pembahasan teh

26
TEH Morfologi Tanaman Teh Tanaman teh merupakan tanaman subtropis yang sejak lama telah dikenal dalam peradaban manusia.Penanaman botani tanaman ini memiliki sejarah sen-diri. Dalam buku Species Plantarum, menamakan tanaman ini sebagai Thea sinensis. Kemudian, selama bertahun-tahun, diperkenalkan dua nama ilmiah oleh para ahli botani, yaitu Camellia thea di India dan Sri Lanka dan Cohen Stuart dari Indonesia menggunakan nama Camellia theiufera. Tetapi sekarang terdapat ke-seragaman nama ilmiah untuk tanaman ini yaitu Camellia sinensis (L) yang di-perkenalkan oleh O. Kuntze (Eden, 1956). Tanaman teh termasuk marga (genus) Camelia dari famili Theaceae. Klasifikasi Tanaman Teh Menurut Graham (1984), tanaman teh (Camellia sinensis) diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Sub Kelas : Dialypetalae Ordo : Clusiales Familia : Theaceae Genus : Camellia Spesies : Camellia sinensis

Upload: nurhafifah04

Post on 29-Nov-2015

67 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Teh

TEH

Morfologi Tanaman Teh

 Tanaman teh merupakan tanaman subtropis yang sejak lama telah dikenal dalam

peradaban manusia.Penanaman botani tanaman ini memiliki sejarah sen-diri. Dalam buku

Species Plantarum, menamakan tanaman ini sebagai Thea sinensis. Kemudian, selama bertahun-

tahun, diperkenalkan dua nama ilmiah oleh para ahli botani, yaitu Camellia thea di India dan Sri

Lanka dan Cohen Stuart dari Indonesia menggunakan nama Camellia theiufera. Tetapi sekarang

terdapat ke-seragaman nama ilmiah untuk tanaman ini yaitu Camellia sinensis (L) yang di-

perkenalkan oleh O. Kuntze (Eden, 1956). Tanaman teh termasuk marga (genus) Camelia dari

famili Theaceae.

  Klasifikasi Tanaman Teh

Menurut Graham (1984), tanaman teh (Camellia sinensis) diklasifikasikan sebagai berikut.

Divisi               : Spermatophyta  

Sub divisi        : Angiospermae

Kelas               : Dicotyledoneae

Sub Kelas        : Dialypetalae

Ordo                : Clusiales

Familia            : Theaceae

Genus              : Camellia

Spesies            : Camellia sinensis

Syarat Tumbuh Tanaman Teh

Iklim untuk budidaya teh yang tepat yaitu dengan curah hujan tidak kurang dari 2.000

mm/tahun. Tanaman memerlukan matahari yang cerah. Suhu udara harian tanaman teh adalah

13-25o C.Kelembaban kurang dari 70%. Untuk media tanamnya jenis tanah yang cocok untuk teh

adalah Andasol, Regosol, dan Latosol. Namun teh juga dapat dibudidayakan di tanah podsolik

(Ultisol), Gley Humik, Litosol, dan Aluvia. Teh menyukai tanah dengan lapisan atas yang tebal,

struktur remah, berlempung sampai berdebu, dan gembur. Derajat kesamaan tanah (pH) berkisar

Page 2: Pembahasan Teh

antara 4,5 sampai 6,0. Berdasarkan ketinggian tempat, kebun teh di Indonesia dibagi menjadi

tiga daerah yaitu dataran rendah sampai 800 m dpl, da-taran sedang 800-1.200 m dpl, dan

dataran tinggi lebih dari 1.200 m dpl. Per-bedaan ketinggian tempat menyebabkan perbedaan

pertumbuhan dan kualitas teh. Ketinggian tempat tergantung dari klon, teh dapat tumbuh di

dataran rendah pada 100 m dpl sampai ketinggian lebih dari 1000 m dpl (Setyamidjadja, 2000).

Teh diproduksi dari pucuk daun muda tanaman teh (Camelia sinensis). Produk daun teh

dapat menjadi berbeda satu sama lain karena melalui berbagai metode atau cara pengolahan yang

berbeda, sehingga ketika daun teh kering tersebut diseduh dengan air panas, akan menimbulkan

aroma serta rasa yang khas yang berbeda pula. Oleh karena itu, berdasarkan penanganan pasca

panennya produk teh diklasifikasikan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu :

1. Teh Hijau (Green Tea)

Teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi (oksidasi enzimatis), yaitu dibuat

dengan cara menginaktifkan enzim fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar,

dengan cara pemanasan sehingga oksidasi terhadap katekin (zat antioksidan) dapat

dicegah. Pemanasan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan udara kering

(pemanggangan/sangrai) dan pemanasan basah dengan uap panas (steam).

Pemanggangan daun teh akan memberikan aroma dan flavor yang lebih kuat

dibandingkan dengan pemberian uap panas. Keuntungan dengan cara pemberian uap

panas, adalah warna teh dan seduhannya akan lebih hijau terang. Di Cina, untuk membuat

teh hijau dilakukan pemberian uap panas pada daun teh, sedangkan di Jepang daun

tehnya disangrai. Pada kedua metode tersebut, daun teh sama-sama  menjadi layu, tetapi

karena daun teh ini segera dipanaskan setelah pemetikan, maka hasil tehnya tetap

berwarna hijau.

2. Teh hitam (Black Tea)

Teh hitam biasa disebut juga sebagai teh merah, hal tersebut dikarenakan

kebiasaan orang timur menyebutnya teh merah karena larutan teh yang dihasilkan dari teh

ini akan berwarna merah, sedangkan  orang barat menyebutnya teh hitam karena daun teh

yang digunakan untuk penyeduhan biasanya berwarna hitam. Teh hitam  merupakan jenis

Page 3: Pembahasan Teh

teh yang paling banyak di produksi di Indonesia, dimana Indonesia sendiri merupakan

pengekspor teh hitam ke-5 terbesar di dunia.

Teh hitam diperoleh melalui proses fermentasi, dalam hal ini fermentasi tidak

menggunakan mikrobia sebagai sumber enzim, melainkan dilakukan oleh enzim fenolase

yang terdapat di dalam daun teh itu sendiri. Pada proses ini, sebagian besar katekin

dioksidasi menjadi teaflavin dan tearubigin, suatu senyawa antioksidan yang tidak sekuat

katekin.

Teh hitam merupakan daun teh yang paling banyak mengalami pemrosesan

fermentasi, sehingga dapat dikatakan pengolahan teh hitam dilakukan dengan fermentasi

penuh.  Tahap pertama, daun diletakkan di rak dan dibiarkan layu selama 14 sampai 24

jam. Kemudian daun digulung dan dipelintir untuk melepaskan enzim alami dan

mempersiapkan daun untuk proses oksidasi, pada tahap ini daun ini masih berwarna

hijau. Setelah proses penggulungan, daun siap untuk proses oksidasi. Daun diletakkan di

tempat dingin dan lembab, kemudian proses fermentasi  berlangsung dengan bantuan

oksigen dan enzim. Proses fermentasi memberi warna dan rasa pada teh hitam, dimana

lamanya proses fermentasi sangat menentukan kualitas hasil akhir. Setelah itu, daun

dikeringkan atau dipanaskan untuk menghentikan proses oksidasi untuk mendapatkan

rasa serta aroma yang diinginkan.

3. Teh oolong (Oolong Tea)

Teh oolong diproses secara semi fermentasi dan dibuat dengan bahan baku

khusus, yaitu varietas tertentu seperti Camellia sinensis varietas Sinensis yang

memberikan aroma khusus. Jenis teh oolong, memang belum begitu popular

dibandingkan dengan jenis teh hijau atau teh hitam.  Kebanyakan daun teh oolong

dihasilkan perkebunan teh di Cina dan Taiwan, oolong dalam bahasa Cina berarti naga

hitam karena daunnya mirip naga hitam kecil yang tiba-tiba terbangun ketika diseduh,

tetapi saat ini teh oolong telah  diproduksi di Indonesia, seperti Jawa Oolong, Olong

Bengkulu, dan Olong Organik Banten. Proses pembuatan dan pengolahan teh oolong

berada diantara teh hijau dan teh hitam, dimana teh oolong dihasilkan melalui proses

pemanasan yang dilakukan segera setelah proses penggulungan daun, dengan tujuan

Page 4: Pembahasan Teh

untuk menghentikan proses fermentasi, oleh karena itu tehoolong disebut sebagai teh

semi fermentasi.

Bahan baku teh oolong diambil dari 3 daun teh teratas, yang dipetik tepat pada

waktunya, yaitu pada saat tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua.  Langkah pertama

pengolahan teh oolong adalah membuat daun menjadi layu yaitu daaun dibiarkan layu

selama beberapa jam dibawah sinar matahari, tapi kurang dari satu hari. Setelah daun

layu, daun diaduk untuk mengeluarkan tetes kecil air dari daun sehingga proses oksidasi

bisa dimulai. Ketika daun terpapar udara, maka akan berubah warna menjadi lebih gelap.

Lamanya waktu daun mengalami oksidasi tergantung dari jenis oolong, beberapa jenis

hanya 10% teroksidasi, sedangkan yang lain bisa sampai 50% yang teroksidasi. Daun teh

kemudian dipanaskan untuk menghentikan proses oksidasi dan mengeringkannya.

4. Teh Putih (White Tea)

Teh putih merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi sama

sekali, dimana  proses pengeringan dan penguapan dilakukan dengan sangat singkat. Teh

Putih diambil hanya dari daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen sebelum benar-benar

mekar. Teh putih terkenal sebagai dewa dewinya teh karena diambil dari kuncup daun

terbaik dari setiap pohonnya, dan disebut teh putih karena ketika dipetik kuncup daunnya

masih ditutupi seperti rambut putih yang halus. Daun teh yang dipetik adalah pucuk daun

yang muda, kemudian dikeringkan dengan metode penguapan (steam dried) atau

dibiarkan kering oleh udara (air dried).

Daun teh putih adalah daun teh yang paling sedikit mengalami pemrosesan dari

semua jenis teh, sedangkan teh jenis yang lain umumnya mengalami empat sampai lima

langkah pemrosesan. Dengan proses yang lebih singkat tersebut, kandungan zat katekin 

pada teh putih adalah yang tertinggi, sehingga mempunyai khasiat yang lebih ampuh

dibanding teh jenis lainnya. Pucuk daun muda (kuntum daun yang baru tumbuh) tidaklah

dioksidasi; pucuk-pucuk ini dihindarkan dari sinar matahari demi mencegah

pembentukan klorofil. Karenanya teh putih diproduksi hanya sedikit dibandingkan jenis

teh lain, dan akibatnya menjadi lebih mahal dibandingkan teh lainnya

Seperti halnya teh oolong, selama ini teh putih hanya diproduksi oleh perkebunan teh di

China dan Taiwan, tetapi saat ini telah mulai diproduksi di Indonesia oleh 3 perkebunan

Page 5: Pembahasan Teh

teh yaitu  : (1) PT. Chakra di Ciwidey, Jawa Barat dengan nama Oza Premium White

Tea; (2) PTPN VIII di Garut, Jawa Barat; serta (3) PTPN XII di Wonosari, Jawa Timur.

Tekhnik Budidaya Tanaman Teh

Persiapan Lahan

Persiapan lahan dimulai dengan pembongkaran tunggul-tunggul dan pohon sampai ke

akar agar  tidak  menjadi sumber penyakit akar. Lahan yang digunakan untuk penanaman baru

dapat berupa hutan belantara, semak belukar atau lahan pertanian lain, yang telah diubah dan

dipersiapkan bagi tanaman teh. Secara umum  urutan  kerja persiapan lahan bagi penanaman

baru adalah sebagai berikut.

1. Survey dan pemetaan tanah

Survey dan pemetaan tanah perlu dilakukan karena berguna dalam me-nentukan

sarana dan prasarana yang akan dibangun seperti jalan-jalan kebun untuk  transportasi

dan kontrol, pembuatan fasilitas air, serta pembuatan peta kebun dan peta kemampuan

lahan.

2. Pembongkaran pohon dan tunggul

Pelaksanaan Pembongkaran pohon dan tunggul dapat dilakukan dengan tiga cara

berikut.

a. Pohon dan tunggul dibongkar langsung secara tuntas sampai keakar-akarnya, agar

tidak menjadi sumber penyakit akar bagi tanaman teh.

b. Pohon dapat dimatikan terlebih dahulu sebelum dibongkar dengan cara pengulitan

pohon (ring barking), mulai dari batas permukaan tanah sampai setinggi 1m.

setelah 6-12 bulan, pohon akan kering dan mati.

c. Pohon dimatikan dengan penggunaan racun kimia atau aborosida seperti Natrium

arsenat atau Garlon 480 P. Pada cara ini kulit batang dikupas berkeliling selebar

10-20cm, pada ketinggian 50-60 cm dari atas tanah, kemudian diberikan racun

dengan dosis 1,5 g/cm lingkaran batang. Pohon akan mati setelah 6-12 bulan,

yaitu setelah cadangan pati dalam akar habis. Batang ditebang pada batang leher

akar dan tunggul ditimbun sedalam 10 cm dengan tanah.

Page 6: Pembahasan Teh

3. Pembersihan semak belukar dan gulma

Setelah dilaksanakan pembongkaran dan pembuangan pohon, semak belukar

dibabat, kemudian digulung kemudian dibuang ke jurang yang  tidak ditanami teh, atau

ditumpuk di pinggir lahan yang akan ditanami. Sampah tersebut tidak boleh dibakar

karena pembakaran akan merusak keadaan teh, membunuh mikroorganisme tanah yang

berguna, dan akan membakar humus tanah, sehingga akan menyebabkan tanah menjadi

tandus. Pembersihan gulma dapat juga menggunakan bahan kimia yaitu herbisida dengan

dosis yang telah tercantum dalam merk dagang.

4. Pengolahan tanah

Maksud pengolahan tanah adalah mengusahakan tanah menjadi subur, gembur

dan bersih dari sisa-sisa akar dan tunggul, serta mematikan gulma yang masih tumbuh.

Areal yang akan ditanami dicangkul sebanyak dua kali. Pencangkulan pertama dilakukan

sedalam 60 cm untuk menggemburkan tanah, membersihkan sisa-sisa akar dan gulma.

Sedangkan pencangkulan kedua dilakukan setelah 2-3 minggu pencangkulan pertama,

dilakukan sedalam 40 cm untuk maratakan lahan.

5. Pembuatan jalan dan saluran drainase

Setelah pengolahan selesai selanjutnya dilakukan pengukuran dan pematokkan.

Ajir/patok dipasang setiap jarak 20 m, baik kearah panjang maupun kearah lebar. Dengan

demikian akan terbentuk petakan-petakan yang berukuran 20m x 20m atau seluas 400 m2.

Selesai membuat petakan selanjutnya pembuatan jalan kebun. Dalam pembuatan

jalan kebun ini hendaknya dipertimbangkan faktor kemiringan lahan serta faktor

pekerjaan pemeliharaan dan pengangkutan pucuk. Dengan demikian jalan kebun dibuat

secukupnya, tidak terlalu banyak yang menyebabkan tanah terbuang dan tidak terlalu

sedikit sehingga menyulitkan pelaksanaan pekerjaan di kebun (Darmawijaya, 1977).

Pembibitan

  Tanaman teh dapat diperbanyak secara generative maupun secara vegetative. Pada

perbanyakan secara generative digunakan bahan tanam asal biji, sedangkan perbanyakan secara

Page 7: Pembahasan Teh

vegetative digunakan bahan tanaman asal setek berupa klon.Biji yang baik ditandai dengan

beberapa ciri, antara lain:

a) Kulit biji berwarna hitam dan mengkilap.

b) Berisi penuh, dengan isi biji berwarna putih.

c) Mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada air, sehingga apabila dimasukkan

kedalam air akan tenggelam.

d) Mempunyai bentuk dan ukuran yang normal.

e) Tidak terserang penyakit, cendawan ataupun kepik biji.

Biji yang dipungut untuk dijadikan benih adalah biji yang telah jatuh ke tanah,

dikumpulkan secara teratur setiap hari, benih yang digunakan adalah benih yang baik. Sebaiknya

biji segera disemai karena daya kecambah biji teh cepat menurun dan biji teh mudah menjadi

busuk.

1. Penyemaian biji

Persiapan lahan untuk persemaian harus dilaksanakan 6 bulan sebelum

penyemaian benih. Tanah dibersihkan dan dicangkul sedalam 30 cm, ke-mudian dibuat

bedengan. Diantara bedengan dibuat saluran drainase untuk membuang kelebihan air.

Bedengan diberi atap naungan miring timur-barat dengan sudut kemiringan 300.

Pengecambahan biji dimaksudkan untuk memperoleh biji yang tumbuh seragam dan

serempak sehingga memudahkan pemindahannya ke persemaian bibit atau ke kantong

plastik.

2. Pemeliharaan dipersemaian bibit asal biji

Untuk memperoleh bibit yang baik, yang tumbuh subur dan sehat serta terhindar

dari gangguan hama dan penyakit, bibit dipersemaian harus dijaga dengan baik.

Pemeliharaan bibit terdiri atas:

a) Penyiraman

b) Penyulaman

c) Penyiangan

d) Pemupukan

Page 8: Pembahasan Teh

e) Pengendalian hama dan penyakit

f) Pengaturan naungan

3. Pemindahan bibit ke lapangan

Setelah bibit berumur dua tahun, benih yang mempunyai ukuran lebih besar dari

pensil, dapat dibongkar untuk dipindahkan ke kebun.

Cara pembongkaran bibit adalah sebagai berikut:

a) Dua minggu sebelum bibit dibongkar, batang dipotong setinggi 15-20 cm dari

permukaan tanah.

b) Bibit dibongkar dengan cara mencangkul tanah disekitar bibit sedalam 60 cm,

selanjutnya dicabut dengan hati-hati, akar tunggang dan akar se-rabut yang terlalu

panjang bisa dipotong.

c) Bibit ini disebut bibit stump, yang sebaiknya ditanam segera pada hari itu juga di

kebun yang telah dipersiapkan.

d) Bibit yang ukuran batangnya lebih kecil dari pensil sebaiknya tidak di-gunakan.

Pertanaman teh diarahkan pada cara memperoleh produksi yang tinggi dan mantap,

sehingga perusahaan perkebunan teh menjadi lebih efisien. Hal ini sulit dicapai apabila

digunakan bahan tanam asal biji. Karena biji merupakan hasil per-silangan yang dapat

menimbulkan perubahan sifat pada keturunannya.

Pembibitan menggunakan stek merupakan cara yang paling cepat untuk memenuhi

kebutuhan bibit dalam jumlah yang banyak, dan jenis klon yang di-tentukan dapat

dipastikan sifat keunggulannya sama dengan induknya. Untuk memperoleh hasil

pembibitan setek berupa setek bibit yang baik, diperlukan adanya perencanaan, persiapan,

dan pelaksanaan yang baik dan tepat waktu.

Adapun lokasi untuk pembibitan, diantaranya:

a) Lokasi terbuka, drainase tanah baik dan tidak becek.

b) Dekat dengan sumber air, untuk keperluan penyiraman.

c) Dekat dengan sumber tanah, untuk mengisi polibag.

d) Lebih baik bila lahan melandai kearah timur, agar mendapat sinar matahari pagi.

Page 9: Pembahasan Teh

e) Dekat dengan jalan agar memudahkan dalam pengawasan dan peng-angkutan ke

lokasi yang akan ditanami.

 Media tanah untuk setek terdiri dari tanah lapisan atas (topsoil) dan lapisan bawah

(subsoil). Syarat-syarat subsoil yang baik adalah mengandung liat yang relatif tinggi

sehingga dapat menahan ataupun menyerap air lebih lama, kan-dungan pasir tidak boleh

lebih dari 30%, dan bahan organik maksimal 10%. Serta pH ta-nah 4,5 – 5,6. Mengingat

pentingnya penggunaan media yang steril untuk persemaian guna untuk membantu

terciptanya bibit yang sehat dan layak untuk dikem-bangkan. Karena suatu kondisi media

persemaian merupakan salah satu faktor dalam menentukan keberberhasilan ataupun

kegagalan bibit yang dihasilkan.

 Tanah disimpan selama 4-6 minggu dalam bangunan penyimpanan, dan tanah

harus tetap dalam keadaan lembab. Setelah disimpan, ayaklah tanah menggunakan ayakan

kawat yang berdiameter ± 1 cm. sebelum media tanah di-masukkan kedalam kantong

plastik, terlebih dahulu dicampur dulu dengan pupuk, fungisida dan tawas. Bahan

campuran dan dosis untuk  media tanah dapat dilihat pada Tabel 1.

Adapun pengambilan ranting stek atau stekres mulai dapat diambil 4 bulan setelah

pemangkasan. Tanda bahwa setekres matang ialah apabila pangkal stekres sepanjang ± 10

cm sudah menunjukkan warna coklat. ranting dipotong dengan pisau tajam. Satu stek

terdiri dari satu lembar daun dengan ruas sepanjang 0.5 cm diatas dan 3-4 cm dibawah

buku. Setek ditampung dalam satu tempat yang berisi air bersih. Stek tidak boleh direndam

lebih dari 30 menit. Dari satu ranting stek hanya digunakan bagian tengahnya saja dan rata-

rata diperoleh 3-4 stek yang baik untuk dijadikan bibit.

Tabel 1.  Bahan Campuran untuk Media Tanam

No Bahan CampuranDosis per m3 Tanah

KeteranganTopsoil Subsoil

1     

2

3

4

5

TSP

KCl

Dithane

M  45/Manzate/Vandozep

Tawas

500 g

500 g

400 g

600 g

250 ml

-

-

300 g

1000 g

250 ml

Fumigan

Fumigan

Page 10: Pembahasan Teh

6 Vapam

Basamid

150 g 150 g

Sumber: Setyamidjaja (2000).

Penanaman setek:

a) Satu hari sebelum setek ditanam, kantong plastik/polibag yang sudah berisi tanah disiram

dengan air bersih sampai cukup basah.

b) Setek dicelupkan dalam larutan Dithane M 45 0,2% selama 1 menit dan Atonik 0,025%

selama 2 menit.

c) Setek ditanam dengan mengarah daun ke tangan si penanam. Arah daun miring ke atas

dan tidak boleh saling menutupi satu sama lain.

d) Setelah itu disiram kembali dengan air bersih secara hati-hati agar setekan tidak goyah.

e) Bedengan ditutup dengan sungkup plastic

f) Sungkup plastik ditutup selama 3-4 bulan tergantung pertumbuhan bibit, dan hanya

dibuka untuk keperluan pemeliharaan saja setelah itu segera ditutup kembali (setelah

pemeliharaan selesai)

Langkah-langkah penanaman setek sebagai berikut:

a) Siapkan polibag berukuran 12cm x 25cm yang sudah berlubang agar memudahkan untuk

membuang kelebihan air.

b) Isi kantong plastik dengan media tanah yang sudah dibuat lebih awal dan telah matang.

1/3 bagian diisi dengan tanah bawah dan 2/3 bagian diisi dengan tanah bagian atas.

c) Ambil setek teh yang sudah dipersiapkan dan memenuhi syarat selanjutnya ditanam

dalam polibag tersebut (Chasandoerjat, 1969).

Penanaman

Dalam penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah penentuan jarak tanam yang

tepat, pengajiran, pembuatan lubang tanam, teknik penanaman dan penanaman tanaman

pelindung yang diperlukan.

Menurut Puslitbun Gambung (1992), jarak tanam yang dianjurkan dapat dilihat pada

Tabel 2.

Page 11: Pembahasan Teh

Tabel 2.  Jarak Tanam Teh

Kemiringan tanahJarak tanan

cm x cm x cm

Jumlah tanaman

per haKeterangan

Datar – 15%

15–30%

>  30%

Batas tertentu

120 x 90

120 x 75

120 x 60

120x60x60

9.260

11.110

13.888

18.500

Baris tunggal lurus

Baris tunggal lurus

Kontur

Baris berganda

  Pembuatan lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum dilakukan penanaman. Lubang

tanam yang dibuat tepat di tengah-tengah diantara dua ajir. Ukuran lubang tanamnya adalah:

a) Untuk bibit asal stump biji: 30 cm x 30 cm x 40 cm.

b) Untuk bibit stek dalam kantong plastik: 20 cm x 20 cm x 40 cm.

Pemberian pupuk dasar

Pupuk dasar yang dianjurkan terdiri atas Urea 12,5 g + TSP 5 g + KCl 5 g per lubang.

Apabila pH tanah diatas 6, maka lubang tanam diberikan belerang murni (belerang cirrus)

sebanyak 10-15 g per lubang.

Cara penanaman

1. Menanam bibit stump

Bibit stump biasanya ditanam pada umur 2 tahun. Bibit ditanam dengan cara

dimasukkan ke dalam lubang tanam, persis di tengah-tengah lubang, dengan leher akar

tepat dipermukaan tanah. Selanjutnya lubang tanam ditimbun dan dipadatkan dengan

diinjak. Bibit tidak boleh miring dan tanah di sekitar lubang tanam diratakan.

2. Menanam bibit asal stek

Mula-mula kantong plastik disobek pada bagian bawah dan sampingnya untuk

memudahkan melepaskan bibit dari plastik. Ujung kantong plastik bagian bawah yang

telah sobek ditarik keatas sehingga bagian bawah kantong plastik terbuka . selanjutnya

bibit dipegang dengan tangan kiri, disanggga dengan belahan bambu, kemudian

Page 12: Pembahasan Teh

dimasukkan ke dalam lubang, sementara tangan kanan menimbun lubang dengan tanah

yang berada di sekitar lubang dengan menggunakan kored.

Adapun untuk penanaman pohon pelindung atau pohon naungan pertanaman teh

terdiri atas pohon pelindung sementara dan pohon pelindung tetap. Untuk dataran rendah

dan sedang, pohon pelindung sangat diperlukan oleh tanaman teh agar pertumbuhannya

baik. Jenis – jenis pohon pelindung, yaitu :

Pohon pelindung sementara

Pohon pelindung sementara adalah pupuk hijau seperti  Theprosia sp. Atau

Crotalaria  sp. Penanaman pohon pelindung sementara dilakukan setelah penanaman

teh selesai. Kebutuhan benih pupuk hijau tersebut adalah 10 kg-12 kg/ha.

Pohon pelindung tetap

Penanaman pohon pelindung tetap diutamakan untuk daerah dengan ketinggian

kurang dari 1.000 m dpl. Penggunaan pohon pelindung tetap bukan jenis

Leguminoceae, ini tidak dianjurkan. Jenis pelindung yang akan ditanam harus dipilih

yang memenuhi persyaratan sebagai pelindung, yaitu memilki mahkota yang baik,

perakarannya dalam dan kuat, dan resistensinya terhadap serangan hama atau

penyakit baik.

Agar pohon pelindung tetap berfungsi baik pada tanaman teh, pohon pelindung

harus sudah dapat melindungi tanaman teh pada saat tanaman teh berumur 2-3 tahun.

Untuk itu, pohon pelindung sebaiknya ditanam satu tahun sebelum dilakukan

penanaman teh.

Pemeliharaan

1. Pemeliharaan dan pemangkasan

Tanaman teh yang belum menghasilkan mendapat naungan sementara dari

tanaman pupuk hijau seperti Crotalaria sp. atau Theprosia sp. Namun sementara ini biasa

ditanam selang dua baris dari tanaman teh, dan pada umur sekitar enam bulan tingginya

telah mencapai lebih dari satu meter. Agar tanaman pupuk hijau ini tidak mengganggu

pertumbuhan tanaman teh, perlu dilakukan pemangkasan. Pemangkasan dilakukan pada

tinggi 50 cm dan sisa pangkasan dihamparkan sebagai mulsa disekitar tanaman.

Pemangkasan tanaman pupuk hijau dilakukan setiap enam bulan sekali yaitu pada waktu

Page 13: Pembahasan Teh

musim hujan. Jangan melakukan pemangkasan pada musim kemarau karena pada saat itu

tanaman teh muda membutuhkan naungan.

2. Pengendalian gulma

Pengendalian teh di perkebunan teh merupakan salah satu kegiatan rutin yang

sangat penting dalam pemeliharaan tanaman teh. Populasi gulma yang tumbuh tidak

terkendali, akan merugikan tanaman teh karena terjadinya persaingan di dalam

memperoleh unsur hara, air, cahaya matahari, dan ruang tumbuh. Jenis-jenis gulma

tertentu diduga pula mengeluarkan senyawa racun (allelopati) yang membahayakan

tanaman teh.

Gulma akan menimbulkan masalah besar terutama pada areal tanaman teh muda

atau pada areal tanaman teh produktif yang baru dipangkas. Hal ini sebabkan sebagian

besar permukaan tanah terbuka dan secara langsung mendapatkan sinar matahari,

sehingga perkecambahan maupun laju per-tumbuhan berbagai jenis gulma berlangsung

sangat cepat. Pengendalian gulma pada pertanaman teh bertujuan untuk menekan

serendah mungkin kerugian yang ditimbulkan akibat gulma, sehingga diperoleh laju

pertumbuhan tanaman teh dan produksi pucuk yang maksimal.

3. Pengendalian Hama dan Penyakit

Penyakit cacar yang disebabkan oleh jamur Exobasidium VexansMassae berasal

dari Assam, India. Untuk pertama kalinya penyakit ini ditemukan di Indonesia pada tahun

1949, yaitu di perkebunan Bah Butong, Sumatera Utara. Sejak saat ini penyakit cacar

meluas ke hampur seluruh perkebunan teh di Indonesia, dan menjadi penyakit yang

paling merugikan, terutama untuk kebun-kebun teh di dataran tinggi. Penyakit cacar

dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai dengan 40% dan penurunan kuallitas teh

jadi, yang ditandai berkurangnya kandungan theaflavin, thearubigin, kafein, substansi

polimer tinggi, dan fenol total pucuk.

Intensitas serangan 28% sudah dapat mengakibatkan penurunan kualitas teh jadi,

sedangkan kehilangan hasil baru dapat terjadi pada intensitas serangan 35%. Sampai saat

ini tindakkan pengendalian penyakit cacar yang paling umum dilakukan di kebun-kebun

teh adalah penggunaan fungisida sintetik, terutama fungisida tembaga, karena dianggap

Page 14: Pembahasan Teh

sebagai suatu teknik pengendalian yang efektif, praktis, dan ekonomis. Pada umumnya

pekebun merasa puas dengan hasil yang diperoleh, sehingga kurang memperhatikan

dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaan fungisida tembaga. Kenyataan

bahwa penggunaan fungisida tembaga dapat memacu per-kembangan populasi tungau

atau Brevipalpus phoenicis (Martosupono, 1985).

Walaupun sampai saat ini terbukti bahwa penggunaan fungisida tembaga

merupakan cara yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit cacar, namun

mengingat dampak negatif yang ditimbulkannya, maka perlu dipertimbangkan untuk

mulai menerapkan strategi pengendalian penyakit cacar yang meminimalkan penggunaan

fungisida sintetik umumnya, dan fungisida tembaga khususnya, yaitu suatu strategi

pengendalian yang tidak hanya menggantungkan diri pada penerapan satu teknik

pengendalian penyakit saja, tetapi mengkombinasikan berbagai teknik pengendalian

penyakit yang sesuai dan kompatibel berdasarkan pertimbangan ekologi dan ekonomi,

atau yang disebut dengan pengendalian penyakit tanaman terpadu.

Pemetikan

 Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi syarat-syarat

pengolahan. pemetikan berfungsi pula sebagi usaha membentuk kondisi tanaman agar mampu

berproduksi tinggi secara berkesinambungan. Panjang pendeknya periode pemetikan ditentukan

oleh umur dan kecepatan pembentukan tunas, ketinggian tempat, iklim dan kesehatan tanaman.

Pucuk teh di petik dengan periode antara 6-12 bulan. Teh hijau Jepang dipanen dengan frekuensi

yang lebih lama yaitu  55 hari sekali. Di samping faktor luar dan dalam, kecepatan pertumbuhan

tunas baru dipengaruhi oleh daun-daun yang tertinggal pada perdu yang biasa disebut daun

pemeliharaan. Tebal lapisan daun pemeliharaan yang optimal adalah 15-20 cm, lebih tebal atau

lebih tipis dari ukuran tersebut pertumbuhan akan terhambat. kecepatan pertumbuhan tunas akan

mempengaruhi beberapa aspek pemetikan, yaitu: jenis pemetikan, jenis petikan, daur petik,

pengaturan areal petikan, pengaturan tenaga petik, dan pelaksanaan pemetikan.

Beberapa istilah perlu diketahui baik dalam pemetikan maupun dalam menentukan rumus-

rumus pemetikan. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

Page 15: Pembahasan Teh

1. Peko adalah kuncup tunas aktif berbentuk runcing yang terletak pada ujung pucuk, dalam

rumus petikan tertulis dengan huruf p.

2. Burung adalah tunas tidak aktif berbentuk titik yang terletak pada ujung pucuk dalam

rumus petik tertulis dengan huruf b.

3. Kepel adalah dua daun awal yang keluar dari tunas yang sebelahnya tertutup sisik. Sisik

ini segera berguguran apabila daun kepel mulai tumbuh. Mula-mula tumbuh daun kecil

berbentuk lonjong, licin, tidak bergerigi, biasa disebut kepel ceuli. Selanjutnya kepel

ceuli diikuti oleh pertumbuhan sehelai daun kepel yang lebih besar yang disebut kepel

licin. Setelah daun-daun ini terbentuk, baru diikuti oleh pertumbuhan daun yang bergerigi

atau normal. Daun kepel ini dalam rumus petikan ditulis dengan huruf k.

4. Daun biasa/normal adalah daun yang tumbuh setelah terbentuk daun-daun kepel,

berbentuk dan berukuran normal serta sisinya bergerigi. Dalam rumus petik ditulis

dengan angka 1,2,3,4 dan seterusnya tergantung beberapa helai daun yang terdapat pada

pucuk tersebut.

5. Daun muda adalah daun yang baru terbentuk tetapi belum terbuka seluruhnya, dan dalam

rumus pemetikan ditulis dengan huruf m mengikuti angka (1m, 2m, 3m).

6. Daun tua adalah daun yang berwarna hijau gelap, terasa keras, dan bila dipatahkan

berserat. Dalam rumus pemetikan ditulis dengan huruf t mengikuti angka (1t, 2t, 3t).

7. Manjing adalah pucuk yang telah memenuhi syarat sesuai dengan sistem pemetikan yang

telah ditentukan.

Macam dan rumus petikan adalah sebagai berikut:

1. Petikan imperial: bila yang dipetik hanya kuncup peko (p + 0).

2. Petikan pucuk pentil: bila yang dipetik peko dan satu lembar daun dibawahnya (p + 1m).

3. Petikan halus: bila yang dipetik peko dengan satu lembar atau dua lembar daun burung

dengan satu lembar daun muda (p + 1m, b + 1m).

4. Petikan medium: bila yang dipetik peko dengan dua lembar atau tiga lembar daun muda

dan pucuk burung dengan satu, dua atau tiga lembar daun muda ( p + 2m, p + 3m, b +

1m, b + 2m, b + 3m).

5. Petikan kasar: bila yang dipetik dengan tiga lembar daun tua atau lebih daun burung

dengan satu, dua, tiga lembar daun tua (p + 3, p + 4, b + 1t, b + 2t, b + 3t).

Page 16: Pembahasan Teh

6. Petikan kepel: bila daun yang ditinggalkan pada perdu hanya kepel (p + n/k, b + n/k).

Jenis pemetikan yang dilakukan selama satu daun pangkas terdiri dari:

1. Pemetikan jendangan

Pemetikan jendangan ialah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah

tanaman dipangkas, untuk membentuk bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan

lapisan daun pemeliharaan yang cukup, agar tanaman mempunyai potensi produksi yang

tinggi.

2. Pemetikan produksi

Pemetikan produksi dilakukan terus menerus dengan daur petik tertentu dan jenis

petikan tertentu sampai tanaman dipangkas kembali. Pemetikan produksi yang dilakukan

menjelang tanaman dipangkas disebut “petikan gendesan”, yaitu memetik semua pucuk

yang memenuhi syarat untuk diolah tanpa memperhatikan daun yang ditinggalkan

(Kartawijaya, 1978).

Pascapanen

Pengolahan daun teh dimaksudkan untuk mengubah komposisi kimia daun teh segar secara

terkendali, sehingga menjadi hasil olahan yang memunculkan sifat-sifat yang dikehendaki pada

air seduhannya, seperti warna, rasa, dan aroma yang baik dan disukai. Bahan kimia yang

terkandung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok yaitu subtansi fenol (catechin dan

flavanol), subtansi bukan fenol (pectin, resin. vitamin, dan mineral), subtansi aromatik dan

enzim-enzim.

Daun teh yang dipetik, awal mula melewati proses pelayuan yang memakan waktu 18 jam

disebuah tempat berbentuk persegi panjang bernama withered trough. Setiap 4 jam daun dibalik

secara manual. Masing-masing withered trough memuat 1 sampai 1,5 ton daun teh. Fungsi dari

proses pelayuan ini adalah untuk menghilangkan kadar air sampai dengan 48%.

Daun-daun teh yang sudah layu kemudian dimasukan kedalam gentong dan diangkut

menggunakan monorel ke tempat proses berikutnya. Dari monorel daun-daun dimasukan ke

mesin penggilingan. 1 mesin memuat 350 kg daun teh dan waktu untuk menggiling adalah 50

menit. Setelah digiling, daun teh dibawa ketempat untuk mengayak. Proses untuk mengayak ini

Page 17: Pembahasan Teh

terjadi beberapa kali dengan hasil hitungan berdasarkan jumlah mengayak: bubuk 1, bubuk 2,

bubuk 3, bubuk 4, dan badag.

Sementara itu hasil ayakan terakhir yaitu badag tidak melewati proses fermentasi. Badag

dan bubuk-bubuk yang telah melewati proses fermentasi kemudian dibawa ke ruangan

berikutnya untuk dikeringkan. Lamanya proses pengeringan adalah 23 menit dengan suhu 100o

C. Bahan bakar untuk proses pengeringan ini adalah kayu dan batok kelapa untuk rasa yang lebih

enak.

Usai dikeringkan, daun dibawa ke ruangan sortasi,. Ada 3 jenis pekerjaan yang dilakukan

diruangan sortasi. pertama, memisahkan daun teh yang berwarna hitam dan yang berwarna

merah dengan menggunakan alat yang disebut Vibro. Kedua, memisahkan ukuran besar dan

ukuran kecil. Setelah semua proses selesai dikerjakan maka teh harus diperiksa dahulu (quality

control). Bila daun tersebut memenuhi standar maka akan dikemas ditempat penyimpanan

sementara (disimpan didalam tong plastik berukuran besar). Bila sudah siap untuk dipasarkan,

contohnya di ekspor maka  daun teh yang siap dipasarkan tersebut akan dikemas kedalam

papersack (Setyamidjadja, 2000).