kementerian pekerjaan umum dan …ciptakarya.pu.go.id/dok/runtext/runtextv5/1525335319... ·  ·...

234
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Upload: lamtram

Post on 08-May-2018

303 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

L a P O R a N K i N e R j a2

3DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Laporan Kinerja Tahun 2017

sebagai wujud perTanggungjawaban Kinerja

direKToraT jenderaL CipTa KarYa

L a P O R a N K i N e R j a4

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (LaKIP) Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun Anggaran 2017 yang disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Unit Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya selama tahun 2017.

LaKIP sebagai media untuk menyajikan pertanggung-jawaban pelaksanaan program dan kegiatan unit organisasi dan merupakan piranti untuk mengukur keberhasilan kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya selama 1 (satu) tahun, dengan indikator capaian kinerja diukur melalui besaran outcome.

Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Cipta Karya memprioritaskan pemanfaatan pagu APBN sebesar Rp. 16.877.253.785,- untuk kegiatan prioritas diantaranya yaitu pembangunan venue olahraga untuk mendukung Asian Games 2018 dan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Data dalam LaKIP ini disajikan berdasarkan data hasil capaian kinerja seluruh Unit Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya sesuai

5DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

dengan pagu APBN. Proses penyusunan laporan mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja.

Kami berharap LaKIP ini dapat bermanfaat sebagai acuan bagi perencanaan kinerja dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik pada tahun- tahun berikutnya. Apabila masih terdapat kekurangan, kami menghargai kritik dan saran yang diberikan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Unit Kerja Eselon II, Balai Teknis Air Minum, Balai Teknis Sanitasi, serta Satuan Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang telah mendukung terlaksananya Program Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman.

Jakarta, Januari 2018 Direktur Jenderal Cipta Karya

Ir. Sri Hartoyo, Dipl. SE., ME NIP. 195805311986031002

L a P O R a N K i N e R j a6

7DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Daftar Isi

L a P O R a N K i N e R j a8

Daftar IsiKATA PENGANTAR 4DAFTAR ISI 7DAFTAR GAMBAR 10DAFTAR TABEL 11

BAB I PENDAHULUAN 14 1.1 Tugas dan Fungsi 15 1.2 Struktur Organisasi 15

BAB II PERENCANAAN KINERJA 24 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015-2019 24 2.2 Target Sasaran Program Direktorat Jenderal Cipta Karya 27 2.3 Perjanjian Kinerja 28 2.4 Metode Pengukuran 31

BAB III KAPASITAS ORGANISASI 38 3.1. Sumber Daya Manusia 38 3.2. Sarana dan Prasarana 41 3.3. Alokasi Anggaran 43 3.4. Sistem Yang Mewadahi Pelaksanaan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya 44

BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA 48 4.1 Dukungan Sumber Daya 48 4.1.1 Sumber Daya Manusia (SDM) 48 4.1.2 Tata Kelola Keuangan, Barang Milik Negara (BMN) dan Tata Laksana 51

9DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

4.1.3 Keandalan Sistem dan Teknologi Informasi 53 4.2 Proses Bisnis Internal Direktorat Jenderal Cipta Karya 55 4.2.1 Keterpaduan Perencanaan, Pemrograman & Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Permukiman 55 4.2.2 Kapasitas Kelembagaan 58 4.2.3 Pengendalian dan Pengawasan 60 4.2.4 Peningkatan Kualitas Pengaturan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman 61 4.2.5 Peningkatan Kualitas Komunikasi, Edukasi dan Kampanye Publik 63 4.3 Capaian Kinerja Program Direktorat Jenderal Cipta Karya 63 4.3.1 Sasaran “Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Bagi Masyarakat” 65 4.3.2 Sasaran “Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hunian Dan Permukiman Yang Layak” 67 4.3.3 Sasaran “Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat” 70 4.4 Capaian Kinerja Lainnya 72 4.4.1 Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi 72 4.4.2 Pelayanan Publik 72 4.4.3 Penghargaan Pegawai Muda Teladan 73 4.4.4 Dukungan Rehabilitasi Venue Asian Games 73 4.4.5 Dukungan Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) 73 4.5 Kinerja Pelaksanaan Anggaran 73 4.5.1 Realisasi Anggaran 73 4.5.2 Konsistensi Perencanaan dengan Implementasi 74 4.5.3 Output 74 4.5.4 Efisiensi 75 4.5.5 Aspek Manfaat 75

BAB V PENUTUP 78

L a P O R a N K i N e R j a10

Daftar GambarGambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya 19Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekretariat BPPSPAM 20Gambar 1.3 Struktur Organisasi Balai Teknik Air Minum dan Balai Teknik Sanitasi 21Gambar 2.1 Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya bersumber dari Peta Strategi Kementerian PUPR 2015-2019 25Gambar 2.2 Strategi Pembiayaan dalam Pencapaian Sasaran program 27Gambar 3.1 Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan di Lingkungan DJCK 39Gambar 3.2 Komposisi SDM DJCK di Setiap Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya 40Gambar 3.3 Komposisi SDM DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin 40Gambar 3.4 Komposisi Pejabat DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin 41Gambar 3.5 Kondisi SDM PNS di Lingkungan DJCK Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan 41Gambar 3.6 Persebaran Alokasi Anggaran Per Unit Kerja Eselon II Direktorat Jenderal Cipta Karya 44Gambar 3.7 Sistem Informasi Pendukung Penyelenggaraan SAKIP 45Gambar 4.1 Tingkat Kehadiran Pegawai Ditjen. Cipta Karya di Atas Pukul 09.00 50Gambar 4.2 Tingkat Kehadiran Pegawai Ditjen. Cipta Karya Diatas Pukul 18.30 50Gambar 4.3 Total BMN, Potensi, Usulan dan Proses Alih Status/Hibah BMN Tahun 2017 52Gambar 4.4 Penandatanganan Serah Terima BMN dari Ditjen. Cipta Karya kepada Pemda serta Lembaga/Yayasan 52Gambar 4.5 Pemanfaatan TPST 3R di Desa Betoyoguci Kec. Manyar, kab. Gresik 58Gambar 4.6 Tren Capaian Gerakan 100-0-100 Dengan Sumber Pembiayaan APBN Ditjen. Cipta Karya 65Gambar 4.7 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat di Distrik Sota, Kab. Merauke 66Gambar 4.8 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat di Distrik Minyambaou, Papua Barat 67Gambar 4.9 Tren Pengelolaan Output Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2017 69Gambar 4.10 Hasil Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Kawasan Karangwaru, Kota Yogyakarta 69Gambar 4.11 Hasil Pembangunan TPS 3R Kota Bandar Lampung 71Gambar 4.12 Hasil Pembangunan Sanimas, Kab. Halmahera Barat 72

11DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Daftar TabelTabel 2.1 Target Sasaran Program Ditjen. Cipta Karya 27Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2017 29Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 30Tabel 2.4 Perubahan Output Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Bagi Masyarakat 30Tabel 2.5 Perubahan Output Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman yang Layak 31Tabel 2.6 Perubahan Output Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat 31Tabel 2.7 Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum dari Dana APBN TA. 2017 32Tabel 2.8 Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum dari Dana APBNP TA. 2017 32Tabel 2.9 Perhitungan Penurunan Kawasan Kumuh TA. 2017 33Tabel 2.10 Perhitungan Penurunan Kawasan Kumuh TA. 2017 33Tabel 2.11 Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi dari Dana APBN TA. 2017 34Tabel 2.12 Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi dari Dana APBNP TA. 2017 35Tabel 3.1 Data Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Cipta Karya 38Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Cipta Karya 42Tabel 4.1 Hasil Tes Kompetensi ASN Ditjen. Cipta Karya TA. 2017 49Tabel 4.2 Rincian Rata-Rata Nilai Kinerja Individu PNS Ditjen. Cipta Karya 51Tabel 4.3 Jumlah Lembaga Pengelola Yang Meningkat Kapasitasnya 59Tabel 4.4 Jumlah SDM Lembaga Pengelola yang Meningkat Kapasitasnya 59Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Akuntabiltias Kinerja Unit Organisasi Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 60Tabel 4.6 Jumlah NSPK yang diterbitkan dalam Tahun 2017 62Tabel 4.7 Jumlah Pemerintah Daerah Kab./Kota yang memiliki Peraturan Penyelenggaraan Permukiman 62Tabel 4.8 Pencapaian Sasaran Program Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 63Tabel 4.9 Tren Kontribusi Ditjen. Cipta Karya 64Tabel 4.10 Kontribusi Ditjen Cipta Karya Terhadap Gerakan 100-0-100 64Tabel 4.11 Cakupan Pelayanan Air Minum Dengan Sumber Pendanaan APBN Tahun 2015-2017 66Tabel 4.12 Kontribusi Penurunan Luasan Permukiman Kumuh Tahun 2015-2017 67Tabel 4.13 Kontribusi Cakupan Pelayanan Sanitasi Tahun 2015-2017 71

L a P O R a N K i N e R j a12

13DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Bab IPendahuluan

L a P O R a N K i N e R j a14

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai tujuan organisasi. Direktorat

Jenderal Cipta Karya menyusun LaKIP tahun 2017 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban yang transparan mengenai kinerja dan capaian organisasi selama tahun anggaran 2017. LaKIP ini diharapkan dapat digunakan oleh pimpinan dan seluruh jajaran instansi Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai bahan acuan untuk menyusun program dan anggaran yang lebih efektif dan efisien di tahun mendatang.

RPJMN 2015 – 2019 merupakan rencana pembangunan jangka menengah ketiga dari RPJPN 2005 – 2025 yang berisi penjabaran visi dan misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. RPJMN ini digunakan untuk menjaga konsistensi arah pembangunan nasional. Salah satu kebijakan umum pembangunan nasional yang tercantum di dalam RPJMN III Tahun 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. RPJMN tersebut mengamanatkan bahwa pembangunan infrastruktur diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat dan mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh serta mewujudkan peningkatan keandalan dan keberlanjutan layanan sumber daya air untuk pemenuhan air minum, sanitasi, dan irigasi guna menunjang ketahanan air dan pangan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menetap-kan salah satu tujuannya yang tertuang dalam dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR Ta-hun 2015-2019 “menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua”. Tujuan tersebut akan dicapai salah satunya melalui sasaran strategis “meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman” yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Keberhasilan pelaksanaan program pada Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015-2019 dijabarkan dalam 3 (tiga) sasaran program, yaitu:1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan

kebutuhan air minum bagi masyarakat dengan indikator kinerja cakupan pelayanan akses air minum;

2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak dengan indikator kinerja penurunan luasan permukiman kumuh;

3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat dengan indikator kinerja cakupan pelayanan akses sanitasi.

Dalam mencapai sasaran program tersebut di atas, dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut:1. Pengaturan, Pembinaan dan Pelaksanaan

Pengembangan Permukiman

Pendahuluan

15DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

2. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pelaksanaan Penataan Bangunan Gedung

3. Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi dan Persampahan

4. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

5. Dukungan Manajemen Bidang Permukiman6. Penyusunan Kebijakan Program dan Anggaran,

Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja, Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai salah satu unit organisasi Kementerian PUPR wajib melaporkan pelaksanaan kinerjanya pada setiap akhir tahun. Laporan kinerja tersebut merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan program dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi yang disampaikan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

1.1 TUGAS DAN FUNGSISesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1/PRT/M/2015, Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas ‘menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan’. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Cipta karya menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:1. perumusan kebijakan di bidang pengembangan

kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

2. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

3. perumusan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

6. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan

7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

1.2 STRUKTUR ORGANISASIBerdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

L a P O R a N K i N e R j a16

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung oleh 6 unit kerja, meliputi:1. Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas

memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui penyelenggaraan fungsi:a. pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi,

dan tata laksana;b. pelaksanaan urusan administrasi keuangan,

tata usaha, dan rumah tangga direktorat jenderal;

c. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, fasilitasi advokasi hukum, pemberian pertimbangan hukum serta penyelenggaraan komunikasi publik direktorat jenderal;

d. pengelolaan barang milik negara direktorat jenderal; dan

e. koordinasi, pemantauan dan evaluasi sarana dan prasarana penanggulangan darurat bencana alam.

2. Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, bertugas melakukan penyusunan keterpaduan perencanaan dan kemitraan, pembiayaan, pelaksanaan, pengelolaan data dan sistem informasi serta pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman yang meliputi pengembangan kawasan permukiman, serta penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman, melalui penyelenggaraan fungsi:a. penyusunan kebijakan dan strategi

pembangunan infrastruktur permukiman;b. penyusunan keterpaduan perencanaan

dan kemitraan pembangunan infrastruktur

permukiman;c. penyusunan keterpaduan program,

pembiayaan tahunan yang bersumber dari APBN dan pembiayaan lainnya;

d. pemantauan keterpaduan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman;

e. pengelolaan data dan sistem teknologi informasi;

f. pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program kegiatan dan pembangunan infrastruktur permukiman; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

3. Direktorat Bina Penataan Bangunan, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan perencanaan teknis, penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan, gedung, pengelolaan rumah negara, penataan bangunan dan lingkungan khusus, serta penyusunan standarisasi dan penguatan kelembagaan, Direktorat Bina Penataan Bangunan melalui penyelenggaraan fungsi:a. penyiapan kebijakan dan strategi,

perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penataan bangunan

17DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

e. fasilitasi, pemberdayaan, dan penguatan kelembagaan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata,pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

4. Direktorat Pengembangan Kawasan

Permukiman, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pengendalian dan pengaturan teknis pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, melalui penyelenggaraan fungsi:

a. penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus;

b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus;

c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus;

e. penyusunan dan penyebarluasan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus;

f. fasilitasi pembinaan kelembagaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

5. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, drainase lingkungan, dan penyehatan lingkungan permukiman terkait, Direktorat Pengembangan

L a P O R a N K i N e R j a18

Penyehatan Lingkungan Permukiman melalui penyelenggaraan fungsi:a. penyusunan kebijakan dan strategi,

perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait;

b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait;

c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, drainase lingkungan, dan penyehatan lingkungan permukiman terkait serta fasilitasi penyediaan tanah;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait;

e. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait;

f. fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

6. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan

serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum, Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum melalui penyelenggaraan fungsi:a. penyusunan kebijakan dan strategi,

perencanaan teknis, evaluasi dan laporan pengembangan sistem penyediaan air minum;

b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum perkotaan, perdesaan, kawasan khusus;

c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum perkotaan, perdesaan, kawasan khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum;

e. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum;

f. fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

7. Sekretariat Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), bertugas membantu pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum yang dilaksanakan oleh badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah penyelenggaraan sistem penyediaan air minum melalui penyelenggaraan fungsi:a. penilaian kinerja penyelenggaraan sistem

penyediaan air minum yang dilaksanakan oleh badan usaha milik negara dan/atau

19DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

badan usaha milik daerah; dand. pemberian rekomendasi kepada pemerintah

pusat dan pemerintah daerah dalam rangka menjaga kepentingan yang seimbang antara penyelenggaran dengan pelanggan.

Setiap Unit Kerja, pada pelaksanaan tugasnya, didukung oleh 5 (lima) sub direktorat (subdit) yangmenjalankan fungsi perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan NSPK dan pemberian bimbingan teknis, serta 1 unit Tata Usaha yang menjalankan fungsi dukungan administrasi.

Diagram struktur organisasi Direktorat Jenderal Karya, dapat dilihat pada Gambar 1.1.

badan usaha milik daerah dalam rangka pemenuhan persyaratan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pelayanan sistem penyediaan air minum;

b. fasilitasi peningkatan kinerja penyelenggaraan sistem penyediaan air minum oleh badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah dalam rangka pemenuhan persyaratan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pelayanan sistem penyediaan air minum;

c. pemberian rekomendasi kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam rangka peningkatan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum yang diselenggarakan oleh badan usaha milik negara dan/atau

Gambar 1.1Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya

L a P O R a N K i N e R j a20

Gambar 1.2Struktur Organisasi Sekretariat BPPSPAM

Sekretariat BPPSPAM sebagai unit pendukung BPPSPAM memiliki struktur organisasi yang terpisah dari Struktur Organisasi Ditjen Cipta Karya,

bidang air minum; dane. penyusunan program dan anggaran,

pengelolaan kepegawaian, keuangan, tata persuratan dan tata kearsipan, perlengkapan,

sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.2Direktorat Jenderal Cipta Karya juga memiliki 2 (dua) Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang bertanggungjawab langsung pada Direktur Jenderal Cipta Karya, yaitu Balai Teknik Air Minum dan Balai Teknik Sanitasi, dengan tugas dan fungsinya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 20 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR. 1. Balai Teknis Air Minum, bertugas melaksanakan

bimbingan teknis perencanaan dan pemberdayaan pengelolaan kelembagaan bidang air minum, dengan menyelenggarakan fungsi:a. pelaksanaan bimbingan teknis perencanaan

sistem penyediaan air minum; b. pelaksanaan bimbingan teknis

pemberdayaan kelembagaan pengelolaan sistem penyediaan air minum;

c. pelaksanaan fasilitasi dan penyebarluasan penerapan teknologi rancang bangun pengolahan sistem penyediaan air minum;

d. pengelolaan laboratorium dan bengkel kerja

pengelolaan barang milik negara, pengelolaan penerimaan negara bukan pajak serta urusan rumah tangga balai.

2. Balai Teknis Sanitasi, memiliki tugas melaksanakan bimbingan teknis perencanaan sistem dan pemberdayaan pengelolaan bidang penyehatan lingkungan permukiman, dengan menyelenggarakan fungsi:a. pelaksanaan pembinaan teknis sistem

penyehatan lingkungan permukiman;b. pelaksanaan pembinaan teknis

pemberdayaan kelembagaan pengelolaan sistem penyehatan lingkungan permukiman;

c. pelaksanaan fasilitas dan penyebarluasan penerapan teknologi rancang bangun pengolahan sistem penyehatan lingkungan permukiman;

d. pengelolaan laboratorium dan bengkel kerja bidang penyehatan lingkungan permukiman; dan

e. penyusunan program dan anggaran, pengelolaan kepegawaian, keuangan, tata

21DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Gambar 1.3Struktur Organisasi Balai Teknik Air Minum dan Balai Teknik Sanitasi

persuratan dan tata kearsipan, perlengapan, pengelolaan barang milik negara, pengelolaan penerimaan negara bukan pajak serta urusan rumah tangga balai.

Diagram struktur organisasi baik Balai Teknik Air Minum maupun Balai Teknik Sanitasi adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 1.3.

KepaLa baLai

Kelompok jabatan Fungsional

seKsi biMbingan TeKnis perenCanaan

seKsi biMbingan TeKnis peMberdaYaan

subbagian TaTa usaha

L a P O R a N K i N e R j a22

23DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Bab IIPerencanaan Kinerja

L a P O R a N K i N e R j a24

Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara keseluruhan terintegrasi dengan sistem perencanaan, sistem penganggaran, dan juga sistem akuntansi pemerintahan. Oleh

karena itu, penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan secara berjenjang mulai dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang dilaksanakan melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) bersama-sama dengan Renstra Kementerian yang selanjutnya diimplementasikan ke dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA).

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Perencanaan kinerja unit organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya dituangkan dalam bentuk Rencana Strategis dan pelaksanaannya dituangkan dalam Perjanjian Kinerja yang disusun setiap awal tahun. Perjanjian Kinerja merupakan kesepakatan kinerja yang akan diwujudkan oleh Direktur Jenderal Cipta Karya sebagai pemangku unit organisasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai pemangku Kementerian PUPR.

Pada bab ini disampaikan ikhtisar hal-hal penting yang terdapat dalam Rencana Strategis dan dokumen Perjanjian Kinerja (PK) yang meliputi: output, outcome, dan metode pengukuran kinerja unit organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya.

2.1 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARyA 2015-2019Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019, salah satu tujuan yang hendak dicapai oleh Kementerian PUPR adalah Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim. Pada pencapaian tujuan ini, Ditjen. Cipta Karya memiliki kontribusi terhadap capaian Sasaran Strategis (SS.4) yaitu ‘Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman’ melalui pemenuhan Sasaran Strategis (SS.9) ‘Meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak’.

Dalam rangka melaksanakan SS.9 tersebut, selanjut-nya disusunlah peta strategi yang menggambar kan peta jalan yang harus dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya. Penyusunan peta strategi ini mengadopsi secara langsung peta strategi Kementerian PUPR. Pada perspektif konsumen/stakeholder, Ditjen. Cipta Karya akan mendukung pemenuhan sasaran strategis meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak melalui pelaksanaan Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan tiga Sasaran Program (SP) yaitu:

1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, yang

Perencanaan Kinerja

25DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Gambar 2.1.Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya bersumber dari Peta Strategi Kementerian PUPR 2015-2019

Cust

omer

s/St

akeh

olde

rsIn

tern

al P

roce

ssLe

rani

ng &

G

row

th

Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:

Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal:

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:

Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar

tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman

SS 12. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas

SS 9. Meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak

SS 15. Meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana dan teknologi informasi

KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

SS 5. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman

SS 11. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan

sumber: rencana strategi ditjen Cipta Karya 2015 – 2019

diukur dengan indikator kinerja persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum

2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, yang diukur dengan indikator kinerja persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan

3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, yang diukur dengan indikator kinerja presentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi

Perspektif konsumen/stakeholder tersebut dipenuhi melalui proses bisnis/internal melalui pelaksanaan keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman dengan sasaran strategis berupa meningkatnya keterpaduan perencanaan,

pemrograman dan penganggaran serta pelaksana-an pengendalian dan pengawasan dengan sasaran strategi meningkatnya pengendalian dan pengawasan. Kedua sasaran strategis ini (SS. 5 dan SS. 11), selanjutnya akan menjadi sasaran kegiatan (SK. 1 dan SK. 2) yang akan dicapai oleh Ditjen. Cipta Karya. Pelaksanaan proses internal/bisnis dilaksanakan dengan upaya learning and growth yang berkelanjutan dengan sasaran strategis meningkatnya SDM yang kompeten dan berkelanjutan serta meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana dan teknologi (SS. 12 dan SS. 15). Kedua sasaran strategis ini selanjutnya akan menjadi sasaran kegiatan 3 (SK.3) dan sasaran kegiatan 4 (SK. 4). Adapun peta strategi Ditjen. Cipta Karya dapat digambarkan sebagai berikut:

L a P O R a N K i N e R j a26

Keberhasilan pelaksanaan sasaran program memerlukan kerangka kelembagaan yang efektif, efisien, dan akuntabel sehingga tanggung jawab untuk mencapai kinerja sasaran program didistribusikan pada setiap direktorat yang berada di Direktorat Jenderal Cipta Karya. Sasaran program ‘meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat’ dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) yang didukung oleh Sekretariat Badan Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), unit kerja satuan kerja (satker) SPAM baik di pusat maupun di provinsi yang terdiri dari:1. Satker. Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum Provinsi2. Satker. Pengembangan Air Minum Strategis3. Satker. Pengembangan Air Minum Berbasis

Masyarakat

Sasaran program ‘meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak’ dilaksanakan oleh Direktorat Bina Penataan Bangunan (BPB) dan Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) dengan didukung oleh unit kerja Satker. BPB dan PKP baik di pusat maupun di provinsi yang terdiri dari:1. Satker. Penataan Bangunan dan Lingkungan

Provinsi2. Satker. Penataan Bangunan dan Lingkungan

Strategis3. Satker. Penataan Bangunan dan Lingkungan

Khusus4. Satker. Pengembangan Kawasan Permukiman

Provinsi5. Satker. Pengembangan Kawasan Permukiman

Strategis6. Satker. Pengembangan Kawasan Permukiman

Khusus7. Satker. Kawasan Permukiman Pusat

Pertumbuhan

Sasaran program ‘meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat’ dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) dengan didukung oleh unit kerja Satker. PPLP baik di pusat maupun di provinsi yang terdiri dari:1. Satker. Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman Provinsi2. Satker. Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman Strategis3. Satker. Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat

Proses internal dalam memperpadukan sistem infratruktur permukiman yang dimulai sejak tahap perencanaan, pemrograman, dan anggaran serta mengendalikan dan mengawasi ketiga sasaran program tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) dengan didukung oleh unit kerja Satker. Perencanaan dan Pengendalian Infrastruktur Provinsi.

Sasaran kegiatan meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas serta pengelolaan sarana dan prasarana dan teknologi dilaksanakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal (SetDitjen.) dan Direktorat KIP, yang didukung oleh unit kerja yang terdiri dari:1. Balai Teknik Air Minum2. Balai Teknik Sanitasi3. Satker. Balai Informasi Permukiman dan

Perkotaan4. Satker. Sekretariat Nasional Habitat5. Satker. Tanggap Darurat Permukiman

Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya didistribusikan secara merata kepada seluruh sumber daya manusia Direktorat Jenderal Cipta Karya, melalui penyusunan indikator kinerja individu. Penyelarasan

27DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Tabel 2.1Target Sasaran Program Ditjen Cipta Karya

sumber: renstra direktorat jenderal Cipta Karya 2015-2019

kinerja unit organisasi dengan kinerja individu yang menggerakan unit organisasi tersebut, secara detail dapat dilihat pada lampiran 6.

2.2 TARGET SASARAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARyABerdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015-2019, target sasaran program Ditjen Cipta Karya yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

“meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman”.Sumber pembiayaan lain direncanakan dapat

no2019(%)

2017(%)

2018(%)

2016(%)

2015(%)sasaran program/indikator Kinerja

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum.

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan.

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi.

100

0

100

88

4

85

94

2

92

82

6

72

76

8

64

1 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat.

2 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak.

3 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat.

Penetapan target sasaran program Ditjen. Cipta Karya merujuk pada target pembangunan infrastruktur permukiman seperti yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 yang melibatkan pendanaan multi stakeholder. Komposisi pendanaan tersebut meliputi APBN sebesar 35%, APBD sebesar 25%, pinjaman/hibah luar negeri (PHLN) 10%, swasta 15% dan sisanya merupakan pembiayaan dari masyarakat atau lainnya sebesar 15%.

Alokasi anggaran APBN diberikan sebagai stimulus yang dimaksudkan sebagai pendorong pergerakan pembangunan kota/kabupaten. Pemerintah kota/kabupaten diharapkan dapat berperan lebih aktif dalam melaksanakan sasaran program “pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman” guna mencapai sasaran strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu sumber: renstra ditjen. Cipta Karya 2015-2019

Gambar 2.2 Strategi Pembiayaan dalam

Pencapaian Sasaran program

L a P O R a N K i N e R j a28

diperoleh dari berbagai pihak melalui skema pembiayaan, antara lain Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungannya. Selain itu, pendanaan lainnya diharapkan dapat terwujud melalui peran masyarakat pada kegiatan pemberdayaan ataupun kegiatan swadaya masyarakat.

Kegiatan utama yang akan dilakukan untuk pencapaian sasaran program Ditjen Cipta Karya sampai dengan tahun 2019 adalah sebagai berikut:1. Pemenuhan kebutuhan air minum bagi

masyarakata. Pembangunan Sistem Penyediaan Air

Minum (SPAM) Khusus;b. Pengembangan SPAM PDAM terfasilitasi

dan SPAM non-PDAM terfasilitasi;c. Pembinaan penyelenggaraan SPAM/

penyehatan;d. Pendampingan restrukturisasi;e. Fasilitasi opsi pembiayaan SPAM

(perbankan); danf. Fasilitasi kepengusahaan SPAM

(pendampingan KPS).2. Pencapaian target pemenuhan kebutuhan

hunian dan permukiman yang layaka. Peningkatan kualitas permukiman kumuh;b. Pembangunan dan pengembangan

kawasan permukiman perdesaan;c. Pembangunan dan pengembangan kawasan

perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan rawan atau pasca bencana;

d. Penyusunan peraturan penataan bangunan dan lingkungan;

e. Dukungan legalisasi perda gedung dan

pendampingan penyusunan ranperda bangunan gedung; dan

f. Penyelenggaraan bangunan gedung dan penyelenggaraan penataan bangunan.

3. Pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakata. Pembangunan sarana dan prasarana

pengelolaan air limbah domestik, yaitu dengan penambahan infrastruktur air limbah sistem terpusat, penambahan pengolahan air limbah komunal, penambahan IPAL skala kawasan, dan peningkatan pengelolaan lumpur tinja melalui pembangunan IPLT;

b. Pembangunan sarana prasarana pengelolaan persampahan, yaitu dengan pembangunan TPA, penyediaan fasilitas 3R komunal, faslitas pengolahan sementara; dan

c. Pembangunan sarana prasarana drainase, yaitu dengan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan.

2.3 PERJANJIAN KINERJASesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perjanjian Kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan, disertai dengan indikator kinerja pada satu tahun anggaran. Perjanjian Kinerja Ditjen Cipta Karya Tahun Anggaran 2017 disusun diawal tahun 2017, dimana nomenklatur program dan indikator kinerja berbeda dengan nomenklatur program dan indikator kinerja pada dokumen Reviu Renstra.

Pada tahun 2017, upaya pencapaian target sasaran

29DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

program “meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat sebesar 0,92%” didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan output berupa peningkatan kapasitas SPAM perkotaan di 107 kawasan, peningkatan kapasitas SPAM Kawasan Rawan Air di 11 kawasan, pembangunan SPAM perkotaan sebanyak 2.148 l/det di 122 kawasan, SPAM berbasis masyarakat sebanyak 770 l/det di 4.060 desa, SPAM kawasan khusus sebanyak 121 l/det di 24 kawasan, SPAM regional sebanyak 750 l/det di 4 kawasan, SPAM kawasan rawan air sebanyak 82 l/det di 19 kawasan, dan pengembangan jaringan perpipaan kawasan khusus di 27 kawasan.

Pencapaian target sasaran program “meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hu-nian dan permukiman yang layak sebesar 0,30%” didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman dan Direktorat Bina Penataan Bangunan dengan output berupa pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan sebesar 1.161 Ha, pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan sebesar 913 Ha, pembangunan dan pengembangan kawasan khusus sebesar 1.216 Ha, infrastruktur berbasis masyarakat di 11.067 kelurahan, perintisan inkubasi kota baru di 5

kab/kota, penyelenggaraan bangunan gedung seluas 173.300 m², penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan seluas 603.501 m², revitalisasi kawasan tematik perkotaan sebanyak 59 kawasan, dan fasilitasi edukasi dan pengembangan partisipasi masyarakat bidang penataan bangunan dan lingkungan di 66 kecamatan.

Pencapaian target sasaran program “meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat sebesar 6,89%” didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dengan output berupa Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional untuk 4.809 KK, Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota untuk 103.020 KK, Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional untuk 841.680 KK, Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota untuk 2.101.795 KK, Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Skala Kota untuk 506.092 KK, Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Skala Kawasan untuk 40.750 KK, Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Berbasis Masyarakat untuk 17.228 KK, Pengelolaan Drainase sebesar 45.862 Ha, Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan untuk 1.103 KK, dan Sistem Penanganan Persampahan Berbasis Masyarakat untuk 12.152 KK.

Pada pertengahan tahun 2017, terdapat perubahan

Tabel 2.2Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2017

sumber : dokumen perjanjian Kinerja ditjen. Cipta Karya, 2017

no.(1)

Target(4)

indikator Kinerja(3)

program/sasaran(2)

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan

Persentase peningkatan cakupan pelayananan akses sanitasi

0,92%

0,30%

6,89%

1.

2.

3.

PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

L a P O R a N K i N e R j a30

alokasi anggaran (APBNP) yang merubah output sehingga mengakibatkan perubahan outcome. Sesuai dengan PerMen PAN dan RB No 53 Tahun 2014 tentang tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa Perjanjian Kinerja dapat direvisi atau disesuaikan dalam hal terjadi perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya disusun PK Revisi sebagai berikut.

Tabel 2.4Perubahan Output Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Bagi Masyarakat

sumber: perjanjian Kinerja revisi ditjen. Cipta Karya Tahun 2017

SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi

SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi

Pembangunan SPAM Perkotaan

Pembangunan SPAM Kawasan Khusus

Pembangunan SPAM Regional

Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air

Pengembangan Jaringan Perpipaan Kawasan Khusus

163 Kawasan

14 Kawasan

127 Kawasan 3.263 l/det

22 Kawasan 126 l/det

3 Kawasan 750 l/det

21 Kawasan 88 l/det

28 Kawasan

107 Kawasan

11 Kawasan

122 Kawasan 2.148 l/det

24 Kawasan 121 l/det

4 Kawasan 750 l/det

19 Kawasan 82 l/det

27 Kawasan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

no. awal revisiprogram/sasaran

Tabel 2.3Perjanjian Kinerja Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017

sumber: perjanjian Kinerja revisi ditjen. Cipta Karya Tahun 2017

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan

Persentase peningkatan cakupan pelayananan akses sanitasi

1,09%

0,28%

5,45%

0,92%

0,30%

6,89%

1.

2.

3.

PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

no.

(1)revisi

(5)

Target

awal(4)

indikator Kinerja

(3)

program/sasaran

(2)

Perubahan outcome pada sasaran program “meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak” dari semula 0,30% menjadi 0,28% karena adanya perubahan output sebagai berikut:

Berdasarkan APBN-P, terdapat perubahan output yang menyebabkan adanya perubahan outcome pada masing-masing indikator kinerja sasaran program. Perubahan outcome pada sasaran program “meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat” dari semula 0,92% menjadi 1,09% karena adanya perubahan beberapa output sebagai berikut:

31DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Kab/KotaKawasan

JiwaKab/KotaKawasan

JiwaKab/KotaKawasan

JiwaKab/KotaKawasan

JiwaKab/KotaKawasan

JiwaKab/Kota

KawasanJiwa

Kab/KotaKawasan

JiwaKab/Kota

Hektar

Kab/KotaKK

JiwaKab/Kota

KKJiwa

Kab/KotaKK

JiwaKab/Kota

KKJiwa

Kab/KotaKK

Jiwa

Kab/KotaKK

JiwaKab/Kota

KKJiwa

Kab/Kota

Tabel 2.5Perubahan Output Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman yang Layak

Tabel 2.6 Perubahan Output Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat

sumber: perjanjian Kinerja revisi ditjen. Cipta Karya Tahun 2017

sumber: perjanjian Kinerja revisi ditjen. Cipta Karya Tahun 2017

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Gedung

Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan

Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Regional, Skala Kota, Skala Kawasan Setempat Skala Kota, dan Berbasis Masyarakat.Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Regional

Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Kota

Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Skala Kota

Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Kawasan

Sistem Pengelolaan Air Limbah Berbasis Masyarakat

Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional, Skala Kota, Skala Kawasan, dan Berbasis Masyarakat.Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional

Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota

Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan

Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota, Kawasan dan Komunal

Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota

Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kawasan

Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Komunal

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R

Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Sampah Antara

Infrastruktur Drainase

1.058 Ha

623.501 m2

51 Kawasan

1.161 Ha

603.501 m2

59 Kawasan

35.571

27.8556

96.000480.000

39492.512

2.462.56022

35.620178.100

15827.125

135.625

4896.840

4.484.20076

1.285.4446.427.220

1

1014

539.1452222

203.750162526

86.1394545

2.530.4606666

14.702.37571

7966.271

33

15.00060

45.862

1.

2.

3.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

no.

no.

awal

pK revisipK awal

revisi

unit satuan (2017)unit satuan (2017) outputoutput

program/sasaran

Perubahan outcome pada sasaran program “meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat” dari semula 6,89% menjadi 5,45% karena adanya perubahan output sebagai berikut:

2.4 METODE PENGUKURANUntuk memudahkan pengukuran kinerja, pada saat penentuan target kinerja perlu diketahui metode pengukuran yang disepakati untuk digunakan.

Manfaat adanya informasi metode pengukuran tersebut adalah untuk menjamin konsistensi penggunaan indikator kinerja yang terukur (measurable). Metode pengukuran disampaikan sesuai dengan dana APBN dan APBNP

1. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program “Meningkatnya Kontribusi terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Bagi Masyarakat”

L a P O R a N K i N e R j a32

0,92%261.890.900,00

859,200

300,000

1,159,200

154,880

985,600

104,960

1,245,440

2,404,640

214,800

75,000

289,800

38,720

246,400

26,240

311,360

601,160

2,148

750

2,898

121

770

82

973

3,871

1.

2.

3.

4.

5.

Pembangunan SPAM Perkotaan

Pembangunan SPAM Regional

Total Perkotaan

Pembangunan SPAM Kawasan Khusus

SPAM Berbasis Masyarakat (Pamsimas)

Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air

Total Perdesaan

Total Dit. SPAM

Tabel 2.7Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum dari Dana APBN TA. 2017

no.

(7)(6)(4)(3)(2)(1) (5)

Kontribusiditjen CK

(2017)

proyeksi penduduk(2017) ***

sambungan rumah *

L/det(rKaKL)output

jiwa Terlayani

**

sumber: perjanjian Kinerja revisi ditjen. Cipta Karya Tahun 2017

Keterangan:* Asumsi untuk Perkotaan, 1 l/det setara dengan 100 SR Asumsi untuk Perdesaan, 1 l/det setara dengan 320 SR** Asumsi 1 KK = 4 jiwa*** Data BPS (Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035)

PERKOTAAN

PERDESAAN

1,09%261.890.900,00

1,305,000

300,000

1,605,000

161,280

985,600

112,640

1,259,520

2,864,520

326,250

75,000

401,250

40,320

246,400

28,160

314,880

716,130

3,263

750

4,013

126

770

88

984

4,997

1.

2.

3.

4.

5.

Pembangunan SPAM Perkotaan

Pembangunan SPAM Regional

Total Perkotaan

Pembangunan SPAM Kawasan Khusus

SPAM Berbasis Masyarakat (Pamsimas)

Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air

Total Perdesaan

Total Dit. SPAM

Tabel 2.8Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum dari Dana APBNP TA. 2017

no.

(7)(6)(4)(3)(2)(1) (5)

Kontribusiditjen CK

(2017)

proyeksi penduduk(2017) ***

sambungan rumah *

L/det(rKaKL)output

jiwa Terlayani

**

Keterangan:* Asumsi untuk Perkotaan, 1 l/det setara dengan 100 SR Asumsi untuk Perdesaan, 1 l/det setara dengan 320 SR** Asumsi 1 KK = 4 jiwa*** Data BPS (Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035)

PERKOTAAN

PERDESAAN

b. Perjanjian Kinerja Revisi Ditjen Cipta Karya Tahun 2017

a. Perjanjian Kinerja Awal Ditjen Cipta Karya Tahun 2017

33DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

2. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program “Meningkatnya Kontribusi terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman yang Layak”

a. Perjanjian Kinerja Awal Ditjen Cipta Karya Tahun 2017

0,30

0,28

Ha

Ha

38.431

38.431

Ha

Ha

1.161

1.058

1.

1.

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

Tabel 2.9Perhitungan Penurunan Kawasan Kumuh TA. 2017

Tabel 2.10Perhitungan Penurunan Kawasan Kumuh TA. 2017

no.

no.

(7)

(7)

(6)

(6)

(4)

(4)

(3)

(3)

(2)

(2)

(1)

(1)

(5)

(5)

% pelayanan

% pelayanan

Total Kawasan seluruh indonesia

Total Kawasan seluruh indonesia

Target 2017

Target 2017

output

output

satuan

satuan

satuan

satuan

Volume

Volume

Volume

Volume

b. Perjanjian Kinerja Revisi Ditjen Cipta Karya Tahun 2017

L a P O R a N K i N e R j a34

3. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program “Meningkatnya Kontribusi terhadap Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat”

a. Perjanjian Kinerja Awal Ditjen Cipta Karya Tahun 2017

1,28

5,62

3.359.494

14.783.646

Kab/KotaKawasan

JiwaKab/KotaKawasan

JiwaKab/KotaKawasan

JiwaKab/KotaKawasan

JiwaKab/KotaKawasan

JiwaKab/KotaKawasan

JiwaKab/KotaKawasan

JiwaKab/Kota

Hektar

1014

539.1452222

203.750162526

86.1394545

2.530.4606666

14.702.3757179

66.27133

15.00060

45.862

Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota, Kawasan dan KomunalInfrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota

Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kawasan

Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Komunal

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R

Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Sampah Antara

Infrastruktur Drainase

Tabel 2.11Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi dari Dana APBN TA. 2017

no.

(6)(5)(4)(3)(2)(1)

% pelayanan

jiwa Terlayanioutput unit satuan (2017)

Keterangan:Jumlah penduduk = 263.264.050 jiwa

1.

2.

3.

4.

5.

6.

35DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

b. Perjanjian Kinerja Revisi Ditjen Cipta Karya Tahun 2017

1,25

4,20

3.284.140

11.052.370

Kab/KotaKK

JiwaKab/Kota

KKJiwa

Kab/KotaKK

JiwaKab/Kota

KKJiwa

Kab/KotaKK

Jiwa

Kab/KotaKK

JiwaKab/Kota

KKJiwa

Kab/KotaKK

JiwaKab/Kota

KKJiwa

Kab/KotaHektar

Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Regional

Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Kota

Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Skala Kota

Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Kawasan

Sistem Pengelolaan Air Limbah Berbasis Masyarakat

Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional

Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota

Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan

Sistem Penanganan Persampahan Skala Berbasis Masyarakat

Sistem Pengelolaan Drainase

Tabel 2.12Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi dari Dana APBNP TA. 2017

no.

(6)(5)(4)(3)(2)(1)

% pelayanan

jiwa Terlayanioutput unit satuan (2017)

Keterangan:Jumlah penduduk = 263.264.050 jiwa

1

2

3

4

5

1

2

3

4

Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Regional, Skala Kota, Skala Kawasan Setempat Skala Kota, dan Berbasis Masyarakat.

Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional, Skala Kota, Skala Kawasan, dan Berbasis Masyarakat.

35.571

27.8556

96.000480.000

39492.512

2.462.56022

35.620178.100

15827.125

135.625

4896.840

4.484.20076

1.285.4446.427.220

113.79068.950

7014.40072.000

60532

L a P O R a N K i N e R j a36

37DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Bab IIIKapasitas Organisasi

L a P O R a N K i N e R j a38

Agar suatu organisasi dapat beroperasi secara maksimal perlu didukung unsur manajerial berupa sumber daya manusia (man), modal (money), bahan (material), alat (machines), dan metode

(method). Demikian pula Direktorat Jenderal Cipta Karya, dalam mewujudkan visi dan misinya membutuhkan sumber daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana, serta metode pelaksanaan kegiatan

3.1. SUMBER DAyA MANUSIASumber daya manusia (SDM) menjadi ujung tombak beroperasinya organisasi, oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menjalankan suatu organisasi. Direktorat Jenderal Cipta Karya membutuhkan sumber daya manusia yang berintegritas, berorientasi pada pelayanan, dapat bekerjasama, dan memiliki komitmen terhadap pencapaian visi dan misi organisasi. Pencapaian visi dan misi organisasi kemudian tercascading ke dalam jabatan masing-masing SDM di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya sehingga jika suatu individu tidak berhasil melaksanakan tugas sesuai dengan jabatan maka akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian Direktorat Jenderal Cipta Karya. Pada tahun 2017, dengan anggaran sebesar Rp. 16.877.253.785.000,-, Ditjen Cipta karya Direktorat Jenderal Cipta Karya didukung oleh SDM berjumlah 7.135 orang pegawai dengan berbagai tingkat pendidikan, usia, dan status

kepegawaian. Berdasarkan status kepegawaian, SDM di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya didominasi oleh SDM Non-PNS sebesar 55,29%, yang umumnya tersebar di Unit Satuan Kerja Provinsi. Hal ini dikarenakan jumlah PNS baik PNS Pusat maupun PNS Daerah (44,71%) tidak cukup untuk mengisi struktur jabatan yang ada. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, dukungan PNS Pusat pada Tahun 2017 meningkat sebesar 18%. Hal ini disebabkan adanya tambahan dukungan SDM PNS Pusat melalui pengadaan seleksi CPNS.

Berdasarkan tingkat pendidikan, SDM berpendidikan D4/S1 mendominasi struktur pendidikan SDM Ditjen. Cipta Karya sebesar 51,03%, namun demikian, masih tingginya SDM berpendidikan SD/SMP/SMA sebesar 33,43% menjadikan beban pekerjaan berdasarkan anggaran per orang menjadi tidak merata. Jika anggaran sebesar Rp. 16.877.253.785.000,- dibagi dengan total SDM, maka rata-rata satu orang SDM Ditjen Cipta Karya akan mengelola anggaran sebesar Rp. 2.365.417.489,-, namun demikian, dengan struktur uraian tugas SDM berpendidikan SD/SMP/SMA

Kapasitas OrganisasiTabel 3.1

Data Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Cipta Karya

2,475615

4,0457,135

100.00

4419

0.13

4701061327089.92

8948

2553925.49

866159

1,3602,38533.43

PNS PusatPNS DaerahNon-PNSTotalPersentase (%)

s3s2d1/d3 sd/sMp/sMaTotalstatus

KepegawaianTingkat pendidikan

sumber: setditjen. Cipta Karya dan aplikasi siMeKa Tahun 2017

39DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

yang umumnya merupakan tenaga pendukung, maka tentunya beban tugas SDM tersebut akan ditanggung oleh SDM berpendidikan sekolah tinggi. Jika anggaran Ditjen. Cipta Karya dibagi dengan 4.750 orang yang berpendidikan sekolah tinggi, maka rata-rata pengelolaan anggaran per orang adalah sebesar Rp. 3.553.106.060,-. Tingginya beban pengelolaan anggaran per orang ditengarai menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya pelaksanaan pekerjaan di tahun anggaran 2017, khususnya dalam proses perencanaan, serta pengawasan atas manfaat dari infrastruktur terbangun.

Komposisi pendidikan SDM Non-PNS memberikan tantangan cukup besar bagi Ditjen. Cipta Karya, terutama dalam memaksimalkan potensi yang

dimiliki oleh SDM Non-PNS. Pendidikan SDM Non-PNS didominasi oleh D4/S1 sebesar 56,78%, namun demikian, masih terdapat SDM Non-PNS yang memiliki pendidikan SD/SMP/SMA (33,62%) dan terdapat SDM Non-PNS berlatar belakang pendidikan S2/S3. Pada umumnya SDM Non-PNS ini menduduki jabatan pengadministrasi umum dan umumnya tersebar di Unit Satuan Kerja Provinsi. Komposisi SDM berdasarkan jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya seperti terlihat pada Gambar 3.1, menunjukkan besarnya jumlah SDM yang menduduki Jabatan Pelaksana (85,3%), sementara Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) hanya sejumlah 3,5%. Kecilnya jumlah SDM yang menduduki JFT dikarenakan masih minimnya minat SDM terhadap JFT. Jabatan ini masih dipandang sebagai jabatan yang tidak menarik dalam jenjang

sumber: setditjen. Cipta Karya dan aplikasi siMeKa Tahun 2017

20

2.365.417.489,-, namun demikian, dengan struktur uraian tugas SDM berpendidikan SD/SMP/SMA yang umumnya merupakan tenaga pendukung, maka tentunya beban tugas SDM tersebut akan ditanggung oleh SDM berpendidikan sekolah tinggi. Jika anggaran Ditjen. Cipta Karya dibagi dengan 4.750 orang yang berpendidikan sekolah tinggi, maka rata-rata pengelolaan anggaran per orang adalah sebesar Rp. 3.553.106.060,-. Tingginya beban pengelolaan anggaran per orang ditengarai menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya pelaksanaan pekerjaan di tahun anggaran 2017, khususnya dalam proses perencanaan, serta pengawasan atas manfaat dari infrastruktur terbangun. Komposisi pendidikan SDM Non-PNS memberikan tantangan cukup besar bagi Ditjen. Cipta Karya, terutama dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh SDM Non-PNS. Pendidikan SDM Non-PNS didominasi oleh D4/S1 sebesar 56,78%, namun demikian, masih terdapat SDM Non-PNS yang memiliki pendidikan SD/SMP/SMA (33,62%) dan terdapat SDM Non-PNS berlatar belakang pendidikan S2/S3. Pada umumnya SDM Non-PNS ini menduduki jabatan pengadministrasi umum dan umumnya tersebar di Unit Satuan Kerja Provinsi.

Gambar 3.1 Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan di Lingkungan DJCK

Sumber: Setditjen. Cipta Karya dan Aplikasi SIMEKA Tahun 2017 Komposisi SDM berdasarkan jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya seperti terlihat pada Gambar 3.1, menunjukkan besarnya jumlah SDM yang menduduki Jabatan Pelaksana (85,3%), sementara Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) hanya sejumlah 3,5%. Kecilnya jumlah SDM yang menduduki JFT dikarenakan masih minimnya minat SDM terhadap JFT. Jabatan ini masih dipandang sebagai jabatan yang tidak menarik dalam jenjang kepangkatannnya. Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan direktorat teknis yang seharusnya membutuhkan jumlah SDM dalam Jabatan Fungsional Tertentu lebih banyak dibandingkan dengan SDM dalam jabatan pelaksana.

0.3%

1.7%

85.3%

3.5%

9.2%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Bekerja di Dinas/Kementerian Lain

Struktural

JP

JFT

PISK

Bekerja di Dinas/Kementerian Lain Struktural JP JFT PISK

Gambar 3.1Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan di Lingkungan DJCK

L a P O R a N K i N e R j a40

Gambar 3.2Komposisi SDM DJCK di Setiap Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

sumber: setditjen. Cipta Karya dan aplikasi siMeKa Tahun 2017

kepangkatannnya. Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan direktorat teknis yang seharusnya membutuhkan jumlah SDM dalam Jabatan Fungsional Tertentu lebih banyak dibandingkan dengan SDM dalam jabatan pelaksana.

Jika komposisi SDM ini disandingkan dengan upaya pencapaian sasaran program, akan terlihat bahwa setiap sasaran program didominasi oleh jabatan pelaksana yaitu jabatan pengadministrasi umum dan penata keuangan.

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM). SDM dengan status PNS Pusat paling banyak terdapat pada Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan jumlah 569 orang sedangkan paling sedikit berada pada Sekretariat BPPSPAM dengan jumlah 32 orang. SDM dengan status PNS Daerah paling banyak berada di Direktorat PKP dengan jumlah 144 orang sedangkan paling sedikit berada pada Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) dengan jumlah 67 orang. Untuk SDM dengan

Gambar 3.3Komposisi SDM DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin

sumber: setditjen. Cipta Karya dan aplikasi siMeKa Tahun 2017

22

Gambar 3.3

Komposisi SDM DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Setditjen. Cipta Karya dan Aplikasi SIMEKA Tahun 2017

Berdasarkan jenis kelamin, SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya didominasi oleh pegawai laki-laki. Komposisi SDM terbagi menjadi 4.742 orang pegawai laki-laki (66%) dan 2.393 (34%) orang pegawai wanita. Pegawai wanita yang menduduki posisi Eselon berjumlah 41 orang (47,13 % dari total jumlah pejabat yang menduduki posisi eselon di Direktorat Jenderal Cipta Karya), detil komposisi terlihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Komposisi Pejabat DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Setditjen. Cipta Karya dan Website Unit Organisasi

Laki-Laki66%

Perempuan34%

Persebaran SDM pada unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dapat dilihat pada Gambar 3.2. di atas. Persebaran SDM paling banyak berada di Direktorat Bina Penataan Bangunan (BPB) dan Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP), sedangkan jumlah SDM paling sedikit berada di Sekretariat Badan Pendukung

status non-PNS terbanyak ada pada Direktorat BPB sebanyak 989 orang sedangkan paling sedikit berada pada Sekretariat BPSPAM sebanyak 39 orang.

Berdasarkan jenis kelamin, SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya didominasi oleh pegawai laki-laki. Komposisi SDM terbagi menjadi 4.742 orang pegawai laki-laki (66%) dan 2.393 (34%) orang pegawai wanita. Pegawai wanita yang menduduki posisi Eselon berjumlah 41 orang (47,13 % dari total jumlah pejabat yang menduduki posisi eselon di Direktorat Jenderal Cipta Karya), detil komposisi terlihat pada Gambar 3.4.

Laki-laki66 %

41DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Pada Gambar 3.5, terlihat bahwa jumlah PNS yang memiliki latar belakang pendidikan teknis lebih sedikit dibandingkan dengan non teknis (44% berbanding 56%). Hal ini merupakan tantangan bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya karena beban kerja pembangunan infrastruktur dari tahun ke tahun terus meningkat, sementara potensi PNS dari segi kuantitas dan kualitas belum sepadan

dengan beban kerja tersebut. Di samping itu, kompetensi substansi teknis dirasa sangat kurang memadai sehingga diperlukan tambahan tenaga (non-PNS) yang memiliki kompetensi sesuai dengan beban kerja. Unit kerja teknis yang paling sedikit memiliki PNS dengan latar belakang pendidikan teknik adalah Direktorat PSPAM (39%) sedangkan yang paling banyak adalah Direktorat PPLP (66%).

Gambar 3.4Komposisi Pejabat DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin

sumber: setditjen. Cipta Karya dan website unit organisasi

22

Gambar 3.3

Komposisi SDM DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Setditjen. Cipta Karya dan Aplikasi SIMEKA Tahun 2017

Berdasarkan jenis kelamin, SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya didominasi oleh pegawai laki-laki. Komposisi SDM terbagi menjadi 4.742 orang pegawai laki-laki (66%) dan 2.393 (34%) orang pegawai wanita. Pegawai wanita yang menduduki posisi Eselon berjumlah 41 orang (47,13 % dari total jumlah pejabat yang menduduki posisi eselon di Direktorat Jenderal Cipta Karya), detil komposisi terlihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Komposisi Pejabat DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Setditjen. Cipta Karya dan Website Unit Organisasi

Laki-Laki66%

Perempuan34%

23

Gambar 3.5 Kondisi SDM PNS di Lingkungan DJCK Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Pada Gambar 3.5, terlihat bahwa jumlah PNS yang memiliki latar belakang pendidikan teknis lebih sedikit dibandingkan dengan non teknis (44% berbanding 56%). Hal ini merupakan tantangan bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya karena beban kerja pembangunan infrastruktur dari tahun ke tahun terus meningkat, sementara potensi PNS dari segi kuantitas dan kualitas belum sepadan dengan beban kerja tersebut. Disamping itu, kompetensi substansi teknis dirasa sangat kurang memadai sehingga diperlukan tambahan tenaga (non-PNS) yang memiliki kompetensi sesuai dengan beban kerja. Unit kerja teknis yang paling sedikit memiliki PNS dengan latar belakang pendidikan teknik adalah Direktorat PSPAM (39%) sedangkan yang paling banyak adalah Direktorat PPLP (66%).

3.2. Sarana dan Prasarana Dalam mendukung pelaksanaan kegiatannya, Direktorat Jenderal Cipta Karya memerlukan sarana dan prasarana yang memadai agar pencapaian sasaran dapat lebih maksimal. Sarana dan prasarana yang dimiliki terdiri dari kendaraan operasional dan bangunan gedung sebagai berikut: 1. Bangunan Gedung

Bangunan gedung yang dimiliki Direktorat Jenderal Cipta Karya sebanyak 4.413 unit yang terdiri dari depo, gedung kantor, laboratorium, dan tanah seluas 1.911.532 m². Depo digunakan untuk penyimpanan sarana dan prasarana tanggap darurat.

2. Kendaraan Operasional Kendaraan operasional yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah 1.047 buah kendaraan.

Jika dibandingkan dengan Tahun 2016, maka sarana dan prasarana Direktorat Jenderal Cipta Karya mengalami peningkatan. Peningkatan bangunan gedung sebesar 3.521 unit, dimana penambahan aset terjadi pada sarana dan prasarana Depo PS Tanggal Darurat menjadi 5 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe A Permanen menjadi sebesar 135 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe B Permanen menjadi sebesar 127 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe C Permanen menjadi sebesar 235 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe D Permanen menjadi sebesar 227 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe E Permanen menjadi sebesar 120 unit, dan Rumah Negara Golongan III Lainnya menjadi sebesar 65 unit. Selain itu terjadi pula peningkatan pada jumlah kendaraan operasional menjadi sebesar 564 buah kendaraan.

Gambar 3.5Kondisi SDM PNS di Lingkungan DJCK

Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

3.2. SARANA DAN PRASARANADalam mendukung pelaksanaan kegiatannya, Direktorat Jenderal Cipta Karya memerlukan sarana dan prasarana yang memadai agar pencapaian sasaran dapat lebih maksimal. Sarana dan prasarana yang dimiliki terdiri dari kendaraan operasional dan bangunan gedung sebagai berikut:1. Bangunan Gedung Bangunan gedung yang dimiliki Direktorat

Jenderal Cipta Karya sebanyak 4.413 unit yang terdiri dari depo, gedung kantor, laboratorium, dan tanah seluas 1.911.532 m². Depo digunakan untuk penyimpanan sarana dan prasarana tanggap darurat.

L a P O R a N K i N e R j a42

Tabel 3.2Data Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Cipta Karya

no sarana dan prasarana jumlah

Tipe C Permanen menjadi sebesar 235 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe D Permanen menjadi sebesar 227 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe E Permanen menjadi sebesar 120 unit, dan Rumah Negara Golongan III Lainnya menjadi sebesar 65 unit. Selain itu terjadi pula peningkatan pada jumlah kendaraan operasional menjadi sebesar 564 buah kendaraan.

Selain itu, salah satu aset Direktorat Jenderal Cipta Karya yang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia yaitu Gedung Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIP2B) yang berfungsi sebagai (a). Penyediaan dan

2. Kendaraan Operasional Kendaraan operasional yang dimiliki oleh

Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah 1.047 buah kendaraan.

Jika dibandingkan dengan Tahun 2016, maka sarana dan prasarana Direktorat Jenderal Cipta Karya mengalami peningkatan. Peningkatan bangunan gedung sebesar 3.521 unit, dimana penambahan aset terjadi pada sarana dan prasarana Depo PS Tanggal Darurat menjadi 5 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe A Permanen menjadi sebesar 135 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe B Permanen menjadi sebesar 127 unit, Rumah Negara Golongan III

1. Gedung / Bangunan Bangunan

- Gedung Ditjen. Cipta Karya 1

- Depo PS Tanggap Darurat 5

- Wisma Sanita Pejompongan 1

- Gedung Kantor Satker Bangkim 1

- Gedung Kantor Tanggap Darurat 1

- Mess Pejompongan 1

- Gedung TC Pejompongan 1

- Gedung Ex Tata Bangunan 1

- Gedung Kantor Habitat Wijaya I 1

- Gedung Kantor BPPSPAM 1

- Gedung Cipta Karya Cipaku V 1

- Gedung Balai Teknik Wilayah 1 1

- Gedung Arsip Bekasi 1

- Gedung B.I.C 1

- Rumah Negara Golongan III Tipe A Permanen 135

- Rumah Negara Golongan III Tipe A Semi Permanen 1

- Rumah Negara Golongan III Tipe A Darurat 15

- Rumah Negara Golongan III Tipe B Permanen 127

- Rumah Negara Golongan III Tipe B Semi Permanen 9

- Rumah Negara Golongan III Tipe C Permanen 235

- Rumah Negara Golongan III Tipe C Semi Permanen 22

- Rumah Negara Golongan III Tipe C Darurat 6

43DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no sarana dan prasarana jumlah

sumber: setditjen. Cipta Karya Tahun 2017

2. Kendaraan Operasional Unit

- Rumah Negara Golongan III Tipe D Permanen 227

- Rumah Negara Golongan III Tipe D Semi Permanen 31

- Rumah Negara Golongan III Tipe D Darurat 2

- Rumah Negara Golongan III Tipe E Permanen 120

- Rumah Negara Golongan III Tipe E Semi Permanen 52

- Rumah Negara Golongan III Tipe E Darurat 1

- Rumah Negara Golongan III Lainnya 65

Jumlah 1.066

Kendaraan Operasional Unit

Kendaraan Bermotor Roda 2

- Sepeda Motor 655

Kendaraan Bermotor Roda 4

- Mini Bus (Penumpang 14 Orang ke bawah) 215

- Pick Up 50

- Sedan 6

- Jeep 36

- Station Wagon 82

- Mobil Pers Van 1

Jumlah 1.047

Penyebarluasan informasi Bidang Cipta Karya, (b). Pemberian konsultasi teknis dan advokasi terhadap permasalahan penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya serta (c). Penyediaan dukungan bagi kebutuhan peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM Bidang Cipta Karya.

3.3. ALOKASI ANGGARANPada awal tahun 2017, Direktorat Jenderal Cipta Karya mendapatkan anggaran sejumlah Rp 15.935.472.895,- yang merupakan anggaran kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh unit kerja Eselon II. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum mendapat anggaran kegiatan terbesar, yaitu mencapai Rp. 4.233.126.774,- (26,56% dari total anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya). Anggaran tersebut dimanfaatkan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program ‘meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat’. Anggaran terbesar terdapat pada output “SPAM berbasis masyarakat” sebesar Rp.

1.630.668.830,- dan output “Pembangunan SPAM kawasan perkotaan” sebesar Rp. 1.157.349.898,-

Selama pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2017, anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya mengalami revisi, menjadi sebesar Rp. 16.877.253.785,-. Anggaran tersebut dimanfaatkan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program ‘meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak‘. Anggaran terbesar terdapat pada output “Infrastruktur berbasis masyarakat” sebesar Rp. 1.527.159.367,- dan output “Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman khusus” sebesar Rp. 1.179.690.819,-.

Revisi ini berdampak pada perubahan komposisi anggaran dan target kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya yang ditunjukkan pada Gambar 3.6. Pagu anggaran dari APBNP pada Bulan November 2017 memperlihatkan bahwa komposisi anggaran terbesar berubah dari unit kerja Direktorat

L a P O R a N K i N e R j a44

26

Gambar 3.6 Persebaran Alokasi Anggaran Per Unit Kerja Eselon II Direktorat Jenderal Cipta Karya

Sumber: RKAKL Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2017

Pagu anggaran dari APBNP pada Bulan November 2017 memperlihatkan bahwa komposisi anggaran terbesar berubah dari unit kerja Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum menjadi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman sebesar Rp. 4.426.285.485,- (26,22%). Anggaran tersebut dimanfaatkan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program ‘meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak‘. Anggaran terbesar terdapat pada output “Infrastruktur berbasis masyarakat” sebesar Rp. 1.527.159.367,- dan output “Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman khusus” sebesar Rp. 1.179.690.819,-. Unit kerja Sekretariat Direktorat Jenderal dan Direktorat Bina Penataan Bangunan mendapatkan tambahan anggaran untuk mendukung pembangunan venue Asian Games pada Direktorat BPB. Output yang mendapatkan tambahan anggaran pada unit kerja Sekretariat Direktorat Jenderal adalah “Tanggap darurat/Kebutuhan mendesak” sedangkan output yang mendapatkan tambahan anggaran pada Direktorat BPB adalah “Penyelenggaraan bangunan gedung”. 3.4. Sistem Yang Mewadahi Pelaksanaan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta

Karya Sebagai organisasi yang terus melaksanakan modernisasi, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), saat ini Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menggunakan sistem aplikasi untuk melaksanakan pelaksanaan struktur organisasinya. Pada proses analisis pencapaian sasaran program untuk mencapai visi dan misi, baik sumber daya manusia, anggaran, dan sarana prasarana digunakan satu sistem evaluasi kinerja yang disebut sebagai SIMEKA. Pada pelaksanaan operasionalisasinya, SIMEKA didukung oleh sistem lainnya terkait proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. Pada tahap perencanaan, sistem yang digunakan adalah SIPPa (Sistem Informasi Perencanaan dan Pemrograman) untuk memproses usulan Daftar Isian Program dan Anggaran (DIPA) kemudian alat yang digunakan pada tahap pemantauan pelaksanaan,

0

500,000,000,000

1,000,000,000,000

1,500,000,000,000

2,000,000,000,000

2,500,000,000,000

3,000,000,000,000

3,500,000,000,000

4,000,000,000,000

4,500,000,000,000

5,000,000,000,000

Alokasi Awal

Alokasi Perubahan

sumber: rKaKL direktorat jenderal Cipta Karya Tahun 2017

Gambar 3.6Persebaran Alokasi Anggaran Per Unit Kerja Eselon II Direktorat Jenderal Cipta Karya

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum menjadi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman sebesar Rp. 4.426.285.485,- (26,22%). Anggaran tersebut dimanfaatkan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program ‘meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak‘. Anggaran terbesar terdapat pada output “Infrastruktur berbasis masyarakat” sebesar Rp. 1.527.159.367,- dan output “Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman khusus” sebesar Rp. 1.179.690.819,-.

Unit kerja Sekretariat Direktorat Jenderal dan Direktorat Bina Penataan Bangunan mendapatkan tambahan anggaran untuk mendukung pembangunan venue Asian Games pada Direktorat

BPB. Output yang mendapatkan tambahan anggaran pada unit kerja Sekretariat Direktorat Jenderal adalah “Tanggap darurat/Kebutuhan mendesak” sedangkan output yang mendapatkan tambahan anggaran pada Direktorat BPB adalah “Penyelenggaraan bangunan gedung”.

3.4. SISTEM yANG MEWADAHI PELAKSANAAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARyASebagai organisasi yang terus melaksanakan modernisasi, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), saat ini Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menggunakan sistem aplikasi untuk melaksanakan pelaksanaan struktur organisasinya. Pada proses analisis pencapaian sasaran program untuk mencapai visi dan misi,

45DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

baik sumber daya manusia, anggaran, dan sarana prasarana digunakan satu sistem evaluasi kinerja yang disebut sebagai Sistem Informasi Manajemen Evaluasi Kinerja (SIMEKA). Pada pelaksanaan ope-rasionalisasinya, SIMEKA didukung oleh sistem lainnya terkait proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. Pada tahap perencanaan, sistem yang digunakan adalah SIPPa (Sistem Informasi Perencanaan dan Pemrograman) untuk memproses usulan Daftar Isian Program dan Anggaran (DIPA) kemudian alat yang digunakan pada tahap pemantauan pelaksanaan, adalah e-Monitoring. Pada tahap evaluasi SDM digunakan

sumber: proses bisnis siMeKa Tahun 2017

Gambar 3.7Sistem Informasi Pendukung Penyelenggaraan SAKIP

e-Kinerja sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja individu sedangkan untuk sarana dan prasarana digunakan Sistem Informasi Manajemen Barang Milik Negara (SIMBMN). Selain itu, ada pula sistem informasi sektoral, diantaranya adalah Sistem Informasi Sistem Pengembangan Air Minum (SIMSPAM), Sistem Informasi Penyehatan lingkungan Permukiman (SIMPLP) dan Sistem Informasi Pengembangan Kawasan Permukiman (SIPKP), yang menyajikan data-data teknis. Keterkaitan antarsistem yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan di lingkungan Direkorat Jenderal Cipta Karya, digambarkan sebagai berikut:

27

adalah e-Monitoring. Pada tahap evaluasi SDM digunakan e-Kinerja sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja individu sedangkan untuk sarana dan prasarana digunakan Sistem Informasi Manajemen Barang Milik Negara (SIMBMN). Selain itu, ada pula sistem informasi sektoral, diantaranya adalah Sistem Informasi Sistem Pengembangan Air Minum (SIMSPAM), Sistem Informasi Penyehatan lingkungan Permukiman (SIMPLP) dan Sistem Informasi Pengembangan Kawasan Permukiman (SIPKP), yang menyajikan data-data teknis. Keterkaitan antar sistem yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan di lingkungan Direkorat Jenderal Cipta Karya, digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.7 Sistem Informasi Pendukung Penyelenggaraan SAKIP

Sumber: Proses Bisnis SIMEKA Tahun 2017

Selain itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah memiliki Data Warehouse (DWH), yang merupakan kumpulan database aplikasi (sistem informasi) maupun data lainnya yang dimiliki oleh seluruh unit kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang memiliki sifat berorientasi kepada subjek (Subject Oriented), terintegrasi/terpadu (Data Integrated), dibuat dalam rentang waktu tertentu/waktu-varian (Time Variant), dan data yang disimpan bersifat tetap (Non-Volatile) pada pengumpulan data untuk mendukung proses evaluasi dan pengambilan keputusan. Untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan agar lebih berkualitas, cepat, efisien dan tepat sasaran, Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki Situasi Room (Sitroom). Portal Sitroom tersebut menampilkan informasi terkini terkait progres pekerjaan dari seluruh unit kerja di Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang berguna dalam pengambilan keputusan pimpinan (decision support system) yang lebih cepat. Pemantauan portal ini dilakukan di Ruang Direktur Jenderal, dilengkapi dengan layar monitor berukuran besar untuk menampilkan Portal Situation Room dan tersedia fasilitas kamera untuk tatap muka jarak jauh (video conference). Sitroom juga bisa digunakan untuk rapat menggunakan teknologi video conference dengan seluruh Kepala Satker di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga sangat efisien dalam penghematan anggaran perjalanan dinas. Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2017

L a P O R a N K i N e R j a46

Selain itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah memiliki Data Warehouse (DWH), yang merupakan kumpulan database aplikasi (sistem informasi) maupun data lainnya yang dimiliki oleh seluruh unit kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang memiliki sifat berorientasi kepada subjek (Subject Oriented), terintegrasi/terpadu (Data Integrated), dibuat dalam rentang waktu tertentu/waktu-varian (Time Variant), dan data yang disimpan bersifat tetap (Non-Volatile) pada pengumpulan data untuk mendukung proses evaluasi dan pengambilan keputusan.

Untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan agar lebih berkualitas, cepat, efisien, dan tepat sasaran, Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki Situasi Room (Sitroom). Portal Sitroom tersebut menampilkan informasi terkini terkait progres pekerjaan dari seluruh unit kerja di Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang berguna dalam pengambilan keputusan pimpinan (decision support system) yang lebih cepat. Pemantauan portal ini dilakukan di Ruang Direktur Jenderal, dilengkapi dengan layar monitor berukuran besar untuk menampilkan Portal

Situation Room dan tersedia fasilitas kamera untuk tatap muka jarak jauh (video conference). Sitroom juga bisa digunakan untuk rapat menggunakan teknologi video conference dengan seluruh Kepala Satker di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga sangat efisien dalam penghematan anggaran perjalanan dinas. Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga dalam Pelaksanaan APBN TA. 2017. Sitroom tersebut selain mendukung pengambilan keputusan pimpinan (decision support system) terutama keputusan terkait percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN), juga sebagai sistem peringatan dini (early warning system) apabila dijumpai kendala pelaksanaan pembangunan PSN, serta sebagai system integrator yakni mengintegrasikan berbagai sistem informasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Selain itu dilakukan juga pemasangan CCTV di beberapa lokasi sebagai salah satu bentuk pemantauan pelaksanaan kegiatan dan kinerja SDM.

47DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Bab IV Akuntabilitas Kinerja

L a P O R a N K i N e R j a48

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan k e b e r h a s i l a n / k e g a g a l a n pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanat-

kan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

Bab ini menggambarkan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam pelaksanaan program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman tahun 2017. Analisis dan evaluasi kinerja dilakukan secara berjenjang mulai dari penggunaan sumber daya sebagai input atau modal organisasi (learning and growth perspective), proses bisnis dalam menghasilkan output (internal perspective) sampai dengan capaian program yang dihasilkan oleh organisasi (customer/stakeholder perspective).

4.1 DUKUNGAN SUMBER DAyAPenggunaan sumber daya sebagai input organisasi Ditjen. Cipta Karya di tahun 2017 terangkum dalam suatu proses internal dengan sasaran sebagai berikut:

4.1.1 SUMBER DAyA MANUSIA (SDM) Ditjen. Cipta Karya berkomitmen untuk

memiliki SDM yang berkualitas, dalam arti kompeten dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan pencapaian sasaran program dan berintegritas dalam

pelaksanaan tugasnya. Kinerja dari upaya meningkatkan SDM yang berkualitas digambarkan melalui:1. Peningkatan jumlah SDM yang

mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) bidang permukiman

Pada tahun 2017, sebanyak 620 orang telah mengikuti diklat bidang permukiman. Jumlah ini meningkat 56,93% dibandingkan dengan tahun 2016, yaitu sebanyak 353 orang. Diklat yang diikuti oleh SDM Ditjen. Cipta Karya umumnya adalah diklat teknis. Namun demikian, jika dibandingkan dengan jumlah ASN Ditjen. Cipta Karya tahun 2017 sebanyak 2.477 orang, maka jumlah SDM yang mengikuti diklat masih cukup rendah yaitu sebesar 25%. Hal ini dikarenakan masih rendahnya minat SDM untuk meningkatkan kompetensinya melalui diklat, masih enggannya pimpinan untuk memberikan izin mengikuti diklat serta minimnya sosialisasi penyelenggaraan diklat selama tahun 2017.

2. Persentase Pegawai yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan (assesment)

Salah satu tantangan mewujudkan SDM Ditjen. Cipta Karya yang berkualitas adalah jumlah ASN teknis yang lebih sedikit daripada ASN non-teknis dengan kompetensi teknis yang belum memadai. Pemetaan terhadap ASN

Akuntabilitas Kinerja

49DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

yang mengikuti standar kompetensi jabatan (assessment) selama tahun 2017 menunjukkan bahwa rata-rata 61,34% ASN Ditjen. Cipta Karya telah memenuhi standar kompetensi jabatan. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 57,42%. Assessment ini dilakukan terhadap pegawai yang menduduki jabatan Struktural, Jabatan Perbendaharaan dan Jabatan Fungsional baik Fungsional Umum maupun Fungsional Tertentu (Tabel 4.1).

Jumlah ASN yang belum memenuhi kompetensi masih cukup besar, dimana

dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), serta penyusunan persyaratan umum dan khusus pejabat perbendaharaan.

3. Peningkatan Efektivitas Kinerja Pegawai Salah satu upaya mewujudkan SDM

yang berkualitas adalah dengan meningkatkan efektivitas kinerja pegawai melalui pelaksanaan finger print dan Aplikasi Sistem Informasi Kehadiran (SIKADIR). Diharapkan jika pegawai disiplin dalam kehadiran, akan meningkatkan efektivitas kinerja pegawai. Pada tahun 2017, tingkat

Tabel 4.1 Hasil Tes Kompetensi ASN Ditjen. Cipta Karya TA. 2017

sumber: bpsdM, 2017

Pejabat Tinggi Pratama

Pejabat Administrator

Pejabat Pengawas

Pejabat Perbendaharaan

Jabatan Fungsional Tertentu

Jabatan Pelaksana (PNS dan Non PNS)

-

8

3

13

74

292

7

8

44

1

19

540

7

16

47

14

93

832

jumlah asn yang memenuhi

kompetensi (orang)

jumlah asn yang mengikuti kompetensi

(orang)

jumlah asn yang belum memenuhi

kompetensi (orang)nama jabatan

hal ini akan memberikan tantangan yang cukup besar hingga akhir periode Renstra 2015-2019. Hal ini dikarenakan besarnya target kinerja yang harus diselesaikan, yang membutuhkan ASN-ASN yang memiliki kompetensi teknis. Pada tahun 2017, upaya peningkatan kompetensi lain yang telah dilakukan adalah penyusunan standar kompetensi jabatan struktural, penyusunan Carier Path jabatan struktural, dan pelaksanaan feedback pengembangan karir pegawai yang bekerja sama

intensitas bekerja pegawai Ditjen. Cipta Karya pada tahun 2017 terlihat bervariasi.

Komitmen SDM Ditjen. Cipta Karya dapat juga dilihat dari ketaatan dalam mematuhi ketentuan jam kerja (absensi). Sejak diberlakukannya aplikasi Sistem Informasi Kehadiran (finger print), tingkat absensi pegawai Ditjen. Cipta Karya pada tahun 2017 terlihat bervariasi.

L a P O R a N K i N e R j a50

sumber: sistem informasi Kehadiran pegawai, ditjen. Cipta Karya Tahun 2017

sumber: sistem informasi Kehadiran pegawai, ditjen. Cipta Karya, 2017

Gambar 4.1Tingkat Kehadiran Pegawai Ditjen. Cipta Karya

di Atas Pukul 09.00

Gambar 4.2 Tingkat Kehadiran Pegawai Ditjen. Cipta Karya

di Atas Pukul 18.30

Pada Gambar 4.1 dan 4.2 terlihat bahwa pada Bulan Desember 2017 merupakan periode dengan tingkat intensitas bekerja tertinggi. Pada periode tersebut rata-rata 97,3% pegawai Ditjen. Cipta Karya datang sebelum pukul 09.00. Hal ini disebabkan, karena adanya percepatan penyelesaian kegiatan tahun anggaran 2017. Adapun bulan Juni 2017 merupakan periode dengan tingkat intensitas bekerja terendah, dimana rata-rata 97,95% pegawai Ditjen. Cipta Karya pulang sebelum pukul 18.30. hal ini disebabkan karena Bulan Juni Tahun 2017 bertepatan dengan Bulan Ramadan dan Bulan Syawal.

4. Peningkatan Etos Kerja Pegawai Upaya peningkatan etos kerja pegawai

dilakukan melalui dukungan terhadap pegawai dalam mengikuti kegiatan olahraga, seni dan budaya. Pada tahun 2017, keikutsertaan pegawai ini menghasilkan beberapa penghargaan yaitu Juara I Bulu tangkis Beregu, dan Juara II Tenis Lapangan, Juara II Futsal DAN Juara II Catur dalam rangka Hari Bakti PU.

5. Persentase Tingkat Kinerja SDM Kinerja pada aspek ini dapat dilihat dari

hasil penilaian kinerja individu terhadap Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang telah disusun di awal tahun. Penilaian terhadap kinerja individu tahun 2017 pada PNS menunjukkan bahwa rata-rata nilai kinerja individu adalah sebesar 86,96%1 atau berkategori baik, dengan rincian per unit kerja Eselon II adalah sebagai berikut:

1 Status tanggal 24 Januari 2018

51DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Jika nilai kinerja PNS ini dibandingkan dengan kinerja rata-rata capaian output, dapat disampaikan bahwa capaian kinerja output tahun 2017 sebesar 97,82% didukung oleh kinerja individu dengan rata-rata kinerja sebesar 86,96%. Beberapa faktor yang ditengarai berperan terhadap tidak optimalnya kinerja PNS dalam menghasilkan kinerja capaian output adalah:- Masih cukup besarnya komposisi PNS

yang memiliki pendidikan non teknis/penunjang, sehingga tidak memiliki kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian sasaran program

- Kompetensi teknis yang tidak memadai khususnya pada Unit Kerja Satker berkaitan dengan proses penyiapan readiness criteria

- Masih cukup besarnya non PNS yang menangani substansi teknis namun tidak dapat terukur kinerjanya dikarenakan tidak menyusun SKP

Tantangan terbesar dalam mengelola dan menilai kinerja SDM pada tahun 2017 adalah:- masih banyaknya Non PNS yang

belum menyusun SKP, sehingga

belum diketahui kontribusinya ter-hadap kinerja capaian output

- masih besarnya komposisi SDM non teknis pada sturuktur SDM Ditjen. Cipta Karya

- SKP belum dianggap sebagai bagian dari tata laksana kegiatan

4.1.2 TATA KELOLA KEUANGAN, BARANG MILIK NEGARA (BMN) DAN TATA LAKSANAKinerja Ditjen. Cipta Karya dalam meningkatkan kualitas tata kelola keuangan, BMN dan tata laksana digambarkan melalui pencapaian sebagai berikut:1. Kinerja Pengelolaan Aset Aset Barang Milik Negara (BMN)

merupakan unsur penting yang menunjang kinerja Ditjen. Cipta Karya. Kinerja akan optimal jika aset dapat segera dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat. Optimalisasi pemanfaatan aset di lingkungan Ditjen. Cipta Karya selanjutnya dilakukan melalui kebijakan serah terima aset BMN. Lebih dari 70% BMN Ditjen. Cipta Karya merupakan objek hibah dengan total potensi hibah di tahun 2017 sebesar 64,1 %.

Tabel 4.2Rincian Rata-Rata Nilai Kinerja Individu PNS Ditjen. Cipta Karya

sumber: Tata usaha masing-masing eselon ii, Februari 2018

Sekretariat Ditjen. Cipta Karya 88,90

Sekretariat BPPSPAM 87,87

Direktorat KIP 89,15

Direktorat BPB 86,50

Direktorat PKP 84,68

Direktorat PPLP 87,09

Direktorat PSPAM 89,14

Total Rata-Rata 86,96

rata-rata nilai Kinerja individu (%)unit Kerja eselon ii

L a P O R a N K i N e R j a52

Pada tahun 2017, dari total aset BMN Ditjen. Cipta Karya senilai 91,14 Trilyun hanya 10,23 Trilyun saja aset yang dapat diproses dan 5,93 Trilyun aset yang telah diserahterimakan. Nilai aset yang telah diserahterimakan ini meningkat 47,76% jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya sebesar 3,1 T. Peningkatan kinerja dikarenakan adanya proses percepatan hibah melalui pendampingan verifikasi hibah, serta bimbingan teknis terkait BMN.

Dalam mendukung kebijakan serah terima aset, Ditjen. Cipta Karya mengadakan seremonial penandatanganan serah terima BMN dari Ditjen. Cipta Karya kepada Pemerintah

Daerah serta yayasan atau lembaga pada tanggal 16 November 2017. Pada acara tersebut, diserahkan aset BMN kepada 176 penerima hibah yang terdiri dari 8 Pemerintah Provinsi, 32 Pemerintah Kota, 135 Pemerintah Kabupaten, serta 1 yayasan (Mangkunegara Surakarta). Aset BMN yang diserahterimakan mempunyai total nilai perolehan mencapai Rp. 1,32 triliun yang mencakup bidang air minum sebanyak 348 aset senilai Rp. 625,4 miliar, bidang penyehatan lingkungan permukiman sebanyak 114 aset senilai Rp. 292,3 miliar, bidang pengembangan kawasan permukiman sebanyak 63 aset senilai Rp. 107,6 miliar, bidang penataan bangunan sebanyak 88 aset senilai Rp. 278,2 miliar dan bidang tanggap darurat permukiman sebanyak 99 aset senilai Rp. 17,5 miliar. Perolehan aset tersebut bersumber dari dana APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Cipta Karya atas aset yang selesai dibangun pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2016. Melalui hibah ini, diharapkan aset BMN tersebut dapat segera dirasakan manfaatnya dalam memberikan pelayanan kebutuhan dasar kepada masyarakat.

sumber: seditjen, 2017

Gambar 4.3Total BMN, Potensi, Usulan dan Proses Alih Status/Hibah

BMN Tahun 2017

sumber: bagian publikasi, seditjen, 2017

Gambar 4.4 Penandatanganan Serah Terima BMN dari

Ditjen. Cipta Karya kepada Pemda serta Lembaga/yayasan

“Kebijakan serah terima BMN ini merupakan suatu bentuk tertib administrasi terhadap pengelolaan

barang milik negara atau daerah serta wujud sinergitas program pemerintah pusat dengan

pemerintah provinsi maupun dengan pemerintah kabupaten/kota,” tambah Sri Hartoyo.

53DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Kinerja pengelolaan di lingkungan Ditjen. Cipta Karya pada tahun 2017 juga ditandai dengan keberhasilan beberapa Satker menerima penghargaan bidang pengelolaan BMN. Berdasarkan SK Menteri PUPR No 927/KPTS/M/2017 tentang Penerimaan Penghargaan Satuan kerja Terbaik Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara pada Kementerian PUPR Tahun 2017 adalah Satker PBL Provinsi Sumatera Selatan sebagai Terbaik I, Satker Pengembangan SPAM Provinsi Aceh sebagai Terbaik II dan Satker PBL Provinsi Kepulauan Riau sebagai Terbaik III.

2. Tingkat Kualitas Laporan Keuangan Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

atas Laporan Keuangan Ditjen. Cipta Karya Tahun 2016 adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Pada tahun 2017, ditargetkan kualitas laporan keuangan Ditjen Cipta Karya adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Upaya pencapaian WTP ini di tahun 2017 dilakukan diantaranya melalui:a. percepatan proses hibah untuk aset-

aset yang sudah digunakan oleh masyarakat/pemda dan melaporkan statusnya dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Satker;

b. identifikasi terhadap konstruksi dalam pengerjaan pada neraca Satker dan melaporkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Satker; dan

c. identifikasi terhadap aset tetap renovasi tidak wajar yang masih terdapat pada neraca Satker dan segera melakukan serah terima ke satker yang mencatat aset induknya.

3. Penyelenggaraan Tata Laksana Ketersediaan sistem tata laksana yang

baik sangat diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Ditjen. Cipta Karya terus melakukan upaya untuk memperbaiki tata laksana yang selama ini sudah terbentuk dalam suatu Sistem Manajemen Mutu (SMM). Keberhasilan pelaksanaan SMM pada tahun 2017 dibuktikan dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001:2015 pada:a. Direktorat Keterpaduan Infrastruktur

Permukiman dengan ruang lingkup “Penyusunan Kebijakan dan Strategi, Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan, Pembiayaan, Pelaksanaan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi serta Pemantauan dan Evaluasi”

b. Balai Teknik Air Minum dengan ruang lingkup “Pembinaan Teknik Bidang Air Minum”

Perbaikan tata laksana juga dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya melalui penertiban proses surat menyurat pada sistem Tata Naskah Dinas Elektronik. Keberhasilan penertiban ini dibuktikan dengan diperolehnya Juara I dalam Lomba Pemanfaatan TNDE Kementerian PUPR Tahun 2017.

4.1.3 KEANDALAN SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASIBerdasarkan Rencana Induk Pengembangan Sistem Informasi Ditjen. Cipta Karya, Pada tahun 2017, penguatan keandalan sistem dan teknologi informasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dilakukan melalui pengembangan hal-hal sebagai berikut:

L a P O R a N K i N e R j a54

a. Pengelolaan Sistem Informasi di lingkungan Ditjen Cipta Karya melalui:1. Pendampingan pada pembangunan/

pengembangan aplikasi/sistem informasi Unit Kerja di lingkungan Ditjen Cipta Karya.

2. Fasilitasi Hosting, uji keamanan dan uji fungsi aplikasi/sistem informasi Unit Kerja di lingkungan Ditjen Cipta Karya.

3. Penguatan keandalan sistem informasi dilaksanakan dengan melakukan pengembangan-pengembangan terhadap aplikasi yang sudah ada, yaitu:o Pengembangan terhadap aplikasi

Sistem lnformasi Manajemen Evaluasi Kinerja (SIMEKA) oleh Subdit. Pemantauan dan Evaluasi dengan melakukan adopsi Grand Design Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah (SAKIP) Unit Organisasi Ditjen Cipta Karya.

o Pengembangan terhadap aplikasi Sistem lnformasi Pemrograman dan Penganggaran (SlPPa) pada Subdit. Keterpaduan Pembiayaan dalam mendukung penyiapan usulan program dan anggaran, dengan melakukan input data dokumen RPI2JIU Kab/Kota ke dalam SlPPa.

o Penyusunan aplikasi Sistem Manajemen Baseline dan Verifikasi Program Hibah Air Minum dan Sanitasi yang dibangun oleh Satker Randal PIP dalam rangka mendukung proses survei verifikasi sebagai dasar penerbitan rekomendasi

pencairan dana hibah oleh Ditjen Cipta Karya.

o Pengembangan aplikasi Revisi Anggaran untuk mendukung dan mendokumentasikan setiap proses perubahan dan/atau pergeseran rincian anggaran di tahun berjalan.

o Pengembangan Sistem lnformasi Pinjaman Hibah Luar Negeri (SlPHLN) sebagai alat bagi para pengelola kegiatan dalam melaksanakan perencaaan dan pemantauan semua ketentuan yang berhubungan dengan administrasi pengelolaan pinjaman dan hibah luar negeri pada unit satuan kerja lingkup Ditjen Cipta Karya, agar pengelolaannya dapat dilakukan dengan akuntabel.

o Pengembangan Data Warehouse Cipta Karya, yang merupakan kumpulan aplikasi di lingkungan Ditjen Cipta Karya yang terintegrasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan.

b. Pengelolaan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan Ditjen. Cipta Karya melalui:1. Pendampingan peremajaan jaringan

komunikasi data unit kerja.2. Fasilitasi dan peningkatan keandalan

perangkat teknologi informasi di lingkungan Ditjen Cipta Karya, Direktorat KIP melakukan:o lnstalasi Sistem Sinkronisasi

Server untuk pertukaran data bidang lnfrastruktur Permukiman antara pusat dan 33 provinsi.

o Pemasangan video conference

55DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

untuk melakukan komunikasi/rapat jarak jauh secara serentak antara pusat dan 33 provinsi.

o Pemindahan CCTV untuk memantau pembangunan tahap kedua kegiatan strategis di 7 Perbatasan dan 2 TPA Regional.

o Peningkatan jaringan finger print di pusat dan 33 provinsi dalam rangka kedisiplinan pegawai Ditjen Cipta Karya.

o Pemasangan Firewall untuk meningkatkan keamanan penggunaan internet Ditjen Cipta Karya.

Kinerja lain terkait penguatan keandalan sistem dan teknologi informasi di tahun 2017 adalah pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Evaluasi Kinerja (SIMEKA) dalam penyelenggaraan SAKIP Ditjen. Cipta Karya. Pada tahun 2017, SIMEKA sudah dapat dimanfaatkan oleh seluruh satuan kerja di lingkungan Ditjen Cipta Karya untuk menyusun Perjanjian Kinerja (PK) dan Laporan Kinerja (LaKIP). Sistem ini telah ter-hosting dalam server http://ciptakarya.pu.go.id. Tantangan besar SIMEKA selanjutnya adalah selain melakukan update terhadap reviu renstra yang menjadi dasar kebijakan SIMEKA, juga meningkatkan sinkronisasi dengan sistem lainnya.

4.2 PROSES BISNIS INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARyAPada proses bisnis internal, siklus bisnis Ditjen. Cipta Karya sebagaimana ditunjukkan oleh Peta Strategi memiliki sasaran kegiatan Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman, Meningkatnya kapasitas

kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman, meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman, Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik serta meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan. Adapun kinerja proses internal Ditjen. Cipta Karya tahun 2017 adalah sebagai berikut:

4.2.1 KETERPADUAN PERENCANAAN, PEMROGRAMAN DAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMANKinerja sasaran kegiatan Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman digambarkan melalui indicator sebagai berikut: 1. Konsistensi penyelenggaraan infra-

struktur permukiman terhadap RPIJM Indikator kinerja ini menggambarkan

kesesuaian pengalokasian anggaran penyelenggaraan infrastruktur per-mukim an pada RKAKL 2017 terhadap usulan pemerintah kab/ kota (RPIJM). Pada tahun 2017, Direktorat KIP menargetkan sebanyak minimal 78,0% usulan RPIJM akan teralokasi dalam anggaran RKAKL TA. 2017. Adapun realisasinya adalah sebesar 73,0% dari anggaran RKAKL yang sesuai dengan dokumen RPI2JM. Tingkat konsistensi ini juga menunjukkan bahwa RPI2JM belum cukup efektif untuk dimanfaatkan sebagai alat programming dan budgeting penyelenggaraan infrastruktur permukiman.

Jika dibandingkan dengan tahun 2016, realisasi tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 17,0%. Tidak maksimalnya realisasi konsistensi penyelenggaraan infrastruktur

L a P O R a N K i N e R j a56

permukiman terhadap RPI2JM tahun 2017, dikarenakan: - Readiness criteria sebagai persyaratan

usulan RKAKL belum dipenuhi hingga batas waktu yang ditentukan;

- Terdapat kegiatan-kegiatan penanganan kawasan strategis nasional yang menjadi prioritas, yang tidak/belum terdapat dalam RPI2JM seperti: 1) Pembangunan pos lintas batas Negara (PLBN); 2) Kawasan Perbatasan; 3) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional; 4) Dukungan Asean Games XVIII; 5) Pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) regional skala kawasan; 6) Pembangunan bangunan gedung hijau; 7) SPAM di Kota Binaaan; 8) SPAM di pulau terluar dan/atau pelabuhan perikanan; 9) Tempat pemrosesan akhir (TPA) Sampah Regional skala kawasan, 10) Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Regional; 11) Pembangunan infrastruktur permukiman di kawasan kampung nelayan; dan 12) Penanganan permukiman kumuh; serta 13) Program PISEW di 400 kecamatan.

- Masih diperlukan penyesuaian nomenklatur dalam dokumen RPI2JM dengan nomenklatur dalam DIPA/RKAKL 2017;

- Koordinasi antara Satker. P2PIP Provinsi, Satker. Sektor Provinsi dan Pemerintah Daerah yang belum maksimal.

2. Tingkat keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur permukiman

Indikator ini menggambarkan

seberapa jauh keterpaduan dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman dengan penggunaan dana APBN. Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pelaksanaan keterpaduan infrastruktur permukiman di tahun 2017 pada sampel 19 lokasi, dapat disampaikan bahwa a) pemerintah daerah memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya keterpaduan infrastruktur permukiman, b) adanya upaya yang cukup baik dalam merencanakan keterpaduan menjadi dokumen perencanaan, c) pemerintah daerah masih memiliki kesulitan menterjemahkan kebutuhan keterpaduan dalam perencanaan yang terpadu, d) masih adanya kesulitan menterjemahkan perencanaan keterpaduan kedalam perencanaan pembiayaan keterpaduan, e) masih sulitnya mewujudkan keterpaduan. Hal ini dikarenakan umumnya dokumen perencanaan kurang diacu dan sumber pembiayaan masih tergantung pada pembiayaan dari pusat2.

3. Tingkat manfaat penyelenggaraan infrastruktur permukiman

Indikator ini menggambarkan seberapa besar manfaat yang diperoleh oleh para stakeholder atas penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya. Berdasarkan hasil studi korelasi antara infrastruktur permukiman (akses sanitasi layak, akses air minum aman dan persentase luas permukiman kumuh) terhadap peningkatan kualitas

2 Pelaksanaan pemantauan menggunakan acuan SE Dirjen No. 83/SE/DC/2016 tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman. Pada tahun 2017, pemantauan dilakukan di 19 lokasi. Hasil pemantauan dapat dilihat pada lampiran

57DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

hidup (Indeks Pembangunan Manusia), pendapatan per kapita dan penurunan kemiskinan di tahun 2017 diperoleh kesimpulan bahwa3:a. Infrastruktur permukiman berupa

akses sanitasi layak, akses air minum aman dan persentase luas permukiman kumuh berkaitan dengan dengan peningkatan kualitas hidup (IPM) penduduk Indonesia Tahun 2016. Provinsi yang akses infrastruktur permukimannya tinggi, kualitas hidup (IPM) juga tergolong tinggi.

b. Akses sanitasi layak berkorelasi kuat dengan kualitas hidup. Pada provinsi yang akses sanitasi layaknya tinggi, maka kualitas hidupnya juga tinggi. Demikian pula sebaliknya. Peningkatan akses sanitasi layak dapat menjadi upaya penting meningkatkan kualitas hidup penduduk.

c. Akses air minum aman berkorelasi kuat dengan kualitas hidup. Pada provinsi yang akses air minum amannya tinggi, maka kualitas hidupnya juga tinggi. Demikian pula sebaliknya. Peningkatan akses air minumaman dapat menjadi upaya penting meningkatkan kualitas hidup penduduk.

d. Persentase permukiman kumuh berkorelasi kuat dengan kualitas hidup. Pada provinsi yang persentase permukiman kumuhnya kecil, maka kualitas hidupnya juga tinggi. Demikian pula sebaliknya. Pengurangan persentase luas permukiman kumuh dapat menjadi

upaya penting meningkatkan kualitas hidup penduduk.

e. Capaian akses air minum aman berkorelasi tinggi dengan cakupan akses sanitasi layak. Diperlukan keseimbangan dan ketersediaan kedua akses tersebut untuk mencapai akses yang tinggi pada kedua infrastruktur permukiman tersebut.

f. Akses sanitasi layak dan akses air minum aman, keduanya berkorelasi cukup kuat dengan persentase permukiman kumuh. Akses sanitasi layak dan akses air minum aman yang tinggi, dapat menurunkan persentase permukiman kumuh. Kaitan akses air minum aman terhadap persentase permukiman kumuh relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan akses sanitasi layak.

g. Akses sanitasi layak dan akses air minum aman, keduanya berkorelasi cukup kuat dengan pendapatan per kapita. Akses sanitasi layak dan akses air minum aman yang tinggi, dapat meningkatkan pendapatan per kapita.

h. Infrastruktur permukiman (sanitasi layak, air minum aman dan luas permukiman kumuh), umumnya memiliki korelasi rendah dengan persentase penduduk miskin. Akses air minum aman relatif sedikit lebih menonjol dalam kaitannya dengan penurunan kemiskinan bila dibandingkan infrastruktur lainnya.

Manfaat lain yang dirasakan dari kegiatan

infrastruktur permukiman diperoleh dari pengguna langsung infrastruktur terbangun melalui tinjauan lapangan,

3 Lebih detail terkait hasil studi manfaat penyelenggaran infrastruktur, dapat dilihat pada lampiran.

L a P O R a N K i N e R j a58

besaran manfaat dari setiap jenis infrastruktur permukiman ialah sebagai berikut:

a. Akses air minum aman memberi manfaat optimal (100%) terhadap penghematan waktu/tenaga dan kenyamanan hidup.

b. Akses sanitasi layak (air limbah) memberi manfaat terbesar terhadap penghematan waktu/tenaga dan kenyamanan hidup sebesar 80%.

c. Akses jalan lingkungan memberi manfaat terbesar terhadap penghematan waktu/tenaga sebesar 95%

d. Akses sanitasi layak (TPST 3 R) memberi manfaat optimal (100%) terhadap penghematan waktu/tenaga, kenyamanan, dan penghematan biaya.

4.2.2 KAPASITAS KELEMBAGAAN Salah satu kendala dalam pemanfaatan

pembangunan infrastruktur permukiman, adalah belum siapnya kelembagaan di tingkat daerah untuk menerima dan mengelola infrastruktur terbangun. Beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan di daerah antara lain dengan mengoptimalkan pendampingan kepada lembaga pengelola dan SDM pengelolanya, dengan kinerja sebagai berikut:1. Jumlah lembaga pengelola yang

meningkat kapasitasnya Pada sektor air minum, upaya

peningkatan kapasitas lembaga pengelola dilakukan diantaranya

sumber: Tinjauan Lapangan, 2017

Gambar 4.5Pemanfaatan TPST 3R di Desa Betoyoguci Kec. Manyar, kab. Gresik

59DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

melalui pelaksanaan workshop refreshment info air minum, workshop peningkatan kapasitas pembina UPTD bidang SPAM, pelatihan alat non revenue water dan efisiensi energi serta pendampingan pemanfaatan info air minum.

Pada sektor sanitasi, upaya peningkatan kapasitas lembaga pengelola dilakukan melalui pendampingan kepada kabupaten/kota dalam membentuk unit pengelola persampahan dan sanitasi. Pada tahun 2017, dari 39 kabupaten/kota yang didampingi, telah terealisasi 18 unit pengelola persampahan dan sanitasi Kab./Kota.

Pada sektor Bina Penataan Bangunan, upaya peningkatan kapasitas lembaga pengelola dilakukan diantaranya melalui pelaksanaan workshop Heritage Urban Landscape dan workshop Pelestarian Bangunan Gedung Cagar Budaya kepada 41 Kab./Kota.

Pada pada sektor permukiman upaya peningkatan kapasitas lembaga pengelola dilakukan melalui sosialisasi NSPK pada 33 pemerintah provinsi (Dinas PU dan BAPPEDA Provinsi), pembinaan kepada 11.067 BKM yang terlibat dalam program KotaKu (Kota Tanpa Kumuh).

2. Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

Tabel 4.3 Jumlah Lembaga Pengelola yang Meningkat Kapasitasnya

sumber : direktorat pspaM, direktorat ppLp, direktorat pKp, direktorat bpb

131 PDAM

9 UPTD Kab/Kota, 4 UPTD Provinsi

39 kabupaten/kota

11.067 Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

33 provinsi (Bappeda PU dan Dinas PU)

131 PDAM

9 UPTD Kab/Kota, 4 UPTD Provinsi

18 kabupaten/kota

11.067 BKM

33 provinsi (Bappeda PU dan Dinas PU)

1.

2.

3.

Air Minum

Sanitasi

Permukiman

sektor jumlah Lembaga pengelola yang mendapat pendampingan

jumlah Lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya/ terbentuk kelembagaannya

no.

Tabel 4.4Jumlah SDM Lembaga Pengelola yang Meningkat Kapasitasnya

sumber: direktorat bpb, direktorat pspaM, balai Teknik air Minum, balai Teknik sanitasi

455 orang

362 orang

450 orang

1.

2.

3.

Air Minum

Sanitasi

Permukiman

sektor jumlah sdM yang meningkat kapasitasnyano.

L a P O R a N K i N e R j a60

Pada tahun 2017, hasil pendampingan kepada lembaga pengelola menghasilkan peningkatan kapasitas terhadap SDM lembaga pengelola dengan total sebanyak 1.315 orang melalui mekanisme pembinaan teknis pada Balai Teknis Air Minum dan Balai Teknis Sanitasi, pembinaan teknis dan pelatihan oleh direktorat teknis terkait.

4.2.3 PENGENDALIAN DAN PENGAWASANSasaran kegiatan pengendalian dan pengawasan tahun 2017 dapat dilihat kinerjanya sebagai berikut:1. Tingkat implementasi SAKIP Indikator ini menggambarkan seberapa

jauh tingkat akuntabilitas kinerja organisasi Ditjen. Cipta Karya. Pada tahun 2017 capaian kinerja tingkat akuntabilitas kinerja Ditjen. Cipta Karya adalah 75,65%. Angka ini bermakna bahwa kinerja organisasi Ditjen. Cipta Karya telah akuntabel dan telah memiliki sistem manajemen kinerja yang sangat baik. Detail capaian kinerja akuntabilitas kinerja Ditjen. Cipta Karya sebagaimana ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 4.5Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Akuntabiltias Kinerja Unit Organisasi Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017

sumber surat itjen Kemen pupr kepada ditjen CK no. Kj.06.01-ij/561 tentang Laporan hasil evaluasi saKip djCK Ta. 2016

30%

25%

14,40%

0%

20%

89,40%

100%

24,78%

19,78%

12,03%

Tidak Dinilai

11,04%

67,63%

75,65%

A.

B.

C.

D.

E.

Perencanaan Kinerja

Pengukuran Kinerja

Pelaporan Kinerja

Evaluasi Kinerja

Capaian Kinerja

Jumlah

Total Nilai

Komponen bobot/nilai Maksimal nilai hasil evaluasino.

Jika dibandingkan dengan target tahun 2017 sebesar 84%, maka kinerja indikator ini tidak maksimal. Hal ini dikarenakan:a. Belum disahkannya Reviu Rencana

Strategis Ditjen. Cipta Karya 2015-2019 b. SIMEKA belum terintegrasi dengan

aplikasi lainnya, sehingga SIMEKA belum berjalan optimal dalam mengukur kinerja di lingkungan Ditjen. Cipta Karya

c. Indikator kinerja kegiatan pada unit Eselon II belum seluruhnya berorientasi pada outcome

d. Belum terdapat SOP atau mekanisme yang jelas terkait penilaian kinerja mulai dari tingkat Eselon IV ke atas

e. Rencana Aksi belum ditindaklanjuti sebagai bentuk pengendalian kinerja di lingkungan Ditjen. Cipta Karya

Terhadap kinerja tahun 2016, maka kinerja capaian tahun 2017 telah mengalami peningkatan sebesar 2,84%4. Peningkatan ini terjadi dikarenakan adanya SIMEKA sebagai sistem yang mendukung penyelenggaraan SAKIP.

4 Capaian tingkat akuntabilitas kinerja tahun 2016 adalah 72,81% berdasarkan Surat Itjen Kemen PUPR kepada Ditjen CK No. KJ.06.01-Ij/630 tentang Laporan Hasil Evaluasi SAKIP DJCK TA. 2015

61DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

2. Penyelesaian temuan Itjen, BPKP dan BPK-RI

Kinerja kegiatan pendukung lainnya adalah terkait penyelesaian temuan Itjen, BPKP dan BPK-RI. Pada status 15 Desember 2017, dari total temuan 63,08 M dan 7.138,66 USD telah ditindaklanjuti sebanyak 54,97% atau meningkat sebesar 0.04% dari tahun 2016, sedangkan sisanya belum ditindaklanjuti dengan rincian sebagai berikut:a. Progres Temuan Inspektorat Jenderal Pada temuan Inspektorat Jenderal,

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang belum ditindaklanjuti adalah sebesar 1,26 M untuk Kode 01 (Keborosan), 1,57 M untuk Kode 02 (Kebocoran) dan 139 kejadian untuk Kode 03-10 (Administrasi).

b. Progres Temuan BPK Pada temuan BPK, Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) yang belum ditindak lanjuti sebesar 7,1 M, dengan sisa temuan terbesar dari Direktorat Pengembangan PLP (termasuk MSMHP) sebesar 6,69 M.

c. Progres Temuan BPKP Pada temuan BPKP, Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) yang belum ditindaklanjuti yaitu sebesar 16,19 M untuk Kode 01 (Keborosan) dan 1,65 M untuk Kode 02 (Kebocoran).

Penyelesaian temuan Itjen, BPKP dan BPK-RI masih menghadapi tantangan dikarenakan adanya temuan berulang, yaitu:- Penatausahaan piutang Rumah

Negara Gol III belum tertib- Aset tetap tidak diketahui

keberadaannya- Ketidaksesuaian pengelompokan

belanja antara penganggaran dengan pelaksanaan di lapangan

- Pencatatan dan pengelolaan aset tetap belum dilakukan secara tertib

- Aset tetap belum dilakukan proses inventarisasi dan penilaian kembali

- Aset tetap DJCK yang digunakan / dikelola pihak lain belum diproses hibah

4.2.4 PENINGKATAN KUALITAS PENGATURAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan kuantitas landasan hukum penyelenggara-an infrastruktur permukiman, Ditjen. Cipta Karya mendorong penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) bidang permukiman baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun ranperda/perkab/perwali oleh pemerintah daerah. Capaian kinerja sasaran kegiatan peningkatan kualitas pengaturan dan pengelolaan infrastruktur permukiman adalah sebagai berikut:1. Jumlah NSPK bidang permukiman yang

diterbitkan tahun 2017 Pada tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya telah

menerbitkan 27 (dua puluh tujuh) NSPK yang terdiri dari 2 (dua) Peraturan Menteri PUPR, 3 (tiga) Rancangan Peraturan Menteri PUPR, 3 (tiga) Surat Edaran Dirjen Cipta Karya, 3 (tiga) Pedoman Teknis, 1 (satu) Rancangan SKKNI, 2 (dua) Draft Materi Teknis, 2 (dua) Petunjuk Teknis, 2 (dua) Kriteria Evaluasi, 6 (enam) Draft Panduan Umum, 2 (dua) Draft Petunjuk Teknis, 1 (satu) Draft Pedoman (Tabel 4.3). Judul NSPK secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.

L a P O R a N K i N e R j a62

2. Jumlah pemerintah daerah kabupaten/kota yang memiliki peraturan penyelenggaraan infrastruktur permukiman (dokumen perencanaan/ ranperda/perkab/perwali)

Pada tataran pemerintahan daerah, Ditjen. Cipta Karya telah mendorong adanya peningkatan kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman melalui penyusunan dokumen peren-canan/ ranperda/ perkab/perwali penyelenggaraan infratruktur permukim-an, dengan kinerja di tahun 2017 seperti yang tergambar dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.6Jumlah NSPK yang Diterbitkan dalam Tahun 2017

sumber: sekretariat bppspaM, direktorat Kip, direktorat pspaM, direktorat ppLp, direktorat pKp, direktorat bpb, 2017

10 NSPK

2 NSPK

2 NSPK

3 NSPK

10 NSPK

1.

2.

3.

4.

5.

Air Minum

Bina Penataan Bangunan

Pengembangan Kawasan Permukiman

Penyehatan Lingkungan Permukiman

Dukungan Manajemen

sektor jumlah nspKtahun 2017no.

sumber: direktorat pspaM, ppLp, pKp, bpb, 2017

Tabel 4.7Jumlah Pemerintah Daerah Kab./Kota yang memiliki Peraturan Penyelenggaraan Permukiman

480 Kab/Kota

464 Kab/Kota

58 Kab/Kota

35 Kab/Kota

192 Kab/Kota

485 Kab/Kota

11 Kab/Kota

21 Kab/Kota

32 Kab/Kota

24 Kab/Kota

96 Kab/Kota

134 Kab/kota

RI SPAM

Perda BG

SK TABG (Tim Ahli Bangunan Gedung)

Perda Kumuh

RP2KPKP

SSK

1.

2.

3.

4.

Air Minum

Bina Penataan Bangunan

Pengembangan Kawasan Permukiman

Penyehatan Lingkungan Permukiman

sektorakumulasi pemerintah Kabupaten/Kota yang

Telah Memiliki peraturan

pemerintah Kabupaten/Kota yang Memiliki

peraturan Tahun 2017

bentukperaturanno.

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari total 514 kabupaten/kota5, sebanyak 480 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM), 464 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki peraturan daerah tentang bangunan gedung (Perda BG), 58 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki SK TABG, 35 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki peraturan daerah tentang penetapan kawasan kumuh (Perda Kumuh), 192 kabupaten/kota telah memiliki RP2KPKP dan 485 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan

63DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

4.2.5 PENINGKATAN KUALITAS KOMUNIKASI, EDUKASI DAN KAMPANyE PUBLIK

Upaya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap manfaat penyelenggaran infrastruktur permukiman telah dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya melalui peningkatan kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik. Kinerja kegiatan ini di tahun 2017 adalah sebagai berikut:1. Jumlah Publikasi Yang Diterbitkan Selama tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya

telah menerbitkan sebanyak 12 buletin yang membahas tentang bidang Cipta Karya, penerbitan artikel pada 7 media cetak berbayar dan 15 media online berbayar.

2. Persentase Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti

Pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti hingga Desember 2017 adalah 91,3%, sisanya sebanyak 2

pengaduan masyarakat, masih dalam proses tindak lanjut.

Selain menerbitkan publikasi dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat, Ditjen. Cipta Karya juga mengikuti pameran baik berskala nasional maupun internasional sebanyak 22 kali.

4.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARyABerdasarkan Renstra 2015-2019, sasaran Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman adalah a) meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, b) meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, dan c) meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat. Adapun capaian kinerja sasaran program ini di tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Pencapaian Sasaran Program Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017

sumber: direktorat pspaM, direktorat ppLp, direktorat pKp

Meningkatnya konstribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi

0,92

0,30

6,89

1,58

1,55

5,07

144.95

542.85

93.02

Target apbn (%) Capaian (%) Kinerja Terhadap

apbnp (%)indikator Kinerjasasaran program

Pada tahun 2017, secara umum kinerja rata-rata pencapaian sasaran program adalah 260,27% dengan kinerja tertinggi pada sasasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak seebsar 542,85%. Tingginya kinerja sasaran ini dikarenakan diperhitungkannya capaian program KOTAKU dan NUSP dalam perhitungan penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan.

L a P O R a N K i N e R j a64

Jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2015 dan 2016 sebagaimana terlihat pada Tabel 4.8, maka kontribusi Ditjen Cipta Karya selama tiga tahun terakhir dalam meningkatkan cakupan pelayanan akses air minum adalah sebesar 4,45%, menurunkan luasan permukiman kumuh perkotaan adalah sebesar 3,01% dan meningkatkan cakupan pelayanan akses sanitasi sebesar 8,94%.

Tabel 4.9 Tren Kontribusi Ditjen. Cipta Karya

sumber: LaKip djCK Ta. 2015, LaKip djCK Ta. 2016, realisasi reviu pK djCKTa. 2017

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi

%

%

%

2,20

0,82

1,94

1,58

1,55

5,07

0,69

0,64

1,93

satuan 2015 2016 2017indikator Kinerjasasaran program

Tabel 4.10Kontribusi Ditjen Cipta Karya Terhadap Gerakan 100-0-100

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi

%

%

%

70,97

90,82

62,14

72,72

93,01

72,87

71,14

91,46

67,80

satuan 2015 2016 20176indikator Kinerja

6 Pada Renstra Kementerian PUPR 2015-2019, dukungan terhadap Gerakan Nasional 100-0-100 ditandai dengan indicator kinerja sebagai berikut: Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum, Persentase peningkatan luasan permukiman layak di perkotaan dan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi. Terdapat indicator kinerja yang berbeda antara Renstra PUPR 2015-2019 dengan PK Ditjen Cipta Karya dalam menggambarkan dukungan dalam mewujudkan 0% kawasan kumuh di perkotaan.6 Capaian Tahun 2015 dan 2016 untuk indicator Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum dan persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi bersumber dari BPS. Untuk tahun 2017, perhitungan kontribusi Ditjen Cipta Karya adalah :Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum = Capaian BPS Tahun 2016 + Realisasi 2017Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan = Realisasi Tahun 2016 + Realisasi 2017Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi= Capaian BPS Tahun 2016 + Realisasi 2017

kontribusi Ditjen Cipta Karya. Pada indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum, kontribusi APBN akan menambah kinerja capaian nasional menjadi 72,72%. Pada indikator peningkatan luasan permukiman layak di perkotaan, kontribusi APBN akan menambah kinerja capaian nasional menjadi 93,01%. Pada indikator Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses

Jika dibandingkan dengan target nasional gerakan 100-0-100 dengan kinerja akhir 100% masyarakat memiliki akses air minum di tahun 2019, 0% kawasan kumuh di perkotaan dan 100% masyarakat memiliki akses sanitasi di tahun 2019, maka kontribusi Ditjen Cipta Karya (APBN) menunjukkan pencapaian sebagai mana ditunjukkan dengan Tabel 4.10.

sanitasi, kontribusi APBN akan menambah kinerja capaian nasional menjadi 72,87%. Capaian ini belum memperhitungkan pendanaan non APBN. Dalam rangka menghimpun informasi capaian non APBN, tahun 2017 Ditjen. Cipta Karya telah mengintensifkan penyebarluasan instrumen pengumpulan data kepada Kab./Kota. Jika digambarkan dalam bentuk

Tabel 4.10. menunjukkan perkiraan capaian nasional gerakan 100-0-100 pada Tahun 2017, berdasarkan

grafik, tren capaian gerakan 100-0-100 adalah sebagai berikut:

65DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Gambar 4.6Tren Capaian Gerakan 100-0-100 Dengan Sumber Pembiayaan

APBN Ditjen. Cipta Karya

Memperhatikan capaian gerakan 100-0-100 di Tahun 2017 serta target APBN tahun 2018, maka diperkirakan akan terdapat gap yang harus dipenuhi di tahun 2019 sebesar 2,7% untuk peningkatan pelayanan air minum, 0,7% untuk penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan, dan 3,3% untuk peningkatan pelayanan sanitasi. Masih besarnya gap yang harus dipenuhi, selain dikarenakan minimnya anggaran baik itu dari APBN maupun APBD, juga dikarenakan minimnya data dan informasi kinerja dari sumber pendanaan Non APBN. Untuk pemenuhan target RPJMN yaitu 100-0-100, maka diperlukan upaya yang cukup besar untuk menghimpun kinerja dari pendanaan non APBN.

Detail pencapaian tiap sasaran program Ditjen. Cipta Karya di tahun 2017, adalah sebagai berikut:

4.3.1 SASARAN “MENINGKATNyA KONTRIBUSI TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM BAGI MASyARAKAT”Kinerja sasaran ini digambarkan melalui indikator persentase peningkatan cakupan akses air minum. Pada tahun 2017, telah terealisasi sebanyak 5.873 liter/detik atau

setara dengan 1,58% cakupan pelayanan akses air minum. Angka realisasi ini merupa-kan total dari target kapasitas SPAM terba-ngun baik di perkotaan maupun di perdesaan berdasarkan perhitungan full capacity SPAM terbangun yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM). Meningkatnya kinerja tahun 2017 dikarenakan kontribusi cakupan pelayanan akses air minum dari kegiatan SPAM pemberdayaan masyarakat atau PAMSIMAS sebanyak 1.881 l/detik.

Dalam merealisasikan 1,58% telah dilakukan pembangunan di 162 kawasan SPAM perkotaan terfasilitasi, 12 kawasan SPAM rawan air terfasilitasi, 112 kawasan Pengembangan SPAM Perkotaan, 3.660 SPAM Berbasis Masyarakat, 20 kawasan pembangunan SPAM Khusus, 3 kawasan SPAM Regional, 21 kawasan SPAM Rawan Air dan 28 kawasan pengembangan jaringan kawasan khusus. Meskipun kinerja sasaran ini melebihi target, dalam pelaksanaan kegiatan, masih terdapat permasalahan yang menyebabkan output tidak terealisasi dengan baik, diantaranya dikarenakan keti-daksiapan readiness criteria, serta kendala pengiriman barang.

Jika kinerja sasaran tahun 2017 dibandingkan dengan capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya, maka peningkatan cakupan pelayanan air minum pada periode 2015-2017 menunjukkan tren yang positif sebagaimana terlihat pada tabel 4.11. Hingga tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya melalui APBN telah berkontribusi menambah kapasitas air sebanyak 17.317 l/det atau sebesar 4,475 % penambahan cakupan pelayanan air minum kepada masyarakat.

L a P O R a N K i N e R j a66

Selain pendekatan pembangunan untuk menambah kapasitas terbangun, di tahun 2017 dilakukan pula kegiatan-kegiatan lain seperti:1. Pengembangan kemitraan dan alternatif

pembiayaan melalui fasilitasi program pinjaman perbankkan, penyiapan Raperpres pengganti Perpres No 29 Tahun 2009 tentang Pemberian jaminan dan subsidi bunga oleh pemerintah pusat dalam rangka percepatan penyediaan AM, dan penyusunan tata cara pencairan VGF untuk proyek-proyek KPBU

2. Pengembangan inovasi teknologi melalui pendampingan aplikasi inovasi teknologi SWRO dan pemanfaatan PLTS di Pulau Untung Jawa, Pulau Mandangin, Universitas Gadjah Mada, Belakang Padang Kepulauan Riau dan Halmahera Utara

3. Peningkatan kinerja PDAM melalui pendampingan penerapan tarif Full Cost Recovery PDAM, pilot project penurunan kehilangan air PDAM, pendampingan penyusunan business plan dan RT3 pada PDAM kurang sehat/sakit, serta pendampingan efsiensi produksi pada PDAM.

4. Penilaian kinerja terhadap 378 PDAM yang merupakan kerjasama antara BPPSPAM dengan BPKB. Penilaian dilakukan dengan memperhitungkan 4 aspek sesuai dengan SK Ketua BPPSPAM No 002/KPTS/K-6/IV/2010 tentang Penilaian Kinerja Pelayanan

Tabel 4.11Cakupan Pelayanan Air Minum Dengan Sumber Pendanaan APBN Tahun 2015-2017

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum (%)

Kapasitas air (l/det)

2,205

7.574

1,58

5.873

0,69

3.870

2015 2016 2017sasaran program / indikator

sumber: LaKip direktorat pspaM 2015, LaKip direktorat pspaM 2016, LaKip direktorat pspaM 2017

Penyelenggaraan Pengembangan SPAM pada PDAM. Adapun hasil dari penilaian kinerja PDAM pada tahun 2017 adalah 209 PDAM sehat, 103 PDAM kurang sehat dan 66 PDAM Sakit.

Pembangunan sistem penyediaan air minum telah memberikan manfaat berupa pelayanan air minum untuk masyarakat melalui pemanfaatan sambungan rumah. Beberapa output terbangun yang telah memberikan manfaat antara lain:

1. Pengembangan Jaringan Distrik Sota, Kab. Merauke (Papua)

Gambar 4.7Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat

di Distrik Sota, Kab. Merauke

sumber: dit. spaM, 2017

47

1. Pengembangan Jaringan Distrik Sota, Kab. Merauke (Papua)

Gambar 4.7 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat di Distrik Sota, Kab. Merauke

Sumber: Dit. SPAM, 2017 2. Pembangunan SPAM Distrik Minyambaou (Papua Barat)

Gambar 4.8 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat di Distrik Minyambaou, Papua Barat

Sumber: Dit. SPAM, 2017

Dengan memperhatikan hasil kinerja tahun 2017, maka dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan air minum di tahun mendatang akan dilakukan beberapa rencana tindak lanjut antara lain: 1. Memperhitungkan kembali dengan cermat kebutuhan fasilitator pamsismas berdasarkan

kondisi dan proses perekrutan TA. 2017

67DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Gambar 4.8Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat di Distrik Minyambaou, Papua Barat

sumber: dit. spaM, 2017

2. Pembangunan SPAM Distrik Minyambaou (Papua Barat)

4. Menghitung kembali dengan cermat kebutuhan gaji, honor, perjalanan dinas, operaisoanl kendaraan berdasarkan evaluasi hasil pelaksanaan tahun 2017

4.3.2 SASARAN “MENINGKATNyA KONTRIBUSI TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN HUNIAN DAN PERMUKIMAN yANG LAyAK”Kinerja sasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman layak digambarkan melalui indikator kinerja “penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan”. Indikator ini menggambarkan kontribusi Ditjen. Cipta Karya (APBN) dalam mendukung penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan melalui penyediaan prasana dan sarana dasar permukiman pada kawasan kumuh di perkotaan. Adapun target sasaran ini adalah 0,28%, dengan realisasi kinerja adalah 1,55% atau setara dengan 5.961,78 Ha. Meningkatnya capaian sasaran dikarenakan diperhitungkannya kinerja kegiatan KOTAKU dan NUSP dalam pengurangan kawasan kumuh perkotaan.

Jika dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2016, maka capaian tahun 2017 terealisasi dengan cukup baik. Adapun luasan luasan permukiman kawasan perkotaan yang telah tertangani sejak tahun 2015 adalah seluas 11.564,78 Ha atau setara dengan kontribusi sebesar 3%.

47

1. Pengembangan Jaringan Distrik Sota, Kab. Merauke (Papua)

Gambar 4.7 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat di Distrik Sota, Kab. Merauke

Sumber: Dit. SPAM, 2017 2. Pembangunan SPAM Distrik Minyambaou (Papua Barat)

Gambar 4.8 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat di Distrik Minyambaou, Papua Barat

Sumber: Dit. SPAM, 2017

Dengan memperhatikan hasil kinerja tahun 2017, maka dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan air minum di tahun mendatang akan dilakukan beberapa rencana tindak lanjut antara lain: 1. Memperhitungkan kembali dengan cermat kebutuhan fasilitator pamsismas berdasarkan

kondisi dan proses perekrutan TA. 2017

Dengan memperhatikan hasil kinerja tahun 2017, maka dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan air minum di tahun mendatang akan dilakukan beberapa rencana tindak lanjut antara lain:1. Memperhitungkan kembali dengan

cermat kebutuhan fasilitator pamsismas berdasarkan kondisi dan proses perekrutan TA. 2017

2. Pemesanan barang untuk kegiatan konstruksi akan mempertimbangkan kemungkinan kendala dalam pengiriman (faktor cuaca, bencana dan lain-lain)

3. Proses lelang paket tambahan pada APBN-P akan memperhatikan ketersediaan waktu pelaksanaan kegiatan yang relatif singkat serta menyiapkan antisipasi terjadinya gagal lelang

Tabel 4.12 Kontribusi Penurunan Luasan Permukiman Kumuh Tahun 2015-2017

Persentase Penurunan Luasan Permukiman Kumuh Perkotaan (%)

Luas permukiman kawasan perkotaan (Ha)

0,82

3.140

1,55

5.961,78

0,64

2.462,74

2015 2016 2017sasaran program / indikator

sumber: LaKip direktorat pKp Ta 2017

L a P O R a N K i N e R j a68

Pelaksanaan sasaran program penurunan luasan permukiman kumuh ditahun 2017 masih menyisakan beberapa tantangan, diantaranya adalah:1. Belum selesainya Revisi Permen

PUPR Nomor 2/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh serta Rapermen PUPR tentang Pedoman Penyusunan, Penetapan, dan Peninjauan Kembali Rencana Kawasan Permukiman (RKP). Rapermen PUPR tersebut merupakan amanat dari Peraturan pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman

2. Masih terdapat Pemerintah Daerah dan stakeholder bidang kawasan permukiman yang belum paham akan muatan PP 14 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman

3. Perubahan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di tingkat kabupaten/kota dan provinsi dengan munculnya OPD Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman menyebabkan tumpang tindih tugas dengan OPD bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

4. Terhambatnya proses legalisasi Raperda tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh yang disebabkan karena kurangnya monitoring bersama anatara pemerintah pusat dan daerah terkait proses legalisasi perda yang ada di DPRD

5. Pada proses pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan, masih terdapat catatan pada tahapan: a. Perencanaan

- Pada dokumen DED perlu adanya

analisa yang lebih baik lagi terkait teknologi/penanganan yang sesuai dengan kondisi eksisting yang ada;

- Untuk penentuan lokasi penanganan permukiman kumuh yang luasannya di bawah 15 Ha, perlu dipastikan bahwa permukiman termasuk Kawasan Strategis Nasional (KSN);

- Sebagian lokasi kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh tidak terletak pada permukiman dengan skala prioritas penanganan yang tinggi;

b. Pelaksanaan- Pembangunanan infrastruktur

yang dilaksanakan belum semuanya menunjukkan adanya keterpaduan antarsektor terkait;

- Aspek estetika perlu diperhatikan dalam pembangunan infrastruktur dengan tetap mempertimbangkan proporsi biaya dan harmonisasi dengan kondisi bangunan dan lingkungan sekitar;

- Keberhasilan kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh dapat dinilai dari kebermanfaatan bagi masyarakat dan perubahan citra (image) ruang, dari negatif menjadi positif;

Dalam pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, Ditjen Cipta Karya tidak hanya mendukung penuntasan kawasan kumuh saja, tetapi juga melakukan kegiatan fisik lainnya, seperti:1. Peningkatan kualitas permukiman di

69DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

51

2. Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Kawasan Karangwaru, Kota Yogyakarta

Gambar 4.10 Hasil Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Kawasan Karangwaru, Kota Yogyakarta

Sumber: Dit. PKP, 2017 Dengan memperhatikan kinerja tahun 2017, untuk mempercepat pengurangan luasan kumuh rencana tindak lanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Mempercepat proses revisi terhadap Revisi Permen PUPR Nomor 2/PRT/M/2016 tentang

Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh 2. Sosialisasi lebih intensif terkait PP Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan

Perumahan dan Kawasan Permukiman, tidak hanya kepada pemerintah tapi juga kepada masyarakat dan juga badan usaha pelaku pembangunan bidang perumahan dan kawasan permukiman, akademisi, dan stakeholder terkait.

3. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada TA. 2017, maka rekomendasi dan tindak lanjut untuk TA. 2018 adalah sebagai berikut; a. Perencanaan

i. Melakukan evaluasi dan verifikasi ulang kesesuaian antara lokasi-lokasi dalam SK Kumuh dengan aspek dan indikator dalam Permen PUPR No. 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh.

ii. Pemilihan konstruksi yang tepat mutu, tepat sasaran dan tepat biaya; iii. Penuntasan penanganan kumuh dengan prinsip kolaborasi yang dilaksanakan pada

setiap tahap mulai dari persiapan; perencanaan; pelaksanaan; pemantauan; dan evaluasi. Dibutuhkan Perjanjian Kerjasama (PKS) Antara Ditjen. Cipta Karya dengan Pemda.

iv. Untuk lokasi yang masih sulit dengan anggaran pemerintah karena tidak memenuhi persyaratan adminstrasi bida di chanellingkan ke CSR;

b. Pelaksanaan i. Fokus penanganan pada tingkat RT, dimana alokasi dana dapat diatur agar

memprioritaskan salah satu kawasan terlebih dahulu sehingga dapat tuntas sepenuhnya

kawasan perdesaan dengan realisasi di tahun 2017 adalah sebesar 15.644 Ha, yang dilaksanakan melalui kegiatan perdesaan potensial (7.593,403 Ha), dan kegiatan Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) seluas 8.051,04 Ha

2. Peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus dengan realisasi di tahun 2017 adalah sebesar 1.351,85 Ha, yang dilaksanakan melalui kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman di pulau-pulau kecil terluar seluas 11,89 Ha, pembangunan infrastruktur permukiman perbatasan seluas 1.339,96 Ha di 9 lokasi perbatasan. Serta Pembangunan Infrastruktur Permukiman Pendukung Pariwisata di 9 lokasi KSPN

3. Penyelenggaraan bangunan gedung serta penataan bangunan dan lingkungan seluas 288.962 M2 luas bangunan gedung tertangani serta 639.756 M2 luas penataan bangunan lingkungan. Kegiatan ini diantaranya untuk mendukung direktif presiden yaitu rehabilitasi venue Asian Games, Pos Lintas Batas Negara (PLBN), kawasan strategis nasional (KSN)

4. Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan di 53 Kawasan yang dilaksanakan melalui Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), Program Pelestarian dan Penataan Kota Pusaka (P3KH), Penataan Ruang Terbuka Hijau dan Penataan kawasan Destinasi Wisata

Hasil pembangunan infrastruktur bidang permukiman yang telah memberikan manfaat kepada masyarakat adalah:1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Kumuh Kawasan Sungai Kemuning, Kota

Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan2. Peningkatan Kualitas Permukiman

Kumuh di Kawasan Karangwaru, Kota Yogyakarta

50

1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Sungai Kemuning, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan

Gambar 4.9 Hasil Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Sungai Kemuning,

Kota Banjarbaru

Sumber: Dit. PKP, 2017

Gambar 4.9Hasil Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh

Kawasan Sungai Kemuning, Kota Banjarbaru

Gambar 4.10Hasil Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Kawasan

Karangwaru, Kota yogyakarta

sumber: dit. pKp, 2017

sumber: dit. pKp, 2017

Dengan memperhatikan kinerja tahun 2017, untuk mempercepat pengurangan luasan kumuh rencana tindak lanjutnya adalah

sebagai berikut:1. Mempercepat proses revisi terhadap

Revisi Permen PUPR Nomor 2/PRT/M/2016 tentang Peningkatan

L a P O R a N K i N e R j a70

Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

2. Sosialisasi lebih intensif terkait PP Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, tidak hanya kepada pemerintah tetapi juga kepada masyarakat dan juga badan usaha pelaku pembangunan bidang perumahan dan kawasan permukiman, akademisi, dan stakeholder terkait

3. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada TA. 2017, maka rekomendasi dan tindak lanjut untuk TA. 2018 adalah sebagai berikut; a. Perencanaan

i. Melakukan evaluasi dan verifikasi ulang kesesuaian antara lokasi-lokasi dalam SK Kumuh dengan aspek dan indikator dalam Permen PUPR No. 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh.

ii. Pemilihan konstruksi yang tepat mutu, tepat sasaran dan tepat biaya.

iii. Penuntasan penanganan kumuh dengan prinsip kolaborasi yang dilaksanakan pada setiap tahap mulai dari persiapan; perencanaan; pelaksanaan; pemantauan; dan evaluasi. Dibutuhkan Perjanjian Kerjasama (PKS) Antara Ditjen. Cipta Karya dengan Pemda.

iv. Untuk lokasi yang masih sulit dengan anggaran pemerintah karena tidak dapat memenuhi persyaratan adminstrasi dapat disalurkan melalui CSR;

b. Pelaksanaani. Fokus penanganan pada tingkat

RT, dimana alokasi dana dapat diatur agar memprioritaskan salah satu kawasan terlebih dahulu sehingga dapat tuntas sepenuhnya

ii. Kolaborasi dengan perumahan yang sudah dilakukan melalui DAK Perumahan

iii. Menguatkan masyarakat pemelihara agar infrastruktur dasar yang terbangun dapat bertahan lama

4.3.3 SASARAN “MENINGKATNyA KONTRIBUSI TERHADAP PEMENUHAN AKSES SANITASI BAGI MASyARAKAT”Kinerja sasaran kegiatan Peningkatan Kontribusi Pemenuhan Sanitasi yang Layak digambarkan melalui indikator kinerja Persentase peningkatan layanan air limbah dan persampahan. Indikator ini menggambarkan kontribusi Ditjen. Cipta Karya dalam mendukung pemenuhan sanitasi yang layak bagi masyarakat. Pada tahun 2017, realisasi sasaran ini adalah sebesar 5,07% (atau berkinerja 93,02%) yang dilaksanakan melalui pembangunan SPAL Terpusat Skala Regional di 3 Kab./Kota, SPAM Terpusat Skala Kota di 67 Kab./Kota, SPAL Setempat Skala Kota di 39 Kab./Kota, SPAL Skala Kawasan di 19 kota, SPAL Berbasis Masyakarat di 158 Kab./Kota, Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional di 4 Kab./Kota, Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota di 67 Kab./Kota, Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan di 7 Kab./Kota, Sistem Penanganan Persampahan Berbasis Masyarakat di 70 kab./Kota serta Sistem Pengelolaan Drainase seluas 533 Ha di 60 kab./Kota. Tidak optimalnya kinerja capaian sasaran kegiatan

71DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

sanitasi untuk masyarakat melalui pemanfaatan sambungan rumah. Beberapa output terbangun yang telah memberikan manfaat antara lain: 1. Pembangunan TPS 3R Kota Bandar

Lampung

dikarenakan ketidaksiapan readiness criteria pada beberapa lokasi serta tidak optimalnya perencanaan PHLN.

Realisasi kinerja sebesar 5,07% merupakan kontribusi dari akses air limbah sebesar 1,17% dan akses persampahan sebesar 3,90%. Cakupan akses sanitasi ini setara dengan 615.547 KK untuk akses air limbah dan 2.054.574 KK untuk akses persampahan.

Jika kinerja sasaran tahun 2017 dibandingkan dengan capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya serta target Reviu Renstra sebesar 81,82%, maka peningkatan cakupan pelayanan sanitasi pada periode 2015-2017 menunjukkan tren sebagaimana terlihat pada tabel 4.13. Hingga tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya melalui APBN telah berkontribusi menambah cakupan sanitasi sebesar 8,93% atau setara dengan 7.516.501 KK (37.582.505 jiwa).

Tabel 4.13 Kontribusi Cakupan Pelayanan Sanitasi Tahun 2015-2017

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi (%)

Jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan air limbah (KK)

Jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan persampahan (KK)

1,94

1.149.550

2.713.580

5,07

615.547

2.054.574

1,92

304.900

678.350

2015 2016 2017sasaran program / indikator

sumber: LaKip direktorat pKp Ta 2017

Selain pendekatan pembangunan fisik, di tahun 2017 dilakukan pula kegiatan-kegiatan lain seperti Pembangunan infrastruktur drainase dalam rangka pengurangan luasan genangan seluas 533 Ha, dimana hingga tahun 2017, telah tertangani luasan genangan seluas 4.033 Ha.

Pembangunan prasarana sanitasi telah memberikan manfaat berupa pelayanan

53

1. Pembangunan TPS 3R Kota Bandar Lampung

Gambar 4.11 Hasil Pembangunan TPS 3R Kota Bandar Lampung

Sumber: Dit. PLP, 2017 2. Pembangunan Sanimas, Kab. Halmahera Barat

Gambar 4.12 Hasil Pembangunan Sanimas, Kab. Halmahera Barat

Sumber: Dit. PLP, 2017

Gambar 4.11Hasil Pembangunan TPS 3R Kota Bandar Lampung

sumber: dit. pLp, 2017

L a P O R a N K i N e R j a72

2. Pembangunan Sanimas, Kab. Halmahera Barat

RB menerbitkan Permenpan dan RB Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas Menuju Wila- yah Bebas Dari Korupsi. Peraturan tersebut sebagai pedoman umum yang merupakan acuan bagi pejabat di lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (K/L/Pemda) dalam rangka Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi. Dukungan yang diberikan Ditjen. Cipta Karya terhadap pembentukan zona integritas adalah dengan mengusulkan Balai Teknik Air Minum Bekasi dan Balai Teknik PLP sebagai proyek perintisan Zona Integritas berdasarkan Surat Sekretaris Ditjen. Cipta Karya No OR.01.02-Cs/892 tanggal 25 Mei 2016 perihal Penyampaian Revisi Usulan Zona Integritas di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya.

4.4.2 PELAyANAN PUBLIKPada tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya melakukan pelayanan publik secara langsung baik kepada masyarakat maupun kepada kementerian/lembaga. Pelayanan publik tersebut antara lain: 1. Bantuan Teknis Bangunan Gedung

Negara (BGN) Ditjen. Cipta Karya melalui Direktorat

Bina Penataan Bangunan memberikan dukungan pembinaan teknis kepada setiap kementerian dan lembaga negara yang hendak membangun atau merenovasi bangunan gedung negara. Dukungan tersebut diberikan dalam bentuk penyediaan tenaga pengelola teknis dan konsultasi. Pada tahun 2017 kinerja pelayanan publik bantuan teknis BGN dilakukan melalui penyediaan tenaga pengelola teknis sebanyak 126 penugasan serta analisis kebutuhan biaya PBGN sebanyak 225 surat.

53

1. Pembangunan TPS 3R Kota Bandar Lampung

Gambar 4.11 Hasil Pembangunan TPS 3R Kota Bandar Lampung

Sumber: Dit. PLP, 2017 2. Pembangunan Sanimas, Kab. Halmahera Barat

Gambar 4.12 Hasil Pembangunan Sanimas, Kab. Halmahera Barat

Sumber: Dit. PLP, 2017

Gambar 4.11Hasil Pembangunan TPS 3R Kota Bandar Lampung

sumber: dit. pLp, 2017

Dengan memperhatikan hasil kinerja tahun 2017, maka dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi di tahun mendatang akan dilakukan beberapa rencana tindak lanjut antara lain:a. Kesiapan readiness criteria harus benar-

benar diutamakanb. Menyusun perencanaan yang lebih

realistis yang sudah mempertimbangkan diantaranya kesediaan material lokal

c. Menyiapkan sejak awal perhitungan kebutuhan waktu proses pelelangan untuk paket PHLN

d. Peningkatan kualitas supervisi pelaksanaan pekerjaan

4.4 CAPAIAN KINERJA LAINNyA4.4.1 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

KORUPSIDalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, Menteri PAN dan

73DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

2. Pengurusan Rumah Negara Pelayanan publik dalam pengurusan

Rumah Negara dilakukan melalui penerbitan SK Hak Milik. Pada tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya telah menerbitkan sebanyak 658 SK Hak Miliki. Data secara nasional (rng3.pu.go.id) menunjukkan bahwa dari 43.605 rumah Negara, sebanyak 33.254 unit rumah negara telah berstatus hak milik, 6.216 unit rumah Negara berstatus sewa, 3.917 unit rumah Negara berstatus sewa beli, dan 218 unit rumah Negara berstatus lunas.

IPA Mobile, 71 THD, 231 WKD, 4 WELBAD, 200 Jerigen 20 L, 2 Galon Kimia, 11 Biority, 4 Kontainer Sampah. Adapun jumlah pengungsi yang terlayani adalah sebanyak 1.152.400 jiwa.

4.4.3 PENGHARGAAN PEGAWAI MUDA TELADANDalam rangka meningkatkan motivasi dan kinerja Pegawai Generasi Muda PUPR serta dalam rangka mempersiapkan calon pemimpin bangsa, Kementerian PUPR memberikan penghargaan keada Pegawai Muda PUPR Teladan. Penghargaan ini diberikan pada peringatan Hari Bakti PUPR tanggal 3 Desember 2017 dengan kriteria khusus yaitu memiliki inovasi, berkontribusi positif, mampu memberikan nilai tambah serta telah memberikan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran untuk penyelenggaraan infrastrukt PUPR. Pada tahun 2017, pengharagaan Peawai Muda PUPR Teladan diberikan kepada Anggoro Putro, ST, MT, staf pada Direktorat Bina Penataan Bangunan.

4.4.4 DUKUNGAN REHABILITASI Venue ASIAN GAMESBerdasarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Ta hun 2016 tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018, Ditjen. Cipta Karya ikut menunjang penyelenggaraan Asian Games melalui rehabilitasi Venue Gelora Bung Karno dengan alokasi dana sebesar Rp 2,8 T (pendanaan tahun jamak). Adapun kegiatan rehabilitasi di tahun 2017 adalah renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), pembangunan Training Facility Gelora Bung karno (GBK), renovasi Stadion Renang (Aquatic) Gelora Bung Karno (GBK), renovasi Lapangan Hoki, Lapangan Panahan dan Lapangan Sepakbola

3. Tanggap Darurat Permukiman Dalam rangka mendukung pemulihan

prasarana dan sarana permukiman yang diakibatkan bencana, Ditjen. Cipta Karya membentuk Satker. Tanggap Darurat Permukiman. Pada tahun 2017, Satker Tanggap Darurat Permukiman telah membantu penanganan bencana di 16 Kab./Kota pada 11 Provinsi, dengan jumlah sarana dan prasarana terkirim berupa 43 MTA, 268 HU, 4 Dump Truck, 3

L a P O R a N K i N e R j a74

A/B/C Gelora Bung Karno (GBK), renovasi Istana Olahraga Gelora Bung Karno (GBK), renovasi Stadion Tennis Indoor dan Tennis Outdoor Centercourt Gelora Bung Karno (GBK), renovasi Stadion Madya yang meliputi Lapangan Softball Pintu I, Lapangan Baseball dan Gedung Basket Gelora Bung Karno (GBK), penataan Kawasan Komplek Gelora Bung Karno, penataan Kawasan Wisma Atlet Kemayoran Pembangunan, renovasi Shooting Range Jakabaring Sport City, pembangunan Infrastruktur Danau Dayung Jakabaring Sport City, pembangunan Venue Jetski dan Layar serta pembangunan Elevated Parking dan Teras Nusantara.

4.4.5 DUKUNGAN PEMBANGUNAN POS LINTAS BATAS NEGARA (PLBN)Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan 7 (tujuh) Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan, Ditjen. Cipta Karya ikut mendukung pembangunan PBLN di 7 (tujuh) lokasi prioritas yaitu Entikong, Aruk, Nanga Badau, Wini, Motaain, Motamasin, dan Skouw. Pada tahun 2017, Ditjen Cipta Karya melanjutkan pembangunan tahap kedua untuk zona pendukng PBLN terkait pengembangan permukiman, seperti misalnya pembangunan pasar serta pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi.

4.5 KINERJA PELAKSANAAN ANGGARANDengan menggunakan pendekatan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga selanjutnya dilakukan analisis dan evalausi atas pelaksanaan anggaran di tahun 2017. Hasil

analisis selanjutnya memperlihatkan bahwa kinerja pelaksanaan anggaran Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 adalah sebesar 263,85% atau sangat baik (hasil perhitungan terlampir). Pencapaian ini dipengaruhi oleh beberapa indikator penilaian diantaranya adalah:

4.5.1 REALISASI ANGGARANRealisasi anggaran dalam mencapai output tahun 2017 adalah sebesar 89,69% dari pagu DIPA sebesar Rp.16.889.611.285.000,-. Tidak maksimalnya penyerapan ini dikarenakan:- Adanya paket MYC yang belum bias

kontrak karena belum mendapat ijin MYC dari Kemenkeu

- Adanyapaket MYC yang baru terkontrak pada akhir bulan Desember 2017 sehingga tidak bisa melakukan penyerapan uang muka

- Adanya sisa alokasi kegiatan kontraktual, swakelola/AU yang tidak terserap

- Adanya sisa lelang yang tidak termanfaatkan

- Terlambatnya terbit Revisi DIPA oleh Kemenkeu sehingga terbatas waktu melaksanakan pengadaan barang dan jasa,

- Adanya Kegiatan yang tidak dilaksanakan akibat gagal lelang

- Adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat yang tidak dilaksanakan karena adanya pergantian Pejabat Inti Satker serta ketidaksiapan Readiness Criteria

4.5.2 KONSISTENSI PERENCANAAN DENGAN IMPLEMENTASIBerdasarkan perhitungan, diperoleh nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi sebesar 81,02%. Hal ini disebabkan oleh adanya proses revisi yang

75DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Gambar 4.9Tren Pengelolaan Output

Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2017

sumber: e-Monitoring status 9 Februari 2018

berulang kali terjadi yang menyebabkan realisasi penyerapan dana tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Konsistensi antara perencanaan dan implementasi tertinggi terdapat pada bulan Juni 2017 sebesar 94%.

4.5.3 OUTPUTTerhadap penggunaan anggaran di tahun 2017, telah dihasilkan berbagai output yang telah terealisasi dengan tingkat kinerja rata-rata sebesar 139,41%. Tingginya kinerja penyelenggaraan output secara total dikarenakan adanya sumbangan dari beberapa output yang berkinerja sangat baik diantaranya yaitu output Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan, Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan, SPAM berbasis masyarakat, dan Penyelenggaraan Bangunan Gedung. Beberapa penyebab meningkatnya capaian kinerja output-output ini diantaranya adalah diperhitungkannya kinerja dukungan pembangunan venue untuk Asian Games, kontribusi kinerja KOTAKU, NUSP dan kawasan permukiman nelayan, serta meningkatnya capaian kapasitas air minum pada output SPAM Berbasis Masyarakat. Output yang terealisasi tidak maksimal umumnya berasal dari sektor PLP dan AM, karena adanya ketidaksiapan readiness criteria pada beberapa lokasi.

Adapun tren pengelolaan output secara berkala di tahun 2017 menunjukkan kinerja fisik sebagaimana digambarkan pada Gambar 4.9.

Tren pengelolaan output menunjukkan secara berkala adalah sebagai berikut:a. Triwulan I: pada triwulan I, realisasi kinerja

output secara rata-rata telah melebihi target. Hal ini dikarenakan adanya upaya percepatan proses penetapan SK dan revisi DIPA Satker PIP Kab./Kota serta percepatan progress keuangan untuk paket yang sudah kontrak (MYC on going maupun kontrak baru)

b. Triwulan II: pada triwulan II, realisasi kinerja output di bawah target rata-rata. Hal ini dikarenakan adanya 15 paket yang terblokir, terdapat kegiatan infrastruktur berbasis masyarakat yang belum merealisasikan anggaran dikarenakan adanya pergantian nama Pejabat Inti Satker, Kode Satker dan Kode KPPN serta adanya keterlambatan progress keuangan MYC dikarenakan keterlambatan pemberkasan tagihan dan addendum kontrak. Beberapa tindak lanjut yang telah dilakukan di triwulan II adalah berupa percepatan proses usulan

L a P O R a N K i N e R j a76

revisi SK pada Satker PIP Kab./Kota serta percepatan evaluasi kelayakan pada dana blokir.

c. Triwulan III: Pada triwulan III, realisasi kinerja output di bawah target. Hal ini dikarenakan adanya permasalahan realisasi keuangan (masih terdapat paket belum melakukan penyerapan, masih dalam proses lelang hingga paket belum lelang), kegiatan PHLN yang berstatus at risk serta permasalahan realisasi fisik. Beberapa permasalahan fisik yang terjadi di triwulan III adalah - Pembatalan pembangunan gedung

kantor Bupati Bima - Perubahan lingkup pekerjaan pada

pembangunan RSUD Pidie Jaya- Pembatalan revitalisasi bangunan

pasar johar Semarang dikarenakan ijin MY belum turun

- Beberapa permasalahan pada kegiatan dukungan infrastruktur Asian Games XVIII

Tindak lanjut yang telah dilakukan dalam rangka mengoptimalkan kinerja di triwulan III adalah:- Untuk permasalahan realisasi

keuangan, dilakukan percepatan penyerapan paket, serta percepatan proses pelelangan

- Untuk permasalahan pelaksanaan fisik, dilakukan dengan percepatan proses ijin MYC, pengalihan alokasi dana untuk Asian Games dan PLBN serta percepatan perbaikan pada kegiatan dukungan infrastruktur Asian Games

d. Triwulan IV : Pada triwulan IV, realisasi kinerja menunjukkan bahwa terdapat beberapa output yang tidak maksimal pencapaian kinerjanya, diantaranya yaitu output Sistem Pengelolaan AL Terpusat Skala Kota, Sistem Pengelolaan AL Setempat Skala Kota, Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota dan Sistem Penanganan Persampahan Berbasis Masyarakat. Pada umumnya disebabkan oleh gagal lelang.

4.5.4 EFISIENSIEfisiensi adalah kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat dengan tidak membuang waktu, tenaga serta biaya. Dalam konteks pelaksanaan tugas di Ditjen. Cipta Karya, efisiensi yang terjadi di tahun 2017 adalah sebesar 70,80%. Kegagalan pelaksanaan kegiatan pada sektor PLP menjadi penyebab utama ketidakefisienan pelaksanaan output Ditjen. Cipta Karya karena kegiatan PLP yang gagal memiliki kontribusi pendanaan dan cakupan pelayanan yang cukup besar.

4.5.5 ASPEK MANFAATPada pencapaian kinerja sasaran di tahun 2017, atas penggunaan anggaran Ditjen. Cipta Karya, telah tercapai kinerja sebesar 263,85%. Realisasi kinerja sasaran yang cukup besar ini dikarenakan dihitungnya pencapaian NUSP, kawasan permukiman nelayan dan KOTAKU dalam rangka pengurangan kawasan kumuh perkotaan.

77DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Bab VPenutup

L a P O R a N K i N e R j a78

Dalam rangka mewujudkan program Pengembangan dan Pembinaan Infrastruktur Permukiman, pada tahun anggaran 2017, seluruh komponen sumber daya unit organisasi Direktorat

Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung pencapaian tiga sasaran program yang telah dituangkan dalam perencanaan kinerja. Adapun target capaian perencanaan kinerja tersebut telah disepakati antara Direktur Jenderal Cipta Karya dengan semua penanggung jawab unit kerja, baik pejabat Pimpinan Pratama maupun Kepala Satuan Kerja dalam unit organisasi. Pada beberapa pokok capaian, terdapat kegiatan memberikan kontribusi melebihi target pencapaian sasaran program yang sudah disepakati dalam perjanjian kinerja. Adapun capaian kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun anggaran 2017, adalah:1. Terhadap sasaran ‘meningkatnya kontribusi

terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat’ telah terlaksana kegiatan yang dapat menambah kapasitas pelayanan sebesar 5.873 l/ detik. Peningkatan pelayanan tersebut memberikan kontribusi pencapaian pelayanan air minum melalui dana APBN sebesar 1,58 %.

2. Terhadap sasaran ‘meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak’ telah terlaksana kegiatan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh pada beberapa kawasan dengan total seluas 5.961,78 Ha. Hasil kegiatan

dengan dana APBN Ditjen. Cipta Karya pada TA. 2017 tersebut telah menurunkan luasan kawasan kumuh dan meningkatkan permukiman layak sebesar 1,55%.

3. Terhadap sasaran ‘meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat’, telah dilaksanakan kegiatan yang memberikan pelayanan pada 2.670.121 KK, dan memberikan kontribusi pada tercapainya peningkatan akses sanitasi sebesar 5,07%.

Pencapaian tersebut di atas didukung oleh 7,135 orang yang terdiri dari 43,3% PNS baik itu PNS Pusat maupun PNS Daerah serta tenaga pendukung non-PNS sebesar 56,69% dari total sumber daya manusia yang turut menyumbang pencapaian organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Realisasi anggaran dalam mencapai sasaran-sasaran tersebut di atas adalah 89,68% dari pagu anggaran APBN yang teralokasi dalam DIPA perubahan sebesar Rp 16.889.611.285.000,-. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam upaya pencapaian sasaran adalah sebagai berikut:1. Masih terjadi kegagalan pelaksanaan yang

dikarenakan ketidaksiapan kesiapan readiness criteria

2. Masih besarnya komposisi SDM non PNS terutama dengan jabatan non teknis/pendukung, menyebabkan ketidakseimbangan pembagian beban kerja pada setiap SDM yang mengakibatkan keterlambatan ataupun kegagalan pelaksanaan lelang

3. Tingginya korelasi manfaat hasil pembagunan

Penutup

79DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

infrastruktur permukiman terhadap kesehatan, pengurangan kemiskinan dan tingkat kualitas hidup

4. Masih kurangnya dukungan ketersediaan data dan informasi permukiman khususnya terkait dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat

Berdasarkan hasil kinerja tahun 2017, beberapa rencana aksi yang dilakukan sebagai perbaikan ke depan antara lain:1. Peningkatan dukungan SDM Ditjen. Cipta

Karya yang diantaranya dilakukan melalui penataan data SDM baik di Pusat maupun di Satker Provinsi, pelaksanaan assesement kepada SDM baik PNS maupun Non PNS, serta penyebarluasan informasi pelaksanaan diklat

2. Meningkatkan dukungan ketersediaan data dan informasi permukiman terutama dari Non APBN melalui kebijakan satu data serta pengembangan sistem arsitektur data dan informasi kinerja

3. Perlunya peningkatan kualitas monitoring dan evaluasi pasca pelaksanaan kegiatan untuk memantau pencapaian manfaat dari pembangunan infrastruktur permukiman

4. Peningkatan efektivitas kinerja penyelenggaraan permukiman melaui penyelarasan indicator kinerja antara unit kerja dengan individu

5. Mengoptimalkan pelaksanaan turbinwas terutama untuk mengoptimalkan manfaat dari penyelenggaraan infrastruktur permukiman

L a P O R a N K i N e R j a80

81DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Lampiran

L a P O R a N K i N e R j a82

Daftar Isi Lampiran

1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (Awal) 842. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (Revisi) 853. Realisasi PK 2017 864. Perhitungan Kontribusi Ditjen Cipta Karya terhadap Pencapaian Sasaran Strategis 9 (Meningkatnya Cakupan Pelayanan Dan Akses Permukiman Yang Layak) 865. Peta Sebaran 886. Peta Strategi 1047. Penyelarasan Kinerja 1318. PMK Cipta Karya 1689. Sertifikat Penghargaan 17210. Dokumentasi Pembangunan Infrastruktur Permukiman 19211. Judul – Judul NSPK 19712. Hasil Pelaksanaan Evaluasi Manfaat Pembangunan Infrastruktur Permukiman 19813. Ringkasan Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman 214

83DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

L a P O R a N K i N e R j a84

1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (Awal)

85DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

2. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (Revisi)

L a P O R a N K i N e R j a86

3. Realisasi PK 2017

4. Perhitungan Kontribusi Ditjen Cipta Karya terhadap Pencapaian Sasaran Strategis 9 (Meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak)

prograM/sasaran indiKaTor Kinerjano.

prograM peMbinaan dan pengeMbangan inFrasTruKTur perMuKiMan

1

2

3

-

-

-

%

%

%

%

%

%

%

%

%

0,9

1,52

4,74

1,09

0,28

6,89

0,92

0,30

6,89

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi

654321

CapaianTargeTreVisiawaL

Keterangan:* Angka BPS** IKP 1 , (a). Target 2017 = Angka BPS 2016 + Target Revisi PK = 71.14 + 1.09 = 72.23 (b). Realisasi 2017 = Angka BPS 2016 + Realisasi PK = 71.14 + 1.58 = 72.72 ** IKP 2 , (a). Target 2017 = Angka Realisasi 2016 + Target Revisi PK = 91.46 + 0.28 = 91.74 (b). Realisasi 2017 = Angka Realisasi 2016 + Capaian Penurunan Kumuh 2017 = 91,46 + 1.55 = 93.01** IKP 3 , (a). Target 2017 = Angka BPS 2016 + Target Revisi PK = 67.80 + 5.45 = 73.25 (b). Realisasi 2017 = Angka BPS 2016 + Realisasi PK = 67.80 + 5.07 = 72.87

Capaian ss.9 = iKp 1 + iKp 2 + iKp 3 3

Capaian ss.9 = 100.68 + 101.38 + 99.48 = 100.51 3

no indiKaTor Kinerja baseLine 2015 reaLisasi 2016 TargeT reVisi pK (%)** reaLisasi (%)**

IKP 1 Persentase peningkatan cakupan Pelayanan akses air minum 70.97* 71.14* 72.23(a) 72.72(b)

IKP 2 Persentase peningkatan peningkatan kawasan permukiman Perkotaan 90.82* 91.46 91.74(a) 93.01b)

IKP 3 Persentase peningkatan cakupan Pelayanan akses sanitasi 62.14* 67.80* 73.25(a) 72. 87(b)

87DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

iKp 1

iKp 2

iKp 3

1

1

2

3

4

5

1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

juMLah

Capaian%CapaiansaTuanno. prograM prioriTas/ouTpuT

TargeT

Capaian

2017

TargeT

direKToraT jenderaL CipTa KarYa

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat (spaM)

outcome : Ltr/detik

Persentase Peningkatan Cakupan Pelayanan Akses Air Minum % 1.09 1.58 144.95% 4,997 5,873

output :

Pengembangan SPAM Perkotaan L/detik 3,263 3078 94.33%

SPAM Berbasis Masyarakat (Pamsimas) L/detik 770 1,811 235.19%

Pembangunan SPAM Kawasan Khusus L/detik 126 146 115.87%

Pembangunan SPAM Regional L/detik 750 750 100.00%

Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air L/detik 88 88 100.00%

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak (pKp)

outcome : Ha

Presentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan % 0.28 1.55 554% 1,058 5,961.78

Presentase luasan permukiman yang meningkat kualitas di kawasan perdesaan % 1.18 19.96 1692%

Presentase luasan permukiman yang meningkat kualitas di kawasan khusus % 40.53 43.62 108%

output :

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Ha 1,058 5961.78 563%

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Ha 922 15,644 1697%

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus Ha 1,256 1,351.85 108%

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat (ppLp) KK

outcome : % 5.45 5.07 93.03% 2,867,302 2,670,121

Jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan air limbah KK 656,828 615,547 93.72%

Jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan persampahan KK 2,210,474 2,054,574 92.95%

Luas kawasan yang layak melalui pelayanan drainase Hektar 532 533 100.19%

output :

Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Regional KK 5,571 5,590 100%

Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Kota KK 96,000 49,000 51%

Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional KK 896,840 956,840 107%

Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota KK 1,285,444 873,836 68%

Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Skala Kota KK 492,512 492,512 100%

Sistem Pengelolaan Air Limbah Skala Kawasan KK 35,620 35,620 100%

Sistem Pengelolaan Air Limbah Berbasis Masyarakat KK 27,125 32,825 121%

Sistem Pengelolaan Drainase Hektar 532 533 100%

Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan KK 13,790 209,498 1519%

Sistem Penanganan Persampahan Berbasis Masyarakat KK 14,400 14,400 100%

L a P O R a N K i N e R j a88

5. Peta Sebaran

89DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

L a P O R a N K i N e R j a90

91DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

L a P O R a N K i N e R j a92

93DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

L a P O R a N K i N e R j a94

95DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

L a P O R a N K i N e R j a96

97DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

L a P O R a N K i N e R j a98

99DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

L a P O R a N K i N e R j a100

101DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

L a P O R a N K i N e R j a102

103DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

L a P O R a N K i N e R j a104

6. PETA STRATEGI1) Direktorat Jenderal Cipta Karya

PETA STRATEGI DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Cust

omer

s/St

akeh

olde

rsIn

tern

al P

roce

ss

Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:

Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal:

Meningkatnya kehandalan dan keterpaduan infratsruktur bidang keciptakaryaan dalam mendukung prioritas nasional dari dimensi pembangunan makro ekonomi, pembangunan sektor unggulan, pembangunan manusia dan masyarakat, pemerataan

pembangunan dan kewilayahan serta pembangunan pertahanan dan kemanan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

SP 4. Meningkatnya pelayanan infrastruktur dasar permukiman yang

layak huni

Lear

ning

& G

row

th

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:

SK 6. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

PERENCANAAN, PEMROGRAMAN, DAN

PENGENDALIAN

PELAKSANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KECIPTAKARyAAN

SK 1. Perencanaan, pemrograman, dan

pengendalian infrastruktur bidang keciptakaryaan

SK 2. Peningkatan kontribusi pemenuhan air minum yang layak bagi masyarakat

SK 4. Peningkatan kontribusi pemenuhan sanitasi yang layak bagi masyarakat

SK 3. Peningkatan kontribusi pengembangan kawasan permukiman

yang layak bagi masyarakat

SK 5. Peningkatan kontribusi penyelenggaraan bangunan gedung serta

penataan bangunan dan lingkungan

105DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARyA

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsanaTargeT 2015-2019

ruMus/ForMuLa perhiTungan

SK-1

SK-2

SK-3

SK-4

SK-5

SK-6

%

%

%

Hari

%

%

%

%

%

SDM

NSKK

%

SK-1.1

SK-2.1

SK-2.2

SK-2.3

SK-2.4

SK-3.1

SK-4.1

SK-4.2

SK-5.1

SK-5.2

SK-6.1

SK-6.2

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik.

Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara

Jumlah RTH Fungsional yang direvitalisasi

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi

Persentase kegiatan dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja

Persentase lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

Jumlah NSKK bidang permukiman yang diterbitkan

Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan infrastrktur permukiman

Direktorat PSPAM/ Satker Parovinsi

Direktorat PKP / Satker Provinsi

Direktorat BPB / Satker Provinsi

Direktorat BPB / Satker Provinsi

Direktorat BPB / Satker Provinsi

Direktorat PPLP / Satker Provinsi

Direktorat KIP

Direktorat KIP

•DirektoratPSPAM•DirektoratPKP•DirektoratPPLP•DirektoratBPB

•DirektoratPSPAM•DirektoratPKP•DirektoratPPLP•DirektoratBPB

•DirektoratPSPAM•DirektoratPKP•DirektoratPPLP•DirektoratBPB

•DirektoratPSPAM•DirektoratPKP•DirektoratPPLP•DirektoratBPB

Jumlah jiwa yang terlayani akses air minum dari hasil pembangunan oleh DJCK / Jumlah jiwa yang terayani air minum seluruhnya (nasional) X 100%

Luas pengurangan permukiman kumuh sebagai hasil pembangunan oleh DJCK /Luas pengurangan permukiman kumuh nasional X 100%

Jumlah Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik / Bagunan Gedung Negara yang dikelola seluruhnya X 100%.

Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan perijinan Rumah Negara dari mulai pengajuan hingga terbitnya keputusan/ijin

Dijumlahkan RTH fungsional yang direvitalisasi

Jumlah jiwa yang terlayani akses sanitasi dari hasil pembangunan oleh DJCK / Jumlah jiwa yang terayani air minum seluruhnya (nasional) X 100%

Jumlah kegiatan dalam RPIJM yang terakomodasi dalam DIPA / Jumlah kegiatan di dalam RPIJM seluruhnya X 100%

Jumlah anggaran beserta output belanja yang terserap / Jumlah anggaran dan output belanja seluruhnya X 100%

Jumlah Lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya / Jumlah lembaga pengelola yang diberikan fasilitasi seluruhnya X 100%

Dijumlahkan SDM yang diberikan pembinaan/bimbingan teknis.

Dijumlahkan seluruh NSKK yang tersusun atau diterbitkan dari seluruh Direktorat Teknis.

Jumlah Kab/Kota yang dapat menyusun Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan infrastruktur permukiman / Jumlah Kab/Kota yang diberikan fasilitasi penyusunan Ranperda/Perkab/Perwali seluruhnya X 100%

(Ranperda/Perkab/Perwali yang dimaksud adalah seluruh dokumen penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang akan diterbitkan menjadi Perda, seperti RISPAM, Perda Bangunan Gedung dsb).

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat

Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman

Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman

Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman

L a P O R a N K i N e R j a106

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsanaTargeT 2015-2019

ruMus/ForMuLa perhiTungan

SK-7

SK-8

SK-9

SK-10

SK-11

Naskah

%

%

%

%

%

%

%

%

%

SK-7.1

SK-7.2

SK-8.1

SK-8.2

SK-8.3

SK-9.1

SK-10.1

SK-10.2

SK-10.3

SK-11.1

Jumlah publikasi yang diterbitkan

Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

Tingkat akuntabilitas kinerja

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Persentase LHP yang ditindaklanjuti

Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensijabatan

Nilai aSKet dalam proses hibah

Tingkat Kualitas Laporan Keuangan

Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaianATAUPersentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai

Persentase penyelesaiantahapan integrasi sistem informasi DJCK

Setditjen

Setditjen

Direktorat KIP

Direktorat KIP

Setditjen

Setditjen

Setditjen

Setditjen

Setditjen

Direktorat KIP

Dijumlahkan naskah publikasi yang diterbitkan di berbagai media

Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti / Jumlah pengaduan masyarakat seluruhnya X 100%

Mengukur kinerja penerpan SAKIP dari hasil pelaporan akuntabilitas kinerja sesuai kategori yang ditetapkan MenPAN & RB. Kriteria pengukuran : Kategori AA=100%; Kategori A=85%; Kategori B=75%; Kategori CC=65%; Kategori C=50%; Kategori D=30%.

Jumlah pelaksanaan kegiatan yang dilaporkan (sesuai kriteria) secara tepat waktu /Jumlah kegiatan seluruhnya X 100%

Jumlah LHP yang ditindaklanjuti / Jumlah LHP seluruhnya X 100%

Jumlah aSKet hasil kegiatan yang diserah terimakan / Jumlah aSKet hasil kegiatan seluruhnya X 100%

Mengukur kinerja pengelolaan /pertanggungjawaban keuangan dari hasil penilaian/audit laporan keuangan oleh BPKKriteria Pengukuran: WTP=100%; WDP=90%;TW=80%; TMP=70%

Jumlah usulan keputusan kepegawaian yang diproses tepat waktu / Jumlah usulan keputusan kepegawaian seluruhnya X 100%ATAUJumlah pejabat dan pegawai yang menyampiakan SKP dan Penilaian SKP secara teat waktu / Jumlah pejabat dan pegawai seluruhnya X 100%

Jumlah bagian sistem informasi DJCK yang sudah diintegrasikan / Jumlah bagian sistem informasi DJCK seluruhnya X 100%.

Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik

Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berkualitas

Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN

Meningkatnya kualitas layanan sistem dan teknologi informasi

107DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:

Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan

pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman

SP 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan

permukiman yang layak

Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses:

KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN

PEMROGRAMAN

PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

SK 1 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan

pemrograman

SK 4. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

SK 2. Meningkatnya kualitas pengaturan

pengelolaan infrastruktur permukiman

SK 3. Meningkatnya kualitas komunikasi,

edukasi dan kampanye publik

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:

SK 9. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan

berintegritas

SK 11. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola

keuangan dan BMN

2) Sekretariat Direktorat Jenderal

PETA STRATEGI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARyA

Cust

omer

s/St

akeh

olde

rsIn

tern

al P

roce

ssLe

arni

ng &

Gro

wth

Sp 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan

permukiman yang layak

L a P O R a N K i N e R j a108

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsana ruMus/ForMuLa perhiTungan

SK-1

SK-2

SK-3

SK-4

SK-5

%

Ranper (NSKK)

Naskah

%

%

%

%

%

%

SK-1.1

SK-2.1

SK-3.1

SK-4.1

SK-4.2

SK-4.3

SK-5.1

SK-5.2

Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja Setditjen

Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan

Jumlah publikasi yang diterbitkan

Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Setditjen

Persentase LHP yg ditindaklanjuti

Persentase pejabat yang telahmemenuhi standar kompetensi jabatan.

Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian.

Bagian Keuangan dan Umum

Bagian Hukum dan Komunikasi Publik

Bagian Hukum dan Komunikasi Publik

Bagian Hukum dan Komunikasi Publik

Bagian Keuangan dan Umum

Bagian Keuangan dan Umum

Bagian Keuangan dan Umum

Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana

Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana

Subbagian Kas dan Perbendaharaan

Subbagian Perundang-undangan

Subbagian Advokasi Hukum

Subbagian Komunikasi Publik

Subbagian Komunikasi Publik

Subbagian Verifikasi dan Pelaporan

Subbagian Kas dan Perbendaharaan

Subbagian Verifikasi dan Pelaporan

Subbagian Pengembangan Pegawai

Subbagian Tata Usaha Kepegawaian

Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen

Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan

Persentase permasalahan yang diberikan pertimbangan hukum

Persentase surat izin penghunian/pemanfaatan Rumah Negara di lingkungan Direktorat Jenderal yang diterbitkan tepat waktu

Persentase kasus yang diberikan advokasi hukum

Jumlah publikasi yang diterbitkan

Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Setditjen

Persentase LHP yg ditindaklanjuti

Persentase pejabat yang telahmemenuhi standar kompetensijabatan.

Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai

Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian.

Persentase kelengkapan data base kepegawaian

Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman

Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman

Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik

Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas

109DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsana ruMus/ForMuLa perhiTungan

SK-6%

%

%

Rp.

SK-6.1

SK-6.2

SK-6.3

SK-6.4

Persentase kelengkapan SOP Direktorat Jenderal

Tingkat Kualitas Laporan Keuangan

Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan

Nilai aSKet dalam proses hibah

Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana

Bagian Keuangan dan Umum

Bagian Keuangan dan Umum

Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara

Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara

Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara

Subbagian Organisasi dan Tata Laksana

Subbagian Verifikasi dan Pelaporan

Subbagian Umum

Subbagian Umum

Subbagian Pemanfaatan dan Pengalihan BMN

Subbagian Penatausahaan BMN

Subbagian Pengamanan BMN

Persentase kelengkapan SOP Direktorat Jenderal

Persentase penyelesaian formasi dan kebutuhan pegawai

Tingkat Kualitas Laporan Keuangan (WTP =100%)

Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan

Persentase pemenuhan peralatan, perlengkapan, prasarana dan sarana perkantoran

Nilai aSKet dalam proses hibah

Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN

Persentase Satker yang mencaai rata-rata pengamanan fisik sebesar ....%

Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN

L a P O R a N K i N e R j a110

PENJABARAN IKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARyA

Sekr

etar

is D

irek

tora

t Jen

dera

l

Ting

kat k

etep

atan

wak

tu p

enye

lesa

ian

usul

an k

eput

usan

kep

egaw

aian

Pers

enta

se p

enye

rapa

n an

ggar

an d

an

penc

apai

an o

utpu

t bel

anja

Set

ditje

nJu

mla

h Ra

ncan

gan

Pera

tura

n (N

SKK)

bida

ng p

erm

ukim

an y

ang

dite

rbitk

anTi

ngka

t ket

epat

an w

aktu

pen

yam

paia

n la

pora

n SI

MA

K BM

N

Pers

enta

se L

HP

Ditj

en C

K ya

ng d

itind

akla

njut

iJu

mla

h pu

blik

asi y

ang

dite

rbitk

anN

ilai a

SKet

dal

am p

rose

s hi

bah

Ting

kat K

ualit

as L

apor

an K

euan

gan

Pers

enta

se p

enga

duan

mas

yara

kat

yang

diti

ndak

lanj

uti

Ting

kat a

kunt

abili

tas

kine

rja S

etdi

tjen

Kabb

agKe

pega

wai

an d

an O

rtal

aSK

5. M

enin

gkat

nya

kual

itas

kom

unik

asi,

eduk

asi d

an k

ampa

nye

publ

ikKa

bbag

Huk

um d

an K

omun

ikas

i Pub

likKa

bbag

Peng

elol

aan

Bara

ng M

ilik

Neg

ara

Kasu

bbag

Tata

Usa

ha K

epeg

awai

an

Kasu

bbag

Kas

dan

Perb

enda

hara

anKa

subb

agPe

rund

ang-

unda

ngan

Kasu

bbag

Pena

taus

ahaa

n BM

N

Kasu

bbag

Peng

emba

ngan

Peg

awai

Kasu

bbag

Veri

fikas

i dan

Pel

apor

anKa

subb

agA

dvok

asi H

ukum

Kasu

bbag

Pem

anfa

atan

dan

Pen

galih

an B

MN

Kasu

bbag

Org

anis

asi d

an T

ata

Laks

ana

Kasu

bbag

Um

umKa

subb

agKo

mun

ikas

i Pub

likKa

subb

agPe

ngam

anan

BM

N

Pers

enta

se p

enin

gkat

an p

ejab

at

yang

tela

h m

emen

uhi s

tand

ar

kom

pete

nsi

jaba

tan

Pers

enta

se p

enin

gkat

an p

ejab

at y

ang

tela

h m

emen

uhi s

tand

ar k

ompe

tens

i ja

bata

n

Pers

enta

se L

HP

Ditj

en C

K ya

ng

ditin

dakl

anju

tiJu

mla

h pu

blik

asi y

ang

dite

rbitk

anN

ilai a

SKet

dal

am p

rose

s hi

bah

Ting

kat k

etep

atan

wak

tu p

enye

lesa

ian

usul

an k

eput

usan

kep

egaw

aian

Pers

enta

se p

enye

rapa

n an

ggar

an d

an

penc

apai

an o

utpu

t bel

anja

Set

ditje

nJu

mla

h Ra

ncan

gan

Pera

tura

n (N

SKK)

bida

ng p

erm

ukim

an y

ang

dite

rbitk

anTi

ngka

t ket

epat

an w

aktu

pen

yam

paia

n la

pora

n SI

MA

K BM

N

Pers

enta

se p

enye

lesa

ian

form

asi d

an

kebu

tuha

n pe

gaw

ai

Ting

kat K

ualit

as L

apor

an K

euan

gan

Ting

kat a

kunt

abili

tas

kine

rja S

etdi

tjen

Pers

enta

se p

enga

duan

mas

yara

kat y

ang

ditin

dakl

anju

tiPe

rsen

tase

Sat

ker y

ang

men

capa

i ra

ta-r

ata

peng

aman

an fi

sik

Ting

kat k

etep

atan

wak

tu p

enye

lesa

ian

usul

an k

eput

usan

kep

egaw

aian

Pers

enta

se p

enye

rapa

n an

ggar

an d

an

penc

apai

an o

utpu

t bel

anja

Set

ditje

nJu

mla

h Ra

ncan

gan

Pera

tura

n (N

SKK)

bi

dang

per

muk

iman

yan

g di

terb

itkan

Ting

kat k

etep

atan

wak

tu p

enya

mpa

ian

lapo

ran

SIM

AK

BMN

Pers

enta

se p

enin

gkat

an p

ejab

at y

ang

tela

h m

emen

uhi s

tand

ar k

ompe

tens

i ja

bata

nPe

rsen

tase

LH

P yg

diti

ndak

lanj

uti

Pers

enta

se s

urat

izin

pen

ghun

ian

pem

anfa

atan

Rum

ah N

egar

a di

ling

kung

an

Dire

ktor

at Je

nder

al y

ang

dite

rbitk

an te

pat

wak

tu

Nila

i aSK

et d

alam

pro

ses

hiba

h

Pers

enta

se p

enye

lesa

ian

form

asi d

an

kebu

tuha

n pe

gaw

ai

IKU

Ses

ditje

n ya

ng m

enja

di IK

U D

irekt

ur Je

nder

al C

KIK

U K

abba

g ya

ng m

enja

di IK

U S

esdi

tjen

IKU

Kas

ubba

g ya

ng m

enja

di IK

U K

abba

g

IKU

Ses

ditje

n ya

ng T

IDAK

men

jadi

IKU

Dire

ktur

Jend

eral

IKU

Kab

bag

yang

TID

AK

men

jadi

IKU

Ses

ditje

nIK

U K

asub

bag

yang

TID

AKN

men

jadi

IKU

Kab

bag

Pers

enta

se p

emen

uhan

per

alat

an,

perle

ngka

pan,

pra

sara

na d

an s

aran

a pe

rkan

tora

nJu

mla

h pu

blik

asi y

ang

dite

rbitk

anPe

rsen

tase

Sat

ker y

ang

men

caai

rata

-ra

ta p

enga

man

an fi

sik

Pers

enta

se k

elen

gkap

an d

ata

base

ke

pega

wai

anPr

esen

tase

uni

t ker

ja y

ang

men

apai

ta

rget

PN

BPPe

rsen

tase

per

mas

alah

an y

ang

dibe

rikan

per

timba

ngan

huk

um

Pers

enta

se ti

ngka

t pel

aksa

naan

pe

ngel

olaa

n da

n pe

nila

ian

kine

rja

peja

bat d

an p

egaw

ai

Ting

kat K

ualit

as L

apor

an K

euan

gan

Ting

kat a

kunt

abili

tas

kine

rja S

etdi

tjen

Pers

enta

se k

asus

yan

g di

berik

an

advo

kasi

huk

um

Pers

enta

se p

enye

lesa

ian

anal

isa

jaba

tan,

an

alis

a be

ban

kerja

, pet

a ja

bata

n,Pe

rsen

tase

pen

yele

saia

n ta

tala

ksan

a ke

arsi

pan

Pers

enta

se p

enga

duan

mas

yara

kat y

ang

ditin

dakl

anju

tiPe

rsen

tase

pen

yele

saia

n an

alis

a ja

bata

n,

anal

isa

beba

n ke

rja, p

eta

jaba

tan,

111DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:

SK 3. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan

berintegritas

SK 4. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan

dan BMN

SK 5. Meningkatnya kehandalan sistem dan teknologi informasi

Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:

Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah

sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman

SP 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman

yang layak

Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses:

KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN

PEMROGRAMAN

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

SK 1. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan

pemrograman

SK 2. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

3) Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

PETA STRATEGI DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

Cust

omer

s/St

akeh

olde

rsIn

tern

al P

roce

ssLe

arni

ng &

Gro

wth

Sp 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan

permukiman yang layak

L a P O R a N K i N e R j a112

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsana ruMus/ForMuLa perhiTungan

SK-1

SK-2

SK-3

%

%

%

%

%

%

%

SK-1.1

SK-1.2

SK-2.1

SK-2.2

SK-2.3

SK-3.1

SK-3.2

Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja

Tingkat akuntabilitas kinerja

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Persentase LHP yg ditindaklanjuti

Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian

Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai

Subdirektorat Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan

Subdirektorat Keterpaduan Pembiayaan

Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi

Subdirektorat Keterpaduan Pelaksanaan

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Seksi Keterpaduan Perencanaan

Seksi Kemitraan

Seksi Keterpaduan Pembiayaan I

Seksi Keterpaduan Pembiayaan II

Seksi Pemantauan dan Evaluasi I

Seksi Pemantauan dan Evaluasi II

Seksi Keterpaduan Pelaksanaan I

Seksi Keterpaduan Pelaksanaan II

Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

Jumlah pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan unfrastruktur permukiman yang tersusun

Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan

Jumlah pedoman dan manual keterpaduan perencanaan dan kemitraan yang tersusun

Persentase penyerapananggaran dan pencapaian output belanja bidang PKP dan PBL

Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang pengembangan kawasan permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan

Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja bidang SPAM dan PPLP

Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang pengembangan SPAM dan PPLP

Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PSPAM dan PPLP serta Satker terkait

Jumlah pedoman evalaui kinerja bidang SPAM dan PPLP yang tersusun

Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP dan BPB serta Satker terkait.

Jumlah pedoman evalaui kinerja bidang PKP dan BPB yang tersusun

Jumlah petunjuk teknis keterpaduan pelaksanaan yang tersusun

Jumlah fasilitasi keterpaduan yang dilaksanakan

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Jumlah pedoman pelaksanaan keterpaduan yang tersusun

Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman

Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas

113DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsana ruMus/ForMuLa perhiTungan

SK-4

SK-5

%

%

%

%

SK-4.1

SK-4.2

SK-5.1

SK-5.2

Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI)

Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaiantahapan integrasi sistem informasi DJCK

Persentase kelengkapan data base per sektor pengembangan dan pembangunan infrastruktur permukiman

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Informasi

Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Informasi

Seksi Pengembangan Sistem Informasi

Seksi Pengelolaan Data

Persentase penyelesaiantahapan integrasi sistem informasi DJCK

Jumlah fasilitasi sistem dan teknologi informasi bidang pembangunan infrastruktur permukiman

Persentase kelengkapan data base per sektor pengembangan dan pembangunan infrastruktur permukiman

Jumlah Pedoman Pengelolaan data bidang pembangunan infrastruktur permukiman yang tersusun

Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN

Meningkatnya kualitas layanan sistem dan teknologi informasi

L a P O R a N K i N e R j a114

PENJABARAN IKU DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

IKU D

irektu

r KIP

yang

men

jadi IK

U Di

rektu

r Jen

deral

CKIK

U Ka

si ya

ng m

enjad

i IKU

Kasu

bdit

(Dar

i Sat

u Ka

si)IK

U Ka

si ya

ng TI

DAK

men

jadi IK

U Ka

subd

it IKU

Kasu

bdit/

Kasu

bbag

yang

men

jadi IK

U Di

rektu

r KIP

IKU Di

rektur

KIP y

ang T

IDAK m

enjad

i IKU D

irektu

r Jend

eral

IKU Ka

si yan

g men

jadi IK

U Kasu

bdit (

Gabu

ngan

IKU K

asi-Ka

si)IKU

Kasu

bdit/

Kasu

bbag

yang

TIDA

K men

jadi IK

U

Kasi

Fasil

itas K

emitr

aan

Kasu

bdit.

Ket

erpa

duan

Pe

renc

anaa

n da

n Ke

mitr

aan

Kasi

Kete

rpad

uan

Pere

ncan

aan

Kasi

Kete

rpad

uan

Pem

biay

aan

II

Kas

ubdi

t.Ke

terp

adua

n Pe

mbi

ayaa

n

Kasi

Kete

rpad

uan

Pem

biay

aan

I

Kasi

Kete

rpad

uan

Pela

ksan

aan

II

Kasu

bdit

Kete

rpad

uan

Pela

ksan

aan

Kasi

Kete

rpad

uan

Pela

ksan

aan

I

Kasi

Peng

elol

aan

Data

Kasu

bdit.

Peng

elol

aan

Data

da

n Si

stem

Info

rmas

i

Kasi

Peng

emba

ngan

Si

stem

Info

rmas

i

Kasi

Pem

anta

uan

dan

Eval

uasi

II

Kasu

bdit.

Pe

man

taua

n da

n Ev

alua

si

Kasi

Pem

anta

uan

dan

Eval

uasi

I

Jum

lah ke

mitr

aan

pem

bang

unan

in

frastr

uktu

r yan

g di

reali

sasik

an

Jum

lah p

edom

an d

an m

anua

l ke

terp

adua

n pe

renc

anaa

n da

n ke

mitr

aan

yang

tersu

sun.

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Jum

lah ke

mitr

aan

pem

bang

unan

in

frastr

uktu

r yan

g di

reali

sasik

an

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Jum

lah pe

dom

an da

n man

ual

keter

padu

an re

ncan

a pem

bang

unan

un

frastr

uktu

r per

muk

iman

yang

tersu

sun

Perse

ntas

e pen

yera

pan

angg

aran

da

n pe

ncap

aian

outp

ut b

elanj

a bi

dang

SPAM

dan

PPLP

Perse

ntas

e rea

lisas

i pem

biya

an

lainn

ya b

idan

g pe

ngem

bang

an

SPAM

dan

PPLP

Perse

ntas

e pen

yera

pan

angg

aran

da

n pe

ncap

aian

outp

ut b

elanj

a

Perse

ntas

e rea

lisas

i pem

biya

an

lainn

ya p

emba

ngun

an in

frastr

uktu

r pe

rmuk

iman

Perse

ntas

e pen

yera

pan

angg

aran

da

n pe

ncap

aian

outp

ut b

elanj

a bi

dang

PKP d

an PB

L

Perse

ntas

e rea

lisas

i pem

biya

an

lainn

ya b

idan

g PK

P dan

PBL

Perse

ntas

e ket

idak

pat

uhan

pe

lapor

an p

elaks

anaa

n ke

giat

an yg

di

tinda

klanj

uti

Jum

lah p

edom

an p

elaks

anaa

n ke

terp

adua

n ya

ng te

rsusu

n

Perse

ntas

e ket

idak

pat

uhan

pe

lapor

an p

elaks

anaa

n ke

giat

an yg

di

tinda

klanj

uti

Jum

lah p

edom

an d

an ju

knis

yang

te

rsusu

n

Jum

lah p

etun

juk t

ekni

s ket

erpa

duan

pe

laksa

naan

yang

tersu

sun

Jum

lah fa

silita

si ke

terp

adua

n ya

ng

dilks

anak

an

Perse

ntas

e kele

ngka

pan

data

bas

e pe

r sek

tor

Jum

lah Pe

dom

an Pe

ngelo

laan

data

Perse

ntas

e pen

yeles

aian

taha

pan

inte

gras

i sist

em in

form

asi D

JCK

Perse

ntas

e kele

ngka

pan

data

bas

e pe

r sek

tor

Perse

ntas

e pen

yeles

aian

taha

pan

inte

gras

i sist

em in

form

asi D

JCK

Jum

lah fa

silita

si sis

tem

dan

te

knol

ogi in

form

asi

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

Di

rekt

orat

KIP

Perse

ntas

e rat

a-rat

a cap

aian T

ingka

t ak

unta

bilita

s kine

rja D

irekt

orat

PS

PAM

dan P

PLP s

erta

Satk

er te

rkait

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

DJC

K

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

Di

rekt

orat

KIP

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e pen

yera

pan

angg

aran

dan

penc

apaia

n ou

tput

bela

nja

Perse

ntas

e ket

idak p

atuha

n pela

poran

pe

laksa

naan

kegia

tan yg

ditin

dakla

njuti

Perse

ntas

e pen

yeles

aian

taha

pan

inte

gras

i sist

em in

form

asi D

JCK

Perse

ntas

e kele

ngka

pan

data

bas

e pe

r sek

tor

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

DJC

K

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

Di

rekt

orat

KIP

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

DJC

K

Perse

ntas

e rat

a-ra

ta ca

paian

Tin

gkat

akun

tabi

litas

kine

rja

Dire

ktor

at PK

P dan

BPB

serta

Sa

tker

terk

ait

Kasu

bbag

Tata

Usa

ha

Perse

ntas

e LHP

yg

ditind

aklan

juti

Perse

ntas

e kete

patan

wa

ktu pe

nyele

saian

us

ulan k

eput

usan

ke

pega

waian

Tingk

at ke

tepata

n wa

ktu pe

nyam

paian

La

poran

Keua

ngan

(SAI)

Tingk

at ke

tepata

n wa

ktu pe

nyam

paian

La

poran

peng

elolaa

n BM

N

Perse

ntas

e pe

nyele

saian

tat

alaks

ana k

earsi

pan

Perse

ntas

e pem

enuh

an

saran

a dan

pras

ana

perka

ntor

an

Perse

ntas

e LHP

yg

ditind

aklan

juti

Perse

ntas

e kete

patan

wa

ktu pe

nyele

saian

us

ulan k

eput

usan

ke

pega

waian

Tingk

at ke

tepata

n wa

ktu pe

nyam

paian

La

poran

Keua

ngan

(SAI)

Dir

ektu

r Ket

erpa

duan

Infr

astr

uktu

r Per

muk

iman

115DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:

SK 7. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan

berintegritas

SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan

dan BMN

SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi

informasi

Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:

Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah,

antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman

SP1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan

permukiman yang layak

Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses:

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

PELAKSANAAN PENGELOLAAN

SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur

permukiman

SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan

pengelolaan infrastruktur permukiman

SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye

publik

KETERPADUAN PERENCANAAN,

PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN

SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan,

penganggaran dan pemrograman

4) Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

PETA STRATEGI DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

Sp 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan

permukiman yang layak

Cust

omer

s/St

akeh

olde

rsIn

tern

al P

roce

ssLe

arni

ng &

Gro

wth

L a P O R a N K i N e R j a116

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsana ruMus/ForMuLa perhiTungan

SK-1.

SK-2.

%

Ha

%

%

%

SK-1.1

SK-1.2

SK-1.3

SK-2.1

SK-2.2

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan

Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan

Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus

Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja

Subdirektorat Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

Subdirektorat Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

Subdirektorat Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Satker-Satker Provinsidi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Seksi Kawasan Permukiman Perkotaan I

Satker-Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Seksi Kawasan Permukiman Perkotaan II

Satker-Satker Provinsidi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Seksi Kawasan Permukiman Perdesaan I

Satker-Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Seksi Kawasan Permukiman Perdesaan II

Satker-Satker Provinsidi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

SeksiKawasan Permukiman Khusus I

Satker-Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Seksi Kawasan Permukiman Khusus II

Seksi Penyusunan Rencana

Seksi Penyusunan Rencana

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaandi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak

Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman

117DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsana ruMus/ForMuLa perhiTungan

SK-3

SK-4

SK-5

SK-6

SK-7

%

SDM

NSKK

%

%

%

%

%

%

%

%

SK-3.1

SK-3.2

SK-4.1

SK-4.2

SK-5.1

SK-5.2

SK-5.3

SK-6.1

SK-6.2

SK-7.1

SK-7.2

Jumlah Kelurahan yang mendapatkan pendampingan masyarakat Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

Jumlah NSKK bidang Permukiman yang tersusun

Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman

Tingkat akuntabilitas kinerja

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Persentase LHP yg ditindaklanjuti

Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian

Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai

Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan

Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN

SubdirektoratStandardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Seksi Kelembagaan

Seksi Kelembagaan

Seksi Standarisasi

Seksi Standarisasi

Seksi Analisa Teknis

Seksi Analisa Teknis

Jumlah Kelurahan yang mendapatkan pendampingan masyarakat

Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun

Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman

Tingkat akuntabilitas kinerja

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman

Meningkatnya kualitas pengaturan

Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas

Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN

L a P O R a N K i N e R j a118

PENJABARAN IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

Perse

ntas

e pen

urun

an lu

asan

pe

rmuk

iman

kum

uh p

erko

taan

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e pen

yerap

an an

ggara

n da

n pen

capa

ian ou

tput

belan

ja

Perse

ntase

ketid

ak pa

tuhan

pelap

oran

pelak

sanaa

n keg

iatan

yg dit

indak

lanjut

i

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

Di

rekt

orat

KIP Ka

subd

it.

Pere

ncan

aan T

ekni

s K

asub

dit.

PKP

Perk

otaa

nKa

subd

it PK

P Pe

rdes

aan

Kasu

bdit.

PK

P Kh

usus

Kepa

la Sa

tker

Prov

insi

dan/

atau

Satk

er Te

rkai

tKa

subd

it.

Stan

dard

isasa

i dan

Ke

lem

baga

an

Kasi

Stan

daris

asi

Kasi

Kele

mba

gaan

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

Kws

Perk

otaa

n

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

Kws

Perd

esaa

n

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

Kws

Khus

us

Perse

ntas

e pen

urun

an

luas

an p

erm

ukim

an

kum

uh p

erko

taan

Luas

pen

ingk

atan

ku

alita

s per

muk

iman

di

dae

rah

perd

esaa

n

Luas

pen

ingk

atan

ku

alita

s per

muk

iman

di

kawa

san

khus

usPe

rsent

ase p

enin

gkat

an

prod

uktiv

itas

mas

yara

kat

Jum

lah N

SKK

bida

ng

perm

ukim

an ya

ng te

rsusu

n

Jum

lah N

SKK

bida

ng

perm

ukim

an ya

ng te

rsusu

n

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja pe

mbe

rday

aan

mas

yara

kat

Perse

ntas

e Pem

da Ka

b/Ko

ta

yang

mem

iliki R

anpe

rda/

Perka

b/Pe

rwali

peny

eleng

garaa

n pe

rmuk

iman

Perse

ntas

e Pem

da Ka

b/Ko

ta

yang

mem

iliki R

anpe

rda/P

erka

b/Pe

rwali

peny

eleng

garaa

n pe

rmuk

iman

Jum

lah SD

M le

mba

ga

peng

elola

yang

men

ingk

at

kapa

sitas

nya

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja pe

mbe

rday

aan

mas

yara

kat

Jum

lah SD

M le

mba

ga

peng

elola

yang

men

ingk

at

kapa

sitas

nya

Perse

ntas

e pen

yera

pan

angg

aran

dan

pen

capa

ian

outp

ut b

elanj

aPe

rsent

ase k

etid

ak pa

tuha

n pe

lapor

an pe

laksa

naan

kegia

tan

yg di

tinda

klanj

uti

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

Di

rekt

orat

KIP Ka

siPe

nyus

unan

Ren

cana

Kasi

KP Pe

rkot

aan

IKa

si KP

Perd

esaa

n I

Kasi

KP K

husu

s I

Kasi

KP Pe

rkot

aan

IIKa

si KP

Perd

esaa

n II

Kasi

KP K

husu

s II

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targ

et ki

nerja

di w

ilaya

h Pu

lau

Sum

ater

a dan

Jawa

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targ

et ki

nerja

di w

ilaya

h Pu

lau

Sum

ater

a dan

Jawa

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targ

et ki

nerja

di w

ilaya

h Pu

lau

Sum

ater

a dan

Jawa

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targe

t kine

rja Su

lawes

i, Bali

, Nus

a Te

ngga

ra, M

aluku

dan P

apua

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targ

et ki

nerja

Sulaw

esi, B

ali, N

usa

Teng

gara

, Malu

ku d

an Pa

pua

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja Su

lawes

i, Bali

, Nus

a Ten

ggar

a, M

aluku

dan

Papu

a

Perse

ntas

e pen

yerap

an an

ggara

n da

n pen

capa

ian ou

tput

belan

ja

Kasi

Anal

isa Te

knis

Perse

ntas

e ket

idak

pat

uhan

pe

lapor

an p

elaks

anaa

n ke

giat

an yg

diti

ndak

lanju

ti

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

Di

rekt

orat

PKP

IKU

Dire

ktur

PKP y

ang

men

jadi IK

U Di

rekt

ur Je

nder

al CK

IKU

Kasu

bdit/

Kasa

tker

/Kas

ubba

g ya

ng m

enjad

i IKU

Dire

ktur

PKP

IKU

Kasi

yang

men

jadi IK

U Ka

subd

it (D

ari S

atu

Kasi)

IKU

Kasi

yang

TIDA

K m

enjad

i IKU

Kasu

bdit

IKU

Dire

ktur

PKPy

ang T

IDAK

men

jadi IK

U Di

rekt

ur

Jend

eral

CKIK

U Ka

subd

it/Ka

satk

er/K

asub

bag

yang

TIDA

Km

enjad

i IKU

Dire

ktur

PKP

IKU

Kasi

yang

men

jadi IK

U Ka

subd

it (G

abun

gan

IKU

Kasi-

Kasi)

Luas

penin

gkat

an ku

alita

s pe

rmuk

iman

di da

erah

perd

esaa

nLu

as pe

ningk

atan k

ualita

s pe

rmuk

iman

di ka

wasa

n khu

sus

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

pr

oduk

tivita

s mas

yara

kat

Jum

lah N

SKK

bida

ng

perm

ukim

an ya

ng te

rsusu

n

Perse

ntas

e Pem

da Ka

b/Ko

ta ya

ng

mem

iliki R

anpe

rda/P

erkab

/Perw

ali

peny

eleng

garaa

n perm

ukim

an

Perse

ntas

e LHP

yg

diti

ndak

lanju

ti

Kasu

bbag

Tata

Usa

ha

Perse

ntas

e LHP

yg

ditin

dakla

njut

iPe

rsent

ase k

etep

atan

wa

ktu

peny

elesa

ian

usul

an ke

putu

san

kepe

gawa

ianTin

gkat

ketep

atan

waktu

peny

ampa

ian

Lapo

ran Ke

uang

an (S

AI)

Tingk

at ke

tepa

tan

wakt

u pe

nyam

paian

La

pora

n pe

ngelo

laan

BMN

Perse

ntas

e pe

nyele

saian

ta

talak

sana

ke

arsip

an

Perse

ntas

e pe

men

uhan

sa

rana

dan

pra

sana

pe

rkan

tora

n

Perse

ntas

e ket

epat

anwa

ktu

peny

elesa

ian

usul

an ke

putu

san

kepe

gawa

ian

Tingk

at ke

tepata

n wa

ktu pe

nyam

paian

La

poran

Keua

ngan

(SAI)

Dir

ektu

r Pen

gem

bang

an K

awas

an P

erm

ukim

an P

erm

ukim

an

119DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:

SK 7. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan

berintegritas

SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan

dan BMN

SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi

informasi

Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:

Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar

daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman

SP 1.Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan

permukiman yang layak

Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses:

KETERPADUAN PERENCANAAN,

PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN

SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan,

penganggaran dan pemrograman

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

PELAKSANAAN PENGELOLAAN

SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur

permukiman

SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan

pengelolaan infrastruktur permukiman

SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye

publik

5) Direktorat Bina Penataan Bangunan

PETA STRATEGI DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN

Sp 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan

permukiman yang layak

Cust

omer

s/St

akeh

olde

rsIn

tern

al P

roce

ssLe

arni

ng &

Gro

wth

L a P O R a N K i N e R j a120

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsana

SK-1.

SK-2.

%

m2

Hari

%

Ha

%

%

SK-1.1

SK-1.2

SK-1.3

SK-1.4

SK-1.5

SK-2.1

SK-2.2

Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara

Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun

Pemyelenggaraan Penataan Bangunan

Persentase dalam RPIJM yang ter ako-modasi di dalam DIPA

Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja

Subdirektorat Bangunan Gedung

Subdirektorat Bangunan Gedung

Subdirektorat Pengeolaan Rumah Negara

Subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus

Subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Seksi Bangunan Gedung Negara

Satker Provinsi

Seksi Bangunan Gedung Umum

Seksi Wilayah I

Seksi Wilayah II

Satker Provinsi

Seksi Wilayah I

Satker Provinsi

Seksi Wilayah II

Seksi Penyusunan Rencana

Seksi Penyusunan Rencana

Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik

Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja

Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek)

Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek)

Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di luar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek)

Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di luar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek)

Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera

Jumlah kawasan yang direvitalisasi di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera

Pemyelenggaraan Penataan Bangunandi wilayah Pulau Jawa dan Sumatera

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Jumlah kawasan yang direvitalisasi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Pemyelenggaraan Penataan Bangunandi wilayah PulauKalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah PulauPulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

Persentase penyerapan anggaran dan pencapaianoutput belanja

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak

Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman

ruMus / ForMuLa perhiTungan

121DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsana ruMus / ForMuLa perhiTungan

SK-3

SK-4

SK-5

SK-6

SK-7

%

SDM

NSKK

%

%

%

%

%

%

%

%

SK-3.1

SK-3.2

SK-4.1

SK-4.2

SK-5.1

SK-5.2

SK-5.3

SK-6.1

SK-6.2

SK-7.1

SK-7.2

Keswadayaan Masyarakat

Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

Jumlah NSKK bidang penataan bangunan gedung dan lingkungan yang diterbitkan

Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan Bangunan Gedung

Tingkat akuntabilitas kinerja

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Persentase LHP yg ditindaklanjuti

Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian

Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai

Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan

Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN

Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Seksi Kelembagaan

Seksi Kelembagaan

Seksi Standarisasi

Seksi Standarisasi

Seksi Analisa Teknis

Seksi Analisa Teknis

Keswadayaan Masyarakat

Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

Jumlah NSKK bidang penataan bangunan gedung dan lingkungan yang diterbitkan

Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan Bangunan Gedung

Tingkat akuntabilitas kinerja

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman

Meningkatnya kualitas pengaturan

Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas

Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN

L a P O R a N K i N e R j a122

PENJABARAN IKU DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e Bag

unan

Ged

ung

Nega

ra ya

ng te

rkelo

la de

ngan

ba

ik.

Rata

-rata

lam

a wak

tu

peng

urus

an p

erijin

an

peng

unaa

n Ru

mah

Neg

ara

Jum

lah Ru

ang T

erbu

ka Pu

blik

Perc

onto

han

yang

terb

angu

nJu

mlah

NSK

K bi

dang

PBL y

ang

tersu

sun

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

pr

oduk

tivita

s mas

yara

kat

Perse

ntas

e LHP

yg

ditin

dakla

njut

i

Perse

ntas

e ket

epat

an

wakt

u pen

yeles

aian

usul

an ke

putu

san

kepe

gawa

ian

Tingk

at ke

tepata

n wak

tu

peny

ampa

ian La

poran

Ke

uang

an (S

AI)

Perse

ntas

e pen

yerap

an an

ggara

n da

n pen

capa

ian ou

tput

belan

jaLu

as Pe

nyele

ngga

raan B

angu

nan

Gedu

ngLu

as Pe

mye

lengg

araan

Pena

taan

Bang

unan

Perse

ntas

e Pem

da Ka

b/Ko

ta

yang

mem

iliki R

anpe

rda/P

erka

b/Pe

rwali

peny

eleng

garaa

n PBL

Perse

ntase

ketid

ak pa

tuhan

pelap

oran

pelak

sanaa

n keg

iatan

yg dit

indak

lanjut

i

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

Di

rekt

orat

KIP Ka

subd

it.

Pere

ncan

aan T

ekni

s K

asub

dit.

Bang

unan

Ged

ung

Kasu

bdit

Peng

elol

aan

Rum

ah N

egar

aKa

subd

it.

PBL K

husu

sKe

pala

Satk

er Pr

ovin

si da

n/at

au Sa

tker

Terk

ait

Kasu

bdit.

St

anda

rdisa

sai d

an

Kele

mba

gaan

Kasi

Stan

daris

asi

Kasu

bbag

Tata

Usa

ha

Kasi

Kele

mba

gaan

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targe

t kine

rja pe

nyele

ngga

raan B

G

Rata

-rata

lam

a wak

tu

peng

urus

an p

erijin

an

peng

unaa

n Ru

mah

Neg

ara

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

Kw

s Khu

sus

Luas

Peny

eleng

gara

an

Bang

unan

Ged

ung

Jum

lah N

SKK

bida

ng PB

L ya

ng te

rsusu

n

Perse

ntas

e LHP

yg

ditin

dakla

njut

iPe

rsent

ase k

etep

atan

wa

ktu

peny

elesa

ian

usul

an ke

putu

san

kepe

gawa

ianTin

gkat

kete

pata

n wa

ktu

peny

ampa

ian

Lapo

ran

Keua

ngan

(S

AI)

Tingk

at ke

tepa

tan

wakt

u pe

nyam

paian

La

pora

n pen

gelo

laan

BMN

Perse

ntas

e pe

nyele

saian

ta

talak

sana

kear

sipan

Perse

ntas

e pem

enuh

an

sara

na d

an p

rasa

na

perk

anto

ran

Jum

lah N

SKK

bida

ng PB

L ya

ng te

rsusu

n

Perse

ntas

e Pem

da Ka

b/Ko

ta

yang

mem

iliki R

anpe

rda/

Perk

ab/

Perw

ali pe

nyele

ngga

raan P

BL

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja pe

mbe

rday

aan

mas

yara

kat

Jum

lah SD

M b

idan

g BG

dan

PB

L yan

g m

enin

gkat

ka

pasit

asny

a

Perse

ntas

e Pem

da K

ab/

Kota

yang

mem

iliki

Ranp

erda

/Per

kab/

Perw

ali

peny

eleng

gara

an PB

LPe

rsent

ase S

atke

r yan

g m

emen

uhi t

arge

t kin

erja

pem

berd

ayaa

n m

asya

raka

tJu

mlah

SDM

bid

ang

BG

dan

PBL y

ang

men

ingk

at

kapa

sitas

nya

Rata

-rata

lam

a wak

tu

peng

urus

an p

erijin

an

peng

unaa

n Ru

mah

Ne

gara

Jum

lah Ru

ang T

erbu

ka

Publ

ik Pe

rcon

toha

n ya

ng te

rban

gun

Luas

Pem

yelen

ggar

aan

Pena

taan

Ban

guna

n

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

pr

oduk

tivita

s mas

yara

kat

Perse

ntas

e pen

yera

pan

angg

aran

dan

pen

capa

ian

outp

ut b

elanj

a

Perse

ntas

e Bag

unan

Ged

ung

Nega

ra ya

ng te

rkelo

la de

ngan

ba

ikPe

rsent

ase r

umah

neg

ara y

ang

terk

elola

deng

an b

aik

Perse

ntas

e ket

idak

patu

han

pelap

oran

pelak

sana

an ke

giata

n yg

ditin

dakla

njut

iTin

gkat

akun

tabi

litas

kine

rja

Dire

ktor

at K

IP Kasi

Peny

usun

an R

enca

naKa

si Ba

ngun

an G

edun

g Um

um

Kasi

Bang

unan

Ged

ung

Nega

ra

Kasi

Wila

yah

IKa

si W

ilaya

h I

Kasi

Wila

yah

IIKa

si W

ilaya

h II

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja pe

nyele

ngga

raan

BG

Perse

ntas

e Bag

unan

Ged

ung

Nega

ra ya

ng te

rkelo

la de

ngan

ba

ik.

Rata

-rata

lam

a wak

tu pe

ngur

usan

pe

rijin

an p

engu

naan

Rum

ah

Nega

ra d

i wila

yahJ

abod

etab

ek

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

wi

layah

Pulau

Sum

atera

dan J

awa

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja Su

lawes

i, Bali

, Nus

a Ten

ggar

a, M

aluku

dan

Papu

a

Rata-

rata l

ama w

aktu

peng

urus

an

periji

nan p

engu

naan

Rum

ah N

egara

di

luar w

ilaya

h Jab

odeta

bek

Perse

ntas

e pen

yerap

an an

ggara

n da

n pen

capa

ian ou

tput

belan

jaPe

rsent

ase r

umah

nega

ra ya

ng

terke

lola d

enga

n baik

di w

ilaya

h Ja

bode

tabe

k

Perse

ntas

e rum

ah ne

gara

yang

te

rkelol

a den

gan b

aik

di lua

r wila

yah J

abod

etab

ek

Kasi

Anal

isa Te

knis

Perse

ntas

e ket

idak

pat

uhan

pe

lapor

an p

elaks

anaa

n ke

giat

an yg

diti

ndak

lanju

tiTin

gkat

akun

tabi

litas

kine

rja

Dire

ktor

at PK

P

IKU

Dire

ktur

BPB

yang

men

jadi IK

U Di

rekt

ur Je

nder

al CK

IKU

Kasu

bdit/

Kasa

tker

/Kas

ubba

g ya

ng m

enjad

i IKU

Dire

ktur

BPB

IKU

Kasi

yang

men

jadi IK

U Ka

subd

it (D

ari S

atu

Kasi)

IKU

Kasi

yang

TIDA

K m

enjad

i IKU

Kasu

bdit

IKU

Dire

ktur

BPB

yang

TIDA

K m

enjad

i IKU

Dire

ktur

Je

nder

al CK

IKU

Kasu

bdit/

Kasa

tker

/Kas

ubba

g ya

ng TI

DAK

men

jadi

IKU

Dire

ktur

BPB

IKU

Kasi

yang

men

jadi IK

U Ka

subd

it (G

abun

gan

IKU

Kasi-

Kasi)

Dir

ektu

r Bin

a Pe

nata

an B

angu

nan

123DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:

SK 7. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas

SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN

SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi informasi

Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:

Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan

pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman

SP 1.Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi

masyarakat

SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik

Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses:

KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN

PEMROGRAMAN

PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan,

penganggaran dan pemrograman

SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan

pengawasan

SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur

permukiman

SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan

pengelolaan infrastruktur

permukiman

SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye

publik

6) Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

PETA STRATEGI DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENyEDIAAN AIR MINUM

Sp 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi

masyarakatCust

omer

s/St

akeh

olde

rsIn

tern

al P

roce

ssLe

arni

ng &

Gro

wth

L a P O R a N K i N e R j a124

SASARAN STRATEGIS DAN RANCANGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENyEDIAAN AIR MINUM

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

uniT peLaKsana

SK-1.

SK-2.

%

%

%

%

%

SK-1.1

SK-1.2

SK-1.3

SK-2.1

SK-2.2

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus

Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja

Subdirektorat SPAM Perkotaan

Subdirektorat SPAM Perdesaan

Subdirektorat SPAM Khusus

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Satker Provinsidi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Seksi SPAM Perkotaan I

Satker Provinsidi wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Seksi SPAM Perkotaan II

Satker Provinsi di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Seksi SPAM Perdesaan I

Satker Provinsidi wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Seksi SPAM Perdesaan II

Satker Provinsidi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Seksi SPAM Khusus I

Satker Provinsidi wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Seksi SPAM Khusus II

Seksi Penyusunan Rencana

Seksi Penyusunan Rencana

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat

Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman.

ruMus / ForMuLa perhiTungan

125DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

uniT peLaKsana

SK-3

SK-4

SK-5

SK-6

SK-7

%

SDM

NSKK

%

%

%

%

%

%

%

%

SK-3.1

SK-3.2

SK-4.1

SK-4.2

SK-5.1

SK-5.2

SK-5.3

SK-6.1

SK-6.2

SK-7.1

SK-7.2

Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

Jumlah NSKK bidang Permukiman yang tersusun

Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM

Tingkat akuntabilitas kinerja

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Persentase LHP yg ditindaklanjuti

Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian

Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai

Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan

Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN

Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Seksi Kelembagaan

Seksi Kelembagaan

Seksi Standarisasi

Seksi Standarisasi

Seksi Analisa Teknis

Seksi Analisa Teknis

Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya

Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun

Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM

Tingkat akuntabilitas kinerja

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman

Meningkatnya kualitas pengaturan

Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas

Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN

ruMus / ForMuLa perhiTungan

L a P O R a N K i N e R j a126

PENJABARAN IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENyEDIAAN AIR MINUM

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

ca

kupa

n pe

layan

an ak

ses a

ir m

inum

di p

erko

taan

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

ca

kupa

n pe

layan

an ak

ses a

ir m

inum

di p

erde

saan

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

ca

kupa

n pe

layan

an ak

ses a

ir m

inum

di k

awas

an kh

usus

Jum

lah N

SKK

bida

ng SP

AM

yang

tersu

sun

Perse

ntas

e LHP

yg

ditin

dakla

njut

iPe

rsent

ase k

etep

atan

wa

ktu

peny

elesa

ian

usul

an ke

putu

san

kepe

gawa

ianTin

gkat

kete

pata

n wa

ktu

peny

ampa

ian

Lapo

ran Ke

uang

an (S

AI)

Perse

ntas

e Pem

da Ka

b/Ko

ta

yang

mem

iliki R

anpe

rda/

Perk

ab/

Perw

ali pe

nyele

ngga

raan

SPAM

Perse

ntas

e pen

yerap

an an

ggara

n da

n pen

capa

ian ou

tput

belan

ja

Perse

ntase

ketid

ak pa

tuhan

pelap

oran

pelak

sanaa

n keg

iatan

yg dit

indak

lanjut

i

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

Di

rekto

rat Pe

ngem

bang

an SP

AM

Tingk

at ak

unta

bilit

as ki

nerja

Di

rekto

rat Pe

ngem

bang

an SP

AM

Kasu

bdit.

Pe

renc

anaa

n Tek

nis

Kas

ubdi

t.Pe

ngem

bang

an SP

AM

Perk

otaa

n

Kasu

bdit

Peng

emba

ngan

SPAM

Pe

rdes

aan

Kasu

bdit.

Pe

renc

anaa

n Tek

nis

Kepa

la Sa

tker

Prov

insi

dan/

atau

Satk

er

Terk

ait

Kasu

bdit.

St

anda

rdisa

sai d

an

Kele

mba

gaan

Kasi

Stan

daris

asi

Kasu

bbag

Tata

Usa

ha

Kasi

Kele

mba

gaan

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

Kw

s Per

kota

an

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

Kws

Perd

esaa

n

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

Kw

s Khu

sus

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

ca

kupa

n pela

yana

n aks

esair

min

um d

i per

kota

an

Jum

lah N

SKK

bida

ng SP

AM

yang

tersu

sun

Jum

lah N

SKK

bida

ng SP

AM

yang

tersu

sun

Perse

ntas

e LHP

yg

ditin

dakla

njut

i

Perse

ntas

e ket

epat

an

wakt

u pe

nyele

saian

us

ulan

kepu

tusa

n ke

pega

waian

Tingk

at ke

tepata

n wa

ktu pe

nyam

paian

La

poran

Keua

ngan

(SAI)

Tingk

at ke

tepa

tan

waktu

peny

ampa

ian

Lapo

ran pe

ngelo

laan

BMN

Perse

ntas

epe

nyele

saian

tata

laksa

na ke

arsip

anPe

rsent

ase

pem

enuh

an

sara

na d

an p

rasa

na

perk

anto

ran

Perse

ntas

e lem

baga

pen

gelo

la (U

PTD

dan

PDAM

yang

m

enin

gkat

kapa

sitas

nya

Jum

lah SD

M le

mba

ga

peng

elola

yang

men

ingk

at

kapa

sitas

nya

Perse

ntas

e Pem

da Ka

b/Ko

ta

yang

mem

iliki R

anpe

rda/

Perk

ab/

Perw

ali pe

nyele

ngga

raan

SPAM

Perse

ntas

e Pem

da Ka

b/Ko

ta ya

ng

mem

iliki R

anpe

rda/P

erkab

/Perw

ali

peny

eleng

garaa

n SPA

MPe

rsent

ase l

emba

ga p

enge

lola

(UPT

D da

n PDA

M ya

ng

men

ingk

at ka

pasit

asny

aJu

mlah

SDM

lem

baga

pe

ngelo

la ya

ng m

enin

gkat

ka

pasit

asny

a

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

ca

kupa

n pela

yana

n aks

es ai

r min

um d

i per

desa

anPe

rsent

ase p

enin

gkat

an

caku

pan p

elaya

nan a

kses

air

min

um d

i kaw

asan

kh

usus

Perse

ntas

e pen

yera

pan

angg

aran

dan

pen

capa

ian

outp

ut b

elanj

aPe

rsent

ase k

etid

ak pa

tuha

n pe

lapor

an pe

laksa

naan

kegia

tan

yg di

tinda

klanj

uti

Kasi

Peny

usun

an R

enca

naKa

si SP

AM Pe

rkot

aan

I

Kasi

Peny

usun

an R

enca

na

Kasi

Peny

usun

an R

enca

na

Kasi

Peny

usun

an R

enca

na

Kasi

Peny

usun

an R

enca

na

Kasi

Peny

usun

an R

enca

na

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

wi

layah

Pulau

Sum

atera

dan J

awa

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

wi

layah

Pulau

Sum

atera

dan J

awa

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

wi

layah

Pulau

Sum

atera

dan J

awa

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targ

et ki

nerja

Sulaw

esi, B

ali, N

usa

Teng

gara

, Malu

ku d

an Pa

pua

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targ

et ki

nerja

Sulaw

esi, B

ali, N

usa

Teng

gara

, Malu

ku d

an Pa

pua

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targ

et ki

nerja

Sulaw

esi, B

ali, N

usa

Teng

gara

, Malu

ku d

an Pa

pua

Perse

ntas

e pen

yerap

an an

ggara

n da

n pen

capa

ian ou

tput

belan

ja

Kasi

Anal

isa Te

knis

Perse

ntas

e ket

idak

pat

uhan

pe

lapor

an p

elaks

anaa

n ke

giat

an yg

diti

ndak

lanju

tiTin

gkat

akun

tabi

litas

kine

rja

Dire

ktorat

Peng

emba

ngan

SPAM

IKU

Dire

ktur

PKP y

ang

men

jadi IK

U Di

rekt

ur Je

nder

al CK

IKU

Kasu

bdit/

Kasa

tker

/Kas

ubba

g ya

ng m

enjad

i IKU

Dire

ktur

PKP

IKU

Kasi

yang

men

jadi IK

U Ka

subd

it (D

ari S

atu

Kasi)

IKU

Kasi

yang

TIDA

K m

enjad

i IKU

Kasu

bdit

IKU

Dire

ktur

PKP y

ang T

IDAK

men

jadi IK

U Di

rekt

ur

Jend

eral

CKIK

U Ka

subd

it/Ka

satk

er/K

asub

bag

yang

TIDA

K m

enjad

i IKU

Dire

ktur

PKP

IKU

Kasi

yang

men

jadi IK

U Ka

subd

it (G

abun

gan

IKU

Kasi-

Kasi)

Dir

ektu

r Pen

gem

bang

an S

iste

m P

enye

diaa

n A

ir M

inum

127DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

7) Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

PETA STRATEGI DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENyEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Lera

ning

& G

row

th

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan:

SK 7. Meningkatnya SDM yang rkompeten dan

berintegritas

SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan

dan BMN

SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi informasi

Cus

tom

ers/

Stak

ehol

der

s

Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi:

Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar

sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman

SP 1.Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi

masyarakat

Inte

rnal

Pro

ceSK

Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses:

KETERPADUAN PERENCANAAN,

PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN

PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan,

penganggaran dan pemrograman

SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur

permukiman

SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan

pengelolaan infrastruktur permukiman

SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye

publik

Cust

omer

s/St

akeh

olde

rsIn

tern

al P

roce

ssLe

arni

ng &

Gro

wth

L a P O R a N K i N e R j a128

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENyEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsana

SK-1.

SK-2.

%

%

%

%

%

SK-1.1

SK-1.2

SK-1.3

SK-2.1

SK-2.2

Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah

Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan

Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus

Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja

Subdirektorat Pengelolaan Air Limbah

Subdirektorat Pengelolaan Persampahan

Subdirektorat Penyehatan Lingkungan Permukiman Khusus

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Satker Wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Seksi Pengelolaan Air Limbah I

Satker Wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Seksi Pengelolaan Air Limbah II

Satker Wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Seksi Pengelolaan Persampahan I

Satker Wilayahdi Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Seksi Pengelolaan Persampahan II

Satker Wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

SeksiPenyehatan Lingkungan Permukiman KhususI

Satker Wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman Khusus II

Seksi Penyusunan Rencana

Seksi Penyusunan Rencana

Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat

Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman

ruMus / ForMuLa perhiTungan

129DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

sasaran sTraTegis (ss)

KodesK

Kode iKu saTuraian uraian

indiKaTor Kinerja uTaMa (iKu) direKToraT

peLaKsana

SK-3

SK-4

SK-5

SK-6

SK-7

%

SDM

NSKK

%

%

%

%

%

%

%

%

SK-3.1

SK-3.2

SK-4.1

SK-4.2

SK-5.1

SK-5.2

SK-5.3

SK-6.1

SK-6.2

SK-7.1

SK-7.2

Persentase lembaga pengelolayang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

Jumlah NSKK bidang PLP tersusun

Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PLP

Tingkat akuntabilitas kinerja

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Persentase LHP yg ditindaklanjuti

Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian

Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai

Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan

Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN

Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan

Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subdirektorat Perencanaan Teknis

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Subbaggian Tata Usaha

Seksi Kelembagaan

Seksi Kelembagaan

Seksi Standarisasi

Seksi Standarisasi

Seksi Analisa Teknis

Seksi Analisa Teknis

Persentase lembaga pengelolayang meningkat kapasitasnya

Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

Jumlah NSKK bidang PLP yang tersusun

Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PLP

Tingkat akuntabilitas kinerja

Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman

Meningkatnya kualitas pengaturan

Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan

Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas

Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN

ruMus / ForMuLa perhiTungan

L a P O R a N K i N e R j a130

PENJABARAN IKU DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENyEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

akse

s pe

layan

an ai

r lim

bah

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

akse

s pe

layan

an p

ersa

mpa

han

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

akse

s sa

nita

si di

kawa

san

khus

usJu

mlah

NSK

K bi

dang

PPLP

ya

ng te

rsusu

nPe

rsent

ase L

HP yg

di

tinda

klanj

uti

Perse

ntas

e ket

epat

an

wakt

u pe

nyele

saian

us

ulan

kepu

tusa

n ke

pega

waian

Tingk

at ke

tepa

tan

wakt

u pe

nyam

paian

La

poran

Keua

ngan

(SAI

)

Perse

ntas

e Pem

da Ka

b/Ko

ta

yang

mem

iliki R

anpe

rda/

Perk

ab/

Perw

ali pe

nyele

ngga

raan

SPAM

Perse

ntas

e pen

yerap

an an

ggara

n da

n pen

capa

ian ou

tput

belan

ja

Perse

ntase

ketid

ak pa

tuhan

pelap

oran

pelak

sanaa

n keg

iatan

yg dit

indak

lanjut

i

Tingk

at ak

unta

bilita

s kine

rja

Dire

ktorat

Peng

emba

ngan

PLP

Tingk

at ak

unta

bilita

s kine

rja

Dire

ktorat

Peng

emba

ngan

PLP

Kasu

bdit.

Pe

renc

anaa

n Tek

nis

Kas

ubdi

t.Pe

ngel

olaa

n Ai

r Lim

bah

Kasu

bdit

Peng

elol

aan

Pers

ampa

han

Kasu

bdit.

PL

P Kh

usus

Kepa

la Sa

tker

Prov

insi

dan/

atau

Satk

er

Terk

ait

Kasu

bdit.

St

anda

rdisa

sai d

an

Kele

mba

gaan

Kasi

Stan

daris

asi

Kasu

bbag

Tata

Usa

ha

Kasi

Kele

mba

gaan

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

Kw

s Per

kota

an

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

Kws

Perd

esaa

n

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

Kw

s Khu

sus

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

ak

ses p

elaya

nan

air lim

bah

Jum

lah N

SKK

bida

ng PP

LP

yang

tersu

sun

Jum

lah N

SKK

bida

ng SP

AM

yang

tersu

sun

Perse

ntas

e LHP

yg

ditin

dakla

njut

i

Perse

ntas

e ket

epat

an

wakt

u pe

nyele

saian

us

ulan

kepu

tusa

n ke

pega

waian

Tingk

at ke

tepata

n wa

ktu pe

nyam

paian

La

poran

Keua

ngan

(SAI)

Tingk

at ke

tepa

tan

waktu

peny

ampa

ian

Lapo

ran pe

ngelo

laan

BMN

Perse

ntas

epe

nyele

saian

tata

laksa

na ke

arsip

anPe

rsent

ase

pem

enuh

an

sara

na d

an p

rasa

na

perk

anto

ran

Perse

ntas

e lem

baga

pen

gelo

la (U

PTD

dan

non

UPTD

) yan

g m

enin

gkat

kapa

sitas

nya

Jum

lah SD

M le

mba

ga

peng

elola

yang

men

ingk

at

kapa

sitas

nya

Perse

ntas

e Pem

da Ka

b/Ko

ta ya

ng

mem

iliki R

anpe

rda/P

erka

b/Pe

rwali

peny

eleng

garaa

n PPL

P

Perse

ntas

e Pem

da Ka

b/Ko

ta ya

ng

mem

iliki R

anpe

rda/P

erkab

/Perw

ali

peny

eleng

garaa

n PPL

PPe

rsent

ase l

emba

ga p

enge

lola

(UPT

D da

n non

UPT

D) ya

ng

men

ingk

at ka

pasit

asny

aJu

mlah

SDM

lem

baga

pe

ngelo

la ya

ng m

enin

gkat

ka

pasit

asny

a

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

ak

ses p

elaya

nan

persa

mpa

han

Perse

ntas

e pen

ingk

atan

ak

ses s

anita

si di

kawa

san

khus

us

Perse

ntas

e pen

yera

pan

angg

aran

dan

pen

capa

ian

outp

ut b

elanj

aPe

rsent

ase k

etid

ak pa

tuha

n pe

lapor

an pe

laksa

naan

kegia

tan

yg di

tinda

klanj

uti

Kasi

Peny

usun

an R

enca

naKa

si SP

AM Pe

rkot

aan

I

Kasi

Peny

usun

an R

enca

na

Kasi

Peny

usun

an R

enca

na

Kasi

Peny

usun

an R

enca

na

Kasi

Peny

usun

an R

enca

na

Kasi

Peny

usun

an R

enca

na

Perse

ntas

e dala

m RP

IJM ya

ng

tera

kom

odas

i di d

alam

DIPA

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

wi

layah

Pulau

Sum

atera

dan J

awa

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

wi

layah

Pulau

Sum

atera

dan J

awa

Perse

ntas

e Sat

ker y

ang

mem

enuh

i tar

get k

iner

ja di

wi

layah

Pulau

Sum

atera

dan J

awa

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targ

et ki

nerja

Sulaw

esi, B

ali, N

usa

Teng

gara

, Malu

ku d

an Pa

pua

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targ

et ki

nerja

Sulaw

esi, B

ali, N

usa

Teng

gara

, Malu

ku d

an Pa

pua

Perse

ntas

e Satk

er ya

ng m

emen

uhi

targ

et ki

nerja

Sulaw

esi, B

ali, N

usa

Teng

gara

, Malu

ku d

an Pa

pua

Perse

ntas

e pen

yerap

an an

ggara

n da

n pen

capa

ian ou

tput

belan

ja

Kasi

Anal

isa Te

knis

Perse

ntas

e ket

idak

pat

uhan

pe

lapor

an p

elaks

anaa

n ke

giat

an yg

diti

ndak

lanju

tiTin

gkat

akun

tabil

itas k

inerja

Di

rekto

rat Pe

ngem

bang

an PL

P

IKU

Dire

ktur

PPLP

yang

men

jadi IK

U Di

rekt

ur Je

nder

al CK

IKU

Kasu

bdit/

Kasa

tker

/Kas

ubba

g ya

ng m

enjad

i IKU

Dire

ktur

PPLP

IKU

Kasi

yang

men

jadi IK

U Ka

subd

it (D

ari S

atu

Kasi)

IKU

Kasi

yang

TIDA

K m

enjad

i IKU

Kasu

bdit

IKU

Dire

ktur

PPLP

yang

TIDA

K m

enjad

i IKU

Dire

ktur

Je

nder

al CK

IKU

Kasu

bdit/

Kasa

tker

/Kas

ubba

g ya

ng TI

DAK

men

jadi IK

U Di

rekt

ur PP

LPIK

U Ka

si ya

ng m

enjad

i IKU

Kasu

bdit

(Gab

unga

n IK

U Ka

si-Ka

si)

Dir

ektu

r Pen

gem

bang

an P

enye

hata

n Li

ngku

ngan

Per

muk

iman

131DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

7. PENyELARASAN KINERJA1) Sekretariat Direktorat Jenderal

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

1 BAGIAN KEPEGAWAIAN, ORGANISASI DAN TATA LAKSANA

Kepala Subbag Tata Usaha Kepegawaian

Kepala Subbag Pengembangan Pegawai

1.1.

1.2.

(1). Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian

(2). Persentase kelengkapan data base kepegawaian

(1). Persentase peningkatan peja bat yang telah meme nuhi standar kompetensi jabatan

(2). Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai

Analis Kepegawaian

Pengolah Data dan Informasi

Analis Kepegawaian

Persentase berkas usulan kenaikan pangkat yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas kenaikan gaji berkala yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas untuk update DUK / SIMKA yang disiapkan tepat waktu

Persentase dokumen identitas pegawai yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas mutasi dan pensiun pegawai yang disiapkan tepat waktu

Persentase Dokumen SKP yang selesai diperiksa tepat waktu

Persentase konsep laporan Daftar Urut kepangkatan yang disusun tepat waktu

Persentase Data Pegawai di SIMKA yang diperbaharui tepat waktu

Persentase konsep laporan nominasi kenaikan pangkat dan pensiun yang diselesaiakan tepat waktu

Persentase laporan rekapitulasi pegawai yang disusun tepat waktu

Persentase Konsep SK Kenaikan Pangkat yang disusun tepat waktu

Persentase laporan hasil monev kepegawaian yang disusun tepat waktu

Persentase dokumen penawaran diklat yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas Penyelenggaraan Pembinaan Jabatan Fungsional yang disiapkan tepat waktu

Persentase pemutakhiran materi diklat / bintek dan evaluasi hasil bintek yang disiapkan tepat waktu

Persentase konsep Ijin Belajar yang disusun tepat waktu

Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Kompetensi Teknis Aparat Satker yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Kompetensi Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Kinerja Aparat yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Ketrampilan dalam pengelolaan Gedung yang disiapkan tepat waktu

1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Dokumen Identitas ter-diri dari Askes, Taspen, Karpeg, Karsu, Karis.

1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

1 pegawai = 1 data

1 (satu) pembinaan = 1 (satu) berkas

1 (satu) diklat/bimtek = 1 (satu) berkas

1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas

1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas

1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas

1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas

L a P O R a N K i N e R j a132

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Subbag Organisasi dan Tata Laksana

Kepala Subbagian Kas dan Perbendaharaan

Kepala Subbagian Verifikasi dan Pelaporan

1.3.

2.1

2.2..

(1). Persentase penyelesaian formasi dan kebutuhan pegawai

(2). Persentase penyelesaian analisa jabatan, analisa beban kerja, peta jabatan

(1). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen

(2). Presentase unit kerja yang menapai target PNBP

(1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti

(2). Tingkat Kualitas Laporan Keuangan

(3). Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen

Bendahara Pengeluaran

Penata Keuangan

Pengadministrasi Umum

Penelaah LHP dan Kerugian Negara

Persentase dokumen buku kas umum (BKU) yang disusun tepat waktu

Persentase dokumen Buku Kas Bank, Kas Tunai, Uang Persediaan (UP) dan Panjar yang disusun tepat waktu

Persentase dokumen Buku Pengawasan Anggaran dan Laporan Keadaan Kas (LKKA) yang disiapkan tepat waktu

Persentase Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran (BP) Satuan Kerja yang disusun tepat waktu

Persentase dokumen Berita Acara Pemeriksaan Kas Triwulan dan Berita Acara Rekonsiliasi Internal Satuan Kerja yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas Surat Setoran Pajak (SSP), Faktur-faktur, Daftar Gaji serta Honorarium PNS dan CPNS yang disiapkan tepat waktu

Persentase dokumen SPT Pajak Tahunan PNS yang disusun tepat waktu

Persentase berkas administrasi gaji dan transfer gaji yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas administrasi KGB, kenaikan pangkat dan SKPP yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas SPT Pajak tahunan dan Surat Pertangungjawaban Mutlak Pegawai yang disiapkan tepat waktu

Persentase data dokumen yang diinput ke dalam Buku Kas Umum (BKU) tepat waktu

Persentase Dokumen Pembukuan Pajak yang disiapkan tepat waktu

Persentase data dokumen laporan pajak yang diinput tepat waktu

Persentase berkas LHP yang diinput dalam database tepat waktu

Persentase konsep laporan bulanan LHP dan tindak lanjut tingkat eselon I yang disusun tepat waktu

Persentase konsep laporan final Rekening Satker yang disusun tepat waktu

Persentase konsep laporan bulanan LHP dan tindak lanjut tingkat Kementerian yang disusun tepat waktu

1 (satu) Satker = 1 (satu) Laporan

1 (satu) Satker = 1 (satu) dokumen.1 (satu) Berita Acara = 1 (satu) dokumen.

1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

1 (satu) pegawai = 1 (satu) Dokumen

1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

1 (satu) bulan = 1 (satu) konsep laporan

1 (satu) satker = 1 (satu) konsep laporan

Satuan: Konsep Lapor-an 1 (satu) bulan = 1 (satu) konsep laporan

2 BAGIAN KEUANGAN DAN UMUM

133DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kepala SubbagianUmum

2.3. (1). Persentase pemenuhan peralatan, perlengkapan, prasarana dan sarana perkantoran

(2). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan

Pengadministrasi umum

Pengolah database SPM

Verifikator

Penyusun Monev dan Pelaporan

Verifikator Data dan Informasi

Pengadmnistrasi Umum

Arsiparis

Persentase data dokumen SPP yang diinput tepat waktu

Persentase dokumen Lembar-2 SPPD yang diketik tepat waktu

Persentase dokumen perjalanan dinas yang direkap tepat waktu

Persentase berkas data perusahaan yang diinput di aplikasi SPP/SPM tepat waktu

Persentase berkas data SPP/SPM yang diinput dan dicetak tepat waktu

Persentase dokumen SPP yang diverfikasi tepat waktu

Persentase dokumen data yang dimasukkan ke dalam Buku Pengawasan Anggaran tepat waktu

Persentase berkas data ADK yang dikonsolidasi menjadi Laporan Keuangan tepat waktu

Persentase konsep laporan LRA Tingkat Eselon I yang disusun tepat waktu

Persentase konsep laporan Neraca Tingkat Eselon I yang disusun tepat waktu

Persentase konsep laporan penjelasan hasil rekonsiliasi yang disusun tepat waktu

Persentase berkas data ADK yang dikonsolidasi menjadi Laporan Keuangan tepat waktu

Persentase konsep laporan LRA Tingkat Eselon I yang disusun tepat waktu

Persentase konsep laporan Neraca Tingkat Eselon I yang disusun

Persentase konsep laporan Calk Eselon I yang disusun tepat waktu

Persentase konsep surat undangan yang disusun tepat waktu

Persentase surat yang dicatat dibuku agenda dan didistribusikan tepat waktu

Persentase konsep laporan kegiatan swakelolan yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas penyusunan kesepakatan bersama yang disiapkan tepat waktu

Persentase berkas permohonan perubahan status rumah negara yang disiapkan tepat waktu

1 (satu) berkas = 1 (satu) perjalanan dinas

1 (satu) berkas = 1 (satu) perusahaan

1 (satu) berkas = 1 (satu) perusahaan

L a P O R a N K i N e R j a134

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

3. BAGIAN HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK

Perancang Peraturan Perundangan

Penelaah Bantuan Hukum

Arsparis

Penelaah Bantuan Hukum

Persentase dokumen yang ditelaah tepat waktu

Persentase konsep usul prakarsa penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan yang disusun tepat waktu

Persentase konsep Surat Edaran yang disusun tepat waktu

Persentase konsep hasil telaahan peraturan perundang-undangan yang disusun tepat waktu

Persentase berkas diseminasi produk perundang-undangan yang disiapkan tepat waktu

Persentase konsep laporan hasil evaluasi peraturan perundang-undangan yang disiapkan tepat waktu

Persentase konsep pemberian bantuan hukum yang disusun tepat waktu

Persentase konsep penyelesaian perkara dan sengketa yang disusun tepat waktu

Persentase konsep penyelesaian masalah hukum BMN yang disusun tepat waktu

Persentase berkas penyelesaian perkara yang disiapkan tepat waktu

Persentase konsep surat dalam rangka penyuluhan bantuan hukum yang disusun tepat waktu

Persentase konsep rekomendasi hasil telaahan kontrak yang disusun tepat waktu

Persentase konsep Surat Kesepakatan Bersama yang disusun tepat waktu

Persentase konsep konsep Surat Perjanjian Kerjasama yang disusun

Persentase berkas usulan penetapan status Rumah Negara yang disiapkan tepat waktu

Persentase Konsep Surat Izin Penghunian Rumah Negara yang disusun tepat waktu

Persentase berkas usulan perubahan status Rumah Negara yang disiapkan tepat waktu.

3.1.

3.2.

3.3.

Kepala Subbagian Perundang-undangan

Kepala Subbagian Advokasi Hukum

Kepala SubbagKomunikasi Publik

(1). Jumlah Rancangan Peraturan (NSPK) bidang permukiman yang diterbitkan

(2). Persentase permasalahan yang diberikan pertimbangan hukum

(1). Persentase surat izin penghunian/pemanfaatan Rumah Negara di lingkungan Direktorat Jenderal yang diterbitkan tepat waktu

(2). Persentase kasus yang diberikan advokasi hukum

(1). Jumlah publikasi yang diterbitkan

(2). Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

135DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no

no

KeTerangan

KeTerangan

iKu

iKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian

pejabaT FungsionaL

pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan

naMa jabaTan

naMa jabaTan

naMa jabaTan

iKu

iKu

Kepala Subbagian Penatausahaan BMN

Kepala Subbagian Pemanfaatan dan Pengalihan BMN

Kepala Subbagian Pengamanan BMN

Kasi Keterpaduan Perencanaan

4 BAGIAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

1 SUBDIT KETERPADUAN PERENCANAAN DAN KEMITRAAN

4.1.

4.2.

4.3.

1.1.

Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN

Nilai asset dalam proses hibah

Persentase Satker yang mencaai rata-rata pengamanan fisik

(1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

(2). Jumlah pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan unfrastruktur permukiman yang tersusun

Pengolah BMN

Penelaah Laporan BMN

Pengolah BMN

Penelaah Laporan BMN

Penelaah Kebijakan dan Strategi

Pengintegrasi Perencanaan Program

Penelaah Kebijakan dan Strategi

Pengintegrasi Perencanaan Program

Persentase konsep surat usulan penghapusan BMN yang disusun tepat waktu.

Persentase konsep Berita Acara Penghapusan BMN yang disusun tepat waktu.

Persentase konsep laporan rekonsiliasi BMN yang disusun tepat waktu.

Persentase konsep laporan BMN Satker yang disusun tepat waktu.

Persentase konsep surat usulan penghapusan BMN yang disusun

Persentase konsep Berita Acara Penghapusan BMN yang disusun tepat waktu.

Persentase konsep laporan rekonsiliasi BMN yang disusun tepat waktu.

Persentase konsep laporan BMN Satker yang disusun tepat waktu.

Jumlah konsep Jakstra yang disusun

Jumlah berkas kegiatan pembahasan Jakstra yang disiapkan

Jumlah konsep sinkronisasai rencana pembangunan dengan RPI2JM yang disusun

Jumlah berkas kegiatan pembahasan Jakstra yang disiapkan

2) Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas

L a P O R a N K i N e R j a136

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

2 SUBDIT KETERPADUAN PEMBIAyAAN

1.2.

2.1

2.2

Kasi Fasilitas Kemitraan

Kasi Keterpaduan Pembiayaan I

Kasi Keterpaduan Pembiayaan II

(1). Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan

(2). Jumlah pedoman dan manual keterpaduan perencanaan dan kemitraan yang tersusun

(1). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja bidang PKP dan PBL

(2). Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang PKP dan PBL.

Penyusun Program dan Rencana Anggaran

Pengolah Pengembngan Investasi

Penyusun Program dan Rencana Anggaran

Pengolah Pengembangan Investasi

Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan

Jumlahberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan

Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa

Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan

Jumlah konsep MoU yang disusun

Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan

Jumlahberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan

Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa

Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan

Jumlah konsep MoU yang disusun

Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan

Jumlahberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan

Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa

Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan

Jumlah konsep MoU yang disusun

Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan

Jumlahberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan

Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa

Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan

Jumlah konsep MoU yang disusun

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: Dokumen

Satuan: berkas

Satuan: Konsep

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: Dokumen

Satuan: berkas

Satuan: Konsep

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: Dokumen

Satuan: berkas

Satuan: Konsep

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: Dokumen

Satuan: berkas

Satuan: Konsep

137DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

3. SUBDIT KETERPADUAN PELAKSANAAN

Kasi Keterpaduan Pelaksanaan I

Kasi Keterpaduan Pelaksanaan II

3.1.

3.2.

(1). Jumlah petunjuk teknis keterpaduan pelaksanaan yang tersusun

(2). Jumlah fasilitasi keterpaduan yang dilksanakan

(1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti

(2). Jumlah pedoman pelaksanaan keterpaduan yang tersusun

Penyusun Program dan Rencana Anggaran

Penyusun Program dan Rencana Anggaran

Pengolah Data dan Anggaran

Penyusun Program dan Rencana Anggaran

Jumlah berkas bahan fasilitasi penyiapan program CSR yang disiapkan

Jumlah konsep MoU yang disusun

Jumlah berkas bahan fasilitasi penyiapan program CSR yang disiapkan

Jumlah dokumen laporan Konsolidasi Data MP yang diperiksa

Jumlah konsep Pembahasan Pengintegrasian SIPPA DJCK yang disiapkan

Jumlah konsep Pembahasan pedoman yang disiapkan

Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam konreg yang diolah

Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam Musrenbang yang diolah

Jumlah berkas Kertas Kerja RKAKL yang disiapkan

Jumlah berkas bahan dokumen DIPA yang disiapkan

Jumlah berkas bahan Revisi RKAKL/DIPA/POK yang disiapkan

Jumlah berkas bahan evaluasi pelaksanaan anggaran yang disiapkan

Jumlah konsep profil kegiatan CK yang disusun

Jumlah konsep kontrak yang disusun

Jumlah konsep SK yang disusun

Jumlah konsep SPK jasa konsultasi yang disusun

Jumlah dokumen laporan Konsolidasi Data MP yang diperiksa

Jumlah konsep Pembahasan Pengintegrasian SIPPA DJCK yang disiapkan

Jumlah konsep Pembahasan pedoman yang disiapkan

Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam konreg yang diolah

Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam Musrenbang yang diolah

Jumlah berkas Kertas Kerja RKAKL yang disiapkan

Satuan: berkas

Satuan: Konsep

Satuan: berkas

Satuan: dokumen

Satuan: Konsep

Satuan: Konsep

Satuan: Dokumen

Satuan: Dokumen

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: Konsep

Satuan: Konsep surat

Satuan: Konsep surat

Satuan: Konsep surat

Satuan: dokumen

Satuan: Konsep

Satuan: Konsep

Satuan: Dokumen

Satuan: Dokumen

Satuan: berkas

L a P O R a N K i N e R j a138

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Seksi Pengelolaan Data

Seksi Pengembangan Sistem Informasi

Kasi Pemantauan dan Evaluasi I

4. SUBDIT PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM INFORMASI

5. SUBDIT PEMANTAUAN DAN EVALUASI

4.1.

4.2.

5.1.

Pengolah Data dan Anggaran

Pengolah Data dan Informasi

Pengolah Data dan Informasi

Pengolah Data dan Informasi

Pengolah Data dan Informasi

Pengolah Data dan Informasi

Pengevaluasi Program dan Kebijakan

Pengevaluasi Program dan Kebijakan

Jumlah berkas bahan dokumen DIPA yang disiapkan

Jumlah berkas bahan Revisi RKAKL/DIPA/POK yang disiapkan

Jumlah berkas bahan evaluasi pelaksanaan anggaran yang disiapkan

Jumlah konsep profil kegiatan CK yang disusun

Jumlah konsep kontrak yang disusun

Jumlah konsep SK yang disusun

Jumlah konsep SPK jasa konsultasi yang disusun

Jumlah konsep laporan 2 mingguan pemantauan kegiatan yang disusun

Jumlah konsep laporan 3 bulanan pemantauan kegiatan yang disusun

Jumlah konsep laporan monitoring pelaksanaan pembangunan yang disusun

Jumlah konsep laporan peta tematik dan GIS yang disusun

Jumlah bahan pengelolaan aplikasi dan situs web yang dikumpulkan

Jumlah laporan pengaduan layanan yang disusun

Jumlah laporan penyelesaian tindakan perbaikan yang disusun

Jumlah konsep artikel yang disusun untuk buletin

Jumlah konsep naskah hasil peliputan yang disusun untuk buletin

Jumlah konsep naskah iproduk publikasi yang disusun

Jumlah naskah yang di upload di website

Jumlah konsep e-mail yang disusun

Jumlah dokumen laporan kinerja yang diperiksa

Jumlah konsep laporan kinerja yang disusun

Jumlah dokumen laporan kinerja yang diperiksa

Jumlah konsep laporan kinerja yang disusun

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: Konsep

Satuan: Konsep surat

Satuan: Konsep surat

Satuan: Konsep surat

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: Konsep Laporan

Satuan:

Satuan: Laporan

Satuan: Laporan

Satuan: Konsep Artikel

Satuan: Konsep Berita

Satuan: Konsep

Satuan: Naskah

Satuan: Konsep E-mali

Dokumen LAKIP dan PK dari Unit/UKM

Konsep PK dan LAKIP DJCK

Dokumen kinerja dari Subdit/Subbag/Satker.

Konsep PK dan LAKIP Bina Program

(1). Persentase kelengkapan data base per sektor

(2). Jumlah Pedoman Pengelolaan data yang diterbitkan

(1). Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK

(2). Jumlah fasilitasi sistem dan teknologi informasi

(1). Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK

(2). Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP dan BPB serta Satker terkait

139DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kasi Pemantauan dan Evaluasi II

6. Subbag Tata Usaha

5.2. (1). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP

(2). Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PSPAM dan PPLP serta Satker terkait

(1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti

(2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian

(3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI)

(4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN

(5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan

(6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran

Pengevaluasi Program dan Kinerja

Pengolah Data dan Sistem Informasi

Pengevaluasi Program dan Kinerja

Pengolah Data dan Sistem Informasi

Analis Kepegawaian

Penata Keuangan

Jumlah konsep pedoman evaluasi yang disusun

Jumlah konsep laporan hasil evaluasi yang disusun

Jumlah berkas data kinerja yang diperiksa

Jumlah berkas data yang diinput ke dalam SIMEKA

Jumlah konsep pedoman evaluasi yang disusun

Jumlah konsep laporan hasil evaluasi yang disusun

Jumlah berkas data kinerja yang diperiksa

Jumlah berkas data yang diinput ke dalam SIMEKA

Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan

Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan

Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun

Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan

Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun

Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan

Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan

Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Konsep surat

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: konsep

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Konsep surat

L a P O R a N K i N e R j a140

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Pengelola BMN

Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan

Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun

Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun

Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun

Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun

Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun

Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun

Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun

Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun

Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun

Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: konsep

Satuan: konsep surat

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep

Satuan: konsep

Satuan: konsep laporan

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS

3) Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

(1). Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan

(2). Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan

(3). Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus

(4). Persentase peningkatan produktivitas masyarakat

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

Satuan: konsep

1 kegiatan konstrksi = 1 laporan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 konsep laporan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 berkas

Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu

Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu

Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu

Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu

Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu

Pejabat Pembuat Komitmen

Penyusun Program dan Rencana Anggaran

Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan

Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP

Kasi Keterpaduan Perencanaan

141DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kasi Kawasan Permukiman Perkotaan I

1 SUBDIT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

1.1. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Pengawas

Pelapor E-Monitoring

Pelaksana Administrasi

UUKB

Urusan Pelaporan

Pengintegrasi Perencanaan Program

Penyusun Monev dan Pelaporan

Pengolah Data dan informasi

Pengolah Anggaran

Pelaksana Administrasi

Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis

Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah surat yang dicatat di buku agenda

Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu

Jumlah berkas BMN yang diverifikasi

Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu

Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu

Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun

Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian

JumlahL aporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan

Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap

Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon

Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa

Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan

Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan

Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan

Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan

Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 laporan

1 kegiatan = 1 laporan

1 kegiatan = 1 laporan

Satuan: surat

Satuan: surat

Satuan: berkas

Satuan: konsep laporan

1 Wajib Pajak = 1 berkas

1 Wajib Pajak = 1 berkas

Satuan: Konsep

Satuan: Laporan

Satuan: Laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: dokumen

Satuan: berkas

L a P O R a N K i N e R j a142

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kasi Kawasan Permukiman Perkotaan II.

Kasi Kawasan Permukiman Perdesaan I

2. SUBDIT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN

1.2.

2.1.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.

Pelaksana Teknik

Pengintegrasi Perencanaan Program

Penyusun Monev dan Pelaporan

Pengolah Data dan informasi

Pengolah Anggaran

Pelaksana Administrasi

Pelaksana Teknik

Pengolah data dan Informasi

Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan

Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa

Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun

Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian

Jumlah Laporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan

Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap

Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon

Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa

Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan

Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan

Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan

Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan

Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan

Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan

Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa

Jumlahberkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi

Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan

Satuan: konsep

Satuan: berkas

Satuan: Konsep

Satuan: Laporan

Satuan: Laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: dokumen

Satuan: berkas

Satuan: konsep

Satuan: berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

143DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kasi Kawasan Permukiman Perdesaan II

2.2. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Penyusun Monev dan Pelaporan

Pelaksana Teknik Jenjang II

Pelaksana Anggaran Jenjang II

Pelaksana Administrasi

Pengolah data dan Informasi

Penyusun Monev dan Pelaporan

Pelaksana Teknik Jenjang II

Pelaksana Anggaran Jenjang II

Pelaksana Administrasi

Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan

Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan

Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan

Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa

Jumlah berkas SPP yang diperiksa

Jumlah konsep laporan yang disusun

Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor

Jumlah berkas II SPPD yang diketik

Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP

Jumlahberkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi

Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan

Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan

Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan

Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa

Jumlah berkas SPP yang diperiksa

Jumlah konsep laporan yang disusun

Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor

Jumlah berkas II SPPD yang diketik

Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP.

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

L a P O R a N K i N e R j a144

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

3. SUBDIT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS

Kasi Kawasan Permukiman Khusus I

Kasi Kawasan Permukiman Khusus II.

3.1.

3.2.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Pengolah data dan Informasi

Penyusun Monev dan Pelaporan

Pelaksana Teknik Jenjang II

Pelaksana Anggaran Jenjang II

Pelaksana Administrasi

Pengolah data dan Informasi

Penyusun Monev dan Pelaporan

Pelaksana Teknik Jenjang II

Pelaksana Anggaran Jenjang II

Pelaksana Administrasi

Jumlahberkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi

Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan

Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan

Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan

Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan

Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa

Jumlah berkas SPP yang diperiksa

Jumlah konsep laporan yang disusun

Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor

Jumlah berkas II SPPD yang diketik

Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP.

Jumlahberkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi

Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan

Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan

Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan

Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan

Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa

Jumlah berkas SPP yang diperiksa

Jumlah konsep laporan yang disusun

Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor

Jumlah berkas II SPPD yang diketik

Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP.

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

145DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Pengintegrasi Perencanaan Program

Penyusun Monev dan Pelaporan

Pengolah Data dan informasi

Pengolah Anggaran

Pelaksana Administrasi

Pelaksana Teknik

Pengintegrasi Perencanaan Program

Penyusun Monev dan Pelaporan

Pengolah Data dan informasi

Pengolah Anggaran

Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun

Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian

JumlahL aporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan

Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap

Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon

Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa

Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan

Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan

Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan

Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan

Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan

Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan

Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa

Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun

Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian

Jumlah Laporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan

Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap

Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon

Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa

Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan

Satuan: Konsep

Satuan: Laporan

Satuan: Laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: dokumen

Satuan: berkas

Satuan: konsep

Satuan: berkas

Satuan: Konsep

Satuan: Laporan

Satuan: Laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

L a P O R a N K i N e R j a146

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kasi Standarisasi

Kasi Kelembagaan

Kasi Penyusunan Rencana

Kasi Analisa Teknis

4. SUBDIT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN

5. SUBDIT PERENCANAAN TEKNIS

6. KASUBBAG TATA USAHA

4.1.

4.2.

5.1.

5.2.

.

(1). Jumlah NSPK bidang permukiman yang tersusun

(2). Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman

(1). Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat

(2). Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

(1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

(2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja

(1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti

(2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP

(1). Persentase LHP yang ditindaklanjuti

(2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian

(3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI)

Pelaksana Administrasi

Pelaksana Teknik

Analis Kepegawaian

Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan

Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan

Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan

Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan

Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan

Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa

Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan

Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan

Satuan: berkas

Satuan: Konsep Laporan

Satuan: dokumen

Satuan: berkas

Satuan: konsep

Satuan: berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

147DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

(4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN

(5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan

(6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran

Penata Keuangan

Pengelola BMN

Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan

Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun

Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun

Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan

Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan

Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun

Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun

Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun

Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun

Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun

Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun

Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun

Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun

Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun

Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun

Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Konsep surat

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: konsep

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Konsep surat

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: konsep

Satuan: konsep surat

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep

Satuan: konsep

Satuan: konsep laporan

L a P O R a N K i N e R j a148

4) Direktorat Bina Penataan Bangunan

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS

1. SUBDIT BANGUNAN GEDUNG

2. SUBDIT PENGELOLAAN RUMAH NEGARA

3. SUBDIT PBL KHUSUS

Kasi Bangunan Gedung Umum

Kasi Bangunan Gedung NegaraKepala Subbag Pengembangan Pegawai

Kasi Wilayah I

Kasi Wilayah II

Kasi Wilayah I

Kasi Wilayah II

1.1.

1.2.

2.1.

2.2.

3.1.

3.2.

(1). Luas Penyelenggaraan Bangunan Gedung

(2). Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara

(3). Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun

(4). Luas Penyelenggaraan Penataan Bangunan

(5). Persentase peningkatan produktivitas masyarakat

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja penyelenggaraan BG

Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik

Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di wilayah Jabodetabek

Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di wilayah Jabodetabek

Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di luar wilayah Jabodetabek

Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di luar wilayah Jabodetabek

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

149DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

4. SUBDIT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN

5. SUBDIT PERENCANAAN TEKNIS

6. KASUBBAG TATA USAHA

4.1.

4.2.

5.1.

5.2.

Kasi Standarisasi

Kasi Kelembagaan

Kasi Penyusunan rencana

Kasi Analisa Teknis

(1). Jumlah NSPK bidang PBL yang tersusun

(2). Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PBL

(1). Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat

(2). Jumlah SDM bidang BG dan PBL yang meningkat kapasitasnya

(1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

(2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja

(1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti

(2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat BPB

(1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti

(2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian

(3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI)

(4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN

(5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan

(6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran

.

Penyusun NSPK

Penyusun Monev dan Pelaporan

Penyusun Bimbingan Teknis

Analis Kepegawaian

Jumlah konsep materi Rapermen yang disusun

Jumlah konsep materi harmonisasi RPP

Jumlah konsep undangan pembahasan yang disusun

Jumlah kosep laporan kegiatan yang disusun

Jumlah berkas materi Deseminasi yang disiapkan

Jumlah berkas bahan dan materi Workshop yang disiapkan

Jumlah konsep Laporan Kegiatan yang disusun

Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan

Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan

Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun

Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan

Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun

Satuan: Konsep

Satuan: Konsep

Satuan: Konsep

Satuan: Konsep

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Konsep surat

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: konsep

L a P O R a N K i N e R j a150

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Penata Keuangan

Pengelola BMN

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Konsep surat

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: konsep

Satuan: konsep surat

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep

Satuan: konsep

Satuan: konsep laporan

Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan

Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan

Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun

Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun

Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun

Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun

Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun

Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun

Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun

Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun

Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun

Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun

Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun

151DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

5) Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS

(1). Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan

(2). Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan

(3). Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus

Pejabat Pembuat Komitmen

Penyusun Program dan Rencana Anggaran

Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan

Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP

Pengawas

Pelapor E-Monitoring

Pelaksana Administrasi

UUKB

Urusan Pelaporan

Pejabat Pembuat Komitmen

Penyusun Program dan Rencana Anggaran

Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu

Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu

Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu

Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu

Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis

Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah surat yang dicatat di buku agenda

Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu

Jumlah berkas BMN yang diverifikasi

Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu

Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu

Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu

Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

Satuan: konsep

1 kegiatan konstrksi = 1 laporan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 konsep laporan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 laporan

1 kegiatan = 1 laporan

1 kegiatan = 1 laporan

Satuan: surat

Satuan: surat

Satuan: berkas

Satuan: konsep laporan

1 Wajib Pajak = 1 berkas

1 Wajib Pajak = 1 berkas

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

Satuan: konsep

1 kegiatan konstruksi = 1 laporan

L a P O R a N K i N e R j a152

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan

Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP

Pengawas

Pelapor E-Monitoring

Pelaksana Administrasi

UUKB

Urusan Pelaporan

Pejabat Pembuat Komitmen

Penyusun Program dan Rencana Anggaran

Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan

Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP

Pengawas

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 konsep laporan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 laporan

1 kegiatan = 1 laporan

1 kegiatan = 1 laporan

Satuan: surat

Satuan: surat

Satuan: berkas

Satuan: konsep laporan

1 Wajib Pajak = 1 berkas

1 Wajib Pajak = 1 berkas

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

Satuan: konsep

1 kegiatan konstruksi = 1 laporan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 konsep laporan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 laporan

Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu

Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu

Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu

Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu

Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis

Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah surat yang dicatat di buku agenda

Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu

Jumlah berkas BMN yang diverifikasi

Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu

Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu

Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu

Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu

Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu

Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu

Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis

Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu

153DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

1. SUBDIT PENGEMBANGAN SPAM PERKOTAAN

1.1. Kasi SPAM Perkotaan I

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Pelapor E-Monitoring

Pelaksana Administrasi

UUKB

Urusan Pelaporan

Pengolah Data Monev dan Pelaporan

Pengadministrasi Umum

Penata Keuangan

Pengolah Data Monev dan Pelaporan

Pengadministrasi Umum

Penata Keuangan

Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah surat yang dicatat di buku agenda

Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu

Jumlah berkas BMN yang diverifikasi

Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu

Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu

Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun

Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan

Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan

Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah I A yang direkaiputlasi

Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses

Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah I A yang disusun

Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun

Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan

Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan

Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah I B yang direkaiputlasi

Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses

Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah IB yang disusun

1 kegiatan = 1 laporan

1 kegiatan = 1 laporan

Satuan: surat

Satuan: surat

Satuan: berkas

Satuan: konsep laporan

1 Wajib Pajak = 1 berkas

1 Wajib Pajak = 1 berkas

Satuan: Konsep laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: dokumen

Satuan: berkas

Satuan: Konsep laporan

Satuan: Konsep laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: dokumen

Satuan: berkas

Satuan: Konsep laporan

L a P O R a N K i N e R j a154

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kasi SPAM Perkotaan II

Kasi SPAM Perdesaan I

Kasi SPAM Perdesaan II

Kasi SPAM Khusus I

1.2.

2.1.

2.2.

3.1.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Pengolah Data Monev dan Pelaporan

Pengadministrasi Umum

Penata Keuangan

Pengolah Data Monev dan Pelaporan

Pengadministrasi Umum

Penata Keuangan

Pengolah Data dan Informasi

Pengadministrasi Umum

Satuan: Konsep laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: dokumen

Satuan: berkas

Satuan: Konsep laporan

Satuan: Konsep laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: dokumen

Satuan: berkas

Satuan: Konsep laporan

Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun

Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan

Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan

Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah II A yang direkaiputlasi

Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses

Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah II A yang disusun

Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun

Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan

Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan

Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah II B yang direkaiputlasi

Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses

Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah II B yang disusun

Jumlah laporan pendampingan terhadap PDAM dalam penyusunan proposal pinjaman perbankan yang disusun

Jumlah konsep daftar minat PDAM untuk melakukan pinjaman perbankan yang disusun

Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda

Jumlah surat yang didistribusikan

2. SUBDIT PENGEMBANGAN SPAM PERKOTAAN

3. SUBDIT PENGEMBANGAN SPAM KHUSUS

155DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kasi SPAM Khusus II

3.2. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Bendahara

Pengelola Database SPM

Pengolah Data dan Informasi

Pengadministrasi Umum

Bendahara

Pengelola Database SPM

Pengolah Data dan Informasi

Pengadministrasi Umum

Bendahara

Pengelola Database SPM

Pengolah Data dan Informasi

Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun

Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun

Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun

Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun

Jumlah laporan pendampingan terhadap PDAM dalam penyusunan proposal pinjaman perbankan yang disusun

Jumlah konsep daftar minat PDAM untuk melakukan pinjaman perbankan yang disusun

Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda

Jumlah surat yang didistribusikan

Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun

Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun

Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun

Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun Jumlah laporan pendampingan Pemda dalam penyusunan studi kelayakan KPS yang disusun

Jumlah konsep daftar minat Kabupaten/ Kota untuk mengikuti program hibah air minum yang disusun

Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda

Jumlah surat yang didistribusikan

Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun

Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun

Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun

Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun Jumlah laporan pendampingan Pemda dalam penyusunan studi kelayakan KPS yang disusun

Jumlah konsep daftar minat Kabupaten/ Kota untuk mengikuti program hibah air minum yang disusun

L a P O R a N K i N e R j a156

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kasi Standarisasi

Kasi Kelembagaan

Kasi Penyusunan Rencana

Jumlah NSPK bidang SPAM yang tersusun

Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM

Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya

Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

(1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

(2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja

Pengadministrasi Umum

Bendahara

Pengelola Database SPM

Penyusun NSPK

Pengadministrasi Umum

Penyusun Rencana, Program dan Anggaran

Pengadministrasi Umum

Penyusun Rencana, Program dan Anggaran

Pengolah Data dan Sistem Informasi

Satuan: Naskah

Satuan: berkas

Satuan: surat

Satuan: surat

Stuan: konsep

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda

Jumlah surat yang didistribusikan

Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun

Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun

Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun

Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun

Jumlah konsep materi teknis dan batang tubuh peraturan perundang-undangan yang disusun

Jumlah konsep final peraturan perundang-undangan bidang air minum yang siap dilegislasi oleh Bagian/Biro Hukum yang disusun

Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda

Jumlah surat yang didistribusikan

Jumlah Bahan Presentasi yang dibuat

Jumlah berkas kegiatan Manajemen Advisory Penyusunan Rencana Induk SPAM Wilayah I & II yang didokumentasikan

Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda

Jumlah surat yang didistribusikan

Jumlah konsep RKA yang disusun

Jumlah berkas kegiatan Penyiapan dan Penyusunan Program 2014 yang didokumentasikan

Jumlah berkas kegiatan Rapat Sinkronisasi Program Air Baku untuk Air Minum yang didokumentasikan

Jumlah berkas Usulan Air Baku yang didokumentasikan

4. SUBDIT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN

5. SUBIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS

4.1.

4.2.

5.1.

157DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

6. KASUBBAG TATA USAHA

Kasi Analisa Teknis

5.2. (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti

(2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan SPAM

(1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti

(2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian

(3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI)

(4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN

(5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan

(6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran

Penyusun Monitoring dan Evaluasi

Pengolah Data dan Sistem Informasi

Pengolah Data dan Sistem Informasi

Analis Kepegawaian

Penata Keuangan

Satuan: berkas

Satuan: Konsep laporan

Satuan: Naskah

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: Naskah

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Konsep surat

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: konsep

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Konsep surat

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Jumlah berkas kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan yang didokumentasikan

Jumlah konsep laporan hasil pemantauan DAK yang disusun

Jumlah Bahan Presentasi yang dibuat

Jumlah berkas kegiatan Pendampingan Sistem Manajemen Mutu Direktorat Pengembangan Air Minum yang didokumentasikan

Jumlah berkas kegiatan Kampanye Publik Bidang Air Minum yang didokumentasikan

Jumlah Bahan Presentasi yang dibuat

Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan

Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan

Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun

Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan

Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun

Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan

Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan

Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun

Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan

L a P O R a N K i N e R j a158

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Pengelola BMN

Satuan: konsep

Satuan: konsep surat

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep

Satuan: konsep

Satuan: konsep laporan

Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun

Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun

Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun

Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun

Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun

Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun

Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun

Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun

Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun

Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS

6) Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

(1). Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah

(2). Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan

(3). Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

Satuan: konsep

1 kegiatan konstrksi = 1 laporan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 konsep laporan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 laporan

Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu

Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu

Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu

Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu

Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu

Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis

Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu

Pejabat Pembuat Komitmen

Penyusun Program dan Rencana Anggaran

Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan

Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP

Pengawas

Kasi Keterpaduan Perencanaan

159DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Pelapor E-Monitoring

Pelaksana Administrasi

UUKB

Urusan Pelaporan

Pejabat Pembuat Komitmen

Penyusun Program dan Rencana Anggaran

Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan

Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP

Pengawas

Pelapor E-Monitoring

Pelaksana Administrasi

UUKB

Urusan Pelaporan

1 kegiatan = 1 laporan

1 kegiatan = 1 laporan

Satuan: surat

Satuan: surat

Satuan: berkas

Satuan: konsep laporan

1 Wajib Pajak = 1 berkas

1 Wajib Pajak = 1 berkas

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

1 pengadaan barang/jasa = 1 laporan

Satuan: konsep

1 kegiatan konstrksi = 1 laporan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 konsep laporan

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 berkas

1 kegiatan = 1 laporan

1 kegiatan = 1 laporan

1 kegiatan = 1 laporan

Satuan: surat

Satuan: surat

Satuan: berkas

Satuan: konsep laporan

1 Wajib Pajak = 1 berkas

1 Wajib Pajak = 1 berkas

Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah surat yang dicatat di buku agenda

Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu

Jumlah berkas BMN yang diverifikasi

Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu

Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu

Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu

Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu

Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu

Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu

Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu

Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis

Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu

Jumlah surat yang dicatat di buku agenda

Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu

Jumlah berkas BMN yang diverifikasi

Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu

Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu

Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu

L a P O R a N K i N e R j a160

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

1. SUBDIREKTORAT PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Kasi Pengelolaan Air Limbah I

Kasi Pengelolaan Air Limbah II

1.1.

1.2.

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Pengolah Pengembangan Investasi

Pengolah Pengembangan Investasi

Pengolah Bimbingan Teknis dan Bantuan Teknis

Penyusun Bimbingan Teknik

Satuan: Berkas

Satuan: Laporan

Satuan: konsep

Satuan: konsep surat

Satuan: Berkas

Satuan: Laporan

Satuan: konsep

Satuan: konsep surat

Satuan: Dokumen

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Laporan

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: naskah

Jumlah berkas bahan dan kelengkapan administrasi terkait pengembangan investasi bidang air limbah di daerah yang dikumpulkan

Jumlah laporan monitoring ke daerah dalam rangka mendokumentasikan potensi pengembangan investasi daerah yang disusun

Jumlah konsep penyusunan rencana pengembangan investasi bidang air limbah yang disiapkan

Jumlah konsep surat-surat terkait pengembangan investasi yang disiapkan

Jumlah berkas bahan dan kelengkapan administrasi terkait pengembangan investasi bidang air limbah di daerah yang dikumpulkan

Jumlah laporan monitoring ke daerah dalam rangka mendokumentasikan potensi pengembangan investasi daerah yang disusun

Jumlah konsep penyusunan rencana pengembangan investasi bidang air limbah yang disiapkan

Jumlah konsep surat-surat terkait pengembangan investasi yang disiapkan

Jumlah SOP pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan

Jumlah berkas data terkait penerapan standar operasi dan pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan

Jumlah berkas pendampingan penerapan dokumen perencanaan kegiatan air limbah I yang disiapkan

Jumlah konsep fasilitasi perbaikan sarana dan prasarana air limbah akibat bencana dan kerusuhan sosial yang disiapkan

Jumlah berkas data terkait pemanfaatan kegiatan air limbah yang dikumpulkan

Jumlah laporan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang disusun

Jumlah berkas perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis bidang PLP untuk subdit air limbah untuk wilayah I yang dikumpulkan

Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang air limbah dengan instansi atau K/L terkait yang dikumpulkan

Jumlah berkas bahan laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang dikumpulkan

Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang dikumpulkan

Jumlah naskah notulen pembahasan kegiatan air limbah yang dibuat

161DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

2. SUBDIREKTORAT PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Kasi Pengelolaan Persampahan I

2.1. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Pengolah Bimbingan Teknis dan Bantuan Teknis

Penyusun Bimbingan Teknik

Pengolah Data dan Informasi

Penyusun monev dan Pelaporan

Satuan: Dokumen

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Laporan

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: naskah

Satuan: data

Satuan: data

Satuan: data

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: laporan

Jumlah SOP pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan

Jumlah berkas data terkait penerapan standar operasi dan pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan

Jumlah berkas pendampingan penerapan dokumen perencanaan kegiatan air limbah I yang disiapkan

Jumlah konsep fasilitasi perbaikan sarana dan prasarana air limbah akibat bencana dan kerusuhan sosial yang disiapkan

Jumlah berkas data terkait pemanfaatan kegiatan air limbah yang dikumpulkan

Jumlah laporan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang disusun

Jumlah berkas perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis bidang PLP untuk subdit air limbah untuk wilayah I yang dikumpulkan

Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang air limbah dengan instansi atau K/L terkait yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang dikumpulkan

Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang dikumpulkan

Jumlah naskah notulen pembahasan kegiatan air limbah yang dibuat

Jumlah data teknis Evaluasi Kegiatan persampahan yang dikumpulkan

Jumlah data untuk pemutakhiran database a yang diinput

Jumlah data dan informasi e-monitoring yang direkap

Jumlah berkas koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan

Jumlah berkas monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan

Jumlah berkas untuk Konsinyasi dan Diseminasi TPA yang disiapkan

Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang diumpulkan

Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yag disusun

L a P O R a N K i N e R j a162

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kasi Pengelolaan Persampahan II

2.2. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Pengolah Data dan Informasi

Penyusun monev dan Pelaporan

Pengolah Pengembangan Investasi

Pengolah Pengembangan Investasi

Penyusun Bimbingan Teknis

Satuan: data

Satuan: data

Satuan: data

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: dokumen

Satuan: laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: dokumen

Satuan: laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: konsep laporan

Jumlah data teknis Evaluasi Kegiatan persampahan yang dikumpulkan

Jumlah data untuk pemutakhiran database a yang diinput

Jumlah data dan informasi e-monitoring yang direkap

Jumlah berkas koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan

Jumlah berkas monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan

Jumlah berkas untuk Konsinyasi dan Diseminasi TPA yang disiapkan

Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang dikumpulkan

Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yag disusun

Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan

Jumlah berkas bahan sosialisasi dan diseminasi produk-produk dan peraturan terkait investasi infrastruktur yang disiapkan

Jumlah dokumen perencanaan kegiatan Implementation Consultant for emission reduction in cities yang disiapkan

Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yang disusun

Jumlah berkas kegiatan Konsinyasi dan Diseminasi DED TPA dan 3R yang disiapkan

Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan

Jumlah berkas bahan sosialisasi dan diseminasi produk-produk dan peraturan terkait investasi infrastruktur yag disiapkan

Jumlah dokumen perencanaan kegiatan Implementation Consultant for emission reduction in cities yang disiapkan

Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yang disusun

Jumlah berkas kegiatan Konsinyasi dan Diseminasi DED TPA dan 3R yang disiapkan

Jumlah berkas bahan perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis yang disiapkan

Jumlah konsep laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang disusun

163DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

3. SUBDIREKTORAT PLP KHUSUS

Kasi PLP Khusus I3.1. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa

Penyusun Monev dan Pelaporan

Pengolah Data dan Informasi

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: konsep laporan

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: konsep laporan

Satuan: laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: Data

Satuan: Naskah

Satuan: Data

Satuan: dokumen

Satuan: Naskah

Satuan: laporan

Satuan: laporan

Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan

Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan

Jumlah berkas pelaksanaan kegiatan Diseminasi 3R yang disiapkan

Jumlah berkas bahan perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis yang disiapkan

Jumlah konsep laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang disusun

Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan

Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan

Jumlah berkas pelaksanaan kegiatan Diseminasi 3R yang disiapkan

Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang dikumpulkan

Jumlah berkas jadwal monitoring ke daerah yang disiapkan

Jumlah konsep laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi drainase di 33 provinsi yang disusun

Jumlah laporan kegiatan swakelola sudbit drainase yang dikumpulkan

Jumlah konsep laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disiapkan

Jumlah data dan sistem informasi subdit drainase yang diolah

Jumlah naskah form ulir pengumpulan data dan penyebarluasan informasi bidang drainase yang disiapkan

Jumlah data e-monitoring per 2 minggu dan merekapitulasi form P1-P9 setiap Satker per 2 minggu yang diolah

Jumlah dokumen info umum dan pemaketan kegiatan Direktorat yang diinput secara online

Jumlah naskah penyajian informasi pekerjaan drainase Satker di 33 propinsi yang disusun

Jumlah laporan evaluasi hasil monitoring yang disusun

Jumlah laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disusun

L a P O R a N K i N e R j a164

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kasi PLP Khusus II3.2. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Penyusun Monev dan Pelaporan

Pengolah Data dan Informasi

Penyusun Bimbingan Teknik

Satuan: berkas

Satuan: berkas

Satuan: konsep laporan

Satuan: laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: Data

Satuan: Naskah

Satuan: Data

Satuan: dokumen

Satuan: Naskah

Satuan: laporan

Satuan: laporan

Satuan: naskah

Satuan: Konsep

Satuan: Berkas

Satuan: laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: Dokumen

Satuan: laporan

Satuan: laporan

Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang dikumpulkan

Jumlah berkas jadwal monitoring ke daerah yang disiapkan

Jumlah konsep laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi drainase di 33 provinsi yang disusun

Jumlah laporan kegiatan swakelola sudbit drainase yang dikumpulkan

Jumlah konsep laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disiapkan

Jumlah data dan sistem informasi subdit drainase yang diolah

Jumlah naskah form ulir pengumpulan data dan penyebarluasan informasi bidang drainase yang disiapkan

Jumlah data e-monitoring per 2 minggu dan merekapitulasi form P1-P9 setiap Satker per 2 minggu yang diolah

Jumlah dokumen info umum dan pemaketan kegiatan Direktorat yang diinput secara online

Jumlah naskah penyajian informasi pekerjaan drainase Satker di 33 propinsi yang disusun

Jumlah laporan evaluasi hasil monitoring yang disusun

Jumlah laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disusun

Jumlah naskah daftar kebutuhan bimbingan teknis drainase perkotaan yang disusun

Jumlah konsep Kerangka Acuan Kerja/TOR yang disusun

Jumlah berkas materi teknis sistem drainase perkotaan yang dikumpulkan

Jumlah laporan materi teknis perencanaan/ kelembagaan/peran masyarakat yang disusun

Jumlah konsep laporan kegiatan pemetaan kebutuhan NSPK dengan menganalisis kegiatan sektor drainase yang disusun Jumlah dokumen bahan NSPK (kebijakan/peraturan/panduan/pedoman) sebagai bahan konsultasi panduan drainase yang dikumpulkan

Jumlah laporan hasil monitoring di provinsi wilayah barat (Sumatera dan Jawa) yang disusun

Jumlah laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disusun

165DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

4. SUBDIT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN

5. SUBIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS

Kasi Standarisasi

Kasi Kelembagaan

Kasi Penyusunan Rencana

4.1.

4.2.

5.1.

(1). Jumlah NSPK bidang SPAM yang tersusun

(2). Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PPLP

(1). Persentase lembaga pengelola (UPTD dan non UPTD) yang meningkat kapasitasnya

(2). Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya

(1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA

(2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja

Penyusun NSPK

Penyelenggara Diseminasi/sosialisasi

Pengolah Kinerja Kelembagaan

Penyusun program dan Rencana Anggaran

Satuan: konsep

Satuan: Berkas

Satuan: Laporan

Satuan: Notulen

Satuan: Surat

Satuan: Dokumen

Satuan: Dokumen

Satuan: Berkas

Satuan: Surat

Satuan: konsep laporan

Satuan: Berkas

Satuan: Laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: Berkas

Satuan: Naskah

Satuan: Dokumen

Satuan: Dokumen

Satuan: Berkas

Jumlah konsep NSPK bidang PLP yang disusun

Jumlah berkas rencana penyelenggaraan workshop Penyiapan NSPK bidang PLP yang disiapkan

Jumlah laporan pelaksanaan Lomba Poster dan Karya Tulis tingkat SMP di Provinsi yang dikumpulkan

Jumlah notulen rapat-rapat persiapan dalam rangka kegiatan Jambore Sanitasi yang disusun

Jumlah surat dan undangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan subdit yang didistribusikan

Jumlah dokumen rencana kerja untuk penyegaran duta sanitasi 2008-2013 yang disiapkan

Jumlah dokumenrencana fasilitasi kegiatan kampanye dan edukasi bidang PLP yang disiapkan

Jumlah berkas bahan kampanye Gerakan Peduli Sanitasi yang disiapkan

Jumlah surat undangan workshop fasilitasi kelembagaan TPA Regional yang diketik

Jumlah konsep pelaksanaan pekerjaan Fasilitasi yang disiapkan

Jumlah berkas bahan untuk pelaksanaan pekerjaan Fasilitasi yang dikumpulkan

Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pekerjaan Fasilitasi yang dibuat

Jumlah draft buku panduan yang disusun

Jumlah berkas rencana penyelenggaraan workshop yang disiapkan

Jumlah naskah tayangan terkait bidang pembinaan kelembagaan yang disiapkan

Jumlah berkas Bahan Sosialisasi Konsultasi Regional, Rencana Kerja dan Rencana Kerja Pemerintah Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan

Jumlah dokumen Rencana Kerja Anggaran Kementerian / Lembaga (RKA K/L) Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan

Jumlah berkas data prakiraan maju kebutuhan penganggaran yang dikumpulkan

L a P O R a N K i N e R j a166

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Kasi Analisa Teknis5.2. (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti

(2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan PLP

Penyusun Monev dan Pelaporan

Pengolah Data dan Informasi

Satuan: Laporan

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Berkas

Satuan: Laporan

Satuan: Laporan

Satuan: Dokumen

Satuan: Dokumen

Satuan: Dokumen

Satuan: Dokumen

Satuan: Dokumen

Satuan: Dokumen

Jumlah Laporan hasil Konsultasi Regional, Rencana Kerja dan Rencana Kerja Pemerintah Satker Propinsi Wilayah Tengah yang disusun

Jumlah berkas data Persiapan Sinkronisasi dan Penajaman Kegiatan Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan

Jumlah berkas Data Petunjuk Operasional Kegiatan Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan

Jumlah berkas data Petunjuk Khusus Kegiatan per Satuan Kerja Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan

Jumlah berkas Format, Bahan dan Perangkat Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan

Jumlah berkas data Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan

Jumlah berkas data Tindak Lanjut Penyelesaian Permasalahan dalam Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan

Jumlah berkas data identifikasi Permasalahan dan Potensi Permasalahan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan

Jumlah berkas Data Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan

Jumlah berkas data Hasil Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan

Jumlah laporan Hasil Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang disusun

Jumlah laporan rekapitulasi Daftar Inventarisasi Permasalahan bidang PLP yang disusun

Jumlah dokumen Rencana Kerja Kementerian (aplikasi) Satker Propinsi yang dikumpulkan

Jumlah dokumen Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) Satker Propinsi yang dikumpulkan

Jumlah dokumen konsep DIPA (aplikasi) Satker Propinsi yang dikumpulkan

Jumlah dokumen Revisi Petunjuk Operasional Kegiatan dan/atau DIPA Satker Propinsi yang dikumpulkan

Jumlah dokumen data dukung Revisi Petunjuk Operasional Kegiatan dan/atau DIPA Satker Propinsi yang dikumpulkan

Jumlah dokumen Daftar Usulan Program/Kegiatan dari surat permohonan kabupaten/kota yang dikumpulkan

167DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

(1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti

(2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian

(3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI)

(4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN

(5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan

(6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran

Analis Kepegawaian

Penata Keuangan

Pengelola BMN

Satuan: Dokumen

Satuan: Dokumen

Satuan: Naskah

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Konsep surat

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: konsep

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: Konsep surat

Satuan: Berkas;1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

Satuan: konsep

Satuan: konsep surat

Jumlah dokumen Daftar Usulan Program/Kegiatan dari Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/kota yang dikumpulkan

Jumlah dokumen Daftar Usulan Program/Kegiatan dari Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten/kota yang dikumpulkan

Jumlah naskah Format Isian Readiness Criteria sektor Pengembangan PLP yang dibuat

Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan

Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan

Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun

Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan

Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun

Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan

Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan

Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan

Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun

Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun

Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun

6. KASUBBAG TATA USAHA

L a P O R a N K i N e R j a168

no KeTeranganiKu

pejabaT sTruKTuraL bagian/subbagian pejabaT FungsionaL

naMa jabaTan naMa jabaTan iKu

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep laporan

Satuan: konsep

Satuan: konsep

Satuan: konsep laporan

Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun

Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun

Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun

Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun

Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun

Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun

Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun

Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun

8. PMK Cipta Karya (Status 10 Januari 2017)aspeK

iMpLeMenTasi

penYerapan anggaran eseLon i

CIPTA KARyA

aKuMuLasi reaLisasi

anggaran (ra)

15,133,321,588

aKuMuLasi pagu anggaran (pa)

16,873,515,023

penYerapan anggaran (p)

89.69

renCana penYerapan

dana(rpd)

renCana penYerapan

dana KuMuLaTiF

(rpdK)

buLan

JAnuARIfeBRuARIMAReTAPRILMeIJunIJuLIAguSTuSSePTeMBeRoKToBeRnoPeMBeRDeSeMBeR

231,387,675658,694,840

1,292,055,2631,984,529,3263,182,002,7664,452,101,5356,414,674,3668,343,467,975

10,464,803,15212,547,292,22414,280,166,34116,873,515,023

231,387,675890,082,515

2,182,137,7784,166,667,1047,348,669,870

11,800,771,40518,215,445,77126,558,913,74637,023,716,89849,571,009,12163,851,175,46380,724,690,486

45,601,950581,002,628

1,141,737,7231,916,970,8813,065,464,4484,342,319,0615,970,477,5897,649,304,9519,007,229,698

10,562,762,89812,984,120,10115,133,321,588

45,601,950626,604,579

1,768,342,3023,685,313,1826,750,777,631

11,093,096,69217,063,574,28124,712,879,23233,720,108,93144,282,871,82857,266,991,92972,400,313,517

0.0070.4081.0488.4591.8694.0093.6893.0591.0889.3389.6989.69

reaLisasi anggaranKuMuLaTiF

(raK)

reaLisasi anggaran

(ra)

TingKaT penYerapan Tiap buLan

KonsisTensi anTara

perenCanaan dan

iMpLeMenTasi (K)

81.02

KonsisTensi anTara

perenCanaan dan

iMpLeMenTasi

169DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

TargeT ouTpuT

(TKK)

reaLisasi ouTpuT

(rKK)iKK

indiKaTor Kinerja KeLuaran (ouTpuT)

Peraturan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (nSPK)Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM (Laporan)SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi (Kawasan)SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi (Kawasan)Pembangunan SPAM Kawasan Perkotaan (liter/detik)SPAM berbasis masyarakat (liter/detik)Pembangunan SPAM Kawasan Khusus (liter/detik)Pembangunan SPAM Regional (liter/detik)Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air (liter/detik)Pengembangan Jaringan Perpipaan Kawasan Khusus (Kawasan)Layanan Internal / overhead (layanan)Layanan Perkantoran (bulan)Peraturan Penataan Bangunan dan Lingkungan (nSPK)Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan gedung (Kab/Kota)Penyelenggaraan Bangunan gedung (m2)Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan (m2)Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan (Kawasan)fasilitasi edukasi dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan (Kecamatan)Layanan Internal / overhead (bulan)Layanan Perkantoran (bulan)Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman (nSPK)Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Permukiman (kab/kota) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan (Ha)Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan (Ha)Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus (Ha)Infrastruktur Berbasis Masyarakat (Kelurahan)Perintisan Inkubasi Kota Baru (kab/kota)Layanan Internal / overhead (layanan)Layanan Perkantoran (bulan)Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (nSPK)Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (Kab/kota)Sistem Pengelolaan Air Limbah (KK)Sistem Pengelolaan Drainase (Ha)Sistem Penanganan Persampahan (KK)Layanan Internal / overhead (layanan)Layanan Perkantoran (bulan)Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pembiyaan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pemantauan dan evaluasi Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman (Laporan)Perencanaan Dan Pengendalian Program Bidang Permukiman (Laporan)Pengelolaan Administrasi Perkantoran (Laporan)Layanan Internal / overhead (layanan)Layanan Perkantoran (bulan)Penyelenggaraan Habitat (Laporan)Tanggap Darurat / Kebutuhan Mendesak (Paket)Pembinaan Teknis Cipta Karya (Laporan)Layanan Dukungan Manajemen eselon I (layanan)Layanan Internal / overhead (bulan)Layanan Perkantoran (bulan)Peraturan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Sanitasi dan Persampahan (SPK)Pemantauan dan Pembinaan Penyelenggaraan SPAM (Laporan)fasilitasi Pengembangan Sumber Pembiayaan, Pola Investasi Penyelenggaraan SPAM (Laporan)Layanan Internal / overhead (bulan)

4 4 1.00 410 410 1.00 163 162 0.99 14 12 0.86 3,263 3,078 0.94 770 1,811 2.35 126 146 1.16 750 750 1.00 88 88 1.00 28 28 1.00 1 1 1.00 12 12 1.00 2 2 1.00 518 518 1.00 231,169 288,962 1.25 623,501 639,756 1.03 51 53 1.04 66 66 1.00 38 38 1.00 12 12 1.00 2 2 1.00 507 507 1.00 1,058 5,962 5.63 922 15,644 16.97 1,256 1,352 1.08 11,193 11,193 1.00 5 5 1.00 52 52 1.00 12 12 1.00 3 3 1.00 507 507 1.00 656,828 615,547 0.94 532 533 1.00 2,210,474 2,054,574 0.93 43 43 1.00 12 12 1.00 7 7 1.00 7 7 1.00 9 9 1.00 6 6 1.00 8 8 1.00 64 64 1.00 6 6 1.00 1 1 1.00 12 12 1.00 10 10 1.00 16 16 1.00 39 39 1.00 5 5 1.00 3 3 1.00 12 12 1.00 5 5 1.00 5 5 1.00 30 27 0.90 1 1 1.00

penCapaian KeLuaranrKK / TKK

139.41

penCapaian KeLuaran (ouTpuT)

L a P O R a N K i N e R j a170

TargeT (TVK)

reaLisasi

(rVK)

KeLuaran raK/rVK paK/TVK eFisiensi 1 (%)

niLai eFisiensi

(raK/rVK)/(paK/TVK)

[ 1- (raK/rVK)/

(paK/TVK) ]*100

VoLuMe anggaran

Peraturan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (nSPK)Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM (Laporan)SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi (Kawasan)SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi (Kawasan)Pembangunan SPAM Kawasan Perkotaan (liter/detik)SPAM berbasis masyarakat (liter/detik)Pembangunan SPAM Kawasan Khusus (liter/detik)Pembangunan SPAM Regional (liter/detik)Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air (liter/detik)Pengembangan Jaringan Perpipaan Kawasan Khusus (Kawasan)Layanan Internal / overhead (layanan)Layanan Perkantoran (bulan)Peraturan Penataan Bangunan dan Lingkungan (nSPK)Pembinaan & Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan gedung (Kab/Kota)Penyelenggaraan Bangunan gedung (m2)Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan (m2)Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan (Kawasan)fas. edukasi & Pengemb.Partisipasi Masy. Bid. Penataan Bangunan & Lingk. (Kec)Layanan Internal / overhead (bulan)Layanan Perkantoran (bulan)Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman (nSPK)Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Permukiman (kab/kota)Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan (Ha)Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan (Ha)Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus (Ha)Infrastruktur Berbasis Masyarakat (Kelurahan)Perintisan Inkubasi Kota Baru (kab/kota)Layanan Internal / overhead (layanan)Layanan Perkantoran (bulan)Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (nSPK)Pembinaan & Pengawasan Pengemb. Penyehatan Ling. Permukiman (Kab/kota)Sistem Pengelolaan Air Limbah (KK)Sistem Pengelolaan Drainase (Ha)Sistem Penanganan Persampahan (KK)Layanan Internal / overhead (layanan)Layanan Perkantoran (bulan)Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pembiayaan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pemantauan dan evaluasi Infrastruktur Permukiman (Laporan)Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman (Laporan)Perencanaan Dan Pengendalian Program Bidang Permukiman (Laporan)Pengelolaan Administrasi Perkantoran (Laporan)Layanan Internal / overhead (layanan)Layanan Perkantoran (bulan)Penyelenggaraan Habitat (Laporan)Tanggap Darurat / Kebutuhan Mendesak (Paket)Pembinaan Teknis Cipta Karya (Laporan)Layanan Dukungan Manajemen eselon I (layanan)Layanan Internal / overhead (bulan)Layanan Perkantoran (bulan)Peraturan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Sanitasi & Persampahan (SPK)Pemantauan dan Pembinaan Penyelenggaraan SPAM (Laporan)fas. Pengemb. Sumber Pembiayaan, Pola Investasi Penyelenggaraan SPAM (Laporan)Layanan Internal / overhead (bulan)Layanan Perkantoran (bulan)

4 4 1,889,926 1,864,127 466,032 472,482 0.99 1.37 410 410 174,445,597 163,922,672 399,811 425,477 0.94 6.03 163 162 438,461,933 422,432,063 2,607,605 2,689,951 0.97 3.06 14 12 25,367,439 25,188,315 2,099,026 1,811,960 1.16 -15.84 3,263 3,078 1,142,765,459 964,641,830 313,399 350,219 0.89 10.51 770 1,811 1,599,757,272 1,460,423,917 806,419 2,077,607 0.39 61.19 126 146 132,017,746 117,195,072 802,706 1,047,760 0.77 23.39 750 750 353,632,004 297,523,695 396,698 471,509 0.84 15.87 88 88 43,851,109 43,114,743 489,940 498,308 0.98 1.68 28 28 147,589,469 147,005,054 5,250,181 5,271,052 1.00 0.40 1 1 6,223,195 5,520,785 5,520,785 6,223,195 0.89 11.29 12 12 104,329,337 92,634,289 7,719,524 8,694,111 0.89 11.21 2 2 5,478,200 4,572,627 2,286,314 2,739,100 0.83 16.53 518 518 216,492,067 208,404,033 402,324 417,938 0.96 3.74 231,169 288,962 3,274,809,564 3,134,156,854 10,846 14,166 0.77 23.44 623,501 639,756 323,300,616 311,862,645 487 519 0.94 5.99 51 53 319,755,540 290,331,579 5,477,954 6,269,716 0.87 12.63 66 66 42,405,436 41,782,813 633,073 642,507 0.99 1.47 38 38 12,727,198 12,045,444 316,985 334,926 0.95 5.36 12 12 92,010,135 74,528,643 6,210,720 7,667,511 0.81 19.00 2 2 1,100,000 1,047,652 523,826 550,000 0.95 4.76 507 507 63,747,644 61,222,843 120,755 125,735 0.96 3.96 1,058 5,962 1,037,740,650 953,260,543 159,895 980,851 0.16 83.70 922 15,644 445,083,950 426,360,681 27,254 482,737 0.06 94.35 1,256 1,352 1,179,690,819 1,172,809,717 867,559 939,244 0.92 7.63 11,193 11,193 1,527,159,367 1,266,837,622 113,181 136,439 0.83 17.05 5 5 42,544,867 38,705,866 7,741,173 8,508,973 0.91 9.02 52 52 4,444,352 4,027,851 77,459 85,468 0.91 9.37 12 12 124,773,836 112,148,388 9,345,699 10,397,820 0.90 10.12 3 3 3,641,915 3,631,904 1,210,635 1,213,972 1.00 0.27 507 507 511,646,864 451,895,063 891,312 1,009,165 0.88 11.68 656,828 615,547 1,000,754,171 734,382,354 1,193 1,524 0.78 21.70 532 533 413,907,708 397,329,269 745,458 778,022 0.96 4.19 2,210,474 2,054,574 1,188,373,667 989,274,252 481 538 0.90 10.44 46 46 4,444,352 6,202,254 134,832 96,616 1.40 -39.55 12 12 115,585,603 86,957,652 7,246,471 9,632,134 0.75 24.77 7 7 7,795,892 6,923,229 989,033 1,113,699 0.89 11.19 7 7 9,283,189 9,223,584 1,317,655 1,326,170 0.99 0.64 9 9 16,208,648 15,848,489 1,760,943 1,800,961 0.98 2.22 6 6 8,334,672 7,978,399 1,329,733 1,389,112 0.96 4.27 8 8 11,751,165 11,730,944 1,466,368 1,468,896 1.00 0.17 64 64 134,549,481 133,661,206 2,088,456 2,102,336 0.99 0.66 6 6 3,413,222 3,386,587 564,431 568,870 0.99 0.78 1 1 5,380,081 5,235,296 5,235,296 5,380,081 0.97 2.69 12 12 48,738,047 40,158,728 3,346,561 4,061,504 0.82 17.60 10 10 34,641,676 29,651,793 2,965,179 3,464,168 0.86 14.40 16 16 306,901,770 189,301,970 11,831,373 19,181,361 0.62 38.32 39 39 11,128,285 9,131,800 234,149 285,341 0.82 17.94 5 5 46,651,827 45,201,050 9,040,210 9,330,365 0.97 3.11 3 3 9,730,157 9,285,184 3,095,061 3,243,386 0.95 4.57 12 12 61,304,198 43,714,564 3,642,880 5,108,683 0.71 28.69 5 5 12,994,797 12,552,133 2,510,427 2,598,959 0.97 3.41 5 5 18,890,200 18,678,026 3,735,605 3,778,040 0.99 1.12 30 30 13,511,396 12,925,873 430,862 450,380 0.96 4.33 1 1 500,000 495,583 495,583 500,000 0.99 0.88 12 12 3,500,000 2,991,555 249,296 291,667 0.85 14.53

reaLisasi per ouTpuT

(raK)

pagu per ouTouT

(paK)

79.6111.84

eFisiensi

171DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

aspeKManFaaT

direKToraT ouTCoMe

CIPTA KARyA

TargeT ouTCoMe

1.090.285.45

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakatMeningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layakMeningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan akses sanitasi bagi masyarakat

reaLisasi ouTCoMe

1.581.555.07

reaLisasi / TargeT

Capaian hasiL

263.85

1.455.540.93

Capaian hasiL (ouTCoMe)

direKToraT aspeK iMpLeMenTasip K pK ne Ch (i) (nK)

CIPTA KARyA

aspeK ManFaaT

263.8579.61139.4181.0289.69

niLai aspeK iMpLeMenTasi

niLai aspeK eVaLuasi

211.57106.86

WI

WCH WP WK WPK We

33.366.79.718.243.528.6

Hasil penilaian dikelompokan kedalam kategori sbb:90% > nK = 100% : Sangat Baik 80% > nK = 90% : Baik 60% > nK = 80% : Cukup atau normal50% > nK = 60% : Kurang nK = 50% : Sangat Kurang

sangaT baiK

L a P O R a N K i N e R j a172

Piagam Penghargaan Pemanfaatan TNDE9. Sertifikat Penghargaan

173DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Sertifikat ISO 9001 Direktorat KIP

L a P O R a N K i N e R j a174

Certificate of Field Performance Lapangan Hockey A Gelora Bung Karno Jakarta

175DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Certificate of Field Performance Lapangan Hockey A Gelora Bung Karno Jakarta

L a P O R a N K i N e R j a176

Report About the Feasibility of the GBK Aquatic Centre to the FINA Regulations

177DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 1) FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 2)

L a P O R a N K i N e R j a178

FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 3) FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 4)

179DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 5) FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 6)

L a P O R a N K i N e R j a180

FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 7) FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 8)

181DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 9) FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 10)

L a P O R a N K i N e R j a182

FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 1) FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 2)

183DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 3) FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 4)

L a P O R a N K i N e R j a184

FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 5) FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 6)

185DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 7) FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 8)

L a P O R a N K i N e R j a186

FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 9)

187DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Sertifikat Pegawai Teladan 2017

L a P O R a N K i N e R j a188

Penghargaan Satker PBL Sumsel Sebagai Peringkat Terbaik Pertama Dalam Pengelolaan BMN DJCK 2017

189DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Sertifikat Bimbingan Teknis Bidang Air Minum Balai Teknik Air Minum

L a P O R a N K i N e R j a190

Piagram Penghargaan Terbaik Kedua Pengelolaan BMN CK kepada Satker PSPAM Provinsi Aceh

191DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Piagram Penghargaan Terbaik Ketiga Pengelolaan BMN CK kepada Satker PBL Provinsi Kepri

L a P O R a N K i N e R j a192

10. DOKUMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

1) Pengembangan Kawasan PermukimanPenataan Permukiman Kumuh Karang Waru Kumuh Karangwaru

Lokasi Kota Yogyakarta, Provinsi D.I. Yogyakarta

Lokasi Koordinat : Longitude 110º 21.49’ 90.9”Latitude 7º 46.30’ 99.4’

Manfaat: Mengurangi kawasan kumuh seluas 0,7 Ha

KondisiAkhir

KondisiAwal

KondisiAwal

193DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

2) Bina Penataan BangunanPenyelenggaraan Penataan Bangunan Sail Karimata

Lokasi Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat

Lokasi Koordinat : Longitude 109º 57’ 12.95”Latitude -1º 15’ 41.57’’

Manfaat: Mendukung kegiatan Sail Karimata 2016 melalui penataan kawasan seluas 5 Ha

Pekerjaan Signage

Pekerjaan Ornamen

Tugu

Pekerjaan Pelataran

L a P O R a N K i N e R j a194

3) Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPembangunan IPA Pontianak

Lokasi Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat

Lokasi Koordinat : Longitude 109º 22’ 24.21”Latitude 0º 03’ 39.92”

Manfaat: Memberikan layanan air minum untuk 13.000 SR dari target total sebesar 24.000 SR

Bangunan Operasional

IntakeIPA

Kapasitas300 liter

/detik

195DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

4) Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan PermukimanPendampingan Operasional IPLT SuwungLokasi Kota Bali, Provinsi Bali

Lokasi Koordinat : Longitude 115º 26,43’ 97.22”Latitude 8º 69.19’ 66.66”

Manfaat: Jaringan pipa (5 km) cakupan pelayan sebesar 1.300 SR (6.500 Jiwa) dan IPLT kapasitas 400 m3/ hari: cakupan pelayanan 153.000 jiwa (wilayah Kuta Selatan, Kuta, Kuta Utara dan Kota Denpasar yang tidal terlayani DSDP

PekerjaanPipa

JaringanAir Limbah

BangunanIPLT

Suwung

L a P O R a N K i N e R j a196

25%

25%

5) Optimalisasi SPAM Kota Purwakarta

6) Optimalisasi SPAM IKK Kedokan

0%

0%

100%

100%

50%

50%

197DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

SE Dirjen CK No. 09/SE/DC/2017 Tentang Pedoman Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Tahun 2017

SE Dirjen CK No. 14/SE/DC/2017 Tentang Perubahan SE Dirjen CK No. 09/SE/DC/2017 Tentang Pedoman Pengembangan Infra struktur Sosial Ekonomi Wilayah Tahun 2017

Permen PUPR Tentang Prosedur Opera sional Standar Pengembangan SPAM dan Pengelolaan SPAM

Permen No. 06/PRT/M/2017 Tentang Perubahan Peraturan Menteri PUPR No. 05/PRT/M/2016 Tentang Izin Mendirikan Bangunan

Permen No. 14/PRT/M/2017 Tentang Persya rat an Kemudahan Bangunan Gedung

Pedoman Perencanaan Teknis Terinci Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT)

Rancangan SKKNI Pengelolaan Persampahan

Pedoman Perencanaan Teknis Terinci SPALD-T

25%

7) Pembangunan SPAM distrik Minyambouw

0%

100%50%

11. JUDUL-JUDUL NSPK

PKP

PSPAM

BPB

PPLP

1

2

3

4

no juduL nspKseKTor

L a P O R a N K i N e R j a198

12. Hasil Pelaksanaan Evaluasi Manfaat Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Ringkasan Manajemen Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Tahun 2017

199DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

1. LATAR BELAKANGTarget pembangunan infrastruktur permukiman dalam Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019 berupa universal access, dimana seluruh masyarakat menerima akses air minum dan sanitasi, serta bebas dari kawasan kumuh. Secara global, terdapat amanat pembangunan yang tercantum dalam SDG’s agenda point 11 yaitu: pelayanan dasar yang aman, mencukupi dan terjangkau, serta peningkatan kualitas permukiman kumuh. Oleh karena itu, target ini menuntut pengukuran hasil pembangunan infrastruktur permukiman, tidak hanya pada output dan outcome saja, tetapi juga sampai kepada manfaat infrastruktur yang sudah terbangun. Untuk mencapai target tersebut dibutuhkan keterpaduan dalam pelaksanaannya, yang terdiri dari: (1) komponen pembentuknya harus saling terpadu satu sama lain (tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian sampai penyelenggaraan); (2) keterpaduan antar sektor pada kawasan sasaran (lokasi prioritas); (3) keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembangunan (Pemerintah, pemerintah daerah, akademisi, pengusaha dan masyarakat), sehingga pembangunan permukiman optimal dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 15/PRT/M/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pasal 498 mengamanatkan bahwa Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan dan strategi, keterpaduan perencanaan dan kemitraan, pembiayaan,

pelaksanaan, pengelolaan tata dan sistem informasi, serta pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman yang meliputi pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum, dan penyehatan lingkungan permukiman.

Berkaitan dengan tugas pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman, Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi bertugas untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman. Dalam rangka menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi menyelenggarakan beberapa fungsi, salah satunya adalah penyusunan pemantauan keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, diperlukan kegiatan Konsultan Manajemen Pemantauan Keterpaduan Program Infrastruktur Permukiman.

2. MAKSUD DAN TUJUANMaksud kegiatan ini ialah untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya maupun pihak pemangku kepentingan lain yang terkait.

Tujuan kegiatan ini ialah untuk mendapatkan data dan informasi tentang kinerja (target, output, dan outcome) keterpaduan infrastruktur permukiman untuk pelaksanaan evaluasi kinerja keterpaduan infrastruktur permukiman.

L a P O R a N K i N e R j a200

3. RUANG LINGKUP PEKERJAANRuang lingkup kegiatan “Konsultan Manajemen Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman” adalah sebagai berikut:1. Menyusun persiapan pelaksanaan kegiatan; 2. Melakukan telaah kebijakan yang terkait

dengan penyelenggaraan infrastruktur keciptakaryaan;

3. Melakukan telaah terhadap Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman;

4. Melakukan uji kriteria terhadap indikator pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman;

5. Melakukan pengumpulan data pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman terkait keterpaduan infrastruktur permukiman sesuai dengan pedoman;

6. Melakukan survei lapangan untuk memperoleh data kondisi lapangan;

7. Melakukan analisis terhadap hasil temuan lapangan terkait dengan lingkup pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman, indikator yang digunakan, dan pihak yang terkait dalam pelaksanaan pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman;

8. Merumuskan mekanisme dan prosedur dalam pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman;

9. Melakukan diskusi kelompok di Jakarta untuk memperoleh masukan dan mematangkan draft teknis pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan infrastruktur permukiman yang telah disusun;

10. Melakukan telaah proses pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman;

11. Menyusun Buku Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Keterpaduan Infrastruktur Permukiman;

12. Menyusun laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir serta melakukan pem\bahasan serta perbaikan laporan hasil pembahasan.

4. KELUARANKeluaran dari kegiatan ini ialah dapat menghasilkan:1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Konsultan

Manajemen Keterpaduan Program Infrastruktur Permukiman;

2. Buku Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Keterpaduan Infrastruktur Permukiman.

5. PENDEKATAN DAN METODEKegiatan ini ditujukan untuk mendapatkan data dan informasi tentang kinerja (target, output, dan outcome) keterpaduan infrastruktur permukiman untuk pelaksanaan evaluasi kinerja keterpaduan infrastruktur permukiman, sehingga mengacu kepada Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya. Salah satu tugas dari Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman adalah penyusunan keterpaduan program, pembiayaan tahunan yang bersumber dari APBN dan pembiayaan lainnya, serta pemantauan keterpaduan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman. Tugas pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman di lingkungan internal Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman diamanatkan kepada Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi.

Pendekatan kegiatan ini ialah berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya No. 83/SE/DC/2016 tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman. Uraian tahapan dan metode pemantauan keterpaduan diuraikan sebagai berikut;

201DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

uraian

KEBUTUHAN KETERPADUAN;pemahaman/ pengetahuan akan kebutuhan Rencana Keterpaduan

PERENCANAAN KETERPADUAN; kesediaan/ kemauan menyusun Rencana Keterpaduan

PELAKSANAAN KETERPADUAN; kemampuan pelaksanaan Rencana Keterpaduan

Pemahaman/pengetahuan informan me nge nai arti penting keterpaduan dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman.

Pertimbangan kebutuhan keterpaduan; (1) Optimalisasi Sumber daya/ biaya (2) Pertimbangan teknis/ resiko (3) Maksimalisasi manfaat (4) Pertimbangan khusus, mendesak, politis [5] Lainnya

Kesediaan informan mewujudkan pemahaman/pengetahuan tentang keter-paduan menjadi rencana pembangunan infrastruktur permukiman yang terpadu ke dalam dokumen-dokumen rencana yang terpadu.

Menilai tingkat keterpaduan ren ca-na kegiatan kegiatan, yang mem per-timbangkan faktor:(1) Optimalisasi Sumber daya/ biaya (2) Pertimbangan teknis/resiko (3) Maksimalisasi manfaat (4) Pertimbangan khusus, mendesak, politis [5] Lainnya

Menilai tingkat keterpaduan rencana pembiayaan, yang mempertimbangkan; (1) keterbatasan/ketersediaan biaya APBD, sehingga membutuhkan pembiayaan lain(2) kebutuhan akan partisipasi masyarakat (3) meningkatkan sinergi hasil pembangunan (4) mendorong percepatan capaian keluaran/layanan

Kemampuan melaksanakan keterpaduan sesuai dengan dokumen rencana.

Penilaian dilakukan dengan membandingkan antara rencana kegiatan dan rencana pembiayaan dengan realisasi berdasarkan “tinjauan lapangan”.

Menilai tingkat keterpaduan pelaksanaan, dengan membandingkan antara rencana kegiatan dan realisasi kegiatan berdasarkan “tinjauan lapangan”.

Menilai tingkat keterpaduan pembiayaan, dengan membandingkan kesesuaian antara rencana sumber pembiayaan kegiatan dan dengan realisasi sumber pembiayaan kegiatan.

Nilai:1= jika paham/tahu, mempertimbangkan satu atau lebih dari 4 faktor penyebab kebutuhan. 0= jika tidak mempertimbangkan satu saja dari 4 faktor penyebab kebutuhan keterpaduan.

Jika jawabannya ‘paham/tahu’ (1) selanjutnya kepada informan ditanyakan tentang “tingkat keterpaduan rencana kegiatan dan tingkat keterpaduan rencana pembiayaan.

Nilai :1= ada dalam dokumen rencana berisi rencana terpadu0= tidak ada dokumen rencana menunjukkan keterpaduan

Jika jawaban (1), selanjutnya kepada informan ditanyakan tentang [a] tingkat keterpaduan rencana kegiatan dan [b] tingkat keterpaduan rencana pembiayaan.

Nilai :4= Kebutuhan Tinggi: mempertimbangkan 4 alasan atau lebih); 3= Kebutuhan Sedang : mempertimbangkan 2-3 alasan);2= Kebutuhan Rendah: mempertimbangkan hanya 1 alasan);1= Tidak dibutuhkan: tidak ada alasan kebutuhan keterpaduan.

Nilai :4= Kebutuhan Tinggi: (mempertimbangkan 4 alasan atau lebih); 3= Kebutuhan Sedang (mempertimbangkan 2-3 alasan);2= Kebutuhan Rendah: (mempertimbangkan hanya 1 alasan);1= Tidak dibutuhkan: tidak ada alasan kebutuhan keterpaduan.

Nilai :1 = jika pelaksanaan pembangunan sepenuhnya sesuai dengan dokumen rencana keterpaduan. 0 = jika pembangunan tidak merealisasikan dokumen rencana keterpaduan.

4= Terlaksana dan terpadu sepenuhnya; 3= Terlaksana, sebagain besar terpadu (lebih dari 50 % terpadu);2= Terlaksana, sedikit terpadu (kurang dari 50 % terpadu);1= Terlaksana namun tidak terpadu.

1= Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan sesuai rencana.0= Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai rencana.

Tabel 1.Tahapan, Uraian, dan Penilaian Keterpaduan

Tahapan peniLaian

L a P O R a N K i N e R j a202

uraian

PEMANFAATANInfrastruktur yang dibangun

Keberfungsian Infratruktur

Pemanfaatan Infrastruktur

Keberlanjutan layanan

1= ada keterkaitan0= tidak ada keterkaitan

1= ada keterkaitan0= tidak ada keterkaitan

Mengevaluasi pemanfaatan (capaian/outcome) atas infrastruktur yang telah dibangun cara meninjau infrastruktur yang telah dibangun tersebut di lapangan

4= infrastruktur sudah jadi, berfungsi dan terawat dengan baik 3= infrastruktur sudah jadi, berfungsi namun kurang terawat 2= infrastruktur kurang berfungsi sesuat tujuan1= infrastruktur tidak berfungsi

4= infrastruktur sering dimanfaatkan oleh pengguna setiap waktu/ intensif3= infrastruktur dimanfaatkan tetapi tidak setiap waktu (setiap hari)/ cukup intensif 2= infrastruktur kurang dimanfaatkan & kondisi kurang berfungsi/ kurang intensif 1= infrastruktur tidak dimanfaatkan

4= Sangat Tinggi : organisasi pengelola & partisipasi masyarakat aktif memelihara dan memfungsikan infrastruktur;3= Tinggi : organisasi pengelola atau partisipasi masyarakat kurang aktif namun infrastruktur masih terpelihara dan memfungsikan infrastruktur;2= Sedang : organisasi pengelola dan partisipasi masyarakat kurang aktif dalam dan memfungsikan infrastruktur;1= Rendah : tidak ada organisasi dan partisipasi masyarakat dalam memelihara dan memfungsikan infrastruktur.

Keterkaitan dengan infrastruktur PUPR lain: infrastruktur perumahan, jalan-jembatan, sumber daya air, dll.

Keterkaitan dengan infrastruktur non-PUPR (infrastruktur perhubungan (pelabuhan, Bandara, terminal, Telekomunikasi dll), Energi (Listrik, gas). Kawasan (pariwisata, nelayan, perbatasan, dll), sarana khusus (pendidikan, kesehatan, pasar, sosial, dll)

Tahapan peniLaian

sumber : surat edaran direktorat jenderal Cipta Karya no. 83/se/dC/2016

Lokasi Pemantauan Keterpaduan dilaksanakan di 19 provinsi sebagai berikut:

1. Nangroe Aceh Darussalam2. Sumatera Barat3. Bengkulu4. Lampung5. Jawa Tengah6. D.I Yogyakarta7. Jawa Timur8. Kalimantan Barat

9. Kalimantan Tengah10. Kalimantan Selatan 11. Kalimantan Timur12. Sulawesi Utara13. Sulawesi Selatan14. Nusa Tenggara Timur15. Bali16. Maluku Utara17. Maluku18. Papua19. Papua Barat

203DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

6. HASIL EVALUASI KETERPADUAN ANALISIS KETERPADUAN Dalam hal kebutuhan akan keterpaduan infrastruktur permukiman, pada seluruh kab/kota yang disurvei pada dasarnya sudah memahami akan pentingnya keterpaduan tersebut. Hasil pemantauan tentang pengetahuan akan pentingnya keterpaduan infrastruktur permukiman di kawasan kumuh menunjukkan kategori “tinggi”, artinya aparat pemerintah daerah di Bappeda Provinsi, Kabupaten/Kota, Dinas Pekerjaan Umum/ Permukiman Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Satker PKP menyadari akan pentingnya “keterpaduan infrastrukur permukiman”. Dasar pertimbangannya yaitu keterpaduan dapat (1) mengoptimalikan manfaat infrastruktur, (2) menurunkan risiko atau dampak negatif masa pembangunan (3) meningkatkan efisiensi sumber daya dan pertimbangan lain sebagainya. Pemahaman tentang pentingnya keterpaduan ini merata di seluruh daerah yang disurvei. Hal ini merupakan modal dasar bagi manajemen pembangunan infrastruktur permukiman di kawasan kumuh secara terpadu.

Setelah mereka memahami pentingnya pe-ren canaan keterpaduan, selanjutnya digali tentang upaya yang dilakukan untuk me-nuang kannya ke dalam dokumen peren ca na-an. Secara umum, pada daerah yang disurvei, mereka sudah berupaya dan berko or dinasi untuk menyusun perencanaan infra struktur permukiman terpadu di kawasan per mukiman kumuh. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, dokumen perencanaan setiap lokasi telah memperhatikan, memikir kan serta mempertimbangkan kebutuhan keterpaduan dalam penanganan kawasan kumuh, hal tersebut tampak pada kategori upaya “tinggi”. Proses penyusunan dokumen peren canaan mengundang, melibatkan sektor dan pihak pemangku kepentingan. Ke mau an untuk merencanakan keterpaduan ter sebut dapat dilihat dengan adanya doku men perencanaan keterpaduan kegiat an seperti: SIAP (Slum Improvement Action Plan), RPKPP, RKPKP dan RP2KPKP yang dituangkan ke dalam keterpaduan kegiatan dan pembiayaan untuk penanganan per mukiman kumuh.

KETERPADUAN PERENCANAANWalaupun upaya merencanakan keter pa duan kategorinya ‘tinggi’, namun penuangannya menjadi (1) ren cana kegiatan dan (2) rencana pembiayaan berkurang, sehingga menjadi tidak optimal. Bahkan ren cana keterpaduan pembiayaan jauh lebih rendah, atau ‘sedang’. Upa ya perencanaan keterpaduan di dae rah di koordinasikan oleh pihak Bappeda, hal ini bertujuan untuk sinkro nisasi rencana SKPD ter kait pe nangan an kumuh agar selaras de-ngan program yang tercantum dalam RPJMD. Penurunan tersebut menunjukkan bahwa tingkat “keterpaduan rencana” masih belum dapat memenuhi kebutuhan akan

Gambar 1.Hasil Penilaian Proses Keterpaduan

sumber: hasil perhitungan

L a P O R a N K i N e R j a204

keterpaduan infrastruktur permukiman yang diharapkan. Faktor penyebab hal tersebut yaitu keterbatasan sumber daya perencanaan dan rendahnya kapabilitas, koordinasi lintas sektor dan proses partisipasi masyarakat yang belum digali mendalam. Rincian situasi “keterpaduan perencanaan kegiatan dan perencanaan pembiayaan” pada daerah yang disurvei dapat dilihat pada gambar berikut,

Dari 19 kab/kota yang disurvei, Kota Jayapura relatif keterpaduan rencana kegiataannya maksimal, sedangkan Kab. Manokwari dan Bantul relatif lebih rendah dibandingkan daerah lainnya.

Dalam hal keterpaduan rencana pembiayaan, antar daerah yang disurvei lebih bervariasi lagi. Kota Jayapura, sekali lagi sudah optimal dalam perencanaan keterpaduan pembiayaan. Kota Makassar, Kab. Bantul, Kab. Sukoharjo, relatif lebih rendah, namun Kota Pontianak, Bengkulu dan Kota Banda Aceh tampak tidak terpadu. Artinya pada daerah keterpaduannya tersebut, mereka masih bergantung pada sumber pembiayaan APBN atau merasa cukup sehingga tidak mengupayakan sumber pembiayaan lainnya.

KETERPADUAN PELAKSANAANPada umumnya dokumen perencanaan kegiatan dan pembiayaan belum dapat dilaksanakan secara optimal. Rencana yang sudah disusun atau diprioritaskan, pada akhirnya tidak dapat dilaksanakan karena beberapa faktor. Diantaranya karena (1) sektor-sektor yang harusnya terpadu pada akhirnya cenderung hanya melaksanakan prioritas kegiatan sektor itu sendiri (2) keterbatasan biaya (3) adanya perubahan kegiatan dari rencana semula karena adanya kebijakan khusus atau faktor politis, sehingga kegiatan yang sudah direncanakan tidak dilaksanakan.

Dalam hal pelaksanaan keterpaduan rencana, kegiatan penanganan kumuh di Kota Banda Aceh, Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, Kota Samarinda, Kota Banjarbaru, Kota Manado, Kota Ternate, Kota Malang, Kota Ambon dan Kota Jayapura, relatif mampu mengimplementasikan sesuai dengan rencana kegiatan, walaupun masih pada tingkat rendah. Pada pelaksanaan keterpaduan pembiayaan, capaiannya juga ‘rendah’, karena faktor sumber pembiayaan masih mengandalkan

Gambar 2.Keterpaduan Rencana Kegiatan

sumber: hasil perhitungan

Gambar 3.Keterpaduan Rencana Pembiayaan

sumber: hasil perhitungan

205DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

APBN dan realisasinya yang rendah. Kota Padang, Kota Bandar Lampung, Kab. Sukoharjo, Kab. Bantul, Kota Pontianak, Kota Bengkulu, Kota Kupang, dan Kab. Manokwari dalam implementasi keterpaduan pembiayaan relatif lebih rendah daripada kota lainnya, karena keterbatasan pembiayaan yang berasal dari daerah dan masih mengandalkan dari APBN. Daerah yang tidak menunjukkan keterpaduan sumber pembiayaan, sebenarnya telah melaksanakan kegiatan pembangunan tanpa keterpaduan sumber pembiayaan seperti dokumen perencanaan.

Hasil pelaksanaan keterpaduan menunjukkan bahwa kemampuan untuk melaksanakan keterpaduan infrastruktur permukiman di kawasan kumuh masih belum optimal dan perlu peningkatan sinergi antar pihak. Beberapa faktor

yang menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan keterpaduan tersebut ialah (1) pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh satu sektor saja karena kurangnya koordinasi dan karena pihak/instansi lain sudah

mempunyai kegiatan prioritas tersendiri yang tidak dapat di sinergikan dengan kegiatan penanganan kawasan kumuh; (2) pembiayaan, karena keterbatasan kemampuan sumber pembiayaan lain dan ketergantungan pada APBN yang masih tinggi (3) pemerintah daerah memiliki daya serap anggaran yang rendah walaupun telah dilakukan perencanaan pembiayaan yang memanfaatkan sumber dana di luar APBD. Beberapa permasalahan dicatat pada Tabel berikut ini.

sumber: hasil perhitungan

Gambar 4.Pelaksanaan Keterpaduan Kegiatan

Gambar 5.Pelaksanaan Keterpaduan Pembiayaan

sumber: hasil perhitungan

L a P O R a N K i N e R j a206

PROVINSI Kabupaten/Kota Permasalahan

Kota Makassar

Kota Samarinda

Kota PalangkarayaKota Bengkulu Kota Pontianak Kota Banda Aceh

Kab. bantul Kab. Sukoharjo

Kota Bandar Lampung

Kota PadangKota Banjar BaruKota ManadoKota Kupang

Kota TernateKota Denpasar

Kota Ambon

Kota Jayapura

Kab. Manokwari

Sulawesi Selatan

Kalimantan Timur

Kalimantan Tengah BengkuluKalimantan Barat Aceh

DI. YogyakartaJawa Tengah

Lampung

Sumatera Barat Kalimantan SelatanSulawesi UtaraNusa Tenggara Timur

Maluku UtaraBali

Jawa TimurMaluku

Papua

Papua Barat

• Keterbatasanlahanuntukpembangunaninfrastruktur;dan• Keterbatasanpembiayaan.• Keterbatasanlahanuntukpembangunaninfrastruktur;• Koordinasitidakefektifkarenamutasipejabat;dan• Masalahlegalitaslahan.• Masalahlegalitaslahanyanguntuklokasiinfrastruktur.• Keterbatasanpembiayaan.• Masalahlegalitaslahanlahanyanguntuklokasiinfrastruktur.• Keterbatasanpembiayaan;dan• Dokumenteknisyangtidaksesuaistandar.• Keterbatasanpembiayaan.• Keterbatasanpembiayaan;dan• Kesulitanuntuksosialisasidokumenperencanaan.• Keterbatasanlahanuntukpembangunaninfrastruktur;dan• Koordinasitidakefektifmutasipejabat.• Koordinasitidakefektifmutasipejabat.• Kesulitanuntuksosialisasidokumenperencanaan.• Kesulitanuntuksosialisasidokumenperencanaan.• Kesulitanuntuksosialisasidokumenperencanaan;dan• Setiapsektorsudahpunyaprioritaskegiatantersendiri.• Setiapsektorsudahpunyaprioritaskegiatantersendiri.• Keterbatasanlahanuntukpembangunaninfrastruktur;dan• Koordinasitidakefektifantarsektor.• Tidakterdapatmasalah• Tumpangtindihpenanganankumuhdengankegiatanlaindalam

1 delineasi yang sama;• Adanyaintervensisecarapolitisdiluarrencanayangterdapat

dalam dokumen rencana; dan• Koordinasitidakefektifantarsektor.• Kondisigeografiswilayahmenyulitkanpembangunan;dan• Adanyakebijakanpolitisdaripusatyangtidaksinergisdengan

dokumen rencana penanganan kumuh.• Keterbatasanpembiayaan;• Kesulitanuntuksosialisasidokumenperencanaan;dan• Setiapsektorsudahpunyaprioritaskegiatantersendiri.

Tabel 2.Permasalahan Pelaksanaan Keterpaduan Kegiatan

sumber ; hasil pemantauan Keterpaduan 2017

ANALISIS PEMANFAATAN INFRA-STRUKTUR PERMUKIMANPemantauan pemanfaatan infrastruktur permukiman dilakukan pada infrastruktur yang telah direalisasikan kegiatan yang

terdapat dipantau melalui E-mon atau SIPPa. Jenis infrastruktur yang telah terbangun tersebut dapat dilihat pada berikut ini:

207DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

PROVINSINO Kabupaten/Kota Permasalahan

Kawasan Lubuk Lintah Kawasan Campang Jaya

Kawasan Sonorejo

Kawasan Sonorejo

Kawasan Aleu Naga dan lembaro SkepKawasan Rawa Makmur

Kawasan Tambelahan Sampit Kawasan Danau Seha

Kawasan Sungai Karang Mumus Kawasan Pampang

Kawasan Kemuning

Kawasan MaasingKawasan OesapaKawasan Dufa-Dufa

Kawasan Sidakara

Kawasan Sukun

Kawasan Nusaniwe

Kawasan Sawaibu

Kawasan Imbi

PadangBandar Lampung

Sukoharjo

Bantul

Banda Aceh Bengkulu

PontianakPalangkaraya

Samarinda Makassar

Kota Banjar Baru

Kota ManadoKota KupangKota Ternate

Kota Denpasar

Kota Malang

Kota Ambon

Kabupaten Manokwari

Kota Jayapura

12

3

4

5

6

78

910

11

121314

15

16

17

18

19

• JalanLingkungan.• JalanLingkungan;dan• Drainase.• Jalanlingkungan;dan• Drainase.• JalanLingkungan;• Drainase;dan• AirLimbahIPALKomunal.• JalanLingkungan;dan• Drainase.• JalanLingkungan;• Drainase;• AirLimbahIPALKomunal;dan• SR.• Jalanlingkungan.• JalanLingkungan;• Tempatpembuangansampahsementara;dan• Saranapenanggulangankebakaran.• JalanLingkungan.• JalanLingkungan;dan• Drainase.• JalanLingkungan;dan• TempatSampah.• JalanLingkungan.• JalanLingkungan.• RTH;dan• JalanLingkungan.• JalanLingkungan;dan• DrainaseLingkungan.• JalanLingkungan;• DrainaseLingkungan;• RTH;• Jembatan;• IPAL;dan• AirMinum.• JalanLingkungan;• MCKKomunal;• Talud;dan• Drainase.• RTH;• JalanLingkungan;dan• MCKKomunal.• JalanLingkungan;dan• AirBersih.

Tabel 3.Pemantauan Outcome Infrastruktur Permukiman di Lokasi Survei

sumber: hasil survei pemantauan Keterpaduan 2017

Pemantauan terhadap pemanfaatan infrastruktur permukiman menunjukkan bahwa sebagian besar infrastruktur yang terbangun kondisinya masih berfungsi dan terawat. Masyarakat juga telah memanfaatkan infrastruktur yang terbangun tersebut secara intensif. Namun demikian, keberlanjutan pemanfaatan

infrastruktur permukiman tersebut relatif tergolong “rendah”, karena rendahnya partisipasi masyarakat dan organisasi pengelola yang turut serta mengelola dan memelihara infrastruktur tersebut. Hasil penilaian pemantauan outcome dapat dilihat pada gambar berikut:

L a P O R a N K i N e R j a208

Bila lebih jauh diamati, selain tingginya keberfungsian dan pemanfaatan infrastruktur permukiman yang terbangun, secara fungsional infrastruktur permukiman tersebut memiliki keterkaitan fungsi yang “tinggi” dengan jenis infrastruktur PUPR yang lainnya, seperti dengan perumahan dan jalan. Selain itu infrastruktur tersebut juga terkait fungsi dengan infrastruktur non-PUPR, seperti sarana pendidikan, sosial, dan sarana kesehatan. Hal ini menggambarkan bahwa infrastruktur yang telah terbangun saling bersinergi dan saling mendukung fungsi dengan infrastruktur lain dalam mendukung kehidupan. Hasil penilaian outcome dari tinjauan lapangan yang telah dilakukan di 19 Provinsi dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6.Hasil Penilaian Pemantauan Outcome

sumber: hasil perhitungan

Gambar 7.Keberfungsian Infrastruktur Permukiman

sumber: hasil perhitungan

Hasil pemantauan pada keberfungsian infrastruktur permukiman di 19 daerah yang dipantau, menunjukkan bahwa capaian antar daerah relatif sama. Namun Kabupaten Bantul, Kota Malang, Kota Manado, Kota Denpasar, Kota Ternate dan Kota Jayapura, keberfungsiannya lebih tinggi, yaitu infrastruktur permukiman tersebut kondisinya lebih terawat dan terpelihara dibandingkan daerah lain.

Pada infrastruktur yang telah berfungsi tersebut, selanjutnya dapat dipantau pemanfaatannya oleh masyarakat pengguna. Hasil pemantauan terhadap

209DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

penggunaan infrastruktur permukiman tergolong ‘tinggi’ dengan tingkat pemanfaatan yang hampir sama antar daerah. Di Kota Malang, Kota Palangkaraya, Kota Samarinda, Kota Banjarbaru, Kota Manado, Kota Denpasar, Kota Ternate, dan Kota Jayapura menunjukkan tingkat pemanfaatan yang lebih intensif dan rutin oleh masyarakat/pengguna bila dibandingkan provinsi lainnya. Pemanfaatan infrastruktur di Manokwari dan Kota Ambon relatif rendah, karena lokasinya jauh dari permukiman. Hasil penggunaan infrastruktur permukiman dapat dilihat pada gambar berikut:

Hasil pemantauan terhadap keberlanjutan pemanfaatan infrastruktur permukiman tergolong “rendah” dan relatif beragam antar daerah. Tingkat keberlanjutan pemanfaatan yang tinggi yaitu di Kota Bengkulu, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Bantul, Kota Malang, Kota

Gambar 8.Penggunaan Infrastruktur Permukiman

sumber: hasil perhitungan

Pontianak, Kota Samarinda, Kota Makassar, Kota Manado, Kota Denpasar dan Kota Jayapura, karena organisasi pengelola dan partisipasi masyarakat berperan aktif memelihara dan merawat infrastruktur. Di Kota Padang, Kota Bandar Lampung, Kota Banda Aceh, Kota Palangkaraya, Kota Banjarbaru, Kota Kupang, Kota Ternate, Kota Ambon, dan Kabupaten Manokwari, keberlanjutannya rendah “rendah”, karena masyarakat kurang berperan aktif dan tidak adanya organisasi pengelola dalam pemeliharaan dan pengelolaan, walaupun sebenarnya masyarakat sangat bergantung dengan keberadaan infrastruktur permukiman tersebut. Pemeliharaan dan perawatan infrastruktur permukiman di kota tersebut, masih dilakukan oleh pemerintah daerah.

Gambar 9.Keberlanjutan Infrastruktur Permukiman

sumber: hasil perhitungan

L a P O R a N K i N e R j a210

Hasil pemantauan pada keterkaitan fungsi antara Infrastruktur Permukiman di Kawasan Permukiman kumuh dengan infrastruktur PUPR lainnya, maka pada 19 lokasi tersebut, tergolong “tinggi”, atau menunjukkan bahwa infrastruktur yang terbangun di lokasi survei terkait dan saling mendukungan fungsi dengan infrastruktur PUPR dalam mendukung kehidupan.

Sementara itu, hasil pemantauan pada keterkaitan fungsi antara infrastruktur permukiman dengan infrastruktur non PUPR, menunjukkan bahwa pada 16 lokasi memiliki keterkaitan fungsi dan sinergis. Diantaranya berkaitan dengan fungsi pelabuhan, pendidikan pariwisata, dan ekonomi, sedangkan pada 3 lokasi survei yaitu (Kota Kupang, Kota Makassar dan Kota Samarinda) tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan infrastruktur non PUPR.

sumber: hasil perhitungan

Gambar 10.Keterkaitan dengan Infrastruktur Non-PUPR

7. KESIMPULAN1. Kebutuhan akan Pemantauan Keterpaduan

Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan.a. Berbagai infrastruktur permukiman

bidang keciptakaryaan sudah banyak terbangun dan difasilitasi pengembangannya oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hasil pembangunan tersebut memerlukan metode pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk mendukung proses manajemen pembangunan infrastruktur permukiman di Indonesia, berupa besaran kontribusi dan bentuk manfaatnya.

b. Telah disusun Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No.83 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, dan diterapkan untuk pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman pada 19 kab/kota di19 provinsi.

2. Konsep Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan.a. Keterpaduan yang dimaksudkan dalam

Surat Edaran meliputi (1) Keterpaduan Perencanaan (2) Keterpaduan Pelaksanaan (3) Pemanfaatan.

b. Dasar kebutuhan terhadap keterpaduan tersebut yaitu (1) mempertimbangkan optimalisasi, efisiensi sumber daya, dan atau biaya (2) mempertimbangkan teknis atau pengurangan resiko pelaksanaan pembangunan (3) memaksimalkan

211DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

manfaat pembangunan pembangunan infrastruktur (4) mempertimbangkan kebijakan, diskresi dan pertimbangan politis (5) mempertimbangkan faktor lainnya.

c. Pelaksanaan pemantauan keterpaduan melibatkan pemangku kepentingan seperti; Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha dan masyarakat.

d. Infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan terdiri dari berbagai jenis, diantaranya: infrastruktur air minum, pengelolaan sampah, air limbah, drainase, bangunan gedung dan kawasan permukiman.

e. Keterpaduan Infrastruktur Permukiman yaitu sinergi fungsi dan sumber daya yang bersifat multi sektoral, multi pemangku kepentingan, dan multi pendanaan dalam mewujudkan permukiman layak huni.

f. Fokus pemantauan keterpaduan ialah pada kawasan permukiman kumuh.

3. Hasil Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan.a. Hasil tahapan perencanaan

keterpaduan di 19 kab/kota lokasi tinjauan lapangan menunjukkan bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota sudah mengetahui pentingnya kebutuhan perencanaan keterpaduan infrastruktur permukiman dalam penanganan kumuh berdasarkan prioritas kebutuhan wilayah. Hal tersebut dapat dilihat dari sudah disusunnya rencana keterpaduan kegiatan penanganan permukiman kumuh berdasarkan SK Kumuh Walikota

Tahun 2014. Secara teknis rencana tersebut dituangkan ke dalam berbagai nama Dokumen Rencana sesuai dengan arahan dokumen rencana dari Pemerintah, seperti RPKPKP, RP2KPKP dan sejenisnya. Perencanaan yang sudah berupaya melibatkan stakeholder terkait Bidang Keciptakaryaan dan lintas SKPD. Upaya perencanaan keterpaduan di daerah dikoordinasikan oleh Bappeda kabupaten/kota melalui sinkronisasi rencana dengan SKPD terkait penanganan kumuh agar selaras dengan program yang tercantum dalam RPJMD.

b. Hasil pelaksanaan keterpaduan di 19 lokasi menunjukkan bahwa penangan an kawasan kumuh relatif masih belum terpadu atau masih dilakukan oleh masing-masing sektor. Beberapa penyebab belum optimalnya pelaksanaan keterpaduan dalam kawas-an kumuh ialah (1) kesulitan dalam berkoor dinasi antar sektor dalam melaksanakan dokumen perencanaan keterpaduan; (2) keterbatasan pem-biaya an APBD menyebabkan belum terlaksananya keterpaduan di kawasan kumuh, sehingga penanganannya belum tuntas. Saat ini, kegiatan penanganan kumuh di daerah umumnya masih bergantung pada dana APBN; (3) adanya kebijakan politis pemerintah pusat mau pun daerah yang tidak tercantum dalam dokumen rencana, sehingga ada pengalihan alokasi anggaran dan lokasi kegiatan. Hal ini sering di jumpai di tengah berlangsungnya kegiatan pembangunan. Akibatnya beberapa kegiatan mengalami penyesuaian

L a P O R a N K i N e R j a212

bahkan di tunda karena keterbatasan sumber pembiayaan yang di alihkan; (4) perubahan nomenklatur SKPD di daerah semenjak UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, membuat hambatan untuk mendidentifikasi pihak yang terkait dalam penanganan kumuh khususnya di bidang keciptakaryaan. Akibanya, SDM yang menangani kegiatan bidang keciptakaryaan sering berganti dengan dengan orang yang baru, sehingga mereka kerap menemui kesulitan untuk menjelaskan keterpaduan kegiatan di kawasan kumuh Tahun 2015.

c. Outcome kegiatan di 19 lokasi survei kawasan kumuh menunjukkan bahwa infrastruktur dalam kondisi masih berfungsi, terawat dan dimanfaatkan oleh warga secara intensif. Infrastruktur permukiman yang belum optimal dimanfaatkan, karena lokasinya relatif jauh dari permukiman. Walaupun infrastruktur tersebut dimanfaatkan masya rakat, namun keberlanjutan fungsi nya masih rendah, karena rendah-nya tingkat partisipasi masyarakat dalam pengoperasioan pemeliharaan. Infrastruktur permukiman yang telah dibangun di kawasan kumuh pada 19 lokasi menunjukkan keterkaitan fungsi dengan infrastruktur PUPR lain seperti keterkaitan dengan infrastruktur jalan dan drainase primer-sekunder. Selanjutnya dalam keterkaitannya dengan infrastruktur non-PUPR, ada 16 dari 19 lokasi pemantauan yang menunjukkan keterkaitan tinggi, seperti: telekomunikasi, energi dan sarana pendidikan, kesehatan dan ibadah.

8. REKOMENDASI1. Untuk memperkuat keterpaduan

infrastruktur permukiman, maka lokus keterpaduan perlu ditentukan sebelum melaksanakan pemantauan keterpaduan. Hhal ini ditujukan untuk memudahkan proses pemantauan keterpaduan serta pengukuran kinerjanya;

2. Pelaksanaan keterpaduan infrastruktur permukiman membutuhkan leader, baik di tingkat pusat maupun daerah. Tujuan dari leader ialah sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan keterpaduan infrastruktur permukiman yang mengosolidasikan perencanaan dari pemangku kepentingan terkait sehingga, kegiatan yang akan dilaksanakan dapat terintegrasi dan tidak lagi melaksanakan kegiatan secara parsial (ego sektoral).

3. Leader keterpaduan infrastruktur permukiman ditingkat pusat yaitu Unit Kerja Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, hal ini selaras dengan tugas dan fungsi yang tercantum dalam Permen PUPR No. 15 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR, bahwa Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan kebijakan dan strategi keterpaduan perencanaan dan kemitraaan, pembiayaan, pelaksanaan, pengelolaaan data dan sistem informasi serta pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infratstruktur permukiman yang meliputi pengembangan kawasan permukiman serta penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum, dan penyehatan lingkungan permukiman. Dalam Renstra Cipta Karya Tahun 2015-2019 tercantum

213DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

bahwa upaya pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan infrastruktur permukiman untuk memastikan keterpaduan infrastruktur permukiman terwujud melalui upaya pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan infrastruktur permukiman.

4. Leader keterpaduan infrastruktur permukiman di tingkat daerah, yaitu Satker Perencanaan dan Pengendalian PIP Provinsi sebagai wakil dari Direktorat KIP dengan tugas pada aspek perencanaan, pemrograman dan penganggaran, pemantauan dan evaluasi kinerja yang dilaksanakan sebagai satu rangkaian utuh serta menjalankan fungsi sebagai koordinator untuk membina, memfasilitasi, dan mengawal outcome pembangunan infrastruktur permukiman.

5. Meningkatkan efektifitas Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan melalui:• SosialisasiSEDirjenCiptaKarya tentang

Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan;

• Mengumpulkan dokumen perencanaanKawasan yang akan dipantau dalam berbagai bentuk yang tersedia. Bila di pusat belum ada/ diperoleh, maka perlu segera menghubungi pemerintah daerah untuk memperoleh dokumen perencanaan tersebut;

• Mengidentifikasi infrastruktur yangpotensial terpadu berdasarkan dokumen perencanaan dan identifikasi lokasi di lapangan, agar proses tinjauan lapangan efektif dan efisien;

• Memanfaatkan informasi e-planning, yang dikembangkan Kemendagri terkait penyusunan RPJMD. Membangun kemitraan untuk dapat mengakses

informasi pembangunan daerah dengan Kementerian Dalam Negeri;

• MenguatkanfungsiSatkerprovinsiuntukimplementasi pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman.

6. Tahapan Perencanaan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman• Peningkatan kualitas perencanaan

infrastruktur permukiman pada tingkat kawasan kumuh, dengan cara:a. Pemetaan situasi dan kondisi

kehidupan masyarakat serta infastruktur permukiman dan infrastruktur lain yang terkait.

b. Mengidentifikasi kebutuhan keterpaduan pada tingkat pelaksanaan dan pemanfaatannya.

• Konsolidasi dokumen perencanaankawasan permukiman Bidang Cipta Karya dengan dokumen perencanaan daerah serta dokumen infrastruktur lainnya;

• Ketersediaanlahanuntukpembangunaninfrastruktur permukiman sebagai salah satu readiness criteria dipersiapkan secara matang oleh pemda kabupaten/kota sebelum membuat dokumen perencanaan kawasan permukiman.

7. Tahapan Pelaksanaan Keterpaduan Infratsruktur Permukiman• Meningkatkan konsistensi pemanfaatan

dokumen perencanaan kawasan permukiman kabupaten/kota sebagai dasar acuan dan pertimbangan pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman;

• Mendukung prioritas pembiayaanpada kegiatan yang membutuhkan keterpaduan pembiayaan tinggi agar pembangunan dapat optimal.

L a P O R a N K i N e R j a214

13. Ringkasan Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman

LAPORAN AKHIREVALUASI MANFAAT

INFRASTRUKTUR PERMUKIMANDIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

SUBDIREKTORAT PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJATAHUN 2017

215DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

1. PENDAHULUANKegiatan pemantauan kinerja dilakukan terhadap kegiatan PHLN dan APBN di Provinsi Bali yaitu DSDP (Denpasar Sewerage Development Project) dan TPA Regional SARBAGITA (Denpasar Regional Gianyar Tabanan). Tujuan dari kegiatan Pemantauan kinerja ini ialah untuk mengetahui capaian dan kontribusi hasil pembangunan di Provinsi Bali baik non bidang Keciptakaryaan maupun bidang Keciptakaryaan terhadap kualitas hidup (quality of life).

Teknik evaluasi akan dianalisa menggunakan analisis kontribusi. Hasil dari analisa selanjutnya akan dievaluasi keterkaitannya dengan tingkat akses infrastruktur permukiman (indikator outcome). Outcome yang tinggi, menunjukkan bahwa infrastruktur permukiman sudah diakses, digunakan atau dimanfaatkan. Artinya pada infrastruktur tersebut sudah ada pemanfaatan (outcome). Setelah ada pemanfaatan, maka diharapkan akan diperoleh manfaat (benefit/impact) dalam berbagai bentuk indikator yang sudah dibahas sebelumnya. Pengukuran ini dapat memunculkan indikasi seberapa besar kontribusi infrastruktur permukiman dalam memberikan manfaat bagi kehidupan penduduk.

Selain itu akan dilakukan pula analisis manfaat infrastruktur permukiman terhadap kualitas hidup dalam berbagai indikator, seperti Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks Kebahagiaan. Untuk itu analisis ini dilakukan pada tingkat nasional dengan data seluruh provinsi di Indonesia.

sumber data untuk melakukan pengukuran tersebut menggunakan data sekunder dari BPS. Indikator manfaat untuk pemantauan kinerja terhadap infrastruktur permukiman sesuai

dengan Pedoman Evaluasi Manfaat bidang Keciptakaryaan terdiri dari ;Indikator Manfaat (Variabel Terikat):1. Angka Harapan Hidup (Y1)2. Pendapatan per Kapita (Y2)3. Persentase Penduduk Miskin (Y3) 4. Indeks Pembangunan Manusian (Y4)5. Indeks Kebahagiaan (Y5)

Indikator Outcome (Variabel Bebas):Tingkat Pertama:1. Cakupan sanitasi layak (X1)2. Cakupan air minum aman (X2)3. Persentase Jalan lingkungan (X3)4. Persentase sampah diangkut ke TPA (X4)

2. INDIKATOR-INDIKATOR KESEJAHTERAANA. Indeks Pembangunan Manusia Aspek pertama yang akan di analisa

terkait pemantauan kinerja adalah Indeks Pembangunan Manusia. Secara global Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI) digunakan untuk mengukur pengaruh dari kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup (quality of life) sehingga, perlu untuk mengetahui data IPM tersebut, data IPM Provinsi Bali ditampilkan dalam tabel sebagai berikut ;

L a P O R a N K i N e R j a216

2014 2015 2016PROVINSI / KABUPATEN / KOTA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

ACEH 68.81 69.45 70SUMATERA UTARA 68.87 69.51 70SUMATERA BARAT 69.36 69.98 70.73RIAU 70.33 70.84 71.2JAMBI 68.24 68.89 69.62SUMATERA SELATAN 66.75 67.46 68.24BENGKULU 68.06 68.59 69.33LAMPUNG 66.42 66.95 67.65KEP. BANGKA BELITUNG 68.27 69.05 69.55KEP. RIAU 73.4 73.75 73.99DKI JAKARTA 78.39 78.99 79.6JAWA BARAT 68.8 69.5 70.05JAWA TENGAH 68.78 69.49 69.98DI YOGYAKARTA 76.81 77.59 78.38JAWA TIMUR 68.14 68.95 69.74BANTEN 69.89 70.27 70.96BALI 72.48 73.27 73.65NUSA TENGGARA BARAT 64.31 65.19 65.81NUSA TENGGARA TIMUR 62.26 62.67 63.13KALIMANTAN BARAT 64.89 65.59 65.88KALIMANTAN TENGAH 67.77 68.53 69.13KALIMANTAN SELATAN 67.63 68.38 69.05KALIMANTAN TIMUR 73.82 74.17 74.59KALIMANTAN UTARA 68.64 68.76 69.2SULAWESI UTARA 69.96 70.39 71.05SULAWESI TENGAH 66.43 66.76 67.47SULAWESI SELATAN 68.49 69.15 69.76SULAWESI TENGGARA 68.07 68.75 69.31GORONTALO 65.17 65.86 66.29SULAWESI BARAT 62.24 62.96 63.6MALUKU 66.74 67.05 67.6MALUKU UTARA 65.18 65.91 66.63PAPUA BARAT 61.28 61.73 62.21PAPUA 56.75 57.25 58.05INDONESIA 68.9 69.55 70.18

Tabel 1. IPM Menurut Provinsi Tahun 2014-2016

sumber ; bps

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa, IPM Provinsi Bali berada diatas nasional, sementara, nilai IPM paling tertinggi ialah Provinsi DKI Jakarta dan IPM paling rendah di Provinsi Papua.

B. Penduduk Miskin Komponen kedua yang akan di analisis ialah

persentase penduduk miskin, data yang digunakan menggunakan data sekunder dari BPS, data persentase penduduk miskin dibuat dalam tabel sebagai berikut;

217DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Gambar 4. Persentase penduduk miskin Tahun 2016

L a P O R a N K i N e R j a218

C. Air Minum Aman Outcome pertama yang akan di analisa ialah

akses air minum layak karena termasuk salah satu komponen outcome dari Cipta Karya sehingga, perlu di analisa kontribusi outcome tersebut pada kualitas kehidupan, baik secara

2014 2015 2016PROVINSI / KABUPATEN / KOTANO INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

sumber ; bps

nasional maupun secara provinsi, khususnya provinsi lokasi infrastruktur permukiman terbangun. Sumber data untuk sumber air minum layak dari BPS, yang ditampilkan dalam tabel sebagai berikut ;

Tabel 3. Persentase Sumber Air Minum Aman 2014-2016

1 ACEH 58.74 61.23 63.312 SUMATERA UTARA 66.86 71.41 70.613 SUMATERA BARAT 62.60 66.58 67.334 RIAU 72.55 74.24 75.495 JAMBI 62.01 62.75 63.236 SUMATERA SELATAN 60.75 65.16 63.777 BENGKULU 37.47 41.08 37.358 LAMPUNG 49.92 55.06 52.419 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 63.20 68.03 63.9510 KEPULAUAN RIAU 81.04 84.12 85.3111 DKI JAKARTA 92.10 93.40 92.4412 JAWA BARAT 65.01 67.20 67.6213 JAWA TENGAH 71.11 73.63 76.3014 DI YOGYAKARTA 77.28 80.99 81.0415 JAWA TIMUR 75.64 76.64 75.8316 BANTEN 66.60 67.68 67.4717 BALI 89.09 91.27 88.7118 NUSA TENGGARA BARAT 64.33 71.70 73.9819 NUSA TENGGARA TIMUR 54.88 62.72 60.0420 KALIMANTAN BARAT 63.04 68.39 66.1921 KALIMANTAN TENGAH 56.05 57.01 61.2622 KALIMANTAN SELATAN 61.72 62.23 58.6323 KALIMANTAN TIMUR 78.48 78.13 78.9324 KALIMANTAN UTARA 84.59 82.6925 SULAWESI UTARA 69.32 71.53 70.2226 SULAWESI TENGAH 58.99 61.49 62.1527 SULAWESI SELATAN 68.89 72.07 73.4228 SULAWESI TENGGARA 68.74 77.19 75.8229 GORONTALO 63.30 66.47 71.5930 SULAWESI BARAT 47.07 53.89 58.9931 MALUKU 60.77 64.96 67.2032 MALUKU UTARA 57.03 60.07 62.9933 PAPUA BARAT 66.87 68.85 68.7634 PAPUA 48.99 51.27 52.69TOTAL 68.38 70.97 71.14

219DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Dari data sumber air minum layak di atas, dapat dilihat bahwa capaian air minum layak di Provinsi Bali berada di atas rata-rata nasional, mengalami penurunan dari tahun 2015 ke 2016 sementara, persentase capaian air minum layak paling tinggi di Provinsi DKI Jakarta dan paling rendah berada di Provinsi Bengkulu. Akses air minum layak menurut provinsi tahun 2016 yang dibuat dalam gambar sebagai berikut ;.

Untuk mengetahui posisi dan kategori provinsi di skala nasional, persentase sumber air minum layak dibuat dalam diagram sebaran (scatterplot) sebagai berikut ;

Gambar 9. Sebaran Akses Sanitasi Layak Menurut Provinsi

Tahun 2014-2016

Gambar 6. Akses Air Minum Aman

Dari gambar sebaran di atas, diketahui bahwa Provinsi Bali berada di kiri atas yang menunjukkan bahwa akses air minum layak Provinsi Bali rata-ratanya di atas nasional namun pertumbuhannya rendah karena berada di bawah nasional. Hal ini membutuhkan dorongan dari pemangku kepentingan terkait agar pertumbuhan akses air minum layak di Provinsi Bali dapat meningkat capaiannya karena semakin tinggi akses air minum layak di sebuah wilayah, menunjukkan semakin baik tingkat kehidupan masyarakatnya.

D. Sanitasi Layak Kontribusi outcome lain dapat dilihat dari

capaian akses sanitasi layak. Seperti yang ditampilkan dalam tabel sebagai berikut ;

L a P O R a N K i N e R j a220

2015 2016 2017PROVINSI / KABUPATEN / KOTANO INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

sumber ; bps

Tabel 4. Persentase Akses Sanitasi Layak Menurut Provinsi Tahun 2014-2016

1 ACEH 54.68 62.68 63.382 SUMATERA UTARA 67.89 72.86 73.003 SUMATERA BARAT 45.02 53.24 52.774 RIAU 51.30 71.36 70.045 JAMBI 58.21 65.65 64.206 SUMATERA SELATAN 61.30 65.05 66.367 BENGKULU 39.22 49.75 42.718 LAMPUNG 44.83 58.58 52.899 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 80.80 83.16 83.5610 KEPULAUAN RIAU 71.97 79.55 86.3311 DKI JAKARTA 89.28 91.13 91.1312 JAWA BARAT 59.43 63.79 64.4013 JAWA TENGAH 67.20 70.66 71.8414 DI YOGYAKARTA 86.31 85.78 89.4015 JAWA TIMUR 63.48 68.15 68.8316 BANTEN 67.04 73.42 71.6817 BALI 85.46 89.33 90.5118 NUSA TENGGARA BARAT 63.72 70.31 69.2519 NUSA TENGGARA TIMUR 23.90 40.46 45.3120 KALIMANTAN BARAT 39.78 52.06 49.6521 KALIMANTAN TENGAH 35.88 50.97 45.4622 KALIMANTAN SELATAN 60.13 60.89 58.0923 KALIMANTAN TIMUR 68.83 76.76 72.8324 KALIMANTAN UTARA 48.40 64.68 66.5925 SULAWESI UTARA 66.79 75.27 71.9326 SULAWESI TENGAH 55.37 59.94 61.1227 SULAWESI SELATAN 72.36 76.51 76.7328 SULAWESI TENGGARA 63.62 68.26 69.5229 GORONTALO 54.96 59.85 58.7530 SULAWESI BARAT 51.21 59.81 59.4831 MALUKU 60.02 66.81 63.2932 MALUKU UTARA 59.17 64.71 66.1833 PAPUA BARAT 62.81 64.55 65.3034 PAPUA 28.04 31.43 33.06INDONESIA 62.14 67.80 67.89

Dari data tentang capaian akses sanitasi layak di atas, dapat dilihat bahwa capaian akses sanitasi layak di Bali berada di atas rata-rata nasional, capaian akses sanitasi paling tinggi berada

di provinsi DKI Jakarta sementara capaian akses paling rendah berada di Provinsi Papua dibanding rata-rata nasional. Jika dibuat dalam gambar,sebagai berikut ;

221DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa Provinsi Bali terdapat pada kategori provinsi yang berada pada capaian akses tinggi dan pertumbuhannya tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa Provinsi Bali membutuhkan dorongan dari pihak-pihak terkait untuk mempertahankan dan optimalisasi capaian akses sanitasi layak menuju 100 % karena semakin tinggi akses sanitasi layak di suatu wilayah, maka semakin baik pula tingkat kehidupan penduduk di wilayah tersebut.

3. ANALISIS KEBERFUNGSIAN Jenis Infrastruktur permukiman yang akan

dianalisis keberfungsiannya ialah ; air minum, sampah dan air limbah melalui kegiatan ; Pamsimas, Sanimas, TPA Sampah, SPALD-T Kawasan dan SPAM Regional. Indikator yang digunakan untuk menganalisis keberfungsian infrastruktur permukiman terdiri dari 3 indikator yaitu ; (1) Berfungsi (2) Sebagian Berfungsi, dan (3) Tidak Berfungsi. Sumber data berasal dari laporan evaluasi

Gambar 8. Capaian Akses Sanitasi Layak Menurut Provinsi Tahun 2016

Gambar 9.Sebaran Akses Sanitasi Layak Menurut Provinsi

Tahun 2014-2016

Dari data tentang capaian akses sanitasi layak di atas, menunjukkan bahwa capaian akses sanitasi layak Provinsi Bali berada diatas rata-rata nasional sementara, Provinsi DKI Jakarta nilainya tertinggi dan Provinsi Papua nilainya paling rendah dalam hal capaian akses sanitasi layak dibanding rata-rata nasional. Untuk mengetahui posisi dan kategori akses sanitasi layak Provinsi Bali, dibuat ke dalam diagram scatterplot sebagai berikut ;

L a P O R a N K i N e R j a222

pemanfaatan hasil-hasil kegiatan sektor air minum dan sanitasi.

Data yang telah dikumpulkan dari setiap sektor tersebut kemudian direkapitulasi dan diolah menggunakan persentase kemudian ditampilkan menggunakan chart gambar. Berikut data hasil rekapitulasi infrastruktur permukiman tahun 2015 ;

Tabel 5. Rekapitulasi Kegiatan Infrastruktur Permukiman Tahun 2015

sumber ; hasil rekapitulasi data laporan evaluasi pemanfaatan

BerfungsiSebagian Berfungsi

Tidak Berfungsi

Pamsimas 1,444 2015 93.5 10.9 6.4 Sanimas (Total) 126 2015 76.0 Sanimas Regular 126 2015 31.8 Sanimas IDB 114 2015 66.7 TPA Sampah 127 2015 96.1 3.9 SPALD-T Kawasan 47 2015 78.7 21.3 SPAM Regional

Tingkat KeberfungsianInfrastruktur

Jumlah Kegiatan

Tahun

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah kegiatan jika diurutkan dari jumlah yang paling banyak ialah ; (1) Pamsimas (2) TPA Sampah (3) Sanimas (Total dan Reguler) (4) Sanimas IDB (5) dan SPALD-T Kawasan, sementara pada tahun 2015, tidak ada pembangunan SPAM Regional.

Setelah dilakukan rekapitulasi, kemudian data hasil rekapitulasi disajikan dalam gambar, data yang diambil untuk disajikan dalam chart gambar hanya mengambil persentase yang berfungsi saja untuk mengetahui tingkat keberfungsian dari infrastruktur permukiman terbangun sebagai berikut ;

Gambar 10. Tingkat Keberfungsian Infrastruktur Permukiman Tahun 2015

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa tingkat keberfungsian paling tinggi dari infrastruktur permukiman yang terbangun tahun 2015 ialah; (1) TPA sampah (2) Pamsimas (3) SPALD-T kawasan, dan (4) Sanimas.

Data tingkat keberfungsian tersebut menunjukkan bahwa keberfungsian sebagai tahap awal outcome (pemanfaatan) dapat menjadi salah satu indikator bahwa infrastruktur terbangun sudah dimanfaatkan dan diakses oleh masyarakat pengguna untuk pemenuhan beragam aktivitas. Dalam hal ini tujuan dari pembangunan infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan ialah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pencegahan dan penurunan resiko pencemaran lingkungan.

4. MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Setelah dilakukan analisis keberfungsian,

maka selanjutnya dilakukan evaluasi manfaat terhadap infrastruktur permukiman tersebut. Evaluasi manfaat yang akan dilakukan ialah evaluasi manfaat parsial yaitu

223DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

evaluasi terhadap manfaat atas infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan yang disediakan oleh pemerintah. Tujuan dari evaluasi manfaat ialah untuk mengetahui bentuk manfaat dan pemanfaatan dari infrastruktur permukiman. Metode evaluasi manfaat parsial menggunakan metode wawancara kepada pengguna langsung sehingga jenis infrastruktur permukiman yang akan di evaluasi manfaatnya ialah ; sektor air minum dan air limbah. Metode evaluasi manfaat mengacu pada SE Dirjen. Cipta Karya tentang Evaluasi Manfaat Bidang Keciptakaryaan dimana pengolahan datanya menggunakan metode interpolasi kontinyu.

Dari data yang telah dikumpulkan melalui wawancara kepada pengguna kemudian data diolah menggunakan metode interpolasi kontinyu, hasil pengolahan data untuk infrastruktur air limbah disajikan dalam gambar sebagai berikut ;

Dari gambar tersebut dapat diambil kesimpulan tentang 2 hal yaitu ; (1) bentuk manfaat dan (2) pemanfaatan. Untuk bentuk manfaat, dari hasil wawancara yang telah dilakukan, bentuk manfaat terbesar dari infrastruktur permukiman air limbah ialah ; (1) kesehatan (2) kenyamanan (3) ketertiban (4) hemat waktu/tenaga dan (5) penghematan biaya. Untuk pemanfaatan infrastruktur, tingkat hasil layanan dan kemerataan layanan dari air limbah tergolong tinggi, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat merasa puas terhadap layanan yang diberikan oleh infrastruktur air limbah. Untuk keberlanjutan layanan infrastruktur air limbah, tergolong tinggi karena sudah terbentuk organisasi pengelola dan didukung peran serta masyarakat dalam merawat infrastruktur agar tetap memberikan layanan kepada pengguna.

Untuk hasil evaluasi manfaat infrastruktur air minum, hasilnya disajikan dalam gambar sebagai berikut ;Gambar 11.

Manfaat Infrastruktur Air Limbah

Gambar 12. Manfaat Infrastruktur Air Minum

L a P O R a N K i N e R j a224

Manfaat terbesar dari infrastruktur air minum berdasarkan gambar tersebut ialah ; (1) hemat waktu/ tenaga (2) penghematan biaya (3) kesehatan (4) kenyamanan, dan (5) ketertiban. Sementara untuk pemanfaatan infrastruktur tergolong tinggi, baik dari hasil layanan maupun kemerataan layanan menunjukkan bahwa masyarakat pengguna puas terhadap layanan dari infrastruktur air minum. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa, keberlanjutan layanan tergolong tinggi karena di setiap lokasi infrastruktur air minum, sudah terbentuk organisasi pengelola dan partisipasi masyarakat yan aktif memelihara dan merawat infrastruktur agar tetap memberikan layanan.

5. MANFAAT/ KONTRIBUSI INFRASTRUKTUR PERMUKIMANDiantara ukuran kesehjahteraan yang didukung oleh infrastruktur permukiman yaitu dalam bentuk Indeks Kebahagiaan dan Indeks Pembangunan Manusia.

Sampai saat ini, indeks kebahagiaan di Indonesia baru dilakukan 2 kali. Indeks kebahagiaan disusun pertama tahun 2014 sementara untuk yang kedua dilakukan tahun 2017. Berikut indeks kebahagiaan Indonesia tahun 2014 dan 2017 yang ditampilkan dalam gambar sebagai berikut;

Gambar 13. Indeks Kebahagiaan Indonesia Tahun 2014 dan 2017

sumber ; bps

Keterangan = rata-rata nasional

225DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Tingkat kesejahteraan Indonesia, salah satu indikatornya diukur dengan nilai IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Nilai IPM terakhir Indonesia dibuat pada tahun 2016. Nilai atau indeks IPM dibuat setiap tahun, untuk membandingkan nilai IPM dengan indeks kebahagiaan, maka tahun IPM dimulai pada tahun 2014 dan tahun akhir data IPM yaitu tahun 2016, berikut nilai IPM ditampilkan dalam gambar sebagai berikut ;

peningkatan dan kenaikan nilai tersebut terjadi pada indeks kebahagiaan, sehingga ketika nilai IPM berada pada posisi yang tinggi, diharapkan tingkat kebahagaiaan penduduk akan berada pada posisi yang tinggi juga.

Pada tahun 2016-2017, tingkat kesejahteraan penduduk (IPM) relatif setara dengan indeks kebahagiaan. Dari kedua indikator tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut ;

IPM Indonesia Tahun 2014 = 68,9 dan Tahun 2016 = 70,18

Gambar 14. IPM Indonesia Tahun 2014 dan 2016

sumber ; bps

Keterangan = rata-rata nasional Tahun 2014 = rata – rata nasional tahun 2016

Dari data tersebut menunjukkan bahwa, IPM Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 2014 ke 2016. Hal ini menunjukkan indikasi yang positif karena nilai tingkat kesejahteraan penduduk yang diukur dengan IPM mengalami

• IPM provinsi lebih tinggi dibanding IPMnasional dan indeks kebahagiaan provinsi juga lebih tinggi dibanding indeks kebahagiaan nasional;

• IPM provinsi lebih tinggi dibanding IPM

L a P O R a N K i N e R j a226

nasional namun indeks kebahagiaan provinsi juga lebih rendah dibanding indeks kebahagiaan nasional;

• IPM provinsi lebih rendah dibanding IPMnasional namun indeks kebahagiaan provinsi juga lebih tinggi dibanding indeks kebahagiaan nasional;

• IPM provinsi lebih rendah dibanding IPMnasional dan indeks kebahagiaan provinsi lebih rendah dibanding indeks kebahagiaan nasional.

Kategori tersebut dibuat dalam tabel beserta daftar provinsi sebagai tersebut ;

dirasa cukup namun perlu dioptimalkan kembali. Pada kategori provinsi yang IPM nya rendah memerlukan perhatian besar pada upaya percepatan penyediaan infrastruktur permukiman, hal ini karena pada kategori provinsi tersebut, belum cukup tersedia infrastruktur permukiman yang memadai sehingga belum mampu sepenuhnya menunjang untuk mendukung kesejahteraan penduuk (IPM dan indeks kebahagiaan). Pentingnya ketersediaan infrastruktur permukiman ialah sebagai salah satu faktor penting yang mendukung kesejahteraan penduduk dalam menunjang

Tabel 6. Kategori provinsi berdasarkan indeks kebahagiaan dan IPM 2016-2017

sumber ; hasil analisis

Dari tabel tersebut, dapat dianalisis bahwa pada kategori provinsi dengan IPM tinggi memerlukan upaya untuk mengoptimalkan penyediaan infrastruktur permukiman guna menunjang peningkatan IPM dan indeks kebahagiaan, walaupun di provinsi tersebut ketersediaan infrastruktur permukiman sudah

peningkatan IPM dan indeks kebahagiaan di suatu daerah atau wilayah, semakin tercukupi ketersediaan infrastruktur permukiman melebihi rata-rata nasional, maka kategori provinsi tersebut tergolong semakin baik. Ketersediaan jenis infrastruktur permukiman di setiap provinsi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ;

227DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Sumber data ; • Persentase rumah tangga dengan Akses Sanitasi Layak ; BPS • Persentase rumah Tangga dengan Akses Air Minum Aman ; BPS • Persentase Sampah Diangkut ke TPA – Ibu Kota Provinsi ; BPS • Persentase Rumah Kumuh (Sekretariat MDG’s) • Luas Kawasan Kumuh ; DJCK

Tabel 7. Tingkat Ketersediaan Infrastruktur Permukiman Berdasarkan Provinsi

PROVINSILUAS

KAWASAN KUMUH 2015

PERSENTASE PENGANGKUTAN

SAMPAH 2015

PERSENTASE RUMAH

KUMUH 2016

AKSES AIR MINUM AMAN

2016

AKSES SANITASI

LAyAK 2016

Nangroe Aceh Darussalam 62,68 63,31 11,9 77,94 4.171.00Sumatera Utara 72,86 70,61 9,8 85,79 288,96Sumatera Barat 53,24 67,33 10,1 59,99 747,28Riau 71,36 75,49 7,0 26,09 529,23Jambi 65,65 63,23 6,1 61,42 1.165,36Sumatera Selatan 65,05 63,77 10,4 64,74 2.083.00Bengkulu 49,75 37,35 8,7 66,38 864.00Lampung 58,58 52,41 4,6 95,83 1.835.00Kep. Bangka Belitung 83,16 63,95 3,1 87,64 523,51Kep. Riau 79,55 85,31 2,6 62,76 1.014,22DKI Jakarta 91,13 92,44 6,6 94,45 1.204,52Jawa Barat 63,79 67,62 7,4 69,00 3,311,14Jawa Tengah 70,66 76,30 2,4 81,00 5.976,00DI. Yogyakarta 85,78 81,04 2,1 80.00 406,04Jawa Timur 68,15 75,83 3,2 41,57 1.710,14Banten 73,42 67,47 6,4 65.00 1.074,04Bali 89,33 88,71 2,8 83,94 480,88Nusa Tenggara Barat 70,31 73,98 9,5 70,48 725,44Nusa Tenggara Timur 40,46 60,04 34,8 52,50 599,20Kalimantan Barat 52,06 66,19 8,9 83,51 186,56Kalimantan Tengah 50,97 61,26 8,3 61,18 807,44Kalimantan Selatan 60,89 58,63 6,3 55,40 1.895,51Kalimantan Timur 76,76 78,93 4,2 46,28 761,29Kalimantan Utara 64,68 82,69 7,1 46,28 151,63Sulawesi Utara 75,27 70,22 10,2 90,02 435,40Sulawesi Tengah 59,94 62,15 11,7 62,59 150,15Sulawesi Selatan 76,51 73,42 5,3 89,78 2.163,11Sulawesi Tenggara 68,26 75,82 8,2 73,76 1.251,45Gorontalo 59,85 71,59 15,0 3,70 238,36Sulawesi Barat 59,81 58,99 14,1 83,0 199,05Maluku 66,81 67,20 14,0 85,70 276,14Maluku Utara 64,71 62,99 10,2 69,17 503,11Papua Barat 64,55 68,76 10,9 41,11 237,24Papua 31,43 52,69 45,1 79,99 646,26Indonesia 67,80 71,14 7,0 68,23 38.431,78

L a P O R a N K i N e R j a228

untuk keberlanjutan layanan infrastruktur permukimannya. Pada provinsi yang capaian melebihi rata-rata nasional hanya pada 1 jenis infrastruktur permukiman dan bahkan tidak ada jenis infrastruktur permukiman yang capaiannya melebihi rata-rata nasional, menunjukkan bahwa pada provinsi tersebut ketersediaan infrastruktur permukimannya relatif rendah dan capaiannya tergolong rendah dibanding rata-rata nasional. Oleh karena itu, pada provinsi dengan kategori rendah tersebut memerlukan perhatian dan dukungan yang lebih tinggi agar pembangunannya tidak jauh tertinggal, terutama capaiannya dapat setara dengan rata-rata nasional.

Dari data dan analisis yang telah disampaikan, dapat diambil kesimpulan tentang kontribusi atau dukungan infrastruktur permukiman terhadap tingkat kesejahteraan penduduk sebagai berikut ;• Akses sanitasi layak, pengurangan

permukiman kumuh dan akses air minum aman saling berkaitan fungsi dan memiliki hubungan yang “kuat” sebagai suatu kesatuan infrastruktur permukiman yang mendukung peningkatan kesejahteraan penduduk;

• Berbagai jenis infrastruktur permukiman(sanitasi, air minum aman, pengelolaan sampah dan pengurangan kumuh) secara simultan lebih mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (kesejahteraan) dan Angka Harapan Hidup dan Penurunan Kemiskinan, bila dibandingkan dengan pengaruhnya terhadap Indeks Kebahagiaan;

• Indeks Pembangunan Manusia kecilpengaruhnya dalam menentukan Indeks kebahagiaan.

Dari data yang terdapat dalam tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pada kotak tabel yang diberikan warna, menunjukkan capaiannya sudah melebihi rata-rata nasional. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan jenis infrastruktur permukiman sudah terpenuhi atau tercukupi. Secara umum, ketersediaan infrastruktur permukiman yang sudah lengkap dan melebihi rata-rata nasional berada di Provinsi DI. Yogyakarta dan Provinsi Bali, sementara untuk provinsi lain, capaian salah satu jenis infrastruktur permukiman ada yang belum melebihi rata-rata nasional. Kategori ketersediaan infrastruktur permukiman berdasarkan provinsi dibuat dalam tabel sebagai berikut ;

Tabel 8.Kategori Provinsi Berdasarkan Infrastruktur Permukiman

Tahun 2015-2016

sumber ; hasil analisis

Dari kategori yang terdapat dalam tabel diatas, dapat dianalisis bahwa Provinsi Bali dan DI. Yogyakarta dalam hal ketersediaan infrastruktur permukimannya tergolong tinggi, karena terdapat lima jenis infrastruktur permukiman yang capaiannya sudah melebihi rata-rata nasional. Selain Provinsi Bali dan DI. Yogyakarta, provinsi lain yang jenis infrastruktur permukimannya sudah melebihi capaian rata-rata nasional lebih dari 2 jenis infrastruktur permukiman menunjukkan bahwa daerah-daerah tersebut perlu optimalisasi dan dukungan

229DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Tabel 9.Korelasi Infrastruktur Permukiman Terhadap Kualitas Hidup

sumber : hasil perhitungan

Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Infrastruktur permukiman lebih berperan dan menjadi faktor penting untuk mendukung tingkat kesejahteraan penduduk (IPM) dan meningkatkan Angka Harapan Hidup dibanding dalam mendukung Indeks Kebahagiaan.

Telah disampaikan sebelumnya bahwa secara fungsional, berbagai infrastruktur permukiman dapat memberikan dukungan pada kualitas hidup warga masyarakat. Dalam hal ini, indikator infrastruktur yang dianalisis yaitu (1) akses sanitasi layak (2) akses air minum aman (3) persentase permukiman kumuh dan (4) persentase sampah di angkut. Satuan analisisnya ialah pada tingkat provinsi, karena terkait dengan ketersediaan data. Analisis pada tingkat ini dirasakan sudah mencukupi untuk memberikan gambaran tentang kontribusi Infrastruktur Permukiman. Teknik yang digunakan yaitu Korelasi Pearson, yang menunjukkan asosiasi antara dua variabel. Bila nilai korelasi mendeka 1 atau -1, menunjukkan korelasi semakin kuat. Bila nilai mendekat 0, maka menunjukkan korelasi lemah. Korelasi negatif menunjukkan hubungan positif, yaitu bila salah satu variabel tinggi, maka variabel yang lain tinggi pula pula. Sebaliknya bila korelasi negatif, yaitu bila salah satu variabel tinggi, maka variabel yang lain rendah atau berlawanan. Hasil korelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini,

• Aksessanitasi layak,penguranganpermukimankumuh dan akses air minum aman saling berkaitan fungsi ‘kuat’ sebagai infrastruktur permukiman. Ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Akses air minum aman dan pengurangan permukiman kumuh berkaitan fungsi ‘sedang’.

• Pengelolaan sampah relatif ‘sedikit’ berkaitandengan fungsi infrastruktur permukiman lain. Hal ini tampaknya disebabkan oleh karakteristik yang berbeda, yaitu pengelolaan sampah relatif dapat dipisahkan pengelolaannya atau tidak banyak berkaitan dengan air minum dan sanitasi atau tidak berkaitan.

• Akses sanitasi layak dan akses air minumaman berkorelasi negatif dengan persentase permukiman kumuh, yang artinya peningkatan kinerja air minum dan sanitasi dapat menurunkan persentase permukiman kumuh.

• Akses sanitasi layakdanaksesairminumamanberkorelasi cukup kuat dengan persentase penduduk miskin, sedangkan persentase permukiman kumuh berkorelasi positif dengan tingkat kemiskinan. Artinya ketiga infrastruktur permukiman tersebut dapat membantu menurunkan tingkat kemiskinan. Pengelolaan sampah (sampah terangkut) korelasi sangat rendah dengan kemiskinan atau tidak berkaitan. Hal ini mengindikasikan bahwa sampah mempunyai dampak tidak terbatas pada kelompok penduduk miskin maupun tidak, atau dapat menjadi masalah bagi semua lapisan masyarakat. Demikian juga korelasi dengan Daya Beli, gambarannya hampir sama juga.

• Berbagai infrastrukturpermukiman (sanitasi, airminum, pengelolaan sampah dan pengurangan kumuh) secara simultan lebih mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (kesejahteraan) dan Angka Harapan Hidup dan Penurunan Kemiskinan, bila dibandingkan dengan pengaruhnya pada Indeks Kebahagiaan.

L a P O R a N K i N e R j a230

• IndeksPembangunanManusiarelatifhanyasedikitmenentukan Indeks Kebahagiaan.

• Infrastrukturpermukimanmenjadifaktorpentinguntuk mendukung Tingkat Kesejahteraan Penduduk (IPM) dan meningkatkan Angka Harapan Hidup dan mendukung Tingkat Kebahagiaan penduduk.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka infrastruktur permukiman diketahui sebagai bagian penting bagi upaya peningkatan kesejahteraan penduduk, yang dapat dilihat dengan berbagai indikator seperti Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Kebahagiaan, Indeks Daya Beli, Angka Harapan Hidup dan pengurangan kemiskinan.

Infrastruktur Permukiman menjadi dasar pendukung pencapaian kesejahteraan nasional, dan dimanfaatkan oleh berbagai sektor lain.

6. PENGARUH INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PADA KESEJAHTERAANKesejahteraan dalam hal ini diwakili oleh Indeks Pembanguna Manusia dan Indeks Kebahagiaan. Teknisnya ialah dengan melakukan regresi dengan berbagai infrastruktur permukiman, untuk kemudian diperiksa tingkat signifikansinya. Adapun hasil perhitungannya ialah sebagai berikut;

SUMMARY OUTPUT - Indeks Pembangunan Manusia

Regression StatisticsMultiple R 0,8107R Square 0,6573Adjusted R Square 0,6100Standard Error 2,5949Observations 34

ANOVA

df SS MS F Significance FRegression 4 374,4668 93,6167 13,9035 0,000001902 Residual 29 195,2665 6,7333Total 33 569,7332

CoefficientsStandard

Errort Stat P-value Lower 95%

Upper 95%

Lower 95,0%

Upper 95,0%

Intercept 57,1320 4,1753 13,6832 0,000000 48,5925 65,6715 48,5925 65,6715Sanitasi 0,1126 0,0805 1,3991 0,172392 -0,0520 0,2773 -0,0520 0,2773Air Minum 0,0785 0,0693 1,1329 0,266551 -0,0632 0,2202 -0,0632 0,2202Rumah Kumuh -0,1738 0,0825 -2,1059 0,043987 -0,3426 -0,0050 -0,3426 -0,0050Sampah Diangkut 0,0131 0,0250 0,5232 0,604813 -0,0380 0,0641 -0,0380 0,0641

Tabel 10.Regresi Infrastruktur Permukiman dengan IPM

231DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

• Secara serempak (integratif), infrastrukturpermukiman sangat signifikan meningkatkan Kualitas Hidup (IPM). P-value < 0,05. Peningkatan akses Sanitasi 1% akan meningkatkan IPM 0,11 poin.

• Secara parsial infrastruktur permukiman tidakberpengaruh signifikan pada meningkatnya IPM. P-value >0,05. Interpretasi parsial lihat Hasil KORELASI.

• Peningkatan akses Air Minum 1% akanmeningkatkan IPM 0,078 poin.

• Pengurangan Rumah Kumuh 1% akanmeningkatkan IPM 0,17 poin.

• Peningkatan Angkutan Sampah 1% akanmeningkatkan IPM 0,013 poin.

Regression StatisticsMultiple R 0,478072R Square 0,228553Adjusted R Square 0,151408Standard Error 1,569997Observations 34

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regression 3 21,90788 7,3026282 2,9626563 0,047913191Residual 30 73,94676 2,4648921Total 33 95,85465

CoefficientsStandard

Errort Stat P-value Lower 95%

Upper 95%

Lower 95,0%

Upper 95,0%

Intercept 68,93454 2,45780 28,04726 0,000000 63,91504 73,95404 63,91504 73,95404 Sanitasi 0,01659 0,04361 0,38047 0,706279 0,07246- 0,10564 0,07246- 0,10564 Air Minum 0,02805 0,03863 0,72609 0,473412 0,05084- 0,10694 0,05084- 0,10694 Rumah Kumuh 0,05010- 0,04830 1,03730- 0,307885 0,14874- 0,04854 0,14874- 0,04854

Tabel 11. Regresi Infrastruktur Permukiman dengan Indeks Kebahagiaan

Secara serempak (integratif), infrastruktur permukiman signifikan meningkatkan Indeks Kebahagiaan. P-value < 0,05.• Secara parsial infrastruktur permukiman tidak

berpengaruh signifikan pada meningkatnya IB. P-value >0,05. Interpretasi parsial lihat Hasil KORELASI.

• Peningkatan akses Sanitasi 1% akanmeningkatkan IB = 0,017 poin.

• Peningkatan akses Air Minum 1% akanmeningkatkan IB = 0,028 poin.

• Pengurangan Rumah Kumuh 1% akanmeningkatkan IB = 0,05 poin.

• Pengangkutan sampah tidak dimasukkan kedalam perhitungan, karena membuat model menjadi tidak logis.

L a P O R a N K i N e R j a232

7. RINGKASAN1. Cakupan Sanitasi Layak berkorelasi tinggi

dengan peningkatan kualitas hidup (IPM) dan berkorelasi sedang dengan peningkatan Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.

2. Cakupan Air Minum Aman berkorelasi cukup tinggi dengan peningkatan kualitas hidup (IPM) dan berkorelasi sedang dengan peningkatan Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.

3. Persentase Rumah Kumuh berkorelasi tinggi dengan peningkatan kualitas hidup (IPM), peningkatan Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.

4. Persentase Sampah Diangkut berkorelasi sangat kecil dengan peningkatan kualitas hidup (IPM), peningkatan Angka Harapan Hidup dan penurunan Angka Kemiskinan.

5. Cakupan Sanitasi Layak, Cakupan Air Minum Aman dan Persentase Rumah Kumuh, saling berkorelasi ‘Sedang-Kuat’ terkait karakteristik

infrastruktur permukiman sebagai kebutuhan dasar. Tidak demikian halnya dengan Persentase Sampah Diangkut.

6. Rendahnya korelasi Sampah Diangkut dengan indikator lain, disebabkan KUALITAS DATA belum HANDAL, yaitu yang dihitung hanya pada Ibu Kota Provinsi. Selain itu akurasi angka mungkin kurang, karena dikumpulkan dari data kantor dinas di daerah yang pencatatannya juga belum cukup handal.

7. Berbagai infrastruktur permukiman (sanitasi, air minum, pengelolaan sampah dan pengurangan kumuh) secara simultan lebih mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (kesejahteraan) dan Angka Harapan Hidup dan Penurunan Kemiskinan, bila dibandingkan dengan pengaruhnya pada Indeks Kebahagiaan.

8. Infrastruktur permukiman menjadi faktor penting untuk mendukung Tingkat Kesejahteraan Penduduk (IPM) dan meningkatkan Angka Harapan Hidup dan mendukung Tingkat Kebahagiaan penduduk.

233DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

L a P O R a N K i N e R j a234

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYAJl. Pattimura No. 20, Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 727 96586http://ciptakarya.pu.go.id