diabetes mellitus tipe 2 pada anak

Upload: sivaneasan-kandiah

Post on 30-Oct-2015

134 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pediatric Type 2 Diabetes

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar BelakangPeningkatan obesitas pada anak dan remaja juga disertai dengan peningkatan insiden Diabetes Mellitus Tipe 2 pada anak dan remaja. Sangat penting untuk mencapai dan mempertahankan kontrol metabolik pada anak dan remaja untuk mencegah peningkatan risiko komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler dan kurangnya kontrol glikemik pada saat dewasa.1

Manifestasi klinis Diabetes Mellitus Tipe 2 heterogen di usia muda, dari gejalanya minimal sampai dengan ketoasidosis diabetik. Peningkatan Diabetes Mellitus Tipe 2 pada anak dan remaja, telah sebanding dengan meningkatnya obesitas, yang merupakan faktor risiko utama yang mempengaruhi sensitivitas insulin. Faktor risiko tambahan termasuk ras, riwayat keluarga diabetes mellitus, ibu diabetes selama kehamilan, kelompok usia pubertas dan kondisi-kondisi yang berhubungan dengan resistensi insulin. Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2 telah dipelajari dan diterima secara luas bahwa resistensi insulin, penting untuk pengembangan klinis diabetes melitus di masa dewasa.2

Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 pada anak dan remaja terus mengalami peningkatan di seluruh dunia. Selama 3 dekade terakhir, Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit yang sebelumnya terbatas pada pasien dewasa, telah meningkat tajam prevalensinya di kalangan anak dan remaja. Di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 3 kasus baru diabetes melitus yang didiagnosis pada pasien dengan usia kurang dari 18 tahun adalah Diabetes Mellitus Tipe 2. Masalah ini tidak terbatas di Amerika Serikat, tetapi juga terjadi secara internasional.3 Di kalangan anak-anak usia sekolah di Jepang kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 meningkat dari 7,2 per 100.000 kasus pada tahun 1976-1980 menjadi 13,9 per 100.000 kasus pada 1991-1995. Kejadian tahunan rata-rata Diabetes Mellitus Tipe 2 pada anak-anak Australia dengan usia kurang dari 16 tahun adalah 2,5 per 100.000 kasus pada tahun 2001-2002.4

Meningkatnya Diabetes Mellitus Tipe 2 anak dan remaja menimbulkan tantangan kepada dokter untuk mengobati penyakit ini. Kebanyakan edukasi yang dirancang pada anak penderita Diabetes Mellitus Tipe 1 yang menekankan pengobatan insulin dan pemantauan glukosa, tidak selalu sesuai untuk anak-anak dengan Diabetes Mellitus Tipe 2. Kebanyakan obat yang digunakan untuk Diabetes Mellitus Tipe 2 telah diuji untuk keamanan dan keampuhan hanya pada individu dengan usia lebih dari 18 tahun, dan ada sedikit bukti ilmiah untuk optimalnya pengelolaan anak-anak dengan Diabetes Mellitus Tipe 2.3

Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 pada anak dan remaja terus mengalami peningkatan. Data di Indonesia menunjukkan prevalensi diabetes pada anak di daerah perkotaan Jakarta meningkat dari 1,7% pada tahun 1982 menjadi 5,7% pada tahun 1995, namun sayangnya tidak ada data lebih lanjut mengenai prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2. Sampai saat ini, obat anti diabetik oral yang sudah disetujui penggunaannya pada anak oleh Food and Drug Administration (FDA) hanya metformin. Sedangkan obat anti diabetik oral golongan lain masih dalam perdebatan. Secara umum, mekanisme kerja obat-obat tersebut dalam mengontrol kadar gula darah yaitu dengan meningkatkan sekresi insulin seperti obat golongan sulfonylurea, menurunkan resistensi insulin seperti obat golongan biguanid dan menurunkan absorpsi glukosa postprandial seperti obat golongan inhibitor alfa-glucosidase. Keberhasilan terapi dinilai berdasarkan kadar glukosa darah, kadar HbA1c, dan sindrom metabolik yang menyertainya seperti obesitas, hipertensi dan hiperlipidemia. Selain mengontrol kadar gula darah, tata laksana Diabetes Mellitus Tipe 2 juga meliputi modifikasi gaya hidup dan mengatasi gejala sindrom metabolik yang menyertainya. Tujuan terapi Diabetes Mellitus Tipe 2 secara keseluruhan adalah tercapainya kadar glukosa darah yang normal, penurunan berat badan pada pasien obesitas, pengendalian faktor-faktor comorbid seperti hipertensi, dislipidemia, nefropati, dan steatosis hepatik (fatty liver).51.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis dari Diabetes Mellitus Tipe 2 pada anak dan remaja.

1.3 Manfaat Penulisan

Referat ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang Diabetes Mellitus Tipe 2 pada anak dan remaja.1.4 Metode Penulisan

Penulisan referat ini menggunakan tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai literatur.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan kelainan metabolik yang rumit, ditandai dengan defek pada sekresi insulin dan kerja insulin yang akan menyebabkan hiperglikemia.(1) Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 menunjukkan resistensi terhadap insulin pada tingkat otot skelet, peningkatan produksi glukosa oleh hepar, dan penurunan sekresi insulin.(2) Obesitas pada anak dan remaja telah menyebabkan peningkatan insidens Diabetes Mellitus Tipe 2 dalam 2 tahun terakhir ini.(3) 1I.2 Etiologi

Diabetes Mellitus Tipe 2 disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor genetik yang berhubungan dengan gangguan sekresi insulin dan resistensi insulin, faktor lingkungan seperti obesitas, makan berlebihan, kurang olahraga, dan stress.(4)II.3 Faktor Risiko (5)Faktor risiko untuk Diabetes Mellitus Tipe 2 termasuk riwayat keluarga (kondisi medis yang resisten insulin), obesitas, aktifitas fisik yang kurang, ras dan etnik.

a. Riwayat Keluarga

Faktor genetik mempengaruhi perkembangan Diabetes Mellitus Tipe 2, sehingga riwayat keluarga merupakan faktor risiko yang penting. Risiko untuk pasien dengan riwayat keluarga yang mempunyai Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah lima sampai sepuluh kali lebih tinggi dari pasien tanpa riwayat keluarga diabetes. Dalam suatu studi, 39% peserta dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 memiliki setidaknya satu orangtua yang mempunyai penyakit yang sama.

b. Kondisi Resistensi InsulinSindrom ovarium polikistik (PCOS) dan akanthosis nigricans berhubungan dengan resistensi insulin. Sindrom ovarium polikistik ini ditandai dengan hiperandrogenisme dan amenore yang berhubungan dengan anovulasi kronik. Wanita dan perempuan muda dengan PCOS mempunyai risiko yang tinggi untuk intoleransi glukosa dan Diabetes Mellitus Tipe 2. Akanthosis nigricans adalah gangguan kulit yang mempengaruhi intertriginosa area tubuh (misalnya, pangkal leher, ketiak, daerah antecubital), dan menyebabkan peningkatan kekasaran dan ketebalan kulit serta hiperpigmentasi. Kondisi ini disebabkan oleh kelebihan insulin akibat resistensi insulin dan terdapat pada 90% dari anak-anak yang memiliki Diabetes Mellitus Tipe 2.

c. Obesitas dan Aktifitas Fisik yang Kurang Sekitar 85% dari pasien yang menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 juga obesitas. Individu dengan berat badan yang berlebihan disertai dengan toleransi glukosa yang terganggu mengalami resistensi insulin perifer dan deposisi lemak yang lebih tinggi pada organ visceral dan intramuscular.

d. Ras dan Etnis

Di Amerika Serikat, Diabetes Mellitus Tipe 2 ditemukan 2-6 kali lebih sering pada populasi minoritas berbanding orang kulit putih non-hispanik. Data dari seluruh dunia menunjukkan bahwa obesitas, resistensi insulin, dan Diabetes Mellitus Tipe 2 telah meningkat di lokasi dimana gaya hidup mengarah westernisasi. Dalam penelitian ini, istilah mengarah westernisasi maksudnya adalah diet tinggi kalori dan aktifitas fisik yang kurang.

II.4 EpidemiologiDiabetes Mellitus Tipe 2 banyak dilaporkan di seluruh dunia, di Jepang 80% dari semua kasus baru diabetes pada anak-anak dan remaja adalah Diabetes Mellitus Tipe 2, di Taiwan 54,2% kasus baru didiagnosis dengan diabetes tipe 2, dengan kejadian 6,5 per 100.000 kasus, di Inggris didapatkan insiden diabetes tipe 2 pada anak-anak (