direktorat jenderal cipta karya 1 direktorat...
TRANSCRIPT
1DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
L a P O R a N K i N e R j a 2
3DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Laporan akuntabiLitas kinerja tahun 2017 sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja
direktorat keterpaduan infrastruktur permukiman
L a P O R a N K i N e R j a 4
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman tahun 2017. Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban kinerja Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam melaksanakan fungsi dan kewajibannya dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
unit organisasi secara transparan, serta memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan laporan ini dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja.
LaKIP Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman menyajikan berbagai keberhasilan
5DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
atas capaian sasaran strategis Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, kendala serta langkah perubahan, dan rencana ke depan agar dapat memberikan gambaran yang obyektif terkait kinerja Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Tahun 2017. Capaian sasaran kegiatan dapat tercermin dalam analisis indikator kinerja yang diukur atas dasar penilaian indikator keberhasilan, sebagaimana telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Tahun 2017.
Dengan tersusunnya LaKIP ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran dan pemangku kepentingan pada Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman yang telah bekerjasama melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan hingga tercapaianya kinerja Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman. Semoga laporan kinerja akuntabilitas ini dapat memberikan manfaat dan memberikan informasi pertanggung jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi unit kerja Pemerintah dalam rangka terwujudnya good government.
Jakarta, Januari 2018Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
Dwityo A. SoerantoNIP. 196109301989031001
L a P O R a N K i N e R j a 6
7DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Daftar Isi
L a P O R a N K i N e R j a 8
Daftar IsiKATA PENGANTAR 4DAFTAR ISI 8DAFTAR GAMBAR 10DAFTAR TABEL 11
BAB I PENDAHULUAN 14 1.1 Tugas Dan Fungsi 15 1.2 Struktur Organisasi 15
BAB II PERENCANAAN KINERJA 21 2.1 Perencanaan Strategis 22 2.2 Perjanjian Kinerja 23 2.3 Metode Pengukuran 26
BAB III KAPASITAS ORGANISASI 293.1 Sumber Daya Manusia 303.2 Sarana dan Prasarana 323.3 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran 33
BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA 354.1 Dukungan Sumber Daya 36 4.1.1 Peningkatan Kualitas SDM Direktorat KIP 36 4.1.2 Peningkatan Kualitas Tata Laksana 39 4.1.3 Peningkatan Kualitas Tata Kelola Keuangan dan BMN 41 4.1.4 Peningkatan Kualitas Tata Kelola Teknologi dan Sistem Informasi 41
9DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
4.2 Capaian Kinerja 43 4.2.1 Jumlah Kab./Kota yang Mempunyai Program Sesuai RPIJM 43 4.2.2 Konsistensi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Terhadap RPIJM 44 4.2.3 Tingkat Akuntabilitas Kinerja 45 4.2.4 Capaian Lainnya 474.3 Realisasi Anggaran 56 4.3.1 Penyerapan Anggaran 56 4.3.2 Konsistensi Antara Perencanaan dan Implementasi 58 4.3.3 Pencapaian Keluaran 58 4.3.4 Efisiensi 61 4.3.5 Aspek Manfaat 61
BAB V PENUTUP 635.1 Kesimpulan 655.2 Rencana Tindak Lanjut 65
LAMPIRAN 67
L a P O R a N K i N e R j a 10
Daftar GambarGambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat KIP 17
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Satker. P2PIP Pusat 19
Gambar 2.1 Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya 22
Gambar 3.1 Komposisi ASN Direktorat KIP Berdasarkan Status Kepegawaian 30
Gambar 3.2 Komposisi ASN berstatus PNS Berdasarkan Jabatan dan Pendidikan Pada Direktorat KIP 31
Gambar 3.3 Komposisi ASN berstatus Non PNS Berdasarkan Jabatan dan Pendidikan Pada Direktorat KIP 31
Gambar 3.4 Komposisi Total ASN Direktorat KIP Berdasarkan Jabatan dan Pendidikan 31
Gambar 4.1 Tingkat Kehadiran Pegawai Direktorat KIP Tahun 2017 37
Gambar 4.2 Tingkat Kepulangan Pegawai Direktorat KIP Tahun 2017 37
Gambar 4.3 Rencana Induk Pengembangan Sistem Informasi Ditjen. Cipta Karya Tahun 2016-2019 41
Gambar 4.4 Tingkat Akuntabilitas Kinerja Ditjen. Cipta Karya Tahun 2015-2017 46
Gambar 4.5 Hasil Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman di 19 Lokasi Tahun 2017 48
Gambar 4.6 Kinerja Output Pendukung Indikator Jumlah Kab/Kota yang Mempunyai
Program Sesuai RPIJM Tahun 2017 59
Gambar 4.7 Kinerja Output Pendukung Indikator Konsistensi Penyelenggaraan
Infrastruktur Permukiman Terhadap RPIJM Tahun 2017 59
Gambar 4.8 Kinerja Output Pendukung Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan Tahun 2017 60
Gambar 5.1 Capaian Kinerja Pelaksanaan Output Direktorat KIP Tahun 2017 65
11DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Daftar TabelTabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Direktorat KIP 24
Tabel 2.2 Cakupan Evaluasi 27
Tabel 3.1 Barang Milik Negara Direktorat KIP 32
Tabel 3.2 Rincian Pagu Awal Direktorat KIP 33
Tabel 3.3 Riwayat Alokasi Dana Direktorat KIP TA. 2017 34
Tabel 4.1 Workshop/Pelatihan yang Diselenggarakan Sub Bagian Tata Usaha Direktorat KIP Tahun 2017 38
Tabel 4.2 Rincian Keikutsertaan SDM Direktorat KIP pada Pendidikan/Diklat Tahun 2017 38
Tabel 4.3 Rincian Penerima Manfaat Pelaksanaan Workshop Persiapan Pelaksanaan Kegiatan P2PIP
Provinsi Tahun 2017 39
Tabel 4.4 Pedoman Pendukung Tata Laksana Direktorat KIP Tahun 2017 40
Tabel 4.5 Daftar Arsip Inaktif 40
Tabel 4.6 Pelaksanaan Program Hibah Air Minum dan Sanitasi TA 2017 53
Tabel 4.7 Pagu dan Realisasi Output dan Anggaran Tahun 2017 Direktorat KIP 57
Tabel 4.8 Pagu dan Realisasi Output dan Anggaran Tahun 2017 Direktorat KIP 57
Tabel 4.9 Penyerapan Anggaran Terhadap Pencapaian Indikator Kinerja Outcome
Direktorat KIP Tahun 2017 58
Tabel 4.10 Sandingan Capaian Output Direktorat KIP Tahun 2017
terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019 59
Tabel 4.11 Sandingan Capaian Output
Direktorat KIP Tahun 2017 terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019 60
Tabel 4.12 Sandingan Capaian Output Direktorat KIP Tahun 2017
terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019 61
L a P O R a N K i N e R j a 12
13DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Bab IPendahuluan
L a P O R a N K i N e R j a 14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) Direktorat KIP disusun untuk memberikan gambaran yang jelas dan transparan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan dan capaian kinerja yang telah dilaksanakan
selama 1 (satu) tahun, serta sebagai alat untuk mengkomunikasi kan pencapaian kinerja Direktorat KIP kepada masyarakat dan stakeholders lainnya.
Rencana Strategis Ditjen. Cipta Karya 2015 – 2019 mengamanatkan bahwa Ditjen. Cipta Karya melaksanakan Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman, dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan program yang dijabarkan dalam 3 (tiga) sasaran program, yaitu:1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan
kebutuhan air minum bagi masyarakat dengan indikator kinerja cakupan pelayanan akses air minum;
2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak dengan indikator kinerja penurunan luasan permukiman kumuh;
3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat dengan indikator kinerja cakupan pelayanan akses sanitasi.
Berdasarkan arahan kebijakan dalam Renstra Ditjen. Cipta Karya tahun 2015 – 2019 serta memperhatikan peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan infrastruktur permukiman, maka misi yang akan dicapai oleh Ditjen. Cipta Karya dalam periode lima tahun ke depan adalah:1. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan,
dan pengawasan dalam bidang Cipta Karya dengan mengedepankan prinsip keterpaduan, inklusifitas, dan berkelanjutan;
2. Melaksanakan keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman serta penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan penataan ruang dan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS);
3. Menyediakan infrastruktur air minum dan sanitasi di perkotaan dan perdesaan dalam rangka pemenuhan target RPJMN 2015-2019;
4. Meningkatkan kemandirian pemerintah daerah serta mendorong kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman;
5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance.
Dalam rangka pencapaian sasaran program tersebut di atas, Unit Organisasi Ditjen. Cipta Karya melaksanakan beberapa beberapa fungsi sebagai berikut: 1. Pengaturan, Pembinaan dan Pelaksanaan
Pengembangan Permukiman.2. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan
Pelaksanaan Penataan Bangunan Gedung.3. Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan
Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi dan Persampahan.
4. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
5. Dukungan Manajemen Bidang Permukiman.
Pendahuluan
15DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
6. Penyusunan Kebijakan Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman.
Sebagai salah satu unit kerja Ditjen. Cipta Karya, Direktorat KIP mendukung Ditjen. Cipta Karya dalam pencapaian sasaran program tersebut dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan berupa Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat KIP.
Unit kerja Direktorat KIP melaksanakan kewajiban untuk melaporkan pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja.
1.1. TUGAS DAN FUNGSIPeraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada bagian keempat, pasal 498 mengamanatkan bahwa Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman mempunyai tugas “melaksanakan penyusunan kebijakan dan strategi keterpaduan perencanaan dan kemitraan, pembiayaan, pelaksanaan, pengelolaan data dan sistem informasi, serta pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman yang meliputi pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum serta penyehatan lingkungan permukiman”. Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat KIP menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:1. Penyusunan kebijakan dan strategi
pembangunan infrastruktur permukiman;2. Penyusunan keterpaduan perencanaan
dan kemitraan pembangunan infrastruktur permukiman;
3. Penyusunan keterpaduan program, pembiayaan tahunan yang bersumber dari APBN dan pembiayaan lainnya;
4. Pemantauan keterpaduan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman;
5. Pengelolaan data dan sistem teknologi informasi;6. Pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan
program kegiatan dan pembangunan infrastruktur permukiman; dan
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
1.2 STRUKTUR ORGANISASIBerdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat KIP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung oleh 6 (enam) sub-unit kerja, meliputi:1. Sub Direktorat Keterpaduan Perencanaan dan
Kemitraan, bertugas melaksanakan penyusunan kebijakan dan strategi, keterpaduan perencanaan pembangunan infrastruktur permukiman dan fasilitasi kemitraan melalui penyelenggaraan fungsi:a. Penyusunan kebijakan dan strategi
pembangunan infrastruktur permukiman;b. Penyusunan keterpaduan perencanaan
jangka panjang dan menengah, serta rencana strategis pembangunan infrastruktur permukiman;
c. Penyusunan pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan infrastruktur permukiman; dan
L a P O R a N K i N e R j a 16
d. Fasilitasi penyiapan program jangka menengah pembangunan infrastruktur permukiman dan fasilitasi kemitraan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sub Direktorat Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan didukung oleh dua seksi, yaitu Seksi Keterpaduan Perencanaan dan Seksi Fasilitasi Kemitraan.
2. Sub Direktorat Keterpaduan Pembiayaan, bertugas melaksanakan penyusunan keterpaduan program pembiayaan tahunan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan pembiayaan lainnya melalui penyelenggaraan fungsi:a. Penyusunan keterpaduan program dan
pembiayaan tahunan yang bersumber dari APBN dan pembiayaan lainnya;
b. Penyusunan pedoman dan manual keterpaduan pembiayaan pembangunan infrastruktur permukiman;
c. Fasilitasi penyiapan program keterpaduan pembiayaan anggaran tahunan; dan
d. Fasilitasi pengembangan pembiayaan lainnya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sub Direktorat Keterpaduan Pembiayaan dan Kemitraan Program, didukung oleh dua seksi, yaitu Seksi Keterpaduan Pembiayaan I dan Seksi Keterpaduan Pembiayaan II.
3. Sub Direktorat Keterpaduan Pelaksanaan bertugas melaksanakan pembinaan keterpaduan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman melalui penyelenggaraan fungsi:a. Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan
pembangunan infrastruktur permukiman;b. Fasilitasi keterpaduan pelaksanaan
pembangunan dan anggaran tahun berjalan;c. Penyusunan pedoman pelaksanaan
pembangunan infrastruktur permukiman; dan
d. Pemantauan dan pelaporan keterpaduan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman.
Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Sub Direktorat Keterpaduan Pelaksanaan di-du kung dua seksi yaitu Seksi Keterpaduan Pel-aksanaan I dan Seksi Keterpaduan Pelaksanaan II.
4. Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Sistem Informasi bertugas melaksanakan pengelolaan data dan sistem teknologi informasi bidang pembangunan infrastruktur permukiman melalui penyelenggaraan fungsi:a. Penyusunan pedoman pengelolaan data,
sistem dan teknologi informasi bidang pembangunan infrastruktur permukiman;
b. Penyelenggaraan dan pengelolaan data bidang pembangunan infrastruktur permukiman;
c. Penyelenggaraan dan pengembangan sistem dan teknologi informasi; dan
d. Fasilitasi pengelolaan data, sistem dan teknologi informasi.
Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Sistem Informasi didukung oleh dua seksi, yaitu Seksi Pengelolaan Data dan Seksi Pengembangan Sistem Informasi.
5. Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi bertugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman melalui penyelenggaraan fungsi:a. Penyusunan pedoman evaluasi kinerja
keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman;
b. Pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman;
c. Fasilitasi evaluasi kinerja keterpaduan
17DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
program pembangunan infrastruktur permukiman; dan
d. Penyusunan laporan kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi didukung oleh dua seksi, yaitu Seksi Pemantauan dan Evaluasi I serta Seksi Pemantauan dan Evaluasi II.
6. Sub Bagian Tata Usaha bertugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, penyelesaian administrasi laporan hasil pemeriksaan (LHP) dan tuntutan ganti rugi, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan barang milik negara, tata persuratan dan kearsipan serta koordinasi administrasi direktorat.
Diagram struktur organisasi Direktorat KIP, dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat KIP secara bertanggung jawab, maka dilaksanakan proses internal yang memadukan sistem infratruktur permukiman sejak tahap perencanaan, program dan anggaran, pelaksanaan hingga evaluasi capaian terhadap proses tersebut, Direktorat KIP didukung oleh Satuan Kerja Direktorat KIP dan Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman (Satker. P2PIP), dengan struktur sebagai berikut:1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kepala Satuan
Kerja Direktorat KIP dibantu oleh 5 (lima) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), yaitu:a. PPK Keterpaduan Perencanaan dan
Kemitraan;b. PPK Keterpaduan Pembiayaan;c. PPK Keterpaduan Pelaksanaan;d. PPK Pengelolaan Data dan Sistem Informasi;e. PPK Pemantauan dan Evaluasi.
Direktorat KeterpaduanInfrastruktur Permukiman
seksiketerpaduan perencanaan
seksiketerpaduan pembiayaan i
seksiketerpaduan pelaksanaan i
seksi pengolahan data
seksipemantauan
evaluasi i
seksi fasilitas
kemitraan
seksiketerpaduan
pembiayaan ii
seksiketerpaduan
pelaksanaan ii
seksi pengembangan
sistem informasi
seksipemantauan
evaluasi ii
sub direktoratketerpaduan pembiayaan
sub direktoratpemantauandan evaluasi
sub direktoratketerpaduan
perencanaan dan kemitraan
sub direktorat pengelolaan data
dan sistem informasi
sub direktorat keterpaduan pelaksanaan
sub bagian tata usaha
Gambar 1.1.Struktur Organisasi Direktorat KIP
sumber: peraturan menteri pupr nomor 15/prt/m/2015
L a P O R a N K i N e R j a 18
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kepala Satker. P2PIP Pusat dibantu oleh 4 (empat) PPK, yaitu:a. PPK Pembinaan Teknis;b. PPK Perencanaan;c. PPK Pengendalian;d. PPK Pengelolaan Hibah;e. PPK Perencanaan dan Pengendalian Provinsi
Struktur satuan kerja tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri PUPR Nomor 1059/KPTS/M/2016 tanggal 30 Desember 2016, tentang Pengakatan Atasan/Atasan Langsung/Pembantu Atasan Langsung Kuasa Pengguna Anggaran/Barang dan Pejabat Perbendaharaan Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian PUPR .
Sesuai Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Cipta Karya No. 02/SE/DC/2016, tentang Pedoman Penetapan Struktur Organisasi Satuan Kerja di Ditjen. Cipta Karya, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kepala Satuan Kerja dan PPK P2PIP melaksanakan tugas teknis sebagai berikut: a. Sinkronisasi program-program Keciptakaryaan; b. Melakukan fasilitasi kepada pemerintah
daerah (Pemda) dalam penguatan kapasitas perencanaan dan penyusunan program;
c. Mendampingi pelaksanaan penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya serta melakukan fasilitasi reviu RPI2JM Kab/Kota Bidang Cipta Karya dan menyampaikan kepada Direktorat KIP;
d. Menyampaikan informasi program yang berpotensi untuk didanai oleh Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) dan sumber dana lainnya serta memfasilitasi penyiapan pelaksanaannya;
e. Fasilitasi pelaksanaan kegiatan DAK Sanitasi dan Air Minum dan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
f. Melakukan verifikasi usulan berdasarkan prioritas dan pemutakhiran data usulan program Cipta
Karya tahun berikutnya dengan mengacu pada RPI2JM serta melakukan pemutakhiran data hasil pembangunan bidang Cipta Karya;
g. Memantau dan melaporkan pemenuhan komtimen pemerintah daerah (DDUB, ketersediaan lahan, dsb) untuk kepentingan pembangunan infrastruktur permukiman;
h. Melakukan koordinasi dan pemantauan secara berkala terhadap pelaksanaan pembangunan fisik tahun berjalan dari seluruh satuan kerja di tingkat provinsi dan kabupaten / kota secara berkala;
i. Memfasilitasi tersedianya data pelaporan e-procurement, e-monitoring, Sistem Akuntansi Indonesia (SAI), dan SIMAK BMN, SIMEK, serta pelaporan lainnya di tingkat satuan kerja Provinsi dan Kabupaten / Kota;
j. Memfasilitasi publikasi dan informasi kegiatan Ditjen. Cipta Karya di Provinsi dan Kabupaten / Kota.
Struktur organisasi pada Satker P2PIP digambarkan sebagai berikut:
19DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Gambar 1.2Struktur Organisasi Satker. P2PIP Pusat
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA PUSAT NON STRUKTURALSATKER PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROGRAM INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
sumber: petunjuk teknis pedoman tata kelola randal 2017
KUASA PENGGUNA ANGGARAN/BARANG/ KEPALA SATUAN KERJA
penelaah bangunan gedung dan permukiman (jabatan fungsional teknik)
penyusunan monev & pelaporan penelaah bmn pengadministrasian umumpejabat penandatanganansurat perintah membayar (ppspm)
penelaah keuangan penelaah publikasibendahara
penyusunan program & anggaran arsiparis
ppk pembinaan teknis ppk pengelolaan hibahppk randal i ppk randal ii
pengolah monev & pelaporan pengolah monev & pelaporan
penata teknis(33 provinsi)
perencana programdan kegiatan(33 provinsi)
penata keuangan(33 provinsi)
pengolah monev & pelaporan(33 provinsi)
pengolah data publikasi(33 provinsi)
pengolah data monev(33 provinsi)
pengadministrasi umum(33 provinsi)
pengolah monev & pelaporan pengolah monev & pelaporan
pengolah data monev pengolah data monevpengadministrasi umum pengadministrasi umum
pengadministrasi umum pengadministrasi umum
pemantau kinerja pemantau kinerjapengolah data monev pengolah data monev
perencana programdan kegiatan
perencana programdan kegiatan
ppk randal aceh ppk randal jabar ppk randal sulteng
ppk randal sumut ppk randal jateng ppk randal sulsel
ppk randal sumbar ppk randal diY ppk randal sulbar
ppk randal riau ppk randal jatim ppk randal sultra
ppk randal kepri ppk randal kalbar ppk randal bali
ppk randal jambi ppk randal kalteng ppk randal ntb
ppk randal bengkulu ppk randal kalsel ppk randal ntt
ppk randal sumsel ppk randal kaltim ppk randal maluku
ppk randal babel ppk randal kaltara ppk randal maluku utarappk randal Lampung ppk randal sulut ppk randal papua
ppk randal banten ppk randal gorontalo ppk randal papua barat
penyusunanmonev & pelaporan
penyusunanmonev & pelaporan
L a P O R a N K i N e R j a 20
21DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Bab IIPerencanaan Kinerja
L a P O R a N K i N e R j a 22
Cust
omer
s/St
akeh
olde
rsIn
tern
alPr
oces
sLe
arni
ng &
Gro
wth
Perencanaan Kinerja merupakan salah satu aspek dari penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Aspek ini menggambarkan kualitas dokumen perencanaan yang
berorientasi pada hasil yang harus dicapai dalam kurun waktu 1-5 tahun, sesuai dengan tugas dan fungsi unit organisasi, dengan mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis organisasi bersangkutan.
Perencanaan kinerja Direktorat KIP, dituangkan dalam bentuk Rencana Anggaran dan
pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja (PK) yang ditandatangani oleh Direktur KIP dan Direktur Jenderal Cipta Karya.
2.1 RENCANA STRATEGIS Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR 2015-2019, Ditjen. Cipta Karya mendukung pencapaian sasaran strategis (SS 9) ‘Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman’ dimana pada pelaksanaannya, sasaran strategis tersebut selanjutnya menjadi sasaran dari Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman, yaitu ‘Meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak’ 1.
Perencanaan Kinerja
Gambar 2.1.Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya
sumber: rencana strategi ditjen Cipta karya 2015 – 2019
1 Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 50/SE/Dc/2016 Tentang Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015 - 2019
23DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Dalam mendukung pencapaian sasaran program tersebut, Ditjen Cipta Karya menyelenggarakan internal process yang efektif dan efisien dengan dukungan proses learning and growth yang berkelanjutan. Sasaran kegiatan Ditjen. Cipta Karya pada tahap internal process dan learning and growth diturunkan dari sasaran strategis (SS) 5, SS 11, SS 12, dan SS 15 yang terdapat pada Renstra Kementerian PUPR. Berkaitan dengan itu, maka sasaran kegiatan internal process yang dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya adalah:1. Meningkatnya keterpaduan perencanaan,
pemrograman, dan penganggaran (SS 5)2. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan
(SS 11)Pada tahap learning and growth, terdapat 2 sasaran yang dituju oleh Ditjen. Cipta Karya, yaitu:1. Meningkatnya SDM yang kompeten dan
berintegritas (SS 12)2. Meningkatnya pengelolaan sarana dan
prasarana dan teknologi informasi (SS 15)
Sasaran-sasaran kegiatan tersebut selanjutnya didistribusikan secara merata kepada seluruh unit kerja dan SDM di lingkungan Ditjen. Cipta Karya. Pada Direktorat KIP di tahap internal process, sasaran kegiatan ‘meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran’ (SS 5) dilaksanakan oleh Sub Direktorat Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan, Sub Direktorat Keterpaduan Pembiayaan, dan Satker. P2PIP. Sasaran kegiatan ‘meningkatnya pengendalian dan pengawasan’ (SS 11) dilaksanakan oleh Sub direktorat Keterpaduan Pelaksanaan dan Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi.
Pada tahap learning and growth, sasaran kegiatan ‘Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas’ (SS 12) dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha, sedangkan ‘Meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana dan teknologi informasi’ (SS 15) dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha
dan Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Sistem Informasi.
Pencapaian sasaran kegiatan tersebut diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja yang dapat dicapai melalui output sebagai berikut:a. Indikator kinerja Jumlah Kab./Kota yang
mempunyai program sesuai RPIJM dicapai melalui output perencanaan dan kemitraan infrastruktur permukiman serta perencanaan dan pengendalian program bidang permukiman;
b. Indikator kinerja Konsistensi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman terhadap RPIJM dicapai melalui pencapaian output sebagai berikut:• PembiayaanInfrastrukturPermukiman;• PelaksanaanInfrastrukturPermukiman;• Perencanaan dan Pengendalian Program
Bidang Permukiman.c. Indikator kinerja Tingkat Akuntabilitas Kinerja
dicapai melalui output sebagai berikut:• Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan
Bidang Permukiman;• Pengelolaan Data dan Sistem Informasi
Bidang Permukiman.
2.2 PERJANJIAN KINERJAPeraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menyebutkan bahwa Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan, disertai dengan indikator kinerja pada satu tahun anggaran. PK Direktorat KIP Tahun Anggaran 2017 disusun untuk memenuhi target sasaran kegiatan yang tertuang di dalam Renstra Ditjen. Cipta Karya dengan pembiayaan yang bersumber dari APBN TA. 2017.
L a P O R a N K i N e R j a 24
Setelah ditetapkannya Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai landasan pelaksanaan kegiatan tahun 2017, Bapak Direktur KIP bersama dengan Bapak Direktur Jenderal Cipta Karya menandatangani PK sebagai bentuk komitmen Direktorat KIP dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif, transparan, dan akutabel, serta berorientasi hasil, yang diimplementasikan melalui pemanfaatan alokasi anggaran untuk pelaksanaan perencanaan, pemantauan, dan pengendalian, serta evaluasi kinerja penyelenggaraan infrastruktur bidang permukiman.
Pada awal tahun anggaran 2017, besaran dana yang dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan dan menjadi tanggung jawab Direktorat KIP adalah sebesar Rp. 246.654.658.000,-. Pemanfaatan anggaran tersebut untuk memenuhi komitmen Direktorat KIP dalam memenuhi pencapaian sasaran strategis yang berorientasi hasil, yaitu “Mendukung terjadinya peningkatan kontribusi terhadap pemenuhan
kebutuhan hunian dan permukiman yang layak”, dengan target outcome 500 kab/kota mempunyai program sesuai RPIJM, konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPIJM sebesar 78%, dan tingkat akuntabilitas kinerja sebesar 84%”.
Dokumen PK tahun anggaran 2017 yang disusun oleh Direktorat KIP telah selaras dengan dokumen Renstra Ditjen. Cipta Karya, dan menjadi acuan penyusunan sasaran kerja eselon III, dan eselon IV, hingga staf di lingkungan Direktorat KIP.
Pada tahun 2017, Direktorat KIP menyelenggarakan beberapa kegiatan dan komponen rinci tertuang dalam Rencana Aksi atas rencana kinerja selama tahun berjalan, termasuk target capaian secara periodik. Selain itu, rencana aksi digunakan sebagai arahan dan pengorganisasian kegiatan Direktorat KIP, selanjutnya diselenggarakan pemantauan pencapaian secara berkala terhadap target dalam rencana aksi tersebut.
Tabel 2.1Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Direktorat KIP
sumber: perjanjian kinerja direktorat kip, 2017
no voLumetarget
satuansasaran
strategis indikator kinerja
1 Mendukung terjadinya peningkatan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak huni
Outcome
- Jumlah kab/kota yang mempunyai program sesuai RPIJM 500 kab/kota
- Konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPIJM 78 %
- Tingkat Akuntabilitas Kinerja 84 %
Output
1 Layanan Perkantoran 12 Bulan
2 Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman 7 Laporan
3 Pembiayaan Infrastruktur Permukiman 7 Laporan
4 Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman 9 Laporan
5 Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman 6 Laporan
6 Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman 8 Laporan
7 Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman 64 Laporan
Output Tambahan
8 Pengelolaan Administrasi Perkantoran 6 Laporan
9 Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan
PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
25DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
3. Rincian Output Subdit. Keterpaduan Pelaksanaan
Penyelenggaraan keterpaduan Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman merupakan salah satu fungsi Direktorat KIP yang menjadi tugas Subdit Keterpaduan Pelaksanaan. Subdit ini memiliki output yaitu Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman dengan sub-output sebanyak 8 laporan, yang terdiri dari :• Identifikasi Kebutuhan dan Penyusunan
Pedoman/Juknis Keterpaduan Pelaksanaan• Bantuan Manajemen Pengendalian
Pelaksanaan sebanyak 1 laporan• Fasilitasi Keterpaduan Pelaksanaan
Anggaran sebanyak 5 laporan• Pemantauan Keterpaduan Pelaksanaan
sebanyak 2 laporan
Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan beberapa paket kegiatan dengan memanfaatkan anggaran sebesar Rp. 15.452.833.000,-
4. Rincian Output Subdit. Pemantauan dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemantuan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman merupakan salah satu fungsi Direktorat KIP yang menjadi tugas Subdit Pemantauan dan Evaluasi. Subdit ini memiliki output yaitu Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman dengan sub-output sebanyak 6 laporan yang terdiri dari :• PemantuandanEvaluasisebanyak3laporan• FasilitasiEvaluasisebanyak1laporan• Penyusunan Laporan Kinerja Bidang Cipta
Karya sebanyak 2 laporan
Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan beberapa paket kegiatan dengan memanfaatkan anggaran sebesar Rp. 8.334.672.000,-
Rincian masing-masing target indikator kinerja dan komponen dari setiap output Direktorat KIP adalah sebagai berikut : 1. Output Subdit. Keterpaduan Perencanaan dan
Kemitraan Penyelenggaraan keterpaduan Perencanaan
dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman merupakan salah satu fungsi Direktorat KIP yang menjadi tugas Subdit Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan. Subdit ini memiliki output Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman dengan sub-output sebanyak 7 laporan, yang terdiri dari: • Keterpaduan Perencanaan Jangka Panjang
dan Menengah sebanyak 2 laporan• PedomanManualKeterpaduanInfrastruktur
Permukiman sebanyak 3 laporan• Fasilitasi Kemitraan Infrastruktur
Permukiman sebanyak 2 laporan Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan
beberapa paket kegiatan dengan memanfaatkan anggaran sebesar Rp. 7.795.892.000,-.
2. Output Subdit. Keterpaduan Pembiayaan Penyelenggaraan keterpaduan Pembiayaan
Infrastruktur Permukiman merupakan salah satu fungsi Direktorat KIP yang menjadi tugas Subdit Keterpaduan Pembiayaan. Subdit ini memiliki output yaitu Pembiayaan Infrastruktur Permukiman dengan sub-output sebanyak 7 laporan, yang terdiri dari :• Penyusunan Keterpaduan Program dan
Pembiayaan Tahunan sebanyak 4 laporan• Penyusunan Pedoman dan Manual
Keterpaduan Pembiayaan sebanyak 3 laporan
Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan beberapa paket kegiatan dengan memanfaaatkan anggaran sebesar Rp. 9.033.189.000,-
L a P O R a N K i N e R j a 26
5. Rincian Output Subdit. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi
Penyelenggaraan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman merupakan salah satu fungsi Direktorat KIP yang menjadi tugas Subdit Pengelolaan Data dan Sistem Informasi. Subdit ini memiliki output yaitu Pengelolaan Data dan Sistem Informasi dengan sub-output sebanyak 8 laporan yang terdiri dari:• PengelolaanDatasebanyak5laporan• PengembanganSistem Informasi sebanyak
3 laporan, Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan
beberapa paket dengan memanfaatkan anggaran sebesar Rp. 11.751.165.000,-
6. Rincian output unit Satker. P2PIP Penyelenggaraan Perencanaan dan
Pengendalian Bidang Infrastruktur Permukiman merupakan salah satu fungsi Direktorat KIP yang menjadi tugas Unit Satker. P2PIP. Unit satker ini memiliki output yaitu Perencanaan dan Pengendalian program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman dengan sub-output Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman adalah 64 laporan yang terdiri dari :• Perencanaan Program Infrastruktur
Permukiman Bidang Cipta Karya• Pengendalian Program Infrastruktur
Permukiman Bidang Cipta Karya
Output tersebut dihasilkan dari pelaksanaan beberapa paket kegiatan dengan memanfaatkan anggaran sebesar Rp. 134.549.481.000,-.
2.3 METODE PENGUKURANPenentuan target kinerja Direktorat KIP menggunakan metode pengukuran yang telah dirumuskan sebelumnya guna mempermudah
proses pengukurannya. Hal tersebut bertujuan untuk menjamin konsistensi penggunaan indikator kinerja yang terukur (measurable). Metode pengukuran sasaran kegiatan prioritas adalah sebagai berikut:1. Indikator kinerja ‘Jumlah Kab./Kota yang
mempunyai program sesuai RPIJM’ merupakan turunan Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya (cascade) yang diukur dari jumlah Kab./Kota yang memiliki kesesuaian RKAKL terhadap RPIJM Bidang Cipta Karya Kab./Kota 2017.
Pada tahun 2017, Direktorat KIP melalui unit satuan kerja P2PIP memberikan pembekalan dan pemahaman bagi seluruh personil dalam penyusunan Memorandum Program Provinsi serta Kab./Kota. Direktorat KIP, melalui subdit. Keterpaduan Perencaaan dan Kemitraan melakukan konsolidasi melalui proses updating dan verifikasi dokumen RPIJM Kab./Kota Bidang Cipta Karya, serta merumuskan program prioritas bidang Cipta Karya di tingkat Pusat, Provinsi maupun Kab./Kota dalam Memorandum Program Provinsi, sehingga dapat diketahui jumlah Kab./Kota yang memiliki kesesuaian RKAKL terhadap RPIJM Bidang Cipta Karya Kab./Kota.
2. Indikator kinerja ‘Konsistensi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman terhadap RPIJM’ diukur dengan membandingkan jumlah kegiatan yang berasal dari RPIJM Kab./Kota terhadap jumlah kegiatan yang ada di dalam DIPA/RKAKL, dengan rumus sebagai berikut:
3. Indikator kinerja ‘tingkat akuntabilitas kinerja’ merupakan turunan Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya, yang diukur berdasarkan perkiraan atas
27DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
penilaian yang diberikan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen.) Kementerian PUPR, terhadap penyelenggaraan SAKIP Ditjen. Cipta Karya. Tahun 2017 diperkirakan tingkat akuntabilitas kinerja Ditjen. Cipta Karya adalah sebesar 84%. Angka ini ditetapkan berdasarkan proyeksi atas penilaian yang dilakukan oleh Itjen. pada penyelenggaraan SAKIP Tahun 2016 dengan asumsi:a. Adanya perbaikan atas kualitas pelaporan
kinerja, terutama dalam menyajikan informasi kinerja;
b. Adanya upaya peningkatan kualitas evaluasi;c. Adanya peningkatan kinerja organisasi.
Pada tahun 2017, Direktorat KIP melalui Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi telah mengembangkan SIMEKA untuk mengumpulkan data dan informasi dalam rangka memperbaiki kualitas pelaporan kinerja.
Komponen evaluasi dokumen LaKIP sesuai dengan Permen PAN RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2Cakupan Evaluasi
sumber: permen pan rb nomor 12 tahun 2015 tentang pedoman evaluasi atas implementasi sakip
no bobot (%)komponen sub komponen1.
2.
3.
4.
5.
Perencanaan Kinerja
Pengukuran Kinerja
Pelaporan Kinerja
Evaluasi Kinerja
Capaian Kinerja
30.00
25.00
14.40
0.00
20.00
a. Renstra (Pemenuhan Renstra, Kualitas Renstra, dan Implementasi Renstra)b. Perencanaan Kinerja Tahunan (Pemenuhan RKT, Kualitas RKT, dan Implementasi RKT)
a. Pemenuhan Pengukuranb. Kualitas Pengukuranc. Implementasi Pengukuran
a. Pemenuhan Pelaporanb. Penyajian Pelaporanc. Pemanfaatan Pelaporan
a. Pemenuhan Evaluasib. Kualitas Evaluasic. Pemanfaatan Hasil Evaluasi
a. Kinerja yang dilaporkan (output)b. Kinerja yang dilaporkan (outcome)c. Kinerja lainnya
L a P O R a N K i N e R j a 28
29DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Bab IIIKapasitas Organisasi
L a P O R a N K i N e R j a 30
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, Unit kerja direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman didukung oleh unsur manajerial yang terdiri dari sumber daya manusia (man), modal (money),
bahan (material), alat (machines), dan metode (method) untuk mencapai tujuan dan sasaran kinerja dalam rangka mendukung capaian sasaran strategis unit organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya.
3.1 SUMBER DAyA MANUSIA Pada tahun 2017, pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat KIP telah didukung oleh 882 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) baik yang berkantor di
Kementerian PUPR Pusat maupun di Satker. P2PIP di 33 Provinsi. Berdasarkan status kepegawaian, ASN yang terdapat di Direktorat KIP terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok dengan status Pegawai Negari Sipil (PNS) sebanyak 288 orang (32,65%) dan kelompok dengan status Non Pegawai Negeri Sipil (Non-PNS) sebanyak 594 orang (67,35%).
Direktorat KIP telah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Hal tersebut karena adanya dukungan Non-PNS yang mengisi kebutuhan sumberdaya pada jabatan tertentu. Adapun Jabatan tersebut dapat dilihat pada pohon jabatan masing-masing sub unit Kerja Direktorat KIP.
Kapasitas Organisasi
Gambar 3.1Komposisi ASN Direktorat KIP Berdasarkan Status Kepegawaian
Non PNS di Pusat6%
PNS Pusat26%
Non PNS di Daerah61%
PNS Daerah7%
sumber: subag. tata usaha kip, 2017 dan simeka, 2017
31DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Gambar 3.2Komposisi ASN berstatus PNS Berdasarkan
Jabatan dan Pendidikan Pada Direktorat KIP
Gambar 3.3Komposisi ASN berstatus Non PNS Berdasarkan
Jabatan dan Pendidikan Pada Direktorat KIP
Gambar 3.4Komposisi Total ASN Direktorat KIP Berdasarkan
Jabatan dan Pendidikan
Pada tahun 2017, jenis jabatan yang dibutuhkan Direktorat KIP diklasifikasikan menjadi kelompok Jabatan Teknis, Non Teknis, dan Penunjang. Jabatan Teknis berjumlah 395 orang (44,78%), Non Teknis berjumlah 350 orang (39,68%). Kelompok Jabatan Penunjang terdiri dari Sekretaris, Pengemudi, Pramubakti, dan Satpam, berjumlah 21 orang (2,38%). Selain itu masih terdapat individu yang tidak teridentifikasi jabatannya sebanyak 116 orang (13,15%).
Pegawai dengan status PNS terdistribusi pada Jabatan Teknis, Non Teknis dan Penunjang. PNS dengan pendidikan Non Sarjana memiliki jumlah yang cukup besar dan mendominasi kelompok jabatan Non Teknis. Hal tersebut merupakan tantangan Direktorat KIP untuk memaksimalkan kapasitas SDM yang dimiliki. Pegawai dengan status Non-PNS mendukung ke-empat kelompok jabatan tersebut dengan tingkat pendidikan Non Sarjana, S1, dan S2. Non-PNS dengan pendidikan Non Sarjana terdapat pada seluruh kelompok jabatan, termasuk Jabatan Teknis. Jabatan tersebut adalah Pengolah Data dan Informasi yang memiliki kualifikasi pendidikan minimal Diploma III Teknik Informatika dengan tugas jabatan melakukan kegiatan pengumpulan, pendokumentasian atau penginputan serta pengolahan di bidang data informasi dan hukum.
Jumlah Non-PNS yang cukup besar terdapat pada jabatan Pengolah Data dan Informasi serta Pengadministrasi Umum, khususnya pada Unit Satker P2PIP. Tingkat pendidikan yang beragam mendukung Jabatan Pengadministrasi Umum, mulai dari SD sampai dengan S2 dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang sama. Sedangkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan tersebut adalah minimal SMA dan Non Sarjana dengan tugas melakukan kegiatan yang meliputi penerimaan, pencatatan, dan pendokumentasian administrasi.
L a P O R a N K i N e R j a 32
Selain itu, Jabatan Penyusun Bahan Publikasi juga memiliki SDM beragam namun memiliki SKP yang sama. Hal tersebut dikarenakan tidak tertibnya penetapan nama jabatan dengan peraturan yang berlaku dan penempatan SDM tidak sesuai dengan tingkat pendidikannya. Ketidaktertiban penetapan nama jabatan tersebut berakibat pula pada tidak teridentifikasinya jabatan Non-PNS dengan jumlah yang cukup besar.
3.2 SARANA DAN PRASARANA Sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat KIP merupakan aset Barang Milik Negara (BMN). Sarana dan prasarana tersebut dalam keadaan layak pakai dan sudah sesuai dengan kebutuhan Direktorat untuk melaksanakan fungsinya. Direktorat KIP melalui Sub bagian Tata Usaha melaporkan aset BMN yang dimiliki kepada Ditjen. Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan tiap semester. Pelaporan tersebut dilakukan secara online melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN). Laporan BMN merupakan salah satu wujud transparansi dan akuntabilitas Direktorat KIP dalam mewujudkan tata kelola yang baik.
Direktorat KIP memiliki aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi sebanyak 1.445 unit/buah, berupa alat angkutan darat bermotor, alat kantor, alat rumah tangga, alat studio, dan lain-lain yang akan dihapus karena sudah tidak layak pakai. Pada tahun 2017, aset yang sudah dihapus adalah alat angkutan darat bermotor dalam bentuk mobil sebanyak 3 unit, sedangkan lainnya masih dalam proses penghapusan. Selain Sarana dan Prasarana yang tergolong dalam BMN, Direktorat KIP memiliki sembilan (9) sistem aplikasi yang dibangun untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya. Sistem aplikasi tersebut adalah Data Ware House (DWH) KIP, Website KIP, Aplikasi Sistem Informasi Perencanaan dan
Penganggaran (SIPPa), Aplikasi Sistem Manajemen Kinerja (SIMEKA), Aplikasi Program Hibah Air Minum dan Sanitasi (Prohamsan), Aplikasi Monitoring Sistem Informasi Manajemen (SIM), SIM Revisi Anggaran, SIM Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) CK,
Tabel 3.1Barang Milik Negara Direktorat KIP
no sarana dan prasarana
satker. kip
satker. p2pip satuan
jumLah
1. Peralatan Dan Mesin
- Alat Angkutan Darat Bermotor 34 38 Unit
- Alat Bengkel Tak Bermesin 7 - Buah
- Alat Ukur 1 1 Buah
- Alat Pengolahan 13 2 Buah
- Alat Kantor 248 96
- Alat Rumah Tangga 542 234 Buah
- Alat Studio 89 28 Buah
- Alat Komunikasi 48 8
- Peralatan Pemancar 14 2 Buah
- Alat Kedokteran 42
- Unit Alat Laboratorium 46 9 Buah
- Alat Laboratorium Fisika Nuklir/Elektronik
1 - Buah
- Peralatan Laboratorium Hydrodinamica
5 - Buah
- Alat Khusus Kepolisian 12 Buah
- Komputer Unit 377 130 Unit
- Peralatan Komputer 1053 84 Buah
- Alat Eksplorasi Topografi 1 - Buah
- Alat Eksplorasi Geofisika - 6 Buah
- Alat SAR - 6 Buah
- Alat Peraga Pelatihan dan Percontohan
- 6 Buah
33DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Tabel 3.2Rincian Pagu Awal Direktorat KIP
no voLume satuan danaoutput
sumber : dipa direktorat kip ta. 2017
I Satker Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 91.746.082.000
Output Penting 54.276.041.000
a. Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman 7 Laporan 8.651.696.000
b. Pembiayaan Infrastruktur Permukiman 7 Laporan 10.025.223.000
c. Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman 9 Laporan 9.793.558.000
d. Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman 6 Laporan 9.250.000.000
e. Pengeloaan Data dan Sistem Informasi Permukiman 8 Laporan 12.767.497.000
f. Pengelolaan Administrasi Perkantoran 6 Laporan 3.788.067.000
Output Tambahan
a. Layanan Perkantoran 37.470.041.000
b. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
c. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
II. Satker Perencanaan dan Pengendalian
Program Infrastruktur Permukiman 64 Laporan 154.906.576.000
Total 246.652.658.000
dan Knowledge Manajement DJCK. Aplikasi tersebut dapat mempermudah pemantauan pelaksanaan tugas Direktorat KIP.
3.3 DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARANDaftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat KIP merupakan dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang menjadi dasar Direktorat KIP dalam pelaksanaan anggaran setelah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan.
Alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk kegiat-an Direktorat KIP TA. 2017 adalah sebesar Rp. 246.652.658.000,- yang selanjutnya menjadi acuan da lam penyusunan Penetapan Kinerja (PK) awal 2017.
Dalam perkembangannya, terjadi beberapa kali penyesuaian anggaran (Revisi) untuk mengakomodasi kebutuhan pemotongan belanja negara sesuai instruksi Kementerian Keuangan dengan memperhatikan kondisi fiskal negara yang
no sarana dan prasarana
satker. kip
satker. p2pip satuan
jumLah
2.Aset Tetap Dalam Renovasi
- Jalan, Irigasi dan Jaringan Dalam Renovasi
1 -
- Gedung dan Bangunan dalam Renovasi
- 3
- Aset Tetap Lainnya dalam Renovasi 6 1
3.Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
1304 141
- Alat Angkutan Darat Bermotor 3 - Unit
- Alat Kantor 286 33
- Alat Rumah Tangga 985 67 Buah
- Alat Studio 8 7 Buah
- Alat Komunikasi 5 - Buah
- Komputer Unit 15 28 Buah
- Peralatan Komputer 1 6 Buah
- Bahan Perpustakaan Tercetak 2 - Buah
sumber : bagian tata usaha dit. kip 2017
L a P O R a N K i N e R j a 34
Tabel 3.3Riwayat Alokasi Dana Direktorat KIP TA. 2017
sumber : simeka, 2017
no revisi 4 (5 desember)
revisi 2 (14 agustus)
revisi 3 (14 november)
revisi 1 (1 agustus)pagu awal
satker / outputalokasi dana 2017 (x1.000)
I
1.
2.
3.
4.
5.
6
II
Satker KIP
Output Penting
Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman
Pembiayaan Infrastruktur Permukiman
Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman
Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman
Pengeloaan Data dan Sistem Informasi Permukiman Pengelolaan
Administrasi
Output Tambahan (Layanan Perkantoran, Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi, Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Satker Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman
TOTAL
94,133,629
7,795,892
9,283,189
16,208,648
8,334,672
11,751,165
3,413,222
37,346,841
151,320,768
245,454,397
93,127,814
7,795,892
9,033,189
15,452,833
8,334,672
11,751,165
3,413,222
37,346,841
150,520,768
243,648,582
86,499,169
7,795,892
9,033,189
8,824,188
8,334,672
11,751,165
3,413,222
37,346,841
154,906,576
241,405,745
91,746,082
8,651,696
10,025,223
9,793,558
9,250,000
12,767,497
3,788,067
37,470,041
154,906,576
246,652,658
91,746,082
8,651,696
10,025,223
9,793,558
9,250,000
12,767,497
3,788,067
37,470,041
154,906,576
246,652,658
terbatas. Selama tahun 2017, Direktorat KIP yang terdiri dari Satker. KIP dan Satker. P2PIP mengalami empat kali revisi. Pada revisi terakhir pagu anggaran mengalami perubahan semula (pagu awal) Rp. 246.652.658.000,- menjadi Rp. 245.454.397.000,.
Pagu tersebut terdiri dari Satker KIP sebesar Rp. 94.133.629.000,- dan Satker P2PIP sebesar Rp. 151.320.397.000,-. Perubahan pagu tersebut tidak mempengaruhi output Direktorat KIP. Riwayat pagu Direktorat KIP TA. 2017 dapat dilihat pada Tabel 3.3.
35DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Bab IVAkuntabilitas Kinerja
L a P O R a N K i N e R j a 36
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan k e b e r h a s i l a n / k e g a g a l a n pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan
para pemangku kepentingan, dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Setiap entitas akuntabilitas kinerja menyusun dokumen perjanjian kinerja kemudian melakukan pengukuran capaian kinerjanya.
Direktorat KIP sebagai salah satu entitas akuntabilitas kinerja melakukan pemantauan kinerjanya secara berkala dengan menggunakan beberapa alat antara lain, Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor 82/SE/DC/2016 tentang Pedoman Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan, Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor 83/SE/DC/2016 tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Bidang Keciptakaryaan, Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor 85/SE/DC/2016 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Satuan Kerja pada Ditjen. Cipta Karya, serta didukung sistem informasi manajemen Evaluasi Kinerja (SIMEKA) dan E-Monitoring. Analisis dan evaluasi kinerja dilakukan secara berjenjang, mulai dari penggunaan sumber daya sebagai input atau modal organisasi (learning and growth perspective), hingga proses bisnis dalam menghasilkan output (internal perspective) yang mendukung capaian sasaran program kegiatan yang dihasilkan oleh unit organisasi Ditjen. Cipta Karya (customer/stakeholder perspective).
4.1 DUKUNGAN SUMBER DAyADirektorat KIP sebagai salah satu direktorat dalam organisasi Ditjen. Cipta Karya, melaksanakan kegiatan terkait modal organisasi dengan sasaran kegiatan “Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya”. Sasaran kegiatan tersebut juga harus dicapai oleh seluruh unit kerja dalam organisasi Ditjen. Cipta Karya. Dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan tersebut, pelaksanaan dan output yang dicapai oleh Direktorat KIP akan dijelaskan lebih lanjut pada sub bab berikut ini.
4.1.1 PENINGKATAN KUALITAS SDM DIREKTORAT KIPPada tahun 2017 Direktorat KIP telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam upaya peningkatan kualitas SDM dalam rangka mendukung pencapaian tujuan organisasi seperti dijelaskan pada bagian berikut.
A. PEMBERLAKUAN APLIKASI SISTEM INFORMASI KEHADIRANUpaya peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik memerlukan penegakkan disiplin melalui pemberlakuan bukti kehadiran dengan menggunakan presensi elektronik yang terintegrasi dengan jaringan internet dan peralatan biometric finger print secara elektronik. Presensi elektronik tersebut berlaku bagi seluruh ASN Direktorat KIP, baik yang berkantor di Kementerian PUPR Pusat maupun unit Satker. P2PIP di 33 Provinsi.
Biometric Finger print merupakan sarana presensi elektronik yang bekerja secara
Akuntabilitas Kinerja
37DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
online dan digunakan untuk memantau tingkat kehadiran dan kedisiplinan SDM Direktorat KIP. Data yang dihasilkan alat tersebut, digunakan untuk memberikan hak dan ‘hukuman’ pada SDM bersangkutan, melalui perhitungan tunjangan kinerja. Penggunaan sistem presensi dengan menggunakan sistem tersebut telah diberlakukan Direktorat KIP sejak tahun 2016, bertujuan untuk mencatat tingkat ketaatan SDM dalam mematuhi ketentuan jam kerja. Pemberlakuan presensi elektronik tersebut tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Cipta Karya No. 80 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Sistem Informasi Kehadiran Pegawai Ditjen. Cipta Karya. Sistem presensi/kehadiran dengan biometric finger print dapat mengantisipasi tingkat kecurangan yang sering terjadi seperti manipulasi dan kecurangan data kehadiran SDM.
Gambar 4.1Tingkat Kehadiran Pegawai Direktorat KIP
Tahun 2017
sumber : subdit pengelolaan data dan sistem informasi, direktorat kip, 2017
Direktorat KIP melalui Subdit. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi mengelola sistem tersebut. Dengan menggunakan alat tersebut, data pola kehadiran SDM dalam rangka pelaksanaan fungsi Direktorat KIP dan pencapaian sasaran kegiatan KIP pada tahun 2017 menunjukan bahwa tingkat kehadiran Pegawai negeri sipil (PNS) Direktorat KIP sangat beragam. Secara garis besar, pola kehadiran terlihat sama (berbanding lurus) dengan pola waktu meninggalkan kantor (pulang). Diagram pada Gambar 4.1 dan 4.2 menunjukan bahwa pada bulan Mei-Juni, kehadiran PNS rata-rata melebihi ketentuan waktu yang telah diatur, dan tingkat kepulangan di atas pukul 18.30 rendah karena merupakan bulan Ramadhan. Sedangkan pada bulan tertentu, tingkat kepulangan di atas pukul 18.30 cenderung tinggi karena adanya peningkatan aktivitas pekerjaan.
Gambar 4.2Tingkat Kepulangan Pegawai Direktorat KIP
Tahun 2017 diatas Pukul 18.30
sumber : subdit pengelolaan data dan sistem informasi, direktorat kip, 2017
L a P O R a N K i N e R j a 38
sumber: sub bagian tata usaha direktorat kip, 2017
B. PENINGKATAN KAPASITAS SDMDalam rangka meningkatkan kinerja unit kerja Direktorat KIP, selama periode tahun 2017, telah diselenggarakan beberapa kegiatan yang bertujuan mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM, antara lain adalah diskusi pagi (coffee morning) yang melibatkan para profesional muda dan profesional yang lebih berpengalaman, berbagai diskusi untuk membahas beberapa topik terkait pelaksanaan kegiatan Direktorat KIP, rapat kerja, sosialisasi, pendampingan dan rapat koordinasi yang melibatkan seluruh ASN Direktorat KIP, baik di Provinsi maupun di kantor Kementerian PUPR Pusat dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM. Selain itu, keterlibatan beberapa SDM Direktorat KIP dalam berbagai pelatihan dan pertemuan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal telah berperan dalam peningkatan kapasitas unit kerja, melalui koordinasi dan kerjasama dan pertukaran pendapat dalam rangka pencapaian target dan sasaran organisasi.
Direktorat KIP melakukan workshop dan pelatihan untuk 187 orang, dengan penjelasan lebih detail pada Tabel 4.1.
Selain itu Direktorat KIP telah mengirimkan sebanyak 44 orang untuk mengikuti berbagai kegiatan pemetaan potensi dan kompetensi PNS yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan SDM Kementerian PUPR, dengan hasil rekomendasi terhadap kompetensi PNS yang perlu ditingkatkan melalui pelatihan oleh badan diklat Kementerian PUPR.
no jumLah pesertanama peLatihan
Tabel 4.1. Workshop/Pelatihan yang Diselenggarakan
Sub Bagian Tata Usaha Direktorat KIP Tahun 2017
Tabel 4.2. Rincian Keikutsertaan SDM Direktorat KIP
pada Pendidikan/Diklat Tahun 2017
sumber: sub bagian tata usaha direktorat kip, 2017
no jumLahnama workshop/peLatihan1 Workshop Sosialisasi ISO 90001:2005
2 Pelatihan Auditor Internal SMM
dan Pengendali Dokumen SMM
3 Peningkatan Kapasitas Petugas Pengelola TNDE
4 Workshop Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai
Tahun 2017
Jumlah
1 Pemetaan Potensi dan Kompetensi PNS Angkatan 2005-2010 di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat2 Pemetaan Potensi dan Kompetensi Pejabat Administrator (Eselon III.a) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat3 Pemetaan Potensi dan Kompetensi Pejabat Perbendaharaan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat4 Pemetaan Potensi dan Kompetensi PNS Angkatan Tahun 2005-2010 Bidang Pendukung Teknis Gelombang XVII PUPR
Peningkatan kapasitas SDM dilakukan pula oleh unit Satker. P2PIP yang mempunyai atasan langsung Direktur KIP. Peningkatan kapasitas tersebut bertujuan untuk memberikan pembekalan pengetahuan dan penerapan teori dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi kegiatan perencanaan, pengendalian, serta pengelolaan data dan sistem informasi. Pada tahun 2017 telah dilakukan kegiatan Workshop Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Pengendalian Bidang Cipta Karya untuk meningkatkan pemahaman dan peningkatan kapasitas SDM Satker. P2PIP. Kegiatan tersebut melibatkan 476 orang sebagaimana terdapat pada Tabel 4.3.
15 orang
12 orang
80 orang
80 orang
187 orang
20 orang
1 orang
19 orang
4 orang
39DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Peningkatan kapasitas SDM tersebut mendukung Direktorat KIP dalam melaksanakan tugasnya. Upaya Direktorat KIP dalam meningkatkan kualitas SDM melalui keikutsertaan pendidikan/diklat masih memiliki tantangan besar karena kurangnya minat SDM untuk mengikuti kegiatan tersebut.
C. PENyUSUNAN SKP BERBASIS KINERJA ORGANISASIUpaya peningkatan kualitas SDM Direktorat KIP lainnya adalah melalui penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang berbasis kinerja organisasi, sehingga setiap individu akan memiliki kinerja yang lebih jelas dan terselaraskan dengan kinerja Direktorat KIP. Indikator Kinerja masing-masing pejabat administratur dan pejabat pengawas merupakan turunan dari kinerja pejabat di atasnya.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut terlihat dari jumlah SKP tahun 2017 yang terkumpul dengan nilai rata-rata kinerja individu sebesar 88,44% (atau berkinerja baik). Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 1,28 % dari tahun 2016.Keberhasilan upaya peningkatan kualitas SDM Direktorat KIP karena adanya pelaksanaan workshop terkait pemahaman penyusunan Sasaran Kerja Pegawai, yang disampaikan kepada seluruh SDM baik di kantor Kementerian PUPR di Jakarta maupun di Provinsi.
4.1.2 PENINGKATAN KUALITAS TATA LAKSANA Pada tahun 2017, Direktorat KIP telah melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas tata laksana, yaitu: 1. Pengembangan terhadap 14 (empat
belas) Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pengembangan tersebut dalam rangka penyesuaian terhadap Permen. PUPR No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR serta pemenuhan persyaratan ISO 90001:2005. Pengembangan SOP pada Direktorat KIP telah berpedoman pada Permen. PAN RB Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana (Business Process), serta Permen. PAN RB Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.
2. Penyusunan pedoman terkait tata laksana proses bisnis Direktorat KIP
Direktorat KIP telah menyusun 10 (sepuluh) pedoman terkait tata laksana,
sumber: satker. perencanaan dan pengendalian infrastruktur permukiman, 2017
no jumLahnama workshop/peLatihan
Tabel 4.3. Rincian Penerima Manfaat Pelaksanaan
Workshop Persiapan Pelaksanaan Kegiatan P2PIP Provinsi Tahun 2017
1 PPK Randal Provinsi 33 orang
2 KI Database 34 orang
3 KI Operator Data Entri 49 orang
4 KI Pemantauan dan Evaluasi 52 orang
5 KI Pengelola Arsip dan Persuratan 52 orang
6 KI Pengelola Dokumentasi dan Informasi Publik 49 orang
7 KI Pengelola Sistem Jaringan 34 orang
8 KI Perencanaan dan Pemrograman 53 orang
9 KI Sistem Administrasi Keuangan (SAK) 51 orang
10 KI Sistem Informasi Geografis (SIG) 33 orang
11 Penata Teknis 12 orang
12 Penata Keuangan 14 orang
13 Staf Operasional 10 orang
L a P O R a N K i N e R j a 40
sumber: sub bagian tata usaha direktorat kip, 2017
no keteranganjuduL pedomanunit kerja
Tabel 4.4. Pedoman Pendukung Tata Laksana Direktorat KIP
Tahun 2017
Konsep
Konsep
Konsep
Konsep
Konsep
Konsep
Konsep
SE
Konsep
Konsep
Subdit. Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan
Subdit. Keterpaduan Pelaksanaan
Subdit. Penge-lolaan Data dan Sistem Informasi
Satker. P2PIPSatker. P2PIP
1.
2.
3.
4.
1. Panduan Umum Kemitraan dalam Mendorong Gerakan 100-0-100 Bidang Cipta Karya
2. Panduan Umum Kemitraan Antar Pemerintah Daerah
3. Panduan Umum Kemitraan Pusat-Pemerintah Desa
4. Panduan Umum Kemitraan Melalui Corporate Social Responcibility (CSR)
5. Panduan Umum Kemitraan Melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
6. Panduan Umum Kemitraan Melalui Kerjasama Pemerintah dalam Kedermawanan Sosial
1. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran Tahun Berjalan Ditjen Cipta Karya
1. Rencana Induk Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Pedoman Tata Kelola Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman
2. Petunjuk Teknis Administrasi Keuangan dan Pengelolaan BMN
dengan status 9 (sembilan) dalam proses legalisasi menjadi SE Dirjen Cipta Karya dan 1 (satu) sudah disahkan menjadi SE Dirjen Cipta Karya, yaitu Rencana Induk Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam rangka memperkuat pelaksanaan proses bisnis Direktorat KIP. Judul pedoman tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4.
berkas arsip Direktorat KIP adalah terbatasnya ruang penyimpanan berkas arsip, serta belum tersedianya tenaga pengelola arsip. Untuk mengatasi masalah tersebut, Subbag. Tata Usaha telah memanfaatkan gedung arsip Kintaka yang berlokasi di Citereup, Jawa Barat, sebagai tempat penyimpanan arsip Direktorat KIP, sedangkan tenaga pengelola arsip disediakan melalui melalui pemberdayaan dan peningkatan kompetensi SDM dengan jabatan Pengadministrasi Umum.
Pada bulan Maret 2017, Subbag. Tata
Usaha telah melakukan koordinasi penataan arsip Direktorat KIP, dan telah menghasilkan 14.610 daftar arsip inaktif yang tersimpan di gedung arsip Kintaka, dengan rincian sebagaimana terdapat pada Tabel 4.5.
1 Subdit. Keterpaduan Perencanaan dan
Kemitraan
2 Subdit. Keterpaduan Pemrograman dan
Penganggaran
3 Subdit. Keterpaduan Pelaksanaan
4 Subdit. Pengelolaan Data dan Sistem
Informasi
5 Subdit. Pemantauan dan Evaluasi
6 Subbag. Tata Usaha
7 Satker. Perencanaan & Pengendalian
Infrastruktur Permukiman
sumber: sub bagian tata usaha direktorat kip, 2017
jumLah daftar arsip inaktifunit kerja
Tabel 4.5. Daftar Arsip Inaktif
797
1,953
583
249
6168,633
4,863
4. Konsolidasi Penyusunan SKP Direktorat KIP merupakan koordinator
penyusunan SKP berbasis kinerja pada Unit Organisasi Ditjen. Cipta Karya, pelaksanaannya dilakukan oleh Subdit.
3. Penataan Arsip Direktorat KIP Salah satu tantangan dalam pengelolaan
no
41DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Pemantauan dan Evaluasi, Direktorat KIP. Koordinasi penyusunan SKP tersebut dilaksanakan melalui konsolidasi, diskusi dan pedoman penyusunan SKP di lingkungan Ditjen. Cipta Karya. Kegiatan tersebut membahas uraian kegiatan tugas untuk setiap nama jabatan, sehingga dapat menjadi acuan dalam penyusunan SKP pada tahun berikutnya. Namun masih terjadi kendala dalam pelaksanaannya, diantaranya adalah tidak tertibnya penetapan nama jabatan dengan peraturan yang berlaku.
4.1.3 PENINGKATAN KUALITAS TATA KELOLA KEUANGAN DAN BMNPeningkatan kualitas tata kelola keuangan melalui SAIBA dan SIMAK BMN pada Direktorat KIP dilakukan untuk mendukung upaya pencapaian Laporan Keuangan Ditjen. Cipta Karya, dengan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Saldo awal pada TA. 2017 berupa aset peralatan dan mesin sebesar Rp 17.766.655.794,- mengalami mutasi tambah sebesar Rp 4.788.225.915,-
dan mutasi kurang sebesar Rp 267.980.000,-, sehingga saldo aset berupa peralatan dan mesin sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp. 22.286.901.709,-. Tahun 2017 Direktorat KIP telah melakukan penghapusan barang berupa kendaraan dinas operasional sebanyak 3 unit pada aset tetap yang tidak digunakan senilai Rp 136.904.000,-. Rekonsiliasi antara Satker. Direktorat KIP sebagai unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran dengan Kantor Pengelolaan Kekayaan Negara KPKNL-Jakarta III, telah menghasilkan Berita Acara Rekonsiliasi No. BAR-068/WKN.07/KNL.03/T/2017 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan data antara SAIBA dengan SIMAK BMN.
4.1.4 PENINGKATAN KUALITAS TATA KELOLA TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASIUpaya peningkatan kualitas tata kelola teknologi dan sistem informasi di lingkungan Direktorat KIP berpedoman pada Rencana Induk Pengembangan Sistem Informasi Ditjen. Cipta Karya 2016-2019 sebagaimana tergambar pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3.Rencana Induk Pengembangan Sistem Informasi Ditjen. Cipta Karya 2016-2019
2016 2017 2018 2019
pengeLoLaan data
1. Melakukan kegiatan Standarisasi Data.2. Penyusunan instrumen pengumpulan
data infrastruktur Bidang Cipta Karya.3. Pengembangan Data Warehouse Cipta
Karya.
1. Identifikasi Produsen Data untuk pengumpulan data sesuai dengan instrumen pengumpulan data.
2. Penyusunan Meta data menuju Satu data.
3. Konsolidasi Kebijakan Satu Data di tingkat Pusat sampai ke Daerah.
1. Pengembangan lanjutan Perangkat Bussiness Intelligence dalam Data Warehouse.
2. Pembangunan Database Standarisasi Data dan Metadata.
3. Penyusunan Tata Kelola data infrastruktur permukiman Bidang Cipta Karya.
4. Konsolidasi Kebijakan Satu data statistik dan data spasial di tingkat Pusat sampai ke Daerah.
1. Membangun geoportal untuk mendukung Satu Peta.
2. Pembangunan Database dalam rangka Big Data di Direktorat Jenderal Cipta karya.
3. Interoperabilitas data infrastruktur permukiman Bidang Cipta Karya.
4. Konsolidasi Kebijakan Satu data statistik dan data spasial di tingkat Pusat sampai ke Daerah.
apLikasi
1. Pengembangan Aplikasi SIMEKA.2. Pembangunan Aplikasi PHLN.3. Pembangunan Aplikasi Revisi
Anggaran.4. Pembangunan Aplikasi SIMPLP.5. Sinkronisasi SIMSPAM6. Pengembangan Aplikasi SIPPA.7. Pembangunan SIM Knowledge
Management.8. Pengembangan SIM Kehadiran
Pegawai Ditjen Cipta Karya.
1. Pengembangan SIMSPAM, SIMPLP, SIPKP, SIBPB.
2. Pengembangan SIM Kehadiran Pegawai Ditjen Cipta Karya.
3. Pembangunan Digital Filing.4. Pembangunan Sistem Sinkronisasi
Server.5. Integrasi Aplikasi ke dalam Data
Warehouse Cipta Karya.
1. Pengembangan Aplikasi SIMSPAM, SIMPLP, SIPKP, SIBPB.
2. SIM Kehadiran Pegawai Ditjen Cipta Karya diintegrasikan dengan e-kinerja.
3. Pengembangan Sistem Sinkronisasi Server.
4. Integrasi Aplikasi ke dalam Data Warehouse Cipta Karya.
5. Pembuatan aplikasi Monitoring dan Controlling perangkat keras dan lunak di Unit Kerja dan 33 Provinsi DItjen Cipta Karya.
1. Pengembangan Aplikasi SIMSPAM, SIMPLP, SIPKP, SIBPB.
2. Pengembangan SIM Kehadiran Pegawai Ditjen Cipta Karya.
3. Pengembangan Sistem Sinkronisasi Server.
4. Integrasi Aplikasi ke dalam Data Warehouse Cipta Karya.
L a P O R a N K i N e R j a 42
Berdasarkan Rencana Induk tersebut, Direktorat KIP melalui Subdit. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi melaksanakan pengelolaan TIK dengan mengembangkan hal-hal sebagai berikut:1. Pengelolaan Sistem lnformasi Direktorat
KIP, yaitu:a. Pendampingan pada pembangunan/
pengembangan aplikasi/sistem informasi Unit Kerja di lingkungan Ditjen. Cipta Karya.
b. Fasilitasi Hosting, uji keamanan dan uji fungsi aplikasi/sistem informasi Unit Kerja di lingkungan Ditjen. Cipta Karya.
c. Penguatan keandalan sistem informasi pada Direktorat KIP dilaksanakan dengan melakukan pengembangan terhadap aplikasi yang sudah ada, yaitu:
o Pengembangan terhadap apli kasi SIMEKA oleh Subdit. Pemantauan dan Evaluasi dengan melakukan adopsi Grand Design Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah (SAKIP) Unit Organisasi Ditjen. Cipta Karya.
o Pengembangan terhadap aplikasi SlPPa pada Subdit. Keterpaduan Pembiayaan dalam mendukung penyiapan usulan program dan anggaran, dengan melakukan input data dokumen RPIJM Kab./Kota ke dalam SIPPa.
o Penyusunan aplikasi Sistem Manajemen Baseline dan Verifi-kasi Prohamsan yang dibangun oleh Satker. P2PIP dalam rangka mendukung proses
sumber: se dirjen Cipta karya no. 21/se/dC/2017 tentang rencana induk pengembangan teknologi informasi komunikasi ditjen. Cipta karya tahun 2016-2019
peringkattik
1. Pemasangan CCTV di 9 lokasi Strategis.
2. Pemeliharaan jaringan Komunikasi data.
1. Optimalisasi Jaringan fiber optik.2. Pemasangan alat pengendali
jaringan komunikasi data.3. Penambahan kapasitas bandwitch
jaringan komunikasi data.4. Pemeliharaan jaringan komunikasi
data untuk Finger Print.5. Pemasangan jaringan komunikasi
data untuk Sistem Sinkronisasi.6. Pemasangan jaringan Video
Conference di Unit Kerja dan 33 provinsi di Ditjen Cipta Karya.
7. Pemasangan CCTV di 2 lokasi Venue Asian Games.
8. Pemeliharaan perangkat CCTV di 9 lokasi strategis.
9. Penyediaan perangkat keras untuk mendukung Situation Room Ditjen CIpta Karya.
10. Pemasangan firewall untuk keamanan jaringan komunikasi data.
11. Rehabilitasi Ruang Network Operating Center (NOC).
12. Peremajaan jaringan komunikasi data di Ditjen Cipta Karya.
1. Pemeliharaan Jaringan fiber optik.2. Pemeliharaan alat pengendali
jaringan komunikasi data.3. Penambahan kapasitas bandwitch
jaringan komunikasi data.4. Pemeliharaan jaringan komunikasi
data untuk Finger Print.5. Pemeliharaan jaringan komunikasi
data untuk Sistem Sinkronisasi.6. Pemeliharaan jaringan Video
Conference di Unit Kerja dan 33 provinsi di Ditjen Cipta Karya.
7. Pemeliharaan CCTV di 2 lokasi Venue Asian Games.
8. Pemeliharaan perangkat keras untuk mendukung Situation Room Ditjen CIpta Karya.
9. Pemeliharaan firewall untuk keamanan jaringan komunikasi data.
10. Pemeliharaan Ruang Network Operating Center (NOC).
11. Pemeliharaan jaringan komunikasi data di Ditjen Cipta Karya.
1. Pemeliharaan Jaringan fiber optik.2. Pemeliharaan alat pengendali
jaringan komunikasi data.3. Penambahan kapasitas bandwitch
jaringan komunikasi data.4. Pemeliharaan jaringan komunikasi
data untuk Finger Print.5. Pemeliharaan jaringan komunikasi
data untuk Sistem Sinkronisasi.6. Pemeliharaan jaringan Video
Conference di Unit Kerja dan 33 provinsi di Ditjen Cipta Karya.
7. Pemeliharaan CCTV di 2 lokasi Venue Asian Games.
8. Pemeliharaan perangkat keras untuk mendukung Situation Room Ditjen CIpta Karya.
9. Pemeliharaan firewall untuk keamanan jaringan komunikasi data.
10. Pemeliharaan Ruang Network Operating Center (NOC).
11. Pemeliharaan jaringan komunikasi data di Ditjen Cipta Karya.
sdmmanajemen
tik
1. Surat Edaran Dirjen CIpta karya tentang Tata Kelola TIK.
2. Peningkatan kualitas Manajemen SDM TIK.
3. Pendampingan Teknis TIK.
1. Sosialisasi Surat Edaran Dirjen Cipta Karya tentang Tata Kelola TIK.
2. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan TIK 2016-2019.
3. Peningkatan kualitas manajemen SDM TIK.
4. Pendampingan Teknis TIK.
1. Sosialisasi Rencana Induk Pengembangan TIK 2016-2019.
2. Review Surat Edaran Dirjen Cipta Karya tentang Tata Kelola TIK. (untuk Kebijakan Satu Data)
3. Peningkatan kualitas manajemen SDM TIK.
4. Pendampingan Teknis TIK.
1. Sosialisasi Review Surat Edaran Dirjen Cipta Karya tentang Tata Kelola TIK. (untuk Kebijakan Satu Data)
2. Peningkatan kualitas manajemen SDM TIK.
3. Pendampingan Teknis TIK.4. Audit Internal Tata Kelola TIK.5. Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan TIK 2020-2024.
2016 2017 2018 2019
43DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
survei verifikasi sebagai dasar penerbitan rekomendasi pen-cairan dana hibah oleh Ditjen. Cipta Karya.
o Pengembangan aplikasi Revisi Anggaran untuk mendukung dan mendokumentasikan setiap proses perubahan dan/atau pergeseran rincian anggaran di tahun berjalan.
o Pengembangan SIM PHLN sebagai alat bagi para pengelola kegiatan dalam melaksanakan perencaaan dan pemantauan semua ketentuan yang berhubungan dengan administrasi pengelolaan pinjaman dan hibah luar negeri pada Unit Satuan Kerja lingkup Ditjen. Cipta Karya, agar pengelolaannya dapat dilakukan dengan akuntabel.
o Pengembangan Data Warehouse Cipta Karya, yang merupakan kumpulan aplikasi di lingkungan Ditjen. Cipta Karya yang terintegrasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
2. Pengelolaan infrastruktur Teknologi lnformasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan Ditjen. Cipta Karya, Direktorat KIP melakukan:a. Pendampingan peremajaan jaringan
komunikasi data unit kerja.b. Fasilitasi dan peningkatan keandalan
perangkat teknologi informasi di lingkungan Ditjen. Cipta Karya, Direktorat KIP melakukan:o lnstalasi Sistem Sinkronisasi
Server untuk pertukaran data bidang lnfrastruktur Permukiman antara pusat dan 33 provinsi.
o Pemasangan video conference
untuk melakukan komunikasi/rapat jarak jauh secara serentak antara pusat dan 33 provinsi.
o Pemindahan CCTV untuk memantau pembangunan tahap kedua kegiatan strategis di 7 Perbatasan dan 2 TPA Regional.
o Peningkatan jaringan finger print di pusat dan 33 provinsi dalam rangka kedisiplinan pegawai Ditjen. Cipta Karya.
o Pemasangan Firewall untuk meningkatkan keamanan penggunaan internet Ditjen. Cipta Karya.
4.2 CAPAIAN KINERJA Direktorat KIP bertanggung jawab atas sasaran kegiatan “Perencanaan, Penganggaran, dan Pemrograman” pada proses internal peta strategi Ditjen. Cipta Karya. Direktorat KIP memiliki PK yang memiliki outcome untuk mewujudkan sasaran kegiatan tersebut, diantaranya adalah:1. Jumlah Kab./Kota yang Mempunyai Program
Sesuai RPIJM.2. Konsistensi Penyelenggaraan Infrastruktur
Permukiman Terhadap RPIJM.3. Tingkat Akuntabilitas Kinerja.
4.2.1 JUMLAH KAB./KOTA yANG MEMPUNyAI PROGRAM SESUAI RPIJMRencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) merupakan dokumen perencanaan pemrograman pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kab./Kota, dan dilaksanakan secara multi-aktor (pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah Kab./Kota, masyarakat, dan dunia usaha), multi-sektor (Pengembangan Kawasan Permukiman, Bina Penataan Bangunan, Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Dan Pengembangan
L a P O R a N K i N e R j a 44
Penyehatan Lingkungan Permukiman), multi pendanaan (APBN, APBD, Swasta, masyarakat dan lainnya), serta multi-tahun pelaksanaan (sesuai dengan waktu berlakunya perencanaan, maksimal lima tahun). Dokumen RPIJM tersebut merupakan acuan program pembangunan infrastruktur permukiman yang dimiliki oleh Kab./Kota dan menjadi acuan penyusunan alokasi anggaran kegiatan APBN tahunan pada Ditjen. Cipta Karya.
Pada tahun 2017, Direktorat KIP melalui pelaksanaan output Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman serta Satker. P2PIP mentargetkan 500 Kab./Kota memiliki program sesuai dengan RPIJM. Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 473 Kab./Kota sudah memiliki dokumen RPIJM dan sebesar 77,32% (366 Kab./Kota) dokumen RPIJM yang disusun telah diverifikasi oleh Provinsi atau Pusat.
Pencapaian target jumlah Kab./Kota yang mempunyai program sesuai RPIJM menghadapi tantangan yang cukup besar, terutama untuk mewujudkan asas keterpaduan yang multi stakeholder, multi pendanaan, multi strategi terhadap penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pasca terbitnya PP No. 14/2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Permen. PUPR No. 2 tahun 2016 tentang Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan.
4.2.2 KONSISTENSI PENyELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN TERHADAP RPIJMIndikator kinerja penyelenggaraan
infrastruktur permukiman terhadap RPIJM yang konsisten menggambarkan kesesuaian pengalokasian anggaran pada RKAKL terhadap usulan pemerintah Kab./Kota dalam RPIJM. Pada tahun 2017, Direktorat KIP mentargetkan minimal sebanyak 78,0% usulan RPIJM akan teralokasi dalam RKAKL TA. 2017, dan dalam pelaksanaannya terealisasi sebesar 73,0%. Tingkat konsistensi tersebut menunjukkan bahwa RPIJM belum efektif untuk dimanfaatkan sebagai alat programming dan budgeting penyelenggaraan infrastruktur permukiman.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2016, realisasi tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 17,0%. Tidak maksimalnya realisasi konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPIJM tahun 2017, dikarenakan: 1. Readiness criteria sebagai persyaratan
usulan RKAKL belum dipenuhi hingga batas waktu yang ditentukan;
2. Terdapat kegiatan penanganan kawasan strategis nasional yang menjadi prioritas, yang tidak/belum terdapat dalam RPIJM seperti: a. Pembangunan pos lintas batas
Negara (PLBN); b. Kawasan Perbatasan; c. Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional; d. Dukungan Asean Games XVIII; e. Pembangunan sistem penyediaan
air minum (SPAM) regional skala kawasan;
f. Pembangunan bangunan gedung hijau;
g. SPAM di Kota Binaaan; h. SPAM di pulau terluar dan/atau
pelabuhan perikanan;
45DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
i. Tempat pemrosesan akhir (TPA) Sampah Regional skala kawasan;
j. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Regional;
k. Pembangunan infrastruktur permukiman di kawasan kampung nelayan;
l. Penanganan permukiman kumuh; dan
m. Program PISEW di 400 kecamatan. 3. Masih diperlukan penyesuaian
nomenklatur dalam dokumen RPIJM dengan nomenklatur dalam DIPA/RKAKL 2017;
4. Koordinasi antara Satker. P2PIP Provinsi, Satker. Sektor Provinsi dan Pemerintah Daerah belum maksimal.
Konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPIJM dilaksanakan Direktorat KIP melalui output Pembiayaan Infrastruktur Permukiman, Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman, serta Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman dengan realisasi fisik output di akhir triwulan 4 sebesar 100%.
Upaya peningkatan efektifivitas tingkat konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPIJM pada tahun 2017, telah dilakukan melalui pelaksanaan beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Melaksanakan Workshop Sinkronisasi
Program/ Kegiatan Bidang Cipta Karya oleh Satker. P2PIP;
2. Pendampingan kepada Kab./Kota dalam menginput RPIJM ke dalam SIPPa dan mendorong tersedianya readiness criteria;
3. Memaksimalkan peran SIPPa yang telah terbangun sebagai wujud pengendalian
terhadap konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPIJM;
4. Mengoptimalkan peran Satker. P2PIP sebagai quality assurance, yang mengawal usulan RPIJM;
5. Optimalisasi pelaksanaan Hibah Air Minum dan Sanitasi untuk mendorong percepatan penambahan jumlah sambungan rumah (SR) baru melalui penerapan output based atau berdasarkan kinerja yang terukur. Pada tahun 2017, beberapa pencapaian pembangunan infrastruktur dengan dana hibah adalah sebagai berikut: a. Pembangunan 241.496 SR Air Minum
Perkotaan di 154 kota/kabupaten dengan anggaran sebesar Rp 679.720.000,-;
b. Pembangunan 40.350 SR Air Minum Perdesaan di 74 kota/kabupaten dengan biaya sebesar Rp 80.700.000,;
4.2.3 TINGKAT AKUNTABILITAS KINERJAPada tahun 2016, tingkat akuntabilitas kinerja yang diukur adalah tingkat akuntabilitas kinerja Unit Organisasi Ditjen. Cipta Karya, dimana pengukuran dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR, sementara tingkat akuntabilitas kinerja unit kerja Direktorat KIP belum dapat diukur dikarenakan belum adanya Petunjuk Teknis Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja (SAKIP) Eselon II. Pada tahun 2017, Direktorat KIP melalui pelaksanaan output Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman serta Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman mentargetkan Tingkat Akuntabilitas Kinerja sebesar 84%.
L a P O R a N K i N e R j a 46
Realisasi kinerja Ditjen. Cipta Karya Tahun 2016 adalah 75,65% (BB), lebih rendah dari target 84,00%. Realisasi kinerja tersebut menunjukkan bahwa kinerja organisasi Ditjen. Cipta Karya “sangat baik”, dengan intepretasi bahwa Organisasi Ditjen. Cipta Karya telah akuntabel, berkinerja baik dan telah memiliki sistem manajemen kinerja yang sangat baik. Apabila dibandingkan dengan realisasi kinerja tahun 2015, capaian tahun 2016 lebih tinggi sebesar 2,84%.
Pada lingkungan Direktorat KIP, upaya peningkatan akuntabilitas kinerja pada tahun 2017, dilakukan diantaranya melalui kegiatan: 1. Sosialisasi terkait SAKIP dan fasilitasi tata
cara penyusunan Laporan Kinerja (LaKIP) kepada seluruh entitas akuntabilitas kinerja.
2. Pengembangan SIMEKA sebagai aplikasi dalam pelaksanaan SAKIP pada unit organisasi Ditjen. Cipta Karya.
3. Mendorong penyelesaian reviu Renstra Ditjen. Cipta Karya, dengan memperhatikan: a. indikator kinerja yang berbasis
outcome; b. penyelarasan antara Renstra
dengan kegiatan pemrograman dan penganggaran;
c. cascading kinerja dari tingkat manajerial hingga tingkat individu.
4. Menyediakan data yang akurat atas selisih realisasi terhadap target Renstra 2015 yang merupakan kontribusi non-APBN.
5. Pemantauan pelaksanaan pelelangan dini.
Pada periode 2014-2016, tingkat akuntabilitas kinerja Ditjen. Cipta Karya memiliki nilai yang
beragam yang dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4.Tingkat AKuntabilitas Kinerja
Ditjen. Cipta Karya Tahun 2015-2017
sumber: hasil evaluasi itjen. kementerian pupr, 2015-2017
82
80
78
76
74
72
70
68
Tingkat Akuntabilitas Kinerja
2014 2015 2016
80.02
72.81
75.65
Tingkat akuntabilitas tahun 2016 lebih rendah apabila dibandingkan dengan tahun 2014, hal tersebut karena belum terselesaikannya reviu Renstra Ditjen. Cipta Karya dan belum terjabarkannya cascading kinerja dari tingkat manajerial hingga individu, serta belum tersusun petunjuk pelaksanaan reward and punishment. Berdasarkan permasalahan tersebut, berikut adalah rencana tindak lanjut yang direkomendasikan oleh Itjen. Kementerian PUPR untuk meningkatkan nilai penyelenggaraan SAKIP Ditjen. Cipta karya:1. Perencanaan Kinerja Mengesahkan Revisi Rencana Strategis
Ditjen. Cipta Karya 2015-2019 hasil reviu.2. Pengukuran Kinerja
a. Berkoordinasi dengan Satminkal lain yang terhubung dalam sistem SIMEKA sehingga aplikasi SIMEKA dapat berjalan optimal untuk mengukur kinerja di lingkungan Ditjen. Cipta Karya;
b. Melakukan reviu atas indikator kinerja kegiatan pada tiap unit Eselon ll yang
47DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
berorientasi outcome sehingga dapat di ukur keberhasilannya;
c. Menyusun SOP atau mekanisme yang jelas tentang reward & punishment atas hasil Pengukuran Kinerja mulai dari tingkat eselon lV ke atas;
d. Melengkapi Rencana Aksi dengan hasil tindak lanjut dari setiap rekomendasi yang telah dijalankan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pengendalian; dan
e. Pemantauan kinerja di lingkungan Ditjen. Cipta Karya.
3. Pelaporan Kinerja Memperbaiki cara penilaian terhadap
efisiensi dan efektifitas capaian kinerja, sehingga dapat tergambarkan secara jelas efisiensi dan efektifitas yang telah terlaksanakan pada tahun anggaran yang dilaporkan.
4. Capaian Kinerja Memperbaiki pencapaian kinerja terkait
capaian kinerja, penyajian informasi, dan bukti terhadap adanya inisiatif pemberantasan korupsi dilingkungan Ditjen. Cipta Karya.
4.2.4 CAPAIAN LAINNyAA. PEMANTAUAN KETERPADUAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMANBerdasarkan SE Dirjen Cipta Karya No. 83/SE/DC/2016 tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, pemantauan keterpaduan memiliki tujuan untuk menjamin keterpaduan infrastruktur permukiman dalam mewujudkan permukiman layak huni.
Tahapan pemahaman pemantauan keterpaduan dan perencanaan
keterpaduan dilakukan dengan telaah dokumen perencanaan (SIAP, RPIJM, RKPKP, RPKPP, dan RPJMND) serta wawancara. Sedangkan tahap pelaksanaan keterpaduan dan pemanfaatan infrastruktur dilakukan dengan pemantauan infrastruktur permukiman yang dibangun pada tahun 2015-2016. Pada tahun 2017, Direktorat KIP melalui Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi melakukan pemantauan pada 19 lokasi kawasan permukiman kumuh, yaitu:1. Kota Banda Aceh2. Kota Padang 3. Kota Bengkulu4. Kota Bandar Lampung 5. Kabupaten Sukoharjo 6. Kabupaten Bantul7. Kota Malang8. Kota Pontianak9. Kota Palangkaraya 10. Kota Samarinda11. Kota Banjarbaru12. Kota Denpasar13. Kota Kupang14. Kota Manado15. Kota Makassar16. Kota Ambon17. Kota Ternate18. Kabupaten Manokwari19. Kota Jayapura
Dari hasil pemantauan keterpaduan tersebut, infrastruktur yang dibangun pada 17 Kab./Kota telah berfungsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat, sedangkan pada 2 Kab./Kota (Kabupaten Manokwari dan Kota Ambon) telah berfungsi namun kurang dimanfaatkan karena jauh dari kawasan permukiman. Untuk lebih detail per tahapan dapat dilihat pada Gambar 4.5.
L a P O R a N K i N e R j a 48
Berdasarkan grafik dari hasil analisis tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa pemahaman keterpaduan stakeholder sangat tinggi dengan upaya dalam menuangkan keterpaduan dalam dokumen perencanaan. Namun pada rencana kegiatan, rencana pembiayaan, hingga pelaksanaan pembiayaan memiliki nilai yang terus menurun. Hal tersebut mengindikasikan
belum terpadunya rencana dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman secara keseluruhan.
Dalam hal pelaksanaan pembiayaan, sumber pembiayaan telah sesuai dengan perencanaan. Sumber pembiayaan sebagian besar masih menggunakan sumber dana APBN, namun sudah terdapat upaya untuk
Kondisi infrastruktur berfungsi dan terawat serta sering/rutin (intensif ) dimanfaatkan
Infrastruktur permukiman terkait fungsi dengan (1) Infrastruktur PUPR lain: jalan, drainase premer, perumahan(2) Infrastruktur non-PUPR: kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, agama,dll
Peran organisasi pengelola dan partisipasi masyarakat rendah dan tergantung biaya OP pemda
KeberlanjutanKeberfungsian Infrastruktur Permukiman
Keterkaitan Fungsi dengan Infrastruktur
PUPR lain
Pemanfaatan Infrastruktur Permukiman
Keterkaitan Fungsi dengan Infrastruktur
Non-PUPR
100
75
50
25
0 REN
DA
H
TIN
GG
I
sumber: hasil analisis, 2017
Gambar 4.5.Hasil Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman di 19 Lokasi Tahun 2017
Pemahaman pentingnya keterpaduan infrastruktur
permukimanUpaya merencanakan keterpaduan menjadi dokumen perencanaan Dokumen Perencanaan
Kurdang DiacuSumber pembiayaan sesuai perencanaan, namun masih banyak tergantung pembiayaan dari Pusat
1. Efisiensi2. Teknis3. Manfaat4. Diskresi5. Lainnya
1. Anggaran2. Partisipasi3. Sinergy4. Percepatan5. Lainnya
KEBUTUHANKETERPADUAN
UpayaMerencanakanKeterpaduan
RencanaKEGIATAN
PelaksanaanKEGIATAN
RencanaPEMBIAyAAN
PelaksanaanPEMBIAyAAN
PERENCANAAN KETERPADUANPELAKSANAAN KETERPADUAN
Pertimbangan 3 dari 4 Faktor
100
75
50
25
0 REN
DA
H
TIN
GG
I
Gabungan 19 Kawasan di Kab/Kota
49DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
menggunakan sumber pendanaan non-APBN seperti APBD dan CSR dari pihak swasta.
Keberfungsian dan pemanfaatan infrastruktur sudah cukup tinggi, namun untuk keberlanjutan rendah, karena peran organisasi dan partisipasi masyarakat masih rendah dan biaya operasionalnya tergantung dari pemerintah daerah setempat.
Rekomendasi dari hasil pemantauan keterpaduan tersebut adalah sebagai berikut:Tahap Perencanaan1. Pemetaan situasi dan kondisi kehidupan
masyarakat serta infastruktur permukim-an dan infrastruktur lain yang terkait.
2. Mengidentifikasi kebutuhan keterpaduan pada tingkat pelaksanaan dan pemanfaatannya.
3. Konsolidasi dokumen perencanaan kawasan permukiman Bidang Cipta Karya dengan dokumen perencanaan daerah serta dokumen infrastruktur lainnya.
4. Ketersediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur permukiman sebagai salah satu readiness criteria harus dipersiapkan secara matang oleh Pemerintah Kab./Kota sebelum membuat dokumen perencanaan kawasan permukiman.
Tahap Pelaksanaan1. Meningkatkan konsistensi pemanfaatan
dokumen perencanaan kawasan permukiman Kab./Kota sebagai dasar acuan dan pertimbangan pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman.
2. Mendukung prioritas pembiayaan pada kegiatan yang membutuhkan keterpaduan pembiayaan tinggi agar
pembangunan dapat optimal.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan efektivitas pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan, perlu dilakukan:1. Sosialisasi Surat Edaran Dirjen Cipta Karya
Nomor 83/SE/DC/2016 tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Bidang Keciptakaryaan.
2. Mengidentifikasi infrastruktur yang potensial untuk terpadu, berdasarkan dokumen perencanaan dan identifikasi lokasi di lapangan, agar proses tinjauan lapangan efektif dan efisien.
3. Memanfaatkan informasi e-planning, yang dikembangkan Kemendagri terkait penyusunan RPJMD, serta membangun kemitraan untuk dapat mengakses informasi pembangunan daerah dengan Kementerian Dalam Negeri.
4. Menguatkan fungsi Satker di provinsi untuk implementasi pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman.
B. EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Pada tahun 2017, Direktorat KIP melalui Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi melakukan evaluasi terhadap manfaat pembangunan infrastruktur permukiman yang telah dibangun dan difasilitasi oleh Ditjen. Cipta Karya. Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan tahun berikutnya.
Selanjutnya, keterkaitan hasil analisis dengan tingkat akses infrastruktur permukiman (indikator outcome) akan dievaluasi. Outcome yang tinggi menunjukkan bahwa
L a P O R a N K i N e R j a 50
infrastruktur permukiman telah diakses, digunakan atau dimanfaatkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa infrastruktur tersebut sudah ada pemanfaatan (outcome). Setelah ada pemanfaatan, diharapkan akan diperoleh manfaat (benefit/impact) dalam berbagai bentuk indikator.
Pengukuran tersebut dapat memunculkan indikasi seberapa besar kontribusi infrastruktur permukiman dalam memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain itu akan dilakukan pula analisis manfaat infrastruktur permukiman terhadap kualitas hidup dalam berbagai indikator, seperti Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks Kebahagiaan.
Sumber data untuk melakukan pengukuran tersebut menggunakan data sekunder dari BPS. Indikator manfaat untuk pemantauan kinerja terhadap infrastruktur permukiman sesuai dengan Pedoman Evaluasi Manfaat bidang Keciptakaryaan terdiri dari:Indikator Manfaat (Variabel Terikat):1. Angka Harapan Hidup (Y1)2. Pendapatan per Kapita (Y2)3. Persentase Penduduk Miskin (Y3)4. Indeks Pembangunan Manusian (Y4)5. Indeks Kebahagiaan (Y5)Indikator Outcome (Variabel Bebas):1. Cakupan sanitasi layak (X1)2. Cakupan air minum aman (X2)3. Persentase Jalan lingkungan (X3)4. Persentase sampah diangkut ke TPA (X4)Setelah dilakukan analisis kontribusi dan keterkaitan antar indikator manfaat dengan indikator outcome, maka diperoleh hasil: 1. Cakupan Sanitasi Layak berkorelasi tinggi
dengan peningkatan kualitas hidup (IPM) dan berkorelasi sedang dengan
peningkatan Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.
2. Cakupan Air Minum Aman berkorelasi cukup tinggi dengan peningkatan kualitas hidup (IPM) dan berkorelasi sedang dengan peningkatan Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.
3. Persentase Rumah Kumuh berkorelasi tinggi dengan peningkatan kualitas hidup (IPM), peningkatan Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.
4. Persentase Sampah Diangkut berkorelasi sangat kecil dengan peningkatan kualitas hidup (IPM), peningkatan Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.
5. Cakupan Sanitasi Layak, Cakupan Air Minum Aman dan Persentase Rumah Kumuh, saling berkorelasi ‘Sedang-Kuat’ terkait karakteristik infrastruktur permukiman sebagai kebutuhan dasar.
6. Rendahnya korelasi Sampah Diangkut dengan indikator lain, disebabkan kualitas data belum handal, yaitu yang dihitung hanya pada Ibu Kota Provinsi. Selain itu akurasi angka kurang, karena dihimpun dari data kantor dinas daerah yang pencatatannya juga belum cukup handal.
7. Berbagai infrastruktur permukiman (sanitasi, air minum, pengelolaan sampah dan pengurangan kumuh) secara simultan lebih mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (kesejahteraan) dan Angka Harapan Hidup serta Penurunan Kemiskinan, apabila dibandingkan dengan pengaruhnya pada Indeks Kebahagiaan.
8. Infrastruktur permukiman menjadi faktor penting untuk mendukung Tingkat Kesejahteraan Penduduk (IPM) dan
51DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
meningkatkan Angka Harapan Hidup dan mendukung Tingkat Kebahagiaan penduduk.
C. DUKUNGAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROGRAM INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Satker. P2PIP diangkat dan ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum. Satker. P2PIP sampai dengan tahun 2016 terdiri dari Satker Randal di Pusat dan Satker Randal di 33 provinsi. Pada tahun 2017, struktur berubah menjadi 1 (satu) Satker. di Pusat dan memiliki PPK Pembinaan Teknis, PPK Pengelolaan Hibah, PPK Randal Wilayah I, PPK Randal Wilayah II, serta 33 PPK Perencanaan dan Pengendalian di Provinsi.
Tugas dan fungsi Satker. P2PIP adalah mendukung tugas dan fungsi Direktorat KIP, melalui:1. Koordinasi dan konsolidasi keterpaduan
perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya;
2. Sinkronisasi program dan pembiayaan tahunan kegiatan ke-Cipta Karya-an;
3. Konsolidasi evaluasi hasil pembangunan infrastruktur permukiman;
4. Konsolidasi data dan pengelolaan Sistem Informasi penyelenggaraan pembangun-an bidang ke-Cipta Karya-an di provinsi;
5. Mendukung pelaksanaan Program Hibah Air Minum dan Sanitasi, yang meliputi :a. Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan
TA 2017;b. Identifikasi peminatan Kab./Kota di TA
2018.
Satker. P2PIP berkomitmen mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi
pada hasil melalui penyelenggaraan program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan output 64 Laporan dengan outcome terfasilitasinya kegiatan perencanaan dan pengendalian, dan besaran anggaran tahun 2017 sebesar Rp 151.320.768.000,-.
Berdasarkan PK yang telah ditandatangani oleh Direktur KIP dengan KaSatker P2PIP, ditetapkan target kinerja tahun 2017, yaitu terfasilitasinya kegiatan Perencanaan dan Pengendalian di 33 Provinsi. Secara umum penyelenggaraan kegiatan Satker. P2PIP dibagi atas 2 kegiatan utama, yaitu kegiatan perencanaan dan pengendalian. Kegiatan Perencanaan terdiri dari:1. Pembinaan Kapasitas Kelembagaan
Satker Randal terkait Kegiatan Perencanaan
Dukungan Satker P2PIP terkait kegiatan pengendalian di 33 Unit Kerja PPK Peren-canaan dan Pengendalian Provin si terdiri atas: (1) Rapat Koordinasi Triwulanan Satker P2PIP TA 2017; (2) Kegiat an Pembekalan Bagi Penata Keuang an di Lingkungan Satker. P2PIP TA 2017.
Berikut hasil kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja PPK Perencanaan dan Pengendalian Provinsi terkait pengendalian terkait status verifikasi dokumen RPIJM:a. 67 Dokumen (14%) Belum terverifikasi
oleh provinsib. 265 Dokumen (56%) Sudah
terverfikasi oleh provinsic. 140 Dokumen (30%) Sudah
terverfikasi
L a P O R a N K i N e R j a 52
2. Fasilitasi Penyusunan Dokumen Rencana Kawasan Permukiman (RKP)
Direktorat KIP melalui Sarker P2PIP
melakukan fasilitasi penyusunan RKP TA. 2018–2037 di 3 Kota, yaitu Kota Banda Aceh, Pontianak dan Mataram.’
3. Dukungan Manajemen Perencanaan dan Pengendalian di Tingkat Pusat (Pulau Sumatera dan Sulawesi)
Berdasarkan hasil capaian alat ukur/tools kinerja (Instrumen Randal) dan pengamatan situasional di Provinsi Pulau Sumatera dan Sulawesi, maka dapat disimpulkan bahwa dengan capaian keseluruhan Instrumen Randal sebesar 74% dari total 60 Instrumen, masih diperlukan penguatan kerjasama dan sinergitas antara pusat, provinsi, kota/kab maupun sektor terkait dalam sinkronisasi kebutuhan data
4. Dukungan Kegiatan Perencanaan di 33 Unit Kerja Randal Provinsi
Hasil Kegiatan-kegiatan adalah sebagai berikut:a. Kesesuaian RKAKL Tahun 2018
terhadap RPIJM Bidang CIpta Karya Kab./Kota adalah 73%.
b. Sebanyak 472/508 Kab./Kota (93%) telah melakukan inputting dokumen RPIJM dalam aplikasi SIPPa;
c. Sebanyak 36 dari 508 Kab./Kota (7%) belum melakukan inputting dokumen RPIJM dalam aplikasi SIPPa;
d. Jumlah usulan pada KPJM TA. 2019 sebanyak 6.537 kegiatan;
e. Kebutuhan dana pada KPJM TA. 2019 sebesar Rp. 33,1 T.
Sedangkan Kegiatan Pengendalian terdiri atas: 1. Pembinaan Kapasitas Kelembagaan
Satker. P2PIP terkait Kegiatan Pengendalian
Dukungan Satker. P2PIP terkait kegiatan pengendalian di 33 Unit Kerja PPK Perencanaan dan Pengendalian Provinsi yang terdiri dari: (1) Rapat Koordinasi Triwulanan Satker. P2PIP TA 2017; (2) Kegiatan Pembekalan Bagi Penata Keuangan di Lingkungan Satker. P2PIP TA 2017.
Berikut hasil kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja PPK Perencanaan dan Pengendalian Provinsi terkait pengendalian Pencairan SPM:a. Total penerbitan SPM dalam Tahun
2017 yaitu 9.192 SPMb. 13 SPM (4,61%) di tolak dan 269 SPM
(95,39%) diterima pada Triwulan Ic. 415 SPM (14,74%) di tolak dan
2.401 SPM (85,26%) diterima pada Triwulan II
d. 373 SPM (13,01%) di tolak dan 2.495 SPM (86,99%) diterima pada Triwulan III
2. Dukungan Manajemen Perencanaan dan Pengendalian di Tingkat Pusat (Pulau Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua)
Berdasarkan hasil capaian alat ukur/tools kinerja (Instrumen Randal) dan pengamatan situasional di Wilayah Pulau Pulau Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua, maka dapat disimpulkan bahwa dengan capaian keseluruhan Instrumen Randal
53DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
sebesar 82% dari total 60 Instrumen, masih diperlukan penguatan kerjasama dan sinergitas antara pusat, provinsi, kota/kab maupun sektor terkait dalam sinkronisasi kebutuhan data.
3. Dukungan Kegiatan Pengendalian di 33 Unit Kerja PPK Perencanaan dan Pengendalian Provinsi
Beberapa dukungan Satker. P2PIP terhadap kegiatan pengendalian di 33 Provinsi terhadap Hasil Pelaksanaan Kegiatan IBM, adalah sebagai berikut:a. Sebanyak 69% Kegiatan IBM
bermasalah di Pulau Sumaterab. Sebanyak 96% Kegiatan IBM
bermasalah di Pulau Jawac. Sebanyak 60% Kegiatan IBM
bermasalah di Pulau Kalimantan & Bali
d. Sebanyak 45% Kegiatan IBM yang bermasalah di Pulau Sulawesi, dan
e. Sebanyak 47% Kegiatan IBM bermasalah di Nustra, Maluku, dan Papua.
4. Dukungan Hibah Air Minum dan Sanitasi Pada tahun 2017, telah ditetapkan total
anggaran kegiatan untuk Program Hibah Air Minum dan Sanitasi sebesar Rp. 850 Miliar serta alokasi anggaran untuk pelaksanaan Program Hibah Air Limbah Setempat sebesar Rp. 150 Milyar. Mengacu pada alokasi anggaran kegiatan tersebut, Ditjen. Cipta Karya telah mengusulkan Pemerintah Daerah penerima hibah air minum perkotaan sebesar Rp 679,72 Milyar untuk 241.496 SR di 154 Kabupaten/Kota, sebesar Rp 80,70 Milyar untuk 40.350 SR di 74 Kabupaten/Kota untuk hibah air minum
perdesaan, dan sebesar Rp.148,851 Milyar untuk 48.270 RT di 52 Kabupaten/Kota untuk hibah air limbah setempat.
Adapun profil pelaksanaan Program Hibah Air Minum dan Sanitasi TA 2017 adalah sebagai berikut :
sumber : prohamsan, 2016
air Limbah setempat
air Limbah perdesaan
air minum perkotaanno uraian
48.270(52 Kab/Kota)
15.264( 18 Kab/
Kota)
46,439 Milyar(31,2% dari
SPPH)
40.350 SR(74 Kab/
Kota)
33.713 SR(71 Kab/
Kota)
Rp 56,553 Milyar
(70% dari SPPH)
241.496 SR(154 Kab/
Kota)
210.372 SR(142 Kab/
Kota)
Rp 562,765 Milyar(82,8%
dari SPPH)
Target SPPH
SR Terpasang
Dana Hibah
Yang Cair
1
2
3
Tabel 4.6.Pelaksanaan Program Hibah Air Minum dan
Sanitasi TA 2017
Selama pelaksanaan hibah air minum dan sanitasi TA. 2017, terdapat beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian terkait pelaksanaan program, yaitu :a. Terdapat Pemerintah Daerah yang
menyampaikan data calon penerima manfaat yang tidak valid sehingga dinyatakan ineligible dalam proses survey baseline (sudah memiliki sambungan air minum, daya listrik diatas 1300 kwh, tidak bersedia disambung SR, alamat tidak ditemukan, rumah kosong, tidak ada rumah, fasilitas umum);
b. Keterlambatan pelaksanaan pemasangan SR akibat keterlambatan pembangunan jaringan dari sumber pendanaan lain atau pelaksanaan lelang yang terlambat;
c. Pembangunan yang dilakukan tidak mengikuti kaidah tata kelola program, seperti spesifikasi teknis yang tidak sesuai, perpindahan calon penerima
L a P O R a N K i N e R j a 54
manfaat dan lain sebagainya;d. Rekomendasi teknis yang diterbitkan
oleh Ditjen. Cipta Karya tidak diikuti oleh permintaan pencairan dana hibah kepada Kementerian Keuangan akibat tidak terealisasinya Penyertaan Modal Pemerintah hingga akhir tahun. Hal tersebut terjadi pada Kabupaten Polewali Mandar;
e. Beberapa Pemerintah Daerah tidak dapat menyelesaikan pelaksanaan konstruksi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan pada akhir Oktober 2017 sehingga tidak diverifikasi (sebanyak 2 Pemerintah Daerah);
f. Anggaran yang tidak dialokasikan di DPA Tahun 2017 atau dialokasikan di APBDP 2017 mengakibatkan tidak terealisasinya pelaksanaan Program oleh Pemerintah Daerah (sebanyak 3 Pemerintah Daerah);
g. OPD teknis di beberapa Pemerintah Daerah masih ada yang kurang memahami mekanisme pengelolaan program, sehingga menyebabkan pelaksanaan tidak sesuai dengan ketentuan yang ada (spesifikasi teknis tidak sesuai, melewati batas waktu, pelelangan yang dilakukan terlambat);
h. BPSPAM tidak mendukung pemasangan SR yang dilaksanakan Pemerintah Daerah atau penyedia jasa yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah;
i. Proses pelaksanaan reviu BPKP beririsan dengan pelaksanaan konstruksi dan proses verifikasi oleh Konsultan.
Adapun dalam pelaksanaan Program Hibah Air Minum dan Sanitasi akan dilakukan survei baseline Program Hibah Air Minum dan Sanitasi Tahun 2018, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Program Hibah Air Minum Perkotaan Tahun 2018, Survei Baseline dilaksanakan di 152 kabupaten/kota dan Pemasangan Sambungan Rumah mencapai 210.372 SR di 142 kabupaten/kota;
b. Program Hibah Air Minum Perdesaan Tahun 2018, Survei Baseline dilaksanakan di 74 kabupaten dan Pemasangan Sambungan Rumah mencapai 33.713 SR di 71 kabupaten;
c. Program Hibah Air Limbah Setempat Tahun 2018, Survei Baseline dilaksanakan di 51 Kab/Kota dan Pemasangan tangki septik mencapai 23.699 RT di 44 Kab/Kota.
D. PENGHARGAAN TNDE DIREKTORAT KIPKementerian PUPR menyelenggarakan Penghargaan Pemanfaatan TNDE Kementerian PUPR Tahun 2017. Berdasarkan Keputusan Menteri PUPR Nomor: 934/KTPS/M/2017, Direktorat KIP Ditjen. Cipta Karya meraih juara 1 Lomba Pemanfaatan TNDE Kementerian PUPR Tahun 2017. Penghargaan tersebut didapatkan pada tanggal 30 November 2017.
E. KEMITRAANSesuai dengan Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019, adanya keterbatasan APBN dalam mewujudkan gerakan 100-0-100 mengharuskan Ditjen. Cipta Karya terus berupaya maksimal untuk mendorong sumber pendanaan non-APBN. Salah satu kebijakan strategisnya adalah mendorong perusahaan untuk ikut serta dalam pembangunan infrastruktur permukiman dengan memaksimalkan penggunaan dana Corporate Sosial Responsibility (CSR).
CSR Bidang Cipta Karya yang terlaksana
55DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
pada tahun 2017 adalah penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan Kesepakatan Bersama (KSB) antara Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara, PT. Meares Soputan Mining (PT. MSM), dan Ditjen. Cipta Karya tentang pembangunan prasarana dan sarana Sistem Penyediaan Air Minum melalui kerjasama kemitraan multi pihak di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Ruang lingkup kesepakatan bersama tersebut adalah kerja sama dalam:1. Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum Berbasis Masyarakat di wilayah perdesaan (PAMSIMAS);
2. Peningkatan kualitas sumber daya masyarakat melalui pelatihan aspek non-teknis seperti kelembagaan dan keuangan, serta aspek teknis untuk mengimplementasikan penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat di wilayah perdesaan (PAMSIMAS);
3. Pemantauan dan evaluasi program Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum di wilayah perdesaan, meliputi tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan sesuai tugas dan tanggung jawab para pihak.
Adapun rincian lokasi kegiatan CSR tahun 2017 dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur SPAM di wilayah Kab. Minahasa Utara yaitu: 1. Sumber Air Permukaan Aliran Sungai
Maen, meliputi Desa Maen, Desa Winuri, Desa Wineru.
2. Sumber Air Sumur Bor Dalam, meliputi Desa Rinondoran, Desa Kalinaun, Desa Kinunang (Diusulkan untuk APBN Pamsimas), Desa Resetlement (Diusulkan untuk APBN Pamsimas), Desa Pinenek, Desa Pulisan, dan Desa Marinso.
3. Pembinaan lembaga pengelola perdesaan di 10 desa sasaran, yaitu Desa Winuri, Desa Maen, Desa Wineru, Desa Marinsow, Desa Pulisan, Desa Kalinaun, Desa Rinondoran, Desa Pinenek, Desa Kinunang, Desa Resetlement.
Pembangunan fisik program CSR di Kabupaten Minahasa Utara diharapkan dapat menjadi pemicu atau best practice bagi perusahaan lain untuk turut serta dalam pembangunan infrastruktur permukiman. Selain itu diharapkan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dapat mengembangkan pelayanan air minum perdesaan untuk mencapai target 100% akses aman air minum di wilayah setempat.
F. PROyEK STRATEGIS NASIONALPada tahun 2017, Direktorat KIP berperan dalam proses pemantauan dan evaluasi Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Keputusan Menteri PUPR Nomor 316/KPTS/M/2017 tentang Tim Pemantauan dan Evaluasi Proyek Strategis Nasional (TPE-PSN) Kementerian PUPR. Keputusan Menteri PUPR tersebut menyatakan bahwa Direktur KIP bertugas sebagai Wakil Koordinator Sekretariat, dan Kepala Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Direktorat KIP sebagai anggota Sekretariat.
Lokasi PSN yang dipantau pada tahun 2017 terdiri dari Program Prioritas Nasional yang dipantau oleh Kantor Staf Presiden (KSP), PSN sesuai dengan Perpres No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN, dan Proyek Strategis Kementerian PUPR Bidang Cipta Karya.
Direktorat KIP melalui Kepala Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi berperan langsung, baik dalam pertemuan rutin
L a P O R a N K i N e R j a 56
maupun kunjungan lapangan ke beberapa lokasi PSN terkait bidang Cipta Karya. Salah satunya adalah kunjungan lapangan ke PSN Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Umbulan di Pasuruan Jawa Timur bersama dengan TPE-PSN. Hasil dari pertemuan rutin maupun kunjungan lapangan tersebut menjadi laporan langsung yang diserahkan kepada Menteri PUPR sebagai tindak lanjut percepatan PSN.
Kunjungan lapangan akan dilanjutkan pada tahun 2018 dengan sasaran lokasi PSN yang merupakan proyek prioritas. Proyek prioritas tersebut meliputi Pembangunan PLBN Terpadu dan Infrastruktur Permukiman di Kawasan Perbatasan sesuai dengan Inpres No. 6 Tahun 2015 serta Dukungan Pengembangan Kawasan Pariwisata (KSPN) dan Pembangunan SPAM Regional sesuai dengan Inpres No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
4.3 REALISASI ANGGARANUntuk memudahkan analisis terhadap pelaksanaan anggaran, maka digunakan pendekatan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negeri/Lembaga. Berdasarkan peraturan tersebut, evaluasi dan analisis anggaran dapat dilihat dari aspek implementasi yang meliputi penyerapan anggaran; konsistensi antara perencanaan dan implementasi; pencapaian keluaran; dan efisiensi; serta aspek manfaat.
Hasil analisa menggunakan PMK tersebut, didapatkan nilai hasil evaluasi sebesar 89,70% dengan intepretasi baik. Nilai tersebut diperoleh dari
pencapaian indikator pada aspek implementasi dan manfaat.
4.3.1 PENyERAPAN ANGGARAN Pada tahun anggaran 2017, realisasi
penyerapan anggaran terhadap pagu APBNP adalah sebesar 95,39%, dan realisasi penyerapan anggaran terhadap pagu efektif adalah 94,77%. Perhitungan PMK tersebut dilakukan dengan menggunakan data yang terdapat pada laporan e-Monitoring per tanggal 31 Desember 2017.
Pelaksanaan DIPA/RKAKL 2017 Direktorat KIP, terdapat perubahan anggaran (revisi) sebanyak 4 (empat) periode sehingga pagu awal Direktorat KIP sebesar Rp 246.652.658.000,- berubah menjadi Rp 245.454.397.000,- (penurunan 0,24% dari pagu awal). Perubahan pagu anggaran tersebut terjadi karena adanya penghematan berdasarkan dengan Inpres No. 4 tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang K/L dalam Pelaksanaan APBN TA. 2017.
Efisiensi belanja barang terdiri dari perjalanan dinas, paket meeting, honorarium tim/kegiatan, belanja operasional perkantoran, belanja jasa, belanja pemeliharaan, serta belanja barang operasional, dan non operasional lainnya.
Direktorat KIP mengalami self blocking sebesar Rp 9.632.772.000,- pada bulan Juli – Agustus, sehingga besaran pagu Direktorat KIP per tanggal 14 Agustus mengalami penurunan sebesar Rp. 241.405.745.000,- dengan rincian sebagaimana dijelaskan pada tabel 4.7 di bawah ini.
57DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Pada bulan September – November terdapat penambahan anggaran pada Direktorat KIP sebesar Rp. 8.434.460.000,- dengan rincian sebagai berikut :1. Percepatan penarikan PHLN sebesar Rp.
6.628.645.000,- ;2. Revisi Reguler terbagi Direktorat KIP
sebesar Rp. 1.005.815.000,- dan Satker P2PIP sebesar Rp. 800.000.000,-.
Perubahan tersebut menjadikan pagu akhir (revisi keempat) Direktorat KIP sebesar Rp 245.454.397.000,-.
Pelaksanaan DIPA/RKAKL tahun 2017,
sumber : prohamsan, 2016
niLaipenghematanno subdit
1. Perencanaan dan Kemitraan 856.119.000
2. Keterpaduan Pembiayaan 992.035.000
3. Keterpaduan Pelaksanaan 969.111.000
4. Pemantauan dan Evaluasi 915.324.000
5. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi 1.016.331.000
6. Perencanaan dan Pengendalian 4.509.008.000
7. Tata Usaha 374.844.000
Tabel 4.7 Pagu dan Realisasi Output dan Anggaran Tahun
2017 Direktorat KIPterdapat anggaran yang tidak terserap, karena adanya sisa dana swakelola, kegiatan pembayaran gaji dan tunjangan sebesar Rp. 6.481.727.000 pada:1. Satker. KIP sebesar Rp. 4.982.131.000,- 2. Satker. P2PIP sebesar Rp. 1.499.596.000,-
Perubahan pagu tersebut tidak mempengaruhi target output pada Direktorat KIP. Realisasi output dan anggaran Direktorat KIP tertinggi adalah pada output Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman sebesar 99,83% dan output Pembiayaan Infrastruktur Permukiman sebesar 99,36% sementara penyerapan anggaran terendah adalah output Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman sebesar 88,81%. Hal tersebut disebabkan karena Subdit. Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan tidak dapat melakukan penyerapan secara maksimal, terutama pada komponen perjalanan dinas dan honorarium. Persentase realisasi per output dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.8Pagu dan Realisasi Output dan Anggaran Tahun 2017 Direktorat KIP
Output Penting
Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman
Pembiayaan Infrastruktur Permukiman
Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman
Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman
Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman
Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman
Output Tambahan
Pengelolaan Administrasi Perkantoran
Layanan Internal (Overhead)
Layanan Perkantoran
TOTAL PAGU
sumber : hasil olahan e-monitoring, status 31 desember 2017
%dana (daLam ribu)output
reaLisasipagupagu awaLsatuanreaLisasipkoutput
7 7 Laporan 8.651.696 7.795.892 6.923.229 88,81
7 7 Laporan 10.025.223 9.283.189 9.223.584 99,36
9 9 Laporan 9.793.558 16.208.648 15.848.489 97,78
6 6 Laporan 9.250.000 8.334.672 7.978.399 95,73
8 8 Laporan 12.767.497 11.751.165 11.730.944 99,83
64 64 Laporan 154.906.576 151.320.768 147.472.752 97,46
6 6 Laporan 3.788.067 3.413.222 3.386.587 99,22
1 1 Layanan 2.261.000 2.261.000 2.141.571 94,72
12 12 Bulan 35.209.041 35.085.841 29.440.907 83,91
246.652.658 245.454.397 234.146.462 95,39
1
2
3
4
5
6
7
8
9
L a P O R a N K i N e R j a 58
Komposisi penyerapan anggaran terhadap pencapaian 3 (tiga) indikator kinerja outcome Direktorat KIP, terlihat pada Tabel 4.9.
4.3.2 KONSISTENSI ANTARA PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASITingkat konsistensi antara perencanaan dan implementasi Direktorat KIP Tahun 2017 adalah sebesar 83,64%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara umum kinerja Direktorat KIP dalam mengimplementasikan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya dalam Kurva-S baik. Namun apabila dibandingkan dengan angka penyerapan anggaran (baik pada pagu APBNP maupun pagu efektif), terdapat selisih antara rencana penarikan dana dengan realisasi penarikan dana setiap bulannya. Beberapa hal yang menyebabkan selisih antara rencana dan realisasi penyerapan, yaitu:1. Adanya penghematan dan self blocking,
sehingga perlu ada penyesuaian terhadap Kurva S;
2. Terdapat beberapa kegiatan yang mengalami kemunduran timeline (waktu pelaksanaan);
3. Pelaksanaan kegiatan yang cenderung dilakukan di akhir tahun anggaran.
4.3.3 PENCAPAIAN KELUARANPencapaian keluaran (output) Direktorat KIP tahun 2017 menunjukkan angka yang sangat baik, yaitu sebesar 100%. Hal ini membuktikan bahwa Direktorat KIP dapat melaksanakan seluruh target yang terdapat dalam Perjanjian Kinerja (PK).
Output tersebut mendukung pencapaian sasaran kegiatan pada proses internal. 1. Jumlah Kab/Kota yang mempunyai
program sesuai RPIJM Indikator kinerja tersebut didukung oleh
pelaksanaan output Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman serta Satker. P2PIP dengan realisasi fisik output di akhir triwulan 4 sebesar 100,0% (Status 29 Desember 2017).
Tren kinerja output pendukung sebagaimana terdapat pada Gambar 4.6 menunjukkan kinerja yang stabil pada setiap triwulan, sehingga selisih
sumber : hasil olahan e-monitoring (status 31 desember 2017)
%dana (rp.)indikator kinerja outputsasaran kegiatan/iku reaLisasipagu danano
7.795.892.000 6.923.229.000 88,81
151.320.768.000 147.472.752.000 97,46
9.283.189.000 9.223.584.000 99,36
16.208.648.000 15.848.489.000 97,78
8.334.672.000 7.978.399.000 95,73
11.751.165.000 11.730.944.000 99,83
Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman
Perencanaan dan Pengendalian Bidang Permukiman
Pembiayaan Infrastruktur Permukiman
Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman
Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman
Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman
Jumlah Kebupaten/Kota yang memiliki RPIJM Berkualitas
Konsistensi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman terhadap RPIJM
Tingkat Akuntabilitas Kinerja
1
2
3
Tabel 4.9 Penyerapan Anggaran Terhadap Pencapaian Indikator Kinerja Outcome Direktorat KIP Tahun 2017
Perencanaan, Pemrograman, dan Pengendalian Infrastruktur Bidang Keciptakaryaan
59DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
antara rencana dan realisasi cukup kecil pada setiap triwulannya. Selisih antara rencana dan realisasi yang paling besar terjadi pada akhir triwulan III (akhir bulan September) sebesar 4,12%. Apabila dibandingkan terhadap target Renstra Direktorat KIP sebagaimana tergambar dalam Renstra Ditjen. Cipta Karya periode 2015-2019, kinerja pelaksanaan output Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan hingga tahun 2017 adalah sebanyak 30 Laporan atau sebesar 94,0% dari target 32 Laporan selama 5 (lima) tahun.
capaian Direktorat KIP hingga tahun 2017 telah berkontribusi sebesar 64,3%.
2. Konsistensi Penyelenggaraan Infra-struktur Permukiman terhadap RPIJM
Indikator kinerja tersebut didukung oleh pelaksanaan output Pembiayaan Infrastruktur Permukiman, Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman, serta Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman dengan realisasi fisik output di akhir triwulan 4 sebesar 95,6% (Status 29 Desember 2017).
Gambar 4.6.Kinerja Output Pendukung Indikator
Jumlah Kab/Kota yang Mempunyai Program Sesuai RPIJM Tahun 2017
sumber: e-monitoring, status: 29 desember 2017 pukul 15.00
Berdasarkan tabel tersebut, hingga tahun 2017 Direktorat KIP telah menghasilkan 234 laporan terkait dengan indikator kinerja ‘Jumlah Kab./Kota yang mempunyai Program sesuai RPIJM. Apabila dibandingkan dengan target Renstra sebanyak 364 Laporan, maka
Gambar 4.7.Kinerja Output Pendukung Indikator Konsistensi
Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Terhadap RPIJM Tahun 2017
sumber: e-monitoring, status: 29 desember 2017 pukul 15.00
output satuan target 2015-2019
Capaian 2016 kinerjaCapaiantarget
44100%7724LaporanPerencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman
Tabel 4.10.Sandingan Capaian Output Direktorat KIP Tahun 2017
terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019
2017
Tren kinerja output pendukung sebagaimana terdapat pada Gambar 4.7 menunjukkan kinerja yang beragam pada setiap triwulan. Pada triwulan III terjadi perubahan anggaran berupa penghematan, namun tidak mengurangi target output kegiatan (85 laporan).
L a P O R a N K i N e R j a 60
Penghematan anggaran dilakukan pada belanja cadangan penghematan/self blocking sebesar Rp. 8.337.092.000,-.
Apabila dibandingkan terhadap target Renstra Direktorat KIP sebagaimana tergambar dalam Renstra Ditjen. Cipta Karya periode 2015-2019, kinerja pelaksanaan output Perencanaan dan Pengendalian Bidang Permukiman, output Keterpaduan Pembiayaan dan Pemrograman serta output Keterpaduan Pelaksanaan adalah sebagaimana terdapat pada Tabel 4.11.
realisasi fisik output di akhir triwulan 4 sebesar 93,67% (Status Januari 2017).
Tabel 4. 11 Sandingan Capaian Output Direktorat KIP Tahun 2017 terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya
2015-2019
sumber: e-monitoring, status: 29 desember 2017 pukul 15.00
output satuan Capaian 2016
2017 target 2015-2019target Capaian kinerja
Pembiayaan Infrastruktur Permukiman Laporan 33 7 7 100% 44
Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman Laporan 18 9 9 100% 35
Perencanaan & Pengendalian Program Bidang Permukiman Laporan 139 64 64 100% 320
Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat bahwa hingga tahun 2017 Direktorat KIP telah menghasilkan 270 laporan terkait dengan indikator kinerja ‘Konsistensi Penyelenggaraan Infrastruktur Per-mu kim an dengan RPI2JM’. Apabila dibandingkan dengan target Renstra sebanyak 395 laporan, maka capaian Direktorat KIP hingga tahun 2017 telah berkontribusi sebesar 68,35%.
3. Tingkat Akuntabilitas Kinerja Indikator kinerja tersebut didukung oleh
pelaksanaan output Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman serta Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman dengan
Tren kinerja output pendukung sebagaimana terdapat pada Gambar 4.8 menunjukkan kinerja yang bervariasi pada setiap triwulan. Target kinerja output Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman kurang tercapai pada triwulan II (33,2%) dan III (57,9%) disebabkan karena output kegiatan kontraktual pada Subdit. Pemantauan dan Evaluasi di setiap paketnya hanya dalam bentuk 3 laporan, yaitu Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, dan Laporan Akhir, menjadikan pencapaian output hanya terbagi menjadi 3 tahap, sehingga tidak ada pencapaian output di Triwulan III.
Gambar 4.8.Kinerja Output Pendukung Peningkatan
Pengendalian dan Pengawasan Tahun 2017
sumber: e-monitoring, status: 29 desember 2017 pukul 15.00
61DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Apabila dibandingkan terhadap target Renstra Direktorat KIP sebagaimana tergambar dalam Renstra Ditjen. Cipta Karya periode 2015-2019, kinerja pelaksanaan output Pemantauan dan Evaluasi serta output Pengelolaan Data dan Sistem Informasi terdapat pada Tabel 4.12. berikut ini.
efisiensi sebesar 3,51% atau sebesar Rp. 861,037,401,- dengan realisasi 64 laporan. Lebih rinci penjelasan mengenai hal ini dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Keuangan.
4.3.5 ASPEK MANFAATPencapaian kinerja sasaran Direktorat KIP
Tabel 4.12.Sandingan Capaian Output Direktorat KIP Tahun 2017 terhadap Renstra Ditjen. Cipta Karya 2015-2019
sumber: e-monitoring, status: 29 desember 2017 pukul 15.00
output satuan Capaian 2016
2017 target 2015-2019target Capaian kinerja
Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman Laporan 18 6 6 100% 40
Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman Laporan 22 8 8 100% 35
Berdasarkan tabel tersebut, dalam mendukung sasaran kegiatan Tingkat Akuntabilitas Kinerja, hingga tahun 2017 Direktorat KIP telah menghasilkan 54 Laporan. Apabila dibandingkan dengan target Renstra sebanyak 75 Laporan, maka capaian Direktorat KIP hingga tahun 2017 telah berkontribusi sebesar 72,0%.
4.3.4 EFISIENSIBerdasarkan penggunaan anggaran dalam menghasilkan output, dapat disampaikan bahwa nilai efisiensi Direktorat KIP adalah sebesar 58,77%. Angka tersebut menunjukkan bahwa selama tahun 2017 Direktorat KIP telah berhasil melakukan
tahun 2017 dalam mendukung peningkatan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak adalah sebesar 92,15%. Secara lebih detail, pencapaian kinerja untuk masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut:1. Jumlah Kab./Kota yang mempunyai
program sesuai RPIJM sebanyak dengan target 500 Kab./Kota, telah tercapai 77,32%;
2. Konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPIJM dengan target sebesar 78%, telah tercapai 73%;
3. Tingkat akuntabilitas kinerja dengan target sebesar 84%, telah tercapai 75,56%.
L a P O R a N K i N e R j a 62
63DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Bab VPenutup
L a P O R a N K i N e R j a 64
Direktorat KIP merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Ditjen. Cipta Karya yang memiliki tugas dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri PUPR No.15 tahun 2015 tentang
Organsasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR yang dilaksanakan untuk mewujudkan sasaran strategis Ditjen. Cipta Karya dalam program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman, yaitu meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak.
Kontribusi Direktorat KIP terhadap Sasaran strategis tersebut selanjutnya didistribusikan secara merata kepada seluruh SDM Direktorat KIP, melalui penyusunan indikator kinerja individu. Sasaran kegiatan ‘meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran’ dilaksanakan oleh Sub Direktorat Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan, Sub Direktorat Keterpaduan Pembiayaan, dan Satker P2PIP. Sasaran kegiatan ‘meningkatnya pengendalian dan pengawasan’ dilaksanakan oleh Sub Direktorat Keterpaduan Pelaksanaan dan Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi. Sasaran kegiatan ‘Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas’ dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha, sedangkan ‘Meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana dan teknologi informasi’ dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha dan Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Sistem Informasi.
Direktorat KIP bertanggung jawab atas sasaran kegiatan “Perencanaan, Penganggaran, dan
Pemrograman” pada proses internal peta strategi Ditjen. Cipta Karya. Realisasi pencapaian sasaran kegiatan tersebut adalah: 1. Jumlah Kab./Kota yang mempunyai program
sesuai RPIJM sebanyak dengan target 500 Kab./Kota, telah tercapai 77,32%;
2. Tingkat konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPIJM sebesar 73,0% dari target 78,0%;
3. Tingkat Akuntabilitas Kinerja sebesar 75,65% dari target 84,0%.
Sementara, Realiasasi anggaran Direktorat KIP adalah sebesar Rp234.146.463.000,- (95,39%) dari pagu efektif sebesar Rp245.652.658.000,-.
Beberapa kendala/permasalahan yang muncul dalam upaya pencapaian sasaran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Beberapa Kab/Kota pemekaran baru belum
memiliki RPIJM; 2. Pemerintah Daerah belum seluruhnya dapat
melakukan reviu RPI2JM, karena belum tersedia dana APBD II untuk kegiatan tersebut;
3. Ketersediaan Sumber Daya Manusia masih kurang untuk beberapa kompetensi yang dibutuhkan;
4. Readiness criteria sebagai persyaratan usulan RKAKL belum dipenuhi hingga batas waktu yang ditentukan;
5. Terdapat kegiatan penanganan kawasan strategis nasional yang menjadi prioritas, yang tidak/belum terdapat dalam RPIJM seperti: a. Pembangunan pos lintas batas Negara
(PLBN);
Penutup
65DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
b. Kawasan Perbatasan; c. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional; d. Dukungan Asean Games XVIII; e. Pembangunan sistem penyediaan air minum
(SPAM) regional; f. Pembangunan bangunan gedung hijau; g. SPAM di Kota Binaaan; h. SPAM di pulau terluar dan/atau pelabuhan
perikanan; i. Tempat pemrosesan akhir (TPA) Sampah
Regional;j. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Regional; k. Pembangunan infrastruktur permukiman di
kawasan kampung nelayan; l. Penanganan permukiman kumuh; dan m. Program PISEW di 400 kecamatan; n. Program Padat Karya
6. Masih diperlukan penyesuaian nomenklatur dalam dokumen RPIJM dengan nomenklatur dalam DIPA/RKAKL 2017;
7. Koordinasi antara Satker. P2PIP Provinsi, Satker. Sektor Provinsi dan Pemerintah Daerah belum maksimal;
8. Anggaran pembangunan belum dapat memenuhi usulan kegiatan sesuai dokumen RPIJM Kabupaten/Kota, karena sebagian kegiatan tahun 2017 diprioritaskan pada kebijakan Direktif Presiden, sehingga tingkat konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman atau kesesuaian RKAKL dengan RPIJM Kabupaten/Kota TA. 2017 belum sesuai dengan target sasaran.
5.1 KESIMPULAN Capaian kinerja sasaran kegiatan Direktorat KIP tahun 2017 adalah sangat memuaskan, dengan rata-rata capaian fisik sebesar 100% dan rata-rata capaian anggaran sebesar 92,08%. Hal ini didukung oleh kinerja pelaksanaan output seluruh unit kerja pada Direktorat KIP. Capaian kinerja pelaksanaan output terdistribusi sebagai berikut:
Secara umum, seluruh unit kerja Direktorat KIP Tahun 2017 mampu menyelesaikan target outputnya.
5.2 RENCANA TINDAK LANJUT Sebagai upaya peningkatan kinerja pada tahun berikutnya, maka perlu memperhatikan dan menindaklanjuti hal-hal sebagai berikut: 1. RPIJM perlu diperbaiki melalui penguatan Pemda
serta sosialisasi;2. Meningkatkan pengawalan readiness criteria
sehingga penyelenggaraan infrastruktur per-mukiman dalam RKAKL dapat konsisten terhadap RPIJM Kabupaten/Kota;
3. Dukungan sistem database Kabupaten/Kota terkait penyelenggaraan infrastruktur per-mukiman secara online, sehingga dapat terintegra si ke dalam SIPPa;
4. Mengembangkan indikator kinerja individu (pegawai) unit kerja Direktorat KIP sebagai ukuran kontri busi dalam mendukung pencapaian indikator kinerja kegiatan Direktorat KIP;
5. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pemetaan kompetensi pegawai, penyeragaman job description atau penetapan indikator kinerja individu;
6. Meningkatkan kapasitas Satker. P2PIP Provinsi dalam berkoordinasi dan mengkonsolidasikan perencanaan dan pengendalian penyelenggara-an infrastruktur permukiman.
sumber: renstra ditjen. Cipta karya 2015-2019 dan Lakip dit. kip tahun 2015
Tabel 5.1.Capaian Kinerja Pelaksanaan Output
Direktorat KIP Tahun 2017
L a P O R a N K i N e R j a 66
67DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Lampiran
L a P O R a N K i N e R j a 68
69DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Daftar Isi Lampiran
1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (DIPA Awal) 70
2. Realisasi Perjanjian Kinerja 2017 71
3. PMK Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 71
4. Peta Strategi 73
5. Penyelarasan Kinerja Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 77
6. Petunjuk Pelaksanaan di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 82
7. Sertifikasi 83
8. Dokumentasi Kegiatan di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman 85
9. Hasil Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Unit Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya 90
10. Hasil Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Tahun 2017 96
11. Hasil Pelaksanaan Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman 109
L a P O R a N K i N e R j a 70
1. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 (DIPA AWAL)
71DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
2. REALISASI PK 2017
keuangan kinerjafisik reaLisasi(rp ribu)
pagu(rp ribu) no kode targetprogram/kegiatan/output
Keterpaduan Infrastruktur PermukimanPerencanaan dan Kemitraan Infrastruktur PermukimanPembiayaan Infrastruktur PermukimanPelaksanaan Infrastruktur PermukimanPemantauan dan Evaluasi Infrastruktur PermukimanPengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur PermukimanPerencanaan dan Pengendalian Program Bidang PermukimanPengelolaan Administrasi PerkantoranLayanan Internal (Overhead)Layanan Perkantoran
reaLisasi
98,97100,00100,00100,00100,00100,0099,78
100,0099,8695,45
98,97100,00100,00100,00100,00100,0099,78
100,0099,8695,45
95,3988,8199,3697,7895,7399,8399,3499,2297,3182,40
234.146.4636.923.2299.223.584
15.848.4897.978.399
11.730.944133.661.206
3.386.5875.235.296
40.158.728
6434445464748495051
2416 001 002 003 004 005 006 007 951 994
245.454.3977.795.8929.283.189
16.208.6488.334.672
11.751.165134.549.481
3.413.2225.380.081
48.738.047
7,00 LAPOrAn7,00 LAPOrAn9,00 LAPOrAn6,00 LAPOrAn8,00 LAPOrAn
64,00 LAPOrAn6,00 LAPOrAn2,00 LAyAnAn
12 BuLAn
3. PMK KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
aspek impLementasi
penYerapan anggaran eseLon ii
KEtErPADuAn InfrAStruKtur PErmuKImAn
akumuLasi reaLisasi
anggaran (ra)
234,146,462
akumuLasi pagu
anggaran (pa)
245,454,397
penYerapan anggaran
(p)
95.39
renCana penYerapan
dana(rpd)
renCana penYerapan
dana kumuLatif
(rpdk)
buLan
jAnuArIfEBruArImArEtAPrILmEIjunIjuLIAguStuSSEPtEmBErOKtOBErnOPEmBErDESEmBEr
3,939,5438,848,631
14,960,44518,531,80713,180,90118,114,53428,595,43717,869,08020,900,44225,465,89432,976,79842,070,884
3,939,54312,788,17427,748,62046,280,42759,461,32877,575,862
106,171,299124,040,380144,940,821170,406,715203,383,513245,454,397
reaLisasi anggarankumuLatif
(rak)
reaLisasi anggaran
(ra)
tingkat penYerapan tiap buLan
konsistensi antara
perenCanaan dan
impLementasi (k)
2,859,5444,749,543
12,604,08319,685,44322,864,07718,249,53420,078,17017,586,80823,747,71320,667,26031,111,34538,413,613
2,859,5447,609,086
20,213,17039,898,61262,762,68981,012,224
101,090,393118,677,201142,424,914163,092,174194,203,519232,617,132
0.0059.5072.8486.21
105.55104.43
95.2195.6898.2695.7195.4994.77
83.64
konsistensi antara
perenCanaan dan
impLementasi
target output
(tkk)
reaLisasi output
(rkk)ikk
indikator kinerja keLuaran (output)
Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pembiyaan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman (Laporan)Perencanaan Dan Pengendalian Program Bidang Permukiman (Laporan)
77968
64
77968
64
penCapaian keLuaranno rkk / tkk
1.001.001.001.001.001.00
100.00
123456
penCapaian keLuaran (output)
L a P O R a N K i N e R j a 72
target (tvk)
reaLisasi (rvk)
keLuaran rak/rvk pak/tvk efisiensi (%)
niLai efisiensi
(rak/rvk)/(pak/tvk)
[ 1- (rak/rvk)/
(pak/tvk) ]*100
voLume anggaran
Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pembiyaan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman (Laporan)Perencanaan Dan Pengendalian Program Bidang Permukiman (Laporan)
7
7
9
6
8
64
7
7
9
6
8
64
reaLisasi per output
(rak)
pagu per outout
(pak)7,795,892
9,283,189
16,208,648
8,334,672
11,751,165
151,320,768
6,923,229
9,223,584
15,848,489
7,978,399
11,730,944
147,472,752
989,033
1,317,655
1,760,943
1,329,733
1,466,368
2,304,262
1,113,699
1,326,170
1,800,961
1,389,112
1,468,896
2,364,387
0.89
0.99
0.98
0.96
1.00
0.97
11.19
0.64
2.22
4.27
0.17
2.54
58.773.51
efisiensi
aspekmanfaat
direktorat outCome
KIP
target outCome 500
78 84
jumlah Kab/kota yang memiliki rPI2jm berkualitas (Kab/kota)Konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman permukiman terhadap rPI2jm (%)tingkat akuntabilitas kinerja (%)
reaLisasi outCome
472 73
75.56
reaLisasi / target
Capaian hasiL
92.65
0.940.940.90
Capaian hasiL (outCome)
direktorat aspek impLementasip k pk ne Ch (i) (nk)
KIP
aspek manfaat
92.65 58.77100.0083.64 95.39
niLai aspek impLementasi
niLai aspek evaLuasi
90.0384.78
WI
WCH WP WK WPK WE
33.366.79.718.243.528.6
Hasil penilaian dikelompokan kedalam kategori sbb:90% > nK = 100% : Sangat Baik 80% > nK = 90% : Baik 60% > nK = 80% : Cukup atau normal50% > nK = 60% : Kurang nK = 50% : Sangat Kurang
73DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:
Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal:
Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:
Cust
omer
s/St
akeh
olde
rsIn
tern
al P
roce
ssLe
arni
ng &
Gro
wth
Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan
infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.
Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman
SK 3. Meningkatnya kualitas SDM yang berkompeten dan
berintegritas
SP 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan
permukiman yang layak
SK 4. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola
keuangan dan BMN
SK 5. Meningkatnya kehandalan sistem dan
teknologi informasi
KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
SK 1. Meningkatnya keterpaduan perencanaan,
penganggaran dan pemrograman
SK 2. Meningkatnya kualitas pengendalian dan
pengawasan
4. PETA STRATEGI
PETA STRATEGI DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
L a P O R a N K i N e R j a 74
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
sasaran strategis (ss)
kodesk
kode iku saturaian uraian
indikator kinerja utama (iku) direktorat peLaksana
iku subdirektorat dan seksi/subbag tu
SK-1.
SK-2
%
%
%
%
%
SK-1.1
SK-1.2
SK-2.1
SK-2.2
SK-2.3
Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA
Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja
Tingkat akuntabilitas kinerja
Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan
Persentase LHP yg ditindaklanjuti
Subdirektorat Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan
Subdirektorat Keterpaduan Pembiayaan
Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi
Subdirektorat Keterpaduan Pelaksanaan
Subbaggian Tata Usaha
Seksi Keterpaduan Perencanaan
Seksi Kemitraan
Seksi Keterpaduan Pembiayaan I
Seksi Keterpaduan Pembiayaan II
Seksi Pemantauan dan Evaluasi I
Seksi Pemantauan dan Evaluasi II
Seksi Keterpaduan Pelaksanaan I
Seksi Keterpaduan Pelaksanaan II
Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA
Jumlah pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan unfrastruktur permukiman yang tersusun
Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan
Jumlah pedoman dan manual keterpaduan perencanaan dan kemitraan yang tersusun
Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja bidang PKP dan PBL
Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang pengembangan kawasan permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan
Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja bidang SPAM dan PPLP
Persentase realisasi pembiayaan lainnya bidang pengembangan SPAM dan PPLP
Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PSPAM dan PPLP serta Satker terkait
Jumlah pedoman evaluasi kinerja bidang SPAM dan PPLP yang tersusun
Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP dan BPB serta Satker terkait.
Jumlah pedoman evaluasi kinerja bidang PKP dan BPB yang tersusun
Jumlah petunjuk teknis keterpaduan pelaksanaan yang tersusun
Jumlah fasilitasi keterpaduan yang dilksanakan
Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan
Jumlah pedoman pelaksanaan keterpaduan yang tersusun
Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman
Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan
75DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
sasaran strategis (ss)
kodess
kode iku saturaian uraian
indikator kinerja utama (iku) direktorat unit in Charge
(penanggung jawab)
iku subdirektorat dan seksi/subbag tu
SK-3
SK-4
SK-5
%
%
%
%
%
%
SK-3.1
SK-3.2
SK-4.1
SK-4.2
SK-5.1
SK-5.2
Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian
Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai
Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI)
Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaiantahapan integrasi sistem informasi DJCK
Persentase kelengkapan data base per sektor pengembangan dan pembangunan infrastruktur permukiman
Subbaggian Tata Usaha
Subbaggian Tata Usaha
Subbaggian Tata Usaha
Subbaggian Tata Usaha
Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Informasi
Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Informasi
Seksi Pengembangan Sistem Informasi
Seksi Pengelolaan Data
Persentase penyelesaiantahapan integrasi sistem informasi DJCK
Jumlah fasilitasi sistem dan teknologi informasi bidang pembangunan infrastruktur permukiman
Persentase kelengkapan data base per sektor pengembangan dan pembangunan infrastruktur permukiman
Jumlah Pedoman Pengelolaan data bidang pembangunan infrastruktur permukiman yang tersusun
Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas
Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN
Meningkatnya kualitas layanan sistem dan teknologi informasi
L a P O R a N K i N e R j a 76
IKU Direktur KIP yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi)
IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit
IKU Kasubdit/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur KIP
IKU Direktur KIP yang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)IKU Kasubdit/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU
Kasi Fasilitas Kemitraan
Kasubdit. Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan
KasiKeterpaduan Perencanaan
Kasi Keterpaduan Pembiayaan II
Kasubdit.Keterpaduan Pembiayaan
Kasi Keterpaduan Pembiayaan I
Kasi Keterpaduan Pelaksanaan II
Kasubdit Keterpaduan Pelaksanaan
Kasi Keterpaduan Pelaksanaan I
Kasi Pengelolaan Data
Kasubdit. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi
Kasi Pengembangan Sistem Informasi
Kasi Pemantauan dan Evaluasi II
Kasubdit. Pemantauan dan Evaluasi
Kasi Pemantauan dan Evaluasi I
Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan
Jumlah pedoman dan manual keterpaduan perencanaan dan kemitraan yang tersusun.
Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA
Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan
Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA
Jumlah pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan unfrastruktur permukiman yang tersusun
Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja bidang SPAM dan PPLP
Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang pengembangan SPAM dan PPLP
Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja
Persentase realisasi pembiyaan lainnya pembangunan infrastruktur permukiman
Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja bidang PKP dan PBL
Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang PKP dan PBL
Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti
Jumlah pedoman pelaksanaan keterpaduan yang tersusun
Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti
Jumlah pedoman dan juknis yang tersusun
Jumlah petunjuk teknis keterpaduan pelaksanaan yang tersusun
Jumlah fasilitasi keterpaduan yang dilksanakan
Persentase kelengkapan data base per sektor
Jumlah Pedoman Pengelolaan data
Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK
Persentase kelengkapan data base per sektor
Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK
Jumlah fasilitasi sistem dan teknologi informasi
Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP
Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PSPAM dan PPLP serta Satker terkait
Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK
Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP
Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA
Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja
Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti
Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK
Persentase kelengkapan data base per sektor
Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK
Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP
Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK
Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP dan BPB serta Satker terkait
KasubbagTata Usaha
Persentase LHP yg ditindaklanjuti
Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian
Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI)
Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN
Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan
Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran
Persentase LHP yg ditindaklanjuti
Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian
Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI)
Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
Penjabaran IKU Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
77DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PELAKSANAPEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN
NAMA JABATAN NAMA JABATANIKU KETERANGANIKUNO.
2 SUBDIT KETERPADUAN PEMBIAyAAN
Satuan: Konsep
Satuan: Berkas
Satuan: Konsep
Satuan: Berkas
Satuan: berkas
Satuan: berkas
Satuan: Dokumen
Satuan: berkas
Satuan: Konsep
Satuan: berkas
Satuan: berkas
Satuan: Dokumen
Satuan: berkas
Satuan: Konsep
Jumlah konsep Jakstra yang disusun
Jumlah berkas kegiatan pembahasan Jakstra yang disiapkan
Jumlah konsep sinkronisasai rencana pembangunan dengan RPI2JM yang disusun
Jumlah berkas kegiatan pembahasan Jakstra yang disiapkan
Persentase berkas bahan investasi yang disiapkan tepat waktu
Jumlah berkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan
Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa
Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan
Jumlah konsep MoU yang disusun
Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan
Jumlah berkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan
Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa
Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan
Jumlah konsep MoU yang disusun
Penelaah Kebijakan dan Strategi
Pengintegrasi Perencanaan Program
Penelaah Kebijakan dan Strategi
Pengintegrasi Perencanaan Program
Penyusun Program dan Rencana Anggaran
Pengolah Pengembangan Investasi
(1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA
(2). Jumlah pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan unfrastruktur permukiman yang tersusun
(1). Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan
(2). Jumlah pedoman dan manual keterpaduan perencanaan dan kemitraan yang tersusun
(1). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja bidang PKP dan PBL
(2). Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang PKP dan PBL.
Kasi Keterpaduan Perencanaan
Kasi Fasilitas Kemitraan
Kasi Keterpaduan Pembiayaan I
1.1.
1.2.
2.1
1 SUBDIT KETERPADUAN PERENCANAAN DAN KEMITRAAN
5. PENyELARASAN KINERJA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
L a P O R a N K i N e R j a 78
PELAKSANAPEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN
NAMA JABATAN NAMA JABATANIKU KETERANGANIKUNO.
3 SUBDIT KETERPADUAN PELAKSANAAN
2.2
3.1.
Kasi Keterpaduan Pembiayaan II
Kasi Keterpaduan Pelaksanaan I
(1). Jumlah petunjuk teknis keterpaduan pelaksanaan yang tersusun
(2). Jumlah fasilitasi keterpaduan yang dilaksanakan
Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan
Jumlah berkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan
Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa
Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan
Jumlah konsep MoU yang disusun
Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan
Jumlah seberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan
Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa
Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan
Jumlah konsep MoU yang disusun
Jumlah berkas bahan fasilitasi penyiapan program CSR yang disiapkan
Jumlah konsep MoU yang disusun
Jumlah berkas bahan fasilitasi penyiapan program CSR yang disiapkan
Jumlah dokumen laporan Konsolidasi Data MP yang diperiksa
Jumlah konsep Pembahasan Pengintegrasian SIPPA DJCK yang disiapkan
Jumlah konsep Pembahasan pedoman yang disiapkan
Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam konreg yang diolah
Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam Musrenbang yang diolah
Persentase berkas Kertas Kerja RKAKL yang disiapkan tepat waktu
Jumlah berkas bahan dokumen DIPA yang disiapkan
Jumlah berkas bahan Revisi RKAKL/DIPA/POK yang disiapkan
Satuan: berkas
Satuan: berkas
Satuan: Dokumen
Satuan: berkas
Satuan: Konsep
Satuan: berkas
Satuan: berkas
Satuan: Dokumen
Satuan: berkas
Satuan: Konsep
Satuan: berkas
Satuan: Konsep
Satuan: berkas
Satuan: dokumen
Satuan: Konsep
Satuan: Konsep
Satuan: Dokumen
Satuan: Dokumen
Satuan: berkas
Satuan: berkas
Satuan: berkas
Penyusun Program dan Rencana Anggaran
Pengolah Pengembangan Investasi
Penyusun Program dan Rencana Anggaran
Penyusun Program dan Rencana Anggaran
Penyusun Program dan Rencana Anggaran
79DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Satuan: berkas
Satuan: Konsep
Satuan: Konsep surat
Satuan: Konsep surat
Satuan: Konsep surat
Satuan: dokumen
Satuan: Konsep
Satuan: Konsep
Satuan: Dokumen
Satuan: Dokumen
Satuan: berkas
Satuan: berkas
Satuan: berkas
Satuan: berkas
Satuan: Konsep
Satuan: Konsep surat
Satuan: Konsep surat
Satuan: Konsep surat
PELAKSANAPEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN
NAMA JABATAN NAMA JABATANIKU KETERANGANIKUNO.
3.2. Kasi Keterpaduan Pelaksanaan II
(1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti
(2). Jumlah pedoman pelaksanaan keterpaduan yang tersusun
Pengolah Data dan Anggaran
Penyusun Program dan Rencana Anggaran
Pengolah Data dan Anggaran
Jumlah berkas bahan evaluasi pelaksanaan anggaran yang disiapkan
Jumlah konsep profil kegiatan CK yang disusun
Jumlah konsep kontrak yang disusun
Jumlah konsep SK yang disusun
Jumlah konsep SPK jasa konsultasi yang disusun
Jumlah dokumen laporan Konsolidasi Data MP yang diperiksa
Jumlah konsep Pembahasan Pengintegrasian SIPPA DJCK yang disiapkan
Jumlah konsep Pembahasan pedoman yang disiapkan
Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam konreg yang diolah
Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam Musrenbang yang diolah
Jumlah berkas Kertas Kerja RKAKL yang disiapkan
Jumlah berkas bahan dokumen DIPA yang disiapkan
Jumlah berkas bahan Revisi RKAKL/DIPA/POK yang disiapkan
Jumlah berkas bahan evaluasi pelaksanaan anggaran yang disiapkan
Jumlah konsep profil kegiatan CK yang disusun
Jumlah konsep kontrak yang disusun
Jumlah konsep SK yang disusun
Jumlah konsep SPK jasa konsultasi yang disusun
L a P O R a N K i N e R j a 80
PELAKSANAPEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN
NAMA JABATAN NAMA JABATANIKU KETERANGANIKUNO.
5 SUBDIT PEMANTAUAN DAN EVALUASI
4.1.
4.2.
5.1.
Seksi Pengelolaan Data
Seksi Pengembangan Sistem Informasi
Kasi Pemantauan dan Evaluasi I
(1). Persentase kelengkapan data base per sektor
(2). Jumlah Pedoman Pengelolaan data yang diterbitkan
(1). Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK
(2). Jumlah fasilitasi sistem dan teknologi informasi
(1). Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK
(2). Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP dan BPB serta Satker terkait
Pengolah Data dan Informasi
Pengolah Data dan Informasi
Pengolah Data dan Informasi
Pengolah Data dan Informasi
Pengevaluasi Program dan Kebijakan
Pengevaluasi Program dan Kebijakan
Pengevaluasi Program dan Kinerja
Pengolah Data dan Sistem Informasi
Jumlah konsep laporan 2 mingguan pemantauan kegiatan yang disusun
Jumlah konsep laporan 3 bulanan pemantauan kegiatan yang disusun
Jumlah konsep laporan monitoring pelaksanaan pembangunan yang disusun
Jumlah konsep laporan peta tematik dan GIS yang disusun
Jumlah bahan pengelolaan aplikasi dan situs web yang dikumpulkan
Jumlah laporan pengaduan layanan yang disusun
Jumlah laporan penyelesaian tindakan perbaikan yang disusun
Jumlah konsep artikel yang disusun untuk buletin
Jumlah konsep naskah hasil peliputan yang disusun untuk buletin
Jumlah konsep naskah produk publikasi yang disusun
Jumlah naskah yang di upload di website
Jumlah konsep e-mail yang disusun
Jumlah dokumen laporan kinerja yang diperiksa
Jumlah konsep laporan kinerja yang disusun
Jumlah dokumen laporan kinerja yang diperiksa
Jumlah konsep laporan kinerja yang disusun
Jumlah konsep pedoman evaluasi yang disusun
Jumlah konsep laporan hasil evaluasi yang disusun
Jumlah berkas data kinerja yang diperiksa
Jumlah berkas data yang diinput ke dalam SIMEKA
Satuan: Konsep Laporan
Satuan: Konsep Laporan
Satuan: Konsep Laporan
Satuan:
Satuan: Laporan
Satuan: Laporan
Satuan: Konsep Artikel
Satuan: Konsep Berita
Satuan: Konsep
Satuan: Naskah
Satuan: Konsep E-mail
Dokumen LAKIP dan PK dari Unit/UKM
Konsep PK dan LAKIP DJCK
Dokumen kinerja dari Subdit/Subbag/Satker.
Konsep PK dan LAKIP Bina Program
4 SUBDIT PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM INFORMASI
81DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PELAKSANAPEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN
NAMA JABATAN NAMA JABATANIKU KETERANGANIKUNO.
6 Subbag Tata Usaha
5.2.
6.
Kasi Pemantauan dan Evaluasi II
Subbag Tata Usaha
(1). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP
(2). Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PSPAM dan PPLP serta Satker terkait
(1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti
(2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian
(3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI)
(4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN
(5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan
(6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran
Pengevaluasi Program dan Kinerja
Pengolah Data dan Sistem Informasi
Analis Kepegawaian
Penata Keuangan
Jumlah konsep pedoman evaluasi yang disusun
Jumlah konsep laporan hasil evaluasi yang disusun
Jumlah berkas data kinerja yang diperiksa
Jumlah berkas data yang diinput ke dalam SIMEKA
Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan
Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan
Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan
Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan
Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun
Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan
Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun
Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan
Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan
Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan
Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan
Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun tepat waktu
Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan
Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun
Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas
Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas
Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas
Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas
Satuan: Konsep surat
Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas
Satuan: konsep
Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas
Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas
Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas
Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas
Satuan: Konsep surat
Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas
Satuan: konsep
L a P O R a N K i N e R j a 82
1 Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya
2 Petunjuk Pelaksanaan Fisilitasi Penyusunan Rencana Program Investasi Infranstruktur Jangka Menengah
3 Petunjuk Pelaksanaan Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Direktorat Jenderal Cipta Karya
4 Petunjuk Pelaksanaan Fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Direktorat Jenderal Cipta Karya
5 Petunjuk Pelaksanaan Fasilitasi Penyusunan Rencana Keraja dan Anggaran (RKA) Direktorat Jenderal Cipta Karya
6 Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Permukiman
7 Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Data
8 Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Sistem/Aplikasi
9 Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya
10 Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya
11 Petunjuk Pelaksanaan Kearsipan
12 Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan
13 Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana Prasarana
6. PETUNJUK PELAKSANAAN DI DIREKTORAT KIP
no juduL petunjuk peLaksanaan
PELAKSANAPEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN
NAMA JABATAN NAMA JABATANIKU KETERANGANIKUNO.
Pengelola BMN Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun
Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun
Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun
Persentase konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun tepat waktu
Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun
Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun
Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun
Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun
Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun
Satuan: konsep surat
Satuan: konsep laporan
Satuan: konsep laporan
Satuan: konsep laporan
Satuan: konsep laporan
Satuan: konsep laporan
Satuan: konsep
Satuan: konsep
Satuan: konsep laporan
83DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
7. SERTIFIKASI
L a P O R a N K i N e R j a 84
Sertifikat ISO 9001 Direktorat KIP
85DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
8. DOKUMENTASI KEGIATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Cipta Karya Libatkan Seluruh Pemangku Kepentingan Capai SDGs
a. Kegiatan Subdit Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan
Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang dikenal sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) merupakan agenda pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat, keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, serta kualitas lingkungan hidup. SDGs ini juga lebih menekankan pembangunan yang melibatkan dengan prinsip no one left behind, dengan maksud tidak ada masyarakat yang terpinggirkan dan tidak menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan.
L a P O R a N K i N e R j a 86
sumber: http://ciptakarya.pu.go.id/v5/berita/detail/7345
berketahanan, dan berkelanjutan, yang terdiri dari 7 indikator utama.
“Kami harap dengan workshop ini akan mempermudah identifikasi kondisi infrastruktur bidang Cipta Karya serta kesiapan pendanaan, kelembagaan, dan regulasi sebagai masukan dalam penyusunan RAD SDGs berbasis RAD 100-0-100. Selain itu dapat menguatkan sinergi pencapaian Gerakan 100-0-100 dengan pencapaian SDGs untuk menjamin ketersediaan air minum dan sanitasi serta kota dan permukiman yang berkelanjutan,” harap Edward.
Workshop tersebut diikuti 111 peserta dan narasumber dari Direktorat KIP Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR dan Kementerian PPN/Bappenas, Wali Kota Padang, Wali Kota Yogyakarta dan Bupati Kulonprogo sebagai narasumber karena telah dinilai berhasil dalam melakukan terobosan inovatif dalam penyediaan akses aman air minum dan sanitasi yang layak, serta dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh. (didik-randaldiy/bns)
Hal tersebut diungkapkan Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diwakili Kasubdit Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan Edward Abdurrahman dalam acara Workshop Kebijakan dan Strategi Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Bidang Cipta Karya Berbasis Rencana Aksi Daerah (RAD) 100-0-100 di Yogyakarta, Selasa (17/10/2017).
“Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, maka sesuai amanah Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017, Pemerintah Provinsi diminta untuk menyusun RAD SDGs tingkat provinsi sebagai acuan dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung pencapaian SDGs sebagai dokumen rencana kerja 5 tahunan yang sesuai dengan sasaran pembangunan daerah. RAD SDGs ini disusun dengan melibatkan organisasi masyarakat, filantropi, dunia usaha, akademisi, dan pihak terkait lainnya,” ujar Edward.
Menurut Edward, substansi RAD SDGs tersebut terkait juga dengan RAD 100-0-100. Oleh karena itu, RAD 100-0-100 yang telah disusun dapat terintegrasi ke dalam penyusunan RAD SDGs. Data dasar, rencana kebijakan, maupun rencana program terkait infrastruktur permukiman dari RAD 100-0-10 sekiranya dapat menjadi bahan masukan dalam merumuskan kebijakan, strategi, dan rencana pencapaian SDGs, yaitu Goal 6 yakni menjamin ketersediaan dan pengelolaan berkelanjutan air dan sanitasi bagi semua, yang terdiri dari 6 indikator utama dan Goal 11 yaitu mewujudkan perkotaan dan kawasan permukiman yang inklusif, aman,
87DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Cipta Karya Libatkan Lembaga Filantropi Bangun Perkotaan Berkelanjutan
Direktorat Jenderal Cipta Karya mendorong kolaborasi dan kemitraan pembangunan infrastruktur permukiman dengan multipihak yaitu melalui, fasilitasi, dialog, pihak-pihak diluar pemerintahan untuk berkontribusi lebih besar dalam pembangunan infrastruktur permukiman serta mendorong kolaborasi dan kemitraan dalam membangun infrastruktur permukiman dengan pihak-pihak yang peduli pada peningkatan kesejahteraan dan keadilan sosial.
L a P O R a N K i N e R j a 88
sumber: http://ciptakarya.pu.go.id/v5/berita/detail/7345
yang potensial dilaksanakan melalui multipihak atau CSR, menyusun pedoman untuk acuan perusahaan yang ingin menyalurkan dana CSR guna membiayai pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, serta menandatangani dan menindaklanjuti nota kesepahaman (MOU) atara Ditjen Cipta Karya dengan CFCD (Corporate Forum for Community Development).
Sementara, Kasubdit Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan Direktorat KIP Edward Abdurrahman mengatakan, keterlibatan lembaga filantropi dan swasta dalam pembangunan telah mengalami pergeseran paradigma “from giving to impact investing” yang tidak lagi menggunakan dalam proses pembangunan. Hal tersebut mendasari Ditjen Cipta Karya bekerjasama dengan filantropi Indonesia membentuk filantropi cluster permukiman dan perktaan agar menjadi platform kolaborasi antara pemerintah dengan lembaga filantropi dan swasta dalam membangun kota berkelanjutan.
“Diharapkan dengan area kolaborasi tersebut dapat menjadi show window pembangunan permukiman dan perkotaan yang berkelanjutan dan inklusif, serta dapat direplikasi di kabupaten/kota lain dalam mencapat SDGs 11 dan NUA di tingkat lokal,” harap Edward (dewi/bns)
Hal tersebut diungkapkan Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP), Ditjen Cipta Karya Dwityo A. Soeranto saat membuka Forum Kemitraan Investasi Pembangunan Infrastruktur Permukiman di Tangerang, Kamis (28/12/2017).
“Sampai akhir tahun 2017 capaian cakupan pelayanan air minum baru 72,04% penduduk yang memiliki akses aman air minum, sanitasi baru 78,04% penduduk yang memiliki akses sanitasi layak serta 9.735 Hektar luas permukiman kumuh yang dapat ditangani dari 38.431 Hektar permukiman kumuh yang terdapat di perkotaan,” ujar Dwityo
Dwityo mengatakan, dalam RPJMN 2015-2019 untuk mencapai gerakan 100-0-100 pemerintah memiliki dana sebesar 124,9 triliun sementara target dalam 2019 membutuhkan dana sebesar 751,8 triliun. Terdapat gap pendanaan, oleh karena itu dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak untuk mendukung tercapainya gerakan 100-0-100.
”Terdapat potensi filantropi dalam membangun infrastruktur permukiman antara lain, semakin banyak perusahaan yang mencari peluang cara penyalurannya, semakin banyak perusahaan yang memerlukan mitra yang kompeten, dan pemahaman perusahaan semakin baik atas kewajiban CSR,” tutur Dwityo.
Lebih lanjut upaya menurut Dwityo, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berupaya untuk menggali potensi filantropi dengan berbagai cara diantaranya mendorong tiap kabupaten/kota menyusun daftar kegiatan bidang Cipta Karya
89DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Direktorat KIP Tingkatkan Kapasitas Petugas TNDE Randal Seluruh Provinsi
b. Kegiatan Subdit Pengelolaan Data Dan Sistem Informasi
Hal tersebut diungkapkan oleh Kasubdit Pengelolaan Data dan Sistem Informasi, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Sri Murni Edi, pada acara Peningkatan Kapasitas Petugas Pengelolaan TNDE di lingkungan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, di Bandung, Rabu (06/12/2017). “Di KIP kita sudah seluruhnya menggunakan aplikasi TNDE dalam pengelolaan data surat masuk dan surat keluar. Hal tersebut perlu dicontoh dan dilanjutkan oleh Randal agar dapat diimplementasikan dengan baik,” kata Sri Murni dalam sambutannya. Sri Murni menegaskan, sangat
terbantu dengan adanya aplikasi TNDE ini karena bisa menyampaikan disposisi di mana pun dan kapan pun dengan akses internet saja. Lanjut Sri Murni, dengan aplikasi TNDE kinerja kita bisa lebih efesien dan optimal dalam segi administrasi. Dalam acara ini hadir pula narasumber dari Biro Umum, Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR, Budi Hermawan yang menjelaskan mengenai kebijakan TNDE di Kementerian PUPR. Budi sangat mengapresiasi prestasi Direktorat KIP sebagai peringkat pertama dalam penggunaan TNDE. (tym/danang/randaljabar/ari).
Tahun 2017 ini, Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) mendapat peringkat pertama dalam lomba penggunaan aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) untuk Kementerian PUPR. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan penggunaannya melalui Satker Perencanaan dan Pengendalian (Randal) dan 33 PPK Randal seluruh provinsi di Indonesia.
L a P O R a N K i N e R j a 90
9. HASIL PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARyA
Penilaian Evaluasi Kinerja Unit Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dilakukan terhadap PPK Randal dan 4 Unit Satker Provinsi yang meliputi Satker PKP, PBL, PSPAM, dan PSPLP pada masing-masing provinsi.
Setelah dilakukan pengisian melalui SIMEKA selama bulan Agustus hingga Desember tahun 2017 dan diselenggarakannya workshop di 5 wilayah, maka didapatkan hasil penilaian evaluasi satuan kerja sebagai berikut.
Gambar 1Evaluasi PPK Randal
sumber: simeka, 2017
91DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Gambar 2Evaluasi Satker PKP
Gambar 3Evaluasi Satker PBL
sumber: simeka, 2017
sumber: simeka, 2017
L a P O R a N K i N e R j a 92
Gambar 4Evaluasi Satker PSPAM
Gambar 5Evaluasi Satker PSPLP
sumber: simeka, 2017
sumber: simeka, 2017
93DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Gambar 6Evaluasi PPK Randal dan Unit Satker Provinsi Wilayah Sumatera
Gambar 7Evaluasi PPK Randal dan Unit Satker Provinsi Wilayah Jawa
sumber: simeka, 2017
sumber: simeka, 2017
L a P O R a N K i N e R j a 94
Gambar 8Evaluasi PPK Randal dan Unit Satker Provinsi Wilayah Bali dan Kalimantan
Gambar 9Evaluasi PPK Randal dan Unit Satker Provinsi Wilayah Sulawesi
sumber: simeka, 2017
sumber: simeka, 2017
95DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap hasil penilaian evaluasi satuan kerja, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik, yaitu sebagai berikut:a. Berdasarkan aspek pengisian data, rata-rata
pengisian data PPK Randal dan Unit Satker Provinsi seluruh Indonesia termasuk tinggi, yaitu sebesar 93,8%. Sebanyak 27 provinsi memiliki rata-rata keterisian sangat memuaskan dengan nilai lebih dari 90% dan terdapat 6 provinsi yang memiliki rata-rata keterisian memuaskan dengan interval keterisian 70% hingga 90%. Sebanyak 150 dari 165 Unit Satuan Kerja telah menginput seluruh data sehingga terdapat 15 Unit Satuan Kerja perlu melengkapi data dalam SIMEKA. Selain itu terdapat satu Unit Satker Provinsi yang masih belum melakukan penginputan data yaitu PSPLP Kalimantan Timur.
b. Berdasarkan nilai evaluasi, secara umum PPK Randal dan Unit Satker Provinsi memiliki nilai yang
baik, dengan rata-rata nasional sebesar 80,68%. Nilai tersebut dapat dikatakan memuaskan karena interval ambang batas memuaskan diatas 70%. Seluruh provinsi memiliki rata-rata nilai evaluasi baik dengan interval nilai diatas 64,32% hingga 97,55%. Terdapat 34 Unit Satuan Kerja memiliki nilai sangat memuaskan dengan nilai diatas 90%. Diperlukan perhatian khusus kepada 2 Provinsi yang memiliki nilai rata-rata seluruh Unit Satker Provinsi dibawah 70% yaitu Aceh sebesar 64,69% dan Kalimantan Tengah sebesar 64,32%.
c. Berdasarkan tahapan manajemen dan indikator, hal-hal yang perlu diperhatikan untuk perbaikan ke depan adalah aspek-aspek dengan nilai cukup rendah, yaitu: a) Pemenuhan readiness criteria; b) Kondisi prasarana kerja; serta c) Pelaksanaan pelelangan, progres pelaksanaan fisik dan progres penyerapan keuangan.
Gambar 10Evaluasi PPK Randal dan Unit Satker Provinsi Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua
sumber: simeka, 2017
L a P O R a N K i N e R j a 96
10. HASIL PEMANTAUAN KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN TAHUN 2017
Berkaitan dengan tugas Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi yaitu melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman, maka pada tahun 2017 telah dilaksanakan pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman dengan menggunakan Surat Edaran Dirjen. Cipta Karya Nomor 83/SE/DC/2016 tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrasruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan sebagai acuan pelaksanaan pemantauan. Lokasi Pemantauan Keterpaduan dilaksanakan di 19 provinsi, yaitu:1. Nangroe Aceh Darussalam2. Sumatera Barat3. Bengkulu4. Lampung5. Jawa Tengah6. D.I Yogyakarta7. Jawa Timur8. Kalimantan Barat9. Kalimantan Tengah10. Kalimantan Selatan 11. Kalimantan Timur12. Sulawesi Utara13. Sulawesi Selatan14. Nusa Tenggara Timur15. Bali16. Maluku Utara17. Maluku18. Papua19. Papua Barat
Hasil dari pemantauan tersebut adalah sebagai berikut.a. Hasil tahapan perencanaan keterpaduan
di 19 kab/kota lokasi tinjauan lapangan menunjukkan bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota sudah mengetahui pentingnya kebutuhan perencanaan
keterpaduan infrastruktur permukiman (pemahaman keterpaduan) dalam penanganan kumuh berdasarkan prioritas kebutuhan wilayah. Hal tersebut dapat dilihat dari telah disusunnya rencana keterpaduan kegiatan penanganan permukiman kumuh berdasarkan SK Kumuh Walikota Tahun 2014. Secara teknis rencana tersebut dituangkan ke dalam berbagai nama Dokumen Rencana sesuai dengan arahan dokumen rencana dari Pemerintah, seperti RPKPKP, RP2KPKP dan sejenisnya. Perencanaan yang sudah berupaya melibatkan stakeholder terkait Bidang Keciptakaryaan dan lintas SKPD. Upaya perencanaan keterpaduan di daerah di koordinasikan oleh Bappeda kabupaten/kota melalui sinkronisasi rencana dengan SKPD terkait penanganan kumuh agar selaras dengan program yang tercantum dalam RPJMD.
b. Hasil pelaksanaan keterpaduan di 19 lokasi menunjukkan bahwa penanganan kawasan kumuh relatif masih belum terpadu atau masih dilakukan oleh masing-masing sektor. Beberapa penyebab belum optimalnya pelaksanaan keterpaduan dalam kawasan kumuh ialah (1) kesulitan dalam bekoordinasi antar sektor dalam melaksanakan dokumen perencanaan keterpaduan; (2) keterbatasan pembiayaan APBD menyebabkan belum terlaksananya keterpaduan di kawasan kumuh, sehingga penanganannya belum tuntas. Saat ini, kegiatan penanganan kumuh di daerah umumnya masih bergantung pada dana APBN; (3) adanya kebijakan politis pemerintah pusat maupun daerah yang tidak tercantum dalam dokumen rencana, sehingga ada pengalihan alokasi anggaran dan lokasi kegiatan. Hal ini sering
97DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
di jumpai di tengah berlangsungnya kegiatan pembangunan. Akibatnya beberapa kegiatan mengalami penyesuaian bahkan di tunda karena keterbatasan sumber pembiayaan yang di alihkan; (4) perubahan nomenklatur SKPD di daerah semenjak UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, membuat hambatan untuk mendidentifikasi pihak yang terkait dalam penanganan kumuh khususnya di bidang keciptakaryaan. Akibanya, SDM yang menangani kegiatan bidang keciptakaryaan sering berganti dengan dengan orang yang baru, sehingga mereka kerap menemui kesulitan untuk menjelaskan keterpaduan kegiatan di kawasan kumuh Tahun 2015.
c. Outcome kegiatan di 19 lokasi survei kawasan kumuh menunjukkan bahwa infrastruktur dalam kondisi masih berfungsi, terawat dan dimanfaatkan oleh warga secara intensif. Infrastruktur permukiman yang belum optimal dimanfaatkan, karena lokasinya
relatif jauh dari permukiman. Walaupun infrastruktur tersebut dimanfaatkan masyarakat, namun keberlanjutan fungsinya masih rendah, karena rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pengoperasioan pemeliharaan. Infrastruktur permukiman yang telah dibangun di kawasan kumuh pada 19 lokasi menunjukkan keterkaitan fungsi dengan infrastruktur PUPR lain seperti keterkaitan dengan infrastruktur jalan dan drainase primer-sekunder. Selanjutnya dalam keterkaitannya dengan infrastruktur non-PUPR, terdapat 16 dari 19 lokasi pemantauan yang menunjukkan keterkaitan tinggi, seperti: telekomunikasi, energi, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan sarana peribadatan.
Hasil dari pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman secara detail dijelaskan dalam bentuk gambar dan tabel yang dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 1. Hasil Penilaian Proses Keterpaduan
sumber: hasil analisis, 2017
L a P O R a N K i N e R j a 98
Gambar 2. Keterpaduan Rencana Kegiatan
sumber: hasil analisis, 2017
99DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Gambar 3. Keterpaduan Rencana Pembiayaan
sumber: hasil analisis, 2017
L a P O R a N K i N e R j a 100
Gambar 4. Keterpaduan Pelaksanaan Kegiatan
sumber: hasil analisis, 2017
101DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Gambar 5. Keterpaduan Pelaksanaan Pembiayaan
sumber: hasil analisis, 2017
L a P O R a N K i N e R j a 102
PROVINSI Kabupaten/Kota Permasalahan
Kota Makassar
Kota Samarinda
Kota Palangkaraya
Kota Bengkulu
Kota Pontianak
Kota Banda Aceh
Kab. Bantul
Kab. Sukoharjo
Kota Bandar Lampung
Kota Padang
Kota Banjar Baru
Kota Manado
Kota Kupang
Kota Ternate
Kota Denpasar
Kota Ambon
Kota Jayapura
Kab. Manokwari
Sulawesi Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
Bengkulu
Kalimantan Barat
Aceh
DI. Yogyakarta
Jawa Tengah
Lampung
Sumatera Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Nusa Tenggara Timur
Maluku Utara
Bali
Maluku
Papua
Papua Barat
• Keterbatasanlahanuntukpembangunaninfrastruktur; dan
• Keterbatasanpembiayaan.
• Keterbatasanlahanuntukpembangunaninfrastruktur;
• Koordinasitidakefektifkarenamutasipejabat;dan
• Masalahlegalitaslahan.
• Masalahlegalitaslahanyanguntuklokasiinfrastruktur.
• Keterbatasanpembiayaan.
• Masalahlegalitaslahanlahanyanguntuklokasi infrastruktur.
• Keterbatasanpembiayaan;dan• Dokumenteknisyangtidaksesuaistandar.
• Keterbatasanpembiayaan.
• Keterbatasanpembiayaan;dan• Kesulitanuntuksosialisasidokumen
perencanaan.
• Keterbatasanlahanuntukpembangunaninfrastruktur; dan
• Koordinasitidakefektifmutasipejabat.
• Koordinasitidakefektifmutasipejabat.
• Kesulitanuntuksosialisasidokumenperencanaan.
• Kesulitanuntuksosialisasidokumenperencanaan.
• Kesulitanuntuksosialisasidokumenperencanaan; dan
• Setiapsektorsudahpunyaprioritaskegiatantersendiri.
• Setiapsektorsudahpunyaprioritaskegiatantersendiri.
• Keterbatasanlahanuntukpembangunaninfrastruktur; dan
• Koordinasitidakefektifantarsektor.
• Tumpangtindihpenanganankumuhdengankegiatan lain dalam 1 delineasi yang sama;
• Adanyaintervensisecarapolitisdiluarrencanayang terdapat dalam dokumen rencana; dan
• Koordinasitidakefektifantarsektor.
• Kondisigeografiswilayahmenyulitkanpembangunan; dan
• Adanyakebijakanpolitisdaripusatyangtidak sinergis dengan dokumen rencana penanganan kumuh.
• Keterbatasanpembiayaan;• Kesulitanuntuksosialisasidokumen
perencanaan; dan• Setiapsektorsudahpunyaprioritaskegiatan
tersendiri.
Tabel 1. Permasalahan Pelaksanaan Kegiatan Keterpaduan
sumber: hasil pemantauan keterpaduan, 2017
103DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PROVINSINO Kabupaten/Kota Permasalahan
Kawasan Lubuk Lintah Kawasan Campang Jaya
Kawasan Sonorejo
Kawasan Sonorejo
Kawasan Aleu Naga dan lembaro SkepKawasan Rawa Makmur
Kawasan Tambelahan Sampit Kawasan Danau Seha
Kawasan Sungai Karang Mumus Kawasan Pampang
Kawasan Kemuning
Kawasan MaasingKawasan OesapaKawasan Dufa-Dufa
Kawasan Sidakara
Kawasan Sukun
Kawasan Nusaniwe
Kawasan Sawaibu
Kawasan Imbi
PadangBandar Lampung
Sukoharjo
Bantul
Banda Aceh Bengkulu
PontianakPalangkaraya
Samarinda Makassar
Kota Banjar Baru
Kota ManadoKota KupangKota Ternate
Kota Denpasar
Kota Malang
Kota Ambon
Kabupaten Manokwari
Kota Jayapura
12
3
4
5
6
78
910
11
121314
15
16
17
18
19
• JalanLingkungan.• JalanLingkungan;dan• Drainase.• Jalanlingkungan;dan• Drainase.• JalanLingkungan;• Drainase;dan• AirLimbahIPALKomunal.• JalanLingkungan;dan• Drainase.• JalanLingkungan;• Drainase;• AirLimbahIPALKomunal;dan• SR.• Jalanlingkungan.• JalanLingkungan;• Tempatpembuangansampahsementara;dan• Saranapenanggulangankebakaran.• JalanLingkungan.• JalanLingkungan;dan• Drainase.• JalanLingkungan;dan• TempatSampah.• JalanLingkungan.• JalanLingkungan.• RTH;dan• JalanLingkungan.• JalanLingkungan;dan• DrainaseLingkungan.• JalanLingkungan;• DrainaseLingkungan;• RTH;• Jembatan;• IPAL;dan• AirMinum.• JalanLingkungan;• MCKKomunal;• Talud;dan• Drainase.• RTH;• JalanLingkungan;dan• MCKKomunal.• JalanLingkungan;dan• AirBersih.
Tabel 2. Pemantauan Outcome Infrastruktur Permukiman di Lokasi Survei
sumber: hasil survei pemantauan keterpaduan 2017
L a P O R a N K i N e R j a 104
Gambar 6. Hasil Penilaian Pemantauan Outcome
sumber: hasil analisis, 2017
105DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Gambar 7. Keberfungsian Infrastruktur Permukiman
sumber: hasil analisis, 2017
L a P O R a N K i N e R j a 106
Gambar 8. Penggunaan Infrastruktur Permukiman
sumber: hasil analisis, 2017
107DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Gambar 9. Keberlanjutan Infrastruktur Permukiman
sumber: hasil analisis, 2017
L a P O R a N K i N e R j a 108
Gambar 10. Keterkaitan dengan Infrastruktur Non-PUPR
sumber: hasil analisis, 2017
109DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
11. HASIL PELAKSANAAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Kegiatan pemantauan kinerja dilakukan terhadap kegiatan PHLN dan APBN di Provinsi Bali, yaitu DSDP (Denpasar Sewerage Development Project) dan TPA Regional SARBAGITA (Denpasar Regional Gianyar Tabanan). Tujuan dari kegiatan Pemantauan kinerja ini ialah untuk mengetahui capaian dan kontribusi hasil pembangunan di Provinsi Bali baik non bidang Keciptakaryaan maupun bidang Keciptakaryaan terhadap kualitas hidup (quality of life). Dari data dan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa kontribusi atau dukungan infrastruktur permukiman terhadap tingkat kesejahteraan penduduk pada kegiatan PHLN dan APBN di Provinsi Bali adalah sebagai berikut:a. Cakupan Sanitasi Layak berkorelasi tinggi
dengan peningkatan kualitas hidup (IPM) dan berkorelasi sedang dengan peningkatan Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.
b. Cakupan Air Minum Aman berkorelasi cukup tinggi dengan peningkatan kualitas hidup (IPM) dan berkorelasi sedang dengan peningkatan Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.
c. Persentase Rumah Kumuh berkorelasi tinggi dengan peningkatan kualitas hidup (IPM), peningkatan Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.
d. Persentase Sampah Diangkut berkorelasi sangat kecil dengan peningkatan kualitas hidup (IPM), peningkatan Angka Harapan Hidup, dan penurunan Angka Kemiskinan.
e. Cakupan Sanitasi Layak, Cakupan Air Minum Aman dan Persentase Rumah Kumuh, saling berkorelasi ‘Sedang-Kuat’ terkait karakteristik infrastruktur permukiman sebagai kebutuhan dasar.
f. Rendahnya korelasi Sampah Diangkut
dengan indikator lain, disebabkan kualitas data belum handal, yaitu yang dihitung hanya pada Ibu Kota Provinsi. Selain itu akurasi angka kurang, karena dikumpulkan dari data kantor dinas di daerah yang pencatatannya belum cukup handal.
g. Berbagai infrastruktur permukiman (sanitasi, air minum, pengelolaan sampah dan pengurangan kumuh) secara simultan lebih mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (kesejahteraan), Angka Harapan Hidup dan Penurunan Kemiskinan, daripada dibandingkan dengan pengaruhnya pada Indeks Kebahagiaan.
h. Infrastruktur permukiman menjadi faktor penting untuk mendukung Tingkat Kesejahteraan Penduduk (IPM) dan meningkatkan Angka Harapan Hidup dan mendukung Tingkat Kebahagiaan penduduk.
L a P O R a N K i N e R j a 110
111DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
L a P O R a N K i N e R j a 112
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYAJl. Pattimura No. 20, Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 727 96586http://ciptakarya.pu.go.id