distosia

Upload: bonifacius-bayu-erlangga-kusuma

Post on 11-Mar-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Oleh : R. Bonifacius Bayu Erlangga KusumaPembimbing :Dr. Maya E. Mewengkang, Sp. OG /Dr. B. Joel Laihad, Sp. OG-K

    DISTOSIA BAHU

  • Pendahuluan

  • Pendahuluan

  • Definisi Distosia Bahu

  • Definisi Distosia Bahu

  • Faktor Risiko

  • Faktor Risiko

  • Faktor Risiko

  • Faktor Risiko

  • Gejala

  • Penanganan

  • Penanganan

  • Ask for HelpDokter pengganti atau tim paramedis lainnya.Menyiapkan penolong untuk resusitasi neonatus.

  • Llift / Hyperflexed LegsManuver McRoberts

  • Anterior shoulder disimpaction1. Tekanan Suprapubis - Manuver Mazzanti

  • Anterior shoulder disimpaction2. Manuver Rubin

  • Rotation of the posterior shoulderManuver Woods screw

  • Manual removal posterior arm

  • Episiotomy

  • Roll over onto all fours

  • Tindakan TerakhirMematahkan Klavikula BayiSimfisiotomiManuver Zavanelli

  • KomplikasiPerdarahan post partum - Atonia uteri- Ruptur perineum grade III dan IV- Laserasi vagina-cervixInfeksi- EndometritisStress psikis

    Komplikasi Maternal

  • KomplikasiTrauma- Ruptur uteri- Fistula rectovagina- Hematoma vagina- Cedera kandung kemih- Cedera simfisis pubis dengan neuropati femoral

    Komplikasi Maternal

  • KomplikasiCedera Pleksus Brakialis- Erb-Duchene Palsy Cabang cervical 5 dan 6- Klumpkes Paralysis Cabang cervical 8 dan thorax 1Fraktura- Klavikula- HumerusAsfiksiaCedera neurologisKematian bayi

    Komplikasi Neonatal

  • Setelah TindakanAntisipasi HPPEksplorasi laserasi dan traumaPemeriksaan fisik bayi untuk melihat adanya perlukaan.Catat tindakan yang dilakukan

  • Antisipasi dan persiapan (kebanyakan kasus tidak dapat diprediksi)Hindari : Panic, Pull, Push, PivotIngat mnemonic ALARMER

  • Distosia bahu adalah suatu keadaan darurat obstetri dengan hasil luaran yang berpotensi kurang baik. Setelah kepala lahir, pelahiran bahu dan badan tidak mudah karena impaksi bahu bayi dengan panggul ibu.

    Insidensi distosia bahu bervariasi berdasarkan berat janin, terjadi pada 0,6% - 1,4% kelahiran dimana berat bayi antara 2500 gram 4000 gram. Pada bayi dengan berat lahir 4000 gram 4500 gram, tingakt kejadian distosia bahu meningkat menjadi 5% - 9%.1*Komplikasi pada ibu meliputi ruptur uteri, perdarahan post partum (11%), dan kerusakan jaringan lunak serviks dan vagina (3,8%).1 Secara psikologis ibu mungkin mengalami depresi postpartum, sindroma stress paska trauma, dan mungkin memiliki masalah pada interaksi ibu-bayi.Konsekuensi yang segera terjadi pada janin termasuk asfiksia, aspirasi mekonium, cedera pleksus brakialis umumnya terjadi pada 4% - 15% bayi baru lahir.Pleksus brakialis merupakan jaringan saraf utama yang mempersarafi ekstremitas atas, mulai dari leher, meluas ke aksila, dan bisa juga cedera karena peregangan yang berlebihan pada leher selama proses persalinan.

    *Distosia bahu didefinisikan sebagai persalinan pervaginam letak kepala yang memerlukan manuver obstetrik tambahan setelah traksi ringan pada kepala gagal untuk melahirkan bayi. Secara objektif juga didefinisikan sebagai perpanjangan waktu pelahiran kepala-badan lebih dari 60 detik.5

    *Distosia bahu didefinisikan sebagai persalinan pervaginam letak kepala yang memerlukan manuver obstetrik tambahan setelah traksi ringan pada kepala gagal untuk melahirkan bayi. Secara objektif juga didefinisikan sebagai perpanjangan waktu pelahiran kepala-badan lebih dari 60 detik.5

    *2.2.1 MakrosomiaMakrosomia didasarkan pada berat bayi setelah lahir, tidak dapat didiagnosis secara pasti sebelum lahir. Bayi besar memiliki kemungkinan untuk menjadi distosia bahu, tetapi mencoba menentukan bayi besar sangat sulit, seperti menggunakan manuver Leopold akan sangat tidak akurat dakam menentukan berat bayi, dan USG pun tidak jauh lebih baik.7Buletin ACOG mengenai distosia bahu menyatakan bahwa sensitivitas USG hanya 22-44% dan positive predictive value hanya 30-44% memprediksi makrosomia.6

    2.2.2 DiabetesBayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes memiliki kemungkinan lebih tinggi terjadinya distosia bahu, tetapi makrosomia sangatlah susah diprediksi pada ibu diabetes seperti halnya pada pasien non diabetes.

    *3 Riwayat Distosia Bahu SebelumnyaRiwayat distosia bahu sebelumnya terbukti merupakan prediktor yang paling akurat untuk rekurensi distosia bahu. Hal ini dinilai cukup masuk akal karena anatomi pelvis pada wanita cenderung tidak berubah pada saat kehamilan berikutnya. Terlebih lagi, bayi ke dua dan selanjutnya biasanya lebih besar daripada bayi yang lahir pertama atau yang lahir sebelumnya.Risiko berulangnya kejadian distosia bahu antara 1,1% hingga 16,7% berdasarkan analisis retrospektif.

    *EtnisitasWanita Afrika-Amerika memiliki peningkatan resiko terjadinya distosia bahu. Ini dimungkinkan karena kecenderungan memiliki panggul tipe android.2.2.5 Presentasi janin 2.2.6 Kelainan persalinan Insiden yang lebih tinggi distosia bahu bisa didapatkan pada persalinan kala II lama yang mungkin berkaitan dengan makrosomia. Keterlambatan pada kala II persalinan dan lambatnya penurunan kepala pada wanita obese juga meningkatkan peluang terjadinya distosia bahu. Juga banyak dilaporkan pada kala I lama, partus macet, stimulasi oksitosin, dan persalinan pervaginam dengan tindakan.5

    *Obesitas dan Peningkatan berat badan berlebihanBeberapa penelitian melaporkan bahwa BMI yang tinggi dan peningkatan berat badan berlebihan selama kehamilan merupakan salah satu faktor terjadinya distosia bahu.

    **Dalam penanganan distosia bahu diusahakan untuk menghindari: Pull: Menarik atau traksi kepala / leher terlalu kuat atau ke lateral, akan meningkatkan resiko cedera pleksus brakialis. Push: Melakukan dorongan pada fundus, karena tidak akan membantu ketika bahu benar-benar mengalami impaksi dan meningkatkan risiko ruptur uteri.Panic: Panik. Semua penanganan dilakukan melalui manuver sistematis dan setiap penolong harus tenang agar dapat mendengar dan mengerti ketika ada permintaan bantuan dan dapat dengan jelas memimpin ibu untuk kapan mengejan dan kapan tidak mengejan.Pivot: Hiperfleksi kepala dengan os. Coccygeus sebagai tumpuan**Diperlukan suatu sistem untuk memanggil bantuan pada keadaan darurat sehingga peralatan dan personel dibutuhkan siap sedia. Diperlukan penolong tambahan untuk melakukan manuver McRoberts dan penekanan suprapubik.Menyiapkan penolong untuk resusitasi neonatus.

    *Singkirkan bantal atau penahan dari bgaian belakang ibu dan membantu ibu untuk berpindah ke posisi yang datar.Disiapkan masing-masing satu penolong di setiap sisi kaki ibu untuk membantu hyperfleksi kaki dan sekaligus mengabduksi panggul.Distosia bahu biasanya dapat dilepaskan dengan hanya menggunakan manuver ini.

    *Bahu bayi yang terjepit didorong menjauh dari midline ibu, ditekan pada atas simfisis pubis ibu. Penekanan pada suprapubis menggunakan tumit telapak tangan. Tekanan suprapubik ini dilakukan untuk mendorong bahu posterior bayi agar dapat dikeluarkan dari jalan lahirJangan melakukan penekanan pada fundus.Pada kombinasi dengan manuver McRoberts, penekanan suprapubis dapat melahirkan bayi pada 91% kasus. *Adduksi dari bahu depan dengan melakukan penekanan pada bagian belakang bahu depan. Bahu ditekan didekatkan ke dada, atau tekanan dilakukan pada skapula bagian bahu depan.Pikirkan tindakan episiotomi.Tidak boleh menekan fundus*Digunakan 2 jari untuk menekan bagian depan bahu belakang dan memutarnya hingga 1800 atau oblique, dapat diulang jika diperlukan. Manuver ini pada dasarnya untuk merotasi bahu posterior ke posisi anterior.Pada prateknya, manuver disimpaksi anterior dan manuver wood dapat dilakukan secara simultan dan berulang.

    *Fleksikan tangan pada siku(menekan fosa antecubital untuk memfleksikan tangan)Usapkan tangan sepanjang dada.raih lengan depan atau jari-jari tanganKeluarkan tangan.

    Biasanya lengan fleksi pada siku. Jika tidak, tekanan pada fossa antekubiti dapat membantu fleksi lengan. Tangan bayi dipegang dan disapukan melewati dada dan dilahirkan. Manuver ini dapat menyebabkan fraktur humerus, tetapi tidak menyebabkan kerusakan saraf permanen.

    *Distosia bahu didefinisikan sebagai persalinan pervaginam letak kepala yang memerlukan manuver obstetrik tambahan setelah traksi ringan pada kepala gagal untuk melahirkan bayi. Secara objektif juga didefinisikan sebagai perpanjangan waktu pelahiran kepala-badan lebih dari 60 detik.5

    *Mengubah ibu ke posisi all fours meningkatkan dimensi pelvis dan memungkinkan posisi janin bergeser, dengan ini diharapkan terjadi disimpaksi bahu. Dengan tekanan ringan pada bahu posterior, bahu anterior mungkin menjadi semakin terimpaksi (dengan gravitasi), tetapi akan membantu membebaskan bahu posterior. Selain itu, posisi ini memungkinkan akses yang mudah ke bahu posterior untuk manuver rotasi atau mengeluarkan lengan posterior secara manual.14

    *Manuver ini membalikkan gerakan kardinal persalinan dan dilakukan seksio sesarea.

    *****Sebagian besar kasus distosia bahu tidak dapat diramalkan atau dicegah karena tidak ada metode yang akurat untuk mengidentifikasi komplikasi ini, bahkan sebagian besar kasus terjadi tanpa adanya suatu faktor resiko.Seksio sesarea elektif yang didasarkan atas kecurigaan adanya makrosomia bukan merupakan strategi yang beralasan.Seksio sesarea elektif dapat dibenarkan pada wanita non-diabetik dengan perkiraan berat lahir janin lebih dari 5000 g atau wanita diabetik yang berat lahir janinnya diperkirakan akan melebihi 4500 g.Bila distosia bahu terjadi, jangan panik, jangan menarik, jangan mendorong dan jangan memutar kepala bayi dengan menggunakan leher atau kepala bayi.Penanganan distosia bahu menggunakan mnemonic ALARMER.

    *