diskusi mengenai kandungan zat fe, air tajin dan teh dalam tubuh dan fungsi nya
DESCRIPTION
mengenai kandungan tehmengetahui kandungan zat besi mengetahui mengenai metabolisme zat besi dalam tubuh dan mengetahui proses penyerapan mengetahui fungsi air tajinmengetahui bagaimana menghitung kehilangan cairan dalam tubuh.TRANSCRIPT
TUGAS DISKUSI
TEH
Teh merupakan minuman berkasiat yang terbukti dari jaman dulu hingga sekarang, berbagai
manfaatnya telah dibuktikan secara empirik dan riset. Berbagai macam jenis teh, mulai dari
teh hijau, teh hitam, teh buatan, hingga teh putih yang baru populer saat ini setelah khasiatnya
berhasil disembunyikan selama ratusan tahun. Berikut ini data yang lengkap namun
sederhana dari teh :
Kandungan Teh
1. Flouride
2. Asam amino L-theanine (memperkuat imune tubuh)
3. Antik oksidan (Polifenol – 10 kali lipat dibanding sayuran, flavonoid)
4. Quercetin, kaempfrol, dan myricetin (mencegah pengapuran pembuluh darah)
5. Cafein 40 mg percangkir
Fungsi mineral Besi (Fe) dalam tubuh
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia
dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai
beberapa fungsi esensial di dalam tubuh antara lain sebagai alat angkut oksigen dari paru-
paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu
berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Selain itu, besi juga berperan dalam
metabolisme energi, peningkatan kemampuan belajar, dan sistem kekebalan tubuh.
Metabolisme Besi (Fe) di dalam Tubuh
Tubuh sangat efisien dalam pengunaan besi. Sebelum diabsorpsi, di dalam lambung
besi dibebaskan dari ikatan organik seperti protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri
direduksi menjadi bentuk fero. Hal ini terjasi dalam suasana asam di dalam lambung dengan
adanya HCl dan vitamin C yang terdapat di dalam makanan.
Absorpsi terutama terjadi di bagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat
angkut protein khusus. Ada dua jenis alat angkut protein di dalam sel mukosa usus halus yang
memebantu penyerapan besi, yaitu transferin dan feritin. Transferin mukosa mengangkut besi
dari saluran cerna ke dalam sel mukosa dan memindahkannya ke transferin reseptor yang ada
di dalam sel mukosa. Transferin mukosa kemudian kembali ke rongga saluran cerna untuk
mengikat besi lain sedangkan transferin reseptor mengangkut besi melalui darah ke semua
jaringan tubuh.
Feritin merupakan bentuk simpanan besi akibat kelebihan besi di dalam tubuh. Feritin
yag bersirkulasi di dalam darah mencerminkan simpanan besi di dalam tubuh. Pengukuran
feritin di dalam serum merupakan indikator penting untuk menilai status besi.
Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi hem seperti terdapat dalam
hemoglobin dan mioglobin makanan hewani dan besi nonhem dalam makanan nabati. Besi
hem diabsorpsi ke dalam sel mukosa sebgai kompleks porfirin tubuh. Cincin porfirin di
dalam sel mukosa kemudian dipecah oleh enzim khusus dan besi dibebaskan. Bebeda dengan
besi nonhem, supaya dapat diabbsorpsi, besi nonhem di dalam usus halus harus berada dalam
bentuk terlarut. Besi nonhem diisolasi oleh asam lambung, direduksi menjadi bentuk fero dan
dilarutkan dalam cairan pelarut seperti asam askorbat, gula, dan asam amino yang
mengandung sulfur. Pada suasana asam dengan pH 7 di dalam duodenum, sebagian besar
besi dalam bentuk feri akan mengendap kecuali dalam keadaan terlarut yaitu besi dalam
bentuk fero yang larut pada pH 7, oleh karena itu dapat diabsorpsi (Almatsier 2004).
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Besi (Fe)
Bentuk besi di dalam makan berpengatuh terhadap peyerapan besi. Besi hem yang
merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang berasal dari pangan hewani dapat
diserap dua kali lipat dari pada besi non-hem. Faktor lain yaitu asam organik seperti vitamin
C sangat membantu penyerapan besi non-hem dengan mengubah bentuk feri menjadi bentuk
fero. Vitamin C disamping itu dapat membentuk gugus besi-askorbat yang tetap larut pada
pH lebih tinggi dalam duodenum, sehingga dapt dikatakan bahwa tingkat keasaman lambung
meningkatkan daya larut besi. Selain itu, kebutuhan tubuh kana besi berpengaruh terhadap
absorpsi besi. Apabila tubuh kekurangan beis atau kebutuhan meningkat pada masa
pertumbuhan, absorpsi besi non-hem dapat meningkat sampai sepuluh kali sedangkan besi
hem dua kali.
Asam fitat dan faktor lain dalam serealia dan asam oksalat di dalam sayuran
menghambat penyerapan besi. Faktor-faktor ini mengikat besi sehingga mempersulit
penyerapannya. Prorein kedelai menurunkan absorpsi besi yang mungkin disebabkan oleh
nilai fitatnya yang tinggi. Selain itu, tanin yang merupakan polifenol yang terdapat pada teh,
kopi, dan beberapa jeis sayuran dan buah, kalsium dosis tinggi berupa suplemen, dan
kekurangan asam klorida di dalam lambung atau penggunaan obat-obatan yang bersifat basa
seperti antasid menghalangi dapat menghambat absorpsi besi (Almatsier 2004).
Akibat Kekurangan dan Kelebihan Besi (Fe)
Defisiensi besi terutama menyerang golongan rentan seperti anak-anak, remaja, ibu hamil dan
menyusui serta pekerja berpenghasilan rendah. Defisiensi besi pada umumnya menyebabkan pucat,
rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya
kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh, dan gangguan penyembuhan luka. Selain itu,
menurunnya kemampuan mengatur suhu tubuh. Defisiensi besi pada anak-anak menimbulkan apatis,
mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.
Kelebihan besi juga berdampak buruk bagi tubuh. Akan tetapi kelebihan besi jarang terjadi
karena makanan, melainkan disebabkan oleh suplemen besi. Gejalanya adalah rasa nek, muntah,
denyut jantung meningkat, sakit kepala, mengigau, dan pingsan.
Angka Kecukupan Besi (Fe) yang Dianjurkan
Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 1998 menetapkan angka kecukupan besi untuk Indonesia sebagai
berikut:
Bayi : 3-5 mg
Balita : 8-9 mg
Anak sekolah : 10 mg
Remaja laki-laki : 14-17 mg
Remaja perempuan : 14-25 mg
Dewasa laki-laki : 13 mg
Dewasa perempuan : 14-26 mg
Ibu hamil : + 20 mg
Ibu menyusui : +2 mg
sumber :
Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Air Tajin
Beras merah banyak kita jumpai di pasaran. Biasanya beras merah dikonsumsi oleh orang
yang terkena diabetes, karena beras merah dapat mengkontrol tingkat kadar gula darah dalam
tubuh. Selain dikonsumsi oleh orang dewasa, ternyata beras merah juga baik dikonsumsi oleh
bayi maupun anak-anak. Hal ini terbukti dengan banyaknya produk makanan bayi yang
berasal dari beras merah.
Selain nasi beras merah, ternyata air tajin dari beras merah juga cukup bermanfaat. Air tajin
adalah cairan yang didapat ketika kita menanak nasi. Air tajin beras merah dapat digunakan
sebagai pengganti ASI bagi ibu yang bermasalah dengan produksi ASI-nya. Air tajin beras
merah merupakan salah satu bahan makanan pengganti yang dibutuhkan oleh bayi untuk
meningkatkan daya tahan tubuhnya. Bila daya tahan tubuhnya cukup kuat, bayi tersebut akan
cukup kuat untuk menerima vaksin, sehingga terhindar dari penyakit Autis.
Lalu, apa perbedaan air tajin beras merah dengan air tajin beras putih? Air tajin beras merah
mengandung 10 jenis enzim, di antaranya 2 jenis enzim untuk saraf otak. Enzim ini
bermanfaat untuk kecerdasan otak dan membuat anak lebih mudah berkonsentrasi dan lebih
tenang. Air tajin beras putih sayangnya tidak mempunyai enzim lagi, karena kulit arinya
sudah rusak. Kulit air ini biasanya dijual sebagai bekatul, dan masih mengandung 3 jenis
enzim. Tetapi ketiga enzim pada kulit ari beras putih ini juga tidak ada yang bermanfaat
untuk saraf otak, dan hanya mengandung karbohidrat, protein, dan lemak.
Bagaimana cara membuat air tajin beras merah? Resepnya adalah sebagai berikut:
1. Ambil 2 sendok makan beras merah, bilas dengan air bersih.
2. Didihkan bersama 5 gelas air. Setelah mendidih, api dikecilkan, dan terus didihkan
selama 10 - 15 menit.
3. Matikan api. Beras sekarang sudah menjadi nasi, dan air yang tersisa kira-kira 4 gelas.
4. Cukup diminum untuk 4 orang, yaitu 2 gelas untuk orang tua, dan 2 gelas untuk 2
anak.
5. Untuk bayi Anda, ambil air tajin beras merah secukupnya, campur dengan susu bayi.
Manfaat dari air tajin beras merah adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dengan memperkuat organ
amandel dan kelenjar getah bening.
2. Mengandung antioksidan.
3. Mengandung vitamin A, omega-3 dan omega-6.
4. Menaikkan berat badan bagi orang kurus, karena nutrisi pada makanan menjadi lebih
mudah dicerna.
5. Menurunkan berat badan bagi orang gemuk, karena gula darah yang menumpuk di
tubuh akan lebih mudah dicerna.
6. Bermanfaat untuk organ mata, telinga, saraf, jantung, paru-paru, arteri, dan vena.
Minumlah air tajin beras merah setiap hari untuk kesehatan Anda! Selamat mencoba!
Cara menghitung balance cairan
CM – CK - IWL
Ket :
CM : cairan masuk
CK : cairan keluar
Rumus IWL
IWL = (15 X BB)
24 jam
Rumus IWL kenaikan Suhu
[(10% X CM) X jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
Tekhnik menghitung Balance cairan anak
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme:
Usia Balita (1-3 tahun) : 8 cc/kg/BB/hari
Usia 5-7 tahun : 8-8,5 cc/kg/BB/hari
Usia 7-11 tahun : 6-7 cc/kg/BB/hari
Usia 12-14 tahun : 5-6 cc/kg/BB/hari
Untuk IWL (Insensibel Water Lose) pada anak = (30-usia anak dalam tahu) X cc/kg/BB/hari
Jika anak mengompol menhitung urine 0,5 cc- 1 cc/kg/BB/hari
Perhatikan :
Penghitungan IWL pada kenaikan suhu digunakan rumus:
IWL + 200 (suhu tinggi-36,8°C) 36,8°C adalah konstanta
Ingat : menghitung Balance cairan harus kumpulkan data/24jam
Tekhnik menghitung Balance cairan dewasa
Menghitung balance cairan seseornag harus diperkatikan beberapa faktor, diatranya Berat badan dan umur. Karena penghitungan antara usia anak dengan dewasa berbeda.
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok intake cairan dan mana yang output.
Penghitungan balance cairan untuk dewasa
Input cairan : Air (makan+minum) = ........ cc
Ciran Infus =......... cc
Therapi Injeksi = .......... cc
Air Metabolisme = ........... cc (Hitung AM = 5 cc/kgBB/hari)
Output cairan : Urine = ........... cc
Feses = ............ cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100cc)
Muntah/ pendarahan
Cairan drainage luka/cairan NGT terbentuk = ...... cc
IWL = ......... cc (hitung IWL = 15 cc/kgBB/hari)
(insesibel Water Losa)