desy

Upload: devi-martiana

Post on 06-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

desy

TRANSCRIPT

Jumat, 11 Mei 2012partus tak maju

BAB IITINJAUAN TEORI

A.Konsep Dasar Persalinan1.PengertianPersalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vaginake dunia luar (Wiknjosastro, 2005).Persalinan adalah fungsi seorang wanita, dengan fungsi ini produk konsepsi (janin, air ketuban, placenta dan selaput ketuban) dilepas dan dikeluarkan dari uterus melalui vagina ke dunia luar (Oxorn, 2003).Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR/POGI, 2007)Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).Persalinan normal adalah pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2002)2.Etiologia.Teori kereganganOtot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

b.Teori penurunan kadar progesteroneProgesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadarprogesterone menurun sehingga timbul his.c.Teori oksitosin internalOksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.d.Teori prostaglandinProstaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu penyebab permulaan persalinane.Teori plasenta menjadi tuaDengan bertambahnya usia kehamilan plasenta menjadi tua dan menyebabkan villi coriales mengalami perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron turun. Hal ini menimbulkan kekejangan pembuluh darah dan menyebabkan kontraksi rahimf.Teori distensi rahimKeadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otototot uterus sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenterg.Teori berkurangnya nutrisiTeori ini ditemukan pertama kali oleh Hippocrates. Bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan

3.Jenis PersalinanAdapun menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan menjadi berikut:a.Persalinan spontan, adalah bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir ibu tersebut.b.Persalinan buatan, adalah bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forcep, atau operasi section caesaria.c.Persalinan anjuran, adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, atau pemberian rangsangan.4.Faktor Yang Mempengaruhi PersalinanPersalinan ditentukan oleh 5 faktor P utama, yaitu :a.PowerKekuatan yang mendorong janin keluar yaitu: his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang baik dan sempurna selain itu juga tenaga meneran dari ibu.b.PassageKeadaan jalan lahir meliputi: ukuran panggul, rentang SBR (pembukaan),kapasitas regangan saluran vagina dan introitus vagina, dan keadaan perineum dan dasar panggulc.PassangerKeadaan janin atau factor janin yang meliputi: sikap janin, letak janin, presentasi janin,bagian terbawah, dan posisi janin.d.Psikis ibuKesiapan ibu dalam menghadapi persalinan.e.PenolongKeterampilan penolong dalam memberikan asuhan sesuai dengan standard yang ada.

5.Tanda dan gejala persalinana.Tanda persalinan sudah dekat1)Lightening: beberapa minggu sebelum persalinan, ibu merasa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak tetapi ia merasa sedikit lebih sukar berjalan dan nyeri pada tubuh bagian bawah.2)Pollakisuria: pada akhir kehamilan fundus uteri menjadi lebih rendah, dan kepala janin mulai masuk PAP sehingga menyebabkan kandung kemih tertekan dan berakibat ibu lebih sering kencing.3)False labor: adanya Braxton hicks pada 3 atau 4 minggu sebelum persalinan.4)Perubahan cervix: pada akhir kehamilan servik berubah menjadi lebih lunak, terjadi pembukaan dan penipisan. Pembukaan pada ibu multipara biasanya 2 cm lebih cepat daripada primipara.5)Energy spurt: ibu mengalami peningkatan energy sekitar 24-28 jam sebelum persalinan dimulai setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan.6)Gastrointestinal upsets: ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda se[perti diare, obstipasi, mual dan muntah karena pengaruh penurunan hormone terhadap system pencernaan.b.Tanda persalinan1)Terjadinya his persalinan yang intermitten.2)Pengeluaran lendir dan darah (bloody show).3)Pengeluaran cairan (ketuban pecah)6.Tahapan persalinana.PersalinanKala 1Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan satu sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedmen, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan (Manuaba, 1998).Tanda-tanda persalinan kala I menurut Mochtar (2002) adalah:1)Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.2)Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan kecil pada servik.3)Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.4)Servik mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement)Fase-fase persalinan kala I adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2002) :1)Fase latenDimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara kurang dari 4 cm. Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam.2)Fase aktifFrekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Servik membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10 cm). Terjadi penurunan bagian terbawah janin.Dibagi dalam 3 fase : (Hanif Wiknjosastro : 1998).a)Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.b)Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.c)Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Pengawasan 10 kala I meliputi:1)Keadaaan umum setiap 4 jam2)Tekanan darah setiap 4 jam3)Suhu setiap 4 jam4)Nadi setiap 30 menit5)Respirasi setiap 30 menit6)His setiap 30 menit7)Djj setiap 30 menit8)Bandlering setiap 4 jam9)Perdarahan pervaginam 4 jam10)Tanda dan gejala kala IIb.Kala II persalinanDisebut juga kala pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari pembukaan servik lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. (APN,2008).Tanda dan Gejala Kala II Persalinan1)Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi2)Ibu merasakan peningkatan tekanan pada anus3)Perineum terlihat menonjol4)Vulva vagina dan sfinger membukaDiagnosis kala II dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan :1)Pembukaan servik telah lengkap2)Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cmc.Kala IIIDimulainya setelah bayi lahir lengkap dan berakhir dengan lahirnya plasenta, tidak boleh lebih dari 30 menit.Perlepasan plasenta merupakan akibat dari retraksi otot-otot uterus setelah lahirnya janin yang akan menekan pembuluh-pembuluh darah ibu. Kontraksinya berlangsung terus-menerus (tidak memanjang lagi ototnya). Lepasnya plasenta ditandai dengan tali pusat bertambah panjang, atau kalau ditarik tidak ada tahanan, dan adanya semburan darah keluar dari vagina.Tanda-tanda lepasnya plasenta (APN, 2008), yaitu :1)Perubahan bentuk dan tinggi fundus.Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh (discoid) dan tinggi fundus biasanya turun hingga dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah, uterus menjadi bulat dan funus berada diatas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).2)Tali pusat memanjang.Tali pusat terlihat keluar memanjang atau tertjulur melalui vulva dan vagina (tanda Ahfeld)3)Semburan darah mendadak dan singkat.Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenat keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplacental pooling) dalam ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersenbur keluar dari tep plasenta yang terlepas.Majanemen Aktif Kala IIITujuan manajemen aktif kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala tiga persalinan dan mengurangi kehilangan darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama, yakni:1)Pemberian suntikan oksitosin 10 UI secara IM 1 menit setelah bayi lahir.2)Melakukan penegangan tali pusat terkendali3)Rangsangan taktil fundus uteri (masase)

d.Kala IVMerupakan masa 1-2 jam setelah placenta lahir. Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.7.Mekanisme Persalinan (Cunningham, Mac Donald & Gant, 1995)Mekanisme Persalinan adalah proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar pada saat persalinan.Gerakan utama pada Mekanisme Persalinan :a.Engagement1)Diameter biparietal melewati PAP2)Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan3)Multipara terjadi permulaan persalinan4)Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAPdengan flexiringan.b.Descent (Turunnya Kepala)1)Turunnya/masuknya kepala pada PAP2)Disebabkan oleh 4 hal :a)Tekanan cairan ketubanb)Tekanan langsung oleh fundus uteripada bokongc)Kekuatan menerand)Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.3)Synclitismus4)Asynclitismus

c.FlexionMajunya kepala mendapat tekanan dari servix, dinding panggul atau dasar panggulflexi (dagu lebih mendekati dada). Keuntungannya adalah ukuran kepala yang melalui jalan lahir lebih kecil d.Internal Rotation1)Bagian terrendah memutar ke depan ke bawah symphisis2)Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir (Bidang tengah dan PBP)3)Terjadinya bersama dengan majunya kepaladan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke H-III4)Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul.e.Extension/ Defleksi Kepala1)Terjadi karena sumbujalan lahirPBP mengarah ke depan dan atas2)Dua kekuatan kepalaa)Mendesak ke bawahb)Tahanan dasar panggul menolak ke atas3)Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai Hypomoclionkemudianlahir lewatpinggir atasperineumf.External Rotation1)Setelah kepala lahir,kepala memutar kembali ke arah panggul anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam2)Disebabkan ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP.g.ExpulsiBahu depan di bawah symphisis sebagai Hypomoklionkemudianlahirbahu belakang, bahu depan,badan seluruhnya.

B.Partus Tak MajuProses persalinan tidak selamanya berjalan dengan normal terkadang ada keadaan dimana suatu persalinan yang awalnya diperkirakan normal tetapi pada saat prosesnya terjadi penyulit atau komplikasi. Komplikasi ini dapat berupa distosia persalinan, dan dalam distosia persalinan ini terdapat beberapa jenis diantaranya partus tak maju.Partus tak maju merupakan akibat dari penatalaksanaan persalinan yang dikelola tidak baik atau adanya factor-faktor penyebab yang terabaikan. Partus tak maju disebut juga dengan istilah obstructed labour atau failure to progress. Pada partus tak maju kontraksi uterus berusaha mengatasi obstruksi ini, pada partus tak maju yang terjadi di awal uterus berkontraksi kuat untuk sementara waktu kemudianmenjadi hipoaktif karena gagal mengatasi obstruksi, sedangkan pada partus tak maju yang terjadi di akhir kala 1 uterus terus-menerus berkontraksi dengan kuat berusaha mendorong janin melewati panggul ibu, hal inilah yang terkadang menimbulkan kelelahan dan kesakitan pada ibu.1.PengertianPartus tak maju adalah suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak menunjukkan kemajuan pada pembukaan servik, turunnya kepala dan putar paksi selama 2 jam terakhir. (Muctar R. 1998:384)Partus tak maju adalah His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persaiinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kematian (Prawirohardjo, 2005).Partus tak maju adalah persalinan yang ditandai tidak adanya pembukaan servik dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam.Partus tak maju adalah persalinan yang tidak berlangsung secara efektif pada persalinan spontan/ dengan induksi dimana kemajuan dilatasi servik dan atau desensus janin tidak terjadi atau berlangsung tidak normal. (dr. Bambang Widjanarko SpOG, 2009)Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa partus tak maju adalah suatu persalinan dengan penyulit yang terjadi pada pembukaan lebih dari4 cm atau pada fase aktif kala I dimana servik tidak mengalami kemajuan dalam pembukaan dan tidak adanya penurunan kepala selama 2 jam terakhir dengan his yang adekuat.2.Etiologia.Kelainan letak janin dan presentasiKelainan letak janin meliputi:1)Letak sungsang (letak bokong)a)Letak bokong sempurna (complete breech)b)Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech)c)Letak bokong murni (frank breech)d)Letak bokong kaki (footling breech)2)Letak lintang (transverse lie)Pada pemeriksaan palpasi sumbu panjang janin teraba melintang, tidak teraba bagian besar (kepala/bokong) pada simfisis, kepala biasanya teraba di daerah pinggang.3)Letak miring (Oblique lie)a)Letak kepala mengolakb)Letak bokong mengolakKelainan presentasi meliputi:1)Presentasi dahiPresentasi dahi adalah keadaan dimana kepala janin berada di tengah antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal sehingga dahi merupakan bagian terendah. Presentasi dahi terjadi karena ketidakseimbangan kepala dengan panggul,saat persalinan kepala janin tidak dapat turun sehingga persalinan menjadi lambat dan sulit. Presentasi dahitidak dapat dilakukan persalinan normal kecuali bayi kecil atau pelvis luas.2)Presentasi bahuBahu merupakan bagian terbawah janin dan abdomen cenderung dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga tidak teraba bagian terbawah pada pintu atas panggul menjelang persalinan.presentasi bahu disebabkan paritas tinggi dengan dinding abdomen dan uterus kendur, prematuritas, obstruksi panggul.

3)Presentasi mukaPada presentasi muka kepala mengalami hiperekstensi sehingga oksiput menempel pada punggung janin dan dagu merupakan bagian terendah.b.Kelainan jalan lahirJalan lahir dibagi atas bagian tulang yang terdiri atas tulang-tulang panggul dengan sendi-sendinya dan bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen. Dengan demikian distosia akibat jalan lahir dapat dibagi atas:1)Distosia karena kelainan panggulKelainan panggul dapat disebabkan oleh; gangguan pertumbuhan, penyakit tulang dan sendi (rachitis, neoplasma, fraktur, dll), penyakit kolumna vertebralis (kyphosis, scoliosis,dll), kelainan ekstremitas inferior (coxitis, fraktur, dll). Kelainan panggul dapat menyebabkan kesempitan panggul. Kesempitan panggul dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu;a)Kesempitan pintu atas panggul, pintu atas panggul dikatakan sempit jika ukuran konjugata vera kurang dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari 12 cm.Kesempitan pintu atas panggul dapat menyebabkan persalinan yang lama atau persalinan macet karena adanya gangguan pembukaan yang diakibatkan oleh ketuban pecah sebelum waktunya yang disebabkan bagian terbawah kurang menutupi pintu atas panggul sehingga ketuban sangat menonjol dalam vagina dan setelah ketuban pecah kepala tetap tidak dapat menekan cerviks karena tertahan pada pintu atas panggul.b)Kesempitan panggul tengah, bila jumlah diameter interspinarum ditambah diameter sagitalis posterior13,5 cm (normalnya 10,5 +5 cm =15,5 cm ).Pada panggul tengah yang sempit, lebih sering ditemukan posisi oksipitalis posterior persisten atau presentasi kepala dalam posisi lintang tetap (transverse arrest)c)Kesempitan pintu bawah panggul, diartikan jika distansia intertuberum8 cm dan diameter transversa + diameter sagitalis posterior < 15 cm (normalnya 11 cm+7,5 cm = 18,5 cm), hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada kelahiran janin ukuran biasa.Sedangkan kesempitan panggul umum, mencakup adanya riwayat fraktur tulang panggul, poliomielitis, kifoskoliosis, wanita yang bertubuh kecil, dan dismorfik, pelvik kifosis2)Distosia karena kelainan jalan lahir lunakPersalinan kadang-kadang terganggu oleh karena kelainan jalan lahir lunak (kelainan tractus genitalis). Kelainan tersebut terdapat di vulva, vagina, cerviks uteri, dan uterus:a)abnormalitas vulva ( atresia vulva, inflamasi vulva, tumor dekat vulva)b)abnormalitas vagina (atresia vagina, seeptum longitudinalis vagina, striktur anuler)c)abnormalitas serviks (odema,atresia dan stenosis serviks, Ca serviks)d)Kelainan letak uterus (antefleksi, retrofleksi, mioma uteri, mioma serviks)e)Tumor ovariumc.Kelainan his dan meneranHis yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan hambatan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak dapat diatasi dapat megakibatkan kemacetan persalinan.His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekutan pada fundus uteri, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh. Baik atau tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat dari his itu sendiri (frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta besarnya caput succedaneum.Adapun jenis-jenis kelainan his sebagai berikut:1)Inersia uteriHis bersifat biasa, yaitu fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagian lain. Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontaksi berlangsung terlalu lama dapat meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas janin. Keadaan ini dinamakan dengan inersia uteri primer. Jika setelah belangsungnya his yang kuat untuk waktu yang lama dinamakan inersia uteri sekunder. Karena dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung lama (hingga menimbulkan kelelahan otot uterus) maka inersia uterus sekunder jarang ditemukan2.2)His yang terlalu kuatHis yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu yang sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari tiga jam disebut partus presipitatus. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga normal, kelainannya hanya terletak pada kekuatan his. Bahaya dari partus presipitatus bagi ibu adalah perlukaan pada jalan lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan perineum. Sedangkan bagi bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut menglami tekanan kuat dalam waktu yang singkat.3)Kekuatan uterus yang tdak terkoordinasiDisini kontraksi terus tidak ada koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah, tidak adanya dominasi fundal, tidak adanya sinkronisasi antara kontraksi daripada bagian-bagiannya. Dengan kekuatan seperti ini, maka tonus otot terus meningkat sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang terus menerus dan hipoksia janin. Macamnya adalah hipertonik lower segment, colicky uterus, lingkaran kontriksi dan distosia servikalisKelainan MeneranTerkadang pada persalinan kala I fase aktif terdapat usaha-usaha ibu untk meneran tanpa sadar akibat adanya kontraksi uterus hal ini lah yang mengakibatkan terjadinya odema pada genetalia sehingga partus tak maju dapat terjadi.d.Pimpinan partus yang salahPimpinan persalinan yang salah dari penolong juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya partus tak maju. Seringkali penyebab partus tak maju ini adalah berhubungan dengan pengawasan pada pelaksanaan pertolongan persalinan yang tidak adekuat yang bisa disebabkan ketidaktahuan, ketidaksabaran, atau bisa juga karena keterlambatan merujuk.e.Janin besar/ ada kelainan congenitalHal ini biasanya sering terjadi berat janin lebih dari 4.000 gram, hidrosefalus,bahu yang lebar, dan janin kembar.f.Respon psikologis ibu terhadap persalinang.Primitua primer atau sekunderh.Grande multii.Ketuban pecah dini1.DiagnosisSebelum di diagnose partus tak maju selama kala 1 maka criteria berikut harus terpenuhi:a.Dilatasi servik sudah lebih dari 4 cmb.His adekuat selama 2 jam tanpa diikuti dengan perubahan pada servikc.Bagian terbawah tidak terdapat kemajuan/penurunand.Pada pembukaan belum lengkap bisaterdapat odema servik, air ketuban keruh bercampur mekonium, servik dapat mengalami kolpoporeksis.2.Manifestasi klinika.Gelisahb.Suhu badan meningkatc.Berkeringatd.Nadi meningkate.Letihf.Pernafasan cepatg.Odema vulvah.Odema serviki.Cairan ketuban berbau dan terdapat mekonium.4.Tanda partus tak majuPada kasus persalinan tak maju akan ditemukan tanda-tanda kelelahan fisik dan mental yang dapat diobservasi dengan:a.Dehidrasi dan ketoasidosis (ketonuria, nadi cepat, mulut kering)b.Demamc.Nyeri abdomen yang intensifd.Frekuensi nyeri terkadang meningkat dan tidak terkoordinasie.Syok (nadi cepat, anuria, ekstremitas dingin, kulit pucat, tekanan darah rendah)5.Dampak Partus Tak majua.Dampak partus tak maju pada ibuDampak partus tak maju akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, kadang dapat terjadi perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu. (Amiruddin,, 2008)b.Dampak partus tak maju pada janin1)Perubahan tulang cranium dan kulit kepalaAkibat tekanan dari tulang pelvis caput succadenum atau pembengkakan kulit kepal sering kali terbentuk pada tulang kepala yang paling depa. Selain itu dapat terjadi cepalhematoma.2)Kematian janinJika partus tak maju dibiarkan selama lebih dari 24 jam maka dapat mengakibatkan kematian janin yang disebabkan oleh tekanan yang berlabihan pada plasenta dan umbilicus.3)Infeksi4)Cedera pada janin5)Asfiksia yang dapat meningkatkan kematian pada bayi.6.Komplikasia.Ketuban pecah diniApabilapadapanggulsempit,pintuataspanggultidaktertutupdengansempurnaolehjaninketubanbisapecah padapembukaankecil.Bilakepalatertahanpadapintuataspanggul,seluruhtenagadariuterusdiarahkankebagianmembranyangmenyentuhosinternal,akibatnyaketubanpecahdinilebihmudahterjadib.Pembukaan serviks yang abnormalPembukaanserviksterjadiperlahan-lahanatautidaksamasekalikarenakepalajanintidakdapatturundanmenekanserviks.Padasaatyangsama,dapatterjadiedemaservikssehinggakalasatupersalinanmenjadilama. Namundemikiankalasatudapatjuganormalatausingkat,jikakemacetan persalinanterjadihanyapadapintubawahpanggul.Dalamkasusinihanyakaladuayangmenjadilama.Persalinanyanglamamenyebabkanibumengalamiketoasidosis dandehidrasic.Rupture uteriRupturuterus,terjadinyadisrupsidindinguterus,merupakansalahsatudarikedaruratanobstetrikyangberbahayadanhasilakhirdaripartustakmajuyangtidakdilakukanintervensi.Rupturuterusmenyebabkanangkakematianibuberkisar3-15%danangkakematianbayiberkisar50%.Bilamembranamnionpecahdancairanamnionmengalirkeluar,janinakandidorongkesegmenbawahrahimmelalui kontraksi.Jikakontraksiberlanjut,segmenbawahrahimakanmerengangsehinggamenjadiberbahayamenipisdanmudahruptur.Namundemikian kelelahanuterusdapatterjadisebelumsegmenbawahrahimmeregang,yangmenyebabkankontraksimenjadilemahatauberhentisehinggarupturuterusberkurang.Rupturuteruslebihseringterjadipadamultiparajarangterjadipadanuliparaterutamajikauterusmelemahkarenajaringan parutakibatriwayatseksiocaesarea.Rupturuterusmenyebabkanhemoragidansyok,bilatidakdilakukanpenanganandapatberakibatfatald.FistulaJika kepalajaninterhambatcukuplama dalampelvismakasebagian kandungkemih,serviks,vagina,rektumterperangkapdiantarakepalajanin dantulang-tulangpelvismendapattekananyangberlebihan.Akibatkerusakansirkulasi,oksigenisasi padajaringan-jaringaninimenjaditidakadekuatsehinggaterjadinekrosis,yangdalambeberapaharidiikutidenganpembentukanfistula.Fistuladapatberubahvesiko-vaginal(diantarakandung kemihdanvagina),vesiko-servikal(diantarakandungkemihdanserviks)ataurekto-vaginal(beradadiantararektumdanvagina).FistulaumumnyaterbentuksetelahkalaIIpersalinanyangsangatlamadanbiasanyaterjadipadanulipara,terutamadinegara-negarayangkehamilanpara wanitanyadimulaipadausiadini.e.Sepsis puerpuralisSepsispuerferalisadalahinfeksipadatraktusgenetaliayangdapatterjadisetiapsaatantaraawitanpecahketuban(rupturmembran)ataupersalinandan 42harisetelahpersalinanatauabortusdimanaterdapatgejala-gejala:nyeripelvis,demam38,50cataulebihyangdiukurmelaluioral kapansajacairanvaginayangabnormal,berbaubusukdanketerlambatandalamkecepatanpenurunanukuranuterus. Infeksimerupakanbagianseriuslainbagiibu danjaninyapadakasus partuslamadan partustakmajuterutamakarenaselaputketubanpecahdini.Bahayainfeksiakanmeningkatkarenapemeriksaanvaginayangberulang-ulang7.Penatalaksanaana.Terapi pada partus tak maju bersifat darurat, koreksi adanya dehidrasi dan segera lakukan rujukan karena pada sebagian besar kasus partus tak maju diakhiri dengan SC.b.Perawatan pendahuluan, suntikkan cortone acetate 100-200 mg secara intramuskuller, penicillin prokain 1 juta IU IM, infuse cairan larutan fisiologis, larutan glucose 5-10% pada jam pertama 1 liter/jam, istirahat 1 jam untuk diobservasi kecuali bila menghabiskan untuk segera bertindakc. Pertolongan dapat dilakukan dengan partus spontan, ekstraksi vacuum, ekstraksi forcep, manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, SC dan lain-lain.