laporan fe

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menganalisa kadar Fe dalam Air 2. Mengetahui Perbedaan Fe 2+ dan Fe 3+ 3. Memahami Metode analisa Kadar Fe dalam Air Secara Kualitatif 1.2. PEMERIKSAAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR SUMUR,AIR PDAM,DAN AIR INSTALASI MIGAS DI DESA KAMPUNG BARU CEPU SECARA SPEKTROFOTOMETRI 1. Abstrak Air merupakan kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia, air yang dikonsumsi setiap hari harus memenuhi syarat syarat antara lain tidak boleh mengandung zat zat kimia yang dapat menggangu kesehatan tubuh. Penelitian ini menggunakan tiga jenis sampel yaitu Air PDAM, air Sumur, Air Instalasi migas. Ketiga jenis air tersebut ditetapkan kadar besinya. Metode yang digunakan adalah spektrofotometri dengan menggunakan larutan 1,10 phenantrolin. Larutan ini akan mengubah semua zat besi menjadi Fe 2+ yang terlarut. Tiga molekul phenontrolin yang bergabung

Upload: mistarina-zega

Post on 25-Jul-2015

1.351 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fe

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menganalisa kadar Fe dalam Air

2. Mengetahui Perbedaan Fe2+ dan Fe3+

3. Memahami Metode analisa Kadar Fe dalam Air Secara Kualitatif

1.2. PEMERIKSAAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR SUMUR,AIR

PDAM,DAN AIR INSTALASI MIGAS DI DESA KAMPUNG BARU

CEPU SECARA SPEKTROFOTOMETRI

1. Abstrak

Air merupakan kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia, air

yang dikonsumsi setiap hari harus memenuhi syarat syarat antara lain tidak

boleh mengandung zat zat kimia yang dapat menggangu kesehatan tubuh.

Penelitian ini menggunakan tiga jenis sampel yaitu Air PDAM, air Sumur,

Air Instalasi migas. Ketiga jenis air tersebut ditetapkan kadar besinya.

Metode yang digunakan adalah spektrofotometri dengan menggunakan

larutan 1,10 phenantrolin. Larutan ini akan mengubah semua zat besi

menjadi Fe2+ yang terlarut. Tiga molekul phenontrolin yang bergabung

dengan satu molekul Fe2+ membentuk ion kompleks berwarna orange

merah.Standar dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, yaitu kadar maksimum yang

diperolehkan dalam air minum adalah 0,3 ppm. Sedangkan pada

percobaan 1 Kadar besi Air Sumur = 6,93 ppm, Kadar Besi air PDAM =

3,56 ppm, Kadar Besi Air Instalasi Migas = 0,71 ppm. Pada percobaan 2

Kadar Besi Air Sumur = 087 ppm, Kadar Besi Air PDAM = 0,71 ppm, dan

kadar Besi Air Instalasi Migas = 0,15 ppm.

Kata kunci : Air Minum, Cepu, Besi, Spektrofotometri

Page 2: Laporan Fe

2. Pendahuluan

Air merupakan kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia,

sehingga persyaratan mutu air merupakan hal yang penting untuk kita

ketahui. Air yang kita konsumsi setiap hari harus memenuhi syarat

kualitas air minum, seperti mengandung zat besi maksimal nya 0,3 ppm

(Kep.menkes RI 2002)

Besi adalah elemen kimia yang dapat ditemukan hampir disetiap

tempat di bumi ini pada setiap lapisan lapisan geologis dan badan air. Besi

dalam air tanah dapat berbentuk Fe (II) dan Fe (III) terlarut.Fe (II) terlarut

dapat tergabung dengan zat organik membentuk suatu senyawa kompleks.

pada kadar 1-2 ppm besi apar menyebabkan air menjadi berwarna

kuning,terasa pahit, meninggalkan noda pada pakaian dan porselin.

keracunan besi dapat menyebabkan permeabilitas pada dinding pembuluh

darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes keluar.

Akibatnya volume darah menurun dan hipoksia jaringan menyebabkan

asidosis darah.

Didesa Kampung Baru RT 01/03 cepu masyarakat kesulitan untuk

mendapatkan air bersih. Air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat setempat terdiri dari tiga jenis air yaitu Air PDAM, air Sumur

dan air Instalasi Migas. Air PDAM berwarna kuning dan meninggalkan

noda pada pakaian. Hal ini juga terjadi pada air sumur yang digunakan

oleh masyarakat setempat. Air Instalsi Migas tidak berwarna kuning tetapi

beras pahit. Hal ini dimungkinkan karena terdapat nya besi yang melebihi

baku mutu. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang kadar besi

dalam tiga jenis air didaerah cepu tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar besi dalam air

sumur, Air PDAM, dan Air Instalasi Migas didesa tersebut, Apakah kadar

besi yang terdapat sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik

Page 3: Laporan Fe

Indonesia nomor 907/Menkes/SK/VII/2002. Hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarkat setempat.

3. Tinjauan Pustaka

Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Air yang

kita konsumsi setiap hari harus memenuhi kualitas syarat air minum dan

air bersih.

Besi adalah unsur dalam susunan berkala yang mempunyai simbol Fe

dan nomor atom 26 dengan berat atom 55,845, terletak pada periode 4 dan

termasuk golongan logam. Memiliki konfigurasi elektron (Ar) 3d6 4s2.

Besi dapat ditemui pada hampir setiap tempat dibumi, pada semua lapisan

geologis dan semua badan air. pada umumnya besi yang ada dalam air

dapat bersifat :

a. Terlarut sebagai Fe2+ (ferro) atau Fe3+ (ferri).

b. Tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 um) atau lebih besar,

seperti Fe2O3, FeO, Fe(OH)2 dan sebagainya.

c. Tergabung dengan zat organik zat padat yang anorganik, seperti tanah

liat.

Pada air permukaan jarang ditemui kadar besi lebih besar dari 1

ppm, tetapi dalam air tanah kadar besi dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi

besi yang tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan pekakas

dapur. Hal itu juga dapat ditemui pada air permukaan yang mengandung

besi lebih banyak. Kadar besi dalam air tersebut juga dapat disebakan

karena adanya pipa pipa saluran air yang berkarat.

Tempat pertama dalam tubuh yang mengontrol pemasukan besi

adalah didalam usus halus. Bagian usus ini berfungsi untuk absorpsi dan

sekaligus juga sebagai ekskresi besi yang tidak diserap dalam usus halus

diabsopsi dalam bentuk feritin,dimana bentuk fero lebih mudah diabsorpsi

Page 4: Laporan Fe

daripada bentuk ferri. Feritin masuk kedalam darah dan dirubah menjadi

senyawa transferin. Dalam darah tersebut besi mempunyai status sebagai

besi trivalent yang kemudian ditransfer ke hati atau limfa yang kemudian

disimpan dalam organ tersebut dalam bentuk feritin dan hemosiderin.

Toksisitas terjadi bila terdapat kelebihan besi dalam ikatan tersebut.

Didalam asam dan hidrosilamin serta penggabungannya dengan

1,10 fenantrolin akan mengubah semua zat besi menjadi Fe2+ yang terlarut.

Tiga molekul penontrolin bergabung dengan satu molekul Fe2+ akan

membentuk ion kompleks berwarna orange merah. Warna kompleks

tersebut tidak dipengaruhi oleh pH larutanya bila nilai pH antara 3 dan 9.

konsentrasi besi dapat diketahui dengan membandingkan nya dengan 5

larutan standar referensi yang mengandung kadar besi yang telah diketahui

dan yang meliputi skala absorpsi spektrofotometer.

4. Metodologi Penelitian

Alat yang digunakan adalah : Spektrofotometer UV-Vis SHIMADZU

– 1201, labu takar 1 liter, labu takar 25 ml, beker gelas 100 ml, pipet

volume 25 ml, pipet volume 1 ml, pemanas spiritus, penyangga, kasa

asbes dan bola hisap.

Bahan yang digunakan adalah : HCl pekat, larutan hidrosilamin 20 %,

buffer amonium asetat (pH 4), larutan fenantrolin 0,1 %, larutan induk Fe

27,706 ppm, larutan kalium feri sianida 2 N.

Cara kerja

a. Pengambilan sampel masing masing air sebanyak tiga kali percobaan

b. Pengawetan secara kimia dengan mengasamkan sampel pada pH < 2.

c. Melakukan Analisa kualitatif pada sampel

d. Menetukan operating time

e. Menentukan panjang gelombang maksimum

Page 5: Laporan Fe

f. Membuat larutan baku 1,1 ; 2,2 ; 3,3 ; 4,4 ; 5,5 ppm

1. Memipet 2, 4, 6, 8 dan 10 ml larutan induk Fe yang sudah dibuat,

dimasukan kedalam beker gelas ditambahkan 4 ml HCl pekat dan 2

ml larutan hidrosilamin 20 % dan 5 ml aquades.

2. Menambahkan batu didih dan dipanaskan hingga volume larutan

setengah dari volume awal

3. Mendingankan larutan tersebut kemudian memindahkan kedalam

labu takar 50 ml, tambahkan 10 ml buffer asetat dan 2 ml larutan

fenantrolin 0,1 %.

4. Menambahkan aquades hingga tanda garis

5. Membanca absorbansi larutan pada operating time-nya pada

panjang gelombang 510 nm

g. Menetapkan kadar Fe

1. Memipet 50 ml sampel air dimasukan dalam beker gelas,

tambahkan 4 ml HCl pekat dan 2 ml larutan hidrosilamin 20 %

dan 5 ml aquades

2. Menambahkan batu didih dan memanaskan sampai volume tersisa

10 ml

3. Mendinginkan larutan tersebut kemudian memindahkan kedalam

labu takar 25 ml, kemudian tambahkan 10 ml larutan buffer asetat

pH 4 dan 2 ml fenantrolin 0,1 %

4. Menambahkan aquades hingga tanda garis

5. Membaca absorbansi larutan pada panjang gelombang 510 nm

Page 6: Laporan Fe

5. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Percobaan

a. Uji kwalitatif

Tabel 1.Identifikasi kualitatif Percobaan 1

No Jenis sampel Prosedur Hasil

1 Air sumur 5 tetes sampel + 3 tetes

KCNS 2N

Merah darah

2 Air PDAM 5 tetes sampel + 3 tetes

KCNS 2N

Merah darah

3 Air instalasi migas 5 tetes sampel + 3 tetes

KCNS 2N

Merah darah

Tabel 2.Identifikasi kualitatif Percobaan 2

No Jenis sampel Prosedur Hasil

1 Air sumur 5 tetes sampel + 3 tetes

KCNS 2N

Merah darah

2 Air PDAM 5 tetes sampel + 3 tetes

KCNS 2N

Merah darah

3 Air instalasi migas 5 tetes sampel + 3 tetes

KCNS 2N

Merah darah

b. Uji kwantitatif

Tabel 3.Hasil penetapan Kadar Besi pada Percobaan 1

No Sampel Absorbansi Konsentrasi (ppm)

1 Air sumur 0,633 6,93

2 Air PDAM 0,347 3,56

3 Air instalasi migas 0,192 1,73

Page 7: Laporan Fe

Tabel 4.Hasil penetapan Kadar Besi pada Percobaan 2

No Sampel Absorbansi Konsentrasi (ppm)

1 Air sumur 0,414 0,87

2 Air PDAM 0,345 0,71

3 Air instalasi migas 0,109 0,15

B. Pembahasan Hasil percobaan

Pada percobaan ini Analisa kwalitatif dilakukan dengan

menggunakan larutan KCNS 2 N. Ketiga jenis sampel tersebut positif

menganding besi. Hal ini dapat dilihat dari timbulnya warna merah pada

larutan, dengan reaksi sebagai berikut :

2 KCNS + FeCl3 Fe(CNS)2 + 3 KCl (larutan merah darah)

Besi dalam air dapat diketahui jumlah dengan melakukan analisa

kuantitatif secara spektrofotometri menggunakan reagen 1,10 penantrolin.

Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor

907/menkes/SK/VII/2002, kadar maksimal yang diperbolehkan untuk

parameter besi (Fe) adalah 0,3 ppm, maka dari hasil analisa kadar Fe

dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis yang memenuhi

persyaratan tersebut adalah pada Air Instalasi Migas pada percobaan kedua

yaitu sebesar 0,15 ppm. Sementara pada Air sumur dan Air PDAM tidak

memenuhi syarat untuk dikonsumsi.

1.3. BESI

Besi adalah unsur dalam sistem periodik yang mempunyai simbol Fe

dan nombor atom 26. Besi merupakan logam yang berada dalam kumpulan 8

dan kala (period) 4. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan

Page 8: Laporan Fe

jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas. Untuk mendapatkan unsur besi,

campuran lain mesti disingkir melalui pengurangan kimia. Besi digunakan

dalam penghasilan besi waja, yang bukannya unsur tetapi aloi logam berlainan

(dan sebahagian bukan-logam, terutamanya karbon).

1. Besi (II)

Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuih dan

liat. Ia melebur pada 15350C. Jarang terdapat besi komersial yang murni;

biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan

sulfide dari besi, serta seedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan

peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan.

Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada

mana menghasilkan garam-garam besi (II) dan gas hydrogen.

2. Besi (III)

Besi (III) klorida, atau feri klorida, adalah suatu senyawa kimia

yang merupakan komoditas skala industri, dengan rumus kimia FeCl3.

Senyawa ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air

minum maupun sebagai katalis, baik di industri maupun di laboratorium.

Warna dari kristal besi (III) klorida tergantung pada sudut pandangnya:

dari cahaya pantulan ia berwarna hijau tua, tapi dari cahaya pancarannya

berwarna ungu-merah.

Besi (III) klorida bersifat deliquescent, berbuih di udara lembap,

karena munculnya HCl, yang terhidrasi membentuk kabut. Bila dilarutkan

dalam air, besi (III) klorida mengalami hidrolisis yang merupakan reaksi

eksotermis (menghasilkan panas). Hidrolisis ini menghasilkan larutan yang

coklat, asam, dan korosif, yang digunakan sebagai koagulan pada

pengolahan limbah dan produksi air minum. Larutan ini juga digunakan

sebagai pengetsa untuk logam berbasis-tembaga pada papan sirkuit cetak

(PCB). Anhidrat dari besi (III) klorida adalah asam Lewis yang cukup

kuat, dan digunakan sebagai katalis dalam sintesis organik.

Page 9: Laporan Fe

3. Karakteristik Besi (II) dan Besi (III)

Tabel 5.Karekteristik Besi (II) dan Besi (III)

1.4. ANALISIS BESI

Besi(II) dapat dideteksi dengan sangat dapat dipercaya menggunakan

α, α’ dipiridil, uji ini memastikan, jua meskipun ada serta besi(III). Pada

gilirannya, ion besi(III) dapat dideteksi dengan larutan ammonium tiosianat.

Perlu diingat bahwa bahkan larutan garam besi(II) murni yang baru

Umum

Nama, Simbol, Nomor Atom besi, Fe, 26

ciri kimia logam peralihan

Orbital 8, 4, d

Rupa Logam berkilau kekelabuan

Berat Atom 55.845(2) g/mol

Konfigurasi electron [Ar] 3d6 4s2

Sifat fisik

Density (pada suhu kamar) 7.86 g/cm³

Density (pada titik lebur) 6.98 g/cm³

Titik lebur 1811 K

Titik didih 3134 K

Page 10: Laporan Fe

mengandung sedikit besi (III) dan uji tiosianat akan positif dengan larutan-

larutan ini.

1. Uji kering

a. Uji pipa tiup

Bila senyawa-senyawa besi dpanaskan di atas arang dengan

natrium karbonat, dihasilkan partikel-partikel logam besi yang abu-abu ;

partikel-partikel ini biasanya sukar dilihat, tetapi dapat dipisahkan dari

arang dengan memakai suatu magnet.

b. Uji manik boraks

Dengan besi yang berjumlah sedikit, manik ini berwarna coklat-

kekuningan ketika panas dan kuning ketika dingin dalam nyala oksidasi,

dan hijau muda dalam nyala reduksi ; dengan besi yang berjumlah banyak,

manik berwarna coklat-kemerahan dalam nyala oksidasi.

2. Pembuatan larutan stock dan standar

Larutan stock masing-masing logam berat dibuat dari garam

kloridanya atau nitratnya dan dilarutkan dalam 100 ml akuabides sehingga

konsentrasinya menjadi 500 ppm. Larutan standar dibuat dari pengenceran

larutan stock.

3. Optimasi alat

Pemilihan kondisi optimum alat meliputi penentuan kondisi

manual alat dan pemilihan panjang gelombang maksimum masing-masing

logam berat.

4. Pembuatan kurva kalibrasi

Kurva kalibrasi standar dibuat berdasarkan hubungan larutan

standar dan intensitas emisi larutan standar. Larutan standar untuk kurva

kalibrasi dibuat dari larutan standar yang berisi campuran logam-logam

yang akan dianalisis.

5. Pengukuran sampel

Page 11: Laporan Fe

Sampel dari air, remis dan sedimen masing-masing diukur

menggunakan ICP dengan kondisi optimum yang diperoleh dari langkah

sebelumnya. Kadar logam berat ditentukan dengan persamaan regresi

linear dari kurva kalibrasi larutan standar.

1.5. PENANGGULANGAN KELEBIHAN KADAR BESI

Zat besi (Fe) adalah salah satu kandungan mineral yang terdapat dalam

air, selain mangan dan logam berat lainnya. Ada beberapa teknik/cara untuk

menghilangkan/menurunkan kandungan besi ini :

1. Aerasi

Ion Fe selalu di jumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang

rendah, seperti pada air tanah dan pada daerah danau yang tanpa udara

Keberadaan ferri larutan dapat terbentuk dengan adanya pabrik tenun,

kertas, dan proses industri. Fe dapat dihilangkan dari dalam air dengan

melakukan oksidasi menjadi Fe(OH)3 yang tidak larut dalam air, kemudian

di ikuti dengan pengendapan dan penyaringan. Aerasi adalah suatu teknik

memancarkan air ke udara agar air terkena kontak dengan udara/oksigen.

Semakin banyak permukaan air yang terkena oksigen maka semakin baik.

2. Filtrasi

Proses penyaringan merupakan bagian dari pengolahan air yang

pada prinsipnya adalah untuk mengurangi bahan-bahan organik maupun

bahan-bahan an organik yang berada dalam air. Penghilangan zat padat

tersuspensi denggan penyaringan memiliki peranan penting, baik yang

terjadi dalam pemurnian air tanah maupun dalam pemurnian buatan di

dalam instalasi pengolahan air. Bahan yang dipakai sebagai media

saringan adalah pasir yang mempunyai sifat penyaringan yang baik, keras

dan dapat tahan lama dipakai bebas dari kotoran dan tidak larut dalam air,

yaitu dengan menggunakan pasir mangan (Manganese Green Sand) Pasir

Page 12: Laporan Fe

mangan ini terbukti efektif untuk menurunkan kandungan zat besi (Fe)

dalam air. Penggunaannya adalah dengan cara dimasukkan ke dalam

tabung filter. Pasir mangan ini berwarna merah dan masa pakai 3-12 bulan

(tergantung pemakaian dan kondisi air).

3. Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat

yang tersuspensi dalam cairan/zat cair karena pengaruh gravitasi (gaya

berat secara alami). Proses pengendapan dengan cara gravitasi untuk

mengendapkan partikel-partikel tersuspensi yang lebih berat daripada air,

ini yang sering dipergunakan dalam pengolahan air. Sedimentasi dapat

berlangsung sempurna pada danau yang airnya diam atau suatu wadah air

yang dibuat sedemikian rupa sehingga air di dalamya keadaan diam. Pada

dasarnya proses tersebut tergantung pada pengaruh gaya gravitasi dari

partikel tersuspensi dalam air.

Sedimentasi dapat berlangsung pada setiap badan air. Biaya

pengolahan air dengan proses sedimentasi relatif murah karena tidak

membutuhkan peralatan mekanik maupun penambahan bahan kimia.

Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahan-bahan tersuspensi

(kekeruhan) dari dalam air dan dapat juga berfungsi untuk mereduksi

kandungan organisme (patogen) tertentu dalam air. Proses sedimentasi

adalah proses pengendapan dimana masing-masing partikel tidak

mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun kerapatan selama proses

pengendapan berlangsung. Partikel-partikel padat akan mengendap bila

gaya gravitasi lebih besar dari pada kekentalan dan gaya kelembaban

(Enersia) dalam cairan.

Page 13: Laporan Fe

BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1. Alat

Alat yang digunakan adalah :

1. Tabung Nessler

2. Pipet tetes.

3. Labu Ukur 50 ml.

4. Pipet Volume 5 ml dan 10 ml.

5. Bola Karet.

6. Beaker glass

7. Gelas ukur

8. Botol semprot

2.2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah :

1. Larutan HCl 1:1

2. HONH2HCl 10%

3. Ortho-Phenotrolin 0,1%

4. Larutan Buffer Asetat

5. Larutan Stock Fe 10 ppm dengan volume 0,1 ml; 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml

dan 0,8 ml

6. Sampel :

a) Aqua = 10 ml

b) Clean-q = 10 ml

c) Amos = 10 ml

d) Alham = 10 ml

e) Club = 10 ml

Page 14: Laporan Fe

BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1. Prosedur Kerja Pembuatan Reagen pada Penetapan kadar Fe dalam

Air

1. HCl 1:1.

2. HONH2HCl 10%

3. O.Phenontrolin 0,1%.

Larutkan 100 mgr 1-10 .phenontrolin (C12H8N2H2O) dalam 100 ml

aquades dan panaskan pada temperatur 80oC, jangan sampai mendidih.

4. Fe standart.

Timbang Fe(NH4)(SO4) 6H2O sebanyak 1,404 gram. Tambahkan hati –

hati 20 ml H2SO4 pekat ke dalam 50 ml air. Kemudian tambahkan

pertetes KMnO4 0,1 N sampai warna tetap menjadi merah muda dan

encerkan jadi 1 L dengan aquades sampai tanda garis (1 ml = 200 µg

Fe). Pipet 50 ml larutan stok Fe, larutkan jadi 1 L dengan aquades

sampai tanda garis (1 ml = µg Fe). Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu

ukur 1 liter, encerkan dengan aquades sampai tanda garis ( 1 ml = 1 µg

Fe).

5. Larutan Buffer Acetat.

Timbang NH4 acetat 50 gram, dilarutkan dalam 100 ml aquades.

3.2. Prosedur Kerja Penetapan kadar fe dalam Air

Di pipet larutan stok Fe 10 ppm sebanyak (1ml = 1µg Fe) 0,1 ml;

0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; dan 0,8 ml kedalam tabung nessler 50 ml lalu

ditambahkan 1 ml HCl 1:1, kemudian ditambahkan 1 ml HONH2HCl 10

Page 15: Laporan Fe

%, lalu ditambahkan 5 ml ortho-phenontrolin. Di aduk sampai rata dan

ditambahkan 5 ml Buffer asetat 50% dan diaduk kembali sampai rata.

Dilihat perubahan warnanya.

Pipet sampel masing masing sebanyak 10 ml,kemudian masukan

kedalam tabung nessler 50 ml. Tambahkan 1 ml HCl 1:1 pada masing-

masing tabung nessler, lalu di tambahkan HONH2HCl 10 % untuk masing-

masing tabung nessler, kemudian di tambahkan 5 ml ortho-phenotrolindan

di tambahkan 5 ml Buffer asetat 50 % untuk tiap-tiap tabung nessler

setelah itu diaduk sampai merata. Lihat perubahan warnanya, kemudian

dibandingkan warna yang dihasilkan dari larutan sampel yang mendekati

dengan warna larutan stok Fe. Dilihat warna yang paling mendekati antara

larutan sampel dengan larutan stok Fe. Dari hasil warnanya dapat dihitung

kadar Fe dari sampel tersebut.

Page 16: Laporan Fe

BAB IV

DATA PENGAMATAN

Pemakaian Bahan

Sampel = Aqua, Clean-q, Amos, Alham,

Club

Volume larutan stock Fe 10 ppm = 0,1 ml ; 0,2 ml ; 0,4 ml ; 0,6 ml ; 0,8 ml

Volume masing masing sampel = 10 ml

Larutan HCl 1 : 1 = 1 ml

HONH2HCl 10 % = 1 ml

Ortho-Phenotrolin = 5 ml

Buffer Asetat = 5 ml

1. Larutan stock Fe

Larutan stock Fe + HCl larutan bening

Larutan bening + HONH2HCl larutan bening

Larutan bening + orthophenontrolin larutan bening

Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda

2. Aqua

Aqua + HCl larutan bening

Larutan bening + HONH2HCl larutan bening

Larutan bening + orthophenontrolin larutan bening

Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda

3. Clean-Q

Clean-Q + HCl larutan bening

Larutan bening + HONH2HCl larutan bening

Larutan bening + orthophenontrolin larutan bening

Page 17: Laporan Fe

Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda

4. Alham

Alham + HCl larutan bening

Larutan bening + HONH2HCl larutan bening

Larutan bening + orthophenontrolin larutan bening

Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda

5. Club

Club + HCl larutan bening

Larutan bening + HONH2HCl larutan bening

Larutan bening + orthophenontrolin larutan bening

Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda

6. Amos

Amos + HCl larutan bening

Larutan bening + HONH2HCl larutan bening

Larutan bening + orthophenontrolin larutan bening

Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda

Page 18: Laporan Fe

BAB V

PENGOLAHAN DATA

5.1. Perhitungan Kadar Fe dalam Air

Pada percobaan penentuan kadar Fe dalam air kemasan,sampel

merk Clean-q yang warnanya mendekati larutan stok Fe 0,1 ml.

5.1.1. Clean-Q

Diketahui : - volume sampel = 10 ml

- konsentrasi Fe = 10 ppm

Penyelesaian :

Fe2+ mg/l = 0,1 µg Fe x 10 ppm10 ml

= 0,1 ppm

5.2. Tabulasi Data

Tabel 6.Tabulasi Data Percobaan

Sampel Volume Sampel

(ml)

µg Fe

(µg)

Kadar Fe2+

(mg/l)

Clean-q 10 0,1 0,1

Aqua 10 < 0,1 < 0,1

Amos 10 < 0,1 < 0,1

Club 10 < 0,1 < 0,1

Alham 10 < 0,1 < 0,1

Page 19: Laporan Fe

5.3. Reaksi

Fe2+ + 2HCl FeCl2 + 2 H+

(ferro) + (asam klorida) (besi (II) klorin) + ( hidroksi)

FeCl2 + 2H+ + HONH2HCl FeCl3 + NH4OH + H2O

(Besi(II) klorin) (Besi (III) klorin) + (Amonium Hidroksida) + (Air)

FeCl3 + NH4OH + C12H8N2H2O (Besi (III) klorin) (Amonium Hidroksida) ( O.Penontrolin)

FeCl2 + NH4Cl + C12H8N2H2O OH

(Besi (II) klorin) (Amonia klorida) ( O.Penontrolin Hidroksida)

FeCl2 + 2CH3COONH4 Fe(CH3COO)2 + 2NH4Cl

(Besi (II) klorin) (ammonium asetat) (besi (II) asetat) (ammonium

Klorida)

Page 20: Laporan Fe

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum Penetapan kadar Fe dalam Air kemasan dapat

disimpulkan bahwa :

1. Kadar Fe2+ pada sampel merk Clean-q yaitu sebesar 0,1 ppm.

2. Kadar Fe2+ diperoleh dengan cara membandingkan hasil warna yang

diperoleh dari sampel dengan warna dari larutan stok Fe atau bisa

dikatakan analisa dilakukan secara kualitatif.

3. Sampel Clean-Q memiliki kadar Fe2+ sebesar 0,1 mg/l dan sampel merk

lain memiliki kadar Fe lebih rendah, dimana berdasarkan SNI kadar Fe

maksimal sebesar 0,3 mg/l, jadi sampel (Aqua, Clean-Q, Amos, Club

dan Prima) tersebut baik untuk dikonsumsi.

6.2. Saran

Dalam praktikum Penentuan Kadar Fe dalam Air, dimana untuk

menentukan kadar Fe tersebut dilakukan perbandingan antara warna larutan

stok Fe dengan warna sampel. Dalam praktikum yang kami lakukan tidak

terlihat jelas perbandingan warnanya karena sampel yang kami bawa

termasuk kedalam kualitas yang bagus, jadi sebaiknya disarankan kepada

praktikan agar membawa sampel yang kualitasnya kurang bagus atau yang

air minum kemasan gelas yang berkualitas rendah.

Page 21: Laporan Fe

DAFTAR PUSTAKA

Pujiastuti, Peni, dkk.(2009). Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) dalam Air Sumur, Air

PDAM, dan Air Instalasi Migas didesa Kampung Baru Cepu Secara

Spektrofotometri

De Maio, A., Odone, G., Palmisano, E., Zannoni, R. (1979) An advanced method

for seawater chemical treatment in MSFD plants, Desalination, 31,

321−331.

Lara-Ruiz, J., Noyes, G., Holtzapple, M. T., An investigation of high operating

temperatures in Mechanical Vapor-Compression, Desalination, in press.

Juna Sihombing, (2011). Penuntun Pratikum Tekonologi Pengolahan Air dan

Limbah Industri, Medan: PTKI

Page 22: Laporan Fe

LAMPIRAN I

- KARAKTERISTIK AIR

A. Karakter fisik:

1. Temperatur suhu berpengaruh terhadap reaksi kimia, reduksi

kelarutan gas.

2. Rasa dan bau diakibatkan oleh senyawa-senyawa lain dalam

air seperti gas H2S , NH3, senyawa fenol, dll.

3. Warna : air yang murni tidak berwarna, bening dan jernih, adanya

warna pada air menunjukkan adanya senyawa lain yang masuk ke

dalam air.

4. Turbiditas/kekeruhan karena adanya bahan dalam bentuk

koloid dari partikel yang kecil, dan atau adanya pertumbuhan

mikroorganisma.

5. Solid disebabkan oleh senyawa organik maupun anorganik

dalam bentuk suspensi (larut). Jumlah total kandungan bahan

terlarut = TDS (Total dissolve solid), sedangkan bahan yang tidak

terlarut (terpisah dengan filtrasi atau sentrifugasi) = Suspended

Solid (SS).

B. Karakteristik kimia:

1. pH konsentrasi H+

Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa,

korosifitas air dan efisiensi klororinasi. Beberapa senyawa asam

dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi

Page 23: Laporan Fe

senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler,

dimana dissosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.

2. Potensial oksidasi-reduksi

3. Alkalinitas jumlah ion dalam air yang akan bereaksi dengan

ion hidrogen Sumber: bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3

2-)

hidroksida (OH-), HSiO3-, H2BO3

-, dll

4. Asiditas

5. Kesadahan : konsentrasi kation logam dalam larutan.Dalam

kondisi supersaturasi (sangat jenuh) akan bereaksi dengan anion

membentuk endapan. Kesadahan air yang tinggi akan

mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya

dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk

industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan

dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa,

disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam

air.

6. Dissolved Oxygen (DO)

DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal

dari fotosintesa dan absorbs atmosfer/udara. Semakin banyak DO

maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan

dalam presentase saturasi

7. Oxygen Demand BOD (Biological Oxygen Demand)

BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organic (zat

pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD

dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self

purification badan air penerima.

REAKSI :

Zat organik + m.o + O2 CO2 + m.o + sisa material organik

(CHONSP)

Page 24: Laporan Fe

8. nitrogen (organik, anorganik)

9. COD (Chemical Oxygen Demand)

COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk

mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.

10. Pospat

11. klorida.

12. Senyawa-senyawa kimia yang beracun

Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah

merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan

yang agak ketat (0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih

akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan

warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut

yang dapat menjadi racun bagi manusia.

C. Karakteristik Biologi:

Organisme yang ditemukan dalam perairan: bakteri, virus,

algae, jamur, mikroinvertebrata (protozoa, serangga, cacing, dll).

Karakteristik biologi ditentukan dengan parameter yang disebut indeks

biotik Indeks ini menunjukkan ada tidaknya organisme.

Page 25: Laporan Fe

LAMPIRAN II

1. Perbedaan besi, ferri, ferro

a. Besi

Besi adalah unsur dalam jadual berkala yang mempunyai simbol Fe

dan nombor atom 26. Besi merupakan logam yang berada dalam kumpulan

8 dan kala (period) 4. Atom besi biasa mempunyai 56 ganda jisim atom

hidrogen biasa. Besi adalah logam paling banyak, dan dipercayai unsur

kimia kesepuluh paling banyak di alam sejagat. Besi juga merupakan unsur

paling banyak (menurut jisim, 34.6%) membentuk bumi; penumpuan besi

pada lapisan berlainan di bumi berbeza antara tinggi peratusannya pada

lapisan dalam sehingga 5% pada kerak bumi; terdapat kemungkinan bahawa

teras dalam Bumi mengandungi hablur besi tunggal walaupun ia

berkemungkinan sebatian besi dan nikel; jumlah besar besi dalam Bumi

dijangka menyumbang kepada medan magnet Bumi. Simbolnya adalah Fe

ringkasan kepada ferrum, perkataan Latin bagi besi.

Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang

dijumpai dalam keadaan unsur bebas. Untuk mendapatkan unsur besi,

campuran lain mesti disingkir melalui pengurangan kimia. Besi digunakan

dalam penghasilan besi baja, yang bukannya unsur tetapi aloi logam

berlainan (dan sebahagian bukan-logam, terutamanya karbon).

Besi adalah sejenis logam yang hadir dalam konsentrasi yang rendah

dalam sebagian besar persediaan air. Besi dapat terlarut dalam air atau

tampak dalam bentuk khusus. Air berkorosif dapat merusak besi pada

saluran pipa. Besi dengan tingkat lebih dari 0.1 ppm pada umumnya

dikategorikan bermasalah karena memiliki potensi berkarat.

Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua

logam, iaitu merangkumi sebanyak 95 peratus daripada semua tan logam

yang dihasilkan di seluruh dunia. Gabungan harganya yang murah dengan

Page 26: Laporan Fe

kekuatannya menjadikannya amat diperlukan, terutamanya dalam

penggunaan seperti kereta, badan kapal bagi kapal besar, dan komponen

struktur bagi bangunan.

b.Ferro (Fe2+)

Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuih dan

liat. Ia melebur pada 15350C. Jarang terdapat besi komersial yang murni;

biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan

sulfide dari besi, serta seedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan

peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan.

Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada

mana menghasilkan garam-garam besi (II) dan gas hydrogen.

c. Ferri (Fe3+)

Besi(III) klorida, atau feri klorida, adalah suatu senyawa kimia yang

merupakan komoditas skala industri, dengan rumus kimia FeCl3. Senyawa

ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum

maupun sebagai katalis, baik di industri maupun di laboratorium. Warna

dari kristal besi (III) klorida tergantung pada sudut pandangnya: dari cahaya

pantulan ia berwarna hijau tua, tapi dari cahaya pancaran ia berwarna ungu-

merah.

Besi (III) klorida bersifat deliquescent, berbuih di udara lembap,

karena munculnya HCl, yang terhidrasi membentuk kabut. Bila dilarutkan

dalam air, besi (III) klorida mengalami hidrolisis yang merupakan reaksi

eksotermis (menghasilkan panas). Hidrolisis ini menghasilkan larutan yang

coklat, asam, dan korosif, yang digunakan sebagai koagulan pada

pengolahan limbah dan produksi air minum. Larutan ini juga digunakan

sebagai pengetsa untuk logam berbasis-tembaga pada papan sirkuit cetak

(PCB). Anhidrat dari besi (III) klorida adalah asam Lewis yang cukup kuat,

dan digunakan sebagai katalis dalam sintesis organik.

Page 27: Laporan Fe