d. Perkalian bilangan bulat negatif dengan

bilangan bulat negatif.Namun yang hendak dipaparkan pada

kajian teoritis di sini hanyalah perkalianbilangan bulat positif dengan perkalianbilangan bulat positif.

Untuk mendapatkan hasil perkalianbilangan bulat positif dengan bilangan bulatpositif, yaitu dengan cara menggunakanpenjumlahan berulang. Selanjutnya perhatikancontoh berikut.a. 5 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 10b. 6 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 24c. 4 x 8 = 8 + 8 + 8 + 8 = 32

Operasi perkalian bilangan bulat positifdengan bilangan bulat positif dapat jugadiperagakan dengan menggunakan garis

Page 11: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

bilangan. Untuk peragaan pada garis bilangan,perhatikan contoh perkalian berikut.5 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2.

Hal ini dapat diambil contoh sebagai berkut.a. Siswa panah berkedudukan awal pada

skala nol.b. Bilangan pengali dari perkalian tersebut

adalah bilangan positif 2, maka siswapanah akan menghadap ke arah bilanganpositif.

c. Bilangan yang dikalikan adalah bilanganbulat positif 5 maka gerakan siswa panahadalah maju. Dalam hal ini siswa panahmeloncat maju sebanyak 5 kali dengansetiap loncatan 2 skala.

d. Hasil perkalian 5 x 2 ditunjukan skalapada langkah terakhir siswa panah yaitu10.Hal di atas dapat digambarkan pada garisbilangan sebagai berikut.

Hasil perkalian 5 x 2 ditunjukan skala padalangkah terakhir yaitu 10.

Dari contoh-contoh di atas, dapatlah kitakatakan bahwa hasil kali bilangan bulat postifdengan bilangan bulat positif adalah bilanganbulat positif.

2. Sifat – Sifat PerkalianSufyani Prabowo dan Puji Rahayu (2006:60) ada6 sifat perkalian pada bilangan bulat, yaitu:a. Sifat Tertutup:

Perkalian antara dua atau lebih bilanganbulat akan menghasilkan bilangan bulatlagi.Misalnya (-4) dan 3 adalah bilangan bulat.(-4) x 3 = (-12). Hasilnya (-12) adalahbilangan bulat juga.Apabila a, b adalah bilangan bulat, maka ax b = c, dan c adalah bilangan bulat juga.

b. Sifat Pertukaran :Perkalian antara dua bilangan atau lebihdengan diubah letak tempatnya tidak akanmengubah hasilnya. Misalnya 5 x (-7) = -35, maka (-7) x 5 = (-35).Untuk sembarang bilangan bulat a dan bberlaku a x b = b x a

c. Sifat Pengelompokan :Perhatikan perkalian berikut !

( (-2) x 3 ) x 5 = (-6) x 5 = (-30)(-2) x ( 3 x 5 ) = (-2) x 15 = (-30)Untuk sembarang bilangan bulat a, b dan cberlaku : (a x b) x c = a x (b x c)

d. Sifat Penyebaran (Penyebaran perkalianterhadap penjumlahan). Perhatikan contohperkalian berikut.3 x ((-4) + 7 ) = ( 3 x (-4) ) + ( 3 x 7 )

= (-12) + 21= 9

Untuk sembarang bilangan bulat a, b dan cberlaku: a x (b + c) = (a x b) + (a x c)

e. Sifat bilangan satu:Perkalian bilangan satu dengan sembarangbilangan bulat akan menghasilkan bilanganbulat itu sendiri. Misalnya:6 x 1 = 6(-5) x 1 = (-5)1 x 1000 = 1000

f. Sifat Bilangan Nol :Semua bilangan bulat dikalikan dengan nolhasilnya selalu nol. Hal ini dapatdibuktikan melalui operasi penjumlahanberulang. Contoh :5 x 0 artinya menjumlah nol secara berulanglima kali.5 x 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0

3. Operasi PembagianSufyani Prabawanto dan Puji Rahayu (2006:63),operasi pembagian pada dasarnya adalah suatuproses pencarian tentang bilangan yang belumdiketahui. Karena bentuk pembagian dapatdipandang sebagai suatu bentuk operasiperkalian dengan salah satu faktornya yangbelum diketahui. Sebagai contoh apabila dalamperkalian 3 x 4 = k tentu k = 12 maka, dalampembagian hal tersebut dapat dinyatakan,dengan bentuk 12 : 3 = n atau 12 : 4 = n

Dengan demikian 12 : 3 = n apabiladinyatakan dalam bentuk perkalian akanmenjadi 12 = n x 3, sedangkan 12 : 4 = nmenjadi bentuk perkalian menjadi 12 = n x 4.Untuk mencari nilai n dari bentuk 12 = n x 3,sama artinya dengan mencari jawab pertanyaan: bilangan manakah yang jika dikalikan dengan3 akan menghasilkan 12 atau berapakah 12 : 3? Dua pertanyaan ini akan menghasilkanbilangan yang sama. Jadi bila dalam pertanyaanyang pertama mendapat nilai 4, berarti pula nilaidari 12 : 3 = 4.

Pembagian bilangan bulat juga dapatdikelompokan menjadi empat, yaitu:

-3 -2 -1 0 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Page 12: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

5Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

a. Pembagian antara bilangan bulat positifdengan bilangan bulat positif

b. Pembagian antara bilangan bulat positifdengan bilangan bulat negatif

c. Pembagian antara bilangan bulat negatifdengan bilangan bulat positif

d. Pembagian antara bilangan bulat negatifdengan bilangan bulat negatifSama seperti pada operasi perkalian, pada

operasi pembagian di kajian teoritis ini penulishanya memaparkan operasi pembagianbilangan bulat positif dengan bilangan bulatpositif.

Untuk mendapatkan hasil pembagianbilangan bulat positif dengan bilangan bulatpositif, yaitu dengan cara menggunakanpengurangan berulang sampai sisanya adalahnol. Hasil pembagian ditunjukkan denganberapa banyak dikurangi dengan bilangan yangsama. Selanjutnya perhatikan contoh berikut ini:a. 10: 2= 10 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2= 0

10 dikurangi 2 sebanyak 5 kali sampaisisanya 0. Artinya hasil dari 10 : 2 adalah 5.

b. 24 : 4 = 24 - 4 - 4 - 4 - 4 - 4 - 4 = 024 dikurangi 4 sebanyak 6 kali sampaisisanya nol. Artinya hasilnya adalah 6.Operasi pembagian bilangan bulat positif

dengan bilangan bulat positif dapat jugadiperagakan dengan menggunakan garisbilangan. Untuk peragaan pada garis bilangan,kita ambil contoh pembagian berikut : 10 : 2.Untuk menentukan hasil pembagian tersebutdengan menggunakan garis bilangan adalahsebagai berikut.a. Siswa panah berkedudukan awal pada

skala nol.b. Bilangan pembaginya adalah bilangan

positif, maka ujung siswa panah akanmenghadap ke arah bilangan positif.

c. Siswa panah bergerak meloncat majudengan setiap loncatan 2 skala, sebanyak 5kali dan berhenti pada skala 10.

d. Hasil pembagian 10 : 2 ditunjukkan denganloncatan siswa panah sebanyak 5 loncatanmaju yang berhenti pada skala 10.

e. Jadi hasil dari 10 : 2 adalah 5.

Hal di atas dapat digambarkan pada garisbilangan sebagai berikut.

Hasil pembagian 10 : 2 ditunjukkan dengan 5kali loncatan maju dengan setiap loncatan 2skala.

Dari contoh-contoh di atas, dapat kitakatakan bahwa “bilangan bulat positif dibagidengan bilangan bulat positif hasilnya adalahbilangan bulat positif”.

4. Permainan KartuSebagai strategi meningkatkan kemahiran siswadalam pembagian dan perkalian bilangan dasar,penulis memperkenalkan hasil kreatifitaspenulis yaitu Metode Permainan Kartu. Teknikdan aturan permainan kartu ini sama sepertipermainan kartu domino, hanya kartunyabertuliskan Perkalian dua bilangan dan hasilperkalian dua bilangan dasar.Langkah-langkah permainan :a. Bagi siswa dalam beberapa kelompok kecil (

3 – 5 anak), setiap kelompok berikan satupaket kartu.

b. Setelah kartu dikocok berikan empat kartukepada setiap anak (sisa ditumpuk posisitertutup).

c. Buka satu kartu sisa sebagai kartu pembuka(Mis. Kartu bertuliskan 20 dan 4 X 3, lihatgambar)

d. Secara bergilir siswa menjatuhkan kartunya,dengan cara mencocokkan perkalian duabilangan dengan hasil perkalian.

e. Siswa yang yang tidak mempunyai kartuyang cocok, mengambil sisa kartu sampaimendapat kartu yang cocok.

f. Permainan berakhir setelah kartu sisa habisatau kartu yang dipegang siswa sudah tidakada yang cocok untuk diturunkan.

g. Siswa yang pertama kali kartunya habisatau menyimpan jumlah kartu paling sedikitadalah pemenangnya, sebaliknya siswayang paling lama kartunya habis ataumenyimpan kartu paling banyak adalahyang kalah. (Lakukan berulang langkah ke-1 sampai 6).

-3 -2 -1 0 1

2 2 2 2 2

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Page 13: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

6 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

Keterangan :Kearah Kiri, Kartu pertama 20 dan 4 x 3. Kartu4 x 3 ditutup dengan 12, kartu 3 x 2 ditutupdengan 6 dan seterusnya.Kearah Kanan, Kartu pertama 20 dan 4 x 3.Kartu 20 ditutup dengan 5 x 4, kartu 8 ditutupdengan 4 x 2, kartu 9 ditutup dengan 3 x 3 danseterusnya sampai kartu habis atau tidak bisadimainkan lagi.

Permainan ini harus dilakukan secaraberkelompok (tiga–lima orang di setiapkelompoknya). Diusahakan dalam satukelompok dicampur antara siswa yang sudahMahir, Cukup Mahir dan Belum Mahir. Dengandemikian secara tidak langsung siswa yangsudah mahir akan menjadi tutor sebaya.

Untuk mahir perkalian dan pembagianbilangan dasar diperlukan tiga paket kartu,setiap paket berisi 40 kartu. Tiga paket kartutersebut adalah :Paket 1 : Perkalian bilangan kecil dengan

bilangan kecil (5 x 5 sampai 2 x 2)Paket 2 : Perkalian bilangan besar dengan

bilangan besar (9 x 9 sampai 6 x 6)Paket 3 : Perkalian bilangan besar dengan

bilangan kecil (9 x 5 sampai 6 x 2)

Melalui permainan kartu ini siswa tidak sajaakan mahir perkalian dasar, tapi juga secaraotomatis mahir pembagian dasar.

5 . AsumsiPelajaran matematika adalah pelayan darisemua mata pelajaran lainnya. Pelajaranmatematika adalah ratu dari semua matapelajaran. Keberhasilan seorang siswa dalampelajaran matematika menjadi tolok ukurterhadap penguasaan mata pelajaran lainnya.Namun kenyatannya pelajaran matematikajustru menjadi ‘monster’ yang menakutkan bagisebagian siswa. Menurut Yohanes Surya, dalambuku Matematika Itu Asyik, “pokok persoalan

Kartu Pertama

Kartu :

:1tekaPhotnoCliceknagnalibnailakreP

liceknagnalibnagned

52=5x5.a02=4x5.b52=3x5.c02=2x5.d61=4x4.e

21=3x4.a8=2x4.b9=3x3.c6=2x3.d4=2x2.e

Page 14: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

7Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

yang dihadapi siswa dalam belajar matematikaadalah rasa bosan dan merasa bahwamatematika itu sulit.”

Memang tidak bisa kita pungkiri, sudahbanyak siswa Indonesia yang berhasil dalamlomba Olympiade Matematika tingkat dunia,bahkan beberapa di antaranya adalah siswa BPKPENABUR Jakarta, namun itu hanya sebagiankecil siswa Indonesia, bagaimana denganberjuta-juta siswa Indonesia yang lainnya ?

Beberapa faktor penyebab ketidakberhasilan siswa dalam pembelajaranmatematika:a. Faktor Siswa: Mitos yang mengatakan bah-

wa pelajaran matematika itu sulit, secarapsikologi siswa sudah tidak tertarik danterbeban rasa takut.

b. Faktor Guru : Pengajaran matematika olehguru yang kurang variasi/monoton danmembosankan bagi siswa. Hal inidisebabkan oleh kurang kreatifnya gurumenggunakan media/alat bantu dankurangnya guru untuk mengembangkansoal-soal evaluasi yang lebih bervariasi danmenantang. Guru terpaku pada bentuk soal-soal yang lama yang sudah dianggap baku.Suatu contoh soal evaluasi pada kelas duadan tiga : 7 x 4 = …..

8 x 3 = …..Soal di atas dapat diubah dandikembangkan menjadi bentuk soal yanglebih kreatif dan menantang :28 = ….. x …..24 = ….. x …..

c. Faktor Orang Tua : Kurangnya bimbingandan pengarahan orang tua secara dini sejaksiswa mulai mengenal matematika di dalamkehidupannya.Dari ketiga faktor di atas penulis hendak

menyoroti faktor yang kedua, yaitu faktor guru

yang berperan banyak dalam prosespembelajaran siswa. Kreatifitas guru dalamproses pembelajaran serta metode pembelajaranyang bervariasi sangat mempengaruhi semangatserta hasil belajar anak. Metode permainan kartuyang merupakan hasil kreatifitas penulis perludikembangkan dalam pembelajaran matematikaSD khususnya untuk pokok bahasan perkaliandan pembagian bilangan dasar.

Metodologi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD BPK PENABURRengasdengklok pada tanggal 17 sampai

dengan tanggal 28September 2007dengan respondensemua murid SDBPK PENABURRengasdengklokkelas III sampaidengan kelas VI(tidak ada kelasparalel) denganjumlah siswa 92siswa.Penelitian dilakukandengan kunjunganlangsung ke tiapkelas dalam dua

tahap yaitu tahap pengisian angket dan tahap penger-jaan soal evaluasi.

1. Pengisian AngketSetiap siswa dibagikan lembar angket, yang didalamnya mengharuskan siswa memilih satumata pelajaran yang paling digemari di antara 8mata pelajaran yang disajikan oleh guru kelas.Contoh angket tersebut sebagai berikut.

saleK halmuJawsiS

III 92

VI 81

V 32

IV 22

latoTnednopseR

29

saleKuruGhelonakijasiDgnaynarajalePataMparahreTawsiSnaramegeKtekgnA!iakusumakgnilapgnaynarajalepatamadap)tsilkeC(vadnathalnakireB

netsirKamagAnakididneP sniaS

naaragenagraweKnakididneP laisoSnauhategneP

aisenodnIasahaB )sekrO(nataheseKnadagaRhalO

akitametaM )KBS(nalipmareteKnadayaduBineS

Page 15: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

2. Pengerjaan Soal EvaluasiSiswa harus mengerjakan evaluasi pada lembarevaluasi secara tertulis sejumlah 10 soal tentangperkalian/pembagian bilangan dasar denganwaktu 150 detik (satu soal 15 detik). Soal yangdimaksud adalah:Soal-soal Penelitian Perkalian/PembagianUntuk Siswa Sekolah DasarIsilah titik-titik dibawah ini dengan perkaliandua bilangan yang kurang dari 10 dengan hasilperkalian sebagai berikut.

Penulis sengaja memakai bentuk soal objektifseperti di atas, karena bentuk soal di atas kuranglazim dipakai guru untuk menguji siswa. Yanglazim dipakai guru pada umumnya bentuk soalberikut.

Hasil Penelitian

1. Kegemaran Siswa Kelas III – VI SD BPKPENABUR Rengasdengklok TerhadapMata Pelajaran yang disajikan oleh GuruKelas

Hasil penelitian terhadap 92 respondenmengenai matapelajaran yang paling digemari

oleh siswa kelas III – VI SD BPK PENABURRengasdengklok dapat dilihat pada tabel 1.

Sunguh mengejutkan, dari hasil penelitian ini,Matematika menduduki peringkat kedua setelahmata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilanyang menduduki urutan pertama.

gnilaPgnaynarajalePataM.1lebaTawsiSiramegiD

oN narajalePataM halmuJawsiS %

.1 netsirKamagAnakididneP)KAP(

31 %3,4

.2 naaragenagraweKnakididneP 2 %2,2

.3 aisenodnIasahaB 4 %3,4

.4 akitametaM 91 %7,02

.5 niaS 11 %0,21

.6 laisoSnauhategneP 4 %3,4

.7 nataheseKnadagarhalO 9 %8,9

.8 nalipmareteKnadayaduBineS)KBS(

03 %6,23

0

5

10

15

20

25

30

35

PAK PKn B. Ind Mtk Sain P. Sos Orkes SBK

Jum

lah

Sisw

a

Gambar 1. Kegemaran Siswa Terhadap MataPelajaran yang Disajikan Guru di Kelas

narajalePataMnaturU:2lebaTawsiSiramegiDgnay

oN narajalePataM %

.1 KBS %6,23

.2 akitametaM %7,02

.3 KAP %1,41

.4 sniaS %0,21

.5 sekrO %8,9

.6 dnI.B %3,4

.7 laisoS.P %3,4

.8 nKP %2,2

halmuJ %001

51=...x....181=...x....242=...x....382=...x....453=...x....5

24=...x....684=...x....745=...x....836=...x....927=...x....01

...=7x6

...=7x9nakubnakub

24=...x....684=...x....7

Page 16: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

9Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

Kemahiran siswa kelas III–VI SD BPKPENABUR Rengasdengklok TerhadapPengerjaan Hitung Perkalian dan PembagianDasar

Keterangan :1. Kelompok Mahir : Mampu mengerjakan soal

dengan benar > 90%2. Kelompok Cukup Mahir : Mampu menger-

jakan soal dengan benar > 60% sampai <90%

naigabmePnailakrePmaladawsiSnaupmameK.3lebaT

saleKrihaMmuleB pukuC

rihaM rihaM

halmuJawsiS nagnareteKialiN ialiN ialiN

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 01

III 3 1 0 1 0 5 1 3 1 2 21 92 41=rihaM5=rihaMpukuC

01=rihaMmuleB

VI 0 0 1 0 2 2 3 2 1 4 3 81 7=rihaM6=rihaMpukuC5=rihaMmuleB

V 0 0 0 2 5 2 2 1 5 1 5 32 6=rihaM8=rihaMpukuC9=rihaMmuleB

IV 0 0 2 0 1 0 2 2 1 1 31 22 41=rihaM5=rihaMpukuC3=rihaMmuleB

DSIV-IIIsaleKawsiSnarihameKataD:4lebaTkokoPmaladkolkgnedsagneRRUBANEPKPB

naigabmePnadnailakrePnasahaB

oN saleKrajaleBlisaH

halmuJrihaM pukuC

rihaMmuleBrihaM

.1 III 41)%3,84(

5)%2,71(

01)%5,43(

92)%001(

.2 VI 7)%9,83(

6)%3,33(

5)%8,72(

81)%001(

.3 V 6)%1,62(

8)%8,43(

9)%1,93(

32)001(

.4 IV 41)%6,36(

5)%8,22(

3)%6,31(

22)%001(

halmuJ 14)%6,44(

42)%1,62(

72)%3,92(

29)%001(

3. Kelompok Belum Mahir : Hanya mampumengerjakan soal dengan benar < 60%.

Dari 29 responden kelas III, 18 respondenkelas IV, 23 responden kelas V dan 22 responden

kelas VI SD BPKP E N A B U RRengasdengklokdiperoleh datakemahiran perka-lian/pembagianbilangan dasarsebagai tertera dalatabel 4.

Data pada ta-bel 4 menunjuk-kan bahwa tidaksampai separuhdari jumlah siswayang mahir dalampokok bahasanperkalian danpembagian. Seba-hagian besar siswabaru pada tahapcukup atau belummahir. Data ini

menunjukkan bahwa tingkat kemahiran yangpaling rendah ialah di kelas V. Sungguhpundemikian perkalian juga perlu diberikan padasiswa kelas III, IV dan VI sehingga mereka benar-benar menguasai pokok bahasan perkalian danpembagian dalam matematika.

Alternatif Mengatasi KesulitanUntuk mengatasi kesulitan siswa SD dalampokok bahasan perkalian dan pembagian,penuh keyakinan Metode Permainan Kartuyang sudah dijelaskan sebelumnya dapatdijadikan salah satu alternatif dalam mengatasikesulitan siswa tersebut.

Penelitian telah mencobakan metode itu dikelas V dan di beberapa tempat belajar danhasilnya cukup menggembirakan. Metode itudapat diterapkan secara sederhana, praktis danmudah. Siswa juga sangat menyenangi metodetersebut dan dengan bermain merekamempelajari konsep perkalian dan pembagian.Di samping itu siswa kreatif dalam permainandan terjadi kompetisi yang sehat danmenyenangkan sehingga siswa termotivasiuntuk belajar matematika.

Page 17: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

10 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

Kesimpulan dan Saran

KesimpulanPeringkat pertama dari delapan matapelajaranyang disajikan guru kelas yang paling digemarisiswa kelas III sampai dengan kelas VI SD BPKPENABUR Rengasdengklok adalah SeniBudaya dan Keterampilan, sedang pelajaranMatematika menduduki peringkat Kedua. Opinimasyarakat yang selama ini menganggap bahwapelajaran matematika kurang diminati olehsebagian besar siswa ternyata tidak benar.Terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan diSD BPK PENABUR Rengasdengklok, PelajaranMatematika menduduki nominasi kedua, setelahpelajaran yang paling digemari Seni Budaya danKeterampilan (SBK). Pelajaran Matematikatermasuk jajaran pelajaran yang difavoritkansiswa. Hasil penelitian juga menunjukkanmasih cukup banyak siswa khususnya siswakelas V SD, belum mahir dalam pokok bahasanperkalian dan pembagian. Hal ini diduga karenaproses pembelajaran yang dilakukan guru belumtepat. Walaupun belum dilakukan penelitianyang lengkap penulis berkeyakinan metodePermainan Kartu dapat dijadikan salah satualternatif mengatasi kesulitan siswa dalampokok bahasan perkalian dan pembagian di SD.

SaranTeknik menghapal perkalian dan pembagianuntuk siswa usia Sekolah Dasar agar siswaMahir berhitung sudah tidak zamannya lagi.Cara itu membosankan siswa, hasilnya tidak

maksimal sebab siswa juga cepat lupa. Guru SDdituntut untuk bisa mengembangkanprosespembelajaran aktif, kreatif, efektif danmenyenangkan (PAKEM). Banyak hal yangdapat dilakukan guru SD untuk dapatmengembangkan PAKEM. Salah satu PAKEMagar siswa mahir perkalian dan pembagian yanghendak penulis kenalkan adalah melalui teknikPermainan Kartu. Metode permainan kartu inimerupakan hasil kreatifitas penulis, yang masihperlu diuji kebenarannya oleh berbagai pihakinsan pendidikan agar lebih sempurna sebelumdikembangkan secara lebih luas.

Daftar Pustaka

Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang. (2006).Kurikulum tingkat satuan pendidikan.Karawang : Dinas Pendidikan

Kasbolah, Kasihani (1998). Penelitian tindakankelas. Malang: Depdikbud

Prabowo, S. dan Rahayu, Puji. (2006). Bilangan.Bandung: UPI Press

Rukmana A dan Suryana, A. (2006). Pengelolaankelas. Bandung: UPI Press

_______. (1996). Metoda mengajar matematikadi SD. Pelatihan Matematika Guru SDdan SLTP BPK PENABUR, 12-17Februari 1996. Yogyakarta: PPPGMatematika

Surya, Yohanes (2006). Matematika itu asyik 2B.Jakarta: PT. Armandelta Selaras

Page 18: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

11Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Minat dan Motivasi Belajar Siswa

Minat dan Motivasi dalam MeningkatkanHasil Belajar Siswa

Keke T. Aritonang*)

*) Guru SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

eranggapan bahwa minat dan motivasi belajar penting dalam menentukan hasil belajar,penelitian ini meneliti tentang mata pelajaran yang diminati dan motivasi belajar siswa diSMP Kristen 1 BPK PENABUR Jakarta. Di samping itu penelitian, yang dilakukan tahun 2007juga mengidentfikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan motivasi belajar siswa.

Data diperoleh dengan melakukan survey menggunakan kuesioner dan setelah diolah menunjukkanbahwa mata pelajaran yang diminati oleh siswa adalah keterampilan, olahraga, dan kesenian. Faktorutama yang mempengaruhi minat dan motivasi belajar adalah cara mengajar guru, karakter guru,suasana kelas tenang dan nyaman, dan fasilitas belajar yang digunakan. Selaras dengan temuanyang diperoleh, penelitian ini memberikan saran operasional bagaimana meningkatkan minat danmotivasi belajar siswa.

Kata kunci : Belajar, minat belajar, dan motivasi belajar.

Learning interest and motivation are ones among the important aspects in improving learningachievement. This research aims at identifying the learning interest and motivation of the students ofChristian Junior High School I of BPK PENABUR, Jakarta. Applying survey method, the data wascollected with questionnaire. The result of the research conducted in 2007 shows that the studentsare mostly interested and motivated to learn practical skills, sports, and arts. Their interest andmotivation are strongly influenced by the teaching strategies and methods implemented by the teachers,the teachers’ characters, convenient classroom situation, and schools facilities. Based on the findings,this research recommends some techniques to improve the students’ learning interest and motivation.

Abstrak

B

Pendahuluan

Minat belajar besar sekali pengaruhnya terhadaphasil belajar sebab dengan minat seseorang akanmelakukan sesuatu yang diminatinya.Sebaliknya tanpa minat seseorang tidakmungkin melakukan sesuatu. Misalnya seoranganak menaruh minat terhadap bidang kesenian,maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebihbanyak tentang kesenian (Usman, 1995 : 27).Siswa kelas VIII SMPK 1 BPK PENABURberdasarkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) pada rapot semester 1 Tahun pelajaran2007 – 2008 sebanyak 137 orang memperolehhasil belajar pada bidang kesenian, olahraga,dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)dengan hasil memuaskan. Adapun hasil nilaiKKM pada rapot untuk bidang tersebut adalahdapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan bahwa mata pelajarankesenian, olahraga, dan Teknologi Informasidan Komunikasi (TIK) dengan hasil memuaskanberdasarkan nilai rapot urutan satu, matapelajaran olahraga dengan hasil belajarsebanyak 100% nilai siswa sesuai KKM. Kedua,

Page 19: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

12 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Minat dan Motivasi Belajar Siswa

mata pelajaran kesenian dengan hasil belajarsebanyak 99, 3% nilai siswa sesuai KKM. Ketiga,mata pelajaran TIK dengan hasil belajarsebanyak 97, 8% nilai siswa sesuai KKM.

Sedangkan mata pelajaran dengan hasiltidak memuaskan berdasarkan urutan satu, matapelajaran matematika sebanyak 61, 3% atausebayak 84 siswa mendapatkan nilai tidaksesuai KKM. Kedua, mata pelajaran IPAsebanyak 32% atau sebanyak 44 siswamendapatkan nilai tidak sesuai KKM. Ketiga,mata pelajaran bahasa Inggris 23, 4 % atausebanyak 32 siswa mendapatkan nilai tidaksesuai KKM.

Pengamatan penulis di lapanganmenunjukkan bahwa masalah yang terjadidalam proses belajar-mengajar terutama yangberhubungan dengan minat dan motivasi belajardi SMPK 1 BPK PENABUR siswa tidak berminatterhadap mata pelajaran tertentu, sepertiMatematika dan IPA yang terbukti banyaknyanilai pada rapot tidak sesuai KKM pada tabel 1di atas.

Beberapa guru juga berpendapat bahwasiswa dalam proses belajar-mengajar tidakbersemangat dalam mengikuti pelajaran, siswacenderung pasif dalam menerima penjelasandari guru. Selain itu, dalam mengerjakan tugaspelajaran yang diberikan guru siswa

mengerjakan tugas tersebut asal jadi, tidak tepatwaktu dalam mengumpulkan bahkan tidakmengerjakan sama sekali.

Kenyataan lain menunjukkan guru dalamproses belajar-mengajar hanya memberikanmateri pelajaran saja. Guru jarang sekalimemberikan motivasi pada siswa dalammengajar. Hal ini disebabkan banyaknya jumlahpokok bahasan yang harus diajarkan sehinggaguru cenderung hanya memberikan materi sajatanpa berusaha membangkitkan minat danmotivasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka penulistertarik untuk mengetahui seberapa besarnyaminat dan motivasi siswa kelas VIII SMPK 1 BPKPENABUR terhadap mata pelajaran yangdiberikan oleh guru.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yangdiuraikan di atas, maka dapat dikemukakan hal-hal berikut.1. Mengapa siswa kelas VIII SMPK 1 BPK

PENABUR berminat pada mata pelajaranolahraga, kesenian, dan TIK?

2. Mengapa siswa kelas VIII SMPK 1 BPKPENABUR tidak berminat pada mata

RUBANEPKPB1KPMS1retsemeSIIIVsaleKawsiStopaRialiN:1lebaT8002-7002narajalePnuhaT

narajalePataM MKKialiNawsiShalmuJialinnagned

MKKiauses

% awsiShalmuJialinnagned

MKKiauseskadit

%

amagA 07 521 2,19 21 8,8

nKPP 56 221 98 51 9,01

aisenodnI.B 86 811 1,68 91 9,31

sirggnI.B 86 501 6,67 23 4,32

akitametaM 26 35 6,83 48 3,16

API 46 39 8,76 44 23

SPI 46 821 4,39 9 6,6

naineseK 66 631 3,99 1 37,0

agarhalO 76 731 001 0 0

nalipmareteK 76 221 1,98 51 9,01

KIT 07 431 8,79 3 2,2

Page 20: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

13Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Minat dan Motivasi Belajar Siswa

pelajaran matematika, IPA, dan bahasaInggris?

3. Mengapa siswa kelas VIII SMPK 1 BPKPENABUR tidak bersemangat dalammengikuti pelajaran?

4. Mengapa siswa kelas VIII SMPK 1 BPKPENABUR tidak mengerjakan tugas yangdiberikan guru dengan baik?

5. Mengapa guru tidak membangkitkan minatdan motivasi belajar siswa?

Pembatasan Masalah

Berdasarkan banyaknya masalah yangberhubungan dengan minat dan motivasi belajar,maka penulis perlu membatasi masalah yaitudengan melihat hasil nilai rapot siswa kelas VIIISMPK 1 BPK PENABUR pada semester 1 Tahunpelajaran 2007 – 2008 serta berdasarkanpendapat siswa yang diperoleh melalui angket.

Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah,identifikasi masalah, dan pembatasan masalah,maka masalah yang diteliti dalam penulisan inidapat dirumuskan sebagai berikut:1. Apakah siswa kelas VIII SMPK 1 BPK

PENABUR hanya berminat pada matapelajaran olahraga, kesenian, dan TIK?

2. Apakah siswa kelas VIII SMPK 1 BPKPENABUR tidak berminat pada matapelajaran matematika, IPA, dan bahasaInggris?

3. Apakah faktor-faktor yang membuat siswakelas VIII SMPK 1 BPK PENABUR tidakberminat belajar?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahuiseberapa besarnya minat dan motivasi siswakelas VIII SMPK 1 BPK PENABUR terhadap matapelajaran yang diberikan oleh guru berdasarkanpendapat siswa. Hasil penelitian diharapkandapat bermanfaat untuk:1. Guru SMPK 1 BPK PENABUR, memberi

masukan kepada para guru agar dalamproses belajar-mengajar dapat berusahamembangkitkan minat dan motivasi siswa

sehingga siswa berminat dalam mengikutipelajaran yang diberikan guru.

2. Kepala SMPK 1 BPK PENABUR, memberimasukan kepada kepala sekolah agar dapatmengetahui sampai sejauh mana minat danmotivasi siswa terhadap mata pelajaranagar dapat juga membangkitkan minat danmotivasi siswa sehingga SMPK 1 BPKPENABUR memperoleh peringkat terbaik.

3. Untuk para guru, khususnya guru-guruyang bekerja di Yayasan BPK PENABURuntuk melakukan penelitian sejenis,sehingga dapat mengetahui minat danmotivasi belajar siswanya dan dapatmengungkapkan faktor-faktor lain yangberhubungan dengan minat dan motivasibelajar.

Kajian Teoretis

Pengertian belajar menurut beberapa ahli adalah(a) Whittaker, belajar adalah proses tingkah lakuyang ditimbulkan atau diubah melalui latihanatau pengalaman, (b) Kimble, belajar adalahperubahan relatif permanen dalam potensibertindak, yang berlangsung sebagai akibatadanya latihan yang diperkuat, (c) Winkel,belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yangberlangsung dalam interaksi aktif denganlingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,keterampilan, nilai, dan sikap, (d) Sdaffer, belajarmerupakan perubahan tingkah laku yang relatifmenetap, sebagai hasil pengalaman-pengalaman atau praktik. (sumber:heritl.blogspot.com/2007/12/belajar-dan-motivasinya).

Berdasarkan definisi itu dapat dikatakanbahwa belajar adalah suatu proses usaha yangdilakukan individu untuk memperolehperubahan tingkah laku yang baru sebagaipengalaman individu itu sendiri.

Belajar adalah suatu proses dan bukansuatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsungsecara aktif dan integratif dengan menggunakanberbagai bentuk perbuatan untuk mencapaisuatu tujuan (Soemanto, 1990:99). Individudikatakan belajar atau tidak sangat tergantungkepada kebutuhan dan motivasinya. Kebutuhandan motivasi individu/seseorang menjaditujuan individu/seseorang dalam belajar.Sedangkan motivasi akan timbul jika individumemiliki minat yang besar.

Page 21: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

14 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Minat dan Motivasi Belajar Siswa

Menurut Usman (2003:27) kondisi belajar-mengajar yang efektif adalah adanya minat danperhatian siswa dalam belajar. Minatmerupakan suatu sifat yang relatif menetap padadiri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnyaterhadap belajar sebab dengan minat seseorangakan melakukan sesuatu yang diminatinya.Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidakmungkin melakukan sesuatu.

Dengan mengutip pendapat Sardiman,Riduwan (2006 : 200). mengatakan bahwamotivasi belajar adalah keseluruhan dayapenggerak di dalam diri siswa yangmenimbulkan kegiatan belajar, yang menjaminkelangsungan dari kegiatan belajar dan memberiarah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yangdikehendaki oleh subjek belajar itu dapattercapai. Lebih lanjut Riduwan (2006 : 210)mengatakan motivasi merupakan suatu dayaatau kekuatan yang timbul dari dalam diri siswauntuk memberikan kesiapan agar tujuan yangtelah ditetapkan tercapai. Sedangkan belajarmerupakan suatu proses yang dilakukan siswauntuk memperoleh perubahaan tingkah lakuyang lebih baik dan sebelumnya sebagai hasilpengalaman siswa dalam berinteraksi denganlingkungannya. Motivasi belajar siswa meliputidimensi:a. Ketekunan dalam belajar (subvariabel)

1) Kehadiran di sekolah (indikator)2) Mengikuti PBM di kelas (indikator)3) Belajar di rumah (indikator)

b. Ulet dalam menghadapi kesulitan (subvariabel)1) Sikap terhadap kesulitan (indikator)2) Usaha mengatasi kesulitan (indikator)

c. Minat dan ketajaman perhatian dalambelajar (subvariabel)1) Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran(indikator)2) Semangat dalam mengikuti PBM(indikator)

d. Berprestasi dalam belajar (sub variabel)1) Keinginan untuk berprestasi (indikator)2) Kualifikasi hasil (indikator)

e. Mandiri dalam belajar (sub variabel)1) Penyelesaian tugas/PR (indikator)2) Menggunakan kesempatan di luar jampelajaran (indikator)

William James mengatakan bahwa minatsiswa merupakan faktor utama yangmenentukan derajat keaktifan belajar siswa(Usman, 2003:27).

Menurut Suryabrata (1989:142), faktor-faktoryang mempengaruhi hasil belajar digolongkanmenjadi tiga, yaitu: faktor dari dalam, faktor dariluar, dan faktor instrumen.

Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yangdapat mempengaruhi belajar yang berasal darisiswa yang sedang belajar. Faktor-faktor inidiantaranya adalah: (a) minat individumerupakan ketertarikan individu terhadapsesuatu. Minat belajar siswa yang tinggimenyebabkan belajar siswa lebih mudah dancepat (b) motivasi belajar antara siswa yang satudengan siswa lainnya tidaklah sama. Motivasibelajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antaralain: cita-cita siswa, kemampuan belajar siswa,kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsurdinamis dalam belajar, dan upaya gurumembelajarkan siswa.

Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yangberasal dari luar siswa yang mempengaruhiproses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini diantaranya adalah lingkungan sosial. Yangdimaksud dengan lingkungan sosial di siniyaitu manusia atau sesama manusia, baikmanusia itu hadir ataupun tidak langsunghadir. Kehadiran orang lain pada waktu sedangbelajar, sering mengganggu aktivitas belajar.Salah satu dari lingkungan sosial tersebut yaitulingkungan siswa di sekolah yang terdiri dariteman sebaya, teman lain kelas, guru, kepalasekolah serta karyawan lainnya yang dapat jugamempengaruhi proses dan hasil belajarindividu.

Faktor instrumen yaitu faktor yangberhubungan dengan perangkat pembelajaranseperti kurikulum, struktur program, sarana danprasarana pembelajaran (media pembelajaran),serta guru sebagai perancang pembelajaran.Dalam penggunaan perangkat pembelajarantersebut harus dirancang oleh guru sesuaidengan hasil yang diharapkan. (sumber:heritl.blogspot.com/2007/12/belajar-dan-motivasinya.)

Berdasarkan hal di atas faktor yangmempengaruhi proses dan hasil belajar siswabaik itu faktor dari dalam, luar, maupuninstrumen yang paling utama adalah minat,motivasi, dan guru.

Mursell dalam bukunya Successfull Teaching,mengemukakan terdapat 22 macam minat yangsalah satunya adalah bahwa anak memilikiminat terhadap belajar. Dengan demikian, padahakikatnya setiap anak berminat terhadapbelajar. Untuk itu sudah menjadi tugas bagi guru

Page 22: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

15Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Minat dan Motivasi Belajar Siswa

agar berusaha membangkitkan minat danmotivasi siswa dalam belajar sehingga prosesbelajar-mengajar yang efektif tercipta di dalamkelas dan siswa mencapai suatu tujuan sebagaihasil dari belajarnya.

Dalam tulisan ini yang dibahas adalah: 1)dimensi berprestasi dalam belajar denganindikator kualifikasi hasil berdasarkan nilaiKKM pada rapot semester 1 Tahun pelajaran2007-2008, 2) dimensi minat dan ketajamanperhatian dalam belajar dengan indikatorsemangat dalam mengikuti PBM berdasarkanhasil angket yang disebarkan kepada 137responden siswa kelas VIII SMPK 1 BPK BPKPENABUR.

Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh gambaran seberapabesarnya dimensi minat dan ketajamanperhatian dalam belajar dengan indikatorsemangat dalam mengikuti PBM terhadap matapelajaran yang diberikan oleh guru penulismenyebarkan angket di SMPK 1 BPK PENABURJakarta pada tahun 2008. Hasil angket ini tidakdimaksudkan untuk melakukan generalisasiminat dan motivasi belajar siswa. Akan tetapihasil angket ini kiranya memberikan sedikitgambaran tentang minat dan motivasi belajarsiswa di sekolah itu.

Angket dimensi minat dan ketajamanperhatian dalam belajar dengan indikatorsemangat dalam mengikuti PBM disebarkanpada siswa kelas VIII SMPK 1 BPK PENABURJakarta dengan jumlah sebanyak 137 responden.Angket tersebut memuat tiga pertanyaan danresponden diminta memberikan tanda silang (X)pada kolom jawaban yang tersedia.

Rumus yang dipergunakan untukmengetahui seberapa besar minat dan motivasisiswa terhadap mata pelajaran yang diberikanguru adalah:Persentase = Jumlah jawaban siswa X 100%

Jumlah siswa0 - 50% = kurang (mata pelajaran kurang

diminati siswa)60 - 69% = cukup (mata pelajaran cukup dimi-

nati siswa)70 - 79% = baik (mata pelajaran banyak dimina-

ti siswa)80 - 100% = sangat baik (mata pelajaran yang

paling banyak diminati siswa)

Hasil Angket dan Pembahasan

Hasil angket tentang semangat dalam mengikutiPBM mata pelajaran yang diberikan guru diSMPK 1 BPK PENABUR, sebagai berikut.

Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa matapelajaran yang paling diminati dan siswamengikuti PBM dengan semangat berdasarkanpendapat siswa urutan teratas adalahketerampilan, olahraga, dan kesenian. Hal initidak sesuai dengan hasil rapor semester 1 tahunpelajaran 2007 – 2008 pada tabel 1 di atas yaitumata pelajaran yang diminati urutan teratasadalah olahraga, kesenian, dan TIK (TeknologiInformasi dan Komunikasi)

Dasar utama mengapa respondenbersemangat dalam mengikuti PBM pada ketigamata pelajaran tersebut karena guru yangmengajar baik, pelajaran itu tidakmembosankan, mudah dipelajari, tidak banyakteori, menarik, berguna, dan dapatmenghilangkan kejenuhan.

Hasil angket dasar utama mengaparesponden berminat belajar, dapat dilihat padatabel 3.

gnatnettekgnAlisaH:2lebaTataMMBPitukigneMtagnameS

1KPMSIIIVsaleKawsiSnarajalePRUBANEPKPB

narajalePataM halmuJnednopseR

%

amagA 23 4,32

nKPP 61 6,11

aisenodnI.B 44 1,23

sirggnI.B 16 5,44

akitametaM 82 4,02

API 91 9,31

SPI 73 72

naineseK 36 64

agarhalO 77 2,65

nalipmareteK 78 5,36

KIT 72 7,91

Page 23: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

16 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Minat dan Motivasi Belajar Siswa

Sedangkan mata pelajaran yang tidak diminatiresponden, sebagai berikut.

Data tabel 4 di atas menunjukkan bahwa matapelajaran yang siswanya tidak bersemangatdalam mengikuti PBM berdasarkan pendapatsiswa urutan teratas adalah IPA, Matematika,dan TIK. Mata pelajaran tersebut merupakanpelajaran yang menurut responden sulit. Hal initidak sesuai dengan hasil rapor semester 1 tahunpelajaran 2007 – 2008 pada tabel 1 di atas yaitu

mata pelajaran yang tidak diminati urutanteratas adalah matematika, IPA, dan bahasaInggris.

Dasar utama mengapa responden tidaksemangat dalam mengikuti PBM ketiga matapelajaran tersebut ternyata karena guru yangmengajar galak, dalam mengajar guru terlaluserius, pelajaran cukup sulit, membuat jenuhdan stres.Hasil angket dasar utama mengapa respondentidak bersemangat dalam mengikuti PBMTerhadap Mata Pelajaran, sebagai berikut.

Berikut ini hasil angket faktor-faktor yang dapatmembuat responden semangat dalam mengikutiPBM , yaitu sebagai berikut.

Data pada tabel 6 dapat disimpulkan bahwafaktor-faktor yang membuat respondensemangat dalam mengikuti PBM berdasarkanurutan teratas adalah cara mengajar guru,

maladtagnamreBnednopseRnasalA:3lebaTMBPitukigneM

nednopseRnasalAmaladtagnamesreB

MBPitukigneM

halmuJnednopseR %

itregnemidhadumnarajaleP 111 18

kiabrajagnemgnayuruG 901 5,97

naknasobmemkaditnarajaleP 811 1,68

iroetkaynabkadiT 63 3,62

anugrebnadkiraneM 28 8,95

nakgnalihgnemtapaDnahunejek

14 9,92

kadiTgnatnettekgnAlisaH:4lebaTMBPitukigneMmaladtagnamesreB

saleKawsiSnarajalePataMpadahreTRUBANEPKPB1KPMSIIIV

narajalePataM halmuJnednopseR

%

amagA 8 8,5

nKPP 44 1,23

aisenodnI.B 3 2,2

sirggnI.B 41 2,01

akitametaM 96 4,05

API 57 7,45

SPI 72 7,91

naineseK 22 1,61

agarhalO 83 7,72

nalipmareteK 22 1,61

KIT 55 1,04

kadiTnednopseRnasalA:5lebaTMBPitukigneMmaladtagnamesreB

kadiTnednopseRnasalAmaladtagnamesreB

MBPitukigneM

halmuJnednopseR %

irajalepidtilusnarajaleP 25 9,73

kalagrajagnemgnayuruG 97 6,75

ulalreturugrajagnemmalaDsuires

05 5,63

nadhunejtaubmemnarajalePseerts

19 4,66

awsiStaubmeMgnayrotkaf-rotkaF:6lebaTRUBANEPKPB1KPMSIIIVsaleKMBPitukigneMmaladtagnamesreB

awsiSrotkaf-rotkaFmaladtagnamesreB

MBPitukigneM

halmuJnednopseR %

urugrajagnemaraC 731 001

urugretkaraK 031 59

nadgnanetsalekanasauSnamayn

86 05

gnayrajalebsatilisaFnakanugid

67 55

Page 24: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

17Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Minat dan Motivasi Belajar Siswa

karakter guru, fasilitas belajar yang digunakan,dan suasana kelas tenang dan nyaman.

Ssemua responden memilih bahwa faktorutama agar mereka bersemangat dalammengikuti PBM adalah cara guru mengajarkarena guru terlibat langsung dalam prosesbelajar-mengajar.

Kesimpulan dan Saran

KesimpulanMinat dan motivasi belajar siswa berdasarkanhasil rapor semester 1 kelas VIII SMPK 1 BPKPENABUR tahun pelajaran 2007 – 2008 dengannilai sesuai dengan KKM adalah pada matapelajaran olahraga, kesenian, dan TIK(Teknologi Informasi dan Komunikasi)sedangkan menurut hasil survey mata pelajaranyang diminati oleh siswa adalah keterampilan,olahraga, dan kesenian. Ada hubungan yangsignifikan antara minat dan motivasi belajarsiswa pada mata pelajaran olahraga dankesenian berdasarkan hasil rapot dengan hasilsurvey. Hal ini menunjukkan bahwa minat danmotivasi belajar besar sekali pengaruhnyaterhadap hasil belajar.

Mata pelajaran TIK berdasarkan hasilsurvey tidak diminati sedangkan berdasarkanhasil rapot nilai TIK sesuai KKM sebanyak 134siswa yang berminat pada mata pelajarantersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hasilbelajar tidak saja pada faktor minat dan motivasitetapi juga pada faktor lainnya seperti caramengajar guru, karakter guru, suasana kelastenang dan nyaman, dan fasilitas belajar yangdigunakan.

Berdasarkan hasil survey siswa hanyaberminat pada tiga mata pelajaran saja. Hal inisangat disayangkan karena semua matapelajaran di sekolah sangat diperlukan dalampenentuan naik atau tidaknya siswa ke jenjangselanjutnya dan mencapai hasil belajar yangbaik sehingga berguna untuk masa depanmereka. Faktor yang paling utama yangmenentukan apakah siswa akan berminat dantermotivasi untuk belajar adalah faktor dari gurusendiri. Karena guru sebagai fasilitator harusmampu memilih dan mengolah metode, strategidan motif mengajar yang dapat meningkatkanminat dan motivasi belajar para siswa dan guruterlibat langsung dalam proses belajar-mengajar.

SaranBerdasarkan hasil penelitian maka penulismenyarankan kepada para guru khususnyaguru yang bekerja di Yayasan BPK BPKPENABUR untuk mengetahui faktor-faktor apasaja yang membuat siswa tidak berminat dalambelajar. Untuk mengetahui faktor tersebut dapatmelalui hasil yang dicapai siswa atau bertanyalangsung pada siswa serta berupayasemaksimal mungkin dalam membangkitkanminat dan motivasi belajar siswa sehingga siswadapat mencapai tujuan dan hasil belajar yangbaik.

Sebagai bahan pertimbangan, berikut inidisarankan alternatif untuk membangkitkanminat dan motivasi belajar siswa.

Langkah-langkah dan Faktor-faktor untukMembangkitkan Minat dan Motivasi BelajarSiswa Melalui Peran GuruProses belajar-mengajar dan hasil belajar siswasebagian besar ditentukan oleh peranan dankompetensi guru. Guru yang kompeten akanlebih mampu menciptakan lingkungan belajaryang efektif dan akan lebih mampu mengelolakelasnya sehingga hasil belajar siswa akan lebihmampu mengelola kelasnya sehingga hasilbelajar siswa berada pada tingkat optimal.Peranan dan kompetensi guru dalam prosesbelajar-mengajar menurut Usman (2003 : 9)diklasifikasikan sebagai berikut.1. Guru sebagai demonstrator

Yang harus dimiliki guru sebagaidemonstrator adalah: (a) menguasai bahanatau materi pelajaran yang akan diajarkan,(b) harus belajar terus-menerus sehinggakaya dengan berbagai ilmu pengetahuan,dan (c) mampu dan terampil dalammerumuskan standar kompetensi,memahami kurikulum, memberikaninformasi kepada kelas, memotivasi siswauntuk belajar, dan menguasai serta mampumelaksanakan keterampilan-keterampilanmengajar.

2. Guru sebagai pengelola kelasYang harus dimiliki guru sebagai pengelolakelas, yaitu: (a) dapat memeliharalingkungan fisik kelasnya, (b) membimbingpengalaman-pengalaman siswa sehari-harike arah self directed behavior, dan (c)menyediakan kesempatan bagi siswa untukmengurangi ketergantungannya pada guru,(d) mampu memimpin kegiatan belajar yang

Page 25: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

18 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Minat dan Motivasi Belajar Siswa

efektif serta efisien dengan hasil optimal,dan(e) mampu mempergunakan pengetahuanteori belajar-mengajar dan teoriperkembangan.

3. Guru sebagai mediator dan fasilitatorYang harus dimiliki guru sebagai mediatordan fasilitator adalah: (a) memilikipengetahuan dan pemahaman tentangmedia pendidikan, (b) memilikiketerampilan memilih dan menggunakanserta mengusahakan media dengan baik, (c)terampil mempergunakan pengetahuanberinteraksi dan berkomunikasi, dan (d)mampu mengusahakan sumber belajar yangberguna serta dapat menunjang pencapaiantujuan dan proses belajar mengajar.

4. Guru sebagai evaluatorYang harus dimiliki guru sebagai evaluator,adalah: (a) mampu dan terampilmelaksanakan penilaian, (b) terus-menerusmengikuti hasil belajar yang telah dicapaisiswa dari waktu ke waktu, dan (c) dapatmengklasifikasikan kelompok siswa yangpandai, sedang, kurang, atau cukup baikdi kelasnya.Faktor-faktor yang membuat siswa kelas VIII

SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta berminat belajarberdasarkan hasil angket, yaitu: (1) caramengajar guru, (2) karakter guru, (3) suasanakelas tenang dan nyaman, dan (4) fasilitasbelajar yang digunakan. Untuk membangkitkanminat dan motivasi belajar siswa upaya yangharus dilakukan guru berdasarkan faktor-faktordi atas adalah sebagai berikut.1. Faktor cara mengajar guru

Peran yang harus dimiliki dalam hal caramengajar guru yaitu guru sebagaidemonstrator dan guru sebagai evaluator.Adapun langkah-langkah membangkitkanminat dan motivasi belajar siswa sesuaidengan peran tersebut di atas adalah:a. Menarik perhatian siswa

Perhatian siswa muncul karenadidorong oleh rasa ingin tahu. Rasaingin tahu itu perlu mendapatrangsangan, sehingga siswa akanmemberikan perhatian selama prosespembelajaran. Rasa ingin tahu tersebutdapat dirangsang melalui hal-hal yangbaru, aneh, lain dengan yang sudahada, kontadiktif atau kompleks. Hal-haltersebut jika dimasukkan dalam rencanapembelajaran yang telah dibuat guru

dapat menstimulus rasa ingin tahusiswa.Adapun hal-hal yang dapat menarikperhatian siswa tersebut dapat berupa:bunyi-bunyian tertentu, entah peluit,bel, potongan lagu atau tanda-tandavisual seperti mengangkat tangan.

b. Membuat tujuan yang jelasSetelah siswa tertarik untuk belajarjelaskan kepada siswa kompetensidasar (KD) yang akan dicapai. Denganadanya KD yang jelas siswa akanberusaha untuk mencapai KD tersebut.Adapun tujuan yang jelas tersebut dapatdilakukan dengan cara: 1) memberikanalasan yang kuat mengapa siswa harusmelakukan sesuatu sehubungandengan KD tersebut, 2) menghubung-kan materi pembelajaran dengankebutuhan dan kondisi siswa. Motivasisiswa akan terpelihara apabila siswamenganggap bahwa apa yang dipelajarimemenuhi kebutuhan pribadi ataubermanfaat dan sesuai dengan nilaiyang dipegang, 3) jelaskan harapan-harapan guru terhadap mata pelajaranyang diajarkan dan saat memulaimengajar, jelaskan pula apa yangdiharapkan dari siswa, dan 4) gunakantanda-tanda, bahasa tubuh yangmeyakinkan, dan semangat yang luarbiasa terhadap apa yang diajarkan.

c. Akhiri pelajaran dengan berkesanHal ini perlu dilakukan agar materipelajaran yang telah disampaikan akanteringat terus serta siswa akan terusmempelajarinya.Hal yang dapat dilakukan untukmengakhiri pelajaran dengan berkesan,yaitu: (1) perhatikan waktu, sediakantiga hingga lima menit untuk menutuppelajaran, (2) tekankan pada siswauntuk hening selama beberapa detikguna mengendapkan informasi yangbaru saja diterima, (3) mintalah kepadapara siswa untuk menuliskan kembalisemua yang sudah mereka pelajari, dan(4) tugaskan siswa untuk membuatringkasan secara lisan, misalnya:ceritakanlah kembali tentang ...atau apayang kamu ingat tentang ... dan (5)kaitkan kegiatan penutup dengankegiatan pembukanya. Misal: kita

Page 26: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

19Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Minat dan Motivasi Belajar Siswa

memulai hari ini dengan ...dan kitamempelajari bahwa ....

2. Faktor karakter guruBerdasarkan hasil angket yangberhubungan dengan karakter guru agardapat membangkitkan minat belajar siswaantara lain sebagai berikut.a. Sabar, yaitu: guru tidak langsung

emosi dalam menghadapi siswa yangtidak berminat belajar atau siswa yangnakal, ribut, dan melawan.

b. Memiliki 3 S (senyum, sapa, santun),yaitu: waktu memulai mengajar gurumenunjukkan keramahan, menyapasiswa, dan bersikap menghargai siswa

c. Menghargai kekurangan siswa, yaitu:guru tidak menganggap sepele ataumengatakan bodoh pada siswa yangtidak dapat mengikuti pelajarannya.

d. Adil, yaitu: guru tidak membedakanantara siswa yang tidak pandai dalamkelas dengan siswa yang pandai

e. Baik, yaitu: guru dengan senang hatidapat memberikan solusi jika siswamenghadapi kesulitan dalampelajaran yang diberikan oleh guru.

f. Disiplin, yaitu guru selalu tepat waktudalam mengajar baik itu ketikamemulai pelajaran maupun ketikamengakhiri pelajaran.

g. Tidak menakut-nakuti atau mengan-cam siswa, yaitu jika siswa tidakmengerjakan tugas guru langsungmengancam atau memvonis siswadengan mengatakan kamu akantinggal kelas atau akan mendapatkannilai buruk.

h. Memiliki semangat, yaitu jika mengajarguru tidak menunjukkan kemalas-annya dengan hanya duduk-duduksaja.

Berdasarkan karakter guru di atas makadiperlukan guru dan murid membinahubungan. Yang dimaksud denganhubungan di sini adalah suatu ikatan yangindah yang terjadi antara guru dan siswaselama kegiatan belajar-mengajar. Guruyang baik akan menciptakan hubunganbaik ini lebih awal, yaitu sejak awal tahunajaran dan terus menjaganya. Kalauhubungan baik ini sudah tercipta, guru dansiswa akan betah di kelas, dan siswa akan

merasa lebih termotivasi untuk belajardengan baik.Menurut Kathy (2007 : 136) ada sepuluhcara untuk membina hubungan dengansiswa, yaitu: (a) Kenalkan diri Anda,berikanlah informasi yang tepat tentang diriAnda pada waktu atau saat yang tepat; (b)Hafalkanlah nama-nama siswa, dengansedikit latar belakang mereka, secepatmungkin. Buat catatan singkat mengenaikesukaan, minat, serta kelebihan siswasehingga Anda tahu bagaimana harusbersikap dan berbicara dengan masing-masing siswa; (c) tunjukkan ketulusan sertakerendahan hati Anda (siswa akan cepattanggap kalau Anda tidak tulus).Hindarilah menunjukkan sifat arogan, danbila memungkinkan, sesekali Anda dapatmencela atau menyalahkan diri sendiri, (d)hendaklah selalu siap bila sewaktu-waktuada siswa yang ingin bertemu denganAnda. Tinggallah di kelas selama beberapasaat setelah sekolah usai, sekedar memberikesempatan berbicara kepada siswa; (e)Bersikaplah hangat dan bersahabat, bukanhanya karena hal itu akan membantu Andamembina hubungan, tetapi karena Andamemang menginginkannya. Siswa perlutahu bahwa Anda memperhatikan mereka;(f) selalu tunjukkan sikap senang dan murahsenyum; (g) Selalu perlakukan siswadengan sikap yang hormat; (h) Jagalahkontak mata dan pusatkan perhatian bilaAnda sedang berbicara dengan siswa; (i)perhatikan siswa Anda dengan seksamauntuk mengenal bahasa tubuh mereka; dan(j) pertahankan atau pupuklah rasa humorAnda, dan gunakan lelucon-lelucon kecilserta “kejadian-kejadian lucu” di kelas.

3. Faktor suasana kelas tenang dan nyamanLingkungan kelas yang tenang dan nyamansangat diperlukan dalam proses belajar-mengajar. Akan tetapi lingkungan kelassering membuat siswa bosan dan kecewaberada di dalamnya, oleh karena tinggal dilingkungan kelas yang sama dalam waktuyang lama, monoton, dan tidak menarik.Pengaruh lingkungan kelas dapatmerangsang siswa untuk melakukankegiatan-kegiatan yang dapat menunjangproses belajar mengajar.

Page 27: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

20 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Minat dan Motivasi Belajar Siswa

Peran yang harus dimiliki guru sehubungandengan faktor lingkungan kelas tenang dannyaman yaitu guru sebagai pengelola kelas.Adapun langkah-langkah membangkitkanminat dan motivasi belajar siswa sesuaidengan peran tersebut adalah sebagaiberikut.a. Memperhatikan situasi kelas, biasanya

sehabis jam pelajaran pertama selesaiatau sehabis istirahat, situasi kelasmulai berantakan seperti letak meja dankursi tidak beraturan, papan tulis yangbelum dihapus, sampah-sampah yangberserakan, siswa yang belum siapuntuk pelajaran berikutnya. Untuk haltersebut guru sebelum memulaipelajaran mengatur meja-meja dengancara meja-meja yang paling depandirapikan kemudian menyuruh siswayang duduk dibelakangnya mengikutiaturan meja yang telah disusun olehguru. Menyuruh siswa yang piket hariitu untuk menghapus papan tulis, danmemungut sampah-sampah yangberserakan

b. Mengatur bangku atau kursi, untukdiskusi buatlah melingkar beri jarakdengan kelompok lainnya. Agar tidakbosan dengan posisi meja dan kursidapat juga mengatur meja dan kursidalam bentuk leter U atau lingkaran.Agar tidak membuang waktuhendaknya pengaturan tempat duduktersebut dilakukan pada waktuistirahat atau sebelum guru masukkelas. Hal ini harus diberitahukankepada ketua kelas sehingga siswadapat mengatur tempat duduk tersebut.

c. Menggunakan musik, pasang musikklasik dengan volume yang pas untukdidengar jika siswa sedangmengerjakan latihan peroranganataupun pada saat ulangan.

d. Menyelenggarakan pameran, buatlingkungan kelas seperti pamerandengan jalan atur meja-meja dapatdibentuk leter U, lalu letakkan hasilpekerjaan siswa dapat peroranganataupun kelompok

e. Menempelkan peraturan, kebijakan,dan prosedur sekolah, denah kelas,daftar piket, organisasi kelas yangmudah dilihat siswa serta menaruhtempat sampah pada sudut ruangan.

f. Membuat panggung boneka danpermainan (sandiwara boneka), dalammenerangkan materi sejarah atau PKNguru dapat menerangkan materitersebut dengan menggunakansandiwara boneka. Caranya,pinggirkan kursi dan meja letakkan dikiri, dan kanan kelas kosongkan bagiantengah kelas pasang karpet atau tikardan siswa duduk dilantai yang telahterpasang karpet. Guru dapat tampil ditengah ruangan kelas denganmenggunakan boneka-bonekanya.

g. Menyelenggarakan sudut-sudutpenulisan kreatif, hasil karya siswaberupa puisi, cerpen, lagu, artikel,berita, dan lain-lain dapat ditempelpada papan kelas yang telahdisediakan.

4. Faktor fasilitas belajarBelajar yang efektif harus mulai denganpengalaman langsung atau pengalamankonkret dan menuju kepada pengalamanyang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektifjika dibantu dengan alat peraga pengajarandaripada bila siswa belajar tanpa dibantudengan alat pengajaran. Denganmenggunakan fasilitas belajar yang berupaalat peragaan tersebut dapatmembangkitkan minat dan motivasi belajarsiswa. Untuk itu diperlukan peran gurusebagai mediator dan fasilitator.Langkah-langkah yang dapat dilakukanoleh guru dalam menggunakan fasilitasbelajar dan sesuai dengan peran tersebutsebagai berikut.a. Memilih alat peraga

Menurut William Burton (Usman, 2003:32) memberikan petunjuk bahwa dalammemilih alat peraga yang akandigunakan hendaknya kitamemperhatikan hal-hal berikut: (1) alat-alat yang dipilih harus sesuai dengankematangan dan pengalaman siswaserta perbedaan individual dalamkelompok, (2) alat yang dipilih harustepat, memadai, dan mudah digunakan,(3) harus direncanakan dengan telitidan diperiksa lebih dahulu, (4)penggunaan alat peraga disertaikelanjutannya seperti dengan diskusi,analisis, dan evaluasi, dan (5) sesuaidengan batas kemampuan biaya.

Page 28: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

21Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Minat dan Motivasi Belajar Siswa

b. Menggunakan fasilitas belajar yang adadi kelas untuk bermacam-macamkegiatan belajar dan mengajar agarmencapai hasil yang baik, yaitu dengancara: 1) papan tulis, jika menggunakanpapan tulis dapat menggunakan spidolyang berwarna-warni untuk menarikperhatian siswa, 2) OHP, jikamenggunakan OHP dapatmenggunakan transparansi yangtulisannya menarik dan berwarna, 3)LCD, jika menggunakan LCDpengetikan dilakukan pada programpower point agar menarik dalammenyampaikan materi.

c. Mengembangkan kemampuan siswauntuk menggunakan fasilitas belajaryang ada di kelas, dengan caramemberikan tugas kepada siswa secaraindividu maupun kelompok untukpresentasi dengan menggunakan papantulis, OHP, maupun LCD.

d. Menggunakan kaset, televisi, atau film,dengan cara mengatur ruangan kelasagar siswa dapat nyaman dalammendengarkan kaset, menonton televisiatau film.

Guru dapat memilih dan melaksanakanlangkah-langkah dari keempat faktor di atasyang dapat membangkitkan minat dan motivasibelajar dan guru berusaha semaksimal mungkinuntuk melaksanakannya sehingga siswa yangdiajarkan akan berminat dan termotivasi untukbelajar dan mencapai hasil yang baik.

Daftar Pustaka

Gordon, Thomas. (1986). Guru yang efektif.Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

heritl.blogspot.com/2007/12/belajar-dan-motivasinya

http: //akhmadsudrajat.wordprees.com/2008/01/31/hakikat belajar

Paterson, Kathy. (2007). 55 Teaching dilemmas.Jakarta: Penerbit PT Grasindo

Soemanto, Wasty. (1990). Psikologi pendidikan.Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Usman, Uzer. (2003). Menjadi guru profesional.Bandung:Penerbit PT RemajaRosdakarya

Page 29: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

22 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasardalam Pengelolaan Sampah di Lingkungan Sekolah

Rosita Manurung*)

*) Staf Akademik Universitas Terbuka Jakarta

Penelitian

eningkatan pengelolaan sampah sekolah menjadi salah satu usaha yang dapat dilakukanuntuk menjadikan sekolah lebih bersih dan nyaman. Sampah tidak terangkut dan menumpukdi sekolah dapat menimbulkan pencemaran lingkungan sekolah selanjutnya menurunkantingkat kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Lingkungan sekolah yang bersih dan

tertata dengan baik cermin keserasian dengan lingkungan. Keterlibatan siswa dipahami sebagaikeikutsertaan siswa. Usaha pengelolaan sampah dalam rangka menciptakan lingkungan sekolahyang sehat harus mengedepankan partisipasi siswa di sekolah. Adanya keinginan untuk pengembanganpola insentif dan disinsentif bagi para siswa, menyadarkan semua stakeholders di lingkungan sekolahbahwa diperlukan suatu informasi yang meliputi penghitungan ekonomi lingkungan sekolah.

Kunci kunci: Persepsi, partisipasi, lingkungan sekolah, sampah, nilai ekonomi.

The purpose of the research conducted at Government Primary School Kebon Bawang 08, NorthJakarta is to discribe the primary school students’ perception and participation in maintaining gargabeat school and to calculate the economic value of school environment. The research method usedsurvey and all students were selected as respondents. Data were collected by using interview andobservation methods and analysed qualitatively and qualitatively. The research findings show thestudents’ attitude towards the healthy environment and the students’ participation in maintaining thehealthy environment at school and the economic value of school environment based on the students’perception.

Abstrak

P

Pendahuluan

Berbagai kegiatan manusia hampir selalumenghasilkan sampah. Sampah yangdihasilkan di antaranya berasal dari lingkungansekolah. Pengelolaan sampah sekolah menjadisalah satu usaha yang dapat dilakukan untukmenjadikan sekolah lebih bersih dan nyaman.

Sampah tidak terangkut dan menumpuk disekolah dapat menimbulkan pencemaran yangakan merusak lingkungan sekolah. Lingkungansekolah yang rusak dapat menurunkan tingkatkenyamanan dan pada akhirnya menggangguberjalannya proses belajar-mengajar.Lingkungan sekolah yang bersih dan tertata

dengan baik cermin keserasian lingkungan.Program kebersihan lingkungan sekolah harusdijadikan kebutuhan pelayanan para siswa.Sistem pelayanan kebersihan sekolahmemerlukan keterlibatan siswa karena sistemberjalan dengan baik jika para siswa ikutberpartisipasi. Keterlibatan para siswamenempatkan mereka pada posisi tidak hanyasebagai objek, tetapi juga sebagai subjek dalamsistem pelayanan kebersihan khususnyapengelolaan sampah sekolah.

Keterlibatan siswa dipahami sebagaikeikutsertaan siswa baik perempuan maupunlaki-laki dalam proses penataan lingkungansekolah, baik secara mentalitas maupun fisikpelaksanaan. Untuk mendapatkan hasil yang

Page 30: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

23Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

sesuai dengan harapan, pengelolaan sampahperlu melibatkan banyak pihak. Usahapengelolaan sampah dalam rangka menciptakanlingkungan sekolah yang sehat, baik skala besarmaupun kecil harus mengedepankan partisipasisiswa di sekolah.

Pengetahuan memberikan kontribusi dalamterbentuknya persepsi, sikap maupun opini ataupendapat. Seseorang dapat menentukanpersepsinya terhadap suatu ide atau gagasanyang didasarkan kepada pengetahuan yangdimilikinya, tentang hal-hal yang berhubungandengan ide atau gagasan tersebut. Konseppersepsi yang dipergunakan dalam penelitianini adalah suatu pandangan yang diberikan olehseseorang terhadap suatu objek, gejala maupunperistiwa, yang dilakukan individu yangbersangkutan secara sengaja dengan caramenghubungkan objek, gejala atau peristiwatersebut dengan pengetahuan yang diperolehdari pendidikan, pengalaman, sistemkepercayaan, adat istiadat yang dimilikinya.

Pada pengelolaan sampah sekolah,partisipasi siswa di sekolah amat diperlukan.Partisipasi para siswa dalam pengelolaansampah sekolah dapat diwujudkan dengankesediaan membayar (willingness to pay) untukpeningkatan kualitas lingkungan sekolah.Partisipasi siswa ini diharapkan mampumemelihara, mencegah dan menanggulangikerusakan dan pencemaran lingkungan sekolah.

Sekolah merupakan salah satu penyumbangsampah. Sampah sekolah umumnya merupakanbuangan padat yang berasal dari para siswa,dan merupakan sampah organik yangcenderung menebarkan bau busuk bila tidaksegera dimusnahkan. Sampah sekolah sepertihalnya fasilitas sampah pada umumnyaseringkali terkesan kurang terawat karenabanyak sampah menumpuk, tercecer dan tidakterangkut. Banyak pihak lebih memilih sekolahyang lebih nyaman dan bersih meski untuk ituharus dikeluarkan uang yang lebih besar.

Peningkatan pengelolaan sampah sekolahmenjadi salah satu usaha yang dapat dilakukanuntuk menjadikan sekolah lebih bersih dannyaman. Sampah yang tidak terangkut danmenumpuk di sekolah dapat menimbulkanpencemaran yang merusak lingkungan sekolah.Lingkungan sekolah yang rusak menurunkantingkat kenyamanan dalam proses belajar-mengajar. Lingkungan sekolah yang bersih dantertata dengan baik cermin keserasian denganlingkungan. Sasaran pengadaan dana untuk

peningkatan pengelolaan sampah diarahkanpada sistem “mampu membiayai” (self financing).Dalam rangka self financing ini maka sasaransumber dana utama dibebankan pada hasilpersepsi dan partisipasi siswa.

Adanya keinginan untuk pengembanganpola insentif dan disinsentif bagi para siswa,menyadarkan semua stakeholders di lingkungansekolah bahwa diperlukan suatu informasi yangmeliputi penghitungan ekonomi lingkungansekolah yang nyaman dan bersih gunakeberhasilan proses belajar mengajar, akan tetapipermasalahan yang muncul kemudian adalah1. Bagaimanakah persepsi dan tingkatpartisipasi siswa sekolah dasar terhadaplingkungan sekolah ? 2. Seberapa besar nilaiekonomi lingkungan sekolah yang dapatdipahami siswa guna mendukung kebersihantempat belajarnya ?

Kajian Teoritis

Pembentukan Persepsi dan Faktor-faktor yangMempengaruhinyaPersepsi dipahami sebagai suatu aktivitaspemberian makna, arti atau tafsiran terhadapsuatu objek sebagai hasil pengamatan yangdilakukan oleh seseorang. Pengamatan tersebutdilakukan terhadap suatu objek yang ditangkapoleh indra dan kemudian dipersepsikan padabagian tertentu dalam otak. Persepsi jugamerupakan proses kategorisasi (Sarwono, 1991).

Proses pembentukan persepsi terjadimelalui 3 mekanisme pembentukan yaitu 1.selectivity, 2. closure dan 3. interpretation. Prosesselectivity terjadi ketika seseorang diterpa olehinformasi maka akan berlangsung prosespenyeleksian pesan yang dianggap penting danyang tidak. Proses closure terjadi ketika hasilseleksi tersebut akan disusun menjadi satukesatuan yang berurutan, sedangkaninterpretation berlangsung ketika yangbersangkutan memberi tafsiran atau maknaterhadap informasi tersebut secara menyeluruh(Yusuf, 1991).

Pengetahuan memberikan kontribusi dalamterbentuknya persepsi, sikap opini ataupendapat. Seseorang dapat menentukanpersepsinya terhadap suatu ide atau gagasanyang didasarkan kepada pengetahuan yangdimilikinya, tentang hal-hal yang berhubungandengan ide atau gagasan tersebut. Konsep

Page 31: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

24 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

persepsi yang dipergunakan dalam penelitianini adalah suatu pandangan yang diberikan olehseseorang terhadap suatu objek, gejala ataupunperistiwa, yang dilakukan individu yangbersangkutan secara sengaja dengan caramenghubungkan objek, gejala atau peristiwatersebut dengan pengetahuan yang diperolehdari pendidikan, pengalaman, sistemkepercayaan, adat istiadat yang dimilikinya.

Perbedaan persepsi individu yang satudengan individu yang lainnya ditentukan antaralain oleh perbedaan pengalaman, motivasi,keadaan dan nilai serta kepercayaan. Perbedaantersebut akan mempengaruhi pemberian maknaterhadap suatu stimulasi yang diterimanya,bahkan setiap orang akan cenderungmempersepsikan apa yang sesuai dengan sikap,nilai dan kebutuhannya yang disebut sebagaiselective perception (Yusuf, 1991).

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan.Partisipasi berasal dari bahasa Inggris“participation” yang berarti ambil bagian ataumelakukan kegiatan bersama-sama denganorang lain. Partisipasi dapat pula diartikansebagai mengambil bagian atau ikut sertamenanggung bersama orang lain. Jikadihubungkan dengan masalah sosial, maka artipartisipasi adalah suatu keadaan yangseseorang ikut merasakan sesuatu bersama-sama dengan orang lain sebagai akibat adanyainteraksi sosial, atau dipahami sebagai suatubentuk khusus interaksi dan komunikasi yangmenerapkan pembagian kekuasaan dantanggung jawab.

Partisipasi masyarakat adalah keterlibatanmasyarakat dalam menentukan arah, strategidalam kebijakan kegiatan, memikul beban dalampelaksanaan kegiatan, memetik hasil danmanfaat kegiatan secara merata. Partisipasi jugamemberi sumbangan dan turut serta menentukanarah atau tujuan yang akan dicapai, yang lebihditekankan kepada hak dan kewajiban bagisetiap orang (Tjokroamidjojo, 1990).

Partisipasi dalam pembangunan berartimasyarakat ikut ambil bagian dalam suatukegiatan. Ikut ambil bagian dalam suatukegiatan hanya dapat diharapkan bila yangbersangkutan merasa dirinya berkepentingandan diberi kesempatan untuk ambil bagian.Partisipasi tidak mungkin optimal jika yangberkepentingan tidak diberi keleluasaan untukambil bagian (Dusseldoph, 1981).

Partisipasi dapat bersifat individual ataukolektif, terorganisasi atau tidak terorganisasi

dan secara spontan serta sukarela. Partisipasidikategorikan sebagai partisipasi langsungapabila seseorang turut serta mengambil bagianpada beberapa aktivitas tanpa adanya gagasanterlebih dahulu. Sebaliknya terdapat partisipasisecara tidak langsung yaitu apabila seseorangdikerahkan karena adanya gagasan dari atasyang seseorang dimobilisasi, dikerahkan secarapaksa untuk aktif dalam kegiatan lingkungan(Huntington dan Nelson, 1987).

Karakteristik Pendidikan dan Upaya Pengelo-laan Sampah SekolahPendidikan sebagai salah satu upaya dalamrangka meningkatkan kualitas hidup, bertujuanmendewasakan serta mengubah perilakumeningkatkan kualitas hidup manusia.Pendidikan bukanlah suatu upaya yangsederhana, melainkan suatu kegiatan yangdinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akanselalu berubah seiring dengan perubahanzaman.

Sekolah sebagai institusi pendidikanmerupakan wadah tempat proses pendidikandilakukan, memiliki sistem yang kompleks dandinamis. Sekolah berada dalam satu tatanansistem yang rumit dan saling berkaitan. Kegiataninti organisasi sekolah adalah mengelolasumberdaya yang dimiliki dengan harapanmenghasilkan lulusan yang berkualitas tinggisesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat(Nanang Fatah, 2007)

Sampah adalah bahan buangan sebagaiakibat aktivitas manusia yang merupakan bahanyang sudah tidak digunakan lagi. Permasalahansampah terkait dari segi sosial, ekonomi, danbudaya (Sudarso, 1995).

Untuk mengetahui secara terperinci tentangjenis-jenis serta karakteristik sampah maka perludiketahui sumber dan jenis sampah, komposi-sinya serta banyaknya sampah yang dihasilkanoleh setiap jenis sumber sampah. Hal ini sangatpenting dalam rangka perencanaan danpengelolaan sampah. Menurut sumbernyasampah digolongkan kedalam dua kelompok.Pertama, sampah domestik, yaitu sampah yangdihasilkan oleh kegiatan manusia sehari-harisecara langsung, dari rumah, sekolah,pemukiman, rumah sakit, pusat keramaian dansebagainya. Kedua, sampah non-domestik, yaitusampah yang dihasilkan oleh kegiatan sehari-hari secara tidak langsung seperti dari pabrik,industri, pertanian, peternakan, perikanan,perhutanan dan transportasi (Suriawiria, 2002).

Page 32: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

25Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

Berdasarkan jenisnya, sampah digolongkanke dalam dua kelompok yaitu : 1. Sampahorganik, yaitu sampah yang tersusun darisenyawa organik seperti sisa tanaman, hewanatau pun kotoran, 2. Sampah anorganik, yaitusampah yang tersusun dari senyawa anorganik,seperti plastik, botol, logam.

Komposisi sampah pada umumnya terdiridari : kertas (2%), sisa sayur, buah-buahan dandaun-daunan (94%), gelas dan benda padatlainnya (1%), plastik (2%), dan lain-lain (1%).Timbunan sampah pada umumnya sebagianbesar terdiri dari sampah organik (sekitar 80 %dari berat lapangan), dengan satuan timbunanantara dua-empat lt/Orang/Hari atau 0,6-0,8kg/O/H. Kerapatan jenis di lapangan antara200-300 kg/m3 (Hadiwiyoto,1993).

Sistem pengelolaan sampah pada umumnyamencakup lima komponen yaitu (Hadiwi-yoto,1993):1. Organisasi Kelembagaan, Pengelolaan atau

Manajemen, yang berfungsi sebagaipenggerak seluruh sistem, yang menyangkuttentang bentuk dan struktur organisasipengelola, personalia dan tata laksana kerja.

2. Teknik Operasional, yang merupakankomponen yang langsung berhubungandengan obyek sampah atau operasionalsehari-hari, meliputi antara lain sumbertimbunan sampah, volume sampah, tingkatpelayanan, pewadahan, pengumpulan,pemindahan, pengangkutan, pengolahanpembuangan akhir.

3. Pembiayaan, yang merupakan komponenpendukung efektivitas kerja dari seluruhsistem, mencakup antara lain sumberpendanaan, dana operasional, pemeliha-raan dan investasi.

4. Peraturan, yang merupakan komponendinamis mengatur sistem untuk mencapaisasaran secara efektif, meliputi peraturantentang kebersihan lingkungan.

5. Peranserta stakeholders, yang menyangkuttentang bentuk partisipasi stakeholders,metode pembinaan dibidang kebersihan,evaluasi dan pemeliharaan kondisiprasarana persampahan yang ada dan lain-lain.Tata cara pengelolaan sampah berdasarkan

Konsep Standar Nasional Indonesia yangdikeluarkan Departemen Pekerjaan Umummeliputi pewadahan sampah, pengumpulansampah, pemindahan sampah, pengangkutansampah, pengolahan dan pembuangan akhir.

Pengelolaan sampah dimulai denganpewadahan sampah dari sumber sampahsekolah untuk mencegah sampah berserakandan mempermudah proses pengumpulan.Wadah umumnya digunakan kantong plastik,potongan drum dan lainnya. Pewadahandibedakan dalam beberapa pola pewadahan,jenis pewadahan, penempatan dan pemilikanwadah (Hadiwiyoto,1993).

Proses pengumpulan sampah merupakankegiatan mengumpulkan sampah dari berbagaisumber dan penampungan sampah, untukkemudian dimuat kedalam kendaraanpengangkutan agar dapat diangkut ke TempatPembuangan Akhir (TPA). Pengumpulansampah terdiri atas (Hadiwiyoto,1993) :1. Pola Pengumpulan : individual langsung,

individual tidak langsung, komunallangsung, komunal tak langsung,penyapuan jalan. Pengumpulan langsungberarti kendaraan pengangkut langsungberoperasi memuat sampah dari sumberlangsung ke TPA. Pengumpulan tidaklangsung, sampah dari sumberdikumpulkan ke TPS, transfer depo ataukontainer.

2. Perencanaan Operasional Pengumpulan.Suatu perencanaan operasional pengum-pulan meliputi ritasi, periodisasi, penetapandaerah pelayanan, penetapan petugaspelaksana lapangan dan pembebananpekerjaan yang merata.

3. Pelaksana Pengumpulan Sampah.4. Pengumpul sampah dilaksanakan petugas

kebersihan.Hal yang perlu diperhatikan dalam

pemindahan adalah lokasi pemindahan dan carapemindahan.

Dalam proses pengangkutan dibedakanatas:1. Pola pengangkutan, pola tidak langsung

yaitu sampah dari transfer depo ataukontainer diangkut ke TPA, pola langsung :sampah sekolah ditaruh alat pengangkutandan langsung dibawa ke TPA.

2. Peralatan, seperti truk besar / kecil, dumptruck, compactor truck, mobil penyapu jalan,truk gandengan dan lain lain.Pengolahan sampah meliputi antara lain

daur ulang, insinerasi / pembakaran danpengkomposan (Hadiwiyoto,1993).1. Daur Ulang

Daur ulang atau recycling adalahmengembalikan suatu produk atau sisa dari

Page 33: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

26 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

suatu proses produksi ke dalam siklusproduksi. Recycling dibedakan atas tiga jenis(Widyatmoko dan Sintorini, 2001) reuse yaitumenggunakan kembali suatu produk untuktujuan yang sama, misalnya tabung gas;reutilization yaitu menggunakan buanganuntuk keperluan yang berbeda dari konsepawal, untuk itu diperlukan perlakuan fisik,kimia atau biologis.

2. InsinerasiInsinerasi adalah proses pembakaransampah yang terkendali menjadi gas danabu. Alat insinerasi dinamakan incinerator.Gas yang dihasilkan berupa karbondi-oksida dan gas-gas lain, dilepaskan keudara. Abu/residu yang dihasilkandibuang ke TPA atau dicampur denganbahan lainnya sehingga menjadi bahanyang berguna. Residu setelah pembakaranmerupakan 20% sampai 30% dari berat awal(Salvato, 1982). Operasi insinerasi yangoptimum dan efisien, proses pembakaranharus dikontrol sehingga residu yangdihasilkan sekecil mungkin dan emisiberbahaya dapat dicegah. Faktor-faktor yangdapat mempengaruhi efisiensi prosespembakaran antara lain adalah karakteristiksampah (Wahyono 2001). Berdasarkanmateri sampah yang dibakar, incineratorterbagi berbagai jenis seperti incineratordipusat pembuangan sampah (skala TPA),incinerator untuk kawasan terbatas (skalasekolah), incinerator untuk bulky material,insinerator sampah berbahaya dan incineratoruntuk lumpur.

3. Pengkomposan.Kompos adalah sejenis pupuk yangmerupakan bentuk akhir dari bahan-bahanorganik setelah mengalami pembusukan.Bahan utama pembuatan kompos adalahsampah, terutama sampah rumah tangga,sekolah, taman dan kebun. Perbandingankandungan karbon dan nitrogen (C/Nrasio) sebesar 30/1.Pembuatan komposterjadi karena adanya kegiatan jasad renikyang beragam jenisnya dan secara serentakbekerja dalam habitatnya masing-masingpada suhu tertentu.Proses pembusukan (dekomposisi) terjadisecara aerobik maupun anaerobik. Keduaproses pembusukan ini dapat terjadi secarabersamaan dalam satu tumpukan.Pembusukan anaerobik terjadi padatumpukan bagian dalam yang tidak

berongga. Pembusukan aerobik terjadi dibagian tumpukan yang memiliki kadarudara cukup. Pembusukan aerobik lebihcepat daripada pengkomposan anaerobik.Dalam proses pengkomposan, bahanorganik diuraikan menjadi unsur-unsuryang dapat diserap jasad renik maka ukuranbahan organik berubah menjadi partikel-partikel yang kecil. Volume tumpukanmenyusut kira-kira sebanyak tigaperempatnya sepanjang proses peng-komposan (CPIS, 1992).Fungsi utama kompos adalah membantumemperbaiki struktur serta meningkatkankinerja tanah, dengan meningkatkanporositas sehingga tanah menjadi gembur.Kinerja tanah diperbaiki melaluipeningkatan kemampuan dalam bertukarion serta menyimpan air.

Pengelolaan Lingkungan Hidup danLingkungan SekolahLingkungan hidup termasuk juga lingkungansekolah merupakan sistem yang meliputilingkungan alam hayati, lingkungan alam nonhayati, lingkungan buatan dan lingkungansosial. Upaya meningkatkan pengelolaanlingkungan sekolah dilakukan upaya untukmengadakan koreksi terhadp lingkungandengan memodifikasi lingkungan, agarpengaruh merugikan dapat dijauhkan dandilaksanakan pencegahan melalui efisiensi danpengaturan lingkungan, sehingga bahayadihindarkan dan keserasiannya dapatdipelihara (Soemarwoto, 1997).

Pengelolaan lingkungan menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 adalah upayaterpadu dalam peman-faatan, penataan,pemeliharaan, pengawasan, pengendalian,pemulihan dan pengembangan lingkunganhidup. Sedangkan lingkungan hidupmerupakan kesatuan ruang dengan semuabenda, daya, keadaan dan makhluk hidup itusendiri, termasuk di dalamnya manusia danperilakunya, yang mempengaruhi kelangsunganperikehidupan dan kesejahteraan manusia sertamakhluk hidup lainnya (Hardjoseomantri,2000).

Ada tiga upaya yang harus dijalankansecara seimbang yaitu upaya teknologi, upayatingkah laku dan sikap. Keseimbangan itu akantercapai apabila ada upaya untuk memahamidan menerima koreksi alami yang terjadi karena

Page 34: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

27Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

dampak interaksi manusia denganlingkungannya (Mitchell, 2000).

Kedudukan manusia di dalam kesatuanekosistem adalah bagian yang tak mungkindipisahkan, karena itu kelangsungan hidupmanusia tergantung pula pada kelestarianekosistemnya. Agar kelestarian ekosistem itudapat terjamin, maka manusia harus menjagakeserasian hubungan timbal balik antaramanusia dengan lingkungannya. Jika keserasianhubungan manusia dengan lingkungannyaterganggu, akan terganggu pulakesejahteraannya. Manusia dan lingkungannyamerupakan suatu hal yang tak dapatdipisahkan, karena saling mempengaruhi(Natsir, 1996).

Tingkah laku manusia akan selalumempengaruhi keharmonisan dan keseim-bangan lingkungan lestari, karena itu manusiaakan berusaha untukm e n i n g k a t k a nkualitas lingkunganhidupnya. Manusiab e r k e y a k i n a nsemakin tinggi ling-kungan, maka sema-kin banyak pulamanusia meng-ambilkeuntungan dansemakin besar puladaya dukung hidup-nya (Wardana, 1999).

Contingent Valuation Method (CVM)

Metode penilaian ekonomi dari sumber dayaalam dan lingkungan antara lain adalah CVM(Contingent Valuation Method), Hedonic PriceMethod, metode Dosis-Respon, metode PerilakuMenghindar (Averting Behaviour Method), metodeBiaya Perjalanan (Travel Cost Method) dan lainlain.

Contingent Valuation Method (CVM)merupakan metode teknik survey untukmenanyakan penduduk tentang nilai atau hargayang mereka berikan terhadap komoditi yangtidak memiliki sekolah seperti baranglingkungan, jika sekolahnya betul-betul tersedia.Prinsip dasar dari metode ini adalah seseorangmempunyai preferensi yang benar tapitersembunyi terhadap barang lingkungan dandiasumsikan orang tersebut dapat

mentranformasikan preferensi tersebut kedalambentuk moneter. Pendekatan ini disebutcontingent (tergantung) karena pada prakteknyainformasi yang diperoleh sangat tergantungpada hipotesis yang dibangun. Pendekatan inisecara teknis dapat dilakukan dengan dua cara.Pertama, dengan teknik eksperimental melaluisimulasi atau permainan. Kedua, dengan tekniksurvey. Pendekatan pertama banyak dilakukanmelalui simulasi komputer sehingga pengguna-annya di lapangan sangat sedikit (Hanley danSplash, 1993).

CVM merupakan salah satu valuasi ekonomilingkungan. Valuasi ekonomi lingkunganbertujuan untuk memberikan nilai ekonomi padasumber daya alam dan lingkungan. Nilai ekonomidapat didefinisikan sebagai pengukuran jumlahmaksimum seseorang ingin mengorbankanbarang dan jasa untuk memperoleh barang dan

jasa lainnyaD e n g a nmenggunakanpengukuran ininilai ekologisekosistem, bisaditerjemahkandalam bahasaekonomi denganmengukur nilaimoneter barangdan jasa (Fauzi,2004).

CVM pada haki-katnya bertujuan untukmengetahui :(1) Willingness To Pay (WTP) yaitu kesediaan

untuk membayar untuk memperolehpeningkatan kualitas lingkungan (air,udara, tanah dsb).

(2) Willingness To Accept (WTA) yaitu kesediaanmenerima sebagai kompensasi atasditerimanya dampak negatif lingkungan.Dari beberapa metode valuasi ekonomi

lingkungan yang ada, masing-masingmempunyai kelebihan dan kekurangannya.Setelah diadakan kajian komparasi terhadapmetode-metode valuasi dapat disimpulkan: (1)tidak ada satu teknikpun yang superior terhadapyang lain; (2) masing-masing tehnik hanya cocokpada beberapa kasus tapi tidak pada kasus yanglain; dan (3) penentuan tehnik yang digunakantergantung pada masalah yang dinilai dansumber daya yang tersedia. Namun demikian,untuk kasus-kasus dimana berbagai macammetode bisa diterapkan, CVM mempunyai

Kedudukan manusia di dalamkesatuan ekosistem adalah bagian

yang tak mungkin dipisahkan,karena itu kelangsungan hidupmanusia tergantung pula pada

kelestarian ekosistemnya.

Page 35: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

28 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

keunggulan ditinjau dari aspek teknis dan praktisdalam penerapannya, serta dapat memvaluasibaik nilai guna maupun non guna.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut.1. Mengukur tingkat persepsi dan partisipasi

siswa sekolah dasar terhadap lingkungansekolah,

2. Menghitung nilai ekonomi lingkungansekolah yang dipahami siswa gunamendukung kebersihan sekolahnya, gunapenetapan besarnya kepedulian siswa akankebersihan secara lebih tepat, gunamendukung pengelolaan kebersihandengan lebih baik dan berkelanjutan.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah dengan cara surveiyang dilaksanakan di SDN Kebon Bawang 08Jakarta Utara. Teknik pengambilan sampeldilakukan secara sensus, dan seluruh populasidijadikan responden. Responden dikelompok-kan berdasarkan tingkat kelas sekolah yaitukelas IV, V dan VI. Penentuan tingkat kelasdalam sekolah ini berdasarkan pemahaman,persepsi dan partisipasi siswa terhadaplingkungan sekolah. Jumlah siswa kelas IVmencapai 33 siswa, kelas V sebanyak 29 siswadan kelas VI sebanyak 26 siswa.

Data yang dikumpulkan meliputi dataprimer dan data sekunder. Data primer diperolehmelalui wawancara dan pengamatan dilapangan. Wawancara dilakukan terhadap parasiswa di sekolah serta petugas lapangan yangmenangani kebersihan di sekolah. Pengisiankuisioner ditujukan untuk mengetahui keadaansosial ekonomi responden, persepsi respondenterhadap sampah sekolah, kesediaan siswamembayar peningkatan pengelolaan sampahsekolah serta kesediaan membayar (WTP) siswaatas peningkatan pengelolaan sampah sekolah.

Data hasil penelitian terdiri dari datakualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dananalisis data dilakukan dengan bantuanprogram SPSS versi 15. Analisis data yangdilakukan meliputi hal-hal berikut.1. Mendeskripsikan keterlibatan siswa sekolah

dasar dalam pengelolaan sampah sekolah.

2. Analisis nilai WTP siswa dengan pen-dekatan CVM dengan tahapan sebagaiberikut (Hanley dan Spash, 1993):

a. Membuat sekolah hipotetis,b. Mendapatkan nilai penawaran,c. Perhitungan dari dugaan rata-rata nilai

WTP siswa dengan rumus :

d. Menjumlahkan data (Agegrating Data)Tahap ini diperoleh dengan mengalikanrataan sampel dengan jumlah populasisiswa sehingga didapat total WTP.

Keterangan :EWTP = dugaan rata-rata nilai WTPWi = batas bawah kelas ke-iPfi = frekuensi relatif kelas ke-i N = jumlah kelas i = sampel ( 1, 2, ... n)

Hasil dan Pembahasan

Persepsi dan Partisipasi Siswa SD akanLingkungan Sekolah

Persepsi dan partisipasi siswa SD akanpentingnya lingkungan sekolah yang bersih dansehat siswa sekolah dasar disajikan pada tabel1.

Persepsi siswa kelas IV akan pentingnyalingkungan sekolah yang bersih dan sehatmenunjukkan struktur jawaban pentingsebanyak 13 siswa atau 39,4 %, sedangkan siswadengan jawaban biasa mencapai 18 siswa atau54,6 % serta siswa yang menjawab tidak pentingterdapat 2 siswa atau 6%.

Sedangkan persepsi siswa kelas V akanpentingnya lingkungan sekolah yang bersih dan

n

EWTP = ∑ PfiWi .

i = 0

n

TWTP = ∑ PNniWTPi )/(

i = 0

Page 36: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

29Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

sehat menunjukkan struktur jawaban pentingsebanyak 16 siswa atau 55,17%, sedangkansiswa dengan jawaban biasa mencapai 12 siswaatau 41,37% serta siswa yang menjawab tidakpenting terdapat seorang siswa atau 3,46%.Untuk persepsi siswa kelas VI akan pentingnyalingkungan sekolah yang bersih dan sehatmenunjukkan struktur jawaban penting

sebanyak 19 siswa atau 73,08 %, sedangkansiswa dengan jawaban biasa mencapai 7 siswaatau 26,92 % serta tidak terdapat siswa yangmenjawab tidak penting.

Selanjutnya sosial ekonomi keluarga siswaSD disajikan pada tabel 2. Sedangkankarakteristik siswa diperlihatkan pada gambar1 sampai 5.

DSawsiSagrauleKimonokElaisoS.2lebaT

oN imonokElaisoSVIsaleK VsaleK IVsaleK

halmuJ % halmuJ % halmuJ %

.1 nimaleKikal-ikaL.a

naupmereP.b0231

06,0604,93

4151

82,8427,14

6101

45,1664,83

.2 isasinagrOnatabilreteKisinagrotukikadiT.a

gnaro1atoggnA.bgnaro1>atoggna.c

6141

3

84,8424,2490,9

1161

2

39,7371,5509,6

7181

83,5677,0358,3

.3 2ataRsimedakAisatserP)6<(hadneR.a

)8-6(gnadeS.b)8>(iggniT.c

7125

12,1246,3651,51

391

7

43,0125,5641,42

2123

96,777,0845,11

.4 agrauleKatoggnAhalmuJgro4<.a

gro6-4.bgro6>.c

2274

76,6612,1221,21

5177

27,1541,4241,42

5165

96,7580,3232,91

.5 agrauleKnatapadneP,tj5<.a

tj01-5.btj01>.c

5271

67,5712,1230,3

1280

14,2795,7200,0

9170

80,3729,6200,0

ayngnitnePrasaDhalokeSawsiSisapisitraPnadispesreP.1lebaTtaheSnadhisreBgnayhalokeSnagnukgniL

oN awsiShalokeSnagnukgniLayngnitnePispesreP

taheSnadhisreBnagnukgniLnakdujuweMisapisitraP

taheSnadhisreBhalokeS

gnitneP asaiB gnitnePkadiT halmuJ iggniT gnadeS hadneR halmuJ

.1 VIsaleK 31 81 2 33 51 61 1 33

.2 VsaleK 61 21 1 92 02 9 0 92

.3 IVsaleK 91 7 0 62 12 5 0 62

halmuJ 84 73 3 88 84 73 1 88

Page 37: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

Jenis Kelamin Siswa SD

60,61

48,28

61,54

39,39

51,72

38,46

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

Kelas IV - V - VI

Pro

sent

ase

laki-laki perempuan

Gambar 1. Jenis Kelamin Siswa SD

Keterlibatan Siswa SD dalam

Organisasi

48,4837,93

65,3842,42

55,1730,77

9,09 6,90 3,85

0,00

50,00

100,00

Kelas IV - V - VI

Pros

enta

se

tidak ikut anggota 1 organisas i anggota > 1 organisasi

Gambar 2. Keteterlibatan Siswa SD dalam Organisasi

Keterlibatan Siswa SD dalam PengelolaanSampah SekolahKeterlibatan siswa SD dalam pengelolaansampah sekolah tersaji pada tabel 3.

Sedangkan keterlibatan siswa kelas IV, Vdan VI SD dalam pengelolaan sampah sekolahdisajikan dalam gambar 6 sampai 9.

Analisis WTP Siswa SD dalam PengelolaanSampah Sekolah dengan Pendekatan CVMResponden penelitian yang digunakan padaCVM untuk tujuan analisis kesediaan mem-bayar (WTP) terhadap peningkatan pengelolaansampah sekolah adalah siswa di kelas IV, kelasV dan kelas VI sebanyak 88 siswa. PelaksanaanCVM dilakukan dengan tahapan pembentukansekolah hipotetik, menghitung rataan nilai WTPdan menjumlahkan data.

Pembentukan Sekolah HipotetikPeningkatan pengelolaan sampah sekolahdilakukan untuk menanggulangi sampahsekolah yang menumpuk karena tidak terangkut.Sampah yang menumpuk ini dapat menjadisumber pencemaran dan sumber penyakit.Upaya peningkatan pengelolaan sampahdilakukan dengan melakukan pemilahansampah organik dan anorganik serta usahapembuatan kompos dengan bahan bakusampah sekolah. Usaha peningkatan dilakukansecara bersama-sama antara siswa sekolah baiksiswa laki-laki maupun siswa perempuan,sehingga tidak ada sampah menumpuk disekolah.

Gambar 3. Prestasi Akademik Siswa SD

Gambar 4. Tingkat Pendapatan Orang Tua Siswa SD

Gambar 5. Jumlah Anggota Keluarga Siswa SD

Page 38: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

31Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

halokeshapmaSnaalolegnePmaladawsiSnatabilreteK.3lebaT

oN maladawsiSnatabilreteKhalokeShapmaSnaalolegneP

VIsaleK VsaleK IVsaleK

halmuJ % halmuJ % halmuJ %

.1 hapmasgnaubmemaraCihadawidapnatnaklupmukiD.a

gnutnakmaladihadawiD.bgnusgnalgnaubiD.c

5712

51,5112,1246,36

731

9

41,4238,4430,13

0111

5

45,1664,8332,91

.2 halokeshapmasnanagnanephiliPAPTidgnaubid.asopmoktaubid.b

rotarenesniidrakabid.c

971

7

72,7225,1512,12

741

8

41,4282,8495,72

0141

2

64,8358,3596,7

.3 hapmasnakhasimemnaaideseKkinagronanadkinagro

aidesreB.aaidesrebkadiT.b

528

67,5742,42

425

67,2842,71

224

26,4883,51

.4 sopmoktaubmemtabilretnaaideseKaidesreB.a

aidesrebkadiT.b429

37,2772,72

326

13,9796,02

224

26,4883,51

Cara Membuang Sampah Siswa SD

15.1524.14

42.31

21.21

44.8338.46

63.64

31.0319.23

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

Kelas IV - V - VI

Pros

enta

se

dikumpulkan tanpa diwadahi diwadahi dalam kantung dibuang langsung

Gambar 6. Cara Siswa SD Membuang Sampah

CARA PENANGANAN SAMPAH SISWA SD

27,27 24,1438,46

51,52 48,28 53,85

21,21 27,59

7,69

0,00

20,00

40,00

60,00

Kelas IV - V - VI

Pros

enta

se

dibuang di TPA dibuat kompos dibakar diinsenerator

Gambar 7. Cara Siswa SD Menangani Sampah

KESEDIAN MEMISAHKAN SAMPAH SISWA SD

75,76 82,76 84,62

24,24 17,24 15,38

0,00

50,00

100,00

Kelas IV - V - VI

Pro

sent

ase

Bersedia tidak bersedia

Gambar 8. Kesediaan Siswa SD Memisahkan Sampah

KESEDIAAN MEMBUAT KOMPOS DARI SAMPAH SISWA SD

72,73 79,31 84,62

27,27 20,69 15,38

0,00

50,00

100,00

Kelas IV - V - VI

Pros

enta

se

Bersedia tidak bersedia

Gambar 9. Kesediaan Siswa SD Membuat Kompos dari Sampah

Page 39: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

32 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

Menghitung Nilai WTPKarakteristik WTP dan fungsi permintaan siswa SD dalam pengelolaan sampah sekolah disajikanpada tabel 4, 5 dan 6.

Fungsi permintaan untuk responden kelas IV laki-laki: Qd = 2105,263 – 0,1026 P Fungsi permintaan untuk responden kelas IV perempuan: Qd = 1377,358 + 0,137361P

Fungsi permintaan untuk responden kelas V laki-laki: Qd = 1444,882 + 0,088736 P Fungsi permintaan untuk responden kelas V perempuan: Qd = 1250 + 0,341565 P

halokeShapmaSnaalolegnePmaladDSVIsaleKawsiSPTW.4lebaT

oN PTWialiN)pR(

ikal-ikaLawsiS naupmerePawsiShalmuJ %

halmuJ PTWlatoT halmuJ PTWlatoT

.1 005 2 000.1 0 0 2 60,6

.2 000.1 4 000.4 3 000.3 7 12,12

.3 005.1 9 005.31 6 000.9 51 64,54

.4 000.2 4 000.8 3 000.6 7 12,12

.5 005.2 1 005.2 1 005.2 2 60,6

halmuJ 02 000.92 31 000.81 33 00,001

halokeShapmaSnaalolegnePmaladDSVsaleKawsiSPTW.5lebaT

oN PTWialiN)pR(

ikal-ikaLawsiS naupmerePawsiShalmuJ %

halmuJ PTWlatoT halmuJ PTWlatoT

.1 005 0 0 0 0 0 00,0

.2 000.1 2 000.2 1 000.1 3 43,01

.3 005.1 9 005.31 7 005.01 61 71,55

.4 000.2 2 000.4 6 000.21 8 95,72

.5 005.2 1 005.2 1 005.2 2 09,6

halmuJ 02 000.22 51 000.62 92 00,001

Page 40: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

33Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

DShalokeSawsiSPTWlatoT.7lebaT

oN gnajneJsaleK

DSawsiS )pR(PTWialiN

halmuJ % atar-ataR latoT

.1 VIsaleKikal-ikaL.1

naupmereP.20231

37,2277,41

054.1583.1

0009250081

.2 VsaleKikal-ikaL.1

naupmereP.24151

19,5150,71

075.1037.1

0891205952

.3 IVsaleKikal-ikaL.1

naupmereP.26101

81,8163,11

578.1058.1

0000300581

Menjumlahkan Data (Agregating Data)Nilai total WTP ditampilkan pada tabel 7 berikut.

Total WTP siswa laki-laki dikelas IV adalahsebesar Rp 29.000 dan siswa perempuan sebesarRp 18.005, total WTP siswa laki-laki di kelas Vadalah sebesar Rp 21 980 dan siswa perempuansebesar Rp 25 950 serta total WTP siswa Laki-laki di kelas VI sebesar Rp 30.000 dan siswaperempuan sebesar Rp 18 500 sehinggadiperoleh total WTP siswa sekolah sebesar Rp143 435 setiap harinya. WTP ini merupakanpotensi dana yang dapat digunakan untukmeningkatkan pengelolaan sampah sekolahsehingga diharapkan tidak ada lagi sampahyang menumpuk. Peningkatan pengelolaansampah sekolah dapat dilakukan dengan

halokeShapmaSnaalolegnePmaladDSIVsaleKawsiSatar-ataRPTW.6lebaT

oN PTWialiN)pR(

ikal-ikaLawsiS naupmerePawsiShalmuJ %

halmuJ PTWlatoT halmuJ PTWlatoT

.1 005 0 0 0 0 0 00,0

.2 000.1 1 000.1 1 000.1 2 43,01

.3 005.1 3 005.4 3 005.4 6 71,55

.4 000.2 9 000.81 4 000.8 31 95,72

.5 005.2 3 005.7 2 000.5 5 09,6

halmuJ 61 000.03 01 005.81 62 00,001

Fungsi permintaan untuk responden kelas VI laki-laki: Qd = 1040,984 + 0,63375 P Fungsi permintaan untuk responden kelas VI perempuan: Qd = 800 + 0,7 P

melaksanakan pembuatan kompos diling-kungan sekolah, pembakaran sampah denganinsenerator.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan1. Persepsi siswa kelas IV, pentingnya

lingkungan sekolah bersih sehatmenunjukkan jawaban penting 13 siswa(39,4 %), biasa 18 siswa (54,6 %) serta tidakpenting 2 siswa (6 %).

2. Persepsi siswa kelas V pentingnyalingkungan sekolah bersih sehatmenunjukkan jawaban penting 16 siswa(55,17 %), biasa 12 siswa (41,37 %) sertatidak penting 1 siswa (3,46 %). Siswa kelasVI menjawab penting 19 siswa (73,08 %),biasa mencapai 7 siswa (26,92 %) serta tidakterdapat siswa yang menjawab tidakpenting.

3. Fungsi permintaan sekolah yangbersih sehatkelas IV laki-laki ; Qd = 2105,263 – 0,1026 P,fungsi permintaan untuk kelas IVperempuan : Qd = 1377,358 + 0,137361 P

4. Fungsi permintaan kelas V laki-laki : Qd =1444,882 + 0,088736 P, fungsi permintaanuntuk kelas V perempuan : Qd = 1250 +0,341565 P

5. Fungsi permintaan kelas VI laki-laki : Qd =1040,984 + 0,63375 P, fungsi permintaankelas VI perempuan : Qd = 800 + 0,7 P

Page 41: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

34 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar

SaranDiharapkan adanya pola pembinaan yangberkelanjutan dari bapak ibu guru dan instansiterkait guna mengelola potensi WTP dari parasiswa guna pengelolaan sampah sekolah bersihsehat guna menunjang proses belajar mengajardan prestasi yang lebih baik dimasa mendatang.

Daftar Pustaka

CPIS. (1992). Buku panduan teknik pembuatankompos dari sampah. Teori dan aplikasi.Jakarta

Dusseldorp, D.B.W.M. 1981. participation inplanned development influced bygovernments of developing countries locallevel in rural areas. WageningenUniversity. Wageningen.

Fauzi, A. (2004). Ekonomi Sumberdaya alam danlingkungan. Teori dan Aplikasi. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama

Hadiwiyoto, S. (1993). Penanganan danpemanfaatan sampah. Jakarta: YayasanIdayu

Hanley, N., and C.L. Splash. (1993). Cost benefitanalysis and the environment. Englang:Edwar Elgar Publishing Limite

Hardjosoemantri, K. (2000). Hukum tatalingkungan. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press

Huntington, S.P dan Joan M.N. (1987). No easyChoice : Political participation in developingcountries Massachusets: HarvardUniversity Press

Mitchell, B., B. Setiawan dan D.H. Rahmi. (2000).Pengelolaan sumberdaya dan lingkungan.Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress

Fatah, Nanang. (2007). Manajemen berbasi sekolah,buku materi pokok, PGSD 4408. Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka

Natsir, A. (1996). Peran serta masyarakat dalampenanggulangan penyakit schistosomiasisdi Sulawesi Tengah. Jakarta : FakultasPasca Sarjana Universitas Indonesia

Sarwono, S.W. (1991). Teori-teori psikologi sosial.Jakarta: PT Rajawali Press

Soemarwoto, O. (1997). Ekologi, lingkungan hidupdan pembangunan. Bandung:Djambatan

Sudarso. 1995. Pembuangan sampah. Jakarta:Pusat Pendidikan Tenaga KesehatanDepartemen Kesehatan

Suriawiria, U. (2002). Pupuk organik dari sampah.bioteknologi agroindustri. Bandung:Humaniora Utama Press

Tjokroamidjoyo, B. (1990). Perencanaanpembangunan. Jakarta: Gunung Agung

Wardana, W.A. (1999). Dampak pencemaranlingkungan. Jakarta: Andi Offset

Yusuf, Y. (1991). Psikologi antar budaya. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Page 42: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

35Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Program Pendidikan Karakter di Lingkungan BPK PENABUR

Program Pendidikan Karakterdi Lingkungan BPK PENABUR Jakarta

Djudjun Djaenuddin Supriadi*)

*) Kepala Seksi Kerohanian BPK PENABUR Jakarta

Opini

enyadari pentingnya pendidikan karakter di sekolah, tulisan ini membahas pelaksanaanpendidikan karakter di sekolah. Sekolah-sekolah yang dibina oleh BPK PENABUR diharapkanmelakukan pendidikan karakter bercirikan Nilai-Nilai Kristiani. Dengan menggambarkan latarbelakang dan sejarahnya, tulisan ini melakukan kajian terhadap pendidikan karakter di

sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta. Berdasarkan telahaan yang dilakukan, tulisan ini menyimpulkanbahwa tujuan pembentukan karakter di sekolah-sekolah BPK PENABUR Jakarta belum sepenuhnyamencapai tujuan. Disarankan pentingnya pembentukan karakter dilakukan dengan memberikanketeladanan oleh kepala sekolah, guru, pegawai sekolah dan orang tua sendiri.

Kata Kunci: Nilai-Nilai Kristiani, pendidikan karakter, character building, character formation.

Considering the important role of education in building good characters of the people, this articlediscusses how character building is done in the school of BPK PENABUR. BPK PENABUR as a ChristianFoundation is expected to provide education on the basis of Christian value in all its schools. Reviewingthe historical background and the development of character building education within BPK PENABURschools in Jakarta, this article concludes that a lot of efforts have been practised to develop thecharacter building education. How ever, it seems that the main behavior objectives have not beenfully achieved. It is srongly suggested that the character building in BPK PENABUR schools should besupported with behavior models of the school principals, teachers, staff, and also parents.

Abstrak

M

Pendahuluan

Sejak beberapa tahun yang lalu penyelenggarapendidikan baik sekolah negeri maupun swasta,menyelenggarakan Pendidikan Karakter.Program pendidikan ini berkembang karenapara pakar pendidikan di Indonesia mengakuibahwa sistem pendidikan yang telah ada,khususnya dalam bidang kepribadian (karakter)telah gagal dilakukan.1 Gagalnya pendidikan diIndonesia menghasilan manusia yangberkarakter juga diperkuat oleh pendapat I KetutSumarta dalam tulisannya yang berjudul

Pendidikan yang Memekarkan Rasa, yangmengatakan:2

Pendidikan nasional kita cenderung hanyamenonjolkan pembentukan kecerdasanberpikir dan menepikan penempatankecerdasan rasa, kecerdasan budi, bahkankecerdasan batin. Dari sini lahirlahmanusia-manusia yang berotak pintar,manusia berprestasi secara kuantitatifakademik, namun tiada berkecerdasan budisekaligus sangat berkegantungan, tidakmerdeka mandiri.

Kutipan di atas menunjukkan bahwa telahterjadi ketidakpuasan atau cenderung terjadinya

Page 43: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

36 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Program Pendidikan Karakter di Lingkungan BPK PENABUR

kegagalan dalam dunia pendidikan dalamrangka membentuk manusia dewasa danberwatak mandiri. Kegagalan membentukmanusia dewasa dan berwatak mandiri inikemudian diatasi atau diperkecil denganmelakukan program pendidikan karakter.3

Kurang berhasilnya sistem pendidikanmembentuk sumber daya manusia dengankarakter yang tangguh, berbudi pekerti luhur,bertanggung jawab, berdisiplin, dan mandiri,terjadi hampir di semua lembaga pendidikanbaik negeri maupun swasta. Lebih jauh upayanation character building sesuai dengan nilai-nilaibudaya bangsa Indonesia terkesan tidak berjalanseperti yang diinginkan. Yayasan-yayasanpembina lembaga pendidikan yang berlan-daskan nilai-nilai agama berupaya sedapatmungkin menanamkan dan mengembangkankarakter siswanya sesuai dengan nilai-nilaiagama yang dianutnya. Sebagai salah satucontoh BPK PENABUR melalui lembaga-lembaga pendidikan yang dibinanya berupayamenyelenggarakanpendidikan dengannilai-nilai kristiani.Secara lebih khususBPK PENABUR Ja-karta sejak tahun1996 memberikanProgam PendidikanKarakter kepada sis-wanya. Pada saatdiluncurkan prog-ram ini bernamaProgram PembinaanKepribadian Siswa,kemudian berubahmenjadi Progam Bina Pribadi, Character Buildingdan terakhir bernama Character Formation.

Tulisan ini berupaya membahas sejauhmana Progam Pendidikan Karakter ini berhasildilakukan, kendala-kendala apa saja yangdihadapi dan apa yang telah dilakukan dalampenyelenggaraan progam tersebut. Pada akhirtulisan, penulis akan mencoba menelaah secarakritis program tersebut dan menganalisiskeberhasilan serta kekurangan-kekurangan dariprogram tersebut. Hasil analisis ini diharapkandapat dijadikan sebagai masukan bagipenyelenggaraan Program Pendidikan Karakterdi masa yang akan datang.

Agar pemahaman tentang program tersebutmudah dicerna, maka dalam tulisan ini penulisakan menguraikan dan membahas secaraberturur-turut apa yang dimaksud dengan

Program Pembinaan Kepribadian Siswa, Nilai-Nilai Kristiani yang diajarkan, sumber nilaiKristiani, ruang lingkup sasaran program, tujuanprogram: Tujuan Instruksioanal Umum (TIU)dan Khusus (TIK), materi dan modulpembinaan, strategi pembinaan, dan metodeyang digunakan.

Pembahasan

Program Pembinaan Kepribadian SiswaPentingnya pembinaan kepribadian siswadilatarbelakangi oleh beberapa keadaan berikut.1. Dunia yang sedang mengalami perubahan.

Program Pembinaan Kepribadian Siswadiadakan oleh BPK PENABUR Jakarta4

dilatarbelakangi dengan pemaham-anbahwa hidup dalam masa ini seringkalimembingungkan baik bagi orang tuamaupun anak-anak. Ada banyak hal yang

berubah di sekelilingkita dalam politik,sosial ekonomi, mo-ral dan spiritual. Ditengah perubahanitu tampak mele-mahnya penegakandisiplin dan pera-turan, sehingga apayang benar dan apayang salah tidakjelas. Dengan katalain, batas-batas mo-ral menjadi kabur.Kekaburan ini me-nyebabkan memilih

sesuatu yang benar dan tepat menjadi jauhlebih sukar, dan akibatnya salah pilihmenjadi jauh lebih serius. 5Penegakan disiplin, peraturan dan batas-batas moral menjadi jelas dalam kehidupanseorang siswa dapat dikembalikan denganmelakukan pembinaan secara sengaja danterarah. Pembinaan tersebut dilakukandengan pelaksanaan dan pengembanganProgram Pembinaan Kepribadian Siswa(PPKS).

2. Berkembangnya sikap egoisme.Selain latar belakang di atas menurut pokjaPPKS, program ini perlu dilakukan karenaberkembangnya sikap egoisme dalammasyarakat. Dalam bagian lain pengantarprogram tersebut dikatakan:

Kurang berhasilnya sistempendidikan membentuk sumberdaya manusia dengan karakteryang tangguh, berbudi pekerti

luhur, bertanggung jawab,berdisiplin, dan mandiri, terjadi

hampir di semua lembagapendidikan baik negeri maupun

swasta.

Page 44: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

37Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Program Pendidikan Karakter di Lingkungan BPK PENABUR

“Dalam masyarakat yang sedangmengalami perubahan dapat kita lihat jugaadanya peningkatan sikap egoisme danpelanggaran hak-hak orang denganmenggunakan kekerasan. Perkembangan inibukan hanya terjadi di negara tetangga kitatetapi juga di negara kita. Perselisihanpaham dan sikap mau menang sendiri,berkembang menjadi pertengkaran danperkelahian. Kesalahan kecil antara dua(2) orang, yang tidak terselesaikan,berkembang menjadi perkelahian antarkelompok/warga dan perusakan milikorang-orang di sekitarnya”.

3. Sikap siswa yang berubah.Selain kedua alasan di atas, alasan yanglebih penting adalah banyaknya keluhanketika terjadi interaksi antara orang tua danguru tentang siswa. Banyak orang tuamelaporkan anaknya enggan pergi kesekolah, anak takut maju ke depan kelasketika mendapat giliran atau anak tidak adakemauan untuk belajar.Guru menyatakan bahwa banyak siswakurang menunjukan kesungguhan dalambelajar dan kurang berusaha, terlambatdatang, sering tidak membuat tugas,menyontek, kurang ramah, angkuh, mere-mehkan, bersikap kurang ajar, menentangdan berkecenderungan balas dendam.6

Dari berbagai latar belakang yang telahdiuraikan di atas maka BPK PENABURJakarta melakukan program ProgramPembinaan Kepribadian Siswa (PPKS).PPKS ini dilaksanakan di lingkungan BPKPENABUR Jakarta sejak tahun 1996 dandijalankan oleh sebuah Tim PembinaanKepribadian Siswa.7 Tim ini dibantu olehbeberapa guru agama, guru bimbingankonseling dan guru-guru bidang studi lain.Tim ini bertugas merumuskan apa yangdimaksud dengan Program PembinaanKepribadian Siswa, menentukan ruanglingkup sasaran program, nilai-nilaikristiani yang diajarkan, sumber nilaikristiani, tujuan program: TujuanInstruksioanal Umum (TIU) dan Khusus(TIK), materi pembinaan, strategi pembina-an, modul pembinaan, metode yangdigunakan.

Nilai-Nilai Kristiani yang Diajarkan danSumber-Sumber Nilai Kristiani

Telah diuraikan di atas bahwa adanya PPKS inikarena kebutuhan yang sangat mendesak dilingkungan BPK PENABUR Jakarta untukmemperbaiki kepribadian siswa. Yang menjadipertanyaan kemudian adalah dari mana Nilai-Nilai kristiani dan sumber Nilai-Nilai kristianidiambil?

Menurut tim dan para pembuat PPKS,program ini didasarkan pada Alkitab, yang didalamnya terdapat pengajaran hubungandengan Allah dan hubungan dengan sesamamanusia, pengajaran tentang iman danpengajaran tentang perilaku terhadap sesama.Masih menurut tim ini, Alkitab juga merupakansumber Pendidikan Kristiani, seperti ditulisdalam Efesus 4:12 – 13 bahwa Allah memberikanrupa-rupa pemimpin pada jemaatnya dengantujuan: “…untuk memperlengkapi orang-orang

kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagipembangunan tubuh Kristiani, sampai kitasemua telah mencapai kesatuan iman danpengetahuan yang benar tentang AnakAllah, kedewasaan penuh, dan tingkatpertumbuhan yang sesuai dengankepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagianak-anak, yang diombang-ambingkan olehrupa-rupa angin pengajaran, olehpermainan palsu manusia dalam kelicikanmereka yang menyesatkan, tetapi denganteguh berpegang kepada kebenaran didalam kasih kita bertumbuh di dalam segalahal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala(Efesus 4:12-15)Dari ayat-ayat ini menurut tim dan para

pembuat PPKS, sekurang-kurangnya ada empat(4) sasaran umum pertumbuhan rohani yaitu.1. Membawa orang dalam hubungan percaya

kepada Allah dalam Yesus Kristus.2. Pertumbuhan dalam peneladanan pada

Yesus Kristus.3. Kedewasaan dalam persekutuan orang

beriman, yang di dalamnya terdapat salingmempedulikan, saling menghargai, salingmembutuhkan dan saling memaafkan.

4. Pelayanan terhadap sesama manusia. Menurut tim dan para pembuat PPKS ini,ke empat ciri dari sasaran umum ini berlakuuntuk semua golongan dengan memperhatikan

Page 45: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

38 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Program Pendidikan Karakter di Lingkungan BPK PENABUR

perkembangan usia dan psikologi. Bahkanmenurut tim ini semua tujuan-tujuan lainnyayang dirumuskan kemudian untuk semuagolongan usia harus mengacu kepada sasaranumum ini.

Kemudian tim mengembangkan keempatsasaran umum ini sebagai Tujuan PendidikanKristen yang pada dasarnya adalahpembentukan manusia seutuhnya, yang secararinci sebagai berikut.1. Mengajar untuk berpikir.2. Menguatkan nilai diri yang bertumpu pada

penerimaan kita oleh Tuhan karena kasih-Nya (Christ based self-esteem). Berdasarkanhal ini kita mengasihi orang lain.

3. Membantu menguasai perasaan, baikterhadap diri sendiri maupun terhadaporang lain.

4. Mengembangkan lebih banyak sikapkristiani.

5. Membuka diri terhadap hubungan salingmempedulikan antar sesama.

6. Mengembangkan karunia untuk melayanidan memimpin.

7. Mengajarkan untuk setia dalam pelayanan.Dari ketujuh rincian Tujuan Pendidikan

Kristiani ini, tim menjabarkannya menjadi 12Nilai Kristiani yang ditanamkan padaseseorang. Menurut tim dengan melakukan halini maka pertumbuhan kristiani dapatdikonkritkan. Adapun ke-12 nilai kristiani inisebagai berikut:8

1. Cinta kasih2. Nilai diri dalam Kristus (Christ based self-

seteem)3. Pengendalian diri.4. Keberanian.5. Kejujuran.6. Kebijaksanaan.7. Kerendahan hati.8. Kepedulian.9. Damai.10. Kebaikan hati.11. Kesetian dan tanggungjawab.12. Keadilan.

Keduabelas Nilai Kristiani ini selainmerupakan penjabaran dari rincian tujuanpendidikan Kristen juga didasarkan pada ajaranTuhan Yesus tentang Hukum Kasih yangtedapat dalam Matius 22: 37 – 39 yang berbunyi,

“Jawab Yesus kepadanya: “KasihilahTuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dandengan segenap jiwamu dan dengan segenap

akal budimu. Itulah hukum yang terutama danyang pertama.Dan hukum yang kedua, yangsama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamumanusia seperti dirimu sendiri. Matius 22: 37 –39).

Hukum kasih yang masih abstrak ini dapatlebih mudah dimengerti jika kita mengacukepada Tuhan Yesus. Secara ringkas, ajaranTuhan Yesus dapat disimak dari Khobah di Bukit( Matius 5: - 12). Sedangkan contoh dalam sikapdan perbuatan Tuhan Yesus untuk diteladani,dapat dibaca dari keempat Kitab Injil. Dari ajarandan contoh sikap dan perbuatan Tuhan Yesusdalam hidup-Nya dapat dilihat nilai-nilai hidupkristiani untuk hubungan dengan Allah(vertikal) dan untuk hubungan dengan sesamamanusia (horisontal).

Ruang Lingkup ProgramJika kita melihat uraian di atas dan namaprogram ini: Program PengembanganKepribadian Siswa, jelas bahwa sasaran danruang lingkup program pertama-tama ditujukanuntuk para siswa. Hal ini menjadi jelas jika kitamengutip apa yang dikatakan dalam pengantardan petunjuk umum untuk Program PembinaanKepribadian Siswa di Sekolah BPK PENABURJakarta:

Ada yang beranggapan bahwa mendidikkepribadian siswa adalah tanggung jawab orangtua. Pendapat ini sebagian memang benar, tetapibukankah sekolah juga mempunyai fungsiuntuk mendidik? Sebagai sekolah Kristenbukankah kita juga terpanggil untuk mendidikanak dalam perilaku kristiani dan bukan hanyamengajarkan berbagai pengetahuan.

Sebagai pendidik, kita menyadari bahwapada usia anak (TK –SD) dan remaja (SMP &SLTA) bagi seseorang adalah usia yang amatmenentukan dalam pembentukan kepribadian.Kalau masa ini dibiarkan berlalu, sangatlah sulitmengubah apa yang sudah terbentuk. Makasalahlah bila pembinaan pada saat itu tidakdilakukan pihak sekolah.

Sekolah ibarat sebuah ladang persemaian.Tanaman-tanaman kecil di ladang itu akandapat bertumbuh dengan baik bila disiram,dipupuki, disiangi dari tanaman liar danmendapat sinar matahari yang cukup. Denganpemeliharaan yang cermat, kelak tanaman initumbuh menjadi pohon yang sehat, kokoh danpada waktunya dapat menghasilkan buahdengan berlimpah.

Page 46: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

39Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Program Pendidikan Karakter di Lingkungan BPK PENABUR

BPK PENABUR KPS Jakarta dengan semuapengurus, guru dan karyawannya adalah orang-orang yang bekerja di ladang itu. Secara bersama,kita dapat membantu pertumbuhan tanamanyang dipercayakan kepada kita, sehingga nantipohon itu dapat memberi hasil yang baik danberguna untuk Tuhan dan sesama manusia.9

Dari kutipan di atas jelas bahwa ruanglingkup program pertama-tama ditujukan untukseluruh siswa dari jenjang TK sampai denganSLTA agar mempunyai kepribadian yang baik.Tetapi dari kutipan di atas juga secara tidaklangsung semua yang terlibat dalam bidangpendidikan baik itu pengurus, guru dankaryawan di lingkungan BPK PENABUR Jakartatermasuk dalam ruang lingkup program ini.Bahkan orang tua siswa secara tidak langsungmasuk dalam ruang lingkup program ini denganmemberitahukan progam ini kepada merekamelalui brosur yang dibagikan. Selain ituketerlibatan orang tua dalam progam ini ialahdengan meminta mereka memperhatikantingkah laku anaknya dalam periode tertentuketika anak diminta untuk melakukan aplikasiNilai-Nilai kristiani dalam bentuk tugas/suatukegiatan di rumahnya.10

Tujuan Umum dan Tujuan KhususPPKS

Setiap program yang dicanangkan tentumempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuanini penting agar kita dapat mengevaluasiapakah program yang dicanangkan itumencapai sasaran. Tujuan ini juga penting untukmengetahui kelemahan dan kelebihan dariprogam ini. Jika program tersebut mempunyaikelemahan segera dapat diperbaiki, sedangkanjika mempunyai kelebihan dapat dipertahankan.Bagaimana dengan program PPKS? Timpembuat program ini telah menetapkan tujuanumum dan tujuan khusus adalah:

“Melalui pendidikan yang seimbang, baikdari dimensi kognitif, afektif maupunpsikomotorik di lingkungan sekolah BPKPENABUR Jakarta, siswa dibekali denganNilai-Nilai Kristiani yang dapat menjadipegangan dan patokan untukmengembangkan kepribadian yang utuhdan tangguh, sehingga dapat membantumereka bertahan terhadap pengaruh-pengaruh negatif, baik dari teman,peradaban maupun masyarakatsekelilingnya dan dapat membantu mereka

menjalani hidup memuliakan Tuhan danyang menjadi berkat untuk sesama manusia.Sedangkan tujuan khusus program PPKS

adalah: Setelah mengikuti progam PPKS denganteratur dan berkesinambungan, para siswadiharapakan secara bertahap dapat:1. Mengenal Nilai-Nilai Kristiani.2. Menanggapi Nilai-Nilai Kristiani.3. Menghayati Nilai-Nilai Kristiani.4. Mengorganisasikan/menerapkan Nilai-

Nilai Kristiani.5. Mempribadikan Nilai-Nilai Kristiani.

Dari tujuan umum dan khusus ini makapenulis dapat menyimpulkan bahwa tujuanPPKS adalah membekali siswa dengan Nilai-Nilai Kristiani, sehingga nilai-nilai itu dapatdiaplikasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Materi dan Modul PembinaanAgar tujuan umum dan khusus ini dapat tercapaidengan maksimal maka tim menjabarkan tujuanini dengan membuat materi pembinaan.Keduabelas nilai hidup kristiani ini menjadimateri pokok bahasan dalam PPKS. Setiap nilaikristiani yang merupakan materi pokok bahasankemudian dibagi menjadi materi subpokokbahasan. Setiap materi subpokok bahasandilengkapi dengan pokok pikiran, kerangkamateri, bahan Alkitab. yang digunakan, tujuanumum dan khusus subpokok bahasan, KegiatanBelajar Mengajar (KBM) – yang di dalamnyaterdiri dari uraian materi, metode yangdigunakan, media, waktu dan bahan sumberbelajar-11. Selain hal di atas, tim jugamenyiapkan modul pembinaan yang berisipengantar tentang latar belakang Nilai Kristianidan materi pembinaan yang didalamnya berisi:Analisis Materi, Kegiatan Belajar Mengajar,Lembar Evaluasi dan Cerita Pendukung.

Dari 12 Nilai Kristiani ini yang merupakanmateri pokok bahasan secara keseluruhandiuraikan menjadi 61 subpokok bahasan. Setiapmateri pokok bahasan yang merupakan NilaiKristiani tidak diuraikan secara merata menjadiberapa materi subpokok bahasan. Tidak adapenjelasan dari tim tentang hal ini.

Perlu diketahui bahwa 12 Nilai Kristianitadinya ingin disampaikan dalam 1 tahun,12

tetapi dalam pelaksanaannya dibuat dalamperiode lima tahun. Periode lima tahundigunakan karena diharapkan pada tahunkelima telah terjadi perubahan pada siswa yangmengikuti PPKS. Oleh karena pemahaman

Page 47: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

40 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Program Pendidikan Karakter di Lingkungan BPK PENABUR

seperti diuraikan di atas, maka tahun ke limadisebut tahun citra. Secara lengkap pembagianmateri ini sebagai berikut.

Program ini kemudian berputar kembali denganpola lima tahun sekali, dan diharapkan denganpola seperti ini tertanamkan citra dalam setiapinsan BPK PENABUR Jakarta. Jadi urutanprogram tersebut adalah sebagai berikut.

Strategi PembinaanUntuk mencapai hasil yang maksimal maka timini selain menyiapkan materi membuat strategipembinaan sebagai berikut.12

1. Pembinaan diberikan oleh pimpinansekolah dan guru. Secara ideal pembinaan

oN nuhaT nasahaBkokoPbuS

.1 2002-1002 sutsirKnakrasadrebiridialiN.1nanilpisidek/iridnailadnegneP.2

nainarebeK.3

.2 3002-2002 narujujeK.4itahnahadnereK.5

.3 4002-3002 hisakatniC.6nailudepeK.7

.4 5002-4002 bawajgnuggnaT.8naaiteseKnaditahnakiabeK.9

.5 6002-5002ARTIC

naanaskajibeK.01nalidaeK.11

iamaD.21

dilaksanakan secara khusus selama 1 jampelajaran/minggu (sebulan 4 kali). Namummengingat beberapa kendala di jenjang SMPdan SLTA, pelaksanaan ini mungkin hanyasebulan 2 kali.

2. Setiap pokok bahasan dibicarakan dalam 2– 4 kali tatap muka, tergantung dari tekananyang diberikan pada pokok bahasantersebut. Keduabelas pokok bahasandiselesaikan dalam satu tahun pelajaran.

3. Tingkat kesukaran disesuaikan denganjenjang dan kelas siswa, denganmemperhitungkan taraf perkembangananak.

4. Pelaksana dibagi atas pelaksana secaraumum dan khusus:a. Pelaksana secara umum, mencakup

segenap pimpinan dan staf guru sertakaryawan sekolah dengan mencontoh-kan dalam perilaku (pimpinan, guru,karyawan), maupun terintegrasi dalamkegiatan belajar mengajar (guru).

b. Pelaksana secara khusus, adalahpimpinan dan guru kelas (TK dan SD)dan guru untuk bidang studi tertentu(SMP dan SLTA).

Metode yang DigunakanMetode yang digunakan dalam penyampaianmateri PPKS adalah penyampaian materisecara langsung melalui tatap muka denganmemakai metode: ceramah, renungan, diskusi,bermain peran, ayat Alkitab, pepatah, katamutiara. Artinya sebagai suatu lembaga secarasadar dan nyata PPKS diberikan alokasi waktudalam jam tertentu layaknya suatu matapelajaran. Selain metode secara langsung, materijuga disampaikan secara tidak langsungmelalui: Lagu-lagu rohani, kata-kata mutiara,ayat Alkitab, penghargaan pujian, pengakuan,atas perilaku positif, perlakuan yang kristiani,serta contoh dan teladan segenap warga sekolah.Metode secara tidak langsung ini dapatdilakukan kapan saja dan di mana saja selamaterjadi interaksi antara siswa dengan pendidikbaik dalam kegiatan formal atau informal.13

Analisis Program Character FormationSetelah penulis menguraikan ProgramPembinaan Kepribadian Siswa, maka penulisakan menganalisis seluruh program tersebutberdasarkan penelitian kepustakaan dan

oN nuhaT nasahaBkokoPbuS

.1 2002-1002 sutsirKnakrasadrebiridialiN.1nanilpisidek/iridnailadnegneP.2

nainarebeK.3

.2 3002-2002 narujujeK.4itahnahadnereK.5

.3 4002-3002 hisakatniC.6nailudepeK.7

.4 5002-4002 bawajgnuggnaT.8naaiteseKnaditahnakiabeK.9

.5 6002-5002ARTIC

naanaskajibeK.01nalidaeK.11

iamaD.21

Page 48: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

41Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Program Pendidikan Karakter di Lingkungan BPK PENABUR

sekaligus membandingkannya dengan realita dilapangan berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan.

Seperti dijelaskan di atas PPKS yangdiberlakukan di BPK PENABUR Jakarta sejaktahun 1996, telah dilengkapi dengan ruanglingkup sasaran program, Nilai-Nilai Kristianiyang diajarkan, sumber Nilai Kristiani, tujuanprogram meliputi: Tujuan Instruksioanal Umum(TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK),materi pembinaan, strategi pembinaan, modulpembinaan, metode yang digunakan. Dengankata lain PPKS telah dilengkapi dengan sebuahkurikulum sebagai suatu bahan ajar. Kurikulumini disusun secara berurutan sesuai dengannilai-nilai kristiani yang diajarkan danseluruhnya akan selesai dalam empat tahun.Tahun kelima diharapkan nilai-nilai mulaitampak. Oleh sebab itu tahun kelima disebutTahun Citra yang merupakan pengulangan danevaluasi sejauh mana Nilai-Nilai Kristianiterwujudkan.

Dari pengamatan maka terdapat kelemahanyang cukup mencolok dalam penerapankurikulum yang digunakan. Kurikulum ini padaakhirnya hanya menyebabkan siswa bertatapmuka satu kali untuk penyajian tiap-tiap materiNilai Kristiani yang ada dalam kurun waktu limatahun.

Dengan adanya kelemahan tersebut padatahun 2001, tim merancang suatu pengem-bangan kurikulum PPKS yang berkesinam-bungan mulai dari jenjang SD sampai denganjenjang SLTA. Yang menjadi perbedaan padarancangan baru ini ialah dalam kurikulum inidiusahakan agar keduabelas nilai tersebar padamateri di seluruh tahun ajaran pada tiapjenjangnya. Untuk mengusahakan terwujudnyahal tersebut, maka subpokok bahasan yangdiberikan tidak lagi Nilai itu sendiri, tetapimengambil subpokok bahasan dari kehidupansehari-hari anak. Di dalam pembahasansubpokok bahasan itu Nilai-Nilai Kristiani akandisinggung sejauh terkait dengan subpokokbahasan yang dibicarakan.

Subpokok bahasan yang diangkat padakurikulum ini juga telah diusahakan untukdisusun dengan memperhatikan kompetensianak serta dengan memakai alur spiral. Dengancara yang demikian, maka diharapkan:1. Nilai-nilai yang diberikan sesuai dengan

kemampuan anak

2. Nilai-nilai yang diberikan relevan dengansituasi (konteks kehidupan) anak

3. Terjadi perkembangan kompetensi yangbertahap.Di samping itu, diusahakan juga kesinam-

bungan materi dari jenjang yang lebih rendahke jenjang yang lebih tinggi. Di dalam kerangkaini, materi yang disampaikan pada jenjang yanglebih rendah merupakan persiapan untukmemasuki jenjang yang lebih tinggi.Secara umum, arah yang akan dicapai melaluipelajaran PPKS pada masing-masing jenjangdapat digambarkan sebagai berikut.1. Jenjang Sekolah Dasar secara khusus ingin

mempersiapkan anak menjadi seorangpembawa damai yang kehadirannya dapatdirasakan di lingkungan teman-temannya.

2. Jenjang SLTP secara khusus inginmempersiapkan anak menjadi seorangpembawa damai yang kehadirannya dapatdirasakan di lingkungan yang lebih luas(masyarakat).

3. Jenjang SMU-SMK secara khusus inginmempersiapkan anak menjadi seorangpembawa damai yang kehadirannya dapatdirasakan oleh bangsa dan negara. Ataudengan kata lain, anak dapat berkarya danmengabdikan dirinya untuk kepentinganbanyak orang.Dapat pula diperhatikan bahwa secara

sengaja telah dirancang alur : sekolah ! keluarga! teman (pada jenjang SD). Alur tersebut secarasengaja memuncak pada hubungan dengan teman.Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangandimana biasanya dikatakan bahwa identitasanak paling besar ditentukan oleh lingkunganpergaulannya. Melalui alur yang demikian,pergaulan anak justru ditentukan oleh nilai-nilaiyang diajarkan di sekolah dan di rumah. Bahkandiharapkan, anak dapat ikut membentukkepribadian temannya melalui lingkunganpergaulannya.Demikian pula alur : sekolah ! masyarakat ! teman(pada jenjang SLTP) dan alur : sekolah ! bangsadan negara ! teman (pada jenjang SMU-SMK)pada dasarnya memiliki dasar pertimbanganyang sama seperti jenjang SD.Pertimbangan lain untuk memilih “lingkunganteman” sebagai unsur terakhir adalahmengingat “lingkungan teman” dapat dipakaisebagai tempat berlatih untuk bersosi-alisasi danmengembangkan wawasan kemanu-siaan dankebangsaan anak.

Page 49: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

42 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Program Pendidikan Karakter di Lingkungan BPK PENABUR

Untuk membedakan kurikulum yang baruini maka penamaan Program PengembanganKepribadian Siswa (PPKS) diganti menjadiProgram Bina Pribadi, program Bina Pribadi inidilengkapi bukan hanya dengan modul tetapibuku pegangan untuk siswa, dicetak secarakhusus untuk setiap kelas dan jenjang.14

Pada saat ini Program Bina Pribadi berubahmenjadi Character Formation (ProgramPembentukan Karakter). Penamaan ini bukanhanya menyesuaikan diri dengan Dewan GerejaSedunia (DGS – WWC) tetapi juga lebih bersifatAlkitabiah.

Kesimpulan dan Saran

Telah dijelaskan di atas bahwa tujuan PPKS,yang kemudian berganti nama dengan BinaPribadi, Character Building, dan terakhirCharacter Formation bertujuan agar nara didikdibekali dengan nilai-nilai hidup kristiani yangdapat menjadi pegangan dan patokan untukmengembangkan kepribadian yang utuh dantangguh, sehingga dapat membantu merekabertahan terhadap pengaruh-pengaruh negatif,baik dari teman, peradaban maupun masyarakatsekelilingnya dan dapat membantu merekamenjalani hidup memuliakan Tuhan dan yangmenjadi berkat untuk sesama manusia.

Menurut penulis tujuan ini memang telahdiusahakan untuk dicapai dengan seperangkatalat yang dikenal dalam dunia pendidikan(Tujuan Instruksioanal Umum (TIU) dan Khusus(TIK), materi pembinaan, strategi pembinaan,modul pembinaan, metode yang digunakan dankurikulum sebagai suatu bahan ajar). Adanyaperangkat ini memang cukup baik tetapi dilainpihak keberadaan perangkat ini menyebabkanpendidikan Character Formation sama sepertimata pelajaran lain seperti ketuntasan bahanajar dan bukan lebih ke pembentukan karakter.Dengan kata lain kurang adanya progampembentukan yang berkesinambungan dandirancang untuk suatu waktu tertentu dankemudian dievaluasi. Oleh karena itu penulismenyarankan agar ke depan pembentukankarakter ini lebih ditekankan kepadapembentukan yang dilakukan dengan terlebihdahulu menekankan karakter apa yang akanditekankan, karakter itu kemudian disosialisa-sikan, dibuatkan penyadaran dan pembentukan(pembiasaan) dalam kurun waktu tertentu.Setelah dilakukan evaluasi dan pembiasaan

tersebut telah tertanam maka pembentukan.Karakter yang lain dapat dilanjutkan.

Dalam pendidikan karakter, maka keber-hasilan pendidikan ini juga ditentukan denganpembelajaran yang menekankan keteladanan.Artinya jika kita mengajarkan nilai kejujuransebagai karakter kepada siswa. Apakah jugakarakter itu juga ada dan tertanam dalam diripengurus, pejabat struktural, guru dankaryawan. Jika hal itu belum bahkan tidak ada,maka sangatlah sulit untuk menanamkankarakter yang dimaksud. Dengan kata lain kitajuga harus menciptakan lingkungan yangkondusif dalam penanaman pendidikankarakter.

Daftar Pustaka

Dykstra, Craig R. (1981).Vision and character: achristian educator’s alternative to kohlberg,New York: Paulist Press

DIKNAS. Penjelasan kurikulum berbasis kompetensi,Pendidikan Agama Kristen SD

Ismail, Stans, dkk. (1996).Pengantar dan petunjukumum untuk program pembinaankepribadian siswa di sekolah BPKPENABUR KPS Jakarta. Jakarta: BPKPENABUR KPS Jakarta

Sumarta, Ketut I. (2000).Pendidikan yangmemekarkan rasa, Sindhunata, editor,Membuka Masa Depan Anak-Anakakita – mencari kurikulum PendidikanAbad XXI. Jogjakarta: Kanisius

Kumaris, Brahma. (1998). Living values statements(terjemahan).Jakarta: Yayasan StudySpritualitas Brahma Kumaris

Dokumen-dokumen PPKS yang ada dilingkungan BPK PENABUR Jakarta

Catatan:1 UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem PedidikanNasional pasal 4 menegaskan tujuan pendidikannasional adalah : Sebagai usaha mencerdaskankehidupan bangsa dan mengembangkan manusiaIndonesia seutuhnya, yaitu manusia yang berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berbudi luhur , memiliki pengetahuan danketerampilan, sehat jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri, sertatanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.2 Ketut Sumarta I, “Pendidikan Yang MemekarkanRasa”, Sindhunata, (ed.), Membuka Masa Depan Anak-Anak kita – mencari kurikulum Pendidikan Abad XXI-,(Jogjakarta: Kanisius, 2000), 181

Page 50: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

43Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Program Pendidikan Karakter di Lingkungan BPK PENABUR

3 Beberapa penelitian mengasumsikan bahwaprogram pengembangan kepribadian (Characterbuilding) dapat menghasilkan manusia yangberkepribadian baik, antara lain: HelenOppenheimer, The Character of Christian Morality,(Oxford: A.R. Mowbay, 1974); Craig Dykstra, Visionand Character, (New York: Paulist Press, 1981);Brahma Kumaris, Living Values Stratement (terj).4 . Ketika program ini dicanangkan nama yangdigunakan adalah BPK PENABUR KPS (KomisiPembantu Setempat) Jakarta.5 . Pokja Bina Pribadi, Pengantara materi PPKS tahun 16 . Latar belakang Pembinaan Kepribadian Siswa “Pengantar dan Petunjuk Umum Untuk ProgramPembinaan Kepribadian Siswa di sekolah BPKPENBUR - KPS Jakarta” p. 17. Tim Pembinaan Kepribidan Siswa ini terdiri dari: Koordinator : Stans Ismail, MA. Anggota: Dra.Anne L Ranti, M.Pd., Dra. Emilia Naland., Dra.Endang Setyowati., Bagus P Prasetyo, S.Th., AdjiSutama, S.Th.8. Dalam perkembangannya urutan Nilai-NilaiKristiani ini berbuah menjadi : Nilai diriberdasarkan Kristus, Pengendalian diri/kedisiplinan, Keberanian, Kejujuran, Kerendahanhati, Cinta Kasih, Kepedulian, Kesetiaan dan

Tanggung Jawb, Kebaikan hati, Kebijaksanaan,Keadilan dan Damai.9 . Pengantar Materi PPKS, Pokja Bina Pribadi10 . Sebagai contoh dalam materi kelas 2 sub pokokbahasan membersihkan perlengkapan yangdigunakan, pada bagian manakah yang sehat? (II),ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan dimanaorang tua diminta untuk tanda tangan, kegiatantersebut merupakan penerapan dari nilai-nilaikristiani. .11 .Tim telah membuat contoh lengkap daripenguraian sub pokok bahasan .12.Lihat strtegi pembinaan poin 2.13 . Dalam pelaksanaannya ternyata strategi agarke-12 pokok bahasan ini diselesaikan dalam 1 tahuntidak bisa dilaksanakan sehingga diambil kebijakandengan menggunakan periode 5 tahunan.14.Perkembangan kompetensi yang bertahapmaksudnya : Sub pokok bahasan yang dibicarakanpada kelas yang lebih rendah diharapkan dapatmeningkatkan kompetensi anak agar anak dapatmemahami Sub pokok bahasan yang dibicarakanpada kelas yang lebih tinggi. Ini berarti pula bahwaanak diandaikan “tidak mungkin” dapat mengikutipelajaran kelas 5 jika belum mendapat materi kelas4.

Page 51: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

44 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Menginovatifkan Komunikasi Bahasa Inggris melalui Proses

Inovasi Pembelajaran dalam MeningkatkanKemampuan Komunikasi Bahasa Inggris

Rommel K. Sitanggang*)

*) Guru SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta

Opini

erkomunikasi dalam bahasa Inggris sudah dianggap sebagai kemampuan yang patutdibanggakan. Apalagi jika sebagian besar masyarakat Indonesia berkomunikasi denganmasyarakat sekitar, dalam negeri, maupun luar negeri menggunakan bahasa Inggris. Untukmeningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, perlu dilakukan inovasi pembelajaran yang

salah satu caranya ialah dengan melakukan perubahan lingkungan pembelajaran. Perubahanlingkungan itu perlu karena lingkungan mempunyai peranan dan pengaruh yang cukup besar.Diharapkan guru, karyawan, dan staf lainnya mewujudkan lingkungan yang baik, sehingga terciptapula komunikasi bahasa Inggris yang baik dan fasih.

Kata kunci: Memahirkan bertutur, memerdekakan ujara, mengukir kata dalam kalimat, merias paras,perihal berbicara.

Communicating to others in English is one of the capabilities which is seen as a pride. Moreover,most of Indonesian people communicate with others from domestic or foreign country using English.To improve the ability to communicate in English, the instructional strategy should be innovated bychanging the environtmental condition, because it has significant role in learning achievement.Therefore, teachers, staffs, employees are expected to create a better environtment alcondition, sothat the communication in English can be improved much better.

Abstrak

B

Pendahuluan

Membaca merupakan salah satu kemampuanberbahasa yang harus dimiliki peserta didik.Bacaan yang kita baca bisa dilakukan denganmembaca dalam hati, tanpa suara, atau membacadengan suara. Sebagian besar peserta didikmenganggap membaca adalah memperolehinformasi secara umum (skimming), atau mencarijawaban tepat dari suatu pertanyaan denganmembaca secara terfokus (scanning). Tentulahsemua hal ini tidak sepenuhnya benar. Membacaperlu dilakukan tidak hanya dengan non suara,tetapi bersuara atau melafalkan. Oleh karena itukita perlu mengetahui sejauh mana pelafalan

yang sudah ia kuasai. Dengan kata lain,pengucapannya benar sesuai ejaan. Selain itumembaca tidak hanya untuk memperolehinformasi umum tentang isi bacaan, mencarijawaban, dan sebagainya. Namun siswa perlumengekspresikan mengenai bacaan yang iamengerti akan maksud dan tujuan isi tersebut.Hal tersebut dapat kita lakukan denganmemberikan task atau latihan. Misalnya latihanmembaca cepat, speed reading, dan latihanmengingat kembali isi bacaan, better recalling.

Demikian halnya menulis, menulis jugamerupakan suatu kemampuan dasar dalamberbahasa Inggris seperti speaking, listening, danreading. Peserta didik perlu mempelajari bentuktulisan yang akan dia gunakan. Misalnya

Page 52: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

45Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Menginovatifkan Komunikasi Bahasa Inggris melalui Proses

menulis undangan, kartu pos, iklan, dan lain-lain. Menulis sama halnya denga berbicara, yaitumengungkapkan kegiatan yang dilakukan.Namun menulis lebih bersifat pasif, sedangkanberbicara bersifat aktif. Peserta didik perlumengetahui menulis alamat yang dituju, kepadasiapa tulisan itu ditujukan, kegiatan apa yangtelah dilakukan, dan memberikan tanda salamhormatnya. Hal tersebut dapat dilakukandengan memberikan latihan menulis kartu poskepada seorang teman, menuliskan petualanganatau undangan ulang tahun dan sebagainya.

Hal terakhir yang perlu dimiliki pesertadidik ialah kemampuan mendengar. Mendengarmerupakan suatu kemampuan untukmendengarkan pelafalan atau aksen seseorangyang beragam. Kita dapat mendengarkan dariberbagai sumber pembicara mancanegara sepertiInggris dan Amerika.Dengan mendengarkanpelafalan dan aksen yang bervariasi, siswa lebihmengenal akan beragam pelafalan dari suatukata. Latihan men-dengarkan percakap-an bisa sangat mem-bantu siswa menger-jakan tugas yangdiberikan. Perbedaanyang mencolok deng-an membaca ialahsiswa dapat mengu-lang bacaan yang iabaca atau membaca kembali. Namun dalammendengarkan ia hanya memutar ulang (rewind).Tetapi kece-patan si pembicara tidak dapat diper-lambat. Berlatihlah dari jenis percakapan yanglebih lambat sampai percakapan yang lebihcepat.

Pada umumnya berkomunikasi sangatmudah kita lakukan apalagi dengan bahasaIndonesia dan teman dekat. Namun seringkalikita merasa sulit untuk berbicara dengan bahasaasing termasuk bahasa Inggris. Hal inidisebabkan beberapa faktor.

Harmer (2005) mengemukakan bahwasalah satu yang sering kali pendidik hadapiialah siswa yang menggunakan bahasa ibu,bahasa daerah, dan siswa yang tidak mauberjerih payah mempelajari bahasa Inggris.Sebagian besar peserta didik menggunakanbahasa gaul untuk berkomunikasi dengantemannya pada saat pelajaran “Speaking English’.Hal ini dilakukannya karena ada pesan pentingyang ingin disampaikannya. Selain itu sebagianpeserta didik lebih mudah menggunakan bahasa

Indonesia, atau bahasa gaul daripadamenggunakan bahasa Inggris yang sulitpengucapannya dan kosa katanya. Lebih lanjutHarmer (2005) mengatakan bahwa masalahlainnya siswa sulit berkomunikasi dalam bahasaInggris ialah faktor kebudayaan; wanita lebihtetap diam di dalam lingkungannya, dan faktorlainnya ialah siswa menderita ketakutan karenamembuat kesalahan dalam berbicara. Olehkarena itu ia akan merasa malu di depan gurunyadan temannya, jika ia telah melakukankesalahan pengucapan atau pelafalan.

Pembahasan

Definisi BerbicaraThornburry (2005) mendefinisikan bahwa“Speaking is so much a part of daily life that we takeit for granted. The average person produces tens of

thousands of words aday, although somemay produce evenmore than that.”

Pada tingkatucapan, kemampu-an berbicara dihasil-kan melalui ucapandemi ucapan, seba-gai jawaban terha-dap kata demi kata

dan ucapan atas produksi ucapan dariseseorang yang kita sedang ajak berbicara.Kebanyak-an siswa ingin selalu memilikiketerampilan berbicara dalam baha-sa Inggris,di segala situasi dan tempat. Berbicaramerupakan kegiatan berkomunikasi yang kitalakukan baik terhadap teman, karyawan,maupun guru. Namun, bahasa Inggris, bahasaasing, yang kita pergunakan di sekolah belummutlak dipergunakan sehari-hari di dalamlingkungan sekolah. Hal ini mengakibatkanantara lain:Siswa kurang mengetahui kosakata bahasaInggris yang di ucapkannya, siswa kurangmengetahui bagaimana cara membaca ataupelafalannya, topik yang ingin dibicarakanterlalu sulit atau tidak menarik; tidak meresponjawaban guru, atau siswa yang berbahasaInggris, atau kemampuan menterjemahkandalam merespon bahasa Inggris masih kurang.

Tak banyak siswa yang mampu berbahasaInggris dan lancar menggunakan bahasa Inggrisdi lingkungan sekolah. Kesulitan ini muncul

Mendengar merupakan suatukemampuan untuk

mendengarkan pelafalan atauaksen seseorang yang beragam.

Page 53: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

46 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Menginovatifkan Komunikasi Bahasa Inggris melalui Proses

karena siswa tidak menggunakan waktu belajarrutin dengan baik dan mempraktekkannyadalam lingkungan sekolah atau kehidupannyasehari-hari. Ketidakmampuan berbicara,diperburuk lagi karena tidak sedikit siswa yangmemiliki perbendaharaan kosakata yangterbatas dan pelafalan yang kurang benar. Halini disebabkan karena siswa kurang mengetahuiejaan dan cara membaca kosakata tersebut.Sebagai contohnya: siswa hanya mampumemberikan salam, “good morning sir/ maam,”pada saat bertemu guru, karyawan atau kepalasekolah. Bahkan kata yang seringkali dan bisadiucapkan ialah “yes sir/ maam” atau “no sir/maam”.

Dengan penuh harapan, siswa yang mampudan lancar berbahasa Inggris bertambahjumlahnya. Usaha ini tidak terlepas dari bantuanguru-guru, karyawan, staf sekolah untukmenjadi teladan bagi siswa dengan berbicaradalam bahasa Inggris kepada siswa sertameningkatkan program kegiatan rutinberbahasa Inggris.

Memahirkan BertuturKebiasaan merupakan tindakan rutin yangdilakukan setiap orang. Rutinitas tersebutbiasanya dilakukan di pagi hari sampai malamhari. Rutinitas yang terjadi, kadang-kadangmembuat kita menjadi bosan atau jemu. Sehinggaterkadang kita merasa putus asa untuk apa kitamelakukan semua ini. Yang ternyata adalahkesia-siaan belaka. Contohnya: Sebagian besarorang Jakarta melakukan pekerjaannya yangsemata-mata mencari uang untuk mencarinafkah keluarga, memenuhi kebutuhanpendidikan, kepuasan hidup dan lainsebagainya.

Akan tetapi kebiasaan berbicaramenggunakan bahasa Inggris pasti bukanlahrutinitas yang menjemukan, namun mengha-silkan uang atau menjadi suatu kebanggaan.Bagi orang dewasa kemampuan berbicaranyaakan menghasilkan uang tapi bagi anak pelajaratau anak sekolah, kemampuannya akandianggap sebagai suatu kebanggaan. Hal inidisebabkan karena usianya yang dini dan hanyadialah seorang yang mampu berbicara dalamlingkungannya. Lingkungan Indonesia belummenganggap bahasa Inggris menjadi bahasa Ibu,namun bahasa kedua, ketiga dan seterusnya.

Jika kita menarik garis besar, lingkunganlahyang memiliki peranan begitu besar untukmembentuk kebiasaan berbicara. Apabila kita

diajarkan oleh lingkungan yang sebagian besarmasyarakatnya berbahasa Sunda, tentulah kitaakan memiliki logat Sunda dan bahkan mampuberbahasa Sunda dengan baik dan lancar.Demikian juga bahasa Inggris, jikalau kitatinggal di dalam lingkungan yang sebagianbesar masyarakatnya berbahasa Inggris,lingkungan tersebut pastilah membawapengaruh yang besar agar kita mampu berbicaradan membiasakan berkomunikasi bahasaInggris dengan orang lain.

“Alangkah besar bedanya bagi masyarakatIndonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan,berharaplah kami dengan harapan yang sangatsupaya disediakan pelajaran dan pendidikan,karena inilah yang akan membawa bahagiabaginya “. (Surat R.A. Kartini kepada Nyonya VanKool).

Surat di atas tersebut tentulah menggugahperasaan kita, terutama pendidik untukmemberikan dan menyediakan pelajaran danpendidikan kepada semua orang tanpamemandang jenis kelamin, pria dan perempuan.Untuk itu kita haruslah menciptakanlingkungan yang berbahasa Inggris. Denganharapan akan membawa kebahagiaan bagi sipendidik maupun peserta didik.

Memang terdengar sulit untuk menciptakanlingkungan yang berbahasa Inggris dilingkungan Jakarta seperti ini. Namun setiappersoalan pasti ada jawaban atau solusinya.Kita bisa menerapkannya dengan cara :1. Memisahkan lingkungan yang satu dengan

yang lain2. Mendatangkan masyarakat asing3. Menerapkan peraturan bahasa4. Pemberian reward5. Aktifitas yang mendukung

Diharapkan usaha tersebut bisa dikerjakandengan baik apabila kita mendisiplinkan dirimembiasakan menerapkan kelima cara tersebutdiatas. Demikian halnya membiasakan diriberbahasa Inggris. Jikalau tidak padalingkungan yang baik, tentulah kita tidak bisamenghasilkan buah kebiasaan berbicara bahasaInggris.

Artikel Sriwijaya Post ( 2004 ) mengatakan“kita kepingin pintar berbahasa Inggris, tetapilingkungan kita tidak berbahasa Inggris, tidakmungkin. Akan lebih cepat pandai jikaconversation bahasa Inggris diterapkan setiaphari. Semua orang, termasuk office boy, mesti

Page 54: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

47Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Menginovatifkan Komunikasi Bahasa Inggris melalui Proses

berbahasa Inggris terutama berkenaan denganpekerjaan mereka”.

Lingkungan memiliki pengaruh besar agarmasyarakat mampu berbicara bahasa Inggrisdengan baik. Hal tersebut dapat kita lihat dilingkungan Palembang, jalan Basuki Rahmatdan Demang Lebar Daun. Mereka menciptakanlingkungan dengan baik dari para pegawainya,dari golongan bawah sampai atas.

Memerdekakan Kekeliruan UjaranKesalahan memang sering kali dibenarkanuntuk maksud yang baik. Namun terkadang carauntuk membenarkannya terkadang salah. Halini dikarenakan tidak melihat situasi dankondisi. Sama halnya pelafalan yang diucapkanoleh si pembicara, tentulah si pendengar ataulawan bicara ingin mengerti maksud dan tujuanucapannya dengan mendengar kata, frase,kalimat yang dilafalkan. Pelafalan akan berbagaikata terkadang terdengar mirip. Kemiripan bunyikata inilah yang disebut sebagai Homophone.Yaitu kata yang sama namun beda arti. Misalnya:Bed = Bad , Hasan Sadily ( 1996). Hal tersebutmemang disalahartikan oleh lawan bicarakarena terdengar sama namun memiliki artiyang berbeda.

Kesalahan pengucapan atau pelafalanterjadi dikarenakan si penutur tidak tahu caramembaca dengan benar. Kemungkinan ia tidakmemiliki rujukan kamus Inggris – Indonesia atauInggris – Inggris yang sudah terstandardisasi.

Pelafalan memang penting untuk diketahuisehingga lawan bicarapun mengerti akanmaksud dan tujuan sipembicara. Namun dalamhal ini, jika si lawan bicara sudah mengetahuidengan baik kata yang dilafalkan, memilikimaksud dan tujuan yang sudah dimengerti,terkadang lawan bicara mengoreksi ataumenghentikan pembicaraan si penutur.Contohnya : Seorang guru yang mengajar bahasaInggris di kelas Conversation. Ketika peserta didikyang kurang mampu melafalkan dengan baik,mengucapkan kesalahan pengucapan, sangguru atau pendidik langsung mengoreksi danmenghentikan pembicaraan yang sedangdilakukan peserta didik. Karena semakinseringnya pendidik menyalahkan pelafalannya,peserta didik semakin takut untuk bicarapadanya. Hal ini disebabkan pelafalannyakurang baik.

Harmer ( 2005 ) mengatakan bahwa“Gangguan terus menerus dari guru akanmenghancurkan tujuan kegiatan berbicara“.

Memperbaiki pelafalan atau tata bahasa yangdilakukan peserta didik, memang pentingdilakukan oleh guru. Namun mengganggu ataumenginterupsi terus menerus siswa yang sedangmelakukan percakapan bahasa Inggris, tentuakan menghilangkan tujuan yang akandiutarakannya. Langkah baik yang dilakukanoleh pendidik adalah:a. mendengarkan ketika pembicaraan

berlangsungb. menuliskan catatan yang baik atau buruk

untuk memberikan feedback terhadap siswaMenyalahkan dan membenarkan pelafalan

si penutur, dalam hal ini peserta didik, tentulahbaik. Agar kita mengajarkan sesuatu yang benarkepada anak didik. Namun cara dan waktuuntuk membenarkan pelafalannya kemungkinanbesar salah. Menyalahkan atau menghentikanpembicaraan secara langsung akanmenyebabkan maksud dan tujuan yang ingindiberikan pada ucapannya akan semakinkurang dan kemungkinan hilang. Peserta didikakan merasa takut terhadap gurunya yang seringmenyalahkan. Serta akan selalu memikirkanbagaimana cara pelafalan yang benar akan kata-kata yang akan diucapkannya nanti.

Oleh karena itu, diharapkan pendidikuntuk berbesar hati. Membenarkan ataumengoreksi pelafalan seseorang, sangatdiperlukan dan dibutuhkan agar maksud dantujuannya jelas. Namun perlu diperhatikan,bahwa cara kita membimbing dan menuntunpeserta didik membuat terkadang salah tempatdan waktu. Pendidik boleh saja membenarkanpelafalan namun dilanjutkan kepada pendidikuntuk mengoreksinya pada saat setelah pesertadidik menyelesaikan pelafalan dan ucapannya.Sehingga maksud dan tujuan tidak kurang ataubahkan hilang.

Cara lain yang bisa dilakukan ialahmemberikan mimik guru yang menandakanbahwa pelafalan peserta didik salah. Sehinggaanak didik yang mengenal karakter pendidiknyadengan baik, akan segera mengetahui pelafalanyang diucapkannya salah dan ia akan segeramemperbaikinya saat itu juga. Mimik yangdilakukan pendidik diharapkan ataudianjurkan tidak menakuti peserta didik sepertidi film horor atau kekerasan rumah tangga.Berikanlah senyum terbaikmu untuk anakdidikmu. Sehingga dilain hal pun, suasana akansemakin rileks dengan tidak mengurangi ataumenurunkan proses pembelajaran.

Page 55: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

48 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Menginovatifkan Komunikasi Bahasa Inggris melalui Proses

Cara lainnya yang lebih efektif ialah dengancara bergumam. Berikanlah gumaman yangmembuat peserta didik mengerti bahwagumaman tersebut merupakan simbol perbaikankesalahan. Pendidik boleh menciptakangumaman yang sifatnya tidak menakuti namunmemberikan kesan hangat untuk menegurdengan halus.

Dengan memberikan kebebasan terhadappengucapan, tentulah si penutur akan merasalebih bebas akan apa yang ia ingin ucapkan,serta pada saat ia mendengar sinyal maupunsimbol yang kita berikan untuk mengoreksipelafalannya, ia akan semakin terusmemperbaiki dan meningkatkan pelafalan yangakan ia ucapkan kelak.

Mengukir Kata dalam Kalimata. Satu arti banyak bentukKosakata terdiri dari huruf-huruf yang tersusundengan huruf hidup dan konsonan. Hurufmembentuk kata, kata membentuk kalimat,kalimat membentuk paragraf dan paragrafmembentuk suatu bacaan. Dalam hal ini katayang telah membentuk kalimat dapat kita jadikanbahan pembicaraan. Semakin banyak kata yangkita miliki dan kita bentuk, tentulah akanberagam artinya. Untuk masa yang akan datang,kita bisa menggunakan bentuk yang berbeda.Misalnya :

We will go to school by 6.45 tomorrowWe are going to school by 6.45 tomorrowWe are going to go to school by 6.45 tomorrowWe go to school by 6.45 v tomorrow

Kalimat tersebut di atas memiliki arti yangsama, yaitu kita akan pergi ke sekolah menjelangpukul 6.45. Akan tetapi kalimat tersebutmemiliki bentuk yang berbeda. Perludiperhatikan bahwa kata memiliki arti yangberbeda.

Jeremy Harmer ( 2005 ) mengemukakanbahwa “ masing-masing bentuk yang berbedapunya arti yang berbeda walaupun bentukkalimat tersebut merupakan Future Tense.Bahkan kata yang memiliki sinonim,sesungguhnya berbeda satu sama lain “.Contohnya :

Intelligent = brightIntelligent = brainyIntelligent = cleverIntelligent = smart

Masing-masing kata memiliki konotasi yangberbeda.

Brainy merupakan kata informal dan mungkinmemiliki konotasi negatif ketika digunakan olehanak sekolah mengenai teman sekolahnya.Bright memiliki konotasi orang mudaSmart sering kali digunakan oleh masyarakatInggris Amerika dan memiliki konotasi yangmenipu.Clever sering digunakan di dalam frase dengankonotasi negatif, contohnya :” to clever by half “.“He maybe clever but he’s not going to get away withit “.Dengan contoh-contoh yang diberikan, tentulahkita dapat membedakan kata yang mana yanglebih baik kita pergunakan dalam bertutur kata.

Mengukir kata tentulah hal yang sulit,namun kita dapat melatih dan membiasakan diriuntuk mengukirnya. Bahkan menata kalimatyang selalu memiliki arti yang berbeda. Kita perlumenata kalimat seindah mungkin denganmembiasakan diri. Tanpa mengurangi maksuddan tujuan yang ingin diucapkan, cari tahulahterlebih dahulu akan arti atau konotasi yangsebenarnya.Oleh karena itu pendidik perlu memperhatikandengan baik serta mangajarkan peserta didikuntuk berhati-hati dan mencari tahu akansosiolinguistik yang dipergunakan. Bentuk yangberbeda tidak selalu memiliki arti yang sama.Bahkan bentuk yang sama tidak selalu memilikiarti yang sama melainkan berbeda.

b. Padanan KataPadanan kata yang merupakan pasangan kata,seringkali dipergunakan dalam kalimat.Mengenal pasangan kata sama pentingnyaseperti memilih pasangan hidup. Tampil serasi,hidup susah dan senang bersama, salingmengasihi dan sebagainya. Demikian juga kata,tak selalu kata yang kita pergunakan cocokdengan kata yang lain. Harmer ( 2004 )mencontohkannya :

Teacher : How was your lesson ? College : A complete disaster

Or Total disaster

Or Utter disaster

Complete, Total, Utter merupakan padanandisaster. Namun kita tak pernah mengatakan Fulldisaster or Whole disaster, walaupun kedua katatersebut cukup jelas dimengerti.Contoh Harmer ( 2004 ) lainnya adalah : Common/ Good sense tapi tidak sepadan dengan Bad sense.

Page 56: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

49Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Menginovatifkan Komunikasi Bahasa Inggris melalui Proses

Making the bed / making the housework. Harmful /damaging effects tak sepadan dengan bad effect.Kata yang terlihat serasi atau sepadan dengankata lainnya, tidaklah selalu memiliki padananyang serasi. Hal ini perlu diperhatikan dengantidak mengurangi maksud dan tujuan si penuturkepada penutur yang lainnya.

Merias ParasMempercantik wajah bagi wanita sangatdiperlukan untuk menarik perhatian lawan jenis.Seorang gadis bisa saja merias wajahnya denganpolesan hiasan, seperti lipstick, mascara, eyeshadow dan lain sebagainya. Demikian jugadalam berbicara, kita dapat merias wajah darirasa sedih maupun gembira. Namun bedanya,jika kita merias mimik dalam berbicara, kita tidakperlu alat perias tersebut diatas. Merias wajahbisa dilakukan dengan gerakan mata,menggelengkan atau menganggukkan kepala,menarik napas panjang, dan sebagainya. Selaingerakan di wajah kita juga bisa menggunakangerakan tubuh, seperti anggota badan, tangan,maupun kaki.

Deveto mengemukakan bahwa “pada saatberbicara, kita menggunakan kata-kata. Kita jugaberkomunikasi dengan wajah, tangan, dantubuh. Komunikasi inilah yang disebut bahasatubuh atau komunikasi non-verbal “. Pada saatmelakukan kegiatan ujaran, komunikasi non-verbal bisa beragam bentuknya, contohnya :gerakan tangan, ekspresi wajah, kontak mata,dan sebagainya. Jumlahnya cukup banyak dantentu saja kualitasnya cukup baik. Contohnyapada saat seseorang berkata positif namunwajahnya menunjukkan sifat negatif. Tentulahkita lebih mempercayai ekspresi wajahnyadaripada perkataannya. Serta penggunaankomunikasi non-verbal 60% - 80% kita gunakanuntuk ujaran.Jadi komunikasi non-verbal lebihbanyak digunakan daripada komunikasi verbal.

Gerakan tubuh atau riasan wajah perludilakukan untuk menyampaikan maksud dantujuan si penutur. Thornburry ( 2006 )mengatakan bahwa berkomunikasi melaluigerakan merupakan “ Performance Factors “.Merespon jawaban atau tutur kata asing sipenutur, bisa dilakukan melalui gerakananggota tubuh, wajah, dan sebagainya. Riaslahseindah mungkin paras yang kalian milikisehingga tercipta komunikasi yang lebih baikpula.

Perihal BerbicaraPada saat percakapan berlangsung antara satudengan yang lain. Kemungkinan besar seseorangtelah menguasai topik atau bahan pembicaraanyang sangat disukainya. Contohnya pesertadidik lebih suka memilih tema “Hobbies”daripada “Politics”. Inilah yang mengemukakanbahwa Speech Conditionslah yang memilikiperanan paling besar bagi si penutur untukmenguasai tema pembicaraan.

Thornburry ( 2006 ) mengemukakan tigakategorinya, yaitu : faktor kognitif, afektif, danpsikomotorik.1. Faktor Kognitive adalah :

- Mengenal topik- Mengenal gaya- Mengenal teman bicara- Menyiapkan permintaan

2. Faktor Afektif :- Merasakan tema atau peserta- Kesadaran diri

3. Faktor Psikomotorik / Perbuatan- Mode- Tingkat kolaborasi- Penguasaan percakapan- Waktu perencanaan dan latihan- Batas waktu- Kondisi lingkungan

Faktor-faktor tersebut di atas, tidaklah selalumewakilkan kesukaran berbicara. Faktor tersebuthanya memprediksikan akan penguasaanpercakapan.

Pada umumnya peserta didik mau bercakap-cakap hanya kepada teman yang ia kenal,tentulah faktor ini dapat digolongkan ke dalamfaktor kognitif; mengenal teman bicara. Tentusaja ia akan memilih teman yang lebih pandaiuntuk berbicara bahasa Inggris.Tentulah hal ini sangat memudahkannya,terutama pada saat mengambil nilai praktekberpasangan. Sehingga pendidik akanmemberikan nilai yang cukup tinggi padanya.

Kesimpulan

1. Memahirkan bertutur bisa dilakukandengan cara menciptakan lingkunganberbahasa Inggris. Lingkungan memilikiperanan yang penting dan pengaruh yangbesar. Selain itu disiplin juga mempunyaiperanan di lingkungan. Dengan

Page 57: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

50 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Menginovatifkan Komunikasi Bahasa Inggris melalui Proses

mendisiplinkan diri, misalnya: pegawai,guru, dan karyawan sekolah, untukberkomunikasi dalam bahasa Inggris.

2. Membebaskan kekeliruan ujaran perludilakukan dengan mengingat maksud dantujuan yang disampaikan akan tercapai.Hal yang perlu dihindari ialahmenginterupsi atau mengganggu kegiatanberbicara. Hal yang perlu disarankan ialahmendengarkan dan menuliskan catatansebagai kritik dan saran yang akandiberikan kepada peserta didik.

3. Kata yang memiliki sinonim, sepintas lalumungkin kita menganggap memiliki artiyang sama. Namun sebenarnya memilikiarti konotasi yang berbeda. Demikian jugakata yang memiki beda bentuk, tentulahmemiliki arti yang berbeda pula.

4. Sebagian besar komunikasi yang kitalakukan merupakan komunikasi non-verbal. Dengan menggunakan para, anggotatubuh seperti jari, tangan, komunikasi dapattercipta dengan baik.

5. Menguasai topik dan mengenal lawanbicara sangat menentukan kegiatan

berbicara dengan baik dan lancar. Denganmengenal dan memilih topik dan lawanbicara, tentulah lebih mudah untukmenguasai pembicaraan yang berlangsung.

Daftar Pustaka

Echols, John M & Shadily, Hassan. (1996 ). Anenglish Indonesian dictionary. Jakarta: PTGramedia

Harmer, Jeremy. (2005). How to teach English.Longman

Munroe, Myles (2007). Maximizing your potential.Jakarta: Immanuel

Thornbury, Scott. ( 2005 ). How to teach speaking.Longman

http://indomedia.com dikunjungi, 18 Juni 2008http://lpp.uns.ac.id dikunjungi, 18 Juni 2008http://usingenglish.com dikunjungi, 18 Juni

2008http://en.wikipedia.org dikunjungi, 18 Juni

2008

Page 58: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

51Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Responding To Students’ Writing

Responding To Students’ Writing(Teaching Writing Or Assessing It?)

Michael Kaprista Sutikno*)

*) Mantan Guru SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta

Opini

rtikel ini membahas tentang bagaimana mengajar menulis yang baik, yang selama inisering kita abaikan. Beberapa metodologi pengajaran dalam mengajar menulis terutamadalam pembelajaran bahasa asing dijelaskan untuk menyegarkan ingatan guru, seberapapenting penguasaan cara menulis yang baik. Hal ini akan meningkatkan pengembanganguru yang berkualitas profesional. Definisi dan perbedaan-perbedaan antara menulis sebagai

suatu produk dan menulis sebagai suatu proses diungkapkan di sini. Peran perbaikan penulisansebagai umpan balik di dalam penulisan juga diuraikan dalam tulisan ini.

Key Words: Teaching writing, writing as process approach, revision process, written commentaryfeedback.

This article presents what we have neglected so far in teaching writing. Some teaching methodolo-gies and deeper understanding in teaching writing especially in the foreign language classroomsetting are explained in order to refresh the memory of the readers how important writing to ourstudents and to give deeper understanding in theory and its application for improving qualified teach-ers’ professional development. The definition and the differences between writing as a product andwriting as a process are revealed here. The role of the revision and the great importance of usingfeedback in the teaching writing are also clearly defined here.

Abstrak

A

Introduction

One of the main concerns in developing thelanguage proficiency is to know what thelanguage functions are. The most importantpoint of the language function is one is expectedto be able to communicate with the language.Being more active and creative in class, as whatstudents in English Foreign Language (EFL)classroom setting expected to, become the majorfactor for teachers to identify students’ progressin learning a language. Both written and oralperformance must go together, writing andspeaking as well as listening and readingbecome the main issues in English languagelearning activities. Students are expected to be

more communicative and teachers are expectedto be more communicative as well in their waysin teaching the language.

Those expectations are not too muchconcerning that the government had alreadystated the CBC; Competency Based Curriculumbefore finally the KTSP curriculum “governs” theschools administration today. Those curricu-lums become the basic of this nation’s visionabout education that focuses on the realizationof the theoretical explanation. Grammar is nolonger viewed as the “master” topic whichcontinuously taught and stressed to the students.Students’ mastery in four English language skills,by the helps of grammar understanding isconsidered as the main purpose in teachingEnglish nowadays. Teaching grammar commu-

Page 59: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

52 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Responding To Students’ Writing

nicatively becomes one of the alternative ways tostimulate students’ active participation in class.

So in this case, teachers who believe inthemselves to be more competence and increasetheir professional development must be awareon this matter. Teaching grammar by usingexercises drilling and grammar text bookexplanation all the time, might destroy thecapability of a teacher to be active and creative inteaching and learning activities. Based on theGenre Based Approach perhaps, as one of thealternative ways in guiding the students,teachers may open their eyes to be a little bitcreative and give a bit opportunity to share theteaching learning activities and leave the teachercentered teaching learning approach behind.Reading, Listening, Speaking and Writing as thecore of the teaching English in these schools needmore refreshment and all of this start from theawareness of a teacher to change the style andmethod of teaching.

Talking about what subjects must be taughtin junior and senior high schools in this country,writing subject as one of the cores of teaching thelanguage becomes less interesting subject forteachers to master. Teachers usually focus on thereading because as what syllabus and nationalexaminations expect from students to masterwell. Writing on the other hand becomes thesecond best thing to do or even to spend‘classroom leisure’ time. The lack of practices andthe lack of teacher’s motivation in dealing withwriting create such a big problem to studentswhen writing activity takes place.

In the teaching writing of EFL classroomsetting, teachers are expected to fulfill the goal inteaching writing, which relates to the students’performance in the mastery of written works.Writing so far has been a monster for the students.Writing is viewed as an assessment or as anotherway of grammar evaluation by the teacher. Thiskind of phenomena always happens innowadays teaching writing situation.

Teachers always don’t have time in teachingwriting specifically, even for correcting students’works is considered as time consuming. Writingsession which should be dealt with step by stepwriting process which is from developing ideasuntil final drafting easily be ignored. Teachersusually give students task on writing by givingthem one or two topics and let the studentselaborate by themselves in their writingcomposition. Later on the grading shows thestrengths and weaknesses of students’understanding in grammar. This kind of

teaching writing activity becomes the students’“nightmare” in improving their own competencein writing.

Although teachers’ habit in teaching writingis the same with assessing students’ grammarmastery, but some points can be taken intoconsideration why teachers do that. Timeallocation in teaching writing is not providedand very limited and then teachers preferteaching and exploring grammar and discussingreading than writing. Teachers prefer usingwritten comment on students’ writingcomposition in order to strengthen and stresssome important points and expect students tolearn from that comments. The other reasons arethe elimination of the writing test in eachstudents’ proficiency test even in the students’national final examination. The last one is theteaching writing requires step by step students’improvements on their own writing compositionwhile on the other hand students are notdiscipline in collecting and identifying their ownwritten works.

It seems that generally, teaching writing isthe process of giving comments to the students’written works in the form of feedback. Nowadaysthe new method in teaching English in EFLclassroom setting is applying the genre basedapproach which assisting or scaffolding thestudents using teaching cycles steps whichmostly require the importance of the feedbackusage in the writing process as well as in thespeaking. But apart from the genre basedapproach and genre process based approach thefeedback which is used for identifying students’progress has a far beyond of its real context inunderstanding what actually the feedback is. Sothis article also reveals the usage of feedback inthe teaching writing and the most importantpoint is some definition and deeperunderstanding about writing and feedback inwriting will be explained below.

Discussion

Writing Product or Writing ProcessTeachers might be not aware about the teachingand learning writing; there are two types ofwriting approach in the writing pedagogy; theproduct approach and the process approach. Sofar what have been understood by all levels ofeducation that writing task is assigned in theform of writing as a product.

Page 60: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

53Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Responding To Students’ Writing

The culturally misconception in teachingwriting happens almost in the all levels ofeducation; from the lowest rank up to the highestone (universities). Teachers as well as lecturersusually instruct the students to write based onthe topic or issue which students, teachers,lecturer, or public situation as social environ-ment interested in.

Teachers tend to give writing compositioninstruction based on the culturally wronginstruction which means the instruction givenbased on the old regime instructions, when theteachers ever had with their former teachers asin high schools perhaps; such as please makewriting composition about your last holidays, or eventry to make a research proposal based on therecent and profitable issues, etc. Mostly theinstruction based on the writing product not asa writing process instruction. Probably the timemanagement becomes the main issue but givingstep by step instructions which represent eachstep in the writing process approach give the bestresult in helping students developing their ideasand individualizing the learners’ competence.

In the following the definition and thedifference between writing process and productis explained.

Nunan (1999: 273) states that the writingproduct approach focuses on the final product;the coherent and error- free text. Similarly,Richards (1992: 106) defines the writing productapproach as a writing approach, which putsemphasis on the ability to produce correct texts.Supporting these two statements, Cohen (1990:103) argues that product approach focuses onthe finished product, which is sometimes notfinished, and on the grade. In other words, thisapproach puts emphasis on the quality of thewriting task without noticing the steps taken bystudents in achieving the expected final draft.

The drawback of the writing productapproach in the learning process is that thisapproach will discourage the students to do theirwriting assignments seriously since the focus ofthe writing product approach is on the instantproduct and the grade (Cohen, 1990: 105). Thestudents will only consider the grade that theyreceived and ignore the composing processesthey go through.

In contrast to the writing product approach,the writing process approach is seen as moreeffective than the writing product approach sinceit allows the students to explore and develop apersonal approach to writing (Richards, 1992:

114). The writing process approach putsemphasis on a process in which the finishedproducts came after a series of drafts (Cohen,1990: 105). This statement is supported byNunan (1999: 272) who states that the focus ofprocess approach is on the steps involved indrafting and redrafting the piece of written work.In other words, the writing process approach isan approach which emphasizes on giving thestudents opportunities to shape their writingskills through a set of steps. This approach doesnot focus on the final product that the studentsperformed, but it considers how the studentsreach their final output as the most importantaspect.

As quoted by Ken Hayland (91:2003); pro-cess stages in writing process are;1. pre writing; when the brainstorming, free

writing, clustering and topic analysis,including organizing and planning happenin the first step.

2. writing; consists of blocking and un draftingtechniques.

3. editing; cutting the ‘dead wood’, streng-thening sentences, improving styles.

4. re writing; identifying focus and structure,revising on different levels, advising peers,adapting text for speaking

5. publication and appreciation; proofreadingand polishing, evaluating the final productand publicationBased on the Judy Kemp and Debby Toperoff

in their article entitled Guidelines for PortfolioAssessment, those experts also analyze the role ofthe writing as process for the successful ofassessment. They view the writing as process asan approach teaching writing which tries tostimulate the process that many writers gothrough in their native language (Kemp andToperoff, 1998). So obviously that the writingprocess value highly the process and appreciatethe efforts but not neglecting the final product.

They also propose five stages as the writingprocess (Kemp and Toperoff, 1998); such as Prewriting which considers audience, purpose, andform will help the learners’ interest, developstheir concepts and ideas, and raise the students’confidence. This pre writing includesbrainstorming, mapping, listing and outlining.

Drafting as the second step encouragesstudents to write their first draft without anyfrustration or stress. So in this step students maywrite without any frustration of making mistakes.

Page 61: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

54 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Responding To Students’ Writing

Revising and Editing as the third and fourthsteps, require students to have revision in orderto improve the content, organization, sentencestructure, exact vocabulary, reduce and expandfor clarification. During this revision and edition,the role of teachers’ feedback is important andvaluable. This statement is also supported byShih in Brown (2001: 335) that teachers shouldgive students feedback throughout the composingprocess as they try to make the closest intendedwriting. The kinds of feedback that the studentscan receive concerning their written work andwhat to do about this feedback and how to utilizeit most effectively are the concern of thisapproach

The last step is publishing, when all the finalproduct of students’ written composition can bepublished in the school magazines, bulletinboards or other object that requires audience.

By following the steps of the writing processpreviously, the writing process is believed tobring great advantages to the students in learningwriting. The first benefit is that by having thewriting process the students will have moreopportunity for meaningful writing and becomeindependent learners (Richards, 1992: 110). Thesecond benefit is proposed by Brown (2001: 335-336) who stated that writing process giveschances for the students to be more creative inusing language but they still focus on contentand message. In this process the students havemore opportunity to think when they write.

However, every writing process activityshould lead to the final product (Shih as cited inBrown 2001: 335). As stated by Brown (2001: 337)that the product is the ultimate goal whichbecomes the reason that students go through theprocess of pre-writing, drafting, revising andediting. If the aim of the writing class is to developfluent writers; it is necessary to examine howfluent the student-writers compose and to re-examine the writing methodology. To sum up,both the teacher and students should realize thatthe process they go through will end up at thefinal product. Process is not the end; it is themeans toward the end.

The Role of Revision

In the EFL classroom setting, where the time islimited and the materials which are so many tobe covered, writing as process is seen in theprocess of the revisions. Teachers tend to teach

writing by using revision method in order to havea clear feedback of what materials students havealready mastered. In the article about revision;The Revision and ESL Students by KasiaKietlinska, there are some views that see revisionas a means of correcting surface mistakes withouteven trying to develop and refine the content.

Concerning on the feedback, Dana Ferris alsostrongly agrees about the use of revision. In herbook Treatment of Error in Second Language StudentWriting, she confirms the effectiveness of revisionas well as those that cast doubt upon the ESLstudents’ ability to improve their writing as resultof the revision. This statement refers to the goodtime management and doing continuouslypractices that make something becomes moreperfect than before.

Revision is a central process in cognitivemodels of writing (Hayes and Flower, 1980;Hayes, 1996; Bereiter and Scardamalia, 1987;Butterfield, Hacker and Albertson, 1996; and inYiggal Atali’s article on Exploring the Feedbackand Revision Features on Criterion whichemphasizes the writing process in addition tothe writing product.

Based on several theories which stress onthe role of revision in the writing process, revisionmeans making any changes at any point in thewriting process which involves identifyingdiscrepancies between intended and instantiatedtext, deciding what could or should be changedin the text and how to make desired changes andoperating, making the desired changes (YiggalAttali; 2004). Changes may or may not affectmeaning of the text and may be made in thewriter’s mind before being instantiated in writtentext at the time text is written and or after text isfirst written. Research on revision found thatespecially high school age and older or moreskilled writers, revision appear to improve thequality of compositions (Fitzgrald;1987). Theimportance of feedback is also very important inthe process of revision and the writing processas a whole.

The Feedback

There are a lot of opinions and meaningsconcerning on the feedback. Feedback takes agreater role in the revision phase in the writingprocess. Students mostly rely on the teachers’feedback either direct feedback, indirect, oralfeedback or written feedback or even combination

Page 62: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

55Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Responding To Students’ Writing

mroFgnorW=FW droWgnorW=WW gnillepS=pS esneT=T

droW=OWredrO

gnissiMdroW=‡ noitautcnuP=P gnorW=VmroFbreV

ehtnioJ=><t'noduoy,saedi

wenadeenecnetnes

erustonm'I=??ottnawuoytahw

yas

toN=NNyrassecen

weN=//hpargaraP

dedeen

of them. In the following is the explanation ofmany experts which relate on the definition andbasic understanding of feedback.

Merlyn Lewis. Giving Feedback as stated byMerilyn Lewis (2002) means telling the studentsabout their progress they are making as well asguiding them to areas for improvement. But whatactually happens after teachers receiving a set ofcollective students’ writing compositions theyeven have several questions such as; should Icross with my pen all the students’ mistakes?Should I correct those mistakes? Do they learnsomething if I have write only some comments?Finally teachers always end up with crossingthe grammatical errors on the students’ writingcomposition without relating to the content ofthe writing.

Nunan stated about feedback in his PracticalLanguage Teaching; feedback should not entailcorrecting students’ writing. So teachers areexpected to be more aware beyond the students’mistakes. Actually by giving feedback to students,teachers totally hope to the students that theyare able to learn what already commented ontheir writing works. As a whole the result of thefeedback is helping the students to become lessdependent learners and helping teachers to bemore autonomous.

Educative Assessment by Wiggins alsoemphasizes on feedback in its Providing onGoing Feedback; here feedbacks means aninformation about how a person did in alight ofwhat he or she attempted to, feedback alsoevidence that confirms or disconfirms thecorrectness of an action (Wiggins, 46: 1998)

In my opinion, feedback is a form of assistingand scaffolding students in their process ofteaching situation, whichrequires intensivelyguidance from the teachersas the trusted competencecompanion in theclassroom. And the processof giving feedback shouldbring a situation whichdevelops students’ under-standing not by giving andtelling what is right andwhat is wrong.

The Feedback Types

There are some ways in giving feedback to thestudents in order to improve students’ writingcomposition. Oral feedback and written feedbackcan be used to assist students’ learning forimproving their writing composition. This studyfocuses on the written feedback which is veryimportant and essential part in the writingcourse.

In the following are some things taken intothe consideration while teacher is givingfeedback (Lewis;2002).1 Communicative competence which focuses

on the organization as a whole which relatesto the ideas, content, coherence etc.

2 Register of the language and generallanguage used.

3 Range of lexis, syntax and expression.4 Accuracy and control of the language

including spelling, punctuation andcohesive devices.It can not be ignored that while teachers

giving the feedback, they also give correction. Asquoted from Seamus, in the following are sometypes of feedback which can be done in thewriting process.

a. CorrectionCorrection always happens and teacherswith their self integrity would not ignoresuch a mistake or errors; by giving eithercorrection codes or symbols students areexpected to correct their uncommon featuresof their works. Some correction codes are inthe following.

Correction symbols are in the following canbe a good example for teachers to do in order

Page 63: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

56 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Responding To Students’ Writing

lobmyS gninaeM lobmyS gninaeM

S tcerrocnIgnillepS

fW mroFgnorW

W droWgnorWredrO

f/S larulP/ralugniSgnorW

T esneTgnorW sahgnihtemoStuotfelneeb

C tcejbus(drocnoCtonodbrevdna

)eerga

][

MP

AN

P

signihtemoSyrassecenton

tonsigninaeMraelc

siegasuehTetairporppaton

sinoitautcnuPgnorw

tnellecxE dooG etauqedA etauqedanI

larenegdnatseretnItnetnocfoecrof

,noitazinagrOdnatnempoleved

saedifoecnerehoc

foesnesraelcAdnaecneidua

esoprup

ksatllarevOtnemeveihca

fossenetairporppAforetsigerdnaelyts

desuegaugnal

dnaegnaRfoytixelpmoc

lacitammargserutcurts

yralubacovfoegnaR

foycaruccAlacitammarg

serutcurts

foycaruccAyralubacov

evisehocfoesUsecived

gnillepS

noitautcnuP

dnaevitceffE,tuoyaletairporppanoitatneserplareneg

gnitirwdnahdna

to minimize the heavyburden and responsi-bility of correcting thestudents’ works.But what actually hap-pens in today classroomlearning situation is thatteachers even do notunderstand that there areseveral options oralternative ways ingiving the feedbackcodes or the correctionssymbols instead of justcircling and ticking theuncommon features. So itwould be better forteachers to start to usethese symbols andpromote these to thestudents. So the studentswill not misinterpretteachers’ red penciling,circling or even crossing.

b. Tick ChartsAnother type of givingfeedback is using tickcharts. In the followingis the sample of tickcharts.If the teachers only haveseveral numbers ofstudents up to 15students in oneclassroom, this tickcharts can be a suitable

feedback form in analyzing and evaluatingstudents’ written productions. But if teachershave traditional form of classroom situation,this will spend much energy and timeconsuming, but if it could be done therewould also bring a great positive effect bothon students and teachers.

c. Group ReferencingAlthough written feedback is commonlyused in the teaching writing but there arealso different types of feedback which arerarely used by the teachers. Groupconferencing is another type of feedback.This kind of feedback happens betweenteacher and students. The purpose of giving

Page 64: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

57Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Responding To Students’ Writing

this kind of feedback is that learners areprovided with series of explanation andadvice for having a correct writingcomposition. This kind of feedback is veryeffective and teachers see students’ mistakesas a whole and general difficulty not asindividual weaknesses. Usually this type offeedback happens after the session ofcollecting students’ work over. So in thisphase the teachers optimize their role inexplaining something; which relates to theclass misunderstandings, errors, andmistakes.

d. Peer ReviewBy giving students questionnaires as themain guideline to check others’ works, thefunction of giving this kind of feedback isthat the learners have a chance to talk eachother about the revisions and comments.This kind of feedback leads to the learner’sautonomy and this does not give the teacherrole as a main leading role in the classroombut more to the students centered situation.Something which has to be reconsidered asdoing this peer review is that teachers musthave a self confidence about each student’scompetence because one student will be thejudge of other student’s works.

e. Self MonitoredThis form of feedback refers to the teacher-student conferencing but in the form ofwritten interaction between students and theteachers. The teacher and studentsconferencing means that students areexpected to write down what he or she feelsfailed about, on the other side of the paperthen the teacher responds and even explainsthe issue and gives the paper back to thestudents. It looks like corresponding processbetween students and teachers but still inthe same topic. This is a long long process,although this will be quite effective in certaincases but doing written consultationdialogues require private attention andcomprehension of the students’ works. Thisprocess can be like teachers-students writtencounseling.

f. Written CommentaryThis involves writing detailed comments onthe problems that exist in the learners’works. The idea is to guide the learners

whether or not they have achieved such acertain goals. In this case there are two typesof written comments, such as direct andindirect or long comment.For direct feedback, teacher usually usesshort comment either praising or directingcrossing students’ mistakes in the writingcomposition. For indirect one, teachers uselong comments which later on guide thestudents to find themselves the correctanswers. As Nunan said in Practical EnglishLanguage Teaching, feedback should notentail correcting a students’ writing. In orderto foster independent writers, you canprovide summary comments that instructthe students to look for the problems andcorrect them on their own.So instead of adding s or ed on the students’wrong understanding in tenses, a commentshould be better to have long sentences thatguide the students to find the answer of theirproblems. This definition that form the shortcomment which is mostly just red pencilingand crossing or adding something on thestudents’ written composition, and longcomment which focuses on the guidedcomment which later on the students areexpected to correct their own mistakes.

g. Taped CommentaryThis type of feedback refers to the useelectronic device. Teachers can record theirexplanation on certain matter that relates tothe student’s writing problem. The use ofthis electronic device spends much moneyby providing each student a blank cassetteand then after teacher seeing students’ workthe comments are recorded in each cassette.In my opinion, if the teachers are sure aboutthe competence of having up to dateelectronic devices and support the studentsto do the same thing, this won’t consume alot of energy by explaining again and againin front of the classroom. This might be anideal teaching learning situation wherestudents and teachers can have time andtools in reflecting and evaluating themselvesusing electronic devices.

h. Minimal MarkingInstead of having different symbols fordifferent types of problems, the idea is thatteachers write an X in the margin for everylanguage error in the line. I.e. two errors, two

Page 65: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

58 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Responding To Students’ Writing

X’s. If the teachers have presented themeaning of the symbols and being theteachers’ custom in the classroom, thatwould be fine but in my opinion this kind ofminimal marking might be appropriate foradvance learners than for beginners.

The Written Commentary Feedback

This article will in depth discusses the writtencommentary feedback which relates to the lengthof the teachers’ comments and the purposebehind giving comment. The written commentaryfeedback on students’ written works alwayshappens and mostly occurs in the English foreignlanguage teaching learning setting, because ofthe instant and simple things to do.

Based on the works of Russel S. Sprinkle inhis article about Written Commentary; ASystematic, Theory-Based Approach toResponse, some of the experts’ ideas such asElaine O. Lees, Richard Straub and PaulDiederich are combined in order to find themethod of examining and evaluating theteachers’ written commentary feedback. But thisarticle offers the types of the teachers’ writtencommentary in order to lighten more the teachers’knowledge and refresh their memory hat thereare several kinds of teachers’ written commentaryfeedback which can be used to assist students’written works.

There are three categories which supporteach type of the written commentary feedback;the first is the Revision Responsibility whichstrongly suggests and asks the students to dorevisions. Secondly, the Rhetorical Situationcategory which focuses on the use of questionsthat involves students’ reconsideration of usingcertain features but significantly noted that thesequestions do not require a specific answer. Thelast one is the Degree Control category which theteachers as the reader and editor of the students’works has a great power for controlling over thestudents’ works (but still maintains itsoriginality) in order to produce a better result.1. for the Revision Responsibility – the works

of Elaine O. Leesa. Correcting

This kind of comment refers to thestudents’ mechanical errors, minimalmarking and also correction symbols arealso included in this category.

b. Emoting

These comments imply a sharedhumanity or create a sense ofidentification with the student, e.g. “Iagree with you.” Or “Interesting point.”

c. DescribingComments that describe the rhetoricalfunction of the text, just describe whatthe text appears. Example “This sectionseems repetitive.”

d. SuggestingComments that suggest editorialchanges, e.g. “You might considerexpanding this idea more.”

e. QuestioningComments that ask something morereasonable not just rhetoricalquestioning. E.g. “What are the examplesof this incident.”

f. AssigningComments that assign tasks related tothe revision, e.g. “Add here someexamples.”

2. for the Rhetorical Situation – the works ofPaul Diedericha. Focus

Comments that focus on central point, e.g.“I ask you to narrow broad idea.”

b. Development and SupportComments that ask students to addsupporting devices such as statistics oreven quotation. E.g. “Can you give theaccurate statistics on this?”

c. OrganizationComments that address the students’works or essay’s organization, such as“Please consider to put a narrative in theintroduction.”

d. MechanicsComments that refer to the punctuation,spelling, grammar, capitalization etc.“Please put the semicolon instead of period.”

e. Audience AwarenessComments that attend to the exigency,the purpose or the rhetorical context ofthe writing, e.g. “This might come across abit antagonistic o your audience.”

3. for the Degrees of Control – the works ofRichard Straub and Andrea Lunsforda. Correction

Comments that indicate the mechanicalerrors so editing is much required here.

b. CommandsComments that tell the readers what todo, for example “Explain about this step.”

c. Qualified Evaluation

Page 66: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

59Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Responding To Students’ Writing

Comments that use qualifiers to temperthe authority of the teacher and implyless control, for example “This seems toogeneral.”

d. Advice/ SuggestionComments that address editorialchanges, e.g.” My suggestion is stick toyour original audience.”

e. Reader ResponseComments that reflect an understandingof the writer’s purpose or emotionalinvolvement in the text. For example, “Ican tell you how strong you feel about thisissue.”

f. QuestionsComments that ask real questionsinstead of the rhetorical ones. E.g.” Areyou sure about your saying?”

In my opinion by combining or choosing oneof those experts’ opinion in writing above,teachers are expected to do the writtencommentary feedback in the revision processmore communicatively. In spite of correcting thetechnical mistakes such as grammar andpunctuation, teachers have to see more closelyand attentively to the content of the students’writing composition. By giving writtencommentary feedback in the form of correctioncodes in grammar or punctuation mistakes,teachers may have a lot of time focusingthemselves in exploring and understandingstudents’ ideas. And yet the usage of correctioncodes can be creative and free as long as there isa commitment or rule of coding between teachersand students. The written commentary feedbackcan be the form of negotiating the meaning or thecontent of the writing. By focusing to the contentof the students’ writing composition, teachersworks more attentively by individualizing thelearners’ competence and teachers can easily findout the students’ creative ideas and criticalthinking.

Conclusion

Teachers so far have been blinded by the wrongcultural instructions about how to teach writing.An instruction that always happens in theclassroom setting is asking the students to dothe writing with specific topics or even title thatrefers to the writing as a product. It would bebetter to have broader topic and let the studentsminimalize the topics they want to write.Teachers as the powerful persons in theclassroom have the right to encourage and guide

the ideas of the students from the beginning untildeveloping them and emphasize the usage ofrevision process. The revision process of a topicin students’ writing composition is very helpfulto identify the students’ progress. The writtencommentary feedback which focuses on thecontent is very essential to see each individuallearner’s progress.

So this article has offered a new way ofresponding the students’ writing composition byfirst, using written codes for technical such asgrammar and punctuation mistakes. Second, byemphasizing the content in commentingstudents’ writing composition can bring such acloser and attentive atmosphere between theteachers and the students.

Reference

Atali, Yiggal. Exploring the feedback and revisionfeatures,article in www.feedbackinelt.com

Creswell. (2005). Educational research. PearsonMerri Second Edition

Connors, Robert. Teachers’ rhetorical comments onstudent papers. An Article inwww.howtorespondwriting.com

Dunsford, Deborah. 2006. The influence of teachercomment on student writing assignments.NACTA Journal

Gebhard, Jerry. Teaching english as a foreign orsecond language. a teacher self-developmentand methodology guide. The University ofMichigan Press

Hayland, Ken. (2003). Second language writing.Cambridge University Press

Hayland, Ken. (2002). Teaching and rsearchingwriting. Pearson Education

Lewis, Marilyn. (2002). Giving feedback inlanguage classes. RELC Portfolio Series 1Published by SEAMEO RegionalLanguage Centre

Nunan, David. (1991).Practical language teaching andlanguage teaching methodology.London:Prentice Hall International (UK)Ltd.

Revision (Hayes and Flower, 1980; Hayes, 1996;Bereiter and Scardamalia, 1987;Butterfield, Hacker and Albertson, 1996;Kasia Kientliska and Rosane Silveira,Lnguagem and Ensino, Vol 2, No.2. 1999

Russel S. Sprinkle; Written commentary; asystematic, theory- based approach toresponse. An Article inwww.teachersfeedback.elt.com

Sommers, Nancy, Responding to students writing.An Article in www.respondingstudentswriting.com. DikunjungiFebruari 2008

Page 67: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

60 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Penerapan Kuis Online di Sekolah BPK PENABUR

Penerapan Kuis Online di Sekolah BPK PENABUR

Julianta Manalu*)

*) Guru SMPK 1 dan SMAK 2 BPK PENABUR Jakarta

uis atau ujian secara online membantu peserta didik, sehingga tidak kewalahan untukmenghitamkan lembar jawaban. Pertanyaan-pertanyaan menggunakan gambar atau tidak,dapat terlihat dengan jelas. Setelah pelaksanaan kuis atau ujian, guru tidak lagi kewalahanmembuat laporan nilai. Peserta didik yang belum tuntas ujian, dapat melakukan remedial

ujian kapan saja. Quiz Creator adalah salah satu perangkat lunak membuat kuis atau ujian secaraonline. Menggunakan Quiz Creator membuat kuis dan membangun database untuk menampunghasil ujian tidaklah rumit.

Kata Kunci: Quiz Creator, online, komputer, kurikulum.

Quiz or test online facilitates the students to complete the quiz without using any paper or blackeningthe answer sheet. The test items with or without pictures can be also presented more clearly. Afterconducting the quiz or the test, the teacher do not need to asses and make a report as the result ofthe quiz. The students who can not complete the test successfully can do for remedial test any time.This article discusses how Quiz Creator as a software can be developed for on-line quiz or test. It isstrongly recommended the schools to apply Quiz Creator as it is not complicated and has a lot ofbenefits.

Abstrak

K

Pendahuluan

Sekarang kita hidup di dalam dunia yang sedangmengalami proses revolusi penerapan teknologikomputer yang disebut (computerization)komputerisasi. Komputerisasi tidak hanyamempengaruhi seseorang secara pribadi, tetapijuga mempengaruhi keluarga, masyarakat,organisasi-organisasi dan hampir semua didunia tidak terlewatkan untuk tidak disentuholeh komputerisasi. Tampaknya komputerisasitelah menjamah segala bidang. Komputer sudahmasuk di dalam dunia pendidikan. Bahkanmurid-murid sekolah taman kanak-kanak di BPKPENABUR sudah menggunakan komputersebagai alat bantu dalam proses belajar.

Sekarang banyak tersedia paket-paket programuntuk membantu di dalam bidang pendidikan.Metode belajar dengan menggunakan komputercukup efektif bagi anak-anak, karena cukupmenarik.

Paradigma pendidikan berbasiskompetensi mencakup kurikulum, pedagogi, danpengujian, menekankan pada standar atau hasil(Wilson, 2001). Proses pembelajarandilaksanakan dengan mengajar, sedangkantingkat keberhasilan belajar yang dicapai pesertadidik dapat dilihat pada hasil penilaian, yangmencakup ujian, tugas-tugas dan pengamatan.Dalam penulisan artikel ini akan dibahaspermasalahan seperti:1. Penggunaan aplikasi pembuat kuis online

dengan mudah.

Opini

Page 68: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

61Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Penerapan Kuis Online di Sekolah BPK PENABUR

2. Pembuatan basis data untuk menampunghasil tes dan pembuatan program untukmenghubungan aplikasi kuis online denganbasis data yang telah ada.Tujuan penulisan artikel ini adalah

membantu guru-guru di sekolah BPK PENABURyang telah mengerti penggunaan komputer ,untuk menggunakan QuizCreator dalammembuat kuis online dengan mudah.

Konsep-Konsep Sistem Penilaian

Konsep PengujianAda empat istilah yang terkait dengan konseppengujian dan yang sering digunakan untukmengetahui keberhasilan belajar peserta didik,yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, danevaluasi. Pengukuran menurut Guilford (1982)adalah proses penetapan angka terhadap suatugejala menurut aturan tertentu. Pengukurandapat menggunakan tes dan nontes. Tes adalahseperangkat pertanyaan yang memiliki jawabanbenar atau salah. Nontes berisi pertanyaan ataupernyataan yang tidak memiliki jawaban benaratau salah. Instrumen non tes bisa berbentukkuesioner atau inventori. Kuesioner berisisejumlah pertanyaan atau pernyataan, pesertadidik diminta menjawab atau memberikanpendapat terhadap pernyataan. Inventorimerupakan instrumen yang berisi tentanglaporan diri yaitu keadaan peserta didik,misalnya potensi peserta didik. Pengukuranpendidikan bisa bersifat kuantitatif ataukualitatif.

Bentuk TesBentuk tes yang digunakan di sekolah dapatdikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dantes nonobjektif. Objektif di sini dilihat dari sistempenskorannya, yaitu siapa saja yang memeriksalembar jawaban tes akan menghasilkan skoryang sama. Tes nonobjektif adalah tes yangsistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberiskor. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwates objektif adalah tes yang sistem penskorannyaobjektif, sedang tes nonobjektif sistempenskorannya dipengaruhi oleh subjektivitaspemberi skor.

Ada beberapa bentuk tes yang dipakaidalam sistem penilaian, antara lain :1. Pilihan ganda : bentuk ini bisa mencakup

banyak materi pelajaran, penskorannya

objektif, dan bisa dikoreksi dengankomputer. Namum membuat butir soalpilihan ganda yang berkualitas baik cukupsulit, dan kelemahan lain adalah peluangkerja sama antar peserta tes sangat besar.Oleh karena itu, bentuk ini dipakai untukujian yang melibatkan banyak peserta didikdan waktu untuk koreksi relative singkat.

2. Uraian objektif : bentuk ini cocok untuk matapelajaran yang batasnya jelas sepertiMatematika dan IPA (Fisika, Kimia, danBiologi). Agar hasil penskorannya objektifdiperlukan pedoman penskoran objektif,yang berarti bila pemeriksaan terhadaplembar jawaban akan sama walau diperiksaoleh orang yang berbeda asal merekamemiliki latar pendidikan sesuai denganmata ujian.

3. Uraian non-objektif/uraian bebas: Bentukini cocok untuk bidang studi ilmu-ilmusosial. Walau hasil penskoran cenderungsubjektif, namun bila disediakan pedomanpenskoran yang jelas, hasilnya diharapkandapat lebih objektif.

4. Jawaban singkat atau isian singkat: Bentukini cocok digunakan untuk mengetahuitingkat pengetahuan dan pemahamanpeserta didik. Jumlah materi yang diuji bisabanyak namun tingkat berpikir cenderungrendah.

5. Menjodohkan: Bentuk ini cocok untukmengukur kemampuan seseorang dalammelakukan tugas tertentu, seperti praktek dilaboratorium.

Jenis TagihanUntuk memperoleh data dan informasi sebagaidasar penentuan tingkat keberhasilan pesertadidik dalam penguasaan kompetensi dasar yangdiajarkan diperlukan adanya berbagai jenistagihan. Jenis tagihan yang dapat dipakai antaralain:1. Kuis : Waktu yang diperlukan relatif singkat

kurang lebih 15 menit dan hanyamenanyakan hal-hal yang prinsip.

2. Ulangan harian : dilakukan secara periodikmisalnya setelah satu atau dua kompetensidasar selesai.

3. Ulangan blok: bentuk soal dapat berupapilihan ganda, campuran uraian danpilihan ganda atau uraian semua.

4. Pertanyaan lisan5. Tugas individu6. Tugas kelompok

Page 69: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

62 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Penerapan Kuis Online di Sekolah BPK PENABUR

7. Laporan kerja praktik8. Ujian praktik

Analisis hasil tesUjian yang diselenggarakan oleh gurumempunyai banyak kegunaan, baik bagi pihakpeserta didik, sekolah ataupun bagi guru sendiri.Bagi peserta didik berguna untuk mengetahuiapakah ia sudah menguasai bahan yangdisajikan oleh guru. Bagi guru, hasil tes dapatdipergunakan keberhasilan kegiatan belajar danmembelajarkan dan mengetahui bagian yangbelum dikuasai, atau menjadi diagnosis bagipeserta didik.

2.5. Batas KelulusanPenentuan kelulusan harus memperhatikan duaranah, yaitu kognitif dan psikomotor. Batas lulusmata pelajaran 70% berarti peserta didik

mengusai 70% dari bahan yang diajarkan. Bataskelulusan itu dapat berubah sesuai dengan mutuyang dikehendaki. Bila mengacu pada prinsipbelajar tuntas (mastery learning), secara idealhasil belajar yang dikehendaki ialah 90:90:90artinya 90% dari semua peserta didik menguasai90% bahan ajar dalam waktu 90% dari waktuyang disediakan. Termasuk keberhasilan metodeyang dipergunakan. Dengan demikian kualitasproses dan hasil belajar dan membelajarkandapat ditingkatkan secara terus menerus.Sedangkan dengan mengamati hasil tes, sekolahdapat mengetahui kualitas suatu sekolah untukmasing-masing bidang studi/mata pelajaran.

Quiz Creator untuk Kuis Online

Penilaian merupakan serangkaian kegiatanuntuk memperoleh, menganalisis, danmenafsirkan data tentang proses dan hasilbelajar peserta didik yang dilakukan secarasistematis dan berkesinambungan, sehinggamenjadi informasi yang bermakna dalampengambilan keputusan. Perumusan kegiatanpenilaian perlu disesuaikan dengan indikatoryang akan dicapai. Dalam proses penilaian

diperlukan alat penilaian dan cara pengolahaninformasi yang diperoleh. Kuis onlinemerupakan salah satu alat penilaian dan carapengolahan informasi yang efesien.Saat ini banyak aplikasi perangkat lunak yangdapat dipergunakan untuk membuat kuis online,QuizCreator merupakan salah satu perangkatlunak untuk membuat kuis online yang bisadiperoleh dengan mengundu (men-download)dari situs internet www.sameshow.com. Setelahaplikasi QuisCreator diundu (di-download), perludilakukan instalasi sehingga dapat dipergu-nakan untuk membuat kuis. Aplikasi QuizCreatormemiliki fasilitas-fasilitas dalam membuat kuisatau ujian secara online, antara lain:1. Fasilitas Add QuestionGambar 1 di bawahini adalah gambar fasilitasAdd Question yang berguna untuk memasukkandaftar pertanyaan beserta jawabannya dalam

ujian. Dalam fasilitas ini terdapat bentuk-bentuktes seperti True/False (pertanyaan benar salah),Multiple Choice (pilihan ganda), Fill in the Blank(mengisi titik-titik), Matching (menjodohkan),Sequence (Mengurutkan), Click Map (Memilihbagian pada gambar) dan Short Essay (uraian).

Sebagai tampilan kuis online yang dijalankanpada internet explorer, dapat dilihat pada gambar2. Soal ini menggunakan gambar dalampertanyaan, gambar dapat diperjelas dengancara meng-klik pada gambar.

Basis Data untuk MenyimpanHasil Kuis Online

Ujian yang diselenggarakan oleh gurumempunyai banyak kegunaan, baik bagi pihakpeserta didik, sekolah ataupun bagi guru sendiri.Bagi peserta didik berguna untuk mengetahuiapakah ia sudah menguasai bahan yangdisajikan oleh guru, mengetahui bagian yangbelum dikuasai, atau menjadi diagnosis bagipeserta didik. Sedangkan bagi guru bergunauntuk mengetahui tingkat kemampuan pesertadidiknya, mengetahui bahan yang perlu di

Page 70: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

63Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Penerapan Kuis Online di Sekolah BPK PENABUR

remedial dan untuk mengetahui tingkatkeberhasilan guru dalam mengajar. AplikasiQuizCreator berguna untuk membuat kuis onlineyang berbentuk animasi menarik. Sedangkanuntuk menampung hasil kuis diperlukandatabase, sehingga hasil kuis nantinya dapatdianalisis, dimanfaatkan dan dilaporkan.Pembuatan basis data untuk menyimpan hasilkuis online, digunakan aplikasi mySQL. MySQlmerupakan aplikasi database yang dapat bekerjadi jaringan komputer dan memiliki kemampuanmenampung data tanpa batas. Databasemerupakan basis data yang terdiri dari file atautable. Database yang diperlukan untukmenampung hasil kuis terdiri dari 2 (dua) tableyaitu table admin dan table Quiz. Database inidibangun dengan program mySQL. Databasedapat dibuat dengan menggunakan programPHP atau dengan cara manual. Agar PHP danmySql dapat beroperasi diperlukan programApache Server. Saat ini telah ada Apache Server,PHP dan mySQL yang dipaketkan menjadi

sebuah file dan bisa diperoleh denganmendownload file PHPTriad2-21.exe dariinternet. Setelah file PHPTriad 2-21.exedidownload, lakukan instalasi program.

Menggunakan Hasil Kuis

Mengumpulkan data atau informasi merupakantahap awal dalam penilaian. Tahap berikutnyaadalah memahami data atau informasi dari hasilpenilaian merupakan kunci keberhasilan dalampenggunaan data atau informasi untukmeningkatkan mutu pembelajaran (Ella,Kurikulum dan Pembelajaran,2004:99). Suatuproses akan mencapai tujuan yang baik biladalam langkah awalnya baik juga. Hasilpembelajaran perlu didokumentasikan denganmencakup pencapaian hasil belajar pesertadidik, pencapaian tujuan pembelajaran, dansaran-saran perbaikan kurikulum. Untukdokumentasi hasil tes atau kuis online diperlukan

Page 71: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

64 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Penerapan Kuis Online di Sekolah BPK PENABUR

basis data yang dapat menampung hasil ujiantersebut. Quiz Creator telah menyediakanfasilitas untuk menampung hasil kuis, akantetapi ini dirasakan kurang efektif dalammelakukan analisis yang sesuai dengankebutuhan guru bidang studi. Untuk mengatasihal ini perlu dibuat basis data yang menampunghasil kuis dan kemudian secara langsung diolahmenghasilkan informasi kemampuan anakterhadap materi pelajaran atau kompetensi yangtelah diujikan.

Hasil kuis atau ujian yang disimpan dalamdata base atau basis data dapat dimanfaatkansebagai laporan kemajuan pembelajaran. Dalampenerapan kuis online yang menggunakankomputer sebagai alat bantu dalam ujian akanmemberikan pernyataan dan nilai yangdiperoleh secara langsung kepada peserta ujian.Sehingga peserta ujian tidak perlu menunggulama untuk dapat mengetahui hasil ujiannya,dengan pernyataan yang ditampilkan setelahujian akan membantu dan menjadi motivasi bagisiswa yang kurang mampu dalam kompetensiataupun yang telah tuntas, pada gambar 3ditampilkan pernyataan untuk peserta ujianyang belum tuntas atau belum mencapai nilaibatas minimum yang telah ditetapkan,sedangkan pada gambar 4 ditampilkanpernyataan untuk peserta ujian yang telahberhasil melewati batas ketuntasan minimum.

Hasil kuis atau ujian yang ditampung dalam database dapat dimanfaatkan untuk bahan analisisujian dan laporan guru untuk administrasisekolah.

Penggunaan kuis online dalam pengujiandirasakan memiliki beberapa manfaat, antaralain:1. Paperless atau tidak menggunakan kertas

dalam ujian, baik untuk lembar soal ataulembar jawaban. Hal ini dirasakan akanmengurangi beban sekolah dalam penye-diaan kertas.

2. Cheaper atau lebih murah, karena kuis onlinemenggunakan jaringan komputer sebagaimedia ujian sehingga sekolah tidak perlumengeluarkan biaya untuk penggandaansoal ujian.

3. Easier atau lebih mudah dalam pengerjaan,siswa tidak disusahkan dalam membulat-kan atau menghitamkan jawaban, siswahanya menggunakan mouse sebagai alatuntuk memilih jawaban. Terkadang dalampemeriksaan lembar jawaban komputer(LJK) yang diisi oleh siswa sering tidakdapat dibaca oleh scanner karena bulatanpada LJK salah menggunakan alat tulis ataukurang hitam. Lebih mudah dalampembuatan soal karena dalam QuizCreatortelah ada fasilitas untuk membuatbermacam bentuk tes.

Page 72: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

65Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Penerapan Kuis Online di Sekolah BPK PENABUR

4. Valid, dengan menggunakan kuis onlinepemeriksaan hasil ujian dilakukan olehkomputer sehingga kesalahan manusia(human error) pada saat memeriksa jawabandapat dihindari. Selain itu soal-soal padasetiap komputer ditampilkan secara acaksehingga dapat mengurangi kecurangan-kecurangan dalam ujian. Soal-soal yangdigunakan dalam kuis online tidak ada lagiyang kurang jelas karena salah pencetakan.

5. Hemat Waktu, dalam membuat laporanhasil ujian guru mata pelajaran tidakdirepotkan dengan membuat analisis soaluntuk menentukan tingkat kesulitan soal,analisis hasil ujian, dan laporan nilai.

Kesimpulan dan Saran

Pemanfaatan Quiz Creator dalam membuat kuisatau ujian akan menghasilkan program kuisonline yang menarik untuk peserta didik.Sehingga peserta didik tidak merasa jenuh saatmenghadapi ujian. Selain itu, guru denganmudah dapat membuat administrasi penilaianpeserta didik. Akan tetapi Quiz Creator baru dapatdimanfaatkan apabila di sekolah terdapatperangkat komputer dan guru serta peserta didik

dapat mengoperasikannya.Disarankan agar guru-guru di sekolah BPKPENABUR dapat mempraktikkan pemanfaatanQuizCreator ini untuk pembuatan kuis atau ujian.Apabila guru merasa kesulitan dapat dibantuoleh guru-guru komputer yang ada di sekolahmasing-masing. Hal ini berarti, setiap sekolahseharusnya menyediakan perangkat komputeryang jumlahnya memadai.

Daftar Pustaka

Aziz, M.Farid. (2001). Belajar sendiri pemogramanPHP 4. Jakarta: PT Elex MediaKomputindo

Gofur, Abdul dan Mardap, Djemari. (2004).Pedoman umum pengembangan penilaian.Jakarta: Departemen PendidikanNasional

Sadiman,SPd. (2007). Teknologi informasi dankomunikasi untuk SMA kelas X. Jakarta:Penerbit Erlangga

www.sameshow.comYulaelawati, Ella.(2004). Kurikulum dan

pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya

Page 73: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

Peningkatan Kualifikasi Gurudalam Perspektif Teknologi Pendidikan

Yusufhadi Miarso*)

*) Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Jakarta

engacu pada teori dan ketentuan peraturan perundang-undangan, tulisan ini membahastentang mutu pendidikan pada umumnya dan mutu pendidikan di Indonesia padakhususnya. Dari antara berbagai faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, mutu gurudan proses pembelajaran dianggap merupakan hal yang perlu diperhatikan. Secara khusustulisan ini menunjukkan betapa perlunya meningkatkan kemampuan pedagogik dan

kemampuan profesional guru dengan menerapkan teknologi pendidikan sebagai proses, produk,dan sistem. Dengan menerapkan teknologi pendidikan, guru diyakini mampu menciptakanpembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, interaktif, efektif dan menyenangkan.

Kata kunci: Mutu pendidikan, mutu guru, standar proses pembelajaran, pembelajaran efektif,teknologi pendidikan.

Based on the theoretical references and legal documents, this article discusses the educational quality ingeneral and in Indonesia in particular. Among a number of factors influencing the educational quality , theteachers’ quality and instructional process standard are considered important to be examined. Both pedagogiccompetence and professional competence determine the teacher’s performance quality in instructional process.This article convinces that the application of educational technology as a process, product, and a system withits approaches can improve the teachers’ competences and can assist them to plan, organize, and create active,innovative, interactive, effective, and joyful instruction.

Abstrak

M

Pendahuluan

Peranan guru sangat menentukan dalam usahapeningkatan mutu pendidikan. Untuk itu gurusebagai agen pembelajaran dituntut untukmampu menyelenggarakan proses pembelajarandengan sebaik-baiknya, dalam kerangkapembangunan pendidikan. Guru mempunyaifungsi dan peran yang sangat strategis dalampembangunan bidang pendidikan, dan olehkarena itu perlu dikembangkan sebagai profesiyang bermartabat. Undang-Undang No. 14 tahun2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4menyiratkan bahwa guru sebagai agenpembelajaran berfungsi untuk meningkatkan

mutu pendidikan nasional. Untuk dapatmelaksanakan fungsinya dengan baik, guruwajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satudi antaranya adalah kompetensi. Syaratkompetensi tersebut ditinjau dari perspektifadministratif, ditunjukkan dengan adanyasertifikat. Namun dalam perspektif teknologipendidikan kompetensi tersebut ditunjukkansecara fungsional, yaitu kemampuannyamengelola kegiatan belajar dan pembelajaran.

Bertolak dari ketentuan perundangan (PPNo. 19 Tahun 2005 Tentang Standar NasionalPendidikan), dapat dikatakan bahwa mutupendidikan nasional dapat terwujud bila kedelapan standar minimal, yaitu standar isi,standar proses, standar kompetensi lulusan,

Opini

Page 74: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

67Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

standar pendidikan dan tenaga kependidikan,standar sarana dan prasarana, standarpengelolaan, standar pembiayaan, dan standarpenilaian pendidikan dapat dipenuhi.Mengingat bahwa hakekat teknologi pendidikanadalah proses untuk meningkatkan nilai tambahdalam pendidikan, maka makalah ini akan lebihbanyak menyoroti standar proses.

Peningkatan mutu pendidikan dalam erapembangunan yang bersifat global, mau tidakmau kita harus mempertimbangkan hasil kajianempirik di negara maju sebagai masukan dalammenentukan mutu pendidikan, sebab kalautidak, maka masyarakat dan bangsa Indonesiaakan terpuruk dalam percaturan global.Keberhasilan pembangunan suatu masyarakat,dilihat dari indikator ekonomi, ditentukan olehmutu sumber daya manusianya, bukanditentukan oleh kekayaan sumber alam. Sumberdaya manusia yang bermutu tidak ada begitusaja, tetapi harus melalui suatu prosespendidikan, yang juga harus bermutu tinggi.Para pemimpin negara dan masyarakatseringkali tidak menyadari bahwa pendidikanyang bermutu menjadi fundamen daripembangunan ekonomi. Sumber daya manusiayang terdidik dengan baik akan mampuberkarya; karya tersebut menghasilkan produkdan/atau jasa yang dapat dijual dan karena itudapat diperoleh penghasilan yang layak;penghasilan dapat dibelanjakan untuk membeliproduk atau jasa lain; dengan pembelajaanpenghasilan dan meningkatnya produk dan/atau jasa maka ekonomi akan berkembang.

Kualitas Pendidikan

Secara konseptual mutu pendidikan diartikansecara beragam, tergantung pada situasi danlingkungan. Asosiasi Pendidikan NasionalAmerika Serikat (National Education Associationof the United State) merumuskan enam kunciuntuk keunggulan (keys to exellence) yangdijabarkan lebih lanjut menjadi 35 indikatorkualitas satuan pendidikan (indicators of a qualityschool). Keenam kunci keunggulan tersebutadalah: (1) pemahaman bersama dan komitmenterhadap tujuan yang tinggi, (2) komunikasiterbuka dan kolaborasi dalam memecahkanmasalah, (3) penilaian belajar dan pembelajaransecara terus menerus, (4) belajar pribadi danprofesional, (5) sumber-sumber untuk

menunjang belajar dan pembelajaran, serta (6)kurikulum dan pembelajaran (http://www.nea.org/schoolquality/index.html)

Menurut Hoy, et al. (2000), yang dimaksuddengan mutu pendidikan adalah suatu evaluasiatas proses mendidik yang dapat meningkatkankebutuhan untuk mengembangkan danmembina bakat dari peserta didik, prosespendidikan itu sendiri, dan bersamaan denganitu memenuhi standar akuntabilitas yangditetapkan oleh mereka yang bertanggung jawabmembiayai dan menerima lulusan pendidikan.Pendapat tersebut memperkuat pendapat bahwake tiga pihak yang berkepentingan perlumerumuskan kesepakatan bersama.

Secara umum mutu pendidikan dapatdikatakan gambaran mengenai baik-buruknyahasil yang dicapai oleh siswa dalam prosespendidikan yang dilaksanakan. Lembagapendidikan dianggap bermutu bila berhasilmengubah tingkah laku anak-didik dikaitkandengan tujuannya pendidikannya. Mutupendidikan sebagai sistem selanjutnyatergantung pada mutu komponen yangmembentuk sistem, serta proses yangberlangsung hingga membuahkan hasil.

Konsep mutu pendidikan, menurutpendapat penulis, mengandung lima rujukan,yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensidan produktivitas1. Yang merupakan ciri darikesesuaian ini antara lain adalah sepadandengan karakteristik peserta didik, serasi denganaspirasi masyarakat maupun perorangan, cocokdengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengankondisi lingkungan, selaras dengan tuntutanzaman, dan sesuai dengan teori, prinsip, dan/atau nilai baru dalam pendidikan. Kesesuaianmengandung ciri adanya: (1) kesepadanandengan karakteristik peserta didik peroranganmaupun kelompok, yaitu aspek-aspek ataukualitas seperti bakat, motivasi, dan kemampuanyang telah dimiliki oleh peserta didik; (2)keserasian dengan aspirasi perorangan maupunmasyarakat; (3) kecocokan dengan kebutuhanmasyarakat baik yang sifatnya normatif,proyektif, ekspresif, maupun komparatif; (4)kesesuaian dengan kondisi lingkungan, yangdapat meliputi budaya, sosial, politik, ekonomi,teknologi, dan wilayah; (5) keselarasan dengantuntutan zaman yaitu misalnya untuk belajarlebih banyak, lebih cepat, dan terus menerussepanjang hayat; (6) ketepatan dengan teori,prinsip dan/atau nilai baru dalam bidangpendidikan, yaitu misalnya belajar menyelidik

Page 75: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

68 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

(inquiry learning), belajar memecahkan masalah,belajar mandiri, belajar penguasaan, belajarstruktur bidang studi dan lain sebagainya.

Pendidikan yang bermutu juga harusmempunyai daya tarik yang kuat, meliputi diantaranya: (1) sarana pendidikan yang tersebardan karena itu mudah dicapai dan diikuti; (2)isi pendidikan yang mudah dicerna karena telahdiolah sedemikian rupa; (3) kesempatan yangtersedia yang dapat diperoleh siapa saja padasetiap saat diperlukan; (4) pesan yang diberikanpada saat dan peristiwa yang tepat (just-in-time= JIT, bukan just-in-case = JIC = sekiranyadiperlukan); (5) keterandalan (accountability)yang tinggi, terutama karena kinerja (performance)lembaga dan lulusannya yang menonjol; (6)keanekaragaman sumber, baik yang dengansengaja dikembangkan maupun yang sudahtersedia dan dapat dipilih serta dimanfaatkanuntuk kepentingan belajar; dan (7) suasana yangakrab, hangat, dan merangsang.

Efektivitas pendidikan seringkali diukurdengan tercapainya tujuan, atau dapat puladiartikan sebagai ketepatan dalam mengelolasuatu situasi (doing the right things). Pengertianini mengandung ciri: (1) bersistem (sistematik),yaitu dilakukan secara teratur atau berurutanmelalui tahap perencanaan, pengembangan,pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan;(2) sensitif terhadap kebutuhan akan tugasbelajar dan kebutuhan pemelajar; (3) kejelasanakan tujuan dan karena itu dapat dihimpunusaha untuk mencapainya; dan (4) bertolak darikemampuan atau kekuatan mereka yangbersangkutan (peserta didik, pendidik,masyarakat dan pemerintah).

Efisiensi pendidikan dapat diartikansebagai kesepadanan antara waktu, biaya, dantenaga yang digunakan dengan hasil yangdiperoleh atau disebut pula sebagai doing thethings right (mengerjakan sesuatu dengan benar).Ciri yang terkandung meliputi: (1) merancangkegiatan pembelajaran berdasarkan model yangmengacu pada kepentingan, kebutuhan dankondisi peserta didik; (2) pengorganisasiankegiatan belajar dan pembelajaran yang rapi,seperti misalnya lingkungan atau latar yangdiperhatikan, pemanfaatan berbagai sumberdaya dengan pembagian tugas seimbang, danpengembangan dan pemanfaatan aneka sumberbelajar sesuai keperluan; (3) usaha inovatif yangmerupakan penghematan, seperti misalnya pem-belajaran jarak-jauh, pembelajaran terbukatanpa harus membangun gedung dan mengang-

kat tenaga pendidik yang digaji secara tetap; (4)mempertimbangkan berbagai faktor internalmaupun eksternal (sistemik) untuk menyusunalternatif tindakan dan kemudian memilihtindakan yang paling menguntungkan.

Produktivitas kegiatan pendidikan berartibahwa proses dan hasilnya bertambah. Prosesyang bertambah karena secara konseptual siapasaja, kapan saja dan dimana saja dapatmengakses pelajaran. Hasil yang bertambah,(lulusan, karya tulis, penelitian), dapat diperolehtanpa harus menambah jumlah masukan(misalnya tambahan biaya), atau tanpapertambahan masukan namun dengan hasilyang lebih banyak; atau dengan tambahanmasukan sedikit tetapi pertambahan hasilnyalebih besar; atau pertambahan masukan yangbanyak dengan hasil yang jauh lebih banyaklagi.

Dalam prinsip ekonomi diketahui bahwahubungan antara mutu dan biaya tidak selaluberjalan secara linear. Peningkatan biaya sedikitdengan pendekatan baru dan/atau efisiensidapat meningkatkan mutu atau produktivitas.Demikian pula investasi awal yang memerlukanbiaya tinggi dapat menyebabkan perbaikan mutuyang relatif murah dalam jangka panjang.Sebaliknya, biaya yang tinggi tidak menjaminmutu yang baik. Sedangkan mutu yang baikselalu memerlukan biaya yang tidak murah.Sekarang ini sedang terjadi gejala komersialisasipendidikan, dengan orientasi yang berlawanan.Di satu pihak menawarkan pendidikan yangmudah dan murah dengan menjual ijazah.Sedangkan di pihak lain menawarkan biayayang tinggi dengan sarana yang mewah danberkiblat internasional.

Menurut pendapat Deming (Jenkins, 1996)pendidikan merupakan suatu sistem dengantujuh komponen yang harus ada dan salingberkaitan. Ke tujuh komponen tersebut adalah:(1) tujuan (aims); (2) pelanggan (customers); (3)persediaan (supplies); (4) masukan (input); (5)proses; (6) keluaran (output); dan (7) ukurankualitas (quality measurement). Demingmenyatakan bahwa tujuan umum pendidikanadalah meningkatkan hal-hal yang positif,mengurangi hal-hal yang negatif sehingga setiappeserta didik bergairah untuk belajar. Yangdimaksudkan dengan pelanggan adalah parapeserta didik terutama yang menjadi subyekdalam program wajib belajar, meskipuntermasuk pula peserta didik lain seperti pesertadidik dan warga belajar dewasa.

Page 76: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

69Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

Yang dimaksudkan dengan persediaan adalahanak usia prasatuan pendidikan yang sudahmemperoleh pendidikan dari orangtua, media,gereja (tempat ibadah), dan tempat bermain.Masukan meliputi di antaranya peraturan,anggaran, kurikulum, dan kebutuhan akantenaga kerja. Proses merupakan kunci untukmenghasilkan mutu; proses ini merupakanusaha mengkoordinasikan desain dari tiapkomponen yang lain. Keluaran bukan hanyamereka yang lulus satuan pendidikan dan dapatmeneruskan ke jenjang perguruan tinggi,melainkan juga termasuk putus satuanpendidikan, ukuran kualitas tidak hanyadilakukan oleh satuan pendidikan melainkanjuga oleh pelanggan dan para pemangkukepentingan (stakeholders).

Konsep tentang mutu pendidikan dengandemikian juga diartikan secara berbeda-beda,tergantung pada situasi, kondisi dan sudutpandang. Pada awal kemerdekaan dahulu,adanya kesempatan satuan pendidikan bagikebanyakan warga sudah dianggap sesuatuyang bermutu, karena sebelumnya kesempatanitu tidak ada atau sangat terbatas. Sekarang ini,sesuai dengan perkembangan budaya danteknologi, pendidikan atau pembelajaran yangtidak memberikan kesempatan mengenal danmemanfaatkan teknologi informasi, dianggapkurang bermutu.

Perbedaan sudut pandang didasarkan padapendapat bahwa dalam proses pendidikan adatiga unsur yang berkepentingan. Yang pertamaadalah pemerintah dan/atau yayasan bagipendidikan swasta yang menentukan aturanpengelolaan (termasuk anggaran dan

tatalaksana); kedua adalah peserta didik yangmemperoleh manfaat dari pendidikan; dan ketigaadalah masyarakat, termasuk orangtua, yangmemperoleh manfaat dari tersedianya lulusanatau hasil dari proses pendidikan. Ketiga sudutpandang ini ada kemungkinan berbeda dalammengartikan mutu proses pendidikan.

Ditinjau dari sudut pandang prosespendidikan, yang dimaksud dengan kualitasmemiliki pengertian sesuai dengan makna yangterkandung dalam siklus proses pendidikantersebut. Secara ringkas dapat disebutkanbeberapa kata kunci pengertian kualitas, yaitu:sesuai standar (fitness to standard), sesuaipenggunaan pasar/pelanggan (fitness to use),sesuai perkembangan kebutuhan terakhir (fitnessto latest requirements), dan sesuai lingkunganglobal (fitness to global environmental requirements).Adapun yang dimaksud kualitas sesuai denganstandar, yaitu jika salah satu aspek dalampengelolaan pendidikan itu sesuai denganstandar yang telah ditetapkan. Pengertiankualitas sesuai dengan penggunaan pasar/pelanggan (stakeholders), jika apa yangdihasilkan sudah sesuai dengan pelangganpada saat melakukan “transaksi.” Di dalampendidikan, “pelanggan” mencakup pihak-pihak yang lebih luas termasuk siswa, orang tua,masyarakat, pemerintah, dan pemerintahdaerah. Kualitas sesuai dengan perkembangankebutuhan berarti bahwa output pendidikanyang dihasilkan benar-benar langsung diminatioleh konsumen (dalam hal ini stakeholders).Kualitas sesuai lingkungan global mengandungarti bahwa konsep ini menghasilkan outputpendidikan yang mampu melestarikan sumber

Standar Proses Pembelajaran

Standa Isi

Standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

Standar Sarana dan prasarana

Standar Pembiayaan

Standar Pengelolaan

Standar Penilaian

Peserta Didik

Dampak Standar Kompetensi

Lulusan

Lingkungan

Page 77: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

70 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

daya alam sehingga lingkungan terjaga darikerusakan.

Kualitas pendidikan sebagai sistemselanjutnya tergantung pada kualitas komponenyang membentuk sistem, serta proses yangberlangsung hingga membuahkan hasil. Secaraumum dapat dikatakan kualitas pendidikanadalah kesesuaian dengan standar yangditentukan. Keseluruhan komponen danstandar tersebut dapat digambarkan seperti diatas. Gambar ini sekaligus merupakanrepresentasi dari Standar Nasional Pendidikanseperti ditetapkan dalam PP No. 19 Tahun 2005.

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwastandar kualitas yang harus dipenuhi oleh gurusebagai pendidik adalah memenuhi ketentuanStandar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,Standar Isi dan Standar Proses Pembelajaran.

Kualitas Guru

Secara singkat dapat dikatakan bahwa guruyang berkualitas atau yang ber - kualifikasi,adalah yang memenuhi standar pendidik,menguasai materi/isi pelajaran sesuai denganstandar isi, dan menghayati dan melaksanakanproses pembelajaran sesuai dengan standarproses pembelajaran. Kriteria-kriteria tersebuttelah dirumuskan dalam ketentuanperundangan, yaitu UU Sisdiknas No. 20 Tahun2003, UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005,PP No. 19 Tentang Standar Nasional Pendidikandan serangkaian Keputusan MenteriPendidikan Nasional (dalam makalah iniKeputusan Mendiknas yang digunakanterutama adalah Kepmen No. 41 Tahun 2007Tentang Standar Proses Untuk SatuanPendidikan Dasar dan Menengah).

Kompetensi didefinisikan oleh Lefrancois,1

sebagai kapasitas untuk melakukan sesuatu,yang dihasilkan dari proses belajar. Selamaproses belajar stimulus akan bergabung denganisi memori dan menyebabkan terjadinyaperubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu.Apabila individu sukses mempelajari caramelakukan satu pekerjaaan yang kompleks darisebelumnya, maka pada diri individu tersebutpasti sudah terjadi perubahan kompetensi.Perubahan kompetensi tidak akan tampakapabila selanjutnya tidak ada kepentingan ataukesempatan untuk melakukannya.

Keutamaan konsep kompetensi menurutRychen 2 adalah bahwa kompetensi merupakan

hal yang perlu dimiliki oleh setiap individu, danmerupakan instrumen untuk menghadapituntutan dan tantangan lingkungan yangkompleks. Setiap individu harus berpartisipasidi dalam beberapa rangkaian aktivitas dalamlingkungannya yang berbeda. Jelas bahwa untukbekerja dengan baik dan berhasil seseorangmembutuhkan kompetensi dari ranah yangberbeda atau kompetensi dasar tertentu yangberbeda pula. Namun demikian, fokus terletakpada kompetensi yang dianggap sebagaiinstrumen untuk mengatasi tuntutan sosial danindividual yang cukup penting di dalam konteksspektrum yang lebih luas. Dengan demikian,kompetensi bertujuan untuk menghasilkanseseorang yang mampu melangkah danberpatisipasi secara efektif dalam bidang sosial,seperti sektor ekonomi, kehidupan politik,hubungan sosial dan keluarga, hubunganinterpersonal yang bersifat pribadi danhubungan masyarakat, dan bidang kesehatan.Ini berarti bahwa kompetensi bukan hanyaspesifik untuk satu bidang, melainkan bersifattransversal dalam artian bahwa kompetensidapat diterapkan pada setiap bidangkehidupan.

Kompetensi adalah sesuatu yang mengalamiperkembangan dari waktu ke waktu melaluiusaha. Perkembangan dari kompetensi dariwaktu ke waktu tersebut adalah kesempatanuntuk menumbuhkan keyakinan, kebanggaan,dan minat.3 Mengembangkan kompetensidigambarkan sebagai proses yang berkelanjutandari didapatnya dan konsolidasi suatuketerampilan-keterampilan yang diperlukanuntuk kinerja. Selanjutnya menurut Usmanterkait dengan pengertian kompetensi dasarmenunjukkan tingkat kompetensi elementer,tingkat kinerja seseorang secara umum danmendasar sebagai syarat minimal ataukualifikasi awal untuk dikuasai oleh seorangpemula.4

Hal yang berbeda dikemukan oleh Cowell,5

yang mendefinisikan kompetensi secara lebihspesifik sebagai suatu keterampilan/kemahiranyang bersifat aktif. Selanjutnya kompetensi olehCowell dikategorikan mulai dari tingkatsederhana atau dasar hingga lebih sulit ataukompleks yang pada gilirannya akanberhubungan dengan proses penyusunanbahan atau pengalaman belajar, yang lazimnyaterdiri dari: (1) penguasan minimal kompetensidasar, (2) praktik kompetensi dasar, dan (3)penambahan penyempurnaan atau

Page 78: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

71Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

pengembangan terhadap kompetensi atauketerampilan.6 Ketiga proses tersebut dapat terusberlanjut selama masih ada kesempatan untukmelakukan penyempurnaan atau pengem-bangan kompetensinya. Gagasan pembagiantersebut berdasarkan perbedaan-perbedaanindividu yang berkenaan dengan pengalaman,kebutuhan, perhatian dan kompetensi setiapindividu untuk memutuskan penguasaan tarafatau tingkat kompetensi mana dia akan mencobamenguasainya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapatdisimpulkan bahwa kompetensi merupakansatu kesatuan yang utuh yang menggambarkanpotensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikapyang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentuberkenaan dengan bagian-bagian yang dapatdiaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuktindakan atau kinerja untuk menjalankan profesitertentu. Sedangkan bertolak dari UU No.14Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, setiapguru harus menguasai serangkaian kompetensi.Dalam makalah ini dibatasi hanya duakompetensi saja, yaitu kompetensi pedagogi danprofesional, yang dapat dijabarkan sebagaiberikut.

Kompetensi Pedagogik, adalah kemam-puan mengelola pembelajaran siswa yangmeliputi pemahaman terhadap siswa,perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswauntuk mengaktualisasikan potensi yangdimilikinya, terinci ke dalam rumusankompetensi sebagai berikut: (1) memahamikarakteristik siswa, (2) memahami karakteristiksiswa dengan kelainan fisik, sosial-emosionaldan intelektual yang membutuhkanpenanganan secara khusus, (3) memahami latarbelakang keluarga dan masyarakat untukmenetapkan kebutuhan belajar siswa dalamkonteks kebhinekaan budaya, (4) memahamicara dan kesulitan belajar siswa, (5) mampumengembangkan potensi siswa, (6) menguasaiprinsip-prinsip dasar pembelajaran yangmendidik, (7) mengembangkan kurikulum yangmendorong keterlibatan siswa dalampembelajaran, (8) merancang pembelajaran yangmendidik, (9) melaksanakan pembelajaran yangmendidik, dan (10) menilai proses dan hasilpembelajaran yang mengacu pada tujuan utuhpendidikan.

Kompetensi Profesional, adalah pengua-saan materi pembelajaran secara luas danmendalam yang memungkinkan membimbing

siswa untuk memenuhi standar kompetensiyang ditetapkan dalam Standar NasionalPendidikan, terinci ke dalam rumusankompetensi sebagai berikut: (1) menguasai secaraluas dan mendalam substansi dan metodologidasar keilmuan, (2) menguasai materi ajar dalamkurikulum, (3) mampu mengembangkankurikulum dan pembelajaran, secara kreatif daninovatif, (4) menguasai dasar-dasar materikegiatan ekstra kurikuler yang mendukungtercapainya tujuan utuh pendidikan siswa, (5)mampu menilai dan memperbaiki pembelajaranmelalui penelitian tindakan kelas.

Standar Proses Pembelajaran

Berdasarkan ketentuan PP No. 19 Tahun 2005yang kemudian diikuti dengan PeraturanMenteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun2007, standar proses pembelajaran harusmeliputi perencanaan proses pembelajaran,pelaksanaan proses pembelajaran, penilaianhasil pembelajaran, dan pengawasan prosespembelajaran untuk terlaksananya prosespembelajaran yang efektif dan efisien.

Perencanaan proses pembelajaran harusdidasarkan pada prinsip sistematis dansistemik. Sistematik berarti secara runtut danberkesinambungan, dan sistemik denganmempertimabngan segala komponen yangberkaitan. Perencanaan proses tersebutsekurang-kurangnya meliputi silabus danrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yangmemuat identitas mata pelajaran, standarkompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),indikator pencapaian kompetensi, tujuanpembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metodepembelajaran, penilaian hasil belajar, dansumber belajar. Perencanaan itu perlu disusunsecara sistemik dan sistematis. Sistemik karenaperlu mempertimbangkan berbagai faktor yangberkaitan, yaitu tujuan yang perlu meliputisemua aspek perkembangan peserta didik(kognitif, afektif dan psikomotor), karakteristikpeserta didik, karakteristik materi ajar yangmeliputi fakta, konsep, prosedur dan prinsip,kondisi lingkungan serta hal-hal lain yangmenghambat atau menunjang terlaksananyapembelajaran. Sistematis karena perlu disusunsecara runtut, terarah dan terukur, mulai jenjangkemampuan rendah hingga tinggi.

Pelaksanaan proses pembelajaran harusdidasarkan pada prinsip terjadinya interaksi

Page 79: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

72 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

secara optimal antara peserta didik denganpendidik, antara peserta didik sendiri, sertapeserta didik dengan aneka sumber belajartermasuk lingkungan. Untuk itu perludiperhatikan jumlah maksimal peserta didikdalam setiap kelas agar dapat berlangsunginteraksi yang efektif. Rombongan belajar di SD/MI 28 peserta didik per kelas; SMP/MTs 32;SMA/MA 32; dan SMK/MAK 32. Kecuali ituharus pula diperhatikan beban pembelajaranmaksimal per pendidik dalam satu satuanpendidikan, yaitu sekurang-kurangnya 24 jamtatap muka dalam satu minggu. Ketersediaanbuku teks pelajaran dengan rasio setiap pesertadidik perlu memilikinya satu set. Selain bukuteks, guru juga harus menggunakan bukupanduan guru, buku pengayaan, buku referensidan sumber belajar lainnya. Budaya membacadan menulis harus pula dikembangkan dalamproses pembelajaran, yang dapat menumbuhkanmasyarakat yang gemar membaca, dan mampumengekpresikan pikiran dalam bentuk tertulis.

Pelaksanaan proses pembelajaran perlumempertimbangkan karakteristik peserta didikdan kemampuan pengelolaan kegiatan belajar.Mengingat bahwa proses pembelajaran bukanhanya sekedar menyampaikan ajaran,melainkan juga pembentukan pribadi pesertadidik yang memerlukan perhatian penuh daripendidik, maka pendidik perlu mengenalmasing-masing pribadi peserta didik dan olehkarena itu jumlahnya dibatasi. Pelaksanaanproses pembelajaran merupakan implementasidari RPP, dan meliputi kegiatan pendahuluan,kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Penilaian dilakukan oleh guru terhadaphasil pembelajaran untuk mengukur tingkatpencapaian kompetensi peserta didik, sertadigunakan sebagai bahan penyusunan laporankemajuan belajar dan memperbaiki prosespembelajaran. Penilaian dilaksanakan secarakonsisten, sistematik, dan terprogram denganmenggunakan tes dan nontes dalam bentuktertulis atau lisan, pengamatan kinerja,pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupatugas, proyek dan/atau produk, portofolio, danpenilaian diri. perlu ditentukan denganmenggunakan berbagai teknik penilaian sesuaidengan kompetensi dasar yang harus dikuasaioleh peserta didik. Perlu pula dikembangkantatacara penilaian secara individual denganmelalui observasi, yang dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam satu semester.Pengakuan atas belajar yang telah dilakukan

peserta didik sebelumnya (accreditation of priorlearning = APL) perlu juga diberikan sebagaisuatu bentuk pendidikan yang terbuka danmultimakna. Penilaian juga harus dilakukanatas segala aspek perkembangan peserta didik,termasuk kecerdasan dengan segala dimensinya,sikap dan kemampuan motorik. Penilaian hasilpembelajaran menggunakan Standar penilaianPendidikan dan Panduan Penilaian KelompokMata Pelajaran.

Pengawasan proses pembelajaran merupa-kan bentuk jaminan mutu pembelajaran, danditujukan untuk menjamin terjadinya prosespembelajaran yang efektif dan efisien kearahtercapainya kompetensi yang ditetapkan.Pengawasan perlu didasarkan pada prinsip-prinsip tanggung jawab bersama, periodik,demokratis, terbuka, dan keberlanjutan.Pengawasan meliputi pemantauan, supervisi,evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkahtindak lanjut yang diperlukan. Tatacara danprosedur pengawasan ini pada hakekatnyamerupakan tanggung jawab bersama semuapihak yang terkait, sesuai dengan ketentuantentang hak, kewajiban Warga Negara, orangtua,masyarakat, dan pemerintah.

Penerapan Teknologi Pendidikan

Secara konseptual teknologi (semua teknologitermasuk teknologi pembelajaran) secara umum.adalah:1. proses yang meningkatkan nilai tambah;2. produk yang dihasilkan untuk mem-

permudah pekerjaan;2. struktur atau sistem dimana proses dan

produk itu dikembangkan dan digunakan.Teknologi pendidikan telah berkembang

sebagai suatu disiplin keilmuan yang berdirisendiri. Perkembangan tersebut dilandasi olehserangkaian dalil atau dasar yang dijadikanpatokan pembenaran. Secara falsafaf, dasarkeilmuan itu meliputi : ontologi atau rumusantentang gejala pengamatan yang dibatasi padasuatu pokok telaah khusus yaitu masalahbelajar; epistemologi yaitu usaha atau prinsipintelektual yang bersifat unik dalammemecahkan masalah belajar, dengan berbagaipendekatan yang belum dilakukan sebelumnya;dan aksiologi atau nilai-nilai yang menentukankegunaan dari proses maupun produk dalampemecahan masalah belajar, dengan

Page 80: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,
Page 81: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

74 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

oleh guru di sekolah. Tigapuluh tahunkemudian (sekitar th. 1930) penggunaan alatperaga itu berkembang dengan diproduksinyasecara massal media belajar-pengajaran untukdigunakan di sekolah secara meluas.

Penerapan teknologi pendidikan untrukmemecahkan masalah belajar dapat berlangsungsecara mikro maupun makro. Secara mikroapabila masalah belajar iitu ada dalamlingkungan terbatas misalnya dalam kelas atausekolah. Proses pembelajaran yang dikem-bangkan oleh guru dalam kelas, merupakanpenerapan teknologi pendidikan secara mikro.Sedangkan secara makro adalah pemecahanmasalah belajar secara menyeluruh, yaitu yangmeliputi semua komponen dan karena itumerupakan sistem.:Berbagai bentuk satuanpendidikan seperti SMP Terbuka, ProgramKEJAR Paket A,B dan C, Universitas Terbuka danlain-lain. Merupakan penerapan teknologipendidikan secara makro.

Proses pembelajaran seperti yang ditetap-kan dengan ketentuan kebijakan (PP No. 19Tahun 2005 dan Permendiknas No. 41 Tahun2007), pada hakekatnya merupakan bentukpenerapan teknologi pendidikan. Istilah“teknologi pendidikan” memang tidakdigunakan atau tidak tampak, karena memangsalah satu kriteria teknologi pendidikan adalah“integratif”. Ragi yang digunakan dalampembuatan roti misalnya, tidak akan tampaksetelah roti itu masak karena sudah terintegrasidalam adonan yang dipanggang.

Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwadalam proses pembelajaran guru harusmenciptakan suasana sedemikian rupasehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,dan mengemukakan gagasan. Belajar harusmerupakan suatu proses aktif dari siswa dalammembangun pengetahuannya, bukan hanyaproses pasif yang hanya menerima penjelasandari guru tentang pengetahuan. Pendapat inisejalan dengan pendapat Vygotsky bahwa adaketerkaitan antara bahasa dan pikiran.1 Denganaktif berbicara (diskusi) siswa lebih mengertikonsep atau materi yang dipelajari. Siswa perluketerlibatan fisik untuk mencegah mereka darikelelahan dan kebosanan. Siswa yang lebihbanyak duduk diam akan menghambatperkembangan motorik, akademik, dankreativitasnya. Melalui belajar aktif segalapotensi siswa dapat berkembang secara optimaldan memberikan peluang siswa untuk aktif

berbuat sesuatu sambil sambil mempelajariberbagai pengetahuan. Oleh karena itu, prosesbelajar harus melibatkan semua aspekkepribadian manusia, yaitu mulai dari aspekyang berhubungan dengan pikiran, perasaan,bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, dankeyakinan.

Pada proses pembelajaran interaktif, perludiusahakan adanya hubungan timbal balikantara guru dan siswa dan antar siswa sendiri.Proses pembelajaran inspiratif yang diseleng-garakan hendaknya dapat mendorong seman-gat untuk belajar dan timbulnya inspirasi padapeserta didik untuk memunculkan ide baru,mengembangkan inisiatif dan kreativitas.Pendidik perlu berusaha menciptakan prosespembelajaran yang menyenangkan, menjadikansiswa merasa nyaman, betah, dan asyik untukmengikutinya. Proses pembelajaran jugadiusahakan agar dapat mengarahkan siswauntuk mencari pemecahan masalah, mengem-bangkan semangat tidak mudah menyerah,melakukan percobaan untuk menjawabkeingintahuannya. Proses pembelajaran harusdapat memotivasi siswa untuk berpartisipasiaktif, guru perlu mendorong siswa untuk terlibatdalam setiap peristiwa belajar yang sedangdilakukan. Guru juga harus memberikan ruanglingkup bagi prakarsa, kreativitas, dankemandirian sesuai bakat, minat, danperkembangan fisik dan psikologis peserta didik.

Selanjutnya, pembelajaran kreatif artinyamemiliki daya cipta, memiliki kemampuanuntuk berkreasi. Peran aktif siswa dalam prosespembelajaran akan menghasilkan generasi yangkreatif, artinya generasi yang mampu mengha-silkan sesuatu untuk kepentingan dirinya danorang lain.2 Kreatif juga dimaksudkan agar gurumenciptakan kegiatan-kegiatan belajar yangberagam sehingga memenuhi berbagai tingkatkemampuan siswa. Menurut Semiawan,kreativitas adalah suatu kondisi, sikap, ataukeadaan yang sangat khusus sifatnya danhampir tak mungkin dirumuskan secara tuntas.3

Daya kreatif tumbuh dalam diri seseorang danmerupakan pengalaman yang paling mendalamdan unik bagi seseorang. Untuk menimbulkandaya kreatif tersebut diperlukan suasana yangkondusif yang menggambarkan kemungkinantumbuhnya daya tersebut. Suasana kondusifyang dimaksud adalah suasana belajar yangmemberi kesempatan siswa untuk terlibat secaraaktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk

Page 82: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

75Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

dapat mengemukakan gagasan dan ide tanpatakut disalahkan oleh guru.

Adapun pembelajaran yang efektif terujudkarena pembelajaran yang dilaksanakan dapatmenumbuhkan daya kreatif bagi siswa sehinggadapat membekali siswa dengan berbagaikemampuan. Setelah proses pembelajaranberlangsung, kemampuan yang diperoleh siswatidak hanya berupa pengetahuan yang bersifatverbalisme namun diharapkan berupakemampuan yang lebih bermakna. Artinyapembelajaran dapat mengembangkan berbagaipotensi yang ada dalam diri siswa sehinggamenghasilkan kemampuan yang beragam.

Belajar yang efektif dapat dicapai dengantindakan nyata (learning by doing) dan untuksiswa kelas rendah SD dapat dikemas denganbermain. Bermain dan bereksplorasi dapatmembantu perkembangan otak, berbahasa,bernalar, dan bersosialisasi. Pembelajaran yangmenyenangkan memusatkan perhatiannyasecara penuh pada belajar sehingga waktu curahperhatiannya tinggi. Keadaan aktif danmenyenangkan tidaklah cukup jika prosespembelajaran tidak efektif yang tidakmenghasilkan apa yang harus dikuasai siswaselama proses pembelajaran berlangsung, sebabpembelajaran memiliki sejumlah tujuanpembelajaran yang harus dicapai. Jikapembelajaran hanya aktif dan menyenangkantetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebuttidak ubahnya seperti bermain biasa. Kelas yangsunyi, anak sebagai pendengar pasif, tidak adaaktivitas konkret, membosankan dan belajartidak efektif menyebabkan tidak kritis, tidakkreatif, komunikasi buruk, dan apatis.

Berdasarkan uraian di atas dapatdideskripsikan bahwa penerapan teknologipendidikan dalam proses pembelajaranberlangsung secara aktif, interaktif, kreatif,efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), siswaterlibat dalam berbagai bentuk kegiatan belajardan pembelajaran yang dapat mengembangkanpemahaman dan kemampuan mereka melaluiberbuat atau melakukan dan mencipta. Dalampembelajaran tersebut, guru menggunakanberbagai teknik dan sumber belajar.

Purnakata

Perspektif teknologi pendidikan dalam rangkameningkatkan kualifikasi guru telah, sedang,dan akan terus dikembangkan. Ke enam kriteria

teknologi pendidikan isomeristik, sitemik,sinergistik, sistematik, inovatif dan integratiftelah mulai terwujud dalam sistem pendidikannasional, dimana guru merupakan unsurstrategik dalam usaha peningkatan mutu sistempendidikan tersebut.

Dalam dunia pendidikan teknologi sebagaiproses, produk dan sistem yang dikembangkanuntuk mengatasi masalah pendidikan, yaitumasalah mutu, pemerataan, relevansi, efisiensidan produktivitas, telah dikembangkan sebagaisuatu disiplin keilmuan khusus. Teknologipendidikan dikembangkan dengan dua dasarpertimbangan. Pertama, karena masalahpendidikan yang ada (mutu, pemerataan,relevansi, efisiensi dan produktivitas) tidakdapat dipecahkan dengan pendekatan yangsudah ada (seperti menambah guru, menambahbuku, menambah sekolah dan lain-lain). Olehkarena itu diperlukan pendekatan baru. Kedua,perkembangan lingkungan, termasuk perkem-bangan politik (demokrasi, desentralisasi, HAMdll), perkembangan lingkungan alam danekonomi (pasar bebas, pelestarian alam dsb.),dan perkem-bangan teknologi (terutama TIK)akan sangat mempengaruhi dunia pendidikan.Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatanbaru yang mengambil manfaat dari perkem-bangan yang ada.

Teknologi pendidikan dapat pula dikata-kan sebagai perkembangan yang logis danrasional dari apa yang semula disebut dengan“didaktik & metodik pengajaran” yangdilaksanakan pada jalur pendidikan formaljenjang dasar dan menengah. Didaktik &metodik hanya merupakan sebagian dari prosesbelajar – pembelajaran. Proses pembelajaranyang dikembangkan dalam Teknologi Pendidi-kan, tidak hanya PAKEM melainkan PAIKEMdan PAINO (Pembelajaran Aktif, Interaktif,Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, danPembelajaran Atraktif, dan Inovatif).

Produk untuk pembelajaran yang semulahasil kreasi guru sendiri, perlu dikembangkanlebih lanjut sebagai bentuk dukungan untukbelajar (bukan untuk mengajar). Progam televisi,radio, PBK (pembelajaran berbantuan komputer)dll. perlu disediakan dalam berbagai bentukuntuk dapat diakses oleh peserta didik kapansaja, dimana saja di kelas maupu secara mandiri.Sistem pembelajaranpun dikembangkan di luarlingkungan sekolah konvensional, sepertimisalnya pendidikan terbuka (SMP/MTsTerbuka, SMU Terbuka, Universitas Terbuka,

Page 83: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

76 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan

Kejar Paket A, B dan C, Pendidikan di Rumah(homeschooling), dan BEBAS (Belajar BerbasisAneka Sumber).

Teknologi pendidikan mempunyai visi :“Terwujudnya berbagai pola pendidikan danpembelajaran dengan dikembangkan dandimanfaatkannya aneka sumber, proses dansistem belajar, sesuai dengan kebutuhan danpotensi setiap pemelajar, menuju terbentuknyamasyarakat belajar dan berpengetahuan.”

Apabila para guru bertekad untukmeningkatkan kualitas pendidikan denganmeningkatkan kompetensinya dalampembelajaran, maka sudah seyogyanya merekamemahami dan mewujudkan peran teknologipendidikan.

Daftar Pustaka

Cowell, Richard N. (1988). Buku pegangan parapenulis paket belajar. Jakarta: ProyekPengembangan Pendidikan TenagaKependidikan, Depdikbud

_______. (2005). Peraturan pemerintah RI Nomor19 Tahun 2005 Tentang standar nasionalpendidikan. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional.

Elliot, Andrew J. and Carol S. Dweck. (2005).Handbook of competence and motivation.New York: The Gulford Press

Ibrahim, Buddy. (2000). TQM (Total QualityManagement): Panduan untuk menghadapipersaingan global. Jakarta: Djambatan

Jenkins, L. (1996). Improving student learning:Applying deming quality principles ineducation. Milwakee,WI: ASQO Press

Lefrancois, Guy R. (1995). Theories of humanlearning. Kro: Kros Report

Miarso, Yusufhadi. (2005). Menyemai benihteknologi pendidikan. Jakarta: Pustekkom& Kencana

Rychen, Dominique Simon. (2002). Keycompetencies. New York: Mc Graw Hill

Semiawan, Conny R. (1999). Dimensi kreatifdalam filsafat ilmu. Bandung: PTRemaja Rosdakarya

Silberman, Mel. (1996). Active learning: strategiesto teach any subject. Boston: Allyn andBacon

Usman, Uzer. (1990). Menjadi guru profesional.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Vygotsky, L.S. (1962). Thought and language.Cambridge, MA: Harvard UniversityPress

Catatan:1 Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih TeknologiPendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas & Kencana,hlm.2Guy R. Lefrancois, Theories of Human Learning (Kro:Kros Report, 1995), p. 5.3 Dominique Simon Rychen, Key Competencies (NewYork: Mc Graw Hill, 2002), p. 121.4Andrew J. Elliot and Carol S. Dweck, Handbook ofCompetence and Motivation (New York: The GulfordPress, 2005), pp. 128.5Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 1990), p. 111.6Richard N. Cowell, Buku Pegangan Para Penulis PaketBelajar (Jakarta: Proyek Pengembangan PendidikanTenaga Kependidikan, Depdikbud, 1988), pp. 95-99.7Ibid., p. 101.8Vygotsky, L.S., Thought and Languge (Cambridge,MA: Harvard University Press, 1962), p. 58.9Mel Silberman, Active Learning: Strategies to TeachAny Subject (Boston: Allyn and Bacon, 1996), p. 1.10Conny R. Semiawan, Dimensi Kreatif dalam FilsafatIlmu (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), p.60.

.

Page 84: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

77Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Model Mentoring Kepala Sekolah di Singapura

Model Mentoring Kepala Sekolah di Singapura

Agustian Nugroho Sutrisno*)

*) Alumni SMUK 3 BPK PENABUR Jakarta

Opini

epala Sekolah memegang peranan penting dalam perbaikan dan inovasi institusi pendidikan.Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kepala sekolah semakindituntut untuk tidak saja menjalankan tugas administratif tetapi juga mengembangkankurikulum unggul bagi sekolahnya dan mendorong inovasi guru-gurunya. Oleh karena itu,perlu ditunjuk kepala sekolah yang kompeten dan memiliki pengetahuan dan pengalaman

yang memadai agar dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Sistem penunjukan dan pelatihankepala sekolah di Singapura dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Penunjukkan danpelatihan kepala sekolah Singapura mengisyaratkan para kepala sekolah memiliki kualifikasi pascasarjana bidang administrasi pendidikan yang ditopang oleh program mentoring yang diawasi secaracermat oleh Kementerian Pendidikan Singapura. Berdasarkan penelahaan literatur atas sistempenunjukan dan pelatihan kepala sekolah Singapura, makalah ini membahas kemungkinan penerapanprogram mentoring calon kepala sekolah yang serupa di Indonesia.

Kata Kunci : Kepala sekolah, Mentoring, kebijakan pendidikan Indonesia, kebijakan pendidikanSingapura.

Principals hold a key role in the improvement and innovation of educational institutions. With theimplementation of Curriculum of School Unit Level, principals face increasing demands not only toundertake administrative tasks but also develop an excellent curriculum for their schools and acceleratethe teachers’ innovation. Therefore, it is vital to appoint competent principals who have appropriateknowledge and experience in order to optimally excute the duties of a principal. The appointmentand training system of principals in Singapore are considered as one of the best in the world. Theappointment and training of Singaporean principals require the principals to have post-graduatequalifications in educational administration. This policy is also supported with a mentoring programwhich is carefully observed by the Singaporean Ministry of Education. Based on literature review onthe Singaporean principal appointment and training system, this article discusses the possibility ofapplying a similar principal-candidate mentoring program for Indonesian context.

Abstrak

K

Pendahuluan

Dalam Undang-Undang no. 14 tahun 2005tentang Guru dan Dosen maupun dalamUndang-Undang no. 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, tidak ada peraturanmengenai tugas dan kualifikasi kepala sekolah.Hal ini patut menjadi keprihatinan kita semua.

Penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolahmemainkan peranan penting dalam menen-tukan keberhasilan pendidikan. Walau sekolahmemiliki guru-guru yang kompeten, tanpakepala sekolah yang mengatur dan mengawasiproses belajar-mengajar, sekolah itu tidak dapatmencapai hasil yang optimal (Hoy & Miskel,2001; Mulford, 1996). Kepala sekolah memilikifungsi penting dalam mengatur sekolahnya

Page 85: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

78 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Model Mentoring Kepala Sekolah di Singapura

karena dia memberikan petunjuk pada saatterjadi perubahan dan bertanggung jawab ataskeefektifan organisasi sekolah (Hoy & Miskel,2001) .

Dengan berlakunya Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP), berbagai hal yangdulunya diatur secara terpusat oleh pemerintahdi Jakarta sekarang menjadi kewenanganinstitusi sekolah itu sendiri. KTSP hanyalahsuatu pedoman bersama yang perluditerjemahkan oleh para kepala sekolah danguru dalam konteks pendidikan di tempatmereka masing-masing. Dengan demikian bebanyang dipanggul oleh kepala sekolah tidak lagisekedar bersifat administratif, sepertipengelolaan anggaran, tetapi juga menginovasikurikulum dan mendorong guru untukmenghasilkan suatu proses belajar-mengajaryang efektif.

Maka, kepala sekolah perlu memilikiketerampilan yang memadai untuk dapatmelakukan hal-hal semacam itu. KeputusanMenteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasahmerupakan kerangka dasar dalam penentuankepala sekolah di Indonesia. Dalam KeputusanMenteri tersebut dijelaskan syarat-syaratadministratif seorang calon kepala sekolahseperti batas usia, jenjang pendidikan,pengalaman mengajar sebelumnya dangolongan kepangkatan. Selain itu diatur jugalima kompetensi pokok yang perlu dimiliki olehkepala sekolah, yaitu: kepribadian, manajerial,kewirausahaan, supervisi dan sosial. Limakompetensi pokok ini masih dijabarkan lagimenjadi 33 butir kompetensi, misalnya:berakhlak mulia, mampu menyusunperencanaan sekolah untuk berbagai tingkatanperencanaan, pantang menyerah dan selalumencari solusi terbaik, melaksanakan supervisiakademik terhadap guru, memiliki kepekaansosial terhadap orang atau kelompok lain.Kompetensi yang begitu mendetail dan normatifini sayangnya hanya akan menjadi sepenggalperaturan yang tidak bermakna apa-apa jikatidak dibarengi dengan langkah-langkahrealistis mempersiapkan calon kepala sekolahuntuk mencapai kompetensi tersebut. Yang lebihsering terjadi barangkali adalah penunjukkankepala sekolah hanya berdasarkan bakatkepemimpinan yang dimiliki oleh seseorangguru tanpa pembekalan yang cukup mengenaiaspek-aspek manajemen pendidikan. Hal inidapat mengakibatkan ketidakefisienan dan

ketidakefektifan pendidikan pada tingkatsekolah karena kepala sekolah yang seharusnyamengatur sekolah tidak memiliki keterampilan(skills) spesifik yang diperlukan untukmelakukan tugas administratif dankepemimpinan sebagai seorang manajersekolah. Kepala sekolah baru sering tidak siapuntuk memimpin sekolah dan butuh waktu yangcukup lama untuk akhirnya dapat melakukantugasnya dengan efektif dan efisien. Situasi iniberbeda dari negara tetangga kita, Singapurayang melakukan persiapan calon kepala sekolahsecara terarah dan terencana sehingga seorangkepala sekolah baru sudah memilikiketerampilan yang memadai untuk memimpinsekolah.

Guru dan Kepala Sekolah diSingapura

Dikarenakan luasnya yang kecil dan jumlahwarga negaranya yang sedikit, pendidikan diSingapura bersifat tersentralisasi di bawahpengawasan Kementerian PendidikanSingapura (Chew, Stott & Boon, 2003) . Padatahun 2002, hanya terdapat 188 sekolah dasardan 165 sekolah menengah di Singapura (Chew,Stott & Boon, 2003). Jumlah ini tentunya sangatkecil dibandingkan dengan Indonesia. Olehsebab jumlahnya yang kecil ini, pemerintahdapat melakukan supervisi dengan cukupmudah dan dapat mengidentifikasi guru-guruyang berbakat dan berprestasi baik untukdipromosikan menjadi kepala sekolah.

Seorang guru di Singapura dapat memilihbeberapa jalur karir yang sesuai dengan minatdan kemampuannya. Seperti yang dapat dilihatpada gambar berikut ini, seorang guru dapatmemilih tiga jalur karir. Pertama, guru dapatmemilih menjadi manajer pendidikan yangmemuncak dalam jabatan kepala sekolah padatingkat sekolah ataupun penilik bahkan direkturdalam lingkungan kementrian pendidikanSingapura. Kedua, bagi guru yang ingin tetapmengajar tanpa terlibat dalam jabatan struktural,mereka dapat mengikuti jalur expert teacher (guruahli/mahir) yang mengajar kelas-kelas denganmenuntut kemampuan pedagogis yang lebihtinggi. Ketiga, bagi guru yang ingin memilihmenspesialisasikan dirinya dengan suatupermasalahan pendidikan atau penelitianpendidikan, mereka dapat memilih jalurspesialis. Tingkatan-tingkatan dari setiap jalurkarir tersebut sudah ditata dengan jelas. Iniberarti bahwa mereka yang memang tidak

Page 86: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

79Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Model Mentoring Kepala Sekolah di Singapura

memiliki minat menjadi pemimpin (kepalasekolah) dapat tetap naik pangkat melalui jaluryang berbeda. Ini cukup berbeda denganIndonesia. Jika guru ingin naik jabatan, makamereka hanya punya satu pilihan, yaitu menjadikepala sekolah. Ini mengakibatkan ada banyakguru, yang sebetulnya tidak terlalu berminatdengan dunia administrasi pendidikan, terpaksaharus mengambil jabatan kepala sekolah demimendapatkan jabatan yang lebih tinggi dan skalagaji yang lebih baik.

Selain itu, sistem kepangkatan tenagapendidik di Singapura memungkinkanseseorang yang tidak berprofesi sebagai guru,namun bekerja di Kementerian Pendidikan bisaditunjuk menjadi kepala sekolah. Seperti yangdilaporkan oleh Chew, Stott dan Boon (2003),seorang pejabat bidang kurikulum di kantorpusat Kementerian Pendidikan yang memilikibakat kepemimpinan, kemampuan dan telahmenempuh pelatihan khusus kepemimpinansekolah bisa saja ditunjuk menjadi kepalasekolah. Diversifikasi pilihan karir dan jaluruntuk menjadi kepala sekolah memungkinkanSingapura memilih memilih orang-orang yangbetul-betul berkualifikasi dan bermotivasimenjadi kepala sekolah.

Walaupun penduduknya sedikit, Singa-pura berjaya dalam berbagai tes internasional.Dalam studi Third International Mathematics andScience Studies pada tahun 2003 yangdiselenggarakan oleh International Association forthe Evaluation of Educational Achievement, sekolah-sekolah (yang terdiri dari siswa, guru, dankepala sekolah). Singapura berpartisipasi dalamtes internasional yang juga diikuti oleh puluhannegara lainnya dan mereka menduduki posisiyang sangat baik. Ini menunjukkan kualitassekolah yang baik tidak terlepas dari perankepala sekolah dalam mengatur kualitassekolahnya. Berbagai penelitian telah menyorotitentang sistem mentoring calon kepala sekolahSingapura yang dilaporkan menghasilkankepala-kepala sekolah yang andal dan bermututinggi.

Jika dibandingkan dengan programpersiapan kepala sekolah di negara maju lain diAsia, seperti Hong Kong yang juga mengama-natkan para calon kepala sekolahnya memilikikualifikasi pasca sarjana, program Diploma ofEducational Administration di Singapura memilikikeunggulan dari adanya kemungkinan untukterjun ke lapangan dan mengamati pekerjaanseorang kepala sekolah senior melalui program

Gambar 1. Tingkatan Karir Guru di Singapura (Sumber: www.moe.gov.sg)

Teaching Track

Senior

Specialist Track

Leadership Track

Director-General of Education

Director

Deputy Director

Cluster Superintendent

Principal

Vice Principal

Head of Department

Subject Head/Level Head Senoir Specialist 1

Senoir Specialist 2

Senoir Specialist 3

Senoir Specialist 4

Senior Teacher

Master Teacher 1

Master Teacher 2

Classroom Teacher

Career Advancement

Page 87: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

80 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Model Mentoring Kepala Sekolah di Singapura

mentoring, dan tidak saja berpusat pada teori-teori administrasi pendidikan. Di Hong Kong,para kepala sekolah melaporkan bahwa programpasca sarjana administrasi pendidikan yangmereka tempuh, walaupun berguna, kurangpraktis dan hanya bersifat teori (Wong & Ng,2003).

Mentoring Calon Kepala SekolahSingapura

Sejak tahun 1984, setiap calon kepala sekolahSingapura yang dipilih oleh KementerianPendidikan diwajibkan untuk mengikutiprogram pasca sarjana Diploma of EducationalAdministration penuh-waktu di National Instituteof Education selama setahun sebelum bisamenjadi kepala sekolah (Lim, 2002). Programakademik ini terdiri dari dua bagian. Bagianyang pertama adalah kuliah yang diberikan olehpara dosen di ruang kelas. Dalam programakademik ini selain diberikan berbagai teorimengenai administrasi pendidikan. Bagian yangkedua adalah kesempatan untuk magang disalah satu sekolah yang ditunjuk. Dalamkesempatan ini, kepala sekolah yang berprestasibaik ditunjuk menjadi mentor bagi calon kepalasekolah. Dalam periode dua kali satu bulan,calon kepala sekolah mengamati kepala sekolahyang menjadi mentornya dalam menjalankantugas sebagai seorang administrator sekolah danmendapatkan kesempatan untuk menimbapengalaman dari mentornya.

Program yang sudah berjalan kurang lebihdua puluh tahun ini mendapat berbagaitanggapan positif dari calon kepala sekolah danpara kepala sekolah yang ditunjuk sebagaimentor. Baik calon kepala sekolah maupunmentornya melaporkan adanya reciprocallearning, yaitu saling belajar dari mentor maupuncalon kepala sekolah, systemic renewal dansystemic repeat, yaitu melanjutkan praktik-praktikkepemimpinan yang sudah terbukti berhasil(Low, Chong, & Walker, 1994).

Berdasarkan penelitian Lim (2007), duakeuntungan utama yang dilaporkan oleh pesertaprogram mentoring ini adalah adanyakemungkinan untuk networking (membangunjaringan) dan kerja sama dengan sesama calonkepala sekolah dan para kepala sekolah senior.Sehingga ketika akhirnya calon kepala sekolahini menjadi kepala sekolah, mereka sudahmerupakan bagian dari suatu jejaring yang

terjalin dengan baik untuk saling berbagipengalaman dan pengetahuan tentang seluk-beluk pekerjaan seorang kepala sekolah.Menurut Boon (1998), keuntungan lain yangdirasakan oleh calon kepala sekolah adalahmendapatkan kepercayaan diri yang lebih besaruntuk menjalankan tugasnya, pengetahuanprofesional yang semakin bertambah, sertameningkatkan keterampilan sebagai seorangkepala sekolah. Hal ini tentunya sangat bergunabagi para calon kepala sekolah, terutama merekayang tidak meniti karirnya di sekolah, namun disebuah dinas Kementerian Pendidikan (Chew,Stott, & Boon, 2003).

Di samping keuntungan yang dirasakanoleh calon kepala sekolah, para kepala sekolahyang ditunjuk menjadi mentor juga melaporkanberbagai segi positif dari program mentoring ini(Boon, 1998). Mereka melaporkan mendapatkankepercayaan diri karena telah dianggap mampumembimbing calon kepala sekolah baru,memperluas network mereka, meningkatkantingkat motivasi mereka, meningkatkankompetensi kerja mereka, dan mendapatkandukungan psikologis dalam pekerjaan mereka.Sehingga walaupun membimbing calon kepalasekolah baru menuntut kerja dan perhatianekstra, para kepala sekolah senior tetap dapatmendapatkan pengalaman yang berharga darimenjadi seorang mentor.

Perubahan di tahun 2001

Pada tahun 2001, sistem Diploma of EducationalAdministration diganti dengan Leaders inEducation Programme. Ada dua perbedaan pokokantara kedua program ini. Pertama, programyang baru ini menekankan pentingnya melatihkemampuan berinovasi dan melakukanmanajemen perubahan (change management) bagipara calon kepala sekolah karena mempertim-bangkan perkembangan dunia yang makin cepatdan tak dapat diduga. Kedua, program baru inilebih singkat daripada program Diploma ofEducational Aadministration. Program hanya iniberdurasi 6 bulan yang juga ditempuh secarapenuh waktu. Ini memungkinkan makin banyakcalon kepala sekolah yang dapat dihasilkan.Namun demikian, sistem mentoring bagi calonkepala sekolah yang telah dilaporkan begituberhasil tidak sepenuhnya ditinggalkan. Paracalon kepala sekolah Singapura saat ini tetapmemiliki kesempatan magang di sekolah dan

Page 88: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

81Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Model Mentoring Kepala Sekolah di Singapura

belajar dari kepala sekolah senior (Lim, 2007),walaupun tidak seintensif dalam program yanglama. Lim (2007), seorang dosen kepemimpinanpendidikan di National Institute of Education,menyarankan untuk mengintegrasikan programmentoring dalam Leaders in Education Programmekarena ia melihat bahwa mentoring memilikidampak positif yang bisa diterapkan dalamprogram yang baru.

Sistem mentoring yang digambarkan di atasmemang sudah diubah oleh Singapura untukmenyesuaikan program persiapan calon kepalasekolahnya dengan kebutuhan yang ada untukmenghadapi perubahan-perubahan zaman yangcepat terjadi. Salah satu kritik utama terhadapsistem mentoring adalah kemungkinanhilangnya inovasi dalam diri calon kepalasekolah karena mereka hanya akan mencontohsegala tindak-tanduk mentor mereka tanpamengkritisinya dan mengadaptasi sesuaidengan kebutuhan di lapangan. Kritik semacamini tidak terlalu beralasan karena para calonkepala sekolah tidak hanya dibekali denganmentoring saja, tetapi juga melalui kuliah dalamprogram pasca sarjana Diploma of EducationalAdministration yang mengajak mereka untukberpikir secara kritis (Lim, 2007). Deng-andemikian, sistem mentoring dapat saja diterap-kan di Indonesia apabila dibarengi dengankuliah yang dibimbing oleh dosen yangberkualifikasi di bidang administrasi pendidikanuntuk mencegah “penjiplakan” karakteristikseorang mentor oleh si calon kepala sekolah.

Aplikasi Bagi Indonesia

Bagi Indonesia, salah satu halangan utamamengadopsi program mentoring adalah kesulitandalam menyediakan pendidikan pasca sarjanapenuh waktu bagi para calon kepala sekolahnyadan mengidentifikasi mentor. Karena luasnegara kita yang besar dan banyaknya jumlahguru dan sekolah, agaknya memang tidakrealistik untuk mengharapkan DepartemenPendidikan Nasional (Depdiknas)mengidentifikasi para calon kepala sekolahsecara sentralistik dan kemudian memberikanbeasiswa bagi semua untuk menempuhpendidikan pasca sarjana. Di samping itu,identifikasi kepala sekolah senior yang dapatmenjadi mentor yang bertanggung jawab jugasulit dilakukan. Depdiknas harus bekerja kerasmengenali kepala-kepala sekolahnya dan

memberikan peringkat mana saja yang dapatdikategorikan sebagai kepala sekolah teladanuntuk dijadikan mentor.

Akan tetapi, dinas-dinas pendidikan lokalmaupun yayasan-yayasan pendidikan besarseperti BPK PENABUR dapat mengadopsi sistemmentoring ini, terutama melalui kerja samadengan lembaga pendidikan tenaga kependi-dikan di wilayahnya. Apabila dijalankan secaratransparan dan akuntabel, sistem mentoring inidapat meningkatkan kualitas para kepalasekolah. Para pejabat kependidikan dapat mulaimenentukan kriteria guru-guru yang dapatdiangkat menjadi kepala sekolah dan kemudianmenempatkan mereka dalam program pelatihanadministrasi pendidikan di sebuah universitasyang kemudian ditindaklanjuti denganpemagangan di sekolah yang ditunjuk. Dengandemikian, di masa yang akan datang para kepalasekolah kita bukan hanya seorang guru yangmemiliki bakat kepemimpinan belaka, tetapibenar-benar seorang tenaga administrasipendidikan yang profesional yang telah memilikipengalaman kerja sebagai tenaga pendidik danbekal pelatihan administrasi pendidikan yangmemadai.

Jika dikaitkan dengan Keputusan MenteriPendidikan Nasional No. 13/2007, maka usulanmengadakan sistem mentoring dalam pendidi-kan pasca sarjana bagi calon kepala sekolahlebih merupakan kewajiban daripada sekedaride yang menarik untuk dipertimbang-kan,walaupun ada berbagai halangan yang telahdisebutkan di atas. Keputusan Menteri yangsudah ada tentang kualifikasi calon kepalasekolah memang mengatur persyaratan kepalasekolah yang diperlukan untuk menjalankansekolah dengan baik. Namun, perlu jugadipikirkan langkah-langkah realistis untukmemastikan bahwa calon kepala sekolah dapatmemenuhi tuntutan yang beragam itu. Untukmenumbuhkan kemampuan manajerial yangmemadai, para pembuat keputusan harusmemikirkan suatu bentuk pelatihan sebelumseseorang dapat ditunjuk menjadi kepalasekolah.

Hal lain yang dapat dipertimbangkan bagikonteks Indonesia adalah beragamnya jalurpengembangan diri guru di Singapura dankemungkinan merekrut kepala sekolah yangbukan seorang guru. Beragamnya jalurpengembangan diri guru, sebagai guru ahli,spesialis atau kepala sekolah, membukakemungkinan bagi para guru untuk tidak

Page 89: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

82 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Model Mentoring Kepala Sekolah di Singapura

berbondong-bondong mengejar posisi kepalasekolah walaupun mereka tidak memilikiketerampilan untuk menjadi manajer sekolah.Mereka tetap dapat naik jabatan melalui jaluryang lain dan mengembangkan diri sesuaidengan minat dan kemampuannya. Selain itu,terbukanya perektrutan calon kepala sekolahbagi non-guru, memungkinkan sekolah untukmendapatkan calon kepala sekolah yang palingbermutu dari segi kepribadian, memilikiketerampilan manajerial terbaik, dan tetapmempunyai pemahaman yang baik tentangberagam masalah pendidikan.

Kesimpulan dan Saran

KesimpulanKepala sekolah memainkan peran penting dalammeningkatkan kualitas pendidikan. Standar-standar minimum yang telah ditentukanDepdiknas tentunya sangat berguna untukmenentukan calon kepala sekolah. Hal ini perludilengkapi dengan perencanaan yang baik untukmemampukan calon-calon kepala sekolah untukmemenuhi standar tersebut melalui sistempelatihan dan pendidikan yang terencana danterarah sangat penting. Oleh karena itupersiapan seorang calon kepala sekolah perludijalankan secara terarah dan terencana.Program mentoring calon kepala sekolahSingapura telah mendapatkan banyak pujiankarena keberhasilannya menyiapkan kepalasekolah yang berkualitas. Programpengembangan diri guru di Singapura yangberagam juga membantu mengembangkan paraguru bukan sekedar menjadi kepala sekolah,tetapi juga menempuh jalur pengembangan dirisebagai guru ahli ataupun spesialis pendidikan.Adanya kemungkinan untuk menerima calonkepala sekolah yang tidak berlatar belakangkeguruan, juga memungkinkan didapatkannyacalon kepala sekolah yang memiliki keunggulanmanajerial. Walaupun ada banyak masalah yangdapat timbul jika program serupa diterapkan diIndonesia secara menyeluruh karena luasnyawilayah Indonesia dan sulitnya mengidentifikasicalon kepala sekolah diantara begitu banyaknyaguru yang ada, masih ada kemungkinan untukmenerapkan program serupa di lingkup yanglebih kecil dengan ketentuan dijalankan secaraakuntabel dan transparan.

SaranBeberapa saran yang dapat dipertimbangkanuntuk mengembangkan model pengembangancalon kepala sekolah berdasarkan sistem yangberlaku di Singapura antara lain:1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

nomor 13 tahun 2007 tetap dapatdigunakan sebagai acuan dasar untukmenentukan standar kompetensi bagiseorang calon kepala sekolah jikadisesuaikan dengan keadaan yang ada dilingkup sekolah yang bersangkutan.

2. Berdasarkan daftar ciri-ciri kepala sekolahyang terdapat dalam peraturan menteritersebut, sistem penunjukkan kepalasekolah harus dilakukan dengan seksamadan akuntabel untuk memastikan kandidatterbaiklah yang terpilih menjadi calonkepala sekolah. Calon kepala sekolah tidakselalu harus datang dari guru-guru yangada. Sistem perekrutan seperti yang ada diSingapura memungkinkan sekolahmenjaring calon kepala sekolah yangmemiliki keterampilan manajerial yangbaik.

3. Guru-guru yang tidak beraspirasi menjadikepala sekolah tetap perlu diberikanpilihan jalur karir lain yang tetapmemungkinkannya untuk naik jabatan danmengembangkan diri sesuai denganminatnya.

4. Calon kepala sekolah perlu mendapatkanpendidikan dan pelatihan tambahan yangbersifat akademis maupun praktis. Inidapat ditempuh dengan mewajibkan calonkepala sekolah untuk menempuhpendidikan pasca-sarjana dalam bidangadministrasi pendidikan yang dilengkapidengan program mentoring. Programtersebut memberikan kepada calon kepalasekolah pemahaman yang holistik tentangkompleksitas administrasi pendidikandan memberikan kesempatan untukmengamati dengan mata kepala sendiritugas yang dihadapi oleh kepala sekolahsehari-hari dan melakukan refleksiakademis terhadap kepala sekolah yangmenjadi mentornya sehingga dapat terjadireciprocal learning, systemic renewal dansystemic repeat di dalam lingkungankepemimpinan sekolah.

5. Program persiapan calon kepala sekolahini dapat mulai dilakukan di Indonesia

Page 90: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

83Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Model Mentoring Kepala Sekolah di Singapura

dengan skala yang lebih kecil dan spesifikuntuk memastikan calon kepala sekolahmemiliki keterampilan yang memadaiuntuk memimpin dan mengadakanperubahan yang efektif di sekolah untukmencapai tujuan institusional sekolah itu.

Daftar Pustaka

Boon, S.L.Z. (1998). Principalship mentoring inSingapore: Who and what benetifs? Journalof Educational Administration, 36, 1, 29-43

Chew, J., Stott, K., & Boon, Z. (2003). On Singapore:The Making of Secondary School Principals.ISEA, 31, 2, 54-75

Hoy, W.K., & Miskel, C.G. (2001). Educationaladministration: theory, research, 6th ed.Singapore: McGraw-Hill

Lim, L.H. (2002). Learning beyond mentoring: TheSingapore experience. InternationalJournal of Educational Management, 16,4, 185-189

Lim, L.H. (2007). Illuminating the core of Singaporeschool leadership preparation: Two decades

of in-service experience. Internationaljournal of educational management, 21,5, 433-439

Low, G.T., Chong, K.C., & Walker, A. (1994).Passing on the batton. InternationalJournal of Educational Management, 8,3, 35-37

Ministry of Education (n.d.). Career advancement.Retrieved from http://www.moe.gov.sg, 16July 2007

Mulford, B. (1996). Do school principals make adifference?: Recent evidentce andimplications. Leading & Managing, 2,3,155-170

Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia nomor 13 tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentangGuru dan Dosen

Wong, K.C., & Ng, H.M. (2003). On Hong Kong:The Making of Secondary School Principals.ISEA, 31, 2, 35-53.

Page 91: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

84 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalamPenyelenggaraan Pendidikan di Sekolah

David Wijaya*)

*) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

anajemen Mutu Terpadu adalah suatu filosofi manajemen yang penting dan telah digunakanoleh industri-industri AS. Konsep tersebut digunakan dalam pengembangan dan akuisisisistem-sistem seperti sistem satelit dan pesawat terbang untuk menyiapkan laporan kinerjapara petugas. Di dalam beberapa tahun terakhir ini, konsep Total Quality Management (TQM)

telah diterapkan dalam dunia pendidikan. Banyak aplikasinya telah digunakan dari segi administrasiinstitusi, tetapi ada juga beberapa sekolah telah menerapkan TQM dalam pengembangan kurikulum.Di dalam tulisan ini, prinsip-prinsip TQM diuraikan dengan penekanan pada pentingnya mengidentifikasipelanggan dan menganalisis prosesnya.

Kata kunci: Mutu, manajemen mutu terpadu, mutu sekolah.

Total Quality Management (TQM) is recognized as an important management philosophy and iswidely used in the US industries. It has been used very successfully in the development and acquisitionof systems such as satellites and aircrafts to preparing officer performance reports. Over the lastfew years, TQM has been applied in the education world. Most of the applications have been in theadministrative side of the institutions, but some schools have applied TQM to the curriculumdevelopment. In this article, the principles of TQM are described with an emphasis on the importanceof identifying the customer and analyzing the process.

Abstrak

M

Bervariasinya kebutuhan siswa, beragamnyakebutuhan guru dalam pengembanganprofesionalnya, harapan orang tua akanpendidikan bermutu, serta tuntutan dunia usahauntuk memperoleh tenaga bermutu, berdampakpada setiap warga sekolah sehingga merekaharus merespon kondisi tersebut dalam prosespengambilan keputusan di sekolah. Di dalamproses pengambilan keputusan tersebut untukpeningkatan mutu sekolah; dapat digunakanbeberapa teori dan kerangka acuan denganmelibatkan berbagai kelompok masyarakat yangpeduli terhadap pendidikan. Hal ini mendorong

munculnya pemikiran konsep ManajemenPeningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).

Di dalam implementasi MPMBS, sekolahbertanggung jawab untuk mengelola dirinyasendiri terkait dengan masalah administrasi,keuangan, dan personil sekolah. Bersamadengan orang tua dan masyarakat, sekolahharus membuat keputusan, mengatur skalaprioritas, serta meningkatkan keyakinanmasyarakat tentang sekolah. Kepala sekolahharus tampil sebagai koordinator dari sejumlahwarga sekolah serta terlibat dalam prosesperubahan sekolah melalui penerapan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu denganmenciptakan penghargaan di dalam sekolah itusendiri.

Pendahuluan

Opini

Page 92: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

85Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

Salah satu masalah pendidikan yangdihadapi oleh bangsa Indonesia adalahrendahnya mutu pendidikan di setiap jenjangdan satuan pendidikan, terutama padapendidikan dasar dan menengah. Berbagaiusaha telah dilakukan untuk meningkatkanmutu pendidikan, yaitu pengembangankurikulum nasional dan lokal, kurikulumberbasis kompetensi (KBK), kurikulum tingkatsatuan pendidikan (KTSP), peningkatankompetensi guru melalui pelatihan, pengadaanbuku dan peralatan sekolah, pengadaan danperbaikan sarana dan prasarana sekolah, sertapeningkatan kualitas penyelenggaraan sekolah.Namun demikian, dari berbagai indikator mutupendidikan belum menunjukkan peningkatanyang berarti. Sebagian sekolah menunjukkanpeningkatan mutu pendidikan yang cukupmenggembirakan, namun sebagian sekolahlainnya masih memprihatinkan.

Berdasarkan masalah di atas, berbagaipihak mempertanyakan apa yang salah dalampenyelenggaraan pendidikan kita? Dari berbagaipengamatan dan analisis, ada tiga faktorpenyebab mutu pendidikan kita tidakmengalami peningkatan secara merata.

Pertama, penyelenggaraan pendidikandilakukan dengan menggunakan polabirokratik-sentralistik sehingga menempatkansekolah sebagai pengelola pendidikan yangsangat tergantung pada keputusan birokrasiyang mempunyai jalur sangat panjang dankadang-kadang kebijakan yang dikeluarkantidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat.Kedua, kebijakan dan penyelenggaraanpendidikan selama ini menggunakan pendekat-an education production functions atau analisisinput-output yang tidak dilakukan secarakonsekuen sehingga menempatkan sekolahsebagai pusat produksi yang jika dipenuhisemua input yang diperlukan dalam prosesproduksi tersebut, maka sekolah akanmenghasilkan output yang dikehendaki. Ketiga,peran serta guru dan masyarakat, terutamaorang tua siswa dalam penyelenggaraanpendidikan selama ini sangat minim.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas,maka tentunya dibutuhkan berbagai upayaperbaikan, salah satunya adalah melakukanotonomi sekolah melalui penerapan manajemenmutu terpadu di lingkungan sekolah.

Definisi MutuBeberapa pakar mutu telah mencobamendefinisikan mutu. Secara umum, definisimutu tersebut dikemukakan oleh empat gurumutu, yaitu:1. Philip B. Crosby (1978)

Crosby berpendapat bahwa mutu berartikesesuaian terhadap persyaratan, sepertijam tahan air, sepatu yang tahan lama, dandokter yang ahli. Ia juga mengemukakanpentingnya melibatkan setiap orang dalamproses organisasi. Pendekatan Crosbymerupakan proses top-down.

2. W. Edwards Deming (1986)Deming berpendapat bahwa mutu berartipemecahan masalah untuk mencapaipenyempurnaan terus-menerus, sepertipenerapan Kaizen pada perusahaan Toyotadan gugus kendali mutu pada perusahaanTelkom. Pendekatan Deming merupakanproses bottom-up.

3. Joseph M. Juran (1992)Juran berpendapat bahwa mutu berartikesesuaian dengan penggunaan, sepertisepatu yang dirancang untuk olahraga dansepatu kulit yang dirancang untuk ke kantoratau ke pesta. Pendekatan Juran merupakanproses yang berorientasi pada pemenuhanharapan dari pelanggan.

4. K. Ishikawa (1992)Ishikawa berpendapat bahwa mutu berartikepuasan pelanggan. Dengan demikian,setiap bagian proses dalam organisasimemiliki pelanggan. Kepuasan pelangganinternal akan menyebabkan kepuasanpelanggan organisasi.Definisi mutu menurut ISO 9000:2000

adalah “derajat/tingkat karakteristik yangmelekat pada produk yang mencukupipersyaratan/keinginan”. Derajat di sini berartiselalu ada peningkatan setiap saat, sedangkankarakteristik berarti hal-hal yang dimilikiproduk, yang terdiri dari karakteristik fisik,perilaku, dan sensori.

Perkembangan Konsep Mutu danManajemen Mutu Terpadu

Dari dulu sampai sekarang ini, pandanganorganisasi terhadap mutu mengalami evolusi.Oleh karena meningkatnya persaingan, akansemakin menyadarkan berbagai organisasi akan

Page 93: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

86 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

mutu. Arti mutu yang semula bersifat netral,perlahan-lahan bergerak ke arah yang positif.Pada awalnya mutu tidak diperhatikan, tetapikini menjadi hal yang terutama dalam suatuorganisasi. Secara rinci, Rudi Suardi (2001)membagi konsep mutu menjadi lima tahap,yakni:1. Era Tanpa Mutu

Era ini dimulai sebelum abad 18, di manaproduk yang dibuat tidak diperhatikanmutunya. Kondisi ini dapat terjadi apabilaorganisasi tidak mempunyai pesaing ataudalam keadaan monopoli.

2. Inspection Era Era ini berlangsung di Negara Barat sekitarabad 18. Di dalam era ini, mutu hanyamelekat pada produk akhir dan masalahmutu berkaitan dengan produk yang rusak/cacat. Produsen mulai mempunyai pesaingdan produksi barangnya massal. Pemilahanterhadap produk akhir dilakukan dengancara inspeksi.

3. Statistical Quality Control EraJika pada era inspeksi terjadi penyimpanganatribut produk yang dihasilkan dari atributstandar, bagian inspeksi tidak dapatmendeteksi apakah penyimpangan tersebutdisebabkan karena kesalahan produksi atauhanya karena kebetulan. Bagian inspeksidilengkapi dengan alat dan metode statistikuntuk mendeteksi penyimpangan padaatribut produk yang dihasilkan di dalamproses produksi. Deteksi penyimpangansecara statistik mulai dilakukan oleh bagianproduksi.

4. Quality Assurance EraDi dalam era ini, konsep mutu mengalamiperluasan, dari konsep yang sempit (hanyaterbatas pada tahap produksi) kepadatahap desain dan koordinasi dengan bagianjasa (seperti bengkel, energi, perencanaandan pengendalian produksi, sertapergudangan). Mulai diperkenalkan konsepbiaya mutu.

5. Strategic / Total Quality Management / TotalQuality ServiceDi dalam era ini, keterlibatan manajemenpuncak sangat besar dan menentukansehingga menjadikan kualitas untukmenempatkan organisasi pada posisi yangkompetitif. Sistem ini disebut sistemmanajemen strategik dan integratif karenamelibatkan pemimpin dan karyawan sertamenggunakan metode kualitatif dan

kuantitatif untuk memperbaiki prosesorganisasi secara berkesinambungan agardapat memenuhi dan melebihi kebutuhan,keinginan, dan harapan pelanggan.

Manajemen Mutu Terpadu

Manajemen Mutu Terpadu atau lebih dikenaldengan istilah Total Quality Management (TQM)pertama kali diperkenalkan oleh Dr. WilliamEdwards Deming (1986) pada akhir tahun 1950-an. Ide-idenya tidak diterima oleh industri-industri AS tetapi pada akhirnya disahkan olehJepang dalam pemulihan mereka dari PerangDunia II. Sebagai hasil dari implementasi TQM,konsep “made in Japan” telah berubah dari suatumasa penghinaan menjadi suatu kata-katapujian yang besar. Pada tahun 1980-an, industri-industri AS mulai melihat nilai dari pendekatanTQM. Perusahaan-perusahaan seperti Motoroladan Federal Express yang dulunya telah gagal,sekarang menjadi perusahaan pemimpin dunia.Motorola sekarang ini melakukan suatutransaksi penjualan bisnis dengan Jepang.

Di dalam tulisan ini, prinsip-prinsip TQMdiuraikan dengan penekanan pada pentingnyamengidentifikasi pelanggan dan menganalisisprosesnya. “14 poin” Deming membentuk suatukerangka implementasi TQM, yang telahditerapkan pada lingkungan akademikberdasarkan pengalaman yang diperoleh dariThe Air Force Academy.

Deming telah secara luas dikenal sebagai“Bapak” dari gerakan TQM. Dia juga dikenaldengan konsep “3 C” yang berfokus padaCustomer (pelanggan), Culture (budaya), danCapacity (kapasitas) untuk perbaikanberkesinambungan yang merupakan suatubentuk lingkungan mutu terpadu di manabanyak organisasi yang sukses telahmenggunakannya untuk meremajakan dirimereka sendiri. Di bawah ini ada beberapaklarifikasi mengenai “3 C”, yaitu:1. The Customer

Mutu terpadu mempunyai dua macampelanggan, yaitu:a. Pelanggan eksternal, yang “membeli”

barang atau jasa yang ditawarkan.b. Pelanggan internal, yang terlibat

dalam proses menciptakan barangatau jasa, menerima output daripekerjaan lainnya dengan setiap orang

Page 94: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

87Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

sukses yang menambahkan beberapanilai.

2. The CultureSuatu strategi perubahan yang suksesmelibatkan pengelolaan mutu, jugamelibatkan komitmen untuk menciptakansuatu jenis budaya organisasiyang spesifik, berdasarkanpada kepercayaan danpengambilan keputusanbersama.

3. The CapacityPara pemimpin di dalamorganisasi-organisasi yangberorientasi pada mutu melihatcara-cara yang tidak hanyaberubah tetapi untuk menge-lola dan menanamkan prosesperubahan itu. Dalam istilahDeming, mereka mencapai“tujuan yang konstan”.TQM merupakan perpaduan

dari fungsi-fungsi dan proses terkaitke dalam siklus hidup produksipada tahap-tahap yang berbeda-beda seperti desain, perencanaan,produksi, distribusi, dan pelayan-an. Ukuran keberhasilan TQMmerupakan kepuasan pelanggandan cara mencapainya melaluidesain sistem dan peningkatanterus-menerus.

TQM juga merupakan pendekatan untukmeningkatkan efektivitas dan daya lentur sebuahorganisasi secara keseluruhan dengan berpusatdi sekitar mutu. TQM pada prinsipnya adalahcara mengorganisasikan dan mengerahkanseluruh organisasi, setiap bagian, aktivitas, danindividu pada setiap tingkat untuk mencapaikualitas. TQM terkait dengan masalah strategis,pemasaran, dan aspek-aspek manusia dariorganisasi.

Rudi Suardi (2001) menggambarkanmanajemen mutu terpadu atau Total QualityManagement (TQM) ke dalam ilustrasi sebuahrumah pada Gambar 1.

Keterangan:Pondasi : menggambarkan syarat mutlak atau

dasar yang diperlukan.Lantai : menggambarkan acuan kerja, yaitu

standar yang berlaku di organisasi.Tiang : menggambarkan berbagai komponen/

parameter pokok di dalam organisasi.

Dinding : menggambarkan pelindung bagiorganisasi agar tetap bisa bersaingdan untuk counter terhadap pihakeksternal.

Atap : menggambarkan fokus dari organisasi,yaitu pelanggan.

Prinsip-prinsip TQM di Sekolah

Salah satu faktor yang paling berpengaruh didalam kesuksesan atau kegagalan dari usahaimplementasi TQM adalah pengesahan secarauniversal, terutama pada pimpinan sekolah. Jikapimpinan sekolah tidak berusaha membuatkonsep TQM diterima, itu tidak mungkin bahwausaha implementasi TQM akan menjadi sukses.Mengesahkan konsep TQM mewakili suatuperubahan mendasar di dalam cara seseorangmelakukan usaha.

Selain itu, dibutuhkan dukungan darisetiap orang dalam rantai komando sekolah,mulai dari guru sampai kepala sekolah. Akantetapi, penting juga mendapatkan pengesahandari siswa. TQM adalah suatu filosofimanajemen partisipatif dan siswa telahberpartisipasi di dalam seluruh usaha. Tanpasuatu proses pendidikan, kita tidak akanmempunyai dukungan dari siswa.

K O M I T M E N

PERSAINGAN

MANAJEMEN STRATEGIS

P R O D U K

K O N T R O L

P E L A T I H A N

I N T E G R I T A S

N I

L A I

K E P E D U L I A N

Kepuasan Pelanggan

P R O S E S

ISO 9000 ISO 14000 MALCOLM STANDAR LAIN QMS EMS BALDRIGE

PERBAIKAN BERLANJUT

TIM KERJA

DAN BUDAYA

O R G A N I S A S I

K E P E M I

M P I N A N

TQM (TOTAL QUALITY MANAGEMENT)

Gambar 1: Total Quality Management (TQM)

Page 95: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

88 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

Suatu komitmen waktu dibuat untukmelaksanakan TQM, tahap pertama adalahmengidentifikasi “pelanggan” atau stakeholder.Untuk melakukan ini, kita harus menjaga prosespendidikan sebagai suatu sistem, di mana semuaunsur dan interaksi di antara unsur-unsursekolah harus diarahkan. Perbaikan prosesseharusnya dimulai dan diakhiri olehpelanggan. Dengan mengidentifikasi siswa dankaryawan dari sekolah kita sebagai pelangganutama kita, kita akan dapat memuaskan semuapelanggan lainnya di sekolah seperti orang tua,masyarakat, komite sekolah, pemerintah, danlain sebagainya.

Akan tetapi, siswa biasanya diperlakukanlebih sebagai produk daripada sebagaipelanggan. Ini adalah suatu kasus klasik daritidak tepatnya mendefinisikan sistem. Semuapihak yang relevan harus termasuk di dalamsistem pendidikan. Jika semua pihakdiidentifikasi, maka kepentingan relatif darimasing-masing pihak dapat ditetapkan.

Jika siswa diidentifikasi sebagai salah satudari pelanggan kita, kita harus mencoba untukmemuaskan pelanggan, tetapi kita harus yakinakan mengetahui apa yang sebenarnya diingin-kan pelanggan. Para pelanggan harus membuatkeputusan yang terinformasi dalam menentukanapa yang mereka inginkan, memperhitungkanbiaya-biaya, kinerja yang dibutuhkan, masalahhukum, dan sebagainya.

Mt. Edgecumbe (1994) mengimplemen-tasikan prinsip-prinsip TQM menurut versiadaptasi “14 poin Deming” untuk kualitas didalam organisasi. Poin-poin di bawah inidireproduksi seluruhnya dan menggunakanjenis huruf tebal untuk ide-ide kuncinya.1. Menciptakan dan memelihara ketepatan

tujuan untuk meningkatkan layananterhadap siswa dan sekolah. Tujuannyaadalah untuk menciptakan siswa berkua-litas terbaik yang mampu memperbaikisemua bentuk proses dan memasuki posisiyang berarti di masyarakat.

2. Menganut filosofi baru. Manajemen sekolahharus menyadari tantangan, harusmempelajari tanggung jawab mereka, danmengambil kepemimpinan untuk berubah.

3. Bekerja untuk menghapuskan angka danpengaruh-pengaruh berbahaya daripenilaian terhadap siswa. Berfokus padaproses pembelajaran, bukan prosespenilaian terhadap siswa.

4. Menghentikan ketergantungan pada ujianuntuk mencapai mutu. Menghapuskebutuhan untuk inspeksi pada suatu dasarmassal (ujian-ujian prestasi yangterstandarisasi) dengan menyediakanpengalaman pembelajaran yang dapatmenciptakan kinerja yang berkualitas;pengalaman pembelajaran yang dapatmemotivasi kreativitas serta eksperimentasi.

5. Bekerja dengan institusi-institusipendidikan tempat siswa berada.Meminimalkan total biaya pendidikandengan cara meningkatkan hubungandengan sumber-sumber siswa danmembantu meningkatkan mutu siswa yangmenerima sistem pendidikan.

6. Terus-menerus dan selalu memperbaikisistem untuk meningkatkan layananterhadap siswa dan pendidikan dalamrangka meningkatkan mutu dan produkti-vitas dalam kehidupan pribadi dan masya-rakat.

7. Terus-menerus melembagakan pelatihandalam jabatan bagi siswa, guru, staf khususdan administrator; bagi semua orang yangberhubungan dengan organisasi kemanu-siaan atau masyarakat.

8. Melembagakan kepemimpinan. Tujuandari supervisi atau kepemimpinan disekolah seharusnya adalah untukmembantu guru dan staf sekolah dalammenggunakan teknologi dan materi untukmelakukan pekerjaan yang lebih baik sertamenentukan kecepatan untuk menggerak-kan kreativitasnya.

9. Mengusir ketakutan, supaya setiap gurudan staf sekolah bekerja secara efektif untuksuatu sistem sekolah. Ciptakan lingkungansekolah yang memotivasi warga sekolahuntuk berbicara dengan bebas danmengambil risiko.

10. Mematahkan rintangan di antara bagian-bagian. Orang di bagian pengajaran,pendidikan khusus, akuntansi, kantin,administrasi, pengembangan kurikulumdan penelitian harus bekerja sebagai suatutim. Kembangkan strategi-strategi untukmeningkatkan kerjasama di antarakelompok dengan individu. Merencanakanwaktu akan memfasilitasi dinamika ini.

11. Menghapus slogan, pernyataan, dan targetbagi guru dan siswa yang meminta kinerjayang sempurna dan tingkat produktivitas

Page 96: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

89Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

yang baru. Suatu pernyataan dapatmenciptakan hubungan perselisihan.Penyebab rendahnya kualitas danproduktivitas termasuk sistemnya ada dibawah kendali guru dan siswa.

12a. Menghapus standar-standar pekerjaan(quota) guru dan siswa (misalnya, nilaiujian naik 10%; angka putus sekolah turun15%). Mengganti kepemimpinan, gerakanterus-menerus untuk mutu, danpembelajaran yang menyenangkan.

12b.Menghilangkan rintangan-rintangan yangmerampas siswa, guru dan manajemen(kepala sekolah, pengawas sekolah dan stafpendukung di kantor sekolah) dari hak-hakmereka untuk bangga dan menikmatikecakapan kerja. Ini berarti penghapusandari peringkat tahunan atau peringkat jasadan dari management by objective (MBO).Tanggung jawab dari semua pemimpinpendidikan harus berubah dari paradigmakuantitas kepada paradigma kualitas.

13. Melembagakan suatu program pendidikandan perbaikan diri yang kuat bagi setiaporang. Kemampuan guru dan manajemensekolah ditingkatkan melalui pendidikanformal untuk mencapai jenjang pendidikanyang lebih tinggi. Mereka juga didorong dandifasilitasi untuk meningkatkan kualitasdirinya.

14. Menempatkan setiap orang dalammasyarakat untuk bekerja melakukantransformasi. Transformasi merupakanpekerjaan dari setiap stakeholders sekolah.Partisipasi aktif dari stakeholders sekolahharus didorong dan dikembangkan secaraterpadu untuk membudayakan mutusekolah.Ketika TQM sukses diterapkan, maka itu

menghasilkan suatu studi yang mendalam darisetiap poin di atas dan penentuan yang jelas dari

bagaimana setiap tahapnya diterapkan kedalam situasi sekolah yang ada. ImplementasiTQM yang dilakukan akan tergantung padaukuran institusi pendidikan, apakah itu institusiswasta atau pemerintah, dan kekuatan darisetiap orang yang terlibat, tetapi variabel yangpaling penting adalah kedewasaan siswa danketerlibatan dari karyawan sekolah. Prinsip-prinsip TQM dapat diterapkan di dalam prosespendidikan pada sekolah dasar, sekolahmenengah pertama, dan sekolah menengah atas.

Indikator-Indikator Mutu Sekolah

Daniel P. Mayer et al. (2000) berkata “mutusekolah mempengaruhi pengetahuan siswamelalui pelatihan dan talenta dari tenaga guru,apakah berlangsung di dalam ruang kelas, sertaseluruh budaya dan atmosfir sekolah”. Padaketiga bidang ini, ada 13 indikator mutu sekolahyang berkaitan dengan pengetahuan siswa.Gambar 2 mengilustrasikan faktor-faktor mutusekolah yang mempengaruhi pengetahuansiswa baik secara langsung maupun tidaklangsung. Contohnya, karakteristik-karakteristikdari konteks sekolah seperti kepemimpinansekolah yang mempunyai dampak pada gurudan apakah mereka mampu untuk melakukan-nya di dalam ruang kelas, dan ini pada akhirnyaakan mempengaruhi pengetahuan siswa.Berbagai atribut mengenai item guru dapatmempengaruhi mutu ruang kelas dan padaakhirnya juga akan mempengaruhi pengetahu-an siswa. Ciri-ciri dari setiap item ini dapat secaralangsung mempengaruhi pengetahuan siswa.1. Konteks Sekolah

Konsep ini meliputi bagaimana pendekatansekolah terhadap kepemimpinan pendidi-kan dan sasaran-sasaran sekolah, pengem-

Konteks Sekolah

! Kepemimpinan Sekolah ! Sasaran ! Komunitas Profesional ! Disiplin ! Lingkungan Akademik

Guru ! Keterampilan Akademik

Guru ! Tugas Mengajar ! Pengalaman Guru ! Pengembangan Profesional

Ruang Kelas ! Isi Mata Pelajaran ! Pedagogi ! Teknologi ! Ukuran Kelas

PENGETAHUAN SISWA

Gambar 2 : Indikator-Indikator untuk Sekolah dan Hubungannyadengan Pengetahuan Siswa

Page 97: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

90 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

bangan komunitas profesional, danpenciptaan suatu iklim yangmeminimalisasi masalah kedisiplinan sertamemotivasi keunggulan akademik yangmempengaruhi mutu sekolah danpengetahuan siswa. Ada tiga alasanmengapa pengaruh dari karakteristik-karakteristik item sekolah lebih sulitdipastikan daripada pengaruh dari gurudan ruang kelas. Pertama, meskipunkarakteristik-karakteristik itu merupakankarakteristik pelengkap dari suatu sekolah,karakteristik-karakteristik itu sulit didefini-sikan dan diukur. Kedua, pengaruhkarakteristik itu terhadap pengetahuansiswa mungkin digunakan secara tidaklangsung melalui guru dan ruang kelas,dapat menambah masalah ukuran. Ketiga,informasi representasi sekolah yang handaltentang indikator-indikator mutu masihminim.

2. GuruMutu sekolah meningkat ketika gurumemiliki keterampilan akademik yangtinggi, memiliki beberapa tahun pengalam-an mengajar, mengajar sesuai bidangnyasebagaimana mereka dilatih, dan terlibatdalam program induksi yang bermutu tinggiserta pengembangan profesional. Ketikaguru yang tidak efektif itu mengajar, merekatidak dilatih mengajar sehingga mempenga-ruhi hasil belajar siswa yang rendah. Guruakan lebih efektif mengajar ketika merekaterlibat dalam aktivitas pengembanganprofesional yang bermutu, tetapi tidak adabukti statistik untuk mengevaluasihubungan tersebut.

3. Ruang KelasUntuk memahami keefektifan ruang kelas,maka diperlukan pemahaman tentang isikurikulum, pedagogi, materi pelajaran danperalatan sekolah yang digunakan. Siswatampak beruntung ketika isi pelajaranterfokus serta memiliki tingkat intelek-tualitas dan tantangan kognitif yang tepat.Siswa yang lebih muda, terutama siswayang tidak beruntung dan siswa minoritastampak belajar lebih baik di dalam kelaskecil.The Scottish Executive Education Department

(2000) membagi bidang-bidang utama dariindikator-indikator mutu pendidikan ke dalamlima bidang, yaitu:

1. Manajemen Strategika. Visi, nilai dan tujuan, meliputi:

(1) Kejelasan serta pengaruh dari visidan nilaiVisi dan nilai sekolah memberikanpesan yang jelas tentang penting-nya perbaikan mutu sekolah. Visidan nilai sekolah memuat perha-tian pada lingkungan lokal,nasional, kebutuhan dan harapanstakeholders sekolah.

(2) Kelayakan dan kejelasan daritujuanTujuan sekolah meliputi perspektifluas dari tujuan pendidikan danberfokus pada perbaikan KBM,kontribusi pendidikan bagiotoritas lokal dan masyarakat,serta kemitraan dengan stake-holders sekolah.

(3) Hubungannya dengan manaje-men strategik organisasiIni terlihat dari adanya hubunganstrategis antara bagian pendidi-kan di sekolah dengan pengelola-an organisasi sekolah sertaadanya sistem yang efektif untukmenyampaikan strategi organisasisekolah.

b. Efektivitas kepemimpinan danmanajemen, meliputi:(1) Kualitas kepemimpinan

Kepala sekolah menciptakan etoskerja yang positif, memperbaikikinerja dan kepemimpinan dirinyasendiri, serta memadukan kualitasdan kepemimpinan di sekolahuntuk meningkatkan mutusekolah.

(2) Hubungannya dengan orang danpengembangan dari kerja timKepala sekolah mendukungprogram pelatihan dan pengem-bangan staf sekolah untukpeningkatan mutu sekolah,mendorong kerja tim, sertamemantau persepsi staf sekolahtentang motivasi dan kepuasankerja.

c. Pengembangan kebijakan, meliputi:(1) Bidang, kelayakan, dan kejelasan

dari kebijakan

Page 98: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

91Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

Ini terlihat dari adanya kebijakansekolah yang diperbaharui secarasistematis serta adanya hubunganyang jelas antara kebijakan sekolahdengan tindakan yang diharapkanoleh stakeholders sekolah.

(2) Hubungannya dengan kebijakanorganisasiIni terlihat dari adanya kebijakandari bagian pendidikan di sekolahyang berkaitan dengan visistrategik dari Komite Sekolah sertaadanya hubungan yang jelasantara Komite Sekolah denganotoritas lokal.

2. Konsultasi dan Komunikasia. Mekanisme konsultasi, meliputi:

(1) Bidang, kelayakan, dan efektifitasdari berbagai pendekatan untukmelibatkan pelanggan dalammembentuk kebijakan danlayananIni terlihat dari adanya konsultasipendidikan yang dikelola secaraefektif, adanya umpan balik padahasil konsultasi pendidikan, sertaadanya mekanisme konsultasiuntuk memenuhi kebutuhansekolah.

(2) Bidang, kelayakan, dan efektifitasdari berbagai pendekatan untukmelibatkan penyusunan formasikaryawan dan pengangkatankaryawan dalam membentukkebijakan dan layananIni terlihat dari adanya etos kerjasekolah yang dapat meningkatkankonsultasi pendidikan sertaadanya keterlibatan staf sekolah didalam pengembangan kebijakansekolah.

b. Mekanisme komunikasi, meliputi:(1) Bidang, kelayakan, dan efektifitas

dari berbagai pendekatan untukmengkomunikasikan tujuan,kebijakan, provisi, dan kinerja bagipelanggan.Ini terlihat dari adanya mekanismepenyebaran informasi sekolahyang meliputi sistem publikasisekolah yang baik serta adanyalaporan kinerja dari masyarakatterkait strategi organisasi daninformasi sekolah.

(2) Bidang, kelayakan, dan efektifitasdari berbagai pendekatan untukmengkomunikasikan tujuan,kebijakan, dan kinerja bagipenyusunan formasi karyawandan pengangkatan karyawanIni terlihat dari adanya kepalasekolah yang mengkomunikasi-kan kinerja sekolah, adanya aksesinformasi untuk membuatkebijakan sekolah, serta adanyapendekatan sistematis untukberkomunikasi di sekolah.

3. Manajemen Operasionala. Perencanaan jasa, meliputi:

(1) Pengorganisasian dan pengelola-an kinerja serta perencanaankerangka kerjaIni terlihat dari adanyaperencanaan jasa yangterintegrasi ke dalam pengelolaandan penyusunan rencana sekolahserta adanya proses perencanaanjasa yang memperhatikanperubahan lingkungan sekolah.

(2) Struktur dan isi dari Rencana JasaIni terlihat dari adanya hubunganyang jelas antara Rencana JasaKependidikan (RJK) dengantujuan sekolah, adanyapenyusunan RJK yang terstrukturdengan baik dan berfokus padapelanggan sekolah.

(3) Kelayakan dari tujuan-tujuanpeningkatan dan ukuran-ukurankinerja yang berkaitanIni terlihat dari adanya tujuanpeningkatan sekolah yang berfo-kus pada kebutuhan sekolah sertaadanya hasil dari RJK yang“SMART” (Specific, Measurable,Action-linked, Realistic-linked andTime-linked).

(4) Kualitas dari perencanaantindakan untuk mencapai tujuan-tujuan peningkatan dan ukuran-ukuran kinerja yang berkaitanIni terlihat dari adanya tindakanperbaikan mutu dan keterlibatanstaf sekolah yang mencerminkanpraktek yang terbaik serta adanyaukuran-ukuran kinerja sekolahyang ditetapkan untuk tujuan jasapendidikan.

Page 99: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

92 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

b. Penyebarluasan dan efektifitas daristaf, meliputi:

(1) Penyebarluasan staf dan pemba-yarannyaIni terlihat dari adanyapenyebarluasan staf sekolah yangmerupakan prioritas RJK sertaadanya Kepala Sekolah yangmenerjemahkan tugas staf sekolahyang berhubungan denganpembayaran staf sekolah.

(2) Efektifitas staf dalam mengelolapembayaran untuk mencapaitujuan strategis dan prioritas yangdirencanakan

Ini terlihat dari adanya staf sekolahyang berkontribusi penting bagipengelolaan jasa pendidikan, adanyastaf sekolah yang bekerja dengan baikdi dalam tim serta mempunyaipengetahuan dan keahlian terbaru.

4. Manajemen Sumber Daya dan ManajemenKeuangana. Manajemen sumber daya, meliputi:

(1) Pendekatan strategik untukalokasi sumber daya.Ini terlihat dari adanya pedomanalokasi sumber daya secara umumdan khusus yang memperhatikanprioritas nasional dan lokal sertaadanya penilaian sumber dayasekolah untuk tiga tahunberikutnya.

(2) Pendekatan sistematis daripengelolaan sumber dayaIni terlihat dari adanya rencanapengelolaan aset sekolah, adanyapengetahuan tentang dampak asetsekolah bagi masyarakat dan stafsekolah, serta adanya rencanapemanfaatan teknologi di sekolah.

(3) Strategi untuk meningkatkanekonomi, efisiensi dan efektifitasdalam penggunaan sumber dayaIni terlihat dari adanya ukuran-ukuran kualitas terkait utilisasisumber daya sekolah serta adanyakepala sekolah yang secara teraturmeninjau ulang kinerja danproposal sekolah untuk pening-katan kinerja sekolah.

(4) Bukti-bukti peningkatan pengelo-laan sumber daya

Ini terlihat dari adanya pening-katan penggunaan sumber dayasekolah, adanya peningkatandalam pemeliharaan aset sekolah,serta adanya peningkatan kinerjasekolah terkait studi bandingdengan sekolah lain.

b. Manajemen keuangan, meliputi:(1) Pengelolaan anggaran yang efektif

Ini terlihat dari adanya kepalasekolah yang melakukan perenca-naan, penganggaran, dan peninja-uan ulang kinerja sekolah untukmencapai Nilai Terbaik serta ada-nya mekanisme konsultasi peng-anggaran sekolah.

(2) Bidang dan penyebarluasan dariprosedur keuanganIni terlihat dari adanya prosedurkeuangan sekolah yang jelas sertaadanya kepala sekolah yangmeninjau ulang prosedur keuang-an sekolah dan membuat perbai-kan di sekolah.

(3) Proses pengumpulan, analisis danevaluasi informasi keuanganIni terlihat dari adanya kepalasekolah yang mempunyai prosesyang efektif untuk mengumpulkaninformasi keuangan sekolah,menganalisis dan mengevaluasikinerja keuangan sekolah.

5. Pemantauan Kinerja dan Peningkatan yangBerkesinambungana. Mengukur, memantau dan

mengevaluasi kinerja, meliputi:(1) Bidang dan ketelitian dari proses

mengumpulkan informasi untukmengukur penyusunan formasikaryawan dan kinerja dari otoritasyang berwenang.Ini terlihat dari adanya strategi dankebijakan untuk memantau kinerjasekolah, adanya pengumpulaninformasi sekolah secarakomprehensif, serta adanyaevaluasi sekolah yang cermatsehingga nampak suportif.

(2) Bidang dan ketelitian dari prosesmenganalisis dan mengevaluasipenyusunan formasi karyawandan kinerja dari otoritas yangberwenang

Page 100: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

93Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

Ini terlihat dari adanya kepalasekolah yang melakukan analisisdan evaluasi data sekolah, adanyastandar kinerja dan target sekolah,serta adanya studi banding kinerjasekolah terhadap pendidikannasional.

b. Peningkatan kinerja yang berkesinam-bungan, meliputi:(1) Bukti-bukti dari peningkatan

standar kinerja pada bidang yangditargetkan untuk perbaikanIni terlihat dari adanya buktitentang peningkatan kinerjasekolah serta adanya mekanismeyang efektif untuk menyebarkanpraktek kualitas terbaik di sekolah.

Kesimpulan

Dalam prakteknya, manajemen mutu terpadu(TQM) merupakan suatu gerakan atas kerjamanusia di dalam suatu organisasi yang selaluberupaya mencapai yang terbaik secarasistematis, konsisten, dan terus-menerus.

Penerapan TQM merupakan kunci utamabagi setiap sekolah dalam menghadapipersaingan yang begitu ketat. TQM dapatmenjadi suatu alat yang sangat bermanfaatdalam bidang pendidikan meskipun itudikembangkan menurut konsep manufaktur.Unsur-unsur kunci dari suatu implementasiTQM sekolah yang sukses adalah:1. Memperoleh dukungan dari setiap warga

sekolah dalam rantai supervisi.2. Mutu harus ditentukan oleh para pelanggan

di sekolah.3. Perhatian harus ditekankan kepada setiap

proses dengan terus-menerus menguman-dangkan peningkatan mutu sekolah.

4. Prestasi di sekolah harus diperoleh melaluipemahaman visi, bukan dengan pemaksaanperaturan di sekolah.

5. Sekolah harus menghasilkan siswa yangmemiliki ilmu, keterampilan, sikapbijaksana, berkarakter, dan memilikikematangan emosional.

6. Menggunakan “14 Poin” Deming sebagaisuatu panduan dan mengecek poin-poinnyaselama usaha implementasi TQM disekolah.

Pendekatan TQM mempunyai 4 pendekatanyang sifatnya berlaku umum, yaitu:1. Sekolah harus memformulasikan visi

mengenai apa yang dimaksud dengan mutusekolah dan bagaimana bisa mencapaimutu di sekolah.

2. Manajemen sekolah harus ikut terlibatsecara aktif.

3. Sekolah harus cermat dan hati-hatimerencanakan dan mengorganisasikanupaya perbaikan mutu dengan langkahawal yang benar-benar efektif.

4. Pengendalian harus dilakukan pada selu-ruh proses pendidikan.Ada dua tahap penting dalam implemen-

tasi TQM di sekolah, yaitu:1. Mengidentifikasi pelanggan di sekolah.2. Menganalisis proses implementasi TQM

sekolah dengan “14 Poin Deming”.Jadi, TQM ingin menerapkan mutu secara

total sampai tingkat individu di dalamorganisasi sekolah yang ukuran keberhasil-annya adalah kepuasan pelanggan atau dayasaing di sekolah. Suatu sekolah yang secaracermat menerapkan TQM akan memulainyadengan pemahaman mutu di seluruh jajarannya.Oleh karena TQM itu berfalsafah keunggulanmutu, maka mutu yang ingin dicapai secaraberkesinambungan adalah mutu yang setinggi-tingginya. Hasil akhir dari implementasi TQMakan mengakibatkan operasi sekolah yang lebihefisien dan sikap tim kerja yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Cotton, Kathleen. (1994). “Applying total qualitymanagement principles to secondaryeducation” http://www.nwrel.org/scpd/sirs/9/s035.html

Crosby, Philip B. (1978). Quality is free: the art ofmaking quality certain. New York: Mc.Graw Hill Book Company

Deming, W. Edwards. (1986). Out of the crisis.Cambridge: Cambridge University Press

Departemen Pendidikan Nasional. (2001).Manajemen peningkatan mutu berbasissekolah. Jakarta: Departemen PendidikanNasional

Ishikawa, K. (1992). Pengendalian mutu terpadu.Diterjemahkan dari “What is total quality

Page 101: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

94 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

control?” oleh Ir. H.W. Budi Santoso.Bandung: PT Ramaja Rosdakarya

Juran, Joseph M. (1992). Juran on quality by design:the new steps for planning quality into goodsand services. New York: The Free Press

Mayer, Daniel P. et al. (2000). Monitoring schoolquality: An indicators report. US: U.S.Department of Education

Soemardi, Tresna P. Total quality managementsebagai kunci keunggulan bersaing:Majalah Usahawan, Vol 12 Desember1995

Suardi, Rudi. (2001). Sistem manajemen mutu ISO9000:2000 : Penerapannya untuk mencapaiTQM. Jakarta: Penerbit PPM

The Scottish Executive Education Department.(2000). Quality management in education.Scotland: Crown

Umadi. (1999). Manajemen peningkatan mutuberbasis sekolah. Jakarta: DirektoratJenderal Pendidikan Dasar danMenengah – Departemen PendidikanNasional

Winn, Robert C. & Green, Robert S . (1998).International journal engineeringeducation:: applying total qualitymanagement to the educational process

Page 102: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

95Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

B.P. Sitepu*)

*) Guru Besar Universitas Negeri Jakarta

Opini

elaras dengan perubahan paradigma terhadap pendidikan, khususnya terhadap pembelajaran,tulisan ini membahas tentang penyusunan buku teks pelajaran berbasis aneka sumber. Tulisanini diawali dengan perubahan paradigma terhadap pendidikan yang membawa dampakperubahan kedudukan peserta didik dalam proses belajar dan membelajarkan. Peserta didik

menjadi subjek dan pusat perhatian dalam merancang serta melaksanakan pembelajaran. Pendidikberperan lebih sebagai perancang, pengelola, fasilitator, tutor, dan mentor. Kemudian, tulisan inimembahas peranan buku teks pelajaran sebagai salah satu sumber belajar. Berkaitan dengan usahamemberikan kecakapan belajar agar mampu belajar sepanjang hayat, tulisan ini mengangap perlumenyusun buku teks pelajaran yang dapat dijadikan acuan dalam mewujudkan pembelajaran yangaktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Isi buku pelajaran dianggap perlu dikembangkandengan mendayagunakan berbagai sumber belajar di lingkungan peserta didik. Dalam menyusunbuku yang berbasis aneka sumber itu, tulisan ini menawarkan sejumlah gagasan yang perludikembangkan dalam menyusun isi, metode pengembangan isi, bahasa, ilustrasi, dan grafika bukuteks pelajaran.

Kata kunci: Paradigma pendidikan, pembelajaran, sumber belajar, pembelajaran kontekstual, bukuteks pelajaran.

In the line of paradigm shift about education, particularly in teaching-learning process, this articlediscusses the textbooks based on various resources. The first part of this article describes the paradigmshift about education and its impacts on the learners’ roles in teaching-learning process. The learnersbecome the subjects and the focus of interest in designing and conducting the instructional programs.Teacher acts more as an instructional designer and manager, facilitator, tutor, and mentor. Next, thisarticle discusses the role and function of textbook as learning resource. To make instructional processbecomes active, creative, innovative, effective, and joyful as well as to enable the learners to obtainlife-long learning skill, the textbooks should provide rich information referring to and utilizing variouslearning resources available within their environment. With this context in mind, this article proposesa set of ideas to be elaborated further in developing the textbooks based on various learning resources,such as considerations in developing content, methods of developing content, language, illustrationand graphic aspects..

Abstrak

S

Perubahan Paradigmatentang Pendidikan

Kemajuan yang pesat di bidang ilmupengetahuan (termasuk ilmu pendidikan) danteknologi (termasuk teknologi pendidikan/

pembelajaran), serta perubahan lingkunganyang terjadi secara alamiah atau karenaperbuatan manusia, mempengaruhi caraberpikir manusia. Perubahan-perubahan yangterus menerus terjadi, juga mendorongperubahan cara berpikir manusia menanggapidunia atau apa yang disebut Lincoln (1985: 29)

Page 103: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

96 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

dengan istilah paradigma atau Weltanschauung.Sebagai ilustrasi, Reigeluth (1994:5) memberikancontoh perubahan cara berpikir manusiaterhadap sarana transportasi, keluarga,perusahaan, dan pendidikan dari era pertanian,ke era industri, sampai ke era informasi. Khususdi bidang pendidikan, Reigeluth (1994:8)menggambarkan terjadi perubahan pandanganmanusia terhadap pendidikan akibat perubahandi lingkungan kerja dari era industri ke erainformasi, sebagai berikut.

Sedikit berbeda dengan pendapat Regeluth,Belt (1997) menunjukkan perubahan di dalampendidikan dari era industri ke era informasidapat dilihat pada tabel 2.

Teknologi informasi dan teknologikomunikasi sudah berkembang pesat dalamdekade akhir abad ke 20. Akan tetapi, dalam abadke 21 ini teknologi informasi dan komunikasiterus berkembang dan dimanfaatkan secara

nakididnePmetsiSnahabureP:1lebaTtabikAisamrofnIarEekirtsudnIarEirad

ajreKnagnukgniLidnahabureP

irtsudnIarE isamrofnIarE

salektakgniT suretnaujameKsurenem

isinaasaugneP nakrasadrebrajaleBnaupmamek

nakrasadrebseTnakotap

laudividniseT

kaditnaialinePkitnetua

nakrasadrebnaialinePajrenik ecnamrofrep( )

nahabnaiapmaynePnakrasadrebraja

kopmolek

aracesrajalebanacneRlaudividni

gniasrebaracesrajaleB fitarepookrajaleB

saleK tajalebtasuP

rebmusiagabesuruGnauhategnep

iagabesuruGrotutnadudnamep

rajalebmalad

gnayatkaflapahgneMitrarebkadit

rikiprebnaupmameKnakhacememnad

taubmemnad,halasamankam

naupmameKsilunemnadacabmem

.hasipretgnay

naupmameKisakinumokreb

talaiagabesukuB ujamigolonkeT.talaiagabes

nakididnePmetsiSnahabureP:2lebaTisamrofnIarEekirtsudnIarEirad

irtsudnIarE isamrofnIarE

talaiagabesukuB talaiagabesigolonkeT

laggnutsketukuB naakatsuprePkinortkele

iagabessalekgnauRainud

gnauriagabesainuDsalek

adapeksukofreBaracibmep

adapsukofreBnaaynatrep

gnutnagretnatakgniTaisu

suretnagnabmegnePsurenem

nasululeK pudihrumuesrajaleB

kididretgnarO iridnamrajalemeP

iretamiasaugneM lisahsisabreB

radnatsnaucarebseT ajreniksisabrebseT

halokesuatasaleKradnatsnakutnenem

nakutnenemainuDradnats

nalafahnatagnI halasamnahacemeP

isalosiretatkaf-atkaF nagnubuhreteKnakisasilausivid

nalipmareteKisalosiretacabmem

nalipmareteKaumesidisakinumok

aidem

gniasrebnarajalebmeP narajalebmePfitarepook

nakerratnaisitepmoKsalek

nagnedisarobaloKrajalemepsatinumok

iagabesuruGrucugnep

nauhategnep

,hitalepiagabesuruGnad,gnibmibmep

rotatilisaf

lisahremaP gnaroiradnagnibmiBnial

susakiausesrajaleB utkawiausesrajaleB

pututreT akubreT

napahatnadhakgnaLaumeskutnuradnats

awsis

naujutisakifitnedIlaudividnirajaleb

meluas di berbagai kehidupan manusia. Sepertiterlihat pada Tabel 1 dan 2, terdapat perubahanparadigma atas pendidikan yang antara lainsebagai akibat dari merebaknya perkembanganteknologi informasi dan teknologi komunikasi.

Page 104: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

97Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

Perkembangan Pembelajaran

Perkembangan dalam ilmu pendidikan jugatelah mengubah kedudukan peserta didik dalamproses belajar dan membelajarkan. Fokuskegiatan belajar-membelajarkan tidak lagiberpusat pada pendidik/guru, tetapi padapeserta didik. Dengan demikian, kedudukanpendidik/guru, pendekatan dan metode belajardan membelajarkan juga berubah. Guru lebihberfungsi sebagai perencana dan pengelolapembelajaran, tutor, dan motivator. Metodepembelajaran diarahkan pada membuat pesertadidik aktif belajar secara mandiri dan dalamkelompok untuk memperoleh pengetahuan danketerampilan untuk mengetahui (to know),melakukan (to do), memiliki jati diri (to be), hidupbersama to live togather), serta bagaimana belajar(to learn).

Perubahan paradigma atas pendidikanmendorong perubahan yang cepat pula dalammetode belajar dan membelajarkan. Pada tahuntujuh puluhanDePorter bersamaHernaki mengem-bangkan cara bel-ajar dan membe-lajarkan diawali diSekolah Bisnis didaerah Vermontserta pada awaltahun delapan pu-luhan dikembang-kan di Super Campdi Kirkwood Mea-dows, California.Dalam program Super Camp itu mereka mem-perhatikan dan mengembangkan semua potensiyang dimiliki oleh peserta didik, menumbuhkanrasa percaya diri, keterampilan belajar, dankemampuan berkomunikasi dalam suatulingkungan yang menyenangkan. Cara belajaryang mereka sebut dengan Quantum Learning(1992) sebagai suatu cara belajar yang nyamandan menyenangkan. Quantum Learning yangdianggap cukup berhasil itu menuntutperubahan pada cara guru membelajarkanpeserta didik. DePorter, Reardon, dan Singer-Nourie, metode pembelajaran yang mereka sebutQuantum Teaching (1999) merupakan cara-carayang dapat dipergunakan guru untuk membuatQuantum Learning dipraktikkan di kelas.

Quantum Teaching menggabungkan kemampuandan keistimewaan yang dimiliki peserta didiksehingga memperoleh prestasi yangmengagumkan. Perubahan dalam cara belajardan membelajarkan terjadi begitu cepat dalamdekade terakhir abad ke 20. Bahkan, Drydendan Vos dalam buku mereka The LearningRevolution: The Change the World Learn (1999)menyebutkan terjadi revolusi dalam cara belajardan membelajarkan

Dengan membanding-bandingkanbagaimana belajar didefinisikan oleh berbagaiahli psikologi dan ahli pendidikan (Glenn E.Snelbecker,1974: 12-15), pada hakikatnya belajardapat diartikan sebagai upaya sadar, berencana,dan sistematis untuk mengubah perilaku ke arahyang lebih baik dan bersifat relatif menetap. Hasilbelajar dalam bentuk perubahan perilaku itudipergunakan untuk mengatasi masalah danmengembangkan kualitas hidup sehingga lebihbaik, baik di dunia maupun di akhirat.

Agar peserta didik memperolehpengalaman belajaryang sesuai untukmencapai tujuanbelajar, maka pem-belajaran yang dike-hendaki adalah pem-belajaran aktif, krea-tif, inovatif, efektif,dan menyenang-kan (PAKIEM).Pembelajaran aktifmemiliki ciri:menuntut siswamempelajari bahan

ajar sebelum pem-belajaran di kelas, mendorongsiswa menanyakan hal-hal yang kurang jelas,menuntut siswa melakukan diskusi kelompokdi kelas, menuntut siswa memberikan tanggapanatas isi bahan ajar,dan mendorong siswamengetahui lebih lanjut atau lebih jauh.

Pembelajaran kreatif memiliki cirimendorong peserta didik menemukan gagasanbaru, mendorong peserta didik untukmengkomunikasikan ide mereka dalam berbagaibentuk secara tertulis dan lisan, mendorongpeserta didik untuk mencari dan memperolehinformasi melalui gagasan-gagasan lisanmaupun tulisan., mendorong peserta didikmengembangkan alternatif pemecahan masalah,dan mendorong peserta didik untuk menggu-nakan sumber belajar lain.

Agar peserta didik memperolehpengalaman belajar yang sesuaiuntuk mencapai tujuan belajar,

maka pembelajaran yangdikehendaki adalah pembelajaranaktif, kreatif, inovatif, effektif, dan

menyenangkan (PAKIEM).

Page 105: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

98 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

Pembelajaran inovatif memiliki cirimendorong peserta didik menemukan gagasanbaru dan mendorong peserta didik membuat hal-hal yang baru. Sedangkan pembelajaran effektifmemiliki ciri peserta didik mencapai indikatorkompetensi, peserta didik mencapai kompetensidasar, dan peserta didik mencapai standarkompetensi.

Yang dimaksud pembelajaran menye-nangkan adalah membuat suasana belajarmembelajarkan menggembirakan, memberikankebebasan berekspresi kepada peserta didik,menghargai peserta didik yang berhasil, danmenunjukkan penggunaan berbagai metodebelajar yang bervariasi. Suasana pembelajaranyang demikian memberikan motivasi dansemangat belajar untuk lebih berprestasi.

Di samping proses pembelajaran memilikiciri aktif, kreatif, inovatif, efektif, danmenyenangkan, pembelajaran juga perludilakukan secara kontekstual. Konsep inididasarkan pada hasil penelitian John Dewey(1916) yang menyimpulkan bahwa siswa belajardengan baik jika apa yang dipelajari terkaitdengan apa yang telah diketahui dan dengankegiatan yang atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya. Pembelajaran ini menekankanpada daya pikir yang tinggi, transfer ilmupengetahuan, mengumpulkan danmenganalisis data, memecahkan masalah-masalah tertentu baik secara individu maupunkelompok

Pembelajaran kontekstual membantu gurumengaitkan bahan pelajaran dengan keadaan/dunia nyata dan memotivasi peserta didikmembuat hubungan antara pengetahuan danpenerapannya dalam kehidupan mereka sebagaianggota keluarga, anggota masyarakat, danpekerja. Dengan menerapkan konseppembelajaran kontekstual, guru dapatmemberikan keterampilan hidup (life skills) yanglebih kongkrit. Melalui pembelajaran ini, siswamenjadi lebih responsif dalam menggunakanpengetahuan dan keterampilan di kehidupannyata sehingga memiliki motivasi tinggi untukbelajar.

Beberapa strategi pengajaran yang dapatdikembangkan oleh guru melalui pembelajarankontekstual, antara lain:1. Pembelajaran berbasis masalah.2. Memanfaatkan lingkungan siswa untuk

memperoleh pengalaman belajar3. Memberikan aktivitas kelompok4. Membuat aktivitas belajar mandiri

5. Membuat aktivitas belajar bekerjasamadengan masyarakat

6. Menerapkan penilaian autentikKeberhasilan penerapan pembelajaran

kontekstual perlu melibatkan berbagai pihakserta sumber belajar dan tidak hanya berasal daribuku dan guru, melainkan juga dari lingkungansekitar baik di rumah maupun di masyarakat;strategi pembelajaran kontekstual memilikibanyak variasi sehingga memungkinkan guruuntuk mengembangkan model pembelajaranyang berbeda dengan keajegan yang ada.

Untuk melengkapi dan memperkayakemampuan peserta didik serta untukmemudahkannya mempelajari pengetahuanatau keterampilan baru, dalam proses belajar-membelajarkan peserta didik perlumenggunakan berbagai sumber.

Perkembangan Buku Pelajaran

Buku merupakan kumpulan kertas tercetak yangberisi informasi dalam hal tertentu dan disusunsecara sistematis, dijilid, dan diberi kulitpelindung (cover) serta dapat dijadikan sebagaisalah satu sumber belajar-membelajarkan.Pengertian ini jelas masih mengacu pada wujudfisik buku dalam bentuk buku seperti terlihatdalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998),Ensiklopedia Indonesia (1980), dan rumusanUnesco yang dikutip oleh Andriese dkk (1964).

Di lingkungan Departemen PendidikanNasional buku dikelompokkan ke dalam duajenis yaitu buku teks pelajaran dan buku untukperpustakaan sekolah. Buku teks pelajaranadalah buku teks wajib untuk digunakan disekolah yang memuat materi pembelajarandalam rangka mencapai tujuan pendidikannasional. Oleh karena itu buku teks pelajaranharus melalui proses penilaian yang objektifuntuk menjamin mutu isi, metode pembelajaran,bahasa, dan grafikanya. Buku teks pelajaranwajib dipakai oleh guru dan siswa sebagaiacuan dalam proses belajar-membelajarkan.(Pasal 1 s.d. 3, Peraturan Menteri PendidikanNasional, No. 11 thn 2005).

Di samping buku teks pelajaran, guru dansiswa dapat menggunakan buku perpustakaanuntuk menambah atau memperkayapengetahuan. Buku perpustakaan sekolah itutermasuk buku panduan guru dan buku referensilainnya.

Page 106: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

99Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

Dengan menggunakan teknologi informasi,bahan ajar dapat ditampilkan denganmenggunakan media elektronik seperti berbagaibentuk disk (compact disk, flash disk, dll) dengantetap menggunakan format buku. Penerbitanbuku elektronik itu lebih cepat dan murah sertalebih mudah disebarkan. Di lain pihak denganmenggunakan berbagai program, bahan ajardapat disusun dan disajikan secara interaktifdan lebih menarik. Menurut Grycz dalamAltabach (1998: 131-132) penerbitan bukuelektronik berkembang pesat di abad ke-21 inidan dapat menggeser kedudukan buku dalamwujud kertas apabila tidak dilakukanpenyempurnaan dan penyesuaian dalammenyusun dan menyajikan informasi dalambuku konvensional.

Mengingat semakin mahalnya harga bukudan berbagai kendala dalam menyalurkan bukuke sekolah, Depdiknas menggunakan bukuelektronik (e-book) yang disebarkan melaluiinternet. Untuk tahun pelajaran 2008/2009 iniDepdiknas sudah menyebarluaskan 47 judulbuku pelajaran pokok dan akan terus meningkathanya sampai 250 judul buku untuk SD/MI,SMP/MTs, dan SLTA. Buku elektronik ini dapatdengan cepat disebarkan dan setiap siswa bebasmembuka dan mengunduhnya (down load)sehingga lebih murah dibandingkan kalaunaskah buku itu dicetak.

Internet menawarkan berbagai data daninformasi mutakhir yang dapat dipergunakansebagai sumber belajar-membelajarkan. Banyakilmuwan dan tokoh menyebarluaskan temuandan gagasannya melalui internet. Kemudahanmemperoleh informasi melalui internet membuatsumber informasi untuk belajar-membelajarkantidak hanya terbatas pada kelas, sekolah, danlingkungan siswa saja tetapi memungkinkansiswa memperoleh informasi dari berbagaitempat di dunia. (Forsyth, 2001). Dengandemikian, hal yang penting bagi siswa ialahketerampilan mencari dan memilih informasidari internet secara cepat dan sesuai dengankebutuhan belajarnya.

Oleh karena berbagai keterbatasan dana dansarana pendidikan (khususnya alat-alatpraktik/laboratorium) dan sering juga dialamikurangnya jumlah tenaga pendidik/guru yangbermutu, dewasa ini berkembang konsep belajarberbasis aneka sumber yang dikenal denganakronim “bebas”. Konsep ini mengembangkanproses belajar dengan sumber belajar apa saja,belajar dari siapa saja, belajar kepada siapa saja,

belajar tentang apa saja, dan belajar untuk tujuanapa saja. Peserta didik dapat menggunakanalam, lingkungan, orang dan apa saja dalammemperoleh informasi sebagai bahan ajar.Dengan demikian, bahan ajar tidak hanyabersumber dari buku serta bahan ajar cetaklainnya atau dari media noncetak seperti kaset,CD, dan internet/komputer. Bahkan untukkeperluan tertentu seperti untuk belajar IPA,peserta didik dapat belajar dengan mengamatigejala-gejala alam yang ada di sekitarya. Alamdijadikan sebagai laboratorium, tempatmelakukan pengamatan dan percobaan.Sumber, tempat, dan waktu belajar menjadi lebihterbuka dan lebih luas serta dapat juga menjadilebih murah. Keberhasilan belajar berbasisaneka sumber ini sangat tergantung padakemampuan dan kejelian pendidik/guru danpeserta didik dalam mengamati dan memilihsumber-sumber belajar yang ada dilingkungannya yang tepat dijadikan sebagaibahan ajar untuk keperluan tujuan belajartertentu.

Penyusunan buku teks pelajaran diIndonesia dewasa ini terkesan kaku dan keringsehingga kurang memotivasi siswa untukbelajar. Supriadi (2000) melihat keadaan iniberkaitan erat dengan pemikiran penyusunnaskah buku teks pelajaran yang beranggapanbahwa guru akan memberikan uraian lebih rinciatas bahan ajar yang disajikan dalam buku itusehingga menjadi lebih jelas dan menarik.Kebanyakan pula buku teks pelajaran terlaluterikat pada tujuan dan materi pokok yangditetapkan dalam kurikulum, sehinggapenyusun buku pelajaran kurang memper-hatikan sumber-sumber belajar lain yang ada disekolah dan di lingkungan siswa tinggal. Halyang demikian menurut Chattry-Komarek (1996)antara lain mengakibatkan belajar kontekstual(contextual learning) kurang terlihat dalam bukuteks pelajaran.

Dalam era informasi, di berbagai negarayang maju di bidang teknologi informasi dankomunikasi seperti Jepang, Korea, Amerika, danInggris, kedudukan buku sebagai alatpendidikan/pembelajaran secara berangsurmulai digantikan oleh teknologi. Buku bukanlagi merupakan media cetak tunggal yangdipergunakan sebagai sumber belajar, tetapitelah dapat digantikan oleh perpustakaanelektronik. Dengan demikian, keterampilanmembaca yang sebelumnya diandalkan dalammenyerap informasi dari buku/media cetak, di

Page 107: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

100 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

era informasi ini yang dituntut adalahkemampuan berkomunikasi dengan berbagaimedia. Dengan dianggapnya proses belajar-membelajarkan tidak hanya terbatas di kelas/ruangan yang dibatasi dengan dinding, lantaidan langit-langit, tetapi dunia terbuka menjadiruang belajar maka kedudukan dan fungsi bukumenjadi berubah.

Di Indonesia buku teks pelajaran padaumumnya masih dijadikan acuan utama dalamproses pembelajaran. Bahkan di sejumlahsekolah guru dapat melaksanakan pembelajaranmengacu pada buku teks pelajaran tanpa pernahmelihat kurikulum. Akan tetapi guru tidak dapatmenghadapi kesulitan melaksanakan pembe-lajaran tanpa buku teks pelajaran meskipunkurikulum tersedia. Oleh karena sangatberalasan kebijakan Departemen PendidianNasional yang menyatakan bahwa buku tekspelajaran yang dipakai di sekolah harus dipilihdari buku-buku yang telah melalui penilaianBadan Standar Nasional Pendidikan sertadinyatakan layakmelalui keputusanMenteri PendidikanNasional (Permen-diknas No. 11 Thn2005). Dalam penilai-an itu telah diper-hatikan kelayakandari segi isi, bahasa,penyajian, dan kegra-fikaan. Akan tetapisejauh manakahpenyusunan bukuteks pelajaran initelah menerapkan prinsip-prinsip belajarberbasis aneka sumber, perlu pencermatan lebihlanjut.

Hasil penelitian (2007) yang dilakukanpenulis atas lima judul buku teks pelajaran SMPterbitan 2006 menunjukkan, kelima bukutersebut belum menggunakan pendekatan belajarberbasis aneka sumber. Kecuali satu, empat daribuku yang dipergunakan sebagai buku tekspelajaran untuk Bahasa Indonesia danMatematika kelas VIII SMP itu telah dinilai dandinyatakan layak dipakai sebagai buku tekspelajaran oleh Mendiknas. Hasil penelitian yangmenggunakan teknik analisis isi menunjukkanantara lain:1. Isi dan penyajian kelima buku teks pelajaran

belum sepenuhnya disusun membuatpembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif,efektif, menyenangkan, dan kontekstual.

2. Unsur yang cukup diperhatikan adalahpembelajaran efektif dalam arti bahwa materiisi buku dikembangkan untuk dapatmencapai kompetensi yang ditetapkandalam kurikulum.

3. Penggunaan buku teks pelajaran kurangmemperhatikan sumber-sumber belajar lain,sebagai rujukan atau pengayaan. Dengandemikian masing-masing buku tekspelajaran terkesan disusun berdiri sendiri.

4. Dilihat dari isi dan penyajiannya, buku tekspelajaran untuk mata pelajaran bahasaIndonesia dan Matematika belum disusunberbasis aneka sumber belajar.

Temuan dalam penelitian itu tidak dapatdigenera-lisasikan, karena penyusun buku tekspelajaran yang berbeda dapat saja menyusunbuku dengan cara yang berbeda. Sungguh-pundemikian, hasil penelitian itu setidak-tidaknyamerupakan gejala yang mengggugah guru untuklebih mencermati isi buku teks pelajaran itu sertamelakukan penyesuaian dalam mengu-

nakannya sebagaisumber belajar bagisiswa dan sumberpembel-ajaran bagiguru.

Oleh karena dik e b a n y a k a nsekolah di Indone-sia, guru masihm e n g a n d a l k a nbuku teks pelajaransebagai acuandalam merancangdan melaksanakan

pembelajaran serta dalam melakukan evaluasihasil belajar siswa (Pusat Perbukuan, 2005), bukupelajaran perlu disusun sesuai denganperkembangan teori-teori pedagogik danmengintegrasikannya dengan sumber-sumberbelajar yang ada di lingkungan siswa sepertisekolah, rumah, dan masyarakat sehingga prosesbelajar-membelajarkan dapat membuat siswaaktif, kreatif, dan inovatif. Dengan demikianakan terwujud suasana belajar danpembelajaran yang efektif, efisien danmenyenangkan.

Penyusunan Buku Teks Pelajaran

Secara umum dapat dikemukakan, dalammenyusun naskah buku teks pelajaran

Hasil penelitian (2007) yangdilakukan penulis atas lima judulbuku teks pelajaran SMP terbitan2006 menunjukkan, kelima buku

tersebut belum menggunakanpendekatan belajar berbasis aneka

sumber.

Page 108: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

101Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

penyusun perlu memperhatikan (a) isi, (b)metode pembelajaran, (c) bahasa, (d) ilustrasi,dan (e) unsur-unsur grafika, ketika naskah ituakan dicetak. Isi buku berkaitan dengan tuntutankurikulum yang berlaku seperti standarkompetensi, kompetensi dasar dan indikatorkompetensi. Untuk mencapai kompetensi itudalam kurikulum telah disebutkan materi pokokbahan ajar. Penyusun buku mengembangkanmateri pokok itu sehingga dapat mencapaimasing-masing kompetensi dasar. Kedalamandan keluasan uraian bergantung pada indikatorkompetensi yang hendak dicapai. Konsep danteori yang disampaikan harus relevan denganpokok bahasan, mutakhir dan benarberdasarkan disiplin ilmunya. Susunan danurutan konsep dan teori didasarkan padahubungan yang dapat bersifat hierarkial,prosedural, kelompok atau campuran ketiga-tiganya. Contoh aplikasi atau kegunaan teorisedapat mungkin diambil dan dikembangkandari lingkungan serta kehidupan peserta didik.Dengan demikian belajar secara kontekstualdapat juga terlihat dari materi isi bahan ajar.

Hal kedua yang perlu diperhatikan ialahpengembangan materi isi bahan ajar denganmetode pembelajaran yang tepat. Metodepembelajaran terkait dengan metode belajardalam arti bahwa dalam memilih metodepembelajaran, penyusun buku teks pelajaranperlu mengetahui teori belajar yang sesuai.Dalam melaksanakan pembelajaranberdasarkan Quantum Teaching, guru perlumengetahui Quantum Learning; kalau secara teori,siswa belajar dari yang kongkrit ke yang abstrak,penyusuan buku teks pelajaran menyajikanbahan atau contoh yang nyata/kongkritkemudian mengarah ke yang abstrak. Penyusunbuku pelajaran perlu pula memperhatikanprinsip-prinsip belajar aktif denganmemberikan kesempatan kepada siswa berperanserta dalam proses pembelajaran secara aktifmisalnya dengan memberikan kesempatanmenemukan sendiri masalah dan carapemecahannya yang terkait dengan pokokbahasan. Memberikan kesempatan melakukanpengamatan, praktek, dan mendiskusikantemuan-temuan mereka. Dalam proses belajardan pembelajaran itu dimanfaatkan anekasumber belajar yang ada di sekitar tempat belajardan tempat tinggal siswa, seperti pasar,perpustakaan, laboratorium, museum, pabrik,pertanian, sungai, hutan, dan internet. Metode

pengembangan bahan ajar perlu mengacu pada(a) tujuan pembelajaran, (b) karakteristik pesertadidik, (c) karakteristik bahan ajar, (d) lingkunganbelajar, (e) sumber belajar yang tersedia, dan (f)alokasi waktu. Metode pengembangan bahanajar ini sangat berpengaruh pada efektivitas danefisiensi kegiatan belajar dan membelajarkan.Metode ini pula akan mempengaruhi sejauhmana proses belajar aktif, kreatif, inovatif, danmenyenangkan dapat diwujudkan.

Ketiga, bahasa merupakan alat komunikasiuntuk menyampaikan bahan ajar dari penyusunbuku teks pelajaran kepada peserta didik. Bahanajar yang telah disusun secara tepat dilihat darimateri isi dan metodologi belajar danpembelajaran akan bermanfaat sebagai sumberbelajar kalau disajikan dan disampaikan denganmenggunakan bahasa yang komunikatif, dapatdimengerti dengan mudah oleh pembaca/penggunanya. Hal-hal yang mempengaruhipenggunaan bahasa yang efektif dan efisien ialahpilihan kata (diksi), kaidah-kaidah bahasa yangbaik dan benar, susunan serta struktur kalimatdan paragraf, dan gaya bahasa. Dalammenggunakan bahasa ini perlu diperhatikan (a)kemampuan berbahasa peserta didik, (b) kaidah-kaidah bahasa, (c) karakteristik bahan ajar, dan(d) lingkungan sosial/budaya setempat.Sebelum naskah dicetak, keterbacaan bahan ajarperlu diujicobakan terlebih dahulu kepada calonpemakai.

Keempat, ilustrasi berfungsi untukmemperjelas konsep/teori dan dapat dibuatdalam bentuk gambar, tabel, grafik, diagram,sketsa, denah, peta, atau potret. Denganmenggunakan ilustrasi uraian dapat dibuatmenjadi lebih singkat, jelas, terfokus, danmenarik. Untuk menunjukkan perubahan nilaitukar dolar terhadap rupiah dalam satu bulanmisalnya, dapat disajikan dengan grafiksehingga lebih singkat, jelas, dan menarikdaripada penjelasan dengan uraian/narasi. Disamping hal-hal yang tidak mungkinditunjukkan dalam bentuk sesunguhnya karenaberbagai keterbatasan atau untuk keselamatan,dapat disampaikan dalam bentuk gambar atauseketsa. Dalam membuat ilustrasi perludiperhatikan (a) relevansi ilustrasi dengankonsep atau fenomena yang hendak dijelaskan(b) ketepatan dan kesesuaian ilustrasi, (c) warna,khususnya kalau warna itu mengandungmakna, (d) dan penempatan ilustrasi,ditempatkan sedekat mungkin dengan konsepyang dijelaskan dengan ilustrasi.

Page 109: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

102 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

Keenam, unsur-unsur grafika termasuk (a)desain buku, (b) kertas dan ukuran buku, (c)tipografi dan (d) tata letak kulit dan isi buku.Sungguhpun tidak harus menguasaipengetahuan tentang kegrafikaan ini, penyusunbuku teks pelajaran perlu tahu bahwapenampilan fisik buku dapat memotivasi pesertadidik membaca dan mempelajarinya. Biasanyahal-hal yang berkaitan dengan kegrafikaan inidibahas oleh perancang buku (book designer)penerbit dan penyusunan buku teks pelajaran.Di samping untuk daya tarik, unsur-unsurgrafika ini mempengaruhi harga produksi bukupelajaran.

Penutup

Perubahan paradigma atas pendidikan telahmengakibatkan perubahan dalam praktik belajardan membelajarkan. Perkembangan dalammetode belajar dan membelajarkan juga telahmengubah fungsi dan peran sumber-sumberbelajar yang ada. Untuk meningkatkan prosesdan hasil belajar peserta didik, diperlukanpembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif,dan menyenangkan dengan menggunakanberbagai sumber belajar. Dengan pemikiran yangdemikian maka pengembangan bahan ajardalam buku teks pelajaran perlu disesuaikandengan perkembangan teori belajar danmembelajarkan. Isi dan penyajian bahan ajardalam buku teks pelajaran perlu disusunmendukung terwujudnya pembelajaran yangaktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan.Ciri itu perlu dilihat pada materi, metodepembelajaran dalam mengembangkan bahanajar, bahasa, ilustrasi dan grafika buku tekspelajaran.

Daftar Pustaka

Altbach, P. G. & Teferra (Eds.). (1998). Publishingand develompment: A book of readings.Chesnull Hill. Massachusets: BellagioPublishing Network & Obor, TheInternational Book Institute, Inc.

Andriese, H.G. et al. (1994). Pengelolaa penerbitanbuku. Jakarta: Pusat Grafika Indonesia

Askerud, P. (1998). Educational Publishing andBook Provision dalam Publishing andDevelopment: A Book of Readings. ChesnutHill: Bellagio Publishing Network

Belt, S. (1997). Emerging vision of information ageeducation, http://www.pmx.com.gator

Cohen, P. (1990). Publishing Development inSumatra and West Kalimantan. London.Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan

Cohen, P. (1991). Publishing development in easternIndonesia. London. Laporan Penelitian.Tidak diterbitkan

DePorter, B., & Hernacki, M. (2000). Quantumlearning: Membiasakanbelajar nyamandan menyenangkan. Penerjemah:Alwiyah Abdurrahman, Bandung: Kaifa

DePorter, B., Reardon,M. & Singer-Nourie, S.(2000). Quantum teaching: Memprektikkanquantum learning di ruang-ruang kelas.Penerjemah: Ary Nilandari. Bandung: Kaifa

Dryden, G., & Vos, J. (2000). Revolusi cara belajar(The learning revolution). Penerjemah: Word++ Translation service. Bandung: Kaifa

Forsyth, I. (2001). Teaching & learning materials &the internet. London: Kogan Page Limited.

Johnson, E.B. (2007). Contextual teaching &learning. Penerjemah\; Ibnu Setiawan.Bandung: MLC

Komarek, C. K. (1996). Tailor-made textbooks.Oxford: CODE Europe

Porter, B., Mark R., & Sarah S. (1999). Quantumteaching. Boston: Allyn and Bacon

Rowntree, D. 1994. Preparing materials for open, distanceand flexible learning: An action guide for teachers& trainers. London: Kogan Page Limited

Shadily, H. (Pem.Red). (1980). EnsiklopediIndonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve& Elsevier Publishing Projects

Sitepu, B. P. (1997). Industri buku di Indonesia.Jakarta: Pusat Perbukuan

Sitepu, B.P. (2006). Penyusunan buku pelajaran.Jakarta: Verbum Publishing

Sitepu, B.P. (1998). Buku sebagai sumberpembelajaran. Jakarta: Pusat Perbukuan

Sitepu, B.P. (2000). Otonomi penyediaan bukupelajaran dalam Analisis CSIS. TahunXXIX/2000, No. 3. Jakarta: CSIS

Supriadi, D. (2000). Anatomi buku sekolah di Indonesia:Problematik penilaian, penyebaran danpenggunaan buku pelajaran, buku bacaan dan bukusumber. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan danPengembangan Bahasa. (1994). Kamus BesarBahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

_____.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional,Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005tentang Standar Pendidikan Nasional.Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNomor 11 Tahun 2005 tentang Buku TeksPelajaran dalam Himpunan PeraturanPerundang-undangan. Jakarta: Fokusmedia

Page 110: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

103Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Isu Mutakhir

**) Kepala Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan BPK PENABUR Jakarta

alam meningkatkanmutu pendidikansekaligus mening-katkan pemerataan

kesempatan memperolehpendidikan di jalurpendidikan formal, penerapansistem kredit semester (SKS) diSLTP dan SLTA menarikperha-tian sejumlah sekolah.Disamping itu masalah bukuteks pelajaran masihmerupakan isu yang selalumenarik perhatiankhususnya pada awal tahunpelajaran. Penggu-naan danpemanfaatan buku sekolahelektronik (BSE) olehDepdiknas menimbulkanpolemik pro dan kontra.

Berikut ini disampaikaninformasi tentang SKS di SLTPdan SLTA, serta tentang BSE.

Implementasi SistemKredit Semester pada

Jenjang SLTP dan SLTA

Sistem kredit dalam pendidi-kan telah lama diterapkan diberbagai perguruan tinggi diEropa dan Amerika, termasukdi Indonesia. Sistem kreditdalam pendidikan dirancanguntuk peserta didik dengankemampuan akademisnormal. Jika kemampuan

Hotben Situmorang*)

Isu Mutakhir

akademis diukur dengan IQ,maka sistem kredit semesterdirancang bagi peserta didikyang memiliki IQ dalamrentang 100 sampai 120.

Ciri Satuan KreditSemester (SKS)

Dalam sistem kredit, tiap-tiapmata pelajaran diberi hargayang dinamakan nilai kredityang jumlahnya tidak samauntuk setiap mata pelajaran.Jumlah kredit ditentukan atasbesarnya usaha untuk menye-lesaikan tugas yangdinyatakan dalam programpendidi-kan seperti tatapmuka, tugas terstruktur,maupun kerja mandiri. Secaraumum perhitungan 1 SKSadalah 50 menit untuk tatapmuka + 60 menit untuk tugasterstruktur + 60 menitkegiatan mandiri sehinggaperhitungan secara totalmenjadi 170 menit. Kegiatantatap muka adalah kegiatanpembelajaran yang berupaproses interaksi antara pesertadidik dengan pendidik. Bebanbelajar kegiatan tatap mukaper jam pembelajaran padamasing-masing satuanpendidikan ditetapkansebagai berikut.a. SD/MI/SDLB berlang-

sung selama 35 menit.

b. SMP/MTs/SMPLBberlangsung selama 40menit

c. SMA/MA/SMALB/SMK/MAK berlangsungselama 45 menit.Penugasan terstruktur

adalah kegiatan pembelajaranberupa pendalaman materipembela-jaran oleh pesertadidik yang dirancang olehpendidik untuk mencapaistandar kompetensi. Waktupenyele-saian penugasanterstruktur ditentukan olehpendidik. Kegiatan mandiritidak terstruktur adalahkegiatan pembelajaran berupapendalaman materi pembela-jaran oleh peserta didik yangdirancang oleh pendidikuntuk mencapai standarkompetensi. Waktupenyelesaian tugas diatursendiri oleh peserta didik.

Tujuan Pelaksanaan SKS1. Untuk memberikan

kesempatan kepadasiswa yang cakap dangiat belajar agar dapatmenyelesaikan studidalam waktu yangsesingkat-singkatnya.

2. Untuk memberikesempatan kepada parasiswa agar dapatmengambil mata

D

Isu Mutakhir

Page 111: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

104 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Isu Mutakhir

pelajaran yang sesuaidengan minat, bakat, dankemampuannya.

3. Untuk mempermudahpenyesuaian kurikulumdari waktu ke waktudengan perkembanganilmu dan teknologi yangsangat pesat dewasa ini.

4. Untuk memberikemungkinan agar sistemevaluasi kemajuanbelajar siswa dapatdiselenggarakan dengansebaik-baiknya.

5. Untuk memungkinkanpengalihan transferkredit antara jurusan,antara bagian, atauantara sekolah padajenjang yang sama.

KonsekuensiImplementasi SKS padajenjang pendidikan umumperlu mempersiapkan berba-gai hal, baik dari lingkupinternal satuan pendidikanmaupun nasional.

Lingkup internal satuanpendidikan, menyangkutkesiapan :1. manajemen satuan

pendidikan dalammenyediakan sistem danbiaya yang dibutuhkan;

2. administrator dalammengelola beban admi-nistrasi yang bertambah;

3. operasional dalam meng-antisipasi adanya kelasyang sangat padat atausangat kurang siswa ser-ta kelas khusus matapelajaran yang memung-kinkan siswa yang meng-hampiri kelasnya sesuaimata pelajaran yang di-ambilnya (moving class);

4. guru pembimbingakademis dalam halmengarahkan, memantauserta membimbingkemajuan belajar siswa

melalui SKS yangdiambilnya

5. siswa mampu mengukurkemampuan diri,membuat pilihan matapelajaran, belajarmandiri, serta mengelolawaktu luang;Lingkup Nasional,menyangkut kesiapan:

6. aturan pelaksanaan,sehubungan mutasisiswa dari sistem SKS kesistem paket (demikiansebaliknya);

7. ujian nasional yang perludiadakan pada tiapsemester dengan bidangstudi yang diikuti dapatdilakukan bertahap(“dicicil“); serta

8. kelulusan danpenerimaan siswa setiapsemesterHal-hal di atas perlu

diperhatikan kembali dandicarikan solusinya bilaimplementasi SKS diharapkansukses.

Program e-BookDepdiknas

Untuk memberikan bukumurah kepada siswa, peme-rintah melaksanakan programpembelian hak cipta buku daripenulis buku pelajaran.Tujuannya memotong prosespembuatan buku pelajaransehingga diharapkan hargabuku bisa lebih murah.

Sampai dengan akhirtahun 2007, sebanyak 47 hakcipta buku pelajaran telahdibeli dari para penulis.Selanjutnya buku-bukutersebut diubah menjadi for-mat digital (e-Book). Sekolahdapat mengundu secara gra-tis buku tersebut dari internetyang ditempatkan pada portalJARDIKNAS. Asumsinya

harga buku akan lebih murahdibandingkan dengan bukuyang dijual penerbit. Dengandemikian diyakini programini akan membantu orang tuaselain adanya programBantuan Operasional Sekolah(BOS) yang sudahdilaksanakan sebelumnya.

Diperkirakan, harga cetakbuku yang “diundu” dariinternet tidak akanmelampaui Rp. 8.000,00/buku. Dibandingkan denganharga buku saat ini yanguntuk jenjang SD/MI danSMP/MTs rata-rata Rp.25.000,00. Secara umum,program ini akanmenghilangkan monopolipenerbitan buku pelajarandan diharapkan bisamenurunkan harga buku.Pemerintah merencanakanproses pengembanganaplikasi e-book akan selesaipada Juni 2008. Sekarang ini47 buku yang telah diprosestersebut terdiri atas:Buku teks pelajaran jenjangSD/MI: Ilmu PengetahuanAlam (6 judul), Matematika(4judul), Bahasa Indonesia(10 judul); Jenjang SMP/MTs :Matematika (3 judul), BahasaIndonesia (6 judul); JenjangSMA/MA :Matematika (1judul), Bahasa Indonesia (3judul); Jenjang SMK/MAKMatematika (3 judul) danBahasa Indonesia (1 judul).

Menurut IKAPI, programini belum teruji efektivitasnyadikarenakan koneksi internetdi Tanah Air masih sekitartujuh persen alias masihrendah. Lagipula, biayakoneksi relatif masih mahaluntuk ukuran masyarakatIndonesia.

Sumber : http://www.depdiknas.go.id

Page 112: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

105Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Resensi buku : Pendidikan Karakter

Judul Buku:Pendidikan Karakter – Strategi Mendidik Anak di Zaman Global

Pengarang:Doni Koesoema A.

Penerbit :PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Cetakan :2007

Tebal :viii + 320 halaman

Oleh: Tri Esti Handayani*)

*) Staf Bidang Kerohanian BPK PENABUR Jakarta

Resensi buku

ari waktu ke waktu, manusia berjuangmembangun peradabannya. Untuk itumanusia menyiapkan berbagaiperangkat agar dapat melestarikan dan

mengembangkan generasinya. Salah satuperangkat peradaban adalah nilai-nilai. Sejarahmembuktikan adanya peru-bahan nilai-nilai yangdianut dan diturunalihkandari generasi ke generasi,seiring dengan perubahanjaman. Dapat dikatakan, apayang kita nikmati sekarangmerupakan warisan darigenerasi sebelumnya. Deng-an demikian, kita dapatmembayangkan menjadiseperti apa peradaban dimasa depan melalui apayang kita wariskan kepadagenerasi selanjutnya. Nilai-nilai luhur apa yang akankita turunalihkan sehinggaperadaban di masa depanmenjadi lebih baik? Nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh sebuah peradabandapat disebut dalam bahasa Yunani dengan“arethe” atau dalam bahsa Inggris disebut “moralexcellence” (Virtus – keutamaan). Contoh dariarethe adalah Integritas seperti yang dimilikiSokrates. Apakah keutamaan (Virtus) dapatdiajarkan? Inilah yang muncul dalam benakPlato setelah ia menyaksikan kematian yangdramatis dari Sokrates, sang guru (h. 106).Pertanyaan Plato, ternyata juga menjadipertanyaan kalangan pendidik, pada masa kini.

DDDDDKetika kita melihat kemerosotan peradabansedang terjadi di depan mata kita. Kala kitamemandang generasi yang tumbuh sendiritanpa sentuhan arethe yang dapat membentukkarakter yang berkualitas.Sekolah, sebagai tempat andalan pendidikan,

ternyata juga tidak mampu lagimenebarkan arethe yang akanmenumbuhkan orang-orangberkarakter unggul. Makatidaklah mengherankan bilapada saat ini, pendidikankarakter menjadi issue yangsangat penting. Pendidikanyang didalamnya memilikiupaya-upaya untuk pemben-tukan karakter yang berkua-litas. Masalahnya, sama seper-ti pertanyaan Plato, apakahkarakter dapat diajarkan?

Dalam upaya membangunperadaban, manusia terusmenerus mencari bentuk-bentuk keutamaan yangrelevan dengan masanya. Hal

inilah yang membentuk sejarah pendidikanmanusia dan menghasilkan nilai-nilai yangsampai kini diyakini masih relevan dalambeberapa aspek kehidupan manusia. Namunseiring dengan semakin berkembangnyaperadaban manusia, nilai-nilai keutamaanpunmenjadi bergeser kalau tidak berubah.Pergeseran (atau perubahan) itu cenderungmengikuti kebutuhan manusia untukmempertahankan peradabannya. Maka tidakheran apabila nilai-nilai keutamaan (virtus) yang

Page 113: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

106 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Resensi buku : Pendidikan Karakter

berkembang adalah nilai-nilai yang akanmelanggengkan budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Pada masa keemasan Sparta,nilai-nilai keutamaan yang dikembangkanadalah nilai-nilai humanis sehingga Spartamenjadi pusat kegiatan budaya, seni dankeindahan, sedangkan pada masa kemerosotanSparta di mana para tiran naik kuasa, nilai-nilaikeutamaannya berubah menjadi komunitasyang anti demokrasi (h. 18 -19).

Dalam konteks Indonesia, juga terjadiperubahan seperti itu. Pendidikan karakter padamasa Soekarno (Orde Lama) jauh berbeda denganapa yang dilakukan pada masa Soeharto (OrdeBaru). Pancasila sebagai landasan ideal bangsaditerjemahkan secara berbeda oleh kedua BapakBangsa ini. Pada masa Orde Lama pendidikanPancasila dimasukkan dalam satu matapelajaran bersama-sama dengan Agama/BudiPekerti dan ditambah mata pelajaran civic. Padamasa Orde Baru, Pancasila lebih dibudayakansecara sistematis melalui Penataran PedomanPenghayatan dan Pangamalan Pancasila (h. 49– 50). Jika demikian, sangat penting bagipendidik (lebih tepatnya) lembaga pendidikanuntuk menetapkan arah tujuan pendidikan yangbersumber dari nilai-nilai keutamaanbangsanya sehingga dapat mengembangkannilai keutamaan peserta didiknya. Sebabmenurut Plato, jika pemerintahan sebuah negaratidak adil, ia juga sulit menciptakan pemimpinyang menghargai keadilan melalui prosespendidikan yang ia tawarkan (p.108)

Keprihatinan Doni Koesoema A terhadapperkembangan kehidupan masyarakat – secarakhusus masyarakat Indonesia – mendorongnyauntuk mencermati apa yang menjadi masalahsesungguhnya. Ia melihat adanya kemundurandalam pendidikan karakter di Indonesia,terbukti dengan berbagai fenomena yang munculdi tengah masyarakat. Dapat dicatat pula bahwakrisis multi dimensi yang melanda Indonesiasebenarnya bersumber pada menurunnyakualitas karakter. Apabila seseorang memilikikualitas karakter yang baik, maka kualitas ituakan muncul dalam perilaku yang baik pula.Namun upaya untuk menjadikan pendidikankarakter sebagai menu utama dalam pendidikanmasyarakat tidaklah mudah. Hal itu ia tengaraikarena “tidak semua orang sepakat dan sepahamtentang pendidikan karakter” yang bersumberdari perbedaan asumsi teoretis-filosofis (h.119).Itulah sebabnya dalam buku ini, Doni KoesoemaA, membedah segala seluk beluk tentang

pendidikan karakter; mulai dari sejarahpendidikan karakter, uraian tentang maknapendidikan dan karakter (termasuk secaraetimologis), tempat pendidikan karakter disekolah, penilaian pendidikan karakter, sampaimasalah-masalah pendidikan karakter yangrelevan dengan pasang surut pendidikan diIndonesia. Semuanya dituangkan dalamsembilan bab yang sangat sistematis. DoniKoesoema A (Guru SMA Kolese De BrittoYogyakarta) – yang mempelajari PedagogiSekolah dan Pengembangan Profesional diUniversitas Selesian, Roma, Italia – menegaskanbahwa sekolah-sekolah harus “segera memulaipendidikan karakter dalam konteks pendidikanbaik secara langsung melalui kurikulum,maupun dengan menciptakan lingkungan yangbersifat asuh secara moral dalam lingkunganpendidikan kita”(h. 118).

Selain tersaji dengan lengkap, buku ini jugasekaligus menjadi pembuktian tentangpentingnya pendidikan karakter, karenapendidikan karakter “berkaitan terutama denganbagaimana seorang individu menghayatikebebasannya dalam relasi mereka denganorang lain sebagai individu, maupun sebagaiindividu yang ada di dalam sebuah strukturyang memiliki kekuasaan” (p.194). Pendidikankarakter juga melibatkan di dalamnya “proyekpendidikan moral dan pendidikan nilai” (h.200). Apabila kita meneropong pendidikan diIndonesia dari kesimpulan seperti itu, makatidak diragukan lagi bahwa pendidikan karaktersungguh-sungguh merupakan sesuatu yangsangat mendesak. Terutama apabila kitarelevansikan dengan tujuan akhir pendidikanyang “mengacu pada realisasi diri manusiasecara penuh melalui penelitian potensi-potensimanusia supaya ia dapat merealisasikan dirinyasecara penuh” (h. 77). Apa yang terjadi dalamdunia pendidikan di Indonesia masih jauh darihal itu.

Satu-satunya kelemahan buku ini adalahkarena buku ini lebih banyak menguraikansecara filosofis dan historis tentang pendidikankarakter yang–meskipun penting– membu-tuhkan penelaahan dan pemahaman mendalam,dan menguraikannya dalam kalimat-kalimatpanjang, walaupun sudah dibantu dengan sub-bab yang membingkai materi-materipembahasan. Membutuhkan konsentrasi danwaktu khusus untuk membaca dan memahamibuku ini. Selain itu, kita tidak dapat menemukandata atau hasil-hasil penelitian yang dapat

Page 114: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

107Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Resensi buku : Pendidikan Karakter

menguatkan “teori-teori” yang ada dalam bukuini. Berbeda dengan buku dengan judul samayang ditulis oleh Ratna Megawangi (BP MIGAS– Star Energy, th. 2004). Dalam buku itu, RatnaMegawangi menyajikan bukan hanya teori-teoritentang pendidikan karakter, tetapi jugamenyajikan data dan hasil penelitian untukmenunjang teorinya. Dalam bukunya Ratna jugamemberikan strategi-strategi tentang bagaimanamemulai dan melakukan pendidikan karakter,terutama untuk anak-anak. Keunggulan laindari buku Ratna adalah, karena bukunya“sangat Indonesia”. Akan tetapi mungkinmemang penulis memaksudkannya demikian.Buku ini menjadi dasar dari semua buku tentangpendidikan karakter. Buku Ratna Megawangimenjadi lebih mudah dipahami ketika kita sudahmembaca buku Doni Koesoema A. Buku iniadalah buku yang serius, sebab masalah yangdibahas dalam buku ini adalah masalah yangserius. Setiappembaca yang maumenggeluti ma-salahini juga harus terlibatsecara serius. Makabuku ini tidak cocokuntuk dibaca sebagaipengisi waktu seng-gang menunggugiliran diperiksa didokter gigi misalnya.

S e b a l i k n y a ,meskipun buku inimengupas masalah-masalah dunia pendi-dikan, namun buku ini dapat dibaca olehsiapapun – walaupun tidak bergelut dalamdunia pendidikan- karena penulis tidakmenggunakan terminologi khusus duniapendidikan. Kalaupun ada, penulis tidak lupamenje-laskannya. Alhasil, buku ini akanmemperkaya dan membuka wawasan baru bagipembacanya, meskipun pembacanya sudahberkecimpung dalam dunia pendidikan. Sangattepat apabila buku ini dibaca sebagai bahanreferensi ketika menyusun kurikulumpendidikan.

Apakah karakter dapat diajarkan ?Pertanyaan Plato pada masanya menjadi relevanbagi kita sekarang karena kitapun masihbergulat dengan masalah yang sama sepertiyang dihadapi Plato. Dr. Howard Hendricks(dalam buku Teaching to Change Lives) menulis :“Teaching that impacts is not head to head, but heartto heart”. Mengajar yang menghasilkan dampak

paling besar bukanlah menularkan ilmu tetapimengajar dari hati ke hati. Yang paling mudahdalam mengajar adalah transfer ilmu (head tohead), sementara yang paling sulit namun yangpaling berharga adalah meneladankan nilai-nilai (heart to heart). Artinya, siapapun dapatdengan mudah menularkan ilmunya kepadaorang lain. Misalnya mengajarkan menjahit,mengajar memasak, mengajarkan fisika,mengajarkan matematika, dan sebagainya.Sejauh kita menguasai ilmunya dan sejauh kitamampu mengkomunikasikannya, makamuridpun dapat memiliki ilmu itu. Hasilnyaadalah, banyak orang bisa memasak, bisamenjahit, memahami fisika, atau matematikadan sebagainya. Tetapi, hal itu jauh berbedadengan mengajar dari hati ke hati. Meskipun iaharus mengajarkan ilmunya, penekanan utamabukanlah pada ilmunya, tetapi bagaimana sangguru meneladankan nilai-nilai luhur dalam

dirinya sehingga sangmurid ikut serta dalamketeladanan itu. Nilai-nilai dalam diri manu-sia sesung-guhnyabukanlah hasil daritransfer ilmu (head tohead) melainkan suatubentuk peneladanan(heart to heart). Sokrtesmeringkas-kannyadengan 3 (tiga) halyaitu : ethos, pathos danlogos.

Ethos, adalah kredibilitas “sang pengajar”Kredibilitas yang dimaksud adalah bahwa sangpengajar itu layak dipercaya. Siapapun sangpengajar, bila ia memiliki kredibilitas di matamuridnya, maka apa yang dilakukan akanditeladani.Pathos, adalah belas kasih (compassions).Compassion yang dimaksud adalah ketika sangguru sungguh-sungguh mengasihi muridnyadan mencurahkan kasihnya semata-mata bagikebaikan sang murid. Bila sang pengajarmemiliki ikatan emosional dengan muridnya,maka keterkaitan emosi ini akan menimbulkankeinginan yang kuat untuk melakukan sepertiyang diinginkan oleh sang pengajar.Logos, adalah isi pengajarannya.Apa yang akandisampaikan oleh sang pengajar kepadamuridnya. Yang dimaksudkan di sini bukanlahsemata-mata ilmu saja yang diajarkan, tetapi

Meskipun ia harusmengajarkan ilmunya,

penekanan utama bukanlahpada ilmunya, tetapi bagaimanasang guru meneladankan nilai-

nilai luhur dalam dirinyasehingga sang murid ikut serta

dalam keteladanan itu.

Page 115: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

108 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Resensi buku : Pendidikan Karakter

lebih dalam dari itu, bagaimana ilmu itu akanmenjadi sesuatu yang berguna bagi hidup sangmurid. (Dr. Howard Hendricks, Teaching toChange Lives, h.85 – 86)Untuk mengajarkan karakter, seorang guru wajibmemiliki ketiga hal ini. Sebab ketika seseoranghendak mengajarkan karakater (virtus, atauarethe) sang murid tidak membutuhkan banyakkata-kata (baca: ilmu) tetapi membutuhkanketeladanan.

Dapat disimpulkan bahwa dalampendidikan karakter adalah salah satu matarantai penting dalam sebuah rangkaian upayamendidik anak bangsa. Karena melaluipendidikan karakter, kita bukan sekedarmelakukan transfer nilai-nilai keutamaan(arethe) melainkan kita justru meneladan-kannya. Pendidikan karakter menjadi salah satustrategi mendidik anak, sebab yang palingdibutuhkan anak-anak masa kini adalah karakteryang unggul untuk dapat mengatasi tantangan-tantangan dan masalah-masalah duniasekarang ini. Memikirkan dengan serius masalahpendidikan karakter anak dan mengupayakanagar hal itu dapat terlaksana bukan hanya tugaspara pengajar di sekolah-sekolah. Hal ini adalahtugas seluruh generasi, sebab sesungguhnya

masalah karakter adalah masalah yang melekatdalam diri manusia. Karakterlah yangmendefinisikan generasi sebelumnya dannantinya akan mendefinisikan generasi yangakan datang.

Pendidikan karakter, apapun bentuknya,atau bagaimanapun metodenya, siapapun yangmengajarkannya; merupakan suatu upayamanusia untuk menurunalihkan nilai-nilai yangdiyakini akan dapat melanggengkan peradabanmanusia. Yang terpenting dan menjadi pokokperhatian utama setiap pengajar karakter adalahdirinya terlebih dahulu sudah memiliki karakter(keutamaan, virtus, arethe) supaya ia bisameneladankannya kepada generasi selanjutnya.Pendidikan karakter adalah pendidikan yangmengedepankan keteladanan.

Daftar Pustaka

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan karakter –solusi tepat untuk membangun bangsa. BPMIGAS – Star Energy

Hendricks, Howard., Dr. (1987). Teaching to changelives. Oregon: Multnomah Publisher

Page 116: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

109Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

PROFIL BPK PENABUR BANDARLAMPUNG

Profil BPK PENABUR Bandar Lampung

“Berjuang Melayani Dunia Pendidikan”

Lydia Hanna*)

*) Kepala SMAK BPK PENABUR Bandar Lampung

Profil

ehadiran BPK PENABUR di BandarLampung diawali dengan berdirinyaTK dan SD yang aktif berkegiatan sejaktanggal, 7 Januari 1974 dengan jumlah

murid ± 150 siswa. Bangunan sekolah yangdigunakan dikerjakan mulai tahun 1973 atasinisiatif beberapa warga Gereja KristenIndonesia Bandar Lampung. Bangunan tersebutterletak di jalan D.I. Panjaitan no 21 di atas tanahmilik Sinode (w) GKI Jabar.

Semula TK dan SD belum mempunyainama, namun pada tahun 1975 Pdt. YahyaPurwanto S.Th selaku calon Pengerja di BandarLampung mengusulkan nama Dharma Wiyatayang kemudian dipergunakan sampai tahun2000, kemudian berganti nama menjadi BPKPENABUR sesuai nama Yayasan .

Seiring dengan pertambahan jumlah siswa,maka fasilitas belajar yang semula hanya terdiri

Sejarah Singkat

Kdari lima ruang/kelas, kemudian dikembangkanmelalui pembangunan gedung berlantai duapada tahun 1982. Sampai dengan tahun 2007gedung di Jalan D.I Panjaitan telah mengalamibeberapa kali pengembangan untuk memenuhituntutan dan perkembangan saat ini.

Secara bertahap pada tahun 1978 dibukajenjang SMP, kemudian SMA pada tahun 1983menggunakan fasilitas di ruang kelas yang samadengan TK/SD. Setelah melalui pergumulanyang panjang, akhirnya pada tahun 1984diresmikan penggunaan gedung baru untukSMP dan SMA di Jalan Perintis Kemerdekaan 7oleh Ir. Ichsan Gunawan selaku Ketua UmumBPK PENABUR .

Pada tahun 1997 guna melengkapi layananpendidikan kejuruan untuk masyarakat diBandar Lampung, dibuka Sekolah MenengahKejuruan (SMK), Kelompok Bisnis danManajemen dengan fokus utama pada jurusankeuangan dengan program studi Akuntansi.

6578

65

239 242 247

186

152173

183 173 181195 193

228

0

50

100

150

200

250

TK SD SMP SMA SMK

Perkembangan Jumlah Murid

2005/2006

2006/2007

2007/2008

Page 117: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

110 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

PROFIL BPK PENABUR BANDARLAMPUNG

Gedung SMK berada di lokasi yang samadengan SMP dan SMA.

Dengan demikian saat ini sekolah yangdikelola di BPK PENABUR Bandar Lampungjenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK.

Data di atas memperlihatkan kondisi jumlahsiswa yang cenderung menurun setiaptahunnya. BPK PENABUR Bandar Lampungpernah mengalami keadaan calon siswa“terpaksa” ditolak karena melebihi kapasitasdaya tampung. Perkembangan tersebut terjadimisalnya pada tahun pelajaran 1986/1987,1988/1989 berturut-turut jumlah siswamencapai 1311, 1617, 1679.

Penurunan jumlah siswa yang terus terjadisampai mencapai 50% pada tiga tahun terakhirini, antara lain disebabkanoleh:- Citra sekolah yang kurang baik di mata

masyarakat- Hadir sekolah-sekolah konvensional baru

dengan perencanaan yang baik- Prestasi sekolah yang kurang menonjol- Kurangnya program inovatif yang

menyentuh dan laku dijual.Kondisi umum yang terjadi di Bandar

Lampung tentu membuat pengurus, guru dankaryawan terus berusaha keras mencari jalankeluar agar bisa menyelesaikan persoalan ini.

Langkah-langkah konkrit yang telahdiupayakan antara lain:1. Menetapkan tema: ADA YANG LEBIH

sebagai dasar dari semua usaha menujuperubahan/perbaikan, baik yang dilakukandi tingkat pengurus maupun di tingkatsekolah.

2. Di tingkat pengurus:- Memperbaiki citra sekolah melalui

pendidikan karakter di semua jenjang(CB)

- Pelatihan manajemen & kepemimpinanbagi staff sekolah

- Rekrutmen SDM yang selektif- Pembinaan guru, karyawan untuk

meningkatkan etos kerja dan kompetensikerja

- Promosi terprogram yang dilakukanterus-menerus dan dipublikasikan

- Memperbaiki dan melengkapi saranaantara lain penambahan lokal SD

- Kebijakan berupa kemudahan bagisiswa berprestasi untuk masuk ke SMP,SMA dan SMK.

- Mengadakan Seminar Pendidikan bagimasyarakat sebagai salah satu terobosanpromosi.

3. Di tingkat sekolah- Berprestasi melalui kegiatan akademik

dan non akademik- Merencanakan kegiatan-kegiatan

inovatif sebagai terobosan untukmenghadirkan ADA YANG LEBIH diBPK PENABUR.

Sejauh ini yang telah dilakukan antara lain:- Mengikuti kegiatan perlombaan di

bidang akademik dan nonakademik- Mengadakan Porseni tingkat SD dan

SMP se-Kota Bandar Lampung- Mengadakan pentas seni- Menggelar program Nanny (TK/SD)- Study wisata (SD)- Moving class (SMP)- Outbond- Enterpreunership (SMK)- Laboratorium akuntansi (SMK)- Menjaring siswa berprestasi melalui try

out- Tes narkoba mandiri (SMA)- Sekolah 5 hari untuk SMA

8002-6002nuhaTKKTawsiSisatserP

abmoLsineJ takgniT arauJ

sikuleM atoK InaparaH

oloS gnoS atoK InaparaH

kiliCarauSnaudaP atoK InaparaH

nasakgnateK natamaceK I

isiuP natamaceK I

retupmoK atoK I

Page 118: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

111Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

PROFIL BPK PENABUR BANDARLAMPUNG

8002-6002nuhaTKDSawsiSisatserP

abmoLsineJ takgniT arauJ

yelloV iniM natamaceK I

yelloV iniM atoK I

egdirB natamaceK I

urulePkaloT natamaceK I

egdirB atoK VI

oloS gnoS isniporP I

BBP atoK I

ugerebretupmoK atoK I

sirggnI.BotadiP natamaceK I

API natamaceK VI

KTM natamaceK II

isatserpreBawsiS natamaceK IIInadII

8002-6002nuhaTKPMSawsiSisatserP

abmoLsineJ takgniT arauJ

teksaB atoK II

iniMyelloV atoK II

oloS gnoS isniporP I

gnilleTyrotS isniporP InaparaH

yelloV iniM natamaceK I

roodnIyelloV natamaceK I

V roodnIyello atoK II

gnidaeRyrteoP atoK I

gnidaM atoK III

3no3teksaB atoK InaparaH

8002-6002nuhaTKAMSawsiSisatserP

abmoLsineJ takgniT arauJ

3no3teksaB atoK InaparaH

yllaRanaWiriG isniporP II

lastuF isniporP II

isatserprebawsiS natamaceK IIInadII

puorGlacoV isniporP II

gniledoM isniporP II

noititepmoctsilanruJ atoK InaparaH

ruDsuGrutakiraK isniporP I

nasayaYauteK

oN amaN natabaJasaM

.1 katnujnamiS.HM.tdP 2891-0891

.2 T.T.cB,nahaP.E 4891-2891

.3 orotnuB.T.T 6891-4891

.4 HN,ydnawuS 0991-6891

.5 okitsI.H 4991-0991

.6 HN,ydnawuS 8991-4991

.7 otraidniHeirT 2002-8991

.8 otraidniHeirT 6002-2991

.9 higuSinruM 0102-6002

8002-6002nuhaTKMSawsiSisatserP

abmoLsineJ takgniT arauJ

isnatnukASKL atoK 5

isnatnukAabmoL atoK silasniF

noititepmoCretupmoC isniporP IInadI

Page 119: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

112 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

PROFIL BPK PENABUR BANDARLAMPUNG

rotnaKalapeK

amaN natabaJasaM

haisoJitawonsirT gnarakes-9991

Penutup

Tekad untuk menghadirkan yang lebih di BPKPENABUR untuk seterusnya ditaburkan bagimasyarakat Bandar Lampung melalui layananpendidikan terus diupayakan. Tentu dengansenantiasa berharap Tuhan memberkati semuausaha yang baik, sehingga mendatangkan hasilmaksimal.

halokeSalapeK

gnajneJ amaN natabaJasaM

KKT

ecioJaennaeJ 5791-4791

.M.W.otnayiraH 7791-5791

ojdetuSnamoL 5891-7791

inraniWsiS 0991-5891

ailemA 5991-0991

inraniWsiS 4002-5991

inaiteSmayriM gnarakes-4002

DS

ecioJaennaeJ 5791-4791

.M.W.otnayiraH 7791-5791

ojdetuSnamoL 5891-7791

inraniWsiS 6991-5891

onoyiseoSseogA 1002-6991

inaiteSmayriM gnarakes-1002

PMS

M.W.otnayiraH 9791-8791

ododiW.B 2891-9791

olisuSowsiS.W.A 4891-2891

ontariWokojD 6991-4891

kuamahteD.FbocaJ 9991-6991

idemeSokojD 5002-9991

otnawradnIordneH gnarakes-5002

halokeSalapeK

gnajneJ amaN natabaJasaM

AMS

olisuSowsiS.W.A 0991-3891

enroCyrreF 7991-0991

ojdrahiMotowraM 8991-7991

hisgninidaHimdaP 1002-8991

litawkilkiLnomiS 2002-1002

annaHaidyL gnarakes-2002

KMSenroCyrreF 7002-7991

oinotnAnuyI gnarakes-7002

Page 120: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

113Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

menamatkan pendidikan menengah di SMUK 3 BPK PENABURJakarta pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan pendidikan diJurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,Universitas Indonesia dan lulus cum laude tahun 2003. Setamat daripendidikan sarjana, mengajar di almamaternya dan kemudianmendapatkan beasiswa Australian Development Scholarship untukmelanjutkan pendidikan jenjang S2 dalam bidang AdministrasiPendidikan di School of Education, University of New South Wales,Sydney, diselesaikan dengan predikat with distinction tahun 2006. Disamping mengajar di Lembaga Bahasa Internasional FIB UI, jugabekerja di Kedutaan Besar Australia, Jakarta sebagai Education andTraining Policy Officer.

lahir di Berastepu, Sumatra Utara, Juni 1948. Menyelesaikanpendidikan di IKIP Negeri Jakarta (1975), Jurusan Pengajaran BahasaInggris, S2 bidang perencanaan pendidikan di Macquarie University,Sydney, Australia, (1979) dan S3 di bidang Teknologi Pendidikan diIKIP Negeri Jakarta (1994). Sebelum menjadi tenaga pengajar tetap diUniversitas Negeri Jakarta dengan jabatan Lektor Kepala (2001),bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Departemen Pendidikan danKebudayaan, yang telah berubah menjadi Departemen PendidikanNasional, (1976-2001). Pada tahun 2007 diangkat sebagai Guru BesarTetap Universitas Negeri Jakarta di bidang pengembangan sumberbelajar.

lahir di Jakarta, Oktober 1984. Menyelesaikan pendidikan S1Manajemen di FE UKRIDA Jakarta dengan konsentrasi ManajemenKeuangan tahun 2006, lulusdengan berpredikat Cum Laude, danalumnus SMUK Kalam Kudus II Jakarta. Penulis adalah lulusanterbaik di program studi Manajemen FE UKRIDA Jakarta. Sambilmenyelesaikan S1, menjadi asisten laboratorium di FE UKRIDAJakarta (2006–2007). Sejak tahun 2007 sampai sekarang menjadidosen di FE UKRIDA Jakarta. Selain itu, pernah menjadi KoordinatorLaboratorium Manajemen Keuangan Lanjutan di FE UKRIDA Jakarta(2007). Di samping memiliki pengalaman sebagai staf pengajar di FEUKRIDA Jakarta, sampai saat ini masih aktif menulis karya ilmiahserta Modul Laboratorium Manajemen di FE UKRIDA Jakarta.

lahir di Bandung, Desember 1961. Lulus dari STT Duta Wacanatahun 1987 dan saat ini sedang menyelesaikan S2 Program M.Minpada STT Jakarta. Menulis beberapa Modul Pengajaran PAK danpernah sebagai Dosen tidak tetap di UNTAR dan UKRIDA. Sejak1998- sekarang sebagai Kepala Seksig Kerohanian BPK PENABURJakarta.

lahir di Klaten, Mei 1966. Mengajar di SD BPK PENABURRengasdengklok sejak tanggal 1 Maret 1986. Tamat SPG KristenKlaten Jurusan SD Spesialisasi Matematika/IPA (1985).Menyelesaikan D2 PGSD UT (1997). Saat ini menjabat sebagai KepalaSD BPK PENABUR Rengasdengklok dan masih tercatat sebagai

Keterangan Mengenai Penulis

Agustian NugrohoSutrisno, S.S.,M.Ed.Admin

BP.Sitepu, Prof. Dr.,M.A.,

David Wijaya,

Djudjun DjaenuddinSupriadi, S.Th.,

Heru Kristiyono,

Page 121: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

114 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Hotben Situmorang, Drs.,M.B.A.,

Julianta Manalu, ST.,

Keke T. Aritonang,M.Pd.,

Lydia Hanna,

Michael Kaprista Sutikno,

Rommel K Sitanggang,S.S.,

Rosita Manurung,

mahasiswa semester VIII Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)Kampus Purwakarta Jurusan PGSD Konsentrasi Matematika.

lahir di Toba Sumatera Utara, April 1961. Menyelesaikan S1 di IKIPJakarta Jurusan Pendidikan Fisika (1985). Sambil menyelesaikan S1,menjadi guru di SMA Neg. 50 (1982), SMA Neg.31 (1983-1987) danikut mendirikan SMA PGRI 10. Guru dan pejabat Kepala SekolahIndonesia di Davao Philippines (1987-1994) sekaligus menyelesaikanS2 bidang Business Management di Ateneo de Davao Philippines(1994). Mengikuti Program Mission Studies di Overseas MinistriesStudy Centre, Connecticut USA (1994/1995). Menjadi konsultanYakoma PGI dan dosen di UKI (1996). Bekerja di BPK PENABURJakarta sebagai Kepala Bidang Pengembangan (1997). Care takerKepala SMK 2 BPK PENABUR ( 1996-2004). Saat ini sebagai KepalaPengkajian dan Pengembangan Pendidikan BPK PENABUR Jakarta.

lahir di Sibolga, Juli 1981. Lulus S1 jurusan Teknik Informatika UPIYAI Jakarta tahun 2005. Mulai bekerja di BPK PENABUR tanggal 3September 2007 sebagai guru mata pelajaran TIK di SMPK 1 danSMAK 2 BPK PENABUR Jakarta. Sebelumnya mengajar di SMAKKanaan Jakarta, Pernah pemenang dalam lomba penelitian gurumata pelajaran DKI Jakarta.

lahir di Jakarta, April 1969. Menyelesaikan S1 di FKIP UniversitasJambi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (1996). dan MagisterPendidikan tahun 2004 di Universitas Kristen Jakarta. Pada tahun2000 sampai tahun 2002 sebagai dosen di Akademi Sekretaris danManajemen LEPISI Tangerang. Bekerja di BPK PENABUR sejak tahun1988-sekarang sebagai guru Bahasa Indonesia di SMPK 1 BPKPENABUR Jakarta serta pelatih ekstrakurikuler menulis.

lahir di Soe-NTT, Juni 1962. Menyelesaikan program S1 di FakultasTheologia UKSW, Salatiga. Mengajar di SMAK BPK PENABURBandar Lampung tahun 1987 dan sejak 2002-sekarang sebagaiKepala SMAK BPK PENABUR Bandar Lampung.

born in Jogyakarta. His last education is S1 English Education Faculty andTeachers Training Program 2001 in Sanata Dharma University,Yogyakarta. He worked as an English teacher in SMAK 1 BPK PENABURJAKARTA for 2 years and as a Bina Nusantara University English LecturerJakarta for 5 years (2001 -2006). Now he is studying for Master DegreeProgram in Sanata Dharma University, Yogyakarta to improve hiscompetence and knowledge related to the development of EFL education.

lahir di Medan, Sumatra Utara, Nopember 1980. Menyelesaikanprogram S1 Sastra Inggris jurusan bahasa Inggris di UniversitasKristen Indonesia (2004). Menjadi tenaga pengajar bahasa InggrisSMPK 1 BPK PENABUR Jakarta pada tahun 2007 sampai sekarangdan dosen bahasa Inggris Bina Sarana Informatika (BSI) pada tahun2007-sekarang.

lahir di Porsea, Agustus 1957. Menyelesaikan S1 di IKIP BandungJurusan Pendidikan Geografi 1983. Sambil menyelesaikan S1,mengajar di SMPK Bina Bhakti Bandung tahun 1981-1983. Guru

Page 122: Diterbitkan oleh · 2015-10-04 · info, serta resensi buku + 2000 kata. 5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata. 6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis,

115Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Tri Esti Handayani,

Yusufhadi Miarso, Prof.Dr., M.Sc.,

SMA PAMI Jakarta tahun 1984, guru SPG Negeri 5 Jakarta dari tahun1985-1990. Tahun 1992- sekarang sebagai staf akademik FKIPUniversitas Terbuka diperbantukan di UPBJJ- UT Jakarta.Menyelesaikan S2 Jurusan Pendidikan Kependudukan danLingkungan Hidup (PKLH) di Universitas Negeri Jakarta tahun 2003.

lahir di Jakarta, Desember 1966. Pendidikan Terakhir : FakultasTheologia Duta Wacana, Lulus Th. 1991. Mengajar di SMAKPENABUR Jakarta dari tahun 1995 – 2003. Sejak 2003 –sekarangsebagai Staf Kerohanian BPK PENABUR Jakarta.

lahir di Pacitan, Maret 1934. Guru Besar Teknologi PendidikanUniversitas Negeri Jakarta. Alumnus FKIP Universitas Airlangga,Surabaya, untuk program S1 dan untuk pendidikan lanjutan dariSyracuse University, N.Y. Amerika Serikat dalam keahlianAudiovisual Communication dengan gelar Master of Science (Education),serta dari IKIP Malang untuk program doktor (1985) di bidangTeknologi Pendidikan. Mengikuti program penyegaran dan seminarinternasional di berbagai negara, khususnya di bidang TeknologiPendidikan. Di samping memiliki pengalaman sebagai birokratdengan berbagai jabatan di lingkungan Departemen Pendidikan danKebudayaan, sampai sekarang aktif menulis karya ilmiah dansebagai guru besar emeritus di berbagai perguruan tinggi antara laindi Program Pasca Sarjana UNJ, UNIMED, UNILA,UNMUL, danUNNES.