dewan perwakilan daerah republik indonesia ... filesekretaris rapat : 7. acara : membahas penyusunan...
TRANSCRIPT
Nomor: RISALAHDPD/KMT.II-RDPU/I/2017
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO
MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016-2017
I. KETERANGAN
1. Hari : Rabu
2. Tanggal : 25 Januari 2017
3. Waktu : 10.40 WIB - 12.55 WIB
4. Tempat : R. Sidang Komite II
5. Pimpinan Rapat :
1. Parlindungan Purba, SH., MM. (Ketua)
2. H. Ahmad Nawardi, S.Ag (Wakil Ketua)
3. Anna Latuconsina (Wakil Ketua)
6. Sekretaris Rapat :
7. Acara : Membahas Penyusunan RUU Tentang Geologi dengan
narasumber Dr. Surono
8. Hadir : Orang
9. Tidak hadir : Orang
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 1
II. JALANNYA RAPAT:
PIMPINAN RAPAT: Hj. PERMANA SARI, Ssi., MM., MBA. (KETUA TIMJA
KOMITE II DPD RI)
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pak Pangeran, silakan.
Selamat pagi dan saya ucapkan selamat datang kepada Bapak Dr. Surono yang hari
ini akan menjadi narasumber buat kami dari Komite II DPD RI. Selamat datang Pak. Dan
juga kepada rekan-rekan. Hari ini saya dititipi tugas untuk membuka rapat pada hari ini.
Mungkin sebelumnya saya akan mengenalkan diri Pak. Nama saya Permana Sari. Saya
Anggota Komite II dari Provinsi Kalimantan Tengah. Mungkin nanti rekan-rekan
memperkenalkan dirinya masing-masing.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om swastiastu.
Yang terhormat para rekan-rekan Anggota Komite II. Yang terhormat Bapak Dr.
Surono selaku pakar geologi serta hadirin yang berbahagia. Puji syukur kita panjatkan
kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
pada hari ini kita dapat rapat dengar pendapat umum guna membahas rencana Komite II
untuk menyusun RUU tentang geologi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Prolegnas
tahun 2015 sampai 2019. Saya mohon izin kepada rekan-rekan pada hari ini selaku Ketua
Timja untuk memimpin rapat pada hari ini.
Bapak dan Ibu yang saya hormati, proses pembangunan seluruh dunia dijalankan
dengan suatu perencanaan awal yang akan menjadi masterplan atau acuan bagi
dijalankannya pembangunan tersebut tetapi sebelum saya ini kan saya lupa ini Pak. Mohon
maaf untuk mengucapkan selamat datang kepada rekan kita yang baru Bapak Mambero dari
Papua Barat yang menggantikan Bapak Abdulah Manaray. Selamat datang Bapak. Mudah-
mudahan nanti bisa betah di sini bersama kita ya Pak ya, dan juga bisa bekerjasama bersama-
sama. Mungkin saya lanjutkan saja Bapak. Saya sebenarnya sudah disediakan pointers untuk
RDP pada hari ini tetapi saya hanya ingin menyampaikan bahwa sebenarnya pada dasarnya
kita sudah menetapkan bahwa RUU Geologi ini akan menjadi salah satu yang menjadi bahan
pembahasan oleh DPD RI Komite II Pak. Jadi kami berpendapat bahwa geologi itu sangat
diperlukan untuk mengatakan memetakan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan
mitigasi bencana alam. Mungkin nanti ke depan saya harap juga kegiatan kegeologian ini
nanti bisa kita bahas terus ya Pak bersama-sama dengan Komite II. Saya rasa bahwa
masalah-masalah yang ada nantinya Bapak selaku ahli nanti bisa memberikan masukan-
masukan kepada kami, baik itu nanti berupa perencanaan awal yang akan menjadi
masterplan atau acuan bagi dijalankannya pembangunan di bidang kegeologian. Kemudian
juga dari kami berharap nantinya kegiatan-kegiatan kegeologian itu harus mampu menjawab
Pak isu strategis nasional dan tantangan global dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
masyarakat Indonesia menuju tercapainya kehidupan yang sejahtera aman dan nyaman,.
Kemudian selain itu kami juga berdasarkan inventaris masalah yang dilakukan oleh Anggota
Komite II terdapat ada 10 isu nasional strategis yang membutuhkan dukungan bidang geologi
RAPAT DIBUKA PUKUL 10.40 WIB
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 2
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional baik melalui sektor ESDM dan yang lain-
lainnya. Itu 10 isu tersebut terkait ketahanan energi, lingkungan dan perubahan iklim,
bencana alam, tata ruang dan pengembangan wilayah, industri mineral, pengembangan
informasi geologi, air dan lingkungan, pangan, pembangunan Indonesia Timur dan daerah
perbatasan. Mungkin Pak terutama air ini ya Pak, karena kita kalau kita ingat kita punya
Undang-Undang SDA (Sumber Daya Air) dulunya yang dibatalkan. Mudah-mudahan dengan
adanya RUU Geologi ini bisa menjawab kekosongan dari Undang-Undang SDA yang
kemarin itu.
Kemudian dalam konteks pembangunan ada tiga isu strategis utama, diantaranya itu
ketahanan energi, penyediaan air bersih, kebencanaan dan penataan ruang. Menyangkut
ketahanan energi itu dibutuhkan peran geologi dalam pengembangan sumber daya energi di
masa depan melalui intensifikasi pengembangan sumber daya.. intensifikasi peningkatan
sumberdaya dan cadangan energi. Terkait penyediaan air bersih nah itu kegeologian sangat
berperan dalam melakukan penentuan batas cekungan air dan pengelolaan sumber daya air,
sedangkan terkait kebencanaan dan penataan ruang geologi sangat berperan dalam
melakukan penataan ruang yang berbasis pengurangan resiko bencana. Potensi bahaya
geologi tercermin pada peta kawasan rawan bencana gunung api, gempa bumi, tsunami dan
zona kerentanan gerakan tanah. Kondisi ini memerlukan penanganan mitigasi bencana yang
berkelanjutan sebelum, saat dan setelah kejadian bencana guna pencapaian pengurangan
resiko bencana.
Mungkin sebagai tambahan Pak, kalau di daerah juga ada mereka meminta bagaimana
tentang konservasi geologi di Indonesia ini Pak karena ada wilayah-wilayah geologi yang
seharusnya itu bisa dikonservasi sesuai dengan undang-undang tapi karena tidak ada payung
hukumnya mungkin itu malah terjadi kerusakan-kerusakan alam. Kemudian diperlukan juga
suatu lembaga yang berwenang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang geologi.
Saat ini kan sudah ada Badan Geologi ini yang berada di bawah Kementrian ESDM. Kami
dari Komite II berpendapat bahwa mengingat pentingnya peran geologi dalam pembangunan
di Indonesia perlu dilakukan upaya penguatan terhadap lembaga tersebut. Ini juga kami
minta masukannya Pak.
Bapak Ibu Anggota Komite II yang saya hormati, hari ini kita ingin mendengar
penjelasan dari Dr. Surono sebagai pakar geologi Indonesia tentang hal-hal yang terkait
dengan kegeologian. Kami berharap dengan penjelasan yang disampaikan akan menambah
wawasan Anggota Komite II sehingga nantinya akan memudahkan kita dalam menyusun
RUU tentang geologi yang menjadi salah satu tugas legislasi kita. Kami juga berharap Pak
Surono berkenan untuk menjadi, oh maaf, mungkin ini nanti kita lanjutkan nantinya. Kami
harapkan nanti Bapak bisa menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan RUU Geologi ini .
Mungkin sebelum ini saya ingin memperkenalkan anggota dulu Pak. Mudah-mudah kita bisa
bekerja sama nantinya. Jadi dari sebelah kanan..
PEMBICARA: Drs. MUHAMMAD AFNAN HADIKUSUMO (DIY)
Terima kasih sebelumnya.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Perkenalkan nama saya Afnan Hadikusumo dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
Monggo Mbah Rono.
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 3
PEMBICARA: Hj. DENTY EKA WIDI PRATIWI, SE., MH (JATENG)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dr. Surono, saya dari tetangganya DIY. Saya dari Jawa Tengah, Denty Eka Widi
Pratiwi. Terima kasih.
PEMBICARA: Drs. H. LALU SUHAIMI ISMY (NTB)
Terima kasih. Saya Lalu Suhaimi Ismy dari Nusa Tenggara Barat.
PEMBICARA: YOSEPHUS RUMAKIEK (PAPUA BARAT)
Permisi Pak Surono. Saya Yosephus Rumakiek dari Papua Barat.
PEMBICARA: H. ACENG HOLIK MUNAWAR FIKRI, S.Ag (JABAR)
Terima kasih Pak Surono. Saya sudah tidak asing lagi, saya dari Garut Pak.
PEMBICARA: Pdt. MARTHEN, M.Th (SULBAR)
Terima kasih. Selamat pagi. Saya Marthen dari Sulawesi Barat. Terima kasih.
PEMBICARA: AHMAD SYAIFULLAH MALONDA, SP (SULTENG)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya Achmad Saifulah Malondah dari Sulawesi Tengah Pak. Masih ada satu lagi Pak
PEMBICARA: Ir. H. ABD. AZIS QAHHAR MUDZAKKAR, M.Si (SULSEL)
Saya Azis Qahhar dari dapil Sulawesi Selatan.
PIMPINAN RAPAT: Hj. PERMANA SARI, Ssi., MM., MBA. (KETUA TIMJA
KOMITE II DPD RI)
Waktu kami perSilakan kepada Bapak Surono untuk menyampaikan paparannya.
Setelah itu kita lanjutkan dengan diskusi.
PEMBICARA: Dr. SURONO (NARASUMBER)
.... Pernah juga di Komisi X karena terkait masalah Hambalang berulang kali dan
pernah juga menjadi saksi ahli. Saya akan paparkan betapa tepatnya undang-undang masalah
kegeologian karena Indonesia itu berada pada satu tatanan geologi yang sangat unik. Sangat
unik itu tidak ada padanannya dan ada beberapa yang sangat ekstrim. Oleh karena itu saya
sangat mendukung dan mungkin teriakan saya sejak awal bahwa ini harus ada dan harus
berbeda. Kita menjadi contoh dunia tetapi kita tidak punya perangkat yang memayungi
kegiatan kegeologian di Indonesia. Mungkin bisa saya lanjutkan. Jadi saya akan cerita
tatanan geologi di Indonesia. Apa itu disebutnya geologi, tatanan tektonik dunia dan
Indonesia. Di sini kita akan melihat bahwa kita itu berada pada suaru tatanan geologi yang
sangat unik kemudian dampak negatifnya seperti apa. Saya kasih yang pahit dulu gitu,
sebelum yang manis-manis. Kemudian dampak positifnya seperti apa, karena kegiatan
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 4
geologi itu spektumnya sangat luas Ibu sehingga banyak sekali kita diamanahkan oleh
undang-undang yang sudah ada di situ. Kalau geologi menjawab masalah kebencanaan itu
ada Undang-Undang encana, masalah sumber daya mineral ada Undang-Undang Sumber
Daya Mineral, masalah tata ruang sudah ada Undang-Undang Tata Ruang, masalah energi
ada di sana. Saya harapkan dari sekian produk hukum nanti ada yang menjahit ini semua
sehingga Undang-Undang Kegeologian yang semakin kuat dan langkah kita semakin pasti.
Kemudian ada beberapa isu strategis tidak semuanya saya sampaikan. Kemudian kita saya
akhiri dengan penutup. Di situ saya berharap nantinya Undang-Undang Kegeologian seperti
apa. Apa itu sebetulnya geologi? Itu dari Bahasa Yunani itu adalah ge bumi, locos itu ilmu
mengenai. Jadi geologi itu adalah ilmu yang mempelajari mengenai bumi, bagaimana
terbentuknya, tersusun dari apa saja dan kemudian bagaimana bumi ini berevolusi. Bumi kita
sebetulnya disebut tua, tetapi sebetulnya belum untuk umur bumi dari Prakambium sampai
Neogen ini umurnya sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Banyak hal yang sudah terjadi dalam
kurun waktu itu, tetapi banyak hal yang akan terjadi di masa yang akan datang, dan kenapa
kita itu harus mempelajari bumi? Karena kita hidup di bumi, iya kan? Di atas bumi dan
semua kehidupan kita ditopang dengan bumi dari minum tiap hari dari mandi dan sebagainya
semua dalam produk bumi, dan orang-orang belajar kebumian itu supaya kita bersikap arif
terhadap bumi. Bumi ada sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu, mungkin kita ada baru ribu
tahun yang lalu. Kitalah sebetulnya tamu di bumi ini, tuan rumahnya adalah bumi. Layaknya
seorang tamu kita harus punya sopan santun dan tata krama terhadap bumi itu, iya kan?
Bukan kita seenaknya iya kan agar supaya kita tidak terusir oleh yang punya rumah.
Seharusnya kita harus bersikap secara arif. Oleh karena itu di negara-negara maju seperti
Amerika, Inggris, Australia, Jepang itu lembaga-lembaga kebumian itu sangat kuat. Seperti
Amerika punya United States Geological Survey. Seperti Inggris punya British Geological
Survey. Jepang punya Japan Geological Survey. Autralia punya Geoscience Australia.
Mereka punya kewenangan yang sangat kuat dan punya kemerdekaan untuk menghimpun
seluruh informasi bumi. Sebagai contoh misalnya Bapak-bapak Ibu-ibu misalnya suatu saat
berkunjung ke British Geogical Survey, semua informasi pemboran di tanah Inggris Raya itu
harus disetor ke British Geogical Survey. Di sana disimpan informasi-informasi kebumian di
Inggris Raya ini oleh British Geological Survey. Dan apa yang disampaikan oleh British
Geological Survey itu adalah suatu landasan penyelidikan dan bergerak di bumi Inggris Raya
itu, bahkan seluruh penelitian-penelitian kebumian di Inggris ini baik dilakukan oleh
universitas dan lembaga penelitian lainnya itu pasti ada informasi ke British Geological
Survey. Betapa mereka kuatnya, sama dengan USGS dan Geoscience Australisa. Demikian
juga Japan Geological Survey.
Terus. Inilah tatanan tektonik dunia bahwa kita itu ada lempeng samudera, ada
beberapa lempeng besar, lempeng pasifik itu disebut lempeng samudera karena diatasnya ada
samudera, dia menggeret bergerak menggeret samudera. Ada lempeng benua atau lempeng
urasia karena dia menggeret lempeng Asia dan sebagian Eropa, dan ada beberapa yang
mekar. Mungkin kalau saya boleh berdiri Ibu Pimpinan.
(berbicara tanpa mic, red)
Suara saya keras.
Jadi di sini ada pemekaran, pemekaran sehingga .... (tidak jelas, red) menjadi menjadi
batu kemudian bergerak ke sana, maka daerah-daerah ini adalah terkena imbas dari lempeng
Indo Australia karena bergerak di sini .. dia bergerak ke arah sana. Jadi ini lempeng Indo
Australia lempeng samudera karena dia menggeret Samudera Indonesia, ini lempeng pasifik
karena dia menggeret Samudera Pasifik. Dan saat dia bergerak, dia mentok karena ketemu
lempeng Euroasia. Kalau yang merekah seperti ini. Jadi keluar magma seperti itu, iya kan,
terus membeku. Dia bergerak ke samping, dia ke samping, di sini, maka pada saat dia ketemu
di sini dia masuk ke dalam, seperti itu, ya kan. Gesekan antar lempeng ini lama-lama panas
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 5
dan akhirnya batuan ini, batu ini mencair menjadi menjadi barang cair. Kalau barang cair itu
cenderung ingin ke luar. Dia keluar menembus batuan dan lahirlah gunung api-gunung api di
Indonesia, ya kan.
Coba next. Nah inilah Indonesia. Di sini ada pergerakan lempeng Indo Australia,
lempeng samudra. Di sini ada lempeng pasifik, di sini relatif stabil Euroasia. Ini berat
jenisnya lebih rendah, yang ini lebih tinggi maka dia menyusup ke dalam, maka lahirlah
deretan gunung api di sini, ya kan, di sepanjang ini. Kemudian juga gempa-gempa di sebelah
barat Sumatera, sebelah selatan Jawa, sampai Bali, Nusa Tenggara, ini adalah banyak sekali
gempa, Kemudian juga daerah Sulawesi Utara dan Halmahera ini ada gunung api dan ada
gempa di sana termasuk gempa-gempa darat di Sumatera dan gempa-gempa darat di Jawa,.
Terus, next, inilah jadi tatanan geologi di Indonesia itu memberikan dampak positif
dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah daerahnya subur, pemandangan yang indah
karena ada lembah, pegunungan dan sebagainya, ada cekungan hidrokarbon, jalur
mineralisasi, potensi energi terbarukan seperti panas bumi dan sebagainya. Dampak negatif
banyak gunung api, bisa menimbulkan letusan gunung api, tanah longsor, tsunami, gempa
bumi dan sebagainya. Ini bisa dimanfaatkan dampak positifnya dengan eksploitasi dan
eksploirasi yang berbasis penelitian multi disiplin untuk menunjang ketahanan negara,
pangan maupun energi dan kesejahteraan masyarakat tentunya ujungnya. Ini harus mitigasi
juga berbasis penelitian multidisiplin. Tujuannya untuk mengurangi resiko bencana, tidak
bisa. Resiko bencana dinolkan, hanya bisa dikurangi dengan keselamatan tentunya untuk
melindungi masyarakat agar ada keselamatan, kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah
yang berdampak negatif rawan gempa bumi, rawan longsor, maupun rawan letusan gunung
berapi.
Terus. Inilah gempa bumi-gempa bumi di Indonesia kalau dikumpulkan dari 1973
sampai 2012 betapa banyaknya, ya kan. Jadi kalau di Indonesia itu ada gempa bumi jangan
kaget, memang kita itu negara gempa bumi. Yang kaget itu kenapa korbannya selalu banyak,.
Terus, nah ini, Kita deretan gunung api di Indonesia ada 127 gunung api. Indonesia itu
memunyai 13 persen gunung api di dunia, dan kita punya gunung api terbanyak di dunia.
Gunung api terbanyak di dunia sampai seperti ini. Terus, oleh karena itu pasti kita pernah
menggambar seperti ini, iya kan? Karena ini saya selalu, saya kalau saya seminar di luar
negeri inilah Indonesia, gambaran anak-anak di Indonesia, karena Indonesia memiliki
gunung api terbanyak. Yang mana yang tidak ada gunungnya, pasti ada gunungnya, iya kan,
tumpengpun gunung karena Indonesia banyak sekali gunung api di situ. Tetapi setiap gunung
api yang pernah meletus pasti memunyai produk unggulan. Garut itu dulu tomat Garut, jeruk
Garut, pernal terkenal gitu karena ada Papandayan dan Guntur, ya. Terus kemudian ada jeruk
Medan, tidak ada di Medan itu pohon jeruk tumbuh. Nipu-nipu saja itu orang Medan.
Sebetulnya jeruk Medan itu di Karo, ada di Brastagi, karena apa? Ada gunung Sinabung, ya.
Sekarang Puncak tidak begitu indah lah kalau tidak ada Gunung Gede dan Gunung Salak.
Tidak ada beras Cianjur kalau tidak ada Gunung Gede. Jogja tidak ada salak pondoh di sana,
ya kalau tidak ada Merapi.
Saya dulu kalau beli tembakau Bapak saya bilang, ada gambar di uang, ada gambar
buaya, jangan lupa Boyolali, karena temabakau Boyolali. Karena apa? Boyolali itu dapat
abunya terus, kecuali Jogja kena awan panas. Iya kan? Karena apa? Katanya Boyolali
dilindungi oleh Mbah Petruk. Sebetulnya di sana ada, namanya Dinding Merapi Purba yang
melindungi Boyolali dari awan panas. Ya sebut saja itu Mbah Petruk sakarepmu, tapi yang
jelas seperti itu. Ini kenapa gambaran anak-anak Indonesia. Kita itu sulit untuk menulis. Satu-
satunya adalah komunikasi visual. Betapa gunung kemudian alam yang subur, iya kan, air
mengalir jernih dan sebagainya, keluarga yang damai. Inilah gambaran anak-anak Indonesia
terhadap gunung api.
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 6
Terus. Dan inilah salah satunya bencana geologi di Indonesia. Ada letusan gunung
api. Ini saya kasih merapi ini karena ada awan panasnya. Kadang-kadang orang tanya, Pak
Rono, bagaimana sih menghindari awan panas? Ya anda menyingkir sebelum awan panas itu
tiba. Kalau anda melihat awan panas jarak 1 km mengarah anda, anda tidak usah lari. Saya
harapkan anda berdoa yang khusuk minta pengampunan Tuhan, karena daripada lari capek-
capek mati juga karena kena awan panas. Ini kecepatannya, tanya orang Merapi, ini sekitar
200 sampai 300 kilometer per jam. Sampean lari berapa? Kemarin waktu Sinabung Februari
2014 ada 17 orang meninggal. Mereka pakai motor, tidak mungkin ini 300 km/jam, motor
berapa? 120pun tidak langsung ngeng 120 kan? Pasti mungkin 60 dulu dan sebagainya, dan
temperaturnya ini bisa sampai 600 derajat karena aslinya sebenarnya 1.300 magma itu. Jadi
gas ini kira-kira separuhnya 600 sampai 800 derajat. Mbah Marijan itu tidak kena awan
panas. Tidak kena. Jadi hanya awan panas lewat seperti kita kalau dipinggir kereta. Anginnya
tapi awan panas ini 800 derajat, anginnya 300 derajat saja, 100 derajat ini mendidih air. Iya
kan? mendidih 100 derajat, 200 derajat lebih mendidih lagi lama-lama menjadi uap. Jadi
waktu awan panas lewat Mbah Marijan itu tiba-tiba itu kering secara mendadak, kering. Jadi
bukan kena awan panasnya, angin panasnya itu. Kalau kena awan panasnya Mbah Marijan
gosong, tidak bisa dikenali. Nah kemudian gempa bumi. Gempa bumi itu sebetulnya tidak
membunuh, yang membunuh orang teknik sipil karena bangunannya tidak tahan guncangan
gempa bumi. Kemudian tsunami. Air kalau sekencang apapun itu tidak akan membunuh Pak
tetapi kalau kapal ini lewat tidak karuan. Kemudian ada orang berenang kejedot kapal
sebesar ini paling tidak pingsan pak, lama-lama minum terlalu banyak ya mati.
Kemudian gerakan tanah ini biasanya disebut tanah longsor. Ini gerakan tanah di
Majalengka jalan ini jalan raya ini sampai keriting seperti ini. Ya rumahnya ambruk semua
tidak mati orangnya tetapi infrastrukturnya itu habis dan ini lepas dari perhatian orang kalau-
kalau tidak gunung api meletus maupun gempa bumi, tsunami ini gerakan tanah ini tidak
begitu diperhatikan padahal tanya Pak Aceng itu, Garut itu tidak pernah tidak longsor setiap
musim hujan. Kadang-kadang longsornya diikuti banjir bandang dan kemarin yang terakhir
di Garut terjadi banjir bandang saya tidak heran tahun 2003 kena kok Mandala Wangi sampai
saya sampai ke pengadilan saya sebagai saksi ahli. Jadi tidak pernah, pernah lagi. Seperti
sebetulnya apa bencana geologi itu mudah-mudah susahlah. Kalau ditanya apakah Jogja
seperti gempa tahun 2006 bakal berulang lagi? Bakalan, kapan? Tidak tahu yang penting
adalah kalian siap. Saya pernah waktu 2006 sosialisasi, saya tanya bapak-bapak, ibu-ibu
ingat tidak tahun 43 itu ada gempa yang lebih besar dari tahun 2006? Nggak ada. Wah data
saya salah atau saya salah yang tanya. Saya tanya bapak-bapak, ibu-ibu ingat tidak jaman
Jepang dulu Yogja terlanda gempa lebih besar? Iya. Akhirnya saya suruh cerita bapak-bapak
yang sudah sepuh-sepuh cerita gempanya lebih besar bahkan mereka itu mau keluar rumah
pun susah. Jadi kalau suatu saat, kalau suatu daerah pernah terjadi gempa pasti akan terjadi
gempa lagi entah kapan yang penting adalah masyarakat itu disiapkan baik infrastrukturnya
maupun pelatihannya, iya kan. Di Aceh apakah nanti ada tsunami sebesar itu lagi? Ada.
Kapan? Tidak tahu, pokoknya siap saja. Hal-hal seperti itu, apakah daerah longsor bisa
dikenali? Bisa. Apakah bisa diapa-apakan? Bisa, asal sampean itu mengikuti maunya alam.
Kan anda tamu. Hambalang bisa dibangun? Bisa. Saya sekarang kebagian harus melanjutkan
tapi saya juga pernah jadi saksi ahli KPK. Apakah bisa diteruskan? Bisa, asalkan bangunnya
sesuai maunya lahan di situ. Kan ilmu pengetahuan bisa tanya, eh tanah maunya bagaimana
sih? Oh bangun saya begini. Ya ikuti itu kalau tidak ah begini saja lah, ya tidak bisa begitu
caranya. Jadi ilmu pengetahuan hanya jembatan kok maunya alam dan maunya manusia
kalau itu di jembatan itu dibuat dengan baik pasti bisa kemauan alam dan kemauan manusia
bisa sinergi. Kalau memaksakan kehendak alam menurut kehendak kita iya coba saja kita
akan membikin bencana itu saja.
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 7
Terus ini sebagai bukti iyakan. Di Indonesia ini setiap ada gunung meletus pasti
pengungsinya banyak. Yogya itu pengungsian terbesar dalam abad moderen letusan Merapi
itu 1 juta pengungsinya kira-kira itu orang asing yang ngitung itu karena di Indonesia hampir
3 juta masyarakat berada di daerah gunung api. Karena apa? Daerahnya subur. Mungkin
bapak-bapak tekan tongkat disana jalan di Merapi lupa 3 bulan kemudian sudah jadi tanaman
iya loh tanahnya subur. Terus daerah rawan tsunami pantainya landai enak untuk pesiar tapi
begitu ada tsunami menjorok jauh. Daerah ini daerah Yogja begitu, daerah Bantul iyakan.
Daerah rawan gempa bumi itu enak ada banyak air mudah diolah daerahnya subur iya banyak
banyak penghuninya di situ kalau terjadi gempa banyak korban. Ya harus kita siasati. Sama
daerah rawan longsor perbukitan. Daerah rawan longsor biasanya banyak mata air, orang
lebih senang tinggal disana semakin mendekat di mata air daerah itu rawan longsor karena
pertemuan antara daerah yang kedap air daerah yang lolos air daerah yang lolos air ini bisa
bergerak di atas daerah yang yang kedap air. Pertemuan ini keluarlah air itu dan orang
membutuhkan air, tidak salah. Dulu kadang-kadang masyarakat bilang pak di sini dulu tidak
longsor dari dulu, kenapa sekarang dinyatakan rawan longsor? Yang membuat daerah rawan
longsor itu kadang jenis tanahnya walaupun dihutankan kayak apapun juga daerah itu rawan
longsor, tetap rawan longsor cuma kalau longsor itu hanya kayu yang korban. Kadang-
kadang masyarakat dari dulu tidak longsor. Iya pak dulu bapak satu rumah 10 pohon
sekarang rumah bapak 10 pohonnya tidak ada, paling 1 sehingga lemnya itu kurang. Nah
kadang-kadang mereka kaget begitu dikatakan tidak layak huni padahal secara geologis
disitu rawan longsor walaupun hutan begitu loh.
Ini bukti lagi dari tahun 2000 sampai tahun 2011 di Indonesia itu ada di dunia itu ada
12 gempa bumi yang korbannya lebih dari 1000. 4 diantara gempa tersebut ada di Indonesia.
2004 gempa bumi dan tsunami di Aceh korbannya terbanyak di dunia dan belum pernah,
belum ada yang bisa melampai ini. 2005 itu di Nias. 2006 di Yogya. 2009 di Padang. Jadi
kalau dikatakan Jepang lebih pengalaman tidak dong walaupun kalau bapak-bapak, ibu-ibu
baca di kamus besar Bahasa Indonesia tsunami itu begini bla bla bla sering terjadi di Jepang.
Indonesia itu kamus besar Bahasa Indonesia coba bapak-bapak, ibu-ibu baca tsunami itu
sering terjadi di Jepang padahal di Indonesia sering dan ini bukti dari 4 gempa itu yang
korbannya banyak 1 di Jawa, 3 di Sumatera. Itu yang ini kenyataan. Pertanyaan adalah
apakah gempanya itu yang besar atau masyarakatnya yang tidak siap ataukah infrastruktur
yang tidak memadai di daerah-daerah rawan gempa? Terus kalau kita bertanya lagi korban
korban jiwa akibat letusan gunung api nomor 1 itu Indonesia karena letusan Gunung
Tambora. Gunung Tambora adalah gunung api yang meletus terbesar di dunia dalam sejarah
abad modern ini dan korban yang terbanyak dan sampai Napoleon pun kalah perang tapi ada
berkahnya sepeda ketemu karena kuda pada mati sehingga orang membuat roda yang di
dorong pakai kaki akhirnya jadilah sepeda. Terus bapak-bapak, ibu-ibu bisa nonton film
Frankestein karena mendung terus di Eropa ada perlombaan menulis karangan yang paling
menakutkan terciptalah karangan Frankestein itu karena Tambora. Tambora ini letusan
terbesar dalam sejarah moderen manusia sampai Eropa dan Eropa paceklik habis, tidak ada
musim panas bahkan sekarang ditemukan lagi Gunung Samalas yang sebetulnya Gunung
Rinjani dan kemungkinan besar yang yang bertanggungjawab kematian massal di Inggris
adalah kemungkinan Gunung Samalas. Dulu namanya Gunung Samalas sekarang Rinjani dan
itu ada di Buku Babat Lombok ada di Leiden, Perpustakaan Leiden.
Terus nah inilah berkat wakil rakyat dan pemerintah ini setelah demikian banyak
bencana akhirnya tahun 2007 adalah Undang-Undang Bencana. Jadi pola pikir kita
paradigma kita menanggulangi bencana itu sudah berubah baru dengan 2, Undang-Undang
24 dan 27 tentang penaggulangan bencana, 26 tentang penataan ruang. Jadi penanggulangan
bencana itu baru difokuskan sebelum terjadi bencana dulukan kalau ada bencana hanya
sekedar datang apa-apa membawa beras dan mie instan walapun sekarang juga masih seperti
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 8
itu. Dulu yang paling menyedihkan kadang-kadang datang di daerah bencana demikian
sulitnya saya masuk karena banyak mohon maaf banyak bendera partai politik disitu
membagikan, bahkan saya pernah diminta untuk menyelidiki longsor di Jember tidak bisa
masuk sulit sekali karena disitu banyak sekali tentara partai politik yang melarang saya
masuk. Jadi lebih galak dari tentara benaran dan saya baru ngomong sama Pak Imam Utomo,
beliau baru datang semua minggir baru saya bisa masuk karena waktu itu ada proses hukum.
Terus inilah sebetulnya yang dilakukan oleh Badan Geologi untuk apa untuk mitigasi
bencana geologi tetapi sekali lagi ada penelitian iyakan kemudian ada peta-peta. Peta-peta ini
peta rawan longsor itu sudah diterima oleh kabupaten seluruh Indonesia, kemudian peta-peta
apa bahaya letusan gunung berapi juga sudah diterima iya kan oleh pemerintah daerah.
Peta-peta yang sudah ada, kemudian ada sosialisasi juga karena dulu saya di Garut sudah
mencoba kami jebak karena sulit sekali kalau mengundang masyarakat untuk datang begitu
ya kita jebak coba anaknya seperti apa. Jadi kita datangkan terlambat iyakan tapi kita
kompromi dengan guru supaya nanti ditanya oleh orang tuanya kenapa kamu terlambat
pulang. Jadi kita beri sosialisasi tentang gunung api, tanah longsor dan sebagainya besoknya
kita tanya apakah anda ada ditanya kenapa anda terlambat? Tidak sampai 30% mereka
ditanya sama orang tuanya kenapa terlambat. Maksud saya supaya kalau dia ditanya dia
cerita sama orang tuanya karena kalau di undang sosialisasi agak sulit karena kesibukan
masing-masing dan sebagainya. Sosialisasi ini sangat penting sekali, percumalah peta
banyak-banyak kita cetak selama masyarakat tidak tahu caranya menggunakan itu sulit juga.
Kemudian kalau di Yogya ini kami ada namanya wajib latih itu sebelum tahun 2007,
sebelum letusan tahun 2010 saya itu bikin MoU dengan 4 kabupaten disekitar Merapi dengan
Klaten dengan Boyolali dan sebagainya Magelang, kita membikin tandatangan tahun 2007
ada wajib latih iyakan. Kalau dulu jamannya orde baru gampang sekali, semua orang terlibat
latihan semua besaran riil terlibat. Sekarang agak sulit, jadi wajib latih itu satu keluarga
diwakili oleh satu orang, kadang-kadang yang anak pertama yang datang, besoknya lagi anak
terakhir, nggak nyambung lagi, begitu latihan dia nggak bisa lari harus lari kemana. Tapi ya
itulah persiapan tapi usaha-usaha itu tetap harus kita lakukan. Tanpa itu semua saya pikir
kemarin letusan Merapi tahun 2010 pasti banyak sekali korbannya karena belum pernah
terjadi letusan merapi yang awan panasnya hampir mendekati 20 km dan ini mengagetkan
semua orang memang sebetulnya.
Terus nah ini di samping itu karena kita memang di jalur vulkanik inilah jadi jalur
magmatisme itu ini yang membawa kita kaya dengan mineral-mineral yang berguna bagi kita
semua kita tidak punya, kita tidak mungkin punya emas kalau tidak kita mempunyai jalur
magmatisme itu. Di Sumatera, terutama disebelah barat Sumatera, ini banyak sekali misalnya
tembaga, seng dan sebagainya. Kemudian di jalur sebelah timur, ini timah ya sampai ke
daerah Malaysia dan sebagainya. Kalau kita melihat di daerah Papua ini juga tembaga sangat
luar biasa, karena apa? Emas pasti ada tembaganya, tinggal tembaga pasti ada emasnya.
Kadang-kadang banyak emas daripada tembaga seperti di Papua disana emasnya lebih
banyak daripada tembaganya. Kadang-kadang tembaga pura tapi sebenarnya emaspura begitu
ya. Terus dan ini adalah sebaran sumber daya cadangan mineral logam di Indonesia.
Indonesia ini dengan tatanan geologi yang unik tadi sebetulnya kita diuntungkan. Mineral
kita banyak, cuma bagaimana kita ini menjadi tuan rumah di negara sendiri tentang mineral
tetapi pertambangan-pertambangan besar di Indonesia ini baik migas maupun mineral pasti
orang asing yang main. Karena apa? Perbankan di Indonesia tidak berani menginves ke
pertanian dan pertambangan karena risikonya tinggi. Kalau di luar negeri berani-berani saja
kalau memang estimasinya memungkinkan. Nah Indonesia itu belum ada bank yang khusus
ya kan bergerak dalam bidang mineral maupun perminyakan dan sebagainya, lebih enak dia
membiayai seorang dokter yang mau kredit mobil, pasti pagi diajukan siang di proses, sore
sudah bawa mobil pulang kan. Saya pernah membuat koperasi pabrik Bandung saya
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 9
negosiasi di bank memang sulit sekali dia katakan kalau ada dokter sore ini anda bisa bawa
pulang mobil. Nah ini sebaran mineral di Indonesia ini, dimana pun ada, dimanapun kita
berada kalau gunung api di Kalimantan tidak ada, di Papua tidak ada, tetapi mineral banyak
seluruh Indonesia. Terus nah ini salah satu juga sumber daya mineral di Indonesia, ada biji
besi, ada semua, kita mau bikin apa saja ada. Wong sumber daya alam kita itu melimpah kok.
Saya pernah diskusi dengan, waktu saya mau pensiun dengan Pak Sudirman Said. Pak Rono
kita kan kaya dengan sumber daya mineral dan sebagainya, dan sebagainya, apa sih, kenapa
sih kita ini begini-begini saja? Saya hanya bilang begini lah ya rasanya kita itu nggak punya
strong leader ini. Seperti Singapura, dulu Singapura begitu-begitu saja tetapi begitu Lee
Kwan Yu menjadi seorang strong leader, dia menjadi leader dunia. Jepang sama dia nggak
punya apa-apa tapi kedisiplinan masyarakatnya luar biasa. Di Indonesia yang jadi ketua
demo saya kira lebih kaya dari pada dari sumber daya mineral. Ya kayanya tidak ada suatu
rule atau guide yang benar bagaimana memanfaatkan sumber daya mineral ini walaupun di
setiap universitas pasti ada jurusan tambang tetapi kita tidak pernah menjadi leading sector di
bidang pertambangan. Saya pernah diutus seorang penggede bagaimana Indonesia universitas
adalah jurusan gunung api. Tidak ada satupun yang mau padahal gunung api bukan hanya
gunung apinya saja saya cerita. Disitu ada panas buminya, disitu ada lahan yang subur, disitu
ada wisata, itu dikembangkan secara komprehensif. Tidak ada yang mau. Tidak tahu kenapa.
Mungkin kalau waktu kecil kita kan ditanya sama orang tua kita, besok waktu gede kamu
jadi dokter mau jadi insinyur? Presiden sekarang. Semua kepengen jadi presiden. Jadi
cadangan nikel pun banyak di Kalimantan, bapak kan di Kalimantan kan? Ya, mohon maaf
Sulawesi Tengah dan itu cadangan terbesar di dunia loh pak. Benar kalau mau diestimasi
terbesar di dunia nikel, nikel. Nah bayangkan, apa yang kurang kita? Terus bagaimana kita,
nah inilah cadangan ini semua bisa bapak, ibu-ibu bacalah cadangan mineral logam di
Indonesia, estimasi yang ada sumber daya, sumber dayakan kita belum melakukan survei
secara detail cadangan ini kita sudah mencoba melakukan estimasi dengan data-data
scientific walaupun masih primary belum detail sama sekali. Terus ini gambaran saja diskusi
cadangan mineral, logam strategis di Indonesia dan semua pasti negara-negara maju
memerlukan ini ya kan dan tidak mungkin ya negara maju tidak memerlukan besi, tidak
mungkin tidak memerlukan nikel dan sebagainya.
Terus nah ini juga pertambangan mineral, wilayah, izin usahanya sudah ada semua.
Mudah-mudahan ada bapak-bapak yang punya sebagian ini, saya nggak punya. Terus
rekomendasi wilayah usaha pertambangan mineral logam. Jadi badan geologi itu tugasnya
adalah mendata sumber daya mineral Indonesia kemudian diserahkan ke pemerintah daerah
karena dengan Undang-Undang Nomor 23 mereka melelang dan kemudian juga diserahkan
ke Dirjen Mineral dan Batubara. Demikian untuk panas bumi, kita lakukan survei berapa
potensinya dan sebagainya kemudian kita serahkan ke Dirjen EBTKE disana di lelang. Jadi
badan geologi itu adalah agen data tetapi tidak punya kuasa untuk untuk melelang dan
sebagainya, termasuk untuk mengawasi konservasinya seperti apa karena yang mengawasi
orang lain iya kan. Jadi ini lah yang agak kontradiksi seperti ini. Terus ini cadangan batubara
iya kan, batubara tapi satuannya kilogram supaya mudah dijual begitu iya. Kan sebetulnya
satuannya energy soalnya karena ini bahan energi kan, karena supaya mudah satuannya
kilogram dan Indonesia adalah cadangan batubaranya jauh lebih kecil dibandingkan Cina dan
India ya tetapi orang India dan orang Cina beli batubara di Indonesia dia akan konsen punya
dia. Kalau sudah Indonesia tidak bisa beli baru kita bongkar punya kita ya. Untung sekarang
itu murah ya, untung sekarang murah. Wong gampang sekali batubara ini ditambang tinggal
keruk-keruk sajakan. Wong Jupe saja punya tambang batubara kan begitu murahnya, begitu
mudahnya, betul tidak bu. Dan begitu murahnya, jujur sajalah mari kita lihat iya kan. Saya
pernah diundang untuk mempertahankan karst biduk-biduk di Kalimantan Timur. Saya mau
datang kesana karena pertanyaan saya tidak bisa terjawab. Migas di Kalimantan sudah
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 10
hampir habis apa yang berubah untuk masyarakat Kalimantan. Batubara berhenti karena
murah. Apa yang sudah berubah di masyarakat Kalimantan dan tambang-tambang yang lain.
Hutan sudah hampir habis apa yang bisa berubah dengan Kalimantan dan pengusaha-
pengusaha-pengusaha yang ada di Kalimantan adalah bukan orang Kalimantan, mau rusak
kek mau apa, peduli amat gue rumah di Jakarta kok. Maka di sana ada karst di Kalimantan
Timur, karst Mangkalihat. Saya mau datang ke sana sampai ke biduk-biduk. Inilah
pertahanan terakhir, harta terakhir di Kalimantan yang seharusnya di konserv karena sudah
hampir habis pak dan tidak ada perubahan apapun. Kasihan kan. Mereka hidup di suatu
wilayah yang luar biasa kaya rayanya tapi mereka bisa melarat di negara, di daerah yang
yang menyimpan harta luar biasa banyaknya. Itu bukan kata-kata ekstrim untuk kata-kata
yang memang ada buktinya semua. Terus ini posisi batubara bapak-bapak lihat, mudah-
mudahan ada yang punya di sini, berapa UP dan sebagainya, BKP2P dan sebagainya ya kan.
Terus potensi panas bumi Indonesia betapa hebatnya ya kalau ada ujian anak SD,
“Negara mana yang punya potensi panas bumi terbesar atau besar di dunia ini? A. Indonesia
B. Filipina C. New Zealand” kalau milih A itu benar. Kemudian pertanyaan berikutnya
“Negara mana yang paling banyak menggunakan energi panas bumi? A. Indonesia B.
Filipina C. New Zealand” pilih A lagi salah. Padahal Tuhan mengasih demikian murahnya di
daerah-daerah timur Indonesia banyak dan disana kenapa Tuhan kasih itu? Mungkin ya
karena batubara di Kalimantan, minyak juga di Kalimantan dan Sumatera kalau dibawa ke
Indonesia bagian timur kalau kena ombak besar itu bermasalah maka dikasihlah di sana
panas bumi. Tetapi ngomong-ngomong eksploitasi panas bumi itu sangat mahal sehingga
listriknya dijualnya terlalu mahal. Paling tidak sebetulnya ya apakah boleh pemerintah itu
mengatakan rugi dong kalau begini kan nggak boleh pemerintah rugi untuk rakyatnya kan
sebenarnya begitu. Disamping itu kita yang dikaruniakan banyak energi panas bumi, Jepang
itu dengan temperatur rendahnya itu dia bor bahkan di Jerman bapak-bapak, itu hanya ngebor
dalam supaya dapat temperatur tinggi mereka injeksi air untuk kepingin dapat panas bumi.
Di Indonesia itu panas buminya itu temperatur tinggi dan kering karena daerahnya, daerah
vulkanik terus mahal iya kan. Seharusnya, seharusnya tidak boleh ngomong begitu just untuk
rakyat mahal? Mahal apanya wong untuk rakyat saya kok. Disamping itu ilmu pengetahuan
tentang panas bumi berkembang di Indonesia. Mahal memang untuk sekolah, mahal tapi
tanpa itu nggak mungkin harus pemerintah yang berani memang badan geologi menyiapkan
data untuk di lelang oleh EBTKE tapi selama ini saya lihat ya data-datanya masih sangat
kasar sekali seharusnya data-data panas bumi itu harus data yang paling tidak semi detail lah
supaya investor itu risikonya tidak tinggi karena ngebor panas bumi begitu kering seperti
minyak bisa ratusan miliar. Kalau datanya rinci investor risikonya bisa di tekan dan banyak
yang mau. Kalau misalnya investor harus, saya harus survei lagi supaya dapat informasi lebih
rinci, dia kan keluar uang lagi. Seharusnya pemerintah harus bisa menjembatani data yang
lebih rinci agar supaya risiko eksploitasi panas bumi itu menjadi kecil terus tidak
berkembang. Nah inilah, dari dulu sampai sekarang potensi panas bumi di Indonesia berapa?
Sekitar 29 giga watt elektrik. Berapa yang sudah dikembangkan? baru 1,5 giga dari 29 baru
1,5. Maka dari itu kalau ujian tadi anak SD-nya milih A lagi itu salah. Dan sebetulnya di situ
ada 331 lokasi panas bumi yang teridentifikasi di Indonesia banyak sekali, baru yang
dikembangkan baru berapa? Baru 9 wkp. Nah itulah kira-kira panas bumi di Indonesia ada
tetapi seperti tiada dan kadang-kadang saya pernah waktu masih menjadi Staf Ahli Menteri
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, ada pemerintah daerah disitu akan dikembangkan panas
bumi berkeberatan karena kalau di bor bisa menimbulkan gempa bumi dan sebagainya. Saya
pernah terjadi seperti itu waktu di Garut itu sampai Chevron itu begitu ada gempa bumi saya
sudah kompromi sampai jam 3 pagi, ternyata pagi itu masih dikurung oleh masyarakat orang-
orang Chevron nggak bisa keluar karena panas bumi disitu menimbulkan gempa bumi. Terus
akhirnya saya balik lagi kesana jangan begitulah itu kalau di situ rawan gempa bumi, orang
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 11
itu nggak akan ngebangun disitu sudah diselidiki sebelum ada ngebor dan terus terang Garut
ini adalah daerah Garut adalah pionirnya panas bumi di Indonesia dan ada lagi yang
mengatakan kalau nanti dibor panas bumi maka habis airnya. Saya bilang pandai sekali, ilmu
darimana? Saya perlu sekolah lagi ini. Garut dari dulu sudah ada panas bumi tanya di Garut
kekurangan air nggak disana? Jadi banyak hal yang terkendala seperti itu karena memang apa
pengertian dari pemerintah daerahnya ataupun masyarakatnya, terutama LSM yang suka
demo itu, itu belum mengerti betul sehingga banyak juga masalah-masalah disana. Pernah
saya pagi hari di telepon oleh orang mengatakan Pak Rono katanya Gunung Ciremai dibeli
ya sama Amerika? Oh bagus tuh, bawa saja ke Amerika biar jangan meletus disitu ini sudah
banyak ini 127 dibeli satu sudahlah masih 126. Nggak begitu pak katanya mau dibeli mau
dibikin panas bumi. Bagus. Nanti banyak listrik disitu, kenapa? Oh nanti air kita habis. Ilmu
dari mana itu? Hal-hal seperti itu jadi masih banyak kendala-kendala bagi masyarakat
maupun pemerintah daerahnya juga seperti itu. Ada seseorang yang ngotot nanti bisa terjadi
gempa bumi seperti di Dieng, beda itu gempa di Dieng dengan dengan adanya panas bumi
disana.
Nah ini cekungan air tanah, suatu saat mungkin kita akan perang karena air pangan
dan energi tapi cekungan air tanah di Indonesia itu belum menjadi suatu hal yang harus kita
lindungi dan harus kita perhatikan. Belum begitu banyak memang bahkan terus terang
sekarang saya tanggal 30 masih harus rapat lagi masalah konflik pabrik semen dengan pabrik
semen dengan cekungan air tanah Waduk Putih di Jawa tengah di Rembang, belum selesai-
selesai sampai sekarang ini. Demikian, demikian sulitnya padahal air itu kebutuhan, orang
tidak makan 3 hari nggak masalah tapi tidak minum tiga hari bisa bayangkan seperti apa atau
tidak jumpa air tiga hari dan banyak sekali cekungan-cekungan air tanah ini menjadi suatu
pemukiman berkembang industri yang luar biasa. Jadi penataan ruang kita itu masih kadang-
kadang saya kritik, penataan ruang kita itu masih sangat bergantung sangat memperhitungkan
ekonominya seperti apa kalau saya kembangkan disini, terus apa yang dibawah itu apa yang
dibawah itu ah peduli amat lah. Belum, belum ke arah sana makanya saya saya mau datang
karena ada RUU Geologi, mudah-mudahan bisa bisa menyadarkan masyarakat bahwa kita
punya harta demikian banyak tapi kita tidak respek pada harta kita sendiri. Harta yang ada di
dalam bumi ini yang sudah diamanatkan oleh pendahulu kita di UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3).
Nah ini cekungan sedimen yang mengandung banyak migas, sekarang tidak begitu
banyak bicara karena harga migas turun termasuk korban anak saya juga kena PHK dari Abu
Dhabi karena kerjanya di migas sekarang dia harus pulang ke Indonesia karena harga minyak
itu sudah sangat turun dan inilah ada di Indonesia. Banyak sekali di Indonesia bagian timur
dari 120 cekungan sedimen, 71 cekungan di Indonesia bagian timur tapi memang banyak
dilepas pantai dan kita seharusnya, harus piawi ya karena kita negara kepulauan ya kan dan
migas kita memang yang banyak juga di lepas pantai.
Kita bicara masalah batu gamping. Sebaran batu gamping di Indonesia sekarang
menjadi sangat-sangat sensitif karena pabrik semen di China itu pada tutup maka investor-
investor untuk bikin datang Indonesia. Disinilah menjadi menanamkan modalnya untuk
pabrik semen dan terjadilah benturan-benturan karena sebagian batu gamping kita adalah
batu karst karena disitu ada cekungan air tanah yang dikontrol oleh kapur dan karst itu,
proses karsifikasi itu prosesnya jutaan tahun, jutaan tahun itu, bukan puluhan tahun dan kalau
ditambang itu selesai dalam waktu puluhan tahun. Seperti yang sekarang ada di Rembang
yang menjadi konflik yang cukup ramai sekali dengan catatan bahwa investasi sudah sampai
5 atau 15 triliun, saya nggak tahu tapi saya hanya melihat dari cekungan air tanahnya itu.
Saya tidak peduli dengan pabrik semennya itu tetapi mari kita lihat penambangan kapur di
situ, mengganggu tidak.
Di situ ada debit air untuk masyarakat Samin dan kasyarakat Kendeng yang debitnya
itu sampai 850 liter per detik. Saya khawatir sekali bagaimana kalau ditambang? Dan
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 12
sekarang memang saya menjadi quality insurance di kantor staf kepresidenan untuk melihat,
karena presiden meminta disitu ada kajian lingkungan hidup strategis untuk dasar
pengembangan wilayah di daerah Kendeng dan daerah sekitarnya. Saya sudah ketemu
dengan gubernur Jatim dan Jateng dan bupati di sekitar Kendeng mudah-mudahan dapat
terselesaikan.
Satu hal lagi, penambangan kapur adalah penambangan yang tidak punya sampah
yang keras itu bisa untuk baja walaupun kapur untuk baja di Cilegon masih impor dari
Filipina padahal kapur kita masih banyak, yang lunak bisa menjadi semen, bisa untuk
kosmetik, bisa untuk kimia, bisa untuk cadangan dan sebagainya. Tidak ada satupun yang
dibuang dari penambangan kapur ini, tetapi satu hal, dia hanya galian C sehingga dianggap
enteng tidak seperti pertambangan, penambangan emas atau yang lain, tetapi ini merubah
muka bumi, merubah muka bumi, sama penambangan batu dan pasir seolah galian C. Coba,
merapi kemarin ngasih 100 juta meterkubik sekarang sudah nggak nyampai 25 juta sudah
hampir habis dan gedung ini tidak akan megah tanpa pasir dan batu tetapi itu masih dianggap
tambang pasir dan batu itu yang C, ecek-ecek padahal itu merubah muka bumi ini dan itu bisa
mengganggu lingkungan , dan itu saya harapankan dari RUU ini ada suatu regulasi yang kuat
bagi Anda nggak ada lagi B, nggak ada lagi C, nggak ada lagi A.
Anda melakukan sesuatu yang merubah muka bumi ini anda harus ada aturannya dan
tambang kapur, tambang batu dan pasir adalah tambang strategis. Emas mungkin tidak ada
orang-orang tiap hari butuh emas tapi orang dari yang kelas kecil sampai menengah itu butuh
pasir dan batu, cat dari kapur, kosmetik buat ibu-ibu jadi cantik, bapak-bapak jadi ganteng itu
juga karena kapur juga, dari situ, kalau dulu sih pakai bengkoang saya. Kadang-kadang ini,
mohonlah, kapur ini tambang yang tidak bersisa Pak tapi dianggap ecek-ecek dan itu
benturannya cukup luar biasa dan disetiap tambang kapur itu, itu debunya kemana-mana,
bagaimana perlindungan masyarakat di sekitarnya? Belum lagi kalau terbentur seperti
cekungan air tanah seperti waduk putih dan sebagainya. Perlu suatu perlindungan yang kuat
dan saya berharap sekali RUU ini bisa mengadopsi itu.
Nah, inilah karena spektrum kegeologinya cukup luas karena mencakup kebumian itu
memang kita berdasarkan beberapa dan mengikuti amanah hukum antara lain Undang-
Undang 22 tentang Minyak dan Gas Bumi karena kalau ditanya geologi untuk apa? Antara
lain adalah untuk energi. Minyak dan gas bumi salah satunya ya itu dan panas bumi dan
kemudian tentang sumber daya air walaupun undang-undang ini sudah dibatalkan oleh MK
ya kan dan waktu itu saya FGD dengan Pak Din Syamsudin di ITB, demikian bingungnya
pengusaha air, iya kan, demikian bingungnya asosiasi pengusaha makanan dan minuman
karena tidak ada pegangan. Waktu itu izin yang sudah habis tidak bisa diperpanjang, izin
yang sedang berjalan distop dulu, gitu, dan sebagainya, luar biasa sulitnya kan.
Akhirnya apa, sebetulnya masalah air ini Bapak-bapak dan Ibu-ibu semua, air tanah
ini, utamanya air utama adalah kegagalan kita bersama mengelola air permukaan. Air
permukaan kita ini kalau banyak bikin banjir, kalau tidak ada hujan kita sengsara semua
tetapi kita gagal mengelolanya. Di luar Negeri semua air permukaan, sungai-sungai itu
menjadi air minum dan kebutuhan sehari-hari, di Indonesia belum bisa begitu. Semua rumah
itu menggunakan air bawah tanah dan dampaknya kota-kota besar ini, bisa ada penurunan air
tanah, permukaan muka tanah dan sebagainya karena kita ini gagal mengelola air permukaan
dan semua orang dipaksa untuk membuat, mengambil air bawah tanah. Termasuk di hotel-
hotel di Indonesia semua bergantung kepada air tanah. Disedot tanahnya, kemudian dibebani
bangunan yang berat terus tidak boleh permukaan tanahnya turun, bagaimana? Tidak ada
rumusnya dong dan ini malapetaka juga.
Kemudian undang-undang penanggulangan bencana, ya kan, undang-undang tentang
energi mineral. Jadi kita dari geologi itu menyajikan potensi mineral, iya kan, migas
kemudian kapur di Indonesia pun itu disajikan oleh keilmuan geologis. Jadi dirjen minerba
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 13
itu mau melelang atau pemda mau melelang berdasarkan Undang-Undang 23 yang baru
itupun informasinya dari geologi, tanpa informasi dari situ tidak mungkin. Oleh karena itu
bagaimana penguatan geologi di Indonesia. PP 35 tentang kegiatan usaha minyak dan Gas
Bumi, kita juga ikut disitu. Kemudian PP 38 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Daerah
dan sebagainya, PP 21 tentang Penanggulangan Penanganan Bencana ya kan, terus PP 26
yang masih ada saya agak sedikit protes karena di sana disebutkan kawasan rawan bencana
adalah kawasan lindung.
Enggak bisa, Bantul itu kawasan rawan bencana gempa bumi, kalau itu jadi kawasan
lindung orang Bantul mau kemana gitu loh? Kalau kawasan rawan bencana kawasan lindung
mungkin Kabupaten Sleman sepertiganya. Bisa kawasan rawan bencana ditempat tinggali
asal masyarakat tahu bagaimana mengantisipasi. Jadi risikonya kita turunkan dengan
infrastrukturnya, paling tidak ada Perda untuk bangunan yang mengundang konsentrasi
banyak orang seperti masjid, mall dan sebagainya karena bangunan-bangunan yang
kostruksinya yang tahan gempa bumi. Yang saya khawatirkan kadang-kadang mesjid itu di
daerah rawan gempa bumi hanya mengandalkan sumbangan dipinggir jalan, dibangun
seenaknya di situ banyak jemaah begitu ada gempa sudah selesai. Nah, ini hal-hal seperti ini
perlu apa penguatan diaturan.
Kemudian PP Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah. Ini banyak sekali mengatur
air dan tetapi menurut saya masih banyak yang bolong-bolong. Nah ini regulasi kegeologian
yang ada di Kementerian ESDM karena kita ini ada dibawah Kementerian ESDM tetapi
waktu itu saya pernah menjadi presure group ya membuat bagaimana BMKG itu keluar dari
kementerian perhubungan. BMKG menjadi besar, dulu kecil. Sekali saya katakan mungkin
kalau beli seismometer 10, menteri perhubungan katakan ngapain beli seismometer untuk
gempa, gempa kan tidak setiap menit, mendingan beli lokomotif, kasarnya kan begitu. Badan
geologi kan hanya data saja, peta saja ya, kementerian ESDM akan melihat bagaimana
mineral, bagaimana dan agak sedikit kontradiksinya begini, kalau badan geologi bicara ini
mineralnya, ini cekungan air tanahnya, ini cara mengkonservasi tapi di ESDM kan
bagaimana jual, jual, dan jual. Terus pengawasannya gimana? Bahkan sekarang di sini, agak
sedikit, waktu FGD agak sedikit berantem antara kabupaten dengan provinsi masalah izin.
Izin air tanah gak boleh, saya bilang kalau anda berebut itu, berarti izin itu pendapatan
dong? Izin sebetulnya keluar itu adalah pengawasan. Sebagai contoh kalau saya punya anak
perempuan ada yang pacaran putrinya mau saya ajak jalan-jalan saya ultimatum, jam 10
mesti harus di rumah. Saya tidak katakan, cepek dulu dong bukan begitu tapi jam 10 Anda
harus di rumah. Jadi kalau Anda berantem masalah izin, saya curiga jangan-jangan phd
pantesan saya bingung begitu banyak tumpang tindihnya izin-izin itu, karena dianggap uang,
bukan sebagai pengawasan. Nah, regulasi-regulasi seperti itu, mudah-mudahan nanti di RUU
Kegeologiaan ada semacam pasal bahwa izin adalah pengawasan, anda tidak bisa saya
izinkan tapi anda saya batasi.
Nah ini apa yang dimandatkan oleh beberapa banyak undang-undang karena spektrum
geologi yang demikian luas. Misalnya tentang panas bumi itu mengurangi informasi geologi,
potensi panas bumi, infilterasi panas bumi, penyusunan neraca sumber daya panas bumi, dan
ini semuanya datanya ini kita serahkan ke dirjen EB3E ini akan melelang atau ke daerah dan
sebagainya. Jadi kita ini tukang setor data, tukang menginventarisir data tetapi satu hal yang
harusnya geologi atau survey geologi atau badan geologi suatu saat itu harus bisa
mengatakan kepada pemerintah. Hei, Pak Presiden, ini tidak boleh lagi mineral ini
dieksploitasi karena cadangannya sudah terbatas, ini mungkin dicadangkan untuk negara,
stop. Itu dari mana? Dari geologi. Ini harus ada, ada kekuatan seperti itu, harus ada kekuatan
seperti itu dan misalnya ini tidak boleh menjadi kawasan pemukiman karena mineralnya di
sini adalah sangat radio aktif. Itu harus punya presure yang signifikan ke arah sana gitu ya
dan dia punya otoritas semua survey kebumian, datanya itu harus masuk ke badan geologi.
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 14
Jujur saja sekarang, bapak-bapak Ibu-ibu kalau kepingin mendapatkan data informasi
yang lengkap itu ke luar negeri, ke luar negeri, ke Australia. Ada agennya di Indonesia ini.
Kalau ikan, okelah kita rugi juga tapi manakala kapal lewat kita tidak tahu ada sensornya
untuk survey itu lebih dari pada pencurian ikan. Jual beli datanya saja sudah luar biasa belum
sampai ke migasnya. Itu sudah menjadi komoditi jual beli. Seharusnya badan geologi
mengontrol seperti British Geological Survey, semua yang bergerak penelitian di British
Raya datanya harus masuk sini. Harus kami ketahui sehingga tidak ada lagi kebohongan-
kebohongan.
Sekarang banyak sekali izin tambang dan sebagainya, apakah betul itu ada isinya atau
hanya kertas yang dijual belikan? Badan geologi belum sampai kesana. Tidak ada otoritas.
Eh, gue lihat dulu, lo punya izin IUP? Yang dikeluarkan dulu sama bupati begitu banyaknya.
Anda benar gak? Nah itu dia, siapa yang rugi? Mungkin yang ketipu jual IUP, ini kertasnya.
Nah, itu yang penting. Waktu itu kan, saya waktu jadi staf ahli, saya distribusikan, ternyata
izin-izin keluar itu menjelang pilkada. Demikian tingginya dan tumpang tindihnya luar biasa,
saya angkat tangan, Pak Menteri saya gak bisa ngurus ini, terlalu banyak dan ini tidak boleh
seharusnya. Geologinya harus punya, menjadi tuan rumah yang bisa mengatur ini semua dan
inilah apa yang sudah, mudah-mudahan dari sini semua celah-celah besar dari aturan-aturan
ini bisa diwadahi di Undang-Undang Geologi yang baru nanti.
Nah, ini kewajiban regulasi, amanat Undang-Undang Nomor 23 ini yang masalah
pemerintahan daerah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2012 tentang Pemerintahan Daerah.
Ada penetapan cekungan air tanah, ini memang ada di keppresnya kan, kita tentukan.
Kadang-kadang tidak seragam Bapak, cekungan air tanah kan bisa lewat kabupaten,
kabupaten yang mana-mana. Dia akan ngebor disana karena izinnya lebih murah, kabupaten
yang lain, ah gue gak mau lewat sana, mahal itu izin padahal yang disedot itu-itu saja gitu
loh.Coba misalnya dari lubang yang seragam you ngambil sekian liter, pajak segini, gak ada
cerita, lo ngambil dari cekungan air tanah yang sama.
Kemudian penetapan zona konservasi air tanah pada cekungan air tanah lintas
provinsi dan negara, penetapan kawasan lindung geologi. Ini banyak sekali sekarang, salah
satunya Yogya itu. DIY dulu, minta ada 13 kawasan lindung geologi yang saya sendiri dulu
terjun ke sana. Memang bagus sekali, ada yang kawasan lindungnya itu Ngelanggran kalau
gak salah Ngelanggran disitu adalah komplek merapi purba, dan diatas sana hanya ada 7
keluarga, kalau punya, anak among keluarga, dia harus keluar dari situ dan itu menjadi suatu
warisan geologi dan banyak sekali warisan-warisan geologi yang seharusnya harus kita
conserve, tapi badan geologinya harus punya kekuatan mengontrol daerahnya dan
sebagainya. Kalau gak, enggak, saya gak akan menjadikan kawasan geologi, kawasan
tambang saja. Mau apa?
Seperti kawasan bentang alam karst. Itu kan diusulkan oleh pemerintah daerah. Kalau
pemerintah daerahnya, gubernurnya katakan enggak ini mau gue buat tambang untuk pabrik
semen, lo mau apa? Tidak ada yang maksa saya. Nah kalau misalnya undang-undang yang
baru ada unsur paksa karena berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3,
bahwa kita menguasai, menguasai bukan berarti memiliki tetapi mengatur. Oke, saya yang
menentukan lo usul atau tidak mengusul harus kita lindungi. Demi siapa? Demi masyarakat
sehingga tidak ada konflik yang macam-macam. Pemetaan neraca sumberdaya dan cadangan
sumber daya mineral dan energi nasional. Ini juga seolah-olah sekarang kan hanya tambang-
tambang, jual-jual tetapi tidak ada pertanyaan. Ini sebetulnya batubara kita itu tinggal berapa
sih? Emas kita itu tinggal berapa sih? Kasarnya, kalau pulau ini mau saya jual, harganya
berapa? Kan harus tahu kandungan apa saja. Aset pemerintah Indonesia ini berapa sih?
Punya berapa sih? Belum semuanya diteliti loh.
Kadang-kadang saya sebagai kepala badan geologi waktu itu, ini pegawai badan
geologi banyak sekali gitu, mutasikan ke dirjen-dirjen yang lain. Aduh, jujur saja di sini saya
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 15
kadang, kalau masalah jual blok-blok mineral kan datanya dari badan geologi, taruh saja di
komputer itu diakses tuh, syarat-syarat membeli blok begini. Majukan saja kalau semua bisa
diakses dengan komputer, apakah harus ada dirjen ini? Tetapi badan geologi tidak mungkin
mencari mineral itu taruh komputer di lapangan, orangnya harus datang ke lapangan. Begitu
dibatasi SPD sekian hari, itu bingung. Gunung yang di kota cuma Gunung Sahari, bagaimana
SPD 15 hari, baru sampai ke lokasi sudah harus pulang lagi, begitu pulang gunungnya
meletus. Paling enak Yogya lah, naik pesawat, langsung turun, langsung kena Merapi kan,
coba gunung yang lain, seperti Halmahera sana.
Ini karena tidak sinkronnya, apa ya, misalnya sesjen mengurusi minyak dan mineral
sebagainya, tiba-tiba harus ngurusin studi. Apa sih studi ini? Keluarnya peta. Jadi kalau saya
keluar sini, keluarnya peta, peta ini saya jual berapa? Nah mampus loh gak bisa jawab, gak
bisa jawab, terus anda berhari-hari ini mengatakan, wah enggak meletus gunungnya. Sekian
hari hanya mengatakan itu, kan tidak masuk akal, bisa-bisa saya jual berapa informasi ini?
Tidak bisa kalau semuanya dihitung dengan uang itu.
Terus penataan kawasan rawan bencana geologi, ini harus punya walaupun, ya
kadang-kadang, begitu saya jadi saksi ahli itu karena memang, oh, rawan bencana kok
dibikin ini dasarnya peta rawan bencana setelah itu terjadi, setelah itu terjadi, tapi belum
pernah kita beradu argumentasi sebelum tarjadi. Sebenarnya penguatan undang-undang
geologi nanti seperti itu. Penataan konservasi air tanah dan cekungan air tanah di daerah
provinsi itu kan menerbitkan izin pengeboran. Ini biasanya kita ini, izin pengeboran kan
sebetulnya di daerah tetapi kita memberikan suatu rekomendasi bagaimana mengkonservasi
dan bagaimana berapa, kadang-kadang kan begini, Pak kenapa saya mengebor satu bor, ini
PDAM, ini PDAM, saya mengebor satu sumur bor, kenapa saya harus ngebor lima sumur
resapan, kan rugi saya. Ibu mau jualan, Bapak, Ibu mau jualan air kemasan atau melayani
masyarakat? Saya tanya. Kalau melayani masyarakat tidak ada untung rugi, kecuali ibu tidak
usah ngebor sumur resapan, 3 tahun habis air, selesai. Kadang-kadang kan begitu
rekomendasi protes ini. Nah, hal-hal seperti ini belum lagi ya izin misalnya 2 sumur lah, tak
tahu itu 5 sumur mungkin yang jelas sumur tetangga itu sekitarnya itu habis semua itu, kan
tidak mungkin kalau cuma 2 sumur karena kita kontrol. Kamu hanya boleh mompa sekian
liter perhari, tiba-tiba sumur daerah situ habis semua, berarti dia melebihi, itu berarti dia
lebih dari 1 sumur.
Nah, ini apa regulasi kita, antara lain adalah perizinan pemakaian air tanah dan
sebagainya ini, ini kita akan masuk untuk pemerintah daerah dan sebagainya, terutama adalah
kita masuk undang-undang yang cukup lama ya kan, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974
walaupun ada amanatnya tentang air. Ini sebenarnya kekiniannya agak sedikit ketinggal ya
Bu ya. Dulu waktu tahun 1974 tidak ada orang dagang air kemasan gitu kan, sekarang
banyak sekali tentunya ini harus, janganlah kita pandai sekali membatalkan undang-undang
tetapi kita terlambat untuk mengganti Undang-Undang kan, ini kasihan, bukan hanya kepada
masyarakat pedagang asosiasi makanan dan minuman bukan itu saja tetapi kasihan juga
masyarakat, kasihan juga pada alamnya gitu kan. Kalau begini menggantung kan pencurian
bisa luar biasa terhadap air tanah.
Nah ini kita mencoba, ya kan, bagaimana mengantisipasi undang-undang yang cukup
lama, iya kan, walaupun ada diberi enam acuan oleh MK tapi tetap saja harus melihat
kekinian, bagaimana pengunaan air dan bagaimana bisnis tentang air ini sesungguhnya
supaya, supaya kita bisa mengatur dan mewadahi.
Kemudian RPP ekosistem karst ini masih ada, LHK ini masih belum ketemu titik
temu kita mencoba untuk memberikan definisi ekosistem karst itu sendiri, karena bisa
kawasannya itu lebih luas dari kawasan bentang alam karst. Karena bentang alam karst ini
adalah kawasan lindung, ya kan, jangan sampai ekosistemnya juga confused sehingga terjadi
disputed.
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 16
Kaitan migas, mineral, dan batubara ya, ini perlu ada penguatan, perlu ada kebijakan
mengenai alur data dan informasi, data kegeologian di Indoesia, badan geologi itu tidak
punya kuasa untuk menjadi tuan rumah di negeri sendirinya, banyak data-data yang di luar
gitu kan. Terus perlu regulasi mengenai penguatan peran badan geologi dalam mengevaluasi
data dan informasi eksplorasi untuk usulan lelang WUP. Ini banyak sekali yang bodong-
bodong itu seharusnya ada evaluasinya. Nah, kita belum sampai kesana.
Perlu payung hukum mengenai eksplorasi yang dilakukan pemerintah di wilayah
hutan, ini sampai sekarang agak sulit ya mewadahi egosentrisnya di sana begitu ya, sulit.
Kita, ada yang survey yang tidak destruktif, kita cuma pasang-pasang listrik tapi begitu
kawasan hutan, sudah stop, apapun tidak bisa, padahal tidak ngapa-ngapain iya kan, iya,
yang agak sulit sekali kan panas bumi. Panas bumi musti di sekitar gunung api, di sekitar
gunung api musti hutan, kan sudah selesai persoalan itu kan, tidak ada ya, gunung ya dihutan
kecuali gunung sahari tadi kan, karena tugas badan geologi mengungkap potensi diseluruh
wilayah Indonesia tidak termasuk hutan juga masuk di dalamnya.
Nah, saya berharap ya dari RUU ini iya kan ada semacam presure kekuatan untuk
bidang kegeologiannya untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. Kita
leluasa meningkatkan pengetahuan potensi sumber daya geologi di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, itu harus Bu. Kita punya mandat yang kuat dan leluasa untuk
melakukan mengurangi dampak risiko bencana geologi di dalam melindungi masyarakat.
Ada semacam kewajiban bagi pemerintah daerah, lo mesti lakukan begini, jangan BPBD-nya
setiap masalah diganti-ganti. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, ya kan, kemarinnya
baru diskusi, baru mulai mengerti masalah bencana kemudian ganti lagi, iya kan. Tiba-tiba
ganti aduh, karena BPBD tidak begitu penting mungkin sehingga adapun BPBD-nya tidak
ada, kenapa karena SKPD-nya sudah berlebih gitu kan padahal daerah itu rawan bencana
buat apa sulitnya seperti itu ya kemudian melindungi kekayaan alam nasional berupa fosil,
gejala alam geologis yang langka dan mempunyai nilai ilmiah yang tinggi.
Ya saya pernah mengatakan pada menteri, ada batu yang dihaluskan, itu kan batu
karena fosil kayu yang terpendam jutaan tahun itu, kadang-kadang masyarakatnya digali
kemudian dijual kiloan ke luar negeri kan. Kemudian begitu dipoles itu harganya sudah
jutaan kali lipat dan itu lebih mudah menjual seperti itu karena langsung dapat uang, tidak
memoles, padahal harusnya dilindungi hal yang seperti itu dan kita masih banyak yang dijual
fosil itu secara bebas Pak.
Memeriksa tingkat kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten
kota sehingga tercipta harmonisasi pengelolaan berdasarkan prinsip otonomi dan jadi jangan
sampai, cobalah bagaimana caranya tidak eker-ekeran antara kabupaten dengan provinsi
begitu. Begitu isinya dikeluarkan di provinsi ada masalah di kabupaten, ah biarkan saja kan
provinsi yang memberi izin, seperti itu, kabupatennya nggak mau tanggung jawab
sebagainya. Ini jangan samapai seperti itu ya.
Menjamin ketersediaan data dan informasi geologi secara nasional dan regional dan
ini saya minta, data-data itu sifatnya terbuka jangan menjadi rahasia, karena apa? Kalau
rahasia saya, saya pernah menjadi kepala badan geologi, data-data ini, mohon maaf sama
sama peneliti-peneliti saya juga diperjualbelikan begitu lho. Oh, datanya seperti ini, misalnya
surveynya perlima, dia survey di lapangan persepuluh meteran padahal yang dilaporkan
mungkin perseratus meteran. Saya punya yang lebih lengkap tapi di rumah, kalau di rumah
kan lain, gitu kan. Seharusnya data ini open, gratis sehingga orang tidak jual beli lagi. Oh ini
sudah gratis kok, begitu kan. Padahal itu kan uang negara kan ini, kenapa mesti harus pakai
apa itu PNBP atau apalah. Ini dibeli rakyat, rakyat itu tidak akan ini dan lagi pula kalau data-
data migas atau tambang ngapain harus rahasia. Apa mungkin saya mendapat informasi di
sana ada migas kemudian malam-malam saya bawa bor kemudian kita bor kemudian kita
sudet kan nggak bisa gitu, tambang juga begitu terbuka saja. Malah kalau saya ekstrim ya,
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 17
tempel itu warung-warung di toko-toko supaya orang melihat oh saya mau invest di sini. Duit
rakyat untuk mendata itu, tapi begitu ada invest kan hebat iya dan mungkin juga nanti di
Undang-undang ini harus ada semacam pengertian masyarakat tentang tambang. Tambang
konotasinya merusak, merusak, dan merusak padahal juga diisolasi-isolasi daerah terpencil
itu terbuka banyak karena tambang dan tambang yang banyak emas dan sebagainya, nilai
dampak ekonominya itu lumayan. Lumayan besar terhadap masyarakat sekelilingnya bedalah
dengan minyak, minyak dibor keluar pipa langsung ke pelabuhan, sudah tidak ada lagi
dampaknya ya kan. Menjembatani informasi geologi, mengoptimalkan informasi geologi
untuk penataan ruang dan pengelolaan lingkungan. Ini penataan ruang kadang-kadang sudah
ada menterinya tetapi penataan ruang yang berbasis perlindungan masyarakat dari kebijakan
itu masih kurang. Kemudian kewenangan kegeologian hingga tercapai integrasi dan
sinkronisasi data geologi dari berbagai sumber dalam kerangka optimulasi manfaat.
Ini sebetulnya semua kegiatan geologi Indonesia harus diketahui oleh Badan Geologi
atau insititusi kegeologian yang ada di Indonesia. Meningkatkan penelitian dan
pengembangan geologi sejalan dengan peningkatan profesionalisme dalam kompetensi dan
menjembatani kepastian hukum dalam menyelenggarakan kegeologian karena kadang-
kadang kita terhalang tidak bisa apa-apa misalnya sekarang mau survei laut di Indonesia
bagian timur. Di sana terhalang keramba dan kita tidak bisa melakukan apa-apa. Tidak ada
yang berani, tidak ada yang berani bantu kita, banyak kertaba kita tidak bisa, narik alat di
situ, tidak ada yang bayar. Kita minta bantuan pun aparat yang berwenang pun, gimana ya
masyarakat kita ini. Nah kepastian-kepastian hukum di situ tidak ada. Kita memberlakukan
sesmeg saja, Bapak kalau tebang pohon ini dihitunglah sekian tahun itu menghasilkan sekian,
tidak mungkin kita ganti rugi seperti itu. Jadi tidak ada hal-hal seperti untuk penyelenggaraan
kegeologian bisa terhambat banyak hal sekali.
Terus, saya kira demikian yang bisa saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya,
mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan, sekian.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN RAPAT: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (WAKIL KETUA
KOMITE II DPD RI)
Iya terima kasih Dokter Surono. Kira-kira teman-teman ada yang mau dipertanyakan
atau ada sedikit, mungkin izin Pak Doktor, Pak Surono sedikit berdiskusi sebentar dengan
teman-teman Komite II sebelum kita sudahi, cuma sebelumnya mungkin saya berterima
kasih dan mengapresiasi apa yang Bapak sampaikan dan saya juga sebagai yang mewakili
Kalimantan Timur juga sangat berterima kasih tadi Bapak sudah sebagai orang pusat sangat
memahami gitu ya perasaan kami orang Kaltim, dan mudah-mudahan lebih banyak lagi yang
kita harapkan bisa memahami itu. Itu adalah perasaan kita di sana, kaya tapi sering disebut
provinsi kaya tapi kekayaannya tidak ada Pak, kayanya di bawa ke pusat semua jadi langsung
kita buka dari sebelah kanan Pak Afnan, silakan Pak Afnan.
PEMBICARA: Drs. MUHAMMAD AFNAN HADIKUSUMO (DIY)
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Pimpinan yang saya hormati. Pak Surono yang, kalau saya di Yogya manggilnya
Mbah Rono begitu karena dulu yang bawa merokso merapi itu ada dua, satu Mbah Marijan
dan satu Mbah Rono ini. Kalau Mbah Marijan kira-kira begitu, kalau Mbah Rono data
pegangannya. Menarik yang disampaikan Mbah Rono tadi bahwa pentingnya aturan yang
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 18
berkaitan dengan kondisi geologi ya di Republik Indonesia ini, tadi sudah runtut, sudah rinci,
ada beberapa hal yang mungkin saya ingin lebih mendalami lagi kaitannya dengan, yang
pertama, tadi kelihatannya belum dijelaskan badan apakah yang kira-kira nanti apakah nanti
dibentuk badan nasional sendiri atau badan yang sudah ada begitu loh yang nantinya itu
diberi amanat diberi mandat oleh aturan itu regulasi itu yang berkaitan dengan baik mitigasi,
pemetaan, ataupun penanganan persoalan-persoalan geologis di Indonesia ini. Kalau yang
selama ini kita tahu ya mungkin Badan Metereologi Geofisika dan Kebencanaan ya selama
ini kalau tidak salah saya.
Kemudian yang kedua, tentang hak dan kewajiban tadi juga belum, misalnya begini,
hak masyarakatnya kaitannya dengan munculnya Undang-Undang ini apa gitu, kemudian hak
pemerintah itu apa, kewajiban masyarakat seperti apa, kewajiban pemerintah itu seperti apa.
Kewajiban pihak swasta misalnya itu seperti apa yang itu nanti sangat penting ya ketika kita
menyusun sebuah naskah akademik dan Rancangan Undang-Undang berkaitan dengan
geologi. Saya kira ada dua hal itu saja Mbah Rono yang ingin saya tanyakan. Terima kasih.
PEMBICARA: Dr. SURONO (NARASUMBER)
Izin menjawab langsung, takut lupa. Saya kira saya sudah di luar ya, di luar
pemerintahan. Saya sudah pension, saya sekarang menjadi tenaga ahli kebencanaan di
Kementerian SDM. Saya dulu mimpi ada Badan Geologi Nasional atau Badan Geologi
Indonesia yang independen tidak di bawah kementerian, seperti sekarang di bawah
kementerian ESDM seperti BMKG dulu tidak begitu berkembang begitu terkejut karena
tsunami kita presure bagaimana dia keluar dari Kementerian Perhubungan dananya langsung
berapa ratus kali lipat dan dapat gedung dan punya kemampuan secara Nasional dan
Internasinonal untuk melakukan .... (tidak jelas terdengar, red) tsunami, kemudian masalah
meterologi dan sebagainya, Badan Geologi seharusnya dia itu independen, ya kan? dan
tentang hak dan kewajiban.
Saya umpakan yang kecil saja Pak, Merapi. Saya katakan kepada teman-teman
relawan di merapi warning gunung api normal, mewaspadai, siaga, awas itu adalah hak
gunung api untuk menyandang aktivitas normal, waspada, siaga, tetapi hak masyarakat untuk
mengetahui aktivitas dan ancamannya dan kewajiban pemeritah pusat dalam hal ini
memberikan informasi, ancaman apa yang terjadi dan melindungi masyarakatnya. Jadi kalau
misalnya ada letusan gunung api tidak ada warning sama sekali dan kemudian
masyarakatnya banyak meninggal, tentunya harus ada pertanggung jawab disitu. Apa yang
terjadi anda telat memberikan informasi. Tidak ada tidak ada informasi apa-apa tiba-tiba
gunungnya meletus. Saya boleh katakan, oh ini tidak ada tanda-tanda aktivitas tiba-tiba
meletus. Saya katakan tidak benar. Tuhan itu memberikan apa tanda-tanda alam manakala
ada kejadian alam. Hujan saja ada mendung kok, hujan ada mendung itu tanda-tanda hujan
walaupun begitu walaupun mendung ada pertanyaan, hujannya jam berapa? Tidak tahu. Jadi
hujan beneran tidak? Ya tidak tahu tetapi kita bahwa kita sepakat bahwa mendung adalah
tanda-tanda hujan. Bahwa gunung api meningkat kegiatannya.
Saya pernah ditanya oleh BPK. Mungkin tidak Pak Rono, Pak Rono mengatakan ini
gunungnya meningkat maka harus diungsikan. Diungsikan sampai sekian hari. Banyak
pemerintahan daerah mengeluarkan uang dan pemerintah pusat mengeluarkan uang tetapi
gunungnya tidak jadi meletus bisa tidak? bisa terjadi tetapi ada warning bagi masyarakat, ada
peningkatan kegiatan apa langkah-langkah apa yang harus dilakukan, itu hak masyarakat
untuk mendapatkan itu. Sebagai hak untuk dilindungi tetapi kewajiban bagi pemerintah
utamanya adalah otoritas geologi misalnya memberikan warning itu memberi peringatan itu
bahwa akan terjadi atau tidak, ya kan. Kalau tanda-tanda itu sudah ada, itu adalah hak alam
tetapi kita sepakati tadi mendung adalah tanda-tanda hujan, apakah pasti tadi hujan, pasti
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 19
terjadi hujan, belum tentu. Jam berapa akan hujan kita tidak ada yang tahu, yang penting
adalah kita peringatkan, hai ini mendung, kamu harus bawa payung. Sama di gunung api, ini
ada peningkatan kegiatan untuk daerah jarak sekian kilometer dari puncak you mesti
menyingkir. Tidak terjadi letusan, tidak apa-apa. Lebih baik salah semua orang selamat
daripada seorang peneliti harus menjadi kebingungan ini harus menyingkir atau tidak tetapi
datanya harus ada, harus diverifikasi ini datanya seperti ini maka saya ambil kesimpulan
seperti ini. Itu yang terjadi, seperti saya ketemu volcanic art center yang memperingatkan
bahaya abu vulkanik terhadap penerbangan. Itu lahir institusi Internasional, lahir tahun 90 itu
gara-gara letusan Galunggung waktu itu British Airways hampir jatuh dari Kuala Lumpur ke
sydney mendarat di Halim. Akhirnya apa, dunia mendirikan volcanic art center untuk me-
warning semua penerbangan terhadap ancaman abu gunung api karena abu gunung api yang
begitu halus masuk ke enzim kemudian menutup saluran bahan bakar itu dia ngumpet maka
mesin ini bisa mati. Kalau pesawat kan mati mesinnya kan jatuh dia. Kalau kereta api mesin
mati berhenti kita jajan gitu kan kalau di pesawat tidak bisa begitu ya.
Nah ini British Airways yang kena abu Galunggung dan makannya waktu itu. London
itu menutup penerbangan Eropa karena itu dan satunya British geological survei itu tidak
punya gunung api akibat dari peristiwa itu, sekarang di British geological survei ada seksi
vulkanologi karena ada ini karena peristiwa kemarin dan kebetulan memang vulkanik center
untuk Eropa kepulauan itu pusatnya di London. Indonesia ini, vulkanic art system pusatnya
di Darwin bukan di Indonesia. Bayangkan jujur saja saya mengelola Merapi dengan
pengungsi 1 juta orang, alat saya itu bikinan tahun '82 Bapak-Bapak.
Sekarang saja begitu peristiwa itu jadi modern Bapak-bapak kalau melihat Merapi
sudah hebat sekali alatnya begitu berarti kan, terus terang saja iya dan instrumentasi gunung
api itu tidak berkembang di Indonesia walaupun Indonesia memiliki gunung api terbanyak,
dan saya kira haknya masyarakat adalah mendapat informasi dan perlindungan dari bidang
kegeologian termasuk bahwa daerah anda rawan gempa bumi ini loh ada petanya, anda saya
beri peringatan. Itu lah hak mereka mendapatnya informasi seperti itu. Kewajiban kita adalah
memberikan informasi itu. Ya kalau misalnya ... (tidak jelas terdengar, red) ini hancur lebur
karena gempa eh mana informasi gempa ini, peta rawan gempa buminya ada tidak, ah lu lalai
nih, pemerintah ini lalai. Mana masyarakat tidak dia punya apa informasi seperti itu. Nah ini
juga harus ada penguatan di situ. Pemerintah daerahnya juga harus tanggap dong. Kalau ada
sosialisasi ya paling tidak kita diberi ruanglah, kepada masyarakat mereka ngundang yang
punya masyarakat pemerintah daerahnya. Kalau pemerintah daerahnya diajak sosialisasi
acuh-acuhan masyarakat itu juga acuh-acuh gitu loh. Coba kadang-kadang saya oh Jepang itu
pengalaman, anak-anak kecil pakai topi ya kan ke sekolah karena takut genteng jatuh
menclok di kepala ya kan warna-warnanya beda-beda. Di Indonesia ini pakai helm itu bukan
karena untuk melindungi tapi takut polisi kok. Jadi kesadaran ke arah sana itu belum ada.
Katanya Jepang lebih berpengalaman, lebih pengalaman Indonesia. Jujur saja disaster
prevention research Institute the Kyoto University ahli-ahlinya datang ke saya setelah letusan
Merapi. Bagaimana Anda me-warning mereka itu melihat SOP kita seperti apa mereka
terjemahkan. Kalau dengan Jepang yang katanya maju dalam skill-nya saya masih berani.
Wong Merapi meletus, jeleger, setelah saya warning itu yang ngasih ucapan orang luar
negeri, mereka nyatat sekian jam kemudian meletus. Yang ngasih, dari Italia saya dapat
telepon dari USA saya telepon, selamat, hebat lo pembentukan status ini kemudian 36 jam
kemudian meletus. Indonesia biasa-biasa saja bahkan yang memuji pun banyak yang tidak
mau kan?
Bapak-bapak, sebagai rahasia dulu ya, waktu 2006 komandannya itu Bambang
Darmono. Saya ditanya, Pak Surono Marijan kena tidak? 2006 kan gak mau ngungsi dia.
Sekali lagi ada awan panas kena. Oke ini di sini, kita tutup akses rumah Mbah Marijan. Kita
ambil Mbah Marijan, ungsikan. Bupati siapa, Bupati Sleman yang kena KPK siapa? Pak
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 20
Ibnu, Pak Ibnu itu tahu persis saksinya bagaimana Pak Bambang Darmono, ini rakyat anda
mau saya ambil, mau saya ungsikan, kalau tidak, mati dia, diungsikan. Begitu Mbah Marijan
sudah dikembalikan lagi karena awan panasnya gak ada baru dibuka, oh Mbah Marijan tidak
kemana-mana, selamat. Itu sebenarnya rekayasa Pak.
Jadi kemarin ini otoritasnya sipil gak mau ngungsi diamin saja, kena lah. Tidak
mungkin kita melawan alam, wong semua kita hidup dari alam kok, air dari alam, makan dari
alam gimana ada yang sakti ngelawan alam, gak ada. Awan panas itu kecepatan 300 km
dengan temperatur, bisa mencapai 600-800 derajat. 200 meter dari itu aja hawanya sudah
300. Ya kaya kering kita tiba-tiba, 2/3 badan kita itu air begitu kena panas diatas 200 derajat
ya kering tiba-tiba lah, kering tiba-tiba, mati tapi dont try this at home. Percaya saya bahwa
awan panas itu sangat panas itu jangan terlalu dekat jangan coba-cobalah ya, percaya sama
saya, tidak usah coba-coba.
PIMPINAN RAPAT: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (WAKIL KETUA
KOMITE II DPD RI)
Iya, Pak Rono, satu, ini kan kaitannya dengan hak kewajiban sanksi. Nah, ini kan satu
paket ini.
PEMBICARA: Dr. SURONO (NARASUMBER)
Nah monggo saja, Bapak-bapak yang lebih ahli, kalau saya tahu haknya apa,
kewajibannya apa gitu kan, sekarang tinggal sanksinya apa ini nyawa loh pak, ukurannya
susah. Bisa nyawa ini.
PIMPINAN RAPAT: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (WAKIL KETUA
KOMITE II DPD RI)
Baik, baik Pak, nanti lebih lanjut kita rumuskan di RUU Pak. Hak, kewajiban dan
sanksi. Gimana Pak Afnan?
PEMBICARA: Drs. MUHAMMAD AFNAN HADIKUSUMO (DIY)
Mungkin Pak Rono ingin ngasih masukan. Oke, oke.
PEMBICARA: Dr. SURONO (NARASUMBER)
Ini kan bukan hanya, saya susah ya mengenai sanksi karena bisa menyangkut nyawa
dan bisa menyangkut benda-benda, saya tidak bisa mengukur nyawa ukurannya berapa gitu,
susah Pak. Harta benda, harta benda yang seperti apa Pak. Kalau burung Perkutut yang
harganya 100 juta, gara-gara longsong terus terbang menclok di wung-wungan orang tidak
bisa saya kejar kan susah ya. Jadi saya agak sulit menggambarkannya itu, bisa menyangkut
nyawa, bisa menyangkut harta benda, harta benda yang mungkin suatu hal sangat yang luar
biasa.
PEMBICARA: Drs. MUHAMMAD AFNAN HADIKUSUMO (DIY)
Maksud saya begini, sanksi itu kan ada dua, administratif, pidana, kan gitu. Nah ini
apakah cukup administratif apakah cukup pidana atau,..
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 21
PEMBICARA: Dr. SURONO (NARASUMBER)
Saya, saya begini Pak, saya pernah waktu di Kelud ini ya, letusannya tidak meledak
waktu tahun 2007. Saya ditanya sebagai seorang menteri, Pak Purnomo Yuskiantoro, Mas ini
sudah hampir 2 minggu. Musim nikah waktu itu, banyak orang yang membatalkan karena
sampai mengungsikan. Kalau sampai Kelud tidak meletus, ya memang sudah batal loh, batal
waktu itu, apa tanggung jawab sampeyan. Saya hanya katakan. Secara scientific itu tidak bisa
dibantah lagi tapi andaikan tidak meletus, satu hal, saya kan bawa map dan isinya adalah SK
saya. Saya akan mundur, hanya itu mas, Bapak minta apalagi dari saya, scientificly sudah
saya pertahankan. Sampai Mbah Mutomo saja marah-marah sama saya, tidak boleh masuk
radius 10 kilometer, ini daerah saya mas, betul Pak tetapi ini kekuasaan saya sekarang, bukan
milik saya tapi kekuasaan saya, bapak tidak boleh masuk kecuali saya.
Kenapa menteri sampeyan boleh masuk, loh dia itu atasan saya, kalau saya usir dari
sana berarti saya ngusir atasan saya. Ya, kan ada Pak, kantor itu ditulis dilarang masuk
kecuali staf. Saya stafnya, Pak Menteri itu adalah bos saya, lah bapak itu di luar itu, jadi tidak
boleh masuk, Kapolri pun tidak boleh masuk. Saya bertanggung jawab tentang itu dan saya
minta Pak SBY tolong saya jangan diinterfensi. Kalau saya katakan awas, awas, kalau itu
dilanggar lebih baik saya berhentikan. Sama waktu ada seorang tentara atau polisi yang
waktu di Merapi dengan istrinya kepingin masuk rumah Mbah Maridjan geger, saya matikan
HP saya. Sudah tidak usah ada aturan kalau begini. Kalau semua pejabat boleh melanggar
dan sebagainya sudah, saya tidak mau jawab, kan mereka berantem di depan TV, berantem
dengan relawan kan dilarang masuk kan. Saya tidak mau, Andi Arif bilang, Mbah jangan
begitu, kita jamin, mbah masih punya, ini masalah nyawa, saya terus terang saja. Kalau saya
gagal saya mundur tapi saya katakan ini loh datanya waktu di Kelud, ini meletus, harus
meletus, ternyata Kelud itu, hanya bikin kubah, yang tidak pernah terjadi dalam beberapa
ratus tahun, tahun 2007, walaupun 2004 saya katakan kalau saya ditanya, bagaimana Kelud,
saya tidak tahu, karena apa kalau saya jawab Kelud meletus menutup Jawa. Apa tidak geger
dan tidak boleh seorang scientific-nya mengatakan seperti itu, itu ada konsekwensinya, bikin
takut orang, gitu loh. Harus disampaikan kepada pemerintah daerahnya. Pak, ini loh daerah
bapak pernah terjadi gempa seperti ini, bapak harusnya punya persiapan, itu gedung-gedung
sampeyan ini apakah tahan gempa atau tidak, masyarakat sampeyan sudah dididik atau tidak.
Jangan bicara di media seenaknya, bisa investor lari semua loh disitu, pernah terjadi waktu
Bengkulu, Bengkulu di lepas pantai ada gunung besar sekali, itu hasil konferensi pers dari
PBT, riset disitu, riset itu jangan semuanya di buka seperti itu, harus kalau riset jadi seminar
gitu loh, jangan konferensi pers, belum tentu itu benar, gubernurnya sampai bikin surat ke
saya vulkanologi tidak mengenal ada gunungnya lepas pantai gitu tanya saja sama yang
ngomong, saya begitu, karena investor lari, ini harus hati-hati juga, termasuk juga isu-isu
seperti itu ya kan, isu-isu masalah bencana gitu ya, itu harus ditangani juga, ada sanksinya
juga. Kalau saya sanksinya sebagai penanggung jawab, paling tidak saya harus dipecat ini
Pak. Tiba-tiba gunungnya meletus keburu saya kok nggak tahu bila perlu kalau ada yang
korban mungkin saya bisa diadili. Lo mau nggak jadi pejabat itu? Jangan cuma menikmati
doang saya mengatakan begitu sama pak Mur pernah saya katakana Mas bagaimana kalau
misalnya radius bahayanya jangan 10 Km, 5 Km aja supaya pengungsinya jangan terlalu
banyak saya bilang pak petarawan bencana capnya Kementerian ESDM, kalau bapak minta
pengurangan radius jangan 10 tetapi 5 tolong kirim surat ke saya. Saya adalah prajurit, Bapak
adalah Jenderalnya. Nanti sampeyan tulis berdasarkan intruksi Bapak menteri atau apa dan
sebagainya, tulis begitu. Kalau saya suruh mundur, mundur tapi kalau Bapak diam saja atau
tidak melakukan apa-apa saya akan melakukan perang ini dan saya akan menang secara
elegan menurut aturan yang ada tapi kalau Bapak minta di luar ketentuan tolong tulis surat.
Tidak mau dia harusnya ada konsekuensinya kalau saya mundur begitu ada korban nggak ada
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 22
surat. Loh kok radiusnya 10 kok sampai, Suruh pak menteri, apa dasar kamu hal-hal seperti
itu juga harus ada Pak harusnya daerah rawan longsor iya kan, ditetapkan menjadi
pemukiman. Ada korban jiwa dan harta benda, tentunya yang menentukan yang tandatangan
iya kan tanda tangan seperti saya di Jogja pernah ditanya penataan ruang dan wilayah ya
harus tanggungjawablah kenapa mbak sekarang banyak perhotelan di Jogja tetapi ngebor
seenaknya? Loh perizinan boleh, dikasih izin tetapi kan nggak ada airnya, siapa yang yang
menjamin hotel itu dengan hunian segitu banyak nggak ada airnya, terus mereka kalau mau
kencing kemana? Ya ngebor dia. Ya ngebor salah siapa, ya air tanah. Nanti kan begini ya
konsekuensi, konsekuensi kita ini gagal mengelola air permukaan sehingga air tanah yang
berfosa cenderung pada ambles dan sebagainya iya kan susah dan begitu dikasih kamu
ngebor 2, tenyata izinnya 2 ngebornya 4 iya kan. Begitu dikasih sumur resapan 6, katanya
rugi terus sampeyan minta selamat iya kan nyuri minta selamat lagi, ya susah kita kan harus
seperti itulah, harus ada konsulidasi seperti itu tetapi juga kalau pengawasannya kurang juga
sulit pak, coba sekarang jujur saja di Bandung Selatan itu apa waktu jamannya tekstil, apakah
,,, (tidak jelas terdengar, red) itu tidak banyak nyuri, banyak Pak. Siapa yang mendirikan juga
siapa yang mengawasi, sulit juga.
Sebetulnya secara ilmiah bisa dibuktikan wong ada sumur pantau kok. Lha kok
kecepatan turunnya air kok seperti ini berarti tidak normal dong, you tidak punya ngebor satu
seperti ijin sampeyan, pasti lebih dari itu mosok wong sumur pantau kaya itu turunnya kaya
ini tetapi ngomong berani nggak? Pengawasnya mustinya juga harus ada sanksinya dong
kalau seperti itu, harus. Ya seperti itulah ya kan. Alam ini jujur kita harus hadapi secara jujur
mana kita manakala kita sudah mencoba tidak jujur kepada alam ya sudah tunggu saja akibat
air juga kalau banjir oooh banjir. Air itu jujur-jujur saja dia akan mengalir ke daerah yang
lebih rendah. Tidak pernah air ngejar-ngejar orang sudah di daerah tinggi kok, nggak ada
sentimen. Seperti kalau saya dilaporkan dari teman dari Jogja, Mbah itu ada truk ketimbun
lahar 3 truk dimana? di Gendol. Sungai Gendol itu jalan truk atau jalan lahar, jalan lahar, loh
kok ada truk di sana, yang salah laharnya atau truknya, komentar Mbah, singkat saja, kapok
muka Mbah. Loh iya.
PIMPINAN RAPAT: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (WAKIL KETUA
KOMITE II DPD RI)
Baik, silakan Bu Denty, Pak Lalu, oh langsung, dari sebelah kanan tidak ada lagi.
Silakan Pak Aceng,
PEMBICARA: H. ACENG HOLIK MUNAWAR FIKRI, S.Ag. (JABAR)
Ya, terima kasih Pimpinan dan terima kasih Pak Rono yang sudah tidak asing lagi.
Berbicara soal gempa pasti Pak Rono, berbicara soal geologi pasti Pak Rono, pokoknya wis,
pakar se-Indonesia sing betul-betul pakarnya Mbah Rono jadi di bawahnya Mbah Gogle itu
Mbah Rono. Berbicara soal geologi tadi, dan relasinya dengan Negara kesatuan kita, ini
kalau saya klasifikasikan secara geologi Indonesia itu satu, bisa disebut Negara Agraris
karena tadi hasil lempengan bumi dan panas bumi yang ditimbulkan akan melahirkan area
pertanian yang produktif dan subur. Kemudian juga kalau kita melihat ada laut yang
bentangannya itu cukup panjang malah kalau tidak salah kedua terpanjang dunia maka kita
layak kalau disebut Negara maritim, dan yang ketiga karena negara kita ini bisa disebut ring
of fire atau cincin api maka tidak salah juga kalau Indonesia ini disebut negara mining atau
negara tambang yang punya bahan mineral tambang yang cukup melimpah dan menjadi
kekayaan alam.
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 23
Nah, kaitannya dengan Rancangan Undang-Undang yang akan kita kaji, kita bahas,
dan kita coba rumuskan bersama dan di sisi lain kita melihat banyaknya regulasi yang sudah
dibuat ada Undang-Undang tentang lingkungan hidup, ada Undang-Undang Minerba, ada
Undang-Undang konservasi, ada Undang-Undang soal tata ruang dan lain sebagainya
sehingga regulasi-regulasi tersebut kadang-kadang overlap. Undang-Undang tentang
Minerba kadang-kadang tidak seiring dengan Undang-Undang tata ruang atau Undang-
Undang lingkungan hidup tidak seiring dengan Undang-Undang pertambangan. Nah
sehingga harapan kita betul-betul akan mampu melahirkan sebuah regulasi yang produktif,
karena apa, tadi, mau kita itu negara pertanian, kita itu negara tambang, dan kita itu negara
Maritim, dan yang ke semua itu kita hanya mengakui saja kita belum merasakan manfaatnya
sesungguhnya secara umum, dinikmati sebagai hajat hidup orang banyak, bayangkan gitu
lho. Kita dengan melimpahnya air seakan-akan air itu tidak bermakna sama sekali, baru
ketika kemarau tiba kita merasakan bahwa kita itu negara yang melimpah air, atau ketika
banjir tiba kita itu merasa bahwa kita ini ya negara yang banyak musibah banjir begitu, tapi
kemarau tiba seolah-olah kita ini negara tidak punya air.
Nah itu, jadi yang saya pertanyakan, bagaimana di dalam regulasi yang akan kita
rumuskan ke depan, batasan-batasan agar tidak terjadi over lap dengan regulasi-regulasi yang
lainnya, yang sudah lebih spesifik mengatur tentang sektor-sektor tersebut, baik itu regulasi
tata ruang, atau regulasi lingkungan hidup, atau pertambangan, dan lain sebagainya.
Sehingga tidak over lap dan kerangka pikirnya itu jelas, bahwa geologi itu menyangkut
selain dari pada regulasi tadi apakah itu atau Permen dan sebagainya. Jadi originalitas
daripada geologi ini bisa terlihat dari kerangka pikir yang akan dituangkan nanti dalam
naskah akademik. Itu barang kali Pak Rono, dan terakhir mohon maaf pimpinan, dan terakhir
mungkin saya hanya apa sedikit kecemasan saja nih, karena daerah saya itu daerah kalau
tidak salah daerah nomor dua tingkat bencana se-Indonesia paling tinggi. Nah apakah ada
Pak Rono entah itu namanya alat atau apa gejalalah siklus dari sebuah peristiwa, katakanlah
ada satu peristiwa batas topik purba gitu ya, atau gunung meletus purba yang sekian juta
tahun begitu.
Nah itu apakah parameternya atau alat yang digunakan itu sehingga dalam kurun
tertentu, itu akan terjadi seperti yang Pak Rono tadi sampaikan. Nah sehingga karena daerah
saya itu dikelilingi oleh gunung Merapi begitu. Nah apakah itu bisa diapa identifikasi dengan
udara yang panas atau gejala alam yang tidak biasa begitu, atau apa. Persis sekali perkantoran
pun gitu lalu saya ketika menyusun Perda tataruang ini sebetulnya padahal waktu itu,
berkonsultasi ya Pak Rono tidak membolehkan karena itu radius setengah kilo dari Gunung
Guntur begitu jadi kalau itu meletus habislah semua rakyat saya begitu. Nah, itu yang
terakhir mungkin, dan langkah apa saja ini sebagai ini saja lah untuk yang daerah-daerah lain
di sekitar Merapi atau sekitar Tsunami begitu langkah apa saja selain mensosialisasikan
begitu, sebagai daya apa kejut kita lah terhadap bencana itu ,agar kita minimal bisa
menyelamatkan diri keluarga dan sahabat yang lainnya, sekali pun kita tidak tahu
sesungguhnya SOP daripada BNPB atau BPPD itu seperti apa karena ya tingkat
sosialisasinya yang kurang, tapi apa semestinya diketahui masyarakat lebih dulu, sehingga
betul ini akan terjadi dan tidak nya bencana alam, baik itu gunung berapi atau pun tsunami
itu Pak Rono mungkin, terimakasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN RAPAT: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, ST (WAKIL KETUA
KOMITE II DPD RI)
Baik, mungkin sebelum dijawab ini Pak Rono sedikit dari Pak Marthin ad ? Boleh
dirangkum dulu Pak Rono ya.
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 24
PEMBICARA: DR. Drs. MARTHIN BILLA, MM (KALTIM)
Terimakasih ada dua, dengan saya pertama ada kaitan dengan apa yang
disampaikan oleh Pak Aceng tentang kemungkinan rancangan ini akan memayungi yang
sudah ada, kekuatiran saya dengan rancangan yang kita buat ini akan berbenturan dengan
begitu banyak karena mestinya ini yang lebih duluan pekerjaan berat kita adalah kita harus
periksa semua regulasi yang kemungkinan sebenarnya menjadi turunan atau menjadi lebih
dilanjut dari pada geologi, itu pertama. Yang kedua saya mau bertanya kepada Pak Surono
sebagai yang paling banyak banyak bergelut dengan tentang geologi dan pengalaman yang
begitu Panjang saya jadi bertanya kenapa? Sudah begitu besar potensi yang kita ketahui, baik
potensi yang akan membawa kesejahteraan masyarakat, maupun bencana tetapi toh selama
ini tidak terpikirkan oleh berbagai pihak untuk membuat regulasi tentang itu. Apakah ada ini
agak politis, apakah ada faktor-faktor politik sebenarnya yang bermain di belakang itu
semua, karena kenapa saya bertanya seperti itu. Karena toh kemungkinan itu juga yang akan
kita hadapai pada saat kita membahas undang-undang itu. Supaya khawatirnya, kita bekerja
begitu serius tetapi dia akan berbenturan dengan, kalau toh memang ada faktor-faktor politis
di balik itu semua atau memang karena ketidaktahuan atau ketidakmauan tahu berbagai
pihak sehingga kita tidak membuat sehingga kita sama sekali kelihatannya bahwa kita belum
mendapat untung dan belum mendapat manfaat yang banyak dari potensi yang dimiliki oleh
bangsa oleh negara kita,.saya pikir itu saja, Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, ST (WAKIL KETUA
KOMITE II DPD RI)
Baik, Pak Malonda
PEMBICARA: AHMAD SYAIFULLAH MALONDA, SP (SULTENG)
Terima kasih Pak Ketua, dari penjelasan Bapak Surono tadi, berbicara tentang
geologi, itu memang besar sekali hikmah yang bisa kita dapatkan di sini. Karena berbicara
masalah geologi, berarti bicara masalah ilmu bumi, berarti secara keseluruhan Pak, baik
sumberdaya alam, yang bisa diperbaharui maupun sumber daya air minum tidak bisa
diperbaharui. Memang kita akan berhadapan dengan undang-undang yang sudah ada, tapi
bukan tidak mungkin rancangan Undang-undang ini bisa sifatnya lex specialis. Nah
rancangan undang-undang yang lainnya itu secara otomatis akan menjadi generalis, karena
dia data informasi secara keseluruhan potensi sumber daya alam yang ada sama kita itu,
semuanya ada di geologi, saya rasa. Kalau kita punya badan sendiri, jadi sebenarnya,
rancangan yang ada saya kasih contoh, saya kebetulan orang pertanian Pak, saya juga belajar
tentang geologi tapi geologi tanah. Dalam tanah itu ada struktur tekstur dan unsur arah
tanaman, dan semua itu semuanya data bisa kita miliki di geologi, jadi pada saat kita
ekspansi suatu tanaman, kita tidak terlalu sulit lagi, untuk membahasakan bahwa Kalimantan
tidak cocok untuk padi, Sulawesi cocok untuk padi, itu sumber-sumber yang kita bisa ambil
dari geologi, karena dia belum pelajari tentang bumi, itu baru satu sektor pertanian saja.
Nah dijelaskan oleh Bapak tadi, ada sumber daya alam kita yang tidak bisa di
perbaharui, dikeruk, tapi ada batas tertentu yang tidak boleh lagi dikeruk, sampai batas itu
bisa kita gunakan untuk kemanfaatan di dalam Negeri kita, tidak semuanya habis
dieksplorasi, dieksploitasi keluar negeri, itu harus ada data dari geologi. Berarti semua
rancangan undang-undang yang ada di bawahnya seperti pertambangan, pertanian, itu
sumbernya harus berdasarkan geologi itu. Berarti bisa saja rancangan undang-undang kita
ini bagus dan lex specialis sifatnya. Mudah-mudahan rancangan kita ini bisa selesai dengan
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 25
baik, dan saya setuju sekali kemarin saya tidak masuk di timja geologi saya mengundurkan
diri di ini saya masuk di timja geologi. Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, ST (WAKIL KETUA
KOMITE II DPD RI)
Baik, Bu Permana ada.
PEMBICARA: Hj. PERMANA SARI, Ssi., MM., MBA. (KALTENG)
Terima ksih pimpinan. Mungkin saya hanya ingin menegaskan lagi Pak harapan-
harapan yang kami, ya kami harapkanlah dari rancangan undang-undang geologi ini. Tadi
sudah disebutkan kami berharap bahwa ini bisa menjadi undang-undang payung pak, dan
saya kira itu bukan hal yang tidak mungkin karena kita di DPD RI ini khususnya Komite II
sudah berpengalaman. Kemarin kita sudah membahas tentang kelautan, dan berhasil
menggolkan di sana, mudah-mudahan nanti kita bisa melakukan hal yang sama, bisa
menggolkan RUU geologi ini, sehingga bisa menjadi undang-undang payung dari yang
memang sudah ada, begitu harapan saya Pak. Saya kira hanya itu saja.
PIMPINAN RAPAT: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, ST (WAKIL KETUA
KOMITE II DPD RI)
Silakan terima kasih. Bu Waka Silakan,
PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (WAKIL KETUA KOMITE II DPD RI)
Terima kasih Pak Ketua. Mungkin sebelum Pak Rono menjawab semuanya dengan
apa yang ditanyakan oleh teman-teman, maupun apa yang sudah dipaparkan dalam
kesempatan yang baik ini, mungkin kita juga semua setuju, kalau misalnya kita meminta
Pak Dr. Surono untuk menjadi tim ahli kita, tim ahli kita ya, tim ahli kita. Untuk itu
mungkin nanti dari Sekretariat Komite II berkoordinasi dengan Bapak untuk dapat
menentukan tim kita ke depan, karena mengingat waktu kita untuk menyelesaikan RUU ini
sangat singkat sekali, kita hanya punya waktu sampai dengan masa sidang bulan Maret ya.
Untuk itu mungkin mohon kesediaan pak Dr.Surono saya atas nama teman-teman, teman-
teman semua setuju ya, agar naskah akademisnya ini mungkin bisa kita dapatkan di bulan
Februari itu, mungkin kita bisa kebut itu, saya percaya dengan kapasitas yang ada pada Pak
Surono pasti bisa untuk itu. Iya demikian itu mungkin dari saya. Terima kasih Pak. Saya
kembalikan kepada Pak Mirza.
PIMPINAN RAPAT: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, ST (WAKIL KETUA
KOMITE II DPD RI)
Iya terima kasih kasih Bapak dan Ibu sekalian. Pak Surono langsung ditodong ini pak
kesediaannya. Ini menjadi harapan kita semua Pak, mudah-mudahan rancangan ini kalau
memang nanti bisa kita golkan bisa disahkan, ada PR lagi mudah-mudahan tidak ditolak di
MK, misalnya tidak dibatalkan di MK. Itu penting juga artinya kita harus punya argumentasi
yang kuat, benar-benar kuat untuk memahamkan masyarakat. Itu mungkin langsung saya
serahkan ke Pak Surono, saya persilakan.
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 26
PEMBICARA: DR. SURONO (NARASUMBER)
Terima kasih, suatu kehormatan bagi saya, saya sebetulnya juga masih harus
menyelesaikan masalah Hambalang. Karena apa presiden minta terus masalah yang agak
ruwet adalah konflik pabrik semen dengan apa di Rembang itu. Tapi suatu kehormatan saya
bisa memberi masukan tapi, mungkin kalau ada email nanti saya dulu pernah membuat
rancangan geologi dan naskah akademiknya mungkin nanti bisa dibandingkan dengan yang
ada masih draft sekali tapi sudah langsung batal dulu begitu ya. Tapi andaikan DPD ini bisa
menggolkan badan geologi menjadi suatu institusi yang independen seperti SAR seperti
BMKG, itu suatu sejarah betul, seperti badan geologi nasional atau badan geologi Indonesia
bisa sejajar dengan apa British Geological Survey atau seperti BMKG seperti USCS dan
sebagainya. Karena dia harus menjadi judge, ini ada mineral tapi caranya ngambil begini lho,
bukan asal jual loh iya kan, ada kontrol disitu aturannya.
Paling tidak dengan UU ini rancangan undang-undang ini, harus bisa menjawab
beberapa, geologi untuk apa, untuk kebencanaan, perlindungan kepada masyarakat, untuk
apalagi untuk masalah sumber daya mineral untuk bisa sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat, seperti amanat undang-undang Dasar 1945 pasal 33 dan bagaimana
mengkonservasinya bagaimana menjaga lingkungannya. Kemudian untuk apalagi untuk
energy, karena energi walaupun sudah ada saya pikir ini bisa menjahit kekurangan-
kekurangan dari regulasi yang sudah ada, dan kemudian tadi yang sangat menarik adalah
tanggung jawab hak dan tanggun jawab. Selama ini kan tidak ada yang, kalau anda
mengeluarkan warning, anda tanggung jawabnya apa kalau salah atau kalau benar, terus
masyarakat yang tidak tahu menahu tiba-tiba kena itu siapa yang tanggung jawab. Bukan
berarti mencari kesalahan orang tetapi harus meluruskan supaya bangsa ini sedikit
bertanggung jawab terhadap bangsanya lah begitu.
Terus masalah pertanian memang betul Pak, informasi geologi itu bukan hanya
sekedar tekstur tanah tetapi kandungan kimia tanah Bapak, jadi bisa saja mengatakan ada
program pemerintah untuk menanam jagung daerah ini, oh nggak bisa di situ kimia tanahnya
begini teksturnya begini nggak cocok begitu lho. Jadi tidak ada istilah masyarakat itu gagal
panen karena memang ketidakcocokan lahan, ini belum ada, belum ada iya. Lahan gambut
disuruh nanam padi ya habislah dia iya kan, mau dibawa orang Jawa yang ahli nanam padi
juga gak bisa apa-apa. Jujur saja yang bisa nanam padi itu orang Jawa dan Madura. Saya
dulu waktu masih jadi apa komisi nasional, badan riset nasional bukan ini, saya
menyarankan tol sepanjang Jawa hati-hati, kalau terlalu banyak akses keluar maka di situ
akan menjadi kota, dan pangan di Indonesia itu, beras khususnya, itu yang bisa nanam beras
itu hanya Jawa dan Bali. Di situ di luar Jawa ada tetapi produktivitasnya kurang.
Hati-hati membangun tol di Indonesia. Itu juga mungkin bagaimana memanfaatkan
lahan yang subur dan tidak subur iya kan. Tentunya ada kadang-kadang bertentangan, di
dalam ada tambang tapi di atas ada pertanian, mana yang harus dikalahkan, seperti sekarang
yang di Rembang itu, mau semen atau sumber mata air ini. Ini harus ada penengahnya,
Garut terus terang saja saya ditawari ada universitas yang mengembangkan untuk warning
di tanah longsor, di Garut itu banyak sekali kalau dipasang alat itu berapa ratus, APBD nya
berapa, bisa habis untuk beli alat semua, dan daerah Garut itu dulu saya ingat dengan Bupati
namanya Pak Satibi dapat bantuan untuk bikin lapangan sepakbola. Tidak bisa Pak karena
data untuk daerah datarnya juga susah akhirnya diganti dengan sekian lapangan voli, tapi
daerahnya subur. Saya kasih tahu saja pak saya kenal dengan direktur Chanel Perancis,
Chanel itu bergantung akar wangi dari Garut, Chanel Five, ibu-bu pasti kenal, Chanel itu
bergantung bergantung dari akar wangi Garut. Iya parfume Chanel itu dan itu Chanel
Indonesia. Jadi tentunya ya geologi untuk pertanian nggak ada.
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 27
Terus kemudian saya kira harus ada amanat dari undang-undang itu agar supaya kita
tahu persis berapa kekayaan kita, adalah penyajian data yang tepat dan akurat. Belum ada
instruksi itu terus terang saja kalau ditanya sekarang berapa sih cadangan pasti cadangan,
banyak sekali yang yang masih dalam awang-awang, karena apa di Badan Geologi itu,
orangnya kurang peralatannya juga kurang dananya juga kurang untuk melakukan action itu.
Karena kita tidak punya kekuatan untuk amanatnya itu apa begitu lho, nggak ada, andaikan
itu ada iya kan dan pendidikan kepada masyarakat juga, Garut saya pikir lebih baik dididik,
longsor itu kalau sudah ada retak-retak begitukan di musim hujan, tutup pakai apa tutup
dipadatkan kalau retakannya semakin cepat sudah pindah saja. Daripada pasang alat,
daripada pasang alarm, kalau longsornya malam hari, pas orangnya tidur alatnya bunyi pun
nggak dengar, susah kan lebih baik lebih baik begitu ada gejala dia pindah. Saya pernah
pindahkan, besoknya lebaran dengan Pak Satibi. Kebetulan sekolahnya libur jadi kita
pindahkan, besoknya lebaran. Pak Satibi, telepon dia kena banjir bandang, dia kena letusan
Papandayan, bisa bayangkan. Saya bilang Garut memang luar biasa dari hasil bencana,
gunungnya hebat longsornya tiap musim hujan tidak pernah yang namanya Garut nggak
longsor ya menderita saja Pak Aceng.
Kemudian potensi besar memang kita ada tetapi data itu ya tadi, bagaimana kita
punyai data yang akurat, amanatnya mana, bagaimana konsekuensinya datanya itu nggak
benar misalnya sekarang banyaklah. Misalnya WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan)
yang hanya kertas saja. Itu kan nggak ada konsekuensi apa-apa Pak. Kalau misalnya isinya
tidak ada apa-apanya, apa konsekuensi bagi yang memberikan izin. Bagaimana konsekuensi
orang yang memberikan lelang itu, datanya tidak lengkap. Itu pembohongan sudah. Masih
banyak peluang untuk mengatur itu terutama adalah pembatasan eksploitasi, apa, mineral
kita, dan energi baru terbarukan di Indonesia masih banyak. Tetapi tidak ada unsur paksa
untuk mengadakan mengatakan harga listriknya mahal rugi anda. Pemerintah tidak boleh
mengatakan rugi kepada rakyatnya Bapak, saya kira itu, berapa pun adanya itu kita lakukan
itu, tidak boleh mengatakan rugi, harga jualnya seperti ini, ya sudah kalau begitu karena rugi,
jual beli saja sama rakyat, harus ada pressure force bahwa panas bumi kita itu ada bukan
hanya sekadarmengadakan listrik, tetapi kemampuan ilmiah bangsa Indonesia harus
ditingkatkan lewat itu, nggak bisa. Kalau hanya menghitung rugi dan sebagainya, iya kan,
modal artinya tadi ya, modal untuk tambang memang kita tidak ada ya. Bank yang
yangbergerak dalam bidang tambang nggak ada, nggak ada orang yang mau ke sana begitu
kan.
Kemudian apalagi dia, apalagi ada yang ada apa apalagi yang nyangkut, yang
kurangnya. IB TKI jelas lah pak ya, IB TKI kita masih banyak dan panas bumi juga saya
kira, di Sulawesi Barat ada nggak, nggak ada ya Pak. Tapi Bapak, Lahendong Sulawesi
Utara dan itu sampai sekarang. Nah ini juga kan pernah ada permintaan, bagaimana uap yang
Lahendong itu untuk mengeringkan cabai, kan kadang-kadang cabainya nggak rusak busuk
itu, petani kan rugi kah. Tapi apa yang dikatakan belum ada aturan pengunaan uap-uap
panas bumi selain listrik, mati kita kan. Nggak ada yang berani satu pun. Padahal uapnya
dibuang begitu saja. Padahal untuk pengeringan kopra di sana kan bagus sekali itu, dan
untuk pengeringan hasil pertanian dan itu itu saya kira belum ada aturan yang jela,s itu kan
itu dari bumi, itu kegeologian. Saya kira itu yang mungkin mohon maaf, jika ada Bapak-
bapak dan Ibu-ibu kurang puas atas jawaban saya. Saya pasti diundang di sini bukan sebagai
alat pemuas. Terima kasih.
RDPU KOMITE II DPD RI DENGAN NARASUMBER DR. SURONO MS III TS 2016-2017
(RABU, 25 JANUARI 2017) 28
PIMPINAN RAPAT: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, ST (WAKIL KETUA
KOMITE II DPD RI)
Ya terima kasih kita beri tepuk tangan dulu untuk Pak Surono, kita sangat apresiasi
pak dan mudah-mudahan tadi yang disampaikan Bu Wakil Ketua Bu Anna, Pak Surono bisa
bersedia nanti dari sekretariat untuk bersama-sama kami membuat ini undang-undang ini.
Ada lagi yang mau ditambahkan, baik Bapak dan Ibu sekalian. Mungkin pas kita selesai jam
12.53, sebentar lagi jam 13:00. Sekali lagi kami mengucapakan terima kasih Pak Surono atas
paparannya, dan mudah-mudahan bisa bersedia bersama-sama kami sekali lagi Pak, bisa
bersama-sama mewujudkan rancangan undang-undang ini, karena sekali kita memang dikejar
waktu dan harapannya besar bahwa untuk rancangan undang-undang ini. Dan bapak dan ibu
sekalian sebelum ditutup mungkin saya ingin mengucapkan selamat datang kepada Pak
Mamberob, betul Pak ya, di keluarga besar Komite II, mudah-mudahan bisa betah pak ya
bersama-sama kita yang, Bapak dan Ibu yang kadang-kadang agak bawel ini, mungkin itu
saya sudahi. Terima kasih.
Wasssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
RAPAT DITUTUP PUKUL 12.55 WIB