disertasi - islamic university

333
MODEL PENGELOLAAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS MUHAMMADIYAH DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DISERTASI Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Doktor Manajemen Pendidikan Islam OLEH: RULITAWATI NIM: DMP.17.192 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1441H/2020M

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISERTASI - Islamic University

MODEL PENGELOLAAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS MUHAMMADIYAH DI PROVINSI

SUMATERA SELATAN

DISERTASI

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Doktor Manajemen Pendidikan Islam

OLEH:

RULITAWATI

NIM: DMP.17.192

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1441H/2020M

Page 2: DISERTASI - Islamic University

ii

Page 3: DISERTASI - Islamic University

iii

Page 4: DISERTASI - Islamic University

iv

Page 5: DISERTASI - Islamic University

v

Page 6: DISERTASI - Islamic University

vi

KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI PASCASARJANA

Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi, Telp. (0741) 60731 Fax. (0741) 60548 e-mail: [email protected]

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS DISERTASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rulitawati

NIM : DMP. 17.192

Tempat/Tgl Lahir : Rambai Kaca, 6 Mei 1972

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam

Alamat : Jl. Rawajaya, No. 480, Rt. 08, Rw. 02,Kel

Pahlawan,Kec, Kemuning Kota Palembang Provinsi

Sumatera Selatan

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa disertasi yang

berjudul: “Model Pengelolaan Kinerja Guru Sekolah Menengah

Atas Muhammadiyah di Provinsi Sumatera Selatan” adalah benar

karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebut sumbernya

sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila di kemudian hari ternyata

pernyataan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab

sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan ketentuan

Pascasarjana UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya

peroleh melalui disertasi ini.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk

dapat dipergunakan sepenuhnya.

Jambi, April 2020 Peneliti/Penulis

Rulitawati

NIM. DMP.17. 192

Page 7: DISERTASI - Islamic University

vii

MOTTO

ä3tF ø9 uρ öΝä3ΨÏiΒ ×π ¨Β é& tβθ ããô‰tƒ ’ n<Î) Î�ö� sƒø: $# tβρã� ãΒù' tƒ uρ Å∃ρã� ÷èpR ùQ$$ Î/ tβöθ yγ ÷Ζtƒ uρ Ç tã Ì� s3Ψßϑø9 $# 4 y7 Í×≈ s9 'ρé& uρ ãΝèδ šχθßs Î=ø�ßϑø9 $# ∩⊇⊃⊆∪

Artinya: “ dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S.Ali ĺmran:104)

|M ÷ƒ uu‘r& “Ï% ©!$# Ü>Éj‹ s3ムÉÏe$!$$ Î/ ∩⊇∪ š�Ï9≡ x‹ sù ”Ï%©!$# ‘í ߉tƒ zΟŠÏKuŠø9 $# ∩⊄∪ Ÿωuρ ÷Ùçts†

4’ n?tã ÏΘ$yèsÛ ÈÅ3ó¡ Ïϑø9 $# ∩⊂∪ ×≅÷ƒ uθ sù š,Íj#|Á ßϑù=Ïj9 ∩⊆∪ tÏ% ©!$# öΝèδ tã öΝÍκÍEŸξ |¹ tβθ èδ$y™

∩∈∪ t Ï%©!$# öΝèδ šχρâ !#t� ム∩∉∪ tβθãèuΖôϑtƒ uρ tβθ ãã$ yϑø9 $# ∩∠∪

Artinya: “ Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?(2)Itulah orang yang menghardik anak yatim, (3)dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin. (4) Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (5) (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (6) orang-orang yang berbuat riya, (7) dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Q.S. Al Ma’un: 1-7).

Page 8: DISERTASI - Islamic University

viii

PERSEMBAHAN

Disertasi ini penulis persembahkan kepada:

1. Yang mulia ibunda, H. Napsinah (almarhumah)

2. Yang mulia ayanda, Matzen (almarhum)

3. Yang mulia ibu mertua, Dra. Armawaty (almarhumah)

4. Yang mulia ayah mertua, Drs. Himdi manan (almarhum)

5. Suami Tercinta, Hery Fitriadi

6. Anak-anak tersayang, M.Aidil Fitriansyah, S.P dan Habiburachman

7. Teman-teman S3 Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana

UIN STS Jambi Angkatan 2017/2018

Page 9: DISERTASI - Islamic University

ix

ABSTRAK

Rulitawati, NIM: DMP.17.192. Model Pengelolaan Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah di Provinsi Sumatera Selatan. Disertasi Pascasarjana UIN STS Jambi, 2019. Promotor: Prof. Dr. H. Ahmad Husien Ritonga, MA, Co-Promotor: Prof. Dr. H. Lias Hasibuan,MA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana model pengelolaan tenaga pengajar yang dilakukan pihak manajemen sekolah sehingga berakibat kepada kinerja guru di sekolah menengah atas Muhammadiyah Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian lapangan ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan untuk mendapatkan validitas dan keterpercayaan data peneliti menggunakan triangulasi data, perpanjangan masa dilapangan dan melakukan konfirmasi pakar, serta konsultasi dengan pembimbing. Penelitian ini menemukan bahwa model pengelolaan kinerja guru yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah model yang sudah berhasil meningkatkan kinerja guru, secara umum diketahui bahwa model kinerja guru tersebut dapat menghasilkan fungsi-fungsi umum manajemen kepala sekolah yang dimulai dari POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling), bahwa POAC yang dilakukan mendukung keberhasilan guru, selanjutnya keberhasilan model tersebut juga karena didukung oleh faktor-faktor manajemen kepala sekolah yang terdiri dari man (kepala sekolah), Money (dana/uang), Material (media), Machine (Mesin/peralatan), Method (cara memproses), Market (Pasar), Minute (Waktu) yang kesemua faktor ini mendukung terhadap keberhasilan model pengelolaan kinerja guru oleh kepala sekolah SMA Muhammadiyah Sumatera Selatan. Dari temuan yang diperoleh, peneliti merekomendasikan model pengelolaan kinerja guru yang berangkat dari input yang melakukan penerimaan guru sesuai dengan kualifikasi akademik (S1), dalam prosesnya meningkatkan kompetensi guru dengan melakukan pendidikan dan pelatihan, supervisi, monitoring serta review. Pada output serta outcome menghasilkan mutu kinerja guru yang tidak terlepas pada peningkatan hasil belajar dan lulusan SMA Muhammadiyah yang berkualitas.

Kata Kunci: Model Pengelolaan, Kinerja Guru.

Page 10: DISERTASI - Islamic University

x

ABSTRACT

Rulitawati, NIM: DMP.17.192. Management Performance Model of Senior High School Teachers of Muhammadiyah in South-Sumatera Province.Postgraduate Dissertation of UIN STS Jambi, 2019.Promotor: Prof. Dr. H. Ahmad Husien Ritonga, MA, Co-Promotor: Prof. Dr. H. Lias Hasibuan, MA.

This study aims at investigating the model of teachers’ management carried out by school management as a result of teachers’ performance at Muhammadiyah Senior High School, South Sumatera.

The study employed qualitative descriptive approach. Data collection techniques were observation, interview and documentation. The subject of research was selected purposively. Validity and reliability were obtained from data triangulation, field extension period and expert confirmation as well as consultation with advisors.

This research reveals that the model of teachers’ management carried out by the school principal was the model that successfully promoted teachers’ performance. It was generally found out that the model of teachers’ performance could result in the general functions of school principal management starting from POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling), that POAC conducted supported the teachers’ success. The model is supported by the factors of school principal management consisting of man (principal), money, material (media), machine, method, market, minute which all of these support the success of teachers’ performance management by school principal at Muhammadiyah Senior High School.

Based on the findings, the researcher recommends the management model of teachers’ performance that stemmed from the input, recruiting the teachers in accordance with academic qualification (S1), in the process of enhancing the teachers’ competence by holding the training and education, supervision, monitoring and reviewing. In the output and outcome, it results the qualitied teachers’ performance influencing the students’ learning outcome and the qualified graduates of Muhammadiyah Senior High School.

Keywords: Management Model, Teachers’ Performance

Page 11: DISERTASI - Islamic University

xi

KATA PENGANTAR

ÉΟó¡ Î0 «!$# Ç≈uΗ÷q§�9 $# ÉΟŠÏm §�9$#

Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, yang

mengatur sekalian alam , yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-

Nya, serta telah memberikan kekuatan kepada peneliti dalam

menyelesaikan disertasi ini. Shalawat salam semoga tetap tercurah

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Karya tulis dalam bentuk

disertasi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam pada

Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti menyadari

bahwa dalam penulisan laporan hasil penelitian disertasi ini belum

sempurna, baik secara metodologi maupun secara analisis. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran kostruktif dari pembaca.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada semua pihak yang

telah membantu demi kelancaran dalam penyelesaian disertasi ini.Oleh

karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih dan

penghargaan kepada:

1. Kepada Direktur Jendral kependidikan Islam program Mora

Scholarship 5000 Doktor Kementerian Agama Republik Indonesia.

2. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA.,Ph.D selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Syukri, SS., M. Ag selaku Direktur

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

4. Bapak Dr. Badarussyamsi, S.Ag., M.A selaku Wakil Direktur

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

5. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Husin Ritonga, MA, Promotor Disertasi.

6. Bapak Prof. Dr. H. Lias Hasibuan, MA, co-Promotor Disertasi.

Page 12: DISERTASI - Islamic University

xii

7. Bapak Dr. H. Abid Djazuli, SE., MM Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Palembang.

8. Bapak Kepala Badan Kesbang Linmas Provinsi Jambi dan Provinsi

Sumatera Selatan yang telah memberikan izin penelitian.

9. Bapak Dr. H. Haryadi, M.Pd, selaku Ketua Majelis Pendidikan Dasar

dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan.

10. Bapak Drs. Muhammad Haitami, M.Pd. I, selaku Pimpinan Daerah

Muhammadiyah Kota Palembang.

11. Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang, Bapak. H. Rosyidi, M.Pd,

12. Para Guru, Staf, dan Siswa SMA Muhammadiyah 1 Palembang Kota

Palembang.

13. Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

14. Bapak dan Ibu Staf Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

15. Teman-teman seperjuangan Pascasarjana Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

16. Semua yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu

Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan, saran dan kritikan

guna penyempurnaan disertasi ini, akan peneliti terima, semoga disertasi

ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Akhirnya peneliti ucapkan

terima kasih.

Jambi, April 2020 Peneliti

Rulitawati NIM. DMP.17.192

Page 13: DISERTASI - Islamic University

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i LEMBAR LOGO ............................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PROMOTOR .................................... iii HALAMAN NOTA DINAS .............................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... v HALAMAN SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS ...................... vi HALAMAN MOTO .......................................................................... vii HALAMAN PERSEBAHAN ............................................................ viii ABSTRAK ...................................................................................... ix ABSTRACT .................................................................................... x KATA PENGANTAR ...................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xv PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................... 28 C. Fokus Penelitian ........................................................ 29 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................... 29

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Pengelolaan/Manajemen .................... 31 2. Manajemen Sumber Daya Manusia ...................... 34 3. Manajemen Pendidikan ......................................... 37

a. Perencanaan (Planning) .................................. 41 b. Pengorganisasian (Organizing) ....................... 46 c. Pelaksanaan (Actuating) .................................. 49 d. Pengawasan (Controlling) ................................ 50

4. Manajemen Kinerja ............................................... 51 5. Kinerja Guru .......................................................... 60 6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Guru ...................................................................... 91 7. Efektivitas, efisien Model Pengelolaan Kinerja

Guru ...................................................................... 95 B. PENELITIAN YANG RELEVAN .................................. 97

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ................................................ 106 B. Situasi Sosial dan Sabjek Penelitian .......................... 109 C. Jenis dan Sumber Data .............................................. 112 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 115

Page 14: DISERTASI - Islamic University

xiv

E. Teknik Analisa Data .................................................... 121 F. Uji Keterpercayaan Data ............................................. 129 G. Rencana dan Waktu Penelitian .................................. 132

BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi 1. Historis .................................................................. 135 2. Tujuan Pendidikan Muhammadiyah ...................... 137 3. Visi Dan Misi Sekolah ............................................ 138 4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ...... 139 5. Keadaan Kurikulum ............................................... 146 6. Keadaan Siswa ..................................................... 150 7. Keadaan Sarana dan Prasarana ........................... 156 8. Bidang Keuangan .................................................. 158 9. Bidang Hubungan Masyarakat .............................. 158 10. Ciri khas Yang di Unggulkan ................................. 159

B. Hasil Penelitian Dan 1. Realitas Pengelolaan Kinerja Guru SMA Muhammadiyah

1 Palembang ......................................................... 161 a. Perencanaan ................................................... 161 b. Pengorganisasian ............................................ 170 c. Pelaksanaan .................................................... 173 d. Pengawasan .................................................... 184

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kinerja Guru SMA MUhammadiyah 1 Palembang ............ 186

3. Efektivitas, Efisien Pengelolaan dalam Peningkatan Kinerja Guru SMA Muhammadiyah1 ..................... 206

4. Model Pengelolaan Kinerja Guru Yang di Angkat Dan dikomunikasikan sebagai studi inovasi .......... 237

C. Analisis Hasil Penelitian .............................................. 247 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................. 284 B. Implikasi ....................................................................... 287 C. Rekomendasi ............................................................... 295

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE

Page 15: DISERTASI - Islamic University

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 1. 1 Informasi data uji kompetensi Provinsi .................... 6

Tabel 1. 2 Informasi data uji kompetensi Sumatera Selatan .... 6

Tabel 2. 1 Indikator Model Pengelolaan ................................... 60

Tabel 2. 2 Indikator Kinerja Guru ............................................. 72

Tabel 3. 1 Rencana Penelitian .................................................. 134

Tabel 4. 1 Tenaga Pendidik SMA muhammadiyah 1 ............... 141

Tabel 4. 2 Tenaga Kependidikan ............................................. 145

Tabel 4. 3 Peserta didik SMA Muhammadiyah 1 tahun 2017 ... 151

Tabel 4. 4 Peserta didik SMA muhammadiyah 1 tahun 2018 . 152

Tabel 4. 5 Kegiatan Ektrakurikuler ........................................... 155

Tabel 4. 6 Sarana dan Prasarana ............................................ 157

Tabel 4. 7 Unsur Kompetensi ................................................... 258

Tabel 4. 8 Unsur Motivasi ........................................................ 270

Page 16: DISERTASI - Islamic University

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman Gambar 2. 1 Sistem Manajemen Kinerja PMS ........................... 52

Gambar 2. 2 Proses Manajemen Kinerja ................................... 54

Gambar 2. 3 The Performance Management Cycle ................... 57

Gambar 2. 4 Siklus Manajemen Kinerja Torrington dan Hall .... 58

Gambar 2 5 The Performance Management Ken Blanchar ....... 58

Gambar 2.6 Prestasi, Kombinasi, Kompetensi, Keterampilan ... 80

Gambar 2.7 Teori Model Developing Teacher Competencies ... 81

Gambar 2.8 Sosok Guru Profesional ........................................ 84

Gambar 2.9 Elemen Kinerja, Faktor Yang Mempengaruhi ....... 91

Gambar 2.10 Faktor Yang Mempengaruhui Kinerja Organisasi .. 93

Gambar 2.11 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas ............ 94

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah ............ 175

Gambar 4.2 Model Pengelolaan Kinerja Guru

SMA Muhammadiyah ............................................ 245

Gambar 4.3 Konsep Kompetensi Individu ................................. 259

Gambar 4. 4 Hirarki Maslow Tentang Motivasi .......................... 266

Gambar 4. 5 Rancangan Model Pengelolaan Kinerja Guru

SMA Muhammadiyah 1 Palembang ....................... 282

Page 17: DISERTASI - Islamic University

xvii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 danNomor: 0543b/U/1987.

1. Konsonan Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya kedalam huruf Latin

dapat di lihat pada halaman berikut : Huruf Arab Nama Huruflatin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

Ba b Be ب

Ta t Te ت

Tsa Ṡ ثEs (dengan titik di

atas)

Jim J Je ج

Ḥa Ḥ حHa (dengan titik di

bawah)

Kha Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

Żal Ż ذZet (dengan titik

diatas)

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan ha ش

Șad Ș صEs (dengan titik di

bawah)

Ḍad Ḍ ضDe (dengan titik di

bawah)

Ṭa Ṭ طTe (dengan titik di

bawah)

Ẓa Ẓ ظZet (dengan titik di

bawah)

Ain ‘--- Koma terbalik di atas‘ ع

Gain G Ge غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wau W We و

Ha H Ha هـ

Hamzah ’ Apostrof ء

Ya Y Ye ي

Page 18: DISERTASI - Islamic University

xviii

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa

diberi tanda apapun.Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis

dengan tanda (‘).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vocal bahasa Indonesia, terdiri atas

vocal tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambingnya berupa tanda atau harakat,

transliterasinya sebagai berikut :

Tanda Nama Huruflatin Nama

Fatḥah A A أ

Kasrah I I ٳ

Ḍammah U U ٱ

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan

antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu :

Tanda Nama Huruflatin Nama

Fatḥahdanya Ai A dan I ئي

Fatḥahdanwau Au A dan U ئو

Contoh :

haula : هول Kaifa : كيف

3. Maddah

Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harkat

dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu :

Harkat dan huruf Nama Huruf dan tanda Nama

◌… أ ي.…Fathah dan alif atau ya

ā A dan garis di atas

ى……◌ Kasrah dan ya ī I dan garis di atas

◌……… و Dammah dan wau Ū U dan garis di

atas

Page 19: DISERTASI - Islamic University

xix

Contoh : māta : مات

ramā : رمى

qila : قيل

yamutu : يموت

4. Ta marbūtah Transliterasi untuk ta marbūtah ada dua, yaitu: ta marbūtah yang

hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah dan dammah, transliterasinya

adalah (t). Sedangkan ta marbūtah yang mati atau mendapat harkat

sukun, transliterasinya adalah (h).

Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbūtah diikuti oleh kata

yang menggunakan kata sandang al-serta bacaan kedua kata itu terpisah,

maka ta marbūtah itu di translitersikan dengan ha (h).contoh :

raudah al-atfāl : روضة الأطفال

al-madinah al-fādilah : المدينة الفاضلة

al-hikmah : الحكمة

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda tasydid ( ◌),dalam transliterasinya ini dilambangkan

dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberitanda syaddah.

Contoh :

rabbanā : ربنا

ينا najjainā : نج

al-haqq : الحق

al-hajj : الحج

م nu”ima : نع

aduwwun‘ : عدو

Jika huruf ی ber-tasydid di akhir sebuah kata dan di dahului oleh

huruf kasrah (ۍ), maka ia ditranslitersi seperti huruf maddah (ī).

Contoh :

Ali (bukan ‘Aliyyatau ‘Aly)‘ : على

Arabi (bukan ‘Arabiyyatau ‘Araby)‘ : عربى

Page 20: DISERTASI - Islamic University

xx

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا

(aliflamma’arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi

seperti, al-, baik ketika ia di ikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariyah.

Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya.Kata

sandang di tulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan

garis mendatar (-).Contohnya:

al-syamsu (bukanasy-syamsu) : الشمس

لزلة al-zalzalah (az-zalzalah) : الز

ة الفلسف : al-falsafah

al-bilādu : البلاد

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (‘) hanya berlaku bagi

hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di

awal kata, ia tidak dilambangkan karena dalam penulisan Arab ia berupa alif.

Contohnya :

ta’murŪna : تأمرون

’al-nau : النوء

syai’un : شيئ

umirtu : أمرت

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata istilah

atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata istilah

atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan

bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa

Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya

kata Al-Qur’an (darial-Qurān), Sunnah, khusus dan umum.Namun, bila

kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka

mereka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh:

Fī Zilā al-Qur’ān

Al-Sunnahqabl al-tadwin

Al-‘Ibārāt bi ‘umum al-lafzlā bi khusus al-sabab

Page 21: DISERTASI - Islamic University

xxi

9. Lafz al-Jalalah (الله)

Kata ”Allah” yang di dahului partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya

atau berkedudukan sebagai mudāfilaih (frasa nominal), ditrasliterasitan pah uruf

hamzah. Contoh :

ينا¤د Dinullāh

Billāh باالله

Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-ja

lālah, ditrasliterasi dengan huruf (t).contoh :

Hum fīrahmatillāh هم فيرحمة الله

10. Huruf Kapital

Walau system tulisan Arab tidak mengenal huruf capital (All Caps), dalam

transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf

capital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD).

Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang,

tempat, bulan) dan huruf pertama apa dipermulaan kalimat. Bila nama diri di

dahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf capital tetap

huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak

pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf

kapital (AL). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul

referensi yang di dahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks

mau pun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). contoh :

Wamā Muhammadun illārasul

Inna awwal abaitin wudi’alinnāsilallazi bi Bakkatamubārakan

Syahru Ramadānal-laziunzilafih al-Qur’ān

Nasir al-Din al-Tusi

Abu Nasr al-Farābi

Al-Gazāli

Al-Munqiz min al-Dalāl

Page 22: DISERTASI - Islamic University

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran penting untuk menentukan

perkembangan dan perwujudan dari individu, terutama bagi pembangunan

bangsa dan Negara. Kemajuan suatu lembaga pendidikan bergantung

kepada bagaimana pengelolaan/manajemen, mengenali, menghargai dan

memanfaatkan sumber daya manusia yang akan berkaitan dengan

kualitas pendidikan, yang akan diberikan kepada peserta didik dan

anggota masyarakat. Pendidikan juga merupakan salah satu indikator

yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan

khususnya pembangunan sumber daya manusia. Melalui Pendidikan

dapat menggali potensi yang ada pada peserta didik sebagai individu,

untuk selanjutnya berkontribusi kepada keluarga, masyarakat, bangsa dan

negara dalam menghadapi tantangan masyarakat global.

Salah satu ciri penting era globalisasi adalah tingginya tingkat

persaingan yang meliputi hampir di semua kehidupan, tidak terkecuali

dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi menjadi dasar sekaligus ujung tombak

berkembangnya informasi global yang memetik lahirnya budaya global

yang berdampak pada berubahnya pola perilaku manusia. Idealnya

perubahan besar tersebut mampu meningkatkan mutu sumber daya

manusia di segala bidang. Tetapi kenyataannya berdasarkan laporan

Programme for International Students Assessment (PISA) 2018 program

yang mengurutkan kualitas sistem pendidikan di 89 negara, Indonesia

menduduki peringkat 52. Dua tahun sebelumnya (PISA 2015), Indonesia

menduduki peringkat kedua dari bawah atau peringkat 62. 1

1Indonesia Peringkat 62 dari 72 Negara di Dunia, Diakses http://thejakartapost.com Pada Tanggal 14 Oktober 2018 pukul 16.30 WIB.

Page 23: DISERTASI - Islamic University

2

Kenyataan di atas ternyata juga mempengaruhi mutu pendidikan

Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report

2017: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan

Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin

(1/3/2017), Indeks pembangunan pendidikan atau human development

index (HDI) berdasarkan data tahun 2017 adalah 0,694. Nilai itu

menempatkan Indonesia di posisi ke-115 dari 189 negara di dunia. Meski

demikian kualitas pendidikan di Indonesia masih lebih baik dari Vietnam

(116), Irak (120), India (129), dan Maroko (122).2

Informasi di atas memberikan gambaran bahwa peningkatan mutu

sumber daya manusia hanya bisa dilakukan melalui pendidikan, karena

pendidikan akan dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia dan

daya saing di tingkat global. Pentingnya pendidikan tersebut telah

dinyatakan di dalam Al-Mujadalah ayat 11.

… Æìsùö� tƒ ª! $# tÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u öΝä3ΖÏΒ t Ï%©!$#uρ (#θè?ρé& zΟù=Ïè ø9 $# ;M≈ y_ u‘yŠ 4…

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.3

Imam Syafe’I pernah menyatakan:

نـيا فـعليه � لعلم، ومن أرادالاآخرة فـعليه �لعلم، ومن أرادهما فـعل يه �لعلم من أرا دالد

Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Tirmidzi).4

2 Azhar, Kualitas Pendidikan di Indonesia Tingkat Dunia, diakses dari http://Azharmid,

blogspot.co.id pada tanggal 18 Oktober pukul 19.30 WIB. 3 Kementerian Agama R I, Al-Qur’an dan Terjemahnya Indonesia (Jakarta: Departemen Agama RI, 2010),hlm. 542. 4 Ahmad Al Hafiz, Hadits Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu, http://www.dic.or.id/hadist-tentang-kewajiban-menuntut-ilmu/ di akses 15 Oktober 2018 pikul 16.30.

Page 24: DISERTASI - Islamic University

3

Dalam Tafsir Al- Misbah dijelaskan Ayat di atas tidak menyebutkan

secara tegas bahwa Allah akan meninggikan derajat orang berilmu.

Tetapi menegaskan bahwa mereka memiliki derajat-derajat, yakni lebih

tinggi sekedar beriman. Tidak disebutnya kata meninggikan itu, sebagai

isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimilikinya itulah yang berperanan

besar dalam ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat dari

faktor di luar ilmu itu.5

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT akan meninggikan orang-

orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu, dan Allah SWT akan

mengangkat derajatnya orang berimannya dan berilmu karena ilmunya.

Iman memberi cahaya pada jiwa seseorang, dengan ilmu dan iman

membuat orang mempunyai etika dan moral. Dan hadits diatas

menjelaskan bahwa kewajiban menuntut ilmu itu adalah wajib supaya

kehidupan manusia baik baik di dunia dan akhirat.

Manusia disuruh menuntut ilmu dari buayan sampai keliang lahat,

manusia sebagai makhluk berfikir selalu untuk memikirkan ciptaan Allah

yaitu dunia serta isinya karena manusia sebagai khalifah di dunia yang

diberikan amanah untuk mengatur dunia ini, agar manusia tidak tersesat

manusia dalam kehancuran. Ilmu tidak akan ada kalau tidak belajar atau

mendengar apa yang diberikan oleh pendidik, dengan pendidikanlah

manusia mampu memecahkan persoalan hidup dalam kehidupan didunia

ini. Jadi pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan.

Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber

daya manusia jangka panjang dan mempunyai nilai strategis bagi

kelangsungan peradaban manusia di dunia dan bekal hidup di akhirat

kelak. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan

Nasional yang pada hakikatnya berupaya mencerdaskan kehidupan

bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan

masyarakat yang maju, adil, dan makmur, serta memungkinkan para

5 bumipanritakitta.blogspot.com/2013/01/Tafsir-Al-Misbah-Qs-Al-Mujadalah-Ayat-11.html/

di akses 15 Oktober 2018 pikul 16.30.

Page 25: DISERTASI - Islamic University

4

warganya mengembangkan diri baik aspek jasmaniah maupun rohaniah.

Pendidikan itu bertugas mempersiapkan generasi anak-anak bangsa

sejak kecil melalui berbagai lembaga pendidikan agar mampu menjalani

kehidupan dengan sebaik baiknya di kemudian hari sebagai Hamba dan

khalifah Allah di bumi. Namun pendidikan anak di bidang ilmu dan

teknologi, perlu diimbangi dengan pendidikan agama, sebagai alat kendali

yang menentukan arah dan kehidupan mereka dalam menentukan harkat

dan martabat mereka sepanjang masa secara utuh, seimbang, jasmani

dan rohani dunia dan akhirat.

Pendidikan merupakan indikator terpenting majunya suatu negara.

Pendidikan berkualitas tentunya mampu menghasilkan sumber daya

manusia (SDM) yang berkualitas pula. Terkait dengan pentingnya sumber

daya manusia, Presiden Joko Widodo menyatakan “kemajuan sebuah

negara sangat bergantung pada kemampuan sumber daya manusia yang

dimiliki. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki tanggung

jawab yang besar dalam mengembangkan sumber daya manusia di

Indonesia”. Sumber daya manusia berkualitas lebih penting dibandingkan

kekayaan sumber daya alam (SDA).6

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

dan dengan giatnya melaksanakan pembangunan, baik pembangunan di

bidang fisik maupun di bidang mental spiritual. Hal ini dapat dilihat dari

tujuan pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menjelaskan “Tujuan Pendidikan Nasional adalah “Untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

6 SDM Kunci Kemajuan Bangsa, http://presidenri.go.id/berita-aktual-sdm-kunci. tt.diakses

tanggal 14 Oktober 2018 pukul. 16.30

Page 26: DISERTASI - Islamic University

5

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang

demokratis serta bertanggung jawab.”7

Problem pendidikan di Indonesia dewasa ini adalah kualitas guru

yang tidak sesuai standar pemerintah dan harapan masyarakat. Kondisi

ini berimbas pada kualitas pendidikan Indonesia yang rendah. Kualitas

pendidikan di Indonesia dewasa ini banyak mendapat sorotan dan kritikan

dari dalam negeri maupun luar negeri, beberapa tahun silam majalah

Asiaweeks pernah memuatkan beberapa beberapa perguruan tinggi

ternama dan berkualitas di benua Asia, perguruan tinggi ternama

Indonesia menempati urutan jauh di belakang negara tetangga seperti

Malaysia, Singapura, Korea, Cina dan negara lain. Para pakar pendidikan

Indonesia mendesak pemerintah untuk membenahi mutu pendidikan mulai

dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.8

Berdasarkan problem tersebut untuk mencapai tujuan sekolah

secara efektif dan efisien para guru sebagai penggerak motivasi diri

sendiri perlu meningkatkan kinerjanya dengan merencanakan program

pribadi karena hal demikian merupakan kunci utama yang harus selalu

ditingkatkan, sedangkan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu

dilakukan dan diawali oleh diri sendiri (Guru) dan didukung oleh manajer

sekolah sehingga menjadi guru yang bermutu. Maka uji kompetensi guru

di setiap sekolah harus dilaksanakan, sebagai tolok ukur kemampuan

kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Ini dapat dibuktikan data uji

kompetensi guru yang sudah dinilai baik di Indonesia seperti Provinsi D.K.I

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali,

Kalimantan Selatan, Bangka Belitung dan Sumatera Barat. Secara rinci

data Uji Kompetensi Guru dijelaskan seperti gambar berikut:

7 Anonim, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 28. 8 Martinis Yamin, Profesional Guru & Implementasi KTSP (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 61.

Page 27: DISERTASI - Islamic University

6

Tabel. 1.1 Informasi Data Uji Kompetensi Guru.9

No Provinsi SD SMP SMA SMK Pedagogik Profesional Rata-rata

1 Prov. D.K.I. Jakarta 60.64 63.37 70.00 60.06 56.74 65.09 62.58

2 Prov. Jawa Barat 56.65 60.70 66.73 59.29 54.36 60.95 58.97

3 Prov. Jawa Tengah 61.88 66.14 70.10 61.91 57.25 65.89 63.30

4 Prov. D.I. Yogyakarta 66.36 68.92 73.78 66.00 60.94 69.63 67.02

5 Prov. Jawa Timur 58.90 63.07 67.31 60.53 55.22 63.12 60.75

6 Prov. Bali 57.29 61.70 66.05 62.74 54.91 62.36 60.12

7 Prov. Kalimantan Selatan 54.57 58.54 63.09 59.84 52.29 58.92 56.93

8 Prov. Bangka Belitung 56.51 62.06 64.92 60.26 54.54 61.02 59.07

9 Prov. Sumatera Barat 56.13 59.51 63.92 59.33 54.04 60.23 58.37

Masalah yang terjadi di Sumatera Selatan adalah kurangnya

sumber daya manusia (SDM) pendidikan yang profesional. Hal ini dapat

diketahui dari Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan

tahun 2018, yang mengemukakan masalah utama pendidikan di Sumatera

Selatan adalah kualitas sumber daya manusia pendidikan masih belum

optimal sehingga Sasaran Program Prioritas Daerah adalah peningkatan

prosentase guru yang sertifikasi.10 Secara rinci data Uji Kompetensi Guru

dijelaskan seperti gambar berikut:

Tabel. 1.2 Data Uji Kompetensi Guru Sumatera Selatan11

No Kabupaten SD SMP SMA SMK Pedagogik Profesional Rata-rata

1 Kab. Musi Banyuasin

50.75 53.33 54.94 53.55 49.04 53.73 52.32

2 Kab. Ogan Komering Ilir 49.06 53.59 55.69 54.72 47.77 52.86 51.33

3 Kab. Ogan Komering Ulu

49.73 52.83 57.55 55.12 49.72 53.45 52.33

4 Kab. Muara Enim

49.78 54.25 58.49 55.02 49.33 53.86 52.50

5 Kab. Lahat 46.43 51.37 53.20 51.72 46.75 50.11 49.10

9 https://npd.kemdikbud.go.id/appid=ukg, diakses tanggal, 14 Oktober, 2018.

10Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018, bappeda. Sumsel prov.go.id, hlm.43. 11 https://npd.kemdikbud.go.id/appid=ukg, diakses tanggal, 14 Oktober, 2018

Page 28: DISERTASI - Islamic University

7

6 Kab. Musi Rawas 49.96 52.29 56.39 53.24 48.68 52.91 51.64

7 Kab. Banyuasin 51.71 54.31 56.01 54.47 49.08 54.51 52.88

8 Kab. Ogan Komering Ulu Timur

50.93 54.28 57.01 52.10 48.69 54.23 52.57

9 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan

47.23 51.58 52.94 50.68 46.59 50.23 49.14

10 Kab. Ogan Ilir 48.86 56.66 60.48 55.25 48.58 53.80 53.80 11 Kab. Empat

Lawang 46.06 49.79 54.32 55.68 45.57 49.23 48.13

12 Kab. Penukal Abab 50.63 51.90 53.71 52.67 48.12 52.96 51.51

13 Kab. Musi Rawas Utara 47.66 48.58 51.10 53.35 45.37 49.75 48.43

14 Kota Palembang 50.89 54.73 59.93 54.15 50.71 55.91 54.35

15 Kota Prabumulih 50.73 55.05 58.21 54.61 52.02 55.08 54.16

16 Kota Lubuklinggau 48.16 51.84 55.57 55.19 49.80 52.73 51.85

17 Kota Pagar Alam 49.61 52.49 55.32 51.36 49.26 52.57 52.57

Dari data guru ini belum semua guru yang memiliki sertifikat

sebagai guru profesional dan telah bersertifikasi. Salah satu contohnya,

kondisi tenaga guru di Kota Palembang menurut Kepala Dinas Kota

Palembang, bahwa jumlah guru, baik guru sekolah negeri maupun

sekolah swasta baik SD, SMP, SMA dan SMK, maupun berbagai tingkat

kelas di Madrasah, seperti MI, MTs, dan MA baik negeri maupun swasta

bersertifikasi. Beberapa kendala dalam proses sertifikasi adalah masih

kurangnya jam mengajar guru, usia dan persyaratan lainnya seperti Ujian

Kompetensi Guru (UKG), jam mengajar belum banyak yang terpenuhi dan

lain-lain.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen bab I pasal 1 ayat 1, mengandung makna bahwa

tugas guru bukan hanya membangun aspek pengetahuan, tetapi juga

membina kepribadian peserta didik misalnya dalam hal disiplin, motivasi,

tanggung jawab dan kemandirian. Pasal 7 Undang-undang tersebut

dijelaskan bahwa profesi guru merupakan pekerjaan khusus yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip memiliki komitmen untuk meningkatkan

mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. Kemudian pada

Pasal 8 dan 9 tentang guru dan dosen, guru wajib memiliki kualifikasi

Page 29: DISERTASI - Islamic University

8

akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.12

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh

melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Seorang pemimpin lembaga pendidikan harus bisa

mengidentifikasi, kualifikasi masing-masing guru. Pemimpin hendaknya

mengetahui sifat universal guru yang biasanya tidak senang diperintah.

Guru pada dasarnya bersedia dengan senang hati jika perintah itu

dilakukan dengan persuasif dan didasarkan atas kecakapan dan

kebanggaan atas keahlian guru. Keahlian guru adalah cerminan yang

paling sederhana dari motivasi dasar mereka miliki. Jadi keahlian guru

sebagai manusia, baik di dalam atau di luar kelas, sesungguhnya

merupakan cerminan sederhana dari motivasi dasarnya bekerja sebagai

guru. Terlebih keahlian di sekolah, hampir dapat dipastikan merupakan

cermin dari motivasi dasarnya sebagai tenaga pendidik.

Menurut Chatib Guru adalah sebuah profesi. Profesionalitas guru

tentunya sangat terkait dengan unsur manajemen kerja guru: bagaimana

guru membuat perencanaan, kemudian mengaplikasikannya dengan

mengajar di kelas, lalu harus ada evaluasi tentang kualitas pembelajaran

itu hari demi hari.13 Guru merupakan bagian integral dari sumber daya

pendidikan yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Sebagai

salah satu sub komponen pendidikan khususnya komponen pendidik dan

tenaga kependidikan, guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu

pendidikan dan mereka berada di titik sentral dari setiap reformasi

pendidikan yang diarahkan adanya perubahan-perubahan yang baik.

12 Anonim, Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 6. 13 https://www.facebook.com Chatib,(2014, Maret 12). Profesionalitas Guru. diakses tanggal, 14 Oktober, 2018.

Page 30: DISERTASI - Islamic University

9

Setiap usaha peningkatan mutu pendidikan seperti pembaharuan

kurikulum, pengembangan metode-metode mengajar penyedian sarana

dan prasarana akan berarti apabila melibatkan guru.

Guru merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan yang

bermuara pada peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan nasional,

karenanya semua lapisan masyarakat menyadari kedudukan bahwa guru

memiliki peran sentral dan strategis dalam setiap upaya peningkatan

kualitas pendidikan. Khususnya mengarah kepada peningkatan kualitas

tenaga pendidik. Tugas dan tanggung jawab seorang guru dituntut untuk

memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu, kemampuan

tersebut sebagian dari kompetensi guru. Kinerja merupakan suatu

kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai

pendidik dapat terlaksana dengan baik. Agar guru dapat berkinerja

dengan baik, maka harus mempunyai kompetensi dasar, sebab guru

dipandang sebagai pengambilan keputusan dalam pembelajaran.

Guru adalah faktor dominan dan paling penting dalam sistem

pendidikan sekolah, maupun lembaga pendidikan Islam lainnya karena

sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh

sebab itu, guru seyogyanya memiliki kemampuan yang memadai untuk

mengembangkan siswanya secara utuh, guru perlu menguasai berbagai

hal sebagai kemampuan yang dimilikinya. Guru memiliki arti dan peran

yang sangat penting dalam pendidikan Islam. Hal ini disebabkan ia

memiliki tanggung jawab dan menentukan arah pendidikan.

Guru adalah tenaga profesional yang bertanggung jawab

bersungguh-sungguh untuk mendidik dan mengajarkan anak didik dengan

pengalaman yang dimilikinya, baik wadah formal maupun wadah non

formal. Dengan upaya ini maka anak didik bisa menjadi orang yang

cerdas dan beretika tinggi. Guru sebagai komponen bertanggung jawab

dalam proses dan misi pendidikan secara umum serta proses

pembelajaran secara khusus, sangat rentan dengan berbagai persoalan

yang mungkin muncul apabila rencana awal proses pembelajaran ini tidak

Page 31: DISERTASI - Islamic University

10

direncanakan secara matang dan bijak, hal ini akan berimplikasi pada

gagalnya proses pembelajaran. Sejak awal guru harus mampu berperan

sebagai pelaku pengelolaan kelas, sekaligus sebagai evaluator dalam

proses. Efektivitas dan mutu dalam proses pembelajaran haruslah

mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang ditetapkan. Hal ini sudah

barang tentu akan menimbulkan masalah dalam proses pendidikan secara

umum maupun dalam proses pembelajaran secara khusus.

Guru bertanggung jawab untuk mendidik dan mengajarkan anak

didik dengan pengalaman yang dimilikinya, baik dalam wadah formal

maupun wadah non formal, dan beretika tinggi. Tugas guru memang

sangat besar disamping mengajar juga mendidik. Menjadi guru bukanlah

pekerjaan yang mudah, seperti yang dibayangkan sebagai orang, hanya

bermodal penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa sudah

cukup.

Tugas mulia guru harus dilaksanakan tanpa pamrih, ikhlas, sabar

dan profesional, akan dapat meningkatkan kemampuan guru itu sendiri,

pada gilirannya (tidak mustahil) akan menjadi guru yang kaya.14 Sifat-sifat

guru dapat disederhanakan sebagai berikut yaitu kasih sayang kepada

anak didik, lemah lembut, rendah hati, menghormati ilmu yang buka

pegangannya, adil, menyenangi ijtihad, konsekuen, perkataan sesuai

dengan perbuatan dan sederhana.

Guru harus bersiap menangani kebutuhan, mental fisik dan sosio

emosional. Namun, mungkin kebutuhan yang terbesar yang dipengaruhi

oleh guru setiap hari adalah kebutuhan spiritual. Dalam lembaga

pendidikan formal, guru dapat berperan sebagai sosok yang “serba tahu”

terlebih dalam konteks pendidikan yang dimaknai sebagai “pewaris

budaya” istilah yang sering muncul untuk memaknai bagaimana posisi dan

peran guru tersebut adalah the teacher can do no wrong.15

14

Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional (Bandung: Yrama Widya, 2009), hlm. 3. 15

Covey, Stephen R., The Leader in Me, Terj. Fairano Ilyas (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), hlm. 48.

Page 32: DISERTASI - Islamic University

11

Profesi guru sangat penting kedudukannya dalam sistem

pendidikan. Sebab, profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani

masyarakat dalam dunia pendidikan. Sejalan dengan itu, jelas kiranya

kinerja guru dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala

daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang

akan diberikan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan

saat ini maka guru (pendidik) merupakan suatu keharusan, terlebih lagi

apabila melihat kondisi objektif saat ini berkaitan dengan berbagai hal

yang ditemui dalam masyarakat pendidikan, yaitu perkembangan IPTEK,

persaingan global bagi lulusan pendidikan, otonomi daerah dan

implementasi kurikulum.16

Profesi guru bisa dilihat dari usaha keras, dan berat ringannya

pekerjaan yang dimiliki wajar mendapat kompensasi yang adil berupa gaji

dan tunjangan dan fasilitas yang memadai. Demikian juga guru harus

diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dari jabatannya seperti

mengikuti kursus, pelatihan, penataran, melanjutkan pendidikan yang

lebih tinggi. Kemudian diberi kesempatan menduduki jabatan sesuai

dengan keahlian yang dimilikinya.17

Mengingat posisi guru yang sangat strategis dalam pendidikan,

maka apapun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dalam sistem pendidikan belum berarti jika tidak disertai

dengan upaya peningkatan kualitas kinerja guru. Karena itu, setiap upaya

yang dilakukan untuk membenahi dan meningkatkan mutu pendidikan

hendaklah melibatkan pemberdayaan guru. Keempat pasal tersebut

menegaskan bahwa guru profesional harus memiliki komitmen terhadap

lembaga pendidikan yakni sekolah, kualifikasi akademik, kompetensi, dan

tanggung jawab sebagai dasar untuk melaksanakan secara efektif dan

efisien.

16 Udin Syaefudin Saud. Pengembangan Profesi Guru (Bandung: Alfabeta. 2012),hlm. 98. 17 Dedi Permadi dan Daeng Arifin. Paduan Menjadi Guru Profesional (Bandung: Nuansa Aulia, 2013), hlm. 11.

Page 33: DISERTASI - Islamic University

12

Guru sebagaimana amanat undang-undang tersebut dituntut untuk

dapat menjadi tenaga pendidik yang profesional, akan tetapi

permasalahannya masih banyak guru yang belum mampu menjadi tenaga

pendidik yang profesional, salah satu contohnya masih terdapat banyak

guru yang belum mampu mengadministrasikan secara teratur dokumen-

dokumen yang diperlukan untuk menyelenggarakan proses belajar

mengajar yang bermutu. Karena itu, pengelolaan kinerja guru menjadi

sangat penting untuk diperhatikan dan dibenahi. Kinerja guru harus

diperhatikan agar dapat dilakukan tindakan pembinaan, sehingga

kinerjanya akan memberi kontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan.

Guru sebagai nahkoda dituntut untuk memiliki kompetensi

manajerial yang memadai. pengelolaan yang baik dari guru akan dapat

mendorong tercipta kinerjanya sesuai dengan kompetensi profesional

yang diharapkan, guru yang mempunyai kompetensi profesional tempat ia

bekerja yakni selalu berusaha memperbaiki dan memperbaharui model-

model, Strategi atau cara kerjanya sesuai dengan tuntutan zaman yang

dilandasi oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah tugas

menyiapkan generasi penerus yang akan hidup pada zamannya dimasa

yang akan datang, guru menempati posisi sentral dalam berbagai jenis,

jenjang dan satuan pendidikan. Bahkan, telah berkembang kesadaran

publik bahwa tidak ada guru, tidak ada pendidikan formal. Tidak ada

pendidikan yang bermutu, tanpa kehadiran guru yang profesional dengan

jumlah yang mencukupi. Begitu pentingnya peran guru dalam

mentransformasikan input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar

menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau

peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas

guru. Kinerja guru sangat penting dalam mewujudkan dalam mencapai

tujuan pendidikan di sekolah.

Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan optimalisasi

pembelajaran di sekolah, perlu adanya pengelolaan kinerja guru, karena

kinerja atau unjuk kerja guru di sekolah merupakan suatu hal utama yang

Page 34: DISERTASI - Islamic University

13

perlu mendapatkan perhatian khususnya dari semua pihak terutama dari

para kepala sekolah, supervisor/pengawas, dan stakeholders lainnya. Hal

ini dapat dipahami karena dengan adanya kinerja guru yang profesional

akan dapat menunjang tercapainya proses dan output pendidikan yang

lebih berkualitas.

Begitu pentingnya pengelolaan kinerja guru, maka salah satu

tagihan sekolah berprestasi adalah memiliki guru yang berkompetensi.

Untuk memahami pengelolaan kinerja guru terlebih dahulu dijelaskan

tentang kinerja guru performance sering diartikan kinerja, hasil kerja atau

prestasi kerja.18 Sementara Rusman mengartikan kinerja dapat juga

diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja.19

Menurut Veithzal Rivai dkk mengartikan “kinerja merupakan

prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau

pekerjaannya sesuai dengan standar atau kriteria yang ditetapkan.20

Michael Armstrong mengartikan kinerja” prestasi dari pengukuran sasaran

hasil kerja.21 Sementara August W. Smith, dalam Rusman mengartikan

kinerja hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. 22 Kemudian

Gibson dkk mengartikan kinerja (performance) sebagai Kinerja merupakan

berhubungan dengan tujuan organisasi, berkaitan dengan kualitas,

efisiensi dan efektifitas tujuan.23

Kinerja yang baik adalah kinerja yang dikelolah dan mendapatkan

hasil yang baik, untuk itu peran pengelolaan sumber daya manusia sangat

penting. Dalam menjalankan aspek sumber daya manusia sangat

menentukan bagi tujuan, sehingga kebijakan dan praktek dapat berjalan

18 Wibowo, Manajemen Kinerja, Edisi Kelima (Jakarta: Raja Grafindo, 2017), hlm. 2. 19 Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 50. 20 Veizal Rivai, et, al, Performance Appraisal: sistem yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan, Edisi Kedua (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 17. 21 Michael Armstrong, Performance Management Key Strategies and Practical Guideline, 3 Edition (London and Philadelphia: Kogan Page, 2006), hlm. 7. 22 Ibid, hlm. 50. 23James L. Gibson et.al. Organizations; Behavior, Structure, Processes, 14” Edition (Singapore: Mcgraw-Hill Internasional, Inc, 2009), hlm. 126.

Page 35: DISERTASI - Islamic University

14

sesuai dengan yang diinginkan. Tetapi untuk mengatur unsur manusia ini

sangat sulit dan rumit, karena manusia punya pikiran, perasaan,

keinginan, status dan sebagainya yang tidak bisa diatur seperti organisasi

mesin, uang atau material tetapi harus diatur oleh teori-teori manajemen

memfokuskan mengenai pengaturan peran manusia.

Menurut Veithzal Rivai peran manajemen/pengelolaan sumber

daya manusia dalam menjalankan aspek sumber daya manusia (SDM),

harus dikelola dengan kebijakan dan praktik dapat berjalan sesuai dengan

yang diinginkan, kegiatan itu antara lain:

1) Melakukan analisis jabatan (menetapkan karakteristik pekerjaan masing-masing).

2) Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon pekerja. 3) Menyeleksi calon pekerja 4) Memberikan pengenalan dan penempatan pada karyawan baru. 5) Menetapkan upah gaji, dan cara memberikan kompensasi. 6) Memberikan insentif dan kesejahteraan. 7) Melakukan evaluasi kerja. 8) Mengkomunikasikan, memberikan penyuluhan, menegakkan disiplin

kerja. 9) Memberikan pendidikan, pelatihan dan pengembangan. 10) Membangun komitmen kerja 11) Memberikan keselamatan kerja. 12) Memberikan jaminan kesehatan 13) Menyelesaikan perselisihan perburuhan. 14) Menyelesaikan keluhan dan relationship karyawan.24

Masalah kinerja menuntut peranan perilaku yang berprestasi dalam

bekerja, untuk itu perlu pengelolaan kinerja dalam mencapai tujuan suatu

lembaga pendidikan, karena dengan adanya pengelolaan dengan tujuan

mengatur kerja secara harmonis dan terintegrasi antara pemimpin dan

bawahannya. Karena pada dasarnya kinerja merupakan implementasi dari

rencana yang dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan.

24

Veithzal Rivai Zainal, Mansyur Ramli, Thoby Mutis, Willy Arafah. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori dan Praktek Cet Ke-8 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2018), hlm. 15.

Page 36: DISERTASI - Islamic University

15

Performance sering diartikan kinerja, hasil kerja atau prestasi

kerja.25 Sementara Rusman mengartikan kinerja dapat juga diartikan

prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja.26 Kemudian

Michael Armstrong mengartikan “Performance is often defined simply in

output terms the achievement of quantified objectives. But performance is

matter not only of what people achieve but how they achieve it”,27 kinerja

didefinisikan secara sederhana dalam konteks hasil merupakan prestasi

dari pengukuran sasaran hasil. Namun kinerja adalah bukan hanya

masalah yang ingin dicapai oleh seseorang tetapi bagaimana mereka

mencapainya. Menurut Armstrong, kinerja menghubungkan antara hasil

kerja dengan perilaku. Sebagai hasil kerja dan perilaku, kinerja

merupakan aktivitas seseorang yang diarahkan kepada pelaksanaan

organisasi yang dibebankan kepada dirinya, biasanya berbentuk deskripsi

tugas pokok dan fungsi, peraturan, arahan dan otoritas organisasi.

Faktor yang berhubungan dengan keberhasilan organisasi

pendidikan adalah kemampuannya untuk mengukur seberapa baik para

pegawainya bekerja atau berkarya.28 Oleh karena itu, kinerja merupakan

kebutuhan setiap organisasi yang mendorongnya untuk berkembang.

Masalah kinerja berorientasi pada pengelolaan proses pelaksanaan kerja,

hasil kerja atau prestasi kerja. David C. Wilson menyatakan kinerja

merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompok orang

dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.29

Kemudian Benardin dan Rusel menyatakan bahwa kinerja merupakan

hasil produksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan pada pekerjaan

25 Wibowo, Manajemen Kinerja, Edisi Kelima (Jakarta, Raja Grafindo, 2017), hlm. 2. 26Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 50. 27 Michael Armstrong, Performance Management Key Strategies and Practical Guideline, 3rd Edition (London and Philadelphia: Kogan Page, 2006), hlm. 7. 28 Nurul Ulfatin, Teguh Triwiyanto. Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 148. 29 David C. Wilson 7 Robert H. Rosenfeld, Managing Organisation (London: McGraw-Hill Book Company, 2010), hlm. 432.

Page 37: DISERTASI - Islamic University

16

tertentu selama periode tertentu.30 Sedangkan Mondy mengatakan

manajemen kinerja adalah proses berorientasi tujuan yang diarahkan

untuk memastikan produktivitas organisasi.31

Kinerja guru dipengaruhi kondisi jiwanya, demikian sebaiknya,

jiwanya, mempengaruhinya dalam mengajar, pendek kata, agar dapat

mencapai taraf ideal dalam mengajar, maka para guru harus mempunyai

motivasi yang sangat tinggi dan kukuh dalam menggeluti profesinya

sebagai tenaga pengajar. Memiliki sekuat tenaga pengajar ideal adalah

harapan stakeholders pendidikan di tanah air. Namun persoalannya,

bagaimana caranya memiliki para guru yang ideal, paling tidak dengan

menitikberatkan dimensi motivasinya dalam bekerja.

Terkait dengan kinerja guru, menurut Martinis Yamin, mengartikan

kinerja guru sebagai perilaku atau respons yang memberi hasil yang

mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia menghadapi suatu

tugas.32 Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai (guru)

yaitu kompetensi dan motivasi guru itu sendiri. Model pengelolaan kinerja

guru sangat dibutuhkan supaya tujuan visi dan misi sekolah bisa tercapai,

pemimpin sekolah membutuhkan suatu strategi dalam supaya bisa

bersinergi dengan para guru dalam mewujudkan tujuan visi dan misi

sekolah, strategi pemimpin sangat dibutuhkan dalam menciptakan

suasana kerja yang kondusif di setiap instansi maupun sekolah. Kata

“model” dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti pola (contoh, acuan,

ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau yang dihasilkan.33

Menurut Snelbecker, dikutip oleh Yaumi, mengatakan bahwa model

is a concretization of a theory which is meant to be analogous to or

representative of the process and variable in the theory (model adalah 30

Donni Juni Priansa, Perencanaan dan Pengembangan SDM (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 270. 31 R. Wayne Mondy, Sumber Daya Manusia, Ed. 10, Jilid ke-1, Terj. Bayu Airlangga (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 256. 32 Martinis Yamin, Standarisasi Kinerja Guru (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hlm. 87. 33 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Cet, 9 (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 662.

Page 38: DISERTASI - Islamic University

17

konkretisasi/ perwujudan teori yang dimaksudkan untuk menjadi analog

atau wakil dari proses dan variabel yang terlibat dalam teori). Yaumi

menjelaskan bahwa model merupakan suatu yang berwujud dalam bentuk

fisik atau penjabaran teori untuk dijadikan acuan dalam menjalankan

sesuatu. Prawiradilaga mengartikan model sebagai tampilan grafis,

prosedur kerja yang teratur dan sistematis, serta mengandung pemikiran

bersifat uraian atau penjelasan.34

Merujuk pada pengertian model pengelolaan kinerja guru di atas

maka model kinerja dapat diartikan sebagai pola/bentuk atau prosedur

kerja yang teratur dan sistematis yang dijadikan acuan dalam menjalankan

yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga pendidikan agar

pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan karyawan/tenaga pendidik

sesuai dengan tuntutan pekerjaan mereka dalam menunjukan

kemampuan dan keberhasilan mereka melaksanakan tugas-tugas. Model

pengelolaan kinerja guru merupakan prosedur kerja yang teratur dan

tersistematis yang dilakukan oleh lembaga pendidikan agar kompetensi

tenaga pendidik sesuai dengan tuntutan tugas profesinya. Model

pengelolaan kinerja guru dapat dilakukan dengan layanan supervisi

pendidikan atau melalui Penelitian Tindakan kelas (PTK) dan Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP). dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah

(MKKS).

Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan merupakan wadah

tempat proses pendidikan dilakukan, memiliki sistem yang komplek dan

dinamis. Dalam kaitannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya

sekedar tempat berkumpul guru dan murid, melainkan berada pada satu

tatanan yang saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah dipandang suatu

organisasi yang membutuhkan manajemen lebih baik.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

membutuhkan pengelolaan yang efektif. Agar sebuah organisasi berjalan

34

Muhammad Yaumi, Model Perbaikan Kinerja Guru dalam Pembelajaran, (Makasar, Alaudin Press, 2014), hlm. 135.

Page 39: DISERTASI - Islamic University

18

secara efektif harus berjalan sesuai dengan tugas pokoknya, diperlukan

manajemen yang efektif. Fungsi-fungsi manajemen itu dilaksanakan oleh

seorang manajer atau pimpinan. Menjalankan sesuatu sesuai dengan

fungsinya, demikian juga setiap anggotanya dan merupakan ikatan dari

perorangan terhadap yang lain guna melakukan kesatuan tindakan yang

tepat, menuju suksesnya fungsinya masing-masing.

Hal ini juga sejalan dengan hadits Rasulullah:

ها قالت عزوجل يحب اذ ا عمل ان الله: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عن عائشة رضي الله عنـ )رواه الطبراني والبيهقي(احدكم عملا ان يـتقنه

Artinya : “ Dari Aisyah r.a. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan dilakukan dengan tepat, terarah dan tuntas” (HR. Thabrani dan Baihaqi)”35

Dalam hadits tersebut mengatakan bahwa seseorang yang

melakukan pekerjaan harus profesionalisme artinya mempunyai rencana,

agar apa yang dikerjakan bisa tepat, terarah dan melaksanakannya bisa

efektif atau tepat sasaran. Maka tidak heran dalam manajemen sekolah

dapat dihubungkan bahwa suatu proses kegiatan yang terencana,

diorganisasikan, diarahkan, dan diawasi untuk mencapai suatu tujuan

lembaga pendidikan yang dicapai secara efektif dan efisien.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif, maka setiap orang

terlibat dalam pendidikan tersebut dapat memahami efektivitas dalam

manajemen. Sesuatu yang dikatakan efektif, apabila mencapai sasaran

yang tepat.36 Sedangkan Komariah mendefinisikan efektivitas adalah

ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran/tujuan (kuantitas, kualitas

dan waktu) telah dicapai.37

35Samsu al-Diin al-Qurtubi, Jami’al al-Bayan li al-Ahkam al-Qur’an Juz 1 (Software Maktabah As Syamilah: Mauqi’u al-Taafsir, 2007), hlm. 5594 36 James A. Stoner, R. Edward Freeman & Daniel R Gillet, Managemen Terjemahan (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2005), hlm.9. 37 Supardi, Sekolah Efektif Dasar Dan Praktiknya Konsep (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.2.

Page 40: DISERTASI - Islamic University

19

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Potensi

tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal tersebut

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003.38 Dalam

menjalankan fungsinya, sekolah harus mampu menyelenggarakan proses

pendidikan dan pembelajaran yang bermutu. Yang berpedoman pada tiga

pilar fungsi sekolah, pertama fungsi penyandaran, kedua fungsi progresif

ketiga, fungsi mediasi dalam mewujudkan proses pendidikan dan

pembelajaran.

Seiring dengan tuntutan masyarakat mengenai pentingnya

pendidikan yang bermutu, akhir-akhir ini berkembang konsep sekolah

modern, misalnya sekolah favorit, sekolah unggulan, sekolah model,

sekolah percontohan dan lain-lain. Konsep sekolah modern tersebut

merupakan gambaran bahwa kebutuhan pendidikan merupakan salah

satu kebutuhan utama. Sekolah tidak boleh diartikan sebagai ruangan

atau gedung kaku atau tempat peserta didik berkumpul dan mempelajari

sejumlah materi dan transfer keilmuan saja, tetapi sebagai institusi

pendidikan, peran sekolah jauh lebih luas dari hal dari hal tersebut.

Sekolah terikat oleh norma dan budaya yang mendukungnya sebagai

sistem nilai. Keberhasilan menciptakan sekolah yang bermutu akan

memberikan kontribusi terhadap keberhasilan pendidikan, yang

selanjutnya akan meningkatkan profil sumber daya manusia yang akan

menjadi modal utama untuk berdaya saing pada era global.

Pengelolaan/manajemen pendidikan dilihat dari objek garapan dan

kegiatan adalah: (1) Manajemen Siswa, (2) Manajemen Personil Sekolah

(Tenaga kependidikan dan tenaga manajemen), (3) Manajemen

Kurikulum, (4) Manajemen Sarana atau matrial, (5) Manajemen

tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah, (6) Manajemen

38

Donni Juni Priansa, Menjadi Kepala Sekolah dan Guru Profesional Konsep dan Pengembangannya (Bandung: Pustaka Setia, 2017), hlm. 2.

Page 41: DISERTASI - Islamic University

20

pembiayaan atau manajemen anggaran, (7) Manajemen lembaga

pendidikan dan organisasi pendidikan, (8) Manajemen hubungan

masyarakat atau komunikasi pendidikan. Dan dilihat dari fungsinya

manajemen pendidikan terdiri dari: (1) Merencanakan, (2)

Mengorganisasikan, (3) Mengarahkan, (4) Mengkoordinasikan, (5)

Mengkomunikasikan, (6) Mengawasi atau mengevaluasi.39

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal sudah tentu

memerlukan pengelolaan impersonal, di dalamnya perlu dan harus

diterapkan prinsip-prinsip manajemen modern, dimana objek yang menjadi

perhatiannya secara umum tidak banyak berbeda dengan pengelolaan

organisasi-organisasi lainnya. Menurut Usman dalam Kristiawan Ada tujuh

unsur yang menjadi dasar pengelolaan/manajemen yang dapat diterapkan

pada lembaga pendidikan atau sekolah, kelima tersebut adalah:

1. Man (Manusia) 2. Money (dana/uang) 3. Material (bahan-bahan) 4. Machine (Mesin/peralatan) 5. Method (cara memproses) 6. Market (Pasar) 7. Minute (Waktu).40

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal,yang membutuhkan

pengelolaan yang baik, sehingga dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

School Management adalah suatu pendekatan politik yang bertujuan

untuk merancang kembali pengelolaan sekolah dengan memberikan

kekuasaan kepada Kepala Sekolah dan meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru,

siswa, kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat.41 Sejalan

39

Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Aditya Media bekerja sama dengan FIP, UNY, 2009), hlm. 5 40 Muhammad Kristiawan, Dian Safitri, Rena Lestari, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Budi Utama, 2017), hlm. 4. 41 Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah, (Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy, 2014), hlm. 11.

Page 42: DISERTASI - Islamic University

21

dengan ini Nanang juga mengatakan “Manajemen Sekolah merupakan

suatu bentuk upaya pemberdayaan sekolah dan lingkungannya untuk

mewujudkan sekolah yang mandiri dan efektif melalui optimalisasi peran

dan fungsi sekolah sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan

bersama. Diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran, dengan

mendayagunakan segala sumber yang ada di lingkungan sekolah.42

Sebagai organisasi, sekolah merupakan suatu sistem terbuka, sekolah

tidak mengisolasi dari lingkungannya, karena mempunyai hubungan-

hubungan (relasi) dengan lingkungan internal maupun lingkungan

eksternal sekolah dan bekerja sama. The success of school leaders to

drive the effectiveness of a school is often linked to the quality of school

leadership (Isaac, 2002; Awang & Ramaiah, 2002; Karim, 1989).43

Maksudnya adalah kesuksesan sebuah kepemimpinan sekolah tidak

terlepas dari keefektifan sekolah dalam kerjasama dan kualitas pemimpin

sekolah tersebut. Raimer mengatakan dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan mengemukakan sekolah adalah lembaga yang menghendaki

kehadiran penuh kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-ruang

kelas yang dipimpin guru untuk mempelajari kurikulum-kurikulum yang

bertingkat atau berjenjang.44 Pengelolaan Sekolah merupakan suatu

bentuk upaya pemberdayaan sekolah dan lingkungannya untuk

mewujudkan sekolah yang mandiri dan efektif melalui optimalisasi peran

dan fungsi sekolah sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan

bersama. Diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran, dengan

mendayagunakan segala sumber yang ada di lingkungan sekolah

Manajemen Sekolah adalah penataan sistem pendidikan yang

42

Didik Prangbakat, Meningkatkan Mutu Pengelolaan Sekolah Dasar Melalui Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) (Jakarta: Dirjen Dikdasmen, 2011), hlm. 3. 43Eneng Muslihah, Understanding the Relationship between School-Based Management,Emotional Intelligence and Performance of Religious Upper Secondary School Principals in Banten Province ( Journal Higher Education Studies: Vol. 5, No.2015) 44Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.70.

Page 43: DISERTASI - Islamic University

22

memberikan keleluasaan penuh kepada kepala sekolah, atas kesiapan

seluruh staf sekolah, untuk memanfaatkan semua sumber dan fasilitas

belajar yang ada untuk menyelenggarakan pendidikan bagi siswa serta

memiliki akuntabilitas atas segala tindakan.

Mulyasa menyatakan juga bahwa pengelolaan sekolah juga perlu

disesuaikan dengan kebutuhan dan minat peserta didik, guru-guru, serta

kebutuhan masyarakat setempat. Untuk itulah perlu dipahami fungsi-

fungsi pokok manajemen yaitu; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan

dan pembinaan.45 Arah dari pengelolaan sekolah adalah untuk

menciptakan sekolah menjadi unggul dengan memfungsikan manajemen

yang mampu mengoptimalkan semua sumber daya sekolah secara

otonomi, akuntabel, dan transparan.46 Karena pengelolaan sekolah

merupakan salah satu bagian dari manajemen itu sendiri yang identik

dengan administrasi pendidikan. (1) Perencanaan (Planning), (2)

Penataan (Organizing), (3) Kepemimpinan (Leading), 4) Pengendalian

(Controlling). Adapun indikator dari fungsi manajemen sekolah yaitu:

Perencanaan, Penataan, kepemimpinan dan pengendalian.

Seorang pemimpin harus memiliki program kerja (planning)

mewujudkan dan menjalankan kinerja organisasi dalam struktur organisasi

atau instansi yang dipimpinya (organization), bergerak memberikan contoh

kepada bawahan sebelum menggerakan, mengerjakan, mengerjakan,

melaksanakan program kerja kantor yang dipimpinnya secara bersama

(actuating) dan setelah semua berjalan dan terlaksana dengan baik sesuai

yang diprogramkan maka sebagai seorang pemimpin haruslah mengontrol

kinerja bawahannya apakah berjalan sesaat, atau tidak berjalan

(controlling) dan sudah menjadi tugas seorang pemimpin untuk

mengadakan kontrol/pengawasan sekiranya terdapat masalah di

lapangan maka pemimpin juga berkewajiban mencari solusi/jalan

45

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), hlm, 20. 46 Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm, 144

Page 44: DISERTASI - Islamic University

23

keluarnya. Dengan demikian kepemimpinan suatu organisasi akan

berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan bersama.

Untuk mencapai tujuan pendidikan oleh suatu lembaga pendidikan

secara efektif dan efisien para guru penggerak dan memotivasi diri perlu

meningkatkan kinerjanya dengan merencanakan program pribadi, karena

hal itu merupakan kunci utama yang harus selalu ditingkatkan, karena

upaya untuk meningkatkan kinerja itu dilakukan dan diawali oleh diri

sendiri (guru) dan didukung oleh manajer sekolah sehingga menjadi guru

yang bermutu. Setiap pihak menyadari kinerja guru berbanding lurus

dengan kinerja pendidikan, tapi tidak sedikit guru bekerja dibawah standar

kerja yang telah ditetapkan bukan tak mampu tetapi belum terbangun

adanya budaya kerja yang baik. Dalam rangka optimalisasi

penyelenggaraan pendidikan, perlu manajemen kinerja guru karena

kinerja atau unjuk kerja guru di sekolah merupakan suatu hal yang utama

yang perlu mendapatkan perhatian khususnya dari semua pihak terutama

kepala sekolah, supervisor/pengawas dan stakeholder lainnya. Hal ini

dapat dipahami karena dengan adanya kinerja profesional akan dapat

menuju tercapainya proses dan output pendidikan yang berkualitas.47

Melalui langkah-langkah model pengelolaan kinerja guru

sebagaimana yang ditawarkan oleh beberapa ilmuwan tersebut, maka

dapat dijadikan sebagai sarana dalam peningkatan kinerja guru. Guru

yang memiliki kinerja yang baik akan mampu mewujudkan tujuan nasional

pendidikan, yaitu mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal,

sehingga menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan

Nasional. Demikian kajian teoritik terkait dengan peningkatan kinerja guru.

Melalui kajian teoritik tersebut, dapat digunakan sebagai alat analisis

dalam melihat kinerja guru khususnya guru SMA Muhammadiyah 1 di kota

Palembang. Selain itu, melalui penelitian secara langsung terhadap Model

pengelolaan kinerja guru SMA di kota Palembang dan dianalisis dengan

47

Barnawi dan Arifin Muhammad, Kinerja Guru Profesional (Jakarta: Ar Ruzz Media, 2014), hlm. 7

Page 45: DISERTASI - Islamic University

24

kajian teoritik tersebut, maka pada akhirnya peneliti dapat menawarkan

sebuah tawaran teori tentang Model pengelolaan kinerja guru SMA

Muhammadiyah 1 di kota Palembang.

Adapun hasil grand tour yang dilakukan peneliti di Sekolah

Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Palembang yang ada di Provinsi

Sumatera Selatan banyak terdapat keunggulan yang dapat diamati dari

hasil observasi, wawancara dengan kepala sekolah dan Tata Usaha

diantaranya adalah: lingkungan sekolah yang terletak di tengah kota

sehingga aktivitas sekolah sangat dekat dengan lingkungan masyarakat

sekitar, dan masyarakat menjadi bagian besar dari setiap kegiatan dan

kemajuan yang diraih sekolah. Selalu ada upaya yang dilakukan oleh

kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas para guru, tenaga

kependidikan dengan mengikuti kegiatan pelatihan tingkat kota, bahkan

Provinsi serta Nasional.48

SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang yang terletak JL.

Balayudha KM. 4,5 NO. 21A Kecamatan. Kemuning, Kota Palembang

Provinsi Sumatera Selatan yang mana masyarakatnya sangat peduli

terhadap pendidikan dapat dilihat di lingkungan tersebut berdiri juga

PAUD, TK Aisyiah, SD Muhammadiyah 1 Dan Muhammadiyah 6, SMP

Muhammadiyah 4, SMK Muhammadiyah 1, MA Aisyiah, Panti asuhan

Humairoh dan Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)

Palembang yang ada dalam satu lingkungan, masyarakatnya sangat

peduli terhadap pendidikan dapat dilihat dengan program pembangunan

Sekolah. Masyarakat merespon positif melalui komite dan pimpinan

Daerah Muhammadiyah yang menunjang kegiatan pendidikan dan amal

usaha Muhammadiyah.

Berdasarkan observasi awal pada bulan Juli 2018 diperoleh

informasi adanya beberapa komponen Pertama, (Planning) Perencanaan

yang dinilai telah terlaksana, pada proses, perencanaan kerja,

pelaksanaan program kerja yang dilakukan oleh Kepala sekolah, wakil 48

Wawancara, Kepala Sekolah Muhammadiyah, 30 Juli 2018.

Page 46: DISERTASI - Islamic University

25

kepala sekolah, guru, tata usaha. Kedua, (Organizing) Pengorganisasian,

Kepala sekolah sudah melakukan pengorganisasian kerja kepada guru,

hal ini terlihat guru mengajar sesuai dengan kualifikasi pendidikannya dan

program kerja dan uraian tugas wewenang dan tanggung jawab secara

rinci dan masing-masing guru. Jumlah tenaga pengajar yang terdapat di

Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Palembang 93 guru 13 orang

guru PNS, 35 orang Tetap yayasan, 45 orang honor yayasan dan 31

tenaga kependidikan, jumlah siswa 1360 orang tahun 2017/2018 dan

tahun 2018/2019 berjumlah 1296 orang, dengan Akreditasi sekolah A

(90), Ruang belajar 43 ruangan kemudian sekolah ini selain mempunyai

visi dan misi yang jelas. Visinya Terwujudnya kecerdasan spiritual,

intelektual, emosional dengan landasan nilai nilai Al-qur'an dan sunnah

serta menjadi sekolah berprestasi, Islami dan berkarakter serta

berwawasan Lingkungan, serta memiliki program kerja yang, memiliki

siswa siswi yang berprestasi di bidang akademik, maupun dibidang

ekstrakulikuler.49

Ketiga, (Actuating) Pelaksanaan kinerja terlihat dalam proses

pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Palembang

telah memiliki tim pengembang kurikulum sekolah. Sekolah ini telah

membina dan mengembangkan Program muatan lokal, pengembangan

diri dan kegiatan ekstra kurikuler dalam kurikulumnya. Pada standar

proses, Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Palembang telah

mampu secara mandiri menyusun silabus dan RPP, menyiapkan bahan

ajar yang kemudian mengimplementasikannya dalam proses

pembelajaran dalam suasana yang tertib, disiplin dan sangat kondusif.

Sedangkan pada standar pendidik dan tenaga kependidikan Sekolah

Menengah Atas Muhammadiyah 1 Palembang bukan saja telah

memenuhi ketentuan standar minimal kualifikasi pendidik jenjang

pendidikan SMA/MA yaitu S1, bahkan sudah ada guru telah mencapai

49

Dokumentasi, SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 30 Juli 2018

Page 47: DISERTASI - Islamic University

26

kualifikasi akademik S2 sesuai bidangnya masing-masing.50 Keempat,

Pengawasan (Controlling), terhadap kinerja guru sebagai seorang

pemimpin Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya, tidak terlepas

dari kerjasama dalam lingkungan organisasi, terutama Dinas Pendidikan

Provinsi dan PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah), PDM (Pimpinan

Daerah Muhammadiyah), PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah), PPM

(Pimpinan Pusat Muhammadiyah) ini dilihat adanya pengajian rutin yang

diselenggarakan setiap bulan oleh pimpinan, demi kemajuan lembaga

pendidikan menyongsong masa depan lembaga.51 Dan kerjasama yang

dilakukan juga dengan instansi-instansi yang terkait.

Kemudian salah satu yang penting yang terdapat di Sekolah

Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Palembang adalah kepala

sekolah, guru, karyawan, dan peserta didik sangat ramah, dengan

siapapun serta nuansa yang Islami terlihat dari saling bersalaman dan

salam antar sesama.52 Kepala sekolah sudah bertanggung jawab penuh

dan memberi contoh yang baik kepada semua anggotanya seperti datang

lebih awal, komunikasi yang baik kepada guru dan karyawan serta

memberikan motivasi, inspirasi kepada semua lingkungan sekolah. hasil

pengawasan terhadap kinerja guru sudah ditindaklanjuti demi

meningkatkan kinerja yang baik dimasa yang akan datang.

Dalam melaksanakan pengelolaan kinerja guru sekolah sudah

dilaksanakan dengan baik diantaranya: (1) Perencanaan, kepala sekolah

sudah mempunyai program kerja dan tujuan baik jangka pendek, jangka

menengah dan jangka panjang dalam mencapai tujuan sekolah. (2)

Penataan, kepala sekolah sudah memfungsikan dan menentukan apa

yang harus diselesaikan dan menempatkan tenaga pendidik dan

kependidikan sesuai dengan profesinya. (3) Pemimpin sekolah selalu

memberikan motivasi kepada guru, karyawan dalam mewujudkan tujuan

50 Observasi, SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 30 Juli 2018. 51 Wawancara, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Pagaralam, 30 Juli 2018. 52 Observasi, SMA Muhammadiyah 1 Palembang, 30 Juli 2018.

Page 48: DISERTASI - Islamic University

27

sekolah yang hendak dicapai, (4) Pemimpin selalu mengadakan evaluasi

kerja terhadap guru, karyawan dengan cara melihat rencana

pembelajaran dan program kerja karyawan.53

Dilihat dari bidang garapan fungsi manajemen atau (1) Manajemen

Kurikulum, sudah mengadakan program perencanaan, pengembangan

dan pelaksanaan dan penilaian kurikulum. Kurikulum yang dipakai

kurikulum Nasional dari Departemen Pendidikan Nasional pusat dan

kurikulum muatan lokal yang bersumber pada Majelis Pendidikan Dasar

dan Menengah (DIKDASMEN) yang sudah tetapkan oleh Pimpinan Pusat

Muhammadiyah. (2) Manajemen/Pengelolaan Tenaga. Yang termasuk

personalia dalam organisasi sekolah ini adalah para guru, pegawai, dan

para wakil siswa integrasi mereka sudah baik. (3) Pengelolaan atau

Manajemen siswa sudah baik, fungsi dari wakil kesiswaan berjalan

dengan baik, perencanaan penerimaan siswa baru melalui online.

Pembinaan terhadap siswa bekerja sama dengan wakil ISMUBA untuk

membina hafalan Al-Qur’an, kegiatan IPTEK dan IMTAQ berjalan dengan

baik serta menciptakan disiplin terhadap siswa dengan masuk sekolah

dimulai jam 06.45 dan tadarus bersama setiap pagi, (4) Manajemen

Keuangan, Sumber dari Pemerintah (Dana Bos) dan Sumbangan Wali

Murid (SPP) dan dikelola sendiri, dan bekerjasama dengan Pimpinan

Daerah Muhammadiyah (PDM) yang nantinya untuk alokasi kesejahteraan

pembangunan organisasi sekolah (5) Manajemen Sarana dan Prasarana,

pemeliharaan sudah baik. Dengan 2 gedung yang dimiliki yaitu gedung A

dan B, perawatan dan kebersihan gedung dan membutuhkan kerjasama

yang baik antara semua organisasi sekolah sehingga gedung tersebut

tetap terawat. Fasilitas pendidikan ruang kelas sudah Ac dan Multimedia,

unit laboratorium kimia, biologi, fisika, laboratorium Komputer dan UNBK,

Pusat perpustakaan, jaringan Internet, fasilitas ibadah Masjid. Dengan visi

yang dibuat berwawasan lingkungan sudah terwujud.54

53 Observasi, SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang 30 Juli 2018. 54

Observasi SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 30 Juli 2018.

Page 49: DISERTASI - Islamic University

28

Dari prestasi yang dicapai, tidak terlepas dari pembinaan kepala

sekolah, yang dipimpin oleh Bapak H. Rosyidi, M.Pd. dari tahun 2013

sampai sekarang, yang mana membawa kemajuan bagi sekolah menjadi

terakreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional sekolah/ madrasah (BAN-

S/M) dengan nomor 745/BAP-SM/TU/TU/X/2016.55

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini berupaya

menggali fenomena/keunikan tentang beberapa keunggulan di sekolah

pertama Pengelolaan kinerja guru, kedua, Motivasi, ketiga, Kompetensi

guru. Sekolah dinilai mampu mewakili sekolah swasta di Kota Palembang

dalam hal peningkatan mutu dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi

satuan pendidikan yang lain pada jenjang yang sama dalam hal

pengelolaan kinerja guru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas,

manajemen sekolah, baik perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

kinerja tampak memberi andil terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah

Atas Muhammadiyah Provinsi Sumatera Selatan. Selanjutnya muncul

pertanyaan pada peneliti: Bagaimana model pengelolaan tenaga

pengajar yang dilakukan oleh pihak manajemen sekolah sehingga

berakibat pada meningkatnya kinerja guru di Sekolah Menengah Atas

Muhammadiyah Provinsi Sumatera Selatan? Untuk mendapatkan

jawaban terhadap pertanyaan, perlu diajukan pertanyaan-pertanyaan

yang mendalam melalui pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana realitas pengelolaan kinerja guru di SMA Muhammadiyah

1 Kota Palembang?

2. Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan

kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang?

3. Bagaimana efektivitas, efisien pengelolaan tersebut, terhadap

peningkatan kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang? 55 Dokumentasi, SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 30 Juli 2018.

Page 50: DISERTASI - Islamic University

29

4. Model pengelolaan kinerja guru seperti apa yang dapat diangkat dan

dikomunikasikan sebagai studi inovasi manajemen di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang?

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini dengan mendeskripsikan secara mendalam

Bagaimana model pengelolaan tenaga pengajar yang dilakukan pihak

manajemen sekolah sehingga berakibat pada kinerja guru di Sekolah

Menengah Atas Muhammadiyah 1 Provinsi Sumatera Selatan.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

a. Menjelaskan bagaimana kinerja guru yang dilakukan oleh SMA

Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

b. Menjelaskan bagaimana faktor pendukung dan penghambat

pengelolaan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran di Sekolah

Menengah Atas Muhammadiyah 1 Provinsi Sumatera Selatan.

c. Menjelaskan efektivitas, efisien pengelolaan dalam peningkatan

kinerja guru yang diterapkan di Sekolah Menengah Atas

Muhammadiyah 1 Provinsi Sumatera Selatan.

d. Mengkomunikasikan model pengelolaan kinerja guru yang inovatif di

SMA Muhammadiyah 1 Palembang Sumatera Selatan.

2. Kegunaan Penelitian

a. Menambah khazanah ilmu pengetahuan Islam tentang konsep

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pengelolaan kinerja

guru.

b. Sebagai kontribusi bagi pemerintah untuk melakukan pembinaan

kepada sekolah serta masukkan bagi kepala sekolah dalam

manajemen sekolah dalam mengelola tenaga pengajar.

Page 51: DISERTASI - Islamic University

30

c. Sebagai bahan masukan bagi guru agar dapat menjalin kerjasama

yang baik dan positif dalam manajemen sekolah.

d. Mengkomunikasikan model pengelolaan kinerja guru yang inovatif di

SMA Muhammadiyah di Sumatera Selatan.

e. Untuk menyelesaikan studi program doktor di Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 52: DISERTASI - Islamic University

31

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Pengelolaan/Manajemen

Manajemen dalam bahasa inggris artinya to manage yaitu

mengatur atau mengelola, dalam arti khusus bermakna memimpin dan

kepemimpinan, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengelola lembaga

atau organisasi, memimpin dan menjalankan kepemimpinan dalam

organisasi.56 Selanjutnya pengelolaan dalam pengertian manajemen

adalah sebuah organisasi modern didasarkan pada penghargaan nilai-

nilai kemanusian. Sedangkan kata pengelolaan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata kelola, yang berarti memimpin,

mengendalikan, mengatur, dan mengusahakan supaya lebih baik, lebih

maju dan sebagainya serta bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu.57

Dengan adanya proses manajemen di lakukan oleh para manajer di

dalam suatu organisasi, adanya cara atau aktivitas tertentu untuk

mempengaruhi personel atau anggota organisasi, pegawai, karyawan

atau buruh agar mereka bekerja sesuai prosedur, sesuai dengan

pembagian kerja dan dilakukan secara bertanggung jawab yang diawasi

untuk mencapai tujuan bersama. Kemudian Parker Follet ( Daft dan

Steers, 1986) mengatakan “the art of getting things done trhought people”

yang mempunyai arti sebagai proses pencapaian tujuan melalui

pendayagunaan sumber daya manusia dan material secara efisien.

(Buford dan Badeian, 1988) manajemen yang berkenaan dengan

pemberdayaan sekolah merupakan alternatif yang paling tepat untuk

mewujudkan sekolah yang mandiri dan memiliki keunggulan.58

Sedangkan kata manajemen yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto yang

dikemukakan oleh Muljani A Nurhadi adalah suatu kegiatan atau

56Hikmat, Manajemen Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm. 5 57 Peter Salim, Yeny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2002, ), hlm. 695. 58 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Pembuka Ruang Kreativitas, Inovasi dan Pemberdayaan Potensi Sekolah dalam Sistem Otonomi Sekolah ( Bandung, Alfabeta, 2017), hlm. 49.

Page 53: DISERTASI - Islamic University

32

rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama

kelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar

efektif dan efisien.59

Kata “model” dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti pola (contoh,

acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau yang dihasilkan.60

Menurut Snelbecker, sebagaimana dikutip oleh Yaumi, mengatakan

bahwa model is a concretization of a theory which is meant to be

analogous to or representative of the process and variable in the theory

(model adalah konkretisasi/ perwujudan teori yang dimaksudkan untuk

menjadi analog atau wakil dari proses dan variabel yang terlibat dalam

teori). Yaumi menjelaskan bahwa model merupakan suatu yang berwujud

dalam bentuk fisik atau penjabaran teori untuk dijadikan acuan dalam

menjalankan sesuatu. Prawiradilaga mengartikan model sebagai tampilan

grafis, prosedur kerja yang teratur dan sistematis, serta mengandung

pemikiran bersifat uraian atau penjelasan.61

Menurut James A F. Stoner di dalam Ahmadi dan Syukran Nafis,

mengartikan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengendalian sumber-sumber daya organisasi untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan.62 Senada dengan Terry dan Franklin

manajemen adalah satu proses yang terdiri dari aktivitas perencanaan,

pengaturan, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan dan memenuhi sasaran hasil yang diwujudkan dengan

penggunaan manusia dan sumber daya lainnya (Management is the

process of designing and maintaining an environment in which individuals,

59Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2009), hlm. 3 60

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet, 9, Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 662. 61 Muhammad Yaumi, Model Perbaikan Kinerja Guru dalam Pembelajaran, (Makasar: Alaudin Press, 2014), hlm. 135. 62Ahmadi dan Syukran Nafis, Pendidikan Madrasah Dimensi Professional dan Kekinian (Yogyakarta: laks Bang Group, 2011), hlm. 22.

Page 54: DISERTASI - Islamic University

33

working together in groups, efficiently accomplish selected aims),63

Manajemen ini menjelaskan tujuan atau sasaran dengan kesiapan sumber

daya serta bagaimana proses-proses itu dapat diwujudkan.

Sedangkan Luther Gulick di dalam Syaiful Sagala mengartikan

manajemen sebagai ilmu suatu bidang pengetahuan yang secara

sistematik, berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja

sama. Dan kiat atau seni karena manajemen mencapai sasaran melalui

cara-cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas,

sedangkan dikatakan profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian

khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional

dituntun oleh suatu kode etik.64 Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

seseorang melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan ini merupakan pelaksanaan dari fungsi manajemen

sebagaimana yang didefinisikan George R. Terry;

Management is a typical process that consists of the actions of planning, organizing and controlling mobilization under taken to determine and achieve the goals that have been determined other resource utilization.65 Yakni aktivitas yang terdiri dari empat subaktivitas yang masing-

masing merupakan fungsi fundamental, sebagai P.O.A.C adalah Planning

(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), actuating (pengingatan),

Controlling (pengawasan).66

Dari pengertian teori diatas dapat disintesakan bahwa manajemen

adalah suatu ilmu tentang aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan

pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, manajemen merupakan

usaha tindakan ke arah mencapai tujuan, manajemen merupakan sistem

kerja sama dan manajemen melibatkan secara optimal kontribusi orang-

63 Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan, dan Praktik, (Jakarta: Prenada Media Group, 2017), hlm. 2. 64 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 50. 65George R. Terry, Principles of Management, terj. Winardi (Bandung: Alumni, 2010),hlm. 1. 66 H.M. Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hlm. 41.

Page 55: DISERTASI - Islamic University

34

orang, dana, fisik dan sumber-sumber lainnya sehingga pekerjaan

tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif. Dengan demikian

proses manajemen dilakukan oleh para manajer di dalam suatu

organisasi, dengan cara-cara atau aktivitas tertentu untuk mempengaruhi

personil atau anggota organisasi, pegawai, karyawan atau buruh agar

mereka bekerja sesuai prosedur, sesuai dengan pembagian kerja dan

dilakukan secara bertanggung jawab yang diawasi untuk mencapai tujuan

bersama.

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam suatu organisasi termasuk lembaga

pendidikan semakin disadari keberadaannya, sehingga manusia di

pandang sebagai aset terpenting dari berbagai sumber daya dalam

organisasi. Kuatnya posisi manusia dalam suatu organisasi melebihi

sumber daya lainnya seperti material, metode, uang, mesin, pasar

sehingga para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda tentang

sumber daya manusia.

Haris dan Ogbana dalam buku manajemen sumber daya manusia

menegaskan bahwa human resources managemens as programs,

policies, and pratices for managing an organization’s work force.

Memandang bahwa manajemen sumber daya manusia dari sisi aktivitas

yang dilaksanakan. Begitu juga Sadarmayanti menegaskan bahwa

manajemen sumber daya manusia kebijakan dan praktik menentukan

aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen,

termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan

penilaian.67

Senada juga H Simamora mengatakan manajemen sumber daya

manusia adalah hal-hal yang berkenaan dengan pembinaan, penggunaan

dan perlindungan sumber daya manusia.68 Tugas manajemen sumber

daya manusia adalah mengelolala unsur-unsur manusia dengan segala 67

Wibowo, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Surabaya, CV. R. A. De. Rozarie), hlm. 2 68 Ibid, hlm. 3

Page 56: DISERTASI - Islamic University

35

potensi yang dimiliki sehingga dapat diperoleh sumber daya manusia yang

dapat mencapai tujuan organisasi. Hal sama dikemukakan Michael

Amstrong (1987), ia mendefinisikan manajemen sumber daya manusia

sebagai pendekatan strategis terhadap keterampilan, motivasi,

pengembangan manajemen pengorganisasian sumber daya manusia.69

Menurut Hasibuan manajemen sumber daya manusia adalah ilmu

dan seni mengatur hubungan peranan tenaga kerja agar efektif dan

efisien.70 Setiap lembaga, instansi baik pemerintah maupun perusahan

dan lembaga pendidikan mengingkan sumber daya yang dimilikinya dapat

memeberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi anggota organisasi.

Namun, dalam kenyataan sering ditemui bahwa kemampuan sumber daya

manusia belum dapat memenuhi harapan manajer maupun pemimpin.

Kewajiban seorang pemimpin untuk mengembangkan sumber daya

manusia dalam suatu organisasi. Upaya pengembangan kemampuan ini

mengandung konsekuensi waktu dan biaya yang harus disediakan

pemimpin dan organisasi. Namun kinerja sumber daya manusia yang

berdampak pada peningkatan kinerja organisasi pula.

Salah satu fungsi utama sumber daya manusia adalah merekrut

orang yang tepat. Bagaimana akan mencari tahu siapa orang yang tepat

tersebut? Mengidentifikasi orang yang tepat merupakan tujuan dari proses

pemilihan yang menyatakan karateristik-karateristik dari individu dengan

persyaratan dari pekerjaan tersebut.71 Ketika manajemen gagal dalam

memilih orang yang tepat, kinerja karyawan dan kepuasan keduannya

akan buruk.

Sumber daya manusia dalam sebuah organisasi, walaupun telah

direkrut melalui seleksi yang baik, namum dalam melasanakan tugasnya

masih selalu menghadapi persoalan yang tidak dapat diselesaikan sendiri.

69

Michael Amstrong Handbook, Of Performance Managemet, (London and Philadelphia Kogan Page, 2006), hlm. 20. 70

Taufiqurokhman, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2009), hlm. 2. 71

Stephen P. Robbins, TimothynA. Judge, Perlilaku Organisasi, ( Jakarta, Salemba, 2015), Hlm. 384.

Page 57: DISERTASI - Islamic University

36

Dalam hal masih terdapat kekurangan dan kemampuan serta

keterampilan pekerja dalam suatu program pelatihan yang

diselenggarakan secara khusus seperti pelatihan-pelatihan dan kursus.

Dari berbagai pandangan sebelumnya tampak indikator yang

penting yang berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia

yaitu:

1. Manajemen sumber daya manusia adalah aktivitas yang berhubungan dengan memperdayakan manusia dalam organisasi.

2. Manajemen sumber daya manusia adalah pendakatan strategis dengan cara-cara terbaik dan pro aktif dalam mengelolala sumber daya organisasi.

3. Manajemen sumber daya manusia berkenaan dengan nilai dan kultur organisasi dan tidak hanya menciptakan aspek-aspek yang rasional dan nyata seperti struktur dan teknologi, tetapi juga pencipta idiologi, bahasa, kepercayaan.

4. Manajemen sumber daya manusia berkaitan dengan bagaimana merencanakan, menempatkan, mengkoordinasi, membina, memotivasi, dan mengontrol sumber daya manusia yang bekerja dalam organisasi.72

Berdasarkan dengan konsep manajemen sumber daya manusia

maka fokus memberikan kontribusi pada suksesnya organisasi oleh

karena untuk meningkatkan kinerja organisasi maka dukungan aktivitas

manajemen sumber daya manusia sangatlah penting, dimana aktivitas

tersebut merupakan fungsi oprasional manajemen sumber daya manusia.

Menurut Milkovich dan Bougreau (1997) bahwa fungsi manajemen

sumber daya manusia terdiri dari:

1) Staffing: recruiting, selection, separations and diversity 2) Trainning and development: carrers, continious learning and

mentoring; 3) Compensation: base [ay on markets, pay for perfomance, benefit/non

financial. 4) Employee relations: communications, grievanse/dispute resolutions,

unions relations, safty and health. 5) Work structure: job analysis, teams, perfomance management,

employee involvement.73

72

Wibowo, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Surabaya, CV. R. A. De. Rozarie), hlm.4 73 Ibid, hlm. 5.

Page 58: DISERTASI - Islamic University

37

Sumber daya manusia menjadi faktor dominan dalam suatu

institusi, tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Pendidikan memerlukan

sumber daya manusia berkualitas untuk melaksanakan perannya dalam

melayani kebutuhan pendidikan masyarakat. Kebutuhan pendidikan

tersebut meliputi kebutuhan yang bersifat praktis situasional maupun

bersifat prediktif antisifatif bagi transformasional.

3. Manajemen Pendidikan

Pendidikan diyakini sebagai salah satu bidang yang memiliki

peranan penting dan strategis dalam pembangunan suatu bangsa.

Bahkan menjadi faktor dominan dalam proses peningkatan kecerdasan

bangsa. Hal tersebut telah diakui sejak dirumuskannya UUD 1945. Tanpa

bangsa yang cerdas tidak mungkin bangsa itu ikut serta dalam percaturan

global, untuk itu lembaga pendidikan membutuhkan pengelolaan/

manajemen pendidikan. Maka para ahli memberikan berbagai macam

definisi tentang manajemen pendidikan.

Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan

atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha

kerjasama kelompok manusia yang tergabung dalam organisasi

pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

sebelumnya, agar efektif dan efisien.74 Sedangkan Husaini Usman adalah

seni mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan proses hasil

belajar peserta didik secara aktif, kriatif, inovatif, dan menyenangkan

dalam mengembangkan potensi dirinya.75. Sedangkan menurut Usman

dalam Amtu, manajemen pendidikan adalah seni atau ilmu mengelola

sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan

74Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta, Aditya Media, 2009), hlm. 4. 75

Husaini Usman, Manajemen Pendidikan , Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta, Bumi Aksara, 2014), hlm. 13.

Page 59: DISERTASI - Islamic University

38

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 76 sedangkan Suharsimi

mengatakan manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau

rangkaian segala kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha

kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi

pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

sebelumnya, agar efektif dan efisien.77

Sedangkan manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses

pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara

menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk

mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.78 Manajemen

pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan

pendidikan. Dalam arti, ia merupakan seni dan ilmu mengelola sumber

daya pendidikan Islam secara efektif dan efisien.79 Maksudnya adalah

seni dan ilmu dalam mengelola sumber daya pendidikan Islam untuk

mencapai tujuan pendidikan Islam yang efektif dan efisien. Dan juga bisa

kita definisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan Islam untuk

mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.

Pelaksanaan manajemen pendidikan pada prinsipnya sama

dengan pelaksanaan manajemen pada organisasi/perusahaan pada

umumnya. Perbedaan manajemen pendidikan lebih mengarah kepada

penghargaan yang tinggi terhadap manusia, sehingga mananjemen

pendidikan harus dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip guna mencapai

tujuan yang ditetapkan. Soetopo dalam manajemen pendidikan

mengatakan prinsip-prinsip yang dipedomani dalam manajemen

pendidikan yaitu; 1) Pelibatan tanggung jawab individu-individu atau 76

Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep, Strategi, dan Implimentasi (Bandung, Alfa Beta, 2013), hlm. 24. 77

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Aditya Media, 2009), hlm. 4. 78

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam (Bandung, Erlangga 2009), hlm. 10. 79 Muhaimin, Suti’ah, S.L. Prabowo, Manajemen Pendidikan, Aplikasi dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta, Prenada Media Group, 2011), hlm. 5.

Page 60: DISERTASI - Islamic University

39

kelompok untuk berpartisipasi dalam membuat jeputusan, 2) usaha

menempatkan kepemimpinan dan mendorong pelaksanaanya sesuai

dengan kemapuan, kapasitas, latar belakang, pengalaman, minat, dan

kebutuhan pribadi yang terlibat, 3) adanya fleksibilitas organisasi yang

memungkinkan penyesuaian dan dapat dilakukan secara kontinu, 4)

penghargaan terhadap usaha dan aktivitas kreatif sesuai dengan hakikat

manusia, yang diekspresikan dalam perencanaan dan pelaksanaan

program pendidikan.80

Dalam perspektif peningkatan mutu, manajemen pendidikan dapat

dipandang sebagai suatu strategi dalam meningkatkan mutu, relevansi

dan daya saing pendidikan. Namun, tidak berarti pendidikan dapat

diperlakukan sebagai barang dagangan, karena pendidikan bersendikan

nilai-nilai kemanusiaan melalui aktivitas belajar mengajar. Maka

pengelolaan pendidikan yaitu memanusiakan manusia sebagai individu

yang bermartabat, bermoral, bertaqwa, serta bertanggung jawab untuk

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.81 Sedangkan pengertian

manajemen pendidikan ditinjau dari beberapa aspek sasaran

dikemukakan oleh Suryo Subroto:

a. Manajemen pendidikan sebagai kerjasama untuk mencapai tujuan Pendidikan.

b. Manajemen pendidikan sebagai proses untuk mencapai tujuan Pendidikan

c. Manajemen pendidikan sebagai suatu sistem d. Manajemen pendidikan sebagai upaya pendayagunaan sumber

Sumber untuk mencapai tujuan pendidikan e. Manajemen pendidikan sebagai kepemimpinan pendidikan f. Manajemen pendidikan sebagai proses pengambilan keputusan g. Manajemen pendidikan sebagai aktivitas komunikasi h. Manajemen pendidikan dalam pengertian yang sempit sebagai

kegiatan ketatausahaan di sekolah.82

80 Imam Gunawan, Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar Praktik, (Bandung, Alfabeta,2017), hlm.31 81

Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep, Strategi, dan Implimentasi (Bandung: Alfa Beta, 2013), hlm. 24. 82

Suryo Subroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 15

Page 61: DISERTASI - Islamic University

40

Pengertian yang sama dalam Islam hakikat manajemen adalah

ر دبـر yang merupakan derivasi dari akar kata (pengaturan) التدبـيـ

(mengatur) yang banyak terdapat dalam firman Allah SWT dalam Surat

As- Sajdah Ayat 5 yang berbunyi:

ã� În/y‰ãƒ t�øΒ F{$# š∅ÏΒ Ï !$ yϑ¡¡9 $# ’n<Î) ÇÚö‘ F{ $# ¢Ο èO ßlã� ÷ètƒ ϵø‹ s9 Î) ’Îû 5Θ öθ tƒ tβ% x. ÿ… çνâ‘#y‰ø)ÏΒ y# ø9 r&

7π uΖy™ $ £ϑÏiΒ tβρ‘‰ãès? ∩∈∪

Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.83

Kemudian firman Allah SWT dalam surat Yunus ayat 31 juga

disebutkan, sebagai berikut:

ö≅è% tΒ Νä3è%ã— ö� tƒ zÏiΒ Ï !$yϑ¡¡9 $# ÇÚö‘ F{$#uρ Β r& à7Î=ôϑtƒ yìôϑ¡¡9 $# t�≈ |Á ö/F{$#uρ tΒ uρ ßl Ì�øƒä†

¢‘y⇔ø9 $# z ÏΒ ÏM Íh‹ yϑø9 $# ßlÌ� øƒä†uρ |M Íh‹yϑø9 $# š∅ÏΒ Çc‘y⇔ø9 $# tΒ uρ ã� În/y‰ãƒ z÷ö∆ F{$# 4 tβθä9θ à)uŠ|¡sù ª! $# 4 ö≅à)sù Ÿξ sùr& tβθ à)−Gs? ∩⊂⊇∪

Artinya: Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu

tidak bertakwa kepada-Nya)?84

Dari kedua ayat di atas, terdapat kata ÷ ö∆F{ $# ã�În/ y‰ ムzyang berarti

mengatur urusan. Ibnu Katsir menafsirkan bahwa Allah SWT adalah

83 Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), hlm. 415. 84 Anonim, Al-Qur’an, Ibid, hlm. 212.

Page 62: DISERTASI - Islamic University

41

Pengatur alam (manager), keteraturan alam raya merupakan bukti

kebesaran Allah SWT dalam mengelola (memanage) alam ini.85

Dari beberapa pengertian diatas juga menegaskan bahwa

manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan kejadian-kejadian,

gejala-gejala dan keadaan-keadaan yang ada. Sedangkan manajemen

sebagai seni berfungsi mengajarkan kepada kita bagaimana

melaksanakan sesuatu hal untuk mencapai tujuan yang nyata

mendatangkan hasil atau manfaat.

Dalam hal ini manajemen dilukiskan sebagai 4P, yaitu

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Keempat

fungsi manajemen tersebut merupakan kunci bagi keberhasilan suatu

pekerjaan yang dilakukan oleh lembaga. Kemudian fungsi ini, yaitu

pengkomunikasian dan pemotivasian akan menunjang (akselerator)

keberhasilan empat fungsi manajemen tersebut. Didalam manajemen

fungsi-fungsi tersebut itu dilaksanakan oleh seorang manajer atau

pimpinan. Seorang manajer perlu memiliki kemampuan mempengaruhi

para bawahannya agar bergerak untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

a. Perencanaan (Planning)

Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak

dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan mengatur

berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang

diharapkan. Perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan

menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa,

keadaan, suasana, dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan

(intensifikasi, ekstensifikasi, revisi, renovasi, substansi, dan lain

sebagainya).86

85 Imam al-Jalil al-Hafizh Imanuddin Abi Fida’ Ismail Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an (Beirut: Maktabah Waladi li Turots, 774), hlm. 361. 86 Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Konfrehensif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 2-4.

Page 63: DISERTASI - Islamic University

42

Menurut Steiner yang dikutip Michael A Hitt, (2006:91) bahwa

perencanaan dalam pandangan ini menyediakan mekanisme untuk

menetapkan dan meninjau tujuan, berfokus pada pilihan kepentingan

jangka panjang, mengidentifikasi pilihan strategis, mengalokasikan

sumber daya internal, mengkoordinasi, memantau dan mengendalikan.

Dan Benowitz (2001:47) menegaskan, sebelum manajer menangani salah

satu fungsi dari manajemen, terlebih dahulu ia harus membuat rencana,

tujuannya adalah keadaan masa depan yang diinginkan organisasi serta

berupaya untuk dicapai.

Sedangkan Rusman di dalam Husaini mengatakan perencanaan

pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah

alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang dilaksanakan di

masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki.87 Dari

definisi tersebut perencanaan mengandung unsur-unsur: (1) sejumlah

kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses, (3) hasil yang

ingin dicapai, (4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.88

Fungsi perencanaan dalam manajemen adalah perencanaan, dan

merupakan langkah awal merumuskan strategi, dengan

mempertimbangkan sumber daya organisasi untuk meramalkan

kesuksesan di masa mendatang. Satu-satunya hal yang pasti mengenai

masa depan organisasi adalah perubahan, perencanaan (planning)

merupakan jembatan yang penting antara masa kini dan masa depan

yang mampu meningkatkan kemungkinan tercapainya hasil yang

diinginkan, perencanaan adalah proses yang dengannya orang

memerlukan apakah perlu untuk menempuh suatu usaha, mencari jalan

yang paling efektif untuk mencari tujuan yang diinginkan dan

mempersiapkan diri untuk mengatasi beragam kesulitan yang tidak

87 Op,Cit, hlm. 32. 88 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Reset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm.77.

Page 64: DISERTASI - Islamic University

43

diharapkan dengan sumber daya yang memadai.89 Adapun Kegiatan yang

termasuk fungsi perencanaan adalah:

a) Memperkirakan keadaan situasi di waktu yang akan datang berdasarkan keadaan di waktu yang lalu, sekarang dan kemungkinan perkembangan di waktu yang akan datang.

b) Menentukan sasaran strategi yaitu cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai sasaran yang akan ditentukan.

c) Mengembangkan strategi yaitu cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai sasaran yang akan ditentukan.

d) Mengembangkan program yaitu langkaH-langkah atau urutan kegiatan serta waktu pelaksanaanya.

e) Mengalokasikan sumber daya untuk pelaksanaan program. f) Menentukan program yaitu metode atau cara yang standar untuk

melaksanakan kegiatan. g) Mengembangkan kebijaksanaan yaitu batasan-batasan yang harus

diikutkan mengenai mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak.90

Konsepsi perencanaan dalam Islam dicanangkan berdasarkan

konsep pembelajaran dan hasil musyawarah dengan orang yang

berkompeten, orang yang cermat dan luas pandangan dalam

menyelesaikan persoalan.91 Ketentuan ini berdasarkan petunjuk Allah

SWT:

$ pκš‰r' ¯≈ tƒ šÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u (#θ à)®?$# ©!$# ö�ÝàΖtF ø9 uρ Ó§ø�tΡ $ ¨Β ôMtΒ £‰s% 7‰tó Ï9 ( (#θà)?$#uρ ©! $# 4 ¨βÎ) ©! $#

7�� Î7yz $ yϑÎ/ tβθ è=yϑ÷ès? ∩⊇∇∪

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Hasyr: 18).92

Selanjutnya pada Al-Qur’an dalam surat An-Nahl ayat 43, Allah

berfirman:

89Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Reset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm.5. 90 Ibid: hlm. 164-165. 91 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op. Cit., hlm. 89-90. 92 Anonim, Al-Qur’an… Op, Cit., hlm. 919.

Page 65: DISERTASI - Islamic University

44

!$ tΒ uρ $ uΖù=y™ö‘r& ∅ÏΒ y7Î=ö6 s% āω Î) Zω% y Í‘ û ÇrθœΡ öΝÍκö� s9 Î) 4 (# þθ è=t↔ó¡sù Ÿ≅÷δ r& Ì�ø.Ïe%!$# βÎ) óΟçGΨä. Ÿω

tβθ çΗs>÷ès? ∩⊆⊂∪

Artinya: Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui (Q.S. An-Nahl: 43).93

Kedua ayat ini berdasarkan tafsirnya pertama menjelaskan kepada

orang-orang beriman untuk bertaqwa kepada Allah SWT dan

memeperlihatkan (persiapan yang baik) apa yang diperbuatnya untuk hari

esok. Kedua orang yang mempunyai pengetahuan di sini yakni orang-

orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab. Dan

kemudian konsep musyawarah yang digunakan dalam setiap

perencanaan menunjukkan indikasi yang kuat bahwa kaum Muslimin

senantiasa membuat perencanaan atas segala sesuatu yang dilakukan.

Dalam ilmu manajemen tindakan ini disebut perncanaan (planning) yang

membutuhkan keikhlasan dan musyawarah dalam bekerja. Dalam tahap

perencanaan oprasional (pelaksanaan), khalifah Abu Bakar pernah

melakukannya saat memberangkatkan pasukan Islam memerangi kaum

murtad. Khalifah memberikan petunjuk dan nasihat kepada Usamah bin

Zaid pimpinan perang mereka: Janganlah Kalinan berhianat, mencederai

(janji), berbuat ghulul dan meniru. Janganlah kalian membunuh anak-

anak, orang tua renta. Janganlah menyembelih dan jangan memotong

pohon yang sedang berbuah, dan janganlah kalian menyembelih domba

dan onta, kecuali untuk dimakan.94

Program sekolah direncanakan setiap tahun yakni kegiatan

menentukan tindakan masa depan Sekolah yang tepat melalui urutan

pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia dalam

93 Anonim, Al-Qur’an… Op, Cit., hlm. 408. 94 Sinn, Ahmad Ibrahim Abu, Al Idârah fi Al-Islam, Terj. Dimyauddin Djuawaini (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 90.

Page 66: DISERTASI - Islamic University

45

menuju sekolah yang berkualitas.95 Melalui perencanaan sumber daya

manusia (guru) yang matang, produktivitas kerja dari yang sudah ada

dapat ditingkatkan. Hal ini dapat terwujud melalui adanya penyesuaian-

penyesuaian tertentu, seperti peningkatan disiplin kerja, dan peningkatan

keterampilan sehingga setiap orang menghasilkan sesuatu yang berkaitan

langsung dengan kepentingan organisasi.96

Setiap tahun, menjelang dimulainya tahun ajaran baru, Kepala

sekolah membuat perencanaan kinerja dan menyusun program tahunan

yang terkait dengan guru diantaranya:

1. Program pengajaran antara lain: kebutuhan tenaga guru sehubungan dengan kepindahan dan lain-lain, pembagian tugas mengajar, pengadaan buku-buku pengajaran, alat-alat pengajaran dan praga, pengadaan dan pengembangan laboratorium, pengadaan dan pengembangan perpustakaan, sistem penilaian hasil belajar, kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain.

2. Program kesiswaan seperti; syarat-syarat dan prosedur penerimaan siswa baru, pengelompokan siswa, pembagian kelas, bimbingan dan konseling, pelayanan kesehatan dan lain-lain.

3. Kepegawaian seperti penerimaan dan penempatan guru, pembagian tugas pekerjaan guru dan pegawai, kesejahteraan guru dan pegawai, mutasi dan promosi dan sebagainya.

4. Keuangan mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk berbagai kegiatan yang direncanakan baik keuangan yang berasal dari pemerintah maupun yayasan.

5. Perlengkapan mencakup perbaikan dan reliabilitas gedung, penambahan ruang kelas, perbaikan dan pemugaran pagar pekarangan, perbaikan dan pengadaan lapangan olah raga, pengadaan dan perbaikan meja-kursi siswa dan sebagainya.97

Kemudian terkait dalam kinerja guru juga membuat rencana

pembelajaran di awal tahun, diantaranya:

1. Perencanaan guru dalam program kegiatan pembelajaran, dilihat dari kemampuan guru menyusun program kegiatan pembelajaran.

95 Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik (Bandung: Refika Aditama, 2012), hlm. 41-42. 96 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya manusia ( Jakarta: Bumi Aksara, 2016) hlm. 45. 97 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Rosdakarya, 2016), hlm. 107.

Page 67: DISERTASI - Islamic University

46

2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Diataranya pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran.

3. Evaluasi dalam kegiatan.98

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan antara

lain: pertama faktor-faktor meliputi politik, ekonomi, waktu, hukum, dan

peraturan-peraturan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

keberadaan sekolah, kendala tersebut adalah berkaitan dengan pimpinan

sebagai top manager dan top leader, serta keterlibatan sumber daya

manusia.99

Tujuan perencanaan kinerja diwujudkan dalam bentuk outcomes

atau manfaat. Sebagai kesimpulan proses perencanaan kinerja

diharapkan tugas pekerjaan dan sasaran kinerja akan sejalan dengan

tujuan dan sasaran unit kerja. guru akan memahami hubungan dan

tanggung jawabnya dengan tujuan menyeluruh. Uraian tugas dan

tanggung jawab yang akan di dilakukan dapat dimodifikasi dan

mencerminkan setiap perubahan dalam konteks pekerjaan yang dilakukan

oleh kepala sekolah, guru dan karyawan. Untuk mewujudkan visi dan misi

sekolah yang ditetapkan.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Kepala sekolah pada bagian ini dituntut untuk dapat

mengorganisasikan dan menggerakan personil di lembaga maupun

institusinya, kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana kerja

yang sehat seperti pada guru, karyawan dengan memupuk dan

memelihara kesediaan bekerja sama di dalam kelompok demi tercapainya

tujuan bersama, menanamkan dan memupuk perasaan anggota masing-

masing bahwa mereka termasuk dalam kelompok dapat dibentuk melalui

penghargaan terhadap usaha-usahanya dan sifat ramah tamah.

98 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru edisi kedua (Jakarta: Rajagafindo Persada, 2013), hlm. 75-79. 99 H.E. Syarifudin, Manajemen Pendidikan ( Jakarta: Diadet Media, 2011), hlm. 56.

Page 68: DISERTASI - Islamic University

47

Organisasi biasanya menggambarkan lima aspek struktur

organisasi yaitu pembagian tugas, para pemimpin dan bawahan, jenis

pekerjaan yang dikerjakan, pengelompokan bagian yang dikerjakan

(fungsional, daerah, proyek) dan tingkatan manajemen.100 Guru perlu

pengorganisasian khusus dari pimpinannya, agar mereka dapat

menggunakan untuk melaksanakan kewajiban sesuai kompetensi yang

dimilikinya. Kepala sekolah perlu melakukan pengorganisasian secara

bertahap agar menghasilkan penempatan guru dan karyawan yang efektif

dan efisien, dimana bisa berkreasi dan berinovasi dalam memajukan

sekolah.

Tujuan pengorganisasian (organizing) adalah mencapai upaya

yang terkoordinasi dengan cara menentukan tugas dan hubungan otoritas,

pengorganisasian berarti penentuan siapa yang melakukan apa dan siapa

yang harus memberi tanggung jawab kepada siapa.101 Disisi lain

organisasi merupakan suatu sistem kerjasama daripada sekelompok

orang untuk mencapai tujuan bersama. Dan organisasi juga merupakan

hubungan-hubungan yang terpolakan di antara orang-orang berurusan

dengan aktivitas-aktivitas ketergantungan yang diarahkan pada satu

tujuan tertentu.102 Sedangkan Menurut Siagian (1985) di dalam

Suryobroto pengorganisasian harus mempunyai prinsip-prinsip kerja

sebagai berikut:

a) Organisasi itu mempunyai tujuan yang jelas. b) Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap anggota organisasi. c) Tujuan organisasi harus dapat menerima oleh setiap orang dalam

organisasi. d) Adanya kesatuan arah. e) Adanya kesatuan perintah. f) Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab

seorang dalam menjalankan tugasnya. g) Adanya pembagian tugas yang jelas.

100 Sukanto Reksohaddiprojo, Dasar-Dasar Manajemen ( Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 37. 101Fred R. David, Stategec Management Stratigis (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 193 102Syarifuddin, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Diadit Media, 2011), hlm. 65.

Page 69: DISERTASI - Islamic University

48

h) Struktur organisasi harus disusun secara sesederhana mungkin. i) Pola dasar dari organisasi harus relatif permanen. j) Adanya jaminan terhadap jabatan-jabatan dalam organisasi. k) Adanya balas jasa yang setimpal yang diberikan kepada setiap

anggota organisasi. l) Penempatan orang yang bekerja dalam organisasi hendaklah

sesuai dengan kemampuannya.103 Sedangkan pengorganisasian menurut Handoko (2003) dalam

Husaini adalah:

a) Cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling efektif terhadap sumber daya keuangan, bahan baku dan tenaga kerja organisasi.

b) Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatannya, dimana setiap pengelompokan diikuti penugasan seorang manajer yang diberi wewenang mengawasi anggota kelompok.

c) Hubungan antara fungsi jabatan, tugas karyawan. d) Cara manajer membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam

departemen dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.104

Dalam termenologi agama Islam apa yang disebut amal soleh

bukan sekedar amal keakhiratan, tetapi semua karya yang berbasis

keimanan yang juga berarti keteraturan, tertib, kotinyunitas, akuntabilitas

(amanah) terprogram dan berdampak bagi kemaslahatan semua. Ini

semua berarti Islam menawarkan sistem pengorganisasian yang handal

dan matang, seperti dikatakan Ali bin Abi Thalib, dalam Qomar bahwa:

الحق بلا نظام يـغلبه الباطل �لنظام

Artinya: “ Suatu kebaikan (hak) tanpa terorganisasi dengan baik akan sangat mudah terkalahkan oleh kebatilan yang terorganisasi.105

Berdasarkan berbagai pendapat tentang organisasi di atas, dapat

disimpulkan bahwa yang disebut pengorganisasian adalah proses kerja

sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. 103Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 25. Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, edisi 4 ( Jakarta, Bumi Aksara, 2016), hlm. 171. 104 Ibid, hlm. 171. 105 Mujamil Qamar, Manajemen Pendidikan Islam (Malang: Erlanga, 2009), hlm. 30.

Page 70: DISERTASI - Islamic University

49

Jadi, dalam setiap organisasi terkandung tiga unsur, yaitu (1) kerja sama,

(2) dua orang atau lebih, dan (3) tujuan yang hendak dicapai.

c. Pergerakan/Pelaksanaan (Actuating)

Lembaga pendidikan memerlukan manajemen yang dapat

menggerakan lembaga kepada tujuan yang diharapkan. Selanjutnya

dilakukan pembinaan yang intensif kepada pendidik, agar dapat

menghayati landasan-landasan filosofinya yaitu menjadi pendidikan

profesional dan kompeten.106 Kepala sekolah menjalankan manajer

terhadap pelaksanaan pekerjaan guru-guru dan karyawan lainnya di

sekolah. Melalui fungsi ini kepala sekolah dapat berupaya untuk memberi

perintah pekerjaan kepada guru. Menggerakan guru salah satunya dalam

bentuk perintah, perintah dimaksudkan untuk memperlancar tujuan

organisasi.

Pelaksanaan atau penggerakan merupakan aspek hubungan

manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar

bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya yang efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan. Penggerakan dimaksudkan agar semua

anggota kelompok mau kerjasama secara ikhlas serta bergairah untuk

mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha

pengorganisasian. Kegiatan dalam fungsi ini meliputi:

a) memberikan tugas, tanggung jawab dan wewenang. b) memotivasi orang untuk melakukan hal-hal yang semestinya

dilakukan. c) mengembangkan dan melatih yaitu meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang diperlukan setiap unit kerja agar dapat tercapai kerjasama yang efektif.

d) mendorong timbulnya pemikiran-pemikiran alternatif pemecahan masalah dari bawahan dan mengatasi konflik yang terjadi.

e) merespon timbulnya kreativitas dan pembaharuan dalam usaha mencapai tujuan.

Dengan demikian, pelaksanaan yang dilakukan oleh kepala

sekolah, guru penting dalam manajemen. Kepala sekolah, guru, sebagai

106 Haidar Putra Daulay dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam Mencerdaskan Bangsa (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 21.

Page 71: DISERTASI - Islamic University

50

manajer yang mampu menggerakkan bawahannya dalam pelaksanaan

yang sudah pasti mempunyai kiat-kiat tertentu, seperti memberi motivasi,

usaha untuk membangkitkan semangat kerja bawahannya. Karena unsur

pelaksanaan dominan kepala sekolah, guru dalam melaksanakan

tugasnya, harus memperhatikan tiga hal yaitu:

a) Memperhatikan elemen-elemen manusia dalam semua tindakan-tindakan manajerial serta masalah-masalah.

b) Mencari keterangan tentang kebutuhan apa yang dirasakan oleh setiap warga sekolah/madrasah dan berusaha memenuhi kebutuhan ini.

c) Memperhatikan kebutuhan dan kepentingan kelompok yang ikut serta dan terlibat.107

Menurut Cunningham Yang dikutif oleh Hamzah B.Uno, (2008:1)

dalam Martinis Yamin menjelaskan perencanaan merupakan penyeleksi

dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk

masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan dan

memformulasikan hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan

dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan

dalam penyelesaian.108 Pelaksanaan ini menekankan pada usaha

menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang

akan datang serta usaha untuk mencapainya.

d. Pengawasan/Kepala Sekolah (Controlling/Leadership)

Fungsi manajemen terakhir adalah pengawasan merupakan

tindakan yang dilakukan para manajer pada suatu organisasi.

Pengawasan adalah proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan

organisasi. Pengawasan adalah suatu cara lembaga mewujudkan kinerja

dan mutu yang efektif dan efisien dan lebih jauh mendukung terwujudnya

visi/misi lembaga atau organisasi.109 Fungsi pengendalian/pengawasan

merupakan suatu unsur manajemen pendidikan untuk melihat apakah

107Baharuddin dan Moh Makin, Manajemen Pendidikan Islam, hlm. 106. 108 Martinis Yamin, Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Gaung Persada, 2010), hlm. 40. 109 Irham Fahmi, Manajemen, Teori, Kasus dan Solusi (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 84.

Page 72: DISERTASI - Islamic University

51

segala kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang

digariskan dan di samping itu merupakan hal terpenting untuk

menentukan rencana kerja yang akan datang. Sedangkan unsur-

unsurnya, yaitu: (1) adanya proses dalam menetapkan pekerjaan yang

telah dan akan dikerjakan, (2) sebagai alat untuk menyuruh orang bekerja

menuju sasaran-sasaran yang ingin dicapai, (3) memonitor, menilai, dan

mengoreksi pelaksanaan pekerjaan, (4) menghindarkan dan memperbaiki

kesalahan, penyimpangan atau penyalahgunaan, (5) mengukur tingkat

efektivitas dan efisiensi kerja.

Fungsi pengawasan dalam lembaga pendidikan adalah suatu

proses endeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya

mengevaluasi kinerja guru dan apabila perlu menerapkan tindakan-

tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana.110

Firman Allah SWT juga menerangkan dan mendorong manusia untuk

berkarya seperti yang terdapat dalam surat Al-Mulk ayat 2 berbunyi:

“Ï% ©!$# t, n=y{ |Nöθ yϑø9 $# nο4θ u‹ ptø: $#uρ öΝä.uθ è=ö7u‹ Ï9 ö/ ä3•ƒ r& ß|¡ ôm r& Wξ uΚ tã 4 uθ èδ uρ Ⓝ Í•yè ø9 $# â‘θ à�tó ø9 $# ∩⊄∪

Artinya: “ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kami,

siapa di antara kamu lebih baik amalnya. Dan dia maha perkasa lagi maha pengampun.111

Penjelasan dalam al-Qur’an tersebut bahwa harus mempunyai

standar kualitas yang menjamin kepuasan stakeholders. Ini memerlukan

kontrol atau pengawasan terpercaya (amanah). Sifat amanah merupakan

salah satu sifat Rasul yang erat kaitanya dengan sistem manajemen.

4. Manajemen Kinerja

Surya Darma mengartikan manajemen kinerja adalah suatu

proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi, kelompok

110Ibid, hlm. 395. 111 Anonim, Al-Qur’an...Op.Cit, hlm. 67.

Page 73: DISERTASI - Islamic University

52

dan individu yang digerakan oleh manajer.112 Sedangkan R.K. Suhu

berpendapat bahwa manajemen kinerja adalah:

Performance management system is the process of performance, Planning (goal setting), performance monitoring and coaching. Measuring (evaluating) individual performance linked to organizational goals, giving him/her feedback, rewarding the individual based on his/her achievement againt set performance goal and required competencies, and working out a plan for his/her development.

Dari gambar 2.4. PMS

Artinya sistem manajemen kinerja adalah proses kinerja dimulai

dengan, Perencanaan (penetapan tujuan), pemantauan kinerja dan

pembinaan. Mengukur (mengevaluasi) kinerja individu yang terkait dengan

tujuan organisasi, memberikan umpan balik kepadanya, memberi

penghargaan kepada individu berdasarkan prestasinya dan menetapkan

tujuan kinerja dan kompetensi yang dibutuhkan, dan menyusun rencana

untuk pengembangannya.113 Kemudian Bacal dalam Wibowo memandang

manajemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara

terus-menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan secara

langsung.114

Sedangkan Armstrong dalam Wibowo merangkum dan

memperkaya pengertian manajemen kinerja antara lain:

1. Manajemen kinerja adalah sarana untuk mendapatkan hasil lebih baik dari organisasi, tim dan individual dalam kerangka kerja yang

112 Surya Darma, Manajemen Kinerja, Falsafah dan Penerapannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 1. 113 R.K Sahu, Performance Management System, (New Delhi, 2007), hlm. 3. 114 Ibid, hlm. 7

Page 74: DISERTASI - Islamic University

53

disepakati dalam perencanaan tujuan, sasaran dan standar. (Armstrong dan Murlis, 1994).

2. Proses manajemen kinerja adalah proses dengan mana perusahaan mengelola kinerjanya selaras dengan strategi dan sasaran korporasi dan fungsional. Sasaran dari proses ini adalah mengusahakan sistem putaran tertutup secara proaktif, di mana strategi korporasi dan fungsional disebarkan pada semua proses, aktivitas, tugas dan personel bisnis, dan umpan balik diperoleh melalui sistem pengukuran kinerja untuk memungkinkan keputusan manajemen yang tepat (Bitici, Carrie dan McDevitt, 1997).

3. Manajemen kinerja adalah suatu rentang dari praktik organisasi yang terkait dalam meningkatkan kinerja dari target orang atau kelompok dengan tujuan akhir memperbaiki kinerja organisasi (DeNisi, 2000).

4. Manajemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan dan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang dilakukan (Bacal, 1994).

5. Manajemen kinerja merupakan dasar dan kekuatan pengiring yang berada di belakang semua keputusan organisasi, usaha kerja dan alokasi sumber daya (Castello, 1994).115

Kemudian Amstrong dan Baron (1998) dalam Farid Poniman

mengartikan manajemen kinerja adalah:

“Strategik and integrated approach to increase the effectiveness of companies by improving the performance of the people who work in them and by developing the capabilities of teams and individual contributor”.116 Manajemen kinerja disini maksudnya adalah pendekatan strategis

dan terpadu untuk meningkatkan efektivitas perusahaan dengan

meningkatnya kinerja orang-orang bekerja di dalamnya dengan

mengembangkan kemampuan tim dan contributor individu. Hal ini

memungkinkan karyawan menyelaraskan tujuan pribadi dengan tujuan

organisasi dan dengan proses manajemen kerja.

Proses efektivitas manajemen kinerja dalam memperoleh

kegunaan, lebih objektif, maka proses melalui siklus adalah:

115 Ibid, hlm. 9. 116 Farid Poniman, Yayan Hadiyat, Manajemen HR STIFIn, Terobosan Mendongkrak Produktivitas (Jakarta: Pt Gramedia, 2015) hlm. 33.

Page 75: DISERTASI - Islamic University

54

a. Perencanaan kinerja (performance planning) yaitu proses [persatuan target dan sasaran yang akan dicapai.

b. Proses pemantauan kinerja (performance review) yaitu proses yang dilakukan atasan atau manajer untuk melakukan monitoring berjalan (on-going-review) dan melakukan umpan balik atau feedback atas kinerja yang telah dicapai, termasuk melakukan intervensi-intervensi yang dianggap perlu.

c. Proses penilaian atau evaluasi (performance appraisal) yaitu proses penilaian secara formal terhadap kinerja individual karyawan dan memberikan feedback atas keseluruhan dari hasil evaluasi kinerja. 117

Proses manajemen kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.2. Proses Manajemen Kinerja Dari gambar diatas siklus manajemen kinerja dimulai dengan

perencanaan kemudian dengan pelaksanaan terakhir peninjauan ulang

atau review dari hasil yang kita kerjakan. Siklus ini adalah terus-menerus

dimana karyawan dan pimpinannya berinteraksi dan komunikasi tentang

bagaimana keterlibatan mereka dengan target dan sasaran yang

diharapkan organisasi.

Dari beberapa pengertian di atas, tampak bahwa manajemen

kinerja merupakan suatu proses yang dapat mendorong pada

pengembangan kinerja baik kinerja individu, tim, maupun organisasi

kearah yang lebih baik dan berkualitas, melalui komunikasi yang

berkesinambungan antara pimpinan dan pegawai sejalan dengan apa

yang diharapkan oleh organisasi. Manajemen kinerja memfokuskan diri

pada upaya untuk menjadikan kinerja sebagai pusat perhatian dalam

meningkatkan dan mengembangkan kinerja individu dan team agar dapat 117 Ibid, hlm. 5.

Page 76: DISERTASI - Islamic University

55

member kontribusi yang makin meningkat bagi organisasi sesuai dengan

tujuan organisasi.

Pengelolaan/manajemen kinerja dapat dikatakan bahwa pada

hakikatnya manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja

dikelolah. Dasar untuk melaksanakan manajemen kinerja adalah

perumusan tujuan, terciptanya konsensus dalam kerja sama, sifatnya

berkelanjutan, terjadi komunikasi dua arah dan terdapat umpan balik.

Melaksanakan manajemen kinerja akan memberikan manfaat bagi

organisasi, tim, dan individu. Manajemen kinerja mendukung tujuan

menyeluruh organisasi dengan mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja

dan manajer pada keseluruhan unit kerjannya. Pekerja memainkan peran

kunci atas keberhasilan organisasi. Seberapa baik seorang pemimpin

mengelolah kinerja bawahan akan secara langsung mempengaruhi kinerja

individu, unit kerja, dan seluruh organisasi.

Pengelolaan kinerja diawali dengan perumusan dan penetapan

tujuan yang hendak dicapai. Tujuan organisasi dicapai melalui

serangkaian kegiatan, dengan mengarahkan semua sumber daya yang

diperlukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Tujuan yang diharapkan

tersebut merupakan titik awal dalam perencanaan organisasi. Atas dasar

tujuan tersebut, dirancang sumber daya diperlukan, baik sumber daya

alam, sumber daya capital, sumber daya manusia, teknologi, dan

mekanisme, kerja yang ditempuh dalam mencapai tujuan organisasi.

Perencanaan kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang berada

di luar kekuasaan organisasi. Namun, tidak kalah pentingnya adalah

faktor-faktor internal yang masih dalam kewenangan organisasi sendiri.

Kinerja organisasi (sekolah) juga ditunjukan oleh bagaimana proses

berlangsungnya kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. Di dalam

proses pelaksanaan aktivitas harus selalu dilakukan monitoring, penilaian,

dan review atau peninjauan ulang terhadap kinerja secara periodik untuk

mengetahui pencapaian kemajuan kinerja yang dilakukan prediksi apakah

terjadi deviasi pelaksanaan terhadap rencana kerja yang dapat

Page 77: DISERTASI - Islamic University

56

mengganggu pencapaian tujuan. Atas dasar penilaian tersebut, dilakukan

review bersama antara atasan dan bawahan untuk mengetahui apakah

terdapat kesalahan dalam proses kinerja. Berdasarkan hasil review,

diberikan umpan balik untuk melakukan koreksi terhadap perencanaan

kinerja maupun implementasi kinerja. Disisi lain, untuk meningkatkan

kinerja dilakukan pembinaan sumber daya manusia melalui coaching,

mentoring, dan counselling.118

Dengan demikian pengelolaan kinerja dalam suatu lembaga

pendidikan menempati posisi penting dalam meningkatkan kinerja guru

dalam suatu organisasi yang akan sangat menentukan bagi

keberlangsungan organisasi dalam menjawab dan mengantisipasi

perubahan yang terjadi akibat globalisasi dengan tingkat persaingan yang

sangat tinggi. Darry D. Enos (2000:4-6) mengemukakan beberapa faktor

yang mendorong pada makin pentingnya manajemen kinerja yaitu:

Competition, An increase knowledge and demand, repid techonology,

human resources needs and desires, the human being have a powerful

need to be competens, incredible and growing knowledge availability.119

Dengan kondisi yang demikian, upaya untuk mengembangkan

kinerja kearah yang lebih baik sesuai dengan tujuan organisasi serta

tuntutan perubahan menjadi suatu hal yang sangat strategis dalam suatu

organisasi/ lembaga pendidikan. Apabila melihat suatu perubahan terjadi

di masyarakat sangat cepat dan memerlukan respon yang adaptif dan

proaktif, oleh karena itu manajemen kinerja dapat menjadi cara yang tepat

dan menentukan bagi upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja

organisasi dari mulai tingkatan strategis organisasi sampai tingkatan

individu dalam menghadapi semua tuntutan akibat perubahan yang

terjadi. Selain proses manajemen yang perlu diperhatikan dalam sebuah

instansi atau organisasi, kinerja dalam suatu instansi juga perlukan.

Karena, kinerja merupakan hasil kinerja dan juga penilaian atas kerja

118 Ibid, hlm. 4. 119 Ibid, hlm. 159

Page 78: DISERTASI - Islamic University

57

seseorang yang berkecimpung dalam dunia kerja sebuah instansi, oleh

karenanya kinerja juga membutuhkan manajemen, agar hasil yang

diperoleh atau kinerja dari para pekerja atau karyawan dapat mencapai

hasil yang ditujukan oleh instansi.

Merujuk pada pengertian model pengelolaan kinerja guru, maka

model pengelolaan dapat diartikan sebagai pola/bentuk atau prosedur

kerja yang teratur dan sistematis yang dijadikan acuan dalam menjalankan

yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga pendidikan agar

pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan karyawan/tenaga pendidik

sesuai dengan tuntutan pekerjaan mereka dalam menunjukan

kemampuan dan keberhasilan mereka melaksanakan tugas-tugas.

Model Deming menggambarkan proses manajemen kinerja dimulai

dengan menyusun rencana, melakukan tindakan, memonitor jalannya dan

hasil pelaksanaan, dan akhirnya melakukan review atau peninjauan

kembali atas jalanya pelaksanaan dan kemajuan pekerjaan yang telah

dicapai.

Manajemen kinerja Deming menggambarkan keseluruhan proses

manajemen kinerja dan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar: 2.3. The Performance Management cycle William Deming (1986).120

120 Michael Armstrong, Armstrong’s Handbook Of Performance Management An Evidence-based Guide to Delivering High Performance (London : United Kingdom, 2009), hlm. 62.

Page 79: DISERTASI - Islamic University

Hasil kegiatan monitoring dan

kemajuan telah dicapai sesuai dengan rencana. Namun, dapat terjadi

adanya deviasi antara rencana dengan kemajuan yang telah dicapai.

Dalam keadaan demikian, perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki

kinerja agar tujuan yang telah direncan

waktunya. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, langka yang diambil

adalah dengan melakukan penyesuaian kembali terhadap rencana dan

tujuan yang sudah diterapkan sebelumnya. Demikian seterusnya proses

kerja akan berulang kembali

Model proses kinerja Deming dinamakan

Model manajemen kinerja Torrington dan Hall melalui tahapan yang

hampir sama dengan siklus Model Deming dengan aktivitas berbeda.

Tahapan siklus Model Torrington dan

merumuskan/menentukan harapan kinerja; (2) menentukan dukungan

yang diberikan terhadap kinerja untuk mencapai tujuan; (3) pelaksanaan

kinerja dengan melakukan peninjauan kembali

terhadap kinerja; dan (4) melakukan pengelolaan terhadap standar kinerja

yang harus dijaga untuk mencapai tujuan.

Torrington dan Hall dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.4: Model Manajemen Sumber: Michael Armstrong dan Angela Barron.

121 Wibowo, Manajemen Kinerja Edisi Kelima24.

Hasil kegiatan monitoring dan review dapat disimpulkan bahwa

kemajuan telah dicapai sesuai dengan rencana. Namun, dapat terjadi

adanya deviasi antara rencana dengan kemajuan yang telah dicapai.

Dalam keadaan demikian, perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki

kinerja agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai pada

waktunya. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, langka yang diambil

adalah dengan melakukan penyesuaian kembali terhadap rencana dan

tujuan yang sudah diterapkan sebelumnya. Demikian seterusnya proses

kerja akan berulang kembali melalui tahapan-tahapan tersebut di atas.

Model proses kinerja Deming dinamakan Siklus.121

Model manajemen kinerja Torrington dan Hall melalui tahapan yang

hampir sama dengan siklus Model Deming dengan aktivitas berbeda.

Tahapan siklus Model Torrington dan Hall melalui tahapan: (1)

merumuskan/menentukan harapan kinerja; (2) menentukan dukungan

yang diberikan terhadap kinerja untuk mencapai tujuan; (3) pelaksanaan

kinerja dengan melakukan peninjauan kembali (review) dan penilaian

terhadap kinerja; dan (4) melakukan pengelolaan terhadap standar kinerja

yang harus dijaga untuk mencapai tujuan. Model manajemen kinerja

Torrington dan Hall dapat dilihat pada gambar berikut ini.

: Model Manajemen Kinerja Torrington dan HallSumber: Michael Armstrong dan Angela Barron.

Performance Management, 1998:57

Manajemen Kinerja Edisi Kelima (Depok, Rajagrafindo Persada, 2017), hlm.

58

isimpulkan bahwa

kemajuan telah dicapai sesuai dengan rencana. Namun, dapat terjadi

adanya deviasi antara rencana dengan kemajuan yang telah dicapai.

Dalam keadaan demikian, perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki

akan dapat tercapai pada

waktunya. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, langka yang diambil

adalah dengan melakukan penyesuaian kembali terhadap rencana dan

tujuan yang sudah diterapkan sebelumnya. Demikian seterusnya proses

tahapan tersebut di atas.

Model manajemen kinerja Torrington dan Hall melalui tahapan yang

hampir sama dengan siklus Model Deming dengan aktivitas berbeda.

Hall melalui tahapan: (1)

merumuskan/menentukan harapan kinerja; (2) menentukan dukungan

yang diberikan terhadap kinerja untuk mencapai tujuan; (3) pelaksanaan

) dan penilaian

terhadap kinerja; dan (4) melakukan pengelolaan terhadap standar kinerja

Model manajemen kinerja

Kinerja Torrington dan Hall Sumber: Michael Armstrong dan Angela Barron.

(Depok, Rajagrafindo Persada, 2017), hlm.

Page 80: DISERTASI - Islamic University

Model manajemen kinerja Ken Blanchard dan Garry Ridge cukup

sederhana yang disebut sistem, terdiri dari tiga bagian: (1)

Planning (perencanaan kinerja), yaitu menetapkan tujuan, sasaran, dan

standar kerja; (2) Day

execution (pelaksanaan), yaitu mengamati dan memonitor kinerja, memuji

kemajuan dan mengarahkan ulang jika diperlukan; dan (3)

Evaluation(evaluasi kinerja) atau

dan pembelajaran), yaitu duduk bersama meninjau ulang kinerja di akhir

periode waktu. Model Kinerja Ken Blanchard dan Garry Ridge dapat dilihat

pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.5: Model Manajemen Kinerja

Dari teori model pengelolaan kinerja guru di atas maka model

kinerja dapat diartikan sebagai pola/bentuk atau prosedur kerja yang

teratur dan sistematis yang dijadikan acuan dalam menjalankan yang

dilakukan oleh organisasi atau lembaga pendidikan agar peng

kemampuan, dan keterampilan karyawan/tenaga pendidik sesuai dengan

tuntutan pekerjaan mereka dalam menunjukan kemampuan dan

keberhasilan mereka melaksanakan tugas

kinerja guru merupakan prosedur kerja yang teratur dan ter

yang dilakukan oleh lembaga pendidikan agar kompetensi tenaga

pendidik sesuai dengan tuntutan tugas profesinya. Model pengelolaan

kinerja guru dapat dilakukan dengan layanan supervisi pendidikan atau

melalui Penelitian Tindakan kelas (PTK) dan M

Pelajaran (MGMP). dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).

Model manajemen kinerja Ken Blanchard dan Garry Ridge cukup

sederhana yang disebut sistem, terdiri dari tiga bagian: (1)

anaan kinerja), yaitu menetapkan tujuan, sasaran, dan

standar kerja; (2) Day-to-Day Coaching(coaching setiap hari) atau

(pelaksanaan), yaitu mengamati dan memonitor kinerja, memuji

kemajuan dan mengarahkan ulang jika diperlukan; dan (3)

(evaluasi kinerja) atau Review and Learning(peninjauan ulang

dan pembelajaran), yaitu duduk bersama meninjau ulang kinerja di akhir

periode waktu. Model Kinerja Ken Blanchard dan Garry Ridge dapat dilihat

pada gambar sebagai berikut:

: Model Manajemen Kinerja Ken Blanchard dan Garry Ridge

Dari teori model pengelolaan kinerja guru di atas maka model

kinerja dapat diartikan sebagai pola/bentuk atau prosedur kerja yang

teratur dan sistematis yang dijadikan acuan dalam menjalankan yang

dilakukan oleh organisasi atau lembaga pendidikan agar peng

kemampuan, dan keterampilan karyawan/tenaga pendidik sesuai dengan

tuntutan pekerjaan mereka dalam menunjukan kemampuan dan

keberhasilan mereka melaksanakan tugas-tugas. Model pengelolaan

kinerja guru merupakan prosedur kerja yang teratur dan ter

yang dilakukan oleh lembaga pendidikan agar kompetensi tenaga

pendidik sesuai dengan tuntutan tugas profesinya. Model pengelolaan

kinerja guru dapat dilakukan dengan layanan supervisi pendidikan atau

melalui Penelitian Tindakan kelas (PTK) dan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP). dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).

59

Model manajemen kinerja Ken Blanchard dan Garry Ridge cukup

sederhana yang disebut sistem, terdiri dari tiga bagian: (1) Performance

anaan kinerja), yaitu menetapkan tujuan, sasaran, dan

setiap hari) atau

(pelaksanaan), yaitu mengamati dan memonitor kinerja, memuji

kemajuan dan mengarahkan ulang jika diperlukan; dan (3) Performance

(peninjauan ulang

dan pembelajaran), yaitu duduk bersama meninjau ulang kinerja di akhir

periode waktu. Model Kinerja Ken Blanchard dan Garry Ridge dapat dilihat

Ken Blanchard

Dari teori model pengelolaan kinerja guru di atas maka model

kinerja dapat diartikan sebagai pola/bentuk atau prosedur kerja yang

teratur dan sistematis yang dijadikan acuan dalam menjalankan yang

dilakukan oleh organisasi atau lembaga pendidikan agar pengetahuan,

kemampuan, dan keterampilan karyawan/tenaga pendidik sesuai dengan

tuntutan pekerjaan mereka dalam menunjukan kemampuan dan

Model pengelolaan

kinerja guru merupakan prosedur kerja yang teratur dan tersistematis

yang dilakukan oleh lembaga pendidikan agar kompetensi tenaga

pendidik sesuai dengan tuntutan tugas profesinya. Model pengelolaan

kinerja guru dapat dilakukan dengan layanan supervisi pendidikan atau

usyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP). dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).

Page 81: DISERTASI - Islamic University

60

Supervisi merupakan pengawasan profesional dalam bidang

akademik, dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan tentang bidang

kerjanya yang menuntut kemampuan ilmu pengetahuan yang mendalam

serta kesanggupan untuk melihat peristiwa pembelajaran dalam misi

utama memberikan pelayanaan kepada guru untukmengembangkan mutu

pembelajaran. Boardman et al., dalam Supardi, menjelaskan bahwa

supervisi pendidikan adalah suatu usaha mendorong, mengkoordinasikan

dan membimbing secara kontinu guru-guru di sekolah baik individu

maupun kelompok agar lebih efektif mewujudkan fungsi pembelajaran.122

Pandangan yang dikemukakan di atas menunjukan bahwa supervisi

merupakan pengawasan yang merupakan bagian dari fungsi manajemen

sekolah.

Berdasarkan sejumlah pendapat pakar mengenai model

pengelolaan kinerja, maka setidaknya ada empat model pengelolaan

kinerja yaitu: Perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing),

pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling). Indikator model

pengelolaan kinerja sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indikator Model Pengelolaan Kinerja

5. Kinerja Guru

Kinerja (performance) merupakan suatu tindakan proses atau cara

bertindak dalam melakukan fungsi organisasi. Performance sering

diartikan sebagai kinerja, hasil kerja, atau prestasi kerja, tetapi juga proses

kerja yang berlangsung. Kinerja merupakan terjemahan dari

kata”performance”(Jop Performance). Secara etimologis performance

122 Supardi, Kinerja Guru (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2016), hlm. 75.

Page 82: DISERTASI - Islamic University

61

berasal dari kata “to perform” yang berarti menampilkan atau

melaksanakan, sedangkan kata “performance” berarti The act performing;

execution (Webster Super New School and Office Dictionary).123

Sedangkan Nasrullah dalam Wirawan mengartikan kinerja merupakan

singkatan dari kinetika energi kerja yang padannya bahasa Inggris adalah

performance, yang sering di Indonesiakan menjadi performa. 124

Kinerja (performance) merupakan suatu tindakan proses atau cara

bertindak dalam melakukan fungsi organisasi. Performance seiring

Diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Sebenarnya,

kinerja merupakan suatu kunstruk. Kinerja memiliki makna yang lebih luas,

bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana

proses kerja berlangsung.

Islam mengurus semua aspek kehidupan termasuk bentuk

hubungan horizontal sesama manusia. Tuntutan agar hidup produktif dan

positif adalah: pertama, menggunakan potensi yang telah menjadi

anugerah Allah untuk bekerja, melaksanakan gagasan dan memproduksi.

Kedua bertawakal kepada Allah, berlindung, dan meminta pertolongan

kepada-Nya. Ketiga percaya kepada Allah dan mampu menolak

kesombongan dan kediktatoran, Allah berfirman:

×π tƒ#u uρ ãΝçλ °; ÞÚö‘ F{ $# èπ tGø‹ yϑø9 $# $ yγ≈uΖ÷�u‹ ôm r& $ oΨô_ {�÷zr&uρ $ pκ÷]ÏΒ $ {7 ym çµ ÷ΨÏϑsù tβθ è=à2ù' tƒ ∩⊂⊂∪

$ oΨù=yèy_ uρ $ yγŠÏù ;M≈ ¨Ζy_ ÏiΒ 9≅ŠÏƒΥ 5=≈oΨôãr& uρ $ tΡö� ¤f sùuρ $ pκ� Ïù z ÏΒ Èβθ ã‹ãè ø9 $# ∩⊂⊆∪ (#θ è=à2ù' u‹Ï9 ÏΒ

ÍνÌ� yϑrO $tΒ uρ çµ÷Gn=Ïϑtã öΝÍγƒÏ‰÷ƒ r& ( Ÿξsùr& tβρã�à6 ô±o„ ∩⊂∈∪

Artinya: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka makan; 34. dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air; 35.

123 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hlm. 144. 124 Nasrullah Nursam, Journal of Islamic Education Management, Vol.2. N0. 2. Oktober, 2017, hlm. 168.

Page 83: DISERTASI - Islamic University

62

supaya mereka dapat Makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka Mengapakah mereka tidak bersyukur. (Q.S. Yasin: 33-35).125

Quraisy Syihab menjelaskan, (dan suatu tanda bagi mereka)

menunjukkan bahwa mereka akan di bangkitkan kembali, kedudukan qoul

ini menjadi khabar muqqadam (adalah bumi yang mati) dibaca maytati

atau mayyitati yang berarti (kami kehidupan bumi itu) dengan air, selain itu

menjadi mubtada muakhkar (dan kami keluarkan dari padanya biki-bijian)

seperti gandum (maka dari padanya mereka makan).

Terkait dengan ayat di atas poin yang penting dalam penjelasan

ayat tersebut antara lain: (1) tentang kekuasaan Allah Ta’ala akan

kemampuan menghidupkan bumi setelah kematiannya. Allah mensifati

bumi dengan kematian dan mensifati dengan kehidupan; (2) tentang

kenikmatan Allah melalui yang Allah keluarkan dari bumi untuk manusia,

seperti biji-bijian dan buah-buahan; (3) beberapa keutamaan dari

diciptakannya beragam jenis pepohonan dan buah; (4) kewajiban

bersyukur kenikmatan Allah berikan; (5) Allah mensucikan dzat-Nya dari

segala macam kekurangan dan cela; (6) perhatian khusus terhadap

wahdaniyyah Allah dan perbedaan-Nya dengan para makhluk.126

Penjelasan dari ayat tersebut adalah agar manusia bersyukur

kepada Allah dengan cara beriman kepadanya, karena Allah telah

memberi kesempatan atas nikmat untuk lebih produktif dan berkinerja baik

dalam hidupnya. Selanjutnya setiap muslim dituntut memiliki keahlian

yang mumpuni dalam suatu bidang pekerjaan tertentu, disertai dengan

keimanan dan keyakinan yang kuat, agar semuanya melahirkan amal

shaleh yang pahalanya tidak akan terputus, seperti digambarkan dalam

Q.S. At-Thin ayat 6:

āω Î) t Ï%©!$# (#θ ãΖtΒ#u (#θ è=ÏΗxåuρ ÏM≈ys Î=≈ ¢Á9 $# óΟ ßγ n=sù í� ô_ r& ç�ö� xî 5βθãΨøÿxΕ ∩∉∪

125Anonim, Al-Qur’an...Op. Cit, hlm. 443. 126http://sepdhani.wordpress.com/2018/09/13/tafsir-dan-pelajaran-surah-yaasin-ayat 3.40/.

Page 84: DISERTASI - Islamic University

63

Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (Q.S. At-Thin:6).127

Penjelasan ayat 6 dalam surat At-Thin sangat erat kaitannya

dengan ayat sebelumnya. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang

paling baik di antara makhluk lainnya, baik secara jasmania maupun

rohaniah. Ia dapat berdiri tegak, berbicara berilmu, mengatur lagi bijak.

Hal ini disebabkan manusia dibekali dengan akal fikiran dan hati yang

dapat berfungsi dengan baik. Sehingga memungkinkan bagi manusia

untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Konsekuen si daripada itu,

manusia akan menjadi makhluk yang paling hina apabila tidak bersyukur,

selalu bermaksiat dan tidak mentaati perintah Allah.

Allah memberikan solusi agar selamat dari kehinaan tersebut

adalah bersungguh-sungguh dalam keimanan dan membuktikannya

dengan beribadah dan beramal shaleh. Mereka akan mendapatkan

pahala yang tidak akan putus-putusnya, yaitu balasan surga dengan

segala kenikmatannya dan kekal di dalamnya.

Ayat diatas didukung oleh hadits yang esensinya pentingnya

memiliki semangat dalam bekerja, atau anjuran untuk memiliki kinerja

yang baik seperti yang tersebut dalam hadits yang diriwayatkan HR.

Bukhari, Rasulullah SAW menegaskan:

لأن ?خذ : ((صلى الله عليه وسلم –قال رسول الله : قال , 6 –ن أبي عبد الله الزبير بن العوام وعفيكف الله Qا , فـيأتي جحزمة من حطب عل ظهره فـيبيعها, أحدكم أحبـله ثم ?تي الجبل

ر له من أ , وجهه أعطوه أومنـعوه , ن يسأل الناس خيـ

Artinya: “Dari Abi Abdillah al-Zubair bin Awam ra, Rasulullas SAW bersabda;” seseorang membawah tali dan pergi kegunung (untuk mencari kayu), kemudian ia memikul seikat kayu bakar diatas pundaknya dan menjualnya, lalu Allah SWT menjaga

127 Anonim, Al-Qur’an...Op. Cit, hlm. 598.

Page 85: DISERTASI - Islamic University

64

kehormatannya, adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada manusia, baik diberi atau tidak”. (HR. Bukhari).128

Dari hadits di atas, kita dapat memahami betapa Islam sangat

menghargai seseorang yang mau bekerja, mau bersusah payah mencari

nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sehingga, pekerjaan

apapun, selama tidak melanggar syariat Islam. Yang di kerjakan

bersungguh-sungguh dan penuh keikhlasan, dinilai sebagai ibadah di sisi

Allah SWT. Selain itu, kinerja merupakan tolak ukur seseorang dalam hal

integrasi amalan keilmuan.129 Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh

al-Thabrânî sebagai berikut:

ا� يـوم القيامة عالم لم " قال رسول الله: قال , عن أبي هريـرة 6... فعه أشد الناس عذ يـنـ ".علمه

Artinya: ...”Dari Abu Khoroirah Rasulullah SAW, pernah bersabda: “Orang yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah ilmuan yang tidak bermanfaat ilmunya” (HR. al-Thabrânî, Juz 1 hlm. 183)

Hadist ini dikemukakan oleh al-Ghazali dalam kitabnya Bidayat al-

Hidayah untuk menjelaskan agar selalu mengamalkan ilmu yang sudah

dituntut.130 Dapat ditangkap adanya pesan bahwa dalam Islam, puncak

dari aktivitas menuntut ilmu adalah dengan mengamalkan ilmu tersebut

demi keselamatan umat.131

Whitmore secara sederhana mengemukakan kinerja adalah

pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, atau suatu

perbuatan, suatu prestasi atau perbuatan seseorang melalui keterampilan

128 Muslich Shabir, Riyadhus Shalihin Jus1 (Semarang: Karya Thoha Putra, 2004), hlm. 288. 129 Al-Bukhari, Abu Abdillah, Muhammad Ismail, Al-Jami’ Ash-shahih al-Mukhtashar, Bairut; Bairut: Dar Ibnu Katsir, 1987. 130 Global Islamic, Sofware Company, Mausu’ah al-Hadits As-Syarif, Ishdar as-Tsani, 1991-1997. 131 Ahmad Ibn Ali Abu Bakar al-Khatib al-Bahgdâdî, Târîh Bahgdâdî, vol. IX, Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyâh, Beirût, t,t.

Page 86: DISERTASI - Islamic University

65

nyata.132 Menurut Amstrong yang dikutip Wibowo, kinerja merupakan hasil

pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis

organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi ekonomi.133

Menurut Muhammad Busro kinerja adalah unjuk kerja, penampilan

kerja, secara kualitas dan kuantitas yang disuguhkan oleh pegawai, baik

secara individu maupun kelompok dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tugas dan fungsi yang diberikan sesuai dengan organisasi dan

tata kerja (OTK) yang terdapat dalam institusi atau organisasi yang

diikutinya.134 kemudian Colquitt menyatakan Kinerja merupakan

serangkaian tugas dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh karyawan

untuk memperoleh kompensasi dan melanjutkan pekerjaan, task

performance is the set of explicit obligations that an employee must fulfill

to receive compensation and continued employment.135 Dan Robert L

mengatakan juga performance management concept, skill, and exercise.

Maksudnya adalah manajemen kinerja adalah konsep keahlian disertai

dengan latihan.136 Sedangkan pengertian kinerja menurut beberapa ahli

adalah dalam Uhar saputra sebagai berikut:137

1. Performance diartikan sebagai hasil pekerjaan, atau pelaksanaan tugas pekerjaan.(Pariata Westra et.al 1977:246)

2. Kinerja adalah proses kerja seorang individu untuk mencapai hasil-hasil tertentu (Bateman, 1992:32)

3. Prestasi kerja atau penampilan kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan tertentu. (Nanang Fatah, 1999:19)

132 Jhon Whitmore, Coaching for Performance: Seni mengarahkan untuk mendongkrak Kinerja, Terj. Dwi Heally Purnomo dan Lois Novianto (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 104. 133 Wibowo, Manajemen Kinerja, Edisi kelima, Cet ke-12 (Jakarta: Raja Grafindo, 2017), hlm. 2. 134Muhammad Busro, Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), hlm. 87. 135Jason A. Colquitt, Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson, Organizational Behavior Improving Performance and Commitment in the Workplace (Penn Plaza, New York, NY 10121. Copyright © 2015), hlm. 33. 136Robert L. Cardy and Brian Leonard, Perfomance Management, Concepts, Skill and Exercise (New York: Park squere, 2015), hlm. 3. 137 Uhar Suhar Saputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: 2010, Refika Aditama), hlm. 145.

Page 87: DISERTASI - Islamic University

66

4. Performance is defined as the record of outcomes produkced on a specified job funcition or activity during a specific time period. (Bernadin dan Russel dalam Ahmad S Ruky, 2001:15)

5. Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (A.Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:67)

6. Basically, it (performance) means an outcome a- result. It is the in point of people, resources and certain environment being brought together, with intention of producing certain thigs, whether tangible product less tangible service. To the extent that this intraction results in outcome of the desired level and quality, at agreed cost levels, performance will be judged as satisfactory, good, or excellent. To the extent that the outcome is disappointing for whatever reason, performance will be judged as poor or deficient.

Menurut Payman J. Simanjuntak kinerja adalah tingkat pencapaian

hasil atau pelaksanaan tugas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi.138 Selanjutnya dikatakan oleh Prawiro Sentoso mengartikan

kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompok

dalam organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing.139 Kinerja organisasi juga ditunjukan oleh bagaimana proses

berlangsungnya kegiatan untuk dicapai.

Kinerja menurut Rivai adalah prestasi yang dicapai seseorang

dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaan yang sesuai dengan

standar kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut.140 Melalui

pandangan tersebut, kinerja memiliki empat aspek, yaitu: (1) kemampuan;

(2) tujuan organisasi; (3) tingkatan tujuan yang dicapai; (4) interaksi antara

tujuan dan kemampuan anggota dalam perusahaan.141

Sementara itu, Cassio dan Peterson menjelaskan, kinerja adalah

pencapaian kompetensi untuk mencapai keberhasilan tujuan organisasi 138 Payman J. Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Indenesia, 2015), hlm. 56. 139 Ahmad Susanto, Manajemen Kinerja Guru, Konsep Strategi dan Implementasi (Jakarta: Prenada Media Grup, 2016), hlm. 69. 140 Veithzal Rivai, dkk, Performance Appraisal, Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Cet Ke-4 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 17. 141 Ibid, hlm. 17.

Page 88: DISERTASI - Islamic University

67

melalui pelaksanaan tugas pekerjaan. Pendapat lain diungkapkan Luthans

dengan pendekatan tingkah laku, kinerja adalah kualitas dan kuantitas

seseorang yang dihasilkan atau jasa yang diberikan seseorang yang

melakukan pekerjaan.142

Tidak jauh berbeda Ismail Nawawi berpendapat kinerja dapat dilihat

dari dua segi, yaitu kinerja karyawan secara individu dan kinerja

organisasi. Kinerja karyawan adalah hasil kerja perseorangan dalam

organisasi, sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang

dicapai oleh suatu organisasi.143 Kemudian Moeheriono berpendapat

kinerja merupakan gambaran mengenai pencapaian pelaksanaan suatu

program kegiatan atau kebajikan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi

dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis

organisasi.144 Kinerja diukur melalui kriteria atau standar tolak ukur yang

ditetapkan organisasi. Oleh karena itu penilaian kinerja sangat dibutuhkan

guna memberikan tolak ukur keberhasilan organisasi. Mengenai konsep

kinerja Jhon Shield menjelaskan bahwa terdapat dua hal penting dalam

konsep kinerja yaitu subjektivitas dan keterkaitan. Konsep kinerja diukur

dan didefinisikan oleh pengguna hasil kerja bukan hanya tinggi atau

rendah. Ukuran kinerja ditentukan oleh pengguna seperti dijelaskan.

Two important facets of performance: first, it is a subjective, constructed (and hence frequently contested) phenomenon; second, and relatedly, it is open-ended and multidimensional. In short,what is important about performance is not just how ‘high’ or ‘low’ it is but also how it is defined and measured, by whom and for what purpose.145

142 Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 121. 143 Ismail Nawawi, Manajemen Perubahan, Teori dan Aplikasi pada Organisasi Publik dan Bisnis (Surabaya, Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 213. 144 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Cat. Ke-2 (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 60. 145 Jhon Shield, Managing Employee Performance And Reward (Ny: Cambridge University Press, 2001), hlm. 20.

Page 89: DISERTASI - Islamic University

68

Kinerja dapat dihasilkan oleh individu, kelompok, organisasi hal ini

seperti disampaikan Rothwell bahwa Performance can be an elusive

concept. It deals with the outcomes, results, and accomplishments

achieved by a person, group, or organization.146 Kinerja individu

menentukan bagaimana kinerja organisasi, kinerja sebagai aspek penting

dalam kehidupan berorganisasi.

Job performance, in general, is a critical factor for business success. The importance of job performance in organizations creates a challenge in front of management regarding recruitment and selection of manpower, training, and motivating them. Job performance is considered an important variable in this concern because of its role in affecting the organizational results and outcomes.147

Terkait dengan kinerja guru, maka sebelum membahasnya perlu

dijelaskan terlebih dahulu pengertian guru. Guru merupakan sebuah

profesi yang harus dilakukan secara profesional, terkait dengan

kegiatannya dalam melakukan proses belajar dan mengajar serta

kegiatannya terkait dengan kedinasan. Maka kinerja guru juga berkaitan

dengan kegiatan wajib bagi guru mulai dari perencanaan, kemudian

pengelolaan pembelajaran dan akhirnya melakukan penilaian terhadap

hasil belajar siswa.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan

Dosen.148 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik. Dalam undang-undang ini kedudukan guru

sebagai pendidik profesional pada jenjang pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar dan menengah, pada jalur pendidikan formal yang

diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Pasal 2 UU RI

146 William J. Rothwell, Carolyn K. Hohne, and Stephen B. King, Human performance improvement: building practitioner competence (Oxford: Elsevier, 2007), hlm. 1. 147 Mahfuz Judeh, “Assessing the Influence of Job Characteristics and Self-Efficacy on Job Performance: A Structural Equation Modeling Analysis”, European Journal of Social Sciences, No. 3, 2012, 355-365. 148 Ibid, hlm. 2.

Page 90: DISERTASI - Islamic University

69

No. 14: 2005). Kemudian dalam Pasal 7 UU RI No. 14: 2005 menjelaskan

bahwa”Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kompetensi untuk

mewujudkan tujuan pendidikan Nasional. Bahkan guru pada hakikatnya

merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam

menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Selain itu, keberadaan guru

merupakan faktor codisio sine quanon yang tidak mungkin digantikan oleh

komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih

dalam era kontemporer ini.149

Supardi mengartikan kinerja guru adalah kemampuan dan

keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran yang

ditunjukkan oleh dimensi: (1) kemampuan menyusun rencana

pembelajaran; (2) kemampuan melaksanakan pembelajaran; (3)

kemampuan melaksanakan hubungan antar pribadi; (4) kemampuan

melaksanakan penilaian hasil belajar; dan (5) kemampuan melaksanakan

program pengayaan dan remedial.150 Guru yang memiliki kinerja adalah

guru yang memiliki kecakapan pembelajaran, wawasan keilmuan yang

mantap, wawasan sosial yang luas, bersikap positif terhadap

pekerjaannya, dan menunjukkan prestasi kerja sesuai standar kinerja

yang dipersyaratkan. Kinerja guru merupakan kemampuan dan

keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran.

Sebagai seorang perencana pembelajaran, maka seorang guru

harus mampu membuat sebuah perencanaan pembelajaran dengan baik,

khususnya terkait dengan pembuatan perangkat pembelajaran yang

didesain sedemikian rupa sesuai dengan kondisi dan situasi dimana

pembelajaran tersebut akan dilakukan. Sedangkan terkait dengan

pengelolaan pembelajaran, maka seorang guru harus mampu mengelola

kelasnya dengan baik, sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan

149 User Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 7. 150 Supardi, Kinerja Guru, Ed.1(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 18-19.

Page 91: DISERTASI - Islamic University

70

sebelumnya sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang

telah direncanakan.

Dalam pengelolaan pembelajaran ini, seorang guru juga harus

mampu menciptakan suasana pembelajaran yang baik, kondusif dan

menyenangkan bagi peserta didiknya. Pembelajaran yang menyenangkan

akan dapat meningkatkan prestasi peserta didiknya, sebaliknya

pembelajaran yang tidak menyenangkan akan menyebabkan peserta didik

enggan untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik, sehingga

prestasi belajar juga akan sulit untuk ditingkatkan. Sedangkan terkait

dengan penilaian atau evaluasi hasil belajar, maka seorang guru harus

mampu memberikan evaluasi pembelajaran yang baik, kemudian

melakukan analisis terhadap hasil evaluasi pembelajaran tersebut, dan

akhirnya guru mampu melakukan tindak lanjut dari evaluasi pembelajaran

yang telah dilakukannya, baik berupa kegiatan remedial maupun kegiatan

pengayaan bagi para siswanya.

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa kinerja guru

menyangkut semua kegiatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh

seorang guru dalam kaitanya dengan proses belajar mengajar untuk

mencapai sebuah hasil atau tujuan. Kinerja guru dapat dipandang dari

beberapa aspek, baik dari sudut guru maupun siswa. Dari sudut siswa

misalnya menyangkut suatu metode dimana siswa diminta pengoperasian,

keterampilan, atau gerakan yang diajarkan di bawah kondisi pengawasan

melalui proses pembelajaran, sebaliknya dari sudut guru adalah

menyangkut bagaimana instruksi guru dalam memberikan arahan

berkaitan dengan aspek-aspek tersebut kepada siswa. Karena itu, dalam

proses pembelajaran kinerja ini lebih kepada interaksi antara tenaga

dengan siswa, antara siswa dengan siswa lainnya, atau antara siswa

dengan media instruksional. Pada saat berlangsungnya kinerja inilah

rangsangan disajikan dan dibuat respon-respon, yang pelaksanaannya

adalah tindakan mengajar dan tindakan belajar.

Page 92: DISERTASI - Islamic University

71

Dengan demikian, peneliti menyimpulkan dari pengertian di atas,

bahwa kinerja adalah perilaku kerja sesuai tatanan nilai yang berlaku serta

kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya secara

memuaskan, guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu

unit kerja. Karena itu, kinerja guru adalah perilaku kerja yang sesuai

dengan nilai, tugas dan fungsi sebagai guru baik dalam melakukan

perencanaan pembelajaran maupun dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Kinerja guru yang seperti itu bertujuan untuk mewujudkan

tercapainya tujuan pendidikan dalam rangka mencerdaskan dan

membimbing peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya.

Terkait dengan hal tersebut, guru yang memiliki kinerja profesional

harus melakukan tiga hal sebagai berikut, yaitu kinerja seorang guru

dalam kaitannya dengan perencanaan dan melakukan desain

pembelajaran yang dilakukan secara profesional, kemudian kinerja terkait

dengan melaksanakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan

profesional dan kinerja yang terkait dengan proses evaluasi pembelajaran

yang juga dilakukan secara profesional.

Pertama, kinerja seorang guru yang terkait dengan melakukan

perencanaan dan mendesain program pengajaran yaitu kinerja guru

dalam membuat perangkat pembelajaran dengan baik yang antara lain

terdiri dari Program Tahunan, Program Semester, silabus, RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) dan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).

Kedua, kinerja guru dalam kaitannya dengan proses pembelajaran,

yaitu seorang guru harus mampu menggunakan media pembelajaran, alat

pembelajaran, maupun teknik-teknik pembelajaran yang baik yang dapat

menunjang terlaksananya proses pembelajaran dengan baik. Selain itu

seorang guru juga harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang

menyenangkan dari awal sampai dengan proses dalam melaksanakan

evaluasi pembelajaran. Untuk memudahkan menjelaskan konsep kinerja

guru tersebut, maka peneliti membuat peta konsep kinerja guru sebagai

berikut:

Page 93: DISERTASI - Islamic University

72

Tabel. 2.2 Indikator Kinerja Guru

No Indikator Sub Indikator

1 Mendesain Program Pembelajaran (Perencanaan)

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 2. Memilih dan mengembangkan

bahan pengajaran. 3. Merencanakan kegiatan belajar

mengajar, termasuk di dalamnya: Membuat perangkat pembelajaran, yaitu: Prota (Program Tahunan), Promes (Program Semester), Silabus, RPP (Rencana Program Pembelajaran) dan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum),

4. Merencanakan Penilaian. 2 Melaksanakan Proses

Belajar Mengajar (Pelaksanaan)

1. Menggunakan Metode pengajaran. 2. Menggunakan alat pengajaran. 3. Menggunakan media pengajaran. 4. Menggunakan bahan pengajaran. 5. Menggalakan keterlibatan siswa

dalam pengajaran. 6. Melaksanakan evaluasi dalam

proses belajar mengajar.

Dari Tabel 2.2 tentang konsep kinerja guru tersebut, dapat

dijelaskan bahwa seorang guru yang memiliki kinerja profesional harus

menjalankan dua unsur kinerja yang melekat pada diri guru, yaitu

mendesain program pengajaran atau membuat rencana pembelajaran,

dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kedua bagian ini, akan

peneliti jelaskan lebih lanjut dalam penjelasan berikut:

1. Mendesain program pengajaran atau membuat rencana pembelajaran

Terkait dengan pembuatan rencana pembelajaran atau dalam hal

ini mendesain dengan baik program pembelajaran, maka hal ini sangat

penting untuk dilakukan. Seorang guru harus mampu untuk membuat

sebuah perencanaan yang sistematis, dan sesuai dengan situasi dan

kondisi dimana pembelajaran tersebut akan dilakukan. Tujuan dari

Page 94: DISERTASI - Islamic University

73

perencanaan ini adalah agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat

tertata dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran tersebut.

Proses belajar mengajar memang perlu direncanakan agar dalam

pelaksanaannya pembelajaran berlangsung dengan baik dan dapat

mencapai hasil yang diharapkan. Untuk membuat perencanaan

pembelajaran yang baik dan dapat menyelenggarakan proses

pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui unsur-unsur

perencanaan pembelajaran yang baik.

Mulyasa juga mengemukakan bahwa dalam membuat perencanaan

pembelajaran harus memperhatikan minat dan bakat siswa serta tujuan

yang ingin dicapai oleh sekolah dan masyarakat dimana pembelajaran

tersebut dilakukan. Dalam kaitannya dengan ini, guru hendaknya mampu

membuat perencanaan yang baik, yang sesuai dengan kondisi dan situasi

yang ada, baik siswa, sekolah maupun lingkungan. Selain itu guru sebagai

pemimpin belajar dan sebagai motivator mendorong peserta didik agar

semangat dalam belajar sehingga peserta didik benar-benar dapat

menguasai bidang ilmu yang diajarkan. 151 Guru juga harus menjadi

seorang pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para

peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai

standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa,

mandiri dan disiplin. 152

Berkenaan dengan hal ini tersebut, maka berikut akan peneliti

sebutkan beberapa unsur yang harus dipenuhi dalam mengembangkan

persiapan mengajar, yaitu: Rumusan kompetensinya jelas. Semakin

konkret kompetensi, semakin mudah diamati dan semakin cepat dalam

membentuk kompetensi yang diinginkan. Persiapan yang dilakukan dalam

151 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Pembuka Ruang Kreativitas, Inovasi dan Pemberdayaan Potensi Sekolah dalam Sistem Otonomi Sekolah(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 103. 152 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 37.

Page 95: DISERTASI - Islamic University

74

proses pembelajaran harus bersifat fleksibel, sederhana dan mudah untuk

dilaksanakan oleh guru dan siswa. Rencana yang telah dibuat harus

mampu menghantarkan pada pencapaian kompetensi yang diharapkan,

serta bersifat menyeluruh dan jelas pencapaiannya. Harus dilakukan

koordinasi yang baik dalam satu tim pembelajaran, apabila pembelajaran

yang dilakukan dengan cara pengajaran satu tim. 153

Supaya seorang guru dapat membuat perencanaan pembelajaran

yang baik, maka seorang guru hendaknya memahami berbagai macam

unsur yang harus dipenuhi dalam sebuah pembelajaran, mulai dari teknik

dan prosedur pembuatan rencana pembelajaran, media yang akan

digunakan, teknik yang akan diterapkan dalam proses pembelajarannya

nanti. Hal-hal tersebut perlu dipahami dengan baik oleh seorang guru,

sebelum dia membuat perencanaan pembelajaran.

Rencana pembelajaran ini dibuat oleh guru dalam bentuk antara

lain, program tahunan, program semester, pengembangan silabus, RPP,

KKM, dan lain sebagainya. Program tahunan yaitu sebuah program

selama satu tahun yang akan dirinci secara lebih mendetail ke dalam

program semester. Program semester adalah program pembelajaran yang

dilakukan selama satu semester. Sedangkan silabus adalah seperangkat

perencanaan yang berisi tentang kompetensi inti yang harus dicapai,

kompetensi dasar, materi pembelajarannya, indikator yang harus dicapai,

tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, dan buku pedoman serta alat

pembelajaran yang dapat digunakan dalam mencapai kompetensi yang

diharapkan. Sedangkan RPP adalah sebuah rencana pembelajaran yang

berisi tentang sebuah rencana yang akan dilakukan dalam pembelajaran

yang meliputi langkah-langkah dalam pembelajaran, alokasi waktu yang

dibutuhkan, evaluasi yang akan digunakan, serta dilampiri dengan materi

pembelajarannya. Sementara itu, KKM adalah sebuah batas minimal

penilaian yang wajib dicapai oleh siswa sebagai gambaran dari

kompetensi minimal bagi setiap siswanya. 153 Ibid., 80.

Page 96: DISERTASI - Islamic University

75

1. Melaksanakan proses belajar mengajar

Pelaksanaan pembelajaran yaitu sebuah proses yang dilakukan

selama pembelajaran dengan langkah-langkah, metode dan teknik

tertentu untuk mencapai hasil yang diharapkan.154 Dalam pelaksanaan

pembelajaran ini, guru harus melakukan beberapa tahap pembelajaran,

yaitu:155

a. Membuka Pelajaran

Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru

untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan siswa

siap secara mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada

kegiatan ini guru harus memperhatikan dan memenuhi kebutuhan

siswa serta menunjukan adanya kepedulian yang besar terhadap

keberadaan siswa.

Tujuan dari membuka pelajaran yaitu untuk memberikan informasi

kepada siswa akan pentingnya pembelajaran yang akan dilakukan,

sera memberikan batasan–batasan tugas yang akan dikerjakan siswa.

Memberikan gambaran mengenai metode atau pendekatan–

pendekatan yang akan digunakan maupun kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan siswa. Melakukan apersepsi, yaitu langkah yang

dilakukan oleh guru dalam mengaitkan antara materi sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari. Mengaitkan berbagai peristiwa

yang aktual dengan materi yang akan dipelajari.

b. Penyampaikan Materi.

Dalam menyampaikan materi pelajaran ini harus dilakukan dengan

baik. Penyampaian materi ini merupakan sebuah kegiatan inti. Dalam

penyampaian materi guru menyampaikan materi berurutan dari materi

yang paling mudah terlebih dahulu.

154 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar (Bandung: Sinar Baru, 2010), hlm.136. 155 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 11.

Page 97: DISERTASI - Islamic University

76

Untuk memaksimalkan penerimaan materi agar diterima siswa

dengan baik, maka seorang guru harus menyiapkan pembelajaran

dengan baik, mulai dari perencanaan, metode, teknik dan alat

pembelajaran. Tujuan penyampaian materi pembelajaran adalah :

Membantu siswa memahami dengan jelas semua permasalahan dalam

kegiatan pembelajaran. Membantu siswa untuk memahami suatu

konsep atau dalil. Melibatkan siswa untuk berpikir Memahami tingkat

pemahaman siswa dalam menerima pembelajaran.

c. Menutup Pembelajaran Kegiatan.

Dalam penutupan pembelajaran adalah kegiatan untuk mengakhiri

pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Dalam kegiatan ini guru

melakukan evaluasi terhadap materi yang telah disampaikan. Tujuan

kegiatan menutup pelajaran adalah: untuk mengakhiri pembelajaran

sekaligus mengetahui perkembangan siswa selama melaksanakan

pembelajaran, dan juga mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam

menjalankan proses pengajaran. Selain itu juga untuk melakukan

review atas materi yang telah dilakukan dan sekaligus menghubungkan

dengan materi yang akan dilakukan berikutnya.

d. Menggunakan metode pengajaran.

Metode merupakan suatu cara kerja yang sistematik yang dipilih oleh

guru dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang

diharapkan. Guru harus mampu memilih dan menggunakan berbagai

macam metode pembelajaran yang cocok untuk siswa. Dalam memilih

metode pembelajaran ini hendaknya memperhatikan berbagai kondisi

yang melingkupi disekitarnya, baik terkait kemampuan siswa,

kesesuaian antara metode dengan materi yang diajarkan, maupun

sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

Dalam prakteknya banyak juga guru yang menggunakan berbagai

macam metode pembelajaran yang bervariasi. Artinya, dalam satu kali

pembelajaran guru juga diperbolehkan untuk menggunakan lebih dari

Page 98: DISERTASI - Islamic University

77

satu metode pembelajaran, atau menggabungkan berbagai metode

menjadi satu kesatuan yang saling mendukung. Jenis-jenis metode

pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, antara lain: 156

a) Metode ceramah. Metode ceramah merupakan sebuah metode yang disampaikan dengan ceramah dengan pertimbang guru/dosen berhadapan dengan banyak siswa yang mengikuti pembelajaran. Dengan metode ceramah ini maka proses transfer of knowledge dapat dilakukan dengan baik dari penceramah kepada audiens secara langsung.

b) Metode Diskusi. Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali dan memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Diskusi ini dilakukan dengan cara saling bertukar pendapat, saling mengajukan usul dan masukan, dan membicarakan suatu permasalahan secara bersama-sama untuk menghasilkan suatu kesepakatan pemahaman bersama. Melalui metode diskusi ini akan dihasilkan sebuah pemahaman bersama dari hasil diskusi yang dilakukan.

c) Metode Demonstrasi. Demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiataan yang sesungguhnya. Misalnya seorang siswa menunjukkan sebuah cara dan langkah dalam memadukan warna untuk menghasilkan warna tertentu dalam sebuah karya seni lukis, atau seorang anak yang menunjukkan cara melaksanakan sholat jenazah dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan lain sebagainya.

d) Metode Latihan (drill). Latihan merupakan sebuah metode yang digunakan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan ketrampilan yang lebih baik daripada sebelumnya. Bersama teman-teman memanfaatkan siswa yang telah lulus atau berhasil untuk melatih temannya dan ia bertindak sebagai pelatih, dan pembimbing seorang siswa yang lain.

e) Metode Praktikum, dapat dilakukan kepada siswa setelah guru memberikan arahan, aba-aba, petunjuk untuk melaksanakannya. Kegiatan ini berbentuk praktik dengan mempergunakan alat-alat tertentu, dalam hal ini guru melatih keterampilan siswa dalam menggunakan alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil dicapai mereka.

156 Martinis Yamin, Profesionalitas Guru & Implementasi KTSP (Jakarta: Gaung Persada Press, 2013), hlm. 139.

Page 99: DISERTASI - Islamic University

78

e. Menggunakan alat pengajaran

Alat pengajaran adalah segala alat yang dapat menunjang keefektifan

dan efisiensi pengajaran. Alat dalam pembelajaran ini merupakan salah

satu dari sarana dalam pembelajaran. Setiap guru dapat memilih dan

menggunakan alat yang cocok dalam pembelajarannya. Salah satu alat

pengajaran adalah alat peraga yang mana alat ini merupakan sebuah

sarana pembelajaran yang dapat menunjang bagi terlaksananya

pembelajaran dengan baik. Dengan alat peraga, maka siswa akan lebih

mudah memahami materi yang sedang disampaikan.

f. Menggunakan media pengajaran.

Kata media memiliki arti perantara atau pengantar. Media pembelajaran

secara umum merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk

kelancaran proses belajar mengajar. Dengan media pembelajaran

diharapkan peserta didik dapat mudah terangsang pemikiran dan

pemahamannya terhadap materi yang sedang disampaikan. Ada

berbagai macam media dalam pembelajaran, diantaranya: Media

Visual, antara lain poster, gambar, dan lain sebagainya. Media Audio

antara lain radio, TV dan sejenisnya. Projected still media, antara lain

proyektor, LCD, dan lain sebagainya.

g. Menggunakan bahan pengajaran

Bahan adalah sebuah materi yang akan disampaikan dalam proses

pengajaran. Bahan merupakan materi yang akan disampaikan kepada

peserta didik untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan

kompetensi peserta didik. Bahan atau materi pembelajaran harus

bersifat dinamis dan memiliki substansi materi yang selalu sesuai

dengan perkembangan zaman. Karena itu materi pembelajaran harus

mampu menghantarkan peserta didik agar memiliki bekal untuk

mengarungi masa depannya.

h. Menggalakkan keterlibatan siswa dalam pengajaran

Seorang guru ketika melaksanakan proses belajar mengajar harus

mampu menggalakkan keterlibatan siswa untuk ikut di dalamnya.

Page 100: DISERTASI - Islamic University

79

Kegiatan ini terdiri dari: menggunakan prosedur yang melibatkan siswa

pada awal pengajaran maupun dalam proses pembelajarannya,

menjadikan siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran,

menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan,

sehingga siswa akan termotivasi untuk selalu semangat dalam kegiatan

pembelajaran.

i. Melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar

Melaksanakan evaluasi pembelajaran. Evaluasi merupakan sebuah

kegiatan di akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan

informasi sejauh mana keberhasilan peserta didik dan keberhasilan

guru dalam proses pembelajaran yang sudah dilakukannya. Evaluasi

pengajaran juga merupakan sebuah penafsiran terhadap keberhasilan

peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan, serta

bermanfaat untuk melakukan tindak lanjut yang sesuai. Evaluasi

pembelajaran merupakan suatu sarana yang dapat memberikan

informasi terkait dengan penilaian atau pengukuran belajar dan

pembelajaran.157

Terkait dengan kinerja guru, menurut Martinis Yamin, kinerja guru

diartikan sebagai perilaku atau respons yang memberi hasil yang

mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia menghadapi suatu

tugas.158 Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai (guru)

yaitu kompetensi dan motivasi guru itu sendiri. Penjelasan terkait dengan

kompetensi dan motivasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kompetensi

Jejen Musfah dalam Mulyasa mengatakan kompetensi guru

merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi,

sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar

profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman peserta

157 Ace Suryadi dan Wiana Mulyana, Kerangka Konseptual. 158 Martinis Yamin, Standarisasi Kinerja Guru (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hlm. 87.

Page 101: DISERTASI - Islamic University

80

didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalitas.159

Martinis Yamin dan Maisah menjelaskan kompetensi mempunyai

lima karakteristik, yaitu: (1) pengetahuan yang merujuk pada informasi dan

hasil pembelajaran,(2) keterampilan dan keahlian, (3) konsep diri dari nilai-

nilai pada sikap, dan citra seseorang, (4) karakteristik pribadi merujuk

pada karakteristik fisik dan konsistensi, (5) motif, hasrat, kebutuhan

biologis, psikologis, dan dorongan-dorongan lain.160

Mc Shane dan Glinow (2008; 36) dalam Martinis Yamin dan Maisah

menjelaskan Kompetensi adalah keterampilan, pengetahuan, bakat, nilai-

nilai, pengarah, dan karakteristik pribadi lainnya yang mendorong kearah

performansi unggul, dan Robbins (2003; 40) menjelaskan bahwa

kemampuan (ability) adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan

berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Kemudian Kreitner dan Kinicki

(2007; 156) memandang kompetensi dari aspek perbedaan individu yang

dihubungkan dengan prestasi. Sedangkan Rober (2007: 157)

menggambarkan hubungan antara usaha, kompetensi dan keterampilan

dalam berprestasi.161

Gambar 2.5 Prestasi tergantung pada kombinasi Usaha,

Kompetensi dan Keterampilan.

159 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 29. 160 Martinis Yamin, Standarisasi Kinerja Guru (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hlm. 1. 161 Ibid, hlm. 3.

Keterampilan

Kompentensi

Usaha Prestasi

Page 102: DISERTASI - Islamic University

Pandangan di atas menjelaskan

khusus berkaitan dengan kemampuan untuk mencapai prestasi.

Sedangkan untuk mencapai prestasi yang tinggi diperlukan kompetensi

maksimal yang bersifat fisik maupun mental. Dengan demikian, prestasi

yang tinggi diperoleh

kompetensi dan keterampilan yang dimiliki. Dalam kaitan dengan prestasi,

lebih lanjut dijelaskan bahwa prestasi tergantung pada kombinasi yang

tepat dari usaha, kompetensi dan keterampilan.

Menurut Nasution kemamp

kegiatan pembelajaran di antaranya adalah kemampuan profesional yang

meliputi penguasaan materi pembelajaran, strategi pembelajaran,

penguasaan metode, penguasaan bimbingan dan penyuluhan serta

penguasaan evaluasi pe

menggambarkan kompetensi sebagai berikut:

162 Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belaja dan Mengajar,Aksara, 2013), hlm. 55.163 James Weigand, Developing Teacher Copetencies

Pandangan di atas menjelaskan bahwa kompetensi memiliki ciri

khusus berkaitan dengan kemampuan untuk mencapai prestasi.

Sedangkan untuk mencapai prestasi yang tinggi diperlukan kompetensi

maksimal yang bersifat fisik maupun mental. Dengan demikian, prestasi

yang tinggi diperoleh manakala seseorang mengkombinasikan usaha,

kompetensi dan keterampilan yang dimiliki. Dalam kaitan dengan prestasi,

lebih lanjut dijelaskan bahwa prestasi tergantung pada kombinasi yang

tepat dari usaha, kompetensi dan keterampilan.

Menurut Nasution kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam

kegiatan pembelajaran di antaranya adalah kemampuan profesional yang

meliputi penguasaan materi pembelajaran, strategi pembelajaran,

penguasaan metode, penguasaan bimbingan dan penyuluhan serta

penguasaan evaluasi pembelajaran.162 Sedangkan James Weigand

menggambarkan kompetensi sebagai berikut:

Gambar 2.7 Teori Model

Developing Teacher Competencies.163

Berbagai Pendekatan dalam Proses Belaja dan Mengajar,Aksara, 2013), hlm. 55.

Developing Teacher Copetencies (Indiana Universty, 1971) hlm.1.

81

bahwa kompetensi memiliki ciri-ciri

khusus berkaitan dengan kemampuan untuk mencapai prestasi.

Sedangkan untuk mencapai prestasi yang tinggi diperlukan kompetensi

maksimal yang bersifat fisik maupun mental. Dengan demikian, prestasi

manakala seseorang mengkombinasikan usaha,

kompetensi dan keterampilan yang dimiliki. Dalam kaitan dengan prestasi,

lebih lanjut dijelaskan bahwa prestasi tergantung pada kombinasi yang

uan yang harus dimiliki oleh guru dalam

kegiatan pembelajaran di antaranya adalah kemampuan profesional yang

meliputi penguasaan materi pembelajaran, strategi pembelajaran,

penguasaan metode, penguasaan bimbingan dan penyuluhan serta

Sedangkan James Weigand

163

Berbagai Pendekatan dalam Proses Belaja dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

(Indiana Universty, 1971) hlm.1.

Page 103: DISERTASI - Islamic University

82

Terkait dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru,

maka telah disebutkan dalam peraturan pemerintah RI No. 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 yang berbunyi:

Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a. kompetensi

pedagogik; b. kompetensi kepribadian; c; Ahsan d; kompetensi sosial; dan

d. Kompetensi profesional.164

a) Kompetensi Pedagogik

Tugas utama guru adalah mengajar dan mendidik murid di kelas

dan di luar kelas. Guru selalu berhadapan dengan murid yang

memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap utama untuk

menghadapi hidupnya di masa depan. Menurut Badan Standar Nasional

Pendidikan (2006; 88), yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik

adalah:

Kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman landasan pendidikan; (b) pemahaman tentang peserta didik; (c) pengembangan kurikulum/silabus; (d) perencanaan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.165

b) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian, yaitu “Kemampuan kepribadian yang: (a)

berakhlak mulia; (b) mantap, stabil, dan dewasa; (c) arif bijaksana; (d)

menjadi teladan; (e) mengevaluasi kinerja sendiri; (f) mengembangkan

diri; dan (g) religious (BSNP; 88).

c) Kompetensi Sosial

Seorang guru sama seperti manusia lainnya adalah makhluk sosial,

yang dalam hidupnya berdampingan dengan manusia lainnya. Guru

diharapkan memberikan contoh baik terhadap lingkungannya, dengan

menjalankan hak dan kewajiban sebagai bagian dari masyarakat

164 Peraturan pemerintah RI No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. 165 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 30.

Page 104: DISERTASI - Islamic University

83

sekitarnya. Guru harus berjiwa sosial tinggi, mudah bergaul dan suka

menolong, bukan sebaliknya, yaitu individu tertutup dan tidak

mempedulikan orang-orang di sekitarnya.

Kompetensi sosial guru sebagai bagian dari masyarakat dapat

digambarkan sebagai berikut: (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b)

menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c)

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/ wali peserta didik; (d) bergaul secara santun

dengan masyarakat sekitarnya.166

d) Kompetensi Profesional

Tugas guru adalah mengajarkan pengetahuan dengan murid. Guru

tidak sekedar mengetahui materi yang diajarkannya, tetapi memahami

secara luas dan mendalam. Oleh karena itu, murid harus selalu belajar

untuk memperdalam pengetahuannya terkait mata pelajaran yang

diampunya. Menurut badan Standar Nasional Pendidikan (2006; 88)

kompetensi profesional adalah: Kemampuan penguasaan materi

pelajaran, secara luas dan mendalam meliputi: (a) konsep, struktur, dan

metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi

ajar; (b) materi yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep

antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep keilmuan dalam

kehidupan sehari-hari dan; (e) kompetensi secara profesional dalam

konteks global dengan tetap melestarikan nilai budaya nasional.

Menurut Glenn Langford sifat profesional mempunyai ciri (1)

Pembayaran (Payment), (2) Pengetahuan dan Keterampilan (Knowledge

and skill), (3) Tanggung jawab dan tujuan (Responsibility and purpose), (4)

Layanan profesional (The Professional ideal of service), (5) Kesatuan

(Unity), (6) Pengakuan (Recognition).167

166 Op,Cit, hlm. 52. 167 Glenn Langford, Teaching As a Profession An Essy In The Philosophy Of Education ( Published by Manchesster University Press, 1978), hlm. 5.

Page 105: DISERTASI - Islamic University

Menurut Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills (1966) dalam

Sudarwan Danim menyatakan profesi adalah sebuah jabatan yang

memerlukan kemampuan yang khusus, yang diperoleh melalui kegiatan

belajar dan latihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan atau

keahlian dalam melayani dan memberikan advis pada orang lain.

Sara Bubb dan Peter Early

development is crucial for organizational growth and school improvement.

The professional growth of teacher and other staff is a key component of

developing children’s learning

pengembangan profesional sangat penting untuk pertumbuhan organisasi

dan perbaikan sekolah. Pertumbuhan profesional guru dan staf lainnya

adalah komponen kunci pengembangan anak

Guru merupakan jabatan atau profesi ya

khusus, oleh karena itu terpenting dalam profesi guru adalah penguasaan

sejumlah kompetensi sebagai keterampilan atau keahlian khusus, yang

diperlukan untuk melakukan tugas mendidik dan mengajar secara efektif

168 Sudawarwan Danim, 169 Sara Bubb, Peter Early, (London: A Sage Publication Company, 2007), hlm. 1.

Gambar 2.5 Gambar Sosok Guru Profesional

Menurut Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills (1966) dalam

Danim menyatakan profesi adalah sebuah jabatan yang

memerlukan kemampuan yang khusus, yang diperoleh melalui kegiatan

belajar dan latihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan atau

keahlian dalam melayani dan memberikan advis pada orang lain.

ubb dan Peter Early mengemukakan bahwa

development is crucial for organizational growth and school improvement.

The professional growth of teacher and other staff is a key component of

developing children’s learning”.169 Pernyataan ini menjelaskan bahwa

pengembangan profesional sangat penting untuk pertumbuhan organisasi

dan perbaikan sekolah. Pertumbuhan profesional guru dan staf lainnya

adalah komponen kunci pengembangan anak-anak.

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan

khusus, oleh karena itu terpenting dalam profesi guru adalah penguasaan

sejumlah kompetensi sebagai keterampilan atau keahlian khusus, yang

diperlukan untuk melakukan tugas mendidik dan mengajar secara efektif

Sudawarwan Danim, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfa Beta, 2012), hlm. 8.Sara Bubb, Peter Early, Leading and Managing Comining Professional Development

(London: A Sage Publication Company, 2007), hlm. 1.

84

Menurut Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills (1966) dalam

Danim menyatakan profesi adalah sebuah jabatan yang

memerlukan kemampuan yang khusus, yang diperoleh melalui kegiatan

belajar dan latihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan atau

keahlian dalam melayani dan memberikan advis pada orang lain.168

bahwa “Professional

development is crucial for organizational growth and school improvement.

The professional growth of teacher and other staff is a key component of

Pernyataan ini menjelaskan bahwa

pengembangan profesional sangat penting untuk pertumbuhan organisasi

dan perbaikan sekolah. Pertumbuhan profesional guru dan staf lainnya

memerlukan keahlian

khusus, oleh karena itu terpenting dalam profesi guru adalah penguasaan

sejumlah kompetensi sebagai keterampilan atau keahlian khusus, yang

diperlukan untuk melakukan tugas mendidik dan mengajar secara efektif

(Bandung: Alfa Beta, 2012), hlm. 8. Leading and Managing Comining Professional Development

Page 106: DISERTASI - Islamic University

85

dan efisien. Kata lain dari kompetensi adalah kemampuan atau

kecakapan. Karena itu kompetensi profesional guru dapat diartikan

sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi

keguruannya dengan kemampuan tinggi.170 Selanjutnya Usman

mengemukakan peran guru adalah menciptakan serangkaian tingkah laku

yang berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta

berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan

perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.171

Surya dalam Kunandar guru profesional akan mencerminkan dalam

pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian yang

baik dalam materi maupun metode.172 Selain itu juga ditunjukan melalui

tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Selain

itu guru yang profesional hendaknya mampu memikul tanggung jawabnya

baik terhadap pribadi sosial, intelektual, moral dan spiritual. Lebih lanjut

Surya berpendapat bahwa profesionalisme guru mempunyai makna

penting yaitu: (1) Memberikan jaminan perlindungan kepada

kesejahteraan masyarakat umum, (2) profesionalisme guru merupakan

suatu cara untuk memperbaiki profesi pendidikan yang selama ini

dianggap oleh sebagian masyarakat rendah, (3) profesionalisme

memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan diri yang

memungkinkan guru dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan

memaksimalkan kompetensinya.

Terkait persoalan kinerja guru, di dalam Al-Qur’an surat An-Nisa,

ayat 58 Allah berfirman:

¨βÎ) ©! $# öΝä.ã� ãΒ ù'tƒ βr& (#ρ–Š xσè? ÏM≈uΖ≈ tΒ F{$# #’n<Î) $ yγ Î=÷δ r& #sŒÎ)uρ Ο çF ôϑs3ym t ÷ t/ Ĩ$ ¨Ζ9 $# βr&

(#θ ßϑä3øtrB ÉΑô‰yè ø9 $$ Î/ 4 ¨βÎ) ©!$# $ −Κ Ïè ÏΡ / ä3Ýà Ïètƒ ÿϵÎ/ 3 ¨βÎ) ©! $# tβ% x. $Jè‹ Ïÿxœ # Z�� ÅÁ t/ ∩∈∇∪

170 Sudarwan Danim, Profesi Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 8. 171 Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 4. 172 Kunandar,Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), hlm. 47.

Page 107: DISERTASI - Islamic University

86

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.173

Terdapat catatan yang penting dari ayat tersebut di atas dalam

hubungannya dengan kinerja guru sebagai berikut. Pertama seorang

tenaga profesional adalah seorang yang bersifat al-amin (terpercaya), al-

hafdz (dapat menjaga amanah), dan al wafiya (yang merawat sesuatu

dengan baik). Kedua, seorang guru profesional dalam pandangan Islam

adalah seorang pendidik yang mempunyai keahlian. Ketiga, guru yang

profesional dalam pandangan Islam adalah seorang yang bertindak

adil.174

Selanjutnya Udin menjelaskan ciri-ciri guru profesional, yaitu: (1)

mempunyai komitmen terhadap proses belajar siswa, (2) menguasai

secara mendalam materi pelajaran dengan cara mengajarkannya, (3)

mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukan dan belajar dari

pengalamannya, dan (4) merupakan dari bagian dari masyarakat belajar

dari lingkungan profesinya yang memungkinkan mereka untuk selalu

meningkatkan profesionalismenya.175

Rosyada menyatakan bahwa kegiatan guru di dalam kelas meliputi

a) Guru harus menyusun perencanaan pembelajaran yang bijak; b) Guru

harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan siswa-siswanya; c)

Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang membelajarkan;

d) Guru harus menguasai kelas; e) Guru harus melakukan evaluasi secara

benar.176. Sementara itu menurut Daryanto peran guru dalam

173 Anonim, Al-Qur’an...Op. Cit, hlm. 234. 174 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), hlm. 220. 175 Udin Saefidin Saud, Pengembangan Profei Guru (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 97. 176Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan (Jakarta: PT. Kencana, 2008), hlm. 80.

Page 108: DISERTASI - Islamic University

87

pembelajaran adalah membuat desain pembelajaran, penyelenggaraan

kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan.

Dari pengertian mengenai profesi tersebut di atas, berarti unsur

terpenting dalam profesi guru adalah penguasaan kompetensi sebagai

keterampilan atau keahlian khusus, yang diperlukan untuk melaksanakan

tugas mendidik dan mengajar secara efektif dan efisien. Kata lain

kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan, karena itu kompetensi

profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan

guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi.

2. Motivasi Guru

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang

dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam

melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri

individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi

ekstrinsik). Motivasi kerja merupakan suatu hal yang penting yang

sering disinggung oleh pimpinan organisasi, baik secara terbuka maupun

terselubung. Sehingga pemahaman tentang motivasi banyak yang

mengartikan. Motivasi adalah dorongan, rangsangan dan ataupun

pembangkit tenaga, yang dimiliki seseorang, sehingga orang tersebut

memperlihatkan perilaku tertentu.177 Dan motivasi juga sebuah konsep

yang digunakan untuk menjelaskan inisiasi, arah dan intensitas perilaku

individu. Motivasi merupakan dorongan seseorang melakukan sesuatu

untuk mencapai tujuan, kekuatan ini dirangsang oleh adanya kebutuhan

seperti: (1) keinginan yang hendak dipenuhi, (2) tingkah laku, (3) tujuan,

dan (4) umpan balik (Hellriegel dan Slocum, 1979).178 Motivasi menurut

Sumardi Suryabrata dalam Djaali adalah keadaan yang terdapat dalam

diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna

pencapaian suatu tujuan.179

177 Achmad Badawi, Memotivasi Kinerja Guru (Jakarta: Al-Wasat, 2014), hlm. 9. 178 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan (Palembang: Grafika Telindo, 2011), hlm. 165. 179 Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 101.

Page 109: DISERTASI - Islamic University

88

Beberapa teori berikut dapat menjelaskan berbagai macam upaya

yang dapat dilakukan dalam peningkatan kinerja guru melalui pendekatan

motivasi. Baik atau buruknya suatu kinerja individu itu selalu berhubungan

atau bisa dilihat dari motivasi yang ada dalam diri individu tersebut. Berikut

terdapat beberapa teori tentang motivasi, termasuk masalah motivasi

dalam kinerja seorang guru.

1) Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan). Menurut Maslow (Robbins dan Judge bahwa motivasi seseorang berperilaku karena adanya dorongan dalam diri untuk memenuhi bermacam–macam kebutuhan yaitu: (1) kebutuhan fisiologis (physiological needs), seperti: kebutuhan makan, minum dll; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang dan kebersamaan (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin ingin dihargai dan dihormati oleh orang lain, dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.180

2) Teori Mc Clelland (Teori Kebutuhan Berprestasi). Mc Clelland menawarkan sebuah teori tentang Need for Acievement (NAch). Teori ini menyatakan bahwa sebuah motivasi untuk maju bisa muncul karena adanya kebutuhan untuk memiliki sebuah prestasi yang unggul. Dengan adanya kebutuhan untuk memiliki prestasi yang unggul maka seseorang akan memiliki semangat untuk semakin maju dan berkembang. Menurut Mc Clelland ada beberapa karakteristik dari orang yang memiliki prestasi tinggi yaitu: (1) kebutuhan akan prestasi (needs for achievement) dorongan itu untuk mengungguli sehubungan dengan seperangkat standar untuk sukses; (2) kebutuhan akan kekuasaan (membuat orang lain berprilaku dalam suatu cara yang orang itu tampa dipaksa tidak akan berlaku demikian; dan (3) memiliki umpan balik antara keberhasilan dan kegagalan yang mereka lakukan.181

3) Teori Clyton Alderfer (Teori ERG). Teori Clyton Alderfer (Teori ERG), yang menawarkan teori akronim “ERG”. Akronim “ERG” adalah huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu: E = Existence (adanya kebutuhan akan eksistensi dirinya seperti kebutuhan udara, air, makan, gaji, dan kondisi pekerjaan), R = Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan sosial dan interpersonal yang berarti), dan G = Growth (sebuah

180 Robert Kreitner, Angelo Kinici, Organizational Behavior/ Prilaku Organisasi (Jakarta: Salemba Empat, 2005), hlm. 253. 181Muhammad Busro, Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), hlm. 62.

Page 110: DISERTASI - Islamic University

89

kebutuhan individu untuk menciptakan kontribusi yang kreatif atau produktif supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Apabila ketiganya digabungkan, maka akan dapat menimbulkan

pengertian sebagai berikut: Pertama, adanya kesamaan antara teori dari

Maslow dan Alderfer. Teori tentang “Existence” sangat identik dengan

teori hirarki yang pertama dan kedua dalam tawaran Maslow; Sedangkan

“Relatedness” memiliki kesamaan dengan teori kebutuhan yang ketiga

dan keempat menurut Maslow; dan untuk teori “Growth” memiliki

kesamaan pengertian dengan teori “self actualization” menurut Maslow.

Kedua, tawaran memiliki berbagai pengertian sebagai berikut: 1)

Apabila sebuah kebutuhan tidak terpenuhi, maka akan semakin besar

keinginan untuk mampu mencapainya; 2) Apabila kebutuhan yang rendah

sudah terpenuhi, maka kebutuhan yang lebih tinggi akan semakin kuat

untuk juga dapat terpenuhi dengan baik; 3) Apabila kebutuhan yang lebih

tinggi sulit untuk dipenuhi, maka akan semakin tinggi keinginan untuk

mampu memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.

4) Teori Herzberg (Teori dua faktor), Dalam teori ini terdapat faktor motivasional yaitu segala sesuatu yang mendorong orang untuk dapat berprestasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri, atau disebut juga dengan faktor intrinsik, sedangkan faktor hygiene adalah factor yang dapat menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang, yang berasal dari luar diri seseorang tersebut, atau disebut juga dengan faktor ekstrinsik.

Menurut Herzberg, hal-hal yang termasuk ke dalam faktor

motivasional seperti pekerjaan yang dijalaninya, keberhasilan yang

diraihnya, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor hygiene atau

pemeliharaan hubungan antara seseorang dengan orang lain yang

mempengaruhi kehidupannya, sistem kehidupan yang melingkupinya,

maupun kebijakan-kebijakan baik pemerintah maupun lingkungan

organisasinya yang kehidupannya. Salah langkah dalam memahami teori

Herzberg adalah mengetahui dengan benar faktor mana yang lebih

mempengaruhi pada kehidupan seseorang apakah faktor intrinsik yang

Page 111: DISERTASI - Islamic University

90

mempengaruhi ataukah faktor ekstrinsik yang mempengaruhi kehidupan

seseorang.

5) Teori Keadilan. Dalam teori ini, keadilan adalah sesuatu yang perlu ditegakkan. Oleh karena itu teori ini hendak menghilangkan kesenjangan antara kepentingan organisasi dengan keinginan personal. Artinya harus terdapat jembatan keadilan di antara organisasi dengan tiap orang dalam organisasi tersebut terkait dengan imbalan, jasa, penghargaan dan lain sebagainya.

Penjelasan ini memiliki arti bahwa apabila terdapat ketidak

seimbangan antara imbalan yang diperoleh oleh seseorang dengan kerja

yang telah mereka lakukan, maka akan dapat terjadi beberapa hal

sebagai berikut: 1) Seseorang akan berupaya untuk mendapatkan

imbalan yang lebih tinggi, atau mereka akan melakukan sebaliknya yaitu

meninggalkan intensitas usahanya ketika tidak mendapatkan imbalan

sesuai yang mereka harapkan. 2) Seseorang akan memiliki empat

persepsi terkait dengan imbalan dan harapan, yaitu: harapannya terkait

dengan imbalan yang diterima dengan kualitas diri, seperti pendidikan

yang tinggi, pengalaman yang sudah banyak; 3) imbalan yang diterima

dalam sebuah organisasi antara dirinya dengan orang lain yang memiliki

kualitas yang relatif sama; 4) sebuah imbalan yang diterima dalam

organisasi lain namun memiliki jenis pekerjaan yang sama; 5) peraturan

yang berlaku baik dari pemerintah maupun organisasi terkait dengan

pemberian imbalan bagi pegawai.

6) Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan ). Dalam teori ini dikatakan bahwa motivasi akan muncul apabila harapan akan sebuah keberhasilan muncul pada diri seseorang, sehingga dirinya akan berusaha mencapai apa yang diharapkannya tersebut. Artinya, jika seseorang memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu, dan harapannya sangat besar akan keberhasilan dalam mendapatkan sesuatu tersebut, maka yang bersangkutan akan semakin semangat dan berusaha semaksimal mungkin untuk memperolehnya. Sebaliknya, apabila harapan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya tersebut tipis, maka yang bersangkutan juga semakin memiliki motivasi yang rendah untuk mendapatkannya.

7) Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku. Dalam teori ini dikatakan bahwa sebuah motivasi dapat muncul karena adanya penguatan dari

Page 112: DISERTASI - Islamic University

91

faktor eksternal. Berbagai macam faktor diluar diri seseorang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada seseorang, sehingga orang tersebut akan memiliki perubahan perilaku menuju yang lebih baik.

8) Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. Teori ini mengatakan bahwa faktor internal dan eksternal sama-sama dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Termasuk pada faktor internal adalah: (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; dan lain sebagainnya

6.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Robert Bacal (2005: 3) dalam Martinis Yamin dan Maisah

manajemen kinerja adalah proses komunikasi yang berlangsung terus-

menerus yang dilaksanakan kemitraan, antara guru dengan siswa. 182

dengan terjalinnya komunikasi yang baik antara kepala sekolah dan guru,

dan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dapat lebih

mempercepatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan

oleh guru. Sementara Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala (2007: 155)

yang dikutip Martinis Yamin menyatakan kinerja merupakan suatu

konstruk multi dimensi yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya. Faktor.faktor tersebut terdiri atas faktor intrinsik guru

(personal/individual) atau SDM dan ekstrinsik, yaitu kepemimpinan,

sistem, tim, dan situasional.

Gambar 2.9 Elemen Kinerja dan Faktor yang mempengaruhinya Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala

182

Martinis Yamin, Maisah, Standarisasi Kinerja Guru ( Jakarta: Gaun Persada, 2010), hlm. 129.

Page 113: DISERTASI - Islamic University

92

Dari gambar 2.7 diatas dapat dipahami bahwa kinerja individu

dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan peran.

Kinerja kelompok dipengaruhi faktor yang terkait karakteristik tim.

Sedangkan kinerja organisasi dipengaruhi oleh beragam karakteristik

organisasi. Secara umum kinerja individu akan mempengaruhi kinerja

kelompok dan kinerja kelompok akan mempengaruhi kinerja organisasi.

Kinerja di dalam suatu organisasi (lembaga pendidikan) dilakukan

oleh segenap sumber daya manusia dalam organisasi, baik unsur

pimpinan maupun pekerja. Banyak sekali faktor yang dapat

mempengaruhi sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya.

Pertama faktor yang berasal dari dalam diri sumber daya manusia sendiri

maupun dari luar dirinya. Setiap pekerja mempunyai kemampuan

berdasar pada pengetahuan dan keterampilan, kompetensi yang sesuai

dengan pekerjaannya, motivasi kerja, dan kepuasan kerja, namun pekerja

yang mempunyai kepribadian, sikap dan perilaku yang dapat

mempengaruhi kinerjanya.183

Kepemimpinan dan gaya kepemimpinan dalam organisasi dapat

berperan dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Bagaimana pemimpin

menjalin hubungan dengan pekerja, bagaimana mereka memberi

penghargaan kepada pekerja berprestasi, bagaimana mereka

mengembangankan dan memperdayakan pekerjaanya, sangat

mempengaruhi kinerja sumber daya manusia yang menjadi bawahannya.

Namun, kinerja suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh

sumber daya manusia di dalamnya, tetapi juga oleh sumber daya lainnya

seperti: dana, bahan, peralatan, teknologi, dan mekanisme kerja yang

berlangsung dalam organisasi. Demikian pula apakah lingkungan kinerja

atau situasi kerja memberikan kenyamanan sehingga mendorong kinerja

karyawan. Juga termasuk bagaimana kondisi hubungan antarmanusia di

lingkungan organisasi, baik antara atasan dengan bawahan maupun di

183 Op cit. hlm 69.

Page 114: DISERTASI - Islamic University

antara rekan sekerja. Faktor tersebut merupakan faktor lingkungan kerja

internal organisasi.

Di samping itu, masih terdapat lingkungan eksternal organisasi

yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi dan sumber daya manusia

di dalamnya. Mengingat b

organisasi mempunyai kinerja yang baik yaitu menyangkut pernyataan

tentang maksud nilai

manusia, pengembangan organisasi, konteks organisasi, desain kerja,

fungsionalisasi, budaya, dan kerja sama.

Kemudian Kopelman menyatakan bahwa: “Kinerja organisasi

ditentukan oleh empat faktor antara lain yaitu: (1) lingkungan, (2)

Karakteristik individu, (3)

Pekerjaan” Dengan demikian, da

guru/karyawan sangat dipengaruhi oleh

dari: pengetahuan, keterampilan, kemampuan, motivasi, kepercayaan,

nilai-nilai, serta sikap.

karakteristik organisasi dan

bisa dilihat pada gambar berikut ini:

Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

antara rekan sekerja. Faktor tersebut merupakan faktor lingkungan kerja

Di samping itu, masih terdapat lingkungan eksternal organisasi

yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi dan sumber daya manusia

di dalamnya. Mengingat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja

organisasi mempunyai kinerja yang baik yaitu menyangkut pernyataan

tentang maksud nilai-nilai, manajemen strategis, manajemen sumber daya

manusia, pengembangan organisasi, konteks organisasi, desain kerja,

sasi, budaya, dan kerja sama.

Kemudian Kopelman menyatakan bahwa: “Kinerja organisasi

ditentukan oleh empat faktor antara lain yaitu: (1) lingkungan, (2)

individu, (3) karakteristik Organisasi, (4)

Pekerjaan” Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kinerja

guru/karyawan sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang terdiri

dari: pengetahuan, keterampilan, kemampuan, motivasi, kepercayaan,

nilai, serta sikap. Karakteristik individu sangat dipengaruhi oleh

organisasi dan karakteristik pekerjaan. Karakteristik

bisa dilihat pada gambar berikut ini:

GAMBAR 2.10 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi

93

antara rekan sekerja. Faktor tersebut merupakan faktor lingkungan kerja

Di samping itu, masih terdapat lingkungan eksternal organisasi

yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi dan sumber daya manusia

anyak faktor yang mempengaruhi kinerja

organisasi mempunyai kinerja yang baik yaitu menyangkut pernyataan

nilai, manajemen strategis, manajemen sumber daya

manusia, pengembangan organisasi, konteks organisasi, desain kerja,

Kemudian Kopelman menyatakan bahwa: “Kinerja organisasi

ditentukan oleh empat faktor antara lain yaitu: (1) lingkungan, (2)

Organisasi, (4) Karakteristik

pat diartikan bahwa kinerja

individu yang terdiri

dari: pengetahuan, keterampilan, kemampuan, motivasi, kepercayaan,

individu sangat dipengaruhi oleh

Karakteristik tersebut

Organisasi

Page 115: DISERTASI - Islamic University

Sementara Gibson et al (1995:56) menyatakan bahwa faktor

mempengaruhi performance

1. Variabel Individu, meliputi kemampuan, keterampilan, mental, fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, demografi (umur, asal-usul, jenis kelamin).

2. Variable Organisasi, meliputi: sumber daya, kepemimpinan, imbstruktur desain pekerjaan.

3. Variable Psikologis, meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.

Sedangkan menurut Sutermeister (1976:45) menyatakan

produktivitas ditentukan oleh kinerja pegawai dan teknologi, sedangkan

kinerja pegawai itu sendiri tergantung pada dua hal yaitu kemampuan dan

motivasi. Bila digambarkan akan tampak sebagai berikut:

Gambar. 2.11

Dari berbagai pendapat para ahli tentang faktor

mempengaruhi kinerja tersebut

dapat membentuk atau mempengaruhi kinerja seseorang, faktor individu

dengan karakteristik

berinteraksi dalam suatu kualitas kerja yang dilakukan oleh seseorang

dalam melaksanakan peran dan tugasnya dalam organisasi.

184 Ibid, hlm. 147.

Sementara Gibson et al (1995:56) menyatakan bahwa faktor

performance (kinerja) adalah:

Variabel Individu, meliputi kemampuan, keterampilan, mental, fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, demografi (umur,

usul, jenis kelamin). Variable Organisasi, meliputi: sumber daya, kepemimpinan, imbstruktur desain pekerjaan. Variable Psikologis, meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan

Sedangkan menurut Sutermeister (1976:45) menyatakan

produktivitas ditentukan oleh kinerja pegawai dan teknologi, sedangkan

itu sendiri tergantung pada dua hal yaitu kemampuan dan

motivasi. Bila digambarkan akan tampak sebagai berikut:

Gambar. 2.11. Faktor-Faktor Pembentuk Produktivitas(Sumber: Sutermeister 1979: 45).184

Dari berbagai pendapat para ahli tentang faktor

mempengaruhi kinerja tersebut menggambarkan tentang hal

dapat membentuk atau mempengaruhi kinerja seseorang, faktor individu

karakteristik psikologisnya yang khas, serta faktor org

berinteraksi dalam suatu kualitas kerja yang dilakukan oleh seseorang

dalam melaksanakan peran dan tugasnya dalam organisasi.

94

Sementara Gibson et al (1995:56) menyatakan bahwa faktor-faktor

Variabel Individu, meliputi kemampuan, keterampilan, mental, fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, demografi (umur,

Variable Organisasi, meliputi: sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

Variable Psikologis, meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan

Sedangkan menurut Sutermeister (1976:45) menyatakan

produktivitas ditentukan oleh kinerja pegawai dan teknologi, sedangkan

itu sendiri tergantung pada dua hal yaitu kemampuan dan

Faktor Pembentuk Produktivitas

Dari berbagai pendapat para ahli tentang faktor-faktor yang

tentang hal-hal yang

dapat membentuk atau mempengaruhi kinerja seseorang, faktor individu

psikologisnya yang khas, serta faktor organisasi

berinteraksi dalam suatu kualitas kerja yang dilakukan oleh seseorang

dalam melaksanakan peran dan tugasnya dalam organisasi.

Page 116: DISERTASI - Islamic University

95

7. Efektivitas, Efisien Model Pengelolaan Kinerja Guru

Efektivitas seringkali di idiomkan sebagai ‘mengerjakan hal yang

tepat’ yaitu, menjalankan aktivitas-aktivitas yang secara langsung

membantu organisasi mencapai berbagai sasarannya.185 Pendapat lain

mengatakan bahwa Efektivitas merupakan hubungan antara output

dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap

pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau

kegiatan.186 Gibson mengatakan efektivitas merupakan pendekatan tujuan

didasarkan pada konsep bahwa organisasi merupakan alat untuk

mencapai tujuan. Efektivitas juga diartikan sebagai pencapaian sasaran

yang telah disepakati bersama atas usaha bersama.187

Dalam dunia pendidikan efisiensi dapat dijadikan pijakan untuk

mengukur keberhasilan suatu lembaga pendidikan seperti yang

dikemukakan Muljani A. Nurhadi (1993) yang menjelaskan dari segi unsur

sistem. tetapi kriteria keberhasilan pendidikan selama ini hanya

mencangkup aspek proses pembelajaran (learning or academic process),

belum menunjukan kepada keberhasilan pengelolaan/manajemen

(managerial or administrative process and activities), sehingga efisiensi

dan efektivitas internal maupun eksternal dari lembaga pendidikan

tersebut belum dapat dilihat secara lebih jelas. Kriteria keberhasilan

organisasi umum dapat pula diterapkan untuk mengukur keberhasilan

pendidikan.188 kata efektivitas, efisien dalam pengelolaan suatu organisasi

sangatlah penting, karena efektivitas sering dihubungkan dengan masalah

efisiensi. Jika kedua faktor itu dibandingkan maka faktor efektivitas

merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi, dan sebelum seseorang

melakukan kegiatan secara efisien, orang tersebut harus yakin bahwa ia

telah melakukan sesuatu yang tepat. 185Stephen P.Robins, Mary Cuolter, Manajemen Edisi Kesepuluh Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2016),hlm.8 186 Mahmudi, Manajemen Sektor Pablik, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 25. 187 Gibson, Ivancevish dan Donaly, Organisasi dan Manajemen Prilaku, (Jakarta: Stuktur Press Erlangga, 1995), hlm. 27. 188 Mada Sutapa, Model Pengembangan Sekolah Efektif (Jurnal FIP UNY, 2017), hlm. 5.

Page 117: DISERTASI - Islamic University

96

Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan

pendidikan. Dalam upaya pengukuran ini mempunyai istilah yang perlu

diperhatikan yaitu validasi dan evaluasi. Validasi yang dimaksud adalah

serangkaian tes dan penilaian yang dirancang untuk mengetahui secara

pasti apakah suatu program pendidikan telah mencapai sasaran yang

telah ditentukan. Efektivitas suatu lembaga pendidikan dapat dilihat dari,

efektivitas keseluruhan, kualitas, produktivitas, kesiagaan, efisiensi,

pertumbuhan, pendayagunaan lingkungan dll.

Untuk melihat efektivitas, dapat dilihat dari kualitas program,

ketepatan penyusunan, kepuasaan, keluwesan, dan adaptasi, semangat

kerja, motivasi, ketercapaian tujuan, ketepatan waktu, serta ketepatan

pendayagunaan sarana, prasarana, dan sumber belajar dalam

meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Konsep efisiensi dan peranannya dalam evaluasi pendidikan dapat

lebih dipahami dalam konteks yang lebih luas yaitu konsep optimasi

ekonomi. Semua proses optimasi meliputi maksimalisasi nilai yang

melekat pada fenomenanya baik butir tunggal maupun butir ganda dalam

hambatan-hambatan yang ada di lingkungannya. Maksimisasi

keuntungan, optimalisasi utilitas sosial, dan minimisasi biaya adalah

contoh proses optimisasi. Efisiensi ekonomi berkait tidak hanya dengan

masalah efisiensi teknikal, tetapi juga dengan rasio antara output dengan

input.

Konsep efisiensi internal dalam pendidikan (sekolah) bergantung

pada paradigma input-output. Efisiensi akan tercapai kalau nilai output

pendidikan adalah maksimum untuk biaya input yang ditetapkan atau

biaya input adalah minimum untuk harga tertentu output yang dihasilkan.

Paradigma input-output menyelipkan teknologi sebagai variabel yang

mentransformasikan input menjadi output. Oleh karena itu pengukuran

proses produksi dalam pendidikan (sekolah) meliputi: input, teknologi, dan

output. Pada umumnya pengukuran input dalam analisis pendidikan

Page 118: DISERTASI - Islamic University

97

menggunakan pengeluaran per siswa (sering disebut dengan "unit cost").

Alternatif pengukuran input dalam kualitas pendidikan mencakup mutu

guru, ketersediaan dan mutu fasilitas, bahan-bahan, dan peralatan, dan

perbandingan pemanfaatan antara siswa dan guru, siswa dan kelas, atau

siswa dan sekolah.

Efektivitas dan efisiensi merupakan indikator dari produktivitas.

Efektivitas mengacu kepada pencapaian target secara kuantitas dan

kualitas suatu sasaran program. Semakin besar persentase target suatu

program yang tercapai makin tinggi tingkat efektivitasnya. Efektivitas

berkaitan dengan kualitas, sedangkan efisiensi merupakan refleksi

hubungan antara output dan input yang bersifat kuantitas. Efisiensi

berkaitan dengan besarnya input untuk menghasilkan output dan

besarnya tingkat pemborosan. Efektivitas merupakan refleksi kemampuan

untuk mempengaruhi terjadinya suatu produk. Keefektivitasan

menunjukkan besarnya pengaruh terhadap suatu proses produksi.

“Effectiveness=quantity quality, and if either is zero there is no

effectiveness”. (Holzer and Nagel, 1984). Jadi keefektivitasan suatu usaha

secara implisit mengandung makna kuantitas dan kualitas.

B. Penelitian Yang Relevan

Pertama, Kompri tahun 2019 dari Universitas Islam Sultan Thaha

Saipuddin Jambi dengan disertasi berjudul: Kompetensi Manajerial

Pondok Pesantren dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru di Provinsi

Jambi. Dalam pertanyaan penelitian ini adalah mengapa kompetensi

manajerial pondok pesantren belum mampu membuat gurunya memiliki

profesionalitas di Provinsi Jambi.

Ditinjau dari jenis data yang dikumpulkan, Penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif analitis,

pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik analisa data dengan reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Keterpercayaan dengan

Page 119: DISERTASI - Islamic University

98

teknik perpanjangan keikutsertaan, ketelitian pengamatan, triangulasi data

dan konsultasi promotor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kompetensi manajerial pondok pesantren dalam meningkatkan

profesionalitas guru di Provinsi Jambi, yaitu: a) Pondok Pesantren

Darussalam Gontor Kampus 12 Jambi Tanjabtim sangat bagus rencana

peningkatan profesionalitasnya dengan 100%, pengorganisasian dengan

skor 66%, kepemimpinan dengan skor 73% dan pengawasan 100%

terlaksana. Pada Ponpes Al-Jauheran Kota Jambi tidak bagus pada

rencana dengan skor 17%, pada pengorganisasian hanya 33%,

Implementasi kepemimpinan hanya 13% dan pengawasan masuh rendah

0%. Berbeda sedikit dengan Pondok Pesantren Darul Fighi, di mana

perencanaan 17% terlaksana, pengorganisasian hanya 33%,

kepemimpinan untuk peningkatan profesionalitas guru hanya 27% dan

pengawasan tidak dilakukan dengan sama sekali 0%. Hasil dari

kompetensi manajerial pondok pesantren dalam meningkatkan

profesionalitas guru di Provinsi Jambi belum sesuai untuk PMDG Kampus

12 Jambi Tanjabtim tercapai 84% keberhasilan yang tercapai dalam

meningkatkan profesionalitas guru. Sedangkan 2 pondok lainnya memiliki

nilai hasil hanya 16% keberhasilan pondok Al-Juharen dan Ponpes Darul

Fighi Merangin dalam peningkatan profesionalitas guru. Maka kesimpulan

dalam penelitian ini adalah kompetensi manajerial pondok pesantren

belum mampu membuat gurunya memiliki prefesionalitas di Provensi

Jambi disebabkan tidak kurangnya kordinasi, komunikasi dan kometmen

kedua pihak.

Persamaan penelitian penulis dengan Kompri pada tema

profesionalitas guru dan pada metode penelitian. Sama-sama

menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif analitis,

pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik analisa data dengan reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan serta verivikasi. Keterpercayaan dengan

Page 120: DISERTASI - Islamic University

99

teknik perpanjangan keikutsertaan, ketelitian pengamatan, triangulasi data

dan konsultasi promoter. Sedangkan perbedaannya dalam lokasi Kompri

di tiga pondok pesantren, bukan di SMA Muhammadiyah. Kebahruan

penelitian penulis disbanding yang dilakukan Kompri, yaitu penulis bahas

mengenai kinerja guru tidak hanya dengan dengan penampilan kerja

(mengajar) saja, namun kemampuan guru.

Kedua, Muslim tahun 2018 dari Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta dengan disertasi berjudul: Kinerja Guru Madrasah

Tsanawiyah Di Kota Jambi.

Ditinjau dari jenis data yang dikumpulkan, Penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif analitis,

pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik analisa data dengan reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan serta verivikasi. Keterpercayaan dengan

teknik perpanjangan keikutsertaan, ketelitian pengamatan, triangulasi data

dan konsultasi promotor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja

guru madrasah tsanawiyah di Kota Jambi secara administratif sebagian

sudah melaksanakan sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai guru.

Namun sebagian guru yang lainnya masih belum melaksanakan

kinerjanya dengan baik. Penyebab belum optimalnya kinerja guru tersebut

berhubungan dengan masalah kompetensi dan motivasi guru yang masih

jauh dari standar. Sedangkan faktor pendukung kinerja guru antara lain

karena prinsip pengabdian guru dalam memperjuangkan agama, sudah

ada upaya dalam pembinaan profesionalisme guru melalui KKG, MGMP,

MKKS, selain itu Kepala Madrasah juga telah melakukan berbagai upaya

peningkatan kinerja guru diantaranya menaikkan iuran komite untuk

menambah kesejahteraan guru, mengadakan kegiatan IHT untuk

meningkatkan kompetensi guru.

Berdasarkan temuan penelitian, maka peneliti mengembangakannya

ke dalam tawaran teori tentang kinerja guru, bahwa kinerja guru dapat

Page 121: DISERTASI - Islamic University

100

ditingkatkan melalui dua langkah, yaitu peningkatan kompetensi guru dan

motivasi guru. Pertama, terkait dengan kompetensi, maka kompetensi

yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial.

Kedua, terkait dengan motivasi, maka faktor yang dapat mempengaruhi

motivasi seorang guru adalah spirit atau dorongan dan semangat untuk

bekerja, responsible atau tanggung jawab terhadap tugas, interest atau

minat terhadap tugas, dan appreciation atau penghormatan terhadap

tugas guru. Melalui peningkatan terhadap dua unsur, yaitu kompetensi

guru dan motivasi guru, maka kinerja guru akan dapat meningkat secara

baik. Oleh karena itu, optimalisasi kinerja guru madrasah tsanawiyah di

Kota Jambi juga hendaknya dilakukan melalui peningkatan kompetensi

guru dan motivasi guru dengan baik.

Persamaan penelitian dengan penulis dengan Muslim pada kinerja

guru dan pada metode penelitian, dimana metode penelitian sama-sama

kualitatif. Sedangkan perbedaanya di mana lokasi penelitian Muslim di

Madrasah Tsanawiyah Kota Jambi, bukan di SMA Muhammadiyah. Ada

kebahruan penulis bahas yakni kerja tim, dimana setiap waka dalam

bekerja di bantu oleh asisten. Kebahruan penulis dibanding yang

dilakukan oleh Muslim yaitu penulis membahas pengelolaan kinerja guru

yang dilakukan oleh pihak sekolah, sehingga guru bekerja profesional.

Ketiga, Djuariati tahun 2018 dari Universitas Islam Negeri Raden

Intan Lampung dengan disertasi berjudul: Pengaruh Kepemimpinan

Visioner, Organisasi Pembelajar Dan Perilaku Inovatif, Terhadap Kinerja

Karyawan Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan

Tenaga Kependidikan (Pppptk) Bisnis Dan Pariwisata Kependidikan

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Ditinjau dari jenis data yang dikumpulkan, penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif, termasuk penelitian survey, karena mengumpulkan

data luas dan banyak, serta untuk mencari pembuktian. Hasil penelitian

menunjukkan: (1) kepemimpinan visioner berpengaruh langsung positif

Page 122: DISERTASI - Islamic University

101

dan signifikan terhadap kinerja; (2) organisasi pembelajar berpengatuh

langsung positif dan signifikan terhadap kinerja; dan (3) perilaku inovatif

berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap kinerja. Dengan

demikian, untuk meningkatkan kinerja pada karyawan Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(PPPPTK) Bisnis dan Pariwisata Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, maka kepemimpinan visioner, organisasi

pembelajar, perilaku inovatif, perlu ditingkatkan.

Persamaan kajian penulis dengan Djuniarti tema kinerja karyawan

pusat pengembangan tenaga pendidik (guru). Perbedaannya di mana

metode penelitian Djuniarti yaitu kuantitatif bukan kualitatif. Lokasi

penelitian Djuniarti di Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

Indonesia, bukan di SMA Muhammadiyah. Kebahruan penulis di banding

yang di lakukan Djuniarti yaitu penulis membahas manajemen kinerja guru

tidak hanya pada penampilan kerja (mengajar) saja, namun kemampuan

guru.

Keempat, Nasir Usman disertasi dengan judul: Manajemen

Peningkatan Kinerja Guru: Studi Deskriptif-Analitik Pada SMA Negeri

Modal Bangsa dan SMA Negeri 1 Lampeuneurut Darul Imarah Kabupaten

Aceh Besar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Ditinjau dari jenis data yang dikumpulkan, Penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif analitis,

pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik analisa data dengan reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan serta verivikasi. Keterpercayaan dengan

teknik perpanjangan keikutsertaan, ketelitian pengamatan, triangulasi data

dan konsultasi promotor.

Secara khusus penelitian Nasir ini berkesimpulan bahwa: perlu

adanya peningkatan kinerja guru melalui berbagai macam kegiatan,

seperti diklat, MGMP, dan lain sebaginya. Selain itu, pengawasan dan

Page 123: DISERTASI - Islamic University

102

pengendalian kinerja guru secara intensif perlu dilaksanakan oleh tingkat

sekolah dan Dinas Pendidikan. Pengembangan model strategik

peningkatan kinerja guru juga tidak lepas dari konteks sistem

penghargaan terhadap jabatan profesi dan pengembangan karier

keguruan. Penelitian Nasir merupakan satu contoh indikasi jawaban

penelitian pada penelitian peneliti, hanya saja penelitian Nasir ini

dilakukan di sekolah umum, sedangkan penelitian disertasi peneliti ini

dilakukan terkait dengan kenerja guru di SMA Muhammadiyah. Artinya

peneliti ingin membuktikan apakah kinerja guru di SMA Muhammadiyah

sama dengan sekolah SMA Negeri atau dimana letak perbedaan antara

kinerja guru di SMA Muhammadiyah dengan kinerja guru di SMA Negeri.

Hilal Mahmud, dalam Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Kelola:

Journal of Islamic Education Management, Oktober 2016 Volume 1. Hlm.

1-32, ISSN: 2548-4052. Berjudul: Pelaksanaan Model Pengembangan

Kinerja Guru Pada SMA Negeri Di Kota Palopo. Penelitian ini bertujuan

untuk mengungkap: (1) model pengembangan kinerja guru pada SMA

Negeri Kota Palopo; (2) pelaksanaan model pengembangan kinerja

melalui supervise pendidikan pada SMA Negeri di Kota Palopo; dan (3)

peleksanaan model pengembangan kinerja melalui pemberdayaan pada

SMA Negeri Kota Palopo. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan

yang kajiannya bersifat kualitatif-verifikatif untuk mengungkap makna yang

ada di balik fenomena realitas sosial tentang pelaksanaan model

pengembangan kinerja guru SMA Negeri di Kota Palopo. Pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan fenomenalogi dalam upaya

memahami fenomena-fenomena yang berkaitan dengan realitas, situasi,

kondosi, dan interaksi yang terjadi dalam pelaksanaan model

pengembangan kinerja guru SMA Negeri di Kota Palopo. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan

bahwa: (1) Model pengembangan kinerja yang di terapkan di SMA Negeri

Kota Palopo adalah model pengembangan kinerja melalui supervise

Page 124: DISERTASI - Islamic University

103

pendidikan; (2) Pelaksanaan model pengembangan kinerja guru pada

SMA Negeri di Kota Palopo belum berjalan optimal karena sejumlah

kelemahan, yaitu: (a) perencanaan hanya sebatas penjadwalan kegiatan

serta belum dibuat khusus dan detail berdasarkan analisis kebutuhan; (b)

pembinaan dan pendampingan belum optimal dan belum pokus pada

kebutuhan guru; dan (3) Pelaksanaan model pengembangan kinerja guru

melalui pemberdayaan baru sebatas memenuhi kebutuhan persyaratan

kenaikan pangkat. Potensi guru belum dimanfaatkan melalui

pemberdayaan. Tulisan Mahmud sama dengan penulis pada tema model

kinerja guru yang di lakukan di SMA, hanya saja tidak sama pada penulis

pada tema model pengelolaan kinerja guru karena penulis tidak

membahas perbedaan lain adalah pendekatan Mahmud adalah kualitatif

dan penulis juga kualitatif.

Muhammad Arifin dalam Journal International Education Studies;

Vol. 8, No. 1; 2015, ISSN 1913-9020 E-ISSN 1913-9039, Published by

Canadian Center of Science and Education. Berjudul: Journal International

yang ditulis oleh H. Muhammad Arifin dengan judul The Influence of

Competence, Motivation, and Organisational Culture to High School

Teacher Job Satisfaction and Performance. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi, motivasi, dan

kompetensi organisasi untuk kepuasan dan kinerja guru sekolah

menengah di Kota Jayapura, Papua, Indonesia. Penelitian itu dilakukan

pada 117 responden dari 346 guru dengan menggunakan kuesioner. Data

dianalisis dengan analisis SEM metode dalam program AMOS. Temuan

menunjukkan bahwa kompetensi dan budaya organisasi berpengaruh

positif dan kepuasan kerja guru tidak signifikan. Sementara, motivasi kerja

mempengaruhi pekerjaan guru secara positif dan signifikan kepuasan,

tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru.

Kompetensi dan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja guru secara positif

Page 125: DISERTASI - Islamic University

104

dan signifikan, ternyata budaya organisasi hanya memiliki pengaruh positif

pengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan kerja.189

Koswara, Rasto dalam Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran

Vol. 1 No. 1, Agustus 2016, Hal. 61-71: Berjudul Kompetensi dan kinerja

guru berdasarkan sertifikasi profesi,” Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja guru baik yang sudah

mengikuti sertifikasi profesi maupun yang belum mengikuti sertifikasi

profesi. Metode penelitian menggunakan explanatory survey. Teknik

pengumpulan data menggunakan angket skala 5 model scale. Responden

rating adalah 88 guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota

Bandung. Teknik analisis data menggunakan regresi sederhana. Hasil

penelitian menunjukkan: (1) kompetensi dan kinerja guru berada pada

kategori tinggi; (2) kompetensi berpengaruh positif terhadap tingkat kinerja

guru baik guru yang belum mengikuti sertifikasi profess maupun yang

sudah mengikuti sertifikasi profesi; dan (3) terdapat perbedaan

kompetensi dan kinerja guru yang belum mengikuti sertifikasi profesi

dengan yang sudah mengikuti sertifikasi profesi.190

Usman, Sowiyah & Sumadi dalam Jurnal Manajemen Mutu

Pendidikan FKIP UNILA Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013 berjudul

Pengaruh Kompetensi Manajerial dan Kompetensi Supervisi Kepala

Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: (1) pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap

kinerja guru SMP Negeri di Kabupaten Tanggamus, (2) pengaruh

kompetensi supervisi kepala sekolah secara bersama-sama terhadap

kinerja guru SMP Negeri di Kabupaten Tanggamus, (3) pengaruh

kompetensi manajerial dan kompetensi supervisi kepala sekolah secara

bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kabupaten

189 H. Muhammad Arifin, Journal International Education Studies; Vol. 8, No. 1; 2015, ISSN 1913-9020 E-ISSN 1913-9039, Published by Canadian Center of Science and Education. 190 Koswara, Rasto, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol. 1 No. 1, Agustus 2016, hlm. 61-71

Page 126: DISERTASI - Islamic University

105

Tanggamus. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

korelasional. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) kompetensi

manajerial kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif terhadap

kinerja guru sebesar 78,0%. (2) kompetensi supervisi kepala sekolah

memberikan pengaruh yang positif dan signifikan sebesar 79,6%, (3)

secara bersama-sama kompetensi manajerial dan kompetensi supervisi

kepala sekolah memberika pengaruh dan signifikan sebesar 80,5%.

Tulisan Usman, Sowiyah & Sumadi sama dengan penulis pada

tema kinerja guru, hanya saja tidak sama pada tema kompetensi

manajerial dan pada tema kompetensi supervise kepala sekolah, karena

penulis tidak membahas itu perbedaan lain adalah pendekatan penelitian

Usman dan kawan-kawan adalah kuantitaif, sedangkan penulis memilih

pendekatan kulitatif.

Page 127: DISERTASI - Islamic University

106

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah studi kualitatif deskriptif yang

mengungkapkan, menemukan dan menggali informasi tentang model

pengelolaan kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Provinsi Sumatera

Selatan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan objek yang diteliti

melalui proses pengekplorasian fakta dan data objek di lapangan

sebagaimana adanya. Untuk mencapai tujuan tersebut data yang digali

dalam suatu proses pengamatan yang mendalam. Untuk itu penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

kualitatif yang dimaksud adalah bahwa terlebih dahulu peneliti mencari

literatur atau teori yang berkaitan dengan penelitian, kemudian dengan

teori tersebut dibandingkan dengan kondisi lapangan.

Menurut John W Creswell dalam memahami sebagai pendekatan

penelitian yang dimulai dengan asumsi, lensa penafsiran/teoritis, dan studi

tentang permasalahan riset yang memiliki bagaimana individu atau

kelompok memaknai permasalahan sosial atau kemanusiaan yang

diamati. Masih menurut John W Creswell dalam Djam’an mengemukakan

penelitian kualitatif adalah suatu proses inkuiri tentang pemahaman

berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis terpisah, jelas pemeriksaan

bahwa menjelajah suatu masalah sosial atau manusia. Peneliti

membangun suatu komplek gambaran holistic meneliti kata-kata, laporan-

laporan, merinci pandangan-pandangan dari penutur asli dan melakukan

studi di suatu pengaturan alami.191 Kemudian penelitian kualitatif juga

disebut metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna

yang dianggap berasal dari masalah sosial dengan melibatkan upaya-

upaya penting seperti mengajukan pertanyaan prosedur mengumpulkan

191

Djaman Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 24.

Page 128: DISERTASI - Islamic University

107

data yang spesifik dari partisipan.192 Pendekatan penelitiannya secara

terstruktur, terencana dan terprosedur untuk melakukan sebuah penelitian

ilmiah dengan memadukan semua potensi dan sumber yang telah

disiapkan. Pendekatan penelitian sangat ditentukan oleh paradigma

penelitian, yaitu suatu cara pandang yang telah dipilih oleh peneliti. dalam

Djam’an mengemukakan penelitian kualitatif adalah suatu proses inkuiri

tentang pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis

terpisah, jelas pemeriksaan bahwa menjelajah suatu masalah sosial atau

manusia. Peneliti membangun suatu komplek gambaran holistik meneliti

kata-kata, laporan-laporan, merinci pandangan-pandangan dari penutur

asli dan melakukan studi di suatu pengaturan yang alami.193 Melalui

pendekatan kualitatif ini, diharapkan terangkat gambaran mengenai

kualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran dari model pengelolaan

kinerja guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi Sumatera

Selatan.

Kemudian Creswell dalam Mukhtar menyebutkan bahwa karakter

utama dalam penelitian kualitatif adalah: Pertama penelusuran masalah

dan pengembangan secara detail terpusat pada satu fenomena tertentu.

Kedua teori dan peraturan yang digunakan menjadi sandaran dalam

dalam merumuskan masalah. Ketiga dalam merumuskan masalah dan

pertanyaan penelitian serta tercapainya tujuan penelitian secara umum,

ditentukan oleh pengalaman langsung peneliti berpartisipasi dalam sosial

pada studi pendahuluan grand tour hingga proses penelitian yang

dilaksanakan. Keempat pengumpulan data bertolak pilihan kata yang

sederhana. Kelima analisis data yang dideskripsikan dan tema-tema yang

ditampilkan dalam analisis diinterpretasikan menjadi makna.194

192 Creswell, Jhon W. Terjemahan Achmad Fawaid, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 4. 193 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 24. 194 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Referensi GP. Press Group, 2013), hlm. 84-85.

Page 129: DISERTASI - Islamic University

108

Prosedur kualitatif menurut Creswell menunjukkan pendekatan

yang berbeda untuk penyelidikan ilmiah dari pada metode penelitian

kuantitatif. penelitian kualitatif menggunakan asumsi-asumsi filosofis yang

berbeda, strategi penyelidikan dan metode pengumpulan data, analisis

dan interpretasi. Meskipun proses serupa, prosedur kualitatif

mengandalkan data teks dan gambar, memiliki langkah-langkah unik

dalam analisis data dan menarik pada strategi yang beragam

penyelidikan.195 Kemudian menurut Sukadinata penelitian kualitatif adalah

ditujukan untuk membuat generalisasi, tetapi untuk memperluas temuan

yang memungkinkan pembaca atau peneliti lain dapat memahami situasi

yang sama dengan menggunakan hasil penelitian ini dalam praktik.196

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu

uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan perilaku yang dapat diamati

dari suatu individu.197 Melalui pendekatan kualitatif ini maka peneliti

mengharapkan terangkat gambaran mengenai kualitas, realitas sosial dan

persepsi sasaran peneliti tanpa tercemar oleh pengukuran formal.

Penulis mengawali langkah penelitian dengan mengidentifikasi

masalah seperti yang telah dicantumkan pada latar belakang masalah,

kemudian mengumpulkan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan

masalah penelitian diantaranya literatur serta model pengelolaan kinerja

guru di SMA Muhammadiyah Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

Kemudian menyusun alternatif pembahasan sesuai dengan data yang

dikumpulkan, selanjutnya menentukan kriteria solusi yang akan diberikan

sesuai dengan masalah yang ditemukan, setelah itu, melakukan analisis

timbal balik antara data yang ditemukan di lapangan dengan teori yang

dibangun (sesuai atau tidak sesuai), selanjutnya merumuskan hasil

195 Creswell, John W. Research Design: Qualitative, Quantitative, And Mixed Methods (Singapore: Sage Publications Asia-Pacific Pte. Ltd. 2009), hlm. 162. 196 Nana Syoadh Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 60-61. 197 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 23.

Page 130: DISERTASI - Islamic University

109

penelitian dan mengambil keputusan untuk dianalisis serta mengurai dan

mendeskripsikannya secara lebih mendalam.

Metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini

mengadopsi filsafat postpositivisme seperti yang dijelaskan Sugiyono198

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (Sebagai

lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive

sampling sesuai dengan karakter-karakter khusus yang sesuai dengan

kebutuhan penelitian ini. Teknik pengumpulan dengan triangulasi

(gabungan) antara observasi partisipan, wawancara terbuka dan

dokumentasi. Kemudian analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian lebih menekankan makna dari realitas yang ada bersumber dari

subjek penelitian yang sudah ditetapkan.

B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian

1. Situasi Sosial (Social Setting)

Berdasarkan pendapat Spradley, dikutip kembali oleh Sugiyono ,

populasi dalam penelitian kualitatif dinamakan sosial situation atau situasi

sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors),

dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara energis. Pada situasi

sosial atau obyek peneliti ini peneliti dapat mengamati secara mendalam

aktivitas (activity) orang-orang (actor) yang ada pada tempat (place)

tertentu.199 Situasi sosial yang dipilih saat ini dengan alasan karena masih

ditemukan masalah, kedua, kajian ini belum pernah diteliti sebelumnya

oleh peneliti lain di setting yang sama, dan ketiga, kemudahan akses data

dari lapangan. Situasi sosial tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tempat (place) dalam penelitian ini di SMA Muhammadiyah 1

Palembang wilayah provinsi Sumatera Selatan beralamat di Jl. Balayudha,

No. 21 A. K.M, 4.5, Kelurahan Pahlawan Kecamatan kemuning yang saat

198 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 14. 199 Ibid., hlm. 297-298.

Page 131: DISERTASI - Islamic University

110

ini dipimpin kepala Sekolah Drs. Rusydi, M.Pd dengan guru jumlah

berjumlah 93 orang dan murid sebanyak 1926 orang.

Pelaku (actors) dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik

manusia yang berhubungan dengan model pengelolaan kinerja guru SMA

Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi Sumatera Selatan Palembang

yang memimpin adalah kepala sekolah dan guru.

Aktivitas (activity) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

semua kondisi dan perilaku pelaku terkait Model pengelolaan kinerja guru

yang belum mampu menjadikan gurunya memiliki profesional di provinsi

Sumatera Selatan, dengan indikasi ditemukan beberapa permasalahan

seperti hasil penelusuran awal bahwa kepala sekolah masih kesulitan

menyusun secara sistematis, periodik terhadap program yang dibuatnya

berdasarkan skala prioritas terkait peningkatan kinerja guru misalnya

jadwal pengembangan diri guru untuk satu tahun kerja, rencana kerja

penyusunan program pembelajaran di awal tahun pelajaran,

penyelenggaraan musyawarah guru mata pelajaran, pengaturan jam

mengajar guru, rencana evaluasi hasil belajar, standar profesional guru

sesuai ketentuan SMA Muhammadiyah. kemudian kepala sekolah dengan

kecakapannya berusaha menggerakkan guru yang ada untuk bekerja

dengan kemampuannya, hanya saja masih ditemukan guru yang tidak

disiplin dalam bekerja, kesejahteraan guru masih rendah belum sesuai

Upah Minimum Provinsi, guru tidak dituntut untuk meneliti.

2. Subjek Penelitian

Menurut Patton, dalam penelitian kualitatif, pemilihan subjek pada

penelitian kualitatif harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan. Subjek

bisa dipilih dengan purposive200 Penelitian kualitatif bertolak dari asumsi

tentang realitas sosial yang bersifat unik, komplek, dan ganda. Padanya

terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi.

Karenanya, kegiatan penelitian haruslah secara sengaja memburu

200 Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif,terjemahan: Budi Puspo Priyadi,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 100.

Page 132: DISERTASI - Islamic University

111

informasi seluas mungkin ke arah keragaman/variasi yang ada. Bila dari

semua variasi yang masing-masingnya unik tersebut telah diperoleh

informasi yang maksimal, maka tujuan menelaah mereka sudah dapat

dikatakan terpenuhi. Sebab, peneliti telah memahami secara baik realitas

yang unik, komplek, dan ganda tersebut. Untuk itu, konsep sampel dalam

penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana memilih informan atau

situasi sosial tertentu yang dapat memberikan informasi yang mantap dan

terpercaya mengenai elemen-elemen yang ada (karakteristik elemen-

elemen tercakup dalam fokus/topik penelitian). Pemilihan informan atau

situasi sosial tertentu, dengan sendirinya, perlu dilakukan secara

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang

tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau

mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.201 Berdasarkan penjelasan ini

maka dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif perlu menetapkan subjek

penelitian yang informasinya sangat penting, yaitu dikenal dengan

informan kunci (key informan), sedangkan subjek yang memberi data

tambahan dinamakan informan tambahan.

Subjek dalam penelitian ini meliputi seluruh karakteristik yang

berhubungan atau mengetahui secara mendalam mengenai model

pengelolaan kinerja guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang di Provinsi

Sumatera Selatan yaitu guru yang ditetapkan sebagai responden

penelitian, sedangkan kepala sekolah sebagai informan. Subjek diambil

dengan cara purposive sampling. Pengambilan subjek bertujuan dilakukan

dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random

atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini

biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan

keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil

subjek penelitian yang besar dan jauh. 201 Sugiono, Op. Cit., hlm. 300.

Page 133: DISERTASI - Islamic University

112

C. Jenis dan Sumber Data

Data penelitian adalah sesuatu yang diketahui. Diketahui, artinya

sesuatu yang sudah terjadi sebagai fakta empirik (bukti yang ditemukan

secara empiris melalui penelitian). Adapun manfaat data adalah, pertama

untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang sesuatu keadaan

atau persoalan. Kedua, untuk membuat keputusan atau memecahkan

persoalan. Data yang dikumpulkan oleh seorang peneliti, dilihat dari sudut

sumbernya secara garis besar terdiri dari jenis, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut

menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang tidak berhubungan

langsung dengan penelitian yang bersangkutan.

1. Jenis Data

Ada dua jenis data dalam penelitian, yaitu data primer dan data

sekunder. Pertama, data primer adalah data yang diambil langsung dari

peneliti kepada sumbernya, tanpa adanya perantara. Sumber yang

dimaksud, dapat berupa benda-benda, situs, atau manusia. Teknik

pengumpulan data dalam kontek data primer ini tergantung jenis data

yang diperlukan, jika yang diperlukan adalah data tentang manusia, maka

peneliti dapat memperolehnya dengan menyiapkan seperangkat alat

instrumen, atau melakukan observasi langsung terhadap objek atau

setting sosial yang diteliti dengan menggunakan panduan observasi.

Mempergunakan data sekunder sesungguhnya, relatif lebih murah dan

lebih mudah. Sayangnya data itu tidak selalu ditemui, sehingga perlu

dilakukan pengumpulan data secara langsung dilapangan. Adapun

manfaat data primer adalah: 1) Data primer langsung bersangkutan

dengan keperluan penelitian atau dikumpulkan untuk mencapai tujuan

penelitian. 2) Tidak ada resiko kadaluarsa (out of date) karena baru

dikumpulkan setelah proyek penelitian dirumuskan. 3) Semua pengerjaan

pengumpulan data statistik dipegang sendiri oleh peneliti. Ia akan

menelaahnya dengan cara yang dikehendaki. 4) Peneliti mengerti dari

Page 134: DISERTASI - Islamic University

113

kualitas dari metode-metode yang dipakainya, karena dialah yang

mengaturnya sejak permulaan.

Data primer dalam penelitian ini berasal dari model pengelolaan

kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi Sumatera

Selatan. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini berasal dari data

pendukung yang memperkokoh keberadaan data primer, terkait kajian

Model pengelolaan kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang

Provinsi Sumatera Selatan.

Kedua, data sekunder. Data sekunder adalah data yang bukan

diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti misalnya, dari biro

statistic, majalah, Koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.

Jadi data sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya,

artinya melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri. Karena

itu itu perlu adanya pemeriksaan ketelitian. Bukan berarti bahwa data

sekunder kalah bermutu dibandingkan dengan data primer, bahkan kalau

mungkin data sekunder dicari lebih dahulu, barangkali ada yang cocok

dengan penelitian. Dengan demikian akan dihemat biaya, waktu dan

tenaga. Meskipun data sekunder tidak diperoleh langsung dari tangan

pertama, namun data ini tetap memiliki keuntungan dalam penggunaanya,

diantaranya: 1) lebih murah, cukup datang keperpustakaan atau mencatat

dari penerbitan-penerbitan. 2) lebih cepat untuk mengumpulkan data

primer dapat diperlukan data 60-90 hari, sedangkan data sekunder hanya

beberapa hari saja. 3) Seorang peneliti pada kenyataannya tidak selalu

mampu mengumpulkan data primer, misalnya sensus penduduk, data

siswa/mahasiswa dan lain-lain.

Data sekunder terdiri atas dua kategori. Pertama, internal data,

yaitu data yang tersedia dalam sebuah lembaga atau organisasi tempat

penelitian dilakukan, misalnya data siswa/mahasiswa, data masyarakat,

data pendidikan, agama, ekonomi dan sebagainya. Kedua, eksternal data,

diperoleh dari sumber-sumber luar, meliputi keterangan-keterangan baik

yang diterbitkan ataupun yang belum diterbitkan, data sensus dan data

Page 135: DISERTASI - Islamic University

114

registrasi, serta yang diperoleh dari badan atau perusahaan yang

aktivitasnya mengumpulkan keterangan-keterangan yang relevan dalam

berbagai masalah.

Data sekunder dapat berupa dokumentasi tertulis yang terdapat di

lapangan yang meliputi sertifikat tanda kelulusan, sertifikasi guru, program

kerja, pengumuman, notulen rapat, surat keputusan, laporan bulanan,

triwulan, tahunan, surat panggilan atau teguran terhadap guru dan lain

sebagainya yang berkaitan dengan model pengelolaan kinerja guru di

SMA Muhammadiyah 1 Palembang provinsi Sumatera Selatan.

2. Sumber Data

Persoalan tentang di mana data dapat diperoleh terutama

merupakan persoalan yang menyangkut pemilihan subjek penelitian. Riset

tentu tidak dilakukan di sembarang tempat, melainkan di tempat-tempat

yang sudah ditentukan.202 Sumber data penelitian ini berkenaan dengan

SMA Muhammadiyah 1 Palembang sebagai total sistem, yang

mempunyai pendukung serta saling berkaitan di antara komponen-

komponennya. Berdasarkan aspek-aspek kelembagaan SMA

Muhammadiyah 1 Palembang, maka sumber data penelitian

dikelompokkan:

1. Perangkat perundang-undangan yang menjadi penentu arah

pelaksanaan model pengelolaan kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1

Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

2. Perangkat proses manajemen kebijakan, sumber daya manusia dan

kepemimpinan manajemen.

3. Lingkungan sosial proses model pengelolaan kinerja guru di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi Sumatera Selatan yang

berkaitan dengan unsur lokasi, waktu, gejala dan peristiwa.

202 Sutrisno Hadi, Metodologi Riset (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 91.

Page 136: DISERTASI - Islamic University

115

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif menurut Patton

dilakukan dengan observasi langsung, wawancara mendalam dan terbuka

serta penelitian dokumen-dokumen tertulis.203

1. Observasi Langsung

Sebagai metode ilmiah, observasi biasanya diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan sistematis atas fenomena-fenomena yang

diselidiki.204 Kelebihan/kekuatan utama metode observasi terletak pada

kemudahan bagi peneliti untuk mengakses setting. Karena metode ini

bersifat tidak mencolok/tersamar dan tidak menuntut interaksi langsung

dengan partisipan.205

Penulis menggunakan observasi langsung dalam penelitian ini,

yaitu peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang

diamati atau digunakan sebagai sumber data. Artinya peneliti terlibat

langsung dalam kegiatan mencari data yang diperlukan melalui

pengamatan. Melalui observasi partisipatif, data yang diperoleh akan lebih

lengkap,tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap

perilaku atau gejala yang muncul. Menurut Stainback Observasi

partisipatif dapat digolongkan menjadi empat yaitu: partisipasi pasif,

partisipasi moderat, observasi yang terus terang dan tersamar, dan

observasi yang lengkap.206

Peneliti menggunakan observasi partisipatif dalam kajian ini. Dalam

observasi ini peneliti terlihat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang

dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan

observasi partisipan ini, maka data yang akan diperoleh akan lebih 203 Michael Quinn Patton, Op. Cit., hlm. 7. 204 Sutrisno Hadi, Op. Cit., hlm. 186. 205 Adler, Patricia A. & Peter Adler, “Teknik-Teknik Observasi”. Dalam Norman K. Denzin

and Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research. Penerjemah: Dariyatno, dkk (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 529.

206 Sugiyono, Op. Cit., hlm. 310-317.

Page 137: DISERTASI - Islamic University

116

lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap

perilaku yang tampak.207

Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode observasi partisipasi aktif. Teknik ini digunakan untuk memperoleh

sejumlah data tentang konteks yang nyata proses pelaksanaan model

pengelolaan kinerja guru di SMA Muhammadiyah Provinsi Sumatera

Selatan. Aspek-aspek yang di observasi mencakup perilaku para pelaku

dan objek kebijakan, situasi dan latar penelitian. Secara rinci, observasi

dilakukan terhadap:

a. Perencanaan kinerja kepala sekolah dan kepala guru di SMA

Muhammadiyah

b. Rapat kerja penyusunan program peningkatan kinerja guru.

c. Distribusi guru dalam tugasnya sesuai prinsip the right man and right

place.

d. Aktivitas dan kepala sekolah untuk menggerakkan seusai guru

bekerja.

e. Alat pemotivasian kinerja guru.

f. Wadah pemberdayaan guru bekerja.

g. Aktivitas pelatihan dan sejenisnya bagi guru.

h. Administrasi kerja guru di sekolah.

i. Aktivitas kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap kerja

guru.

j. Intensitas pengawasan yang digunakan kepala sekolah terhadap

guru.

k. Ketersediaan fasilitas kerja guru pada SMA Muhammadiyah 1

Palembang.

l. Perangkat pendukung kerja guru pada SMA Muhammadiyah 1

Palembang.

207 Ibid., hml. 310.

Page 138: DISERTASI - Islamic University

117

2. Wawancara Mendalam dan Terbuka

Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data

dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan

berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Pada umumnya dua orang atau

lebih, biasanya hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu dan

masing-masing pihak dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi

secara wajar dan lancar.208 Meskipun demikian, penelitian tidak boleh

menganggap remeh teknik ini, maka penelitian tidak berada pada situasi

biasa, melainkan untuk menyelidiki atau memiliki tujuan-tujuan khusus

penelitian.

Wawancara terbuka yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian

kualitatif. Wawancara mendalam secara umum adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang

yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara, pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial

yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam

adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Pewawancara adalah

orang yang menggunakan metode wawancara sekaligus bertindak

sebagai “pemimpin” dalam proses wawancara tersebut. Dia juga berhak

menentukan materi yang akan diwawancarakan serta kapan dimulai dan

diakhiri. Namun seringkali informan pun dapat menentukan perannya

dalam hal kesepakatan mengenai kapan waktu wawancara mulai

dilaksanakan dan diakhiri. Informan adalah orang yang diwawancarai,

diminta informasi oleh pewawancara. Informan adalah orang yang

diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta

dari suatu obyek penelitian.

Materi wawancara adalah tema yang ditanyakan kepada informan,

berkisar antara masalah atau tujuan penelitian. Materi wawancara yang 208 Sutrisno Hadi, Op. Cit., hlm. 264.

Page 139: DISERTASI - Islamic University

118

baik terdiri dari: pembukaan, isi dan penutup. Pembukaan wawancara

adalah kata-kata tegur sapa, seperti nama ibu siapa, alamatnya di mana,

berapa anaknya, dan lain sebagainya. Isi wawancara sudah jelas, yaitu

pokok pembahasan yang menjadi masalah atau tujuan penelitian.

Sedangkan, penutup adalah bagian akhir dari suatu wawancara. Bagian

ini dihiasi dengan kalimat-kalimat penutup pembicaraan, antara lain: saya

kira cukup sampai disini wawancara kita, terima kasih atas bantuan bapak,

bapak banyak membantu saya dsb. Bagian penutup biasanya dihiasi

dengan janji untuk ketemu pada waktu lain. Metode wawancara

mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti metode wawancara

lainya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan,

dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada

umumnya, wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan

waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi

ini tidak terjadi pada wawancara umumnya.209

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara terbuka. Teknik wawancara terbuka menggunakan sebuah

daftar pertanyaan yang perlu dijawab secara tertulis maupun lisan. Teknik

ini digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi dan pikiran,

perasaan, pengetahuan, keinginan dan harapan serta pengalaman dari

para pelaku dan objek yang diteliti. Alat wawancara yang peneliti gunakan

rekaman dari lapangan terhadap informan peneliti.

Wawancara dilakukan terhadap subyek penelitian, yaitu kepala

sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah

bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang humas dan sarana, wakil

kepala sekolah bidang Al-Islam Kemuhammadiyahan dan bahasa Arab

(ISMUBA), guru dan tata usaha. Yang digunakan untuk mengumpulkan

data yang relevan dan sesuai dengan permasalahan penelitian dan

memperoleh data yang komplit tentang model pengelolaan kinerja guru

209 Sugiyono, Op. Cit., hlm. 138-140.

Page 140: DISERTASI - Islamic University

119

SMA Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi Sumatera Selatan, secara

rinci sebagai berikut:

1. Wawancara dengan Kepala sekolah/Wakil Kepala Sekolah

a. Bagaimana kepala SMA Muhammadiyah menyusun program kerja

guru?

b. Apa saja acuan/pedoman/landasan kinerja kepala sekolah dalam

menyusun program kegiatan guru di SMA Muhammadiyah?

c. Seberapa penting penyusunan kerja guru bagi sekolah

Muhammadiyah ini?

d. Apakah kepala sekolah menyusun program kegiatan guru

berdasarkan skala prioritas

e. Bagaimana kepala sekolah menyusun program kegiatan kerja guru

secara periodik?

f. Bagaimanakah perencanaan yang diterapkan oleh anda untuk

meningkatkan kinerja guru dalam menciptakan prestasi peserta

anak didik?

g. Apakah program yang dilaksanakan oleh lembaga seirama dengan

perencanaan guru?

h. Apakah kolektivitas kerja dalam menyusun program kerja guru?

i. Bagaimana kepala sekolah mengorganisasikan kerja guru sesuai

kualifikasinya?

j. Bagaimana kepala sekolah mengorganisasikan kerja guru?

k. Bagaimana kepala sekolah mengorganisasikan kerja guru sesuai

prinsip the right man and right place?

l. Bagaimana pelaksanaan kinerja guru?

m. Bagaimana pemotivasian kinerja guru?

n. Bagaimana pemberdayaan guru dalam bekerja?

o. Bagaimana penegakan disiplin bagi guru bekerja?

p. Bagaimana administrasi guru bekerja?

q. Bagaimana kepala sekolah melakukan pengawasan kepada guru?

Page 141: DISERTASI - Islamic University

120

r. Bidang pengawasan apa saja yang dilakukan kepala sekolah

terhadap guru?

s. Bagaimana follow up dari hasil pengawasan terhadap guru?

t. Kapan dan apa saja media pengawasan yang digunakan kepala

sekolah terhadap guru?

u. Bagaimana alokasi biaya bagi guru yang bekerja di SMA

Muhammadiyah?

v. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam mengoptimalisasi kinerja

guru di SMA Muhammadiyah?

w. Apakah pernah mengikuti atau mengikuti pelatihan manajerial

dalam memimpin sekolah ini

x. Apa saja harapan (hope) bagi perbaikan kinerja guru di SMA

Muhammadiyah?

y. Anda sebagai pimpinan, perlukah mendorong dan memotivasi guru

dalam bekerja?

z. Adakah pembinaan yang diterapkan oleh anda sebagai pimpinan

untuk meningkatkan kinerja guru?

aa. Menurut anda perlukah tanggung jawab, minat dan penghargaan

atas tugas serta peluang untuk mengembangkan guru,

memperhatikan dan hubungan interpersonal sesama guru?

bb. Bagaimanakah anda mengembangkan aspek kualitas pribadi guru

baik dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi guru?

cc. Bagaimanakah anda mengimplementasikan potensi guru dalam

sebuah prestasi?

dd. Perlukah unsur kepribadian yang meliputi kedisiplinan, etos kerja,

kerja sama, inisiatif, tanggung jawab dan kejujuran menjadi prinsip

utama guru dalam dunia pendidikan?

ee. Bagaimanakah penyajian yang guru terapkan dalam materi

pembelajaran dan membimbing peserta didik untuk menjadi anak

yang berprestasi?

Page 142: DISERTASI - Islamic University

121

ff. Adakah pembinaan yang dilakukan pimpinan untuk mendorong

kinerja guru?

2. Guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang

a. Apa makna manajemen kinerja di SMA Muhammadiyah?

b. Apa program kerja yang bapak/ibu buat?

c. Bagaimana bapak/ibu merumuskan tujuan pembelajaran?

d. Bagaimana membuat rencana kerja,apa landasan dalam membuat

program tersebut?

e. Apa fasilitas yang diberikan oleh Dinas Pendidikan dan Dikdasmen

untuk sekolah ini?

f. Terkait dengan perangkat pembelajaran, kurikulum apa yang

dipakai, serta bagaimana memaknai aturan kurikulum dan silabus?

g. Bagaimana bapak ibu memaknai silabus dan kurikulum?

h. Bagaimana bapak/ibu membuat perangkat pembelajaran?

i. Terkait dengan Prota, Promes, KKM,seta Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran?

j. Seberapa pentingkan bapa/ibu merancang pembelajaran?

k. Bagaimanakah perencanaan yang diterapkan oleh anda untuk

meningkatkan kinerja dalam menciptakan prestasi peserta didik?

l. Apakah perencanaan yang anda rencanakan seirama dengan

perencanaan yang diprogramkan dalam lembaga?

m. Perlukah anda sebagai penyandang profesi pendidik, adanya

sebuah dorongan dan motivasi internal maupun eksternal dalam

bekerja?

n. Bagaimana sistem penggajian guru pada SMA Muhammadiyah?

o. Apa saja kebijakan kepala sekolah dalam membina kinerja guru?

p. Bagaimana dorongan kepala sekolah bagi guru dalam

melaksanakan tugasnya pada SMA Muhammadiyah?

q. Bagaimana kompetensi kepala sekolah terhadap beragam latar

belakang pada SMA Muhammadiyah?

Page 143: DISERTASI - Islamic University

122

r. Bagaimana Kompetensi kerja sama tim kepala sekolah bagi guru

pada SMA Muhammadiyah?

s. Bagaimana dukungan fasilitas bagi guru dalam melaksanakan

tugas sekolah pada SMA Muhammadiyah?

t. Bagaimana ketersediaan teknologi bagi guru pada SMA

Muhammadiyah?Apakah kolektivitas kerja dalam menyusun

program kegiatan guru?

u. Bagaimana kepala sekolah mengorganisasikan kerja guru sesuai

dengan klasifikasinya?

v. Bagaimana kepala sekolah mengorganisasikan kerja guru?

w. Bagaimana kepala sekolah kerja guru sesuai dengan the right man

and right place?

x. Bagaimana bapak/ibu melaksanakan metode pembelajaran?

y. Apakah bapak/ibu memakai metode dalam mengajar?

z. Apakah bapak/ibu memilih alat pengajaran?

aa. Apakah bapak/ibu sudah memakai bahan ajar?

bb. Apakah bapak/ibu melibatkan siswa dalam pembelajaran?

cc. Bagaimana pemotivasian kerja guru?

dd. Bagaimana pemberdayaan guru?

ee. Apa saja penegakan disiplin bagi guru?

ff. Bagaimana administrasi kerja guru di SMA Muhammadiyah?

gg. Bagaimana kepala mengadakan pengawasan terhadap guru?

hh. Apakah guru mendapatkan pelatihan dalam meningkatkan kerja?

ii. Apakah guru mendapatkan dorongan membina profesi guru melalui

pendidikan lanjutan?

jj. Apakah guru mendapatkan informasi terkini terkait regulasi dan

dinamika pengaturan sekolah dari Dinas Pendidikan dan

Dikdasmen?

kk. Bagaimanakah teknis atau langkah-langkah yang dilakukan anda

dalam mengimplementasikan manajemen kinerja anda?

Page 144: DISERTASI - Islamic University

123

3. Pihak pengelola/perserikatan Sekolah

a. Bagaimana sistem rekrutmen guru pada SMA Muhammadiyah?

b. Apa saja standar/pertimbangan sistem rekrutmen dan kompetensi

yang diangkat menjadi guru di SMA Muhammadiyah?

c. Bagaimana kualifikasi dan kompetensi diangkat menjadi guru di

SMA Muhammadiyah?

d. Bagaimana ketentuan kerja guru pada SMA Muhammadiyah?

e. Bagaimana sistem penggajian guru pada SMA Muhammadiyah?

f. Bagaimana pembinaan pelaksanaan kinerja guru di SMA

Muhammadiyah?

4. Tenaga Administrasi SMA Muhammadiyah 1 Palembang

a. Bagaimana administrasi kerja guru mengajar pada SMA

Muhammadiyah?

b. Bagaimana perangkat pendukung kerja guru pada SMA

Muhammadiyah?

3. Dokumen-Dokumen Tertulis

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.210Teknik ini digunakan untuk memperoleh

sejumlah informasi yang berkenaan dengan benda-benda, alat atau

fasilitas rumusan kebijakan tentang Sekolah Muhammadiyah, yang

diupayakan untuk memperoleh data, mengapa dokumen dibuat dan

dilaksanakan.

Dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: dokumen

kebijakan kepala sekolah dalam membina kinerja guru di SMA

Muhammadiyah 1 Sumatera Selatan. Dokumen yang dikumpulkan

mengenai teknik tersebut berupa kata-kata, tindakan dan dokumen tertulis

lainnya, dicatat dengan menggunakan catatan-catatan tentang:

210 Sugiyono, Op., Cit, hlm. 329.

Page 145: DISERTASI - Islamic University

124

a. Historis dan geografis

b. Struktur organisasi

c. Profil, guru, staf dan siswa

d. Sarana dan prasarana

e. Kurikulum

Dengan mengumpulkan data, baik dengan teknik wawancara

mendalam, observasi berperan serta maupun dokumentasi, peneliti selalu

menggunakan alat bantu. Alat bantu tersebut adalah block note untuk

membuat catatan sementara atas wawancara atau kejadian yang diamati

dalam observasi. Peralatan lain yang digunakan alat perekam gambar,

suara serta video adalah kamera. Seluruh data yang telah diperoleh pada

setiap pengumpulan data selanjutnya dibuatkan catatan lapangan (field

notes) yaitu catatan tertulis tentang apa yang peneliti dengar, lihat, alami

dan pikirkan pada saat pengumpulan data. Catatan lapangan inilah yang

dijadikan peneliti sebagai bahan analisis baik selama berada di lapangan

maupun setelah selesai pengumpulan data di lapangan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses pencarian dan penyusunan yang

sistematis terhadap transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan

lain-lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman dan

memudahkan bagi peneliti untuk menjelaskan tentang apa yang telah

ditemukan selama penelitian. Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model analisis data mengalir menurut Miles dan

Huberman yang pada prinsipnya kegiatan analisis data ini dilakukan

sepanjang kegiatan penelitian (during data collection), dan kegiatan yang

paling inti yaitu.211

211 Miles Mathethew B dan A. Michael Hubeman, Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjetjep Rohedi Rohidi (Jakarta: UI Press, 2007), hlm. 16.

Page 146: DISERTASI - Islamic University

125

1. Reduksi Data

Hasil pengamatan dan wawancara yang ditemukan data yang

sedemikian banyak dan kompleks serta campur aduk, maka langkah yang

perlu diambil adalah mereduksi data. Reduksi data adalah aktivitas

peneliti dalam memilih dan memilah data yang dianggap relevan untuk

disajikan. Menurut Miles dan Huberman, data reduction refer to the

process of selecting, focusing, sampling, abstracting and transforming the

“raw” data that appear in written up fiednot.212 Proses pemilihan data

memfokuskan pada informasi yang mengarah untuk pemecahan masalah,

pemaknaan dan penemuan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Kegiatan reduksi data diawali dengan melakukan konseptual,

permasalahan, pendekatan pengumpulan data yang diperoleh. Selain

pengumpulan data misalnya: meringkas, membuat kode, mencari fokus,

dan membuat memo. Memo adalah konseptualisasi ide atau teoritis atau

teoritis ide dimulai dari pengembangan pendapat. Reduksi data fungsinya

menggolongkan, mengarahkan, menajamkan, dan membuang yang tidak

perlu serta mengorganisasikan sehingga interpretasi dapat dilakukan.

Reduksi data dalam analisis data penelitian kualitatif, sebagai proses

pemilihan pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi

data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi

penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data akan

tampak waktu penelitiannya memutuskan (acapkali tanpa disadari

sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan

penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya.

Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi

selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat

gugus-gugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi

data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai

laporan akhir lengkap tersusun. 212 Ibid, hlm. 21.

Page 147: DISERTASI - Islamic University

126

Dengan “reduksi data” peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai

kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan transformasikan

dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui

ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang

lebih luas, dan sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke

dalam angka-angka atau peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak

selalu bijaksana. Proses analisis data mestinya dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji, langkah

berikutnya adalah membuat rangkuman untuk setiap kontak atau

pertemuan dengan informan. Dalam merangkum data biasanya ada satu

unsur yang tidak dapat dipisahkan ini disebut membuat abstraksi, yaitu

membuat ringkasan yang inti, proses, dan persyaratan yang berasal dari

responden tetap dijaga. Dari rangkuman yang dibuat ini kemudian peneliti

melakukan reduksi data yang kegiatannya mencakup unsur-unsur spesifik

termasuk a) proses pemilihan data atas dasar tingkat relevansi dan

kaitannya dengan setiap kelompok data, b) menyusun data dalam satuan-

satuan sejenis. Pengelompokkan data dalam satuan yang sejenis ini juga

dapat diekuivalenkan sebagai kegiatan kategori/variabel, dan c) membuat

koding data sesuai dengan kisi-kisi kerja peneliti. Kegiatan lain yang

masih termasuk dalam mereduksi data yaitu kegiatan memfokuskan,

menyederhanakan dan mentransfer dari data kasar ke catatan lapangan.

Dalam penelitian kualitatif-naturalistik, ini merupakan kegiatan kontinu dan

oleh karena itu peneliti perlu sering memeriksa dengan cermat hasil

catatan yang diperoleh dari setiap terjadi kontak antara peneliti dengan

informan. Masalah-masalah kompetensi manajerial pondok pesantren

dalam meningkatkan profesionalitas guru di Provinsi Jambi diambil melalui

wawancara dan observasi kemudian dianalisis dengan menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data tersebut sehingga bisa disajikan.

Page 148: DISERTASI - Islamic University

127

2. Penyajian Data

Penyajian data disajikan secara sistematis, agar lebih mudah

dipahami tentang hubungan antar bagian yang mempengaruhi proses

pengelolaan pelayanan. Menurut Miles dan Haberman, we define a

‘display’ as an organized assembly of information that permits conduction

drawing and action tacking. Bentuk penyajian data lebih banyak berupa

narasi yaitu pengungkapan secara tertulis, tujuannya adalah untuk

mempermudah mengikuti kronologis alur peristiwa, sehingga dapat

terungkap apa sebenarnya terjadi dibalik peristiwa tersebut, melalui

display data ini dapat dipahami pola interaksi antar bagian konteks utuh.

Teknis penyajian data yang runtut dan sistematis sangat membantu

peneliti dalam menarik kesimpulan dana verifikasi yang memadai berupa

pola hubungan yang permanen di antara sekolah, guru, staf, dan siswa.

Ada tiga alur utama pada penelitian kualitatif yaitu reduksi data,

penyajian data, dan verifikasi/kesimpulan. Sebagai suatu jalin menjalin

pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam

bentuk sejajar, untuk membangun wawasan yang disebut analisis, dan

kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Di

sini penelitian harus siap bergerak di antara empat (4) “sumbu” kumparan

itu selama pengumpulan data. Selamanya bergerak bolak-balik di antara

kegiatan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi

selama waktu penelitian. Bentuk penyajian data yang umum dilakukan

dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang menceritakan secara

panjang lebar temuan penelitian. Penyajian data mengenai masalah

model pengelolaan kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang

Provinsi Sumatera Selatan yang telah direduksi melalui bab-bab yang

sudah tersedia.

3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan sebagian dan suatu kegiatan dari konfigurasi

yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

dalam pikiran penganalisis dengan menulis suatu tinjauan ulang pada

Page 149: DISERTASI - Islamic University

128

catatan. Menarik kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari proses

analisis data, yaitu dengan cara merumuskan kesimpulan penelitian, baik

kesimpulan sementara maupun kesimpulan akhir.213 Kesimpulan

sementara dapat dibuat terhadap setiap data yang ditemukan pada saat

penelitian sedang berlangsung, dan kesimpulan akhir dapat dibuat setelah

seluruh data dianalisis mengenai masalah model pengelolaan kinerja guru

SMA Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

Penarikan kesimpulan sebagian dan suatu kegiatan dari konfigurasi

yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

dalam pikiran penganalisis dengan menulis suatu tinjauan ulang pada

catatan. Menarik kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari proses

analisis data, yaitu dengan cara merumuskan kesimpulan penelitian, baik

kesimpulan sementara maupun kesimpulan akhir. Kesimpulan sementara

dapat dibuat terhadap setiap data yang ditemukan pada saat penelitian

sedang berlangsung, dan kesimpulan akhir dapat dibuat setelah seluruh

data dianalisis.

Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif

menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti

yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian

kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan

sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Mengapa bisa demikian? Karena

seperti telah dikemukakan di atas bahwa masalah dan rumusan masalah

dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang

setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian 213 Ibid. hlm. 16-20.

Page 150: DISERTASI - Islamic University

129

kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya masih remang-remang atau bahkan gelap, sehingga setelah

diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal atau

interaktif, maupun hipotesis atau teori.

D. Uji Keterpercayaan Data

Teknik pemeriksaan yang akan dilakukan dalam penelitian ini

didasarkan atas satu kriteria yaitu kepercayaan (credibility). Standar

kredibilitas diperlukan agar hasil penelitian kualitatif dapat dipercaya oleh

pembaca dan dapat disetujui kebenarannya oleh partisipan yang diteliti.

Dengan keperluan ini ada empat pemeriksaan data yang akan peneliti

lakukan dalam penelitian ini yaitu:214

1. Perpanjangan keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan ini menuntut peneliti untuk terjun

langsung ke dalam lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang untuk

mendeteksi dan memperhitungkan distorsi (penyimpangan) yang mungkin

akan merusak data, baik distori peneliti secara pribadi, maupun distori

yang ditimbulkan oleh responden; baik yang disengaja maupun yang tidak

disengaja. Dengan demikian, melalui perpanjangan keikutsertaan ini

diharapkan peneliti dapat menentukan distorasi yang terjadi dalam

penelitian sehingga peneliti dapat mengatasi hal ini. Berdasarkan pada

hal-hal tersebut diatas dan sebagaimana diketahui bahwa penelitian yang

direncanakan dilaksanakan tiga bulan, dan dikarenakan peneliti khawatir

akan terjadi distorasi baik yang berasal dari peneliti sendiri maupun yang

distori yang berasal dari responden, maka dianggap perlu menambah

masa penelitian secara resmi.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan merupakan upaya peneliti mengamati

secara cermat, rinci dan berkesinambungan terhadap berbagai gejala atau

214 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 300.

Page 151: DISERTASI - Islamic University

130

fenomena yang terjadi. Ketekunan pengamatan dilakukan atas dasar

pemikiran bahwa kedalam makna suatu peristiwa tidak dapat disimpulkan

dari peristiwa itu sendiri, maka dilihat dari suatu peristiwa lain dalam waktu

berlainan pula. Suatu kejadian harus dicermati sebagai dari suatu proses

dalam rentang waktu yang cukup panjang.

3. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.215 Menurut

Patton, ada empat macam triangulasi yaitu dengan menggunakan

kejujuran peneliti, metode, teori, dan sumber data. Penelitian ini penulis

menggunakan triangulasi dengan kejujuran peneliti yakni dilakukan untuk

menguji kejujuran, subjektivitas dan kemampuan merekam data oleh

peneliti di lapangan.

Triangulasi terhadap peneliti yaitu dengan meminta bantuan peneliti

lain untuk melakukan pengecekan langsung, wawancara langsung serta

merekam data yang sama di lapang. Konsep triangulasi dengan metode

dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode

penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat

dengan metode interview sama dengan metode observasi atau apakah

hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di interview.

Apabila berbeda, maka peneliti harus menjelaskan perbedaan itu,

tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode yang

berbeda.

Triangulasi metode adalah membandingkan data yang diperoleh

dengan cara pertama, pengecekkan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian yang dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data

yang berbeda. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan dari beberapa

sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi adalah

215 Valarie J. Janesick, Tarian Desain Penelitian Kualitatif, Metapora, Metodolatri dan Makna” Dalam Norman K. Denzin dan Yonna S. Lincoln, Op., Cit, hlm. 271-272.

Page 152: DISERTASI - Islamic University

131

membandingkan data yang diperoleh dengan informan yang satu dengan

data yang diperoleh dari informasi yang lain.

Triangulasi dengan teori didasarkan pada asumsi bahwa fakta tidak

dapat diperiksa derajat kepercayaannya hanya dengan satu atau lebih

teori. Artinya, fakta yang diperoleh di dalam penelitian harus dapat

dikonfirmasikan dengan dua teori atau lebih. Patton menamakan teori ini

di konfirmasikan dengan teori atau temuan penelitian terdahulu yang

relevan.

Triangulasi sumber, yang dimaksud dengan triangulasi sumber yakni

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan atau informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi.

d. Penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

e. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang kaya, pemerintah.

f. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Berdasarkan teknik triangulasi tersebut diatas, maka dimaksud

dengan mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di

lapangan tentang model pengelolaan kinerja guru di SMA Muhammadiyah

1 Palembang Provinsi Sumatera Selatan dari sumber hasil observasi,

wawancara maupun melalui dokumentasi, sehingga dapat dipertanggung

jawab keseluruhan data yang diperoleh di lapangan dalam peneliti

tersebut.

Page 153: DISERTASI - Islamic University

132

4. Konsultasi Promotor dan Co-Promotor

Teknik ini juga akan peneliti gunakan untuk membangun

kepercayaan atau keabsahan yang merupakan suatu proses di mana

peneliti mengekspos serta menkonsultasikan hasil peneliti yang diperoleh

kepada dosen pembimbing, dengan melakukan suatu diskusi dan

konsultasi secara analitis dengan tujuan untuk menelaah aspek-aspek

penemuan yang mungkin masih bersifat implicit. Melalui teknik ini,

diharapkan peneliti dapat memperoleh masukan dan saran yang

konstruktif, serta dapat memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

mengembangkan dan menguji langkah-langkah selanjutnya dalam suatu

desain metodologi.

F. Rencana dan Waktu Penelitian

Penelitian ini desainnya disusun dengan menggunakan tiga

tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Tahap pertama,

peneliti melakukan observasi pendahuluan dan kajian pustaka yang

dibutuhkan untuk penyusun proposal. Tahap ini meliputi:

1. Mencari isu-isu yang unik di SMA Muhammadiyah 1 Sumatera Selatan,

isu yang ditemukan adalah munculnya keterkaitan model pengelolaan

dengan kinerja guru.

2. Mengkaji sejumlah literatur yang relevan dengan model pengelolaan

sekolah menengah atas dan kinerja guru.

3. Mencari informasi tentang model pengelolaan kinerja guru di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

4. Mengadakan studi orientasi pada objek, subjek yang akan diteliti untuk

mengumpulkan data sementara secara umum. Pada tahap ini peneliti

tertarik dengan SMA Muhammadiyah Provinsi Sumatera Selatan, yang

menurut peneliti memiliki beberapa keunikan pada model pengelolaan

kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang Sumatera Selatan.

Setelah penulis merasa yakin, maka peneliti langsung menyusun draft

penelitian dan kemudian dilanjutkan dengan penyusunan proposal.

Page 154: DISERTASI - Islamic University

133

Tahap kedua adalah seminar proposal. Seminar proposal dilakukan

untuk memperoleh berbagai masukan dan perbaikan proposal dari para

pembimbing/promotor. Hasil seminar proposal ini akan memberikan

validasi dan justifikasi kelayakan peneliti dan judul peneliti disertasi sudah

layak untuk dilanjutkan pada tahap berikutnya. Tahap ketiga adalah tahap

kajian pendalaman teori dan acuan pustaka. Kajian dan studi acuan

pustaka dikembangkan berdasarkan teori yang relevan dengan fokus

penelitian. Kajian studi dan studi acuan pustaka dilakukan untuk

memperoleh landasan teori dan relevansi penelitian terdahulu. Keempat

adalah tahap refleksi dan penajaman masalah. Hal dilakukan untuk

memperoleh permasalahan di lapangan dan mendapatkan data yang

komprehensif sesuai dengan fokus penelitian.

Tahap kelima adalah peneliti melaksanakan penelitian sesuai

dengan fokus penelitian dan mengkaji tentang model pengelolaan kinerja

guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi Jambi. Tahap keenam

adalah pembahasan hasil temuan penelitian dan kesimpulan. Data yang

telah dianalisis menghasilkan kesimpulan akhir penelitian dan kemudian

memberikan justifikasi, kesimpulan, implikasi dan rekomendasi penelitian.

Page 155: DISERTASI - Islamic University

134

Tabel :3.1

Rencana dan Waktu Penelitian

NO KEGIATAN

Tahun 2017 – 2020

Oktober

2017 –

Juli

2018

Jan -

Juli

2018

Agus

- Des

2018

Jan -

Juni

2019

Juli -

Des

2019

Jan

Juni

2020

1. Pembuatan Proposal

2. Menunggu Jadwal Ujian Proposal

3. Perbaikan Hasil Ujian Proposal

4. Pengumpulan Data

5. Verifikasi Dan Analisis Data

6. Penulisan Hasil Penelitian

7. Perbaikan

8. Seminar Hasil Penelitian

9. Ujian Terbuka dan Tertutup

Page 156: DISERTASI - Islamic University

135

BAB IV DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. DESKRIPSI LOKASI

Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Palembang

1. Historis

SMA Muhammadiyah 1 Palembang terletak di kota Palembang,

tepatnya di Jalan Balayuda No. 21A KM. 4,5 Palembang Sumatera

Selatan. Berdirinya SMA Muhammadiyah 1 Palembang pada bulan

Agustus tahun 1956, atas dasar gagasan dari Drs. Slamet Pusponegoro

selaku Pimpinan Daerah Muhammadiyah Palembang Bangka yang

sekarang menjadi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan

(PWM). Semula SMA Muhammadiyah 1 Palembang menempati gedung

sekolah dasar Muhammadiyah 1 Bukit Kecil Palembang. Tahun 1958

dipindahkan ke PGA Negeri Jalan Balayudha Km 4,5 Palembang dengan

waktu belajar siang (sore) hari selama 10 tahun. Kemudian SMA

Muhammadiyah 1 Palembang berpindah lagi ke gedung SMA Negeri 3

Palembang jalan Jenderal Sudirman Km 3,5 Palembang dengan waktu

belajar tetap sore hari dari tahun 1968-1980.

Sebelumnya tahun 1978 atas saran dan petunjuk Bapak M. Saeri,

Kepala Bidang Pendidikan menengah umum Kantor Wilayah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Selatan mengusulkan kepada

SMA Muhammadiyah 1 Palembang untuk membangun gedung sendiri.

Bulan Juli Tahun 1980 atas persetujuan pengurus Muhammadiyah Kodya

Palembang dibangunlah tiga ruang belajar diatas tanah milik

Persyarikatan Muhammadiyah, dengan kerja keras dan proses yang

panjang akhirnya pada tanggal 15 Januari 1981 keluarlah ijin operasional

dari Kantor Wilayah Depdikbud Sumatera Selatan Bidang Pendidikan

Menengah Umum (PMU) Nomor 005/1956.

SMA Muhammadiyah 1 Palembang berstatus disamakan

berdasarkan kepada sebagai berikut:

Page 157: DISERTASI - Islamic University

136

a. Surat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud

No. 077/C/Kep/I/1985 tanggal 17 Januari 1985.

b. Piagam Dirjen Dikdasmen Depdikbud Nomor: 009/C/Kep/I/1990

tanggal 24 Januari 1990 SMA Muhammadiyah 1 Palembang tetap

berstatus disamakan.

c. Piagam Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No.

37/C/Kep/MN/1996 tanggal 26 Maret 1996 SMA Muhammadiyah 1

Palembang kembali diakreditasi oleh Badan Akreditasi Sekolah

Nasional dan Terakreditasi A. Surat No. 11.00. Ma. 0005.05 tanggal 31

Desember 2005.

d. Tanggal 9 Nopember 2011 kembali mendapatkan Akreditasi A dari

Badan Akreditasi Sekolah Nasional Nomor: Ma. 011030.

e. Tanggal 26 Oktober 2016 telah diakreditasi dengan nilai 98 peringkat A

(Amat Baik) berdasarkan SK Penetapan Hasil Akreditasi BAP.S/M

Nomor: Ma. 032051.

Pimpinan sekolah yang pernah bertugas di SMA Muhammadiyah 1

Palembang sejak awal berdirinya adalah:

1) Tahun 1956 – 1963 : Drs. Slamet Pusponegoro

2) Tahun 1963 – 1963 : M. Junus Wadjidun

3) Tahun 1963 – 1997 : Harun Yahya

4) Tahun 1997 – 2002 : Drs. Alwi Sarkiti

5) Tahun 2002 – 2002 : Abid Jazuli, SE

6) Tahun 2002 – 2003 : Drs. Muhamad Yusup

7) Tahun 2003 – 2007 : Drs. Effendi. AS

8) Tahun 2007 – 2007 : H. Hatta Wazzol, SE

9) Tahun 2007 – 2011 : Drs. Effendi. AS

10) Tahun 2012 – 2016 : H. Rosyidi, M.Pd.

11) Tahun 2019 –Sekarang : H. Rosyidi, M. Pd216

216

Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 28 Januari 2019.

Page 158: DISERTASI - Islamic University

137

2. Tujuan Pendidikan Sekolah Muhammadiyah217

Secara umum pendidikan Muhammadiyah adalah membentuk

manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cakap,

percaya pada diri sendiri, berdisiplin, bertanggung jawab dan cinta tanah

air. Menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik untuk menjadi kader

Muhammadiyah, secara operasional, maka pendidikan SMA

Muhammadiyah 1 Palembang bertujuan:

1) Dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

2) Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang

keIslaman, keMuhammadiyahan, dan bahasa Arab yang

bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.

3) Dapat meningkatkan rata-rata perolehan nilai UNBK dan USBN

mencapai 70 (baik)

4) Dapat meningkatkan perolehan lulusan yang diterima di PTN dan

PTS favorit mencapai 75%.

5) Dapat meningkatkan prestasi akademik peserta didik (Olimpiade

dan Olimpiade Sains) di tingkat kota, Provinsi, dan Nasional.

6) Dapat meningkatkan prestasi non akademik peserta didik (Tapak

suci/ ekstrakurikuler) di tingkat kota, Provinsi dan Nasional.

7) Dapat meningkatkan proses pembelajaran berbasis TIK/ICT.

8) Dapat meningkatkan proses pembelajaran berwawasan lingkungan.

a) Tujuan Jangka Panjang

Merujuk pada tujuan Pendidikan Nasional dan Tujuan Pendidikan

Muhammadiyah maka tujuan pendidikan SMA Muhammadiyah 1

Palembang dapat dirumuskan sebagai berikut:

a) Meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah

SWT, berbudi pekerti luhur, dan berakhlak mulia serta percaya

pada diri sendiri serta bertanggung jawab.

217 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 15 Februari 2019.

Page 159: DISERTASI - Islamic University

138

b) Menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa serta negara

kesatuan Republik Indonesia atas dasar persamaan hak dan

kewajiban, keanekaragaman suku bangsa, agama dan ras.

c) Meningkatkan prestasi lulusan sehingga mampu bersaing dengan

lulusan SMA lain terutama dalam memasuki perguruan tinggi negeri

dan swasta yang bermutu serta mampu bersaing dalam bursa

tenaga kerja baik lokal, regional maupun global.

d) Meningkatkan kemampuan berbahasa terutama bahasa Indonesia,

bahasa Arab dan bahasa Inggris.

e) Meningkatkan kualitas keterampilan peserta didik terutama dalam

bidang seni, olahraga dan komputer.

b) Tujuan Jangka Pendek

a) Peserta didik dapat melaksanakan sholat dan ibadah khusus

lainnya secara tertib dan teratur berdasarkan tuntunan Islam

berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits seperti yang diajarkan di

perguruan Muhammadiyah.

b) Peserta didik semakin tertib dalam melaksanakan upacara

bendera, peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan.

c) Terjadinya peningkatan prestasi belajar dengan adanya

peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap semester.

d) Terbentuknya kelompok-kelompok belajar peserta didik yang gemar

pada bidang atau mata pelajaran tertentu.

e) Meningkatkan prestasi Ekstrakurikuler terutama yang telah

mencapai level kota, provinsi dan nasional.

3. Visi dan Misi Sekolah218

a) Visi Sekolah

Terwujudnya kecerdasan spiritual, intelektual, emosional dengan

landasan nilai-nilai Al-qur`an dan sunnah serta menjadi sekolah

berprestasi, Islami dan berkarakter serta berwawasan lingkungan.

218 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Palembang, 22 Februari 2019.

Page 160: DISERTASI - Islamic University

139

b) Misi Sekolah

1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan warga sekolah kepada

Allah SWT.

2) Melaksanakan proses bimbingan belajar yang intensif untuk

meningkatkan nilai USBN dan UNBK.

3) Melaksanakan program pembelajaran yang mampu menghasilkan

lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di PTN dan PTS

favorit.

4) Melaksanakan program pembelajaran yang mampu

mengaktualisasi jati diri peserta didik yang unggul dalam bidang

akademik.

5) Melaksanakan program pembelajaran yang mampu

mengaktualisasi jati diri peserta didik yang unggul dalam bidang

non akademik.

6) Melaksanakan pembelajaran berbasis TIK/ICT

7) Melaksanakan pembelajaran berwawasan lingkungan.

4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

SMA Muhammadiyah 1 Palembang merupakan lembaga

pendidikan formal yang di dalamnya terdapat pimpinan/kepala sekolah,

wakil kepala sekolah, guru, pengawas SMA Muhammadiyah, tata usaha,

dan siswa. Agar sekolah dapat melaksanakan proses pembelajaran yang

baik dan lancar perlu adanya organisasi yang terorganisir, dengan

organisasi yang terorganisir sekolah dapat melakukan pembagian tugas

yang merata pada semua jajaran. Dengan demikian pada suatu organisasi

sekolah, baik di bawah naungan langsung pemerintah maupun swasta,

besar ataupun kecil tidak terlepas dari struktur organisasi.

Selain itu struktur organisasi merupakan tolak ukur dalam dalam

suatu lembaga organisasi baik lembaga pendidikan ataupun lembaga

lainnya. Organisasi yang baik dapat menunjukan kegiatan yang baik dan

juga merupakan pendukung dalam pelaksanaan segala program kerja

Page 161: DISERTASI - Islamic University

140

organisasi tersebut. Susunan organisasi pada suatu sekolah berarti

merupakan suatu kegiatan antara program kegiatan-kegiatan dalam

sekolah. Disamping itu membantu juga membantu mempermudah

kegiatan yang telah ditetapkan sekolah.

Sekolah dan guru merupakan dua komponen yang utuh tidak dapat

dipisahkan. Peran guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang sebagai

tenaga pengajar sangatlah penting di dalam memupuk minat dan

menumbuhkan semangat siswa dalam memberikan bekal ilmu

pengetahuan melalui program pembelajaran. Keberhasilan dalam setiap

mata pelajaran tentunya didukung oleh semangat guru dalam

menyampaikan materi pelajaran. Guru yang baik adalah guru yang

memberikan pelajaran kepada siswanya secara efektif dan efisien yang

senantiasa membuat rencana kerja (pembelajaran) baik jangka pendek

maupun jangka panjang serta berusaha menanamkan, memupuk dan

mengembangkan sikap cinta kepada pelajaran, serta memberikan

semangat dalam setiap proses pembelajaran.

Secara keseluruhan faktor yang paling penting dalam lembaga

pendidikan adalah guru, pegawai, serta siswa. Tanpa adanya keberadaan

guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik siswa-siswa yang belajar

sudah barang tentu proses kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan

dengan baik, dengan kata lain proses belajar dan mengajar tidak akan

terlaksana dengan baik. Begitu juga dengan pegawai tanpa adanya

dengan semua itu maka kegiatan administrasi keamanan dan

keberhasilan serta dengan yang lainnya tidak akan terlaksana.219

Adapun keberadaan guru berdasarkan nama, latar belakang

pendidikan, bidang studi yang diajarkan, pelatihan yang pernah diikuti di

SMA Muhammadiyah 1 Palembang memiliki 93 orang Pendidik dari

jumlah tersebut 13 orang guru DPK, 35 orang guru Tetap Yayasan dan 45

orang guru Tidak Tetap dan memiliki 31 orang Tenaga Kependidikan

dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 219 Observasi, 4 Maret 2019.

Page 162: DISERTASI - Islamic University

141

Tabel : 4.1 Tenaga Pendidik SMA Muhammadiyah 1 Palembang220

NO NAMA NIP/NBM JABATAN STATUS BIDANG

STUDI

1 H. Rosyidi, M.Pd. 06036190712591 Kepala Sekolah GTY Geografi

2 Fatra, S Si, S.Pd, M.Pd 980328 Wk. Kurikulum GTY Matematika

3 Eddy Susanto, S.Ag.,

M.Pd.I 1017063 Wk. Kesiswaan GTY Al-Islam

4 Ahmad Arif, S. Pd,

M.Pd 06037203938155

Wk. Sarpras &

Humas GTY Ekonomi

5 Drs.H.M.Haitami,M.Pd.I 196209291983031011 Wk. ISMUBA DPK Al-Islam

6 Dra. H. Musliha Fauzie 195712241977122001 Pendidik DPK Al-Islam

7 Drs. A. Fauzie, M.Si 885746 Pendidik GTY Biologi

8 Drs. Sutarmanto, M.Si 738481 Pendidik GTY Sosiologi/BK

9 Dra. Hj. Muhanifah A 195709281987122001 Pendidik DPK Al-Islam

10 Drs. Effendi. As 196007061987011001 Pendidik DPK Sosiologi/BK

11 Dra. Gita Hurustia, MM 196112081989022001 Pendidik DPK Kimia

12 Waliyani, S.Pd 197709202008012000 Pendidik DPK B. Inggris

13 Marlinda, S.Pd 197903122008012006 Pendidik DPK Ekonomi

14 Eka Susilawati, S.Pd 197502242008012002 Pendidik DPK Sejarah

15 Kuslimah, S.Pd, M.Pd 195908121981032004 Pendidik DPK Sosiologi

16 Dra. Nafisah 196806191994122000 Pendidik DPK Biologi

17 Dra.Masayu A, M.M 782132 Pendidik GTY Matematika

18 M. Mawardi, SH 675445 Pendidik GTY PPKn

19 Dra. Husnul A , M.Pd. 748 751 Pendidik GTY B. Inggris

20 Dra. Nasiroh, M.M. 857232 Pendidik GTY Biologi

21 Dewi Mulyati, M.Pd 829 757 Pendidik GTY B. Indonesia

22 Siti Fatimah, S.Ag 876202 Pendidik GTY Al-Islam

23 Shanti Mayasari, S. Pd 734766 Pendidik GTY Kimia

220 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Palembang, 13 Maret 2019

Page 163: DISERTASI - Islamic University

142

NO NAMA NIP/NBM JABATAN STATUS BIDANG

STUDI

24 Basuki Widodo, S. Pd 1021967 Pendidik GTY Matematika

25 Aprilina, S. Si 1021955 Pendidik GTY Fisika

26 Murniyanti, S.Pd 1021940 Pendidik GTY B. Indonesia

27 Drs. Amirudin A, M.Si 633173 Pendidik GTY KMD

28 Ida Yani, S.Ag 1021964 Pendidik GTY Bahasa Arab

29 Islah Hayati S.Pd 707199 Pendidik GTY Matematika

30 Linawaty, S.Ag 1051233 Pendidik GTY Bahasa Arab

31 Farlina Sari, SE 858998 Pendidik GTY Ekonomi

32 Wukir Tantri, S.Pd 1021965 Pendidik GTY Matematika

33 Silvia Andarini, S.Pd 1017060 Pendidik GTY Fisika

34 Pito Agustian, S.Pd 1129660 Pendidik GTY B. Inggris

35 Windia Fenorida

,S.Kom 1025341 Pendidik GTY Prakarya/TIK

36 M. Bustomi, M.Pd.I 1135403 Pendidik GTY Al-Islam

37 Solbiah, S.Pd 964518 Pendidik GTY B. Indonesia

38 Ria Wulandari, S.Pd 1096382 Pendidik GTY B. Inggris

39 Ari Kristofer, S.Pd 1114879 Pendidik GTY Geografi

40 Yayat Jauhariati, SP 988334 Pendidik GTY Biologi

41 Fatriani, S.Pd 1096381 Pendidik GTY BK

42 Sri Maryati, S.Pd 1051225 Pendidik GTY Biologi

43 Dra. Purwati 1103244 Pendidik GTY Bahasa Arab

44 Asril Sairi, S.Pd 939494 Pendidik GTY Sejarah

45 Merie Siska, S.Pd 1051246 Pendidik GTY B. Inggeris

46 Drs. Zainul Paned 910882 Pendidik GTT BK

47 Dra. Hj. Sumiati , M.Pdi 924544 Pendidik GTT Al-Islam

48 Drs. M. Yusup, M.Pd 862 862 Pendidik GTT Matematika

Page 164: DISERTASI - Islamic University

143

NO NAMA NIP/NBM JABATAN STATUS BIDANG

STUDI

49 Ummi Aryani, S.Pd 898240 Pendidik GTT B. Indonesia

50 Dra. Maisaroh Linda A. 898241 Pendidik GTT Sejarah

51 Fajrun Naja, S. Pd 1025018 Pendidik GTT Matematika

52 Lestari, S.Pd, M.Si

Pendidik GTT Geografi

53 Satrianizila, S.Pd 1051665 Pendidik GTT B. Indonesia

54 Hepi Yuspita, S.Pd

Pendidik GTT Biologi

55 Fany Markasidin, S.Pd

Pendidik GTT Penjaskes

56 Nurleni S.Pd

Pendidik GTT Seni Musik

57 Miftahuddin, S.Pd.I

Pendidik GTT Al-Islam

58 A.Akbar Aidil A, S.Pd

Pendidik GTT Penjaskes

59 Prengki Arianto, S.Pd

Pendidik GTT Penjaskes

60 Merry P, M.Pd

Pendidik GTT PPKn

61 M. Yunus, S.Pd

Pendidik GTT Matematika

62 Husdaniati, S.Pd.I

Pendidik GTT Bahasa Arab

63 Arman, S.Pd. M. Hum

Pendidik GTT Sejarah

64 Shinta Yulanda, S.Pd

Pendidik GTT Sejarah

65 Mery Ramadhani, S.Pd

Pendidik GTT Kewarganegaraan

66 Fathimah, S.Pd

Pendidik GTT Kimia

67 Ahmad Fitrayadi, S.Pd.i

Pendidik GTT BTQ

68 Drs. Baharuddin 642371 Pendidik GTT Al-Islam

69 Agustriyanti, S.Pd

Pendidik GTT Ekonomi

70 Sabar Sukoyo, S.T

Pendidik GTT Fisika

71 Trilius S, M.Pd

Pendidik GTT Matematika

72 M. Wahyudi, S.Pd.I

Pendidik GTT BTQ

73 Suci Witriyanti, S.Pd

Pendidik GTT Seni Tari

Page 165: DISERTASI - Islamic University

144

NO NAMA NIP/NBM JABATAN STATUS BIDANG

STUDI

74 Lidya Novira, S.Pd

Pendidik GTT Fisika

75 Nurus Saadah, S. Hum

Pendidik GTT Bahasa Arab

76 Neni Novita Sari, S.Pd

Pendidik GTT Prakarya

77 Kemas M. Ikmal, S.Pd

Pendidik GTT Sejarah Indo

78 Evin Sandita, S.Pd

Pendidik GTT Pend, Seni

79 Revi Februyani, S.Pd Pendidik GTT Geografi

80 Septian Dini, S.Pd Pendidik GTT Kimia

81 Riska Saraswaty, S. Pd Pendidik GTT Prakarya

82 Karnedi, S.Pd.I 1092433 Pendidik GTT Al-Islam

83 Dwi Febriansyah, S.Pd Pendidik GTT Penjaskes

84 Drs.I Gede M, MT. 196702281990031011 Pendidik GTT Kimia

85 Erma Septia, S.Pd Pendidik GTT B. Indonesia

86 M. Agus Arafat, S.Sos Pendidik GTT Sosiologi

87 M. Basit Assiri, S.Ag Pendidik GTT BTQ

88 Atika Assahra, M. Pd Pendidik GTT Matematika

89 Desi Kurnia Sari, S.Pd Pendidik GTT Matematika

90 Tina Marlina, S.Pd Pendidik GTT B. Indonesia

91 Dian Horid, M. Pd Pendidik GTT Matematika

92 Andre, S. Pd Pendidik GTT Penjaskes

93 Amelia Marinda N, S.

Pd Pendidik GTT BK

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah guru

SMA Muhammadiyah 1 Palembang sebanyak 93 orang, sudah termasuk

Kepala dan wakil Kepala yang merangkap menjadi guru atau tenaga

pengajar. Guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang merupakan unsur dari

terlaksana proses pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan.

Page 166: DISERTASI - Islamic University

145

Proses administrasi SMA Muhammadiyah 1 Palembang

dilaksanakan oleh Tata Usaha (TU) yang selalu membantu administrasi

guru, Kepala sekolah beserta wakil-wakil kepala sekolah. Untuk itu,

administrator di suatu lembaga pendidikan sangat dibutuhkan bagi

kelancaran proses pembelajaran, dan ini disadari oleh pihak SMA

Muhammadiyah 1 Palembang.

Tabel : 4.2 Tenaga Kependidikan SMA Muhammadiyah 1 Palembang221

NO NAMA KARYAWAN NIP/NBM STATUS JABATAN

1 M. Yasir Arafat, SE 743 750 Pegawai Tetap Kepala Tata Usaha

2 Suandi Hendra, SE 1072289 Pegawai Tetap Bendahara

3 Wastiah 782 125 Pegawai Tetap Perpustakaan

4 Arfan 849366 Pegawai Tetap Kebersihan/Minuman

5 Iwan Supriadi, SH 1025336 Pegawai Tetap Staf TU

6 Leni Rosdianah, S.Pd 980327 Pegawai Tetap Perpustakaan

7 Yusuf Abdullah 789095 Pegawai Tetap Keamanan

8 Brezi Susanto, A.Md 1051674 Pegawai Tetap Lab. Komputer

9 Sri Mulyati,S.Pd 1017062 Pegawai Tetap Perpustakaan

10 Rudi Husni 1139764 Pegawai Tetap Kebersihan

11 Dzurriyyati Shalihah, SH 1223339 Tng Honorer Staf TU

12 Madia Istika Yanhi Riyadi, S.Sos Tng Honorer Lab. Komputer

13 Taufik Lubis Tng Honorer Lab. Komputer

14 M. Chasan Basyuni, A.Md 1051676 Tng Honorer Lab. Komputer

15 Putri Oktari Wisatarini, S.Si Peg. Laboratorium

16 Roma Susanto 1110970 Tng Honorer Sopir

17 Vivin Septiyana, S.Pd 1129661 Tng Honorer Staf TU

221 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Palembang, 3 Maret 2019.

Page 167: DISERTASI - Islamic University

146

18 M. Indra Wijaya, S.Sos

Pembantu Bendahara

19 Eli Safitri, S.Hum 1256475 Tng Honorer Lab. Ismuba

20 Faizar Tng Honorer Kebersihan /Minuman

21 Ahmad Ar Tng Honorer Kebersihan /Minuman

22 Dewi Kartika Tng Honorer Kebersihan /Minuman

23 H. Abdul Hamid Tng Honorer Keamanan

24 Rebona Yusuf Tng Honorer Keamanan

25 Abdul Kadir Tng Honorer Keamanan

26 Ganda Yuhandra Tng Honorer Keamanan

27 Suhardi

Tng Honorer Keamanan

28 Martina, SE Tng Honorer Pegawai Koperasi

29 Raniah Balkis, S.Kom Tng Honorer Lab. Bahasa

30 Dessy Susansti Tng Honorer Kebersihan/Minuman

Dari tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa tenaga administrasi dalam

kesehariannya dapat berperan sebagai administrator ketika di sekolah dan

memberikan pelayanan yang memuaskan, dan membina hubungan yang

baik kepada kepala sekolah, guru, pendidik, tenaga kependidikan serta

orang-orang di luar sekolah. Untuk tenaga administrasi di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang masih ada yang berpendidikan setara SMA

seperti tenaga keamanan (SATPAM), kebersihan (OB), tapi pihak sekolah

berupaya untuk tetap memberikan motivasi untuk tetap belajar supaya

secara administrasi supaya bisa menyelesaikan pekerjaan dan membuat

program kerja dengan baik.

5. Keadaan Kurikulum

a. Rencana Program Pengajaran

Rencana program pengajaran sudah terlaksana dengan baik,

pembuatan jam mengajar guru sudah tersusun dengan baik, sistem

Page 168: DISERTASI - Islamic University

147

pembuatan jadwalnya disusun secara paralel, sehingga guru yang

mengajar ketika pergantian jam pelajaran bisa masuk kedalam kelas

masing-masing, tertibnya pembuatan jadwal pembelajaran tidak ada guru

yang berada di ruang guru, kecuali guru yang menunggu jam mengajar.

Perlengkapan sarana kelas sudah baik seperti: jadwal pelajaran, jadwal

shalat berjama’ah di Mosulah, perlengkapan ibadah. SMA Muhammadiyah

1 Palembang sudah melaksanakan dengan baik manajemen peningkatan

mutu berbasis Sekolah, penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan

dan sekolah rintisan standar Nasional, kurikulum 2013(K 13).222

Dalam meningkatkan kualitas kinerja pendidik sesuai dengan

standar kompetensi, yang dikembangkan adalah Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP), Workshop, seminar dan pengajian rutin yang

dilaksanakan setiap bulan dengan mendatangkan pemateri dari luar.

Dengan adanya peningkatan kualitas kerja terhadap guru dapat

terlaksananya proses belajar mengajar yang baik dengan ditandai dengan

disiplin kehadiran Pendidik, efektif, variatifnya kegiatan belajar, serta tertib

pelaksanaan di tingkat evaluasi belajar. Serta terus meningkatkan jumlah

lulusan yang mampu bersaing memasuki Perguruan Tinggi Negeri dan

Swasta yang berkualitas.(data terlampir yang diterima di perguruan tinggi

negeri baik melalui jalur undangan maupun melalui tes SBMPTN).

Struktur kurikulum yang dikembangkan SMA Muhammadiyah 1

Palembang memuat kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini:

1) Kelompok mata pelajaran Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa

Arab (ISMUBA)

2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Kelompok mata pelajaran estetika.

5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Kurikulum yang dipakai ada dua, pertama untuk pelajaran umum

bersumber pada kurikulum pemerintah (Dinas Pendidikan) kedua untuk 222 Observasi, 11 Maret 2019.

Page 169: DISERTASI - Islamic University

148

pelajaran agama kurikulum bersumber dari Majelis Dikdasmen Pimpinan

Pusat Muhammadiyah (Dikdasmen PPM). Penyusunan Struktur kurikulum

didasarkan atas standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata

pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP. Penyusunan struktur

kurikulum juga atas persetujuan Komite Sekolah (Majelis Dikdasmen PDM

Kota Palembang) dan memperhatikan keterbatasan sarana belajar serta

minat peserta didik, menetapkan pengelolaan kelas sebagai berikut:

a) SMA Muhammadiyah 1 Palembang menerapkan sistem paket. Peserta

didik mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang telah diprogramkan

dalam struktur kurikulum.

b) Jumlah rombongan belajar berjumlah 38 (tiga puluh delapan)

rombongan belajar terdiri dari:

1) Kelas X berjumlah 12 rombongan belajar (8 rombel IPA dan 4

rombel IPS)

2) Kelas XI berjumlah 12 rombongan belajar (8 rombel IPA dan 4

rombel IPS)

3) Kelas XII berjumlah 14 rombongan belajar (9 rombel IPA dan 5

rombel IPS)

c) Kelas X, XI dan XII telah menerapkan Kurikulum 2013 yang berbasis

karakter dan kompetensi yang mewajibkan anak untuk aktif dalam

pembelajaran ( K 13). Pada kurikulum ini terdapat:

1) Mata pelajaran kelompok A (Wajib)

2) Mata pelajaran kelompok B (Wajib)

3) Mata pelajaran kelompok C (Peminatan IPA)

4) Mata pelajaran kelompok D (Peminatan Sosial)

5) Mata pelajaran pilihan dan pendalaman (Lintas minat)223

Penambahan pada mata Pelajaran yang diunggulkan, artinya di

SMA Muhammadiyah 1 Palembang ada beberapa mata pelajaran yang

ditambah dan pelajaran tersebut diberikan sesuai dengan jam belajar 223 Wawancara, Waka Kurikulum FT 15 Maret 2019.

Page 170: DISERTASI - Islamic University

149

peserta didik. Untuk kelas X, XI, dan XII Peminatan IPA maka peserta

didik mendapatkan jam tambahan pelajaran yaitu mata pelajaran Bahasa

Inggris, Fisika, Kimia, Biologi dan TIK. Sedangkan untuk kelas X, XI dan

XII Peminatan IPS maka peserta didik mendapatkan jam tambahan

pelajaran yaitu mata pelajaran Bahasa Inggris, Sosiologi, Geografi,

Ekonomi. Pelajaran ini diberikan secara khusus dengan menyajikan modul

dan soal-soal dan dilaksanakan secara terjadwal dan terprogram.224

b. Muatan Kurikulum

Muatan Kurikulum SMA Muhammadiyah 1 Palembang meliputi

sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai

dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh

BSNP, dan muatan lokal yang dikembangkan oleh sekolah serta kegiatan

pengembangan diri.

1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran

pilihan sebagai berikut:

a) Mata pelajaran wajib

Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Kimia, Fisika, Sejarah, Ekonomi,

Geografi, Sosiologi, Penjaskes, Seni & Budaya, Teknologi Informasi

Komunikasi dan Kemuhammadiyahan

b) Bahasa Arab (pilihan mata pelajaran ini memungkinkan dengan adanya

sumber daya manusia yang memadai dan kehidupan masyarakat yang

menjunjung program pembelajaran tersebut.

Pembelajaran setiap mata pelajaran dilaksanakan dalam suasana

yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat antara

peserta didik dan pendidik. Metode pembelajaran diarahkan berpusat

pada peserta didik. Pendidik sebagai fasilitator mendorong peserta didik

agar mampu belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Selain itu,

dalam pencapaian setiap kompetensi pada masing-masing mata pelajaran 224 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 11 April 2019

Page 171: DISERTASI - Islamic University

150

diberikan secara kontekstual dengan memperhatikan perkembangan

kekinian dari berbagai aspek kehidupan.

c. Muatan Lokal

SMA Muhammadiyah 1 Palembang adalah sekolah umum berbasis

Islam oleh karena itu muatan lokal yang dipilih berkaitan dengan

organisasi Muhammadiyah. Program Muatan Lokal disusun kerjasama

antara sekolah dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

Muhammadiyah Kota Palembang.225

d. Muatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di dalam

kelas (intrakurikuler), alokasi waktu 2 jam tatap muka yaitu:

1) Bimbingan Konseling, mencakup hal-hal yang berkenaan dengan

pribadi, kemasyarakatan, belajar, dan karier peserta didik.

2) Bimbingan Konseling diasuh oleh Pendidik yang ditugaskan.

3) Pengembangan diri dilaksanakan sebagian besar di luar kelas dan

diasuh oleh Pendidik pembina. Pelaksanaannya disesuaikan dengan

waktu yang ada.

6. keadaan Siswa

Keberadaan SMA Muhammadiyah 1 Palembang juga merupakan

adalah unsur utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan proses

pembelajaran di sekolah, di samping guru dan pegawai. Siswa adalah

objek sekaligus subjek dalam sistem pendidikan. Dengan demikian

keberadaan siswa tentunya penting bagi tercapainya tujuan dan sasaran

pendidikan yang telah ditentukan, untuk mengetahui keadaan siswa SMA

Muhammadiyah 1 Palembang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

225 Observasi, 19 Maret 2019.

Page 172: DISERTASI - Islamic University

151

Tabel : 4.3 Kondisi Peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Palembang Tahun Pelajaran 2017/2018226

NO KELAS Rombongan

Belajar Laki-Laki

Perempuan Jumlah Jumlah Total Peserta didik

1

X IPA/IPS

X IPA-OL 12 22 34 Kelas X IPA

2 X IPA-1 11 25 36 Laki-laki 113

3 X IPA-2 12 24 36 Perempuan 196

4 X IPA-3 10 24 34 Jumlah 309

5 X IPA-4 12 22 34

6 X IPA-5 12 22

34

7 X IPA-6 11 22 33

8 X IPA-7 16 18 34

9 X IPA-8 17 17 34

10 X IPS-OL 18 18 36 Kelas X IPS

11 X IPS-1 18 19 37 Laki-laki 89

12 X IPS-2 18 22 40 Perempuan 99

13 X IPS-3 19 20 39 Jumlah 188

14 X IPS-4 16 20 36

Jumlah Kelas X IPA/IPS 202 295 497

15

XI IPA/IPS

XI IPA OL 14 18 32 Kelas XI IPA

16 XI IPA-1 14 18 32 Laki-laki 108

17 XI IPA-2 13 18 31 Perempuan 146

18 XI IPA-3 14 18 32 Jumlah 254

19 XI IPA-4 14 18 32

20 XI IPA-5 14 18 32

21 XI IPA-6 13 20 33

22 XI IPA-7 12 18 30

23 XI IPS-OL 12 19 31 Kelas XI IPS

24 XI IPS-1 14 19 33 Laki-laki 63

25 XI IPS-2 12 21 33 Perempuan 99

26 XI IPS-3 12 20 32 Jumlah 162

27 XI IPS-4 13 20 33

Jumlah Kelas XI IPA/IPS 171 245 416

28

XII IPA/IPS

XII IPA 1 12 20 32 Kelas XII IPA

29 XII IPA 2 12 20 32 Laki-laki 102

30 XII IPA 3 12 19 31 Perempuan 161

226 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 17 April 2019.

Page 173: DISERTASI - Islamic University

152

31 XII IPA 4 12 20 32 Jumlah 263

32 XII IPA 5 14 20 34

33 XII IPA 6 14 20 34

34 XII IPA 7 14 20 34

35 XII IPA 8 12 22 34

36 XII IPS 1 12 18 30 Kelas XII IPS

37 XII IPS 2 14 18 32 Laki-laki 79

38 XII IPS 3 12 18 30 Perempuan 105

39 XII IPS 4 14 18 32 Jumlah 184

40 XII IPS 5 13 17 30

41 XII IPS 6 14 16 30

Jumlah Kelas XII IPA/IPS 181 266 447

Jumlah Kelas X, XI dan XII 554 806 1360

Tabel : 4.4 Kondisi Peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Palembang Tahun Pelajaran 2018/2019227

NO KELAS Rombongan

Belajar Laki-Laki

Perempuan Jumlah Jumlah Total Peserta

didik

1

X IPA/IPS

X IPA-OL 17 17 34 Kelas X IPA

2 X IPA-1 16 18 34 Laki-laki 132

3 X IPA-2 17 19 36 Perempuan 144

4 X IPA-3 16 18 34 Jumlah 276

5 X IPA-4 15 20 35

6 X IPA-5 15 18 33

7 X IPA-6 16 20 36

8 X IPA-7 20 14 34

9 X IPS-OL 18 18 36

10 X IPS-1 17 20 37 Kelas X IPS

11 X IPS-2 16 20 36 Laki-laki 67

12 X IPS-3 16 21 37 Perempuan 79

13 Jumlah Kelas X IPA/IPS 199 223 422 Jumlah 146

Jumlah Kelas X IPA/IPS 202 295 497

14

XI IPA/IPS

XI IPA OL 14 20 34 Kelas XI IPA

15 XI IPA-1 14 20 34 Laki-laki 113

16 XI IPA-2 14 20 34 Perempuan 158

227 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 17 April 2019.

Page 174: DISERTASI - Islamic University

153

17 XI IPA-3 14 20 34 Jumlah 271

18 XI IPA-4 14 20 34

19 XI IPA-5 14 20 34

20 XI IPA-6 16 18 34

21 XI IPA-7 13 20 33

22 XI IPS-OL 13 19 32 Kelas XI IPS

23 XI IPS-1 14 18 32 Laki-laki 56

24 XI IPS-2 15 18 33 Perempuan 69

25 XI IPS-3 14 14 28 Jumlah 125

Jumlah Kelas XI IPA/IPS 169 227 396

26

XII IPA/IPS

XII IPA 1 14 22 36 Kelas XII IPA

27 XII IPA 2 14 22 36 Laki-laki 102

28 XII IPA 3 14 21 35 Perempuan 161

29 XII IPA 4 13 22 35 Jumlah 263

30 XII IPA 5 12 24 36

31 XII IPA 6 12 22 34

32 XII IPA 7 12 22 34

33 XII IPA 8 12 20 32

34 XII IPS 1 13 20 33 Kelas XII IPS

35 XII IPS 2 15 19 34 Laki-laki 115

36 XII IPS 3 16 18 34 Perempuan 194

37 XII IPS 4 16 18 34 Jumlah 309

38 XII IPS 5 16 18 34

38 XII IPS 1 13 20 33

Jumlah Kelas XII IPA/IPS 191 287 478

Jumlah Kelas X, XI dan XII 559 737 1296

Tabel 4.3 dan 4.4 di atas menjelaskan bahwa SMA Muhammadiyah

1 Palembang dilihat dari jumlah siswanya yang banyak. Jumlah siswa

berubah-ubah/berfluktasi setiap semester dan setiap tahun pembelajaran.

Program unggulan sekolah ini adalah kegiatan belajar mengajar plus

(KBM Plus) dan Al-Islam, Kemuhammadiyahaan dan Bahasa Arab

(ISMUBA) karena yang menjadi ikon dari Muhammadiyah adalah adanya

ISMUBA dengan tujuan supaya siswa dapat menjalankan syariat Islam

sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

Page 175: DISERTASI - Islamic University

154

Keadaan peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Palembang tahun

2017/2018 mempunyai 41 rombongan belajar terdiri dari dua jurusan

yaitu IPA dan IPS total peserta didik 1360 terdiri dari peserta didik laki-laki

554 dan peserta didik perempuan 806. Dan tahun pelajaran dan

2018/2019, terdiri dari 38 rombel dan dua jurusan IPA dan IPS total

peserta didik 1296 yang terdiri dari laki-laki 559 dan peserta didik

perempuan 737 orang.

Penerimaan siswa baru (PSB) memiliki dua tahap pertama; dimulai

jalur undangan dari seleksi nilai raport, menyaring yang memang benar-

benar berniat masuk ke SMA Muhammadiyah 1 Palembang, kedua

melalui pendaftaran setelah UNBK, pada tahap penerimaan ini untuk

melengkapi kekurangan pada penerimaan pada gelombang pertama,

penerimaan siswa disekolah ini sudah mengikuti aturan Dinas Pendidikan,

dengan kapasitas 12 rombel dan jumlah siswa 35 orang. Secara

administratif pada bidang kesiswaan sudah baik terlihat dari adanya data

daftar calon murid baru, buku induk murid baru, data observasi, presensi

harian, daftar nilai, raport, permohonan pindah sekolah, catatan UAS, data

asal sekolah dan data naik kelas. 228

Dalam menjalankan tugas keseharian terus berusaha

meningkatkan tata tertib dan disiplin peserta didik dalam mengikuti

kegiatan intra dan ekstrakurikuler, mengembangkan kompetitif kegiatan

peserta didik terutama dalam bidang kurikulum. Mengikuti olimpiade baik

tingkat kota maupun tingkat Nasional. Dalam melaksanakan kegiatan

kesiswaan Mengkaderisasi peserta didik dengan terarah dalam kegiatan

IPM, Hizbul Wathan (HW) dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Yang

merupakan gerakan kepanduan, mengkaderisasi siswa supaya menjadi

siswa yang cinta tanah air dan bisa membentengi diri dan menjaga diri

dalam mengikuti kegiatan tersebut. Memberikan pembinaan dan

mengawasi pelaksanaan tata tertib dan disiplin peserta didik. Dengan

bekerja sama dengan guru piket, siswa tidak ada yang keluar dari 228 Observasi, 11 Februari 2019.

Page 176: DISERTASI - Islamic University

155

lingkungan sekolah. Dalam bidang keagamaan melaksanakan peringatan

hari-hari besar Islam, kemudian juga memperingati hari-hari besar

Nasional.

Table : 4.5 Kegiatan Ekstrakurikuler Yang Diselenggarakan Sekolah229

No Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler 1 Hidzbul Wathan Muhammadiyah (HWM) 2 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) 3 Palang Merah Remaja (PMR) 4 Kegiatan Keputrian 5 Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) 6 Karya Ilmiah Remaja (KIR) 7 Marching Band 8 Robotik 9 Matematika

10 Sepakbola/Futsal 11 Bola Basket 12 Bulutangkis 13 Catur 14 Tapak Suci 15 Grub Band 16 Paduan Suara 17 Seni Musik/Alat Musik 18 Seni Tari Tradisional/Daerah 19 Seni Tari Modern 20 Seni Drama/Teater 21 Pidato Bahasa Arab 22 Pidato Bahasa Inggris 23 Latihan Khutbah 24 Jurnalistik 25 Marawis/Nasyid 26 Kaligrafi 27 Tenis Meja 28 Karate 29 Pencak Silat

Dari table 4.5 di atas bahwa kegiatan ekstrakurikuler cukup banyak

sebagai kegiatan untuk menambah semangat peserta didik dalam belajar,

semua yang ada didalam tabel tersebut dapat dikerjakan semua yakin

SMA Muhammadiyah 1 Palembang ini akan dapat menciptakan siswa dan 229 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 28 Maret 2019

Page 177: DISERTASI - Islamic University

156

siswi yang mempunyai keterampilan yang sangat luarbiasa bukan saja

ilmu pengetahuan umum yang berkaitan dengan keterampilan.

7. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan perangkat fisik yang harus ada

dalam kegiatan proses pembelajaran dan guru sangat membutuhkan itu.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang penting dalam

penyelenggaraan pendidikan dan proses pembelajaran yang harus ada di

SMA Muhammadiyah 1 Palembang, terlebih sekolah ini mengunggulkan

kegiatan ISMUBA dan KBM PLUS.

SMA Muhammadiyah 1 Palembang mempunyai dua buah gedung

yakni gedung A. KH. Ahmad Dahlan yang terdiri dari tiga lantai dan

gedung B. AR. Fakhruddin,, terdiri dari tiga lantai dilengkapi dengan

fasilitas untuk shalat di dalam kelas. Adapun sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh SMA Muhammadiyah 1 Palembang dapat dilihat di bawah ini:

a. Jenis gedung A : Permanen bertingkat 3 lantai

b. Status Kepemilikan : Yayasan

c. Luas Tanah : 5.400

d. Status Tanah : bersertifikat

Letak gedung B berjarak 20 meter dari gedung A, juga terdiri dari

tiga lantai. Semakin baiknya fasilitas sarana dan prasarana kegiatan

belajar mengajar dikelas semakin baik proses kegiatan belajar dan

mengajar, fasilitas untuk melaksanakan ibadah bagi peserta didik dan

warga sekolah seperti Mushola, dan tempat berwudhu di setiap kelas

sudah tersediah. Sehingga pelaksanaan shalat wajib dan sunah dapat

terlaksana dengan baik. Dalam meningkatkan tujuan pembelajaran

ditunjang oleh sarana prasarana seperti; laboratorium komputer, aula,multi

study, bahasa dan ISMUBA dan tersedianya ruang multimedia

perpustakaan serta kendaraan operasional, semua sarana dan prasarana

diinventarisasi dengan baik oleh SMA Muhammadiyah 1 Palembang.

Page 178: DISERTASI - Islamic University

157

Table : 4.6 Data Sarana dan Prasarana SMA Muhammadiyah 1 Palembang230

No Bangunan/Ruang Jumlah Kondisi 1 Ruang kepala Sekolah 1 Baik 2 Ruang Wakil Kepala sekolah 4 Baik 3 Ruang Guru 2 Baik 4 Ruang Tata Usaha 1 Baik 5 Ruang BK/BP 1 Baik 6 Ruang UKS 2 Baik 7 Ruang PMR 1 Baik 8 Ruang IPM 1 Baik 9 Ruang Kelas Belajar 35 Baik

10 Laboratorium IPA Baik Laboratorium Kimia 1 Baik Laboratorium Fisika 1 Baik Laboratorium Biologi 1 Baik Laboratorium Multimedia 1 Baik Laboratorium Komputer 4 Baik Laboratorium ISMUBA 2 Baik

11 Ruang Perpustakaan 2 Baik 12 Ruang Serba guna 1 Baik 13 WC Kepala Sekolah 1 Baik 14 WC Guru Perempuan 4 Baik 16 WC Guru Laki-laki 4 Baik 17 WC Siswa Perempuan 10 Baik 18 WC Siswa Laki-laki 10 Baik 19 Musholla 2 Baik 20 Kantin 2 Baik 21 Koprasi 1 Baik 22 Lapangan Olahraga 2 Baik 23 Pos SATPAM 2 Baik 24 Ruang HW 1 Baik 25 Ruang Band 1 Baik

Dari table 4.5 sarana dan prasarana sudah baik dalam suatu

lembaga pendidikan dan memperlancar proses pembelajaran agar tujuan

bisa tercapai, karena tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai

maka sulit rasanya tujuan pembelajaran akan tercapai, dan ini juga

menjadi pemikiran bagi Kepala sekolah agar kenyamanan di dalam

sekolah selalu tercipta keselamatan dan ketenangan.

230 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 4 Februari 2019.

Page 179: DISERTASI - Islamic University

158

8. Bidang Keuangan

SMA Muhammadiyah 1 Palembang sudah melaksanakan tertib

administrasi keuangan yang diatur dalam RAPBS setiap Tahun Pelajaran.

Menciptakan sistem pengawasan keuangan dengan baik dan transparan

dengan melibatkan pihak Majelis Dikdasmen Daerah, Wilayah serta Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi.

Pengelolaan keuangan sekolah yang didapat dari siswa, donatur,

dan pemerintah seperti: Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), infaq

siswa baru, dan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), laporan

keuangan direkapitulasi selanjutnya diserahkan ke bendahara dan

dilaporkan ke Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (DIKDASMEN)

Kota Palembang.

Dalam melaksanakan Sentralisasi keuangan yang mana semua

bentuk Penerimaan langsung disetor ke rekening Bank (Bank Sumsel,

Babel Syariah) atas nama SMA Muhammadiyah 1 Palembang serta

mengatur semua bentuk pengeluaran yang selalu mengacu ke Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) dan melaksanakan

sistem pelaporan keuangan secara berkala dan tertib setiap bulan,

semester dan tahunan.231

9. Hubungang Masyarakat

a) Melakukan relasi sosial dengan Majelis Pendidikan Dasar dan

Menengah (PDM) Kota Palembang dan masyarakat di wilayah

Kecamatan Kemuning dalam bentuk kerjasama dua arah berkaitan

dengan pendidikan.

b) Terjalinnya hubungan baik dengan pemerintah RT, RW, Pemerintah

Kecamatan Kemuning, dan Pemkot Palembang.

c) Melakukan relasi sosial dengan pihak sekolah terutama SMP dan MTs

terutama dalam upaya penerimaan peserta didik baru.

d) Terjalinnya hubungan baik dengan SMP, MTs, SMA, MA terutama di

wilayah kecamatan Kemuning, dan kota Palembang pada umumnya. 231 Wawancara, 13 Maret 2019.

Page 180: DISERTASI - Islamic University

159

e) Melakukan relasi sosial dengan PTN dan PTS terutama dalam upaya

peningkatan jumlah peserta didik yang lanjut studi.

f) Melakukan relasi sosial dengan pihak media massa terutama untuk

membangun citra positif dan pemberian informasi aktif dan

proporsional.

g) Membuat jaringan siaran Televisi Muhammadiyah secara live.

h) Terjalinnya hubungan baik dengan Stasiun radio dan Televisi dan

Radio serta Media Massa Lokal dan nasional yang ada di wilayah kota

Palembang.

i) Pemasangan berbagai informasi dan dokumentasi kegiatan sekolah

melalui papan pengumuman, radio, televisi dan internet.

j) Sosialisasi Muktamar Muhammadiyah ke 49 di Solo Jawa Tengah.

k) Sosialisasi Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan.

l) Sosialisasi Musda Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Palembang.

m) Membentuk ikatan alumni SMA Muhammadiyah 1 Palembang.

n) Mengembangkan Website Sekolah

10. Ciri Khas Yang Menjadi Unggulan

a. Al-Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (ISMUBA)

SMA Muhammadiyah 1 Palembang adalah sekolah umum berbasis

Islam oleh karena itu muatan lokal yang dipilih berkaitan dengan

organisasi Muhammadiyah. Program muatan lokal disusun bekerjasama

antara sekolah dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

Muhammadiyah Kota Palembang, dengan tujuan:

1) Menciptakan Ukhuwah Islamiah antara sesama warga sekolah baik

pendidik, karyawan, peserta didik dan masyarakat lingkungan.

2) Berusaha dengan tertib melaksanakan pembinaan Keislaman dan

Kemuhammadiyahan bagi peserta didik, Pendidik dan karyawan.

3) Menyediakan sarana prasarana yang memadai untuk pembinaan Al-

Islam dan Kemuhammadiyahan terutama untuk kegiatan praktek.

Page 181: DISERTASI - Islamic University

160

4) Berusaha membebaskan seluruh peserta didik SMA Muhammadiyah 1

Palembang dari buta baca tulis Al-Qur’an.

5) Berusaha melaksanakan ibadah dengan tertib bagi peserta didik,

Pendidik dan karyawan, seperti sholat berjamaah Dhuhur dan Ashar

yang tepat diawal waktu.

6) Melaksanakan Pembinaan bagi peserta didik yang berbakat dalam

bidang tertentu, erat kaitannya bidang Ismuba seperti kelompok gemar

Bahasa Arab, Muhadhoroh, Seni-seni yang bernuansa Islami.

7) Melaksanakan Mentoring.

b. KBM PLUS

Untuk menuju sekolah unggul, SMA Muhammadiyah 1 Palembang

menambah jam belajar pada bidang/mata pelajaran tertentu yang

disesuaikan dengan kondisi dan terjadwal.232 Jadwal terlampir

11. Kiat-Kiat Sekolah Menjadi Unggulan Dan Maju

a) Tegas dalam menjalankan tata tertib SMA Muhammadiyah 1

Palembang. Kedisiplinan guru dan siswa sangat diutamakan,

dimana guru sudah hadir tepat waktu begitu juga siswa.

b) Tertib Ibadah (melaksanakan sholat zuhur dan asar berjama’ah di

mushola dan di kelas-kelas, melaksanakan sholat jumat di mushola

sekolah bagi peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan

melaksanakan keputrian, melaksanakan tadarus Al-quran setiap

hari sebelum jam pertama (jam ke-0) dilanjutkan sholat dhuha)

c) Memprioritaskan kegiatan Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan

Bahasa Arab (ISMUBA). Kegiatan Al-Islam, Kemuhammadiyahan

dan Bahasa Arab merupakan ikon dari perguruan Muhammadiyah.

d) Melaksanakan KBM Plus disesuaikan dengan skill siswa, dan

kegiatan ini sudah terjadwal di awal proses belajar mengajar dari

jam wajib sekolah. 232 Observasi, 22 Februari 2019.

Page 182: DISERTASI - Islamic University

161

e) Melaksanakan evaluasi secara kontinyu, evaluasi ini dilakukan

setiap bulan terutama bagi koordinator bidang, contoh bidang Al-

Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab yang terdiri empat

asisten yang membantu kegiatan tersebut.

f) Memberikan beasiswa kepada peserta didik bagi yang berprestasi.

B. HASIL PENELITIAN

1. Realitas Pengelolaan Kinerja Guru SMA Muhammadiyah Kota

Palembang.

a. Perencanaan

Pengelolaan sebagai suatu proses yang bagaimanapun juga

merupakan ketangkasan dan keterampilan yang khusus. Mengusahakan

berbagai kegiatan yang saling berkaitan tersebut dapat digunakan untuk

mencapai tujuan yang telah direncanakan. Perencanaan kerja berfungsi

sebagai rencana yang tujuan program pengajaran yang disusun

berdasarkan kebutuhan dan pencapaian: Seperti, Mendesain Program

Pengajaran yaitu; merumuskan tujuan pengajaran, memilih dan

mengembangkan bahan pengajaran, merencanakan kegiatan belajar

mengajar termasuk di dalamnya membuat perangkat pembelajaran, yaitu

Prota (Program Tahunan), Promes (Program Semester), silabus, RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) serta merencanakan penilaian.233

Kepala sekolah memiliki tugas untuk mengelola guru membimbing

dan mengantarkan peserta didik untuk meningkatkan kompetensinya,

sehingga anak didik akan dapat berkembang sesuai dengan minat dan

bakatnya serta menjadi manusia yang seutuhnya yang sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional. Dasar ini memiliki pengertian bahwa seorang

guru dalam tugas mengajarnya setiap hari harus mampu menciptakan

kondisi pembelajaran yang kondusif, sehingga akan dapat menghasilkan

peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan dari 233 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 30 Januari 2019.

Page 183: DISERTASI - Islamic University

162

pendidikan nasional adalah mencetak manusia Indonesia seutuhnya yang

memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta selalu berpedoman pada dasar-dasar

Negara Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.234

Prinsip lainnya yaitu melakukan bimbingan terhadap peserta didik,

bukan sekedar mengajar dan mendidik saja. Pengertian membimbing

sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa

pendidikan harus memberikan suri tauladan yang baik, mampu

memberikan bimbingan yang baik kepada anak didik, sehingga anak didik

akan semakin berkembang potensinya menuju ke arah yang lebih baik.

Pendidikan juga harus mampu membentuk manusia seutuhnya, artinya

mampu mencetak peserta didik yang memiliki kecakapan baik jasmani

maupun rohani, tidak hanya memiliki keahlian dalam bidang ilmu

pengetahuan akan tetapi juga memiliki moral dan akhlak yang tinggi juga.

Dalam mendidik, seorang guru tidak hanya berkewajiban untuk

meningkatkan kompetensi intelektual maupun keterampilannya saja, akan

tetapi juga berkewajiban untuk mendidik moral dan spiritualnya juga. Hal

inilah yang menjadi tujuan dari pendidikan Nasional. Guna mencapai

tujuan pendidikan tersebut, maka guru wajib melaksanakan seluruh

tugasnya sebagai pengajar dengan baik.

Dengan melakukan tugasnya dengan baik, maka berarti secara

langsung guru tersebut memiliki kinerja yang baik. Dalam kaitan dengan

kinerja tenaga pengajar (guru) pada dasarnya lebih terfokus pada perilaku

tenaga pengajar di dalam pekerjaannya, demikian pula perihal efektivitas

pengajaran yang dilakukan oleh guru, maka dapat dilihat dari sejauh mana

pengajarannya tersebut dapat memberikan pengaruh kepada siswa.

Karena secara spesifik tujuan pengelolaan kinerja juga menghubungkan

para tenaga pengajar membuat keputusan khusus di mana tujuan

pengajaran dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tingkah laku yang 234 Undang- Undang No. 2/ 1989.

Page 184: DISERTASI - Islamic University

163

kemudian ditransferkan pada siswa. Pada konteks lain manakala kinerja

ini dipandang dari sudut pendidikan atau berbasis pendidikan lebih

merupakan perluasan dari suatu tujuan perilaku. Seperti, orientasi

pembelajaran terkait perilaku, pendidikan yang didasari kinerja sangat

tepat diterapkan untuk mata pelajaran di mana melalui perilaku tersebut

dilakukan observasi lebih lanjut.

Berkaitan dengan guru, ungkapan umum yang populer di tengah

masyarakat yaitu guru merupakan orang yang digugu dan ditiru, yang

berarti guru adalah orang yang harus selalu dapat ditaati dan diikuti,

karenanya guru harus selalu memikirkan perilakunya yang wajar sesuai

dengan predikat yang disandangnya. Hal ini penting disadari mengingat

segala yang dilakukannya akan dijadikan teladan oleh murid-murid dan

bahkan masyarakat. Keteladanan sangat terpaut dengan nilai-nilai luhur

yang mesti dicerminkan dalam pemberian teladan yang baik kepada

lingkungannya, dalam hal ini adalah siswa dan masyarakat. Nilai-nilai

luhur itulah yang diharapkan dari orang-orang yang memperhatikan

pribadinya, sehingga dapat jatuh hati dan tertarik akan perilakunya,

kesopanannya, dan tertawan dengan kemuliaannya, seiring dengan itu

mereka akan mengambil sifat-sifat baiknya dan mengikuti jejaknya.235

Terkait dengan pengelolaan kinerja guru tersebut, maka kinerja

guru SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang pada umumnya

melaksanakan tugas seperti kinerja para guru pada umumnya. Para guru

di SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang mengikuti petunjuk prosedur

standar pelayanan dan proses yang ditetapkan. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah(DIKDASMEN)

Muhammadiyah Kota Palembang yang berinisial H, sebagai berikut:

Kinerja guru-guru disini terkait dengan pengelolaan kinerja guru sudah

dilakukan secara baik, mulai dari perencanaan, pelaksanaannya, maupun

kinerja guru dalam disiplin tugas. Tahap perencanaan dalam kegiatan

pembelajaran adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru 235 Mahfuz Judeh, “Assessing the Influence”, 89.

Page 185: DISERTASI - Islamic University

164

menguasai bahan ajar. Bentuk perencanaan pembelajaran adalah

kurikulum, silabus pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). Saya lihat rata-rata guru juga sudah membuat perangkatnya

masing-masing.dan dibuktikan dengan dokumentasi.236

Dari penjelasan tersebut, dapat dijelaskan bahwa kurikulum dan

silabus dilaksanakan dan ditindaklanjuti dengan baik oleh guru melalui

pengembangan silabus. Silabus memiliki banyak manfaat, yang antara

lain merupakan sebuah pedoman dalam membuat sebuah perencanaan

pembelajaran, sekaligus sebagai dasar dari proses pembelajaran yang

akan dilakukan, dan silabus juga merupakan sebuah dasar bagi

pengembangan sistem penilaian. Pengembangan silabus di SMA

Muhammadiyah 1 Kota Palembang dilakukan oleh para guru secara

mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,

Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Pengembangan silabus juga dapat disusun mandiri apabila guru

yang bersangkutan telah mampu memahami karakteristik seluruh siswa-

siswanya dan sudah melihat kondisi dan situasi yang ada di lingkungan

sekolah, dan masyarakat. Sedangkan apabila guru masih belum

mengetahui kondisi siswa, sekolah dan masyarakatnya, maka

pengembangan silabus dapat dilakukan dengan cara berkelompok.

Sekolah dapat mengelompokkan guru mata pelajaran yang memiliki

rumpun mata pelajaran yang sama, untuk melakukan pengembangan

silabus secara bersama-sama.

Di SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, untuk mata pelajaran

IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait.

Sedangkan bagi SMA lain belum mampu mengembangkan silabus secara

mandiri terutama SMA swasta, mereka bergabung dengan SMA lainnya

melalui forum MGMP untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang

akan digunakan oleh sekolahannya dalam lingkup MGMP setempat.

Selain itu, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan juga memfasilitasi 236 Observasi, 4 Februari 2019.

Page 186: DISERTASI - Islamic University

165

penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para

guru berpengalaman di bidangnya masing-masing. Hal tersebut seperti

diungkapkan oleh Pengawas Pembina Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatera Selatan yang berinisial B bahwa: Pengawas Pembina Dinas

Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan selalu melakukan koordinasi,

supervisi, dan memfasilitasi penyusunan MGMP yang ada di sekolah-

sekolah Kota Palembang secara periodik. Hal tersebut bertujuan untuk

membangun sistem penyelenggaraan CPD (Continuous Professional

Development) atau Pengembangan Profesionalisme Guru secara

Berkelanjutan dengan memanfaatkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP).237

Perencanaan merupakan bagian dari kerangka kerja kurikulum.

Perencanaan pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat penting

untuk dilakukan dan akan memiliki pengaruh yang besar terhadap proses

pembelajaran yang akan dilakukan selama pembelajaran. Fungsi dari

perencanaan ini adalah memberikan gambaran atas pembelajaran yang

akan dilakukan, sekaligus memberikan kontrol dan evaluasi.

Terkait dengan perangkat pembelajaran yang harus dipenuhi oleh

guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran, maka seorang guru

juga harus mampu mengembangkan silabus yang mengandung berbagai

macam komponen di dalamnya sebagai upaya dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Terkait dengan hal tersebut, maka dari

hasil rangkuman wawancara dengan para guru SMA Muhammadiyah 1

Kota Palembang, dapat diketahui bahwa: Guru-guru SMA Muhammadiyah

1 Palembang dalam mengembangkan silabus yang mengandung unsur/

komponen (a) Kompetensi Inti : a). K11, Menghayati dan mengamalkan

ajaran yang dianutnya; b). K12, Menghayati dan mengamalkan perilaku

jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai);

c). K13, memahami, menerapkan serta menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya mengenai 237 Wawancara, 18 Februari 2019.

Page 187: DISERTASI - Islamic University

166

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan

wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah; d). K14; Mengolah, menalar, dan menyaji

dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembang diri

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara kreatif dan

efektif serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah

keilmuan; (b). Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian; (c) Tujuan

Pembelajaran; (d).Materi Ajar.(e) Metode Pembelajaran; (f) Media

Pembelajaran (g) Sumber Belajar; (h) kegiatan Pembelajaran. Untuk

silabus mata pelajaran muatan lokal, disesuaikan dengan kebutuhan dan

kondisi sekolah, selain itu juga disesuaikan dengan yang di unggulkan di

Sekolah dan sosio kultural masyarakatnya dimana peserta didik nanti

akan kembali kepada masyarakatnya. Kemudian, silabus akan dijelaskan

lebih lanjut ke dalam RPP. Sejalan dengan hasil observasi dan

dokumentasi yang dimiliki oleh guru.238

Hasil temuan tersebut sejalan dengan pendapat Sukadi, bahwa

sebagai seorang profesional, salah satu tugas pokok seorang guru adalah

merencanakan pembelajaran. Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan

oleh seorang guru, maka seorang guru perlu membuat perencanaan

pembelajaran. Tujuan dari pembuatan perencanaan pembelajaran ini

adalah untuk membuat sebuah rencana yang akan dilaksanakan ketika

proses pembelajaran nanti berlangsung, sehingga diharapkan

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan yang telah

direncanakan tersebut.

Dengan perencanaan yang baik, maka pembelajaran juga akan

dapat berjalan secara sistematis dan terarah, sehingga tujuan dari

pembelajaran akan dapat dicapai dengan baik. Dalam praktik pengajaran

di sekolah, terdapat beberapa bentuk persiapan pembelajaran, yaitu: 1. 238 Wawancara, 4-11 Februari 2019.

Page 188: DISERTASI - Islamic University

167

Analisis materi pelajaran; 2. Program tahunan/ program semester; 3.

Silabus/satuan pelajaran; 4. Rencana pembelajaran; dan 5. Program

perbaikan dan pengayaan. Pembuatan lima macam persiapan

pembelajaran tersebut, seorang guru dapat membuat sendiri atau

melakukan musyawarah bersama dengan guru yang lain dalam bidang

mata pelajaran yang sama, atau juga dengan kelompok MGMP nya.

Sekolah juga dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan

pembuatan perencanaan pembelajaran tersebut, baik melalui pelatihan,

diklat, maupun kegiatan musyawarah bersama dalam lingkup sekolah

untuk membuat perangkat pembelajaran.239

Dalam wawancara dengan wakil kurikulum SMA Muhammadiyah 1

Kota Palembang yang berinisial FT mengenai pentingnya perangkat

pembelajaran bagi guru, beliau menjelaskan sebagai berikut: Rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat oleh guru sebelum pelaksanaan

pembelajaran dilakukan. RPP ini mencakup tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator

Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Metode

Pembelajaran, Media Pembelajaran, Sumber Belajar, Kegiatan

Pembelajaran. Melalui RPP ini diharapkan pembelajaran akan dapat

berjalan dengan baik sebagaimana dengan yang telah direncanakan.240

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) memiliki perbedaan

dengan silabus. Silabus juga memuat kompetensi yang harus dikuasai

oleh peserta didik dalam jenjang dan waktu tertentu. Akan tetapi silabus

tidak menjelaskan secara terperinci perihal waktu dan tahap-tahap yang

harus dilalui dalam mencapai kompetensi yang harus dicapai tersebut.

Sementara itu, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan

sebuah penjabaran secara lebih mendetail dari silabus yang masih

bersifat umum. Dalam RPP seorang guru juga dapat mengembangkan

pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik

239 Sukadi, Guru Powerful Guru Masa Depan (Bandung: Kholbu, 2010), hlm. 68. 240 Wawancara,11 Februari 2019.

Page 189: DISERTASI - Islamic University

168

dan lingkungan sekolahnya. Dalam pembuatan RPP guru dapat

mengembangkannya mulai dari pembuatan indikator pencapaian sesuai

dengan yang diharapkan, serta didukung oleh metode pembelajaran yang

sesuai serta proses pembelajaran yang akan dilakukan.

Terkait dengan perangkat pembelajaran yang harus dipenuhi oleh

guru, bahwa guru SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang telah

melaksanakannya sesuai dengan baik, yaitu dengan membuat RPP

secara baik dan benar. Tujuan dari pembuatan RPP oleh guru ini adalah

untuk menciptakan pembelajaran yang terarah, sistematis dan sesuai

dengan prosedur dalam kegiatan belajar-mengajar. Setiap guru memiliki

kewajiban untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

secara baik. Hal ini memiliki tujuan agar pembelajaran dapat berjalan

dengan baik, sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.

Melalui RPP akan dapat ditentukan metode pembelajaran yang

sesuai dengan ketercapaian kompetensi dasar yang diharapkan. Dengan

metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajarannya, maka

kompetensi yang diharapkan akan dapat dicapai dengan baik. Semua itu

harus direncanakan dengan baik melalui RPP. Rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap Kompetensi Inti (KI) yang dapat

dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru

merancang penggalan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan

pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan data.dokumentasi.241

Perangkat pembelajaran sangat penting bagi setiap guru,

berdasarkan penjelasan wakil bidang kurikulum yang berinisial FT di SMA

Muhammadiyah 1 Kota Palembang adalah sebagai berikut: Tugas pokok

seorang guru setelah merencanakan pembelajaran adalah melaksanaan

pembelajaran. Perangkat pembelajaran harus dipersiapkan sebaik

mungkin karena dengan perangkat pembelajaran yang baik, maka proses

241 Rangkuman hasil wawancara dengan para guru SMA Muhammadiyah Kota Palembang, tanggal 4-25 Februari 2019.

Page 190: DISERTASI - Islamic University

169

pembelajaran juga akan berjalan dengan baik pula. Setelah perangkat

pembelajaran dipersiapkan, maka selanjutnya dalam melaksanakan

pembelajaran sebagai bagian dari aktivitas di sekolah, guru harus

menunjukkan performa yang maksimal di depan siswanya, memiliki ilmu

dan pandangan yang luas, memiliki metodologi pembelajaran yang

banyak dan menarik, serta mampu menggunakan berbagai media dan alat

pembelajaran dengan baik untuk mendukung pembelajaran yang

dilakukan. Sejalan dengan observasi dan data dokumentasi.242

Dari penjelasan guru tersebut, maka seorang guru hendaknya juga

mampu menjadi teman belajar dengan para siswanya, sehingga siswa

akan semakin nyaman untuk belajar bersama gurunya. Tugas guru adalah

mengoptimalkan bakat dan minat kemampuan para siswa, yang tentunya

juga harus didukung media pembelajaran yang ada, karena itu juga

diperlukan seni didaktik. Seorang guru selain mampu menggunakan

berbagai media pembelajaran dan alat pembelajaran yang beragam,

hendaknya juga mampu menggunakan metodologi pengajaran dan

teknologi pengajaran yang baik, sehingga akan dapat mendukung

keberhasilan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

Rincian program kerja guru SMA Muhammadiyah 1 Kota

Palembang sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah Muhammadiyah

secara umum adalah membentuk manusia muslim yang beriman,

bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berdisiplin

dan bertanggung jawab dan cinta tanah air. Menumbuhkan motivasi

dalam diri peserta didik untuk menjadi kader Muhammadiyah, jika ada

masalah maka Kepala sekolah secara kooperatif memberikan arahan

tentang hal itu.243

Perencanaan kinerja guru yang ada menjelaskan bahwa semua

guru melaksanakan atau mengimplementasikannya. Pada hakikatnya

adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan apa yang

242 Wawancara, 12 Februari 2019. 243 Wawancara, 20 Februari 2019.

Page 191: DISERTASI - Islamic University

170

diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya).

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dalam perencanaan

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan

lembaga pendidikan Muhammadiyah244

b. Pengorganisasian

Struktur organisasi sangat diperlukan dalam penyelenggaraan

proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Di dalam struktur

organisasi, kepala sekolah dibantu oleh empat orang wakil kepala

sekolah,staf tata usaha, wali kelas, dewan guru sebagai unsur pelaksana

yang bertugas mendidik dan mengajar. Dari struktur tergambarlah

kegiatan dan fungsi yang mempertemukan antara program kegiatan-

kegiatan dalam organisasi pendidikan, di samping itu juga mempermudah

pencapaian tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sebagai satuan organisasi

tidak akan terlepas dari suatu struktur organisasi kepengurusan. Karena

kepengurusan itulah yang akan menjalankan roda-roda organisasi. Maju

atau mundurnya suatu organisasi sangat tergantung pada manusia yang

duduk di kepengurusan tersebut.

Tugas seorang pemimpin untuk mengatur dan memberikan

kebijaksanaan dalam mengatur langkah-langkah yang harus ditempuh

karena pemimpinlah yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab

secara penuh dan konsekuen. Berkaitan dengan ini, wawancara peneliti

dengan Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang berinisial RY

mengatakan bahwa pembagian tugas kepada 93 guru, 13 orang guru PNS

DPK, 35 orang tetap yayasan, 45 orang honor yayasan dan 31 tenaga

kependidikan serta sesuai dengan keahlian dan berpengalaman

kerja/mengabdi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang. Dengan

jumlah siswa 1360 orang tahun 2017/2018 dan tahun 2018/2019

berjumlah 1296 orang, dengan Akreditasi sekolah A (90), Ruang belajar

43 ruangan, mempunyai visi dan misi yang jelas. Visinya Terwujudnya 244 Observasi, 25 Februari 2019.

Page 192: DISERTASI - Islamic University

171

kecerdasan spiritual, intelektual, emosional dengan landasan nilai nilai Al-

qur'an dan sunnah serta menjadi sekolah berprestasi, Islami dan

berkarakter serta berwawasan Lingkungan245

Untuk mewujudkan visi dan misi sekolah, kepala sekolah tentunya

bekerjasama dengan unsur-unsur sekolah seperti, wakil kepala sekolah,

staf dan karyawan. Dalam pengorganisasian yang dilakukan oleh kepala

sekolah terlihat, pendelegasian kerja, penepatan guru dan karyawan

sesuai dengan kompentensinya. Hal ini menunjukan bahwa kepala

sekolah bisa merialisasikan visi dan misi sekolah, perwujudan dari visi dan

misi sekolah guru bisa membina siswa-siswi yang berprestasi baik dalam

bidang akademik maupun ekstrakulikuler.

Kepala sekolah dalam menjalankan tugas selalu berkoordinasi

dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan dan Majelis

Pendidikan Dasar dan Menengah (DIKDASMEN) dalam proses

penyelenggaraan pendidikan. Di dalam struktur organisasi Kepala sekolah

dibantu oleh staf yang terdiri dari wakil kepala sekolah, tata usaha, wali

kelas sebagai unsur pelaksana yang bertugas mendidik dan mengajar.

Dari struktur tersebut tergambarlah fungsi masing-masing. SMA

Muhammadiyah 1 Palembang seperti halnya lembaga pendidikan lainnya,

juga memiliki struktur organisasi yang berguna untuk mengatur kelancaran

proses pembelajaran. Lembaga tinggi dalam organisasi sekolah adalah

persyarikatan Muhammadiyah yang bertanggung jawab atas segala

pelaksanaan dan perkembangan pendidikan dan pengajaran. Di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang ini tugas dan kewajiban keseharian

dijalankan oleh Kepala sekolah dibantu oleh empat wakil yang

membidangi seperti: bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang sarana

dan prasarana/humas, dan bidang keagamaan. Bidang-bidang tersebut

dibantu oleh asisten yang selalu berkoordinasi dengan ketua bidang. 246

:

245 Wawancara, 14 Maret 2019. 246 Observasi, 19 Maret 2019.

Page 193: DISERTASI - Islamic University

172

STRUKTUR ORGANISASI SMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG

PERIODE 2016-2020384

384 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 2019

MAJELIS DIKDASMEN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA

PALAMENBANG

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

KEPALA SEKOLAH H. ROSYIDI, M.Pd

KEPALA TATA USAHA YASIR ARAFAT, SE

WAKA KURIKULUM FATRA, S.SI., M.Pd

WAKA SAPRAS AHMAD ARIF, S.Pd., M.Si

WAKA ISMUBA Drs, H. M. HAITAMI, M.Pd.I

WAKA KESISWAAN EDDY SUSANTO, S. Ag

KOORDINATOR BK Drs. H. EFENDI. AS

WALI KELAS KELAS X, XI DAN XII

SISWA KELAS X MIA/IIS, XI MIA, IIS, XII MIA/IIS

IPA/IPS

Keterangan: : Garis Koordinasi : Garis Komando

Page 194: DISERTASI - Islamic University

173

Berdasarkan skema struktur organisasi di atas, maka jelaslah

bahwa dalam suatu organisasi sekolah, peran Kepala sekolah sangat

penting dalam menentukan di mana setiap kegiatan yang menyangkut

sekolah tidak terlepas dari pengawasan kepala sekolah dan berkoordinasi

dengan Dinas pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan

dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Kota

palembang. Akan tetapi, kelancaran pelaksanaan kegiatan yang ada di

sekolah itu harus ada kerjasama yang baik antara kepala sekolah, guru,

siswa dan wali murid.

Kepala sekolah memegang otoritas tertinggi di sebuah sekolah.

Otoritas inilah yang menjadikan Kepala sekolah bisa mengatur anggota

organisasinya dengan baik dan memajukan sekolah tersebut, guru dan

karyawan terorganisir dalam menjalankan aktivitas kesehariannya,

kedisiplinan yang diterapkan di sekolah sudah menjadi kebiasaan guru

dan karyawan menunaikan tugasnya masing-masing

c. Pelaksanaan

Pengelolaan sebagai suatu proses yang bagaimanapun juga

merupakan ketangkasan dan keterampilan yang khusus. Mengusahakan

berbagai kegiatan yang saling berkaitan tersebut dapat digunakan untuk

mencapai tujuan yang telah direncanakan. Pelaksanaan berfungsi sebagai

realisasi tujuan program pengajaran yang disusun berdasarkan kebutuhan

dan pencapaian yang dilaksanakan oleh guru: Melaksanakan Proses

Belajar Mengajar diantaranya: menggunakan metode pengajaran,

menggunakan alat pengajaran, menggunakan media pengajaran,

menggunakan bahan pengajaran, menggalakan keterlibatan siswa dalam

pengajaran dan mengadakan evaluasi dalam proses belajar mengajar.

Setelah guru membuat perangkat pembelajaran yang baik,

selanjutnya dalam implementasinya juga harus menerapkan perangkat

pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran

merupakan sebuah interaksi pembelajaran yang berlangsung antara guru

dengan muridnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Page 195: DISERTASI - Islamic University

174

Dalam pembelajaran ini hendaknya interaksi guru dan murid tersebut

dapat dilakukan dengan baik, karena interaksi antara keduanya

merupakan sebuah hubungan pembelajaran yang tidak bisa dipisahkan.

Hubungan antara guru dengan murid, baik di dalam kelas maupun

di luar kelas juga harus tetap menjaga komunikasi dengan baik, agar

proses pendidikan terus berjalan walaupun tidak sedang melakukan

proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ini guru hendaknya

mampu menunjukkan kompetensi pembelajarannya dengan baik, mampu

menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, dengan baik,

mampu menggunakan berbagai media pembelajaran dengan baik, dan

mampu melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan baik sesuai

dengan yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga pembelajaran

akan dapat berjalan secara optimal.

Melalui pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan

sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam RPP, berarti seorang

guru telah melaksanakan proses pembelajaran dan melaksanakan

tugasnya dengan baik juga. Hal ini juga berarti bahwa guru yang

bersangkutan juga telah memiliki kinerja yang baik. Dari sini, maka kinerja

guru di sekolah harus terus ditingkatkan antara lain dengan pelaksanaan

tugas keguruan dengan baik mulai dari pembuatan perangkat

pembelajaran, sampai dengan pelaksanaanya dengan baik.

Guru sekolah juga perlu memiliki pengalaman dalam mengajar, hal

ini seperti yang disebutkan oleh Kepala SMA Muhammadiyah 1

Palembang yang berinisial RUS sebagai berikut: Pembelajaran

merupakan sebuah sebab akibat, dimana guru merupakan sebab adanya

pembelajaran dan pemahaman siswa merupakan sebuah akibat dari

siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, seorang guru

harus melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Mulai dari

pembuatan rencana pembelajaran hendaknya disusun dengan baik, tidak

hanya copy paste dari rencana pembelajaran guru yang lain. Sebelum

mereka menyelesaikan perangkat pembelajaran mereka belum bisa

Page 196: DISERTASI - Islamic University

175

masuk ke dalam kelas untuk mengajar, jadi perangkat pembelajaran

mereka buat dan diserahkan kepada wakil kurikulum sebelum rapat

pembagian tugas mengajar.385

Guru merupakan salah satu dari komponen pembelajaran yang

sangat menentukan suksesnya sebuah pembelajaran. Dari sini, maka

seorang guru hendaknya mampu membawa pembelajaran yang baik,

mampu menggunakan berbagai metode, media dan strategi pembelajaran

yang beragam sehingga pembelajaran akan dapat berjalan secara aktif,

produktif dan efisien. Tidak cukup itu untuk menjadi sekolah maju, harus

didukung faktor sarana dan prasarana yang lengkap.

Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi timbal balik

antara guru dengan murid, dan murid dengan guru, untuk terjadinya

komunikasi transaksional guna membahas materi tertentu sampai

mencapai kompetensi yang ditentukan. Komunikasi transaksional

merupakan sebuah komunikasi yang dapat diterima dengan baik dalam

proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku

yang menunjukkan hal yang ingin dicapai dalam pembelajaran

Agar komunikasi transaksional dapat berjalan dengan baik antara

guru dengan muridnya, maka hendaknya seorang guru harus memiliki

persiapan pembelajaran terlebih dahulu secara baik, mulai persiapan

perangkat pembelajarannya, media pembelajaran yang akan dilakukan,

tahap-tahap pembelajaran yang akan dilalui, maupun evaluasi

pembelajaran yang akan diadakan. Hal ini sebagaimana ungkapan guru

SMA Muhammadiyah 1 Palembang yang berinisial ED, sebagai berikut:

Siswa adalah subjek utama dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan

dari pembelajaran yang dilakukan salah satunya juga tergantung dari

kesiapan siswa dalam menerima pelajaran. Metode yang saya terapkan

dalam mengajar di kelas dengan berbagai cara yang penting menarik.

Cara belajar ini dapat dilakukan dengan bentuk mandiri atau secara

385

Wawancara, 25 Februari 2019.

Page 197: DISERTASI - Islamic University

176

klasikal. Dari sini, maka seorang guru yang mengajar harus memiliki

kesiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajarannya.386

Melalui komunikasi dengan baik, maka diharapkan tujuan

pendidikan akan dapat tercapai. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan,

maka perlu diperhatikan juga suasana kondusif ketika proses

pembelajaran sedang berlangsung. Guru juga terus berupaya untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajarannya, baik

melalui strategi pengajaran, metode pembelajaran, maupun penggunaan

media pembelajaran yang baik. Banyak guru yang tidak memiliki metode

pembelajaran yang menarik, bahkan pembelajaran selalu dilakukan

dengan cara ceramah, sehingga banyak peserta didik pada akhirnya yang

merasa jenuh dengan pembelajaran yang dilakukan secara ceramah

tersebut. Peserta didik merasa tidak mendapatkan kesempatan untuk

dapat lebih aktif, kreatif dan produktif dalam mengembangakan keilmuan

yang sedang dipelajari, mereka selalu menerima ilmu dari ceramah guru

tanpa mampu untuk memiliki kreatifitas menggali dan mengembangkan

keilmuan secara mandiri.

Seorang guru hendaknya pandai mengelola kelas dengan baik, dan

memiliki berbagai metode pembelajaran yang menarik, sehingga peserta

didik tidak lagi jenuh dan bosan dengan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru tersebut. Dengan berbagai macam metode pembelajaran yang

menarik, akan dapat memancing kreativitas siswa untuk lebih cepat

berkembang. Misalnya, seorang guru dapat memanfaatkan media

pembelajaran yang ada di sekolah, yaitu LCD, Proyektor, internet, alat-alat

peraga yang ada di sekolah dan lain sebagainnya. Contohnya seorang

guru dapat memanfaatkan jaringan wifi / internet di sekolah untuk

mengakses pembelajaran yang terkait dengan modul, buku pembelajaran,

dan soal-soal yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang

sedang dipelajari. Dengan berbagai macam metode pembelajaran dan

pemanfaatan media pembelajaran yang bervariatif, maka peserta didik 386 Wawancara, 1 Maret 2019

Page 198: DISERTASI - Islamic University

177

akan semakin antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran

dengan baik.

Menjadi guru yang memiliki kemampuan teknologi yang baik akan

membantu proses pembelajaran siswa. Dengan Keadaan yang seperti itu,

maka dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, bergairah

dan menambah semangat serta motivasi peserta didik untuk semakin

meningkatkan kompetensinya. Dengan demikian, maka prestasi siswa

akan dapat mengalami peningkatan. Ketika peneliti berkunjung ke SMA

Muhammadiyah 1 Kota Pelembang berinisial AA diperoleh penjelasan

mengenai suasana pembelajaran di kelas, yaitu: Sebagai seorang guru,

kami selalu berusaha menciptakan kelas yang kondusif, sehingga

pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan pembelajaran

pada akhirnya dapat dicapai dengan baik. Pengelolaan kelas dapat

dilakukan mulai dari pembentukan petugas piket kelas, petugas menjaga

kebersihan kelas, dan juga dengan pengaturan ruang/setting tempat

duduk siswa yang dilakukan bergantian, hal tersebut bertujuan

memberikan kesempatan belajar secara merata kepada siswa. Para guru

juga melaksanakan post test, melaksanakan penilaian setelah satu

pembahasan materi selesai dilakukan siswa. Karena kelas juga tempat

melaksanakan shalat berjama’ah. Dengan demikian, maka prestasi siswa

akan dapat mengalami peningkatan.387

Pembentukan suasana kondusif di dalam kelas perlu dilakukan

dalam proses pembelajaran. Dengan suasana yang seperti itu, maka para

siswa akan semakin nyaman ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Terkait dengan hal tersebut, berikut peneliti sajikan komentar siswa

mengenai proses belajar mengajar di dalam kelas, sebagai berikut: Bapak/

Ibu guru memberikan kesempatan kepada kami untuk bertanya mengenai

bahan pelajaran yang disampaikan, memulai dan mengakhiri pelajaran

tepat pada waktunya, melaksanakan ulangan harian, melakukan

penjelasan materi kembali dan memberikan tugas tambahan pada siswa 387 Wawancara, 4 Maret 2019.

Page 199: DISERTASI - Islamic University

178

sebagai perbaikan. Selain itu, sebagian dari bapak dan ibu guru juga

menggunakan berbagai macam metode dalam pembelajaran, sehingga

pembelajaran tidak hanya dilakukan dengan metode ceramah saja,

namun pembelajaran juga dilakukan dengan metode yang lainnya seperti

tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penelitian, kelompok. Dengan berbagai

macam cara pengajaran yang berbeda tersebut, maka kami merasa

senang dengan proses pembelajaran yang sedang dijalani.388

Dari penjelasan dalam wawancara di atas, sesuai dengan yang

telah dijelaskan oleh Suryo Subroto menyatakan bahwa kinerja guru

dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar adalah bagaimana

seorang guru dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan cara yang

baik, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran

dan evaluasi pembelajarannya. Guru juga harus menciptakan suasana

kelas yang kondusif untuk pembelajaran, selain itu seorang guru juga

harus memiliki berbagai macam strategi pembelajaran, metode

pembelajaran yang bervariatif, serta mampu menggunakan berbagai

macam media pembelajaran untuk dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran peserta didik.389

Proses pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), di mana pelaksanaan pembelajaran itu

sendiri meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Penilaian hasil belajar merupakan sebuah kegiatan untuk mengukur

tingkat ketercapaian peserta didik dalam proses pembelajaran. Kegiatan

ini merupakan sebuah pengukuran kompetensi yang dicapai peserta didik

telah mencapai sebagaimana tujuan yang diinginkan ataukah masih

belum mampu mencapai. Pada tahap ini seorang guru harus memiliki

kemampuan untuk melakukan evaluasi dengan baik. Selain itu seorang

388 Rangkuman hasil wawancara dengan siswa SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, tanggal 11-25 Maret 2019. 389 Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 74.

Page 200: DISERTASI - Islamic University

179

guru juga harus mampu melakukan analisis dari hasil penilaian yang telah

dilakukannya.

Selanjutnya, untuk meneliti seberapa jauh guru-guru SMA

Muhammadiyah 1 Palembang dalam mempraktekkan proses

pembelajaran sesuai dengan yang tertera dalam Rencana Pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang telah dibuatnya, maka peneliti melakukan

wawancara lebih lanjut dan memperoleh beberapa penjelasan dari

beberapa guru. Dari hasil wawancara dengan para guru SMA

Muhammadiyah 1 Palembang tersebut, peneliti memperoleh rangkuman

hasil wawancara bahwa sebelum memulai suatu pelajaran guru kadang-

kadang mengajukan post tes kepada siswa, misalnya dengan memberikan

pertanyaan secara lisan sebelum pelajaran dimulai, memberikan PR pada

siswa apabila pelajaran telah selesai diajarkan. Dan apabila suatu satuan

pokok bahan telah selesai, guru juga selalu melakukan evaluasi atau

penilaian misalnya dengan memberikan ulangan harian. Secara berkala

guru juga menyampaikan laporan kepada orang tua siswa mengenai

aktivitas siswa dan juga hasil pembelajaran. Kadang-kadang guru juga

memanggil orang tua siswa terutama bagi siswa yang sering mengalami

kesulitan dalam proses pembelajaran, sering membolos atau melakukan

kenakalan.390

Dari sini dapat diketahui bahwa guru SMA Muhammadiyah 1

Palembang telah melakukan proses pembelajaran dengan baik, dari

mulai pra pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi pembelajaran, maupun laporan perkembangan siswa kepada

orang tuanya. Terkait dengan hal tersebut, peneliti akan menjelaskan

secara lebih terperinci sebagai berikut:

Pertama, perencanaan pembelajaran yang antara lain terdiri dari

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat

identitas mata pelajaran, kompetensi inti (KI), yang terdiri dari; KI-1, KI-2,

390 Rangkuman hasil wawancara dengan para guru SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, tanggal 1-12 Maret 2019.

Page 201: DISERTASI - Islamic University

180

KI-3 dan KI-4, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi,

Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Metode Pembelajaran, Media

Pembelajaran, Sumber Belajar, dan kegiatan pembelajaran. Guru-guru

SMA Muhammadiyah 1 Palembang juga mengembangkan silabus yang

mengandung unsur/ komponen: a. Identitas Silabus; b. Kompetensi Inti

(KI); c. Kompetensi Dasar (KD); d. Indikator; e. Kriteria ketuntasan; f.

Teknik Penilaian (Tes, Perf, Prod, Proy, Port).

Untuk silabus mata pelajaran yang diunggulkan Al-Islam,

Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (ISMUBA) dan KBM Plus dibuat

dengan terlebih dahulu merumuskan standar kompetensi dan kompetensi

dasar secara bersama dengan kelompok guru mata pelajaran. Silabus

akan dijabarkan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum

yang dikembangkan mengacu pada kurikulum K 13 dan kurikulum

pembelajaran Agama mengacu pada persyarikatan Muhammadiyah

Pimpinan Pusat (PP) Hal ini dilaksanakan dengan sebaiknya oleh masing-

masing guru. KKM dibuat untuk menentukan tingkat ketercapaian minimal

yang didapatkan peserta didik. Pengembangan silabus di kalangan SMA

Muhammadiyah 1 Kota Palembang dilakukan oleh para guru secara

mandiri atau berkelompok dalam satu sekolah atau beberapa sekolah,

Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Berdasarkan penjelasan dari wakil Al-Islam, Kemuhammadiyahan

dan bahasa Arab yang berinisial H bahwa: Kita menerapkan dua

kurikulum pertama Kurikulum K 13, kedua untuk kurikulum pelajaran

Agama itu dari persyarikatan Muhammadiyah dari Pimpinan Pusat (PP)

langsung karena sudah dibuat dari PP, baru-baru ini adanya workshop

oleh majelis Dikdasmen Wilayah, dan baru beberapa sekolah mengikuti

workshop mempersiapkan pembelajaran ISMUBA, adanya peraturan, jadi

seluruh sekolah Muhammadiyah sama silabusnya, standar proses,

standar kompetensi, kompetensi lulusan, standar isi, standar kelulusan,

standar penilaian, sudah dibuat oleh PP, kalau diperhatikan yang dibuat

oleh PP masih mengacu pada permendikbud No, 21, 22, 23, itu standar

Page 202: DISERTASI - Islamic University

181

SKL, standar isi, standar proses dan standar penilaian. Untuk KI dan KD

kalau dari umum itu berdasarkan Permendikbud No. 24 tahun 2016, jadi

khusus Al-Islam itu dari PP langsung. Ada perbedaan dari poin 24 dengan

apa yang kita buat oleh PP kita materinya lebih banyak, kemudian ada

beberapa materi yang sama, kita ada penambahan materi, kemudian KI

itu juga berbeda KI dan K2 yang mengenai sikap religius spiritual, sikap

spiritual, sikap sosial dan perbedaannya sedikit. Kalau dari pemerintah KI

dari pemerintah berdasarkan agama yang dianutnya, kalau kita dari

Muhammadiyah berdasarkan agama Islam dan Al-Qur’an dan hadits.391

Pengembangan silabus dapat disusun oleh guru secara mandiri,

karena guru yang bersangkutan telah mengenali karakteristik peserta

didiknya sendiri secara baik, sehingga pengembangan silabus yang

dilakukan oleh guru secara mandiri akan lebih mengena. Akan tetapi jika

pengembangan silabus tidak dilakukan oleh guru secara mandiri, maka

sekolah dapat memberikan fasilitas berupa pembuatan pengembangan

silabus di sekolah secara kolektif, atau juga tim MGMP mata pelajaran

dapat memberikan fasilitas berupa pembuatan pengembangan silabus

secara bersama-sama.

Di SMA Muhammadiyah 1 Palembang, untuk mata pelajaran IPA

dan IPS terpadu dan ISMUBA disusun secara bersama oleh guru yang

terkait. Sedangkan bagi SMA yang belum mampu mengembangkan

silabus secara mandiri mereka bergabung dengan SMA lainnya melalui

forum MGMP untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan

digunakan oleh sekolahnya dalam lingkup MGMP setempat. Selain itu,

Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan juga memfasilitasi

penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para

guru berpengalaman di bidangnya masing-masing. Untuk mata pelajaran

ISMUBA difasilitasi oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Kota

Palembang.

391 Wawancara, 20 Maret 2019

Page 203: DISERTASI - Islamic University

182

Kedua, kegiatan pembelajaran adalah kegiatan dalam

pembelajaran oleh guru dan peserta didik yang dilakukan secara bersama

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kegiatan

pembelajaran ini hendaknya dilakukan dengan cara yang fleksibel,

menyenangkan, sistematis dan sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.

Ketiga, evaluasi merupakan sebuah kegiatan di dalam

pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan untuk membuat

sebuah penilaian terhadap hasil belajar peserta didik dalam kurun waktu

tertentu. Dengan evaluasi pembelajaran ini, akan diketahui tingkat

ketercapaian peserta didik, sehingga akan dapat dilakukan tindakan

berikutnya kepada peserta didik yang telah mengikuti evaluasi

pembelajaran tersebut.

Jadi evaluasi pembelajaran dapat diartikan sebagai salah satu

kegiatan dalam pembelajaran yang dirancang untuk dapat mengetahui

perkembangan pembelajaran yang dilakukan peserta didik sehingga dapat

ditentukan proses kegiatan pembelajaran berkelanjutan yang akan

dilakukan peserta didik nantinya. Evaluasi pembelajaran juga berarti

penilaian hasil belajar, yaitu sebuah kegiatan yang bertujuan untuk

memberikan sebuah penilaian kepada peserta didik atas kompetensi

dasar yang telah dipelajarinya, apakah telah tuntas ataukah masih belum

tuntas.

Penilaian (assessment) merupakan sebuah langkah dalam

menggunakan berbagai macam alat penilaian untuk mengukur tingkat

ketercapaian pembelajaran peserta didik. Penilaian akan memberikan

jawaban atas tercapainya pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik,

apakah sudah mencapai kompetensi yang diharapkan ataukah masih

belum mampu mencapai kompetensi yang telah diharapkan.

Evaluasi pembelajaran ini mempunyai fungsi antara lain: Kurikuler

(merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur ketercapaian

tujuan pembelajaran), instruksional (merupakan sebuah alat untuk

Page 204: DISERTASI - Islamic University

183

mengukur ketercapaian tujuan dari proses pembelajaran), diagnostik

(merupakan sebuah alat untuk mengetahui kelemahan peserta didik,

penyembuhan atau untuk menyelesaikan berbagai kesulitan belajar

peserta didik)., placement (merupakan penempatan siswa sesuai dengan

minat, bakat dan kemampuannya) dan administratif BP (pendataan dari

berbagai macam permasalahan yang dihadapi siswa dan langkah

alternatif bimbingan dan penyuluhan).

Dari penjelasan tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang sebagaimana yang telah peneliti

jelaskan sebelumnya, baik mulai dari persiapan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, maupun evaluasi pembelajaran dapat

diketahui bahwa secara umum guru-guru SMA Muhammadiyah 1

Palembang telah melaksanakan seluruh proses pembelajaran tersebut

dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru SMA Muhammadiyah

1 Palembang telah memiliki kinerja yang baik.

Evaluasi pembelajaran ini mempunyai fungsi antara lain: Kurikuler

(merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur ketercapaian

tujuan pembelajaran), instruksional (merupakan sebuah alat untuk

mengukur ketercapaian tujuan dari proses pembelajaran), diagnostik

(merupakan sebuah alat untuk mengetahui kelemahan peserta didik,

penyembuhan atau untuk mnyelesaikan berbagai kesulitan belajar peserta

didik)., placement (merupakan penempatan siswa sesuai dengan minat,

bakat dan kemampuannya) dan administratif BP (pendataan dari berbagi

macam permasalahan yang dihadapi siswa dan langkah alternatif

bimbingan dan penyuluhanya).

Dari penjelasan tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang sebagaimana yang telah peneliti

jelaskan sebelumnya, baik mulai dari persiapan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, maupun evaluasi pembelajaran dapat

diketahui bahwa secara umum guru-guru SMA Muhammadiyah 1

Palembang telah melaksanakan seluruh proses pembelajaran tersebut

Page 205: DISERTASI - Islamic University

184

dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru SMA Muhammadiyah

1 Palembang telah memiliki kinerja yang baik.

d. Pengawasaan

Kepala sekolah adalah orang yang ditunjuk, diberi jabatan dan

wewenang secara penuh untuk membimbing dan memajukan sekolah

yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, sehingga sekolah tersebut

benar-benar memenuhi atau memiliki kualitas serta keunggulan yang

memuaskan. Dengan demikian bagaimana usaha yang dilakukan Kepala

sekolah baik penilaian dan pembinaan yang dilakukan, yang penting

tercapai tujuan pendidikan itu sendiri melalui pengawasan.

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang setiap ada kegiatan di

sekolah selalu mengadakan pengawasan terhadap guru dan staf serta

para murid dalam melakukan proses belajar mengajar. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh guru dan wakil sarana dan prasarana

yang berinisial AA berikut ini bahwa setiap kegiatan dalam proses belajar

mengajar yang ada di sekolah selalu di awasi oleh Kepala sekolah pada

saat pagi selalu mengontrol guru dan murid melalui CCTV dan juga

terkadang berkeliling ke ruang belajar, kemudian juga mengontrol

keadaan fisik bangunan. Jika terjadi kerusakan langsung berkoordinasi

dengan wakil sarana dan prasarana mengadakan perbaikan. Kegiatan

pengawasan yang dilakukan oleh Kepala sekolah memotivasi kami untuk

semangat dan giat dalam menjalankan tugas.392

Motivasi dalam bekerja sangat dibutuhkan oleh guru. Hal ini

ditegaskan melalui observasi peneliti di mana Kepala sekolah selalu

mengontrol para guru baik secara langsung maupun secara tidak

langsung, secara langsung dapat dilihat melalui CCTV dan secara tidak

langsung melalui tegur sapa di dalam bekerja. Jika terjadi suatu hal yang

tidak diinginkan beliau segera memanggil untuk menyelesaikan

392 Wawancara, 1 April 2019.

Page 206: DISERTASI - Islamic University

185

permasalahan tersebut.393 Observasi ini diperkuat dengan pernyataan

Kepala sekolah berinisial RS berikut ini: “Setiap kegiatan yang dilakukan

di sekolah ini, kami diawasi oleh pimpinan dan pengurus dan dibuat

laporannya secara tertulis. Dengan adanya pengawasan memastikan

bawahan bekerja dan berusaha memberikan hasil yang baik ditinjau dari

kualitas dan kuantitas setiap pekerjaan.394

Di lingkungan lembaga pendidikan yang terlibat sejumlah manusia

yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Usaha penilaian,

pembinaan, pengembangan, dan pengendalian lembaga pendidikan

tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari masalah metode dan alat

serta masalah manusianya sendiri yang baru mampu mewujudkan kerja

secara efektif. Oleh karena itu dalam usaha penilaian, pembinaan,

pengembangan dan pengendalian lembaga pendidikan tersebut sangat

diperlukan penerapan supervisi pendidikan.

Terkait dengan pengawasan, maka wakil Kepala sekolah yang

berinisial FT menjelaskan bahwa secara umum ada dua kegiatan supervisi

yang dilakukan disini yaitu pertama: supervisi yang dilakukan oleh Kepala

sekolah kepada guru. Secara rutin dan terjadwal Kepala sekolah

melaksanakan kegiatan supervisi kepada guru dan ada laporan yang

dibuat. Dalam prosesnya Kepala sekolah mendelegasikan wakilnya

memantau secara langsung ketika guru sedang mengajar. Kedua

supervisi yang dilakukan oleh pengawas Pembina sekolah yang sifatnya

rutinitas, bisa dilaksanakan mulai pembelajaran akademik baru atau di

akhir semester, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja guru.395

Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat dan dapat ditarik

suatu asumsi bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Kepala SMA

Muhammadiyah 1 Palembang memberikan dampak yang positif terhadap

kinerja yang dilakukan oleh guru dan karyawan.

393 Observasi, 8 April 2019. 394 Wawancara, 8 April 2019. 395 Wawancara, 15 April 2019.

Page 207: DISERTASI - Islamic University

186

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kinerja Guru di SMA

Muhammadiyah 1 Kota Palembang.

Pembahasan permasalahan ke-2 ini tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja guru SMA Muhammadiyah di Kota Palembang.

Dalam permasalahan ini akan dibagi menjadi dua, yaitu: Pertama,

menjelaskan tentang faktor-faktor yang dapat mendukung kinerja guru

SMA Muhammadiyah di Kota Palembang. Tujuan dari sub ini adalah untuk

mengetahui berbagai faktor yang merupakan pendukung kinerja guru

SMA Muhammadiyah di Kota Palembang semakin meningkat dengan

baik, diantaranya adalah karena faktor sudah terpenuhinya kesejahteraan

guru melalui pemberian gaji dan sertifikasi yang baik, faktor semangat

yang tinggi dari setiap guru, faktor adanya bakat dan minat dalam profesi

menjadi guru, faktor adanya motivasi untuk melakukan amal ibadah dan

mendapatkan pahala, faktor kompetensi guru yang sudah terpenuhi, faktor

sudah sesuainya kualifikasi pendidikan yang dimiliki oleh guru.

Kedua, menjelaskan tentang faktor-faktor penghambat kinerja guru

SMA Muhammadiyah 1 Palembang, tujuan dari sub ini adalah mengetahui

beberapa faktor yang yang dapat menjadi penghambat kinerja guru,

diantaranya faktor kesejahteraan guru, faktor penghargaan terhadap guru

yang masih kurang, faktor kemampuan atau kompetensi guru yang masih

kurang, faktor belum sesuainya kualifikasi pendidikan guru, dan profesi

guru bukanlah profesi pilihan dalam hidupnya, namun karena terpaksa

maka mereka memilih profesi guru tersebut. Dalam teori manajemen

pendidikan paling tidak harus mencakup 7M (Man, Money, Material,

Machine, Method, Market, Minute).

A. Faktor Pendukung Pengelolaan Kinerja Guru SMA

Muhammadiyah Kota Palembang.

Faktor pendukung kinerja guru yang paling penting adalah motivasi

guru itu sendiri. Kinerja seorang guru akan jauh lebih baik jika guru

mampu bekerja yang dilandasi dengan keikhlasan sebagai bentuk realitas

dari amal ibadah, tidak semata-mata materi belaka. Terkait dengan hal

Page 208: DISERTASI - Islamic University

187

tersebut, salah satu faktor yang dapat mendukung kinerja guru SMA

Muhammadiyah adalah adanya motivasi untuk amal ibadah dan

mendapatkan ridha Allah SWT. Karena itu, pada umumnya guru SMA

Muhammadiyah bekerja sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT

dengan cara berbagi ilmu.

Hal ini tercermin rangkuman wawancara dengan guru persyarikatan

Muhammadiyah sebagai berikut: Pada awalnya saya alumni SMA

Muhammadiyah dan menjadi ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Alasan saya menjadi guru karena saya ingin berbagi ilmu, apa yang saya

miliki dan saya peroleh baik selama jenjang sekolah maupun pengalaman

selama mencapainya. Motivasi yang membuat saya ingin menjadi guru

adalah karena saya ingin mengamalkan ilmu. Selain itu ketika melihat

kepolosan siswa-siswi yang ingin mengembangkan diri, saya akhirnya

terpanggil untuk dapat membantu mereka mencapai cita-citanya melalui

pendidikan. Dari sini saya termotivasi untuk selalu datang ke sekolah

untuk bertemu murid saya. Walaupun saya saat ini hanya seorang guru

SMA swasta. Saat ini tidak saya pikirkan seberapa uang yang diperoleh,

memang kadang tidak sebanding dengan pengorbanan tenaga dan

pikiran. Akan tetapi bagi saya menjadi seorang guru merupakan sebuah

aktivitas yang mulia, baik disisi manusia maupun disisi Allah SWT. Karena

itu, walaupun antara pengorbanan dan uang tidak sebanding, namun hal

ini saya anggap sebagai sebuah perjuangan yang mulai.396

Dari ungkapan salah satu kader Muhammadiyah yang guru SMA

Muhammadiyah yang berinisial HM, diperoleh beberapa keterangan yang

menjelaskan tentang motivasi ibadah dengan beramal dan berbagi ilmu

dapat dijadikan sebagai dasar semangat dalam memperbaiki kinerja guru

di SMA, diantaranya dapat dilihat dari hasil wawancara berikut: Saya

adalah guru Al-Qur’an Hadits sangat senang diberikan kesempatan untuk

mengembangkan ilmu kepada siswa, Karena menjadi seorang guru

adalah ladang ilmu dan ladang amal ladang ibadah dan lading dakwah, 396 Wawancara, 1 April 2019.

Page 209: DISERTASI - Islamic University

188

dan dapat mengaplikasikan ilmu kepada siswa, terutama ketika ada jam

tambahan untuk melatih siswa-siswi yang mempunyai bakat dibidang

Tilawah. Senang dengan dengan semangat siswa-siswa apalagi banyak

yang berprestasi dalam menghafal Al-Qur’an, tanpa dibayar pun, puas

tiada tara dan juga bangga., ... saya ingin mencerdaskan anak bangsa

sehingga mereka menjadi insan kamil (bertaqwa, beriman dan terampil),

... mengajar hobi saya, saya senang, sehingga saya tak pernah

merasakan apa itu bekerja karena panggilan hati nurani.397

Guru di SMA Muhammadiyah 1 ini, berdasarkan pengakuan guru

dari hasil kedua wawancara di atas, menunjukkan bahwa mereka menjadi

guru karena panggilan jiwa. Guru dengan tipe ini hatinya terpanggil

menjadi guru. Motivasinya menjadi guru karena ada bisikan dari hati

sanubari. Guru panggilan jiwa tampak dalam tanda-tandanya. Ia mengajar

dengan penuh semangat dan efektif (powerful). Ia tidak terfokus pada

imbalan yang didapatkan. Ada atau tidak ada upah, melangsungkan

proses pembelajaran baginya merupakan suatu kesenangan. Wajarlah

apabila guru ini disenangi rekan sejawatnya dan para siswanya.

Guru tipe ini hatinya selalu melekat dengan siswa. Fisiknya boleh

saja ada di luar sekolah, tetapi hati dan pikirannya tidak dapat dipisahkan

dari siswa. Ia amat disenangi para siswa karena memperhatikan

kebutuhan, kemampuan, dan masa depan mereka. Dalam proses

pendidikan, guru yang memiliki panggilan jiwa yang seperti ini selalu

berpihak pada nasib dan kepentingan anak-anak, yaitu kepentingan

pendidikan dan masa depan mereka.

Faktor pendukung lainnya yang meningkatkan kinerja guru-guru di

SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang adalah faktor banyaknya

motivasi orang tua terutama kader dari Muhammadiyah yang ingin

memasukan anaknya ke sekolah ini dengan alasan terhadap pendidikan

Muhammadiyah walaupun sekolah umum tetapi keagamaannya kuat,

terutama di bidang Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab, 397 Wawancara, 13 Maret 2019.

Page 210: DISERTASI - Islamic University

189

yang di unggulkan dan KBM Plus, dimana tujuannya untuk

mempersiapkan anaknya menjadi generasi yang paham agama dan

mempunyai prestasi belajar. Menurut Kepala SMA Muhammadiyah 1

Palembang tentang minat orang tua memasukkan anaknya ke sekolah ini

dibandingkan sekolah umum swasta lainnya pernyataan, Kepala sekolah

yang berinisial RUS sebagai berikut: Minat orang tua menyekolahkan

anaknya di SMA Muhammadiyah 1 Palembang nampaknya terus

meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini diantaranya dikarenakan di SMA

Muhammadiyah khususnya SMA Muhammadiyah 1 Palembang tidak

kalah dengan sekolah unggul baik Swasta lainnya, karena banyak

diajarkan ilmu pengetahuan agama, umum, dan keterampilan yang sama

dengan pelajaran sekolah umum yang sederajat, dan siswa-siswi dapat

melanjutkan ke perguruan Tinggi Negeri baik itu melalui jalur undangan

maupun melalui tes SBMPTN, dan tidak ketinggalan dalam ilmu agama

dan umum, sehingga banyak pengalaman yang dapat diambil selama

duduk di bangku sekolah, untuk masa depannya sehingga mampu tampil

ditengah masyarakat di sekitarnya dalam berbagai aspek ilmu

pengetahuan dan teknologi.398

Senada dengan hal tersebut, menurut penjelasan Ketua Majelis

Pendidikan Dasar Dan Menengah (DIKDASMEN) Pimpinan Wilayah

Sumatera Selatan yang berinisial HR, diperoleh keterangan sebagai

berikut: Berdasarkan data jumlah siswa menunjukkan bahwa jumlah

siswa di SMA Muhammadiyah 1 Palembang tiap tahunnya mengalami

peningkatan bahkan melebihi jumlah rombel yang telah ditetapkan oleh

DIKNAS, sehingga setiap tahun ajaran baru menerimah 12 Rombel. Hal

tersebut menunjukan bahwa animo masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya di SMA Muhammadiyah 1 Palembang masih banyak. Salah satu

alasannya adalah para orang tua kebanyakan menginginkan anaknya

menjadi orang yang beragama dan berguna di tengah-tengah masyarakat.

Kefahaman seperti ini sebenarnya menjadi faktor pendukung untuk 398 Wawancara, 29 Maret 2019.

Page 211: DISERTASI - Islamic University

190

memajukan sekolah Muhammadiyah ke depan karena kuatnya pendapat

masyarakat tentang ini.399

Hal ini juga didukung oleh ungkapan salah satu orang tua murid

SMA Muhammadiyah yang berinisial MT berikut: Sekarang ini berbeda

dengan zaman dulu, sungguh sangat memprihatinkan akhlak anak-anak

muda sekarang, jadi menurut saya menyekolahkan anak harus di sekolah

yang mempunyai keunggulan di bidang agama yang kuat, sebab ilmu

agamanya banyak, anak harus diajari agama untuk bisa mengerti

kebaikan, jika anak tidak tahu agama sama sekali apa jadinya umat Islam

kedepan, memang sih rata-rata sekolah swasta kurang maju jika

dibanding sekolah umum negeri lainnya, tetapi di SMA Muhammadiyah 1

Palembang ini menurut saya tidak kalah dengan sekolah model, unggulan

yang ada disini, tapi saya lebih memilih pendidikan akhlak yang baik untuk

anak saya karena budaya dan nuansa religious sekolah ini sangat

terkenal salah satunya siswa kelas diberi tugas untuk menyambut

kedatangan siswa lainnya dengan bersalam-salaman setiap pagi dan ini

saya lihat ketika saya mengantar anak saya, kemudian apapun yang

diajarkan guru di kelas, saya yakin masih lebih baik akhlaknya daripada di

sekolah umum, contoh masalah aurat, guru dan murid perempuan pasti

diwajibkan memakai kerudung, belum masalah yang lainnya lagi.400

Kemudian, melihat tingkat kelulusan dan nilai UNBK yang tinggi

serta banyaknya siswa yang diterima di perguruan tinggi Negeri maupun

swasta SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan, tidak kalah bila dibandingkan dengan sekolah

umum yang sederajat (SMA). Hal ini semestinya menjadi penyemangat

bagi pengelola pendidikan di sekolah. Dengan dukungan seperti ini

semestinya kinerja para gurunya perlu ditingkatkan, agar suasana

pembelajaran lebih menarik dan kepercayaan terhadap pendidikan di

399 Wawancara, 27 Maret 2019. 400 Wawancara, 1 April 2019.

Page 212: DISERTASI - Islamic University

191

sekolah lebih meyakinkan orang tua lagi. Guru-guru harus lebih

berdisiplin, berkompetisi, lebih profesional.

Karena itu kompetensi profesional dengan memiliki kinerja yang

baik perlu dimiliki oleh guru SMA, agar perkembangan SMA

Muhammadiyah 1 Palembang kedepan dapat semakin maju dan

berkembang dengan baik. Kinerja gurunya SMA Muhammadiyah 1

Palembang diharapkan dapat lebih tertib, lebih berdisiplin, lebih

menunjukkan karakter profesional. Semua hal tersebut perlu didukung

oleh fasilitas yang memadai yang disediakan oleh perserikatan. Selain

sarana dan prasarana sekolah yang baik dan menunjang, guru-guru di

SMA Muhammadiyah 1 Palembang juga perlu diperhatikan masalah

gajinya, sehingga mereka tidak mengalami masalah ekonomi lagi. Dengan

terpenuhinya gaji guru secara baik, maka seorang guru tidak akan lagi

kebingungan masalah-masalah ekonomi kehidupan mereka, sehingga

mereka akan dapat bekerja dengan baik, dari sini maka kinerja mereka

sebagai seorang guru dapat terus meningkat dengan baik.

Menyinggung masalah kompetensi guru SMA Muhammadiyah 1

Palembang dalam hal kinerja dalam proses pendidikan, bisa dilihat dalam

isi hasil wawancara dengan para guru di SMA Muhammadiyah 1

Palembang yang berinisial ES sebagai berikut:

Kami adalah guru PNS yang DPK, dan kami tahu bagaimana

menjadi guru yang baik, saya mengajar juga sesuai bidang studi saya,

saya juga mempersiapkan semua perangkat pembelajaran, saya juga

datang tepat waktu, saya menyadari ini adalah pekerjaan saya, rezeki

saya di sini, jadi sudah semestinya saya bekerja dengan baik sesuai

aturan yang berlaku, biar rezeki yang dimakan halal. Tapi masalah

pengajaran yang baik tidak hanya cukup memiliki guru yang baik kinerja

guru tetap harus didukung sarana prasarana yang baik, seperti gedung

sekolah, buku-buku, media dan lain-lain seperti akses internet

memudahkan kami mencari sumber pembelajaran. Alhamdulillah disini

Page 213: DISERTASI - Islamic University

192

sarana dan prasarana lengkap dan baik sehingga para guru bisa

memaksimalkan strategi dan metode mengajar yang ada.401

Dari komentar guru sekolah di atas ada beberapa poin yang dinilai

dari keadaan SMA ini yaitu; Guru yang PNS yang DPK bekerja dengan

sesuai standar yang sudah ditetapkan, bahkan bisa membawa nama baik

perserikatan untuk memajukan sekolah menyamai sekolah unggul yang

lain. Kesejahteraan guru PNS telah tercukupi dengan gaji dari pemerintah

juga diberikan tambahan gaji dari pihak persyarikatan, sarana dan

prasarana sekolah telah lebih lengkap karena disediakan persyarikatan.

Masih terkait dengan penjelasan tersebut, juga dapat dilihat dari

hasil wawancara kepada bapak yang berinisial AA berikut: Kinerja guru-

guru di SMA Muhammadiyah sini, tidak kalah dengan kinerja guru-guru di

sekolah negeri karena sebagian guru di sini PNS yang DPK, guru tetap

yayasan dan guru tidak tetap. Kedisiplinan guru baik, guru juga sudah

sangat profesional, motivasi guru cukup tinggi dalam mengajar,

kompetensi guru juga sudah mumpuni, guru mengajar berdasarkan profesi

pada bidang mata pelajaran sesuai bidang masing-masing. Tidak banyak

permasalahan di sekolah sini karena SMA Muhammadiyah 1 Palembang

termasuk sekolah favorit yang banyak diminati oleh masyarakat baik kota

maupun desa. Guru datang tepat waktu dan tidak terlambat guru yang

datang, budaya religius melekat dijiwa guru maupun siswa, walaupun

aktivitas sekolah dimulai jam 06.30, sekolah di sini termasuk SMA

Muhammadiyah 1 favorit di Kota Palembang, sehingga semua serba

mendukung.402

Menyangkut kinerja guru di sekolah SMA Muhammadiyah

sebagaimana penjelasan di atas adalah sudah sangat baik dan mampu

bersaing dengan sekolah yang favorit. Kondisi sekolah seperti ini tinggal

bagaimana mempertahankan promosi keluar dan berani mencanangkan

program sebagai sekolah yang religius dan unggul di Kota Palembang.

401 Wawancara, 17 April 2019. 402Wawancara, 17 April 2019.

Page 214: DISERTASI - Islamic University

193

SMA Muhammadiyah 1 Palembang seperti ini memiliki daya saing yang

tinggi dan tidak kalah dengan sekolah-sekolah negeri dan unggul. Kepala

sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dalam bekerja, dengan

komunikasi yang baik membuat suasana sekolah menjadi kondusif. dalam

menjalankan tugasnya sebagai manajer Kepala sekolah sudah

mempunyai kompetensi baik. Terkait dengan hal tersebut, pernyataan

Kepala yang berinisial RY memberikan keterangan sebagai berikut: Pada

intinya yang membuat SMA Muhammadiyah diminati itu karena para siswa

pada intinya ingin sekolah disini, disamping dukungan orang tua dan

sekolah ini sudah banyak mengeluarkan alumni yang berprestasi baik

dalam akademik maupun non akademik. Suasana sekolah ini mempunyai

ciri khas sendiri di samping sekolah-sekolah umum untuk mengejar nama

saja. Padahal di Sekolah Negeri kompetensi guru juga sudah mumpuni,

semua guru juga melaksanakan pengajaran sama seperti yang dilakukan

oleh guru-guru di sekolah umum. Guru juga sudah berdisiplin dalam

bertugas. Alumni disini juga banyak diterima di di Perguruan Tinggi Favorit

seperti di universitas Brawijaya, Universitas Padjadjaran, Universitas

Institut Teknologi Sumatera, Universitas Sriwijaya, UIN, UMP dan lain-lain.

Dan ini tergantung pada pilihan siswa, untuk diterima di perguruan tinggi

baik melalui jalur undangan dan dan Tes itu dikoordinir oleh pihak sekolah

terutama bidang kesiswaan dan kurikulum. Guru disini juga sudah sesuai

dengan standar kompetensi guru, bahkan mencapai 99 persen, bisa

dilihat dalam data. Artinya tidak ada permasalah di sekolah sini, jika ada

permasalahan guru terlambat itu karena masalah tertentu saja, bukan

karena disengaja, ataupun biasanya juga sudah memberitahukan kepada

Kepala sekolah terlebih dahulu mengenai penyebab keterlambatannya.403

Penjelasan Kepala sekolah tersebut menyoroti bahwa secara

umum masyarakat memandang bahwa nama asal sekolah sangat

dipertimbangkan dari pada pengajaran yang diberikan. Padahal saat ini

sudah banyak sekolah-sekolah yang maju dan siap bersaing dengan 403 Wawancara, 24 April 2019.

Page 215: DISERTASI - Islamic University

194

sekolah umum yang sederajat. Namun yang tetap menjadikan sekolah

negeri lebih lebih utama diminati daripada sekolah swasta adalah masih

munculnya anggapan dalam masyarakat bahwa orientasi pendidikan

sekolah swasta kurang berkualitas apalagi sudah menyangkut masalah

pekerjaan kedepan. Sedangkan orientasi pekerjaan ikut menentukan

kebijakan masyarakat dalam memilihkan sekolah untuk anaknya.

Begitu juga dalam budaya masyarakat, bahwa anak laki-laki

diharapkan menjadi kepala rumah tangga yang bertanggungjawab

terhadap keluarga, maka memerlukan pendidikan umum yang

memudahkannya mencari pekerjaan. Dengan demikian, menurut

pandangan masyarakat bahwa SMA Muhammadiyah memiliki

kelebihan di bidang pendidikan agama, akhlak/moral, sehingga

mempunyai keseimbangan anatara ilmu dunia dan akhirat dalam

bidang pengetahuan umum sebagai bekal mencari nafkah dan ilmu

agama mempersiapkan bekal untuk diakhirat. Oleh karena itu, maka

para orangtua lebih menyukai anak-anaknya sekolah di SMA

Muhammadiyah, di mana pelajaran agama dan umumnya lebih banyak

dan kualitasnya lebih baik, yang pada akhirnya lapangan kerja lebih

terbuka dan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi juga lebih memungkinkan. Keadaan ini menjadi

tantangan sekolah untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas

bidang studi umum dengan tetap mempertahankan kekuatan bidang

studi keagamaannya sebagai benteng moral dan sebagai ciri khas

pendidikan Muhammadiyah.

Dalam meningkatkan kualitas yang ada di sekolah, maka SMA

Muhammadiyah akan memiliki nilai jual yang tinggi dan diminati oleh

masyarakat. Peningkatan mutu sekolah dapat diupayakan dengan

berbagai macam cara, antara lain dengan memberikan iklim

pembelajaran yang baik, lengkapnya sarana dan prasarana sekolah,

adanya guru profesional yang memiliki kualifikasi pendidikan yang

sesuai serta memiliki kinerja sebagai guru secara baik. Melalui

Page 216: DISERTASI - Islamic University

195

beberapa hal tersebut, maka kualitas pendidikan di sekolah akan semakin

baik, dan SMA Muhammadiyah akan semakin diminati oleh masyarakat

karena memiliki daya saing pendidikan yang tinggi.

Terkait dengan kinerja dan kompetensi guru dalam upaya

peningkatan daya saing sekolah dapat dilihat dari wawancara guru yang

berinisial Y yakni: Mengenai kinerja guru sekolah di sini sudah bagus,

guru di sini mengajar sesuai dengan bidangnya. Di sini dari 93 guru sudah

sesuai dari standar kompetensi guru. Pokoknya kalau di SMA

Muhammadiyah ini insyaallah tidak banyak permasalahan dalam kinerja

guru, kami tahu karena ada juga guru di sini yang mengajar sudah lama

mengabdi di persyarikatan Muhammadiyah.404

Wawancara tersebut memberikan penjelasan terkait dengan

permasalahan yang menyangkut kinerja guru di sekolah, yaitu sistem

pengajaran di sekolah negeri dan swasta tetap berbeda daya dukungnya.

Berdasarkan pengalaman guru di sekolah negeri kemudian pindah ke kota

dan DPK di SMA Muhammadiyah tidak ketinggalan dari sekolah negeri

karena daya dukung lebih baik. Iklim pembelajarannya pun tetap baik.

Suasana di SMA Muhammadiyah dengan kondisi yang mendukung

membuat motivasi proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan

siswa nyaman. Sekolah merupakan suatu sistem yang dibangun dari

berbagai unsur yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan

yang utuh. Di dalamnya terdapat berbagai macam sistem sosial yang

saling berinteraksi menurut pola tertentu serta saling mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh lingkungannya sehingga membentuk perilaku dari hasil

hubungan individu dengan individu maupun dengan lingkungannya.

Interaksi yang ada di sekolah merupakan sebuah pola hubungan

yang saling mempengaruhi dan saling mendukung sebagai upaya dalam

mewujudkan visi dan misi sekolah. Untuk terciptanya interaksi yang bagus

di sekolah, baik antara guru dengan guru, guru dengan Kepala sekolah

dan guru dengan siswanya, maka perlu dibentuk sebuah pola interaksi 404 Wawancara, 29 April 2019.

Page 217: DISERTASI - Islamic University

196

dan pola iklim kerja yang kondusif. Iklim kerja yang kondusif akan sangat

mempengaruhi kinerja guru dan tercapainya visi-misi sekolah. Oleh

karena itu Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di sebuah lembaga

sekolah perlu mengupayakan sebuah manajemen pengaturan iklim

sekolah dengan baik, sehingga akan dapat mendukung tercapainya tujuan

dari sekolah tersebut.

Kondisi kerja atau Iklim kerja merupakan hal yang sangat penting

untuk diperhatikan di sekolah. Dengan kondisi kerja yang mendukung,

iklim sekolah yang mendukung terealisasinya program pembelajaran yang

baik, maka proses pembelajaran akan dapat berjalan dengan baik. Iklim

ini mencakup berbagai macam hal, antara lain budaya sekolah, kebiasan-

kebiasaan baik yang ada di sekolah, interaksi yang baik yang dibangun

dalam hubungan antara guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah,

dan guru dengan murid muridnya, serta antara sesama murid. Iklim

sekolah yang terkait dengan guru adalah keseluruhan sikap guru-guru di

sekolah terutama yang berhubungan dengan kesehatan dan kepuasan

mereka. 405

Iklim kerja bagi guru merupakan sebuah hubungan dari berbagai

macam faktor yang saling mempengaruhi, baik faktor pribadi, sosial dan

lingkungannya yang dapat mempengaruhi kinerja guru. Melalui

pembentukan iklim kerja bagi guru yang kondusif, maka kinerja guru akan

semakin meningkat dengan baik dan pada akhirnya akan dapat

meningkatkan mutu pendidikan dan mampu tercapainya tujuan pendidikan

yang diharapkan.

Iklim negatif merupakan sebuah kondisi yang kontradiktif dari nilai-

nilai kebaikan, sehingga akan membahayakan bagi kinerja guru, seperti

iklim kerja yang malas-malasan, tidak disiplin, dan tidak ada komunikasi

yang efektif baik antara guru dengan guru maupun antara guru dengan

peserta didiknya. Iklim negatif dapat menurunkan produktivitas kerja guru.

405 Sergiovanni, T.J., The Principalship of reflective Practice perspective, (Allyn and Bacon. Boston, 1991).

Page 218: DISERTASI - Islamic University

197

Iklim positif menunjukkan perilaku hubungan yang baik dan kondusif,

seperti saling menolong, dan menyelesaikan permasalahan sekolah

secara bersama-sama melalui musyawarah. Iklim yang positif ini

merupakan sebuah hubungan yang terjalin dengan baik antara personalia

pada umumnya dan guru khususnya. Terciptanya iklim positif di sekolah

bila terjalinnya hubungan yang positif juga antara berbagai stakeholder

yang ada di sekolah, baik antara Kepala Dengan gurunya, guru dengan

guru, maupun guru dengan murid.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Owens bahwa faktor yang

mempengaruhi iklim organisasi sekolah terdiri dari (1). Ekologi,

merupakan lingkungan fisik, antara lain bangku, gedung, alat-alat

elektronik, dan lain-lain, (2). Milieu merupakan interaksi sosial yang

terdapat di sebuah lingkungan, (3) Sistem sosial merupakan sebuah

sistem yang berjalan di sebuah lingkungan, seperti sistem komunikasi,

pola kerja, dan lain-lain, (4) Budaya yaitu nilai-nilai, kepercayaan, dan

norma yang dianut oleh orang-orang dalam organisasi.

Terbentuknya iklim lingkungan yang kondusif akan dapat

mempengaruhi kinerja guru, karena dengan iklim lingkungan yang baik

tersebut guru akan dapat berpikir dengan tenang dan berkonsentrasi pada

tugas yang sedang dilaksanakan. Kompetensi dan motivasi guru

memenuhi syarat dalam proses pembelajaran di sekolah. Pengajaran

akan pentingnya kepribadian yang baik sesuai yang dicontohkan oleh

guru menjadi daya tarik tersendiri bagi orang tua, yang akhirnya

menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Kompetensi kepribadian guru ikut

meningkatkan kinerja guru secara lebih baik. Hal tersebut seperti yang

disampaikan oleh Zakiah Darajat bahwa faktor yang sangat penting bagi

guru adalah kepribadiannya.

Kepribadian inilah yang akan menentukan apakah seorang guru

mampu memberikan sebuah contoh kepribadian yang baik, sehingga akan

dapat mempengaruhi perilaku murid-muridnya, ataukah tidak. Guru yang

memiliki kepribadian yang baik, secara tidak langsung akan ditirukan oleh

Page 219: DISERTASI - Islamic University

198

murid-muridnya, karena memang guru adalah seorang figur percontohan.

Tingkah laku dan kepribadian seorang guru, akan selalu diperhatikan oleh

murid-muridnya dan dari situ maka murid-muridnya tersebut akan

mengikuti tingkah laku sebagaimana yang gurunya lakukan. Sebagai

contoh, guru yang malas, tidak disiplin dan sering terlambat datang ke

sekolah, secara langsung maupun tidak langsung perilaku guru tersebut

akan terekam dalam otak bawah sadar murid-muridnya, dan pada

akhirnya akan mempengaruhi tingkah laku murid-muridnya tersebut.

Oleh sebab itu, kepribadian merupakan sebuah faktor yang sangat

menentukan keberhasilan dari lembaga pendidikan. Kepribadian seorang

guru dalam sebuah lembaga pendidikan tercermin dari sikapnya yang

selalu memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya, melakukan

pembimbingan dengan baik, bersikap dan berkomunikasi secara baik

antara guru maupun dengan murid-muridnya. Dengan memiliki

kepribadian yang baik tersebut, maka berarti seorang guru telah memiliki

kinerja sebagai seorang pendidik dengan baik. 406

Mengenai kinerja guru Kepala sekolah selalu menekankan agar

guru lebih profesional. Supervisi Kepala sekolah kami sangat bagus, guru-

guru juga sangat termotivasi dalam mengajar di kelas, hanya saja

memang masih ada kendala yang dihadapi, yaitu masalah guru yang

rumahnya jauh, perjalanan menuju sekolah terlalu padat, menyebabkan

kemacetan karena letak sekolah dalam satu komplek dengan sekolah TK,

SD, SMP, SMK, dan MA Aisyiyah. Masalah profesionalisme guru sudah

tidak diragukan lagi.407

Berkenaan dengan supervisi yang dilakukan oleh Kepala sekolah

hal-hal yang dipersiapkan adalah: karena Kepala sekolah merupakan

edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan

motivator (EMASLIM). Salah satu kompetensi Kepala sekolah adalah

406 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung: Abeta, 2013), hlm. 22. 407 Observasi, 20 Maret 2019.

Page 220: DISERTASI - Islamic University

199

supervisi kepada pekerjaan guru dan karyawan, sebelum melakukan

supervisi langkah yang dilakukan adalah mempersiapkan hal-hal yang

berkenaan dengan pembelajaran bagi guru, dan ini merupakan supervisi

yang secara tidak langsung yang diberitahukan kepada guru, contoh

mempersiapkan rencana pembelajaran, perangkat pembelajaran, strategi

penilaian. Dan untuk tenaga kependidikan memfasilitasi supervisi yang

dilakukan oleh kepala sekolah. Proses pelaksanaan supervisi

pembelajaran oleh kepala sekolah dimulai dari kegiatan pra observasi

yaitu kegiatan yang dilakukan supervisor dalam hal ini kepala sekolah

sebelum melakukan observasi secara langsung dalam proses pengajaran

yang dilakukan oleh guru dan siswa di kelas. Dalam tahap ini Kepala

sekolah telah melakukan perencanaan yang berkaitan dengan waktu

pelaksanaan observasi, sasaran observasi serta menyiapkan instrumen

dan teknik pelaksanaan observasi pembelajaran. Pada tahap ini juga

hampir tidak ada kendala-kendala yang terjadi sehingga semua kegiatan

pra observasi berjalan dengan baik.

Wawancara tersebut menjelaskan bahwa supervisi Kepala sekolah

sudah bagus dan kesejahteraan guru sudah memadai. Kompetensi dan

motivasi guru sudah baik di sekolah ini, dan didukung oleh pembiayaan

yang baik. Dalam hal ini menunjukan bahwa indikator kinerja guru di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang sudah baik.

B. Faktor Penghambat Pengelolaan Kinerja Guru SMA

Muhammadiyah 1 Kota Palembang

Kinerja guru SMA MUhammadiyah 1 Kota Palembang secara

umum sudah berjalan dan baik dalam proses pembelajaran di kelas.

Namun menurut pengakuan dari beberapa guru masih ada hal-hal yang

menjadi hambatan dalam proses pembelajaran.

Dilihat dari motivasi sebagai seorang guru, terkadang yang menjadi

faktor penghambat proses pembelajaran di sekolah adalah latar belakang

menjadi guru di sekolah berbeda-beda. Ada yang memang cita-citanya

menjadi guru, ada yang bukan karena keinginannya.

Page 221: DISERTASI - Islamic University

200

Tipe guru terpaksa/pekerja mungkin saja dapat melangsungkan

pekerjaannya dengan baik. Akan tetapi, jika waktu kerja habis, tipe guru

ini tidak mau mengabdikan dirinya untuk kepentingan pendidikan

(pembelajaran) apalagi jika tidak diberi upah. Motif yang mendorong guru

dengan tipe ini adalah honorarium yang ditawarkan. Oleh karena itu,

semakin kecil honor yang ia terima, semakin buruk pekerjaan yang ia

laksanakan. Tipe guru ini biasanya terlihat pada beberapa guru yang

kerjaannya sambilan dan masih berstatus tidak tetap. Misalnya, pagi hari

dia menjadi guru di sekolah A, siang harinya dia mengajar di sekolah B.

Walaupun jumlahnya tidak banyak, namun harus tetap diakui masih ada

sebagian guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang yang melakukan

pekerjaan sebagai guru karena terpaksa atau hanya sebatas pekerjaan

bukan sebagai panggilan jiwa.

Begitupun sebaliknya, bukan berarti semua guru yang berstatus

tidak tetap dan melakukan kerja ganda/ sambilan dapat dikategorikan tipe

guru yang terpaksa/ pekerja. Banyak juga guru-guru SMA Muhammadiyah

yang berstatus guru tidak tetap/ honorer yang melakukan tugasnya

sebagai pengajar dengan sungguh-sungguh karena panggilan jiwa.

Terkait dengan permasalahan-permasalahan yang dapat

mengakibatkan kurang optimalnya kinerja guru dalam lembaga pendidikan

baik karena disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal.

Faktor internal antara lain kompetensi diri sebagai guru dan juga motivasi

diri yang baik. Terkait dengan motivasi, maka banyak faktor yang dapat

menjadikan seorang guru termotivasi memiliki kinerja yang baik, antara

lain karena faktor ibadah, perjuangan, kemanusiaan, atau juga karena

faktor ekonomi, gaji dan sertifikasi. Sedangkan faktor eksternal antara lain

adanya kepemimpinan yang baik dari kepala sekolah, adanya pembinaan

guru yang baik dari pemerintah, serta terpenuhinya sarana-prasarana

sekolah yang dapat mendukung proses belajar mengajar yang baik.

Apabila faktor internal maupun faktor eksternal tersebut tidak dapat

terpenuhi dengan baik, maka seorang guru tidak akan memiliki kinerja

Page 222: DISERTASI - Islamic University

201

yang baik. Beberapa kasus yang terkait dengan faktor internal maupun

faktor eksternal yang terjadi pada guru-guru SMA Muhammadiyah 1

Palembang tersebut dapat dilihat rangkuman wawancara dengan guru

tidak tetap/honorer berikut: Menjadi guru itu adalah profesi pilihan dalam

hidup. Permasalahannya adalah ketika ekonomi tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan. Menjadi guru swasta yang belum sertifikasi

memang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, apalagi sudah

berkeluarga. Jadinya para guru di sini banyak yang kerja sambilan seperti

jualan, usaha dirumah. Itu dilakukan guru di sini sudah bertahun-tahun.

Akibatnya pengajaran guru yang bersangkutan sering terlambat. Tapi bagi

guru yang bisa mengatur waktu sebenarnya masih bisa tepat waktu.

Dari gambaran kinerja guru sekolah di atas, menunjukkan bahwa

perihal permasalahannya terletak pada masalah kesejahteraan guru.

Bagaimana guru bisa maksimal dalam mengajar jika keadaan ekonomi

keluarga tidak mencukupi. Keadaan ini menjadi suatu permasalahan bagi

sekolah bagaimana upaya sekolah dan persyarikatan untuk memberikan

kesejahteraan kepada guru. Dimana hal ini diungkapkan oleh guru yang

berinisial ID sebagai berikut: Kinerja guru yang bagus memang harus

didukung pengalaman dan kompetensi serta motivasi yang baik.

Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian dan lain-

lain. Motivasi sangat berhubungan dengan niat dan hasil kerja termasuk

kesejahteraan guru. Terkadang banyak permasalahan yang dihadapi

guru-guru di sekolah, yaitu umumnya masalah kesejahteraan guru, syarat

menjadi guru tetap yayasan, mengabdi kurang lebih 3 tahun bahkan ada

yang sudah 5 tahun, melalui penjaringan tes, aktif dalam kegiatan

pengajian yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah. Guru yang belum

sertifikasi memang boleh dibilang kehidupannya pas-pasan. Di sini guru

yang belum sertifikasi dari 93 orang guru ada 73 orang belum sertifikasi,

yang sudah sertifikasi baru 20 orang. Tapi upaya Kepala sekolah tetap

memperjuangkan kesejahteraan gurunya, dengan jumlah siswa yang

banyak sudah mendapat perhatian dari pimpinan.

Page 223: DISERTASI - Islamic University

202

Masih terkait dengan kesejahteraan guru SMA Muhammadiyah 1

Palembang, upaya yang dilakukan supaya keadaan ekonomi guru tidak

pas-pasan komentar dari guru yang berinisial KM berikut: Kinerja guru di

sini pada umumnya sudah cukup profesional. Guru di sini oleh masyarakat

secara luas dinilai baik, buktinya banyak orang tua menyekolahkan

anaknya di SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, kinerja guru-gurunya

sudah tidak diragukan lagi karena untuk menjadi guru di SMA

Muhammadiyah juga harus melalui proses seleksi. Kesejahteraan guru

disini sangat diperhatikan, SMA Muhammadiyah 1 Palembang memang

terkenal sekolah yang sudah berpengalaman dan diakui pemerintah di

Kota Palembang. Umumnya pendidikan agama sangat diprioritaskan.

Bahkan ada guru yang cukup bangga bisa mengajar di SMA

Muhammadiyah. Dari segi standarisasi kompetensi akademik para guru

kebanyakan sudah sesuai, walaupun banyak guru yang belum

disertifikasi, tapi setiap tahun ada yang disertifikasi.408

Dari hasil wawancara dengan guru di atas menunjukkan bahwa

pendidikan di SMA Muhammadiyah di atas sudah maju, termasuk sekolah

favorit di Kota Palembang. Sekolah ini urusan kinerja gurunya tentunya

sudah baik dan terkontrol. Perekrutan gurunya tentunya sudah melalui

proses seleksi. Gaji guru juga sudah sangat memadai dan dikelola satu

pintu. Bisa dikatakan sekolah di atas sudah mampu bersaing dengan

sekolah-sekolah maju lainnya.

Dari komentar guru-guru sekolah di atas ada beberapa poin yang

dinilai dari keadaan sekolah yaitu; sekolah di atas sudah cukup

berpengalaman dalam pembinaan sekolah. Kinerja gurunya juga sudah

baik, tapi tetap saja kalah dengan sekolah yang statusnya negeri. Sekolah

membaik setelah ada perbaikan oleh pengelola persyarikatan, artinya jika

pembinaan berlanjut, sekolah mampu meningkatkan profesionalitasnya

dan akan menjadi SMA favorit.

408 Wawancara, 26 April 2019.

Page 224: DISERTASI - Islamic University

203

Sebagai guru sekolah itu yang paling penting adalah kepribadian

yang baik itu yang diutamakan. Sekolah di sini keteladanan adalah di

nomor satukan. Jika kita mau mengajarkan kedisiplinan pada siswa,

tentunya gurunya sendiri ya harus berdisiplin. Penyampaian materi

pelajaran itu penting, tapi lebih penting lagi proses pembelajaran yang

baik itu yang utama. Buat apa anak pandai kalau dalam kesehariannya

akhlaknya amburadul. Murid di sekolah sini banyak kurang lebih hanya

1239 siswa, namun pembelajaran para guru yang mengajar tetap

semangat, semangat keagamaan dalam kehidupan sehari-hari sangat

tertanamkan di sekolah ini. Kepala sekolah kami adalah inovatif dikenal

masyarakat luas, jadi kewibawaan ini terbawa kepada guru-guru yang

mengajar di sini, kemudian murid-murid di sini juga mencontoh pada para

guru-guru. Masalah kesejahteraan guru diperhatikan. Peningkatan upah

per jam dari jam mengajar guru mampu meningkatkan kinerja para guru,

tambahan SPP siswa juga disadari dan disetujui Pimpinan Daerah

Muhammadiyah (PDM), dan wali murid. Guru disini juga sudah 20 orang

yang sertifikasi.409

Dari komentar guru-guru sekolah di atas ada beberapa poin yang

dinilai dari keadaan sekolah ini yaitu; kinerja guru ditingkatkan lewat

kompetensi kepribadian guru. Budaya keagamaan menjadi motivasi

ekstrinsik tersendiri. Kesejahteraan guru diperhatikan dan mampu

meningkatkan kinerja guru. Pengaruh kepemimpinan dan keteladanan

Kepala sekolah juga ikut mempengaruhi kemajuan sekolah.

Dari beberapa kejadian di atas menunjukkan ada beberapa faktor

yang menjadi pendukung dan penghambat kinerja guru di SMA

Muhammadiyah 1 Kota Palembang. Faktor pendukungnya yaitu, bahwa

masih banyak guru-guru SMA Muhammadiyah yang mengajar penuh

keikhlasan, karena panggilan jiwa, berjuang ingin memperjuangkan,

agama demi masa depan akhlak generasi umat Islam agar pendidikan

keagamaan tetap berlangsung. Hal inilah yang menjadikan pendidikan di 409 Rangkuman Wawancara, 2 Mei 2019.

Page 225: DISERTASI - Islamic University

204

SMA Muhammadiyah 1 Palembang berlangsung berpuluh-puluh tahun

walaupun kondisi ekonomi kesejahteraan guru sudah terperhatikan.

Faktor penghambatnya yaitu masih banyak guru di sini yang belum

menjadi guru tetap yayasan, sehingga kesejahteraan mereka tidak sama

yang ia dapatkan dengan status guru tetap yayasan. Tetapi dengan

kondisi itu masih tetap semangat mengajar dengan penuh harapan untuk

diangkat menjadi guru tetap.

Kondisi guru khususnya pada SMA Muhammadiyah 1 Kota

Palembang dilihat dari segi kuantitas yang masih sudah ada

keseimbangan rasio antara jumlah guru dan murid, kemudian dari segi

kualitas dan keprofesionalan tenaga pengajar di mana yang mengajar

masih banyak yang belum mendapatkan sertifikasi. Disamping itu, dari

hasil observasi peneliti di lapangan dapat diketahui masih ada guru-guru

SMA Muhammadiyah 1 Palembang yang berlatar belakang motifnya

bermacam-macam seperti untuk menanti pengangkatan pegawai negeri,

mengisi waktu luang setelah tamat kuliah, berdakwah dan sebagainya.

Hal tersebut seperti terungkap dari hasil wawancara dengan seorang guru

honorer di SMA Muhammadiyah 1 Palembang yang berinisial SA sebagai

berikut: Masih banyak guru swasta yang mengajar di sekolah belum

sertifikasi. Setiap tahunnya kuota sertifikasi khususnya bagi guru agama

non PNS sekolah yang bernaung di bawah Kementerian Agama

(Kemenag) sangat sedikit jika dibandingkan dengan kuota yang diperoleh

guru yang bernaung dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud).410

Terkait dengan gaji guru tersebut, maka sertifikasi guru merupakan

sebuah langkah strategis yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya

peningkatan kinerja guru. Dengan sertifikasi, maka akan dapat

meningkatkan motivasi guru untuk memperbaiki kinerjanya. Namun

permasalahan di lapangan, ternyata masih banyak guru SMA

Muhammadiyah yang belum tersertifikasi. Kondisi ini juga diakui oleh 410 Wawancara, 23 April 2019.

Page 226: DISERTASI - Islamic University

205

Ketua Majelis Dasar dan Menengah (DIKDASMEN) Muhammadiyah

Provinsi Sumatera Selatan yang berinisial HR yang menyatakan bahwa:

Untuk sertifikasi guru, maka seorang guru harus memiliki jam

mengajar sebanyak 24 jam mengajar, selain itu bagi Guru Tetap Yayasan

(GTY) juga harus memiliki SK dari yayasan yang bersangkutan,

sedangkan bagi Guru Tidak Tetap yang ada di sekolah Negeri juga harus

memiliki SK dari Bupati atau Gubernur. Hal tersebut semakin mempersulit

khususnya guru-guru sekolah swasta untuk mendapatkan sertifikasi

karena kebanyakan mereka berstatus guru tidak tetap.411

Dari beberapa wawancara tersebut dapat diketahui bahwa masih

banyak guru swasta yang mengajar di sekolah belum sertifikasi. Setiap

tahunnya kuota sertifikasi khususnya bagi guru non PNS sekolah yang

bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) lebih banyak jika dibandingkan dengan kuota yang

diperoleh guru yang bernaung Kementerian Agama (Kemenag).

Berdasarkan paparan data sebagaimana telah diuraikan di atas,

dapat diketahui bahwa masih terdapat kurang optimalnya kompetensi

profesional guru-guru SMA Muhammadiyah. Hal tersebut tentunya akan

berdampak pada kurang optimalnya pula tingkat kinerja guru yang pada

akhirnya dapat mengurangi mutu sekolah yang bersangkutan. Kinerja

guru yang kurang baik dapat berakibat pada lemahnya mutu pendidikan,

begitu juga sebaliknya kinerja guru yang baik akan dapat meningkatkan

mutu pendidikan.

411 Wawancara, 24 April 2019.

Page 227: DISERTASI - Islamic University

206

3. Efektivitas, Efisien Pengelolaan dalam Peningkatan Kinerja Guru

di SMA Muhammadiyah Kota Palembang.

Efektivitas, Efisien pengelolaan dalam peningkatan kinerja guru di

SMA Muhammadiyah Kota Palembang adalah:

1) Perencanaan dalam Peningkatan Kinerja Guru

SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang mempunyai rencana dan

program kerja untuk meningkatkan kualitas pendidikan, peningkatan

kualitas guru sebagaimana pernyataan RUS sebagai berikut: “Di sekolah

yang saya pimpin ini, dalam merencanakan program-program peningkatan

kinerja guru dilakukan rapat tingkat pimpinan terlebih dahulu. Program

yang diarahkan seperti peningkatan kompetensi dan tanggung jawab

mengajar, honorium, pengembangan diri melalui pelatihan, workshop,

seminar, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan bekerja sama

dengan ahli psikologi.412

Wawancara di atas menjelaskan bahwa Kepala SMA

Muhammadiyah 1 Palembang melibatkan guru-guru dalam melakukan

perencanaan yang dilakukan dalam rapat atau musyawarah kerja yang

dilaksanakan pada awal tahun pelajaran. Para guru diberi kesempatan

untuk menyampaikan ide dalam rapat tersebut untuk menentukan

program-program kerja kedepan. Oleh karena itu, guru terlibat aktif dan

partisipatif dalam menentukan kebijakan. Dan program kerja termasuk

perencanaan kinerja guru ke depan. Dengan tindakan tersebut,

perencanaan kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang

memenuhi unsur keadilan atau sering kita sebut manajemen partisipatif.

Perencanaan kerja adalah inti manajemen karena semua kegiatan

organisasi bersangkutan didasarkan pada rencana. Hal tersebut sesuai

dengan penjelasan MH, Wakil bidang keagamaan (ISMUBA) yang

mengatakan bahwa dalam merencanakan kegiatan apapun terlebih

dahulu diniati ikhlas karena ibadah kepada Allah dan mencari ridho-Nya.

Sehingga sebelum memutuskan suatu tindakan yang akan dikerjakan, 412Wawancara, 2 Mei 2019.

Page 228: DISERTASI - Islamic University

207

terlebih dahulu mencari hidayah dari Allah dengan jalan bermusyawarah

dan dipikirkan secara matang dan memutuskan dengan pertimbangan

untuk memperoleh kemanfaatan yang besar baik bagi diri masing-masing

individu maupun bagi sekolah. Guru diarahkan untuk meningkatkan

kinerja semata-mata karena Allah SWT dan membantu SMA

Muhammadiyah 1 Palembang mengembangkan diri. Kompetensi guru

ditingkatkan melalui diskusi teman sejawat secara semi formal di luar

kelas/kantor, merencanakan penganggaran yang cukup untuk kebutuhan

operasional mengajar guru, karena guru digaji melalui Pimpinan Daerah

Muhammadiyah (PDM).413

Tertanamnya nilai-nilai keagamaan yang tercermin dalam kegiatan

perencanaan meliputi: niat suci, ikhlas kepada Allah, berharap hanya Allah

dan mencari kemanfaatan bagi sesama dan juga dapat dijadikan sebagai

tolok ukur dan implementasikan kedalam perencanaan bidang sumber

daya manusia diawali penetapan tujuan kinerja yang meliputi sesuai

dengan tujuan lembaga.

Perencanaan kinerja guru sangat terbantu dengan adanya sarana

dan prasarana. Hal ini diketahui dari wawancara peneliti dengan wakil

sarana dan prasarana SMA Muhammadiyah 1 Palembang yang berinisial

AA bahwa: “Perencanaan peningkatan kinerja guru selama ini sangat

terbantu dengan adanya sarana dan prasarana seperti buku-buku yang

tersedia, ruang kelas yang representatif, sarana ibadah yang lengkap,

sehingga membuat guru bekerja dengan baik sesuai dengan

tupoksinya.414

Keberadaan sarana dan prasarana di SMA Muhammadiyah 1

Palembang sangat diperlukan dan mendukung Kepala sekolah bagi

efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah dalam mengajar. Wawancara

dengan MM, salah seorang guru SMA Muhammadiyah dikatakan bahwa:

Kepala sekolah selalu melibatkan wakil-wakil Kepala dalam perencanaan

413 Wawancara, 3 Mei 2019. 414 Wawancara, 3 Mei 2019.

Page 229: DISERTASI - Islamic University

208

dalam rangka pengelolaan kinerja guru, kemudian wakil-wakil Kepala

Dibantu dengan asisten-asistennya untuk merealisasikan program kerja

yang telah dibuat.415

Alasan lembaga pendidikan menerapkan pengelolaan kinerja guru

sangat variatif, tergantung dari apa yang akan dicapai. Umumnya alasan

mereka adalah untuk meningkatkan efektivitas lembaga, memotivasi guru

dan karyawan, mendukung pelaksanaan total quality management (TQM).

Dan terutama untuk meningkatkan kinerja guru yang mempunyai etika

yang baik (akhlakul karimah). Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa

tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa

tanggung jawab moral di pundaknya. Semua itu akan terlihat kepada

kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruan, di

dalam kelas dan tugas pendidikannya di luar kelas.

Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga

pendidikan secara efektif dan efisien para manajer sebagai Kepala

sekolah merupakan kunci utama dalam rangka mencapai tujuan itu

semua, hendak berorientasi pada peningkatan kinerja guru. Dalam hal ini

keberadaan guru haruslah diperhatikan, karena menyangkut masa depan

siswa kedepannya. Oleh karena itu, kepala SMA Muhammadiyah 1

Palembang selama ini sudah mempunyai perhatian terhadap para guru,

misalnya apakah guru itu masih layak atau tidak untuk mengajar,

profesional atau tidak, mempunyai sifat santun atau tidak, taat

menjalankan ibadah atau tidak dan bagaimana cara mengelola guru agar

menjadi lebih baik demi kemajuan mutu pendidikan di sekolah yang

dikelolanya sesuai dengan tujuan pendidikan Muhammadiyah.

Pimpinan sebagai manajer memberikan petunjuk dan rencana

untuk meningkatkan kinerja guru, mengenai tugas pimpinan selama ini,

berikut wawancara dengan BW, salah satu guru mengatakan bahwa

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang memiliki peran yang besar

dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala sekolah untuk mengelola 415 Wawancara, 13 Mei 2019

Page 230: DISERTASI - Islamic University

209

SMA Muhammadiyah ini, sehingga guru bisa berkualitas melaksanakan

kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Peningkatan kinerja guru penting

bagi SMA Muhammadiyah 1 Palembang karena bagian dari Amal Usaha

Muhammadiyah (AUM) mempersiapkan kader yang tertuang dalam tujuan

pendidikan Muhammadiyah jangka panjang.416

Perencanaan untuk meningkatkan kinerja guru di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang sudah ada karena bagian dari kader yang

tertuang dalam tujuan pendidikan Muhammadiyah jangka panjang.

Rencana yang ada banyak diarahkan ke persyarikatan Muhammadiyah.

2) Pengorganisasian dalam Peningkatan Kinerja Guru

Kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan dan

meningkatkan nilai mental, moral, fisik, karakteristik dan keteladanan

Kepala melalui sikap, perbuatan dan perilaku termasuk penampilan kerja

dan fisik. Wawancara dengan PA, SMA Muhammadiyah 1 Palembang

dimana mengatakan pihak sekolah dan kebijakan pimpinan daerah

Muhammadiyah (PDM) mempekerjakan dan mengangkat guru tetap

(GTY) di sekolah ini sesuai dengan lama masa mengajar dan pengalaman

di bidangnya. 417

Guru yang berkompeten tentu dimulai dari rekrutmen yang benar

sesuai bidang dan pendidikannya. Guru yang berkompeten bisa didapat

dengan adanya rencana di awal penyelenggaraan pendidikan dan

pembelajaran. Setelah melakukan perencanaan yang matang, Kepala

sekolah bekerjasama dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)

melakukan pengadaan guru tetap yayasan (GTY). Menurut ED wakil

Kepala sekolah mengatakan bahwa semua guru yang ada di sini adalah

hasil rekrutmen perserikatan dengan memperimbangkan pengalaman,

416 Wawancara, 14 Mei 2019. 417 Wawancara, 14 Mei 2019.

Page 231: DISERTASI - Islamic University

210

pendidikan, alumni, usia dan masa kerja, serta loyalitas terhadap

organisasi Muhammadiyah.418

Analisis jabatan dan pekerjaan mutlak diperlukan untuk

memperoleh gambaran guru yang dicita-citakan atau yang diharapkan,

posisi jabatan, pekerjaan, dan dapat menghindari tumpang tindihnya

pekerjaan dan tugas serta kelebihan tenaga/guru di SMA Muhammadiyah

dapat mengalami kerugian, lebih ED lanjut wakil kepala sekolah bidang

humas menjelaskan bahwa proses perekrutan guru, kami lakukan dengan

wawancara dan pendekatan personal untuk memastikan calon guru

sesuai dengan kebutuhan SMA Muhammadiyah 1 Palembang dan semua

lulusan Strata Satu (S1) bahkan sudah ada yang Strata Dua (S2).419

Distribusi guru dilakukan dengan mempertimbangkan masa

pengabdian dan pengalaman masa kerjanya. 93 orang guru bekerja di

SMA Muhammadiyah 1 Palembang diorganisasikan pada bidang

tugasnya masing-masing. Sedangkan untuk setiap wakil Kepala sekolah

untuk mempermudah pekerjaannya dibantu oleh beberapa asisten, contoh

wakil kurikulum ada empat asisten yang membantunya bidang Data

Dapodik siswa, bidang evaluasi, bidang kompetensi siswa, bidang

penilaian. Kemudian wakil Al-Islam Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab

juga, ada bidang Retorika, Tahfidz Al-Qur’an, Ibadah Praktis dan

Khutbah.420 Hal ini juga didukung berdasarkan pengamatan peneliti

terhadap wakil kepala sarana dan prasarana, dalam menjalankan

pekerjaan dia juga dibantu oleh sistennya terutama dalam pengkodean

barang, dan penomoran barang yang ada disekolah, serta pendataan

barang yang masih layak pakai.421 Seorang pemimpin pendidikan formal

maupun non-formal hendaknya mampu untuk memimpin para staf

pengajar dan staf lainya dalam organisasi tugas kerja masing-masing

setiap hari.

418

Wawancara, 23 Mei 2019. 419 Wawancara, 23 Mei 2019. 420 Observasi, 22 Mei 2019. 421 Observasi, 24 Mei 2019.

Page 232: DISERTASI - Islamic University

211

3) Pelaksanaan dalam Peningkatan Kinerja Guru

Terkait dalam pelaksanaan peningkatan kinerja guru upaya yang

dilakukan oleh Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang adalah

memberikan motivasi kepada semua guru yang menjalankan tugasnya

masing-masing secara kompeten, selalu bertanggung jawab dan selalu

mengembangkan diri dengan ikut serta dalam pelatihan, seminar,

workshop, pengajian bulanan yang diselenggarakan baik dari sekolah

maupun dari persyarikatan Muhammadiyah.

Berdasarkan upaya peningkatan kinerja guru SMA Muhammadiyah

1 Palembang tindakan tindakan yang dilakukan adalah: Pertama

diarahkan pada pembenahan kinerja guru tujuannya untuk mengetahui

upaya-upaya yang dilakukan antara lain: diklat, upgrading, dan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) upaya yang dilakukan

lembaga, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun Majelis

Pendidikan Dasar dan Menengah (DIKDASMEN). Kedua, Dalam

peningkatan kinerja guru sekolah melalui kompetensi dan motivasi.

Pertama, terkait dengan kompetensi, maka kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kedua,

terkait dengan motivasi, maka hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi

seorang guru adalah spirit atau dorongan dan semangat untuk bekerja,

responsible atau tanggung jawab terhadap tugas, interest atau minat

terhadap tugas, dan appreciation atau penghormatan terhadap tugas

guru. Kedua faktor yaitu kompetensi dan motivasi tersebut adalah faktor

yang dapat dijadikan sebagai sarana dalam peningkatan kinerja seorang

guru. Secara teknis, langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dan

pihak-pihak yang terkait dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan

tenaga kependidikan di sekolah di kota Palembang, dapat dilakukan

dengan beberapa hal sebagaimana penjelasan berikut:

Page 233: DISERTASI - Islamic University

212

1. Peningkatan Kinerja Guru Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS)

Langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah maupun

berbagai macam pihak yang terkait untuk peningkatan kinerja guru di

sekolah, sebenarnya sudah dilakukan. Begitu juga Dinas Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan dan Dikdasmen juga telah melakukan

berbagai macam upaya untuk meningkatkan mutu guru maupun

pendidikannya yang ada di Kota Palembang. Sebagai contoh

pembinaan-pembinaan yang dilakukan oleh organisasi profesional guru

seperti MGMP, khusus guru sekolah, Musyawarah Kerja Kepala

Sekolah (MKPS), dan berbagai pelatihan serta diklat peningkatan mutu

sekolah juga ditempuh guna pembinaan pendidikan di sekolah.

Wawancara dengan FT wakil kurikulum Untuk meningkatkan kinerja

tenaga pendidik karena memang semuanya paling rendah S1. Dalam

menerapkan standar pendidik kita berusaha meningkatkan kompetensi

kawan-kawan secara kontinyu untuk selalu bisa memperbaharui

ilmunya kita usahakan kalau ada peluang kita kirim untuk mengikuti

workshop, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), workshop atau

pelatihan guru kejuruan ke tingkat Provinsi. Kadang diadakan disini

sering diadakan disini, kita kan ada aula jadi kita ada kepengurusannya

kemudian di undanglah guru-guru. Dia sama dia aja atau kita

datangkan sebagai narasumber. Berbagi ilmu nanti kawan-kawan itu

bisa sharing nanti bisa. Si A kesulitan mengajar tapi si B tidak, jadi bisa

berbagi ilmu. Begitu juga untuk mata pelajaran Al-Islam,

Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab.422

Guru dapat meningkatkan kinerjanya dengan adanya program yang

diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan dan

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (DIKDASMEN) Wilayah

422Wawancara, 27 Mei 2019.

Page 234: DISERTASI - Islamic University

213

Muhammadiyah Sumatera Selatan dalam menambah ilmu

pengetahuan, serta bisa berbagi ilmu antara satu dengan yang lainnya.

Wawancara dengan BK pengawas Pembina Kementerian

Pendidikan dan kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan , upaya yang

dilakukan meningkatkan mutu di sekolah, yaitu: Dalam rangka untuk

meningkatkan mutu sekolah, dari setiap guru sekolah kami instruksikan

untuk diadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), guna

mewadahi kegiatan profesional guru mata pelajaran sejenis.

Diharapkan kegiatan ini mampu menumbuhkan kegairahan dalam

upaya meningkatkan mutu guru dalam kegiatan KBM, menyetarakan

kemahiran guru, mendiskusikan permasalahan guru sehari-hari,

membantu guru mendapatkan informasi terkait dengan keilmuan, dan

saling berbagi pengalaman.423

Beberapa kegiatan dalam upaya pembinaan profesional guru

tersebut ditempuh guna semakin meningkatkan kualitas pendidikan di

sekolah. Dalam kegiatan MGMP, Wawancara HR Majelis Pendidikan

Dasar dan Menengah (DIKDASMEN) Pimpinan Wilayah

Muhammadiyah, bisa ditempuh dengan pelaksanaan, yaitu: Kemudian

kita koordinasikan dari semua MGMP di kota Palembang,

menyebarluaskan tingkat sanggar ke tingkat sekolah, mendiskusikan

saran-saran dan pendapat yang ada untuk diatasi permasalahannya,

dan kalau perlu kita laporkan ke tingkat-tingkat Provinsi tentang

kegiatan yang diselenggarakan.424

Beberapa kegiatan terkait dengan upaya untuk meningkatkan

kinerja guru, seperti MGMP, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah

(MKKS) tersebut akan dapat dijadikan sebagai media dalam

peningkatan kinerja dan profesionalitas guru di Kota Palembang.

Karena itu, diperlukan suatu wadah yang dapat meningkatkan dan

mengembangkan kompetensi. Organisasi itu dibentuk karena sebagai

423

Wawancara, 6 Juni 2019. 424 Wawancara, 13 Juni 2019.

Page 235: DISERTASI - Islamic University

214

salah satu kriteria jabatan profesional, jabatan profesi harus

mempunyai wadah untuk menyatukan gerak langkah dan

mengendalikan keseluruhan profesi, yakni wadah profesi.

MGMP sebagai organisasi guru yang mewadahi kelompok mata

pelajaran secara profesional, terprogram, dan diarahkan untuk dapat

menjadi organisasi peningkatan kompetensi guru secara nasional.

Tujuan dari berdirinya MGMP seharusnya guru dapat memanfaatkan

dan ikut berpartisipasi dalam wadah tersebut, akan tetapi semua guru

belum menyadari hal itu. Melalui MGMP, guru dapat memecahkan

berbagai permasalahan yang dihadapinya dalam melaksanakan

fungsinya secara efektif. Memanfaatkan wadah profesi guru tersebut

guru dapat bertukar pengalaman dan saling berbagi sesama guru

sehingga dapat mengembangkan kompetensi guru dan menjadikannya

guru profesional.

MGMP sebagai wadah untuk mengembangkan kualitas guru, maka

peningkatan mutu MGMP adalah keperluan yang mendesak untuk

segera direalisasikan. Berbagai usaha untuk meningkatkan mutu

MGMP sudah dilakukan, antara lain dengan berbagai kegiatan

peningkatan mutu guru melalui diklat, seminar, lokakarya dan lain-lain

yang semua itu diadakan oleh organisasi MGMP. MGMP menjadi

sarana yang sangat efektif dalam meningkatkan kualitas kompetensi

dan mutu guru, hal ini karena memang MGMP merupakan wadah

organisasi guru dalam kelompok mata pelajaran yang berfungsi untuk

melakukan diskusi, musyawarah, tukar-menukar keimanan, dan lain

sebagainya.

Oleh karena itu, MGMP mempunyai peran yang penting dalam

upaya peningkatan kompetensi guru, serta dapat dijadikan

pengembangan kompetensi guru khususnya kompetensi profesional

sehingga akhirnya kinerja dari guru tersebut juga akan meningkat lebih

baik. Inilah pentingnya organisasi guru, seperti MGMP perlu terus

Page 236: DISERTASI - Islamic University

215

ditingkatkan keberadaannya sebagai upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan sekolah Muhammadiyah Sumatera Selatan.

2. Pembinaan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan dan Majelis Pendidikan Dasar Dan Menengah (DIKDASMEN) dalam Peningkatan Kompetensi Guru

Dinas pendidikan harus selalu memberikan bimbingan kepada

kepala sekolah dan segenap guru di semua Sekolah Menengah Atas

baik yang negeri maupun swasta untuk terus meningkatkan mutu

pendidikan di lembaganya masing-masing. Terkait dengan

kesejahteraan guru, seleksi perekrutan guru dan peningkatan

kompetensi guru juga harus selalu mendapatkan perhatian yang serius

guna peningkatan mutu sekolah kedepan. Terkait dengan hal tersebut,

Pengawas Pembina Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan juga

telah mencanangkan program-program peningkatan kualifikasi guru,

seperti yang dijelaskan pengawas Pembina Provinsi yang berinisial BK

selanjutnya, yaitu: Dalam rangka meningkatkan kinerja guru sekolah

dari aspek kualifikasi mandiri, yaitu dengan program bea siswa kuliah

bagi guru sekolah yang berprestasi. Program-program bantuan ke

pemerintah provinsi tentang beasiswa guru-guru sekolah. Bagi guru

yang sudah memadai gajinya perlu mengambil program peningkatan

kualifikasi mandiri, seperti kuliah strata dua (S2). Upayanya yaitu

dengan penyuluhan tentang kesadaran peningkatan pelaksanaan tugas

guru secara profesional.425

Lebih lanjut Pengawas Pembina tingkat Provinsi Sumatera Selatan

juga menjelaskan tentang pentingnya program kualifikasi guru oleh

pemerintah pusat, yaitu: Berkenaan dengan adanya ketentuan tentang

kualifikasi minimal seorang guru pada jenjang pendidikan menengah,

guru yang belum mencapai pendidikan setingkat S1, diharapkan segera

meningkatkan kualifikasinya, di mana untuk menjadi guru kualifikasi

425 Wawancara, 17 Mei 2019.

Page 237: DISERTASI - Islamic University

216

pendidikan minimal adalah S1. Program penyetaraan guru Sekolah

Menengah Atas lebih diutamakan mengingat masih ada guru

Menengah Atas yang belum sarjana strata satu, masih D3. Kami dari

Dinas Provinsi melakukan program kualifikasi guru dengan cara

kerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu(LPMP), perguruan

tinggi negeri maupun swasta untuk program kualifikasi guru, dengan

biaya separuh dari pemerintah, dan separuhnya lagi dari guru itu

sendiri, karena program seperti ini lebih mendudukkan guru pada posisi

yang lebih bermartabat, dari pada mengandalkan pemerintah saja426

Menyinggung tentang pentingnya peningkatan mutu pendidikan

melalui kinerja guru, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang berinisial HR juga menjelaskan

sebagai berikut: Mutu pendidikan dipengaruhi oleh bayak faktor. Faktor

yang satu berpengaruh pada faktor yang lainnya. Tapi menurut saya

faktor yang paling penting adalah guru, karena bagus tidaknya proses

belajar-mengajar di dalam kelas banyak dipengaruhi oleh guru. Guru

seperti kurikulum tersembunyi, karena sikap dan dan tingkah lakunya,

penampilan profesionalnya, kemampuan individualnya dan apa saja

yang melekat padanya, akan diterima oleh peserta didik sebagai contoh

untuk diteladani atau dijadikan pembelajaran. Untuk itu guru juga harus

didukung dengan program-program untuk menjamin kualitas sebagai

guru.427

Adapun upaya lain yang dilakukan Diknas Provinsi Sumatera

Selatan untuk meningkatkan kinerja guru sekolah adalah berusaha

mengadakan penyuluhan kepala sekolah tentang pentingnya mutu

pendidikan sekolah. Dalam beberapa pertemuan seperti pada

Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), dalam hal ini kepala

sekolah. Pihak Dinas Pendidikan menganjurkan beberapa penekanan

seperti dalam pengelolaan sekolah hendaknya memperhatikan

426 Wawancara, 18 Mei 2019. 427Wawancara, 22 Mei 2019.

Page 238: DISERTASI - Islamic University

217

kesejahteraan guru, profesionalitas guru, dan peningkatan karir guru

dengan peningkatan kompetensinya melalui diklat, workshop, dan

sebagainnya. Hal ini sebagaimana dalam penjelasan dari pengawas

Pembina yang berinisial BK dibawah ini: Pentingnya kesejahteraan

guru, yaitu untuk meningkatkan kompetensi guru sekolah, bagi yang

sudah sarjana Dinas membantu untuk bisa segera bisa sertifikasi. Bagi

sekolah yang mau mendatangkan guru baru hendaknya

memperhatikan kualitas profesionalitas guru yang bersangkutan.

Membangun suatu sistem pembinaan karier dengan meningkatkan

kompetensi guru melalui kegiatan diklat.428

Selain melalui pembinaan yang baik terhadap guru guna

peningkatan kinerjanya, maka yang juga tidak kalah penting dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah adalah peningkatan

mutu layanan. formulasi strategis dalam pengembangan

kelembagaan sekolah yang mengarah kepada peningkatan mutu

layanannya harus dirumuskan dalam satu pola koordinasi yang baik

melalui pemerintah tingkat kota maupun provinsi, artinya bahwa

dinas pendidikan dan kebudayaan memiliki kepentingan untuk duduk

bersama dalam merumuskan formulasi strategi dalam

pengembangan sekolah. Formulasi yang baik dengan merujuk

kepada beberapa hasil penelitian untuk tingkat sekolah harus ditata

ulang dengan memenuhi; (1) plan, ada proses perencanaan

terintegrasi diantara para pemangku kebijakan, (2) do, pola

koordinasi yang baik yang memungkinkan tidak terjadi tumpang

tindih dalam pengelolaan sekolah, (3) check, proses monitoring dan

evaluasi yang terus menerus yang secara proporsional antara

manajerial dan substansial, dan (4) action, pelaksanaan apa yang

sebenarnya dilaksanakan.

Lingkungan strategis sekolah kelembagaan dan eksternal,

lingkungan eksternal dalam kelembagaan dan masyarakat. 428 Wawancara, 28 Mei 2019.

Page 239: DISERTASI - Islamic University

218

Kelembagaan eksternal di lingkungan sekolah terdiri dari lembaga

pendidikan dan Departemen Agama, lembaga-lembaga keagamaan

dan sosial kemasyarakatan. Sedangkan lingkungan internal adalah

lingkungan sekolah dengan nilai-nilai yang dikembangkannya. Pada

lingkungan yang eksternal sekolah dengan visi dan misinya memiliki

posisi yang strategis, nilai-nilai Islami menjadi values dimata

stakeholdernya. Secara kelembagaan berdasarkan aturan yang ada

sekolah sangat strategis dibawah Dinas Pendidikan Nasional, artinya

secara birokrasi memiliki kekuatan dalam posisi penyelenggaraannya.

Hal yang perlu di atur secara profesional adalah dua lembaga yang

memiliki kepentingan dalam pengembangan lembaga sekolah ini yaitu

dengan departemen pendidikan yang secara strategis sangat

menguntungkan. Kelemahan-kelemahan dalam birokrasi harus

diperbaiki sehingga model tanggung jawabnya secara profesional dan

proporsional. Lembaga-lembaga kegamaan dan sosial madyarakat

lainnya miliki perorangan atau kelompok, memiliki kepentingan juga

terhadap keberadaan lembaga ini, selain memperoleh suply

ketenagaan juga dapat menjadi mitra dalam pengembangan agama

Islam.

Kualitas hasil yang diharapkan dari proses pendidikan di sekolah

Muhammadiyah sama halnya dengan proses yang terjadi pada

lembaga pendidikan lainnya, amanat undang-undang sistem

pendidikan nasional menghasilkan manusia Indonesia seutuhnya.

Kualitas melekat pada input, proses, output dan outcome, oleh

karena itu untuk mengamankannya dibutuhkan satu model

pengawasan (monitoring dan evaluasi) yang terintgrasi menyangkut

input pendidikan sekolah, proses layanan pendidikan, dan output

serta outcame-nya. Ada hal-hal penting yang perlu diintegrasikan

terutama berkaitan dengan pengawasan proses, masih terjadi

tumpang tindih antara dinas pendidikan dan Departemen Agama.

bahwa, pengembangan program-program baru ataupun tindak lanjut

Page 240: DISERTASI - Islamic University

219

sering diantara kedua lembaga ini tumpang tindih baik secara sistem

maupun menyangkut substansi.

Struktur program pengembangan sekolah yang bermutu

menyentuh kepentingan substansi sebagai sekolah formal akan

tetapi juga tidak meninggalkan sisi pendidikan keislaman yang

menjadi sisi khasnya. Implementasi program strategis sekolah

Muhammadiyah masih perlu direposisi secara proporsional diantara

kedua lembaga yang berada diatasnya, artinya proses pengelolaan

bidang-bidang garapan pengelolaan sekolah Muhammadiyah secara

struktur perlu direposisi berkaitan dengan birokrasi. Karena bila

birokrasi yang harus menyesuaikan, maka akan memerlukan waktu

dan kajian yang cukup lama.

Dengan ciri khas keislamannya, sekolah perlu memperhatikan

beberapa hal dalam penyelenggaraannya terutama menyangkut penya-

luran lulusan. Lulusan sekolah dalam sistem pendidikan nasional

memiliki kesempatan yang sama untuk melanjutkan ke tingkat

perguruan tinggi, perlu diperhatikan daya saing yang bisa diunggulkan

oleh lulusannya. Selanjutnya lulusan juga dapat berkiprah dalam

kehidupan masyarakat dalam bentuk pekerjaan, pekerjaan apa yang

sesuai untuk mereka dengan ke-khasan yang dimilikinya. Untuk

mengamankan keunggulan-keunggulan yang dimiliki, perlu dikembang-

kan pemikiran-pemikiran inovatif dalam program-program layanan

pendidikan tentunya.

3. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Upaya Peningkatan Kinerja Guru Sekolah

Faktor-faktor yang mempengaruhi performans (kinerja) menurut

Gilbert dalam Rothwell adalah pemimpin yang mampu mempengaruhi

perilaku dan tindakan orang lain mencapai tujuan yang diharapkan.

Menjadi pemimpin yang berhasil apabila kepemimpinan tidak terjadi

dalam kekosongan (vakum). Sesuai dengan kebutuhan, pemimpin

Page 241: DISERTASI - Islamic University

220

harus memberi reaksi terhadap lingkungan kerjanya dan peristiwa atau

kejadian yang berlangsung di lingkungannya. Kepemimpinan harus

dilihat sebagai mozaik (kepingan) bukan sebagai keutuhan. Beberapa

sifat ketika keadaan berubah, mozaik pemimpin yang berhasil

dibutuhkan. Pemimpin yang berhasil (efektif) mampu membangun

kesadaran pengikutnya termasuk dirinya untuk belajar sepanjang

hayat, penerimaan nilai pemikiran kritis dan pengertian tentang

belajar sebagai sebuah proses berkelanjutan.

Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga perlu

terus mengupayakan berbagai macam langkah strategis guna

peningkatan kinerja guru di lembaganya. Beberapa hal yang dapat

dilakukan kepala sekolah antara lain peningkatan kesejahteraan guru

melalui pemberian strandar upah yang memadai. Hal ini dapat dilihat

dari penjelasan RS, kepala sekolah sebagai berikut: Kinerja guru

membaik jika kita ikuti standar upah yang sesuai, Kami sudah hitungan

per jam mengajar guru dibayar perjamnya tiga puluh ribu rupiah di

tambah transport dua puluh ribu rupiah itu kami mengajukan usulan ke

Pimpinan daerah Muhammadiyah Kota Palembang. Tentunya ini

disesuaikan dengan persetujuan Pimpinan Daerah Muhammadiyah

(PDM), kemudian kami tambah dengan gaji ketika guru mengajar KBM

Plus, tunjangan piket guru dan gaji guru ketika membina kegiatan. Jadi

diera sekarang gaji yang kami berikan kepada guru saya upayakan

sesuai dengan standar. Hal ini mampu meningkatkan motivasi guru

dalam mengajar. Langkah ini saya tempuh dengan cara menjelaskan

ke guru supaya mereka dapat meningkatkan kinerjanya, karena dengan

upah yang seimbang dapat meningkatkan kesejahteraan guru, yaitu

dengan tidak menaikkan SPP siswa. Alhamdulillah disetujui oleh

Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM).

Dari penjelasan lain tentang upaya peningkatan kinerja guru di

SMA Muhammadiyah Kota Palembang, seperti yang di utarakan oleh

FT wakil Kurikulum, yaitu: Kinerja guru meningkat setelah saya adakan

Page 242: DISERTASI - Islamic University

221

MGMP dan Pengajian rutin. Pada prinsipnya kinerja guru itu

dipengaruhi beberapa faktor, gaji cukup, penguasaan media, memiliki

kemampuan mengajar, kepribadiannya baik dalam mengajar. Tanpa itu

masih banyak masalah yang dihadapi guru dalam proses belajar

mengajar. Namun kendalanya di sini tetap saja ada, yaitu kekurangan

sarana media pembelajaran di kelas seperti infokus belum seluruh

kelas ada, Selain itu untuk meningkatkan kinerja guru, saya juga

anjurkan guru-guru untuk bisa mengikuti MGMP yang didakan oleh di

Aula sekitar Sekolah di sini, karena dilingkungan ini ada SMA

Muhammadiyah 6, SMK Muhammadiyah 1, MA Aisyiyah.429

Dalam dunia modern dan dunia yang telah dipenuhi oleh kemajuan

teknologi dan informasi ini, guru bukanlah merupakan satu-satunya

sumber ilmu pengetahuan. Guru lebih memiliki peran untuk menjadi

pendamping peserta didik untuk dapat mengambil berbagai macam

ilmu pengetahuan dari berbagai sumber, baik buku, alat-alat teknologi,

maupun internet. Dalam era teknologi informasi, peserta didik sangat

mudah mendapatkan berbagai macam informasi dan ilmu pengetahuan

dari internet. Namun di sini peran guru masih sangat penting sebagai

pendamping dan pembimbing bagi peserta didiknya, agar tidak salah

dalam mengambil informasi dan keilmuan dari internet tersebut, selain

itu peran guru juga sangat penting untuk mendampingi peserta didiknya

agar tidak salah dalam menggunakan internet. Untuk dapat

melaksanakan peran dengan baik, maka mutu guru harus terus

ditingkatkan. Hal ini sebagaimana wawancara AA wakil sarana dan

prasarana sebagai berikut: Sebagai pengajar, guru diharapkan memiliki

pengetahuan luas tentang disiplin ilmu yang harus diampu dan ditrasfer

kepada siswa. Dalam kaitanya dengan hal ini, maka seorang guru

harus menguasai berbagai strategi pembelajaran, berbagai metode

pembelajaran, menguasai berbagai media dan sumber pembelajaran,

menguasai aspek-aspek menejemen kelas, dan dasar-dasar 429Wawancara, 24 Mei 2019.

Page 243: DISERTASI - Islamic University

222

kependidikan. Untuk mendukung itu semua guru juga harus menguasai

teknologi informasi, yang berbasis internet, sehingga kinerja guru

semakin mudah dan menarik bagi siswa dalam prses pengajaran di

kelas.430

Selain peningkatan kesejahteraan guru perlu ditingkatkan, hal lain

yang juga perlu ditingkatkan adalah kompetensi guru seperti melalui

beberapa kegiatan pelatihan, diklat, workshop, serta melalui

penyesuaian kualifikasi pendidikan bagi guru mata pelajaran. Hal ini

sebagaimana penjelasan RS kepala sekolah sebagai berikut: Sebagai

pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan luas tentang disiplin

ilmu yang harus diampu dan ditransfer kepada siswa. Dalam hal ini

guru harus menguasai materi, penggunaan strategi dan metode

mengajar yang akan digunakan, dan menentukan alat evaluasi

pendidikan yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa,

aspek-aspek menejemen kelas, dan dasar-dasar kependidikan. Untuk

mendukung itu semua guru juga harus menguasai teknologi informasi,

yang berbasis internet, sehingga kinerja guru semakin mudah dan

menarik bagi siswa dalam proses pengajaran di kelas. Oleh karena itu,

seorang guru perlu meningkatkan kompetensi profesionalnya sebagai

pendidik dengan berbagai macam cara, antara lain penyesuaian

kualifikasi pendidikan, mengikuti diklat, workshop, maupun pelatihan-

pelatihan yang lainnya terkait dengan peningkatan profesionalitas

guru.431

Dari penjelasan kepada sekolah Muhammadiyah di atas diketahui

bahwa guru-guru di SMA Muhamamdiyah 1 Palembang sudah didorong

untuk memahami landasan-landasan pendidikan, baik landasan hukum,

sejarah, ekonomi, filsafat, sosial budaya dan psikologi. Hanya sebagian

kecil kurang memahami hal ini sebagai satu kesatuan yang utuh. Guru

yang profesional tentu memiliki penguasaan materi pelajaran.

430 Wawancara, 20 Mei 2019. 431Wawancara, 20 Mei 2019.

Page 244: DISERTASI - Islamic University

223

Penguasaan materi pembelajaran selama pelaksanaan pembelajaran

berlangsung sangatlah penting bagi guru termasuk dalam

pembelajaran. Observasi terhadap beberapa guru sebelum mengajar

dengan mempelajari materi yang akan diajarkan dan mempersiapkan

sumber/media pembelajaran.432

Pengembangan diri guru yang bertujuan antara lain untuk menutupi

jarak antara kecakapan guru dengan permintaan jabatan, selain itu juga

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja tenaga

kependidikan dalam mencapai sasaran kerja. Pengembangan diri

melalui penataran tersebut, ditindak lajuti oleh guru-guru dalam upaya

meningkatkan kinerjanya. Terkait hal ini wakil kurikulum FT

mengatakan bahwa dalam upaya meningkatkan pengembangan diri

guru di lakukan pengiriman guru-guru untuk mengikuti penataran,

pelatihan, pengajian baik itu dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan dan Majelis Pendidikan Dasar dan

Menengah (DIKDASMEN) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah

(PWM).433

Pekerjaan guru diperlukan kesadaran untuk mengembangkan diri

dan kemampuan untuk bisa berkembang menjadi guru ideal dan

meningkatkan kinerjanya. Kemampuan itu dilihat pada

kesanggupannya, menjelaskan peranannya sebagai guru, pengajar,

pembimbing dan sebagai pemberi ilmu terhadap siswa. Pengamatan

lapangan mengenai kinerja guru, menunjukan sudah efektifnya forum

musyawarah guru tersebut dalam pengembangan diri, berdasarkan

keterangan GH, salah seorang guru kimia menjelaskan program

penataran dan pelatihan merupakan satu-satunya wadah yang tepat

bagi usaha peningkatan kinerja guru.434

Wawancara di atas menjelaskan bahwa pengembangan guru

selama ini dilakukan bertujuan antara lain menambah wawasan dan 432 Observasi, 20 Mei 2019. 433 Wawancara, 20 Mei 2019. 434 Observasi, 22 Mei 2019.

Page 245: DISERTASI - Islamic University

224

profesional guru dalam mengembangkan pembelajaran, supaya tujuan

dan sasaran pendidikan tercapai.

Terkait dengan dengan kompetensi guru di SMA Muhammadiyah 1

Palembang adalah guru itu sendiri. Guru adalah sasarannya, untuk itu

tanpa guru pengelolaan yang dilakukan oleh pimpinan sekolah tidak

akan terlaksana. Wawancara AA wakil sarana dan prasarana

mengatakan bahwa realisasi peningkatan kinerja guru memperhatikan

kesejahteraan guru juga. Kepala mendorong guru untuk bekerja

dengan baik, dengan memberikan jam tambahan belajar kepada siswa

dengan program KBM Plus. Guru yang mengajar mendapatkan

penghasilan tambahan dari proses belajar mengajar.435

Masalah kesejahteraan guru menjadi bagian penting bagi

peningkatan kinerja guru. Pendidik atau pengajar merupakan salah satu

faktor yang menjadi penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan.

Untuk itu kesejahteraan guru menjadi perlu diatur secara bijak di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang. Kepala sekolah sudah mengusahakan

guru bekerja dan mengajar sesuai dengan kemampuannya. Namun

aspek lain yang perlu diperhatikan adalah kepribadian pimpinan yang

bisa dicontoh dalam menggerakan guru bekerja sesuai dengan tujuan.

Mengenai kepribadian kepala sekolah, LI, guru mengatakan dalam

kesehariannya Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang bersikap

familier, tidak pernah membatasi hubungan dengan bawahan, serta

tidak pernah menampakan kemarahan. Kepala sekolah sering

memotivasi bawahan dalam bekerja. Sikap pemimpin tersebut

membuat kami menaruh hormat pada beliau.436 Dengan demikian

dapatlah dikatakan kepribadian seorang pemimpin akan berpengaruh

pada peningkatan kinerja guru.

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang melalui pengalaman,

sifat kepemimpinan, kemahiran dan keterampilan yang dimilikinya,

435 Wawancara, 24 Juni 2019. 436 Wawancara, 24 Juni 2019.

Page 246: DISERTASI - Islamic University

225

merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja bawahan. Mengingat

pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka

keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya.

Salah satunya guru.

Kerja sama dan komunikasi antara guru dan personil sekolah

lainnya juga didorong dan dibangun oleh kepala sekolah, ES, wakil

kesiswaan mengatakan selama hubungan kerjasama antar personil

terjalin dengan baik. Semua pihak menjalankan tugas sesuai dengan

porsi dan tanggung jawab masing-masing. Apabila terjadi konflik

Kepala sekolah bersifat sebagai mediator yang menjembatani

penyelesaiannya konflik. Penelitian lebih mendalam melalui wawancara

diperoleh gambaran lebih jelas tentang kinerja kepala sekolah. Seluruh

komponen SMA Muhammadiyah selalu melakukan musyawarah/rapat

untuk membuat suatu keputusan, Kepala sekolah berusaha melibatkan

berbagai pihak yang kompeten untuk membahas suatu masalah.

Kepala sekolah memandang siswa adalah komponen penting yang

diperhatikan dalam mengambil keputusan meski tidak ikut

musyawarah.437

Kepala sekolah adalah figur sentral harus menyadari terbentuknya

kebiasaan, sikap, dan prilaku dalam konteks kultur Islami sangat

dipengaruhi oleh pribadi, gaya kepemimpinan, dan cara dia melihat

perkembangan kedepan yang bersifat visioner. Perkembangan kultur

Islami yang lebih baik dan sehat harus dimulai dari kepemimpinan

sekolah. Pemimpin sekolah yang mampu membangun tim kerja, belajar

dari guru, staf tata usaha dan siswa, terbuka untuk jalur komunikasi

dengan lingkungan, luas untuk informasi akan mampu

mengembangkan kultur Islami demi terwujudnya sekolah mandiri yang

berada di atas kemampuannya sendiri.

Keadaan ini menjadi tugas pimpinan untuk mendorong peningkatan

kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang. Kegiatan kerja 437 Wawancara, 25 Juni 2019.

Page 247: DISERTASI - Islamic University

226

sama dengan guru lainya berguna untuk mencari solusi pemecahan

masalah peningkatan kinerja guru. Saat di observasi mengenai

kerjasama menyangkut hal ini maka terlihat guru sering melakukan

diskusi tentang permasalahan kerja di SMA Muhammadiyah 1

Palembang. Hal ini meliputi diskusi tentang beragam media ajar,

inovasi pembelajaran, sumber buku pelajaran dan kiat menghadapi

beragam tingkah laku siswa di kelas. 438

Kerja yang intensif dilakukan oleh guru dengan guru lainnya bisa

memberikan gagasan baru bagi pelaksanaan evaluasi belajar, karena

adanya pola saling mendukung antara dua pihak yang berkepentingan

dalam pembelajaran. Wawancara dengan FT, wakil kurikulum SMA

Muhammadiyah 1 Palembang yang mengatakan berbagai permaslahan

yang timbul dalam mengajar selalu diselesaikan melalui rapat berkala

dengan dewan guru yang diselenggarakan setiap 1 bulan sekali, diskusi

dengan guru setiap guru dan lain sebagainya. Melalui upaya ini bisa

menuangkan gagasan yang bisa meningkatkan belajar siswa.439

Kerjasama bisa tumbuh antar guru jika Kepala sekolah senantiasa

memberikan motivasi bimbingan serta menegakkan disiplin dan

memberikan teguran kepada para guru untuk giat mengikuti aktivitas

diskusi sejawat yang dipandang bermanfaat dan mampu membantu

terwujudnya tujuan visi, misi SMA Muhammadiyah 1 Palembang.

Melalui peningkatan profesionalitas guru tersebut, maka mutu

pendidikan di sekolah juga akan semakin meningkat dengan baik.

Peningkatan mutu sekolah dapat dilakukan dengan memperhatikan

komponen-komponen dasar dalam pengelolaan lembaga sekolah. Bidang

garapan yang perlu diperhatikan secara umum meliputi; Pertama,

pengelolaan kurikulum sekolah, kurikulum sekolah memiliki kekhasan

dengan pendidikan ke Al-Islamanya akan tetapi perlu di pikirkan

438 Observasi, 25 Juni 2019. 439 Wawancara, 25 Juni 2019.

Page 248: DISERTASI - Islamic University

227

bagaimana mengamankan kurikulum dasar yang menjadi pedoman bagi

seluruh sekolah dalam kelompok sekolah umum. Ciri khas kurikulum

dapat masuk kelompok sekolah menengah atas sehingga muatan ilmu

pengetahuan umum menjadi satu kekuatan yang harus sama dimiliki

lulusannya.

Kedua, pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, tenaga

pendidik di tingkat sekolah adalah guru sesuai dengan peraturan

perundangan yang ada maka guru yang bersangkutan harus memiliki latar

belakang yang sesuai dengan bidang studi yang diampunya, kompetensi

yang dipersyaratkan, maka sama halnya dengan sekolah menengah

atas lainnya keberadaan tenaga laboratorium (laboran), pustakawan,

tata usaha dan lain-lainnya harus memenuhi standar kecukupan dan

kualitas. Ketiga pengelolaan fasilitas (sarana dan prasarana

sekolah), sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi standar

pelayanan minimal yang dipersyaratkan. Selain dilihat dari

pemenuhan sisi kuantitas juga memperhatikan sisi kualitas sarana

dan prasarana pendidikan.

Keempat, pengelolaan pembiayaan, aktivitas-aktivitas pemicu

biaya pendidikan pada tingkat sekolah harus dapat teridentifikasi

dengan baik, ketika kekhasan dalam penyelenggaraan pendidikan

tingkat sekolah umum memungkinkan adanya perbedaan dengan

pembiayaan pada tingkat yang sama. Biaya operasional dan biaya

kapital sekolah merupakan komponen pembiayaan yang harus

muncul. Kelima, pengelolaan peserta didik, peserta didik pada tingkat

sekolah umum swasta memiliki kekhususan dimana mereka datang

dari kelompok menengah kebawah pada tingkat sosial ekonomi dan

isu tingkat kemampuan yang di bawah sekolah umum lainnya. Akan

tetapi tidak kemudian proses layanan kesiswaan menjadi berbeda,

pada intinya harus sama dengan sekolah lainnya. Keenam,

pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat, komite sekolah

Page 249: DISERTASI - Islamic University

228

menjadi andalan dalam menangkap anutusias masyarakat terhadap

sekolah.

Dalam kerangka kepemimpinan yang terkait dengan

pengembangan mutu sekolah dapat dilakukan melalui penataan hal-

hal sebagai berikut:

1) Kualitas individu (pimpinan) dalam pekerjaan, kualitas kerja seseorang

menggambarkan kualitas diri sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan

kualitas diri menjadi modal. Pada akhirnya hubungan kerja yang muncul

mencerminkan nilai-nilai yang menjadi pola dasar interaksi dalam

organisasi (budaya sekolah).

2) Hubungan kerja pimpinan dalam organisasi, pemahaman tentang arah

dan tujuan organisasi diperoleh melalui pola-pola komunikasi yang jelas

dan terstruktur dengan baik. Hubungan kerja yang baik

menggambarkan kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan

potensi diri (nilai diri) dengan nilai-nilai organisasi.

3) Komitmen pimpinan, komitmen adalah pencurahan segala daya dan

upaya seseorang dalam organisasi sesuai dengan tugas dan

tanggungjawabnya.

4) Nilai personal pimpinan, kualitas kerja yang dimaksudkan dalam

kerangka kualitas diri (nilai) yang melekat dalam diri yang

diimplementasikan dalam pekerjaan.

5) Sikap kerja seseorang (pimpinan) dalam organisasi, sikap diri dalam

pekerjaan menggambarkan kualitas diri. Disiplin kerja yang paling tinggi

bersumber dari disiplin diri jadi sikap kerja sebagai bagian dari sikap diri

dalarn kehidupan sehari-hari yang bersumber dari nilai organisasi akan

mempengaruhi disiplin diri.

6) Disiplin kerja pimpinan, disiplin adalah kepatuhan terhadap aturan-

aturan dalam organisasi, termasuk di dalamnya ketika menjalankan

tugas pokok dan fungsinya dalam organisasi. Disiplin yang paling

tinggi adalah kesadaran diri, kesadaran akan tugas pokok dan fungsi

Page 250: DISERTASI - Islamic University

229

yang mejadi tanggungjawab akan menjadi alat dalam bekerjasama

untuk pencapaian tujuan.

7) Nilai personal pimpinan, disiplin diri dalam kehidupan sehari-hari

bersumber dari nilai diri yang menjadi keyakinan. Disiplin kerja yang

baik adalah implementasi dari disiplin diri, gambaran utuh seseorang

yang paling tinggi dalam pekerjaan adalah antara keyakinan dalam diri

dan tuntutan dalam pekerjaan selaras.

8) Komitmen pimpinan, sikap kerja dalam kehidupan sehari-hari di

organisasi, baik atau buruknya adalah gambaran seberapa besara

upaya/ usaha yang dilakukan oleh yang bersangkutan untuk

kepentingan organisasi atau diri pribadinya.

9) Sikap kerja pimpinan, sikap kerja yang merupakan bagian dari nilai

organisasi yang diyakini dan perankan oleh pimpinan akan

mengarahkan tindakan dan upaya seluruh anggota organisasi ke dalam

satu jalur yang sama dalam pencapaian tujuan.

10) Sikap kerja pimpinan, pola hubungan kerja yang dinamis dan

harmonis dalam organisasi sangat bergantung kepada bentuk dan

struktur komunikasi yang dibangun oleh pimpinan. Bentuk dan

struktur yang paling dekat melekat pada implementasi nilai diri

dalam bentuk sikap dan perilaku pimpinan dalam hubungannya

dengan anggota baik dalam tugas maupun hubungan personal.

11) Disiplin kerja pimpinan, disiplin adalah pola diri dalam kehidupan

ketika nilai kuat dalam dini (keyakinan) atas apa yang menjadi

tanggungjawabnya maka dorongan untuk melakukan yang terbaik akan

muncul.

12) Nilai personal pimpinan, nilai personal seorang pimpinan bila

diyakini secara personal dan muncul desonansi ketika diimplemen-

tasikan dalam pekerjaan akan menimbulkan kekakuan dan

kurangnya pengakuan dari anggota. Komitmen pimpinan, komitmen

yang baru sebatas kata-kata dan hanya sepotong-sepotong

diimplementasikan akan memberikan dampak yang kurang baik

Page 251: DISERTASI - Islamic University

230

ketika harus meyakinkan anggota dalam pencapaian tujuan

organisasi. Oleh karena itu, komitmen harus sampai pada tingkat

tindakan nyata sehingga orang lain percaya dengan apa yang kita

yakini dan kita lakukan.

13) Disiplin kerja pimpinan, lemahnya kemampuan dalam

memberikan keyakinan bahwa disiplin adalah kesadaran bukan

semata-mata karena adanya reward atau insentif. Disiplin bukan

semata-mata adalah perilaku individual sehingga terlalu berpegang

pada keyakinan individual pimpinan tanpa menghiraukan perbedaan

orang lain akan memberikan dampak yang buruk dalam membangun

hubungan kerja yang harmonis dan dinamis.

14) Komitmen pimpinan, komitmen yang muncul hanya lift service

adalah bentuk desonansi yang negatif di mata anggota, karena akan

memunculkan penilaian dan contoh yang kurang baik.

15) Nilai personal, nilai personal pimpinan belum sampai kepada nilai

pribadi yang bersumber dari nilai-nilai organisasi yang diyakini dan

disepakati bersama.

16) Nilai personal, ketika nilai personal secara individual semakin tinggi

dan bukan bersumber dari nilai-nilai organisasi maka upaya pencapaian

tujuan akan semakin rendah. Dan sebaliknya, ketika nilai individual

rendah (ego pribadi) melebur menjadi nilai personal yang

bersumber dari school culture values akan meningkatkan upaya

pencapaian tujuan organisasi.

17) Dalam kerangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi perlu

rekonseptualisasi dari seseorang tentang nilai; pemahaman tentang

arti nilai dari banyak referensi bagaimana nilai organisasi terbentuk,

pemahaman tentang batasan nilai-nilai yang baik dan buruk dalam

organisasi, pemahaman tentang bagaimana nilai-nilai etis

diimplementasikan dalam situasi kehidupan organisasi yang

sebenarnya, pemahaman tentang bagaimana seharusnya berperilaku

Page 252: DISERTASI - Islamic University

231

dalam organisasi, dan pemahaman tentang menjadi pelaku utama

perubahan dalam pengembangan nilai dalam organisasi.

18) Disiplin kerja yang paling tinggi adalah self awareness, di mana

disiplin kerja adalah disiplin diri. Membangun disiplin kerja,

efektivitasnya sangat bergantung kepada pembangunan disiplin diri

dengan menjadi sebuah kepemilikan. Oleh karena itu, diperlukan

komitmen yang tinggi dari setiap pribadi.

19) Titik keyakinan terhadap sesuatu; sudut perilaku, bentuk kontinuitas

dan intensitas dari perilaku yang konsisten; sudut spiritualitas,

keteguhan akan keyakinan atas sesuatu yang menyebabkan adanya

sesuatu dan keberadaannya.

20) Kesadaran muncul karena stimulasi tertentu dan melalui proses

yang terus menerus dari pengalaman tentang sesuatu yang

seharusnya dilakukan, dan tingkat penerimaan diri terhadap apa

yang dilakukan. Untuk sampai pada tingkat kesadaran dalam

disiplin dibutuhkan alat dan proses, serta target-target

pencapaiannya. Alat untuk penyadaran diri adalah dengan evaluasi

diri. Sedangkan untuk prosesnya melalui perenungan yang dilakukan

dengan baik, sehingga akan terjadi perubahan untuk perilaku

berikutnya. Selanjutnya apa yang ingin dicapai, kebermaknaan akan

peran yang sedang dilakukan bagi diri dan orang lain atau hanya

sebatas kepuasan dalam mempertahankan eksistensi.

21) Organisasi dibangun diantaranya karena adanya interaksi,

interaksi antar manusia dan sumber daya lainnya. Inti dari interaksi

adalah komunikasi. Oleh karena itu, setinggi apapun tingkat disiplin

diri seseorang tanpa keterampilan dan kemampuan

mengkomunikasikannya belum dapat menjamin dijadikan referensi

untuk dapat membina hubungan yang baik. Tanpa keterampilan dan

kemampuan untuk mengkomunikasikannya kepatuhan dan ketaatan

tidak akan dapat diukur. Untuk menyeimbangkan antara disiplin dengan

kerja, maka perlu diperhatikan fungsi-fungsi dalam pekerjaan dan

Page 253: DISERTASI - Islamic University

232

fungsi-fungsi hubungan personal; keseimbangan antara orientasi

pekerjaan dengan kebebasan individu, keseimbangan antara

pengorganisasian pekerjaan dengan kepentingan-kepentingan individu

dalam kelompok, keseimbangan antara pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh individu dengan akses individu itu sendiri.

Atas pemikiran-pemikiran dalam kerangka pengembangan mutu

sekolah yang didasarkan kepada pengembangan kepemimpinan berbasis

nilai, maka rekomendasi operasionalnya untuk kepala sekolah adalah

sebagai berikut: Pertama, memperhatikan dan mendengarkan,

pencurahan pikiran, perasaan, dan dorongan-dorongan hati melalui

proses identifikasi, melakukan klasifikasi dan lain sebagainya untuk

melakukan intropeksi diri. Kedua, meneliti dan mempelajari, dasar yang

berkembang dalam pembentukan kebutuhan untuk mempelajari

simbol-simbol, sinyal-sinyal, penomena-penomena yang muncul dalam

interkasinya dengan orang lain dan lingkungannya dalam organisasi.

Ketiga, merenungkan dan memahami, proses redefinisi melalui konstruksi

diri dan strukturisasi pemahaman untuk memupuk, meningkatkan, dan

memperdalam keyakinan diri. Keempat, Merasakan dan mencoba,

melakukan upaya-upaya untuk lebih dekat dan masuk kedalam nilai yang

baru. Kelima, mengembangkan dan melakukan, proses transformasi

keyakinan melalui pengembangan wadah interaksi yaitu raga, sikap, dan

perilaku dalam kehidupan.

Pada tatanan implementasinya kelima komponen tersebut

dilakukan dalam bentuk.

a. Meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap diri, melalui

kegiatan pelatihan yang memberikan kemampuan untuk dapat

mengenali dan menggali kekuatan dan kelemahan dalam diri.

b. Mengembangkan kesadaran diri dengan pelatihan yang

mengembangkan kemampuan untuk menganalisis kekuatan-

kekuatan diri yang seharusnya menjadi modal dalam menjalankan

Page 254: DISERTASI - Islamic University

233

kepemimpinannya berbalik menjadi kelemahan ketika berhadapan

dengan anggota.

c. Meningkatkan cara pandang melalui pelatihan tentang pengkajian

budaya organisasi untuk memperoleh kemampuan dalam melihat dan

memahami perbedaan-perbedaan peranan yang harus dijalankan dan

perbedaan-perbedaan yang melekat pada setiap anggota sekolah.

d. Melakukan pengembangan atas perbedaan kualitas setiap individu,

sebagai upaya untuk meningkatkan standar-standar perilaku dalam

organisasi.

e. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam bekerjasama

dengan seluruh anggota organisasi, hal ini dimungkinkan untuk melihat

sikap dan perilaku setiap individu dan pemahamannya terhadap nilai-

nilai organisasi.

f. Mengembangkan kepemimpinan yang share dan kembangkan budaya

nilai yang datang dari bawah, disadari bersama, dan norma melekat

pada setiap kegiatan kelompok. Berbagi dan keterbukaan adalah kunci

keberhasilan kepemimpinan yang dijalankan, berikan kesempatan

kepada anggota sekolah untuk mengembangkan kreativitas dalam

pekerjaannya. Pelihara nilai-nilai dalam organisasi untuk menguatkan

kelompok, mengakomodasi perbedaan, resiko-resiko yang muncul,

inovasi, integritas kelompok, dan pengawasan.

g. Menetapkan aturan yang memberikan dorongan kepada anggota untuk

berkomunikasi secara terbuka tentang perasaan, ketakutan, keinginan,

dan kebutuhan-kebutuhannya. Kembangkan saluran-saluran

komunikasi yang memungkinkan setiap orang dalam organisasi

memperoleh kesempatan untuk mencurahkan perasaan, harapan,

keinginan, rasa takut, dan ide-ide yang dimilikinya.

h. Melalui kepemimpinan sekolah yang dilakukan oleh kepala SMA

Muhammadiyah sebagaimana yang telah peneliti jelaskan sebelumnya

dengan cara baik, maka diharapkan mutu sekolah akan dapat

berkembang dengan baik. Terkait dengan peningkatan mutu sekolah

Page 255: DISERTASI - Islamic University

234

ini, maka kepala sekolah dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja

gurunya sangat terkait erat, yaitu ketika seorang kepala sekolah

mampu memimpin para guru-guru yang ada di sekolah tersebut dengan

baik, maka dapat dipastikan bahwa kinerja guru akan dapat meningkat

dengan baik, dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, baik atau

buruknya kinerja guru sangat dipengaruhi oleh profesionalitas

kepemimpinan kepala sekolahnya.

4) Pengawasan dalam Peningkatan Kinerja Guru

Pengawasan sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerja guru di

SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang. Sehingga dengan demikian

eksestensi guru sebagai tenaga profesional di suatu lembaga dapat

diperhitungkan keberadaannya dan memiliki nilai lebih dari sekedar

tenaga pengajar biasa. Wawancara dengan NP, salah satu guru PNS

DPK di SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang yang mengatakan

bahwa: “Dalam melaksanakan kerja secara maksimal, selama ini Kepala

sekolah sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada guru. Hal ini

menyebabkan guru merasa tidak diawasi, padahal dengan pengawasan

dilakukan oleh kepala sekolah merupakan penilaian kerja bagi guru. Itu

uniknya kepala sekolah terhadap para guru, dengan komunikasi dan tegur

sapa yang dilakukan oleh kepala sekolah.440

Pola kebijakan pengawasan yang demikian menuntut guru agar

selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan dirinya di

lingkungan sekolah, dan juga di luar sekolah sekalipun. Wawancara

dengan YJ, guru yang menyatakan bahwa: “Pelaksanaan pengawasan

kerja guru sudah dilakukan oleh Kepala SMA Muhammadiyah 1

Palembang, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Melalui

CCTV pelaksanaan pengawasan bisa dilakukan setiap hari baik itu di

gedung A maupun di gedung B, untuk memantau proses pembelajaran di

440 Wawancara, 31 Mei 2019.

Page 256: DISERTASI - Islamic University

235

dalam kelas. Sebab guru diamanahkan untuk bekerja dengan

ikhlas/penuh pengabdian.441

Meningkatkan kinerja guru di lakukan di SMA Muhammadiyah 1

Palembang melalui pengelolaan kinerja serta kepemimpinan yang baik,

sebab pendelegasian tugas disertakan dengan amanah untuk bekerja

ikhlas. Guru diminta pihak manajemen menerapkan kemampuannya agar

lebih profesional, menekuni kewajibanya dengan penuh loyal dan

konsisten. Mereka tidak menganggap pekerjaan guru sebagai sambilan

atau sementara, apabila ada pekerjaan yang lebih tinggi gajinya, maka

statusnya sebagai guru akan ditinggalkan, sedangkan anak didiknya

dibiarkan terlantar. Guru memahami dengan baik bidang keguruan yang

ditekuninya.

Guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang merupakan unsur

terlaksananya proses pendidikan dan pengajaran dalam suatu lembaga

pendidikan. Peran guru di SMA Muhammadiyah Palembang sebagai

tenaga pengajar atau pendidik sangatlah penting di dalam memupuk

minat dan menumbuhkan semangat siswa dalam memberikan bekal ilmu

pengetahuan melalui program pembelajaran. Wawancara dengan MH,

mengatakan bahwa: “Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang menjalin

komunikasi intensif dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)

untuk mengadakan evaluasi kepada guru yang tidak sesuai dengan visi

perserikatan, maka tidak diperdayakan dan dikurangi jam mengajarnya.442

Peran Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang dalam

meningkatkan kinerja, sebagai manajer juga mempunyai tugas struktural

memberikan tanggung jawab kepada para guru dalam mengembangkan

pendidikan, akan tetapi secara fungsional dia juga berpartisifasi dalam

pengawasan kerja guru. Pengawasan merupakan tindak lanjut dari

kegiatan penggerakan. Pengawasan dilakukan agar perencanaan yang

telah disusun bisa dilaksanakan guru dengan baik. Pengawasan

441 Wawancara, 31 Mei 2019. 442 Wawancara, 24 Juni 2019.

Page 257: DISERTASI - Islamic University

236

dilaksanakan sejak perencanaan direalisasikan hingga selesai

dilaksanakan. Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang dalam tahap

pengawasan untuk kompetensi guru bertitik tolak pada topuksi guru itu.

Diawali dengan pengawasan perangkat pembelajaran guru,

loyalitas/disiplin mengajar dan usaha-usaha guru dalam mengembangkan

diri agar lebih berkompeten.443

Wawancara dengan GF, mengatakan bahwa kepala SMA

Muhammadiyah 1 Palembang menginformasikan kepada guru untuk

membuat perangkat pembelajaran, mengikuti kegiatan-kegiatan

pengembangan kompetensi, setelah itu kepala sekolah memanggil sejauh

mana guru melaksanakan tugas dan kewajiban tersebut, apakah sesuai

dengan apa yang sudah di informasikan sebelumnya.444

Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah bersama-sama

dengan wakil kepala sekolah merupakan suatu bentuk tanggung jawab

dan menjalankan fungsi atasan dalam rangka pencapaian tujuan

pendidikan dalam rangka pengelolaan kompetensi guru di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang. Perangkat yang dinilai dari guru:

a) Kalender Pendidikan

b) Rincian minggu efektif dan jumlah jam efektif

c) Program Tahunan

d) Program Semester

e) Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

f) Pemetaan Kompetensi dan Teknik Penilaian

g) Perangkat Pembelajaran

h) Format Penilaian Observasi

i) Rubrik Penskoran.445

Kepala sekolah mempunyai tugas membantu para guru dalam

meningkatkan kinerjanya yang mereka miliki dalam melaksanakan tugas

sehari-hari sesuai dengan harapan. Tugas guru akan berhasil akan 443 Observasi, 24 Juni 2019. 444 Wawancara, 24 Juni 2019. 445 Dokumentasi SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang.

Page 258: DISERTASI - Islamic University

237

berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami tugas dan

tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu tugas

guru akan tanpak di mana seseorang akan mengarahkan, membimbing,

mempengaruhi atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau

tingkah laku guru agar mengedepankan nilai-nilai profesionalitasnya.

Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang

pemimpin yang berkompeten, di mana ia memiliki kompentensi dalam

bidang pengawasan terhadap kinerja guru.

4. Model pengelolaan kinerja guru yang dapat diangkat dan

dikomunikasikan sebagai studi inovasi manajemen di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang.

Berdasarkan data observasi, dan wawancara peneliti menemukan

bahwa model kinerja guru yang ditemukan di SMA Muhammadiyah 1

Palembang dimaknai sebagai inovasi manajemen diangkat dari data

lapangan dan di komunikasikan di lihat dari pelaksanaan fungsi

manajemen pertama dari input, kepala sekolah bekerja sama dengan

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah (PDM) dalam

menerima tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan syarat dan

ketentuan yang ditetapkan.446 Hal ini juga di dukung oleh rangkuman hasil

wawancara, bahwa dalam penerimaan guru harus sesuai dengan

kualifikasi akademik strata satu (S1), dan ada juga yang sudah strata dua

(S2) dan disesuaikan dengan bidang studi yang dibutuhkan, kemudian

untuk menjadi guru tetap yayasan tentu juga harus memenuhi persyaratan

pertama, sudah mengabdi minimal dua tahun, mempunyai nomor anggota

Muhammadiyah, harus bisa membaca Al-Qur’an, aktif dalam mengikuti

pengajian yang dilakukan oleh persyarikatan.447 Kedua proses, dalam

proses ini kepala sekolah tentunya dalam melaksanakan tugasnya sejalan

dengan tujuan Pendidikan Nasional dan tujuan persyarikatan

446

Observasi, 17 Mei 2019 447 Wawancara, 17 Mei 2019

Page 259: DISERTASI - Islamic University

238

Muhammadiyah yang lebih penekanannya kepada kemajuan guru, karena

guru merupakan garda terdepan yang dijadikan untuk memajukan dan

mencerdaskan peserta didik, dalam meningkatkan profesionalitas guru

kepala sekolah selalu berupaya memberikan kesempatan yaitu pendidikan

dan pelatihan kepada guru sesuai dengan bidang studi masing-masing.448

Sejalan dengan uraian di atas hasil rangkuman wawancara pendidkan dan

pelatihan yang dilaksanakan oleh guru seperti; penataran, seminar, diklat,

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Worksop, sedangkan

supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan supervisi pendidikan

yang dilakukan oleh pengawas Pembina Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatera Selatan, dan itu semua sudah terjadwal setiap tahun. Model

kinerja guru melalui supervisi pendidikan dan melalui pemberdayaan

musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) sudah menjadi program

sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kurikulum yang

berinisial FT, bahwa untuk layanan supervisi khususnya dari Dinas

pendidikan dilaksanakan oleh pengawas pembina dan pengawas dari

majelis pendidikan dasar dan menengah (DIKDASMEN). Berkenaan

dengan waktu supervisi yang dilakukan dari pengawas pembina sudah

terjadwal, dapat dilaksanakan pada awal semester ganjil atau diakhir

semester ganjil, setiap guru menyiapkan perangkat pembelajaran, hasil

dari penilaian tersebut ditindaklanjuti oleh sekolah, kalau guru dinyatakan

kurang dalam penyampaian pada pembelajaran, maka di ikutkan dalam

kegiatan MGMP, atau sebaliknya untuk menambah pengetahuan dan

wawasan guru di ikutkan juga pelatihan-pelatihan, dan kegiatan tersebut

disesuaikan dengan kebutuhan guru tersebut. 449 Dalam pengamatan

peneliti bukan hanya supervisi kepala sekolah saja yang terjadwal, tapi

dalam pengawasan kepala sekolah selalu mengawasi kegiatan yang

dilakukan oleh guru dalam proses belajar dan mengajar, kepala sekolah

setiap pagi berkeliling melihat keadaan sekolah baik itu di gedung A

448 Observasi, 19 Maret 2019 449 Wawancara, 20 Maret 2019

Page 260: DISERTASI - Islamic University

239

maupun di gedung B, jarang di jumpai kepala sekolah ada di ruang

kerjanya, kecuali kalau ada yang berurusan dan ada tamu. Kegiatan

kepala sekolah dalam pengawasan/kontrol terkadang tidak di sadari oleh

guru bahwa kepala sekolah tersebut melihat dan menilai kinerja

mereka.450 Kepala sekolah selalu memantau dan memonitoring yang

dilakukan beulang-ulang kegiatan supervisi yang dilakukan oleh sekolah,

dengan tujuan untuk memberikan pengalaman dan menambah wawasan

kepada guru, karena dengan adanya supervisi yang dilakukan sebagai

bahan evaluasi dalam menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik.

Sehingga termotivasi kerja lebih baik lagi.

Mengenai kinerja guru Kepala sekolah selalu, mengingkan agar

guru lebih profesional. Supervisi Kepala sekolah kami sangat bagus, guru-

guru juga sangat termotivasi dalam mengajar di kelas, hanya saja

memang masih ada kendala yang di hadapi, yaitu masalah guru yang

rumahnya jauh, perjalanan menuju sekolah terlalu padat, menyebabkan

kemacetan karena letak sekolah dalam satu komplek dengan sekolah TK,

SD, SMP, SMK, dan MA Aisyiah. Masalah profesionalisme guru sudah

tidak diragukan lagi.451

Berkenaan dengan supervisi yang dilakukan oleh Kepala sekolah

hal-hal yang dipersiapkan adalah: karena Kepala sekolah merupakan

edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan

motivator (EMASLIM). Salah satu kompetensi Kepala sekolah adalah

supervisi kepada pekerjaan guru dan karyawan, sebelum melakukan

supervisi langkah yang dilakukan adalah mempersiapkan hal-hal yang

berkenaan dengan pembelajaran bagi guru, dan ini merupakan supervisi

yang secara tidak langsung yang diberitahukan kepada guru, contoh

mempersiapkan rencana pembelajaran, perengkat pembelajaran, strategi

penilaian. Dan untuk tenaga kependidikan mempasilitasi supervisi yang

dilakukan oleh kepala sekolah. Proses pelaksanaan supervisi

450

Observasi, 19 Maret 2019. 451 Observasi, 20 Maret 2019.

Page 261: DISERTASI - Islamic University

240

pembelajaran oleh kepala sekolah dimulai dari kegiatan pra observasi

yaitu kegiatan yang dilakukan supervisor dalam hal ini kepala sekolah

sebelum melakukan observasi secara langsung dalam proses pengajaran

yang dilakukan oleh guru dan siswa di kelas. Dalam tahap ini Kepala

sekolah telah melakukan perencanaan yang berkaitan dengan waktu

pelaksanaan observasi, sasaran observasi serta menyiapkan instrumen

dan teknik pelaksanaan observasi pembelajaran. Pada tahap ini juga

hampir tidak ada kendala-kendala yang terjadi sehingga semua kegiatan

pra observasi berjalan dengan baik. Ketiga output, dimana tujuan kepala

sekolah setelah adanya pelatihan-pelatihan dan supervisi yang diadakan

untuk mencetak guru profesional dalam bekerja serta menambah

wawasan dalam pengembangan diri, mencetak siswa-siswa berprestasi,

karena dengan prestasi dan guru profesional dapat memajukan sekolah

SMA Muhammadiyah dalam menghadapi daya saing terutama di sekolah-

sekolah unggul Negeri dan Swasta khususnya di kota Palembang.452

Senada dengan observasi peneliti hasil wawancara dengan wakil ISMUBA

yang berinisial HM, mengatakan bagwa guru-guru SMA Muhammadiyah 1

sudah cukup baik dalam menjalankan tugasnya, masuk tepat waktu,

kelengapan mengajar sudah dibuat diawal tahun pembelajaran, aktif

dalam mengikuti kegiatan seperti workshop, seminar, diklat, upgrading,

pengajian ke Islaman baik yang di selenggarakan oleh Diknas Provinsi

maupun oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, dengan adanya kegiatan

yang positif di lakukan guru akan lebih profesional dalam bekerja dan

berdampak positif juga terhadap kedisiplinan siswa dalam proses belajar

mengajar, sehingga sekolah Muhammadiyah 1 tetap unggul di tengah

masyarakat.453 Keempat melihat kegiatan dan fungsi manajemen yang

dilakukan oleh pihak manajemen sekolah outcome untuk sekolah dan

siswa terutama bagi lingkungan masyarakat terutama warga

Muhammadiyah, mempercayakan kepada persyarikatan bahwa

452

Observasi, 4 April 2019. 453Wawancara, 4 April 2019.

Page 262: DISERTASI - Islamic University

241

Muhammadiyah 1 Palembang mampu mencetak generasi muda yang

berkwalitas sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional dan Pendidikan

Muhammadiyah.454 Senada dengan hasil pengamatan peneliti, hasil

wawancara dengan guru ISMUBA yang berinisial HM, bahwa alumni SMA

Muhammadiyah 1 Palembang dapat diterimah oleh masyarakat terutama

dalam bidang keagamaan, ada siswa yang sudah tamat aktif jadi

pengurus masjid dan menjadi imam khotib, kemudian banyak siswa-siswi

yang diterima di PTN baik jalur undangan maupun jalur tes, ada juga yang

masuk PTS, terutama di Universitas Muhammadiyah Palembang dan ada

juga yang kerja. Itu semua beragam informasi yang kami dapatkan dari

siswa.455

Berdasarkan data lapangan hasil observasi dan wawancara serta

dokumentasi bahwa model pengelolaan kinerja guru yang di lakukan oleh

pihak manajemen sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Palembang dapat

dimaknai sebagai model inovasi manajemen kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja guru dan model ini bersifat alamiah yang dilakukan

oleh pengelola sekolah. Hal ini menunjukan bahwa kerjasama kepala

sekolah dan guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang sudah baik.

Sehingga dapat peneliti gambarkan pola Model Pengelolaan Kinerja Guru

SMA Muhammadiyah 1 Palembang Sumatera Selatan.

454

Observasi, 7 April 2019. 455

Wawancara, HM, 7 April 2019.

Page 263: DISERTASI - Islamic University

242

Gambar 4.1 Model Pengelolaan Kinerja Guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi Sumatera Selatan

Input

S1 S2

Guru Bidang Studi

Proses

Pendidikan dan

Pelatihan

1.Penataran 2.Seminar 3.Diklat 4.MGMP 5.Workshop

Supervisi

Kepala Sekolah

1.Monitoring 2.Review

Output

Guru

Profesional

1.Siswa berprestasi 2.Disiplin siswa meningkat

outcome

PTN PTS dan

Kerja

Page 264: DISERTASI - Islamic University

243

Model pengelolaan kinerja guru yang ditemukan di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang dapat dimaknai sebagai inovasi manajemen

dalam meningkatkan kinerja guru, dimana kepala sekolah mengelola

kinerja guru yang berdampak positif pada kemajuan sekolah. Model ini

diangkat dari input, proses,output dan outcome. Pada bagan satu Input

yang dilakukan oleh kepala sekolah dilihat dari kualifikasi pendidikan

sudah baik, guru semuanya sudah S1 bahkan sudah S2, kualifikasi

pendidikan yang ada pada guru, tentunya ada perlakuan umum dan

khusus yang dilakukan oleh kepala sekolah. Perlakuan umum dan

perlakuan khusus kepala sekolah yang pada akhirnya dapat menjadikan

guru bekerja secara profesional, karena semakin tinggi tingkat

pendidikannya semakin bagus capaiannya, dengan kualifikasi akademik

yang di miliki sesuai dengan bidang studi akan berdampak positif terhadap

pekerjaan yang diemban karena sesuai dengan bidang dan keahliannya

masing-masing. Pada bagan kedua Proses, yang dilakukan oleh

pengelola sekolah melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta supervisi

yang dilakukan oleh pihak manajemen sekolah seperti, pelatihan dalam

bentuk penataran, seminar, diklat, MGMP, worksop, untuk menambah

wawasan guru menjadi guru profesional, guru profesional berdampak

pada siswa bisa meningkat prestasinya, bertambah kedisiplinannya,

bertambah giat melakukan ibadah, pihak manajemen sekolah selalu

memantau dan memonitoring setiap kinerja yang dilakukan oleh guru, dan

kegiatan ini selalu dilakukan berulang-ulang sehingga dalam proses ini

memberikan motivasi yang baik kepada guru. Pada bagan ketiga Output

menjelaskan bahwa kinerja guru berdampak positif terhadap hasil dan

tujuan sekolah, seperti meningkatnya disiplin terhadap siswa dan prestasi

siswa meningkat sehingga sekolah SMA Muhammadiyah 1 Palembang

masih terpercaya di tengah masyarakat, meningkatnya animo masyarakat

untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini masih tetap banyak.

Keberhasilan SMA Muhammadiyah 1 Palembang di bidang akademik

tidak kalah saingan dengan sekolah-sekolah lainnya. Pada bagan

Page 265: DISERTASI - Islamic University

244

keempat outcome keberhasilan guru dalam proses belajar dan mengejar

terhadap siswa adalah banyaknya siswa yang diterima baik itu jalur

undangan, jalur tes di perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS)

serta ada juga diterima kerja. Keberhasilan-keberhasilan tersebut dapat

memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa SMA

Muhammadiyah 1 Palembang tidak kalah saing dengan sekolah-sekolah

swasta yang favorit di Provinsi Sumatera Selatan.

C. ANALISIS HASIL PENELITIAN

Model Pengelolaan kinerja guru di SMA 1 Muhammadiyah Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan

Kepala sekolah SMA Muhammadiyah 1 Palembang sudah

membuat rencana kerja yang matang dalam meningkatkan kinerja guru.

Dari 93 orang guru yang ada didorong untuk menekuni kewajibannya

dengan penuh loyalitas dan konsisten mendidik dan mengajar serta

mengabdi penuh keikhlasan sesuai dengan visi sekolah, Terwujudnya

kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dengan landasan nilai-nilai Al-

Qur’an dan Sunnah serta menjadi sekolah berprestasi Islami dan

berkarakter serta berwawasan lingkungan” dengan mengemban

melaksanakan program pembelajaran yang tertuang dalam misi: (1)

Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan warga sekolah kepada Allah

SWT, (2) Melaksanakan proses bimbingan belajar yang intensif untuk

meningkatkan nilai UNBK dan UAS, (3) Melaksanakan program

pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan berkualitas dan mampu

bersaing di PTN dan PTS favorit, mengaktualisasi jadi diri siswa yang

unggul dalam bidang akademik, (4) Melaksanakan program pembelajaran

yang mampu mengaktualisasi jati diri siswa yang unggul dalam bidang

non akademik, (5) Melaksanakan pembelajaran berbasis TIK/ICL, (6)

Melaksanakan pembelajaran berbasis lingkungan.

Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuannya SMA

Muhammadiyah 1 Palembang telah mengupayakan pembenahan dalam

Page 266: DISERTASI - Islamic University

245

bentuk serangkaian kebijakan yang pada dasarnya adalah upaya konkrit

untuk menuju pengelolaan SMA Muhammadiyah 1 Palembang yang lebih

mandiri, transparan, akuntabel, responsibel dapat dipertanggung

jawabkan, wajar dan taat terhadap ketentuan perundang-undangan yang

berlaku. Sehingga kinerja guru dapat terlaksana dengan baik, guru sudah

memahami dengan baik bidang keguruan yang ditekuninya dan kualifikasi

pendidikan dari 93 orang berkualifikasi S1 dan 22 orang sudah

berkualifikasi S2, ini berarti motivasi guru untuk meningkatkan

kompetensinya semakin baik dan meningkat.

SMA Muhammadiyah 1 Palembang memandang kinerja guru sudah

baik di lihat dari loyalitas dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

baik itu sebelum proses pembelajaran melakukan perencanaan

pebelajaran adanya perangkat pembelajaran pada waktu pelaksanaan

pembelajaran. Pada proses pembelajaran dilihat dari kesiapan perangkat

pembelajaran seperti: silabus, Kalender Pendidikan, Program Tahunan

(Prota), Program Semester (Promes), Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),

Rencana Program Pembelajaran (RPP), dan Evaluasi. Hal tersebut

sejalan dengan model manajemen kinerja Ken Blanchard dan Garry

Ridge, dimulai dengan perencanaan kinerja, pelaksanaan kerja, dan

evaluasi kinerja.

Proses belajar mengajar memang perlu direncanakan agar dalam

pelaksanaan pembelajaran berlansung dengan baik dan dapat mencapai

hasil yang diharapkan. Untuk dapat membuat perencanaan pembelajaran

yang baik dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal,

setiap guru harus mengetahui unsur-unsur pembelajaran tersebut dalam

mengidentifikasikan apa yang dibutuhkan oleh siswa, bagaimana keadaan

lingkungan dari siswa, keadaan sosio-kultural yang melingkupi siswa,

keadaan lingkungan sekolah beserta dengan sarana dan prasarana yang

ada, tujuan dari visi, misi sekolah, kriteria pembelajaran yang akan

dilakukan serta evaluasi.

Page 267: DISERTASI - Islamic University

246

Mulyasa mengemukakan dalam membuat perencanaan

pembelajaran harus memperhatikan minat dan bakat siswa serta tujuan

yang ingin dicapai oleh sekolah dan masyarakat dimana pembelajaran

tersebut dilakukan. Dalam kaitannya dengan ini guru hendaknya mampu

membuat perencanaan yang baik, yang sesuai dengan kondisi dan situasi

yang ada, baik siswa, sekolah maupun lingkungan. Selain itu juga harus

menjadi seorang motivator bagi anak didiknya, agar para peserta didik

dapat lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran serta menunjang

pembentukan kompetensi.456

Berkenaan dengan hal tersebut, beberapa unsur dalam yang harus

dipenuhi dalam mengembangkan persiapan mengajar, yaitu: Rumusan

kompetensinya jelas. Semakin konkret kompetensi, semakin mudah

diamati dan semakin cepat dalam membentuk kompetensi yang

diinginkan. Persiapan yang dilakukan dalam proses pembelajaran harus

bersifat fleksibel, sederhana dan mudah untuk dilaksanakan oleh guru dan

siswa. Rencana yang telah dibuat harus mampu menghantarkan pada

pencapaian kompetensi yang diharapkan, serta bersifat menyeluruh dan

jelas pencapaiannya. Harus dilakukan koordinasi yang baik dalam satu tim

pembelajaran, apabila pembelajaran yang dilakukan dengan cara

pengajaran satu tim.457

Supaya seorang guru dapat membuat perencanaan pembelajaran

yang baik, maka seorang guru hendaknya memahami berbagai macam

unsur yang harus dipenuhi dalam sebuah pembelajaran, mulai dari teknik

dan prosedur pembuatan rencana pembelajaran, media yang akan

digunakan, teknik yang akan diterapkan dalam proses pembelajarannya

nanti. Guru memiliki tugas untuk membimbing dan mengantarkan peserta

didik untuk meningkatkan kompetensinya, sehingga anak didik akan dapat

berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya serta menjadi manusia

yang seutuhnya yang sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional. Dasar 456E.Mulyasa, Mejdadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Bandung: Remaja Rosdakarya), hlm. 35. 457 Ibid, hlm. 80.

Page 268: DISERTASI - Islamic University

247

ini memiliki pengertian bahwa seorang guru dalam tugas mengajarnya

setiap hari harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang

kondusif, sehingga akan dapat menghasilkan peserta didik sesuai dengan

yang menjadi tujuan pendidikan nasional. Tujuan dari pendidikan nasional

adalah mencetak manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki keimanan

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta selalu berpedoman pada dasar-dasar Negara Indonesia

sebagai mana yang tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia.458

Perencanaan yang dilakukan oleh kepala SMA Muhammadiyah 1

Palembang sudah didukung oleh kemampuan manajerial sekolah, dan

berkembang dari tahun ketahun. Pendidikan Muhammadiyah mempunyai

ciri khas tersendiri, dengan disiplin kerja, beriman, berakhlak, berilmu dan

beramal, dan motivasi kerja.459 Hasil ekplorasi peneliti maka menemukan

bahwa guru-guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang mendapatkan gaji

berdasarkan kemampuan persyarikatan, meskipun belum sesuai dengan

Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumatera Selatan berdasarkan Surat

Keputusan Gubernur Nomor 640 tahun 2018 dengan nilai Rp. 2.805.751

untuk Tahun 2019. Masih banyak guru yang digaji di bawah angka ini.

Mengacu pada teori dan peraturan tentang guru, maka melalui

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen Pasal 14 dikatakan bahwa dalam melaksanakan tugas

keprofesional, guru berhak:

a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi

458 Undang-Undang No. 2/1989. 459 Ahmad Dahlan Rais, Pidato Ilmiah Pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang, 9 Oktober 2019.

Page 269: DISERTASI - Islamic University

248

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasrana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan

f. Memiliki kebesan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

h. Memiliki kebebasan untuk berserikat organisasi profesi. i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam menentukan kebijakan

pendidikan. j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan

kualifikasi akademik dan kompentensi. k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.460

Pasal 15 ayat (1) dikatakan penghasilan di atas kebutuhan hidup

minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta

penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjang fungsional, tunjangan

khusus, dan maslahat tambahan terkait dengan tugas sebagai guru yang

ditetapkan sebagai prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Sementara

itu Pasal 16 ayat (1) pemerintah memberikan tujangan profesi kepada

guru yang telah memiliki sertifikat pendidikan. Ayat (2) dikatakan

tunjangan profesi diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok. Pasal

19 ayat (1) maslahat tambahan merupakan tambahan kesejahteraan yang

diperoleh untuk tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa dan

penghargaan bagi guru, serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan

bagi putra dan putri guru, pelayan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan

lainnya.461 Sejalan dengan hak guru tersebut Glenn Langford mengatakan

juga guru dapat bekerja secara profesional harus memenuhi kriteria

pertama: (1) Pembayaran/gaji (Payment), (2) Pengetahuan dan

Keterampilan (Knowledge and Skill), (3) Tanggung jawab dan Tujuan

(Responsibility and purpose), (4) Pelayanan profesional (The professional

460 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Asa Mandiri, Cet 1, 2018), hlm. 8-9. 461 Ibid, hlm. 9-11.

Page 270: DISERTASI - Islamic University

249

ideal of sirvice), (5) Kesatuan dan (Unity and), (6) Pengakuan

(Recognition).462

Para guru tetap yayasan di SMA Muhammadiyah 1 Palembang

mendapatkan gaji pokok dan transport, tunjangan wali kelas, tunjangan

piket, tunjangan pembina, tunjangan mengajar KBM Plus dan tunjangan

profesi bagi yang sudah sertifikasi. Dan guru tetap yayasan juga

mendapatkan jaminan kesejateraan sosial dalam bentuk perlindungan

kesehatan jiwa selama bekerja di SMA Muhammadiyah 1 Palembang.

Perbedaannya dengan guru tidak tetap yayasan mereka belum

mendapatkan gaji pokok dan tunjangan kesehatan.

Kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang secara bertahap

sudah ditingkatkan, upaya-upaya untuk meningkatkan dilakukan dan

diawali dengan usaha kepala sekolah dan wakilnya sebagai manajer para

guru dari mulai rekrutmen, penampilan kerja dan penilaian kerja. Dan

usaha kepala sekolah dalam mengelola kinerja guru dimasukan nilai-nilai

keagamaan yang dapat menjadikan guru lebih profesional baik bidang

keagamaan dan sesuai dengan tujuan pendidikan Muhammadiyah.

Dalam persyarikatan Muhammadiyah mengingatkan ajaran utama

KH. Ahmad Dahlan yaitu: Prinsip hidup-hidupilah Muhammadiyah dan

jangan mencari hidup di Muhammadiyah, hal ini mengingatkan kepada

pemimpin dan seluruh warga persyarikatan Muhammadiyah untuk

memelihara dan meneguhkan niat Ikhlas dan mencari redho Allah dalam

ber-Muhammadiyah dan juga mengingatkan tentang watak dasar

Muhammadiyah diantaranya adalah bahwa Muhammadiyah adalah

Organisasi atau persyarikatan yang merupakan suatu gerakan Islam,

Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar dan Tajdid.463. Allah berfirman:

462 Glenn Langford, Teaching As a Profession An Essay In The Philosopy Of Education (Manchester University Press, 1978), hlm. 5. 463Rosyad Sholeh, Manajemen Dakwah Muhammadiyah (Yogyakarta, Suara Muahammadiyah, 2010), hlm.42.

Page 271: DISERTASI - Islamic University

250

ä3tF ø9 uρ öΝä3ΨÏiΒ ×π ¨Β é& tβθ ããô‰tƒ ’ n<Î) Î�ö� sƒø: $# tβρã� ãΒù' tƒ uρ Å∃ρã� ÷èpR ùQ$$ Î/ tβöθ yγ ÷Ζtƒ uρ Ç tã Ì� s3Ψßϑø9 $# 4 y7 Í×≈ s9 'ρé& uρ ãΝèδ šχθßs Î=ø�ßϑø9 $# ∩⊇⊃⊆∪

Artinya: “ dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.

464

Kinerja profesional guru juga bisa dilihat dari beberapa aspek, yaitu

(1) peningkatan kualitas pembelajaran dengan memberdayakan berbagai

aspek sehingga guru meningkat kreativitas dan produktivitasnya.

Kreativitas dan produktivitas menjangkau berbagai aspek pendukung

pembelajaran dari persiapan, pelaksanaaan pembelajaran, metode,

media, evaluasi, dan tindak lanjut; (2) kemampuan guru dalam menguasai

berbagai media, ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga akan dapat

memberikan pengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran,

seperti kemampuan guru dalam menguasai internet, kemampuan guru

dalam menguasai media masa, jurnal, penulisan buku dan lain

sebagainya; (3) kontribusi guru dalam karya yang dapat dimanfaatkan

orang lain.; (4) penerapan strategi atau berbagai macam teknologi yang

terbaru yang dapat mendukung pembelajaran; (5) mampu menggunakan

teknologi informasi dengan baik dalam pembelajaran sepert internet; dan

(6) motivasi terus berkembang untuk maju dan berkualitas dalam

pembelajaran, administrasi, pengembangan diri, yang mengarah pada

perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

Melalui peningkatan pengetahuan tersebut, maka seorang guru

akan dapat mengikuti perkembangan zaman. Guru yang selalu

menambah pengetahuannya serta mampu mengikuti perkembangan

zaman, merupakan salah satu indikator guru yang memiliki kinerja yang

baik. Melalui kinerja guru yang baik seperti itu akan dapat menghantarkan

anak didiknya mencapai prestasi yang tinggi. Oleh karena itu, semua

464 Anonim, Al-Qur’an... Op. Cit. hlm. 63.

Page 272: DISERTASI - Islamic University

251

pihak baik pemerintah dan sekolah hendaknya terus melakukan

peningkatan kinerja guru melalui peningkatan pengetahuan guru tersebut.

Secara lebih khusus, terkait dengan kinerja mengajar seorang guru, tidak

bisa dipisahkan dari faktor pendorong dari keberhasilan kinerja guru

tersebut.

Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan

kinerja seorang guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Kepala

sekolah dalam menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin tentunya

akan berhasil adanya dorongan dari berbagai pihak, mustahil dalam suatu

lembaga pendidikan keberhasilan itu di capai oleh satu orang saja,

kumponen-kumponen itu tentunya berasal dari tim kerja baik. Baik itu

berasal dari internal mau pun eksternal.

1) Faktor yang berasal dari dalam dirinya (internal)

Di antara faktor dari dalam diri (internal) adalah: Pertama,

kecerdasan. Kecerdasan adalah faktor yang sangat memberikan

pengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas. Semakin rumit

tugas-tugas yang diemban maka semakin tinggi pula kecerdasan yang

diperlukan. Seseorang yang memiliki kecerdasan yang tinggi, apabila

diberikan tugas yang monoton atau pekerjaan yang tingkat kesulitannya

dan tantangannya rendah, maka kinerjanya malah akan semakin

menurun. Karena itu seorang yang memiliki kecerdasan hendaknya

diberikan kemadirian untuk melakukan kreativitas dan pengembangan diri.

Seorang guru yang memiliki kecerdasan hendaknya diberikan

kesempatan untuk mengembangkan potensinya, melalui kesempatan

untuk berkarya atau mengikuti kompetensi guru berprestasi. Kecerdasan

seorang guru juga dapat ditingkatkan dengan pendidikan dan pelatihan,

oleh karena itu hendaknya seorang guru terus meningkatkan kecerdasan

dan keilmuannya melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan.

Kedua, keterampilan dan kecakapan. Terkait hal ini, sesungguhnya

setiap orang memiliki keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda.

Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dari berbagai pengalaman dan

Page 273: DISERTASI - Islamic University

252

latihan termasuk potensi yang melekat pada dirinya yang berhasil

diwujudkan dalam bentuk realitas. Sesuainya antara bakat dengan

pekerjaan yang dijalani seseorang maka seseorang tersebut akan dapat

bekerja secara optimal. Keterampilan dan kecakapan guru akan mudah

ditingkatkan apabila profesi guru tersebut merupakan minat yang muncul

dari hati nurani. Ketiga, adanya minat agar kerja yang dilakukan lebih

semangat. Tugas yang sesuai deng kemampuannya kemudian disertai

dengan minat yang tinggi dapat menunjang tercapainya kinerja yang baik.

Selain itu, motif yang dimiliki juga dapat memberikan dorongan yang besar

terhadap peningkatan kinerja seseorang. Adanya motif akan

mengarahkan, membuatnya bertahan serta mampu membuatnya tetap

semangat dalam mengahasilkan kinerja sesuai dengan standar kerja atau

peraturan dan norma pada proses yang dilaksanakan.

Keempat, faktor kepribadian juga mempengaruhi bagaimana

seorang bersikap terhadap pekerjaannya maupun keterbukaannya

terhadap pengalaman-pengalaman baru yang terbaik dalam bekerja.

Seseorang memiliki kepribadian yang kuat dan integritas yang tinggi akan

memiliki kinerja yang tinggi dan akan mampu melakukan interaksi dengan

rekan kerja dengan baik. Kelima, faktor fisikal akan mempengaruhi

pencapaian kerja seseorang. Kesehatan seseorang merupakan sebuah

faktor yang sangat menentukan kesuksesan dalam menyelesaikan

sebuah pekerjaan. Apabila seseorang kesehatannya terganggu, maka

dipastikan pekerjaannya juga akan terbengkalai. Seorang dengan kondisi

lebih sehat mampu lebih fokus dan bekerja dengan daya tahan tubuh

yang baik pada beragam kondisi dan tantangan pekerjaan.

2) Faktor dari luar diri sendiri (eksternal)

Faktor yang termasuk dari luar diri sendiri (eksternal) diantaranya

adalah Pertama, lingkungan keluarga. Keadaan keluarga dapat

memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja seseorang. Oleh

karena itu, ketika memiliki sebuah keluarga yang harmonis dan sejahtera,

hal tersebut merupakan sebuah motivasi tersendiri yang dapat

Page 274: DISERTASI - Islamic University

253

meningkatkan semangat kerja seseorang, dan pada akhirnya kualitas

kinerja seseorang akan dapat meningkat dengan baik. Begitu juga dengan

guru yang punya keluarga yang harmonis dan sejahtera, maka kinerjanya

akan meningkat lebih baik dari pada yang memiliki permasalahan hidup

dalam keluargannya. Karena keluarga memiliki pengaruh yang signifikan

dengan kinerja seorang guru di tempat kerjannya.

Kedua, lingkungan kerja juga memiliki pengaruh besar terhadap

kinerja. Situasi tempat kerja yang menyenangkan dapat mendorong

seseorang bekerja secara optimal. Tidak jarang orang kecewa dengan

lingkungan kerjanya. Kekecewaan tersebut antara lain karena tidak

adanya gaji yang memadai, tidak adanya kesempatan untuk

mengembangan karir, dan tidak adanya rekan kerja yang kolegial. Dari

sini, maka seorang pemimpin juga memiliki peranan dalam menciptakan

lingkungan kerja bagi para bawahannya menjadi menyenangkan. Melalui

lingkungan dan tempat kerja yang baik serta menyenangkan, maka kinerja

setiap orang yang ada di dalamnya juga akan dapat mengalami

perkembangan dengan baik. Dalam hal ini seorang kepala sekolah juga

memiliki peran besar untuk mengelola sekolahnya menjadi sebuah tempat

yang menyenangkan, menjamin rasa aman dan nyaman seluruh guru dan

muridnya, sarana dan prasarana yang lengkap, serta hubungan antar

personal di dalamnya yang terjalin dengan baik.

Ketiga, komunikasi dengan rekan sejawat yang baik. Pelaksanaan

pekerjaan memerlukan interaksi dan proses komunikasi karena pada

dasarnya tindakan atau kinerja terkait dengan proses komunikasi baik

dengan rekan sejawat maupun kepala sekolah sebagai pimpinan.

Komunikasi mempengaruhi bagaimana proses kerja maupun ketersediaan

input dalam mewujudkan kinerja. Adanya sarana prasarana yang lengkap

akan dapat memberikan kemudahan bagi seorang guru untuk

melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik.

Terkait dengan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja

guru ini, seorang guru SMA Muhammadiyah menjelaskan sebagai berikut:

Page 275: DISERTASI - Islamic University

254

Di sekolah ini lingkungannya sangat nyaman. Dari mulai sarana dan

prasarana yang sudah terbilang cukup legkap, maupun persaudaraan

diantara para guru yang terjalin sangat baik. Di sini gurunya sangat

kompak, bahkan seakan-akan diantara mereka adalah saudara yang

sangat dekat. Jika ada yang sakit atau terkena suatu musibah, maka

seakan-akan guru-guru yang lain juga ikut merasakannya. Hal inilah yang

membuat guru disini merasa nyaman dan krasan. Bahkan guru-guru yang

PNS walaupun ada yang rumahnya jauh dari sekolah, mereka enggan

untuk mutasi di tempat lain, karena mereka sudah merasa nyaman di

sekolah ini. Kekompakan dan kekeluargaan seluruh guru semacam ini

yang juga menjadikan sebab sekolah ini semakin maju dan berkembang

dengan baik. Karena itu, lingkungan sekolah yang seperti ini yang harus

selalu kita jaga.465

Penjelasan guru tersebut memberikan pengertian bahwa faktor

eksternal sangat mempengaruhi kinerja seorang guru, sehingga

menjadikan sekolahnya dapat semakin maju dan berkembang. Memang

peningkatan dan perbaikan pendidikan harus terus dilakukan secara

bertahap. Mulai dari pengadaan sarana dan prasarana yang lengkap,

peningkatan kompetensi para gurunya, sampai pada pembentukan

lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk proses belajar dan

mengajar. Peningkatan kompetensi guru perlu terus ditingkatkan.

Sedangkan apabila guru tidak diberikan kesempatan oleh sekolah untuk

melakukan pengembangan potensinya secara maksimal, maka guru juga

tidak akan dapat berkembang dengan baik. Karena itu, guna untuk

meningkatkan profesionalitas dan kinerja guru, maka seorang guru perlu

diberikan kesempatan untuk dapat mengembangkan kreativitasnya.

Sedangkan sebuah kreativitas tang tinggi tidak akan muncul kecuali

dengan adanya kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut serta

465 Hasil wawancara dengan guru SMA Muhammadiyah 1 Kota Palembang, 17 Mei 2019.

Page 276: DISERTASI - Islamic University

255

dorongan dan motivasi yang tinggi yang muncul baik dari dalam dirinya

sendiri maupun dari luar dirinya.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik benang merah bahwa

peningkatan kinerja guru dapat muncul disebabkan oleh adanya faktor

internal dan eksternal. Faktor internal antara lain, adanya kecerdasan,

keterampilan yang dimiliki, minat yang tinggi dalam profesinya menjadi

seorang guru. Sedangkan faktor eksternal antara lain, adanya pengaruh

keluarga, masyarakat, lingkungan kerja, maupun berbagai situasi yang

mempengaruhi seorang guru tersebut. Sedangkan faktor internal dan

eksternal tersebut sebanarnya dipengaruhi oleh kompetensi dan motivasi.

Terkait dengan kompetensi dan motivasi yang mempengaruhi kinerja guru

tersebut, maka akan peneliti jelaskan dalam penjelasan berikut ini:

1) Kompetensi Guru

Sebelum menjelaskan konsep kompetensi guru, peneliti akan

menguraikan konsep kompetensi terlebih dahulu. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, kompetensi diartikan sebagai kemampuan dan

kewenangan untuk menentukan sesuai sesuai dengan keahlian yang

dimilikinya.466 Sedangkan Murgiyono berpendapat bahwa kompetensi

adalah kemampuan untuk membina diri dan orang lain menjadi lebih

profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil.467 Menurut Sinnott

kompetensi adalah suatu alat untuk mengembangkan kemampuan

karyawan atau bawahan agar memiliki kemampuan tertentu sesuai

dengan yang diinginkan oleh atasan. Kemampuan tersebut adalah suatu

keahlian yang dibutuhkan baik untuk masa sekarang maupun masa yang

akan datang.468

Terkait dengan kompetensi, menurut Spencer dalam Hamzah B.Uno

ada lima karakteristik kompetensi yaitu: Motives, adalah sesuatu yang

466 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 15. 467 Murgiyono, “Paradigma Manajemen Pegawai Negeri Sipil”, Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS, Nomor 4, Volume. 1, Juni 2010, 25. 468 Cut Zurnali, Learning Organization, Competency, Organizational Commitment, dan Customer Orientation : Knowledge Worker - Kerangka Riset Manajemen Sumberdaya Manusia di Masa Depan (Unpad Press: Bandung, 2010), hlm. 62.

Page 277: DISERTASI - Islamic University

256

dilakukan oleh seseorang yang menyebabkan dirinya terdorong untuk

melakukan sesuatu. Traits, merujuk pada ciri bawaan yang bersifat fisik

(physical characteristrics) dan tanggapan yang konsisten terhadap

berbagai situasi atau informasi. Self concept, yakni sikap, nilai atau image

yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri. Self concept ini akan

memberikan keyakinan pada seseorang siapa dirinya. Apakah ia seorang

pemarah ataukah orang yang sabar dan mampu mengendalikan diri.

Demikian pula, apakah ia seorang yang cerdas ataukah ia selalu

mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu. Knowledge, adalah

informasi yang diketahui oleh seseorang dalam suatu bidang tertentu.

Skill, adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang baik mental

maupun fisik. Berbeda dengan keempat karakteristik kompetensi lainnya

yang bersifat inten dalam diri individu, skill merupakan karakteristik kom-

petensi yang berupa action . Skill mewujudkan se-bagai perilaku yang di

dalamnya terdapat motives, traits, self concept dan knowledge.469 Konsep

kompetensi seperti diuraikan diatas menurut Spencer & Spencer dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar. 4.3.

Konsep kompetensi individu

Karakteristik Skill (keterampilan) dan Knowledge (pengetahuan)

cenderung dapat dilihat, karena berada di permukaan, kedua karakteristik

469

Hamzah B.Uno, Nina Lamatenggo, Tugas Guru Dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), hlm. 3.

Watak

Pengetahuan Motivasi Internal

Kompetensi

individu

Keterampilan Konsep Diri

Page 278: DISERTASI - Islamic University

257

ini relatif mudah untuk dikembangkan, misalnya melalui pengalaman atau

pelatihan. Sedangkan karakteristik Self concept (konsep diri), Traits

(watak) dan Motives (motif) bersifat tersembunyi, lebih dalam dan

berperan sebagai sumber dari kepribadian, lebih sulit untuk

dikembangkan.

Sementara berkaitan dengan keefektifan atau prestasi seseorang

Stephen R. Covey mengemukakan bahwa situasi yang ideal dalam

berorganisasi dan bermasyarakat agar terjelma suatu jaringan manusia

yang saling membantu dan meningkatkan sinergi sebuah organisasi

dengan adanya interdependence, yaitu ketergantungan bersama setelah

sebelumnya ada independence (kemerdekaan) dan sebelumnya lagi ada

dependence (ketergantungan pada seseorang).

Menurut Stephen Covey ada tujuh kebiasaan orang yang efektif

terkait dengan kompetensi sebagai berikut : 1) Proaktif, 2) Memulai dari

gagasan akhir dalam pikiran, 3) Mengutamakan hal yang harus

diutamakan, 4) Berpikir menang-menang, 5) Memahami dahulu orang lain

baru minta dipahami, 6) Membangun kebersamaan sinergi, 7) Selalu

memperbaharui kehidupan.470 Melatih kebiasaan kognitif umumnya lebih

mudah dibandingkan melatih kecerdasan emosi seperti membuat orang

agar konsisten, memiliki kepercayaan diri kreatif dan sebagainya.

Disamping pembagian kompetensi diatas, lebih lanjut Spencer &

Spencer membagi kompetensi individu secara lebih terperinci menjadi

enam kelompok, di mana masing-masing kelompok tersebut terdiri dari

lima sampai enam kompetensi, kelompok kompetensi ini diantaranya

adalah sebagai berikut:

1) Semangat untuk berprestasi dan bertindak (Achievement and Action) yang mencakup kompetensi: (a) Orientasi prestasi (Achievement orientation); (b) Penilaian terhadap kerapian, mutu dan ketelitian (Concern for Order); (c) Inisiatif (Initiative) yaitu bertindak melebihi yang dibutuhkan atau diharapkan.

470 Stephen R, The 7 Habits of Higly Effective People, Terj. Budijanto (Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1997), hlm. 85.

Page 279: DISERTASI - Islamic University

258

2) Kemampuan pelayanan (Helving and Human Services) yang mencakup kompetensi: (a) Empati (Interpersonal Understanding); (b) Orientasi pelayanan dan kepuasan pelayanan atau kepuasaan pelanggan (Customer Services Orientation).

3) Kemampuan mempengaruhi orang lain (The Impact an Influence) yang mencakup kompetensi: (a) pengaruh strategis mendukung dan mempengaruhi (impact an influence); (b) Kesadaran berorganisasi (organization awarenes); (c) Membangun hubungan kerja (relation building).

4) Kemampuan Manajerial (mangerial) yang mencakup kompetensi: (a) Kemampuan memberi dukungan (develoving others); (b) Keberanian memberi perintah dan memanfaatkan kekuasaan jabatan (directiveness assertivenes an news of posisitional power); (c) Kerja kelompok dan kerja sama (teamwork and cooperation); (d) Kepemimpinan kelompok (team leadership).

5) Daya pikir atau kemampuan keahlian (cognitif) yang mencakup kompetensi: (a) Berpikir analistis (analitical thinking); (b) Berpikir konseptual (conceptual thinking); (c) Keahlian teknis (exspertise).

6) Efektivitas individu (personal effectiveness) yang mencakup kompetensi: (a) Pengendalian diri (self control); (b) Kepercayaan diri (self confidence); (c) Fleksibilitas (flexsibility); (d) Komitmen pada organisasi.

7) Peninjauan kompetensi berkembang seiring dengan berkembangnya tuntutan organisasi serta kedudukannya dalam struktur organisasi. Dalam organisasi ada tiga tingkatan manajemen di mana pada posisi yang paling atas biasa disebut eksekutif kemudian manajer selanjutnya adalah karyawan tentunya kompetensi yang dibutuhkan berbeda satu dengan yang lainnya.

Pada tingkatan yang tinggi diperlukan strategi dan manajemen

tingkat tinggi juga. Strategic thingking merupakan sebuah kemampuan

untuk melakukan pengaturan terhadap perubahan lingkungan yang begitu

cepat, agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan agr

dapat mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan. Sedang change

leadership merupakan sebuah strategi untuk mengatur organisasi agar

mampu mencapai visi dan misi sebagaimana yang telah direncanakan

sebelumnya. Ini semua adalah sebuah kompetensi yang harus ada pada

diri seseorang dalam sebuah organisasi. Jika organisasi tersebut adalah

sekolah, maka kompetensi tersebut juga harus dimiliki oleh guru maupun

kepala sekolah.

Page 280: DISERTASI - Islamic University

259

Dari beberapa pendapat para pakar diatas kalau kita telaah,

terdapat suatu kesamaan pendapat bahwa dalam pengertian kompetensi

terdapat unsur: 1) karakteristik, perilaku, sikap, kemampuan, kapasitas,

aspek pribadi seseorang, pegawai atau individu; dan 2) pekerjaan atau

kinerja yang efektif. Penjelasan seperti ini jika ditarik ke arah kompetensi

yang harus dimiliki oleh seorang guru, maka seorang guru yang memiliki

kompetensi yang baik harus memiliki beberapa unsur sebagaimana yang

telah peneliti sebutkan tersebut. Terkait dengan kompetensi guru ini,

kepala sekolah tsanawiyah memberikan penjelasan sebagai berikut:

a) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik adalah kompetensi mengenai bagaimana

kemampuan guru dalam mengajar. Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005

terkait Standar Nasional Pendidikan dijelaskan kemampuan ini meliputi

kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi kemampuan dalam

membuat rencana pembelajaran, kemampuan dalam melaksanakan

pembelajaran dan kemampuan dalam mengevaluasi pembelajaran yang

telah dilaksanakan. Kompetensi paedagogik terkait dengan kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.

Mulai dari menyiapkan perangkat pembelajaran, membuat skenario

pembelajaran, menyiapkan alat dan media pembelajaran dan mengatur

kelas agar efektif kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Karena

bagaimanapun juga keberhasilan dan kesuksesan peserta didik

ditentukan oleh peranan guru. Guru yang kreatif akan dapat menjadikan

pembelajaran lebih bervariatif sehingga akan dapat mendukung

tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Suryo Subroto menjelaskan bahwa kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran harus dimulai dari perencanaan, pelaksanaan

sampai tahap evaluasi. Dalam pelaksanaan seorang guru harus memiliki

berbagai metode pembelajaran yang menarik, agar siswa tertarik untuk

Page 281: DISERTASI - Islamic University

260

dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga pengajaran yang

dilakukan akan dapat berhasil.471

b) Kompetensi Kepribadian

Seorang guru harus punya kepribadian yang baik. Kepribadian

guru ini meliputi kemampuan yang mandiri, tangkas, terampil, berwibawa,

mampu menjadi suri tauladan bagi anak didik, dan berakhlak mulia.

Seorang guru harus mempunyai peran ganda. Peran tersebut diwujudkan

sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Suatu saat guru harus

bersikap keras dan disaat yang lain guru juga harus mampu bersifat

lembut. Guru juga harus memiliki empati kepada murid-muridnya,

maksudnya guru harus mengerti keinginan murid-muridnya, mengerti akan

kebutuhannya, perasaanya, permasalahan dalam hidupnya,

permasalahan dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran. Menurut

Moh. Uzer Usman kepribadian yang harus dimiliki guru meliuputi hal-hal

berikut ini: 1) Mampu mengembangkan kepribadian; 2) Berinteraksi dan

berkomunikasi; 3) Melakukan bimbingan dan penyuluhan; 4)

Melaksanakan administrasi sekolah; dan 5) Melakukan penelitian

terhadapt proses pembelajaran yang dilakukannya.472

c) Kompentensi Profesional

Pekerjaan seorang guru adalah sebuah pekerjaan professional

yang hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah memiliki kualifikasi

pendidikan sebagai guru. Hal ini didukung oleh peningkatan professional

sebagai guru melalui pendidikan profesi guru. Profesi adalah pekerjaan

yang hanya dapat dilakukan oleh seseorang secara khusus dan biasanya

dibuktikan dengan sertifikasi dalam bentuk ijazah. Profesi guru sesuai

dengan undang-undang memiliki prinsip sebagai berikut: memiliki bakat

dan minat serta panggilan jiwa untuk melakukan pembelajaran yang baik,

memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan proses pembelajaran

471

Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 52. 472 Moh. Usman, Menjadi Guru Profesional ( Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009),hlm. 63.

Page 282: DISERTASI - Islamic University

261

dengan baik, memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan mata pelajaran

yang diampunya, mempunyai kompetensi keilmuan sesuai dengan mata

pelajaran yang diampunya, memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam

mengemban tugas keguruan, memiliki penghasilan yang sesuai dengan

prestasi kerja dan bidang kerjanya, memiliki kesempatan dalam

meningkatkan keprofesionalan berkelanjutan sebagai seorang guru,

mempunyai jaminan atas perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugasnya, dan mempunyai kewenangan penuh, hak dan tanggung jawab

dalam mengembangkan profesi keprofesionalannya sebagai seorang

guru.

d) Sosial

Kompetensi sosial ini adalah sebuah kemampuan untuk dapat

berhubungan dengan orang lain secara baik. Oleh karena itu seorang

guru harus mampu membina hubungan yang baik antara dirinya dengan

sesame guru, dirinya dengan peserta pendidikan, dan masyarakat sekitar..

Kemampuan sosial sangat penting karena manusia bukan makhluk

individu. Segala kegiatannya turut dipengaruhi oleh pengaruh orang lain.

Terkait dengan kompetensi sosial ini, lebih lanjut dapat dilihat dari

penjelasan kepala SMA Muhammadiyah yang berinisial RY sebagai

berikut: Dalam penilaian saya, guru-guru disini selain selain memiliki

kompetensi pedagogik dan kepripadian yang baik, mereka juga memiliki

kompetensi sosial yang sangat baik, hal ini antara lain dapat dilihat dari

komunikasi antar teman sejawat yang berjalan dengan baik, kemampuan

mereka dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar

sekolah dengan baik, serta kemampuan mereka yang berinteraksi dengan

orang tua murid dengan baik, serta banyak diantara mereka yang juga

menjadi pemuka masyarakat di daerahnya masing-masing. Semua

komptensi sosial tersebut dapat menunjang kemajuan sekolah ini, karena

Page 283: DISERTASI - Islamic University

262

pada akhirnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah ini semakin

meningkat. 473

Penjelasan tersebut memberikan pengertian bahwa kompetensi

sosial seorang guru merupakan modal dasar guru yang bersangkutan

dalam menjalankan tugas keguruan terutama terkait dengan kecakapan

sosialnya, karena kecakapan sosial dan kemasyarakatan ini juga sangat

penting bagi keberhasilan seorang guru dalam profesinya menjadi

pendidik. Mengenai kompetensi sosial, Mungin Edy Wibowo menjelaskan

bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan seorang guru untuk dapat

berhubungan, bergaul, berkomunikasi dengan masyarakat sekitar.474

Saiful Hadi juga berpendapat bahwa kompetensi sosial merupakan

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam kaitannya

dengan orang lain yang meliputi: a). kemampuan melakukan komunikasi

dengan baik antar teman sejawat dengan tujuan untuk meningkat

kemampuan professional, b). kompetensi untuk mengenal lebaih dekat

terkait dengan organisasi kemasyarakatan disekitarnya, c). kompetensi

yang terkait dengan pengenalan dirinya sebagai seorang individu

terhadap orang lain dan masyarakat disekitarnya.

Dari penjelasan tersebut, maka seorang guru yang memiliki kinerja

yang baik tidak hanya memiliki kemampuan dalam ranah pedagogik dan

kompetensi personalnya saja, akan tetapi juga harus memiliki kecakapan

sosial yang baik dalam hubungannya dengan sosial kemasyrakatan,

maupun kemampuannya dalam berkomunikasi secara efektif dengan

lingkungan tempat dia bekerja maupun diluar tempat dia bekerja. Terkait

dengan hal tersebut, Rahman menyatakan bahwa kinerja seorang guru

dapat dinilai dari kecakapan personal maupun kecakapan sosial, yang

semua itu dikenal dengan sebutan kompetensi guru.475

473 Hasil wawancara dengan Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang, 17 Mei 2018. 474 Mungin Edy Wibowo, Sertifikasi Profesi Pendidik, www.suara-merdeka.com, diakses pada 16 April 2017. 475 Rahman dkk, Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Bandung: Alqaprint Jatinangor, 2009), hlm.23.

Page 284: DISERTASI - Islamic University

263

2) Motivasi

Untuk memotivasi guru agar memiliki produktivitas kerja yang

tinggi, maka SMA Muhammadiyah membuat sistem penghargaan yang

unik. Pada dasarnya motivasi merupakan elemen yang penting untuk

memperbaiki produktivitas kerja, setiap pelaku kerja perlu memiliki

pengertian yang jelas tentang bagaimana motivasi berkaitan dengan

kepuasan dan sistem penghargaan. Sistem penghargaan ini berbeda

pada SMA Muhammadiyah 1 Palembang di mana penghargaan diberikan

kepada guru bukan gaji, namun lebih dari itu kebutuhan dasar manusia

makanan, pakaian, perumahan hal ini sesuai dengan teori Maslow di

bawah ini:

Level 5

Level 4

Level 3

Level 2

Level 1

Gambar 4. 4. Hirarki Maslow tentang Motivasi

Maslow menyatahkan bahwa orang termotivasi ingin memenuhi

kebutuhan berdasarkan urutan kadar kepentingannya dari urutan yang

paling rendah hingga urutan yang paling tinggi. Abraham Maslow

meyakini bahwa pada dasarnya manusia itu baik dan menunjukan bahwa

individu memiliki dorongan yang tumbuh secara terus menerus yang

memiliki potensi besar sistem hirarki kebutuhan dikembangkan oleh

Maslow, merupakan pola yang biasa digunakan untuk menggolongkan

Kebutuhan aktualisasi

diri

Kebutuhan harga diri

Kebutuhan sosial

Kebutuhan rasa aman

Kebutuhan Fisiologis: makan, minum, rumah

Page 285: DISERTASI - Islamic University

264

motif manusia. Sistem hirarki kebutuhan meliputi lima katagori motif yang

disusun dari kubutuhan yang paling rendah yang harus dipenuhi terlebih

dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Kelima kebutuhan

tersebut sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis. Makanan, air, seks, tempat perlindungan. b. Kebutuhan Rasa aman. Perlindungan terhadap bahaya, ancaman, dan

jaminan keamanan. Perilaku yang menimbulkan ketidak pastian berhubungan dengan kelanjutan pekerjaan atau yang merefleksikan sikap dan perbedaan, kebijakan administrasi yang tidak terduga kan menjadi motivator yang sangat kuat dalam hal rasa aman pada setiap tahap hubungan kerja.

c. Kebutuhan Sosial. Memberi dan menerima cinta, persahabatan, kasih sayang, harta milik, pergaulan dukungan. Jika dua tingkat kebutuhan pertama terpenuhi seseorang menjadi sadar akan perlunya kehadiran teman.

d. Kebutuhan Harga Diri. Kebutuhan akan prestasi, kecakupan, kekuasaan, dan kebebasan. Intinya hal ini merupakan kebutuhan untuk kemandirian atau kebebasan. Status, pengakuan, penghargaan, dan martabat. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan akan harga diri.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Kebutuhan untuk menyadari kemampuan seseorang untuk kelanjutan pengembangan diri dan keinginan untuk menjadi lebih dan mampu untuk menjadi orang. (Kondisi kehidupan industri modern hanya memberi sedikit kesempatan untuk kebutuhan mengaktualisasikan diri untuk menemukan pentaraan.476

Motivasi yang ada pada diri guru selama ini mengantarkan lulusan

sekolah menjadi lulusan yang siap diterima masyarakat atau

produktivitasnya tinggi. Salah satu tugas yang dilaksanakan oleh guru di

SMA Muhammadiyah 1 Palembang adalah memberikan pelayanan

kepada peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah tersebut. Dalam

keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang

bertugas mendidik, guru memegan beberapa jenis peranan mau tidak

mau sudah dilakasakan secara profesional oleh guru, pada tataran

pelaksanaan kinerja kepala SMA Muhammadiyah 1 Palembang sangat

mengintruksikan guru dalam melengkapi perangkat pembelajaran sebelum

476

Abraham H. Maslow, Motivation and Personality. New York: Harper and Raw Publishers Inc, 1954), hlm. 35-46.

Page 286: DISERTASI - Islamic University

265

proses pembelajaran dilaksanakan, menggunakan multimedia dalam

mengajar serta menyiapkan evaluasi.

Dalam mengoptimalkan kinerja guru, maka terdapat dua unsur yang

dapat dijadikan sebagai sarana dalam peningkatan kinerja guru, yaitu

kompetensi dan motivasi. Pertama, kompetensi guru adalah suatu

kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru dalam mengkombinasikan

sumber daya personal seperti pengetahuan, kemampuan, kualitas,

pengalaman, kapasitas kognitif, sumberdaya emosional, dan lainnya dan

sumberdaya lingkungannya seperti peka terhadap kemajuan sains dan

teknologi, memiliki jaringan dan komunikasi yang baik dalam masyarakat.

Karena itu, kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi

empat unsur, yaitu pedagogik, keperibadian, profesional dan kompetensi

sosial.

Terkait dengan empat unsur kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang guru agar guru tersebut memiliki kinerja yang baik, maka dapat

dilihat dari tabel kompetensi guru berikut ini:

Tabel. 4. 7 Unsur Kompetensi Guru

NO K O M P E T E N S I A. Pedagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik 3. Pengembangan kurikulum 4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik 5. Pengembangan potensi peserta didik 6. Komunikasi dengan peserta didik 7. Penilaian dan evaluasi B. Kepribadian 8. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan

kebudayaan nasional 9. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan 10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

menjadi guru C. Sosial 11. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif

Page 287: DISERTASI - Islamic University

266

NO K O M P E T E N S I 12. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan,

orangtua, peserta didik, dan masyarakat D. Profesional 13. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata pelajaran yang diampu 14. Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang

reflektif

Kompetensi pedagogik adalah Sebuah kompetensi mengenai

bagaimana kemampuan guru dalam mengajar, Kompetensi kepribadian

adalah kemampuan kepribadian dari seorang guru yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan

berakhlak mulia serta dapat menjadi suri tauladan yang baik. Kompetensi

profesional dalam pekerjaan adalah merupakan suatu profesi yang tidak

bisa dilakukan oleh sembarang orang karena memerlukan keahlian

khusus dan secara formal dibuktikan dengan sertifikasi dalam bentuk

ijazah. Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan yang harus

dimiliki oleh seorang guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik dan masyarakat

sekitar.

Kedua, unsur yang mempengaruhi kenerja guru adalah motivasi,

oleh karena itu dalam upaya peningkatan kinerja guru maka unsur

motivasi sangat diperlukan. Motivasi adalah sesuatu yang dapat

menimbulkan dorongan atau semangat kerja, mampu membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan dunia

kerja seseorang. Motivasi ini dapat muncul secara internal maupun

eksternal. Secara internal berarti muncul dari dalam diri sendiri, seperti

semangat, minat, tanggung jawab personal dan lain sebagainya.

Sedangkan secara eksternal muncul karena adanya faktor-faktor dari luar

dirinya, seperti adanya sebuah penghargaan baik dalam bentuk pujian

maupun kompensasi tertentu seperti gaji atau yang lainnya, yang semua

Page 288: DISERTASI - Islamic University

267

itu dapat muncul dari luar dirinya misalnya dari lingkungan keluarga,

masyarakat, maupun negaranya.

Terkait dengan motivasi guru, maka hal-hal yang dapat

mempengaruhi motivasi seorang guru adalah spirit atau dorongan dan

semangat untuk bekerja, responsible atau tanggung jawab terhadap

tugas, interest atau minat terhadap tugas, dan appreciation atau

penghormatan terhadap tugas guru. Untuk memudahkan penjelasan

mengenai empat hal yang mempengaruhi motivasi seorang guru tersebut,

maka unsur-unsurnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel. 4.8. Unsur Motivasi Guru

NO MOTIVASI

A. Spirit 1. Memiliki semangat yang tinggi untuk mengajar 2. Memiliki motivasi yang tinggi untuk berkarya dan maju 3. Pantang menyerah dalam menghadapi berbagai macam

persoalan 4. Memiliki kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for

Acievement (NAch) 5. Memiliki harapan yang tinggi 6. Suka terhadap tantangan 7. Berorientasi kedepan B. Responsible 8. Tidak segera puas atas hasil yang sudah dicapai 9. Selalu mencari cara-cara guna mengatasi setiap hambatan

yang ada 10. Memiliki etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi

11. Merasa malu atas kegagalan/ tidak terealisasinya program. C. Interest 12. Memiliki minat dan bakat yang tinggi dalam menjalani proses

pembelajaran 13. Mampu melakukan komunikasi dengan sesama guru, tenaga

kependidikan, orang tua, peserta didik, dan masyarakat 14. Melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan 15. Memiliki metode pembelajaran yang beragam 16. Ikut terlibat dalam penentuan kebijakan terkait dengan proses

Page 289: DISERTASI - Islamic University

268

NO MOTIVASI

belajar-mengajar

D. Appreciation 17. Mendapatkan penghargaan, penghormatan, pengakuan

18. Terpenuhinya kebutuhan fisiologikal (physiological needs),

kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan akan kasih sayang (love needs), kebutuhan akan harga diri (esteem needs), dan aktualisasi diri (self actualization).

19. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri

Melalui semangat bekerja yang tinggi (spirit), maka seorang guru

akan bersungguh-sungguh dalam bekerja, sehingga kinerjanya akan

meningkat dengan baik. Melalui tanggung jawab terhadap tugas

(Responsible), maka seorang guru akan berupaya untuk dapat memiliki

komitmen yang tinggi akan tugas yang diberikan kepada, sehingga semua

tuga yang menjadi tanggung jawabnya akan dapat dijalankan dengan

sungguh-sungguh dan professional. Melalui minat yang tinggi terhadap

profesi guru (interest), maka minat yang muncul dari dalam hatinya

tersebut akan mempengaruhi aktifitas yang dijalankannya menuju aktifitas

yang lebih baik, karena seluruh aktifitasnya sesuai dengan bakat dan

minatnya tersebut. Dan yang terakhir, melalui penghargaan yang baik

terhadap seorang guru (appreciation), maka seorang guru akan berusaha

meningkatkan kinerjanya dengan baik. Contoh dari penghargaan ini

antara lain pujian secara lesan, penghargaan terkait dengan

kesejahteraan guru seperti gaji yang layak bagi GTT, pemberian

tunjangan sertifikasi guru, dan lain sebagainya. Beberapa motivasi

tersebut akan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja guru.

Dari penjelasan tersebut, maka peningkatan kinerja guru di SMA

Muhammadiyah yang ada di kota Palembang dapat dilakukan dengan

peningkatan kompetensi guru dan motivasi terhadap guru. Upaya

peningkatan kinerja guru tersebut merupakan tanggung jawab bersama,

mulai dari guru yang bersangkutan, kepala sekolah, komite sekolah,

Page 290: DISERTASI - Islamic University

269

masyarakat, Dinas Pendidikan, Majelis Pendidikan Dasar dan Menegah

Daerah dan Majelis Pendidikan Wilayah Sumatera Selatan. Sebagai

contoh, yang harus dilakukan oleh guru yang bersangkutan adalah

peningkatan kompetensi dan motivasi dirinya melalui peningkatan

kualifikasi pendidikan, mengikuti berbagai macam kegiatan-kegiatan

dalam peningkatan mutu guru, menumbuhkan semangat diri, dan

tanggung jawab yang tinggi sebagai seorang guru. Sebagai kepala

sekolah yang hendaknya dilakukan adalah mengadakan berbagai

pelatihan dalam lembaganya terkait dengan peningkatan kompetensi

guru, serta memberikan semangat dan penghargaan terhadap para

gurunya. Dan untuk pemerintah, yang hendaknya dilakukan adalah

mengadakan berbagai pelatihan terhadap guru, serta terus

memperhatikan kesejahteraan guru melalui pemberian gaji yang layak,

maupun pelaksanaan program sertifikasi guru secara baik dan merata.

Penghargaan terhadap guru melalui pemberian gaji yang layak

serta program sertifikasi guru ini perlu dilakukan, karena hal tersebut

memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja guru. Dengan

berbagai upaya tersebut, maka kinerja guru akan dapat optimal dan pada

akhirnya mutu pendidikan khususnya yang ada di SMA Muhammadiyah

akan dapat berkembang dengan baik.

Dalam meningkatkan kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1

Palembang adalah belum ada keharusan untuk melakukan penelitian.

Padahal penelitian itu sangat dibutuhkan bagi setiap guru sebagai bentuk

pengembangan diri. Penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) hanya dilakukan oleh guru-guru tertentu yang mempunyai tujuan

untuk jenjang kenaikan pangkat, begitu juga yang di lakukan oleh guru

tetap yayasan, sebagai kelengkapan untuk kenaikan jenjang kepangkatan.

Hal ini sudah medapat perhatian khusus dari kepala sekolah, penelitian

yang dilaksanakan sebatas untuk persyaratan kenaikan pangkat, pada

dasarnya penelitian yang dilakukan oleh guru bisa memberikan wawasan

tambahan supaya bekerja profesional. Upaya yang di lakukan oleh kepala

Page 291: DISERTASI - Islamic University

270

sekolah adalah terhadap guru tidak tetap yayasan supaya ia menjadi guru

profesional adalah selalu mengikutsertakan dalam kegiatan

pengembangan diri seperti workshop, seminar, diklat, pelatihan-pelatihan,

MGMP dan pengajian rutin yang wajib dilaksanakan setiap bulan.

Peningkatan kinerja seorang guru, maka sebagaimana penjelasan

sebelumnya bahwa kinerja seorang guru dapat ditingkatkan melalui

kompetensi dan motivasi dan supervisi. Ketiga komponen ini merupakan

faktor yang dapat dijadikan sebagai langkah dalam peningkatan kinerja

guru. Pertama, terkait dengan kompetensi, maka kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Kedua,

terkait dengan motivasi, maka hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi

seorang guru adalah spirit atau dorongan dan semangat untuk bekerja,

responsible atau tanggung jawab terhadap tugas, interest atau minat

terhadap tugas, dan appreciation atau penghormatan terhadap tugas

guru.. Ketiga, supervisi dimana tahapan yang dilakukan Plan, rencana

termasuk dalam penjadwalan, Act, eksen, pelaksanaan baik yang

dilakukan oleh Dinas pendidikan, Dikdasmen, dan kepala sekolah,

Monitor, melihat, mengontrol kegiatan dan hasil. Review, meninjau ulang

dari hasil kegiatan. Ketiga faktor yaitu kompetensi dan motivasi, supervisi

tersebut adalah faktor yang dapat dijadikan sebagai sarana dalam

peningkatan kinerja guru

Efektivitas dan efisien dalam pengelolaan kinerja guru dapat

peningkatan profesionalitas guru tersebut, maka mutu pendidikan di

sekolah juga akan semakin meningkat dengan baik. Peningkatan mutu

sekolah dapat dilakukan dengan memperhatikan komponen-komponen

dasar dalam pengelolaan lembaga sekolah. Bidang garapan yang perlu

diperhatikan secara umum meliputi; Pertama, pengelolaan terhadap

kinerja guru dalam pembelajaran kurikulum sekolah memiliki kekhasan

dengan pendidikan ke Al-Islamanya akan tetapi perlu di pikirkan

bagaimana mengamankan kurikulum dasar yang menjadi pedoman bagi

Page 292: DISERTASI - Islamic University

271

seluruh sekolah dalam kelompok sekolah umum. Ciri khas kurikulum

dapat masuk kelompok sekolah menengah atas sehingga muatan ilmu

pengetahuan umum menjadi satu kekuatan yang harus sama dimiliki

lulusannya.

Kedua, pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, tenaga

pendidik di tingkat sekolah adalah guru sesuai dengan peraturan

perundangan yang ada maka guru yang bersangkutan harus memiliki latar

belakang yang sesuai dengan bidang studi yang diampunya, kompetensi

yang dipersyaratkan, maka sama halnya dengan sekolah menengah

atas lainnya keberadaan tenaga laboratorium (laboran), pustakawan,

tata usaha dan lain-lainnya harus memenuhi standar kecukupan dan

kualitas. Ketiga pengelolaan fasilitas (sarana dan prasarana

sekolah), sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi standar

pelayanan minimal yang dipersyaratkan. Selain dilihat dari

pemenuhan sisi kuantitas juga memperhatikan sisi kualitas sarana

dan prasarana pendidikan.

Keempat, pengelolaan pembiayaan, aktivitas-aktivitas pemicu

biaya pendidikan pada tingkat sekolah harus dapat teridentifikasi

dengan baik, ketika kekhasan dalam penyelenggaraan pendidikan

tingkat sekolah umum memungkinkan adanya perbedaan dengan

pembiayaan pada tingkat yang sama. Biaya operasional dan biaya

kapital sekolah merupakan komponen pembiayaan yang harus

muncul. Kelima, pengelolaan peserta didik, peserta didik pada tingkat

sekolah umum swasta memiliki kekhususan dimana mereka datang

dari kelompok menengah kebawah pada tingkat sosial ekonomi dan

isu tingkat kemampuan yang di bawah sekolah umum lainnya. Akan

tetapi tidak kemudian proses layanan kesiswaan menjadi berbeda,

pada intinya harus sama dengan sekolah lainnya. Keenam,

pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat, komite sekolah

menjadi andalan dalam menangkap anutusias masyarakat terhadap

sekolah. Sejalan dengan Efektivitas dan efisien dapat di lihat

Page 293: DISERTASI - Islamic University

272

pengelolaan sekolah menurut Kristiawan dkk lembaga pendidikan

harus menerapkan 7M di antaranya: Man (Manusia), Money

(dana/uang), Material (bahan-bahan), Machine (Mesin/peralatan), Method

(cara memproses), Market (Pasar), Minute (Waktu).477

SMA Muhammadiyah 1 Palembang di lihat dari sumber daya

manusianya (Man) sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh

pemerintah, adanya sumber dana (Money) yang tepat guna dalam

penggunaan, bahan dan sarana prasarana (Material/Machine) yang efektif

dalam penggunaan, waktu dan pasar (Market/Minute), efesian dalam

penggunaannya dapat menjadikan SMA Muhammadiyah 1 Palembang

semakin mendapat nilai jual di tengah masyarakat.

Sejalan dengan pendapat di atas dapat menciptakan sekolah

efektif, Peter Mortimore (1996) mengartikan sekolah efektif dapat

diartikan sebagai”A high perfoming school, through its well-establisshed

system promotes the highest academic and other achievements for the

maximum number of student regardless of its socio-economic background

of the families”. Sedangkan Taylor (1990) mengatakan bahwa sekolah

efektif adalah sekolah yang mengorganisasikan dan memanfaatkan

semua sumber daya yang dimilikinya untuk menjamin semua siswa

(tanpa memandang ras, jenis kelamin maupun status sosial ekonomi) bisa

mempelajari materi kurikulum yang esensial di sekolah.478

Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat penting

karena memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap mutu suatu

pendidikan. Apabila gurunya di sebuah lembaga pendidikan memiliki

kinerja yang tinggi, maka hal tersebut merupakan sebuah indikator bahwa

pendidikan yang berjalan di lembaga tersebut juga akan memiliki mutu

yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, jika guru yang berada di sebuah

lembaga pendidikan memiliki kinerja yang jelek, maka dapat dipastikan

477 Muhammad Kristiawan, Dian Safitri, Rena Lestari, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Budi Utama, 2017), hlm. 4. 478

Nurdin, Manajemen Sekolah Efektif dan Unggul, (jurnal, FIP Universitas Pendidikan Indonesia), hlm. 2.

Page 294: DISERTASI - Islamic University

273

bahwa mutu pendidikan yang berkembang dalam lembaga tersebut juga

jelek seiring dengan kinerja guru-gurunya yang jelek. Oleh karena itu,

peningkatan kinerja seorang guru dalam sebuah lembaga pendidikan

merupakan sebuah langkah yang sangat pentting untuk dilakukan. Dan

pengelolaan peningkatan kinerja guru tersebut merupakan sebuah

tanggung jawab bersama, baik guru sendiri sebagai subjek yang harus

memiliki kinerja yang optimal, maupun kepala sekolah sebagai pemimpin

lembaga, masyarakat, serta pemerintah baik daerah maupun pusat.

SMA Muhammadiyah 1 Palembang menyakini dengan dengan

pengelolaan kinerja guru, sudah sesuai dengan harapan sekolah karena

menghasilkan siswa-siswi yang berpotensi dan berprestasi, dan nantinya

dapat berguna bagi keluarga, bangsa dan negara. Dan sekolah

Muhammadiyah 1 Palembang dapat menjadi percontohan bagi SMA

Muhammadiyah di Wilayah Sumatera Selatan.

Model pengelolaan kineja guru yang ditemukan di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang dapat dimaknai sebagai inovasi manajemen

dalam meningkatkan kinerja guru, dimana kepala sekolah mengelola

kinerja guru yang berdampak positif pada kemajuan sekolah. Model ini

diangkat dari input, proses,output dan outcome. Pada bagan satu Input

yang dilakukan oleh kepala sekolah dilihat dari kualifikasi pendidikan

sudah baik, guru semuanya sudah S1 bahkan sudah S2, kualifikasi

pendidikan yang ada pada guru, tentunya ada perlakuan umum dan

khusus yang dilakukan oleh kepala sekolah. Perlakuan umum dan

perlakuan khusus kepala sekolah yang pada akhirnya dapat menjadikan

guru bekerja secara profesional, karena semakin tinggi tingkat

pendidikannya semakin bagus capaiannya, dengan kualifikasi akademik

yang di miliki sesuai dengan bidang studi akan berdampak positif terhadap

pekerjaan yang diemban karena sesuai dengan bidang dan keahliannya

masing-masing. Pada bagan kedua Proses, yang dilakukan oleh

pengelola sekolah melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta supervisi

yang dilakukan oleh pihak manajemen sekolah seperti, pelatihan dalam

Page 295: DISERTASI - Islamic University

274

bentuk penataran, seminar, diklat, MGMP, worksop, untuk menambah

wawasan guru menjadi guru profesional, guru profesional berdampak

pada siswa bisa meningkat prestasinya, bertambah kedisiplinannya,

bertambah giat melakukan ibadah, pihak manajemen sekolah selalu

memantau dan memonitoring setiap kinerja yang dilakukan oleh guru, dan

kegiatan ini selalu dilakukan berulang-ulang sehingga dalam proses ini

memberikan motivasi yang baik kepada guru. Pada bagan ketiga Output

menjelaskan bahwa kinerja guru berdampak positif terhadap hasil dan

tujuan sekolah, seperti meningkatnya disiplin terhadap siswa dan prestasi

siswa meningkat sehingga sekolah SMA Muhammadiyah 1 Palembang

masih terpercaya di tengah masyarakat, meningkatnya animo masyarakat

untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini masih tetap banyak.

Keberhasilan SMA Muhammadiyah 1 Palembang di bidang akademik

tidak kalah saingan dengan sekolah-sekolah lainnya. Pada bagan

keempat outcome keberhasilan guru dalam proses belajar dan mengejar

terhadap siswa adalah banyaknya siswa yang diterima baik itu jalur

undangan, jalur tes di perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS)

serta ada juga diterima kerja. Keberhasilan-keberhasilan tersebut dapat

memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa SMA

Muhammadiyah 1 Palembang tidak kalah saing dengan sekolah-sekolah

swasta yang favorit di Provinsi Sumatera Selatan.

Di lihat dari Input, kepala sekolah bekerja sama dengan Pimpinan

Daerah Muhammadiyah dalam menerima tenaga pengajar sesuai dengan

kualifikasi akademik, jenjang pendidikan strata satu (S1), sesuai dengan

bidang studi yang dibutuhkan, untuk menjadi guru tetap yayasan minimal

dua tahun mengabdi dan sudah melengkapi persyaratan yang telah

ditentukan, kedua Proses, yang dikembang oleh kepala sekolah adalah

pendidikan dan pelatihan serta supervisi, yang dilakukan oleh kepala

sekolah dengan tujuan mencetak guru-guru SMA Muhammadiyah 1

Palembang menjadi guru yang profesional yang dilakukan secara

runtinitas dan selalu memantau kegiatan tersebut. Hal ini sejalan dengan

Page 296: DISERTASI - Islamic University

275

model pengelolaan kinerja guru dalam meningkatkan kualitas sekolah

sebagaimana digambarkan di atas memiliki kesamaan dengan model

manajemen kinerja Deming dengan beberapa termenologi, peneliti

menggambarkan model manajemen Deming sebagai berikut:

Gambar. 4.5 Model (siklus) Manajemen Kinerja Deming

Model kinerja Deming dimulai dengan menyusun rencana,

sedangkan model pengembangan kinerja guru SMA Muhammadiyah 1

Palembang dimulai dengan menyusun rencana kerja dalam penyusunan

penjadwalan, setelah penyusunan jadwal berkoordinasi dengan kepala

sekolah, guru dan pengawas sekolah. Siklus kedua melakukan tindakan

pelaksanaan supervisi, dan ketiga memonitor, yaitu mengamati jalannya

kegiatan dan hasil. Dari model manajemen Deming dalam pra-observasi

(memeriksa kesiapan guru dalam menghadapi kegiatan kegiatan dalam

kelas) pada tahap keempat review yaitu melakukan peninjauan kembali

atas jalannya pelaksanaan dan kemajuan pekerjaan yangtelah dicapai

serta melakukan tindakan perbaikan untuk memastikan pencapaian

tujuan. Melakukan pembinaan, pendampingan penampilan kinerja guru,

serta merefleksikan seluruh aktivitas dan mendiskusikan berbagai temuan

dalam pelasanaan, dan dibawah dalam rapat pimpinan.

Pengelolaan kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang

disusun bersama dengan melibatkan semua guru dan karyawaan secara

demokratis, setelah disusun di sosialisakan kepada semua pihak untuk

diketahui bersama, sehingga program yang disusun mendapatkan

Rencana

Tindakan

Monitor

Review

Page 297: DISERTASI - Islamic University

276

dukungan dan perhatian dari semua pihak (Steakholder) dan program

tersebut di evaluasi, apabila di butuh perbaikan maka segera akan di

lakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan.

Desain Pengelolaan dimulai dengan Menyusun perencanaan

pembelajaran dan merumuskan harapan kerja. Sebelum melaksanakan

aktivitas sekolah guru rapat/bermusyawarah bersama untuk menyusun

perencanaan pembelajaran dan merumuskan harapan kerja dengan

proses komunikasi yang aktif dan efektif sehingga hasil musyawarah ini

bukan hanya milik kepala sekolah saja maupun pihak perserikatan, tetapi

milik bersama baik guru maupun staf, karena hasil musyawarah

merupakan hasil bersama. Dimana komponen masyarakat sekolah harus

melaksakan diamana Robert Bacal menjelaskan dalam buku manajemen

kinerja guru bahwa sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan

yang dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan penyedia

langsung. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas

serta pemahaman terhadap suatu pekerjaan yang akan dilakukan, ini

artinya ia memiliki sejumlah bagian yang harus di ikutsertakan, kalau

sistem manajemen kinerja hendak memberikan nilai tambah bagi

organisasi manajer dan karyawaan.479

Komunikasi berkesinambungan yang dilakukan oleh guru SMA

Muhammadiyah 1 Palembang sangat penting dikembangkan yang akan

membawa perencanaan pembelajaran dan harapan kerja lebih baik

karena akan menentukan prestasi selanjutnya. Hal demikian di kuatkan

pula oleh pemikiran Ken Blanschard dan Garry Ridge yang mengatakan

bahwa manajemen kerja harus ada suatu perencanaan yaitu dengan

penetapan tujuan, sasaran dan standar kerja sehingga dengan demikian

pelaksanaanya akan terarah dan terukur dengan baik.480

SMA Muhammadiyah 1 Palembang menentukan dukungan dalam

pecapaian tujuan kinerja selalu mencari peluang yang bisa berorientasi 479

Robert Bacal, Performance Management, Terj, Surya Darma dan Yanuar Irwan, Cet; 1 (Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm. 27. 480

Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), hlm. 29-30.

Page 298: DISERTASI - Islamic University

277

masa depan karena pendidikan adalah proses jangka panjang yang

memperhatikan analisis kebutuhan yang bersifat inovatif, sehingga kepala

sekolah, guru, staf dan peserta didik akan seirama apa yang diharapkan

dalam pemikiran, dan bisa mencari solusi apa yang menghambat. Karena

mamajemen kinerja adalah penentuan sasaran yang jelas dan terarah dan

di dalamnya terdapat dukungan, bimbingan dan umpan balik agar tercipta

peluang yang baik untuk meraih sasaran dan tujuan tanpa adanya suatu

kendala yang menyertai peningkatan komunikasi atasan dan bawahan.

Hal ini karena pada dasarnya manajemen kinerja merupakan

proses komunikasi berkelanjutan antara atasan dan bawahan dengan

tujuan untuk memperjelas dan menyepakati fungsi pokok pekerjaan

bawahan. Sebagaimana pekerjaan bawahan berkontribusi pada

pencapaian tujuan organisasi. Sebagaimana Robert Bacal

mengemukakan bahwa komunikasi yang berkesinambungan merupakan

proses dimana kepala sekolah dan guru bekerja sama untuk saling

berbagi informasi mengenai perkembangan kerja, hambatan dan

permasalahan yang mungkin timbul, sulosi yang dapat digunakan untuk

mengatasi berbagai masalah, bagaimana peran kepala sekolah dapat

membantu guru. Artinya pentingnya terletak pada kemampuan

mengidentifikasi dan menanggulangi kesulitan atau persoalan sebelum itu

menjadi besar.481

Peningkatan kinerja guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang telah

dilaksanakan secara sistematis dalam artinya kepala sekolah dan guru

telah memiliki rencana kerja baik itu secara tertulis maupun tertuang

dalam komunikasi lisan. Kepala sekolah menyampaikan kepada guru,

bahwa untuk zaman sekarang guru-guru mengajar sesuai dengan bidang

keahliannya, juga masih tetap harus banyak menambah pengetahuan

mengikuti seminar, workshop, pertemuan-pertemuan ilmiah, pengajian

rutin, dalam meningkatkan kompetensi yang ada pada dirinya. 481

Robert Bacal, Performance Management, Terj, Surya Darma dan Yanuar Irwan, Cet; 1 (Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm. 28.

Page 299: DISERTASI - Islamic University

278

Dalam meningkatkan kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1

Palembang adalah Supervisi yang dilakukan Dinas pendidikan, Didasmen,

kepala sekolah dan teman sejawat. Pelasanaan supervisi ini sudah

terjadwal baik dari Dinas pendidikan maupun yang dilakukan oleh kepala

sekolah. Hasil dari supervisi akan dinilai oleh kepala sekolah, bagi yang

belum mencapai hasil yang ditentukan, maka ditindak lanjuti di ikutkan

untuk menambah pengetahuannya melalui Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP), Worksop, serta pelatihan-pelatihan lainnya. Senada

dengan layanan supervisi yang dilaksnakan di sekolah SMA

Muhammadiyah 1 Palembang maka model Siklus Deming yang tepat

diterapkan di sekolah tersebut. Dimana model tersebut dimulai dari

rencana kerja, eksen atau pelaksanaan kerja, monitor/pengawasan,

penilaian dan review/pengulangan.482 artinya ditindak lanjuti kegiatan

tersebut.

Konstilasi teori teori model pengelolaan dan kinerja guru ini dapat

dijelaskan bahwa model yang ada merupakan hasil telaah penelitian yang

dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Untuk mengetahui model

pengelolaan yang dikembangkan terhadap kinerja guru di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang, yaitu dengan mengambungkan beberapa

teori model pengelolaan/manajemen dan kinerja guru yang ada dalam

ilmu manajemen. Teori model pengelolaan diantaranya Planning,

Organizing, Actuating, Controlling (POAC) yang di kemukakan oleh

George. Terry, teori siklus manajemen kinerja Deming dimulai dari Plan

(menyusun rencana), Act (pelaksanaan), monitor (pengawasan/meninjau),

review (meninjau ulang kegiatan), teori siklus manajemen dan teori kinerja

guru, teori kompetensi guru serta teori guru profesional diantaranya:

Paymant (gaji), Knowledge and skill (pengetahuan dan keterampilan),

responsbility and purpose (tanggung jawab dan tujuan), the professional

482

Michael Armstrong, Armstrong’s Handbook Of Performance Management An Evidence-based Guide to Delivering High Performance (London : United Kingdom, 2009), hlm. 62.

Page 300: DISERTASI - Islamic University

279

ideal of sirvice (pelayanan profesional), unity ( Kesatuan) and, recognition

(Pengakuan).

Model pengelolaan kinerja guru yang ditemukan SMA

Muhammadiyah 1 Palembang dapat dimaknai sebagai inovasi manajemen

dalam meningkatkan kinerja guru, model ini diangkat dari data lapangan,

dimana kepala sekolah mengelola kinerja guru yang berdampak positif

pada guru. Model ini diangkat dari input, proses,output dan outcome. Input

yang dilakukan oleh kepala sekolah dilihat dari kualifikasi pendidikan baik

S1 dan S2, kualifikasi pendidikan yang sudah di tentukan, adanya

perlakuan umum dan khusus yang dilakukan oleh kepala sekolah

terhadap jenjang pendidikan. Perlakuan ini dapat menjadikan guru bekerja

secara profesional, karena semakin tinggi tingkat pendidikannya semakin

bagus capaiannya. Pada tahap proses, yang dilakukan oleh pengelola

sekolah pendidikan dan pelatihan serta supervisi yang dilakukan oleh

pihak manajemen sekolah seperti, pelatihan seperti penataran, seminar,

diklat, MGMP, worksop, untuk menambah wawasan guru menjadi guru

profesional, guru profesional berdampak pada siswa bisa meningkat

prestasinya, bertambah kedisiplinannya, bertambah giat melakukan

ibadah, pihak manajemen sekolah selalu memantau dan memonitoring

setiap kinerja yang dilakukan oleh sekolah. Dalam bidang output dari

pengelolaan kinerja guru berdampak pada hasil dan tujuan sekolah,

sehingga sekolah SMA Muhammadiyah 1 Palembang masih terpercaya di

tengah masyarakat sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya di sekolah ini masih tetap banyak. Keberhasilan SMA

Muhammadiyah 1 Palembang di bidang akademik tidak kalah saingan

dengan sekolah-sekolah lainnya, banyaknya siswa diterima di perguruan

tinggi negeri maupun swasta. Kemudian pada tahap outcome banyaknya

siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS)

serta ada juga diterima kerja.

Model pengelolaan kinerja guru yang dilakukan oleh kepala sekolah

dan jika dibandingkan dengan teori-teori model pengelolaan kinerja, dapat

Page 301: DISERTASI - Islamic University

280

dikembangkan oleh para pengelola, terutama yang menjabat sebagai

kepala sekolah, inovasi model yang dilakukan oleh kepala sekolah perlu

dilakukan sebaik mungkin. Untuk itu peneliti membuat rancangan model

yang akan ditawarkan, karena model pengelolaan yang digambarkan

pada hasil temuan tersebut masih terdapat kelemahan-kelemahan dan,

perlu adanya penambahan setiap tahap atau bagan dari input, proses,

output dan outcome dari pengelolaan kinerja guru. Penambahan tersebut

berupa setiap bagan satu dan dua perlu adanya control pimpinan, gegitu

juga antara bagan dua dan tiga, bagan tiga dan empat. Dan model ini

kemungkinan cocok untuk dilakukan oleh kepala sekolah. serta

pengawasan kepala sekolah di setiap bagan perlu adanya evaluasi, hal ini

sebagai rel untuk kemajuan sekolah tersebut. Untuk memantapkan model

pengelolaan kinerja guru, maka peneliti menawarkan model yang mungkin

bisa diterapkan di SMA Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi Sumatera

Selatan.

Page 302: DISERTASI - Islamic University

281

Gambar 4.6. Rancangan Model Pengelolaan Kinerja Guru Yang di Tawarkan Kepada SMA Muhammadiyah Provinsi Sumatera Selatan

Input

Guru Bidang Studi

Pendidikan

S1 S2

Proses

Pendidikan dan

Pelatihan

Supervisi

1.Penataran 2.Seminar 3.Diklat 4.Upgraing 5.MGMP 6.Worksop

1.Kepala sekolah 2.Dinas Pendidikan/DIKDASMEN

1.Monitoring 2.Review

Output

Guru

Profesional

1.Siswa Berprestasi 2.Disiplin Siswa Meningkat

Outcome

PTN PTS Dan Kerja

Control Control Control

Evaluasi

Page 303: DISERTASI - Islamic University

282

282

Model pengelolaan kinerja guru yang ditemukan di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang diangkat dari data lapangan dapat dimakani

sebagai inovasi manajemen dalam meningkat kinerja guru dimulai dari

input, proses, output,dan outcome, model pengelolaan tersebut

kemungkinan dapat memajukan sekolah yang tidak terlepas dari

pengawasan kepala sekolah. Keunikan pada tahap

pengawasan(supervisi) biasanya sudah terjadwal dan terprogram di

sekolah-sekolah lainnya dan kepala sekolah datang langsung masuk

kantor diruang kerjannya, tetapi ada perbedaan di SMA Muhammadiyah 1

Palembang kepala sekolah ketika datang langsung keliling dan memonitor

proses belajar mengajar terkadang masuk kekelas melihat proses belajar

mengajar. Kontrol yang dilakukan oleh kepala sekolah berfungsi sebagai

rel untuk kemajuan sekolah. Penialain yang dilakukan oleh kepala sekolah

sangat penting dalam memajukan sekolah Muhammadiyah, adanya

evaluasi kerja dan penghargaan yang di lakukan oleh kepala sekolah bisa

memberikan motivasi kepada semua guru.

Model yang ditawarkan ini bisa diterapkan kepada sekolah-sekolah

Muhammadiyah di wilayah Sumatera Selatan. Dengan pengelolaan yang

dilakukan oleh kepala sekolah secara efektif dan efisien serta

memperhatikan lingkungan organisasi dan budaya kerja, bisa menjadikan

suatu lembaga pendidikan dalam mewujudkan visi dan misi sekolah dan

tujuan pendidikan nasional. Dengan pengelolaan kinerja guru yang baik

dan tersistimatis dalam memajukan lembaga pendidikan.

Page 304: DISERTASI - Islamic University

283

283

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian dengan judul model pengelolaan kinerja guru

telah mampu membuat guru memiliki kinerja yang baik di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang, merupakan studi inovasi dari model

pengelolaan kinerja guru. Tenuan dilihat dari sudut:

1. Model pengelolaan Kinerja di SMA Muhammadiyah adalah

merupakaan model pengelolaan yang berhasil dapat meningkatkan

kinerja guru, keberhasilan model tersebut dilihat dari model

pengelolaan kinerja guru dari fungsi manajemen Planning, Organizing,

Actuating, Controlling (POAC), bahwa POAC yang dilakukan juga

mendukung keberhasilan guru tersebut, Pertama tahap perencanaan

telah mampu melaksanakan tugasnya sebagai manajer untuk

melasakan rencana kerja yang telah dibuat sesuai dengan tujuan dan

visi, misi sekolah. Kedua, tahap Pengorganisasian peran dan

tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin mengorganisir

seluruh komponen yang ada disekolah dimulai dengan guru, staf tata

usaha dan peserta didik, dalam pelaksanaannya kepala sekolah di

bantu oleh wakilnya. Secara tidak langsung pendelegasian tugas

terorganisir. Penyelenggaran kerja dilaksnakan secara sistematis,

terpimpin, dan terarah. Ketiga, Pelaksanaan sebagai realisasi tujuan

program kerja yang disusun berdasarkan kebutuhan dan pencapaian

yang dilaksanakan oleh kepala sekolah seperti: dalam Proses Belajar

Mengajar diantaranya: guru menggunakan metode pengajaran, guru

menggunakan alat pengajaran, menggunakan media pengajaran,

menggunakan bahan pengajaran, menggalakan keterlibatan siswa

dalam pengajaran dan menggadakan evaluasi dalam proses belajar

mengajar. Karena kepala sekolah menjadi barometer dalam proses

perencanaan, pemberian motivasi, dan pengawasan. Keempat,

Page 305: DISERTASI - Islamic University

284

Pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dibantu oleh

keempat wakil kepala sekolah, kegiatan pengawasan dilakukan

dengan layanan supervisi, baik supervisi kepala sekolah, teman

sejawat serta dari dinas pendidikan dan dikdasmen, pada tahap

pengawasan kerja tidak mengalami kendala.

2. Faktor yang mendukung kinerja guru SMA Muhammadiyah 1 di Kota

Palembang dapat meningkat dengan baik dapat lihat diantaranya

adalah faktor kompetensi yang sudah terpenuhi, faktor semangat,

faktor bakat, faktor minat guru dalam menjalankan tugas profesinya

karena faktor kebutuhan sudah terpenuhinya kesejahteraan guru

melalui pemberian gaji dan sertifikasi, faktor sarana dan prasarana

yang menunjang, faktor adanya dorongan/motivasi melakukan amal

ibadah dan mendapatkan pahala sebagai bekal di akhirat, kualifikasi

pendidikan yang sudah baik. Metode pelaksanaan sesuai dengan

rencana kerja dan terarah sejalan dengan visi,dan misi tujuan

lembaga pendidikan. Faktor-faktor ini sudah mengarah pada tujuan

lembaga dilihat dari 7M (Man, Money, Material, Machine, Method,

Market, Minute) Sedangkan faktor yang menyebabkan belum

optimalnya kinerja guru terjadi pada guru tidak tetap, karena sertifikasi

guru belum merata guru serta pelayanan kesehatan yang mereka

belum dapatkan. dan ini dapat menyebabkan kinerja guru SMA

Muhammadiyah 1 sebagian kecil belum optimal.

3. Efektivitas dan efisien dalam model pengelolaan kinerja dalam

peningkatan kinerja guru dapat dilihat ketepatan dalam pelaksanaan

pengelolaan sekolah dalam 7M (Man, Money, Material, Machine,

Method, Market, Minute) dari sistem mulai dari input dan proses.

Dilihat dari input penerimaan guru melalui jalur test, kualifikasi

akademik, kompetensi dan keahlian-keahlian yang dimiliki oleh guru.

Kemudian dilihat dari proses upaya telah dilakukan dalam rangka

meningkatkan kinerja guru, diantaranya dilakukan oleh kepala sekolah

pendidikan dan pelatihan seperti; pentaran, seminar, diklat, MGMP,

Page 306: DISERTASI - Islamic University

285

worksop, yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Majelis

Pendidikan Dasar dan Menegah, kepala sekolah, perserikatan dan

masyarakat. Dinas Pendidikan melakukan upaya pembinaan

profesional guru seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),

Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), upaya penekanan

kepada para kepala sekolah akan pentingnya kesejahteraan guru,

seleksi perekrutan guru, dan peningkatan kompetensi guru sekolah.

Bekerjasama dengan perserikatan dan komite sekolah beberapa

kepala sekolah juga melakukan upaya meningkatkan kesejahteraan

guru sekolah dengan menambah upah per jam bagi guru. Selain itu

untuk meningkatkan kompetensi guru maka kepala sekolah melalui

worksop, seminar, pengajian bulanan, maupun diklat lainnya yang

terkait dengan peningkatan kompetensi guru. Sedangkan efisiensi

pengelolaan dilihat dari ketepatan dalam mengelola seperti,

keuangan, waktu, relatif terlaksana yang membuat model

pengelolaan kinerja guru menjadi berhasil, keberhasilan-keberhasilan

itu tentunya didukung oleh unsur-unsur pengelolaan kinerja.

4. Model pengelolaan kinerja guru yang ditemukan di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang dapat dimaknai sebagai inovasi

manajemen yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan

kinerja guru dilihat dari input, proses, output dan outcome serta

layanan supervisi kepala sekolah, dan supervisi pendidikan yang

dilakukan oleh kepala sekolah dan Dinas Pendidikan dengan tujuan

untuk meningkatkan kinerja guru dalam pendidikan. Pengelolaan

kinerja guru tersebut sejalan dengan model kinerja Deming, Torrington

dan Hall, Ken Blanchard dan Garry Ridge dimana perpaduan ketiga

model tersebut dapat memecah teori bagaimana model pengelolaan

kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang Sumatera Selatan.

Page 307: DISERTASI - Islamic University

286

B. Implikasi

Dari pembahasan dan kesimpulan penelitian ini maka implikasi

terkait dengan model pengelolaan kinerja guru SMA di Muhammadiyah I

Palembang Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut:

Pertama, Pendekatan teori manajemen yang digunakan pada

kajian ini sepenuhnya ada sentuhan ilmu manajemen yang ada di sekolah.

Fungsi-fungsi manajerial yang sudah disusun bisa menjadi alat ukur yang

ideal, sebab dengan model manajemen kinerja yang tersusun dari

program rencana kerja, seorang manajer dapat mengelolah sumber daya

manusia. Maka dibutuhkan kompetensi kepala sekolah untuk

mempertahankan dan mengembangkan profesional guru.

Ada kekaguman pada sekolah SMA Muhammadiyah 1 Palembang

dimana konsep-konsep manajemen dipakai sesuai dengan konsep

manajemen formal yang dianjurkan secara akademik. Ini memberikan

peluang yang besar bagi peneliti-peneliti di bidang manajemen pendidikan

Islam untuk melakukan pendekatan yang berbeda pada kajian manajemen

sekolah yang berbasis kinerja. Perpaduan kharisma seorang pemimpin

dan ilmu manajemen kinerja melahirkan pola baru yang unik pada

manajemen sekolah.

Rencana kerja yang dilakukan kepala sekolah kepada guru yang

dilakukan dalam pembelajaran dapat berhasil pada akhirnya, semua guru

telah menyusun dan membuat perangkat pembelajaran (silabus dan RPP)

berdasarkan hasil penelitian dilihat secara keseluruhan bahwa

pengelolaan kinerja guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang memiliki

kualifikasi baik dalam rumusan kompetensi inti (KI1, KI2, KI3, KI4) dan

kompetensi dasar, mendiskripsikan indikator, menyusun bahan ajar,

menentukan media pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran,

menentukan metode dan strategi, menetukan langkah-langkah

pembelajaran serta menyusun evaluasi pembelajaran. Kemudian dilihat

dari kesiapan isi dokumen silabus dan RPP sulit untuk membedakan

antara guru mata pelajaran satu dengan guru mata pelajaran lainnya,

Page 308: DISERTASI - Islamic University

287

karena criteria kompunen dalam penyusunan silabus dan RPP terpenuhi

semua.

Kedua, kepala sekolah SMA Muhammadiyah di Provinsi Sumatera

Selatan harus tetap menjaga agar guru memiliki tanggung jawab terhadap

profesinya setiap saat. Tanamkan kepada setiap guru bahwa kometmen

dalam menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing harus tetap

ditingkatkan. Seorang guru menyadari akatan pentingnya tugas dan

tanggungjawabnya sebagai pendidikan. Guru hendaknya melakukan

pekerjaannya sebagai guru dengan penuh dedikasi dan

tanggungjawabnya yang penuh.

Profesi guru bisa dilihat dari usaha keras, keahlian dan berat

ringannya pekerjaan yang dimiliki wajar mendapat kompensasi yang adil

berupa gaji dan tunjangan lainnya. Tugas guru sebagai pembimbing,

pelatih, dan pengajar merupakan pekerjaan berat. Guru harus memeras

otak, mental, dan fisik untuk untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dengan demikian juga, harus diberi kesempatan untuk mengembangkan

diri dan jabatannya seperti mengikuti penetaran, seminar, diklat, MGMP,

worksop, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Kemudian diberi

kesempatan menduduki jabatan sesuai keahlian yang dimilikinya

(profesional).

Seorang dapat dikatakan profesional dalam melaksanakan

tugasnya apabila memiliki kompetensi atau kemampuan yang sesuai

dengan bidang tugas yang dijalaninya. Alasan lain mengatakan bahwa

memang adakalanya kemapuan kepala sekolah itu muncul secara

alamiah, didukung oleh kesempatan dan pengalaman, tetapi efektivitas

jauh lebih besar apabila dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan

yang berkesinambungan. Pentingnya kemampuan seorang pemimpin

akan memberikan dampak baik secara administrasi bagi individu yang

bersangkutan maupun bagi lembaga yang dipimpinya.

Guru profesional adalah guru yang mampu melaksanakan tugas

sesuai dengan tuntutan profesi guru dan sangat penting kedudukannya

Page 309: DISERTASI - Islamic University

288

dalam sistem pendidikan. Sebab profesi keguruan mempunyai tugas

melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Sejalan dengan itu, jelas

kiranya bahwa profesi guru dalam bidang pendidikan mengandung arti

peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara

optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Untuk

meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka profesiona guru (pendidik)

merupakan keharusan. Terlebih lagi apabila melihat kondisi objektif saat

ini berkaitan dengan berbagai hal dalam masyarakat pendidikan, yaitu

IPTEK. Persaingan global bagi lulusan pendidikan, otonomi daerah, serta

implementasi kurikulum.

Salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah

adalah memberikan pelayanaan kepada para siswa atau peserta didik

yang selaras dengan tujuan sekolah. Dalam keseluruhan proses

pendidikan guru merupakan faktor utama yang bertugas mendidik, guru

memegang berbagai jenis peranan mau tidak mau harus dilaksanakan

secara profesional oleh guru. Guru merupakan ujung tombak dalam

proses pembelajaran yang lansung bertatap muka dengan peserta didik,

diharapkan berlaku profesional dan penuh pengabdian dalam

melaksanakan tugasnya. Setiap guru hendaknya menyiapkan perangkat

pembelajaran dan memegang teguh disiplin baik itu saat dawasi ataupun

tidak. Hendaknya guru senantiasa berusaha mengembangkan

kemampuan profesi guru dengan memperbanyak pengetahuan baik itu

pelatihan, penataran, upgrading, worksop, agar dapat meningkatkan

kemampuan kinerjannya.

Ketiga, Upaya untuk meningkatan pengelolaan kinerja guru

memerlukan faktor pendukung terutama dilakukan oleh seorang pemimpin

(kepala sekolah) diataranya yaitu kompetensi dan motivasi. Terkait

dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional

dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi merupakan modal utama

yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik termasuk kepala sekolah.

Page 310: DISERTASI - Islamic University

289

Pengetahuan dan keahlian yang dimiliki dalam menjalankan tugas

dilakukan harus mempunyai kemampuan. Parameter kemajuan belajar

peserta didik dapat diukur dengan profesional gurnya. Guru profesional

sesungguhnya lebih banyak ditentukan oleh kualitas ilmunya, seperti guru

yang sudah S1 akan memberikan dampak kepada siswa meningkatnya

siswa berprestasi, meningkatnya disiplin siswa dalam proses belajar

mengajar. Kemudian untuk sudah S2 akan memberikan dampak kepada

guru lebih komunikatif dan mampu memberikan kesadaran kepada siswa.

Kemampuan/kecakapan seorang guru inilah yang dimiliki seorang guru

yang profesional. Alasan karena guru adalah orang yang paling sering

bersentuhan langsung dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Kedua motivasi seorang kepala sekolah merupakan faktor yang dapat

mendukung kinerja guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang yang kedua

adalah motivasi. Hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi seorang guru

adalah spirit atau dorongan dan semangat untuk bekerja, responsible atau

tanggung jawab terhadap tugas, interest atau minat terhadap tugas, dan

appreciation atau penghormatan terhadap tugas guru. Dari sini dapat

dijelaskan bahwa terdapat beberapa motivasi guru yang menyebabkan

semakin meningkatnya kinerja mereka, antara lain disebabkan oleh

antusias menjadi guru karena iman, akhlak, ilmu, amal ibadah dan

perjuangan keagamaan, hal ini merupakan sebuah motivasi yang

mendasari pendidikan Muhammadiyah masih tetap eksis dan hidup

sampai saat ini. Motivasi yang lainnya disebabkan oleh perasaan memiliki

tanggung jawab menjadi guru untuk mendidik para siswa menjadi

generasi yang handal. Motivasi lainnya disebabkan oleh penghargaan

yang tinggi kepada seorang guru, baik melalui penghargaan jabatan, gaji

dan kesejahteraan guru. Ketiga, supervisi (pengawan kepala sekolah),

merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja guru, karena dengan

pengawasan yang dilakukan kepala dapat meningkatkan disiplin kerja,

semangat kerja tinggi, dengan layanan supervisi yang dilakukan oleh

Dinas pendidikan, Dikdasmen, kepala sekolah dan teman sejawat menjadi

Page 311: DISERTASI - Islamic University

290

tolok ukur kinerja guru diktakan profesional. Sebab dengan program

supervisi yang dibuat dan ditindak lanjuti akan menambah kompetensi

bagi guru.

Efektivitas dan efisien dalam lembaga pendidikan merupakan hasil

dari pengelolaan kinerja guru berhubungan pada input, proses, output

dalam pengelolaan kinerja guru di lembaga pendidikan input sekolah

berhubungan dengan sumber daya manusia adalah termasuk kualifikasi

pendidikan, baik guru bidang studi, sarana dan prasarana yang ada

dilembaga pendidikan, pelayanan kebutuhan guru, pelayanan siswa

terhadap guru. Sedangkan proses merupakan tindak lanjut yang dilakukan

oleh kepala sekolah untuk meningkatkan profesional guru, yang dilkukan

oleh kepala sekolah diataranya pendidikan dan pelatihan, seperti

penetaran, seminar, diklat, MGMP, worksop, itu merupakan uapaya

kepala sekolah untuk mencetak guru profesional. Pengawasan yang

dilakukan oleh kepala sekolah memberikan dampak yang baik terhada

tenaga pengajar (guru). Output merupakan tujuan dari lembaga

pendidikan dalam mencetak guru profesional, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan siswa berprestasi dan disiplin belajar siswa meningkat.

Efektivitas dan efisien dapat di lihat pengelolaan sekolah

menurut Kristiawan dkk lembaga pendidikan harus menerapkan 7M di

antaranya: Man (Manusia), Money (dana/uang), Material (bahan-bahan),

Machine (Mesin/peralatan), Method (cara memproses), Market (Pasar),

Minute (Waktu).346

SMA Muhammadiyah 1 Palembang di lihat dari sumber daya

manusianya (Man) sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh

pemerintah, adanya sumber dana (Money) yang tepat guna dalam

penggunaan, bahan dan sarana prasarana (Material/Machine) yang efektif

dalam penggunaan, waktu dan pasar (Market/Minute), efesian dalam

346 Muhammad Kristiawan, Dian Safitri, Rena Lestari, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Budi Utama, 2017), hlm. 4.

Page 312: DISERTASI - Islamic University

291

penggunaannya dapat menjadikan SMA Muhammadiyah 1 Palembang

semakin mendapat nilai jual di tengah masyarakat.

Inovasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan

profesional kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Palembang dengan

melakukan pengawasan setiap input, proses, output dan outcome Dengan

adanya kontrol terhadap terhadap kemajuan sekolah Muhammadiyah.

Dan untuk memantapkan model pengelolaan kinerja guru tersebut

hendaknya setiap pemimpin hendaknya mengadakan evaluasi kinerja.

Dengan adanya evaluasi tersebut merupakan salah satu bentuk aprisiasi

keberhasilan seorang pemimpin sekolah serta berikan penghargaan

kepada guru yang berprestasi.

Model pengelolaan kineja guru yang ditemukan di SMA

Muhammadiyah 1 Palembang dapat dimakanai sebagai inovasi

manajemen dalam meningkatkan kinerja guru, dimana kepala sekolah

mengelola kinerja guru yang berdampak positif pada kemajuan sekolah.

Model ini diangkat dari input, proses,output dan outcome. Pada bagan

satu Input yang dilakukan oleh kepala sekolah dilihat dari kualifikasi

pendidikan sudah baik, guru semuanya sudah S1 bahkan sudah S2,

kualifikasi pendidikan yang ada pada guru, tentunya ada perlakuan umum

dan khusus yang dilakukan oleh kepala sekolah. Perlakuan umum dan

perlakuan khusus kepala sekolah yang pada akhirnya dapat menjadikan

guru bekerja secara profesional, karena semakin tinggi tingkat

pendidikannya semakin bagus capaiannya, dengan kualifikasi akademik

yang di miliki sesuai dengan bidang studi akan berdampak positif terhadap

pekerjaan yang diemban karena sesuai dengan bidang dan keahliannya

masing-masing. Pada bagan kedua Proses, yang dilakukan oleh

pengelola sekolah melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta supervisi

yang dilakukan oleh pihak manajemen sekolah seperti, pelatihan dalam

bentuk penataran, seminar, diklat, MGMP, worksop, untuk menambah

wawasan guru menjadi guru profesional, guru profesional berdampak

pada siswa bisa meningkat prestasinya, bertambah kedisiplinannya,

Page 313: DISERTASI - Islamic University

292

bertambah giat melakukan ibadah, pihak manajemen sekolah selalu

memantau dan memonitoring setiap kinerja yang dilakukan oleh guru, dan

kegiatan ini selalu dilakukan berulang-ulang sehingga dalam proses ini

memberikan motivasi yang baik kepada guru. Pada bagan ketiga Output

menjelaskan bahwa kinerja guru berdampak positif terhadap hasil dan

tujuan sekolah, seperti meningkatnya disiplin terhadap siswa dan prestasi

siswa meningkat sehingga sekolah SMA Muhammadiyah 1 Palembang

masih terpercaya di tengah masyarakat, meningkatnya animo masyarakat

untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini masih tetap banyak.

Keberhasilan SMA Muhammadiyah 1 Palembang di bidang akademik

tidak kalah saingan dengan sekolah-sekolah lainnya. Pada bagan

keempat outcome keberhasilan guru dalam proses belajar dan mengejar

terhadap siswa adalah banyaknya siswa yang diterima baik itu jalur

undangan, jalur tes di perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS)

serta ada juga diterima kerja.

Model pengelolaan kineja guru yang ditemukan dalam bagan-

bagan dan di gambarkan tersebut masih terdapat kelemahan-kelemahan,

perlu adanya penambahan setiap tahap dari input, proses, output dan

outcome dari pengelolaan kinerja guru. Penambahan tersebut berupa

pengawasan kepala sekolah dan evaluasi kerja. Untuk memantapkan

model pengelolaan kinerja guru, maka peneliti menawarkan model yang

mungkin bisa diterapkan di SMA Muhammadiyah 1 Palembang Provinsi

Sumatera Selatan.

Dibawah ini rancangan model pengelolaan kinerja guru SMA

Muhammadiyah 1 Palembang yang ditawarkan untuk lebih meningkatkan

kinerja guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang di Provensi Sumatera

Selatan;

Page 314: DISERTASI - Islamic University

293

293

Gambar 5.1 Rancangan Model Pengelolaan Kinerja GuruYang di Tawarkan Kepada

SMA Muhammadiyah Provinsi Sumatera Selatan

Input

Sesuai Guru Bidang Studi

Kualifikasi S1 S2

Proses

Pendidikan dan

Pelatihan

Supervisi

1.Penataran 2.Seminar 3.Diklat 4.Upgraing 5.MGMP 6.Worksop

1.Kepala sekolah 2.Dinas Pendidikan/DIKDASMEN

1.Monitoring 2.Review

Output

Guru

Profesional

1.Siswa Berprestasi 2.Disiplin Siswa Meningkat

Outcome

PTN PTS Dan Kerja

Control Control Control

Evaluasi

Page 315: DISERTASI - Islamic University

294

294

Model pengelolaan kinerja guru yang diangkat dari data lapangan

dimulai dari input, proses, output, dapat memajukan sekolah yang tidak

terlepas dari pengawasan kepala sekolah. Pada tahap

pengawasan(supervisi) biasanya sudah terjadwal dan terprogram di

sekolah-sekolah lainnya dan kepala sekolah datang langsung masuk

kantor diruang kerjannya, tetapi ada perbedaan di SMA Muhammadiyah

kepala sekolah ketika datang langsung keliling dan memonitor proses

belajar mengajar terkadang masuk kelas melihat proses belajar mengajar.

Kontrol yang dilakukan oleh kepala sekolah berfungsi sebagai rel untuk

kemajuan sekolah. Penialain yang dilakukan oleh kepala sekolah sangat

penting dalam memajukan sekolah Muhammadiyah.

C. Rekomendasi

Merujuk pada temuan penelitian mengenai model pengelolaan

kinerja guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang di Provinsi Sumatera

Selatan, maka rekomendasi penulis sebagai berikut:

Pertama. Rekomendasi keilmuan dengan adanya Model

pengelolaan kineja guru yang ditemukan di SMA Muhammadiyah 1

Palembang dapat dimaknai sebagai inovasi manajemen dalam

meningkatkan kinerja guru. Model ini diangkat dari input, proses,output

dan outcome Bagan pertama input, bagan kedua proses, bagan ketiga

output dan bagan keempat outcome, diantara bagan satu dan bagan dua

adanya kontrol, juga bagan dua dan bagan tiga, serta bagan tiga dan

bagan kempat, kemudian adanya evaluasi kerja keseluruhan dengan

tujuan meliaht kemajuan sekolah yang tidak terlepas dari kepala sekolah.

Kontrol yang dilakukan oleh kepala sekolah hendaknya menjadi rel untuk

kemajuan sekolah

Kedua. Kepada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan dan

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah

Muhammadiyah agar memberikan fasilitas dan memfasilitasi peningkatan

kinerja guru di setiap sekolah Muhammadiyah. Pemerintah sebagai pihak

yang berkompeten dalam pembinaan sumber daya manusia agar dapat

Page 316: DISERTASI - Islamic University

295

memberikan dukungan dan perhatian serius terhadap profesionalitas guru

di sekolah Muhammadiyah, dan melaksanakan pelatihan tingkat kota

bahkan Provinsi. Serta memberikan dukungan dengan melengkapi

fasilitas-fasilitas terutama fasilitas pengajaran bagi setiap sekolah. Bagi

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) melalui Pimpinan Daerah

Muhammadiyah (PDM) Kota Palembang hendaknya memperhatikan

kebutuhan-kebutuhan yang di perlukan sekolah Muhammadiyah dengan

melengkapi kekurangan-kekurangan, sarana dan prasarana, pembiayaan,

perbaikan lingkungan sekolah dan kegiatan penunjang lainnya agar

penyelenggaraan pendidikan agar dapat berjalan dengan sukses.

Ketiga, kepala sekolah orang yang berperan penting dalam

memberikan tugas kepada guru harus mempertimbangkan kemampuan

yang dimiliki guru tersebut. Sekolah sebagai lembaga pendidikan

berkewajiban melakukan penilaian terhadap berkewajiban melakukan

penilaian terhadap profesional guru secara sistematis dan terus menerus.

Selain itu, kepala sekolah sebagai pengambil keputusan, untuk proaktif

dalam penyelenggaraan dan pelatihan dan penetaran bagi peningkatan

kinerja guru, program ini bertujuan untk memperbaiki penguasaan

berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk

kebutuhan sekarang, sedangkan pengembangan untuk menyiapkan guru

siap memangku jabatan tertentu di masa yang akan datang.

Kepala sekolah adalah orang yang benar-benar diharapkan

menjadi pemimpin. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan sekolah

menentukan baik dan buruknya pengelolaan administrasi personil (guru).

Pengelolaan guru sangat memerlukan pemimpin yang mandiri dan

profesional dengan kemampuan administrasi yang tangguh, agar mampu

mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.

Kepala sekolah diharapkan dapat mengatur tugas-tugas guru dengan adil

dan bijaksana dan menempatkan sesuatu sesuai dengan yang

semestinya, disamping itu juga sangat perlu memberikan dorongan

semangat motivasi kerja agar kinerja guru dapat berjalan dengan sebaik-

Page 317: DISERTASI - Islamic University

296

baiknya serta menciptakan suasana yang kondusif sehingga setiap guru

menjalankan tugas merasa tenang dan gembira. Di sisi lain, setiap guru di

sekolah perlunya upaya dari diri sendiri dalam meningkatkan khazanah

pengetahuan sesuai dengan perkembangan disiplin keilmuan dengan cara

mengembangkan kompetensi guru dan berkonsultasi secara intensif

dengan kepala sekolah dalam membakali diri dengan kompetensi-

kompetensi yang memadai dalam mengajar dan mendidik.

Keempat, Kepada guru agar memiliki semangat dan kreativitas

bagi pengembangan diri. Peningkatan profesionalitas guru dengan

semangat artinya berusaha memperbaikan kompetensi yang dimiliki

melalui berbagai pendidikan dan pelatihan. Peningkatan profesionalitas

guru juga membutuhkan kreativitas dengan menemukan cara

memperbaiki kualitas kerja, meskipun tanpa dukungan fasilitas dan

anggaran yang memadai.

D. Kata Penutup

Alhamdulillah diucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah (disertasi). Selanjutnya penulis

tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dan menyelesaikan karya ilmiah (disertasi) ini.

Hanya do’alah yang dapat penulis kirimkan semoga segala

pengorbanan yang diberikan mendapat pahala dari Allah SWT.

Selanjutnya harapan saya semua pihak dapat memberikan sumbang

saran demi untuk kesempurnaan penulisan dan isi dari disertasi ini,

semoga Allah selalu memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada

kita semua Amin Yarobbal’alamin. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Jambi, April 2020

Penulis,

Rulitawati NIM. DMP. 17.192

Page 318: DISERTASI - Islamic University

297

DAFTAR PUSTAKA Anonim, Al-Qur’an Terjemah dan Tajwid Warna. Jakarta: 2014. Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo,

2012. Ace Suryadi dan Wiana Mulyana, Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan

dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Jakarta: Cardimas Metropole, 1993.

Achmad Badawi, Memotivasi Kinerja Guru Jakarta: Al-Wasat, 2015. Ahmad Al Hafisd, Hadits Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu,

http://www.dic.or.id/hadist-tentang-kewajiban-menuntut-ilmu/ di akses 15 Oktober 2018.

Ahmad Ibn Ali Abu Bakar al-Khatib al-Bahgdâdî, Târîh Bahgdâdî, vol. IX,

Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyâh, Beirût, t,t. Ahmad Susanto, Manajemen Kinerja Guru, Konsep Strategi dan

Implimentasi Jakarta: Prenada Media Grup, 2016. Al-Bukhari, Abu Abdillah, Muhammad Ismail, Al-Jami’ Ash-shahih al-

Mukhtashar, Bairut; Bairut: Dar Ibnu Katsir, 1987. Adler, Patricia A. & Peter Adler, “Teknik-Teknik Observasi”. Dalam

Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitatif Research. Penerjemah: Dariyatno, dkk Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Ahmadi dan Syukran Nafis, Pendidikan Madrasah dimensi professional

dan kekinian Yogyakarta: laks Bang Group, 2011. Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018,

bappeda.sumselprov.go.id, hlm.43. Azhar, Kualitas Pendidikan di Indonesia Tingkat Dunia, diakses dari

http://Azharmid, blogspot.co.id pada tanggal 18 Oktober pukul 19.30 WIB.

Barnawi dan Arifin Muhammad, Kinerja Guru Profesional Jakarta: Arruzz

Media, 2014. Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta: Rineka

Cipta, 2009.

Page 319: DISERTASI - Islamic University

298

Creswell, Jhon W. Terjemahan Achmad Fawaid, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

________, : Qualitative, Quantitative, And Mixed Methods Singapore:

SagePublications Asia-Pacific Pte. Ltd. 2009. . Didik Prangbakat, Meningkatkan Mutu Pengelolaan Sekolah Dasar Melalui

Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management), Jakarta: Dirjen Dikdasmen, 2011.

Djaali, Psikologi Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif

Bandung: Alfabeta, 2009. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan

Implementasi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. _________,”Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Eneng Muslihah, Understanding the Relationship between School-Based

Management,Emotional Intelligence and Performance of Religious Upper Secondary School Principals in Banten Province ( Journal Higher Education Studies: Vol. 5, No.2015.

Fred R. David, Stategec Management Stratigis Jakarta: Salemba Empat,

2011. Farid Poniman, Yayan Hadiyat, Manajemen HR STIFIn, Terobosan

Mendongkrak Produktivitas Jakarta: Pt Gramedia, 2015. George R. Terry, Principles of Management, terj. Winardi Bandung:

Alumni, 2010. Gibson, Ivancevish dan Donaly, Organisasi dan Manajemen Prilaku,

Jakarta: Stuktur Press Erlangga, 1995. Global Islamic, Sofware Company, Mausu’ah al-Hadits As-Syarif, Ishdar

as-Tsani, 1991-1997. H. Muhammad Arifin, Journal International Education Studies; Vol. 8, No.

1; 2015, ISSN 1913-9020 E-ISSN 1913-9039, Published by Canadian Center of Science and Education.

Page 320: DISERTASI - Islamic University

299

H.E. Syarifudin, Manajemen Pendidikan Jakarta: Diadet Media, 2011. H.M. Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2013. Haidar Putra Daulay dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam Mencerdaskan

Bangsa Jakarta: Rineka Cipta, 2012. Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya

Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Hikmat, Manajemen Pendidikan Bandung: CV Pustaka Setia, 2011. https://npd.kemdikbud.go.id/appid=ukg, di akses tanggal, 14 Oktober,

2018 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Reset Pendidikan,

Jakarta: Bumi Aksara, 2016. _________,” Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2010. Hikmat, Manajemen Pendidikan Bandung: CV Pustaka Setia, 2011. http://sepdhani.wordpress.com/2018/09/13/tafsir-dan-pelajaran-surah-

yaasin-ayat 3.40/. Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Reset Pendidikan,

Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Irham Fahmi, Manajemen, Teori, Kasus dan Solusi Bandung: Alfabeta,

2014. Ismail Nawawai, Manajemen Perubahan, Teori dan Aplikasi pada

Organisasi Publik dan Bisnis Surabaya, Ghalia Indonesia, 2014.

Imam al-Jalil al-Hafizh Imanuddin Abi Fida’ Ismail Ibn Katsir, Tafsir al-

Qur’an Beirut: Maktabah Waladi li Turots, 774. James A. Stoner, R. Edward Freeman & Daniel R Gillet, Managemen

Terjemahan (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2005. Jason A. Colquit, Jeffery A, Le Pine and Michael J. Wesson,

Organizational Behavior Improving Performance and Commitment it the Workplace, International Edition New York: McGraw-Hill Companies Inc, 2009.

Page 321: DISERTASI - Islamic University

300

Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan, dan Praktik, Jakarta: Prenada Media Group, 2017.

________,” Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber

Belajar Teori dan Praktik Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2011.

Jhon Shield, Managing Employee Performance And Reward Ny:

Cambridge University Press, 2001. Jhon Whitmore, Coaching for Performance: Seni mengarahkan untuk

mendongkrak Kinerja, Terj. Dwi Heally Purnomo dan Lois Novianto Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010.

John M. Ivancevish, Robert Konopaske dan Michael T. Matteson,

Organizational Behavior and Management, Elghth Edition New York: McGraw-Hill Companies Inc, 2008.

James L. Gibson et.al. Organizations; Behavior, Structure, Processes, 14”

EditionSingapore: Mc Graw-Hill Internasional, Inc, 2009. Jason A. Colquitt, Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson, Organizational

Behavior Improving Performance and Commitment in the Workplace Penn Plaza, New York, NY 10121. Copyright © 2015.

K. B. Everard, Geoffrey Morris and Ian Wilson, Effective School

Management London: EC1Y 1SP, A SAGE Publications Company 1995

Koswara, Rasto, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol. 1 No. 1, Agustus 2016.

Kunandar,Guru Profesional, Jakarta: Rajawali Press, 2014. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013. Mada Sutapa, Model Pengembangan Sekolah Efektif Jurnal FIP UNY,

2017. Mahfuz Judeh, “Assessing the Influence of Job Characteristics and Self-

Efficacy on Job Performance: A Structural Equation Modeling Analysis”, European Journal of Social Sciences, No. 3, 2012, 355-365.

Page 322: DISERTASI - Islamic University

301

Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru Jakarta; Gaung Persadah, 2010.

Martinis Yamin, Profesional Guru & Impementasi KTSP Jakarta: Gaung

Persada Press, 2009. Michael Amstrong, Performance Management Key Strategies and

Practical Guideline, 3rd Edition London and Philadelphia: Kogan Page, 2006.

Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif,terjemahan: Budi Puspo

Priyadi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Miles Mathethew B dan A. Michael Hubeman, Analisis Data Kualitatif. Terj.

Tjetjep Rohedi Rohidi Jakarta: UI Press, 2007. Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Cat. Ke-2 (Bogor:

Ghailia Indonesia, 2010. Muhammad Busro, Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia

Jakarta, Prenadamedia Group, 2018. Muhammad Yaumi, Model Perbaikan Kinerja Guru dalam Pembelajaran,

Makasar, Alaudin Press, 2014. Mujamil Qamar, Manajemen Pendidikan Islam Ma lang,Erlanga, 2009. Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif Jakarta: Referensi

GP. Press Group, 2013. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan

Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017. Muslich Shabir, Riyadhus Shalihin Jus1 Semarang: Karya Thoha Putra,

2004. Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Bandung: Sinar Baru, 2010. Nana Syoadh Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:

Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Remaja Rosdakarya, 2007.

Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan

Sekolah, Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy, 2014.

Page 323: DISERTASI - Islamic University

302

Nasrullah Nursam, Journal of Islamic Education Management, Vol.2. N0. 2. Oktober, 2017.

Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belaja dan Mengajar,

Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan Bandung:

Rosdakarya, 2016. Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan Palembang: Grafika Telindo, 2011. Payman J. Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Indenesia, 2015. Peraturan pemerintah RI No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan. Peter Salim, Yeny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002. R.K Sahu, Performance Management System, New Delhi, 2007. Robert Kreitner, Angelo Kinici, Organizational Behavior/ Prilaku Organisasi

Jakarta: Salemba Empat, 2005. Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik Bandung: Refika

Aditama, 2012. Rosyada, D, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan Jakarta: PT. Kencana,2004.

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru Edisi Kedua Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012. Robert L. Cardy and Brian Leonard, Perfomance Management, Concepts,

Skill and Exercise New York: Park squere, 2015. Sara Bubb, Peter Early, Leading and Managing Comining Professional

Development London: A Sage Publication Company, 2007. SDM Kunci Kemajuan Bangsa, http://presidenri.go.id/berita-aktual-sdm-

kunci. tt.di akses tanggal 14 Oktober 2018 pukul. 16.30 Sinn, Ahmad Ibrahim Abu, Al Idârah fi Al-Islam, Terj. Dimyauddin

Djuawaini Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

Page 324: DISERTASI - Islamic University

303

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya manusia Jakarta: Bumi Aksara, 2016.

Stephen P.Robins, Mary Cuolter, Manajemen Edisi Kesepuluh Jilid 1

Jakarta, Erlangga, 2016. Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, Tenth Edition New Jersey:

Prentice Hall, 2003. Sudarwan Danim, Profesi Kependidikan, Bandung: Alfabeta, 2013. Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Bandung: Alfabeta, 2014. Suharsimi Arikunto, Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan Yogyakarta,

Aditya Media bekerja sama dengan FIP, UNY, 2009. Sukanto Reksohaddiprojo, Dasar-Dasar Manajemen Yogyakarta: BPFE,

2010. Supardi, Kinerja Guru, Ed. 1 Cet. 1; Jakarta: Rajawali Pers, 2013. ________,” Sekolah Efektif Dasardan Praktiknya Konsep Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2013. Surya Darma, Manajemen Kinerja, Falsafah dan Penerapannya

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta,

2008. Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Bandung: Alfabeta, 2017. Samsu al-Diin al-Qurtubi, Jami’al al-Bayan li al-Ahkam al-Qur’an Juz 1

Sofware Maktabah As Syamilah: Mauqi’u al-Taafsir, 2007. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah Jakarta: Rineka Cipta,

2010. Sutrisno Hadi, Metodologi Riset Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015. Syarifuddin, Manajemen Pendidikan Jakarta: Diadit Media, 2011 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

Kamus Besar Bahasa Indonesia Cet, 9; Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

Page 325: DISERTASI - Islamic University

304

Udin Saefidin Saud, Pengembangan Profei Guru Bandung: Alfabeta, 2013.

Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan

Pendekatan Konfrehensif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.

Uhar Suhar Saputra, Administrasi Pendidikan, Bandung, 2010, Refika

Aditama. Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 Tentang Guru

dan Dosen. User Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya,

2011. Valarie J. Janesick, Tarian Desain Penelitian Kualitatif, Metapora,

Metodolatri dan Makna” Dalam Norman K. Denzin dan Yonna S. Lincoln.

Veithzal Rivai, dkk, Performance Appraisal, Sistem yang Tepat untuk

Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Cet Ke-4 Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.

Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, cet.

ke-1 Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005. Wibowo, Manajemen Kinerja, Edisi Kelima Jakarta, Raja Grafindo

Persada, 2017. William J. Rothwell, Carolyn K. Hohne, and Stephen B. King, Human

performance improvement: building practitioner competence (Oxford: Elsevier, 2007.

Page 326: DISERTASI - Islamic University

305

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

Judul Disertasi: Model Pengelolaan Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas Muhammadiiyah di Provinsi Sumatera Selatan

A. Pedoman Wawan Cara

1. Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah

a. Bagaimana kepala SMA Muhammadiyah menyusun program

kerja guru?

b. Apa saja acuan/pedoman/landasan kinerja kepala sekolah dalam

menyusun program kegiatan guru di SMA Muhammadiyah?

c. Seberapa penting penyusunan kerja guru bagi sekolah

Muhammadiyah ini?

d. Apakah kepala sekolah menyusun program kegiatan guru

berdasarkan skala prioritas

e. Bagaimana kepala sekolah menyusun program kegiatan kerja

guru secara periodik?

f. Bagaimanakah perencaaan yang diterapkan oleh anda untuk

meningkatkan kinerja guru dalam menciptakan prestasi pesert

anak didik?

g. Apakah program yang dilaksanakan oleh lembaga seirama

dengan perencanaan guru?

h. Apakah kolektivitas kerja dalam menyusun program kerja guru?

i. Bagaimana kepala sekolah mengorganisasikan kerja guru

sesuai kualivikasinya?

j. Bagaimana kepala sekolah mengorganisasikan kerja guru?

k. Bagaimana kepala sekolah mengorganisasikan kerja guru sesuai

prinsip the right man and right place?

l. Bagaimana pelaksanaan kinerja guru?

m. Bagaimana pemotivasian kinerja guru?

n. Bagaimana pemberdayaan guru dalam bekerja?

o. Bagaimana penegakan disiplin bagi guru bekerja?

p. Bagaimana administrasi guru bekerja?

Page 327: DISERTASI - Islamic University

306

q. Bagaimana kepala sekolah melakukan pengawasan kepada

guru?

r. Bidang pengawasan apa saja yang dilakukan kepala sekolah

terhadap guru?

s. Bagaimana follow up dari hasil pengawasan terhadap guru?

t. Kapan dan apa saja media pengawasan yang digunakan kepala

sekolah terhadap guru?

u. Bagaimana alokasi biaya bagi guru yang bekerja di SMA

Muhammadiyah?

v. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam mengoptimalisasi

kinerja guru di SMA Muhammadiyah?

w. Apakah pernah mengikuti atau mengikuti pelatihan

manajerialdalammemimpin sekolah ini

x. Apa saja harapan (hope) bagi perbaikan kinerja guru di SMA

Muhammadiyah?

y. Anda sebagai pimpinan, perlukah mendorong dan memotivasi

guru dalam bekerja?

z. Adakah pembinaan yang diterapkan oleh anda sebagai pimpinan

untuk meningkatkan kinerja guru?

aa. Menurut anda perlukah tanggung jawab, minat dan

penghargaan atas tugas serta peluang untuk mengembangkan

guru, memperhatikan dan hubungan interporsonal sesama guru?

bb. Bagaimanakah anda mengembangkan aspek kualitas pribadi

guru baik dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi guru?

cc. Bagaimanakah anda mengimplementasikan potensi guru

dalam sebuah prestasi?

dd. Perlukah unsur kepribadian yang meliputi kedisiplinan, etos

kerja, kerja sama, inisiatif, tanggung jawab dan kejujuran menjadi

prinsip utama guru dalam dunia pendidikan?

Page 328: DISERTASI - Islamic University

307

ee. Bagaimanakah penyajian yang guru terapkan dalam materi

pembelajaran dan membimbing peserta didik untuk menjadi anak

yang berprestasi?

ff. Adakah pembinaan yang dilakukan pimpinan untuk mendorong

kinerja guru?

2. Pihak pengelola/perserikatan Sekolah

a. Bagaimana sistem rekrutmen guru pada SMA Muhammadiyah?

b. Apa saja standar/pertimbangan sistem rekrutmen dan

kompentensi yang diangkat menjadi guru di SMA

Muhammadiyah?

c. Bagaimana kualifikasi dan kompetensi diangkat menjadi guru di

SMAMuhammadiyah?

d. Bagaimana ketentuan kerja guru pada SMA Muhammadiyah?

e. Bagaimana sistem penggajian guru pada SMA Muhammadiyah?

f. Bagaimana pembinaan pelaksanaan kinerja guru di SMA

Muhammadiyah?

3. Guru SMA Muhammadiyah 1 Palembang

a. Apa makna manajemen kinerja di SMA Muhammadiyah?

b. Bagaimanakah perencaaan yang diterapkan oleh anda untuk

meningkatkan kinerja dalam menciptakan prestasi pesert a

didik?

c. Apakah perencanaan yang anda rencanakan seirama dengan

perencanaaan yang diprogramkan dalam lembaga?

d. Perlukah anda sebagai penyandang profesi pendidik, adanya

sebuah dorongan dan motivasi internal maupun eksternal dalam

bekerja?

e. Bagaimana sistem penggajian guru pada SMA Muhammadiyah?

f. Apa saja kebijakan kepala sekolah dalam membina kinerja guru?

g. Bagaimana dorongan kepala sekolah bagi guru dalam

melaksanakan tugasnya pada SMA Muhammadiyah?

Page 329: DISERTASI - Islamic University

308

h. Bagaimana kompetensi multikultural kepala sekolah terhadap

beragam latar belakang pada SMA Muhammadiyah?

i. Bagaimana Kompetensi kerja sama tim kepala sekolah bagi guru

pada SMAMuhammadiyah?

j. Bagaimana dukungan fasilitas bagi guru dalam melaksanakan

tugas sekolah pada SMA Muhammadiyah?

k. Bagaimana ketersediaan teknologi bagi guru pada SMA

Muhammadiyah?

l. Apakah kolektivitas kerja dalam menyusun program kegiatan

guru?

m. Bagaimana kepala sekolah mengorganisasikan kerja guru sesuai

dengan kualifikasinya?

n. Bangaimana kepala sekolah mengorganisasikan kerja guru?

o. Bagaimana kepala sekolah kerja guru sesuai dengan the right

man and right place?

p. Bagaimana kepala sekolah menggerakan guru bekerja?

q. Bagaimana kinerja guru dalam bekerja?

r. Bagaimana pemotivasian kerja guru?

s. Bagaimana pemberdayaan guru?

t. Apa saja penegakan disiplin bagi guru?

u. Bagaimana administarasi kerja guru di SMA Muhammadiyah?

v. Bagaimana kepala mengadakan pengawasan terhadap guru?

w. Apakah guru medapatkan pelatihan dalam meningkatkan kerja?

x. Apakah guru mendapatkan dorongan membina profesi guru

melalui pendidikan lanjutan?

y. Apakah guru mendapatkan informasi terkini terkait regulasi dan

dinamika pengaturan sekolah dari Dinas Pendidikan dan

Dikdasmen?

z. Bagaimankah tekhnis atau langkah-langkah yang dilakukan

anda dalam mengimplementasikan manajemen kinerja anda?

Page 330: DISERTASI - Islamic University

309

4. Tenaga Administasi SMA Muhammadiyah 1 Palembang

a. Bagaimana administrasi kerja guru mengajar pada SMA

Muhammadiyah?

b. Bagaimana perangkat pendukung kerja guru pada SMA

Muhammadiyah?

B. Pedoman Observasi

1. Acuan/pedoman/landasan kerja guru dalam menyusun program

kegiatan kerja guru di SMA Muhammadiyah.

2. Kolektivitas kerja dalam menyususun program kegiatan kinerja

guru.

3. Kebijakan kepala sekolah mengorganisasikan kerja guru sesuai

dengan the right man and right place.

4. Aktivitas kepala sekolah dalam menggerakan guru bekerja sesuai.

5. Alat pemotivasian kerja guru.

6. Administrasi kerja guru di SMA Muhammadiyah.

7. Perangkat penegakan disiplin guru bekerja.

8. Aktivitas kepala sekolah melakukan pengawasan kepada guru

9. Media pengawasan yang digunakan kepala sekolah terhadap guru

10. Ketersedian fasilitas kerja guru pada SMA Muhammadiyah.

11. Perangkat pendukung kerja guru di SMA Muhammadiyah.

C. Pedoman Dokumentasi

1. Sejarah Sekolah Muhammadiyah 1 Palembang

2. Visi dan Misi Sekolah

3. Letak geografis Sekolah Muhammadiyah

4. Struktur Organisasi dan pembagian tugas SMA Muhammadiyah

5. Data guru, Tenaga Administrasi dan siswa

6. Data sarana dan prasarana SMA Muhammadiyah 1 Palembang

7. Dokumen lain yang terkait

Page 331: DISERTASI - Islamic University

310

DAFTAR INFORMAN

No Inisial Nama Keterangan/Mata Pelajaran

1 BK Drs. Bukhori, M.Pd Pengawas Pembina Provinsi Sumatera Selatan

2 HR Dr. Hariyadi, M.Pd Ketua Majelis Dikdasmen Wilayah Muhammadiyah

3 MH Drs. H.M. Haitami, M.Pd.I

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Palembang

4 Ros Drs.H. Rosyadi,M.Pd Kepala Sekolah 5 FT Fatra,S.Si., M.Pd Wakil Kurikulum 6 MH Drs. H.M. Haitami,

M.Pd.I Wakil ISMUBA

7 ED Edy Susanto, M.Pd.I Waka Kesiswaan/Humas 8 AA Ahmad Arif, S.Pd Waka Sapras/Keu 9 IY Ida Yani,S. Ag Bahasa Arab 10 LI Linawati,S.Ag Bahasa Arab 11 MB M. Bustomi,M.Pd.I Pedk. Agama 12 AA Drs. H. Amirudin Aziz,

M.Si KMD

13 MM M.Mawardi,S. H PKN 15 DM Dewi Mulyati, S.Pd Bhs. Indonesia 16 BW Basuki Widodo, S.Pd Matematika Wajib 17 ES Eka Susilawati,S.Pd Sejarah Minat 18 W Waliani, S.Pd Bhs. Inggris 19 PA Pito Agustian, M.Pd Bhs. Inggris 20 YY Yayat Jauhari, S.Pd Biologi 21 GH Dra, Gita Hurustia, MM Kimia 22 KM Drs. H. Kurdi Mukti Kimia 23 SA Selvia Andriani Fisika 24 SD Septian Dini, S.Pd Kimia 25 MF Mustopa Orang tua siswa

Page 332: DISERTASI - Islamic University

311

CURRICULUM VITAE

Rulitawati, S.Ag., M.Pd.I, dilahirkan di Rambai Kaca kab. Lahat, pada tanggal 6 Mei 1972 dari pasangan Matzen dan Hj. Napsinah. Saat ini berdomisili di Palembang dengan alamat, Jl.Rawajaya, No. 480, Rt. 08, Rw. 03, Kec. Kemuning, Kel. Pahlawan Kota Palembang. Dengan email ita.ilet44@gmail,com. Hp. 081273992900. Dengan status berkeluarga dengan suami bernama Hery Fitriadi, dan anak bernama M. Aidil Fitriansyah, S.P (Sarjana Pertanian) dan Habibur Rachman (Mahasiswa).

Putri keenam dari tujuh bersaudara ini menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 19 Rambai Kaca tamat tahun 1985,kemudian melanjutkan SMP Negeri 1 Jarai, tamat tahun 1988. Setelah menamatkan SMP meneruskan di SMA Negeri 1 Kota Pagaralam tamat pada tahun 1991. Berbekal ijazah SMA meneruskan ke IAIN Raden Fatah Palembang tamat tahun 1996 di Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam, melanjutkan ke Pascasarjana IAIN Raden Fatah Palembang tahun 2011, tamat tahun 2013. Saat ini sedang menempuh program Doktor (S3) Manajemen Pendidikan Agama Islam pada PPs UIN STS Jambi tahun 2017. Pada tahun 1998 mengajar di SMK Muhammadiyah 2, tahun 2000 mengajar di MA Al-Fatah Yayasan Pembangunan IAIN Raden Fatah Palembang. Sejak tahun 2011 menjadi dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Palembang. Adapun karya ilmiah dan buku yang ditulis sebagai berikut:

1. Management Performance Model of Senior High School Teacher of Muhammadiyah in South Sumatera ( International Journal)

2. Transformational Of Leadership And School Management Behavior In Realizing Leadership School In SMAN 3 Palembang South Sumatera (Internasional Journal)

3. Model development of cooperative learning in inproving the quality of student learning in Islamic Religius education (Nasional Journal)

4. Effek of intraction of personal extraversion and agreeableness on work egagement (Nasional Journal)

5. Implimentasi Total Quality Management dan Manajemen Sekolah (Prosiding)

6. Tanggung Jawab dan Otoritas kepemimpinan dalam Pendidikan Islam (Prosiding)

7. Peran Perguruan Tinggi di era Revolusi 4.0. (Prosinding) 8. Tim Penulis Buku Pendidikan Agama Islam UMP 9. Tim Penulis Buku Fikih Ibadah Universitas Muhammadiyah Palembang. 10. Tim Penulis Buku Fikih Islam Universitas Muhammadiyah Palembang 11. Tim Penulis Buku Sejarah Gerakan Pembahruan Islam UMP 12. Tim Penulis Buku Islam dan Ilmu Ekonomi 13. Tim Penulis Profil Universitas Unggul dan Islami

Page 333: DISERTASI - Islamic University

312