perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id analisis peranan .../analisis... · perpustakaan.uns.ac.id...

67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005-2009 Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: IMAM NALENDRA NIM. F1107046 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: lamdieu

Post on 03-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM

PEREKONOMIAN DI KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2005-2009

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

IMAM NALENDRA

NIM. F1107046

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN MOTTO

Waktu sebenarnya adalah hidup itu sendiri, maka saat seseorang menyia-nyiakan

waktunya, dengan sendirinya ia telah menyia-nyiakan hidupnya.

Dan seseorang yang menyia-nyiakan hidupnya

Hanyalah sampah yang tidak berguna

(H.R. Muslim)

Orang-orang yang pedih siksaannya pada hari kiamat adalah seorang alim

yang (oleh) ALLAH menjadikan ilmunya tidak bermanfaat

(H.R. AL Baihaqi)

“Saudaramu yang sejati adalah dia yang menyertaimu, rela mengorbankan demi

kebaikanmu. Jika lama tak berjumpa, ia merindukanmu,

mengupayakan segalanya untuk bisa mengunjungimu.”

(Imam Ali bin Abi Thalib)

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang

telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

Penulisan Skripsi ini berjudul ANALISIS PERANAN SEKTOR

PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN DI KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2005-2009. Penulisan skripsi ini membahas tentang apakah sektor

pertanian menjadi sektor basis pada sektor perekonomian di kabupaten Boyolali,

mengetahui sub sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis pada sektor

pertanian, untuk mengetahui perubahan posisi pada sektor pertanian dan sub

sektor pertanian kabupaten Boyolali pada masa yang akan datang.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi tugas-tugas dan

syarat-syarat guna mencapai Gelar Sarjana Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam

penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh rasa hormat, penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, dorongan,

bimbingan, dan pengarahannya kepada:

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Dr. Wisnu Untoro. MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta

2. Izza Mafruhah, S.E. M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan pada saat proses belajar mengajar selama menempuh

kuliah.

3. Dr. Yunastiti Purwaningsih, MP, selaku Pembimbing Skripsi yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dari awal sampai terselesaikannya

skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan sehingga dapat menunjang selesainya penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, terima

kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

6. Kepala Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Surakarta beserta staf yang telah

memberikan kemudahan dalam memberikan semua keperluan selama

penulisan skripsi.

7. Bapak, Ibu, kakak, dan adik tercinta atas segala kasih sayang, doa dan

pengorbanannya.

8. Teman-temanku Jurusan S1 Non Reguler Ekonomi yang bertempat tinggal di

apartemen nusukan tercinta (Bekasi, Kampret, Murup, Asep, Bogel,dan

Simbah), mase Anton (sing ngancani wira-wiri), Lampung, Cimpluk, Tama,

Ujank, Rendi Kebo, Rendi Buluk, Ari, Fatih, Pras, Hermawan, Soni, Putra,

Mbake Janti, Dian, Anjela, Lupita, Ella, Tari, Lia, Desy, Devinta, Ratna,

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Arifin dan Teman-teman Reguler Ekonomi Pembangunan terima kasih atas

pertemanan, kebersamaan dan kekeluargaan yang telah tercipta. Semua itu

akan selalu jadi kenangan terindah yang tak akan pernah kulupakan. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. akhir kata, semoga

penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan; serta

9. Pihak-pihak yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Sejak awal hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini banyak sekali

kesulitan yang dihadapi, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran dari pembaca demi

sempurnanya skripsi ini senantiasa penulis harapkan. Penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

Imam Nalendra

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… iii

HALAMAN MOTTO …………………………………………………………... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... v

KATA PENGANTAR ……………………………..………………..…………. vi

DAFTAR ISI …………………………..………………………………………. viii

DAFTAR TABEL ……….…………………………………………………….... xi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………...……..... xiii

ABSTRAK ...…………………………………………………………...…..... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………………... 5

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 5

D. Manfaa tPenelitian ………………..……………………………… 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembangunan Ekonomi Daerah

1. Pengertian Ekonomi Daerah …………………………………. 6

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah……………………....... 9

B. Sektor Pertanian

1. Pengertian Pertanian ………………...…………………...…. 11

2. Arti Penting Pertanian…………………………………….… 12

3. Peran Dan Potensi Sektor Pertanian ……………………..…. 13

C. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ………………....…. 15

D. Teori Ekonomi Basis …………………………………………... 16

E. Hasil Penelitian Sebelumnya …………………………...……… 19

F. Kerangka Pemikiran…………………………………………… 21

G. Hipotesis …………………………………………………......... 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ...………………………………........ 24

B. Jenis Dan Sumber Data ………………………..…………...….. 24

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Konstan …....….. 24

2. Pertumbuhan Ekonomi .………..….……..……………….... 24

3. PDRB Sektor ……………………………………………....... 24

4. Laju Pertumbuhan PDRB Sektor …………………….……... 25

D. Metode Analisis Data…………………………………………… 25

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali…………………………. 27

1. Kondisi Geografis ……………………............................…… 27

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Kondisi Tipografi ……………………………………….....… 28

3. Iklim…………………………………………....…………. 30

4. Sumber Daya Alam ……………………………………..... 30

5. Kondisi Demografis …………………………...…….….... 32

6. Keadaan Ekonomi …………………………...……..…….. 34

B. Analisis Data

1. Analisis Location Quotient(LQ) ………………………… 41

2. Analisis Dynamic Location Quotient(DLQ) ………….…. 44

3. Analisis Identifikasi Gabungan LQ dan DLQ …...…....… 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...………………………………………………… 49

B. Saran ...………………………………………………………. 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Daftar Kecamatan di Daerah Boyolali ............................................... 28

Tabel 4.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di

Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 .............................................. 33

Tabel 4.3 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Berdasarkan

Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 .................. 34

Tabel 4.4 PDRB Kabupaten Boyolali Atas Harga Dasar Konstan Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 .................................................. 36

Tabel 4.5 PDRB Kabupaten Boyolali Atas Harga Dasar Berlaku Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 ................................................... 37

Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Boyolali Tahun

2005-2009 .......................................................................................... 38

Tabel 4.7 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten Boyolali

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005–2009 Tahun Dasar 2000 .... 40

Tabel 4.8 Nilai LQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Boyolali Tahun 2005

-2009 .................................................................................................. 41

Tabel 4.9 NilaiLQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Boyolali Tahun

2005-2009 .......................................................................................... 43

Tabel 4.10 Hasil DLQ Sektor Perekonomian Kabupaten Boyolali Tahun

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2005-2009 .......................................................................................... 44

Tabel 4.11 Hasil DLQ Sub Sektor Pertanian Perekonomian Kabupaten Boyolali

Tahun 2005-2009 ............................................................................... 45

Tabel 4.12 Nilai Rata-Rata Gabungan LQ dan DLQ Sektor Perekonomian

Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 .............................................. 46

Tabel 4.13 Identifikasi Gabungan LQ dan DLQ Sektor Perekonomian di

Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ......................................... .......... 47

Tabel 4.14 Nilai Rata-Rata Gabungan LQ dan DLQ Sub Sektor Pertanian

Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 .............................................. 48

Tabel 4.15 Identifikasi Gabungan LQ dan DLQ Sub Sektor Pertanian di

Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009.................................... ................ 48

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 23

Gambar 3.1 Identifikasi LQ dan DLQ............................................................. 27

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAKSI

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM

PEREKONOMIAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005-2009

Oleh:

IMAM NALENDRA

F1107046

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sektor pertanian merupakan sektor basis pada perekonomian di Kabupaten Boyolali dan sub sektor pertanian apa yang menjadi sub sektor basis pada sektor pertanian Kabupaten Boyolali.

Metode dasar penelitian ini merupakan metode deskriftif. Daerah penelitian diambil dari Kabupaten Boyolali. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali dan Badan Pusar Statistik Propinsi Jawa Tengah. Data yang digunakan berupa Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Boyolali tahun 2005-2009, dan Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa Tengah tahun 2005-2009. Metode yang igunakan adalah analisis Location Quotient (LQ) dan analisis Dynamic Location Quotient(DLQ).

Hasil penelitian menggunakan analisis LQ dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi peran sektor basis di Kabupaten Boyolali selama tahun penelitian (2005-2009) yaitu sektor pertanian; sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor perdagangan; serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Berdasarkan hasil analisis DLQ dapat disimpulkan bahwasub sektor pertanian Kabupaten Boyolali yang menjadi peran sektor basis selama tahun penelitian (2005-2009) yaitu sub sektor peternakan.

Berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan antara lain: (1) menyediakan dan memastikan ketersediaan pangan Kabupaten Boyolali yang berasal dari sumber daya alam atau berasal dari daerah lain agar tetap memberikan kontribusi terhadap sektor pertanian, meningkatkan usaha ternak yang lebih maju serta meningkatkan pengetahuan dan pengelolaan usaha ternak dengan memberikan penyuluhan pada peternak, dan tetap menjaga kelestarian hutan dengan cara memperbanyak personil polisi hutan agar tidak terjadi penebangan liar. (2) meningkatkan nilai tambahan dari produk-produk pertanian dengan cara yang lebih inovatif, membuat penampungan limbah agar tidak timbul permasalahan pada lingkungan sekitar, mengikuti penyuluhan yang diadakan pemerintah agar dapat menambah pengetahuan tentang perternakan.

Kata Kunci : LQ, DLQ, Sektor Basis

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi nasional sebagai upaya untuk membangun seluruh

kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk mewujudkan salah satu tujuan

nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang tersurat pada alenia IV

Pembukaan UUD 1945, Pembangunan sebagai salah satu cermin pengamalan

Pancasila terutama sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia yaitu

upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada tercapainya

kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Kesejahteraan masyarakat dapat dicapai dengan pembangunan, terutama

pembangunan ekonomi baik di tingkat nasional maupun daerah. Pembangunan

ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya

mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan

antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan

kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi)

dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999:108). Tujuan pembangunan ekonomi daerah

lebih untuk memberikan kesempatan kerja bagi penduduk yang ada sekarang

ketimbang menarik para pekerja baru. Kedua, mencapai stabilitas ekonomi daerah.

Ketiga, mengembangkan sektor basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam

(Arsyad, 1999:122).

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pembangunan suatu daerah harus memperhatikan sektor-sektor yang ada pada

suatu daerah. Salah satu penentu keberhasilan pembangunan daerah adalah semakin

meningkatnya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang semakin

meningkat akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut. Dengan

adanya pembangunan di bidang ekonomi, maka diharapkan taraf hidup masyarakat

menjadi lebih baik, tingkat kemakmuran semakin tinggi, kesempatan kerja semakin

luas, dan kualitas sumber daya manusia semakin membaik.

Dalam proses pembangunan biasanya akan diikuti dengan terjadinya perubahan

struktur permintaan domestik, struktur produksi, serta struktur perdagangan

internasional. Kejadian adanya perubahan struktur karena akibat adanya interaksi

antara akumulasi dan proses perubahan konsumsi masyarakat yang terjadi akibat

adanya peningkatan pendapatan per kapita. Dalam pembangunan ekonomi, sektor

pertanian masih diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam

peningkatan pendapatan nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja dan

penyediaan bahan pangan (Winoto, 1995).

Pembangunan suatu wilayah ditunjang oleh beberapa sektor antara lain sektor

industri, sektor perdagangan, sektor pertanian, sektor jasa, sektor bangunan, sektor

transportasi, dan sektor pertambangan. Masing-masing sektor akan memberikan

kotribusi yang berbeda-beda terhadap perekonomian wilayah. Besarnya kontribusi

masing-masing sektor akan berpengaruh terhadap prioritas pembangunan di wilayah

tersebut. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan kurang sesuai dengan potensi

yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

akan menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya

proses pertumbuhan ekonomi di daerah yang bersangkutan.

Sektor pertanian diharapkan mampu memberikan sumbangan yang berarti

dalam peningkatan pendapatan nasional. Sektor pertanian berperan sebagai sumber

penghasil bahan pangan, sumber bahan baku bagi industri, mata pencaharian sebagian

besar penduduk, penghasil devisa negara. Sektor pertanian yang berperan dalam

pembangunan meliputi sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor perkebunan,

sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan, dan sub sektor perikanan. Namun

peranan tersebut cenderung menurun sejalan dengan peningkatan pendapatan per

kapita yang mencerminkan suatu proses transformasi struktural. Penurunan ini

disebabkan oleh interaksi dari berbagai proses yang bekerja disisi permintaan,

penawaran, dan pergeseran kegiatan. Akan tetapi dengan adanya kenyataan seperti itu

sektor pertanian tidak berarti bahwa penurunan sektor pertanian dalam perekonomian

nasional itu menyebabkan sektor pertanian kurang berarti (Ikhsan dan Armand,

1993).

Melalui kebijakan otonomi daerah yang diatur dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka pemerintah

memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah, khususnya daerah

kabupaten/kota untuk menyelenggarakan pembangunan dan mengurus rumah

tangganya sendiri. Dengan demikian sektor-sektor yang memberikan andil besar

dalam rangka mensukseskan pembangunan daerah harus dipacu untuk terus berusaha

mengambil peran yang lebih besar sehingga pemerintah daerah mampu menjalankan

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pembangunan tanpa harus bergantung pada pemerintah pusat, walaupun beberapa hal

memang masih menjadi kewenangan pusat.

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang melaksanakan

otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah, diharapkan masyarakat Boyolali

tidak berharap terlalu besar kepada pemerintah pusat karena pembangunan tidak lagi

dikendalikan secara ketat oleh pemerintah pusat, tetapi akan diserahkan kepada

daerah kabupaten/kota sehingga keberhasilan pembangunan di Kabupaten Boyolali

akan ikut menentukan keberhasilan pembangunan di tingkat nasional. Oleh karena

itu, masyarakat Boyolali dituntut untuk mencari dan mengelola sumber daya yang

dimiliki untuk menopang keberlanjutan di kabupaten/kota Boyolai dan diharapkan

masyarakat Boyolali bisa merasa lebih baik karena dapat mengatur sendiri urusan di

daerahnya. Dalam hal ini masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali

sendirilah yang tahu apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan Kabupaten Boyolali,

sehingga perumusan perencanaan pembangunan termasuk pembangunan di bidang

pertanian dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan tersebut serta

ketersedian sumber daya. Dengan mengalokasikan sumber daya dan dana yang

terbatas dapat diperoleh output yang optimal, yang pada akhirnya akan memberikan

dampak positif terhadap kondisi perekonomian dan pembangunan wilayah.

Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini

mengambil judul “ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM

PEREKONOMIAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005-2009”.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka dapat dikemukakan beberapa

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah sektor pertanian merupakan sektor basis pada perekonomian di

Kabupaten Boyolali?

2. Sub sektor pertanian apa yang menjadi sub sektor basis pada sektor pertanian

Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah sektor pertanian menjadi sektor basis pada sektor-

sektor perekonomian di Kabupaten Boyolali.

2. Untuk mengetahui sub sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis pada

sektor pertanian di Kabupaten Boyolali.

D. Manfaat

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk penelitian-

penelitian selanjutnya dan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai

bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah Kabupaten Boyolali dalam

pengambilan kebijakan dan pembangunan daerah khususnya sektor pertanian di

Kabupaten Boyolali.

2. Dapat memberikan pengetahuan serta sebagai referensi untuk permasalahan di

masa yang akan datang.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembangunan Ekonomi Daerah

1. Pengertian Ekonomi Daerah

Para ahli banyak memberikan pengertian mengenai pembangunan ekonomi

daerah, diantaranya adalah pembangunan ekonomi daerah diartikan sebagai suatu

proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber

daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan

sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan

kegiatan ekonomi (Arsyad, 1999: 298).

Masalah pokok dalam pembangunan daerah tersebut terletak pada penekanan

terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekuasaan daerah

yang bersangkutan dengan menggunakan potensi sumber daya manusia,

kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarah

kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses

pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang

peningkatan kegiatan ekonomi.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup

pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif,

perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang

lebih baik. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama

yaitu untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat

harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena

itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dapat menggunakan sumber

daya-sunber daya yang ada, serta dapat menaksir potensi sumber daya-sumber daya

yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.

Perbedaan keadaan daerah membawa implikasi bahwa corak pembangunan

yang diterapkan berbeda pula. Peniruan pola pelaksanaan kebijaksanaan yang pernah

diterapkan dan dihasilkan pada suatu daerah, belum tentu dapat memberikan manfaat

yang sama bagi daerah lainnya. Jika akan membangun suatu daerah, kebijakan yang

diambil harus sesuai dengan kondisi (masalah, kebutuhan, dan potensi) daerah yang

bersangkutan. Tiga pengertian daerah berdasarkan aspek ekonomi yaitu (Arsyad,

1999: 107-108):

a. Daerah Homogen adalah daerah yang dianggap ruang dimana kegiatan

ekonomi terjadi dan di dalam pelosok tuang terdapat sifat-sifat yang sama.

Kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain perdagangan perkapita, sosial

budayanya, geografis, dan sebagainya.

b. Daerah Nodal adalah suatu daerah yang dianggap sebagai suatu ruang

ekonomi yang dikuasi oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi.

c. Daerah Perencanaan atau Daerah Administrasi adalah suatu daerah yang ruang

ekonomi berada di bawah satu administrasi tertentu seperti satu propinsi,

kabupaten, kecamatan, dan sebagainya.

Masalah pokok dalam pembangunan ekonomi adalah terletak pada penekanan

terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekuasaan daerah

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

yang bersangkutan dengan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumber

daya fisik secara lokal (daerah). Ada empat peran yang diambil oleh pemerintah

daerah dalam pembangunan ekonomi daerah yaitu (Arsyad, 1999:120):

a. Enterpreneur

Pemerintah bertanggung jawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis.

Pemerintah daerah bisa mengembangkan suatu usaha sendiri (BUMD).

Pemerintah daerah harus dapat mengelola asset dengan lebih baik sehingga

secara ekonomis dapat menguntungkan.

b. Kordinator

Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai koordinator untuk menetapkan

kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan daerahnya.

Pemerintah daerah dapat mengikutsertakan lembaga-lembaga pemerintah

lainnya, dunia usaha, dan masyarakat dalam proses penyusunan sasaran-

sasaran ekonomi, rencana-rencana dan strategi.

c. Fasilitator

Pemerintah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan lingkungan

attitudinal (perilaku atau budaya masyarakat) di daerahnya. Hal ini dapat

mempercepat proses pembangunan dan prosedur perencanaan serta mangatur

penetapan daerah yang lebih baik.

d. Simulator

Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha

melalui tindakan-tindakan khusus. Hal ini dapat mempengaruhi perusahan-

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

perusahan untuk masuk ke dalam dan menjaga agar perusahaan-perusahaan

yang ada sebelumnya tetap berada di daerah tersebut.

2. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

a. Teori Ekonomi Neo Klasik

Konsep pokok dalam pembangunan ekonomi daerah yaitu

keseimbangan (equlibrium) dan mobilitas faktor produksi. Sistem

perekonomian akan mencapai keseimbangan alamiah akan mencapai modal

akan bisa mengalir tanpa restrikasi (pembatasan). Modal akan mengalir dari

daerah yang berupah tinggi menuju daerah yang berupa rendah (Arsyad, 1999:

115-116).

b. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Teori basis ekonomi membagi kegiatan ekonomi ke dalam dua sektor

yaitu sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan sektor basis merupakan

kegiatan suatu masysrakat yang hasilnya berupa barang dan jasa yang

ditujukan untuk ekspor keluar, regional, nasional, dan internasional. Kegiatan

sektor non basis merupakan kegiatan masyarakat yang menghasilnya berupa

barang dan jasa yang diperuntukkan bagi masyarakat itu sendiri dalam

kawasan kehidupan ekonomi masyarakat tersebut (Hendayana, 2003:3).

c. Teori Lokasi

Teori ini mengatakan bahwa lokasi mempengaruhi pertumbuhan

daerah khususnya dikaitkan dengan pembangunan kawasan industri.

Pemilihan lokasi yang tepat seperti memaksimumkan peluangnya untuk

mendekati pasar lebih dipilih perusahaan karena dapat meminimumkan biaya.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang terbaik

adalah biaya termurah antara lain bahan baku dengan pasar.

Tentu saja banyak variabel lainnya yang mempengaruhi kualitas atau

suitabilitas suatu lokasi misalnya upah tenaga kerja, biaya energi,

ketersediaan pemasok, komunikasi, fasilitas-fasilitas pendidikan serta latihan

(diklat), kualitas pemerintah daerah dan tanggung jawabnya, dan sanitasi.

Perusahaan-perusahaan yang berbeda membutuhkan kombinasi-kombinasi

yang berbeda pula atas faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu, seringkali

masyarakat berusaha untuk memanipulasi biaya dari faktor-faktor tersebut

untuk menarik beberapa perusahaan-perusahaan industri (Arsyad,1999:116-

117).

d. Teori Tempat Sentral

Teori Tempat Sentral (central place theory) menganggap bahwa ada

hirarki tempat dimana setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat

lebih kecil yang menyediakan sumber daya (industri dan bahan baku). Tempat

sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang menyediakan jasa-jasa

bagi penduduk daerah yang mendukungnya. Teori tempat sentral

memperlihatkan bagaimana pola-pola lahan dari industri yang berbeda-beda

terpadu membentuk suatu sistem regional kota-kota (Supomo, 2000:415).

Teori tempat sentral ini bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi

daerah, baik di daerah perkotaan maupun daerah pedesaaan. Misalnya, perlu

melakukan pembedaan fungsi antara daerah-daerah yang bertetangga

(berbatasan). Beberapa daerah bisa menjadi wilayah penyedia jasa, sedangkan

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

daerah lainnya hanya sebagai wilayah pemukiman. Seorang ahli pembangunan

ekonomi daerah dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan peranan

fungsional mereka dalam sistem ekonomi daerah.

e. Teori Kausasi Kumulatif

Kondisi daerah-daerah di sekitar kota yang semakin buruk

menunjukkan konsep dasar dari tesis kausasi kumulatif (cumulative

causation). Hal ini berarti bahwa kekuatan-kekuatan pasar cenderung

memperparah kesenjangan antara daerah-daerah tersebut (maju versus

terbelakang). Daerah maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif

dibanding daerah-daerah lainnya (Arsyad, 1999: 117).

f. Model Daya Tarik (attraction)

Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang

paling banyak digunakan masyarakat. Teori ekonomi yang mendasarinya

adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap

industrialiasi dengan cara melalui pemberian subsidi dan insentif (Arsyad,

1999: 118).

B. Sektor Pertanian

1. Pengertian Pertanian

Secara sederhana pertanian diartikan sebagai campur tangan manusia dalam

perkembangan tanaman atau hewan, agar dapat lebih baik memenuhi kebutuhan,

memperbaiki kebutuhan, dan memperbaiki kehidupan keluarga atau masyarakat.

Campur tangan manusia tersebut, dilakukan melalui mobilisasi sumber daya (sendiri

dan dari luar) dan pemanfaatnya ke arah (Mardikanto, 2007:23):

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a. Peningkatan produksi, melalui intensifikasi atau peningkatan produktifitas

dengan penambahan input persatuan luas/unit usaha, dan perluasan lahan atau

skala usaha.

b. Keragaman usaha, baik secara horizontal dengan menambah keragaman

kegiatan atau komoditas, maupun secara vertikal yaitu keragaman produk dari

komoditas yang sama.

c. Efisiensi usaha, yaitu peningkatan pendapatan dan keuntungan dengan tidak

penambahan biaya produksi. Efisiensi tidak selalu berarti penghematan, tetapi

bisa dilakukan dengan penambahan biaya sepanjang tambahan pendapatan

atau keuntungan masih lebih besar dibanding tambahan biaya.

d. Perbaikan mutu atau nilai tambahan produk (added value), melalui

standarisasi dan pengelompokan atau pemilihan (sortasi), pengolahan,

pembungkusan (packing) dan pemberian merk (branding).

e. Pengolahan limbah, yaitu pemanfaatan limbah menjadi produk yang

bermanfaat (biogas, kompos, enzyme, mikro organisme efektif, dan lain-lain)

f. Perbaikan dan pelestarian (rehabilitasi dan konservasi) sumber daya alam dan

lingkungan hidup, melalui kegiatan vegetatif dan pembuatan bangunan

konservasi.

2. Arti Penting Pertanian

Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di negara-negara

berkembang. Peran atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi

suatu negara menduduki posisi yang penting sekali. Hal ini antara lain disebabkan

beberapa faktor (Mardikanto, 2007:3). Pertama, sektor pertanian merupakan sumber

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

persediaan bahan makanan dan bahan mentah yang dibutuhkan oleh suatu negara.

Kedua, tekanan-tekanan demografis yang besar di negara-negara berkembang yang

disertai dengan meningkatnya pendapatan dari sebagian penduduk menyebabkan

kebutuhan tersebut terus meningkat. Ketiga, sektor pertanian harus dapat

menyediakan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk ekspansi sektor-sektor lain

terutama sektor industri. Faktor-faktor ini biasanya berwujud modal, tenaga kerja, dan

bahan mentah. Keempat, sektor pertanian merupakan sektor basis dari hubungan-

hubungan pasar yang penting berdampak pada proses pembangunan. Sektor ini dapat

memberi sumbangan yang besar untuk pembangunan. Kelima, sektor ini merupakan

sumber pemasukan yang diperlukan untuk pembangunan, sumber pekerjaan dan

sumber pendapatan dari sebagian besar penduduk negara-negara berkembang yang

hidup di pedesaan.

3. Peranan dan Potensi Sektor Peranian

Pertanian di Indonesia adalah bidang pembangunan yang sangat penting bagi

perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Pertanian dianggap

penting karena potensi bagian terbesar wilayah Indonesia pada dasarnya berbasis

sumber daya pertanian, dalam pengertian luas sebagai anggota masyarakat di

negara-negara miskin menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Jika para

perencana dengan sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya,

maka satu-satunya cara adalah dengan meningkatan kesejahteraan sebagian besar

anggota masyarakatnya yang hidup di sektor pertanian. Cara itu bisa ditempuh

dengan jalan meningkatkan produksi tanaman pangan dan tanaman perdagangan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

mereka atau dengan meningkatkan harga yang mereka terima atas produk-produk

yang mereka hasilkan (Arsyad, 1999:111-112).

Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak

dalam hal (Jhigan, 1988:452): Pertama, penyediakan surplus pangan semakin besar

kepada penduduk yang semakin meningkat. Kedua, meningkatkan permintaan akan

produk industri dan dengan demikian mendorong diperluaskannya sektor sekunder

dan tersier. Ketiga, menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-

barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian. Keempat,

meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah. Kelima,

memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan.

Secara tradisional peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi dianggap

sebatas sebagai sumber tenaga kerja dan bahan-bahan makanan yang murah demi

berlangsungnya sektor-sektor industri. Namun, para ekonom sekarang mulai

meyadari bahwa sektor pertanian tidak hanya sebatas sumber tenaga kerja dan

bahan-bahan makanan yang murah, tetapi secara keseluruhan sektor pertanian harus

ditempatkan pada kedudukan yang sebenarnya yaitu sebagai unsur unggulan yang

sangat penting, dinamis bahkan sangat menentukan dalam strategi-strategi

pembangunan secara keseluruhan (Todaro, 2000:99).

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

C. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistika (2002:3) adalah jumlah

nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam suatu wilayah atau

merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit

ekonomi di suatu wilayah. Untuk menghitung PDRB yang ditimbulkan dari satu

daerah ada empat pendekatan yang digunakan (BPS, 2002:5-6) yaitu :

1. Pendekatan produksi, yaitu pendekatan untuk mendapatkan nilai tambah di suatu

wilayah dengan melihat seluruh produksi netto barang dan jasa yang dihasilkan

oleh seluruh sektor perekonomian selama satu tahun.

2. Pendekatan pendapatan, adalah pendekatan yang dilakukan dengan menjumlahkan

seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor produksi, meliputi:

a. Upah/gaji (balas jasa faktor produksi tenaga kerja)

b. Sewa tanah (balas jasa faktor produksi tanah)

c. Bunga modal (balas jasa faktor produksi modal)

d. Keuntungan (balas jasa faktor produksi wiraswasta/skill)

3. Pendekatan pengeluaran, adalah model pendekatan dengan cara menjumlahkan

nilai permintaan akhir dari seluruh barang dan jasa, yaitu:

a. Barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga, lembaga swasta yang

tidak mencari untung (nirlaba) dan pemerintah.

b. Barang dan jasa yang digunakan untuk membentuk modal tetap bruto.

c. Barang dan jasa yang digunakan sebagai stok dan ekspor netto.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4. Metode alokasi, model pendekatan ini digunakan apabila tidak memungkinkan

menghitung data pendapatan regional dengan metode langsung seperti tiga cara di

atas, sehingga dipakai metode lokasi atau metode tidak langsung.

Sebagai contoh, bila suatu unit produksi mempunyai kantor pusat dan kantor

cabang. Kantor pusat berada di wilayah lain sedangkan kantor cabang tidak

mengetahui nilai tambah yang diperoleh karena perhitungan rugi-laba dilakukan di

kantor pusat. Untuk mengatasi hal itu penghitungan nilai tambahnya terpaksa

dilakukan dengan metode alokasi, yaitu dengan mengalokasikan angka-angka oleh

kantor pusat dengan menggunakan indikator-indikator yang dapat menunjukkan

seberapa besarnya peranan suatu kantor cabang terhadap kantor pusat. Penyajian

menghitung PDRB dilakukan sebagai berikut:

1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, yaitu semua agregat pendapatan dinilai atas

dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada saat menilai

produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen nilai PDRB.

2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan, yaitu semua agregat pendapatan dinilai atas

dasar harga tetap, maka perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun

semata mata karena perkembangan produksi riil bukan karena kenaikan harga atau

inflasi.

D. Teori Ekonomi Basis

Untuk mendukung suatu wilayah, maka perlu didorong pertumbuhan sektor

basis, Karena pertumbuhan sektor basis ini akan mendorong pertumbuhan sektor

lainnya yaitu sektor non basis. Untuk suatu wilayah, maka sektor basis adalah sektor

yang menjual produknya keluar wilayah serta ada kegiatan yang mendatangkan uang

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dari luar wilayah. Namun demikian apabila suatu kegiatan pasti ingin dikembangkan

secara besar-besaran, maka perlu dilihat apakah pasar diluar masih mampu

menampung perluasan dari produk basis mereka (Robinson, 2002:101).

Menurut Glasson (1990:63-64), konsep dasar basis ekonomi membagi

perekonomian menjadi dua sektor, yaitu sektor basis dan sektor non basis. Sektor

basis adalah sektor-sektor yang mengekspor barang-barang dan jasa ke tempat di luar

batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan atas masukan barang dan jasa

mereka kepada masyarakat yang datang dari luar perbatasan perekonomian

masyarakat yang bersangkutan. Sektor non basis adalah sektor yang menjadikan

barang-barang yang dibutuhkan oleh orang yang bertempat tinggal di dalam batas

perekonomian masyarakat bersangkutan. Sektor tidak mengekspor barang-

barang.Ruang lingkup mereka di daerah pasar terutama adalah bersifat lokal.

Untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non basis

dapat digunakan beberapa metode, yaitu metode pengukuran langsung dan metode

pengukuran tidak langsung. Metode pengukuran langsung dilakukan dengan survei

langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang merupakan sektor basis. Metode

ini memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang banyak. Sehingga sebagian besar pakar

ekonomi wilayah menggunakan metode pengukuran tidak langsung, yang salah

satunya dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ), dengan rumus sebagai

berikut (Arsyad, 1999:142):

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Keterangan :

vi = jumlah PDRB dari sektor i di Kabupaten x

vt = jumlah PDRB total Kabupaten x

Vi = jumlah PDRB dari sektor i Propinsi x

Vt = jumlah PDRB total Propinsi x

Metode LQ adalah metode yang membandingkan antara besarnya peran suatu

sektor atau industri suatu daerah terhadap besarnya peran sektor atau industri tersebut

secara nasional. LQ ≥ 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis

atau berarti bahwa tingkat spesialisasi atau tingkat dominan sektor i di tingkat

Kabupaten lebih besar dari pada sektor i yang sama pada perekonomian tingkat Jawa

Tengah. LQ ≤ 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor non basis atau

berarti bahwa tingkat spesialisasi atau tingkat dominan sektor i di tingkat Kabupaten

lebih rendah dari pada sektor i yang sama pada perekonomian tingkat propinsi Jawa

Tengah.

Menurut Yuwono (dalam Tri Widodo, 2006:119) kelemahan metode Location

Quotient (LQ) adalah bahwa kriteria ini bersifat statis yang hanya memberikan

gambaran satu titik waktu. Artinya bahwa sektor basis tahun ini belum tentu akan

menjadi sektor basis di waktu yang akan datang, sebaliknya sektor non basis pada

saat ini mungkin akan menjadi sektor basis waktu yang akan datang. Untuk mengatasi

kelemahan, maka digunakan varians dari metode Location Quotient (LQ) yang

disebut Dynamic Location Quotient (DLQ), dengan rumus sebagai berikut:

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Keterangan:

gij : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB sektor (i) di Kabupaten x

gj : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB seluruh sektor Kabupaten x

Gi : Rata-rata laju pertumbuhan sektor pertanian (i) Propinsi x

Gj : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB seluruh sektor Propinsi x

t : Jumlah tahun teksnis

Dynamic Location Quotient (DLQ) yaitu dengan mengintroduksikan laju

pertumbuhan dengan asumsi bahwa setiap nilai tambah sektoral maupun PDRB

mempunyai rata-rata laju pertumbuhan per tahun sendiri-sendiri selama kurun waktu

tahun awal dan tahun berjarak.

E. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Mukhyi (2006) dengan judul “Analisis

Peranan Sub Sektor Pertanian dan Sektor Unggulan Terhadap Pembangunan

Kawasan Ekonomi Propinsi Jawa Barat” menggunakan alat analisis Shift Share. Hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sumbangan terhadap Propinsi Jawa

Barat adalah sektor pertanian (sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan,

sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan), sektor pertambangan dan penggalian,

sektor bangunan, dan sektor jasa-jasa. Hasil analisis Location Quotient (LQ)

diketahui bahwa Propinsi Jawa Barat mempunyai keunggulan di sektor industri

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor perdagangan, sedangkan

sektor pertanian hanya sub sektor tanaman bahan makanan. Hasil analisis IRIO dapat

disimpulkan bahwa multiplier terbesar Propinsi Jawa Barat terdiri atas sub sektor

industri kertas dan barang dari cetakan, sub sektor industri makanan, minuman, dan

tembakau, sub sektor industri semen, sektor listrik, gas dan air bersih, sub sektor hotel

dan restoran, sub sektor angkutan udara, sub sektor angkutan air, sub sektor industri

barang dari kayu dan hasil hutan, sektor bangunan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sundari dan Nuning Setyowati (2006) dengan

judul “Analisis Basis Ekonomi Sektor Pertanian di Kabupaten Karanganyar dengan

Pendekatan Analisis Location Quotient” selama tahun 1999-2003. Hasil analisis LQ

dapat disimpulkan bahwa sektor perekonomian yang menjadi basis adalah sektor

industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air serta sektor jasa. Sub sektor pertanian

yang menjadi basis adalah sub sektor perkebunan dan sub sektor peternakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2008) dengan judul “Analisis Peran

Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Kabupaten Karanganyar” selama tahun 2002-

2006”. Menggunakan metode LQ dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian

merupakan sektor non basis dan sub sektor pertanian yang merupakan sub sektor

basis adalah sektor peternakan. Hasil analisis DLQ diketahui bahwa sektor pertanian

di masa yang akan datang dapat diharapkan menjadi sektor basis dan sub sektor

pertanian yang merupakan sub sektor basis adalah sub sektor tanaman perkebunan,

sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan, dan sub sektor perikanan. Sub sektor

tanaman bahan makanan yang menjadi sub sektor non basis.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Penelitian yang dilakukan oleh Pratomo (2010) dengan judul “Analisis Peran

Sektor Pertanian Sebagai Sektor Unggulan di Kabupaten Boyolali Tahun 1998-

2008”.Menggunakan metode LQ dapat disimpulkan bahwa yang menjadi sektor

unggulan pada tahun 1998 sampai dengan 2008 Kabupaten Boyolali adalah sektor

pertanian; sektor perdagangan sebesar; sektor angkutan dan komunikasi; sektor

keuangan, persewaan,dan jasa perusahaan sebesar. Sedangkan yang menjadi sektor

non unggulan antara lain sektor pertambangan; sektor industri pengolahan; sektor

listrik, gas, dan air bersih sebesar; sektor bangunan/kontruksi sebesar; serta sektor

jasa-jasa. Hasil analisis DLQ diketahui bahwa dari sektor-sektor perekonomian di

Kabupaten Boyolali yang dapat diharapkan menjadi sektor unggulan di masa yang

akan datang adalah sektor pertanian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas,

dan air bersih; sektor bangunan/kontruksi sebesar; sektor perdagangan; sektor

angkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; serta

sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor non unggulan hanya sektor pertambangan.

F. Kerangka Pemikiran

Pembangunan daerah yang dilakukan dalam pembangunan ekonomi bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan suatu daerah harus

didasari oleh kebijakan-kebijakan pembangunan yang tepat dari pemerintah daerah.

Dalam menentukan kebijakannya, pemerintah harus mengetahui kemampuan dan

keterbatasan yang dimiliki oleh daerahnya. Pemerintah daerah harus mengetahui

peran dan potensi sektor perekonomian yang merupakan basis ekonomi serta dapat

dikembangkan untuk menompang perekonomian daerah untuk dapat membangun

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

daerah dengan baik, pemerintah Kabupaten Boyolali perlu mengetahui sektor/sub

sektor perekonomian apa saja yang menjadi sektor basis baik untuk masa sekarang

maupun masa yang akan datang. Dengan bagian sektor/sub sektor tersebut akan

memberikan kontribusi yang besar bagi kesejahteraan masyarakat.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu

sektor/sub sektor perekonomian terutama sub sektor pertanian termasuk sektor basis

dan non basis pada masa sekarang adalah menggunakan metode LQ. Apabila nilai

LQ ≥ 1, maka sektor/sub sektor tersebut merupakan sektro basis dan apabila nilai LQ

< 1, maka sektor/sub sektor tersebut merupakan sektor non basis. Metode LQ

mempunyai kelemahan yaitu analisisnya tidak dapat mengetahui kemungkinan

perubahan-perubahan yang terjadi untuk waktu yang akan datang, karena sektor basis

pada saat ini belum tentu akan menjadi sektor basis pada masa yang akan datang.

Untuk mengatasi kelemahan metode LQ maka digunakan metode DLQ, apabila nilai

DLQ ≥ 1, maka sektor/sub sektor pada masa yang akan datang tetap basis dan apabila

DLQ < 1, maka sektor/sub sektor pada masa yang akan datang tidak basis. Kemudian

untuk mengetahui perubahan posisi sektor-sektor perekonomian terutama sektor

pertanian dapat digunakan analisis gabungan LQ dan DLQ tersebut. Alur panel

tersebut dapat dilihat dalam skema kerangka pemikiran secara sederhana pada

gambar 2.1.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

G. Hipotesis

1. Sektor pertanian diduga merupakan sektor basis pada sektor perekonomian

Kabupaten Boyolali.

2. Sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor peternakan diduga merupakan

sub sektor basis pada sektor pertanian Kabupaten Boyolali.

Sektor-Sektor Ekonomi

Pembangunan Wilayah Kabupaten Boyolali

Sektor Pertanian

Varian LQ

Tetap Basis

DLQ ≥ 1

Tidak Basis

DLQ < 1

Posisi Sub Sektor Masa yang Akan Datang

Metode LQ

Posisi Sub Sektor Masa Sekarang

Non Basis

LQ < 1

Basis

LQ ≥ 1

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan analisis data sekunder yang menganalisis tentang

peran sektor pertanian dalam perkonomian tahun 2005-2009 di Kabupaten Boyolali.

Penelitian dilakukan di Kabupaten Boyolali dikarenakan daerah di Kabupaten

Boyolali merupakan daerah Intanpari (Industri, Pertanian, dan Pariwisata).

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari BPS Kabupaten Boyolali dan BPS Propinsi Jawa Tengah. Data ini

berupa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Boyolali dan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 atas dasar

harga konstan tahun 2000.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga dasar konstan adalah jumlah

barang dan jasa pada sektor perekonomian di Kabupaten Boyolali yang dinyatakan

dalam satuan juta rupiah.

2. Pertumbuhan ekonomi adalah laju pertumbuhan ekonomi, diukur dalam persen.

3. PDRB sektor adalah sumbangan sektor ekonomi terhadap PDRB yang diukur

dalam satuan juta rupiah.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4. Laju pertumbuhan PDRB sektor adalah laju pertumbuhan sumbangan sektor

ekonomi terhadap PDRB yang diukur dalam satuan persen.

D. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode LQ

(Location Quotient) dan metode DLQ (Dynamic Location Quotient). Penyelesaian

metode tersebut dilakukan dengan bantuan program Microsoft Office Excel. Rumus

yang dipakai untuk uji hipotesis satu yaitu menggunakan metode LQ dengan rumus

sebagai berikut (Arsyad, 1999:142):

Keterangan :

vi = jumlah PDRB dari sektor i di Kabupaten Boyolali

vt = jumlah PDRB total Kabupaten Boyolali

Vi = jumlah PDRB dari sektor i Propinsi Jawa Tengah

Vt = jumlah PDRB total Propinsi Jawa Tengah

Location Quotients atau disingkat LQ adalah suatu perbandingan tentang

besarnya peran suatu sektor atau industri di suatu daerah terhadap besarnya peran

sektor atau industri tersebut secara nasional. Kriteria-kriterianya adalah:

1. LQ ≥ 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis atau berarti

bahwa tingkat spesialisasi atau tingkat dominan sektor i di tingkat Kabupaten

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Boyolali lebih besar dari pada sektor i yang sama pada perekonomian tingkat

Jawa Tengah.

2. LQ ≤ 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor non basis atau

berarti bahwa tingkat spesialisasi atau tingkat dominan sektor i di tingkat

Kabupaten Boyolali lebih rendah dari pada sektor i yang sama pada

perekonomian tingkat propinsi Jawa Tengah.

Untuk menghitung uji hipotesis dua digunakan metode DLQ dengan rumusan

sebagai berikut (Menurut Yuwono dalam Tri Widodo, 2006:119):

Keterangan:

gij = Rata-rata laju pertumbuhan PDRB sektor i di Kabupaten Boyolali

gj = Rata-rata laju pertumbuhan PDRB seluruh sektor Kabupaten Boyolali

Gi = Rata-rata laju pertumbuhan sektor i Propinsi Jawa Tengah

Gj = Rata-rata laju pertumbuhan PDRB seluruh sektor Propinsi Jawa Tengah

Nilai DLQ yang dihasilkan dapat diartikan sebagai berikut: jika DLQ ≥ 1, maka

potensi perkembangan sektor i di suatu regional lebih cepat dibandingkan sektor yang

sama di nasional. Namun, jika DLQ < 1, maka potensi perkembangan sektor i di

regional lebih rendah dibandingkan nasional secara keseluruhan. Gabungan antara

nilai LQ dan DLQ dijadikan kriteria dalam menentukan apakah sektor ekonomi

tersebut tergolong unggulan, prospektif, andalan, dan kurang prospektif.

Tabel 3.1

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Identifikasi LQ dan DLQ

Kriteria DLQ ≥ 1 DLQ < 1

LQ ≥ 1 Unggulan Prospektif

LQ < 1 Andalan Kurang Prospektif

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang berada di Propinsi

Jawa Tengah bagian selatan. Kabupaten Boyolali terletak antara 1100 22’ – 1100 50’

Bujur Timur dan 70 36’ - 70 71’ Lintang Selatan. Kabupaten Boyolali yang

mempunyai luas 101.510,1 Ha dan memiliki jarak bentang dari barat ke timur sekitar

48 Km dan dari utara ke selatan sekitar 54 Km. Secara administratif Kabupaten

Boyolali terdiri atas 19 kecamatan, yang dibagi lagi atas 262 desa dan 5 kelurahan.

Secara geografis, wilayah Kabupaten Sragen berbatasan dengan:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan

b. Sebelah Timur : Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota

Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo.

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta

d. Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang

Secara administratif Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 Kecamatan.

Kecamatan-kecamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel 4.1 Daftar Kecamatan di Daerah Boyolali

No Kecamatan Luas (Ha) 1 Kecamatan Selo 5.607,8 2 Kecamatan Ampel 9.039,2 3 Kecamatan Cepogo 5.299,8 4 Kecamatan Musuk 6.504,1 5 Kecamatan Boyolali 2.625,1 6 Kecamatan Mojosongo 4.341,1 7 Kecamatan Teras 2.993,6 8 Kecamatan Sawit 1.723,3 9 Kecamatan Banyudono 2.537,9 10 Kecamatan Sambi 4.649,5 11 Kecamatan Ngemplak 3.852,7 12 Kecamatan Nogosari 5.508,4 13 Kecamatan Simo 4.804,0 14 Kecamatan Klego 5.187.7 15 Kecamatan Andong 5.452,8 16 Kecamatan Kemusu 9.908,8 17 Kecamatan Wonosegoro 9.299,8 18 Kecamatan Juwangi 7.999,4 19 Kecamatan Karanggede 4.175,6

Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009

2. Kondisi Tipografi

Menurut ketinggian dari permukaan laut, wilayang Kabupaten Boyolali dibagi

dalam kelompok sebagai berikut:

a. 100 – 400 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan Teras,

Banyudono, Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Kemusu, Karanggede, dan

sebagian Boyolali.

b. 400 – 700 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan

Boyolali, Mojosongo, Musuk, Ampel, dan Karanggede.

c. 700 – 1000 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan

Musuk, Ampel, dan Cepogo.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

d. 1000 – 1300 meter di atas permukaan laut meliputi sebagian wilayah

Kecamatan Cepogo dan Ampel.

e. 1300 – 1500 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan Selo.

Keadaan tipografi Kabupaten Boyolali yang bervariasi sangat berpotensi bagi

pemerintah Kabupaten Boyolali untuk melakukan pengembangan sektor pertanian,

baik sub sektor tanaman bahan makanan maupun sub sektor lainnya. Daerah dataran

rendah relatif cocok untuk ditanami tanaman padi dan palawija. Daerah dataran tinggi

sangat relatif cocok untuk ditanami tanaman jenis sayur-sayuran (kobis, sawi, dan

bayam).

Kabupaten Boyolali juga terletak di sebelah timur Gunung Merapi dan

Gunung Merbabu. Secara umum wilayah Kabupaten Boyolali terbagi menjadi empat

relief daerah yaitu:

a. Lereng Gunung Merbabu

Membentang ke arah Timur, meliputi sebagian besar Kecamatan Ampel.

b. Lereng Gunung Merapi (dari puncak ke kaki gunung)

Membentang ke arah Timur, meliputi kecamatan selo, Cepogo, dan Musuk.

c. Daerah Rendah

Merupakan daerah terendah di Kabupaten Boyolali, meliputi kecamatan

Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sawit, Sambi, Nogosari, dan

Ngemplak.

d. Daerah Berbukit

Meliputi daerah sekitar pegunungan kendeng, meliputi kecamatan Simo,

Wonosegoro, Klego, Andong, Kemusu, Karanggede, dan Juwangi.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Iklim

Iklim di Kabupaten Boyolali termasuk ikilm tropis, sama dengan iklim kota

yang berada di Indonesia karena letak negara Indonesia berada di sekitar garis

khatulistiwa. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Boyolali mencapai sekitar 2000

milimeter / tahun sehingga apabila musim hujan tiba lahan-lahan pertanian tidak

mengalami kesulitan dalam memperoleh air. Ketersediaan air yang memadai dapat

menunjang pengembangan komoditi sektor, khususnya sektor pertanian.

4. Sumber Daya Alam

a. Sumber Daya Lahan

Kabupaten Boyolali memiliki empat macam struktur tanah, yaitu:

1) Tanah Lempung atau Tanah Liat

Tanah lempung atau tanah liat merupakan golongan tanah yang sulit diolah

pada saat musim hujan dan apabila pada saat musim kemarau tanah ini dapat

menjadi sangat keras mengakibatkan akar tanaman sulit menembus dan air

sulit meresap. Tanaman yang cocok ditanami adalah mahoni. Tanaman

mahoni dapat tumbuh pada kondisi tanah yang kurang bagus. Selain itu

tanaman ini tidak memerlukan banyak air. Contoh tanaman lain yaitu tanaman

jati, turi, dan secang. Struktur tanah ini dapat ditemui di Kecamatan

Karanggede dan Simo.

2) Tanah Geluh

Tanah geluh merupakan struktur tanah yang bersifat mudah pecah, lembab,

dan mudah mengikat air. Struktur tanah geluh dianggap ideal untuk tanaman

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

hias karena memiliki cukup hara dan humus. Struktur tanah ini dapat ditemui

di Kecamatan Banyudono dan Sawit.

3) Tanah Berpasir

Tanah berpasir merupakan struktur tanah yang mempunyai sifat mudah

menyerap air. Resapan air maupun nutrisi yang diserap tidak dapat ditampung

dengan baik sehingga menyebabkan tanah ini menjadi cepat kering dan

kurang subur. Tanaman yang cocok ditanam adalah kaktus. Struktur tanah ini

dapat ditemui di Kecamatan Musuk dan Cepogo.

4) Tanah Berkapur

Tanah berkapur merupakan struktur tanah yang mengandung kapur dan

menyerap air. Tanaman yang ditanam di atas tanah ini daunnya dapt berubah

menjadi kuning dan walaupun tergolong tanah tidak subur, jenis tanah ini

dapat ditanami tanaman jati.

b. Sumber Daya Air

Kabupaten Boyolali memiliki sumber air yang cukup banyak yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan air penduduk di Kabupaten Boyolali. Sumber air tersebut

berasal dari waduk, sungai, dan mata air. Kabupaten Boyolali mempunyai empat

waduk, yaitu:

1) Waduk Kedungombo dengan luas 3.536 Ha yang terletak di Kecamatan

Kemusu.

2) Waduk Kedungdowo dengan luas 48 Ha yang terletak di Kecamatan Andong

3) Waduk Cengklik dengan luas 240 Ha yang terletak di Kecamatan Ngemplak.

4) Waduk Bade dengan luas 80 Ha yang terletak di Kecamatan Klego.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Selain waduk, Kabupaten Boyolali juga mempunyai sumber air berupa sungai.

Sungai-sungai tersebut adalah:

1) Sungai Serang, melewati Kecamatan Kemusu dan Wonosegoro

2) Sungai Cemoro, melewati Kecamatan Simo dan Nogosari

3) Sungai Pepe, melewati Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono,

Sambi, dan Ngemplak

4) Sungai Gandul, melintasi Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Mojosongo,

Teras, dan Sawit

Sumber-sumber air yang berupa mata air di Kabupaten Boyolali yaitu berada

di daerah Wonopedut (Kecamatan Cepogo), Pantaran (Kecamatan Ampel), Tlatar

(Kecamatan Boyolali), Nepen (Kecamatan Teras), Pengging (Kecamatan

Banyudono), dan Mungup (Kecamatan Sawit).

5. Kondisi Demografis

a. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Boyolali tahun 2009 berdasarkan hasil registrasi

penduduk akhir tahun 2009 adalah sebesar 915.171 orang yang terdiri dari 466.481

orang berjenis kelamin laki-laki dan 485.236 orang berjenis kelamin perempuan.

Nilai rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan di Kabupaten Boyolali

adalah 95,83 dengan kepadatan penduduk sebesar 938 orang, agar lebih jelas dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 4.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten

Boyolali Tahun 2005-2009

Tahun Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk Laki-Laki Perempuan

Jumlah Jumlah (%) Jumlah (%)

2005 460.072 49 481.075 51 941,147 927 2006 461.806 49 482.375 51 944,181 930 2007 463.806 48 483.731 52 947,026 933 2008 463.295 48 484.731 52 949,594 935 2009 466.481 49 485.236 51 915,717 938

Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009, diolah

b. Mata Pencaharian

Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun

ke atas. Penduduk usia kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Mereka yang termasuk dalam angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja atau

yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan bukan angkatan kerja adalah mereka yang

bersekolah, mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya, agar lebih jelas

pembagian penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja berdasarkan lapangan

pekerjaan di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel 4.3.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 4.3 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja

Berdasarkan Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009

Lapangan Pekerjaan Jumlah (%)

Pertanian 237.805 30 Pertambangan dan Penggalian 16.212 2 Industri Pengolahan 1.284 0 Listrik, Gas, dan Air Bersih 47.352 6 Bangunan 25.442 3 Perdagangan 42.216 5 Angkutan dan Komunikasi 55.298 7 Keuangan, Persewaan&Jasa Perusahaan 60.434 8 Jasa 7.223 0 Lainnya 309.315 39

Jumlah 802.581 100 Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009, diolah

Menurut komposisi penduduk usia 10 tahun ke atas sebagian besar mata

pencaharian penduduk Kabupaten Boyolali dibidang lain-lain sebesar 309.315 (39%)

dan dibidang pertanian sebesar 237.805 (30%), hal ini merupakan potensi wilayah

Kabupaten Boyolali yang sebagian besar masih merupakan lahan pertanian. Mata

pencaharian terendah penduduk Kabupaten Boyolali adalah bidang industri

pengolahan sebesar 1.284 (0%), dan jasa-jasa sebesar 7.223 (0%).

6. Keadaan Ekonomi

Struktur perekonomian menggambarkan peranan atau sumbangan dari

masing-masing sektor dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks lebih jauh

akan memperhatikan bagaimana suatu perekonomian mangalokasikan sumber-

sumber ekonomi di berbagai sektor. Peranan atau sumbangan di suatu daerah pasti

berbeda-beda tergantung potensi daerah, peran pemerintah, dan pelaku dari

masyarakat. Ketiga faktor tersebut harus berjalan secara berkesinambungan untuk

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

mencapai tujuan pembangunan, karena ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi

besarnya nilai PDRB dan pendapatan perkapita pada perekonomian daerah tersebut.

a. Struktur Perekonomian

Kabupaten Boyolali memiliki sembilan sektor perekonomian yaitu sektor

pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor

bangunan/konstruksi, sektor perdagangan, sektor angkutan dan komunikasi, sektor

keuangan, sewa, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. PDRB menurut sektor

perekonomian dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 4.4 PDRB Kabupaten Boyolali Atas Harga Dasar Konstan (AHDK)

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 Tahun Dasar (2000 = 100) Dalam (Rp. 000)

Lapangan Usaha Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 1.270.600.780 1.290.672.178 1.305.830.800 1.328.683.026 1.374.007.501 Pertambangan 25.863.893 30.698.735 34.309.698 35.458.142 39.326.363 Industri Pengolahan 563.954.895 582.759.034 609.253.241 638.447.911 666.423.595 Listrik, Gas, dan air Bersih 33.795.686 42.784.225 46.644.081 50.808.090 53.380.709 Bangunan/Konstruksi 84.927.588 92.569.242 104.995.685 107.703.660 115.073.090 Perdagangan 897.510.193 917.695.400 940.415.435 971.814.681 1.008.895.320 Angkutan dan Komunikasi 91.433.794 99.617.116 101.148.510 105.867.359 113.005.931 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 222.845.517 230.414.003 238.020.006 250.737.193 264.621.909 Jasa-Jasa 265.456.399 314.005.265 367.484.657 409.852.796 465.715.843

Jumlah 3.456.388.745 3.601.215.198 3.748.102.113 3.899.372.858 4.100.450.261 Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009

36

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 4.5

PDRB Kabupaten Boyolali Atas Harga Dasar Berlaku (AHDB) Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009

DALAM (Rp. 000)

Lapangan Usaha Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 1.616.461.947 1.759.000.062 1.955.252.775 2.280.068.503 2.546.283.390 Pertambangan 35.061.093 43.423.360 50.497.013 54.538.168 61.294.070 Industri Pengolahan 805.496.777 876.702.691 944.647.149 1.018.707.487 1.080.339.390 Listrik, Gas, dan air Bersih 45.813.432 61.311.662 69.129.432 75.256.962 83.141.992 Bangunan/Konstruksi 116.828.771 132.756.225 154.535.799 265.662.376 181.358.886 Perdagangan 121.8703.883 1.328.865.739 1.458.395.936 1.622.836.139 1.772.356.776 Angkutan dan Komunikasi 142.042.874 169.198.008 177.712.938 193.884.376 204.479.338 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 286.449.048 309.414.235 339.181.574 393.297.896 462.539.828 Jasa-Jasa 372.648.426 461.761.023 558.711.355 642.294.461 751.074.742

Jumlah 4.639.506.251 5.142.433.005 5.708.063.971 6.546.546.368 7.142.868.412 Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009

37

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.5 yang menunjukkan PDRB ADHK (Atas

Dasar Harga Konstan) dan PDRB ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) pada tahun

2005-2009 dapat diketahui bahwa sektor pertanian setiap tahunnya memberikan

sumbangan yang paling besar terhadap PDRB di Kabupaten Boyolali. Faktor yang

mendukung berkembangnya sektor pertanian di Kabupaten Boyolali adalah

daerahnya merupakan daerah yang agraris, kemudian dari segi lingkungan fisik

seperti struktur tanah, iklim, dan cuaca. Faktor yang lain adalah sumber daya manusia

yang bekerja di bidang pertanian tergolong banyak dan daerah yang dijadikan untuk

lahan pertanian luas. Sektor pertambangan merupakan sektor yang paling sedikit

memberikan sumbangan karena Kabupaten Boyolali memang kurang potensial untuk

pengembangan dibidang pertambangan.

b. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan

untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan di suatu daerah. Pendapatan

perkapita yang ada di Kabupaten Boyolali pada tahun 2005 sampai 2009 dapat dilihat

pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK

Perkapita (Rp. 000) Perubahan (%)

Perkapita (Rp. 000) Perubahan (%)

2005 4.639.506.251 9,16 3.456.388.799 4,07 2006 5.142.436.034 10,84 3.601.225.198 4,19 2007 5.708.063.971 11,00 3.748.102.113 4,08 2008 6.446.546.368 12,94 3.899.372.858 4,04 2009 7.270.474.748 12,78 4.069.411.686 4,36

Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

PDRB ADHB adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan atau pengeluaran

yang dinilai sesuai dengan harga berlaku yang bersangkutan dan PDRB ADHK

adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai atas harga

tetap (harga pada tahun dasar) yang digunakan selama satu tahun. PDRB Kabupaten

Boyolali setiap tahun mengalami fluktuasi, dapat diartikan bahwa adanya

peningkatan dan penurunan dalam pembangunan di Kabupaten Boyolali. Diketahui

pada tabel 4.6 PDRB Kabupaten Boyolali tahun 2005 sebesar Rp. 4.639.506.251,

meningkat pada tahun 2006 menjadi sebesar Rp. 5.142.436.034, meningkat pada

tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 5.708.063.971, meningkat pada tahun 2008 menjadi

sebesar Rp. 6.446.546.368, sedang pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi

sebesar Rp. 7.270.474.748. Menggunakan harga konstan juga terjadi fluktuasi.

Diketahui pada tabel 4.5 PDRB Kabupaten Boyolali mengalami penurunan dari tahun

2006 sampai tahun 2008, dari Rp. 3.601.225.198 menjadi sebesar Rp. 3.899.372.858.

Diartikan bahwa belum ada kemajuan dalam pembangunan di Kabupaten Boyolali.

c. Kontribusi Ekonomi

Kondisi perekonomian di Kabupaten Boyolali berdasarkan rata-rata

sumbangan sektor usaha terhadap PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 periode

2005-2009 seperti yang tercantum pada tabel 4.5. Diketahui bahwa sektor yang

memiliki sumbangan terbesar adalah sektor pertanian dengan nilai rata-rata 34,90%.

Sektor ekonomi yang memiliki sumbangan terkecil adalah sektor pertambangan

dengan nilai rata-rata 0,87%.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 4.7 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten Boyolali

Atas Dasar Harga Konstan Tahun2005–2009 Tahun Dasar 2000 (%)

Lapangan Usaha Tahun Rata-

Rata 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 36,76 35,84 34,48 34,07 33,34 34,90 Pertambangan 0,75 0,85 0,92 0,91 0,90 0,87 Industri Pengolahan 16,32 16,18 16,26 16,37 16,39 16,30 Listrik, Gas, dan Air Bersih

0,98 1,19 1,24 1,3 1,34 1,21

Bangunan/Konstruksi 2,46 2,57 2,80 2,76 2,73 2,66 Perdagangan 25,97 25,49 25,09 24,92 24,73 25,24 Angkutan dan Komunikasi 2,65 2,76 2,69 2,71 2,70 2,70

Keuangan, Persewaan, dan 6,45 6,40 6,35 6,43 6,50 6,43

Jasa Perusahaan Jasa-jasa 6,50 8,72 9,81 10,51 11,28 9,36

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2009, diolah

Sektor pertanian dari tahun ke tahun mengalami penurunan, dimana pada

tahun 2005 sumbangan sebesar 36,76% turun menjadi 35,84% pada tahun 2006,

sampai tahun 2009 turun menjadi 33,34%. Mengalami penurunan dipengarui oleh

faktor musim, kondisi alam, serangan hama, dan penyakit tanaman. Sektor

perdagangan merupakan sektor yang memberikan sumbangan besar setelah sektor

pertanian, pada tahun 2005-2009 mengalami penurunan dari 25,97% turun menjadi

24,73%. Sektor ekonomi dengan sumbangan terkecil terhadap perekonomian

Kabupaten Boyolali adalah sektor pertambangan dengan rata-rata 0,87%. Memiliki

sumbangan terkecil karena masih kesulitan dalam memperoleh bahan baku,

khususnya pasir sungai yang cadangan kandungannya sudah menipis.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Location Quotients (LQ)

a. Sektor Perekonomian

Location Quotients adalah suatu perbandingan tentang besarnya peran suatu

sektor atau industri di suatu daerah terhadap besarnya peran sektor atau industri

tersebut secara nasional. Hasil perhitungan analisis LQ dapat dilihat pada tabel 4.8 di

bawah ini.

Tabel 4.8 Nilai LQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Boyolali

Tahun 2005-2009

Lapangan Usaha TAHUN Rata-

Rata Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian 1,76 1,74 1,74 1,71 1,68 1,73 Basis Pertambangan 0,74 0,77 0,82 0,82 0,86 0,80 Non Basis Industri Pengolahan 0,51 0,51 0,51 0,52 0,53 0,52 Non Basis Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,19 1,43 1,48 1,56 1,54 1,44 Basis Bangunan/Konstruksi 1,19 0,46 0,49 0,48 0,48 0,62 Non Basis Perdagangan 1,24 1,21 1,18 1,17 1,14 1,19 Basis Angkutan dan Komunikasi 0,54 0,56 0,53 0,53 0,52 0,54 Non Basis Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1,82 1,79 1,75 1,74 1,69 1,76 Basis Jasa-jasa 0,77 0,58 0,95 0,99 1,04 0,87 Non Basis Sumber: Data Hasil Olahan Microsoft Exel

Berdasarkan hasil analisis Location Quotient pada tabel 4.8 bahwa sektor

pertanian termasuk sektor basis hal ini sesuai pada hipotesis yang menyatakan bahwa

sektor pertanian diduga merupakan sektor basis pada sektor perekonomian Kabupaten

Boyolali. Sembilan sektor perekonomian Kabupaten Boyolali atas dasar harga

konstan tahun 2000, selama kurun waktu 2005-2009.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Diketahui bahwa empat dari sembilan sektor perekonomian merupakan sektor

basis dalam perekonomian Kabupaten Boyolali, sektor tersebut yaitu sektor

pertanian; sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor perdagangan; serta sektor

keuangan dengan nilai rata-rata LQ ≥ 1. Sektor yang memiliki rata-rata tertinggi

yaitu sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dengan rata-rata 1,76 dan

sektor yang memiliki rata-rata terendah yaitu sektor perdagangan dengan rata-rata

1,44. Artinya bahwa tingkat spesialisasi sektor-sektor tersebut lebih besar dari

sektor-sektor perekonomian tingkat Jawa Tengah, sehingga sektor-sektor

perekonomian tersebut dapat memenuhi kebutuhan di wilayahnya dan mampu

mengekspor kebutuhan luar wilayah, untuk lima sektor yaitu: sektor pertambangan;

sektor industri pengolahan; sektor bangunan/konstruksi pada tahun 2005-2009

mengalami penurunan dari 1,19% turun menjadi 0,48; sektor angkutan dan

komunikasi; serta sektor jasa-jasa selama 2005-2009 mengalami kenaikan dari 0,77

naik menjadi 1,04.

Ke lima sektor tersebut termasuk sektor non basis dengan nilai LQ < 1,

artinya bahwa tingkat spesialisasi sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Boyolali

lebih kecil dari pada sektor-sektor perekonomian tingkat Jawa Tengah, sehingga

hanya mampu memenuhi kebutuhan wilayahnya dan belum mampu mengekspor

kebutuhan luar wilayah. Selama periode 5 tahun sektor yang tetap basis adalah sektor

pertanian; sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor perdagangan; serta sektor

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sedangkan selama periode 5 tahun yang

tetap menjadi non basis adalah sektor pertambangan; sektor industry pengolahan;

serta sektor angkutan dan komunikasi.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

b. Sub Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang terdiri dari

lima sub sektor yaitu sub sektor bahan makanan; sub sektor perkebunan rakyat; sub

sektor peternakan; sub sektor kehutanan; serta sub sektor perikanan. Hasil dari

analisis Location Quotient dapat dilihat dalam tabel 4.9.

Tabel 4.9 Nilai LQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Boyolali

Tahun 2005-2009

Lapangan Usaha Tahun Rata-

Rata Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

Tanaman Pangan 0,88 0,90 0,89 0,92 0,93 0,72 Non Basis Perkebunan Rakyat 0,72 0,64 0,06 0,53 0,51 0,49 Non Basis Peternakan 2,58 2,39 2,16 2,10 2,02 2,25 Basis Kehutanan 0,47 0,59 0,60 0,66 0,39 0,54 Non Basis Perikanan 0,17 0,22 0,23 0,37 0,40 0,28 Non Basis

Sumber: Data Hasil Olahan Microsoft Exel

Berdasarkan hasil analisis Location Quotient dapat diketahui bahwa hanya sub

sektor peternakan yang merupakan sektor basis dalam perekonomian Kabupaten

Boyolali dengan rata-rata LQ ≥1 sebesar 2,25, artinya bahwa sektor-sektor

perekonomian tersebut dapat memenuhi kebutuhan di wilayahnya sehingga para

pengambil keputusan dan pengambil kebijakan diharapkan dapat menentukan

langkah apa yang perlu dilakukan. Sub sektor peternakan di wilayah Kabupaten

Boyolali masih di mungkinkan bisa tumbuh karena geografisnya banyak yang cocok

untuk sub sektor peternakan. Sektor non basis dengan rata-rata LQ < 1 adalah sub

sektor tanaman pangan sebesar 0,72 disebabkan karena adanya serangan hama dan

cuaca atau curah hujan yang rendah yang mengakibatkan kekeringan sehingga

produksinya sedikit. Sub sektor perkebunan rakyat dan sub sektor kehutanan masuk

dalam sektor non basis yang sebesar 0,49 dan 0,54. Masing-masing sub sektor ini

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

baik untuk perkembangan tanaman perkebunan dan pengembangan dalam kayu

pertukangan. Wilayah Kabupaten Boyolali memiliki daerah perairan yang luas

seperti waduk, dan kolam yang dapat dimanfaatkan sebagai perikanan tetapi sub

sektor perikanan masuk dalam sektor non basis sebesar 0,28.

Artinya sub sektor tanaman pangan, sektor perkebunan rakyat, sub sektor

kehutanan, dan sub sektor perikanan hanya dapat memenuhi kebutuhan wilayahnya

dan belum mampu mengekspor kebutuhan luar wilayah.

2. Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ)

a. Sektor Perekonomian

Metode DLQ adalah metode yang digunakan untuk mengetahui perubahan

posisi sektor perekonomian di masa yang akan datang, dalam artian bahwa suatu

sektor yang ada pada saat ini menjadi sektor unggulan belum tentu akan menjadi

sektor unggulan pada masa yang akan datang, sebaliknya yang pada saat ini menjadi

sektor unggulan belum tentu pada masa yang akan datang akan tetap menjadi sektor

unggulan. Hasil analisis DLQ dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil DLQ Sektor Perekonomian Kabupaten Boyolali

Tahun 2005-2009

Lapangan Usaha DLQ Keterangan

Pertanian 1,04 Tetap Basis Pertambangan 1,37 Tetap Basis Industri Pengolahan 0,65 Tidak Basis Listrik, Gas, dan Air Bersih 3,28 Tetap Basis Bangunan 0,65 Tidak Basis Perdagangan 0,73 Tidak Basis Angkutan dan Komunikasi 0,48 Tidak Basis Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1,29 Tetap Basis Jasa-Jasa 8,42 Tetap Basis

Sumber: Data Hasil Olahan Microsoft Exel

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Berdasarkan analisis DLQ dapat diketahui bahwa sektor-sektor perekonomian

yang dapat diharapkan menjadi sektor basis pada masa yang akan datang yaitu sektor

pertanian; sektor pertambangan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa dengan nilai DLQ ≥ 1. Sektor

yang sangat diharapkan basis pada masa yang akan datang yaitu jasa-jasa dengan

nilai DLQ 8,42, karena masyarakat yang cenderung banyak menggunakan jasa-jasa

seperti jasa hiburan dan rekeasi. Sektor pertanian juga diharapkan basis pada masa

yang akan datang dengan dengan nilai DLQ terendah sebesar 1,04. Tempat strategis

dan lahan yang luas membuat masyarakat untuk bercocok tanam.

b. Sub Sektor Pertanian

Berdasarkan analisis DLQ dapat dilihat posisi sub sektor pada masa yang akan

datang melalui tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil DLQ Sub Sektor Pertanian Perekonomian Kabupaten Boyolali

Tahun 2005-2009

Lapangan Usaha DLQ Keterangan

Tanaman Pangan 1,22 Tetap Basis Perkebunan Rakyat 0,08 Tidak Basis Peternakan 0,63 Tidak Basis Kehutanan 0,46 Tidak Basis Perikanan -7,75 Tidak Basis

Sumber: Data Hasil Olahan Microsoft Exel

Tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa sub sektor pertanian yang

merupakan sub sektor basis pada masa yang akan datang yaitu sub sektor tanaman

pangan dengan nilai DLQ ≥ 1, hal ini sesuai hipotesis yang menyatakan sub sektor

tanaman pangan diduga merupakan sub sektor basis pada sektor pertanian Kabupaten

Boyolali. Sub sektor yang sangat diharapkan akan basis pada masa yang akan datang

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

yaitu sub tanaman pangan dengan nilai DLQ 1,22. Sub sektor non basis pada masa

yang akan datang yaitu sub sektor perkebunan rakyat; sub sektor peternakan; sub

sektor kehutanan; dan sub sektor perikanan. Peran pertanian di Kabupaten Boyolali

cenderung mengalami kenaikan dan memiliki daya saing yang tinggi karena sektor

pertanian dapat memenuhi kebutuhan wilayahnya dan dapat melakukan ekspor keluar

wilayah sehingga pembangunan wilayah Kabupaten Boyolali dan Jawa Tengah

berjalan dengan baik.

3. Analisis Identifikasi Gabungan LQ dan DLQ

a. Sektor Perekonomian

Analisis identifikasi gabungan LQ dan DLQ digunakan untuk mengetahui

perubahan posisi dari tiap-tiap sektor perekonomian di Kabupaten Boyolali dan

hasilnya dapat diketahui melalui tabel 4.12.

Tabel 4.12 Nilai Rata-Rata Gabungan LQ dan DLQ Sektor Perekonomian Kabupaten

Boyolali Tahun 2005-2009 Lapangan Usaha Rata-Rata LQ Rata-Rata DLQ

Pertanian 1.73 1.73 Pertambangan 0.8 0.8 Industri Pengolahan 0.52 0.51 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.44 1.45 Bangunan 0.62 0.47 Perdagangan 1.19 1.19 Angkutan dan Komunikasi 0.54 0.54 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1.76 1.75 Jasa-Jasa 0.87 0.93

Sumber: Data Hasil Olahan Microsoft Exel

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 4.13 Identifikasi Gabungan LQ dan DLQ Sektor Perekonomian di Kabupaten

Boyolali Tahun 2005-2009 Krieria DLQ ≥ 1 DLQ < 1

LQ ≥ 1

Unggulan : Prospektif : · Pertanian · Perdagangan · Listrik, Gas, dan Air Bersih · Keuangan, Persewaan, dan

Jasa Perusahaan

LQ < 1

Andalan : Kurang Prospektif : · Pertambangan · Industri Pengolahan · Jasa-Jasa · Bangunan

· Angkutan dan Komunikasi

Berdasarkan Tabel 4.12 nilai rata-rata gabungan LQ dan DLQ Kabupaten

Boyolali dijadikan kriteria dalam menentukan sektor ekonomi tersebut tergolong

unggulan, prospektif, andalan, dan kurang prospektif, dapat diketahui pada tabel 4.13

identifikasi gabungan LQ dan DLQ bahwa tiga sektor perekonomian di Kabupaten

Boyolali yaitu sektor pertanian; sektor listrik, gas, dan air bersih; dan sektor

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan merupakan sektor unggulan di Kabupaten

Boyolali. Untuk satu sektor yaitu sektor perdagangan merupakan sektor prospektif di

Kabupaten Boyolali. Untuk dua sektor yaitu sektor pertambangan dan sektor jasa-jasa

merupakan sektor andalan di Kabupaten Boyolali. Sedangkan tiga sektor yaitu sektor

industri pengolahan; sektor bangunan; dan sektor angkutan dan komunikasi

merupakan sektor kurang prospektif di Kabupaten Boyolali.

b. Sub Sektor Pertanian

Berdasarkan analisis Identifikasi LQ dan DLQ dapat dilihat posisi tiap-tiap

sektor pertanian yang mengalami perubahan pada masa yang akan datang, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat tabel 4.13.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 4.14 Nilai Rata-Rata Gabungan LQ dan DLQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten

Boyolali Tahun 2005-2009 Lapangan Usaha LQ DLQ

Tanaman Pangan 0,72 3,02 Perkebunan Rakyat 0,49 0,08 Peternakan 2,25 6,13 Kehutanan 0,54 1,62 Perikanan 0,28 0,77

Sumber: Data Hasil Olahan Microsoft Exel

Tabel 4.15 Identifikasi Gabungan LQ dan DLQ Sub Sektor Pertanian di Kabupaten

Boyolali Tahun 2005-2009 Krieria DLQ ≥ 1 DLQ < 1

LQ ≥ 1

Unggulan : Prospektif : · Peternakan

LQ < 1

Andalan : Kurang Prospektif : · Tanaman Pangan · Perkebunan Rakyat · Kehutanan · Perikanan

Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dari hasil analisis identifikasi gabungan LQ

dan DLQ sub sektor peternakan merupakan sub sektor unggulan di Kabupaten

Boyolali. Untuk dua sub sektor yaitu sub sektor tanaman pangan dan sub sektor

kehutanan merupakan sub sektor andalan di Kabupaten Boyolali. Sedangkan dua sub

sektor lainnya yaitu sub sektor perkebunan rakyat dan sub sektor perikanan

merupakan sub sektor kurang prospektif di Kabupaten Boyolali.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan mengenai peranan sektor

pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Boyolali tahun 2005-2009, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sektor perekonomian Kabupaten Boyolali berdasarkan analisis Location

Quotient (LQ) yang menjadi peran sektor basis selama tahun penelitian (2005-

2009) yaitu sektor pertanian; sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor perdagangan;

serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.

2. Sub sektor pertanian Kabupaten Boyolali Berdasarkan analisis Location

Quotient (LQ) yang menjadi peran sektor basis selama tahun penelitian (2005-

2009) yaitu sub sektor peternakan.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka dikemukakan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis, bahwa sektor yang menjadi sektor basis di Kabupaten

Boyolali adalah sektor pertanian dan sub sektor tanaman pangan, sub sektor

peternakan, dan sub sektor kehutanan sehingga pemerintah Kabupaten Boyolali

lebih mengutamakan sektor pertanian karena sektor ini diharapkan akan tetap

menjadi sektor basis di masa yang akan datang. Upaya yang perlu dilakukan oleh

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pemerintah adalah menyediakan dan memastikan ketersediaan pangan Kabupaten

Boyolali yang berasal dari sumber daya alam atau berasal dari daerah lain agar

tetap memberikan kontribusi terhadap sektor pertanian, meningkatkan usaha

ternak yang lebih maju serta meningkatkan pengetahuan dan pengelolaan usaha

ternak dengan memberikan penyuluhan pada peternak, dan tetap menjaga

kelestarian hutan dengan cara memperbanyak personil polisi hutan agar tidak

terjadi penebangan liar.

2. Upaya para peternak supaya meningkatkan nilai tambahan dari produk-produk

pertanian dengan cara yang lebih inovatif, membuat penampungan limbah agar

tidak timbul permasalahan pada lingkungan sekitar, mengikuti penyuluhan yang

diadakan pemerintah agar dapat menambah pengetahuan tentang perternakan.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PERANAN .../Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE. Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia. Berbagai Edisi. Jakarta.

BPS Kabupaten Boyolali. 2009. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Boyolali 2006-2009. Boyolali: BPS.

Hendayana, Rachmat, 2003. “Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional”. Jurnal Infprmatika Pertanian. Vol. 12.

Ikhsan, M. Dan Armand. 1993. “Sektor Pertanian Pangan, Peternakan, dan Pemikiran Menuju Tahun 2000”. Dalam Anwar MA (Editor). Prospek Ekonomi Indonesia dalam Jangka Peluang dan Tantangan dalam Sektor Riil dan Utilitas Pada Dasawarsa 1990-an. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Jhigan, M. L. 1988. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Rajawali Press. Jakarta.

Mukhyi, Moh Abdul. 2002. “Analisis Peranan Sub Sektor Pertanian dan Sektor Unggulan Terhadap Pembangunan Kawasan Ekonomi Propinsi Jawa Barat: Pendekatan IRIO”. http://google.co.id. Diakses pada tanggal 3 April 2011.

Pratomo, Satrio. 2010. “Analisis Peran Sektor Pertanian Sebagai Sektor Unggulan di Kabupaten Boyolali Tahun 1998-2008”. Skripsi. FE UNS. Surakarta.

Puspita, Ika. “Analisis Peranan Sektor Pertanian dalam Perekonomian di Kabupaten Karanganyar”. Skripsi. FE UNS. Surakarta.

Robinson, Tarigan. 2002. Perencanaan Pembangunan Wilayah Pendekatan Ekonomi dan Ruang. Departemen Pendidikan Nasional. Medan.

Soepomo, Prasetyo. 1993. “Analisis Shift Share Perkembangan dan Penerapan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. VIII. No. 1. Hal. 43-54. UGM. Yogyakarta.

Todaro, P Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi Daerah Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Sundari, Mei Tri. 2006. “Analisis Basis Ekonomi Sektor Pertanian di Kabupaten Karanganyar dengan Pendekatan Location Quotient”. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Agribisnis. Vol. II. No. 2. Hal. 95-100. UNS. Surakarta.

Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah). UPP STIM YKPN. Yogyakarta.