diare 4

46
Kadang terpikir “kok bisa ya ada orang yang setega itu?”. “apa rasa kasih dan takut sudah gak ada di dunia ini?”. “kok bisa gampang banget membunuh seorang anak kecil yang gak berdosa?”. Kalau kita melihat dan mendengar berita di televisi akhir2 ini mengenai kekerasan, bahkan pembunuhan terhadap anak, membangkitkan emosi kita untuk ikut menghakimi bahkan mengadili. Ya, sadis dan kejam!!anak kecil sebagai individu yang kecil dan lemah selalu menjadi korban nafsu orang dewasa. Dimana letak kesalahan masyarakat kita?apakah didikan dari kecil yang salah, menyebabkan seseorang tumbuh menjadi individu yang berjiwa kejam?atau lingkungan sekitar dimana kita tumbuh menyebabkan kita juga bertumbuh menjadi sama seperti lingkungan yang buruk itu?berarti orangtua dan lingkungan sekitar berperan sangat besar dalam pembentukan individu-individu ini. Saya tidak melihat dari sisi anak kecil yang menjadi korban,tapi saya ingin menyoroti dari sisi pelaku kekerasan yang kejam ini. Mengapa mereka bisa menjadi individu yang sedemikian kejam,yang tidak bisa berpikir panjang menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang benar dan mana yang salah? Yang hanya bisa memuaskan nafsu sesaat dan tidak bisa mengontrol emosi, sehingga harus menyelesaikan masalah dengan MEMUKUL, MEMBAKAR, MENYAKITI, bahkan MEMBUNUH hanya karena

Upload: enda-rafiqoh

Post on 24-Apr-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: diare 4

Kadang terpikir “kok bisa ya ada orang yang setega itu?”. “apa rasa kasih dan takut sudah gak ada di dunia ini?”. “kok bisa gampang banget membunuh seorang anak kecil yang gak berdosa?”.Kalau kita melihat dan mendengar berita di televisi akhir2 ini mengenai kekerasan, bahkan pembunuhan terhadap anak, membangkitkan emosi kita untuk ikut menghakimi bahkan mengadili. Ya, sadis dan kejam!!anak kecil sebagai individu yang kecil dan lemah selalu menjadi korban nafsu orang dewasa. Dimana letak kesalahan masyarakat kita?apakah didikan dari kecil yang salah, menyebabkan seseorang tumbuh menjadi individu yang berjiwa kejam?atau lingkungan sekitar dimana kita tumbuh menyebabkan kita juga bertumbuh menjadi sama seperti lingkungan yang buruk itu?berarti orangtua dan lingkungan sekitar berperan sangat besar dalam pembentukan individu-individu ini.Saya tidak melihat dari sisi anak kecil yang menjadi korban,tapi saya ingin menyoroti dari sisi pelaku kekerasan yang kejam ini. Mengapa mereka bisa menjadi individu yang sedemikian kejam,yang tidak bisa berpikir panjang menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang benar dan mana yang salah? Yang hanya bisa memuaskan nafsu sesaat dan tidak bisa mengontrol emosi, sehingga harus menyelesaikan masalah dengan MEMUKUL, MEMBAKAR, MENYAKITI, bahkan MEMBUNUH hanya karena ketakutan dan kepanikannya. Bagaimana sebenarnya didikan orangtua mereka dulu?bagaimana lingkungan tempat mereka dibesarkan dulu?apakah mungkin orangtua mengajarkan anak2

Page 2: diare 4

mereka untuk menyakiti?apakah lingkungan mereka dulu merupakan kumpulan orang2 preman yang sadis?yang juga suka menyakiti oranglain?Menurut saya, tidak ada orangtua yang mengajarkan anaknya membunuh, yang ada hanyalah orangtua yang tidak bisa mengontrol emosi mereka sehingga dalam memecahkan atau menghadapi masalah dalam rumah tangga mereka selalu mengandalkan kekerasan dan keputusasaan, sehingga yang ada dalam rumah tangga itu hanyalah KERIBUTAN, PERTENGKARAN, KESEDIHAN, KEPUTUSASAAN, JALAN PINTAS. Bukannya KETENANGAN, MUSYAWARAH, KEDAMAIAN, SUKACITA, UCAPAN SYUKUR, USAHA, KERJA KERAS. Itulah yang menyebabkan anak2 tumbuh menjadi individu yang buruk dan susah mengendalikan diri mereka, sehingga saat besar dapat menjadi individu yang buruk.Jadi apa yang dapat kita pelajari dari kasus ini?tidak perlu kita ikut2 an menghakimi atau mengadili, karena itu sudah ada bagiannya sendiri. Sekarang yang perlu kita pelajari adalah bagaimana kita menciptakan anak2 kita menjadi individu yang dapat bersosialisasi dengan baik, dapat membawa diri mereka dan mengenal siapa diri mereka dengan baik, dapat mengendalikan emosi mereka dengan baik, dapat menjadi individu yang ceria, bersukacita, selalu mengucap syukur, dan yang lebih penting adalah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, bukan hanya sekedar tau mana yang baik dan mana yang tidak baik.Anak adalah anugrah Tuhan yang indah dan besar buat orangtua. Seperti jika kita mempunyai berlian atau permata yang berharga ratusan juta rupiah, pasti kita

Page 3: diare 4

tidak ingin permata itu rusak, kotor atau bahkan tergores sedikit saja bukan?maka sudah seharusnya seperti itulah kita menjaga anak2 kita. Bagaimana caranya?bukan hanya dengan pendidikan agama, tetapi juga dengan menjadi contoh sehari2. Menjadi teladan bagi anak2 kita, menjadi cermin buat mereka, menjadi pola. Nah, kalo sudah begini, banyak hal yang harus kita pikirkan sebelum menjadi orangtua kan?bukan hanya kesiapan financial atau mental saja, tetapi sudahkah kita bisa menjadi contoh nantinya bagi mereka?tentu saja diawali dengan dapat menjadi contoh bagi orang lain sekitar kita. Jadi sebenarnya masalahnya tidak sederhana, tetapi sangat KOMPLEKS. Tidak perlu ribut, tidak perlu ikut mengadili, tidak perlu menjudge orang berlebihan, tetapi mari kita semua bergandengan tangan sama2 membentuk anak menjadi individu yang benar saat mereka menjadi dewasa nanti. Mulailah dari keluarga kita masing2. Kita harus bisa memutus rantai kehidupan yang sudah salah. Pelaku kekerasan berawal dari korban kekerasan, dan korban kekerasan terjadi karena pelaku mendapat kekerasan pula, begitu seterusnya. Mari kita putus melalui anak2 kita yang sedang bertumbuh, jadikan mereka individu yang baik yang nantinya mereka juga dapat menghasilkan individu yang baik pula, begitu seterusnya, seperti dapat dianalogikan dengan film “PAY IT FORWARD”. Tidak perlu juga kita mengkambinghitamkan pemerintah yang tidak bisa memecahkan masalah ekonomi atau ini itu, sehingga menyebabkan orang mengambil jalan pintas atau putus asa. Itu hanyalah

Page 4: diare 4

alasan yang dicari-cari. Karena hidup kita tergantung dari diri kita sendiri, bukan dari oranglain. Tuhan memberi kita akal budi buat berpikir dan mengasihi, dan tangan buat bekerja dan membelai, bukan akal budi buat melamun dan tangan buat meminta dan bertopang dagu,atau tangan buat memukul dan menyakiti.

Diposkan oleh dina di 20:53 1 komentar Link ke posting ini

14 Maret 2010TINJAUAN PUSTAKA PENGGUNAAN PROBIOTIK SEBAGAI TERAPI DIARE AKUT PADA ANAK

PENDAHULUAN

 

Diare merupakan penyebab kematian utama pada anak di dunia, terhitung 5-10 juta

kematian/tahun.1 Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah dunia terutama di

Negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan

kematian akibat diare.2 WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000

dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun.2,3

Meskipun diare membunuh sekitar 4 juta orang/tahun di Negara berkembang, ternyata diare

juga masih merupakan masalah utama di Negara maju.3 Di Amerika, setiap anak mengalami

7-15 episode diare dengan rata-rata usia 5 tahun, 9% anak yang dirawat di Rumah Sakit

dengan diare berusia kurang dari 5 tahun, dan 300-500 anak meninggal setiap tahun.3 Di

Negara berkembang rata-rata tiap anak dibawah usia 5 tahun mengalami episode diare 3 kali

pertahun.4

Page 5: diare 4

Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini

disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama

pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).2,5

Data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2002 menunjukkan bahwa angka kesakitan diare

berdasarkan propinsi terjadi penurunan dari tahun 1999-2001. Pada tahun 1999 angka

kesakitan diare sebesar 25,63 per 1000 penduduk menurun menjadi 22,69 per 1000 penduduk

pada tahun 2000 dan 12,00 per 1000 penduduk pada tahun 2001.6 Sedangkan berdasarkan

profil kesehatan Indonesia 2003, penyakit diare menempati urutan kelima dari 10 penyakit

utama pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit dan menempati urutan pertama pada pasien

rawat inap di Rumah Sakit. Berdasarkan data tahun 2003 terlihat frekuensi kejadian luar biasa

(KLB) penyakit diare sebanyak 92 kasus dengan 3865 orang penderita, 113 orang meninggal,

dan Case Fatality Rate(CFR) 2,92%.7 Kasus diare akut yang ditangani di praktek sehari-hari

berkisar 20% dari total kunjungan untuk usia di bawah 2 tahun dan 10% untuk usia di bawah

3 tahun.4

Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan

menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian.5 Data terakhir dari Departemen

Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima

tahun (balita) di Indonesia setelah radang paru ataupneumonia.2

Penelitian multisenter selama 1 tahun di beberapa Negara Eropa menunjukkan bahwa 65,6%

dari 287 anak terinfeksi oleh patogen, dan infeksi terbanyak adalah karena Rotavirus

(35,1%).1,4Rotavirus sebagai patogen penyebab tersering pada usia 6-24 bulan. Infeksi oleh

bakteri lebih sering terjadi pada beberapa bulan awal kehidupan (bayi muda) dan pada anak

usia sekolah.4

Terapi utama untuk diare akut adalah rehidrasi oral.4,5,8,9 Pada banyak kasus, dehidrasi akibat

diare dapat ditangani dengan baik melalui keseimbangan cairan rehidrasi oral selama 4-6

jam.8 Dua puluh empat tahun yang lalu, terapi rehidrasi oral pertama kali dibuktikan efektif

untuk mengatasi pasien dengan dehidrasi berat akibat kolera. Perkembangan dari terapi

sederhana ini sudah dipakai dan diterima selama hampir 20 abad. Terapi oral sekarang

Page 6: diare 4

menjadi usulan utama WHO dalam usaha menurunkan angka kematian dan kecacatan dan

ditetapkan dalam Diarrheal Disease Control Program dan dipakai oleh 100 negara di dunia.3

Menurut Ketua Unit Kelompok Kerja Gastro Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia Pusat

dr.M.Juffrie,PhD,Sp.A(K), akhir-akhir ini penggunaan probiotik mulai diperkenalkan untuk

mengatasi masalah diare di Indonesia. Apalagi di Indonesia diare merupakan penyebab

kematian terbesar pada bayi dan balita yaitu masing-masing sekitar 42% dan 25%.10 Adapun

penyebab diare terbesar berdasarkan survey secara umum adalah Rotavirus (sekitar 60%),

berikutnya adalah bakteri patogen. Sedang pada anak balita, hampir 84% penyebab diare

adalah rotavirus, yang lainnya adalah oleh bakteri patogen yang didominasi oleh Shigella,

Salmonella, Aeromonas, Campylobacter, dan lain-lain.10

Probiotik secara luas telah diketahui memberikan keuntungan pada berbagai kondisi

penyakit. Dalam beberapa studi terbatas menunjukkan, penggunaan probiotik sebagai

profilaksis dapat memberikan kontribusi menurunkan angka kejadian dan lamanya penyakit

pada subyek orang sehat. Probiotik juga dapat menurunkan angka kejadian diare pada

anak.11 Terapi probiotik, merupakan "complementary" atau "integrative" medicine dan mulai

menjadi terapi utama pada penyakit-penyakit pediatrik.12

The American Academy of Pediatric Subcomitte on Acute Gastroenteritis mendorong agar

probiotik (contohnyaLactobacillus GG) dimasukkan sebagai parameter praktisi yang

direkomendasikan. Meskipun penggunaan probiotik sebagai terapi terhadap diare akibat

bakteri dan pada kondisi penyakit sedang sampai berat belum banyak diteliti, tetapi

penggunaan probiotik pada diare akibat virus dan pada kondisi penyakit ringan menunjukkan

hasil yang bagus.12,13

Probiotik, merupakan mikroorganisme yang dapat memberikan efek positif bagi kesehatan

apabila dikonsumsi, dan sudah banyak dilakukan penelitian mengenai hal ini, dan sudah

digunakan pada manusia.11,12,14 Probiotik yang digunakan pada susu formula berguna pada

anak-anak yang ditempatkan pada Tempat Penitipan Anak(TPA) atau pada anak-anak yang

tidak mendapat ASI, dimana anak-anak ini termasuk dalam golongan yang rentan terhadap

infeksi.12,13 ASI menyebabkan usus kaya akan mikroflora probiotik dengan sedikit bakteri

patogen, dibandingkan dengan susu formula. Hal ini merupakan salah satu mekanisme yang

Page 7: diare 4

menurunkan angka kejadian infeksi diare pada anak yang mendapat ASI. Sudah dibuktikan

bahwa ASI merupakan sumber bakteri asam laktat (lactic acid bacteria) bagi usus bayi.13

Secara umum, penelitian-penelitian telah menunjukkan adanya keuntungan pada konsumsi

probiotik dan keuntungan ini terjadi karena adanya kolonisasi di epitel.11 Banyak yang telah

melaporkan keuntungan dalam mengatasi gejala penyakit, seperti mengurangi durasi dari

diare akibat rotavirus, mengurangi gejalairritable bowel syndrome dan mengatasi

penyakit atopic. Karena banyaknya keuntungan yang bisa diperoleh dari penggunaan

probiotik ini, maka saat ini banyak penelitian dilakukan dalam rangka penggunaan probiotik

untuk pencegahan penyakit.11 Menurut sebuah laporan dalam jurnal The Pediatric Infectious

Disease edisi Juni 2008, probiotik Eschericia Coli Nissle 1917 efektif dalam penanganan

diare dengan durasi lebih dari 4 hari pada bayi dan anak-anak. Dr.Henker dan koleganya

mencatat bahwa E.coli strain Nissle 1917 (EcN) non patogenik telah dilisensi di eropa selama

90 tahun dalam penanganan penyakit-penyakit usus besar.15

Namun sampai saat ini probiotik yang dipasarkan di Indonesia adalah berasal dari import

dengan memanfaatkan strain-strain bakteri dari peneliti-peneliti di luar negeri, baik Jepang

maupun Eropa. Tantangan yang dihadapi oleh peneliti Indonesia adalah mengangkat isolate

probiotik local untuk dapat dikomersialkan.10

Penelitian tentang probiotik sebetulnya telah lama dikembangkan di Fakultas Teknologi

Pertanian dan Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada (PSPG) lebih dari 10

tahun yang lalu. Diawali dengan isolasi bakteri asam laktat (yang juga dikenal

sebagai friendly bacteria) dari berbagai makanan fermentasi.10Penelitian tersebut dilakukan

oleh Prof.Dr.Endang S.Rahayu beserta timnya yang waktu itu berkolaborasi dengan peneliti

Luar Negeri dibidang yang sama dari Jepang dan Amerika. Ratusan koleksi bakteri asam

laktat saat ini disimpan di koleksi kultur yang dimiliki oleh PSPG yaitu FNCC (Food and

Nutrition Culture Collection). Isolat-isolat bakteri asam laktat selanjutnya diseleksi dan

dipilih yang memiliki potensi sebagai agensia probiotik.10

Karena semakin berkembangnya penelitian dan penggunaan probiotik sebagai terapi dan

profilaksis pada diare, terutama diare akut, maka penulis tertarik untuk melakukan tinjauan

pustaka agar dapat membangkitkan kembali rasa ingin tahu kita dan menggali informasi lebih

Page 8: diare 4

banyak lagi, agar penggunaan probiotik dalam praktek sehari-hari bisa lebih maksimal,

mengingat tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare di Negara kita ini.

 

 

 

 

 

 

 

ISI

I DIARE

Batasan

Diare adalah peningkatan jumlah feses/hari dan atau peningkatan frekuensi

BAB, biasa terjadi dalam beberapa hari. 

1. Diare akut 

1.1.1 Definisi

Page 9: diare 4

Diare akut adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat

kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari), menyebabkan

peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari.4

1.1.2 Epidemiologi 

Setiap tahun diperkirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang berkisar 3,5 – 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 – 5 episode per anak per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes. diperoleh angka kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini meningkat bila dibanding survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat proporsi kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2% dengan peringkat 2. Diare pada anak merupakan penyakit yang mahal yang berhubungan secara langsung atau tidak terdapat pembiayaan dalam masyarakat. Biaya untuk infeksi rotavirus ditaksir lebih dari 6,3 juta poundsterling setiap tahunnya di Inggris dan 352 juta dollar di Amerika Serikat.16

 

Page 10: diare 4

1.1.3 Etiologi

Selama 2 dekade, penelitian menunjukkan karakteristik dari diare akut. Pada

awal 1970 agen penyebab dapat diidentifikasi dalam 15-20% episode diare.

Sekarang, dengan semakin berkembangnya teknik diagnostik, dapat ditemukan

agen penyebab dalam 60-80%.3 Sebagian besar penyebab infeksi diare adalah

Rotavirus, disamping virus lainnya sepertiNorwalk Like Virus, Enteric

Adenovirus, Astovirus, dan Calicivirus. Beberapa patogen bakteri

seperti Salmonella, Shigella, Yersinia, Campylobacter, dan beberapa strain

khusus E.Coli. Beberapa parasit yang sering menyebabkan diare

meliputi Giardia, Crytosporidium, dan Entamoeba Histolytica.1,3

Penyebab diare pada anak dapat dilihat pada tabel 1.4,17,18 Infeksi usus

merupakan penyebab tersering awitan diare akut yang sporadis. Tabel 2

memperlihatkan jenis patogen penyebab diare pada diare.4

 

Table 1. Penyebab diare akut

Infeksi

Infeksi usus (termasuk keracunan makanan)

Infeksi ekstra usus (otitis media akut, infeksi saluran kemih,

pneumonia)

Obat-obatan

Antibiotik

Obat-obatan lain

Alergi makanan

Cow's milk protein allergy(CMPA)

Alergi protein kedelai

Page 11: diare 4

Alergi makanan multipel

Kelainan proses

cerna/absorpsi

Defisiensi enzim sukrase/isomaltase

Hipolaktase awitan lambat (atau tipe dewasa)

Defisiensi vitamin Defisiensi niasin

Tertelan logam berat Co, Zn, cat

 

Penelitian multisenter selama 1 tahun di beberapa Negara Eropa menunjukkan

bahwa 65,6% dari 287 anak terinfeksi oleh patogen, dan infeksi terbanyak

adalah karena Rotavirus (35,1%).

 

Tabel 2. Patogen penyebab diare akut

Patogen Frekuensi kasus sporadic di Negara berkembang (%)

Virus

Rotavirus

Calcivirus

Astrovirus

Enteric type adenovirus

 

25 – 40

1 – 20

4 – 9

?

Page 12: diare 4

Bakteri

Campylobacter jejuni

Salmonella

Escherichia coli

Shigella

Yersinia enterocolitica

Clostridium difficile

Vibrio para haemolyticus

Vibrio cholera 01

Vibrio cholera non 01

Aeromonas hydrophilia

 

6 – 8

3 – 7

3 – 5

0 – 3

1 – 2

0 – 2

0 – 1

-

?

0 – 2

Parasit

Cryptosporidium

Giardia lamblia

 

1 – 3

1 - 3

 

Infeksi di luar usus yang sering disertai diare adalah otitis media akut, infeksi

saluran kemih, dan penyakit paru, yang biasanya menyebabkan diare yang

ringan dan dapat sembuh sendiri dengan penyembuhan penyakit dasarnya.

Penggunaan beberapa macam obat, terutama antibiotik, sering dihubungkan

Page 13: diare 4

denganClostridium difficile. Alergi terhadap protein susu sapi (CMPA)

merupakan salah satu diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan selain

sindrom malabsorpsi bila diare tidak sembuh dalam 10-14 hari.4

 

1.1.4 Patofisiologi

Ada beberapa mekanisme patofisiologis yang terjadi, sesuai dengan penyebab

diare.

Virus dapat secara langsung merusak vili usus halus sehingga mengurangi luas

permukaan usus halus dan mempengaruhi mekanisme enzimatik.4

Bakteri mengakibatkan diare melalui beberapa mekanisme yang berbeda.

Bakteri non invasive(vibrio cholera, E.coli patogen) masuk dan dapat melekat

pada usus, berkembang baik disitu, dan kemudian akan mengeluarkan enzim

mucinase (mencairkan lapisan lendir), kemudian bakteri akan masuk ke

membran, dan mengeluarkan sub unit A dan B, lalu mengeluarkan cAMP yang

akan merangsang sekresi cairan usus dan menghambat absorpsi tanpa

menimbulkan kerusakan sel epitel. Tekanan usus akan meningkat, dinding usus

teregang, kemudian terjadilah diare.4

Bakteri invasive (salmonella spp, shigella sp, E.coli invasive, campylobacter)

mengakibatkan ulserasi mukosa dan pembentukan abses yang diikuti oleh

respon inflamasi. Toksin bakteri dapat mempengaruhi proses selular baik di

dalam usus maupun di dalam usus. Enterotoksin Escherichia coli yang tahan

panas akan mengaktifkan adenilat siklase, sedangkan toksin yang tidak tahan

panas mengaktifkan guanilat siklase. E.colienterohemoragik dan Shigella

menghasilkan verotoksin yang menyebabkan kelainan sistemik seperti kejang

dan sindrom hemolitik uremik.4

Page 14: diare 4

 

1.1.5 Manifestasi Klinis

Anamnesis

Anamnesis anak dengan gejala diare akut perlu dimulai dengan mengambil

informasi yang mungkin mengarahkan kita pada penyakit lain yang presentasi

klinisnya mirip dengan diare akut.4 Gejala respiratori seperti batuk, sesak nafas

atau takipneu mengarahkan pada adanya penyakit dasar pneumonia. Adanya

sakit telinga mungkin merupakan gejala otitis media akut. Frekuensi berkemih,

urgensi, dan nyeri saat berkemih mengarahkan kita pada

pielonefritis.4 Anamnesis yang baik akan memberi petunjuk kemungkinan

penyebab diare tanpa harus melakukan pemeriksaan penunjang.17

Tujuan kedua anamnesis adalah untuk menilai beratnya gejala dan resiko

komplikasi seperti dehidrasi. Pertanyaan spesifik mengenai frekuensi, volume

dan lamanya muntah serta diare, diperlukan untuk menentukan derajat

kehilangan cairan dan gangguan elektrolit yang terjadi.4 Ringkasan cara

penilaian dehidrasi dapat dilihat pada tabel 3.4

 

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dimaksudkan untuk 2 tujuan utama, mencari tanda- tanda

penyakit penyerta dan memperkirakan derajat dehidrasi.4 Penilaian yang tidak

akurat terhadap defisit cairan dan kehilangan cairan yang terus terjadi

merupakan faktor penting penyebab kesakitan dan kematian pada muntah dan

diare akut.4 Gejala dan tanda dehidrasi perlu ditemukan dan tentukan derajat

dehidrasi (lihat tabel 3).

Page 15: diare 4

 

1.1.6 Kriteria Diagnosis

Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 7 hari.4 Pada diare terjadi

perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam

tinja melebihi normal (10ml/kg/hari), dan menyebabkan frekuensi defekasi lebih

dari 3 kali sehari.4,17 Derajat dehidrasi dibedakan menjadi tanpa dehidrasi,

dhidrasi ringan-sedang, dan dehidrasi berat.

 

Tabel 3. Penilaian derajat dehidrasi diare akut

Derajat

dehidrasi

Keadaa

n umumRasa haus

Kelopak/

air mata

Mulu

tKulit Urin

Tanpa

dehidrasi,

(<5%BB)

Baik,

kompos

mentis

Minum

normalNormal Basah Normal Normal

Ringan-

sedang,

(5-

10%BB)

Rewel,

gelisah

Minum

seperti

kehausan

Cekung,

produksi

kurang

Kerin

g

Pucat

,capillary

refill <2 detik

Berkuran

g

Berat,

(>10%B

B)

Letargi,

lemah,

kesadara

n

Malas

minum/tida

k dapat

Sangat

cekung,

tidak ada

Sanga

t

kerin

Pucat

,capillary

refill >2 detik

Tidak

ada

Page 16: diare 4

menurun

, nadi

dan

nafas

cepat

minum g

 

 

1.1.7 Pemeriksaan Penunjang

Pada sebagian besar kasus tanpa dehidrasi atau dengan dehidrasi ringan tidak

diperlukan pemeriksaan penunjang.4 Pada dehidrasi berat perlu dilakukan

pemeriksaan elektrolit serum, nitrogen urea, kadar gula darah dan analisis gas

darah.4

Pemeriksaan virologik dan mikrobiologik perlu dilakukan hanya bila hasilnya

dapat digunakan untuk mengganti tata laksana. Adanya darah secara

makroskopik dan mikroskopik mengarah padaShigella,

Campylobacter, atauEnterohemorrhagic Escherichia coli sp sebagai penyebab.4

Pemeriksaan untuk mendeteksi virus seperti tes antigen rotavirus dapat

mengkonfirmasi penyebab, tetapi tidak mengubah tata laksana. Pemeriksaan

antigen Giardia dan apusan feses untuk telur dan parasit umumnya tidak

diperlukan kecuali diare berlanjut lebih dari 10 hari atau ada riwayat paparan.4

 

1.1.8 Tata Laksana

Page 17: diare 4

Rehidrasi Oral

Pada anak dengan diare akut dehidrasi ringan sedang, perlu segera diberikan

cairan rehidrasi oral.4,17 Kandungan natrium dalam cairan rehidrasi oral yang

direkomendasikan oleh WHO adalah 90 mmol/L, yaitu sesuai dengan

kandungan natrium dalam tinja pasien kolera (90-140 mmol/L). kadar natrium

yang direkomendasikan oleh ESPGHAN (European Society of Pediatric

Gastroenterology anad Nutrition) adalah 60-75 mmol/L mengingat kadar

natrium dalam tinja pasien rotavirus hanya sekitar 35-45 mmol/L.4

Pada diare umumnya saat ini dianjurkan untuk menggunakan cairan sesuai

anjuran ESPGHAN.4

 

Tabel 4. Pedoman Tata Laksana diare akut4

berdasarkan derajat dehidrasi

Derajat

dehidrasi

% defisit

Rehidrasi Penggantian cairan

Tanpa dehidrasi

(<5% BB)

Tidak perlu

10 ml/kg tiap diare

2-5 ml/kg tiap muntah

Ringan sedang

(5-10% BB)

CRO 75 ml/kg/3 jam

10 ml/kg tiap diare

2-5 ml/kg tiap muntah

Berat Cairan intravena 10 ml/kg tiap diare

Page 18: diare 4

(>10% BB)

<12 bulan: 30 ml/kg/1 jam atau

70 ml/kg/5 jam

2-5 ml/kg tiap muntah

BB=berat badan, CRO=cairan rehidrasi oral

 

Tabel 5. Komposisi cairan Parenteral dan Oral16 :

 Osmolalitas(mOsm/

L)

Glukosa(g/

L)

Na+(mEq/

L)

CI-

(mEq/

L)

K+(mEq/

L)

Basa(mEq/

L)

NaCl 0,9 % 308 - 154 154 - -

NaCl 0,45 %

+D5428 50 77 77 - -

NaCl 0,225%

+D5253 50 38,5 38,5 - -

Riger Laktat 273 - 130 109 4 Laktat 28

Ka-En 3B 290 27 50 50 20 Laktat 20

Ka-En 3B 264 38 30 28 8 Laktat 10

Standard

WHO-ORS311 111 90 80 20 Citrat 10

Reduced 245 70 75 65 20 Citrat 10

Page 19: diare 4

osmalarity

WHO-ORS

EPSGAN

recommenda

tion

213 60 60 70 20 Citrat 3

 

Pemberian Makanan Secepatnya (early refeeding)

Makanan per oral diberikan sesegera mungkin saat kondisi

sudah membaik.17 Rekomendasi pemberian makanan

secepatnya pada tata laksana diare akut terutama ditekankan

pada meneruskan pemberian ASI dan makanan sehari-

hari.4 Hal ini dapat mencegah terjadinya gangguan gizi,

menstimulasi perbaikan usus, dan mengurangi derajat serta

lamanya penyakit.4,16

Anak yang lebih besar yang telah menerima bermacam

variasi makanan sebaiknya diberikan makanan yang

seimbang, cukup energi dan mudah dicerna. Karbohidrat

kompleks seperti nasi, mie, kentang, roti, biskuit dan pisang

sebaiknya diberikan sejak awal, kemudian ditambahkan

sayuran dan daging matang.4 Makanan yang perlu dihindari

adalah yang mengandung gula sederhana seperti minuman

ringan (soft drink), jus buah kental, minuman mengandung

kafein, dan sereal yang dilapisi gula.4

 

Page 20: diare 4

 

 

Pemberian Probiotik

  Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik

dalam tatalaksana diare akut pada anak.4,13,16 Hasil meta

analisa Van Niel dkk menyatakan lactobacillus aman dan

efektif dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak,

menurunkan lamanya diare kira-kira 2/3 lamanya diare, dan

menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua pemberian

sebanyak 1 – 2 kali. Kemungkinan mekanisme efek

probiotik dalam pengobatan diare adalah perubahan

lingkungan mikro lumen usus, produksi bahan anti mikroba

terhadap beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah

adhesi patogen pada anterosit, modifikasi toksin atau

reseptor toksin, efektrofik pada mukosa usus dan imunno

modulasi.16 

Mengurangi durasi diare juga dapat dilakukan dengan

pemberian probiotik bersamaan dengan makanan.8 Produk

susu yang difermentasi merupakan "palatable source of

nutriens". Proses fermentasi akan mengurangi konsentrasi

laktosa dan peningkatan konsentrasi asam laktat, galaktosa,

asam amino bebas, asam lemak, dan beberapa vitamin B.

sehingga dapat terjadi ketahanan terhadap serangan infeksi

dan perbaikan kembali keseimbangan lingkungan flora

normal dalam usus.8

Page 21: diare 4

 

Obat-obatan

Pemberian antiemetik, antimotilitas, dan antidiare sebagai

pengobatan diare kurang bermanfaat bahkan dapat

menyebabkan komplikasi yang serius.4,16 Obat-obatan

tersebut tidak mengurangi volume tinja ataupun

memperpendek lama sakit. Efek sedasi atau anoreksia yang

ditimbulkan akan mengurangi keberhasilan terapi rehidrasi

oral.4

Penggunaan antibiotik tidak efektif pada infeksi virus dan

hanya terindikasi pada keadaan tertentu antara lain :

(1)patogen telah teridentifikasi, (2)bayi atau anak dengan

defek imun, (3)terapi terhadap kolera, (4)bayi kurang dari 3

bulan dengan biakan tinja positif.4

 

Mikronutrien

Dasar pemikiran pengunaan mikronutrien dalam pengobatan diare akut

didasarkan kepada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan

fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel seluran cerna selama

diare. Seng telah dikenali berperan di dalam metallo – enzymes, polyribosomes ,

selaput sel, dan fungsi sel, juga berperan penting di dalam pertumbuhan sel dan

fungsi kekebalan . Sazawal S dkk melaporkan pada bayi dan anak lebih kecil

dengan diare akut, suplementasi seng secara klinis penting dalam menurunkan

lama dan beratnya diare.4,16,19,20

Page 22: diare 4

 

1.1.9 Pencegahan dan Edukasi

Ada beberapa kiat pencegahan terjadinya diare antara lain : (1)pemberian ASI

eksklusif 4-6 bulan, (2)sterilisasi botol setiap sebelum penberian susu formula,

(3)persiapan dan penyimpanan makanan bayi/anak secara bersih, (4)gunakan air

bersih dan matang untuk minum, (5)kebiasaan mencuci tangan, (6)membuang

tinja di jamban, (7)pemberian makanan seimbang untuk menjaga status gizi.

 

1. Diare Persisten

1.2.1 Definisi

Diare persisten adalah diare akut karena infeksi usus yang karena sesuatu sebab

melanjut 14 hari atau lebih.4,16 Diare persisten didefinisikan sebagai berlanjutnya

episode diare selama 14 hari atau lebih yang dimulai dari suatu diare cair akut

atau berdarah (disentri).16 Kejadian ini sering dihubungkan dengan kehilangan

berat badan dan infeksi non intestinal.

 

 

 

1.2.2 Epidemiologi

Page 23: diare 4

Dari 8 studi komunitas di Asia dan Amerika Latin didapati persentase diare

persisten antara 3 sampai 23% dari seluruh kasus diare. Pada 7 studi lainnya

insiden diare persisten sangat bervariasi.16 Di India insiden diare persisten per

tahun sekitar 7 kasus tiap 100 anak yang berumur 4 tahun atau kurang dan 150

kasus di Brazil. Pada seluruh studi insiden tertinggi pada anak dibawah 2 tahun.

WHO dan UNICEF memperkirakan pada tahun 1991 diare persisten terjadi 10%

dari episode diare dengan kematian sebanyak 35% pada anak di bawah 5 tahun .

Studi di Banglades, India, Peru dan Brazil mendapatkan kematian sekitar 45%

atau 30-50% kematian dari diare persisten.16

Meskipun insiden diare persisten paling banyak terjadi pada anak di bawah 2

tahun, namun kematian sering terjadi pada anak 1 – 4 tahun dimana malnutrisi

sering timbul. Hal ini dikarenakan kamatian oleh karena diare persisten sering

berhubungan dengan malnutrisi.4,16,21

 

Tabel 6. Lamanya episode diare.

Negara

Persentase lamanya episode diare (%)

1-7 hari 8-14 hari >14 hari

Indonesia 83 14 4

Guatemala 53 27 19

Peru 79 14 7

Peru 88 9 3

Bangladesh 66 21 14

Page 24: diare 4

Bangladesh 71 22 7

Bangladesh 50 27 23

India 35 55 10

 

Tabel 7. Insiden diare persisten ( 100 anak/tahun) berdasarkan kelompok umur.

Negara

Kelompok Umur

<1 thn.1

tahun2 tahun 3 tahun

4

tahun0-4 thn.

India 31 9 6 2 1 7

Nepal 15 17 12 10 10 14

Peru 31 22 16 - - 26

Bangladesh 75 25 29 28 6 34

Bangladesh 58 57 55 39 33 48

Bangladesh 64 74 67 43 43 59

Brazil 171 216 160 90 60 150

Page 25: diare 4

 

1.2.3 Etiologi

FAKTOR INTRALUMINAL FAKTOR MUKOSA

Kelainan pankreas Perubahan integritas

Fibrosis kistik

Sindrom Shwachman-diamond

Sindrom Johannson-blizzard

Defisiensi enzim pancreas

terisolasi

Pancreatitis kronis

Sindrom pearson

Infeksi bakteri, viral, fungal

Infeksi parasit

Intoleransi protein sapi dan kedelai

Inflammatory bowel disease (colitis ulseratif, crohn)

Kelainan asam empedu Perubahan fungsi imunologis

Kolestasis kronik

Reseksi ileum terminal

Bakteri tumbuh lampau

Penggunaan sekuestran asam

empedu secara kronik

Malabsorbsi asam empedu

primer

Enteropati autoimun

Gastroenteropati osinofilik

AIDS

Imunodefisiensi

Defisiensi immunoglobulin A dan G

Page 26: diare 4

Kelainan usus halus Perubahan fungsi

Osmolaritas intraluminar

Malabsorbsi karbohidrat

Defisiensi sukrase, lactase

congenital dan didapat

Asupan berlebih minuman

berkarbonasi

Asupan berlebih sorbital,

Mg(OH)2 dan laktulose

Defek Cl⁻/HCO3,Na⁺/H⁺, asam empedu, enteropati

akrodermatitis, defisiensi folat selektif,

abetaproteinemia

  Perubahan fungsi pencernaan

 Defisiensi enterokinase

Defisiensi glukoamilase

  Perubahan area permukaan

 

Penyakit seliak

Sindrom postgastroenteritis

Penyakit inklusi mikrovilus

Short bowel syndrome

  Perubahan fungsi sekretorik

 Bakteri yang memproduksi enterotoksin

Page 27: diare 4

Tumor yang mensekresi peptide vasoaktif

  Perubahan struktur anatomi

 

Penyakit Hirschprung

Obstruksi parsial usus kecil

Malrotasi

 

Sejumlah studi telah mencoba menemukan patogen utama yang berhubungan

dengan diare persisten. Informasi ini berguna untuk meramalkan perjalanan

penyakit dan membantu memutuskan apakah perlu pemakaian

antibiotik.16 Empat studi di India, Bangladesh dan Peru menemukan

bahwaRotavirus, Aeromonas, Campylobacter, Shigella dan Giardia

Lamblia sama seringnya pada diare akut dan diare persisten. Cryptosporidium

lebih sering pada diare persisten dibanding diare akut di Bangladesh. Bukti dari

beberapa studi menyatakan bahwa Entero-adherent E Coli terutama

dihubungkan dengan diare persisten. Studi Ashraf, dkk di Bangladesh

mendapatkan bakteri patogen dari isolasi feses berupa Diaregenic E coli sebesar

66% (ETEC,EAEC dan EPEC) diikuti C jejuni 32%.16

Terdapat banyak bakteri, virus dan parasit sebagai penyebab diare karena

infeksi, sejumlah patogen baru memperlihatkan agen penyebab diare yang

sering ditemukan.16

Tabel 8. Penyebab infeksi diare

EnteropathogenDiare

AkutDisentry Diare persisten

Page 28: diare 4

Virus         

Rotavirus + + +

Enteric adenovirus (types 40.41) + + +

Calicivirus + + +

Astrovirus + + +

Cytomegalovirus + + +

Bakteri         

Vibrio cholera and other vibrios + - +

Enterotoxigenik E coli (ETEC) + - +

Enteropathogenic E coli (EPEC) + - +

Enteroaggregative E coli (EAggEC) + - +

Enteroinavsive E coli (EIEC) + - +

Enterohaemorraghic E coli (EHEC) + + +

Shigella spp + + +

Salmonella spp + + +

Campylobacter spp + + +

Page 29: diare 4

Yersinia spp + + +

Clostridium defficile + + +

Mycobacterium tuberculosis - + +

Protozoa         

Giardia intestinalis + - +

Cryptosporidium parvum + - +

Microsporidia + - +

Isospora belli + - +

Cyclospora cayetanensis + - +

Entamoeba histolytica + + +

Balantidium coli + + +

Helminths         

Strongyloides stercoralis - - +

Schistosoma spp - + +

       

 

1.2.4 Patofisiologi

Page 30: diare 4

Secara patogenesis, diare persisten dapat terjadi melalui diare sekretorik dan

diare osmotik. Pada diare sekretorik, toksin merangsang c-AMP atau c-GMP

untuk mensekresikan secara aktif air dan elektrolit ke dalam lumen usus

sehingga terjadi diare. Sedangkan pada diare osmotik, kenaikan tekanan osmotik

dalam lumen usus akibat fermentasi makanan yang tidak diserap akan menarik

sel ke dalam lumen usus sehingga terjadi diare.4

Titik sentral patogenesis diare persisten adalah kerusakan mukosa usus yang

pada tahap awal disebabkan oleh etiologi diare akut. Berbagai faktor resiko

melalui interaksi timbal balik menyebabkan rehabilitasi kerusakan mukosa

terhambat dan memperberat kerusakan.16

Faktor resiko terjadinya diare persisten adalah umur kurang dari 6 bulan,

dilahirkan prematur, ditemukan malnutrisi, tidak mendapat ASI, adanya

penyakit penyerta, penggunaan antibiotik, dan anemia.4,16,21Faktor penyebab

tersering berturut-turut adalah intoleransi laktosa sekunder, enteropati karena

alergi terhadap protein susu sapi (CMPSE-cow's milk protein sensitive

enteropathy), sindrom malabsorpsi, bakteri tumbuh lampau (bacterial

overgrowth), diare karena antibiotik (antibiotic-induced diarrhea), dan infeksi

persisten.4,16

 

 

1.2.5 Manifestasi klinis

Diare berlangsung 14 hari atau lebih. Bila terjadi diare hebat dapat terlihat

gejala-gejala dehidrasi ringan sampai berat, asidosis dan gangguan

keseimbangan elektrolit seperti lemah, kembung dan muntah. Status gizi anak

biasanya kurang atau buruk.4

Page 31: diare 4

 

1.2.6 Kriteria Diagnosis

Diare persisten bukanlah penyakit, tetapi merupakan entitas klinik yang

disebabkan berbagai macam etiologi. Oleh karena itu, upaya penting perlu

dilakukan untuk mencari etiologinya, karena pengobatan didasarkan pada faktor

penyebabnya. Berikut adalah hal-hal yang penting dilakukan4 :

1. Tentukan apakah diarenya tergolong osmotik atau sekretorik. Cara

membedakan keduanya adalah dengan cara memuasakan pasien

selama 24 jam (tentu saja pasien mendapat terapi cairan parenteral):

bila diare berkurang/berhenti maka diarenya jenis osmotic, bila diare

berlangsung terus menunjukkan jenis diare adalah sekretorik.

2. Bila diare osmotik, cari kemungkinan intoleransi laktosa, CMPSE,

atau sindrom malabsorpsi

3. Bila diare sekretorik, cari kemungkinan bakteri tumbuh lampau,

diare karena antibiotik atau infeksi persisten.

 

 

1.2.7 Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk mencari etiologi diare

persisten, yaitu4:

1. pH tinja dan bahan perduksi (clinitest) untuk mendeteksi intoleransi

laktosa

Page 32: diare 4

2. eliminasi dan provokasi protein susu sapi untuk mendeteksi CMPSE

3. uji malabsorpsi (steatokrit dantripsin activity test) untuk mendeteksi

sindrom malabsorpsi

4. uji hydrogen napas untuk mendeteksi bakteri tumbuh lampau.

Carannya: pasien dipuasakan 4 jam, kemudian diukur kadar gas

H2 pada keadaan basal. Pasien diberi larutan glukosa/laktosa dan

kemudian kadar gas H2 diukur setiap 30 menit. Bila terjadi kenaikan

dini (30 menit dan >20 ppm) dinyatakan positif bakteri tumbuh

lampau.

5. Uji toksin clostridium difficiledalam tinja untuk mendeteksi diare

karena antibiotic

6. Kultur tinja untuk mendeteksi infeksi persisten baik kuman aerob

maupun anaerob.

1.2.8 Tata Laksana

Pemberian makan merupakan bagian esensial dalam tatalaksana diare persisten

untuk menghindari dampak diare persisten terhadap status gizi dan

mempertahankan hidrasi. Hidrasi dipertahankan dengan pemberian tambahan

cairan dan cairan rehidrasi oral jika diperlukan. Kadang diperlukan pemberian

cairan intravena bila gagal pemberian oral.4,16

Diare persisten akan mempengaruhi status gizi karena penurunan masukan

makanan, gangguan penyerapan makanan, kehilangan zat gizi dari dalam tubuh

melalui kerusakan saluran cerna dan meningkatnya kebutuhan energi oleh

karena demam dan untuk perbaikan saluran cerna. Pemberian Air Susu Ibu

(ASI) harus dilanjutkan selama diare berlangsung.4,16

Dukungan nutrisi amat penting untuk mencegah dan mengobati malnutrisi yang

terjadi. Berikanlah diet sesuai dengan usia dan status gizi penderita. Pada awal

terapi, laktosa mungkin perlu dihindari karena mungkin telah terjadi kerusakan

Page 33: diare 4

mukosa usus yang bermakna. Suplementasi mikronutrien seperti Zn dan Fe

sangat diperlukan untuk mempercepat regenerasi mukosa usus halus.4

Bila alergi susu sapi, ASI diteruskan dan ibu tidak mengkonsumsi susu sapid an

makanan yang terbuat dari susu sapi (keju, es krim, dll). Bila tidak minum ASI,

pasien diberi formula hidrolisat protein.4,16

Pada sindrom malabsorpsi, pasien diberi makanan atau formula elemental. Bila

diet per oral belum dapat diberikan, pasien sebaiknya diberi nutrisi parenteral

selama 2 minggu untuk mempercepat regenerasi mukosa usus halus.4 Pada

bakteri tumbuh lampau, berikan metronidazol 30mg/kg/hari selama 10-14 hari.

Pada diare karena antibiotic, hentikan antibiotik bila mungkin. Berikan

metronidazol 30-50 mg/kg/hari selama 7-10 hari dan probiotik 2x106-9cfu selam

7-10 hari.4 Pada infeksi persisten, berikan antibiotik sesuai hasil kultur dan

resistensi selama 7-10 har.i4

 

1.2.9 Pencegahan dan Edukasi4

1. Hindari penggunaan antibiotik dan antidiare pada anak dengan diare akut

2. Berikanlah terapi nutrisi yang adekuat pada setiap anak dengan diare akut

untuk mencegah terjadinya gangguan gizi untuk memutus lingkaran setan diare-

malnutrisi-diare

3. Galakkan penggunaan ASI.

 

 

Page 34: diare 4

 

 

II PROBIOTIK

2.1 Definisi

Probiotik adalah mikroorganisme hidup, yang jika diberikan dalam jumlah yang

adekuat akan memberi keuntungan menyehatkan pada individu.11

Probiotik adalah bakteri non patogen yang menguntungkan yang hidup berkoloni

dalam usus halus dan dapat menyebabkan perubahan mikroflora usus dan

mempengaruhi aktivitas metabolik dengan hasil yang menguntungkan bagi host.13

 

2.2 Manfaat 

Bakteri probiotik memberikan efek yang menguntungkan bagi keseimbangan mikroba

usus host dan dapat memperbaiki atau meningkatkan sistem imun.13

L.Reuteri, satu dari spesies lactobacillus, sudah digunakan secara luas selama

beberapa tahun sebagai suplemen makanan. Beberapa studi menunjukkan efek positif

pada gangguan pencernaan sperti diare dan konstipasi.13

Lactobacillus dan bifidobacterium secara umum merupakan bakteri non patogen,

karena mereka secara alami ada di dalam usus.13 Efikasi dari beberapa probiotik

tergantung dari genus, spesies dan strain. Tidak semua bakteri tahan asam mempunyai

efek probiotik.12 Probiotik multipel strain lebih efektif daripada single strain.12

Lactobacillus GG yang diisolasi dari manusia, stabil terhadap asam lambung dan

empedu, dan mempunyai kemampuan berkolonisasi di usus manusia. Bahan

Page 35: diare 4

antimicrobial yang diproduksi oleh Lactobacillus GGdapat mengontrol proliferasi dari

organisme gram negatif dan gram positif. Bahan antimikrobial ini tidak menghambat

aktivitas lactobacillus lainnya. Strain ini sudah digunakan dengan sukses dalam terapi

terhadap Colitis yang relaps akibat clostridium difficile.8

Pemberian makan disertai susu fermentasi yang mengandung lactobacillus

casei atau lactobacillus acidophilus dapat memproduksi imunostimulasi pada host

dengan mengaktivasi makrofag dan limfosit. Hal ini berhubungan dengan bahan yang

diproduksi oleh organisme-organisme ini selama proses fermentasi yaitu beberapa

bahan metabolit, peptide dan enzim.8

Pada anak dengan malnutrisi, diare akut menyebabkan perubahan keseimbangan

mikroflora secara drastis, pada kasus ini pemberian produk yang difermentasi dapat

membantu rekolonisasi.8

Tambahan probiotik pada makanan sehari-hari merupakan cara yang efektif untuk

mengurangi demam, flu dan angka kejadian batuk, serta menurunkan durasi dari

pemggunaan antibiotik, pada usia 3-5 tahun.11

Kondisi-kondisi lain yang dapat diatasi dengan probiotik antara lain diare

kronik, inflammatory bowel disease,irritable bowel syndrome dan alergi makanan,

dan dapat mencegah kondisi yang lebih buruk, dari travelers diare dan NEC menjadi

infeksi urogenital, penyakit atopik dan karies gigi.12 Vanderhoff dan peneliti lain

menilai adanya kemungkinan penggunaan pada bayi dan anak sehat.12

Susu formula bayi yang mengandung Bifidobacterium lactis atau Lactobacillus

reuteri, dapat menurunkan resiko diare, gejala gangguan saluran pernapasan, demam

dan parameter kelainan lainnya. Anak-anak yang mempunyai resiko terhadap

penyakit ini seperti anak-anak di TPA, dapat diberikan formula probiotik profilaksis

secara teratur. Beberapa penulis melaporkan adanya penurunan episode penyakit dan

jumlah hari kesakitan akibat diare dan demam.12

Pada suatu studi jangka panjang menunjukkan bahwa probiotik yang digunakan

selama beberapa bulan pada bayi adalah aman dan ketika digunakan selamam

Page 36: diare 4

beberapa tahun pada populasi umum, dilakukan skrining terhadapa bakteremia karena

bakteri probiotik.12Weizman dkk membandingkan 2 probiotik dan placebo yang

berbeda dapat menunjukkan tingkat keuntungan yang berbeda pula pada berbagai

kondisi. Hal ini mungkin terjadi, karena kondisi lingkungan yang kompleks pada usus

manusia, probiotik dengan multipel strain dapat lebih efektif daripada single strain.

 

2.3 Mekanisme

Pada saluran cerna manusia, probiotik menginduksi kolonisasi dan dapat tumbuh

secara in situ di lambung, duodenum dan ileum. Pada epitel ileum manusia,

mikroorganisme ini dapat menginduksi aktivitas immunomodulatory, termasuk

pengambilan CD4+ T Helper cells. Probiotik menginduksi sistem imun, produksi

musin, down regulation dari respon inflamasi, sekresi bahan antimikroba, pengaturan

permeabilitas usus, mencegah perlekatan bakteri patogen pada mukosa, stimulasi

produksi immunoglobulin dan mekanisme probiotik lainnya.12

Enzim akan memproduksi bakteri asam laktat yang dapat mempengaruhi proses

metabolisme host. Yogurt mempunyai aktivitas laktase yang tinggi, yang dapat

membantu keadaan malabsorbsi laktosa. Selama proses fermentasi susu, secara

umum, mikroorganisme akan menggunakan laktosa sebagai substrat. Hasilnya,

konsentrasi laktosa dalam yogurt akan lebih rendah daripada susu yang tidak

difermentasi. Malabsorbsi laktosa dapat mempengaruhi mekanisme diare dengan

memproduksi tekanan osmotic intraluminal sehingga mendorong air dan elektrolit ke

dalam lumen usus, akibatnya karbohidrat yang tidak diabsorbsi dapat menyebabkan

kolonisasi bakteri di usus kecil.

 

 

Page 37: diare 4

2.4 Dosis Penggunaan

Tergantung perkiraan populasi normal bakteri tersebut. Menurut Mitsuoka (ahli

probiotik dari Jepang), lactobacilli populasinya adalah 10 pangkat 6, sedangkan

bifidobacteria adalah 10 pangkat 8. Namun memang para produsen melebihkan

jumlahnya 2 - 3 log (pangkat 10) untuk mengantisipasi kerusakan akibat melalui

saluran cerna bagian atas (lambung)24. 

Dosis probiotik yang dianjurkan adalah 10 pangkat 7 hingga 10 pangkat 9.

Rekomendasi dari Mitsuoka untuk bakteri Lactobacillus memang sekitar 10 pangkat

6. Jika kita memberikan kurang dari itu, maka proses keseimbangan tidak tercapai

yang berarti tidak bisa disebut probiotik. Oleh karena itu, preparat probiotik

Lactobacillus umumnya diberikan pada dosis 10 pangkat 7 hingga pangkat 9.Untuk

Dialac® yang mengandung heat-killed bacteria, memang agak berbeda.

Perbedaannya, jumlah yang dihitung tersebut (10 pangkat 10) adalah pada saat

fermentasi dan preparasi sel Tyndallized. Selain itu karena bakteri sudah dimatikan,

maka tidak akan berproliferasi hingga mencapai target. Berbeda dengan bakteri yang

hidup yang masih bisa bertambah jumlahnya pada saat mencapai sel target. Tentu hal

ini juga sudah memperhitungkan adanya sebagian bakteri yang mati pada perjalanan

sebelum mencapai target24. 

Sebuah penelitian di Bangladesh merekomendasikan penggunaan Lactobacillus

paracasei strain ST 11, dalam bentuk Lypholized ST 11 (5 x 109 colony forming units)

2 kali sehari selama 5 hari, disertai dengan pemberian ORS (oral rehydration

solution)22.

Hung-Chih dan kawan-kawan, menggunakan Bifidobacterium bifidum dan

Lactobacillus acidophilus yang ditambahkan ke dalam ASI atau susu formula untuk

mencegah terjadinya NEC(Necrotizing Enterocolitis) pada bayi dengan berat badan

sangat rendah <1500 gram, yaitu dalam bentuk Infloran (L.acidophilus 109 colony

forming units dan B.bifidum 109 colony forming units) 125mg/kgBB per dosis, 2 kali

sehari selama 6 minggu23.