teh kombucha

29
Kombucha adalah jamur teh yang berasal dari Asia Timur dan tersebar ke Jerman melalui Rusia sekitar pergantian abad ke-20. Penyembuh berbagai macam penyakit ini semakin banyak digunakan di rumah tangga di pelbagai negara di Asia. Jamur kombucha merupakan membran jaringan-jamur yang bersifat gelatinoid dan liat, serta berbentuk piringan datar. Kombucha hidup dalam larutan nustrisi teh-gula yang tumbuh dengan cara germinasi . Pada mulanya, piringan jamur tumbuh meluas pada permukaan teh lalu menebal. Bila dirawat secara benar, jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat, sehingga akan hidup sepanjang umur pemilik serta keturunannya. Kombucha tea (teh kombucha) merupakan produk minuman tradisional hasil fermentasi larutan teh dan gula dengan menggunakan starter mikroba kombucha (Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir) dan di fermentasi selama 8-12 hari. kombucha adalah suatu ramuan minuman kuno, yang merupakan hasil dari simbiosis murni dari bakteri dan ragi kombucha yang berasal dari Asia Timur, dan sampai di Jerman melalui Russia sekitar akhir abad lalu. Kombucha berfungsi sebagai penyembuh terhadap berbagai macam penyakit ini telah di gunakan berulang kali dirumah tangga diberbagai negara Asia. Jamur tersebut terdiri dari gelatinoid serta membrane jamur yang liat dan berbentuk piringan bulat serta hidup dalam lingkungan nustrisi teh-manis yang akan tumbuh secara berulang sehingga membentuk susunan piringan berlapis. Piringan pertama akan tumbuh pada lapisan paling atas yang akan memenuhi lapisan, kemudian disusul oleh pertumbuhan piringan berlapis-lapis dibawahnya yang akan menebal. Bila dirawat secara benar, jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat. Selama proses fermentasi dan oksidasi berlangsung, terjadi bermacam-macam reaksi pada larutan teh-manis secara asimilatif dan disimilatif. Jamur teh memakan gula, dan sebagai gantinya memproduksi zat-zat bermanfaat yang dalam minuman tersebut, seperti asam glukuronat , asam laktat , vitamin , asam amino , antibiotik , serta zat-zat lain. Maka dari itu, jamur kombucha ini bagaikan sebuah pabrik biokimia mini.

Upload: fernando

Post on 24-Jun-2015

544 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: teh kombucha

Kombucha adalah jamur teh yang berasal dari Asia Timur dan tersebar ke Jerman melalui Rusia sekitar pergantian abad ke-20. Penyembuh berbagai macam penyakit ini semakin banyak digunakan di rumah tangga di pelbagai negara di Asia.

Jamur kombucha merupakan membran jaringan-jamur yang bersifat gelatinoid dan liat, serta berbentuk piringan datar. Kombucha hidup dalam larutan nustrisi teh-gula yang tumbuh dengan cara germinasi. Pada mulanya, piringan jamur tumbuh meluas pada permukaan teh lalu menebal. Bila dirawat secara benar, jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat, sehingga akan hidup sepanjang umur pemilik serta keturunannya.

Kombucha tea (teh kombucha) merupakan produk minuman tradisional hasil fermentasi larutan teh dan gula dengan menggunakan starter mikroba kombucha (Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir) dan di fermentasi selama 8-12 hari. kombucha adalah suatu ramuan minuman kuno, yang merupakan hasil dari simbiosis murni dari bakteri dan ragi kombucha yang berasal dari Asia Timur, dan sampai di Jerman melalui Russia sekitar akhir abad lalu. Kombucha berfungsi sebagai penyembuh terhadap berbagai macam penyakit ini telah di gunakan berulang kali dirumah tangga diberbagai negara Asia. Jamur tersebut terdiri dari gelatinoid serta membrane jamur yang liat dan berbentuk piringan bulat serta hidup dalam lingkungan nustrisi teh-manis yang akan tumbuh secara berulang sehingga membentuk susunan piringan berlapis. Piringan pertama akan tumbuh pada lapisan paling atas yang akan memenuhi lapisan, kemudian disusul oleh pertumbuhan piringan berlapis-lapis dibawahnya yang akan menebal. Bila dirawat secara benar, jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat.

Selama proses fermentasi dan oksidasi berlangsung, terjadi bermacam-macam reaksi pada larutan teh-manis secara asimilatif dan disimilatif. Jamur teh memakan gula, dan sebagai gantinya memproduksi zat-zat bermanfaat yang dalam minuman tersebut, seperti asam glukuronat, asam laktat, vitamin, asam amino, antibiotik, serta zat-zat lain. Maka dari itu, jamur kombucha ini bagaikan sebuah pabrik biokimia mini.

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Khasiat Kombucha 2 Cara Kerja Kombucha 3 Cara Membuat Kombucha 4 Faktor Kehigienisan 5 Proses Fermentasi Kombucha 6 Kultur Kombucha 7 Komponen-komponen yang terbentuk selama proses fermentasi kombucha 8 Rujukan 9 Pranala luar

[sunting] Khasiat Kombucha

Page 2: teh kombucha

Pada tahun 1914 Bacinskaja menyatakan bahwa minuman ini efektif untuk kegiatan perut dan usus, khususnya pada bagian pembuangan. Ia menyarankan orang meminum segelas kecil sebelum makan dan meningkatkan takarannya secara berangsur-angsur untuk mendapatkan khasiat yang nyata dari minuman ini.

Professor S. Bazarewski mengemukakan dalam suatu laporan di "Correspondence for the Association of Nature Researchers in Riga" (1915) bahwa penduduk berbangsa Latvia di Provinsi Rusia Baltic, yaitu di Livland dan Kurland, mempunyai obat tradisional yang bernama "Brinum Ssene", yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "Jamur Ajaib". Penduduk Latvia menggambarkan jamur ini sebagai "kekuatan penyembuh yang ajaib untuk berbagai macam penyakit", sesuai dengan uraian Bazarewski. Beberapa orang yang ditanyai Bazarewski menyatakan bahwa jamur ini bisa menyembuhkan sakit kepala, tetapi yang lain juga menyatakan kepadanya bahwa "jamur ini sangat berguna dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit".

Dari beberapa penelitian, ditemukan bahwa kombucha sangat baik untuk:

Mengobati sembelit Memperbaiki kondisi tubuh Bermanfaat melawan arteriosclerosis Memulihkan fungsi alat pencernaan Bermanfaat bagi penderita stres mental Menawarkan racun Membunuh kanker

[sunting] Cara Kerja Kombucha

Dalam pelbagai laporan tertulis di berbagai lembaga maupun pengalaman perorangan, banyak kesaksian yang meyakinkan muncul. Hal ini dapat dijelaskan dengan memahami bahwa kombucha tidaklah khusus membidik organ tubuh tertentu, namun memengaruhi tubuh secara menyeluruh, dengan menstabilkan metabolisme tubuh dan menawarkan racun dengan asam glukuronat. Hal ini menyebabkan peningkatan kapasitas pertahanan endogenis tubuh terhadap pengaruh beracun dan tekanan lingkungan, sehingga metabolisme sel yang rusak diperkuat, dan berlanjut dengan pemulihan kesehatan tubuh.

Beberapa sifat menyehatkan teh kombucha ini harus didukung oleh penelitian lebih lanjut. Namun, mekanisme aktif lainnya telah dibuktikan melalui pengujian dan percobaan ilmiah, seperti pada: pengaturannya terhadap bakteri pada alat pencernaan, penguatan sel, detoksifikasi dan seperti mengurangi kelebihan keringat, harmonisasi metabolis, efek antibiotik, memfasilitasi keseimbangan pH tubuh.

Kandungan asam glukonat yang ada pada minuman kombucha mampu memperkuat daya kekebalan tubuh terhadap infeksi dari luar serta mempunyai kemampuan untuk mengikat racun dan mengeluarkannya dari tubuh lewat urine. Kandungan antimikroba pada minuman kombucha mampu menghambat pertumbuhan Shigella sonmei, E. coli, dan Salmonella typhimurium.

Page 3: teh kombucha

Selama fermentasi kultur kombucha akan menghasilkan sejumlah alkohol, karbondioksida, vitamin B, vitamin C, serta berbagai jenis asam organik yang sangat penting bagi metabolisme manusia seperti asam asetat, asam glukonat, asam glukoronat, asam oksalat, dan asam laktat. Komposisi larutan media (teh) mempengaruhi aroma dan rasa kombucha. Komposisi yang dimaksud adalah gula-gula residu, kaarbondioksida dan asam organik (terutama rasio antara asam asetat dengan asam glukonat). Asam asetat yang bersifat volatil menghasilkan aroma kuat dan menusuk serta aroma asam, sedangkan flavor asam yang dihasilkan asam glukonat lembut.

[sunting] Cara Membuat Kombucha

Minuman kombucha dapat dibuat sendiri dengan biaya murah. Karena jamur senantiasa tumbuh, minuman bisa dibuat dengan sepotong membran jamur-teh dan membiarkan ramuan sehat ini berkembang sendiri. Pembibitannya tidak sulit jika diketahui caranya. Sejak zaman dahulu, minuman Kombucha dipersiapkan di rumah dan dibagi-bagikan kepada sanak-saudara dan handai-taulan sebagai tanda persahabatan serta gotong royong. Teh jamur ini mempunyai daya hidup tinggi dan mudah berkembang biak.

Langkah-langkah pembuatan kombucha adalah sebagai berikut: 1. Ekstraksi teh, 10-20 gr teh hijau/hitam dimasukkan ke dalam 1 liter air panas/mendidih dalam stainless steel biarkan selama 10 menit.

2. Penyaringan, dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan teh dengan air seduhan.

3. Pencampuran, ekstrak teh ditambahkan gula pasir sekitar 10% dari volume air seduhan.

4. Pendinginan, setelah dilakukan penyaringan dan pencampuran, seduhan teh dituangkan ke dalam toples gelas dengan permukaan yang luas dan kemudian ditutup dengan kain yang rapat, agar semut, lalat dan nyamuk, debu atau polutan lainnya tidak bisa masuk, namun udara bisa mengalir dengan bebas. Ikat tutup toples dengan karet, lalu didinginkan sampai suhu 27°C. Bila teh sudah sama dengan temperatur ruangan, masukkan kedalam toples, atau tempat/wadah dari Stainless Steel. Untuk alasan keamanan, maka hendaknya digunakan bahan-bahan yang ditujukan khusus untuk bahan pangan. Dalam hal pembuatan kombucha, wadah dari gelas/kaca merupakan yang terbaik.. Metal/besi selain Stainless Steel tidak baik sebagai kontainer bahan pangan karena asam (acids) yang terbentuk akan bereaksi pada metal. Pemakaian bahan sintetis tingkat tinggi (masuk kelompok polylefine, seperti polyethylene (PE) atau polypropylene juga diperbolehkan, akan tetapi pemakaian tempat/wadah yang terbuat dari polyvinylchloride (PVC) atau polystyrene harus dihindarkan.

5. Inokulasi, adalah penambahan starter (berupa lapisan selulosa yang didalamnya mengandung mikroba kombucha), sebelum starter digunakan biarkan terlebih dahulu kurang lebih 30 menit berada di udara bebas.

6. Fermentasi, setelah diinokulasi, toples ditutup kembali dengan kain/kertas dan disimpan pada suhu kamar selama 8-12 hari. Fermentasi berlangsung sekitar 8 - 12 hari, tergantung suhu. Lebih hangat temperatur ruangan, lebih cepat proses fermentasinya. Periode 8 - 12 hari diberikan hanya sebagai pedoman. Koloni kombucha memerlukan tempat yang tenang dan hangat dan tidak boleh

Page 4: teh kombucha

digoyang dan dipindah-pindah. Temperatur teh tidak boleh berada dibawah 68°F (= 20°C) dan tidak boleh lebih dari 86°F (=30°C). Temperatur idealnya adalah 74- 80°F (=23 - 27°C). Koloni kombucha juga tidak membutuhkan sinar matahari dalam proses fermentasinya dan koloni tersebut akan rusak terkena sinar matahari.Pada saat proses fermentasi terjadi, gula akan dipecah oleh khamir dalam starter dan akan terbentuk CO2. Cairan teh tersebut menjadi berbuih dan rasanya akan lebih masam. Ketika tingkat keasaman pH sekitar 2,7-3,2, maka fermentasi sudah dapat dihentikan.

7. Pemisahan dan penyaringan, lapisan selulosa yang terbentuk dipisahkan dari seduhan teh fermentasi dan disimpan dalam toples lainnya. Seduhan teh hasil fermentasi disaring supaya bersih dari residu fermentasi. Teh kombucha siap dikonsumsi. Sebaiknya sebelum dikonsumsi dan disimpan produk tersebut dipanaskan dahulu, supaya tidak terjadi fermentasi lanjutan(Cakrawala, 2007). Setiap kali selesai fermentasi pada saat pemisahan selalu disisakan sepersepuluh (10%) bagian untuk keperluan pembuatan kombucaha tea berikutnya. Tutup botol dengan rapat dengan menggunakan kain.

[sunting] Faktor Kehigienisan

Barangsiapa menjaga jamurnya dengan aturan dengan teliti dan hati-hati, tidak akan menjumpai kesulitan. Dalam laporan dari Rusia, diterangkan bahwa tidak perlu dilakukan penjagaan khusus terhadap jamur ini, karena jamur ini bisa menjaga dirinya sendiri terhadap kotoran. Jamur ini memiliki beberapa senjata guna menjaga dirinya seperti: asam organik, kandungan alkohol yang rendah, asam karbonat, produk antibiotik yang akan merintangi pertumbuhan mikroorganisme asing yang bukan berasal dari jamur itu sendiri.

Peneliti dari Rusia, I.N. Konovalow mengemukakan dalam laporannya pada tahun 1959, bahwa pertumbuhan jamur dan bakteri teh yang intensif ini mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri lainnya. Demikian pula, Professor G.F. Barbancik dari Rusia (1958) melaporkan dalam bukunya mengenai teh-jamur yang didasarkan atas penelitian laboratorium, yang menunjukkan bahwa mikroba lain diusir teh jamur ini secara kuat (antagonisme).

[sunting] Proses Fermentasi Kombucha

Proses fermentasi dimulai ketika kultur mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2, kemudian bereaksi dengan air membentuk asam karbonat. Glukosa berasal dari inversi sukrosa oleh khamir menghasilkan glukosa dan fruktosa. Acetobacter sebagai bakteri utama dalam kultur kombucha mengoksidasi etanol menjadi asetaldehid lalu kemudian menjadi asam asetat. Aktivitas biokimia yang kedua dari bakteri Acetobacter adalah pembentukan asam glukonat yang berasal dari oksidasi glukosa. Sukrosa dipecah menjadi gluosa dan fruktosa oleh khamir. Pada pembuatan etanol oleh khamir dan selulosa oleh A.xylinum, glukosa dikonversi menjadi asam glukonat melalui jalur fosfat pentosa oleh bakteri asam asetat, sebagian besar fruktosa dimetabolis menjadi asam asetat dan sejumlah kecil asam glukonat. Bakteri asam laktat juga menggunakan glukosa untuk mensintesis selulosa mikroba. Fruktosa masih tertinggal sebagian dalam media fermentasi dan diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana oleh mikroorganisme sehingga dapat digunakan sebagai substrat fermentasi. Kultur dalam waktu bersamaan juga menghasilkan

Page 5: teh kombucha

asam-asam organik lainnya. Bakteri A. xylinum mengubah gula menjadi selulosa yang disebut nata/pelikel dan melayang di permukaan medium. Jika nutrisi dalam medium telah habis dikonsumsi, kultur akan berhenti tumbuh tetapi tidak mati. Kultur akan aktif lagi jika memperoleh nutrisi kembali. Bakteri asam asetat memanfaatkan etanol untuk tumbuh dan memproduksi asam asetat. Adanya asam asetat menstimulasi khamir untuk memproduksi etanol kembali. Interaksi simbiosis ini ditemukan pada Glukonobacter dan S.cerevisiae. Konsentrasi asam asetat dalam kombucha hanya meningkat sampai batas tertentu lalu mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena pemanfaatan asam asetat lebih lanjut oleh A.xylinum ketika jumlah gula dalam media teh mulai habis. Penurunan kadar asam ini juga dikarenakan fermentasi etanol oleh khamir juga mengalami penurunan dikarenakan pH yang sangat rendah serta mulai habisnya gula dalam larutan.

Acetobacter juga mampu menghidrolisa sukrosa menggunakan levansukrase menjadi glukosa dan sebuah polisakarida fruktosa. Jenis gula (sukrosa, glukosa, fruktosa) memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap pembentukan etanol dan asam laktat, namun konsentrasi gula secara individu hanya mempunyai pengaruh yang sangat kecil terhadap flavor kombucha.

Selama proses fermentasi kombucha tea terjadi aktivitas mikroorganisme yang berlangsung secara simultan dan sekuensial. Proses fermentasi dimulai dengan aktivitas khamir yang memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dengan bantuan enzim ekstraseluler invertase dan selanjutnya glukosa direduksi menjadi etanol dan karbondioksida yang terbentuk bereaksi dengan air membentuk asam karbonat.

Laju pemecahan sukrosa menjadi fruktosa lebih tinggi dibandingkan terhadap produksi glukosa. Kedua gula ini dapat digunakan oleh A.xylinum untuk memproduksi asam2 organik dan biosintesis selulosa. A.xylinum tidak aktif memetabolisir fruktosa seperti halnya glukosa, sehingga fruktosa terakumulasi di dalam larutan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses fermentasi adalah:

1. Ketersediaan nutrisi meliputi unsur C, N, P, dan K.

2. pH medium sekitar 5,5.

3. Suhu fermentasi 23°C-27°C dengan tolaransi dalam kisaran 18°C-35°C.

4. Ketersediaan udara namun tidak dalam bentuk aerasi aktif.

5. Tidak boleh ada goncangan atau getaran.

6. Tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.

Lama fermentasi akan berlangsung selama 4-14 hari. Semakin lama fermentasi maka rasa teh kombucha akan semakin asam dan rasa manis akan semakin berkurang. Lama fermentasi yang

Page 6: teh kombucha

disarankan adalah 14 hari karena gula telah benar-benar difermentasi dari minuman dan minuman memiliki rasa yang kuat seperti anggur.

Setelah proses fermentasi selesai, jamur kombucha akan berubah warna menjadi kecoklatan, dan ramuan teh manis akan mengeluarkan sedikit buih. Jika warna jamur kombucha sudah menjadi coklat tua, dan ramuan teh manis mengeluarkan banyak buih, sebaiknya teh kombucha tidak diminum lagi, karena dikhawatirkan mengakibatkan efek samping.

Pada fermentasi 10 hari, dengan kadar gula awal 8%, akan diperoleh fruktosa 25g/L, asam glukonat 3,1 g/L, dan asam asetat 2 g/L. Jika fermentasi diperpanjang menjadi 13 hari, maka fruktosa akan menjadi 15,03 g/L, asam glukonat 6,64 g/L dan asam asetat 8,61 g/L.

[sunting] Kultur Kombucha

Kultur kombucha mengandung berbagai macam bakteri dan khamir diantaranya Acetobacter xylinum, A. aceti, A. pasteurianus, Gluconobacter, Brettanamyces bruxellensis, B. intermedius, Candida fomata, Mycoderma, Mycotorula, Pichia, Saccharomyces cerevisiae, Schizosaccharomyces, Torula, Torulaspora delbrueckii, torulopsis, Zygosaccharomyces bailii dan Z. rouxii.

Kultur kombucha berbentuk seperti pancake yang berwarna putih (pucat) dan bertekstur kenyal seperti karet dan menyerupai gel. Kultur yang disebut pelikel ini terbuat dari selulosa hasil metabolisme bakteri asam asetat. Kultur kombucha dapat terletak mengapung di permukaan cairan atau kadang dijumpai tenggelam di dalam cairan teh kombucha. Kultur kombucha mencerna gula menjadi asam-asam organik, vitamin B dan C, serta asam amino dan enzim. Kultur ini juga berperan sebagai mikroorganisme probiotik yang baik bagi kesehatan.

Koloni kombucha mewakili hubungan simbiosis antara bakteri dan khamir. Acetobacter xylinum dalam aktivitasnya menunjukkan perannya sebagai bakteri utama dalam koloni kultur. Beberapa kombinasi bakteri-khamir dalam kombucha antara lain Acetabacter sp. dan Pichia, Zygosaccharomyces, jumlah khamir yang terdapat di dalam koloni sangat bervariasi, namun yang paling sering ditemukan berasal dari genera Brettanomyces, Zygosaccharomyces dan Saccharomyces. Rendahnya laju kontaminasi oleh mikroorganisme berbahaya (patogen dan pembusuk) menandakan bahwa kombucha juga dapat diproduksi sendiri tanpa adanya risiko pathogen bagi kesehatan. Keasaman produk kombucha relatif tinggi, yaitu dengan total asam sekitar 33 g/L, dan dalam jumlah ini kontaminan lain akan sulit tumbuh. Namun apabila fermentasi berlangsung terlalu lama, maka keasaman akan meningkat sangat jauh sehingga dapat membahayakan orang yang mengkonsumsinya.

pH yang rendah dan kondisi lingkungan yang anaerob menyebabkan viabilitas khamir dan bakteri menjadi menurun selama fermentasi berlangsung, namun masih ada beberapa genera baik khamir maupun bakteri yang dapat tahan dalam kondisi tersebut.

Langkah-langkah prosedur dilakukan sama seperti proses pembuatan kombucha tea, tetapi toplesnya bisa digunakan yang lebih kecil. Lapisan selulosa yang baru terbentuk dan seduhan teh yang sudah difermentasi dijadikan starter untuk pembuatan minuman kombucha tea. Agar

Page 7: teh kombucha

diperoleh kepuasan maksimal dari minuman ini, biarkan minuman ini sekitar beberapa hari (sekurang-kurangnya 5 hari) setelah ditaruh dalam botol. Kegiatan bakteri terhenti karena minuman yang di dalam botol tanpa udara, sementara raginya terus bekerja. Jika botol benar-benar tertutup dengan baik, gas yang dihasilkan oleh kegiatan ragi, tidak bisa keluar, sehingga minuman yang berbuih halus biasa dihasilkan.

[sunting] Komponen-komponen yang terbentuk selama proses fermentasi kombucha

1. Asam laktat

Asam laktat yang ada di dalam kombucha sebagian besar terdapat dalam bentuk L(+)-laktat. Asam laktat penting bagi sistem pencernaan manusia. Asam laktat juga digunakan sebagai indikator penyakit kanker.

2. Asam asetat

Asam asetat dapat menghambat bakteri berbahaya sehingga sering digunakan menjadi pengawet. Asam asetat merupakan komponen yang memberi aroma dan rasa khas pada kombucha.

3. Asam malat

Asam malat penting dalam proses detoksifikasi tubuh.

4. Asam oksalat

Asam oksalat dapat berfungsi sebagai pengawet alami dan juga mendukung sel dalam memproduksi energi bagi tubuh.

4. Asam glukonat

Asam glukonat efektif dalam infeksi yeast seperti Candida.

5. Asam butirat

Asam butirat diproduksi oleh khamir dan bekerja sama melawan infeksi khamir dengan asam glukonat.

6. Asam nukleat

Meningkatkan regenerasi sel yang baik dan sehat.

7. Asam amino

Page 8: teh kombucha

Merupakan sekelompok asam yang berperan dalam pembentukan protein. Asam amino penting dalam pembelahan sel dan memperbaiki jaringan yang rusak. Asam amino juga dapat membentuk antibodi yang dapat melawan bakteri dan virus.

8. Enzim

Enzim adalah bagian dari protein yang bertindak sebagai biokatalis, mempercepat laju reaksi biokimia dalam tubuh. Oleh karena itu, enzim akan meningkatkan fungsi-fungsi kesehatan kombucha dengan tubuh.

9. Kombucha juga mengandung beberapa vitamin B dan C, serta bakteri dan khamir yang penting.

Bahan:

Kombucha culture (the ferment) 70 - 100 g (2.5- 3 ounce ) gula

putih untuk satu liter air 2 sendok teh hijau/hitam untuk

satu liter air

Alat:

Tempat memasak air Toples Kain penutup toples

Prosedure untuk membuat Kombucha:

Adalah baik sekali bila anda membuat KOMBUCHA TEA untuk ukuran dua liter. Sehingga bila anda punya Koloni Kombucha cukup besar, maka anda akan mudah membuat KT untuk beberapa toples.

Page 9: teh kombucha

1. - Buat teh dengan cara biasa. Untuk per liter air, tambahkan 2 sdt teh hijau/hitam kedalam air yang baru mendidih. Anda juga bisa gunakan teh-celup. Biarkan teh mengembang selama 15 minutes. Teh hijau dan hitam n=berasal dari teh yang sama, hanya cara prosesnya yang beda; hanya tidak difermentasikan. Dokter Jepang menemukan bahwa teh hijau bisa menghindari tumbuhnya. Saya sarankan memakai teh hijau untuk membuta minuman KT. Jika anda tidak ingin menggunakan teh hijau atau hitam, anda juga bisa menggunakan Herbal Tea.

2. - Saring teh atau pisahkan teh celupnya dari air.

3. - Tambahkan 70 - 100 gram (lebih kurang 2- 3 ounces) gula putih untuk satu liter air teh. Aduk. Satu sendok makan gula setara 20 gram (0.7 ounce).

4. - Biarkan cairan teh yang sudah mengandung gula tersebut dingin menyamai temperatur ruangan tidak lebih tinggi dari 20 - 25 derajat Celcius = 68° - 77° F (suam-suam kuku). Koloni Kombucha akan mati bila berada dalam cairan yang panas.

5. - Bila teh sudah sama dengan temperatur ruangan, masukkan kedalam toples, atau tempat/wadah dari Stainless Steel. Yang dari Gelas adalah yang terbaik. Metal/besi selain Stainless Steel akan tidak memuaskan hasilnya karena asam (acids) yang terbentuk akan bereaksi pada metal. Anda boleh juga memakai bahan sintetis tingkat tinggi (masuk kelompok polylefine, seperti polyethylene (PE) atau polypropylene. Anggur dan Cider disimpan dalam tempat yang terbuat dari tempat yg terbuat dari bahan tingkat tinggi. Namun, anda harus menghindarkan memakai tempat/wadah yang terbuat dari polyvinylchloride (PVC) atau polystyrene.

6. - Bila anda mempersiapkan minuman KT untuk pertama kalinya, tambahkan cairannya dengan KT

Colony. Untuk pemakaian selanjutnya, selalu tambahkan 10% dari KT yang akan dibuat sebagai “cairan pemula”.

Page 10: teh kombucha

7. - Taroh KT Colony kedalam toples berisi KT Colony.

8. - Tutup tempat fermentasi dengan dengan kain yang rapat, agar semut, lalat dan nyamuk, debu atau pollutan lainnya tidak bisa masuk. Yang penting udara bisa mengalir dengan bebas. Ikat mulut toples dengan karet.

9. - Fermentasi berlangsung sekitar 8 - 12 hari, tergantung suhu. Lebih hangat temperatur ruangan, lebih cepat proses fermentasinya. Periode 8 - 12 hari diberikan hanya sebgai pedoman. Kombucha Colony memerlukan tempat yang tenang dan hangat dan tidak boleh digoyang dan dipindah-pindah. Temperatur teh tidak boleh berada dibawah 68 derajad F (= 20 derajad C) dan tidak boleh lebih dari 86 derajad F (=30 derajad C). Temperatur idealnya adalah 74- 80 derajad F (=23 - 27 derajad C). Sinar tidak diperlukan. KT Colony bisa bekerja dalam kegelapan. KT colony akan rusak bila terkena sinar matahari. Selama proses fermentasi, gula akan terurai oleh ragi (yeast) dan berubah menjadi gas (CO2) dan berbagai organic acids dan compound yang lain. Ini adalah kombinasi dari sejumlah proses yang memberikan rasa khas minuman Kombucha. Pada awal fermentasi masih manis, namun kemudian hilang karena gula terurai. Pada waktu bersamaan, rasa asam muncul untuk tumbuh sebagai sebuah hasil dari kegiatan bakteri, sehingga ada proses transisi dari rasa manis ke rasa asam/kelat. Jika ingin rasa yang agak sedikit manis, fermentasi dapat dihentikan lebih awal. Untuk rasa yang lenbih asam, ferementasi harus lebih lama.

10. - Bila teh telah mencapai tingkat keasaman yang benar (pH 2,7 - 3,2), yang tergantung pada cita-rasa individu, ambil KT colony dengan tangan yang bersih. Bersihkan KT colony dibawah air ledeng atau air suam-suam kuku. Isi air teh yang sudah disiapkan kedalam tempat/wadah/toples dan segera masukkan KT colony. Jaga temperatur air tehnya. Tuangkan air teh Kombucha yang sudah jadi, kedalam botol, yang harus diisi. Sisakan seperpuluh (10%) bagian untuk keperluan pembuatan Kombucaha Tea berikutnya. Tutup botol dengan rapat. Saya fikir tidak perlu menyaring minuman yang sudah

terfermentasi. Adalah normal bila ada sisa-sisa zat didasar toples fermentasi. Ini disebabkan pertumbuhan ragi, yang menghasilkan minuman KT. Ragi tersebut memiliki efek positif yang diinginkan bagi organisme tubuh.

Page 11: teh kombucha

11. - Untuk memperoleh kepuasan maksimal dari minuman ini, biarkan minuman ini sekitar beberapa hari (sekurang-kurangnya 5 hari) setelah ditaroh dalam botol. Kegiatan bakteri terhenti karena minuman yang didalam botol tanpa udara, sementara raginya terus bekerja. Jika botol benar-benar tertutup dengan baik, gas yang dihasilkan oleh kegiatan ragi, tidak bisa keluar. Sehingga minuman yang berbuih halus dihasilkan. Dan cukup diperlukan beberapa hari dan the Kombucha beverage, namun minuman akan bertahan selama beberapa bulan. Jangan bimbang: pada waktu ragi akan menghentikan produksi gas . Dianjurkan untuk menyimpan minuman ditempat yang dingin.

12. - Minuman ini memilki rasa yang enak. Menyegarkan, sedikit kecut. Minumlah tiga gelas sehari; satu gelas (4 to 6 ounces atau lebih) pada waktu perut kosong dipagi hari, gelas kedua setelah makan siang dan gelas ketiga pada saat menjelang tidur.

13. - Setiap kali proses fermentasi, jangan lupa untuk menambahkan 10 % minuman KT ke cairan teh.

Hal-Hal Penting Yang Perlu

Diketahui Kadang-kadang Kombucha Culture terapung, dan kadang-kadang ia tenggelam. Keduanya OK. Bila Kombucha Culture tenggelam

namun kombucha culture yang baru akan mulai tumbuh dipermukaan.

Untuk keterangan lengkapnya, silahkan lihat halaman 33 dari buku saya. Kombucha culture perlu waktu untuk menghasilkan dirinya kembali. Ia mulai dengan lapisan

Page 12: teh kombucha

sangat tipis. Lebih lama anda biarkan dengan tenang, ianya akan semakin berkembang jadi lebih tebal. Karena mengemabngak sebuah Kombucha culture yang baru memerlukan waktu , anda harus memisahkan nya dari minuman Kombucha tea yang akan diminum.

Biarkan Kombucha culture yang baru tumbuh dipermukaan cairan 3 s/d 5 minggu.

Kombucha culture tumbuh dan menutupi semua permukaan cairan teh. Pada saat tumbuh dipermukaan teh, Kombucha culture menebal secara bertahap dan perlahan. Kombucha culture akan berupa gabungan lapisan yang mudah dipisah. Setiap lapisan dapat dipakai secara terpisah untuk membuat Kombucha tea yang baru. Jika Kombucha culture tenggelam dalam toples, sebuah kombucha culture yang baru akan terbentuk dipermukaan teh. Dengan cara seperti ini, Kombucha culture akan memperbanyak dirinya sampai warnanya berubah menjadi warna cokelat. Bila sudah jadi cokelat

Page 13: teh kombucha

warnanya dan kotor, buang saja dan ganti dengan yang baru. Sehingga Kombucha culture yang unik ini bisa memberi anda dan keluarga anda dengan persedian Kombucha Tea secara terus-menerus dengan biaya sangat murah.

Source:Kombucha - Healthy Beverage and Natural Remedy from the Far East By Günther W. Frank ISBN 3-85068-337-0 Published by W. Ennsthaler, A-4402 Steyr, 1995 Where to get Günther's book.

Günther's book goes into considerable detail and includes many references. It is an excellent book that is the result of many years of studying Kombucha. I think this book is the original source of much of the current information on Kombucha. See the   index of the book and also where to buy the book.

© Copyright Günther W. Frank. Permission is granted to freely copy this document in electronic form, or in print if the publication is distributed without charge, provided it is copied in its entirety without modification and appropriate credits are included. On the WWW, however, you must link here rather than copy it. Any other use requires explicit permission by the author.

The Kombucha Journal is in 30 languages :Choose your language - Wählen Sie Ihre Sprache - Choisez votre langue:

[English]    [German]    [French]   [Spanish]    [Italian]   [Dutch]    [Norwegian]   [Danish]   [Swedish]    [Portuguese]   [Slovakian]    [Czech]    [Slovene]    [Hebrew]    [Iranian]   [Esperanto]   [Croatian]   [Finnish]    [Romanian]   [Hungarian]   [Greek]   [Indonesian]   [Bulgarian]   [Ukrainian]   [Korean]   [Polish]   [Russian]  

[Chinese]   [Arabic]   [Turkish]

Kembali ke Halaman Utama Bahasa Indonesia

Kembali ke Halaman Utama Bahasa Inggeris

Kembali ke halaman Utama multibahasa

Worldwide Delivery by amazon.co.uk:Order Günther Frank's book “Kombucha - Healthy Beverage and Natural Remedy from the Far East”   Today!

Page 14: teh kombucha

Günther W. Frank [email protected]

 

URL of this articlewww.kombu.de/anl-ind.htm

Peringatan tentang teh Kombucha Unduh versi PDFOleh: Sean R. Hosein, CATIE Tgl. laporan: 19 Juni 2009

Di akhir 1980-an di negara berpenghasilan tinggi, hanya satu obat yang tersedia untuk pengobatan HIV/AIDS: AZT. AZT harus dipakai enam kali sehari dan takarannya yang tinggi menyebabkan efek samping berat – dan efektivitasnya terhadap HIV adalah terbatas.

Pada 2009, Odha yang tinggal di negara maju memiliki pilihan terapi kombinasi yang memiliki catatan keamanan dan efektivitas yang lebih baik dibandingkan monoterapi AZT. Demikian juga, pada orang yang baru mulai rejimen pertama, takaran sekali sehari merupakan pilihan.

Walaupun terapi antiretroviral (ART) telah mengalami banyak perubahan dan kian membaik selama 20 tahun terakhir, mitos dan kesalahpahaman tentang keamanan ART tetap beredar di antara sebagian orang yang berisiko atau sudah terinfeksi HIV.

Para dokter di Los Angeles, California, AS baru-baru ini melaporkan kasus buruk yang dialami seorang pemudah HIV-positif yang mengalami toksisitas yang membahayakan jiwanya akibat terapi penunjang yang disebut teh Kombucha. Sebelum kami melaporkan temuan mereka, pertama-tama kami akan menyampaikan latar belakang informasi tentang Kombucha.

Tentang Kombucha

Page 15: teh kombucha

Menurut dokter di bagian gawat darurat yang menangani pemuda itu, teh tersebut “dibuat dengan teh hitam, manis, difermentasikan bersama semacam jamur yang putih, pipih, dan berwarna abu-abu selama paling sedikit tujuh hari.” Walaupun beberapa orang menganggapnya sebagai jamur Kombucha, sesungguhnya itu adalah campuran bakteri dan ragi.

Kombucha dan tikus

Untuk mulai mendokumentasikan dampak teh Kombucha, para peneliti di AS melakukan uji coba pada tikus percobaan. Mereka menemukan bahwa masa hidup tikus meningkat 5%. Namun, hal itu harus dibayar dengan pembengkakan hati dan limpa, memberi kesan toksisitas pada hati dan limpa. Begitu juga, tikus yang diberi teh Kombucha cenderung tidak bertambah berat badannya dibandingkan tikus yang tidak diberi teh Kombucha. Dan tikus yang diberi teh Kombucha tampak memiliki otak yang agak kecil. Namun, pemeriksaan darah secara luas, pemetaan CAT, MRI dan pemetaan lain tidak dilakukan, sehingga para peneliti hanya dapat menyediakan analisis secara terbatas tentang dampak terapi alternatif tersebut pada hewan.

Kombucha pada manusia – tidak ada bukti

Sayang sekali, belum ada penelitian yang dirancang dengan baik untuk menilai dampak teh Kombucha pada kesehatan manusia. Teh Kombucha diyakini memiliki serangkaian besar manfaat pada kondisi kesehatan berikut ini:

artritis tekanan darah di atas normal kanker infeksi HIV

Juga ada pengakuan bahwa teh Kombucha dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

mengurangi jerawat menghilangkan kerut wajah mengembalikan uban ke warna rambut yang semula

Yang mengherankan, seluruh pengakuan tentang manfaat Kombucha pada manusia tidak pernah diuji coba secara klinis.

Rincian kasus

Dokter di ruang gawat darurat melaporkan kekhawatirannya terhadap seorang pemuda berusia 22 tahun yang baru didiagnosis terinfeksi HIV. Jumlah CD4-nya 414, tidak memakai ART apa pun dan seharusnya sehat.

Sebulan setelah diagnosisnya dia minum satu liter teh Kombucha yang tidak dipasteurisasi. Empat jam kemudian dia mengalami demam sedang. Pada keesokan harinya dia mengalami gejala berikut ini:

Page 16: teh kombucha

gemetar yang tidak terkendali sesak napas demam tinggi

Akibat keadaannya yang memburuk, dia minta pertolongan ke bagian gawat darurat di rumah sakit setempat. Dokter di rumah sakit menemukan bahwa tekanan darahnya sangat tinggi dan mengkhawatirkan. Hasil tes darah mengungkapkan keadaan berikut ini: :

Tingkat enzim hati yang disebut AST (SGOT) di atas normal, memberi kesan kerusakan hati.

Darahnya menjadi asidik karena tingkat asam laktik yang berlebihan. Ginjalnya mulai mengalami kerusakan dan tidak berfungsi. Tidak terdeteksi adanya penggunaan narkoba. Jumlah CD4-nya menurun drastis, menjadi 70. Dokter menggambarkan perilakunya sebagai “pemberontak dan kebingungan” sehingga

mereka membiusnya. Tidak terdeteksi adanya bakteri, jamur atau virus. Namun, hal itu tidak mengejutkan,

karena beberapa bakteri dan jamur memerlukan beberapa minggu atau bulan untuk bertumbuh sebelum mereka dapat terdeteksi.

Karena bingung mengenai gejalanya dan tidak ada kuman yang terdeteksi, tim dokter yang menanganinya berpendapat dia menderita meningitis – peradangan jaringan selaput otak dan saraf tulang belakang. Oleh karena itu mereka meresepkan beberapa antibiotik dengan anggapan dia terserang oleh bakteri.

Sebagaimana keadaannya kian memburuk, pemuda itu dipindahkan ke Intensive Care Unit (ICU) di rumah sakit itu. Para dokter di ICU menambahkan obat antiviral asiklovir pada rejimennya karena gejalanya mengesankan meningitis virus. Selama dia dirawat di rumah sakit itu dia tidak diberikan obat antijamur apa pun.

Hasil yang tidak terduga

Selama dirawat di ICU, dokternya begitu terkejut, gejalanya mulai membaik. Secara khusus, demamnya hilang. Dalam dua hari gejalanya hilang dan tekanan darahnya kembali normal dengan pH yang seimbang serta ginjalnya membaik. Dia diizinkan pulang.

Satu minggu kemudian dia kembali untuk pemeriksaan dan tes laboratorium lebih lanjut. Para dokter mengonfirmasi pemulihannya. Jumlah CD4-nya sudah meningkat menjadi sedikit di atas 400.

Satu bulan setelah kunjungannya ke bagian gawat darurat, biakan darahnya mengembangkan dua jenis jamur.

Toksisitas Kombucha

Page 17: teh kombucha

Selama satu dasawarsa terakhir, berbagai laporan toksisitas dihubungkan dengan meminum teh Kombucha telah dilaporkan, termasuk yang berikut ini:

tingkat keasaman darah yang berat kerusakan hati kerusakan otot kesulitan bernapas perdarahan dalam yang mengakibatkan kematian

Dokter pemuda itu menyatakan beberapa peringatan sebagai berikut:

“Teh Kombucha mungkin menimbulkan risiko kesehatan yang berat, khususnya pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.” Walaupun dokter tidak menyebutkan kelompok tertentu dari orang dengan sistem kekebalan yang lemah, keadaan atau perilaku berikut ini dihubungkan dengan sistem kekebalan yang melemah:

penyalahgunaan alkohol penyakit otoimun (penyakit Krohn, lupus, artritis rematik) sangat muda (misalnya bayi) berusia 65 tahun atau lebih tua kanker penyakit kardiovaskular (serangan jantung atau strok) diabetes infeksi HIV penyakit ginjal penyakit paru penggunaan narkoba

Begitu juga, Dr. Edzard Ernst, pakar terapi penunjang dan alternatif di Eropa, menilai data tentang kemungkinan manfaat dan risiko yang terkait dengan teh Kombucha. Dia mengingatkan bahwa tidak cukup bukti yang mendukung penggunaannya.

Ringkasan: Kombucha caution

Sumber:1. Ferguson B. Statistics from a Kombucha questionnaire. Available at: http://www.kombu.de/benefits.htm. Accessed June 16, 2009.2. Hartmann AM, Burleson LE, Holmes AK, et al. Effects of chronic kombucha ingestion on open-field behaviors, longevity, appetitive behaviors, and organs in c57-bl/6 mice: a pilot study. Nutrition. 2000 Sep;16(9):755-61.3. Sunghee Kole A, Jones HD, Christensen R, et al. A case of Kombucha tea toxicity. Journal of Intensive Care Medicine. 2009 May-Jun;24(3):205-7.4. Ernst E. Kombucha: a systematic review of the clinical evidence. Forsch Komplementarmed Klass Naturheilkd. 2003 Apr;10(2):85-7.

Page 18: teh kombucha

Dibalik Khasiat Teh Kombucha

October 2nd, 2009 Goto comments Leave a comment

Memanglah, Allah Swt tak pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia. Bahkan jamur pun, yang biasanya hidup di atas kotoran, mengandung manfaat buat manusia. Termasuk untuk dikonsumsi sebagai obat. Jamur teh misalnya. Kombucha (cairan jamur teh) adalah salah satu probiotik yang mulai populer pada tahun 2002. Baik di negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia dan China, maupun di negara-negara Eropa dan Amerika.

Ia dikenal di berbagai negara dengan nama antara lain: Tea fungus, Fungus japonicas, Fungojapon, Indo-Japanese tea fungus, Cembuya orientalis, Combuchu, Tschambucco, Volga spring, Mo-Gu, Champignon de longue vie, Tea Kvas, Teakwass, Kwassan, Kargasok Tea, Kocha kinoko, Manchurian mushroom tea. Focus, majalah mingguan Jerman, dalam edisi nomor 34/21 Agustus 1995, menyebutkan sejumlah selebritis dunia penggemar Kombucha. Di antaranya adalah artis Daryl Hannah, Linda Evans, Madonna, sutradara Oliver Stone, dan mantan presiden AS Ronald Reagan.

Cara Pembuatan

Kombucha diperoleh dengan memeram air teh manis yang ditambahi biang jamur. Jamur teh penghasil cairan Kombucha adalah campuran beberapa mikroba berupa bakteri dan ragi yang tidak berbahaya, antara lain Saccharomyces cerevisiae, Candida validda, Candida lambia dan Pichia fermentans.

Jamur yang terbentuk terdiri dari gelatinoid serta membrane jamur yang liat berbentuk piringan bulat. Dengan nustrisi teh-manis yang rutin diberikan, jamur akan tumbuh secara berulang sehingga membentuk susunan piringan berlapis. Piringan pertama akan tumbuh pada lapisanpaling atas yang akan memenuhi lapisan, kemudian disusul oleh pertumbuhan piringan berlapis-lapis dibawahnya yang akan menebal. Bila dirawat secara benar, maka jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat, sehingga akan awet.

Khasiat

Majalah The American Raum & Zeit yang terbit di Munt Vernon, Amerika, dalam edisi nomor 5/Volume 2/1991, halaman 51-56, memaparkan khasiat teh Kombucha yang dikemukakan sejumlah ahli. Bacinskaja (1914), menyatakan bahwa minuman ini efektif untuk kegiatan perut serta usus, khususnya pada bagian pembuangan. Professor S. Bazarewski, dalam suatu laporan di

Page 19: teh kombucha

“Correspondence for the Association of Nature Researchers in Riga” (1915), mengatakan bahwa sebagian penduduk Latvia di Propinsi Rusia Baltic, yaitu di Livland dan Kurland, mempunyai obat tradisional yang bernama “Brinum Ssene” yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “Jamur Ajaib”. Penduduk Latvia menggambarkan jamur ini sebagai “Suatu kekuatan penyembuhan yang ajaib untuk berbagai macam penyakit”. Beberapa orang penduduk yang ditanyai oleh Bazarewski menyatakan bahwa jamur ini bisa menyembuhkan pusing kepala, bahkan `’sangat berguna dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit”.

Prof. B. Lindner (1917-1918) melaporkan bahwa jamur ini kebanyakan digunakan sebagai pengatur (regulator) atau untuk penyembuh aktivitas organ pencernaan yang kurang baik jalannya. Demikian juga halnya dengan pembengkakan disekitar dubur atau anus dapat disembuhkan seperti wasir atau ambei.

Ketua Councilor Prof. Dr. Rudolf Kobert (1917-18) mendapatkan bahwa “jamur ini juga, secara pasti, adalah obat untuk encok atau rematik pada persendian”. Demikian pula Prof. Dr. Wilhelm Henneberg (1926) melaporkan bahwa minuman yang dibuat dari jamur ini, yang di Rusia dinamai “Tea Kwass”, digunakan sebagai obat penyembuh berbagai penyakit, terutama untuk sembelit.

Sesuai dengan uraian Dr. Madaus didalam “Seni Penyembuhan secara Biologis” (1927), bahwa jamur tersebut dengan produk-produk metabolismenya, mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan dinding-dinding sel baru pada proses regenerasi sel, dan dengan begitu merupakan alat penyembuh yang sangat baik bagi arteriosclerosis atau pengerasan pembuluh darah yang disebabkan oleh endapan cholesterol maupun kapur.

Dr. Maxim Bing (1928) merekomendasikan Kombucha Tea sebagai “penyembuh efektif untuk Arteriosclerosis, gout serta gangguan alat-alat pencernaan. Dr E Arauner (1929) menyimpulkan: “… bisa dikatakan bahwa Kombucha atau ekstraknya, merupakan pencegah yang sangat bagus terhadap diabetes, namun khusus terhadap masalah ketuaan seperti arterioschlerosis, tekanan darah tinggi dengan konsekwensi pusing kepala, gout, hemorrhoids atau peradangan sekitar dubur. Paling tidak Kombucha ini adalah pelancar buang air besar yang bagus.” Hans Irion, Direktur dari Akademi Ilmu Kimia Negara yang tersohor di Braunschweig menyatakan dalam “Pelajaran untuk Ahli Farmasi Khusus” (1944, Vol. 2, hal. 405): “Dengan meminum minuman yang dinamai Teakwass, maka akan terjadi perubahan dalam penguatan kelenjar-kelenjar serta peningkatan metabolisme tubuh. Teakwass direkomendasikan sebagai penyembuh yang sangat bagus bagi penyakit-penyakit gout, rematik, furunkolosis, arterio-sclerosis, tekanan darah tinggi, kegelisahan atau nervousness, perbaikan alat-alat pencernaan serta pelancar buang air besar, serta berbagai macam penyakat penuaan….”

Ahli Penyembuh Alamiah A.J.Lodewijkx dari Ermelo, Netherlands, menulis tentang Kombucha dalam bukunya Life Without Cancer: “Jamur Teh Kombucha mushroom mempunyai unsur-unsur antiseptik yang kuat. Teh ini membersihkan system kelenjar tubuh serta meningkatkan systempembuangan racun; asam uric dinetralisir dan dihilangkan oleh Kombucha tea. Maka dari itu, teh ini merupakan penyembuh yang sangat bagus bagi penyakit gout, rheumatik, arthritis, kidney stones atau batu ginjal, intestinal dysbacteria, terutama cancer pada tahap awal karena Kombucha

Page 20: teh kombucha

mushroom akan menjadi unsur penghenti yang sangat kuat pada penyakit atau disebut sebagai endobionts….”

Berlebihan

Menurut Dr Ernawati Sinaga MS Apt, sebagaimana dikutip Republika, klaim khasiat kombucha seperti di atas, cenderung berlebihan. Dari sudut ilmu kedokteran konvensional, klaim sebagai “obat dewa” atau obat segala penyakit seperti itu, jelas tidak dapat diterima. Bahkan, meminum Kombucha yang mengandung asam kuat dalam waktu lama, sebaiknya dihindari. Sebab, umumnya obat tradisional bekerja lebih lambat dan memerlukan waktu lebih panjang untuk menunjukkan efeknya. Dikhawatirkan, kecepatan perjalanan penyakit (untuk menjadi lebihparah) lebih cepat daripada kecepatan obat ini untuk menyembuhkan. Meskipun bakteri dan ragi yang digunakan dalam pembuatan Kombucha tergolong tidak berbahaya, jika pemeliharaannya kurang bersih dan tidak hati-hati, dapat saja terkontaminasi mikroba berbahaya yang berasal dari udara, air atau kotoran yang masuk ke dalam kultur. Barangkali dengan pertimbangan-pertimbangan itulah, pada tahun 1995 US-FDA (United States Food and Drug Administration), yakni badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, menyatakan tidak menyetujui penggunaan Kombucha untuk mengobati gangguan kesehatan apapun.

Minuman Injili?

Jamur teh ini konon sudah dikenal dan digunakan untuk pengobatan sejak zaman Kaisar Cina Dinasti Tsing pada tahun 221 SM. Bahkan sebuah cerita di Injil tentang `’minuman asam” yang terjadi sekitar 1000 tahun SM dimaknai sebagai kisah tentang teh Kombucha. Dalam Injil (Ruth 2 :14) diriwayatkan, tuan tanah Boas ketika panen gandum mengundang makan Moabite Ruth, yang kelak menjadi isterinya, dengan berkata, “Datanglah kemari dan makanlah roti serta celupkanlah sepotong dari rotimu ke dalam minuman asam ini! Kemudian dia duduk disamping para pengetam gandum; serta diberikannya gandum yang telah dimasak kepada Ruth yang kemudian memakannya dan terpuaskan, lalu pergilah Ruth”.

Nah, di jaman kuno tersebut, Kombucha dipercaya sebagai `’obat dewa” yang dapat membuat awet muda dan menyembuhkan segala macam penyakit. Lantaran itulah ia dinamakan “the Divine Tsche” atau “the remedy for immortality”.

Termasuk Mikol

Bagaimana status kehalalan the Kombucha? Sekadar mengingatkan, setidaknya ada empat persoalan dalam produk fermentasi yang mengakibatkan hasil akhirnya haram dikonsumsi.

Pertama, produk yang dihasilkan adalah haram, contohnya khamr atau minuman keras. Salah satu cirinya adalah terdapat kandungan alkohol. Kedua, menggunakan bahan-bahan yang haram sebagai media pertumbuhan mikroba. Ketiga, menggunakan bahan penolong seperti enzim atau sumber protein berasal dari barang yang haram. Keempat, penambahan bahan aditif haram pada produk yang dihasilkan dari fermentasi seperti gelatin dari babi untuk tujuan mengentalkan, mnghomogenkan dan menstabilkan yoghurt. Nah, dalam pembuatan Kombucha, selama proses fermentasi dan oksidasi, akan terjadi sejumlah reaksi pada larutan teh manis secara assimilatif

Page 21: teh kombucha

dan dissimilatif. Jamur teh akan memakan gula, dan sebagai gantinya memproduksi berbagai unsur seperti glucuron acid, lactic-acid, vitamin, asam-asam amino, berbagai unsur antibiotik, serta unsur-unsur lain. Termasuk, ini dia: (etil) alkohol. Walhasil, teh Kombucha sejatinya tergolong minuman beralkohol, meskipun kadar alkoholnya rendah. Kalau sudah demikian, tidak perlu lagi ditanya soal kehalalannya.