desy lks baru

22

Click here to load reader

Upload: desy-daulay

Post on 29-Jun-2015

104 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: desy lks baru

http://haritsah.ifastnet.com/home/38/50-lks.html

A. Pengertian LKS

Lembar Kerja Siswa (LKS) Merupakan salah satu jenis alat bantu

pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis alat peraga

pembelajaran matematika. Secara umum LKS merupakan perangkat

pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas

yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus

dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkan

keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan

metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan. Dalam

proses pembelajaran matematika, LKS bertujuan untuk menemukan konsep atau

prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip.

LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang

akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu

memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik

perhatian peserta didik. Paling tidak LKS sebagai media kartu. Sedangkan isi

pesan LKS harus memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki

materi (matematika) dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus

yang efisien dan efektif. (Hidayah, 2007:8)

B. Tujuan Penggunaan LKS

Page 2: desy lks baru

Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai

berikut.

1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh

peserta didik.

2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah

disajikan.

3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan

secara lisan.

 

 

C. Manfaat Penggunaan LKS

Melalui LKS guru akan memperoleh kesempatan untuk memancing siswa

agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang

dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan

LKS adalah dengan menerapkan metode SQ3R (survey, Question, Read, Recite,

Review atau mensurvei, membuat pertanyaan, membaca, meringkas, dan

mengulang)

Ø Pada kegiatan survey, siswa membaca secara sepintas keseluruhan

materi, termasuk membaca ringkasan materi jika ringkasan diberikan.

Ø Pada tahap question, siswa diminta untuk menuliskan beberapa

pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat membaca materi

yang diberikan.

Ø Pada tahap read, siswa dirangsang untuk memperhatikan

pengorganisasian materi, membubuhkan tanda-tanda khusus pada materi

yang diberikan. Misalnya siswa diminta membubuhkan tanda kurung pada

Page 3: desy lks baru

ide utama, menggaris bawahi rincian yang menunjang ide utama, dan

menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan pada tahap question.

Ø Recite menuntut siswa untuk menguji diri mereka sendiri pada saat

membaca dan siswa diminta untuk meringkas materi dalam kalimat

mereka sendiri.

Ø Review dimaksudkan agar siswa sesegera mungkin melihat kembali materi

yang sudah selesai dipelajari sesaat setelah selesai mempelajari materi

tersebut. Dalam pengembangan LKS kita harus berusaha memasukkan

unsur-unsur SQ3R secara terintegrasi.

Sedangkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam

proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan

keterampilan proses.

4. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

5. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang

dipelajari melalui kegiatan belajar.

6. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. (Suyitno, 1997:40).

D. Langkah-langkah Menyusun LKS

Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut.

1. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar

LKS.

2. Menyusun peta kebutuhan LKS.

Page 4: desy lks baru

3. Menentukan judul-judul LKS.

4. Penulisan LKS.

i. Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman

khusus pengembangan silabus.

ii.Menentukan alat penilaian.

iii Menyusun materi.

(Abadi, Hartono, Junaedi, 2005 dalam Rahmawati, 2006:25).

Ada dua faktor yang perlu mendapat perhatian pada saat mendesain LKS

yaitu, a) tingkat kemampuan membaca, b) pengetahuan siswa.

LKS didesain untuk dimanfaatkan siswa secara mandiri, dan Guru

hanya berperan sebagai fasilitator sehingga yang diharapkan berperan aktif

dalam mempelajari materi yang ada dalam LKS adalah siswa. Jika desain

LKS yang kita kembangkan terlalu rumit bagi siswa, maka siswa akan

kesulitan dalam memahami LKS. Berikut ini beberapa batasan yang bisa

dipakai untuk menentukan desain LKS.

1. Ukuran. Gunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan

instruksional yang telah ditetapkan. Misalnya jika menginginkan siswa untuk

mampu membuat bagan alur, maka ukuran LKS sebaiknya A4 agar siswa

cukup ruang dan leluasa untuk membuat bagan.

2. Kepadatan halaman. Usahakan agar halaman tidak terlalu dipadati

dengan tulisan. Halaman yang terlalu padat akan mengakibatkan siswa sulit

memfokuskan perhatian. Di samping itu, pengorganisasian halaman juga

perlu diperhatikan. Jika siswa sulit menentukan mana judul dan mana

subjudul dari materi yang diberikan dalam LKS, hal ini akan menimbulkan

kesulitan siswa untuk memahami materi secara keseluruhan. Hal ini bisa

ditanggulangi dengan memanfaatkan penggunaan huruf besar atau

Page 5: desy lks baru

penomoran. Sebaiknya pemilihan pola penulisan ini harus konsisten.

3. Kejelasan. Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diebrikan dalam LKS

dapat dengan jelas dibaca siswa. Sesempurna apa pun materi yang kita

persiapkan tetapi jika siswa tidak dapat membacanya dengan jelas, maka

LKS tidak akan memberikan hasil yang optimal.

E. Macam-Macam LKS

Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam

pembelajaran di sekolah.

1. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.

Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk

materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai

untuk menyampaiakn pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang

dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar

pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk

mengarahkan kerja pada peserta didik.

Contoh:

a). Lembaran yang memuat suatu kelompok data dan sajiannya berupa

grafik yang dikutip dari media masa dan dapat dimanfaatkan guru dalam

membahas materi yang relevan dalam statistik.

b). Lembaran berupa kertas bertitik, kertas berpetak atau kertas milimeter.

2. Lembar Kerja Siswa Berstruktur.

Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas.

LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja

atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan

pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun

petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru

Page 6: desy lks baru

dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan

belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa. (Indrianto, 1998:14-17).

Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang baik

harus memenuhi persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi

tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa,

susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada

hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak

pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS

tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif

Lembar kerja dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik

siswa untuk mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat

mengambil keputusan. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat

dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru)

atau pada tahap penanaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep).

Pemanfaatan lembar kerja pada tahap pemahaman konsep berarti LKS

dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik dengan maksud memperdalam

pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya yaitu

penanaman konsep (TIM PPPG Matematika dalam Rahmawati, 2006:27).

F. Prosedur Pengembangan LKS

Ada empat langkah dalam mengembangkan LKS, yaitu:

1. Penentuan tujuan instruksional.

Penentuan tujuan mestinya dimulai dengan melakukan analisis siswa,

yaitu mengenali siapa siswa kita, perilaku awal dan karekteristik awal yang

dimiliki siswa. Berdasarkan analisis ini akan diperoleh peta tentang kompetensi

yang telah dan akan dicapai siswa, baik kompetensi umum maupun kompetensi

khusus. Kedua kompetensi ini jika dirumuskan kembali dengan kaidah-kaidah

yang berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran

khusus. Kaidah yang berlaku antara lain dengan melengkapi pola ABDC

Page 7: desy lks baru

(Audience, Behavior, Condition, Degree). Tujuan pembelajaran ditulis untuk

menunjukkan apa yang harus mampu dilakukan oleh seorang siswa yang

berhasil belajar dengan baik, atau kompetensi yang akan dicapai siswa setelah

melalui proses belajar. Dengan demikian kita harus menuliskan tujuan

pembelajaran menggunakan kata kerja operasional, dan menghindari kata kerja

yang tidak jelas seperti; memahami, mengenal, menguasai, menyadari. dll.

Tujuan pembelajaran yang baik akan memandu kita dalam memilih topik

pembelajaran, menyusun strategi pembelajaran, memilih media dan metode

pembelajaran, serta mengembangkan alat evaluasi hasil belajar.

2. Pengumpulan materi.

Tentukan materi dan tugas yang akan dimuat dalam LKS dan pastikan

pilihan ini sejalan dengan tujuan instruksional. Kumpulkan bahan/materi dan buat

rincian tugas yang harus dilaksanakan siswa. Bahan yang akan dimuat dalam

LKS dapat dikembangkan sendiri atau memanfaatkan meteri yang sudah

tersedia (menyusun).

3. Penyusunan elemen. Elemen LKS setidaknya ada unsur Materi, Tugas dan

Latihan. Tugas yang sebaiknya terdapat dalam LKS adalah:

□ Baca materi......... yang ada dalam LKS!

□ Garisbawahi kata/kalimat yang menurut anda penting!

□ Buat ringkasan pada tempat yang telah disediakan!

□ Tulis paling sedikit lima pertanyaan pada kotak yang sudah disediakan!

□ Baca kembali materi sambil menjawab pertanyaan yang anda buat!

□ Tulis jawaban pada tempat yang sudah disediakan!

□ Jawab soal yang diberikan dalam Latihan!

4. Cek dan penyempurnaan.

Ada empat variabel yang harus dilihat sebelum LKS dapat dibagikan

kepada siswa, yaitu:

Page 8: desy lks baru

□ Kesesuaian desain dengan tujuan instruksional.

□ Kesesuaian materi dengan tujuan instruksional.

□ Kesesuaian elemen dengan tujuan instruksional. Pastikan bahwa tugas dan

latihan yang diberikan menunjang pencapaian tujuan intruksional.

□ Kejelasan penyampaian, meliputi keterbacaan, keterpahaman dan kecukupan

ruang untuk mengejakan tugas.

Untuk langkah penyempurnaan, mintalah komentar siswa, kemudian lakukan

evaluasi dan perbaikan seperlunya.

G. Pengembangan LKS

LKS dikembangkan berdasarkan teori belajar yang dirujuk.LKS dapat

dikembangkan berdasarkan: Teori Behavioristik, Teori Konstruktivistik, dan Teori

Psikologi Sosial.

1. LKS Berbasis Teori Behavioristik

Ø Upaya untuk meningkatkan hubungan antara stimulus dan respon.

Ø Lebih banyak bersifat latihan-latihan berulang (drill).

Ø Sangat bermanfaat untuk peningkatan kemampuan basic skills.

2. LKS Berbasis Teori Konstruktivistik

Ø Upaya untuk meningkatkan insight.

Ø Lebih banyak bersifat problem solving dan mengembangkan kreativitas.

Ø Sangat bermanfaat untuk peningkatan kemampuan HOTS (High Order

Thinking Skills)

3. LKS Berbasis Teori Psikologi Sosial

Ø Upaya untuk meningkatkan pencapaian tujuan bersama.

Page 9: desy lks baru

Ø Lebih banyak bersifat latihan-latihan berulang (drill) secara bersama.

Ø Sangat bermanfaat untuk peningkatan kemampuan basic skills khususnya

pada siswa lambat belajar.

 

21 februari 20011

Page 10: desy lks baru

http://faridmuh.wordpress.com/2010/12/19/pengembangan-lks/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pembelajaran dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.

Peserta didik harus mempelajari materi melalui pemahaman dan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Dalam mempelajari suatu pelajaran peserta didik tidak hanya bergantung pada “apa” yang diajarkan, tetapi juga bergantung pada “bagaimana” pelajaran itu diajarkan, atau bagaimana peserta didik belajar.

Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik. Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan salah pengertian, ataupun salah konsep. Untuk itu guru harus mampu memberikan suatu alternatif pembelajaran bagi peserta didiknya agar dapat memahami konsep-konsep yang telah diajarkan.

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis (suyitno, 1997:40). Tetapi pada kenyataannya LKS yang telah dimiliki oleh peserta didik selama ini belum mampu membantu dalam menemukan konsep, karena hanya berisi materi dan soal-soal. Selain itu ditinjau dari segi  penyajiannya pun kurang menarik. Model pembelajaran yang efektif dan menarik adalah model pembelajaran yang memiliki nilai relevansi dan memberi peluang untuk bangkitnya kreativitas, mampu mengembangkan suasana belajar mandiri, menarik perhatian peserta didik.

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian LKS

Lembar Kerja Siswa (LKS) Merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis alat peraga pembelajaran fisika. Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung

Page 11: desy lks baru

pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan. Dalam proses pembelajaran fisika, LKS bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip.

LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik. Paling tidak LKS sebagai media kartu. Sedangkan isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi (matematika) dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif. (Hidayah, 2007:8)

 

B. Tujuan Penggunaan LKS

Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut.

1.     Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.

2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.

3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.

 

C. Manfaat Penggunaan LKS

Melalui LKS guru akan memperoleh kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS adalah dengan menerapkan metode SQ3R (survey, Question, Read, Recite, Review atau mensurvei, membuat pertanyaan, membaca, meringkas, dan mengulang)

Ø  Pada kegiatan survey, siswa membaca secara sepintas keseluruhan materi, termasuk membaca ringkasan materi jika ringkasan diberikan.

Ø Pada tahap question, siswa diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat membaca materi yang diberikan.

Page 12: desy lks baru

Ø Pada tahap read, siswa dirangsang untuk memperhatikan pengorganisasian materi, membubuhkan tanda-tanda khusus pada materi yang diberikan. Misalnya siswa diminta membubuhkan tanda kurung pada ide utama, menggaris bawahi rincian yang menunjang ide utama, dan menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan pada tahap question.

Ø Recite menuntut siswa untuk menguji diri mereka sendiri pada saat membaca dan siswa diminta untuk meringkas materi dalam kalimat mereka sendiri.

Ø Review dimaksudkan agar siswa sesegera mungkin melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari sesaat setelah selesai mempelajari materi tersebut. Dalam pengembangan LKS kita harus berusaha memasukkan unsur-unsur SQ3R secara terintegrasi.

 

Sedangkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

1.     Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

2.     Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

3.     Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.

4.      Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

5.     Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.

6.     Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. (Suyitno, 1997:40).

 

D. Langkah-langkah Menyusun LKS

Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut.

1.     Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar LKS.

Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa.

2.     Menyusun peta kebutuhan LKS.

Page 13: desy lks baru

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

3.     Menentukan judul-judul LKS.

Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKS.

4.     Penulisan LKS.

i. Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus pengembangan silabus.

Rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen SI

ii. Menentukan alat penilaian.

Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui proses dan hasil kerjanya.

iii    Menyusun materi.

Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.

(Abadi, Hartono, Junaedi, 2005 dalam Rahmawati, 2006:25).

Ada dua faktor yang perlu mendapat perhatian pada saat mendesain LKS yaitu, a) tingkat kemampuan membaca, b) pengetahuan siswa.

Page 14: desy lks baru

LKS didesain untuk dimanfaatkan siswa secara mandiri, dan Guru hanya berperan sebagai fasilitator sehingga yang diharapkan berperan aktif dalam mempelajari materi yang ada dalam LKS adalah siswa. Jika desain LKS yang kita kembangkan terlalu rumit bagi siswa, maka siswa akan kesulitan dalam memahami LKS. Berikut ini beberapa batasan yang bisa dipakai untuk menentukan desain LKS.1. Ukuran. Gunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan instruksional yang telah ditetapkan. Misalnya jika menginginkan siswa untuk mampu membuat bagan alur, maka ukuran LKS sebaiknya A4 agar siswa cukup ruang dan leluasa untuk membuat bagan.2. Kepadatan halaman. Usahakan agar halaman tidak terlalu dipadati dengan tulisan. Halaman yang terlalu padat akan mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian. Di samping itu, pengorganisasian halaman juga perlu diperhatikan. Jika siswa sulit menentukan mana judul dan mana subjudul dari materi yang diberikan dalam LKS, hal ini akan menimbulkan kesulitan siswa untuk memahami materi secara keseluruhan. Hal ini bisa ditanggulangi dengan memanfaatkan penggunaan huruf besar atau penomoran. Sebaiknya pemilihan pola penulisan ini harus konsisten.3. Kejelasan. Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan dalam LKS dapat dengan jelas dibaca siswa. Sesempurna apa pun materi yang kita persiapkan tetapi jika siswa tidak dapat membacanya dengan jelas, maka LKS tidak akan memberikan hasil yang optimal.

 

E. Macam-Macam LKS

Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah.

1.     Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.

Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaiakn pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.

2.     Lembar Kerja Siswa Berstruktur.

Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa. (Indrianto, 1998:14-17).

Page 15: desy lks baru

Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang baik harus memenuhi persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif

Lembar kerja dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap penanaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan lembar kerja pada tahap pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya yaitu penanaman konsep (TIM PPPG Matematika dalam Rahmawati, 2006:27).

 

F. Prosedur Pengembangan LKS

Ada empat langkah dalam mengembangkan LKS, yaitu:1. Penentuan tujuan instruksional. Penentuan tujuan mestinya dimulai dengan melakukan analisis siswa, yaitu mengenali siapa siswa kita, perilaku awal dan karekteristik awal yang dimiliki siswa. Berdasarkan analisis ini akan diperoleh peta tentang kompetensi yang telah dan akan dicapai siswa, baik kompetensi umum maupun kompetensi khusus. Kedua kompetensi ini jika dirumuskan kembali dengan kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Kaidah yang berlaku antara lain dengan melengkapi pola ABDC (Audience, Behavior, Condition, Degree). Tujuan pembelajaran ditulis untuk menunjukkan apa yang harus mampu dilakukan oleh seorang siswa yang berhasil belajar dengan baik, atau kompetensi yang akan dicapai siswa setelah melalui proses belajar. Dengan demikian kita harus menuliskan tujuan pembelajaran menggunakan kata kerja operasional, dan menghindari kata kerja yang tidak jelas seperti; memahami, mengenal, menguasai, menyadari. dll. Tujuan pembelajaran yang baik akan memandu kita dalam memilih topik pembelajaran, menyusun strategi pembelajaran, memilih media dan metode pembelajaran, serta mengembangkan alat evaluasi hasil belajar.2. Pengumpulan materi. Tentukan materi dan tugas yang akan dimuat dalam LKS dan pastikan pilihan ini sejalan dengan tujuan instruksional. Kumpulkan bahan/materi dan buat rincian tugas yang harus dilaksanakan siswa. Bahan yang akan dimuat dalam LKS dapat dikembangkan sendiri atau memanfaatkan meteri yang sudah tersedia (menyusun).3. Penyusunan elemen. Elemen LKS setidaknya ada unsur Materi, Tugas dan Latihan. Tugas yang sebaiknya terdapat dalam LKS adalah:

□ Baca materi……… yang ada dalam LKS!□ Garisbawahi kata/kalimat yang menurut anda penting!

Page 16: desy lks baru

□ Buat ringkasan pada tempat yang telah disediakan!□ Tulis paling sedikit lima pertanyaan pada kotak yang sudah disediakan!□ Baca kembali materi sambil menjawab pertanyaan yang anda buat!□ Tulis jawaban pada tempat yang sudah disediakan!□ Jawab soal yang diberikan dalam Latihan!

4. Cek dan penyempurnaan. Ada empat variabel yang harus dilihat sebelum LKS dapat dibagikan kepada siswa, yaitu:□ Kesesuaian desain dengan tujuan instruksional.□ Kesesuaian materi dengan tujuan instruksional.□ Kesesuaian elemen dengan tujuan instruksional. Pastikan bahwa tugas dan latihan yang diberikan menunjang pencapaian tujuan intruksional.□ Kejelasan penyampaian, meliputi keterbacaan, keterpahaman dan kecukupan ruang untuk mengejakan tugas.Untuk langkah penyempurnaan, mintalah komentar siswa, kemudian lakukan evaluasi dan perbaikan seperlunya.

 

G. Pengembangan LKS

LKS dikembangkan berdasarkan teori belajar yang dirujuk.LKS dapat dikembangkan berdasarkan:  Teori Behavioristik, Teori Konstruktivistik, dan Teori Psikologi Sosial.

1. LKS Berbasis Teori Behavioristik

Ø Upaya untuk meningkatkan hubungan antara stimulus dan respon.

Ø Lebih banyak bersifat latihan-latihan berulang (drill).

Ø Sangat bermanfaat untuk peningkatan kemampuan basic skills.

2. LKS Berbasis Teori Konstruktivistik

Ø Upaya untuk meningkatkan insight.

Ø Lebih banyak bersifat problem solving dan mengembangkan kreativitas.

Ø Sangat bermanfaat untuk peningkatan kemampuan HOTS (High Order Thinking Skills)

3. LKS Berbasis Teori Psikologi Sosial

Ø Upaya untuk meningkatkan pencapaian tujuan bersama.

Ø Lebih banyak bersifat latihan-latihan berulang (drill) secara bersama.

Page 17: desy lks baru

Ø Sangat bermanfaat untuk peningkatan kemampuan basic skills khususnya pada siswa lambat belajar.